HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU...

125
i HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU 1955 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Program Studi Sejarah Oleh: Bimo Bagas Basworo NIM 144314006 PROGRAM STUDI SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU...

Page 1: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

i

HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI

DALAM PEMILU 1955

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra

Program Studi Sejarah

Oleh:

Bimo Bagas Basworo

NIM 144314006

PROGRAM STUDI SEJARAH

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

v

If you wanna make the world a better place

Take a look at yourself and then make that change!

(Man in the Mirror – Michael Jackson)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

vi

Skripsi ini saya persembahkan untuk seluruh keluarga, dosen, dan teman

saya yang selama ini tidak pernah berhenti mendukung saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

viii

ABSTRAK

Bimo Bagas Basworo, Harian Rakjat Sebagai Alat Kampanye PKI Dalam Pemilu

1955. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Sejarah, Fakultas Sastra, Universitas

Sanata Dharma, 2019.

Skripsi berjudul Harian Rakjat Sebagai Alat Kampanye PKI Dalam

Pemilu 1955 bertujuan untuk meneliti peranan surat kabar Harian Rakjat untuk

mengkampanyekan PKI pada pemilihan umum 1955. Penelitian ini akan

menjawab tiga pertanyaan. Pertama, peranan apa yang dimainkan oleh Harian

Rakjat pada kampanye PKI pada pemilu tersebut. Kedua, isu apa saja yang

digunakan surat kabar tersebut pada kampanye ini. Ketiga, seberapa besar peranan

Harian Rakjat bagi kesuksesan yang diraih PKI pada pemilu 1955.

Penelitian ini menggunakan metode sejarah, yakni pengumpulan sumber,

kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

Sumber yang digunakan adalah arsip koran Harian Rakjat tahun 1954-1955 dan

sumber sekunder terkait. Penelitian ini menggunakan teori pers komunis yang

dikemukakan oleh Hachten.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan peranan besar Harian Rakjat pada

keberhasilan yang diraih oleh PKI pada Pemilu 1955. Surat kabar ini aktif

mendukung kampanye dan propaganda PKI melalui berbagai saluran, mulai dari

artikel, karikatur, hingga cerita bergambar. Surat kabar ini juga berperan sebagai

penyedia bahan-bahan propaganda dan latihan pemilu bagi anggota-anggota

cabang PKI diberbagai PKI.

Kata kunci: Harian Rakjat, Partai Komunis Indonesia, Pemilihan Umum

1955.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

ix

ABSTRACT

Bimo Bagas Basworo, Harian Rakjat Sebagai Alat Kampanye PKI Dalam Pemilu

1955. An Undergraduate Thesis. Yogyakarta: Department of History, Faculty of

Letters, Sanata Dharma University, 2019.

This study entitled Harian Rakjat Sebagai Alat Kampanye PKI Dalam

Pemilu 1955 is aimed to investigate the roles of a newspaper called Harian Rakjat

to campaign Indonesian Communist Party (Partai Komunis Indonesia, PKI) in

1955 election. This research will answer three questions. They are (1) “What role

does Harian Rakjat play in PKI campaign in the election?” (2) “What issue used

in the newspaper for the campaign?” and (3) “How huge is Harian Rakjat role for

the success of PKI in 1955 election?”

This research used historical method, namely source gathering, source

critics, data interpretation or analysis, and writings or historiography. The source

used for this study was Harian Rakjat newspaper archives around 1954-1955 and

related secondary source. This study used communist press theory stated by

Hatchen.

The result of this study shows the huge role of Harian Rakjat towards the

success of PKI in 1955 election. This newspaper actively supported PKI

campaigns and propagandas through many media, from articles, caricatures, until

comics. This newspaper also played a role as propaganda media provider and

election practice for members of PKI.

Keywords: Harian Rakjat, Partai Komunis Indonesia, Pemilihan Umum 1955.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

x

KATA PENGANTAR

Ucapan syukur dan terima kasih saya ucapkan kepada:

1. Dosen Ilmu Sejarah, Pak Rio, Pak Hery, Mas Heri, Mas Yerry, Romo

Baskara, Romo Banar, Pak Purwanta, Pak Sandiwan, dan Bu Ning, yang

telah banyak membimbing dan dan mendukung saya sejak awal masuk

kuliah hingga saat ini.

2. Kedua Orang Tua saya, dan seluruh keluarga saya yang selama ini terus

membantu, mendukung, dan memotivasi saya supaya tetap semangat

untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Mas Doni sebagai Sekretaris Prodi Sejarah yang selama ini membantu saya

mengurus administrasi kuliah

4. Teman-teman Sejarah Angkatan 2014, Fajar, Ara, Hendy, Rosma, Edut,

Tiur, Omi, Vendy, Berang, Ageng, Gustan, Gerrard, dan Katon yang tidak

pernah lelah menemani dan mendukung saya selama ini.

5. Teman-teman Jurusan Sejarah lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu

persatu yang selama ini telah menemani dan menghibur saya.

6. Teman-teman “De Kantiners”, Eko, Oom Irawan, Mas Deaz, Pitrus, dan

lainnya, yang telah banyak membantu saya.

7. Semua staf Mikrofilm Perpustakaan Nasional yang sudah direpotkan

dengan pesanan scan dari saya selama 2 bulan penelitian ini berlangsung.

8. Kepada teman-teman lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang

telah membantu memberikan informasi dan mendukung saya selama

mengerjakan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

xi

Saya sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Saya

harap semoga skripsi ini dapat mendorong munculnya penelitian-penelitian lain

yang akan melengkapi, ataupun menyanggah hasil dari penelitian ini.

Yogyakarta, 4 Desember, 2018

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... iv

MOTTO .................................................................................................................. v

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................... vii

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......... vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

ABSTRACT ........................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................................... 1

B. Pembatasan Masalah .................................................................................... 3

C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3

D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4

E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4

F. Kajian Pustaka ............................................................................................. 5

G. Landasan Teori ........................................................................................... 10

H. Metode Penelitian ...................................................................................... 12

I. Sistematika Penulisan ................................................................................ 12

BAB II PKI DAN HARIAN RAKJAT ................................................................. 14

A. Membangkitkan Kembali Partai ................................................................ 14

B. Sejarah Singkat Harian Rakjat .................................................................. 16

C. Njoto: Tokoh di Balik Harian Rakjat ........................................................ 22

BAB III KAMPANYE PEMILU 1955 DI HARIAN RAKJAT ............................. 26

A. Harian Rakjat dan Pemilu .......................................................................... 26

B. Masa Persiapan Kampanye ........................................................................ 27

1. Membela Kabinet, Menyerang Oposisi .................................................. 27

2. Masjumi, Darul Islam, dan Modal Asing ............................................... 28

3. Demonstrasi Masjumi dan BKOI ........................................................... 31

4. Pembentukan Panitia Pemilihan Indonesia ............................................ 35

5. Ceramah Umum dan Rapat Umum PKI ................................................. 37

C. Masa Awal Kampanye ............................................................................... 37

1. Demokrasi Rakyat .................................................................................. 39

2. Kampanye PKI ....................................................................................... 43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

xiii

3. Pendidikan .............................................................................................. 47

4. Pengusaha Nasional ................................................................................ 48

5. Wanita .................................................................................................... 49

6. Agama .................................................................................................... 50

7. Tanda Gambar PKI ................................................................................. 52

8. Menyerang Oposisi ................................................................................ 57

D. Masa Kampanye Pemilu Parlementer ........................................................ 60

1. Bubarnya Kabinet Ali dan Menjadi Oposisi .......................................... 60

2. Kampanye Harian Rakjat Menjelang Pemilihan Anggota Parlemen ... 69

3. Sosialisasi Menjelang Pemilihan Umum ................................................ 74

E. Kampanye Pemilihan Anggota Konstituante ............................................. 77

BAB IV HASIL PEMILU 1955 ........................................................................... 82

A. Jalannya Pemilihan Umum ........................................................................ 82

B. Pengaruh Harian Rakjat Pada Pemilihan Umum 1955 ............................. 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 94

A. Kesimpulan ................................................................................................ 94

B. Saran .......................................................................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 98

LAMPIRAN ........................................................................................................ 102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Perolehan Suara Pemilu Parlemen……………………......... 84

Tabel 2. Jumlah Perolehan Suara Pemilihan Parlemen dan Konstituante.. 88

Tabel 3. Perbandingan Perolehan Suara PKI Pada Pemilu Parlemen dan

Konstituante di Berbagai Daerah……………………………….

90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kolom Ruangan Wanita Harian Rakjat……………………… 19

Gambar 2. Seruan Untuk Mengumpulkan Donasi Kampanye PKI di

Harian Rakjat……………………………………………........

46

Gambar 3. Pengumuman Daftar Calon PKI Dalam Harian Rakjat……… 56

Gambar 4. Karikatur Yang Menyindir Tingginya Harga Beras Masa

Pemerintahan Burhanuddin Harahap………………………….

64

Gambar 5. Kolom “Sumbangan Kepada Propaganda Masjumi”…………. 68

Gambar 6. Contoh Biografi Singkat Calon PKI yang Terbit Di Harian

Rakjat………………………………………………………….

70

Gambar 7. Contoh Iklan Kampanye PKI di Harian Rakjat Untuk Kaum

Tani……………………………………………………………

71

Gambar 8. Contoh Iklan Kampanye PKI di Harian Rakjat Untuk

Pengusaha Nasional…………………………………………...

71

Gambar 9. Iklan Kampanye PKI di Harian Rakjat………………………. 72

Gambar 10. Contoh Komik Srip Pemilu Di Harian Rakjat……………….. 75

Gambar 11. Instruksi Menjelang Pemilu dari Harian Rakjat……………… 76

Gambar 12. Contoh Kolom “Kalau saudara memilih Masjumi”…………... 79

Gambar 13. Contoh Kolom “Memilih Masjumi Berarti Memilih DI”…….. 79

Gambar 14. Contoh Iklan Kampanye Pemilu Konstituante PKI…………... 80

Gambar 15. Karikatur Harian Rakjat yang Meledek Peroplehan Suara

Masjumi – PSI…………………………………………………

85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Artikel “Pers dan Pemilihan Umum” Njoto………………… 102

Lampiran 2. Foto Presidium Kongres dan Anggota CC PKI Pada

Kongres Nasional Ke-V…………………………………......

103

Lampiran 3. Manifes Pemilihan Umum PKI yang Dimuat di Harian

Rakjat………………………………………………………

104

Lampiran 4. Pengumuman Daftar Calon “PKI dan Orang Tak Berpartai”

di Harian Rakjat……………………………………………..

105

Lampiran 5. Berita Tuduhan Kecurangan Masjumi Dalam Pemilu di

Harian Rakjat…......................................................................

106

Lampiran 6. Kampanye PKI di Kolom “Ruangan Wanita” Harian

Rakjat………………………………………………………...

107

Lampiran 7. Pengumuman Rencana Acara Kampanye PKI…………........ 108

Lampiran 8. Contoh Berita Perolehan Suara Pemilu di Harian Rakjat…... 109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Periode 1950-an adalah masa yang penting dalam sejarah politik bangsa

Indonesia. Dinamika politik yang terjadi di masa Demokrasi Liberal itu banyak

mempengaruhi kondisi Indonesia di masa setelahnya. Sayangnya, masih sedikit

kajian mengenai periode ini. Bahkan Mc Vey menyebutnya sebagai dekade yang

hilang (diseppearing decade)1.

Pada masa ini, sistem demokrasi di Indonesia berkembang dengan pesat.

Salah satu tandanya adalah keberhasilan pemerintah menyelenggarakan pemilihan

umum (pemilu) nasional pertama di Indonesia. Pemilu ini diselenggarakan pada

tahun 1955 dalam 2 tahap. Tahap pertama dilaksanakan pada 29 September 1955

yang bertujuan untuk memilih anggota Parlemen. Tahap kedua diselenggarakan

pada tanggal 15 Desember 1955 dengan agenda pemilihan anggota Konstituante.

Suksesnya penyelenggaraan pemilu ini adalah suatu prestasi yang besar bagi

pemerintah. Tingginya tensi di antara partai-partai politik pada masa ini tidak

menghalangi diselenggarakannya pesta demokrasi ini dengan aman. Selain itu,

1 Adrian Vickers. “Mengapa Tahun 1950-an Penting Bagi Kajian Indonesia”. Dalam

Henk Schulte Nordholt; Bambang Purwanto; dan Ratna Saptari (ed.). 2008. Perspektif

Baru Penulisan Sejarah Indonesia. Jakarta: KITLV-Jakarta dan Yayasan Obor Indonesia.

Hlm:68.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

2

tingginya tingkat partisipasi masyarakat pada pemilu ini menandakan tingginya

antusiasme dan kesadaran warga akan pentingnya kegiatan tersebut.

Hasil dari pemilu nasional pertama ini di luar dugaan banyak orang. Salah

satunya adalah prestasi gemilang yang diraih oleh Partai Komunis Indonesia

(PKI) pada ajang ini. Prestasi ini menakjubkan mengingat hasil ini diraih hanya

sekitar 7 tahun pasca peristiwa Madiun yang membuat mereka kehilangan banyak

pemimpin dan anggotanya dan sekaligus mencoreng reputasi partai.

Untuk mencapai prestasi tersebut bukanlah perkara yang mudah bagi PKI.

Mereka harus menghadapi berbagai rintangan, salah satunya adalah memperbaiki

citra partai yang rusak di mata masyarakat setelah peristiwa Madiun 1948. Partai

ini gencar berkampanye dengan menggunakan seluruh sumber daya yang mereka

punya, salah satunya adalah media massa.

Pada tahun 1953, PKI membeli surat kabar Harian Rakjat. Mereka

kemudian menempatkannya di bawah Departemen Agitasi dan Propaganda partai.

Sejak saat itu, harian tersebut menjadi corong propaganda partai, baik untuk

menyebarkan program atau pernyataan resmi partai dan organisasi sayapnya,

hingga menyerang musuh-musuh politik mereka.

Pada saat masa kampanye Pemilu 1955, Harian Rakjat juga turut aktif

dalam usaha memenangkan PKI dalam ajang tersebut. Berbagai peranan penting

dijalankan oleh surat kabar ini, membuatnya sebagai salah satu tulang punggung

partai pada masa kampanye. Melalui artikel-artikel yang dimuat, harian ini

berusaha memperbaiki citra partai di masyarakat sekaligus menyebarkan isu-isu

negatif yang menyerang musuh-musuh politiknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

3

B. Pembatasan Masalah

Penelitian ini akan membahas mengenai penggunaan surat kabar Harian

Rakjat sebagai media kampanye PKI dalam pemilu nasional tahun 1955.

Penelitian ini akan membatasi pembahasan pada artikel-artikel propaganda di

surat kabar ini yang digunakan untuk menyerang musuh-musuh politik PKI dan

menarik suara masyarakat dalam pemilu 1955.

Periode penelitian mencakup tahun 1954 hingga 1955. Pada Maret 1954,

PKI mengadakan Kongres Nasional ke-V yang salah satu pokok bahasannya

adalah manifes pemilihan umum partai. Manifes ini menggambarkan garis besar

kebijakan kampanye PKI untuk menghadapi Pemilu 1955. Kongres nasional

tersebut juga menjadi tanda dimulainya masa kampanye PKI untuk pemilu 1955

yang akan datang. Tahun 1955 menjadi akhir dari periode penelitian karena pada

tahun ini diadakan pemilu nasional pertama di Indonesia. Pemilu ini diadakan

dalam dua tahap. Tahap pertama diadakan pada tanggal 29 September 1955

dengan agenda pemilihan anggota Dewan Legislatif. Pada pemilu tahap kedua

yang diadakan tanggal 15 Desember 1955 diadakan pemilihan anggota

Konstituante.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Peran apa yang dimainkan oleh Harian Rakjat dalam kampanye PKI pada

pemilu 1955?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

4

2. Isu apa saja yang digunakan surat kabar ini untuk menggalang suara serta

menyerang partai lainnya?

3. Seberapa pentingnya peranan Harian Rakjat atas prestasi yang diraih oleh PKI

pada pemilihan umum tersebut?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menjelaskan bagaimana Harian Rakjat sebagai alat kampanye PKI pada

Pemilu 1955.

2. Menjelaskan isu-isu yang digunakan kedua media untuk menggalang suara

partai dan menjatuhkan partai lainnya pada pemilu tersebut.

3. Menjelaskan dampak dari kampanye Harian Rakjat atas kesuksesan PKI

pada pemilu tersebut.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperluas pengetahuan

masyarakat mengenai perkembangan demokrasi di Indonesia pada periode 1950-

an melalui sudut pandang pers. Penelitian ini juga diharapkan dapat mendorong

para peneliti dan pemerhati sejarah Indonesia untuk meneliti lebih dalam sejarah

Indonesia pada periode 1950-an yang selama ini masih jarang dibahas. Di

samping itu, penelitian ini memberikan bahan refleksi pemilihan umum di masa

kontemporer, khususnya tentang penggunaan media massa oleh partai politik

untuk berpropaganda dan berkampanye.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

5

F. Kajian Pustaka

Buku berjudul “The Indonesian Elections of 1955” karya Herberth Feith

membahas tentang Pemilu 1955 di Indonesia.2 Buku ini menyoroti persaingan

partai-partai pada masa kampanye dan juga membahas hasil dari pemilihan umum

tersebut. Hanya saja, buku ini tidak membahas secara detail mengenai

penggunaan media massa sebagai alat kampanye partai politik pada pemilu

tersebut.

Penelitian lain terkait dengan perkembangan demokrasi dan politik di

Indonesia pada periode 1950-an dilakukan oleh Tri Basuki.3 Ia meneliti terkait

dengan dinamika politik di Yogyakarta dalam pemilu tahun 1955. Dalam

penelitian ini, ia menyoroti persaingan dan konflik antara 4 partai besar (PNI,

PKI, Masyumi, dan NU) selama pemilu tahun 1955 di Yogyakarta. Keempat

partai tersebut saling bersaing untuk mendapatkan suara dengan “menjual”

ideologi mereka. Akan tetapi dalam karayanya ini, Basuki justru kurang

menyoroti contoh-contoh konkrit terkait dengan konflik-konflik antar partai di

Yogyakarta selama masa kampanye untuk pemilu tahun 1955 tersebut. Ia lebih

menyoroti pertentangan ideologi antara keempat partai tersebut ketimbang

membahas contoh peristiwa yang konkrit.

2 Herbert Feith. 1971. The Indonesian Elections of 1955. Ithaca: Southeast Asia

Program Cornell University.

3 Tri Basuki. “Dinamika Persaingan Empat Partai Besar (PKI, PNI, Masyumi, dan

NU) Dalam Pemilihan Umum 1955 Di Yogyakarta”. Yogyakarta: Mozaik, Sejarah

Indonesia Vol 1 No. 2, 2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

6

Tsabit Azinar Ahmad menulis tentang kampanye dan pertarungan politik di

Jawa Tengah menjelang pemilu tahun 1955.4 Dalam penelitian ini ia juga

menjelaskan perang wacana antar partai melalui surat kabar menjelang pemilu

tahun 1955. Perang wacana melalui surat kabar ini dilakukan dalam rangka

persaingan antar partai untuk menyebarkan ideologinya dan meraup suara sebesar-

besarnya.

Selanjutnya adalah skripsi karya Luh Putu Ayu Riska Widarmiati yang

berjudul “Latar Belakang Suksesnya PKI Di Indonesia Tahun 1955-1962 Studi

Kasus Di Balik Keberhasilan PKI Pada Pemilu 1955”.5 Dalam skripsi ini dibahas

mengenai latar belakang dan strategi kesuksesan PKI untuk bangkit kembali pasca

peristiwa Madiun tahun 1948. Keberhasilan PKI untuk bangkit kembali pada

periode ini tercermin dalam keberhasilan mereka meraih peringkat keempat dalam

pemilu tahun 1955. Penelitian ini menyoroti langkah-langkah dan strategi PKI

untuk memperkuat kembali basis massa mereka dan meraih kemenangan.

Penelitian Barep Rifaldi Chandra Perdana yang berjudul “Strategi

Pemenangan Partai Komunis Indonesia Pada Pemilu Tahun 1955 Di

Yogyakarta”6 membahas strategi dan cara-cara yang digunakan PKI untuk

4 Tsabit Azinar Ahmad. “Kampanye Dan Pertarungan Politik Di Jawa Tengah

Menjelang Pemilihan Umum 1955”. Semarang: Paramita Vol 26 No.1, 2016. E-ISSN:

2407-5825.

5 Luh Putu Ayu Riska Widarmiati. “Latar Belakang Suksesnya PKI Di Indonesia

Tahun 1955-1962 Studi Kasus Di Balik Keberhasilan PKI Pada Pemilu 1955”. Skripsi.

Yogyakarta: Program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma,

2006.

6 Barep Rifaldi Chandra Perdana. “Strategi Pemenangan Partai Komunis Indonesia

Pada Pemilu Tahun 1955 Di Yogyakarta”. Yogyakarta: Mozaik, Sejarah Indonesia Vol 2

No. 1, 2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

7

membangkitkan kembali partai tersebut karena Peristiwa Madiun 1948. Sekilas

tulisan ini memang mirip dengan Luh Putu Ayu Riska Widarmiati. Akan tetapi,

setidaknya ada 2 perbedaan mendasar pada kedua tulisan tersebut. Perbedaan yang

pertama adalah scope temporal keduanya. Karya Barep fokus pada strategi PKI

untuk bangkit kembali pada pemilu tahun 1955. Karya Luh Putu Riska berokus

pada strategi-strategi politik PKI untuk membangun kembali basis massa mereka

pasca Peristiwa Madiun, dimulai dari usaha-usaha pembangunan kembali partai

tersebut hingga periode awal Demokrasi Terpimpin. Perbedaan selanjutnya adalah

scope spasial keduanya. Barep membatasi ruang lingkup tempatnya pada daerah

Yogyakarta, sedangkan penelitian Riska memiliki ruang lingkup tempat yang

lebih luas, yakni Indonesia.

Penelitian berjudul “Partai Lokal Dalam Pemilu 1955 (Gerinda Dalam

Pemilihan Umum 1955 di Yogyakarta)” karya Sawitri Tri Prabawati adalah suatu

karya yang sangat menarik.7 Dalam karyanya ini, Sawitri menuliskan sepak

terjang Partai Gerakan Rakyat Indonesia (Gerinda) dalam pemilu 1955. Partai

Gerinda adalah sebuah partai lokal di Yogyakarta dan sekitarnya. Partai Gerinda

ini berasal dari suatu organisasi bernama Pakempalan Kawulan Ngayogyakarta

(PKN) yang didirikan pada tahun 1930. PKN kemudian berubah nama menjadi

Perkumpulan Rakyat Jogjakarta (PRJ) pada tahun 1942. Perkumpulan ini

7 Sawitri Tri Prabawati. Partai Lokal Dalam Pemilu 1955 (Gerinda Dalam Pemilihan

Umum 1955 di Yogyakarta). http://sejarah.fib.uns.ac.id/media/3.%20Bu%20Witri-edit-

OK.pdf. Diakses pada 5 April 2017 pukul 17.17.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

8

kemudian dibubarkan pada masa penjajahan Jepang karena kebijakan Jepang yang

melarang seluruh organisasi politik kecuali yang dibentuk oleh Jepang sendiri.

Bekas anggota PKN dan PRJ yang masih setia kemudian mendirikan kembali

organisasinya dengan nama Gerakan Rakyat Indonesia (Gerinda) sebagai salah

satu partai politik lokal di Yogyakarta dan sekitarnya.

Karya lain terkait dengan periode ini adalah Partai Nasional Indonesia Pada

Pemilihan Umum Tahun 1955 Di Semarang karya Aryani Dewantarina.8 Karya

ini membahas sepak terjang PNI selama pemilu tahun 1955 di Semarang. PNI

yang berideologi Marhaenis berkeliling kota Semarang guna menyebarkan

ideologinya dan program-program mereka untuk memperoleh suara masyarakat

dalam pemilu tahun 1955.

