HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …
Transcript of HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …
i
HALAMAN JUDU L
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN
HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN
IPA MELALUI METODE EKSPERIMEN
DI SDN TEGALREJO 2
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Rahajeng Normadhita
NIM: 141134244
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN
HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN
IPA MELALUI METODE EKSPERIMEN
DI SDN TEGALREJO 2
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Rahajeng Normadhita
NIM: 141134244
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
iii
HALAMAN PENGESAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karyaku ini untuk:
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan petunjuknya dalam menyusun
skripsi ini,
Keluarga tercinta;
Ibuku Kismarini, Ayahku Subagiyanto, dan Kakakku Pramita Bekti Nastiti
Sabahat-sahabatku yang selalu membantu dan memberikan semangat serta
dukungan.
Terimakasih atas doa, dukungan, dan semangatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
v
MOTTO
Orang sukes dan gagal sama-sama memiliki 24 jam dalam sehari.
Orang sukses menggunakannya dengan penuh disiplin dan bertanggung jawab
untuk meraih sukses yang lebih besar, sedangkan orang gagal menghabiskan
waktunya dengan sia-sia.
(penulis)
Sesunggunya beserta kesukaran ada kemudahan.
(QS. Al Insyirah)
Dan bahwasannya setiap manusia itu tidak akan memperoleh (hasil) selain apa
yang telah diusahakannya.
(QS. An Najm)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
NIM: 141134244
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
viii
ABSTRAK
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV
Pada Pembelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen di SDN Tegalrejo 2
Rahajeng Normadhita (141134244)
Universitas Sanata Dharma
2018
Latar belakang penelitian ini adalah masih rendahnya hasil belajar IPA dan
kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2. Penelitian ini
bertujuan untuk: (1) mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa
pada pembelajaran IPA, (2) mengetahui peningkatan hasil belajar IPA melalui
penerapan metode eksperimen, (3) mendeskripsikan langkah-langkah metode
eksperimen untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar IPA.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas model Kemmis &
McTaggart yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Subjek penelitian adalah siswa
kelas IV di SDN Tegalrejo 2 sebanyak 29 siswa. Data hasil belajar diperoleh dari
hasil evaluasi siklus I dan siklus II. Data kemampuan berpikir kritis siswa
diperoleh dari hasil kuesioner dan hasil observasi.
Hasil penelitian menunjukkan penerapan metode eksperimen dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2 dengan
nilai rata-rata kelas sebesar 15,39 dan persentase jumlah siswa yang minimal
cukup kritis meningkat sebesar 56%. Penerapan metode eksperimen dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2 pada pembelajaran
IPA dengan nilai rata-rata kondisi awal 45,48 kemudian meningkat pada siklus I
sebesar 19,1 selanjutnya pada siklus II juga terjadi peningkatan sebesar 3,04.
Sedangkan persentase ketercapaian KKM pada kondisi awal sebesar 19%,
kemudian meningkat sebesar 5% dan pada siklus II meningkat sebesar 6%.
Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen
meliputi: (1) guru menetapkan kesesuaian eksperimen dengan tujuan
pembelajaran, (2) guru bersama siswa menyiapkan alat dan bahan yang dibutukan
dalam eksperimen, (3) siswa melakukan eksperimen secara runtut sesuai langkah-
langkah percobaan dengan bimbingan guru, (4) siswa mendiskusikan mengenai
hal-hal yang perlu diamati dan dicatat selama eksperimen, (5) membuat
kesimpulan dan laporan tentang hasil eksperimen, (6) guru bersama siswa
mendiskusikan hambatan dan hasil eksperimen sebagai tindak lanjut.
Kata kunci: kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, IPA, dan metode eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ix
ABSTRACT
The Improving of Critical Thinking Ability and Learning Outcomes of fourth
Grade Student On Science Learning Through Esperimental Methods at SDN
Tegalrejo 2
Rahajeng Normadhita (141134244)
Sanata Dharma University
2018
The background of this research were the low of science learning result
and critical thinking ability of fourth grade of SDN Tegalrejo 2. This research
was aimed to: (1) to know the improvement of students critical thinking ability on
science learning, (2) to know improvement of science learning outcomes through
the application of experimental methods, (3) described the steps of applying
experimental methods to improve the critical thinking and science learning
outcomes.
This research was a classroom action research model of Kemmis &
McTaggart which is implemented in 2 cycles. The subjects of the study were the
fourth grade of SDN Tegalrejo 2 as many as 29 students. Data of learning result
obtained from result of evaluation of frist cycle and second cycle. Data of
students' critical thinking ability are obtained from questionnaire result and
observation result.
The results of the research shows that the experimental method can
improve the critical thingking ability of the fourth grade of SDN Tegalrejo 2 from
the average grade value of 15,39 and the percentage of the minimum critical
students increased by 56%. The application of experimental method can improve
the learning result of fourth grader of SDN Tegalrejo 2 on science learning with
average value of initial condition 45,48 then increase in first cycle by 19,1 then in
secound cycle also happened increase equal to 3,04. While the percentage of
KKM attainment in the initial condition of 19%, then increased by 5% and in the
second cycle increased by 6%.
The learning steps using the experimental method include: (1) the teacher
determines the suitability of the experiments with the learning objectives, (2) the
teacher prepares the tools and materials required in the experiment, (3) the
student performs a coherent experiment in accordance with the experimental steps
with teacher guidance, (4) students discussing things that need to be observed and
recorded during the experiment, (5) making conclusions and reports on
experimental results, (6) teachers and students discussed obstacles and
experimental results as a follow-up.
Keywords: critical thinking ability, learning outcomes, science, and experimental
method
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penelitian yang berjudul
“Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada
Pembelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen di SDN Tegalrejo 2” dapat
diselesaikan dengan baik oleh peneliti. Skripsi ini disusun untuk memperoleh
gelar sarjana pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya
pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan penelitian ini banyak pihak
yang telah turut membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, oleh sebab itu
pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih atas terselesaikannya
penelitian ini, kepada:
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu Cristiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma sekaligus
dosen pembimbing 2 yang telah memberikan arahan dan semangat
serta saran kepada peneliti dari awal sampai terselesaikannya
penelitian ini.
4. Ibu Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing 1 yang
telah membimbing dan memberi arahan serta saran kepada peneliti
dari awal sampai terselesaikannya penelitian ini.
5. Sekretariat PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah membantu
kelancaran dalam segala keperluan yang dibutuhkan penelitian ini.
6. Ibu Brigitta Erlita Tri Anggadewi, M.Psi. selaku dosen validator
instrumen penelitian.
7. Ibu Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si. selaku dosen validator instrumen
pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
xi
8. Bapak Drs. Sukawit, M.A. selaku kepala sekolah SDN Tegalejo 2
Yogyakarta.
9. Bapak Yudi Haryanto, S.Pd. selaku guru kelas IV SDN Tegalrejo 2
Yogyakarta yang telah memberikan saran dalam mendidik para siswa.
10. Seluruh siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2 angkatan 2017/2018.
11. Kedua orang tua saya, Ayah Subagiyanto dan Ibu Kismarini, serta
kakak perempuan saya Pramita Bekti Nastiti, yang telah memberikan
semangat dan doanya.
12. Sahabat-sahabat saya, Agnis Livia, Fransisca Ika, Kusumadewi,
Kristalia, Lauransius Agus, Febria Ramadhan, Elvina Ressa, Nanda,
Andreas yang telah berjuang bersama dan saling memberikan
dukungan dan semangat.
13. Teman-teman prodi PGSD angakatan 2014.
14. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yang
telah memberikan dukungan, dan semangat sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu peneliti membutuhkan saran dan kritis yang membangun bagi peneliti.
Peneliti berharap semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Terima kasih.
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYAx ............................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5
1.5 Definisi Operasional ...................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 7
2.1. Kajian Pustaka ............................................................................................... 7
2.1.1 Kemampuan Berpikir Kritis ................................................................. 7
2.1.2 Hasil Belajar ....................................................................................... 10
2.1.3 IPA ...................................................................................................... 12
2.1.4 Materi Perubahan Bentuk Energi........................................................ 14
2.1.5 Metode Eksperimen ............................................................................ 15
2.1.6 Siswa SD ............................................................................................. 20
2.2. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................................... 20
2.3. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 24
2.4. Hipotesis Tindakan ...................................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 27
3.1. Jenis Penelitian ............................................................................................ 27
3.2. Setting Penelitian ......................................................................................... 29
3.2.1 Tempat Penelitian ............................................................................... 29
3.2.2 Subjek Penelitian ................................................................................ 29
3.2.3 Objek Penelitian.................................................................................. 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
xiii
3.2.4 Waktu Penelitian ................................................................................. 30
3.3. Persiapan ...................................................................................................... 30
3.4. Rencana Tindakan Setiap Siklus ................................................................. 30
3.4.1 Siklus I ................................................................................................ 31
3.4.2 Siklus II ............................................................................................... 34
3.5. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 37
3.5.1 Tes....................................................................................................... 38
3.5.2 Non Tes ............................................................................................... 38
3.6. Instrumen Penelitian .................................................................................... 38
3.6.1 Tes....................................................................................................... 41
3.6.2 Non Tes ............................................................................................... 42
3.7. Teknik Pengujian Instrumen ........................................................................ 47
3.7.1 Validasi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis ................................ 48
3.7.2 Validasi Instrumen Perangkat Pembelajaran ...................................... 50
3.7.3 Validitas dan Reliabilitas Instrument Soal ......................................... 55
3.8. Teknik Analisis Data ................................................................................... 57
3.8.1 Analisis Data Kemampuan Berpikir Kritis ......................................... 57
3.8.2 Analisis Data Hasil Belajar ................................................................. 59
3.9. Indikator Keberhasilan................................................................................. 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 61
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................ 61
4.1.1 Proses Penelitian ................................................................................. 61
4.1.2 Kemampuan Berpikir Kritis ............................................................... 66
4.1.3 Hasil Belajar ....................................................................................... 71
4.2 Pembahasan ................................................................................................. 74
4.2.1 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis ........................................... 74
4.2.2 Peningkatan Hasil Belajar................................................................... 75
4.2.3 Proses Penerapan Metode Eksperimen ............................................... 78
BAB V KESIMPULAN ...................................................................................... 81
5.1. Kesimpulan .................................................................................................. 81
5.2. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 82
5.3. Saran ............................................................................................................ 82
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 84
LAMPIRAN ......................................................................................................... 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Pendapat Ahli Mengenai Indikator Berpikir Kritis ................................. 9
Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis ................................ 40
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Evaluasi Pembelajaran IPA ............................................ 41
Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Kemapuan Berpikir Kritis ................................. 42
Tabel 3.4 Kuesioner Berpikir Kritis ...................................................................... 45
Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis.................................. 46
Tabel 3.6 Pedoman Observasi Kemampuan Berpikir Kritis ................................. 47
Tabel 3.7 Kriteria Kelayakan Validasi Instrumen PAP Tipe 1 ............................. 48
Tabel 3.8 Hasil Validasi Pedoman Wawancara .................................................... 48
Tabel 3.9 Hasil Validasi Pedoman Observasi ....................................................... 49
Tabel 3.10 Hasil Validasi Lembar Kuesioner ....................................................... 50
Tabel 3.11 Hasil Validasi Silabus ........................................................................ 51
Tabel 3.12 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................. 52
Tabel 3.13 Hasil Validasi Lembar Kerja Siswa (LKS) ......................................... 53
Tabel 3.14 Hasil Validasi Bahan Ajar................................................................... 54
Tabel 3.15 Hasil Validasi Soal Evaluasi ............................................................... 54
Tabel 3.16 Hasil Perhitungan Validasi Soal Evaluasi ........................................... 55
Tabel 3.17 Kualifikasi Reliabilitas ........................................................................ 56
Tabel 3.18 Hasil Penghitungan Reliabilitas Soal Evaluasi ................................... 56
Tabel 3.19 Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe 1 .............................................. 58
Tabel 3.20 Indikator Keberhasilan ........................................................................ 60
Tabel 4.1 Kondisi Awal Kemampuan Berpikir Kritis .......................................... 67
Tabel 4.2 Kondisi Akhir Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis ........................ 69
Tabel 4.3 Data Kondisi Awal Nilai Ulangan Kelas IV Tahun Ajaran 2016/2017 71
Tabel 4.4 Hasil Nilai Evaluasi Siklus I ................................................................. 72
Tabel 4.5 Hasil Nilai Evaluasi Siklus II ................................................................ 73
Tabel 4.6 Perbandingan Target dan Pencapaian Hasil Belajar ............................. 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Literatur dari Penelitian Terdahulu ................................................... 24
Gambar 3.1 Bagan Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ............................... 28
Gambar 4.1 Diagram Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis..........................75
Gambar 4.2 Diagram Perbandingan Target dan Pencapaian Hasil Belajar .......... 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ...................................................................... 88
Lampiran 2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ....................................... 89
Lampiran 3 Pedoman Wawancara .................................................................... 90
Lampiran 4 Validasi Pedoman Wawancara ...................................................... 91
Lampiran 5 Pedoman Observasi ....................................................................... 93
Lampiran 6 Validasi Pedoman Observasi ......................................................... 94
Lampiran 7 Lembar Observasi .......................................................................... 96
Lampiran 8 Kisi-kisi Kuesioner ........................................................................ 97
Lampiran 9 Kuesioner ....................................................................................... 99
Lampiran 10 Validasi Kuesioner ...................................................................... 101
Lampiran 11 Sampel Kuesioner Siswa Kondisi Awal ...................................... 103
Lampiran 12 Sampel Kuesioner Siswa Kondisi Akhir ..................................... 105
Lampiran 13 Silabus ........................................................................................ 107
Lampiran 14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I .................... 113
Lampiran 15 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II .................. 142
Lampiran 16 Validasi Perangkat Pembelajaran ................................................ 173
Lampiran 17 Soal Evaluasi Siklus I .................................................................. 181
Lampiran 18 Sampel Pekerjaan Siswa Siklus I Sebelum Uji Coba .................. 182
Lampiran 19 Sampel Pekerjaan Siswa Siklus I Setelah Uji Coba .................... 183
Lampiran 20 Soal Evaluasi Siklus II................................................................. 184
Lampiran 21 Sampel Pekerjaan Siswa Siklus II Sebelum Uji Coba ................. 185
Lampiran 22 Sampel Pekerjaan Siswa Siklus II Setelah Uji Coba ................... 186
Lampiran 23 Tabulasi Uji Soal Siklus I ............................................................ 187
Lampiran 24 Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Siklus I .................. 188
Lampiran 25 Tabulasi Uji Soal Siklus II .......................................................... 189
Lampiran 26 Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Siklus II ................ 190
Lampiran 27 Data Kondisi Awal Kemampuan Berpikir Kritis ........................ 191
Lampiran 28 Data Kondisi Akhir Kemampuan Berpikir Kritis ........................ 197
Lampiran 29 Data Kondisi Awal Hasil Belajar ................................................ 203
Lampiran 30 Foto-foto Kegiatan....................................................................... 204
Lampiran 31 Daftar Riwayat Hidup.................................................................. 206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab I ini, peneliti menguraikan latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah hal yang penting dan diharapkan mampu membentuk
karakter baik bagi anak. UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dan martabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman,
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara demokratis serta
bertanggung jawab.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dalam perkembangan hidup manusia
memegang peranan penting. Melalui IPA manusia mampu mengolah secara
lebih maju sehingga semakin berdampak bagi perbaikan hidup manusia.
Melalui IPA manusia mampu menggunakan kekayaan alam secara
bertanggung jawab. Oleh karena itu, IPA penting bagi kehidupan manusia.
Menurut Carin dan Sund, IPA merupakan pengetahuan yang sistematis dan
tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data
hasil observasi dan eksperimen (Wisudawati, 2015: 24). Eksperimen tersebut
dapat diperoleh melalui fenomena-fenomena alam yang dapat dilihat dalam
kehidupan sehari-hari sebagai media pembelajarannya.
Pembelajaran IPA memiliki komponen utama yaitu sikap, proses, dan
produk (Susanto, 2013: 167). Dengan begitu, metode pembelajaran yang
baik harus bisa mengembangkan ketiga komponen tersebut, karena ketiga
komponen tersebut memiliki sifat yang saling berkaitan. Proses pembelajaran
IPA juga menilai ketiga aspek baik kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Pembelajaran IPA melibatkan siswa untuk berproses dan lebih memahami
konsep serta menyelesaikan suatu masalah sangat penting. Penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pembelajaran yang inovatif dapat berpengaruh terhadap pencapaian hasil
belajar siswa. Oleh sebab itu, guru diharapkan mampu memfasilitasi siswa
dengan memberikan metode pembelajaran serta mengaitkan dengan
kehidupan nyata, sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang sedang
dipelajari.
Susanto (2013: 126) mengatakan bahwa keterampilan berpikir kritis
perlu dikembangkan dalam diri siswa karena melalui keterampilan berpikir
kritis, siswa dapat lebih mudah memahami konsep, peka terhadap masalah
sehingga dapat memahami dan menyelesaikan masalah tersebut. Melalui
pembelajaran dan latihan dapat menyiapkan siswa menjadi seseorang yang
pemikir, mampu memecahkan masalah, dan menjadi seorang pemikir
independen. Dengan begitu mereka dapat mengadapi kehidupan, mengatasi
masalah, membuat keputusan dengan tepat, dan bertanggung jawab.
Pada tanggal 1 Oktober 2017 dilakukan komunikasi pribadi dengan
siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2 terkait pembelajaan yang sulit. Beriku adalah
komunikasi pribadi dengan siswa kelas IV:
“Mata pelajaran yang susah itu mata pelajaran matematika dan IPA. IPA
itu susahnya karena banyak materi yang dipelajari dan kalau ada soal selalu
suruh menjelaskan”
Komunikasi pribadi yang dilakukan dengan siswa menunjukkan bahwa mata
pelajaran IPA termasuk mata pelajaran yang sulit karena materi IPA yang
sangat banyak dan sulitnya untuk memahami materi. Komunikasi pribadi
dengan siswa diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal
1 Oktober 2017 dengan guru kelas IV SD Tegalrejo 2 terkait kondisi siswa,
masalah yang dihadapi siswa saat pembelajaran IPA, serta metode
pembelajaran yang dilakukan di kelas. Berikut adalah wawancara dengan Pak
Yudi selaku guru kelas IV:
“Ketika di dalam kelas pengondisian siswa tidak terlalu sulit, kalau siswa
ramaipun masih bisa ditegur. Masalah yang dihadapi siswa ketika pembelajaran
IPA, yaitu siswa masih sulit untuk memahami materi dan menganalisis
masalah-masalah dalam IPA, ketika saya menjelaskan materi sedikit siswa yang
bertanya sekitar 1-3 siswa saja. Metode pembelajaran yang sering saya lakukan
itu sesuai dengan buku pegangan guru dan siswa, terkadang saya ajak mereka
untuk mengamati alam di luar kelas.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Wawancara yang dilakukan dengan guru kelas IV menyatakan bahwa rata-
rata hasil belajar siswa pada tahun 2016/2017 masih tergolong rendah
dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Nilai IPA yang didapat belum
sepenuhnya memenuhi batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70.
Hal ini ditunjukkan dari hasil belajar IPA pada saat ulangan harian. Jumlah
siswa yang tuntas KKM sebanyak 6 siswa dengan persentase 19% dan
sisanya sebanyak 25 siswa tidak tuntas KKM dengan persentase 81%.
Wawancara tersebut didukung oleh hasil observasi yang dilakukan pada
tanggal 2 Oktober 2017 saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Berdasarkan pengamatan di kelas IV SDN Tegalrejo 2 ketika di kelas, siswa
masih dapat dikondisikan dan tidak gaduh. Namun, ketika guru
menyampaikan materi, terlihat siswa yang bermain dengan mainannya di
dalam laci meja, dan mengobrol dengan teman sebangkunya, meskipun tidak
menunjukkan kegaduhan di kelas. Didapatkan saat guru melakukan kegiatan
belajar mengajar masih menggunakan metode ceramah dan penugasan masih
terpacu kegiatan-kegiatan yang ada pada buku pegangan siswa. Materi IPA
yang membutuhkan praktik untuk menyampaikan pengalaman, namun guru
menyampaikannya dengan menjelaskan materi secara garis besar. Selain itu,
ketika pembelajaran IPA berlangsung siswa kurang mampu menganalisis
masalah-masalah yang ada di sekitarnya. Ketika diberikan sebuah masalah
rasa ingin untuk menjawab dan menyelesaikannya masih kurang mampu.
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan indikator kemampuan berpikir kritis
siswa yaitu, (1) mampu bertanya, (2) mampu menjawab pertanyaan, (3)
mampu menganalisis argumen, (4) mampu memecahkan masalah, (5) mampu
mengevaluasi dan menilai hasil pengamatan, dan (6) mampu membuat
kesimpulan.
Menurut Purwanto (2009: 44) hasil belajar digunakan sebagai ukuran
untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai materi yang
disampaikan. Siswa seringkali tidak teliti dalam mengerjakan soal, sehingga
hasil belajar yang didapat belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM). Keberhasilan mengajar dapat dilihat dari cara guru menyampaikan
suatu pembelajaran. Proses belajar yang monoton membuat siswa cepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
merasa bosan, oleh karena itu diperlukan adanya pembelajaran yang inovatif.
Alternatif pembelajaran inovatif yang dapat dilakukan adalah model
pembelajaran kontekstual dengan metode eksperimen.
Metode eksperimen menurut Wisudawati (2015: 157) mampu
meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik dalam menemukan dan
memahami suatu konsep atau teori IPA yang sedang dipelajari. Metode
eksperimen merupakan cara yang tepat untuk memberikan pengalaman yang
nyata pada siswa, maksudnya pengalaman itu akan semakin konkret sehingga
siswa dapat terhindar dari kesalahan persepsi dari pembahasan materi
pelajaran tertentu.
Pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen menurut
peneliti sangat cocok dengan karakteristik siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2.
Ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan bahwa penerapan metode
eksperimen dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas
VI di SDN Semboro Proborlinggo (Mayangsari dkk, 2014: 27). Pendapat lain
juga disampaikan oleh Saul (2013: 2) melalui penelitiannya bahwa penerapan
metode eksperimen dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran
IPA kelas IV SDN 20 Sungai Keli.
Dari permasalahan yang ada pada siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2
mengenai kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar isiswa, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kinerja guru
dan mutu belajar tentang peningkatan kemampuan berpikir kritis dan hasil
belajar siswa kelas IV pada pembelajaran IPA melalui metode eksperimen.
Sehingga dapat memberikan solusi atau referensi bagi guru sebagai pendidik
untuk menyampaikan materi yang bermakna dan menarik bagi siswa. Siswa
dapat membangkitkan motivasi dan kemampuan berpikir kritis siswa terhadap
mata pelajaran IPA.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1.2.1 Apakah penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPA kelas IV
SDN Tegalrejo 2?
1.2.2 Apakah penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil
belajar IPA pada kelas IV SDN Tegalrejo 2?
1.2.3 Bagaimana langkah-langkah penerapan metode eksperimen untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar IPA kelas
IV SDN Tegalrejo 2?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk:
1.3.1 Mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada
pembelajaran IPA kelas IV SDN Tegalrejo 2.
1.3.2 Mengetahui peningkatan hasil belajar IPA melalui penerapan metode
eksperimen pada kelas IV SDN Tegalrejo 2.
1.3.3 Mendeskripsikan langkah-langkah penerapan metode eksperimen
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar IPA
kelas IV SDN Tegalrejo 2.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapakan dari hasil penelitian ini adalah:
1.4.1 Bagi Peneliti
1. Memberikan wawasan mengenai inovatif pembelajaran kreatif
yang nantinya dapat diterapkan ketika mengajar.
2. Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana belajar, berlatih,
menerapkan, dan mengembangkan pengetahuan peneliti yang
telah berproses dalam penelitian.
3. Mendapatkan pengalaman langsung tentang penggunaan metode
eksperiemen.
1.4.2 Bagi Siswa
1. Memberikan metode mengajar yang bervariasi bagi siswa.
2. Meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran IPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
3. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa siswa kelas IV
SDN Tegalrejo 2.
1.4.3 Bagi Guru
1. Guru lebih kreatif dan bervariasi dalam memberikan
pembelajaran sehingga dapat memperbaiki sistem pembelajaran
di Indonesia.
2. Guru terbiasa menggunakan metode pembelajaran inovatif yang
bervariasi.
1.4.4 Bagi Sekolah
1. Memiliki tambahan referensi pengetahuan baru tentang
bagaimana meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
dengan menggunakan metode eksperimen.
2. Meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di sekolah.
3. Meningkatkan prestasi sekolah dengan peningkatan pretasi
belajar siswa dan kinerja guru.
1.5 Definisi Operasional
1.5.1 Berpikir kritis adalah kegiatan berpikir yang didasarkan pada
pemahaman yang relevan dan dapat dipertanggungjawabkan dalam
memperoleh pemahaman yang semakin jelas dan benar.
1.5.2 Hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa pada pembelajaran
IPA melalui evaluasi belajar yang diberikan oleh guru,
mengakibatkan perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor.
1.5.3 IPA adalah rumpun ilmu yang mempelajari fenomena alam yang
faktual dan hubungan sebab akibat melalui metode ilmiah.
1.5.4 Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar yang mengajak
siswa untuk melakukan suatu percobaan sebagai pembuktian fakta
atau teori yang sudah ada dengan cara mengamati, menganalisis,
menuliskan hasil percobaan, dan membuat kesimpulan, kemudian
hasilnya disampaikan dan dievaluasi oleh guru.
1.5.5 Siswa SD kelas IV adalah siswa sekolah dasar yang berusia 7-12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
tahun dan berada pada tahap operasional konkret dalam berpikir, di
mana konsep yang masih samar-samar dan tidak jelas menjadi lebih
konkret.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab II ini peneliti menguraikan kajian pustaka, penelitian yang relevan,
kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. Keempat hal tersebut diuraikan sebagai
berikut:
2.1. Kajian Pustaka
2.1.1 Kemampuan Berpikir Kritis
2.1.1.1 Pengertian Berpikir Kritis
Berpikir kritis menurut Fisher (2009: 13-14) adalah sebuah
aktivitas aktif, yaitu di mana seseorang memikirkan bermacam-
macam hal secara lebih mendalam, mengajukan berbagai pertanyaan,
menemukan informasi yang relevan, dll dari pada menerima informasi
tersebut dari orang lain secara pasif. Menurut Kuswana (2011: 19)
berpikir kritis merupakan analisis situasi masalah melalui evaluasi,
pemecahan masalah, gabungan informasi untuk menentukan
keputusan. Sedangkan Johnson (2010: 183) menyatakan bahwa
berpikir kritis merupakan sebuah proses sistematis yang digunakan
dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil
keputusan, menganalisis pendapat, dan melakukan penelitian ilmiah.
Berpikir kritis memungkinkan siswa untuk merumuskan dan
mengevaluasi keyakinan dan pendapat mereka sendiri. Berdasarkan
pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah
kegiatan berpikir yang didasarkan pada pemahaman yang relevan dan
dapat dipertanggungjawabkan dalam memperoleh pemahaman yang
semakin jelas dan benar.
2.1.1.2 Indikator Berpikir Kritis
Ennis (1985: 46) menyatakan terdapat 12 indikator
kemampuan berpikir kritis yang ideal. Indikator tersebut terangkum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
dalam 5 aspek keterampilan berpikir, yaitu memberikan penjelaskan
sederhana, membangun keterampilan dasar, menyimpulkan, membuat
penjelasan lebih lanjut, dan strategi dan taktik. Kelima aspek
keterampilan berpikir tersebut dijabarkan dalam beberapa sub
indikator antara lain; Memberikan penjelasan sederhana; (1)
memfokuskan pertanyaan, (2) menganalisis argumen, (3) bertanya dan
menjawab pertanyaan. Membangun keterampilan dasar, (4)
mempertimbangkan keabsahan suatu sumber, (5) mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil observasi. Menyimpulkan; (6) membuat
deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, (7) membuat induksi
dan mempertimbangkan induksi, (8) Membuat dan
mempertimbangkan nilai keputusan. Membuat penjelasan lebih lanjut;
(9) menjelaskan dalam mempertimbangkan hasil, (10) menjelaskan
asumsi. Strategi dan taktik, (11) memutuskan suatu tindakan, (12)
berinteraksi dengan orang lain.
Pendapat lain dari dipaparkan oleh Kuswana (2012: 198),
beliau menyampaikan kemampuan dalam menjelaskan, menilai dasar
keputusan, menduga, dan membuat pengandaian dan
menginterpretasikan kemampuan harus dimiliki oleh pemikir kritis.
Keempat aspek tersebut telah dirangkum yaitu, (1) mengidentifikasi
fokus masalah, pertanyaan dan kesimpulan, (2) menganalisis argumen,
(3) bertanya dan menjawab pertanyaan, (4) mengidentifikasi
keputusan dan menangani sesuai alasan, (5) mengamati dan menilai
laporan observasi, (6) menyimpulkan dan menilai keputusan, (7)
mempertimbangkan alasan tanpa membiarkan ketidakpastian dan
keraguan, (8) menggabungkan kemampuan lain dan mengatur dalam
membuat dan mempertahankan keputusan.
Johnson (2010: 191) mengemukakan terdapat indikator yang
dapat dicapai seseorang untuk menjadi seorang pemikir kritis, antara
lain, (1) meneliti asumsi/pendapat, (2) menyelidiki masalah, (3)
mengakui sudut pandang yang berbeda, (4) mempertimbangkan
makna kata, (5) mencatat keterlibatan dari kesimpulan, dan (6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
menilai bukti. Berdasarkan indikator-indikator yang telah dipaparkan
oleh beberapa ahli, maka peneliti merangkum dalam tabel 2.1 di
bawah ini:
Tabel 2.1 Pendapat Ahli Mengenai Indikator Berpikir Kritis
No Menurut Ennis Menurut Kuswana Menurut Johnson
1 Memfokuskan
pertanyaan
Mengidentifikasi fokus
masalah, pertanyaan
dan kesimpulan
Meneliti
asumsi.pendapat
2 Menganalisis argumen Menganalisis argumen Menyelidiki masalah
3 Bertanya dan
menjawab pertanyaan
Bertanya dan
menjawab pertanyaan
Mengakui sudut
pandang yang berbeda
4 Mempertimbangkan
keabsahan suatu
sumber
Mengidentifikasi
keputusan dan
menangani sesuai
alasan.
Mempertimbangkan
makna kata
5 Mengobservasi dan
mempertimbangkan
hasil observasi
Mengamati dan menilai
laporan observasi
Mencatat keterlibatan
dari kesimpulan
6 Membuat deduksi dan
mempertimbangkan
hasil deduksi
Menyimpulkan dan
menilai keputusan
Menilai bukti
7 Membuat induksi dan
mempertimbangkan
induksi
Mempertimbangkan
alasan tanpa
membiarkan
ketidakpastian dan
keraguan
8 Membuat dan
mempertimbangkan
nilai keputusan
Menggabungkan
kemampuan lain dan
mengatur dalam
membuat dan
mempertahankan
keputusan
9 Menjelaskan dalam
mempertimbangkan
hasil
10 Menjelaskan asumsi
11 Memutuskan suatu
tindakan
12 Berinteraksi dengan
orang lain
Berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis menurut
pendapat ketiga ahli tersebut, peneliti mengambil kesimpulan bahwa
terdapat beberapa kesamaan menganai indikator-indikator yang telah
dipaparkan. Oleh sebab itu, peneliti mengambil 6 indikator sebagai
fokus penelitian yang diturunkan berdasarkan ketiga ahli tersebut.
Indikator-indikator tersebut antara lain, (1) mampu bertanya, (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
mampu menjawab pertanyaan, (3) mampu menganalisis argumen, (4)
mampu memecahkan masalah, (5) mampu mengevaluasi dan menilai
hasil pengamatan, dan (6) mampu membuat kesimpulan.
2.1.2 Hasil Belajar
2.1.2.1 Pengertian Hasil
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia hasil adalah sesuatu
yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha. Purwanto (2009:
44) menyatakan bahwa pengertian hasil menunjuk pada suatu
perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang
mengakibatkan perubahan input secara fungsional. Dari pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil adalah akibat yang
ditimbulkan dari suatu aktivitas atau proses. Pada pembelajaran IPA
hasil merupakan kemampuan siswa dalam memahami materi dengan
tujuan yang sudah ditentukan sehingga menyebabkan peningkatan
kemampuan kognitif dan menimbulkan hasil dari proses belajar.
2.1.2.2 Pengertian Belajar
Siregar (2011: 5) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu
aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan yang bersifat relatif
konstan. Menurut Jihad (2012: 1) belajar adalah kegiatan berproses
dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
menyelenggarakan jenis dan jenjang pendidikan, hal ini berarti
keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada
keberhasilan proses belajar siswa di sekolah dan lingkungan
sekitarnya. Purwanto (2009: 38-39) menyatakan pengertian belajar
adalah proses dalam diri individu yang berinterkasi dengan
lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Dari
beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu aktivitas atau proses untuk memperoleh pengetahuan,
meningkatkan keterampilan, dan memperbaiki perilaku melalui
pengalaman belajar yang telah dialaminya. Salah satu pertanda bahwa
seseorang telah belajar adalah dengan adanya perubahan tingkah laku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
dalam dirinya. Siregar (2011: 3) menambahkan perubahan tingkah
laku pada seseorang terutama siswa penyangkut perubahan yang
bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), maupun
sikap (afektif).
2.1.2.3 Pengertian Hasil Belajar
Purwanto (2009: 46) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah
perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan
tingkah lakunya melalui proses belajar mengajar. Jihad (2012: 15)
menambahkan bahwa hasil belajar adalah pencapaian bentuk
perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif,
afektif, dan prikomotor dari proses belajar yang dilakukan dalam
waktu tertentu. Dengan kata lain kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Susanto
(2013: 5) menambahkan bahwa hasil belajar yaitu perubahan-
perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar
yang dinyatakan ke dalam ukuran nilai. Dari beberapa ahli tersebut
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah nilai yang diperoleh
siswa melalui evaluasi belajar yang diberikan oleh guru, yang
mengakibatkan perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor.
2.1.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Dalam kegiatan belajar terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajar. Menurut Slameto (2010: 54-69) terdapat
dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal dibagi menjadi tiga macam, yaitu
faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Faktor
jasmaniah dapat berupa kesehatan dan cacat tubuh, faktor prikologis
dapat berupa kecerdasan, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,
dan kesiapan, sedangkan faktor kelelahan bisa dikarenakan kelelahan
jasmani maupun rohani. Faktor eksternal dibagi menjadi tiga macam
yaitu faktor keluarga, faktor rumah, dan faktor masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Susanto (2013: 14) mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa, faktor-faktor tersebut antara lain;
kecerdasan anak, kesiapan anak, bakat anak, kemauan dalam belajar,
minat anak, penyajian materi, pribadi dan sikap guru, suasana belajar,
kompetensi guru, dan kondisi masyarakat. Dari beberapa pendapat
para ahli, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dapat dipengaruhi
dari lingkungan sekitar (faktor internal) dan diri siswa sendiri (faktor
internal).
2.1.3 IPA
2.1.3.1 Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menurut Carin dan Sund adalah
pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku
umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan
eksperimen (Wisudawati, 2015: 24). Wisudawati juga menambahkan
IPA merupakan rumpun ilmu yang memiliki karakteristik khusus yaitu
mempelajari fenomena alam yang faktual, baik berupa kenyataan atau
kejadian, dan hubungan sebab akibatnya. Pendapat lain disampaikan
oleh Iskandar (1997: 1) bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah
penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola atau keteraturan
dalam alam. IPA menawarkan cara-cara untuk dapat memahami dan
mempelajari fenomena-fenomena yang ada di alam, sehingga dapat
hidup di dalam alam itu sendiri. Berdasarkan pendapat dari para ahli
tersebut dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
adalah rumpun ilmu yang mempelajari fenomena alam yang faktual
dan hubungan sebab akibat melalui metode ilmiah.
