hambatan-hambatan perkembangan mata kuliah psikologi perkembangan STAIN Salatiga
HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
-
Upload
silvianna-herman -
Category
Documents
-
view
236 -
download
0
Transcript of HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
1/113
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
2/113
2
HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN
(STUDI KASUS KONFLIK ETNIS DI DARFUR TAHUN 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana dalam Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
dengan Spesialisasi Ilmu Hubungan Internasional
Oleh :
SILVIANNA HERVITA
151090056
PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN’
YOGYAKARTA
2015
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
3/113
3
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
NAMA MAHASISWA : SILVIANNA HERVIITA
N.I.M : 151090056
JUDUL SKRIPSI : HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DISUDAN (STUDI KASUS KONFLIK ETNIS DIDARFUR TAHUN 2010-2014)
Skripsi ini telah disetujui untuk diujikan
Di Program Studi Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
Hari : Jumat
Tanggal : 14 Agustus 2015
Program Studi Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Asep Saepudin, S.IP., M.Si. Ludiro madu, S.IP., M.Si.
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
4/113
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
5/113
5
NATIONAL INTEGRATION BARRIERS IN SUDAN
(CASE STUDY OF ETHNIC CONFLICT IN DARFUR 2010-2014)
By Silvianna Hervita
151090056
Abstract
This thesis discusses the National Integration Barriers In Sudan ( CaseStudy Of Ethnic Conflict In Darfur 2010-2014). Sudan, once the largest and oneof the most geographically diverse states in Africa, split into two countries in July2011 after the people of the south voted for independence. Sudan has long been
beset by conflict. Two rounds of north-south civil war cost the lives of 1.5 million people, and a continuing conflict in the western region of Darfur has driven twomillion people from their homes and killed more than 200,000. For the past 25years Sudan has experienced a complex conflict between the South and the North.As a result of numerous peace initiatives and tough peace negotiations, aComprehensive Peace Agreement (CPA) was signed in January 2005.
The Five Year (2007-2011) and Twenty five Year (2007-2031) NationalStrategic Plan responded to this situation through crystallizing objectives and
policies aiming at the gradual departure from poverty, consolidating peacefulcoexistence and social integration, respect of cultures and religions besidesconsolidating and strengthening the role of the civil society in achievingdevelopment. Policies established by the government of Sudan as Tax Returning,Oil Desicion Centralistic, Non-Investigation, Farm Subsidies, and Tax AbolitionAnimal Feed.
In fact, policy implementation in Sudan was still discriminatory. Darfurwhere the conditions of the drought and desertification are the worst in Sudan, butSudanese government prohibits Water Self-Management, Water restriction , and
slow infrastructure development in Darfur makes conflict continues until 2014.Social ties in Darfur is getting weaker due to friction between ethnic Arab andethnic Darfur because the Sudanese government due to discrimination againstDarfur.
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
6/113
6
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa tulisan ini adalah benar-benar hasil karya
saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa saya melakukan
kecurangan/ penjiplakan/ plagiat, maka saya siap menerima sanksi akademik,
sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Yogyakarta, 7 September 2015
(Silvianna Hervita)
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
7/113
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
8/113
8
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan Judul................................................................ 1
B. Latar Belakang Masalah............................................................... 3
C. Rumusan Masalah........................................................................ 9
D. Kerangka Berpikir........................................................................ 10
E. Argumen Pokok........................................................................... 17
F. Metode Penelitian........................................................................ 17
G. Jangkauan Penelitian................................................................... 18
H. Tujuan Penelitian......................................................................... 18
I. Sistematika Penulisan.................................................................. 19
BAB II BIDANG SOSIAL-POLITIK SUDAN, KRISIS DARFUR DAN
DISINTERGRASI NASIONAL
A. Sosial-Politik Sudan..................................................................... 20
A.1. Politik-Pemerintahan............................................................ 21
A.2. Sosial-Ekonomi..................................................................... 26
B. Krisis Darfur................................................................................. 30
C. Disintegrasi Nasional di Sudan.................................................... 36
BAB III PELAKSANAAN KEBIJAKAN EKONOMI-POLITIK
DISKRIMINATIF
A. Kebijakan Ekonomi-Politik Sudan.............................................. 41
B. Pelaksanaan Kebijakan Sumber Daya Alam................................ 48
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
9/113
9
B.1. Pertanian............................................................................... 51
B.2. Peternakan ............................................................................ 55
C Pelaksanaan Kebijakan Pemerataan Pembangunan...................... 58
BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT INTEGRASI NASIONAL DI BIDANG
SOSIAL
A. Dinamika Sosial di Darfur dan Sudan.......................................... 68
B. Dominasi Sudanese-Arabic di Sudan .......................................... 78
C. Kegagalan Asimilasi dan Pembauran Antara Etnis Sudanese-
Arabic dan Darfur di Sudan.........................................................81
BAB V KESIMPULAN .............................................................................. 89
DAFTAR PUSTAKA
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
10/113
10
DAFTAR TABEL
1.1. Pihak Yang Terlibat Dalam Konflik Darfur .................................. 7
2.1. Majelis Rendah di Sudan Tahun 2010-2015.................................. 22
2.2. Majelis Tinggi di Sudan Tahun 2010-2015.................................... 23
2.3. Timeline Konflik Darfur di Sudan Tahun 2003-2014.................... 34
3.1. Kesenjangan Antara Pembangunan Daerah Darfur Dengan
Wilayah Lainnya di Sudan Tahun 2013.........................................
64
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
11/113
11
DAFTAR GRAFIK
2.1. Pertumbuhan Penduduk di Sudan Tahun 2005-2014...................... 26
2.2. GDP Sudan Tahun 2005-2010........................................................ 28
3.1. Nilai Ekspor Sudan Tahun 2010-2014............................................ 49
3.2. GDP Sudan Tahun 2010-2014........................................................ 61
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
12/113
12
DAFTAR PETA
1.1. Wilayah Konflik Darfur di Sudan................................................... 5
4.1. Peta Persebaran Pengungsi Darfur Tahun 2008.............................. 72
4.2. Persebaran Etnis Yang Ada di Sudan Tahun 2011......................... 74
4.3. Pemeluk Agama di Sudan Tahun 2011........................................... 76
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
13/113
13
DAFTAR GAMBAR
4.1. Perbedaan Antara Etnis Arab dan Etnis Darfur.................................... 83
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
14/113
14
DAFTAR SINGKATAN
CPA
DFL
GDP
ICC
IGAD
JEM
LJM
NCP
NCSP
NRF
OPEC
RSF
SAC
SLM
SLM/A
UNAMID
UNDP
Comprehensive Peace Agreement
Darfur Liberation Front
Gross Domestic Product
International Criminal Court
Intergovernmental Authority on Development
Justice and Equality Movement
Liberation Justice Movement
National Congress Party
National Council for Strategic Planning
National Redemption Front
Organization of the Petroleum Exporting Countries
Rapid Support Force
Sudan Administrative Conference
Sudan Liberation Movement
Sudan Liberation Mevoment/Army
United Nation African Mission In Darfur
United Nations Development Programme
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
15/113
15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan Judul
Integrasi nasional merupakan hal yang sangat menentukan eksistensi suatu
negara. Ini disebabkan karena integrasi nasional berkaitan dengan pengakuan
publik terhadap rezim kepemimpinan dan legitimasi politik suatu pemerintahan.
Integrasi juga mempunyai efek jangka panjang berujud standarisasi cita-cita
politik dan kulturan negara-negara yang terlibat di dalamnya.1 Pada era globalisasi
sekarang ini terdapat beberapa negara yang menghadapi persoalan integrasi
nasional. Salah satu negara yang menghadapi persoalan integrasi nasional adalah
Sudan.
Masalah integrasi nasional di Sudan ternyata tidak lepas dari krisis Darfur,
dimana persoalan ini kembali mengemuka pada tahun 2003 yang berujung pada
referendum perjanjian damai wilayah Sudan Selatan pada 6 Januari 2005 yang
kemudian ditindaklanjuti dengan kemerdekaan wilayah Sudan Selatan pada 9 Juli
2011. Persoalan ini pada awalnya terjadi karena adanya upaya pemerintah Sudan
untuk menerapkan ketentuan syariah (hukum Islam) di seluruh wilayah Sudan dan
1
Mohtar Mas‟oed, Studi Hubungan Internasional : Tingkat Analisis dan Teorisasi, Pusat AntarStudi Sosial Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1989, hal.180.
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
16/113
16
kemudian mendapatkan tentangan dari masyarakat Sudan Selatan yang
merupakan pemeluk Nasrani.2
Dalam menindaklanjuti persoalan disintegrasi di Sudan, Presiden Omar
Hassan al-Bashir kemudian menerapkan berbagai kebijakan, yang terbagi
kebijakan dalam negeri, antara lain melalui pemerataan pembangunan, penegakan
hukum yang efektif dengan memaksimalkan peran dari kepolisian nasional dan
angkatan bersenjata Sudan, serta kebijakan luar negeri yaitu kerjasama dengan
negara-negara tetangga, Uni Afrika, serta Liga Arab. Pada tahun 2010, bersamaan
dengan kemenangan Partai Kongres Nasional pada 15 April 2010, mendorong
Hassan al-Bashir untuk mengedepankan pendekatan militer dan keamanan sebagai
bagian dalam menangani isu terorisme dan kelompok fundamental regional.3
Pada kenyataannya, berbagai kebijakan yang dijalankan oleh pemerintah
Sudan di bawah kepemipinan Hassan al-Bashir ternyata belum dapat berjalan
secara efektif. Ini ditandai dengan belum tercapainya resolusi konflik, terkait
dengan krisis Darfur, meskipun berbagai upaya/pembicaraan terus dijalankan,
antara lain pembicaraan yang melibatkan New Redemption Front (NRF) pada
bulan Februari 2010 ataupun Perjanjian Doha pada bulan Juli 2011.4 Berdasar
pada fakta inilah penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut dan memilih judul
2“Darfur Conflict”, dalam http://www.trust.org/humanitarian/, diakses pada tanggal 22 Oktober
2014.3“A Challenges for South Sudanese Leadership”, dalam http://southsudan.net/achallengefor1.html,
diakses pada tanggal 7 Januari 2014.4“The Darfur Conflict in Western Sudan”, dalam http://www.ukessays.com/essays/politics/the-
darfur-conflict-in-western-sudan.php, diakses pada tanggal 10 Januari 2014.
http://www.trust.org/humanitarian/http://www.trust.org/humanitarian/http://southsudan.net/achallengefor1.htmlhttp://southsudan.net/achallengefor1.htmlhttp://southsudan.net/achallengefor1.htmlhttp://www.ukessays.com/essays/politics/the-darfur-conflict-in-western-sudan.phphttp://www.ukessays.com/essays/politics/the-darfur-conflict-in-western-sudan.phphttp://www.ukessays.com/essays/politics/the-darfur-conflict-in-western-sudan.phphttp://www.ukessays.com/essays/politics/the-darfur-conflict-in-western-sudan.phphttp://www.ukessays.com/essays/politics/the-darfur-conflict-in-western-sudan.phphttp://southsudan.net/achallengefor1.htmlhttp://www.trust.org/humanitarian/
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
17/113
17
tentang “Hambatan Integrasi Nasional di Sudan Terkait Konflik Darfur Tahun
2010-2014”.
