HAMKA Impeachment

29
HUKUM ACARA MK TERHADAP KEWAJIBAN MK MEMUTUS DUGAAN PELANGARAN PRESIDEN DAN/ATAU WAKIL PRESIDEN

description

Hukum acara MK

Transcript of HAMKA Impeachment

HUKUM ACARA MK TERHADAP KEWAJIBAN MK MEMUTUS DUGAAN PELANGARAN PRESIDEN DAN/ATAU WAKIL PRESIDEN

Pasal 6 AYAT (1) UUD 1945Pasal 6 AYAT (2) UUD 1945

MAHKAMAH KONSTITUSIREPUBLIK INDONESIAUsul pemberhentianPresidendan/atau WakilPresidendapatdiajukan oleh Dewan PerwakilanRakyat kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dengan terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi untuk memeriksa, mengadili, dan memutus pendapat Dewan Perwakilan Rakyat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaranhukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela dan/atau pendapat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhisyaratsebagaiPresiden dan/atauWakilPresiden.

Pasal 7B ayat (1) UUD 1945

MAHKAMAH KONSTITUSIREPUBLIK INDONESIAMahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden diduga telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela, dan/atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pasal 10 ayat (2) UU MK

MAHKAMAH KONSTITUSIREPUBLIK INDONESIAKetentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa: pengkhianatan terhadap negara adalah tindak pidana terhadap keamanan negara sebagaimana diatur dalam undang-undang. korupsi dan penyuapan adalah tindak pidana korupsi atau penyuapan sebagaimana diatur dalam undangundang. tindak pidana berat lainnya adalah tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih. perbuatan tercela adalah perbuatan yang dapat merendahkan martabat Presiden dan/atau Wakil Presiden. tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden adalah syarat sebagaimana ditentukan dalam Pasal 6 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pasal 10 ayat (3) UU MK

MAHKAMAH KONSTITUSIREPUBLIK INDONESIALEGAL STANDINGPasal 2 PMK No 21 Tahun 2009PEMOHON Pimpinan DPRIMPEACHMENT

PIHAK TERKAIT Berkepentingan dengan permohonan PemohonTERMOHON Presiden dan/atau Wakil Presiden

MAHKAMAH KONSTITUSIREPUBLIK INDONESIAPasal 7B ayat (1) UUD 1945 jo. Pasal 10 ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang Mahkamah KonstitusiPasal 6 ayat (1) dan ayat (2) UUD 1945 Berdasarkan Undang-Undang Hukum PidanaDiluar Undang-Undang Hukum PidanaALASAN IMPEACHMENT

MAHKAMAH KONSTITUSIREPUBLIK INDONESIAAlasan Impeachment Berdasarkan Undang-Undang Hukum PidanaPengkhianatan terhadap negara adalah tindak pidana terhadap keamanan negara sebagaimana diatur dalam undang-undang.Korupsi dan penyuapan, yaitu tindak pidana korupsi atau penyuapan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.Tindak pidana berat lainnya, yaitu tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara lima tahun atau lebih

MAHKAMAH KONSTITUSIREPUBLIK INDONESIAIMPLIKASIProses impeachment dengan akhir putusan Mahkamah Konstitusi adalah satu pernyataan pendapat saja akan kebenaran secara hukum pendapat DPR bahwa Pres atau Wa-Pres bersalah melakukan pelanggaran pidana yang diduga dilakukan yang harus tunduk pada proses hukum acara pidana.

MAHKAMAH KONSTITUSIREPUBLIK INDONESIAPerbuatan tercela, yaitu perbutan yang dapat merendahkan martabat Presiden dan atau Wakil Presiden.Tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presden dan/atau Wakil Presiden yaitu:Ternyata bukan seorang WNI sejak lahirTernyata pernah menerima kewarganegaraan lain atas kehendaknya sendiriTernyata tidak mampu (lagi) secara jasmani dan rohani untuk melaksanakan tugas sebagai Presiden dan/atau Wakil PresidenAlasan-alasan lain yang disebut dalam UU No. 42 Th. 2008 tentang Pemilihan Pres/Wapres

Alasan Impeachment diluarUndang-Undang Hukum Pidana

MAHKAMAH KONSTITUSIREPUBLIK INDONESIAPada alasan ini, prosesnya tidak selalu diukur dari standar pembuktian dalam hukum acara pidanaImplikasi yuridis dalam hukum acara pidana juga tidak berkaitan dengan alasan impeachment yang bukan didasarkan pada Undang-Undang Hukum Pidana meskipun standar pembuktian tentu dianut berdasarkan pembuktian secara umum dalam Undang-Undang Mahkamah KonstitusiIMPLIKASI

MAHKAMAH KONSTITUSIREPUBLIK INDONESIAPermohonan Terhadap Alasan ImpeachmentTerhadap kedua kelompok alasan impeachment tersebut secara jelas dalam bentuk rumusan perbuatan yang dapat bersifat alternatif atau kumulatif.