Pada hakikatnya IPA memiliki tiga komponen utama, yaitu
sikap, proses, dan produk (Susanto, 2013: 167). Dalam melaksanakan
proses IPA harus dilandasi dengan sikap ilmiah, sehingga dapat
mengasilkan produk yang dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Menurut Wisudawati (2015: 24) sikap dalam IPA dapat
memunculkan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
hidup, serta hubungan sebab akibat. Persoalan dalam IPA dapat
diselesaikan dengan menggunakan prosedur yang bersifat open
minded atau terbuka dalam menerima/mempertimbangkan pendapat
atau hasil penemuan orang lain.
IPA sebagai proses dapat diartikan memahami bagaimana
mengumpulkan fakta-fakta dan memahami bagaimana
menghubungkan fakta-fakta untuk menafsirkannya (Iskandar, 1997:
4). Wisudawati (2015: 24) menambahakan bahwa IPA sebagai proses
yaitu proses memecahkan masalah dengan prosedur yang runtut dan
sistematis melalui metode ilmiah. Kegiatan ilmiah dilakukan untuk
menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk
menemukan pengetahuan baru.
Produk IPA menurut Susanto (2013: 168) yaitu kumpulan hasil
penelitian yang telah ilmuwan lakukan dan sudah membentuk konsep
yang telah dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitik.
Bentuk IPA sebagai produk, antara lain fakta-fakta, prinsip, hukum,
dan teori-teori IPA. IPA sebagai produk juga merupakan akumulasi
hasil upaya para ilmuwan IPA terdahulu. Dari penjelasan tersebut
dapat disimpulkan bahwa dimensi sikap, proses, dan produk saling
berkaitan. Apabila IPA dilandasi dengan sikap ilmiah, maka dapat
menghasilkan produk yang ilmiah, sehingga produk IPA dapat
mendorong terjadinya proses IPA yang dapat menumbuhkan sikap
ilmiah bagi orang yang melakukannya.
2.1.3.2 Tujuan Pembelajaran IPA
Pembelajaran IPA secara khusus sebagaimana tujuan
pendidikan secara umum dalam taksonomi Bloom bahwa IPA
diharapkan dapat memberikan pengetahuan (kognitif). Jenis
pengetahuan dimaksud adalah pengetahuan dasar dari prinsip dan
konsep yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Melalui
pendidikan IPA di sekolah dapat memberikan pengetahuan kepada
siswa tentang lingkungan sekitar dan bagaimana menyikapi masalah
yang ada di dalamnya. Pengetahuan IPA dapat digunakan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
diterapkan untuk memecahkan masalah yang ditemuinya, sehingga
siswa dapat menanamkan sikap ilmiah pada dirinya. Di samping itu,
pembelajaran IPA diharapkan memberikan keterampilan
(psikomotorik), kemampuan sikap ilmiah (afektif), pemahaman,
kebiasaan dan apresiasi (Trianto, 2012: 142). Seseorang yang belajar
IPA juga dapat menghargai alam sebagai salah satu ciptaan Tuhan,
sehingga mereka dapat ikut serta memelihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam tersebut. Belajar IPA juga memberikan
keterampilan kepada siswa untuk melakukan penelitian, oleh karena
itu siswa dapat mengenal, mengetahui cara kerja serta dapat
menghargai para ilmuwan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa tujuan
dari pembelajaran IPA di sekolah dasar adalah mengajarkan siswa
untuk mengetahui dan menghargai ciptaan Tuhan. Siswa juga
memperoleh pengetahuan dan konsep-konsep IPA, serta dapat
menerapkan sikap ilmiah untuk memecahkan suatu masalah yang
dihadapinya.
2.1.3.3 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi
kebutuhan manusia, sehingga IPA dapat digunakan sebagai solusi
untuk memecahkan suatu masalah. Menurut Iskandar (1997: 15)
pembelajaran IPA di SD perlu diberi kesempatan untuk berlatih
keterampilan-keterampilan proses IPA sebab diharapkan akhirnya
siswa mampu berpikir dan memiliki sikap ilmiah, maka pembelajaran
IPA di SD hendaknya dimodifikasi sesuai dengan tahap
perkembangan kognitifnya. Dengan begitu, pembelajaran menjadi
lebih dominan pada pengalaman belajar secara langsung melalui
penggunaan dan pengembangan keterampilan proses, produk, dan
sikap ilmiah.
2.1.4 Materi Perubahan Bentuk Energi
2.1.4.1 Energi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Energi adalah sesuatu yang menyebabkan benda dapat
melakukan kerja (Darmodjo, 1992: 213). Misalnya air terjun, air
terjun dapat dikatakan memiliki energi karena dapat memutar turbin.
Cahaya matahari memiliki energi karena dapat menguapkan air laut
atau mengeringkan pakaian.
2.1.4.2 Bentuk-bentuk Energi
Menurut Darmodjo (1992: 213-214) energi terdapat dalam
berbagai bentuk yang di kelompokkan menjadi dua, yaitu energi
kinetik dan energi potensial. Energi kinetik adalah energi yang
dimiliki oleh benda yang bergerak, misalnya energi angin, energi
gelombang laut, energi suara, energi cahaya, dan energi panas.
Sedangkan energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh suatu
benda pada suatu tempat (kedudukan) tertentu. Dari tempat itu benda
terebut mampu melakukan usaha, misalnya air danau yang diam dapat
melakukan usaha dengan dialirkan menjadi air terjun sehingga dapat
memutarkan turbin untuk membangkitkan listrik.
2.1.4.3 Perubahan Bentuk Energi
Perubahan bentuk energi adalah perubahan yang terjadi pada
energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya (Darmojo, 1992: 216).
Perubahan bentuk energi dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya air danau yang diam dapat dialirkan ke bawah melakui pipa
sehingga terjadi air terjun buatan yang keras, hal ini terjadi energi
potensial berubah menjadi energi kinetik. Air terjun buat tersebut
digunakan untuk memutar turbin yang menggerakkan dinamo,
sehingga timbul listrik. Dalam peristiwa tersebut energi kinetik
berubah menjadi energi listrik. Dari energi listrik dapat digunakan
untuk menyalakan lampu, berubah menjadi cahaya, atau dapat
digunakan untuk memasak, berubah menjadi energi panas.
2.1.5 Metode Eksperimen
2.1.5.1 Pengertian Metode Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Pengertian metode eksperimen menurut Djajadisastra (1982:
10) menjelaskan bahwa metode eksperimen adalah suatu cara
mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan sendiri suatu fakta yang ingin diketahuinya. Pendapat lain
disampaikan oleh Moedjiono (1993: 77) yaitu metode eksperimen
merupakan format interaksi belajar mengajar yang melibatkan logika
induksi untuk menyimpulkan pengamatan dari proses dan hasil
eksperimen yang dilakukan. Pendapat lain dari Djamarah (2014: 84)
mengatakan bahwa metode eksperimen (percobaan) adalah cara
penyajian pelajaran di mana siswa melakukan percobaan dengan
mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Melalui
metode eksperimn siswa diberi kesempatan untuk mengalami atau
melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek,
menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri.
Sedangkan metode eksperimen menurut Roestiyah (2012: 80) adalah
salah satu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan
tentang suatu hal; mengamati prosesnya serta menuliskan hasil
percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas
dan dievaluasi oleh guru.
Dari pendapat ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa metode
eksperimen adalah suatu cara mengajar yang mengajak siswa untuk
melakukan suatu percobaan sebagai pembuktian fakta atau teori yang
sudah ada dengan cara mengamati, menganalisis, menuliskan hasil
percobaan, dan membuat kesimpulan, kemudian hasilnya disampaikan
dan dievaluasi oleh guru. Metode ini lebih untuk mengecek supaya
siswa semakin yakin dan jelas dengan teori yang sudah ada.
2.1.5.2 Tujuan Metode Eksperimen
Penggunaan metode eksperimen mempunyai tujuan agar siswa
mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas
persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan
sendiri (Roestiyah, 2012: 80). Dengan eksprimen siswa menemukan
bukti kebenaran dari teori sesuatu yan sedang dipelajari dengan cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
berpikir ilmiah (scientific thinking). Wisudawati (2015: 157) juga
mengemukakan tujuan metode eksperimen adalah untuk
meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik dalam menemukan
dan memahami suatu konsep atau teori IPA yan sedang dipelajari.
Beberapa pendapat ahli mengenai tujuan dari metode
eksperimen yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa metode
eksperimen bertujuan untuk meningkatakan kemampuan berpikir
siswa dalam mencari tahu, menemukan sendiri jawaban atas
permasalahan, serta memahami suatu konsep atau teori IPA yang
sedang dipelajari dengan mengadakan percobaan sendiri. Kemampuan
berpikir peserta didik dimulai dengan adanya pertanyaan. Pertanyaan-
pertanyaan tersebut dapat memicu peserta didik untuk berpikir dan
mencari tahu untuk menjawab dan memecahkan permasalahan
tersebut. Pertanyaan tersebut dapat diberikan oleh guru sebagai
stimulus untuk melaksanakan eksperimen, ataupun berasal dari siswa
melalui fenomena-fenomena yang dijumpai.
2.1.5.3 Kelebihan dan kekurangan Metode Eksperimen
Metode eksperimen memiliki kelebihan serta kekurangan,
menurut Djajadisastra (1982: 16-17), kelebihan atau keunggulan dari
metode eksperimen antara lain: (1) Siswa mengalami atau mengamati
sendiri suatu proses atau kejadian; (2) Dengan mengalami sendiri
suatu proses atau kejadian, maka siswa menjadi benar-benar yakin
dengan hasil atau akibat dari suatu proses; (3) Siswa menjadi bersikap
hati-hati, teliti, dan mampu berfikir analitis; (4) Siswa memupuk dan
mengembangkan sikap berpikir ilmiah. Yaitu suatu sikap untuk
memahami sesuatu melalui data yang dapat dikumpulkan, melakukan
percobaan, dan menarik kesimpulan.
Menurut Roestiyah (2012: 82) kelebihan atau keungulan dari
metode eksperimen adalah: (1) Siswa terlatih menggunakan metode
ilmiah dalam menghadapi segala masalah, sehingga tidak mudah
percaya pada sesuatu yang belum pasti kebenarannya; (2) Siswa lebih
aktif berpikir dan berbuat; hal tersebut sangat sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
pembelajaran modern (student centered); (3) Siswa dalam
melaksanakan proses eksperimen selain memperoleh pengetahuan
juga menemukan pengalaman serta keterampilan dalam menggunakan
alat-alat eksperimen; (4) Siswa membuktikkan sendiri kebenaran dari
suatu teori, sehingga mengubah sikap percaya pada tahayul atau hal-
hak yang tidak masuk akal.
Kelebihan metode eksperimen ditambahkan oleh Djamarah
(2014: 84-85) antara lain: (1) Membuat siswa lebih percaya atau
kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaan; (2) Membina
siswa untuk membuat penemuan baru dari percobaannya dan
bermanfaat bagi kehidupan manusia; (3) Hasil-hasil eksperimen yang
berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.
Berdasarkan kelebihan dan keunggulan yang telah dipaparkan
dari beberapa ahli, dapat ditarik kesimpulan kelebihan atau
keunggulan dari metode eksperimen antara lain, siswa mengalami atau
mengamati sendiri suatu proses atau fenomena untuk membuktikan
suatu teori, sehingga siswa tidak mudah percaya pada sesuatu yang
belum pasti kebenarannya. Melatih siswa untuk bersikap hati-hati,
teliti, dan mampu berfikir analitis, mengembangkan sikap berpikir
ilmiah. Siswa lebih aktif berpikir dan berbuat ketika melakukan
eksperimen. Siswa mendapatkan pengalaman serta keterampilan
dalam menggunakan alat-alat eksperimen.
Dari banyaknya kelebihan atau keunggulan yang terdapat
dalam metode eksperimen, tentu metode tersebut memiliki
kekurangan. Menurut Djajadisastra (1982: 17-18) kekurangan atau
kelemahan metode eksperimen antara lain adalah: (1) Tidak semua
mata pelajaran dapat diajarkan dengan menggunakan metode
eksperimen. (2) Suatu eksperimen mungkin saja tidak berhasil seperti
yang diharapakan. (3) Mahalnya alat-alat praktikum merupakan
hambatan untuk melakukan eksperimen-eksperimen di laboratorium
sekolah, sehingga eksperimen terpaksa dikerjakan berkelompok yang
berarti tidak semua siswa dapat mengalami sendiri suatu eksperimen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Djamarah (2014: 85) menjelaskan beberapa kekurangan dari
metode eksperimen, antara lain: (1) Metode ini lebih sesuai dengan
bidang-bidang sains dan teknologi, (2) Memerlukan berbagai fasilitas
peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal, (3)
Menuntut ketelitian, keuletan, dan ketabahan, (4) Setiap percobaan
tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan sebab ada faktor-
faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau
pengendalian.
Beberapa pendapat ahli mengenai kekurangan atau kelemahan
dari metode eksperimen dapat disimpulkan antara lain: (1) Tidak
semua mata pelajaran dapat diajarkan menggunakan metode
eksperimen. (2) Suatu eksperimen mungkin saja tidak mendapatkan
hasil yang diharapakn karena beberapa faktor. (3) Terdapat beberapa
alat-alat yang susah diperoleh serta mahal untuk digunakan di dalam
laboraturium, sehingga eksperimen terpaksa dilakukan secara
berkelompok. Berdasarkan kelebihan serta kekurangan yang telah
dipaparkan, kelebihan dari metode eksperimen lebih banyak dari pada
kekurangannya. Dengan demikian, metode eksperimen ini sangat
cocok untuk digunakan dalam penelitian ini.
2.1.5.4 Prosedur Metode Eksperimen
Kegiatan eksperimen yang dilakukan siswa usia sekolah dasar
merupakan kesempatan untuk bereksplorasi. Menurut Moedjiono
(1993: 77) pemakaian metode ekseprimen dalam kegiatan belajar
mengajar akan memberikan pengalaman kepada guru tentang adanya
potensi yang dapat dikembangkan pada diri siswa. Melalui
eksperimen siswa memperoleh pengalaman meneliti yang dapat
menambah pengetahuan, berfikir ilmiah dan rasional. Untuk
mendapatkan hasil yang optimal prosedur metode eksperimen dapat
dilakukan yaitu; (1) guru menetapkan kesesuaian eksperimen dengan
tujuan pembelajaran, (2) guru bersama siswa menyiapkan alat dan
bahan yang dibutuhkan dalam eksperimen, (3) siswa melakukan
eksperimen secara runtut sesuai langkah-langkah percobaan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
bimbingan guru, (4) siswa mendiskusikan mengenai hal-hal yang
perlu diamati dan dicatat selama eksperimen, (5) membuat kesimpulan
dan laporan tentang hasil eksperimen, (6) guru bersama siswa
mendiskusikan hambatan dan hasil eksperimen sebagai tindak lanjut.
2.1.6 Siswa SD Kelas IV
Masa kanak-kanak akhir atau masa usia sekolah dasar dialami
anak pada usia 6 tahun sampai masuk ke masa pubertas dan masa
remaja awal yang berkisar pada tahun 11-13 tahun (Izzaty, 2008: 127).
Izzaty membagi masa kanak-kanak akhir menjadi dua fase. Pertama,
masa kelas rendah SD yang berlangsung antara usia 6/7 tahun – 9/10
tahun, biasanya anak duduk di kelas 1, 2, dan 3 SD. Kedua, masa kelas
tinggi SD yang berlangsung antara usia 9/10 tahhun – 12/13 tahun,
biasanya anak duduk di kelas 4, 5, dan 6.
Izzaty (2008: 118) menambahkan dalam tahap perkembangan
menurut Piaget, siswa kelas IV SD berada dalam tahap operasional
konkret dalam berpikir, yaitu usia 7-11 tahun di mana konsep pada awal
masa kanak-kanak merupakan konsep yang samar dan tidak jelas
menjadi lebih konkret. Anak dapat mempelajari sesuatu menggunakan
benda-benda nyata sebagai pengganti sesuatu yang abstrak. Hal serupa
juga disampaikan oleh Trianto (2010: 72) yang mengungkapkan bahwa
dengan mendapatkan pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi
lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan anak pada
tahap operasional konkret. Dari penjelasan yang telah diuraikan dapat
disimpulkan bahwa siswa SD kelas IV adalah siswa sekolah dasar yang
berusia 7-11 tahun dan berada pada tahap operasional konkret dalam
berpikir, di mana konsep yang masih samar-samar dan tidak jelas
menjadi lebih konkret.
2.2. Hasil Penelitian yang Relevan
Pada bagian ini, peneliti memaparkan beberapa hasil penelitian yang
relevan. Penelitian yang dilakukan oleh saudara Dewi Mayangsari, dkk pada
tahun 2014 dengan judul “Penerapan Metode Eksperimen untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI Pokok
Bahasan Konduktor dan Isolator SDN Semboro Probolinggo tahun Pelajaran
2012/2013” berisi tentang penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA
melalui metode eksperimen. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus
yang meliputi empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa
dalam pembelajaran IPA melalui metode eskperimen mengalami peningkatan
dari siklus I ke siklus II. Hasil observasi menunjukkan persentase rata-rata
aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 65,53% (aktif), meningkat pada
siklus II sebesar 80,6% (sangat aktif), sehingga meningkat sebesar 15,07%.
Persentase hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA melalui metode
eksperimen pada pokok bahasan konduktor dan isolator juga mengalami
peningkatan. Pada siklus I mencapai 55% dan pada siklus II mencapai 85%,
sehingga meningkat sebesar 30%.
Penelitian yang dilakukan oleh saudara Sumbang Saul pada tahun 2013
yang berjudul “Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Aktivitas
Siswa dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV Sekolah Dasar
Negeri 20 Sungai Keli” bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh
penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam
pembelajaran IPA. Berdasarkan observasi awal persentase aktivitas siswa
dalam pembelajaran IPA sebesar 5%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus
I dengan menggunakan metode eksperimen persentase aktivitas siswa dalam
pembelajaran IPA mengalami peningkatan menjadi 65,89%. Selanjutnya pada
siklus II kembali mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar
93,89%. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan menggunakan metode
eksperimen dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA
kelas IV Sekolah Dasar Negeri 20 Sungai Keli.
Penelitian yang dilakukan oleh saudara Asrul Karim pada tahun 2011
yang berjudul “Penerapan Metode Penemuan Terbimbing dalam
Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar” merupakan penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
eksperimen dengan desain Pretest-Posttes Control Group Design. Subyek
penelitian melibatkan 104 siswa SD di Kecamatan Kuta Blang yang terdiri
dari tiga level sekolah yaitu level tinggi, sedang, dan rendah. Instrumen
pengumpul data berupa soal tes pemahaman konsep dan kemampuan berpikir
kritis, lembar observasi, angket skala sikap dan pedoman wawancara. Uji
coba instrumen, diuji validitas, reliabilitas, indek kesukaran dan daya
pembeda dengan menggunakan Anates versi 4,0. Pengujian statistik dengan
menggunakan uji anova dua jalur yang sebelumnya diuji normalitas, uji
homogenitas, dan uji perbedaan dua rerata pada taraf signifikan 0,05. Hasil
penelitian menunjukkan pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis
siswa yang mengikuti pembelajaran matematika dengan metode penemuan
terbimbing lebih baik dari pada siswa yang mengikuti pembelajaran
konvensional ditinjau berdasarkan level sekolah, sebagian besar siswa
menunjukkan sikap positif terhadap pembelajaran matematika dengan metode
penemuan terbimbing.
Penelitian yang dilakukan olah saudara A. Sichibin, dkk pada tahun
2009 yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin untuk
Peningkatkan Pemahaman dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SD”
bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa terhadap
pokok bahasan air dan sifatnya, selain itu juga untuk mengetahui
pertumbuhan dan perkembangan keterampilan bepikir kritis siswa kelas IV
semester gasal SDN Sekaran 01 Gunungpati Semarang tahun ajaran
2008/2009. Metode yang digunakan sebagai alat pengumpulan bahan adalah
dokumentasi, tes, dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model
pembelajaran inkuiri terpimpin dapat meningkatkan pemahaman konsep
siswa dan menumbuhkembangkan keterampilan berpikir kritis siswa kelas IV
SD pokok bahasan air dan sifatnya.
Keempat penelitian tersebut memiliki kesamaan dengan penelitian ini,
yaitu kemampuan berpikiri kritis dengan menggunaan metode eksperimen
pada pembelajaran IPA. Dengan demikian, dari penelitian-penelitian tersebut
dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode eksperimen dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Atas dasar itu peneliti menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
metode eksperimen pada pembelajaran IPA yang mencakup dua variabel
yaitu hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Gambar 2.1 Literatur dari Penelitian Terdahulu
2.3. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran IPA yang banyak membutuhkan praktik masih
disampaikan guru dengan menjelaskan teori seperti pada buku tanpa memberi
sesuatu yang lebih konkret. Siswa sekedar mendengarkan penjelasan dari
guru, karena pembelajaran masih menggunakan metode ceramah dan terpacu
pada buku pegangan siswa. Hal tersebut menyebabkan kemampuan berpikir
kritis siswa dalam pembelajaran IPA kurang maksimal dan dapat
mempengaruhi hasil belajar IPA.
Pembelajaran IPA bukan sekedar mengafal materi yang diberikan oleh
guru. Siswa diharapkan berpikir kritis dalam proses pembelajaan agar dapat
memahami dan memperajari materi. Siswa melakukan eksperimen sederhana
untuk menemukan informasi mengenai materi pembelajaran IPA. Informasi
yang ditemukan siswa dapat diingat lebih mudah dan bermakna sehinga
mempermudah pemahaman siswa. Untuk itu peneliti berupaya meningkatkan
Berpikir Kritis Metode Eksperimen
Karim (2011)
“Penerapan Metode Penemuan
Terbimbing dalam Pembelajaran
Matematika untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Sekolah Dasar”
Mayangsari, dkk (2014)
“Penerapan Metode Eksperimen
untuk Meningkatkan Aktivitas dan
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI
Pokok Bahasan Konduktor dan
Isolator SDN Semboro Probolinggo
tahun Pelajaran 2012/2013”
Saul (2013)
“Penerapan Metode Eksperimen
untuk Meningkatkan Aktivitas
Siswa dalam Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam Kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 20 Sungai
Keli”
Sichibin, dkk (2009)
“Penerapan Model Pembelajaran
Inkuiri Terpimpin untuk
Peningkatkan Pemahaman dan
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
SD”
Peneliltian ini:
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil
Belajar Siswa Kelas II pada Pembelajaran IPA
Melalui Metode Eksperimen di SDN Tegalrejo 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2
dengan menggunakan metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen
yang dapat membantu siswa untuk berpikir lebih kritis terhadap kegiatan
percobaan yang dilakukan.
Metode pembelajaran eksperimen adalah suatu cara belajar yang
melibatkan siswa untuk melakukan percobaan dengan mengamati proses dan
hasil percobaaan yang dilakukan. Kemudian hasil percobaan tersebut
disampaikan di depan kelas dan dilakukan tanya jawab dan evaluasi oleh
guru. Dalam metode pembelajaran eksperimen ini dibutuhkan informasi dari
guru mengenai tujuan dari eksperimen sehingga siswa dapat mengetahui
langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menjalankan percobaan. Guru
berperan sebagi fasilitator dan mediator dalam proses belajar mengajar.
Dalam kegiatan ini, guru menciptakan kondisi lingkungan belajar yang
kondusif agar tercipta suasana belajar yang nyaman. Dengan begitu,
penggunaan metode eksperimen dapat membantu siswa dalam memahami
konsep suatu materi dalam pembelajaran IPA, sehingga diharapkan hasil
belajar IPA dan kemampuan berpikir kritis siswa dapat meningkat.
2.4. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, peneliti merumuskan
hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siwa kelas IV SDN Tegalrejo 2.
2. Penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA
pada siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2.
3. Penggunaan metode eksperimen dalam upaya meningkatkan hasil
belajar IPA kelas IV SDN Tegalrejo 2 tahun pelajaran 2017/2018 dapat
dilakukan dengan langkah-langkah antara lain, (1) guru menetapkan
kesesuaian eksperimen dengan tujuan pembelajaran, (2) guru bersama
siswa menyiapkan alat dan bahan, (3) siswa melakukan eksperimen
secara runtut sesuai langkah-langkah percobaan dengan bimbingan
guru, (4) siswa mendiskusikan mengenai hal-hal yang perlu diamati dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dicatat selama eksperimen, (5) membuat kesimpulan dan laporan
tentang hasil eksperimen, (6) guru bersama siswa mendiskusikan
hambatan dan hasil eksperimen sebagai tindak lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab III ini, peneliti menjelaskan tentang jenis penelitian, setting
penelitian, persiapan, rencana tindakan setiap siklus, teknik pengumpulan data,
instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, teknik analisis data, indikator
keberhasilan, dan jadwal penelitian.
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis
dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Pembelajaran IPA Melalui Metode
Eksperimen di SDN Tegalrejo 2” merupakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang
dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui perencanaan,
pelaksanaan, dan refleksi tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan
tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa
dapat meningkat (Kusumah, 2011: 9). Sejalan dengan pendapat yang
disampaikan Kunandar (2008: 44-45) bahwa Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) merupakan suatu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru yang
sekaligus berlaku sebagai peneliti di kelasnya bersama-sama dengan orang
lain (kolaborasi) dengan langkah-langkah tertentu, antara lain merancang,
melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif.
Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah untuk memperbaiki atau
meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas melalui suatu tindakan
tertentu dalam suatu siklus.
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada penelitian ini terdapat
dua siklus yang terdiri dari empat tahap yang meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi dengan mengikuti pola Kemmis &
McTaggar yang tersaji pada gambar 3.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Gambar 3.1 Bagan Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Kemmis &
McTaggart
Sumber: (Arikunto, 2006: 16)
Berdasarkan gambar 3.1 bagan siklus Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) tersebut dapat dilihat bahwa bagan model Kemmis & McTaggart
dilaksanakan dalam empat tahap yang dimulai dari perencanaan (planning),
pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan dalam setiap siklus disusun perencanaan pembelajaran
untuk perbaikan pembelajaran. Dengan demikian, dalam perencanaan
dikhususkan pada perlakuan guru dalam proses pembelajaran.
Perencanaan merupakan langkah yang dilakukan oleh peneliti ketika
akan memulai tindakannya. Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang
apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan
tersebut akan dilakukan.
2. Pelaksanaan (acting)
Pelaksanaan merupakan implementasi dari perencanaan yang sudah
dirancang. Pada tahap ini berisi rancangan metode dan skenario
Perencanaan
Perencanaan
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Pengamatan
Refleksi
Refleksi SIKLUS I
SIKLUS II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
penerapan pembelajaran yang akan diterapkan. Pelaksanaan ini sebagai
inti dari PTK, yaitu sebagai upaya peningkatan kinerja guru untuk
menyelesaikan masalah.
3. Pengamatan (observing)
Pengamatan merupakan proses mencermati jalannya pelaksanaan
tindakan. Pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang
proses pembelajaran yang dilakukan guru sesuai tindakan yang telah
disusun. Tahap ini dilakukan pada waktu pelaksanaan tindakan
berlangsung.
4. Refleksi (reflecting)
Refleksi merupakan langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah
dilakukan. Tahap ini bertujuan untuk mengkaji secara menyeluruh
pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah
terkumpul kemudian dilakukan evaluasi untuk menyempurnakan
tindakan selanjutnya. Refleksi dilakukan dengan melakukan diskusi
dengan observer.
3.2. Setting Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN
Tegalrejo 2 yang beralamat di Jalan Wiratama 27, Tegalrejo, Kota
Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, 55344.
3.2.2 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2
tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 29 siswa. Siswa laki-laki
berjumlah 15 siswa dan siswa perempuan berjumlah 14 siswa. Secara
umum siswa berasal dari keluarga dengan perekonomian menengah ke
atas.
3.2.3 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis dan hasil
belajar siswa kelas IV pada pembelajaran IPA melalui metode
eksperimen di SDN Tegalrejo 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3.2.4 Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di SDN Tegalrejo 2 pada
semester gasal tahun pelajaran 2017/2018, yaitu pada tanggal 1-17
Oktober 2017.
3.3. Persiapan
Langkah awal sebelum melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) adalah melakukan persiapan. Pada tahap persiapan ini peneliti
melakukan beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian, yaitu:
1. Peneliti mengajukan izin kepada Kepada SDN Tegalrejo 2 untuk
melakukan penelitian.
2. Peneliti melakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran di kelas
IV sebagai gambaran kondisi siswa, guru, dan pembelajaran di kelas.
3. Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IV untuk mengetahui
kondisi awal dan permasalahan yang dialami ketika pembelajaran.
4. Peneliti mengidentifikasi masalah yang ada di kelas IV berdasarkan
hasil wawancara, yaitu tentang kemampuan berpikir kritis dan hasil
belajar IPA.
5. Peneliti memberikan lembar kuesioner kepada siswa kelas IV untuk
mengetahui kondisi awal kemampuan berpikir kritis.
6. Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pembelajaran, seperti
bahan ajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar
Kerja Siswa (LKS).
7. Peneliti berkonsultasi dan melakukan validasi kepada para ahli seperti
dosen dan guru kelas IV untuk memantapkan instrumen pembelajaran.
8. Peneliti menyiapkan media dan sarana yang mendukung pembelajaran
di kelas.
3.4. Rencana Tindakan Setiap Siklus
Peneliti melakukan penelitian ini dengan menggunakan dua siklus.
Masing-masing dilakukan dalam dua kali pertemuan. Siklus I dan siklus II
menekankan pada proses kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar IPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Alokasi waktu yang dipakai menyesuaikan dengan alokasi pembelajaran yang
ada di sekolah, yaitu pada jam pelajaran tematik. Materi yang disampaikan
adalah mata pelajaran tematik pada bidang IPA. Setelah dilakukan gambaran
keadaan kelas, maka dilakukan tindakan sebagai berikut:
3.4.1 Siklus I
1. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan sebelum memberikan tindakan
pada siswa yaitu membuat perangkat pembelajaran yang meliputi,
RPP, LKS, bahan ajar, dan soal evaluasi. Setelah itu peneliti
menyiapkan alat dan bahan sebagai media pembelajaran IPA
dengan menggunakan metode eksperimen untuk mempermudah
pemahaman siswa serta dapat mendorong siswa untuk berpikir
kritis.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan Tindakan Kelas (PTK) pada setiap siklus
dilakukan dalam dua kali pertemuan. Pembelajaran dilaksanakan
sesuai jadwal pelajaran, setiap jam pelajaran terdiri dari 35 menit.
Materi yang peneliti sampaikan yaitu mengenai perubahan bentuk
energi dalam pembelajaran IPA kelas IV. Setelah memperoleh
gambaran keadaan kelas, maka dilakukan tindakan kelas sebagai
berikut:
a. Pertemuan I
1) Kegiatan awal
Pembelajaran diawali dengan salam, doa, dan
presensi kehadiran siswa. Guru memberikan motivasi
kepada siswa dengan menyuarakan yel-yel kelas dan tepuk
semangat. Guru melakukan apersepsi dengan menggali
pengetahuan awal siswa dengan bertanya mengenai materi
yang telah dipelajari minggu lalu dan melakukan tanya
jawab. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan
pembelajaran, yaitu mempelajari perubahan bentuk energi
dengan metode eksperimen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2) Kegiatan Inti
Pada kegiatan ini siswa mengamati poster yang
disiapkan oleh guru mengenai perubahan bentuk energi
dalam kehidupan sehari-hari. Siswa bersama guru
melakukan tanya jawab mengenai poster tersebut.
Selanjutnya, guru membentuk kelompok kerja sebanyak 5-
6 siswa. Setelah siswa berkumpul dalam kelompok, guru
membagikan LKS dan siswa membaca langkah-langkah
dalam bereksperimen dengan pendampingan guru. Siswa
bersama guru menyiapkan alat dan bahan untuk
bereksperimen. Kemudian siswa melakukan eksperimen
sederhana “Bakar Kertas Tanpa Api” untuk
membuktikkan perubahan bentuk energi cahaya menjadi
panas. Guru memberikan pendampingan kepada siswa
selama bereksperimen. Siswa mengamati, mendiskusikan
dengan teman sekelompok, dan menuliskan hasil
eksperimennya pada LKS. Setelah bereksperimen siswa
mempresentasikan hasil percobaan yang telah dilakukan di
depan kelas dan guru memberikan penguatan atas
eksperimen siswa.
3) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup guru bersama siswa
melakukan refleksi yang dilakukan dengan menyampaikan
secara lisan hal-hal yang dirasa sulit dan kendala yang
dihadapi. Setelah itu siswa bersama guru menyimpulkan
pembelajaran yang telah dipelajari. Selanjutnya guru
memberikan soal evaluasi yang dikerjakan individu dan
tindak lanjut berupa pekerjaan rumah untuk menyiapkan
alat dan bahan pada eksperimen selanjutnya.
b. Pertemuan II
1) Kegiatan Awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Pembelajaran diawali dengan salam, doa, dan
presensi kehadiran siswa. Guru mengajak siswa
menyuarakan yel-yel kelas dan bernyanyi Otto Bemo
secara bersahut-sahutan untuk memberi motivasi kepada
siswa. Guru menggali pengetahuan siswa dengan
melakukan tanya jawab mengenai materi pada pertemuan
kemarin. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
yaitu mengenai eksperimen perubahan bentuk energi angin
menjadi gerak.
2) Kegiatan Inti
Siswa mengamati gambar yang ditayangkan oleh
guru mengenai perubahan bentuk energi angin dalam
kehidupan sehari-hari. Siswa bersama guru melakukan
tanya jawab mengenai gambar. Guru membentuk
kelompok kerja sebanyak 5-6 siswa. Setelah siswa
berkumpul dalam kelompok, guru membagikan LKS dan
siswa membaca langkah-langkah yang harus dilakukan
dalam bereksperimen dengan pendampingan guru. Siswa
bersama guru menyiapkan alat dan bahan dalam
bereksperimen. Siswa bereksperimen “Balon Jet” untuk
membuktikan perubahan bentuk energi angin menjadi
gerak. Siswa mengamati, mendiskusikan, dan menuliskan
hasil eksperimen pada LKS. Siswa mempresentasikan
hasil eksperimen di depan kelas dan guru memberikan
penguatan atas pekerjaan siswa.
3) Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan dan
memberikan penguatan secara lisan dan tertulis. Guru
meminta siswa untuk merefleksikan secara lisan kegiatan
yang telah dilakukan. Guru memberikan tindak lanjut
berupa soal evaluasi dan pekerjaan rumah untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
membawa alat dan bahan sebagai eksperimen untuk
pertemuan selanjutnya.
3. Pengamatan
Pada kegiatan pengamatan ini, peneliti dibantu oleh satu
orang guru kelas yang bertindak sebagai pengamat kegiatan
pembelajaran. Guru mengamati kegiatan siswa selama
pembelajaran berlangsung berdasarkan instrumen observasi
kemampuan berpikir kritis.
4. Refleksi
Refleksi yang dilakukan peneliti yaitu menyimpukan
pembelajaran yang telah dilakukan. Peneliti bersama guru kelas
merefleksikan penerapan tindakan pada siklus I. Analisis yang
dilakukan yaitu dengan membandingkan antara kondisi awal,
hasil ulangan yang sudah dicapai dengan indikator keberhasilan
yang sudah ditetapkan. Hal yang diperoleh dalam siklus I ini
digunakan sebagai acuan untuk diterapkan pada siklus II.
3.4.2 Siklus II
1. Perencanaan
Pada siklus II peneliti menyusun perangkat pembelajaran
berdasarkan hasil dari refleksi siklus I. Pada siklus II peneliti
memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I dengan membuat
dan menyiapkan RPP, LKS, bahan ajar, dan soal evaluasi
pembelajaran yang untuk digunakan pada siklus II.