B. Latar Belakang Masalah
Sudan merupakan negara multietnik. Negara ini memiliki etnis mayoritas
yaitu Arab Sudan (Sudanese Arabic) sekitar 70% dari total penduduk negara ini.
Kemudian terdapat juga etnis minoritas, antara lain Nubian, Coap dan Bejas.
Sebagian besar masyarakat Sudan tinggal di wilayah urban/perkotaan, khususnya
Khourtum, Atbara dan Babanusa.5
Dinamika politik-pemerintahan Sudan pada tahun 2010-2014 mengalami
perkembangan yang menarik, terkait dengan persoalan integrasi nasional yang
dihadapi oleh negara ini, yaitu terkait dengan disintergrasi wilayah Sudan Selatan.
Masalah ini sebenarnya telah terjadi pada dekade 1950-an saat wilayah ini masih
berada dalam kekuasaan Sudan-Anglo Mesir Britania Raya. Pasca berakhirnya
kekuasaan Inggris diterapkanlah wilayah otonomi Sudan Selatan pada 1972-1983
yang kemudian dilanjutkan dengan perang saudara, namun kasus ini belum
membuat pemerintah Sudan kehilangan wilayah Sudah Selatan sampai dengan
tahun 2010/2011, saat wilayah otonom ini memisahkan diri dari Sudan.6
Jika dikaitkan dengan pernyataan di atas maka kondisi Sudan, sebagai
salah satu negara di Timur-Tengah maka persoalan yang berkembang pada tahun
5 Ibid. 6
Abdres Breidlid, A Concise History of South Sudan : A New And Revised Edition, FountainPublisher, Kampala, 2014, hal.129-135.
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
18/113
18
2010-2014 merupakan bagian dari persoalan sosial dan ekonomi. Hal ini juga
berlaku bagi wilayah Darfur. Sejak referendum wilayah Sudan Selatan tahun 2005
yang berakhir dengan kemerdekaan Sudan Selatan 9 Juli 2011 mendorong
wilayah Darfur untuk berupaya memperoleh kemerdekaan.
Salah satu wilayah di Sudan yang memiliki peranan penting bagi dinamika
keamanan di negara ini adalah Darfur. Sebagian besar penduduknya adalah petani
Arab berkulit hitam yang nomaden. Adanya perbedaan etnik, menyebabkan
terjadinya konflik antara Sudan Arab dan Afrika hitam. Hal itu terjadi karena
populasi di Darfur terdiri dari beberapa suku yang semuanya bekerja sebagai
petani dan pengembala unta serta sapi. Mayoritas suku yang bekerja sebagai
petani adalah suku Fur dan Masalit, dan mayoritas suku yang bekerja sebagai
penggembala adalah suku Zaghawa, Baqqaram dan Abbala.7
Darfur merupakan sebuah wilayah di sebelah Barat Sudan. Wilayah ini
pada tahun 2010-2014 memiliki populasi berjumlah sekitar 7,48 juta jiwa.
Wilayah ini memiliki luas wilayah sekitar 493.180 km atau sekitar 36 persen dari
total seluruh wilayah Sudan. Pada dekafde 1980-an, wilayah ini cenderung lebih
terbelakang dibandingkan dengan wilayah-wilayah Sudan lainnya, khususnya
Sudan Tengah dan Timur. Gambaran mengenai wilayah Darfur dapat dilihat pada
peta 1.1. dibawah ini :
7
“Sudan : Darfur Profile”, dalam http://reliefweb.int/report/sudan/sudan-darfur-profile-march-2014, diakses pada tanggal 11 Januari 2015.
http://reliefweb.int/report/sudan/sudan-darfur-profile-march-2014http://reliefweb.int/report/sudan/sudan-darfur-profile-march-2014http://reliefweb.int/report/sudan/sudan-darfur-profile-march-2014http://reliefweb.int/report/sudan/sudan-darfur-profile-march-2014http://reliefweb.int/report/sudan/sudan-darfur-profile-march-2014
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
19/113
19
Peta 1.1.
Wilayah Konflik Darfur di Sudan
Sumber : “Maps of Sudan and South Sudan”, dalam http://www.mapsofworld.com/sudan/ ,
diakses pada tanggal 29 Januari 2014.
Dari peta 1.1. tersebut dapat dijelaskan bahwa wilayah konflik Darfur
ditunjukkan pada area berwarna orange berhuruf C. Wilayah Darfur sendiri
terbagi atas tiga wilayah masing-masing Janub Darfur, Gharb Darfur dan
Shammal Darfur. Wilayah ini dihuni oleh etnis Mashalit, Zaghawa, Fur, Daju,
Tama, Erenga dan beberapa etnis lainnya. Kemudian wilayah Sudan ditunjukkan
A dan Sudan Selatan ditunjukan huruf B. Perbedaan antara etnis mayoritas Sudan
(Sudanese Arabic) berkaitan dengan kultur sosial-ekonomi yang berkembang,
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
20/113
20
dimana etnis-etnis yang berdomisili di wilayah Darfur dipandang lebih
terbelakang dan perekonomian sangat berkaitan dengan sistem agro-pastoral
(pertanian sederhana dan penggembala).8
Sejak Sudan memperoleh kemerdekaannya, Darfur secara politik dan
ekonomi termajinalkan oleh pemerintah pusat. Sejumlah kaum terpelajar Darfur
membentuk suatu pergerakan politik di tahun 1960-an untuk memperjuangkan
Darfur sejajar dengan yang lain. Terkait dengan hal ini, pada akhir tahun 1980-an
suku-suku petani disana seperti Fur dan Masalit menghadapi konflik tidak hanya
dengan suku Arab namun juga dengan pemerintah pusat. Sebagai akibatnya, suku-
suku Afrika (Fur, Masalit, dan Zaghawa) ini membentuk kelompok perlawanan
yang bersenjata di akhir tahun 1990-an dan di tahun 2001 mereka melancarkan
serangan terhadap gedung-gedung kepolisian dan markas tentara Sudan.
Konflik ini terjadi sejak tanggal 26 Februari 2003 yang masing terus
berlangsung hingga akhir tahun 2014. Pihak-pihak yang terlibat dalam krisis
Darfur ini dapat dilihat pada tabel 1.1. sebagai dibawah ini :
8 Ibid .
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
21/113
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
22/113
22
JEM, yang tergabung dalam NRF yang beranggotakan etnis asli Sudan seperti
Fur, Zaghawa, Nubian, Coap, dll. Pada tabel dapat kita lihat jika kelompok
pemberontak memiliki jumlah anggota jauh lebih banyak dibandingkan kelompok
pemerintah.
Konflik di Darfur yang masih terjadi hingga tahun 2014 merupakan
ekspansi dari pergolakan tahun 2003 sampai sekarang tetap berlangsung dan
belum mencapai perdamaian yang signifikan. Keterlibatan negara tetangga, yaitu
Eritrea dan Chad, dikhawatirkan Hassan al-Bashir dapat memperkeruh kondisi
yang ada yang mengarah ke disintegrasi wilayah, seperti hanya yang terjadi pada
wilayah Sudan Selatan.9
Secara tradisional penyelesaian konflik antar suku diselesaikan oleh adat
lokal namun dihapuskan oleh pemerintah Khartoum setelah berkuasa dalam
kudeta pada tahun 1989. Dengan demikian pemerintah Sudan menerapkan
mekanisme penyelesaian konflik dengan kekerasan tanpa damai. Untuk alasan ini
maka muncul kaum pemberontak yang hendak memisahkan diri dan berdiri
sendiri sebagai negara merdeka. Ketidaknyamanan lingkungan internal Sudan
mendesak para pemberontak di Darfur dalam memperjuangkan perlawanan
terhadap pemerintah pusat. Pemerintah Sudan harus bekerja maksimal dan intensif
untuk mengamankan kembali situasi politik dengan jalan damai atau dengan
konfrontasi terhadap kaum pemberontak. Integrasi Sudan dan Darfur menjadi
terhambat dengan adanya perbedaan pendapat antara kedua belah pihak.
9
“Darfur Conflict”, dalam http://www.trust.org/spotlight/Darfur-conflict, diakses pada tanggal 18Desember 2014.
http://www.trust.org/spotlight/Darfur-conflicthttp://www.trust.org/spotlight/Darfur-conflicthttp://www.trust.org/spotlight/Darfur-conflicthttp://www.trust.org/spotlight/Darfur-conflict
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
23/113
23
Pada akhir Desember 2011, pemerintah Sudan dan JEM ( Justice and
Equality Movement ) bertemu di Doha untuk membahas perbedaan pendapat atas
rancangan perjanjian penghentian permusuhan di Darfur. Menurut Sudan Tribune,
JEM menuntut akses penuh untuk kemanusiaan, pembebasan tahanan politik, dan
masuknya Kordofan di dalam kesepakatan penghentian permusuhan. Pemerintah
menolak dua tuntutan JEM dan meminta agar JEM mengungkapkan posisi
geografis pasukan JEM.10 Sementara Presiden Bashir berada di Nyala untuk
penandatanganan perjanjian rekonsiliasi suku bertujuan untuk menghentikan
perang antar Arab di Darfur, Misseriya, dan kelompok bersenjata di Darfur
selatan.
Pada tahun 2010-2014, krisis Darfur belum dapat diselesaikan secara
mendasar, meskipun berbagai pihak internasional, termasuk Dewan Keamanan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah membangun resolusi konflik. Ini
sekaligus menunjukkan bahwa Sudan dihadapkan persoalan serius tentang adanya
ancaman disintegrasi nasional. Ini kemudian menumbulkan isu pada masyarakat
yang menuntut penerapan otonomi dan pembangunan yang lebih adil dan
berimbang. Sebagai contoh tuntutan dari kelompok pejuang Darfur (JSM dan
LSM) yaitu penerapan hukum Islam secara absolut, pengelolaan sumber daya
alam secara privat, dan pembangunan infrastruktur di wilayah Darfur.11
10“Sudan Peace Watch Januari 7, 2011” dalam http://www.satsentinel.org/report/sudan-peace-
watch-january-7-2011, diakses tanggal 9 Januari 2015.11 Ibid.
http://www.satsentinel.org/report/sudan-peace-watch-january-7-2011http://www.satsentinel.org/report/sudan-peace-watch-january-7-2011http://www.satsentinel.org/report/sudan-peace-watch-january-7-2011http://www.satsentinel.org/report/sudan-peace-watch-january-7-2011http://www.satsentinel.org/report/sudan-peace-watch-january-7-2011
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
24/113
24
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka dapat ditarik
rumusan masalah yaitu :
”Apa faktor-faktor yang menjadi penghambat integrasi nasional di Sudan,
terkait dengan konflik etnis di Darfur tahun 2010-2014 ?”
D. Kerangka Berpikir
Dalam upaya menjawab rumusan masalah dan menarik asumsi dasar
penulis menggunakan teori integrasi nasional dan teori kebijakan publik.
