HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly...

287
KONSEP PERPUSTAKAAN UMUM IDEAL BERDASARKAN PERSEPSI PEMUSTAKA DAN PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Humaniora Disusun oleh: Syarifudin 13040111120016 PROGRAM STUDI S-1 ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Transcript of HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly...

Page 1: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

KONSEP PERPUSTAKAAN UMUM IDEAL BERDASARKAN

PERSEPSI PEMUSTAKA DAN PUSTAKAWAN DI

PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN

SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi

Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Humaniora

Disusun oleh:

Syarifudin

13040111120016

PROGRAM STUDI S-1 ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2016

Page 2: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya,

Nama : Syarifudin

NIM : 13040111120016

Jurusan : S-1 Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Konsep Perpustakaan Umum Ideal

Berdasarkan Persepsi Pemustaka dan Pustakawan di Perpustakaan dan Arsip Daerah

Kabupaten Semarang” adalah hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis

orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang

terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 30 Desember 2015

Yang Menyatakan,

Syarifudin

NIM 13040111120016

ii

Page 3: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

“Mudahkan dan jangan mempersulit, berikan kabar gembira dan jangan membuat

manusia lari”. (HR. Bukhari)

“jangan menaruh harapan pada manusia, sesungguhnya manusia adalah tempat

kekecewaan dan penyesalan, berharaplah hanya pada Sang Pemilik Harapan (Allah

SWT)”. (penulis)

“tulislah! atau akan hilang tanpa bekas”. (anonim)

Persembahan

Skripsi ini penulis persembahkan untuk: Kedua

orang tua tercinta, doa yang tak pernah putus,

perhatian dan pengorbanan yang begitu besar.

Keluarga, teman dan sahabat yang telah

membantu, mendoakan, dan memberikan

motivasi

Semua teman-teman Ilmu Perpustakaan

angkatan 2011.

Undip almamaterku

iii

Page 4: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul “Konsep Perpustakaan Umum Ideal Berdasarkan Persepsi

Pemustaka dan Pustakawan di Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang”

telah disetujui pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada:

Hari :

Tanggal :

Disetujui oleh,

Dosen Pembimbing

Dra. Sri Ati, M.Si

NIP 195305021979012001

iv

Page 5: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

HALAMAN PENGESAHAN

v

Page 6: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

PRAKATA

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji syukur penulis panjatkan kepada

Allah SWT, karena berkat rahmat, karunia dan hidayah-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Konsep Perpustakaan Umum Ideal

Berdasarkan Persepsi Pemustaka dan Pustakawan di Perpustakaan dan Arsip Daerah

Kabupaten Semarang” sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar

Sarjana Ilmu Perpustakaan di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan dan partisipasi berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada

pihak-pihak yang telah mendukung dan memberikan bantuan kepada penulis, yakni :

1. Dr. Rediyanto Noor, M.Hum., selaku dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Diponegoro;

2. Dra. Rukiyah, M.Hum., selaku Ketua Jurusan S-1 Ilmu Perpustakaan Fakultas

Ilmu Budaya Universitas Diponegoro;

3. Dra. Sri Ati, M.Si., selaku Dosen Wali yang tidak pernah lelah memberikan

masukan dan motivasi kepada penulis;

vi

Page 7: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

4. Dra. Sri Ati, M.Si., selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan

arahan, bimbingan, nasihat, petunjuk, saran serta semangat kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini dengan baik;

5. Seluruh dosen pengajar di jurusan S-1 Ilmu Perpustakaan Universitas Diponegoro

Semarang terimakasih atas bekal ilmu pengetahuan yang diberikan selama ini

hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini;

6. Mba Ovin selaku sekretaris jurusan S-1 Ilmu Perpustakaan yang telah

memberikan informasi dan arahan yang bermanfaat selama ini;

7. Terimakasih kepada kedua orang tua tercinta, Bapak dan Ibu, yang tanpa lelah

mendidik, memberikan kasih sayang, perhatian, doa restu, motivasi, serta

pengorbanan yang tak terhingga selama ini;

8. Terimakasih untuk kakak-kakak dan adikku: Moch. Khoiri, Luqman Fauzi,

Muntadho, Ali Masykur, Umhatun Annisa yang selalu menyemangati dan

mendoakan penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini;

9. Nelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah

Kabupaten Semarang yang berkenan memberi izin kepada penulis untuk

melakukan observasi dan penelitian di Perpustakaan;

10. Seluruh pustakawan dan pegawai Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah

Kabupaten Semarang yang telah membantu dan membimbing penulis dalam

melaksanakan observasi dan penelitian untuk penulisan skripsi ini;

vii

Page 8: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

11. Seluruh informan yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan

informasi yang dibutuhkan penulis dalam penyusunan skripsi ini;

12. Terimakasih diberikan kepada seluruh Pustakawan di Perpustakaan Fakultas Ilmu

Budaya dan Perpustakaan UPT. Widya Puraya UNDIP atas dedikasi dan

pengorbanannya selama ini menjaga, mengelola dan melestarikan bahan pustaka

demi keberlangsungan penelitian ilmiah di lingkungan civitas akademik;

13. Seluruh sahabatku tercinta di Amazing Class La FamilliA yang selalu berbagi

cerita keluh kesah dan memberikan semangat selama ini;

14. Teman-teman futsal Rewo Hore (Alwan, Salman, Lonjong, Arya, Chilman,

Gundul, Azwar, Afdal, Gigih, Ong, Ari, Angga Bagus, Nesya, Anis, Dian, Shoin

dan kawan-kawan) serta teman-teman Bidik Misi Ilmu Perpustakaan 2011 yang

selalu memberi doa dan semangat;

15. Teman-teman Tim 2 KKN Universitas Diponegoro 2014 Desa Jambon, Kec.

Gemawang Kab.Temanggung (Ijal, Fatnan, Icho, Risa, Ela, Novia, Inne, Tika,

Ligya, Zetta, Katrin) terimakasih atas cerita dan pengalaman yang tak terlupakan;

16. Terimakasih untuk keluarga besar KMMS (Keluarga Mahasiswa Muslim Sastra)

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, yang telah memberikan penulis

pengalaman dan kesempatan berharga untuk dapat memperbaiki diri dan

mengembangkan diri dalam berorganisasi;

viii

Page 9: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

17. Teman-teman seperjuangan, dan sebimbingan (Agnesya, Meliha, Ochi, Deni,

Anggita, Indah, Luthfia, Bhekti, Faishal, Arga, dan Mas Gigih) serta seluruh

mahasiswa S-1 Ilmu Perpustakaan angkatan 2011 hingga 2014;

18. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai

pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat

serta berguna bagi pembaca dan dapat dijadikan referensi untuk penelitian

selanjutnya.

Semarang, 30 Desember 2015

Penulis

ix

Page 10: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAANii

MOTTO DAN PERSEMBAHANiii

HALAMAN PERSETUJUANiv

HALAMAN PENGESAHAN

PRAKATAvi

DAFTAR ISIx

DAFTAR GAMBARxiv

DAFTAR TABELxiv

DAFTAR LAMPIRANxiv

ABSTRAKxv

ABSTRACTxvi

BAB I PENDAHULUAN

x

Page 11: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah5

1.3 Tujuan

1.4 Manfaat

1.5 Tempat dan Waktu Penelitian6

1.6 Batasan Masalah

1.7 Batasan Istilah6

1.8 Kerangka Pikir7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persepsi

2.2 Pemustaka

2.3 Pustakawan

2.4 Perpustakaan Umum

2.5 Standar Penyelenggaraan Perpustakaan Umum25

2.6 Penelitian Terdahulu31

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain dan Jenis Penelitian6

3.2 Informan7

3.3 Jenis dan Sumber Data9

3.4 Teknik Pengumpulan Data40

3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data41

xi

Page 12: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH

KABUPATEN SEMARANG

4.1 Lokasi5

4.2 Visi dan Misi6

4.3 Struktur Organisasi6

4.4 Kepegawaian8

4.5 Kegiatan Perpustakaan9

4.6 Koleksi Perpustakaan51

4.7 Layanan perpustakaan51

4.8 Tata Ruang Perpustakaan54

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN

5.1 Identitas Informan6

5.2 Perpustakaan Ideal6

5.2.1 Sumber Daya Manusia (SDM)8

5.2.1.1 Manajemen Organisasi8

5.2.1.2 Pelayanan Pustakawan61

5.2.1.3 Harapan Informan untuk SDM Perpustakaan yang Ideal62

5.2.2 Fasilitas dan Layanan Perpustakaan71

5.2.2.1 Pendapat Informan pada Fasilitas dan Layanan di Perpustakaan dan

Arsip Daerah Kabupaten Semarang1

5.2.2.2 Harapan Informan untuk Fasilitas dan Layanan yang Ideal75

5.2.3 Desain dan Tata Ruang Perpustakaan80

xii

Page 13: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

5.2.3.1 Pendapat Informan pada Desain dan Tata Ruang di Perpustakaan

dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang80

5.2.3.2 Harapan Informan untuk Desain dan Tata Ruang Perpustakaan yang

ideal........................................................................................................ 84

5.2.4 Sumber Daya Informasi Perpustakaan92

5.2.4.1 Pendapat Informan pada Sumber Informasi di Perpustakaan dan

Arsip Daerah Kabupaten Semarang92

5.2.4.2 Harapan Informan untuk Sumber Informasi yang ideal........................ 97

5.2.5 Program Kegiatan Perpustakaan102

5.2.5.1 Pendapat Informan pada Program Kegiatan di Perpustakaan dan

Arsip Daerah Kabupaten Semarang102

5.2.5.2 Harapan Informan untuk Program Kegiatan Perpustakaan yang ideal 108

BAB VI PENUTUP 14

6.1 Simpulan14

6.2 Saran16

DAFTAR PUSTAKA7

LAMPIRAN9

xiii

Page 14: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pikir

Gambar 4.1 Struktur Organisasi............................................................................47

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu.............................................35

Tabel 5.1 Daftar Informan56

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Biodata Informan....................................................................................

Lampiran 2 Hasil Reduksi Wawancara......................................................................

xiv

Page 15: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

Lampiran 3 Transkrip Wawancara Pegawai Perpustakaan........................................

Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian..........................................................................

Lampiran 5 Surat Izin Penelitian...............................................................................

Lampiran 6 Matriks Bimbingan dan Konsultasi Penulisan Skripsi...........................

Lampiran 7 Standar Nasional Perpustakaan..............................................................

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Konsep Perpustakaan Umum Ideal Berdasarkan Persepsi Pemustaka dan Pustakawan di Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana seharusnya perpustakaan umum dikembangkan sehingga menjadi perpustakaan umum yang ideal bagi masyarakat Kabupaten Semarang. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara terstruktur. Informan dalam penelitian ini berjumlah enam orang yang terdiri dari empat orang informan pemustaka (PNS, umum, mahasiswa dan pelajar SMA/ SMK) dan dua informan pustakawan sebagai informan kunci. Analisis data dilakukan menggunakan teori Miles dan Huberman, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang sudah cukup ideal. Gambaran dan ukuran ideal menurut informan terdiri dari lima aspek, yaitu: pertama, SDM perpustakaan adalah orang yang memiliki latar belakang kepustakaan, berkarakter dan professional. Kedua, fasilitas dan layanan yang disediakan perpustakaan beragam dan berfungsi mempermudah aktivitas pemustaka dalam penelusuran informasi. Ketiga, desain dan tata ruang perpustakaan dirancang dengan memperhatikan lokasi, kemudahan akses, pencahayaan dan pewarnaan ruangan, suhu serta dekorasi pendukung. Keempat, sumber informasi beragam dengan subjek ilmu yang variatif, berkualitas, mutakhir dan memiliki kuantitas yang mencukupi. Kelima, program kegiatan yang diselenggarakan perpustakaan beragam, terjadwal dengan baik dan bertujuan untuk memberdayakan masyarakat.

Kata kunci: Perpustakaan Ideal, Pemustaka, Pustakawan, Perpustakaan Daerah

xv

Page 16: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

xvi

Page 17: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

ABSTRACT

This study discuss about “The Concept of Public Library ideal Based on users and librarians perception at the Library and Archives of Semarang District ". The aim of this study is to find out how the public library developed to be the ideal public library for people Semarang District. This study used a qualitative research design with descriptive study and case study approach. Data collection technique used was observation and structured interview. Informants were six people consisting of four user informants (PNS, general, students and students of SMA / SMK) and two librarian informants as key informants. Data analysis was performed using Miles and Huberman theory, namely data collection, data reduction, data presentation and conclusion. The results show that the implementation of the Library and Archives Semarang District had already quite ideal. An ideal size according to the informant consisted of five aspects: First, Human resources library are people who have a background in library science, and Professional character. Secondly, the facilities and services provided are varies and facilitate the function of users activity in information searching. Third, the design and layout of libraries are designed with attention to the location, ease of access, lighting and colouring room, supporting with the temperature and decoration. Fourth, the variety of information sources must be with varied science subject, quality, cutting-edge and must has a sufficient quantity. Fifth, the programs organized by library are varies, well scheduled and aims to empower communities.

Keywords: ideal library, user, librarian, public library

xvii

Page 18: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perpustakaan di era global ini dapat dilihat sebagai sumber informasi. Hal

tersebut merupakan sebuah pencapaian yang berlangsung sejak dulu dan terus

mengalami perkembangan dan perbaikan meskipun belum sepenuhnya

memuaskan semua pihak. Pada prinsipnya, perpustakaan memiliki tiga tugas

pokok, yaitu mengumpulkan informasi (to collect), melestarikan informasi (to

preserve), dan menyajikan serta melayani kebutuhan informasi (to make

available). Tugas ini mengisyaratkan bahwa perpustakaan merupakan organisasi

yang bersifat dinamis dan pengelolaanya harus proaktif.

Perpustakaan merupakan sesuatu yang bersifat universal. Artinya,

dimanapun berada perpustakaan adalah sama. Persamaan tersebut dapat dilihat

dari fungsinya, yaitu: fungsi simpan karya, fungsi informasi, fungsi rekreasi,

fungsi pendidikan dan fungsi preservasi (Suwarno: 2011, 22). Adapun yang

membedakan dari perpustakaan adalah perkembangannya, karena perkembangan

perpustakaan sangat bergantung pada masyarakat setempat dan

penyelenggaranya.

Sulistyo Basuki (1991: 41) mengkategorikan perpustakaan dalam

beberapa jenis, yaitu: perpustakaan internasional, perpustakaan nasional,

1

Page 19: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

2

perpustakaan umum, perpustakaan swasta (pribadi), perpustakaan khusus,

perpustakaan sekolah, dan perpustakaan perguruan tinggi. Setiap jenis

perpustakaan tersebut memiliki sejarah, tujuan, anggota, organisasi, kegiatan,

juga permasalahan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Perpustakaan yang dapat diakses secara umum adalah Perpustakaan

Nasional dan Perpustakaan umum. Perpustakaan Nasional merupakan Lembaga

Pemerintah Non Departemen (LPND) dan menaungi perpustakaan provinsi dan

daerah yang berkedudukan di ibu kota Negara sesuai yang tertera dalam pasal

21 UU tentang perpustakaan No. 43 tahun 2007. Praktis, Perpustakaan Nasional

tidak serta merta dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia yang

tersebar dari Sabang sampai Merauke. Oleh Sebab itu, perpustakaan umum yang

ada di tingkat kabupaten/kota menjadi pilihan masyarakat untuk dapat menikmati

perpustakaan secara bebas dan luas.

Sebagai perpustakaan yang paling dekat dengan masyarakat,

perpustakaan umum dituntut untuk selalu melakukan pembangunan dan

perkembangan di setiap aspeknya sehingga perpustakaan umum dapat menjadi

perpustakaan yang ideal bagi masyarakat setempat. Hal itu didasari dari

perkembangan zaman yang terus melesat terutama di bidang Teknologi

Informasi (TI).

TI sebagaimana yang diketahui, telah banyak mengubah wajah dan

praktik perpustakaan. TI membuat Perpustakaan tidak lagi hanya ditangani oleh

Page 20: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

3

pustakawan tetapi juga professional TI. Perkembangan tersebut mudah diamati

terutama pada perpustakaan perguruan tinggi (Sulistyo – Basuki: 1991: 87).

Namun, berbeda kondisinya dengan perpustakaan umum, menurut Blasius

Sudarsono (2006, 164) perpustakaan umum di Indonesia pembangunannya masih

sangat lemah. Banyak kalangan menganggap perpustakaan umum masih sebagai

aksesoris kehidupan, bukan sebagai bagian penting dalam kehidupan. Visi misi

perpustakaan hanya menyentuh masyarakat pemustaka saja, belum menyentuh

masyarakat secara luas. Di lain pihak, pemerintah daerah juga belum

memberikan dukungan secara memadai untuk pembangunan perpustakaan.

Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang yang berlokasi di

Ungaran,merupakan salah satu contoh perpustakaan yang diselenggarakan untuk

melayani masyarakat secara luas/ umum. Perpustakaan dan Arsip Daerah

Kabupaten Semarang sejauh ini telah melakukan pengembangan baik dari segi

gedung, koleksi, pelayanan, fasilitas dan lain sebagainya. Namun, meski telah

melakukan pengembangan pada beberapa aspek tersebut, kenyataannya menurut

masyarakat (pemustaka) masih ada beberapa hal yang perlu dibenahi dan

dipenuhi oleh perpustakaan sehingga menjadi seperti apa yang dibutuhkan dan

diharapkan masyarakat terutama masyarakat yang ada di Kabupaten Semarang.

Masyarakat berharap Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

dapat berkembang menjadi perpustakaan yang ideal seperti yang mereka

harapkan.

Page 21: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

4

Menanggapi keadaan tersebut, keberadaan perpustakaan umum yang

ideal di masyarakat Kabupaten Semarang harus menjadi prioritas dan tanggung

jawab bersama dalam perealisasiannya antara pemerintah, pustakawan dan

masyarakat. Sehingga perpustakaan tidak hanya menjadi pusat mencari informasi

saja, tetapi juga menjadi pusat sumber dan penghasil informasi yang berbasiskan

Teknologi Informasi.

Dalam rangka mewujudkan perpustakaan ideal, perlu dilakukan analisis,

kajian mendalam serta langkah-langkah sistematis dalam merumuskan kebijakan

pengembangan perpustakaan ke depan. Dalam merumuskan kebijakan tersebut

tentunya harus terdapat integrasi antara kebutuhan perpustakaan, kebutuhan

masyarakat dan kebutuhan zaman sehingga perpustakaan dapat terselenggara

layaknya perpustakaan yang baik dalam arti perpustakaan ideal.

Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti bermaksud mengangkat tema

penelitian tentang bagaimana konsep perpustakaan umum yang ideal

berdasarkan persepsi pemustaka dan pustakawan. Studi kasus dilakukan di

Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang. Dalam penelitian ini,

dipilihnya pemustaka dan pustakawan sebagai informan karena pemustaka dan

pustakawan adalah orang-orang yang paling dekat dengan Perpustakaan dan

Arsip Daerah Kabupaten Semarang.

Page 22: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarakan latar belakang di atas rumusan masalah yang akan diangkat dalam

penelitian ini adalah bagaimana konsep perpustakaan umum yang ideal

berdasarkan persepsi pemustaka dan pustakawan. Studi kasus dilaksanakan di

Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang.

1.3 Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

bagaimana seharusnya perpustakaan umum dikembangkan sehingga menjadi

perpustakaan umum yang ideal bagi masyarakat Kabupaten Semarang.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu dalam

bidang ilmu perpustakaan dan informasi, khususnya tentang

penyelenggaraan perpustakaan umum.

1.4.2 Manfaat Praktis

Bagi Institusi

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi

Perpustakaan dalam merumuskan kebijakan pengembangan perpustakaan,

serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pustakawan di

Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang .

Page 23: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

6

1.5 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten

Semarang Jl. Pemuda No. 7 Ungaran. Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan

terhitung dari bulan Agustus 2015.

1.6 Batasan Masalah

Banyak faktor yang bisa dilibatkan untuk memperoleh gambaran tentang konsep

perpustakaan ideal di sebuah perpustakaan. Namun, karena keterbatasan

pengetahuan peneliti, maka perlu dilakukan pembatasan pada permasalahan yang

diangkat. Dalam hal ini batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Penelitian dilakukan di Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten

Semarang.

2. Kajian perpustakaan ideal meliputi lima lingkup, yaitu: SDM Perpustakaan,

fasilitas dan layanan perpustakaan, desain dan tata ruang perpustakaan,

sumber informasi perpustakaan, dan program perpustakaan.

3. Konsep penelitian meliputi gambaran umum kondisi perpustakaan dan

harapan untuk pengembangan menjadi perpustakaan ideal.

1.7 Batasan Istilah

Untuk menghindari kekeliruan dalam pemahaman dan penafsiran judul diatas,

maka perlu adanya pembatasan dan penjelasan istilah:

Page 24: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

7

a. Perpustakaan

Yang dimaksud perpustakaan disini adalah Perpustakaan dan Arsip Daerah

Kabupaten Semarang.

b. Persepsi

Persepsi adalah proses pemahaman dan pengetahuan seseorang terhadap

beberapa stimulus yang diterima dengan penginderaan yang diolah dan

diinterpresentasikan dalam bentuk pengetahuan.

c. Pemustaka

Pemustaka adalah orang-orang yang secara aktif terdaftar sebagai anggota

perpustakaan di Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang dan

aktif mengunjungi perpustakaan minimal dua kali dalam sebulan. Dalam

penelitian ini pemustaka yang dimaksud diklasifikasikan berdasarkan

kelompok: Pegawai Negeri Sipil (PNS), umum, mahasiswa, dan pelajar

tingkat SMA/ SMK.

d. Pustakawan

Pustakawan adalah orang-orang yang secara aktif bertugas sebagai pengelola

perpustakaan di Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

1.8 Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan alur berpikir peneliti dalam penelitian. Kerangka pikir

digunakan sebagai dasar acuan peneliti dalam menentukan alur penelitian

sehingga penelitian tetap fokus sesuai bidang yang akan dikaji peneliti.

Page 25: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

1. SDM Perpustakaan2. Fasilitas dan layanan3. Desain dan tata ruang4. Sumber daya informasi5. Program perpustakaan

Persepsi

(Sumber data: olahan penulis berdasarkan SNP 003:2011)

8

Secara umum kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah mengetahui konsep

Perpustakaan umum yang ideal berdasarkan persepsi pemustaka dan pustakawan

dimana studi kasus dilaksanakan di Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten

Semarang. Penelitian ini penulis konsentrasikan berdasarkan lima aspek yang diambil

dari Standar Nasional Perpustakaan tentang penyelenggaraan Perpustakaan umum

kabupaten/ kota. Ke lima aspek tersebut meliputi SDM perpustakaan, Fasilitas dan

layanan Perpustakaan, Desain dan tata ruang perpustakaan, Sumber Daya informasi

perpustakaan dan Program kegiatan yang diselenggarakan perpustakaan.

Konsep perpustakaan umum ideal

Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten semarang

Pemustaka Pustakawan

Page 26: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persepsi

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu

proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indra atau juga disebut

sensoris. Namun, proses ini tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus

tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Karena

itu, proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan, dan proses

pengindraan merupakan proses pendahulu dari proses persepsi. Proses persepsi

ialah stimulus yang diindra oleh individu, diorganisasikan dan interpretasikan,

sehingga individu menyadari, mengerti dengan apa yang diindra itu (Walgito,

2004: 53). Sedangkan Menurut Suwarno (2009: 52), persepsi ialah proses

diterimanya rangsang berupa objek, kualitas hubungan antar gejala, maupun

peristiwa sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti. Jadi persepsi dapat

didefinisikan sebagai suatu proses membuat penilaian atau membangun kesan

mengenai berbagai macam hal yang terdapat di dalam lapangan pengindraan

seseorang.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan

proses yang diawali dengan penginderaan terhadap rangsangan berupa objek lalu

diseleksi, diorganisasikan dan diinterpretasikan sehingga memunculkan penilaian

9

Page 27: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

10

atau kesan terhadap rangsangan dari objek yang dipersepsi sehingga menjadi

pesan yang berarti.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Menurut Walgito (2004: 89) ada beberapa faktor yang mempengaruhi

persepsi manusia:

1.Objek yang dipersepsi

objek merupakan stimulus yang mengenai alat indera yang berasal dari

individu tersebut maupun dari luar individu yang langsung mengenai

syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor.

2.Alat indera, syaraf dan pusat susunan syaraf

alat indra atau reseptor berfungsi sebagai alat penerima stimulus. Selain

itu harus ada syaraf sensoris yang bekerja meneruskan stimulus yang

diterima reseptor kepusat susunan syaraf, yaitu otak. Sebagai alat untuk

mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.

3.Perhatian

Untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian. Perhatian

merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu

yang ditujukan pada suatu objek.

b. Aspek-aspek persepsi

Page 28: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

11

Menurut Sukmana (2003: 55) disebutkan bahwa persepsi melibatkan proses

kognisi dan afeksi. Kognisi menyangkut keyakinan atau proses diterimnya

stimulus melalui alat indera dan fungsi fisiologis dari susunan syaraf pusat

dalam melakukan seleksi terhadap stimulus yang diterima individu. Afeksi

berkaitan dengan kesan atau perasaan individu dalam menafsirkan stimulus

sehingga individu menyadari stimulus tersebut.

Dengan demikian aspek-aspek persepsi meliputi:

1)Perasaan untuk mengorganisasi dan menginterpretasi stimulus

2)Kemampuan berpikir untuk mengorganisasi dan menginterpretasi stimulus

2.2 Pemustaka

Pada mulanya istilah pengguna perpustakaan atau pemakai perpustakaan lebih

dahulu muncul sebelum istilah pemustaka ada. Menurut Hermawan (2006: 13)

pemustaka atau pengguna adalah orang atau badan yang akan menggunakan

perpustakaan. Sedangkan menurut Sutarno (2008: 145) pemakai perpustakaan

didefinisikan sebagai orang atau kelompok masyarakat yang memakai dan

memanfaatkan layanan perpustakaan, baik pemakai yang menjadi anggota

maupun bukan anggota. Dalam teori kajian pemakai, Powell dalam Suwanto

(2010) menggunakan dua istilah untuk mengkaji pemakai, yaitu House survey

of users bagi pemakai yang menjadi anggota suatu perpustakaan, dan

Community analysis untuk pemakai baik yang menjadi anggota maupun

bukan anggota perpustakaan. Namun, perpustakaan dibawah lembaga tertentu

Page 29: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

12

mendefinisikan pengguna/pemakai sesuai dengan misi dan tujuan masing-

masing.

Setelah adanya Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang

perpustakaan disahkan, istilah pengguna atau pemakai perpustakaan dirubah

menjadi pemustaka. Pengertian pemustaka menurut Undang-Undang Nomor 43

Tahun 2007 pasal 1 ayat 9 adalah pengguna perpustakaan, yaitu perseorangan,

kelompok orang, masyarakat atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan

perpustaaan. Pemustaka sendiri tergolong dalam berbagai macam jenis, ada

mahasiswa, guru, dosen, dan masyarakat pada umumnya tergantung jenis

perpustakaan yang ada.

Menurut Hermawan (2006: 13) ada beberapa Istilah yang digunakan

dalam kaitannya dengan pemustaka atau pengguna perpustakaan, antara lain

sebagai berikut:

1. Anggota (members) yang dianggap sebagai pemustaka adalah mereka yang

telah menjadi anggota perpustakaan.

2. Pembaca (readers) menunjukkan bahwa tugas utama perpustakaan adalah

menyediakan bahan bacaan bagi pengguna perpustakaan atau tempat dimana

orang dapat membaca berbagai jenis bahan pustaka;

3. Pelanggan (customers) hubungan antara perpustakaan dengan pemustaka

sudah seperti hubungan antara penjual dan pembeli;

Page 30: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

13

4. Klien (clients) hubungan antara perpustakaan dengan penggunanya sudah

seperti pengacara dengan orang yang dibelanya;

5. Patron (patrons) pada dasarnya arti patron ini lebih kepada orang-orang yang

peduli dan ikut menyeponsori perpustakaan, dan dalam perkembangannya

pengguna perpustakaan dianggap sebagai patron.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemustaka

adalah pengguna perpustakaan baik perseorangan, kelompok, maupun lembaga

yang memanfaatkan fasilitas dan layanan perpustakaan baik yang telah menjadi

anggota maupun belum menjadi anggota perpustakaan.

2.3 Pustakawan

Pustakawan adalah orang yang pekerjaannya atau profesinya terkait erat dengan

dunia pustaka atau bahan pustaka. IPI (Ikatan Pustakawan Indonesia)

menyatakan bahwa pustakawan ialah seseorang yang melaksanakan kegiatan

perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai

dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu perpustakaan, dokumentasi,

dan informasi yang diperolehnya melalui pendidikan.

Adapun pengertian pustakawan menurut UU No. 43 Tahun 2007. pasal 1

ayat 8 dijelaskan bahwa pustakawan adalah seseorang yang memiliki

kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan atau pelatihan

kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk

melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.

Page 31: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

14

Pustakawan bertugas untuk memberikan dan melaksanakan kegiatan

perpustakaan. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan layanan kepada

masyarakat yang sejalan dengan misi yang diemban oleh badan induknya,

kegiatan yang dilaksanakan harus berdasarkan kaidah ilmu perpustakaan,

informasi dan dokumentasi yang diperoleh melalui pendidikan (Sulistyo -

Basuki, 1991: 8). Tugas pustakawan tersebut diperkuat dengan adanya kode etik

pustakawan.

Lasa (2009: 338) membagi pustakawan dalam dua jenis, yaitu terdiri dari

pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan. Pustakawan dan tenaga teknis

perpustakaan memiliki kewajiban:

1) Memberi layanan prima

2) Menciptakan perpustakaan kondusif, dan

3) Memberikan keteladanan dan nama baik lembaga dan kedudukannya sesuai

tugas dan tanggung jawabnya.

Dalam UU No. 43 Tahun 2007 pustakawan dikelompokkan menjadi 2,

yaitu:

1. Pustakawan, adalah tenaga perpustakaan yang telah memenuhi kualifikasi

sesuai standar nasional perpustakaan.

2. Tenaga teknis pustakawan, adalah tenaga perpustakaan yang dapat dirangkap

oleh pustakawan sesuai dengan kondisi perpustakaan yang bersangkutan.

Page 32: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

15

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pustakawan

secara umum adalah seorang yang memiliki kompetensi di bidang ilmu

perpustakaan yang diperoleh melalui pendidikan atau pelatihan kepustakawanan

yang bertugas dan bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan

perpustakaan dengan tujuan memberikan layanan kepada masyarakat sesuai

dengan misi badan induknya berdasarkan kaidah ilmu perpustakaan,

dokumentasi dan informasi.

2.4 Perpustakaan Umum

1. Pengertian perpustakaan umum

Pengertian perpustakaan umum menurut Hermawan dan Zulfikar (2006: 30)

adalah “Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang melayani seluruh

lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama,

suku, pendidikan, dan sebagainya”. Sedangkan menurut Sutarno (2003: 32)

menyatakan bahwa:

“Perpustakaan umum sering diibaratkan sebagai Universitas Rakyat atau Universitas Masyarakat maksudnya adalah perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan yang demokratis Karena menyediakan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan melayani tanpa membedakan suku bangsa, agama yang dianut, jenis kelamin, latar belakang dan tingkat sosial, umur dan pendidikan serta perbedaan lainnya”.

Selain kedua pendapat tersebut dalam UU No. 43 tahun 2007 pasal 1

ayat 6 dijelaskan bahwa Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang

diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang

Page 33: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

16

hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama, dan status

sosial-ekonomi.

