Hands Out Kuliah Perdana Promosi Kesehatan

36
BHBP 4 - Bag Kesehatan Masyarakat FKG Unpad 1 BAB I KONSEP PROMOSI ATAU PENDIDIKAN KESEHATAN Banyak pengertian terhadap kata kesehatan. Kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental, sosial, dan tidak hanya bebas dari penyaki dan cacat (WHO). Sedangkan paradigma baru mengemukakan kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU No. 23/ 1992). Menurut UU No. 36/ 2009, yang terbaru dan digunakan samapai sekarang, kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan merupakan hasil interaksi faktor internal dan eksternal. Faktor internal, misalnya fisik dan psikis, sedangkan faktor eksternal misalnya lingkungan. Arti sehat bermacam-macam, sehat fisik berarti orang tersebut tidak sakit secara klinis dan fungsi tubuh maupun organnya normal. Sehat mental yang berarti sehat dalam pikiran, emosional, dan spiritualnya. Sehat sosial dimana seseorang mampu berinteraksi dengan orang lain secara baik. Sehat ekonomi berarti mempunya produktivitas yang baik dan orang tersebut bersekolah atau mengikuti kegiatan pelayanan atau keagamaan.

description

Promosi kesehatan

Transcript of Hands Out Kuliah Perdana Promosi Kesehatan

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    1

    BAB I

    KONSEP PROMOSI ATAU PENDIDIKAN KESEHATAN

    Banyak pengertian terhadap kata kesehatan. Kesehatan adalah keadaan

    sempurna baik fisik, mental, sosial, dan tidak hanya bebas dari penyaki dan cacat

    (WHO). Sedangkan paradigma baru mengemukakan kesehatan adalah keadaan

    sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup

    produktif secara sosial dan ekonomi (UU No. 23/ 1992). Menurut UU No. 36/

    2009, yang terbaru dan digunakan samapai sekarang, kesehatan adalah keadaan

    sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan

    setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

    Kesehatan merupakan hasil interaksi faktor internal dan eksternal. Faktor

    internal, misalnya fisik dan psikis, sedangkan faktor eksternal misalnya

    lingkungan. Arti sehat bermacam-macam, sehat fisik berarti orang tersebut tidak

    sakit secara klinis dan fungsi tubuh maupun organnya normal. Sehat mental yang

    berarti sehat dalam pikiran, emosional, dan spiritualnya. Sehat sosial dimana

    seseorang mampu berinteraksi dengan orang lain secara baik. Sehat ekonomi

    berarti mempunya produktivitas yang baik dan orang tersebut bersekolah atau

    mengikuti kegiatan pelayanan atau keagamaan.

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    2

    1.1 Pengertian dan Batasan Pendidikan atau Promosi Kesehatan

    1.1.1 Pengertian Pendidikan atau Promosi Kesehatan

    Pendidikan merupakan behavioral investment jangka panjang. Hasil

    investment pendidikan kesehatan baru dapat dilihat beberapa tahun kemudian.

    Dalam waktu yang pendek (immediate impact) pendidikan kesehatan hanya

    menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat. Sedangkan

    peningkatan pengetahuan saja belum akan berpengaruh langsung terhadap

    indikator kesehatan.

    Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku sebagai hasil

    jangka menengah (intermediate impact) dari pendidikan kesehatan. Selanjutnya

    perilaku kesehatan akan berpengaruh kepada meningkatnya indikator kesehatan

    masyarakat sebagai keluaran (outcome) pendidikan kesehatan. Hal ini berbeda

    dengan program kesehatan yang lain, terutama program pengobatan yang dapat

    langsung memberikan hasil (immediate impact) terhadap penurunan kesakitan.

    Menurut penelitian H.L. Blum di Amerika, lingkungan mempunyai andil

    yang paling besar terhadap status kesehatan. Selanjutnya, perilaku, pelayanan

    kesehatan, dan keturunan mempunyai andil paling kecil terhadap status kesehatan.

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    3

    Lawrence Green menyatakan perilaku dilatarbelakangi atau dipengarui oleh

    tiga faktor pokok, yakni faktor predisposisi, faktor yang mendukung, dan faktor

    yang memperkuat atau mendorong. Oleh sebab itu, pendidikan kesehatan sebagai

    faktor usaha intervensi perilaku harus diarahkan kepada ketiga faktor pokok

    tersebut.:

    a. Pendidikan kesehatan dalam faktor-faktor predisposisi

    Dalam hal ini pendidikan kesehatan ditujukan untuk menggugah kesadaran,

    memberikan, atau meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang

    pemeliharaan dan peningkatan kesehatan bagi diri sendiri, keluarga, dan

    masyarakat. Bentuk pendidikan ini antara lain: penyuluhan kesehatan,

    pameran kesehatan, iklan-iklan layanan kesehatan, spanduk, billboard, dan

    sebagainya.

    b. Pendidikan kesehatan dalam fakor-IDNWRUHQDEOLQJ

    Karena faktor enabling atau kemungkinan berupa fasilitas atau sarana dan

    prasarana kesehatan, maka bentuk pendidikan kesehatannya adalah

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    4

    memberdayakan masyarakat agar mereka mampu mengadakan sarana dan

    prasarana kesehatan bagi mereka. Hal ini bukan berarti memberikan sarana

    dan prasarana kesehatan dengan cuma-cuma, tetapi memberikan

    kemampuan dengan cara bantuan teknik (pelatihan dan bimbingan),

    memberikan arahan, dan cara mencari dana untuk pengadaan sarana dan

    prasarana. Pemberian fasilitas ini dimungkinkan hanya sebagai percontohan.

    3ULQVLSSHQGLGLNDQNHVHKDWDQLQLVHSHUWLgive a man to fish, but not give a

    PDQDILVK

    c. Pendidikan kesehatan dalam fakor-IDNWRUUHHQIRUFLQJ

    Karena hal ini menyangkut sikap dan perilaku tokoh masyarakat dan tokoh

    agama, serta petugas termasuk petugas kesehatan, maka pendidikan

    kesehatan yang paling tepat adalah dalam bentuk pelatihan bagi mereka.

    Skema dari Blum dan Green tersebut dapat dimodifikasi sebagai berikut:

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    5

    Dari diagram tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa peranan

    pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku sehingga

    perilaku individu, kelompok atau masyarakat sesuai dengan nilai-nilai kesehatan.

    Pendidikan kesehatan dapat disimpulkan adalah suatu usaha untuk menyediakan

    kondisi psikologis dari sasaran agar mereka berperilaku sesuai dengan tuntutan

    nilai-nilai kesehatan.

    Istilah promosi kesehatan dalam ilmu kesehatan masyarakat mempunyai dua

    pengertian. Pengertian promosi kesehatan yang pertama adalah sebagai bagian

    dari tingkat pencegahan penyakit. Level and Clark mengatakan bahwa terdapat 4

    tingkat pencegahan penyakit dalam perspektif kesehatan masyarakat, yakni:

    a. Health promotion (peningkatan atau promosi kesehatan)

    b. Specific protection (perlindungan khusus melalui imunisasi)

    c. Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini dan pengobatan

    segera)

    d. Disability limitation (membatasi atau mengurangi terjadinya kecacatan)

    e. Rehabilitation (pemulihan)

    Pengertian kedua, promosi kesehatan diartikan sebagai upaya memasarkan,

    menyebarluaskan, mengeQDONDQ DWDX PHQMXDO NHVHKDWDQ 0DNVXG NHVHKDWDQ

    adalah baik itu berupa pesan-pesan kesehatan maupun upaya-upaya kesehatan,

    sehingga masyarakat menerima perilaku kesehatan atau mengenal pesan-pesan

    kesehatan tersebut, yang akhirnya masyarakat menerapkan hidup sehat.

    Pengertian promosi kedua ini sama dengan pendidikan kesehatan (health

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    6

    education) karena pendidikan kesehatan pada prinsipnya bertujuan agar

    masyarakat berperilaku sesuai dengan nilai-nilai kesehatan.

    Promosi kesehatan dalam konteks kesehatan masyarakat pada saat ini

    dimaksudkan sebagai revitalisasi atau pembaruan dari pendidikan kesehatan pada

    waktu yang lalu. Bergesernya pendidikan kesehatan menjadi promosi kesehatan

    tidak lepas dari sejarah praktik pendidikan kesehatan di dalam kesehatan

    masyarakat di Indonesia maupun secara praktik kesehatan secara global. Praktik

    pendidikan kesehatan pada tahun 90-an terlalu menekankan perubahan perilaku

    masyarakat. Para praktisi pendidikan kesehatan telah bekerja keras untuk

    memberikan informasi kesehatan melalui berbagai media dan teknologi

    pendidikan kepada masyarakat. Akan tetapi kenyataannya perubahan perilaku

    hidup sehat tersebut sangat lambat sehingga dampak terhadap perbaikan

    kesehatan sangat kecil.

    WHO dan para ahli kesehatan mengungkapkan bahwa pengetahuan masyarakat

    mengenai kesehatan sudah tinggi, tetapi praktik mereka masih rendah. Dapat

    disimpulkan bahwa peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan

    tidak diimbangi dengan peningkatan perilakunya. Dari penelitian, 80%

    masyarakat mengetahui cara mencegah penyakit demam berdarah dengan

    melakukan 3M, tetapi hanya 35% yang melaksanakannya.

    Dapat GLVLPSXONDQ EDKZD SHQGLGLNDQ NHVHKDWDQ EHOXP PHPDPSXNDQ

    (ability) masyarakat berperilaku hidup sehat, tetDSL EDUX PHPDXNDQ

    (willingness) masyarakat berperilaku hidup sehat. Seharusnya, menurut Prof. Dr.

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    7

    Soekidjo Notoatmodjo, S.K.M., M. Com. H., perubahan perilaku atau perilaku

    baru tersebut juga memerlukan fasilitas, bukan hanya pengetahuan saja. Untuk

    praktik atau berperilaku minum air bersih, buang air besar di jamban, dan makan

    makanan yang bergizi, bukan hanya perlu pengetahuan tentang manfaat

    berperilaku seperti itu, melainkan juga diperlukannya sarana atau fasilitas air

    bersih dan uang untuk membeli makanan yang bergizi dan membangun jamban.

    Ahli pendidikan kesehatan yang dimotori oleh WHO, tahun 1984,

    merevitalisasi pendidikan kesehatan tersebut dengan menggunakan istilah

    promosi kesehatan. Penggunaan istilah promosi kesehatan sebagai pengganti

    pendidikan kesehatan mempunyai implikasi terhadap batasan atau definisinya.

    Promosi kesehatan tidak hanya mengupayakan perubahan perilaku saja, tetapi

    juga perubahan lingkungan yang memfasilitasi perubahan perilaku tersebut. Di

    samping itu, promosi kesehatan lebih menekankan kepada peningkatan

    kemampuan hidup sehat, bukan sekadar berperilaku sehat.

    Menurut Lawrence Green (1984), promosi kesehatan adalah segala bentuk

    kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi,

    politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku

    dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. Dari batasan ini jelas bahwa

    promosi kesehatan adalah pendidikan kesehatan plus, atau promosi kesehatan

    adalah lebih dari pendidikan kesehatan. Promosi kesehatan bertujuan untuk

    menciptakan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    8

    1.1.2 Batasan Pendidikan Kesehatan

    Konsep pendidikan kesehatan merupakan proses belajar pada individu,

    kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi

    tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi

    mampu, dan lain-lain. Berangkat dari konsep pendidikan kesehatan dan bagan 1.2,

    pendidikan kesehatan didefinisikan sebagai usaha atau kegiatan untuk membantu

    individu, kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan (perilaku)-

    nya untuk mencapai kesehatannya secara optimal.

    Di samping konsep pendidikan kesehatan tersebut, para ahli pendidikan

    kesehatan juga telah mencoba membuat batasan tentang pendidikan kesehatan

    yang berbeda-beda, sesuai dengan konsep mereka masing-masing tentang

    pendidikan. Batasan-batasan yang sering dijadikan acuan antara lain dari:

    Nyswander, Stuart, Green, tim ahli WHO, dan lain-lain.

    Piagam Ottawa (Ottawa Charter, 1986), hasil rumusan Konferensi

    ,QWHUQDWLRQDO3URPRVL.HVHKDWDQGL2WWDZDPHQ\DWDNDQHealth promotion is the

    process of enabling people to increase control over and improve their health. To

    reach a state of complete physical, mental, and social well-being, an individual or

    group must be able to identify and realize aspiration, to satisfy needs, and to

    FKDQJH RU FRSH ZLWK WKH HQYLURQPHQW Dengan kata lain, promosi kesehatan

    adalah upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan

    mampu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Batasan

    promosi kesehatan ini mencakup dua dimensi yaitu kemampuan dan kemauan.

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    9

    Dalam mencapai derajat kesehatan yang sempurna baik fisik, mental, maupun

    sosial, masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan aspirasinya,

    kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya, baik itu

    merupakan lingkngan fisik, sosial budaya, maupun ekonominya.

    Victorian Health Foundation-$XVWUDOLDPHUXPXVNDQEDKZDhealth

    promotion is a programs are design to being about chance within people,

    RUJDQL]DWLRQ FRPPXQLWLHV DQG WKHLU HQYLURQPHQW Batasan ini menekankan

    bahwa promosi kesehatan merupakan suatu program perubahan perilaku

    masyarakat yang menyeluruh, dalam konteks masyarakatnya. Tidak hanya

    perubahan perilaku, tetapi juga perubahan lingkungannya. Perubahan perilaku

    tidak akan bertahan lama jika tanpa diikuti perubahan lingkungan.

    Unsur-unsur pendidikan yaitu:

    a. Input : sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat) dan pendidik

    (pelaku pendidikan)

    b. Proses

    c. Output

    Persoalan proses adalah mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan

    perilaku pada diri subjek belajar tersebut. Di dalam proses ini terjadi pengaruh

    timbal balik antara berbagai faktor, antara lain: subjek belajar, pengajar metode

    dan teknik belajar, alat bantu belajar, dan materi atau bahan yang dipelajari.

    Sedangkan output merupakan hasil belajar itu sendiri, yaitu berupa kemampuan

    atau perubahan perilaku dari subjek belajar. Proses kegiatan belajar tersebut

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    10

    digambarkan sebagai berikut:

    Terdapat 4 faktRUGDODPSURVHVEHODMDU \DNQL IDNWRUPDWHUL OLQJNXQJDQ

    instrumental (perlengkapan belajar, alat belajar, fasilitator belajar, metode belajar,

    organisasi, dan sebagainya), dan subjek belajar.

    +DVLO RXWSXW \DQJ GLKDUDSNDQ GDUL VXDWX SHQGLGLNDQ NHVHKDWan di sini

    adalah perilaku kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan

    kesehatan yang kondusif. Perubahan perilaku yang belum atau tidak kondusif ke

    perilaku yang kondusif ini mengandung beberapa dimensi berikut:

    1. Perubahan Perilaku

    Perubahan perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai

    kesehatan menjadi perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Perilaku

    yang perlu diubah misalnya: jarang menyikat gigi, merokok, minum minuman

    keras, ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya, dan anak yang tidak

    diimunisasi.

    2. Pembinaan Perilaku

    Pembinaan di sini ditujukan kepada perilaku masyarakat yang sudah

    sehat agar dipertahankan, artinya masyarakat yang telah mempunyai perilaku

    hidup sehat tetap dilanjutkan dan dipertahankan. Misalnya, menyikat gigi

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    11

    minimal 2 kali sehari, olahraga teratur, makan dengan menu seimbang,

    menguras bak mandi secara teratur, dan membuang sampah pada tempatnya.

    3. Pengembangan Perilaku

    Pengembangan perilaku sehat ini terutama ditujukan untuk

    membiasakan hidup sehat bagi anak-anak. Perilaku sehat dimulai sedini

    mungkin, karena kebiasaan perawatan terhadap anak termasuk kesehatan yang

    diberikan oleh orangtua akan langsung berpengaruh kepada perilaku sehat

    anak selanjutnya.

    1.2 Peran Pendidikan Kesehatan dalam Kesehatan Masyarakat

    Semua ahli kesehatan masyarakat dalam membicarakan status kesehatan

    mengacu kepada H.L. Blum. Dari hasil penelitiannya di Amerika Serikat sebagai

    salah satu negara yang sudah maju, Blum menyimpulkan bahwa lingkungan

    mempunyai andil yang paling besar terhadap status kesehatan.

    Kemudian berturut-turut disusul oleh perilaku mempunyai andil nomor dua,

    pelayanan kesehatan dan keturunan mempunyai andil yang paling kecil terhadap

    status kesehatan. Bagaimana proprorsi pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap

    status kesehatan di negara-negara berkembang, terutama di Indonesia belum ada

    penelitian.

    Apabila dilakukan penelitian mungkin perilaku mempunyai kontribusi yang

    lebih besar. Penelitian di Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur tentang status gizi

    anak balita dengan menggunakan analisis stepwise, terbukti variabel perilaku

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    12

    terseleksi sedangkan variabel pendapatan per kapita (ekonomi) tidak terseleksi.

    Meskipun variabel ekonomi disini belum mewakili seluruh variabel lingkungan

    tetapi paling tidak pengaruh perilaku lebih besar daripada variabel-variabel lain.

    Selanjutnya Lewrence Green menjelaskan bahwa perilaku itu dilatarbelakangi

    atau dipengaruhi oleh 3 faktor pokok yaitu faktor-faktor predisposisi

    (predisposing factors), faktor-faktor yang mendukung (enabling factors) dan

    faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong (reinforcing factors). Oleh sebab

    itu pendidikan kesehatan sebagai faktor usaha intervensi perilaku harus diarahkan

    kepada ketiga faktor pokok tersebut.

    Dari bagan tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa peranan

    pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku sehingga

    perilaku individu, kelompok atau masyarakat sesuai dengan nilai-nilai kesehatan.

    Dengan perkataan lain pendidikan kesehatan adalah suatu usaha untuk

    menyediakan kondisi psikologis dari sasaran agar mereka berperilaku sesuai

    Pendidikan kesehatan

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    13

    dengan tuntutan nilai-nilai kesehatan. Pendidikan kesehatan sebagai usaha atau

    kegiatan akan membantu individu, kelompok atau masyarakat dalam

    meningkatkan kemampuan atau perilaku mereka untuk mencapai kesehatan yang

    optimal.

    1.3 Visi dan Misi Promosi Kesehatan

    Visi adalah impian, cita-cita, atau harapan yang ingin dicapai oleh suatu

    kegiatan atau program. Promosi kesehatan sebagai suatu lembaga atau institusi

    atau suatu program seyogianya mempunyai visi dan misi yang jelas. Sebab

    dengan visi dan misi tersebut institusi atau program mempunyai arah dan tujuan

    yang akan dicapainya.

    Oleh sebab itu, visi promosi kesehatan (khususnya di Indonesia) tidak terlepas

    dari visi pembangunan kesehatan di Indonesia, seperti yang tercantum dalam

    Undang-Undang Kesehatan RI No. 23 TahuQ \DNQL 0HQLQJNDWQ\D

    kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajad

    kesehatannya, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi

    PDXSXQVRFLDO2OHKVHEDELWXSURPRVLNHVHKDWDQVHEDJDLEDJLDQGDULSURJUDP

    kesehatan di Indonesia, harus mengambil bagian dalam mewujudkan visi

    pembangunan kesehatan di Indonesia tersebut. Sehingga promosi kesehatan dapat

    GLUXPXVNDQ 0DV\DUDNDW PDX GDQ PDPSX PHPHOLKDUD GDQ PHQLQJNDWNDQ

    NHVHKDWDQQ\D'DULYLVLWHUVHEXWWHUGDSDWNDta kunci, yaitu:

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    14

    a) Mau (willingness) memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

    b) Mampu (ability) memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

    c) Memelihara kesehatan, berarti mau dan mampu mencegah penyakit,

    melindungi diri dari gangguan-gangguan kesehatan, dan mencari pertolongan

    pengobatan yang professional bila sakit.

    d) Meningkatkan kesehatan, berarti mau dan mampu meningkatkan

    kesehatannya. Kesehatan perlu ditingkatkan, karena derajad kesehatan baik

    individual, kelompok, atau masyarakat itu bersifat dinamis, tidak statis.

    Untuk mewujudkan visi promosi kesehatan, yakni masyarakat mau dan

    mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya, diperlukan upaya-upaya.

    Upaya-XSD\DXQWXNPHZXMXGNDQYLVLLQLGLVHEXWPLVLSURPRVLNHVHKDWDQ\DNQL

    apa yang harus dilakukan untuk mencapai visi. Secara umum misi promosi

    kesehatan ini sekurang-kurangnya ada tiga hal, yaitu:

    a) Advokat (Advocate)

    Kegiatan advokat ini dilakukan terhadap para pengambil keputusan

    dari berbagai tingkat, dan sektor terkait dengan kesehatan. Tujuan kegiatan ini

    adalah meyakinkan para pejabat pembuat keputusan atau penentu kebijakan,

    bahwa program kesehatan yang akan dijalankan tersebut penting (urgent).

    Oleh sebab itu, perlu dukungan kebijakan atau keputusan dari para pejabat

    tersebut.

    b) Menjembatani (Mediate)

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    15

    3URPRVL NHVHKDWDQ MXJD PHPSXQ\DL PLVL PHGLDWRU DWDX

    PHQMHPEDWDQL DQWDUD VHNWRU NHVHKDWDQ NHVHKDWDQ GHQJDQ VHNWRU \DQJ ODLQ

    sebagai mitra. Dengan perkataan lain promosi kesehatan merupakan perekat

    kemitraan di bidang pelayanan kesehatan. Kemitraan adalah sangat penting,

    sebab tanpa kemitraan, niscaya sektor kesehatan tidak mampu menangani

    masalah-masalah kesehatan yang begitu kompleks dan luas.

    c) Memampukan (Enable)

    Sesuai dengan visi promosi kesehatan, yaitu masyarakat mau dan

    mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya, promosi kesehatan

    mempunyai misi utama untuk memampukan masyarakat. Hal ini berarti, baik

    secara langsung atau melalui tokoh-tokoh masyarakat, promosi kesehatan

    harus memberikan keterampilan-keterampilan kepada masyarakat, agar

    mereka mandiri di bidang kesehatan. Telah kita sadari bersama, bahwa

    kesehatan dipengaruhi oleh banyak factor di luar kesehatan seperti pendidikan,

    ekonomi, sosial, dan sebagainya. Oleh sebab itu, dalam rangka

    memberdayakan masyarakat di bidang kesehatan, maka keterampilan di

    bidang ekonomi (pertanian, peternakan, perkebunan), pendidikan, dan sosial

    lainnya, perlu dikembangkan melalui promosi kesehatan ini.

    1.4 Sasaran Promosi Kesehatan

    1. Sasaran Primer

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    16

    Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan menjadi,

    kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui anak

    untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) serta anak sekolah untuk kesehatan

    remaja dan lain sebagianya. Sasaran promosi ini sejalan dengan strategi

    pemberdayaan masyarakat (empowerment). Sesuai misi pemberdayaan, misalnya:

    kepala keluarga, ibu hamil/menyusui, anak sekolah

    2. Sasaran Sekunder

    Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokoh-tokoh

    masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, serta orang-orang yang memiliki kaitan

    serta berpengaruh penting dalam kegiatan promosi kesehatan, dengan harapan

    setelah diberikan promosi kesehatan maka masyarakat tersebut akan dapat

    kembali memberikan atau kembali menyampaikan promosi kesehatan pada

    lingkungan masyarakat sekitarnya. Tokoh masyarakat yang telah mendapatkan

    promosi kesehatan diharapkan pula agar dapat menjadi model dalam perilaku

    hidup sehat untuk masyarakat sekitarnya. Sesuai misi dukungan sosial, misalnya :

    tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama

    3. Sasaran Tersier

    Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi kesehatan adalah

    pembuat keputusan (decission maker) atau penentu kebijakan (policy maker). Hal

    ini dilakukan dengan suatu harapan agar kebijakan-kebijakan atau keputusan yang

    dikeluarkan oleh kelompok tersebut akan memiliki efek/dampak serta pengaruh

    bagi sasaran sekunder maupun sasaran primer dan usaha ini sejalan dengan

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    17

    strategi advokasi (advocacy). Sesuai misi advokasi, misalnya : pembuat kebijakan

    mulai dari pusat sampai ke daerah.

    1.5 Ruang Lingkup Pendidikan / Promosi Kesehatan

    Promosi Kesehatan sebagai suatu ilmu (teori) dan seni (aplikasi)

    mencakup berbagai bidang dan cabang keilmuan lain. Ilmu-ilmu yang mencakup

    promosi kesehatan, yaitu :

    a) Ilmu perilaku, adalah ilmu yang menjadi dasar dalam membentuk perilaku

    manusia, terutama psikologi, antropologi, dan sosiologi

    b) Ilmu yang diperlukan untuk intervensi perilaku, adalah ilmu yang dapat

    membentuk dan mengubah perilaku seseorang, antara lain pendidikan,

    komunikasi, manajemen, kepemimpinan, dan sebagainya

    Selain itu, ruang lingkup pendidikan / promosi kesehatan dapat dilihat dari dua

    dimensi, yaitu dimensi pelayanan kesehatan dan tatanan pelaksanaan.

    1.5.1 Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan dimensi pelayanan

    kesehatan

    a. Pelayanan preventif dan promotif

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    18

    Pelayanan bagi kelompok masyarakat yang sehat, agar tetap sehat dan

    meningkatkan kualitas kesehatannya. Pelayanan ini pada dasarnya dilakukan

    oleh kelompok profesi kesehatan masyarakat

    b. Pelayanan kuratif dan rehabilitatif

    Pelayanan bagi kelompok masyarakat yang sakit. Hal ini dimaksudkan

    agar kelompok ini sembuh dari sakit dan menjadi pulih kesehatannya.

    Pelayanan ini pada dasarnya dilakukan oleh kelompok profesi kedokteran

    Berdasarkan dimensi pelayanan kesehatan ini, maka promosi kesehatan

    mencakup 4 (empat) tingkat pelayanan, antara lain:

    a) Promosi kesehatan tingkat promotif

    Sasaran promosi kesehatan pada tingkat pelayanan promotif adalah

    kelompok orang sehat. Tujuannya adalah agar kelompok ini mampu

    meningkatkan kesehatannya. Jika kelompok ini tidak mendapat promosi

    kesehatan, dikhawatirkan kelompok orang sakit meningkat dan jumlah orang

    yang sakit semakin menurun.

    b) Promosi kesehatan tingkat preventif

    Sasaran promosi kesehatan tingkat preventif adalah kelompok yang

    memiliki risiko tinggi terhadap kesehatan (high risk), misalnya kelompok ibu

    hamil dan menyusui, para perokok, kelompok obesitas, pekerja seks, dan

    sebagainya. Tujuan utama promosi kesehatan tingkat ini adalah agar tidak

    menjadi sakit. Tingkat ini dapat juga disebut sebagai primary prevention.

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    19

    c) Promosi kesehatan tingkat kuratif

    Sasaran promosi kesehatan tingkat kuratif adalah para penderita

    penyakit (pasien), terutama penderita penyakit kronis seperti asma, diabetes

    mellitus, tuberculosis, rematik, hipertensi, dan sebagainya. Tujuannya adalah

    untuk mencegah penyakit-penyakit tersebut menjadi semakin parah. Tingkat

    ini dapat juga disebut sebagai secondary prevention.

    d) Promosi kesehatan tingkat rehabilitatif

    Sasaran promosi kesehatan tingkat rehabilitatif adalah kelompok orang

    yang baru sembuh dari sakit (recovery). Tujuan utama promosi kesehatan di

    tingkat ini adalah agar kelompok tersebut dapat pulih kembali kesehatannya,

    dan atau mengurangi kecacatan seminimal mungkin. Tahap ini merupakan

    tertiary prevention karena berupa pemulihan dan mencegah kecacatan akibat

    penyakit yang diderita.

    1.5.2 Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan dimensi tatanan

    pelaksanaan

    a. Promosi kesehatan di tatanan keluarga

    Keluarga merupakan kelompok masyarakat terkecil. Keluarga

    merupakan tempat pertama terbentuknya perilaku sejak manusia lahir sebelum

    terjun ke masyarakat. Sasaran promosi kesehatan di tatanan keluarga adalah

    orangtua, terutama ibu karena ibu adalah subjek yang paling dekat dengan

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    20

    anak-anaknya. Jika sang ibu sudah mendapat promosi kesehatan dan

    mengetahui bagaimana perilaku-perilaku kesehatan yang benar, maka

    diharapkan ibu dapat mengajarkan hal tersebut kepada anak-anaknya

    semenjak lahir.

    b. Promosi kesehatan di tatanan sekolah

    Sekolah merupakan tempat lanjutan bagi pembentukan perilaku anak.

    Di sini, sasaran utamanya adalah para guru karena anak-anak cenderung lebih

    mematuhi guru dibandingkan dengan orangtuanya. Sekolah dan lingkungan

    sekolah yang sehat sangat mendukung untuk berperilaku sehat bagi anak-anak.

    Untuk membentuk lingkungan sekolah yang sehat, para guru pun harus

    mendapat pelatihan-pelatihan tentang kesehatan dan promosi kesehatan.

    Setetlah itu para guru dapat meneruskannya kepada murid-murid mereka.

    c. Promosi kesehatan di tempat kerja

    Selama lebih kurang orang dewasa menghabiskan 8 jam perhari untuk

    melakukan aktivitasnya di tempat kerja. Lingkungan tempat kerja akan sangat

    memengaruhi kondisi kesehatan mereka mengingat banyaknya waktu yang

    mereka habiskan di tempat kerja. Oleh karena itu, promosi kesehatan perlu

    dilakukan. Salah satunya dengan memfasilitasi tempat kerja yang kondusif

    bagi perilaku sehat bagi karyawan atau pekerjanya, misalnya tersedianya air

    bersih, tempat pembuangan kotoran, tempat sampah, kantin, ruang tempat

    istirahat, dan sebagainya.

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    21

    Bagi karyawan yang bekerja di area pabrik, maka harus menyediakan

    alat-alat pelindung bagi karyawannya, seperti: masker, sarung tangan, sepatu

    khusus, topi atau helm, dan sebagainya. Perusahaan juga harus menyediakan

    unit K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Bentuk promosi kesehatan lain

    yaitu pemasangan poster dan penyediaan leaflet yang berisi pesan untuk

    menghindari kecelakaan kerja dan menjaga keselamatan dan kesehatan kerja.

    d. Promosi kesehatan di tempat-tempat umum

    Yang dimaksud tempat umum adalah tempat orang-orang berkumpul

    pada waktu-waktu tertentu, seperti pasar, terminal bus, stasiun kereta api, dan

    lain-lain. Promosi kesehatan dapat dilakukan dengan menyediakan fasilitas-

    fasilitas yang mendukung perilaku sehat, seperti tempat cuci tangan, tempat

    sampah, tempat pembuangan air kotor, ruangan bagi perokok dan non-

    perokok, kantin, dan sebagainya. Bentuk promosi kesehatan lain yaitu

    pemasangan poster dan penyediaan leaflet yang berisi cara-cara menjaga

    kesehatan dan kebersihan.

    e. Promosi kesehatan di institusi pelayanan kesehatan

    Tempat-tempat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas,

    balai pengobatan, poliklinik, tempat praktik dokter, dan sebagainya adalah

    tempat yang paling strategis untuk promosi kesehatan. Ketika mereka atau

    keluarga mereka sakit, mereka cenderung lebih peka terhadap informasi-

    informasi yang berhubungan tentang kesehatan terutama yang berkaitan

    dengan penyakit yang diderita. Mereka akan lebih mudah menerima bahkan

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    22

    berperilaku yang terkait dengan kesehatannya. Pelaksanaan promosi kesehatan

    di institusi pelayanan kesehatan dapat dilakukan oleh petugas kesehatan

    kepada pasien atau keluarga pasien, serta kepada kelompok penderita penyakit

    tertentu. Promosi kesehatan juga dapat dilakukan secara masal, yakni seluruh

    pengunjung institusi pelayanan kesehatan tersebut.

    1.6 Model Promosi Kesehatan Menurut Downie dan Tannahill

    Ada kebutuhan untuk mempertahankan perbedaan antara dua istilah,

    sehingga unsur non-pendidikan dari promosi kesehatan sangat dikejar, sementara

    prinsip-prinsip pendidikan dibawa untuk menanggung dalam konteks yang lebih

    luas.

    Bahkan ketidakpuasan merupakan interpretasi dari promosi kesehatan

    sebagai salah satu rangkaian 'acara gemerlap'. Ini timbul dari apa yang kita lihat

    sebagai kesalahpahaman dari komponen 'promosi' istilah ini berkaitan dengan

    'menjual' kesehatan (sebagai lawan untuk meningkatkan atau memelihara itu), dan

    telah jauh mengubah istilah 'promosi kesehatan'.

    Pandangan lainnya yang lebih lengkap dari promosi kesehatan telah

    diajukan. Dengan demikian istilah tersebut sering digunakan sebagai 'payung'

    yang meliputi pendidikan kesehatan dan 'rekayasa sosial' (melalui manipulasi

    lingkungan fiskal, hukum, dan lainnya). Di mana istilah ini digunakan dalam cara

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    23

    yang lebih luas, promosi kesehatan sering didefinisikan sebagai daftar bahan,

    tanpa pemeriksaan interkoneksi mereka.

    Bahkan telah biasa untuk menggunakannya seperti interpretasi luas untuk

    mengimplikasikan bahwa semua kegiatan yang berusaha untuk meningkatkan

    kesehatan datang di bawah judul promosi kesehatan. Ini sangat tidak membantu

    dan yang paling buruk dapat merusak, dalam jangka waktu yang tidak jelas

    diperlukan perbedaan antara kekuatan, daerah yang didirikan untuk penyediaan

    pelayanan kesehatan dan saluran alternatif yang penting (relatif diabaikan) untuk

    investasi.

    Tanhill menghasilkan model promosi yang didasarkan hubungan antara

    pendidikan, perlindungan, dan pencegahan kesehatan. Dasar dari model ini

    digambarkan oleh tiga lingkaran yang saling terkait. Model ini menghasilkan

    tujuh domain yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan luasnya cakupan

    promosi kesehatan dan memberikan dasar yang baik untuk mengklasifikasikan

    dalam menganalisa kebijakan.

    1

    4

    5

    7 2

    3

    6

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    24

    Beberapa domain secara bersama-sama baertujuan untuk mencegah

    kondisi sakit dan melakukan peningkatan kesehatan kesehatan dan kondisi

    sejahtera.

    Tujuh domain (nomor pada gambar) dapat dibedakan dalam promosi

    kesehatan, sebagai berikut.

    1. Domain ini mencakup tindakan pencegahan yang merupakan upaya

    untuk mengindari dari kondisi sakit, meliputi: imunisasi, skrining pada

    kelompok rentan, dan penemuan kasus malnutrisi.

    2. Domain ini mencakup upaya pendidikan untuk mempengaruhi gaya hidup

    untuk mencegah sakit dan juga sebagai upaya untuk mendukung layanan

    pencegahan. Contoh dukungan tenaga kesehatan dalam hal skrining nutrisi

    atau penggunaan fasilitas public, mendorong rawan gizi untuk aktif dating

    ke posyandu.

    3. Banyak contoh perlindungan kesehatan pencegahan yang telah disebutkan.

    Hal lain dalam pencegahan adalah fluoridasi persediaan air bagi

    masyarakat untuk melindungi terhadap penyakit gigi.

    4. Merupakan pendidikan kesehatan untuk mendukung domain 3 yang

    ditujukan untuk pencegahan. Contoh proses lobi untuk peraturan makanan

    yang sehat, penambahan pajak untuk makanan dan upaya lain yang

    mempengaruhi pada lingkungan social sebagai tindakan efektif yang

    sinergi dalam dengan pelayanan pencegahan. Sejauh ini, lebih ditekankan

    pada pencegahan. Dapat kita lihat pada gambar 4.1, domain sisa berada di

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    25

    luar bulatan pencegahan. Hal tersebut menyangkut tentang peningkatan

    kesehatan yang positif.

    5. domain ini terdiri dari pendidikan kesehatan positif, yang dibedakan dalam

    dua kategori, yaitu pendidikan kesehatan yang mempengaruhi perilaku

    pada alasan-alasan kesehatan positif (misalnya dorongan untuk

    menggunakan waktu luang dengan fitness) dan pendidikan dalam

    membantu individu, kelompok, atau suatu komunitas untuk

    mengembangkan atribut kesehatan positif (keterampilan hidup yang

    berhubungan dengan kesehatan dan harga diri yang tinggi), yang

    merupakan pusat peningkatan kesehatan yang sebenar-benarnya.

    6. dimensi positif pada proteksi kesehatan sudah disebutkan. Contohnya

    yaitu implementasi kebijakan daerah khusus merokok dengan tujuan

    menyediakan udara yang bersih. Ada pula komitmen untuk menarik biaya

    publik untuk syarat fasilitas wisata yang dapat diakses dengan tujuan

    untuk meningkatkan kesehatan positif.

    7. domain ini mencakup penggalangan kepedulian, dan untuk dukungan

    penjagaan tindakan proteksi kesehatan positif, di antara khalayak umum

    dan pembuat kebijakan. Termasuk juga komitmen kebijakan untuk

    pendidikan kesehatan positif.

    Domain ditampilkan seperti ini adalah untuk memperlihatkan luasnya

    kemungkinan promosi kesehatan. Bukan untuk dilihat sebagai hal bagian-bagian

    yang terpisah dan kaku, juga bukan sebagai tipologi promosi kesehatan.

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    26

    Khususnya, objek-objek positif dan pencegahan, baik dalam pendidikan kesehatan

    maupun proteksi kesehatan, pada kenyataannya akan cenderung berkombinasi.

    Promosi kesehatan terdiri dari usaha-usaha untuk meningkatkan kesehatan

    positif dab mengurangi risiko penyakit, melalui lingkaran yang tumpang tindih

    pada pendidikan kesehatan, pencegahan, dan proteksi kesehatan.

    Prinsip pokok promosi kesehatan adalah HPSRZHUPHQW. Pendidikan

    kesehatan mencoba untuk memberikan empowerment dengan menyediakan

    informasi penting dan membantu masyarakat untuk mengembangkan

    keterampilan dan level harga diri yang sehat, sehingga mereka dapat merasa

    kontrol yang signifikan terletak pada diri mereka. Ketentuan pelayanan

    pencegahan yang baik dan pembentukan lingkungan yang sehat melalui proteksi

    kesehatan juga ikut berkontribusi dalam proses empowerment.

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    27

    BAB I I

    Strategi Promosi Kesehatan

    Strategi merupakan cara untuk mencapai atau mewujudkan visi dan misi

    pendidikan atau promosi kesehatan tersebut secara efektif dan efisien. Berikut

    adalah beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam promosi kesehatan :

    2.1. Strategi Promosi Kesehatan Global (Global Strategy) Menurut WHO,

    1984

    2.1.1. Advokasi (advocacy)

    Advokasi merupakan kegiatan yang ditujukan kepada pembuat

    keputusan (decision makers) atau penentu kebijakan (policy makers) baik di

    bidang kesehatan maupun sektor lain di luar kesehatan, yang mempunyai

    pengaruh terhadap public.

    Tujuannya adalah agar para pembuat keputusan ini mengeluarkan

    kebijakan-kebijakan, antara lain dalam bentuk peraturan, undang-undang,

    instruksi, dan sebagainya yang menguntungkan kesehatan publik. Bentuk

    kegiatan advokasi ini anatara lain lobbying, pendekatan atau pembicaraan-

    pembicaraan formal atau informal terhadap para pembuat keputusan,

    penyajian isu-isu atau masalah-masalah kesehatan atau yang memengaruhi

    kesehatan masyarakat setempat, dan sebagainya.

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    28

    Output kegiatan advokasi adalah undang-undang, peraturan-peraturan

    daerah, instruksi-instruksi yang mengikat masyarakat dan instansi-instansi

    yang terkait dengan masalah kesehatan. Oleh sebab itu, sasaran advokasi ini

    adalah para pejabat eksekutif, dan legislative, para pemimpin dan

    pengusaha, serta organisasi politik dan organisasi masyarakat, baik tingkat

    pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan, maupun desa atau kelurahan.

    2.1.2. Dukungan sosial (social support)

    Merupakan kegiatan yang ditujukan kepada para tokoh masyarakat,

    baik formal (guru, lurah,camat,dll) maupun informal (tokoh agama, dll)

    yang mempunyai pengaruh di masyarakat.

    Tujuan kegiatan ini adalah agar kegiatan atau program kesehatan

    tersebut memperoleh dukungan dari para tokoh masyarakat (toma) dan

    tokoh agama (toga). Selanjutnya toma dan toga ini dapat menjembatani

    antara pengelola program kesehatan dengan masyarakat. Pada masyarakat

    yang masih paternalistik seperti di Indonesia ini, toma dan toga merupakan

    panutan perilaku masyarakat yang sangat signifikan. Oleh sebab itu, apabila

    toma dan toga sudah mempunyai perilaku sehat, akan mudah ditiru oleh

    anggota masyarakat yang lain.

    Bentuk kegiatan mencari dukungan sosial ini antara lain adalah

    pelatihan-pelatihan para toma dan toga, seminar, lokakarya, penyuluhan,

    dan sebagainya.

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    29

    2.1.3. Pemberdayaan masyarakat (empowerment)

    Pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan lebih kepada untuk

    meningkatkan partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan. Sifatnya

    bottom-up (dari bawah ke atas). Diharapkan dengan tingginya partisipasi

    dari masyarakat maka suatu program kesehatan dapat lebih tepat sasaran dan

    memiliki daya ungkit yang lebih besar bagi perubahan perilaku karena dapat

    menimbulkan suatu nilai di dalam masyarakat bahwa kegiatan-kegiatan

    kesehatan tersebut itu dari kita dan untuk kita (Kapalawi, 2007).

    Tujuannya adalah agar masyarakat memiliki kemampuan dalam

    memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.

    Pemberdayaan masyarakat ini dapat diwujudkan dengan berbagai

    kegiatan, antara lain adalah penyuluhan kesehatan, pengorganisasian, dan

    pembangunan masyarakat (PPM) dalam bentuk koperasi dan pelatihan

    keterampilan dalam rangka peningkatan pendapatan keluarga (pelatihan

    menjahit, pertukangan, dll).

    Melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan masyarakat memiliki

    kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri

    (self reliance in health). Oleh karena itu, bentuk kegiatan pemberdayaan

    masyarakat ini lebih pada kegiatan penggerakan masyarakat untuk

    kesehatan, misalnya adanya pos obat desa, gotong royong kesehatan, dan

    VHEDJDLQ\D VHKLQJJD NHJLDWDQ LQL VHULQJ GLVHEXW JHUDNDQ PDV\DUDNDW

    untuk kesehatan.

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    30

    Partisipasi dapat terwujud dengan syarat (Tawi, 2008):

    1. Adanya saling percaya antaranggota masyarakat

    2. Adanya ajakan dan kesempatan untuk berperan aktif

    3. Adanya manfaat yang dapat dan segera dapat dirasakan oleh

    masyarakat

    4. Adanya contoh dan keteladanan dari tokoh/pemimpin masyarakat.

    Partisipasi itu harus didukung oleh adanya kesadaran dan pemahaman

    tentang bidang yang diberdayakan, disertai kemauan dari kelompok sasaran

    yang akan menempuh proses pemberdayaan. Dengan begitu, kegiatan

    promosi kesehatan akan berlangsung dengan sukses dimana masyarakat

    mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kesehatannya.

    2.2.Strategi Promosi Kesehatan Ottawa

    Konfrensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa-Canada pada tahun

    1986 menghasilkan Piagam Pttawa (Ottawa Charter) yang telah merumuskan

    sejumlah kegiatan yang dapat dilakukan oleh setiap negara untuk

    menyelenggarakan promosi kesehatan. Di dalam Piagam Ottawa tersebut

    dirumuskan pula strategi baru promosi kesehatan yang mencakup 5 butir,yaitu :

    2.2.1. Kebijakan Berwawasan Kesehatan (Healthy Public Policy)

    Kebijakan Berwawasan Kesehatan artinya suatu strategi promosi

    kesehatan yang ditujukan kepada para penentu atau pembuat kebijakan

    agar mereka mengeluarkan kebijakan-kebijakan public yang mendukung

    atau menguntungkan kesehatan.

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    31

    Promosi kesehatan lebih daripada sekadar perawatan kesehatan.

    Promosi kesehatan menempatkan kesehatan pada agenda dari pembuat

    kebijakan di semua sektor pada semua level, mengarahkan mereka supaya

    sadar akan konsekuensi kesehatan dari keputusan mereka dan agar mereka

    menerima tanggung jawab mereka atas kesehatan.

    Kebijakan promosi kesehatan mengombinasikan pendekatan yang

    berbeda namun dapat saling mengisi termasuk legislasi, perhitungan fiskal,

    perpajakan, dan perubahan organisasi. Ini adalah kegiatan yang

    terkoordinasi yang membawa kepada kesehatan, pendapatan, dan

    kebijakan sosial yang menghasilkan kesamaan yang lebih besar.

    Kegiatan terpadu memberikan kontribusi untuk memastikan barang

    dan jasa yang lebih aman dan lebih sehat, pelayanan jasa publik yang lebih

    sehat dan lebih bersih, dan lingkungan yang lebih menyenangkan.

    Kebijakan promosi kesehatan memerlukan identifikasi hambatan untuk

    diadopsi pada kebijakan publik di luar sektor kesehatan, serta cara

    menghilangkannya. Hal ini dimaksudkan agar dapat membuat pilihan yang

    lebih sehat dan lebih mudah untuk pembuat keputusan. Dengan perkataan

    lain, setiap kebijakan yang dikeluarkan pleh pejabat publik, harus

    memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan / kesehatan masyarakat.

    2.2.2. Lingkungan yang Mendukung (Supportive Environment)

    Strategi ini ditujukukan kepada para pengelola tempat umum,

    termasuk pemerintah kota, agar mereka menyediakan saran-prasarana atau

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    32

    fasilitas yang mendukung terciptanya prilaku sehat bagi masyarakat, atau

    sekurang-kurangnya pengunjung tempat-tempat umum tersebut.

    Masyarakat kita kompleks dan saling berhubungan. Kesehatan tidak

    dapat dipisahkan dari tujuan-tujuan lain. Kaitan yang tak terpisahkan

    antara manusia dan lingkungannya menjadikan basis untuk sebuah

    pendekatan sosio-ekologis bagi kesehatan. Prinsip panduan keseluruhan

    bagi dunia, bangsa, kawasan, dan komunitas yang serupa, adalah

    kebutuhan untuk memberi semangat pemeliharaan yang timbal-balik

    untuk memelihara satu sama lain, komunitas, dan lingkungan alam kita.

    Konservasi sumber daya alam di seluruh dunia harus ditekankan

    sebagai tanggung jawab global. Perubahan pola hidup, pekerjaan, dan

    waktu luang memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan. Pekerjaan

    dan waktu luang harus menjadi sumber kesehatan untuk manusia. Cara

    masyarakat mengatur kerja harus dapat membantu menciptakan

    masyarakat yang sehat. Promosi kesehatan menciptakan kondisi hidup dan

    kondisi kerja yang aman, yang menstimulasi, memuaskan, dan

    menyenangkan.

    Penjajakan sistematis dampak kesehatan dari lingkungan yang berubah

    pesat.terutama di daerah teknologi, daerah kerja, produksi energi dan

    urbanisasi- sangat esensial dan harus diikuti dengan kegiatan untuk

    memastikan keuntungan yang positif bagi kesehatan masyarakat.

    Perlindungan alam dan lingkungan yang dibangun serta konservasi dari

    sumber daya alam harus ditujukan untuk promosi kesehatan apa saja.

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    33

    Dengan kata lain, para pengelola tempat-tempat umum, pasar,

    terminal, stasiun kereta api, bandara, pelabuhan, mall dan sebagainya,

    harus menyediakan sarana-prasarana untuk mendukung prilaku sehat bagi

    pengunjungnya.

    2.2.3. Reorientasi Pelayanan Kesehatan ( Reorient Health Services)

    Reorientasi Pelayanan Kesehatan artinya setiap kegiatan promosi

    kesehatan diorientasikan bagaimana pelayanan kesehatan yang seharusnya

    dan dapat terjangkau. Sudah menjadi pemahaman masyarakat pada

    XPXPQ\D EDKZD GDODP SHOD\DQDQ NHVHKDWDQ LWL DGD SURYLGHU GDQ

    FRQVXPHU 3HQ\HOHQJJDUD SHQ\HGLD SHOD\DQDQ NHVHKDWDQ DGDODK

    pemerintahdan swasta dan masyarakat adalah sebagai pemakai atau

    pengguna pelayanan kesehatan. Pemahaman semacam ini harus diubah,

    harus direorientasi lagi, bahwa masyarakat bukan hanya sekedar pengguna

    atau penerima pelayanan kesehatan, tetapi sekaligus juga sebagai

    penyelenggara juga, dalam batas-batas tertentu.

    Realisasi dari reorientasi pelayanan kesehatan ini, adalah para

    penyelenggara pelayanan kesehatan baik pemerintahan maupun swasta

    harus melibatkan, bahakn memberdayakan masyarakat agar mereka juga

    dapat berperan bukan hanya sebagai penerima pelayanan kesehatan, tetapi

    juga sekaligus penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat. Contoh

    adalah pemanfaatan sarana kesehatan terdekat sebagai wadah informasi

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    34

    dan komunikasi tentang kesehatan.Dalam mereorientasikan pelayanan

    kesehatan ini promosi kesehatan sangat penting.

    2.2.4. Keterampilan individu (Personal Skill)

    Keterampilan Individu adalah kemapuan petugas dalam

    menyampaikan informasi kesehatan dan kemampuan dalam mencontohkan

    (mendemostrrasikan). Promosi kesehatan mendukung pengembangan

    personal dan sosial melalui penyediaan informasi, pendidikan kesehatan,

    dan pengembangan keterampilan hidup. Dengan demikian, hal ini

    meningkatkan pilihan yang tersedia bagi masyarakat untuk melatih dalam

    mengontrol kesehatan dan lingkungan mereka, dan untuk membuat pilihan

    yang kondusif bagi kesehatan.

    Memungkinkan masyarakat untuk belajar melalui kehidupan dalam

    menyiapkan diri mereka untuk semua tingkatannya dan untuk menangani

    penyakit dan kecelakaan sangatlah penting. Hal ini harus difasilitasi dalam

    sekolah, rumah, tempat kerja, dan semua lingkungan komunitas.

    Oleh sebab itu, strategi untuk mewujudkan keterampilan individu-

    individu (personal skill) dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan

    adalah sangat penting. Langkah awal dari peningkatan keterampilan dalam

    memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka ini adalah memberikan

    pemahaman-pemahaman kepada anggota masyarakat tentang cara-cara

    memelihara kesehatan, mencegah penyakit, mengenal penyakit, mencari

    pengobatan ke fasilitas kesehatan professional, menigkatkan kesehatan dan

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    35

    sebagainya. Metode dan teknik pemberian pemahaman ini lebih bersifat

    individual daripada massa.

    2.2.5. Gerakan Masyarakat (Community Action)

    Promosi kesehatan bekerja melalui kegiatan komunitas yang konkret

    dan efisien dalam mengatur prioritas, membuat keputusan, merencanakan

    strategi dan melaksanakannya untuk mencapai kesehatan yang lebih baik.

    Inti dari proses ini adalah memberdayakan komunitas -kepemilikan

    mereka dan kontrol akan usaha dan nasib mereka.

    Pengembangan komunitas menekankan pengadaan sumber daya

    manusia dan material dalam komunitas untuk mengembangkan

    kemandirian dan dukungan sosial, dan untuk mengembangkan sistem yang

    fleksibel untuk memerkuat partisipasi publik dalam masalah kesehatan.

    Hal ini memerlukan akses yang penuh serta terus menerus akan informasi,

    memelajari kesempatan untuk kesehatan, sebagaimana penggalangan

    dukungan. Gerakan Masyarakat merupakan suatu partisifasi masyarakat

    \DQJPHQXQMDQJNHVHKDWDQ&RQWRKJHUDNDQ-XPDWEHUVLK

  • BHBP

    4 - B

    ag K

    eseh

    atan M

    asya

    rakat

    FKG

    Unpa

    d

    36

    Daftar Pustaka

    Downie,RS. Tannahill,Carol and Tannahill,Andrew. 1996. Health Promotion Models and Value.2nd ed. Oxford University Press.

    Egger, G. 1999. Health Promotion Strategies & Methods. Australia: Mc Graw Hill

    Notoatmojo,S.2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. PT.Rineka Cipta.Jakarta

    John.Joseph. 2006. Text Book of Preventive and Community Dentistry. CBS Publisher & Distributor. New Delhi