Halusinogen
-
Upload
zaim-yoky-syazwan -
Category
Documents
-
view
9 -
download
4
description
Transcript of Halusinogen
Definisi
Halusinogen adalah zat alamiah dan
sintetik yang disebut psychedelic atau
psychotomimetics karena disamping
menyebabkan halusinasi, zat tersebut
membuatkan individu kehilangan kontak
dengan realiti dan merasakan kesadaran
yang meningkat
Halusinogen
Peningkatan kesadaran
(awareness) terhadap
rangsangan eksternal
Pikiran menjadi
lebih cerah (clarity of thought)
Reaksi disosiasi
Kebanyakan halusinogen bekerja pada neurotransm
iter serotonin
KLASIFIKASI HALUSINOGEN
Asam lisergik : LSD 25
Fenetilamin: meskalin
Indolalkil amin: psilosibin,DMT(dime
tiltriptamin)Atropin
Derivat opioida yang mrmpunyai sifat
agonis dan antagonis morfin, seperti
nalorfin, siklazosin
Lain-lain: pala (nutmeg), harmin,
ibogain
CARA MENGONSUMSI LSD 25 biasanya digunakan secara oral
Psilosibin dan Psilosin terdapat dalam jamur
Psilocybe mexicana digunakan secara oral
Meskalin berasal dari kaktus Liphophora williamsii
digunakan secara oral
DMP dan DET biasanya digunakan secara inhalasi
atau dirokok
MDA biasanya dikonsumsi dengan cara oral
PMA dapat digunakan secara oral, nasal atau suntikan
Atropin, skopolamin, dan hyosciamin
biasanya dikonsumsi secara oral
DMT biasanya dipakai secara nasal, dirokok,
atau intravena
Harmalin dan harmin terdapat dalam
tanaman Banisteriopsis caapi
penggunaannya secara oral atau suntikan.
Morning Glory Seed berasal dari tanaman
Rivea corymbosa dan Ipomoea violacea dan
biasanya biji tanaman ini ditumbuk dan
dilarutkan dalam air untuk diminum.
Myristicin terdapat dalam tanaman
Myristica fragrans yang tumbuh di
Indonesia dan banyak digunakan sebagai
bumbu masak. Myristicin digunakan
dengan cara diseduh dalam air teh dan
diminum atau digunakan secara nasal.
DOM digunakan secara oral
TMA digunakan secara oral atau
suntikan
Cara kerja
LSD dan halusinogen lain yang mirip LSD berpengaruh melalui neuron serotonergik
neuron yang rusak akibat serotonin dapat tumbuh kembali, tetapi tidak ke arah semula, sehingga pola pertumbuhan yang baru ini dapat mengubah suasana hati (mood), kemampuan belajar, atau daya ingat.
LSD dimetabolisme di hepar, Sebagian besar LSD diekskresi melalui empedu, tetapi LSD dapat dideteksi dalam air seni sampai lima hari sesudah penggunaan yang terakhir
Psilosin dan psilosibin juga bekerja pada neuron serotonergik dan neuron adrenergik
Meskalin bekerja pada susunan saraf pusat maupun susunan saraf tepi
Halusinogen yang mirip amfetamin (DOM, MDA, MMDA, PMA) dimetabolisme seperti metabolisme amfetamin. Pada dosis kecil, zat tersebut menyebabkan euforia seperti amfetamin, sedangkan pada dosis tinggi menyebabkan halusinasi seperti halusinogen
PENGARUH TERHADAP PENGGUNA LSD
Pengaruh LSD terhadap pengguna sangat beragam, bergantung pada jumlah yang dipakai, setting pada waktu dipakai, harapan pengguna, riwayat pengguna sebelumnya, dan kepribadian pengguna
Mengalami denyut nadi ↑, berdebar-debar, TD ↑,pupil mata melebar, banyak berkeringat, suhu badan ↑,mual, pusing, gemetar, rasa lemah, gangguan koordinasi motorik, dan menangis atau tertawa yang tidak terkendali
Lima belas sampai dua puluh menit sesudah dikonsumsi
Mengalami perubahan perasaan, gangguan persepsi, gangguan proses pikir, gangguan perilaku, euforia, perasaan badannya menyatu dengan alam semesta atau merasa dirinya tertarik oleh kekuatan internal dan kekuatan eksternal, kecurigaan, waham, panik, dan timbul pikiran bunuh diri
Dua sampai tiga jam sesudah dikonsumsi
Sering kali disebut pseudohalusinasi dan pseudoilusi karena pengguna sadar bahwa apa yang ia lihat adalah tidak nyata
PSILOSIBIN DAN PSILOSIN Pengaruh psilosibin dan psilosin
terhadap pengguna sama dengan pengaruh LSD, antara lain adanya pseudohalusinasi, pseudoilusi, waham, sinestesi, distrosi dalam persepsi waktu, ruang dan badan.
Pengaruh psilosibin terhadap pengguna lebih singkat daripada pengaruh LSD
GEJALA PSIKOLOGIK Agitasi psikomotor. Yang bersangkutan
berperilaku hiperaktif, tidak dapat dia selalu bergerak.