Perpustakaan umum didirikan di tiga tingkatan pemerintah, yaitu (1)

perpustakaan umum kabupaten dan kota, (2) perpustakaan umum kecamatan,

dan (3) perpustakaan umum desa / kelurahan. Perpustakaan umum tersebut

milik pemerintah daerah dan dikelola oleh pemerintah daerah yang

bersangkutan.

Perpustakaan umum menyediakan informasi yang sangat variatif

karena jenis pemustaka yang bervariasi pula, semua lapisan masyarakat dapat

mengakses informasi yang disediakan oleh perpustakaan umum mulai dari

anak-anak hingga kalangan lanjut usia.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum

adalah perpustakaan yang dikelola oleh pemerintah daerah yang berfungsi

sebagai lembaga pendidikan dengan menyediakan sumber belajar sesuai

dengan kebutuhan, menghimpun berbagai macam koleksi tercetak maupun

non-cetak dan bertugas melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa

membedakan latar belakang, status sosial, suku, agama, umur, serta perbedaan

lainnya.

Page 34: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

17

2. Ciri-ciri perpustakaan umum

Sulistyo-Basuki (1991: 46) menjelaskan beberapa ciri-ciri perpustakaan

umum sebagai berikut:

a. Terbuka untuk umum artinya terbuka bagi siapa saja tanpa memandang

perbedaan jenis kelamin, agama, kepercayaan, ras, usia, pandangan

politik, dan pekerjaan.

b. Dibiayai oleh dana umum. Dana umum adalah dana yang berasal dari

masyarakat. Biasanya dikumpulkan melalui pajak dan dikelola oleh

pemerintah. Dana ini kemudian digunkan untuk mengelola perpustakaan

umum. Karena dana dari umum maka perpustakaan umum harus terbuka

untuk umum.

c. Jasa yang diberikan pada hakekatnya bersifat cuma-cuma. Jasa yang

diberikan mencakup jasa referral artinya jasa memberikan informasi,

peminjaman, konsultasi studi. Sedangkan keanggotaan bersifat cuma-

cuma artinya tidak perlu membayar.

Ciri-ciri perpustakaan umum tersebut menggambarkan bahwa

perpustakaan umum haruslah bersifat terbuka kepada seluruh lapisan

masyarakat Karena perpustakaan umum didanai oleh masyarakat melalui

pajak yang dibayarkan, selain itu perpustakaan tidak diperkenankan

mengambil profit melalui pungutan kepada pengguna atau pemustaka dalam

arti segala bentuk layanan harus bersifat cuma-cuma atau gratis.

Page 35: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

18

3. Tujuan perpustakaan umum

Secara teknis tujuan perpustakaan umum adalah melayani seluruh lapisan

masyarakat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan secara cuma-cuma.

Begitu pentingnya peran perpustakaan umum bagi kecerdasan bangsa,

Unesco pada tahun 1972 mengeluarkan manifesto perpustakaan umum yang

dikutip oleh Sulistyo-Basuki (1991: 46), isinya bahwa perpustakaan umum

memiliki 4 tujuan utama, yaitu:

(1)Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang

dapat membantu meningkatkan mereka kearah kehidupan yang lebih

baik.

(2)Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat, dan murah bagi

masyarakat terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi

mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.

(3)Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya

sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat

sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan

bantuan bahan pustaka. Fungsi ini sering disebut sebagai fungsi

pendidikan perpustakaan umum, lebih tepat disebut sebagai pendidikan

berkesinambungan ataupun pendidikan seumur hidup. Pendidikan sejenis

ini hanya dapat dilakukan oleh perpustakaan umum karena perpustakaan

umum merupakan satu-satunya pranata kepustakawanan yang terbuka

Page 36: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

19

bagi umum namun untuk memanfaatkannya tidak selalu terbuka langsung

bagi perorangan, adakalanya harus melalui perpustakaan lain.

(4)Bertindak selaku agen kultural artinya perpustakaan umum merupakan

pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan

bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan

cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film, dan

penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan,

kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.

Sedangkan Hermawan dan Zulfikar (2006: 31) menyatakan tujuan

perpustakaan umum adalah:

1. Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan

bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan

kesejahteraan;

2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna

bagi masyarakat dalam kehidupannya sehari - hari;

3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui

penyediaan bahan pustaka dan informasi;

4. Bertindak sebagai agen kultural, sehingga menjadi pustaka utama

kehidupan budaya bagi masyarakat sekitar; dan

5. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.

Page 37: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

20

Berdasarkan uraian tersebut, dinyatakan bahwa tujuan dari

perpustakaan umum adalah untuk meningkatkan pendidikan masyarakat,

membantu dalam menyelesaikan masalah dan bertindak sebagai agen kultural

sehingga khasanah budaya tetap terjaga.

4. Tugas perpustakaan umum

Dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000: 6)

dijelaskan bahwa tugas pokok perpustakaan umum adalah menyediakan,

mengolah, memelihara dan mendayagunakan koleksi bahan pustaka,

menyediakan saran pemanfaatannya dan melayani masyarakat pengguna yang

membutuhkan informasi dan bahan bacaan.

Menurut Sutarno dalam Suwarno (2011: 21) tugas perpustakaan umum

secara garis besar ada tiga, yaitu:

(1) Tugas menghimpun informasi meliputi kegiatan mencari, menyeleksi, dan

mengisi perpustakaan dengan sumber informasi yang memadai/lengkap

baik dalam arti jumlah, jenis, maupun mutu yang disesuaikan dengan

kebijakan organisasi, ketersediaan dana, dan keinginan pemakai serta

mutakhir.

(2) Tugas mengelola, meliputi proses pengolahan, penyusunan, penyimpanan

dan pengemasan agar tersusun rapi, mudah ditelusuri kembali (temu balik

informasi) dan diakses oleh pemakai, serta merawat bahan pustaka.

Pekerjaan pengolahan mencakup pemeliharaan atau perawatan agar

Page 38: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

21

seluruh koleksi perpustakaan tetap dalam kondisi bersih, utuh dan baik.

Sedangkan kegiatan mengelola dalam pengertian merawat adalah kegiatan

yang dilakukan dalam rangka preservasi dan konservasi untuk menjaga

nilai-nilai sejarah dan dokumentasi.

(3) Tugas memberdayakan dan memberikan layanan secara optimal.

Perpustakaan sebagai pusat informasi yang menyimpan berbagai ilmu

pengetahuan, memberikan layanan informasi yang ada untuk

diberdayakan kepada masyarakat pengguna sehingga perpustakaan

menjadi agen perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi, teknologi

dan budaya masyarakat. Termasuk dalam tugas ini adalah upaya promosi

dan publikasi serta sosialisasi agar masyarakat pengguna mengetahui

dengan jelas apa yang ada dan dapat dimanfaatkan dari perpustakaan.

Pelaksanaan tugas perpustakaan umum dapat dikaitkan langsung

dengan berbagai program kemasyarakatan, berdasarkan kerjasama dan

kesepakatan dengan penyelenggara programnya seperti antara lain:

a. Program penerangan masyarakat

b. Program pemasyarakatan hokum

c. Program bimbingan keluarga berencana

d. Program pendidikan masyarakat

e. Program koran masuk desa

f. Program pendidikan PKK

g. Program pembinaan kreativitas anak dan orang muda

h. Program kesehatan masyarakat

Page 39: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

22

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas pokok

perpustakaan umum adalah menghimpun informasi, mengelola informasi dan

memberdayakan dan memberikan layanan secara optimal yang dapat

dilaksanakan dengan mengaitkan langsung dengan berbagai macam program

kemasyarakatan berdasarkan kerjasama dan kesepakatan.

5. Fungsi perpustakaan umum

Untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan perpustakaan, maka perpustakaan

harus mampu menjalankan fungsinya terlebih dahulu dengan baik. Pada

dasarnya fungsi perpustakaan umum sama dengan fungsi perpustakaan pada

umumnya.

Fungsi perpustakaan menurut Sulistyo-Basuki (1991: 27) adalah:

1. Sebagai sarana simpan karya manusia

Perpustakaan berfungsi sebagai “arsip umum” bagi produk masyarakat

berupa buku dalam arti luas. Dalam kaitannya dengan fungsi simpan,

perpustakaan bertugas menyimpan khasanah budaya hasil masyarakat.

2. Fungsi informasi

Bagi anggota masyarakat yang memerlukan informasi dapat memintanya

ataupun menanyakannya ke perpustakaan. Informasi yang diminta dapat

berupa informasi mengenai tugas sehari-hari, pelajaran maupun informasi

Page 40: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

23

lainnya. Dengan koleksi yang tersedia perpustakaan harus berusaha

menjawab setiap pertanyaan yang diajukan ke perpustakaan.

3. Fungsi rekreasi

Masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan cara membaca di

perpustakaan. Kegiatan membaca sebagai bagian fungsi rekreasi dapat

dikaitkan pula dengan tingkat melek huruf. Secara umum, kegiatan

membaca dapat digolongkan dalam dua jenis kegiatan. Pertama, kegiatan

membaca untuk keperluan praktis, artinya membaca untuk memperoleh

hasil praktis seperti untuk keperluan ujian, memahami masalah,

mengetahui latar belakang persoalan dan lainnya. Kedua, membaca

sekedar untuk rekreasi rohani belaka.

4. Fungsi pendidikan

Perpustakaan merupakan saran pendidikan nonformal dan informal,

artinya perpustakaan merupakan tempat belajar diluar bangku sekolah

maupun juga tempat belajar dalam lingkungan pendidikan sekolah. Bagi

mereka yang sudah meninggalkan bangku sekolah maupun putus sekolah

maka perpustakaan merupakan tempat belajar yang praktis,

berkesinambungan serta murah.

5. Fungsi kultural

Perpustakaan merupakan tempat untuk mendidik dan mengembangkan

apresiasi budaya masyarakat. Pendidikan ini dapat dilakukan dengan cara

Page 41: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

24

menyelenggarakan pameran, pertunjukkan seni, pemutaran film dan

sebagainya. Dengan cara demikian masyarakat dididik mengenal

budayanya. Disini budaya memiliki arti sebagai segala ciptaan manusia.

Selain pendapat tersebut, dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan

Perpustakaan Umum (2000 : 6) dinyatakan bahwa fungsi perpustakaan umum

adalah:

a. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan

bacaan.

b. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan melalui

pembelian, langganan, tukar menukar, dan lain - lain.

c. Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka.

d. Penyimpanan dan pemeliharaan koleksi.

e. Pendayagunaan koleksi.

f. Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang

langsung ke perpustakaan maupun yang menggunakan telepon,

faximili, dan lain - lain.

g. Pemasyarakatan perpustakaan.

h. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan.

i. Pelaksanaan koordinasi dengan perpustakaan lain dalam rangka

pemanfaatan koleksi mitra kerja lainnya.

j. Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka

pemanfaatan koleksi bersama dan sarana atau prasarana, dan

k. Pengolahan dan ketatausahaan perpustakaan.

Page 42: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

25

Dari pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa fungsi dari perpustakaan

umum pada dasarnya adalah sebagai pusat informasi, simpan karya manusia,

rekreasi, pendidikan, dan kultural.

2.5 Standar Penyelenggaraan Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum memiliki standar dalam penyelenggaraannya yang telah

diatur dalam Standar Nasional Perpustakaan (SNP) (lihat Lampiran 7).

Standar perpustakaan umum kabupaten/kota ini menetapkan acuan dasar

penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan umum di tingkat

kabupaten/kota, meliputi ketentuan atau persyaratan minimal tentang tenaga,

sarana dan prasarana, layanan, koleksi, penyelenggaraan, dan pengelolaan

perpustakaan. Secara garis besar hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Sumber Daya Manusia (SDM) Perpustakaan

Sumber Daya Manusia Perpustakaan adalah tenaga pengelola

perpustakaan (staf). Tenaga pengelola perpustakaan terdiri dari

pustakawan, tenaga teknis, dan tenaga pendukung yang berstatus tetap

atau honorer. Jumlah tenaga perpustakaan sekurang-kurangnya 1 (satu)

orang per 5000 penduduk di wilayah Kewenangan. Sedangkan tenaga

berkualifikasi di bidang perpustakaan sekurang-kurangnya 1 (satu) orang

per 15000 penduduk.

Page 43: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

26

Perpustakaan dikepalai oleh oleh seorang kepala perpustakaan

yang memiliki kualifikasi sekurang-kurangnya berlatar belakang

pendidikan S1/Diploma perpustakaan atau S1/Diploma non perpustakaan

dengan pelatihan bidang perpustakaan.

SDM perpustakaan memiliki managemen dan struktur organisasi

yang jelas. Standar struktur organisasi yang harus diselenggarakan oleh

perpustakaan daerah, seperti yang tertera dalam poin 8.4 berikut:

Struktur organisasi:a. Perpustakaan umum kabupaten/kota merupakan satuan organisasi

perpustakaan yang dipimpin oleh seorang kepala perpustakaan.

b. Struktur organisasi berada dibawah kepala perpustakaan.

c. struktur organisasi perpustakaan umum kabupaten/kota sekurang-

kurangnya terdiri dari kepala perpustakaan, unit layanan pembaca,

unit layanan teknis, unit teknologi informasi dan komunikasi serta

kelompok fungsional dan unit tata usaha.

2) Fasilitas dan Layanan Perpustakaan

Fasilitas sarana layanan dan sarana kerja yang disediakan perpustakaan

sekurang-kurangnya meliputi: rak buku(30 buah); rak majalah (3 buah);

rak audio visual (2 buah); rak buku referensi (7 buah); meja baca (100

buah); meja kerja (20 buah); laci katalog (2 buah); kursi baca (100 buah);

perangkat komputer (5 unit); alat baca tunanetra (5 unit) ; AC (1 buah);

Page 44: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

27

rak display buku baru (1 buah); rak surat kabar (2 buah); jaringan internet;

lemari penitipan tas (2 buah).

Sedangkan untuk jenis layanan yang diselenggarakan perpustakaan

sekurang-kurangnya meliputi: layanan sirkulasi, layanan membaca

ditempat, layanan referensi, layanan bercerita, layanan keliling (mobil

keliling), dan layanan bimbingan pemustaka.

3) Desain dan tata ruang perpustakaan

Desain dan tata ruang perpustakaan berkaitan dengan gedung, lokasi,

ruangan, desain interior, dan desain eksterior perpustakaan. Pertama,

Gedung perpustakaan dalam SNP memiliki kualifikasi sebagai berikut:

a. Luas gedung sekurang-kurangnya 0,008 m2 per kapita dikalikan

jumlah penduduk.

b. Memenuhi standar kesehatan, keselamatan, kenyamanan,

ketenangan, keindahan,

c. pencahayaan, keamanan, dan sirkulasi udara.

d. Perencanaan gedung memungkinkan pengembangan fisik.

e. Memenuhi aspek teknologi, ergonomik, konstruksi, lingkungan,

efektifitas, efisiensi dan kecukupan.

f. Berbentuk permanen.

g. Memperhatikan kekuatan dan memenuhi persyaratan konstruksi

lantai untuk ruang koleksi perpustakaan (minimal 400 kg/m²).

h. Dilengkapi atau difasilitasi sarana kepentingan umum seperti

toilet, dan area parkir.

Page 45: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

28

Kedua, lokasi perpustakaan memiliki kualifikasi sebagai berikut:

a. Berada pada lokasi yang mudah dilihat, dikenal, dan di jangkau

masyarakat.

b. Di bawah kepemilikan atau kekuasaan pihak pemerintah daerah.

c. Memiliki status hukum yang jelas.

d. Jauh dari lokasi rawan bencana.

Ketiga, ruangan perpustakaan sekurang-kurangnya terdiri dari

ruang koleksi, ruang baca, ruang kepala, ruang staf, ruang pengolahan,

ruang serba guna, area publik (mushola dan toilet tidak berada didalam

ruang koleksi. Termasuk juga pengendalian kondisi ruangan perpustakaan

(cahaya kelembaban) yang bertujuan untuk mengendalikan kondisi koleksi

perpustakaan, menjaga temperatur, cahaya dan kelembaban ruangan.

4) Koleksi Perpustakaan (Sumber Informasi)

Koleksi perpustakaan atau sumber informasi yang disediakan

perpustakaan meliputi koleksi tercetak maupun non-cetak. Jumlah (judul)

koleksi perpustakaan sekurang-kurangnya 0,025 per kapita dikalikan

jumlah penduduk di wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan.

Perpustakaan memiliki koleksi terbaru (lima tahun terakhir) sekurang-

kurangnya 10% dari jumlah koleksi.

Jenis koleksi perpustakaan sekurang-kurangnya memenuhi syarat:

Page 46: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

29

a. Perpustakaan memiliki jenis koleksi anak, koleksi remaja, dewasa,

koleksi referensi anak, koleksi referensi remaja/ dewasa, koleksi

khusus, surat kabar, majalah, dan koleksi non cetak.

b. Jenis koleksi perpustakaan mengakomodasikan semua kebutuhan

masyarakat, termasuk kebutuhan penyandang cacat.

c. Perpustakaan menyediakan koleksi terbitan lokal dan koleksi muatan

lokal.

d. Koleksi perpustakaan terdiri dari berbagai disiplin ilmu sesuai

kebutuhan masyarakat.

e. Komposisi dan jumlah masing-masing jenis koleksi disesuaikan

dengan kebutuhan masyarakat dan kebijakan pembangunan daerah.

Sedangkan untuk koleksi referensi perpustakaan sekurang-

kurangnya memiliki ensiklopedia, direktori, handbook/manual, kamus,

majalah indeks.

5) Program Kegiatan Perpustakaan

Program kegiatan perpustakaan adalah rancangan kegiatan yang telah

dirumuskan dan diagendakan serta dilaksanankan dalam periode masa

tertentu. Perpustakaan berkewajiban menyusun program kerja tahunan

seperti dijelaskan dalam SNP:

a. Perpustakaan menyusun program kerja tahunan yang dijabarkan

dengan kegiatan bulanan dan semesteran.

b. Program kerja tahunan disetujui dan ditetapkan secara tertulis oleh

Kepala Perpustakaan.

Page 47: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

30

Program kegiatan yang diselenggarakan perpustakaan adalah

program kegiatan yang sejalan atau sesuai dengan tugas dan fungsi

perpustakaan. Adapun tugas dan perpustakaan perpustakaan menurut SNP

adalah sebagai berikut:

a. menyediakan sarana pengembangan kebiasaan membaca sejak usia

dini;

b. menyediakan sarana pendidikan seumur hidup;

c. menunjang sistem pendidikan formal, non formal dan informal;

d. menyediakan sarana pengembangan kreativitas diri anggota

masyarakat;

e. menunjang terselenggaranya pusat budaya masyarakat setempat

sehingga aspirasi budaya lokal dapat terpelihara dan berkembang

dengan baik;

f. mendayagunakan koleksi termasuk akses informasi koleksi

perpustakaan lain serta berbagai situs Web;

g. menyelenggarakan kerja sama dan membentuk jaringan informasi;

h. menyediakan fasilitas belajar dan membaca;

i. menfasilitasi pengembangan literasi informasi dan komputer;

j. menyelenggarakan perluasan layanan perpustakaan proaktif antara lain

melalui perpustakaan keliling;

k. melakukan pengembangan dan pembinaan perpustakaan kecamatan

dan perpustakaan desa/kelurahan diwilayahnya;

l. menghimpun dan melakukan pemutakhiran data perpustakaan

diwilayah dan menginformasikan ke sistem data nasional perpustakaan

(c.q Perpustakaan Nasional RI).

Page 48: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

31

Berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan tentang penyelenggaraan

perpustakaan umum kabupaten/ kota tersebut, peneliti mengambil lima aspek pokok

utama yang harus dipenuhi perpustakaan umum kabupaten/ kota dalam

menyelenggarakan perpustakaan. Ke lima aspek tersebut adalah: SDM Perpustakaan,

fasilitas dan layanan perpustakaan, desain dan tata ruang perpustakaan, koleksi

perpustakaan (sumber informasi) dan program kegiatan perpustakaan. Ke lima aspek

pokok tersebut selanjutnya peneliti jadikan sebagai landasan pikir dalam penelitian

ini.

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu digunakan dalam penelitian ini untuk membandingkan hasil dari

penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan sekarang. Membandingkan

dengan penelitian terdahulu tidak berarti membandingkan penelitian dengan judul dan

tempat yang sama. Namun, penelitian terdahulu digunakan sebagai gambaran awal

akan fenomena yang hampir sama yang pernah diangkat sebelumnya untuk dijadikan

pandangan kedepan dalam penelitian sekarang.

Penelitian terdahulu yang digunakan peneliti sebagai acuan dan bahan

perbandingan dalam penelitian ini yaitu yang berjudul “ Rekontruksi Peran

Pustakawan Perguruan Tinggi untuk Membangun Perpustakaan Ideal”, oleh Endang

Fatmawati, M.Si., M.A. perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas

Diponegoro, 2014. Artikel yang ditulis oleh Endang Fatmawati ini membahas

mengenai bagaimana rekonstruksi peran pustakawan perguruan tinggi untuk

Page 49: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

32

membangun perpustakaan yang ideal. Artikel tersebut menjelaskan bahwa dalam

pelaksanaannya, pustakawan perguruan tinggi belum sepenuhnya menyadari betapa

penting perannya dalam membangun perpustakaan yang ideal. Untuk membangun

perpustakaan perguruan tinggi yang ideal harus diimbangi dengan penataan kembali

peran pustakawan untuk mengakomodir kebutuhan civitas akademik. Upaya dalam

rangka merekonstruksi peran pustakawan perguruan tinggi adalah untuk membangun

perpustakaan ideal. Konsep perpustakaan ideal tersebut meliputi: mengelola

perpustakaan sesuai standar nasional perpustakaan, mendesain gedung perpustakaan

yang berpedoman pada aturan, menyediakan fasilitas TIK yang mendukung,

tersedianya pustakawan humanis yang mampu melayani pemustaka dengan sikap

courtesy, menyediakan sumber informasi lengkap baik cetak maupun elektronis,

mendesain situs web perpustakaan yang reader friendly, dan menyediakan software

penelusuran yang user friendly. Rekonstruksi peran pustakawan perguruan tinggi

sehingga menjadi pustakawan yang holistik menjadi tuntutan dalam membangun

perpustakaan ideal. Idealnya pustakawan holistik harus memiliki berbagai macam

kompetensi, mumpuni, dan profesional baik dalam mengelola perpustakaan,

mengolah sumber informasi, dan melayani pemustaka dengan berbasis TIK.

Secara garis besar artikel yang di tulis Endang Fatmawati tersebut

menggambarkan bagaimana membangun perpustakaan perguruan tinggi yang ideal

melalui rekonstruksi peran pustakawan di perguruan tinggi tersebut. Persamaan

penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Endang Fatmawati ini adalah sama-

Page 50: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

33

sama membahas tentang bagaimana konsep untuk membangun perpustakaan yang

ideal. Namun, perbedaannya, penelitian Endang Fatmawati membagi konsentrasi

tentang perpustaaan ideal berdasarkan empat aspek, yaitu: gedung dan tata ruang,

fasilitas, sumber informasi, dan tenaga pustakawan, sedangkan penelitian ini

membahasa dari segi keseluruhan yaitu meliputi: SDM Perpustakaan, Fasilitas dan

layanan perpustakaan, desain dan tata ruang perpustakaan, sumber informasi

perpustakaan dan program kegiatan perpustakaan.. Perbedaan yang kedua adalah

penelitian Endang Fatmawati menggambarkan bagaimana konsep perpustakaan ideal

pada perguruan tinggi, sedangkan penelitian ini menggambarkan bagaimana konsep

perpustakaan ideal pada perpustakaan umum kabupaten/ kota dengan studi kasus di

lakukan di Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang.

Penelitian terdahulu yang kedua diambil dari jurnal yang berjudul “Menuju

Perpustakaan Ideal” oleh Isti Mawaddah, Pustakawan pelaksana di STAIN Kudus.

Artikel ini membahas tentang bagaimana membangun perpustakaan ideal yang

mampu memberdayakan masyarakat, merevolusi minat baca masyarakat, dan

mengubah masyarakat menjadi masyarakat yang berliterasi atau melek informasi.

Dalam artikel yang ditulis Isti Mawaddah tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa

untuk menuju perpustakaan yang ideal maka, langkah-langkah yang perlu dilakukan

adalah: 1) Gedung perpustakaan harus yang benar-benar dirancang

untuk perpustakaan, dimana lokasinya harus strategis dan mudah

dijangkau oleh masyarakat penggunanya serta diperlengkapi

Page 51: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

34

dengan sarana dan fasilitas pendukung seperti aula, ruang layanan,

ruang pengolahan, ruang staf dan pimpinan, toilet, areal parkir

yang memadai dan memperhatikan kenyamanan pengguna untuk

membaca. 2) Sumber daya manusia di perpustakaan dapat terdiri

dari pustakawan, tenaga administrasi dan operator komputer yang

senantiasa selalu ditingkatkan kualitasnya dengan diikutsertakan

dalam kegiatan pelatihan, seminar-seminar, loka karya, workshop

dan kongres dibidang perpustakaan maupun disiplin ilmu yang

relevan. 3) Layanan perpustakaan dapat berupa layanan terbuka

(open acces) dan layanan tertutup (closed acces). Sedangkan

sistem layanan untuk perpustakaan umum ada baiknya diterapkan

adalah sistem layanan terbuka (open acces). Sementara itu

fasilitas-fasilitas yang perlu diberikan oleh perpustakaan untuk

dapat dikatakan ideal adalah : (a) layanan otomasi, (b) layanan foto

copy, (c) layanan pandang dengan (audio visual), (d) layanan

hotspot (wifi ) internet, (e) layanan untuk orang dengan kondisi

khusus (cacat).

Berdasarkan artikel yang ditulis Isti Mawaddah tersebut secara garis besar

dapat dijelaskan bagaimana konsep untuk mewujudkan perpustakaan yang ideal.

Persamaan artikel yang ditulis Isti Mawaddah dengan penelitian ini adalah sama-

sama mengkaji tentang konsep perpustakaan ideal. Kemudian, persamaan yang kedua

Page 52: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

35

adalah objek penelitian sama-sama mengkaji tentang perpustakaan umum. Sedangkan

perbedaan penelitian ini dengan Artikel Isti Mawaddah adalah Isti Mawaddah hanya

membagi konsentrasi dalam tiga aspek yang meliputi: gedung, Sumber daya manusia

(SDM) dan Layanan Perpustakaan. Adapun penelitian ini membagi konsentrasi

penelitian dalam lima aspek yang meliputi: SDM Perpustakaan, Fasilitas dan layanan

perpustakaan, desain dan tata ruang perpustakaan, sumber informasi perpustakaan

dan program kegiatan perpustakaan.

Untuk lebih jelasnya perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

dapat dilihat pada table 2.1 Berikut:

Page 53: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

36

Perbedaan

Kategori Penelitian ini Penelitian terdahulu(Endang Fatmawati)

Penelitian terdahulu(Isti Mawaddah)

Tujuan

Aspek

Objek

penelitian

Mengkaji persepsi tentang bagaimana konsep perpustakaan umum dikembangkan sehingga menjadi perpustakaan ideal

SDM Perpustakaan, Fasilitas dan layanan, desain dan tata ruang, sumber informasi dan program kegiatan.

Perpustakaan umum (Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang)

Mengkaji tentang bagaimana membangun perpustakaan perguruan tinggi yang ideal melalui rekonstruksi peran pustakawan di perguruan tinggi..

gedung dan tata ruang, fasilitas, sumber informasi, dan tenaga perpustakaan

Perpustakaan Perguruan Tinggi

Mengkaji bagaimana membangun perpustakaan ideal yang mampu memberdayakan masyarakat

gedung, Sumber daya manusia (SDM) dan Layanan Perpustakaan.

Perpustakaan umum secara umum

Tabel 2.1. Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu

Page 54: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain dan Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan hal penting dalam melakukan penelitian. Metode

penelitian merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali

pemecahan terhadap segala permasalahan (Subagyo, 2006: 2). Dalam penelitian

ini penulis menggunakan desain penelitian kualitatif dengan jenis penelitian

deskriptif dan pendekatan studi kasus. Alasan digunakan metode kualitatif

dikarenakan permasalahan yang dikaji oleh peneliti merupakan permasalahan

yang bersifat sosial. Menurut Herdiansyah (2012: 9) Penelitian kualitatif adalah

suatu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam

konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi

komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti. Tujuan

dari penelitian kualitatif menurut Sulistyo-Basuki (2010: 78) ialah bertujuan

untuk memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal menurut pandangan

manusia yang diteliti. Penelitian kualitatif berhubungan dengan ide, persepsi,

pendapat, atau kepercayaan orang yang diteliti yang kesemuanya tidak dapat

diukur dengan angka-angka.

Jenis penelitian deskriptif merupakan prosedur pemecahan masalah yang

diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek

Page 55: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

38

penelitian (orang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang

berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Sulistyo-Basuki,

2006: 110).

Sedangkan metode pendekatan studi kasus menurut Sulistyo-Basuki

(2006: 112) adalah “kajian mendalam tentang peristiwa, lingkungan dan situasi

tertentu yang memungkinkan memahami suatu hal”. Pendapat ini diperkuat oleh

Yin (2014:1) “studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok

pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how (bagaimana) dan why

(mengapa)”.

Desain penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan

pendekatan studi kasus ini digunakan untuk mendeskripsikan persepsi pemustaka

dan pustakawan tentang konsep perpustakaan ideal di Perpustakaan dan Arsip

Daerah Kabupaten Semarang.

3.2 Informan

Informan adalah orang-dalam pada latar penelitian yang bertugas memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Seorang informan harus

mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian dan menjadi anggota tim

penelitian walaupun hanya bersifat informal. Sebagai anggota tim informan dapat

memberikan pandangan dari segi orang-dalam tentang nilai-nilai, sikap,

bangunan, proses, dan kebudayaan yang menjadi latar penelitian tersebut (Satori,

2012: 94).

Page 56: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

39

Bagi peneliti, informan merupakan orang yang berperan penting dalam

pengumpulan data penelitian. Dengan adanya informan dalam penelitian banyak

informasi yang dapat terjaring oleh peneliti karena informan dimanfaatkan untuk

berbicara, bertukar pikiran, atau membandingkan suatu kejadian yang ditemukan

dari subjek lainnya.

Informan dalam penelitian ini dipilih menggunakan teknik purposive

sampling. Purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek

didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Dengan kata lain teknik purposive

sampling merupakan cara penentuan sample (informan) berdasarkan kriteria/ciri-

ciri yang dimiliki oleh subjek yang dipilih karena kriteria/ciri-ciri tersebut sesuai

dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan (Herdiansyah, 2012: 106). Dengan

teknik ini peneliti akan dapat memperoleh informan yang tepat.

Alasan pemilihan informan, didasarkan pada pertimbangan –

pertimbangan sebagai berikut:

Bersedia menjadi informan.

Merupakan pemustaka yang telah resmi menjadi anggota perpustakaan

dan memanfaatkan Perpustakaan setidaknya dua kali dalam satu bulan.

Peneliti mempunyai kewenangan dalam menentukan siapa saja yang

menjadi informan, bisa saja peneliti membuang informan yang dianggap

tidak layak.

Page 57: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

40

Dalam penelitian ini informan yang diambil adalah pemustaka dan

pustakawan di Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang. Pada

penelitian ini informan yang peneliti ambil terdiri dari enam informan yaitu:

pelajar SMA/SMK, Mahasiswa, umum, PNS, dan dua pustakawan.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Aktivitas penelitian tidak terlepas dari keberadaan data yang merupakan bahan

baku informasi untuk memberikan gambaran spesifik mengenai objek penelitian.

Data adalah fakta empirik yang dikumpulkan oleh peneliti untuk kepentingan

memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian. Jenis data dalam

penelitian ini merupakan jenis data kualitatif, sedangkan sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data berdasarkan sumbernya yaitu

sumber data. Selain itu, penulis juga menggunakan sumber data tambahan berupa

dokumentasi yang akan mendukung penemuan data di lapangan dan yang relevan

dengan penelitian ini.