Pendekatan ini digunakan karena relevan dengan kasus kegagalan integrasi
nasional di Sudan, terkait dengan konflik etnis Darfur yang terjadi pada periode
2010-2014.
Istilah integrasi nasional berasal dari dua kata yaitu integrasi dan nasional.
Istilah integrasi mempunyai arti pembauran/penyatuan sehingga menjadi kesatuan
yang utuh. Integrasi nasional juga tidak lepas dari faktor identitas nasional
tersebut pada dasarnya menunjuk pada identitas-identitas yang sifatnya nasional.
Identitas nasional bersifat buatan dan sekunder. Bersifat buatan karena identitas
nasional itu dibuat, dibentuk dan disepakati oleh warga bangsa sebagai
identitasnya setelah mereka bernegara. Bersifat sekunder karena identitas nasional
lahir belakangan bila dibandingkan dengan identitas kesukubangsaan yang
memang telah dimiliki warga bangsa itu secara askriptif. Sebelum memiliki
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
25/113
25
identitas nasional, warga bangsa telah memiliki identitas primer yaitu identitas
kesukubangsaan.12
Integrasi nasional merupakan hal yang bersifat sensitif, khususnya pada
kelompok negara dunia ketiga. Menurut CR Mitchell dan William Hopkins
integrasi nasional suatu negara akan terhambat jika sebuah rezim tidak dapat
mencapai keenam unsur seperti yang telah tersebut di atas. Hal ini sesuai dengan
pernyataannya CR Mitchell yang menyatakan bahwa :
“...bahasa, agama, kebudayaan dan suku bangsa menjadi
persoalan penting yang dapat menghambat integrasi nasional. Kemudian
arus utama gagasan ideologi dan kebudayaan dan ikatan-ikatan sosial
menjadi faktor sekunder yang dapat menghambat integrasi nasional. ini
khusunya akan mudah terjadi pada kelompok negara-negara dunia
ketiga.”13
Pada dasarnya menurut CR Mitchell dan William Hopkins terdapat enam
unsur penting dalam identitas nasional pendukung integrasi nasional, masing-
masing yaitu :14
1. Suku bangsa, yaitu golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif
(ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis
kelamin.
12Anthony H. Birch and Paul Nchoji, Nationalism and National Integration, African BookCollettive Publishing, Toronto, 2002, hal.19.13 Ibid .
14
CR Mitchell and William Hopkins, The National Identity : From Conventional to Contemporary Approach, John Hopkins University Press and Publishing, Baltimore, 2008, hal.31-32.
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
26/113
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
27/113
27
sepenuhnya sama. Dapat saja hanya berupa satu, dua atau kombinasi faktor-faktor
yang ada di dalamnya. Kemudian integrasi nasional berhubungan erat dengan
kebijakan-kebijakan publik yang di buat oleh pemerintah . David Easton
menyatakan bahwa :
“Kebijakan publik diartikan sebagai pengalokasian nilai-nilai kekuasaan
untuk seluruh masyarakat yang keberadaannya mengikat. Dalam hal ini hanya
pemerintah yang dapat melakukan suatu tindakan kepada masyarakat dan
tindakan tersebut merupakan bentuk dari sesuatu yang dipilih oleh pemerintah
yang merupakan bentuk dari pengalokasian nilai-nilai kepada masyarakat.
Definisi kebijakan publik menurut Easton ini dapat diklasifikasikan sebagai suatu
proses management, yang merupakan fase dari serangkaian kerja pejabat publik.
Dalam hal ini hanya pemerintah yang mempunyai andil untuk melakukan
tindakan kepada masyarakat untuk menyelesaikan masalah publik, sehingga
definisi ini juga dapat diklasifikasikan dalam bentuk intervensi pemerintah.”15
Dari proposisi yang dikemukakan oleh Easton di atas hanya pemerintah
yang dapat melakukan sesuatu tindakan kepada masyarakat dan tindakan tersebut
merupakan bentuk dari sesuatu yang dipilih oleh peerintah yang merupakan
bentuk dari pengalokasian nilai-nilai kepada masyarakat. Dalam hal ini hanya
pemerintah yang mempunyai andil untuk melakukan tindakan kepada masyarakat
untuk menyelesaikan masalah publik, sehingga definisi ini juga dapat
diklasifikasikan dalam bentuk intervensi pemerintah.
15
Budi Winarno, Apakah Kebijakan Publik?´ dalam Teori dan Proses Kebijakan Publik,Yogyakarta, 2002.
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
28/113
28
Terkait dengan unsur integrasi nasional diatas, hambatan integrasi etnis
Darfur di Sudan banyak dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan Hassan al-Bashir
dalam pembangunan wilayah Sudan. Untuk menindaklanjuti permasalah integrasi
tersebut pemerintah Sudan membuat kebijakan Five Year Strategic Plan 2007-
2011 dan Twenty Five Year National Plan 2007-2031 untuk kebijakan jangka
panjang dalam membangun integrasi di Sudan.16 Namun, pelaksanaan kebijakan
tersebut di Darfur mengalami diskriminasi, contohnya pemerintah tidak
memenuhi kebutuhan masyarakat Darfur dalam hal pembangunan infrastruktur
yang masih sangat minim dibandingkan wilayah lainnya disudan, pembatasan
pengairan di Darfur sehingga masyarakat di Darfur kesulita untuk bertani dan
bertenak karena kekurangan air sehingga membuat masyarakat Darfur tetap
memberontak terhadap pemerintah Sudan yang menyebabkan konflik terus
berlangsung sampai dengan sekarang.
Secara geografis, Darfur memang memiliki topografi wilayah yang kering.
Pembangunan di wilayah ini tidak sepesat wilayah Sudan Timur dan Tengah. Dari
tahun 1980-an hingga 2012 laju pertumbuhan infrastruktur hanya sekitar 4-6%
pertahun, sedangkan wilayah Sudan Timur dan Tengah dapat mencapai 26-28%
pertahun.17
Kemudian diskriminasi pemerataan pembangunan lainnya berkaitan
dengan ketersediaan layanan-layanan masyarakat yang ternyata tidak memadai.
16“National Five-Year Strategic Development Plan (2007-2011) and Twenty Five Year NationalStrategy (2007-2031)”, dalam http://webapps01.un.org/nvp/indpolicy.action?id=1561 diakses
pada tanggal 1 April 201517
“Conflict of National Identity in Sudan”, dalam
https://helda.helsinki.fi/bitstream/handle/10138/30239/conflict.pdf , diakses pada tanggal 11 April2015.
http://webapps01.un.org/nvp/indpolicy.action?id=1561http://webapps01.un.org/nvp/indpolicy.action?id=1561https://helda.helsinki.fi/bitstream/handle/10138/30239/conflict.pdfhttps://helda.helsinki.fi/bitstream/handle/10138/30239/conflict.pdfhttps://helda.helsinki.fi/bitstream/handle/10138/30239/conflict.pdfhttp://webapps01.un.org/nvp/indpolicy.action?id=1561
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
29/113
29
Dari seluruh wilayah Darfur hanya tersedia dua, yaitu di Nayla dan Al-Fashir. Hal
yang sama juga terjadi pada akses pendidikan dan lain-lainnya.18
Inilah yang
menyebabkan hambatan bagi integrasi nasional Darfur di Sudan.
Jika dikaitkan dengan kasus faktor-faktor yang menjadi penghambat
integrasi nasional di Sudan, terkait dengan konflik etnis di Darfur tahun 2010-
2014 maka faktor yang relavan adalah lemahnya ikatan sosial dan ekonomi-
politik formal dari pelaksanaan kebijakan di Sudan dan sulitnya pembauran suku
bangsa antara Arab Sudan dan masyarakat Darfur.
Faktor penghambat integrasi di Sudan berkaitan dengan lemahnya ikatan
sosial dan ekonomi-politik formal. Pasca hilangnya pendapatan minyak karena
pemisahan Sudan Selatan, ekonomi Sudan mengalami kontraksi sebesar 3,3%
pada tahun 2011 dan jatuh lebih jauh 11% pada tahun 2012. Defisit fiskal secara
keseluruhan diperkirakan akan meningkat menjadi 3,7% pada tahun 2012.
Persoalan krusial terkait masalah internal Sudan yang tidak dapat di selesaikan
oleh pemerintah menggeser loyalitas masyarakat Darfur untuk memisahkan diri
dari Sudan. Kemampuan Pemerintah untuk mendukung pemulihan dan
rekonstruksi di Darfur dari sumber daya sendiri tidak berjalan efektif, baik makro
dan konteks regional yang memprihatinkan.19
Pasca ekonomi di Sudan yang mengalami penurun karena pemisahan
sudan selatan , pemerintah membuat berbagai kebijakan untuk membangun
18 Ibid.
19 “Lost oil billions leave Sudan‟s economy reeling”, dalamhttp://www.alarabiya.net/articles/2012/02/26/197021.html , diakses pada tanggal 12 maret 2015.
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
30/113
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
31/113
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
32/113
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
33/113
33
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui tentang faktor-
faktor penghambat integrasi nasional di Sudan, terkait dengan konflik etnis di
Darfur tahun 2010-2014.
H. Jangkauan Penelitian
Penelitian ini mengambil kurun waktu mulai dari Tahun 2010-2014.
Dipilih tahun 2010 karena menjadi tahun yang menunjukkan terpilihnya kembali
Hassan Omar al-Bashir sebagai presiden Sudan melalui kemenangan Partai
Kongres Nasional pada 15 April 2010 yang kemudian menjadi tolak ukur
kebijakan pemerintah Sudan dalam menangani konflik Darfur. Sedangkan tahun
2014 merupakan periode akhir yang menunjukkan kegagalan integrasi nasional di
Sudan, terkait dengan isu Darfur. Jangkauan di luar periode tahun tersebut sedikit
diuraikan selama masih ada keterkaitan dan kerelevanan dengan tema yang
sedang dibahas.
I. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab, yaitu:
Bab I merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari alasan pemilihan
judul, latar belakang masalah, rumusan masalah, kerangka pemikiran, argumen
pokok, metode penelitian, tujuan penelitian, jangkauan penelitian dan sistematika
penulisan.
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
34/113
34
Bab II merupakan bab yang membahas tentang latar belakang konflik
Darfur di Sudan, gambaran umum sosial-politik Sudan, krisis Darfur di Sudan dan
Disintegrasi nasional di Sudan.
Bab III merupakan bab penjelasan argumen pokok yang membahas
tentang faktor penghambat yaitu Pelaksanaan Kebijakan ekonomi politik sudan
yang diskriminatif dalam hal pengelolaan sumber daya alam dan pemerataan
pembangunan.
Bab IV merupakan bab penjelasan argumen pokok yang membahas
tentang lemahnya ikatan sosial masyarakat Sudan, terutama antara etnis mayoritas
Sudan Arab ( Arabic Sudanese) dengan masyarakat Darfur (ethnic of Fur ) di
Sudan.
Bab V merupakan bab yang berisi kesimpulan yang berisi tentang
rangkuman dari bab-bab sebelumnya.
