Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

126
1 HAND OUT SEJARAH SENI RUPA MANCANEGARA OLEH : M. IBNAN SYARIF, S. Pd., M. Sn. JURUSAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERITAS NEGERI SEMARANG

description

Buku ini menjelaskan tentang sejarah seni rupa mancanegara yang dilihat dari segi religius, budaya, adat, dan ras di dunia.

Transcript of Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

Page 1: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

1

HAND OUT

SEJARAH SENI RUPA MANCANEGARA

OLEH :

M. IBNAN SYARIF, S. Pd., M. Sn.

JURUSAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERITAS NEGERI SEMARANG

Page 2: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

1

SILABUS

Fakultas : Bahasa dan Seni Jurusan/Prodi : Seni Rupa/Seni Rupa/Pendidikan Seni Rupa, S 1 Matakuliah : Sejarah Seni Rupa Mancanegara Kode Matakuliah : SKS : 2 Standar Kompetensi : Memiliki kemampuan memahami aspek kesejarahan seni rupa mancanegara (Timur dan Barat) dari masa Prasejarah hingga

Post-Modern.

Kompetensi Dasar

Materi Pokok Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu

Sumber Belajar

Memiliki pemahaman tentang kajian historis seni rupa mancanegara

1. Pengertian, ruang

lingkup, dan tujuan kajian sejarah seni rupa mancanegara

2. Pendekatan kajian sejarah seni rupa mancanegara

3. Perubahan dan kesinambungan seni rupa mancanegara

Membahas: 1. Pengertian,ruang

lingkup, dan tujuan kajian sejarah seni rupa mancanegara.

2. Pendekatan kajian sejarah seni rupa mancanegara

3. Perubahan dan kesinambungan seni rupa mancanegara

4. Diskusi kelas

Mampu menjelaskan: 1. Pengertia, ruang

lingkup, dan tujuan kajian sejarah seni rupa mancanegara

2. Pendekatan kajian sejarah seni rupa mancanegara

3. Perubahan dan kesinambungan seni rupa mancanegara

Tugas dan unjuk kerja

2 jam

- Sumintardja, Djauhari.

1978. - Arifin, Jauhar. 1986. - Salam, Sofyan &

Tangsi. 2007. Kuntowijoyo, 2003

Memiliki kemampuan memahami seni rupa Mesir Kuno

1. Latar budaya Mesir Kuno

2. Bentuk, jenis, corak, dan fungsi seni rupa Mesir Kuno

1. Mengkaji latar budaya Mesir Kuno

2. Mengkaji bentuk, jenis, corak, dan fungsi seni rupa Mesir Kuno

3. Diskusi kelas

Mampu menjelaskan seni rupa Mesir Kuno berdasarkan latar budaya, bentuk, jenis, corak, dan fungsinya.

Tugas dan unjuk kerja

4 jam

- Arifin, Jauhar. 1986. - Casson, Lionel. 1983. - Salam, Sofyan &

Tangsi. 2007.

Page 3: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

2

Memiliki kemampuan seni rupa India

1. Latar budaya India 2. Bentuk, jenis, corak,

dan fungsi seni rupa India

1. Mengkaji latar budaya India

2. Mengkaji bentuk, jenis, corak, dan fungsi seni rupa India

3. Diskusi kelas

Mampu menjelaskan seni rupa India berdasarkan latar budaya, bentuk, jenis, corak, dan fungsinya.

Tugas dan unjuk kerja

4 jam

- Arifin, Jauhar. 1986. - Salam, Sofyan &

Tangsi. 2007. - Schulberg, Lucille.

1983.

Memiliki kemampuan memahami seni rupa Islam Timur Tengah

1. Latar budaya Islam Timur Tengah

2. Bentuk, jenis, corak, dan fungsi seni rupa Islam Timur Tengah

1. Mengkaji latar budaya Islam Timur Tengah

2. Mengkaji bentuk, jenis, corak, dan fungsi seni rupa Islam Timur Tengah

3. Diskusi kelas

Mampu menjelaskan seni rupa Islam Timur Tengah berdasarkan latar budaya, bentuk, jenis, corak, dan fungsinya.

Tugas dan unjuk kerja

4 jam

- Arifin, Jauhar. 1986. - Salam, Sofyan &

Tangsi. 2007. - Faruqi & Faruqi. 1992. - Lings, Martin. 1976.

Ujian Tengah Semester

2 jam

Memiliki kemampuan memahami seni rupa Yunani

1. Latar budaya masa Yunani

2. Bentuk, jenis, corak, dan fungsi seni rupa Yunani

1. Mengkaji latar budaya masa Yunani

2. Mengkaji bentuk, jenis, corak, dan fungsi seni rupa Yunani

3. Diskusi kelas

Mampu menjelaskan seni rupa Yunani berdasarkan latar budaya, bentuk, jenis, corak, dan fungsinya.

Tugas dan unjuk kerja

4 jam

- Myers, Bernard, S. 1963.

- Nail, William H. Mc. 1967

Memiliki kemampuan memahami seni rupa Renaisans

1. Latar budaya masa Renaisans

2. Bentuk, jenis, corak, dan fungsi seni rupa Renaisans

1. Mengkaji latar budaya masa Renaisans

2. Mengkaji bentuk, jenis, corak, dan fungsi seni rupa Renaisans

3. Diskusi kelas

Mampu menjelaskan seni rupa Renaisans berdasarkan latar budaya, bentuk, jenis, corak, dan fungsinya.

Tugas dan unjuk kerja

4 jam

- Soedarso SP. 2000 - Arifin, Jauhar. 1986. - Kartika, D Soni. 2004 - Lowoy, Bates. 1966 - Myers, B, S. 1963. - Nail, W H. Mc. 1967 - Sutanto, Mikke. 2002

Page 4: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

3

Memiliki kemampuan memahami seni rupa Modern

1. Latar budaya Modern 2. Bentuk, jenis, corak,

dan fungsi seni rupa Modern

1. Mengkaji latar budaya Modern

2. Mengkaji bentuk, jenis, corak, dan fungsi seni rupa Modern

3. Diskusi kelas

Mampu menjelaskan seni rupa Modern berdasarkan latar budaya, bentuk, jenis, corak, dan fungsinya.

Tugas dan unjuk kerja

4 jam

- Soedarso SP. 2000 - Arifin, Jauhar. 1986.

- Kartika, D Soni. 2004 - Lowoy, Bates. 1966 - Myers, B, S. 1963. - Nail, William H. Mc.

1967 - Sutanto, Mikke. 2002

Memiliki kemampuan memahami kesinambungan dan perubahan seni rupa Post-Modern

1. Latar budaya masa Post-Modern

2. Bentuk, jenis, corak, dan fungsi seni rupa Post-Modern

1. Mengkaji latar budaya masa Post-Modern

2. Mengkaji bentuk, jenis, corak, dan fungsi seni rupa Post-Modern

3. Diskusi kelas

Mampu menjelaskan kesinambungan dan perubahan seni rupa Post-Modern berdasarkan latar budaya, bentuk, jenis, corak, dan fungsinya.

Tugas dan unjuk kerja

4 jam

- Soedarso SP. 2000 - Arifin, Jauhar. 1986. - Kartika, D Soni. 2004 - Lowoy, Bates. 1966 - Myers, B, S. 1963. - Nail, William H. Mc.

1967 - Sutanto, Mikke. 2002

Sumber Pustaka :

Arifin, Jauhar. 1986. Sejarah Seni Rupa. Bandung: Rosdakarya.

Atkins, Robert. 1990. Art Speak: A guide to Contemporary Ideas, Movements, and Buzzwods, New York: Abbeville Press Publishers.

Bakar, M. Aboe. 1995. Sejarah Masjid dan Amal Ibadah di dalamnya. Banjarmasin: TB Adil

Casson, Lionel. 1983. ABM. Sejarah Kebudayaan Dunia Mesir.

Faruqi, Ismail R. & Louis Lamya Faruqi. 1992. Atlas Budaya Islam (terjm. Mohd. Ridzuan Othman, dkk), Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian

Pendidikan Malaysia, Kuala Lumpur.

Faruqi, Ismail R. Al. 1991. Islam dan Kebudayaan (terjm. Yustiono), Bandung: Mizan.

Kuntowijoyo, 2003. Metodologi Sejarah.

Page 5: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

4

Lowoy, Bates. 1966. The Visual Experience: An Introduction to Art. New York: Prentice-Hall, Inc. And Harry N. Abrahams, Inc.

Myers, Bernard, S. 1963. Understanding the Art. New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc.

Nail, William H. Mc. 1967. A World History Volume 1. New York: Oxford University Press.

Salam, Sofyan dan Tangsi. 2007. Sejarah Seni Rupa Timur. Makasar: Badan Penerbit UNM.

Schulberg, Lucille. 1983. ABM Sejarah Kebudayaan Dunia India Yang Bersejarah.

Stangos, Nikos. 1994. Concepts of Modern Art From Fauvism to Postmodern, London: Thames and Hudson.

Soedarso SP. 2000. Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern. Yogyakarta: CV Studio Delapan Puluh Enterprise dan Badan Penerbit ISI

Yogyakarta.

Sumintardja, Djauhari. 1978. Kompendium Sejarah Arsitektur Jilid 1. Bandung.

Sutanto, Mikke. 2002. Diksi Rupa: Kumpulan Istilah Seni Rupa. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Dosen Pengampu, M. Ibnan Syarif, S. Pd., M. Sn. NIP 196709221992031002

Page 6: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

1

I. PENDAHULUAN

Hakikat: kebudayaan meliputi seluruh aspek kemanusiaan, mencakup beraneka ragam aspek

kehidupan (politik dan hukum, sosial dan ekonomi, dan seni)

Seni merupakan salah satu komponen utama budaya

- seni menjadi identitas suatu bangsa

- seni menjadi alat penentuan nilai-nilai dari suatu bangsa

- secara kodrati, manusia mencintai yang serba indah, yang mengejawantah dalam

kegiatan seni

- kegiatan seni terjadi pada berbagai aspek kehidupan manusia

Tujuan mempelajari sejarah seni adalah

- mengenal, memahami, dan menghayati proses perubahan atau perkembangan dari

masa lampau ke masa kini

- mengetahui falsafah yang melandasi penciptaannya

- menjadikan karya seni masa lampau sebagai sumber inspirasi atau sumber gagasan

dalam penciptaan karya seni

Kebudayaan mengalami proses perubahan dari masa ke masa

Seni sebagai unsur budaya

- mengalami perubahan

- perubahan pada seni (kesenian) terjadi karena sifat kesenian yang kreatif dan dinamis

- dinamika seni tidak terjadi secara serentak, namun bertahap.

Faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan:

- perubahan dalam masyarakat

- pengaruh dari luar

Seni Rupa:

- merupakan hasil dari daya kreasi (kreativitas) bangsa

- mempunyai fungsi sebagai sarana pendidikan estetis dan menjadi alat pembentuk jiwa

yang beradab dan berbudaya

Pembahasan seni rupa mancanegara mencakup:

- Konsep penciptaan karya seni rupa dan faktor-faktor geografis, sosial dan budaya yang

berpengaruh.

- Bentuk, corak, dan karakteristik karya seni rupa (baik seni arsitektur, seni patung, seni

lukis, seni kriya, seni hias).

Page 8: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

3

Mesir Purba (Kuno) adalah suatu peradaban kuno di bagian timur laut Afrika.

- Budaya Mesir Kuno berkembang dan terpusat di sepanjang lembah S Nil dimulai

sekitar 3150 SM, dan berkembang selama 3 milenium di bawah kekuasaan Firaun.

o S. Nil adalah lambang dari kehidupan bagi Bangsa Mesir

o Daerah/lembah S Nil merupakan daerah yang sangat subur

- Mencapai puncak kejayaannya pada masa Kerajaan Baru, dan berakhir pada sekitar 31

SM saat kekuasaan Firaun ditaklukkan Kekaisaran Romawi dan wilayah Mesir

Ptolemeus menjadi bagian dari provinsi Romawi, yang menandai berakhirnya

perkembangan peradaban merdeka Mesir.

- Herodotus (penulis pada sekitar 2.000 tahun lalu) mengatakan bahwa: Bangsa Mesir

merupakan bangsa yang tak tertandingi dalam hal rasa keagamaan dan karya ciptanya

Peradaban Mesir Kuno

Didasari: pengendalian keseimbangan antara sumber daya alam dan manusia, yang ditandai

terutama oleh:

- irigasi teratur terhadap Lembah Nil dan membangun dam untuk menahan banjir

- menciptakan karya arsitektur dan seni rupa yang mengagumkan

- pendayagunaan mineral dari lembah dan wilayah gurun di sekitarnya;

- perkembangan sistem tulisan dan sastra;

- organisasi proyek kolektif;

- perdagangan dengan wilayah Afrika Timur dan Tengah serta Mediterania Timur; serta

- kegiatan militer yang menunjukkan kekuasaan terhadap kebudayaan negara/suku

bangsa tetangga pada beberapa periode berbeda.

Pencapaian-pencapaian peradaban Mesir Kuno:

- teknik pembangunan monumen seperti piramida, kuil, dan obelisk;

- pengetahuan matematika;

- teknik pengobatan;

- sistem irigasi dan agrikultur;

- kapal pertama yang pernah diketahui;

- teknologi tembikar glasir bening dan kaca;

- seni dan arsitektur yang baru;

- sastra Mesir Kuno;

- dan traktat perdamaian pertama yang pernah diketahui.

Warisan peradaban Mesir yang abadi.

- Hasil budayanya (Seni dan arsitekturnya) bersifat monumental dan menjadi acuan dan

sumber inspirasi bagi seniman dunia selama berabad-abad.

Sosial dan Budaya

- Masyarakat Mesir Kuno terdiri dari kelompok/tingkatan kelas berdasarkan status sosial.

- Wanita dan pria kelas elit menggunakan wig, perhiasan, dan kosmetik.

Page 9: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

4

- Anak-anak tidak berpakaian hingga dewasa (sekitar 12 tahun, saat laki-laki disunat dan

dicukur).

- Firaun adalah raja yang berkuasa penuh atas negara dan memegang kendali atas

semua tanah dan sumber dayanya.

- Juru tulis dan pejabat (kelas kulit putih yang menggunakan linen berwarna putih)

memiliki strata tertinggi.

- Adanya perbudakan

- Sebagian besar masyarakat adalah petani.

- Menghargai penampilan dan kebersihan tubuh.

- Pakaian dibuat dengan linen sederhana yang diberi warna putih.

- Rumah terbuat dari tanah liat .

Firaun digambarkan menggunakan simbol kebangsawanan dan

kekuasaan.

Patung yang menggambarkan kegiatan masyarakat kecil Mesir Kuno.

Juru tulis adalah golongan elit dan terdidik. Mereka menghitung pajak, mencatat, dan bertanggung jawab

untuk urusan administrasi.

Page 10: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

5

.

Tulisan

Tulisan hieroglif terdiri dari sekitar 500 simbol. Sebuah hieroglif dapat mewakili kata atau suara.

Hieroglif adalah aksara resmi, digunakan pada monumen batu dan kuburan.

Agama dan kepercayaan

- Percaya terhadap kekuatan gaib dan adanya kehidupan setelah kematian.

- Dewa memiliki kekuatan supernatural dan dimintai perlindungan

- Dewa tidak selalu baik sehingga perlu diberi sesajen agar tidak marah.

- Struktur dewa dapat berubah, tergantung siapa yang berkuasa.

- Setiap manusia terdiri dari fisik dan spiritual.

Relief yang menggambarkan pertanian di Mesir

Petani membajak ladangnya dengan sepasang lembu, yang dimanfaatkan sebagai hewan

pekerja dan sumber makanan.

Kereta perang Mesir

Papirus Edwin Smith (sekitar abad ke-16 SM) yang menggambarkan anatomi dan perawatan medis.

Page 11: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

6

- Manusia juga memiliki šwt (bayangan), ba (kepribadian atau jiwa), ka (nyawa), dan

nama.

- Sejak lahir, seseorang ditemani oleh dirinya yang lain, yang dikenal dengan nama Ka,

yang setelah tubuh mati dapat mendiami dan tetap hidup pada jenazah. Agar Ka dapat

hidup aman, maka jenazah harus tetap awet dan utuh (mummi)

- Jantung merupakan pusat dari pikiran dan emosi.

- Setelah kematian, roh (jiwa) akan lepas dari tubuh dan dapat bergerak sesuka hati, dan

butuhkan tubuh/fisik (yang digantikan dengan patung) sebagai tempat untuk pulang.

- Tujuan utama yang meninggal adalah menyatukan kembali ka dan ba dan menjadi

"arwah yang diberkahi."

Dewa-dewa bangsa Mesir

1. Ra (Re atau Amun-Ra) adalah dewa Matahari Mesir Kuno. Ra juga dianggap sebagai

dewa tertinggi dalam kebudayaan Mesir Kuno. Dalam salah satu dari banyak

perwujudannya, Ra digambarkan berkepala rajawali dan mengenakan mahkota cakram

matahari

2. Hathor (istri Horus) merupakan dewi langit, cinta, kecantikan, keibuan, negeri asing,

pertambangan, dan musik. Nama hathor berarti rumah dari kebijaksanaan. Hathor

dianggap sebagai ibu dari Isis, sehingga ada mirip dengan Isis.

3. Osiris ialah dewa maut Mesir Kuno, dalam beberapa literatur mesir kuno, ia disebut juga

dengan: Asar, Asari, Aser, Ausar, Ausir, Wesir, Usir, Usire orAusare.

4. Dewi Isis adalah Dewi ibu, sihir dan kesuburan istri dewa Osiris digambarkan sebagai

perempuan yang mengenakan mahkota berbentuk tahta; kadang mengenakan sayap

burung.

5. Dewa Set (juga ditulis Seth, Setesh, Sutekh, Setekh atau Suty)

adalah dewa gurun, badai, dan orang asing dalam agama Mesir kuno. Dalam mitos

selanjutnya ia juga adalah dewa kegelapan, dan kekacauan. Set digambarkan sebagai

hewan yang langsing dan anggun, dijuluki oleh Egyptolog sebagai Hewan

Set atau Binatang Topan. Binatang Topan ini memiliki moncong yang melengkung,

telinga persegi, ekor seperti garpu, dan tubuh seperti anjing; kadang digambarkan

sebagai manusia berkepala hewan

6. Dewi Nut (kadang disebut Nuit, Newet, dan Neuth) adalah dewi langit. Dewi Nut

dianggap salah satu dewi paling tua dalam pantheon Mesir

7. Nephthys adalah Dewi Perkabungan dan Ratapan digambarkan sebagai perempuan

muda, mengenakan mahkota berbentuk rumah dan keranjang

8. Dewa Anubis dalam kepercayaan Mesir Kuna dianggap sebagai dewa kematian dengan

wujud kepala anjing dan badan manusia. Anubis adalah

nama untuk dewa berkepala anjing yang berhubungan dengan mumi dan kehidupan

setelah kematian pada mitologi Mesir.

9. Horus adalah salah satu dewa paling penting dalam agama Mesir Kuna, ia dipuja sejak

kurun pra-dinasti hingga masa Yunani danRomawi. Bentuk perwujudan paling awal dari

Horus adalah Rajawali yang merupakan dewa pelindung Nekhen di Mesir Atas dan juga

merupakan salah satu dewa nasional pertama Mesir. Dewa ini secara khusus dikaitkan

dengan raja (firaun) yang ketika hidup dianggap sebagai manifestasi Horus di muka bumi

dan sebagai Osiris ketika sudah wafat

Page 13: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

8

Tujuan hidup bangsa Mesir:

Mempersiapkan keamanan dan kebahagian hidup sesudah mati, sehingga:

- lebih mementingkan bangunan kuburannya dari pada tempat tinggalnya

- raja dianggap sebagai dewa, sehingga kuburannya dibuat dengan megah dari bahan

yang tahan lama.

Adat pemakaman

- Orang Mesir Kuno mempertahankan seperangkat adat pemakaman untuk menjamin

keabadian setelah kematian.

- Berbagai kegiatan dalam adat ini adalah: proses mengawetkan tubuh melalui mumifikasi.

- Awalnya mayat dimakamkan di dalam lubang gurun, yang secara alami akan

mengawetkan mayat melalui proses pengeringan.

- Orang kaya dikubur di kuburan batu, dan melakukan mumifikasi buatan (dengan

mencabut organ internal, membungkus tubuh menggunakan kain, dan meletakkan mayat

ke dalam sarkofagus)

- Pada permulaan dinasti keempat, bagian tubuh mulai diawetkan secara terpisah dalam

toples kanopik.

- Pada periode Kerajaan Baru, orang Mesir Kuno telah menyempurnakan seni mumifikasi

melalui proses pengeluaran organ internal, pengeluaran otak melalui hidung, dan

pengeringan tubuh menggunakan campuran garam yang disebut natron.

- Orang kaya dikuburkan dengan jumlah barang mewah sebagai bekal almarhum, disertai

buku kematian dan patung shabti yang dipercaya akan membantu pekerjaan mereka di

akhirat.

Buku Kematian yang merupakan panduan perjalanan untuk kehidupan setelah kematian.

Page 14: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

9

Anubis adalah dewa pada zaman mesir kuno yang dikaitkan dengan mumifikasi dan ritual pemakaman.

Pada gambar ini ia sedang mendatangi seorang mumi.

Patung Ka dipercaya dapat menjadi

tempat bersemayam bagi mereka yang

telah meninggal.

Makam firaun dipenuhi oleh harta karun dalam

jumlah yang sangat besar, salah satunya adalah

topeng emas dari mumi Tutankhamun.

Page 15: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

10

Perkembangan sejarah Mesir Purba

Periode Pradinasti (5000 atau 4400 hingga 4000 SM)

- Dua Peradaban yang maju: peradaban Badari di Mesir Utara dan Naqada di Mesir

Selatan,

- Mata pencaharian utama: perburuan, pertanian dan peternakan.

- Dapat menghasilkan tembikar dan barang-barang pribadi, seperti sisir, gelang tangan,

dan manik.

- Menghasilkan tembikar yang dicat, vas batu dekoratif yang berkualitas tinggi, pelat

kosmetik, dan perhiasan dari emas, lapis, dan gading.

- Mengembangkan glasir keramik yang disebut tembikar glasir bening.

- Menggunakan simbol-simbol tulisan yang akan berkembang menjadi

sistem hieroglif untuk menulis bahasa Mesir kuno.

Guci pada periode pradinasti

Figur perempuan Badari Kuno

Page 16: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

11

Periode Dinasti Awal

- Penyatuan (unifikasi) kerajaan Mesir Hulu dan Hilir (3200 SM), yang digambarkan tanda

kebesaran kerajaan berupa pelat Narmer

- Peningkatan kekuasaan dan kekayaan Firaun yang dilambangkan

melalui mastaba (makam yang rumit dan struktur-struktur kultus kamar mayat di Abydos,

yang digunakan untuk merayakan didewakannya firaun setelah kematiannya).

Mastaba:

- Mastaba (=meja dalam bhs Arab): bangunan dari batu berbentuk piramid terpotong, dibangun di atas ruang kuburan bawah tanah, yang dihubungkan dengan dunia luar oleh lorong vertikal.

- Bangunan yang “beratap” datar, berbentuk balok dengan sisi-sisi yang miring, terbuat dari batuan tanah liat, dan merupakan tipe kuburan standar pada masa awal Mesir

- Mastaba merupakan situs pemakaman raja Dinasti Ketiga (Djoser), atau tokoh Mesir Kuno terkenal.

- Mastaba diperluas struktur dasarnya menjadi berbentuk bujur sangkar, lalu membangun struktur yang mirip dengan mastaba, tapi lebih kecil yang berbentuk bujur sangkar di atasnya, dan kemudian menambahkan struktur bujur sangkar keempat, kelima, dan keenam di atasnya lagi, yang disebut Piramida Bertingkat.

- Mastaba adalah cikal bakal dari Piramida .

Pelat Narmer

Mastaba

Page 17: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

12

Kerajaan Lama

Patung firaun Menkaura di Boston Museum of Fine Arts.

Kemajuan dalam bidang arsitektur, seni, dan teknologi

Pembangunan piramida oleh Djoser dan Khufu, sbg simbol peradaban Mesir Kuno

- Tahun 2.750 SM, piramid berjenjang dari raja Zoser (kuburan raja monumental pertama)

dibangun di Saqqara, sebuah kota kuburan di Memphis. Fungsi: pelindung mummi dan

harta benda dan jasad raja, serta sebagai lambang kedigdayaan raja.

- Tokoh pembangunan piramid: Imhotep (pembantu utama raja Zoser, arsitek, dukun ,

tokoh agama, dan penulis)

- Di Gizeh (Giza), ada tiga buah piramid dari Firoun, yaitu: Khufu, Khafre, dan Menkure.

Periode Menengah Pertama Mesir

- Munculnya pemakaman yang lebih besar dan baik di antara kelas-kelas sosial lainnya.

- Kreativitas meningkatnya: perajin menerapkan dan mengadaptasi motif-motif budaya

- Adanya kesejahteraan dan kestabilan negara, membangkitkan seni, sastra, dan proyek

pembangunan monumen.

Page 18: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

13

Periode Menengah Kedua dan Hyksos (1650 SM)

Kerajaan Baru

Masa kekuasaannya yang berhasil dibuktikan oleh kuil kamar mayat yang elegan, pasangan

obelisk kolosal, dan kapel di Karnak.

Patung Ramses II di pintu masuk kuil Abu Simbel.

Periode Menengah Ketiga

Periode Akhir (653 SM)

Dinasti Ptolemeus

- Pada tahun 332 SM, Alexander yang Agung menaklukan Mesir

- Budaya Yunani tidak menggantikan budaya asli Mesir.

- Dinasti Ptolemeus mendukung tradisi lokal untuk menjaga kesetiaan rakyat.

- Beberapa tradisi akhirnya bergabung. Dewa-dewa Yunani dan

Mesir disinkretiskan sebagai dewa gabungan (contoh: Serapis).

- Bentuk skulpturYunani Kuno juga memengaruhi motif-motif tradisional Mesir.

Dominasi Romawi

Potret-potret mumi Fayum melambangkan

pertemuan budaya Mesir dengan Romawi.

Page 19: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

14

Mesir menjadi provinsi Kekaisaran Romawi pada tahun 30 SM

Meskipun Romawi berlaku lebih kasar daripada Yunani, beberapa tradisi, seperti mumifikasi dan

pemujaan dewa-dewa, tetap berlanjut.

Arsitektur Mesir Purba/Kuno

Proyek pembangunan dikelola dan didanai oleh pemerintah untuk tujuan religius, sebagai

bentuk peringatan untuk menunjukkan kekuasaan firaun.

Bangunan Mesir Purba:

Dibangun dari batu dengan peralatan sederhana namun efektif, dengan tingkat akurasi dan

presisi yang tinggi.

Arsitektur makam tertua adalah mastaba

- struktur persegi panjang dengan atap datar yang terbuat dari batu dan bata, yang

dibangun untuk menutupi ruang bawah tanah untuk menyimpan mayat.

Bangunan rumah

- Rumah kalangan elit maupun masyarakat biasa dibuat dari bahan yang mudah hancur

seperti batu bata dan kayu.

- Kaum tani tinggal di rumah sederhana.

- Rumah kaum elit memiliki struktur yang rumit, tembok dan lantai yang dipenuhi hiasan

dengan gambar pemandangan yang indah.

Bangunan kuil

- Dibuat dengan batu agar dapat bertahan lama.

- Kuil-kuil tertua terdiri dari ruang tunggal tertutup dengan atap yang didukung oleh pilar.

- Pada Kerajaan Baru, ditambahkan halaman terbuka, dan ruangan hypostyle

Karya Seni Rupa Mesir Kuno yang paling terkenal antara lain:

- Piramida Giza

- Bangunan kuil, khususnya kuil di Thebes.

- Obelisk

- Seni Patung: Patung Sfinks, patung dewa, dan patung Fir’aun

- Seni Relief

- Seni lukis

Page 20: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

15

Piramid Giza

Kompleks Piramida Giza

Kuil Abu Simbel

- Terdiri dari dua kuil batu di selatan Mesir .

- Kuil ini dipahat dari tebing batu pasir saat Firaun Ramses II (sekitar tahun

1250 SM) untuk:

- Tanda tanah terakhir untuknya dan istrinya Nefertiti

- Memperingati kemenangannya pada Pertempuran Kadesh.

