Handling Dan Collecting Specimen Elektif 2012

30
HANDLING AND COLLECTING SPECIMEN UNTUK PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI Disusun Oleh: WAHYU PUTRI RAHMAWATI 105070101111019 GEO BERTHA FERNANDA 105070101111020 FARAH NISHFI RAMADHANI 105070104111012

Transcript of Handling Dan Collecting Specimen Elektif 2012

Page 1: Handling Dan Collecting Specimen Elektif 2012

HANDLING AND COLLECTING SPECIMEN UNTUK PEMERIKSAAN

MIKROBIOLOGI

Disusun Oleh:

WAHYU PUTRI RAHMAWATI 105070101111019GEO BERTHA FERNANDA 105070101111020FARAH NISHFI RAMADHANI 105070104111012

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2012

Page 2: Handling Dan Collecting Specimen Elektif 2012

HANDLING & COLLECTING SPESIMENT SPUTUM

A. Pengertian

Sputum adalah bahan yang dikeluarkan dari paru, bronchus, dan trachea melalui

mulut. Biasanya juga disebut dengan expectoratorian. Orang dewasa normal

bisa memproduksi mukus (sekret kelenjar) sejumlah 100 ml dalam saluran

napas setiap hari. Mukus ini digiring ke faring dengan mekanisme pembersihan

silia dari epitel yang melapisi saluran pernapasan. Keadaan abnormal produksi

mukus yang berlebihan (karena gangguan fisik, kimiawi, atau infeksi yang

terjadi pada membran mukosa), menyebabkan proses pembersihan tidak

berjalan secara adekuat normal seperti tadi, sehingga mukus ini banyak

tertimbun. Bila hal ini terjadi, membran mukosa akan terangsang, dan mukus

akan dikeluarkan dengan tekanan intrathorakal dan intraabdominal yang tinggi.

Dibatukkan, udara keluar dengan akselerasi yg cepat beserta membawa sekret

mukus yang tertimbun tadi. Mukus tersebut akan keluar sebagai sputum.

B. Jenis-jenis Sputum

Sputum yang dikeluarkan oleh seorang pasien hendaknya dapat dievaluasi

sumber, warna, volume, dan konsistensinya, karena kondisi sputum biasanya

memperlihatkan secara spesifik proses kejadian patologik pada pembentukan

sputum itu sendiri.

klasifikasi bentukan sputum dan kemungkinan penyebabnya :

• Sputum yang dihasilkan sewaktu membersihkan tenggorokan, kemungkinan

berasal dari

sinus, atau asluran hidung, bukan berasal dari saluran napas bagian bawah.

• sputum banyak sekali&purulen → proses supuratif (eg. Abses paru)

• Sputum yg terbentuk perlahan&terus meningkat → taanda bronkhitis/

bronkhiektasis.

• Sputum kekuning-kuningan → proses infeksi.

• Sputum hijau → proses penimbunan nanah. Warna hijau ini dikarenakan

adanya

verdoperoksidase yg dihasikan oleh PMN dlm sputum. Sputum hijau ini sering

ditemukan

Page 3: Handling Dan Collecting Specimen Elektif 2012

pada penderita bronkhiektasis karena penimbunan sputum dalam bronkus yang

melebar dan

terinfeksi.

• sputum merah muda&berbusa → tanda edema paru akut.

• Sputum berlendir, lekat, abu-abu/putih → tanda bronkitis kronik.

• Sputum berbau busuk → tanda abses paru/ bronkhiektasis.

B. Pengambilan Sputum

1. Tujuan

Mendapatkan spesimen sputum yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan

pewarnaan basil tahan asam atau sesuai permintaan dan untuk di kultur.

2. Indikasi

Pasien yang mengalami infeksi/peradangan saluran pernafasan (apabila

diperlukan).

3. Waktu

Diperlukan 3 kali pengambilan sputum dalam 2 kali kunjungan, yaitu

• Sputum sewaktu (S), yaitu ketika penderita pertama kali datang

• Sputum pagi (P) , keesokan harinya ketika penderita datang lagi dengan

membawa sputum pagi (sputum pertama setelah bangun tidur)

• Sputum sewaktu (S), yaitu saat penderita tiba di laboratorium.,penderita

diminta mengeluarkan sputumnya lagi.