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
35/113
35
BAB II
BIDANG SOSIAL-POLITIK SUDAN, KRISIS DARFUR DANDISINTEGRASI NASIONAL
Sudan merupakan salah satu negara di wilayah Afrika yang pada periode
2010-2014 menghadapi berbagai persoalan keamanan, diantaranya adalah konflik
Darfur. Konflik ini pertama kali mengemuka pada tahun 2003 dan hingga akhir
tahun 2014 belum dapat terselesaikan secara mendasar oleh pemerintah Sudan,
dibawah kepemimpinan Omar Hassan al-Bashir.
Dalam perkembangannya krisis Darfur bukan hanya berdampak pada
kerugian fisik dan jatuhnya korban jiwa dalam jumlah besar, namun juga
menimbulkan potensi integrasi nasional di Sudan. Hal ini disebabkan karena
berlarut-larutnya konflik dan momentum referendum kemerdekaan Sudan Selatan
pada tahun 2011 yang mampu mengobarkan semangat kelompok pejuang anti
pemerintah. Pada bab II ini akan diuraikan lebih lanjut tentang gambaran umum
bidang sosial-politik Sudan, krisis Darfur dan potensi kegagalan integrasi nasional
di Sudan.
A. Sosial-Politik Sudan
Sudan memiliki Nama resmi Republik Sudan. Negara ini merdeka pada
tanggal 1 Januari 1956. Model pemerintahannya adalah pemerintahan provisional
(sementara) yang didirikan oleh Comprehensive Peace Agreement pada Januari
2005 yang menyediakan pembagian kekuatan pemerintahan dengan bekas
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
36/113
36
pemberontak selatan hingga pemilihan nasional dilaksanakan antara pertengahan
2007 hingga pertengahan 2008. Hasil dari Comprehensive Peace Agreement
tersebut menghasilkan The Interim National Constitution 2005 di Sudan yang
menjadi pedoman utama dalam menjalakan pemerintahan dalam mengurangi
konflik berkepanjangan yang terjadi di Sudan termasuk di Darfur dan Sudan
Selatan.
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
37/113
37
23
A.1 Politik-Pemerintahan
Dalam bidang politik-pemerintahan Sudan, terdapat sejumlah partai politik
baik di bagian utara maupun selatan. Namun, semua partai politik tersebut
kemudian dilarang, kecuali partai National Islamic Front (NIF) pada 30 Juni 1989
karena terjadi perampasan kekuasaan oleh Brigjen Omar Hasan Al Bashir. Kudeta
tersebut dikenal dengan nama Revolusi Penyelamatan Nasional.
Konstitusi yang diterapkan di Sudan adalah Sudanese Constitution 1998
yang melegalkan pembentukan partai-partai politik dengan prasyarat tidak
menentang pemerintah dan tidak melakukan tindak kekerasan. Lebih dari 30 partai
terdaftar, namun yang terbesar diantaranya adalah National Congress Party (NCP)
dibawah kepemimpinan Presiden Al Bashir dan Sekretaris Jendral Ibrahim Ahmad
Umar. Selain itu juga ada Popular National Congress (PNC) dipimpin oleh
Osman al Mirghani dan Umma Party (UP) dipimpin oleh Sadiq al Mahdi. Selain
itu, juga terbentuk sebuah aliansi nasional yang beranggotakan beberapa partai
oposisi dengan nama National Democratic Alliance (NDA) dipimpin Osman al
Mirghani. Diantara anggotanya terdapat Sudan People’s Liberation Army (SPLA)
dibawah pimpinan Kolonel John Garang dan Sudan People’s Liberation
Movement (SPLM) dibawah pimpinan Mansour Khalid. SPLM adalah sayap
politik dari SPLA.24
23“Sudan Country Profile”, dalam http://www.bbc.co.uk/news/world-africa-14094995, diakses pada tanggal 22 Februari 2015.
24 Ibid.
http://www.bbc.co.uk/news/world-africa-14094995http://www.bbc.co.uk/news/world-africa-14094995http://www.bbc.co.uk/news/world-africa-14094995
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
38/113
38
Presiden merupakan pemegang otoritas sistem pemerintahan Eksekutif,
yang juga merupakan perdana menteri, kepala pemerintahan, dan panglima
angkatan bersenjata. Pada 9 Juli 2005, sistem pemerintahan Eksekutif ini juga
terdiri dari wakil presiden pertama dan kedua. Sesuai dengan yang telah
ditetapkan oleh Comprehensive Peace Agreement (CPA), posisi wakil presiden
pertama diduduki oleh seseorang yang dipilih oleh Sudan People’s Liberation
Movement (SPLM).25
Sudan memiliki The National Assembly, merupakan majelis rendah yang
memiliki 450 kursi dan majelis tinggi yaitu Council of State (Dewan Negara) yang
memiliki 50 kursi. Pada pemilihan tahun 2010 di Sudan Beberapa partai politik
menempati kursi pemerintahan di Majelis Tinggi dan Majelis Rendah akan
ditunjukkan pada tabel dibawah ini :26
25 “Sudanese Politic”, dalam http://www.economist.com/topics/sudanese-politics, diakses padatanggal 22 Februari 2015.26
“sudan country profile” dalam https://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=161jVdPwFIawuAT-2YHwCw, diakses pada tanggal 20 juni 2015.
http://www.economist.com/topics/sudanese-politicshttp://www.economist.com/topics/sudanese-politicshttps://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=161jVdPwFIawuAT-2YHwCwhttps://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=161jVdPwFIawuAT-2YHwCwhttps://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=161jVdPwFIawuAT-2YHwCwhttps://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=161jVdPwFIawuAT-2YHwCwhttps://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=161jVdPwFIawuAT-2YHwCwhttp://www.economist.com/topics/sudanese-politics
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
39/113
39
Tabel 2.1.
Majelis Rendah di Sudan Tahun 2010-2015
No. Partai Politik Jumlah Keterangan
1. National Congress Party (NCP) 323 Pemenang
2. Sudan People‟s Liberation Movement (SPLM) 99 Oposisi
3. People‟s Congress Party 4 Koalisi
4. Democratic Unionist Party 4 Koalisi
5. Federal Umma Party 9 Koalisi
6. Umma Party For Reform And Development 2 Koalisi
7. Democratic Unionist Party 2 Koalisi
8. Sudan People‟s Liberation Movement – Democraticchange
2 Oposisi
9. Umma Collective Leadership 1 Koalisi
10. National Umma Party 1 Koalisi
11. Umma Party 1 Koalisi
12. Muslim Brotherhood 1 Koalisi
13. Independent 3 Koalisi
Kekosongan 4
Total 450
Sumber: “Republic of sudan” dalam http://www.electionguide.org/elections/id/2804/, diakses
pada tanggal 20 juni 2015.
Dari tabel 2.1. The National Assembly yang berjumlah 450 kursi diatas
NCP merupakan partai tekuat yang menempati 323 kusi legislatif di Sudan.
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
40/113
40
Partai-partai lainnya merupakan partai islam di Sudan yang berkoalisi dengan
NCP, kecuali partai SPLM dan SPLM- Democratic Change yang merupakan partai
non-Arab yang merupakan partai oposisi yang memiliki jumlah 101 kursi legislatif
di Sudan.
Table 2.2.
Majelis Tinggi di Sudan tahun 2010-2015
No. Partai Politik Jumlah Keterangan
1. National Congress Party 25 Partai pemenang
2. Sudan People‟s liberation Movement 21 Oposisi
Kekosongan 4
Total 50
Sumber: “Republic of sudan” dalam http://www.electionguide.org/elections/id/2804/, diakses
pada tanggal 20 juni 2015.
The Council of State merupakan majelis tinggis di parlemen Sudan.
Terdapat dua partai politik yaitu NCP dan SPLM yang anggotanya dipilih
berdasarkan Interim Constitution 2005 yang membagi menjadi dua bagian yang
secara resmi mengakhiri perang saudara antara Khaortum dan Sudan selatan.
Dewan Negara memiliki 50 anggota yang secara tidak langsung dipilih oleh
legislatif Negara dengan masa jabatan enam tahun.27
Dari tabel Majelis Rendah (The National Assembly) dan Majelis tinggi
(Council of State) pada tahun 2010-2015 National Congress Party merupakan
27
“Sudan majis Watani”, dalam http://www.ipu.org/parline-e/reports/2297.htm , diakses padatanggal 22 Feburuari 2015.
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
41/113
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
42/113
42
al-Bashir merupakan tentara Angkatan Darat Sudan dengan pangkat bintara
(setingkat sersan) sejak tahun 1960.
Karir politiknya sebagai presiden Sudan, bukan diperoleh oleh Hassan al-
Bashir secara konstitusional (berdasar pada ketentuan perundang-undangan yang
ada) dan demokratis, namun melalui tindakan kudeta berdarah yang dijalankannya
pada 30 Juni 1989. Keberhasilannya dalam menjalankan kudeta tidak lepas dari
kondisi Sudan pada masa itu berada pada kondisi yang kurang stabil.30
Meskipun pada mulanya Omar Hassan Al-Bashir mendapatkan
kekuasaannya secara populer, namun dalam perkembangannya Hassan Al-Bashir
mampu menjalankan sistem politik dan pemerintahan di Sudan secara efektif.
Sehingga dalam pelaksanaan pemilu tahun 2000 Hassan al-Bashir kembali
dipercaya oleh rakyat Sudan untuk memimpin negaranya dengan perolehan suara
yang mutlak. Omar Hassan Al-Bashir juga tetap menjaga eksistensi nya di Sudan
dengan menjabat Presiden di sudan sampai dengan tahun 2015.
A.2. Sosial-Ekonomi
Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam
masalah sosial ekonomi umumnya dan masalah penduduk pada khususnya.
Karena di samping berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi penduduk juga
akan berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi suatu daerah atau negara
maupun dunia. Penduduk merupakan faktor yang penting dalam pencapaian tujuan
30 Ibid.
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
43/113
43
pembangunan nasional diatara beberapa modal dasar tersebut, karena peranan
penduduk yang sangat dominan. Populasi penduduk di Sudan juga terus
mengalami peningkatan sejak tahun 2005-2014 yang akan ditunjukkan pada grafik
dibawah ini :
Grafik 2.1.
Grafik Pertumbuhan Penduduk di Sudan pada tahun 2005-2014
Sumber: “Sudan Population Forecast”, dalam http://countrymeters.info/en/Sudan, diakses padatanggal 20 juni 2015.
Dari grafik 2.1. tersebut dijelaskan bahwa pertumbuhan penduduk tersebut
berdasarkan hitungan per juta jiwa, yang disensus setiap setahun sekali oleh
pemerintah Sudan. Dapat dilihat sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2014
pertumbuhan penduduk di Sudan mencapai 8 juta jiwa, yaitu dari jumlah 30,78
juta pada tahun 2005 dan 37,96 juta jiwa pada tahun 2014. Dengan angka
kelahiran sebesar 34,31 kelahiran/1.000 jumlah penduduk dan kematian sekitar
13,64 kematian/1.000 jumlah penduduk.