Rasa gembira (elation). Yang bersangkutan dalam suasana gembira yang berlebihan (euforia) seringkali lepas kendali dan melakukan tindakan-tindakan yang bersifat asusila.
Harga diri meningkat (grandiosity) Banyak bicara (melantur) Kewaspadaan meningkat (paranoid) Halusinasi penglihatan (melihat
sesuatu/bayangan yang sebenarnya tidak ada)
GEJALA FISIK
Jantung berdebar-debar (palpitasi)
Pupil mata melebar (dilatasi pupil)
Tekanan darah naik (hipertensi)
Keringat berlebihan atau kedinginan
Mual dan muntah
GANGGUAN DILUSI (WAHAM) DENGAN GEJALA-GEJALA Waham kejaran yaitu ketakutan yang tidak
rasional (paranoid), yang bersangkutan yakin bahwa dirinya terancam karena ada orang-orang yang mengejar ingin mencelakakan dirinya.
Kecurigaan terhadap lingkungan sekitar yang menyangkut dirinya sendiri (ideas of reference). Yang bersangkutan yakin bahwa pembicaraan orang ataupunberita serta peristiwa yang terjadi ditujukan terhadap dirinya.
Agresivitas dan sikap bermusuhan Kecemasan dan kegelisahan
Overdosis
Rangsangan
susunan saraf otak berlebiha
n
kegelisahan, pusing,
refleks ↑, gemetar (tremor),
tidak dapat tidur, mudah tersinggung/
pemarah, bingung,
halusinasi, panik, tubuh
menggigil, kulit pucat atau
kemerah-merahan,
keringat berlebihan, berdebar-
debar, tekanan darah
meninggi atau
sebaliknya merendah,
denyut jantung
tidak teratur,
nyeri dada, sistem
peredaran darah
kolaps, mual muntah, diare, kejang otot perut, kejang-kejang dan
kehilangan kesadaran (koma)
Meninggal
TERAPI FISIK DAN PSIKOFARMA DALAM BIDANG PSIKIATRI
Terapi terhadap penyalahgunaan dan
ketergantungan NAZA terdiri dari 2 tahapan
yaitu detoksifikasi dan pasca detoksifikasi
(pemantapan)
terapi medik-psikiatrik (detoksofikasi,
psikofarmaka dan psikoterapi),
terapi medik-somatik (komplikasi medik)
terapi psikososial
terapi psikoreligius
TERAPI INTOKSIKASI HALUSINOGENIKA
Terapi terhadap halusinogenika
terutama adalah konseling suportif,
mengajak pasien untuk berbicara
(talking down) meyakinkan pasien,
melindungi pasien terhadap perbuatan
yang membahayakan dirinya dan orang
lain
MANAJEMEN KASUS PSIKIATRIKTujuan manajemen : Tujuan manajemen kasus psikiatrik adalah untuk mengatasi problem dan meningkatkan kualitas hidup penderita.
Problem : Problem dalam kasus psikiatrik meliputi problem fisik (penyakit fisik) dan problem psikososial (gejala psikiatrik dan masalah lingkungan/rumah tangga/pekerjaan).
Pendekatan : Pendekatan dalam manajemen kassus psikiatrik meliputi pendekatan farmakologik dan pendekatan psikologik.
Lamanya Pengobatan : Lama pengobatan sangat tergantung pada jenis gangguan psikiatrik dan individual penderita.
Efek Samping Pendekatan : Efek samping pendekatan harus diatasi dengan tepat.
MANAJEMEN KASUS PSIKOSIS FUNGSIONAL
Apabila penderita dalam keadaan gaduh gelisah,
maka ikuti prosedur gawat darurat psikiatrik untuk
penderita gaduh gelisah.
Apabila penderita mengalami insomnia, maka pilihan obat
yang lebih tepat adalah klorpromazin. Selanjutnya
ikuti petunjuk dalam bagian pengunaan obat psikosis.
Apabila penderita berhasil menjadi tenang, maka dosis
obat diturunkan dengan dosis maintenance dan disertai
dengan psikoterapi suportif. Lamanya terapi maintenance ini tergantung pada jenis psikosis.
Umumnya kasus skizofrenia memerlukan pengobatan dalam
jangka waktu yang panjang.
Apabila penderita tidak berhasil menjadi tenang,
maka dirujuk ke rumah sakit jiwa atau rumh sakit umum
yang memiliki fasilitas pelayanan psikiatrik
GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU AKIBAT PENGGUNAAN ZAT
Gangguan yang bervariasi luas dan berbeda keparahannya dari intoksikasi tanpa komplikasi dan penggunaan yang merugikan sampai gangguan psikotik yang jelas dan demensia, tetapi semua itu diakibatkan oleh karena penggunaan satu atau lebih zat psikoaktif
F1X.0 INTOKSIKASI AKUT Suatu kondisi peralihan yang timbul
akibat menggunakan alkohol atau zat psikoaktif lain sehingga terjadi gangguan kesadaran, fungsi kognitif, persepsi, afek atau perilaku, atau fungsi dan respons psikofisiologis lainnya
F1X.00 TANPA KOMPLIKASI Gejala keparahannya sangat bervariasi,
biasanya tergantung pada dosis (dose-dependent), terutama pada dosis tinggi
F1x.01 Dengan trauma atau cedera tubuh lainnya
F1x.02 Dengan komplikasi medis lainnyaKomplikasi seperti hematemesis, inhalasi dari muntahan.