2. Pelaksanaan
Pelaksanan pada siklus II ini dilakukan dalam dua kali
pertemuan. Pembelajaran dilaksanakan sesuai jadwal pelajaran
tematik, setiap jam pelajaran terdiri dari 35 menit. Adapun proses
pembelajaran pada siklus II sebagai berikut:
a. Pertemuan I
1) Kegiatan Awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Pada kegiatan awal, guru melakukan salam, doa, dan
presensi kehadiran siswa. Guru mengajak siswa untuk
menyuarakan yel-yel kelas dan bernanyi Pelangi-pelangi.
Kemudian guru menggali pengetahuan siswa dengan
bertanya mengenai materi yang telah dipelajari pada
pertemuan kemarin. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran mengenai perubahan perubahan bentuk
energi air menjadi gerak.
2) Kegiatan Inti
Siswa mengamati gambar yang ditayangkan oleh
guru mengenai perubahan bentuk energi air menjadi gerak
dalam kehidupan sehari-hari. Siswa bersama guru
melakukan tanya jawab mengenai gambar. Guru
membentuk kelompok kerja sebanyak 4 siswa. Setelah
siswa berkumpul dalam kelompok, guru membagikan
LKS dan siswa membaca langkah-langkah yang harus
dilakukan saat bereksperimen dengan pendampingan guru.
Siswa menyiapkan alat dan bahan untuk bereksperimen.
Siswa mulai melakukan eksperimen sederhana “Kincir
Air” untuk membuktikan perubahan bentuk energi air
menjadi gerak. Guru berkeliling saat siswa melakukan
percobaan dan mengarahkan siswa dalam bereksperimen.
Siswa mengamati, mendiskusikan, dan mencatat hasil
percobaan pada LKS yang sudah dibagikan. Siswa
mempresentasikan hasil eksperimen dan melakukan tanya
jawab serta memberikan penguatan atas pekerjaan siswa.
3) Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan dan
memberikan penguatan secara lisan dan tertulis. Guru
meminta siswa untuk merefleksikan kendala yang
dihadapi secara lisan kegiatan yang telah dilakukan. Guru
memberikan tindak lanjut berupa soal evaluasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
dikerjakan secara individu dan memberikan pekerjaan
rumah untuk membawa alat dan bahan untuk eksperimen
pada hari selanjutnya.
b. Pertemuan II
1) Kegiatan Awal
Guru melakukan salam, doa, dan presensi kehadiran
siswa. Guru mengajak siswa untuk menyuarakan yel-yel
dan gerak lagu Gundul-gundul Pacul. Guru menggali
pengetahuan siswa dengan bertanya jawab mengenai
materi yang telah dipelajari pada pertemuan kemarin.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu perubahan
bentuk energi listrik menjadi cahaya.
2) Kegiatan Inti
Siswa mengamati gambar yang ditayangkan oleh
guru mengenai perubahan bentuk energi listrik dalam
kehidupan sehari-hari. Siswa bersama guru melakukan
tanya jawab mengenai gambar. Guru membentuk
kelompok kerja sebanyak 4 siswa. Setelah siswa
berkumpul dalam kelompok, guru membagikan LKS dan
siswa membaca langkah-langkah yang harus dilakukan
saat bereksperimen dengan pendampingan guru. Siswa
bersama guru menyiapkan alat dan bahan untuk
bereksperimen. Siswa mulai melakukan eksperimen
Rangkaian Listrik untuk membuktikan perubahan bentuk
energi listrik menjadi cahaya. Guru berkeliling saat siswa
melakukan percobaan dan mengarahkan siswa untuk
melakukan eksperimen. Siswa mengamati, mendiskusikan,
dan mencatat hasil eksperimen pada LKS yang sudah
dibagikan. Siswa mempresentasikan hasil eksperimen dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
melakukan tanya jawab serta memberikan penguatan atas
pekerjaan siswa.
3) Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan dan
memberikan penguatan secara lisan dan tertulis. Guru
meminta siswa untuk merefleksikan secara lisan kegiatan
yang telah dilakukan. Guru memberikan tindak lanjut
dengan memberikan soal evaluasi yang dikerjakan secara
individu. Siswa mengisi kuesioner kemampuan berpikir
kritis siswa dengan pendampingan guru.
3. Pengamatan
Kegiatan pengamatan dilakukan untuk memperoleh
gambaran proses pembelajaran yang telah dilakukan dengan
menggunakan metode eksperimen. Setelah melakukan
penerapan pada siklus II peneliti mempu mengamati secara
langsung perkembangan dan kemajuan belajar siswa dengan
dibandingkan dengan siklus I.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan dengan menyimpulkan pembelajaran
dengan metode eksperimen yang telah diterapkan. Peneliti
merefleksikan kesulitan belajar yang dialami siswa. Setelah itu,
peneliti menganalisis proses pembelajatan, hasil evaluasi,
kuesioner, dan observasi mengenai kemampuan berpikir kritis
siswa yang telah diterapkan dengan menggunakan metode
eksperimen.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua
cara, yaitu dengan tes dan non tes. Teknik tes dilakukan dengan memberikan
5 butir soal evaluasi kepada siswa untuk mengumpulkan data hasil belajar
siswa, sedangkan teknik non tes dilakukan dengan melakukan wawancara,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
dan membagikan kuesioner dengan dikudung oleh obervasi untuk
mengumpulkan data kemampuan berpikir kritis pada siswa.
3.5.1 Tes
Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban benar
atau salah dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan sesorang
atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes (Mardapi,
2008: 67). Sanjaya (2011: 99) menambahkan tes digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat
penguasaan materi pembelajaran. Tes harus memiliki dua kriteria, yaitu
validitas dan reliabilitas.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tes berupa soal evaluasi
yang diberikan kepada siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2 untuk
mengetahui hasil belajar IPA menggunakan metode eksperimen.
Peneliti menggunakan bentuk soal berupa uraian sebanyak 5 butir untuk
kelas IV mata pelajaran IPA. Tes dalam penelitian ini diberikan disetiap
akhir siklus I dan akhir siklus II pada materi perubahan bentuk energi
setelah diterapkan metode eksperimen.
3.5.2 Non Tes
3.5.2.1 Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan
mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subjek yang diteliti
(Kusumah, 2011: 77). Sugiyono (2010: 194) menambahkan bahwa
wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti dan apabila ingin mengetahui hal-hal
dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit. Dari kedua pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan
sejumlah pertanyaan secara lisan kepada responden.
Peneliti melakukan wawancara pada awal penelitian untuk
memperoleh informasi menganai sejauh mana kemampuan berpikir
kritis dan hasil belajar IPA serta kendala-kendala yang dihadapi dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
kegiatan belajar mengajar di kelas IV SDN Tegalrejo 2. Dengan
begitu, hasil wawancara tersebut dapat mendukung hasil kuesioner
dan observasi. Peneliti menyiapkan pedoman wawancara sebagai garis
besar atau acuan pertanyaan agar wawancara terarah kepada pokok
pembicaraan yang diharapkan.
3.5.2.2 Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2010: 199).
Dilihat dari segi cara menjawabnya, kuesioner dibagi menjadi dua
macam, yaitu kuesioner tertutup dan kuesioner terbuka. Kuesioner
tertutup adalah kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan
jawaban lengkap, sehingga pengisi tinggal memberikan tanda jawaban
yang dipilih. Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang disusun
sedemikian rupa sehingga para pengisi bebas mengemukakan
pendapatnya (Amirono, 2016: 74).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis kuesioner tertutup
yang pilihan jawabannnya sudah disediakan oleh peneliti. Kuesioner
ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis
siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2. Kuesioner dalam penelitian ini
berupa pernyataan-pernyataan berdasarkan indikator kemampuan
berpikir kritis yang diberikan kepada siswa. Kuesioner dilakukan di
awal siklus I dan di akhir siklus II sehingga dapat digunakan untuk
megukur kemampuan berpikir kritis siswa.
3.5.2.3 Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara
mengamati setiap kejadian yang berlangsung dan mencatatnya dengan
alat observasi mengenai hal-hal yang diamati atau diteliti (Sanjaya,
2011: 86). Observasi ini dilakukan untuk memperoleh gambaran
aktivitas dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SDN
Tegalrejo 2 pada saat pembelajaran berlangsung. Data dari hasil
pengamatan yang dilakukan dicatat dalam lembar observasi dan rubrik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
observasi. Pencatatan dilakukan oleh peneliti dengan dibantu oleh
guru kelas ketika kegiatan belajar berlangsung. Observasi dilakukan
sebanyak 5 kali, yaitu sebelum dilakukan tindakan, siklus I pertemuan
I, siklus I pertemuan II, siklus II pertemuan I, dan siklus II pertemuan
I. Pada lembar observasi terdapat 6 indikator kemampuan berpikir
kritis.
Hal-hal yang dicatat dalam lembar observasi berupa skor yang
menggambarkan aktivitas siswa, di mana skor telah disesuaikan
dengan kriteria berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis
siswa. Pencatatan dilakukan oleh peneliti dengan dibantu oleh guru
kelas ketika kegiatan belajar berlangsung. Pengamat diminta untuk
memberi tanda turus (|) pada kolom indikator yang telah disediakan.
Tanda turus (|) dicatat apabila siswa melakukan kegiatan sesuai
dengan indikator kemampuan berpikir kritis yang telah ditentukan,
sedangkan untuk pedoman penskoran observasi kemampuan berpikir
kritis dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis
Pernyataan Tanda Skor
Tampak | 1
Dari tabel 3.1 dapat dijelaskan bahwa observasi dilakukan oleh
pengamat dengan memberikan tanda turus (|) apabila terlihat siswa
yang melakukan kegiatan sesuai dengan indikator kemampuan
berpikir kritis dan memiliki skor 1. Turus (|) berarti tampak siswa
melakukan indikator kemampuan berpikir kritis, turus (||) berarti
tampak siswa melakukan indikator kemampuan berpikir kritis, dan
seterusnya.
3.6. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menurut Sanjaya (2011: 84) adalah alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Berdasarkan judul
penelitian, penelitian ini mempunyai dua valiabel, yaitu hasil belajar dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
kemampuan berpikir kritis. Instrumen penelitian yang digunakan peneliti
berupa tes dan non tes. Instrumen tes berbentuk soal evaluasi berupa uraian
untuk melihat hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA, sedangkan
instrumen non tes berupa lembar panduan wawancara, lembar pedoman
observasi, dan lembar kuesioner untuk mengukur kemampuan berpikir kritis
siswa.
3.6.1 Tes
Instrumen yang digunakan peneliti berupa soal evaluasi berupa soal
uraian sebanyak 5 butir. Soal evaluasi diberikan pada akhir
pembelajaran siklus I dan siklus II dengan materi perubahan bentuk
energi. Pemberian soal evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui hasil
belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan menggunakan metode
eksperimen. Kisi-kisi soal evaluasi pembelajaran IPA kelas IV pada
materi perubahan bentuk energi dapat dilihat dalam tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Evaluasi Pembelajaran IPA
Evalu
Asi KD Indikator
No.
Soal
Siklus
I
3.5
4.5
Memahami
berbagai bentuk
sumber energi,
perubahan
bentuk energi,
dan sumber
energi alternatif
(angin, air,
matahari, panas
bumi, bahan
bakar organik,
dan nuklir)
Menyajikan
laporan hasil
pengamatan
penelusuran
informasi
tentang berbagai
perubahan
bentuk energi
3.5.2 Mengidentifikasi
perubahan bentuk
energi angin menjadi
gerak dengan
melakukan eksperimen
sederhana.
1,2
4.5.2 Menyajikan laporan
hasil pengamatan
perubahan bentuk
energi angin menjadi
gerak dari eksperimen
sederhana yang telah
dilakukan.
3,4,5
Siklus
II
3.5.4 Mengidentifikasi
perubahan bentuk
energi listrik menjadi
cahaya dengan
melakukan eksperimen
sederhana.
1,2
4.5.4 Menyajikan laporan
hasil pengamatan
perubahan bentuk
energi listrik menjadi
cahaya dari
3,4,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
eksperimen sederhana
yang telah dilakukan.
Berdasarkan tabel 3.2 kisi-kisi soal evaluasi pembelajaran IPA
dapat dipaparkan bahwa evaluasi siklus I siswa diminta untuk
mengerjakan 5 butir soal uraian mengenai perubahan bentuk energi
angin menjadi energi gerak. Kemudain pada evaluasi siklus II siswa
diminta untuk mengerjakan 5 butir soal mengenai perubahan bentuk
energi listrik menjadi cahaya.
3.6.2 Non Tes
3.6.2.1 Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara disusun oleh peneliti sebelum melakukan
wawancara dengan guru kelas IV di SDN Tegalrejo 2. Pedoman
wawancara ini dibuat untuk mempermudah peneliti dalam melakukan
wawancara, sehingga data yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan
dan tetap pada konteks informasi yang dicari. Pedoman wawancara
yang dibuat oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 3.3:
Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Kemapuan Berpikir Kritis
No Indikator Garis Besar Pertanyaan
1 Mampu bertanya
Apakah siswa sering bertanya mengenai pelajaran?
Seperti apa bentuk pertanyaan siswa ketika menemukan
kesulitan?
2 Mampu menjawab
pertanyaan
Bagaimana sikap siswa ketika diberikan sebuah pertanyaan?
Apakah siswa memikirkan jawab sendiri sebelum diberitahu
oleh guru?
3 Menganalisis
argumen/pendapat
Bagaimana sikap siswa ketika bekerja dalam kelompok?
Dengan cara apa siswa menyampaikan pendapatnya?
Apakah terjadi diskusi dalam anggota kelompok?
Apakah siswa suka memberikan pendapatkan dalam diskusi
atau tanya jawab?
4 Memecahkan
masalah
Bagaimana sikap siswa ketika diberikan sebuah masalah dan
meraka harus menyelesaikan?
Dengan cara/bentuk seperti apa mereka menyelesaikan
masalah yang diberikan?
Apakah siswa terus berusaha untuk menemukan jawaban yang
benar dalam memecahkan masalah?
Apakah siswa mampu menyelesaikan masalah dengan cara
yang sistematis?
5 Keterampilan Bagaimana sikap siswa ketika akan mengumpulkan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
mengevaluasi dan
menilai hasil dari
pengamatan
pekerjaannya?
Apakah siswa suka meneliti kembali hasil pekerjaannya
sebelum dikumpulkan?
Bagaimana sikap siswa ketika mendapatkan sebuah jawaban?
Apakah siswa senang melakukan pembuktian atas jawaban
terlebih dahulu?
6 Membuat
kesimpulan
Dengan cara apa siswa membuat kesimpulan dari materi yang
sudah dipelajari?
Apakah siswa mampu menceritakan materi yang telah
dipelajari?
Dengan cara apa siswa menyampaikan kesimpulan dari materi
yang sudah dipelajari?
Apakah siswa mampu menceritakan proses dalam
memecahkan masalah?
Pedoman wawancara pada tabel 3.3 digunakan untuk memperoleh
informasi mengenai proses belajar mengajar di kelas IV SDN
Tegalrejo 2 khususnya pada kemampuan berpikir kritis siswa pada
pembelajaran IPA. Selanjutnya hasil wawancara digunakan sebagai
alat awal untuk membantu peneliti melanjutkan ketahap berikutnya.
3.6.2.2 Kuesioner
Kuesioner dibuat untuk mendapatkan gambaran mengenai
kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPA di kelas IV
SDN Tegalrejo 2. Kuesioner dibagi ke dalam 6 indikator, setiap
indikator memiliki dua jenis aitem pertanyaan, yaitu favorable
(positif) dan unfavorable (negatif). Kuesioner diberikan kepada siswa
sebelum melakukan tindakan dan setelah selesai dilakukan tindakan.
Setiap siswa harus mengisi lembar kuesioner yang berjumlah 20 aitem
pernyataan. Kuesioner yang sudah diisi oleh siswa dihitung dengan
menggunakan Skala Likert, yaitu sejumlah pernyataan positif dan
negatif mengenai suatu objek sikap (Kusumah, 2011: 79). Skala yang
digunakan adalah rentang 1-4 dengan ketentuan bahwa pada
pernyataan favorable apabila menyatakan Sangat Setuju (SS) diberi
skor 4, Setuju (S) diberi skor 3, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2, dan
Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1. Sedangkan untuk pernyataan
unfavorable apabila menyatakan Sangat Setuju (SS) diberi skor 1,
Setuju (S) diberi skor 2, Tidak Setuju (TS) diberi skor 3, dan Sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tidak Setuju (STS) diberi skor 4. Pernyataan kuesioner berdasarkan
indikator dapat dilihat pada tabel 3.4:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 3.4 Kuesioner Berpikir Kritis
Indikator Pernyataan
Favorable Unfavorable
Mampu bertanya 1. Saya akan terus bertanya
sampai saya paham.
2. Saya dapat membuat
pertanyaan sesuai dengan
materi.
1. Saya malas bertanya
kepada guru, walaupun
saya merasa belum paham.
2. Ketika saya ingin
bertanya, saya kesusahan
menyusun kalimat
pertanyaan.
Mampu
menjawab
pertanyaan
1. Saat guru bertanya, saya
berusaha memikirkan
jawaban yang benar.
1. Saya asal-asalan
menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh guru.
Menganalisis
argumen/pendapat
1. Saya mendiskusikan
pendapat yang berbeda dari
teman kelompok agar
mendapatkan jawaban yang
tepat.
2. Saya dapat membedakan
pendapat yang benar dan
yang salah setelah diskusi
bersama teman.
1. Saya langsung menerima
pendapat dari teman tanpa
diskusi.
2. Saya mengalami kesulitan
untuk membedakan
pendapat teman yang
benar dan yang salah.
Memecahkan
masalah
1. Saya menyelesaikan
permasalahan/soal
perubahan bentuk energi
sampai mendapatkan
jawaban yang tepat.
2. Saya senang untuk terus
berusaha menyelesaikan
permasalahan/soal
perubahan bentuk energi
yang menantang.
3. Saya memahami dengan
mudah perintah dalam
kegiatan eksperimen
1. Saya lebih senang
menyelesaikan soal
tentang perubahan bentuk
energi berupa pilihan
ganda.
2. Saya melewati soal
tentang perubahan bentuk
energi yang sulit.
3. Saya merasa kesulitan
dalam memahami perintah
dalam kegiatan
eksperimen.
Keterampilan
mengevaluasi dan
menilai hasil dari
pengamatan
1. Saya meneliti kembali hasil
pekerjaan sebelum
dikumpulkan kepada guru.
1. Saya langsung
mengumpulkan tugas
tanpa meneliti kembali.
Membuat
kesimpulan
1. Saya mampu membuat
kesimpulan sendiri dari
eksperimen yang dilakukan.
1. Saya mampu membuat
kesimpulan dari materi
yang sudah dipelajari
dengan bantuan guru.
Pada tabel 3.4 menjelaskan bahwa indikator berpikir kritis dapat
dibedakan pernyataan favorable dan unfavorabe berdasarkan 6
indikator yang telah dijelaskan sebelumnya. Selanjutnya peneliti
menyusun kisi-kisi untuk lembar kuesioner kemampuan berpikir kritis
yang berdasarkan tabel. Kisi-kisi kuesioner kemampuan berpikir kritis
siswa dapat dilihat pada tabel 3.5:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis
No Indikator No. Pertanyaan
Jumlah Favorable Unfavorable
1 Mampu bertanya 3, 6 1, 10 4
2 Mampu menjawab pertanyaan 2 4 2
3 Menganalisis argumen/pendapat 5, 15 7, 17 4
4 Memecahkan masalah 13, 18, 20 9, 12, 19 6
5 Keterampilan mengevaluasi dan
menilai hasil dari pengamatan 16 8 2
6 Membuat kesimpulan 14 11 2
Total 20
Pada tabel 3.5 kisi-kisi kuesioner kemampuan berpikir kritis dapat
diuraikan bahwa indikator 1 mampu bertanya terdapat 4 butir
pernyataan, nomor 3 dan 6 pada favorable dan nomor 1 dan 10 pada
unfavorable. Indikator 2 mampu menjawab pertanyaan terdapat 2
butir pernyataan, nomor 2 pada favorable, nomor 4 pada unfavorable.
Indikator 3 menganalisis argumen/pendapat terdapat 4 butir
pernyataan, nomor 5 dan15 pada favorable, nomor 7 dan 17 pada
unfavorable. Indikator 4 memecahkan masalah terdapat 6 butir
pernyataan, nomor 13, 18, dan 20 pada favorable dan nomor 9, 12,
dan 19 pada unfavorable. Indikator 5 keterampilan mengevaluasi dan
menilai hasil dari pengamatan terdapat 2 butir pernyataan, nomor 16
pada favorable dan nomor 8 pada unfavorable. Indikator 6 membuat
kesimpulan terdapat 2 buah pernyataan, nomor 14 pada favorable dan
nomor 11 pada unfavorable.
3.6.2.3 Pedoman Observasi
Pedoman observasi disusun untuk mengatahui kemampuan
berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPA di kelas IV SDN
Tegalrejo 2. Peneliti menggunakan pedoman observasi yang berisi 6
indikator kemampuan berpikir kritis sebagai fokus dalam penelitian.
Pemilihan indikator telah disesuaikan dengan karakteristik
pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen. Lembar
observasi digunakan sebagai pendukung data kuesioner yang diisi
observer yang dibantu oleh guru kelas dengan menggunakan pedoman
observasi yang dapat dilihat pada tabel 3.6:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 3.6 Pedoman Observasi Kemampuan Berpikir Kritis
No Indikator Deskripsi
1 Mampu bertanya 1. Siswa mampu bertanya.
2
Mampu menjawab
pertanyaan
2. Siswa menjawab pertanyaan dari guru dengan
memikirkan jawaban yang benar.
3
Menganalisis
argumen/pendapat
3. Siswa mendiskusikan pendapat yang berbeda dari
teman kelompok
4. Siswa membedakan pendapat yang benar dan yang
salah setelah diskusi bersama teman
4
Memecahkan masalah
5. Siswa menyelesaikan permasalahan/soal sampai
mendapatkan jawaban yang tepat.
6. Siswa tidak menemukan kendala dalam
bereksperimen
5 Keterampilan
mengevaluasi dan
menilai hasil dari
pengamatan
7. Siswa meneliti kembali hasil pekerjaan sebelum
dikumpulkan kepada guru.
6 Membuat kesimpulan
8. Siswa mampu membuat kesimpulan sendiri dari
eksperimen yang dilakukan.
Berdasarkan tabel 3.6 pedoman observasi kemampuan berpikir
kritis siswa menunjukkan bahwa setiap indikator terdapat deskripsi
untuk menunjukkan kegiatan siswa. Keenam indikator kemampuan
berpikir kritis diamati ketika pembelajaran berlangsung.
3.7. Teknik Pengujian Instrumen
Teknik pengujian instrumen pada penelitian ini menggunakan
validitas. Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2010:
173). Peneliti melakukan validasi dengan meminta penilaian ahli yang
berkompeten dibidangnya. Para ahli memberikan pendapatnya dan menilai
instrumen yang digunakan untuk melakukan penelitian. Para ahli yang dipilih
adalah dosen Universitas Sanata Dharma dan guru kelas IV SDN Tegalrejo 2.
Hasil pertimbangan dari ahli tersebut diperoleh skor, di mana skor tersebut
diubah menjadi nilai dan persentase berdasarkan Penilaian Acuan Patokan
(PAP) tipe I. Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah pendekatan penilaian
yang membandingkan hasil pengukuran terhadap siswa dengan patokan batas
lulus (Nurbayani, 2012: 4). Patokan pada tabel 3.7 berikut digunakan sebagai
patokan validasi instrumen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 3.7 Kriteria Kelayakan Validasi Instrumen PAP Tipe 1
Rata-rata Persentase Kriteria
3,6 – 4 90% - 100% Sangat layak
3,2 – 3,5 80% - 89% Layak
2,6 – 3,1 65% - 79% Cukup layak
2,2 – 2,5 55% - 64% Kurang layak
< 2,2 < 55% Sangat kurang
layak
Pada tabel 3.7 menunjukkan kriteria kelayakan validasi instrumen
PAP tipe 1 sebagai acuan untuk menghitung nilai kelayakan sebuah
instrumen.
3.7.1 Validasi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis
Validasi instrumen kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini
diperoleh dengan diujikan melalui para ahli yang berkompeten
dibidangnya, yaitu seorang dosen Universitas Sanata Dharma yang
berkompeten dibidang pendidikan psikologi dan seorang guru kelas IV
SDN Tegalrejo 2. Instrumen yang divalidasikan berupa pedoman
wawancara, pedoman observasi, dan lembar kuesioner. Validasi
instrumen kemampuan berpikir kritis diperoleh hasil perhitungan
sebagai berikut:
Tabel 3.8 Hasil Validasi Pedoman Wawancara
No Komponen Penilaian Skor Validator Rata-
rata Dosen Ahli Guru Kelas
1 Kesesuaian pertanyaan
dengan indikator 4 3 3,5
2 Kualitas pertanyaan 3 4 3,5
3 Struktur pertanyaan 3 4 3,5
4 Kejelasan perumusan
indikator instrumen 4 3 3,5
Jumlah 14 14 14
Rata-rata 3,5 3,5 3,5
Persentase 88% 88% 88%
Kriteria Layak Layak layak
Hasil validasi lembar pedoman wawancara pada tabel 3.8 dapat
diperoleh data bahwa validator dosen ahli memberikan jumlah 14
dengan rata-rata 3,5 dan persentase sebesar 88% pada kriteria “layak”.
Validator guru kelas memberikan jumlah skor 14 dengan rata-rata 3,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
dan persentase sebesar 88% pada kriteria “layak”. Kedua validator
memberikan jumlah dan rata-rata yang sama, oleh karena itu rata-rata
sebanyak 3,5 dengan persentase 88% pada kriteria layak. Hasil validasi
selanjutnya yang sudah divalidasi adalah lembar pedoman observasi
kemampuan berpikir kritis yang dapat dilihat pada tabel 3.9.
Tabel 3.9 Hasil Validasi Pedoman Observasi
No Komponen Penilaian Skor Validator Rata-
rata Dosen Ahli Guru Kelas
1 Pernyataan sesuai dengan indikator
kemampuan berpikir kritis 4 3 3,5
2 Pernyataan mudah dipahami oleh
pengamat 3 2 2,5
3 Pernyataan ditulis secara rinci
sesuai dengan perkembangan siswa 3 2 2,5
4 Menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar 3 3 3
5 Terdapat kriteria penskoran dalam
observasi 4 4 4
6 Pernyataan sesuai dengan variabel
yang akan diteliti 3 3 3
Jumlah 20 17 18,5
Rata-rata 3,3 2,8 3,1
Persentase 83% 70% 78%
Kriteria Layak Cukup layak Cukup
layak
Hasil validasi lembar pedoman observasi pada tabel 3.9 dapat
diperoleh data bahwa validator dosen ahli memberikan jumlah 20
dengan rata-rata 3,3 dan persentase sebesar 83% pada kriteria “layak”.
Validator guru kelas memberikan jumlah 17 dengan rata-rata 2,8 dan
persentase sebesar 70% pada kriteria “cukup layak”. Maka peneliti
menentukan kriteria hasil validasi lembar pedoman observasi
kemampuan berpikir kritis termasuk dalam kriteria cukup layak untuk
digunakan dalam penelitian karena memperoleh jumlah 18,5 dengan
rata-rata 3,1 dan persentase sebesar 78%. Hasil validasi selanjutnya
yang sudah divalidasi adalah lembar kuesioner kemampuan berpikir
kritis yang dapat dilihat pada tabel 3.10:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 3.10 Hasil Validasi Lembar Kuesioner
No Komponen Penilaian Skor Validator Rata-
rata Dosen Ahli Guru Kelas
1 Kelengkapan unsur-unsur kuesioner 3 3 3
2 Kesesuaian indikator dengan item-
item pernyataan 3 2 2,5
3 Pernyataan dalam kuesioner
berjumlah 20 butir 4 4 4
4 Kesesuaian antara pernyataan dengan
pilihan jawaban 3 3 3
5 Terdapat kriteria penskoran dalam
kuesioner 4 3 3,5
6 Kejelasan perintah pengisian
kuesioner 3 3 3
7 Penggunaan bahasa Indonesia dan
tata tulis baku 3 3 3
8 Pernyataan sesuai dengan variabel
yang akan diteliti 3 2 2,5
9 Kesesuaian antara pernyataan dengan
kisi-kisi 3 3 3
10 Terdapat pernyataan favorable dan
unfavorable 3 3 3
Jumlah 32 29 30,5
Rata-rata 3,2 2,9 3,05
Persentase 80% 73% 76%
Kriteria Layak Cukup layak Cukup
layak
Hasil validasi lembar pedoman kuesioner kemampuan berpikir
kritis pada tabel 3.10 dapat diperoleh data bahwa validator dosen ahli
memberikan jumlah skor 32 dengan rata-rata 3,2 dan persentase sebesar
80% pada kriteria “layak”. Validator guru kelas memberikan jumlah
skor 29 dengan rata-rata 2,9 dan persentase sebesar 73% pada kriteria
“cukup layak”. Maka peneliti menentukan kriteria hasil validasi lembar
pedoman observasi kemampuan berpikir kritis termasuk dalam kriteria
cukup layak untuk digunakan dalam penelitian karena memperoleh
jumlah skor 30,5 dengan rata-rata 3,05 dan persentase sebesar 76%.
3.7.2 Validasi Instrumen Perangkat Pembelajaran
Instrumen perangkat pembelajaran yang digunakan oleh peneliti,
yaitu silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja
Siswa (LKS), bahan ajar, dan soal evaluasi. Perangkat pembelajaran
yang telah disusun dikonsultasikan melalui ahli (expert judgment)
kepada seorang dosen Universitas Sanata Dharma yang berkompeten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
dibidang pendidikan fisika dan guru kelas IV SDN Tegalrejo 2. Hasil
validasi silabus yang telah divalidasi oleh ahli melalui expert judgment
dapat dilihat pada tabel 3.11:
Tabel 3.11 Hasil Validasi Silabus
No Komponen Penilaian Skor Validator Rata-
rata Dosen Ahli Guru Kelas
1 Kelengkapan unsur-unsur silabus 4 4 4
2 Kesistematisan kegiatan
pembelajaran 3 4 3,5
3 Ketepatan pemilihan KD dengan
materi 4 3 3,5
4 Kesesuaian perilaku yang diharapkan
berdasarkan indikator 3 3 3
5 Tingkat kecukupan sumber belajar
yang digunakan 4 3 3,5
6 Ketepatan dalam memilih media 4 3 3,5
7 Kesesuaian teknik penilaian yang
digunakan dengan indikator 3 3 3
8 Penggunaan Bahasa Indonesia dan
tata tulis baku 4 4 4
Jumlah 29 27 28
Rata-rata 3,6 3,4 3,5
Persentase 90% 85% 88%
Kriteria Sangat layak Layak Layak
Hasil validasi silabus pada tabel 3.11 dapat diperoleh data bahwa
validator dosen ahli memberikan jumlah skor 29 dengan rata-rata 3,6
dan persentase sebesar 90% pada kriteria “sangat layak”. Validator guru
kelas memberikan jumlah skor 27 dengan rata-rata 3,4 dan persentase
sebesar 85% pada kriteria “layak”. Maka peneliti menentukan kriteria
hasil validasi keseluruhan perangkat pembelajaran silabus untuk
menentukan hasil belajar siswa termasuk dalam kriteria layak untuk
digunakan dalam penelitian, karena memperoleh jumlah skor 28 dengan
rata-rata 3,5 dan persentase sebesar 88%. Perangkat pembelajaran
selanjutnya yang sudah divalidasi adalah Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang dapat dilihat pada tabel 3.12 sebagai beriku:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 3.12 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
No Komponen Penilaian Skor Validator Rata-
rata Dosen Ahli Guru Kelas
1 Kelengkapan unsur-unsur RPP tematik
interatif 4 4 4
2 Kesesuaian indikator dengan KD pada RPP
tematik integratif 3 3 3
3 Kegiatan pembelajaran memuat 5M
(mengamati, menanya, menalar, mencoba,
mengomunikasikan)
4 4 4
4 Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam
2 penggalan 4 4 4
5 Ketepatan dalam menggunakan pendekatan
saintifik untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
3 3 3
6 Kegiatan pembelajaran mencerminkan 9
langkah sesuai metode pembelajaran
eksperimen.
4 4 4
7 Persiapan pembelajaran dalam metode
eksperimen sudah jelas 3 4 3,5
8 Tindak lanjut pembelajaran dalam metode
eksperimen sudah jelas 3 3 3
9 Kejelasan skenario pembelajaran (tahap-
tahap kegiatan pembelajaran; pendahuluan,
inti, penutup)
3 4 3,5
10 Kesesuaian media pembelajaran untuk
menunjang tercapainya tujuan pembelajaran 4 4 4
11 Tingkat kecukupan sumber belajar yang
digunakan 4 4 4
12 Kesesuaian alokasi waktu yang digunakan 3 3 3
13 Kelengkapan instrumen penilaian 4 4 4
14 Kesesuaian teknik penilaian dengan
indikator 3 3 3
15 Penggunaan Bahasa Indonesia dan tata tulis
baku 4 4 4
Jumlah 53 55 54
Rata-rata 3,5 3,7 3,6
Persentase 88% 93% 90%
Kriteria Layak Sangat layak Sangat
layak
Hasil validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada
tabel 3.12 diperoleh data bahwa validator dosen ahli memberikan
jumlah skor 53 dengan rata-rata 3,5 dan persentase sebesar 88% pada
kriteria “Layak”. Validator guru kelas memberikan jumlah skor 55
dengan rata-rata 3,7 dan persentase sebesar 93% pada kriteria “sangat
layak”. Maka peneliti menentukan kriteria hasil validasi perangkat
pembelajaran RPP untuk melakukan pembelajaran termasuk dalam
kriteria sangat layak untuk digunakan dalam penelitian karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
memperoleh jumlah skor 54 dengan rata-rata 3,6 dan persentase sebesar
90%. Perangkat pembelajaran selanjutnya yang sudah divalidasi adalah
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dapat dilihat pada tabel 3.13:
Tabel 3.13 Hasil Validasi Lembar Kerja Siswa (LKS)
No Komponen Penilaian Skor Validator Rata-
rata Dosen Ahli Guru Kelas
1 LKS disajikan secara sistematis 3 3 3
2 Kesesuaian Lembar Kerja Siswa (LKS)
dengan kegiatan pembelajaran 4 4 4
3 Masalah yang diangkat sesuai dengan
tingkat kognisi siswa 3 3 3
4 Setiap kegiatan yang disajikan
mempunyai tujuan yang jelas 3 3 3
5 Kegiatan yang disajikan dapat
menumbuhkan rasa ingin tahu siswa 4 3 3,5
6 Penggunaan Bahasa Indonesia dan tata
tulis baku 4 4 4
7 Kalimat yang digunakan jelas dan
mudah dimengerti 4 4 4
8 Kejelasan petunjuk atau arahan 4 4 4
Jumlah 29 28 28,5
Rata-rata 3,6 3,5 3,6
Persentase 90% 88% 90%
Kriteria Sangat layak Layak
Sangat
layak
Hasil validasi Lembar Kerja Siswa (LKS) pada tabel 3.13 dapat
diperoleh data bahwa validator dosen ahli memberikan jumlah skor 29
dengan rata-rata 3,6 dan persentase sebesar 90% pada kriteria “sangat
layak”. Validator guru kelas memberikan jumlah skor 28 dengan rata-
rata 3,5 dan persentase sebesar 88% pada kriteria “layak”. Maka
peneliti menentukan kriteria hasil validasi perangkat pembelajaran LKS
untuk mengetahui hasil belajar siswa termasuk dalam kriteria sangat
layak untuk digunakan pada penelitian ini karena memperoleh jumlah
skor 28,5 dengan rata-rata 3,6 dan persentase sebesar 90%. Perangkat
pembelajaran selanjutnya yang sudah divalidasi adalah bahan ajar yang
dapat dilihat pada tabel 3.14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 3.14 Hasil Validasi Bahan Ajar
No Komponen Penilaian Skor Validator Rata-
rata Dosen Ahli Guru Kelas
1 Kesesuaian materi dengan indikator dan
tujuan pembelajaran 4 3 3,5
2 Materi pembelajaran memuat fakta,
konsep, dan prosedur 3 3 3
3 Kesesuaian materi pembelajaran dengan
tingkat perkembangan kognisi siswa 3 4 3,5
4 Materi pembelajaran mendukung
terciptanya keaktifan siswa 4 4 4
Jumlah 14 14 14
Rata-rata 3,5 3,5 3,5
Persentase 88% 88% 88%
Kriteria Layak Layak Layak
Hasil validasi bahan ajar pada tabel 3.14 dapat diperoleh data
bahwa validator dosen ahli dan guru kelas memberikan jumlah skor
yang sama, yaitu 14 dengan rata-rata 3,5 dan persentase sebesar 88%
pada kriteria “layak”. Oleh karena itu, peneliti menentukan kriteria hasil
validasi perangkat pembelajaran bahan ajar untuk menentukan hasil
belajar siswa termasuk dalam kriteria layak untuk digunakan dalam
penelitian karena memperoleh jumlah skor 14 dengan rata-rata 3,5
dengan persentase sebesar 88%. Perangkat pembelajaran selanjutnya
yang sudah divalidasi adalah soal evaluasi yang dapat dilihat pada tabel
3.15:
Tabel 3.15 Hasil Validasi Soal Evaluasi
No Komponen Penilaian Skor Validator Rata-
rata Dosen Ahli Guru Kelas
1 Kesesuaian soal dengan indikator 3 3 3
2 Kejelasan perintah pergerjaan soal 3 3 3
3 Kalimat soal tidak menimbulkan makna ganda 3 3 3
4 Soal yang diberikan sesuai dengan materi yang
diajarkan 3 4 3,5
5 Menggunakan kata tanya atau perintah yang
menemukan jawaban uraian. 4 4 4
6 Terdapat petunjuk yang jelas cara mengerjakan
soal 3 3 3
7 Penggunaan Bahasa Indonesia dan tata tulis
baku 4 4 4
8 Kalimat yang digunakan jelas dan mudah
dimengerti 3 3 3
Jumlah 26 27 26,5
Rata-rata 3,3 3,4 3,3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Persentase 83% 85% 83%
Kriteria Layak Layak Layak
Hasil validasi soal evaluasi pada tabel 3.15 dapat diperoleh data
bahwa validator dosen ahli memberikan jumlah skor 26 dengan rata-
rata 3,3 dan persentase sebesar 83% pada kriteria “layak”. Validator
guru kelas memberikan jumlah skor 27 dengan rata-rata 3,4 dan
persentase sebesar 85% pada kriteria “layak”. Maka peneliti
menentukan kriteria hasil validasi perangkat pembelajaran soal evaluasi
untuk menentukan hasil belajar siswa termasuk dalam kriteria layak
untuk digunakan dalam penelitian karena memperoleh jumlah skor 26,5
dengan rata-rata 3,3 dan persentase sebesar 83%.