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
44/113
44
Penduduk Sudan berasal dari berbagai macam kelompok etnis yang
berbeda, yaitu etnis Afrika, Arab, Beja, Fur dan lain-lain. Penduduk di wilayah
utara Sudan mayoritas memeluk agama Islam, agama Kristen dan kebanyakan
berdomisili di selatan Sudan, sementara penduduk lainnya masih memegang
teguh kepercayaan asli seperti animism dan dinamisme. Sebagian besar
masyarakat Sudan berbahasa Arab, disamping masih juga menggunakan bahasa
suku mereka seperti Nubian, Beja, Ta Bedawie, Fur, Nuban, dan juga dialek
Nilotic dan Nilo-Hamitic.31
Perekonomian Sudan juga meningkat seiring dengan tingginya produksi
minyak dan harga minyak yang kian melambung tinggi dan mengalami kontraksi
pada tahun 2009 yang dapat kita lihat pada grafik Gross Domestic product (GDP)
pada tahun 2005-2010 dibawah ini :
Grafik 2.2.
Gross Domestic Product (GDP) sudan Tahun 2005-2010
Sumber: “Sudan GDP Annual Growth Rate” dalam http://www.tradingeconomics.com/sudan/gdp-growth-annual, diakses pada tanggal 20 juni 2015.
31“Demography and Population of Sudan”, dalam http://www.slideshare.net/RCRU/demography-
and-population-of-sudan, diakses pada tanggal 22 Februari 2015.
http://www.tradingeconomics.com/sudan/gdp-growth-annualhttp://www.tradingeconomics.com/sudan/gdp-growth-annualhttp://www.tradingeconomics.com/sudan/gdp-growth-annualhttp://www.tradingeconomics.com/sudan/gdp-growth-annualhttp://www.slideshare.net/RCRU/demography-and-population-of-sudanhttp://www.slideshare.net/RCRU/demography-and-population-of-sudanhttp://www.slideshare.net/RCRU/demography-and-population-of-sudanhttp://www.slideshare.net/RCRU/demography-and-population-of-sudanhttp://www.slideshare.net/RCRU/demography-and-population-of-sudanhttp://www.tradingeconomics.com/sudan/gdp-growth-annualhttp://www.tradingeconomics.com/sudan/gdp-growth-annual
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
45/113
45
Dari grafik 2.2 tersebut dijelaskan bahwa pertumbuhan Gross Domestic
Product (GDP) tersebut berdasarkan hitungan per juta US dollar. Pertumbuhan
ekonomi di sudan pada tahun 2005-2010 mengalami kontraksi di tahun 2009 dan
kembali meningkat pada tahun 2010.
Namun, konflik internal yang menimbulkan perang saudara selama dua
dekade di selatan meningkatkan garis kemiskinan pada pendapatan perkapita
masyarakat Sudan. Selain minyak, hasil – hasil pertanian juga merupakan sumber
penting dari perekonomian masyarakat Sudan. Kapas dan wijen menghasilkan
hampir ¼ dari setiap pendapatan ekspor, selain itu Sudan juga merupakan negara
pengekspor bahan makanan seperti padi-padian, gandum, dan kacang-kacangan
dan juga hasil peternakan ke Mesir, Arab Saudi, dan negara-negara Arab lainnya.
Walaupun demikian, pertanian Sudan masih memiliki masalah irigasi dan
transportasi yang sangat mengganggu kedinamisan perekonomian.32
Eksplorasi minyak bumi dimulai pada pertengahan tahun 1970an dan
menutupi seluruh keperluan energi dan ekonomi masyarakat Sudan. Jumlah
minyak mulai dikomersialkan untuk kepentingan ekspor pada Oktober 2000
sehingga mengurangi impor bahan bakar minyak. Daerah yang diindikasikan
memiliki sumber minyak potensial di Sudan selatan adalah daerah Kordofan dan
propinsi Laut Merah.
Menurut data tahun 2010, Sudan memproduksi minyak sekitar 401.000
barel setiap hari yaitu sekitar 1,9 miliar dollar. Dengan adanya resolusi 21 tahun
perang saudara, masyarakat Sudan kini dapat memperoleh keuntungan dari
32
“Sudan Economy, Politic and GDP Growth Summary”, dalam http://country.eiu.com/sudan, diakses pada tanggal 22 Februari 2015.
http://country.eiu.com/sudanhttp://country.eiu.com/sudanhttp://country.eiu.com/sudanhttp://country.eiu.com/sudan
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
46/113
46
sumber daya alammya, membangun kembali infrastrukturnya, menaikkan
produksi minyak, dan dapat mencapai jumlah ekspor yang potensial.33
Menurut sejarah, negara-negara seperti Amerika, Belanda, Italia, Jerman,
Arab Saudi, Kuwait dan negara-negara pengekspor minyak lainnya (OPEC) telah
menyediakan bantuan ekonomi ke Sudan. Peran Sudan sebagai mata rantai
ekonomi antara Arab dan negara-negara di Afrika direfleksikan dengan
munculnya Arab Bank for African Development yang berada di Khartoum.
B. Krisis Darfur
Darfur, dalam bahasa Arab berarti „Tanah orang Fur‟ terletak di sebelah
barat Republik Sudan. Mayoritas masyarakat Fur adalah orang-orang muslim non-
Arab. Mata pencaharian penduduknya adalah penggembala ternak yang sebagian
besar adalah orang etnis Arab, dan petani yang didominasi oleh penduduk asli
Afrika. Secara geografis, letaknya jauh dari ibu kota, Khartoum. Hal ini
menyebabkan Darfur menjadi daerah yang terbelakang di Sudan.34
Sebelum merdeka dari jajahan Inggris, sistem pemerintahan Sudan adalah
sistem pemerintahan lokal yang melibatkan pemimpin-pemimpin suku dalam
pemerintahan lokal. Hal ini menyebabkan wilayah Darfur terabaikan dan semakin
terpuruk dalam kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur. Keterpurukan ini terus
berlanjut hingga Sudan merdeka pada tahun 1956.35
33 Ibid. 34
Michele Lernt Hirsch, “Darfur Sudan”, dalam
http://www.womenundersiegeproject.org/conflicts/profile/darfur-sudan, diakses pada tanggal 22Februari 2015.
35 Ibid.
http://www.womenundersiegeproject.org/conflicts/profile/darfur-sudanhttp://www.womenundersiegeproject.org/conflicts/profile/darfur-sudanhttp://www.womenundersiegeproject.org/conflicts/profile/darfur-sudan
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
47/113
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
48/113
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
49/113
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
50/113
50
perampokan dan pemerkosaan di Darfur. Kasus ini telah menambah panjang
daftar kekerasan konflik Darfur hingga akhir tahun 2014.40
Pada dasarnya konflik Darfur terbagi dalam beberapa periode konflik
(timeline) yang dapat dilihat pada tabel 2.3. dibawah ini :
Tabel 2.3.
Periode (Timeline ) Konflik Darfur di Sudan
Periode 2003-2014
No Periode Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
26 Februari 2003
23 Maret 2003
5 April 2005
5 Mei 2006
31 Agustus 2006
15 April 2007
20 Mei 2008
4 Maret 2009
Penyerangan pertama kali oleh pihak faksiDarfur Liberation Front (DLF) di wilayahGolo.
Bentrokan antara pasukan pemerintah dan NRFdi wilayah Chad.
Pembicaraan/negosiasi antara pasukan anti pemerintah dan pemerintah Sudan di N‟Djamena.
Diratifikasinya perjanjian damai Darfur Peace Agreement .
Dewan Keamanan PBB (UNSC) mengeluarkanResolusi No 1706.
Dibentuknya Save Darfur Coalition atas
prakarsa Gubernur New Mexico, BillRichardson.Terjadinya arus pengungsi besar-besaran kewilayah Chadian.
International Criminal Court (ICC)mengeluarkan surat penangkapan terhadapOmar Al Bashir karena kampanye pembunuhanmassal, pemerkosaaan, dan penjarahan terhadapwarga sipil Darfur
40 Ibid.
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
51/113
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
52/113
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
53/113
53
Disintegrasi nasional Sudan berada pada puncaknya ketika negara ini
kehilangan kekuasaan atas wilayah Sudan Selatan. Pada dasarnya persoalan
tentang disintegrasi di Sudan berkaitan tiga hal penting, masing-masing yaitu:41
a.
Disintegrasi Sudan Selatan dan Sudan Utara tahun 2011 menjadi tonggak
sejarah bahwa negara secara fakta menghadapi masalah rawan perpecahan
wilayah.
b. Sudan di tahun 2010-2014 masih menghadapi persoalan yang sama, yaitu
konflik wilayah Darfur yang dapat sewaktu-waktu dapat menjadi bom
waktu yang berpotensi melepaskan diri kedaulatan Sudan.
c. Disintegrasi wilayah Sudan Selatan dan potensi disintegrasi Darfur
berkaitan dengan kebijakan-kebijakan dari pemerintah yang gagal
mendukung pemerataan pembangunan yang kemudian berujung pada
terjadinya konflik kepentingan dan konflik horisontal.
Konflik internal hampir terjadi di seluruh negara di dunia. Penyebab
konflik biasanya karena adanya suatu perbedaan dan diskriminasi. Begitu pula
yang terjadi di Sudan, setelah merdeka pada 1 Januari 1956, negara besar ini tak
pernah lepas dari konflik internal perebutan kekuasaan. Mulai dari konflik agama,
dimana kenyataan yang kita ketahui bahwa semua agama yang berada di dunia
mengajarkan pada setiap umatnya untuk selalu saling menghormati antar pemeluk
agama. Namun kenyataan yang terjadi di Sudan, agama sering dijadikan dalih
untuk membantai pemeluk agama yang lain. Ini juga berlaku bagi wilayah Sudan
dan Sudan Selatan.
41Elwathig Khameir, “disintegration of the sudan state”, dalam
http://www.sudantribune.com/spip.php?article45462, diakses pda tanggal 25 mei 2014
http://www.sudantribune.com/spip.php?article45462http://www.sudantribune.com/spip.php?article45462http://www.sudantribune.com/spip.php?article45462
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
54/113
54
Dalam mendukung perdamaian wilayah Sudan Selatan dan Sudan Utara
berbagai usaha untuk menjalin perjanjian damai pun berusaha dilakukan.
Kemudian terbentuklah perjanjian damai pada tahun 2005 di Nairobi, Kenya,
Afrika Timur. Ada beberapa poin penting dari isi perjanjian tersebut yaitu
referendum akan dilakukan pada tahun 2011 untuk menentukan apakah wilayah
tersebut tetap wilayah Sudan atau merdeka, pembagian hasil penjualan minyak
akan dibagi rata antar wilayah Utara dan Selatan, dan Sudan Selatan tidak lagi
diwajibkan menerapkan hukum Islam.42
Dicapainya perjanjian damai tersebut sekaligus mengakhiris konflik
internal di Sudan. Perang sipil Sudan adalah perang sipil terpanjang di Afrika
bahkan mungkin dunia karena jika waktu berlangsungnya di akumulasi, perang ini
berlangsu ng selama 40 tahun lebih. Akibat perang ini, lebih dari 2 juta rakyat
Sudan harus kehilangan nyawa, sementara jumlah mereka yang harus kehilangan
harta benda dan tempat tinggal juga tak kalah banyak. Selama konflik, kedua
belah pihak juga dilaporkan merekrut anak-anak sebagai tentara. Menyusun
perjanjian damai yang dicapai tahun 2005, muncul perintah untuk mengeluarkan
anak-anak tersebut dari ketentaraan dan mengirim mereka kembali ketempat
asalnya. Pada 9 Januari 2011, referendum untuk menentukan nasib Sudan Selatan
sudah dilaksanakan.43
Hasil dari referendum tersebut adalah 90% dari rakyat Sudan Selatan
menginginkan kemerdekaan. Kemudian pada 9 Juli 2011 Sudan Selatan
42James Okuk, “National Reconciliation of South Sudan”, dalamhttp://www.sudantribune.com/spip.php?mot2735, diakses pada tanggal 8 Mei 201543
Ibid.
http://www.sudantribune.com/spip.php?mot2735http://www.sudantribune.com/spip.php?mot2735http://www.sudantribune.com/spip.php?mot2735
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
55/113
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
56/113
56
2031 untuk menjaga stabilitas internal di Sudan. Kebijakan merupakan hal yang
sangat penting dalam menciptakan keharmonisan bernegara, jika pelaksanaan
kebijakan tidak berjalan dengan adil maka dapat menciptakan konflik dan
disintegrasi seperti hal nya yang terjadi di Sudan. Diskriminasi oleh pemerintah
Sudan sangat dirasakan masyarakat di Darfur, terutama dalam hal pengelolaan
sumber daya alam dan infrastruktur yang merupakan faktor penyebab penyulut
konflik di Darfur.
Pada bab selanjutnya (bab III) akan diuraikan lebih lanjut tentang
pelaksanaan kebijakan yang diskriminatif sebagai faktor penghambat integrasi
nasional di Sudan periode 2010-2014.
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
57/113
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
58/113
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
59/113
59
telah memberikan dukungannya terhadap perjuangan Darfur, bahkan terkait hal
ini Hassan Al-Bashir menyatakan bahwa :
“...atas nama pemerintah Sudan kami akan mengusir siapa saja
yang turut mencampuri masalah Darfur, bahkan PBB atau ICC
(International Criminal Court). Dan kami akan tetap bersiaga untuk
mengedepankan tindakan militer jika Darfur sewaktu-waktu akan
berjuang seperti wilayah Sudan Selatan.”46
Kasus di atas kemudian menjadi pertimbangan Amerika Serikat untuk
memposisikan Hassan al-Bashir sebagai pihak utama yang bertanggung-jawab
dalam krisis Darfur karena menyangkut empat hal, yaitu :47
a.
Omar Hassan al-Bashir sebagai pemimpin formal tertinggi.
b. Jatuhnya korban sipil dalam jumlah besar.
c. Munculnya ”multiplier effect” atau perluasan pengaruh yaitu kemiskinan,
pengungsian dan munculnya mata rantai kekerasan.
d. Pelanggaran HAM.
Pada kenyataannya tidak ada satupun rezim di dunia yang berupaya akan
menerapkan kebijakan diskriminatif dan anti pluralisme, termasuk Hassan al-
Bashir. Tetapi bagaimana pelaksanaan dari suatu kebijakan dapat berjalan adil.
Undang-undang yang digunakan di Sudan pada tahun 2005 sampai dengan
sekarang yaitu Interim National Constitution Of The Republic Sudan 2005 yang
46Khaled Abdelazis,“Sudan Bashir Threatens More Expulsion on Darfur”, dalamhttp://www.reuters.com/article/2009/03/08/us-sudan-warcrimes-idUSTRE52620620090308, diakses pada tanggal 15 April 2015.
47“Coalitions for the International Criminal Court”, dalam http://www.iccnow.org/?mod=darfur ,
diakses pada tanggal 15 April 2015.
http://www.reuters.com/article/2009/03/08/us-sudan-warcrimes-idUSTRE52620620090308http://www.reuters.com/article/2009/03/08/us-sudan-warcrimes-idUSTRE52620620090308http://www.iccnow.org/?mod=darfurhttp://www.iccnow.org/?mod=darfurhttp://www.iccnow.org/?mod=darfurhttp://www.reuters.com/article/2009/03/08/us-sudan-warcrimes-idUSTRE52620620090308
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
60/113
60
menjadi pedoman untuk pembuatan kebijakan di sudan, beberapa poin tersebut ini
diantaranya :48
a. Dalam bab 1 (Bentuk Negara) butir pertama disebutkan bahwa Republik
Sudan adalah independen, Negara berdaulat, demokratis, terdesentralisasi,
multi-budaya, multibahasa, multi-rasial, multi-etnis, dan negara multi-
agama.
b.
Dalam bab 1 (Bentuk Negara) butir kedua disebutkan bahwa komitmen
untuk menghormati dan martabat manusia berdasarkan pada keadilan,
kesetaraan dan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dan menjamin
multi-partai.
c.
Dalam bab 1 (Bentuk Negara) butir ketiga disebutkan bahwa Sudan adalah
tanah air dimana agama dan budaya adalah sumber kekuatan, harmoni, dan
inspirasi.
d. Dalam bab 2 (Pedoman Prinsip-prinsip dan Petunjuk Perekonomian
Negara) dalam butir pertama pencapaian Millennium Development Goals .
e.
Dalam bab 2 (Pedoman Prinsip-prinsip dan Petunjuk Perekonomian
Negara) butir kedua disebutkan Negara harus mengembangkan dan
mengelola perekonomian nasional untuk mencapai kesejahteraan melalui
kebijakan yang bertujuan meningkatkan produksi, kemandirian ekonomi
dan pasar bebas mendorong dan larangan monopoli.
48
“The Interim of National Constitution of Republic of Sudan”, dalamhttp://www.refworld.org/pdfid/4ba749762.pdf , diakses pada tanggal 30 April 2015.
http://www.refworld.org/pdfid/4ba749762.pdfhttp://www.refworld.org/pdfid/4ba749762.pdfhttp://www.refworld.org/pdfid/4ba749762.pdf
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
61/113
61
f. Dalam bab 2 (Pedoman Prinsip-prinsip dan Petunjuk Perekonomian
Negara) butir ketiga Negara harus menciptakan integrasi ekonomi
regional.
Undang-undang tersebut secara tekstual memang menunjukkan pola atau
sistem yang demokratis. Dasar Negara tersebut menjadi pedoman Hassan Omar al
Bashir untuk membuat kebijakan Five Year Strategic Plan In Sudan (2007-2011)
dan Twenty Five Year National Plan In Sudan (2007-2031). Strategi
pembangunan nasional jangka panjang tersebut dikategorikan dalam kebijakan
nasional. Five Year Strategic Development Plan In Sudan (2007-2011) yang
pertama sejak penandatanganan Perjanjian Perdamaian Komprehensif yang
menyediakan kerangka kerja pembangunan untuk koordinasi perdamaian dan
upaya pengembangan Bangsa. Rencana telah disusun oleh Dewan National
Council for Strategic Planning (NCSP) dengan partisipasi dari ratusan orang di
seluruh negeri, yang mewakili semua kelompok masyarakat Sudan.49
Visi dari Five Year Strategic Development Plan In Sudan (2007-2011) dan
Twenty Five Year National Strategy In Sudan (2007-2031) adalah Terus
membangun Persatuan, Aman, Beradab, dan kemaujuan bangsa Sudan. Misi dari
Five Year Strategic Development Plan In Sudan (2007-2011) dan Twenty Five
Year National Strategy In Sudan (2007-2031) yaitu mewujudkan stabilitas politik
dan perdamaian, pembangunan berkelanjutan dalam hal infrastruktur, modernisasi
dan pengembangan pertanian, meningkatkan produksi dan produktivitas, yang
49“ National Five-Year Strategic Development Plan (2007-2011) and Twenty Five Year National
Strategy (2007-2031)”, dalam http://webapps01.un.org/nvp/indpolicy.action?id=1561, diakses
pada tanggal 10 Mei 2015.
http://webapps01.un.org/nvp/indpolicy.action?id=1561http://webapps01.un.org/nvp/indpolicy.action?id=1561http://webapps01.un.org/nvp/indpolicy.action?id=1561http://webapps01.un.org/nvp/indpolicy.action?id=1561
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
62/113
62
memungkinkan sektor swasta untuk memandu pembangunan ekonomi dan
membangun ekonomi pasokan adil pelayanan dasar seperti air minum, kesehatan
dasar dan preventif, pendidikan dan penampungan, mengatasi kemiskinan,
reformasi institusi, dan pengembangan telekomunikasi di sudan.50
Pada kenyataaannya, kebijakan jangka panjang tersebut berjalan tidak
efektif pada skala tahun 2010-2014 karena masih terdapat diskriminasi pada
sebagian daerah di sudan termasuk Darfur. Konflik Darfur di Sudan telah
membawa dampak yang sangat serius, mencakup dampak politik, sosial, ekonomi
dan sistem politik luar negeri bagi Sudan ataupun etnis di Darfur. Dampak negatif
bagi sektor politik dan sosial yang ditimbulkan adalah semakin turunnya
legitimasi Presiden Omar Hassan al-Bashir, bahkan Sudan juga terancam
dikenakan sanksi dari dunia internasional termasuk Dewan Keamanan PBB
karena dinilai tidak mampu menyelesaikan konflik kemanusiaan tersebut.
Bagi masyarakat Darfur tindakan pemerintah Sudan dibawah
kepemimpinan Omar Hassan al-Bashir memang menjadi hal yang sangat dibenci
oleh masyarakat di wilayah ini. Pemerintah Sudan yang seharusnya dapat
mengakomodasi berbagai persoalan, khususnya kemiskinan dan keterbelakangan
ternyata tidak dapat berlaku adil, namun berupaya memposisikan Darfur sebagai
musuh bersama. Kondisi ini diperparah dengan buntunya saluran-saluran aspirasi
dan komunikasi sosial-politik akibat penerapan sistem konsosiasional yang
diterapkan oleh Omar Hassan al-Bashir.
50 Ibid
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
63/113
63
Munculnya persepsi pemerintah Sudan yang menganggap Darfur sebagai
musuh bersama ternyata berkaitan dengan politik pemecah belah Hassan al-Bashir
yang melibatkan Janjaweed dan RSF. Faksi ini bukan merupakan organisasi
dalam struktur pemerintahan Sudan, namun terdiri dari faksi-faksi nasionalis
Sudan. Akibatnya kekerasan akibat kegagalan kebijakan dan political will Omar
Hassan al-Bashir berkembang menjadi bola liar yang tidak terkendali, karena
selain terlibat secara langsung dengan kelompok perjuangan Darfur, Janjaweed
dan RSF ternyata juga terlibat perkosaan secara massal, bahkan korban yang jatuh
sebagian diantaranya merupakan anak-anak dari etnis Darfur, seperti yang
terungkap pada tahun 2011.51
Berkembangnya persepsi buruk oleh pemerintah Darfur dan sebagian
masyarakat Sudan pada akhirnya menyebabkan sulitnya terbentuk integrasi
nasional secara efektif di Sudan, terkait dengan posisi wilayah Darfur. Baik
pemerintah atau masyarakat negara ini telah membentuk sikap kebencian terus
tumbuh. Hal ini kemudian akan membentuk aspek politik yang menyulitkan
terbentuknya integrasi nasional di Sudan, terkait wilayah Darfur.