- Menakuti tetangga Nubia.

- Pemujaan para dewa utama dari Heliopolis, Memphis, dan Thebes.

- Bagian dalam dari kuil besar (disebut juga Kuil Ramses II)) memiliki ketinggian lebih dari

55 m (sekitar 180 kaki) dan terdiri dari aula-aula dan ruangan yang mengarah kepada

pusat dari kuil.

- Struktur dari kuil ini dibuat sedemikan rupa sehingga cahaya dari matahari terbit dapat

menerangi patung dari 3 dewa dan Firaun Ramses II di bagian pusat dan terdalam kuil.

Kuil kecil (disebut juga Kuil Nefertari) diperuntukkan Firaun Ramses II bagi ratu yang

juga istrinya, Nefertiti, dan dewi Hathor.

- Di bagian depan dari kuil besar terdapat:

- 4 patung duduk Firaun Ramses II

- Patung-patung lebih kecil dari Firaun Ramses II, Nefertiti, dan anaknya yang

menghiasi bagian depan dari kuil kecil.

- Terdapat sejumlah prasasti dan relief yang melukiskan pertempuran

antara bangsa Mesir dengan Bangsa Hittite di Kaldesh.

Page 21: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

16

Kuil Abu Simbel

Kuil Edfu adalah salah satu hasil karya arsitektur bangsa Mesir Kuno.

Patung: Sfinks Agung Giza

Sfinks Agung di Giza, Mesir

Sfinks Agung Giza merupakan patung besar berbentuk separuh manusia, dan separuh singa

yang terdapat di Dataran Giza, tepi barat Sungai Nil, dekat Kairo sekarang. Spinks terbuat dari

satu batu utuh, dan dipercaya telah dibangun oleh Mesir Kunopada milenium ketiga SM.

Page 22: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

17

Obelisk

Obelisk Mesir kuno yang berasal dari Luksor berdiri diPlace de la Concorde, Paris

Obelisk adalah monumen tinggi, ramping bersisi empat yang dimahkotai kemuncak

berbentuk piramida. Obelisk purbakala biasanya terbuat dari monolit atau batu tunggal,

sedangkan obelisk modern dibangun dari batu dan memiliki ruangan di dalamnya.

Page 23: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

18

III. SENI RUPA INDIA

PENDAHULUAN

Kebudayaan India berkembang dan mengalami kemajuan pada sekitar 2.300-1.750 SM

Bukti: peninggalan kota kuno yang dipengaruhi oleh kebudayaan Sumeria

- Harappa

- Mohenjodaro

Sejarah India yang berkelanjutan hingga sekarang berasal dari Bangsa Arya (dari dataran tinggi

di Iran) yang datang dan menyerbu India pada tahun 2.000-1.200 SM

Agama:

1. Hindu

Kitab suci Hindu adalah Veda

Pada sekitar tahun 800-500 SM dihasilkan kitab Brahmana dan Upanisad

- Brahmana berisi uraian Veda tentang cara penyembahan dewa

- Upanisad berisi filsafat dan keagamaan yang menjadi pemikiran dasar bangsa India

Empat keyakinan Hindu

- Ada banyak dewa yang disembah

- Upacara keagamaan adalah penting

- Jiwa orang meninggal akan lahir kembali (reinkarnasi)

- Pendeta paling tinggi kedudukannya dan terhormat

Dewa-dewa Hindu

Dewa (Devanagari: देव), dari kata “div” (bersinar) adalah makhluk suci, supernatural,

penghuni surga,malaikat, dan manifestasi dari Brahman (Tuhan Yang Maha Esa).

Ada tiga kekuatan Brahman (Sang Hyang Widhi, sebutan Tuhan dalam Hindu) dalam

menciptakan, memelihara, melebur alam beserta isinya.

Trimurti terdiri dari 3 yaitu:

Dewa Brahma

Fungsi: Pencipta / Utpathi

Sakti: Dewi Saraswati yang merupakan dewi ilmu pengetahuan

Senjata: Busur

Simbol: A

Warna: Merah

Dewa Brahma memiliki ciri-ciri sesuai dengan karakter yang dimilikinya. Ada ciri-ciri

umum yang dimiliki Dewa Brahma, yakni: bermuka empat yang memandang ke empat penjuru mata angin (catur muka),

masing-masing wajah mengumandangkan salah satu dari empat Veda. bertangan empat, masing-masing membawa:

1. Tongkat Teratai, kadangkala sendok (Brahma terkenal sebagai Dewa yadnya atau upacara)

Page 24: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

19

2. Weda/kitab suci

3. Busur 4. Genitri/tasbih

menunggangi hamsa (angsa) atau duduk di atas teratai

Dewa Wisnu

Fungsi: Pemelihara / Sthiti

Sakti: Dewi Laksmi atau Sri

Senjata: Cakram

Simbol: U

Warna: Hitam

Wisnu digambarkan:

- Seorang pria yang berlengan empat yang melambangkan segala kekuasaan dan kekuatannya untuk mengisi seluruh alam semesta.

- Kulitnya berwarna biru gelap, atau seperti warna langit yang melambangkan kekuatan yang tiada batas.

- Di dadanya terdapat simbol kaki Resi Brigu. - Juga terdapat simbol srivatsa di dadanya, simbol Dewi Laksmi, pasangannya.

- Pada lehernya, terdapat permata Kaustubha dan kalung dari rangkaian bunga - Memakai mahkota, melambangkan kuasa seorang pemimpin - Memakai sepasang giwang, melambangkan dua hal yang selalu bertentangan

dalam penciptaan, seperti: kebijakan dan kebodohan, kesedihan dan kebahagiaan, kenikmatan dan kesakitan.

- Beristirahat dengan ranjang Ananta Sesa, ular suci.

Dewa Siwa

Fungsi: Penghancur / Pralina

Sakti: Dewi Durga, Uma, dan Parwati

Senjata: Trisula

Simbol: M

Warna: Manca Warna

Ciri-ciri Dewa Siwa:

- Bertangan empat, masing-masing membawa: trisula, cemara, tasbih/genitri, kendi

- Bermata tiga (tri netra) - Pada hiasan kepalanya terdapat ardha chandra (bulan sabit) - Ikat pinggang dari kulit harimau - Hiasan di leher dari ular kobra - Kendaraannya lembu Nandini

Beberapa Dewa dan Dewi dalam agama Hindu

- Agni (Dewa api)

- Aswin kembar (Dewa pengobatan, putera Dewa Surya)

- Brahma (Dewa pencipta, Dewa pengetahuan, dan kebijaksanaan)

- Chandra (Dewa bulan)

- Durgha (Dewi pelebur, istri Dewa Siva)

Page 25: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

20

- Ganesha (Dewa pengetahuan, Dewa kebijaksanaan, putera Dewa Siva)

- Indra (Dewa hujan, Dewa perang, raja surga)

- Kuwera / Kubera (Dewa kekayaan)

- Laksmi (Dewi kemakmuran, Dewi kesuburan, istri Dewa Visnu)

- Saraswati (Dewi pengetahuan, istri Dewa Brahmā)

- Shiwa (Dewa pelebur)

- Sri (Dewi pangan)

- Surya (Dewa matahari)

- Waruna (Dewa air, Dewa laut dan samudra)

- Wayu / Bayu (Dewa angin)

- Wisnu (Dewa pemelihara, Dewa air)

- Yama (Dewa maut, Dewa akhirat, hakim yang mengadili roh orang mati)

2. Jaina

Jaina merupakan sekte Hindu yang didirikan Mahawira

Pemikiran “ahimsa”, yang memandang:

- Segala kehidupan ini suci dan tidak boleh diganggu

- Binatang, tumbuhan, batuan, dipercaya mempunyai jiwa dan perlu diperlakukan

dengan layak

3. Budha

Didirikan oleh Sidharta Gautama di Kapilawastu pada tahun 536 SM

Menurut ajaran Budha:

- Penderitaan tak dapat dilepaskan dari kehidupan, kehidupan tumbuh dari keinginan

untuk hidup, maka pelepasan jiwa dapat dicapai dengan cara merusak “keinginan

untuk hidup” untuk memperoleh kebahagiaan surgawi.

- Budha melembagakan sistem kerahiban dengan cara mengembara untuk meminta-

minta sambil melakukan disiplin tertentu.

Ajaran Budha

- Hinayana (kendaraan kecil): Budha didewakan sebagai penyelamat. Anggotanya:

bikhsu/bikhsuni.

- Mahayana (kendaraan besar): penyelamat paling agung, yang melepaskan

kesempatannya untuk mencapai surga agar dapat membantu menyelamatkan

dunia. Anggotanya: semua pemeluk Budha.

TINJAUAN UMUM SENI RUPA INDIA

Karya seni rupa India sejak masa prasejarah (5.500 SM) hingga masa modern:

1. Diciptakan untuk keperluan/mengabdi kepada agama, maka untuk memahaminya perlu

memahami latar belakang agama yang mendasari.

Bukti-bukti:

- Lukisan gua bertema perburuan

- Patung dewi kesuburan dari masa Harappa dan Mohenjodaro, relief binatang

keramat, dan materai bermotif dewa.

Page 26: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

21

2. Tidak naturalistis atau idealistis, namun bersifat simbolis, atau merupakan komunikasi

idiografik yang didasarkan pada vitalitas san perasaan tertentu.

3. Bukan merupakan fine art, namun untuk melayani tujuan tertentu.

4. Tujuan mencipta karya adalah untuk mempertinggi martabat para dewa.

5. Bentuk, ukuran, dan warna telah diatur,meskipun tidak ketat.

6. Dalam proses mencipta dan untuk menghayati karyanya, seniman melakukan yoga

untuk merenung dan memusatkan pikiran.

7. Variasi karya SR India terjadi karena pengaruh lokal, aliran keagamaan, dan

perkembangan zaman.

8. Bentuk karyaSR Budha, Hindu, dan Jaina sulit dibedakan. Perbedaan terdapat pada

fungsinya: pemujaan Budha, Hindu, dan Jaina.

- Patung Syiwa adalah patung Hindu

- Stupa adalah simbol pengabdian Budha

- Patung Mahawira adalah patung penyelamat yang dipuja umat Jaina

9. Adanya percampuran agama menyebabkan pengelompokan karya sulit dilakukan

10. Dipengaruhi budaya luar karena adanya hubungan antara India dengan wilayah lain.

Seni Arsitektur

- Terbuat dari bahan bangunan yang tahan lama (batu),

Jenis bangunan yang menonjol

1. Stupa

- Sebagai monumen dan tempat pemujaan

- Awalnya berbentuk gundukan tanah berbentuk payung, kemudian berbentuk

standar berukuran besar (spt stupa Borobudur).

2. Chaitya dan wihara

- Sbg tempat pertemuan, pemujaan, dan tempat tinggal biksu.

- Berupa ruang yang dibuat di bukit batu (berupa ceruk/gua buatan), yang

dianggap ideal untuk berkonsentrasi.

3. Candi sbg tempat pemujaan

- Terdiri dari ruang utama yang berisi patung dewa.

- Interior candi gelap (remang-remang) menimbulkan suasana magis dan rahasia.

- Pada awalnya terdiri dari dua ruang: ruang utama dan ruang aula, kemudian

berkembang menjadi kompleks bangunan pada area luas seperti candi

Thiruwannamalai pada abad ke-12.

- Bersifat simbolis:

- Ruang berbentuk bujursangkar simbol alam semesta.

- Atap candi yang menjulang tinggi mrp simbol gunung milik dewa Syiwa,

manusia, atau tiang penghubung antara bumi dan langit.

- Corak candi:

Corak Utara: atap berbentuk melengkung sperti ujung peluru

Corak Selatan: atap bersusun seperti bentuk piramid.

Page 27: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

22

Seni Patung

- Pembuatan seni patung dan relief telah menjadi tradisi sejak masa kebudayaan Harappa

dan Mohenjodaro.

- Seni patung kemudian berkembang lagi pada masa dinasti Maurya (322-185 SM) berupa

patung monumen agama Budha.

1. Patung Budha

- Patung/relief bermotif hias pohon bodhi, roda atau stupa dibuat sebagai simbol Budha

untuk pemujaan Budha.

- Pembuatan patung Budha dalam bentuk figur manusia diciptakan pada awal Masehi

bersamaan dengan lahirnya aliran Budha Mahayana, serta adanya kontak budaya dengan

budaya klasik Yunani/Romawi, shg patung Budha bercorak Yunani/Romawi.

- Penciptaan patung Budha bercorak India terjadi pada masa dinasti Gupta (320-535 M),

bercorak non naturalistis dan bersifat konseptualmelalui perenungan.

- Patung Budha sbg dewa yang dipuja ditampilkan dalam posisi duduk, berdiri, dan

berbaring, mengikuti pedoman (standar):

- Penggambaran “halo” (sinar suci) berbentuk lingkaran di bagian belakang figur.

- Tanda-tanda fisik Budha.

- Sikap tangan yang disebut dengan sikap tangan mudra.

2. Patung Hindu

- Dipengaruhi atau berkembang dalam tradisi yang sama dengan seni patung Budha.

- Bercorak non naturalistis dan mengekspresikan kondisi tertentu.

- Patung dewa-dewi digambarkan dengan simbol-simbol yang telah dibakukan.

- Brahma digambarkan berkepala empat dan bertangan empat, masing-masing tangannya

memegang tasbih, kendi, kitab, dan sendok, dengan kendaraannya berupa angsa.

- Dewa Wisnu:

- Digambarkan berkepala satu bertangan empat, yang masing-masing memegang

cakra (cakram), bunga teratai, siput, dan tongkat, dengan kendaraan garuda.

- Ditampilkan dalam bentuk penjelmaan ikan, kura-kura, babi, rusa, atau orang cebol.

- Dewi Laksmi atau Sri adalah pasangan dewa Wisnu.

- Dewa Syiwa (dewa yang paling ditakuti):

- Bertangan empat dengan memegang benda tertentu dan sikap tengan tertentu.

- Memakai mahkota bergambar tengkorak dan bulan sabit.

- Dipatungkan dalam bentuk raksasa membawa pisau.

- Kendaraan Syiwa adalah sapi.

- Pasangan Syiwa adalah dewi Parwati atau Durga.

3. Patung Jaina

- Memiliki corak yang sama dengan patung dalam agama Budha dan Hindu.

- Dewa Wisnu digambarkan dalam sikap mudra wara (tangan kanan di bawah) memberi

anugerah, dan tangan lainnya menunjukkan simbol dewa Wishnu.

Page 28: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

23

- Tokoh pujaan penganut Jaina adalah Tirthankara dan dipatungkan dalam ukuran raksasa,

yang biasanya didampingi oleh patung Yakhsi dan Yakhsa (simbol kesuburan dari

tradisisuku bangsa Drawida), yang muncul juga dalam relief Budha atau Hindu.

Sifat umum patung India:

- Berwatak lemah lembut, yang tercipta dari:

- Penggunaan garis-garis gemulai yang berirama, yang menciptakan bentuk tiga

dimensional yang lemah lembut.

- Penggunaan komposisi patung secara berirama, yang merupakan pencerminan dari

pandangan India: kehidupan di dunia mrp bagian dari hidup Brahma yang abadi dan

tidak melihat perbedaan yang hakiki antara manusia, binatang, dan tumbuh-

tumbuhan.

Seni Lukis

- Peninggalan seni lukis India sangat terbatas, salah satunya ditemukan di gua Ayanta.

- Seni lukis India dianggap bermutu jika:

- penggambaran secara tepat

- proporsional

- memiliki kedalaman rasa dan kecermatan teknik

- ekspresif

SENI RUPA INDIA AWAL

SR Masa Prasejarah

1. Seni Lukis

- Seni lukis tertua ditemukan sari masa sekitar 5.500 SM

- Menggambarkan adegan perburuan

- Menggunakan pewarna alami

- Penggunaan unsur garis yang kuat (sebagian digoreskan dengan jari tangan)

2. Seni bangunan batu (megalith): kuburan batu

Masa Harappa dan Mohenjodaro (2.300-1.750 SM)

1. Arsitektur dan tata kota

- Tata kota kuno yang dilengkapi benteng, sistem pengairan, kolam, dan pemukiman yang

teratur.

2. Seni Patung/relief

- Patung dewi kesuburan

- Patung teracotta berbentuk binatang (lembu, domba, gajah, badak, dan burung) untuk

mainan

- Patung penari wanita dari perunggu dari lembah sungai Indus, yang menggambarkan

suku India asli (bibir tebal, rambut keriting)

- Patung pendeta atau dewa dari batu

- wajah bercambang teratur

- mengenakan pita di kepala dengan hiasan berupa lingkaran di dahi

Page 29: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

24

- ekspresi sedang semedi/yoga

- mengenakan jubah yang dihiasi motif daun semanggi sbg simbol kesucian (seperti di

Mesir, Mesopotamia, dan P. Kreta)

- Patung torso dari batu kapur yang realistis dan monumental

- Relief pada materai dari batu yang berfungsi magis

3. Seni Kerajinan

- Kerajinan keramik berupa pot atau mangkuk, dihiasi motif flora, fauna, dan manusia.

SENI RUPA BUDHA

- Seni rupa Budha diciptakan untuk perenungan dan penyembahan

- Corak dan jenisnya sangat variatif:

- Aliran Hinayana: cerita jataka dan kehidupan Budha

- Aliran Mahayana: penggambaran Budha sebagai dewa

- Aliran esoterik: menonjolkan ragam hias mandala yang rumit

- Aliran Zen: menonjolkan kesederhanaan bentuk

1. Seni arsitektur

Fungsi:

- Tempat pertapaan dan pertemuan biksu

- Tempat pemujaan Budha (bagi ummat Mahayana)

Bentuk:

a. Stupa

- Merupakan bentuk arsitektur Budha yang penting.

- Tempat mengubur/menyimpan abu jenazah Budha atau benda-benda suci.

- Simbol kematian dan pencerahan Budha (bersifat transendental).

Perkembangan bentuk:

- Berasal dari bentuk kuburan sebelum masa Budha (yang disebut chaitya).

- Bentuk awal adalah gundukan tanah berbentuk payung

- Stupa Sanchi dari batu (Tahun 100 SM) menjadi prototipe bentuk stupa

Struktur stupa Sanchi

- Kubah dg landasan berbentuk lingkaran (medhi), di atasnya terdapat teras bujur

sangkar (harmika) dan tiang bermahkota piring atau payung (chatra)

- Paradiksina: jalan keliling medhi di tingkat dasar

- Vedika: pagar pembatas bangunan suci, yang terdiri dari pilar-pilar dihubungkan

tiga balok horizontal

- Empat pintu masuk pada pagar yg dihiasi torana

- Torana dihiasi dengan simbol Budha, spt:

- roda simbol hukum

- lotus (teratai) simbol kelahiran Budha

- pohon simbol ajaran Budha

- stupa simbol pengabdian Budha

- payung simbol kebangsawanan Budha

Page 30: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

25

b. Chaitya (tempat pemujaan)

- Awalnya berupa stupa, altar, dan pohon

- Kemudian berupa tempat pemujaan berupa bukit yang digali

- Struktur chaitya (seperti bangunan dg konstruksi kayu)

- Berbentuk empat persegi panjang, yang ujung dalamnya berupa ceruk

(apsis) setengah lingkaran untuk meletakkan stupa atau patung Budha.

- Bagian samping berupa tiang-tiang yang sejajar.

- Langit-langit berbentuk lengkungan.

- Facade (depan) chaitya dihiasi dengan relief.

c. Wihara

- Wihara/biara: tempat tinggal biksu untuk melaksanakan kebaktian, yang

kemudian digunakan untuk tempat pemujaan dan dilengkapi patung Budha.

- Berupa cerukan di dekat chaitya, berbentuk bujur sangkar yang dikelilingi ruang-

ruang kecil untuk biksu

d. Candi

- Candi Mahabodhi di Bodhgaya didirikan pada masa dinasti Kushan (78-176 M).

- Berbentuk bujursangkar dan atap berbentuk piramid

2. Seni patung

a. Monumen tiang batu (dharmastambha atau stambha)

- Berawal pada masa dinasti Maurya (321-184 SM): monumen tiang batu.

- Masa Ahoka (273-232 SM): stambha dari batu tunggal (monolith) setinggi 15 mt,

terdapat maklumat berisi anjuran melaksanakan ajaran Budha dg baik.

- Stambha bermahkota patung binatang: singa, gajah, lembu, abacus (lempengan batu)

berelief, dan kapital. Contoh:

- Stambha di Laurya Nandangarh-Bihar (242/241 SM)

- Stambha di Sarnath bermahkotakan patung 4 ekor singa (simbol kepemimpinan

Budha dari suku Sakya), dan dibawahnya terdapat abacus berelief roda (simbol

ajaran Budha), dan kapitil teratai berbentuk genta (simbol kelahiran Budha)

- Stambha di Rampurwa bermahkota patung lembu jantan (simbol kelahiran

Budha)

b. Relief

- menggambarkan yakshi/yakshini (dewi kesuburan) dan yaksha (laki-laki)

- Penggambaran Budha secara figuratif sebagai dewa muncul sbg relief pada mata

uang emas, dengan ikon:

- Sinar yang mengelili kepala/badan (halo)

- Ushnisa (sanggul di kepala) simbol pencapaian pengetahuan spiritual yang

tinggi

- Daun telinga besar

- Jubah

c. Patung Budha

Bentuk patung Budha yang realistis muncul pada abad I masehi, setelah terjadi

akulturasi antara budaya India dengan budaya Cina, Persia, dan Eropa.

- Corak Gandara: dipengaruhi seni patung Yunani: wajah dan lipatan kain.

Page 31: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

26

- Corak Mathura: dipengaruhi tradisi India, menggunakan patung Yaksha sebagai

model dengan ciri: tubuh penuh, montok, lemah lembut, dan berjubah.

Patung Budha mencapai keemasan pada masa dinasti Gupta (320-535 M), dengan

diterapkannya standar patung Budha:

- Bentuk lebih dekoratif, sederhana, dan monumental

- Ciri fisik: bahu lebar, pinggul ramping, bentuk kepala bulat telur, serta anggota

badan dan tangan menyerupai bentuk tabung

- Ciri Budha: ushnisa, urna (titik di antara dua mata) sebagai simbol mata hati, halo

(sinar kesudian), pohon bodhi dibelakangnya, dan sikap tangan mudra abhaya.

3. Seni lukis

Lukisan Budha ditemukan di ruang pemujaan Budha di bukit di Ajanta

- Tema: kehidupan Budha dalam cerita jataka

- Teknik: fresko

SENI RUPA HINDU

1. Arsitektur

Candi

- Fungsi: tempat pemujaan dewa-dewa Hindu

- Bangunan candi terdiri dari garbha grha (ruang suci, atap lancip (sikara) yang khas

India, dan aula (balairung/jagamohan.pendopo)

2. Seni Patung

- Mengalami perkembangan pada masa dinasti Gupta

- Memiliki corak yang sama dengan patung Budha

- Tema: dewa-dewa Hindu dan cerita-cerita dewa

SENI RUPA JAINA

1. Arsitektur

- Candi sebagai tempat pemujaan Tirthankara (orang-orang yang dihormati).

Contoh: candi Wimala Sha di gunung Abu.

2. Seni patung

- Patung-patung Tirthankara yang monumental

Ciri-ciri: telanjang dan sikap formal

Page 32: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

27

IV. SENI RUPA CHINA

Sepintas tentang budaya China

- China mrp bangsa yang memiliki budaya yang khas.

- Budaya China berkembang sejak sebelum tahun 2000 SM.

- Budaya China bersifat tertutup, sulit menerima pengaruh dari budaya lain kurang

berkembang (kolot).

Perkembangan budaya China dapat dibagi dalam beberapa masa:

1. Masa kebudayaan tertua (Zaman Batu Muda)

- Budaya: berburu, berternak, bertani (budaya agraris).

- Kepercayaan: pemujaan terhadap dewa kekuatan alam.

2. Masa dinasti Shang (1768 – 1122 SM)

- Budaya berkembang pada budaya industri. Muncul tradisi menghormati/memuliakan

leluhur/roh leluhur. Tradisi leluhur menjadi pedoman hidup yang baku.

- Penggunaan tulisan pictograf

3. Masa dinasti Chou (1122 – 256 SM)

Berkembang ajaran Confusius dan Taoisme.

- Confusius (551 – 479 SM), filosof: dng pemikiran tentang perbaikan moral masyarakat

melalui pendidikan, keteladanan, dan intelektualitas.

- Lao-tzu (filosof): setiap orang harus hidup sesuai dengan dirinya sendiri. Ajaran Taoisme

(tao: jalan): anjuran untuk mendekati alam, hidup sederhana, dan menjauhi dunia untuk

menemukan diri sendiri.

4. Masa dinasti Ch’in (221 – 206 SM).

5. Masa dinasti Han (206 SM – 220 M) dan Tiga Kerajaan (220 - 589).

- Masuknya agama Budha ke China (abad I Masehi) dan berkembang pada akhir abad ke-

5, ditandai dengan didirikannya sekolah seni lukis dan seni patung Budha.

- Penemuan kertas pada abad I.

6. Masa dinasti Tang (618 – 906 SM).

7. Masa dinasti Sung (907 – 1279 M

8. Masa dinasti Yuan ( 179 – 1368 M)

9. Masa dinasti Ming ( 1368 –1644 M)

10. Masa dinasti Ch’ing (1644 – 1912M)

11. Masa setelah revolusi (1912 – sekarang)

Tinjauan seni rupa China

1. Seni keramik

- China merupakan penghasil keramik berkualitas tinggi, orisinal dan unik.

- Seni keramik berkembang pada Zaman Batu Muda.

- Keramik China setara dng keramik dari Mesopotamia dan India.

- Karya keramik bersifat magis, utk sarana upacara.

Page 33: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

28

- Sejak masa dinasti Han dihasilkan keramik porselin berupa pot/vas dgn berbagai bentuk,

warna, dan ragam hias.

- Keramik China mencapai masa kejayaan pada masa dinasti Ch’ing. Bentuk: vas, hiasan

lembut dalam warna enamel pada lapisan putih glazur biru.

2. Seni kerajinan logam

- Kerajinan logam berkembang sejak masa dinasti Shang. Teknik: cor, yang dihasilkan:

benda-benda upacara (tempat minum, lonceng yang digunakan dalam upacara

penyembahan dan penguburan)

- Pada masa dinasti Chou digunakan logam untuk uang koin.

- Pada masa dinasti Chou dihasilkan vas logam dengan ukiran yang indah, rumit, dan

menonjol.

3. Seni Arsitektur

Karya arsitektur yang terkenal:

- Tembok China sepanjang 1.400 mil di daerah utara utk menahan serangan bangsa

barbar, dibangun pada masa dinasti Ch’in.

- Istana besar di Kota Terlarang (Peking), dibangun masa dinasti Ming (1368-1644)

- Pintu gerbang sebagai monumen (mirip gerbang di Romawi).

- Ciri arsitektur China: (1) bahan kayu; (2) bersifat statis, corak tidak berkembang; (3)

berdinding kayu; (4) atap pelana, atap lengkung pada bagian ujung.

4. Seni Patung

- Awalnya patung dibuat utk keperluan penguburan mayat.

- Masuknya Budha berpengaruh pada seni patung: banyak dibuat patung Budha.

- Ciri-ciri patung China: (1) bentuk tiga dimensi; (2) realistis; (3) lebih menonjolkan

watak/karakter obyek; (4) bersifat statis.

- Contoh: patung Bodhisatwa dari Lungmen dari marmer, patung kuda dari masa dinasti

Tang dari teracota yang dicat.

5. Seni Lukis

- Pada awalnya berupa seni fresko (ttg confusius) dan relief pada tegel keramik (ttg

perburuan dan pertanian).

- Seni lukis mulai berkembang setelah ditemukan kertas (abad I)

- Pengaruh Budha: berkembang lukisan Budha (abad III).

- Pemujaan bodhisatwa melahirkan Zen Budhisme (filsafat Zen): memuja alam.

- Obyek utama yang dilukis: pemandangan alam (lukisan gunung dan air), dan potret

Ciri-ciri lukisan:

- Mementingkan obyek pemandangan alam, obyek manusia tidak ditonjolkan.

- Tidak mementingkan orisinalistas.

- Goresan spontan.

- Media: tinta pada sutera atau kertas.

- Tidak mempertimbangkan perspektif.