Tulisan berjudul Mobilisasi Massa Partai Melalui Seni Pertunjukan Reog

Di Ponorogo Tahun 1950-1980 karya Sururil Mukarromah dan Sinta Devi I.S.R.9

membahas penggunaan kesenian Reog Ponorogo oleh partai-partai politik untuk

menarik perhatian dan simpati masyarakat kepada mereka. Hal ini sudah

dilakukan oleh partai-partai seperti PKI, NU, dan PNI. Penggunaan kesenian

tersebut ternyata menjadi strategi efektif untuk meraih suara rakyat. Pada pemilu

tahun 1955, PKI yang “menguasai” kesenian tersebut berhasil mengumpulkan

8 Aryani Dewantarina. “Partai Nasional Indonesia Pada Pemilihan Umum Tahun

1955 Di Semarang”. Semarang: Journal of Indonesian History Vol 1 No. 2, 2012.

9 Sururil Mukarromah dan Sinta Devi I.S.R., “Mobilisasi Massa Partai Melalui Seni

Pertunjukan Reog Di Ponorogo Tahun 1950-1980”. Surabaya: Verleden Vol. 1 No. 1,

2012. ISSN 2301-8127.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

9

suara terbanyak. Hal ini menandakan seberapa ampuhnya penggunaan kesenian

dalam meraih suara masyarakat.

Ria Sovi Revianti dan Muryadi dalam karyanya yang berjudul Partisipasi

Politik GP Anshor Cabang Sidoarjo Dalam Pemilu Tahun 1953-1955 membahas

sepak terjang GP Anshor, khususnya cabang Sidoarjo, selama pemilu tahun

1955.10 GP Anshor sebagai sebuah organisasi pemuda yang berafiliasi dengan NU

tentu memiliki peranan penting dalam keberhasilan NU pada pemilu 1955.

Mereka ikut membantu kampanye dalam rangka mencari dukungan masyarakat

untuk memenangkan pemilu 1955.

Buku karya Muhammad Zulfikar berjudul “Politik Surat Kabar Berebut

Wacana Antara Harian Rakjat Dengan Abadi 1952-1955” membahas

pertaruangan wacana antara Abadi dan Harian Rakjat. Buku ini membahas

penggunaan kedua surat kabar tersebut oleh Masjumi dan PKI untuk

berpropaganda dan saling menyerang satu dengan yang lain. Hanya saja, buku ini

berfokus pada pertarungan wacana antara kedua surat kabar itu dan kurang

membahas pada peranan kedua surat kabar tersebut pada kampanye pemilihan

umum 1955 secara keseluruhan.11

Dari karya-karya tersebut, kebanyakan menyoroti masalah dinamika politik

serta pertarungan antar partai politik selama periode 1950-an. Sedangkan

penelitian mengenai pers lebih banyak meyoroti hubungan antara pers dan

10 Muryadi dan Ria Sovi Revianti. Partisipasi Politik GP Anshor Cabang Sidoarjo

Dalam Pemilu Tahun 1953-1955. Surabaya: Verleden, Vol. 2 No. 2, 2016. ISSN 2301-

8127.

11 Muhammad Zulkifar. 2018. Politik Surat Kabar: Berebut Wacana Harian Rakjat

Dengan Abadi 1952-1955. Jakarta: Respublica Institute.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

10

pemerintah. Karya I Wayan Artika cukup menarik karena membahas karya sastra

yang digunakan sebagai sarana penyebaran ideologi politik kelompok tertentu.

Berbeda dengan karya lainnya, penelitian ini berusaha untuk melihat bagaimana

Harian Rakjat berperan sebagai media kampanye PKI untuk memenangkan

Pemilu 1955.

G. Landasan Teori

Penelitian ini berusaha menganalisis kampanye Pemilu 1955 dari perspektif

pers. Dalam arti sempit, pers berarti media cetak.12 Menurut KBBI, media cetak

adalah sarana media massa yang dicetak dan diterbitkan secara berkala seperti

surat kabar, majalah.13

Harian Rakjat adalah salah satu pers milik PKI. Sebagai organ pers milik

partai komunis, surat kabar ini mengacu pada pers di negara-negara komunis

lainnya, salah satunya adalah Uni Soviet. Menurut Hachten, pers komunis adalah

media massa yang menjadi bagian dari pemerintah atau partai politik [komunis].

Menurutnya, tujuan dari pers komunis menekankan pada penyebaran pandangan

dan kebijakan pejabat; serta memobilisasi dukungan untuk kemajuan nasional.14

Pemilu dan kampanye politik merupakan dua hal yang tidak dapat

dipisahkan. Menurut KBBI, kampanye dapat diartikan sebagai kegiatan yang

12 I Gusti Ngurah Putra. “Demokrasi dan Kinerja Pers Indonesia”. Yogyakarta: Jurnal

Komunikasi Vol. 3, No. 2, Juni 2004. ISSN: 2548-8643. Hlm: 131.

13 KBBI Edisi V versi luring. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Diakses pada 15 Januari 2019.

14 Hachten dalam Zainal Abidin Achmad. 2014. Perbandingan Sistem Pers dan

Sistem Pers di Indonesia. Surabaya: Lutfansah. Hlm: 10.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

11

dilaksanakan oleh organisasi politik atau calon yang bersaing memperebutkan

kedudukan dalam parlemen dan sebagainya untuk mendapat dukungan massa

pemilih dalam suatu pemungutan suara.15 Pada pasal 1 ayat 35 Undang-Undang

No. 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum menyebutkan bahwa Kampanye

Pemilu adalah kegiatan Peserta Pemilu atau pihak yang lain ditunjuk oleh Peserta

Pemilu untuk meyakinkan Pemilih dengan menawarkan visi, misi, program

dan/atau citra diri Peserta Pemilu.16 Menurut Arnold Steinberg, kampanye politik

adalah suatu usaha yang terkelola, terorganisir untuk mengikhtiarkan orang

dicalonkan, dipilih, atau dipilih kembali dalam suatu jabatan resmi.17

Pada dasarnya kampanye dibagi menjadi tiga, yakni kampanye positif,

kampanye negatif, dan kampanye hitam. Kampanye positif adalah bentuk

kampanye yang mengedepankan kata-kata hiperbolis yang bertujuan mengenalkan

calon pemimpin atau presiden secara pribadi, baik program kerja dan visi misinya.

Sedangkan kampanye negatif adalah kampanye yang memberikan informasi-

informasi negatif mengenai kapabilitas, rekam jejak dari lawan politik

berdasarkan fakta yang relevan. Kampanye hitam adalah model kampanye yang

berisi kebohongan dan fitnah. 18

15 KBBI Daring. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kampanye. Diakses pada 20 Okt

2018 pukul : 14.32.

16 UU No. 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum. https://rumahpemilu.org/wp-

content/uploads/2017/08/UU-No.7-Tahun-2017-tentang-Pemilu.pdf. Diakses pada 20 Okt

2018 pukul: 15.00.

17 Arnold Steinberg. 1981. Kampanye Politik Dalam Praktek. Penerjemah: M.

Sidarto. Jakarta: PT Intermasa. Hlm: 2.

18 Bambang Arianto. 2017. Kampanye Politik Digital, Kampanye Kreatif, Media

Sosial, Jasmev 2014, Demokrasi, Ekspektasi Politik. Tesis. Yogyakarta: S2 Politik dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

12

Dalam penelitian ini, peneliti hanya membagi jenis kampanye menjadi dua,

yakni kampanye positif dan kampanye negatif. Kampanye hitam akan dimasukkan

sebagai bagian dari kampanye negatif dengan pertimbangan bahwa keduanya

sama-sama bertujuan untuk menjatuhkan musuh politik.

H. Metode Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian sejarah. Metode

penelitian sejarah dibagi ke dalam 4 tahapan, yakni (1) heuristik atau

pengumpulan sumber, (2) kritik sumber, (3) interpretasi atau analisis, dan (4)

historiografi atau penulisan sejarah. Data disajikan dalam bentuk kualitatif. Data

yang digunakan berupa arsip koran Harian Rakjat tahun 1954-1955 yang

ditemukan pada koleksi microfilm Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

disertai dengan sumber-sumber sekunder dan tersier untuk melengkapinya. Data

kualitatif tetap dibutuhkan untuk melihat jumlah oplah surat kabar ini serta jumlah

suara yang diraih oleh PKI pada Pemilu 1955.

I. Sistematika Penulisan

Skripsi ini dibagi menjadi 5 bab. Bab pertama membahas latar belakang

penelitian, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

landasan teori, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab

kedua membahas sejarah singkat PKI pasca Peristiwa Madiun 1948, sejarah

Pemerintahan Universitas Gadjah Mada.

http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&

act=view&typ=html&buku_id=106592&obyek_id=4. Diakses pada 8 Januari 2019.

Pukul: 16.00.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

13

singkat Harian Rakjat, dan Njoto, tokoh dibalik Harian Rakjat. Bab ketiga

membahas tentang kampanye PKI di Harian Rakjat pada periode 1954-1955. Bab

keempat membahas hasil pemilu yang diraih oleh PKI dan seberapa besarnya

peranan Harian Rakjat pada kemenangan yang diraih oleh partai ini. Bab kelima

berisi kesimpulan dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

BAB II

PKI DAN HARIAN RAKJAT

A. Membangkitkan Kembali Partai

Kekalahan PKI di Madiun tahun 1948 telah menghancurkan partai ini. Para

pemimpinnya seperti Musso dan Amir Sjarifoeddin mati bersama dengan ribuan

anggota lainnya. Sekitar 35.000 orang juga ditangkap karena terlibat peristiwa

ini.1 Para pemimpin yang tersisa terpaksa melarikan diri dan bersembunyi dari

kejaran apparat pemerintah.

Revolusi Madiun 1948 ini tidak menyebabkan PKI dilarang oleh

pemerintah. Pada September 1949, Alimin – salah seorang tokoh senior di PKI –

berusaha membangun kembali partai dengan cara konsolidasi terbatas. Keputusan

Pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS) untuk melegalkan PKI disambut

dengan pengumuman susunan sekretariat CC PKI. Di bawah pimpinan Alimin,

partai ini menjadi partai ekslusif.2

Disaat yang sama, Aidit, Lukman, Sudisman, dan Njoto juga berusaha

membangun kembali partai ini di Jakarta. Pendekatan yang digunakan oleh tokoh-

tokoh muda ini berbeda dengan Alimin. Mereka ingin membangun kembali PKI

1 M.C. Ricklefs. 2010. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: PT Serambi

Ilmu Semesta. Hlm: 483.

2 Fadrik Aziz Firdausi. 2017. Njoto: Biografi Pemikiran 1951-1965. Tangerang

Selatan: CV. Margin Kiri. Hlm: 27.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

15

sebagai partai massa dan memposisikan diri sebagai pelantang konsepsi Jalan

Baru Musso.3

Dualisme kepemimpinan partai ini berakhir pada tahun 1951, ketika Aidit

dan tokoh-tokoh muda secara resmi mengambilalih kekuasaan politbiro dari

golongan tua. Di bawah kepemimpinan kelompok muda, PKI menggunakan

strategi bari : Front Persatuan Nasional untuk membangun partai yang berbasiskan

massa. Strategi ini berarti PKI membuka diri untuk bekerjasama dengan partai-

partai lain, terutama yang tidak secara prinsipiil atau tegas anti-komunis. PKI juga

berusaha untuk memperluas basis masa mereka ke berbagai kelompok sosial

dengan mendirikan berbagai organisasi massa, seperti SOBSI (buruh), BTI

(petani), Gerwani (wanita), Pemuda Rakjat (pemuda), dan Lekra (seniman).4

Menurut Ricklefs, strategi baru yang dijalankan oleh PKI ini menyimpang dari

teori Marxis-Leninis yang konvensional yang ia gambarkan sebagai berikut:

“…. Strategi partai ini berselubung dalam terminologi Marxis-Leninis yang

menyembunyikan penyimpangan dari teori Marxis-Leninis yang konvensional.

Di dalam uraian-uraian Aidit, orientasi politiklah yang menjadi faktor penentu

kelas sosial, bukannya kelas sosial itu sendiri yang menentukan orientasi politik.

Jadi, dia menyatakan bahwa kaum komunis dapat bekerja sama dengan kaum

borjuis kecil-kecilan dan kaum borjuis nasional melawan kelas borjuis

komprador dan kelas feodal. Akan tetapi, partai politik utama yang didukung

oleh kaum borjuis pribumi adalah Masyumi yang para pemimpinnya bersikap

anti komunis. Oleh karena itu, Masyumi, bersama-sama dengan PSI, dicap

sebagai partai kaum borjuis komprador. PNI, yang lebih bersifat birokratis

(malah dalam beberapa hal “feodal”) daripada borjuis, ternyata lebih dapat

menerima rayuan PKI dan, oleh karenanya, PMI diidentifikasikan oleh Aidit

sebagai partai kaum borjuis nasional…”5

3 Ibid., hlm: 27-29.

4 G. Moedjanto. 1988. Indonesia Abad Ke-20 Jilid 2: Dari Perang Kemerdekaan

Pertama Sampai Pelita III. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Hlm: 133-134.

5 M.C. Ricklefs, op. cit., hlm: 501-502.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

16

Lebih lanjut lagi Ricklefs menyebut bahwa strategi PKI ini bersifat defensif.

Usaha ini memang berhasil mempertahankan PKI selama hamper 15 tahun, tetapi

strategi ini dinilai lebih mementingkan masa depan PKI sebagai organisasi,

disbanding masa depan kelas buruh atau komunisme sebagai ideologi politik.6

Meskipun demikian, strategi yang dimainkan partai ini telah berhasil menjadikan

PKI menjadi salah satu partai terbesar di Indonesia.

B. Sejarah Singkat Harian Rakjat

Pada Januari 1951, Siauw Giok Tjhan – seorang jurnalis senior dan pendiri

Sunday Courier- menerbitkan majalah mingguan bernama Suara Rakjat. Pada

bulan Juli, majalah ini berubah menjadi surat kabar dengan nama Harian Rakjat.

Pada masa ini, Harian Rakjat belumlah menjadi organ propaganda dari PKI. Akan

tetapi, keterlibatan Njoto – salah satu petinggi PKI – dalam dewan redaksi koran

ini membuat berita-berita kegiatan PKI dimuat dalam koran ini.7

Harian Rakjat memiliki cakupan distribusi yang cukup luas di kota-kota

besar di Jawa dan Sumatra. Akan tetapi, luasnya distribusi koran ini tidak dapat

membuat keuntungan yang besar bagi koran tersebut. Di tengah masalah kesulitan

pendanaan, Siauw Giok Tjhan mulai berpikir untuk menjual perusahaan

penerbitan tersebut.8

6 Ibid., hlm:502.

7 Muhammad Zulkifar. 2018. Politik Surat Kabar: Berebut Wacana Harian Rakjat

Dengan Abadi 1952-1955. Jakarta: Respublica Institute. Hlm: 25-26.

8 Fadrik Aziz Firdausi, op. cit., hlm: 37-38.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

17

Niatan Siauw Giok Tjhan untuk menjual Harian Rakjat dilihat PKI sebagai

sebuah kesempatan yang besar. PKI memang telah mengincar Harian Rakjat

untuk dijadikan media propaganda partai. Kebutuhan PKI akan media massa

sebagai alat agitasi partai tidak dapat terlepas dari strategi partai saat itu. Fadrik

Aziz Firdausi menyebutkan:

“… Pada dekade 1950an, PKI dibangun sebagai partai komunis berbasis massa.

PKI memasifkan agitasi dan propagandanya kepada kaum proletar di kota dan

kalangan petani miskin di daerah-daerah perkebunan. PKI juga membangun aliansi

lebar yang menyatukan golongan buruh, petani, borjuasi kecil, dan borjuasi

nasionalis. Dari komposisi yang demikian itu, aliansi ini jelas melebihi batas-batas

partai dan ideologinya. Karena itu, dalam mengelola massa yang nisbi heterogen itu,

diperlukan suatu media untuk diseminasi ideologi dan penerangan politik.”9

Penggunaan media cetak untuk memperkuat organisasi dan ideologi partai

ini sebenarnya sudah dimulai dengan penerbitan kembali Bintang Merah pada 15

Agustus 1950. Bintang Merah merupakan sebuah majalah politik tempat para

pimpinan PKI menuangkan gagasan ideologi mereka. Akan tetapi, Bintang Merah

merupakan sebuah jurnal politik serius.10 PKI membutuhkan media massa lainnya

untuk memperluas pengaruh mereka ke berbagai golongan. Surat kabar

merupakan media yang tepat untuk tujuan PKI tersebut.

PKI memanfaatkan kedekatan Njoto dan Siauw Giok Tjhan untuk

memperlancar proses pembelian Harian Rakjat. Pada penghujung Oktober 1953,

Harian Rakjat secara resmi diakuisisi oleh partai komunis tersebut.11 PKI

9 Ibid., hlm: 75.

10 Pembahasan mengenai Bintang Merah dapat dibaca di Rhoma Dwi Aria Yuliantri.

“Bintang Merah: Dengan Jurnal Kembali Ke Atas Panggung”. Dalam Taufik Rahzen, et.

al. 2007. Seabad Pers Kebangsaan. Jakarta: I:Boekoe. Hlm: 518-520.

11 Fadrik Aziz Firdausi, op. cit., hlm: 38.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

18

menempatkan Harian Rakjat di bawah Departemen Agitasi dan Propaganda

partai. Pasca akuisisi ini, Njoto dipilih untuk menggantikan Siauw Giok Tjhan

untuk memimpin Harian Rakjat. Untuk menjalankan tugasnya mengelola surat

kabar ini, Njoto dibantu oleh Naibaho dan Supeno. Fungsi utama Harian Rakjat

bagi PKI adalah untuk membentuk opini publik supaya meyakini dan

mempraktikkan ide revolusi berbasiskan perjuangan kelas.12

Sebagai alat propaganda partai, Harian Rakjat mengembangkan gaya

jurnalisme yang bersifat agresif. Mereka tidak takut untuk menyerang dan

memukul langsung lawan-lawan politiknya. Rhoma menyebut gaya jurnalisme

Harian Rakjat sebagai “jurnalisme konfrontasi dengan bahasa yang meledak,

tembak langsung, jambak, sikat, dan pukul di tempat”.13 Gaya jurnalisme dan

bahasa yang digunakan oleh harian ini tidak terlepas dari target pembaca mereka.

Surat kabar tersebut menargetkan pembacanya dari berbagai golongan, termasuk

buruh dan petani yang tingkat pendidikannya cenderung rendah. Gaya bahasa

yang lugas, tidak bertele-tele, dan terkadang cenderung kasar digunakan supaya

para pembaca dapat dengan mudah memahami informasi yang hendak mereka

sampaikan.

Konten dalam surat kabar Harian Rakjat cukup beragam, meliputi berita

nasional, berita daerah, berita internasional, editorial, kolom Komentar Ketjil,

kolom Bisikan, kolom kebudayaan, HR Muda, Ruangan Wanita, dan berita

12 Kerry William Groves. 1983. Harian Rakjat, Daily Newspaper of the Communist

Party of Indonesia – Its History and Role. Tesis. Faculty of Asian Studies, Australia

National University. Hlm: 31.

13 Rhoma Dwi Aria Yuliantri. “Harian Rakjat : Di Bawah Pukulan dan Sabetan Palu

Arit”. Dalam Taufik Rahzen, et. al., op. cit., hlm: 700.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

19

olahraga. Berita-berita yang disampaikan kebanyakan berupa berita politik dan

berita pergerakan buruh dan tani. Harian Rakjat juga memuat berita-berita

tentang kegiatan-kegiatan PKI maupun organisasi-organisasi yang berafiliasi

dengan partai tersebut, seperti SOBSI dan Gerwani. Setiap hari Sabtu Harian

Rakjat juga memuat kolom yang berisi rangkuman kejadian selama seminggu

dalam bentuk karikatur yang dilengkapi dengan keterangan singkat di bawahnya.

Tidak jarang kolom ini juga digunakan untuk propaganda dan menyindir musuh-

musuh politik mereka.

Gambar 1. Kolom Ruangan Wanita Harian Rakjat

(Sumber: Harian Rakjat 29 Desember 1954)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

20

Sirkulasi Harian Rakjat juga terus membaik. Pada tahun 1951, tiras Harian

Rakjat sebanyak 2.000 perhari.14 Pada tahun 1954, oplah surat kabar ini

berkembang menjadi 15.000 eksemplar.15 Akan tetapi, perkembangan oplah ini

nampaknya masih jauh dari harapan. Dalam artikel berjudul “Berjuang Dalam

Pers” Njoto mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap oplah koran ini:

“….15.000! Memang angka ini boleh dibilang besar. Tetapi, besar dibandingkan

dengan mana! Dibandingkan dengan djumlah harian2lain, ja. Tetapi djika

dibandingkan dengan Rakjat jang terorganisasi, belum apa2. Ambil sadjalah Sobsi.

Anggotanja lebih dari 2.500.000. Djika tiap lima puluh anggota Sobsi berlengganan

1 lembar sadja Harian Rakjat, Harian Rakjat ini sudah harus beroplah 50.000!

Kapan angka ini akan kita tjapai? Toh kita harus mentjapainja! Belum lagi

terhitung anggota2 BTI, anggota2 Pemuda Rakjat, anggota2 organisasi2

demokratis lainnja, dan belum dihitung sama sekali orang2 jang tidak

terorganisasi.”16

Oplah Harian Rakjat sebesar 15.000 tidak menunjukkan jumlah pembaca

surat kabar tersebut. Menurut Njoto, setiap eksemplar Harian Rakjat dapat dibaca

oleh 5-7 orang17, yang berarti setidaknya ada 75.000 pembaca surat kabar ini.

Untuk meningkatkan jumlah pembaca dan oplah Harian Rakjat, surat kabar ini

juga melibatkan massa. Pada tanggal 18 Oktober 1955, dimuat artikel pengalaman

Herry – salah seorang pembaca – yang turut aktif dalam penyebaran informasi

14 Kerry William Groves, op. cit., hlm: 110.

15 Njoto. “Berjuang Dalam Pers”. Harian Rakjat 25 Februari 1954 dalam Fadrik Aziz

Firdausi, op.cit., hlm:158.

16 Ibid., hlm: 160.

17 Ibid. Hlm: 159. Menurut Kerry William Groves berdasarkan pada pernyataan

Naibaho tahun 1963 mengenai jumlah pembaca dan dibandingkan dengan perkiraan

jumlah oplah Harian Rakjat waktu itu, maka setiap koran hanya dibaca sebanyak 3 orang.

Lihat Kerry William Groves, op. cit., hlm: 117.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

21

Harian Rakjat. Herry menuliskan pengalamannya membawa dan menitipkan

Harian Rakjat miliknya ke kantin supaya koran itu dapat dibaca oleh orang lain.18

Contoh lain juga dapat dilihat dari tulisan Husin, seorang pelanggan Harian

Rakjat di Tanah Abang, yang diterbitkan pada tanggal 20 Oktober 1955. Ia

membawa Harian Rakjat ke tetangga-tetangganya supaya mereka dapat membaca

informasi yang diberitakan harian ini. Para tetangganya tertarik karena ingin

mengikuti info mengenai hasil pemilu, akan tetapi mereka kemudian mulai

membeli Harian Rakjat, baik membelinya secara eceran maupun berlangganan.

Menariknya, Husin juga bercerita bahwa:

“Tetapi lama-kelamaan, merekaterus senang djuga membatja tulisan2 lainnja

dalam Harian Rakjat. Mereka senang, ‘tjotjok buat hati saja’, kata mereka. Saja

tidak tahu apa sebenarnja jang ditusuknja dalam pemungutan suara, sebab saja

djuga tidak mau tanja. Tetapi, rupa2nja jang satu pilih Masjumi, jang satu lagi

Partai Buruh, satu lagi PNI, dan menurut dugaan saja jang dua Palu Arit. Tetapi

semuanja setiap sore ikut membatja Harian Rakjat”.19

Pernyataan Husin tersebut mengindikasikan bahwa pembaca Harian Rakjat

tidak hanya terbatas pada kalangan anggota PKI atau simpatisan partai tersebut

saja, melainkan juga simpatisan partai lainnya.

Organisasi-organisasi yang dekat dengan PKI juga berperan penting dalam

meningkatkan pembaca Harian Rakjat. Organisasi seperti Gerwani memiliki

program untuk memberantas buta huruf di masyarakat. Harian Rakjat menjadi

salah satu bahan bacaan yang digunakan dalam program ini.20

18 Pindjamkan HR Kita Kepada Orang2 JangTidak Berlangganan. Harian Rakjat 18

Oktober 1955. Hlm: 2.