3.7.3 Validitas dan Reliabilitas Instrument Soal
Pada penelitian ini peneliti melakukan uji coba soal-soal evaluasi
yang dilakukan di SDN Tegalrejo 2. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan subjek kelas IV, sedangkan uji coba soal dilakukan di
kelas yang lebih tinggi, yakni kelas V. Alasan peneliti menggunakan
siswa kelas V sebagai uji coba soal, karena pada kelas tersebut
sebelumya pernah mempelajari materi perubahan bentuk energi di kelas
IV tahun sebelumnya. Jumlah siswa kelas V sebanyak 3 siswa yang
terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Pelaksanaan uji
coba soal evaluasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada tanggal 18-
19 September 2017. Hasil uji validitas pada siklus I dan siklus II
masing-masing terdiri dari 5 butir soal uraian. Hasil perhitungan
validitas soal siklus I dapat dilihat pada tabel 3.16.
Tabel 3.16 Hasil Perhitungan Validasi Soal Evaluasi Pada Taraf Sig. 5%
Siklus
I
No. Aitem r-hitung r-tabel Keterangan
Aitem1 0,787
0,355
Valid
Aitem2 0,530 Valid
Aitem3 0,798 Valid
Aitem4 0,528 Valid
Aitem5 0,706 Valid
Siklus
II
No. Aitem r-hitung r-tabel Keterangan
Aitem1 0,846
0,355
Valid
Aitem2 0,503 Valid
Aitem3 0,646 Valid
Aitem4 0,673 Valid
Aitem5 0,469 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 3.16 menunjukkan data hasil perhitungan validitas soal
evaluasi untuk siklus I dan siklus II. Peneliti menggunakan program
IBM SPSS 23 untuk mengetahui valliditas soal tersebut. Apabila indeks
korelasi (r-hitung) butir tes lebih besar dari pada r-tabel pada taraf
signifikansi 5%, maka butir soal tersebut dinyatakan valid. Sebaliknya
apabila indeks korelasi (r-hitung) lebih kecil ataupun sama dengan r-
tabel maka butir soal tersebut dinyatakan tidak valid. Dari uji validitas
soal evaluasi menggunakan IBM SPSS 23. Peneliti mendapatkan hasil
semua butir soal evaluasi valid dan soal tersebut dapat diberikan kepada
siswa kelas IV sebagai penelitian untuk mengetahui hasil belajar IPA
perubahan bentuk energi.
Setelah dilakukan validitas soal evaluasi siklus I dan siklus II
peneliti melakukan uji reliabilitas yang dilakukan bersamaan dengan
seluruh butir soal evaluasi. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
koefisien alpha yang memuat dalam Masidjo (1995: 209). Kualifikasi
reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.17.
Tabel 3.17 Kualifikasi Reliabilitas
Keofisien Korelasi Kualifikasi
0,91 – 1,00 Sangat tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70 Cukup
0,21 – 0,20 Rendah
Negatif – 0,20 Sangat Rendah
Reliabilitias soal dihitung dengan rumus Cronbach’s Alpha. Soal
yang telah di uji empiris dan dihitung menggunakan validitas dapat
diketahui soal-soal yang valid. Setelah itu dapat dihitung reliabilitasnya
dari soal siklus I dan siklus II. Perhitungan reliabilitas menggunakan
program IBM SPSS 23. Hasil penghitungan reliabilitas soal evaluasi
pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 3.18.
Tabel 3.18 Hasil Penghitungan Reliabilitas Soal Evaluasi
Koefisien Korelasi Kualifikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Siklus I 0,698 Cukup
Siklus II 0,623 Cukup
Pada tabel 3.18 menunjukkan reliabilitas untuk 5 soal evaluasi
siklus I adalah 0,698 pada kualifikasi cukup. Pada relibilitas 5 soal
evaluasi siklus II adalah 0,623 pada kualifikasi cukup.
3.8. Teknik Analisis Data
Analisa data merupakan suatu proses mengolah dan menginterpretasi
data dengan tujuan untuk menjadikan berbagai informasi sesuai dengan
fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan
penelitian (Sanjaya, 2011: 117). Data yang telah diperoleh pada proses
penelitian dengan menggunakan instrumen, kemudian diolah secara
sistematis untuk mengetahui hasil dari penelitian.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitaif berupa data
hasil evaluasi siswa yang diperoleh melalui soal evaluasi, sedangkan data
kualitatif berupa data kemampuan berpikir kritis yang diamati pada saat
pembelajaran berlangsung. Data-data yang telah diproses tersebut dapat
digunakan untuk melihat perubahan atau peningkatan yang diperoleh di setiap
siklus. Perubahan dapat dilihat dengan cara membandingkan hasil sebelum
dan setelah diberi tindakan yang terkait dengan hasil belajar dan kemampuan
berpikir kritis siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2. Adapun hasil data yang
dianalisis adalah sebagai berikut:
3.8.1 Analisis Data Kemampuan Berpikir Kritis
Penelitian ini menggunakan lembar kuesioner yang terdiri dari 6
indikator sebagai fokus penelitian, yaitu: (1) mampu bertanya, (2)
mampu menjawab pertanyaan, (3) menganalisis argumen/pendapat, (4)
memecahkan masalah, (5) keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil
dari mengamatan, dan (6) membuat kesimpulan. Lembar kuesioner
dibuat pernyataan favorable dan unfavorable yang berjumlah 20 butir.
Dalam menentukan kriteria kemampuan berpikir kritis peneliti
menggunakan PAP tipe I sebagai acuan dasar karena PAP ini meneliti
apa yang dapat dikerjakan oleh siswa dan bukan membandingkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
seorang siswa dengan teman sekelasnya, melainkan dengan suatu
kriteria atau patokan yang spesifik. PAP tipe 1 diadopsi dari Masidjo
(1995: 153) yang dapat dilihat pada tabel 3.19.
Tabel 3.19 Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe 1
Persentase Kriteria
90% - 100% Sangat kritis
80% - 89% Kritis
65% - 79% Cukup kritis
55% - 64% Kurang kritis
< 55% Sangat kurang kritis
Analisis kemampuan berpikir kritis dapat dilakukan dengan
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menghitung hasil kuesioner yang diberikan kepada siswa
sebelum dan sesudah dilakukan tindakan menggunakan
pedoman penskoran yang sudah dibuat. Selanjutnya hasil
kuesioner tersebut dikelompokkan berdasarkan indikator.
2. Menghitung jumlah skor kelas
3. Menghitung rata-rata skor kelas
4. Menghitung nilai berpikir kritis siswa
5. Menghitung jumlah siswa yang minimal cukup kritis berdasarkan
PAP tipe 1
6. Menghitung persentase jumlah siswa minimal cukup kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
3.8.2 Analisis Data Hasil Belajar
Hasil belajar siswa dapat diketahui dengan melakukan
perbandingan nilai kondisi awal dengan nilai siklus I dan siklus II.
Perhitungan hasil belajar dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Menghitung jumlah akhir yang diperoleh
2. Menghitung nilai rata-rata kelas
3. Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa
Setelah diperoleh data yang diperlukan, kemudian dibandingkan
kondisi awal dengan siklus I dan siklus II untuk menyimpulkan apakah
terjadi peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan
dengan menggunakan metode eksperimen.
3.9. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil
belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pembelajaran IPA.
Indikator keberhasilan digunakan untuk mengetahui kondisi awal dan kondisi
akhir pada setiap siklus. Indikator keberhasilan yang digunakan adalah
keberhasilan kemampuan berpikir kritis siswa dan keberhasilan hasil belajar
siswa pada pambelajaran IPA. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata
pelajaran IPA untuk kelas IV di SDN Tegalrejo 2 adalah 70. Indikator
keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat pada tabel 3.20:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 3.20 Indikator Keberhasilan
Variabel Indikator Kondisi
Awal
Target Kondisi
Akhir Keterangan
Kemampuan
berpikir
kritis
Nilai rata-rata
kelas
46,7
75
Jumlah rata-rata
seluruh siswa dibagi
jumlah siswa dikali
seratus
Persentase
jumlah siswa
yang minimal
cukup kritis
47% 80%
Jumlah siswa
minimal cukup kritis
dibagi seluruh siswa
dikali 100%
Variabel Indikator Kondisi
Awal
Target Akhir Keterangan
Siklus I Siklus II
Hasil
Belajar
Rata-rata nilai 45,48 50 75
Jumlah seluruh nilai
dibagi jumlah siswa
dikali 100
Persentase
jumlah siswa
yang tuntas
KKM
19% 40% 80%
Jumlah siswa yang
tuntas KKM dibagi
jumlah siswa dikali
100%
Berdasarkan tabel 3.20 dapat diketahui bahwa pada variabel
kemampuan berpikir kritis nilai rata-rata kelas saat kondisi awal sebesar 46,7.
Peneliti menargetkan untuk nilai rata-rata kelas sebesar 75. Sedangkan
persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis sebesar 47%. Peneliti
menargetkan untuk kondisi akhir persentase jumlah siswa yang minimal
cukup kritis sebesar 80%. Pada variabel hasil belajar nilai rata-rata kelas saat
kondisi awal sebesar 45,48. Peneliti menargetkan pada kondisi akhir nilai
rata-rata kelas siklus I sebesar 50 dan siklus II sebesar 75. Persentase jumlah
siswa yang tuntas KKM pada kondisi awal sebesar 19%. Peneliti
menargetkan untuk siswa yang mencapai KKM pada kondisi akhir siklus I
sebesar 40% dan pada siklus II sebesar 80%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini, terdapat dua hal yang diuraikan oleh peneliti. Dua hal
tersebut adalah hasil penelitian yang telah dilakukan berikut dengan
pembahasannya
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Proses Penelitian
Penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Kemampuan
Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Pembelajaran
IPA Melalui Metode Eksperimen di SDN Tegalrejo 2” telah
dilaksanakan pada semester gasal tahun pelajaran 2017/2018 dengan
jumlah siswa sebanyak 29 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan
14 siswa perempuan. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam dua
siklus yang dimulai pada tanggal 1 Oktober sampai dengan tanggal 17
Oktober 2017. Setiap siklus dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan
dengan menggunakan alokasi waktu sebanyak 3 x 35 menit (3 jp) di
setiap pertemuan sesuai dengan jam pelajaran di sekolah.
4.1.1.1 Kondisi Awal Partisipan
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu
melakukan observasi mengenai pembelajaran yang dilakukan di kelas.
Observasi ini dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa kelas
IV SDN Tegalrejo 2 sebelum melakukan penelitian tindakan kelas
guna menentukan indikator-indikator yang dicapai. Peneliti juga
melakukan wawancara kepada guru kelas untuk mencari informasi
tentang proses belajar khususnya pada mata pelajaran IPA dan
kemampuan berpikir kritis siswa di kelas IV.
Berdasarkan hasil observasi, siswa kelas IV kurang bersemangat
mengikuti pembelajaran. Terlihat ketika guru mulai menjelaskan
materi pembalajaran banyak siswa yang kurang serius dan bermain
dengan mainannya di laci mejanya. Selain itu juga terdapat siswa yang
berjalan-jalan ketika guru menjelaskan materi. Metode pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
IPA yang biasa digunakan guru masih tergolong kurang inovatif, yaitu
menggunakan metode ceramah dan penugasan yang sudah ada di
buku. Guru masih terpacu dengan kegiatan-kegiatan yang ada pada
buku pegangan siswa. Dampak dari kurangnya semangat belajar siswa
untuk mengikuti pembelajaran yaitu hasil belajar yang masih rendah
dan kurangnya kemampuan berpikir kritis siswa. Selain itu masih
banyak siswa yang mendapatkan hasil belajar di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) pada materi IPA. Dikarenakan siswa
menganggap materi IPA itu sulit karena materi yang diajarkan sangat
banyak dan kurang paham dengan materi tersebut.
4.1.1.2 Proses Pelaksanaan Siklus I
Penelitian siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan
dengan alokasi masing-masing 3 x 35 menit di kelas IV SDN
Tegalrejo 2. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober sampai
dengan 13 Oktober 2017 di kelas IV SDN Tegalrejo 2.
1. Perencanaan
Perencanaan pada penelitian ini yaitu menyiapkan silabus,
RPP, LKS, soal evaluasi, dan media pembelajaran. Selain itu
peneliti juga menyusun kuesioner kemampuan berpikir kritis
siswa yang dibagikan pada saat awal pembelajaran.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilaksanakan sebanyak
dua kali pertemuan dengan masing-masing alokasi waktu 3 x 35
menit (3 jp). Penelitian berlangsung sesuai dengan jam pelajaran
tematik di kelas IV SDN Tegalrejo 2.
a. Pertemuan I
Pertemuan pertama siklus I ini dilaksanakan pada tanggal
12 Oktober 2017 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit (3 jp).
Pertemuan pertama membahas mengenai perubahan bentuk
energi dan melakukan eksperimen sederhana tentang
perubahan bentuk energi cahaya menjadi energi panas
menggunakan peralatan sederhana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Pada kegiatan inti, guru melakukan tanya jawab
mengenai perubahan bentuk energi dengan menggunakan
poster. Setelah itu guru membentuk kelompok kerja untuk
melakukan eksperimen. Di dalam kempok siswa membaca
alat-alat dan bahan serta langkah-langkah melakukan
eksperimen dengan pendampingan guru. Kemudian siswa
mulai bekerja untuk membuktikan perubahan bentuk enegri
cahaya menjadi panas. Siswa mengamati, mendiskusikan, dan
menuliskannya dalam LKS yang sudah dibagiakan.
Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru menyimpulkan
pembelajaran hari ini. Kemudian siswa mengerjakan soal
evaluasi secara individu. Siswa merefleksikan hal-hal yang
sudah dipelajari secara lisan.
b. Pertemuan II
Pertemuan siklus I dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober
2017 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit (3 jp). Pertemuan
kedua membahas mengenai perubahan bentuk energi air
menjadi gerak beserta eksperimen untuk membuktikannya.
Pada kegiatan inti, siswa bersama guru melakukan tanya
jawab pada gambar tentang perubahan bentuk energi.
Kemudian dalam kelompok kerja siswa melakukan
eksperimen kembali untuk membuktikan perubahan bentuk
energi air menjadi energi gerak. Siswa mengamati,
mendiskusiskan, dan menuliskan hasil pengamatnnya dalam
LKS yang sudah dibagikan sebelumnya.
Siswa mengakhiri kegiatan dengan menyimpulkan hasil
pembelajaran dan merefleksikan bersama dengan guru.
Selanjutnya siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu.
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan untuk mengatahui peningkatan
hasil belajar siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa. Pada
pelaksanaan pembelajaran peneliti dibantu oleh guru kelas untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
mengamati kemampuan berpikir kritis dan seorang teman sejawat
untuk mendokumentasikan berlangsungnya kegiatan belajar di
kelas IV SDN Tegalrejo 2.
4. Refleksi
Setelah melaksanakan siklus I, peneliti melakukan refleksi
terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan sesuai
rencana yang telah disiapkan. Selain itu peneliti juga melakukan
refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan pada siklus I.
Pembelajaran telah dilaksanakan sesuai dengan silabus
dan RPP yang telah dibuat oleh peneliti. Kegiatan pertama ini
berjalan dengan lancar. Siswa sangat antusias untuk
bereksperimen untuk membuktikan perubahan bentuk energi.
Alokasi waktu yang ditetapkan cukup untuk melakukan kegiatan
ini. Dalam siklus I ini siswa dibagi ke dalam 4-5 kelompok
dikarenakan keterbatasan peralatan untuk bereksperimen. Dalam
satu kelompok itu terdapat 6-7 siswa, dengan begitu menurut
peneliti dalam satu kelompok masih terlalu banyak jumlah siswa,
sehingga kurang efektif untuk bereksperimen. Beberapa siswa
juga tidak terlibat aktif untuk melakukan eksperimen dan kegiatan
diskusi. Hasil refleksi tersebut diperbaiki dan dilaksanakan pada
siklus II.
4.1.1.3 Proses Pelaksanaan Siklus II
Penelitian pada siklus II dilaksanakan dalam dua kali
pertemuan dengan masing-masing alokasi waktu 3 x 35 menit (3 jp).
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober sampai dengan 17
Oktober 2017 di kelas IV SDN Tegalrejo 2.
1. Perencanaan
Pada siklus II peneliti membuat perencanaan pembelajaran
berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Peneliti memperbaiki
kekurangan yang ada pada siklus I, yaitu jumlah siswa dalam satu
kelompok terdapat 6-7 siswa, sehingga kegiatan eksperimen
kurang maksimal karena terlalu banyak siswa dalam satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
kelompok. Dengan begitu, peneliti mengurangi jumlah siswa
menjadi 3-4 siswa setiap kelompok dan diharapkan siswa dapat
berperan aktif selama melakukan ekseprimen. Selain itu, peneliti
juga menyiapkan RPP, LKS, soal evaluasi, dan media
pembelajaran yang digunakan pada siklus II.
2. Pelaksanaan
a. Pertemuan I
Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada
tanggal 16 Oktober 2017 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit
(3 jp). Pertemuan pertama membahas tentang perubahan
bentuk energi angin menjadi energi gerak dengan melakukan
eksperimen sederhana.
Pada kegiatan inti, terlebih dahulu siswa bersama guru
melakukan tanya jawab mengenai perubahan bentuk energi
yang telah dipelajari kemarin dan memperlihatkan gambar-
gambar tentang perubahan energi lainnnya. Seperti
pertemuan sebelumnya, siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok kerja untuk melakukan sebuah eksperimen
sederhana untuk membuktikan perubahan bentuk energi
angin menjadi energi gerak. Ketika siswa mulai
bereksperimen guru mendampingi dengan berkeliling di
setiap kelompok. Siswa mengamati, mendiskusikan, dan
mennuliskan hasil pengamatannya dalam lembar LKS yang
telah dibagikan sebelumnya.
Pada akhir kegiatan, siswa bersama guru membuat
kesimpulan pembelajaran dan melakukan refleksi mengenai
kendala dan kesulitan dalam bereksperimen. Kemudian siswa
mengerjakan soal evaluasi secara individual.
b. Pertemuan II
Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada
tanggal 16 Oktober 2017 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit
(3 jp). Pertemuan pertama membahas tentang perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
bentuk energi listrik menjadi cahaya dengan melakukan
eksperimen sederhana.
Pada kegiatan inti, siswa bersama guru melakukan tanya
jawab dengan melihat gambar tentang alat-alat elektronik dan
perubahan bentuk energi yang terjadi. Kemudian siswa dibagi
menjadi beberapa kelompok untuk melakukan eksperimen
membuktikkan perubahan bentuk energi listrik menjadi
energi cahaya dengan melakukan rangkaian listrik sederhana.
Pada saat eksperimen dimulai guru berkeliling dan
mendampingi kegiatan siswa. Siswa mengamati,
mendiskusikan, dan menuliskan hasil pengamatannya dalam
LKS yang susah dibagikan sebelumnya.
Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru menyimpulkan
pembelajaran dan melakukan refleksi kegiatan. Kemudian
siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu dan mengisi
lembar kuesioner yang sudah disiapkan.
3. Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan pada siklus II yaitu dengan
melakukan pengamatan kemampuan berpikir kritis dan
memberikan lembar kuesioner kemampuan berpikir kritis pada
siswa. Pada pengamatan tersebut dapat diketahui bahwa siswa
kelas IV SDN Tegalrejo 2 mengalami peningkatan kemampuan
berpikir kritis khususnya pada pembelajaran IPA.
4. Refleksi
Setelah melaksanakan siklus II, peneliti melakukan
refleksi proses pembelajaran yang telah dilaksanakan sesuai
rencana, yaitu menganalisis proses pembelajaran, hasil evaluasi,
dan kuesioner mengenai kemampuan berpikir kritis siswa.
4.1.2 Kemampuan Berpikir Kritis
Kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV di SDN Tegalrejo 2
diperoleh dari hasil kuesioner dan didukung dengan lembar observasi.
Hasil kuesioner diperoleh setelah dibagikan pada siswa sebelum dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
setelah diberikan tindakan dengan menggunakan metode pembelajaran
eksperimen.
Kriteria kemampuan berpikir kritis berdasarkan indikator yang
telah ditetapkan, yaitu mampu bertanya, mampu menjawab pertanyaan,
menganalisis argumen/pendapat, memecahkan masalah, keterampilan
mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan, dan membuat
kesimpulan. Hasil kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.1:
Tabel 4.1 Kondisi Awal Kemampuan Berpikir Kritis
No Indikator
Nilai Kriteria 1 2 3 4 5 6
1 10 4 8 14 5 6 58,75 Kurang Kritis
2 12 5 10 14 5 4 62,5 Kurang Kritis
3 7 7 10 15 3 4 57,5 Kurang Kritis
4 11 7 10 13 4 5 62,5 Kurang Kritis
5 12 3 6 16 6 8 63,75 Kurang Kritis
6 12 5 7 12 6 5 58,75 Kurang Kritis
7 11 3 10 13 5 4 57,5 Kurang Kritis
8 9 4 11 20 7 6 71,25 Cukup Kritis
9 11 5 8 16 6 6 65 Cukup Kritis
10 12 6 11 15 3 6 66,25 Cukup Kritis
11 9 4 9 17 4 7 62,5 Kurang Kritis
12 14 7 12 17 4 2 70 Cukup Kritis
13 11 6 10 20 6 5 72,5 Cukup Kritis
14 14 5 13 14 6 3 68,75 Cukup Kritis
15 11 4 11 16 4 5 63,75 Kurang Kritis
16 11 6 14 16 6 7 75 Cukup Kritis
17 9 3 14 12 7 6 63,75 Kurang Kritis
18 10 7 6 14 6 6 61,25 Kurang Kritis
19 11 6 11 16 2 6 65 Cukup Kritis
20 9 7 10 21 8 4 73,75 Cukup Kritis
21 8 6 7 15 7 6 61,25 Kurang Kritis
22 10 5 11 13 4 3 57,5 Kurang Kritis
23 7 7 12 14 5 6 63,75 Kurang Kritis
24 11 2 6 14 5 5 53,75 Sangat Tidak Kritis
25 13 7 7 16 7 5 68,75 Cukup Kritis
26 7 5 13 14 3 7 61,25 Kurang Kritis
27 12 4 8 16 7 5 65 Cukup Kritis
28 11 7 12 15 2 6 66,25 Cukup Kritis
29 12 3 8 16 6 6 63,75 Kurang Kritis
Rata-rata
skor 10,59 5,17 9,83 15,31 5,14 5,31
Persentase 62% 45% 41% 45% 48% 52%
Nilai rata-rata kelas 64,18
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 12
Persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis 41%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Pada tabel 4.1 kondisi awal kemampuan berpikir kritis siswa
kelas IV diketahui bahwa jumlah siswa dengan kriteria sangat tidak
kritis sebanyak 1 siswa, siswa dengan kriteria kurang kritis
sebanyak 16 siswa, dan siswa dengan kriteria cukup kritis sebanyak
12 siswa. Pada keseluruhan indikator nilai rata-rata kelas sebanyak
64,18. Jumlah siswa yang minimal cukup kritis sebanyak 12 siswa
dengan persentase sebesar 41%.
Tabel 4.1 dapat diuraikan berdasarkan setiap indikator
kemampuan berpikir kritis. Pada indikator pertama rata-rata skor
sebanyak 10,59 dengan persentase sebesar 62%, pada indikator
kedua rata-rata skor sebanyak 5,17 dengan persentase sebesar 45%,
pada indikator ketiga rata-rata skor sebanyak 9,83 dengan
persentase sebesar 41%, pada indikator keempat rata-rata skor
sebanyak 15,31 dengan persentase sebesar 45%, pada indikator
kelimaa rata-rata skor sebanyak 5,11 dengan persentase sebesar
48%, dan pada indikator keenam rata-rata skor sebanyak 5,31
dengan persentase sebesar 52%. Berdasarkan indikator-indikator
kemampuan berpikir kritis dapat diartikan bahwa indikator yang
paling lemah adalah indikator ketiga (menganalisis
argumen/pendapat), yaitu sebesar 41% yang berarti 12 siswa
memiliki kriteria minimal cukup kritis dengan rata-rata kelas 61,42.
Sedangkan indikator yang paling kuat adalah indikator pertama
(mampu bertanya), yaitu sebesar 62%, berarti 18 siswa memiliki
kriteria minimal cukup kritis dengan rata-rata kelas 66,16. Siswa
sudah berani dan mampu bertanya sesuai dengan konteks materi
perubahan bentuk energi.
Hasil kondisi awal kemampuan berpikir kritis tersebut
didukung dengan data observasi yang telah dilakukan selama siklus
I. Hasil observasi dapat dilihat pada lampiran 7. Saat kegiatan
pembelajaran berlangsung berdasarkan kegiatan-kegiatan yang
mengacu pada indikator kemampuan berpikir kritis terlihat
indikator yang sering muncul adalah indikator pertama, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
mampu bertanya. Kemudian indikator yang paling sedikit
kemunculannya adalah indikator ketiga, yaitu menganalisis
agrumen/pendapat. Dengan begitu hasil kuesioner yang telah
dilakukan sesuai dengan hasil observasi. Setelah dilakukan
pengamatan pada siklus I peneliti menekankan kembali indikator-
indikator yang masih lemah dengan melakukan pembelajaran pada
siklus II
Kemampuan berpikir kritis siswa pada kondisi akhir
diperoleh dari data kuesioner pada akhir siklus II. Skor rata-rata
pada setiap indikator dapat dilihat pada tabel 4.2:
Tabel 4.2 Kondisi Akhir Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis
No Indikator
Nilai Kriteria 1 2 3 4 5 6
1 12 5 12 20 8 6 78,75 Cukup Kritis
2 10 4 11 16 5 7 66,25 Cukup Kritis
3 16 7 14 17 8 6 85 Kritis
4 13 6 11 14 6 6 70 Cukup Kritis
5 15 8 12 19 7 6 83,75 Kritis
6 11 6 10 14 3 7 63,75 Kurang Kritis
7 11 8 12 20 7 7 81,25 Kritis
8 14 7 12 17 7 6 78,75 Cukup Kritis
9 13 7 15 18 8 4 81,25 Kritis
10 14 6 13 15 7 7 77,5 Cukup Kritis
11 15 6 9 18 5 6 73,75 Cukup Kritis
12 15 8 13 13 8 5 77,5 Cukup Kritis
13 13 7 12 20 7 6 81,25 Kritis
14 14 8 14 22 8 7 91,25 Sangat Kritis
15 13 7 14 16 6 7 78,75 Cukup Kritis
16 12 6 13 17 6 7 76,25 Cukup Kritis
17 12 7 11 17 8 7 77,5 Cukup Kritis
18 13 7 14 17 8 6 81,25 Kritis
19 14 8 11 19 6 5 78,75 Cukup Kritis
20 14 8 13 20 7 7 86,25 Kritis
21 12 8 14 18 7 5 80 Kritis
22 11 5 13 19 8 7 78,75 Cukup Kritis
23 14 8 12 19 7 5 81,25 Kritis
24 13 8 13 17 7 7 81,25 Kritis
25 15 8 16 21 8 8 95 Sangat Kritis
26 16 8 13 19 8 6 87,5 Kritis
27 13 7 12 20 4 7 78,75 Cukup Kritis
28 15 7 11 16 7 6 77,5 Cukup Kritis
29 15 7 10 16 8 7 78,75 Cukup Kritis
Rata-rata
skor 13,4 6,97 12,4 17,7 6,86 6,31
Persentase 97% 90% 90% 86% 86% 83%
Nilai rata-rata kelas 79,57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 28
Persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis 97%
Pada tabel 4.2 diketahui keseluruhan indikator kondisi akhir
kemampuan berpikir kritis siswa yaitu dari 29 siswa dengan kriteria
kurang kritis sebanyak 1 siswa, siswa dengan kriteria cukup kritis
sebanyak 15 siswa, siswa dengan kriteria kritis sebanyak 11 siswa,
dan siswa dengan kriteria sangat kritis sebanyak 2 siswa. Pada
keseluruhan indikator nilai rata-rata kelas sebanyak 79,57. Jumlah
siswa yang minimal cukup kritis sebanyak 28 siswa dengan
persentase sebesar 97%.
Tabel 4.2 dapat diuraikan berdasarkan setiap indikator
kemampuan berpikir kritis. Pada indikator pertama rata-rata skor
sebanyak 13,4 dengan persentase sebesar 97%, pada indikator
kedua rata-rata skor sebanyak 6,97 dengan persentase sebesar 90%,
pada indikator ketiga rata-rata skor sebanyak 12,4 dengan
persentase sebesar 90%, pada indikator keempat rata-rata skor
sebanyak 17,7 dengan persentase sebesar 86%, pada indikator
kelima rata-rata skor sebanyak 6,86 dengan persentase sebesar
86%, dan pada indikator keenam rata-rata skor sebanyak 6,3
dengan persentase sebesar 83%. Berdasarkan indikator-indikator
kemampuan berpikir kritis dapat diartikan bahwa indikator yang
paling lemah adalah indikator keenam (membuat kesimpulan),
yaitu sebesar 83%, berarti jumlah siswa dengan kriteria minimal
cukup kritis sebanyak 24 siswa dengan rata-rata kelas 78,88.
Sedangkan indikator yang paling kuat adalah indikator pertama
(mampu bertanya), yaitu sebesar 97%, berarti 28 siswa memiliki
kriteria minimal cukup kritis dengan rata-rata kelas 83,62.
Hasil kondisi akhir kemampuan berpikir kritis tersebut
didukung dengan data observasi yang telah dilakukan selama siklus
II. Hasil observasi dapat dilihat pada lampiran 7. Saat kegiatan
pembelajaran berlangsung berdasarkan kegiatan-kegiatan yang
mengacu pada indikator kemampuan berpikir kritis terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
kegiatan yang sering muncul adalah indikator pertama, yaitu
mampu bertanya. Kemudian indikator yang paling sedikit
kemunculannya adalah indikator keenam, yaitu membuat
kesimpulan. Dengan begitu hasil kuesioner yang telah dilakukan
sesuai dengan hasil observasi.
4.1.3 Hasil Belajar
4.1.3.1 Data Kondisi Awal
Kondisi awal hasil belajar yang diperoleh dari nilai ulangan
IPA siswa kelas IV pada tahun sebelumnya yaitu tahun pelajaran
2016/2017. Pada tahun sebelumnya nilai Kriteria Ketuntasan Minmal
(KKM) yang ditetapkan yaitu 70. Dengan begitu hasil persentase
ketuntasan minimal pada pembelajaran IPA dapat dilihat pada tabel
4.3:
Tabel 4.3 Data Kondisi Awal Nilai Ulangan Kelas IV Tahun Pelajaran 2016/2017
No Nama Nilai Ketuntasan
Tuntas Tidak Tuntas
1 5a 40
2 5b 40
3 5c 20
4 5d 10
5 5e 40
6 5f 45
7 5g 95
8 5h 90
9 5i 65
10 5j 15
11 5k 65
12 5l 10
13 5m 40
14 5n 5
15 5o 40
16 5p 65
17 5q 45
18 5r 10
19 5s 25
20 5t 30
21 5u 35
22 5v 35
23 5w 10
24 5x 90
25 5y 55
26 5z 55
27 5aa 80
28 5ab 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
29 5ac 45
30 5ad 75
31 5ae 40
Jumlah skor 1410
Rata-rata 45,48
Nilai tertinggi 95
Nilai terendah 5
Jumlah siswa tuntas 6 25
Persentase ketuntasan 19% 81%
Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang didapat
dari hasil ulangan IPA satu tahun terakhir yaitu memperoleh nilai rata-
rata 45,48 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 5. Sedangkan
persentase tuntas yang didapat yaitu sebesar 19% dan persentase tidak
tuntas yaitu sebesar 81%.
4.1.3.2 Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I
Hasil belajar yang diperoleh dari nilai evaluasi pada siklus I
dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70. Data persentase
hasil belajar siklus I yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Nilai Evaluasi Siklus I
No Nama Nilai Keterangan
1 4a 65 Tidak Tuntas
2 4b 45 Tidak Tuntas
3 4c 50 Tidak Tuntas
4 4d 65 Tidak Tuntas
5 4e 80 Tuntas
6 4f 95 Tuntas
7 4g 55 Tidak Tuntas
8 4h 65 Tidak Tuntas
9 4i 75 Tuntas
10 4j 80 Tuntas
11 4k 60 Tidak Tuntas
12 4l 60 Tidak Tuntas
13 4m 65 Tidak Tuntas
14 4n 75 Tuntas
15 4o 65 Tidak Tuntas
16 4p 85 Tuntas
17 4q 60 Tidak Tuntas
18 4r 70 Tuntas
19 4s 80 Tuntas
20 4t 65 Tidak Tuntas
21 4u 70 Tuntas
22 4v 50 Tidak Tuntas
23 4w 65 Tidak Tuntas
24 4x 75 Tuntas
25 4y 50 Tidak Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
26 4z 100 Tuntas
27 4aa 75 Tuntas
28 4ab 100 Tuntas
29 4ac 55 Tidak Tuntas
Jumlah skor 2000
Rata-rata 69,1
Nilai tertinggi 100
Nilai Terendah 45
Jumlah siswa yang tuntas 13
Persentase ketuntasan 45%
Pada tabel 4.4 menunjukkan jumlah siswa sebanyak 29 siswa
dengan jumlah skor 2000 dan memperoleh nilai rata-rata sebesar 69,1.