Page 34: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

29

- Pada abad ke-6, diciptakan kaidah seni lukis ideal oleh Hsieh-Ho (6 kanon): (a). Vitalitas

ritmis; (b) organisasi goresan kuas; (3) keserasian dengan alam; (4) warna harmonis; (5)

komposisi yang arstistik; dan (6) penyelesaian karya.

- Seni lukis China mencapai masa klasik pada masa dinasti Tang, dng tema: keagamaan

dan sekuler (obyek: pemandangan alam dan potret).

Ada dua corak dalam seni lukis China

a. Corak utara

- Tokoh: Li Szu Hsun (651 – 716 M)

- Corak: naturalistis/realistis, kontras (dg penggunaan garis bentuk yang jelas).

- Penganut: Li Cheng, Fan K’uan, Kuo His, Yen Wen Kuei, Huang Kung Wan

(1268-1374), Wu Chen (1280-1354).

b. Corak selatan

- Tokoh: Wang Wei (699 – 760)

- Corak: idealistis, menciptakan kesan samar (tanpa garis batas) dengan teknik

kuas kering, perpektifis, monokromatis.

- Penganut: Tein Yuang, Mi Fu, Mi Fei, Wang Meng.

- Lukis pemandangan mencapai puncak pada masa dinasti Sung, yang dipadu dengan

kaligrafi China.

- Pada abad ke-16/awal abad ke-17, pengaruh seni lukis barat mulai masuk ke China:

ditandai dengan adanya lukisan cat minyak. Matteo Ricci (misionaris) mendirikan sekolah

seni pada tahun 1600 M: memperkenalkan perspektif dan gelap terang.

- Pada tahun 1919 – 1922 didirikan akademi seni rupa di China. Ada dua corak seni lukis

China: corak barat dan corak China.

6. Seni Cetak

- Seni cetak berkembang pada masa dinasti Tang.

- Penggunaan stempel dengan teknik cetak blok (abad ke-8).

- Seni cetak (teknik blok) digunakan dalam penggandaan tulisan-tulisan suci (tahun 868).

7. Seni Kaligrafi China

- Seni kaligrafi China mulai berkembang pada masa dinasti Chou.

- Kaligrafi China sangat dikagumi karena memiliki tingkat kesulitan tinggi, dibuat secara

akuran dengan menggunakan kuas lembut.

- Bentuk artistik.

Page 35: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

30

V. SENI RUPA JEPANG

Kepulauan Jepang disebut “Kepulauan Matahari Terbit”

Suku tertua: Ainu telah ada sejak 3000 SM

Suku/bangsa pendatang: bangsa Mongolia dan Melayu.

A. BUDAYA JEPANG

Budaya muda, tahun 25 M: Jepang masih primitif?

Abad ke-5 mengenal huruf

Agama asli: Shinto (memuja dewa alam: matahari)

Tahun 538 Budha dari China masuk ke Jepang

Banyak dipengaruhi oleh budaya China

Pengetahuan dan teknologi barat yang masuk dan memacu Jepang ke arah modern

B. PERIODISASI BUDAYA JEPANG

1. MASA BUDAYA TERTUA

Pola kehidupan

Sebelum abad ke-4 s/d ke-3 SM:

- pengumpul makanan (berburu, menangkap ikan)

- belum mengenal strata sosial

Setelah pengaruh China masuk pada abad ke-3 M

- Pola kehidupan: bertani

- Muncul dinasti-dinasti, dinasti Yamato sebagai pemimpin utama yang menjadi

pemerintahan kekaisaran Jepang.

Agama:

animistis

memuja alam dan leluhur (Shinto)

Karya seni rupa:

Keramik berhias: pot, mangkuk yang diberi hiasan

Kerajinan logam: lonceng (dari abad ke-1 M)

Patung tanah liat: haniwa (patung kecil berbentuk: manusia, binatang, dan alat-alat),

tersusun melingkari bukit kuburan

Bangunan monumental: 71 Kofun (kuburan raksasa berbentuk bukit yang dikelilingi parit)

2. MASA KESUBURAN BUDAYA BUDHA/CHINA (552-794 M)

a. Masa ASUKA (552-645 M)

Tahun 585: rahib, arsitek, dan pelukis dari Korea masuk ke Jepang

Karya-karya seni rupa:

Arsitektur:

Kuil Shitenno-ji (kuil Budha tertua)

Kuil Horyu-ji (biara), mrp bangunan kayu tertua di dunia yg direkonstruksi abad ke-7

Page 36: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

31

Kuil Daian-ji

Kuil Horin-ji

Seni patung

Corak: perpaduan antara India (pada bagian kepala) dan China (pada penggunaan

lipatan kain yang berirama utk mengurangi penonjolan tubuh)

Karya patung:

- Patung Sakyamuni (patung perunggu bersepuh emas), dibuat tahun 632 M,

ditempatkan di ruang utama (kondo) Kuil Horyu-ji

- Patung Kwannon (Bodhisatwa)

b. Masa NARA (648-794)

Dinasti Tang dijadikan sebagai model, ditandai dengan peniruan terhadap aturan, karya seni,

pakaian, dan bahasa China dari masa dinasti Tang

Karya-karysa seni rupa

Seni lukis:

- Lukisan pada dinding kondo kuil Horyu-ji (dibuat th 680-710)

Seni patung:

- Patung Gakko Bosatsu (Candraprabha) dari tanah liat.

- Corak: realistis.

Seni arsitektur:

- Gudang tempat penyimpanan harta Shoso-in

3. MASA PERTUMBUHAN BUDAYA NASIONAL (Masa Heihan, 794-1185)

- Ditandai dengan terjadi perubahan budaya Jepang (terjadi akulturasi antara budaya China

dengan budaya Jepang)

- Pada abad ke-10 M, berkembang budaya nasional Jepang yang khas

- Penggunaan tulisan Kana sebagai tulisan Jepang

- Muncul sekte-sekte Budha.

Karya seni rupa

Seni Lukis

Seni lukis khas Jepang: Yamato-e

- Lukisan untuk ilustrasi novel, puisi, cerita rakyat dan sejarah. Karya: lukisan gulungan

Genji (awal abad ke-12)

- Lukisan untuk dokumentasi upacara kenegaraan dan militer

- Lukisan untuk agama Budha dan Shinto

- Lukisan karikatur untuk agama dan nasihat.

Teknik: tsukuri-e (make-up painting):

- dimulai dengan garis hitam, kemudian diberi warna mineral dalam beberapa lapisan tebal

- pengulangan garis utama dengan tinta

- penggambaran wajah dengan garis lurus untuk mata, dan garis bengkok untuk hidung

- penggambaran watak, emosi dan jenis kelamin tidak ditonjolkan

Page 37: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

32

Seni Patung

- mencerminkan semangat Budha esoteris mistis (getaran jiwa tersembunyi)

- karya: Patung Yakushi Nyorai di kuil Jingoji

- karakter: bentuk mata tajam, pipi kembung, postur tubuh kuat, wibawa

Seni Arsitektur

- Amida-do: tempat suci untuk persembahan kepada Amida Budha

4. MASA PERTENGAHAN (1185-1573)

a. Masa Kamakura (1185-1392)

Seni lukis:

- lukisan gulungan bertema militer: Heiji Monotagari

- lukisan gulungan bertema Budha

- seni lukis potret (nise-e: kemiripan): lukis potret shogun Minamoto Yuritomo

Seni patung

- patung potret

- patung kolosal: patung Kongo Rikishi (8 meter) dan patung Amida Budha (37 kaki)

Arsitektur: kuil Todaiji

b. Masa Muromachi (1392-1573)

Berkembangnya sekte Budha Zen, yang menekankan:

- disiplin diri sendiri

- kesederhanaan dan ketegasan

Karya seni rupa:

Seni lukis

- teknik Suiboku-ga (ekspresi secara murni dalam bentuk kontur dan pengecatan tinta)

- muncul tradisi atau corak lukisan khas keluarga, yang terkenal: lukisan keluarga Kano

Seni pertamanan:

- pandangan Zen: cinta alam, menjadi stimulasi seni pertamanan

- Karakter: menekankan kesederhanaan dan komposisi abstrak dari batu-batuan

5. MASA PRA MODERN

a. Masa Momomaya (1573-1615)

Karya seni rupa:

Seni arsitektur

- Istana benteng: benteng Himeji (Benteng Bangau Putih) abad ke-17, dengan menaranya

(tenshukaku)

Page 38: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

33

Seni lukis

- berkembang eitoku (lukisan ukuran lebar yang dibuat di atas tirai atau pintu dorong

untuk istana)

Seni merangkai bunga

- merangkai bunga untuk upacara minum teh

b. Masa Edo (1615-1867)

- Pertumbuhan penduduk dan perkembangan kota pada abad ke-17 membawa perubahan

pada seni rupa.

- Terjadi pergeseran peranan dalam seni rupa

Peranan kaisar, bupati, tuan tanah, pemimpin militer, dan biara, bergeser pada kalangan

menengah dan pedagang

- Jepang mengarah pada tatanan masyarakat modern pada abad ke-19.

Seni Rupa:

Seni lukis

- Seni lukis bercorak dekoratif, tokoh: Towaraya Sotatsu, Ogata Korin, Ogata Kenzen, dan

Sakai Hoitsu.

- Seni lukis bercorak realistis barat, berdasarkan teori perspektif dan chiaroscuro

- Seni lukis bercorak China selatan

Ukiyo-e

- seni cetak blok kayu dikenalkan oleh Hishikawa Moronobu pada tahun 1681

- tema: kehidupan masyarakat sehari-hari, potret tokoh populer, gadis cantik, dan

pemandangan alam.

Keramik:

- keramik porselin untuk keperluan upacara minum teh

- piring besarberhias burung myna

- guci dengan motif hias bulan dan pohon plum.

6. MASA MODERN (1868-SEKARANG)

- Terbukanya budaya Jepang terhadap budaya luar (setelah tertutup sejak tahun 1640)

- Terjadi Restorasi (pengembalian kekuasaan dari shogun ke kaisar)

- Masuknya budaya barat: masa pembaratan, termasuk dalam seni rupa

Page 39: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

34

VI. SENI RUPA ISLAM

Budaya Islam

Pandangan Islam:

- Islam sebagai agama samawi bukan sebagai bagian dari budaya

- Budaya bukan bagian dari Islam, tetapi Islam menjadi roh budaya

Fungsi Islam terhadap budaya

- Fungsi normatif : mengarahkan sesuai ajaran Islam

- Fungsi inspiratif : sebagai sumber inspirasi

Budaya Islam:

- Budaya yang merujuk pada cita-cita Islam (bersumber pada Al Qur’an dan hadist)

- Seleksi dari budaya lokal atau budaya sebelumnya yang dilengkapi dengan unsur-unsur

Islam sehingga memiliki corak khusus.

Seni Islam

- Pada awalnya Islam belum memerlukan seni, karena perhatian lebih ditujukan pada

peningkatan keimanan umat Islam dan penyebaran Islam

- Umat Islam memerlukan seni sebagai pengungkapan pandangan hidupnya yang khas

- Seni Islam mulai berkembang setelah Islam menyebar berbagai kawasan, sehingga

terjadi komunikasi budaya antara Islam dengan budaya lokal dari berbagai kawasan

- Seni Islam merupakan seni yang mengungkapkan sikap pengabdian kepada Allah

(ketauhidan/keesaan Tuhan)

- Karya seni Islam tidak hanya sekedar mengungkapkan keindahan (nilai estetis), namun

juga merefleksikan pandangan hidup/nilai-nilai Islam

Bentuk Seni Islam

- Islam tidak menggariskan bentuk seni, selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam

- Segala bentuk seni tidak diharamkan dalam Islam, selama tidak bertentangan dengan Al

Qur’an dan hadist. Al Qur’an tidak mengatur seni.

- Hadist melarang peniruan/penggambaran makhluk hidup (bentuk

antropomorfis/realis/naturalis), karena dikhawatirkan dapat merusak iman.

- Seni Islam bukan seni Arab atau seni etnik tertentu.

- Seni Islam adalah seni dari berbagai kawasan yang memiliki ciri atau gaya yang islamis

- Setiap wilayah Islam memiliki bentuk seni yang khas, sesuai dengan corak dan gaya

masing-masing wilayah.

Tujuan Seni Islam: sama dengan tujuan hidup muslim:

- Untuk memperoleh ridho Allah

- Untuk memperoleh kebahagiaan hidup dunia dan akhirat

- Menjadi rahmat bagi sesama dan alam semesta

Page 40: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

35

Fungsi Seni Islam

- Sebagai perwujudan amal shalih, penunaian fungsi khalifah, pemenuhan tugas ibadah,

ungkapan dzikir, doa, dan syukur, yang diwujudkan dengan bentuk dan corak, gaya,

lambang, warna, dan gaya yang artistik dan estetis.

Ciri-ciri Seni Islam (seni hias Islam):

- Bentuk abstrak

- Terdiri dari bagian-bagian atau gabungan dari bagian-bagian

- Penuh dengan repetisi

- Dinamis dan penuh dengan kerumitan

Bentuk Seni Islam

1. Seni Arsitektur

Arsitektur:

- merupakan gambaran tingkat budaya (peradaban) suatu bangsa

- merupakan perwujudan dari cita-cita dan pandangan hidup masyarakat atau bangsa

Arsitektur Islam:

- dikembangkan dari arsitektur Persia, Romawi, Bizantium, Turki, Spanyol, dll

- mencapai puncak perkembangan dan kemajuan, terutama dalam arsitektur masjid

- memiliki bentuk dan corak yang beragam, yang dipengaruhi oleh unsur budaya

lokal/kawasan

- dibuat untuk memenuhi tuntutan jasmani dan rokhani

- wujud arsitektur Islam: masjid, istana, tempat tinggal dan tata kota.

Masjid

- Masjid merupakan tempat untuk sujud (masjidu: tempat sujud)

- Dalam pengertian luas: tiap tanah yang suci adalah masjid (tempat sujud)

Fungsi Masjid

- Tempat sholat berjamaah

- Tempat/pusat pendidikan, pembentukan dan pengembangan ajaran dan budaya Islam

- Pada zaman Nabi Muhammad saw: masjid sebagai tempat menerima wahyu,

membahas masalah masyarakat, ekonomi, pemerintahan, perang, dan sebagainya.

Perkembangan Bentuk Masjid

- Pada masa awal: masjid berupa tanah lapang yang dibatasi oleh dinding

- Struktur masjid pada masa awal terdiri dari:

Liwan : ruang utama yang beratap

Shaan : halaman/ruang di bagian tengah yang terbuka tanpa atap

Riwaq : serambi beratap di sekeliling shaan

- Bentuk bangunan masjid semakin luas dan indah, seiring dengan perluasan wilayah

Islam dan penemuan ilmu dan teknologi bangunan.

- Tokoh pembangunan masjid: Walid bin abdul Malik dari Bani Ummayah

Menambahkan:

Page 41: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

36

- menara sebagai identitas masjid dan tempat adzan

- kubah (diadopsi dari bangunan Bizantium dan Kristen)

Masjid yang didirikan: - Masjidil Haram di Makkah, Masjid Al Aqsa di Yerusalem, dan

Masjid Umar (Qubbah Al Sakhrah atau Kubah Batu) di Yerusalem

- Unsur penting yang menonjol pada masjid adalah penggunaan tiang dan batu merah dan

marmer.

- Bentuk masjidbanyak dipengaruhi oleh seni arsitektur pra Islam.

- Bentuk masjid di setiap kawasan berbeda, tampak dari: bentuk atap (kubah), lengkung,

menara, dan ornamennya

- Struktur bangunan masjid yang lengkap

- Liwan (ruang utama): tempat sholat berjamaah

- Shaan: ruang terbuka

- Riwaq: serambi untuk kegiatan ibadah selain sholat

- Mihrab: tempat imam

- Mimbar: tempat khotib berkhotbah

- Menara: tempat adzan

- Tempat wudlu.

2. Seni Kaligrafi

Kaligrafi (tahsinul khuthut): tulisan indah, khathat: kaligrafer

Menurut Israr, tulisan Arab memiliki:

- bentuk indah

- luwes

Keistimewaan huruf Arab:

- keindahannya (bentuk beragam, lentur dan kejur, ringkas)

- mudah dirubah

- berkaitan dengan agama

- untuk menulis Al Qur’an (mengandung nilai sakral, dianggap sbg seni suci)

Bentuk Khat

Bentuk dan jenis khat semakin berkembang dan indah

Ibnu Muqlah menciptakan rumus/kaidah penulisan khat standar (Al Khat Al Mansub)

berdasarkan

- standar silinder

- belah ketupat/titik

Jenis khat standar (Al Qalam Al Sittah):

- Kufi, Naskhi, Tsuluts, Muhaqqaq, Rayhani, Riqa’, Tawqi

Penerapan kaligrafi:

- penulisan Al Qur’an

- Dekorasi, dipadu dengan motif flora dan geometris, untuk: keramik, masjid, buku, dll.

Page 42: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

37

3. Seni Hias

Hiasan (zukhruf): dalam seni Islam

- tidak hanya untuk memperindah saja atau mengisi bidang kosong (horror vacui)

- memiliki makna sakral (fungsi sakral)

Fungsi hiasan:

- peringatan terhadap tauhid

- menambah nilai benda (memiliki nilai rokhani)

- mengubah struktur benda yang dihias

- pengindahan (sejalan dengan hadits: Sesungguhnya Allah itu maha indah dan menyukai

keindahan)

Penerapan hiasan/ornamen:

- arsitektur

- Mushaf Al Qur’an

- Kerajinan

Motif:

- geometris

- flora

- kaligrafi

- arabes (perpaduan antara motif flora, kaligrafi dan geometris)

Arabes:

- merupakan seni hias khas Islam

- merupakan ornamen yang disusun secara geometris atau matematis, saling berkaitan,

jalin-menjalin, dan berkesinambungan

Ciri-ciri arabes:

-penuh pengulangan

- abstrak

- melahirkan gerak dinamis

- kompleks dan rumit

Jenis arabes:

a. Struktur terpisah: terdiri dari bagian-bagian/unit-unit

b. Struktur bersambung

- beralun: terdiri dari kaligrafi dan motif flora (daun, tangkai,dan bunga) yang

berkelanjutan

- meluas: tidak terbatas, meluas dari pusat

4. Seni Miniatur

Seni mini atur adalah seni lukis Islam:

- Corak: dekoratif

- Tema: kehidupan nabi, raja, atau bangsawan

Page 43: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

38

VII. SENI RUPA YUNANI KLASIK DAN ROMAWI

SENI RUPA YUNANI KLASIK

Bangsa Yunani merupakan bangsa yang sangat mengutamakan keindahan.

Keindahan merupakan bagian dari kehidupan di dunia dan agama/kepercayaan.

- Bangsa Yunani percaya banyak dewa (politheisme), Zeus (dewa teragung), Poseidon

(dewa laut), Pallas Athena (dewi pengetahuan), Apollo (dewa kebudayaan), Hermes

(dewa perdagangan), yang bersemayam di Gunung Olympus (Yunani Utara).

- Dewa diwujudkan dalam bentuk patung berwujud manusia yang sempurna dan indah

(dewa adalah makhluk yang tampan dan cantik seperti manusia).

- Bangunan dibuat atas keindahan untuk menciptakan bentuk yang besar atau agung.

Zaman Prasejarah Yunani (3000 – 1000 SM)

Merupakan Zaman Minois dengan kota pentingnya adalah Mycenea

Pusat kerajaaan di Knosos di Pulau Kriti dengan raja Minos, dan zaman itu dan disebut juga

Zaman Kriti-Mycenea.

Bangsa yang mendiami Yunani adalah bangsa Aegea di Peloponesus

Peninggalan dari kekuasaan bangsa Achaea atas bangsa Aegea berupa:

- Bangunan tembok-tembok tebal dinamakan tembok cyclopis (yang dibangun oleh

raksasa (cyclop)

- Pintu gerbang yang dibuat dari batu besar dan tebal, yang bagian atasnya terdapat

lubang berbentuk segitiga dan ditutup dengan lembaran batu berukiran gambar singa,

sehingga pintu gerbang tesebut dinamakan gerbang singa (gerbang di Mycenea)dan

- Menara-menara.

- Bangunan puri, yang memiliki persamaan dengan bangunan istana raja bangsa Asiria,

yaitu memiliki teras pada tempat yang ditinggikan.

Zaman Tengah Yunani (1000 – 500 SM)

- Zaman ini disebut juga sebagai zaman Archaea

- banyak peninggalan patung manusia dari batu pualam dan kayu

- patung bangsa Doria kebanyakan patung laki-laki dengan senyum archais)

- patung bangsa Ionia kebanyakan wanita.

- keramiknya tercatat sangat indah dan mengagumkan,

- bangunan kuil-kuil, dari kayu maka tidak ada lagi sisa yang diketemukan.

Zaman Gemilang (480 – 430 SM)

- bangunan menggunakan batu pualam,

- kuil sebagai tempat meletakkan patung-patung dewa (bahasa Yunani: naos, bahasa

Latin: cella), bukan sebagai tempat peribadatan.

- Pada kuil yang besar, naos dibuat dalam bentuk lebar dengan dua baris tiang sebagai

penahan langit-langit (seperti bentuk dalam gereja).

Page 44: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

39

Seni Bangunan Kuil (bangunan religius)

Bagi bangsa yang mempumyai cita rasa keindahan yang tinggi, penempatan tiang serta

jumlahnya menurut jenis kuilnya, sebagai berikut:

1. Kuil Anten : ruang muka dengan dua tiang penyangga atap

2. Kuil Anten Rangkap: tiang dengan bentuk melengkung di atasnya

3. Prostylos: ruang muka yang terbuka dengan empat tiang

4. Amphirostylos: langit-langit lengkung dengan sisi-sisi yang terbuka

5. Peripteros: penempatan tiang-tiang yang merupakan jalan berkeliling (kuil Parthenon di

Athena dan kuil Zeus di Olympia)

6. Dipteros: memiliki tiang baris rangkap

7. Monopteros: kuil berbentuk bundar.

Pada tiang-tiang di beranda muka dibuat seimbang, dengan nama masing-masing:

- Tetrastylos → empat tiang

- Hexastylos → enam tiang

- Oktastylos → delapan tiang

Pada seni bangunan ini terdapat tiga bagian penting, yaitu:

1. Stylobate (kaki tiang yang biasanya terdiri dari 3 undak)

2. Kapital dan tiang

3. Pasangan induk, yaitu:

- Architrave (kaso induk yang dipasang di atas tiang)

- Frieze (papan diperuntukkan sebagai tempat hiasan)

- Geison (bingkai atas sebagai talang air)

- Tympanon (bagian muka dan belakang kuil, terletak di bawah atap)

Pengaturan bangunan kuil bangsa Doria dan Ionia berbeda, yaitu

Ciri-ciri Doria:

1. Tidak memakai stylobate

2. Capital (kepala tiang): Echinus dan Abachus

3. Tiang: 16 cannel yang bertaut

4. Architrave (kaso induk): licin

5. Frize: (tempat hiasan) berupa Tryglyph dan Metop berselang-seling

Kuil peninggalan bangsa Doria antara lain: Kuil Hera, Kuil Zeus, Kuil Parthenon.

Ciri-ciri Ionia:

1. Memakai stylobate

2. Capital : Echinus dan Abacus berbentuk ‘bantal’ yang berukir

3. Tiang: 24 cannel yang tidak bertaut

4. Architrave: tidak licin, bertingkat tiga

5. Frieze: tidak berselang-seling

Kuil peninggalan bangsa Ionia antara lain: Kuil Erectus, Kuil Nike.

Page 45: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

40

Pengaturan bangunan kuil Korinthia sebagai selingan bangsa Ionia dalam membuat capital,

memiliki ciri-ciri:

- Kapital merupakan bunga yang diukir sekelilingnya

- Ukiran tangkai bunga disusun dua-dua yang ujungnya bergelung di bawah architrave

- Ke empat gulungan ujung bunga menghadap ke setiap penjuru

Geison→

Frieze→

Architrave→

Abachus

Echinus

Stylobate →

Seni Bangunan Profan (bangunan non religius)

- Teater merupakan gedung komedi

- Stadion, tempat untuk olympiade

- Odelon, gedung untuk bermain musik

- Ariopagus, tempat Mahkamah Agung bersidang

Seni Patung

- Patung pada awal Zaman Prasejarah Yunani berbentuk primitif, dan berkembang

mencapai puncak dalam bentuk yang indah dan sempurna.

- Peralihan Zaman Archaea ke Zaman Gemilang atau disebut dengan “Keajaiban Yunani”

serta Klasik → perpaduan seni Doria yang perkasa, agung, dengan seni Ionia yang

penuh perasaan dan permai, sehingga muncul gaya Attis (daerah Attica dekat Athena).

Seniman patung:

- Phidias → patung yang indah dan ideal (gaya luhung): Athena Lemnia, Athena

Parthenos, Zeus, Relief di Kuil Parthenon

- Myron → mengutamakan gerak: Pelempar cakram, Marsyas menari

- Polykleitos → penekanan pada sikap dan proporsi tubuh yang indah (terkenal dengan

canon Polykleitos): Pelempar lembing, Pemuda

Patung-patung ketiga seniman tersebut terbuat dari perunggu, yang dicetak ulang/ditiru dengan

batu pualam.

Page 46: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

41

Penerus/pengikut sesudah mereka adalah:

- Praxiteles → penekanan pada sikap yang menarik dan indah (rupawan dengan ukuran

yang besar): Patung Hermes (masih asli)

- Skopas → mengutamakan gerak yang gesit dan penuh perasaan (pencipta dasar gaya

lincah/rasa): Manade, Makam raja Mousolos (Mosoleum) di Halicarnassus, Asia Kecil

- Lisyppos → lebih realistis (gaya Realis, dan mengutamakan karakter dari pada bentuk).

Membuat canon baru (kepala lebih kecil, badan lebih panjang → lebih kecil dari pada

canon Polykleitos).

Seni Lukis

Lukisan pada dinding Istana Knosos (Kriti) lebih merupakan dekorasi.

- Perspektif dan unsur cahaya/gelap-terang belum dikenal

- Dekoratif dengan motif tumbuhan, hewan darat dan laut.

- Abad ke-10 dan ke-8 SM: karya bergaya ilmu pasti (garis hias sederhana).

- Abad ke-8 SM: lukisan orang berwajah hitam pada jambangan

- Abad ke-9-8 SM: lukisan khayali (binatang ajaib, roh halus/setan)

- Abad ke- 6 SM; lukisan kisah-kisah mitos

- Abad ke-5 SM: lukisan warna merah.

- Pengaruh seni lukis Yunani sampai ke Mesir, yaitu potret-potret dalam kuburan. Potret

pada bagian kepala peti mumi yang ditemukan di Fayum → lukisan Fayum

Zaman Helenisme (sesudah 300 SM)

- Merupakan masa kegemilangan (percampuran kebudayaan Yunani dan Asia Depan di

Laut Mediterian).

- Pusat Helenisme di P. Rhodos. Seni patung menunjukkan keagungan dan

keserdahanaan.

Hasil peninggalannya:

- Patung Gaya Rupawan (Venus dari Milo), Gaya Lincah (Nike dari Samotrake)

- Relief di Altar kuil Zeus di Pergamon

- Patung-patung potret kepala dan pemain olah-raga bercorak realistis

SENI RUPA ROMAWI

Seni Bangunan

1. Bangunan jembatan, saluran air (Cloaca Maxima), gerbang (Porta Nigra di Truer, Pont du

Gard, dekat Nimes).

2. Pembangunan kota dibuat mewah dengan batu pualam (tiruan bangunan Yunani)

3. Perubahan bentuk kapital gaya Ionia dan Korinthia menjadi Gaya Komposit

4. Perubahan perluasan bantuk langit-langit lengkung:

- Langit-langit lengkung panjang untuk ruangan persegi panjang

- Langit-langit silang untuk ruangan bujur sangkar

- Langit-langit kubah (½ bentuk bola) untuk ruangan bentuk bundar

Guna menopang langit-langit yang bertekanan berat, dinding tembok dibuat tebal dan kuat.

Page 47: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

42

Jenis bangunan

1. Kuil

- Bentuk kuil Romawi sama dengan kuil Yunani (Kuil Maison Carree di Nimes).

- Perbedaannya terletak pada penempatan lantai yang tinggi, tiang keliling, bentuk kuil

bundar (Kuil Vesta di Tripoli), ragam cannel dan langit-langit lengkung di atas cella

(Pantheon di Roma: perpaduan architrave Yunani, langit-langit lengkung Romawi).