19 Tetangga Saja Djuga Langganan HR. Harian Rakjat 20 Oktober 1955. Hlm: 2.

20 Muhammad Zulfikar, op.cit., hlm: 35.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

22

C. Njoto: Tokoh di Balik Harian Rakjat

Njoto lahir di Jember pada tanggal 17 Januari 1927. Ia adalah anak sulung

dari pasangan Rustandar Sosrohartono dan Masalmah. Ayahnya adalah seorang

pedagang batik dan jamu, tetapi ia juga aktif sebagai anggota PKI sejak tahun

1920-an. Toko miliknya –Yosobusono – di Bondowoso menjadi tempat

berkumpul bagi para aktivis pejuang kemerdekaan, termasuk yang pernah dibuang

ke Digul.21

Njoto sejak kecil telah bermimpi menjadi seorang jurnalis. Sabar

Anantaguna – salah seorang teman sekelas Njoto di MULO – mengingatnya

sebagai sesosok orang yang piawai menulis dan bergaul. Ia juga gemar bermain

musik dan menciptakan lagu.22

Ketertarikan Njoto akan ideologi komunisme dipengaruhi oleh rekan-rekan

ayahnya yang eks-digulis. Ia kemudian mengembangkan pengetahuannya

mengenai ideologi tersebut melalui buku-buku “kiri” yang ia baca, seperti karya

Karl Marx, Stalin, dan Lenin.

Menurut Peter Edman, Njoto telah aktif dalam gerakan komunis sejak usia

14 tahun, ia turut andil dalam berbagai kegiatan bawah tanah di Jawa Timur

selama masa pendudukan Jepang.23 Njoto juga turut serta dalam usaha perlucutan

senjata Jepang di Surabaya, Jember, dan Bangil. Ia juga terpilih menjadi anggota

21 Arif Zulkifli, dkk. 2010. Njoto Peniup Saksofon di Tengah Prahara. Jakarta:

Tempo dan Kepustakaan Populer Gramedia. Hlm: 10.

22 Ibid., Hlm: 7-8.

23 Peter Edman dalam Julius Pour. 2011. Gerakan 30 September: Pelaku, Pahlawan,

& Petualang. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. Hlm: 443-444.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

23

Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) pada umur 16 tahun.24 Pada tahun 1948,

Njoto bergabung dalam Komisi Penterjemah PKI; di sini ia bertemu dengan Aidit

dan Lukman.25

Njoto memulai karirnya dalam dunia jurnalistik dengan menulis di dalam

majalah teori Bintang Merah pada tahun 1947. Ia kemudian bergabung dalam

redaksi harian Suara Ibu Kota yang dipimpin oleh Siauw Giok Tjhan.26 Di sinilah

kedekatan antara Njoto dan Siauw mulai dijalin. Pasca peristiwa Madiun 1948,

Njoto bersama dengan Aidit, Lukman, dan Peris Pardede membangkitkan kembali

Bintang Merah yang terbit perdana pada tanggal 15 Agustus 1950. Ia juga

bergabung ke dalam majalah mingguan Sunday Courier yang diterbitkan oleh

Siauw Giok Tjhan.27 Ketika Siauw Giok Tjhan menerbitkan majalah mingguan

Suara Rakjat yang kemudian berganti menjadi surat kabar Harian Rakjat, ia ikut

mengajak Njoto sebagai salah satu pembantunya untuk mengurus penerbitan ini.

Karena keterlibatan Njoto inilah berita-berita tentang PKI dapat masuk ke dalam

Harian Rakjat.28

Pada tahun 1953, Harian Rakjat dibeli oleh PKI. Njoto ditunjuk oleh partai

untuk menggantikan posisi Siauw Giok Tjhan dalam surat kabar ini. Ia kemudian

menjadi otak dari propaganda PKI dalam Harian Rakjat.

24 Arif Zulkifi, dkk., op. cit., hlm: 13. Menurut Joesoef Isak, Njoto harus memalsukan

umurnya lebih tua 2 tahun supaya dapat menjadi anggota KNIP.

25 Ibid., hlm: 15

26 Fadrik Aziz Firdausi, op. cit., hlm: 23.

27 Ibid., hlm: 28-29.

28 Ibid., hlm: 37.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

24

Dalam mengelola Harian Rakjat ataupun penerbitan PKI lainnya, Njoto

dipengaruhi pemikiran dari Lenin tentang peranan pers. Lenin menyebutkan

bahwa pers berperan sebagai propagandis kolektif (collective propagandist),

agitator kolektif (collective agitator), dan organisator kolektif (collective

organizer). Menurut Groves, dengan mengadopsi tugas ini, pers bertugas untuk

membantu perjuangan kelas untuk mendirikan negara sosialis.29 Pengaruh ide

Lenin pada konsep pers Njoto ini dapat dilihat dari kutipan tulisan Njoto berikut:

“Akhir2 ini sadja tidak sedikit pengalaman jang kita dapat, jaitu: bahwa sesuatu

aksi massa, baik demonstrasi, atau pemogokan, atau kongres, atau lain2nja,

berlangsung dengan efektif dan mentjapai sukses, djika ia dibantu oleh kampanje

jang di baik didalam pers. Sebaiknja aksi2 massa jang dilakukan tidak dengan

bantuan kampanje didalam pers, mengalami kegagalan, atau tidak mentjapai

tudjuannja dengan sepenuhnja.

Harian Rakjat adalah suatu harian jang tidak mempunjai tudjuan lain ketjuali

mengabdi kepada Rakjat dan perdjuangannja. Sedang pers kaum reaksi, dari hari

kesehari semakin banjak melakukan pemalsuan2, pemutarbalikan2, dan

kebohongan2, pers Rakjat bertambah setia melakukan tugasnja: memberikan

informasi jang benar, menelandjangi kepalsuan musuh2 Rakjat, membela segala

sesuatu jang benar dan adil, memberi didikan politik kepada massa, dan memobilisasi

massa agat massa lebih teguh membela hak2 dan kepentingan2nja.”30

Njoto juga memiliki pandangannya tersendiri mengenai objektivitas surat

kabar. Menurut Njoto, objektif bukan berarti netral. Objektivitas pers harus

memihak kepada kelas yang menindas atau pada kelas yang tertindas.

Objektivitas ini hadir setelah jurnalis memilih di pihak mana dia berdiri, sehingga

objektivitas dipraktikkan di dalam suatu sudut pandang pemberitaan tertentu,

dalam keberpihakan.

29 Kerry William Groves., op. cit., hlm: 29-30.

30 Njoto, op.cit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

25

Pemikiran Njoto inilah yang mempengaruhi kebijakan pemberitaan surat

kabar Harian Rakjat. Njoto menempatkan Harian Rakjat sebagai surat kabar yang

membela rakyat atau kaum proletar, sehingga surat kabar ini banyak

memberitakan gerakan-gerakan buruh maupun tani dan kelompok-kelompok kecil

lainnya. Pemberitaan di Harian Rakjat juga membela kaum proletar dan anti

terhadap kaum kapitalis, imperialis, fasis, dan antek-anteknya yang mereka

anggap anti terhadap perjuangan rakyat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

BAB III

KAMPANYE PEMILU 1955 DI HARIAN RAKJAT

A. Harian Rakjat dan Pemilu

Sebagai surat kabar milik partai, Harian Rakjat memiliki peranan besar

dalam propaganda PKI. PKI aktif menggunakan media ini sebagai saluran agitasi,

seperti menyebarkan program-program partai ataupun menyerang partai lawan.

Saat kampanye untuk pemilihan umum tahun 1955, Harian Rakjat memegang

peranan besar dalam kampanye partai ini. Mengenai peranan pers dalam

kampanye, pada tanggal 12 september 1955 Harian Rakjat memuat pendapat

Njoto mengenai pers dan pemilihan umum sebagai berikut:

“Per-tama2 harus diingat, bahwa pekerdjaan agitasi dengan menggunakan pers

tidak akan mentjapai hasil jang baik, selama soal ini hanja mendjadi soal agen2

harian Rakjat, soal Comite2 Partai dan soal kader2 tertentu dari gerakan

revolusioner. Pekerdjaan ini hanja bisa berhasil baik, djika bukan hanja agen2 dan

Comite2 dan sipolan dan sianu, tetapi semua anggota gerakan progresif ikut serta…

…Disamping itu, pers harus digunakan setjaralebih efektif untuk membongkar

kepalsuan2, kongkalikong, suap2an, dsb. jang dilakukan oleh partai2 reaksioner.

Didalam keadaan mendesak seperti sekarang ini, mereka tidak mungkin mentjapai

kemenangan sonder memakai djalan2 illegal. Waktu tinggal singkat sadja, tetapi

laporkanlah pengalaman2mu kepada redaksi harianmu. Kebohongan2 apa jang

diomongkosongkan oleh pemimpin2 Masjumi-PSI didalam pidato2 mereka,

ketjurangan2 apa jang terdjadi, suap2an jang bagaimana jang dilakukan, semua ini

harus dilaporkan setjara kongkrit. Djangan ada satupun pengalaman jang disimpan

buat diri sendiri. Hal ini berlaku sampai hari2 sesudah pemungutan suara, jaitu di-

saat2 penghitungan suara. Untuk ini semua alat pengiriman meti digunakan: kawat

pers, telpon interlokal, kurir, surat expres, dsb.

Gunakanlah Harian Rakjat se-maximal2nja didalam semua pekerdjaan: untuk

rapat2, tjeramah2, untuk andjangsana, untuk latihan2 mentjoblos Palu-Arit, untuk

pertjakapan2, pendeknja untuk memenangkan demokrasi dalam pemilihan umum.

Pekerdjaan ini bisa dan pasti membawa hasil jang besar. Tergantung sekarang dari

kita sekalian.”1

1 Pers dan Pemilihan Umum. Harian Rakjat 12 September 1955. Hlm: 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

27

Dari artikel tersebut, Harian Rakjat dalam kaitannya dengan kampanye

pemilu 1955, tidak hanya berfungsi sebagai alat propaganda saja. Surat kabar ini

juga menjalankan fungsi sebagai sarana komunikasi antara partai dengan para

kader dan simpatisan, di mana PKI menggunakannya sebagai media untuk

menyuarakan instruksi bagi para anggota-anggotanya. Harian Rakjat juga

menjadi sarana penyebaran isu yang harus disebarkan oleh para kader dan

simpatisan PKI kepada orang-orang di sekitarnya. Di samping itu, Harian Rakjat

juga menjadi sarana bagi anggota partai ini untuk menyuarakan kecurangan-

kecurangan partai lainnya pada pemilihan umum ini.

B. Masa Persiapan Kampanye

Bulan Januari 1954 hingga 15 Maret 1954 merupakan masa persiapan

kampanye pemilihan umum bagi PKI. Pada masa ini, belum banyak artikel-artikel

kampanye yang dimuat dalam Harian Rakjat. Pemberitaan di surat kabar ini

masih banyak berkutat seputar pemberitaan-pemberitaan berbagai peristiwa yang

terjadi di Indonesia maupun di dunia internasional.

1. Membela Kabinet, Menyerang Oposisi

Pada masa ini, Harian Rakjat sudah mulai menyerang Masjumi dan PSI.

Pada waktu itu, PKI mengambil kebijakan untuk mendukung pemerintahan Ali

Sastroamidjojo yang juga didukung oleh PNI, NU, PSII dan berbagai partai

lainnya. Sedangkan pada waktu itu, Masjumi dan PSI menjadi oposisi pemerintah.

Pada tanggal 2 Januari 1954, Harian Rakjat menerbitkan artikel liputan dari

kegiatan rapat umum PNI di Solo. Pada artikel ini, Harian Rakjat mengutip

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

28

pernyataan-pernyataan dari Sidik Djojosukarto – ketua PNI – yang menyebut

bahwa oposisi terus berusaha menjatuhkan kebinet, baik dengan mengajukan mosi

di parlemen maupun melakukan politik pecah belah. Harian Rakjat juga

menanggapi pernyataan ini lewat kolom editorialnya. Melalui artikel tersebut,

mereka menyatakan:

“Penegasan dari Sidik akan watak jang sesungguhnja dari oposisi sekarang ini

adalah suatu hal jang menggembirakan dan patut dihargai. Tetapi penegasan sadja

barulah setengah pekerdjaan, jang setengah lainnja jalah tindakan tegas dan berani

untuk menggagalkan usaha djahat dari mereka jang hendak mendjatuhkan

pemerintahan Ali ini dan menggantikannja dengan suatu kabinet jang terang2an akan

mengabdi pada kepentingan2 asing seperti jang telah kita kenal di zaman

pemerintahan Masjumi-PSI pada waktu jang lewat.”2

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Harian Rakjat menyetujui

pernyataan Sidik mengenai sikap dari pihak oposisi yang hanya mencari-cari cara

untuk menjatuhkan kabinet Ali Sastroamidjojo. Mereka juga menuduh oposisi

sebagai kaki tangan dari modal asing.

2. Masjumi, Darul Islam, dan Modal Asing

Pada masa persiapan kampanye ini, Harian Rakjat banyak menyoroti soal

pemberontakan Darul Islam (DI). Pada tanggal 5 Januari 1954, Harian Rakjat

memuat artikel yang meliput tuntutan dari 4 pemuka Aceh yang menyatakan

adanya kaki tangan Daud Beureueh di pemerintahan. Pada artikel tersebut,

dituliskan:

“…bahwa orang2 jang turut dalam gerakan pengatjauan di Atjeh masih

menduduki djabatan2 di Atjeh. Mereka itu bukan sadja menghambat usaha2

Pemerintah untuk memulihkan tetapi djuga terus mendjadi kaki-tangan kaum

pengatjau dengan memberikan keterangan2 dan pengundjukan2 jang menjebabkan

2 Editorial: Bahajanja Oposisi Sekarang. Harian Rakjat 2 Januari 1954. Hlm: 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

29

tidak sedikit orang2 jg. menjokong pemerintah ditjulik atau rumahnja dibakar oleh

anggota2 gerombolan Daud Beureueh…

…Selandjutnja diterangkannja bahwa merekapun akan meminta perhatian

Pemerintah, bahwa sampai sekarang masih banjak rakjat Atjeh jang tidak bersalah

belum dibebaskan dari tahanan. Sementara itu orang2 jang benar2 mendjadi kaki-

tangan Daud Beurueuh telah dibebaskan kembali dari tahanannja, jaitu disebabkan

karena orang2 itu mendapat pertolongan dari komplotan Daud Beureueh jang sampai

sekarang masih menduduki djabatan2 penting didalam pemeritnahan.”3

Artikel tersebut dapat dilihat sebagai pembenaran akan tuduhan PKI

mengenai Masjumi sebagai pendukung gerakan Darul Islam dan Daud Beureueh.

Artikel itu juga menuduh orang-orang Masjumi yang duduk di pemerintahan telah

menggunakan kekuasaan mereka untuk membantu Darul Islam dan menghalang-

halangi usaha pemerintah untuk memberantas gerombolan tersebut.

Harian Rakjat juga memuat berita-berita yang mengkaitkan anggota-

anggota Masjumi dengan DI secara langsung. Pada tanggal 11 Februari 1954,

surat kabar ini memberitakan penangkapan beberapa tokoh Masjumi oleh tentara.

Dalam pemberitaan tersebut disebutkan:

“EMPAT pemimpin Masjumi, Tjisaat, Sukabumi, diantaranja ketua Masjumi

daerah tersebut, Satia, ditangkap pihak tentara, karena telah melakukan pemerasan

kepada penduduk untuk perbekalan gerombolan terlarang TII.”4

Surat kabar ini juga memberitakan kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh DI.

Pada tanggal 13 Maret 1954, Harian Rakjat memuat laporan tentang pembakaran

Masdjid oleh “gerombolan” di Garut. Dalam berita tersebut disebutkan:

“Menurut berita dari Garut. setelah gerombolan bersendjata jang terdiri atas l.k.

200 orang pada t.g. 9 Mrt. Telah melakukan pengatjauan didesa Panjindangan

(ketjamatan Tjisompet, distrik Pameungpeuk) 36 Buah rumah dan 2 mesdjid telah

dibakar sampai habis dan seorang pembunuh dibunuh oleh gerombolan itu…”5

Melalui pemberitaan-pemberitaan soal kekejaman DI, Harian Rakjat ingin

membangkitkan amarah dan antipati rakyat Indonesia terhadap gerakan tersebut,

3 Banjak kaki tangan Daud Beurueuh jang masih duduk dalam pemerintahan. Harian

Rakjat 5 Januari 1954. Hlm: 2.

4 Harian Rakjat 11 Februari 1954. Hlm: 2.

5 Harian Rakjat 13 Maret 1954. Hlm: 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

30

Peberitaan mengenai pembakaran masjid di atas adalah salah satu bentuk upaya

surat kabar ini untuk membangkitkan amarah umat Islam Indonesia,. Selain itu,

pemberitaan ini juga ingin memperlihatkan kepada masyarakat bahwa DI

bukanlah pembela umat Islam seperti yang mereka (DI) propagandakan .

Harian Rakjat juga menuduh bahwa gerakan Darul Islam juga mendapat

dukungan dari pihak asing. Pada awal Januari 1954, muncul berita penangkapan

beberapa orang asing di Indonesia. Mereka diduga ditangkap karena memiliki

hubungan dengan gerombolan bersenjata. Harian Rakjat tidak ketinggalan

menyoroti peristiwa ini dan menjadikannya sebagai bahan propaganda untuk

menyerang pihak oposisi. Dalam kolom editorialnya, menyatakan:

“Penangkapan thd. orang2 Belanda itu sudah tentu akan menimbulkan reaksi

jang hebat dikalangan kaum modal besar asing dan dikalangan golongan2 jang

melihat keselamatannja dalam kemenangan Smit, Bosch, dan gerombolan teror

Darul Islam.”6

Dengan mengutip laporan Merdeka, Harian Rakjat juga menuduh Belanda

memiliki hubungan langsung dengan kejadian ini. Salah satu warga asing yang

ditangkap – Smith – dilaporkan sering menggunakan mobil dengan plat CD

(Corps Diplomatik) yang dimiliki oleh kedutaan Belanda. Selain itu, ia juga sering

menggunakan seragam tentara Belanda, sehingga bisa melewati pos-pos

penyelidikan tentara Indonesia.7

Dengan mengkaitkan Masjumi dengan gerakan Darul Islam, Harian Rakjat

ingin membentuk opini masyarakat bahwa Masjumi melakukan segala cara untuk

mendapatkan kekuasaan,sekalipun dengan cara-cara yang melanggar hukum dan

6 Harian Rakjat 8 Januari 1954. Hlm: 1.

7 Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

31

menyengsarakan rakyat. Selain itu, mereka juga ingin masyarakat menganggap

Masjumi anti-Pancasila, anti-persatuan, dan anti-demokrasi karena mendukung

gerakan yang bercita-cita untuk mendirikan negara Islam di Indonesia ini. Berita

mengenai dukungan modal asing pada gerakan Darul Islam secara tidak langsung

ingin memperlihatkan bahwa segala upaya yang dilakukan oleh Masjumi, baik

secara legal maupun tidak legal, dilakukan demi membela kepentingan modal

asing.

3. Demonstrasi Masjumi dan BKOI

Pada Februari 1954, Masjumi mengadakan demonstrasi terkait pembentukan

Panitia Pemilihan Jakarta. Harian Rakjat dalam artikel berjudul “NU, PSII,

PERTI, dan 6 partai lainnja menentang demonstrasi Masjumi” yang terbit tanggal

12 Februari 1954, memuat pernyataan partai-partai dan organisasi-organisasi

massa pro-pemerintah yang menolak rencana Masjumi tersebut karena dianggap

sebagai usaha partai tersebut untuk menguasai seluruh Panitia Pemilihan Jakarta.

Menariknya, meskipun PNI dan PKI termasuk di dalam partai-partai yang

menolak rencana demonstrasi Masjumi, akan tetapi judul artikel tersebut

menyoroti NU, PSII dan PERTI yang notabene merupakan partai-partai Islam.

Hal ini dilakukan untuk memperlihatkan kepada masyarakat bahwa Masjumi

bukanlah satu-satunya partai yang mewakili umat Islam di Indonesia, seperti yang

dipropagandakan selama ini oleh mereka. Harian Rakjat ingin memperlihatkan

bahwa partai-partai Islam lainnya mengambil posisi yang sama seperti PKI dan

PNI, yaitu menentang rencana Masjumi tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

32

Tidak hanya sampai disitu saja, Harian Rakjat juga memuat pernyataan

bersama partai-partai dan organisasi-organisasi massa yang menentang rencana

demonstrasi Masjumi tersebut. Dalam pernyataan tersebut, mereka mengatakan

bahwa:

“Untuk melantjarkan nafsu dan kemarahan mereka – golongan jang selalu tidak

puas ini – maka mereka akan menempuh semua djalan baik jang sjah maupun tidak

sjah, djudjur ataupun tidak djudjur benar ataupun salah asal sadja menguntungkan

diri dan golongannja. Pengalaman menudjukkan kepada kita, bagaimana golongan ini

jang dengan tidak segan2 dan tidak malu2 menggunakan ‘kenduri’ utk mengambil

suatu resolusi mendjatuhkan kabinet,; menggunakan langgar dan mesdjid sebagai

mimbar propaganda politiknja jg merugikan Rakjat dan demokrasi; mempergunakan

nama Rakjat dan umat Muslimin / Muslimat untuk mempertahankan dan mentjahari

kedudukannja dsb.

Bagi golongan ini perkataan ‘demokratis’ hanja harus berarti semua tempat,

kedudukan dan kekuasaan ditangan mereka sendiri!

Adil bagi mereka berarti bahwa golongan lain – meskipun merupakan majoriteit –

harus tunduk kepada kehendak mereka sendiri !”8

Pasca demonstrasi Masjumi dilakukan, Harian Rakjat kembali

menyampaikan pendapatnya. Dalam editorial bertajuk “Menghilangkan Dongeng

Tentang Masjumi”, Harian Rakjat meledek Masjumi yang hanya bisa

mengerahkan 20.000 orang dalam demonstrasi yang mereka lakukan, walaupun

sudah mendatangkan anggota-anggotanya dari wilayah lain. Selain itu, mereka

juga meledek Masjumi dan PSI yang menurut mereka masih seumur jagung

dibandingkan dengan partai-partai lain seperti PNI, NU, dan PSII yang sudah

berumur belasan hingga puluhan tahun dan memiliki riwayat anti-kolonial.9

Harian Rakjat juga menuduh bahwa demonstrasi ini didukung oleh kaum

modal asing. Mereka menyebut bahwa ada perusahaan-perusahaan asing yang

8 Harian Rakjat 13 Februari 1954. Hlm: 1. Hal lain yang menarik dari artikel ini

adalah PKI menuduh Masjumi menggunakan rumah ibadah sebagai tempat propaganda

mereka.

9 Harian Rakjat 15 Februari 1954. Hlm: 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

33

menyuruh buruh-buruhnya untuk ikut serta dalam aksi unjuk rasa tersebut, dan

upah mereka tetap dibayar meskipun mereka tidak bekerja.

Untuk menentang politik Masjumi ini, partai-partai pro-pemerintah

mengadakan demonstrasi tandingan pada tanggal 20 Februari 1954. Tak pelak

demonstrasi ini mendapatkan perhatian besar dari Harian Rakjat. Selain menjadi

headline berita di surat kabar ini tanggal 22 Februari 1954, pada hari yang sama

surat kabar ini juga memuat editorial yang berisi tanggapan tentang aksi tersebut

sekaligus mengejek Masjumi dan demo yang mereka lakukan sebelumnya. Pada

pernyataannya, mereka mengatakan:

“Demonstrasi jang pertama, jang hanja dipersiapkan dalam waktu kurang dari

seminggu, telah mendemonstrasikan kekuatan tenaga2 demokratis diibukota. Satu

dari tiap2 empat penduduk dewasa Djakarta turut didalam demonstrasi itu. Sungguh

djawaban jang berat bagi Masjumi, jang minggu jang lalu dengan pengaruhnja jang

kuranglebih 2% tjoba2 mau mempengaruhi suasana politik diibukota.”10

Pada tanggal 28 Februari 1954, Badan Kontak Organisasi Islam (BKOI)

melakukan aksi di Jakarta. Aksi ini dilakukan untuk menuntuk kejaksaan untuk

menuntut Hadi – anggota PNI – yang di dalam pidatonya di Sumatera Tengah

dianggap telah menghina agama Islam. Akan tetapi, demo ini berakhir dengan

kericuhan, karena peserta aksi melakukan perusakan dan mengeroyok seorang

perwira tentara bernama Kapten Suparta hingga Tewas.

Aksi tersebut menjadi sorotan Harian Rakjat yang menggunakannya sebagai

alat untuk menyerang Masjumi. Pada pemberitaannya, mereka menceritakan

betapa hebat dan biadabnya para demonstran ketika melakukan tindakan anarkis

tersebut. Tidak hanya itu, surat kabar ini juga menuduh ada anggota-anggota DI

10 Harian Rakjat 22 Februari 1954. Hlm: 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

34

yang menyusup di aksi ini, dan kericuhan serta pengeroyokan tersebut adalah

tantangan mereka kepada tentara.11

Melalui kolom editorialnya, Harian Rakjat menuduh hasutan berbisa dari

para petinggi Masjumi yang menyebabkan terjadinya kericuhan tersebut. Pada

artikel tersebut, mereka menyatakan:

“Dengan menggunakan alasan ‘agama’ itu. Rapat kemarin dikundjungi oleh massa

jang lumajan djuga djumlahnja….

