HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

137

Transcript of HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

Page 1: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

HALAMAN SAMPULHUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU

MAKAN SUMBER ENERGI PADA WANITA PRAKONSEPSI

YANG DILAYANI KUA KECAMATAN PAMULANG

KOTA TANGERANG SELATAN

TAHUN 2016

SKRIPSI

Oleh:

APRILITA NOOR AMELIA

1112101000095

PEMINATAN GIZI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H / 2017 M

Page 2: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

HALAMAN JUDULHUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU

MAKAN SUMBER ENERGI PADA WANITA PRAKONSEPSI

YANG DILAYANI KUA KECAMATAN PAMULANG

KOTA TANGERANG SELATAN

TAHUN 2016

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperolehgelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

Oleh:

APRILITA NOOR AMELIA

1112101000095

PEMINATAN GIZI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H / 2017 M

Page 3: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

LEMBAR PERNYATAAN

Page 4: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANPROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKATPEMINATAN GIZISkripsi, Juni 2017

Nama : Aprilita Noor Amelia, NIM : 1112101000095

Hubungan Pengetahuan, Sikap dengan Perilaku Makan Sumber Energi padaWanita Prakonsepsi yang Dilayani KUA Kecamatan Pamulang KotaTangerang Selatan Tahun 2016xvi + 137 halaman, 11 tabel, 3 gambar, 8 lampiran

Abstrak

Salah satu masalah kesehatan yang masih sering terjadi pada wanita adalahKekurangan Energi Kronis (KEK). Dampak KEK meliputi status gizi rendah, dancenderung dapat melahirkan BBLR, kelahiran prematur, bahkan kemungkinan bayimeninggal dunia. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana hubunganpengetahuan, sikap dengan perilaku makan sumber energi pada wanita prakonsepsiyang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan tahun 2016.

Responden pada penelitian ini berjumlah 148 orang dengan rentang usia (15-49tahun) yang dipilih melalui metode quota sampling. Penelitian ini merupakanpenelitian epidemiologi observasional analitik dengan desain cross sectional.Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan kuesioner pengetahuan dansikap untuk mengetahui karakteristik responden, dan melakukan wawancara denganmetode Semi Quantitative FFQ untuk melihat konsumsi makanan sumber energi.Kemudian data di analisis univariat dan bivariat dengan uji chi square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar wanita prakonsepsimemiliki perilaku makan sumber energi kurang (84,5%), pengetahuan gizi rendah(50,7%) dan sikap gizi negatif (65,5%). Berdasarkan hasil uji bivariat dengan tingkatkemaknaan 5% diketahui bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi wanitaprakonsepsi dengan perilaku makan sumber energi (p=0,197). Namun, terdapathubungan antara pengetahuan mengenai makanan sumber energi dengan perilakumakan sumber energi (p=0,023). Kemudian tidak ada hubungan signifikan antarasikap gizi wanita prakonsepsi terhadap perilaku makan sumber energi (p=0,784).Namun, terdapat hubungan antara sikap terhadap porsi konsumsi sumber energi yangtepat dan sikap terhadap upaya agar memiliki berat badan ideal dengan perilakumakan sumber energi (p=0,050; p=0,027).

Oleh sebab itu, diharapkan bagi pihak KUA, Puskesmas Pamulang dan DinasKesehatan Kota Tangerang Selatan agar dapat bekerjasama dalam memberikanedukasi kesehatan bagi wanita prakonsepsi, sehingga lebih memahami dan bersikappositif terhadap porsi makanan sumber energi dalam mempertahankan pangan danmenjaga berat badan ideal.

Kata kunci: Prakonsepsi, KEK, KUADaftar bacaan: 64 (2001-2016)

Page 5: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

ABSTRACTFACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCEDEPARTEMENT OF PUBLIC HEALTH

NUTRITION CONCENTRATIONUndergraduate Thesis, Juni 2017

Name : Aprilita Noor Amelia, ID Number: 1112101000095

Relationship of Knowledge, Attitudes with Eating Behavior Energy Sources onPreconceptioned Women has Served at KUA Pamulang District SouthTangerang City in 2016

xvi + 137 pages, 11 tables, 3 pictures, 8 attachments

Abstract

One of the most common health problems in women is Chronic EnergyDeficiency. The effects of chronic energy deficiency include low nutritional status,and tend to give birth to LBW, premature, and there is even a possibility at infantdeath. Therefore, researchers want to know how the relationship of knowledge,attitude with eating behavior of energy source in preconception woman who servedat KUA Pamulang District South Tangerang City in 2016.

Respondents of this study amounted to 148 people with age range (15-49 years)were selected through the quota sampling method. This research is an observationalanalytic epidemiological research with cross sectional design. The data werecollected through interviews with knowledge and attitude questionnaires to find outthe characteristics of the respondents, and to interview with Semi Quantitative FFQmethod to see the consumption of food sources of energy. Then the data in univariateand bivariate analysis with chi square test.

The results showed that most pre-conception women had less eating energy(84.5%), low nutritional knowledge (50.7%) and negative nutritional attitude(65.5%). Based on the result of bivariate test with significance level 5% it is knownthat there is no correlation between nutritional knowledge of preconceptional womanwith feeding behavior of energy source (p = 0,197). However, there is a relationshipbetween knowledge of food sources of energy and the eating behavior of energysources (p = 0.023). Then there was no significant correlation between femalepreconception preconception attitude toward feeding behavior of energy source (p =0,784). However, there is a correlation between attitudes toward the portion ofconsumption of proper energy sources and attitudes toward efforts to have idealbody weight with feeding behavior of energy source (p = 0.050; p = 0.027).

Therefore, it is hoped that KUA, Puskesmas Pamulang and South Tangerang CityHealth Office can cooperate in providing health education for preconceptionalwomen, so that they are more understanding and positive towards the food portionof energy source in maintaining food and maintaining ideal body weight.

Keywords : Preconceptions, Chronic Energy Deficiency, KUAReferences : 64 (2001-2016)

Page 6: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Page 7: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

GUJI

Page 8: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. DATA PENULIS

Nama : Aprilita Noor Amelia

Jenis kelamin : Perempuan

TTL : Bukit Selabu, 21 April 1995

Alamat : RT 008 RW 004 Ds. Karya Maju Kec. Keluang Kab. MuBa

No. Telp/HP : 085691475999

Kebangsaan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Email : [email protected]

B. RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL

2012 – sekarang : Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2009 – 2012 : MA PP. Qodratullah Langkan Banyuasin III SumSel

2006 – 2009 : MTs PP. Qodratullah Langkan Banyuasin III SumSel

2000 - 2006 : SDN 1 Lokajaya Musi Banyuasin SumSel

1999 - 2000 : TK Kuntum Melati Musi Banyuasin SumSel

Page 9: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Alhamdulillahirabbil ‘alamin,. Segala puji bagi Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Hubungan Pengetahuan, Sikap dengan Perilaku Makan Sumber

Energi pada Wanita Prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang

Kota Tangerang Selatan Tahun 2016” dengan baik. Shalawat serta salam

senantiasa tercurahkan kepada suri teladan kita Nabi Muhammad SAW beserta

keluarga, sahabat dan pengikutnya. Ucapan terima kasih penulis haturkan dengan

penuh rasa hormat dan suka cita atas terselesaikannya skripsi ini kepada :

1. Orang tua tercinta Bapak Tumidi dan Ibu Marfungawati yang telah berikhtiar,

sabar, serta kepada Kakakku dr. Wika HR, dan Ketiga Adikku Putri Ayu A,

Putra Maulana Z, dan Nisa Nur H yang telah memberi semangat, dukungan serta

doa untuk penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M.Kes selaku dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

banyak membantu dan teruslah menjadi bapak kebanggaan kami.

3. Ibu Fajar Ariyanti, SKM, M.Kes, Ph.D selaku Ketua Program Studi Kesehatan

Masyarakat sekaligus staf dosen yang telah sabar mendidik dan mengajarkan

ilmu pengetahuan yang berguna dan bermanfaat bagi masa depan penulis.

4. Ibu Febrianti, S.P, M.Si dan Ibu Mukhlidah Hanun Siregar, MKM selaku

pembimbing I dan pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk

membimbing penulis. Terima kasih untuk segala masukan dan nasihatnya bu.

Page 10: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

5. Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Kepala KUA Kecamatan Pamulang

beserta jajaran staf, terkhusus Bapak Cecep dan Ibu Nurjannah yang telah

memberikan izin serta telah banyak membantu dan membimbing penulis selama

penelitian.

6. Teman-teman seperjuangan Kesehatan Masyarakat. Peminatan Gizi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2012, terkhusus Kak Arina Khoirina yang telah menjadi

keluarga di perantauan, bersama-sama menuntut ilmu, membantu, berdiskusi,

memberi dukungan serta doa terhadap penelitian ini.

7. Keluarga Besar As-shoff MuBa yang juga telah menjadi keluarga di perantauan,

bersama-sama menuntut ilmu, membantu, berdiskusi, memberi dukungan serta

doa terhadap penelitian ini. Terimakasih kalian.

Semoga ilmu yang diajarkan, bimbingan dan arahan yang disampaikan, serta

doa dan dukungan yang telah diberikan dari berbagai pihak terhadap penulis,

mendapatkan ganjaran pahala dari Allah SWT. Penulis menyadari penyusunan

skripsi ini tentu masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mohon maaf

jika terdapat banyak kekeliruan. Dari semua pihak yang membaca juga sangat

diharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai bahan masukan bagi penulis.

Atas kerja samanya penulis ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Jakarta, Juni 2017

Penulis

Page 11: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN................................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................................. iv

ABSTRACT........................................................................................................... vi

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................... vii

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI ............................................................... viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................... ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL................................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xvii

BAB I ...................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 6

1.3 Pertanyaan Penelitian................................................................................ 6

1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 8

1.6 Ruang Lingkup.......................................................................................... 9

BAB II................................................................................................................... 10

2.1 Wanita Prakonsepsi................................................................................. 10

2.1.1 Wanita Usia Subur (WUS) dan Masa Prakonsepsi ............................ 10

2.1.2 Kebutuhan Gizi pada Wanita Prakonsepsi ......................................... 12

2.1.3 Kebutuhan Energi pada Wanita Prakonsepsi ..................................... 20

2.2 Perilaku Makan ....................................................................................... 24

2.2.1 Pengertian Perilaku Makan ................................................................ 24

Page 12: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

2.2.2 Dampak Perilaku Makan.................................................................... 27

2.2.3 Metode Penilaian Konsumsi Pangan.................................................. 32

2.3 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku ................................. 36

2.3.1 Pengetahuan (Knowledge).................................................................. 38

2.3.2 Sikap (Attitude) .................................................................................. 41

2.4 Kerangka Teori ....................................................................................... 42

BAB III ................................................................................................................. 45

3.1 Kerangka Konsep.................................................................................... 45

3.2 Definisi Operasional ............................................................................... 47

3.3 Hipotesis Penelitian ................................................................................ 49

BAB IV ................................................................................................................. 50

4.1 Desain Penelitian .................................................................................... 50

4.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian ................................................................. 50

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 50

4.4 Metode Pengumpulan Data..................................................................... 52

4.5 Instrumen Penelitian ............................................................................... 54

4.6 Manajemen Data ..................................................................................... 58

4.7 Analisis Data........................................................................................... 61

4.7.1 Analisis Univariat............................................................................... 61

4.7.2 Analisis Bivariat ................................................................................. 61

4.8 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ............................................................ 62

BAB V............................................................................................................... 64

5.1 Gambaran KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016................................ 64

5.2 Analisis Univariat ..................................................................................... 65

5.2.1 Gambaran Perilaku Makan Sumber Energi pada Wanita Prakonsepsi yangdilayani KUA Kecamatan Pamulang ................................................. 65

5.2.2 Gambaran Pengetahuan Gizi Wanita Prakonsepsi yang dilayani KUAKecamatan Pamulang......................................................................... 66

5.2.3 Gambaran Sikap Gizi Wanita Prakonsepsi yang dilayani KUA KecamatanPamulang............................................................................................ 67

5.3 Analisis Bivariat ...................................................................................... 70

Page 13: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

5.3.1 Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Perilaku Makan Sumber Energi padaWanita Prakonsepsi yang Dilayani KUA Kecamatan Pamulang....... 70

5.3.2 Hubungan Sikap Gizi dengan Perilaku Makan Sumber Energi padaWanita Prakonsepsi yang Dilayani KUA Kecamatan Pamulang....... 72

BAB VI ................................................................................................................. 75

6.1 Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 75

6.2 Gambaran Perilaku Makan Sumber Energi .............................................. 75

6.3 Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Makan Sumber Energi ............ 78

6.4 Hubungan Sikap dengan Perilaku Makan Sumber Energi ....................... 81

BAB VII ................................................................................................................ 87

7.1 Simpulan................................................................................................... 87

7.2 Saran ......................................................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 91

Page 14: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi (AKG) bagi Wanita Usia Subur (WUS) Umur 15-49 Tahun ........................................................................................................ 15

Tabel 2.2 Makanan Sumber Karbohidrat, Protein dan Lemak ............................. 22

Tabel 4.1 Nilai P (Proporsi) Variabel Dependen dan Variabel Independen ......... 48

Tabel 5.1 Nama-nama Kelurahan di KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016 ... 64

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Perilaku Makan Sumber Energi pada WanitaPrakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016............ 65

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Gizi Wanita Prakonsepsi yang dilayaniKUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016....................................................... 64

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Gizi Wanita Prakonsepsi BerdasarkanPertanyaan Kuesioner di KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016 .............. 66

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Sikap Gizi Wanita Prakonsepsi yang dilayani KUAKecamatan Pamulang Tahun 2016 ................................................................ 67

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Sikap Gizi Wanita Prakonsepsi BerdasarkanPertanyaan Kuesioner di KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016 .............. 67

Tabel 5.7 Analisis Hubungan antara Pengetahuan Gizi dengan Perilaku MakanSumber Energi pada Wanita Prakonsepsi yang dilayani KUA KecamatanPamulang Tahun 2016 ................................................................................... 69

Tabel 5.8 Analisis Hubungan antara Pertanyaan Pengetahuan Gizi KonsumsiMakanan Sumber Energi (B1) dengan Perilaku Makan Sumber Energi padaWanita Prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Tahun 201669

Tabel 5.9 Analisis Hubungan antara Sikap Gizi dengan Perilaku Makan SumberEnergi pada Wanita Prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan PamulangTahun 2016 .................................................................................................... 70

Tabel 5.10 Analisis Hubungan antara Pertanyaan Sikap Gizi Konsumsi Buah danSayur (C2) dengan Perilaku Makan Sumber Energi pada Wanita Prakonsepsiyang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016................................ 71

Tabel 5.11 Analisis Hubungan antara Pertanyaan Sikap Gizi Terhadap Upaya BBIdeal (C8) dengan Perilaku Makan Sumber Energi pada Wanita Prakonsepsiyang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016................................ 72

Page 15: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tumpeng Gizi Seimbang (TGS) ....................................................... 14

Gambar 2.2 Kerangka Teori.................................................................................. 44

Gambar 3.1 Kerangka Konsep .............................................................................. 46

Page 16: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian Dinas Kesehatan (DinKes)

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian Kantor Urusan Agama (KUA)

Lampiran 3 Formulir Persetujuan Responden Penelitian dan Data Diri

Lampiran 4 Kuesioner Pengetahuan Gizi

Lampiran 5 Kuesioner Sikap Gizi

Lampiran 6 Formulir Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire

Lampiran 7 Output Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Lampiran 8 Output Analisis Data Software Komputer

Page 17: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan keadaan status gizi

kurang yang dapat terjadi pada Wanita Usia Subur (WUS) maupun wanita

hamil (Kemenkes, 2013). WUS adalah wanita yang rata-rata berumur 15

hingga 49 tahun baik yang berstatus kawin maupun yang belum kawin atau

janda. Dapat disimpulkan bahwa WUS adalah wanita prakonsepsi yang siap

menghadapi kehamilan, serta dapat merencanakan kehamilannya sekitar tiga

hingga enam bulan, bahkan setahun sebelum terjadinya pembuahan atau

konsepsi (BKKBN, 2012).

Masa prakonsepsi merupakan masa sebelum terjadinya pembuahan

atau masa sebelum hamil yang dapat terjadi sekitar tiga hingga enam bulan

sebelum konsepsi (Huliana, 2007). Wanita prakonsepsi merupakan wanita

yang siap menjadi ibu serta dapat memperhatikan kesehatan dirinya (Rhode

Island Department of Health, 2012). Penyebab utama KEK adalah

kekurangan asupan energi dalam waktu lama dan dapat diketahui dengan

cara mengukur Lingkar Lengan Atas (LiLA) melalui ambang batas <23,5

cm bagi WUS dan wanita hamil (Kemenkes, 2013).

Page 18: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

2

Dampak yang dapat ditimbulkan dari keadaan ibu yang mengalami

KEK baik sebelum dan selama hamil adalah status gizi rendah atau biasa

dikatakan IMT rendah, dan cenderung dapat melahirkan BBLR, kelahiran

prematur, bahkan kemungkinan bayi meninggal dunia (Devi, 2010; Grieger,

2014; dan Apriadji, 2005 dalam Ervina dkk, 2014).

Berdasarkan laporan Riskesdas tahun 2007 dan tahun 2013,

prevalensi risiko KEK pada wanita hamil umur 15–49 tahun secara nasional

mengalami peningkatan sebesar 13,6% dan 24,2%. Di Provinsi Banten,

prevalensi risiko KEK juga mengalami peningkatan pada tahun 2007

(12,6%) menjadi (27,4%) pada tahun 2013 dengan angka prevalensi risiko

KEK di provinsi Banten lebih tinggi daripada angka prevalensi nasional.

Selain itu, Provinsi Banten juga merupakan salah satu dari 13 provinsi yang

berisiko KEK (Depkes RI, 2008 dan Kemenkes RI, 2013). Sehingga masih

perlu diperhatikan terkait KEK pada ibu hamil di Provinsi Banten.

Berdasarkan Riskesdas Banten tahun 2013, prevalensi tertinggi

ditunjukkan pada Kota Tangerang Selatan sebesar 45,4%. Hal ini

dikarenakan angka prevalensi KEK di Kota Tangerang Selatan lebih tinggi

daripada angka prevalensi nasional dan prevalensi di Provinsi Banten.

Sehingga Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu kota yang

menyumbang masalah KEK khususnya pada ibu hamil.

Di Kota Tangerang Selatan, KEK merupakan salah satu masalah

kesehatan pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pamulang sebanyak

1,34% (Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2016). Berdasarkan hasil

laporan profil Puskesmas Pamulang juga menunjukkan bahwa masalah KEK

Page 19: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

3

di wilayah kerja Puskesmas Pamulang pada ibu hamil risiko KEK pada

tahun 2014 (0,47%) menjadi (0,49%) pada tahun 2015. Hal ini menandakan

bahwa terjadi peningkatan prevalensi KEK pada ibu hamil risiko KEK

dalam tiga tahun terakhir.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada 30 wanita

prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang tahun 2016,

menunjukkan bahwa 24 wanita prakonsepsi (80%) memiliki perilaku makan

sumber energi kurang. Pada penelitian Ausa dkk (2013), menunjukkan

bahwa ibu hamil KEK dan memiliki asupan energi kurang sebanyak 42%.

Hal ini menandakan bahwa masih adanya masalah terkait asupan energi

dengan risiko KEK pada wanita.

Didukung pula dengan hasil penelitian Nurbaiti (2016) yang juga

menyatakan bahwa ada hubungan antara asupan energi dengan KEK pada

wanita usia subur di Desa Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang. Sebanyak 97,4% wanita usia subur memiliki asupan energi

kurang. Dari hasil analisis juga diperoleh nilai korelasi r = 0,792 yang

menunjukan bahwa terdapat korelasi positif antara asupan energi dengan

KEK yang menunjukkan bahwa terdapat kekuatan korelasi yang kuat. Selain

itu, berdasarkan penelitian Irawan dkk (2013) menjelaskan bahwa terdapat

nilai korelasi positif yang menunjukkan ketika semakin besar konsumsi

energi seseorang, maka hal tersebut dapat meningkatkan status BMI dan

LILA seseorang.

Salah satu hal yang harus dihadapi seseorang untuk merencanakan

kehamilan adalah perilaku dalam memilih pangan dan mengonsumsinya

Page 20: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

4

sebagai reaksi terhadap adanya pengaruh fisiologis, psikologis, sosial dan

budaya (Suhardjo, 1989 dalam Dewi, 2013). Perilaku makan dalam

penelitian ini merupakan perilaku makan yang dapat mempengaruhi

kesehatan ibu dan anak. Oleh sebab itu, faktor kondisi ibu sebelum dan

selama kehamilan memang perlu diperhatikan. Menurut Cetin dkk (2010),

menjelaskan bahwa setiap perkembangan kehamilan selain dapat

dipengaruhi oleh asupan nutrisi seorang ibu, juga dapat terkait dengan

pengembangan saraf, serta dapat memiliki dampak jangka panjang pada

perkembangan mental bayi.

Hal ini sesuai dengan kebijakan Kemenkes tahun 2014 yang

menegaskan bahwa seorang ibu memang harus menambah jumlah dan jenis

makanan yang dimakan untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhan bayi dan

kebutuhannya. Selain itu, seorang ibu juga harus mengonsumsi makanan

yang beranekaragam baik proporsi maupun jumlahnya. Karena hal yang

harus diketahui adalah janin akan tumbuh dengan mengambil zat-zat gizi

dari makanan yang dikonsumsi oleh ibunya dan dari simpanan zat gizi yang

berada di dalam tubuh ibunya. Oleh sebab itu, diperlukan pengetahuan,

sikap dan perilaku pemilihan makanan yang baik dan benar bagi seorang ibu

maupun calon ibu.

Menurut penelitian Irawati dkk (1992) dalam (Iqbal, 2013),

menyatakan bahwa tingkat pengetahuan gizi seseorang dapat berpengaruh

terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan. Semakin tinggi

pengetahuan gizi seseorang maka semakin baik pula keadaan gizinya. Hal

ini didukung dengan penelitian Hamid dkk (2014), yang menyatakan bahwa

Page 21: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

5

terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi dengan KEK

pada wanita prakonsepsi di kota Makassar, dengan responden yang

berpengetahuan gizi rendah memiliki peluang 3,852 kali menderita KEK

dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan gizi baik.

Dalam penelitian Ervina et al (2014), menyimpulkan bahwa ada

hubungan antara pengetahuan dengan sikap gizi seimbang terkait konsumsi

makanan beragam (p = 0,000) pada wanita prakonsepsi di Kota Makassar

tahun 2014. Responden yang berpengetahuan kurang dan berperilaku buruk

sebanyak 27 orang (65,9%) dengan nilai p = 0,030 (p ≤0,05), dan responden

yang bersikap negatif dan berperilaku buruk sebanyak 33 orang (71,7%)

dengan nilai p = 0,000 (p ≤0,05).

Dari hasil penelitian tersebut didukung juga oleh penelitian Indriani

dkk (2013), yang menyimpulkan bahwa porsi makan nasi, sayur, dan buah-

buahan pada wanita prakonsepsi di Kabupaten Way Kanan merupakan

makanan sumber energi yang masih belum memenuhi anjuran dalam

Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Hal tersebut menandakan bahwa

masih adanya masalah kesehatan pada wanita, khususnya masalah KEK.

Sehingga masih perlu diperhatikan dengan baik penyelesain masalahnya

terutama kepada calon ibu.

Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa perlu adanya

penelitian terkait masalah perilaku makan pada wanita masa prakonsepsi.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

hubungan pengetahuan, sikap dengan perilaku makan sumber energi pada

Page 22: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

6

wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Kota

Tangerang Selatan tahun 2016.

1.2 Rumusan Masalah

Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan salah satu masalah

perilaku makan sumber energi kurang yang saat ini masih sering terjadi pada

wanita (15-49 tahun) yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang sebesar

84,5%. Dampak yang dapat ditimbulkan dari KEK meliputi status gizi

rendah, dan ibu cenderung dapat melahirkan BBLR, kelahiran prematur,

bahkan kemungkinan bayi meninggal dunia. Oleh sebab itu perlu adanya

pencegahan dan penanggulangan yang harus dilakukan sejak dini bagi

wanita sebagai calon ibu. Sehingga penelitian pada wanita prakonsepsi yang

dilayani KUA Kecamatan Pamulang tahun 2016 ini dilakukan peneliti untuk

mengetahui bagaimana hubungan pengetahuan, sikap dengan perilaku

makan sumber energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA

Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan tahun 2016.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Adapun pertanyan-pertanyaan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana gambaran perilaku makan sumber energi pada wanita

prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Kota Tangerang

Selatan tahun 2016 ?

Page 23: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

7

2. Bagaimana gambaran pengetahuan gizi wanita prakonsepsi yang

dilayani KUA Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan tahun

2016 ?

3. Bagaimana gambaran sikap gizi wanita prakonsepsi yang dilayani

KUA Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan tahun 2016 ?

4. Adakah hubungan antara pengetahuan dengan perilaku makan sumber

energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan

Pamulang Kota Tangerang Selatan tahun 2016 ?

5. Adakah hubungan antara sikap dengan perilaku makan sumber energi

pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang

Kota Tangerang Selatan tahun 2016 ?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Tujuan umum

Diketahuinya hubungan pengetahuan, sikap dengan perilaku makan

sumber energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan

Pamulang Kota Tangerang Selatan tahun 2016.

b. Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran perilaku makan sumber energi pada wanita

prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Kota Tangerang

Selatan tahun 2016.

Page 24: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

8

2. Diketahuinya gambaran pengetahuan gizi wanita prakonsepsi yang

dilayani KUA Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan tahun

2016.

3. Diketahuinya gambaran sikap gizi wanita prakonsepsi yang dilayani

KUA Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan tahun 2016.

4. Diketahuinya hubungan antara pengetahuan gizi dengan perilaku

makan sumber energi pada wanita prakonsepsi di KUA Kecamatan

Pamulang Kota Tangerang Selatan tahun 2016.

5. Diketahuinya hubungan antara sikap gizi dengan perilaku makan

sumber energi pada wanita prakonsepsi di KUA Kecamatan Pamulang

Kota Tangerang Selatan tahun 2016.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi KUA, Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

terutama kepada pihak KUA Kecamatan Pamulang, Puskesmas

Pamulang dan Dinkes Kota Tangerang Selatan tentang pengetahuan,

sikap dan perilaku makan wanita prakonsepsi yang juga dapat digunakan

sebagai dasar pertimbangan dalam perencanaan program gizi yang lebih

baik lagi di wilayah kerja Pamulang khususnya program untuk wanita

pranikah atau prakonsepsi.

2. Bagi Peneliti

Mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan mengembangkan

ilmu gizi yang dimiliki, khususnya terkait gizi maternal dan kesehatan

Page 25: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

9

masyarakat, serta dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian

lanjutan.

1.6 Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswi Peminatan Gizi Program

Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012

untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dengan perilaku makan

sumber energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan

Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2016. Desain studi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah desain studi cross sectional dengan

pendekatan analitik kuantitatif. Adapun responden dalam penelitian ini

adalah calon pengantin wanita yang telah mendaftar di KUA, mengikuti

penataran, dan termasuk kedalam sampel penelitian dari bulan Desember

2016- bulan Mei 2017.

Penelitian dilakukan menggunakan data primer yang diperoleh

melalui wawancara kuesioner pengetahuan dan sikap untuk mengetahui

pengetahuan dan sikap responden, dan wawancara formulir Semi

Quantitative FFQ untuk mengetahui perilaku makan sumber energi pada

responden. Kemudian data yang diperoleh, di analisis menggunakan analisis

univariat dan analisis bivariat dengan uji chi square.

Page 26: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

10

2BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Wanita Prakonsepsi

2.1.1 Wanita Usia Subur (WUS) dan Masa Prakonsepsi

Menurut BKKBN (2011) wanita usia subur adalah wanita yang

rata-rata berumur 15 hingga 49 tahun baik yang berstatus kawin maupun

yang belum kawin atau janda. Selain itu juga keadaan organ reproduksinya

berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun.

Masa prakonsepsi merupakan masa sebelum hamil. Masa saat-saat

sebelum terjadinya pembuahan yang juga dapat terjadi sekitar tiga hingga

enam bulan sebelum konsepsi (Huliana, 2007). Misalnya jika seorang

wanita berencana menikah bahkan dalam waktu enam bulan yang akan

datang, maka mulai saat ini calon ibu sudah harus mempersiapkan diri

terutama dalam memperhatikan pola makan sehat.

Rhode Island Department of Health (2012) menyimpulkan bahwa

wanita prakonsepsi merupakan wanita yang siap menjadi ibu,

merencanakan kehamilan dengan memperhatikan kesehatan diri atau

kesehatan reproduksi, kesehatan lingkungan, serta pekerjaannya. Oleh

sebab itu, masa prakonsepsi ini harus diawali dengan hidup sehat, seperti

memperhatikan makanan yang dimakan oleh calon ibu.

Page 27: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

11

Wanita prakonsepsi adalah wanita usia subur yang siap menjadi

seorang ibu, dimana kebutuhan gizi pada masa ini berbeda dengan masa

anak-anak, remaja, ataupun lanjut usia (Puli et al, 2014). Perawatan

prakonsepsi juga merupakan suatu langkah-langkah penilaian dan

intervensi yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan memodifikasi risiko

medis, perilaku, dan sosial kesehatan wanita, serta hasil kehamilannya dari

sebelum konsepsi (Hadar et al, 2015). Hal ini menandakan bahwa faktor

kondisi ibu sebelum dan selama kehamilan akan sangat menentukan

kondisi bayinya. Adanya kehidupan manusia sejak dalam kandungan,

maka calon ibu perlu memiliki kesehatan dan gizi yang baik. Jika hal

tersebut tidak terwujud, maka dari awal kehidupan hingga kehidupan

selanjutnya akan bermasalah (Devi, 2010).

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa masalah keselamatan dan

kesehatan janin memiliki keterkaitan dengan kesehatan dan status gizi

remaja perempuan yang akan menjadi ibu, remaja perempuan sebagai

calon pengantin juga harus memperhatikan status gizinya dengan baik,

tidak kurus dan tidak anemia atau kekurangan gizi lainnya. Dalam rangka

menyelamatkan 1000 HPK, perlu adanya kebijakan yang mencegah

menikah di usia muda, sehingga perlu adanya kebijakan sinkronisasi

antara Undang-undang No. 1 tahun 1974 dan Undang-undang No. 23

tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, sehingga usia minimal menikah

perempuan dapat ditingkatkan menjadi 18 tahun (Kemenkes RI, 2013).

Centers for Disease Control and Prevention (CDC)

mengidentifikasi empat tujuan untuk meningkatkan kesehatan prakonsepsi

Page 28: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

12

diantaranya yaitu; 1) meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku yang

berhubungan dengan kesehatan prakonsepsi. 2) meyakinkan bahwa semua

wanita usia subur bisa menerima pelayanan perawatan prakonsepsi yang

akan memungkinkan mereka dalam kesehatan yang optimal. 3)

mengurangi risiko lahir cacat, dan 4) mengurangi hasil kehamilan yang

merugikan (Rhode Island Department of Health, 2012).

2.1.2 Kebutuhan Gizi pada Wanita Prakonsepsi

Manusia merupakan makhluk hidup yang membutuhkan asupan

makanan untuk memperoleh zat- zat yang sangat berguna bagi tubuh. Oleh

sebab itu, makanan yang dikonsumsi seseorang juga harus mengandung

berbagai zat-zat gizi yang dibutuhkan dengan jumlah dan mutu yang

mencukupi.

Gizi merupakan suatu proses organisme melalui makanan yang

dikonsumsi secara normal dengan tahapan serta proses yang dimulai dari

digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme hingga eksresi

atau pengeluaran zat- zat yang tidak digunakan oleh tubuh, dan berfungsi

dalam mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari

organ-organ, serta yang dapat menghasilkan energi (Supariasa, 2001).

Kata gizi berasal dari bahasa arab yaitu ghidza yang berarti

makanan. Oleh sebab itu, ilmu gizi juga berkaitan dengan tubuh manusia.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa gizi merupakan suatu proses dimana

semua makhluk hidup memanfaatkan makanan untuk keperluannya dalam

memberi energi, pertumbuhan serta pemelihara fungsi organ tubuh, dan

sebagai pengatur proses tubuh.

Page 29: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

13

Berbicara tentang gizi, maka diperlukan adanya susunan pangan

sehari-hari yang mengandung gizi seimbang. Dalam hal ini yaitu Pedoman

Gizi Seimbang yang diyakini mampu mengatasi masalah gizi terutama

dalam hal beban gizi ganda, baik kekurangan maupun kelebihan gizi.

Pedoman Gizi Seimbang merupakan pedoman untuk konsumsi makan

sehari-hari yang harus mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah

(porsi) yang sesuai dengan kebutuhan setiap orang atau kelompok umur,

mengandung berbagai zat gizi (energi, protein, vitamin dan mineral), serta

dapat dijadikan sebagai pedoman makan, aktivitas fisik, perilaku hidup

bersih dan mempertahankan berat badan normal (Kemenkes, 2014).

Secara umum terdapat pesan khusus gizi seimbang yang perlu

diperhatikan bagi calon pengantin adalah mengonsumsi aneka ragam

makanan untuk memenuhi kebutuhan energinya. Hal tersebut meliputi

konsumsi zat gizi makro dan mikro (karbohidrat, protein, vitamin dan

mineral) yang akan digunakan sebagai proses pertumbuhan tubuh yang

cepat, peningkatan volume darah dan peningkatan hemoglobin dalam

darah yang berguna untuk mencegah anemia yang disebabkan karena

kehilangan zat besi selama proses menstruasi (Kemenkes, 2014).

Sesuai penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan gizi

yang diperlukan bagi wanita prakonsepsi benar harus mengandung

berbagai zat gizi dan juga harus sesuai dengan anjuran. Berikut anjuran

Angka Kecukupan Gizi (AKG) bagi WUS yang telah ditetapkan

(Kemenkes RI, 2014):

Page 30: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

14

Zat GiziAngka Kecukupan Gizi (AKG)

13-15 tahun 16-18 tahun 19-29 tahun 30-49 tahun

Energi(kkal)

2125 2125 2250 2150

Protein (g) 69 59 56 57

Folat (mcg) 400 400 400 400

B6 (mg) 1,2 1,2 1,3 1,3

B12 (mcg) 2,4 2,4 2,4 2,4

Besi (mg) 26 26 26 26

Sumber : Kemenkes RI (2014)

Berikut 4 prinsip Gizi Seimbang menurut Kemenkes RI (2014) yang

dapat dijadikan acuan bagi wanita prakonsepsi terkait perilaku makan sehat

terdiri dari; membiasakan makan-makanan yang beranekaragam atau

bervariasi, berperilaku hidup bersih, melakukan aktivitas fisik, dan

memantau berat badan ideal. Adapun gambar Tumpeng Gizi Seimbang

(TGS) dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi (AKG) Bagi WUS

Gambar 2.1 Tumpeng Gizi Seimbang (TGS)

14

Zat GiziAngka Kecukupan Gizi (AKG)

13-15 tahun 16-18 tahun 19-29 tahun 30-49 tahun

Energi(kkal)

2125 2125 2250 2150

Protein (g) 69 59 56 57

Folat (mcg) 400 400 400 400

B6 (mg) 1,2 1,2 1,3 1,3

B12 (mcg) 2,4 2,4 2,4 2,4

Besi (mg) 26 26 26 26

Sumber : Kemenkes RI (2014)

Berikut 4 prinsip Gizi Seimbang menurut Kemenkes RI (2014) yang

dapat dijadikan acuan bagi wanita prakonsepsi terkait perilaku makan sehat

terdiri dari; membiasakan makan-makanan yang beranekaragam atau

bervariasi, berperilaku hidup bersih, melakukan aktivitas fisik, dan

memantau berat badan ideal. Adapun gambar Tumpeng Gizi Seimbang

(TGS) dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi (AKG) Bagi WUS

Gambar 2.1 Tumpeng Gizi Seimbang (TGS)

14

Zat GiziAngka Kecukupan Gizi (AKG)

13-15 tahun 16-18 tahun 19-29 tahun 30-49 tahun

Energi(kkal)

2125 2125 2250 2150

Protein (g) 69 59 56 57

Folat (mcg) 400 400 400 400

B6 (mg) 1,2 1,2 1,3 1,3

B12 (mcg) 2,4 2,4 2,4 2,4

Besi (mg) 26 26 26 26

Sumber : Kemenkes RI (2014)

Berikut 4 prinsip Gizi Seimbang menurut Kemenkes RI (2014) yang

dapat dijadikan acuan bagi wanita prakonsepsi terkait perilaku makan sehat

terdiri dari; membiasakan makan-makanan yang beranekaragam atau

bervariasi, berperilaku hidup bersih, melakukan aktivitas fisik, dan

memantau berat badan ideal. Adapun gambar Tumpeng Gizi Seimbang

(TGS) dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi (AKG) Bagi WUS

Gambar 2.1 Tumpeng Gizi Seimbang (TGS)

Page 31: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

15

Setelah adanya konsep 4 prinsip Gizi Seimbang pada TGS diatas,

Kemenkes RI (2014) juga menetapkan 13 pesan dasar gizi seimbang

sebagai pedoman praktis untuk mengatur makanan yang dikonsumsi

sehari-hari agar tetap seimbang dan aman, khususnya dalam hal ini bagi

wanita sebagai calon ibu, dengan tujuan agar status gizi serta kesehatan

yang optimal dapat tercapai serta dipertahankan.

Adapun 13 pesan dasar Pedoman Umum Gizi Seimbang yang perlu

diketahui adalah sebagai berikut: 1) Makanlah aneka ragam makanan; 2)

Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi; 3) Makanlah

makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi; 4) Batasi

konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi; 5)

Gunakan garam beryodium; 6) Makanlah makanan sumber zat besi; 7)

Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI

sesudahnya; 8) Biasakan makan pagi; 9) Minumlah air bersih yang aman

dan cukup jumlahnya; 10) Lakukan aktivitas fisik secara teratur; 11)

Hindari minuman yang beralkohol; 12) Makanlah makanan yang aman

bagi kesehatan; 13) Bacalah label pada makanan yang dikemas.

Salah satu pesan dasar utama pedoman gizi seimbang diatas yaitu

membiasakan makan-makanan yang bervariasi. Hal tersebut sesuai dengan

Kemenkes (2014) yang menjelaskan bahwa terdapat pesan gizi seimbang

bagi wanita atau calon pengantin dalam memenuhi kebutuhan energi, yaitu

dengan cara mengonsumsi aneka ragam makanan. Karena sumber energi

dapat diperoleh dari berbagai sumber makanan, dan merupakan suatu

Page 32: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

16

proses yang digunakan untuk pertumbuhan, peningkatan volume darah dan

peningkatan hemoglobin dalam darah yang sangat diperlukan bagi wanita

atau calon pengantin. Oleh sebab itu, hal ini menandakan bahwa setiap

manusia khususnya wanita atau calon pengantin memang membutuhkan

makanan yang beranekaragam atau bervariasi dalam memenuhi kebutuhan

energinya.

Sejalan dengan penelitian Kurniasih dkk (2010), yang menyatakan

bahwa satu makanan saja tentu tidak akan cukup untuk memenuhi

kebutuhan gizi seseorang, karena satu makanan tidak dapat mencakup

seluruh zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, kecuali Air Susu Ibu (ASI).

Oleh sebab itu, ketika semakin bervariasi makanan yang dihidangkan,

maka semakin mudah pula kebutuhan akan berbagai zat gizi untuk

terpenuhi.

Konsumsi anekaragam makanan, seperti perbanyak konsumsi

sayur dan buah juga menjadi syarat bagi wanita atau calon pengantin.

Sesuai dengan teori Departemen Kesehatan (2003) yang menyatakan

bahwa, variasi konsumsi makanan ideal dalam hidangan sehari-hari pada

umumnya ialah jika setiap kali makan hidangan tersebut terdiri dari 4

kelompok makanan yaitu; makanan pokok, lauk-pauk, sayur dan buah.

Sayuran hijau seperti bayam dan kacang-kacangan merupakan

makanan yang bisa menjadi alternatif makanan yang perlu dikonsumsi.

Karena dalam sayuran hijau dan kacang-kacangan banyak mengandung

asam folat yang memang sangat diperlukan pada masa kehamilan. Buah-

buahan berwarna, baik berwarna kuning, merah, merah jingga, orange,

Page 33: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

17

biru, ungu seperti semangka, mangga, jeruk, apel, dan sebagainya juga

merupakan sumber vitamin yang baik bagi tubuh, khususnya vitamin A,

dan antioksidan.

Vitamin diperlukan tubuh dalam membentuk proses-proses

metabolisme dalam tubuh, sedangkan antioksidan diperlukan untuk

merusak senyawa-senyawa hasil oksidasi dan radikal bebas yang dapat

berpengaruh buruk bagi kesehatan. Selain buah berwarna, buah yang

berserat juga dapat melancarkan BAB sehingga mengurangi risiko

sembelit atau susah buang air besar (Kemenkes RI, 2014).

Selain makanan yang bervariasi pada zat gizi makro, vitamin dan

mineral, makanan sumber zat gizi mikro juga penting dan dibutuhkan

tubuh, khususnya pada calon pengantin yaitu kandungan zat besi dan asam

folat. Kebutuhan zat besi sangat diperlukan untuk membentuk hemoglobin

yang mengalami peningkatan pada fase ini, serta untuk mencegah

timbulnya anemia yang dapat disebabkan karena kehilangan zat besi

selama periode menstruasi. Selain itu, kebutuhan zat besi juga dapat

menjaga pertumbuhan bayi secara optimal (Kemenkes RI, 2014).

Anemia merupakan suatu keadaan ketika kadar hemoglobin di

dalam darah kurang dari nilai normal atau lebih dikenal dengan Anemia

Gizi Besi (AGB). Hal ini terjadi karena zat besi berperan pada sintesa sel

darah merah untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Kekurangan zat

besi terus-menerus dapat menyebabkan pembentukan sel darah merah

tidak mencukupi kebutuhan fisiologis tubuh dan dapat menimbulkan

anemia. Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Ronnenberg et al

Page 34: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

18

(2004) pada 405 wanita di Cina, yang menyatakan bahwa wanita dengan

anemia moderat sebelum konsepsi, 6 kali lebih mungkin melahirkan bayi

BBLR dan 5 kali lebih mungkin untuk memiliki bayi dengan Fetal Growth

Restriction (FGR).

Sedangkan asam folat digunakan untuk pembentukan sel dan

sistem saraf, termasuk sel darah merah. Karena asam folat berperan

penting pada pembentukan DNA dan metabolisme asam amino dalam

tubuh. Jika kekurangan asam folat, maka dapat mengakibatkan timbulnya

anemia pada wanita prakonsepsi. Hal ini dikarenakan terjadinya gangguan

pada pembentukan DNA yang mengakibatkan gangguan pembelahan sel

darah merah, sehingga jumlah sel darah merah menjadi kurang. Selain itu,

asam folat dengan vitamin B6 dan B12 juga dapat membantu mencegah

timbulnya penyakit jantung.

Namun, berdasarkan penelitian Ronnenberg (2002) yang dilakukan

pada 434 wanita di Cina menggunakan studi case-control pada wanita

umur 21-34 tahun menyatakan bahwa, ketika seorang wanita mengalami

peningkatan homosistein, vitamin B-12 dan B-6, maka dapat

meningkatkan risiko kelahiran prematur. Selain itu juga, diperoleh hasil

bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal usia ibu, BMI,

pendidikan, shift kerja, merokok pasif di rumah, penggunaan vitamin, teh,

atau alkohol antara prematur atau BBLR kasus dan kontrol masing-

masing.

Seperti halnya zat besi, asam folat juga banyak terdapat pada

sayuran hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Anjuran konsumsi folat

Page 35: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

19

pada orang dewasa disarankan sebanyak 1000 gr/hari. Oleh sebab itu,

menurut Kemenkes (2014) wanita yang berencana hamil memang perlu

mempersiapkan kebutuhan gizi agar terpenuhi, seperti konsumsi asam

folat secara cukup, minimal 4 bulan sebelum masa kehamilan atau paling

sedikit 90 pil zat besi selama kehamilannya agar terhindar dari risiko bayi

lahir cacat terutama pada sistem saraf (otak) atau cacat tabung saraf

(Neural Tube Deffect).

Karena kesehatan ibu mencakup kesehatan wanita dalam usia

subur. Maka, status gizi wanita terutama pada masa usia subur merupakan

elemen pokok dalam kesehatan reproduksi. Apabila seorang wanita

kekurangan gizi, maka akan berdampak pada penurunan fungsi reproduksi.

Pada manusia, periode kritis dalam tumbuh kembang janin memang harus

dimulai sejak masa prakonsepsi pada kaum wanita atau ibu yang akan

menikah dan akan merencanakan konsepsi. Selain itu, beberapa hal yang

harus menjadi perhatian serius calon ibu sejak prakonsepsi hingga anak

usia balita adalah aspek gizi, kesehatan, psikologis dan sebagainya.

Berikut sekilas sumber nutrisi penting bagi wanita prakonsepsi

hingga masa kehamilan (MacDougall, 2003):

Sumber Nutrisi Penting

Vitamin AProduk dari susu (susu, mentega, keju, dsb), telur,minyak ikan, sayuran berwarna hijau, dan kuning.

Vitamin B1Semua jenis beras atau gandum, ragi, kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran daun-daunan hijau.

Vitamin B2Semua jenis beras atau gandum, sayuran hijau, dantelur.

Vitamin B3Semua jenis beras atau gandum, ragi, minyak ikan,telur, dan susu.

Page 36: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

20

Vitamin B5Telur, kacang-kacangan, biji-bijian, semua jenis beras-berasan atau gandum, alpukat.

Vitamin B6 Seluruh tepung, ragi, biji gandum, jamur, kentang.

Vitamin B12 Telur, daging, tiram, susu.

Asam folatSayuran daun-daunan hijau, jeruk, dan kacang-kacangan.

Vitamin C Buah sitrun, stroberi, lada manis, tomat, dan kentang.

Vitamin DSusu asam, minyak ikan (sarden), margarin, kuningtelur, sinar matahari.

Vitamin EMinyak sayur, biji gandum, kacang-kacangan, bijibunga matahari, brokoli.

KalsiumProduk susu, sardin kalengan, salmon termasuktulangnya, sayur dan daun-daunan hijau, kacang-kacangan.

BesiDaging merah, kacang-kacangan, telur, sayuran daun-daunan hijau.

SengBiji gandum, bekatul, seluruh jenis tepung, kacang-kacangan, bawang, tiram.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan

gizi wanita prakonsepsi khususnya kebutuhan akan sumber energi memang

sangat diperlukan jauh sebelum masa kehamilan yang kaitannya dengan

adanya risiko KEK pada wanita atau calon pengantin. Oleh sebab itu,

sebenarnya diperlukan adanya perhatian khusus bagi wanita atau calon

pengantin agar memahami serta mematuhi kebutuhan gizi apa saja yang

diperlukan tubuh. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa sumber energi

dapat diperoleh pada berbagai sumber makanan, sehingga diperlukan

perilaku makan menuju lebih baik lagi.

2.1.3 Kebutuhan Energi pada Wanita Prakonsepsi

Energi merupakan salah satu hasil dari suatu proses metabolisme

yang meliputi karbohidrat, protein dan lemak. Energi berfungsi sebagai

Page 37: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

21

sumber zat tenaga yang digunakan untuk proses metabolisme, pertumbuhan,

pengaturan suhu dan aktifitas fisik. Jika energi yang dikonsumsi berlebih,

maka kelebihan energi tersebut akan disimpan dalam bentuk glikogen

sebagai cadangan energi jangka pendek, dan akan disimpan dalam bentuk

lemak sebagai cadangan energi jangka panjang (IOM, 2002 dalam

Kemenkes RI, 2014). Untuk jumlah energi yang dibutuhkan dalam

penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi (AKG)

bagi Wanita Usia Subur.

Makanan sumber energi telah dijelaskan sebelumnya bahwa

mengandung sumber karbohidrat, protein dan lemak. Berikut dijabarkan

pada tabel 2.2 makanan sumber karbohidrat, protein dan lemak (Kemenkes

RI, 2014):

Tabel 2.2 Makanan Sumber Karbohidrat, Protein Dan Lemak

Sumber Karbohidrat Sumber Protein Sumber Lemak

Beras, Jagung, Oat,Serealia lainnya, Umbi-Umbian, Tepung.

Daging, Ikan, Telur,Susu dan aneka

produk olahannya.

Lemak atau Gajih danMinyak

Gula, Madu.Buah Alpukat, BijiWijen, Biji BungaMatahari, dan Kemiri.

Buah dengan kadar airrendah (Pisang,Kurma), dan lainnya.

Santan, Cokelat,Kacang-kacangandengan kadar air rendah(Kacang tanah, danKacang kedelai) danlainnya.

Page 38: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

22

Karena fokus yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan risiko

KEK terkait perilaku makan sumber energi pada wanita prakonsepsi. Maka

perlu diketahui terlebih dahulu bahwa kekurangan Energi Kronis (KEK)

merupakan keadaan status gizi kurang yang dapat terjadi pada Wanita Usia

Subur (WUS) maupun wanita hamil. Penyebab utama KEK adalah

kekurangan asupan energi yang terjadi dalam waktu lama, serta dapat

diketahui dengan cara mengukur Lingkar Lengan Atas (LiLA) melalui

ambang batas <23,5 cm bagi WUS dan wanita hamil (Kemenkes, 2013).

Dampak yang dapat ditimbulkan dari keadaan ibu yang mengalami

KEK baik sebelum dan selama hamil adalah status gizi rendah atau biasa

dikatakan Indeks Massa Tubuh (IMT) rendah, dan cenderung dapat

melahirkan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), kelahiran prematur, bahkan

kemungkinan bayi bisa meninggal dunia (Devi, 2010; Grieger, 2014; dan

Apriadji, 2005 dalam Ervina dkk, 2014).

Didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Irawan dkk (2013)

yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara KEK dengan jumlah

asupan energi kurang pada wanita prakonsepsional di kota Makassar

sebanyak (57,8%). Wanita KEK dengan asupan energi kurang sebanyak 11

(29,7%) orang, dibandingkan wanita KEK dengan asupan energi cukup 7

(25,9%). Hasil penelitian Hamid dkk (2014) yang dilakukan pada 48 orang

wanita prakonsepsi di kota Makassar, terdiri dari 16 kelompok kasus (KEK)

dan 32 kelompok kontrol (non KEK) juga menunjukkan sebanyak 3 (18,8%)

wanita prakonsepsi memiliki asupan energi kurang, tidak jauh berbeda

dengan wanita prakonsepsi yang memiliki asupan energi cukup 4 (25,0%).

Page 39: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

23

Berdasarkan sudut pandang ilmu gizi, Santoso dkk. (2004) dalam

Hidayati (2011) menjelaskan bahwa makanan pokok merupakan makanan

sumber energi dan mengandung banyak karbohidrat. Karbohidrat dikenal

sebagai zat gizi makro dan sebagai sumber energi utama bagi tubuh. Karena

sebagian besar energi berasal dari karbohidrat, maka makanan sumber

karbohidrat digolongkan sebagai makanan pokok (Kurniasih dkk, 2010).

Makanan pokok adalah jenis pangan bersumber karbohidrat yang paling

sering dikonsumsi pada umumnya. Berikut beberapa contoh jenis pangan

karbohidrat yang meliputi; beras, jagung, singkong, ubi, talas, garut,

sorgum, jewawut, sagu dan produk olahannya (Kemenkes RI, 2014). Oleh

sebab itu, dapat disimpulkan bahwa KEK berarti memiliki hubungan dengan

perilaku makan sumber energi, dalam hal ini yaitu makanan pokok atau

sumber karbohidrat.

Didukung oleh penelitian Hidayati (2011), yang menyatakan bahwa

ibu dengan pola konsumsi makanan pokok tidak sesuai anjuran lebih banyak

(62%) daripada ibu dengan pola konsumsi makanan pokok sesuai anjuran

(46%). Dapat disimpulkan bahwa ibu dengan pola konsumsi makanan

pokok tidak sesuai anjuran dan memiliki risiko KEK berisiko lebih tinggi

dibandingkan dengan ibu yang memiliki pola konsumsi makanan pokok

sesuai anjuran. Hal ini juga menandakan bahwa masih adanya masalah

terkait perilaku makan sumber energi pada wanita. Oleh sebab itu masih

perlu adanya perhatian terkait kesehatan calon ibu yang dapat

mempengaruhi masa depan calon anak.

Page 40: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

24

2.2 Perilaku Makan

2.2.1 Pengertian Perilaku Makan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) perilaku adalah

tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.

Proses terbentuknya perilaku juga banyak terjadi dari hasil kebiasaan

seseorang yang sudah berlangsung sejak lama (Warumu, 2010).

Sedangkan makan adalah proses untuk memasukkan makanan ke dalam

tubuh.

Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas

organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Pada hakikatnya,

perilaku manusia adalah tindakan atau aktivitas dari manusia seperti

berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan

sebagainya. Jadi, perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia,

baik yang dapat diamati secara langsung maupun yang tidak dapat

diamati oleh pihak luar. Dari sisi psikologi, Skinner (1938) dalam

Notoatmodjo (2007) mengemukakan bahwa perilaku merupakan suatu

respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

Sedangkan makanan merupakan bahan selain obat yang mengandung

zat- zat gizi dan atau unsur-unsur serta ikatan kimia yang dapat diubah

menjadi zat gizi oleh tubuh, sehingga ketika dikonsumsi dapat berguna

bagi tubuh (Almatsier, 2010).

Menurut Suhardjo (1989) dalam Dewi (2013) perilaku makan

merupakan cara individu dalam memilih pangan dan mengonsumsinya

sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, sosial dan

Page 41: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

25

budaya. Tan (1970) dalam Purwaningrum (2008) berpendapat bahwa

perilaku makan merupakan suatu istilah untuk menggambarkan perilaku

yang berhubungan dengan tatakrama makan, frekuensi makan, pola

makan, kesukaan makan dan pemilihan makanan. Notoatmodjo (2002)

juga mengatakan bahwa perilaku makan merupakan respon seseorang

terhadap makanan yang diperlukan sebagai kebutuhan vital bagi

kehidupan.

Kemenkes RI (2014), juga menjelaskan bahwa perilaku makan

merupakan perilaku paling penting yang dapat memengaruhi keadaan

gizi seseorang. Selain kuantitas dan kualitas makanan dan minuman yang

dikonsumsi, perilaku makan juga dapat memengaruhi tingkat kesehatan

baik individu maupun masyarakat, agar tubuh tetap sehat dan terhindar

dari berbagai penyakit kronis juga diperlukan adanya peningkatan pola

makan ke arah perilaku gizi seimbang.

Perilaku makan seperti halnya perilaku lain pada diri individu,

keluarga atau masyarakat juga dapat dipengaruhi oleh wawasan dan cara

pandang serta bagaimana cara seseorang tersebut menyikapinya dengan

tindakan yang tepat. Oleh sebab itu, apabila tindakannya dipengaruhi

oleh pengalaman masa lalu, maka hal tersebut dapat berkaitan dengan

informasi tentang pengetahuan dari makanan dan gizi yang diterimanya

dari berbagai sumber (Notoatmodjo 2007).

Sebenarnya, jika makanan sehari-hari yang dipilih baik, maka

makanan tersebut akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan

untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, jika makanan tidak dipilih

Page 42: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

26

dengan baik, tubuh pun akan mengalami kekurangan zat-zat gizi tertentu.

Hal ini didukung oleh Almatsier (2010), yang menyatakan bahwa

konsumsi makanan juga akan berpengaruh terhadap status gizi

seseorang. Seperti yang juga dikatakan oleh Kartasapotra (2003) dalam

Irawan (2012) yang menyatakan bahwa adanya kekurangan energi secara

terus menerus juga akan menimbulkan gejala seperti daya tahan tubuh

menurun, rentan terhadap penyakit dan dapat menimbulkan efek

terhadap daya kerja yang menurun.

Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa perilaku makan yang

sehat memang tidak lepas dari perilaku diet yang sehat. Corner dkk

(2002) dalam (Sarintohe & Prawitasari, 2006) menyatakan bahwa

perilaku makan sehat berhubungan dengan diet rendah lemak, tinggi

kadar serat, dan tingginya konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran.

Menurut Notoatmodjo (2012), pengukuran perilaku dapat

dilakukan secara tidak langsung seperti recall konsumsi makanan yang

telah dikonsumsi responden beberapa hari, minggu bahkan bulan. Sejalan

dengan metode perilaku makan yang digunakan dalam penelitian ini

melalui metode Semi Quantitative FFQ. Metode frekuensi makan

digunakan untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah

bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu seperti hari,

minggu, bulan atau tahun. Kuesioner frekuensi makan memuat semua

tentang daftar bahan makanan atau makanan dan frekuensi penggunaan

bahan makanan tersebut. Langkah-langkah yang perlu dilakukan pada

Metode Semi Quantitative Frekuensi Makan adalah:

Page 43: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

27

1) Responden diminta untuk menjawab kuesioner daftar makanan

mengenai frekuensi atau seberapa sering responden mengonsumsi

makanan tersebut dalam hari, minggu, bulan atau tidak pernah

dikonsumsi dalam sebulan terakhir, dan seberapa banyak jumlah

yang dikonsumsi dalam porsi atau URT nya.

2) Peneliti melakukan rekapitulasi pada kuesioner frekuensi konsumsi

makanan.

3) Peneliti mengolah data menggunakan software

2.2.2 Dampak Perilaku Makan

Seperti negara-negara berkembang lainnya, Indonesia saat ini

sedang menghadapi masalah gizi ganda. Keadaan underweight,

overweight, dan obesitas akan berdampak pada peningkatan angka

kesakitan dan kematian di usia dewasa sebagai akibat dari berbagai

penyakit yang ditimbulkan dari masalah status gizi tersebut.

Menurut Simbolon (2013) adanya masalah gizi ganda merupakan

kelanjutan dari masalah gangguan pertumbuhan dan kesehatan sejak

masa janin ke masa anak-anak dan terus berlanjut sampai dewasa.

Beberapa studi juga menjelaskan bahwa faktor-faktor yang berhubungan

dengan masalah gizi, antara lain seperti pada riwayat lahir dan status gizi

sebelumnya yang juga dapat menjadi faktor pendukung adanya masalah

gizi pada seseorang, khusunya pada calon ibu.

Hal ini sesuai dengan jurnal systematic review yang dilakukan

oleh Ramakrishnan et al (2012) yang menyatakan bahwa asupan

makanan wanita masa prakonsepsi dikaitkan dengan penurunan risiko

Page 44: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

28

berat lahir rendah atau usia kehamilan kecil, dan prematur. Hasil

penelitian Dean et al (2014) juga menyatakan bahwa berat badan ibu

sebelum masa kehamilan merupakan faktor signifikan dalam periode

prakonsepsi yang berkontribusi dengan risiko underweight 32% lebih

tinggi dari kelahiran prematur

Arisman (2007) juga menjelaskan bahwa wanita yang mengalami

malnutrisi sebelum dan selama awal kehamilan, cenderung dapat

melahirkan bayi yang menderita kerusakan otak dan sumsum tulang,

serta akan melahirkan bayi BBLR.

Surasih (2005) dalam Irawan (2012) mengungkapkan bahwa

faktor yang mempengaruhi KEK salah satunya adalah konsumsi energi.

Banyaknya dampak perilaku makan juga dijelaskan oleh Hasanah dkk

(2012) yang menyatakan bahwa aspek kebiasaan makan merupakan salah

satu penyebab KEK pada ibu hamil. Semua aspek perilaku kebiasaan

makan seperti kebiasaan tidak makan bersama keluarga, pola makanan

yang kurang beragam dan bersumber energi, frekuensi dan porsi

makanan yang kurang, adanya pantangan makanan, cara

mendistribusikan makanan, dan cara memilih bahan makanan yang juga

merupakan penyebab terjadinya KEK pada ibu hamil.

Didukung oleh hasil penelitian Ausa dkk (2013) didapatkan nilai

signifikansi p=0,05 (p > 0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat

hubungan antara asupan energi dengan KEK pada ibu hamil. Hasil

penelitian Nurbaiti (2016) juga menyatakan bahwa ada hubungan antara

asupan energi dengan KEK pada wanita usia subur di Desa Candirejo

Page 45: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

29

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Sebanyak 97,4% wanita usia

subur memiliki asupan energi kurang, dari hasil analisis juga diperoleh

nilai korelasi r = 0,792 yang menunjukan bahwa terdapat korelasi positif

antara asupan energi dengan KEK yang menunjukkan bahwa terdapat

kekuatan korelasi yang kuat.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Simarmata (2008) juga

menunjukkan bahwa ada hubungan antara pola konsumsi makan

berdasarkan jumlah energi dengan nilai signifikan p = 0.037 (p < 0.05)

dengan KEK pada ibu hamil. Berdasarkan penelitian Irawan dkk (2013)

juga menjelaskan bahwa terdapat nilai korelasi positif antara asupan

energi dengan status BMI dan LILA, yaitu ketika semakin besar

konsumsi energi seseorang, maka hal tersebut dapat meningkatkan status

BMI dan LILA seseorang tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa masih

adanya masalah terkait asupan energi dengan adanya risiko KEK pada

wanita terutama ibu hamil, sehingga perlu adanya tindak lanjut menuju

lebih baik lagi.

Ketika wanita memiliki berat badan cukup, maka kemungkinan

untuk memiliki dampak buruk terhadap hasil kehamilan juga hanya

memiliki efek minimal. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Ronnenberg et al (2003) menyatakan bahwa BMI ibu yang rendah bisa

dihasilkan dari kekurangan asupan energi kronis. Oleh sebab itu, jika

kekurangan energi pada ibu hamil bertahan selama 10-30 minggu

pertama kehamilan, maka ketika kebutuhan energi yang diperlukan

semakin meningkat untuk mendukung pertumbuhan janin pun tidak akan

Page 46: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

30

tersedia. Peningkatan yang direkomendasikan untuk asupan energi

selama kehamilan diperkirakan sekitar 200-300 kkal.

Menurut Cetin dkk (2010) asupan nutrisi yang baik bagi seorang

ibu memang sangat dibutuhkan. Nutrisi merupakan dasar untuk

pengembangan saraf serta dapat memiliki dampak jangka panjang pada

perkembangan mental bayi. Oleh sebab itu, wanita sebagai calon ibu

memang perlu memperhatikan kesehatan dan gizi yang baik baginya,

karena faktor kondisi ibu sebelum dan selama kehamilan akan sangat

menentukan kondisi bayinya.

Menurut Ma’rifah (2012) ibu dengan status gizi buruk atau

mengalami KEK (Kekurangan Energi Kronis) cenderung melahirkan

bayi BBLR. Wanita dengan status gizi rendah atau biasa dikatakan IMT

rendah, memiliki efek negatif pada hasil kehamilan seperti; BBLR dan

kelahiran preterm (Apriadji, 2005 dalam Ervina dkk, 2014).

Ramakrishnan et al (2012) juga melaporkan bahwa indikator ibu

sebelum hamil seperti; tinggi badan rendah, underweight dan kelebihan

berat badan juga dikaitkan dengan peningkatan risiko prematur dan usia

kehamilan kecil. Hal ini dapat dikaitkan dengan hasil penelitian Irawan

dkk (2013) bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara asupan

energi dengan IMT.

Berdasarkan hasil penelitian Ronnenberg et al (2003) pada 575

perempuan pekerja tekstil di Anqing, Cina dengan desain studi kohort

menyatakan bahwa hasil penelitian yang diperoleh masih menunjukkan

adanya masalah terkait ibu dan anak, terutama kaitan antara BMI ibu

Page 47: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

31

yang rendah dengan hasil kelahirannya, dari 575 wanita yang dijadikan

sampel, diperoleh hasil bahwa 25% wanita tergolong cukup underweight,

dan 27% sangat kurus, sehingga diperoleh hasil kelahirannya pada 5

orang bayi (0,9%) dengan BB <2000 g, dan 1 bayi (0,2%) lahir pada <32

minggu, sebanyak 42 bayi (7,2%) lahir prematur, 37 bayi (6,4%)

tergolong BBLR, dan 69 (12%) IUGR.

Rasyid dkk (2012) menyatakan bahwa dampak BBLR dapat

berpotensi dalam menimbulkan gangguan perkembangan organ tubuh

pada janin, utamanya pada gangguan perkembangan otak serta dapat

menjadi pemicu terjadinya penurunan Intelligence Quotient (IQ) saat

dilahirkan, kondisi tersebut juga merupakan ancaman terhadap

menurunnya kualitas Sumber Daya Manusia di kemudian hari.

Menurut Simbolon (2013) pengaruh berat lahir bayi selain dapat

memberi dampak panjang pada pertumbuhan bayi, juga dapat memberi

dampak terhadap status gizi balita. Hal ini dapat berlanjut sampai remaja

dan dewasa bahkan berlanjut terus antargenerasi. Sehingga tantangan

yang harus dipersiapkan adalah dengan cara mempersiapkan calon-calon

ibu agar benar-benar siap untuk hamil dan melahirkan, serta selalu

menjaga kebersihan dalam upaya melindungi bayi dari penyakit dan

infeksi (Kemenkes, 2015).

Adanya kemajuan di bidang ekonomi terutama di wilayah

perkotaan juga dapat menyebabkan adanya perubahan pada gaya hidup

seseorang, seperti pola makan yang mengarah pada fast food. Fast food

adalah makanan cepat saji yang dikonsumsi secara instan. Fast food

Page 48: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

32

memiliki ciri kandungan gizi yang tidak seimbang, mengandung kalori

tinggi, dan kebanyakan rendah serat, tinggi kandungan lemak (termasuk

kolesterol), gula dan garam. Selain itu, jika fast food disertai dengan

adanya tingkat stress dan kurangnya aktivitas fisik, maka dapat

berdampak pada masalah gizi lebih (obesitas ). Dalam jangka panjang,

obesitas tersebut juga dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti

diabetes dan jantung koroner (Hermina, 1997).

Oleh sebab itu, perlunya pemilihan konsumsi makanan yang tepat

sejak dini, terutama bagi wanita usia subur yang akan menjadi calon ibu.

Karena, gizi ibu yang buruk sebelum masa kehamilan maupun pada saat

kehamilan dapat menyebabkan Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT),

bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR), gangguan

pertumbuhan dan perkembangan otak pada bayi, serta peningkatan risiko

kesakitan dan kematian. BBLR juga mempunyai dampak buruk terhadap

perkembangan kognitif dan psikomotorik bayi, disamping dampak buruk

pada saat pertumbuhannya (Yongky, 2009).

2.2.3 Metode Penilaian Konsumsi Pangan

Menurut Supariasa (2001) survei konsumsi pangan atau penilaian

konsumsi makanan merupakan suatu metode penentuan status gizi yang

dilakukan secara tidak langsung, untuk melihat jumlah dan zat gizi yang

dikonsumsi seseorang, serta yang dapat memberikan gambaran dalam

penentuan status gizi perorangan maupun kelompok, mengidentifikasi

kelebihan dan kekurangan suatu zat gizi, yang tujuannya yaitu untuk

mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan

Page 49: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

33

makanan dan zat gizi seseorang pada tingkat kelompok, rumah tangga,

maupun perorangan, serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

konsumsi makannya.

Berdasarkan jenis data, metode untuk mengukur konsumsi

makanan perorangan dapat dijelaskan melalui dua metode; yaitu metode

kuantitatif dan metode kualitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk

mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi, sedangkan metode

kualitatif untuk mengetahui frekuensi makan (Supariasa, 2001).

Berikut penjelasan lebih lanjut metode pengukuran konsumsi

makanan SQ-FFQ yang digunakan dalam penelitian:

1. Metode SQ-FFQ (Semi Quantitative Food Frequency

Questionnaire)

Metode frekuensi makanan adalah metode untuk

memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan

makanan atau makanan jadi selama periode tertentu seperti hari,

minggu, bulan atau tahun (Supariasa, 2001).

Dari beberapa metode yang ada, metode frekuensi makanan

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode semi

quantitative food frequency questionnire. Metode SQ-FFQ

merupakan bentuk FFQ yang telah dimodifikasi dengan cara

menambahkan perkiraan jumlah konsumsi makanan atau estimasi

URT dalam gram pada kuesioner. Metode SQ-FFQ juga dapat

memberikan informasi mengenai data asupan gizi secara umum.

Page 50: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

34

Pada SQ-FFQ, skor zat gizi yang terdapat di setiap subyek

dihitung dengan cara mengkalikan frekuensi setiap jenis makanan

yang dikonsumsi, yang diperoleh dari data bahan makanan pada

kuesioner. Bahan makanan yang terdapat dalam kuesioner tersebut

merupakan daftar bahan makanan yang sudah diuji terlebih dahulu

sesuai kebiasaan sehari-hari dalam sebulan terakhir. Sehingga,

daftar bahan makanan pada kuesioner merupakan daftar makanan

yang cukup sering dikonsumsi oleh responden. Hal ini sesuai

dengan teori Gibson (2005) yang mengatakan bahwa; bahan

makanan yang ada dalam daftar kuesioner adalah bahan makanan

yang dikonsumsi dalam frekuensi cukup sering oleh responden.

Membahas perbedaan dan kegunaannya, kuesioner SQ-FFQ

dapat digunakan untuk menerangkan ukuran porsi yang

dikonsumsi seseorang dengan hasil yang diperoleh seperti

konsumsi makanan sumber energi dala penelitian ini, dari semua

daftar bahan makanan atau makanan dan frekuensi penggunaan

bahan makanan juga terdiri dari periode tertentu sepeti; tahun,

bulan, minggu, dan hari, makanan yang dikonsumsi oleh responden

juga dapat dilihat dalam bentuk porsi besar, sedang dan kecil.

Sedangkan metode FFQ tidak terdapat standar ukuran porsi dan

tidak dilakukan estimasi URT dalam gram untuk setiap porsinya.

Jadi, yang digunakan hanya frekuensi seberapa sering responden

mengonsumsi makanan tersebut.

Page 51: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

35

Adapun prosedur penggunaan SQ-FFQ menurut Fahmida

(2007) adalah sebagai berikut:

1. Subyek diwawancarai mengenai frekuensi konsumsi jenis

makanan, apakah harian, mingguan, atau bulanan.

2. Subyek diwawancarai mengenai ukuran rumah tangga dan

porsinya.

3. Pewawancara melakukan estimasi ukuran porsi yang dikonsumsi

subyek ke dalam ukuran berat (gram).

4. Pewawancara melakukan konversi semua frekuensi daftar bahan

makanan perhari (1 hari), minggu (7 hari) dan bulan (30 hari).

Misalnya: Nasi putih dikonsumsi 3x perhari, ekuivalen dengan

3/1= 3

Tahu dikonsumsi 4x perminggu, ekuivalen dengan 4/7

perhari = 0,57

Bayam dikonsumsi 5x perbulan, ekuivalen dengan 5/30

perhari = 0,17

5. Kemudian tugas pewawancara yaitu mengalikan frekuensi

konsumsi dengan ukuran porsi (gram) untuk mendapatkan berat

yang dikonsumsi dalam gram/hari, dan

6. Hitung semua daftar bahan makanan yang dikonsumsi responden

penelitian sesuai dengan form yang telah diisi.

Page 52: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

36

7. Setelah semua bahan makanan diketahui berat yang dikonsumsi

dalam gram/hari, maka semua berat item dijumlahkan sehingga

diperoleh total asupan zat gizi dari subyek.

8. Terakhir, cek dan teliti kembali untuk memastikan semua item

bahan makanan telah dihitung dan hasil penjumlahan berat (gram)

bahan makanan agar tidak terjadi kesalahan.

2.3 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku

Albert Bandura (1965) dalam Warumu (2010) mengemukakan

bahwa proses pembentukan perilaku dapat ditentukan melalui dua faktor

yaitu; faktor kognitif dan faktor sosial. Glanz et al (2002) menyatakan

bahwa dalam teori pembelajaran sosial, perilaku manusia juga dapat

dijelaskan dalam tiga cara yang dinamis dan timbal balik melalui faktor

personal, pengaruh lingkungan, dan perilaku. Oleh sebab itu, dapat

disimpulkan bahwa teori kognitif-sosial merupakan teori yang dapat

memberikan suatu penjelasan tentang bagaimana perilaku bisa dibentuk,

bisa melalui pengamatan pada model-model yang ditampilkan oleh media

massa. Sebagai contoh, adanya efek dari pemodelan ini pun dapat

meningkat melalui pengamatan tentang imbalan dan hukuman yang

dijatuhkan pada model, melalui identifikasi dari khalayak pada model

tersebut, dan melalui sejauh mana khalayak memiliki efikasi diri tentang

perilaku yang dicontohkan di media.

Selain itu juga, dapat disimpulkan bahwa dasar pemikiran dari teori

kognitif sosial ini adalah orang bukan saja belajar dari pengalaman pribadi,

Page 53: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

37

tetapi juga melakukan pengamatan terhadap tindakan orang lain dan hasil

dari tindakan tersebut. Berikut enam konsep teori kognitif sosial menurut

Albert Bandura (2001):

1) Reciprocal determinism (Determinisme Timbal Balik)

Reciprocal determinism merupakan perubahan perilaku yang

ditentukan melalui interaksi antara seseorang dan lingkungannya.

Lingkungan dapat mempengaruhi seseorang. Sebaliknya manusia juga

dapat mempengaruhi lingkungan.

2) Behavioral capability (Kapabilitas Berperilaku)

Konsep behavioral capability didasarkan pada kemampuan

seseorang untuk mengubah suatu perilaku melalui adanya pengetahuan

dan keterampilan yang diperlukan dalam melakukan suatu perilaku yang

diinginkan.

3) Expectation (Harapan)

Expectation merupakan sesuatu yang diharapkan seseorang sebagai

hasil dari perubahan perilaku.

4) Reinforcement (Dorongan)

Reinforcement merupakan tanggapan terhadap perilaku seseorang

yang dapat meningkatkan kesinambungan perilaku, yaitu dorongan positif

yang akan dialami seseorang terhadap cara mereka melihat dan merasakan

atau berupa dorongan yang memotivasi.

Page 54: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

38

5) Self-efficacy (Kefektifan Diri)

Self-efficacy berarti keyakinan bahwa kita memiliki kemampuan

untuk bertindak dan bertahan dengan usaha yang kita miliki.

6) Observational learning (pembelajaran observational)

Pembelajaran observational merupakan kemampuan untuk belajar,

dengan cara mengamati orang lain. Dalam melakukannya, seseorang dapat

melihat keberhasilan sekaligus kegagalan dan dampak positif serta negatif

dari hasil-hasil pengamatan.

Dari penjelasan diatas, konsep yang digunakan dalam penelitian ini

adalah konsep reciprocal determinism sesuai dengan teori Glanz et al

(2002), dan dapat disimpulkan bahwa teori bandura (2001) dan Glanz et al

(2002) memiliki satu kesatuan bahwa adanya konsep teori kognitif

(kepribadian atau individu), perilaku (sosial) dan lingkungan memiliki

hubungan timbal balik terhadap seseorang (individu) begitu juga dengan

lingkungannya. Dalam hal ini, dijelaskan bahwa variabel pengetahuan dan

sikap termasuk kedalam faktor kepribadian atau individu. Sedangkan

perilaku disini merupakan perilaku yang sudah mencakup perilaku sosial

seseorang.

2.3.1 Pengetahuan (Knowledge)

Notoatmodjo (2007) mengatakan bahwa pengetahuan adalah hasil

dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu

objek tertentu. Pengindraan dapat terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu

indra penglihatan, indra pendengaran, indra penciuman, indra perasa, dan

Page 55: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

39

indra peraba. Akan tetapi, sebagian besar pengetahuan manusia hanya

diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan tentang hubungan

konsumsi makanan dengan kesehatan tubuh. Sediaoetama (2000)

menyatakan bahwa pengetahuan gizi seseorang dapat berpengaruh terhadap

sikap dan perilaku dalam memilih makanan yang juga dapat menentukan

mudah tidaknya seseorang memahami manfaat kandungan gizi dari

makanan yang dikonsumsi. Sesuai dengan penelitian Hamid dkk (2014)

menyatakan bahwa terdapat hubungan dan besar risiko bermakna antara

pengetahuan gizi dengan KEK pada wanita prakonsepsi di Kota Makassar.

Anderson dan Krathwohl (2001) menjelaskan bahwa pengetahuan

seseorang memiliki 6 tingkatan atau biasa dikenal dengan Taksonomi

Bloom diantaranya yaitu:

1. Mengingat (Remembering), diartikan sebagai mengingat suatu

materi yang telah dipelajari sebelumnya. Maksudnya

mengingat kembali (recall) sesuatu yang telah dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima.

2. Memahami (Understanding), diartikan sebagai suatu

kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek

yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut

secara benar.

Page 56: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

40

3. Mengaplikasikan (Applying), diartikan sebagai suatu

kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari

pada situasi atau kondisi sebenarnya.

4. Menganalisis (Analyzing), diartikan sebagai suatu kemampuan

untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam

komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur

organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Mengevaluasi (Evaluating), diartikan sebagai suatu

kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

6. Menciptakan (Creating), diartikan sebagai proses kognitif

untuk membentuk kesatuan dan mengarahkan seseorang untuk

menghasilkan sesuatu yang baru. Menciptakan juga sangat

berkaitan erat dengan pengalaman belajar dan mengarah pada

proses berpikir kreatif.

Menurut penelitian Ervina dkk (2014), menyimpulkan bahwa

terdapat hubungan antara pengetahuan gizi seimbang dengan perilaku gizi

seimbang (p= 0,030) pada wanita prakonsepsi di Kota Makassar tahun 2014.

Diketahui responden yang berpengetahuan kurang dan berperilaku buruk

sebanyak 27 orang (65,9%).

Page 57: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

41

2.3.2 Sikap (Attitude)

Effendi dan Makhfudli (2009) menyatakan bahwa sikap adalah suatu

reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang kepada suatu objek

atau stimulus. Sikap nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi

terhadap objek tertentu dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan reaksi

yang dapat bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap juga

merupakan cerminan jiwa seseorang. Sikap adalah cara seseorang

mengkomunikasikan perasaannya kepada orang lain (melalui perilaku).

Menurut Azwar (2011) pembentukan sikap dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu; pendidikan, pengalaman pribadi, pengaruh dari orang

lain, sumber informasi, pengaruh kebudayaan dan faktor emosional.

Notoatmodjo (2010) juga menyatakan bahwa sikap memiliki beberapa

tingkatan, diantaranya ialah:

1. Menerima: Diartikan bahwa seseorang mau memperhatikan

stimulus yang diberikan.

2. Merespon: Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan

dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi

dari sikap.

3. Menghargai: Mau mengajak orang lain untuk berdiskusi suatu

masalah yang merupakan indikasi sikap tingkat tiga.

4. Bertanggung jawab: Bertanggung jawab atas segala yang telah

dipilih dengan resiko, yang merupakan indikasi sikap paling

tinggi.

Page 58: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

42

Notoatmodjo (2010) juga menyatakan bahwa faktor psikologis yang

sangat besar pengaruhnya terhadap terjadinya perilaku adalah sikap. Sikap

merupakan konsep yang sangat penting dalam komponen sosio-psikologis,

karena sikap merupakan kecenderungan bertindak dan berpersepsi. Oleh

sebab itu, sikap memang memiliki hubungan dengan adanya pengetahuan

dan perilaku seseorang.

Didukung oleh penelitian Ervina dkk (2014), menyimpulkan bahwa

ada hubungan antara sikap gizi seimbang dengan perilaku gizi seimbang (p=

0,000) pada wanita prakonsepsi di Kota Makassar tahun 2014. Diketahui

responden yang bersikap negatif dan berperilaku buruk sebanyak 33 orang

(71,7%).

2.4 Kerangka Teori

Kesehatan atau hidup sehat adalah hak setiap orang, baik individu,

kelompok, maupun masyarakat yang juga memiliki kewajiban dan tanggung

jawab atas dirinya sendiri. Adanya kemauan kesehatan merupakan tanggung

jawab seseorang dalam memenuhi hak-hak kesehatan mereka yang harus

terwujud. Dalam hal ini dapat dilihat dalam teori Albert Bandura (2001)

yang menganalisis bahwa faktor perilaku ditentukan melalui dua faktor

yaitu; faktor kognitif dan faktor sosial.

Glanz et al (2002) dan Keith (2016) juga menyatakan bahwa

perilaku manusia dapat dijelaskan dalam tiga cara yang dinamis dan timbal

balik melalui faktor perilaku (sosial), berhubungan timbal balik dengan

faktor personal (kognitif) terdiri dari pengetahuan, sikap, serta karakteristik

Page 59: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

43

seseorang (umur dan jenis kelamin), berhubungan timbal balik dengan

faktor lingkungan seperti faktor pendukung dari luar diri atau faktor

eksternal yang terdiri dari keluarga dan teman, dan berhubungan timbal

balik lagi dengan faktor perilaku (sosial).

Sebagai contoh pada faktor perilaku yang memiliki hubungan timbal

balik dengan salah satu faktor personal yaitu pengetahuan. Ketika

pengetahuan yang diperoleh seseorang terkait ibu obesitas akan memiliki

dampak buruk seperti susah melahirkan dan bayi lahir cacat. Maka ibu pun

akan mengubah perilakunya, dalam hal ini yaitu perilaku makan. Namun,

dikarenakan pengetahuan yang diperoleh dari luar diri bukan dari seseorang

yang betul-betul mengetahui terkait kesehatan, maka perilaku makan yang

dikurangi pun akan tidak sesuai anjuran sebenarnya. Seperti mengurangi

karbohidrat dan protein yang seharusnya di diskusikan dengan dokter atapun

ahli gizi terkait kebutuhan bagi ibu hamil.

Selanjutnya berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Bandura

(2001) mengenai hubungan pengetahuan, sikap dengan perilaku, maka

peneliti menyusun kerangka teori pada Gambar 2.3 Kerangka Teori berikut:

Page 60: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

44

Sumber: Adopsi Teori Bandura (2001), Glanz et al (2002), dan Keith (2016)

Gambar 2.2 Kerangka Teori

Perilaku(Sosial)

Faktor Personal

(Kognitif):

- Pengetahuan

- Sikap

- Umur

- Jenis Kelamin

Faktor Lingkungan:

- Keluarga

- Teman

Page 61: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

45

3BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori adopsi dari Albert Bandura (2001),

Glanz et al (2002) dan Keith (2016) pada tinjauan pustaka mengenai

hubungan pengetahuan, sikap dengan perilaku. Diketahui bahwa “perilaku”

memiliki hubungan timbal balik terhadap seseorang (individu). Dalam hal

ini, seseorang (individu) termasuk variabel pengetahuan dan sikap. Variabel

yang diteliti dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel, yaitu variabel

independen (pengetahuan dan sikap) dan variabel dependen (perilaku makan

sumber energi).

Variabel independen yang akan diteliti terdiri atas pengetahuan dan

sikap wanita prakonsepsi untuk melihat hubungannya dengan perilaku

makan sumber energi (variabel dependen). Sedangkan untuk variabel

dependennya yaitu perilaku makan sumber energi pada wanita prakonsepsi

yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016, dan dapat dilakukan

pengukurannya menggunakan kuesioner.

Variabel yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini, pertama

yaitu faktor personal pada umur dan jenis kelamin, karena umur dan jenis

kelamin dalam penelitian ini sudah jelas yaitu sesuai teori BKKBN (2012)

WUS usia 15-49 tahun dan yang ingin dilihat pada perilaku makan sumber

energi yaitu pada wanita prakonsepsi yang dilayani oleh KUA Kecamatan

Page 62: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

46

Pamulang. Selanjutnya faktor yang tidak diteliti berikutnya adalah faktor

lingkungan, dikarenakan variabel lingkungan merupakan variabel pengaruh

dari luar diri individu atau faktor eksternal pada fokus penelitian dan

memiliki cakupan yang luas.

Pada penelitian ini hanya akan berfokus pada faktor dalam diri

terlebih dahulu, apakah individu memiliki kesalahan dalam perilaku makan

sehari-hari atau tidak. Sehingga, pengakuan dari sasaran penelitian lebih

diutamakan terkait faktor internal yang meliputi pengetahuan, sikap dan

perilaku makannya sehari-hari apakah telah sesuai kebutuhan. Selain itu juga

dapat secara langsung diberikan saran kepada target sasaran ketika tidak

memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku makan sumber energi yang baik

dalam hal kebutuhan gizi prakonsepsi.

Karena penelitian ini terfokus untuk melihat gambaran awal apakah

wanita prakonsepsi memiliki masalah terkait perilaku makan yang

berhubungan dengan pengetahuan dan sikapnya. Dari uraian diatas, maka

disusunlah kerangka konsep penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Pengetahuan Gizi

Sikap Gizi

Perilaku Makan SumberEnergi pada Wanita

Prakonsepsi yang dilayaniKUA Kecamatan

Pamulang Tahun 2017

Page 63: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

47

3.2 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Variabel Dependen

1. Perilaku makan

sumber energi

pada wanita

prakonsepsi

Kebiasaan konsumsi makanan

pada calon pengantin wanita

melalui formulir SQ-FFQ

dengan melihat jumlahnya.

Wawancara Formulir

Semi

Quantitative

FFQ

1. Kurang, jika asupan energi

<2125 pada usia 15-18

tahun; <2250 pada usia 19-

29 tahun; < 2150 pada usia

30-49.

2. Cukup, jika asupan energi

≥ 2125 pada usia 15-18

tahun; ≥2250 pada usia 19-

29 tahun; ≥2150 pada usia

30-49.

(Kemenkes, 2014)

Ordinal

Variabel Independen

Page 64: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

48

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

2. Pengetahuan

gizi wanita

prakonsepsi

Pengetahuan tentang makanan

dan zat gizi, sumber-sumber

zat gizi pada makanan, dan

permasalahan gizi.

Wawancara Kuesioner

No. B1-B10

1. Rendah: Jika skor ≤ 7

2. Tinggi: Jika skor > 8

*tidak berdistribusi normal

Ordinal

3. Sikap gizi

wanita

prakonsepsi

Respon seseorang untuk setuju

atau tidak setuju pada

pernyataan sikap gizi positif

dan sikap gizi negatif.

Wawancara

dengan memilih

jawaban:

S :Setuju

SS : Sangat

Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat

Tidak Setuju

(Skala Likert:

Sugiyono, 2012)

Kuesioner

No. C1-C8

1. Sikap Negatif: Jika tidak

setuju dengan konsumsi

makanan yang baik dengan

skor ≤17

2. Sikap Positif: Jika setuju

dengan konsumsi makanan

yang baik dengan skor >18

*tidak berdistribusi normal

Ordinal

Page 65: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

49

49

3.3 Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku makan sumber energi

pada wanita prakonsepsi di KUA Kecamatan Pamulang Kota Tangerang

Selatan tahun 2016

2. Ada hubungan antara sikap dengan perilaku makan sumber energi pada

wanita prakonsepsi di KUA Kecamatan Pamulang Kota Tangerang

Selatan tahun 2016

Page 66: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

50

4 BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan

kuantitatif, menggunakan desain studi cross sectional, meliputi informasi, data

dan pengukuran variabel dependen dan variabel independen yang diambil

pada waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2002). Adapun variabel dependen

penelitian ini yaitu perilaku makan sumber energi. Sedangkan variabel

independennya yaitu pengetahuan dan sikap gizi wanita prakonsepsi yang

dilayani KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016.

4.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di KUA Kecamatan Pamulang Kota

Tangerang Selatan Jl. Siliwangi No 2 Provinsi Banten dari bulan Desember

2016 sampai bulan Mei 2017.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh calon pengantin

wanita yang mendaftar di KUA Kecamatan Pamulang tahun 2016 sebanyak

1246 pasangan. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi. Adapun

rumus penghitungan jumlah sampel menggunakan rumus uji hipotesis

estimasi beda 2 proporsi adalah sebagai berikut:

Page 67: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

51

= 2. (1 − ) + (1 − ) + (1 − )( − )Ket :

n = Jumlah sampel minimal yang dibutuhkan

Z1-α/2 = Derajat kepercayaan (CI 90%)

Z1-β = Kekuatan uji (80%)

P1 = Proporsi kasus berisiko

P2 =Proporsi kasus tidak berisiko

Ᵽ = Rata-rata proporsi; (P1 + P2)/2

Penelitian terdahulu mengenai hubungan pengetahuan, sikap dengan

perilaku makan sumber energi diperoleh dari nilai P1 dan P2 sebagai

berikut:

Tabel 4.1 Nilai P1 dan P2 Hubungan Pengetahuan, Sikap denganPerilaku Makan Sumber Energi pada Wanita Prakonsepsi

No VariabelIndependen

P1 P2 n nx2 Sumber

1. Pengetahuan 65,9% 43,1% 74 148Ervina dkk, 2014

2. Sikap 71,7% 34,8% 28 56

Berdasarkan hasil perhitungan besar sampel diatas, diperoleh besar

sampel minimum yang paling besar melalui rumus uji hipotesis 2 proporsi

dengan CI 90% serta kekuatan uji (1-β) 80% adalah sebesar 74 orang.

Karena uji yang digunakan adalah uji hipotesis dua proporsi, maka jumlah

sampel dikalikan 2 (dua). Sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 148

orang wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang

Tahun 2016.

Page 68: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

52

Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu wanita

prakonsepsi umur 15-49 tahun yang mendaftar di KUA Kecamatan

Pamulang bulan Desember tahun 2016 sampai dengan bulan Mei tahun

2017, tidak sedang hamil dan bersedia menjadi responden penelitian,

sedangkan kriteria ekslusinya yaitu pernah melahirkan.

Pada penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan secara tidak

acak (non probability sampling) dengan cara quota sampling sampai

jumlah sampel terpenuhi. Cara ini dilakukan dengan memberikan

kuesioner kepada setiap wanita prakonsepsi yang datang mendaftar di

KUA Kecamatan Pamulang dan atau yang menghadiri penataran pranikah

di KUA Kecamatan Pamulang. Penataran pranikah dilakukan seminggu

sekali pada hari kamis pukul 08.30-11.00. Sampel yang terpilih diambil

dari bulan Desember tahun 2016 sampai dengan bulan Mei tahun 2017.

4.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan

data sekunder. Data primer dalam penelitian ini merupakan data yang

diperoleh secara langsung melalui wawancara kuesioner pengetahuan dan

sikap gizi untuk mengetahui karakteristik responden. Dalam pengumpulan

data primer, peneliti dibantu oleh 5 orang enumerator, terdiri dari tiga

mahasiswi kesehatan masyarakat dan dua petugas KUA Kecamatan

Pamulang. Metode yang digunakan untuk memperoleh data primer ini juga

menggunakan wawancara kuesioner SQ-FFQ yang digunakan untuk melihat

frekuensi konsumsi makanan sumber energi dalam satu bulan terakhir pada

wanita prakonsepsi yang menjadi responden pada bulan Mei 2017. Namun

Page 69: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

53

terdapat responden yang telah mendaftar di KUA Kecamatan Pamulang dari

bulan Desember tahun 2016 dan baru mengikuti penataran, sehingga

termasuk dalam sampel penelitian. Sedangkan data sekunder digunakan

untuk mengetahui gambaran umum KUA Kecamatan Pamulang serta data

wanita prakonsepsi yang mendaftar di KUA Kecamatan. Berikut penjelasan

lebih lanjut terkait metode wawancara dan SQ-FFQ:

1) Metode Wawancara

Metode yang digunakan untuk memperoleh data primer dalam

penelitian ini adalah metode wawancara kuesioner terkait daftar-daftar

pernyataan mengenai variabel pengetahuan dan sikap gizi. Kuesioner

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, dengan harapan

responden akan memberikan respon atas daftar tersebut. Dalam

penelitian ini, seluruh responden memberikan respon dengan menjawab

seluruh pertanyaan/pernyataan yang diajukan oleh peneliti atau

enumerator sesuai kuesioner.

2) Metode SQ-FFQ

Metode SQ-FFQ digunakan untuk memperoleh data perilaku

makan sumber energi sesuai porsi atau URT dalam gram terkait frekuensi

konsumsi bahan makanan atau makanan jadi selama periode hari,

minggu, dan bulan. Data asupan makanan yang digunakan berupa

makanan pokok, lauk-pauk, sayur dan buah-buahan yang juga

menggunakan metode wawancara pada formulir SQ-FFQ.

Untuk mengetahui berapa sumber energi setiap responden, maka

dilakukan analisis menggunakan software Nutrisurvey dengan cara

Page 70: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

54

memasukkan semua bahan makanan atau makanan jadi yang dikonsumsi

tiap responden yang diperoleh dari wawancara kuesioner SQ-FFQ.

Kemudian hasil analisis dari total sumber energi disesuaikan dengan

tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi bagi WUS pada setiap kelompok umur

dalam bentuk kkal.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2002). Dalam penelitian ini, instrumen

yang digunakan merupakan kuesioner pengetahuan gizi, sikap gizi dan

perilaku makan sumber energi yang sebelumnya telah dilakukan uji validitas

dan reliabilitas terlebih dahulu. Berikut penjelasan lebih lanjut terkait

instrumen penelitian yang digunakan sebagai berikut:

1) Kuesioner penelitian yang berisi lembar persetujuan menjadi responden

penelitian dan identitas responden yang terdapat pada kolom “A nomor

A1-A8” dalam lampiran 2.

2) Pertanyaan mengenai variabel pengetahuan gizi terdapat pada tabel “B

nomor B1-B10” dalam lampiran 3. Untuk mengetahui dua kategori

variabel pengetahuan dikatakan “Rendah” jika jawaban benar ≤ 7.

Sedangkan pengetahuan dikatakan “Tinggi” jika jawaban benar melebihi

median > 8.

3) Pertanyaan mengenai variabel sikap gizi terdapat pada tabel “C nomor

C1-C8” dalam lampiran 4. Untuk mengetahui dua kategori variabel sikap

dikatakan “Negatif” jika jawaban ≤ 17. Sedangkan sikap dikatakan

Page 71: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

55

“Positif” jika jawaban melebihi median >18. Variabel sikap gizi juga

diukur menggunakan skala ukur “Likert” (Sugiyono, 2012). Dari setiap

jawaban pertanyaan/pernyataan sikap gizi pada instrumen penelitian ini

memiliki gradasi penilaian dari yang sangat positif sampai dengan yang

sangat negatif. Gradasi pengukuran untuk analisis kuantitatif pada

penelitian ini menggunakan standar yang diberi skor sebagai berikut:

a. Gradasi pertanyaan/pernyataan positif

SS = “Sangat Setuju” diberi skor 4

S = “Setuju” diberi skor 3

TS = “Tidak Setuju” diberi skor 2

STS = “Sangat Tidak Setuju” diberi skor 1

b. Gradasi pertanyaan/pernyataan Negatif

STS = “Sangat Tidak Setuju” diberi skor 4

TS = “Tidak Setuju” diberi skor 3

S = “Setuju” diberi skor 2

SS = “Sangat Setuju” diberi skor 1

Setelah dilakukan gradasi pertanyaan ketika dianalisis, kemudian

dari seluruh responden akan dilihat kecenderungan sikapnya apakah positif

atau negatif. Karena data yang dianalisis menghasilkan data yang tidak

berdistribusi normal, maka untuk mengetahui dua kategori variabel sikap

gizi yang dikatakan “Sikap Negatif” jika jawaban responden ≤ 17.

Sedangkan sikap gizi dikatakan “Sikap Positif” jika jawaban benar melebihi

median > 18.

Page 72: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

56

Selanjutnya untuk melihat kecenderungan pada setiap

pertanyaan/pernyataan, dilakukan analisis lebih lanjut pada setiap

pertanyaan/pernyataan dengan cara menganalisis data interval dan melihat

kecenderungan jawabannya. Sebagai contoh pada pertanyaan negatif C2

pada 148 responden diperoleh hasil:

Jumlah skor untuk 41 orang menjawab SS = 41 x 4 = 164

Jumlah skor untuk 2 orang menjawab S = 2 x 3 = 6

Jumlah skor untuk 48 orang menjawab TS = 48 x 2 = 96

Jumlah skor untuk 57 orang menjawab STS = 57 x 1 = 57

Jumlah total = 323

Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh pada salah satu pertanyaan

negatif C2 diatas diperoleh jumlah total sebesar = 323. Selanjutnya, untuk

melihat kecenderungan sikap gizi secara kontinum berdasarkan jumlah total

diatas dapat digambarkan sebagai berikut:

SS S TS STS

148 296 323 444 592

Jadi, berdasarkan data yang diperoleh dari 148 responden pada

pertanyaan negatif C2, rata-rata skor terletak pada daerah setuju dengan

angka kontinum sebesar 323.

Page 73: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

57

4) Formulir SQ-FFQ merupakan formulir perilaku makan yang digunakan

untuk mengumpulkan data asupan makanan sumber energi yang terdapat

pada lampiran 4. Responden akan diwawancarai untuk memilih semua

makanan yang sering dikonsumsi, terkait makanan pokok, lauk-pauk,

sayur dan buah melalui wawancara kepada responden yang dilakukan

oleh pengumpul data.

Formulir SQ-FFQ yang digunakan dalam penelitian ini juga

merupakan formulir SQ-FFQ yang telah dimodifikasi dari penelitian

sebelumnya, yaitu pada penelitian Hidayati (2011) dan telah disesuaikan

dengan bahan makanan yang paling sering dikonsumsi oleh responden di

lokasi penelitian. Nama bahan makanan yang diambil telah disesuaikan

dengan teori bahwa terdiri dari makanan pokok, lauk-pauk, sayur dan

buah yang juga dilakukan melalui wawancara. Selanjutnya dilakukan

eliminasi atau penghapusan daftar bahan makanan yang sama sekali tidak

dikonsumsi oleh 30 responden terpilih, sehingga menghasilkan kuesioner

daftar bahan makanan yang telah siap digunakan.

Untuk pengkategorian variabel perilaku makan sumber energi

dikatakan “Kurang” jika asupan energi <2125 pada usia 15-18 tahun;

<2250 pada usia 19-29 tahun; < 2150 pada usia 30-49. Sedangkan

perilaku makan sumber energi dikatakan “Cukup” jika asupan energi ≥

2125 pada usia 15-18 tahun; ≥2250 pada usia 19-29 tahun; ≥2150 pada

usia 30-49.

Page 74: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

58

4.6 Manajemen Data

Setelah kuesioner yang telah dikumpulkan lengkap, kemudian diolah

melalui tahap-tahap sebagai berikut sehingga siap untuk dilakukan analisis:

1. Penyuntingan data (Data editing)

Pada tahap editing ini merupakan tahap penyuntingan data sebelum

dilakukan proses pemasukan data. Proses editing ini dapat meliputi

kegiatan pengecekan jawaban kuesioner di lapangan atau sebelum peneliti

serta pengumpul data meninggalkan lapangan, yaitu untuk mengetahui

apakah jawaban yang ada pada kuesioner sudah lengkap, jelas serta

konsisten. Pengecekan dilakukan dengan tujuan agar data yang sudah

terkumpul diharapkan tidak terdapat kesalahan dan meragukan. Namun,

apabila hanya terdapat beberapa data saja yang masih belum lengkap pada

sebuah kuesioner , peneliti bersama enumerator dapat menelusuri kembali

responden yang bersangkutan atau mengambil data kembali hingga

lengkap.

2. Coding Data

Pada tahap coding ini, dilakukan perubahan data yang berbentuk

huruf menjadi angka. Kegunaan coding ini digunakan untuk

mempermudah analisis data dan mempercepat entri data. Koding juga

dilakukan berdasarkan variabel yang ada. Untuk variabel dependen yaitu

pada kuesioner SQ-FFQ perilaku makan sumber energi pada wanita

prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang, dilakukan koding

berapa kali konsumsi makanan dalam /hari, /minggu, /bulan dalam

Page 75: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

59

bentuk angka seperti contoh; 3H, 3M, dan 3B yang dimasukkan ke dalam

program microsoft excel. Kemudian dalam program microsoft excel

dilakukan penghitungan berat bahan makanan per porsi dalam URT

menjadi gram, dan penghitungan frekuensi konsumsinya seberapa sering

seperti 3x perhari yang berarti 3 kali/1 hari= 3 nilai rata-ratanya, 4x

perminggu berarti 4 kali/7 hari= 0,57 nilai rata-ratanya, dan 5x perbulan

berarti 5 kali/30 hari= 0,17 nilai rata-ratanya. Lalu untuk memperoleh

hasil akhir berat (gr), dilakukan penghitungan rata-rata dengan langkah

nilai rata-rata dikalikan dengan berat bahan makanan per porsi dalam

URT.

Setelah diperoleh hasil berat (gr) pada setiap bahan makanan,

kemudian data dimasukkan ke dalam software Nutrisurvey juga pada

setiap bahan makanan dengan hasil akhir berupa jumlah energi (kkal)

perorang. Selanjutnya data diinput dan dianalisis ke dalam software

SPSS dengan melakukan koding data sesuai pedoman Kemenkes (2014)

dinyatakan Kurang, jika asupan energi <2125 pada usia 15-18 tahun;

<2250 pada usia 19-29 tahun; < 2150 pada usia 30-49. Cukup, jika

asupan energi ≥ 2125 pada usia 15-18 tahun; ≥2250 pada usia 19-29

tahun; ≥2150 pada usia 30-49 dengan pengkategorian (1) perilaku makan

kurang dan (2) perilaku makan cukup.

Sedangkan pada variabel independen terdiri dari dua variabel, yaitu

pengetahuan gizi responden dinilai dalam menjawab 10 pernyataan yang

diajukan dalam kuesioner pengetahuan B1-B10, dengan masing-masing

pertanyaan diberi skor (1) jika jawaban tepat atau benar dengan koding 1,

Page 76: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

60

dan skor (0) jika jawaban responden tidak tepat atau salah dengan koding

2. Pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan konsumsi sumber energi,

kebutuhan konsumsi sumber energi dan permasalahan gizi WUS.

Kemudian hasilnya dibagi menjadi dua kategori yaitu; (1) rendah dan (2)

tinggi.

Selanjutnya untuk variabel independen sikap terhadap gizi

responden dinilai dalam menjawab 8 pernyataan yang diajukan dalam

kuesioner C1-C8. Masing-masing pernyataan positif diberi skor (1) jika

jawaban responden STS, skor (2) jika jawaban responden TS, skor (3) jika

jawaban responden S, skor (4) jika jawaban responden SS, begitu

sebaliknya untuk pertanyaan negatif. Jawaban responden dibagi menjadi

dua kategori yaitu (1) sikap negatif dan (2) sikap positif.

3. Pemasukan data (Data Entry)

Entry data merupakan proses melakukan pemasukan data ke

dalam template yang telah dibuat atau setelah data sudah dinyatakan

lengkap dan layak untuk diolah, baru kemudian memasukkan data ke

dalam software komputer. Data yang dimasukkan ke dalam software

disertai kode yang telah dibuat sesuai dengan kategorinya masing-

masing.

4. Pembersihan data (Data Cleaning)

Pada tahapan ini merupakan tahapan akhir yaitu data yang telah

di entri ke dalam software dicek kembali untuk memastikan bahwa data

tersebut bersih dari kesalahan, dengan demikian diharapkan data tersebut

benar-benar siap untuk dianalisis.

Page 77: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

61

4.7 Analisis Data

4.7.1 Analisis Univariat

Analisis data univariat ini digunakan untuk mendapatkan gambaran

distribusi atau distribusi frekuensi masing-masing variabel penelitian, pada

variabel dependen dalam penelitian ini yaitu perilaku makan sumber energi

pada wanita periode prakonsepsi dengan dua kategori; (1) Kurang dan (2)

Cukup dan pada variabel independen yaitu pengetahuan gizi dengan dua

kategori; (1) Rendah dan (2) Tinggi dan sikap gizi wanita prakonsepsi

dengan dua kategori; (1) Sikap Negatif dan (2) Sikap Positif.

4.7.2 Analisis Bivariat

Analisis data bivariat ini dilakukan untuk membuktikan hipotesis

dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel

dependen perilaku makan sumber energi pada wanita prakonsepsi dengan

variabel independen pengetahuan dan sikap gizi wanita prakonsepsi.

Adapun uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji

chi-square melalui software. Selanjutnya dikarenakan variabel dependen

dan variabel independen pada penelitian ini berbentuk data kategorik. Maka

untuk menguji kemaknaan digunakan nilai p-value dengan tingkat

kemaknaan 5% dan derajat kepercayaan 90%. Sehingga jika p-value ≤ 0,05

maka menunjukkan ada hubungan antara variabel dependen dan variabel

independen, sedangkan jika p-value > 0,05 maka menunjukkan tidak ada

hubungan antara variabel dependen dan variabel independen.

Page 78: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

62

4.8 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Validitas yang dimaksud dalam pengukuran ini merupakan uji

validitas dalam mengukur apakah pertanyaan pada kuesioner sudah dapat

mengukur variabel yang akan diukur atau tidak, atau apakah sudah ada

kesesuaian antara metode yang digunakan dengan alat ukur yang digunakan

dan objek yang diukur. Sedangkan reliabilitas merupakan konsistensi atau

stabilitas suatu pengukuran. Artinya, nilai yang dihasilkan dalam

pengukuran suatu variabel jika dilakukan berulang-ulang, maka akan

mengahasilkan nilai yang sama (Hermawanto, 2010).

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini juga termasuk dalam

kategori validitas teoritik atau validity by face dan termasuk dalam aspek

validitas internal untuk melihat keabsahan susunan kalimat atau kata-kata

dalam pertanyaan agar tidak menimbulkan salah tafsir. Validitas tersebut

juga digunakan pada formulir SQ-FFQ untuk mengetahui kebiasaan

konsumsi makanan responden.

Telah dijelaskan bahwa reliabilitas adalah konsistensi suatu alat ukur

yang digunakan dapat terjaga konsistensinya dari pengukuran waktu

pertama hingga pengukuran yang dilakukan berulang-ulang. Oleh karena

itu, uji reliabilitas instrumen penelitian ini dilakukan dengan cara melihat

nilai r pada kolom “Cronbach’s Alpha”, jika nilai r hitung lebih besar

daripada nilai r tabel (r hitung > r tabel) maka dapat dikatakan instrumen

tersebut reliabel (Hastono, 2001).

Sehingga pada instrumen penelitian ini, uji validitas dan reliabilitas

kuesioner telah dilakukan di KUA Kecamatan Ciputat Kota Tangerang

Page 79: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

63

Selatan yang memiliki karakteristik responden hampir sama dengan

karakteristik subjek pada penelitian ini.

Adapun cara untuk mendapatkan uji validitas dan reliabilitas

kuesioner dilakukan dengan menggunakan software, dan diperoleh hasil uji

validitas pengetahuan gizi dan sikap gizi responden dari nilai r hitung rata-

rata (n:30 ≥ 0,361) pada masing-masing item pertanyaan sehingga dapat

disimpulkan bahwa instrumen valid. Sedangkan uji reliabilitas yang dilihat

pada Cronbach’s Alpha menunjukkan hasil reliabel sebesar 0,858 dan

0,760 pada pengetahuan dan sikap gizi, dimana nilai tersebut termasuk

kategori dengan tingkat realibititas tinggi.

Page 80: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

64

BAB V

HASIL

5.1 Gambaran KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016

KUA kecamatan Pamulang merupakan satu-satunya Kantor Urusan

Agama yang berada di wilayah Pamulang, terletak di Jl. Siliwangi No 2

Provinsi Banten, Kota Tangerang Selatan, dan membawahi 8 kelurahan di

wilayah kerja Kecamatan Pamulang pada tahun 2016. Berikut 8 kelurahan

yang berada di wilayah kerja KUA Kecamatan Pamulang dijelaskan dalam

tabel berikut:

Tabel 5.2 Nama-nama Kelurahan di KUA Kecamatan Pamulang Tahun2016

No KelurahanSampel yang

diambil

1 Pamulang Barat 26

2 Pamulang Timur 23

3 Pondok Cabe Ilir 19

4 Pondok Cabe Udik 16

5 Pondok Benda 17

6 Benda Baru 18

7 Bambu Apus 14

8 Kedaung 15

Total 148

Dari tabel 5.1 diatas diketahui bahwa total keseluruhan kelurahan

yang berada di wilayah kerja KUA Kecamatan Pamulang adalah 8

Page 81: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

65

kelurahan. Adapun responden yang turut berpartisipasi menjadi sampel

penelitian sebanyak 148 orang yang juga tersebar pada 8 kelurahan tersebut.

5.2 Analisis Univariat

Analisis univariat pada penelitian ini merupakan analisis yang

dilakukan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi dari masing-masing

variabel yang diteliti, baik variabel dependen (perilaku makan sumber

energi) maupun variabel independen (pengetahuan gizi dan sikap gizi) pada

wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Kota

Tangerang Selatan Tahun 2016.

5.2.1 Gambaran Perilaku Makan Sumber Energi pada Wanita Prakonsepsiyang dilayani KUA Kecamatan Pamulang

Gambaran perilaku makan sumber energi pada wanita prakonsepsi

yang menjadi responden dalam penelitian ini dapat diketahui melalui

wawancara kuesioner SQ-FFQ. Wawancara yang dilakukan telah sesuai

dengan konsumsi makanan yang biasa dikonsumsi responden sehari-hari

dalam sebulan terakhir. Berikut hasil gambaran perilaku makan sumber

energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang

disajikan dalam bentuk tabel 5.2 berikut:

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Perilaku Makan Sumber Energi padaWanita Prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Tahun

2016

Perilaku Makan SumberEnergi

Frekuensi(n)

Persen(%)

Kurang 125 84,5Cukup 23 15,5

TOTAL 148 100

Page 82: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

66

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa dari 148 wanita prakonsepsi

yang menjadi responden di KUA Kecamatan Pamulang tahun 2017,

sebagian besar wanita prakonsepsi (84,5%) memiliki perilaku makan

sumber energi kurang yaitu perilaku makan < 2125 per hari.

5.2.2 Gambaran Pengetahuan Gizi Wanita Prakonsepsi yang dilayani KUAKecamatan Pamulang

Berikut gambaran pengetahuan gizi wanita prakonsepsi yang

menjadi responden dalam penelitian ini, disajikan dalam bentuk tabel 5.3

berikut:

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Gizi Wanita Prakonsepsiyang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016

PengetahuanGizi

Frekuensi(n)

Persen(%)

Rendah 75 50,7Tinggi 73 49,3

TOTAL 148 100

Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa dari 148 wanita prakonsepsi

yang menjadi responden di KUA Kecamatan Pamulang tahun 2017,

sebagian besar responden memiliki pengetahuan gizi rendah (50,7%).

Adapun distribusi frekuensi pengetahuan gizi wanita prakonsepsi

berdasarkan pertanyaan kuesioner di KUA Kecamatan Pamulang adalah

sebagai berikut:

Page 83: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

67

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Gizi Wanita PrakonsepsiBerdasarkan Pertanyaan Kuesioner di KUA Kecamatan Pamulang

Tahun 2016

No PertanyaanBenar Salah

n % n %B1 Makanan sumber energi 34 23,0 114 77,0B2 Anekaragam makanan SE 40 27,0 108 73,0B3 Kebutuhan sumber energi 32 21,6 116 78,4B4 Porsi sumber energi 51 34,5 97 65,5B5 Pengetahuan gizi 49 33,1 99 66,9B6 Porsi sumber energi 41 27,7 107 72,3B7 Dampak kelebihan zat gizi 54 36,5 94 63,5B8 Makanan sumber energi 45 30,4 103 69,6B9 Dampak bagi bayi 49 33,1 99 66,9B10 Dampak bagi Ibu 43 29,1 105 70,9

Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa distribusi jawaban pertanyaan

pengetahuan gizi dari 148 responden di KUA Kecamatan Pamulang tahun

2017, sebagian besar responden menjawab salah pada kebutuhan sumber

energi (78,4%), makanan sumber energi (77,0%) dan porsi sumber energi

(72,3%).

5.2.3 Gambaran Sikap Gizi Wanita Prakonsepsi yang dilayani KUAKecamatan Pamulang

Berikut gambaran sikap gizi wanita prakonsepsi yang menjadi

responden dalam penelitian ini, disajikan dalam bentuk tabel 5.3 berikut:

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Sikap Gizi Wanita Prakonsepsi yangdilayani KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016

Sikap Gizi Frekuensi(n)

Persen(%)

Negatif 97 65,5Positif 51 34,5

TOTAL 148 100

Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa dari 148 wanita prakonsepsi

yang menjadi responden di KUA Kecamatan Pamulang tahun 2017,

sebagian besar responden memiliki sikap gizi negatif (65,5%).

Page 84: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

68

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Sikap Gizi Wanita Prakonsepsi Berdasarkan Pertanyaan Kuesioner di KUA KecamatanPamulang Tahun 2016

Berikut gambaran sikap gizi wanita prakonsepsi berdasarkan pertanyaan kuesioner, disajikan dalam bentuk tabel 5.6 berikut:

No Pertanyaan Sikap GiziSTS (x4) TS (x3) S (x2) SS (x1) Total Hasil

KaliKecenderungan

Sikapn % n % n % n % n %Gradasi Pertanyaan Negatif

C2Saya selalu berupaya makan buahminimal 1 porsi dan sayur 1 porsisehari

41 27,7 2 1,4 48 32,4 57 38,5 148 100 323 Setuju

C4 Saya tidak perlu konsumsi sayurdan buah setiap hari

34 23,0 15 10,1 51 34,5 48 32,4 148 100 331 Setuju

C5 Sebaiknya saya menimbang beratbadan setiap hari agar tetap ideal

15 10,1 42 28,4 44 29,7 47 31,8 148 100 321 Setuju

C7 Saya tidak harus mengonsumsinasi 2-3 porsi per hari

16 10,8 5 3,4 55 37,2 72 48,6 148 100 261 Sangat Setuju

No Pertanyaan Sikap GiziSS (x4) S (x3) TS (x2) STS (x1) Total Hasil

KaliKecenderungan

Sikapn % n % n % n % n %Gradasi Pertanyaan Positif

C1Saya akan mengonsumsi nasi,sayur, lauk-pauk dan buah setiaphari

10 6,8 37 25,0 67 45,3 34 23,0 148 100 319 Tidak Setuju

Page 85: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

69

C3Perbanyak konsumsi sayuranhijau dan kacang-kacangan untukmenghadapi masa kehamilan

16 10,8 36 24,3 27 18,2 69 46,6 148 100 295 Tidak Setuju

C6 Makanan ideal sehari-hari (nasi,lauk-pauk, sayur dan buah)

4 2,7 26 17,6 51 34,5 67 45,3 148 100 263 Tidak Setuju

C8 Saya akan selalu berupaya agarmemiliki berat badan normal

16 10,8 23 15,5 22 14,9 87 58,8 148 100 351 Setuju

Page 86: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

70

Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa dari 8 pertanyaan yang terdiri dari

empat pertanyaan negatif dan empat pertanyaan positif dari 148 wanita

prakonsepsi yang menjadi responden di KUA Kecamatan Pamulang tahun 2017,

sebagian besar responden memiliki kecenderungan sikap setuju pada pertanyaan

negatif C2, C4, dan C5. Sedangkan pada pertanyaan negatif C7 terkait “Konsumsi

nasi 2-3 porsi per hari” 48,6% menjawab sangat setuju, dengan hasil kali skala

likert sebesar 261 memiliki kecenderungan sikap sangat setuju. Kemudian untuk

pertanyaan positif diketahui bahwa responden memiliki kecenderungan sikap

tidak setuju pada pertanyaan positif C1, C3, C6. Sedangkan pada pertanyaan C8

terkait “Upaya untuk memilki BB ideal” diperoleh hasil tertinggi menjawab

pertanyaan dengan jawaban sangat tidak setuju sebesar 58,8% dengan hasil kali

skala likert sebesar 351. Namun, kecenderungan sikap menuju ke arah setuju.

5.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara

variabel dependen dan variabel independen dengan menggunakan uji chi

square. Variabel yang dianalisis dapat dikatakan berhubungan secara

signifikan jika diperoleh nilai p ≤ 0,05 dan dikatakan tidak berhubungan

secara signifikan jika diperoleh nilai p > 0,05. Adapun hasil bivariat dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

5.3.1 Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Perilaku Makan Sumber Energipada Wanita Prakonsepsi yang Dilayani KUA Kecamatan Pamulang

Hasil analisis bivariat antara pengetahuan gizi dengan perilaku

makan sumber energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA

Kecamatan Pamulang tahun 2016, dapat dilihat pada tabel 5.7 berikut ini.

Page 87: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

71

Tabel 5.7 Analisis Hubungan antara Pengetahuan Gizi dengan PerilakuMakan Sumber Energi pada Wanita Prakonsepsi yang Dilayani KUA

Kecamatan Pamulang Tahun 2016

PengetahuanGizi

Perilaku Makan SumberEnergi Total

p-valueKurang Cukupn (%) n (%) n (%)

Rendah 60 (80,0) 15 (20,0) 75 (100)0,197Tinggi 65 (89,0) 8 (11,0) 73 (100)

Total 125 (93,8) 23 (6,2) 148 (100)

Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa responden yang memiliki

pengetahuan gizi rendah dan perilaku makan sumber energi kurang ada 60

dari 75 orang (80,0%). Sedangkan responden yang memiliki pengetahuan

gizi tinggi dan perilaku makan sumber energi kurang ada 65 dari 73 orang

(89,0%). Dari hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitasnya sebesar 0,197

(p-value > 0,05), artinya pada alpha 5% tidak terdapat hubungan antara

pengetahuan gizi dengan perilaku makan sumber energi pada wanita

prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang tahun 2016.

Adapun hasil analisis hubungan antara jawaban semua responden

per pertanyaan pengetahuan gizi dengan pertanyaan perilaku makan

sumber energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan

Pamulang, hanya terdapat hubungan pada pertanyaan B1 sebagai berikut:

Tabel 5.8 Analisis Hubungan antara Pertanyaan Pengetahuan GiziMakanan Sumber Energi (B1) dengan Perilaku Makan Sumber Energi

pada Wanita Prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan PamulangTahun 2016

PertanyaanPengetahuan

Gizi (B1)

Perilaku Makan SumberEnergi Total

p-valueKurang Cukupn (%) n (%) n (%)

Benar 101 (88,6) 13 (11,4) 114 (100)0,023Salah 24 (70,6) 10 (29,4) 34 (100)

Total 125 (84,5) 23 (15,5) 148 (100)

Page 88: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

72

Berdasarkan tabel 5.8 diketahui bahwa responden dengan pertanyaan

pengetahuan gizi benar dan perilaku makan sumber energi kurang ada 101

dari 114 orang (88,6%). Sedangkan responden dengan pertanyaan

pengetahuan gizi salah dan perilaku makan sumber energi kurang ada 24

dari 34 orang (70,6%). Dari hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitasnya

sebesar 0,023 (p-value ≤0,05), artinya pada alpha 5% terdapat hubungan

antara pertanyaan pengetahuan gizi B1 dengan perilaku makan sumber

energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang

tahun 2016.

5.3.2 Hubungan Sikap Gizi dengan Perilaku Makan Sumber Energi padaWanita Prakonsepsi yang Dilayani KUA Kecamatan Pamulang

Hasil analisis bivariat antara sikap gizi dengan perilaku makan

sumber energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan

Pamulang tahun 2016, dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut ini:

Tabel 5.9 Analisis Hubungan antara Sikap Gizi dengan PerilakuMakan Sumber Energi pada Wanita Prakonsepsi yang Dilayani KUA

Kecamatan Pamulang Tahun 2016

Sikap GiziPerilaku Makan Sumber Energi

Totalp-valueKurang Cukup

n (%) n (%) n (%)Negatif 83 (85,6) 14 (14,4) 97 (100)

0,784Positif 42 (82,4) 9 (17,6) 51 (100)Total 125 (84,5) 23 (15,5) 148 (100)

Berdasarkantabel 5.9 diketahui bahwa responden yang memiliki

sikap gizi negatif dan perilaku makan sumber energi kurang ada 83 dari 97

orang (85,6%). Sedangkan responden yang memiliki sikap gizi positif dan

perilaku makan sumber energi kurang ada 42 dari 51 orang (82,4%). Dari

hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitasnya sebesar 0,784 (p-value >

0,05), artinya pada alpha 5% tidak terdapat hubungan antara sikap gizi

Page 89: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

73

dengan perilaku makan sumber energi pada wanita prakonsepsi yang

dilayani KUA Kecamatan Pamulang tahun 2016.

Adapun hasil analisis hubungan antara jawaban semua responden

per pertanyaan sikap gizi dengan pertanyaan perilaku makan sumber

energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang,

terdapat hubungan pada pertanyaan C2 sebagai berikut:

Tabel 5.10 Analisis Hubungan antara Pertanyaan Sikap Gizi KonsumsiBuah dan Sayur (C2) dengan Perilaku Makan Sumber Energi pada

Wanita Prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Tahun2016

PertanyaanSikap Gizi

(C2)

Perilaku Makan SumberEnergi Total

p-valueKurang Cukupn (%) n (%) n (%)

SS 50 (87,7) 7 (12,3) 57 (100)

0,050S 35 (72,9) 13 (27,1) 48 (100)TS 2 (100) 0 (0) 2 (100)STS 38 (92,7) 3 (7,3) 41 (100)Total 125 (84,5) 23 (15,5) 148 (100)

Berdasarkan tabel 5.10 diketahui bahwa responden dengan

pertanyaan sikap gizi Sangat Setuju (SS) dan perilaku makan sumber

energi kurang ada 50 dari 57 orang (87,7%). Responden dengan

pertanyaan sikap gizi Setuju (S) dan perilaku makan sumber energi kurang

ada 35 dari 48 orang (72,9%). Responden dengan pertanyaan sikap gizi

Tidak Setuju (TS) dan perilaku makan sumber energi kurang ada 2 dari 2

orang (100%). Responden dengan pertanyaan sikap gizi Sangat Tidak

Setuju (STS) dan perilaku makan sumber energi kurang ada 38 dari 41

orang (92,7%).

Dari hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitasnya sebesar 0,050

(p-value ≤0,05), artinya pada alpha 5% terdapat hubungan antara

Page 90: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

74

pertanyaan sikap gizi C2 dengan perilaku makan sumber energi pada

wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang tahun 2016.

Tabel 5.11 Analisis Hubungan antara Pertanyaan Sikap Gizi terhadapUpaya BB Ideal (C8) dengan Perilaku Makan Sumber Energi pada

Wanita Prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Tahun2016

PertanyaanSikap Gizi

(C8)

Perilaku Makan SumberEnergi Total

p-valueKurang Cukupn (%) n (%) n (%)

SS 15 (93,8) 1 (6,2) 16 (100)

0,027S 16 (69,6) 7 (17,6) 23 (100)TS 22 (100) 0 (0) 22 (100)STS 72 (82,8) 15 (17,2) 87 (100)Total 125 (84,5) 23 (15,5) 148 (100)

Berdasarkan tabel 5.11 diketahui bahwa responden yang menjawab

pertanyaan sikap gizi Sangat Setuju (SS) dan perilaku makan sumber

energi kurang ada 15 dari 16 orang (93,8%). Responden dengan

pertanyaan sikap gizi Setuju (S) dan perilaku makan sumber energi kurang

ada 16 dari 23 orang (69,6%). Responden dengan pertanyaan sikap gizi

Tidak Setuju (TS) dan perilaku makan sumber energi kurang ada 22 dari

22 orang (100%). Responden dengan pertanyaan sikap gizi Sangat Tidak

Setuju (STS) dan perilaku makan sumber energi kurang ada 72 dari 87

orang (82,8%).

Dari hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitasnya sebesar 0,027

(p-value ≤0,05), artinya pada alpha 5% terdapat hubungan antara

pertanyaan sikap gizi C8 dengan perilaku makan sumber energi pada

wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang tahun 2016.

Page 91: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

75

5 BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini terdapat kelemahan yang menjadi keterbatasan

penelitian adalah tidak diketahuinya data wanita yang telah menikah di luar

KUA, sehingga tidak terdaftar di KUA, dan tidak termasuk ke dalam sampel

penelitian. Dikarenakan wanita tersebut juga termasuk wanita usia subur

atau wanita pada masa prakonsepsi, dan makanan yang mengandung gula,

garam dan minyak juga termasuk kedalam keterbatasan penelitian ini karena

penelitian ini hanya berfokus pada perilaku makan sumber energi.

6.2 Gambaran Perilaku Makan Sumber Energi

Perilaku makan merupakan cara seseorang dalam memilih pangan

dan mengonsumsinya sebagai reaksi terhadap kebutuhan tubuh (Suhardjo,

1989 dalam Dewi, 2013 dan Notoatmodjo, 2002). Pada penelitian ini,

perilaku makan sumber energi yang dilakukan melalui wawancara kuesioner

Semi Quantitative FFQ telah disesuaikan dengan daftar bahan makanan

yang biasa dikonsumsi oleh responden melalui adanya studi pendahuluan.

Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2012) yang mengatakan bahwa

pengukuran perilaku juga dapat dilakukan secara tidak langsung seperti

Page 92: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

76

recall konsumsi makanan yang telah dikonsumsi responden beberapa hari,

minggu bahkan bulan lalu.

Energi merupakan salah satu hasil dari suatu proses metabolisme

karbohidrat, protein dan lemak. Makanan sumber energi memang sangat

dibutuhkan bagi wanita sebagai calon ibu. Makanan tersebut banyak

terdapat pada aneka ragam makanan, terdiri dari makanan pokok seperti

nasi; lauk-pauk seperti daging, ikan; sayuran hijau seperti bayam dan

kacang-kacangan; dan buah dengan kadar air rendah seperti pisang, kurma

atau buah yang mengandung sumber lemak baik seperti alpukat (Kemenkes

RI, 2014). Oleh sebab itu perilaku makan yang dimaksud dalam penelitian

ini merupakan perilaku makan yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana

perilaku makan wanita prakonsepsi terkait sumber energi yang sudah

meliputi makanan bersumber karbohidrat, protein dan lemak.

Berdasarkan hasil penelitian pada wanita prakonsepsi (15-49 tahun)

yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang tahun 2016 diperoleh bahwa

sebagian besar wanita prakonsepsi memiliki perilaku makan sumber energi

kurang, yaitu sebesar 84,5% (Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Perilaku Makan

Sumber Energi pada Wanita Prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan

Pamulang Tahun 2016). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

Irawan dkk (2013) dan penelitian Hamid dkk (2014), yang menunjukkan

bahwa asupan energi kurang pada wanita prakonsepsi di Kota Makassar

terdapat sebanyak 29,7% dan 18,8%. Dari data tersebut dapat diketahui

bahwa perilaku makan sumber energi pada wanita masih tergolong kurang

(< 2125 per hari).

Page 93: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

77

Perilaku makan sumber energi merupakan suatu istilah untuk

menggambarkan perilaku yang berhubungan dengan tatakrama makan,

frekuensi makan, pola makan, kesukaan makan dan pemilihan makanan oleh

seseorang (Tan, 1970 dalam Purwaningrum, 2008). Selain harus beraneka

ragam (mengandung berbagai zat gizi; energi, protein, vitamin dan mineral),

makanan sumber energi juga harus sesuai dengan jumlah (porsi) kebutuhan

setiap orang atau kelompok umur. Oleh sebab itu, Kemenkes RI tahun 2014,

juga menjelaskan bahwa perilaku makan merupakan perilaku paling penting

yang dapat memengaruhi keadaan gizi seseorang.

Hal ini didukung oleh Almatsier (2010), yang juga menyatakan

bahwa konsumsi makanan akan berpengaruh terhadap status gizi seseorang.

Kartasapotra (2003) dalam Irawan (2012) juga menyatakan bahwa adanya

kekurangan energi secara terus menerus akan menimbulkan gejala seperti

daya tahan tubuh menurun, rentan terhadap penyakit dan dapat

menimbulkan efek terhadap daya kerja menurun. Dampak lainnya yaitu ibu

cenderung dapat melahirkan bayi yang menderita kerusakan otak dan

sumsum tulang, serta akan melahirkan bayi BBLR jika ibu mengalami

malnutrisi sebelum dan selama awal kehamilan (Arisman, 2007).

Dari penjelasan diatas, diketahui bahwa perilaku makan sumber

energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang

tahun 2016 dan bahaya dari perilaku makan sumber energi kurang masih

menjadi masalah. Sehingga perlu adanya upaya pencegahan dan

penanggulangan dalam mengatasi masalah tersebut.

Page 94: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

78

Upaya pencegahan dan penanggulangan dapat dilakukan dengan

cara diadakan pemeriksaan dan pendataan Lingkar Lengan Atas (LiLA)

kepada wanita prakonsepsi yang akan menikah atau mendaftar ke KUA.

Selain itu, perlu dibiasakan bagi wanita prakonsepsi agar melakukan pola

makan sehat dan beraneka ragam, memantau berat badan minimal sebulan

sekali dan berolahraga secara teratur. Dari pemeriksaan tersebut juga dapat

diketahui LiLA masing-masing responden baik yang < 23,5 cm maupun

tidak, sehingga dapat diberikan penyuluhan melalui penataran kesehatan

reproduksi di KUA agar wanita prakonsepsi bisa lebih waspada dan

termotivasi dalam memperhatikan kesehatan dirinya, makanan yang

dikonsumsi, dan dapat meminimalisir adanya risiko Kekurangan Energi

Kronis (KEK) pada wanita sebagai calon ibu.

6.3 Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Makan Sumber Energi

Pengetahuan merupakan hasil tahu yang dapat diperoleh melalui

mata ataupun telinga. Pengetahuan juga merupakan salah satu faktor penting

yang sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan, dalam hal ini

terkait konsumsi makanan. Seseorang yang memiliki pengetahuan baik

tentang konsumsi makanan, maka cenderung akan mengambil keputusan

yang tepat pula (Notoatmodjo, 2007). Menururt Sediaoetama (2000),

pengetahuan gizi seseorang juga dapat berpengaruh terhadap sikap dan

perilaku dalam memilih makanan, dan juga dapat menentukan mudah

tidaknya seseorang memahami manfaat kandungan gizi dari makanan yang

dikonsumsi.

Page 95: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

79

Dalam penelitian ini, data pengetahuan dikumpulkan melalui

wawancara dengan instrumen kuesioner. Menurut Notoatmodjo (2010),

wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data,

dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari

responden. Wawancara ini digunakan peneliti untuk memperoleh informasi

secara langsung dari responden, menilai kebenaran jawaban responden

melalui mimik wajah serta gaya bicara responden ketika ragu menjawab,

serta dapat mempermudah peneliti ketika menjelaskan pertanyaan yang

tidak dimengerti dan memancing jawaban responden ketika tersendat.

Berdasarkan hasil wawancara kuesioner pengetahuan gizi kepada

responden diperoleh hasil bahwa sebagian besar wanita prakonsepsi

memiliki pengetahuan gizi rendah, yaitu sebesar 50,7%. Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian Ervina dkk (2014), yang menunjukkan bahwa

pengetahuan kurang pada wanita prakonsepsi di Kota Makassar tahun 2014

terdapat sebanyak 44,6%.

Dari data di atas dapat diketahui bahwa gambaran pengetahuan gizi

pada wanita prakonsepsi masih tergolong kategori rendah dan masih

menjadi masalah. Adapun nilai p-value =0,197 (P >0,05) menunjukkan

bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi

dengan perilaku makan sumber energi (Tabel 5.7 Analisis Hubungan antara

Pengetahuan Gizi dengan Perilaku Makan Sumber Energi pada Wanita

Prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016). Jika

dilihat dari hasil jawaban responden pada (Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi

Pengetahuan Gizi Wanita Prakonsepsi Berdasarkan Pertanyaan Kuesioner di

Page 96: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

80

KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016), sebagian besar responden

menjawab salah pada pertanyaan (B1) makanan sumber energi, (B3)

kebutuhan sumber energi dan (B6) porsi sumber energi. Hal tersebut

mendukung gambaran pengetahuan gizi pada wanita prakonsepsi yang

masih tergolong rendah.

Hasil penelitian ini juga selaras dengan penelitian Maharibe (2014)

yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara

pengetahuan gizi dengan perilaku gizi seimbang p=0,871. Tidak

ditemukannya hubungan antara pengetahuan gizi dengan perilaku makan

sumber energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan

Pamulang ini dikarenakan data variabel pengetahuan gizi relatif homogen.

Seperti yang terlihat pada (Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Gizi

Wanita Prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016),

bahwa prevalensi pengetahuan gizi rendah tidak jauh berbeda dari

pengetahuan gizi tinggi dengan perilaku makan sumber energi kurang.

Sehingga data yang homogen tersebut dapat mempengaruhi hasil analisis uji

bivariat secara statistik.

Berdasarkan hasil analisis bivariat selanjutnya yang dilakukan pada

setiap pertanyaan pengetahuan gizi dan hubungannya dengan perilaku

makan sumber energi pada (Tabel 5.8 Analisis Hubungan Pertanyaan

Pengetahuan Gizi (B1) dengan Perilaku Makan Sumber Energi pada Wanita

Prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016),

diperoleh satu pertanyaan pengetahuan gizi (B1) terkait makanan sumber

energi dengan p-value =0,023 (P ≤0,05) menunjukkan bahwa terdapat

Page 97: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

81

hubungan yang signifikan antara pertanyaan pengetahuan gizi B1 dengan

perilaku makan sumber energi pada Wanita Prakonsepsi yang dilayani KUA

Kecamatan Pamulang Tahun 2016. Sesuai dengan penelitian Hamid dkk

(2014) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan gizi

dengan perilaku makan terkait risiko KEK pada wanita prakonsepsi di Kota

Makassar tahun 2014.

Hal ini dikarenakan pertanyaan pengetahuan B1 masih umum dan

yang pasti setiap responden tentu tahu makanan ideal yang seharusnya

dikonsumsi adalah makanan yang terdiri dari nasi, sayur, lauk-pauk dan

buah. Walaupun pada kenyataannya tidak semua responden bersikap sesuai

pengetahuan. Namun, rata-rata responden ternyata menjawab bahwa nasi,

sayur dan buah termasuk makanan sumber energi. Oleh sebab itu, dari hal

tersebut perlu adanya upaya promotif dan preventif yang dapat dilakukan

melalui edukasi kesehatan terkait pengetahuan gizi seimbang bagi wanita

prakonsepsi. Dalam hal ini terkait pengetahuan aneka ragam makanan apa

saja yang bersumber energi baik untuk dikonsumsi, dan anjuran konsumsi

per harinya.

6.4 Hubungan Sikap dengan Perilaku Makan Sumber Energi

Sikap adalah suatu reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang kepada suatu objek atau stimulus (Effendi dan Makhfudli, 2009).

Menurut Azwar (2011) pembentukan sikap dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu; pendidikan, pengalaman pribadi, pengaruh dari orang lain,

sumber informasi, pengaruh kebudayaan dan faktor emosional. Sikap juga

merupakan konsep yang sangat penting dalam komponen sosio-psikologis,

Page 98: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

82

karena sikap merupakan kecenderungan dalam bertindak dan berpersepsi.

Oleh sebab itu, sikap memang memiliki hubungan dengan adanya

pengetahuan dan perilaku seseorang.

Dalam penelitian ini, data sikap gizi juga dikumpulkan melalui

wawancara dengan instrumen kuesioner sama seperti pengetahuan.

Wawancara ini digunakan peneliti untuk memperoleh informasi secara

langsung dari responden, menilai kebenaran jawaban responden melalui

mimik wajah serta gaya bicara responden ketika ragu menjawab, serta dapat

mempermudah peneliti ketika menjelaskan pertanyaan yang tidak

dimengerti dan memancing jawaban responden ketika tersendat.

Berdasarkan hasil wawancara kuesioner sikap gizi kepada responden

diperoleh hasil bahwa sebagian besar wanita prakonsepsi memiliki sikap

gizi negatif, yaitu sebesar 65,5%. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Ervina dkk (2014), yang menunjukkan bahwa sikap negatif pada

wanita prakonsepsi di Kota Makassar tahun 2014 terdapat sebanyak 50,0%.

Dari data di atas dapat diketahui bahwa gambaran sikap gizi pada

wanita prakonsepsi masih tergolong kategori negatif dan masih menjadi

masalah. Jika dilihat dari hasil jawaban responden pada (Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Sikap Gizi Wanita Prakonsepsi Berdasarkan

Pertanyaan Kuesioner di KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016), sebagian

besar responden memiliki kecenderungan sikap gizi setuju pada pertanyaan

sikap gizi negatif C2, C4, dan C5. Sedangkan pertanyaan C7 terkait

“konsumsi nasi 2-3 porsi per hari” sebanyak 48,6% responden menjawab

sangat setuju dengan kecenderungan sikap gizi juga sangat setuju.

Page 99: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

83

Kemudian untuk pertanyaan sikap gizi positif, sebagian besar

responden memiliki kecenderungan sikap gizi tidak setuju pada pertanyaan

C1, C3 dan C6. Sedangkan pertanyaan C8 terkait “upaya untuk memiliki

BB ideal” sebanyak 58,8% responden menjawab sangat tidak setuju, namun

kecenderungan sikap gizi menuju arah setuju. Hal tersebut mendukung

gambaran sikap gizi pada wanita prakonsepsi yang termasuk dalam kategori

negatif, hal ini juga dikarenakan pada pertanyaan negatif C2, C4, dan C5

kecenderungan sikap gizi yang juga berarti jawaban responden menyatakan

setuju bahkan sangat setuju pada pertanyaan negatif C7.

Adapun nilai p-value =0,784 (P >0,05) menunjukkan bahwa tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara sikap gizi dengan perilaku makan

sumber energi (Tabel 5.9 Analisis Hubungan antara Sikap Gizi dengan

Perilaku Makan Sumber Energi pada Wanita Prakonsepsi yang dilayani

KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016). Hasil penelitian ini tidak sesuai

dengan penelitian Ervina dkk (2014), yang menyimpulkan bahwa ada

hubungan antara sikap gizi seimbang dengan perilaku gizi seimbang (p=

0,000) pada wanita prakonsepsi di Kota Makassar tahun 2014. Diketahui

responden yang bersikap negatif dan berperilaku buruk sebanyak 71,7%.

Berdasarkan analisis bivariat diatas, sebenarnya diperoleh hasil

bahwa wanita prakonsepsi yang memiliki perilaku makan sumber energi

kurang lebih banyak terjadi pada wanita prakonsepsi yang memiliki sikap

gizi negatif (85,6%) daripada wanita prakonsepsi yang sikap gizinya positif

(82,4). Namun, dari hasil uji statistik dinyatakan bahwa tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara sikap gizi dengan perilaku makan sumber

Page 100: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

84

energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang

tahun 2016.

Tidak ditemukannya hubungan antara sikap gizi dengan perilaku

makan sumber energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA

Kecamatan Pamulang ini kemungkinan dapat disebabkan karena distribusi

data variabel sikap gizi yang kurang heterogen, dimana sikap gizi negatif

jauh lebih banyak jumlahnya (97 responden) dibanding jumlah sikap gizi

positif (51 responden). Seperti yang terlihat pada (Tabel 5.5 Distribusi

Frekuensi Sikap Gizi Wanita Prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan

Pamulang Tahun 2016).

Berdasarkan hasil analisis bivariat yang dilakukan pada setiap

pertanyaan sikap gizi dan hubungannya dengan perilaku makan sumber

energi pada (Tabel 5.10 Analisis Hubungan Pertanyaan Sikap Gizi (C2)

dengan Perilaku Makan Sumber Energi pada Wanita Prakonsepsi yang

dilayani KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016), diperoleh dua pertanyaan

pada sikap gizi (C2) pertanyaan sikap gizi negatif terkait”upaya konsumsi

buah minimal 1 porsi dan sayur 1 porsi per hari” dengan p-value =0,050 (P

≤0,05) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

pertanyaan sikap gizi C2 dengan perilaku makan sumber energi pada Wanita

Prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016.

Sesuai anjuran Pedoman Gizi Seimbang (PGS) dalam Kemenkes RI

tahun 2014 menjelaskan bahwa sebenarnya kebutuhan sumber energi pada

wanita usia subur terhadap sayur dan buah adalah sebanyak 2-3 porsi per

hari. Dikarenakan pada pertanyaan sikap gizi C2 merupakan pertanyaan

Page 101: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

85

negatif, namun rata-rata responden memiliki kecenderungan sikap setuju.

Hal ini disebabkan karena hasil wawancara sikap gizi kepada responden

terkait rata-rata konsumsi sayur dan buah memang masih tergolong kurang

atau belum memenuhi anjuran sesuai pedoman gizi seimbang. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa responden menjawab pertanyaan yang ditanyakan

oleh pewawancara secara jujur atau sesuai keadaan konsumsi sayur dan

buah responden sehari-hari. Oleh sebab itu, dari hal tersebut perlu adanya

upaya promotif dan preventif yang dapat dilakukan melalui edukasi

kesehatan terkait sikap gizi seimbang bagi wanita prakonsepsi. Dalam hal

ini terkait konsumsi makanan sumber energi pada sayur dan buah yang

sebaiknya dikonsumsi 2-3 porsi per hari.

Berdasarkan hasil analisis bivariat selanjutnya pada (Tabel 5.11

Analisis Hubungan Pertanyaan Sikap Gizi (C8) dengan Perilaku Makan

Sumber Energi pada Wanita Prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan

Pamulang Tahun 2016), terkait ”upaya agar memiliki BB ideal” dengan p-

value =0,027 (P ≤0,05) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara pertanyaan sikap gizi C8 dengan perilaku makan sumber

energi pada Wanita Prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang

Tahun 2016.

Menurut Kemenkes RI tahun 2014 menjelaskan bahwa empat

prinsip Gizi Seimbang bagi wanita prakonsepsi terkait perilaku makan sehat

salah satunya ialah memantau berat badan ideal. Karena pertanyaan sikap

gizi C8 merupakan pertanyaan positif terkait berat badan ideal, dan dengan

rata-rata responden memiliki kecenderungan sikap setuju. Namun ketika

Page 102: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

86

dilihat pada (Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Sikap Gizi Wanita Prakonsepsi

berdasarkan pertanyaan kuesioner di KUA Kecamatan Pamulang Tahun

2016), sebanyak 58,8% responden menjawab sangat tidak setuju, walaupun

berdasarkan hasil analisis bivariat sikap gizi C8 dengan perilaku makan

sumber energi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan.

Dapat disimpulkan bahwa hal ini bisa disebabkan karena distribusi

sebaran jawaban responden tidak sepenuhnya setuju. Dan pada dasarnya

berdasarkan hasil wawancara sikap gizi, responden hanya ingin memiliki

berat badan normal. Namun asupan makanan yang masuk tidak sesuai

dengan pedoman yang seharusnya, bahwa tetap harus mengonsumsi

makanan sesuai Pedoman Gizi Seimbang (PGS). Sehingga kebanyakan

responden memiliki pengetahuan kurang dan kemudian bersikap tidak

sesuai anjuran bahwa untuk memiliki berat badan normal adalah dengan

mengurangi porsi makanan secara berlebihan.

Hal ini dapat dilihat pada hasil analisis perilaku makan sumber

energi yang masih banyak tergolong kurang. Oleh sebab itu, sangat

dianjurkan bagi wanita prakonsepsi untuk memantau berat badan normal

minimal sebulan sekali, dan perlu adanya upaya promotif dan preventif juga

melalui edukasi kesehatan terkait sikap gizi seimbang dalam

mempertahankan BB normal. Dalam hal ini terkait konsumsi makanan

sumber energi yang meliputi konsumsi aneka ragam makanan bersumber

karbohidrat, protein dan lemak cukup 2-3 porsi per hari bagi wanita

prakonsepsi.

Page 103: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

87

6 BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di KUA Kecamatan

Pamulang terkait hubungan pengetahuan, sikap dengan perilaku makan

sumber energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan

Pamulang tahun 2016, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Sebagian besar wanita prakonsepsi (84,5%) yang menjadi respoden

penelitian di KUA Kecamatan Pamulang tahun 2016 memiliki perilaku

makan sumber energi kurang.

2. Berdasarkan gambaran pengetahuan gizi, sebagian besar wanita

prakonsepsi (50,7%) memiliki pengetahuan gizi rendah. Dengan

persentase sebagian besar responden menjawab salah pada kebutuhan

sumber energi (78,4%). Kemudian sebesar (77,0%) menjawab salah

pada makanan sumber energi, dan sebesar (72,3%) menjawab salah

pada porsi sumber energi.

3. Berdasarkan gambaran sikap gizi, sebagian besar wanita prakonsepsi

(65,5%) memiliki sikap gizi negatif. Dengan persentase sebagian besar

responden memiliki kecenderungan sikap setuju sampai dengan sangat

setuju pada pertanyaan negatif.

4. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan gizi dengan perilaku

makan sumber energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA

Page 104: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

88

Kecamatan Pamulang tahun 2016. Namun, terdapat hubungan antara

pertanyaan pengetahuan gizi tentang makanan sumber energi dengan

perilaku makan sumber energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani

KUA Kecamatan Pamulang tahun 2016.

5. Tidak terdapat hubungan antara sikap gizi dengan perilaku makan

sumber energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan

Pamulang tahun 2016. Namun, terdapat hubungan antara pertanyaan

sikap gizi terhadap upaya konsumsi buah dan sayur minimal 1 porsi per

hari dan pertanyaan sikap gizi terhadap upaya agar memiliki berat

badan ideal dengan perilaku makan sumber energi pada wanita

prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang tahun 2016.

7.2 Saran

Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian

yang diperoleh adalah sebagai berikut:

A. Bagi KUA, Puskesmas Pamulang dan DinKes Kota Tangerang Selatan

1. Pihak KUA Kecamatan Pamulang diharapkan dapat menetapkan

jadwal penataran seperti terjadwalnya pengisi penataran tidak hanya

di bidang keagamaan saja. Namun, edukasi kesehatan juga

diterapkan untuk menambah pengetahuan gizi serta memotivasi

responden agar bersikap gizi baik dan berperilaku makan sesuai

anjuran Pedoman Gizi Seimbang (PGS) 2-3 porsi per hari

mencakup konsumsi karbohidrat, protein dan lemak sebagai

makanan sumber energi yang beraneka ragam.

Page 105: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

89

2. Pihak Puskesmas Pamulang diharapkan dapat berkontribusi dalam

memberikan edukasi gizi terkait kesehatan reproduksi bagi wanita

sebagai calon ibu yang mendaftar dan mengikuti penataran di KUA

Kecamatan Pamulang. Pihak puskesmas diharapkan dapat

memfasilitasi pelaksanaan penataran yang diadakan setiap seminggu

sekali pada hari kamis di KUA Kecamatan Pamulang melalui

seorang petugas kesehatan yang telah terjadwal setiap minggunya

untuk memberikan materi terkait gizi dan kesehatan reproduksi.

Bisa juga diadakan pre-post test terkait materi pengetahuan gizi,

sikap gizi, dan perilaku makan sumber energi. Dan bisa juga

diadakan pemeriksaan LiLA bagi wanita prakonsepsi sebagai

deteksi dini, dan diberikan surat rujukan agar mengunjungi

puskesmas bagian poli gizi untuk dilakukan pemeriksaan, pendataan

atau diberikan edukasi lebih lanjut jika berisiko KEK.

3. Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan sebaiknya dapat

mendukung adanya penataran edukasi kesehatan reproduksi bagi

wanita prakonsepsi terkait pengetahuan gizi, bagaimana bersikap

terhadap perilaku makan, dan makanan apa saja yang sebaiknya

dikonsumsi bagi wanita dan sangat dibutuhkan pada masa

prakonsepsi ini bisa dengan cara pihak Dinkes menetapkan format

pertanyaan pre-post test. Hal ini dilakukan dengan harapan dapat

terjadi penurunan risiko KEK pada wanita.

Page 106: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

90

B. Bagi Peneliti Lain

1) Diharapkan penelitian selanjutnya dapat membandingkan

perilaku makan sumber energi pada wanita prakonsepsi di KUA

Kecamatan Pamulang dengan KUA lainnya.

2) Diharapkan penelitian selanjutnya juga dapat mengamati

variabel penelitian lain yang belum diteliti dalam penelitian ini,

seperti melihat perilaku makan konsumsi gula, garam dan

minyak pada wanita prakonsepsi.

Page 107: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

91

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama

Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching,

and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives.

New York: Addison Wesley Longman, Inc.

Ausa, Erma Syarifuddin dkk. 2013. Hubungan Pola Makan dan Status Sosial

Ekonomi dengan KEK pada Ibu Hamil di Kabupaten Gowa Tahun 2013.

Skripsi. Program Studi Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat. Universitas

Hasanuddin

Azwar, S. 2011. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka

Belajar

Bandura, A. 2001. Social Cognitive Theory: An Agentive Perspective. Annual

Review of Psychology.

BKKBN. 2011. Batasan dan Pengertian MDK. Jakarta: BKKBN.

Cetin I, Berti C, Calabrese S. 2010. Role of micronutrients in the periconceptional

period Human Reproduction. Update, Vol.16, No.1 pp. 80–95. Advanced

Access publication on June 30, 2009 doi:10.1093/humupd/dmp025.

Dean, Sohni V et al. 2014. Preconception Care: Nutritional Risks and

Interventions. Journal Reproductive Health. Biomed Central

Dewi, S. R. 2013. Hubungan Antara Pengetahuan Gizi, Sikap Terhadap Gizi dan

Pola Konsumsi Siswa Kelas XII Program Keahlian Jasa Boga di SMK

Negeri 6 Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2003. Pedoman Umum Gizi Seimbang (Panduan untuk

Petugas). Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

Page 108: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

92

Departemen Kesehatan RI. 2008. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2007)

Laporan Nasional 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Republik Indonesia Desember 2008.

Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. 2016. Profil Kesehatan Dinas

Kesehatan Kota Tangerang Selatan

Effendi, Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori

dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Ervina, Waode Fifin, A. Razak Thaha, Ulfah Najamuddin, 2014. Hubungan

Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Gizi Seimbang pada Wanita

Prakonsepsi di Kota Makassar. Skripsi. Universitas Hasanuddin.

Fahmida, U. dan Drupadi HS Dillon. 2007. Handbook Nutritional Assessment.

Jakarta: SEAMEO-TROPMED RCCN UI

Gibson, RS. 2005. Principle of Nutritional Assesment. New York: Oxford

University Press

Glanz, K. Rimer, B.K. & Lewis, F.M. 2002. Health Behavior and Health

Education. Theory. Research and Practice. San Fransisco: Wiley & Sons.

Grieger, Jessica A et all. 2014. Preconception Dietary Patterns in Human

Pregnancies are Associated with Preterm Delivery. Journal of Nutrition .

American Society for Nutrition.

Hadar, Eran. Ashwal, Eran and Hod Moshe. 2015. The Preconceptional Period as

an Opportunity for Prediction and Prevention of noncommunicable Disease.

Best Practice &Research Clinical Obstetrics and Gynaecology 29 (2015) 54-

62

Hamid, Fauziah. A. Razak Thaha. Abdul Salam. 2014. Analisis Faktor Risiko

Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada Wanita Prakonsepsi di Kota

Makassar. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin.

Hasanah, Deuis Nurul dkk. 2012. Kebiasaan Makan Menjadi Salah Satu Penyebab

Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hanil di Poli Kebidanan RSI&A

Page 109: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

93

Lestari Cirendeu Tangernag Selatan. Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol, 3 No

3: 91-104Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Hermawanto, Hery. 2010. Biostatistik Dasar. Jakarta:Trans Info Media.

Hidayati, Farida. 2011. Hubungan Antara Pola Konsumsi. Penyakit Infeksi dan

Pantang Makanan Terhadap Risiko Kurang Energi Kronis (KEK) pada Ibu

Hamil di Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2011. Skripsi.

Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah. Jakarta

Huliana, Mellyna. 2007. Panduan Menjalani Kehamilan Sehat cetakan X.

Jakarta: Puspa Swara

Irawan, Andi Muh Asrul. Abdul Razak Thaha. Devinta Virani. 2013. Hubungan

Asupan Energi dan Protein dengan Status IMT dan LILA Ibu

Prakonsepsional di Kecamatan Ujung Tanah dan Biringkaya Kota Makassar.

Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin.

Indriani, Yaktiworo. Reni Zuraida dan Rabiatul Adawiyah. 2013. Pola Makan

Dan Tingkat Kecukupan Gizi Wanita Usia Subur Pada Rumah Tangga

Miskin. Seminar Nasional Sains & Teknologi V. Lembaga Penelitian

Universitas Lampung 19-20 November 2013

Iqbal, M. 2013. Hubungan Pengetahuan Gizi terhadap Pola Makan pada

Mahasiswa yang Aktif Berolahraga. Skripsi. Universitas Pendidikan

Indonesia

Keith, E. 2016. Rice's Integrated SocioPsychology: Reciprocal Determinism.

Pearson Education Inc. Graphic copyright

Kemenkes RI. 2010. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak

Kemenkes RI. 2013. Kerangka Kebijakan Gerakan Nasional Percepatan

Perbaikan Gizi dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan (Gerakan

1000 HPK)

Kemenkes RI. 2013. Pedoman Perencanaan Program Gerakan Nasional

Page 110: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

94

Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan

(Gerakan 1000 HPK)

Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan

KIA

Kemenkes RI. 2015. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-

2019. http://doi.org/351.077 Indr

Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan.

Kemenkes RI. 2014. Riskesdas dalam angka Indonesia tahun 2013. Buku 2.

Riskesdas 2013.

Kemenkes RI. 2015. Pentingnya riset etnografi kesehatan. Tersedia. Online:

http://www.litbang.kemkes.go.id/pentingnya-riset-etnografi-kesehatan/

Kurniasih, dkk. 2010. Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama

MacDougall, Jane. 2003. Kehamilan Minggu Demi Minggu. Jakarta: Erlangga.

Maharibe, C. Christian. 2014. Hubungan Pengetahuan Gizi Seimbang dengan

Praktek Gizi Seimbang Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter di

Manado. Jurnal Makanan Seimbang. No 16 (7): 2-9.

Ma'rifah U. 2012. Hubungan Status Gizi Ibu Hamil Berdasarkan Ukuran Lingkar

Lengan Atas dengan Berat Badan Bayi Lahir Di Bps Hj. Tinik Susilowati

Sidoarjo. Skripsi. Surabaya: UM Surabaya.

Mutianingsih, Rosa. 2013. Preeklamsi Berat dengan Kelahiran Preterm di Rumah

Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013. Skripsi. Universitas

Nahdlatul Wathan Mataram.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metode penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

Rineka Cipta.

Page 111: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

95

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurbaiti, Fatma Dyah. 2016. Hubungan Asupan Energi, Protein dan Aktivitas

Fisik dengan Kurang Energi Kronis (KEK) pada Wanita Usia 20-35 Tahun

di Desa Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Skripsi.

STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.

Puli, Tenri. Thaha, A. R. Syam, Aminuddin. 2014. Hubungan Sosial Ekonomi

Dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada Wanita Prakonsepsi Di

Kota Makassar. Skripsi. Universitas Hasanudin, 1-7.

Purwaningrum, Nur Fadjria. 2008. Hubungan Antara Citra Raga Dengan

Perilaku Makan Pada Remaja Putri. Skripsi. Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Rahim, Rahmiyati. Thaha, A. R. dan C. 2013. Pengetahuan dan Sikap Wanita

Prakonsepsi tentang Gizi dan Kesehatan Reproduksi sebelum dan setelah

Suscatin di Kecamatan Ujung Tanah. Skripsi. Universitas Hasanudin, 1–15.

Rahim, Fitri Kurnia. 2014. Faktor Risiko Underweigth Balita Umur 7-59 tahun.

Jurnal Kesehatan Masyarakat 9(2) (2014) 115-121.

Ramakrishnan, Usha et al. 2012. Effect of Women's Nutrition before and during

Early Pregagnancy on Maternal and Infant Outcomes: A Systematic Review.

Journal Paediatric and Perinatal Epidemiology.

Rasyid, Puspita Sukmawaty, Buraerah H. Abd. Hakim dan Saifuddin Sirajuddin.

2012. Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di RSUD Prof. DR. H Aloei

Saboe Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo Tahun 2012.

Rhode Island Department of Health. 2012. Preconception Health (2013-2015

Rhode Island Preconception Health Strategic Plan)

Riskesdas. 2007. Laporan Nasional 2007.Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan. Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. Desember 2008.

Riskesdas. 2013. Pokok-Pokok Hasil Riskesdas Provinsi Banten. Buku 1. Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI.

Page 112: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

96

Ronnenberg, Alayne G. et al. 2002. Preconception Homocysteine and Vitamin B

Status and Birth Outcomes in Chinese Women. The Journal Of Nutrition.

American Society for Nutritional Sciences.

Ronnenberg, Alayne G. et al. 2003. Low Preconception Body Mass Index Is

Associated with Birth Outcome in a Prospective Cohort of Chinese Women.

The Journal Of Nutrition. American Society for Nutritional Sciences.

Ronnenberg, Alayne G. et al. 2004. Preconception Hemoglobin and Ferritin

Concentrations Are Associated with Preganncy Outcome in a Prospective

Cohort of Chinese Women. The Journal Of Nutrition. American Society for

Nutritional Sciences.

Simarmata, Marice. 2008. Hubungan Pola Konsumsi, Ketersedian Pangan,

Pengetahuan Gizi dan Status Kesehatan dengan KEK Pada Ibu Hamil di

Kabupaten Simalungun. Disertasi. Medan: Pascasarjana Universitas

Sumatera Utara.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Supariasa, I Dewa Nyoman, Bachyar Bakri, Ibnu Fajar. 2001. Penilaian Status

Gizi. Jakarta: EGC.

Sarintohe, E., & Prawitasari, J. E. 2006. Teori sosial-kognitif dalam menjelaskan

perilaku makan sehat pada anak yang mengalami obesitas. Sosiosains, 19,

345–355.

Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2000. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid

I. Jakarta: Dian Rakyat.

Simbolon, Demsa. 2013. Model Prediksi Indeks Massa Tubuh Remaja

Berdasarkan Riwayat Lahir dan Status Gizi Anak. Jurnal Kesehatan

Masyarakat Nasional Vol. 8, No. 1. Artikel Penelitian: Politeknik Kesehatan

Kementrian Kesehatan Bengkulu.

Warumu, Adelise. 2010. Membangun Budaya Berbasis Nilai. Yogyakarta:

Kanisius

Page 113: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

97

LAMPIRAN

Page 114: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

98

Lampiran 1

SURAT IZIN PENELITIAN DINKES

Page 115: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

99

SURAT IZIN PENELITIAN KUA

Page 116: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

100

Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh...

Dengan hormat,

Perkenalkan nama saya Aprilita Noor Amelia mahasiswi Peminatan Gizi

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya sedang melakukan

penelitian skripsi dengan judul ”Hubungan Pengetahuan, Sikap dengan

Perilaku Makan Sumber Energi Pada Wanita Prakonsepsi yang dilayani

KUA Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2016”.

Sehubungan dengan hal tersebut, mohon kesediaannya untuk menjadi

responden penelitian ini. Jawaban anda akan saya jaga kerahasiaannya dan hanya

digunakan untuk penelitian. Apabila bersedia menjadi responden, dimohon untuk

menandatangani lembar persetujuan berikut. Atas perhatian dan kesediaannya

untuk menjadi responden, saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh...

Responden

( )

Page 117: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

101

Nomor

(diisipeneliti)

A. IDENTITAS RESPONDENDiisi

Peneliti

A1 Nama Lengkap

A2 Umur

A3 Pekerjaan*

(lingkari salah satu)

0. Ya

1. Tidak

............................

A4 Pernah Menikah*

(lingkari salah satu)

0. Ya

1. Tidak

A5 Pernah Hamil*

(lingkari salah satu)

0. Ya

1. Tidak

A6 Pendidikan*

(lingkari salah satu)

0. Tidak sekolah

1. Tamat SD

2. Tamat SMP

3. Tamat SMA

4. Tamat Perguruan Tinggi

A7 No Telp/Hp

A8 Alamat Lengkap:

Page 118: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

102

Lampiran 4

Lingkarilah pernyataan di bawah ini yang paling tepat menurut anda.

B. PENGETAHUANDiisi

PenelitiNo Pernyataan Benar Salah

B1Nasi, sayur dan buah termasuk makanan sumberenergi.

B S

B2Konsumsi daging, ikan dan tahu merupakanmakanan sumber energi.

B S

B3Mengonsumsi anekaragam makanan dapatmemenuhi kebutuhan energi.

B S

B4Konsumsi ikan dan tempe mencapai 2-3 porsi perhari.

B S

B5Benarkah singkong, talas, dan sagu termasukmakanan sumber energi.

B S

B6Kebutuhan sumber karbohidrat seperti nasimencapai 2-3 porsi per hari.

B S

B7Konsumsi makanan sumber energi yang melebihikebutuhan secara terus-menerus akanmenyebabkan berat badan berlebih.

B S

B8Buah apel termasuk makanan yang kaya akansumber energi.

B S

B9Ibu yang konsumsi makanan sumber energinyakurang, cenderung dapat melahirkan Berat BayiLahir Rendah (BBLR)

B S

B10Kekurangan konsumsi sumber energi pada ibudapat diukur melalui BB ideal.

B S

Page 119: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

103

Lampiran 5

Petunjuk Pengisian

1. Bacalah pernyataan-pernyataan dibawah ini dengan teliti. Lingkarilah salahsatu angka pada kolom, jika ada pernyataan yang kurang jelas tanyakanlah.

Keterangan:

SS : Sangat Setuju S : Setuju

TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

C. SIKAPDiisi

PenelitiNo Pernyataan SS S TS STS

C1 Saya akan mengonsumsi nasi, sayur,lauk-pauk dan buah setiap hari.

1 2 3 4

C2Saya selalu berupaya makan buahminimal 1 porsi dan sayur 1 porsisehari.

1 2 3 4

C3Seharusnya saya memperbanyakkonsumsi sayuran hijau dan kacang-kacangan untuk menghadapi masakehamilan.

1 2 3 4

C4 Saya tidak perlu konsumsi sayur danbuah setiap hari.

1 2 3 4

C5 Sebaiknya saya menimbang beratbadan setiap hari agar tetap ideal.

1 2 3 4

C6 Makanan ideal saya sehari-hari terdiridari nasi, lauk-pauk, sayur dan buah.

1 2 3 4

C7 Saya tidak harus mengonsumsi nasi2-3 porsi per hari.

1 2 3 4

C8 Saya akan selalu berupaya agarmemiliki berat badan normal.

1 2 3 4

Page 120: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

104

Lampiran 6

Nama :

Alamat :

No Hp :

Formulir Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire

Nama BahanMakanan

Jumlah(Porsi/URT)

Frekuensi Konsumsi TidakPernah

DiisiPenelitix/Hari x/Minggu x/Bulan

Makanan PokokNasi

Mie Kuah

Mie Goreng

Roti

Bubur

Lauk PaukTelur

Ikan

Ayam

Daging Sapi

Tempe

Tahu

SayuranBayam

Kangkung

Daun Ubi

Sawi putih

Sawi hijau

Kacangpanjang

Page 121: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

Nama BahanMakanan

Jumlah(Porsi/URT)

Frekuensi Konsumsi TidakPernah

DiisiPenelitix/Hari x/Minggu x/Bulan

Terong

Wortel

Buncis

Tauge

Labu siam

Buah

Apel

Pisang

Pepaya

Jeruk

Semangka

Rambutan

Mangga

Melon

Pir

Page 122: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

Lampiran 7

Output Uji Validitas dan Reliabilitas

A. Variabel Pengetahuan

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.862 .858 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

B1 11.43 7.495 .374 .732 .863

B2 11.23 6.323 .734 .798 .834

B3 11.47 7.361 .525 .800 .854

B4 11.23 6.875 .485 .627 .857

B5 11.30 6.424 .744 .868 .834

B6 11.47 7.706 .309 .400 .866

B7 11.23 6.116 .834 .840 .824

B8 11.27 6.754 .558 .375 .850

B9 11.17 6.557 .595 .644 .848

B10 11.30 6.838 .545 .673 .851

Page 123: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

B. Variabel Sikap

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.755 .760 8

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

C1 18.90 22.783 .377 .278 .743

C2 19.50 21.500 .366 .284 .750

C3 18.57 20.185 .672 .639 .689

C4 19.20 22.166 .420 .342 .735

C5 19.70 23.528 .314 .258 .753

C6 18.63 21.137 .600 .505 .705

C7 19.43 22.599 .358 .299 .747

C8 18.67 20.713 .557 .579 .709

Page 124: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

Lampiran 8

Output Analisis Data Software Komputer

1. Gambaran Perilaku Makan Sumber Energi

Statistics

PM_SumberEnergi

N Valid 148

Missing 0

PM_SumberEnergi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kurang 125 84.5 84.5 84.5

Cukup 23 15.5 15.5 100.0

Total 148 100.0 100.0

2. Gambaran Pengetahuan Gizi

Statistics

Kategori_Pengetahuan

N Valid 148

Missing 0

Kategori_Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Rendah 75 50.7 50.7 50.7

Tinggi 73 49.3 49.3 100.0

Total 148 100.0 100.0

Page 125: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

3. Gambaran Sikap Gizi

Statistics

Kategori_Sikap

N Valid 148

Missing 0

Kategori_Sikap

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Negatif 97 65.5 65.5 65.5

Positif 51 34.5 34.5 100.0

Total 148 100.0 100.0

4. Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Perilaku Makan Sumber Energi

Kategori_Pengetahuan * PM_SumberEnergi Crosstabulation

PM_SumberEnergi

TotalKurang Cukup

Kategori_Pengetahuan Rendah Count 60 15 75

% within

Kategori_Pengetahuan80.0% 20.0% 100.0%

Tinggi Count 65 8 73

% within

Kategori_Pengetahuan89.0% 11.0% 100.0%

Total Count 125 23 148

% within

Kategori_Pengetahuan84.5% 15.5% 100.0%

Page 126: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 2.304a 1 .129

Continuity Correctionb 1.666 1 .197

Likelihood Ratio 2.338 1 .126

Fisher's Exact Test .174 .098

Linear-by-Linear

Association2.288 1 .130

N of Valid Casesb 148

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,34.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

Kategori_Pengetahuan

(Rendah / Tinggi)

.492 .195 1.244

For cohort PM_SumberEnergi

= Kurang.898 .782 1.032

For cohort PM_SumberEnergi

= Cukup1.825 .824 4.042

N of Valid Cases 148

6. Hubungan Sikap Gizi dengan Perilaku Makan Sumber Energi

Kategori_Sikap * PM_SumberEnergi Crosstabulation

PM_SumberEnergi

TotalKurang Cukup

Kategori_Sikap Negatif Count 83 14 97

% within Kategori_Sikap 85.6% 14.4% 100.0%

Positif Count 42 9 51

% within Kategori_Sikap 82.4% 17.6% 100.0%

Page 127: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

Total Count 125 23 148

% within Kategori_Sikap 84.5% 15.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .263a 1 .608

Continuity Correctionb .075 1 .784

Likelihood Ratio .259 1 .611

Fisher's Exact Test .638 .386

Linear-by-Linear

Association.261 1 .609

N of Valid Casesb 148

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,93.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Kategori_Sikap

(Negatif / Positif) 1.270 .508 3.175

For cohort PM_SumberEnergi =

Kurang1.039 .893 1.208

For cohort PM_SumberEnergi =

Cukup.818 .380 1.759

N of Valid Cases 148

Page 128: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

112

No Nama Umur PekerjaanPernah

MenikahPernahHamil

Pendidikan SkorPengetahuan

KategoriPengetahuan

SkorSikap

KategoriSikap

AsupanEnergi

KategoriUmur

KatPM

SumberEnergi

1 Nt 28.0 0.0 1.0 1.0 3.0 10.0 2.0 14.0 1.0 1378.0 2.0 1.0

2 Aml 27.0 0.0 1.0 1.0 4.0 3.0 1.0 12.0 1.0 806.0 2.0 1.0

3 Nsy 26.0 0.0 1.0 1.0 3.0 9.0 2.0 16.0 1.0 720.0 2.0 1.0

4 Msa 34.0 0.0 1.0 1.0 3.0 10.0 2.0 16.0 1.0 746.0 3.0 1.0

5 Li 26.0 0.0 1.0 1.0 4.0 4.0 1.0 10.0 1.0 2590.0 2.0 2.0

6 Emi 19.0 0.0 1.0 1.0 2.0 10.0 2.0 19.0 2.0 1176.6 2.0 1.0

7 Dw 29.0 0.0 1.0 1.0 4.0 6.0 1.0 12.0 1.0 1176.0 2.0 1.0

8 Rst 23.0 0.0 1.0 1.0 3.0 9.0 2.0 19.0 2.0 2755.0 2.0 2.0

9 Dwi 25.0 1.0 1.0 1.0 3.0 9.0 2.0 18.0 2.0 2422.0 2.0 2.0

10 Nhy 23.0 1.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 21.0 2.0 2380.0 2.0 2.0

11 Ddn 26.0 0.0 1.0 1.0 4.0 8.0 2.0 13.0 1.0 1091.0 2.0 1.0

12 Sep 28.0 0.0 1.0 1.0 4.0 9.0 2.0 20.0 2.0 1272.0 2.0 1.0

13 Hrn 20.0 0.0 1.0 1.0 3.0 7.0 1.0 19.0 2.0 811.0 2.0 1.0

Page 129: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

14 Nn 29.0 0.0 1.0 1.0 4.0 10.0 2.0 19.0 2.0 697.0 2.0 1.0

15 Agstn 34.0 0.0 1.0 1.0 3.0 5.0 1.0 20.0 2.0 811.0 3.0 1.0

16 Mr 30.0 0.0 1.0 1.0 3.0 10.0 2.0 22.0 2.0 662.0 3.0 1.0

17 Cr 28.0 0.0 1.0 1.0 4.0 4.0 1.0 15.0 1.0 662.0 2.0 1.0

18 Rs 25.0 0.0 1.0 1.0 4.0 10.0 2.0 18.0 2.0 743.0 2.0 1.0

19 Rh 24.0 0.0 1.0 1.0 3.0 5.0 1.0 15.0 1.0 2160.0 2.0 1.0

20 Rn 29.0 0.0 1.0 1.0 3.0 6.0 1.0 10.0 1.0 666.0 2.0 1.0

21 Vn 28.0 0.0 1.0 1.0 3.0 9.0 2.0 14.0 1.0 734.0 2.0 1.0

22 Na 23.0 0.0 1.0 1.0 3.0 3.0 1.0 12.0 1.0 1375.0 2.0 1.0

23 Sy 28.0 0.0 1.0 1.0 4.0 8.0 2.0 17.0 1.0 806.0 2.0 1.0

24 En 22.0 0.0 1.0 1.0 4.0 8.0 2.0 17.0 1.0 744.0 2.0 1.0

25 Vm 30.0 0.0 1.0 1.0 4.0 6.0 1.0 10.0 1.0 3530.0 3.0 2.0

26 Rst 22.0 0.0 1.0 1.0 3.0 5.0 1.0 14.0 1.0 2322.0 2.0 2.0

27 Wm 27.0 0.0 1.0 1.0 4.0 9.0 2.0 14.0 1.0 753.0 2.0 1.0

28 Nd 19.0 0.0 1.0 1.0 2.0 10.0 2.0 17.0 1.0 1378.0 2.0 1.0

29 Ad 22.0 0.0 1.0 1.0 4.0 10.0 2.0 17.0 1.0 2756.0 2.0 2.0

Page 130: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

30 Nn 19.0 0.0 1.0 1.0 3.0 4.0 1.0 12.0 1.0 2400.0 2.0 2.0

31 Nv 29.0 0.0 1.0 1.0 4.0 8.0 2.0 19.0 2.0 1261.0 2.0 1.0

32 Mdn 31.0 1.0 1.0 1.0 4.0 8.0 2.0 10.0 1.0 1456.0 3.0 1.0

33 Wdn 25.0 0.0 1.0 1.0 4.0 8.0 2.0 13.0 1.0 766.0 2.0 1.0

34 My 24.0 0.0 1.0 1.0 4.0 8.0 2.0 20.0 2.0 921.0 2.0 1.0

35 Ld 26.0 1.0 1.0 1.0 4.0 3.0 1.0 19.0 2.0 1100.0 2.0 1.0

36 Ida 23.0 0.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 16.0 1.0 1439.0 2.0 1.0

37 Rsw 36.0 1.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 12.0 1.0 2101.0 3.0 1.0

38 Nan 18.0 0.0 1.0 1.0 2.0 9.0 2.0 18.0 2.0 1564.0 1.0 1.0

39 Ns 28.0 0.0 1.0 1.0 4.0 9.0 2.0 15.0 1.0 1790.0 2.0 1.0

40 Sari 29.0 0.0 1.0 1.0 4.0 6.0 1.0 15.0 1.0 1036.0 2.0 1.0

41 Nf 19.0 1.0 1.0 1.0 3.0 7.0 1.0 11.0 1.0 1170.0 2.0 1.0

42 Nrh 20.0 1.0 1.0 1.0 3.0 9.0 2.0 20.0 2.0 1119.0 2.0 1.0

43 Ftr 22.0 1.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 14.0 1.0 764.0 2.0 1.0

44 Sbl 21.0 1.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 12.0 1.0 689.0 2.0 1.0

45 Tra 21.0 1.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 15.0 1.0 298.0 2.0 1.0

Page 131: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

46 Ira 21.0 1.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 14.0 1.0 753.0 2.0 1.0

47 Jmf 21.0 1.0 1.0 1.0 3.0 7.0 1.0 17.0 1.0 753.0 2.0 1.0

48 Psp 23.0 1.0 1.0 1.0 4.0 7.0 1.0 18.0 2.0 910.0 2.0 1.0

49 Ani 23.0 1.0 1.0 1.0 3.0 7.0 1.0 13.0 1.0 1037.0 2.0 1.0

50 Ay 19.0 0.0 1.0 1.0 4.0 7.0 1.0 15.0 1.0 982.0 2.0 1.0

51 Sp 21.0 0.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 13.0 1.0 810.0 2.0 1.0

52 Ays 37.0 0.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 13.0 1.0 830.0 3.0 1.0

53 Mhm 27.0 0.0 1.0 1.0 4.0 9.0 2.0 17.0 1.0 2080.0 2.0 1.0

54 Ksh 23.0 0.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 11.0 1.0 1249.0 2.0 1.0

55 Pt 25.0 0.0 1.0 1.0 4.0 8.0 2.0 12.0 1.0 1165.0 2.0 1.0

56 Prm 25.0 0.0 1.0 1.0 3.0 9.0 2.0 15.0 1.0 954.0 2.0 1.0

57 Ayu 22.0 1.0 1.0 1.0 4.0 9.0 2.0 12.0 1.0 547.0 2.0 1.0

58 Rk 22.0 1.0 1.0 1.0 4.0 8.0 2.0 18.0 2.0 608.0 2.0 1.0

59 Ek 21.0 1.0 1.0 1.0 4.0 8.0 2.0 15.0 1.0 607.0 2.0 1.0

60 Nr 22.0 1.0 1.0 1.0 4.0 7.0 1.0 17.0 1.0 783.0 2.0 1.0

61 Kk 21.0 1.0 1.0 1.0 4.0 3.0 1.0 17.0 1.0 612.0 2.0 1.0

Page 132: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

62 Yl 21.0 1.0 1.0 1.0 4.0 9.0 2.0 17.0 1.0 321.0 2.0 1.0

63 Via 23.0 1.0 1.0 1.0 3.0 5.0 1.0 12.0 1.0 305.0 2.0 1.0

64 Nnd 24.0 0.0 1.0 1.0 3.0 4.0 1.0 16.0 1.0 498.0 2.0 1.0

65 Agi 26.0 0.0 1.0 1.0 4.0 7.0 1.0 18.0 2.0 467.0 2.0 1.0

66 Mlt 17.0 1.0 1.0 1.0 2.0 4.0 1.0 14.0 1.0 1334.0 1.0 1.0

67 Rr 25.0 0.0 1.0 1.0 4.0 4.0 1.0 13.0 1.0 908.0 2.0 1.0

68 And 24.0 0.0 1.0 1.0 4.0 8.0 2.0 18.0 2.0 962.0 2.0 1.0

69 Nt 29.0 0.0 1.0 1.0 3.0 6.0 1.0 13.0 1.0 779.0 2.0 1.0

70 Hb 23.0 1.0 1.0 1.0 4.0 7.0 1.0 11.0 1.0 530.0 2.0 1.0

71 Htn 20.0 0.0 1.0 1.0 3.0 7.0 1.0 17.0 1.0 821.0 2.0 1.0

72 Nnd 24.0 0.0 1.0 1.0 3.0 5.0 1.0 16.0 1.0 2080.0 2.0 1.0

73 Nr 29.0 1.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 12.0 1.0 1540.0 2.0 1.0

74 Ann 19.0 0.0 1.0 1.0 3.0 6.0 1.0 15.0 1.0 1165.0 2.0 1.0

75 Dda 19.0 0.0 1.0 1.0 3.0 5.0 1.0 16.0 1.0 954.0 2.0 1.0

76 Rfk 19.0 0.0 1.0 1.0 3.0 6.0 1.0 17.0 1.0 967.0 2.0 1.0

77 Nnd 19.0 1.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 17.0 1.0 608.0 2.0 1.0

Page 133: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

78 Ars 39.0 0.0 1.0 1.0 3.0 7.0 1.0 19.0 2.0 604.0 3.0 1.0

79 Ich 19.0 0.0 1.0 1.0 3.0 5.0 1.0 18.0 2.0 597.0 2.0 1.0

80 Nv 19.0 1.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 18.0 2.0 597.0 2.0 1.0

81 Yn 23.0 0.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 19.0 2.0 530.0 2.0 1.0

82 Ftr 28.0 1.0 1.0 1.0 2.0 7.0 1.0 20.0 2.0 976.0 2.0 1.0

83 Ay 26.0 0.0 1.0 1.0 3.0 9.0 2.0 19.0 2.0 305.0 2.0 1.0

84 Fjr 27.0 0.0 1.0 1.0 4.0 6.0 1.0 21.0 2.0 533.0 2.0 1.0

85 Lnh 17.0 1.0 1.0 1.0 3.0 9.0 2.0 13.0 1.0 465.0 1.0 1.0

86 Ssc 23.0 0.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 16.0 1.0 1334.0 2.0 1.0

87 Era 24.0 0.0 1.0 1.0 2.0 8.0 2.0 13.0 1.0 914.0 2.0 1.0

88 Slp 23.0 0.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 20.0 2.0 962.0 2.0 1.0

89 St 26.0 0.0 1.0 1.0 3.0 4.0 1.0 12.0 1.0 808.0 2.0 1.0

90 Nvn 20.0 0.0 1.0 1.0 3.0 4.0 1.0 18.0 2.0 499.0 2.0 1.0

91 Rrn 20.0 0.0 1.0 1.0 3.0 9.0 2.0 17.0 1.0 710.0 2.0 1.0

92 Ptr 24.0 0.0 1.0 1.0 3.0 7.0 1.0 16.0 1.0 1167.0 2.0 1.0

93 Alf 29.0 1.0 1.0 1.0 3.0 3.0 1.0 12.0 1.0 1178.0 2.0 1.0

Page 134: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

94 Agr 19.0 0.0 1.0 1.0 3.0 7.0 1.0 11.0 1.0 1194.0 2.0 1.0

95 Ind 19.0 0.0 1.0 1.0 3.0 4.0 1.0 11.0 1.0 1194.0 2.0 1.0

96 Adn 19.0 0.0 1.0 1.0 3.0 7.0 1.0 17.0 1.0 1020.0 2.0 1.0

97 Tna 19.0 1.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 18.0 2.0 694.0 2.0 1.0

98 Ssn 39.0 0.0 1.0 1.0 3.0 7.0 1.0 14.0 1.0 1080.0 3.0 1.0

99 Fdt 19.0 0.0 1.0 1.0 3.0 3.0 1.0 17.0 1.0 1080.0 2.0 1.0

100 Sr 19.0 1.0 1.0 1.0 3.0 10.0 2.0 18.0 2.0 901.0 2.0 1.0

101 Ynh 23.0 0.0 1.0 1.0 3.0 7.0 1.0 21.0 2.0 1042.0 2.0 1.0

102 Sst 28.0 1.0 1.0 1.0 2.0 9.0 2.0 20.0 2.0 1102.0 2.0 1.0

103 Sht 26.0 0.0 1.0 1.0 3.0 9.0 2.0 19.0 2.0 870.0 2.0 1.0

104 Rnt 27.0 0.0 1.0 1.0 4.0 6.0 1.0 21.0 2.0 1096.0 2.0 1.0

105 Apl 19.0 1.0 1.0 1.0 3.0 9.0 2.0 15.0 1.0 1240.0 2.0 1.0

106 Ptw 23.0 0.0 1.0 1.0 3.0 9.0 2.0 16.0 1.0 1888.0 2.0 1.0

107 Htt 24.0 0.0 1.0 1.0 3.0 9.0 2.0 13.0 1.0 1888.0 2.0 1.0

108 Pni 23.0 0.0 1.0 1.0 3.0 9.0 2.0 13.0 1.0 1784.0 2.0 1.0

109 Nra 26.0 0.0 1.0 1.0 3.0 4.0 1.0 12.0 1.0 1426.0 2.0 1.0

Page 135: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

110 Sr 20.0 0.0 1.0 1.0 3.0 6.0 1.0 16.0 1.0 1273.0 2.0 1.0

111 Fyt 23.0 0.0 1.0 1.0 3.0 9.0 2.0 17.0 1.0 698.0 2.0 1.0

112 Ev 22.0 1.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 17.0 1.0 522.0 2.0 1.0

113 Pwt 22.0 1.0 1.0 1.0 3.0 7.0 1.0 17.0 1.0 1266.0 2.0 1.0

114 St 22.0 1.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 18.0 2.0 1266.0 2.0 1.0

115 Nr 22.0 1.0 1.0 1.0 3.0 9.0 2.0 21.0 2.0 1465.0 2.0 1.0

116 Hsn 22.0 1.0 1.0 1.0 3.0 9.0 2.0 20.0 2.0 1499.0 2.0 1.0

117 Mia 19.0 1.0 1.0 1.0 3.0 5.0 1.0 17.0 1.0 1465.0 2.0 1.0

118 Spn 19.0 1.0 1.0 1.0 3.0 6.0 1.0 19.0 2.0 1465.0 2.0 1.0

119 Hlm 19.0 1.0 1.0 1.0 3.0 10.0 2.0 18.0 2.0 630.0 2.0 1.0

120 Rn 23.0 0.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 21.0 2.0 757.0 2.0 1.0

121 Ulf 28.0 1.0 1.0 1.0 2.0 8.0 2.0 20.0 2.0 1157.0 2.0 1.0

122 Ra 26.0 0.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 19.0 2.0 823.0 2.0 1.0

123 Ls 27.0 0.0 1.0 1.0 4.0 2.0 1.0 17.0 1.0 617.0 2.0 1.0

124 Aml 19.0 1.0 1.0 1.0 3.0 6.0 1.0 17.0 1.0 1241.0 2.0 1.0

125 Nn 23.0 0.0 1.0 1.0 3.0 7.0 1.0 15.0 1.0 1594.0 2.0 1.0

Page 136: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

126 Tia 18.0 0.0 1.0 1.0 3.0 6.0 1.0 15.0 1.0 1905.0 1.0 1.0

127 Dt 23.0 0.0 1.0 1.0 3.0 5.0 1.0 17.0 1.0 1940.0 2.0 1.0

128 Llk 26.0 0.0 1.0 1.0 3.0 6.0 1.0 14.0 1.0 1428.0 2.0 1.0

129 Nsy 17.0 0.0 1.0 1.0 2.0 6.0 1.0 16.0 1.0 2590.0 1.0 2.0

130 Nls 22.0 1.0 1.0 1.0 3.0 7.0 1.0 17.0 1.0 2755.0 2.0 2.0

131 Ind 26.0 1.0 1.0 1.0 2.0 6.0 1.0 14.0 1.0 2380.0 2.0 2.0

132 Del 21.0 0.0 1.0 1.0 2.0 5.0 1.0 12.0 1.0 2160.0 2.0 1.0

133 Nn 25.0 0.0 1.0 1.0 3.0 6.0 1.0 17.0 1.0 2400.0 2.0 2.0

134 Fnk 23.0 1.0 1.0 1.0 3.0 5.0 1.0 16.0 1.0 2400.0 2.0 2.0

135 Wnd 28.0 1.0 1.0 1.0 2.0 6.0 1.0 10.0 1.0 2322.0 2.0 2.0

136 Sip 27.0 0.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 19.0 2.0 2756.0 2.0 2.0

137 Ov 31.0 1.0 1.0 1.0 2.0 7.0 1.0 18.0 2.0 3530.0 3.0 2.0

138 Eka 28.0 0.0 1.0 1.0 3.0 5.0 1.0 21.0 2.0 2322.0 2.0 2.0

139 Ran 22.0 1.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 15.0 1.0 2756.0 2.0 2.0

140 Dt 29.0 1.0 1.0 1.0 2.0 8.0 2.0 21.0 2.0 2400.0 2.0 2.0

141 Bun 30.0 1.0 1.0 1.0 2.0 7.0 1.0 20.0 2.0 2322.0 3.0 2.0

Page 137: HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN …

142 Nik 18.0 0.0 1.0 1.0 2.0 9.0 2.0 19.0 2.0 2755.0 1.0 2.0

143 Rin 20.0 0.0 1.0 1.0 3.0 6.0 1.0 20.0 2.0 1940.0 2.0 1.0

144 Des 26.0 0.0 1.0 1.0 3.0 5.0 1.0 22.0 2.0 2080.0 2.0 1.0

145 Mei 19.0 1.0 1.0 1.0 2.0 4.0 1.0 15.0 1.0 2590.0 2.0 2.0

146 Hes 28.0 0.0 1.0 1.0 3.0 7.0 1.0 18.0 2.0 2160.0 2.0 1.0

147 Tin 24.0 1.0 1.0 1.0 2.0 4.0 1.0 15.0 1.0 2590.0 2.0 2.0

148 Ver 23.0 0.0 1.0 1.0 2.0 4.0 1.0 10.0 1.0 2080.0 2.0 1.0