MAHKAMAH KONSTITUSIREPUBLIK INDONESIASyarat-Syarat Permohonan Impeachment Permohonan diajukan oleh pimpinan DPR, boleh diajukan oleh salah satu pimpinan komisi dengan surat kuasa khususPermohonan dilampirkan dengan keputusan paripurna DPR dan risalah rapat paripurna yang menunjukan dipenuhinya syarat dukungan 2/3 suara anggota hadir dari sekurang-kurangnya 2/3 anggota DPR. Permohonan dilampirkan dengan alat-alat bukti yang dapat membuktikan alasan DPR dalam mengajukan impeachment

MAHKAMAH KONSTITUSIREPUBLIK INDONESIA16Isi Permohonan Tempat dan tanggal dilakukannya pelanggaran hukum yang diduga dilakukan dan/atau ditemukannya kondisi atau keadaan Presiden/Wakil Presiden yang menyebabkan tidak memenuhi syarat lagi menjadi Presiden/Wakil Presiden Uraian secara lengkap dan jelas mengenai bagaimana perbuatan dilakukan/keadaan/kondisi ditemukan

MAHKAMAH KONSTITUSIREPUBLIK INDONESIA17Perbuatan yang bersifat hukum pidana sebagai alasan ImpeachmentPengkhianatan terhadap negaraKorupsi dan penyuapanTindak pidana berat lainnya yang diancam dengan pidana penjara lima tahun atau lebih

MAHKAMAH KONSTITUSIREPUBLIK INDONESIA18Alasan lain yang dapat diajukan sebagai dasar impeachment Perbuatan tercela yang merendahkan martabat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden Tidak memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presidena. bukan WNI sejak lahirb. pernah menerima kewarganegaraan lain atas kehendaknyac. tidak mampu secara jasmani dan rohani untuk menjalankan tugasd. alasan lain yg disebut dalam UU Nomor 42 tahun 2008

MAHKAMAH KONSTITUSIREPUBLIK INDONESIA19DOKUMEN YANG DIBUTUHKAN

MAHKAMAH KONSTITUSIREPUBLIK INDONESIASalinan keputusan DPR tentang pendapat atas dugaan pelanggaran hukum atau keadaan Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syaratRisalah-risalah yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan dan pendengaran pihak-pihak yang berkaitan dengan pelanggaran yang dilakukan dan/atau keadaan/kondisi yang menyebabkan tidak memenuhi syarat lagi sebagai Presiden dan/atau wakil Presiden

3. Daftar calon ahli dan/atau saksi yang diajukan untuk mendukung pendapatnya4. Bukti surat atau tulisan yang berkaitan dengan pelanggaran hukum yang diduga dilakukan atau kondisi/keadaan yang dialami5. Bukti-bukti lain yang dapat berupa informasi yang disimpan atau dikirim dalam media elektronik yang dipandang perlu.

MAHKAMAH KONSTITUSIREPUBLIK INDONESIAsurat atau tulisan; keterangan saksi;keterangan ahli; keterangan para pihak;petunjuk; dan alat bukti lain berupa informasi yang diucapkan, dikirimkan, diterima, atau disimpan secara elektronik dengan alat optik atau yang serupa dengan itu. Pasal 36 ayat (1) UU No 24 Tahun 2003Macam-macam alat bukti

MAHKAMAH KONSTITUSIREPUBLIK INDONESIAALUR PERMOHONANPENDAPAT DPR MENGENAI DUGAAN PELANGGARAN OLEH PRESIDEN DAN/ATAU WAKIL PRESIDEN(IMPAECHMENT)

MAHKAMAH KONSTITUSIREPUBLIK INDONESIAPERMOHONAN PEMOHONPaling kurang memuat:Nama dan alamat pemohon.Uraian permohonan yang jelas tentang:Ideologi, asas, tujuan, program dan kegiatan partai poltik yang dimohonkan pembubaran yang dianggap bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;Hal-hal yang diminta untuk diputuskan.Disertai alat bukti, dapat berupa:surat atau tulisan, keterangan saksi,keterangan ahli,keterangan para pihak,petunjuk,informasi elektronik, dan/atau dokumen elektronik.

Bukti surat atau tulisan diajukan sebanyak 12 rangkap(1 rangkap dibubuhi meterai, 11 rangkap lainnya merupakan penggandaan dari 1 rangkap yang telah dibubuhi meterai).Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia sebanyak 12 rangkap, yang ditandatangani Pemohon.

Dalam hal pengajuan permohonan dikuasakan kepada kuasa hukum, permohonan disertai dengan SURAT KUASA yang ditandatangani oleh Pemohon dan kuasa hukum dengan dibubuhi meterai.

Disertai salinan permohonan dalam bentuk dokumen digital (soft copy) dengan aplikasi word (.doc) sebanyak 12 unit penyimpan data (flash-disk).

MAHKAMAH KONSTITUSIREPUBLIK INDONESIA24Diberitahukan kepada DPR untuk diperbaiki/dilengkapi dalam jangka waktu paling lama 3(tiga) hari.Panitera mencatat permohonan yang sudah lengkap dalam BRPK (buku registrasi perkara konstitusi)Panitera mengirimkan satu berkas permohonan yang sudah di registrasi kepada presiden dan/ wakil presiden dengan disertai permontaan tanggapan tertulis atas permohonan yang dimaksudTanggapan tertulis dari presiden dan/wakil presiden dibuat dalam 12 rangkap dan diterima panitera maksimal 1 hari sebelum sidang pertama dimulaiPanitera memeriksa kelengkapan peryaratan permohonanLENGKAPTidak lengkapMEKANISME REGISTRASI PERMOHONAN PEMOHON

MAHKAMAH KONSTITUSIREPUBLIK INDONESIA

TERIMA KASIH

MAHKAMAH KONSTITUSIREPUBLIK INDONESIA