F1x.03 Dengan delirium F1x.04 Dengan distorsi persepsi F1x.05 Dengan koma F1x.06 Dengan konvulsi
F1X.07 INTOKSIKASI PATOLOGIS Hanya pada penggunaan alkohol. Onset secara tiba-tiba dengan agresi
dan sering berupa perilaku tindak kekerasan yang tidak khas bagi individu tersebut saat ia bebas alkohol.
Biasanya timbul segera setelah minum sejumlah alkohol yang pada kebanyakan orang tidak akan menimbulkan intoksikasi.
F1X.1 PENGGUNAAN YANG MERUGIKAN Adanya pola penggunaan zat psikoaktif
yang merusak kesehatan, yang dapat berupa fisik (seperti pada kasus hepatitis karena menggunakan obat melalui suntikan diri sendiri) atau mental (misalnya episode gangguan depresi sekunder karena konsumsi
berat alkohol).
F1X.2 SINDROM KETERGANTUNGAN Suatu kelompok fenomena fisiologis,
perilaku, dan kognitif akibat penggunaan suatu zat atau golongan zat tertentu yang mendapat prioritas lebih tinggi bagi individu tertentu ketimbang perilaku yang pernah diunggulkan pada masa lalu
Gambaran utama yang khas dari sindrom ketergantungan ialah keinginan (sering amat kuat dan bahkan terlalu kuat) untuk menggunakan obat psikoaktif (baik yang diresepkan atau pun tidak), alkohol, atau tembakau
DIAGNOSIS SINDROM KETERGANTUNGAN DAPAT DITENTUKAN LEBIH LANJUT DENGAN KODE LIMA KARAKTER
Flx.20 Kini abstinen F1x.21 Kini abstinen, tetapi dalam suatu
lingkungan yang terlindung (seperti dalam rumah sakit, komuniti terapeutik, lembaga pemasyarakatan, dll).
F1x.22 Kini dalam pengawasan klinis dengan terapi pemeliharaan atau dengan pengobatan zat pengganti (ketergantungan terkendali) (misalnya dengan methadone, penggunaan "nicotine gum" atau "nicotine patch")
F1x.23 Kini abstinen, tetapi sedang dalarn terapi obat aversif atau penyekat (misalnya naltrexone atau disulfiram)
F1x.24 Kini sedang menggunakan zat (ketergantungan aktif)
F1x.25 Penggunaan berkelanjutan F1x.26 Penggunaan episodik
(dipsomania)
F1X.3 KEADAAN PUTUS ZAT Sekelompok gejala dengan aneka bentuk
dan keparahan yang terjadi pada penghentian pemberian zat secara absolut atau relatif sesudah penggunaan zat yang terus-menerus dan dalam jangka panjang dan/atau dosis tinggi
Onset dan perjalanan keadaan putus zat itu biasanya waktunya terbatas dan berkaitan dengan jenis dan dosis zat yang digunakan sebelumnya. Keadaan putus zat dapat disertai dengan komplikasi kejang
F1X.4 KEADAAN PUTUS ZAT DENGAN DELIRIUM Satu keadaan putus zat disertai
komplikasi delirium Delirium tremens yang disebabkan oleh
alkohol Delirium tremens adalah suatu keadaan
gaduh gelisah toksik yang berlangsung singkat tetapi adakalanya dapat membahayakan jiwa yang disertai gangguan somatik
F1X.5 GANGGUAN PSIKOTIK
Sekelompok fenomena psikotik yang terjadi selama atau segera sesudah penggunaan zat psikoaktif dan ditandai oleh halusinasi nyata (khasnya auditorik, tetapi sering pada lebih dari satu gangguan modalitas sensorik), kekeliruan identifikasi, waham dan/atau gagasan yang menyangkut diri sendiri (ideas of reference) (sering yang bersifat paranoid atau kejaran), gangguan psikomotor (excitement atau stupor) dan afek yang abnormal, yang terentang antara ketakutan yang mencekam sampai ke ekstasi
F1X.6 SINDROM AMNESIK Satu sindrom yang berhubungan
dengan hendaya/gangguan daya ingat jangka pendek (recent memory) yang menonjol; kadang terdapat gangguan daya ingat jangka panjang (remote memory), sedangkan daya ingat segera masih baik
Gangguan daya nilai berjalannya waktu dan urutan peristiwa biasanya menonjol, seperti juga kesulitan untuk mempelajari hal baru
F1X.7 GANGGUAN PSIKOTIK RESIDUAL DAN ONSET LAMBAT Satu gangguan fungsi kognitif, afek,
kepribadian, atau perilaku yang disebabkan oleh alkohol atau zat psikoaktif yang berlangsung melampaui jangka waktu khasiat psikoaktifnya.