2. Istana:

- Rumah-rumah bangsawan yang memiliki atrium (ruang muka yang luas)

- Rumah-rumah keluarga Vetti di Pompei (taman bertiang), berdinding fresco dan berlantai

mozaik

3. Basilika: bangunan rumah bentuk kapal sebagai ruang pengadilan

4. Theater: di daratan (bukan di lereng seperti Yunani) dengan ruang penonton berbentuk tapal

kuda (cavea).

5. Amphitheater: tempat untuk perkelahian gladiator (Colosseum Flavium di Roma)

6. Therme: rumah pemandian umum (frigidrium, tepidarium, caldarium)

7. Triumphal Arch: Gerbang Titus, Septinus Sevius, dan Gerbang Konstantin

8. Makam: Mousoleum Hadrianus (terbesar), Monumen Cesilia Metella (menara bundar yang

besar). Khususn untuk bangsawan/jutawan menggunakan Sarcophagus/ Urn (kendi tempat

abu jenazah).

9. Tiang Pujaan: bentuk gaya Doria (Trajanus dan Marcus Aurelius).

Seni Patung

- Seni patung Romawi merupakan kelanjutan dari gaya patung Yunani yang terbuat dari

batu pualam, sedangkan relief-relief bertema peperangan.

- Pematungan terbaik bangsa Romawi adalah patung potret yang terpengaruh gaya

Yunani yang realistis (masa awal pemerintahan kaisar).

Seni Lukis

- Umumnya berupa lukisan dinding (mural) dengan teknik fresco.

- Unsur perspektif sudah diterapkan→ mozaik di lantai istana: pertempuran dekat Issus

(Iskandar Agung perang dengan orang Persia).

SENI RUPA ZAMAN TENGAH

Zaman Katakomba: (± abad I – III)

Katakomba

Katakomba adalah liang-liang/terowongan di bawah tanah untuk kuburan yang diperluas hingga

panjang mencapai lebih dari 800 m, dan bersusun hingga 5 tingkat untuk peribadatan umat

Nasrani pada saat agama Nasrani dimusuhi bangsa Romawi, yang penganut politheisme.

Bagian-bagian katakomba:

- Lubang-lubang pada dinding (nisa/loculli) yang diisi hingga 3 jenazah. Liang-liang nisa

ditutup dengan papan pualam/terracotta (tembikar yang diglazuur)

- Ruangan kecil/ cubicula (ruang tidur) tempat meletakkan peti mati (sarkopagus), atau di

ruang yang agak luas (Cryptae = ruang tersembunyi)

Page 48: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

43

- Bentuk terowongan bagian atas berupa lengkungan (Arcosolium)

- Cryptae yang dekat permukaan tanah diberi jalan udara dan sinar matahari.

- Fungsi terowongan selain untuk tempat persembunyian dari kejaran bangsa Romawi,

juga sebagai tempat beribadat.

Arcosolium Katakomba lukisan di Arcosolium

Seni Patung

- Patung pada dinding cryptae dibuat yang menggambarkan kisah agama Nasrani, sedang

di dalam cryptae terdapat sarcophagus dari batu pualam (khusus bagi kaun bangsawan).

- Bentuk patung bergaya Romawi → Nabi Isa dipatungkan sebagai dewa Yunani, Hermes

Kriophoros disamakan dengan Penggembalaan Agung. Cara ini berubah setelah ada

pengaruh dari Eropa Tengah (Jerman).

Patung Dewa Hermes sebagai Penggembala Agung

Page 49: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

44

Seni Lukis

- Lukisan dinding dan langit-langit tentang kisah keagamaan, ungkapan rasa cinta.

- Seni lukis Nasrani kuna masih dipengaruhi seni lukis Romawi/Yunani: Nabi Isa dilukis

sebagai Orpheus (Dewa Gembala).

- Kepercayaan orang Romawi: lahiriah, Nasrani: mengutamakan rohani.

Zaman Basilika

- Tahun 313 Kaisar Konstantin memberi kebebasan pada penyebaran agama Nasrani.

Tahun 380 Kaisar Theodosius mengumumkan agama Nasrani sebagai agama Negara.

- Basilika (bangunan Romawi untuk pengadilan/perniagan) digunakan sebagai gereja.

- Susunan basilika meliputi: ruang tengah, tiang-tiang, pencahayaan, apsis (ruang

tengah bulat untuk paduan suara), sebagai tempat hakim.

- Tiang dan capital menggunakan gaya Ionia-Korinthia Romawi, di atasnya dipasang

balok cara Yunani dengan langit-langit Romawi.

- Sebagai penutup jendela dipakai papan pualam yang diukir (ukiran relief tembus,

yang disebut ajour).

- Langit-langit Romawi yang berat diganti dengan kaso-kaso kayu yang dipasang

miring. Perombakan awal yaitu pada bangunan Santo Petrus→ St. Peter.

Pusat perkembangan seni Nasrani Kuna terdapat di Ravenna (Makam Putri Galla Plecidia,

Istana dan makam raja: Theodorik, dan gereja-gereja: Gereja Bundar San Vitale dan Gereja

Basilika → masuk mahzab Apollinaris).

Bentuk Basilika awal Gereja Basilika St. Peter

Seni Lukis

- Lukisan dinding dengan teknik mozaik (kepingan-kepingan pualam berwarna/bening

bercat prada), dengan latar belakang disapu prada → Mozaik Emas.

- Lukisan mempertimbangkan kebebasan komposisi, efek warna, cahaya dan baying-

bayang (di makam Galla Plecidia di Ravenna).

Page 50: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

45

Mozaik Galla Plcidia di Ravenna

ZAMAN BIZANTIUM (Romawi Timur)

Tempat kediaman kaisar Konstantin dipindah ke Bizantium → Konstantinopel (di Turki)

1.Seni Bangunan

Bangunan gereja mendapat pengaruh dari Timur Dekat, Suria dan Persia, dan mengalami

perubahan bentuk pada langit kubah (diameter 30 M), yang semula bergaya Romawi dengan

beton tebal dan berat, kemudian diganti dengan batu bata.

Bangunan gereja pertama yaitu Aya Sophia

- Tiruan Santo Petrus di Roma, dan tahun 1453 dijadikan masjid.

- Kubahnya dibuat lebih menjulang dan diberi 4 menara.

- Bentuk kubah tersebut digunakan juga untuk membuat gereja/rumah ibadat →

Zaman Gemilang Bizantium.

Basilika sebagai gereja Basilika setelah menjadi masjid

Interior Bizantium Lukisan gaya Bizantium

Page 51: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

46

2. Seni Patung

Karya orang Bizantium tampak kasar (capital, relief) dengan kesan dekoratif dan kaku.

Peninggalan Bizantium setelah diduduki Turki musnah semua.

3. Seni Lukis

Banyak panel-panel kuil terbuat dari ikon (papan/tembaga yang dilukisi).

Ciri khusus: gaya yang kasar (draferi, sikap, wajah), mozaik berkesan dekoratif.

Page 52: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

47

VIII. SENI RUPA ZAMAN (ABAD) PERTENGAHAN

Abad Pertengahan

- Berawal dari masa Kekaisaran Romawi Barat pada abad 5 hingga munculnya kerajaan,

dimulainya penjelajahan samudra, kebangkitan humanisme, serta Reformasi

Protestan dengan dimulainya renaisans pada tahun 1517.

- Peradaban orang Eropa Utara jauh terbelakang dibandingkan dengan peradaban orang

Bizantium dan Romawi.

- Merupakan abad kebangkitan agama Kristen. Agama Kristen berkembang dan

memengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia, termasuk pemerintahan menjadi di

bawah pengaruh keagamaan.

Sains pada abad Pertengahan:

- Sains dipinggirkan dan dianggap sebagai ilmu sihir yang mengalihkan perhatian

manusia dari ketuhanan

- Sains dimanfaatkan untuk kepentingan agama.

Seni rupa pada abad Pertengahan:

- Karya seni rupa terikat pada otoritas gereja.

- Adanya larangan pengeksposan tubuh manusia dan hewan membuat kesenian

menemukan teknik abstraksi yang memungkinkan sensasi tercipta tanpa adanya

kehadiran bentuk realis.

- Karya seni rupa secara visual berkesan datar, dengan pengolahan warna-warna primer

dan pose yang kaku.

- Belum menggunakan perspektif

- Bahan utama karya: cat emas, emas, batuan berharga, dan gading .

- Ukuran karya besar karena berfungsi sebagai pengisi ruang arsitektur dan sebagai

wujud kebesaran Tuhan.

Gaya Romaneska (Romanisme)

1. Seni Bangunan

- Bangunan kubah gaya Bizantium tidak dapat diterima karena sulit pembangunannya,

dibandingkan dengan bangunan Basilika yang memakai bahan sederhana.

- Adanya peniruan langit-langit lengkung yang dianggap cocok untuk bangunan gereja→

banyak mengalami kesulitan pada bagian langit-langit lengkungnya, karena bahan

terbuat dari beton, sehingga harus banyak tiang penyangga juga, yang akhirnya

menggunakan kayu.

- Abad 11 ditemukan bentuk langit-langit sesuai dengan langit-langit Romawi yang

bersilang→ gaya Romanesk, yaitu bentuk bulat cembung (garis silang lengkung-

lengkung setengah lingkaran), dengan konstruksi bangunan terikat dengan langit-langit

→ skema sistem terikat.

- Menara pada zaman Nasrani Kuna diletakkan di samping, tetapi pada gaya Romanesk di

letakkan di muka.

Page 53: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

48

- Tembok-tembok luar dibagi atas frisa-frisa melengkung dalam susunan yang sejajar

dengan bingkai-bingkai tegak (lisen)→ selain sebagai hiasan juga untuk memperkuat

tembok,

- terutama pada penjuru frisa yang menjadi tekanan langit-lanbgit.

- Bentuk setengah bulatan bagian atas diikuti oleh bentuk-bentuk jendela yang

melengkung, merupakan ciri khas gaya Romanesk.

- Hiasan terletak pada lisen, frisa-frisa lengkung, beranda-beranda kecil di bawah papan-

lis dan jendela-jendela kembar.

Langit-langit gaya Romanesk Sistem terikat gaya Romanesk

2. Seni Patung

- Seni patung untuk kepentingan agama, dan difungsikan sebagai hiasan tiang, kapital

portal dan tympanon.

- Tujuan penciptaan patung: sebagai alat peraga, yang mengndung kesan sugestif bagi

pemeluk agama Nasrani (saat itu)

- Bentuk itu dapat dilihat pada Portail Royal dari Katedral Chartres, yaitu berupa patung

orang yang difungsikan untuk tiang (tiang-tiang berupa patung manusia), sedangkan

peninggalan patung Romanesk di Belanda terdapat I Gereja St. Servaas (bersamaan

dengan di Chartres).

Tiang patung manusia Portail Royal di Katedral Chartres

3. Seni Lukis

- Seni lukis zaman Romanesk berupa ilustrasi buku, sedangkan lukisan dinding gereja

sangat sedikit.

- Penggambaran citra agama, sehingga kesenian Romanesk adalah ideoplastis (isi lebih

diutamakan daripada bentuk).

- Ciri gaya Romanesk: penjelmaan lain dari bentuk alam, perspektif tidak ada, warna datar

dan dekoratif.

Page 54: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

49

Lukisan gaya Romanesk

Gaya Gotik ( 1150 – 1500)

1. Seni Bangunan

- Pada abad XI seni bangunan mengalami perubahan konstruksi (oleh arsitek Perancis):

- langit-langit lengkung tajam, tinggi, runcing, untuk mengurang tekanan/beban berat.

- Tiang-tiang dikurangi sehingga cahaya leluasa masuk melalui jendela yang tinggi.

- Perbedaan nyata antara gaya Romanesk dengan gaya Gotik:

- bangunan langit-langit abad 11 berat, pada abad 12 ringan,

- bangunan Gotik berkonstruksi tinggi sehingga hiasan berbentuk vertikal.

2. Seni Patung

- Patung gaya Gotik untuk hiasan bangunan gereja dihiasi ukir-ukiran yang berunsur ilmu

ukur (traceer) → di bagian luar terdapat ribuan patung.

- Patung Gotik di Perancis mengutamakan karakter kejiwaan daripada bentuk luarnya. Di

Jerman sebaliknya, walau tujuannya sama yaitu untuk kepentingan peribadatan.

3. Seni Lukis

a. Seni Lukis Kaca

- Berkembang lukis kaca berwarna dipotong sesuai bentuk yang ditentukan dan

disambung dengan patri (glass in lood)

- Jendela dibagi petak-petak yang berisi gambar, atau seluruh bidang jendela merupakan

lukisan→ mozaik kaca (jendela Chartres abad 12 dan awal 13).

b. Lukisan Dinding dan Lukisan Panel

- Seni lukis Zaman Gotik bercorak fisioplastis (meniru bentuk alam).

- Setelah tahun 1300 SM muncul lukisan pada kepingan (panel) atau lukisan ditembok.

- Pelopor fisioplstis: Cimabue (murid Cimabue ialah Giotto: 1260 – 1330), Duccio. Pelukis

Zaman Gotik dari Belanda: Jan van Eyck, Jeroen Bosch (seniman akhir Zaman Tengah).

Page 55: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

50

IX. SENI RUPA ZAMAN RENAISANS

Abad Renaisans/Abad Pencerahan (1350-1600)

Merupakan masa puncak bagi masyarakat Eropa dalam bidang seni, filsafat, pengetahuan,

politik, ekonomi, perdagangan, agama (kristen) serta pendidikan.

Masa Renaisans (rebirth) dianggap sangat penting karena merupakan fase "starting point"

kelahiran sejarah peradaban dunia barat yang ditandai dengan:

- Kemunduran feodalisme dan dogma teologis

- Perubahan orientasi peradaban manusia dari kuno menjadi modern

- Muncul wacana untuk kembali pada falsafah Yunani

- Munculnya sikap "optimism, hedonism, naturalism dan individualism".

- Bangkitnya Seculer humanism yang bersifat "antroposentrik" (berpusat pada kekuatan

akal budi), yang mengutamakan kebebasan intelektual yang membuat manusia menjadi

imajinatif, kreatif serta innovative.

- Munculnya kosmologi baru yang bertentangan dengan kepercayaan sebelumnya

- Pada Abad Pertengahan: teori Ptolomeus (Ptolemy): bumi adalah pusat universum

- Pada Zaman Renaisans: teori Copernicus: matahari sebagai pusat universum

Perubahan paradigma pada masa renaisans

- Zaman Pertengahan: dogmatis, teosentris, dan tidak rasional

- Zaman Renaisans: bertolak dari akal, daya nalar, ilmiah, dan rasional, yang merupakan

ciri utama kebudayaan Barat.

Berkaitan dengan kebudayaan Barat, muncul banyak pendapat bahwa:

- sifat ke”Barat”-annya terbukti tidak semua asli.

- Cukup banyak bukti tentang peranan budaya non Barat (Arab, Cina, India), yang secara

langsung atau tidak mempunyai andil dalam pembentukan budaya Barat.

Pada Zaman Renaisans terjadi perubahan dalam segala bidang

- Falsafah ilmu berubah, dan berkembang ilmu-ilmu baru yang mencari sebab-sebab

gejala alam

- Dalam seni rupa: alam menjadi objek dan tema seni, tidak lagi pada tema agama saja,

dan karya tidak anonim

Salah satu temuan yang penting pada masa Renaisans adalah:

- Penemuan teknik proyeksi perspektif dalam menggambar, yang memunculkan persoalan

tentang masalah impresi dan objektivitas visual manusia.

Zaman Renaisans merupakan awal dari abad sains dan teknologi:

- Diawali dengan berbagai penemuan dan pemikiran jagad raya, seperti Galilei,

Copernicus, Keppler, dan Giordano Bruno)

- Terbentuknya dasar sains melalui: tesis Galilei, spekulasi filosofis Bacon, serta sistem

berpikir Descartes.

Page 56: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

51

Tokoh-tokoh Renaisans:

Galileo Galilei (1564-1642)

- Peletak dasar ilmu pengetahuan alam modern

- Pembuktian ilmiah melalui metode induksi dan eksperimen dengan tujuan mengetahui

dan memformulasikan dalil-dalil ilmiah

- Penemu metode modern yang bertitik tolak dari tesis teoritis, yang kemudian teori itu

diuji menlalui pengujian eksperimental, dan selanjutnya tahap penyesuaian antara tesis

teoritis dengan hasil eksperimen.

Francis Bacon (1561-1626)

- Mempertanyakan etika dan fungsi sains serta riset dalam hubungannya dengan

kehidupan manusia

- Ilmu pengetahuan adalah salah satu proses dalam pencarian kebenaran, suatu

perjalanan rohani, dan bukan tujuan akhir.

- Pengetahuan bukanlah sebuah pengakuan atas adanya realitas tertentu, tetapi sebuah

proses pencarian kebenaran.

Rene Descartes (1596-1650)

Filsuf dan ahli matematika dari Perancis dan dianggap sebagai Bapak Falsafah Modern

- Tujuan falsafahnya antara lain menemukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan

eksak dan lengkap yang menyelidiki gejala alam.

- Dasar nalar dan pikiran manusia diperoleh melalui metode “Cogito, ergo Sum” (saya

berpikir, inilah keberadaan saya)

- Pengetahuan alam terdiri dari dua elemen terpisah: jiwa dan materi. Jiwa lebih tinggi dari

alam, dan menempatkan subjek lebih penting dari alam, yang mengakibatkan terjadinya

eksploitasi alam secara besar-besaran

- Metode berpikir Descartes: menguraikan masalah kompleks menjadi komponen-

komponen yang lebih kecil, yang besar pengaruhnya terhadap metodologi desain dan

metode teknik manajemen produksi

Gottfried Wilhelm Leibniz

- Mencoba menyatukan dan membuat sintesi antara proses matematis dan proses logis

sebagai dasar ilmu pengetahuan

- Proses ilmu pengetahuan harus dalam proses timbal balik antara

- “penemuan” (invention): pencarian, penyelidikan, dan penelusuran

- “pembuktian”: pemastian

Seni Rupa dan Arsitektur Masa Renaisans

Seni rupa (seni lukis) abad Pertengahan:

- Bertema agama

- Penggambaran manusia secara sederhana, kaku, dan selalu menghadap ke depan

(tampak depan) untuk menjaga aspek religius lukisan

- Tidak ada kebebasan berekspresi

- Menggunakan elemen dekoratif yang berlebihan untuk latar belakang

Page 57: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

52

Seni rupa masa Renaisans:

- Tumbuhnya kebebasan individu dalam berekspresi seni.

- Tema lukisan berupa figur tokoh dan dilukiskan secara realistis, dengan gerak dan lekuk

anatomi tubuh, dan elemen (unsur) lukisan lebih kaya.

- Masih bernafaskan religi.

- Seni rupa menjadi otonom (seni merupakan bentuk ekspresi manusia (individu) melalui

media rupa dengan bahasa estetika).

- Seniman dalam bidang seni dan arsitektur, yang sebelumnya dianggap tukang atau

“pekerja seni”, mempunyai kedudukan tinggi dan mendapat penghargaan yang tinggi

dari masyarakat (identik dengan “high culture”)

Tokoh perintis realisme:

Giotto di Bondone dari Florentine

- Penggambaran manusia secara ekspresif

- Menggambarkan figur sesuai dengan skenario cerita dan posisi yang berbeda-beda.

Dalam hal ini banyak pendapat bahwa:

- sifat ke”Barat”-annya terbukti tidak semua asli.

- Cukup banyak bukti tentang peranan budaya non Barat (Arab, Cina, India), yang secara

langsung atau tidak mempunyai andil dalam pembentukan budaya Barat.

Karya seni rupa dibedakan dalam dua kelompok:

1. Mass culture (kebudayaan massa):

- Mengacu pada aturan (kanon) yang berlaku secara turun temurun)

- Perkembangan gayanya sangat lambat karena tidak mengedepankan unsur

representasi, dan menjaga kesinambungan gaya

- Contoh: bangunan tempat tinggal masyarakat biasa yang tidak dibuat oleh

seniman/desainer.

2. High culture (kebudayaan tinggi):

- Bertolak dari kerangka berpikir klasik klasik dan prinsip proporsi Vitruvius, logika

Phythagoras, dan Euclid.

- Gaya selalu berganti dari waktu ke waktu karena landasan sosio budaya dan cita

rasa selalu berubah dari masa ke masa.

- Contoh: bangunan prestis (gereja, katedral, istana, dll) yang dirancang/dibuat oleh

seniman atau arsitek.

Penemuan:

Penemuan dalam teknik perancangan:

Brunelleschi

- Menggunakan gambar dalam proses perancangan

- Menemukan sistem derek

Alberti:

- Mengembangkan teknik menggambar proyeksi dan perspektif untuk rancangan

arsitektur.

Page 58: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

53

Dua tokoh penting masa Renaisans:

Leonardo Da Vinci

- Menggunakan pendekatan yang sistematis, dengan studi komposisi yang metodologis

dan nyaris ilmiah, seperti tampak dalam karyanya “The Last Supper” (1495-1498)

berukuran 14’5” x 28’ (lebar hampir dua kali tingginya), yang menunjukkan pengaruh

kuat filsafat Plato.

- Menggunakan komposisi matematis dengan basis angka 3 + 4 = 7 dan 3 x 4 = 12,

sebagai simbol Holy Trinity, Four Gospels, seven Cardinal Virtues, dan angka simbolis

Mazhab Phytagoras.

- Menganggap kreativitas di atas segala aturan perspektif dan geometri, dan pelukis

adalah manusia unggul

Michaelangelo

- Tidak metodis dan tidak teliti seperti Leonardo

- Untuk mencapai intensitas ekspresi yang berenergi, ia mengabaikan proporsi dan

perspektif.

- Karyanya sebagai ungkapan yang melampauhi hukum-hukum proporsi, anatomis dan

naturalis. Contoh: Patung Pieta dan patung David.

Seni Rupa masa Renaisans dipengaruhi oleh alam pikiran Yunani:

- Estetika sebagai suatu yang intelektual dan mencoba menelusuri hakikat estetika dari

sudut pandang rasional.

- Estetika merupakan titik perfeksi yang paling positif dari sebuah gejala di alam adalah

sifat ketuhanan.

- Berkesenian bukanlah tujuan akhir, namun sebagai sarana untuk mencapai tingkat

penghayatan terhadap kehidupan religius.

Yang membedakan antara kebudayaan Renaisans dan kebudayaan lain:

- Kebudayaan Barat selalu berupaya untuk mencari padanan rasional dan penjelasan

yang masuk akal dan terukur dalam pengertian estetika.

Konsep estetika

Estetika klasik

- Xenophon: Keindahan berkaitan dengan aspek fisik dan aspek fungsi

- Plato: indah berkaitan dengan harmoni (keberaturan) dan spiritualitas

Konsep estetika klasik:

- Estetika atau keindahan merupakan bagian dari sifat-sifat karya seni

- Karya seni rupa merupakan tiruan kenyataan fisik dan spiritual dari objek seni (manusia,

alam), dan tiruan sifat-sifat baik, unggul, dan indah

Estetika Renaisans

- Karya seni tidak hanya mementingkan “pesan”

Page 59: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

54

- Karya seni rupa menggunakan idiom seperti sensualitas, komposisi yang dinamis dan

dramatis, distorsi, pengulangan, dan penekanan pada bidang tertentu untuk mencapai

efek dramatik.

- Karya seni masa Renaisans lebih ekspresif dan antroposentris

Seniman masa renaisans: Sandro Botticeli, Raphael, Titian, dan El Greco.

Seni arsitektur Renaisans (awal abad ke-15 sampai awal abad ke-17)

- Terjadi kelahiran kembali budaya klasik terutama budaya Yunani kuno dan budaya

Romawi kuno.

- Gaya Renaisans pertama kali dikembangkan oleh Filippo Brunelleschi di Florence.

Tokoh-tokoh arsitektur masa Renaisans:

Vitruvius

Arsitektur harus memenuhi tiga syarat:

1. Utilitas (kegunaan/fungsi)

2. Venusitas (keindahan), harus memenuhi kaidah estetika yang berlaku pada masanya

dan serasi dengan lingkungan.

3. Firmitas (kekokohan, kekuatan, ketepatan konstruksi)

Leon Batista Alberti (1404-1472)

- Arsitektur padan dengan Hukum Dunia (“concinnitas”), yaitu tatanan yang menyatukan

berbagai unsur yang berlainan bentuk dan sifatnya menjadi satu kesatuan yang indah.

- Paduan unsur-unsur beragam merupakan keindahan sempurna

Andrea Palladio (1508-1580)

- Keindahan suatu arsitektur terjadi karena adanya bentuk yang indah dan keterpaduan

berbagai unsur/komponen.

- Keindahan tidak terpisah dengan fungsi dan kelanggengan bangunan.

Seni arsitektur masa renaisans didasarkan pada:

- Ordo atau ordine (masalah utama) pada penataan dan bentuk kolom

Analogi Vitruvius:

- Kolom Doris: bentuk tubuh laki-laki yang berotot

- Ionis: bentuk tubuh wanita yang lebih langsing

- Korintis: bentuk tubuh perawan muda yang semampai dan halus.

- Unsur-unsur dasar arsitektur (angka, ukuran, dan proporsi) mempunyai arti metafisis

atau simbol agama Nasrani.

- Arsitektur Renaisans merupakan pengejawantahan dari keyakinan metafisis dan

pengalaman transenden.

Pencarian proporsi yang ideal

Leonardo da Pisa (1180-1240)

Menggunakan deretan angka Fibonacci (Filius Fibonacci)

- Angka selanjutnya merupakan penjumlahan dari angka sebelumnya: 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13,

21, dst. Contoh: 1 + 1 = 2, 2 + 1= 3, dst.

- Hukumnya (rumusannya dapat ditulis dengan an + 1 = an + an -1, dengan syarat awal a1

= a2 =1

Page 60: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

55

Euclid

Menggunakan Golden Number atau phi (Phidias)

- Disebut angka keramat atau Divine propotion

- Modular dikembangkan oleh Corbusier menggunakan sistem angka seri Fibonacci dan

rasio Golden Number untuk mendapatkan proporsi ideal,

- Bertolak dari angka satuan desimal ukuran antropometri – ukuran tubuh manusia dan

bagian-bagian antominya, seperti 113, 83, dan 226.

Golden Rectangle

Segi empat yang mempunyai sifat unik:

- Bila segi empat emas dikurangi dengan segi empat sama sisi, maka sisi-sisinya akan

membentuk segi empat emas.

- Proporsi segi empat emas sangat seimbang dan estetis

Page 61: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

56

Perspektif

Merupakan teknik menggambar yang berusaha memindahkan image ruang ke atas

bidang 2 dimensi

- Kedalaman ruang dibuat dengan memanipulasi ukuran benda yang terlihat

- Semakin jauh benda semakin kecil ukurannya, sehingga image jarak dan ruang dapat

terjadi

Kesadaran perspektif:

- Gambar atau lukisan mempunyai dasar atau aturan tertentu, dan aturannya adalah ilmu

matematika.

- Realitas dapat digambarkan dengan matematika

- Hukum perspektif memberikan struktur ruang visual, dan yang berdiri di tengah sebagai

pengamat adalah manusia pengamat

Seni Zaman Renaisans

1. Seni Bangunan

- Pengaruh seni klasik Yunani dan Romawi melekat pada arsitektur bangunan Renaisans.

- Arsitek masa itu menyadap keagungan dari kaum politheisme yaitu bangunan bentuk

lebar seperti Istana (Palazzo) Pitti: Fillipo Brunolesco; Palazzo Strozzi: Benedetto da

Mayone; Palazzo Rusellani: L. Batista Alberti.

- Bangunan vertikal gaya Gotik dihilangkan, diganti dengan bentuk horizontal.

- Seni bangunan di Florence yang terkenal adalah bangunan keluarga Medici dengan

pembuatan kubah(Koepel: 1446), diameter 42 m: arsitek F. Brunoslesco→Renaisans

awal (1). Perbaikan gereja Santo Petrus di Roma: arsitek Bramante, diselesaikan:

Michelangelo, beranda: Lorenzo Bernini (2).

Page 62: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

57

2. Seni Patung

Patung masa Renaisans merupakan studi bentuk dari seni patung klasik Romawi.

