Hama Keong Mas Di Lahan Sawah

14
PROBLEMATIKA REKAYASA BUDIDAYA TANAMAN Hama Keong Mas di Lahan SawahOleh : Kelompok III Inayatul Lutfi (20110210047) Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2011

description

Riset tentang hama keong mas

Transcript of Hama Keong Mas Di Lahan Sawah

  • PROBLEMATIKA

    REKAYASA BUDIDAYA TANAMAN

    Hama Keong Mas di Lahan Sawah

    Oleh :

    Kelompok III

    Inayatul Lutfi (20110210047)

    Program Studi Agroteknologi

    Fakultas Pertanian

    Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

    2011

  • I. Kasus

    Guna meningkatkan produktivitas tanaman padinya, petani di wilayah Kasihan,

    Bantul sudah terbiasa menanam padi mencoba mengikuti petunjuk dari Penyuluhan Pertanian

    Lapangan (PPL) menggunakan bibit berumur muda dengan penanaman tunggal dan jarak

    tanam lebar. Daerah tersebut sebenarnya mempunyai sistem irigasi yang baik namun petani

    menjaga kelengasan tanahnya dengan tidak tergenang dan hanya macak-macak atau lembab

    saja. Namun kenyataan di lapangan, petani sering mendapatkan masalah karena terjadinya

    serangan hama keong yang menyerang bibit padi sehingga tanaman habis dan harus

    menyulam. Hal ini menyebabkan petani ragu untuk menerapkan teknologi tersebut karena

    takut mengalami kegagalan. Bagaimana mengatasi permasalahan tersebut?

    II. Tinjauan Pustaka

    A. Padi

    1. Karakteristik tanaman padi

    Padi termasuk dalam suku padi-padian atau poaceae (graminae atau glumiflorae).

    Berakar serabut, daun berbentuk lanset (sempit memanjang), urat daun sejajar, memiliki

    pelepah daun, bunga tersusun sebagai bunga majemuk dengan satuan bunga berupa loret,

    floret tersusun dalam spikelet, khusus untuk padi satu spikelet hanya memiliki satu floret,

    buah dan biji sulit dibedakan karena merupakan bulir atau kariopsis. Daun berbentuk

    lanset,warna hijau muda hingga hijau tua,berurat daun sejajar,tertutupi oleh rambut yang

    pendek dan jarang (Wikipedia Indonesia, 2012).

    Gambar 1. Morfologi tanaman padi

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Floret&action=edithttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Spikelet&action=edithttp://id.wikipedia.org/wiki/Bulirhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kariopsis

  • 2. Syarat tumbuh tanaman padi

    Padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 mdpl dengan temperatur 19 - 27C,

    memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan. Angin berpengaruh pada

    penyerbukan dan pembuahan. Padi menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan

    18-22 cm dan pH tanah 4 7 (Prabowo, 2011).

    3. Periode pertumbuhan tanaman padi

    Pertumbuhan tanaman padi dibagi ke dalam tiga fase (Anonim, 2012) yaitu :

    a. Vegetatif (awal pertumbuhan sampai pembentukaan)

    Berkecambah sampai muncul kepermukaan Benih dikecambahkan melalui perendaman dan diinkubasi masing-masing selama 24 jam.

    Pada hari ke-2 atau ke-3 setelah benih disebar di persemaian, daun pertama menembus keluar

    melalui koleoptil.

    Pertunasan Selama tahap ini, akar seminal dan lima daun terbentuk. Daun berkembang pada

    kecepatan satu daun setiap 3 sampai 4 hari selama tahap awal pertumbuhan. Bibit umur 18

    hari siap untuk di tanam pindah. Bibit memiliki 5 daun dan sistem perakaranyang

    berkembang dengan cepat.

    Anakan Tahap ini berlangsung sejak munculnya anakan pertama sampai pembentukan anakan

    maksimum tercapai. Ini terjadi pada 30 hari setelah pindah tanam. Pada tahap ini, anakan

    terus bertambah sampai pada titik dimana sukar dipisahkan dari batang utama.

    Pemanjangan batang Tahapan ini terjadi sebelum pembentukan malai atau terjadi pada tahap akhir pembentukan

    anakan. Hal ini diikuti oleh memanjangnya batang (internode),dan akhirnya sampai ke tahap

    pembentukan malai.

    b. Reproduksi (pembentukan malai sampai pembungaaan)

    Pembentukan malai sampai bunting Inisiasi primordia malai pada ujung tunas tumbuh menandai mulainya fase reproduksi.