…Tiap2 rapat politik adalah baik, djika ia membitjarakan politik jang zakelijk.

Tetapi hasutan2 jang kita dengar kemarin seperti djuga hasutan2 jang sudah lumrah

di-hambur-hamburkan oleh Isa Anshary dan gembong2 Masjumi lainnja begitu tidak

zakelijk, begitu tidak kenal batas, begitu tidak sopan, sampai2 perkataan2 penghinaan

seperti ‘babi’ dll. dipakai.

Apa akibatnja?

Massa jang fanatik jang dibakar2 sentimennja itu me-luap2 semangatnja, sehingga

mereka menimbulkan keonaran, melakukan kekatjauan dengan menjerbu rumah,

membakar barang2nja , dan mengerojok serta menganiaja perwira TNI, sehingga

seorang perwira, jaitu kapten Suparta, meninggal dunia.”12

Harian Rakjat kembali memanaskan situasi dengan menuduh bahwa

kericuhan yang terjadi ketika demo BKOI tersebut sudah direncanakan. Di dalam

sebuah artikel berjudul “Terror di djalan Banteng sudah diatur lebih dulu?”

mereka menyebut:

“Antara lain telah menarik perhatian bahwa batu2 jang dipakai untuk

melempari rumah dan merusak djendela dsbnja adalah sematjam batu2 besar jang

tidak terdapat disekitar rumah tsb, malahan djuga tidak ada dalam kota Djakarta.

Batu2 ini diduga telah dengan sengadja dibawa dari luarkota, dgn. mengendarai

truck2 dan kendaraan2 lainnja jang sedjak pagi itu memasuki kota Djakarta dari

ber-bagai2 arah. Djuga dugaan bahwa dalam demonstrasi tsb. ikut orang2 Darul

Islam dikuatkan oleh berbagai kalangan.”13

Harian Rakjat, melalui kolom editorialnya juga menuduh Masjumi dan PSI

sebagai pihak dibalik rencana kericuhan tersebut. Menurut pendapat mereka,

11 Harian Rakjat 1 Maret 1954.

12 Ibid.

13 Harian Rakjat 4 Maret 1954. Hlm: 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

35

kedua partai tersebut saling bekerjasama untuk menjatuhkan pemerintahan Ali

yang mereka sebut-sebut didukung oleh rakyat, dan ingin mendirikan

pemerintahan seperti pemerintah Sukiman atau Sjahrir yang disebut sebagai

pemerintah pro-asing. Menurut pendapatnya, kerusuhan tersebut hanyalah cara

oposisi untuk mengukur kekuatan pemerintah, karena untuk membuat kudeta baru

terlalu besar resikonya.14

Harian Rakjat juga memuat pernyataan CC PKI mengenai kerusuhan demo

BKOI-Masjumi tersebut. Dalam pernyataannya, PKI menuduh Masjumi ingin

“lempar batu sembunyi tangan” karena para pimpinannya seperti Isa Anshary,

Natsir, dan Sukiman tidak hadir dalam unjuk rasa tersebut. Selain itu, PKI juga

memprotes kebijakan pemerintah yang melarang diadakannya demonstrasi.

Menurut mereka, larangan untuk mengadakan aksi unjuk rasa cukup ditujukan

kepada Masjumi-PSI. Mereka juga menuntut supaya Masjumi bertanggung jawab

atas kerusuhan tersebut.15

4. Pembentukan Panitia Pemilihan Indonesia

Pada masa ini, mulai dimbentuk panitia-panitia pemilihan pusat dan daerah.

Anggota panitia pemilihan umum ini berasal dari partai-partai dan anggota-

anggota organisasi massa. Tentu saja partai-partai saling berebut kursi

keanggotaan panitia pemilihan ini.

14 Ibid.

15 Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

36

PKI juga aktif untuk menuntut bagian dalam panitia pemilihan ini. Mereka

juga aktif menggunakan Harian Rakjat untuk menyuarakan tuntutan mereka ini.

Pada tanggal 21 Januari 1954, mereka memuat pernyataan dari Provinsi Comite

PKI Jawa Timur yang mengkritik pembentukan panitia pemilihan diberbagai

daerah di Jawa Timur yang dianggap tidak demokratis. Selanjutnya mereka

menyarankan:

“Putusan penindjauan kembali Panitia Pemilihan Kabupaten Kediri jang kemudian

diikuti dengan pemilihan oleh wakil2 Partai2 dan organisasi2 massa dengan dasar

pembagian menurur aliran2 Agama, Nasionalis dan Sosialis masing2 dua tempat.

Adalah suatu tindakan jang bidjaksana dan perlu digunakan sebagai teladan dalam

pembentukan Badan2 Penjelenggara Pemilihan dilain2 daerah.”16

Ketua CC PKI, D.N. Aidit, juga memprotes susunan panitia pemilihan

diberbagai daerah. Dalam pernyataannya yang dikutip oleh Harian Rakjat, Aidit

menyebut bahwa diberbagai tempat, pembentukan panitia pemilihan dilakukan

secara serampangan karena adanya “korupsi politik” berbagai pihak. Dalam

pernyataan ini, salah satu contoh yang ia ambil adalah Panitia Pemilihan Jawa

Barat, yang menurutnya tidak adil jika Masjumi yang terlibat dalam DI memiliki

wakil di panitia pemilihan ini sedangkan PKI yang terang-terangan melawan

gerombolan tersebut tidak memiliki wakil sama sekali.17

Melalui Harian Rakjat, PKI sering menyampaikan protes terkait dengan

pembentukan panitia pemilihan umum. Jika tidak ada wakil PKI ataupun

organisasi-organisasi massa maka mereka akan menyebutnya sebagai tidak

demokratis atau tidak mencerminkan aliran-aliran yang ada di dalam masyarakat.

16 Harian Rakjat 21 Januari 1954. Hlm: 2.

17 Harian Rakjat 8 Februari 1954. Hlm:1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

37

Meskipun sebenarnya sudah ada wakil sosialis lainnya, seperti PSI, mereka akan

tetap memprotesnya. Harian Rakjat selalu menyebut jika PKI pantas mendapat

tempat di setiap Panitia Pemilihan karena mereka merasa sebagai partai golongan

sosialis terbesar di Indonesia.

5. Ceramah Umum dan Rapat Umum PKI

Pada masa persiapan ini. PKI sudah mulai aktif melakukan kampanye-

kampanye kecil di berbagai daerah. Cabang-cabang partai di tingkat lokal sudah

mulai aktif mengadakan ceramah-ceramah umum dan rapat umum di wilayahnya

masing-masing. Pada acara-acara ini dibahas soal rencana program PKI.

Harian Rakjat tidak ketinggalan untuk memuat liputan acara-acara tersebut.

Biasanya surat kabar ini memuat liputan kecil acara-acara ceramah umum PKI di

tingkatan lokal ini di dalam kolom kecil di Berita Daerah. Dari pemberitaan-

pemberitaan di surat kabar ini, dapat dilihat bahwa kampanye PKI dilakukan di

wilayah Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Wilayah yang paling sering

mengadakan kampanye adalah Jawa – terutama Jawa Tengah dan Jawa TImur -,

Sumatera, dan Kalimantan.

C. Masa Awal Kampanye

Pada tanggal 16-20 Maret 1954, PKI mengadakan Kongres Nasional V di

Jakarta. Harian Rakjat turut meramaikan suasana menjelang diadakannya kongres

ini. Sejak 8 Maret 1954, setiap harinya surat kabar ini memuat seruan-seruan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

38

berbunyi “Hidup Kongres Nasional ke-V Partai Komunis Indonesia”. Koran ini

juga aktif mengabarkan liputan kegiatan PKI tersebut.

Selama kongres nasional itu, dibahas berbagai macam persoalan,

diantaranya adalah manifes pemilihan umum PKI. Dalam manifes ini dibahas

mengenai isu dan strategi kampanye PKI untuk menghadapi pemilihan umum

mendatang.

Dalam manifes pemilu ini, PKI memaparkan pandangan mereka mengenai

permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia. Menurut mereka, perjanjian

Konferensi Meja Bundar (KMB) yang disetujui oleh pemerintah Masjumi – PSI

tidak membawa kemerdekaan bagi rakyat Indonesia. Dalam pandangan mereka,

KMB justru memberikan kemerdekaan bagi bangsa asing untuk menjajah,

menindas, dan mengeruk kekayaan bangsa Indonesia. Dalam manifes ini PKI juga

mengkritik pemerintahan Ali Sastroamidjojo yang dianggap masih menindas

kaum buruh dan tani. Menurut mereka, hal ini terjadi karena tidak ada wakil

buruh yang duduk di dalam pemerintahan ini. Dalam pandangan PKI, untuk

menyelesaikan masalah tersebut perlu dibentuk suatu pemerintahan Demokrasi

Rakyat di Indonesia.

Kongres Nasional ke-V PKI ini menjadi awal dari masa kampanye PKI

untuk pemilihan umum 1955. Pasca kongres ini, PKI mulai membangun jaringan

panitia kampanye dan semakin aktif mengadakan kampanye-kampanye di

lapangan. Tidak hanya itu, PKI juga semakin aktif mempropagandakan ideologi

dan rencana program kerja partai untuk menarik suara dalam pemilu tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

39

1. Demokrasi Rakyat

Membentuk pemerintahan Demokrasi Rakyat atau Diktator Rakyat adalah

tujuan utama dari PKI. Menurut mereka, bentuk pemerintahan ini yang ideal bagi

rakyat Indonesia untuk mencapai kemajuan. Dalam manifes pemilihan umum

yang dimuat oleh Harian Rakjat, PKI menjabarkan bentuk pemerintahan ini

sebagai berikut:

“Diktatur Rakjat berarti kekuasaan kaum buruh, kaum tani, kaum inteligensia,

kaum pengusaha ketjil dan pengusaha nasional, pendeknja kekuasaan semua tenaga

nasional jang demokratis, terhadap kaum komprador, kaum tuan-tanah, dan

golongan2 penghisap lainnja. Sonder diktatur Rakjat tidak mungkin mentjapai

Indonesia jang merdeka penuh dan demokratis…

…Pimpinan klas buruh berarti bahwa ideologi jang mendjadi pedoman negara

haruslah ideologi klas buruh, dan bahwa pimpinan pemerintah ada ditangan siapa

sadja, dari golongan manapun asalnja, tetapi jang menganut ideologi klas buruh dan

jang sanggup djudjur dan setia akan mendjalankannja. Ini perlu sekali, sebab klas

buruh adalah satu2nja klas jang anti segala penindasan, anti segala penghisapan dan

satu2nja klas jang sudah terlatih dalam disiplin, dan oleh sebab itu ideologi klas

buruh adalah satu2nja ideologi jang konsekwen. Ideologi klas buruh bukan untuk

mendapatkan ke-enakan atau keuntungan buat beberapa orang sadja, ideologi klas

buruh bukan untuk mendapat lisensi, prioritet, fasilitet, atau keuntungan2 lain jang

mengutamakan diri sendiri atau klas sendiri.

…Ideologi klas buruh adalah ideologi pembebasan semua klas dari penindasan

kaum kapitalis dan tuantanah…”18

Dari pernyataan di atas, pemerintahan Diktator Rakyat atau Demokrasi

Rakyat yang dimaksud oleh PKI adalah pemerintahan yang pro terhadap

kelompok “tenaga nasional yang demokratis” dan anti terhadap golongan

penghisap. Pemerintahan ini harus didirikan berlandaskan ideologi kelas buruh.

Hanya saja, tidak dijelaskan lebih rinci mengenai bentuk pemerintahan dan

ideologi tersebut.

Dalam pandangan PKI, Demokrasi Rakyat tidak dapat dibentuk oleh para

buruh dan tani saja. Pemerintahan ini hanya dapat didirikan dengan kerja sama

18 Harian Rakjat 22 Maret 1954. Hlm: 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

40

semua golongan nasional, mulai dari buruh, tani, pedagang kecil, pengusaha

nasional, hingga akademisi. Untuk itu PKI menyerukan supaya semua golongan

ini bersatu melawan modal asing dan kolaboratornya.

Untuk mencapai tujuan itu, mereka juga mengajak partai-partai lain bekerja

sama dengan mereka. Mereka mencanangkan front demokrasi, atau persatuan

partai-partai demokratis untuk melawan para kolaborator dan modal asing. Partai-

partai yang masuk ke dalam golongan demokratis ini adalah partai-partai yang

pro-pemerintahan Ali, seperti PNI, NU, dan PSII. Sedangkan tujuan dari koalisi

ini adalah mengalahkan partai kolaborator, yakni Masjumi dan PSI. Persoalan ini

juga dibahas dalam manifes pemilihan umum PKI.

Menanggapi Manifes Pemilihan Umum PKI, Harian Rakjat menyatakan:

“…. Jang sangat menarik dari manifes itu jalah sembojannja jang mengandjurkan

supaja Rakjat memilih tidak hanja PKI, tetapi djuga partai2 demokratis lainnja.

Dengan sembojan ini, PKI membuktikan ke-sungguh2annja bahwa diatas

segala2nja usahanja sekarang ditudjukan untuk terbentuknja suatu pemerintah front

persatuan, dengan mengisolasi PSI- Masjumi.

Bahwa PSI-Masjumi itu tidak mungkin diberi tempat didalam front nasional, ini

bukan hanja pendapat kita. “Sulindo” kemarin djuga membuktikan kepararelan PSI-

Masjumi dengan modal asing. Dan ini bukan hanja pendapat “Sulindo”, pendapat ini

pendapat seluruh Rakjat, karena pendapat ini hanja mengkonstatir kenjataan jang

paling kongkrit.”19

Dari pernyataan tersebut Harian Rakjat mengajak rakyat Indonesia untuk

memenangkan partai-partai yang mereka sebut sebagai “Blok Demokratis”, yakni

partai-partai yang saat itu mendukung pemerintahan Ali Sastroamidjojo, mulai

dari PNI, NU, SKI, PSII, dan partai-partai lainnya. Menurut mereka, partai-partai

Blok Demokratis ini merupakan partai-partai yang mendukung dan

19 Harian Rakjat 23 Maret 1954. Hlm: 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

41

memperjuangkan terbentuknya pemerintahan demokrasi rakyat yang juga

memperjuangkan kepentuingan rakyat. Sedangkan, partai-partai lainnya, seperti

Masjumi dan PSI dianggap sebagai partai yang memperjuangkan kepentingan

kelompok mereka sendiri dan juga modal asing yang akan menyengsarakan

rakyat.

Manifes Pemilu PKI ini dilanjutkan dengan seruan Aidit supaya partai-partai

demokratis di Indonesia bekerjasama untuk mengalahkan Masjumi dan PSI.

Melalui artikel yang terbit di Harian Rakjat tanggal 19 Mei 1954, Aidit

menyampaikan seruan sebagai berikut:

“…Kepada partai2 demokratis jg tidak ragu2 tentang perlunja mengalahkan

Masjumi-PSI dalam pemilihan umum jang akan datang PKI aktif mengadjak untuk

mengadakan stembusaccoord ataupun persetudjuan tidak saling menjerang didalam

kampanje pemilihan umum.

Blok jang dibikin atas dasar stambusaccoord ataupun atas dasar persetudjuan tidak

saling menjerang didalam kampanje dapat diadakan dipusat maupun di daerah2.

Tentang ketentuan2 mengenai stambusaccoord dan persetudjuan tidak saling

menjerang didalam kampanje dapat dirundingkan dan diputuskan antara partai2 jang

bersangkutan.”20

Pembagian antara partai-partai demokratis dan non-demokratis oleh PKI ini

merupakan isu utama dalam kampanye PKI untuk pemilu tahun 1955. Isu ini juga

menegaskan pendekatan PKI yang lebih terbuka bekerja sama dengan partai-

partai yang tidak secara tegas menolak PKI dan ajaran komunisme. Partai-partai

seperti PNI dan NU dimasukkan oleh PKI ke golongan blok demokratis karena

mereka masih mau terbuka bekerja sama dengan PKI. Sedangkan Masjumi dan

PSI dimasukkan ke dalam golongan non-demokratis karena secara terang-

terangan menolak bekerjasama dengan partai ini.

20 Harian Rakjat 19 Mei 1954. Hlm: 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

42

Lalu, apa untungnya PKI juga mendukung dan meminta rakyat untuk

memilih partai lainnya asalkan bukan Masjumi dan PSI? PKI menggaungkan

seruan ini karena mereka sadar bahwa mereka tidak mampu mengalhkan kedua

partai itu sendirian. Mereka butuh untuk bekerjasama dengan partai lain untuk

mengalahkan Masjumi dan PSI. Dengan seruan ini PKI juga ingin menampilkan

citra bahwa mereka adalah partai yang sungguh-sungguh membela kepentingan

rakyat, bahwa mereka adalah partai yang rela mengorbankan kepentingan

kelompok mereka dan bekerjasama dengan partai lain untuk memperjuangkan

kepentingan rakyat. Tidak seperti Masjumi dan PSI yang mereka gambarkan

sebagai partai yang mementingkan kelompok mereka sendiri, bahkan rela

bekerjasama dengan pihak asing meskipun menyengsarakan rakyat.

Akan tetapi, PKI tidak menutup kemungkinan untuk bekerja sama dengan

Masjumi. Dalam liputannya mengenai perjalanan Aidit di Sumatera, Harian

Rakjat menulis sebagai berikut:

“…Di-tiap2 rapat Aidit menanamkan kejakinan dan menjerukan kepada semua

golongan jang tjinta tanahair, bahwa pada saat sekarang tidak ada jang lebih penting

dari pada persatuan…

…Mereka, anggota2 Masjumi, tidak terbikin dari batu, oleh karena itu mereka bisa

berubah. Dan seandainja mereka terbikin dari batu, mereka djuga bisa berubah,

sebagaimana batu bisa berubah karena tetesan air jang terusmenerus…

…Menundjukkan perkataan kepada anggota2 Masjumi, Aidit berkata: kalau sdr2

belum mau bersatu sekarang, berbitjaralah dulu tentang persatuan dan hentikan

pembitjaraan tentang permusuhan dan pertentangan antara orang2 Islam, Nasionalis,

Komunis, Kristen, dsb…”21

Melalui pernyataan tersebut, PKI ingin menyampaikan bahwa mereka tidak

menganggap Masjumi adalah musuh mereka. Pernyataan ini justru menyampaikan

pesan bahwa PKI terus berusaha supaya Masjumi ikut “memperjuangkan

21 D.N. Aidit: Anggota-anggota Masjumi tidak dibikin dari batu. Harian Rakjat 11

Januari 1955. Hlm:1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

43

persatuan”. Hanya saja, statement ini menempatkan Masjumi sebagai pihak yang

menyebarkan permusuhan dan mengancam persatuan.

2. Kampanye PKI

Pasca kongres nasional Maret 1954, PKI mulai menggencarkan

kampanyenya di daerah-daerah. Kali ini, para pimpinan PKI sendiri, mulai dari

Aidit, Lukman, Njoto, Sakirman, dan Sudisman juga turut ikut turun

mengkampanyekan partai tersebut. Mereka ikut melakukan ceramah umum di

daerah-daerah. Dalam mengabarkan berita kegiatan kampanye PKI, Harian

Rakjat banyak menyoroti jumlah peserta dan suasana selama kegiatan tersebut.

Contoh dari pemberitaan kampanye PKI adalah sebagai berikut:

“Tjeramah di Solo dilangsungkan di gedung Sin Min dan dibuka tepat pada djam

19.00. 10.000 orang berdjedjal-djedjal didalam gedung, dihalaman, dan didjalan raja

di depan gedung tersebut. Menurut taksiran jang berada di gedung 1500 orang,

dihalaman 3000 orang dan didjalan raja 5500 orang. Tampak wakil2 pemerintah,

partai, partai, organisasi massa, parapeladjar dan pengusaha nasional. Seperempat

dari ruangan gedung diisi penuh oleh kaum wanita.”22

“Sebagai penutup perdjalanan kelilingnja di Djawa Tengah, wakil Sekdjen CC

PKI, M.H.Lukman telah berbitjara dalam rapat umum di Purwokerto pada tanggal 1

Maret sore hari. Rapat umum PKI ini di Purwokerto adalah jang pertama kali dan

jang terbesar diantara rapat2 jang pernah diadakan oleh partai2 lain. Tidak kurang

dari 150 ribu orang dari kota Purwokerto dan sekitarnja menghadiri rapat umum

ini.”23

Dengan menonjolkan jumlah hadirin pada kegiatan kampanye PKI, Harian

Rakjat hendak memperlihatkan bahwa PKI adalah sebuah partai besar yang

memiliki anggota dan simpatisan dalam jumlah yang banyak di berbagai daerah di

22 Rakjat Solo menjambut Aidit dan Aarons dengan Hangat. Harian Rakjat 27 Maret

1954. Hlm: 1.

23 M.H.Lukman: Pembatasan kampanje pem.umum berarti bantuan bagi Masjumi—

PSI. Harian Rakjat 3 Maret 1955. Hlm: 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

44

Indonesia. Kalimat yang mengatakan bahwa para hadirin yang datang pada

kampanye tersebut tidak hanya berasal dari daerah itu saja, tetapi juga berasal dari

daerah-daerah sekitarnya ataupun para penonton berjejal-jejal hingga di luar

gedung ingin menyampaikan pesan bahwa para hadirin sangat antusias dan

semangat menyambut kampanye PKI ini. Dengan menyebutkan latar belakang

kelompok para peserta kampanye ingin meyatakan bahwa PKI mendapat

dukungan dari berbagai elemen masyarakat.

Dalam kampanye di lapangan, PKI juga mempopulerkan konsep kampanye

yang mereka sebut sebagai pesta Rakyat. Pesta Rakyat merupakan serangkaian

acara kampanje PKI yang tidak hanya berisikan ceramah atau rapat umum saja,

melainkan juga acara-acara lain seperti berbagai macam lomba. Harian Rakjat

juga meliput maupun mengumumkan pesta rakyat yang akan maupun sudah

diselenggarakan oleh PKI, seperti berikut:

“Sebagai penutup pecan tjeramah pemilihan umum, Sekretariat Comite PKI kota

Surabaja akan mengadakan pesta rakjat berturut-turut dari tgl. 30 Des. sampai 2

Djanuari. Diadakan perlombaan2 djua-djuli palu arit, dagelan, pentjak, sepakbola,

volley-ball, dan tjatur. Pesta akan diachiri dengan rapat raksasa, dimana akan bitjara

Njoto, wakil Sekretaris Djendral II PKI dari Djakarta.”24

Pesta Rakjat kembali digelar oleh PKI untuk menyambut ulang tahun ke-35

partai tersebut pada Mei 1955. Partai ini menyelenggarakan Pesta Rakjat selama

seminggu penuh. Harian Rakjat melaporkan kegiatan ini sebagai berikut:

“Untuk menjambut ulang tahun ke-35 PKI di Djakartatelah diadakan program satu

minggu. Sedjak tanggal 22 Mei banjak gapura2 jang sudah berdiri dibikin oleh

penduduk kampong setjara kolektif. Pada malam hari sedjak hari itu di-kampung2

kaum buruh banjak dipasang lampion2, dan pemasangan gapura dan lampion jang

paling meriah jalah di Tandjung Priok, Sawah Besar, Utan Kaju, dan tempat2

dipinggir kota.

24Pesta Rakjat oleh P.K.I. Harian Rakjat 21 Desember 1954. Hlm: 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

45

Kabarnja di-tempat2 lain gapura2 masih banjak jang sedang dibikin. Atjara2 lain

dari perajaan jalah resepsi2 dan rapat2 umum, perlombaan olahraga, gerak djalan,

pesta air di Priok, dan Kali Tjiliwung, exposisi oleh kaum buruh, wanita, pemuda,

dll., malam kesenian dan banjak lagi. Ulang tahun ke-35 PKI, telah membikin meriah

suasana lebaran jang djuga djatuh pada tgl. 23 Mei…”25

Melalui pemberitaan ini, Harian Rakjat ingin menunjukkan antusiasme

masyarakat menyambut perayaan ulang tahun ke-35 PKI tersebut. Bahkan

disebut bahwa rakyat secara kolektif mendirikan gapura-gapura. Dengan hal

tersebut, Harian Rakjat ingin menyampaikan pesan bahwa PKI diterima dan

dicintai oleh warga masyarakat, meskipun patut dipertanyakan kebenaran cerita

tersebut.