Pada evaluasi siklus I terdapat 13 siswa mencapai nilai KKM, yaitu 70
dan sisanya sebanyak 16 siswa tidak mencapai KKM. Persentase siswa
yang mencapai KKM sebesaar 45%.
4.1.3.3 Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus II
Hasil belajar yang diperoleh dari nilai evaluasi pada siklus II
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70. Data hasil
belajar siklus II yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Nilai Evaluasi Siklus II
No Nama Nilai Keterangan
1 4a 70 Tuntas
2 4b 60 Tidak Tuntas
3 4c 65 Tidak Tuntas
4 4d 70 Tuntas
5 4e 85 Tuntas
6 4f 80 Tuntas
7 4g 60 Tidak Tuntas
8 4h 95 Tuntas
9 4i 85 Tuntas
10 4j 90 Tuntas
11 4k 50 Tidak Tuntas
12 4l 70 Tuntas
13 4m 70 Tuntas
14 4n 90 Tuntas
15 4o 85 Tuntas
16 4p 90 Tuntas
17 4q 75 Tuntas
18 4r 85 Tuntas
19 4s 75 Tuntas
20 4t 90 Tuntas
21 4u 85 Tuntas
22 4v 70 Tuntas
23 4w 75 Tuntas
24 4x 70 Tuntas
25 4y 75 Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
26 4z 85 Tuntas
27 4aa 90 Tuntas
28 4ab 90 Tuntas
29 4ac 75 Tuntas
Jumlah skor 2255
Rata-rata 78,04
Nilai tertinggi 95
Nilai Terendah 50
Jumlah siswa yang tuntas 25
Persentase ketuntasan 86%
Pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa jumlah siswa sebanyak 29
siswa dengan jumlah skor 2255 dengan memperoleh nilai rata-rata
sebesar 78,04. Pada evaluasi siklus II terdapat 25 siswa yang mencapai
ketuntasan, sedangkan sisanya sebanyak 4 siswa tidak tuntas dalam
evaluasi ini. Persentase ketuntasan siklus II sebesar 86%.
4.2 Pembahasan
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar
IPA di kelas IV SDN Tegalrejo 2 pada tahun pelajaran 2017/2018.
4.2.1 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis
Penelitian yang dilakukan di kelas IV SDN Tegalrejo 2 dengan
subjek yang berjumlah 29 siswa. Penelitian ini menggunakan data hasil
kuesioner yang didukung dengan observasi yang terdiri dari 6 indikator
sebagai fokus penelitian, yaitu: (1) mampu bertanya, (2) mampu
menjawab pertanyaan, (3) menganalisis argumen/pendapat, (4)
memecahkan masalah, (5) keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil
dari mengamatan, dan (6) membuat kesimpulan.
Setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan metode
eksperimen, hasil kuesioner kemampuan berpikir kritis mengalami
peningkatan dari kondisi awal hingga kondisi akhir. Untuk memperjelas
peningkatan kemampuan berpikir kritis peneliti menjadikan data dalam
bentuk diagram yang dapat dilihat pada gambar 4.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Gambar 4.1 Diagram Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis
Setelah melakukan pengambilan data kemampuan berpikir kritis
siswa dengan menggunakan kuesioner, peneliti juga melakukan
observasi sebagai data pendukung. Kegiatan observasi dilakukan pada
setiap pertemuan siklus I dan siklus II. Untuk melakukan observasi ini
peneliti dibantu oleh guru kelas dalam mengamati kegiatan siswa
berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan gambar
4.1 dapat diketahui bahwa kemampuan berpikir kritis siswa meningkat
sebesar 56% dengan jumlah siswa yang minimal cukup kritis sebanyak
16 siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan menerapakan
langkah-langkah metode eksperimen dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2. Dengan demikian,
penelitian tindakan kelas ini telah membuktikan hipotesis mengenai
penerapan metode eksperimen mampu meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa.
4.2.2 Peningkatan Hasil Belajar
Sebelum menerapkan motode pembelajaran eksperimen kelas
IV SDN Tegalrejo 2 perolehan rata-rata hasil ulangan pembelajaran
IPA tahun 2016/2017 masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM). Namun, setelah diterapkannya metode eksperimen rata-rata
nilai perolehan hasil belajar siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2 pada
pembelajaran IPA telah menunjukkan adanya peningkatan dari kondisi
awal sebelum dan setelah dilakukannya tindakan. Hal tersebut dikatahui
melalui hasil evaluasi siklus I dan siklus II. Sesuai pendapat Susanto
(2013: 5) yang menyatakan bahwa hasil belajar adalah tingkat
Kondisi Awal Kondisi Akhir
Siswa yang MinimalCukup Kritis
41% 97%
12 siswa
28 siswa
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran di sekolah
yang dinyatakan dalam nilai yang diperoleh dari hasil tes mengenal
sejumlah materi pembelajaran tertentu. Secara jelas peningkatan hasil
belajar siswa pada setiap evaluasi dapat dilihat pada tabel 4.6:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel 4.6 Perbandingan Target dan Pencapaian Hasil Belajar
Indikator Kondisi
Awal
Evaluasi Siklus I Evaluasi Siklus II
Target Capaian Target Capaian
Nilai rata-rata
siswa 45,48 50 69,1 75 78,04
Persentase
jumlah siswa
yang mencapai
KKM
19% 40% 45% 80% 86%
Berdasarkan tabel perbandingan target dan pencapaian hasil
belajar siswa dapat diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada
kondisi awal adalah 45,48. Setelah dilakukan tindakan dengan
menggunakan metode eksperimen rata-rata hasil belajar siswa pada
evaluasi siklus I meningkat sebesar 19,1 dari target pencapaian yang
telah ditentukan sebesar 50. Pada evaluasi siklus II terjadi peningkatan
sebesar 3,04 dari target pencapaian yang telah ditentukan sebesar 75.
Selain rata-rata kelas, peningkatan juga dapat dilihat dari
persentase ketuntasan siswa yang mencapai KKM. Persentase
ketuntasan pada kondisi awal yaitu sebesar 19%. Kemudian pada
evaluasi siklus I terjadi peningkatan setelah dilakukan tindakan
menggunakan metode eksperimen yaitu sebesar 5% dari target
pencapaian sebesar 40%. Pada evaluasi siklus II terjadi peningkatan
sebesar 6% dari target pencapaian sebesar 80%. Untuk memperjelas
data tabel peneliti membuat diagaram target dan pencapaian hasil
belajara siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2.
40%
80%
19%
45%
86%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Target
Capaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Gambar 4.2 Diagram Perbandingan Target dan Pencapaian Hasil Belajar
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat
disimpulkan bahwa penerapan metode eksperimen yang tepat dan
sesuai dengan langkah-langkah penerapan metode eksperimen dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2. Dengan
demikian, penelitian ini telah membuktikan bahwa hipotesis mengenai
penerapan metode eksperimen mampu meningkatkan hasil belajar
siswa.
4.2.3 Proses Penerapan Metode Eksperimen
Penelitian ini menerapkan metode eksperimen dalam proses
pembelajaran IPA dengan menggunakan alat dan bahan sederhana.
Penelitian ini dapat membantu siswa untuk memahami konsep dan
proses perubahan bentuk energi itu terjadi serta membantu siswa untuk
berpikir kritis dalam melakukan eksperimen.
Pada setiap kegiatan pembelajaran siklus I dan siklus II peneliti
menggunakan metode eksperimen dengan menerapkan prosedur yang
disampaikan oleh Moedjiono (1993: 78-79) yaitu pertaman, guru
menetapkan kesesuaian eksperimen dengan tujuan pembelajaran, hal ini
dilakukan agar eksperimen yang dilakukan tetap mengarah pada materi
yang disampaikan. Langkah kedua, guru bersama siswa menyiapkan
alat dan bahan yang dibutuhkan dalam eksperimen. Pada langkah ini,
ketersediaan alat dan bahan serta sarana lain dapat mempengaruhi
kegiatan eksperimen yang adakan dilakukan. Langkah ketiga, siswa
melakukan eksperimen secara runtut sesuai langkah-langkah percobaan
dengan bimbingan guru. Pada langkah ini, guru sebagai fasilitator
dalam kegiatan eksperimen dengan membantu, membimbing, dan
mengawasi proses eksperimen. Langkah keempat, siswa mendiskusikan
mengenai hal-hal yang perlu diamati dan dicatat selama eksperimen.
Pada langkah ini, siswa belajar berargumen/berpendapat dan
menghargai satu sama lain saat berdiskusi. Selain itu, siswa belajar
menganalisis argumen/pendapat teman lain yang dianggapnya benar.
Hal ini sesuai dengan indikator mampuan berpikir kritis. Langkah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
kelima, siswa membuat kesimpulan dan laporan tentang hasil
eksperimen. Melalui langkah ini siswa belajar bagaimana menarik
kesimpulan dari berbagai fakta, informasi, atau data yang baehasil
dikumpulkan melalui pengamatan terhadap proses eksperimen.
Langkah keenam, guru bersama siswa mendiskusikan hambatan dan
hasil eksperimen sebagai tindak lanjut. Dengan melakukan tindak lanjut
berupa diskusi hambatan dalam proses eksperimen siswa dapat
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan eksperimen.
Selain itu, tindak lanjut berupa evaluasi akhir eksperimen bermanfaat
untuk meningkatkan pengetahuan (kognitif) siswa melalui soal-soal.
Penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2 karena
dalam pembelajaran menggunakan metode eksperimen dapat mengasah
rasa keingintahuan siswa. Dengan begitu prosedur atau langkah-
langkah metode eksperimen yang dilakukan dengan tepat dapat melatih
kemampuan berpikir kritis siswa. Dalam metode eksperimen juga dapat
meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV SDN Tegalrejo 2 karena
dengan menggunakan metode eksperimen siswa melakukan percobaan
yang berkaitan dengan pemecaham masalah, sehingga siswa dapat lebih
mudah memahami materi yang disampaikan.
Ketika dilakukan pembelajaran menggunnakan metode
eksperimen siswa sangat antusias dalam bereksperimen. Metode
eksperimen ini cocok diterapkan pada pembelajaran IPA karena
merupakan suatu metode pembelajaran yang berbasis penemuan dan
pembuktian terhadap teori-teori yang sudah ada. Dalam metode
eksperimen siswa belajar untuk mencari dan menemukan sendiri
berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang sedang dihadapi
dengan melakukan eksperimen. Selain itu, siswa juga bisa berlatih
dalam cara berpikir kritis dan berpikir ilmiah. Dengan eksperimen,
siswa mampu menemukan bukti kebenaran dari suatu teori yang sedang
dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Pada siswa Sekolah Dasar, metode eksperimen juga cocok
digunakan karena usia Sekolah Dasar termasuk pada tahap opersional
konkret, yaitu pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan
benda-benda nyata sebagai pengganti sesuatu yang abstarak. Hal ini
sesuai dengan yang diungkapkan oleh Piaget, bahwa usia 7-11 tahun
berada pada tahap operasional konkret di mana konsep pada awal masa
kanak-kanak merupakan konsep yang samar dan tidak jelas menjadi
lebih konkret (Izzaty, 2008: 118).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
BAB V
KESIMPULAN
Dalam bab V ini peneliti membahas mengenai kesimpulan, keterbatasan
penelitian, dan saran.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2. Hal ini ditunjukkan dari
hasil kuesioner kemampuan berpikir kritis siswa yang didukung dengan
hasil observasi mengalami peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar
15,39 dan persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis
meningkat sebesar 56%.
2. Penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas IV SDN Tegalrejo 2 pada pembelajaran IPA. Hal ini dapat
dibuktikkan dari hasil belajar IPA dan persentase ketercapaian KKM
yang telah mengalami peningkatan dari kondisi awal. Pada kondisi awal
rata-rata hasil belajar siswa adalah 45,48 kemudian meningkat pada
siklus I sebesar 19,1 selanjutnya pada siklus II juga terjadi peningkatan
sebesar 3,04. Sedangkan persentase ketercapaian KKM pada kondisi
awal sebesar 19%, kemudian setelah dilakukannya tindakan
menggunakan metode eksperimen meningkat sebesar 5%, dan pada
siklus II meningkat sebesar 6%.
3. Upaya peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis pada
pembelajaran IPA kelas IV SDN Tegalrejo 2 melalui metode
eksperimen telah dilakukan dengan langkah-langkah yang disampaikan
oleh Moedjiono (1992/1993: 78-79) yaitu (1) guru menetapkan
kesesuaian eksperimen dengan tujuan pembelajaran, (2) guru bersama
siswa menyiapkan alat dan bahan yang dibutukan dalam eksperimen,
(3) siswa melakukan eksperimen secara runtut sesuai langkah-langkah
percobaan dengan bimbingan guru, (4) siswa mendiskusikan mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
hal-hal yang perlu diamati dan dicatat selama eksperimen, (5) membuat
kesimpulan dan laporan tentang hasil eksperimen, (6) guru bersama
siswa mendiskusikan hambatan dan hasil eksperimen sebagai tindak
lanjut
5.2. Keterbatasan Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN
Tegalrejo 2 mengenai kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar dengan
menggunakan metode eksperimen yang telah dilaksanakan dengan baik.
1. Keterbatasan alat yang tersedia di sekolah terpaksa membuat peneliti
merubah jumlah kelompok yang sudah direncanakan sebelumnya.
2. Peneliti dalam melaksanakan tindakan kelas tidak melakukan
pembahasan atas jawaban dari soal evaluasi setelah siswa selesai
mengerjakan karena keterbatasan waktu.
5.3. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan,
peneliti menyampaikan saran sebagi berikut:
1. Bagi sekolah
Sekolah dapat memberikan motivasi kepada guru untuk
melaksanakan pembelajaran dengan kreatif dan inovatif. Misalnya
dengan menerapkan metode eksperimen pada mata pelajaran IPA,
karena dengan metode eksperimen ini dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis dan hasil belajar siswa.
2. Bagi guru
Peneliti menyarankan kepada guru untuk menggunakan metode
eksperimen yang dapat menarik perhatian siswa dan dapat memotivasi
serta memberikan penjelasan pada suatu materi dengan menggunakan
benda-benda konkret atau nyata. Tujuannya adalah untuk membantu
siswa dalam memahami suatu materi yang sedang dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
3. Bagi siswa
Siswa seharusnya dapat mengembangkan kemampuan berpikir
kritis melalui kegiatan eksperimen atau percobaan pada saat proses
pembelajaran yang ada di kelas.
4. Bagi peneliti
Peneliti dalam melaksanakan penelitian harus mampu
memanfaatkan dan mengatur waktu yang diberikan dengan sebaik-
baiknya. Sehingga semua bagian atau tahapan dalam penelitian dapat
disampaikan dengan sistematis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
DAFTAR PUSTAKA
Amirono; & Daryanto. (2016). Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Kurikulum
2013. Yogyakarta: Gava Media.
Arikunto, S.; dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Astutik, S. (2012). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Model Siklus
Belajar (Learning Cycle 5E) Berbasis Eksperimen Pada Pembelajaran
Sains di SDN Patrang 1 Jember. Jurnal Ilmu Pendidikan Sekolah Dasar, 1
(2): 143-153.
Darmodjo, H. (1992). Pendidikan IPA I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Depdiknas. (2018, February 12). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Retrieved from
Arti Kata "hasil" Menurut KBBI: www.kbbi.co.id/arti-kata/hasil
Djajadisastra, J. (1982). Metode-metode Mengajar 2. Bandung: Angkasa.
Djamarah, S.B. (2014). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Ennis, R.H. (1985). A Logical Basis for Measuring Critical Thinking skill.
Education Leadership, 43(2): 44-49.
Ennis, R.H. (1991). Critical Thinking: A streamlined Conception. Theaching
Philosophy, 14(1): 5-24.
Fisher, A. (2009). Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Iskandar, S.M. (1997). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Izzaty, R.E.; dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.
Jihad, A.; & Abdul Haris. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo.
Johnson, E.B. (2010). Contextual Teaching & Learning, Menjadikan Kegiatan
Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Kaifa.
Karim, A. (2011). Penerapan Metode Penemuan Terbimbing dalam Pembelajaran
Matematika untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar. Universitas Pendidikan Indonesia,
Edisi Khusus (1): 21-32.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Kusumah, W.; & Dedi Dwitagama. (2011). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta Barat: Indeks.
Kuswana; & Wowo Sunaryo. (2011). Taksonomi Berpikir. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Kuswana; & Wowo Sunaryo. (2012). Taksonomi Kognitif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mardapi; & Djemari. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes.
Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.
Masidjo, I. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius.
Mayangsari, D; dkk. (2014). Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI Pokok Bahasan
Konduktor dan Isolator SDN Semboro Probolinggo Tahun Pelajaran
2012/2013. Edukasi UNEJ, 1 (1): 27-31.
Moedjiono; & Moh Dimyati. (1993). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan.
Nurbayani, E. (2012). Penilaian Acuan Patokan (PAP) di Perguruan Tinggi:
Prinsip dan Operasionalnya. Dinamika Ilmu, Vol.12 No.1.
Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Roestiyah. (2012). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sanjaya, W. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.
Saul, S. (2013). Penerapan Metode eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas
Siswa Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV Sekolah
Dasar Negeri 20 Sungai Keli. Universitas Tanjungpura Pontianak, 2-13.
Siregar, E.; & Hartini Nara. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Sochibin, A.; dkk. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Inquiri Terpimpin
untuk Peningkatan Pemahaman dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
SD. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5, 96-101.
Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Rosdakarya.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitaf,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana.
Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Wisudawati, A.W. (2015). Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lampiran 2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 3 Pedoman Wawancara
Pedoman Wawancara Guru Mengenai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
No Indikator Garis Besar Pertanyaan
1 Mampu bertanya Apakah siswa sering bertanya mengenai pelajaran?
Seperti apa bentuk pertanyaan siswa ketika menemukan
kesulitan?
2 Mampu menjawab
pertanyaan
Bagaimana sikap siswa ketika diberikan sebuah
pertanyaan?
Apakah siswa memikirkan jawab sendiri sebelum
diberitahu oleh guru?
3 Menganalisis
argumen/pendapat
Bagaimana sikap siswa ketika bekerja dalam kelompok?
Dengan cara apa siswa menyampaikan pendapatnya?
Apakah terjadi diskusi dalam anggota kelompok?
Apakah siswa suka memberikan pendapatkan dalam
diskusi atau tanya jawab?
4 Memecahkan
masalah
Bagaimana sikap siswa ketika diberikan sebuah masalah
dna meraka harus menyelesaikan?
Dengan cara/bentuk seperti apa mereka menyelesaiakan
masalah yang diberikan?
Apakah siswa terus berusaha untuk menemukan jawaban
yang benar dalam memecahkan masalah?
Apakah siswa mampu menyelesaikan masalah dengan
cara yang sistematis?
5 Keterampilan
mengevaluasi dan
menilai hasil dari
pengamatan
Bagaimana sikap siswa ketika akan mengumpulkan hasil
pekerjaannya?
Apakah siswa suka meneliti kembali hasil pekerjaannya
sebelum dikumpulkan?
Bagaimana sikap siswa ketika medapatkan sebuah
jawaban?
Apakah siswa senang melakukan pembuktian atas
jawaban terlebih dahulu.
6 Membuat
kesimpulan
Dengan cara apa siswa membuat kesimpulan dari materi
yang sudah dipelajari?
Apakah siswa mampu menceritakan materi yang telah
dipelajari?
Dengan cara apa siswa menyampaikan kesimpulan dari
materi yang sudah dipelajari?
Apakah siswa mampu menceritakan proses dalam
memecahkan masalah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 4 Validasi Pedoman Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 5 Pedoman Observasi
Pedoman Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
No Indikator Deskripsi
1 Mampu bertanya 1. Siswa mampu bertanya.
2
Mampu menjawab
pertanyaan
2. Siswa menjawab pertanyaan dari guru
dengan memikirkan jawaban yang benar.
3 Menganalisis
argumen/pendapat
3. Siswa mendiskusikan pendapat yang
berbeda dari teman kelompok
4. Siswa membedakan pendapat yang benar
dan yang salah setelah diskusi bersama
teman
4 Memecahkan
masalah
5. Siswa menyelesaikan permasalahan/soal
sampai mendapatkan jawaban yang tepat.
6. Siswa tidak menemukan kendala dalam
bereksperimen
5 Keterampilan
mengevaluasi dan
menilai hasil dari
pengamatan
7. Siswa meneliti kembali hasil pekerjaan
sebelum dikumpulkan kepada guru.
6 Membuat kesimpulan 8. Siswa mampu membuat kesimpulan sendiri
dari eksperimen yang dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 6 Validasi Pedoman Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 7 Lembar Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 8 Kisi-kisi Kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 9 Kuesioner
INSTRUMEN PENELITIAN KEMAMPUAN BERBIKIR KRITIS SISWA
1. Identitas Responden
Nama : ......................................................................................
Kelas : .....................................
No. Absen : .....................................
2. Waktu
Hari/tanggal : .................................................................
Waktu : 30 menit
3. Petunjuk pengisian
a. Bacalah petunjuk sebelum mengisi kuesioner!
b. Sebelum menjawab, bacalah pertanyaan terlebih dahulu kemudian berikan
jawabanmu dengan jujur!
c. Berilah tanda centang () pada kolom yang sesuai dengan pikiranmu!
d. Jawaban tidak ada yang salah.
Keterangan:
SS : Sangat setuju
S : Setuju
TS : Tidak setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No Pertanyaan SS S TS STS
1 Ketika saya ingin bertanya, saya kesusahan menyusun kalimat
pertanyaan.
2 Saat guru bertanya, saya berusaha memikirkan jawaban yang
benar.
3 Saya akan bertanya sampai saya paham.
4 Saya asal-asalan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru.
5 Saya dapat membedakan pendapat yang benar dan yang salah
setelah diskusi bersama teman.
6 Saya dapat membuat pertanyaan sesuai dengan materi.
7 Saya langsung menerima pendapat dari teman tanpa diskusi.
8 Saya langsung mengumpulkan tugas tanpa meneliti kembali.
9 Saya lebih senang menyelesaikan soal tentang perubahan
bentuk energi berupa pilihan ganda.
10 Saya malas bertanya kepada guru, walaupun saya merasa
belum paham.
11 Saya mampu membuat kesimpulan dari materi yang sudah
dipelajari dengan bantuan guru.
12 Saya melewati soal tentang perubahan bentuk energi yang
sulit.
13 Saya memahami dengan mudah perintah dalam
kegiatan eksperimen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
14 Saya mempu membuat kesimpulan sendiri dari eksperiman
yang dilakukan.
15 Saya mendiskusikan pendapat yang berbeda dari teman
kelompok agar mendapatkan jawaban yang tepat.
16 Saya meneliti kembali hasil pekerjaan sebelum dikumpulkan
kepada guru.
17 Saya mengalami kesulitan untuk membedakan pendapat yang
benar dan yang salah.
18 Saya menyelesaikan permasalahan/soal perubahan bentuk
energi dengan menggunakan berbagai cara sampai
mendapatkan jawaban yang tepat.
19 Saya merasa kesulitan dalan memahami perintah dalam
kegiatan eksperimen.
20 Saya senang untuk terus berusaha menyelesaikan
permasalahan/soal perubahan bentuk energi yang menantang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 10 Validasi Kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 11 Sampel Kuesioner Siswa Kondisi Awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 12 Sampel Kuesioner Siswa Kondisi Akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 13 Silabus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK HARIAN
(RPPTH)
SIKLUS 1 PERTEMUAN 1
Satuan Pendidikan : SD Negeri Tegalrejo 2
Kelas/Semester : IV / 1 (satu)
Tema : 2. Selalu Berhemat Energi
Subtema : 2.1. Manfaat Energi
Pembelajaran Ke- : 1
Alokasi Waktu : 5 x 35 menit (4 JP)
Fokus Pembelajaran : IPA, IPS, Bahasa Indonesia
A. Kompetensi Inti (KI):
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman
dan berakhlak mulia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
B. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran
No Kompetensi Dasar No Indikator No Tujuan Pembelajaran
IPA
3.5 Memahami berbagai
bentuk sumber energi,
perubahan bentuk energi,
dan sumber energi
alternatif (angin, air,
matahari, panas bumi,
bahan bakar organik, dan
nuklir)
3.5.1 Mengidentifikasi
perubahan bentuk
energi cahaya
menjadi panas
dengan melakukan
eksperimen
sederhana.
3.5.1.1 Melalui diskusi, siswa
mampu
mengidentifikasi
perubahan bentuk
energi cahaya menjadi
panas dengan
melakukan eskperimen
sederhana secara tepat.
4.5 Menyajikan laporan hasil
pengamatan penelusuran
informasi tentang
berbagai perubahan
bentuk energi
4.5.1 Menyajikan
laporan hasil
pengamatan
perubahan bentuk
energi panas
menjadi panas dari
eksperimen
sederhana yang
telah dilakukan.
4.5.1.1 Setelah melakukan
eksperimen sederhana,
siswa mampu
menyajikan laporan
hasil pengamatan
perubahan bentuk
energi cahaya menjadi
panas yang terjadi
dengan sistematis.
Bahasa Indonesia
3.4 Membandingkan teks
petunjuk penggunaan
dua alat yang sama dan
berbeda
3.4.1 Membandingkan
teks petunjuk
pembuatan kipas
dengan dua cara
yang berbeda
3.4.1.1 Melalui proyek, siswa
mampu
membandingkan
petunjuk pembuatan
kipas dengan dua cara
yeng berbeda dengan
sistematis.
4.4 Menyajikan petunjuk
penggunaan alat dalam
bentuk teks tulis dan
vidual menggunakan
kosakata baku dan
kalimat efektif
4.4.1 Menyajikan teks
petunjuk
pembuatan kipas
dengan dua cara
yang berbeda
dengan
menggunakan
kosakata baku dan
kalimat efektif.
4.4.1.1 Siswa mampu
menyajikan teks
petunjuk pembuatan
kipas dengan dua cara
yeng berbeda dengan
menggunakan kosakata
yang berbeda dan
kalimat efektif secara
mandiri.
IPS
3.1 Mengidentifikasi
karakteristik ruang dan
pemanfaatan sumber
3.1.1 Menyebutkan
sumber daya dan
pemanfaatannya
3.1.1.1 Melalui diskusi, siswa
mampu menyebutkan
lima sumber daya dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
C. Materi Pembelajaran
IPA : Perubahan bentuk energi cahaya menjadi panas
Bahasa Indonesia : Teks petunjuk penggunaan atau pembuatan sesuatu
IPS : Sumber daya alam dan pemanfaatannya
D. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Tematik Intergratif, Saintifik
2. Model : Contextual Teaching Learning
3. Metode : Eksperiman, kerja kelompok, diskusi, penugasan
E. Media, Alat/Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media :
Power point (gambar tentang perubahan bentuk energi)
Lingkungan sekitar
Alat dan bahan untuk eksperimen
2. Alat/Bahan :
Buku dan alat tulis
Spidol
LCD proyektor
Alat dan bahan untuk percobaan Bakar Kertas Tanpa Api
(Kertas, tali rafia, lup, sinar matahari)
3. Sumber Belajar :
Kemendikbud. 2017. Buku Guru Tema 2 Kelas IV, Selalu
Berhemat Energi. Jakarta: Kemendikbud.
Kemendikbud. 2017. Buku Siswa Tema 2 Kelas IV, Selalu
Berhemat Energi. Jakarta: Kemendikbud.
daya alam untuk
kesejahteraan
masyarakat dari tingkat
kota/kabupaten sampai
tingkat provinsi
untuk
kesejahteraan
masyarakat
pemanfaatannya untuk
kesejahteraan
masyarakat dengan
benar.
4.1 Menyajikan hasil
identifikasi karakteristik
ruang dan pemanfaatan
sumber daya alam untuk
kesejahteraan
masyarakat dari tingkat
kota/kabupaten sampai
tingkat provinsi
4.1.1 Menyajikan hasil
identifikasi
sumber daya dan
pemanfaatannya
untuk
kesejahteraan
masyarakat.
4.1.1.1 Siswa mampu
menyampaikan hasil
identifikasi sumber
daya dan
pemanfaatannya untuk
kesejahteraan
masyarakat dengan
benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Sintaks Alokasi
waktu
Penggalan 1 (3x35menit)
Pendahuluan 1. Guru memberikan salam
2. Guru menyapa siswa
3. Guru meminta salah satu siswa untuk
memimpin doa.
Motivasi
4. Guru mengajak siswa untuk menyuarakan
yel-yel dan tepuk semangat.
Apersepsi
5. Guru menggali pengetahuan siswa dengan
bertanya mengenai materi yang telah
dipelajari minggu lalu.
6. Siswa menjawab pertanyaan dari guru.
Orientasi
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dilakukan hari ini yaitu mengenai
perubahan bentuk energi cahaya menjadi
panas.
Langkah 1
Guru menentukan
tujuan dari
percobaan
Langkah 2
Siswa dibagi ke
dalam beberapa
kelompok
Langkah 3
Guru bersama
siswa menyiapkan
alat dan bahan
untuk percobaan
Langkah 4
Setiap kelompok
dibagikan LKS
Langkah 5
10 menit
Kegiatan Inti 1. Siswa mengamati gambar yang ditayangkan
oleh guru mengenai perubahan bentuk energi
dalam kehidupan sehari-hari. (Mengamati)
2. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab
mengenai gambar (Menanya).
3. Siswa menyampaikan hasil pengamatan
dalam gambar (Mengomunikasikan).
4. Guru membentuk 4 kelompok yang terdiri
dari 6-7 siswa.
5. Guru menjelaskan aturan kegiatan eksperimen
sederhana yang akan dilakukan.
6. Siswa bersama guru menyiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan untuk
bereksperimen. Mengambil alat dan bahan
yang telah disediakan.
7. Siswa membaca instruksi eksperimen
sederhana yang akan dilakukan pada lembar
LKS.
8. Siswa melakukan eksperimen sederhana
65 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Bakar Kertas Tanpa Api mengenai perubahan
sumber energi cahaya menjadi panas.
(Mencoba dan Menalar)
9. Guru berkeliling saat siswa melakukan
percobaan dan mengarahkan siswa untuk
melakukan eksperimen sederhana.
10. Siswa mencatat hasil percobaan pada lembar
kerja yang sudah dibagikan.
11. Siswa berdiskusi dalam kelompok kerja
melakukan analisis data dan membuat
kesimpulan hasil percobaan.
12. Siswa membacakan teks laporan dan
menjelaskan hasil percobaan mereka.
(Mengomunikasikan)
13. Guru memberikan penguatan atas pekerjaan
siswa
Siswa melakukan
eksperimen atau
percobaan secara
runtut sesuai
langkah-langkah
percobaan dengan
bimbingan guru
Langkah 6
Siswa berdiskusi
secara kelompok
mengenai hasil
percobaan
menggunakan LKS
Langkah 7
Setiap kelompok
mempresentasikan
hasil percobaan
atau hasil kerja
kelompoknya
Langkah 8
Siswa bersama
guru
menyimpulkan
hasil percobaan.
Langkah 9
Guru mengevaluasi
hasil akhir
eksperimen
Penutup 1. Guru bersama siswa menyimpulkan dan
memberikan penguatan secara lisan dan
tertulis. (Menyimpulkan)
2. Guru meminta siswa untuk merefleksikan
secara lisan kegiatan yang telah dilakukan.
(Refleksi)
3. Siswa mengerjakan evaluasi mengenai materi
yang dibahas. (Tindak Lanjut)
4. Guru membagikan kuesioner refleksi setelah
melakukan eksperimen.
5. Siswa mengisi kuesioner dengan dibimbing
guru.
6. Guru mengkondisikan siswa untuk istirahat
keluar kelas.
30 menit
Penggalan 2 (2x35menit)
Pendahuluan 1. Guru menanyakan kegiatan apa saja yang
dilakukan siswa selama istirahat
Motivasi
2. Guru mengajak siswa bertepuk semangat
untuk menyemangatkan suasana belajar.
Apersepsi
3. Guru bersama siswa mengulas kembali
10 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
kegiatan pembelajaran sebelum istirahat.
Orientasi
4. Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi
dasar yang akan dicapai serta pembelajaran
yang akan dilaksanakan
Kegiatan Inti 1. Siswa mengamati gambar tentang kipas dari
kertas. (Mengamati)
2. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru
bagaimana cara membuatnya. (Menanya)
3. Siswa menyampaikan hasil pengamatan
(Mengomunikasikan)
4. Siswa bersama guru menyiapkan alat dan
bahan yang dibutuhkan untuk membuat kipas.
(Mencoba)
5. Siswa menuliskan dalam buku tugas cara atau
petunjuk pembuatan dan penggunaannya
(Menalar)
6. Siswa menyampaikan hasil pekerjaannya di
depan kelas. (Mengomunikasikan)
7. Siswa membaca teks bacaan hal 55-56.
(Mengamati)
8. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab
mengenai sumber daya alam dan
pemanfaatanya di sekitar rumah. (Menanya)
9. Siswa menyampaikan hasil identifikasi.
(Mengomunikasikan)
10. Siswa membuat tabel macam-macam sumber
daya alam serta pemanfaatannya. (Mencoba
dan Menalar)
11. Siswa membacakan hasil kerjanya di depan
kelas. (Mengomunikasikan)
50 menit
Kegiatan
Akhir
1. Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan
2. Siswa melakukan post test.
3. Siswa merefleksikan pembelajaran hari ini
4. Guru menutup pembelajaran dengan salam
dan doa
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
G. Teknik Penilaian
Ranah Indikator Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian Instrumen
Sikap
Spiritual
1.1.1 Menunjukkan sikap
syukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa atas
segala kebesaran Tuhan
yang menciptakan, serta
mewujudkannya dalam
pengamalan ajaran agama
yang dianutnya.
Observasi Turus
Lembar
observasi
Sikap Sosial 2.1.1 Menunjukkan sikap kritis
dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud
implementasi sikap kritis
dan ikut berperan dalam
melakukan percobaan dan
berdiskusi.
Observasi Turus Lembar
observasi
Kuesioner Skala
kuesioner
Lembar
kuesioner
Pengetahuan IPA
3.5.1 Mengidentifikasi
perubahan bentuk energi
cahaya menjadi panas
dengan melakukan
eksperimen sederhana.
Tes tertulis Uraian
Lembar
penilaian
uraian
Bahasa Indonesia
3.4.1 Membandingkan teks
petunjuk pembuatan kipas
dengan dua cara yang
berbeda Tes terulis Penugasan
Lembar
penilaian
penugasan IPS
3.1.1 Menyebutkan sumber
daya dan pemanfaatannya
untuk kesejahteraan
masyarakat
Keterampilan IPA
4.5.1 Menyajikan laporan hasil
pengamatan perubahan
bentuk energi cahaya
menjadi panas dari
eksperimen sederhana
yang telah dilakukan.
Observasi Turus Lembar
observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
LAMPIRAN
1. Materi Ajar
Perubahan Bentuk Energi
Perubahan energi adalah perubahan yang terjadi pada
energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Ada berbagai
bentuk energi seperti listrik, termal, nuklir, mekanik,
elektromagnetik, suara, dan kimia.
Suatu bentuk energi hanya bisa diubah menjadi
bentuk energi yang lain. Jika sudah berubah bentuk, pemanfaatan energi akan
terlihat secara maksimal. Perubahan bentuk energi bisa terjadi beberapa kali.
Misalnya, lampu. Sediakan baterai, kabel, dan lampu. Salah satu ujung kabel
hubungkan ke baterai dan ujung satunya lagi hubungkan ke lampu. Genre
listrik yang berasal dari baterai akan mengalir melalui kabel tersebut sehingga
membuat lampu menyala.
Setiap hari, matahari menyinari tumbuhan di muka bumi sehingga terjadi
perpindahan energi panas. Energi panas tersebut digunakan oleh tumbuhan
berfotosintesis. Dampak dari fotosintesis itu, tumbuhan memperoleh energi
kimia. Jika tumbuhan tersebut dikonsumsi oleh manusia atau hewan, manusia
atau hewan akan bisa melakukan aktivitas sebab mendapat energi dari
tumbuhan dan dikonsumsinya.