    Malai muda meningkat dalam ukuran dan berkembang ke atas di dalam pelepah daun bendera

    menyebabkan pelepah daun menggembung. Penggembungan daun bendera disebut bunting.

    Pada tahap bunting, ujung daun layu (menjadi tua dan mati) dan anakan non produktif

    terlihat pada bagian dasar tanaman.

  • Keluar malai Tahap keluar malai ditandai dengan kemunculan ujung malai dari pelepah daun bendera.

    Malai terus berkembang sampai keluar seutuhnya dari pelepah daun.

    Pembungaan Pada pembungaan, kelopak bunga terbuka, antera menyembul keluar dari kelopak bunga

    karena pemanjangan stamen dan serbuk sari tumpah. Kelopak bunga kemudian menutup.

    Serbuk sari jatuh ke putik, sehingga terjadi pembuahan.

    c. Pematangan (pembungaan sampai gabah matang)

    Gabah matang susu Pada tahap ini, gabah mulai terisi dengan cairan serupa susu. Gabah mulai terisi dengan

    larutan putih susu, dapat dikeluarkan dengan menekan atau menjepit gabah di antara dua jari.

    Gabah setengah matang Pada tahap ini, isi gabah yang menyerupai susu berubah menjadi gumpalan lunak dan

    akhirnya mengeras. Gabah pada malai mulai menguning. Pelayuan (senescense) dari anakan

    dan daun di bagian dasar tanaman nampak semakin jelas. Pertanaman kelihatan menguning.

    Seiring menguningnya malai, ujung dua daun terakhir pada setiap anakan mulai mengering.

    Gabah matang penuh Setiap gabah matang, berkembang penuh, keras dan berwarna kuning. Daun bagian atas

    mengering dengan cepat (daun dari sebagian varietas ada yang tetap hijau). Sejumlah daun

    yang mati terakumulasi pada bagian dasar tanaman.

    Gambar 2. Stadia tanaman padi

  • B. Keong Mas (Pomacea canaliculata Lamark)

    1. Klasifikasi Ilmiah

    Kingdom : Animalia

    Phylum : Mollusca

    Class : Gastropoda

    Ordo : Archetinaenioglossa

    Family : Scolioidea

    Genus : Pomacea

    Spesies : Pomacea canaliculata

    2. Morfologi

    Karakteristik keong mas (Pomacea canaliculata Lamark) adalah sebagai berikut

    :rumah siput bundar dan menara pendek, rumah siput besar, tebal, lima sampai enam putaran

    di dekat menara dengan kanal yang dalam, mulut besar dengan bentuk bulat sampai oval,

    operkulum tebal rapat menutup mulut, berwarna coklat sampai kuning muda, tergantung pada

    tempat berkembangnya, dagingnya lunak berwarna putih krem atau merah jambu keemasan

    atau kuning oranye (Suharto dan Kurniawati, 2012).

    Gambar 3. Morfologi keong mas (Pomacea canaliculata L.)

    3. Habitat

    Keong mas merupakan hewan yang dapat hidup di daerah tropik dan subtropik

    dengan temperatur terendah 10C. Hewan ini bersifat amfibhi karena mempunyai insang dan

    paru-paru sebagai organ pernafasannya. Paru-paru ini menutup kembali jika sedang

    tenggelam di air dan dalam tanah. Keong mas ini juga dapat bergerak sambil mengambang

    dengan menggunakan sifon pernafasan. Apabila habitatnya dalam keadaan kekurangan air

  • maka keong mas akan berdiapause dengan cara membenamkan diri pada lumpur yang dalam,

    hal ini dapat bertahan selama 6 bulan. Keong mas dapat hidup pada lingkungan yang berat

    seperti air terpolusi atau kurang kandungan oksigen (Budiyono, 2006).

    4. Penyebaran

    Habitat asli dari keong mas berasal dari Amerika Serikat yang menyebar ke beberapa

    negara hingga Indonesia. Hal tersebut dikarenakan penyebarannya yang sangat cepat. Invasi

    keong mas berkaitan dengan daya reproduksi yang tinggi, kemampuan beradaptasi yang

    cepat, dan rakus makan pada tanaman inang yang beragam.