B. Pelaksanaan Kebijakan Sumber Daya Alam
51“Living a Genocide : The Children of Darfur”, dalam
http://exhibits.lib.usf.edu/exhibits/show/darfur-genocide/modeofdestruction/rape, diakses pada
tanggal 14 April 2015.
http://exhibits.lib.usf.edu/exhibits/show/darfur-genocide/modeofdestruction/rapehttp://exhibits.lib.usf.edu/exhibits/show/darfur-genocide/modeofdestruction/rapehttp://exhibits.lib.usf.edu/exhibits/show/darfur-genocide/modeofdestruction/rape
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
64/113
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
65/113
65
Dari grafik 3.1. dapat kita lihat nilai ekspor Sudan menurun drastis pada
tahun 2011 karena pelepasan Sudan Selatan yang merupakan wilayah yang kaya
minyak. Peningakatan ekspor mulai terjadi pada pertengahan tahun 2013 dan
2014.
Sejak ditemukannya berbagai sumur dan ladang minyak dan kenaikan
harga minyak dunia di awal tahun 2008, serta banyaknya pinjaman dan bantuan
dari negara-negara donor kepada Sudan. Pemerintah Sudan pun terus melakukan
pembenahan diri di segala bidang khususnya dalam sektor pembangunan
prasarana dan sarana fisik seperti jalan raya, gedung-gedung bertingkat, baik di
pusat maupun di negara-negara bagian. Selain itu pembenahan tersebut juga
meliputi perbaikan sarana dan prasarana kesehatan serta pendidikan dan
melakukan program pengentasan kemiskinan. Kegiatan pembangunan lainnya
adalah pembangunan dan renovasi pelabuhan udara di Khartoum dan negara-
negara bagian, pembangunan dam-dam yang diperuntukkan sebagai sarana
pembangkit listrik.52
Keberadaan sektor minyak Sudan ternyata juga tidak lepas dari kebijakan-
kebijakan Omar Hassan al-BAshir, diantaranya:
a. Oil Decision Centralistic. Kebijakan ini menekankan bahwa setiap kontrak
kerjasama sektor swasta asing dengan Sudan agar terlebih dulu masuk
dalam pembahasan di level presiden. Strategi ini dianggap menjadi filter
agar kerjasama penanganan minyak bumi tidak merugikan pihak Sudan,
52Rupa Ranganathan,“Sudan Infrastructure: A Continental perspective”, dalamhttp://www.ppiaf.org/sites/ppiaf.org/files/publication/AICD-Sudan-country-report.pdf , diakses
pada tanggal 15 April 2015.
http://www.ppiaf.org/sites/ppiaf.org/files/publication/AICD-Sudan-country-report.pdfhttp://www.ppiaf.org/sites/ppiaf.org/files/publication/AICD-Sudan-country-report.pdfhttp://www.ppiaf.org/sites/ppiaf.org/files/publication/AICD-Sudan-country-report.pdf
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
66/113
66
namun pada kenyataannya menjadi bagian dari lobi-lobi politik tingkat
tinggi yang mengutungkan kubu Omar Hassan al-Bashir. Sebagai contoh
di tahun kontrak kerjasama antara Sudan dan Cina tahun 2010 yang
ternyata harus melelui kebijakan Omar Hassan al-Bashir terlebih dulu
setelah sebelumnya membatalkan kontrak kerjasama dengan pihak
Spanyol.53
b.
Kebijakan non-investigasi dari pemerintah Sudan untuk melarang
penindaklanjutan proyek-proyek pengelolaan sumber daya minyak bumi.
Kebijakan ini telah dijalankan sejak tahun 2008 yang salah satunya
diwujudkan dalam penerapan transfer anggaran terselubung oleh pejabat
pemerintah dan terus berlangsung hingga tahun 2014. Kebijakan non-
investigasi pada proyek-proyek pengelolaan minyak bagi pemerintah
Sudan dijalanan agar terbangun iklim usaha yang kondusif, namun pada
kenyataannya kebijakan ini ditempuh untuk menambah kekayaan dari
kelompok patrimonial dan nepotistic dari Omar Hassan al-Bashir.54
Tidak hanya minyak, dalam hal sumber daya alam, Sudan memiliki
komoditas utama dalam yaitu pertanian dan peternakan yang memyumbang
besar untuk GDP di sudan.
53Ali, S.M.A,“Post Secssesion Oil and Gas Contracs in Sudan”,dalamhttp://www.dundee.ac.uk/cepmlp/gateway/index.php?news=32491, diakses pada tanggal 8 Mei2015.
54
“oil and Natural Gas in conflict Africa”, dalam https://www.globalpolicy.org/the-dark-side-of-natural-resourcesst/oil-and-natural-gas-in-conflict/africa.html, diakses pada tanggal 8 Mei 2015
http://www.dundee.ac.uk/cepmlp/gateway/index.php?news=32491http://www.dundee.ac.uk/cepmlp/gateway/index.php?news=32491https://www.globalpolicy.org/the-dark-side-of-natural-resourcesst/oil-and-natural-gas-in-conflict/africa.htmlhttps://www.globalpolicy.org/the-dark-side-of-natural-resourcesst/oil-and-natural-gas-in-conflict/africa.htmlhttps://www.globalpolicy.org/the-dark-side-of-natural-resourcesst/oil-and-natural-gas-in-conflict/africa.htmlhttps://www.globalpolicy.org/the-dark-side-of-natural-resourcesst/oil-and-natural-gas-in-conflict/africa.htmlhttps://www.globalpolicy.org/the-dark-side-of-natural-resourcesst/oil-and-natural-gas-in-conflict/africa.htmlhttps://www.globalpolicy.org/the-dark-side-of-natural-resourcesst/oil-and-natural-gas-in-conflict/africa.htmlhttp://www.dundee.ac.uk/cepmlp/gateway/index.php?news=32491
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
67/113
67
B.1. Pertanian
Kemajuan pembangunan telah menaikkan peringkat Sudan dari the least
developing countries menjadi salah satu negara sedang berkembang (developing
country) di kawasan Afrika yang cukup dinamis, dengan tingkat pertumbuhan
ekonomi tahunan rata-rata sejak tahun 2000 mencapai 6%, bahkan sejak 2005
meningkat hingga 9%.55
Kebijakan pertanian dari Twenty Five Year strategic plan 2007-2031
yaitu:56
• Mengoptimalkan pemanfaatan lahan sesuai dengan produktivitasnya.
• Mengembangkan air yang tersedia dengan meningkatkan waduk dan
sungai dan jurang kapasitas penyimpanan, pemanfaatan air artesis,
memperluas tangkapan air metode dan menyediakan minum air untuk
pertanian.
• Merehabilitasi layanan irigasi untuk efisiensi penggunaan air,
memperkenalkan teknologi yang tepat untuk mengoptimalkan penggunaan
air dan menyebarkan kesadaran air.
• Melindungi sumber air dengan mengontrol bendungan dan irigasi
pendangkalan kanal, memerangi papirus di cekungan air dan kanal,
55 Ibid.
56“25 Year Strategic Plan in Sudan”, http://webapps01.un.org/nvp/indpolicy.action?id=1561,
diakses pada tanggal 9 Mei 2015.
http://webapps01.un.org/nvp/indpolicy.action?id=1561http://webapps01.un.org/nvp/indpolicy.action?id=1561http://webapps01.un.org/nvp/indpolicy.action?id=1561http://webapps01.un.org/nvp/indpolicy.action?id=1561
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
68/113
68
memerangi kontaminasi dan mengatur air digunakan untuk mencegah
kerusakan kuantitatif dan kualitatif.
Dari Kebijakan pertanian jangka panjang tersebut pemerintah membuat
Agricultural policy (kebijakan pertanian) yang diadopsi dari Government Action
Plan (Rencana Aksi Pemerintah) di tahun 2011 untuk mendukung implementasi
dari strategi nasional. Agricultural Policy berisi pengembalian 20% dari belanja
publik untuk layanan dukungan pertanian dan subsidi, menyetujui kemitraan
nasional dengan investor asing langsung dalam proyek-proyek tanaman, ternak
dan pengolahan terpadu, pembangunan pertanian berkelanjutan, khususnya
berkaitan dengan pembangunan irigasi. kebijakan pertanian tersebut di buat untuk
mencapai Millennium Development Goal’s (MDG‟s). Implementasi kebijakan ini
ternyata dapat mendukung popularitas Omar Hassan al-Bashir karena
kepemimpinannya di dukung oleh kelompok petani sehingga di mata nasional dan
regional, citra dan popularitas Omar Hassan Al-Bashir akan tetap terjaga.57
Kebijakan pertanian di Sudan berhasil membawa negara ini ke
swasembada pangan dengan menghasilkan berton-ton bahan pangan, diantarnya
jagung, kedelai dan beras. Di satu sisi kebijakan ini dapat mendukung kemajuan
pertanian, namun di sisi lain kebijakan ini justru semakin mempertajam
kesenjangan antara wilayah Sudan secara umum dengan Darfur yang merupakan
wilayah yang lebih tandus. Pada akhirnya hal ini menjadi salah stau faktor
penghambat bagi integrasi nasional Sudan.
57
“Government Agricultural Action”, http://resjournals.com/ARJ/Pdf/2011/Feb/Omer.pdf , diakses pada tanggal 8 Mei 2015.
http://resjournals.com/ARJ/Pdf/2011/Feb/Omer.pdfhttp://resjournals.com/ARJ/Pdf/2011/Feb/Omer.pdfhttp://resjournals.com/ARJ/Pdf/2011/Feb/Omer.pdfhttp://resjournals.com/ARJ/Pdf/2011/Feb/Omer.pdf
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
69/113
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
70/113
70
meter kubik air.60 Hal tersebut membuat pertanian di Darfur menjadi terhambat
dan merupakan bukti diskriminatif pemerintah teradap wilayah Darfur.
B.2. Peternakan
Sektor peternakan di Sudan menjadi salah satu pilar penopang
perekonomian masyarakat negara ini. Sejak dekade 1980-an, masyarakat Sudan
telah terbiasa hidup dengan menggembala, antara lain Kuda, Sapi, Onta, Domba
ataupun varian Keledai. Untuk mendukung pengembangan sektor peternakan di
tahun 2012, pemerintahan Hassan al-Bahir menerapkan apa yang disebut dengan
„satu orang satu dua satwa‟.61
Kebijakan Twenty Five Year strategic Plan 2007-2031 dalam bidang
peternakan berisi:62
• Membangun industri produksi ternak yang baik maju dan mampu untuk
memenuhi pasar internal dan eksternal membutuhkan. Mengubah Sudan
untuk menjadi internasional pusat untuk memproduksi dan memasarkan
daging higienis diproduksi dari ternak diberi makan oleh pakan alami,
bebas dari kontaminasi dan terapi hormon.
60Farida Mahgoub, Current Status of Agriculture and Future Challenge in Sudan, Nordiska AfricanInstitute, Uppsala, 2014.