Pematung masa ini yaitu:

- Bevendito Cellinbi: patung teknik cor

- Lorenzo Chiberti (1378-1455): perancang patung adegan, seperti “Pengorbanan

Abraham” yang terdapat di dinding dan pintu Baptisterium di Florence.

- Donataello (1386-1455): patung teknik cor: “Pengorbanan Nabi”, “Madonna”, “David”.

- Lucca Della Robbia (1400-1481)→ teknik glazuur pada terracotta: Tokoh Penyanyi pada

tribune gereja Florence.

- Andrea del Verocchio (1432-1488)→ pematung cor perunggu di Italia, pandai emas, ahli

musik, pemahat kayu, ahli matematika dan pelukis. Karya patung: David Penunggang

Kuda Bartolommeo Calleoni di Venesia, Itali.

- Michelangelo Buonarroti (1475-1564) → pematung, pemahat (mengutamakan bentuk):

Patung Pemuda, Pieta, Nabi Musa.

3. Seni Lukis

Seni lukis masa ini mengalami kemajuan, dan masih berkaitan dengan agama.

Para pelukis masa ini yaitu:

- Leonardo da Vinci (murid Verocchio): Monalisa, The Last Supper.

- Raphael Santi (1483-1520): pelukis potret dengan ciri khasnya: garis/coretan tepat, daya

tarik lukisannya terletak pada warna, bentuk, dan keseimbangan komposisinya. Karya

fresco: Madonna di Kapel Sistine.

- Michelangelo, dengan karya lukisnya bertema keagamaan, mengutamakan bentuk

daripada isi, tokoh agama dibuat gagah, atletis, ideal (8x kepala). Lukisan yang terkenal

pada langit-langit Kapel Sistine (Kejadian Adam, Bunda Maria, Putusan Terakhir).

Tokoh lain pada puncak masa Renaisans:

- Titian (1477-1567): Madonna of the PesaroFamily

- Giovanni Bellinu (1430-1515): The Madonna of the Trees.

Pelukis Renaisans Awal: Masaccio (fresco), Fra Angelica, Fra Fillipo Lipi plastisitas manusia,

efek cahaya), Piera della Francesco (cahaya dan perspektif bentuk manusia sederhana).

KejadianAdam Langit-langit Kapel Sistine Pieta

Page 63: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

58

Jean Fouqeset Leonardo da Vinci

Perbedaan antara arsitektur masa Gotik dan Renaisans

Arsitektur Gotik Arsitektur Renaisans

- Bentuk bangunan lebih langsing, sederhana, dan terbuka dibanding masa sebelumnya, namun memiliki struktur yang kuat.

- Dinding yang lebih tipis namun kuat dan jendela-jendela lebih lebar

- Kolom langsing dan banyak menumpu gaya berat dari atap.

- Banyak menara (menara majemuk) - Kubah dan menara semakin tinggi menjulang

berkesan semakin vertikal - Lengkungan lancip (runcing) dan semakin

banyak - Penggunaan warna hitam dan gelap yang

menonjol. - Memiliki banyak menara (menara majemuk)

yang tinggi - Ornamen yang rumit - Lengkungan semakin lancip dan semakin

dominan.

- Proporsi yang harmonis - Bentuk denah keseluruhan simetri - Menara lebih sederhana dalam bentuk maupun

jumlahnya - Kesan skyline horizontal - Atap kembali pada ½ lingkaran tanpa rib/ rusuk,

sehingga ketebalannya sama (kesan kekokohan Romawi ditonjolkan kembali)

- Pedoman klasik (Yunani + Romawi) dipergunakan kembali dan distandarkan menurut pemikiran humanis.

Perbedaan seni lukis Gotik dan Renaisans

Seni lukis Gotik Seni lukis Renaisans

- Bersifat simbolis, bukan realis. - Berfungsi sebagai alat propaganda dan

penyampai pesan keagamaan. - Adanya pelarangan penggambaran hewan dan

manusia mendorong perkembangan abstrakisme (pemisahan unsur bentuk yang "benar" dari benda).

- Penggunaan 3 unsur pokok: - Perspektif mekanis - Pemakaian bentuk anatomi manusia - Pemakaian “chiaroscuro” yaitu cara melukis bayangan

dengan maksud memberikan ketajaman pada bentuk-bentuk yang terkena bayangan

- lukisan lebih mendekati obyektifitas dan lebih realistis. Penggunaan teknik “Sfumato” sebagai pengembangan dari teknik Chiaroscuro, yakni pengaburan atau peremangan garis bentuk suatu benda sehingga menyatu dengan keadaan sekelilingnya, sehingga memperkuat kesan obyek.

Page 64: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

59

X. SENI RUPA ZAMAN BAROK DAN ROCOCO

ZAMAN BAROK

- Barok (Romawi: ketidak beraturan atau menyimpang).

- Bapak Barok: Micheleangelo dan Palladio.

- Barok lahir pada bagian kedua dari pertengahan abad 16. Permulaan pengaruh kesenian

di Italia muncul setelah abad itu, yang menyebar ke seluruh Eropa.

- Renaisans melepaskan cara perpikir Zaman Tengah yang berbau gereja sehingga

pandangannya lebih rasional. Kemajuan pandangan ini yang menghayati seni Barok.

Seni Bangunan

- Bentuk seni bangunan Barok di Italia dapat dilihat pada gereja-gereja, istana, taman. Di

Perancis berupa: bangunan-bangunan Negara, bagian dalam istana, hiasan, permadani

dan tirai-tirai kain. Pengaruh Barok sampai ke Belanda: Balai Kota Middelharnis, Istana

Amsterdam. Masa peralihan Zaman Renaisans ke Barok dapat dilihat pada gereja

Westerkerk di Amsterdam.

- Seniman Barok di Jerman: Franz Jozeph Spiegler, Cosmos dan Egid Quirin (patung-

patuang dan dekorasi gereja). Pelopor seni Barok: Peter Paul Rubens (1577-1640).

Arsitektur dan lukisan gaya Barok Rubens El Greco

Seni Lukis

Pelukis Barok:

- Rubens (murid Michelangelo): melukis postur tubuh manusia penuh dengan otot-otot

(atletis), dan tokoh-tokoh perkasa, dengan warna yang cemerlang’

- Titian: komposisinya merupakan gerak manusia yang bergejolah gelisah.

- Van Dijk (1599-1640, murid Rubens): pelukis potret, pelukis istana raja Inggris

Ciri-ciri Barok:

- Lebih leluasa, bebas, sehingga warna lukisan lebih cemerlang, ukir-ukiran lebih bergaya

dengan menampilkan efek cahaya.

- Pada patung: gerak dan karakter kain, aksen pada draferi→ gerak yang hidup dan wajar.

Barok di Belanda

- Aliran Barok di Belanda sangat subur dan luas, seniman Vlaam hidup mewah.

- Seniman Belanda mempunyai gaya Belanda sendiri.

Page 65: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

60

Barok di Italia

- Peralihan Renaisans ke Barok pada karya-karya Abraham Bloemaert→ melukis

peristiwa keagamaan.

- Aliran Barok berkembang pesat setelah Rubens kembali ke Italia→ kepindahan seni

lukis di Italia ke Belanda.

- Seniman Barok di Italia:

- Jacob Jordan (1593-1678): tokoh Barok Selatan

- Frans Hals (1580-1666): meguasai teknik akademik. Objek lukisannya: banyak

orang, karakter objek hidup, dalam suasana gembira dan lucu.

- Hercules Seghers: pelukis pemandangan

- Rembarandt van Rijn (1606-1669): Impresionistis→ susunan/permainan cahaya →

teknik mengemukakan tema: Nacht Wacht.

Barok di Perancis

- Pelukis Barok di Perancis: Nicolas Poussin dan Claude Lorain

Barok di Spanyol

Pelukis di Spanyol:

- El Greco (Domenicos Theotocopulas: 1541-1614). Sebelumnya sudah bergaya Barok,

karena hubungannya dengan Titian dan Tintoretto: pelukis, pematung, arsitek, ahli

filsafat, ahli agama, ahli sastra.

- Vlasques (1599-1660): karya-karya mitos, sejarah dan keagamaan

- Francesco Goya (1746-1882): lukisan terkenal: Maya.

Barok di Inggris

- Inggris baru mempunyai pelukis pada abad 18: Josuah Reynolds dan Thomas

Gainsborough: pelukis potret aristokrat.

- Corak dan gaya lukisan Inggris banyak dipengaruhi pelukis Belanda.

ZAMAN ROCOCO

- Pertengahan abad 18 pengaruh Barok menurun (sifat lincah, penuh perasaan mulai

kabur).

- Berkembangnya gaya Rococo (Rocaille = seni kulit kerang, merupakan seni pasaran,

yaitu hiasan yang digemari saat itu).

- Rococo bukan aliran baru atau kelanjutan Barok, melainkan penemuan pada sifat-sifat

kehancuran/penyelewengan dari gaya itu sendiri.

- Pengaruh Rococo di Perancis sangat luas, seperti pelukis Jean Antoine Wattaeau (1684-

1721).

- Aliran ini menampilkan kebebasan yang kosong, berlebihan dan dibuat-buat. Pada karya

ukiran dan hiasan sangat berlebihan, penuh ornamen yang ramai, sehingga suasana

tenggelam oleh timbunan ornamen.

- Masa ini merupakan masa akhir dari kejayaan dibidang seni rupa, menyebabkan tidak

menampakkan adanya kemajuan lagi.

Page 66: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

61

XI. SENI RUPA ABAD XIX

(SENI RUPA MODERN)

Menurut Sarah Newmeyer yang disitir Sudarso, dinyatakan:

- Seni modern itu boleh jadi berupa gambar bison yang digoreskan di gua-gua 20.000

tahun yang lalu, dan boleh jadi juga karya Picasso yang baru saja diselesaikan pagi ini’.

- Menurut pendapat ini istilah modern tidak dikaitkan dengan kronologisnya peristiwa

sejarah, melainkan untuk menamai sekelompok lukisan yang memiliki ciri-ciri tertentu.

- Dalam pengertian lebih luas, seni rupa modern mencakup seni pra sejarah, sekaligus

dipersempit artinya bahwa apa yang dikerjakan sekarang belum tentu dapat dimasukkan

dalam kategori seni modern.

Canady menyatakan:

- ‘Modern art begins nowhere because it begins everywhere. It is fed by a thousand roots,

from cave paintings 30.000 years old to the spectacular novelties in last week’s

exhibitions’.

- Perkembangan seni dari masa-kemasa memberikan andil bagi terbentuknya seni

modern. Dalam hal ini seni rupa modern

- tidak dibatasi oleh ruang dan waktu,

- tidak dibatasi oleh objek lukisan, atau gaya tertentu,

- dapat menerima segala macam bentuk seni sejauh memiliki ciri tertentu yaitu

‘kreativitas’.

- Kreativitas menjadi ujung tombak bagi seni modern, sehingga seni rupa modern disebut

sebagai ‘seni rupa kreatif’.

- Dengan kreativitas tersebut dimungkinkan munculnya orisinalitas, kepribadian,

kesegaran gagasan, dll.

- Dengan kreativitas maka segala ikatan tradisi, dan ketentuan-ketentuan lain yang

berlaku dalam kehidupan sosial menjadi tidak berlaku.

John Canady menyatakan:

‘Today the boundaries are vague….horizons are infinite; the artist is tempted to explore in a

hundred directions at once’.

Seni modern:

- Seniman modern melihat dunia seperti baru saja diciptakan, artinya baru sekali itu

menghayati dan baru sekali itu pula menciptakannya. Sekalipun kenyataannya ia telah

berulang kali melakukannya. Sikap inilah yang membedakannya dengan seni tradisi.

- Variasi dalam seni modern tak terhingga jumlahnya, dan barangkali relatif sulit untuk

dirangkum dalam definisi formal.

- Seni modern dapat berupa karya yang paling realistis sampai kepada yang paling

abstrak.

Faktor pendorong perkembangan seni modern

- ‘Museum without the wall’ menjadikan seni modern berkembang di seluruh dunia.

Page 67: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

62

- Perkembangan ilmu jiwa modern memberi tambahan jelajah seni, yang memperkenalkan

dunia baru yang dapat dijadikan sebagai obyek berkarya seni.

- Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berpengaruh besar bagi perkembangan

seni modern, khususnya penemuan fotografi yang berpengaruh pada orientasi fungsi

karya yang berubah dari semula bersifat ilustrasi menjadi interpretasi.

- Dorongan pencarian nilai personalitas menjadi demikian kuat karena seniman merasa

memiliki otoritas penuh dalam menentukan arah karya seninya, yang tidak lagi

tergantung pada ‘patronage’ atau pelindung seni yang kadang sering berubah menjadi

diktator seni.

NEO-KLASIKISME DAN ROMANTISME

NEO KLASIKISME

‘ Neoclassicsm is the name given to the movement which originated in Rome in the

middle of the 18th century and spread rapidly over the civilized world. It arose partly in reaction

against the excesses of Baroque and Rococo’.(Murray: 1969) Neoklasikisme lahir sebagai

reaksi melimpah ruahnya seni Barok dan Rokoko kearah perkembangan penyederhanaan

bentuk yang lebih rasional. Teori Neo-klasikisme disebarluaskan oleh penulis Jerman Johann

Winckelmann tahun 1755, yang dirangsang dengan diketemukannya kota Pompei dan

Herculanom, kota pusat peninggalan kebudayaan Romawi Kuno yang telah terkubur letusan

gunung berapi pada tahun 79.

Revolusi Perancis 14 Juli 1789 mempengaruhi kehidupan seni – berakhirnya pengaruh

raja atas perkembangan seni. Seniman berkarya bukan atas dasar pesanan semata, tetapi lebih

didorong oleh kebutuhan pribadinya. Saat inilah fenomena modernisme dalam sejarah seni rupa

dimulai, dengan ditandai gejala individualisasi dan isolasi diri. Revolusi Perancis tersebut telah

melahirkan tokoh seniman yang sangat popular yaitu Jacques Luis David.

Jacques Louis David (1748-1825).

Pelukis pertama dalam babakan modern, yang menjadi penting baik secara sosial,

politis, maupun intelektual. David adalah seorang protagonist dalam Akademi Seni Lukis dan

Seni Patung Kerajaan, dan pernah memenangkan ‘Prix de Roma’ lewat karyanya ‘ Antiochus

dan Stratonice’ (1774), karena lukisan tersebut memenuhi persyaratan kemahiran dalam

penguasaan teknik akademik/ teknik melukis realis

Pada 1784, David melukis ‘The Oath Of Horatii’ (Sumpah Horatii). Secara teknis lukisan

biasa saja (dengan teknik akademis), atau sebenarnya mengalami kemunduran jika dibanding

dengan pencapaian teknik pelukis Barok; namun menjadi sangat fenomenal sebab lukisan

tersebut tidak diperuntukkan bagi kenikmatan tetapi lebih ditekankan sebagai upaya mendidik

masyarakat. Dengan demikian kita menemukan letak inovasi yang dilakukan David bukan pada

teknik tetapi pada tema. David berupaya menanamkan semangat patriotisme masyarakat untuk

melawan tirani pada saat itu (Raja Luis XVI). Melalui lukisan itulah dunia encatat terdapat

orientasi baru dalam kegiatan seni lukis, dan David menyebutnya sebagai Neo-Klasikisme.

Sifat keklasikan lukisan tersebut dapat dilihat pada bentuk lukisan, yang memiliki sifat:

1. Subjek lukisan ditata dramatik

Page 68: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

63

2. Tidak menggairahkan

3. Komposisi dan lighting teatrikal

4. Irama lukisan kaku

5. Pengelompokkan tokoh sederhana (layaknya melihat tonil)

6. Tidak ‘pink-skined’.

7. Berkesan ‘dingin’ sebagai refleksi ciri seni klasik, hal tersebut dipertegas dengan

penggunaan back-ground arsitektur gaya Doria yang dingin dan kaku. Sifat

keklasikannya tampak juga pada ketepatan detail atribut yang digunakan para tokoh-

tokohnya seperti pada sandal, pedang, dan topi, mengingatkan pengenalan kita pada

ciri-ciri prajurit Romawi.

Karya karya David yang lain

‘Kematian Sokrates’

Kematian Marat- 1793

Page 69: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

64

David tidak saja menjadi pelukis revolusi tetapi pada perkembangannya ternyata tampil

juga sebagai diktator seni Perancis, sehingga seni gaya Barok dan Rokoko dalam sekejap

tenggelam dari percaturan seni di Perancis; diganti dengan seni yang bersifat Neo-Klasik yang

dingin, sederhana, dan kaku. David menguasai perkembangan seni rupa di Perancis selama 32

tahun. Setelah Napoleon dibuang di St-Hellena, David diasingkan di Belgia hingga meninggal.

Sepeninggal David, School David diteruskan oleh penganutnya, dan dipimpin oleh yang terbaik

diantara mereka yaitu, Jean August Dominique Ingres (1780- 1867)

ROMANTISME

Generasi Napoleon adalah generasi yang tak kenal kompromi, suka berperang, dan

didorong oleh kesadaran bahwa hidup ini tidak kekal. Mereka bisa merasakan penderitaan,

kesakitan, ketakjuban, kekecewaan, kemenangan, kekalahan; mereka tak kenal ketenangan,

maka dapat dipahami jika mereka kemudian tak suka sandiwara klasik begitu juga cita rasa

estetis mereka pada seni rupa lambat laun meninggalkan yang klasik. Sikap-sikap tersebut di

atas demikian cocok dengan sifat romantisme.

Lukisan Romantisme memiliki ciri-ciri:

1. Berurusan dengan perasaan perseorangan.

2. Bersifat eksotis, suasana yang asing, dan kerinduan terhadap suasana yang jauh.

3. Teknik dan bentuk lukisan diupayakan untuk memancing perasaan apresiatornya.

Tokoh-tokoh Romantisme adalah bekas murid-murid Louis David, antara lain:

1. Girodet (1769- 1824): ‘ The Burial Of Atala’.

2. Jean Gros (1771- 1835): ‘Christine Boyer’ 1800.

3. Theodore Gericault (1791- 1824): ‘ The Raft of Medusa’ –1818, yang melukiskan

peristiwa tenggelamnya kapal transport Medusa tahun 1816 di pantai Afrika, dari 100

penumpang tinggal 15 orang yang masih hidup.

‘ The Raft of Medusa’ –1818.

Page 70: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

65

4. Delacroix (1798- 1863): ‘ The Massacre of Chios’ 1821-1824, ‘Kematian Sardanapalus’,

‘Perampasan Rebecca’, ‘Lyberty Guiding the People’ 1830.

‘Lyberty Guiding the People’ 1830.

Romantisme x Neo Klasikisme.

Romantisme sering diposisikan sebagai lawan Neo-klasikisme, sebab Neo Klasikisme

mengutamakan corak klasik, Romantisme tidak berurusan dengan corak tertentu tetapi lebih

mengutamakan perasaan perseorangan. David mengatakan: ‘Rasio harus menjadi pelita dan

pemimpin seni’, sedangkan tokoh Romantisme mengatakan: ‘Hati memiliki persoalan yang rasio

tidak tahu’. Perbedaan lain yaitu: Neo Klasikisme cenderung: berkesan mengedepankan

Intelektualisme, rasional, generalisasi, dan non imajiner; sedangkan Romantisme cenderung:

emosional, misterius, pemakaian ukuran kecenderungan yang individual dan imajiner.

Persaman antara keduanya adalah sama-sama memandang dunia ini sebagai misteri

yang dapat dijelajahi untuk menemukan alasan kehadiran manusia – keduanya adalah kaum

idealis yang tidak mau menerima dunia apa adanya – yang satu mengandalkan rasionya

sedangkan yang lain mengandalkan perasaannya.

REALISME DAN KELOMPOK BARBIZON

REALISME

Pada dasarnya realisme merupakan reaksi tehadap romantisme, ‘menghadirkan alam

tanpa koreksi’, atau ‘penghadiran objek secara rasional’

Atau boleh dikatakan ‘ realisme…memperlakukan segala kehidupan sehari-hari dalam suatu

gaya yang menunjukkan kenikmatan yang terus terang.

Gustave Courbet (1819-1877), Mendasari teori realismenya dengan pongah ia pernah

berkata: ‘Show me an angel and I will paint one ‘. Dengan pernyataan tersebut dapat dipahami

bahwa lukisan bagi Courbet adalah seni yang konkrit, menggambarkan sesuatu yang ada dan

nyata; ia hanya mendasarkan seninya pada pencerapan indrawi semata dan meninggalkan

fantasi dan majinasi. Bagi Courbet keindahan yang disajikan oleh alam jauh lebih indah dari

konvensi seniman manapun juga, oleh sebab itu ia berusaha menghadirkan objek tanpa

merubahnya. Namun pada perkembangan kemudian ternyata Courbet tidak cukup konsisten

Page 71: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

66

dengan ucapannya, karena ia lebih berpihak pada kehidupan masyarakat papan bawah. Hal

demikian karena Courbet banyak mendapat pengaruh dari filsuf sosialis Pierre Joseph Proudon,

sehingga karya realismenya cenderung bersifat sosialistis. Lihat lukisannya ‘ Stonebreakers’ dll.

Karyanya ‘ Habis Makan di Ornans’ masuk salon th. 1849, dan pada karyanya ‘ The

Burial at Ornans’ 1849 dia sebut sebagai “Penguburan Romantisme’ (Bandingkan ungkapan

tersebut dengan umpatan Gros atas karya Delacroix ‘Pembunuhan Besar-besaran di Scio’.

‘ The Burial at Ornans’ 1849

Pada th. 1855, di Paris diselenggarakan “Exposition Universalle’, dalam eksposisi ini

karya Courbet ditolak oleh dewan juri, dia marah dan kecewa. Sebagai pengobat

kekecewaannya ia membangun pavilion dekat world fair tersebut, yang ia sebut sebagai

‘Vavilion of Realism’. Di dalam pavilion ini terdapat karyanya yang ditolak juri, diantaranya

‘Painter’s Studio’ 1855 yang berukuran 3,5 x 6 m; merupakan karya Courbet yang gemilang.

Terhadap karya tersebut Delacroix berkomentar: ‘ …one of the most extraordinary works of our

time’. Tindakan Courbet menyelenggarakan pameran ini sungguh merupakan tindakan berani

dan rebellius, sebagai ungkapan rasa ketidak puasan atas para juri dari orang-porang akademis.

Tokoh Realisme yang lain adalah: Honore Daumier ( 1808-1879)

Realisme Daumier disebut sebagai realisme tulen/sejati, sebab tema yang dibidik olehnya tidak

pilih-pilih, dari kehidupan rakyat kecil (‘ Kereta Kelas Tiga’ 1862.) hingga kehidupan masyarakat

kelas atas- anggota legislatif yang oportunistis ( ‘Le Ventre Legislatif’ 1834). Karyanya

diungkapkan dalam bentuk mendekati karikatural dengan teknik lithografi, hampir 4000 karya. Ia

adalah seorang pekerja di persuratkabaran yang tidak ada sangkut pautnya dengan dunia seni,

namun karya-karyanya berbobot memenuhi kriteria seni. Pada karyanya ‘Kereta Kelas Satu’

1864- kita menyaksikan sebuah kritik akibat pengaruh kehidupan modern, dimana manusia

dikejar oleh kepentingan individualnya – pada prinsipnya secara psikologis manusia terpisah

walaupun berada di tempat yang sama.

Francisxco De Goya (1746-1828). Pada usianya yang relatif sudah tua ia berkunjung ke

Paris, pengagum Delacroix. Karya-karyanya bernafsu, sapuan warnanya emosional, serta

kekuatan dramatiknya tidak hanya melampaui Delacroix yang lebih muda, namun lebih dari itu

karya Goya lahir dari pengalaman hidup yang bergelora penuh vitalitas.

Page 72: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

67

Beberapa karyanya menunjukkan gejala Romantis, lihat karyanya ‘Kelelapan Rasio

Menimbulkan Monster’ 1798. Atau ‘Pembunuhan 3 Mei 1808’ yang sangat dramatik (sebagai

reaksi atas invasi Napoleon di Spanyol.) Namun dia juga termasuk seorang realis, sebab ia

cenderung memandang dunia tanpa ilusi, karyanya merupakan refleksi dari keadaan sekitarnya.

Ia sebagai pelukis istana yang berada pada lingkungan yang mewah dan dungu terhadap

kemelaratan masyarakat di sekitarnya (Lihat ‘Keluarga Charles IV’). Terdapat beberapa karya

portraitnya yang cukup berhasil diantaranya: ‘ Josefa Bayeu’, ‘Madame Goya- 1798’, ‘Maya’

bertelanjang dan berpakaian 1797-98. Seperti halnya Delacroix pada perkembangan kemudian

Goya meninggalkan garis, karena menurutnya dalam bentuk tak dijumpai garis.

‘Pembunuhan 3 Mei 1808’

‘Keluarga Charles IV’

Page 73: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

68

‘Maya’ bertelanjang dan berpakaian 1797-98.

KELOMPOK BARBIZON

Barbizon adalah nama desa dekat hutan Fountinableau dekati Paris. Secara formal

kelompok Barbizon bukan gerakan aliran yang memperjuangkan aliran tertentu atau ideologi

tertentu, tetapi semata-mata hanya diikat oleh tempat yang sama bagi mereka untuk

beraktivitas. Mereka kadang diklasifikasikan sebagai kelompok realis romantik. Mereka

mengambil objek langsung dari alam dan bekerja secara langsung. Sikap kekaguman dan

merasa kecil di dalam alam inilah menurut Myers ditengarai sebagai suatu gejala romantik.

Mereka mencari ‘moods’ atau ‘spirit’ dari objek-objek alam langsung, namun penyelesaiannya

kadang dilakukan di studio mereka. Gerakan Barbizon (1830-1840) menjadi oposisi kaum

akademik, namun lambat laun ternyata karya merekapun juga diperbolehkan masuk Salon.

Sesudah 1850 an, mereka banyak mendapatkan kesuksesan, namun munculnya seni abad ke

20 mereka tersingkir. Kelompok Barbizon menjadi batu loncatan kearah terwujudnya

impressionisme.

Diantara pelukis Barbizon tersebut adalah:

Theodore Rousseau (1812-1867), Jules Dupre (1811-1889), Diaz De La Pena (1807-1876),

Constant Troyon (1810-1865), Charles Francois Daubigny (1817-1878); sedangkan pelukis yang

tidak terlalu terikat dengan kelompok ini namun karya-karyanya fenomenal : Jean Francois Millet

(1814-1875) dan Jean Babtiste Camille Corot (1796-1875). Canady menyebut, mereka itu

adalah orang-orang sial karena tidak diakui kepeloporannya.

Millet (1817-1878). Lukisannya menjadi tampak intim dengan objek-objeknya, dijiwai oleh

pengalamannya. Millet seorang yang cerdas, walaupun pendidikannya rendah. Ia memiliki

ketajaman mata hatinya untuk mengisi kanvasnya. Tokoh-tokoh lukisannya anonim dengan

wajah-wajah kegelapan, refleksi dari kehidupan yang keras, tubuh-tubuh yang kuat; dengan

begitu lukisannya menjadi realistis sekaligus romantik. Tahun 1847 lukisannya ‘Oedipus’

diterima masuk salon. Kemudian ia bergabung dengan kelompok Barbizon. Lukisan Millet

tampak apa adanya, bersahaja dan lebih uncivilized, lihat: ‘Tukang Tampi’, ‘Penabur benih’

1850, ‘Pemungut Ceceran’ 1857. Lukisan-lukisan inilah yang lebih banyak diminati orang-orang

Amerika, khususnya dalam Paris Exposition 1867, Millet memanjatkan namanya dan banyak

meraup keuntungan.

Page 74: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

69

Corot (1796-1875). Corot sering disebut sebagai penghubung antara tradisi dengan

pembaharuan, dan ia sangat memperhatikan konstruksi lukisannya. Kalau Poussin

mengkonstruksi lukisannya dengan cara… Composing sites after choosing the most beautiful

and the most noble elements offered by nature, tetapi Corot mengambilnya langsung dari suatu

tempat yang telah dipilihnya. Ikatan dengan tradisi dan seni yang akan datang terlihat pada

karya potretnya: ‘Wanita bermutiara’ 1868, yang mirip dengan Monalisanya Leonardo. Corot

tidak bermaksud menjiplak karya tersebut namun ia tahu persis hakekatnya dan bisa berbuat

serupa. Lukisan pemandangannya menunjukkan kelembutan, dengan goresan dedaunan lincah

dan penuh virtuositas tampak pada ‘Souvenir de Montefontaine 1864’.