    5. Siklus Hidup

    Siklus hidup keong mas atau siput murbai dibagi ke dalam empat tahap (Sesbany,

    2012), yakni:

    a. Masa bertelur

    Induk betina yang bertelur akan menempatkannya di galengan, di tepi kolam, tonggak

    kayu di atas permukaan air, dedaunan atau tempat lainnya. Telur-telurnya berwarna merah

    muda dan menggumpal. Satu kelompok telur ukurannya mencapai 1,5 cm x 10 cm. Telur

    akan menetas dalam jangka waktu 1 2 minggu.

    b. Masa pertumbuhan awal (15 25 hari)

    Wujudnya yang kecil dan sulit ditemukan akan menimbulkan bahaya laten ketika

    beranjak dewasa. Keong mas muda ukurannya relatif kecil dan berwarna putih, karena

    mempunyai kebiasaan menyebar sehingga sulit terlihat. Kulit cangkang halus dan akan

    mengeras dalam waktu 2 hari setelah penetasan.

    c. Masa pertumbuhan lanjut (dewasa atau 26 59 hari)

    Cangkang keong mas berwarna coklat muda, dagingnya berwarna putih susu sampai

    merah keemasan atau orange. Ukuran keong sangat tergantung pada ketersediaan makanan.

    Stadia yang paling merusak ketika cangkang berukuran 10 mm (kira-kira sebesar biji jagung).

  • d. Masa berkembang biak (reproduksi)

    Dimulai sejak 60 hari sampai 3 tahun, keong mas masih bereproduksi dengan cepat.

    Keong mas dapat bertelur 1000 1200 butir dalam sebulan. Keong mas melakukan

    perkawinan selama 3 4 jam pada siang hari pada tumbuhan yang rimbun dan mendapat air

    sepanjang tahun.

    Gambar 4. Siklus hidup keong mas (Pomacea canaliculata L.)

    6. Daya Rusak

    Keong mas memiliki mulut yang berada di antara tentakel bibir dan memiliki radula,

    yaitu lidah yang dilengkapi beberapa baris duri yang tiap baris terdiri atas tujuh duri. Radula

    memarut jaringan tanaman pada perbatasan permukaan air sehingga tanaman patah dan

    dimakan. Tingkat kerusakan tanaman padi sangat tergantung pada populasi , ukuran keong,

    dan umur tanaman. Tiga ekor per m tanaman padi akan mengurangi hasil secara nyata.

    Semakin besar ukuran diameter keong mas, kerusakan yang ditimbulkan semakin besar

    (Suharto dan Kurniawati, 2012).

  • Gambar 5. Hama keong mas yang menyerang tanaman padi

    III. Pembahasan

    A. Analisis masalah

    Permasalahan yang ada pada kasus tersebut yaitu petani di daerah Kasihan, Bantul

    yang akan menerapkan suatu teknologi baru dalam hal budidaya pertanian. Hal-hal yang

    diadopsi dalam teknologi tersebut yaitu petani dalam budidaya tanaman padi menggunakan

    bibit berumur muda dengan penanaman tunggal dan jarak tanam lebar, serta menjaga

    kelengasan tanahnya dengan tidak tergenang dan hanya macak-macak atau lembab saja.

    Namun kenyataannya di lapangan, petani sering mendapatkan masalah yaitu munculnya

    serangan hama keong mas yang menyerang bibit padi sehingga tanaman padi habis dan harus

    menyulam. Penyulaman tanaman tersebut tentunya bukan merupakan alternatif yang tepat

    karena beberapa alasan antara lain:

    Secara ekonomi, hal tersebut tidak ekonomis karena menambah biaya produksi petani. Tidak efisien waktu dan tenaga karena harus bekerja dua kali dan mengulur waktu

    budidaya.

    B. Penyelesaian Masalah

    Untuk menangani permasalahan yang ada dalam proses budidaya tanaman diperlukan

    beberapa tindakan, baik tindakan preventif maupun tindakan represif. Akan tetapi, tindakan

    yang akan dilakukan tersebut harus memperhatikan beberapa aspek yakni aspek kelayakan

    ekonomi, teknis dan sosial. Adapaun pengendalian keong mas pada pertanaman padi adalah

    sebagai berikut:

    1. Sebelum penggaruan terkahir, melakukan pengambilan keong mas secara

    langsung yang dapat dilakukan pada pagi dan sore hari ketika keong masih aktif

    dan mudah diambil. Hal ini dilakukan pada tahap pengolahan lahan.

  • 2. Selama penggaruan terakhir, pada saat pengolahan lahan dibuat caren yang dalam

    dengan lebar 25 cm dan dalamnya 5 cm (Sulistiono, 2007 dalam Gassa, 2011).