- Bisa juga sputum sewaktu saja atau pagi saja sesuai dengan permintaan ,

kalau untuk TBC sebaiknya SPS

4. Persiapan Alat

a. Sputum pot (tempat ludah) yang bertutup

b. Botol bersih dengan penutup

c. Hand scoon

d. Formulir dan etiket

e. Perlak

f. pengalas

g. Bengkok

Page 4: Handling Dan Collecting Specimen Elektif 2012

h. Tissue

5. Persiapan pasien

Jelaskan pada pasien apa yang dimaksud dengan sputum agar yang dibatukkan

benar-benar merupakan sputum, bukan air liur/saliva ataupun campuran antara

sputum dan saliva. Selanjutnya, jelaskan cara mengeluarkan sputum.

6. Prosedur Tindakan

a. Menyiapkan alat

b. Memberitahu pasien

c. Mencuci tangan

d. Mengatur posisi duduk (fowler)

e. Memasang perlak pengalas dibawah dagu dan menyiapkan bengkok.

f. Memakai hand scoon

g. Meminta pasien membatukkan dahaknya ke dalam tempat yang sudah

disiapkan (sputum pot)

h. Mengambil 5cc bahan, lalu masukkan ke dalam botol

i. Membersihkan mulut pasien

j. Merapikan pasien dan alat

k. Melepas hand scoon

l. Mencuci tangan

D. Cara Pengiriman Specimen

Baik spesimen yang dikirim dalam pot maupun wadah harus disertai

dengan data / keterangan, baik mengenai kriteria spesimen maupun pasien. Ada

2 data yang harus disertakan, yaitu:

1. Data 1: Pot/wadah dilabel dengan menempelkan label pada dinding

luar pot. Proses direct labelling yang berisi data: nama, umur, jenis kelamin,

jenis spesimen, jenis tes yang diminta dan tanggal pengambilan.

2. Data 2: Formulir/kertas/buku yang berisi data keterangan klinis:

dokter yang mengirim, riwayat anamnesis, riwayat pemberian antibiotik terakhir

Page 5: Handling Dan Collecting Specimen Elektif 2012

(minimal 3 hari harus dihentikan sebelum pengambilan spesimen), waktu

pengambilan spesimen, dan keterangan lebih lanjut mengenai biodata pasien.

Jadi, data mengenai spesimen harus jelas, label dan formulir spesimen

tidak akan diterima apabila:

-Tidak dilengkapi dengan data yang sesuai.

- Jumlah yang dibutuhkan untuk pemeriksaan kurang

-Cara pengambilan tidak sesuai dengan prosedur yang ada.

E. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan

Pengambilan sputum sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dimana

kemungkinan untuk mendapat sputum bagian dalam lebih besar. Atau juga bisa

diambil sputum sewaktu. Pengambilan sputum juga harus dilakukan sebelum

pasien menyikat gigi. Agar sputum mudah dikeluarkan, dianjurkan pasien

mengonsumsi air yang banyak pada malam sebelum pengambilan sputum.

Sebelum mengeluarkan sputum, pasien disuruh untuk berkumur-kumur dengan

air dan pasien harus melepas gigi palsu(bila ada). Sputum diambil dari batukkan

pertama(first cough). Cara membatukkan sputum dengan Tarik nafas dalam dan

kuat(dengan pernafasan dada) batukkan kuat sputum dari bronkus-trakea –

mulut-wadah penampung. Wadah penampung berupa pot steril bermulut besar

dan berpenutup(Screw-Cap Medium). Periksa sputum yang dibatukkan, bila

ternyata yang dibatukkan adalah air liur/saliva, maka pasien harus mengulangi

membatukkan sputum. Sebaiknya, pilih sputum yang mengandung unsur-unsur

khusus, seperti, butir keju, darah dan unsur-unsur lain. Bila sputum susah

keluarlakukan perawatan mulut Perawatan mulut dilakukan dengan obat glyseril

guayakolat(expectorant) 200 mg atau dengan mengonsumsi air teh manis saat

malam sebelum pengambilan sputum.

Bila sputum juga tidak bisa didahakkan, sputum dapat diambil secara:

- Aspirasi transtracheal

- Bronchial lavage

- Lung biopsy

Mengelola spesiment sputum untuk pemeriksaan BTA

Page 6: Handling Dan Collecting Specimen Elektif 2012

Langkah-langkah yang dlakukan dimulai dari membut preparat/slide dari

specimen sputum, lalu mewarnai slide dengan pewarnaan ziehl-Nielsen dan selanjutnya

memeriksanya di bawah mikroskop untuk mencari kuman BTA.

Pembuatan Sediaan/ Preparat/ Apusan Sputum

Ose dipanaskan diatas api spiritus sampai merah dan didinginkan. Sputum disiapkan

(hati-hati, hindari percikan sputum (droplet), diambil sedikit pada bagian yang kental

dan berwarna kuning kehijauan (purulen) menggunaka ose. Sputum dioleskan pada

object glass secara merata dengan ukuran 2x3 cm. Ose yang telah digunakan kemudian

dibersihkan menggunakan aklohol sampai sisa sputum hilang, lalu dibakar. Sediaan

yang telah dibuat lalu dikeringkan di udara terbuka sekitar 15-30menit, jangan sampai

terkena sinar matahari secara langsung. Sediaan diambil menggunakan pinset dan

difiksasi di atas api selama satu detik sebanyak 3 kali.

Gambar 2 : Membuat apusan dari spesiment sputum

Pewarnaan preparat dengan metode Ziehl-Neelsen

1. Siapkan preparat yang sudah difiksasi

2. Genangi preparat dengan karbol fuchsin selama 5 menit dan panaskan dengan api tapi

jangan sampai mendidih atau gosong, cukup sampai terlihat asap. Setelah itu dicuci

dengan air mengalir.

3 Tuangi preparat dengan Alkohol Asam sampai warna alcohol asam menjadi merah

yaitu sekitar 10 detik selanjutnya dicuci dengan air mengalir.

Page 7: Handling Dan Collecting Specimen Elektif 2012

4. Sediaan digenangi dengan larutan methylin blue selama 20-30 detik, kemudian dicuci

dengan air mengalir dan keringkan.

 Gambar 3a,b : Melaksanakan pewarnaan bakteri tahan asam dengan metode ziehl-

Nielsen

Pembacaan dan Penilaian pada mikroskop

1.Pembacaan

Sediaan atau preparat yang telah kering ditetesi dengan minyak emersi dan dilihat

dengan mikroskop dengan perbesaran lensa objektif 100. Kemudian mencari adanya bakeri

berbentuk batang panjang atau pendek yang berwarna merah dengan latar belakang berwarna

biru. Lalu melihat perlapangan pandang sampai 100 lapangan pandang untuk dihitung

derajat infeksinya.

Gambar 4 :Mengamati preparat yang di buat d bawah mikroskop

 2. Penilaian

Page 8: Handling Dan Collecting Specimen Elektif 2012

- BTA negatif : Apabila dalam 100 LP atau selama 15 menit pengamatan tidak

dijumpai adanya BTA.

- BTA positif : apabila dalam pengamatan dijumpai adanya BTA. Untuk BTA

positif apabila dibuat sediaan langsung dan diwarnai denganZiehl Nielseen atau

Kinyoun Gabbet maka dapat dilakukan penilaian sebagai berikut :

Penilaian menurut IUAT (International Union Against Tubercolosis)

Negatif : Tidak dijumpai adanya BTA

Ditulis jumlah bakteri : Ditemukan 1-9 BTA/100 LP

 Positif 1 : Ditemukan 10-99 BTA/100 LP

Positif 2 : Ditemukan 1-9 BTA/1 LP

Positif 3 : Ditemukan lebih dari 10 BTA/1 LP

Gambar 5: Positif 3 dari pemeriksaan BTA di bawah mikroskop

Handling dan Collecting Specimen Pus

A. Pengertan Pus

Pus merupakan kumpulan eksudat jaringan yang berisi jaringan nekrotik, bakteri dan

leukosit. Pus sering di dapatkan pada luka terbuka ataupun tertutup(abses). Dalam

pengambilan spesiment pus yang harus di perhatikan adalah jangan sampai

terkontaminan oleh bakteri dari luar dan secepat mungkin di bawa ke lab untuk d

periksa.

B. Pengambilan Sampel

Alat dan bahan yang digunakan untuk pengambilan sampel:

Page 9: Handling Dan Collecting Specimen Elektif 2012

1. Jarum dan semprit steril

2. Pisau bedah steril

3. Kasa steril

4. Plester

5. Kapas swab yang berisi stuart’s atau amie’s medium

6. Anaerabic transporter system,jika tidak ada menggunakan tabung yang berisi

kaldu thioglicolat

7. Masker

8. Sarung tangan

9. Alcohol 70%

10. Larutan Normal Saline

Dalam pengambilan spesiment pus yang harus di perhatikan adalah jangan

sampai terkontaminan oleh bakteri dari luar dan secepat mungkin di bawa ke lab untuk

d periksa.

Seleksi dan pengambilan yang adekuat sangat berpengaruh pada hasil

pemerisaan. Jika lesi luas atau terdapat beberapa lesi, bahan diambil dari beberapa

tempat. Sampel dari abses harus mengandung pus dan bagian dari dinding abses.

Sebaiknya juga sampel di ambil sebelum pemberian antibitik.

1. Bila sampel merupakan luka terbuka

Sebelum di ambil basuh kulit dengan NS sebanyak 3 kali, lalu swab dengan

kapas steril / catoon bud sebanyak 2 kali dan masukkan kedalam wadah steril

berisi medium stuart/anie.

2. Bila sampel merupakan abses yang tertutup.

Bila abses tertutup maka cara yang kita gunakan adalah dengan menginsisi kulit

d atas abses. Sebelumnya basuh kulit sekitar abses dengan povidon iodine atau

desinfektan dan biarkan sampai kering. Selanjutnya beri spray anastesi dan

lakukan insisi kecil. Eksudat dikeluarkan sampai mau habis, lalu eksudat yang

hampir akhir di drainase beserta dinding dasar abses kalau bisa dan di maksukan

ke dalam medium thioglicolat bila suspect bakteri anaerob. Selanjutnya untuk

bakteri aerob swab sebanya dua kali dinding abses beserta pus nya dan

masukkan ke dalam tabung steril yang berisi medium stuart’s atau anie’s.

Page 10: Handling Dan Collecting Specimen Elektif 2012

C. Pengiriman dan penyimpanan abses, jaringan, spesimen drainage.

Untuk penyimpanan dan pengiriman sama seperti jenis sampel yang lain kalau

bisa kurang dari dua jam pada suhu ruang harus segera dikirim ke lab dan bila lebih dari

2 jam bisa di simpan pada suhu 4-80C tapi tetap tidak boleh lebih dari 24 jam karena

bisa mengubah hasil dari pemeriksaan dan kultur bakteri. 

D. Pemeriksaan untuk Pus

1. Pemeriksaan langsung menggunakan direct smear pewarnaan gram

2. Tanam sample pada medium:

BAP dan Mc Conkey (aerob)

BAP (Anaerob)

Thayer Martin (bila curiga gonorrhoe)

Sabaroud agar (bila curiga jamur)

3. Inkubasi media BAP, Mc Conkey, Thayer martin selama 24 jam pada suhu 37JC

dan Sabaroud agar pada suhu kamar 4-5 minggu

4. Bila tumbuh koloni maka dilakukan pewarnaan gram

5. Setelah itu dilakukan uji sensitivitas antibiotika

Handling dan Collecting Specimen Urin

JENIS SPESIMEN URIN

- Urin kateter

- Urin porsi tengah (Clean Catch Urine)

- Urin Aspirasi Suprapubik

A. URIN KATETER

I. PEMILIHANKateter resiko memasukkan bakteri

Jangan pakai Bed side Catheter bag

PENGAMBILAN SPESIMEN

Page 11: Handling Dan Collecting Specimen Elektif 2012

II.1. Bahan yang dibutuhkan

- Semprit isi 10 ml dan

- Jarum suntik nomor 21

- Kapas alcohol

II.2. Cara Pengambilan Sampel

- Jepit kateter (<30 menit) pada bagian proksimal- Bersihkan dengan Alkohol pada tempat dimana urin akan diambil- Tusukkan jarum, ambil urin, tampung, tutup rapat

CARA PEMBERIAN LABEL- Pedoman Umum Cara Pemberian Label (nama, umur, jenis kelamin, jenis

permintaan pemeriksaan / biakan apa, jam dan tanggal pengambilan specimen).- Cantumkan cara pengambilan urin;

misalnya: Kateter

III. PENGIRIMAN- Segera periksa dalam 30 menit; atau simpan dalam almari es dan paling lama 24

jam.

B. URIN PORSI TENGAH(‘CLEAN CATCH URINE’)

I. PEMILIHAN- Dianjurkan urin pagi hari;- Buang 1/3 aliran urin pertama

PENGAMBILANII.1. Bahan yang dibutuhkan

- Botol/Tabung steril bertutup ulir- Sabun medis- Kasa- Akuades/air suling

Cara pengambilan SpesimenPenderita diberitahu (Lisan/tertulis)Instruksi pada Wanita

Duduk di toilet, Buka kaki/lutut ke samping selebar mungkin. Dgn sabun medis & spon/kain/kapas, cuci genital dgn pergerakan dari depan ke

belakang. Bilas dengan spon basah, dengan arah depan ke belakang. Ulangi beberapa kali dgn spon basah baru. Pegang dengan jari dan taruh cawan/botol mulut

Page 12: Handling Dan Collecting Specimen Elektif 2012

lebar di depan genital, dan jangan menyentuhtepi botol.

Buang urin pertama keluar; dan Berikutnya ditampung. Tutup botol segera.

Instruksi pada Laki Tarik kulit preputium (‘Foreskin’ untuk yang tidak

khitan), dan bersihkan Glans penis. Ikuti cara pencucian seperti pada wanita Periksa bahwa tutup rapat dan tidak pecah; dan Jika tak segera diperiksa simpan almari es

CARA PEMBERIAN LABELBaca pedoman umum cara pemberian label (nama, umur, jenis kelamin, jenis permintaan pemeriksaan / biakan apa, jam dan tanggal pengambilan specimen).Catat apakah penderita telah mendapat antibiotk

C. URIN ASPIRASI SUPRAPUBIK

PEMILIHAN

Cara ini terbebas dari:- pencemar uretra dan

- perineum Diutamakan untuk- anak; atau

- pemeriksaan anaerobik

PENGAMBILAN SPESIMEN

Bahan yang Dibutuhkan

- Desinfektan kulit

- Anastesi local

- Semprit isi 10 ml dan jarum nomor 22

- Botol steril bertutup ulir

Cara Pengambilan Spesimen

- Lakukan desinfeksi pada kulit, yakni antara pusar (umbilicus) sampai dengan penis.

- Anastesi pada tempat tusukan( Mid-line, 2 CM di atas simpisis)

- Masukkan jarum ke kandung kemih yang sedang penuh- Hisap, tampung dalam botol dan tutup rapat

Page 13: Handling Dan Collecting Specimen Elektif 2012

CARA PEMBERIAN LABEL- Baca pedoman umum cara pemberian label (nama, umur, jenis kelamin, jenis

permintaan pemeriksaan / biakan apa, jam dan tanggal pengambilan specimen).- Beri catatan: Urin suprapubik, Apakah perlu pemeriksaan anaerobic, Catat

waktu pengambilan (Jam, tanggal)

PENGIRIMAN- Segera periksa dalam 30 menit; atau- Simpan dalam almari es dan paling lama 24 jam.

CATATAN- Pemeriksaan anaerobik hanya atas permintaan- Anak: tempat tusukan 1-2 CM di atas simpisis pubis; Jml. 5 ml

Pemeriksaan untuk urin

1. Pemeriksaan langsung menggunakan direct smear pewarnaan gram

2. Tanam sample pada medium:

BAP dan Mc Conkey (aerob)

BAP (Anaerob)

Thayer Martin (bila curiga gonorrhoe)

3. Inkubasi media BAP, Mc Conkey, Thayer martin selama 24 jam pada suhu 37JC

dan Sabaroud agar pada suhu kamar 4-5 minggu

4. Bila tumbuh koloni maka dilakukan pewarnaan gram

5. Setelah itu dilakukan uji sensitivitas antibiotika

SPESIMEN TINJA

Pemilihan Spesimen- Pilihan utama tinja padat atau cair (diare)- Usap rektum (Rectal swab) anak-anak;- Untuk deteksi pengidap (‘Carrier’), tiap hari, 3 hari- Ambil pada fase akut- Minggu 2-3 pada demam tifoid- Pada diare akut Usap rektum

Cara penampungan dan pengiriman- Tempat steril; jangan campur urin- minimal 5 gram atau 5 mililiter specimen- Tancapkan di media transport (Medium Stuart)- Jika tidak segera diperiksa, tampung suhu es (4 C)- Segera kirim Periksa langsung atau

Page 14: Handling Dan Collecting Specimen Elektif 2012

- Media transport Jika lebih dari 2-3 jam

USAP REKTUM (RECTAL SWAB)Pemilihan

- Pilihan untuk anak atau diare akut- Swab harus mengandung bahan tinja- Jangan hanya di anus

Biasa thd:Salmonella, Shigella dan Campylobacter

Pengambilan SpesimenBahan yang dibutuhkan

- Swab (Cotton Swab) (Lidi kapas steril)- Media transport (Stuart atau Amies)

Cara Pengambilan- Masukkan swab spinkter ani (2 CM),- sekali putar dan tarik; dan segera media transport- Untuk N. gonorrhoeae, swab sd kripta di anus.

Cara Pemberian label- Catat waktu pengambilan- Cantumkan bakteri yang dicari (N gonorrhoeae)

Pengiriman- Untuk Gonococcus, < 30 menit Sampai di Lab. & jangan di Es- Untuk kultur rutin (Non Go) media transport, jika lama simpan suhu dingin

Catatan: Spesimen pilihan diare adalah tinja cair

Pemeriksaan untuk urin

1. Pemeriksaan langsung menggunakan direct smear pewarnaan gram

2. Tanam sample pada medium:

BAP dan Mc Conkey (aerob)

BAP (Anaerob)

Thayer Martin (bila curiga gonorrhoe)

Sabaroud agar (bila curiga jamur

3. Inkubasi media BAP, Mc Conkey, Thayer martin selama 24 jam pada suhu 37JC

dan Sabaroud agar pada suhu kamar 4-5 minggu

4. Bila tumbuh koloni maka dilakukan pewarnaan gram

Setelah itu dilakukan uji sensitivitas antibiotika

Page 15: Handling Dan Collecting Specimen Elektif 2012

Handling dan Collecting Specimen Darah

Alat dan Bahan :

2 buah disposable syringe sterile

Torniquet

Kapas alkohol 70%

Sarung tangan sterile

Botol kultur bactec sesuai pasien anak-anak atau dewasa /botol berisi antikoagulan SPS

(Sodium Polyanethol Sulfonat)

Pengambilan :

1. Pengambilan dilakukan pada saat demam tinggi/ sesaat sebelum fase puncak,

sebelum mendapat antibiotika, atau sebelum pemberian antibiotika berikutnya

2. Untuk kasus demam typhoid pengambilan dilakukan pada minggu I dan II

3. Untuk kasus-kasus berat seperti endokarditis, puncti perlu dilakukan dengan

interval yang panjang

4. Pengambilan dilakukan pada 2 tempat yang berbeda misal pada fossa antecubiti

vena mediana cubiti kanan dan kiri

5. Apabila ada infuse maka puncti dilakukan di bawahnya

6. Jumlah darah yang diambil : bayi 1-2 ml, anak-anak 2-5 ml, dewasa 10 ml.

Prosedur :

1. Persetujuan pasien untuk dilakukan pengambilan darah

2. Persiapan alat

3. Palpasi vena pada daerah yang akan di puncti, vena harus terlihat jelas, besar

4. Pasang torniquet

5. Desinfeksi kulit tempat puncti dengan kapas alcohol 70% degan arah

membentuk lingkaran memutar dari dalam keluar

6. Daerah yang sudah dipuncti jangan dipegang lagi, atau kalau mau memegang

maka tangan kita harus memakai sarung tangan yang telah disemprot alcohol

70% untuk mencegah kontaminasi

Page 16: Handling Dan Collecting Specimen Elektif 2012

7. Tusukkan jarum pada vena dengan sudut sekitar 30 derajat, aspirasi dulu sedikit

untuk memastikan apakah sudah tepat pada vena. Bila sudah tepat ambil sesuai

jumlah yang dibutuhkan.

8. Ambil kapas alcohol 70% letakkan pada atas tempat puncti

9. Lepas tourniquet

10. Kapas alcohol tekan pada tempat puncti kemudian tarik jarum perlahan.

11. Tutup jarum pada syringe

12. Buka tutup botol kultur, desinfeksi daerah leher botol dengan alcohol 70%

13. Buka jarum syringe, lalu tuang darah dalam botol kultur perlahan-lahan supaya

darah tidak lisis. Tutup botol.

14. Goyangkan perlahan darah yang sudah dalam botol kultur bactec supaya

tercampur dengan medium kulturnya

15. Beri label dengan nama, usia, jenis kelamin, no.reg, nama dokter, nama yang

mengambil, tanggal dan hari pengambilan, terapi yang sudah diberikan,

diagnosis

Pengiriman dan Penyimpanan:

1. Specimen dikirim dan diproses maksimal 2 jam setelah diambil atau tidak boleh

lebih dari 24 jam pada suhu kamar

2. Botol kultur+darah tidak boleh dimasukkan kulkas atau freezer karena bisa saja

merusak/membunuh organisme tertentu

3. Bila waktu pengiriman lama, maka dapat dipakai Amies medium (untuk

mencegah lisis dan antifagositik) atau pakai antikoagulan SPS (Mengkoagulasi

darah, Menghambat pertumbuhan kuman,, mencegah fagositosis, mencegah

pengaktifan komplemen)

Pemeriksaan

1. Botol medium kultur bactec yang berisi darah dimasukkan dalam bactec dan

ditunggu hasilnya.

2. Jika hasilnya positif maka langsung dikultur di medium Mc Conkey dan di

inkubasi selama 24 jam pada suhu 37JC untuk mendapatkan koloni.

Page 17: Handling Dan Collecting Specimen Elektif 2012

3. Jika sudah tumbuh koloninya ditentukan apakah itu koloni gram negatif atau

gram positif setelah itu, jika memakai pemeriksaan vitek, maka langsung

dilakukan pemeriksaan menggunakan vitek.

4. Jika tanpa memakai vitek, dan jika tidak bisa ditentukan itu bakteri gram negatif,

positif, atau yeast maka langsung dilakukan membuat hapusan dan diwarnai

gram.

Pewarnaan gram dengan cara:

1. Tetesi dengan crystal violet dan ditunggu 1 menit

2. Bilas dengan air mengalir

3. Tetesi Lugol dan tunggu hingga 1 menit

4. Bilas dengan air mengalir

5. Tetesi dengan alcohol 96% tunggu 5-10 detik

6. Bilas dengan air mengalir

7. Tetesi dengan safranin dan tunggu sampai ½ menit

8. Bilas dengan air mengalir

9. Keringkan dengan udara

5. Amati di mikroskop dengan lensa objektif 100x dengan minyak emersi. Lihat

warna bakteri dan bentuknya, serta amati apakah ada budding cell jamur atau

tidak.

6. Setelah itu dilakukan uji sensitivitas antibiotik

Handling dan Collecting Specimen Swab Tenggorok, Swab Hidung, Swab Vagina,

Swab Urethra

Swab Hidung

Alat dan Bahan:

Sarung tangan sterile

lidi kapas sterile

tabung berisi NaCl

Prosedur Pengambilan:

Page 18: Handling Dan Collecting Specimen Elektif 2012

Bisa dilakukan setiap saat terutama sewaktu fase akut dan sebelum pembeeian antibiotic

Pengambilan usapan dilakukan 2 kali, satu untuk pemeriksaan mikroskopis dan satu lagi

untuk dikultur

1. Pasien diminta untuk duduk dan menengadahkan kepala

2. Masukkan lidi Dacron kedalam rongga hidung kanan. Posisi lidi tegak lurus dan

panjang lidi yang masuk kira-kira ½ jarak hidung sampai telinga. Putar searah

jarum jam sampai menyentuh dinding belakang nasofaring kemudian tarik

keluar.

3. Lakukan hal yang sama pada hidung sebelah kiri dan diputar berlawanan jarum

jam.

4. Masukkan lidi Dacron pada larutan NaCl steril 1 ml dalam tabung specimen

5. Beri identitas nama, usia, jenis kelamin, no.register, tanggal dan jam

pengambilan, permintaan pemeriksaan, diagnosis, antibiotic yang sudah

diberikan

Swab Tenggorok

Alat dan Bahan:

Sarung tangan sterile

lidi kapas sterile

tabung berisi NaCl

Prosedur Pengambilan

Bisa dilakukan setiap saat terutama sewaktu fase akut dan sebelum pembeeian antibiotik

Pengambilan usapan dilakukan 2 kali, satu untuk pemeriksaan mikroskopis dan satu lagi

untuk dikultur

1. Pasien diminta untuk duduk dan membuka mulut

2. Tekan lidah menggunakan spatel lidah

3. Masukkan lidi kapas hingga menyentuh dinding belakang faring dengan bantuan

sinar terang

4. Usap ke kiri dan ke kanan dinding belakang faring dan tonsil, lalu tarik keluar

dan jangan sampai menyentuk bagian mulut yang lain

5. Masukkan lidi dalam tabung berisi NaCl 1 ml

Page 19: Handling Dan Collecting Specimen Elektif 2012

6. Beri label identitas

Pemeriksaan Swab Tenggorok dan Hidung

1. Pemeriksaan swab bisa langsung menggunakan direct smear dan dikultur pada

Mannitol Salt Agar dan di inkubasi selama 24 jam pada suhu 37JC

2. Setelah dikultur amati perubahan warna disekitar koloni bakteri yang tumbuh.

Jika berubah menjadi kuning diduga bakteri adalah Staphylococcus aureus maka

dilakukan pemeriksaan koagulase dengan cara

1. Kocok reagen tes dan control agar suspense homogen

2. Buat hapusan 1-3 koloni diatas lingkaran tes dan lingkaran control pada

reaction card menggunakan lidi

3. Tambahkan 1 tetes reagen tes pada lingkaran tes dan 1 tetes pada lingkaran

kontrol

4. Suspensikan hapusan bakteri dan reagen dan lihat apakah ada gumpalan pada

lingkaran tes yang menandakan koagulase positif bakteri S.aureus

5. Setelah selesai buang reaction card dalam desinfektan

3. Jika koloni dicurigai gram maka dapat dilakukan pewarnaan gram dengan cara:

1. Tetesi dengan crystal violet dan ditunggu 1 menit

2. Bilas dengan air mengalir

3. Tetesi Lugol dan tunggu hingga 1 menit

4. Bilas dengan air mengalir

5. Tetesi dengan alcohol 96% tunggu 5-10 detik

6. Bilas dengan air mengalir

7. Tetesi dengan safranin dan tunggu sampai ½ menit

8. Bilas dengan air mengalir

9. Keringkan di udara

4. Amati di mikroskop dengan lensa objektif 100x dengan minyak emersi. Lihat

warna bakteri dan bentuknya, serta amati apakah ada budding cell jamur atau

tidak.

5. Setelah itu dilakukan uji sensitivitas antibiotic

Swab Vagina/serviks

Page 20: Handling Dan Collecting Specimen Elektif 2012

Alat dan Bahan

Sarung tangan sterile

Spekulum vagina tanpa lubrikan

Kapas lidi sterile

Medium transport

Prosedur

1. Kita minta pasien untuk berbaring dan menekuk dan membuka kakinya

2. Kemudian kita masukkan speculum vagina tanpa lubrikan

3. Kemudian masukkan kapas lidi sterile usapkan pada vagina/serviks, keluarkan

lidi kapas dan masukkan pada medium

Swab urethra

Alat dan bahan

Kapas lidi sterile

Sarung tangan sterile

Aquades+kapas

Prosedur

1. Bersihkan daerah luar urethra dengan kapas dan aquades

2. Pijat batang penis sampai keluar eksudat, lalu swab dengan lidi kapas sterile

3. Masukkan dalam media transport

4. Jika tidak ada eksudat maka masukkan kapas lidi kedalam urethra sejauh 2 cm

putar keluarkan kapas lidi dan masukkan pada medium transport

Penyimpanan

Bisa bertahan selama 24 jam pada suhu ruang dan jangan dimasukkan kulkas

Pemeriksaan untuk swab vagina/serviks, urethra

5. Pemeriksaan langsung menggunakan direct smear pewarnaan gram

6. Tanam sample pada medium:

BAP dan Mc Conkey (aerob)

Page 21: Handling Dan Collecting Specimen Elektif 2012

BAP (Anaerob)

Thayer Martin (bila curiga gonorrhoe)

Sabaroud agar (bila curiga jamur)

7. Inkubasi media BAP, Mc Conkey, Thayer martin selama 24 jam pada suhu 37JC

dan Sabaroud agar pada suhu kamar 4-5 minggu

8. Bila tumbuh koloni maka dilakukan pewarnaan gram

9. Setelah itu dilakukan uji sensitivitas antibiotika

Daftar Pustaka

APHL TB Steering Committee.2010. “Guidelines for Submission of Sputum Specimens

for TB Testing”. Georgia Avenue Suite 700Silver Spring MD 20910Phone:

204.485.2728 Fax: 240.485.2700

Gupta et al.2005. “USE OF SPUTUM INDUCTION FOR ESTABLISHING

DIAGNOSIS IN SUSPECTED PULMONARY TUBERCULOSIS”. (Indian

J Tuberc)

2005;,52:143-146]

Jawets, Melnick dan Adelberg.2007.”Mikrobiologi Kedokteran”.EGC. Edisi 23

Kuntaman.2007.Pengambilan, Penyimpanan dan Pengiriman Specimen Untuk

Pemeriksaan Mikrobiologi. Dalam http://www.fk.unair.ac.id/pdfiles/

Spesimen_Managemen_2007.pdf.Diakses tanggal 22

Li LM, Bai LQ, Yang HL, Xiao CF, Tang RY, Cheu YF et al. Sputum induction to

improve the diagnostic in patients with suspected pulmonary

tuberculosis. Int J Tubercle Lung Dis 1999; 3(12): 1137-1139.

Tim Mikrobiologi FKUB.2003.Bakteriologi Medik.Bayumedia Publishing:Malang.

SOP dan PRO.TAP Mikrobiologi RSSA