Selain mengadakan pesta rakyat, PKI juga mengadakan pameran hasil karya

maupun dokumentasi kegiatan PKI dan berbagai organisasi sayapnya, seperti

SBKA, Pemuda Rakjat, dan Gerwani. Pameran ini diadakan juga dalam rangka

peringatan ulang tahun ke-35 PKI. Dalam sambutannya pada pembukaan

pameran, Aidit menyebutkan bahwa pameran ini diadakan untuk memperlihatkan

perjuangan PKI selama 35 tahun.26

Selain kampanye-kempanye besar seperti di atas, cabang-cabang PKI di

daerah-daerah juga masih melakukan kampanye kecil di daerahnya masing-

masing. Harian Rakjat tetap aktif memberitakan kegiatan-kegiatan ini, salah satu

contoh pemberitaan tersebut adalah sebagai berikut:

“Selama 2 bulan ini komite PKI Langkat menjelenggarakan pekan manifes

pemilihan umum PKI di desa2, perkebunan2, kota2 ketjamatan sebanjak 52 kali.

25 Ulangtahun ke-35 PKI di Djakarta dgn pesta rakjat dan resepsi. Harian Rakjat 26

Mei 1955. Hlm: 1.

26 Harian Rakjat 27 Mei 1955. Hlm: 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

46

Rakjat dimana2 menjambut hangat tjeramah2 tsb. dengan kesenian2 daerah

hingga merupakan pekan Pesta Rakjat.”27

Melalui pemberitaan-pemberitaan di Harian Rakjat, dapat dilihat bahwa

kegiatan kampanye PKI di lapangan begitu beragam bentuknya. PKI secara

kreatif mengadakan berbagai macam acara dalam kampanyenya untuk menarik

perhatian warga. Kegiatan maupun acara-acara hiburan seperti perlombaan

ataupun panggung kesenian mampu menambah warna dalam kegiatan kampanye

partai ini sehingga tidak monoton atau membosankan.

Gambar 2. Seruan Untuk Mengumpulkan Donasi Kampanye PKI di Harian Rakjat

(Sumber: Harian Rakjat 3 Januari 1955)

Untuk mendanai kampanyenya, PKI mengajak masyarakat untuk

berkontribusi menyumbangkan uangnya. PKI juga menggunakan Harian Rakjat

untuk menyebarkan ajakan ini. Harian Rakjat menerbitkan seruan berbunyi “PKI

Menang, Rakjat Menang! Sokonglah PKI dengan Wang!” untuk berusaha

mengumpulkan dana kampanye. Melalui Harian Rakjat juga PKI melaporkan

jumlah donasi kampanye yang mereka terima.

27 Harian Rakjat 28 Septermber 1954. Hlm: 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

47

3. Pendidikan

Isu pendidikan cukup banyak dibahas oleh PKI pada kampanyenya. PKI

aktif mengadakan kampanye-kampanye langsung dihadapan para pelajar untuk

menarik suara para pelajar dan akademisi Indonesia. Permasalahan utama yang

menjadi sorotan utama dari PKI adalah pelajar dan politik. Dalam kampanye-

kampanyenya, PKI mendorong para pemuda dan pelajar untuk ikut aktif

berpolitik. Dalam pidatonya dihadapan para pelajar yang dikutip oleh oleh surat

kabar Harian Rakjat, Aidit menyebut:

“…’Pemuda dan peladjar harus berpolitik’, demikian Aidit, ‘tetapi dengan ini

tidak berartibahwa saudara2 mesti masuk salah satu partai’. Sekurang2nja

membatja dan mempertimbangkan isi dari rupa2 koran, dan ini menurut Aidit

sudah berarti berpolitik…

…Turuttjampurnja pemuda, peladjar, dan mahasiswa dalam politik adalah

penting, kata Aidit selandjutnja, karena baik burunja haridepan jang akan

mendjadi milik para pemuda sekarang adalah tergantung pada perdjuangan

politik sekarang. Demikian pula, ilmu jang didapat haruslah diperuntukkan bagi

kemanusiaan dan tidak untuk keperluan pendjajahan atau peperangan…

…Tudjuan umum dari para pemuda, peladjar dan mahasiswa jg. sama dengan

tudjuan umum daripada perdjuangan Rakjat: persatuan nasional, kemerdekaan

nasional, demokrasi dan perdamaian dunia…”28

Pada pidato yang sama, Aidit juga menjelaskan majunya bidang pendidikan

di negeri-negeri sosialis lainnya, terutama di Soviet. Aidit menggambarkan

bagaimana Soviet memajukan pendidikan dengan membangun sarana-sarana

pendidikan dan memudahkan akses masyarakat ke sarana-sarana tersebut dengan

menggratiskan sekolah-sekolah. Gambaran tersebut menjadi contoh kebijakan

yang akan diterapkan PKI bila mereka memenangkan pemilu.

Di samping itu, PKI juga berusaha mengkorelasikan isu pendidikan dengan

masalah imperialisme dan kapitalisme. Dalam pidatonya dihadapan Ikatan

28 Harian Rakjat 29 September 1954. Hlm: 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

48

Pemuda Pelajar Indonesia (IPPI), Sakirman mengatakan bahwa keuntungan yang

dikeruk Belanda dari Indonesia jauh lebih besar dari jumlah anggaran pendidikan

Indonesia setiap tahunnya. Menurutnya, dengan jumlah keuntungan yang

didapatkan Belanda tersebut, dapat digunakan untuk membangun 500 sekolah

lengkap dengan alatnya. Dengan demikian, ia mengajak seluruh rakyat Indonesia,

termasuk para pelajar untuk melenyapkan kaum imperialis dan membatalkan

perjanjian-perjanjian yang merugikan Indonesia.29 Pernyataan tersebut

menunjukkan bahwa Sakirman berusaha menghubungkan isu pendidikan ke

dalam isu imperialisme dan kapitalisme yang dijadikan musuh oleh PKI.

4. Pengusaha Nasional

Dalam kampanyenya, PKI berusaha untuk merangkul para pengusaha

nasional Indonesia. Hal ini sejalan dengan rencana PKI untuk memperluas basis

dukungannya dengan merangkul semua kelompok di Indonesia.Untuk itu, PKI

juga melakukan pidato pemaparan program dihadapan para pengusaha nasional.

Usaha PKI untuk merangkul kelompok ini tidaklah mudah. Mereka harus

menjawab isu yang mengatakan bahwa PKI anti-pengusaha. Pada 9 September

1954, Harian Rakjat memuat liputan pidato kampanye Aidit dihadapan para

pengusaha nasional. Dalam pidatonya ini, Aidit berusaha untuk menjawab isu

tersebut. Dalam pidato tersebut ia menyatakan:

“…Untuk membangun ekonomi nasional setjara demikian itu, tidaklah mungkin,

ketjuali dengan melikwidasi ekonomi djadjahan, memindahkan seluruh kekuasaan

29 Harian Rakjat 12 Oktober 1954. Hlm: 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

49

modal monopoli asing kepada negara dan kepada industrialis2 dan pedagang2

bangsa sendiri. Untuk melikwidasi ekonomi djadjahan itu, untuk mengalahkan

kekuasaan modal monopoli asing itu, tidaklah mungkin ketjuali dengan kemenangan

perdjuangan seluruh Rakjat, termasuk para industrialis dan pedagang2 bangsa kita

jang kini tetap dirugikan modal monopoli asing jang masih meradjalela ditanah air

kita ini, terutama modal monopoli Belanda. Inilah keterangannja, kenapa tidak

mungkin dipisahkan perdjuangan kaum industrialis dan pedagang2 bangsa kita

dengan perdjuangan politik untuk membebaskan diri sama sekali dari kekuasaan

modal monopoli asing itu…

Dalam pemerintahan Demokrasi Rakjat, kita hendak membangun, untuk itu

memerlukan tenaga2 kaum industrialis dan pedagang2 jang berpengalaman. Karena

itu tidaklah benar fitnah orang jang mengatakan kalau Pemerintahan Rakjat berdiri,

kaum komunis katanja akan membasmi pengusaha2 Nasional kita…

…Bantuan jang kini njata perlunja, tidak tjukup umpamanja hanja dikasih lisensi

sadja, tetapi bersama dengan itu harus djuga diberikan crediet oleh Bank Nasional

kita… baginja perlu crediet jang murah dan mudah didapatnja, djangan disamakan

dengan sjarat2 jang dikehendaki sebagai pengusaha2 asing…. Disamping itu perlu

fasilitet2 lainnja, umpamanja tidak diberati dengan pembajaran dimuka 100% bagi

para importeurs kita, pemberian devisen dan kemungkinan2 penutupan contract

setjara istimewa untuk memungkinkanja bertanding dengan modal2 besar asing,

keringanan dalam sjarat2 lainnja, keringanan beban padjak, bantuan perumahan,

kantor, dan lain2….”30

Dalam pidato tersebut, Aidit berusaha membalikkan isu “PKI anti-

pengusaha”. Aidit berusaha untuk memperlihatkan bahwa pengusaha nasional

memiliki tempat yang penting dalam rencana PKI, terutama dalam sektor

ekonomi. Tidak hanya itu, ia juga menjanjikan berbagai program kerja mereka

yang menguntungkan para pengusaha nasional.

5. Wanita

Kaum wanita menjadi salah satu kelompok yang aktif disasar oleh PKI.

Besarnya perhatian PKI terhadap perempuan terlihat dari pemberitaan-

pemberitaan Harian Rakjat. Surat kabar milik partai komunis ini aktif

30 D.N. Aidit: “Membangun Ekonomi Nasional Tidak Mungkin, Ketjuali dengan

melikwidasi ekonomi djadjahan”. Harian Rakjat 9 September 1954. Hlm: 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

50

memberitakan dan mendukung gerakan wanita di Indonesia. Tidak hanya itu,

mereka juga menyediakan kolo kusus wanita.

Kolom “Ruangan Wanita” Harian Rakjat juga menjadi wadah kampanye

PKI. Pada tanggal 12 Mei 1954, Kolom ini memuat artikel bertajuk “Wanita dan

Pemilihan Umum”. Dalam artikel tersebut disebutkan:

“Seluruh kaum wanita seharusnya (…) bahwa pemilihan umum itu betul2 akan

menentukan nasibnja, jaitu TERUS MENDERITA SEPERTI SEKARANG ATAU

BAHAGIA. Sebab sudah djelas, kalau dalam pemilihan umum nanti, terpilih orang2

jang tidak memperhatikan terhadap kepentingan wanita, umpamanja P.P. 19 jang

tidak ada keadilan bagi wanita didalamnja, pertjeraian sewenang2, Undang2

Perkawinan jg. bisa mendjamin keadilan djuga bagi wanita, djaminan sosial bagi

buruh wanita, tani dan anak2, sudah barang tentu nasib wanita akan lebih sengsara.

Djuga deradjat wanita akan makin merosot…”31

Dengan artikel itu, Harian Rakjat ingin menumbuhkan kesadaran politik

bagi perempuan Indonesia. Mereka berusaha untuk memperlihatkan arti penting

pemilihan umum bagi kaum wanita, yakni sebagai kesempatan bagi mereka untuk

memperjuangkan hak-haknya. Dari artikel ini juga dapat dilihat bahwa isu utama

bagi perempuan adalah undang-undang perkawinan dan jaminan sosial.

6. Agama

Salah satu bentuk serangan yang diterima PKI dari lawan-lawan politiknya

adalah isu bahwa PKI anti-Tuhan atau atheis. Serangan ini paling banyak

dilancarkan oleh Masjumi untuk mencegah masyarakat mendukung PKI. Salah

satu contoh serangan ini adalah pernyataan Jusuf Wibisono yang dikutip oleh

surat kabar Abadi sebagai berikut:

31 Wanita dan Pemilihan Umum. Harian Rakjat 12 Mei 1954. Hlm: 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

51

“…Akan tetapi, tjita2 mulia itu oleh kaum komunis hendak diwudjudkan melalui

revolusi komunis dan diktatur jang tidak kenal perikemanusiaan, melalui adjaran anti-

ke Tuhanan…”32

Guna menyabut hari raya Idul Fitri tahun 1954, Harian Rakjat memuat

Editorial berjudul “Idulfitri dan Soal Kemerdekaan Beragama” pada tangggal 1

Juni 1954. Melalui kolom editorial ini, redaksi Harian Rakjat berusaha meng-

counter wacana negatif tersebut seperti berikut:

“Untuk kepentingan persatuanlah, maka kesempatan ini kita gunakan untuk

mendjelaskan serba sedikit tentang satu soal, jang selama masih sadja merintangi

atau sedikit merintangi persatuan antara kaum agama, kaum komunis dan kaum

nasionalis. Jaitu : soal kemerdekaan beragama.

Kita menganggap perlu menyinggung soal ini, karena kaum reaksi, terutama

pemimpin2 Masjumi, dan pemuka2 Katolik, terlalu sering menggunakan soal

kemerdekaan beragama itu untuk mempertahankan tidak adanja kemerdekaan

beragama! Bagaimana ini mungkin?...

….Andjing menggonggong kafilah lalu, kata pepatah. Biarlah pemimpin2

Masjumi dan pemuka2 Katolik itu ramai2 tentang ‘komunisme musuh agama’, tetapi

soal agama di-negeri2 Sosialis dan negeri2 Demokrasi Rakjat adalah suatu kenjataan,

dan karena ia suatu kenjataan, tidak mungkin ia dihapus ataupun dihapus oleh

pernjataan2, apalagi oleh fitnahan2….

….Mereka mendjadi saksi bahwa kemerdekaan beragama terdjamin benar di-

negeri2 itu. Bahkan, diantara pengundjung2 itu ada jang mengatakan bahwa dibawah

Demokrasi Rakjat atau Sosialisme itu agama ‘berkembang’. Seorang diantara mereka

malahan lebih djauh lagi : ‘adjaran2 agama terlaksana dalam bentuk Republik

Rakjat’...”33

Pernyataan Harian Rakjat tersebut berusaha menunjukkan bahwa

komunisme tidak anti-agama. Menurut pendapat mereka, negara-negara sosialis

justru menjamin kemerdekaan beragama dan hal tersebut adalah suatu kenyataan

yang tidak bisa dibantah. Mereka menggunakan pernyataan orang-orang yang

mengunjungi negara sosialis untuk membenarkan pendapat mereka tersebut.

Pada 22 Januari 1955, Harian Rakjat memuat Headline berjudul “Presiden

Sukarno: Islam dgn toleransi dan Komuni dgn adjaran Stalin mentjiptakan front

3232 Tjita2nja memang mulia, tapi tjara2nja tidak. Abadi 15 Februari 1955. Hlm: 1.

33 Editorial: Idulfitri dan Kemerdakaan Beragaa. Harian Rakjat 1 Juni 1954. Hlm: 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

52

persatuan nasional”. Berita ini merupakan liputan dari acara penutupan

Konferensi PPI antar Indonesia, di mana Soekarno menyampaikan pidato. Dalam

pidato tersebut, Soekarno mengatakan pentingnya terbentuk front persatuan

nasional oleh orang-orang Islam yang toleran dengan kaum sosialis dan komunis.

Menjadikan berita ini sebagai headline, Harian Rakjat ingin menunjukkan bahwa

ide PKI mengenai kerjasama kelompok Agama, Nasionalis, dan Komunis

mendapat dukungan dari presiden, sekaligus menyindir lawan-lawan politik

mereka yang mengkritisi ide tersebut.

7. Tanda Gambar PKI

Pengenalan tanda gambar atau logo partai adalah salah satu hal yang penting

dalam kampanye pemilu tahun 1955. Untuk pemilu 1955 ini, PKI mendaftarkan

tanda gambar Palu-Arit disertai dengan jargon PKI dan orang tak berpartai.

Jargon ini dipilih karena kebijakan PKI yang juga menerima orang-orang diluar

partai mereka untuk ikut sebagai calon anggota legislatif dan konstituante PKI

asalkan mereka setuju dengan program partai.

Menilik editorial bertajuk “Tjalon2 PKI dan Orang Takberpartai” yang terbit

di Harian Rakjat tanggal 21 Desember 1954, pemilihan tanda gambar tersebut

setidaknya memiliki dua arti khusus, yakni:

“…Wakil2 terbaik dari dunia intelektuil kita misalnja, seperti ir.

Purbodiningrat, dr. Tjokronegoro, Affandi, Basuki Reksobowo, dll., jang

kesemuanja tidak berpartai, akan tidak mungkin turut tjampur dalam kemudi

Republik kita, sekiranja PKI tidak membuka kesempatan untuk ikutsertanja

orang2 takberpartai didalam daftarnja…

…Arti chusus selandjutnja dari daftar PKI dan orang takberpartai ini jalah,

bahwa PKI ternjata ber-sungguh2 di dalam usahanja menggalang usatu

Pemerintah Rakjat, jang bukan setjara tidak langsung, tetapi setjara langsung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

53

mewakili, memperhatikan, membela, dan sudah tentu djuga memenuhi

kepentingan2 berbagai golongan jang hidup didalam masjarakat kita…”34

Dari kutipan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa daftar calon PKI dan

Orang Tak berpartai dibuat untuk menampilkan citra bahwa PKI membuka

kesempatan bagi masyarakat yang tidak berpartai untuk ikut mencalonkan diri

dalam pemilu dan ikut secara langsung dalam kegiatan pengelolaan negara. Akan

tetapi, orang-orang yang tidak berpartai yang ikut dalam daftar ini harus memiliki

persamaan visi dengan PKI. Maka dari itu, kebanyakan dari mereka merupakan

anggota-anggota organisasi yang memiliki kedekatan secara ideologi dengan

partai ini, seperti SOBSI dan Gerwani. Selain itu, daftar calon ini juga dibuat

untuk mencitrakan PKI sebagai partai yang mewakili semua golongan masyarakat

Indonesia.

Strategi PKI ini banyak diprotes oleh berbagai pihak. Dengan kebijakan

tersebut, PKI dianggap menciderai kebebasan orang-orang tak berpartai dan

“mendefaktokan” orang-orang tak berpartai ke dalam satu golongan.35 Protes ini

tidak hanya berasal dari pihak lawan saja, tetapi juga berasal dari kawan politik

PKI, yakni NU. Untuk menyelesaikan permasalahan ini, diadakan pertemuan

segitiga antara PKI – NU – dan Panitia Pemilihan Indonesia (PPI). Sebuah mosi

diajukan oleh salah satu anggota parlemen, Ameltz, sebagai salah satu bentuk

protes terkait dengan permasalahan ini.

34 Editorial: Tjalon2 PKI dan Orang Takberpartai. Harian Rakjat 21 Desember 1954.

Hlm: 1.

35 D.N. Aidit: Nama daftar “PKI dan orang tak berpartai” adalah demokratis dan

menurut undang-undang. Harian Rakjat 12 Juni 1954. Hlm: 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

54

Dalam pembelaannya terhadap serangan-serangan dari partai lainnya, PKI

berdalih bahwa slogan “PKI dan Orang Tak Berpartai” tidak melanggar aturan

dan demokratis. Aidit menyebut bahwa “Dalam keterangan mengenai daftar-

kumpulan tidak ada keterangan mengenai larangan anggota2 partai mengadjukan

satu daftar-kumpulan ber-sama2 dengan orang2 tak berpartai. Oleh karena itu,

djelas sekali bahwa undang2 memungkinkan adanja daftar-kumpulan daripada

anggota2 suatu Partai dengan dengan orang2 tak berpartai, djadi djuga

memungkinkan daftar kumpulan, ‘PKI dan orang tak berpartai’.”36 Selain itu,

Aidit juga menyebut bahwa tanda gambar tersebut juga tidak memperkosa

kebebasan orang-orang tak berpartai, karena menurutnya mereka tidak hanya

melihat dan memilih dari tanda gambar partai tertentu melainkan juga melihat

program dan calon-calon dari partai tersebut. Aidit berpendapat bahwa banyak

partai lain yang melakukan hal seperti itu, contoh saja PNI dengan slogan “Front

Marhaenis” ataupun Murba dengan slogan “Murba pembela demokrasi”.37

Harian Rakjat juga ikut membela kebijakan PKI ini. Dalam kolom

editorialnya, mereka menyatakan bahwa penolakan tersebut hanyalah akal-akalan

PSI-Masjumi yang bertujuan untuk menghalang-halangi pengesahan daftar calon

PKI. Menurut pendapatnya, secara formil kebijakan ini tidak melanggar aturan

apapun. Mereka justru mengajukan tantangan: “kalau mau mengalahkan kaum

Komunis, tjobalah menghadapi pemilihan umum j.a.d. menjusun daftar tjalon

36 Ibid.

37 Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

55

jang lebih baik dan lebih representatif daripada daftar PKI dan orang takberpartai

ini.”38

Pertemuan segitiga antara PPI – PKI – NU menghasilkan kesepakatan

bahwa PKI tidak lagi menggunakan daftar nama PKI dan Orang Tak Berpartai.

Pada editorial bertajuk Toleransi NU-PKI, Harian Rakjat menyebutkan bahwa

mereka bersedia menerima tuntutan NU demi memelihara kerjasama antara

partai-partai demokratis. Akan tetapi, selanjutnya mereka menyatakan:

“Putusan ini sedikitpun tidak merubah daftar tjalon2 PKI dan orang takberpartai,

sebagaimana ditegaskan didalam komunike bersama PPI-NU-PKI. Putusan ini djuga

tidak mengenai (…) propaganda PKI seperti poster2, spanduk2, papan2, dll., karena

sebagaimana ditegaskan didalam komunike itu jang diubah hanja namadaftar didalam

surat2 resmi.”39

Pernyataan ini kemudian memancing keributan baru. Surat kabar Abadi

milik Masjumi dalam tajuk rencananya menyerang PKI sebagai berikut:

“Oleh karena itu, berhubung dengan adanja sekarang interpretasi sendiri dari fihak

PKI jang pada hakekatnja dapat diartikan sebagai tindakan – untuk memakai kata2

sangat lunak – membohongi N.U., maka dengan sendirinja mendjadi pertanjaan,

bagaimanakan sikap NU. selandjutnja dalam hal ini. Hal inilah jang dinanti2kan oleh

masjarakat ramai.

Dalam pada itu, setelah adanja kedjadian ini, maka kiranja N.U. akan lebih insjaf

lagi, bagaimana sebenarnja tabiat dan sifat PKI jang sebetul2nja. Dengan tindakannja

sekarang terhadap hasil keputusan pertemuan segi-tiga itu PKI telah menundjukkan

bulunja jang asli. Buat kita, bulu itu sudah lama kita kenal. Tetapi bagaimana buat

N.U. sekarang…….?”40

Melalui pernyataan partai yang dimuat di dalam Harian Rakjat tanggal 3

Februari 1955, PKI akhirnya menyetujui saran dari PPI untuk tidak menggunakan

frasa dan orang tak berpartai dalam semua bentuk, mulai dari surat resmi hingga

spanduk. PKI menyebut bahwa tindakan ini dilakukan untuk memelihara

38 Harian Rakjat 21 Desember 1954. Loc. Cit.

39 Editorial:Toleransi NU-PKI. Harian Rakjat 25 Januari 1955. Hlm: 1.

40 Tadjuk Rentjana: PKI Tundjukkan bulunja. Abadi 25 Januari 1955. Hlm: 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

56

persatuan dan menyelamatkan pemilihan umum. Akan tetapi, PKI meminta partai

lain juga melakukan hal yang sama dengan mereka.41

Sebagai media partai, Harian Rakjat turut aktif menyebarluaskan daftar

calon-calon yang dajukan PKI. Contohnya pada tanggal 20 Desember 1954,

Harian Rakjat memuat daftar calon PKI dan Orang Tak Berpartai”untuk beberapa

daerah pemilihan, mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jakarta Raya, dan

Sumatera. Bahkan untuk sosialisasi ini memakan tempat hampir 1 halaman penuh.

Gambar 3. Pengumuman Daftar Calon PKI di dalam Harian Rakjat

(Sumber: Harian Rakjat 20 Desember 1954.)

41 PKI melaksanakan putusan Panitya Pemilihan Indonesia (PPI). Harian Rakjat 3

Februari 1955. Hlm: 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

57

8. Menyerang Oposisi

Memasuki masa kampanye, PKI mulai banyak menyerang pihak oposisi.

Pada dasarnya, isu yang digunakan untuk menyerang musuh mereka masih sama

dengan masa sebelumnya. Hanya saja, kasus yang digunakan berbeda.