    Caren berfungsi untuk penjebakan terhadap keong mas, dimana keong mas akan

    pindah ke dalam saluran tersebut, jika permukaan air berkurang dan dapat

    dilakukan pengumpulan.

    3. Menggunakan tanaman atraktan yang diletakkan dalam petakan sawah secara

    berjejer, berjarak 1 2 meter antar umpan, yang dilakukan sebelum panen hingga

    5 minggu setelah tanam. Jumlah atraktan yang diperlukan yaitu 40 kg per

    hektar. Tanaman atraktan yang dapat digunakan yaitu daun pepaya (Carica

    papaya). Pemberian inang alternatif atau umpan berupa potongan batang dan daun

    pepaya dapat melokalisir keberadaan keong mas sehingga memudahkan dalam

    hal pemungutan (Wiresyamsi dan Haryanto, 2008). Hal ini dapat diaplikasikan

    baik pada saat pengolahan lahan (sebelum tanam) maupun saat penanaman

    (vegetatif dan reproduktif).

    4. Penggunaan pestisida nabati, misalnya dengan buah pinang (Areca catechu). Buah

    pinang mengandung zat arecoline sejenis alkaloid yang serupa dengan nikotin

    merupakan sebuah ester metal-tetrahidrometil-nikotinat yang berwujud minyak

    basa keras bersifat toksik dan menyebabkan kelumpuhan dan terhentinya

    pernafasan (Chemnitius, 1926 dalam Gassa, 2011). Dengan menggunakan

    konsentrasi 2,5% menyebabkan mortalitas keong mas sebesar 100%. Hal ini

    disebabkan senyawa arecoline masuk ke dalam sistem saraf keong mas sehingga

    keong menjadi kaku, berlendir, penurunan aktivitas gerak, tubuhnya akan keluar

    dari cangkang, tubuhnya terurai dan membusuk (Oto dan Peter, 1968 dalam

    Gassa, 2011). Biji pinang toksis pada konsentrasi lebih dari 10ppm

    (Jitrosoepomo,1994 dalam Gassa, 2011). Penggunaan serbuk biji pinang tidak

    boleh lebih dari 4 gram per liter pelarut. Faktor lain yang mendukung terjadinya

    mortalitas yaitu kualitas air pada habitatnya. Keong mas menyukai air jernih,

    sedangkan setelah aplikasi mengalami perubahan yakni warna air menjadi biru

    kehitaman dan sangat pekat sehingga akan mempercepat mortalitas (Asnawi, 1986

    dalam Gassa, 2011).

  • Gambar 6. Buah pinang dapat digunakan sebagai pestisida nabati bagi keong mas

    Tumbuhan tuba (Derris elliptica) yakni bagian akarnya dapat juga digunakan

    sebagai pestisida nabati bagi keong mas. Akar tuba dapat digunakan sebagai

    moluskisida nabati dalam keadaan segar dengan cara menumbuknya lalu diaduk

    dengan air. Cara lainnya adalah akar tuba diiris-iris, dikeringkan (dijemur di

    bawah sinar matahari), lalu dibuat tepung dengan menumbuknya hingga hancur

    dan ditambah air jika akan diaplikasikan. Akar tuba mengandung rotenon,

    deguelin, eliptone, dan toxicarol. Kandungan tersebut berfungsi sebagai racun

    perut, penghambat metabolisme dan sistem saraf bagi keong mas (Kardinan,

    2002). Penggunaan pestisida nabati dapat diaplikasikan pada saat sebelum tanam

    dan saat penanaman (vegetatif dan reproduktif).

    Gambar 7. Akar tuba dapat digunakan sebagai biopestisida untuk keong mas

    5. Pemberian pupuk dasar dengan tambahan pupuk organik sebelum tanam dapat

    mengurangi serangan keong mas. Hal tersebut dikarenakan kulit keong mas yang

    terkena pupuk akan mengalami iritasi dan mati karena mengeluarkan banyak

    lendir.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Derris_ellipt_081120-3906_trb.jpghttp://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Derris_ellipt_081120-3906_trb.jpghttp://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Derris_ellipt_081120-3906_trb.jpghttp://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Derris_ellipt_081120-3906_trb.jpg

  • 6. Menancapkan ajir bambu sebagai perangkap telur keong mas pada sela-sela

    tanaman padi dan di saluran air untuk menarik keong mas dewasa bertelur.

    Dengan cara ini kelompok telur muda dapat terkumpul untuk kemudian diambil

    dan dihancurkan.