Menurut Canady: ‘Corot ia formal painter as well as artist of tender sensibillity’ dan ‘ His

art is more robust and more profound…it is an art of solidity, of modesty, of dignity,

ofcontemplation, of serenity, it is an art where reverence for simplicity is combined with mastery

of civilized nuance.’

Page 75: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

70

MANET DAN SALON DES REFUSES

Pada akhir abad XIX, jumlah pelukis muda di Perancis semakin banyak yang berusaha

melepas diri dari ‘L’Ecole des Beaux Arts’, mereka mengisi waktu dengan berdiskusi di restoran,

café; diantara mereka kemudian dikenal sebagai penulis seni yaitu: Courbet, Gautier,

Bauldelaire, Champfleury, mereka dikenal sebagai para kritikus muda . Diantara pelukis yang

ada pada perekembangan kemudian, mereka dikenal sebagai kelompok Impressionisme.

Bersamaan dengan itu populer pulalah istilah ‘Bohemianisme’ dengan pusat kegiatannya di

sebelah sungai Seine. Menghadapi kondisi yang demikian para juri salon resmi semakin

memperketat seleksi bagi karya para pelukis yang ingin masuk salon. Tahun 1863 ketika para

Juri salon menyeleksi karya yang diperbolehkan masuk salon, terdapat 4000 lukisan yang

ditolak dengan semena-mena. Kemudian terpaksa Napoleon III turun tangan, sebagai kolektor

lukisan sebenarnya keinginannya sama dengan para juri, namun sebagai pimpinan negara ia

melihat suatu bahaya jika tidak ada tindakan penyelamatan untuk menanggulangi kemarahan

sekian banyak pelukis. Atas inisiatifnya maka lukisan-lukisan yang ditolak tersebut dipamerkan

di salon lain (walaupun di gedung yang sama) yang dikenal dengan nama ‘Salon des Refuses’

atau salon bagi karya yang ditolak.

Salon des Refuses tersebut ternyata menjadi kebanggaan bagi para pelukis muda yang

memang merasa berbeda karyanya dengan para pelukis akademis, namun merasa menjadi

penghinaan bagi beberapa diantara mereka karena karya mereka dianggap belum layak

memenuhi persyaratan akademis. Golongan yang terakhir ini banyak kemudian yang menarik

diri keluar dari salon tersebut, tercatat sekitar 600 karya yang ditarik.

Munculnya ‘Salon des Refuses’ merupakan skandal besar bagi para borjuis, namun bagi

pertumbuhan seni rupa menjadi tonggak pertumbuhan seni modern, merupakan: ‘the sharpest

dividing line in the history of painting since the French Revolution’

Edouard Manet (1832-1883). Dalam Salon des Refuses tersebut muncullah tokoh Manet,

dengan lukisannya yang revolusioner yaitu: ‘Le dejeuner sur Lherbe’ (Makan di Rerumputan)

1863. Disampin itu terdapat pula ‘The Woman in White” karya Whistler; antara keduanya

ternyata Manet-lah yang lebih banyak disorot. Manet masuk studio Couture pada tahun 1850,

setelah selesai belajar kemudian ia berkelana ke beberapa negara; di antaranya ke Spanyol dan

berjumpa dengan Goya yang kemudian besar sekali mempengaruhi karya - karyanya.

Bandingkan’ Penembakan Raja Maximillian’ 1867, dengan karya Goya ‘ Pembunuhan 3 Mei

1808’, disamping itu kemudian ia banyak melukis tema-tema Spanyol, antara kain: ‘Torero

memberi salam’. ‘Lola de Valence’ 1862, ‘Pemain Guitar Spanyol’ 1860. Disamping itu pada

karyanya kita menemukan pengaruh grafis Jepang karya hokusai; sebab tiga tahun setelah

Jepang menerapkan politik ‘Pintu Terbuka’ ( Jasa Ferry 1853) banyak barang-barang Jepang

masuk Eropa dengan pembungkus yang diberi hiasan print karya Hokusai. Kebetulan pula pada

World Fair 1862 ada sudut khusus untuk Jepang yang menyajikan porcelain dan printing yang

sangat bagus; maka di Paris berjangkitlah penyakit demam Jepang dan Manet termasuk

kurbannya. Lihat karya ‘ Emile Zola’ 1968, dan ‘Wanita dengan Kipas’ 1873.

‘Le Dejeuner’ dan Inovasinya.

Lukisan tersebut pantas ditolak juri saat itu sebab membikin ‘muak’, bukan karena tokoh-

tokohnya berkeringat namun karena tokoh-tokohnya menyajikan skandal – dua wanita dan dua

lelaki yang merepresentasikan orang-orang Perancis waktu itu berada pada kondisi tidak layak;

Page 76: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

71

sedang asyik bermesraan dan makan-makan di rerumputan. Tema tersebut dapat dijumpai pula

pada ‘Olympia’ 1863 – bandingkan dengan lukisan telanjang pada masa-masa sebelumnya !

Maka dikutuklah Manet sebagai pelukis amoral, walaupun dalam waktu yang sama Cabanel

melukis ‘ Kelahiran Venus’ 1863 yang lahiriahnya lebih merangsang dibeli Kaisar.

Namun bagi Manet sesungguhnya melukis itu adalah persoalan ‘how to paint’ bukan

‘what to paint’, ia tidak serius memperjuangkan alasan kehadiran objek, baginya apa yang

dilukis itu tidak penting, namun persoalan bentuk/teknik bagaimana menghadirkan objek itu

dianggap jauh lebih penting. Inovasi Manet terletak paaaada teknik, tidak lagi tergantung pada

teknik standart, melainkan mencari jalan menemukan cara cipta yang cocok dengan idenya. Ia

ingin menangkap pandangan sesaat objek-objeknya, yang kemudian ia lakukan

penyederhanaan subjek menjadi bidang-bidang warna yang hampir mendatar; ia hilangkan

nada-nada transisi dengan demikian menjadi kontras antara subjek dengan bayangan yang

kadang bayangan itupun dipersempit tinggal kontur yang menebal sehingga memperkeras

intensitas warna-warnanya.

‘Le Dejeuner’ bukanlah lukisan yang ‘well organized’, perhatikan hubungan tokoh-tokohnya

dengan lingkungannya/pemandangan di sekitarnya tampak tidak menyatu, maklum keduanya

dikerjakan di tempat yang berbeda, pemandangannya diambil langsung dari alam sementara

tokoh-tokohnya dikerjakan di studio.

Bagi Manet lukisan adalah menjadi persoalan bentuk bukan persoalan isi, ia bisa melukis

apa saja tidak harus memperjuangkan tema sebagaimana Courbet, sehingga realisme Manet

disebut sebagai realisme objektif – maka lahirlah ‘l’art pour L’art’ –seni untuk seni tidak untuk

apapun – dan dalam perkembangan kemudian karena tema dihilangkan maka lukisan tidak lebih

adalah garis dan warna. Dengan begitu maka kita menjadi tahu betapa pentingnya kehadiran

peristiwa 1863 bagi perkembangan seni rupa di masa kemudian. Manetlah yang mempelopori

Impressionisme namun ia tidak termasuk didalamnya, karyanya yang menunjukkan gejala

impressionistis dapat dilihat pada ‘ Boating’ 1874.(komposisinya informal, tokoh-tokohnya

bermandikan cahaya matahari), dan menarik untuk diperhatikan lukisannya yang terakhir ‘ Bar di

Folies Bergeres’ 1881.

Page 77: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

72

‘Le dejeuner sur Lherbe’ (Makan di Rerumputan) 1863.

‘ Emile Zola’ 1968,

IMPRESSIONISME DAN POST- IMPRESSIONISME

IMPRESSIONISME

Pada tahun 1874, sekelompok pelukis mengadakan pameran di sebuah studio milik

seorang fotografer bernama Nadar. Karena heterogennya karya yang dipamerkan sehingga

sukar memberikan nama, maka diberinya nama Societe Anonyme des Artistes, Printres,

Sculpterrs, Graveurs (himpunan seniman, Pelukis, pematung, grafika, dsb…).

Page 78: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

73

Salah satu karya yang dipamerkan terdapat karya Claude Monet yang berjudul “Impresion rising

sun”, dari judul tersebut oleh Louis Leroy dipakai untuk mengejek kelompok tersebut, sebagai

mana yang dimuat dalam koran ‘Charivari’ dengan artikelnya yang berjudul “Exposisi dari Kaum

Impressionist”. Ejekan tersebut ternyata malah dipakai oleh yang bersangkutan dengan sebutan

Paintres Impressionistes. Kelompok tersebut adalah para pengagum Manet, yang terdiri dari

para mahasiswa Ecole Des Beaux Arts antara lain: Caude Monet, Auguste Renoir Frederic

Bazille, Alfred Sisley, kemudian ditambah dengan masuknya Edgar Degas, Suisse, Camille

Pissaro dan Paul Cezane.

Kaum Impressionis ini tidak pernah memproklamirkan suatu manifesto, namun ikatannya

terlihat dalam penggarapan teknik maupun dalam kerja sama pengadaan pameran. Tercatat

dari tahun 1874 – 1886 telah 8 kali pameran. Nama Impressionisme, kadang disebut juga

dengan istilah Realisme-Cahaya, Light Painting, Out Door Painting, bentuk tetapi melukis

cahaya yang dipantulkan oleh suatu benda ke mata.

Sebagaimana telah diawali oleh Manet bahwa persoalan seni lukis bukan lagi menjadi

persoalan tema atau isi, maka kelompok Impressionisme inipun berusaha mencari gantinya

menekankan pada sektor bentuk/teknik. Maka dieksploitirlah sapuan kuas, tekstur disebut

sebagai unsur formal yang dahulu kurang diperhitungkan.

Ciri-Ciri Impressionisme:

- Merupakan tangkapan sesaat.

- Menghilangkan detail.

- Menghilangkan kesan linier, sebagimana yang dimiliki oleh kaum akademis.

- Warna cenderung cerah, segar, meriah.

Tokoh-Tokoh Impressionisme

CLAUDE MONET 1840-1926. Untuk mendasari karyanya dia pernah mengatakan

“alangkah baiknya kalau ia mendahului terlahir buta dan kemudian dapat melihat dunia ini

sehingga dapat betul-betul melihat obyek berdasarkan atas cahaya yang dipantulkan saja,

sebab ia belum punya gambaran formil dari bentuk obyek tersebut”.

Terdapat beberapa gejala Impres dalam karyanya antara lain:

1. Ia cenderung memandang semua obyek mendapat perhatian yang sama, ia berusaha

membuat hubungan antara tokoh dan lingkungannya senature mungkin. Hal tersebut

Page 79: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

74

terlihat pada karyanya : Makan di Rerumputan (1865) dan Wanita-Wanita di Kebun

(1866), memperlihatkan bagaimana usaha Monet dalam menggarap lingkungan tempat

keberadaan tokoh, yang ternyata tidak hanya sekedar menjadi latar belakang saja.

2. Dalam lukisan Pohon-Pohon Spring di Tepi Telaga (1888) serta beberapa lukisan kolam

terarainya, monet tidak menempatkan Sense of Volume. Dalam lukisan tersebut cahaya

menjadi alat pendusel yang meratakan semua substansi yang ditimpalinya dengan

begitu lukisannya menjadi formless (tak terbentuk).

3. Tahun 1891 bereksperimen dengan Instantaneity atau Kesesaatan. yaitu dengan upaya

memperoleh efek cahaya dari waktu yang berbeda dengan obyek yang sama, misalnya :

Ia telah membuat lukisan tumpukan jerami sebanyak 15 karya dan 40 karya lukisan

cathedral Rouen pada saat matahari cerah, suram, sore, pagi menjelang malam dll.

4. Dalam gejala lukisannya yang terakhir, Monet berusaha menghilangkan subject matter,

akibat makin kaburnya bentuk seakan-akan lukisan telah menjadi abstrak.

RENOIR 1841 – 1919. Dia merupakan pelukis yang gemar melukis wanita. Seakan-akan

meneruskan tradisi Perancis yang menempatkan wanita dalam posisi penting dalam karya seni

maupun dalam kehidupan. Ia lama berada pada kubu Impressionisme, kemudian ia menyadari

dari upaya melukis cahaya tersebut ternyata ia telah lupa pada pengaturan komposisi dalam

lukisan yang baik, maka dengan sadar ia kembali pada tradisi sebelumnya. Pada tahun 1882 ia

studi karya-karya Raphael di Vatican Itali. Ia belajar kembali bagaimana mengolah garis yang

baik serta komposisi yang penuh perhitungan. Hasilnya dapat dilihat pada karya :

‘Dansa di Baugival’. Dan ‘Orang-Orang Mandi’ (1884).

Pada fase-fase berikutnya, ia mengombinir unsur-unsur formil dalam lukisan dengan

unsur-unsur Impressionisme. Kuasnya dibebaskan lagi, serta warna sebagai pernyataan cahaya

muncul lagi, sehingga sepintas yang dilakukan merupakan pengikaran terhadap

Impressionisme. Pada fase ini terlihat :

1.Warnanya lebih kaya serta lebih intensif.

2.Bentuknya menjadi lebih mantap tetapi tidak berkesan linier.

Page 80: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

75

POST- IMPRESSIONISME

Ketika Impressionisme belum mengalami populer, ia telah mendapat tantangan dari para

seniman yang tidak puas hanya dengan realita cahaya.

Mereka merasakan adanya pengertian yang rancu antara keindahan seni dan keindahan alam,

sehingga muncul seniman yang tidak hanya menginginkan Passive Recording seperti :

1. Paul Cezane dan Georges Seurat, membawa seni ke arah bentuk yang kuat.

2. Van Gogh dan Paul Gauguin, membawa karya seni ke arah pengemukaan ekspresi atau

emosi yang menyala-nyala.

Mereka merasakan tidak hanya cukup hanya mengambil dari alam, maka perlu adanya usaha

untuk menemukan plastisitas baru dalam karya seni.

Sehingga istilah Post- Impressionisme tidak memiliki arti apa-apa kecuali hanya untuk menamai

karya-karya sekelompok pelukis yang sama-sama berangkat dari Impressionisme kemudian

mencari jalan yang berbeda dalam mensiasati karya seninya.

PAUL CEZANE 1939-1906. Dia mempelajari teknik kaum Impressionisme dari Camille

Pissaro. Ia kemudian tidak sepaham dengan Kaum Impres, karena baginya Kaum Impres

dikatakan dalam melihat dunia ini secara subjektif (menurut apa yang diterima oleh matanya).

Cezan lebih suka memasuki objeknya untuk menemukan sifat-sifatnya yang khas di balik

perwujudannya. Sehingga lukisan Cezane dikatakan tidak berwaktu.

Atas sikapnya tersebut, Herbert Read memandang Cezan sebagai perintis seni modern, karena

sikapnya See The World Objectively. Ia memandang objek tanpa intervensi pikiran dan emosi,

dengan mengembalikan pada hakekat objek yang sesungguhnya.

Pendapatnya dalam karya seni “I want to do Poussin over again, after nature and I want to make

of Impressionisme something solid and durable like the art of the museum”.

1. Ia melukis berdasarkan alam, sehingga tidak ada alternatif lain kecuali berusaha

memasuki pada hakekat objek yang sesungguhnya, sehingga dalam mensiasati objek

tersebut ia berpendapat bahwa geometri adalah basic dari segala bentuk yang ada di

alam. Semua bentuk yang ada di alam ini dapat dikembalikan pada bentuk geometri

seperti kubus, silinder, kerucut, dll. (Periksa karya-karyanya yang menunjukkan gejala

tersebut). Pendapat yang lain “I do not reproduce nature, I want to recreate it” tidak ingin

meniru alam secara mimesis melainkan berusaha menciptakan kembali atau

mengubahnya sesuai dengan keinginannya untuk memperoleh bentuk yang kuat.

2. Pernyataan dalam teknik penggarapan objeknya diserahkan kepada warna dengan

segala nuansanya untuk mencapai plastisitasnya.

“Colors are expression of depth on the surface” warna adalah ekspresi dari kedalaman

yang dapat dilihat dari permukannya sehingga ia dapat mengesankan jarak dan dapat

mengesankan bentuk. Periksa karya-karyanya yang terkenal antara lain :

- Rumah orang hukuman (1873)

- Pemandangan dari Gardane (1885)

- Pemain kartu (1890)

- The great bathers (1896), merupakan karya terakhir yang monumental.

Page 81: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

76

Page 82: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

77

GEORGES SEURAT 1859-1891. Ia keluar dari Impressionisme dengan ketelatenannya

membuat titik-titik pada kanvas-kanvasnya yang relative besar, sebagaimana yang terlihat pada

karyanya “Minggu Petang di Pulau La Grande Jatte (1884)” dengan ukuran 2 x 3 meter. Seurat

menyederhanakan bentuk alam ini menjadi silhouette yang geometris dengan variasi yang

sesuai dengan cita rasanya di dalam desain. Silhouette tersebut diatur dalam kanvas dalam

komposisi yang baik, dengan terlebih dahulu menyusun pola yang kemudian diisi dengan titik-

titik warna (pointillisme) namun tidak melenyapkan sifat linier dari konturnya.

Dalam pemakaian warna, Seurat mengembalikan warna jadian kepada warna pokok yang di

jajarkan untuk mendapatkan kesan warna yang lebih cerah sehingga cara kerja yang demikian

ini kadang disebut sebagai Divisionism, sedangkan bila menilik dari hasilnya yang cemerlang

disebut sebagai Chromo-Luminarism.

Lukisan Seurat bukan hanya merupakan tangkapan objek yang hanya sesaat saja tetapi lebih

bersifat seni yang terencana dengan teliti untuk mengejar harmoni, dan bahkan hampir

mendekati irama musikal.

Lukisan yang lain :

- Orang-Orang Mandi (1883)

- Circus (1891)

- Les Poseuses (1888)

VINCENT VAN GOGH 1853-1890. Dari sapuan kuas Impressionis dan Pointilismenya

Seurat, ia mengembangkan teknik melukis dengan goresan pendek-pendek, melengkung,

melilit-lilit penuh irama tidak hanya pada struktur dasarnya saja tetapi sampai pada detail yang

sekecil-kecilnya. Ia merupakan tokoh Ekspressionisme, dikarenakan pada karya-karyanya

merupakan letupan dari emosi dan ambisi yang meluap-luap. Objeknya mengarah pada

penderitaan, kemelaratan serta cita rasanya mengarah pada kemanusiaan. Pada awalnya ia

melukis dengan warna-warna berat/gelap serta mendekati monochrommatis, kemudian atas

saran Pissaro kemudian berganti dengan warna-warna cemerlamg yang karakteristik

Impressionistis.

Dalam pernyataan objek-objeknya yang sederhana dia dapat mengungkapkan

keindahan objek lahir bersama sama dengan kegairahan perasaan hatinya (perasaan kesepian

butuh kasih sayang, butuh komunikasi, dll). Sehingga yang menjadikan dia seorang artis yang

patut diperhitungkan karena kemampuannya untuk menampilkan di dalam karyanya pernyataan

Page 83: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

78

objek yang paling hakiki bersama-sama dengan pernyataan perasaannya, realistis dan emosi

dipersatukan, sehingga objeknya alamiah dan batiniah. Masa hidupnya yang paling produktif

ialah 2 tahun menjelang kematiannya saat ia tinggal di Arles dan Saint-Remy. Sebagai sponsor

yang amat menentukan keberhasilan Van Gogh ialah adiknya sendiri yang bernama Theo.

Periksa karya-karyanya:

- Bunga Matahari (1888)

- Pemandangan dengan Pohon Jaitun (1889)

- Malam Penuh Bintang (1889), dll.

PAUL GAUGUIN 1848-1903. Dia lahir di Peru, kemudian pernah tinggal di Paris dan

menghabiskan hidupnya di Tahiti Lautan Teduh. Ia lari dari tata cara melukis Impressionistis,

karena dalam Impresionis tersebut ia tidak mendapatkan wadah yang dapat menampung

misterinya. Di dalam lukisannya yang berjudul “The Vision after the Sermon, Jacob Wrestling

with the Angel” terdapat jelas teori yang hendak dicari dalam lukisannya.

Ia menggunakan warna-warna murni dan cemerlang, bentuk-bentuk tokohnya disederhanakan

menjadi garis-garis yang essensiel saja serta berusaha menghindarkan bentukan plastisitas

lewat bayang-bayang. Dengan demikian lukisannya menjadi kedekoratifan.

Ia lebih tertarik pada kehidupan primitif, dan akhirnya pergi meninggalkan kebudayaan Eropa

yang rasionalis pergi ke lautan teduh untuk memenuhi panggilan jiwanya yang senang pada

hidup yang diliputi misteri.

Ia berpendapat, kesalahan yang paling besar adalah terdapat dalam kesenian Yunani,

bagaimanapun indahnya kesenian tersebut.

Periksa karya-karyanya :

- ‘Ia Orana Maria’ (1891)

- ‘Manau Tupapau’ (1892)

- ‘Hina te Fatau’ (1893), dll.

Gauguin banyak mempengaruhi generasi berikutnya dan kemudian muncul aliran

Nabisme, setiap kata Gauguin selalu diikuti oleh pengikutnya sebagaimana layaknya kata-kata

Page 84: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

79

seorang nabi, diantaranya adalah : “Do not copy too much from nature, take from nature by

dreaming about it … always scarch for the absolute! Dream and then just go a head and paint”.

Kata-kata yang lain adalah : “… To paint by heart”.

Tokoh-tokoh dalam Nabisme tersebut antara lain :

- Maurice Denis

- Pierre Bonnard

- Vuillard

- Paul Seruisier. (sebagai pimpinan)

Denis pernah berkata “Gauguin bagi generasi 1890 adalah sama dengan Manet bagi generasi

1870”.

“The Vision after the Sermon, Jacob Wrestling with the Angel”

Page 85: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

80

FAUVISME

Fauvisme berarti binatang jalang (istilah oleh Louis Vauxcelles) terhadap eksposisi yang

diselenggarakan oleh sekelompok artis di Salon d’Automne pada tahun 1905, oleh yang

bersangkutan nama tersebut justru diangkat sebagai nama resmi.

Anggota dalam kelompok tersebut antara lain :

- Henri Matisse (1869-1954)

- Andre Derain (1880-1954)

- Maurice de Vlaminck (1876-1968)

- Raoul Dufy (1877-1953)

- Georges Rouault (1871-1958).

Kehadiran Fauvisme merupakan reaksi terhadap metodisme yang lamban ala divisionismenya

G. Seurat dan P. Signac. Fauvisme shook off the tyranny of divisionisme.

Beberapa teori kesenilukisan gaya Fauvisme tampak menonjol pada karya Henri Matisse,

diantaranya dia berpendapat :

1. L’exactitude n’est pas la verite (ketepatan bukanlah selalu kebenaran).

2. Dalam lukisan harus mempunyai struktur yang kuat yang ditimbulkan oleh hubungan

warna-warna tertentu, pengaruh P. Cezanne.

3. Warna-warna murni mempunyai irama sendiri, struktur sendiri dan memiliki nilai sendiri,

tidak hanya sekedar memiliki fungsi mimesis dan simbolis.

Periksa beberapa lukisannya :

- ‘The Green Line (Madame Matisse)’ (1905)

- ‘Woman with the Hat’ (1905)

Pada periode sebelumnya Henri Matisse melukis pula secara impress sionistis, hal tersebut

terlihat pada karyanya :

La Desserte (1897) dan Still Life with Fruit Dish (1897).

Pada karyanya yang lain tampak ada pengaruh Seni Timur (Arabesque) sebagai hasil

studinya atas keramik Persia, Mozaik Byzantium, dan kesenian Islam. Pada lukisannya

menampakkan kemahirannya di dalam membuat irama garis, serta warna-warna yang datar

sebagai manifestasi dari sikap kesederhanaan dan kejelasan. Dalam usaha untuk mendapatkan

kualitas lukisan agar memiliki harmoni dari warna-warna yang datar tidak segan-segan pula

Matisse melakukan dengan cara aplikasi.

Dia berpendapat pula “Hanya yang dapat menyusun emosinya secara sistematislah yang dapat

disebut seorang artis”.

Periksa karya “Arabesque-nya”:

- Harmony in Red (1908)

- The Painters Family (1911)

- Odalisque in Red Trousers (1922),

serta karya-karyanya yang menampilkan aplikasi warna, antara lain : Zulma (1950),

Christmas Night (1952), The Parakeet and the Siren (1952), dll. Disamping melukis H. Matisse

juga membuat patung. Pada pribadi Georges Rouault, Fauvismenya tidak menampakkan

kebahagian melainkan lebih banyak melontarkan problema dan isinya lebih banyak bersifat

propaganda agama ……….. ia berhasrat menciptakan L’art pour L’homme.

Page 86: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

81

Page 87: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

82

EKSPRESSIONISME

Sebuah aliran seni rupa yang lebih mengutamakan kebebasan distorsi bentuk dan warna

untuk melahirkan emosi ataupun sensasi dari dalam. Emosi dalam diri senimannya biasanya

dihubungkan dengan penderitaan, serta tendensinya ke arah sikap individualisasi dan isolasi

diri. Ekspressionisme dapat dikatakan sebagai lawan Impressionisme.

Bila pada Impressionisme seniman berusaha melukiskan kesan optis dari obyek, serta melihat

dunia ini sebagai tempat yang indah dan penuh warna, sedangkan Ekspressionisme berusaha

menjelajai jiwanya sendiri untuk mengungkapkan endapan dari pengalaman.

Tokoh-tokoh Ekspressionisme:

- Kandinsky (Rusia)

- Jawlensky (Rusia)

- Edvard Munch (Norwegia)

- Van Gogh (Belanda)

- James Ensor (Belgia) , dll.

Page 88: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

83

Enam tahun sebelum munculnya Ekspressionisme, di Dresden telah terbentuk kelompok

“DIE BRUCKE (1905)”. Walaupun kelompok ini tidak didasari oleh persamaaan idologi namun

telah berhasil menanamkan jiwa ekspressionisme ke seluruh Jerman, sehingga dalam batasan

yang paling khusus tentang ekspressionisme tersebut adalah suatu aliran dalam seni lukis abad

ke-20 yang dilahirkan di Jerman dan dalam beberapa waktu berkembang di sana.

Dalam kelompok Die Brucke objek dalam lukisan memegang peranan penting, segala

distorsi bentuk maupun warna dilakukan untuk mengintensifkan pelukisan objek. Warna

cenderung suram, keras dan tampak kegelisahan.

Dengan surutnya kelompok Die Brucke , pada tahun 1911 di Munchen muncul kelompok DER

BLAUE REITER. Kelompok ini nafas lukisannya lebih terasa segar serta menyenangi warna-

warna meriah, serta garis-garis yang lincah.

Tokoh utama dalam kelompok ini adalah :

- Franz Marc (1880-1916)

- Wassily Kandinsky (1866-1944).

Visi kesenilukisan Der Blaue Reiter ini Kandinsky pernah mengatakan “suatu hasil seni terdiri

dari dua unsur, unsur dalam ini ialah emosi dalam jiwa seseorang seniman dan emosi ini punya

kemampuan untuk membangunkan emosi serupa dalam diri penonton”. Emosi mutlak

diperlukan dalam karya seni, serta bentuk dan warna adalah bahasa yang dapat

mengekspresikan emosi.

Ada 3 sumber inspirasi menurut Kandinsky:

1. IMPRESI ialah kesan langsung dari alam yang ada di luar diri manusia.

2. IMPROVISASI ialah ekspresi yang spontan dan tidak disadari, yangbersifat spriritual.

3. KOMPOSISI ialah ekspresi dari dalam yang terbentuknya secara lambat dan sadar.

Page 89: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

84

Page 90: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

85

Dengan melihat diantaranya karya Kandinsky yang bersifat Improvisasi tersebut maka ia

dianggap sebagai perintis abstrak-ekspressionisme dan dari komposisinya kemudian dianggap

sebagai rintisan aliran Konstruktivisme.

Pada tahun 1924 terbentuklah kelompok DIE BLAUE VIER yang terdiri dari empat tokoh yang

pernah pula tergabung dalam kelompok Der Blaue Reiter antara lain :

1. Alexei Von Jawlensky (1864-1941)

2. Lyonel Feininger (1871-1956)

3. Paul Klee (1879-1940)

4. Kandinsky (1866-1944)

Secara kebetulan mereka adalah tetangga pengajar pada Bauhaus, ialah sekolah untuk calon

arsitek, seniman dan desainer yang amat berpengaruh di Eropa. Sehingga munculah istilah

gaya Bauhaus dalam karya seni rupa, yang diwarnai oleh pendekatan gaya susunan formal.