61Ian Robinson,“Livestock Sudan” dalamwww.agritechtalk.org/documents/PET%20Livestock %20Sudan.pdf , diakses pada tanggal 1 Juni2015. 62“Five Year Strategic Plan Sudan ”, dalam
http://planipolis.iiep.unesco.org/upload/Sudan/Sudan_five_year_plan.pdf , diakses pada tanggal 1Juni 2015.
http://www.agritechtalk.org/documents/PET%20Livestock%20Sudan.pdfhttp://www.agritechtalk.org/documents/PET%20Livestock%20Sudan.pdfhttp://www.agritechtalk.org/documents/PET%20Livestock%20Sudan.pdfhttp://www.agritechtalk.org/documents/PET%20Livestock%20Sudan.pdfhttp://www.agritechtalk.org/documents/PET%20Livestock%20Sudan.pdfhttp://www.agritechtalk.org/documents/PET%20Livestock%20Sudan.pdfhttp://planipolis.iiep.unesco.org/upload/Sudan/Sudan_five_year_plan.pdfhttp://planipolis.iiep.unesco.org/upload/Sudan/Sudan_five_year_plan.pdfhttp://planipolis.iiep.unesco.org/upload/Sudan/Sudan_five_year_plan.pdfhttp://www.agritechtalk.org/documents/PET%20Livestock%20Sudan.pdf
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
71/113
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
72/113
72
jual beli ternak di Darfur. Namun, jumlah itu menurun 50% sejak 2010. Tinggal
40-50 pedagang Sapi, sekitar 50 pedagang domba, dan 10 pedagang Unta.64
Pada akhirnya implementasi kebijakan peternakan oleh pemerintah Sudan
tersebut menyebabkan kesenjangan antara wilayah Sudan dan Darfur yang jauh
lebih sedikit memiliki jumlah ternak dalam skala yang besar. Ditambah lagi
munculnya alasan keamanan, membuat masyarakat Sudan Utara enggan untuk
berdagang di wilayah Darfur. Inilah yang menjadi salah satu kasus yang
menyebabkan sulitnya terbentuk integrasi nasional di negara ini.
Hal tersebut dikarenakan para pedagang enggan menuai resiko barang
dagangannya di rampok di tengah konflik. Pada akhirnya mereka selalu ditanyai
tentang kronologi pencurian ternak mereka oleh pihak kepolisian, namun tanpa
tindak lanjut. komoditi ternak ditengah konflik juga kurang diminati, para
peternak lebih memilih untuk mengungsi daripada mengurusi ternak mereka. Hal
itu yang menyebabkan pasokan barang dagangan para penjual ternak menjadi
minim.65
Dari sebab tersebut, tidak aneh jika para pedagang tersebut lebih memilih
untuk tidak berdagang ternak dan mencari kesibukan lain yang angka resikonya
rendah, seberti bertani dan menjual sayuran. Alasanya, jika mereka tetap berjualan
ternak, mereka akan kalah bersaing dengan korporasi besar dari Mesir yang ikut
mengais rejeki dengan menjual ternak mereka di Darfur.
64Gerald J,”One the Hoof: Livestock Trade in Darfur ” dalamhttp://www.un.org/en/events/environmentconflictday/pdf/UNEP_Sudan_Tufts_Darfur_Livestock_
2012.pdf , diakses pada tanggal 1 Juni 2015.65 Ibid.
http://www.un.org/en/events/environmentconflictday/pdf/UNEP_Sudan_Tufts_Darfur_Livestock_2012.pdfhttp://www.un.org/en/events/environmentconflictday/pdf/UNEP_Sudan_Tufts_Darfur_Livestock_2012.pdfhttp://www.un.org/en/events/environmentconflictday/pdf/UNEP_Sudan_Tufts_Darfur_Livestock_2012.pdfhttp://www.un.org/en/events/environmentconflictday/pdf/UNEP_Sudan_Tufts_Darfur_Livestock_2012.pdfhttp://www.un.org/en/events/environmentconflictday/pdf/UNEP_Sudan_Tufts_Darfur_Livestock_2012.pdf
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
73/113
73
C. Pelaksanaan Kebijakan Pemerataan Pembangunan
Sumber daya ekonomi Sudan yang sebenarnya melimpah dan dukung oleh
struktur perekonomian yang maju ternyata tidak berlaku bagi wilayah Darfur.
Wilayah ini sejak dekade 1990-an, hingga periode 2010-2014 ternyata mengalami
pembangunan yang sangat lambat,ditambah dengan terjadinya konflik sipil sejak
tahun 2003. Ini tentunya tidak seperti wilayah-wilayah lainnya yang ada di Sudan
Timur yang berkembang dan memiliki fasilitas yang memadai, terutama dalam
hal infrastruktur.
Kebijakan infrastruktur dalam Twenty Five Year strategic Plan (2007-
2031) yaitu:66
• Penggunaan Nil untuk transportasi sungai dan pelabuhan yang
memungkinkan mereka untuk mengikuti dengan persyaratan perdagangan
dunia dan peningkatan investasi di Sudan.
• Pelaksanaan jalan dan proyek transportasi sungai yang terhubung dengan
rehabilitasi daerah-daerah konflik yang dilanda perang dan wilayah yang
kurang berkembang.
• Pengembangan dan perluasan infrastruktur irigasi melalui 20
pembangunan bendungan, penyelesaian (menaikkan tingkat) dari Al
66“Twenty Five Year Strategic Plan Sudan”, dalam
http://www.sd.undp.org/content/sudan/en/home/library/mdg.html, diakses pada tanggal 1 Juni2015.
http://www.sd.undp.org/content/sudan/en/home/library/mdg.htmlhttp://www.sd.undp.org/content/sudan/en/home/library/mdg.htmlhttp://www.sd.undp.org/content/sudan/en/home/library/mdg.html
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
74/113
74
Rusairis dan bendungan Sitait, menggali kanal Al Rahad dan
menyelesaikan proyek irigasi di sungai Atbara.
Dalam mendukung implementasi dari pemerataan pembangunan,
diwujudkan melalui kebijakan pembangunan wilayah terpencil (Sudanese Rural
and Poverty Development Programme). Kebijakan ini dijalankan Omar Hassan al-
Bashir sejak tahun 2006 dan terus berlangsung hingga tahun 2014 melalui
pemberian insentif kepada masyarakat miskin di Sudan. Pada kenyatannya,
kebijakan ini hanya difungsikan sebagai kedok (tendensi) bagi Hassan al-Bashir
untuk dapat menguasai masyarakatnya. Pada kenyatannnya wilayah Darfur juga
tidak menjadi cakupan program ini, meskipun sebagian masyarakat yang tinggal
di wilayah ini sebagaian besar kategori miskin. Kesenjangan di Sudan dapat
terlihat di Darfur dan Sudan Selatan yang memiliki infrastruktur yang masih
sangat belum memadai seperti hal nya Sudan Timur yang sidang memilik banyak
gedung perkantoran, sarana pendidikan, dan kesehatan.67
Pada bidang pemerataan pembangunan, pemerintah Sudan di bawah
kepemimpinan Hassan al-Bashir juga menerapkan pengembalian pajak (tax
returning ) sebagai pembangunan wilayah Darfur. Dari masukan pendekatan lebih
dari 128 juta US Dollar pertahun pengembalian hanya sekitar 20%, yaitu sekitar
25,6 juta US Dollar. Hal ini tentunya berbeda dengan wilayah lainnya yang dapat
mencapai 45% hingga 60% dari jumlah pengembalian pajak. Inilah yang
67
“Rural Poverty in the Sudan”, http://www.ruralpovertyportal.org/country/home/tags/sudan, diakses pada tanggal 9 Mei 2015.
http://www.ruralpovertyportal.org/country/home/tags/sudanhttp://www.ruralpovertyportal.org/country/home/tags/sudanhttp://www.ruralpovertyportal.org/country/home/tags/sudanhttp://www.ruralpovertyportal.org/country/home/tags/sudan
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
75/113
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
76/113
76
Burkina Faso.70 Gambaran mengenai pertumbuhan perekonomian Sudan lihat
grafik 3.2. sebagai berikut:
Grafik 3.2.
Pertumbuhan GDP Sudan pada Tahun 2010-2014
Sumber: ”Economics Report Sudan”, https://www.imf.org/external/pubs/ft/scr/2014/cr14345.pdf ,
diakses pada 20 Juni 2015.
Dari grafik 3.2. diatas GDP di sudan menurun pada tahun 2012 menjadi
1.9 dan terus menurun hingga tahun 2013 menjadi 1.4 akibat pemisahan Sudan
Selatan dan konflik yang terus berlsngsung. Pada tahun 2014 GDP sudan naik
signifikan sebesar 3.6.
Seperti yang diketahui, bahwa 15% pendapatan dari masyarakat Darfur
adalah pertanian. Sedangkan di sisi lain, pemerintah melakukan pembatasan pada
irigasi dari luar Darfur yang masuk ke wilayah tersebut. Pemerintah juga
melakukan pemberlakuan aturan ketat tentang pengelolaan sumber air, irigasi,
maupun penggunaan pompa air. Praktis, hal itu telah membuat masyarakat Darfur
70“Sudan Economy : Population, GDP Inflation and Businness”, dalam
http://www.heritage.org/index/country/sudan, diakses pada tanggal 15 April 2015.
https://www.imf.org/external/pubs/ft/scr/2014/cr14345.pdfhttps://www.imf.org/external/pubs/ft/scr/2014/cr14345.pdfhttps://www.imf.org/external/pubs/ft/scr/2014/cr14345.pdfhttp://www.heritage.org/index/country/sudanhttp://www.heritage.org/index/country/sudanhttp://www.heritage.org/index/country/sudanhttps://www.imf.org/external/pubs/ft/scr/2014/cr14345.pdf
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
77/113
-
8/15/2019 HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL DI SUDAN 2010-2014.pdf
78/113
78
lainnya yang ikut juga aktif berpartisipasi dalam pemberian training (pelatihan)
dan pengelolaan bercocoktanam dalam bidang pertanian.73
Pembangunan di sektor pertanian yang sedang digalakkan oleh Pemerintah
Sudan dengan program kampanye Hijau/Green Campaign, merupakan alternatif
Pemerintah untuk menanggulangi masalah dalam negerinya seperti juga berupaya
ikut menanggulangi krisis pangan dunia yang merupakan titik awal terjadinya
krisis finansial global sesuai yang disampaikan oleh beberapa pakar ekonomi
Sudan di berbagai media massa dalam negeri.
Hal tersebut memangnya bukan tanpa alasan. Pemerintah Sudan memang
sedang berusaha untuk meningkatkan nilai ekspor barang dan jasanya, yang
memang menurun sejak awal 2011, masa dimana eskalasi konflik sedang
meninggi. Pada kenyataannya pembangunan antara Sudan secara umum dengan
Darfur memang menjadi persoalan yang berbeda dan menunjukkan
ketimpangan.74
Menurut laporan yang dikeluarkan oleh United Nations Development
Programe (UNDP) terjadi pembangian yang tidak adil antara pemasukan dan
alokasi pembangunan Sudan dan Darfur. Hal ini dapat dilihat pada tab