    7. Penggembalaan itik yang sering disebut ISG (Itik Sistem Gembala). Hal ini dapat

    dilakukan pada saat pengolahan lahan, saat penanaman, maupun setelah panen.

    Penggembalaan itik pada saat masa tanam dilakukan pada 30 35 hari setelah

    tanam (HST). Itik dilepaskan di daerah areal persawahan dan selanjutnya akan

    memangsa baik keong mas yang dapat dilakukan pada pagi dan sore hari.

    Pelepasan itik ke lahan sawah memberi manfaat ganda. Pertama, perkembangan

    keong mas dan hama lain dapat terkendali. Kedua, dapat memperbaiki aerasi di

    sekitar perakaran padi. keadaan tersebut dapat memperbanyak anakan produktif

    sehingga produksi tanaman menjadi lebih banyak (Sulistiono,2007 dalam

    Sesbany, 2011).

    Pengendalian keong mas di atas dapat dikelompokkan menurut stadia tanaman padi

    dapat diringkas sebagai berikut.

    Sebelum Penanaman Masa Penanaman Setelah Panen

    Pengambilan secara manual Pembuatan caren Penggunaan tanaman atraktan Penggunaan pestisida nabati Pemberian pupuk dasar ISG (Itik Sistem Gembala)

    Pembuatan ajir bambu Penggunaan tanaman atraktan Penggunaan pestisida nabati ISG (Itik Sistem Gembala)

    ISG (Itik Sistem Gembala)

  • IV. Kesimpulan

    Teknik pengendalian keong mas pada tanaman padi dapat dikelompokkan sesuai

    dengan perkembangan tanaman padi antara lain:

    1. Sebelum penanaman (pengolahan lahan), dengan cara pengambilan secara manual,

    pembuatan caren, penggunaan tanaman atraktan dan pestida nabati, pemberian pupuk,

    ISG (Itik Sistem Gembala).

    2. Masa penanaman (vegetatif dan reproduktif), dengan cara pembuatan ajir bambu,

    penggunaan tanaman atraktan dan pestisida nabat, serta ISG (Itik Sistem

    Penggembalaan).

    3. Setelah panen dapat ditempuh dengan cara ISG (Itik Sistem Gembala).

  • DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2012. Fase Pertumbuhan Padi. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22086/4/Chapter%20II.pdf. Akses 21 September 2012.

    Budiyono, S. 2006. Teknik Mengendalikan Keong Mas Pada Tanaman Padi. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. Volume 2, Nomor 2. http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=jurnal+hama+keong+mas+menyerang+tanaman+padi.pdf&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CB0QFjAA&url=http%3A%2F%2Fstppyogyakarta.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2009%2F11%2FIIP_0202_06_Suharto_Budiyono.pdf&ei=WqNhUL70C8XjrAfmyIGwAg&usg=AFQjCNF_1ddc_TPg7CECuAe2IHXx5cYOKA. Akses 20 September 2012.

    Gassa, A. 2011. Pengaruh Buah Pinang (Areca catechu) Terhadap Mortalitas keong Mas (Pomacea canaliculata) Pada Berbagai Stadia. Jurnal Fitomedika.7(3):171-174. http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=jurnal+hama+keong+mas+menyerang+tanaman+padi.pdf&source=web&cd=8&cad=rja&ved=0CEQQFjAH&url=http%3A%2F%2Ffp.unram.ac.id%2Fdata%2FProfil%2520Jurusan%2FJurnal%2520Crop%2520Agro%2FJurnal%2520Crop%2520Agro%2520Vol%25201%2520No%25202%2F9.AstamWiresyamsih-137-143.pdf&ei=WqNhUL70C8XjrAfmyIGwAg&usg=AFQjCNFhVSHjxA4xf2cLAzg4su4MQnof8g. Akses 20 September 2012.

    Kardinan, A. 2002. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta. 88 hal.

    Prabowo, A.Y. 2011. Budidaya Padi. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-padi.html. Akses 19 September 2012.

    Sesbany. 2012. Pengendalian Terpadu Hama Keong Mas (Pomacea canaliculata Lamarck) Berdasarkan Stadia Tanaman Padi Sawah. http://www.google.co.id/search?hl=id&sclient=psy-ab&q=jurnal+pengendalian+hama+keong+mas+pada+tanaman+padi.pdf&oq=jurnal+pengendalian+hama+keong+mas+pada+tanaman+padi.pdf&gs_l=hp.3...13970.15604.5.16490.7.7.0.0.0.0.0.0..0.0...0.0...1c.1.k3-dT5rGv9o&psj=1&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.&biw=1024&bih=437&ech=1&psi=kslZUPKwAYHjrAek9YCACw.1348061711043.33&emsg=NCSR&noj=1&ei=1spZUNWiKMHqrAe-l4GABQ. Akses 20 September 2012.