Sebagai pelengkap pengenalan terhadap Die Blaue Vier ini Paul Klee pernah mengutarakan

teorinya bahwa ‘Art does not render the visible, rather, it makes visibl’ (Seni tidak

menggambarkan yang nampak, melainkan membuat yang tidak nampak menjadi nampak).

Tokoh-tokoh Ekspressionisme lain yang tidak tergabung pada kelompok di atas :

1. Amedeo Modigliani (1884-1920) …. Pelukis asal Itali yang menetap di Perancis,

mendeformasi tokoh-tokoh dalam lukisannya dengan proporsi yang dipanjangkan.

2. Oskar Kokoschka (1886 -….) …. Pelukis kelahiran Wina.

3. Chaim Soutine (1894-1943) …. Pelukis kelahiran Rusia dan menetap di Perancis sejak

1911.

4. Kathe Kollwitz (1867-1945) …. Ekspressionis wanita yang terkenal karya lithografinya.

Sebagai reaksi kemapanan dari beberapa kelompok di atas, pada saat terjadinya Perang

Dunia I munculah kelompok ; DIE NEUE SACHLICHKEIT (Objektivitas Baru). Kelompok

tersebut merasa tidak cocok dengan non objektivitas serta nafas yang segar pada karya

Kandinsky (Der Blaue Reiter), begitu pula dengan emosionalitas yang individu pada Die Brucke.

Mereka menginginkan bentuk kesenian yang dapat menggambarkan masalah-masalah umum,

masalah sosial, politik serta kekejaman akibat Perang Dunia. Dengan demikian dapat disebut

bahwa kelompok ini memanfaatkan kemampuan ekspressinya dalam kehidupan masyarakat,

yang kadang dihubungkan juga dengan Realisme Sosial ala Komunis atau Realisme Sosialnya

Diego Rivera dan Orosco dari Mexico.

Tokoh-tokoh dalam kelompok ini adalah George Grosz, Otto Dix, Max Beckmann.

KUBISME

Kubisme lahir pada tahun 1907, ditandai oleh karya Pablo Picasso yang berjudul LES

DEMOISELLES D’AVIGNON. Bila disimak dalam karya tersebut terdapat kelanjutan konsep

Paul Cezanne terhadap pernyataan objek, serta pengaruh dari patung primitif dari Afrika dan

Iberia. Walaupun karya Picasso di atas telah mengandung elemen geometris namun belum

begitu kubistis dan baru dua tahun kemudian Kubisme ini berkembang secara intensif.

Page 91: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

86

Istilah Kubisme sebenarnya lahir pula karena celaan yang pernah dilontarkan oleh Henri

Matisse terhadap karya George Braque. Ia mencela dengan sebutan Top de Cubisme yang

berarti terlau berbentuk kubis.

LES DEMOISELLES D’AVIGNON.

Pelahiran Kubisme mengalami dua periode :

1. Periode Analitis.

2. Periode Sintesis.

Periode Analitis

Pada sekitar tahun 1909-1912 teori analistis ini berkembang. Di dalam mensiasati objek

yang hendak dilukis, pelukis menganalisa objek tersebut dipecah-pecah menjadi faset-faset dari

berbagai sudut pandang kemudian dirangkumkannya sekaligus untuk dilukis.

Sebagai contoh karya Metzinger (1883-1956) yang berjudul ‘Tea Time’, cangkir dalam lukisan

tersebut separuh kelihatan dari samping separuh yang lain agak di atas, serta permukannya

mengesankan kadang terlihat dari samping dan kadang terlihat dari depan. (Periksa pula karya

yang lain).

Pada kubisme tersebut sebenarnya seniman telah membuat dimensi yang lain, yang

dinyatakan dalam ruang dan waktu, sering disebut Multi dimensional. Karena seniman kubisme

kurang memperhatikan warna. Dua tokoh besar dalam aliran tersebut adalah Picasso dan

George Braque pada umumnya hanya menggunakan warna abu-abu, coklat, dan oker saja.

Pada perkembangan kemudian dua penulis statemen kubisme yang bernama Metzinger dan

Albert Glaizes, berusaha memasukkan pengaruh penggunaan warna dalam kubisme, sehingga

disamping kekuatan bentuk warnapun juga terasa segar dalam lukisan tersebut.

(Periksa karya-karya yang menunjukkan cirri-ciri di atas).

Page 92: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

87

Periode Sintesis

Juan Gris (Spanyol) membuka jalan lain dalam kubisme, ialah kubisme Sintesis. Apalagi

dalam kubisme Analistis objek dipecah menjadi faset-faset, dalam Sintesis ini seakan lukisan itu

disusun dari bidang-bidang berlainan warna yang saling menumpang dalam keadaan

transparan sehingga memberikan kesan bentuk objek yang ditulisnya.

Untuk menganalisa karyanya Gris pernah berkata: ‘Bila Cezanne melukis silinder dari botol

maka saya melukis botol dari silinder’.

Jenis Kubisme ini ternyata lebih memberikan fasilitas kepada seniman untuk berkreasi, serta

menemukan interpretasinya sendiri terhadap bentuk objek.

Tokoh-tokoh Kubisme (seni lukis)

1. Pablo Picasso

2. George Braque

3. Juan Gris (1885-1927)

4. Fernad Leger (1881-1955)

5. Robert Delaunay (1885-1941)

6. Francis Picabia (1878-1953)

Tokoh-tokoh Kubisme (seni patung)

1. Pablo Picasso

2. Alexander Arhipenko

3. Buhamp Villion

4. Gonzales

5. Brancusi

6. Lipchitz, dll.

Page 93: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

88

Pengenalan tokoh Pablo Picasso

Kubisme selalu dihubungkan dengan Picasso, padahal bila diamati tidak semua

karyanya bersifat kubistis, bahkan hanya beberapa tahun saja dari masa berkariernya yang

panjang. Picasso adalah kelahiran Spanyol dan pada usia 19 tahun, ia pergi ke Paris. Dari

kepindahannya itulah dia mendapatkan pengaruh dari pelukis yang telah mapan sebelumnya

diantaranya:

a. Dari Toulouse Lautrec …”Wanita Tua” 1901.

b. Paul Gauguin … “Herlequin Bertopeng Dagu” 1901.

Pada periode ini lukisan Picasso nampak terkontrol dengan baik, sebagaimana dalam

menempatkan tokoh-tokohnya serta aplikasi warna yang dekoratif dan sering menunjukkan

mood yang agak romantis.

1. Tahun 1902-1905 : Periode Biru

Pada periode ini lukisannya hampir hanya dibuat dengan satu warna biru saja. Tokoh-

tokohnya digambarkan dalam suasana kesedihan, kemungkinan kesediaan tersebut

terbawa oleh keadannya sendiri yang belum mapan di Paris kala itu.

Periksa karyanya : - Peminum (1902),- Pemain Gitar Tua (1903).

Page 94: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

89

2. Tahun 1905-1907 : Periode Merah Jambu

Atas perkenalannya dengan Fernande Olivier yang telah memberinya suasana

persahabatan dan kehangatan hidup, serta pertemuannya dengan keluarga Medrano

Circus telah didapatkannya spirit yang segar dalam hidupnya, menjadikan lukisan

Picasso beralih ke periode merah jambu dengan warna-warnanya yang segar.

Pada periode ini banyak dilukisannya tema pemain-pemain circus, diantaranya Keluarga

Akrobat dan Kera (1905). Disamping tema-tema tersebut kadang melakukannya pula

dengan sentuhan, sebagaimana yang terlihat pada karyanya : Gertrude Stein (1906),

dan Wanita dengan Kipas (1905).

3. Tahun 1907 Melukis “Les Demoiselles d’Avignon”, yang menampakkan adanya

pengaruh konsepsi Paul Cezanne tentang objek serta pengaruh patung-patung

primitive Afrika dan Iberia. Lukisan tersebut yang pertama kali yang pertama kali

menampakkan gejala kubistis.

4. Tahun 1914, Perkembangan kubisme lebih lanjut, warna lebih diperkaya tidak hanya

sekedar mengandalkan kekuatan bentuk belaka dan pada periode ini kadang bahan

yang digunakan tidak hanya sekedar cat (papier collage).

5. Tahun 1915-1916 : Periode Kubisme linier.

6. Tahun 1915-1921 : Periode Realisme Klasik.

Dapat dilihat pada : Potret Olga (1917) dan Dua Wanita Duduk (1920).

7. Tahun 1924-1928 : Masa komposisi kubistis yang besar-besar, yang terlihat pada

Pelukis dengan Model (1928).

8. Tahun 1925 Periode Surealistis, yang terlihat pada karyanya: Tiga Penari (1925), Wanita

di Kursi Duduk (1929), Orang Mandi Duduk (1930).

9. Tahun 1928-1933 : Mulai mematung dengan metal construction.

10. Tahun 1932-1934 : Lukisannya menggunakan garis-garis hitam tegas dan kuat dengan

warna yang cemerlang serta banyak melukiskan tema tokoh wanita dengan susunan

garis yang melengkung-lengkung. Sebagai contoh Gadis di Muka Kaca (1932).

11. Tahun 1937 Picasso melukis ‘Guernica’ dengan ukuran 350 x 782 cm.

11. Tahun 1938-1940 : Periode lukisannya yang besar-besar dan kuat sebagai contoh

Mencari ikan di malam hari (1939).

12. Tahun 1940-1944 : Kembali pada komposisi kubisme sintetis serta mulai aktif

mengerjakan patung.

Page 95: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

90

13. Tahun 1946-1948 : Menyelingi hidupnya dengan tinggal di Antibes dengan karyanya

antara lain: La Joie de Vivre (1946), Pastorale (1946).

14. Tahun 1948-1954 : Aktif membuat keramik di Vallauris.

Perkembangan Kubisme

Bila disimak ternyata Kubisme cukup fleksibel dalam memberikan kemungkinan

pengembangannya bagi individu, sebagai contoh Fernand Leger, dalam usaha mensiasatinya

dengan menampilkan fiigur-figur yang kuat, berkesan masif serta didukung pewarnaan yang

cemerlang. Dia mengemukakan konsep ‘Manusia itu tidak harus ditangkap secara nilai-nilai

sentimentilnya, tetapi dapat juga dengan nilai-nilai plastisnya’.

FUTURISME

Disamping itu Kubisme dalam kesempatan lain berkembang pula menjadi FUTURISME,

terlihat pada karya Marcel Duchamp ‘Nude Descendinga Staircase’ (1912). Dalam lukisan

tersebut dibalik bentuknya yang kubistis, terdapat unsur gerak yang menarik, oleh Karena itu

sering disebut dengan istilah ‘ Kubisme Dinamis’. Lukisan ini menjadi terkenal dan memiliki nilai

historis karena pernah dipamerkan dalam ‘Armory Show’ (1913) di New York. Filippo Tomasso

Marinetti menyampaikan konsep yang mengalasi penciptaan dalam aliran ini, yaitu : ‘A roaring

motorcar, which runs like a machine-gun, is more beautiful than the Winged Victory of

Samothrace’.

Tokoh-tokoh Futurisme :

1. Filippo Tomasso Marinetti

2. Gino Severini

3. Giacomo Balla

4. Luigi Russolo

5. Umberto Boccioni (Pematung)

Sebenarnya aliran Futurisme ini lahir di Italia tahun 1909 dengan istilah ‘Manifesta

Futurista’, yaitu merupakan pernyataan mengenai pandangan hidup baru. Mereka beranggapan

Page 96: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

91

bahwa, kehidupan harus diangkat setinggi-tingginya, bahkan peperangan dan revolousi

dianggap suatu cara yang dapat dilakukan pula untuk mengangkat derajat kehidupan tersebut.

Dengan demikian mereka sangat menjunjung tinggi jenis kesenian yang memiliki kegesitan,

kedinamisan serta unsur gerak yang memiliki kecepatan. Sebagai contoh lukisan Giacomo Balla

‘Dynamis of a Dog on Leash’ (1912), maka tampak kaki anjing yang semestinya hanya empat

tersebut digambarkan banyak sekali.

ART NOUVEAU

Istilah Art Nouveau artinya seni baru/ New Art, di Jerman disebut ‘Jugendstil’. Dalam

buku Moden Art, a pictorial anthology disebutkan: Art Nouveau, sejenis ekspresi yang memberi

ciri karya seniman-seniman Eropa tahun 1890 dan awal tahun 1900, dengan bentuk-bentuk

yang khas yang dibuat penuh garis garis berliku yanmg tersirat dengan bentuk tumbuh-

tumbuhan seperti bunga-bunga, ranting-ranting dan pohon-pohon bunga mawar liar dan

nasturtium yang penuh lengkungan yang diulang-ulang. Art Nouveau tidak begitu populer di

Perancis, tetapi berkembang menjadi ekspresi yang besar pengaruhnya di Eropa tengah dan di

Inggris sebagai bagian dari spiritual mistik yang merupakan pemberontakan terhadap

materialisme industri di Eropa.

Art Nouveau memiliki sifat simbolik dan romantik dengan irama penuh lengkungan-

lengkungan diulang-ulang seperti tak ada puas-puasnya sebagai sumber inspirasi adalah

printing Jepang, hiasan-hiasan jambangan Minoan dan Yunani, ornamen Mesir dan

Mesopotamia Kuna. Gerakan ini bermula di Inggris dengan Tokoh William Morris (1834-

96)Dante Gabriel Rosseti (1828-82), dan ilustrator Aubrey Beardsley (1872-98) danmendapat

Page 97: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

92

dukungan keras dari penulis John Ruskin (1819-1900). Gerakan tersebut memancar ke segala

arah termasuk Amerika, dan di daratan Eropa Art Nouveau mulai mendapat formulasi bentuknya

yang jelas di Brussel dengan tokoh Victor Horta dan Henry Van de Velde. Horta dianggap

sebagai penemu ‘Belgian Line’ yaitu lengkungan pada sayap tangga yang didesainnya di

Maison Tessel.

Di Perancis, Walaupun saat menjelang berakhirnya abad XIX ada kecenderungan

menggandrungi barang-barang dari Inggris namun Art Nouveau tidak begitu berpengaruh

kecuali barang-barang kecil-kecil seperti perhiasan dan pecah belah. Dalam arsitektur- satu-

satunya adalah Hector Grimard (1807-1942) membuat keistimewaan dengan desainnya untuk

pintu-pintu gerbang Metro yang sampai sekarang masih dapat diketemukan di sudut-sudut kota

Paris.

Di Spanyol Antoni Gaudi (1852-1926) merancang sebuah gereja yang sangat

ornamental, penuh garis dan dekorasi ala Modernista; yaitu gereja Sagrada Familia. Gereja ini

semula dirancang Francisco dekl Villar pada tahun 1882 dalam gaya Neo Gothic, tetapi setahun

kemudian diteruskan oleh Gaudi dalam gaya Modernista. Karya Gaudi yang lain ialah gedung

apartemen ‘Casa Mila’ dan kapel ‘Colonia Guell’; keduanya di Barcelona.

Karena Art Nouveau ini merupakan reaksi terhadap produk pabrikan yang lurus-lurus,

terukur, masal; maka seni kriya gengsinya naik. Maka seorang seniman tidak perlu malu

mengatakan (sebagaimana yang dikatakan Bahr): ‘Pada waktu saya membuat kursi, saya

mencari sesuatu yang sama dengan apa apa yang saya cari pada waktu saya melukis ataupun

seorang penyair menulis sajaknya, saya ingin mengkomunikasikan perasaan yang sedang

memikat hati saya kepada orang lain’. Dalam kuliahnya Filsuf Theodor Lipp di Universitas

Munchen mengemukakan tentang efek psikologis dari garis yang tersusun tertentu. Art Nouveau

tidak mendapatkan kesempatan berkembang dalam seni murni sekalipun terasa pula

pengaruhnya pada karya Van Gogh ‘La Berceuse’, Gauguin ‘Potret diri dengan Praba’, Munch

‘Kekhawatiran’ dan karya-karya poster Loutrec.

Bentuk-bentuk bunga,daun, dan sulur-sulur itu lama-lama berubah menjadi garis-garis

abstrak, garis-garis yang tidak menggambarkan sesuatu apapun. Dan berkatalah mereka:

‘Bentuk-bentuk yang murni dan indahlah jenis seni masa mendatang’.

ABSTRAKSIONISME

Dalam artian yang paling murni seni abstrak adalah ciptaan yang terdiri dari susunan

garis, bentuk dan warna yang terbebas dari ilusi bentuk-bentuk di alam. Dapat dikatakan bahwa

Abstraksionisme merupakan reaksi terhadap seni ‘objektif’ yang sudah ada. Dalam

abstraksionisme yang ditampilkan adalah ‘Non objektivisme’, dan ‘non figurative’. Kandinsky

dengan komposisi (cf.p. 57) dipandang sebagai pionir seni abstrak. Kemudian disusul rekannya

Kasimir Melevich (1878-1935) setelah mempelajari teori-teori Kandinsky melangkah lebih jauh

lagi. Kemudian munculah Suprematisme, Neoplastisisme (De Stijl), Kontruktivisme, dan

Purisme; yang pada dasarnya sama-sama meninggalkan bentuk-bentuk di alam ini dan bagi

mereka seni ‘dimurnikan’ , artinya bahwa seni semata-mata hanya terdiri dari unsur-unsur yang

abstrak saja yaitu garis dan warna.

Page 98: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

93

Suprematisme

Dilahirkan oleh Malevich di Moskow tahun 1913. Pada dasarnya lukisannya merupakan

abstraksi murni sepwerti ‘Delapan Empat Persegi Panjang Merah’ (1914), dan yang lebih

eksptrim lagi adalah ‘Putih di atas Putih (1918) yang hanya merupakan kanvas putih telanjang

dengan garis putih tipis membentuk bujur sangkar yang diletakkan miring. Lukisannya yang lain

adalah ‘Bujur Sangkar Hitam di atas Dasar Putih’ yang dipamerkan pada saat harikemerdekaan

negerinya. Dua tahun kemudian (1927)teorinya diterbitkan oleh Bauhaus di dalamnya ia

menuliskan: (1). ‘Yang saya maksudkan suprematisme adalah supremasi dari perasaan dalam

seni’. (2) Ketika tahun 1913 pada saat diusahakan pembebasan seni dari serangan kembali

objektivitas (maksudnya objek-objek seni di alam), saya mengungsi ke arah bentuk-bentuk

bujursangkar hitam di daerah yang putih – maka para kritisi dan masyarakat mengeluh: ‘Semua

yang kita cintai telah hilang, kini kita berada di tengah padang, di depan kita berdirilah sebuah

bujursangkar hitam di atas dasar putih’ …tetapi, padang itu terisi dengan semangat perasaan

non-objektif yang mwenembusi apa saja. (3) Bagi seorang Suprematis sasaran yang paling

cocok adalah sesuatu yang memberikan ekspresi perasaan murni yang paling penuh dan tidak

memusingkan objek-objek yang tidak ada artinya. Begitu pula ide-ide dari pikiran sadar tidak

ada gunanya. Perasaan adalah faktor yang menentukan- maka sampailah seni pada

representasi yang non-objektif, pada Suprematisme.

Konstruktivisme

Aliran ini berasal pula dari Rusia pendirinya Vladimir Tatlin (1885-1958), tokoh-tokoh lain

yaitu Antoine Pevsner (1886-1962) dan Naum Gabo. Mereka berusaha menciptakan bentuk tiga

dimensi yang abstrak dengan menggunakan bahan-bahan bangunan seperti; kawat, besi, kayu,

plastik. Dengan bahan-bahan tersebut mereka mencari ‘supremasi reality’ seperti Malevich.

Teorinya didapatkan dalam penerbitannya ‘Manifesto Realist’ 1920, Mereka menentang ide

bahwa seni harus diabadikan pada kegunaanya di masyarakat, dan patung adalah sebuah

massa yang statis dalam ruang. Mereka menghendaki parung-patungnya menggambarkan

gerak. Sayang setelah revolusi orang-orang Rusia tidak menyukai lagi bentuk patung abstrak,

karena tidak bisa dimanfaatkan untukpropaganda sosial; dan terpaksalah para ‘Avant-garde’

tersebut meninggalkan negerinya. Gabo tiba di Amerika Serikat tahun 1946, dan Bauhaus yang

sejak 1920 menjadi pusat kaum Konstruktivisme mengalaminasib yang sama tahuin 1933

ditutup oleh Nazi.

Neoplastisisme

Neoplastisisme dikenal pula sebagai De Stijl (diambil dari nama majalah yang

menyiarkan ide-idenya) berpusat pada diri seorang pelukis Belanda yang bernama Piet

Mondrian (1872- 1944). Semula ia adalah seorang pelukis yang mengarah pada impressionisme

dengan objek-objek pemandangan di negerinya, dalam tahun 1906 ia mulai melakukan

‘perubahan-perubahan’ yang tampak pada karya-karyanya ‘Pohon yang Mendatar’ 1911, dan

lukisannya ‘Komposisi no 10 Plus dan Minus’ 1915, yang telah sama sekali hilang objek-objek

naturalnya. Gerakan itu sendiri lahir tahun 1917, bersama Bart Van der Leck, Theo Van

Doesburg, dll. Dari tulisan Mondrian dapat diketahui dasar gerakan ini:

Page 99: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

94

1. Lukisan itu terdiri dari garis dan warna yang merupakan esensi dari padanya. Oleh

karena itu garis dan warna harus dibebaskan dari beban meniru alam dan

membiarkannya berada untuk dan atas nama garis dan warna itu sendiri.

2. Lukisan itu menempati bisdang datar oleh karena itu bidang datar tersebut harus

dihormati, dibiarkan seperti itu, tidak dikelabui dengan ilusi ruang. Lukisan harus sedatar

bidang dimana dia berada.

3. Pelukis yang berusaha untuk mengejar universalitas harus menyederhanakan bentuk,

makin sederhana makin mendekati sifat universal, dan bentuk yang paling sederhaba

adalah empat persegipanjang.

4. Makin murni warna makin cocok ia pada universalitas, dan warna murni ialah warna

primer: merah, kuning, dan biru. Oleh karenanya maka warna itu harus dimanfaatkan

agar bicara untuk dirinya sendiri.

Maka lahirlah karya-karya Mondrian ‘Komposisi dengan Kuning’ 1936, ‘Irama dalam Garis-garis

Lurus’ 1942, Broadway Boogie woogie’ 1942 dll.

Purisme

Dalam tahun 1916, Omedee Ozenfant (1886-1966) dan Le Corbusier (1987-1965)

mengemukakan teori Purisme. Gerakan ini dimaksudkan sebagai reaksi terhadap keanalitikan

Kubisme yang berlebihan yang perlu dimurnikan lagi. Bagi mereka Kubisme telah sampai pada

jalan buntu dan keberlebihannya menjadikan Kubisme tidak lain sekedar ramuan dekoratif saja.

Oleh karena itu harus ada reformasi untuk mengembalikan pada abstraksi yang terarah.

Filsafat Purisme dikemukakan dalam manifestonya ‘Apres le Cubism’ yang diterbitkan

1918. sekalipun demikian aliran ini ternyata tidak mendapat tempat dalam seni lukis, namun

pengaruhnya dalam arsitektur dan disain cukup besar. Le Cobusier merngimplementasikan

Page 100: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

95

Purisme tersebut pada arsitektur buatannya, ‘ Savoye House’, merupakan titik tolak dari adanya

revolusi arsitektur rumah tinggal. Sejalanm dengan apa yang ada dalam seni lukis Savoye

Hause ini merupakan desain yang abstrak yang terdiri dari integrasi antara bidang-bidang datar

dan melengkung, dari closet dan open space yang ditentukan oleh garis-garis yang tajam dan

bersih.

Constantin Brancusi (1876-1957) seorang pematung dari Rumania yang kemudian

memasuki pikiran Purisme tersebut. Ia banyak membuat karya-karya patung yang benar-benar

murni misalnya: ‘Burung di Udara’ 1925, ‘Patung Buat Si Buta’ 1924. Patrung-patungnya benar-

benar hanya berurusan dengan form and space dan benar-benar bercirikan sculptural. ‘Burung

di Udaranya’ merupakan inovasi dalam hal kristalisasi perkembangan dan gerakan sebagai efek

kedalaman, daripada sekedar penggambaran gerak yang tampak dari luar. Sedang ‘Patung

Buat Si Buta’ adalah patung yang harus dipegang, diraba, dan dirasakan permukaannya yang

tergosok halus. Patung ini menjadi refleksi dari pikiran Brancusi sebagaimana patungnya yang

lain, secara idial harus dipandang sebagai meputar lambat-lambat, sehingga konturnya yang

ditentukan oleh tepi-tepi serta gelap terangnya tetap akan merupakan suatu lintasan yang tidak

putus-putus.

DADAISME DAN SURREALISME

DADAISME

Bulan Februari 1916 pada saat berkecamuknya perang dunia I, seorang penyair

Rumania Tristan Tzara, Marcel Janco dan penulis Jerman Hugo Ball dan Richard Huelsenbeck,

sewrta perupa dari Perancis Hans Arp (1887-1966) berkumpul di Cabaret Voltaire di Zurich (kota

yang relatif netral dari kekacauan PD I). Ditempat tersebut mereka mendirikan kelompok

internasional yang diberi nama ‘Dada’. Kata ‘Dada’ berdasar kamus Jerman berarti bahasa

anak-anak untuk menyebutkan kuda mainan. Dari nama tersebut paling tidak kita sudah tahu

kemana orientasi kesenian mereka- sikap ‘nihilistik’ menolak semua hukum-hukum seni dan

keindahan yang telah ada, sebagai protes terhadap nilai-nilai sosial yang telah runyam akibat

PD I. Jika peraturan- misalnya hukum internasdional- tidak mampu mencegah peperangan, buat

apa ada peraturan. Begitulah logika mereka, maka mereka meneriakkan: ‘Persetan dengan

Cezanne’ dan ‘Assassiner la Peinture !’

Karya mereka cukup sinis, ada sebuah reproduksi lukisan Monalisa yang dibubuhi kumis

karya Marchel Duchamp, ‘Kepala yang mekanik’ 1919 karya Raoul Haussman yang merupakan

gambaran kepala manusia dari kayu dimana-mana dipakukan macam-macam barang. Dan

Duchamp juga mengejutkan dengan beberapa ‘ready mades’nya, ada roda sepeda, ada

pengering botol, dan ada pula tempat kencing. Hans Arp menciptakan automatic drawing, dan

Tristan Tzara menggatuk-gatukkan kata yang tertulis di kartu kecil begitu saja dan menjadi puisi

dan kalimat-kalimat. Memang sinisme, ketiadaan ilusi, main-main, mistis, menimbulkan shock

menjadi ciri dari Dadaisme.

Dada menolak setiap kode moral, siosial maupun estetika. Pandangan estetikanya ialah

‘tidak ada estetika’, sebab estetika dihasilkan oleh pikir, sedangkan dunia ini terbukti tanpa pikir.

Suatu pandangan yang jelas berasal dari kemuakan terhadap keadaan dunia yang sedang

kacau. Segera setelah berdiri mereka menerbitkan brosur dengan judul ‘Cabaret Voltaire’ dan

Page 101: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

96

setahun kemudian di bulan Maret 1917 ‘Galerie Dada’ dibuka, sesudah itu buku-buku tentang

Dada, majalah Dada bermunculan. Tahun 1918-1920 banyak pameran Dada diselenggarakan

yang ‘ramai dan kacau’ diantaranya terpaksa harus ditutup polisi. Dengan lahirnya Dadaisme ini

maka selesailah sudah proses pengembangan seni rupa modern yang panjang tersebut.

Bermula dari revolusi David dengan ‘Sumpah Horatii’ nya seni rupa sedikit demi sedikit

melepaskan diri dari belenggu tradisi untuk kemudian memperoleh kebebasannya. David hanya

memberikan contoh bahwa melukis tidak harus mengikuti pola atau tema ataupun ketentuan

yang telah ada, namun dari sini kemudian menyusul pembebasan-pembebasan yang lain. Kaum

Fauvis membebaskan penggunaan warna, Picasso membebaskan bentuk, dan kini kaum Dada

membebaskan segala-galanya.

Pittura Metaficika Pengawal Surrealisme.