Melakukan Percobaan
Membakar Kertas Tanpa Api
Perubahan Energi Cahaya Menjadi Energi Panas
Alat dan Bahan :
Seutas tali rafia
Kertas
Lup
Sinar matahari
Langkah-langkah :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Carilah sinar matahari yang terik.
3. Pegang secarik kertas dan hadapkan lup di atas kertas hingga sinar ada
pantulan matahari secara langsung.
4. Fokuskan sinar matahari ke satu titik pada kertas selama beberapa menit.
5. Tetaplah memegang lup dan fokuskan sampai kertas terbakar.
6. Ambil tali refia, lakukan percobaan seperti pada kertas.
7. Lihat apa yang terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
2. Media Pembelajaran
a. Gambar-gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
LEMBAR KERJA SISWA
Indikator 3.5.1 Mengidentifikasi perubahan bentuk energi cahaya menjadi
panas dengan melakukan eksperimen sederhana.
Kita akan membuktikan perubahan bentuk energi cahaya menjadi energi panas.
Lakukan percobaan ini di luar kelas!
Nama anggota kelompok:
1. .............................................................
2. .............................................................
3. .............................................................
4. .............................................................
5. .............................................................
6. .............................................................
7. .............................................................
8. .............................................................
Tuliskan hasil percobaanmu pada kolom di bawah ini!
No Laporan Kegiatan Percobaan
1 Nama Percobaan:
2 Tujuan Percobaan:
3 Alat dan Bahan:
4 Langkah Kerja:
5 Hasil Percobaan:
6 Kesimpulan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
SOAL EVALUASI
Nama : .......................................................................
Kelas : .........................
No. Absen : .............
Kerjakan soal dibawah ini dengan jawaban yang tepat!
1. Buatlah satu buah pertanyaan berdasarkan gambar di samping!
Jawab:
......................................................................
2. Apa yang kamu ketahui tentang perubahan energi?
Jawab:
........................................................................................................................
3. Ketika lup diletakkan di atas kertas dan terkena sinar matahari langsung,
maka kertas tidak terjadi apa-apa. Bagaimana pendapatmu?
Jawab:
........................................................................................................................
4. Mengapa lupa dapat membakar kertas dan tali?
Jawab:
........................................................................................................................
5. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan kertas dan tali yang dibakar
dengan lup!
Jawab:
........................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
LEMBAR PENILAIAN
1. Sikap Spiritual
Indikator 1.1.1 Menunjukkan sikap syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas segala kebesaran Tuhan yang
menciptakan, serta mewujudkannya dalam
pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
Penilaian Penilaian sikap doa siswa.
Teknik Penilaian Observasi
Rubrik Sikap Spiritual
No. Kriteria Baik sekali
4
Baik
3
Kurang
2
Sangat kurang
1
1 Sikap
doa
Tangan
siswa
mengatup
di depan
dada, mata
terpejam,
dan posisi
duduk
tenang.
Tangan
siswa
mengatup
di depan
dada, mata
terpejam,
dan posisi
duduk
tidak
tenang.
Tangan
siswa
mengatup
di depan
dada, mata
terbuka,
dan badan
tidak
tenang.
Tangan siswa
tidak mengatup
di depan dada,
mata tidak
terpejam, dan
badan tidak
tenang.
Pedoman penilaian:
Penilaian = jumlah skor yang diperoleh x 100
4
2. Sikap Sosial
Indikator 2.1.1 Menunjukkan sikap kritis dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi sikap kritis dan ikut berperan
dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
Teknik Penilaian Observasi
Instrumen Lembar observasi
Rubrik Aspek Sikap Sosial
No Indikator Deskripsi
1 Mampu bertanya 1. Siswa mampu bertanya.
2
Mampu menjawab
pertanyaan
2. Siswa menjawab pertanyaan dari guru dengan
memikirkan jawaban yang benar.
3 Menganalisis
argumen/pendapat
3. Siswa mendiskusikan pendapat yang berbeda dari
teman kelompok
4. Siswa membedakan pendapat yang benar dan yang
salah setelah diskusi bersama teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
4 Memecahkan masalah 5. Siswa menyelesaikan permasalahan/soal sampai
mendapatkan jawaban yang tepat.
6. Siswa tidak menemukan kendala dalam
bereksperimen
5 Keterampilan
mengevaluasi dan
menilai hasil dari
pengamatan
7. Siswa meneliti kembali hasil pekerjaan sebelum
dikumpulkan kepada guru.
6 Membuat kesimpulan 8. Siswa mampu membuat kesimpulan sendiri dari
eksperimen yang dilakukan.
Pedoman penilaian:
Turus (|) = 1
3. Pengetahuan
Indikator 3.5.1 Mengidentifikasi perubahan bentuk energi cahaya menjadi
panas dengan melakukan eksperimen sederhana.
Teknik Penilaian Tes Tertulis
Instrumen Soal uraian
No Soal Jawaban Skor
1 Buatlah satu buah pertanyaan
berdasarkan
gambar di
samping!
Apa yang terjadi jika kertas dan tali di
dekatkan dengan lup di bawah sinar
matahari?
4
2 Apa yang kamu ketahui tentang
perubahan energi?
Perubahan energi adalah berubahan
pada energi yang terjadi sari suatu
bentuk energi menjadi energi lain.
4
3 Ketika lup diletakkan di atas
kertas dan terkena sinar matahari
langsung, maka kertas tidak
terjadi apa-apa. Bagaimana
pendapatmu?
Salah. Jika lupa diletakkan di atas
kertas yang terkena sinar matahari
langsung, maka kertas akan terbakar.
4
4 Mengapa lupa dapat membakar
kertas dan tali?
Kertas dan tali ketika lup memusatkan
panas cahaya matahari pada sebuah
titik pada kertas. Panas menjadi cukup
kuat untuk membakar kertas karena
lup meningkatkan pemusatan energi
matahari ke satu tempat.
4
5 Buatlah kesimpulan dari hasil
percobaan kertas dan tali yang
dibakar dengan lup!
Kertas dan tali terbakar saat lup di
letakkan dibawah sinar matahari
langsung.
4
Total 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
No.
Soal
Skor
4 3 2 1
1 Apabila pertanyaan
sesuai gambar,
struktur pertanyaan
benar, dan sesuai
materi perubahan
energi.
Apabila pertanyaan
sesuai gambar,
struktur pertanyaan
benar, tetapi tidak
sesuai materi
perubahan energi.
Apabila pertanyaan
sesuai dengan
gambar tetapi
struktur kalimat
tidak benar.
Apabila pertanyaan
tidak sesuai dengan
gambar.
2 Pengetahuan yang
dijelaskan cukup
banyak
Pengetahuan yang
dijelaskan sedikit.
Pengetahuan yang
diketahui tidak
dijelaskan.
Jawaban tidak
sesuai dengan
pertanyaan
3, 4,
5
Apabila jawaban
benar dan lengkap
disertai penjelasan
yang benar
Apabila jawaban
benar dan disertai
penjelasan tetapi
kurang tepat
Apabila jawaban
benar tetapi tidak
disertai penjelasan,
hanya secara
singkat
Apabila jawaban
tidak tepat dan atau
tidak disertai
penjelasan
Pedoman penskoran:
4. Keterampilan
Indikator IPA
4.5.1 Menyajikan laporan hasil pengamatan perubahan bentuk energi
cahaya menjadi panas dari eksperimen sederhana yang telah
dilakukan.
Bahasa Indonesia
4.4.1 Menyajikan teks petunjuk pembuatan kipas dengan dua cara
yang berbeda dengan menggunakan kosakata baku dan kalimat
efektif.
IPS
4.1.1 Menyajikan hasil identifikasi sumber daya dan pemanfaatannya
untuk kesejahteraan masyarakat.
Teknik Penilaian Observasi
Instrumen Lembar penilaian obervasi
Kriteria Sangat baik Baik Cukup
Perlu
Pendampingan
4 3 2 1
Penyajian
teks
petunjuk
Laporan tertulis
sangat sesuai
dengan teks
Laporan tertulis
cukup sesuai
dengan teks
Laporan tertulis
kurang sesuai
dengan teks
Laporan tertulis
belum sesuai
dengan teks
Teks
petunjuk
Mampu
menerjemahkan
Mampu
menerjemahkan
Mampu
menerjemahkan
Belum mampu
menerjemahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
tertulis
dan
visual
teks petunjuk
visual membuat
kipas hingga
menjadi kipas
dengan tepat
teks petunjuk
visual membuat
kipas hingga
menjadi kipas
dengan cukup
tepat
teks petunjuk
visual membuat
kipas hingga
menjadi kipas
dengan kurang
tepat
teks petunjuk teks
vidual membuat
kipas hingga
menjadi kipas
dengan tepat
Mandiri Tugas
diselesaikan
dengan mandiri
Sebagian besar
tugas
diselesaikan
dengan mandiri
Tugas
diselesaikan
dengan motivsi
dan bimbigan
guru
Belum dapat
menyelesaikan
tugas meski telah
diberikan motivasi
dan bimbingan
Pedoman penilaian:
Penilaian = jumlah skor yang diperoleh x 100
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK HARIAN
(RPPTH)
SIKLUS 1 PERTEMUAN 2
Satuan Pendidikan : SD Negeri Tegalrejo 2
Kelas/Semester : IV / 1 (satu)
Tema : 2. Selalu Berhemat Energi
Subtema : 2.1. Manfaat Energi
Pembelajaran Ke- : 2
Alokasi Waktu : 5 x 35 menit (4 JP)
Fokus Pembelajaran : IPA, PPKn
A. Kompetensi Inti (KI):
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah
dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
B. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran
C. Materi Pembelajaran
IPA : Perubahan bentuk energi angin menjadi gerak
PPKn : Hak dan kewajiban dalam kehidupan masayrakat.
D. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Tematik Intergratif, Saintifik
2. Model : Contextual Teaching Learning
3. Metode : Eksperimen, kerja kelompok, diskusi, penugasan
E. Media, Alat/Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media :
Power point (gambar tentang sumber energi angin)
Lingkungan sekitar
Alat dan bahan untuk eksperimen
No Kompetensi Dasar No Indikator No Tujuan Pembelajaran
IPA
3.5 Memahami berbagai bentuk
sumber energi, perubahan
bentuk energi, dan sumber
energi alternatif (angin, air,
matahari, panas bumi,
bahan bakar organik, dan
nuklir)
3.5.2 Mengidentifikasi
perubahan bentuk
energi angin menjadi
gerak dengan
melakukan eksperimen
sederhana.
3.5.2.1 Melalui diskusi, siswa
mampu mengidentifikasi
perubahan bentuk energi
angin
menjadi gerak dengan
melakukan eskperimen
sederhana secara tepat.
4.5 Menyajikan laporan hasil
pengamatan penelusuran
informasi tentang berbagai
perubahan bentuk energi
4.5.2 Menyajikan laporan
hasil pengamatan
perubahan bentuk
energi angin menjadi
gerak dari eksperimen
sederhana yang telah
dilakukan.
4.5.2.1 Setelah melakukan
eksperimen sederhana,
siswa mampu menyajikan
laporan hasil pengamatan
perubahan bentuk energi
angin menjadi gerak yang
terjadi dengan sistematis.
PPKn
3.2 Mengidentifikasi
pelaksanaan kewajiban dan
hak sebagai warga
masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari
3.2.1 Menyebutkan contoh
pelaksanaan hak dan
kewajiban secara
seimbang
3.2.1.1 Melalui diskusi, siswa
mampu menunjukkan
contoh melaksanakan hak
dan kewajiban secara
seimbang dengan tepat.
4.2 Menyajikan hasil
identifikasi pelaksanaan
kewajiban dan hak sebagai
warga masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari
4.2.1 Menceritakan
pengalaman diri
melaksanakan hak dan
kewajiban secara
seimbang dalam
kehidupana
masyarakat.
4.2.1.1 Siswa mampu
menceritakan pengalaman
diri melaksanakan hak
dan kewajiban secara
seimbang dalam
kehidupan masyarakat
dengan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
2. Alat/Bahan :
Buku
Alat tulis
Spidol
LCD proyektor
Alat dan bahan untuk percobaan (sedotan, balon, benang, guntung,
selotip)
3. Sumber Belajar :
Kemendikbud. 2017. Buku Guru Tema 2 Kelas IV, Selalu Berhemat
Energi. Jakarta: Kemendikbud.
Kemendikbud. 2017. Buku Siswa Tema 2 Kelas IV, Selalu Berhemat
Energi. Jakarta: Kemendikbud.
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Sintaks Alokasi
waktu
Penggalan 1 (3x35menit)
Pendahuluan 1. Guru memberikan salam
2. Guru menyapa siswa
3. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin
doa.
Motivasi
4. Guru mengajak siswa untuk menyuarakan yel-yel
dan tepuk semangat.
Apersepsi
5. Guru menggali pengetahuan siswa dengan
bertanya mengenai materi yang telah dipelajari
minggu lalu.
6. Siswa menjawab pertanyaan dari guru.
Orientasi
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dilakukan hari ini yaitu mengenai
perubahan bentuk energi angin menjadi gerak.
Langkah 1
Guru menentukan
tujuan dari percobaan
Langkah 2
Siswa dibagi ke dalam
beberapa kelompok
10
menit
Kegiatan Inti 1. Siswa mengamati gambar yang ditayangkan oleh
guru mengenai perubahan bentuk energi angin
dalam kehidupan sehari-hari. (Mengamati)
2. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab
mengenai gambar (Menanya).
3. Siswa menyampaikan hasil pengamatan dalam
gambar (Mengomunikasikan).
4. Guru membentuk kelompok kerja sebanyak 4-5
siswa.
5. Guru menjelaskan aturan kegiatan eksperimen
sederhana yang akan dilakukan.
65
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
6. Siswa bersama guru menyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan untuk bereksperimen.
Mengambil alat dan bahan yang telah disediakan.
7. Siswa membaca instruksi eksperimen sederhana
yang akan dilakukan pada lembar LKS.
8. Siswa melakukan eksperimen sederhana
mengenai perubahan sumber energi angin menjadi
gerak. (Mencoba dan Menalar)
9. Guru berkeliling saat siswa melakukan percobaan
dan mengarahkan siswa untuk melakukan
eksperimen sederhana.
10. Siswa mencatat hasil percobaan pada lembar kerja
yang sudah dibagikan.
11. Siswa berdiskusi dalam kelompok kerja
melakukan analisis data dan membuat kesimpulan
hasil percobaan.
12. Siswa membacakan teks laporan dan menjelaskan
hasil percobaan mereka. (Mengomunikasikan)
13. Guru meberikan penguatan atas pekerjaan siswa
Langkah 3
Guru bersama siswa
menyiapkan alat dan
bahan untuk percobaan
Langkah 4
Setiap kelompok
dibagikan LKS
Langkah 5
Siswa melakukan
eksperimen atau
percobaan secara
runtut sesuai langkah-
langkah percobaan
dengan bimbingan
guru
Langkah 6
Siswa berdiskusi
secara kelompok
mengenai hasil
percobaan
menggunakan LKS
Langkah 7
Setiap kelompok
mempresentasikan
hasil percobaan atau
hasil kerja
kelompoknya
Langkah 8
Siswa bersama guru
menyimpulkan hasil
percobaan.
Langkah 9
Guru mengevaluasi
hasil akhir eksperimen
Penutup 7. Guru bersama siswa menyimpulkan dan
memberikan penguatan secara lisan dan tertulis.
(Menyimpulkan)
8. Guru meminta siswa untuk merefleksikan secara
lisan kegiatan yang telah dilakukan. (Refleksi)
9. Siswa mengerjakan evaluasi mengenai materi
yang dibahas. (Tindak Lanjut)
10. Guru membagikan kuesioner refleksi setelah
melakukan eksperimen.
11. Siswa mengisi kuesioner dengan dibimbing guru.
12. Guru mengondisikan siswa untuk istirahat keluar
kelas.
30
menit
Penggalan 2 (2x35menit)
Pendahuluan 1. Guru menanyakan kegiatan apa saja yang
dilakukan siswa selama istirahat
Motivasi
2. Guru mengajak siswa bertepuk semangat untuk
10
Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
menyemangatkan suasana belajar.
Apersepsi
3. Guru bersama siswa mengulas kembali kegiatan
pembelajaran sebelum istirahat.
Orientasi
4. Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi dasar
yang akan dicapai serta pembelajaran yang akan
dilaksanakan
Kegiatan Inti 1. Siswa membaca teks menghemat kertas yang ada
di buku. (Mengamati)
2. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru
bagaimana cara membuatnya. (Menanya)
3. Siswa menyampaikan hasil pengamatan
(Mengomunikasikan)
4. Siswa menuliskan sebanyak-banyaknya manfaat
kertas pada tabel. (Mencoba dan Menalar)
5. Siswa menyampaikan hasil pekerjaannya
(Mengomunikasikan)
6. Guru memberi penguatan atas jawaban siswa.
7. Siswa membayangkan jika tidak ada kertas
dengan bimbingan guru (Mengamati dan
Menanya)
8. Siswa menyampaikan hasil identifikasi.
(Mengomunikasikan)
9. Siswa menuliskan hasil identifikasi mengenai
menghemat kertas terkait hak dan kewajiban
(Mencoba dan Menalar).
10. Siswa membacakan hasil kerjanya di depan kelas.
(Mengomunikasikan)
11. Guru memberikan penguatan atas jawaban siswa.
50
menit
Kegiatan
Akhir
1. Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan
2. Siswa melakukan post test.
3. Siswa merefleksikan pembelajaran hari ini
4. Guru menutup pembelajaran dengan salam dan
doa
10
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
G. Teknik Penilaian
Ranah Indikator Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian Instrumen
Sikap
Spiritual
1.1.1 Menunjukkan sikap
syukur kepada
Tuhan Yang Maha
Esa atas segala
kebesaran Tuhan
yang menciptakan,
serta
mewujudkannya
dalam pengamalan
ajaran agama yang
dianutnya.
Observasi Turus
Lembar
observasi
Sikap Sosial 2.1.1 Menunjukkan sikap
kritis dalam aktivitas
sehari-hari sebagai
wujud implementasi
sikap kritis dan ikut
berperan dalam
melakukan
percobaan dan
berdiskusi.
Observasi Turus Lembar
observasi
Kuesioner Skala
kuesioner
Lembar
kuesioner
Pengetahuan IPA
3.5.2 Mengidentifikasi
perubahan bentuk
energi angin menjadi
gerak dengan
melakukan
eksperimen
sederhana.
Tes tertulis Uraian
Lembar
penilaian
uraian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
LAMPIRAN
1. Materi Ajar
Energi Angin
Banyak kegiatan yang memanfaatkan energi angin. Misalnya, pada permainan
layang, layang, olahraga terbang layang, perahu layar. Namun, angin yang sangat
besar dapat menimbulkan bencana. Angin adalah sumber energi alternatif yang
murah dan tidak mengakibatkan polusi. Energi angin juga dapat dipakai pada kincir
angin yang menghasilkan listrik. Baling-baling pada kincir angin akan berputar cepat
apabila ada angin besar yang bertiup. Putaran ini dapat menggerakkan turbin pada
suatu pembangkit tenaga listrik. Jadi, energi angin dapat dijadikan sumber
pembangkit energi listrik. Di negara Belanda, kincir angin digunakan untuk
memompa air guna mengeringkan tanah. Kincir angin seperti ini juga dibangun di
tempat-tempat yang rawan banjir, untuk memompa air. Karena banyaknya kincir
angin di negara Belanda, sampai negara tersebut di juluki negara Kincir Angin.
Eksperimen Sederhana
Balon Mesin Jet
Disekitar kita banyak sekali benda-benda yang bisa disusun ulang menjadi
sesuatu yang bisa dimanfaatkan ulang. Kita akan membuat mainan balon mesin jet
degan tenaga Angin. Mari kita siapkan bahan-bahan yang diperlukan, pasti bisa
ditemukan disekitar kita. Berikut bahan-bahan yang diperlukan :
1 sedotan plastik
1 selotip/lakban
3 meter benang
1 buah balon
Yang kamu lakukan:
1. Masukkan salah satu ujung benang ke dalam sedotan.
2. Tarik dan rentangan benang dengan memegang salah satu ujung benang
dengan bantuan dua teman
3. Jaga benang jangan sampai putus
4. Tiup balon lalu pegang lehernya agar udara tidak keluar, jangan diikat.
5. Letakkan balon pada sedotan menggunakan selotip di bagian depan dan
belakang.
6. Letakkan balon pada salah satu ujung tali.
7. Lepaskan leher balon sehingga balon menyembur keluar.
8. Amati apa yang terjadi.
9. Kamu bisa coba menggunakan balon yang ukurannya berbeda dengan
panjang tali yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
2. Media Pembelajaran
b. Gambar-gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
LEMBAR KERJA SISWA
Indikator 3.5.2 Mengidentifikasi perubahan bentuk energi angin menjadi gerak
dengan melakukan eksperimen sederhana.
Kita akan membuktikan perubahan bentuk energi angin menjadi energi gerak. Lakukan
percobaan ini di luar kelas!
Nama anggota kelompok:
1. .............................................................
2. .............................................................
3. .............................................................
4. .............................................................
5. .............................................................
6. .............................................................
7. .............................................................
Tuliskan hasil percobaanmu pada kolom di bawah ini!
No Laporan Kegiatan Percobaan
1 Nama Percobaan:
2 Tujuan Percobaan:
3 Alat dan Bahan:
4 Langkah Kerja:
5 Hasil Percobaan:
6 Kesimpulan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
EVALUASI
Nama : ............................................................
No. Absen : ...........................
Kerjakan soal dibawah ini dengan jawaban yang tepat!
1. Buatlah satu buah pertanyaan berdasarkan gambar di bawah ini!
Jawab:
.................................................................................
2. Sebutkan benda apa saya yang merubah bentuk energi angin menjadi energi
gerak!
Jawab:
..............................................................................................................................
3. Jika leher balon dibuka maka udara dalam balon akan habis dan balon akan
meluncur. Jelaskan pendapatmu?
Jawab:
..............................................................................................................................
4. Bagaimana cara agar jet balon dapat bergerak maju?
Jawab:
..............................................................................................................................
5. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan balon mesin jet!
Jawab:
..............................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
LEMBAR PENILAIAN
1. Sikap Spiritual
Indikator 1.1.1 Menunjukkan sikap syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas segala kebesaran Tuhan yang menciptakan,
serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama
yang dianutnya.
Penilaian Penilaian sikap doa siswa.
Teknik Penilaian Observasi
Rubrik Sikap Spiritual
No. Kriteria Baik sekali
4
Baik
3
Kurang
2
Sangat kurang
1
1 Sikap doa Tangan siswa
mengatup di
depan dada,
mata terpejam,
dan posisi
duduk tenang.
Tangan siswa
mengatup di
depan dada,
mata terpejam,
dan posisi
duduk tidak
tenang.
Tangan siswa
mengatup di
depan dada,
mata terbuka,
dan badan
tidak tenang.
Tangan siswa
tidak mengatup
di depan dada,
mata tidak
terpejam, dan
badan tidak
tenang.
Pedoman penilaian:
Penilaian = jumlah skor yang diperoleh x 100
4
2. Sikap Sosial
Indikator 2.1.1 Menunjukkan sikap kritis dalam aktivitas sehari-hari sebagai
wujud implementasi sikap kritis dan ikut berperan dalam
melakukan percobaan dan berdiskusi.
Teknik Penilaian Observasi
Instrumen Lembar observasi
Rubrik Aspek Sikap Sosial
No Indikator Deskripsi
1 Mampu bertanya 1. Siswa mampu bertanya.
2
Mampu menjawab
pertanyaan
2. Siswa menjawab pertanyaan dari guru dengan
memikirkan jawaban yang benar.
3 Menganalisis
argumen/pendapat
3. Siswa mendiskusikan pendapat yang berbeda dari
teman kelompok
4. Siswa membedakan pendapat yang benar dan yang
salah setelah diskusi bersama teman
4 Memecahkan masalah 5. Siswa menyelesaikan permasalahan/soal sampai
mendapatkan jawaban yang tepat.
6. Siswa tidak menemukan kendala dalam
bereksperimen
5 Keterampilan 7. Siswa meneliti kembali hasil pekerjaan sebelum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
mengevaluasi dan
menilai hasil dari
pengamatan
dikumpulkan kepada guru.
6 Membuat kesimpulan 8. Siswa mampu membuat kesimpulan sendiri dari
eksperimen yang dilakukan.
Pedoman penilaian:
Turus (|) = 1
3. Pengetahuan
Indikator 3.5.2 Mengidentifikasi perubahan bentuk energi angin menjadi gerak
dengan melakukan eksperimen sederhana.
Teknik Penilaian Tes Tertulis
Instrumen Soal uraian
No Soal Jawaban Skor
1 Buatlah satu buah
pertanyaan berdasarkan
gambar di bawah ini!
Apa funsi dari balon tersebut? 2
2 Sebutkan benda apa saya yang
merubah bentuk energi angin
menjadi energi gerak!
Kincir angin, mobil tenaga balon,
balon mesin jet
2
3 Jika leher balon dibuka maka udara
dalam balon akan habis dan balon
akan meluncur. Jelaskan
pendapatmu?
Saya setuju, jika tutup balon
dibuka maka udara akan keluar dan
akan mendorong balon untuk
maju.
2
4 Bagaimana cara agar jet balon dapat
bergerak maju?
Tiup balon hingga cukup besar,
kemudian lepas petutup balon dan
letakan di tempat datar. balon akan
bergerak maju.
2
5 Buatlah kesimpulan dari hasil
percobaan balon mesin jet!
Dari percobaan balon mesin jet
dapat disimpulkan bahwa terjadi
perubahan bentuk energi angin
menjadi energi gerak.
2
Total 10
No.
Soal
Skor
4 3 2 1
1 Apabila pertanyaan
sesuai gambar,
struktur pertanyaan
benar, dan sesuai
materi perubahan
energi.
Apabila pertanyaan
sesuai gambar,
struktur pertanyaan
benar, tetapi tidak
sesuai materi
perubahan energi.
Apabila pertanyaan
sesuai dengan
gambar tetapi
struktur kalimat
tidak benar.
Apabila pertanyaan
tidak sesuai dengan
gambar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
4. Keterampilan
Indikator IPA
4.5.2 Menyajikan laporan hasil pengamatan perubahan bentuk energi angin
menjadi gerak dari eksperimen sederhana yang telah dilakukan.
PPKn
4.2.1 Menceritakan pengalaman diri melaksanakan hak dan kewajiban
secara seimbang dalam kehidupana masyarakat.
Teknik Penilaian Observasi
Instrumen Lembar penilaian obervasi
Kriteria Sangat baik Baik Cukup
Perlu
Pendampingan
4 3 2 1
Penyajian
teks
petunjuk
Laporan tertulis
sanat sesuai dengan
teks
Laporan tertulis
cukup sesuai dengan
teks
Laporan tertulis
kurang sesuai
dengan teks
Laporan tertulis
belum sesuai
dengan teks
Teks
petunjuk
tertulis
dan visual
Mampu
menerjemahkan teks
petunjuk visual
membuat kipas
hingga menjadi
kipas dengan tepat
Mampu
menerjemahkan teks
petunjuk visual
membuat kipas
hingga menjadi
kipas dengan cukup
tepat
Mampu
menerjemahkan teks
petunjuk visual
membuat kipas
hingga menjadi
kipas dengan kurang
tepat
Belum mampu
menerjemahkan teks
petunjuk teks vidual
membuat kipas
hingga menjadi
kipas dengan tepat
Mandiri Tugas diselesaikan
dengan mandiri
Sebagian besar
tugas diselesaikan
dengan mandiri
Tugas diselesaikan
dengan motivsi dan
bimbingan guru
Belum dapat
menyelesaikan
tugas meski telah
diberikan motivasi
dan bimbingan
Pedoman penilaian:
Penilaian = jumlah skor yang diperoleh x 100
16
Lampiran 15 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
2 Pengetahuan yang
dijelaskan cukup
banyak
Pengetahuan yang
dijelaskan sedikit.
Pengetahuan yang
diketahui tidak
dijelaskan.
Jawaban tidak
sesuai dengan
pertanyaan
3, 4,
5
Apabila jawaban
benar dan lengkap
disertai penjelasan
yang benar
Apabila jawaban
benar dan disertai
penjelasan tetapi
kurang tepat
Apabila jawaban
benar tetapi tidak
disertai penjelasan,
hanya secara
singkat
Apabila jawaban
tidak tepat dan atau
tidak disertai
penjelasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK HARIAN
(RPPTH)
SIKLUS 2 PERTEMUAN 1
Satuan Pendidikan : SD Negeri Tegalrejo 2
Kelas/Semester : IV / 1 (satu)
Tema : 2. Selalu Berhemat Energi
Subtema : 2.1. Manfaat Energi
Pembelajaran Ke- : 3
Alokasi Waktu : 5 x 35 menit (3 JP)
Fokus Pembelajaran : IPA, Bahasa Indonesia
A. Kompetensi Inti (KI):
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah
dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
B. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran
C. Materi Pembelajaran
IPA : Perubahan bentuk energi air menjadi gerak
Bahasa Indonesia : Teks petunjuk cara aman menggunakan listrik
D. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Tematik Intergratif, Saintifik
2. Model : Contextual Teaching Learning
3. Metode : Eksperiman, kerja kelompok, diskusi, penugasan
E. Media, Alat/Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media :
Power point (gambar tentang sumber energi air)
Lingkungan sekitar
Alat dan bahan untuk eksperimen
No Kompetensi Dasar No Indikator No Tujuan Pembelajaran
IPA
3.5 Memahami berbagai bentuk
sumber energi, perubahan
bentuk energi, dan sumber
energi alternatif (angin, air,
matahari, panas bumi,
bahan bakar organik, dan
nuklir)
3.5.3 Mengidentifikasi
perubahan bentuk
energi air menjadi
gerak dengan
melakukan eksperimen
sederhana.
3.5.3.1 Melalui diskusi, siswa
mampu mengidentifikasi
perubahan bentuk energi air
menjadi gerak dengan
melakukan eskperimen
sederhana secara tepat.
4.5 Menyajikan laporan hasil
pengamatan penelusuran
informasi tentang berbagai
perubahan bentuk energi
4.5.3 Menyajikan laporan
hasil pengamatan
perubahan bentuk
energi air menjadi
gerak dari eksperimen
sederhana yang telah
dilakukan.
4.5.3.1 Setelah melakukan
eksperimen sederhana,
siswa mampu menyajikan
laporan hasil pengamatan
perubahan bentuk energi air
menjadi gerak yang terjadi
dengan sistematis.
Bahasa Indonesia
3.4 Membandingkan teks
petunjuk penggunaan dua
alat yang sama dan berbeda
3.4.2 Menjelaskan petunjuk
cara aman
menggunakan listrik ke
dalam bentuk teks tulis
3.4.2.1 Melalui diskusi, siswa
mampu menjelaskan
petunjukk cara aman
menggunakan listrik ke
dalam bentuk teks tulis
dengan tepat.
4.4 Menyajikan petunjuk
penggunaan alat dalam
bentuk teks tulis dan vidual
menggunakan kosakata
baku dan kalimat efektif
4.4.2 Menyajikan teks
petunjuk cara aman
menggunakan listrik
sesuai teks visuall
secara berurutan dan
sistematis.
4.4.2.1 Siswa mampu menceritakan
petunjuk cara aman
menggunakan listrik sesuai
teks visual secara berurutan
dan sisetematis dengan
mandiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
2. Alat/Bahan :
Buku
Alat tulis
Spidol
LCD proyektor
Alat dan bahan untuk percobaan (4 buah tutup botol, kardus bekas,
sedotan, lidi, plester, balon, karet gelang, dan gunting)
3. Sumber Belajar :
Kemendikbud. 2017. Buku Guru Tema 2 Kelas IV, Selalu Berhemat
Energi. Jakarta: Kemendikbud.
Kemendikbud. 2017. Buku Siswa Tema 2 Kelas IV, Selalu Berhemat
Energi. Jakarta: Kemendikbud.
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Sintaks Alokasi
waktu
Penggalan 1 (3x35menit)
Pendahuluan 1. Guru memberikan salam
2. Guru menyapa siswa
3. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin
doa.
Motivasi
4. Guru mengajak siswa untuk menyuarakan yel-yel
dan tepuk semangat.
Apersepsi
5. Guru menggali pengetahuan siswa dengan bertanya
mengenai materi yang telah dipelajari minggu lalu.
6. Siswa menjawab pertanyaan dari guru.
Orientasi
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dilakukan hari ini yaitu mengenai perubahan bentuk
energi air menjadi gerak.
Langkah 1
Guru menentukan
tujuan dari percobaan
Langkah 2
Siswa dibagi ke
dalam beberapa
kelompok
Langkah 3
Guru bersama siswa
10 menit
Kegiatan Inti 1. Siswa mengamati gambar yang ditayangkan oleh
guru mengenai perubahan bentuk energi air dalam
kehidupan sehari-hari. (Mengamati)
2. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab
mengenai gambar (Menanya).
3. Siswa menyampaikan hasil pengamatan dalam
gambar (Mengomunikasikan).
4. Guru membentuk kelompok kerja sebanyak 4 siswa.
5. Guru menjelaskan aturan kegiatan eksperimen
sederhana yang akan dilakukan.
6. Siswa bersama guru menyiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan untuk bereksperimen. Mengambil
65 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
alat dan bahan yang telah disediakan.
7. Siswa membaca instruksi eksperimen sederhana yang
akan dilakukan pada lembar LKS.
8. Siswa melakukan eksperimen sederhana mengenai
perubahan sumber energi air menjadi gerak.
(Mencoba dan Menalar)
9. Guru berkeliling saat siswa melakukan percobaan
dan mengarahkan siswa untuk melakukan
eksperimen sederhana.
10. Siswa mencatat hasil percobaan dalam bentuk tabel
pada lembar kerja yang sudah dibagikan.
11. Siswa berdiskusi dalam kelompok kerja melakukan
analisis data dan membuat kesimpulan hasil
percobaan.
12. Siswa membacakan teks laporan dan menjelaskan
hasil percobaan mereka. (Mengomunikasikan)
13. Guru memberikan penguatan atas pekerjaan siswa
menyiapkan alat dan
bahan untuk
percobaan
Langkah 4
Setiap kelompok
dibagikan LKS
Langkah 5
Siswa melakukan
eksperimen atau
percobaan secara
runtut sesuai
langkah-langkah
percobaan dengan
bimbingan guru
Langkah 6
Siswa berdiskusi
secara kelompok
mengenai hasil
percobaan
menggunakan LKS
Langkah 7
Setiap kelompok
mempresentasikan
hasil percobaan atau
hasil kerja
kelompoknya
Langkah 8
Siswa bersama guru
menyimpulkan hasil
percobaan.
Langkah 9
Guru mengevaluasi
hasil akhir
eksperimen
Penutup 1. Guru bersama siswa menyimpulkan dan memberikan
penguatan secara lisan dan tertulis.
(Menyimpulkan)
2. Guru meminta siswa untuk merefleksikan secara
lisan kegiatan yang telah dilakukan. (Refleksi)
3. Siswa mengerjakan evaluasi mengenai materi yang
dibahas. (Tindak Lanjut)
4. Guru membagikan kuesioner refleksi setelah
melakukan eksperimen.
5. Siswa mengisi kuesioner dengan dibimbing guru.
6. Guru mengondisikan siswa untuk istirahat keluar
kelas.
30 menit
Penggalan 2 (2x35menit)
Pendahuluan 1. Guru menanyakan kegiatan apa saja yang dilakukan
siswa selama istirahat
Motivasi
2. Guru mengajak siswa bertepuk semangat untuk
menyemangatkan suasana belajar.
Apersepsi
10 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
3. Guru bersama siswa mengulas kembali kegiatan
pembelajaran sebelum istirahat.
Orientasi
4. Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi dasar
yang akan dicapai serta pembelajaran yang akan
dilaksanakan
Kegiatan Inti 1. Siswa mengamati gambar seorang anak yang
bermain layangan di dekat tiang dan kabel listrik.