    Suharto, H. Dan N. Kurniawati. 2012. Keong Mas, Dari hewan Peliharaan Menjadi Hama Utama Padi Sawah. www.litbang.deptan.go.id/special/padi/bbpadi_2009_itp_14.pdf. Akses 20 September 2012.

    Wikipedia Indonesia. 2012. Padi. http://id.wikipedia.org/wiki/Padi. Akses 19 September 2012.

    Wiresyamsi, A. Dan H. Haryanto. 2008. Pengendalian Hama Keong Mas (Pomacea canaliculata L.) Dengan Teknik Perangkap Dan Jebakan. Jurnal Crop Agro. Volume 1. Nomor 2.

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22086/4/Chapter%20II.pdfhttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=jurnal+hama+keong+mas+menyerang+tanaman+padi.pdf&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CB0QFjAA&url=http%3A%2F%2Fstppyogyakarta.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2009%2F11%2FIIP_0202_06_Suharto_Budiyono.pdf&ei=WqNhUL70C8XjrAfmyIGwAg&usg=AFQjCNF_1ddc_TPg7CECuAe2IHXx5cYOKAhttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=jurnal+hama+keong+mas+menyerang+tanaman+padi.pdf&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CB0QFjAA&url=http%3A%2F%2Fstppyogyakarta.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2009%2F11%2FIIP_0202_06_Suharto_Budiyono.pdf&ei=WqNhUL70C8XjrAfmyIGwAg&usg=AFQjCNF_1ddc_TPg7CECuAe2IHXx5cYOKAhttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=jurnal+hama+keong+mas+menyerang+tanaman+padi.pdf&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CB0QFjAA&url=http%3A%2F%2Fstppyogyakarta.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2009%2F11%2FIIP_0202_06_Suharto_Budiyono.pdf&ei=WqNhUL70C8XjrAfmyIGwAg&usg=AFQjCNF_1ddc_TPg7CECuAe2IHXx5cYOKAhttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=jurnal+hama+keong+mas+menyerang+tanaman+padi.pdf&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CB0QFjAA&url=http%3A%2F%2Fstppyogyakarta.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2009%2F11%2FIIP_0202_06_Suharto_Budiyono.pdf&ei=WqNhUL70C8XjrAfmyIGwAg&usg=AFQjCNF_1ddc_TPg7CECuAe2IHXx5cYOKAhttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=jurnal+hama+keong+mas+menyerang+tanaman+padi.pdf&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CB0QFjAA&url=http%3A%2F%2Fstppyogyakarta.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2009%2F11%2FIIP_0202_06_Suharto_Budiyono.pdf&ei=WqNhUL70C8XjrAfmyIGwAg&usg=AFQjCNF_1ddc_TPg7CECuAe2IHXx5cYOKAhttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=jurnal+hama+keong+mas+menyerang+tanaman+padi.pdf&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CB0QFjAA&url=http%3A%2F%2Fstppyogyakarta.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2009%2F11%2FIIP_0202_06_Suharto_Budiyono.pdf&ei=WqNhUL70C8XjrAfmyIGwAg&usg=AFQjCNF_1ddc_TPg7CECuAe2IHXx5cYOKAhttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=jurnal+hama+keong+mas+menyerang+tanaman+padi.pdf&source=web&cd=8&cad=rja&ved=0CEQQFjAH&url=http%3A%2F%2Ffp.unram.ac.id%2Fdata%2FProfil%2520Jurusan%2FJurnal%2520Crop%2520Agro%2FJurnal%2520Crop%2520Agro%2520Vol%25201%2520No%25202%2F9.AstamWiresyamsih-137-143.pdf&ei=WqNhUL70C8XjrAfmyIGwAg&usg=AFQjCNFhVSHjxA4xf2cLAzg4su4MQnof8ghttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=jurnal+hama+keong+mas+menyerang+tanaman+padi.pdf&source=web&cd=8&cad=rja&ved=0CEQQFjAH&url=http%3A%2F%2Ffp.unram.ac.id%2Fdata%2FProfil%2520Jurusan%2FJurnal%2520Crop%2520Agro%2FJurnal%2520Crop%2520Agro%2520Vol%25201%2520No%25202%2F9.AstamWiresyamsih-137-143.pdf&ei=WqNhUL70C8XjrAfmyIGwAg&usg=AFQjCNFhVSHjxA4xf2cLAzg4su4MQnof8ghttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=jurnal+hama+keong+mas+menyerang+tanaman+padi.pdf&source=web&cd=8&cad=rja&ved=0CEQQFjAH&url=http%3A%2F%2Ffp.unram.ac.id%2Fdata%2FProfil%2520Jurusan%2FJurnal%2520Crop%2520Agro%2FJurnal%2520Crop%2520Agro%2520Vol%25201%2520No%25202%2F9.AstamWiresyamsih-137-143.pdf&ei=WqNhUL70C8XjrAfmyIGwAg&usg=AFQjCNFhVSHjxA4xf2cLAzg4su4MQnof8ghttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=jurnal+hama+keong+mas+menyerang+tanaman+padi.pdf&source=web&cd=8&cad=rja&ved=0CEQQFjAH&url=http%3A%2F%2Ffp.unram.ac.id%2Fdata%2FProfil%2520Jurusan%2FJurnal%2520Crop%2520Agro%2FJurnal%2520Crop%2520Agro%2520Vol%25201%2520No%25202%2F9.AstamWiresyamsih-137-143.pdf&ei=WqNhUL70C8XjrAfmyIGwAg&usg=AFQjCNFhVSHjxA4xf2cLAzg4su4MQnof8ghttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=jurnal+hama+keong+mas+menyerang+tanaman+padi.pdf&source=web&cd=8&cad=rja&ved=0CEQQFjAH&url=http%3A%2F%2Ffp.unram.ac.id%2Fdata%2FProfil%2520Jurusan%2FJurnal%2520Crop%2520Agro%2FJurnal%2520Crop%2520Agro%2520Vol%25201%2520No%25202%2F9.AstamWiresyamsih-137-143.pdf&ei=WqNhUL70C8XjrAfmyIGwAg&usg=AFQjCNFhVSHjxA4xf2cLAzg4su4MQnof8ghttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=jurnal+hama+keong+mas+menyerang+tanaman+padi.pdf&source=web&cd=8&cad=rja&ved=0CEQQFjAH&url=http%3A%2F%2Ffp.unram.ac.id%2Fdata%2FProfil%2520Jurusan%2FJurnal%2520Crop%2520Agro%2FJurnal%2520Crop%2520Agro%2520Vol%25201%2520No%25202%2F9.AstamWiresyamsih-137-143.pdf&ei=WqNhUL70C8XjrAfmyIGwAg&usg=AFQjCNFhVSHjxA4xf2cLAzg4su4MQnof8ghttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=jurnal+hama+keong+mas+menyerang+tanaman+padi.pdf&source=web&cd=8&cad=rja&ved=0CEQQFjAH&url=http%3A%2F%2Ffp.unram.ac.id%2Fdata%2FProfil%2520Jurusan%2FJurnal%2520Crop%2520Agro%2FJurnal%2520Crop%2520Agro%2520Vol%25201%2520No%25202%2F9.AstamWiresyamsih-137-143.pdf&ei=WqNhUL70C8XjrAfmyIGwAg&usg=AFQjCNFhVSHjxA4xf2cLAzg4su4MQnof8ghttp://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-padi.html.%20Akses%2019%20September%202012http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-padi.html.%20Akses%2019%20September%202012http://www.google.co.id/search?hl=id&sclient=psy-ab&q=jurnal+pengendalian+hama+keong+mas+pada+tanaman+padi.pdf&oq=jurnal+pengendalian+hama+keong+mas+pada+tanaman+padi.pdf&gs_l=hp.3...13970.15604.5.16490.7.7.0.0.0.0.0.0..0.0...0.0...1c.1.k3-dT5rGv9o&psj=1&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.&biw=1024&bih=437&ech=1&psi=kslZUPKwAYHjrAek9YCACw.1348061711043.33&emsg=NCSR&noj=1&ei=1spZUNWiKMHqrAe-l4GABQhttp://www.google.co.id/search?hl=id&sclient=psy-ab&q=jurnal+pengendalian+hama+keong+mas+pada+tanaman+padi.pdf&oq=jurnal+pengendalian+hama+keong+mas+pada+tanaman+padi.pdf&gs_l=hp.3...13970.15604.5.16490.7.7.0.0.0.0.0.0..0.0...0.0...1c.1.k3-dT5rGv9o&psj=1&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.