Dalam masa PD I pula, sebuah rumah sakit tentara di Ferrara, seorang Futuris Italia Carlo Carra

(1881-1966) bertemu dengan Giorgio de Chirico (1888-1978) menyatakan telah menemukan

jenis seni baru yang lain dari aliran seni modern yang telah ada, ialah seni lukis yang

mendasarkan eksistensinya pada metafisika, selanjutnya ia menyampaikan bahwa segala

sesuatu itu senantiasa memiliki dua aspek, ialah aspek yang biasa sebagaimana kita lihat

sehari-hari. (dan bisa ditangkap oleh semua orang) dan aspek yang metafisis yang hanya bisa

ditangkap oleh orang-orang tertentu pada saat tertentu pula (transendental). Seni harus

membawakan kualitas yang metafisis itu, kualitas yang tidak nampak dari perwujudan yang

biasa. Pertemuan dua tokoh tersebut melahirkan “ Pittura Metafisica’ (Lukisan yang metafisis)

yang merupakan cara baru untuk melihat dunia ini, yang kemudian menjadi pembuka jalan bagi

lahirnya Surrealisme.

SURREALISME

Awalnya Surrealisme adalah gerakan dalam sastra. Istilah Surrealisme itusendiri

diketemukan oleh Apollinaire untuk menamai dramanya tahun 1917. Dua tahun kemudian Andre

Breton mengambilnya untukpenyebutan metode penulisan yang spontan, dan baru tahun 1924

Breton menampilkan manifesto kaum Surrealis dan sejak itu Surrealisme dianggap lahir.

Gerakan ini amat dipengaruhi oleh teori psikologi dan psikoanalisis Sigmund Freud. Berkataalah

Adre Breton: ‘ Surrealisme ialah otomatisme psikis yang murni, dengan apa proses pemikiran

yang sebenarnya ingin diekspresikan, baik secara verbal, tertulis, ataupun cara-cara yang lain..-

Surrealisme berdasar pada keyakinan kami pada realitas yang superior dan kebebasan asosiasi

kita yang telah lama ditinggalkan, pada keserbabisaan mimpim, pada pemikiran kita yang

otomatis dan tanpa kontrol dari kesadaran kita’.

Eksposisi Surrealisme yang pertama berlangsung pada tahun 1925, dengan tokoh-tokoh:

Jean Arp (1887-1966), Max Ernst (1841-1976), Paul Klee (1879-1940), Chirrico, Andre Masson,

Joan Miro dan Picasso. Kemudian menyusul Yves Tanguy (1900-55), Rene Magritte (1896-

1967), Salvador Dali dan Roberto Matta. Dan kemudian timbulah dua tendensi dalam

Surrealisme yaitu:

1. Surrealisme ekspresif, yaitu seniman melewati semacam kondisi tidak sadar, melahirkan

bentuk-bentuk dan simbol dari perbendaharaannya yang dahulu. Tergolong dalam

kelompok ini: Andre Masson, Miro, Klee.

Page 102: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

97

2. Surrealisme murni, ialah dalam melukis seniman menggunakan teknik akademik

(realistis)untuk menciptakan ilusi yang absurd. Tokoh-tokohnya antara lain Salvador

Dali, karyanya antara lain ‘Konstruksi Lunak dan Kacang Rebus’ 1963.

Sebenarnya gejala surrealistis telah lama ada, tampak pada karya: Hieronymus Bosch (1450-

1516), Pieter Bruegel (1564-1637), William Blake (1757-1827), Odilon Redon (1840-1916)

hanya mereka tidak pernah memproklamirkannya.

Page 103: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

98

REALISME SOSIALISTIK MEXICO

Penolakan terhadap seni abstrak pernah berlangsung dalam tahun 1920-1930, justru

ketika mazab tersebut tengah berjuang memperteguh eksistensinya. Di Eropa maupun di

Amerika alasannya berbeda-beda. Di Rusia tidak dapat digunakan untuk alat propaganda

sosial, Kaum Dada menganggap terlalu rasional, Surrealisme memandang dalam Abstrak tidak

memberi kesempatan bagi munculnya pikiran bawah sadar, dan di Mexico dianggap tidak

sesuai bagi kepentingan tujuan dedaktik dan perjuangan mereka. Namun dalam perkembangan

kemudian seni abstrak di Amerika Serikat seni abstrak sangat dominan peranannya, baik

abstrak Ekspressionisme yang merupakan ciri khas seni rupa di Amerika dan golongan ‘Hard

edge’ yang lebih rasional.

Page 104: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

99

Diego Rivera, adalah tokoh yang paling menonjol dalam panggung seni lukis Mexico

(1886-1957). Perlawatannya ke Eropa yang pertama (1910) menghasilakn pengenalan karya-

karya Eropa yang eklektik dan tidak wajar. Namun dalam perjalanannya ke Italia ia menemukan

Fresco-fresco Renaissance yang telah menjadi gurunya yang paling baik, dan setibanya di

Mexico segera ia menemukan corak yang nasionalistik ala Mexico dalam waktu yang sangat

singkat. Dan dalam waktu sepuluh tahun kemudian ia telah menutupi tembok-tembok di Mexico

dengan lukisan-lukisan dinding nya yang telah mendapatkan reputasi internasional.

Pada karya seninya yang nasionalistik itu ia ingin menggali tradisi kultural negerinya sekaligus

mendidik rakyatnya yang masih banyak buta huruf. Karenanya Diego menjadi populer, seninya

dimengerti oleh orang banyak, kepopulerannya harus dibayar mahal karena ekspresi

individunya sendiri terkalahkan oleh dedikasi sosialnya. (Namun dedikasi sosial itu apakah juga

menjadi suara individunya ?)

Karya Diego yang terkenal, ‘Pembebasan Pekerja’ 1931, sebuah kombinasi teknik yang tinggi,

komposisi yang bagus, isi yang tepat, dan pengaturan yang terbaca oleh seorang buta huruf

sekalipun. Tampak dalam lukisan tersebut perkebunan seorang tuan tanah terbakar di kejauhan,

sementara itu di latar depan terdapat beberapa prajurit revolusioner sedang melepas ikatan para

pekerja serta menutupi tubuhnya yang telanjang. Tema-tema seperti ini amat menarik waktu itu

seiring dengan semangat rakyat Mexico yang sedang berjuang menentang kezaliman penjajah,

baik pemerintah maupun swasta.

Jose Climente Orosco (1883-1949). Jika kita berhadapan dengan fresco-fresconya,

seperti misalnya ‘ Dewa-dewa Modern’ 1932 yang ada di Dartmouth College, Amerika Serikat,

maka sesungguhnya kita seperti tidak menatap sebuah karya fresco. Gayanya ekspresif

sosialistik dan volume serta ruangnya tegas kuat mengingkari kedataran sifat temboknya. Dalam

karya tersebut Orosco menampilkan subjek jerangkong yang baru saja melahirkan, bayi-bayi

Page 105: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

100

jerangkong tersebut tergeletak diatas buku-buku, di sampingnya berserakan bayi tabung yang

juga jerangkong, yang membedani juga jerangkong berseragam kebesaran universitas, Di latar

belakang tampak dederet profesor-profesor jerangkong lengkap dengan tanda kebesarannya

sedang menyaksikan proses kelahiran itu. Sinis sekali penggarapan tema ini dengan judul

‘Dewa-dewa Dunia Modern’ tampaknya Orozco ingin mencibir ke arah ilmu pengetahuan, buku-

buku yang tebal, dan profesor-profesor yang menyeramkan. Lukisan Orozco adalah lukisan dari

artian yang sebenarnya, mural tetapi tidak tergolong ‘appllied’ (tidak mementingkan kegunaan),

dan sosialistik tapi bukan propaganda, tema lukisannya adalah jiwanya, sehingga lukisannya

adalah suatu ekspresi bukan desain. Disamping dua tokoh tersebut setidaknya masih ada yang

pantas disebutkan yaitu David Alvaro Siqueros, Rufino Tamayo mereka tergolong lebih muda.

Alvaro lebih cenderung surealistik, sedangkan Tamayo kurang bersentuhan dengan apa yang

sedang berkecamuk di negerinya.

POP ART

Aliran ini muncul sebagai reaksi terhadap Abstrak Ekspresionisme yang juga diikuti oleh

Op Art. Kata Pop mencerminkan kesukaan para seniman terkait dengan budaya populer atau

budaaya rakyat kebanyakan. Banyak memanfaatkan gambar dan objek dari media massa (film,

TV, reklame, cetak, desain komersial). Pengamat memadankan Pop Art dengan Neo-Realisme

dan Neo Dadaisme, dikarenakan menggunakan benda sehari-hari dan kebencian terhadap ‘Fine

Art’, dan sebaliknya suka pada ‘found object’. Jika Dadaisme dilandasi oleh keinginan

melancarkan kriktik, maka bagi Pop Art dijiwai oleh rasa humor. Aliran ini tumbuh di Ingris dan

Amerika th.1950, dengan tokohnya: Richard Hamilton, Allen Jones, Ronald B. Kitaj. Sedangkan

di amerika berawal th. 1962, dengan tokoh-tokoh di antaranya: Andy Warhol, George

Segal,Edward Kienholz dan Roy Lichtenstein.

OP ART

Sebagai reaksi terhadap Abstrak Ekspresionisme, aliran ini disebut Perceptual

Abstraction atau Retinal Art/Optical Illution Art, atau juga seni Kinetik dan seni Teknologi. Efek

yang ditimbulkan dari lukisan Op Art tersebut antara lain:

- Color Alterimages: gambaran atau warna yang tampak setelah pengamatan yang terjadi

karena kelelahan retina.

- Color Distortion: terjadi penimpangan atau perubahan terhadap warna yang dilihat, yang juga

terjadi karena retina dapat ditipu.

- Tricks of Spatial Perspective: upaya menciptakan kesan-kesan perspektif atau ruang semu.

- Shitting More Patterns: gelombang yang berubah-ubah

- Moving Effects: (di antaranya) disebabkabkan oleh ada garis parallel

- Invisible Paintings: berkaitan dengan nuansa warna

- Dazzie Effects: (dampak mempersona atau sebaliknya menyilaukan), yang diperkuat dengan

menempatkan warna-warna komplementer.

Tokoh: Victor Vasarely (P’cis), Bridget Riley (Inggris), Larry Poons (Amerika).

Page 106: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

101

POP-MODERNISME

Di Barat ditandai oleh fenomena Youthquake, yaitu gelombang pencarian identitas diri kaum

muda.

Latar belakang terjadinya "budaya pop".

- Resentment (penolakan terhadap batasan nilai atau norma kolot yang terlalu kaku,

otoriter, dan dekaden)

- Reaction (reaksi terhadap segala bentuk kesewenangan dan kemapanan)

- Rebelliousness (aksi pemberontakan)

Hakikat Pop: pembangkangan dan kritik terhadap budaya modern dan kemapanan.

Di Amerika Andy Warhol dan Roy Lichenstein merrintis Seni Pop (Pop Art). Pop, berusaha

mengangkat simbol dan idiom budaya massa sebagai kaidah seni, dan diyakini sebagai karya

estetika tinggi.

Pop dipengaruhi oleh perlawanan estetika kaum Dadaisme, Surealisme, dan Seni Optik

(Optical Art).

Kebudayaan pop periode berikutnya: cenderung sebagai aksi mencari popularitas, sehingga

banyak dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan ekonomi dan publikasi.

Page 107: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

102

XII. SENI RUPA POST-MODERN

Gerakan postmodern berkembang setelah era modern, dimulai di Amerika sekitar tahun 1960-

1970-an dan kemudian menyebar ke Eropa dan seluruh dunia.

- Postmodern merupakan gaya akhir abad ke-20 dan teori konseptual dalam seni dan

arsitektur, ditandai dengan ketidakpercayaan umum terhadap ideologi seni.

- Postmodernisme bukanlah faham tunggal sebuah teori, namun justru menghargai teori-

teori yang beragam.

Banyak tokoh-tokoh yang memberikan arti postmodernisme sebagai kelanjutan dari

modernisme. Namun kelanjutan itu menjadi sangat beragam.

- Lyotard dan Geldner: postmodernisme adalah pemutusan secara total dari modernisme.

- Derrida, Foucault dan Baudrillard: bentuk radikal dari kemodernan yang gagal dalam

menyeragamkan teori-teori.

- David Graffin: Postmodernisme adalah koreksi beberapa aspek dari moderinisme.

- Giddens: postmodern adalah bentuk modernisme yang sudah sadar diri dan menjadi

bijak.

- Habermas: postmodern merupakan satu tahap dari modernisme yang belum selesai.

Etimologi

- Post-modern-isme, berasal dari bahasa Inggris yang artinya faham (isme), yang

berkembang setelah (post) modern.

- Istilah ini muncul pertama kali pada tahun 1930 pada bidang seni oleh Federico de Onis

untuk menunjukkan reaksi dari modernisme.

- Pada bidang Sejarah oleh Toyn Bee dalam bukunya Study of History pada tahun 1947.

- Kemudian berkembang dalam bidang-bidang lain dan mengusung kritik atas

modernisme pada bidang-bidangnya sendiri-sendiri.

Faktor-faktor yang mendorong munculnya postmodern pada pertengahan 1960-an:

- orang menjadi semakin lebih kecewa tentang makna yang melekat dan nilai hidup (dan

seni), kekecewaan luas dengan nilai kehidupan dan makna seni yang mendiskreditkan

otoritas, keahlian, pengetahuan.

- Kekecewaan terhadap makna seni yang lebih memokuskan pada keterampilan atau

teknik produksi dan kurang menonjolkan kreativitas individu dan.

- Munculnya teknologi berbasis gambar baru (misalnya televisi, video, sablon, komputer,

internet, LED), yang menghasilkan besar gelombang film dan citra fotografi dan

berkurangnya ketergantungan pada mistar. Dengan memanipulasi teknologi baru ini,

seniman telah mampu menciptakan sesuatu yang baru.

- Pertumbuhan konsumerisme dan kepuasan instan selama beberapa dekade terakhir dari

abad ke-20 juga telah memiliki dampak besar pada seni visual. Konsumen modern ingin

kebaruan. Mereka juga ingin hiburan. Sebagai tanggapan, banyak seniman, kurator dan

profesional lainnya telah mengambil kesempatan untuk mengubah seni menjadi

Page 108: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

103

"produk." Sebagai contoh, instalasi dan video yang telah memungkinkan konsumen

untuk mengalami seni dengan cara yang jauh lebih pro-aktif.

- Adanya gaya universal dalam arsitektur menyebabkan arsitek postmodernis pada sekitar

tahun 1970, mulai kembali memanusiakan arsitektur akhir abad ke-20 dengan

merancang struktur dengan memasukkan unsur dari budaya populer dan tradisional.

Perbedaan antara postmodernisme dengan postmodernitas,

- Postmodernisme lebih menunjuk pada konsep berpikir.

- Postmodernitas lebih menunjuk pada situasi dan tata sosial produk teknologi informasi,

globalisasi, fragmentasi gaya hidup, konsumerisme yang berlebihan, deregulasi pasar

uang dan sarana publik, usangnya negara dan bangsa serta penggalian kembali

inspirasi-inspirasi tradisi.

- Hal ini secara singkat sebenarnya ingin menghargai faktor lain (tradisi, spiritualitas) yang

dihilangkan oleh rasionalisme, strukturalisme dan sekularisme.

- Setidaknya kita melihat dalam bidang kebudayaan yang diajukan Frederic Jameson,

bahwa postmodernisme bukan kritik satu bidang saja, namun semua bidang yang

termasuk dalam budaya.

Ciri pemikiran di era postmodern:

- Postmodern adalah pluralitas berpikir dihargai, setiap orang boleh berbicara dengan

bebas sesuai pemikirannya.

- Postmodernisme menolak arogansi dari setiap teori, sebab setiap teori punya tolak pikir

masing-masing dan hal itu berguna.

Perbedaan karakter Modernisme dan Postmodernisme :

- Modernisme : singular, seragam, tunggal.

- Post Modernisme : plural, beraneka ragam, bhinneka.

- Seniman modern harus memiliki keterampilan dalam perspektif, komposisi, teori

warna dan semua hal lain yang diperlukan untuk menciptakan karya yang "bermakna"

- Seniman postmodern lebih mementingkan konsep yang menjadi kekuatan dominan,

dan mendukung dalam pembentukan seni yang lebih menekankan pada "inovasi"

Postmodern pada seni arsitektur:

- Ditandai dengan munculnya ornamen, dekorasi dan elemen-elemen kuno (dari Pra

Modern) tetapi dengan melakukan transformasi atas yang kuno tadi.

- Menyertakan warna dan tekstur menjadi elemen arsitektur yang penting yang ikut

diproses dengan bentuk dan ruang.

- Tokohnya antara lain : Robert Venturi, Michael Graves, Terry Farrell.

Gerakan Seni Postmodern

Sejauh ini, belum ada gerakan seni internasional besar selama periode postmodernis.

Postmodern ditandai oleh sejumlah gerakan nasional bersama dengan beberapa artforms baru.

Page 109: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

104

Gerakan post-modern:

- Pop Art (1960 dan seterusnya), dipelopori oleh Andy Warhol (1928-1987) yang membuat

seni dari unsur, citra yang diproduksi secara massal.

- Seni Konseptual (1960 dan seterusnya), yang lebih mementingkan ide, yang dipelopori

oleh Yves Klein .

- Performance Art (Awal 1960 dan seterusnya), dengan cara baru untuk membuat seni

dapat diakses oleh massa, yang dipelopori oleh Gilbert & George .

- Instalasi Seni (1960 dan seterusnya), dengan cara baru untuk menarik penonton dalam

karya seni, seperti yang dicontohkan oleh Tracey Emin My Bed (1999).

- Video(1960 dan seterusnya) atau Animasi, yang menjadikan seni lebih dinamis, lebih

menyerap, lebih menarik, dengan penggunaan komputer seni untuk memanipulasi dan

mengontrol gambar.

- Minimalis (1960 dan seterusnya) yang berusaha mencari "kemurnian" dalam seni.

- fotorealisme (1960, 1970), yang dipelopori Chuck Tutup .

- Land Art (pertengahan 1960-an) yang diperjuangkan oleh seniman eksperimental Robert

Smithson (1938-1973), serta Christo dan Jeanne-Claude (keduanya b.1935' dikenal

sebagai seniman pembungkus' alam).

- Pasca-Minimalis (1971 dan seterusnya)

- Subjektivitas Baru (1970) dengan karyanya berada diantara seni klasik dan anarki

postmodern.

- Graffiti Art (Akhir 1960s/awal tahun 1970 dan seterusnya) yang berupa: lukisan instan,

ketenaran instan, yang dipelopori oleh seniman jalanan Banksy(b.1973-4) dan Jean-

Michel Basquiat(1960-1988).

- Neo-Ekspresionisme (1979 dan seterusnya) sebagai gerakan anti-post-modernis.

- Artis muda Inggris / Britart (1980s/1990s Akhir) dengan ide-ide mengejutkan, yakni

berpakaian sebagai seni, yang dipelopori oleh Damien Hirst (b.1965) dan Tracey

Emin (b.1963).

- Seni Fotografi yang dipelopori oleh beberapa kelompok postmodernis yang ahli dalam

penggunaan kamera.

- Neo-Pop Art(akhir 1980-an dan seterusnya) dengan karyanya berupa patung plastik

besar mainan anak-anak dan banyak lagi dalam vena yang sama, yang merupakan

karya-karya Jeff Koons(b.1955).

- Patung postmodernis (1970 dan seterusnya) seni plastik postmodernis telah sangat

dipengaruhi oleh seniman berikut: Jean Tinguely(1925-1991), seniman kinetik Swiss;

pematung superrealist Duane Hanson(1925-1996) dan John De Andrea (b.1941), orang

Prancis Arman (1928-2005), yang dikenal karena "akumulasi", yang minimalis Donald

Judd (1928-1994) danSol LeWitt (1928-2007); Pop pematung Claes

Oldenburg (b.1929), Richard Serra (b.1939) dan Anish Kapoor (b.1954), keduanya

dikenal untuk pekerjaan umum skala besar mereka, Bruce Naumann (b.1941), artis

postmodernis inovatif terkenal karena patung neon nya.

Page 110: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

105

SENI RUPA KONTEMPORER

Istilah "seni postmodern" kadang digunakan sebagai sinonim "Seni Kontemporer”.

Seni postmodern tidak identik dengan seni kontemporer

- Kontemporer lebih mengacu pada era (jangka waktu).

- Postmodernisme lebih merupakan sikap dan gaya dalam periode ini. Pada waktunya,

postmodernisme akan diganti dengan yang lebih baru "-isme" tapi keduanya akan bentuk

seni kontemporer.

Makna seni kontemporer masih menjadi bahan perdebatan.

- "Seni Kontemporer" didahului oleh " Modern Art ", dan tidak ada kesepakatan tentang

saat " Modern Art "berakhir.

- Gerakan seni kontemporer berfokus pada "bagaimana" seni diciptakan dan

disebarluaskan, bukan bahwa "apa" yang diproduksi.

Ada tiga makna utama atau penggunaan dari istilah "Seni Kontemporer."

- Seni diproduksi setelah 1945 (sejarawan seni menganggap sebagai seni yang telah

usang).

- Seni diproduksi di era atau hidup kita

- Seni diproduksi sejak tahun 1960-an (yang paling umum digunakan oleh kritikus seni).

Gaya seni kontemporer meliputi:

• konseptualisasi (1960 dan seterusnya) lihat juga Seni Konseptual

• Performance Art (Awal 1960 dan seterusnya)

• Seni Instalasi (1960 dan seterusnya)

• Video Art (1960 dan seterusnya)

• Seni Minimal/Minimalis dan Op-Art (1960 dan seterusnya)

• Seni Foto-Realis, Surrealisme, Hyperealism (196)

• Earthworks (Seni Lingkungan/Land Art) (pertengahan 1960-an)

• Realisme Kontemporer

• Pasca Minimalis (1971 dan seterusnya)

• Subjektivitas Baru (1970)

• London School (1970)

• Graffiti Aerosol Semprot Lukisan (1970 dan seterusnya) lihat juga Graffiti Art.

• Transavanguardia (Trans-avant-garde) (1979 dan seterusnya)

• Seni Neo-ekspresionis (1980 dan seterusnya) dan Neo-Ekspresionisme .

• Britart (1980), Artists muda Inggris (YBAs), dan Charles Saatchi

• Neo-Pop (akhir 1980-an dan seterusnya), lihat juga Pop-Art

• New Leipzig Sekolah (c.2000 seterusnya)

Page 111: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

106

Postmodernisme

salah satu lukisan Banksydi Sungai Barat tembok Israel(2005), John Watkins Chapman mengibaratkan

Postmodernisme sebagai lukisan yang melampaui gaya impresionisme dari Prancis.

The Virgin Mother (2005) Plaza of Lever House, New York. By Damien Hirst. A huge work of a pregnant female human, cut away to expose the fetus, muscle and tissue and cranium.

Page 112: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

107

Campbell Soup Can (1966)

screenprint oleh Andy Warhol , salah satu dari atas seniman postmodernis .

Tembok Cahaya Musim Panas (2005)

Sean Scully.

Page 113: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

108

Perempuan Membaca. Fernando Botero .

Mimpi Seperti Cinta (2005) oleh Li Wei. seniman Cina kontemporer yang menggabungkan performance art dan fotografi. Dua penting bentuk seni avant-garde .

Page 114: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

109

Pop Art (c.1955-70)

Campbell Soup (1968). Warhol

EVOLUSI VISUAL ART Untuk detail gerakan seni

dan gaya, lihat: Sejarah Seni .

Kursi listrik (1965) Andy Warhol

Page 115: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

110

Lantai Burger (1971) Claes Oldenburg

A Bigger Splash (1967) David Hockney

Page 116: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

111

Seni Konseptual

The Ketidakmungkinan Fisik Kematian di Pikiran Seseorang Hidup (1991), oleh Damien Hirst.

Pengepungan Eleven Florida Kepulauan in Pink (1980-3), Biscayne Bay. Suatu bentuk konseptualisasi transien dengan Christo dan Jeanne Claude .

Page 117: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

112

Performance Art

Gilbert & George - A Portrait Of The Artists Seperti Remaja Putra, Video Durasi 7 Menit, Tate Modern, London (1970) (Pada tahun 1969, Gilbert & George mulai

menampilkan diri sebagai 'hidup patung 'dan mengembangkan personas seperti topeng yang disajikan di sini)

Orang-orang Mulai Terbang (1961) Yves Klein. Menampilkan tanda yang ditinggalkan oleh model yang

Page 118: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

113

ditutupi cat biru.

Sleeper, oleh Mark Wallinger, Pemenang

Of Turner Prize (2007). 2 jam

Seni Instalasi

Sungai Bulan (Room of Lovers) oleh Rebecca Horn, difoto

di Hotel Peninsular Barcelona. (1992).

Page 119: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

114

The bercabang Jalan Hutan (1998) oleh Olafur Eliasson.

Seni Komputer

Seniman digital Harold Cohen jam tangan sebagai komputer independen sketsa desain penciptaan sendiri di atas kanvas (1972). .

Page 120: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

115

Endura Chrome (2000) Oleh Manfred Mohr. Private Collection, Stuttgart.

Minimalis

Photorealism (1960 dan seterusnya)

Page 121: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

116

Supermarket Shopper (1970). Superrealist patung oleh Duane Hanson.

Graffiti Art

Foto Alfred Tennyson (1862) Foto oleh Oscar Gustave Rejlander

Page 122: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

117

Venetian Canal (1894) Foto oleh Alfred Stieglitz,

salah seorang guru besar di senifotografi.

"The Tell" Foto oleh Jerry Burchfield

Page 123: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

118

"Surreal," 48x36in, enamel kolase minyak di atas kanvas.

© 2009 Marcus A. Jansen (Amerika kelahiran 1968)

Page 124: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

119

"Fading Away" oleh Luis Cornejo

Luncheon dari Partai Boating oleh Renoir, courtesy of Collection Phillips,

Washington, DC

Page 125: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

120

"Kembali dari Bohemia" - Hibah Wood, Curtis Galeri, Inc, pendiri Myron Kunin

"Bulan dan Laut II" - Arthur Dove,

1923, minyak di atas kanvas, 24x18 inci, Curtis Galeri, Inc, pendiri Myron Kunin

Page 126: Hand Out SEJARAH SENI RUPA Mancanegara

121

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Jauhar. 1986. Sejarah Seni Rupa. Bandung: Rosdakarya.

Atkins, Robert. 1990. Art Speak: A guide to Contemporary Ideas, Movements, and Buzzwods,

New York: Abbeville Press Publishers.

Bakar, M. Aboe. 1995. Sejarah Masjid dan Amal Ibadah di dalamnya. Banjarmasin: TB Adil

Casson, Lionel. 1983. ABM. Sejarah Kebudayaan Dunia Mesir.

Faruqi, Ismail R. & Louis Lamya Faruqi. 1992. Atlas Budaya Islam (terjm. Mohd. Ridzuan

Othman, dkk), Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pendidikan Malaysia, Kuala

Lumpur.

Faruqi, Ismail R. Al. 1991. Islam dan Kebudayaan (terjm. Yustiono), Bandung: Mizan.

Kuntowijoyo. 2003. Metodologi Sejarah.

Lowoy, Bates. 1966. The Visual Experience: An Introduction to Art. New York: Prentice-Hall, Inc.

And Harry N. Abrahams, Inc.

Myers, Bernard, S. 1963. Understanding the Art. New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc.

Nail, William H. Mc. 1967. A World History Volume 1. New York: Oxford University Press.

Purwanto. Tanpa tahun. Hand Out Sejarah Seni Rupa Barat.

Salam, Sofyan dan Tangsi. 2007. Sejarah Seni Rupa Timur. Makasar: Badan Penerbit UNM.

Schulberg, Lucille. 1983. ABM Sejarah Kebudayaan Dunia India Yang Bersejarah.

Stangos, Nikos. 1994. Concepts of Modern Art From Fauvism to Postmodern, London: Thames

and Hudson.

Soedarso SP. 2000. Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern. Yogyakarta: CV Studio

Delapan Puluh Enterprise dan Badan Penerbit ISI Yogyakarta.

Sumintardja, Djauhari. 1978. Kompendium Sejarah Arsitektur Jilid 1. Bandung.

Sutanto, Mikke. 2002. Diksi Rupa: Kumpulan Istilah Seni Rupa. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.