3.3.1 Data Primer

“Sumber data primer adalah sumber yang merupakan bagian dari atau

langsung berhubungan dengan peristiwa sejarah.”(Sulistyo-Basuki (2006:

102).

Dalam penelitian ini, sumber data primer yang dimaksud adalah

data yang diperoleh secara langsung di lapangan yaitu dari hasil

observasi dan wawancara dengan informan. Informan dalam penelitian

Page 58: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

41

ini adalah pemustaka dan pustakawan di Perpustakaan dan Arsip Daerah

Kabupaten Semarang.

3.3.2 Data Sekunder

Sumber data sekunder menurut Sulistyo-Basuki (2006: 103), “Bukti

berupa dokumen atau rekaman lain yang memberikan bukti mengenai

atau tentang sesuatu yang telah terjadi, misalnya notulen rapat, sinopsis

diskusi, debat, laporan surat kabar, biografi dan sejarah yang ditulis oleh

sejarawan lain.”

Data sekunder adalah data pendukung dan pelengkap data primer.

Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh melalui dokumentasi,

literatur atau studi pustaka seperti buku, internet, majalah, artikel

kepustakawanan, skripsi, jurnal dan lain sebagainya.

3.4 Teknik Pengumpulan Data3.4.1 Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan secara langsung pada subyek dan obyek yang diteliti.

Observasi merupakan proses mengamati dan merekam peristiwa yang

terdapat di permasalahan tersebut secara langsung dilapangan (Sulistyo -

Basuki 2006:154). Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan

melakukan pengamatan langsung pada objek kajian. Observasi yang di

maksud dalam teknik pengumpulan data ini ialah observasi pra-penelitian,

Page 59: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

42

saat penelitian dan pasca-penelitian yang digunakan sebagai metode

pembantu, dengan tujuan untuk mengamati bagaimana kondisi

perpustakaan.

3.4.2 Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban-

jawaban responden dicatat atau direkam (Hasan, 2002: 85) sedangkan

menurut Moleong (2007: 186) wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu. Wawancara merupakan percakapan dua orang yang salah

satunya bertujuan menggali dan mendapatkan informasi untuk suatu

tujuan tertentu. Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk

mengetahui persepsi pemustaka dan pustakawan tentang konsep

perpustakaan ideal.

3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data merupakan suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau

angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumus-rumus tertentu

(Hasan, 2002: 89). Dalam penelitian ini tahapan-tahapan alur teknis analisis data

menggunakan model Miles & Huberman dalam Herdiansyah (2012: 164) yaitu

melalui proses pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan. Adapun penjabaran analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut:

Page 60: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

43

1. Pengumpulan data

Pada tahap ini, untuk penelitian kualitatif proses pengumpulan data dilakukan

sebelum penelitian, pada saat penelitian, dan bahkan pada saat akhir

penelitian. Seyogyanya, proses pengumpulan data sudah dilakukan ketika

penelitian masih berupa konsep atau draft. Dengan kata lain, peneliti kualitatif

sudah berpikir dan melakukan analisis ketika penelitian kualitatif baru

dimulai. Maksudnya adalah peneliti telah melakukan analisis tema pada awal

penelitian dan melakukan pemilihan tema (kategorisasi) pada awal penelitian.

Pada intinya adalah proses pengumpulan data pada penelitian kualitatif tidak

memiliki waktu tersendiri, melainkan sepanjang penelitian yang dilakukan

proses pengumpulan data dapat dilakukan.

2. Reduksi data

Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data awal yang muncul dari

catatan-catatan yang tertulis di lapangan menjadi satu bentuk tulisan (script)

yang akan dianalisis. Dengan kata lain reduksi data adalah proses mengubah

bentuk data dari hasil wawancara dan hasil observasi menjadi bentuk tulisan

(script). Selama proses reduksi data berlangsung, tahapan selanjutnya ialah:

a. Mengkategorikan data (Coding) ialah upaya memilah-milah setiap satuan

data ke dalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan

Page 61: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

44

b. Interpretasi data ialah pencarian pengertian yang lebih luas tentang data

yang telah dianalisis atau dengan kata lain, interpretasi merupakan

penjelasan yang terinci tentang arti yang sebenarnya dari data penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada data wawancara yang

diperoleh. Data yang diperoleh tersebut kemudian direduksi yaitu

merangkum, memilih data wawancara yang bisa menjadi pertanyaan

penelitian.

3. Display data

Display data dilakukan setelah semua data diubah ke dalam bentuk tulisan

(script). Display data adalah mengolah data setengah jadi yang sudah seragam

dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas ke dalam suatu

matriks kategorisasi sesuai tema-tema yang sudah dikelompokkan dan

dikategorikan, serta akan memecah tema-tema tersebut ke dalam bentuk yang

lebih konkret dan sederhana yang dibuat dengan subtema yang diakhiri

dengan memberikan kode (coding) dari subtema tersebut sesuai tahap yang

sebelumnya dilakukan yaitu reduksi data.

Dalam penelitian ini, penulis menyajikan hasil-hasil data wawancara,

observasi, maupun data studi dokumentasi. Data disajikan dalam bentuk teks

yang bersifat naratif.

Page 62: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

45

4. Kesimpulan/verifikasi

Kesimpulan/verifikasi merupakan tahapan terakhir dalam rangkaian analisis

data penelitian kualitatif. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif menjurus

kepada jawaban dari pertanyaan penelitian yang diajukan sebelumnya dan

mengungkap “apa” dan “bagaimana” dari temuan penelitian tersebut

(Herdiansyah, 2012: 179). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah

mengungkapkan bagaimana konsep perpustakaan ideal berdasarkan persepsi

pemustaka dan pustakawan di Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten

Semarang.

Page 63: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH

KABUPATEN SEMARANG

4.1 Lokasi

Berdasarkan Perda No. 19 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata kerja Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah, Inspektorat, Lembaga Teknis Daerah dan

Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Semarang, Kantor Perpustakaan

dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang resmi dan eksis sebagai “Kantor” yang

beralamat di Jl. Pemuda No. 7 Ungaran.

Dalam pengembangannya, Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten

Semarang mempunyai 1 (satu) unit Pelayanan Perpustakaan di Kecamatan

Ambarawa, yang telah diresmikan oleh Sekda Kabupaten Semarang pada tanggal

13 Desember 2007 dengan alamat di Jln. Mgr. Sugiyopranoto 13 Ambarawa, Pos

Baca RSUD Ungaran, Pos Baca Kantor Kecamatan Bandungan, dan juga Pos

Baca PUSKESMAS Banyurbiru. Sedangkan untuk pelayanan Arsip, Kantor

Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang terletak di Gedung Arsip

dengan alamat Jl. Gatot Subroto 20A Ungaran.

Page 64: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

47

4.2 Visi dan Misi

Sesuai dengan Perda No. 19 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Inspektorat, Lembaga Teknis Daerah

dan Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Semarang, visi dan misi

Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang terdiri dari:

1. Visi

“Terwujudnya Budaya Baca Masyarakat dan Tertib Arsip Pemerintah

Daerah”.

2. Misi

Misi Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang adalah:

a. Memberdayakan Lembaga Perpustakaan dan Kearsipan sebagai sumber

informasi dan pengetahuan.

b. Menumbuhkan dan mengembangkan kebiasaan minat baca masyarakat.

c. Mewujudkan masyarakat berbudaya baca menuju SDM berkualitas.

d. Menyelamatkan dan melestarikan arsip.

4.3 Struktur OrganisasiPerpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang merupakan gabungan dua

kantor yaitu Kantor Perpustakaan dan Kator Arsip yang berada dalam satu

gedung. Meskipun terdapat dua kantor yang memiliki peran dan fungsi yang

berbeda namun Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

dikepalai oleh satu kepala yang memegang tanggung jawab di semua bidang.

Page 65: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

48

Bagan struktur Organisasi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah

Kabupaten Semarang dapat dilihat pada bagan 4.1

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP

DAERAH KABUPATEN SEMARANG

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

(Sumber: Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang)

KEPALA KANTOR

Nelly Rahmawati, SH. M.HUM

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN

KASUBAG TATA USAHA

Siti Nasrotun, SH, M.M

KASI PENGEMBANGAN

PERPUSTAKAAN DAN ARSIP

Dra. Retno Rukmiati

KASI PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN

Cahya Budianto, SH, M.M

KASI PENGELOLAAN ARSIP

Drs. Tri Wijayanto

Page 66: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

49

Berdasarkan Perda Nomor 21 Tahun 2005 tentang susunan organisasi dan

tata kerja kantor perpustakaan daerah, maka susunan Organisasi Kepala Kantor

Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang terdiri dari:

1. Kepala Kantor

2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

3. Kepala Seksi Pengembangan Perpustakaan dan Arsip

4. Kepala Seksi Pengolahan Perpustakaan

5. Kepala Seksi Pengolahan Arsip

6. Kelompok Jabatan Fungsional Pustakawan

4.4 KepegawaianDalam mendukung tugas pokok dan fungsi Perpustakaan dan Arsip Daerah

Kabupaten Semarang, pada tahun 2015secara keseluruhan Kantor Perpustakaan

dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang memiliki 26 orang personil. Berikut

adalah rincian pegawai yang terdiri atas:

1. PNS 19 orang yang terbagi atas

a. Kepala Perpustakaan : 1 orang

b. Kasubbag TU : 1 orang

c. Kepala Seksi : 3 orang

d. Staf : 14 orang

2. Tenaga Honorer 7 orang yang terbagi menjadi:

a. Bagian Layanan : 6 orang

b. Pegawai Lepas : 1 orang

Page 67: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

50

4.5 Kegiatan Perpustakaan1. Pengadaan

Pengadaan merupakan kegiatan menyediakan koleksi bahan pustaka untuk

dijadikan koleksi perpustakaan yang kemudian dapat digunakan oleh

pemustaka untuk memenuhi kebutuhan informasi. Pengadaan koleksi di

Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang dilakukan

dengan cara pembelian dan sumbangan.

a. Pembelian

Pembelian yang dilakukan oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah

Kabupaten Semarang melalui pihak ketiga atau rekanan. Pengadaan

melalui pembelian dilakukan dalam kurun waktu satu tahun sekali.

b. Sumbangan

Perpustakaan tidak menentukan jenis buku tertentu yang dapat

disumbangkan. Semua jenis buku sumbangan diterima oleh Perpustakaan,

selanjutnya perpustakaan melakukan seleksi terhadap buku sumbangan

untuk memilih buku mana yang masih layak untuk dilayankan kepada

masyarakat.

2. Pengolahan

Pengolahan merupakan kegiatan mengelola buku mulai dari klasifikasi,

inventarisasi, entry data, dan memberi perlengkapan pada buku sehingga buku

tersebut siap untuk dilayankan. Kegiatan pengolahan diantaranya:

Page 68: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

51

a. Inventarisasi

Kegiatan inventarisasi yang dilakukan meliputi:

Memberi cap inventaris dan memberi cap milik atas kepemilikan

bahan pustaka

Mencatat bahan pustaka ke dalam buku induk

Memberi nomor inventaris pada bahan pustaka

b. Klasifikasi

Klasifikasi merupakan kegiatan pemberian nomor pada bahan pustaka

sesuai dengan subjek bahan pustaka tersebut. Pedoman dalam klasifikasi

menggunakan Pengantar persepuluh Dewey karya P. Hamakonda, Dewey

Decimal Clasification (DDC) edisi 23, dan Daftar Tajuk Subjek terbitan

Perpustakaan Nasional RI.

c. Entry Data

Entry data merupakan kegiatan memasukkan data atau informasi buku

sebagai jati diri buku ke dalam komputer / database.

d. Memberi Perlengkapan Buku

Memberi perlengkapan pada buku meliputi beberapa kegiatan, yaitu:

Memasang kartu buku

Memasang kantong kartu buku

Menempel lembar tanggal kembali

Memberi label pada buku

Page 69: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

52

4.6 Koleksi PerpustakaanDari data laporan perpustakaan per akhir tahun 2014, Kantor Perpustakaan dan

Arsip Daerah Kabupaten Semarang jumlah total keseluruhan koleksi yang

dimiliki adalah 34.311 judul, 67.767 eksemplar. Adapun rinciannya adalah

sebagai berikut:

a. Buku Fiksi : 10.302 judul/ 23.092 eksemplar

b. Buku Non fiksi : 21.864 judul/ 39.954 eksemplar

c. Buku referensi : 2.020 judul/ 4.721 eksemplar

d. Koleksi khusus

Buku Braille : 100 judul

Klipping : 25 judul

e. Majalah yang dilanggan tahun 2014-2015 : 24

f. Surat kabar yang dilanggan tahun 2014-2015 : 9

g. Peta yang dimilik : 4

h. Globe/ bola dunia : 3

4.7 Layanan perpustakaan1. Jam layanan perpustakaan

Senin- jumat : pukul 08.00 s/d 20.00

Sabtu : pukul 08.00 s/d 14.00

2. Jenis layanan yang ada di perpustakaan

a. Layanan kartu anggota

Layanan kartu anggota adalah layanan pembuatan kartu bagi pemustaka

agar pemustaka dapat melakukan peminjaman koleksi. Pembuatan kartu

anggota tidak dikenakan biaya. Pemustaka dapat langsung membuat kartu

Page 70: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

53

anggota setelah memenuhi persyaratan yang diberikan oleh perpustakaan

untuk menjadi anggota. Namun, pembuatan kartu anggota perpustakaan

hanya dapat dilakukan oleh pemustaka yang berada dilingkup Kabupaten

Semarang.

b. Layanan Sirkulasi

Layanan sirkulasi adalah layanan peminjaman dan pengembalian buku.

Pada layanan sirkulasi selain untuk peminjaman dan pengembalian buku,

pemustaka juga dapat berkonsultasi atau menanyakan informasi apa saja

yang berkaitan dengan koleksi buku yang ada di ruang baca kepada

pustakawan yang bertugas termasuk membantu penelusuran buku.

c. Layanan referensi

Layanan referensi adalah layanan yang menyediakan koleksi-koleksi

rujukan. Yang termasuk koleksi referensi di Perpustakaan ini adalah

kamus, ensiklopedia, dan lain-lain. Koleksi yang ada pada layanan

referensi tidak untuk dipinjamkan melainkan hanya untuk dibaca ditempat.

d. Layanan internet

Layanan internet adalah layanan yang ditujukan untuk pemustaka sebagai

alternative lain untuk memperoleh informasi. Layanan internet dapat

digunakan oleh semua pemustaka yang telah tercatat sebagai anggota

perpustakaan secara gratis.

e. Layanan Story Telling

Page 71: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

54

Layanan Story telling adalah layanan bercerita dengan sasaran anak-anak

usia TK dan SD. Layanan ini dilakukan dengan menggunakan sumber

rujukan berupa buku dan alat peraga. Layanan ini dilaksanakan hanya

ketika ada permintaan dari pihak sekolah dalam arti kondisional.

f. Layanan Perpustakaan keliling

Layanan perpustakaan keliling atau disingkat perpusling adalah layanan

perpustakaan yang dilaksanakan menggunakan mobil dengan cara

berkeliling di tempat-tempat tertentu sesuai dengan jadwal yang telah ada

di sekitar wilayah Kabupaten Semarang. Tempat yang dikunjungi

perpusling sebagian besar adalah tempat-tempat pedalaman yang memiliki

jangkauan ke kota cukup jauh.

g. Layanan Membaca

Layanan membaca adalah layanan yang diperuntukkan kepada semua

pengunjung perpustakaan baik yang telah terdaftar sebagai anggota

perpustakaan maupun belum terdaftar sebagai anggota dengan syarat

membaca ditempat.

h. Layanan Bimbingan Pemakai

Layanan bimbingan pemakai merupakan layanan yang diadakan

perpustakaan untuk memberi bimbingan kepada pemustaka agar dapat

memanfaatkan segala jenis layanan dan fasilitas yang ada di perpustakaan

secara maksimal.

i. Layanan Pos Baca

Page 72: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

55

Pos baca merupakan salah satu kegiatan yang diselenggarakan

perpustakaan dengan cara menyediakan pos baca di tempat-tempat

tertentu dengan tujuan agar masyarakat dapat memanfaatkan koleksi

perpustakaan tanpa berkunjung langsung di Perpustakaan. Salah satu pos

baca yang diselenggarakan oleh Perpustakaan dan Arsip Daerah

Kabupaten Semarang berada di RSUD Kabupaten Semarang.

4.8 Tata Ruang PerpustakaanSebagaimana Perpustakaan umum lainnya, Kantor Perpustakaan dan Arsip

Daerah Kabupaten Semarang juga menerapkan sistem pelayanan terbuka pada

layanan perpustakaannya. Terhitung sejak tanggal 1 januari 2013, Kantor

Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang telah menempati gedung

baru yang berlokasi di Jl. Pemuda No. 7 Ungaran. Kantor Perpustakaan dan Arsip

Daerah Kabupaten Semarang menempati bangunan gedung 2 (dua) lantai dengan

luas tanah sekitar 5.289 m2 dengan masing-masing luas bangunan gedung sekitar

430 m2.

Dengan ditempatinya gedung baru, tata ruang Kantor Perpustakaan dan

Arsip Daerah Kabupaten Semarang pun ikut berubah. Kantor Perpustakaan dan

Arsip Daerah Kabupaten Semarang menempati bangunan gedung 2 (dua) lantai

dengan 12 ruang utama. Pada lantai 1 (satu) terdapat 6 ruang utama, yang terdiri

dari lobi utama, ruang Kepala Kantor, ruang Tata Usaha, ruang Seksi Pengelolaan

Arsip, ruang Seksi Pelayanan Perpustakaan dan Ruang Lab. Bahasa/ Audiovisual

Page 73: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

56

(Gambar lantai 1 perpustakaan, buka lampiran 2). Sedangkan pada lantai 2 (dua)

terdapat 6 ruang utama juga yang terdiri dari ruang Sirkulasi dan baca, ruang

layanan anak, ruang referensi, ruang pengolahan bahan pustaka dan server, ruang

seksi pengembangan perpustakaan, kamar kecil dan mushola (Gambar lantai 2

perpustakaan, buka lampiran 2).

Pada ruang utama sirkulasi dan baca di Kantor Perpustakaan dan Arsip

Daerah Kabupaten Semarang terbagi lagi menjadi beberapa ruang yang terdiri

dari ruang layanan sirkulasi, ruang layanan baca, ruang koleksi bahan pustaka,

dan ruang perangkat komputer (multimedia).

Page 74: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

BAB VANALISIS HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini akan disajikan mengenai analisis hasil penelitian tentang konsep

Perpustakaan Umum yang Ideal berdasarkan Persepsi Pemustaka dan Pustakawan di

Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang. Analisis ini didasarkan

pada sumber primer yang di peroleh dari hasil wawancara kepada enam informan

yang terdiri dari empat pemustaka dan dua pustakawan.

5.1 Identitas Informan

Peneliti melakukan observasi untuk menentukan informan sesuai dengan kriteria yang

telah ditentukan sebelumnya. Informan dalam penelitian ini penulis bagi menjadi dua

informan yaitu dua informan kunci dan empat informan pendukung (biodata informan

lihat Lampiran 1). Data informan terebut adalah sebagai berikut:

Tabel 5.1 Daftar Informan

Informan Kunci

NAMA PEKERJAAN/ PENDIDIKAN

Cahya Budianto Pustakawan

Kasdi Pustakawan

Page 75: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

58

Informan Pendukung

NAMA PEKERJAAN/ PENDIDIKAN

Edi Darwanto Pemustaka PNS

Didik Aryanto Pemustaka Umum

Ismiatun Hikmah Mahasiswa S1 Universitas Negeri Semarang Semester 3

Anita Alfiana Pelajar SMK Bina Nusantara

Sumber Data: Data olahan Penulis 2015

Peneliti memilih keenam informan tersebut karena sesuai dengan kriteria

yang ditetapkan oleh peneliti. Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan

informan tersebut, dan hasil wawancara dijadikan dasar untuk menjawab masalah

penelitian yaitu mengenai konsep perpustakaan umum yang ideal berdasarkan

persepsi pemustaka dan pustakawan.

5.2 Perpustakaan Ideal

Perpustakaan ideal adalah perpustakaan yang sesuai dan mampu memenuhi harapan

pemustakanya. Menjadi Perpustakaan ideal bagi pemustaka dan masyarakat secara

luas adalah tujuan utama sebuah perpustakaan. Sebagai upaya untuk mewujudkannya

tentunya perpustakaan harus bekerja secara proaktif dalam upaya pengembangannya

mulai dari hal terkecil sampai yang terbesar. Perpustakaan perlu melakukan analisis

untuk menghimpun pendapat baik dari pemustaka maupun dari pustakawan sendiri

sehingga dapat dijadikan sebagai tolak ukur dan bahan acuan dalam merumuskan

arah pengembangan perpustakaan.

Page 76: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

59

Untuk memperoleh predikat sebagai perpustakaan ideal perpustakaan minimal

mampu menyelenggarakan aspek-aspek utama dalam perpustakaan dengan maksimal.

Aspek-aspek utama tersebut meliputi SDM Perpustakaan, fasilitas dan layanan

perpustakaan, desain dan tata ruang perpustakaan, sumber daya informasi

perpustakaan, dan program kegiatan perpustakaan.

5.2.1 Sumber Daya Manusia (SDM)

5.2.1.1 Manajemen Organisasi

Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang secara tidak langsung telah

menjadi salah satu kiblat dari perpustakaan-perpustakaan yang berada di wilayah

Kabupaten Semarang. Sebagai kiblat perpustakaan, tentunya Perpustakaan dan Arsip

Daerah Kabupaten Semarang diasumsikan sebagai perpustakaan yang telah

memenuhi kriteria dari berbagai aspek. Hal tersebut tentunya juga menjadi tuntutan

bagi perpustakaan untuk senantiasa meningkatkan kinerja dari berbagai aspek

tersebut, sehingga tetap layak disebut sebagai kiblat perpustakaan di wilayah

Kabupaten Semarang. Salah satu aspek yang harus dipenuhi adalah Sumber Daya

Manusia. Sumber daya manusia sangat berpengaruh terhadap keberhasilan

perpustakaan dalam mencapai tujuan, karena tanpa sumber daya manusia dengan

kehandalannya aktivitas perpustakaan akan terhambat.

Jumlah sumber daya manusia atau tenaga perpustakaan di Perpustakaan dan

Arsip Daerah Kabupaten Semarang berjumlah 26 orang personil yang terbagi dalam

Page 77: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

60

dua kepengurusan yaitu bagian perpustakaan dan kearsipan. Meskipun terdapat dua

kepengurusan yang memiliki peran dan fungsi yang berbeda namun Perpustakaan dan

Arsip Daerah Kabupaten Semarang dikepalai oleh satu kepala yang memegang

tanggung jawab di semua bidang. Bentuk dua kepengurusan ini seperti di sampaikan

Bapak Cahya Budianto.

“Kalau kaitannya dengan SDM perpustakaan, di kantor ini ada dua kepengurusan, satu perpustakaan dan yang satu kearsipan” (wawancara dengan Bapak Cahya Budianto 11 Agustus 2015)

Manajemen Perpustakaan merupakan bagian yang penting. Tanpa adanya

manajemen yang baik maka perpustakaan tidak akan berjalan baik dan optimal. Di

Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang manajemen perpustakaan

diwujudkan dalam bentuk struktur kepengurusan dan pembagian tugas kepada

masing-masing staf. Hal tersebut seperti yang diungkapkan Bapak Kasdi dan Bapak

Cahya.

“Untuk managemen organisasi disini sudah punya struktur yang jelas ya, mulai dari pimpinan atau kepala perpustakaan sampai KASI atau kepala seksi. Kemudian untuk pembagian tugas itu sebenarnya setiap staf itu punya uraian tugas masing-masing” (wawancara dengan Bapak Kasdi 11 Agustus 2015)

“Semua pekerjaan kan kita bagi berdasarkan uraian tugas, dari pimpinan itu apa , dari kasi itu apa, itu dari uraian tugas itu kita breakdown lagi masalah sampai ke staf” (wawancara dengan Bapak Cahya Budianto 11 Agustus 2015)

Page 78: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

61

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa di Perpustakaan dan Arsip

Daerah Kabupaten Semarang telah memiliki struktur dan pembagian tugas yang jelas

dari kepala sampai ke staf dan telah memenuhi standar struktur organisasi

perpustakaan. Dengan adanya struktur organisasi dan pembagian tugas yang jelas,

kesalahan dalam menjalankan kegiatan perpustakaan akan semakin terminimalisir.

Hal tersebut sesuai dengan yang tertera dalam Standar Nasional Perpustakaan

(2011) yang mengatur bagaimana standar struktur organisasi yang harus

diselenggarakan oleh perpustakaan daerah, seperti yang tertera dalam poin 8.4

berikut:

8.4 Struktur organisasi

d. Perpustakaan umum kabupaten/kota merupakan satuan organisasi perpustakaan yang dipimpin oleh seorang kepala perpustakaan.

e. Struktur organisasi berada dibawah kepala perpustakaan.

f. struktur organisasi perpustakaan umum kabupaten/kota sekurang-kurangnya terdiri dari kepala perpustakaan, unit layanan pembaca, unit layanan teknis, unit teknologi informasi dan komunikasi serta kelompok fungsional dan unit tata usaha.

Dengan demikian struktur organisasi di Perpustakaan dan Arsip Daerah

Kabupaten Semarang saat ini telah memenuhi atau sesuai dengan yang ditetapkan

dalam Standar Nasional Perpustakaan. Sehingga dari segi struktur organisasi

perpustakaan dapat dikatakan sudah cukup ideal.

Page 79: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

62

5.2.1.2 Pelayanan Pustakawan

Profesi pustakawan adalah salah satu profesi yang paling dekat dengan masyarakat.

Profesi pustakawan memiliki tugas dan fungsi untuk memberikan pelayanan kepada

masyarakat dengan sebaik-baiknya. Sebagai unit layanan, memiliki pelayanan yang

berkualitas menjadi prioritas utama sebuah perpustakaan. Untuk itu diperlukan peran

SDM atau pustakawan yang benar-benar memiliki kualitas. Sebagai upaya untuk

memperoleh pustakawan yang berkualitas, Perpustakaan dan Arsip Daerah

Kabupaten Semarang saat ini telah memiliki personel dengan latar belakang

kepustakaan dari lulusan sarjana perpustakaan maupun melalui pelatihan.

“yang SDM khususnya yang melayani perpustakaan itu pada dasarnya kita sudah memiliki sarjana perpustakaan sudah ada, yang dari pelatihan juga ada, untuk kaitannya dengan SDM saya fikir itu sudah cukup” (wawancara dengan Bapak Cahya Budianto 11 Agustus 2015)

Dari pendapat tersebut informan Bapak Cahya menjelaskan bahwa dengan

adanya pustakawan yang berlatar belakang pendidikan perpustakaan, maka untuk

kaitannya dengan SDM, Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang sudah

mencukupi. Dalam arti mencukupi baik dalam hal kuantitas maupun dalam hal

kualitas.

Menurut beberapa informan, kualitas pelayanan pustakawan di Perpustakaan

dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang sejauh ini sudah cukup baik. Hal itu mereka

utarakan dalam wawancara sebagai berikut:

Page 80: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

63

“Kalau untuk pelayanan saya kira sudah cukup bagus, untuk SDM juga tidak ada masalah” (wawancara dengan Didik Ariyanto 12 Agustus 2015)

“Sangat bagus, professional, ramah didalam pelayanan, cepat dalam pelayanan, memberikan ruang untuk memberikan masukan bagi pengunjung atau pemustaka, diberikan kesempatan untuk masukan.”. (wawancara dengan Bapak Edi Darwanto 12 Agustus 2015)

“Melayani dengan baik, tidak terburu-buru gitu, santai, terus nyaman, sopan.” (wawancara dengan Anita Alfiana L. 13 Agustus 2015)

Berdasarkan pernyataan-pernyataan informan di atas dapat disimpulkan

bahwa pelayanan pustakawan di Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten

Semarang sejauh ini sudah bagus, dalam arti pustakawan mampu melayani

masyarakat pemustaka dengan baik, bersikap professional, bertindak secara cepat,

sopan dan terbuka.

5.2.1.3 Harapan Informan untuk SDM Perpustakaan yang Ideal

Meskipun pustakawan sudah bagus dalam pelayanan, menurut informan

masih ada beberapa hal yang harus dipenuhi oleh pustakawan agar menjadi

pustakawan yang ideal. Hal-hal tersebut adalah:

a. Pendidikan

Dalam menghadapi tuntutan kebutuhan pengguna perpustakaan yang semakin

tinggi dan beraneka ragam, maka perpustakaan perlu mempersiapkan

Pustakawan yang profesional. Pustakawan memegang peran penting sebagai

penentu baik buruknya perpustakaan. Apabila pustakawan memiliki kemampuan

dan kualitas yang bagus maka akan berdampak pada kemajuan perpustakaan.

Page 81: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

64

Sebaliknya, apabila pustakawan berkualitas rendah maka dapat menghambat

perkembangan perpustakaan itu sendiri.

Berkaitan dengan SDM atau pustakawan yang berkualitas, beberapa

informan menyampaikan bahwa syarat pustakawan yang ideal itu salah satunya

adalah memiliki latar belakang pendidikan perpustakaan.

“Pustakawan ideal menurut saya mas, pertama pendidikan itu pasti karena itu syaratnya sekarang seperti itu, paling tidak ya pernah mengikuti pelatihan tentang perpustakaan” (wawancara dengan Bapak Kasdi 11 Agustus 2015).

“Kalau ideal itu susah untuk mengukur yang ideal itu seperti apa yang jelas kalau menurut saya pustakawan harus memiliki pendidikan itu memang sudah syarat mutlak karena aturannya seperti itu”,. (wawancara dengan Bapak Cahya Budianto 11 Agustus 2015)

“Menurut saya karena saya tidak memiliki latar belakang pustakawan saya hanya menilai saja. Pustakawan yang ideal yang pertama dia harus berpendidikan sarjana atau minimal D3 lah” (wawancara dengan Bapak Edi Darwanto 11 Agustus 2015)

Dari ketiga pendapat tersebut, dapat dijelaskan bahwa syarat untuk

menjadi pustakawan yang ideal yang pertama adalah memiliki latar belakang

pendidikan baik yang diperoleh melalui pendidikan keguruan maupun melalui

pelatihan kepustakaan.

Pendidikan dalam hal ini diartikan dalam artian secara luas. Pertama

pustakawan harus mampu menguasai keilmuannya sendiri. Contoh kecilnya

Page 82: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

65

pustakawan harus menguasai katalog yang ada di perpustakaan sendiri. Seperti

yang di sampaikan informan Bapak Edi dan Anita :

“ menguasai katalog ditempat kerjanya” (wawancara dengan Bapak Edi Darwanto 12 Agustus 2015)

“ bisa tau letak buku-bukunya, jadi kalau ada yang tanya buku ini dia bisa menjawabnya dengan cepat” (wawancara dengan Anita Alfiana 13 Agustus 2015)

Kedua pustakawan harus menguasai Teknologi Informasi (TI). Paling

tidak mampu menguasai dan mengoperasikan software yang dimiliki

perpustakaan. Seperti yang disampaikan informan Bapak Kasdi:

“ dia menguasai TI mas, sekarangkan teknologi semakin canggih, nah paling tidak pustakawan itu minimal lah bisa menguasai software-software perpustakaan itu, seperti yang baru ini kan Inlis, dari kami kan masih belum sepenuhnya menguasai. Atau mungkin slims itu juga bagus. Ya intinya itu lah mas, bisa TI”. (wawancara dengan Bapak Kasdi 11 Agustus 2015).

Dan yang ketiga berpengetahuan luas. Dalam arti menguasai segala

segmen perpustakaan baik perpustakaan di kantornya sendiri maupun

perpustakaan di luar kantornya. Seperti yang disampaikan informan Didik

Aryanto berikut:

“Setidaknya yang namanya pustakawan itu ya berpengetahuan luas, tahu perpustakaan baik yang didalam maupun yang diluar. maksud saya yang didalam itu ya seperti perpustakaan kabupaten Semarang ini, kalau yang di luar seperti perpustakaan desa. jadi dia bisa tau dari segala segmen perpustakaan, tidak hanya perpustakaan yang hanya ada dikantor ini saja” (wawancara dengan Didik Aryanto 12 Agustus 2015).

Page 83: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

66

Dari jawaban-jawaban informan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk

menjadi pustakawan yang ideal, yang pertama pustakawan harus memiliki latar

belakang pendidikan kepustakaan baik diperoleh melalui pendidikan keguruan

maupun melalui pelatihan.

Hal tersebut sesuai dengan yang tertera dalam Standar Nasional

Perpustakaan point 3.12, sebagai berikut:

3.12 Pustakawanseseorang yang memiliki kompetensi kepustakawanan yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan

Dengan demikian dari pendapat informan diatas dengan teori dalam

Standar Nasional Perpustakaan terdapat kesesuaian, yaitu mensyaratkan bahwa

seorang pustakawan harus memiliki latar belakang pendidikan kepustakawanan

baik dari pendidikan formal maupun pelatihan. Dengan memiliki pendidikan

yang jelas, pustakawan akan mampu menguasai berbagai bidang, yaitu: ilmu

perpustakaan itu sendiri, Teknologi Informasi dan menguasai segmen-segmen

perpustakaan secara luas.

b. Karakter

Karakter adalah sifat atau kepribadian yang tertanam pada diri seseorang. Dalam

kaitannya dengan pustakawan ideal, pustakawan diharapkan memiliki karakter

Page 84: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

67

atau kepribadian yang positif, dengan begitu pustakawan akan mudah dalam

membangun relasi, interaksi dan kerjasama dengan orang lain.

Menurut informan Bapak Kasdi, pustakawan yang ideal harus memiliki

kepribadian yang baik. Dia harus bersifat ramah dan sopan kepada pemustaka.

Seperti yang disampaikan saat wawancara yaitu sebagai berikut:

“ramah, sopan, karena pustakawan itukan tugasnya ada yang langsung berhubungan dengan pemustakanya seperti yang di peminjaman itu mas, jadi dia harus ramah, sopan pokoknya dia bisa melayani pemustakanya dan pemustakanya merasa nyaman dengan pelayanannya” (wawancara dengan Bapak Kasdi 11 Agustus 2015).

Hal senada juga disampaikan oleh informan Ismiatun Hikmah.

Menurutnya untuk menjadi pustakawan ideal dia harus terbuka kepada

pemustakanya, melayani sepenuh hati, ramah, loyal dan tegas. Seperti yang

disampaikan dalam wawancara sebagai berikut:

“jangan terlalu cuek, misalkan ada pengunjung punya keluhan, sebaiknya dibantu sampai benar-benar pengunjungnya itu puas, jadi jangan setengah-setengah. Seperti misalnya ada yang bertanya tentang pendaftaran anggota, ya dijelasin secara detail sampai kami yang bertanya benar-benar paham. Terus jangan judes juga sama pelanggan, Lalu, petugas itu harus tegas juga, seperti misalkan ada bapak-bapak mutar music itu keras banget, itu harus tegas ditegur, bapak jangan berisik ini perpustakaan, seperti itu” (wawancara dengan Ismiatun Hikmah 13 Agustus 2015)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa seorang

pustakawan yang ideal harus memiliki karakter atau kepribadian yang baik, yaitu

Page 85: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

68

ramah, sopan, loyal, tegas dan melayani sepenuh hati kepada masyarakat terutama

kepada pemustaka.

Pendapat ini sesuai dengan teori yang disampaikan Supriyanto (2006:

258) mengenai karakter pustakawan yang ideal, yaitu sebagai berikut:

“para pegawai baik secara individu maupun kelompok mempunyai semangat bekerja yang tinggi, loyal, disiplin, memiliki kepribadian yang luhur, jujur, terbuka, dapat dipercaya, adil dan demokratis”

Dengan memiliki kepribadian yang baik akan memberikan dampak

positif terhadap kepercayaan dan asumsi masyarakat terhadap pustakawan.

Asumsi negative terhadap pustakawan yang selama ini melekat pada masyarakat

perlahan akan tergantikan dengan asumsi positif, sehingga kedudukan profesi

pustakawan memiliki kesejajaran dengan kedudukan profesi lain yang sama-sama

bertujuan untuk melayani.

c. Profesional

Selain memiliki latar belakang pendidikan dan memiliki karakter yang baik,

pustakawan ideal juga harus bekerja secara professional. Profesionalisme

pustakawan harus terus ditingkatkan karena merupakan suatu hal yang amat

penting dan harus dimiliki oleh para pustakawan jika perpustakaan ingin terus

tumbuh dan berkembang dalam lingkungannya yang terus berubah. Hal ini

menjadi tantangan tersendiri bagi pustakawan dalam menjalankan tugasnya.

Page 86: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

69

Pustakawan professional harus mampu melaksanakan kegiatan

perpustakaan dengan didasarkan pada beberapa hal, seperti yang disampaikan

informan Bapak Cahya Budianto sebagai berikut:

“pustakawan itu sebaiknya juga memikirkan kemajuan perpustakaan. jadi istilahnya dia juga sebagai lembaga pemikir tapi dia juga sebagai pelaksana. dia mau berpikir juga mau melaksanakan, jadi apasih pekerjaan perpustakaan itu dia harus meninggalkan istilahnya golongan , aku pustakwaan ahli, aku pustakwan madya, itu harus ditinggalkan” (wawancara dengan Bapak Cahya Budianto 11 Agustus 2015)

Informan Ismiatun Hikmah juga menambahi tentang kriteria pustakawan

professional, yaitu sebagai berikut:

“dia harus loyal, maksudnya itu dia jangan membeda-bedakan antara yang sudah akrab sama yang belum kenal, pokoknya dia harus professional gitu mas” (wawancara dengan Ismiatun Hikmah 13 Agustus 2015)

Pendapat informan Bapak Cahya dan Ismiatun Hikmah tersebut

menjelaskan bahwa pustakawan professional adalah pustakawan yang bertindak

sebagai lembaga pemikir yang memikirkan kemajuan perpustakaan serta menjadi

lembaga pelaksana (eksekutor). Pustakawan juga meninggalkan perilaku

individualis, dalam arti dia tidak hanya bekerja sebatas pada tugas golongan saja.

seorang pustakawan professional harus mampu bersifat loyal kepada pemustaka.

Dia tidak membeda-bedakan antara pemustaka satu dengan pemustaka lainnya

meskipun antara pemustaka dan pustakawan tersebut telah memiliki hubungan

Page 87: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

70

pertemanan sebelumnya. Loyalitas dan keprofessionalan pustakawan harus

ditunjukkan selama dia masih dalam lingkup pekerjaan sehingga tidak akan

memunculkan kesenjangan dan kecemburuan sosial dari pemustaka.

Informan Bapak Cahya juga menambahkan bahwa dampak negative akan

muncul apabila seorang pustakawan bekerja secara individualis.

“ kalau dia masih berpikiran secara individualis, nantinya kantor itu akan terhambat kemajuannya . maksud saya okelah dia sebagai pustakawan ahli atau apa sebutannya tapi dia juga harus mau bukan hanya sekedar ngomong tapi juga mau melaksanakan, ini lo tenaga yang kurang ini, pekerjaan yang masih ada ini, itu dia mau membantu ikut itu akan menjadi lebih baik. Tapi kalau istilahnya individualis, saya ahli, saya madya yang saya kerjakan hanya itu saja, ya kasian nanti pekerjaan yang lainnya siapa yang mau mengerjakan” (wawancara dengan Bapak Cahya Budianto 11 Agustus 2015)

Dari pendapat tersebut dijelaskan bahwa bekerja secara individualis dan

hanya memikirkan golongan akan mengakibatan terhambatnya kemajuan

perpustakaan. Pustakawan professional meskipun memiliki kedudukan yang

lebih tinggi, dia juga harus bersedia untuk bekerja sama dan saling mengisi

dengan pustakawan lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan

perpustakaan sehingga aktivitas perpustakaan dapat terus berjalan.

Selanjutnya, informan Bapak Kasdi menambahkan pentingnya memiliki

kemampuan komunikasi yang baik sebagai pustakawan professional. Seperti

yang disampaikan dalam wawancara sebagai berikut:

“Terakhir dia itu professional, maksud saya dia itu memiliki komunikasi yang baik dengan staf-staf yang lain mas atau istilah

Page 88: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

71

jowone bisa ‘srawung’. Ya harus seperti itu mas. lalu dia tidak apa ya, hanya mementingkan pekerjaannya sendiri, kan di perpustakaan inikan pekerjaan banyak sedangkan tenaga disini masih terbatas, jadi dia bisa saling mengisi mana yang butuh tenaga banyak itu dia bisa mengisi” (wawancara dengan Bapak Kasdi 11 Agustus 2015).

Pendapat tersebut menjelaskan, selain tidak individualis, pustakawan

professional juga harus mampu menjadi komunikator yang baik kepada staf

perpustakaan yang lain dan terutama kepada masyarakat pemustaka. Dengan

adanya komunikasi yang baik maka kepercayaan dan solidaritas antar

pustakawan dan masyarakat tetap terjaga. Tidak akan timbul kecurigaan dan

kecemburuan yang disebabkan perbedaan kedudukan dan pembagian tugas antar

staf perpustakaan.

Hal tersebut sesuai dengan teori yang disampaikan Supriyanto (2006:

259) yang menyatakan bahwa:

“setiap orang dimanapun ia bertugas merupakan anggota tim kerja (teamwork) yang solid, kompak, dan mengutamakan kepentingan lembaga dalam rangka menyajikan yang terbaik kepada pelanggan perpustakaan. … di dalamnya tercipta suasana kebersamaan, kesatuan yang utuh dan bulat, karena masing-masing atasan dan bawahan merasa terakomodasikan kepentingannya. Mereka berada dalam (Zone of acceptance – ZOA) sehingga ada dan terbanguun jalinan komunikasi yang lancar, sehat dan efektif.”

Dengan demikian dari pendapat informan dengan teori dari Supriyanto

(2006: 259) terdapat kesamaan yaitu menjelasan bahwa untuk memperoleh

predikat sebagai pustakawan professional maka dia harus berpikir dan bertindak

untuk memajukan perpustakaan,tidak individualis dalam menjalankan tugas

Page 89: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

72

pekerjaan perpustakaan, memiliki kemampuan komunikasi yang baik antar staf

perpustakaan dan pemustaka, dan memiliki loyalitas tinggi kepada pemustaka

tanpa membedakan antara pemustaka yang memiliki hubungan pertemanan

maupun yang tidak.

Berdasarkan dari hasil analisis pada Sub-bab SDM Perpustakaan diatas dapat

disimpulkan bahwa menurut informan SDM Perpustakaan yang ideal memiliki

beberapa kriteria sebagai berikut: a) memiliki manajemen organisasi yang baik, b)

pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas dari atasan sampai staf, c) mampu

melayani masyarakat dengan baik, d) memiliki latar belakang pendidikan

kepustaakaan baik diperoleh dari pendidikan keguruan maupun dari pelatihan, e)

memiliki karakter dan kepribadian ramah, sopan, loyal, tegas, dan melayani dengan

sepenuh hati, dan f) professional dalam pekerjaan, berorientasi untuk kemajuan

perpustakaan, tidak individualis, memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan

loyalitas tinggi tanpa membeda-bedakan antar pemustaka.

5.2.2 Fasilitas dan Layanan Perpustakaan

5.2.2.1 Pendapat Informan pada Fasilitas dan Layanan di Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

Fasilitas dan layanan perpustakaan juga menjadi bagian penting yang harus

diperhatikan dalam perpustakaan. Fasilitas dan layanan menunjang dan

mempermudah pemustaka memenuhi kebutuhan mereka dalam melakukan

penelusuran informasi.

Page 90: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

73

Di Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang terdapat beberapa

fasilitas dan layanan yang dapat dimanfaatkan oleh pemustaka. Seperti yang

disampaiakan oleh bebera informan sebagai berikut:

“Disini itu ada kegiatan dan fasilitas baca buku gratis, internet, ada lagi perpustakaan keliling, ada wifi id, lalu ada juga nonton film bareng, ada juga vcd, disitu berisi ilmu-ilmu dari banyak bidang juga” (wawancara dengan Didik Aryanto 12 Agustus 2015).

“Ruang baca umum, anak, ruang baca khusus, yang saya maksud khusus disini adalah buku-buku yang tidak boleh dibawa pulang disediakan diruang khusus dan di dibaca diruang khusus … menyediakan layanan internet ya ada beberapa computer itu bagi masayaarakat umum, bagi pengunjung lain bisa menggunakan layanan hotspot dengan sebebas-bebasnya dan leluasa pengunjung. ada juga dapur, ada juga kamar mandi/ wc, ada juga mushola” (wawancara dengan Bapak Edi Darwanto 12 Agustus 2015).

“Computer buat memasukin data, terus alat buat barcode itu, terus tempat pembuatan kartu anggota, terus buku, internet, koran, majalah, ruang anak-anak juga ada” (wawancara dengan Anita Alfiana13 Agustus 2015).

“Peminjaman buku, wifi, mushola, tempat wudhu, kamar mandi ada, terus computer itu ada dua tempat duduknya kan juga sendiri-sendiri, ini ada ruang anak, terus ada yang ruang umum, baca koran juga ada, disini juga kamusnya banyak, terus disana yang buat santai juga ada, sofa yang cukup empuk itu” (wawancara dengan Ismiatun Hikmah 13 Agustus 2015).

Berdasarkan wawancara yang disampaikan informan diatas, dapat diketahui

bahwa fasilitas dan layanan yang dimiliki perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten

Semarang diantaranya: baca buku gratis, internet, perpustakaan keliling, hotspot, wifi

id, nonton film, computer data, barcode reader, buku, koran, majalah, ruang baca

umum, ruang baca anak, ruang referens, dapur, kamar mandi/ wc, dan musholla.

Page 91: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

74

Menurut informan Bapak Cahya, Fasilitas dan layanan yang berada di

Perpustakaan dan Asip Daerah Kabupaten Semarang sudah dapat dikategorikan

lengkap dan umum, namun jumlah banyak sedikitnya fsilitas tersebut tergantung dari

masing-masing perpustakaan. Seperti yang disampaikan dalam wawancara sebagai

berikut:

“Kalau sini fasilitasnya sebagai referensi mungkin sudah umum dan sudah cukup saya kira perpustakaan lain juga ada, Cuma besar dan kecilnya itu tergantung masing-masing dari perpustakaan. kemudian seperti internet itu sudah ada, perpustakaan lainpun saya fikir juga ada itu banyak sedikitnya perpustakaan juga tergantung” (wawancara dengan Bapak Cahya Budianto 11 Agustus 2015)

Berkaitan dengan jumlah banyak sedikitnya fasilitas dan layanan yang

dimiliki perpustakaan, informan Bapak Kasdi berpendapat bahwa pemerintah

memiliki peran vital dalam pengembangan perpustakaan. Hal itu disampaikan dalam

wawancara berikut:

“ya karena itu ya mas, fasilitaskan tergantung itu juga anggaran dari pemerintah pusat, ya itu tadi, banyak sedikitnya fasilitas yang ada tergantung anggaran itu tadi mas.” (wawancara dengan Bapak Kasdi 11 Agustus 2015)

Senada dengan hal tersebut juga disampaikan informan Bapak Cahya sebagai berikut:

“ya kalau keinginan banyak sebenarnya tapi kita juga tidak bisa memenuhi semua keinginan, kita juga melihat dan mempertimbangkan kemampuan anggaran daerah, karena yang diurusi itu banyak yang didaerah itu, kalau perpustakaan mungkin hanya skala prioritasnya saja” (wawancara dengan Bapak Cahya Budianto11 Agustus 2015)

Page 92: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

75

Berdasarakan wawancara dengan informan Bapak Kasdi dan Bapak Cahya

diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah banyak sedikitnya fasilitas dan layanan yang

ada di perpustakaan sangat bergantung dengan jumlah anggaran yang diberikan dari

pemerintah pusat. Pemerintah pusat adalah sumber dana utama perpustakaan,

sehingga pengembangan perpustakaan juga bergantung dari banyak sedikitnya

anggaran yang dialokasikan pemerintah kepada perpustakaan.

Informan Bapak Kasdi berpendapat bahwa fasilitas dan layanan yang ada di

perpustakaan saat ini sudah mencukupi untuk dimanfaatkan sebagai sarana penunjang

pendidikan di wilayah Ungaran. Hal itu disampaikan dalam wawancara sebagai

berikut:

“Menurut saya fasilitas di Perpustakaan ini itu sudah mencukupi, sudah ada computer, wifi, itu ada wifi id juga, ada ruang audio visual, ya pokoknya sudah cukup sebagai penunjang sarana pendidikan di ungaran sini mas” (wawancara dengan Bapak Kasdi 11 Agustus 2015)

Hal tersebut juga senada dengan yang disampaikan informan berikut:

“Kalau saya sebagai pengujung itu fasilitas sudah cukup ya” (wawancara dengan Didik Aryanto 12 Agustus 2015)

“Kalo fasilitas di perpustakaan umum seperti ini menurut saya sudah ideal” (wawancara dengan Bapak Edi Darwanto 12 Agustus 2015)

“Emm, tidak ada kayaknya mas. Sudah cukup” (wawancara dengan Anita Alfiana 13 Agustus 2015)

“Kekurangannya sih mungkin jumlahnya perlu ditambahin aja. Kaya computer misalnya itu saja. Lainnya sudah cukup” (wawancara dengan Ismiatun Hikmah13 Agustus 2015)

Page 93: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

76

Berdasarkan analisis dari wawancara kepada informan diatas dapat diketahui

bahwa fasilitas dan layanan yang disediakan perpustakaan daerah menurut informan

sudah cukup baik untuk ukuran perpustakaan daerah.

5.2.2.2 Harapan Informan untuk Fasilitas dan Layanan yang Ideal

Informan memberikan gambaran beberapa hal yang bisa dipertimbangkan untuk

menjadi perpustakaan ideal, yaitu sebagai berikut:

a. Fasilitas bermain anak

Perpustakaan daerah merupakan perpustakaan umum dimana semua aspek baik

jenis kelamin, profesi, umur dan lainnya dapat memanfaatkan fasilitas

perpustakaan dengan sepenuhnya. Hal tersebut menggambarkan bahwa

perpustakaan daerah harus mampu memenuhi kebutuhan masyarakatnya dari

segala aspek.

Menurut informan Bapak Kasdi dengan kondisi perpustakaan saat ini,

perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang masih perlu menambahkan

fasilitas untuk bermain anak-anak,seperti yang disampaikannya dalam wawancara

sebagai berikut:

“Itu ruang bermain anak, seperti di perpustakaan lain jepara itukan ada kaya permainan anak jadi kalau anak-anak TK datang itukan ada kaya dandulan (ayunan), karena kan halamannya kurang, jadi untuk ruang bermain anak harusnya kan ada taman sendiri diluar” (wawancara dengan Bapak Kasdi 11 Agustus 2015)

Page 94: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

77

Penambahan fasilitas bermain anak tersebut mengacu pada Perpustakaan

Jepara dimana di perpustakaan tersebut terdapat fasilitas bermain untuk anak-anak

yang berada diluar gedung sehingga anak-anak tidak merasakan kejenuhan saat

berinteraksi dengan perpustakaan.

b. Fasilitas cafeteria

Perubahan zaman dan pola perilaku masyarakat menjadi alasan utama

perpustakaan untuk selalu melakukan inovasi. Suasana kafe tentunya akan

memiliki daya tarik sendiri bagi masyarakat saat ini. Ketika ide tersebut

diterapkan pada perpustakaan maka harapan tentunya akan memberikan dampak

positif bagi perpustakaan yaitu menarik minat kunjung masyarakat ke

perpustakaan dan memberikan kenyamanan bagi pengguna perpustakaan atau

pemustaka.

Meskipun kafe hanya merupakan fasilitas pendukung, namun menurut

informan Didik Aryanto penerapan konsep perpustakaan beratmosfir kafe juga

patut dicoba oleh perpustakaan. Seperti yang disampaikan dalam wawancara

sebagai berikut:

“Mungkin seandainya saya boleh usul, membaca itu tidak harus didalam ruangan, bisa saja perpustakaan itu punya semacam kafe jadi membacanya itu ada diluar ruangan seperti misal di taman, jadi perpustakaan itu ada tamannya ada gazebonya ada lincaknya ada air pancurnya, jadi membaca tidak harus didalam ruangan ,jadi kita diluar sambil menikmati teh panas, kopi seperti itu” (wawancara dengan Didik Aryanto 12 Agustus 2015)

Page 95: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

78

Dari hasil wawancara tersebut dapat dijelaskan bahwa menurut informan

Didik Aryanto, membaca tidak harus didalam ruangan perpustakaan saja.

Perpustakaan bisa melakukan inovasi dengan memadukan antara perpustakaan

dan kafe sehingga tercipta perpustakaan beratmosfir kafe. konsep kafe tersebut

dipadukan dengan konsep taman diluar perpustakaan dengan dilengkapi kursi

taman, air pancur, gazebo. Sehingga pemustaka dapat membaca buku sambal

manikmati suasana yang nyaman.

c. Fasilitas keamanan

Keamanan juga menjadi salah satu fasilitas yang harus di penuhi diperpustakaan.

Fasilitas keamanan tentunya bertujuan agar bahaya dan kelalaian yang terjadi di

perpustakaan dapat terminimalisir.

Menurut informan Bapak Kasdi di Perpustakaan dan Arsip Daerah

Kabupaten Semarang ini masih perlu penambahan cctv sebagai system keamanan.

Seperti disampaikan dalam wawancara sebagai berikut:

“Masih kurang pada bagian cctv atau pengamanan, kitakan masih kekurangan cctv jadi kalau pengunjung masuk kitakan belum lengkap ini dari segi pengamanan masih kurang. Inikan rencana mau ditambah cctv lagi” (wawancara dengan Bapak Kasdi 11 Agustus 2015)

Dengan ditambahnya cctv, informan Bapak Kasdi Berharap keamanan

serta pengawasan terhadap pengunjung perpustakaan dapat ditingkatkan.

d. Layanan Fotocopy dan tenaga pada tiap layanan

Page 96: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

79

Seperti yang kita ketahui, setiap perpustakaan memiliki layananyang hampir sama

antara perpustakaan satu dengan lainnya. Setiap layanan yang disediakan

perpustakaan bertujuan untuk mempermudah pemustaka dalam mengakses

perpustakaan.

Informan Anita berpendapat bahwa perpustakaan seharusnya

menyediakan layanan fotocopy untuk pengunjung. Seperti disampaiakan dalam

wawancara berikut:

“harus ada kaya tempat fotocopy yang khusus buat pengunjung” (wawancara dengan Anita Alfiana 13 Agustus 2015)

Layanan foto copy ada baiknya disediakan di perpustakaan. Karena ada

kalanya pengguna perpustakaan berkepentingan atas beberapa informasi tertentu,

tetapi karena bahan pustakanya tidak dipinjamkan (koleksi referensi), maka cara

terbaik untuk mendapatkan informasi tersebut adalah dengan cara mem foto copy

bahan dimaksud. Sehingga dengan tersedianya layanan foto copy ini, salah satu

kebutuhan masyarakat pengguna perpustakaan dapat terpenuhi.

Sebagai pustakawan, informan Bapak Cahya memiliki harapan agar

fasilitas dan layanan di perpustakaan dapat dikatakan ideal. Hal itu disampaikan

dalam wawancara sebagai berikut:

“ idealnya sih seperti layanan penitipan tas itu harus ada penjaga sendiri , penjaga layanan referensi sendiri, kalau kita megacu ke provinsi ya jadi buku referensi ada yang jaga sendiri yang jaga tas sendiri, kemudian pelayanan itu sendiri, yang membuat kartu anggota juga sendiri, idealnya itu seperti itu” (wawancara dengan Bapak Cahya Budianto 11 Agustus 2015)

Page 97: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

80

Menurut informan Bapak Cahya, perpustakaan daerah dapat dikatakan

ideal apabila setiap layanan yang dimiliki perpustakaan terdapat satu tenaga

perpustakaan yang menjaganya. Hal itu mengacu pada Perpustakaan Provinsi

yang menerapkan system seperti itu.

Dari hasil analisis diatas dapat digambarkan bahwa fasilitas dan layanan yang

ideal menurut informan adalah: 1) layanan otomasi, 2) layanan pandang dengar

(audio visual), 3) Layanan hotspot (Wifi) internet, 4) layanan fotocopy, 5) fasilitas

bermain anak, 6) fasilitas cafeteria, 7) fasilitas keamanan berupa cctv, dan 8)

penempatan tenaga pada setiap layanan.

Berdasarkan hasil analisis diatas, terdapat kesamaan makna yang terkandung

dengan pendapat Supriyanto (2006: 28) tentang fasilitas dan layanan atau sarana dan

prasaranan yang ideal dalam perpustakaan daerah yaitu:

“sarana dan prasarana yang memadai, perlengkapan/inventaris kantor yang baik dan standar, seperti meubiler, alat transportasi, dan beberapa mesin untuk mendukung pelaksanaan aktivitas organisasi”

Kesamaan antara kesimpulan hasil analisis wawancara informan dengan teori

yang disampaikan Supriyanto (2006: 28) adalah pada bagian fungsi dari fasilitas dan

layanan yang disediakan perpustakaan. Dalam arti dari fasilitas dan layanan yang

beragam yang terdapat pada perpustakaan sebenarnya memiliki fungsi yang sama

Page 98: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

81

yaitu untuk mendukung aktivitas organisasi serta untuk mempermudah aktifitas

pemustaka dalam memanfaatkan perpustakaan.

5.2.3 Desain dan Tata Ruang Perpustakaan

5.2.3.1 Pendapat Informan pada Desain dan Tata Ruang di Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

Aspek penting lainnya yang harus diselenggarakan perpustakaan adalah gedung atau

ruangan. Sebagai unit pelayanan jasa, Perpustakaan harus memiliki sarana kerja yang

cukup dan permanen untuk menampung semua koleksi, fasilitas, staf dan kegiatan

perpustakaan sebagai unit kerja. Sarana yang dimaksud adalah sarana fisik dalam

bentuk ruangan atau gedung.

Dalam rangka meningkatkan kualitas dari segi bangunan, Perpustakaan dan

Arsip Daerah Kabupaten Semarang telah melakukan renovasi bangunan pada tahun

2013 silam. Renovasi tersbut merubah keseluruhan desain dan tata ruang

perpustakaan.

Menurut informan Bapak Kasdi setelah dilakukannya renovasi bangunan, saat

ini perpustakaan dapat dikatakan memiliki bangunan yang cukup ideal untuk ukuran

perpustakaan daerah. Seperti disampaikan dalam wawancara sebagai berikut:

“Ya kalo dilihat dari luar bangunannya sudah tampak baguslah mas, lokasinya juga strategis, berada di dekat pemberhentian bus, itu halte BRT mas, trus di pusat kota, ya pokoknya sudah bagus dan strategis untuk ukuran perpustakaan daera” (wawancara dengan Bapak Kasdi 11 Agustus 2015)

Page 99: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

82

Sementara itu, informan lain juga memberikan tanggapan positif Dengan

kondisi perpustakaan yang telah direnovasi saat ini. Tanggapan-tanggapan terebut

dapat dilihat dari hasil wawancara sebagai berikut:

“Menurut saya diperpustakaan ini sudah lumayan nyaman untuk ukuran perpustakaan” (wawancara dengan Didik Aryanto 12 Agustus 2015)

“menurut penilaian saya untuk tingkat perpustakaan kabupaten semarang ini sudah cukup bagus dan ideal dibanding dengan perpustakaan-perpustakaan yang ada di kabupaten lain saya kira ungaran tidak kalah” (wawancara dengan Bapak Edi Darwanto 12 Agustus 2015)

“dari desain interior bagus sih bersih, ya maksudnya lebih bagus dari perpustakaan yang dulu” (wawancara dengan Ismiatun Hikmah 13 Agustus 2015)

Berdasarkan wawancara diatas dapat diketahui bahwa informan memberikan

tanggapan positif terhadap desain dan tata ruang perpustakaan saat ini. Mereka

berpendapat desain dan tata ruang perpustakaan saat ini sudah tergolong ideal. hal itu

mereka nilai berdasarkan bentuk bangunan yang bagus, letak yang strategis, dan

desain interior ruangan yang bagus.

Pendapat informan diatas sesuai dengan pendapat Abner Sitorus (2012) dalam

artikel yang berjudul “Mewujudkan Perpustakaan Ideal” dia berpendapat:

“Gedung suatu perpustakaan haruslah yang benar-benar dirancang untuk perpustakaan dan diperhitungkan bagi kemungkinan pengembangan ke masa depan. Dimana letak gedung itu haruslah strategis dan mudah dijangkau oleh masyarakatnya”

Page 100: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

83

Meskipun menurut mereka desain interior dan tata ruang perpustakaan saat ini

sudaah bagus, mereka juga menambahkan bahwa masih ada beberapa kekurangan

pada desain dan tata ruang tersebut. Seperti yang disampaikan informan Ismiatun

Hikmah:

“perpustakaan utama ko lantai dua ? kasihan yang manula naik dulu, aku kasihan saja sama yang umurnya sudah manula” (wawancara dengan Ismiatun Hikmah 13 Agustus 2015)

Menurut Ismiatun Ruang Perpustakaan utama yang diletakkan di lantai dua

itu kurang tepat. Alasannya hal itu akan membebani apabila ada manula yang ingin

mengakses perpustakaan karena harus naik turun tangga.

Selain itu, Ismiatun juga berpendapat bahwa desain interior terutama di ruang

anak belum sesuai dengan suasana anak-anak sebagaiman mestinya.

“Untuk ruang baca anak itu desainnya tidak terlalu anak-anak banget” (wawancara dengan Ismiatun Hikmah 13 Agustus 2015)

Hal senada juga di sampaikan oleh Bapak Kasdi:

“desain interior kurang terutama ruang anak. Kalau ruang anak di kantor perpustakaan lain itu ada gambar-gambar dikasih gambar itu hiasan dinding. Kan ruang anak kalau saya lihat di perpustakaan lain ada mungkin disini masih kurang terutama di ruang layanan anak” (wawancara dengan Bapak Kasdi 11 Agustus 2015)

Pada ruang anak selain desain yang masih kurang, pemanfaatan ruang anak

juga masih kurang maksimal, karena seringkali pengunjung dewasa yang memenuhi

Page 101: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

84

ruangan anak ersebut, sehingga kenyamanan anak dalam mengakses perpustakaan

terganggu. Hal tersebut disampaikan oleh informan Ismiatun sebagai berikut:

“kadang-kadang anak-anak itu kalah dengan yang dewasa, karena disini itu kaya bacanya itu bete soalnya ruangannya itu flat banget harusnya itu anak-anak disesuain anak-anak menurutku ya” (wawancara dengan Ismiatun Hikmah 13 Agustus 2015)

Informan Bapak Kasdi juga menyampaiakan hal yang sama sebagai berikut:

“Kalau diruang anak itukan kalau disini kalau siang yang ngisi malah bapak-bapak itu lesehan” (wawancara dengan Bapak Kasdi 11 Agustus 2015)

Kekurangan lain menurut Bapak Kasdi adalah belum adanya taman bermain

untuk anak-anak. Seperti yang disampaikaan sebagai berikut:

“Kekurangan lain terutama diruang halaman, ruang bermain untuk anak diluar kantor itu. Kalau di ambarawa itu ada ruangan khusus untuk bermain. Kalau di ambarawa dibelakang itu ada halaman luas itu khusus untuk bermain anak” (wawancara dengan Bapak Kasdi 11 Agustus 2015)

Masih adanya beberapa kekurangan terkait desain dan tata ruang

perpustakaan, tentunya informan berharap hal tersebut dijadikan bahan evaluasi

perpustakaan untuk pembangunan kedepannya.

5.2.3.2 Harapan Informan untuk Desain dan Tata Ruang yang Ideal

1. Desain Interior

Page 102: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

85

Desain dan tata ruang perpustakaan dibedakan kedalam dua unsur, yaitu desain

interior dan desain eksterior. Desain interior perpustakaan berkaitan dengan

perencanaan bagian dalam perpustakaan. Desain interior perpustakaan bertujuan

untuk memberikan rasa nyaman bagi seluruh pengguna perpustakaan baik pemustaka

maupun pustakawan sendiri.

Desain interior perpustakaan sangat beraneka ragam dalam pengembangannya

desain interior mendapat ruang seluas-luasnya, dalam arti tidak ada batasan dalam

pengembangan interior perpustakaan.

a. Pencahayaan dan pewarnaan

Pencahayaan dan pewarnaan merupakan bagian penting yang perlu di perhatikan

saat mendesain perpustakaan karena pencahayaan dan pewarnaan sangat

berpengaruh besar terhadap kenyamanan membaca pemustaka.

Pentinggnya pencahayaan dalam desain dan tata ruang perpustakaan

seperti disampaikan informan Didik Aryanto sebagai berikut:

“Tempatnya dibikin senyaman mungkin ya mas, seperti pencahayaan dan berapa kecerahannya itu juga harus diperhitungkan juga” (wawancara dengan Didik Aryanto 12 Agustus 2015)

Hal senada juga disampaikan oleh informan Bapak Edi:

“kalo yang interior itu diupayakan warna itu warna yang teduh memungkinkan suasana belajar yang tenang. Jadi warna yang cerah itu cenderung silau, tidak nyaman atau mungkin ada pantulan cahaya” (wawancara dengan Bapak Edi Darwanto 12 Agustus 2015)

Page 103: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

86

Dari jawaban yang diutarakan informan Didik Aryanto dan Bapak Edi

dapat diliihat bahwa pencahayaan dan pemilihan warna pada perpustakaan

merupakan hal yang cukup penting untuk diperhatikan. Pencahayaan dan

pewarnaan yang kurang baik akan memberikan dampak negative terutama bagi

kenyamanan pemustaka.

Pendapat tersebut sesuai dengan teori yang disampaikan Abner Sitorus

(2012) berikut:

“Penerangan di perpustakaan juga harus cukup diperhatikan. Karena penerangan ini cukup menentukan dalam hal kenyamanan pengguna dalam hal membaca dan memanfaatkan perpustakaan”

Dengan demikian pendapat informan diatas dan teori yang disampaikan

Abner Sitorus (2012) memiliki kesamaan yaitu menjelaskan tentang pentingnya

pengaturan pencahayaan dan pewarnaan pada perpustakaan karena kedua hal

tersebut menentukan dalam hal kenyamanan pengguna dalam hal membaca dan

memanfaatkan perpustakaan.

b. Sirkulasi Udara dan Suhu Ruangan

Point kedua yang perlu diperhatikan dalam desain dan tata ruang perpustakaan

adalah sirkulasi udara dan suhu ruangan. Sebenarnya suhu ruangan juga berkaitan

erat dengan pencahayaan. Seperti disampaikan informan Bapak Cahya dalam

wawancara sebagai berikut:

Page 104: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

87

“masalahnya pas musim kemarau itu ruangannya terasa panas, tapi sekarangkan matahari condongnya ke utara ya, tapi pas kalau matahari itu condongnya ke selatan jadinya panas sekali, mungkin kemarin pas magang disini merasakan ya itu karena konstruksinya sebenaranya jendelanya sudah lebar tapi masalahnya itu cahaya matahari kok banyak sekali yang masuk yang pertama” (wawancara dengan Bapak Cahya 11 Agustus 2015)

Selain dari pencahayaan, penyebab lainnya adalah bahan yang digunakan

untuk atap menggunakan bahan seng. Seperti yang disampaikan dalam

wawancara sberikut:

“yang kedua juga konstruksi atapnya itukan dari seng jadinya menambah kepanasan penghuni, jadi saya dulu pengennya gedung itu kalau siang tanpa menggunakan listrik tapi setelah jadi kok ruangnya jadi panas” (wawancara dengan Bapak Cahya 11 Agustus 2015)

memperhatikan kondisi seperti itu, informan Bapak Cahya memberikan

gambaran bagaimana idealnya konstruksi gedung perpustakaan. Seperti

disampaikan dalam wawancara sebagai berikut:

“mungkin dari sisi arsiteknya mungkin harus yang lebih tau bisa merancang bagaimana supaya cahaya itu bagus tapi tingkat kepanasannya juga bisa diatur, saya dulu itu juga mengusulkan gedung itu atapnya seperti kubah masjid jadi ada udara yang masuk. ,kaya masjid itukan tidak panas kan, saya berkeinginan seperti itu” (wawancara dengan Bapak Cahya 11 Agustus 2015)

Pengendalian cahaya dan suhu ruangan sangat penting diperhatikan oleh

perpustakaan karena hal tersebut berkaitan dengan pelestarian bahan pustaka.

Suhu ruangan yang kurang bagus akan mempengaruhi usia bahan pustaka yang

Page 105: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

88

ada di perpustakaan. Pentingnya pengendalian suhu ruangan tersebut seperti

tercantum dalam Standar Nasional Perpustakaan (2011) berikut:

Pengendalian kondisi ruangan (cahaya kelembaban): Untuk mengendalikan kondisi koleksi, perpustakaan menjaga temperatur, cahaya dan kelembaban ruangan.

Berdasarkan hasil diatas dapat dijelaskan bahwa dalam desain ruang

perpustakaan, unsur sirkulasi udara dan suhu ruangan harus diperhatikan, seperti

letak jendela, lebar jendela, penggunaan bahan material untuk atap, dan bentuk

atap sehinggan sirkulasi udara dan suhu ruangan dapat dikontrol dengan baik.

c. Penataan Ruang dan Dekorasi

Informan Bapak Kasdi berpendapat, perpustakaan daerah saat ini masih belum

cukup ideal untuk pembagian ruang kerja. Hal itu disampaikan dalam wawancara

berikut:

“mungkin yang kurang itu mas seharusnya ruang pengolahan itu ada sendiri, ruang server ada sendiri, gudang ada sendiri, kita kan selama ini masih itu mas gabung, terutama ruang pengolahan itu kan masih dipakai juga untuk ruang server. Kalau idealnya harusnya itu kan ada sendiri-sendiri” (wawancara dengan Bapak Kasdi 11 Agustus 2015)

Pembagian ruang berdasarkan unit kerja masing-masing menjadi salah

satu hal penting agar aktivitas di perpustakaan tetap berjalan efektif. Pembagian

ruangan tersebut dibagi berdasarkan kebutuhan perpustakaan karena setiap

perpustakaan memiliki kebutuhan yang berbeda-beda.

Page 106: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

89

Hal tersebut sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan (2011) tentang

minimal ruangan yang harus dimiliki oleh Perpustakaan Daerah:

“Ruang perpustakaan: Ruang perpustakaan sekurang-kurangnya terdiri dari ruang koleksi, ruang baca, ruang kepala, ruang staf, ruang pengolahan, ruang serba guna, area publik (mushola dan toilet tidak berada didalam ruang koleksi)”

Selain pembagian ruang kerja, dekorasi ruang perpustakaan juga menjadi

hal penting. Dekorasi ruang perpustakaan disesuaikan dengan tema yang diusung

oleh perpustakaan atau paling tidak disesuaikan dengan fungsi dari ruang kerja

masing-masing. Seperti yang disampaikan dalam wawancara sebagai berikut:

“Ruang anak di kantor perpustakaan lain itu ada gambar-gambar hiasan dinding. Kan ruang anak kalau saya lihat di perpustakaan lain ada mungkin disini masih kurang terutama di ruang layanan anak” (wawancara dengan Bapak Kasdi 11 Agustus 2015)

Hal senada juga disampaikan oleh informan Didik Aryanto sebagai berikut:

“Perpustakaan itu yang jelas tempatnya luas, penataanya bagus dan ada beberapa dekorasi mungkin berupa foto-foto yang berisi ilmu pengetahuan atau sejarah atau bisa saja foto yang memotivasi untuk orang agar lebih gemar membaca seperti itu” (wawancara dengan Didik Aryanto 12 Agustus 2015)

Informan Bapak Kasdi dan DIdik Aryanto menjelaskan bahwa meskipun

bukan kebutuhan pokok, adanya dekorasi penting untuk diterapkan di

perpustakaan sebagai penambah nilai dan fungsi perpustkaan. Dekorasi dapat

berupa gambar-gambar hiasan dinding, foto-foto ilmu pengetahuan, sejarah, foto-

foto motivasi, dan lain-lain. Dengan adanya gambar hiasan dapat menunjukkan

nilai dan fungsi ruang suatu perpustakaan. Seperti misalnya ruang anak maka

Page 107: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

90

dihiasi dengan gambar-gambar dan aksesoris yang bersifat ana-anak. Dengan

begitu, dari luar orang akan tahu bahwa ruang tersebut adalah ruang anak.

Berdasarkan wawancara diatas dapat diketahui bahwa penataan ruang

yang ideal dalam perpustakaan daerah menurut informan adalah setiap unit kerja

yang ada di perpustakaan memiliki ruang masing-masing sehingga pekerjaan

dapat berjalan lebih efektif. Dekorasi ruangan juga perlu diperhatikan untuk

menunjukkan nilai dan fungsi suatu ruangan juga menambah nilai estetik.

2. Desain Eksterior

Desain eksterior perpustakaan berkaitan dengan perencanaan bagian luar

perpustakaan dengan menekankan fungsi keharmonisan, keindahan dan keamanan.

Bagian Desain eksterior perpustakaan termasuk lokasi, luas tanah dan desain gedung.

Sebuah perpustakaan daerah idealnya berada di lokasi yang strategis, mudah

diakses, mudah ditemukan dan berada di pusat kota. Hal tersebut seperti yang

disampaikan informan Anita dalam wawancara berikut:

“Letaknya terjangkau tidak terlalu jauh, terus jalannya tidak bikin orang bingung mencarinya” (wawancara dengan Anita Alfiana 13 Agustus 2015)

Hal senada juga disampaikan oleh informan Ismiatun dalam wawancara berikut:

“lokasinya strategis, terus dekat tempat pemberhenitan jadi mudah ditemukan” (wawancara dengan Ismiatun Hikmah 13 Agustus 2015)

Page 108: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

91

Berdasarkan wawancara diatas dapat dijelaskan bahwa sebuah perpustakaan

daerah idealnya di bangun di lokasi yang trategis sehingga perpustakaan akan mudah

ditemukan oleh masyarakat bahkan untuk masyarakat yang belum pernah ke

Perpustakaan sekalipun.

Pendapat informan tersebut sesuai dengan yang tercantum dalam Standar

Nasional Perpustakaan. Seperti yang tercantum pada poin 5.2 berikut:

5.2 Lokasi dan/atau lahan:e. Berada pada lokasi yang mudah dilihat, dikenal, dan di jangkau

masyarakat.f. Di bawah kepemilikan atau kekuasaan pihak pemerintah daerah.g. Memiliki status hukum yang jelas.h. Jauh dari lokasi rawan bencana.

Selain lokasi yang strategis, informan Bapak Edi menambahkan perlunya

sebuah perpustakaan dibangun sebuah simbol atau icon yang diletakkan diluar atau

dihalaman utama perpustakaan. Hal tersebut disampaikan dalam wawancara berikut:

“Ya kalo desain eksterior itu bgaiamana ada daya tarik bagi masayaarakat umum untuk paling tidak bisa melihat apakah yang ada didalam, seperti ada yng bilang point of interest jadi ada satu pandangan yang menimbulkan kesan pertama untuk bisa melihat lebih dalam lagi itu yang ada diluar” (wawancara dengan Bapak Edi Darwanto 11 Agustus 2015)

Symbol atau icon tersebut dibangun berfungsi untuk menarik rasa penasaran

masyarakat (point of interest) agar mau melihat lebih dalam lagi seperti apakah

perpustakaan sebenarnya. Fungsi yang kedua sebagai symbol yang mewakili

Page 109: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

92

perpustakaan dalam arti symbol tersebut memiliki kandungan filosofi sebagaimana

filosofi perpustakaan.

Berdasarkan hasil analisis tentang desain dan tata ruang diatas dapat

disimpulkan bahwa menurut informan kriteria ideal desain interior perpustakaan

adalah a) Pengaturan pencahayaan dan pewarnaan ruangan yang tidak mencolok dan

tidak mengganggu kenyamanan pemustaka, b) pengendalian sirkulasi udara dan suhu

ruangan, c) penataan ruang berdasarkan unit kerja masing-masing, d) dekorasi

dinding untuk menambah suasana agar lebih hidup. Sedangkan untuk desain eksterior

perpustakaan, menurut informan ada beberapa kriteria ideal sebagai berikut: a)

Perpustakaan didirikan di lokasi ditempat yang strategis, mudah ditemukan, mudah

diakses menggunakan alat transportasi apapun, dan berada di pusat kota, b) memiliki

sebuah icon yang dibangun dihalaman utama perpustakaan sebagai symbol yang

mewakili filosofi perpustakaan.

Ukuran ideal dari hasil analisis diatas sesuai dengan yang tercantum dalam

Standar Nasional Perpustakaan (2011) yaitu sebagai berikut:

5.1 Gedung

a. Luas gedung sekurang-kurangnya 0,008 m2 per kapita dikalikan jumlah penduduk.

b. Memenuhi standar kesehatan, keselamatan, kenyamanan, ketenangan, keindahan,

c. pencahayaan, keamanan, dan sirkulasi udara.d. Perencanaan gedung memungkinkan pengembangan fisik.e. Memenuhi aspek teknologi, ergonomik, konstruksi, lingkungan,

efektifitas, efisiensi dan kecukupan.

Page 110: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

93

f. Berbentuk permanen.g. Memperhatikan kekuatan dan memenuhi persyaratan konstruksi lantai

untuk ruang koleksi perpustakaan (minimal 400 kg/m²).h. Dilengkapi atau difasilitasi sarana kepentingan umum seperti toilet,

dan area parkir.

Dengan demikian pendapat informan mengenai kriteria ideal untuk desain

dan tata ruang Perpustakaan Daerah diatas memiliki kesesuaian dengan Standar

Nasional Perpustakaan yaitu dari segi: lokasi, pencahayaan, sirkulasi udara,

keindahan/ dekorasi, dan efisiensi (ruang kerja).

5.2.4 Sumber Daya Informasi Perpustakaan

5.2.4.1 Pendapat Informan pada Sumber Informasi di Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

Hal penting selanjutnya, yang menjadi pokok terbangunnya perpustakaan ideal adalah

sumber informasi yang dimiliki oleh perpustakaan itu sendiri. Kelengkapan sumber

informasi menjadi hal utama, karena pada dasaranya peran perpustakaan akan

berjalan jika sumber informasi yang dimilikinya benar-benar dapat didayagunakan.

Dengan berkembangnya zaman, sumber informasi yang dulunya diartikan

hanya berupa buku ataupun bentuk tercetak lainnya saja, kini telah berkembang

dalam bentuk dan media yang beraneka ragam. Untuk itu, peran perpustakaan sebagai

penyedia sumber informasi sangat diharapkan oleh pemustaka selalu mampu

beradaptasi dengan perkembangan zaman. Sehingga eksistensi perpustakaan akan

tetap hidup dan menjadi rujukan masyarakat ketika membutuhkan informasi.

Page 111: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

94

Peran sebagai pusat sumber informasi sangat melekat erat dengan fungsi

perpustakaan terutama perpustakaan daerah karena perpustakaan daerah adalah

perpustakaan yang paling dekat dengan masyarakat dibandingkan dengan

perpustakaan lainnya. Disisi lain Memenuhi kebutuhan informasi pemustaka

merupakan salah satu syarat untuk menjadi perpustakaan ideal.

Sebagai upaya untuk mewujudkan hal itu, Perpustakaan dan Arsip Daerah

Kabupaten Semarang sejauh ini telah mengkoleksi berbagai macam sumber informasi

dalam bentuk ragammedia, diantaranya: surat kabar, majalah, buku, skripsi, internet,

dan keping dvd/ vcd. Koleksi tersebut seperti disampaikan informan Bapak Kasdi

dalam wawancara berikut:

“Koran, majalah, internet, buku, skripsi, dvd/vcd” (wawancara dengan Bapak Kasdi 11 Agustus 2015)

Dengan ketersediaan sumber informasi yang ada diperpustakaan saat ini,

informan pemustaka memberikan respon terkait kelengkapan sumber informasi yang

disediakan. seperti yan disampaikan informan pemustaka berikut:

“Surat kabar disini lengkap, surat kabar regional, surat kabar nasional, surat kabar pagi sore, dari buku lengkap mulai dari ensiklopedi, kemudian buku-buku ilmu sosial popular, buku-buku agama, kemudian buku-buku ttentang teknologi pertainian, teknologi informasi ada semua, buku-buku kesehatan jadi juga banyak ya baik yang menyangkut kesehatan medis maupun ksehatan masayarakat, buku-buku tentang pendidkan banyak juga, buku tentang ekonomi ada, hukum ada, ekonomi sayariah ada” (wawancara dengan Bapak Edi Darwanto 12 Agustus 2015)

Page 112: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

95

Informan Bapak Edi tersebut memberikan gambaran bahwa ketersediaan

sumber informasi di perpustakaan sejauh ini sudah lengkap dan memiliki subjek yang

variatif. Sumber informasi tersebut berupa buku, surat kabar dan ensikolpedia.

Selain sumber informasi berupa bahan tercetak, informan lain menyampaikan

adanya sumber informasi dari bahan noncetak. Hal tersebut disampaiakan dalam

wawancara berikut:

“Ada internet, buku, vcd, ebook, Ada komputer yang disediakan petugas untuk mengakses ebook itu, namun masih terbatas koleksinya masih butuh banyak sumbangan ebook mungkin seperti itu” (wawancara dengan Didik Aryanto 12 Agustus 2015)

Menurut informan Didik Aryanto tersebut dapat dijelaskan bahwa di

Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang juga menyediakan sumber

informasi berupa vcd dan e-book serta computer untuk mengakses ebook tersebut.

Namun, menurut informan Didik Aryanto tersebut koleksi ebook yang ada di

perpustakaan saat ini masih terbatas sehingga masih membutuhkan sumbangan ebook

lebih banyak.

Selain koleksi ebook yang masih terbatas, informan Didik Aryanto juga

menambahkan bahwa koleksi buku dengan subjek pendidikan juga masih terbatas,

terutama buku-buku yang sering menjadi rujukan mahasiswa. Hal tersebut seperti

disampaikan dalam wawancara berikut:

“Banyak buku-buku yang dicari mahasiwa tapi tidak punya koleksi” (wawancara dengan Didik Aryanto 12 Agustus 2015)

Page 113: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

96

Senada dengan hal itu juga di sampaikan oleh informan Ismiatun sebagai berikut:

“masih terlalu umum, kaya bidang-bidang apa itu dilengkapin lagi. Menurut saya lengkap sih Cuma kaya masih luas gitu, misal kaya buku tentang teknologi, teknologi itu masih meluas belum spesifik, ya lengkap sih lengkap Cuma belum spesifik, harusnya ada buku-buku dari tokoh-tokoh ahli sesuai dengan bidangnya itu, jadi bisa dijadikan sebagai bahan referensi” (wawancara dengan Ismiatun Hikmah 13 Agustus 2015)

Menurut informan Didik Aryanto dan Ismiatun Hikmah, koleksi buku-buku

pendidikan terutama yang sering dijadikan bahan rujukan oleh mahasiswa masih

terbatas dan bersifat umum, dalam arti koleksi-koleksi dari tokoh ahli sesuai bidang

ilmunya tersebut masih terbatas.

Menaggapi hal tersebut, informan Bapak Cahya menyampaikan bahwa

kondisi keterbatasan koleksi tersebut sebenarnya sudah diantisipasi pihak

perpustakaan dengan menyediakan kotak saran. Kotak saran tersebut berfungsi untuk

menampung usulan dan saran dari pemustaka terutama terkait dengan koleksi yang

diharapkan pemustaka, sehingga ketika perpustakaan mengadakan akuisisi bahan

pustaka, usulan tersebut dapat diusahakan. Hal tersebut seperti disampaikan dalam

wawancara berikut:

“Kalau masalah buku itu kita juga ada kotak saran dari masyarakat tinggal memsukkan saran jadi kira-kira buku apa yang dibutuhkan, nanti kita berusaha untuk memnuhi pada tahun yang akan datang sepanjang buku itu masih ada” (wawancara dengan Bapak Cahya 11 Agustus 2015)

Page 114: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

97

Permasalahan yang kedua menurut informan Bapak Cahya yaitu koleksi yang

diminta pengunjung berupa koleksi terbitan lama sehingga sulit didapatkan. Hal

tersebut Seperti disampaikan dalam wawancara berikut:

“terkadang buku itu sudah diusulkan tapi dipasaran kadang buku itu sudah tidak ada lagi karena disana sudah habis, ditoko buku sudah tidak ada di penerbit juga tidak ada,penerbit tidak menerbitkan lagi kan juga ada” (wawancara dengan Bapak Cahya 11 Agustus 2015)

Buku terbitan lama yang diusulkan pemustaka menjadi kendala perpustakaan

ketika melakukan akuisisi bahan perpustakaan. Alasannya Penerbit yang sudah tidak

menerbitkan lagi, di toko buku atau di pasaran juga sudah tidak ada.

Permasalahan selanjutnya menurut informan Bapak Cahya adalah banayaknya

usulan dari pengunjung yang masuk. Seperti disampaiakan dalam wawancara berikut:

“Pengunjung itu banyak jadi keinginannya juga bermacam-macam , jadi kami secara umum berusaha memenuhi keinginan masyarakat, tapi yang pasti karean masyarakat itu banyak jadi tidak semua keinginan itu terpenuhi, saya ingin buku ini, buku ini, akhirnya kami juga susah untuk memenuhhi semua itu … biasanya yang kaitannya dengan itu keinginan spontanitas, yang susah untuk dipenuhi seperti itu” (wawancara dengan Bapak Cahya 11 Agustus 2015)

Banyaknya pengunjung yang datang ke perpustakaan menyebabkan banyak

pula usulan dari pengunjung yang masuk ke perpustakaan terkait koleksi yang

mereka butuhkan ditambah lagi keinginan yang bersifat spontanitas. Hal tersebut

yang menyebabkan perpustakaan kesulitan. Sehingga ketika perpustakaan melakukan

Page 115: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

98

akuisisi bahan pustaka tidak semua usulan dari pengunjung tersebut dapat di penuhi

oleh pihak perpustakaan.

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimulkan bahwa sejauh ini

sumber informasi yang dimiliki perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

sudah cukup lengkap dan variatif dalam arti sudah ideal. Meski begitu, sumber

informasi perpustakaan juga masih terdapat beberapa kekurangan diantaranya: a)

koleksi e-book masih terbatas, b) koleksi pendidikan masih terbatas, c) koleksi buku

masih bersifat umum dalam beberapa subjek. Sedangkan menurut informan

pustakawan beberapa kendala yang dihadapi perpustakaan menanggapi saran dari

pemustaka adalah: a) koleksi yang diusulkan berupa koleksi terbitan lama, dan b)

banyaknya usulan yang masuk ke perpustakaan dan bersifat spontanitas.

5.2.4.2 Harapan Informan untuk Sumber Informasi yang Ideal

Berdasarkan kondisi tersebut, menurut informan ada beberapa hal yang perlu

dipenuhi agar perpustakaan dapat mencapai kondisi ideal dari segi sumber informasi.

Beberapa hal tersebut adalah:

a. Pembaruan Koleksi

Perpustakaan daerah selain memiliki koleksi yang lengkap juga harus diimbangi

dengan koleksi yang up to date. Dalam arti tidak hanya bertujuan untuk

melengkapi setiap subjek saja tetapi juga terus memperbarui koleksi dan kualitas

Page 116: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

99

koleksi sehingga ketika user mencari informasi di perpustakaan mereka tidak

memperoleh informasi yang kadaluarsa.

Informan Ismiatun Hikmah menyampaikan perlunya perpustakaan terus

melakukan update koleksi setiap periode waktu tertentu. Hal itu disampaiakan

dalam wawancara berikut:

“lebih di up to date-in lagi, itu buku-buku sudah lama terus sudah banyak yang protol, file nya juga sudah lama banget, kalo misalkan ada buku update an terbaru itu harusnya perpusda punya ya paling tidak satu tahun sekali beli buku, jadi tidak ketinggalan banget” (wawancara dengan Ismiatun Hikmah 13 Agustus 2015)

Hal senada juga disampaikan informan Anita dalam wawancara berikut:

“terus buku-buku itu yang bukan lama tapi juga harus ada yang terbaru” (wawancara dengan Anita Alfiana 13 Agustus 2015)

Dari wawancara kepada dua informan tersebut dapat diketahui bahwa

pembaruan koleksi perpustakaan merupakan sesuatu yang sangat penting dan

harus dilaksanakan perpustakaan paling tidak dalam periode satu tahun sekali.

Pendapat diatas sesuai dalam Standar Nasional Perpustakaan (2011) berikut:

Usia koleksi:perpustakaan memiliki koleksi terbaru (lima tahun terakhir) sekurang-kurangnya 10% dari jumlahkoleksi.

Dengan begitu dapat diketahui bahwa pembaruan atau pengadaan sangat

berguna untuk menyegarkan koleksi bahan pustaka yang ada, sekaligus untuk

menggantikan bahan pustaka yang sudah kadaluarasa (> 5 tahun).

Page 117: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

100

Informan Bapak Kasdi juga menambahkan pengadaan koleksi setiap

tahunnya memang merupakan hal yang sangat perlu dilaksanakan. Namun, hal

tersebut berkaitan dengan anggaran dana dari pemerintah pusat. Hal tersebut

disampaikan dalam wawancara berikut:

“Idealnya perpustakaan itu rutin melakukan pengadaan koleksi, tapi inikan kaitannya dengan anggaran dana dari pemerintah juga ya, tapi kalo bisa rutin tiap setahun sekali atau dua kali itu lebih bagus. Kalo kita selama ini kan masih setahun sekali” (wawancara dengan Bapak Kasdi 11 Agustus 2015)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pengadaan

koleksi merupakan hal yang sangat penting dilaksanakan oleh perpustakaan,

mengingat koleksi bahan pustaka merupakan sumber informasi yang palign

banyak dan sering dimanfaatkan oleh pemustaka. Untuk itu perpustakaan perlu

meningkatkan intensitas pengadaan serta kuantitas bahan pustaka pada saat

pengadaan bahan pustaka tersebut.

b. Menekankan pada Subjek Tertentu

Sebagai perpustakaan daerah, pengunjung atau user yang bersifat heterogen

tentunya sudah menjadi hal yang wajar. Dari banyaknya user tersebut ada yang

sekedar berkunjung ke perpustakaan untuk rekreasi dan ada pula yang benar-

benar membutuhkan informasi yang vital untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Berangkat dari hal itu pihak perpustakaan tentunya mengetahui subjek apa saja

yang paling sering dicari dan dimanfaatkan oleh user. Dengan begitu

perpustakaan perlu mempertimbangkan untuk memberi porsi yang lebih pada

Page 118: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

101

koleksi-koleksi yang memiliki presentase dimanfaatkan lebih tinggi disbanding

koleksi yang lain.

Hal tersebut seperti disampaiakan informan Didik Aryanto dalama

wawancara berikut:

“Kalau secara pribadi perpustakaan sebaiknya lebih menitik beratkan koleksi pada subjek pendidikan dan wirausaha agar bisa mengembangkan usaha yang jelas itu mas, …. juga diimbangi dengan buku agama” (wawancara dengan Didik Aryanto 12 Agustus 2015)

Menurut informan Didik Aryanto, perpustakaan idealnya lebih menitik

beratkan kuantitas koleksi pada bidang pendidikan, wirausaha dan agama.

Alasannya, pendidikan, wirausaha dan agama merupakan kesatuan yang pasti

dijalani setiap manusia dalam kehidupannya.

Selain itu, informan Ismiatun Hikmah juga berpendapat bahwa

perpustakaan sebaiknya lebih menekankan koleksi terutama di bidang pendidikan.

Seperti yang disampaikan dalam wawancara berikut:

“Harusnya perpustakaan itu lebih banyakin koleksi yang pendidikan itu. Saya kan mahasiswa, jadi kadang kalau saya cari rujukan disini tentang buku apa gitu, kok tidak ada. Harusnya perpustakaan itu kan tau, oh ini koleksi yang biasa dicari mahasiswa, oh ini koleksi yang biasa dicari guru-guru gitu” (wawancara dengan Ismiatun Hikmah 13 Agustus 2015)

Menurut informan Ismiatun Hikmah koleksi di bidang pendidikan perlu

ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya. Koleksi-koleksi tersebut trutama adalah

koleksi yang paling sering dimanfaatkan oleh pemustaka, misalnya mahasiswa

Page 119: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

102

dan pengajar. Sehingga ketika mereka membutuhkan buku tentang bidang tertentu

mereka mudah menemukan dan memiliki banyak pilihan.

Informan Bapak Edi menambahkan, perpustakaan daerah juga perlu

mempertimbangkan untuk menambah koleksi berupa Jurnal. Hal tersebut seperti

disampaikan dalam wawancara berikut:

“Satu lagi yang perlu meskipun segmen pasarnya kecil yaitu buku-buku tentang jurnal hasil penelitian dari berbagai disiplin ilmu, disini ada Cuma skripsi saja tapi kan bukan jurnal, yang jurnal perlu diadakan itu dari semua disiplin ilmu meskipun animo untuk kesitu sedikit tapi saya pribadi sebenarnya membutuhkan tapi tidak ketemu disini kan sudah saya sampaikan kepada pengelola saya juga maklum karena animonya untuk itu kecil gitu, jadi tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. tapi seandainya itu bias dipenuhi maka perpustakaan ini bisa menjadi rujukan para peneliti baik S1, S2 lah paling tidak, S3 terlalu tinggi” (wawancara dengan Bapak Edi Darwanto 12 Agustus 2015)

Menurut informan Bapak Edi tersebut, penambahan koleksi berupa jurnal-

jurnal ilmiah juga perlu dipertimbangkan oleh perpustakan umum meskipun

animo masyarakat untuk memanfaatkan koleksi tersebut sangat kecil dan biaya

yang dikelurkan juga sangat besar. Namun, untuk menjadi perpustakaan ideal hal

tersebut perlu diwujudkan sehingga perpustakaan dapat dijadikan sebagai tempat

rujukan bagi para peneliti.

Kesimpulan dari hasil analisis diatas adalah menurut informan idealnya

sumber informasi yang harus disediakan perpustakaan adalaha: a) memiliki koleksi

dari ragam-media (tercetak dan noncetak), b) memiliki subjek yang variatif, c)

Page 120: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

103

pengadaan koleksi yang mutakhir, d) intensitas pengadaan lebih ditingkatkan, e)

kuantitas koleksi lebih diperbanyak, f) koleksi yang di datangkan adalah koleksi

berkualitas, g) menambah kuantitas untuk bidang-bidang yang sering dimanfaatkan

dan, h) penambahan jurnal ilmiah.

Hal tersebut sesuai dengan yang tercantum dalam Standar Nasional

Perpustakaan (2011), sebagai berikut:

4.3 Jenis koleksi:

a. Perpustakaan memiliki jenis koleksi anak, koleksi remaja, dewasa, koleksi referensi anak,koleksi referensi remaja/ dewasa, koleksi khusus, surat kabar, majalah, dan koleksi non cetak.

b. Jenis koleksi perpustakaan mengakomodasikan semua kebutuhan masyarakat, termasukkebutuhan penyandang cacat.

c. Perpustakaan menyediakan koleksi terbitan lokal dan koleksi muatan lokal.

d. Koleksi perpustakaan terdiri dari berbagai disiplin ilmu sesuai kebutuhan masyarakat.

e. Komposisi dan jumlah masing-masing jenis koleksi disesuaikan dengan kebutuhanmasyarakat dan kebijakan pembangunan daerah.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa kesamaan antara pendapat informan

dengan Standar Nasional Perpustakaan dapat dilihat dari segi jenis koleksi, jumlah

subjek, kualitas dan kuantitas koleksi, dan kemutakhiran.

5.2.5 Program Kegiatan Perpustakaan

5.2.5.1 Pendapat Informan pada Program Kegiatan di Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

Setiap perpustakaan memiliki program kerja atau program kegiatan yang disusun dan

dilaksanakan secara periodik baik dilaksanakan secara harian, mingguan, bulanan

Page 121: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

104

maupun tahuanan. Setiap program yang diselenggarakan memiliki esensi dan tujuan

masing-masing. Namun, secara umum program-program yang diselenggarakan

perpustakaan tersebut adalah program yang berorientasikan masyarakat terutama

pemustaka.

Penyelenggaraan program kegiatan perpustakaan tidak boleh terlepas dari

tugas perpustakaan, tugas perpustakaan tersebut telah diatur dalam Standar Nasional

Perpustakaan (2011) berikut:

8.5 Tugas dan fungsi perpustakaan

Perpustakaan umum kabupaten/kota mempunyai tugas sebagai berikut:a. menyediakan sarana pengembangan kebiasaan membaca sejak usia

dini;b. menyediakan sarana pendidikan seumur hidup;c. menunjang sistem pendidikan formal, non formal dan informal;d. menyediakan sarana pengembangan kreativitas diri anggota

masyarakat;e. menunjang terselenggaranya pusat budaya masyarakat setempat

sehingga aspirasi budaya lokal dapat terpelihara dan berkembang dengan baik;

f. mendayagunakan koleksi termasuk akses informasi koleksi perpustakaan lain serta berbagai situs Web;

g. menyelenggarakan kerja sama dan membentuk jaringan informasi; h. menyediakan fasilitas belajar dan membaca;i. menfasilitasi pengembangan literasi informasi dan komputer;j. menyelenggarakan perluasan layanan perpustakaan proaktif antara lain

melalui perpustakaan keliling;k. melakukan pengembangan dan pembinaan perpustakaan kecamatan dan

perpustakaan desa/kelurahan diwilayahnya;l. menghimpun dan melakukan pemutakhiran data perpustakaan

diwilayah dani. menginformasikan ke sistem data nasional perpustakaan (c.q

Perpustakaan Nasional RI).

Page 122: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

105

Program kegiatan perpustakaan juga menjadi salah satu aspek penting yang

harus diperhatikan oleh perpustakaan agar mampu mewujudkan sebagai perpustakaan

ideal. setiap program yang diselenggarakan haruslah program-program yang

berkualitas, sesuai dengan kebutuhan dann memiliki tujuan yang jelas. Sehingga

program tersebut bukan sekedar program untuk menghabiskan anggaran saja.

Perpustakan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang sejauh ini telah memiliki

program rutin yang diselenggarakan dalam tempo yang berbeda-beda. Ada yang

harian, ada yang mingguan, ada yang bulanan, dan ada yang tahunan. Hal tersebut

seperti disampaikan informan Bapak Cahya dalam wawancara berikut:

“Kegiatan untuk kemasyarakatan ya, keliling itu kita rutin, kemudian kunjungan untuk anak-anak sekolah ke sini itu juga rutin, kemudian pelatihan kaitannya dengan perpustakaan maupun kearsipan itu juga rutin setiap tahun juga ada . itu pelatihan itu untuk pengelola . kalau untuk pemustaka biasanya bertanya dan kita berusaha membantu permasalahan kaitannya dengan pelayanan dan masih banyak lagi program-program perpustakaan itu” (wawancara dengan Bapak Cahya Budianto 11 Agustus 2015)

Hal senada juga disampaiakan informan Bapak Kasdi dalam wawancara berikut:

Program tiap tahun kan itu pameran buku, trus pemutaran film itu diprogramkan tiap tahun saya kurang tahu bulannya tapi ini tiap tahun ada, Pemutaran film itu sama story telling … Program rutin keliling, sama motor keliling. Namanya pake tossa yang roda keliling itu yang baru berjalan diambarawa (wawancara dengan Bapak Kasdi 11 Agustus 2015)

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Cahya dan Bapak Kasdi tersebut dapat

diketahui bahwa Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang memiliki

beberapa program yang dilaksanakan secara periodik, diantanya: program

Page 123: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

106

perpustakaan keliling dan motor keliling dilaksanakan setiap hari kerja, program

kunjungan anak sekolah, pemutaran film dan story telling dilaksanakan setiap bulan

sekali, program pelatihan untuk peustaka maupun pustakawan dilaksanakan setiap

setahun sekali.

Sebagaimana sebuah program perpustakaan tidak akan berjalan dengan baik

apabila tidak disosialisasikan dengan baik kepada pemustaka. Sejauh ini sosialisasi

perpustakaan terkait program kerja yang dimiliki mendapat respon dari pemustaka.

Beberapa pemustaka mengenal dan mengetahui program-program yang

diselenggarakan perpustakaan. Namun, beberpa pemustaka tidak mengetehui. Hal

tersebut seperti dalam wawancara berikut:

“Ada pameran buku, lomba-lomba ,perpustakaan keliling, lalu kadang ada mengundang penulis, semacam bedah buku, seminar, sosialaisasi di masyarakat” (wawancara dengan Didik Aryanto 12 Agustus 2015)

“Saya tidak terlau bertanya kesana yang rutin pengadaan buku tahunan kemudian mungkin ada capacity building (peningkatan kinerja karyawan) termasuk pustakawan ya, ada study banding ada apa itu pembinaan-pembinaan karyawan tapi saya tidak tau persis” (wawancara dengan Bapak Edi Darwanto 12 Agustus 2015) “Pameran buku, sama English corner, di audiovisual itu” (wawancara dengan Anita Alfiana 13 Agustus 2015)

“Itu perpustakaan keliling setauku, soalnya aku itu jarang mendengar info-info disini mungkin itu penyumbangan buku buat yang diplosok-plosok sana mungkin” (wawancara dengan Ismiatun Hikmah 13 Agustus 2015)

Berdasarkan wawancara diatas dapat diketahui bahwa dua informan

mengetahui program kegiatan yang diselenggarakan perpustakaan. Sedangkan satu

Page 124: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

107

informan kurang mengetahui program yang diselenggarakan perpustakaan, dan satu

informan lagi hanya mengetahui satu program yang diselenggarakan perpustakaan.

Beberapa Informan juga menyampaikan alasan mengapa program yang

diselenggarakan perpustakaan kurang diketahui oleh pemustaka. Seperti yang

disampaiakan dalam wawancara berikut:

“Kurang terjadwal yang pasti mas, soalnya kegiatannya itukan kadang ada kadang tidak, juga kurang sosialisasi ke luar. Harusnya kan disosialisasikan lewat semua media masa itu bagus lo mas, ya gak, jadinyakan yang jarang ke perpustakaan juga tau kegiatan perpustakaan” (wawancara dengan Didik Aryanto 12 Agustus 2015)

“Menurut saya ya itu, kurang sosialisasi saja sih, jadinya kita kurang tau ada kegiatan apa” (wawancara dengan Ismiatun Hikmah 13 Agustus 2015)

Menurut informan Didik Aryanto dan Ismiatun tersebut dapat diketahui

bahwa alasan program kegiatan yang diselenggarakan perpustakaan kurang diketahui

oleh masyarakat adalah karena kurang terjadwalnya program yang diselenggarakan

perpustakaan sehingga tidak ada jadwal pasti yang bisa dijadikan patokan pemustaka.

Alasan yang kedua adalah minimnya sosialisasi yang dilakukan perpustakaan.

Menurut informan tersebut seharusnya ketika perpustakaan menyelenggarakan

kegiatan, sosialisasi dilakukan tidak hanya dilingkungan perpustakaan atau

disekitarnya saja, tetapi juga dilakukan secara luas dan memanfaatkan semua media

masa yang ada. Sehingga masyarakat yang tidak pernah ke perpustakaan pun

mengetahui kegiatan yang diselenggarakan perpustakaan.

Page 125: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

108

Sedangkan informan Bapak Edi berpendapat bahwa kegiatan yang bersifat

eksternal masih kurang menyentuh masyarakat secara luas, sehingga masih perlu

digiatkan lagi Hal tersebut seperti disampaikan dalam wawancara berikut:

“Kalau kekurangannya mungkin perlu kegiatan yang lebih menyentuh masyarakat saja. Jadi kegiatan eksternal itu kalau bisa lebih digiatkan lagi” (wawancara dengan Bapak Edi Darwanto 12 Agustus 2015)

Menaggapi dengan kondisi penyelenggaraan program-program perpustakaan

tersebut, informan Bapak Cahya menyampaikan ada beberapa kendala yang dihadapi

perpustakaan. Hal tersebut seperti disampaikan dalam wawancara berikut:

“yang jelas itu kaitannya dengan anggaran, karena anggaran dari pemerintah daerah kan sudah dibagi-bagi berdasarkan skala prioritas itu yang pertama, yang kedua kaitannya dengan SDM ya kalau kita mau membuat kegiatan banyak tapi tidak ada tenaga akhirnyua juga sia-sia, jadi kita membuat satu kegiatan itu sebisa mungkin perpustakaan itu memberi manfaat yang sebesar-besarnya” (wawancara dengan Bapak Cahya Budianto 11 Agustus 2015)

Hal senada juga disampaikan informan Bapak Kasdi dalam wawancara berikut:

“Kalau seperti storytelling, motor keliling kekurangannya di tenaga karenakan di handle pegawainya juga, kalau diambarawa kan dihandlenya mas bambang padahal mas bambangkan pegawainya juga perpustakaan umum jadi kalau mas bamabang ada undangan keluar itu petugas perpus Cuma satu orang . contoh sini kalau sini saya kelilingkan bawa temen sini ya kekurangan itu di tenaga” (wawancara dengan Bapak Kasdi 11 Agustus 2015)

Menurut informan Bapak Cahya banyak sedikitnya program kegiatan yang

diselenggarakan perpustakaan bergantung dengan anggaran dari pemerintah pusat.

Pemerintah sebagai penyuplai dana telah membagi anggaran berdasarkan skala

Page 126: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

109

prioritas setiap bagian kerja masing-masing. Karena hal tersebut, akhirnya kegiatan

yang diselenggarakan pun juga terbatas dan menyesuaikan dengan anggaran yang

ada. Alasan yang kedua menurut informan Bapak Cahya adalah terbatasnya SDM

yang dimiliki perpustakaan. Ketika kegiatan yang diselenggarakan perpustakaan

semakin banyak maka secara otomatis SDM yang dibutuhkan pun juga semakin

banyak. Sedangkan sejauh ini SDM yang dimilki Perpustakaan dan Arsip Daerah

Kaupaten Semarang masih terbatas karena pada dasarnya SDM di perpustakaan ada

yang merangkap pekerjaan.

Selain anggaran dan SDM, informan bapak Cahya juga memberikan alasan

lain seperti disampaikan dalam wawancara berikut:

“jadi bukan sekedar gugur menjalankan kegiatan itulah yang tidak kita ingini seperti itu, itu yang kita hindari , kita berusaha membuat kegiatan karena terbatasnya tenaga SDM dan juga anggaran kita juga pakai prioritas jadi sejauh itu memberi manfaat kepada masyarakat” (wawancara dengan Bapak Cahya Budianto 11 Agustus 2015)

Dari wawancara diatas dapat diketahui bahwa perpustakaan dalam

menyelenggarakan kegiatan tidak hanya sekedar betujuan untuk menggugurkan

program kerja perpustakaan saja, tetapi lebih mengutamakan manfaat dari program

yang diselenggarakan. Sehingga dengan anggaran yang ada dan SDM yang terbatas

kegiatan yang diselenggarakan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya

kepada pemustaka maupun masyarakat.

Page 127: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

110

5.2.5.2 Harapan Informan untuk Program Kegiatan Perpstakaan yang Ideal

Berangkat dari kondisi diatas, menurut informan ada beberapa kegiatan yang

dapat dipertimbangkan sehingga perpustakaan dapat memenuhi keidealan dari segi

program kegiatan. Hal tersebut adalah:

a. Seminar dengan Pakar Ahli

Seminar adalah kegiatan yang diselenggarakan untuk mendengarkan pendapat

para ahli (pakar) mengenai suatu topik dalam bidang tertentu. Seminar sebenarnya

bukan hal yang baru, akan tetapi dalam penyelenggaraannya perlu diprioritaskan

karena dalam seminar audiens dalam hal ini pemustaka akan mendapatkan ilmu

baru yang mungkin belum pernah mereka dapatkan sebelumnya.

Perlunya perpustaaan menyelenggarakan seminar seperti disampaikan

informan Bapak Edi berikut:

“mungkin menurut saya sekali waktu perlu mengadakan semacam sarasehan, seminar atau apapun itu dengan menghadirkan pembicara kunci, apakah itu dari pakar pustakawan apakah dari pakar ilmu-ilmu apa begitu yang mana dalam seminar atau sarasehan sekaligus sebagai media edukasi bagi masayaarakat, bahwa perpustakan itu sangat bermanfaat” (wawancara dengan Bapak Edi Darwanto 11 Agustus 2015)

Hal senada juga disampaikan informan Ismiatun dalam wawancara berikut:

“diadakan seminar-seminar juga” (wawancara dengan Ismiatun Hikmah 13 Agustus 2015)

Page 128: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

111

Menurut informan Bapak Edi dan Ismiatun tersebut, perpustakaan perlu

sekali tempo menyelenggarakan acara seminar atau sarasehan dengan

mendatangkan narasumber seorang pakar ahli dalam bidang tertentu. tujuan

adanya seminar tersebut untuk mengedukasi masyarakat dan menciptakan kesan

bahwa perpustakaan adalah tempat yang sangat bermanfaat.

b. Seminar dengan Menghadirkan Pemustaka Sukses

Selain seminar dengan mendatangkan pakar ahli, informan Bapak Edi juga

menambahkan bahwa perpustakaan juga bisa menyelenggarakan seminar atau

sarasehan dimana narasumbernya adalah dari pemustaka sendiri. Hal tersebut

seperti disampaikan dalam wawancara berikut:

“dengan menampilkan tokoh-tokoh ungaran yang memang dia hobi baca wawasannyaa luas kemudian track record nya bagus, kmudian kiprahnya dimasayaarakat bagus , itu bisa ditampilkan sebagai edukasi dalam bentuk sarasehan atau seminar itu” (wawancara dengan Bapak Edi Darwanto 11 Agustus 2015)

Senada dengan hal itu juga disampaikan informan Didik Aryanto, seperti

disampaikan dalam wawancara berikut:

“Saya punya ide perpustakaan itu melakuakn survey ya kepada pengunjug atau peminjam perpustakaan, jadi perpustakaan itu tau siapa pengunjung yang paling sering berkunjung ke perpustakaan siapa dia apakah dia seorang pengusaha misal orang itu sering pinjem buku tentang wirausaha bararti dia adalah seorang pengusaha dan kemudian telusuri apakah dia sukses apakah dia bisa memanajemen yang dia kelola dengan membaca diperpustakaan. Setela ditelusuri dia sukses, ajak dia sosialisasi dimasyarakat untuk melakukan motivasi di lingkungan masyarakat tersebut, jadi membaca itu ada manfaatnya” (wawancara dengan Didik Aryanto 11 Agustus 2015)

Page 129: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

112

Menurut informan Bapak Edi dan Didik Aryanto diatas memberikan

gagasan bagaiman menyelenggarakan seminar atau sarasehan tidak hanya

mengundang pakar ahli saja akan tetapi bisa juga dengan menghadirkan

pemustaka perpustakaan. Pemustaka yang dimaksud adalah pemustaka yang

sukses dari hobi membaca. Narasumber pemustaka tersebut diperoleh dari survey

yang dilakukan perpustakaan dalam kurun waktu tetentu, sehingga memperoleh

narasumber yang valid dan berkualitas.

Dengan menghadirkan narasumber pemustaka yang sukses dari hobi

membaca tersebut, akan memberikan dampak positif terhadap audiens atau

peserta seminar, dimana mereka akan termotivasi dengan apa yang disampaikan

oleh narasumber tersebut sehingga akan memberikan dorongan pada diri mereka

untuk lebih giat membaca juga berwirausaha.

c. Program Dukungan

Selain penyelenggaraan seminar, informan lain juga memberikan pendapat terkait

program yang bisa dipertimbangkan perpustakaan untuk dilaksanakan. Hal

tersebut seperti disampaikan informan dalam wawancara berikut:

“kalo di media radio itu ada komunitas monitor. Di perpustakaan ini yang anggotanya ribuan ya kenapa tidak di manage , sekali waktu dipertemukan itu mau dibagi kelompok usia boleh, mau umum mau kelompok usia mahasiswa, usia SMA, usia SMP, usia anak-anak” (wawancara dengan Bapak Edi Darwanto 12 Agustus 2015)

“Idealnya program kerja sesuai dengan tempat yang dituju, kalau misal tempat yang dituju itu lingkungan karyawan misalnya karyawan garmen ya sediakan buku cara menjahit yang benar, membuat pola-pola pakaian, lalu wirausaha menjahit sendiri dirumah, lalu diadakan

Page 130: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

113

pelatihan menjahit seperti itu jadi bersifat membangun tadi, jadi tergantung tempat, misalnya kalau di pertanian ya cara membuat pupuk, jadi semuanya fleksibel” (wawancara dengan Didik Aryanto 12 Agustus 2015)

“pengennya itu kaya ada lomba antar sekolah disini, yang penting kan acara itu diadakan nanti masalah tempatkan bisa dicari. Contohnya lomba cerdas cermat, yaa itu mungkin mas” (wawancara dengan Anita Alfiana 13 Agustus 2015)

“Mungkin kaya pas hari buku itu kaya ada program bazar, tapi tidak dijual kaya yang mau nyumbangin buku dikasih sini bisa, terus ada koleksi rahasia itu dipamerin juga bisa” (wawancara dengan Ismiatun Hikmah 13 Agustus 2015)

Dari wawancara diatas dapat diketahui bahwa yang pertama, menurut

informan Anita perpustakaan perlu menyelenggarakan kegiatan lomba-lomba

yang mana pesertanya adalah pelajar. Dalam kegiatan tersebut Perpustakaan

bertindak sebagai penyelenggara sekaligus sebagai tuan rumah. Contoh lomba

yang bisa diselenggarakan oleh perpustakaan adalah lomba cerdas-cermat antar

pelajar.

Kedua, menurut informan Ismiatun program yang bisa diselenggarakan

perpustakaan adalah bazar buku dan pameran koleksi-koleksi rahasia. Dalam

acara bazar buku tersebut kegiatan tidak hanya sebatas penjualan buku oleh

penerbit-penerbit saja, tetapi perpustakaan juga menyediakan fasilitas bagi

masyarakat yang mau menyumbangkan bukunya untuk perpustakaan selama buku

tersebut masih layak untuk didaya gunakan. Kemudian diselingi pula dengan

pameran koleksi-koleksi rahasia yang dimiliki perpustakaan selama pameran

tersebut tidak merusak nilai informasi dari koleksi tersebut.

Page 131: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

114

Ketiga, menurut informan Bapak Edi perpustakaan bisa

menyelenggarakan kegiatan Kopdar (Kopi Darat) atau disebut juga komunitas

monitor dimana komunitas tersebut mempertemukan antar pemustaka yang dibagi

berdasarkan golongan tertentu, seperti dibagi berdasarkan usia atau jenjang

pendidikan. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mempererat solidaritas antar

pemustaka.

Keempat, menurut informan Didik Aryanto perpustakaan dapat juga

menyelenggarakan kegiatan pelatihan dengan pemustaka baik pelatihan

kewirausahaan maupun lainnya. Pelatihan yang diselenggarakan tersebut

berpedoman dengan buku yang tersedia di perpustakaan. Jadi konsepnya, sebelum

dilaksanakan pelatihan, setiap peserta setidaknya telah membaca buku yang akan

dijadikan pedoman dalam pelatihan tersebut. Jenis pelatihan yang dilaksanakan

fleksible tergantung dari segmen pesertanya. Semisal peserta adalah kelompok

tani maka jenis pelatihan yang diadakan berkaitan dengan ilmu pertanian,begitu

pula dengan segmen-segmen lainnya.

Berdasarkan dari hasil analisis pada Sub-bab program kegiatan perpustakaan

diatas dapat disimpulkan bahwa menurut informan idealnya program kerja yang

diselenggarakan perpustakaan adalah seabagai berikut: a) perpustakaan keliling dan

motor keliling, b) kunjungan anak sekolah, c) pemutaran film dan story telling, d)

pelatihan untuk pemustaka dan pustakawan, e) seminar dengan menghadirkan

narasumber dari pakar ahli, f) seminar dengan narasumber pemustaka yang sukses

Page 132: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

115

dari hasil membaca, g) mengadakan even perlombaan antar sekolah, h) bazar buku,

sumbangan buku, dan pameran koleksi rahasia, i) kopdar atau pertemuan antar

pemustaka berdasarkan golongan tertentu untuk mempererat solidaritas pemustaka.

Page 133: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

BAB VIPENUTUP

6.1 Simpulan

Setelah dilakukan penelitian dan analisa data mengenai perpustakaan umum yang

ideal berdasarkan persepsi pemustaka dan pustakawan di Perpustakaan dan Arsip

Daerah Kabupaten Semarang maka dapat disimpulkan bahwa konsep perpustakaan

umum yang ideal menurut informan adalah:

1. Sumber Daya Manusia Perpustakaan minimal memiliki latar belakang

pendidikan perpustakaan baik diperoleh dari pendidikan formal maupun

pelatihan, mampu melayani masyarakat dengan baik, memiliki kepribadian

ramah, sopan, tegas dan melayani dengan sepenuh hati, bekerja secara

professional, berorientasi untuk kemajuan perpustakaan, memiliki kemampuan

komunikasi yang baik, dan loyalitas tanpa membeda-bedakan antar pemustaka.

Selain itu SDM Perpustakaan juga perlu memiliki manajemen organisasi yang

baik serta pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas dari atasan sampai ke

staf.

2. Fasilitas dan layanan yang disediakan harus beragam, yaitu: layanan otomasi,

layanan pandang dengar (audio visual), Layanan hotspot (Wifi) internet, layanan

fotocopy, fasilitas bermain anak, fasilitas cafeteria, dan fasilitas keamanan berupa

cctv. Selain hal tersebut perpustakaan idealnya juga perlu menempatkan tenaga

Page 134: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

115

pada setiap layanan yang disediakan perpustakaan, sehingga tidak ada

pustakawan yang merangkap pekerjaan.

3. Desain dan tata ruang perpustakaan harus benar-banar dirancang untuk

perpustakaan dimana lokasinya harus strategis, berada di pusat kota, mudah

dijangkau, mudah ditemukan dan mudah diakses oleh masyarakat, serta memiliki

ikon sebagai simbol yang mewakili filosofi perpustakaan. Selain itu juga perlu

pengaturan pencahayaan dan pewarnaan ruangan yang baik, pengendalian

sirkulasi udara dan suhu ruangan, pembagian ruang sesuai dengan unit kerja

yang ada, serta dilengkapi dengan dekorasi dinding agar tidak monoton.

4. Sumber daya informasi yang disediakan Perpustakaan harus beragam terdiri dari

tercetak maupun noncetak, pengadaan koleksi teragenda secara rutin, koleksi

adalah koleksi yang mutakhir dan berkualitas, memiliki subjek ilmu yang

variatif, penambahan kuantitas untuk koleksi yang sering dimanfaatkan, serta

penambahan koleksi jurnal ilmiah.

5. Program kegiatan yang diselenggarakan Perpustakaan variatif, teragenda dengan

baik, serta memberdayakan masyarakat. Program yang dapat diselenggarakan

seperti: perpustakaan keliling, kunjungan anak sekolah, pemutaran film dan

story telling, pelatihan untuk pemustaka dan pustakawan, seminar dengan

narasumber dari pakar ahli, seminar dengan narasumber pemustaka yang sukses

dari membaca, mengadakan even perlombaan antar sekolah, bazar buku,

sumbangan buku, dan pameran koleksi rahasia, serta peningkatan solidaritas

antar pemustaka dengan kegiatan pertemuan rutin.

Page 135: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

116

6.2 Saran

Demi mewujudkan terselenggaranya perpustakaan yang baik di Perpustakaan dan

Arsip Daerah Kabupaten Semarang, peneliti memiliki beberapa saran sebagai berikut:

1. Perlu adanya penganggaran dana operasional perpustakaan yang dilakukan secara

tetap dengan jumlah yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan perpustakaan.

2. Perlu adanya sosialisasi terkait program-program yang diselenggarakan

perpustakaan sehingga perpustakaan dapat lebih dikenal masyarakat secara luas.

3. Perlu adanya perhatian lebih terutama dari pemerintah pusat khususnya dalam

penambahan sumber daya manusia yang berkualitas dan menguasai bidang

perpustakaan, serta perlu adanya perhatian untuk kesejahteraan segenap personil

perpustakaan, sehingga mereka dapat bekerja sepenuh hati dan dilandasi dengan

dedikasi yang tinggi untuk melayani masyarakat.

Page 136: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

117

Daftar Pustaka

Airistawanti, Dea. 2014. Penggunaan Layanan Internet dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Pemustaka di Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang . Semarang: Jurusan Ilmu Perpustakaan, FIB UNDIP.

Fatmawati, Endang. 2014. “Rekontruksi Peran Pustakawan Perguruan Tinggi untuk Membangun Perpustakaan Ideal”. Sumber <http://pustaka.uns.ac.id/ download/JUARA1.doc>. Diunduh [17 Januari 2016]

Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial.

Jakarta: Salemba Humanika.

Hermawan, Rachman dan Zulfikar Zen. 2006. Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan Terhadap Kode Etik Pustakawan Indonesia. Jakarta: Sagung Seto.

HS, Lasa. 2009. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus.

Mawaddah, Isti. 2014. “Menuju Perpustakaan Ideal”. Sumber <http://perpustakaan. stainkudus.ac.id/files/Libraria%20VOL-2%20NOMOR-1.pdf> Diunduh [17 Januari 2016]

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Satori, Djam’an dan Aan Komariah. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: Alfabeta.

Sitorus, Abner. 2012. "Mewujudkan Perpustakaan Ideal". Sumber <http://www.bpkp.go.id/ pustakabpkp/Mewujudkan Perpustakaan Ideal>. Diunduh [13 November 2015]

Page 137: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

118

Standar Nasional Perpustakaan: Bidang Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Khusus. 2011. Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Sudarsono, Blasius. 2006. Antologi Kepustakawanan Indonesia. Jakarta: Ikatan Pustakawan Indonesia.

Sukmana, O. 2003. Dasar-dasar psikologi lingkungan. Malang: UMM Press.

Sulistiani, Tri. 2010. Persepsi pemakai terhadap kinerja perpustakaan fakultas psikologi universitas diponegoro semarang. Semarang : Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya UNDIP.

Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

____________. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra

____________. 2010. Metode Penelitian. Jakarta : Penaku.

Sulistyo-Basuki dan Sutarno NS. 2003. Pustakawan dan Masyarakat. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia.

Supriyanto. 2006. Aksentuasi Perpustakaan dan Pustakawan. Jakarta: Ikatan Pustakawan Indonesia Pengurus Daerah DKI Jakarta.

Suwarno, Wiji. 2009. Psikologi Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto.

____________. 2011. Perpustakaan dan Buku. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Qalyubi, Syihabuddin dkk. 2003. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. . Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, fakultas Adab IAIN Sunan Kalijaga.

Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. 2007. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.

Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Page 138: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

LAMPIRAN

Page 139: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

BIODATA INFORMAN

1. Nama : Kasdi

2. Tempat/ tgl lahir : Sukoharjo, 29 September 1965

3. Alamat : Jl. Diponegoro 156, RT 01/ RW 02 Bringin, Semarang

4. Jabatan : Pustakawan (Bag. Perpusling)

5. Deskripsi : Bapak Kasdi adalah pegawai perpustakaan (pustakawan)

di Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

bagian pelaksana kegiatan Perpustakaan keliling

(Perpusling) yang dilaksanakan setiap hari senin – kamis

dengan tujuan sekolah-sekolah dari tingkat SD/MI sampai

SMA/SMK di wilayah Kabupaten Semarang.

1. Nama : Cahya Budianto

2. Tempat/ tgl lahir : Semarang, 29 September 1970

3. Alamat : Gunung Pati, Ungaran, Semarang

4. Jabatan : Kasi Pengelolaan Perpustakaan

5. Deskripsi : Bapak Cahya Budianto adalah pegawai perpustakaan yang

menjabat sebagai Kepala Seksi pengelolaan perpustakaan.

ruang lingkup pekerjaan Bapak Cahya melingkupi seluruh

kegiatan pengembangan perpustakaan termasuk mengelola

permohonan Praktik Kerja Lapangan (PKL) baik dari SMK

maupun Mahasiswa. Segala kegiatan yang berkaitan

dengan perpustakaan harus melalui ijin dari Bapak Cahya.

LAMPIRAN 1

Page 140: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

1. Nama : Anita Alfiana

2. Tempat/ tgl lahir : Semarang, 22 November 1999

3. Alamat : Pundung Putih, RT 03/ RW 03 Gedanganak

4. Pekerjaan : Pelajar

5. Deskripsi : Anita Alfiana adalah pemustaka yang berstatus sebagai

pelajar di SMK Bina Nusantara kelas XI. Anita tercatat

sebagai anggota perpustakaan sejak tanggal 12 Agustus

2015 dengan nomor anggota 9598. Anita adalah pemustaka

yang cukup aktif berkunjung keperpustakaan dengan rata-

rata kunjungan 2 kali dalam 1 minggu.

1. Nama : Ismiatun Hikmah

2. Tempat/ tgl lahir : Semarang, 25 Januai 1996

3. Alamat : Bugangan RT 02/ RW 06 Candirejo, Ungaran Barat

4. Pekerjaan : Mahasiswa

5. Deskripsi : Ismiatun Hikmah adalah pemustaka yang berstatus

sebagai mahasiswa Semester 3 Jurusan Sastra Indonesia di

Universitas Negeri Semarang. Ismiatun aktif tercatat

sebagai anggota perpustakaan mulai tanggal 30 Januari

2013 dengan nomor anggota 8745. Ismiatun berkunjung ke

perpustakaan 3 – 4 kali dalam satu bulan dan terkadang bisa

lebih ketika ada tugas yang harus diselesaikan.

Page 141: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

1. Nama : Didik Ariyanto

2. Tempat/ tgl lahir : Semarang, 08 Juli 1990

3. Alamat : Wringin Putih, RT 01/ RW 01 Semarang

4. Pekerjaan : Wirausaha

5. Deskripsi : Didik Aryanto adalah pemustaka yang berstatus sebagai

wirausaha tepatnya memiliki usaha servis dan instalasi

komputer. Didik Aryanto tercatat sebagai anggota

Perpustakaan sejak 03 mei 2008 dengan nomor anggota

3952. Didik Aryanto berkunjung keperpustakaan 3 – 4 kali

dalam satu bulan untuk memanfaatkan fasilitas wifi ataupun

mencari buku.

1. Nama : Edi Darwanto

2. Tempat/ tgl lahir : Semarang, 02 Februari 1961

3. Alamat : Jl. Bukit Cemara 6, RT 04/ RW 15 Meteseh, Semarang

4. Pekerjaan : PNS

5. Deskripsi :.Bapak Edi Darwanto adalah pemustaka dari golongan

PNS. Bapak Edi Darwanto adalah pensiunan dari Badan

Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA).

Bapak Edi mulai aktif menjadi anggota perpustakaan pada

18 april 2013 dengan nomor anggota 7954. Bapak Edi

Berkunjung ke perpustakaan 2 – 3 kali dalam satu minggu

bersama dengan cucunya. Bapak Edi juga merupakan

seorang Dosen Agama di salah satu Perguruan Tinggi di

Semarang.

Page 142: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

ASPEKPERTANYAAN NAMA

INFORMAN JAWABAN INTERPRETASI

SDM Perpustakaan

Menurut anda, bagaimana pustakawan

dalam memberikan pelayanan?

Didik Ariyanto Kalau untuk pelayanan saya kira sudah cukup bagus, untuk SDM juga tidak ada masalah, karena untuk perpustakaan yang masyarakat butuhkan itu lebih mengarah ke sumber informasinya, misalnya koleksi buku dan lain-lain.

Pelayanan pustakawan di Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang sejauh ini sudah bagus, dalam arti pustakawan mampu melayani masyarakat pemustaka dengan baik, bersikap professional, bertindak secara cepat, sopan dan terbuka.

Edi Darwanto Sangat bagus, professional, ramah didalam pelayanan, cepat dalam pelayanan, memberikan ruang untuk memberikan masukan bagi pengunjung atau pemustaka, diberikan kesempatan untuk masukan.

Anita Alfiana L. Melayani dengan baik, tidak terburu-buru gitu, santai, terus nyaman, sopan.

Ismiatun Hikmah Kadang-kadang kurang jelas, semisal cari buku tentang apa gitu, di rak hanya ada bidangnya secara umum saja yang di tempel, jadi nyarinya itu harus teliti banget. Kalo yang buat buku-buku sih itu saja, tapi kalo kaya buat layanan internet gitu sih lancar.

Menurut anda, bagaimana

kriteria pustakawan ideal di perpustakaan

daerah?

Didik Ariyanto Setidaknya yang namanya pustakawan itu ya berpengetahuan luas, tahu perpustakaan baik yang didalam maupun yang diluar. maksud saya yang didalam itu ya seperti perpustakaan kabupaten semarang ini, kalau yang di luar seperti perpustakaan desa. jadi dia bisa tau dari segala segmen perpustakaan,

pustakawan yang ideal menurut informan terbagi dalam tiga point utama, yaitu: a) pustakawan harus memiliki latar belakang pendidikan kepustaakaan baik itu

LAMPIRAN 2

Page 143: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

tidak hanya perpustakaan yang hanya ada dikantor ini saja. perpustakaan itu kan ada yang didesa, disekolah-sekolah an ,perpustakaan keliling, pokoknya taulah bagaimana situasi kondisi masyarakat sekarang tentang minat membaca

diperoleh dari pendidikan keguruan maupun dari pelatihan, b) memiliki karakter dan kepribadian ramah, sopan, loyal, tegas, dan melayani dengan sepenuh hati, dan c) professional dalam pekerjaan, berorientasi untuk kemajuan perpustakaan, tidak idealis, memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan loyalitas tinggi tanpa membeda-bedakan antar pemustaka.

Edi Menurut saya karena saya tidak memiliki latar belakang pustakawan saya hanya menilai saja. Pustakawan yang ideal yang pertama dia harus berpendidikan sarjana atau minimal D3 lah, kemudian dia suka baca, kemudian menguasai katalog ditempat kerjanya, kemudian bisa memberikan pelayanan dengan nyaman dengan pengunjung, kemudian tanggap dengan masalah-masalah yang terjadi dilingkungan kerjanya terutama yang berkaitan dengan penataan buku-buku, kemudian ketenangan diruang baca.

Anita Alfiana L. Apa ya mas, mungkin dia harus suka membaca dan bisa tau letak buku-buku nya, jadi kalau ada yang tanya buku ini dia bisa menjawabnya dengan cepat. Ya itu mas, dia cepat dan tanggap

Ismiatun Hikmah Mungkin jangan terlalu cuek ya, misalkan ada pengunjung punya keluhan, sebaiknya dibantu sampai benar-benar pengunjungnya itu puas, jadi jangan setengah-setengah.

Page 144: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

Seperti misalnya ada yang bertanya tentang pendaftaran anggota, ya dijelasin secara detail sampai kami yang bertanya benar-benar paham. Terus jangan judes juga sama pelanggan. Lalu, petugas itu harus tegas juga, seperti misalkan ada bapak-bapak mutar music itu keras banget, itu harus tegas ditegur, bapak jangan berisik ini perpustakaan, seperti itu. Yang terahir itu dia harus loyal, maksudnya itu dia jangan membeda-bedakan antara yang sudah akrab sama yang belum kenal, pokoknya dia harus professional gitu mas.

Berdasarkan Layanan dan

Fasilitas Perpustakaan

Fasilitas dan Layanan apa saja yang anda ketahui di Perpustakaan?

Didik Ariyanto Disini itu ada kegiatan dan fasilitas ada baca buku gratis, internet, ada lagi perpustakaan keliling, ada wifi id, lalu ada juga nonton film bareng, ada juga vcd, disitu berisi ilmu-ilmu dari banyak bidang juga. Terus ada kegiatan seiap satu minggu sekali itu ibu-ibu yang suka membaca buku kesenian lalu mengadakan kegiatan sesuai dengan keahlian ibu tadi, jadi misalkan ibu itu membaca buku tentang kerajinan apa, kemudian melakukan kegiatan seperti apa yang di abaca tadi.

Fasilitas dan layanan yang dimiliki perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang diantaranya: baca buku gratis, internet, perpustakaan keliling, hotspot, wifi id, nonton film, computer data, barcode reader, buku, koran, majalah, ruang baca umum, ruang baca anak, ruang referens, dapur, kamar

Edi Ruang baca umum, anak, ruang baca khusus, yang saya maksud khusus disini adalah buku-buku yang tidak boleh dibawa pulang disediakan diruang khusus dan di dibaca

Page 145: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

diruang khusus, bersih lagi, luar bisaa, kemudian menyediakan layanan internet ya ada beberapa computer itu bagi masayaarakat umum, bagi pengunjung lain bisa menggunakan layanna hotspot dengan sebebas-bebasnya dan leluasa menurut selera pengunjung berkaitan dengan pendidikan , berkaitan dengan pengetahuan umum, berkaitan dengan media social dan segala hal yang diperlukan pengunjung. Menurut saya luar biasa bagus. ada juga dapur, ada juga kamar mandi/ wc, ada juga mushola, jadi ini betul-betul representatif, ada ruang tunggu tamu, jadi menurut saya bagus lah.

mandi/ wc, dan musholla.

Anita Alfiana L. Computer buat memasukin data, terus alat buat barcode itu, terus tempat pembuatan kartu anggota, terus buku, internet, koran, majalah, ruang anak-anak juga ada.

Ismiatun Hikmah Peminjaman buku, wifi, mushola, tempat wudhu, kamar mandi ada, terus computer itu ada dua tempat duduknya kan juga sendiri-sendiri, ini ada ruang anak, terus ada yang ruang umum, baca koran juga ada, disini juga kamusnya banyak, terus disana yang buat santai juga ada, sofa yang cukup empuk itu, jadinya buat semua umur itu ada, kaya remaja duduk yang tidak harus empuk juga

Page 146: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

tidak apa-apa, kalo yang tua juga tidak apa-apa kaya gitu.

Menurut anda masih adakah

kekurangan dari fasilitas dan

layanan yang ada diperpustakaan

saat ini?

Didik Ariyanto Kalau saya sebagai pengujung itu fasilitas sudah cukup ya.

Fasilitas dan layanan yang ada di perpustakaan saat ini sudah mencukupi dan sudah tergolong ideal.

Edi Kalo fasilitas di perpustakaan umum seperti ini menurut saya sudah ideal

Anita Alfiana L. Emm, tidak ada kayaknya mas. Sudah cukupIsmiatun Hikmah Kekurangannya sih mungkin jumlahnya

perlu ditambahin aja. Kaya computer misalnya itu saja. Lainnya sudah cukup.

Menurut anda, bagaimana

idealnya layanan dan fasilitas yang harus disediakan

perpustakaan daerah?

Didik Ariyanto Fasilitas menurut saya itu mas, computer buatHarapannya kalau fasilitas sebagai pengunjung mungkin sudah cukup mas mungkin seandainya saya boleh usul, membaca itu tidak harus didalam ruangan, bisa saja perpustakaan itu punya semacam kafe jadi membacanya itu ada diluar ruangan seperti misal di taman, jadi perpustakaan itu ada tamannya ada gazebonya ada lincaknya ada air pancurnya, jadi membaca tidak harus didalam ruangan ,jadi kita diluar sambil menikmati teh panas, kopi seperti itu.

Fasilitas dan layanan perpustakaan yang ideal menurut informan pemustaka melakukan inovasi perpustakaan beratmosfir kafe, sehingga pengunjung tidak merasa bosan. Kemudian disediakan air minum gratis untuk pengunjung.

Edi Menurut saya mungkin coba diperpustakaan ini disediakan air minum gratis ya supaya kalau jenuh dan ngantuk kan bisa hilang ngantuknya, ya gak? Ya itu tadi mas menurut saya yang lain sudah ideal terutama ada

Page 147: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

ruang audio visual diruang bawah itu bisa digunakan untuk edukasi untuk masayaarakat umum, yang jelas perpustakaan di kabupaten semarang ini yang di ungaran ini untuk media pembelajaran masayaarakat luar biasa, saya lihat pengunjung di perpustaan ini dari berbagai tingkatan usia mulai dari usia paud hingga usia lanjut usia seperti saya dari itu saya sampaikan.

Anita Alfiana L. Computer didepan itu menurut saya perlu ditambahi, terus harus ada kaya tempat fotocopy yang khusus buat pengunjung. Terus sudah ada sound musiknya itu bagus mas, ya mungkin itu saja.

Ismiatun Hikmah Bukunya dilengkapin aja sih,bukunya masih terlalu umum, kaya bidang-bidang apa itu dilengkapin lagi. Menurut saya lengkap sih Cuma kaya masih luas gitu, misal kaya buku tentang teknologi, teknologi itu masih meluas belum spesifik, ya lengkap sih lengkap Cuma belum spesifik, harusnya ada buku-buku dari tokoh-tokoh ahli sesuai dengan bidangnya itu, jadi bisa dijadikan sebagai bahan referensi. terus bukanya pas sih dari setengah delapan sampai jam delapan malem.

Berdasarkah Bagaimana Didik Ariyanto kalau menurut saya segalanya itu butuh yang Desain dan tata ruang

Page 148: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

Desain dan Tata Ruang

perpustakaan

pendapat anda dengan desain

interior dan eksterior

perpustakaan ini?

namanya kenyamanan, ruangan indah bagus,tapi dibuat membaca kok tidak nyaman ya percuma mas, walaupun banyak koleksinya lengkap yang penting kita kenyamanan mas.Menurut saya diperpustakaan ini sudah lumayan nyaman untuk ukuran perpustakaan

perpustakaan saat ini sudah tergolong ideal. hal itu mereka nilai berdasarkan bentuk bangunan yang bagus, letak yang strategis, dan desain interior ruangan yang bagus.Edi ya meskipun sederhana bagaimanapun ini

menyangkut anggaran pemerintah kabupaten dalam mengalokasikan sebagaian anggarannya ke perpustakaan, meskipun sederhana tapi menurut penilaian saya untuk tingkat perpustakaan kabupaten semarang ini sudah cukup bagus dan ideal dibanding dengan perpustakaan-perpustakaan yang ada di kabupaten lain saya kira ungaran tidak kalah

Anita Alfiana L. menurut saya bangunannya bagus, letaknya terjankau tidak terlalu jauh, terus jalannya tidak bikin orang bingung mencarinya

Ismiatun Hikmah desain itu, perpustakaan utama ko lantai dua ? kasihan yang manula naik dulu, ya dibagi dua sih tidak apa-apa, di atas juga bagus soalnyakan jauh dari kendaraan-kendaraan, jadinya tidak terlalu berisik, hanya saja aku kasihan saja sama yang umurnya sudah manula. terus Untuk ruang baca anak itu desainnya tidak terlalu anak-

Page 149: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

anak banget, kadang-kadang anak-anak itu kalah dengan yang dewasa, karena disini itu kaya bacanya itu bete soalnya ruangannya itu flat banget harusnya itu anak-anak disesuain anak-anak menurutku ya, soalnya adikku itu pernah saya ajak kesini itu “ah tempatnya kaya gini to kak?”,”iya”. Baca bukunya itu senang Cuma ruangannya itu belum anak-anak banget.

Menurut anda, Bagaimana

idealnya desain dan tata ruang perpustakaan daerah itu?

Didik Ariyanto Perpustakaan itu yang jelas tempatnya luas, penataanya bagus dan ada beberapa dekorasi mungkin berupa foto-foto yang berisi ilmu pengetahuan atau sejarah atau bisa saja foto yang memotivasi untuk orang agar lebih gemar membaca seperti itu, dan tempatnya dibikin senyaman mungkin ya mas, seperti pencahayaan dan berapa kecerahannya itu juga harus diperhitungkan juga. Banyak lagi memang kalau kita menelusuri idealnya perpoustakaan namun yang saya harapkan hanya itu saja mas.

Desain dan tata ruang perpustakaan ideal dari segi intrerior perpustakaan diantaranya yaitu pencahayaan dan pewarnaan, sirkulasi udara dan suhu ruangan, serta pembagian ruang dan dekorasi.

Desain eksterior perpustakaan umum yang ideal menurut informan adalah berlokasi ditempat yang strategis, mudah ditemukan, mudah diakses menggunakan alat transportasi apapun, dan berada di pusat keramaian

Edi Ya kalo desain eksterior itu bgaiamana ada daya tarik bagi masayaarakat umum untuk paling tidak bisa melihat apakah yang ada didalam, seperti ada yng bilang point of interest jadi ada satu pandangan yang menimbulkan kesan pertama untuk bisa

Page 150: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

melihat lebih dalam lagi itu yang ada diluar.Kemudian kalo bisa perpustakaan itu menjadi icon kebanggan pemerintah kab semarang juga kebanggan masayarakat semarang, jadi memiliki tempat belajar yang ideal.kalo yang interior itu diupayakan warna itu warna yang teduh memungkinkan suasana belajar yang tenang. Jadi warna yang cerah itu cenderung silau, tidak nyaman atau mungkin ada pantulan cahaya.

atau dipusat kota. Kemudian idealnya perpustakaan umum perlu memiliki sebuah icon yang dibangun dihalaman utama perpustakaan sebagai symbol yang mewakili filosofi perpustakaan. Dengan adanya icon tersebut masyarakat akan lebih dekat dengan perpustakaan.Anita Alfiana L. Itu mas, seumpama kaya rak buku itu

harusnya tidak dibikin jejer-jejer gitu, kalo kaya gitu kan kaya bikin pusing mas, intinya itu contohnya kesenian terus nanti ada mejanya sendiri, terus olahraga sendiri nanti ada korsinya sendiri, tidak harus jejer-jeje gini, menurutku itu atidak gimana, ya itu langsung kaya seumpama ini ya itu kan rak terus mejanya itu harus sendiri, tidak harus nyari situ terus kesana, menurutku malah ngribetin saja

Ismiatun Hikmah dari desain interior bagus sih bersih, ya maksudnya lebih bagus dari perpustakaan yang dulu, soalnya aku kan rumahnya deket sini, sudah tau perpustakaan ini dari dulu gitu

Page 151: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

ya, dulukan masih biasa banget. Bangunannya juga bagus, lokasinya strategis, terus dekat tempat pemberhenitan jadi mudah ditemukan.

Berdasarkan Sumber

Informasi

Sumber informasi apa saja yang

anda ketahui di perpustakaan ini?

Didik Ariyanto Ada internet, buku, vcd, ebook, Ada komputer yang disediakan petugas untuk mengakses ebook itu, namun masih terbatas koleksinya masih butuh banyak sumbangan ebook mungkin seperti itu.

Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang sejauh ini telah mengkoleksi berbagai macam sumber informasi dalam bentuk berbagai media, diantaranya: surat kabar, majalah, buku, skripsi, internet, dan keping dvd/ vcd.

Edi Surat kabar disini lengkap, surat kabar regional, surat kabar nasional, surat kabar pagi sore, dari buku lengkap mulai dari ensiklopedi, kemudian buku-buku ilmu sosial popular, buku-buku agama, kemudian buku-buku ttentang teknologi pertainian, teknologi informasi ada semua, buku-buku kesehatan jadi juga banyak ya baik yang menyangkut kesehatan medis maupun ksehatan masayarakat, buku-buku tentang pendidkan banyak juga , buku tentang ekonomi ada, hukum ada, ekonomi sayariah ada,

Anita Alfiana L. Computer itu biasanyakan dibuat cari info, disini itu dilarang buat nge game, facebook an, sama hal-hal media social itu

Ismiatun Hikmah Buku, internet, koran, majalah walaupun

Page 152: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

tidak up to date, computer, mungkin itu yaAdakah

kekurangan pada sumber informasi

yang ada di perpustakaan ini?

Didik Ariyanto Kalau masalah koleksi jujur saja ya mas karena saya bukan anak kuliah ya, biasanya yang sering terjadi itu ada anak kuliah yang pinjem buku denga judul yang itu-itu saja dari dulu . pernah ada pengunjung yang pinjem buku muktar lubis yang judulnya harimau-harimau itu, nah itu dicari terus tapi perpustakaan tidak punya koleksi itu. alangkah baiknya mungkin khusus untuk buku2 seperti itu ada ruangan khusus dimana buku yang sering digunakan atau sering dipakai oleh mahasiswa untuk rujukan itu harus di sendirikan jadi harus ada ruang khusus untuk buku-buku yang paling sering digunakan oleh mahasiswa, soalnya kasihan mahasiswa-mahasiswa itu . yang namanya anak sekolah itukan tidak mungkin mas beli , belipun belum mungkin ada yang jual maka buku seperti itu wajib disendirikan dan ada diruangan khusus bagi pelajar saja mas. Banyak buku-buku yang dicari mahasiwa tapi tidak punya koleksi bahkan malah kadang dipinjam orang biasa, orang yang tidak ada kepentingan untuk buku itu, mungkin ini bisa jadi pertimbangan buat petugas , sortirlah buku yang mungkin itu memang urgen sekali untuk mahasiswa

Kekurangan pada koleksi ebook yang ada di perpustakaan saat ini masih terbatas sehingga masih membutuhkan sumbangan ebook lebih banyak, koleksi buku dengan subjek pendidikan juga masih terbatas, terutama buku-buku yang sering menjadi rujukan mahasiswa

Page 153: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

Edi Sudah cukup, sudah lengkap, kekurangan mungkin sedikit.

Anita Alfiana L. Tidak ada mungkin mas.Ismiatun Hikmah Harusnya perpustakaan itu lebih banyakin

koleksi yang pendidikan itu. Saya kan mahasiswa, jadi kadang kalau saya cari rujukan disini tentang buku apa gitu, kok tidak ada. Harusnya perpustakaan itu kan tau, oh ini koleksi yang biasa dicari mahasiswa, oh ini koleksi yang biasa dicari guru-guru gitu.

Bagaimana idealnya sumber informasi yang

harus disediakan perpustakaan daerah itu?

Didik Ariyanto Kalau secara pribadi perpustakaan sebaiknya lebih menitik beratkan koleksi pada subjek pendidikan dan wirausaha itu bisa mengembangkan usaha yang jelas itu mas, karna mungkin dari dua hal itu mas bangsa kita bisa maju, pendidikan dan wirausaha ,kalau kita punya lapangan kerja kita akan menyerap berbagai macam kalanagan masyaraat, soalnya pendidikan jaman sekarang iti lucu mas, jadi butuh buku tentang pendidikan lalu untuk arah kedepan mereka adalah wirausaha itu penting, juga diimbangi dengan buku agama, dan itu aja

Perpustakaan ideal dari segi sumber informasi yang perlu dipenuhi oleh perpustakaan adalah: pengadaan koleksi yang mutakhir, intensitas pengadaan lebih ditingkatkan, kuantitas koleksi lebih diperbanyak, koleksi yang di adakan adalah koleksi berkualitas, lebih memperbanyak pada bidang-bidang yang sering dimanfaatkan, dan

Edi Satu lagi yang perlu meskipun segmen pasarnya kecil yaitu buku-buku tentang

Page 154: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

jurnal hasil penelitian dari berbagai disiplin ilmu, disini ada Cuma skripsi saja tapi kan bukan jurnal, yang jurnal perlu diadakan itu dari semua disiplin ilmu meskipun animo untuk kesitu sedikit tapi saya pribadi sebenarnya membutuhkan tapi tidak ketemu disini kan udah saya sampaikan kepada pengelola saya juga maklum karena animonya untuk itu kecil gitu, jadi tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. tapi seandainya itu bias dipenuhi maka perpustakaan ini bisa menjadi rujukan para peneliti baik s1, s2 lah paling tidak, s3 terlalu tinggi

penambahan jurnal ilmiah.

Anita Alfiana L. Namanya perpustakaan kan pasti banyak pengunjung, terus kalua mau menggunakan computer itu banyak yang ngantri, jadi yang pertama-tama harus ditambahin itu computer terus buku-buku itu yang bukan lama tapi juga harus ada yang terbaru, terus tempat pelayanan harusnya itu atidak dilebarin sedikit atidak terlalu sempit gitu lo, ya sebenarnya itu sudah bagus, cuam kurang luas aja dikit, jadi kaya mau ambil kartu itu kaya intinya ribet gitu, terus computer buat ngecek orang yang ngembaliin sama pinjam itu kurang, mungkin 4 komputer untuk

Page 155: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

pelayanan, itu buat yang mengembalikan sama yang meminjam, terus kaya pengembilan nomor-nomor anggota, terus yang satu buat keuanga atau dendan, kalau untuk computer yang disana itu 8 mungkin mas,

Ismiatun Hikmah Kan perpustakaan daerah ya, berarti kan sejawa tengah ya, seengtidaknya itu lebih luas gitu bukunya itu harusnya lebih banyak, jangan Cuma nunggu gibahan dari orang, jadinya tu kaya mereka Cuma diutamain internetnya yang mahal tapi juga bukunya. Oke buku bisa download tapikan tidak semua buku bisa di download kaya lebih dibanyakin lagi koleksi bukunya, lebih di uptodate-in lagi, itu buku-buku sudah lama terus sudah banyak yang protol, file nya juga sudah lama banget, kalo misalkan ada buku update an terbaru itu harusnya perpusda punya ya paling tidak satu tahun sekali beli buku, jadi tidak ketinggalan banget. buku-buku anak-anak juga. Terus juga disendiriin kaya buku-buku asli Indonesia sama buku-buku terjemahan kaya itu buku yang masih Bahasa inggris jadinya itu tidak zonk pas ambil buku, udah senang ya ih materinya bener, pas buka, ih kok kaya gini Bahasa inggris

Page 156: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

tidak ngerti kembaliin lagi kaya gitu, terus majalahnya itu tidak uptodate cuam itu, kaya majalah penybar semangat itu kan bagus tu cuamn udah yang lama-lama 2012 Ya Allah itu jaman kapan itu beritanya ,harusnya majalahkan tiap bulan harusnya ada ya, la itu malah terakhir 2012 , artisnya sudah tidak terkenal semua, majalah teknologi itu sudah Hp jaman kapan, udah tidak uptodate banget. Harusnyakan majalah itu yang terbaru-baru kaya koran, kalo koran sih baru atau uptodate gitu.

Berdasarkan Program

Perpustakaan

Program apa saja yang

diselenggarakan Perpustakaan

yang anda ketahui?

Didik Ariyanto Ada pameran buku, lomba-lomba ,perpustakaan keliling, lalu kadang ada mengundang penulis, semacam bedah buku, seminar, sosialaisasi di masyarakat

Program yang diselenggarakan perpustakaan menurut pemustaka: pameran buku, perpustakaan keliling, seminar, bedah buku, sosialisasi di masyarakat, pengadaan buku, English corner.

Edi Saya tidak terlau bertanya kesana yang rutin pengadaan buku tahunan kemudian mungkin ada capacity building (peningkatan kinerja karyawan) termasuk pustakawan ya, ada study banding ada apa itu pembinaan-pembinaan karyawan tapi saya tidak tau persis

Anita Alfiana L. Pameran buku, sama English corner, di audiovisual itu.

Ismiatun Hikmah Itu perpustakaan keliling setauku, soalnya aku itu jarang mendengar info-info disini

Page 157: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

mungkin itu penyumbangan buku buat yang diplosok-plosok sana mungkin

Adakah kekurangan pada penyelenggaraan

program perpustakaan?

Didik Ariyanto Kurang terjadwal yang pasti mas, soalnya kegiatannya itukan kadang ada kadang tidak, juga kurang sosialisasi ke luar. Harusnya kan disosialisasikan lewat semua media masa itu bagus lo mas, ya gak, jadinyakan yang jarang ke perpustakaan juga tau kegiatan perpustakaan. Mungkin itu.

Kekurangan dari penyelenggaraan program perpustakaan karena kurang terjadwal, kurang sosialisasi ke masyarakat, dan perlu peningkatan kegiatan yang lebih menyentuh masyarakat

Edi Saya kurang paham ya, kalau kekurangannya mungkin perlu kegiatan yang lebih menyentuh masyarakat saja. Jadi kegiatan eksternal itu kalau bisa lebih digiatkan lagi.

Anita Alfiana L. Kurangnya apa ya mas, kurang banyak aja kegiatannya mungkin.

Ismiatun Hikmah Menurut saya ya itu, kurang sosialisasi saja sih, jadinya kita kurang tau ada kegiatan apa.

Bagaiaman idealnya program kegiatan sebuah

perpustakaan daerah itu?

Didik Ariyanto Idealnya program kerja sesuai dengan tempat yang dituju, kalau misal tempat yang dituju itu lingkungan karyawan misalnya karyawan garmen ya sediakan buku cara menjahit yang benar, membuat pola-pola pakaian, lalu wirausaha menjahit sendiri dirumah, lalu diadakan pelatihan menjahit seperti itu jadi bersifat membangun tadi, jadi terganatung tempat, misalnya kalau dipertanian ya cara membuat pupuk, jadi semuanya fleksibel.Saya punya ide perpustakaan itu melakuakn

Untuk mencapai keidealan dari segi program perpustakaan menurut informan Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang perlu menambah beberpa kegiatan yaitu: seminar dengan narasumber pakar ahli, seminara dengan

Page 158: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

survey ya kepada pengunjug atau peminjam perpustakaan, jadi perpustakaan itu tau siapa pengunjung yang paling sering berkunjung ke perpustakaan siapa dia apakah dia seorang pengusaha misal orang itu sering pinjem buku tentang wirausaha bararti dia adalah seorang pengusaha dan kemudian telusuri apakah dia sukses apakah dia bisa memanajemen yang dia kelola dengan membaca diperpustakaan. Setela ditelusuri dia sukses, ajak dia sosialisasi dimasyarakat untuk melakukan motivasi di lingkungan masyarakat tersebut, jadi membaca itu ada manfaatnya, saya bisa seperti ini karenan mebaca diperpustakaan , saya bisa kaya, saya bisa sukses karena saya membaca diperpustakaan, saya bisa seperti ini karena membaca buku diperpustakaan, akhirnya saya bisa memiliki omset sekian, jadi itu akan memiliki daya tarik pada masyarakat seperti itu.

narasumber pemustaka yang sukses dari membaca, mengadakan even perlombaan antar pelajar, bazar buku, sumbangan buku dan pameran koleksi rahasia, kopdar pemustaka dan terakhir pelatihan untuk pemustaka.

Edi Program ideal ya sekali tempo kalo untuk bazar buku sudah terlalu sering , pameran buku sering tapi sebagai peserta kan, tapi mungkin menurut saya sekali waktu perlu mengadakan semacam sarasehan, seminar atau apapun itu dengan menghadirkan

Page 159: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

pembicara kunci, apakah itu dari pakar pustakawan apakah dari pakar ilmu-ilmu apa begitu yang mana dalam seminar atau sarasehan sekaligus sebagai media edukasi bagi masayaarakat, bahwa perpustakan itu sangat bermanfaat kemudian merangsang juga bagi pelajar mahasiswa untuk merangsang minat baca masayaarakat dengan menampilkan tokoh-tokoh ungaran yang memang dia hobi baca wawasannyaa luas kemudian track record nya bagus, kmudian kiprahnya dimasayaarakat bagus , itu bisa ditampilkan sebagai edukasi dalam bentuk sarasehan atau seminar itu. Itu secara berkala, nanti kalo mau dibagi segmennya apakah itu mau dari masayaarakat umum, apakah itu dari masyarakat sekolah, atau masayarakat pegawai. Pegawai itukan sebenarnya juga harus banyaka baca karenan dia pelayanan masayaarakat dia menjadi orang yang bijak menjadi orang yang arif. Orang bijak dan orang arif itu awalnya sudah belajar, belajar itu mungkin dari buku, tidak belajar dari bertapa itu jenege dukun, ya jadi ilmuwan ya belajar dari buku. Itu dek program-program ideal mungkin belum pernah diselenggarakan disini ada juga pengumuman tentang komunitas penulis ya

Page 160: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

tapi ya saya tidak tau kegiatannya seperti apa. tapi yang baik itu harus dijalin itu, kalo di media radio media elektronik itu ada grup monitor, ato komunitas monitor seperti di radio rasika, ataudi radio pop itu ada komunitas monitor. Di perpustakaan ini yang anggotanya ribuan ya kenapa tidak di manage , sekali waktu dipertemukan itu mau dibagi kelompok usia boleh, mau umum mau kelompok usia mahasiswa, usia SMA, usia SMP, usia anak-anak . cucu saya ini aktif lo, eh,,eh,,eh,, itu bagus kan menyelenggarakan pertemuan bagi anak-anak paud untuk merangsang temen yang lain untuk suka berunjung ke perpustakaan. Jadi memang harus ada kreasi dan inovasi bagaimana tujuannya satu pembelajaran masayaarakat, mencerdaskan masayaarakat, kalo inikan bisu ya. Coba sekali tempo dikumpulkan , jadi seperti yang saya sampaiakan harus menguasai buku yang ada disini, bercerita tentang buku apa, semacam story telling , itu bagus ada inovasi seperti itu, masalahnya ada waktu tidak, yang kedua ada transportasi mobil tidak, kemudian ada konsekuensi dana anggaran tidak, itu kalau mau betul upaya mendidik masayaarakat ya semua upaya itu dilakukan jadi yang seperti ini media bisu ini

Page 161: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

buku ini dia diam, jadi mau dibaca silahkan tapi adalagi misalkan kalau ada event-event tertentu atau pustakawan yang disini atau diruang sini bagian anak, pengunjung masuk anak masuk dijelaskan oh ini buku tentang ini, isinya begini, ini buku ini, jadi Ada pencerahaan juga dari pustakawan untuk karyawan disini untuk merangsanag minat baca.

Anita Alfiana L. Kaya lomba-lomba itu, pengennya itu kaya ada lomba antar sekolah disini, yang penting kan acara itu diadakan nanti masalah tempatkan bisa dicari. Contohnya lomba cerdas cermat, yaa itu mungkin mas.

Ismiatun Hikmah Mungkin kaya pas hari buku itu kaya ada proram bazar, tapi tidak dijual kaya yang mau nyumbangin buku dikasih sini bisa, terus ada koleksi rahasia itu dipamerin juga bisa, terus diadakan seminar-seminar juga.

Page 162: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

Transkrip Wawancara dengan Pegawai Perpustakaan

Bapak Cahya Budianto

Berdasarkan SDM Perpustakaan

1. Bagaimana manajemen organisasi di perpustakaan?

Kalau kaitannya dengan SDM perpustakaan, di kantor ini kan ada dua

kepengurusan, satu perpustakaantakan dan yang satu kearsipan, kemudian

yang SDM khususnya yang melayani perpustakaan itu pada dasarnya kita

sudah memiliki sarjana perpustakaan sudah ada, yang dari pelatihan juga ada,

untuk kaitannya dengan SDM saya fikir itu sudah cukup, Cuma masalahnya

pekerjaan itukan tidak selamanya banyak, nah masalahnya ketika ada

pengadaan buku seperti sekarang ini datang itu pekerjaannya menjadi banyak,

karena tenaga yang ada diperpustakaan inikan istilahnya ada yang nyambi jadi

bendahara, ada yang nyambi jadi pembantu bendahara, jadi itu bisa dirasakan

kurang untuk pengolahan bahan pustakanya, tapi kalau buku sudah diolah,

diolah sudah selesai, sebenarnya dari SDM bisa dibilang ya sudah lumayan

terpenuhilah meskipun itu tidak bisa idealah, untuk sementara ini untuk

tenaga perpustakaan di tempat kami itu masih istilahnya ya nyambi lah, tenaga

pelayanan itu membantu membuat kartu anggota, juga membantu mengolah

buku, jadi kita itu selelau kalau istilahnya wong jowo itu ngarani ‘serabutan’

itu masih bisa mumpuni. Tapi kalau buku pas datang seperti ini kita juga

merasa kekurangnan tenaga nah itu yang masih menjadi pemikiran dari kami.

Sebenarnya masalah seperti ini bukan hanya disini hampir semua satker yang

ada dikabupaten semarang dan juga mungkin seluruh Indonesia masalahanya

juga sama , kalau kita ada rakor yang jadi masalah juga SDM juga seperti ini.

Kalau kelembagaannya sih tidak masalah yang penting itu ada tenga untuk

pelaksannya sebenarnya yang dibutuhkan itu.

2. Bagaimana sistem pembagian kerja staf perpustakaan/ pustakawan?

Semua pekerjaan kan kita bagi berdasarkan uraian tugas ya , dari pimpinan itu

apa , dari kasi itu apa, itu dari uraian tugas itu kita breakdown lagi masalah

sampai ke staf , jadi semua pekerjaan sudah habis sebenarnya , tapi ya itu tadi

LAMPIRAN 3

Page 163: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

karena kita tidak bisa kaku berpedoman pada urain tugas karena kita kerja itu

sifatnya disni itu unit layanan maka harus saling mengisi, kalau kita kaku, itu

urusanmu, itu urusan saya, akhirnya nanti ada pekerjaan disatu sisi yang

istilahnya itu keter, nah kita salain mengisi dan saling melengkapi kita tidak

bisa hanya pakai pedoman kerja saja.

3. Menurut anda, bagaimana kriteria pustakawan ideal di perpustakaan daerah??

Kalau ideal itu susah untuk mengukur yang ideal itu seperti apa yang jelas

kalau saya pustakawan ya, itu pendidikan itu memang sudah syarat mutlak

karena aturannya seperti itu, kemudian pustakawan itu sebaiknya juga

memikirkan kemajuan perpustakaan. jadi istilahnya dia juga sebagai lembaga

pemikir tapi dia juga sebagai pelaksana. dia mau berpikir juga mau

melaksanakan, jadi apasih pekerjaan perpustakaan itu dia harus meninggalkan

istilahnya golongan , aku pustakwaan ahli, aku pustakwan madya, itu harus

ditinggalkan, kalau dia individualis dengan penggolongannya itu akhirnya

pekerjaanya akan menjadi terhambat, contohnya kalau pustakawan ahli itu,

kalau dia menata buku itu dia tidak mendapat nilai, dia memperbaiki buku

tidak mendapat nilai, seperti itu harus ditinggalakan. kalau dia masih

berpikiran secara individualis, nantinya kantor itu akan terhambat

kemajuannya . maksud saya okelah dia sebagai pustakawan ahli atau apa

sebutannya tapi dia juga harus mau bukan hanya sekedar ngomong tapi juga

mau melaksanakan, ini lo tenaga yang kurang ini, pekerjaan yang masih ada

ini, itu dia mau membantu ikut itu akan menjadi lebih baik. Tapi kalau

istilahnya individualis, saya ahli, saya madya yang saya kerjakan hanya itu

saja, ya kasian nanti pekerjaan yang lainnya siapa yang mau mengerjakan,

harapan saya seperti itu . sebenarnya ideal itu susah ya , sebenarnya idealnya

itu yang bisa menyelesaikan pekerjaan yang ada dikantor singkatnya saya

seperti itu, pekerjaan apapun kaitannya tidak dengan angka kredit dia mau

melaksanakan meskipun masalah kebersihan, misalnya sudah dibersihkan tapi

merasa kurang bersih dia mau membantu hal itu lah, bagi saya tidak terlalu

tinggilah kriteriannya, yang terpenting pekerjaan apa yang dibutuhkan

masyaarakat atau pemustaka ini semua tersedia terpenuhi itu bagi saya sudah

Page 164: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

cukup dan idelalah. kalau ukurannya bagi saya adalah kepuasan dari

pemustaka.

Berdasarkan layanan dan fasilitas

1. Fasilitas dan layanan apa saja yang dimiliki Perpustakaan?

Kalau sini fasilitasnya sebagai referensi mungkin sudah umum dan sudah

cukup saya kira perpustakaan lain jugaada, Cuma besar dan kecilnya itu

tergantung masing-masing dari perpustakaan. kemudian seperti internet itu

sudah ada, perpustakaan lainpun saya fikir juga ada itu banyak sedikitnya

perpustakaan juga tergantung, disini wifi juga ada yang satu milik, ya sama-

sama telkom tapi yang satu dibiayai oleh perpustakaan yang satu itu mandiri

jadi seperti itu, kalau perpustakaan lain yang belum memiliki mungkin masih

ada, kemudian ada ruang audio visual dibawah itu juga bisa dimanfaatkan

2. Menurut anda masih adakah kekurangan pada fasilitas dan layanan di

perpustakaan?

Kalau kekurangan, kalau keinginanya sebenarnya masih ada seperti ruang

baca masih perlu diperluas, kemudian ruang refensi juga masih kurang luas,

ruang pengolahan juga jadi satu dengan ruang server jadi idealnya ruang

server itu ada sendiri dan ruang pengolahan buku juga ada sendiri ,

sekarangkan ruang buku pengolahan jadi satu untuk jilid Koran juga jadi satu,

jadi ruanggannya terlalu kecil seperti itu, itu butuh tempat tersendiri,

kemudian penitipan tas ruangannya juga masih seperti itu, jadi kita mengawas

dan mengontrolnya juga atidak susah, apalagi ada yang dibawah sampai

sekarang itu kunci ada banyak yang dibawa pulang itu ada yang dua kali ada

yang tiga kali itu saya sampai pusing mas, banyak yang merasa itu loker

milikiknya jadi dibawa pulang besok dia datang baru dibuka, seperti itu kan

suatu problem sebenarnya, kalau tempatnya tempat khusus mungkin akan

lebih mudah untuk mengawasinya, ya kalau keinginan banyak sebenarnya tapi

kita juga tidak bisa memenuhi semua keinginan, kita juga melihat dan

mempertimbangkan kemampuan anggaran daerah, karena yang diurusi itu

banyak yang didaerah itu, kalau perpustakaan mungkin hanya skala

Page 165: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

prioritasnya saja. Ideal itukan selalu berkembang mas jadi sekarang ideal

besok belum tentu ideal karena tuntutan masyaraat dan kemajuan teknologi

yang akhirnya kan juga selalu berkembang, jadi akhirnya keidealannya selalu

mengiktui perkembangan jaman.

3. Menurut anda, bagaimana idealnya fasilitas dan layanan yang harus

dimiliki perpustakaan daerah?

idealnya sih seperti layanan penitipan tas itu harus ada penjaga sendiri ,

penjaga layanan referensi sendiri, kalau kita megacu ke provinsi ya jadi buku

referensi ada yang jaga sendiri yang jaga tas sendiri, kemudian pelayanan itu

sendiri, yang membuat kartu anggota juga sendiri, idealnya itu seperti itu , tapi

nanti kalau seperti itukan nanti juga butuh tenaga yang sangat-sangat banyak

Berdasarkan desain dan tata ruang perpustakaan

1. Bagaiamana konsep desain interior dan eksterior di perpustakaan darah ini?

(pencahayaan, pemilihan warna, interior furniture, penataan ruang)

Kalau sebenarnya keinginan saya idealnya itu dulu ruang perpustakaan itu

tanpa lampu kalau siang hari, itu sudah terpenuhi, Cuma masalahnya pas

musim kemarau itu ruangannya terasa panas, tapi sekarangkan matahari

condongnya ke utara ya, tapi pas kalau matahari itu condongnya ke selatan

jadinya panas sekali, mungkin kemarin pas magang disini merasakan ya itu

karena konstruksinya sebenaranya jendelanya sudah lebar tapi masalahnya itu

cahaya matahari kok banyak sekali yang masuk yang pertama, yang kedua

juga konstruksi atapnya itukan dari seng jadinya menambah kepanasan

penghuni, jadi saya dulu pengennya gedung itu kalau siang tanpa

menggunakan listrik tapi setelah jadi kok ruangnya jadi panas nah itu yang

saya tidak bisa ya itu Tqpi untuk masalah desain itu yang menentukan

pemborongnya pak?

Ya, saya Cuma memberi saran seperti itu jadi semuakan yang mengerjakan

dari PO, kalau saya hanya menerima, Cuma mengusulkan itu kalau atapnya itu

kaya masjid jadi kan tidak panas, atau ada semacam bukan kubah sih, tapi ada

tempat sirkulasi udara, idealnya seperti itu jadi tidak begitu panas, saya dulu

Page 166: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

juga tidak tau kalau atasnya dari seng, setau saya ya dari genteng. Kalau saat

ini mataharikan condongnya ke utara jadi tidak terlalu terasa

2. Menurut anda bagaimana idealnya konsep desain dan tata ruang sebuah

perpustakaan daerah itu?

mungkin dari sisi arsiteknya mungkin harus yang lebih tau bisa merancang

bagaimana supaya cahaya itu bagus tapi tingkat kepanasannya juga bisa diatur,

sy dulu itu juga mengusulkan gedung itu atapnya seperti kubah masjid jadi ada

udara yang masuk. ,kaya masjid itukan tidak panas kan, saya berkeinginan

seperti itu, tapi di pemborongnya “wah itu anggaranya besar tidak cukup “ ya

monggo itu hanya keinginan saya

Berdasarkan sumber- sumber informasi

1. Sumber-sumber informasi apa saja dimiliki perpustakaan?

Kalau masalah buku itu kita juga ada kotak saran dari masyarakat tinggal

memsukkan saran jadi kira-kira buku apa yang dibutuhkan, nanti kita berusaha

untuk memenuhi pada tahun yang akan datang sepanjang buku itu masih ada,

terkadang buku itu sudah diusulkan tapi dipasaran kadang buku itu sudah

tidak ada lagi karena disana sudah habis, ditoko buku sudah tidak ada di

penerbit juga tidak ada,penerbit tidak menerbitkan lagi kan juga ada . tapi

pada prinsipnya kami juga menerima saran dari msayarakat tentang buku-

bukunya itu. Tapi masalahnya masyarakat itu juga tidak tau, “wong aku wis

usul ko bukune dak ada”, kadang2 dipasaran itu sebenarnya ada, tapi yang

usul itu tidak mencantumkan penerbitnya mana, tahun terbitnya tahun berapa

la itu masalahnya , buku itukan kadang-kadang 4 tahun atau 3 tahun yang

lalukan sudah tidak ada lagi itu juga jadi masalah. Kalau majalah kami sudah

lumayan banyak ya majalah itu ada swa, koloni, tempo, komputec, dan

lainnya kelihatannya sudah lumayan banyak, kalau perpustakaan lain

kelihatannya tidak memiliki sebanyak yang kita miliki

2. Bagaimana metode akuisisi sumber informasi terutama sumber informasi

bahan pustaka?

Page 167: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

Kalau pengadaan buku disamping itu kami juga mencari buku-buku baru dari

masing-masing penerbit jadi kami berusaha berkomunikasi dengan penerbit

untuk mengirimkan email katalog mereka pada kami barangkali nanti ada

buku baru dan mungkin ada buku lama yang kami belum punya kami juga

akan membeli seperti itu jadi kami harus aktif mencari

3. Adakah kekurangan pada sumber-sumber informasi yang ada di perpustakaan?

Sebenarnya kalau kita berbicara masalah kekurangan karena pengunjung itu

banyak jadi keinginannya juga bermacam-macam , jadi kami secara umum

berusaha memenuhi keinginan masyarakat, tapi yang pasti karean masyarakat

itu banyak jadi tidak semua keinginan itu terpenuhi, saya ingin buku ini, buku

ini, akhirnya kami juga susah untuk memenuhhi semua itu, seperti kemaren itu

ada yang mencari serat apa yang bukunya tahun lama sekali di tokopun tidak

ada yang jual akhirnyakan kita tidak bisa memenuhi keinginan dari

masyarakat itu, ada juga yang usul dari guru, saya pak saya pengen usul buku

yang seperti ini , karena dia pas ada tugas dan membutuhkan buku seperti itu

dan disin tidak ada akhirnya juga susah untuk memenuhi seperti itu, secara

umum untuk keguruan untuk mendidik kami berusaha menyediakan tapi

kaitannya dengan keinginan individu itu juga susah sekali memenuhi karena

jumlah masyarakat yang banyak pada umumnya seperti itu.ada juga yang

membuat skripsi lari kesini ‘pak saya butuh buku seperti ini’ akhirnya dia usul

seperti itu, la itu kan karena keinginan pribadi ,sebenarnya kalau buku

pendidikan itu sudah banyak tapi kalau ada usulan kami terima kasih kami

berusaha untuk memnuhi itu. yang susah itu karena untuk kebutuhan individu

karena buku itu muncul secara periodic. Misalnya untuk permainan pedoman

untuk guru mengajar kreatif itu seperti apa, misalnya kreatif dan menciptakan

motivasi itu seperti apa sebenarnya bukunya ada kemudian untuk guru paud

untuk permainan edukatif itu juga ada ,tapikan biasanya yang kaitannya

dengan itu keinginan spontanitas, seperti kaitannya dengan skripsi itu tadi,

yang susah untuk dipenuhi seperti itu

4. Menurut anda bagaimana idealnya sumber informasi yang harus disediakan

perpustakaan daerah itu?

Page 168: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

Sumber informasi yang ideal itu yang bisa mengukur itu pemustaka. kalau

kami susah karena kami hanya berusaha memenuhi keinginan. tapi mereka

datang seperti yang saya sampaikan misalkan saya pengen buat skripsi, saya

ingin buku itu secara tiba-tiba dan disini tidak ada , seperti kemarin banyak

juga dari guru-guru paud kami kan berusaha memenuhi bukunya seperti

permainan edukatif dan lainnya. Tapi dia skripsinya membuat judul ini

akhirnya disini dak ada ‘pak bukunya disini tidak ada’, ‘ la buat apa?’, ‘ saya

buat skripsi’ akhirnya kami mengukurnyakan susah ya kalau kami mengukur

kaitannya dengan itu , itu yang bisa mengukur adalah pemustakanya .

Kami pengadaan minimal setahun sekali tapi untuk tahun kemarin dan

sekarang itu 2 kali. Jadi bukunya kalau ketinggalan pun tidak terlalu jauh

karena masih dalam jangka satu tahun.

Berdasarkan program perpustakaan

1. Program-program apa saja yang diselenggarakan di perpustakaan?

Kegiatan untuk kemasyarakatan ya, keliling itu kita rutin, kemudian

kunjungan untuk anak-anak sekolah ke sini itu juga rutin, kemudian pelatihan

kaitannya dengan perpustakaan maupun kearsipan itu juga rutin setiap tahun

juga ada . itu pelatihan itu untuk pengelola . kalau untuk pemustaka biasanya

bertanya dan kita berusaha membantu permasalahan kaitannya dengan

pelayanan kami berusaha membantu. Pada dasrnya kami bersifat terbuka.

2. Adakah kekurangan pada program yang diselenggarakan perpustakaan?

Kekurangannya di SDM dan anggaran itu aja mas

3. Menurut anda bagaimana idealnya program kegiatan sebuah perpustakaan

daerah itu?

Kalau berbicara ideal itu susah ya karena yang jelas itu kaitannya dengan

anggaran, kaerena anggaran dari pemerintah daerah kan sudah dibagi-bagi

berdasarkan skala prioritas, itu yang pertama, yang kedua kaitannya dengan

SDM ya kalau kita mau membuat kegiatan banyak tapi tidak ada tenaga

akhirnyua juga sia-sia, jadi kita membuat satu kegiatan itu sebisa mungkin

perpustakaan itu memberi manfaat yang sebesar-besarnya jadi jangan sekedar

Page 169: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

gugur menjalankan kegiatan itulah yang tidak kita ingini seperti itu, itu yang

kita hindari , kita berusaha membuat kegiatan karena terbatasnya tenaga SDM

dan juga anggaran kita juga pakai prioritas jadi sejauh itu memberi manfaat

kepada masyarakat. Apalagi ada aturan-aturan, kalau jaman dulu kita bisa

membuat kegiatan membantu masyaraat berupa bahan pustaka atau

perlengkapan lainnya tapi untuk tahun yang akan datang hal seperti itu

kelihatannya juga terbatas sekali , yang menerima juga harus memiliki badan

hukum, jadi perpustakaan yang ada di desa, sekolah nantinya harus memiliki

badan hukum, sekarang itu banyak permasalahan bantuan sosial bermasalah

karena banyak yang fiktif, sekarang itu pemerintah mulai memperketat aturan-

aturan seperti itu artinya si penerima harus memiliki badan hukum untuk

meminimalisir permasalahan.

Page 170: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

Transkrip Wawancara dengan Pegawai Perpustakaan (2)

Bapak Kasdi

Berdasarkan SDM Perpustakaan

1. Bagaimana manajemen organisasi dan system pembagian kerja di

perpustakaan?

Untuk managemen organisasi disini sudah ada punya struktur yang jelas ya,

mulai dari pimpinan atau kepala perpustakaan sampai KASI atau kepala seksi.

Kemudian untuk pembagian tugas itu sebenarnya setiap staf itu punya uraian

tugas masing-masing. Tapi system kerja disini tidak terus hanya bekerja sesuai

tugasnya yang ada di uraian tugas itu saja. Kita bekerja istilahnya saling

melengkapi mas, jadi kalau semisal dilayanan butuh tenaga ya kita harus siap

membantu dilayanan, atau seperti sekarangkan sedang banyak buku baru, kita

juga harus siap dan mau untuk membantu pengolahan buku seperti itu.

Soalnya kalau kita bekerja istilahnya individualis atau hanya sesuai uraian

tugas masing-masing tadi nantinya akan ada beberapa bagaian yang

keteteran. Karena ya itu tadi pekerjaan itu tidak menentu, kadang banyak

kadang juga sedikit, sedangkan kita kan hanya memiliki tenaga sedikit seperti

itu mas.

2. Menurut anda, bagaimana kriteria pustakawan ideal di perpustakaan

daerah?

Pustakawan ideal menurut saya mas, pertama pendidikan itu pasti karna itu

syaratnya sekarang seperti itu, paling tidak ya pernah mengikuti pelatihan

tentang perpustakaan. Kemudian kedua ramah, sopan, karena pustakawan

itukan tugasnya ada yang langsung berhubungan dengan pemustakanya seperti

yang di peminjaman itu mas, jadi dia harus ramah, sopan pokoknya dia bisa

melayani pemustakanya dan pemustakanya merasa nyaman dengan

pelayanannya. Kemudian dia menguasai TI mas, sekarangkan teknologi

semakin canggih, nah paling tidak pustakawan itu minimal lah bisa menguasai

softwere-softwere perpustakaan itu, seperti yang baru ini kan Inlis, dari kami

Page 171: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

kan masih belum sepenuhnya menguasai. Atau mungkin slims itu juga bagus.

Ya intinya itu lah mas, bisa TI. Terakhir dia itu professional, maksud saya dia

itu memiliki komunikasi yang baik dengan staf-staf yang lain mas atau istilah

jowone bisa “srawung”. Ya harus seperti itu mas. lalu dia tidak apa ya, hanya

mementingkan pekerjaannya sendiri, kan di perpustakaan inikan pekerjaan

banyak sedangkan tenaga disini masih terbatas, jadi dia bisa saling mengisi

mana yang butuh tenaga banyak itu dia bisa mengisi.

Berdasarkan Layanan dan Fasilitas Perpustakaan

1. Fasilitas dan layanan apa saja yang dimiliki perpustakaan ?

Peminjaman buku, pelayanan internet gratis, layanan pusling, pemutaran film

audiovisual, story telling,

2. Menurut anda adakah kekurangan pada fasilitas dan layanan yang ada di

perpustakaan?

Sudah mencukupi, ya karena itu ya mas, fasilitaskan tergantung itu juga

anggaran dari pemerintah pusat, ya itu tadi, banyak sedikitnya fasilitas yang

ada tergantung anggaran itu tadi mas. Tapi kalo menurut saya fasilitas di

Perpustakaan ini itu sudah mencukupi, sudah ada computer, wifi, itu ada wifi

id juga, ada ruang audio visual, ya pokoknya sudah cukup sebagai penunjang

sarana pendidikan di ungaran sini mas.

3. Menurut anda, bagaimana idealnya fasilitas dan layanan yang harus

dimiliki perpustakaan daerah?

Itu ruang bermain anak, seperti di perpustakaan lain jepara itukan ada kaya

permainan anak jadi kalau anak-anak TK datang itukan ada kaya dandulan

(ayunan), karena kan halamannya kurang, jadi untuk ruang bermain anak

harusnya kan ada taman sendiri diluar, tapi karena lahannya kita juga hanya

kecil itu tadi. kalau pelayanan didalam gedung sudah bagus, saya rasa sedikit

ya atau bahkan jarang saya meilihata pemustaka yang istilahnya protes, ngeluh

pada pelayanan belum pernah bahkan mas, ya itu sudah baguslah.kemudian

masih kurang pada bagian cctv atau pengamanan, kitakan masih kekurangan

cctv jadi kalau pengunjung masuk kitakan belum lengkap ini dari segi

Page 172: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

pengamanan masih kurang. Inikan rencana mau ditambah cctv lagi. Seperti

kemarin itu ada anak sekolah sma mana saya lupa dia bawa pulang kunci

lokernya padahal loker itu kan, dia merasa kalau lokernya itu miliknya setelah

dua ata tiga hari pas dia dating baru dibuka lagi. Itu sering mas ,ya itu tadi kan

posisi lokernya kan tidak punya ruang sendiri ada yang diatas ada yang

dibawah, jadi harusnya ada ruang sendiri buat tas, atau ada petugasnya sendiri

mas. Tapi ya itu ruangnya kurang, tenaganya kita juga sedikit.

Berdasarkan Desain dan Tata Ruang Perpustakaan

1. Bagaiamana konsep desain eksterior di perpustakaan darah ini? (lokasi,

bentuk gedung, tata halaman,)

kan mungkin desain antara perpus sini dengan perpus lailainnya ini belum ada

patokkannya desain perpus itu kaya gini, saya kalau kunjungan kelain daerah

itu lain-lain modelnya, kalau yang disini menurut saya sudah mencukupi,

ruang referensi sudah ada sendiri, mushola ada sendiri, wc ada, dapur ada

dibawah. Ya kalo dilihat dari luar bangunannya sudah tampak baguslah mas,

lokasinya juga strategis yakan mas, berada di dekat pemberhentian bus, itu

halte BRT mas, trus di pusat kota, ya pokoknya sudah bagus dan strategis

untuk ukuran perpustakaan daerah.

2. Bagaiamana konsep desain interior di perpustakaan darah ini? (pencahayaan,

pemilihan warna, interior furniture, penataan ruang)

deasin interior kurang terutama ruang anak. Kalau ruang anak di kantor

perpustakaan lain itu ada gambar-gambar hiasan dinding. Kan ruang anak

kalau saya lihat di perpustakaan lain ada mungkin disini masih kurang

terutama di ruang layanan anak. Kalau diruang anak itukan kalau disini kalau

siang yang ngisi malah bapak-bapak itu lesehan. Kekurangan lain terutama

diruang halaman, ruang bermain untuk anak diluar kantor itu. Kalau di

ambarawa itu ada ruangan khusus untuk bermain. Kalau di ambarawa

dibelakang itu ada halaman luas itu khusus untuk bermain anak

3. Menurut anda bagaimana idealnya desain dan tata ruang sebuah perpustakaan

daerah itu?

Page 173: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

Gimana ya mas, sebenarnya kalo menurut saya itu perpustakaan ini itu sudah

ideal mas, mungkin yang kurang itu mas seharusnya ruang pengollahan itu ada

sendiri, ruang server ada sendiri, gudang ada sendiri, kita kan selama ini masih

itu mas terutama ruang pengolahan itu kan masih dipakai juga untuk ruang

server. Kalau idealnya harusnya itu kan ada sendiri-sendiri. Ruang penitipan

tas,

Berdasarkan Sumber-sumber Informasi

1. Sumber-sumber informasi apa saja yang dimiliki perpustakaan?

Koran, majalah, internet, buku, skripsi, dvd/vcd kalau mau pinjem diruang

dalem itu ada vcd tentang apa ilmu pengetahuan tentang ternak sapi , ikan itu

ada. Kalau dokumenter2 itu disimpan dibagian arsip. Pak tri itu documenter

tentang sejarah gedung. Itu diletakkannya di gedung arsip

2. Bagaimana metode akuisisi sumber informasi terutama sumber informasi

bahan pustaka?

Kalau buku anggaran dari APBD sumber dana dari APBD semua. Kita hanya

penyalur, jadi kita yang memilih buku dari katalog-katalog penerbit itu, dari

usulan pemustaka, Itu berdasarkan usulan pengunjung. Umpamanya dalam

pemilihan buku inikan gak ada pengunjung usul “pak ini gak ada ini gak ada

gitu”. Dari katalog contoh katalog penerbit kan tiap tahun mengirimi katalog

itu. Setelah itu baru kita pilih kira-kira buku yang belum kita miliki itu apa.

3. Adakah kekurangan dari sumber informasi?

Koran majalah sudah cukup, sudah lengkap.tidak ada kekurangan menurut

saya.

4. Menurut anda bagaimana idealnya sumber informasi sebuah perpustakaan

daerah itu?

Idealnya perpustakaan itu rutin melakukan pengadaan koleksi, tapi inikan

kaitannya dengan anggaran dana dari pemerintah juga ya, tapi kalo bisa rutin

tiap setahun sekali atau dua kali itu lebih bagus. Kalo kita selama ini kan

masih setahun sekali. Tapi ini rencananya baru ngajuin anggaran lagi untuk

pengadaan buku, jadi mungkin nanti bisa dua kali pengadaan setahunnya.

Page 174: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

Berdasarkan Program Perpustakaan

1. Program-program apasaja yang anda ketahui di perpustakaan?

Program tiap tahun kan itu pameran buku, trus pemutaran film itu

diprogramkan tiap tahun saya kurang tahu bulannya tapi ini tiap tahun ada,

nantikan kalau kita tidak ada pengunjung umpamanya tk tidak ada yang

mengajukan kita ngirim surat ini umpamanya tk mana itu dikirim ini mau

datang kalau mau datang. Pemutaran film itu sama story telling dianggarke

kita ada anggaran, iytu kalau ada tk yang berkunjung kesini atas inisiatif tdari

sekolahan sendiri aja ya kita sekedar untuk apa memfasilitasi minuman, sama

makanan kecil itu ada terus kita ngasih sekedar bantuan untuk transport

padahal dia sendiri yang inisiatif untuk datang sendiri. Seumpama tidak ada

yang berkunjungkan kita sudah ada anggaran tap dikasih undangan tapi sini ya

tetep yang memfasilitasi ruang audiovisual. Program rutin keliling, sama

motor keliling. Namanya pake tossa yang roda keliling itu yang baru berjalan

diambarawa. Kalau disinikan medannya agakberat juga dan juga dekat

perpustakaan yang keliling pake mobilpun yang dekat gak dikelilingi. Kalau

program untuk pemustaka dulu kalau yang dulu2 itu bu wekas itu to PNS

perikanan itu sering bikin program semisal bikin kerajinan dari apa kain perca

itu yang dilatih pengunjung2 tapi sekarang bu wekasnya sudah sibuk jarang2,

tapi dulu ada, dulu sering pengunjung diajari bikin bunga dari kertas dari

plastic dulu.

2. Adakah kekurangan pad program yang diselenggarakan perpustakaan?

Kekurangan kalau dulukan kendalanya ruangan karana dulu belum ada

ruangna kalau sekarang sudah ada. Kalau seperti storytelling, motor keliling

kekurangannya di tenaga karenakan di handle pegawainya juga, kalau

diambarawa kan dihandlenya mas bambang padahal mas bambangkan

pegawainya juga perpustakaan umum jadi kalau mas bamabang ada undangan

keluar itu petugas perpus Cuma satu orang . contoh sini kalau sini saya

kelilingkan bawa temen sini ya kekurangan itu di tenaga

Page 175: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

3. Menurut anda bagaimana idealnya program kegiatan sebuah perpustakaan

daerah itu?

Ya itu seperti keterampilan seperti yang saya ceritakan dulu , sini ada les

inggris sini ya sekarang gak berjalan kan sini tiap jumat dulu ada kursus les

Bahasa inggris itu barusan berhenti dulu ada kerjasama sama BPD jateng itu

tiap jumat diruang audio visual dibuka untuk kursus b.inggris pesertanya

anak-anak pengunjung juga dulu ini yang menyelenggarakan pak ase, itu

tutornya orang luar,dulu ada sumber dananya dari bank jateng bantu itu ngasih

bantuan motor pintar itu , Cuma pak asenya jarang mau bergabung dengan

kita yang di pelayanan itu pustakawan juga beliaukan ruangnanya dibawah

jadi kalau dengan yang diatas itu kurang

Page 176: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

DOKUMENTASI PENELITIAN

1. Gambar Gedung dan Lantai satu Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

Gedung Perpustakaan

Ruang Lobi Utama Kantor

LAMPIRAN 4

Page 177: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

Ruang Penitipan Tas

2. Gambar Lantai Dua Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

Kotak Saran dan Buku Pengunjung

Touch screen

Page 178: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

3.

Dokumentasi wawancara dengan informan

Ruang Baca Pengunjung

Ruang Komputer

Ruang Layanan Sirkulasi

Ruang Baca Anak

Page 179: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

wawancara dengan pustakawan

Wawancara dengan pustakawan

Wawancara dengan Pemustaka

Page 180: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

SURAT IJIN PENELITIAN

LAMPIRAN 5

Page 181: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang

LAMPIRAN 6

LAMPIRAN 7

Page 182: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang
Page 183: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang
Page 184: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang
Page 185: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang
Page 186: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang
Page 187: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang
Page 188: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang
Page 189: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang
Page 190: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang
Page 191: HALAMAN PERNYATAANeprints.undip.ac.id/81326/1/SKRIPSI--Konsep_Perpustakaan... · Web viewNelly Rahmawati, SH. M.Hum., selaku Kepala Perustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Semarang