&biw=1024&bih=437&ech=1&psi=kslZUPKwAYHjrAek9YCACw.1348061711043.33&emsg=NCSR&noj=1&ei=1spZUNWiKMHqrAe-l4GABQhttp://www.google.co.id/search?hl=id&sclient=psy-ab&q=jurnal+pengendalian+hama+keong+mas+pada+tanaman+padi.pdf&oq=jurnal+pengendalian+hama+keong+mas+pada+tanaman+padi.pdf&gs_l=hp.3...13970.15604.5.16490.7.7.0.0.0.0.0.0..0.0...0.0...1c.1.k3-dT5rGv9o&psj=1&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.&biw=1024&bih=437&ech=1&psi=kslZUPKwAYHjrAek9YCACw.1348061711043.33&emsg=NCSR&noj=1&ei=1spZUNWiKMHqrAe-l4GABQhttp://www.google.co.id/search?hl=id&sclient=psy-ab&q=jurnal+pengendalian+hama+keong+mas+pada+tanaman+padi.pdf&oq=jurnal+pengendalian+hama+keong+mas+pada+tanaman+padi.pdf&gs_l=hp.3...13970.15604.5.16490.7.7.0.0.0.0.0.0..0.0...0.0...1c.1.k3-dT5rGv9o&psj=1&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.&biw=1024&bih=437&ech=1&psi=kslZUPKwAYHjrAek9YCACw.1348061711043.33&emsg=NCSR&noj=1&ei=1spZUNWiKMHqrAe-l4GABQhttp://www.google.co.id/search?hl=id&sclient=psy-ab&q=jurnal+pengendalian+hama+keong+mas+pada+tanaman+padi.pdf&oq=jurnal+pengendalian+hama+keong+mas+pada+tanaman+padi.pdf&gs_l=hp.3...13970.15604.5.16490.7.7.0.0.0.0.0.0..0.0...0.0...1c.1.k3-dT5rGv9o&psj=1&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.&biw=1024&bih=437&ech=1&psi=kslZUPKwAYHjrAek9YCACw.1348061711043.33&emsg=NCSR&noj=1&ei=1spZUNWiKMHqrAe-l4GABQhttp://www.google.co.id/search?hl=id&sclient=psy-ab&q=jurnal+pengendalian+hama+keong+mas+pada+tanaman+padi.pdf&oq=jurnal+pengendalian+hama+keong+mas+pada+tanaman+padi.pdf&gs_l=hp.3...13970.15604.5.16490.7.7.0.0.0.0.0.0..0.0...0.0...1c.1.k3-dT5rGv9o&psj=1&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.&biw=1024&bih=437&ech=1&psi=kslZUPKwAYHjrAek9YCACw.1348061711043.33&emsg=NCSR&noj=1&ei=1spZUNWiKMHqrAe-l4GABQhttp://www.google.co.id/search?hl=id&sclient=psy-ab&q=jurnal+pengendalian+hama+keong+mas+pada+tanaman+padi.pdf&oq=jurnal+pengendalian+hama+keong+mas+pada+tanaman+padi.pdf&gs_l=hp.3...13970.15604.5.16490.7.7.0.0.0.0.0.0..0.0...0.0...1c.1.k3-dT5rGv9o&psj=1&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.&biw=1024&bih=437&ech=1&psi=kslZUPKwAYHjrAek9YCACw.1348061711043.33&emsg=NCSR&noj=1&ei=1spZUNWiKMHqrAe-l4GABQhttp://www.litbang.deptan.go.id/special/padi/bbpadi_2009_itp_14.pdf.%20Akses%2020%20September%202012http://www.litbang.deptan.go.id/special/padi/bbpadi_2009_itp_14.pdf.%20Akses%2020%20September%202012http://id.wikipedia.org/wiki/Padi.%20Akses%2019%20September%202012http://id.wikipedia.org/wiki/Padi.%20Akses%2019%20September%202012

  • http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=jurnal+hama+keong+mas+menyerang+tanaman padi.pdf&source=web&cd=8&cad=rja&ved=0CEQQFjAH&url=http%3A%2F%2Ffp.unram.ac.id%2Fdata%2FProfil%2520Jurusan%2FJurnal%2520Crop%2520Agro%2FJurnal%2520Crop%2520Agro%2520Vol%25201%2520No%25202%2F9.AstamWiresyamsih-137-143.pdf&ei=WqNhUL70C8XjrAfmyIGwAg&usg=AFQjCNFhVSHjxA4xf2cLAzg4su4MQnof8g. Akses 20 September 2012.