(Mengamati)
2. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang
gambar yang ditanyangkan. (Menanya)
3. Siswa menyampaikan hasil pengamatan dan guru
memberikan penguatan tentang bahaya arus listrik.
(Mengomunikasikan)
4. Siswa menuliskan beragam benda elektronik dan
bahaya yang dapat ditimbulkan dari benda tersebut.
(Mencoba)
5. Siswa menganalisis cara aman menggunakan benda-
benda elektronik tersebut. (Menalar)
6. Siswa menyampaikan hasil pekerjaannya di depan
kelas. (Mengomunikasikan)
7. Guru memberikan penguatan atas jawaban siswa.
50 menit
Kegiatan
Akhir
1. Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan
2. Siswa melakukan post test.
3. Siswa merefleksikan pembelajaran hari ini
4. Guru menutup pembelajaran dengan salam dan doa
10 menit
G. Teknik Penilaian
Ranah Indikator Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian Instrumen
Sikap
Spiritual
1.1.1 Menunjukkan
sikap syukur
kepada Tuhan
Yang Maha Esa
atas segala
kebesaran Tuhan
yang
menciptakan, serta
mewujudkannya
dalam pengamalan
ajaran agama yang
dianutnya.
Observasi Turus
Lembar
observasi
Sikap Sosial 2.1.1 Menunjukkan
sikap kritis dalam Observasi Turus
Lembar
observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
aktivitas sehari-
hari sebagai
wujud
implementasi
sikap kritis dan
ikut berperan
dalam melakukan
percobaan dan
berdiskusi.
Kuesioner Skala
kuesioner
Lembar
kuesioner
Pengetahuan IPA
3.5.3 Mengidentifikasi
perubahan bentuk
energi air menjadi
gerak dengan
melakukan
eksperimen
sederhana.
Tes tertulis Uraian
Lembar
penilaian
uraian
Bahasa Indonesia
3.4.2 Menjelaskan
petunjuk cara
aman
menggunakan
listrik ke dalam
bentuk teks tulis.
Tes terulis Penugasan
Lembar
penilaian
penugasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
LAMPIRAN
1. Materi Ajar
Contoh Bentuk Energi Air dalam Kehidupan
Tenaga air yang memanfaaatkan gerakan air
biasanya didapat dari sungai yang dibendung. Pada
bagian bawah terdapat lubang-lubang saluran air. Pada
lubang-lubang tersebut terdapat turbin yang berfungsi
mengubah energi kinetik dari gerakan air manjadi energi
listrik. Energi listrik yang berasal dari energi kinetik air
disebut “hydroelectric”.
Air merupakan sumber energi yang murah dan
relatif mudah didapat, karena pada air tersimpan energi
potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik (pada air
mengalir). Tenaga air (Hydropower) adalah energi yang
diperoleh dari air yang mengalir. Energi yang dimiliki
air dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam wujud energi mekanis maupun energi
listrik. Pemanfaatan energi air banyak dilakukan dengan menggunakan kincir air atau
turbin air yang memanfaatkan adanya suatu air terjun atau aliran air di sungai. Sejak awal
abad 18 kincir air banyak dimanfaatkan sebagai penggerak penggilingan gandum,
penggergajian kayu dan mesin tekstil. Memasuki abad 19 turbin air mulai dikembangkan.
Kincir Air
Energi merupakan kemampuan untuk melakukan gerak. Air yang mengalir
mempunyai energi untuk menggerakkan benda. Salah satu alat yang memanfaatkan
energi gerak air adalah kincir air.
Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat, karena pada
air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik (pada air mengalir).
Tenaga air (Hydropower) adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Energi
yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam wujud energi mekanis
maupun energi listrik. Pemanfaatan energi air banyak dilakukan dengan menggunakan
kincir air yang memanfaatkan adanya suatu air terjun atau aliran air di sungai.
Kincir air adalah sebuah bangunan air berbentuk lingkaran yang dibangun di
sungai. Alat ini berputar pada sumbunya karena adanya dorongan aliran air sungai yang
cukup deras. Sejalan dengan berputarnya kincir, alat ini sekaligus mengambil air dari
sungai dan menumpahkannya ke talang/ penampung air di bagian puncaknya. Selanjutnya
air dari talang didistribusikan secara gravitasi ke daerah yang membutuhkan.
Prinsip Kerja Kincir Air
Cara kerja dari kincir air ini adalah dengan memasang papan kayu sebagai tempat
mengarahkan air menuju putaran kincir. Kemudian pada kincir dipasangi turbin kecil, dan
magnet. Pada kincir juga dipasangi tali karet untuk mengubungkan putaran turbin besar
dan turbin kecil yang akhirnya dapat memutarkan magnet.Arus listrik yang dihasilkan
dipengaruhi oleh derasnya air yang mengalir menuju putaran magnet. Semakin deras air
maka semakin cepat putaran magnet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Putaran magnet yang cepat maka akan menghasilkan arus listrik yang besar. Dari
arus yang dihasilkan magnet itu, kita dapat menikmati penerangan. Dengan
memanfaatkan energi air yang diubah menjadi arus listrik ini, kita tidak dipusingkan
dengan pemadaman listrik yang terjadi setiap saat.
Manfaat Kincir Air
a. Sebagai pembangkit tenaga listrik
b. Membantu proses irigasi
Kelebihan Energi Air
- Tergolong energi bersih, tidak menimbulkan polutan berbahaya
- Bendungan yang biasanya dibangun untuk PLTA dapat dimanfaatkan sekaligus
sebagai pengendali banjir dan pengatur irigasi
- Energi yang tersedia tidak akan habis sepanjang komponen hidrologisnya dapat
kita jaga, seperti daerah tangkapan air hujan (catchment area) dan vegetasi sungai
Kelemahan Energi Air
- PLTA umumnya membutuhkan banyak ruang sehingga menyebabkan habitat
satwa liar berkurang
- Proyek-proyek PLTA berskala besar dapat mengganggu aliran sungai
Percobaan Kincir Air
Untuk membuktikan perubahan bentuk energi air menjadi energi gerak
Alat dan bahan:
1. Sterofoam
2. Sendok plastik.
3. Tusuk sate/lidi.
4. Botol plastik.
5. Sedotan
6. Pisau pemotong/cutter.
7. Gunting.
8. Perekat/solasi/double tape
Langkah-langkah
1. Potonglah sterofoam menggunakan cutter menjadi bentuk segi delapan beraturan.
2. Keratkan masing-masing titik sudut agar sudut kincir dapat disisipkan.
3. Potonglah gagang sendok plastik kurang lebih 1/3 dari panjang sendok plastik.
4. Tusukkan tusuk sate atau lidi ke tengah-tengah sterofoam sebagai poros dari
kincir. Sebagai penyangga kincir, lubangi botol plastik untuk memasukkan
tangkai sedotan.
5. Potonglah tangkai sedotan kurang lebih 15 cm untuk dimasukan ke dalam botol
plastik.
6. Kemudian sisipkan sendok yang sudah dipotong tadi ke potongan sterofoam,
gunakan lem sebagai perekat supaya tidak mudah lepas.
7. Isi botol yang lainnya dengan air
8. Siramlah sendok dengan air.
9. Amati yang terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
2. Media Pembelajaran
a. Gambar-gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
LEMBAR KERJA SISWA
Indikator 3.5.3 Mengidentifikasi perubahan bentuk energi air menjadi gerak
dengan melakukan eksperimen sederhana.
Kita akan membuktikan perubahan bentuk energi air menjadi energi gerak. Lakukan
percobaan ini bersama dengan kelompokmu!
Nama anggota kelompok:
1. .............................................................
2. .............................................................
3. .............................................................
4. .............................................................
5. .............................................................
Tuliskan hasil percobaanmu pada kolom di bawah ini!
No Laporan Kegiatan Percobaan
1 Nama Percobaan:
2 Tujuan Percobaan:
Untuk membuktikan perubahan ......................
3 Alat dan Bahan:
4 Langkah Kerja:
5
Hasil Percobaan:
6 Kesimpulan:
Dari percobaan ......................... membuktikan bahwa adanya perubahan
....................... menjadi ..............................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
EVALUASI
Nama : ....................................................
No. absen : .......................
Kerjakan soal dibawah ini dengan jawaban yang tepat!
1. Buatlah satu buah pertanyaan berdasarkan gambar di samping!
Jawab:
..............................................................................................
2. Apa yang kamu ketahui tentang kincir air?
Jawab:
..............................................................................................................................
3. Sendok yang disusun memutar akan mengerakkan air. Bagaimana pendapatmu?
Jawab:
..............................................................................................................................
4. Bagaimana cara agar kincir air berbutar dengan baik?
Jawab:
..............................................................................................................................
5. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan kincir air!
Jawab:
..............................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
LEMBAR PENILAIAN
1. Sikap Spiritual
Indikator 1.1.1 Menunjukkan sikap syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas segala kebesaran Tuhan yang menciptakan,
serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama
yang dianutnya.
Penilaian Penilaian sikap doa siswa.
Teknik Penilaian Observasi
Rubrik Sikap Spiritual
No. Kriteria Baik sekali
4
Baik
3
Kurang
2
Sangat kurang
1
1 Sikap doa Tangan siswa
mengatup di
depan dada,
mata terpejam,
dan posisi
duduk tenang.
Tangan siswa
mengatup di
depan dada, mata
terpejam, dan
posisi duduk tidak
tenang.
Tangan siswa
mengatup di
depan dada, mata
terbuka, dan
badan tidak
tenang.
Tangan siswa
tidak mengatup di
depan dada, mata
tidak terpejam,
dan badan tidak
tenang.
Pedoman penilaian:
Penilaian = jumlah skor yang diperoleh x 100
4
2. Sikap Sosial
Indikator 2.1.1 Menunjukkan sikap kritis dalam aktivitas sehari-hari sebagai
wujud implementasi sikap kritis dan ikut berperan dalam
melakukan percobaan dan berdiskusi.
Teknik Penilaian Observasi
Instrumen Lembar observasi
Rubrik Aspek Sikap Sosial
No Indikator Deskripsi
1 Mampu bertanya 1. Siswa mampu bertanya.
2
Mampu menjawab
pertanyaan
2. Siswa menjawab pertanyaan dari guru dengan memikirkan
jawaban yang benar.
3 Menganalisis
argumen/pendapat
3. Siswa mendiskusikan pendapat yang berbeda dari teman
kelompok
4. Siswa membedakan pendapat yang benar dan yang salah setelah
diskusi bersama teman
4 Memecahkan masalah 5. Siswa menyelesaikan permasalahan/soal sampai mendapatkan
jawaban yang tepat.
6. Siswa tidak menemukan kendala dalam bereksperimen
5 Keterampilan
mengevaluasi dan menilai
hasil dari pengamatan
7. Siswa meneliti kembali hasil pekerjaan sebelum dikumpulkan
kepada guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
6 Membuat kesimpulan 8. Siswa mampu membuat kesimpulan sendiri dari eksperimen
yang dilakukan.
Pedoman penilaian:
Turus (|) = 1
3. Pengetahuan
Indikator 3.5.3 Mengidentifikasi perubahan bentuk energi air menjadi gerak
dengan melakukan eksperimen sederhana.
Teknik Penilaian Tes Tertulis
Instrumen Soal uraian
No Soal Jawaban Skor
1 Buatlah satu buah
pertanyaan
berdasarkan
gambar di
samping!
Bagaimana cara roda kincir air
berputar?
4
2 Apa yang kamu ketahui tentang kincir
air?
Kincir air adalah sebuah alat yang
digerakkan dengan energi/tenaga
air
4
3 Sendok yang disusun memutar akan
mengerakkan air. Bagaimana
pendapatmu?
Salah, air yang dituang di atas
sendok akan membuat
poros/kincir berbutar.
4
4 Bagaimana cara agar kincir air
berbutar dengan baik?
Air di tuangkan di atas satu sisi
sendok secara berlahan , bukan di
siram ke seluruhnya.
2
5 Buatlah kesimpulan dari hasil
percobaan kincir air!
Dari percobaan kincir iar
membuktikan adanya perubahan
bentu energi air menjadi gerak.
2
Total 10
No.
Soal
Skor
4 3 2 1
1 Apabila pertanyaan
sesuai gambar,
struktur pertanyaan
benar, dan sesuai
materi perubahan
energi.
Apabila pertanyaan
sesuai gambar,
struktur pertanyaan
benar, tetapi tidak
sesuai materi
perubahan energi.
Apabila pertanyaan
sesuai dengan
gambar tetapi
struktur kalimat
tidak benar.
Apabila pertanyaan
tidak sesuai dengan
gambar.
2 Pengetahuan yang
dijelaskan cukup
Pengetahuan yang
dijelaskan sedikit.
Pengetahuan yang
diketahui tidak
Jawaban tidak
sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
banyak dijelaskan. pertanyaan
3, 4,
5
Apabila jawaban
benar dan lengkap
disertai penjelasan
yang benar
Apabila jawaban
benar dan disertai
penjelasan tetapi
kurang tepat
Apabila jawaban
benar tetapi tidak
disertai penjelasan,
hanya secara
singkat
Apabila jawaban
tidak tepat dan atau
tidak disertai
penjelasan
4. Keterampilan
Indikator IPA
4.5.3 Menyajikan laporan hasil pengamatan perubahan bentuk energi air
menjadi gerak dari eksperimen sederhana yang telah dilakukan.
Bahasa Indonesia
4.4.2 Menyajikan teks petunjuk cara aman menggunakan listrik sesuai teks
visuall secara berurutan dan sistematis.
Teknik Penilaian Observasi
Instrumen Lembar penilaian obervasi
Kriteria Sangat baik Baik Cukup
Perlu
Pendampingan
4 3 2 1
Penyajian
teks
petunjuk
Laporan tertulis
sanat sesuai dengan
teks
Laporan tertulis
cukup sesuai dengan
teks
Laporan tertulis
kurang sesuai
dengan teks
Laporan tertulis
belum sesuai
dengan teks
Teks
petunjuk
tertulis
dan visual
Mampu
menerjemahkan teks
petunjuk visual
membuat kipas
hingga menjadi
kipas dengan tepat
Mampu
menerjemahkan teks
petunjuk visual
membuat kipas
hingga menjadi
kipas dengan cukup
tepat
Mampu
menerjemahkan teks
petunjuk visual
membuat kipas
hingga menjadi
kipas dengan kurang
tepat
Belum mampu
menerjemahkan teks
petunjuk teks vidual
membuat kipas
hingga menjadi
kipas dengan tepat
Mandiri Tugas diselesaikan
dengan mandiri
Sebagian besar
tugas diselesaikan
dengan mandiri
Tugas diselesaikan
dengan motivsi dan
bimbingan guru
Belum dapat
menyelesaikan
tugas meski telah
diberikan motivasi
dan bimbingan
Pedoman penilaian:
Penilaian = jumlah skor yang diperoleh x 100
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK HARIAN
(RPPTH)
SIKLUS 2 PERTEMUAN 2
Satuan Pendidikan : SD Negeri Tegalrejo 2
Kelas/Semester : IV / 1 (satu)
Tema : 2. Selalu Berhemat Energi
Subtema : 2.1. Manfaat Energi
Pembelajaran Ke- : 4
Alokasi Waktu : 5 x 35 menit (5 JP)
Fokus Pembelajaran : IPA, PPKn, Bahasa Indonesia
A. Kompetensi Inti (KI):
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah
dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
B. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran
No Kompetensi Dasar No Indikator No Tujuan Pembelajaran
IPA
3.5 Memahami berbagai
bentuk sumber energi,
perubahan bentuk
energi, dan sumber
energi alternatif (angin,
air, matahari, panas
bumi, bahan bakar
organik, dan nuklir)
3.5.4 Mengidentifikasi
perubahan bentuk energi
listrik menjadi cahaya
dengan melakukan
eksperimen sederhana.
3.5.4.1 Melalui diskusi, siswa
mampu mengidentifikasi
perubahan bentuk energi
listrik menjadi cahaya
dengan melakukan
eskperimen sederhana
secara tepat.
4.5 Menyajikan laporan
hasil pengamatan
penelusuran informasi
tentang berbagai
perubahan bentuk
energi
4.5.4 Menyajikan laporan
hasil pengamatan
perubahan bentuk energi
listrik menjadi cahaya
dari eksperimen
sederhana yang telah
dilakukan.
4.5.4.1 Setelah melakukan
eksperimen sederhana,
siswa mampu menyajikan
laporan hasil pengamatan
perubahan bentuk energi
listrik menjadi cahaya yang
terjadi dengan sistematis.
PPKn
3.2 Mengidentifikasi
pelaksanaan kewajiban
dan hak sebagai warga
masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari
3.2.2 Menyebutkan hak dan
kewajiban tentang
hemat energi secara
seimbang dalam bentuk
poster dengan benar
3.2.2.1 Melalui diskusi, siswa
mampu menyebutkan hak
dan kewajiban tentang
hemat energi secara
seimbang dalam bentuk
poster dengan benar.
4.2 Menyajikan hasil
identifikasi
pelaksanaan kewajiban
dan hak sebagai warga
masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari
4.2.2 Menyajikan petunjuk
hemat energi secara
seimbang dalam bentuk
poster dengan benar.
4.2.2.1 Siswa mampu menyajikan
petunjuk hemat energi
secara seimbang dalam
bentuk poster dengan benar
dan mandiri.
Bahasa Indonesia
3.4 Membandingkan teks
petunjuk penggunaan
dua alat yang sama dan
berbeda
3.4.3 Membuat teks petunjuk
tentang menghemat
energi.
3.4.3.1 Melalui diskusi, siswa
mampu membuat teks
petunjuk tentang
menghemat energi dengan
benar.
4.4 Menyajikan petunjuk
penggunaan alat dalam
bentuk teks tulis dan
vidual menggunakan
kosakata baku dan
kalimat efektif
4.4.3 Menyajikan teks
petunjuk tentang
menghemat energi
dalam bentuk poster
dengan benar.
4.4.3.1 Siswa mampu menyajikan
teks petunjuk tentang
menghemat energi dalam
bentuk poster dengan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
C. Materi Pembelajaran
IPA : Perubahan bentuk energi listrik menjadi cahaya
PPKn : Hak dan kewajiban tentang hemat energi secara
seimbang
Bahasa Indonesia : Teks petunjuk hemat energi
D. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Tematik Intergratif, Saintifik
2. Model : Contextual Teaching Learning
3. Metode : Eksperiman, kerja kelompok, diskusi, penugasan
E. Media, Alat/Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media :
Power point (gambar tentang sumber energi listrik)
Lingkungan sekitar
Alat dan bahan untuk eksperimen
2. Alat/Bahan :
Buku
Alat tulis
Spidol
LCD proyektor
Alat dan bahan untuk percobaan ( 2 buah baterai, kabel, bola lampu
kecil, plester)
3. Sumber Belajar :
Kemendikbud. 2017. Buku Guru Tema 2 Kelas IV, Selalu Berhemat
Energi. Jakarta: Kemendikbud.
Kemendikbud. 2017. Buku Siswa Tema 2 Kelas IV, Selalu Berhemat
Energi. Jakarta: Kemendikbud.
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Sintaks Alokasi
waktu
Penggalan 1 (3x35menit)
Pendahuluan 1. Guru memberikan salam
2. Guru menyapa siswa
3. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin
doa.
Motivasi
4. Guru mengajak siswa untuk menyuarakan yel-yel
dan tepuk semangat.
Apersepsi
5. Guru menggali pengetahuan siswa dengan
bertanya mengenai materi yang telah dipelajari
minggu lalu.
6. Siswa menjawab pertanyaan dari guru.
10
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Orientasi
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dilakukan hari ini yaitu mengenai perubahan
bentuk energi listrik menjadi cahaya.
Langkah 1
Guru menentukan tujuan
dari percobaan
Langkah 2
Siswa dibagi ke dalam
beberapa kelompok
Langkah 3
Guru bersama siswa
menyiapkan alat dan
bahan untuk percobaan
Langkah 4
Setiap kelompok
dibagikan LKS
Langkah 5
Siswa melakukan
eksperimen atau
percobaan secara runtut
sesuai langkah-langkah
percobaan dengan
bimbingan guru
Langkah 6
Siswa berdiskusi secara
kelompok mengenai hasil
percobaan menggunakan
LKS
Langkah 7
Setiap kelompok
mempresentasikan hasil
percobaan atau hasil kerja
kelompoknya
Langkah 8
Siswa bersama guru
menyimpulkan hasil
percobaan.
Kegiatan Inti 1. Siswa mengamati gambar yang ditayangkan oleh
guru mengenai perubahan bentuk energi listrik
dalam kehidupan sehari-hari. (Mengamati)
2. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab
mengenai gambar (Menanya).
3. Siswa menyampaikan hasil pengamatan dalam
gambar (Mengomunikasikan).
4. Guru membentuk kelompok kerja sebanyak 3-4
siswa.
5. Guru menjelaskan aturan kegiatan eksperimen
sederhana yang akan dilakukan.
6. Siswa bersama guru menyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan untuk bereksperimen.
Mengambil alat dan bahan yang telah disediakan.
7. Siswa membaca instruksi eksperimen sederhana
yang akan dilakukan pada lembar LKS.
8. Siswa melakukan eksperimen sederhana mengenai
perubahan sumber energi listrik menjadi cahaya.
(Mencoba dan Menalar)
9. Guru berkeliling saat siswa melakukan percobaan
dan mengarahkan siswa untuk melakukan
eksperimen sederhana.
10. Siswa mencatat hasil percobaan dalam bentuk
tabel pada lembar kerja yang sudah dibagikan.
11. Siswa berdiskusi dalam kelompok kerja
melakukan analisis data dan membuat kesimpulan
hasil percobaan.
12. Siswa membacakan teks laporan dan menjelaskan
hasil percobaan mereka. (Mengomunikasikan)
13. Guru meberikan penguatan atas pekerjaan siswa
65
menit
Penutup 1. Guru bersama siswa menyimpulkan dan
memberikan penguatan secara lisan dan tertulis.
(Menyimpulkan)
2. Guru meminta siswa untuk merefleksikan secara
lisan kegiatan yang telah dilakukan. (Refleksi)
3. Siswa mengerjakan evaluasi mengenai materi
65
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
yang dibahas. (Tindak Lanjut)
4. Guru membagikan kuesioner refleksi setelah
melakukan eksperimen.
Siswa mengisi kuesioner dengan dibimbing guru.
5. Guru mengondisikan siswa untuk istirahat keluar
kelas.
Langkah 9
Guru mengevaluasi hasil
akhir eksperimen
Penggalan 2 (2x35menit)
Pendahuluan 5. Guru menanyakan kegiatan apa saja yang
dilakukan siswa selama istirahat
Motivasi
6. Guru mengajak siswa bertepuk semangat untuk
menyemangatkan suasana belajar.
Apersepsi
7. Guru bersama siswa mengulas kembali kegiatan
pembelajaran sebelum istirahat.
Orientasi
8. Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi dasar
yang akan dicapai serta pembelajaran yang akan
dilaksanakan
10
Menit
Kegiatan Inti 1. Siswa mengamati gambar tentang hemat
energi. (Mengamati)
2. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru
bagaimana cara membuatnya. (Menanya)
3. Siswa menyampaikan hasil pengamatan dan guru
memberikan penuatan atas jawaban siswa.
(Mengomunikasikan)
4. Siswa menyebutkan alat elektronik dan cara
menghemat di buku. (Menalar)
5. Siswa membuat poster tentang petunjuk cara
menghemat energi serta hak dan kewajiban yang
harus dilakukan. (Mencoba)
6. Siswa menyampaikan hasil pekerjaannya di depan
kelas. (Mengomunikasikan)
7. Guru memberikan penguatan atas presentasi siswa.
50
menit
Kegiatan
Akhir
1. Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan
2. Siswa melakukan post test.
3. Siswa merefleksikan pembelajaran hari ini
4. Guru menutup pembelajaran dengan salam dan
doa
10
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
G. Teknik Penilaian
Ranah Indikator Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian Instrumen
Sikap Spiritual 1.1.1 Menunjukkan sikap
syukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa atas
segala kebesaran Tuhan
yang menciptakan, serta
mewujudkannya dalam
pengamalan ajaran
agama yang dianutnya.
Observasi Turus Lembar
observasi
Sikap Sosial 2.1.1 Menunjukkan sikap
kritis dalam aktivitas
sehari-hari sebagai
wujud implementasi
sikap kritis dan ikut
berperan dalam
melakukan percobaan
dan berdiskusi.
Observasi Turus Lembar
observasi
Kuesioner Skala
kuesioner
Lembar
kuesioner
Pengetahuan IPA
3.5.4 Mengidentifikasi
perubahan bentuk energi
listrik menjadi cahaya
dengan melakukan
eksperimen sederhana.
Tes
tertulis Uraian
Lembar
penilaian
uraian
PPKn
3.2.2 Menyebutkan hak dan
kewajiban tentang hemat
energi secara seimbang
dalam bentuk poster
dengan benar Tes
terulis Penugasan
Lembar
penilaian
penugasan Bahasa Indonesia
3.4.3 Membuat teks petunjuk
tentang menghemat
energi.
Keterampilan IPA
4.5.1 Menyajikan laporan
hasil pengamatan
perubahan bentuk energi
dari eksperimen
sederhana yang telah
dilakukan.
Observasi Turus Lembar
observasi PPKn
4.5.4 Menyajikan laporan
hasil pengamatan
perubahan bentuk energi
listrik menjadi cahaya
dari eksperimen
sederhana yang telah
dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
LAMPIRAN
1. Materi Ajar
Energi Cahaya
Energi Cahaya adalah Energi yang dihasilkan oleh gelombang elektromagnetik.
Contohnya adalah ketika cahaya dari lampu, semakin jauh kita dari sumber cahaya
maka semakin sedikit pengaruh cahaya tersebut terhadap penglihatan.
Perubahan Energi Listrik
Pada topik sebelumnya kalian telah
belajar tentang energi listrik dan sumber
energi listrik. Pada dasarnya, energi
listrik tidak dapat digunakan secara
langsung untuk menghasilkan usaha.
Namun, perlu adanya perubahan energi
sehingga manfaat yang dirasakan tidak
langsung dalam bentuk listrik melainkan
menjadi energi lain, cahaya dan panas
misalnya.
Tentu kalian pernah menggunakan
senter, tetapi apakah kalian pernah
berpikir mekanisme perubahan energi apa yang terjadi di dalamnya?
Coba sebutkan sumber energi dari lampu senter yang kalian miliki! Ya, lampu
senter menggunakan sejumlah baterai sebagai sumber energi listrik. Sebenarnya,
baterai tersebut dihasilkan dari reaksi kimia yang terjadi antara anoda, katoda, dan
larutan elektrolit sehingga menyebabkan elektron bergerak dan menghasilkan arus
listrik. Baterai yang dipasangkan pada lampu senter mengubah energi listrik menjadi
cahaya. Bisakah kalian melihat bentuk energi listrik setalah dimanfaatkan? Tentu saja
tidak bisa bukan? Hal ini karena energi listrik telah diubah menjadi energi lain. Dari
gambaran di atas bisakah kalian menyebutkan perubahan energi apa saja yang terjadi
pada baterai yang dipasangkan ke dalam lampu senter sehingga dapat menyala?
Energi kimia dalam baterai berubah bentuk menjadi energi listrik yang kemudian
dikonversi menjadi energi cahaya.
Perubahan energi listrik menjadi energi cahaya. Contoh: bola lampu, tabung
lampu, layar televisi, layar monitor komputer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
Sumber-sumber Energi Listrik
1. Baterai
2. Akkumulator (Aki)
3. Dinamo dan Generator
4. Sel Surya
5. Nuklir
Pada ujung baterai terdapat dua buah kutub yaitu kutub positif dan negatif. Jika
bungkus bagian luar baterai kita buka akan terlihat lapisan seng, lapisan seng ini
berfungsi sebagai kutub negatif. Benda yang berfungsi sebagai kutub positif adalah
batang arang yang terdapat di bagian tengah. Batang karbon ini dikelilingi serbuk hitam
yang merupakan elektrolit. Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai ke dalam
bentuk ion-ion dan selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrik. Karena elektrolit
baterai berupa serbuk, baterai juga sering disebut elemen kering. Pada permukaan luar
baterai biasanya terdapat tulisan, misalnya 1,5 volt. Artinya, baterai tersebut bertegangan
listrik sebesar 1,5 volt. Volt merupakan satuan yang digunakan untuk menyatakan
tegangan listrik.
Perubahan Energi Listrik Menjadi Energi Cahaya
Energi listrik juga dapat diubah menjadi energi cahaya. Sekarang, orang sudah
mengenal lampu listrik. Lampu listrik mengubah energi listrik menjadi energi cahaya.
Dengan lampu listrik, malam hari menjadi terang benderang. Kalian pun dapat belajar
dengan nyaman.
Percobaan
Rangkaian Listrik
Membuktikan peribahan bentuk energi listrik menjadi energi cahaya
Alat dan Bahan
1. Baterai 2 buah
2. Bolam kecil
3. Kabel
4. Plester/perekat
5. Gunting
Langkah-langkah
1. Siapkan alat dan bahan
2. Ambil 1 buah baterai. Rekatkan ujung kabel dengan bohlam dengan perekat.
3. Letakkan bohlam pada baterai kutub positif.
4. Amati yang terjadi.
5. Ambil 2 buah baterai. Susun baterai sesuai kutub positif dan negatif, kemudian
rekatkan.
6. Letakkan bolan pada baterai kutub postif
7. Amati yang terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
2. Media Pembelajaran
c. Gambar-gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
LEMBAR KERJA SISWA
Indikator 3.5.4 Mengidentifikasi perubahan bentuk energi listrik menjadi cahaya
dengan melakukan eksperimen sederhana.
Kita akan membuktikan perubahan bentuk energi listrik menjadi energi cahaya. Lakukan
percobaan ini bersama kelompokmu!
Nama anggota kelompok:
1. .............................................................
2. .............................................................
3. .............................................................
4. .............................................................
5. .............................................................
Tuliskan hasil percobaanmu pada kolom di bawah ini!
No Laporan Kegiatan Percobaan
1 Nama Percobaan:
2 Tujuan Percobaan:
Untuk membuktikkan ...........
3 Alat dan Bahan:
4 Langkah Kerja:
5 Hasil Percobaan:
1 buah baterai = nyala lampu ................
2 buah baterai = nyala lampu ...................
Cahaya lampu berasal dari ........................
6 Kesimpulan:
Dari percobaan ............................. membuktikkan bahwa adanya perubahan
.................. menjadi .............................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
EVALUASI
Nama : ............................................................
No. Absen : ...........................
Kerjakan soal dibawah ini dengan jawaban yang tepat!
1. Buatlah satu buah pertanyaan berdasarkan gambar di samping!
Jawab:
..............................................................................
2. Sebutkan macam-macam sumber energi listrik?
Jawab:
..............................................................................................................................
3. Pada percobaan lampu akan menyala jika di tempelkan pada baterai kutub
negatif, Apakah kamu setuju? Jelaskan pendapatmu!
Jawab:
..............................................................................................................................
4. Bagimana perbedaan nyala lampu dengan baterai 1 dan 2?
Jawab:
..............................................................................................................................
5. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan rangkaian listrik!
Jawab:
..............................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
LEMBAR PENILAIAN
1. Sikap Spiritual
Indikator 1.1.1 Menunjukkan sikap syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas segala kebesaran Tuhan yang menciptakan,
serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama
yang dianutnya.
Penilaian Penilaian sikap doa siswa.
Teknik Penilaian Observasi
Rubrik Sikap Spiritual
No. Kriteria Baik sekali
4
Baik
3
Kurang
2
Sangat
kurang
1
1 Sikap doa Tangan siswa
mengatup di
depan dada,
mata
terpejam, dan
posisi duduk
tenang.
Tangan siswa
mengatup di
depan dada,
mata
terpejam, dan
posisi duduk
tidak tenang.
Tangan siswa
mengatup di
depan dada,
mata terbuka,
dan badan
tidak tenang.
Tangan siswa
tidak
mengatup di
depan dada,
mata tidak
terpejam, dan
badan tidak
tenang.
Pedoman penilaian:
Penilaian = jumlah skor yang diperoleh x 100
4
2. Sikap Sosial
Indikator 2.1.1 Menunjukkan sikap kritis dalam aktivitas sehari-hari sebagai
wujud implementasi sikap kritis dan ikut berperan dalam
melakukan percobaan dan berdiskusi.
Teknik Penilaian Observasi
Instrumen Lembar observasi dengan skor
Rubrik Aspek Sikap Sosial
No Indikator Deskripsi
1 Mampu bertanya 1. Siswa mampu bertanya.
2
Mampu menjawab
pertanyaan
2. Siswa menjawab pertanyaan dari guru dengan
memikirkan jawaban yang benar.
3 Menganalisis
argumen/pendapat
3. Siswa mendiskusikan pendapat yang berbeda dari
teman kelompok
4. Siswa membedakan pendapat yang benar dan yang
salah setelah diskusi bersama teman
4 Memecahkan masalah 5. Siswa menyelesaikan permasalahan/soal sampai
mendapatkan jawaban yang tepat.
6. Siswa tidak menemukan kendala dalam
bereksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
5 Keterampilan
mengevaluasi dan
menilai hasil dari
pengamatan
7. Siswa meneliti kembali hasil pekerjaan sebelum
dikumpulkan kepada guru.
6 Membuat kesimpulan 8. Siswa mampu membuat kesimpulan sendiri dari
eksperimen yang dilakukan.
Pedoman penilaian:
Turus (|) = 1
3. Pengetahuan
Indikator 3.5.4 Mengidentifikasi perubahan bentuk energi listrik menjadi cahaya
dengan melakukan eksperimen sederhana.
Teknik Penilaian Tes Tertulis
Instrumen Soal uraian
No Soal Jawaban Skor
1 Buatlah satu buah
pertanyaan
berdasarkan gambar
di samping!
Apa yang membuat lampu
menyala?
4
2 Sebutkan macam-macam sumber
energi listrik?
Baterai, Akkumulator (Aki),
Dinamo dan Generator, Sel Surya,
dan Nuklir
4
3 Pada percobaan lampu akan menyala
jika di tempelkan pada baterai kutub
negatif, Bagaimana pendapatmu,
jelaskan?
Saya tidak setuju, lampu akan
menyala jika ditempelkan pada
baterai kutub postif
4
4 Bagimana perbedaan nyala lampu
dengan baterai 1 dan 2?
Baterai 1 lampu menyala redup,
baterai 2 nyala lampu terang.
4
5 Buatlah kesimpulan dari hasil
percobaan lampu dan baterai!
Dalam percobaan yang telah
dilakukan dapat disimpulkan
bahwa energi listrik dari beterai
akan berubah menjadai energi
cahaya.
4
Total 20
No.
Soal
Skor
4 3 2 1
1 Apabila pertanyaan
sesuai gambar,
struktur pertanyaan
benar, dan sesuai
materi perubahan
energi.
Apabila pertanyaan
sesuai gambar,
struktur pertanyaan
benar, tetapi tidak
sesuai materi
perubahan energi.
Apabila pertanyaan
sesuai dengan
gambar tetapi
struktur kalimat tidak
benar.
Apabila pertanyaan
tidak sesuai dengan
gambar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
2 Apabila menyebutkan
3 atau lebih benda
dengan benar
Apabila menyebutkan
kurang dari 3 benda
dengan benar.
Apabila menyebutkan
1 benda dengan benar
Jawaban tidak sesuai
dengan pertanyaan
3, 4,
5
Apabila jawaban
benar dan lengkap
disertai penjelasan
yang benar
Apabila jawaban
benar dan disertai
penjelasan tetapi
kurang tepat
Apabila jawaban
benar tetapi tidak
disertai penjelasan,
hanya secara singkat
Apabila jawaban
tidak tepat dan atau
tidak disertai
penjelasan
Pedoman penskoran:
4. Keterampilan
Indikator IPA
i. Menyajikan laporan hasil pengamatan perubahan bentuk energi listrik
menjadi cahaya dari eksperimen sederhana yang telah dilakukan.