Isu keterkaitan antara Masjumi dan Darul Islam masih terus digaungkan

oleh surat kabar ini. Pada tanggal 17 Oktober 1954, Harian Rakjat memuat

pemberitaan sidang kabinet yang membahas mosi terkait dengan tindakan

pemerintah terhadap pemberontakan di Aceh. Dalam liputan tersebut

disampaikan:

“…bahwa pemberontakan itu sengadja direntjanakan untuk menggulingkan

Pemerintah Republik, bahwa kaum pemberontak adalah kaum tuantanah jang

bersekongkol dengan modal onderneming asing…

…Z.A.Achmad dari Masjumi, jg terang2ang membela kaum pemberontak anti-

Republik dengan menjatakan se-olah2 pemberontakan itu memang timbul karena

“tidak ada otonomi” dan se-olah2 kaum pemberontak itu adalah pahlawan2

kemerdekaan. Dengan uraian Z.H. Achmad ini Masjumi tidak lagi ber-sembunji2,

tetapi terang-terangan menjatukan dirinja dengan pemberontakan anti-Republik di

Atjeh.”42

Isu mengenai modal asing juga masih menjadi salah satu amunisi Harian

Rakjat untuk menyerang Masjumi dan PSI. Pada tanggal 13 Desember 1954,

Harian Rakjat memuat artikel berjudul “Masjumi pemelihara dan pelindung

modal Asing”. Di dalam artikel tersebut, surat kabar ini menyatakan:

“…Mr. Moh. Rum mengatakan, bahwa sepandjang djalan jang dilaluinja dari

Medan menudju Serbolawan banjak dilihatnja perkebunan2 bangsa asing. Kata Rum

selandjutnja, modal asing ini harus kita pelihara se-baik2nja dan harus kita

lindungi…”43

42 Harian Rakjat 17 Oktober 1954. Hlm: 1.

43 Harian Rakjat 13 Desember 1954. Hlm: 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

58

Sebelumnya, pada tanggal 13 Mei 1954, Harian Rakjat juga menuduh Jusuf

Wibisono – salah seorang tokoh Masjumi – telah menunjukkan kesetiaannya

terhadap penjajah. Dengan mengutip wawancara Jusuf Wibisono dengan Antara

mereka menyatakan:

“Jusuf Wibisono tidak setudju dengan pembatalan uni setjara satufihak

(unilateral), karena ini, menurut pemuka Masjumi itu ‘akan mengakibatkan tidak

adanja simpatinja dunia luaran terhadap Indonesia’…

…maka itu dalam keterangannja jang diberikan kepada Antara ituia menegaskan

betul2 supaja ‘kepentingan2 materiil dari fihak Nederland di Indonesia didjamin…”44

Isu modal asing kembali gencar ketika muncul rencana pemerintah

menasionalisasi tambang minyak yang dimiliki oleh N.V. Bataafsche Petroleum

Maatschappij (BPM). Harian Rakjat menuduh SKBM – yang merupakan salah

satu anggota dari Kongres Buruh Seluruh Indonesia (KBSI yang didirikan PSI –

sebagai alat bayaran kaum modal asing. Dalam editorialnya yang berjudul

“Tambangminjak”, surat kabar tersebut menyatakan tanggapannya sebagai

berikut:

“Djelaslah, bahwa dalam kebentjian mereka terhadap Perbumi dan SOBSI,, baik

KBSI maupun SBII berdiri difihak BPM, untuk, kalaupun tambang2 minjak itu tidak

bisa dikembalikan kepada BPM, se-kurang2nja bisa mempertahankan status jang

tidak berketentuan sekarang ini, hal mana memungkinkan dan memudahkan korupsi

dan sabotase.”

Pernyataan Harian Rakjat di atas menuduh bahwa tindakan kedua serikat

buruh yang dimiliki PSI dan Masjumi menentang nasionalisasi tambang minyak

karena mereka mengambil keuntungan dari korupsi di tambang tersebut. Harian

Rakjat juga ingin memperlihatkan bahwa kedua organisasi buruh ini membenci

44 Harian Rakjat 13 Mei 1954. Hlm: 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

59

Perbumi dan SOBSI yang didukung oleh PKI karena telah membela kepentingan

nasional.

Harian Rakjat juga turut menyebarkan pernyataan Aidit kepada Antara

terkait dengan tanggapannya atas pernyataan Sumitro (PSI) yang mengatakan

bahwa PSI mendapatkan tantangan dari PKI dalam usahanya menyokong buruh

dan pegawai kecil. Aidit menyebutkan bahwa hal tersebut hanyalah khayalan

Sumitro saja karena PSI tidak pernah menyokong gerakan buruh. Ia juga

menyebut bahwa isu perjuangan buruh yang dilontarkan oleh PSI hanyalah topeng

yang digunakan mereka untuk kepentingan politik reaksionernya saja.45

Untuk menyerang Masjumi dan PSI, Harian Rakjat sering menuduh kedua

partai tersebut membuat ricuh kampanye-kampanye PKI. Dalam pemberitaan-

pemberitaan kampanye PKI di Harian Rakjat, sering muncul isu-isu provokasi

ataupun pengacauan dari pihak luar. Mereka menuding kaum reaksi atau oposisi

sebagai dalang dibalik provokasi tersebut. Menurut mereka, Masjumi dan PSI

merasa takut pada PKI dan berusaha menghalang-halangi kampanye partai ini.

Salah satu kasus pengacauan kampanye PKI terbesar terjadi ketika Aidit

melakukan kampanye di Malang pada 28 Maret 1954. Pada saat itu Hasan Aidit

dan anak buahnya memprovokasi rapat umum ini yang berjumlah kurang lebih

100 orang. Mereka berteriak-teriak memprovokasi massa dan pada selesainya

rapat, Hasan Aidid naik ke panggung dan berbicara tanpa seizin panitia.46

45 Harian Rakjat 20 Mei 1955. Hlm: 1.

46 Harian Rakjat 30 Maret 1954. Hlm: 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

60

Harian Rakjat sebagai media partai turut menanggapi kasus ini. Dalam

kolom editorialnya, surat kabar ini menyatakan:

“PKI bukan partai sematjam Masjumi. Ini terang benderang seperti siang. PKI

bukanlah partai jang suka meng-hasut2, mem-bakar2, me-ngobar2kan nafsu, dan

fanatisme…

PKI bukan partai jang tidak bisa mengatur anggota2 ataupun massanja jang ber-

djuta2 itu… PKI djuga bisa mengadjak massa maju, tetapi djuga bisa mengadjak

massa mundur. Tidak seperti Masjumi jang sekali membakar anggota2 dan

pengikut2nja terus tidak tahu lagi dimana mesti berhenti dan tidak bisa

mengendalikannja, dan kalau orang2 jang dibakarnja itu bertindak mengatjau terus

pura2 tjutjitangan…”47

Sebagai reaksi atas kericuhan ini, Aidit mengeluarkan pernyataan yang

dimuat dalam surat kabar Harian Rakjat. Dalam pernyataan tersebut, Aidit

menyatakan bahwa kampanye tidak dapat tidak membahas kebijakan partai politik

lain, hanya saja harus berdasarkan pada fakta bukan hanya caci maki saja. Selain

itu, ia menginstruksikan supaya para anggota PKI tidak mengacau kampanye

partai lainnya.48

D. Masa Kampanye Pemilu Parlementer

1. Bubarnya Kabinet Ali dan Menjadi Oposisi

Pada akhir bulan Juli 1955, kabinet Ali mengundurkan diri dari jabatannya.

Pengunduran diri ini disebabkan oleh karena terjadinya intrik di Angkatan Darat,

di mana Kolonel Zulkifli Lubis yang menentang pengangkatan Kolonel Bambang

Utoyo sebagai Kepala Staf Angkatan Darat. Pertentangan di dalam tubuh

Angkatan Darat ini membuat serangan kepada pemerintah semakin gencar.

47 Ibid.

48 Harian Rakjat 2 April 1954. Hlm: 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

61

Dalam kolom editorialnya pada tanggal 25 Juli 1955, Harian Rakjat

menerima pengunduran diri Kabinet Ali ini. Menurut mereka, Kabinet Ali

mengundurkan diri karena tidak mau melanggar asas demokrasi parlementer.

Lebih lanjut lagi, surat kabar ini sepakat dengan pernyataan Mr. Sartono jika

pembentukan kabinet yang baru harus diserahkan kepada partai pendukung

pemerintah. Merekapun mengajak rakyat untuk menggagalkan semua usaha untuk

menggagalkan asas tersebut.49 Dengan kata lain, mereka menentang jika pihak

oposisi masuk ke dalam pemerintahan yang baru.

Harian Rakjat juga menyerang oposisi dan Moh. Hatta dengan menuduh

mereka ingin membentuk kabinet presidensil. Menurut mereka, tindakan tersebut

melanggar UUDS 1950 yang saat itu berlaku. Dalam editorialnya pada tanggal 26

Juli 1955, surat kabar tersebut menyebut bahwa usaha oposisi untuk

membubarkan parlemen dan membentuk kabinet presidensil karena mereka

merasa bahwa parlemen tidak lagi menguntungkan. Harian Rakjat menyebut

tindakan oposisi ini sebagai tindakan yang anti-demokrasi dan harus dilawan oleh

rakyat.

Ketika Hatta mengumumkan Kabinet baru yang dipimpin oleh Burhanuddin

Harahap, Harian Rakjat dengan mengutip pernyataan Dr. Diapari dari SKI

menyebut kabinet ini sebagai “kabinet asal jadi”. Mereka juga menyebut kabinet

ini sebagai kabinet berkualitas rendah jika ditilik dari tokoh-tokoh yang menjabat.

Selain itu mereka juga menyebut bahwa dimasukkannya persoalan pemilihan

umum, Irian, dan kerjasama Asia – Afrika ke dalam program kabinet adalah

49 Harian Rakjat 25 Juli 1955. Hlm: 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

62

bentuk kemenangan blok demokratis, hingga Masjumipun harus mengakuinya dan

memasukkannya ke dalam program kabinet mereka.50

Pada masa pemerintahan Burhanuddin Harahap, PKI mengambil posisi

sebagai oposisi dari pemerintahan ini. Mereka sering melancarkan berbagai

serangan kepada pemerintah dengan berbagai cara, termasuk dengan

menggunakan Harian Rakjat. Surat kabar milik partai komunis ini berkali-kali

mengkritisi dan menyerang pemerintah. Mereka menyebut bahwa kelompok

modal asing senang dengan terbentuknya kabinet ini. Pada tanggal 3 September

1955, Harian Rakjat menyebut bahwa kebijakan ekonomi kabinet Burhanuddin

Harahap:

“…djelas bertujuan untuk mengembalikan kekuasaan modal dan perusahaan asing

dengan mengikat dan melumpuhkan golongan ekonomis rendah dengan peraturan

yang baru ini.”51

Pada tanggal 27 Agustus 1955, Harian Rakjat dengan mengutip pendapat-

pendapat surat kabar luar negeri mengenai Kabinet Burhanuddin Harahap

menyatakan:

“Koran2 kolonialis jang lain, jaitu koran Inggeris ‘The Economist’ mejatakan

kegembiraannja bahwa didalam kabinet jang baru ini’tidak duduk golongan

progresif’, sedang harian Belanda ‘Trouw’ gembira bahwa kabinet ini terdiri dari

‘partai2 konservatif’ dan dalam partai2 konservatif ini dimasukkannja Masjumi, PSI,

‘PIR’ Hazairin, dan Fraksi Demokrat.”52

Artikel tersebut ingin menunjukkan betapa gembiranya para modal asing

atas terbentuknya kabinet Burhanuddin Harahap. Mereka bergembira karena

kabinet ini diisi oleh golongan konservatif yang dianggap dapat diajak

bekerjasama.

50 Harian Rakjat 12 Agustus 1955. Hlm: 1.

51 Harian Rakjat 3 September 1955. Hlm: 1.

52 Harian Rakjat 27 Agustus 1955. Hlm: 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

63

Harian Rakjat juga menyerang kebijakan impor baru yang diterapkan oleh

Sumitro. Mereka memuat pernyataan I.R. Sakirman yang menyebut bahwa

kebijakan tersebut mempermudah importir asing dan memberatkan importir

nasional. Ia juga berpendapat bahwa kebijakan ini tidak hanya menguntungkan

modal asing, tetapi juga menguntungkan bagi kaum koruptor dan komprador.53

Dalam Editorial bertajuk “Pembenaran”, Harian Rakjat mendukung

pendapat Sakirman tersebut. Menurut mereka, kebijakan ini membuktikan

peringatan yang telah diberikan oleh surat kabar ini sebelumnya. Menurut koran

komunis tersebut, mereka telah memperingatkan bahwa kebijakan ekonomi yang

akan diterapkan oleh kabinet Burhanuddin Harahap akan mendorong korupsi yang

lebih besar karena sumber korupsi, yakni modal asing, justru diberi keleluasaan.

Selain itu mereka juga menuduh kabinet ini secara diam-diam “menggunting

uang” rakyat dengan kebijakan devaluasi mata uang yang mereka terapkan.

Mereka juga berpendapat bahwa tindakan ini memperlihatkan kepada rakyat

watak mereka dan akan membantu blok demokratis dalam pemilihan umum yang

akan datang.54

Masih dalam bidang ekonomi, Harian Rakjat juga menyoroti tingginya

harga-harga barang kebutuhan hidup. Pada tanggal 10 September 1955, surat

kabar ini memuat pernyataan CC PKI mengenai harga barang kebutuhan pokok.

Dalam pernyataan tersebut mereka menyatakan bahwa tingginya harga kebutuhan

pokok telah membuat rakyat menderita. Mereka mengajak masyarakat melakukan

53 Harian Rakjat 5 September 1955. Hlm: 1.

54 Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

64

gerakan untuk mendesak pemerintah supaya menurunkan harga sebelum

pemilihan umum diadakan. Menurut mereka, hal ini penting untuk menjamin

ketenangan hati masyarakat saat hari pemungutan suara.55

Gambar 4. Karikatur yang Menyindir Tingginya Harga Beras Pada Masa

Pemerintahan Burhanuddin Harahap

(Sumber: Harian Rakjat 27 Agustus 1955)

Melalui Editorialnya pada tanggal 27 Agustus 1955, Harian Rakjat juga

membahas krisis ekonomi yang terjadi di masa kabinet ini. Mereka memaparkan

bagaimana kabinet Ali berhasil meningkatkan produksi beras pada tahun 1954,

sedangkan kabinet Burhanuddin berencana mengimpor 100.000 ton beras untuk

mengatasi krisis ekonomi. Selain itu, ia juga menyerang Sumitro yang mereka

anggap tidak mengetahui cara untuk mengatasi krisis tersebut. Mereka

55 Harian Rakjat 10 September 1955. Hlm: 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

65

berpendapat bahwa kebijakan devaluasi yang akan diterapkan oleh Sumitro hanya

akan menambah beban masyarakat.56

Harian Rakjat juga menyerang kebijakan anti-korupsi yang dilakukan oleh

kabinet Burhanuddin Harahap. Permasalahan diawali dengan penangkapan Mr.

Djody Gondokusumo – mantan menteri kehakiman Kabinet Ali – karena alasan

korupsi. Pada tanggal 22 Agustus 1955, Harian Rakjat memuat pernyataan Ir.

Sakirman mengenai kasus tersebut yang menyatakan bahwa ia mencurigai

penangkapan Djody. Menurutnya, kecurigaan ini muncul bukan karena PKI

mendukung korupsi, akan tetapi ia berpendapat bahwa selama Djody menjabat

sebagai menteri kehakiman ia bertindak benar dengan memberantas “agen-agen

reaksioner” di dalam kejaksaan agung. Ia juga memprotes Jaksa Agung yang

mengeluarkan perintah penahanan bukan sebagai Jaksa Agung biasa (sipil)

melainkan sebagai Jaksa Agung Tentara. Selain itu, ia juga berpendapat supaya

pemerintah fokus memberantas akar korupsi, yakni modal asing yang memiliki

kekuasaan dan uang untuk menyuap para pejabat di negeri ini.57

Harian Rakjat juga menanggapi penahanan Djody tersebut melalui kolom

editorialnya pada tanggal 23 Agustus 1955. Dalam artikel tersebut, mereka

menyebut bahwa kebijakan pemberantasan korupsi yang diterapkan oleh kabinet

ini tidak bisa dipercaya, karena:

“Pertama, menteri2 didalam kabinet Burhanuddin ini sendiri ada jang namanja

tersangkut dengan berbagai skandal (a.l. Sumitro dan Djanu Ismadi), jang sampai

sekarang belum diusut, apa lagi diadili. Bagaimana kabinet jang dirinja mengandung

elemen2 jang se-kurang2nja di-ragu2kan kebersihannja mau mengadakan

56 Harian Rakjat 27 Agustus 1955. Hlm: 1.

57 Harian Rakjat 22 Agustus 1955. Hlm: 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

66

pembersihan korupsi? Kedua, tidak bisa dihilangkan kesan ja, bahkan kesimpulan –

sebagaimana pernah ditulis oleh ‘Merdeka’ – bahwa tindakan2 penangkapan

sekarang ini bersifat politik. Perkataan ‘tak pandang bulu’ boleh diobral se-

banjak2nja, tetapi kenjataanja, tindakan2 itu sekarang tertudju kepada pemimpin2

didalam Pemerintah Ali-Arifin, sehingga sukar diartikan lain ketjuali bahwa

tindakan2 itu – sebagaimana diinginkan ‘Manchester Guardian’ – ditudjukan untuk

meniadakan hasil2 positif kabinet Ali-Arifin”58

Harian Rakjat juga menuduh Kabinet Buerhanuddin ingin menunda

pelaksanaan pemilihan umum. Pada tanggal 23 Agustus 1955, Harian Rakjat

menyerang pernyataan Burhanuddin Harahap dalam waawancaranya dengan

Antara. Dalam wawancara tersebut, ia mengatakan bahwa pemilihan umum

diadakan tepat pada waktunya tergantung pada selesai atau tidaknya persiapan.

Menurut Harian Rakjat, pernyataan Burhanuddin ini memperlihatkan bahwa

pemerintah mempersiapkan tameng untuk menyembunyikan rencana oenundaan

tersebut.59

Pada tanggal 26 Agustus 1955, surat kabar ini memuat pernyataan Sakirman

di hadapan parlemen yang menaggapi persoalan tersebut. Dalam keterangan

tersebut, ia mengatakan:

“Tetapi sekalipun demikijan, kenjataan menundjukkan adanja bahaja jang sangat

besar bagi pelaksanaan pemungutan suara 29 Septermber itu. Dan bahaja ini djustru

datangnja dari pemerintah sendiri. Jaitu pemerintah BH jang pada hakekatnja

berkedudukan sebagai kabinet demisioner karena belum mendapat votum dari

parlemen, dank arena baru akan memberikan keterangannja sesudah parlemen

sekarang demisioner.”60

Pada akhirnya, semua pihak menyetujui jika pemungutan suara tetap

diadakan pada tanggal 29 September 1955. Dalam pidato M.H. Lukman yang

58 Harian Rakjat 23 Agustus 1955. Hlm: 1.

59 Ibid.

60 Harian Rakjat 26 Agustus 1955. Hlm: 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

67

dikutip oleh Harian Rakjat tanggal 9 September 1955, disebutkan bahwa gagalnya

percobaan penundaan pemilihan umum merupakan awal dari kemenangan blok

demokrasi.61

Isu Darul Islam juga masih menjadi salah satu alat propaganda PKI untuk

menyerang Masjumi dan kabinet Burhanuddin. Pada tanggal tanggal 13 Agustus

1955, Harian Rakjat dalam artikel berjudul “Sesudah Kabinet BH Dilantik: D.I.

Dimintakan Amnesti Umum” menyebutkan:

“Berdirinja kabinet Burhanuddin Harahap ternjata disambut kontan oleh salah satu

organisasi onderbouw Masjumi, jaitu organisasi bekas pedjuang Islam, jang menuntut

supaja diberikan amnesti atau pengampunan umum, kepada apa jang disebutnja

‘perdjuangan2 kemerdekaan’, tetapi jang terang benar tidak mungkin diartikan lain

selain orang2 jang kini mendjadi musuh negara, jaitu gerombolan teroris DI-TII.”62

Selain itu, mereka juga masih memberitakan keterlibatan anggota-anggota

Masjumi di dalam DI. Seperti artikel pada tanggal 26 Agustus 1955 yang membahas

persidangan salah satu anggota Majelis Syuro Masjumi Jawa Barat, Kiai Achmad

Rivai. Ia disidang atas tuduhan menjadi Jaksa Tinggi DI yang memerintahkan

pembunuhan orang-orang.63

Menjelang pemilihan umum, Harian Rakjat semakin menggencarkan

serangan kepada lawan politiknya, terutama Masjumi. Mereka bahkan membuat

satu kolom khusus untuk kebutuhan ini. Kolom tersebut terbit pada akhir Agustus

hingga awal September 1955. Pada awalnya, mereka menamai kolom itu dengan

“Sumbangan Kepada Propaganda Masjumi”. Ketika kolom ini muncul pertama

kali pada tanggal 31 Agustus 1955, Harian Rakjat mengatakan:

“Sedjak 27 Djuni j.l. setiap hari suratkabar Masjumi ‘Abadi’ ‘Memperkenalkan

Tokoh2 Masjumi Dalam pemilihan umum’, dimulai dari Mohammad Natsir, Dr. H.

Sukiman Wirjosendjojo, Mr. R.H. Kasman Singodimedjo, Mr. Mohd. Roem,

Sjafruddin Prawiranegara, dll. Sajang bahwa jang ‘diperkenalkan’ oleh ‘Abadi’ itu

singkat2 sekali. Untuk menambah bahan2 tentang tokoh2 Masjumi itu sebagai

61 Harian Rakjat 9 September 1955. Hlm: 1.

62 Harian Rakjat 13 Agustus 1955. Hlm: 1.

63 Harian Rakjat 26 Agustus 1955. Hlm: 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

68

sumbangan terhadap propaganda Masjumi, ber-turut2 kita muat fakta2 mengenai

tokoh2 Masjumi itu…”64

Perkataan tersebut menjelaskan bahwa kolom tersebut merupakan bentuk

kontra wacana dari kampanye Masjumi di harian Abadi. Kolom bernada satir

tersebut membahas kejelekan-kejelekan dari para pimpinan Masjumi. Isu yang

digunakan pada kolom ini sebenarnya masih sama, yakni pro-asing, pro-

pemberontak, anti-demokrasi, anti-buruh, dan sebagainya.

Gambar 5. Kolom “Sumbangan Kepada Propaganda Masjumi”

(Sumber: Harian Rakjat 31 Agustus 1955)

64 Harian Rakjat 31 Agustus 1955. Hlm: 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

69

Mendekati hari pemungutan surara, mulai bermunculan kolom-kolom lain

yang menyerang Masjumi dan PSI. Salah satunya adalah kolom “Varia Masjumi”

dan PSI yang dimuat pada tanggal 28 September 1955. Kolom tersebut berisi

cerita-cerita ringan bernada satir mengenai PSI dan Masjumi, seperti cerita Sutan

Sjahrir yang ditanyai mengenai mengapa PSI tidak menyanyikan lagu Indonesia

Raya di dalam rapat-rapat dan ceramah umumnnya, ataupun cerita mengenai

latihan mencoblos yang dilakukan oleh Masjumi diberbagai tempat di mana

banyak orang yang berpartisipasi justru mencoblos “Palu Arit” (PKI) atau

“Banteng” (PNI).65

2. Kampanye Harian Rakjat Menjelang Pemilihan Anggota Parlemen

Mendekati hari pemilihan anggota parlemen, PKI menggalakkan

kampanyenya di Harian Rakjat. Berita-berita mengenai kampanye PKI di daerah-

daerah masih terus bermunculan di surat kabar ini. Pada tanggal 2 September

1955, Harian Rakjat memuat instruksi Njono – ketua SOBSI dan juga salah satu

calon dari PKI – supaya mengencarkan latihan-latihan pemungutan suara

diberbagai daerah untuk menghadapi pemilihan umum yang akan datang.66

Memasuki bulan September, Harian Rakjat mulai memuat kolom khusus

yang berisi biografi-biografi singkat para calon yang diajukan oleh partai ini

secara berkala. Penerbitan biografi singkat ini dibagi berdasarkan latar belakang

dari para calon, mulai dari para pimpinan PKI, pimpinan cabang-cabang partai,

65 Harian Rakjat 28 September 1955. Hlm: 1.

66 Harian Rakjat 2 September 1955. Hlm: 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

70

para pemimpin buruh, tani, wanita, agama, dan sebagainya. Hal ini dilakukan oleh

Harian Rakjat tidak hanya karena PKI menerima pencalonan dari orang-orang

yang bukan anggota partai, melainkan juga ingin memperlihatkan bahwa daftar

calon yang mereka buat ini benar-benar merepresentasikan seluruh kelompok

yang ada di dalam masyarakat Indonesia, tidak hanya mewakili golongan-

golongan tertentu saja.

Gambar 6. Contoh Biografi Singkat Calon PKI Yang Terbit Di Harian Rakjat

(Sumber: Harian Rakjat 22 Septerber 1955)

Pada bulan September, Harian Rakjat juga aktif memuat iklan-iklan

kampanye PKI. Poster kampanye ini biasa muncul pada halaman kedua. iklan ini

bergambarkan tangan yang mencoblos tanda gambar “Palu Arit” pada kertas suara

dilengkapi dengan seruan di bagian bawahnya. Hal yang menarik dari iklan ini

adalah bagaiamana bunyi seruan kampanye tersebut berubah setiap harinya. Pada

awalnya, seruan tersebut menyasar kelompok tertentu seperti buruh, tani, wanita,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

71

atau pengusaha, dilengkapi dengan keuntungan yang setiap kelompok tersebut

dapatkan bila memilih PKI.

Gambar 7. Contoh Poster Kampanye PKI Di Harian Rakjat

Untuk Kaum Tani

(Sumber: Harian Rakjat 9 September 1955)

Gambar 8. Contoh Poster Kampanye PKI Di Harian Rakjat

Untuk Pengusaha Nasional

(Sumber: Harian Rakjat 13 Septermber 1955)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

72

Pada perkembangannya, seruan iklan ini lebih bersifat umum, tidak

menyasar kelompok khusus. Contohnya adalah “Mentjoblos Palu Arit berarti

pendemokrasian pemerintahan daerah dan desa”67 atau “Mentjoblos Palu Arit

berarti menempuh djalan kemadjuan bagi Indonesia”68. Pada tanggal 28

September 1955, Harian Rakjat kembali memuat sebuah iklan kampanye yang

isinya merupakan rangkuman seruan-seruan tersebut. Iklan ini memakan lebih

dari setengah halaman pertama surat kabar tersebut.

Gambar 9. Iklan Kampaye PKI di Harian Rakjat

(Sumber: Harian Rakjat 28 September 1955)

67 Harian Rakjat 16 September 1955. Hlm: 2.

68 Harian Rakjat 17 September 1955. Hlm; 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

73

Mendekati tanggal 29 September 1955, Harian Rakjat rajin memuat

testimoni-testimoni mengenai PKI dari berbagai orang. Salah satunya adalah Kjai

Achmad Dasuki, salah satu anggota dan calon yang diajukan oleh PKI. Dalam

pernyataannya, ia mengatakan:

“Setelah saja mempeladjari teori komunisme jang dibentangkan oleh kawan Karl

Marx maka saja dapat mengakui bahwa kawan Marx adalah satu2nja sardjana besar

jang dapat mengupas segala sesuatu keadaan dengan petundjuk2nja jang terang dan

djelas, jang seolah-olah ia dapat mengupas petundjuk Qur’an dan Hadis setjara

mendetail, sedang kawan Lenin sebagai pelaksana Marx dan dapat menjesuaikan

dengan keadaan waktu dan tempatnja…”69

Pernyataan Kjai Achmad Dasuki tersebut dimuat dengan maksud

menghilangkan stigma bahwa komunisme dan agama saling bertentangan. Harian

Rakjat ingin menunjukkan bahwa Islam dan Komunisme sejalan dan dapat

bekerja sama.

Selain Achmad Dasuki, tokoh yang dimuat testimoninya adalah Nj. Amir

Sjarifuddin.70 Di dalam testimoni tersebut ia menyatakan bahwa ia mau

dicalonkan oleh PKI bukan karena suaminya, Mr. Amir Sjarifuddin adalah PKI.

Akan tetapi, ia mau dicalonkan karena menurutnya PKI karena suka dengan

programnya, dan menurutnya PKI benar-benar teguh dan konsekuen dalam

membela buruh, tani, terutama perempuan.

69 Harian Rakjat 12 September 1955. Hlm: 1.

70 Harian Rakjat 28 September 1955. Hlm: 2. Ny. Amir Sjarifuddin adalah istri dari

almarhum Amir Sjarifuddin, mantan Perdana Menteri Indonesia dan juga salah satu

pemimpin sayap kiri Indonesia pada masa penjajahan Jepang yang mati karena terlibat

pada peristiwa Madiun 1948.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

74

3. Sosialisasi Menjelang Pemilihan Umum

Pada masa ini, Harian Rakjat tidak hanya fokus mengkampanyekan PKI

saja. Mereka juga aktif memberikan informasi mengenai apa yang harus

dilakukan pada hari pemungutan suara. Informasi ini tidak hanya disajikan dalam

bentuk teks, melainkan juga dalam bentuk visual.

Pada tanggal 30 Agustus 1955, Harian Rakjat mulai menerbitkan komik

strip berseri tentang pemilihan umum. Komik ini menceritakan seorang tokoh

bernama Achmad, seorang kader PKI di desa, dan Aminah, seorang anggota

Gerwani. Di dalam komik ini diceritakan mengenai apa saja yang harus dilakukan

oleh para kader PKI dan organisasi lainnya untuk menghadapi pemilihan umum,

mulai dari mengecek warga yang belum mendapatkan surat undangan dari panitia

pemilihan, mengadakan latihan mencoblos, mengorganisir massa untuk menuju

Tempat Pemungutan Suara (TPS), langkah-langkah yang harus dilakukan, hingga

prosedur penghitungan suara di TPS.Pada tanggal 25 September 1955, koran ini

kembali menerbitkan seluruh edisi komik ini hingga memakan 3 halaman

sekaligus. Tindakan Harian Rakjat yang progresif dan kreatif ini berguna untuk

memudahkan penyampaian pesan kepada masyarakat yang tingkat buta hurufnya

masih tinggi pada saat itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

75

Gambar 10. Contoh Komik Strip Pemilu Di Harian Rakjat

(Sumber: Harian Rakjat 31 Agustus 1955)

Hal yang menarik dari komik tersebut adalah perhatian Harian Rakjat

terhadap perempuan dan anak. Pada kolom keenam komik ini menceritakan

tentang Aminah dan anggota Gerwani yang meyelenggarakan penitipan anak,

bantuan minuman dan pengobatan. Hal tersebut menandakan bahwa Harian

Rakjat memperhatikan kebutuhan para ibu pada saat hari pemungutan suara.

Pada tanggal 28 September 1955, Harian Rakjat memuat satu kolom berisi

instruksi kepada masyarakat mengenai apa yang harus mereka lakukan pada hari

pemungutan suara. Instruksi ini hanya berisikan hal-hal yang remeh temeh, mulai

dari bangun, membuat makanan dan minuman untuk keluarga, membersihkan

rumah, membagi tugas dengan para pemuda untuk menjaga keamanan, hingga

menuju ke TPS untuk mencoblos dan menyaksikan penghitungan suara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

76

Gambar 11. Instruksi Menjelang Pemiliu Dari Harian Rakjat

(Sumber: Harian Rakjat 28 September 1955)

Harian Rakjat juga menggunakan kolom “Ruangan Wanita” untuk

mengajak perempuan turut aktif ikut serta dalam pemilihan umum yang akan

datang. Pada tanggal 28 September 1955, di dalam kolom ini dimuat ssebuah

artikel berjudul “Bersatu menudju kekotak suara untuk memenangkan Palu-Arit

dan golongan demokratis lainnja” yang ditulis oleh Ny. Kartinah. Artikel ini

menyatakan:

“Pada hakekatnja perdjuangan tersebut tidak bisa dilepaskan dari perdjuangan

antara dua kekuatan. Antara kekuatan demokratis dan kekuatan anti-demokratis.

Antara kekuatan jang pro-hak wanita dan anti-hak wanita, antara kekuatan jang pro-

dimadu dan anti-dimadu”71

71 Harian Rakjat 28 September 1955. Hlm: 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

77

Lebih lanjut lagi, Kartinah menyarankan supaya wanita menyambut hari

pemungutan suara dengan gembira, karena wanita dapat ikut menjadi hakim

rakyat. Ia juga memberikan saran-saran apa saja yang butuh dilakukan dan

diketahui pada untuk menyambut hari pemilihan.

E. Kampanye Pemilihan Anggota Konstituante

Jangka waktu untuk kampanye pemilihan anggota Konstituante tidak terlalu

panjang. Bulan Oktober 1955 dapat dikatakan sebagai masa jeda kampanye di

Harian Rakjat. Pada masa ini, surat kabar tersebut lebih berfokus pada berita

perkembangan penghitungan suara dari berbagai daerah di Indonesia. Di samping

itu, mereka juga banyak mengabarkan kecurangan-kecurangan yang terjadi selama

pemilihan umum berlangsung.

Salah satu kolom baru yang muncul pasca pemungutan suara tanggal 29

September 1955 adalah kolom Varia Pemilihan Umum. Kolom ini membahas

serba-serbi dan peristiwa-peristiwa kecil yang terjadi seputar pemilihan umum

yang telah berlangsung. Cerita yang dimuat banyak berisikan tentang bagaimana

seseorang secara antusias memilih PKI, seperti kisah mengenai satu orang tua

dengan penglihatan dan tenaga yang sudah kurang meminta tolong kepada

petugas untuk dicobloskan “Palu Arit”.72 Di samping itu, mereka juga

menggunakan kolom ini untuk menjelek-jelekkan musuh politik mereka, seperti

72 Harian Rakjat 19 November 1955. Hlm: 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

78

kisah tentang sorang nenek yang marah-marah karena disebut sebagai kafir oleh

anggota Masjumi setelah mencoblos PKI.73

Kampanye PKI di Harian Rakjat baru mulai aktif kembali pada bulan

November 1955, dan pada bulan Desember, usaha tersebut semakin gencar

dilakukan. Secara garis besar isu yang digunakan pada masa kampanye ini masih

sama dengan masa sebelumnya, seperti isu modal asing dan Darul Islam. Akan

tetapi, isu yang menjadi fokus utama pada masa ini adalah isu Negara Islam dan

Darul Islam. Seperti yang dinyatakan oleh Aidit dalam pidatonya di sidang pleno

CC PKI dan dimuat oleh Harian Rakjat pada tanggal 10 November 1955,

disebutkan bahwa:

“Sedjak sekarang sudah dapat kita bajangkan, bahwa kampanye pemilihan untuk

Konstituante akan banjak dipersoalkan orang apakah Konstituante nanti akan

melahirkan ‘Negara Pantjasila’ atau ‘Negara Islam’…”74

Pernyataan tersebut menggambarkan garis besar kebijakan kampanye PKI

dalam berbagai bidang, termasuk Harian Rakjat. Surat kabar ini membuat sebuah

kolom baru pada akhir November 1955 yang bernama “Kalau saudara memilih

Masjumi…..”. Kolom ini berisikan sindiran, yang memperlihatkan kejelekan-

kejelekan para pimpinan Masjumi. Pada bulan Desember, kolom ini berubah

menjadi “Memilih Masjumi berarti memilih DI”. Isi kolom ini membahas tentang

hubungan Masjumi dan Darul Islam untuk mengatakan bahwa kalau masyarakat

memilih Masjumi, secara tidak langsung ia memilih Darul Islam yang bertujuan

untuk mendirikan Negara Islam di Indonesia.

73 Harian Rakjat 31 Oktober 1955. Hlm: 2.

74 Harian Rakjat 10 November 1955. Hlm: 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

79

Gambar 12. Contoh Kolom “Kalau saudara memilih Masjumi….”

(Sumber: Harian Rakjat 24 November 1955)

Gambar 13. Contoh Kolom “Memilih Masjumi berarti Memilih DI”

(Sumber: Harian Rakjat 8 Desember 1955)

Untuk kepentingan kampanye, Harian Rakjat juga memuat iklan kampanye

PKI. Berbeda dengan iklan sebelumnya, kali ini hanya berbentuk logo “Palu Arit”

disertai dengan janji-janji PKI. Seruan-seruan pada poster kebanyakan bertema

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

80

mempertahankan Indonesia, seperti “Memilih Palu-Arit berarti menjelamatkan

Republik Proklamasi”75 atau “Memilih Palu-Arit berarti menjelamatkan bendera

kebangsaan Merah-Putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raja”76. Seruan-seruan

tersebut bertujuan untuk memperlihatkan posisi PKI yang tetap setia pada

Republik Indonesia dan Pancasila.

Gambar 14. Contoh Iklan Kampanye Konstituante PKI

(Sumber: Harian Rakjat 19 November 1955)

Untuk memperjelas posisi tersebut, Departemen Agitasi dan Propaganda

(Depagitprop) PKI menyampaikan pernyataan yang dimuat dalam Harian Rakjat

tanggal 2 Desember 1955. Dalam pernyataan tersebut, mereka menyatakan bahwa

PKI tidak memiliki tujuan untuk membentuk negara komunis di Indonesia.

Mereka secara tegas menyatakan bahwa PKI tetap ingin mempertahankan

Republik Proklamasi 1945 (Republik Indonesia).77

75 Harian Rakjat 19 November 1955. Hlm: 1.

76 Harian Rakjat 9 Desember 1955. Hlm: 1.

77 Harian Rakjat 2 Desember 1955. Hlm: 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

81

Harian Rakjat juga masih aktif memberikan himbauan-himbauan maupun

informasi-informasi terkait dengan pemilihan umum. Salah satunya adalah

himbauan supaya warga mengecek daftar pemilih. Mereka juga menghimbau

rakyat akan adanya potensi provokasi yang menimbulkan rasa apati atau

masyarakat akan pemilihan anggota Konstituante. Hanya saja, surat kabar ini

tidak lagi menerbitkan komik pemilihan umum. Nampaknya mereka percaya

bahwa warga telah memahami proses pemungutan suara dalam pemilu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

BAB IV

HASIL PEMILU 1955

A. Jalannya Pemilihan Umum

“Pagi ini saya keluar rumah, persis saat dibukanya pemungutan suara.

Surabaya sudah dililit kesenyapan yang larut dan aneh yang amat mewarnai hari

pemilihan.

Berjalan di Tunjungan, hanya kami yang melenggang di jalan besar yang

biasanya bising dan hiruk pikuk oleh lalu-lintas pada jam delapan. Hari ini tidak

ada becak, tiada mobil, tiada orang-orang yang beraktivitas. Toko-toko tutup dan

ditinggalkan pemiliknya.”1

Seperti itu gambaran yang disampaikan oleh Boyd R. Compton mengenai

keadaan kota Surabaya pada hari pemungutan suara tanggal 29 September 1955.

Kota Surabaya yang biasanya ramai berubah menjadi sepi. Begitupula di Tempat

Pemungutan Suara (TPS), orang-orang berbaris tertib dalam diam. “Sebuah

kerumunan Indonesia yang tak lazim” menurut Compton.2 Nampaknya ada

kecemasan yang melanda masyarakat akan terjadinya kerusuhan pada hari itu.

Dari cerita Compton mengunjungi beberapa TPS di berbagai tempat,

nampaknya ada kesenjangan antara tps di perkotaan dan di desa-desa. Jika

jalannya pemungutan suara di TPS di perkotaan berjalan dengan cepat dan lancar.

Sedangkan di pedesaan, pemungutan suara berjalan lebih lambat. Di desa,

1 Boyd R. Compton. 1992. Kemelut Demokrasi Liberal Surat-surat Rahasia Boyd R.

Compton. Penj: Hamid Basyaib. Jakarta: LP3ES. Hlm: 257.

2 Ibid., hlm: 257-258.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

83

masyarakat harus berulang kali kembali ke bilik suara karena warga yang tegang

berkali-kali salah melipat kertas suara.3

Ada beberapa hal yang dipuji oleh Compton mengenai pemilihan umum ini.

Pertama adalah ketertiban, keamanan, dan kelancaran pemungutan suara. Kedua

adalah tingginya tingkat partisipasi masyarakat, terutama di daerah Surabaya yang

tingkat partisipasinya mencapai lebih dari 90%. Ketiga adalah sistem kontrol

sosial yang berlaku sehingga kerahasiaan dalam pemungutan suara tetap

terjamin.4

Hal senada juga disampaikan oleh Herberth Feith. Ia menyebut bahwa

berbagai rumor dan kecemasan sudah menyeber di Jawa sejak beberapa hari

sebelum hari pemungutan suara. Akan tetapi, menurutnya kecemasan tersebut

langsung pudar setelah mereka memberikan suaranya, diganti dengan rasa senang

dan bangga karena telah berpartisipasi dalam peristiwa penting tersebut.5

Feith menyebut sekitar 91,5% masyarakat ikut serta dalam pemilihan umum

ini. Ia berpendapat bahwa tingginya partisipasi warga tidak terlepas dari berbagai

rumor dan ketakutan masyarakat. Ada rumor yang beredar di masyarakat bahwa

orang yang tidak ikut memilih akan dijatuhi sangsi atau hukuman. Warga juga

takut akan kemarahan dari para petinggi partai jika mereka tidak ikut memilih.6

3 Ibid., hlm: 257-256.

4 Ibid. Terkait dengan sistem kontrol sosial, Compton membahasnya dalam konteks

suatu kasus yang dilihatnya ketika seorang Ketua Panitia di sebuah TPS mencegah

anggota panitia lainnya yang ingin membantu seorang wanita untuk melipat kertas suara.

5 Herbert Feith, op.cit., hlm: 48-49.

6 Ibid., hlm: 51.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

84

Hasil dari pemungutan suara untuk pemilihan parlemen ini mengejutkan

banyak orang. Memang banyak yang sudah menduga jika PNI, Masjumi, N.U.,

dan PKI akan menjadi empat besar pemenang pemilu tersebut. Akan tetapi,

mereka tidak menduga persaingan diantara keempatnya akan sebegitu ketatnya.7

PNI dan Masjumi yang diprediksi akan memenangkan pemilihan ini dengan telak

ternyata perolehan suaranya dapat ditempel oleh N.U. dan PKI, sedangkan partai-

partai lainnya tertingal jauh dari keempat partai tersebut.

Tabel 1. Perolehan Suara Pemilihan Parlemen

(Sumber: Herbert Feith. The Indonesia Election of 1955.)

No. Partai Jumlah Suara Persentase Jumlah

Kursi

1. Partai Nasionalis

Indonesia (PNI)

8.434.653 22,3% 57

2. Masjumi 7.903.886 20,9% 57

3. Nahdlatul Ulama (N.U.) 6.955.141 18,4% 45

4. Partai Komunis Indonesia 6.176.914 16,4% 39

5. Partai Sarekat Islam

Indonesia (P.S.I.I.)

1.091.160 2,9% 8

6. Parkindo 1.003.325 2,6% 8

7. Partai Katolik 770.740 2,0% 6

8. Partai Sosialis Indonesia

(PSI)

753.191 2,0% 5

9. I.P.K.I. 541.306 1,4% 4

10. Perti 483.000 1,3% 4

11. P.R.N. 242.125 0,6% 2

12. Partai Buruh 224.167 0,6% 2

13. G.P.P.S. 219.000 0,6% 2

7 Ibid., hlm: 57.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

85

14. P.R.I. 206.000 0,5% 2

15. P.P.P.R.I. 200.419 0,5% 2

16. Partai Murba 199.588 0,5% 2

17. Baperki 178.887 0,5% 1

18. P.I.R. – Wongsonegoro 178.481 0,5% 1

19. Gerinda 154.792 0,4% 1

20. Permai 149.287 0,4% 1

21. Partai Persatuan Dayak 146.054 0,4% 1

22. P.I.R. Hazairin 114.644 0,3% 1

23. P.P.T.I. 85.131 0,2% 1

24. A.K..U.I. 81.454 0,2% 1

25. P.R.D. 77.919 0,2% 1

26. P.R.I.M. 72.523 0,2% 1

27. Acoma 64.514 0,2% 1

28. R. Soedjono

Prawirosoedarso dan

rekan-rekan

53.305 0,1% 1

29. Partai, organisasi, dan

kandidat individu lainnya

1.022.433 2,7% 0

Total 37.785.299 100% 257

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

86

Gambar 15. Karikatur Harian Rakjat yang Meledek Perolehan Suara Masjumi-PSI

(Sumber: Harian Rakjat 8 Oktober 1955)

Harian Rakjat menyambut hasil Pemilu ini dengan gembira. Dalam

pemberitaannya mengenai penghitungan suara, mereka banyak menonjolkan

kemenangan PKI dan partai-partai front demokrasi lainnya atas lawan politiknya,

yakni Masjumi dan PSI. Dengan judul-judul berita seperti “Kombinasi PKI-PNI

tetap mengalahkan kombinasi Masjumi – PSI”8 atau “Di Sumatera Blok

Demokratis tetap unggul”9 bertebaran di surat kabar ini untuk menunjukkan

kesuksesan mereka mengalahkan partai reaksioner tersebut. Berita-berita ini ramai

menghiasi Harian Rakjat hingga pertengahan bulan Oktober 1955.

Harian Rakjat banyak menyuarakan kecurigaannya atas kecurangan-

kecurangan yang terjadi di berbagai daerah. Dalam kolom editorialnya pada

tanggal 4 Oktober 1955, surat kabar ini memprotes bilik suara di TPS-TPS tidak

8 Harian Rakjat 4 Oktober 1955. Hlm: 2.

9 Harian Rakjat 5 Okober 1955. Hlm: 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

87

cukup untuk menjaga kerahasiaan pemilih. Mereka menganjurkan supaya

dipasang tirai di depan bilik TPS untuk menjamin kerahasiaan pemilih. Mereka

juga menuduh adanya pejabat-pejabat yang marah-marah dan melakukan

intimidasi karena di TPS-nya banyak yang memilih PNI atau PKI.10

Harian Rakjat juga menuduh Masjumi mencuri suara. Pada tanggal 12

Oktober 1955, surat kabar ini menerbitkan artikel berjudul “Dari mana Masjumi

sunglap suara 1.000.000?”. Pada artikel tersebut, mereka menyebutkan:

“Seperti diketahui menurut Masjumi angka jang mereka tjapai [di Jawa Tengah

(penulis)] adalah lebih dari 1,7 djuta suara. Banjak orang merasa heran dari mana

Masjumi menjunglap suara sedjuta itu, sebab menurut perhitungan, Masjumi tidak

akan mendapat lebih dari sedjuta.”11

Tidak banyak gambaran terkait dengan pelaksanaan pemilihan anggota

Konstituante tanggal 15 Desember 1955. Feith hanya menyebut bahwa perbedaan

mencolok diantara keduanya adalah suasana. Pada pemilihan Konstituante,

suasana lebih cair, tidak ada rumor-rumor maupun intimidasi yang mencemaskan

warga. Selain itu ia juga menyebut bahwa tingkat kecurangan dan pemilihan ulang

lebih kecil daripada pemilihan yang pertama. Terakhir, ia juga menyebut bahwa

tingkat partisipasi warga pada pemilihan kedua ini 89,33%, atau turun sekitar 2,

10 Harian Rakjat. 4 Oktober 1955. Hlm: 1.

11 Harian Rakjat 12 Oktober 1955. Hlm: 1. Kecurigaan tentang perolehan suara

Masjumi di Jawa Tengah tidak hanya berasal dari PKI dan Harian Rakjat saja. Menurut

Boys R. Compton, PNI juga mencurigai perolehan suara ini karena menurut pendapat

mereka, suara Masjumi harusnya di bawah 500.000. Akan tetapi, hasil tersebut bukanlah

hasil yang resmi yang dikeluarkan oleh panitia pemilihan. Lihat Boyd R. Compton. Op.

Cit. Hlm: 270-271.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

88

21%. Menurut Feith, ada sebagian orang yang ikut dalam pemilihan pertama,

tetapi tidak mengikuti lagi pemilihan yang kedua ini.12

Tabel 2. Perbandingan Suara Pemilu Parlemen dan Pemilu Konstituante

(Sumber: Herbert Feith. The Indonesian Election of 1955)

No. Partai Suara

Parlemen

Suara

Konstituante

Perbedaan

1. Partai Nasionalis

Indonesia (PNI)

8.434.653 9.070.218 +635.000

2. Masjumi 7.903.886 7.786.619 -114.267

3. Nahdlatul Ulama (N.U.) 6.955.000 6.989.333 +34.192

4. Partai Komunis

Indonesia (PKI)

6.176.914 6.232.512 +55.000

5. Partai Sarekat Islam

Indonesia (P.S.I.I.)

1.091.160 1.059.922 -31.238

6. Parkindo 1.003.325 988.810 -14.515

7. Partai Katolik 770.740 748.591 -22.149

8. Partai Sosialis Indonesia

(PSI)

753.191 695.932 -57.259

9. I.P.K.I. 539.824 544.803 +4.979

10. Perti 483.014 465.359 -17.655

11. G.P.S.S. 219.985 152.892 -67.093

12. P.R.N. 242.145 220.625 -21.473

13. P.P.P.R.I. 200.419 179.346 -21.073

14. Partai Murba 199.588 248.633 +49.045

15. Partai Buruh 224.000 332.047 +107.880

16. P.R.I. 206.261 134.011 -72.250

17. P.I.R. Wongsonegoro 178.481 162.420 -16.601

18. P.I.R. Hazairin 114.644 101.509 -13.135

12 Herbert Feith. Op. Cit . Hlm: 54-55.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

89

19. Permai 149.287 164.286 +15.099

20. Baperki 178.481 160.456 -18.431

21. Gerinda 154.792 157.976 +3.184

22. Partai Persatuan Dayak 146.054 157.976 +23.168

23. P.R.I.M. 72.532 143.907 +71.375

24. A.K.U.I. 81.454 84.862 +3.408

25. Acoma 64.514 55.844 -8.670

26. P.P.T.I. 85.131 74.913 -10.218

27. P.R.D. 77.919 39.278 -38.641

28. R. Soedjono

Prawirosoedarso dan

rekan-rekan

53.305 38.356 -14.949

Sama seperti pemilihan sebelumnya, Harian Rakjat menyambut hasil ini

sebagai kemenangan PKI dan front demokrasinya atas Masjumi dan PSI. Mereka

turut aktif memantau penghitungan suara di seluruh daerah pemilihan. Sejak 16

Desember 1955 hingga akhir bulan tersebut, surat kabar ini dipenuhi dengan

informasi-informasi seputar penghitungan suara. Mereka juga banyak

mengabarkan dugaan mereka atas kecurangan-kecurangan Masjumi pada

pemilihan Konstituante ini.

Melihat dari hasil-hasil tersebut, PKI meraih kesuksesan yang besar dalam

Pemilu 1955 ini. Keberhasilan mereka mengumpulkan lebih dari 6 juta suara atau

lebih dari 16,4% suara merupakan suatu prestasi yang luar biasa, mengingat

betapa sempitnya waktu yang mereka punya untuk membangun kembali dan

memperbaiki citra partai di mata masyarakat. Lumbung suara terbesar dari PKI

adalah di Jawa Tengah dan di Jawa Timur, khususnya di daerah Madiun,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

90

Surakarta dan, Semarang. Jawa Tengah dan Jawa Timur menyumbang sekitar

74,89% dari total suara yang diraih PKI pada pemilihan umum parlementer.

Menurut Compton, strategi PKI yang selalu mengumandangkan persatuan

nasional dan perdamaian lebih dapat diterima oleh masyarakat ketimbang isu anti-

komunis yang di gaungkan oleh Masjumi dan front anti-komunisnya karena

rakyat merasa sudah lelah berkonflik.13 Dengan kata lain, strategi front demokrasi

yang digunakan PKI dalam kampanye kali ini berhasil memperbaiki citra partai di

masyarakat.

Tabel 3. Perbandingan Suara yang Diraih Oleh PKI DI Berbagai Daerah

Pada Pemilu Parlemen dan Pemilu Konstituante

(Sumber: Herbert Feith. The Indonesian Election of 1955)

No. Daerah Pamilihan

Parlemen

Pemilihan

Konstituante

Selisih

1. Jawa Timur 2.299.000 2.266.801 -31.801

2. Jawa Tengah 2.236.108 2.305.041 -21.067

3. Jawa Barat 755.643 827.858 +72.212

4. Jakarta Raya 96.363 89.612 -6.751

5. Sumatra Selatan 176.900 168.095 -8.805

6. Sumatra Tengah 90.513 98.583 +8.070

7. Sumatra Utara 258.875 277.546 +18.671

8. Kalimantan Barat 8.526 8.680 +154

9. Kalimantan Selatan 17.210 20.092 +2.882

10. Kalimantan Timur 8.209 8.762 +553

11. Sulawesi Utara 33.204 37.541 +4.337

13 Boyd R. Compton. Op. Cit. Hlm: 282.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

91

12. Sulawesi Selatan 17.831 23.402 +5.511

13. Maluku 4.792 4.934 +142

14. Nusa Tenggara Timur 5.008 6.626 +1.618

15. Nusa Tenggara Barat 66.067 78.363 +12.296

Hasil Pemilu Konstituante menunjukkan suatu fenomena yang menarik.

Suara yang diraih oleh PKI di Jawa Tengah dan Jawa Timur berkurang sebanyak

1,4% dan 0,9%. Akan tetapi, penurunan suara tersebut tidak sebesar dibanding

kenaikan perolehan suara yang mereka raih di Jawa Barat yang sebesar 9,5%.

Berkurangnya suara PKI di Jawa Tengah dan Jawa Timur bisa disebabkan oleh

berkurangnya partisipasi masyarakat pada Pemilu Konstituante. Di samping itu,

penurunan suara ini juga dapat disebabkan oleh kurangnya kepercayaan

masyarakat atas komitmen PKI untuk tidak mendirikan negara Komunis di

Indonesia. Kenaikan suara yang mereka peroleh di Jawa Barat bisa disebabkan

oleh keberhasilan kampanye negative mereka terhadap Masjumi yang

mengkaitkannya dengan Darul Islam (DI). Masyarakat Jawa Barat yang terkena

dampak langsung dari pemberontakan DI nampaknya sudah letih dengan konflik

yang terjadi di daerah tersebut. Kampanye Harian Rakjat yang terus menerus

menyerang Masjumi dan DI berhasil mempengaruhi masyarakat Jawa Barat,

dilihat dari adanya kenaikan suara yang diperoleh PKI maupun PNI dan NU di

wilayah ini, sedangkan suara yang diperoleh Masjumi justru mengalami

penurunan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

92

B. Pengaruh Harian Rakjat Pada Pemilihan Umum 1955

Untuk mengukur dengan pasti seberapa besar pengaruh pemberitaan dan

kampanye PKI di Harian Rakjat sangatlah sulit. Seperti yang sudah dibahas di

bab sebelumnya, Njoto menyebut bahwa sirkulasi Harian Rakjat sebesar 15.000

eksemplar per harinya. Akan tetapi, Groves mengatakan bahwa oplah surat kabar

ini melonjak menjadi 58.000 eksemplar pada Maret 1956.14 Artinya ada kenaikan

oplah harian sebesar hampir 4 kali lipat hanya dalam jangka waktu sekitar 2

tahun. Jika jumlah kenaikan oplah setiap tahunnya sama besarnya, maka

diperkirakan oplah surat kabar ini berada dikisaran 36.500 eksemplar, jumlah

yang masih sangat kecil ketimbang seluruh jumlah masyarakat Indonesia.

Angka di atas bukan berarti bahwa Harian Rakjat hanya dibaca oleh 36.500

orang saja. Masih ada kebiasaan langganan atau membaca kolektif, di mana satu

koran dibaca oleh beberapa orang. Njoto menyebutkan bahwa setiap eksemplar

Harian Rakjat setidaknya dibaca oleh 5 atau 7 orang.15 Itu berarti bahwa Harian

Rakjat setidaknya dibaca oleh sekitar 180.000 orang. Jika dibandingkan dengan

jumlah suara yang didapatkan oleh PKI pada pemilihan anggota Konstituante,

maka jumlah pembaca hanyalah sekitar 2,9% saja.

Meskipun jumlah pembaca cukup kecil, akan tetapi Harian Rakjat memiliki

peranan yang vital dalam kampanye PKI pada pemilihan umum ini. Groves

menyebut bahwa mayoritas pembaca Harian Rakjat adalah anggota partai dan

14 Kerry William Groves. Op. Cit. Hlm: 110.

15 Harian Rakjat 25 Februari 1954. Hlm: 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

93

kandidat anggotanya16. Jika melihat bahwa cabang-cabang PKI sangat aktif

mengadakan kampanye dan ceramah umum di daerahnya masing-masing, maka

dapat diduga bahwa isu-isu yang ada di Harian Rakjat menjadi salah satu bahan

propaganda pada acara-acara tersebut. Hal ini sejalan dengan instruksi Njoto pada

artikel “Pers dan Pemilihan Umum” yakni:

“Gunakanlah Harian Rakjat se-maxsimal2nja didalam semua pekerdjaan:

untuk rapat2, tjeramah2, untuk andjangsana, untuk latihan2 mencoblos Palu-Arit,

untuk pertjakapan2, pendeknja untuk memenangkan demokrasi dalam pemilihan

umum.”17

Peranan penting Harian Rakjat pada kampanye PKI juga dibahas oleh

Groves. Menurutnya, PKI pada pemilihan umum ini berhasil merebut 30% suara

dari tentara yang membuat para pimpinan tentara melarang anggotanya untuk

membaca surat kabar tersebut.18 Jika hal ini benar, maka Harian Rakjat punya

peranan yang vital dalam kesuksesan tersebut.

16 Kerry William Groves. Op. Cit. Hlm: 113.

17 Harian Rakjat 12 September 1955. Hlm: 1.

18 Kerry William Groves. Op. Cit. Hlm: 113-114.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Periode 1950-an dalam sejarah Indonesia dikenal sebagai masa demokrasi

liberal. Pada masa ini, pemerintah fokus menerapkan sistem demokrasi di

Indonesia. Untuk menjamin terbentuknya pemerintahan yang demokratis,

pemerintah berusaha untuk mengadakan pemilihan umum nasional pertama di

Indonesia. Meskipun pada awalnya banyak ketidakpastian yang meliputi, titik

terang mulai muncul ketika undang-undang pemilu pertama disahkan oleh

parlemen pada awal 1953.

Pada saat yang sama, PKI di bawah kepemimpinan Aidit berusaha untuk

bangkit kembali. Menurut konsepsi Aidit, ia ingin membangun kembali PKI

sebagai partai berbasis massa. Ide Aidit nampaknya muncul karena ia menyadari

jalan termudah bagi PKI untuk kembali mendekat pada kekuasaan adalah dengan

memanfaatkan sistem yang berlaku saat itu. Meski pelaksanaan pemilihan umum

pada waktu itu masih hanya sekedar isu, PKI melihatnya sebagai sebuah

kesempatan untuk meraih kekuasaan. Di dalam sistem pemilihan umum, semakin

banyak suara masyarakat yang diraih oleh sebuah partai, maka semakin besar pula

kekuasaan yang didapatkan. Oleh karena itu, PKI berusaha menyebarkan

pengaruhnya ke berbagai kelompok untuk meraih suara sebanyak-banyaknya.

Untuk membangun partai berbasiskan massa, PKI membutuhkan media

yang dapat menjangkau banyak kelompok untuk menyebarkan ide dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

95

menyatukan pandangan. Media yang dapat memenuhi tugas tersebut adalah surat

kabar. Hanya saja, pada saat itu PKI tidak memiliki surat kabar. Mereka hanya

memiliki Bintang Merah yang merupakan sebuah jurnal teori partai tersebut.

Kebutuhan PKI untuk memiliki surat kabar semakin mendesak setelah undang-

undang pemilihan umum pertama disahkan oleh parlemen awal 1953. Beruntung,

di saat yang bersamaan, Siaw Giok Tjhan berniat menjual Harian Rakjat. PKI

kemudian memanfaatkan posisi Njoto di Harian Rakjat dan kedekatannya dengan

Siaw untuk membeli surat kabar tersebut pada Oktober 1953.

Sejak dibeli oleh PKI, Harian Rakjat menjadi senjata utama partai tersebut

untuk menyebarkan ide dan menyerang musuh-musuh politiknya. Ketika PKI

memulai kampanye untuk pemilihan umum pada tahun 1954, surat kabar ini turut

aktif membantu usaha tersebut. Harian Rakjat aktif mengkampanyekan PKI

dalam berbagai bentuk, mulai dari rubrik, karikatur, slogan, hingga iklan. Selain

itu, mereka juga aktif mensosialisasikan berbagai hal terkait dengan pemilihan

umum.

Isu utama yang digunakan oleh Harian Rakjat untuk berkampanye sejalan

dengan manifes pemilihan umum PKI yang dibahas pada Kongres Nasional V

PKI Maret 1954. Demokrasi Rakjat, Front Demokrasi, dan Persatuan Nasional

menjadi tema utama kampanye tersebut. Kampanye di Harian Rakjat juga tidak

lepas dari kampanye negatif maupun kampanye hitam. Mereka banyak menyerang

Masjumi dan PSI melalui berbagai isu, baik yang berdasarkan fakta maupun yang

hanya sekedar gossip belaka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

96

Menilik pemberitaan-pemberitaan yang terkait dengan kampanye di Harian

Rakjat, surat kabar ini ingin mempolarisasi politik Indonesia melalui isu Front

Demokrasi. Front Demokrasi adalah partai-partai yang mau bekerja sama dengan

PKI, seperti PNI dan NU. Partai-partai yang tergabung di dalam front tersebut

digambarkan sebagai pihak yang “baik”, seperti pro-demokrasi, pro-rakyat, anti-

imperialisme dan sebagainya. Sedangkan partai-partai yang enggan bekerjasama

dengan mereka, seperti Masjumi dan PSI, digambarkan sebagai partai yang

“buruk”, seperti anti-demokrasi, anti-rakyat, pro-modal asing, dan sebagainya.

Polarisasi ini menggambarkan pengaruh pandangan komunis dan Perang Dingin

dalam kampanye Pemilu 1955.

Terlepas dari sedikitnya oplah harian dan jumlah pembaca bila dibandingkan

dengan jumlah pemilih PKI pada Pemilu 1955, Harian Rakjat tetap memegang

peranan penting pada prestasi yang diraih oleh PKI pada pemilu tersebut. Surat

kabar ini berperan sebagai panduan untuk propaganda dan kampanye bagi

anggota-anggota PKI dan organisasi-organisasi sayapnya.

B. Saran

Pemilihan Umum tahun 1955 menandakan awal dari perkembangan

demokrasi di Indonesia. Penyelenggaraan pemilu ini merupakan bukti bahwa

Pemerintah Indonesia tetap berusaha untuk membangun pemerintahan yang

demokratis meskipun ada banyak rintangan yang harus diatasi, seperti

pemberontakan yang terjadi di berbagai daerah. Pemilu ini semakin istimewa

karena tingginya antusiasme dan partisipasi dari masyarakat dan partai politik

untuk menyukseskan kegiatan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

97

Sayangnya, masih sedikit perhatian peneliti mengenai peristiwa ini. Padahal

banyak hal penting yang dapat dipelajari dari pemilu tersebut, salah satunya

adalah pemanfaatan media massa untuk kegiatan kampanye partai politik.

Penelitian ini bertujuan untuk menyumbangkan informasi mengenai hal tersebut.

Di samping itu, penelitian ini diharapkan untuk memicu munculnya penelitian-

penelitian lain, seperti kampanye Pemilu 1955 di surat kabar milik partai politik

lain; tanggapan surat kabar lain atas kampanye PKI di Harian Rakjat; ataupun

mengkomparasikannya dengan penggunaan pers untuk kampanye di era

kontemporer.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

DAFTAR PUSTAKA

Surat Kabar

Abadi 25 Januari 1955.

Abadi 15 Februari 1955.

Harian Rakjat 2 Januari 1954.

Harian Rakjat 5 Januari 1954.

Harian Rakjat 8 Januari 1954.

Harian Rakjat 21 Januari 1954.

Harian Rakjat 8 Februari 1954.

Harian Rakjat 11 Februari 1954.

Harian Rakjat 13 Februari 1954.

Harian Rakjat 15 Februari 1954.

Harian Rakjat 22 Februari 1954.

Harian Rakjat 25 Februari 1954.

Harian Rakjat 1 Maret 1954.

Harian Rakjat 4 Maret 1954.

Harian Rakjat 13 Maret 1954.

Harian Rakjat 22 Maret 1954.

Harian Rakjat 23 Maret 1954.

Harian Rakjat 27 Maret 1954.

Harian Rakjat 30 Maret 1954.

Harian Rakjat 2 April 1954.

Harian Rakjat 12 Mei 1954.

Harian Rakjat 13 Mei 1954.

Harian Rakjat 19 Mei 1954.

Harian Rakjat 1 Juni 1954.

Harian Rakjat 12 Juni 1954.

Harian Rakjat 9 September 1954.

Harian Rakjat 28 Septermber 1954.

Harian Rakjat 29 September 1954.

Harian Rakjat 12 Oktober 1954.

Harian Rakjat 17 Oktober 1954.

Harian Rakjat 13 Desember 1954.

Harian Rakjat 21 Desember 1954.

Harian Rakjat 11 Januari 1955.

Harian Rakjat 25 Januari 1955.

Harian Rakjat 3 Februari 1955.

Harian Rakjat 3 Maret 1955.

Harian Rakjat 20 Mei 1955.

Harian Rakjat 26 Mei 1955.

Harian Rakjat 27 Mei 1955.

Harian Rakjat 25 Juli 1955.

Harian Rakjat 12 Agustus 1955.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

99

Harian Rakjat 13 Agustus 1955.

Harian Rakjat 22 Agustus 1955.

Harian Rakjat 23 Agustus 1955.

Harian Rakjat 26 Agustus 1955.

Harian Rakjat 27 Agustus 1955.

Harian Rakjat 31 Agustus 1955.

Harian Rakjat 2 September 1955.

Harian Rakjat 3 September 1955.

Harian Rakjat 5 September 1955.

Harian Rakjat 9 September 1955.

Harian Rakjat 10 September 1955.

Harian Rakjat 12 September 1955.

Harian Rakjat 16 September 1955.

Harian Rakjat 17 September 1955.

Harian Rakjat 28 September 1955.

Harian Rakjat 4 Oktober 1955.

Harian Rakjat 5 Oktober 1955.

Harian Rakjat 12 Oktober 1955.

Harian Rakjat 18 Oktober 1955.

Harian Rakjat 20 Oktober 1955.

Harian Rakjat 31 Oktober 1955.

Harian Rakjat 10 November 1955.

Harian Rakjat 19 November 1955.

Harian Rakjat 2 Desember 1955.

Harian Rakjat 9 Desember 1955.

Buku

Arif Zulkifli, et. al. 2010. Njoto Peniup Saksofon di Tengah Prahara. Jakarta:

Tempo dan Kepustakaan Populer Gramedia.

Compton, Boyd R. 1992. Kemelut Demokrasi Liberal Surat-surat Rahasia Boyd

R. Compton. Penj: Hamid Basyaib. Jakarta: LP3ES.

Fadrik Aziz Firdausi. 2017. Njoto: Biografi Pemikiran 1951-1965. Tangerang

Selatan: CV. Margin Kiri.

Feith, Herbert. 1971. The Indonesian Elections of 1955. Ithaca: Southeast Asia

Program Cornell University.

Kuntowijoyo. 2013. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Moedjanto, G. 1988. Indonesia Abad Ke-20 Jilid 2: Dari Perang Kemerdekaan

Pertama Sampai Pelita III. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Muhammad Zulkifar. 2018. Politik Surat Kabar: Berebut Wacana Harian Rakjat

Dengan Abadi 1952-1955. Jakarta: Respublica Institute.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

100

Nordholt, Henk Schulte; Bambang Purwanto; dan Ratna Saptari (ed.). 2008.

Perspektif Baru Penulisan Sejarah Indonesia. Jakarta: KITLV-Jakarta dan

Yayasan Obor Indonesia.

Pour, Julius. 2011. Gerakan 30 September: Pelaku, Pahlawan, & Petualang.

Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Ricklefs, M.C. 2010. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: PT Serambi

Ilmu Semesta.

Steinberg, Arnold. 1981. Kampanye Politik Dalam Praktek. Penerjemah: M.

Sidarto. Jakarta: PT Intermasa.

Taufik Rahzen, et. al. 2007. Seabad Pers Kebangsaan. Jakarta: I:Boekoe.

Zainal Abidin Achmad. 2014. Perbandingan Sistem Pers dan Sistem Pers di

Indonesia. Surabaya: Lutfansah.

Skripsi dan Tesis

Bambang Arianto. “Kampanye Politik Digital, Kampanye Kreatif, Media Sosial,

Jasmev 2014, Demokrasi, Ekspektasi Politik”. Tesis. Yogyakarta: S2 Politik

dan Pemerintahan Universitas Gadjah Mada, 2017.

Groves, Kerry William. “Harian Rakjat, Daily Newspaper of the Communist

Party of Indonesia – Its History and Role”. Tesis. Faculty of Asian Studies,

Australia National University. 1983

Luh Putu Ayu Riska Widarmiati. “Latar Belakang Suksesnya PKI Di Indonesia

Tahun 1955-1962 Studi Kasus Di Balik Keberhasilan PKI Pada Pemilu 1955.”

Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Sastra, Universitas

Sanata Dharma, 2006.

Jurnal

Aryani Dewantarina. “Partai Nasional Indonesia Pada Pemilihan Umum Tahun

1955 Di Semarang”. Semarang: Journal of Indonesian History Vol 1 No. 2,

2012.

Barep Rifaldi Chandra Perdana. “Strategi Pemenangan Partai Komunis Indonesia

Pada Pemilu Tahun 1955 Di Yogyakarta”. Yogyakarta: Mozaik, Sejarah

Indonesia Vol 2 No. 1, 2016.

Muryadi dan Ria Sovi Revianti. “Partisipasi Politik GP Anshor Cabang Sidoarjo

Dalam Pemilu Tahun 1953-1955”. Surabaya: Verleden, Vol. 2 No. 2, 2016.

ISSN 2301-8127.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

101

Sawitri Tri Prabawati. “Partai Lokal Dalam Pemilu 1955 (Gerinda Dalam

Pemilihan Umum 1955 di Yogyakarta)”.

http://sejarah.fib.uns.ac.id/media/3.%20Bu%20Witri-edit-OK.pdf. Diunduh

pada 5 April 2017 pukul 17.17.

Sururil Mukarromah dan Sinta Devi I.S.R., “Mobilisasi Massa Partai Melalui Seni

Pertunjukan Reog Di Ponorogo Tahun 1950-1980”. Surabaya: Verleden Vol. 1

No. 1, 2012. ISSN 2301-8127.

Tri Basuki. “Dinamika Persaingan Empat Partai Besar (PKI, PNI, Masyumi, dan

NU) Dalam Pemilihan Umum 1955 Di Yogyakarta”. Yogyakarta: Mozaik,

Sejarah Indonesia Vol 1 No. 2, 2016.

Tsabit Azinar Ahmad. “Kampanye Dan Pertarungan Politik Di Jawa Tengah

Menjelang Pemilihan Umum 1955”. Semarang: Paramita Vol 26 No.1, 2016.

E-ISSN: 2407-5825.

Online

KBBI Daring. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kampanye. Diakses pada 20 Okt

2018 pukul : 14.32.

UU No. 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum. https://rumahpemilu.org/wp-

content/uploads/2017/08/UU-No.7-Tahun-2017-tentang-Pemilu.pdf. Diakses

pada 20 Okt 2018 pukul: 15.00.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Artikel “Pers dan Pemilihan Umum” Njoto

(Sumber: Harian Rakjat 12 September 1955)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

103

Lampiran 2. Foto Presidium Kongres dan Anggota CC PKI

Pada Kongres Nasional Ke-V.

(Sumber: Harian Rakjat 19 Maret 1954)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

104

Lampiran 3. Manifes Pemilihan Umum PKI yang Dimuat di Harian Rakjat

(Sumber: Harian Rakjat 22 Maret 1953)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

105

Lampiran 4. Pengumuman Daftar Calon “PKI dan Orang Tak Berpartai” di Harian

Rakjat

(Sumber; Harian Rakjat 23 Februari 1955)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

106

Lampiran 5. Berita Tuduhan Kecurangan Masjumi Dalam Pemilu di Harian Rakjat

(Sumber: Harian Rakjat 12 Oktober 1955)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

107

Lampiran 6. Kampanye PKI di Kolom “Ruangan Wanita” Harian Rakjat

(Sumber: Harian Rakjat 2 November 1955)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

108

Lampiran 7. Pengumuman Rencana Acara Kampanye PKI

(Sumber: Harian Rakjat `10 September 1955)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: HARIAN RAKJAT SEBAGAI ALAT KAMPANYE PKI DALAM PEMILU …repository.usd.ac.id/33135/2/144314006_full.pdf · kritik sumber, interpretasi atau analisis data, dan penulisan atau historiografi.

109

Lampiran 8. Contoh Berita Perolehan Suara Pemilu di Harian Rakjat

(Sumber: Harian Rakjat 2 Oktober 1955)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI