Halusinogen

38
HALUSINOGEN Novika Zaim Debora Claudia

description

halusinogen sedap

Transcript of Halusinogen

HALUSINOGEN

Novika

Zaim

Debora

Claudia

Definisi

Halusinogen adalah zat alamiah dan

sintetik yang disebut psychedelic atau

psychotomimetics karena disamping

menyebabkan halusinasi, zat tersebut

membuatkan individu kehilangan kontak

dengan realiti dan merasakan kesadaran

yang meningkat

Halusinogen

Peningkatan kesadaran

(awareness) terhadap

rangsangan eksternal

Pikiran menjadi

lebih cerah (clarity of thought)

Reaksi disosiasi

Kebanyakan halusinogen bekerja pada neurotransm

iter serotonin

KLASIFIKASI HALUSINOGEN

Asam lisergik : LSD 25

Fenetilamin: meskalin

Indolalkil amin: psilosibin,DMT(dime

tiltriptamin)Atropin

Derivat opioida yang mrmpunyai sifat

agonis dan antagonis morfin, seperti

nalorfin, siklazosin

Lain-lain: pala (nutmeg), harmin,

ibogain

CARA MENGONSUMSI LSD 25 biasanya digunakan secara oral

Psilosibin dan Psilosin terdapat dalam jamur

Psilocybe mexicana digunakan secara oral

Meskalin berasal dari kaktus Liphophora williamsii

digunakan secara oral

DMP dan DET biasanya digunakan secara inhalasi

atau dirokok

MDA biasanya dikonsumsi dengan cara oral

PMA dapat digunakan secara oral, nasal atau suntikan

Atropin, skopolamin, dan hyosciamin

biasanya dikonsumsi secara oral

DMT biasanya dipakai secara nasal, dirokok,

atau intravena

Harmalin dan harmin terdapat dalam

tanaman Banisteriopsis caapi

penggunaannya secara oral atau suntikan.

Morning Glory Seed berasal dari tanaman

Rivea corymbosa dan Ipomoea violacea dan

biasanya biji tanaman ini ditumbuk dan

dilarutkan dalam air untuk diminum.

Myristicin terdapat dalam tanaman

Myristica fragrans yang tumbuh di

Indonesia dan banyak digunakan sebagai

bumbu masak. Myristicin digunakan

dengan cara diseduh dalam air teh dan

diminum atau digunakan secara nasal.

DOM digunakan secara oral

TMA digunakan secara oral atau

suntikan

Cara kerja

LSD dan halusinogen lain yang mirip LSD berpengaruh melalui neuron serotonergik

neuron yang rusak akibat serotonin dapat tumbuh kembali, tetapi tidak ke arah semula, sehingga pola pertumbuhan yang baru ini dapat mengubah suasana hati (mood), kemampuan belajar, atau daya ingat.

LSD dimetabolisme di hepar, Sebagian besar LSD diekskresi melalui empedu, tetapi LSD dapat dideteksi dalam air seni sampai lima hari sesudah penggunaan yang terakhir

Psilosin dan psilosibin juga bekerja pada neuron serotonergik dan neuron adrenergik

Meskalin bekerja pada susunan saraf pusat maupun susunan saraf tepi

Halusinogen yang mirip amfetamin (DOM, MDA, MMDA, PMA) dimetabolisme seperti metabolisme amfetamin. Pada dosis kecil, zat tersebut menyebabkan euforia seperti amfetamin, sedangkan pada dosis tinggi menyebabkan halusinasi seperti halusinogen

PENGARUH TERHADAP PENGGUNA LSD

Pengaruh LSD terhadap pengguna sangat beragam, bergantung pada jumlah yang dipakai, setting pada waktu dipakai, harapan pengguna, riwayat pengguna sebelumnya, dan kepribadian pengguna

Mengalami denyut nadi ↑, berdebar-debar, TD ↑,pupil mata melebar, banyak berkeringat, suhu badan ↑,mual, pusing, gemetar, rasa lemah, gangguan koordinasi motorik, dan menangis atau tertawa yang tidak terkendali

Lima belas sampai dua puluh menit sesudah dikonsumsi

Mengalami perubahan perasaan, gangguan persepsi, gangguan proses pikir, gangguan perilaku, euforia, perasaan badannya menyatu dengan alam semesta atau merasa dirinya tertarik oleh kekuatan internal dan kekuatan eksternal, kecurigaan, waham, panik, dan timbul pikiran bunuh diri

Dua sampai tiga jam sesudah dikonsumsi

Sering kali disebut pseudohalusinasi dan pseudoilusi karena pengguna sadar bahwa apa yang ia lihat adalah tidak nyata

PSILOSIBIN DAN PSILOSIN Pengaruh psilosibin dan psilosin

terhadap pengguna sama dengan pengaruh LSD, antara lain adanya pseudohalusinasi, pseudoilusi, waham, sinestesi, distrosi dalam persepsi waktu, ruang dan badan.

Pengaruh psilosibin terhadap pengguna lebih singkat daripada pengaruh LSD

GEJALA PSIKOLOGIK Agitasi psikomotor. Yang bersangkutan

berperilaku hiperaktif, tidak dapat dia selalu bergerak.

Rasa gembira (elation). Yang bersangkutan dalam suasana gembira yang berlebihan (euforia) seringkali lepas kendali dan melakukan tindakan-tindakan yang bersifat asusila.

Harga diri meningkat (grandiosity) Banyak bicara (melantur) Kewaspadaan meningkat (paranoid) Halusinasi penglihatan (melihat

sesuatu/bayangan yang sebenarnya tidak ada)

GEJALA FISIK

Jantung berdebar-debar (palpitasi)

Pupil mata melebar (dilatasi pupil)

Tekanan darah naik (hipertensi)

Keringat berlebihan atau kedinginan

Mual dan muntah

GANGGUAN DILUSI (WAHAM) DENGAN GEJALA-GEJALA Waham kejaran yaitu ketakutan yang tidak

rasional (paranoid), yang bersangkutan yakin bahwa dirinya terancam karena ada orang-orang yang mengejar ingin mencelakakan dirinya.

Kecurigaan terhadap lingkungan sekitar yang menyangkut dirinya sendiri (ideas of reference). Yang bersangkutan yakin bahwa pembicaraan orang ataupunberita serta peristiwa yang terjadi ditujukan terhadap dirinya.

Agresivitas dan sikap bermusuhan Kecemasan dan kegelisahan

Overdosis

Rangsangan

susunan saraf otak berlebiha

n

kegelisahan, pusing,

refleks ↑, gemetar (tremor),

tidak dapat tidur, mudah tersinggung/

pemarah, bingung,

halusinasi, panik, tubuh

menggigil, kulit pucat atau

kemerah-merahan,

keringat berlebihan, berdebar-

debar, tekanan darah

meninggi atau

sebaliknya merendah,

denyut jantung

tidak teratur,

nyeri dada, sistem

peredaran darah

kolaps, mual muntah, diare, kejang otot perut, kejang-kejang dan

kehilangan kesadaran (koma)

Meninggal

TERAPI FISIK DAN PSIKOFARMA DALAM BIDANG PSIKIATRI

Terapi terhadap penyalahgunaan dan

ketergantungan NAZA terdiri dari 2 tahapan

yaitu detoksifikasi dan pasca detoksifikasi

(pemantapan)

terapi medik-psikiatrik (detoksofikasi,

psikofarmaka dan psikoterapi),

terapi medik-somatik (komplikasi medik)

terapi psikososial

terapi psikoreligius

TERAPI INTOKSIKASI HALUSINOGENIKA

Terapi terhadap halusinogenika

terutama adalah konseling suportif,

mengajak pasien untuk berbicara

(talking down) meyakinkan pasien,

melindungi pasien terhadap perbuatan

yang membahayakan dirinya dan orang

lain

MANAJEMEN KASUS PSIKIATRIKTujuan manajemen : Tujuan manajemen kasus psikiatrik adalah untuk mengatasi problem dan meningkatkan kualitas hidup penderita.

Problem : Problem dalam kasus psikiatrik meliputi problem fisik (penyakit fisik) dan problem psikososial (gejala psikiatrik dan masalah lingkungan/rumah tangga/pekerjaan).

Pendekatan : Pendekatan dalam manajemen kassus psikiatrik meliputi pendekatan farmakologik dan pendekatan psikologik.

Lamanya Pengobatan : Lama pengobatan sangat tergantung pada jenis gangguan psikiatrik dan individual penderita.

Efek Samping Pendekatan : Efek samping pendekatan harus diatasi dengan tepat.

MANAJEMEN KASUS PSIKOSIS FUNGSIONAL

Apabila penderita dalam keadaan gaduh gelisah,

maka ikuti prosedur gawat darurat psikiatrik untuk

penderita gaduh gelisah.

Apabila penderita mengalami insomnia, maka pilihan obat

yang lebih tepat adalah klorpromazin. Selanjutnya

ikuti petunjuk dalam bagian pengunaan obat psikosis.

Apabila penderita berhasil menjadi tenang, maka dosis

obat diturunkan dengan dosis maintenance dan disertai

dengan psikoterapi suportif. Lamanya terapi maintenance ini tergantung pada jenis psikosis.

Umumnya kasus skizofrenia memerlukan pengobatan dalam

jangka waktu yang panjang.

Apabila penderita tidak berhasil menjadi tenang,

maka dirujuk ke rumah sakit jiwa atau rumh sakit umum

yang memiliki fasilitas pelayanan psikiatrik

GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU AKIBAT PENGGUNAAN ZAT

Gangguan yang bervariasi luas dan berbeda keparahannya dari intoksikasi tanpa komplikasi dan penggunaan yang merugikan sampai gangguan psikotik yang jelas dan demensia, tetapi semua itu diakibatkan oleh karena penggunaan satu atau lebih zat psikoaktif

F1X.0 INTOKSIKASI AKUT Suatu kondisi peralihan yang timbul

akibat menggunakan alkohol atau zat psikoaktif lain sehingga terjadi gangguan kesadaran, fungsi kognitif, persepsi, afek atau perilaku, atau fungsi dan respons psikofisiologis lainnya

F1X.00 TANPA KOMPLIKASI Gejala keparahannya sangat bervariasi,

biasanya tergantung pada dosis (dose-dependent), terutama pada dosis tinggi

F1x.01 Dengan trauma atau cedera tubuh lainnya

F1x.02 Dengan komplikasi medis lainnyaKomplikasi seperti hematemesis, inhalasi dari muntahan.

F1x.03 Dengan delirium F1x.04 Dengan distorsi persepsi F1x.05 Dengan koma F1x.06 Dengan konvulsi

F1X.07 INTOKSIKASI PATOLOGIS Hanya pada penggunaan alkohol. Onset secara tiba-tiba dengan agresi

dan sering berupa perilaku tindak kekerasan yang tidak khas bagi individu tersebut saat ia bebas alkohol.

Biasanya timbul segera setelah minum sejumlah alkohol yang pada kebanyakan orang tidak akan menimbulkan intoksikasi.

F1X.1 PENGGUNAAN YANG MERUGIKAN Adanya pola penggunaan zat psikoaktif

yang merusak kesehatan, yang dapat berupa fisik (seperti pada kasus hepatitis karena menggunakan obat melalui suntikan diri sendiri) atau mental (misalnya episode gangguan depresi sekunder karena konsumsi

berat alkohol).

F1X.2 SINDROM KETERGANTUNGAN Suatu kelompok fenomena fisiologis,

perilaku, dan kognitif akibat penggunaan suatu zat atau golongan zat tertentu yang mendapat prioritas lebih tinggi bagi individu tertentu ketimbang perilaku yang pernah diunggulkan pada masa lalu

Gambaran utama yang khas dari sindrom ketergantungan ialah keinginan (sering amat kuat dan bahkan terlalu kuat) untuk menggunakan obat psikoaktif (baik yang diresepkan atau pun tidak), alkohol, atau tembakau

DIAGNOSIS SINDROM KETERGANTUNGAN DAPAT DITENTUKAN LEBIH LANJUT DENGAN KODE LIMA KARAKTER

Flx.20 Kini abstinen F1x.21 Kini abstinen, tetapi dalam suatu

lingkungan yang terlindung (seperti dalam rumah sakit, komuniti terapeutik, lembaga pemasyarakatan, dll).

F1x.22 Kini dalam pengawasan klinis dengan terapi pemeliharaan atau dengan pengobatan zat pengganti (ketergantungan terkendali) (misalnya dengan methadone, penggunaan "nicotine gum" atau "nicotine patch")

F1x.23 Kini abstinen, tetapi sedang dalarn terapi obat aversif atau penyekat (misalnya naltrexone atau disulfiram)

F1x.24 Kini sedang menggunakan zat (ketergantungan aktif)

F1x.25 Penggunaan berkelanjutan F1x.26 Penggunaan episodik

(dipsomania)

F1X.3 KEADAAN PUTUS ZAT Sekelompok gejala dengan aneka bentuk

dan keparahan yang terjadi pada penghentian pemberian zat secara absolut atau relatif sesudah penggunaan zat yang terus-menerus dan dalam jangka panjang dan/atau dosis tinggi

Onset dan perjalanan keadaan putus zat itu biasanya waktunya terbatas dan berkaitan dengan jenis dan dosis zat yang digunakan sebelumnya. Keadaan putus zat dapat disertai dengan komplikasi kejang

F1X.4 KEADAAN PUTUS ZAT DENGAN DELIRIUM Satu keadaan putus zat disertai

komplikasi delirium Delirium tremens yang disebabkan oleh

alkohol Delirium tremens adalah suatu keadaan

gaduh gelisah toksik yang berlangsung singkat tetapi adakalanya dapat membahayakan jiwa yang disertai gangguan somatik

F1X.5 GANGGUAN PSIKOTIK

Sekelompok fenomena psikotik yang terjadi selama atau segera sesudah penggunaan zat psikoaktif dan ditandai oleh halusinasi nyata (khasnya auditorik, tetapi sering pada lebih dari satu gangguan modalitas sensorik), kekeliruan identifikasi, waham dan/atau gagasan yang menyangkut diri sendiri (ideas of reference) (sering yang bersifat paranoid atau kejaran), gangguan psikomotor (excitement atau stupor) dan afek yang abnormal, yang terentang antara ketakutan yang mencekam sampai ke ekstasi

F1X.6 SINDROM AMNESIK Satu sindrom yang berhubungan

dengan hendaya/gangguan daya ingat jangka pendek (recent memory) yang menonjol; kadang terdapat gangguan daya ingat jangka panjang (remote memory), sedangkan daya ingat segera masih baik

Gangguan daya nilai berjalannya waktu dan urutan peristiwa biasanya menonjol, seperti juga kesulitan untuk mempelajari hal baru

F1X.7 GANGGUAN PSIKOTIK RESIDUAL DAN ONSET LAMBAT Satu gangguan fungsi kognitif, afek,

kepribadian, atau perilaku yang disebabkan oleh alkohol atau zat psikoaktif yang berlangsung melampaui jangka waktu khasiat psikoaktifnya.

KESIMPULAN