Bahasa Indonesia
4.2.2 Menyajikan petunjuk hemat energi secara seimbang dalam bentuk
poster dengan benar.
IPS
4.4.3 Menyajikan teks petunjuk tentang menghemat energi dalam bentuk
poster dengan benar.
Teknik Penilaian Observasi
Instrumen Lembar penilaian obervasi
Kriteria Sangat baik Baik Cukup
Perlu
Pendampingan
4 3 2 1
Penyajian
teks
petunjuk
Laporan tertulis
sanat sesuai dengan
teks
Laporan tertulis
cukup sesuai dengan
teks
Laporan tertulis
kurang sesuai
dengan teks
Laporan tertulis
belum sesuai
dengan teks
Teks
petunjuk
tertulis
dan visual
Mampu
menerjemahkan teks
petunjuk visual
membuat kipas
hingga menjadi
kipas dengan tepat
Mampu
menerjemahkan teks
petunjuk visual
membuat kipas
hingga menjadi
kipas dengan cukup
tepat
Mampu
menerjemahkan teks
petunjuk visual
membuat kipas
hingga menjadi
kipas dengan kurang
tepat
Belum mampu
menerjemahkan teks
petunjuk teks vidual
membuat kipas
hingga menjadi
kipas dengan tepat
Mandiri Tugas diselesaikan
dengan mandiri
Sebagian besar
tugas diselesaikan
dengan mandiri
Tugas diselesaikan
dengan motivsi dan
bimbingan guru
Belum dapat
menyelesaikan
tugas meski telah
diberikan motivasi
dan bimbingan
Pedoman penilaian:
Penilaian = jumlah skor yang diperoleh x 100
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Lampiran 16 Validasi Perangkat Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
Lampiran 17 Soal Evaluasi Siklus I
EVALUASI
Nama : ............................................................
No. Absen : ...........................
Kerjakan soal dibawah ini dengan jawaban yang tepat!
1. Buatlah satu buah pertanyaan berdasarkan gambar di bawah ini!
Jawab:
.............................................................................
2. ebutkan benda apa saya yang merubah bentuk energi angin menjadi energi
gerak!
Jawab:
.......................................................................................................................
3. Jika leher balon dibuka maka udara dalam balon akan habis dan balon
akan meluncur. Jelaskan pendapatmu?
Jawab:
........................................................................................................................
4. Bagaimana cara agar jet balon dapat bergerak maju?
Jawab:
........................................................................................................................
5. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan balon mesin jet!
Jawab:
........................................................................................................................
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
Lampiran 18 Sampel Pekerjaan Siswa Siklus I Sebelum Uji Coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Lampiran 19 Sampel Pekerjaan Siswa Siklus I Setelah Uji Coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
Lampiran 20 Soal Evaluasi Siklus II
EVALUASI
Nama : ............................................................
No. Absen : ...........................
Kerjakan soal dibawah ini dengan jawaban yang tepat!
1. Buatlah satu buah pertanyaan berdasarkan gambar di samping!
Jawab:
.........................................................................
2. Sebutkan macam-macam sumber energi listrik?
Jawab:
........................................................................................................................
3. Pada percobaan lampu akan menyala jika di tempelkan pada baterai kutub
negatif, Apakah kamu setuju? Jelaskan pendapatmu!
Jawab:
........................................................................................................................
4. Bagimana perbedaan nyala lampu dengan baterai 1 dan 2?
Jawab:
........................................................................................................................
5. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan rangkaian listrik!
Jawab:
........................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
Lampiran 21 Sampel Pekerjaan Siswa Siklus II Sebelum Uji Coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Lampiran 22 Sampel Pekerjaan Siswa Siklus II Setelah Uji Coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
Lampiran 23 Tabulasi Uji Soal Siklus I
No Jumlah
Skor
No Soal
1 2 3 4 5
1 16 4 3 2 3 4
2 16 4 3 4 2 3
3 17 4 3 4 3 3
4 17 4 4 3 3 3
5 15 4 4 4 1 2
6 16 4 3 4 1 4
7 11 4 2 1 3 1
8 11 4 3 1 2 1
9 17 4 2 4 4 3
10 3 0 1 1 1 0
11 12 3 3 1 1 4
12 16 4 2 4 3 3
13 17 4 4 4 3 2
14 14 4 2 3 2 3
15 11 4 3 1 3 0
16 16 4 3 4 2 3
17 14 4 2 3 2 3
18 14 4 2 3 1 4
19 14 4 1 2 3 4
20 15 4 3 3 2 3
21 17 4 4 4 3 2
22 12 4 2 1 4 1
23 10 4 3 1 1 1
24 16 4 2 4 3 3
25 3 0 1 1 1 0
26 12 3 3 1 1 4
27 17 4 3 3 3 4
28 16 4 3 4 2 3
29 9 4 3 1 1 0
30 18 4 3 4 4 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
Lampiran 24 Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Siklus I
Correlations
Jumlah aitem1 aitem2 aitem3 aitem4 aitem5
Jumlah Pearson Correlation 1 ,787** ,530
** ,798
** ,528
** ,706
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,003 ,000 ,003 ,000
N 30 30 30 30 30 30
aitem1 Pearson Correlation ,787** 1 ,503
** ,423
* ,419
* ,412
*
Sig. (2-tailed) ,000 ,005 ,020 ,021 ,024
N 30 30 30 30 30 30
aitem2 Pearson Correlation ,530** ,503
** 1 ,330 ,027 ,140
Sig. (2-tailed) ,003 ,005 ,075 ,888 ,459
N 30 30 30 30 30 30
aitem3 Pearson Correlation ,798** ,423
* ,330 1 ,300 ,512
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,020 ,075 ,107 ,004
N 30 30 30 30 30 30
aitem4 Pearson Correlation ,528** ,419
* ,027 ,300 1 ,107
Sig. (2-tailed) ,003 ,021 ,888 ,107 ,574
N 30 30 30 30 30 30
aitem5 Pearson Correlation ,706** ,412
* ,140 ,512
** ,107 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,024 ,459 ,004 ,574
N 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,698 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
Lampiran 25 Tabulasi Uji Soal Siklus II
No Jumlah
Skor
No Soal
1 2 3 4 5
1 7 3 1 1 1 1
2 14 4 1 4 3 2
3 14 3 1 4 3 3
4 11 3 3 1 1 3
5 8 1 4 1 1 1
6 5 1 1 1 1 1
7 6 1 2 1 1 1
8 13 4 4 3 1 1
9 12 2 2 4 3 1
10 16 4 3 2 4 3
11 11 3 2 3 2 1
12 7 1 1 2 2 1
13 8 1 1 3 2 1
14 16 4 3 4 3 2
15 8 2 1 3 1 1
16 12 3 2 4 2 1
17 8 1 2 1 2 2
18 10 2 0 4 2 2
19 8 1 1 2 2 2
20 10 2 1 3 3 1
21 9 1 2 4 1 1
22 4 1 0 1 1 1
23 8 2 2 1 1 2
24 6 1 1 1 1 2
25 14 4 2 3 1 4
26 7 1 1 2 1 2
27 9 3 2 2 1 1
28 8 1 1 3 2 1
29 8 2 2 2 1 1
30 14 3 4 3 3 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
Lampiran 26 Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Siklus II
Correlations
Jumlah aitem1 aitem2 aitem3 aitem4 aitem5
Jumlah Pearson Correlation 1 ,846** ,503
** ,646
** ,673
** ,469
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,005 ,000 ,000 ,009
N 30 30 30 30 30 30
aitem1 Pearson Correlation ,846** 1 ,425
* ,408
* ,374
* ,411
*
Sig. (2-tailed) ,000 ,019 ,025 ,042 ,024
N 30 30 30 30 30 30
aitem2 Pearson Correlation ,503** ,425
* 1 -,027 ,085 ,038
Sig. (2-tailed) ,005 ,019 ,889 ,656 ,842
N 30 30 30 30 30 30
aitem3 Pearson Correlation ,646** ,408
* -,027 1 ,529
** ,023
Sig. (2-tailed) ,000 ,025 ,889 ,003 ,904
N 30 30 30 30 30 30
aitem4 Pearson Correlation ,673** ,374
* ,085 ,529
** 1 ,186
Sig. (2-tailed) ,000 ,042 ,656 ,003 ,324
N 30 30 30 30 30 30
aitem5 Pearson Correlation ,469** ,411
* ,038 ,023 ,186 1
Sig. (2-tailed) ,009 ,024 ,842 ,904 ,324
N 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,623 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
Lampiran 27 Data Kondisi Awal Kemampuan Berpikir Kritis
1. Indikator 1 (Mampu bertanya)
No Item
Skor Nilai Persentase Kriteria 1 3 6 10
1 2 3 3 2 10 62,5 63% Kurang Kritis
2 4 3 2 3 12 75 75% Cukup Kritis
3 2 1 3 1 7 43,75 44% Sangat Tidak Kritis
4 2 3 3 3 11 68,75 69% Cukup Kritis
5 4 3 2 3 12 75 75% Cukup Kritis
6 3 3 3 3 12 75 75% Cukup Kritis
7 3 3 4 1 11 68,75 69% Cukup Kritis
8 1 2 3 3 9 56,25 56% Kurang Kritis
9 2 3 4 2 11 68,75 69% Cukup Kritis
10 4 4 3 1 12 75 75% Cukup Kritis
11 1 2 2 4 9 56,25 56% Kurang Kritis
12 3 4 3 4 14 87,5 88% Kritis
13 2 2 4 3 11 68,75 69% Cukup Kritis
14 3 3 4 4 14 87,5 88% Kritis
15 1 4 3 3 11 68,75 69% Cukup Kritis
16 3 3 2 3 11 68,75 69% Cukup Kritis
17 2 2 2 3 9 56,25 56% Kurang Kritis
18 3 3 1 3 10 62,5 63% Kurang Kritis
19 4 3 1 3 11 68,75 69% Cukup Kritis
20 4 2 1 2 9 56,25 56% Kurang Kritis
21 2 2 1 3 8 50 50% Sangat Tidak Kritis
22 1 4 1 4 10 62,5 63% Kurang Kritis
23 2 2 2 1 7 43,75 44% Sangat Tidak Kritis
24 1 4 3 3 11 68,75 69% Cukup Kritis
25 3 3 4 3 13 81,25 81% Kritis
26 2 1 2 2 7 43,75 44% Sangat Tidak Kritis
27 4 2 2 4 12 75 75% Cukup Kritis
28 3 4 3 1 11 68,75 69% Cukup Kritis
29 2 2 4 4 12 75 75% Cukup Kritis
Jumlah skor 307
Rata-rata skor kelas 10,59
Rata-rata nilai kelas 66,16
Jumlah siswa minimal cukup kritis 18
Persentase jumlah siswa minimal
cukup kritis 62%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
2. Indikator 2 (Mampu menjawab pertanyaan)
No Item
Skor Nilai Persentase Kriteria 2 4
1 1 3 4 50 50% Sangat Tidak Kritis
2 2 3 5 62,5 63% Kurang Kritis
3 3 4 7 87,5 88% Kritis
4 3 4 7 87,5 88% Kritis
5 1 2 3 37,5 38% Sangat Tidak Kritis
6 2 3 5 62,5 63% Kurang Kritis
7 2 1 3 37,5 38% Sangat Tidak Kritis
8 2 2 4 50 50% Sangat Tidak Kritis
9 4 1 5 62,5 63% Kurang Kritis
10 3 3 6 75 75% Cukup Kritis
11 1 3 4 50 50% Sangat Tidak Kritis
12 3 4 7 87,5 88% Kritis
13 3 3 6 75 75% Cukup Kritis
14 2 3 5 62,5 63% Kurang Kritis
15 2 2 4 50 50% Sangat Tidak Kritis
16 2 4 6 75 75% Cukup Kritis
17 2 1 3 37,5 38% Sangat Tidak Kritis
18 3 4 7 87,5 88% Kritis
19 3 3 6 75 75% Cukup Kritis
20 3 4 7 87,5 88% Kritis
21 3 3 6 75 75% Cukup Kritis
22 3 2 5 62,5 63% Kurang Kritis
23 4 3 7 87,5 88% Kritis
24 1 1 2 25 25% Sangat Tidak Kritis
25 4 3 7 87,5 88% Kritis
26 1 4 5 62,5 63% Kurang Kritis
27 2 2 4 50 50% Sangat Tidak Kritis
28 4 3 7 87,5 88% Kritis
29 1 2 3 37,5 38% Sangat Tidak Kritis
Jumlah skor 150
Rata-rata skor kelas 5,17
Nilai rata-rata kelas 64,66
Jumlah siswa minimal cukup kritis 13
Persentase jumlah siswa minimal
cukup kritis 45%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
3. Indikator 3 (Mampu menganalisis argumen/pendapat)
No Item
Skor Nilai Persentase Kriteria 5 7 15 17
1 1 3 2 2 8 50 50% Sangat Tidak Kritis
2 3 2 3 2 10 62,5 63% Kurang Kritis
3 4 1 2 3 10 62,5 63% Kurang Kritis
4 3 3 3 1 10 62,5 63% Kurang Kritis
5 2 1 2 1 6 37,5 38% Sangat Tidak Kritis
6 3 1 1 2 7 43,75 44% Sangat Tidak Kritis
7 3 2 2 3 10 62,5 63% Kurang Kritis
8 2 4 2 3 11 68,75 69% Cukup Kritis
9 3 3 1 1 8 50 50% Sangat Tidak Kritis
10 3 2 4 2 11 68,75 69% Cukup Kritis
11 3 2 3 1 9 56,25 56% Kurang Kritis
12 3 4 1 4 12 75 75% Cukup Kritis
13 2 3 4 1 10 62,5 63% Kurang Kritis
14 4 4 1 4 13 81,25 81% Kritis
15 4 1 4 2 11 68,75 69% Cukup Kritis
16 4 3 3 4 14 87,5 88% Kritis
17 4 3 4 3 14 87,5 88% Kritis
18 1 2 2 1 6 37,5 38% Sangat Tidak Kritis
19 3 3 3 2 11 68,75 69% Cukup Kritis
20 2 3 4 1 10 62,5 63% Kurang Kritis
21 1 2 2 2 7 43,75 44% Sangat Tidak Kritis
22 2 4 3 2 11 68,75 69% Cukup Kritis
23 4 3 3 2 12 75 75% Cukup Kritis
24 1 2 1 2 6 37,5 38% Sangat Tidak Kritis
25 2 2 2 1 7 43,75 44% Sangat Tidak Kritis
26 2 3 4 4 13 81,25 81% Kritis
27 2 3 2 1 8 50 50% Sangat Tidak Kritis
28 4 3 2 3 12 75 75% Cukup Kritis
29 3 2 1 2 8 50 50% Sangat Tidak Kritis
Jumlah skor 285
Rata-rata skor kelas 9,828
Nilai rata-rata kelas 61,42
Jumlah siswa minimal cukup kritis 12
Persentase jumlah siswa minimal
cukup kritis 41%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
4. Indikator 4 (Mampu memecahkan masalah)
No Item
Skor Nilai Persentase Kriteria 9 12 13 18 19 20
1 1 1 4 2 2 4 14 58,33 58% Kurang Kritis
2 2 3 3 2 2 2 14 58,33 58% Kurang Kritis
3 2 2 1 3 3 4 15 62,50 63% Kurang Kritis
4 2 2 3 1 2 3 13 54,17 54% Sangat Tidak Kritis
5 1 4 2 4 4 1 16 66,67 67% Cukup Kritis
6 3 1 2 1 2 3 12 50,00 50% Sangat Tidak Kritis
7 2 1 2 1 4 3 13 54,17 54% Sangat Tidak Kritis
8 4 1 4 3 4 4 20 83,33 83% Kritis
9 1 2 4 2 3 4 16 66,67 67% Cukup Kritis
10 2 1 3 4 2 3 15 62,50 63% Kurang Kritis
11 2 3 3 3 2 4 17 70,83 71% Cukup Kritis
12 4 4 3 1 3 2 17 70,83 71% Cukup Kritis
13 4 4 4 2 4 2 20 83,33 83% Kritis
14 1 2 2 1 4 4 14 58,33 58% Kurang Kritis
15 2 1 3 3 3 4 16 66,67 67% Cukup Kritis
16 2 3 2 2 3 4 16 66,67 67% Cukup Kritis
17 1 3 3 3 1 1 12 50,00 50% Sangat Tidak Kritis
18 1 3 1 3 4 2 14 58,33 58% Kurang Kritis
19 2 3 3 3 3 2 16 66,67 67% Cukup Kritis
20 4 3 3 4 3 4 21 87,50 88% Kritis
21 2 3 1 3 2 4 15 62,50 63% Kurang Kritis
22 1 1 3 4 2 2 13 54,17 54% Sangat Tidak Kritis
23 2 3 1 1 3 4 14 58,33 58% Kurang Kritis
24 3 1 3 2 2 3 14 58,33 58% Kurang Kritis
25 3 1 4 1 3 4 16 66,67 67% Cukup Kritis
26 2 3 4 3 1 1 14 58,33 58% Kurang Kritis
27 1 2 3 4 2 4 16 66,67 67% Cukup Kritis
28 3 1 3 4 3 1 15 62,50 63% Kurang Kritis
29 3 2 3 1 4 3 16 66,67 67% Cukup Kritis
Jumlah skor 444
Rata-rata skor kelas 15,31
Nilai rata-rata kelas 63,79
Jumlah siswa minimal cukup kritis 13
Persentase jumlah siswa minimal
cukup kritis 45%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
5. Indikator 5 (Mampu mengevaluasi dan menilai hasil pengamatan)
No Item
Skor Nilai Persentase Kriteria 8 16
1 1 4 5 62,5 63% Kurang Kritis
2 3 2 5 62,5 63% Kurang Kritis
3 1 2 3 37,5 38% Sangat Tidak Kritis
4 3 1 4 50 50% Sangat Tidak Kritis
5 2 4 6 75 75% Cukup Kritis
6 3 3 6 75 75% Cukup Kritis
7 2 3 5 62,5 63% Kurang Kritis
8 3 4 7 87,5 88% Kritis
9 4 2 6 75 75% Cukup Kritis
10 2 1 3 37,5 38% Sangat Tidak Kritis
11 3 1 4 50 50% Sangat Tidak Kritis
12 2 2 4 50 50% Sangat Tidak Kritis
13 3 3 6 75 75% Cukup Kritis
14 4 2 6 75 75% Cukup Kritis
15 3 1 4 50 50% Sangat Tidak Kritis
16 4 2 6 75 75% Cukup Kritis
17 3 4 7 87,5 88% Kritis
18 3 3 6 75 75% Cukup Kritis
19 1 1 2 25 25% Sangat Tidak Kritis
20 4 4 8 100 100% Sangat Kritis
21 3 4 7 87,5 88% Kritis
22 2 2 4 50 50% Sangat Tidak Kritis
23 1 4 5 62,5 63% Kurang Kritis
24 3 2 5 62,5 63% Kurang Kritis
25 3 4 7 87,5 88% Kritis
26 1 2 3 37,5 38% Sangat Tidak Kritis
27 3 4 7 87,5 88% Kritis
28 1 1 2 25 25% Sangat Tidak Kritis
29 2 4 6 75 75% Cukup Kritis
Jumlah skor rata-rata 149
Rata-rata skor kelas 5,14
Nilai rata-rata kelas 64,22
Jumlah siswa minimal cukup kritis 14
Persentase jumlah siswa minimal
cukup kritis 48%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
6. Indikator 6 (Mampu membuat kesimpulan)
No Item
Skor Nilai Persentase Kriteria 11 14
1 3 3 6 75 75% Cukup Kritis
2 2 2 4 50 50% Sangat Tidak Kritis
3 1 3 4 50 50% Sangat Tidak Kritis
4 3 2 5 62,5 63% Kurang Kritis
5 4 4 8 100 100% Sangat Kritis
6 2 3 5 62,5 63% Kurang Kritis
7 1 3 4 50 50% Sangat Tidak Kritis
8 3 3 6 75 75% Cukup Kritis
9 2 4 6 75 75% Cukup Kritis
10 3 3 6 75 75% Cukup Kritis
11 3 4 7 87,5 88% Kritis
12 1 1 2 25 25% Sangat Tidak Kritis
13 2 3 5 62,5 63% Kurang Kritis
14 1 2 3 37,5 38% Sangat Tidak Kritis
15 2 3 5 62,5 63% Kurang Kritis
16 4 3 7 87,5 88% Kritis
17 4 2 6 75 75% Cukup Kritis
18 2 4 6 75 75% Cukup Kritis
19 3 3 6 75 75% Cukup Kritis
20 2 2 4 50 50% Sangat Tidak Kritis
21 3 3 6 75 75% Cukup Kritis
22 1 2 3 37,5 38% Sangat Tidak Kritis
23 3 3 6 75 75% Cukup Kritis
24 2 3 5 62,5 63% Kurang Kritis
25 3 2 5 62,5 63% Kurang Kritis
26 3 4 7 87,5 88% Kritis
27 3 2 5 62,5 63% Kurang Kritis
28 2 4 6 75 75% Cukup Kritis
29 4 2 6 75 75% Cukup Kritis
Jumlah skor rata-rata 154
Rata-rata skor kelas 5,31
Nilai rata-rata kelas 66,38
Jumlah siswa minimal cukup kritis 15
Persentase jumlah siswa minimal
cukup kritis 52%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
Lampiran 28 Data Kondisi Akhir Kemampuan Berpikir Kritis
1. Indikator 1 (Mampu bertanya)
No Item
Skor Nilai Persentase Kriteria 1 3 6 10
1 3 4 1 4 12 75 75% Cukup Kritis
2 3 2 3 2 10 62,5 63% Kurang Kritis
3 4 4 4 4 16 100 100% Sangat Kritis
4 3 4 3 3 13 81,25 81% Kritis
5 4 3 4 4 15 93,75 94% Sangat Kritis
6 3 3 3 2 11 68,75 69% Cukup Kritis
7 3 2 3 3 11 68,75 69% Cukup Kritis
8 3 4 4 3 14 87,5 88% Kritis
9 3 3 3 4 13 81,25 81% Kritis
10 3 4 3 4 14 87,5 88% Kritis
11 4 4 3 4 15 93,75 94% Sangat Kritis
12 3 4 4 4 15 93,75 94% Sangat Kritis
13 3 4 3 3 13 81,25 81% Kritis
14 3 3 4 4 14 87,5 88% Kritis
15 2 4 3 4 13 81,25 81% Kritis
16 3 3 3 3 12 75 75% Cukup Kritis
17 3 4 3 2 12 75 75% Cukup Kritis
18 3 3 3 4 13 81,25 81% Kritis
19 4 4 3 3 14 87,5 88% Kritis
20 3 3 4 4 14 87,5 88% Kritis
21 3 2 4 3 12 75 75% Cukup Kritis
22 1 3 4 3 11 68,75 69% Cukup Kritis
23 3 4 4 3 14 87,5 88% Kritis
24 3 3 3 4 13 81,25 81% Kritis
25 3 4 4 4 15 93,75 94% Sangat Kritis
26 4 4 4 4 16 100 100% Sangat Kritis
27 3 4 2 4 13 81,25 81% Kritis
28 3 4 4 4 15 93,75 94% Sangat Kritis
29 4 4 3 4 15 93,75 94% Sangat Kritis
Jumlah skor rata-rata 388
Rata-rata skor kelas 13,38
Nilai rata-rata kelas 83,62
Jumlah siswa minimal cukup kritis 28
Persentase jumlah siswa minimal
cukup kritis 97%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
2. Indikator 2 (Mampu menjawab pertanyaan)
No Item
Skor Nilai Persentase Kriteria 2 4
1 3 2 5 62,5 63% Kurang Kritis
2 2 2 4 50 50% Sangat Tidak Kritis
3 3 4 7 87,5 88% Kritis
4 3 3 6 75 75% Cukup Kritis
5 4 4 8 100 100% Sangat Kritis
6 3 3 6 75 75% Cukup Kritis
7 4 4 8 100 100% Sangat Kritis
8 3 4 7 87,5 88% Kritis
9 3 4 7 87,5 88% Kritis
10 3 3 6 75 75% Cukup Kritis
11 3 3 6 75 75% Cukup Kritis
12 4 4 8 100 100% Sangat Kritis
13 4 3 7 87,5 88% Kritis
14 4 4 8 100 100% Sangat Kritis
15 3 4 7 87,5 88% Kritis
16 2 4 6 75 75% Cukup Kritis
17 4 3 7 87,5 88% Kritis
18 3 4 7 87,5 88% Kritis
19 4 4 8 100 100% Sangat Kritis
20 4 4 8 100 100% Sangat Kritis
21 4 4 8 100 100% Sangat Kritis
22 1 4 5 62,5 63% Kurang Kritis
23 4 4 8 100 100% Sangat Kritis
24 4 4 8 100 100% Sangat Kritis
25 4 4 8 100 100% Sangat Kritis
26 4 4 8 100 100% Sangat Kritis
27 4 3 7 87,5 88% Kritis
28 3 4 7 87,5 88% Kritis
29 3 4 7 87,5 88% Kritis
Jumlah skor rata-rata 202
Rata-rata skor kelas 6,97
Nilai rata-rata kelas 87,07
Jumlah siswa minimal cukup kritis 26
Persentase jumlah siswa minimal
cukup kritis 90%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
3. Indikator 3 (Mampu menganalisis argumen/pendapat)
No Item
Skor Nilai Persentase Kriteria 5 7 15 17
1 3 3 3 3 12 75 75% Cukup Kritis
2 2 3 3 3 11 68,75 69% Cukup Kritis
3 4 3 4 3 14 87,5 88% Kritis
4 3 3 2 3 11 68,75 69% Cukup Kritis
5 3 3 3 3 12 75 75% Cukup Kritis
6 3 3 2 2 10 62,5 63% Kurang Kritis
7 3 3 3 3 12 75 75% Cukup Kritis
8 2 3 4 3 12 75 75% Cukup Kritis
9 4 3 4 4 15 93,75 94% Sangat Kritis
10 4 3 4 2 13 81,25 81% Kritis
11 3 2 2 2 9 56,25 56% Kurang Kritis
12 4 3 4 2 13 81,25 81% Kritis
13 2 3 3 4 12 75 75% Cukup Kritis
14 4 4 2 4 14 87,5 88% Kritis
15 4 3 4 3 14 87,5 88% Kritis
16 4 3 3 3 13 81,25 81% Kritis
17 4 3 3 1 11 68,75 69% Cukup Kritis
18 4 3 3 4 14 87,5 88% Kritis
19 3 3 3 2 11 68,75 69% Cukup Kritis
20 3 4 3 3 13 81,25 81% Kritis
21 4 3 4 3 14 87,5 88% Kritis
22 3 4 4 2 13 81,25 81% Kritis
23 3 3 3 3 12 75 75% Cukup Kritis
24 3 3 3 4 13 81,25 81% Kritis
25 4 4 4 4 16 100 100% Sangat Kritis
26 2 3 4 4 13 81,25 81% Kritis
27 3 3 3 3 12 75 75% Cukup Kritis
28 3 3 2 3 11 68,75 69% Cukup Kritis
29 3 2 3 2 10 62,5 63% Kurang Kritis
Jumlah skor rata-rata 360
Rata-rata skor kelas 12,41
Nilai rata-rata kelas 77,59
Jumlah siswa minimal cukup kritis 26
Persentase jumlah siswa minimal
cukup kritis 90%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
4. Indikator 4 (Mampu memecahkan masalah)
No Item
Skor Nilai Persentase Kriteria 9 12 13 18 19 20
1 3 3 4 4 2 4 20 83,33 83% Kritis
2 3 2 2 3 3 3 16 66,67 67% Cukup Kritis
3 2 2 3 3 3 4 17 70,83 71% Cukup Kritis
4 2 2 3 2 2 3 14 58,33 58% Kurang Kritis
5 2 4 4 3 2 4 19 79,17 79% Cukup Kritis
6 1 3 2 3 1 4 14 58,33 58% Kurang Kritis
7 2 3 4 3 4 4 20 83,33 83% Kritis
8 3 2 3 4 3 2 17 70,83 71% Cukup Kritis
9 1 2 3 4 4 4 18 75 75% Cukup Kritis
10 2 1 3 3 2 4 15 62,5 63% Kurang Kritis
11 1 3 4 4 2 4 18 75 75% Cukup Kritis
12 1 1 4 4 2 1 13 54,17 54% Sangat Tidak Kritis
13 4 3 3 3 3 4 20 83,33 83% Kritis
14 3 4 4 3 4 4 22 91,67 92% Sangat Kritis
15 2 2 3 3 2 4 16 66,67 67% Cukup Kritis
16 1 3 3 3 3 4 17 70,83 71% Cukup Kritis
17 2 2 4 4 3 2 17 70,83 71% Cukup Kritis
18 1 2 4 3 4 3 17 70,83 71% Cukup Kritis
19 2 3 3 4 3 4 19 79,17 79% Cukup Kritis
20 3 3 3 4 4 3 20 83,33 83% Kritis
21 2 3 3 3 3 4 18 75 75% Cukup Kritis
22 1 4 4 4 2 4 19 79,17 79% Cukup Kritis
23 2 3 3 4 3 4 19 79,17 79% Cukup Kritis
24 3 3 2 3 3 3 17 70,83 71% Cukup Kritis
25 4 2 3 4 4 4 21 87,5 88% Kritis
26 3 3 3 2 4 4 19 79,17 79% Cukup Kritis
27 2 4 4 3 3 4 20 83,33 83% Kritis
28 1 2 3 3 3 4 16 66,67 67% Cukup Kritis
29 1 3 3 3 3 3 16 66,67 67% Cukup Kritis
Jumlah skor rata-rata 514
Rata-rata skor kelas 17,72
Nilai rata-rata kelas 73,85
Jumlah siswa minimal cukup kritis 25
Persentase jumlah siswa minimal
cukup kritis 86%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
5. Indikator 5 (Mampu mengevaluasi dan menilai hasil pengamatan)
No Item
Skor Nilai Persentase Kriteria 8 16
1 4 4 8 100 100% Sangat Kritis
2 2 3 5 62,5 63% Kurang Kritis
3 4 4 8 100 100% Sangat Kritis
4 3 3 6 75 75% Cukup Kritis
5 3 4 7 87,5 88% Kritis
6 1 2 3 37,5 38% Sangat Tidak Kritis
7 4 3 7 87,5 88% Kritis
8 4 3 7 87,5 88% Kritis
9 4 4 8 100 100% Sangat Kritis
10 3 4 7 87,5 88% Kritis
11 1 4 5 62,5 63% Kurang Kritis
12 4 4 8 100 100% Sangat Kritis
13 3 4 7 87,5 88% Kritis
14 4 4 8 100 100% Sangat Kritis
15 3 3 6 75 75% Cukup Kritis
16 3 3 6 75 75% Cukup Kritis
17 4 4 8 100 100% Sangat Kritis
18 4 4 8 100 100% Sangat Kritis
19 3 3 6 75 75% Cukup Kritis
20 3 4 7 87,5 88% Kritis
21 3 4 7 87,5 88% Kritis
22 4 4 8 100 100% Sangat Kritis
23 3 4 7 87,5 88% Kritis
24 3 4 7 87,5 88% Kritis
25 4 4 8 100 100% Sangat Kritis
26 4 4 8 100 100% Sangat Kritis
27 2 2 4 50 50% Sangat Tidak Kritis
28 3 4 7 87,5 88% Kritis
29 4 4 8 100 100% Sangat Kritis
Jumlah skor rata-rata 199
Rata-rata skor kelas 6,86
Nilai rata-rata kelas 85,78
Jumlah siswa minimal cukup kritis 25
Persentase jumlah siswa minimal
cukup kritis 86%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
6. Indikator 6 (Mampu membuat kesimpulan)
No Item
Skor Nilai Persentase Kriteria 11 14
1 3 3 6 75 75% Cukup Kritis
2 4 3 7 87,5 88% Kritis
3 2 4 6 75 75% Cukup Kritis
4 4 2 6 75 75% Cukup Kritis
5 3 3 6 75 75% Cukup Kritis
6 4 3 7 87,5 88% Kritis
7 3 4 7 87,5 88% Kritis
8 2 4 6 75 75% Cukup Kritis
9 2 2 4 50 50% Sangat Tidak Kritis
10 4 3 7 87,5 88% Kritis
11 4 2 6 75 75% Cukup Kritis
12 1 4 5 62,5 63% Kurang Kritis
13 2 4 6 75 75% Cukup Kritis
14 3 4 7 87,5 88% Kritis
15 4 3 7 87,5 88% Kritis
16 4 3 7 87,5 88% Kritis
17 4 3 7 87,5 88% Kritis
18 3 3 6 75 75% Cukup Kritis
19 3 2 5 62,5 63% Kurang Kritis
20 4 3 7 87,5 88% Kritis
21 2 3 5 62,5 63% Kurang Kritis
22 4 3 7 87,5 88% Kritis
23 2 3 5 62,5 63% Kurang Kritis
24 3 4 7 87,5 88% Kritis
25 4 4 8 100 100% Sangat Kritis
26 3 3 6 75 75% Cukup Kritis
27 4 3 7 87,5 88% Kritis
28 2 4 6 75 75% Cukup Kritis
29 4 3 7 87,5 88% Kritis
Jumlah skor rata-rata 183
Rata-rata skor kelas 6,31
Nilai rata-rata kelas 78,88
Jumlah siswa minimal cukup kritis 24
Persentase jumlah siswa minimal
cukup kritis 83%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
Lampiran 29 Data Kondisi Awal Hasil Belajar
No KKM Nilai
Ketuntasan
Tuntas Tidak
Tuntas
1
70
40
2 40
3 20
4 10
5 40
6 45
7 95
8 90
9 65
10 15
11 65
12 10
13 40
14 5
15 40
16 65
17 45
18 10
19 25
20 30
21 35
22 35
23 10
24 90
25 55
26 55
27 80
28 95
29 45
30 75
31 40
Jumlah skor 1410
Rata-rata 45,48
Jumlah siswa tuntas 6 25
Persentase ketuntasan 19% 81%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
Lampiran 30 Foto-foto Kegiatan
Siswa mengisi kuesioner kemampuan berpikir
kritis
Peneliti menjelaskan materi sebelum
melakukan eksperimen
Siswa berdiskusi mengerjakan lembar kerja Guru berkeliling ketika siswa bereksperimen
Siswa bereksperimen membuktiken perubahan
bentuk energi cahaya menjadi panas
Eksperimen untuk membuktikan perubahan
bentuk energi angin menjadi gerak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
Siswa bereksperimen membuktikan perubahan
bentuk energi air menjadi gerak
Siswa mempresentasikan hasil eksperimen
Siswa bekerjasama dalam kelompok untuk
membuat eksperimen
Eksperimen untuk membuktikan perubahan
bentuk energi listrik menjadi cahaya
Siswa mengerjakan tes evaluasi secara individu Peneliti bersama siswa setelah selesai
bereksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
Lampiran 31 Daftar Riwayat Hidup
Daftar Riwayat Hidup
Rahajeng Normadhita, lahir di Sleman pada
tanggal 7 Januari 1996. Peneliti merupakan anak kedua
dari pasangan Ayah Subagiyanto dan Ibu Kismarini.
Peneliti memiliki satu saudara perempuan yang bernama
Pramita Bekti Nastiti. Peneliti mengawali pendidikannya
di SD Negeri Gentan, Kabupaten Sleman, Profinsi
Yogyakarta lulus pada tahun 2008, kemudian peneliti
melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 2 Ngaglik Yogyakarta dan lulus pada
tahun 2011. Setelah peneliti lulus dari SMP, peneliti menjutkan pendidikannya di
SMA Negeri 1 Pakem Yogyakarta dan lulus pada tahun 2014. Selanjutnya peneliti
berkesempatan untuk melanjutkan pendidikannya di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta pada progarm studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Selama
berdinamika di Universitas Sanata Dharma peneliti banyak mengikuti kegiatan
kemahasiswaan yang ada di Universitas Sanata Dharma. Kegaiatan
kemahasiswaan yang peneliti ikut yaitu kegiatan kepanitiaan, seminar, dan
workshop.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI