HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

223
i PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI SDN TEGALREJO 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Rahajeng Normadhita NIM: 141134244 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

Page 1: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

i

HALAMAN JUDU L

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN

HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN

IPA MELALUI METODE EKSPERIMEN

DI SDN TEGALREJO 2

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Rahajeng Normadhita

NIM: 141134244

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

i

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN

HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN

IPA MELALUI METODE EKSPERIMEN

DI SDN TEGALREJO 2

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Rahajeng Normadhita

NIM: 141134244

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

iii

iii

HALAMAN PENGESAHAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

iv

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karyaku ini untuk:

Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan petunjuknya dalam menyusun

skripsi ini,

Keluarga tercinta;

Ibuku Kismarini, Ayahku Subagiyanto, dan Kakakku Pramita Bekti Nastiti

Sabahat-sahabatku yang selalu membantu dan memberikan semangat serta

dukungan.

Terimakasih atas doa, dukungan, dan semangatnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

v

v

MOTTO

Orang sukes dan gagal sama-sama memiliki 24 jam dalam sehari.

Orang sukses menggunakannya dengan penuh disiplin dan bertanggung jawab

untuk meraih sukses yang lebih besar, sedangkan orang gagal menghabiskan

waktunya dengan sia-sia.

(penulis)

Sesunggunya beserta kesukaran ada kemudahan.

(QS. Al Insyirah)

Dan bahwasannya setiap manusia itu tidak akan memperoleh (hasil) selain apa

yang telah diusahakannya.

(QS. An Najm)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

vi

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

NIM: 141134244

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

vii

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

viii

viii

ABSTRAK

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV

Pada Pembelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen di SDN Tegalrejo 2

Rahajeng Normadhita (141134244)

Universitas Sanata Dharma

2018

Latar belakang penelitian ini adalah masih rendahnya hasil belajar IPA dan

kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2. Penelitian ini

bertujuan untuk: (1) mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa

pada pembelajaran IPA, (2) mengetahui peningkatan hasil belajar IPA melalui

penerapan metode eksperimen, (3) mendeskripsikan langkah-langkah metode

eksperimen untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar IPA.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas model Kemmis &

McTaggart yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Subjek penelitian adalah siswa

kelas IV di SDN Tegalrejo 2 sebanyak 29 siswa. Data hasil belajar diperoleh dari

hasil evaluasi siklus I dan siklus II. Data kemampuan berpikir kritis siswa

diperoleh dari hasil kuesioner dan hasil observasi.

Hasil penelitian menunjukkan penerapan metode eksperimen dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2 dengan

nilai rata-rata kelas sebesar 15,39 dan persentase jumlah siswa yang minimal

cukup kritis meningkat sebesar 56%. Penerapan metode eksperimen dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2 pada pembelajaran

IPA dengan nilai rata-rata kondisi awal 45,48 kemudian meningkat pada siklus I

sebesar 19,1 selanjutnya pada siklus II juga terjadi peningkatan sebesar 3,04.

Sedangkan persentase ketercapaian KKM pada kondisi awal sebesar 19%,

kemudian meningkat sebesar 5% dan pada siklus II meningkat sebesar 6%.

Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen

meliputi: (1) guru menetapkan kesesuaian eksperimen dengan tujuan

pembelajaran, (2) guru bersama siswa menyiapkan alat dan bahan yang dibutukan

dalam eksperimen, (3) siswa melakukan eksperimen secara runtut sesuai langkah-

langkah percobaan dengan bimbingan guru, (4) siswa mendiskusikan mengenai

hal-hal yang perlu diamati dan dicatat selama eksperimen, (5) membuat

kesimpulan dan laporan tentang hasil eksperimen, (6) guru bersama siswa

mendiskusikan hambatan dan hasil eksperimen sebagai tindak lanjut.

Kata kunci: kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, IPA, dan metode eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

ix

ix

ABSTRACT

The Improving of Critical Thinking Ability and Learning Outcomes of fourth

Grade Student On Science Learning Through Esperimental Methods at SDN

Tegalrejo 2

Rahajeng Normadhita (141134244)

Sanata Dharma University

2018

The background of this research were the low of science learning result

and critical thinking ability of fourth grade of SDN Tegalrejo 2. This research

was aimed to: (1) to know the improvement of students critical thinking ability on

science learning, (2) to know improvement of science learning outcomes through

the application of experimental methods, (3) described the steps of applying

experimental methods to improve the critical thinking and science learning

outcomes.

This research was a classroom action research model of Kemmis &

McTaggart which is implemented in 2 cycles. The subjects of the study were the

fourth grade of SDN Tegalrejo 2 as many as 29 students. Data of learning result

obtained from result of evaluation of frist cycle and second cycle. Data of

students' critical thinking ability are obtained from questionnaire result and

observation result.

The results of the research shows that the experimental method can

improve the critical thingking ability of the fourth grade of SDN Tegalrejo 2 from

the average grade value of 15,39 and the percentage of the minimum critical

students increased by 56%. The application of experimental method can improve

the learning result of fourth grader of SDN Tegalrejo 2 on science learning with

average value of initial condition 45,48 then increase in first cycle by 19,1 then in

secound cycle also happened increase equal to 3,04. While the percentage of

KKM attainment in the initial condition of 19%, then increased by 5% and in the

second cycle increased by 6%.

The learning steps using the experimental method include: (1) the teacher

determines the suitability of the experiments with the learning objectives, (2) the

teacher prepares the tools and materials required in the experiment, (3) the

student performs a coherent experiment in accordance with the experimental steps

with teacher guidance, (4) students discussing things that need to be observed and

recorded during the experiment, (5) making conclusions and reports on

experimental results, (6) teachers and students discussed obstacles and

experimental results as a follow-up.

Keywords: critical thinking ability, learning outcomes, science, and experimental

method

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

x

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penelitian yang berjudul

“Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada

Pembelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen di SDN Tegalrejo 2” dapat

diselesaikan dengan baik oleh peneliti. Skripsi ini disusun untuk memperoleh

gelar sarjana pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya

pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan penelitian ini banyak pihak

yang telah turut membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, oleh sebab itu

pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih atas terselesaikannya

penelitian ini, kepada:

1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu Cristiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma sekaligus

dosen pembimbing 2 yang telah memberikan arahan dan semangat

serta saran kepada peneliti dari awal sampai terselesaikannya

penelitian ini.

4. Ibu Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing 1 yang

telah membimbing dan memberi arahan serta saran kepada peneliti

dari awal sampai terselesaikannya penelitian ini.

5. Sekretariat PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah membantu

kelancaran dalam segala keperluan yang dibutuhkan penelitian ini.

6. Ibu Brigitta Erlita Tri Anggadewi, M.Psi. selaku dosen validator

instrumen penelitian.

7. Ibu Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si. selaku dosen validator instrumen

pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

xi

xi

8. Bapak Drs. Sukawit, M.A. selaku kepala sekolah SDN Tegalejo 2

Yogyakarta.

9. Bapak Yudi Haryanto, S.Pd. selaku guru kelas IV SDN Tegalrejo 2

Yogyakarta yang telah memberikan saran dalam mendidik para siswa.

10. Seluruh siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2 angkatan 2017/2018.

11. Kedua orang tua saya, Ayah Subagiyanto dan Ibu Kismarini, serta

kakak perempuan saya Pramita Bekti Nastiti, yang telah memberikan

semangat dan doanya.

12. Sahabat-sahabat saya, Agnis Livia, Fransisca Ika, Kusumadewi,

Kristalia, Lauransius Agus, Febria Ramadhan, Elvina Ressa, Nanda,

Andreas yang telah berjuang bersama dan saling memberikan

dukungan dan semangat.

13. Teman-teman prodi PGSD angakatan 2014.

14. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yang

telah memberikan dukungan, dan semangat sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu peneliti membutuhkan saran dan kritis yang membangun bagi peneliti.

Peneliti berharap semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca. Terima kasih.

Peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

xii

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYAx ............................................................ vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................... vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSTRACT ........................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................... x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5

1.5 Definisi Operasional ...................................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 7

2.1. Kajian Pustaka ............................................................................................... 7

2.1.1 Kemampuan Berpikir Kritis ................................................................. 7

2.1.2 Hasil Belajar ....................................................................................... 10

2.1.3 IPA ...................................................................................................... 12

2.1.4 Materi Perubahan Bentuk Energi........................................................ 14

2.1.5 Metode Eksperimen ............................................................................ 15

2.1.6 Siswa SD ............................................................................................. 20

2.2. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................................... 20

2.3. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 24

2.4. Hipotesis Tindakan ...................................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 27

3.1. Jenis Penelitian ............................................................................................ 27

3.2. Setting Penelitian ......................................................................................... 29

3.2.1 Tempat Penelitian ............................................................................... 29

3.2.2 Subjek Penelitian ................................................................................ 29

3.2.3 Objek Penelitian.................................................................................. 29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

xiii

xiii

3.2.4 Waktu Penelitian ................................................................................. 30

3.3. Persiapan ...................................................................................................... 30

3.4. Rencana Tindakan Setiap Siklus ................................................................. 30

3.4.1 Siklus I ................................................................................................ 31

3.4.2 Siklus II ............................................................................................... 34

3.5. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 37

3.5.1 Tes....................................................................................................... 38

3.5.2 Non Tes ............................................................................................... 38

3.6. Instrumen Penelitian .................................................................................... 38

3.6.1 Tes....................................................................................................... 41

3.6.2 Non Tes ............................................................................................... 42

3.7. Teknik Pengujian Instrumen ........................................................................ 47

3.7.1 Validasi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis ................................ 48

3.7.2 Validasi Instrumen Perangkat Pembelajaran ...................................... 50

3.7.3 Validitas dan Reliabilitas Instrument Soal ......................................... 55

3.8. Teknik Analisis Data ................................................................................... 57

3.8.1 Analisis Data Kemampuan Berpikir Kritis ......................................... 57

3.8.2 Analisis Data Hasil Belajar ................................................................. 59

3.9. Indikator Keberhasilan................................................................................. 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 61

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................ 61

4.1.1 Proses Penelitian ................................................................................. 61

4.1.2 Kemampuan Berpikir Kritis ............................................................... 66

4.1.3 Hasil Belajar ....................................................................................... 71

4.2 Pembahasan ................................................................................................. 74

4.2.1 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis ........................................... 74

4.2.2 Peningkatan Hasil Belajar................................................................... 75

4.2.3 Proses Penerapan Metode Eksperimen ............................................... 78

BAB V KESIMPULAN ...................................................................................... 81

5.1. Kesimpulan .................................................................................................. 81

5.2. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 82

5.3. Saran ............................................................................................................ 82

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 84

LAMPIRAN ......................................................................................................... 87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

xiv

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Pendapat Ahli Mengenai Indikator Berpikir Kritis ................................. 9

Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis ................................ 40

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Evaluasi Pembelajaran IPA ............................................ 41

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Kemapuan Berpikir Kritis ................................. 42

Tabel 3.4 Kuesioner Berpikir Kritis ...................................................................... 45

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis.................................. 46

Tabel 3.6 Pedoman Observasi Kemampuan Berpikir Kritis ................................. 47

Tabel 3.7 Kriteria Kelayakan Validasi Instrumen PAP Tipe 1 ............................. 48

Tabel 3.8 Hasil Validasi Pedoman Wawancara .................................................... 48

Tabel 3.9 Hasil Validasi Pedoman Observasi ....................................................... 49

Tabel 3.10 Hasil Validasi Lembar Kuesioner ....................................................... 50

Tabel 3.11 Hasil Validasi Silabus ........................................................................ 51

Tabel 3.12 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................. 52

Tabel 3.13 Hasil Validasi Lembar Kerja Siswa (LKS) ......................................... 53

Tabel 3.14 Hasil Validasi Bahan Ajar................................................................... 54

Tabel 3.15 Hasil Validasi Soal Evaluasi ............................................................... 54

Tabel 3.16 Hasil Perhitungan Validasi Soal Evaluasi ........................................... 55

Tabel 3.17 Kualifikasi Reliabilitas ........................................................................ 56

Tabel 3.18 Hasil Penghitungan Reliabilitas Soal Evaluasi ................................... 56

Tabel 3.19 Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe 1 .............................................. 58

Tabel 3.20 Indikator Keberhasilan ........................................................................ 60

Tabel 4.1 Kondisi Awal Kemampuan Berpikir Kritis .......................................... 67

Tabel 4.2 Kondisi Akhir Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis ........................ 69

Tabel 4.3 Data Kondisi Awal Nilai Ulangan Kelas IV Tahun Ajaran 2016/2017 71

Tabel 4.4 Hasil Nilai Evaluasi Siklus I ................................................................. 72

Tabel 4.5 Hasil Nilai Evaluasi Siklus II ................................................................ 73

Tabel 4.6 Perbandingan Target dan Pencapaian Hasil Belajar ............................. 77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

xv

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Literatur dari Penelitian Terdahulu ................................................... 24

Gambar 3.1 Bagan Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ............................... 28

Gambar 4.1 Diagram Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis..........................75

Gambar 4.2 Diagram Perbandingan Target dan Pencapaian Hasil Belajar .......... 78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

xvi

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ...................................................................... 88

Lampiran 2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ....................................... 89

Lampiran 3 Pedoman Wawancara .................................................................... 90

Lampiran 4 Validasi Pedoman Wawancara ...................................................... 91

Lampiran 5 Pedoman Observasi ....................................................................... 93

Lampiran 6 Validasi Pedoman Observasi ......................................................... 94

Lampiran 7 Lembar Observasi .......................................................................... 96

Lampiran 8 Kisi-kisi Kuesioner ........................................................................ 97

Lampiran 9 Kuesioner ....................................................................................... 99

Lampiran 10 Validasi Kuesioner ...................................................................... 101

Lampiran 11 Sampel Kuesioner Siswa Kondisi Awal ...................................... 103

Lampiran 12 Sampel Kuesioner Siswa Kondisi Akhir ..................................... 105

Lampiran 13 Silabus ........................................................................................ 107

Lampiran 14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I .................... 113

Lampiran 15 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II .................. 142

Lampiran 16 Validasi Perangkat Pembelajaran ................................................ 173

Lampiran 17 Soal Evaluasi Siklus I .................................................................. 181

Lampiran 18 Sampel Pekerjaan Siswa Siklus I Sebelum Uji Coba .................. 182

Lampiran 19 Sampel Pekerjaan Siswa Siklus I Setelah Uji Coba .................... 183

Lampiran 20 Soal Evaluasi Siklus II................................................................. 184

Lampiran 21 Sampel Pekerjaan Siswa Siklus II Sebelum Uji Coba ................. 185

Lampiran 22 Sampel Pekerjaan Siswa Siklus II Setelah Uji Coba ................... 186

Lampiran 23 Tabulasi Uji Soal Siklus I ............................................................ 187

Lampiran 24 Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Siklus I .................. 188

Lampiran 25 Tabulasi Uji Soal Siklus II .......................................................... 189

Lampiran 26 Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Siklus II ................ 190

Lampiran 27 Data Kondisi Awal Kemampuan Berpikir Kritis ........................ 191

Lampiran 28 Data Kondisi Akhir Kemampuan Berpikir Kritis ........................ 197

Lampiran 29 Data Kondisi Awal Hasil Belajar ................................................ 203

Lampiran 30 Foto-foto Kegiatan....................................................................... 204

Lampiran 31 Daftar Riwayat Hidup.................................................................. 206

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab I ini, peneliti menguraikan latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah hal yang penting dan diharapkan mampu membentuk

karakter baik bagi anak. UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem

Pendidikan Nasional, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dan martabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman,

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara demokratis serta

bertanggung jawab.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dalam perkembangan hidup manusia

memegang peranan penting. Melalui IPA manusia mampu mengolah secara

lebih maju sehingga semakin berdampak bagi perbaikan hidup manusia.

Melalui IPA manusia mampu menggunakan kekayaan alam secara

bertanggung jawab. Oleh karena itu, IPA penting bagi kehidupan manusia.

Menurut Carin dan Sund, IPA merupakan pengetahuan yang sistematis dan

tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data

hasil observasi dan eksperimen (Wisudawati, 2015: 24). Eksperimen tersebut

dapat diperoleh melalui fenomena-fenomena alam yang dapat dilihat dalam

kehidupan sehari-hari sebagai media pembelajarannya.

Pembelajaran IPA memiliki komponen utama yaitu sikap, proses, dan

produk (Susanto, 2013: 167). Dengan begitu, metode pembelajaran yang

baik harus bisa mengembangkan ketiga komponen tersebut, karena ketiga

komponen tersebut memiliki sifat yang saling berkaitan. Proses pembelajaran

IPA juga menilai ketiga aspek baik kognitif, afektif, maupun psikomotor.

Pembelajaran IPA melibatkan siswa untuk berproses dan lebih memahami

konsep serta menyelesaikan suatu masalah sangat penting. Penggunaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

2

pembelajaran yang inovatif dapat berpengaruh terhadap pencapaian hasil

belajar siswa. Oleh sebab itu, guru diharapkan mampu memfasilitasi siswa

dengan memberikan metode pembelajaran serta mengaitkan dengan

kehidupan nyata, sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang sedang

dipelajari.

Susanto (2013: 126) mengatakan bahwa keterampilan berpikir kritis

perlu dikembangkan dalam diri siswa karena melalui keterampilan berpikir

kritis, siswa dapat lebih mudah memahami konsep, peka terhadap masalah

sehingga dapat memahami dan menyelesaikan masalah tersebut. Melalui

pembelajaran dan latihan dapat menyiapkan siswa menjadi seseorang yang

pemikir, mampu memecahkan masalah, dan menjadi seorang pemikir

independen. Dengan begitu mereka dapat mengadapi kehidupan, mengatasi

masalah, membuat keputusan dengan tepat, dan bertanggung jawab.

Pada tanggal 1 Oktober 2017 dilakukan komunikasi pribadi dengan

siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2 terkait pembelajaan yang sulit. Beriku adalah

komunikasi pribadi dengan siswa kelas IV:

“Mata pelajaran yang susah itu mata pelajaran matematika dan IPA. IPA

itu susahnya karena banyak materi yang dipelajari dan kalau ada soal selalu

suruh menjelaskan”

Komunikasi pribadi yang dilakukan dengan siswa menunjukkan bahwa mata

pelajaran IPA termasuk mata pelajaran yang sulit karena materi IPA yang

sangat banyak dan sulitnya untuk memahami materi. Komunikasi pribadi

dengan siswa diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal

1 Oktober 2017 dengan guru kelas IV SD Tegalrejo 2 terkait kondisi siswa,

masalah yang dihadapi siswa saat pembelajaran IPA, serta metode

pembelajaran yang dilakukan di kelas. Berikut adalah wawancara dengan Pak

Yudi selaku guru kelas IV:

“Ketika di dalam kelas pengondisian siswa tidak terlalu sulit, kalau siswa

ramaipun masih bisa ditegur. Masalah yang dihadapi siswa ketika pembelajaran

IPA, yaitu siswa masih sulit untuk memahami materi dan menganalisis

masalah-masalah dalam IPA, ketika saya menjelaskan materi sedikit siswa yang

bertanya sekitar 1-3 siswa saja. Metode pembelajaran yang sering saya lakukan

itu sesuai dengan buku pegangan guru dan siswa, terkadang saya ajak mereka

untuk mengamati alam di luar kelas.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

3

Wawancara yang dilakukan dengan guru kelas IV menyatakan bahwa rata-

rata hasil belajar siswa pada tahun 2016/2017 masih tergolong rendah

dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Nilai IPA yang didapat belum

sepenuhnya memenuhi batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70.

Hal ini ditunjukkan dari hasil belajar IPA pada saat ulangan harian. Jumlah

siswa yang tuntas KKM sebanyak 6 siswa dengan persentase 19% dan

sisanya sebanyak 25 siswa tidak tuntas KKM dengan persentase 81%.

Wawancara tersebut didukung oleh hasil observasi yang dilakukan pada

tanggal 2 Oktober 2017 saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Berdasarkan pengamatan di kelas IV SDN Tegalrejo 2 ketika di kelas, siswa

masih dapat dikondisikan dan tidak gaduh. Namun, ketika guru

menyampaikan materi, terlihat siswa yang bermain dengan mainannya di

dalam laci meja, dan mengobrol dengan teman sebangkunya, meskipun tidak

menunjukkan kegaduhan di kelas. Didapatkan saat guru melakukan kegiatan

belajar mengajar masih menggunakan metode ceramah dan penugasan masih

terpacu kegiatan-kegiatan yang ada pada buku pegangan siswa. Materi IPA

yang membutuhkan praktik untuk menyampaikan pengalaman, namun guru

menyampaikannya dengan menjelaskan materi secara garis besar. Selain itu,

ketika pembelajaran IPA berlangsung siswa kurang mampu menganalisis

masalah-masalah yang ada di sekitarnya. Ketika diberikan sebuah masalah

rasa ingin untuk menjawab dan menyelesaikannya masih kurang mampu.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan indikator kemampuan berpikir kritis

siswa yaitu, (1) mampu bertanya, (2) mampu menjawab pertanyaan, (3)

mampu menganalisis argumen, (4) mampu memecahkan masalah, (5) mampu

mengevaluasi dan menilai hasil pengamatan, dan (6) mampu membuat

kesimpulan.

Menurut Purwanto (2009: 44) hasil belajar digunakan sebagai ukuran

untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai materi yang

disampaikan. Siswa seringkali tidak teliti dalam mengerjakan soal, sehingga

hasil belajar yang didapat belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM). Keberhasilan mengajar dapat dilihat dari cara guru menyampaikan

suatu pembelajaran. Proses belajar yang monoton membuat siswa cepat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

4

merasa bosan, oleh karena itu diperlukan adanya pembelajaran yang inovatif.

Alternatif pembelajaran inovatif yang dapat dilakukan adalah model

pembelajaran kontekstual dengan metode eksperimen.

Metode eksperimen menurut Wisudawati (2015: 157) mampu

meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik dalam menemukan dan

memahami suatu konsep atau teori IPA yang sedang dipelajari. Metode

eksperimen merupakan cara yang tepat untuk memberikan pengalaman yang

nyata pada siswa, maksudnya pengalaman itu akan semakin konkret sehingga

siswa dapat terhindar dari kesalahan persepsi dari pembahasan materi

pelajaran tertentu.

Pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen menurut

peneliti sangat cocok dengan karakteristik siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2.

Ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan bahwa penerapan metode

eksperimen dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas

VI di SDN Semboro Proborlinggo (Mayangsari dkk, 2014: 27). Pendapat lain

juga disampaikan oleh Saul (2013: 2) melalui penelitiannya bahwa penerapan

metode eksperimen dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran

IPA kelas IV SDN 20 Sungai Keli.

Dari permasalahan yang ada pada siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2

mengenai kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar isiswa, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kinerja guru

dan mutu belajar tentang peningkatan kemampuan berpikir kritis dan hasil

belajar siswa kelas IV pada pembelajaran IPA melalui metode eksperimen.

Sehingga dapat memberikan solusi atau referensi bagi guru sebagai pendidik

untuk menyampaikan materi yang bermakna dan menarik bagi siswa. Siswa

dapat membangkitkan motivasi dan kemampuan berpikir kritis siswa terhadap

mata pelajaran IPA.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1.2.1 Apakah penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

5

kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPA kelas IV

SDN Tegalrejo 2?

1.2.2 Apakah penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil

belajar IPA pada kelas IV SDN Tegalrejo 2?

1.2.3 Bagaimana langkah-langkah penerapan metode eksperimen untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar IPA kelas

IV SDN Tegalrejo 2?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk:

1.3.1 Mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada

pembelajaran IPA kelas IV SDN Tegalrejo 2.

1.3.2 Mengetahui peningkatan hasil belajar IPA melalui penerapan metode

eksperimen pada kelas IV SDN Tegalrejo 2.

1.3.3 Mendeskripsikan langkah-langkah penerapan metode eksperimen

untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar IPA

kelas IV SDN Tegalrejo 2.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapakan dari hasil penelitian ini adalah:

1.4.1 Bagi Peneliti

1. Memberikan wawasan mengenai inovatif pembelajaran kreatif

yang nantinya dapat diterapkan ketika mengajar.

2. Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana belajar, berlatih,

menerapkan, dan mengembangkan pengetahuan peneliti yang

telah berproses dalam penelitian.

3. Mendapatkan pengalaman langsung tentang penggunaan metode

eksperiemen.

1.4.2 Bagi Siswa

1. Memberikan metode mengajar yang bervariasi bagi siswa.

2. Meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran IPA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

6

3. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa siswa kelas IV

SDN Tegalrejo 2.

1.4.3 Bagi Guru

1. Guru lebih kreatif dan bervariasi dalam memberikan

pembelajaran sehingga dapat memperbaiki sistem pembelajaran

di Indonesia.

2. Guru terbiasa menggunakan metode pembelajaran inovatif yang

bervariasi.

1.4.4 Bagi Sekolah

1. Memiliki tambahan referensi pengetahuan baru tentang

bagaimana meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa

dengan menggunakan metode eksperimen.

2. Meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di sekolah.

3. Meningkatkan prestasi sekolah dengan peningkatan pretasi

belajar siswa dan kinerja guru.

1.5 Definisi Operasional

1.5.1 Berpikir kritis adalah kegiatan berpikir yang didasarkan pada

pemahaman yang relevan dan dapat dipertanggungjawabkan dalam

memperoleh pemahaman yang semakin jelas dan benar.

1.5.2 Hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa pada pembelajaran

IPA melalui evaluasi belajar yang diberikan oleh guru,

mengakibatkan perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor.

1.5.3 IPA adalah rumpun ilmu yang mempelajari fenomena alam yang

faktual dan hubungan sebab akibat melalui metode ilmiah.

1.5.4 Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar yang mengajak

siswa untuk melakukan suatu percobaan sebagai pembuktian fakta

atau teori yang sudah ada dengan cara mengamati, menganalisis,

menuliskan hasil percobaan, dan membuat kesimpulan, kemudian

hasilnya disampaikan dan dievaluasi oleh guru.

1.5.5 Siswa SD kelas IV adalah siswa sekolah dasar yang berusia 7-12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

7

tahun dan berada pada tahap operasional konkret dalam berpikir, di

mana konsep yang masih samar-samar dan tidak jelas menjadi lebih

konkret.

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab II ini peneliti menguraikan kajian pustaka, penelitian yang relevan,

kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. Keempat hal tersebut diuraikan sebagai

berikut:

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1 Kemampuan Berpikir Kritis

2.1.1.1 Pengertian Berpikir Kritis

Berpikir kritis menurut Fisher (2009: 13-14) adalah sebuah

aktivitas aktif, yaitu di mana seseorang memikirkan bermacam-

macam hal secara lebih mendalam, mengajukan berbagai pertanyaan,

menemukan informasi yang relevan, dll dari pada menerima informasi

tersebut dari orang lain secara pasif. Menurut Kuswana (2011: 19)

berpikir kritis merupakan analisis situasi masalah melalui evaluasi,

pemecahan masalah, gabungan informasi untuk menentukan

keputusan. Sedangkan Johnson (2010: 183) menyatakan bahwa

berpikir kritis merupakan sebuah proses sistematis yang digunakan

dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil

keputusan, menganalisis pendapat, dan melakukan penelitian ilmiah.

Berpikir kritis memungkinkan siswa untuk merumuskan dan

mengevaluasi keyakinan dan pendapat mereka sendiri. Berdasarkan

pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah

kegiatan berpikir yang didasarkan pada pemahaman yang relevan dan

dapat dipertanggungjawabkan dalam memperoleh pemahaman yang

semakin jelas dan benar.

2.1.1.2 Indikator Berpikir Kritis

Ennis (1985: 46) menyatakan terdapat 12 indikator

kemampuan berpikir kritis yang ideal. Indikator tersebut terangkum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

8

dalam 5 aspek keterampilan berpikir, yaitu memberikan penjelaskan

sederhana, membangun keterampilan dasar, menyimpulkan, membuat

penjelasan lebih lanjut, dan strategi dan taktik. Kelima aspek

keterampilan berpikir tersebut dijabarkan dalam beberapa sub

indikator antara lain; Memberikan penjelasan sederhana; (1)

memfokuskan pertanyaan, (2) menganalisis argumen, (3) bertanya dan

menjawab pertanyaan. Membangun keterampilan dasar, (4)

mempertimbangkan keabsahan suatu sumber, (5) mengobservasi dan

mempertimbangkan hasil observasi. Menyimpulkan; (6) membuat

deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, (7) membuat induksi

dan mempertimbangkan induksi, (8) Membuat dan

mempertimbangkan nilai keputusan. Membuat penjelasan lebih lanjut;

(9) menjelaskan dalam mempertimbangkan hasil, (10) menjelaskan

asumsi. Strategi dan taktik, (11) memutuskan suatu tindakan, (12)

berinteraksi dengan orang lain.

Pendapat lain dari dipaparkan oleh Kuswana (2012: 198),

beliau menyampaikan kemampuan dalam menjelaskan, menilai dasar

keputusan, menduga, dan membuat pengandaian dan

menginterpretasikan kemampuan harus dimiliki oleh pemikir kritis.

Keempat aspek tersebut telah dirangkum yaitu, (1) mengidentifikasi

fokus masalah, pertanyaan dan kesimpulan, (2) menganalisis argumen,

(3) bertanya dan menjawab pertanyaan, (4) mengidentifikasi

keputusan dan menangani sesuai alasan, (5) mengamati dan menilai

laporan observasi, (6) menyimpulkan dan menilai keputusan, (7)

mempertimbangkan alasan tanpa membiarkan ketidakpastian dan

keraguan, (8) menggabungkan kemampuan lain dan mengatur dalam

membuat dan mempertahankan keputusan.

Johnson (2010: 191) mengemukakan terdapat indikator yang

dapat dicapai seseorang untuk menjadi seorang pemikir kritis, antara

lain, (1) meneliti asumsi/pendapat, (2) menyelidiki masalah, (3)

mengakui sudut pandang yang berbeda, (4) mempertimbangkan

makna kata, (5) mencatat keterlibatan dari kesimpulan, dan (6)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

9

menilai bukti. Berdasarkan indikator-indikator yang telah dipaparkan

oleh beberapa ahli, maka peneliti merangkum dalam tabel 2.1 di

bawah ini:

Tabel 2.1 Pendapat Ahli Mengenai Indikator Berpikir Kritis

No Menurut Ennis Menurut Kuswana Menurut Johnson

1 Memfokuskan

pertanyaan

Mengidentifikasi fokus

masalah, pertanyaan

dan kesimpulan

Meneliti

asumsi.pendapat

2 Menganalisis argumen Menganalisis argumen Menyelidiki masalah

3 Bertanya dan

menjawab pertanyaan

Bertanya dan

menjawab pertanyaan

Mengakui sudut

pandang yang berbeda

4 Mempertimbangkan

keabsahan suatu

sumber

Mengidentifikasi

keputusan dan

menangani sesuai

alasan.

Mempertimbangkan

makna kata

5 Mengobservasi dan

mempertimbangkan

hasil observasi

Mengamati dan menilai

laporan observasi

Mencatat keterlibatan

dari kesimpulan

6 Membuat deduksi dan

mempertimbangkan

hasil deduksi

Menyimpulkan dan

menilai keputusan

Menilai bukti

7 Membuat induksi dan

mempertimbangkan

induksi

Mempertimbangkan

alasan tanpa

membiarkan

ketidakpastian dan

keraguan

8 Membuat dan

mempertimbangkan

nilai keputusan

Menggabungkan

kemampuan lain dan

mengatur dalam

membuat dan

mempertahankan

keputusan

9 Menjelaskan dalam

mempertimbangkan

hasil

10 Menjelaskan asumsi

11 Memutuskan suatu

tindakan

12 Berinteraksi dengan

orang lain

Berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis menurut

pendapat ketiga ahli tersebut, peneliti mengambil kesimpulan bahwa

terdapat beberapa kesamaan menganai indikator-indikator yang telah

dipaparkan. Oleh sebab itu, peneliti mengambil 6 indikator sebagai

fokus penelitian yang diturunkan berdasarkan ketiga ahli tersebut.

Indikator-indikator tersebut antara lain, (1) mampu bertanya, (2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

10

mampu menjawab pertanyaan, (3) mampu menganalisis argumen, (4)

mampu memecahkan masalah, (5) mampu mengevaluasi dan menilai

hasil pengamatan, dan (6) mampu membuat kesimpulan.

2.1.2 Hasil Belajar

2.1.2.1 Pengertian Hasil

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia hasil adalah sesuatu

yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha. Purwanto (2009:

44) menyatakan bahwa pengertian hasil menunjuk pada suatu

perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang

mengakibatkan perubahan input secara fungsional. Dari pengertian

tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil adalah akibat yang

ditimbulkan dari suatu aktivitas atau proses. Pada pembelajaran IPA

hasil merupakan kemampuan siswa dalam memahami materi dengan

tujuan yang sudah ditentukan sehingga menyebabkan peningkatan

kemampuan kognitif dan menimbulkan hasil dari proses belajar.

2.1.2.2 Pengertian Belajar

Siregar (2011: 5) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu

aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan

lingkungan yang menghasilkan perubahan yang bersifat relatif

konstan. Menurut Jihad (2012: 1) belajar adalah kegiatan berproses

dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam

menyelenggarakan jenis dan jenjang pendidikan, hal ini berarti

keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada

keberhasilan proses belajar siswa di sekolah dan lingkungan

sekitarnya. Purwanto (2009: 38-39) menyatakan pengertian belajar

adalah proses dalam diri individu yang berinterkasi dengan

lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Dari

beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu aktivitas atau proses untuk memperoleh pengetahuan,

meningkatkan keterampilan, dan memperbaiki perilaku melalui

pengalaman belajar yang telah dialaminya. Salah satu pertanda bahwa

seseorang telah belajar adalah dengan adanya perubahan tingkah laku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

11

dalam dirinya. Siregar (2011: 3) menambahkan perubahan tingkah

laku pada seseorang terutama siswa penyangkut perubahan yang

bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), maupun

sikap (afektif).

2.1.2.3 Pengertian Hasil Belajar

Purwanto (2009: 46) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah

perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan

tingkah lakunya melalui proses belajar mengajar. Jihad (2012: 15)

menambahkan bahwa hasil belajar adalah pencapaian bentuk

perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif,

afektif, dan prikomotor dari proses belajar yang dilakukan dalam

waktu tertentu. Dengan kata lain kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Susanto

(2013: 5) menambahkan bahwa hasil belajar yaitu perubahan-

perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek

kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar

yang dinyatakan ke dalam ukuran nilai. Dari beberapa ahli tersebut

dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah nilai yang diperoleh

siswa melalui evaluasi belajar yang diberikan oleh guru, yang

mengakibatkan perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor.

2.1.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Dalam kegiatan belajar terdapat beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi hasil belajar. Menurut Slameto (2010: 54-69) terdapat

dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu faktor internal dan

faktor eksternal. Faktor internal dibagi menjadi tiga macam, yaitu

faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Faktor

jasmaniah dapat berupa kesehatan dan cacat tubuh, faktor prikologis

dapat berupa kecerdasan, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,

dan kesiapan, sedangkan faktor kelelahan bisa dikarenakan kelelahan

jasmani maupun rohani. Faktor eksternal dibagi menjadi tiga macam

yaitu faktor keluarga, faktor rumah, dan faktor masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

12

Susanto (2013: 14) mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa, faktor-faktor tersebut antara lain;

kecerdasan anak, kesiapan anak, bakat anak, kemauan dalam belajar,

minat anak, penyajian materi, pribadi dan sikap guru, suasana belajar,

kompetensi guru, dan kondisi masyarakat. Dari beberapa pendapat

para ahli, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dapat dipengaruhi

dari lingkungan sekitar (faktor internal) dan diri siswa sendiri (faktor

internal).

2.1.3 IPA

2.1.3.1 Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menurut Carin dan Sund adalah

pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku

umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan

eksperimen (Wisudawati, 2015: 24). Wisudawati juga menambahkan

IPA merupakan rumpun ilmu yang memiliki karakteristik khusus yaitu

mempelajari fenomena alam yang faktual, baik berupa kenyataan atau

kejadian, dan hubungan sebab akibatnya. Pendapat lain disampaikan

oleh Iskandar (1997: 1) bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah

penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola atau keteraturan

dalam alam. IPA menawarkan cara-cara untuk dapat memahami dan

mempelajari fenomena-fenomena yang ada di alam, sehingga dapat

hidup di dalam alam itu sendiri. Berdasarkan pendapat dari para ahli

tersebut dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

adalah rumpun ilmu yang mempelajari fenomena alam yang faktual

dan hubungan sebab akibat melalui metode ilmiah.

Pada hakikatnya IPA memiliki tiga komponen utama, yaitu

sikap, proses, dan produk (Susanto, 2013: 167). Dalam melaksanakan

proses IPA harus dilandasi dengan sikap ilmiah, sehingga dapat

mengasilkan produk yang dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya. Menurut Wisudawati (2015: 24) sikap dalam IPA dapat

memunculkan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

13

hidup, serta hubungan sebab akibat. Persoalan dalam IPA dapat

diselesaikan dengan menggunakan prosedur yang bersifat open

minded atau terbuka dalam menerima/mempertimbangkan pendapat

atau hasil penemuan orang lain.

IPA sebagai proses dapat diartikan memahami bagaimana

mengumpulkan fakta-fakta dan memahami bagaimana

menghubungkan fakta-fakta untuk menafsirkannya (Iskandar, 1997:

4). Wisudawati (2015: 24) menambahakan bahwa IPA sebagai proses

yaitu proses memecahkan masalah dengan prosedur yang runtut dan

sistematis melalui metode ilmiah. Kegiatan ilmiah dilakukan untuk

menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk

menemukan pengetahuan baru.

Produk IPA menurut Susanto (2013: 168) yaitu kumpulan hasil

penelitian yang telah ilmuwan lakukan dan sudah membentuk konsep

yang telah dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitik.

Bentuk IPA sebagai produk, antara lain fakta-fakta, prinsip, hukum,

dan teori-teori IPA. IPA sebagai produk juga merupakan akumulasi

hasil upaya para ilmuwan IPA terdahulu. Dari penjelasan tersebut

dapat disimpulkan bahwa dimensi sikap, proses, dan produk saling

berkaitan. Apabila IPA dilandasi dengan sikap ilmiah, maka dapat

menghasilkan produk yang ilmiah, sehingga produk IPA dapat

mendorong terjadinya proses IPA yang dapat menumbuhkan sikap

ilmiah bagi orang yang melakukannya.

2.1.3.2 Tujuan Pembelajaran IPA

Pembelajaran IPA secara khusus sebagaimana tujuan

pendidikan secara umum dalam taksonomi Bloom bahwa IPA

diharapkan dapat memberikan pengetahuan (kognitif). Jenis

pengetahuan dimaksud adalah pengetahuan dasar dari prinsip dan

konsep yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Melalui

pendidikan IPA di sekolah dapat memberikan pengetahuan kepada

siswa tentang lingkungan sekitar dan bagaimana menyikapi masalah

yang ada di dalamnya. Pengetahuan IPA dapat digunakan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

14

diterapkan untuk memecahkan masalah yang ditemuinya, sehingga

siswa dapat menanamkan sikap ilmiah pada dirinya. Di samping itu,

pembelajaran IPA diharapkan memberikan keterampilan

(psikomotorik), kemampuan sikap ilmiah (afektif), pemahaman,

kebiasaan dan apresiasi (Trianto, 2012: 142). Seseorang yang belajar

IPA juga dapat menghargai alam sebagai salah satu ciptaan Tuhan,

sehingga mereka dapat ikut serta memelihara, menjaga dan

melestarikan lingkungan alam tersebut. Belajar IPA juga memberikan

keterampilan kepada siswa untuk melakukan penelitian, oleh karena

itu siswa dapat mengenal, mengetahui cara kerja serta dapat

menghargai para ilmuwan.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa tujuan

dari pembelajaran IPA di sekolah dasar adalah mengajarkan siswa

untuk mengetahui dan menghargai ciptaan Tuhan. Siswa juga

memperoleh pengetahuan dan konsep-konsep IPA, serta dapat

menerapkan sikap ilmiah untuk memecahkan suatu masalah yang

dihadapinya.

2.1.3.3 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi

kebutuhan manusia, sehingga IPA dapat digunakan sebagai solusi

untuk memecahkan suatu masalah. Menurut Iskandar (1997: 15)

pembelajaran IPA di SD perlu diberi kesempatan untuk berlatih

keterampilan-keterampilan proses IPA sebab diharapkan akhirnya

siswa mampu berpikir dan memiliki sikap ilmiah, maka pembelajaran

IPA di SD hendaknya dimodifikasi sesuai dengan tahap

perkembangan kognitifnya. Dengan begitu, pembelajaran menjadi

lebih dominan pada pengalaman belajar secara langsung melalui

penggunaan dan pengembangan keterampilan proses, produk, dan

sikap ilmiah.

2.1.4 Materi Perubahan Bentuk Energi

2.1.4.1 Energi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

15

Energi adalah sesuatu yang menyebabkan benda dapat

melakukan kerja (Darmodjo, 1992: 213). Misalnya air terjun, air

terjun dapat dikatakan memiliki energi karena dapat memutar turbin.

Cahaya matahari memiliki energi karena dapat menguapkan air laut

atau mengeringkan pakaian.

2.1.4.2 Bentuk-bentuk Energi

Menurut Darmodjo (1992: 213-214) energi terdapat dalam

berbagai bentuk yang di kelompokkan menjadi dua, yaitu energi

kinetik dan energi potensial. Energi kinetik adalah energi yang

dimiliki oleh benda yang bergerak, misalnya energi angin, energi

gelombang laut, energi suara, energi cahaya, dan energi panas.

Sedangkan energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh suatu

benda pada suatu tempat (kedudukan) tertentu. Dari tempat itu benda

terebut mampu melakukan usaha, misalnya air danau yang diam dapat

melakukan usaha dengan dialirkan menjadi air terjun sehingga dapat

memutarkan turbin untuk membangkitkan listrik.

2.1.4.3 Perubahan Bentuk Energi

Perubahan bentuk energi adalah perubahan yang terjadi pada

energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya (Darmojo, 1992: 216).

Perubahan bentuk energi dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari,

misalnya air danau yang diam dapat dialirkan ke bawah melakui pipa

sehingga terjadi air terjun buatan yang keras, hal ini terjadi energi

potensial berubah menjadi energi kinetik. Air terjun buat tersebut

digunakan untuk memutar turbin yang menggerakkan dinamo,

sehingga timbul listrik. Dalam peristiwa tersebut energi kinetik

berubah menjadi energi listrik. Dari energi listrik dapat digunakan

untuk menyalakan lampu, berubah menjadi cahaya, atau dapat

digunakan untuk memasak, berubah menjadi energi panas.

2.1.5 Metode Eksperimen

2.1.5.1 Pengertian Metode Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

16

Pengertian metode eksperimen menurut Djajadisastra (1982:

10) menjelaskan bahwa metode eksperimen adalah suatu cara

mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menemukan sendiri suatu fakta yang ingin diketahuinya. Pendapat lain

disampaikan oleh Moedjiono (1993: 77) yaitu metode eksperimen

merupakan format interaksi belajar mengajar yang melibatkan logika

induksi untuk menyimpulkan pengamatan dari proses dan hasil

eksperimen yang dilakukan. Pendapat lain dari Djamarah (2014: 84)

mengatakan bahwa metode eksperimen (percobaan) adalah cara

penyajian pelajaran di mana siswa melakukan percobaan dengan

mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Melalui

metode eksperimn siswa diberi kesempatan untuk mengalami atau

melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek,

menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri.

Sedangkan metode eksperimen menurut Roestiyah (2012: 80) adalah

salah satu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan

tentang suatu hal; mengamati prosesnya serta menuliskan hasil

percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas

dan dievaluasi oleh guru.

Dari pendapat ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa metode

eksperimen adalah suatu cara mengajar yang mengajak siswa untuk

melakukan suatu percobaan sebagai pembuktian fakta atau teori yang

sudah ada dengan cara mengamati, menganalisis, menuliskan hasil

percobaan, dan membuat kesimpulan, kemudian hasilnya disampaikan

dan dievaluasi oleh guru. Metode ini lebih untuk mengecek supaya

siswa semakin yakin dan jelas dengan teori yang sudah ada.

2.1.5.2 Tujuan Metode Eksperimen

Penggunaan metode eksperimen mempunyai tujuan agar siswa

mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas

persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan

sendiri (Roestiyah, 2012: 80). Dengan eksprimen siswa menemukan

bukti kebenaran dari teori sesuatu yan sedang dipelajari dengan cara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

17

berpikir ilmiah (scientific thinking). Wisudawati (2015: 157) juga

mengemukakan tujuan metode eksperimen adalah untuk

meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik dalam menemukan

dan memahami suatu konsep atau teori IPA yan sedang dipelajari.

Beberapa pendapat ahli mengenai tujuan dari metode

eksperimen yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa metode

eksperimen bertujuan untuk meningkatakan kemampuan berpikir

siswa dalam mencari tahu, menemukan sendiri jawaban atas

permasalahan, serta memahami suatu konsep atau teori IPA yang

sedang dipelajari dengan mengadakan percobaan sendiri. Kemampuan

berpikir peserta didik dimulai dengan adanya pertanyaan. Pertanyaan-

pertanyaan tersebut dapat memicu peserta didik untuk berpikir dan

mencari tahu untuk menjawab dan memecahkan permasalahan

tersebut. Pertanyaan tersebut dapat diberikan oleh guru sebagai

stimulus untuk melaksanakan eksperimen, ataupun berasal dari siswa

melalui fenomena-fenomena yang dijumpai.

2.1.5.3 Kelebihan dan kekurangan Metode Eksperimen

Metode eksperimen memiliki kelebihan serta kekurangan,

menurut Djajadisastra (1982: 16-17), kelebihan atau keunggulan dari

metode eksperimen antara lain: (1) Siswa mengalami atau mengamati

sendiri suatu proses atau kejadian; (2) Dengan mengalami sendiri

suatu proses atau kejadian, maka siswa menjadi benar-benar yakin

dengan hasil atau akibat dari suatu proses; (3) Siswa menjadi bersikap

hati-hati, teliti, dan mampu berfikir analitis; (4) Siswa memupuk dan

mengembangkan sikap berpikir ilmiah. Yaitu suatu sikap untuk

memahami sesuatu melalui data yang dapat dikumpulkan, melakukan

percobaan, dan menarik kesimpulan.

Menurut Roestiyah (2012: 82) kelebihan atau keungulan dari

metode eksperimen adalah: (1) Siswa terlatih menggunakan metode

ilmiah dalam menghadapi segala masalah, sehingga tidak mudah

percaya pada sesuatu yang belum pasti kebenarannya; (2) Siswa lebih

aktif berpikir dan berbuat; hal tersebut sangat sesuai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

18

pembelajaran modern (student centered); (3) Siswa dalam

melaksanakan proses eksperimen selain memperoleh pengetahuan

juga menemukan pengalaman serta keterampilan dalam menggunakan

alat-alat eksperimen; (4) Siswa membuktikkan sendiri kebenaran dari

suatu teori, sehingga mengubah sikap percaya pada tahayul atau hal-

hak yang tidak masuk akal.

Kelebihan metode eksperimen ditambahkan oleh Djamarah

(2014: 84-85) antara lain: (1) Membuat siswa lebih percaya atau

kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaan; (2) Membina

siswa untuk membuat penemuan baru dari percobaannya dan

bermanfaat bagi kehidupan manusia; (3) Hasil-hasil eksperimen yang

berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.

Berdasarkan kelebihan dan keunggulan yang telah dipaparkan

dari beberapa ahli, dapat ditarik kesimpulan kelebihan atau

keunggulan dari metode eksperimen antara lain, siswa mengalami atau

mengamati sendiri suatu proses atau fenomena untuk membuktikan

suatu teori, sehingga siswa tidak mudah percaya pada sesuatu yang

belum pasti kebenarannya. Melatih siswa untuk bersikap hati-hati,

teliti, dan mampu berfikir analitis, mengembangkan sikap berpikir

ilmiah. Siswa lebih aktif berpikir dan berbuat ketika melakukan

eksperimen. Siswa mendapatkan pengalaman serta keterampilan

dalam menggunakan alat-alat eksperimen.

Dari banyaknya kelebihan atau keunggulan yang terdapat

dalam metode eksperimen, tentu metode tersebut memiliki

kekurangan. Menurut Djajadisastra (1982: 17-18) kekurangan atau

kelemahan metode eksperimen antara lain adalah: (1) Tidak semua

mata pelajaran dapat diajarkan dengan menggunakan metode

eksperimen. (2) Suatu eksperimen mungkin saja tidak berhasil seperti

yang diharapakan. (3) Mahalnya alat-alat praktikum merupakan

hambatan untuk melakukan eksperimen-eksperimen di laboratorium

sekolah, sehingga eksperimen terpaksa dikerjakan berkelompok yang

berarti tidak semua siswa dapat mengalami sendiri suatu eksperimen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

19

Djamarah (2014: 85) menjelaskan beberapa kekurangan dari

metode eksperimen, antara lain: (1) Metode ini lebih sesuai dengan

bidang-bidang sains dan teknologi, (2) Memerlukan berbagai fasilitas

peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal, (3)

Menuntut ketelitian, keuletan, dan ketabahan, (4) Setiap percobaan

tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan sebab ada faktor-

faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau

pengendalian.

Beberapa pendapat ahli mengenai kekurangan atau kelemahan

dari metode eksperimen dapat disimpulkan antara lain: (1) Tidak

semua mata pelajaran dapat diajarkan menggunakan metode

eksperimen. (2) Suatu eksperimen mungkin saja tidak mendapatkan

hasil yang diharapakn karena beberapa faktor. (3) Terdapat beberapa

alat-alat yang susah diperoleh serta mahal untuk digunakan di dalam

laboraturium, sehingga eksperimen terpaksa dilakukan secara

berkelompok. Berdasarkan kelebihan serta kekurangan yang telah

dipaparkan, kelebihan dari metode eksperimen lebih banyak dari pada

kekurangannya. Dengan demikian, metode eksperimen ini sangat

cocok untuk digunakan dalam penelitian ini.

2.1.5.4 Prosedur Metode Eksperimen

Kegiatan eksperimen yang dilakukan siswa usia sekolah dasar

merupakan kesempatan untuk bereksplorasi. Menurut Moedjiono

(1993: 77) pemakaian metode ekseprimen dalam kegiatan belajar

mengajar akan memberikan pengalaman kepada guru tentang adanya

potensi yang dapat dikembangkan pada diri siswa. Melalui

eksperimen siswa memperoleh pengalaman meneliti yang dapat

menambah pengetahuan, berfikir ilmiah dan rasional. Untuk

mendapatkan hasil yang optimal prosedur metode eksperimen dapat

dilakukan yaitu; (1) guru menetapkan kesesuaian eksperimen dengan

tujuan pembelajaran, (2) guru bersama siswa menyiapkan alat dan

bahan yang dibutuhkan dalam eksperimen, (3) siswa melakukan

eksperimen secara runtut sesuai langkah-langkah percobaan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

20

bimbingan guru, (4) siswa mendiskusikan mengenai hal-hal yang

perlu diamati dan dicatat selama eksperimen, (5) membuat kesimpulan

dan laporan tentang hasil eksperimen, (6) guru bersama siswa

mendiskusikan hambatan dan hasil eksperimen sebagai tindak lanjut.

2.1.6 Siswa SD Kelas IV

Masa kanak-kanak akhir atau masa usia sekolah dasar dialami

anak pada usia 6 tahun sampai masuk ke masa pubertas dan masa

remaja awal yang berkisar pada tahun 11-13 tahun (Izzaty, 2008: 127).

Izzaty membagi masa kanak-kanak akhir menjadi dua fase. Pertama,

masa kelas rendah SD yang berlangsung antara usia 6/7 tahun – 9/10

tahun, biasanya anak duduk di kelas 1, 2, dan 3 SD. Kedua, masa kelas

tinggi SD yang berlangsung antara usia 9/10 tahhun – 12/13 tahun,

biasanya anak duduk di kelas 4, 5, dan 6.

Izzaty (2008: 118) menambahkan dalam tahap perkembangan

menurut Piaget, siswa kelas IV SD berada dalam tahap operasional

konkret dalam berpikir, yaitu usia 7-11 tahun di mana konsep pada awal

masa kanak-kanak merupakan konsep yang samar dan tidak jelas

menjadi lebih konkret. Anak dapat mempelajari sesuatu menggunakan

benda-benda nyata sebagai pengganti sesuatu yang abstrak. Hal serupa

juga disampaikan oleh Trianto (2010: 72) yang mengungkapkan bahwa

dengan mendapatkan pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi

lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan anak pada

tahap operasional konkret. Dari penjelasan yang telah diuraikan dapat

disimpulkan bahwa siswa SD kelas IV adalah siswa sekolah dasar yang

berusia 7-11 tahun dan berada pada tahap operasional konkret dalam

berpikir, di mana konsep yang masih samar-samar dan tidak jelas

menjadi lebih konkret.

2.2. Hasil Penelitian yang Relevan

Pada bagian ini, peneliti memaparkan beberapa hasil penelitian yang

relevan. Penelitian yang dilakukan oleh saudara Dewi Mayangsari, dkk pada

tahun 2014 dengan judul “Penerapan Metode Eksperimen untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

21

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI Pokok

Bahasan Konduktor dan Isolator SDN Semboro Probolinggo tahun Pelajaran

2012/2013” berisi tentang penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA

melalui metode eksperimen. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus

yang meliputi empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan

refleksi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa

dalam pembelajaran IPA melalui metode eskperimen mengalami peningkatan

dari siklus I ke siklus II. Hasil observasi menunjukkan persentase rata-rata

aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 65,53% (aktif), meningkat pada

siklus II sebesar 80,6% (sangat aktif), sehingga meningkat sebesar 15,07%.

Persentase hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA melalui metode

eksperimen pada pokok bahasan konduktor dan isolator juga mengalami

peningkatan. Pada siklus I mencapai 55% dan pada siklus II mencapai 85%,

sehingga meningkat sebesar 30%.

Penelitian yang dilakukan oleh saudara Sumbang Saul pada tahun 2013

yang berjudul “Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Aktivitas

Siswa dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV Sekolah Dasar

Negeri 20 Sungai Keli” bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh

penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam

pembelajaran IPA. Berdasarkan observasi awal persentase aktivitas siswa

dalam pembelajaran IPA sebesar 5%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus

I dengan menggunakan metode eksperimen persentase aktivitas siswa dalam

pembelajaran IPA mengalami peningkatan menjadi 65,89%. Selanjutnya pada

siklus II kembali mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar

93,89%. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan menggunakan metode

eksperimen dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA

kelas IV Sekolah Dasar Negeri 20 Sungai Keli.

Penelitian yang dilakukan oleh saudara Asrul Karim pada tahun 2011

yang berjudul “Penerapan Metode Penemuan Terbimbing dalam

Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar” merupakan penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

22

eksperimen dengan desain Pretest-Posttes Control Group Design. Subyek

penelitian melibatkan 104 siswa SD di Kecamatan Kuta Blang yang terdiri

dari tiga level sekolah yaitu level tinggi, sedang, dan rendah. Instrumen

pengumpul data berupa soal tes pemahaman konsep dan kemampuan berpikir

kritis, lembar observasi, angket skala sikap dan pedoman wawancara. Uji

coba instrumen, diuji validitas, reliabilitas, indek kesukaran dan daya

pembeda dengan menggunakan Anates versi 4,0. Pengujian statistik dengan

menggunakan uji anova dua jalur yang sebelumnya diuji normalitas, uji

homogenitas, dan uji perbedaan dua rerata pada taraf signifikan 0,05. Hasil

penelitian menunjukkan pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis

siswa yang mengikuti pembelajaran matematika dengan metode penemuan

terbimbing lebih baik dari pada siswa yang mengikuti pembelajaran

konvensional ditinjau berdasarkan level sekolah, sebagian besar siswa

menunjukkan sikap positif terhadap pembelajaran matematika dengan metode

penemuan terbimbing.

Penelitian yang dilakukan olah saudara A. Sichibin, dkk pada tahun

2009 yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin untuk

Peningkatkan Pemahaman dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SD”

bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa terhadap

pokok bahasan air dan sifatnya, selain itu juga untuk mengetahui

pertumbuhan dan perkembangan keterampilan bepikir kritis siswa kelas IV

semester gasal SDN Sekaran 01 Gunungpati Semarang tahun ajaran

2008/2009. Metode yang digunakan sebagai alat pengumpulan bahan adalah

dokumentasi, tes, dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model

pembelajaran inkuiri terpimpin dapat meningkatkan pemahaman konsep

siswa dan menumbuhkembangkan keterampilan berpikir kritis siswa kelas IV

SD pokok bahasan air dan sifatnya.

Keempat penelitian tersebut memiliki kesamaan dengan penelitian ini,

yaitu kemampuan berpikiri kritis dengan menggunaan metode eksperimen

pada pembelajaran IPA. Dengan demikian, dari penelitian-penelitian tersebut

dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode eksperimen dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Atas dasar itu peneliti menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

23

metode eksperimen pada pembelajaran IPA yang mencakup dua variabel

yaitu hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

24

Gambar 2.1 Literatur dari Penelitian Terdahulu

2.3. Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran IPA yang banyak membutuhkan praktik masih

disampaikan guru dengan menjelaskan teori seperti pada buku tanpa memberi

sesuatu yang lebih konkret. Siswa sekedar mendengarkan penjelasan dari

guru, karena pembelajaran masih menggunakan metode ceramah dan terpacu

pada buku pegangan siswa. Hal tersebut menyebabkan kemampuan berpikir

kritis siswa dalam pembelajaran IPA kurang maksimal dan dapat

mempengaruhi hasil belajar IPA.

Pembelajaran IPA bukan sekedar mengafal materi yang diberikan oleh

guru. Siswa diharapkan berpikir kritis dalam proses pembelajaan agar dapat

memahami dan memperajari materi. Siswa melakukan eksperimen sederhana

untuk menemukan informasi mengenai materi pembelajaran IPA. Informasi

yang ditemukan siswa dapat diingat lebih mudah dan bermakna sehinga

mempermudah pemahaman siswa. Untuk itu peneliti berupaya meningkatkan

Berpikir Kritis Metode Eksperimen

Karim (2011)

“Penerapan Metode Penemuan

Terbimbing dalam Pembelajaran

Matematika untuk Meningkatkan

Pemahaman Konsep dan

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Sekolah Dasar”

Mayangsari, dkk (2014)

“Penerapan Metode Eksperimen

untuk Meningkatkan Aktivitas dan

Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI

Pokok Bahasan Konduktor dan

Isolator SDN Semboro Probolinggo

tahun Pelajaran 2012/2013”

Saul (2013)

“Penerapan Metode Eksperimen

untuk Meningkatkan Aktivitas

Siswa dalam Pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam Kelas IV

Sekolah Dasar Negeri 20 Sungai

Keli”

Sichibin, dkk (2009)

“Penerapan Model Pembelajaran

Inkuiri Terpimpin untuk

Peningkatkan Pemahaman dan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

SD”

Peneliltian ini:

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil

Belajar Siswa Kelas II pada Pembelajaran IPA

Melalui Metode Eksperimen di SDN Tegalrejo 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

25

hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2

dengan menggunakan metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen

yang dapat membantu siswa untuk berpikir lebih kritis terhadap kegiatan

percobaan yang dilakukan.

Metode pembelajaran eksperimen adalah suatu cara belajar yang

melibatkan siswa untuk melakukan percobaan dengan mengamati proses dan

hasil percobaaan yang dilakukan. Kemudian hasil percobaan tersebut

disampaikan di depan kelas dan dilakukan tanya jawab dan evaluasi oleh

guru. Dalam metode pembelajaran eksperimen ini dibutuhkan informasi dari

guru mengenai tujuan dari eksperimen sehingga siswa dapat mengetahui

langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menjalankan percobaan. Guru

berperan sebagi fasilitator dan mediator dalam proses belajar mengajar.

Dalam kegiatan ini, guru menciptakan kondisi lingkungan belajar yang

kondusif agar tercipta suasana belajar yang nyaman. Dengan begitu,

penggunaan metode eksperimen dapat membantu siswa dalam memahami

konsep suatu materi dalam pembelajaran IPA, sehingga diharapkan hasil

belajar IPA dan kemampuan berpikir kritis siswa dapat meningkat.

2.4. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, peneliti merumuskan

hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siwa kelas IV SDN Tegalrejo 2.

2. Penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA

pada siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2.

3. Penggunaan metode eksperimen dalam upaya meningkatkan hasil

belajar IPA kelas IV SDN Tegalrejo 2 tahun pelajaran 2017/2018 dapat

dilakukan dengan langkah-langkah antara lain, (1) guru menetapkan

kesesuaian eksperimen dengan tujuan pembelajaran, (2) guru bersama

siswa menyiapkan alat dan bahan, (3) siswa melakukan eksperimen

secara runtut sesuai langkah-langkah percobaan dengan bimbingan

guru, (4) siswa mendiskusikan mengenai hal-hal yang perlu diamati dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

26

dicatat selama eksperimen, (5) membuat kesimpulan dan laporan

tentang hasil eksperimen, (6) guru bersama siswa mendiskusikan

hambatan dan hasil eksperimen sebagai tindak lanjut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

27

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab III ini, peneliti menjelaskan tentang jenis penelitian, setting

penelitian, persiapan, rencana tindakan setiap siklus, teknik pengumpulan data,

instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, teknik analisis data, indikator

keberhasilan, dan jadwal penelitian.

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis

dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Pembelajaran IPA Melalui Metode

Eksperimen di SDN Tegalrejo 2” merupakan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang

dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui perencanaan,

pelaksanaan, dan refleksi tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan

tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa

dapat meningkat (Kusumah, 2011: 9). Sejalan dengan pendapat yang

disampaikan Kunandar (2008: 44-45) bahwa Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) merupakan suatu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru yang

sekaligus berlaku sebagai peneliti di kelasnya bersama-sama dengan orang

lain (kolaborasi) dengan langkah-langkah tertentu, antara lain merancang,

melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif.

Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah untuk memperbaiki atau

meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas melalui suatu tindakan

tertentu dalam suatu siklus.

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada penelitian ini terdapat

dua siklus yang terdiri dari empat tahap yang meliputi tahap perencanaan,

pelaksanaan, observasi, dan refleksi dengan mengikuti pola Kemmis &

McTaggar yang tersaji pada gambar 3.1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

28

Gambar 3.1 Bagan Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Kemmis &

McTaggart

Sumber: (Arikunto, 2006: 16)

Berdasarkan gambar 3.1 bagan siklus Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) tersebut dapat dilihat bahwa bagan model Kemmis & McTaggart

dilaksanakan dalam empat tahap yang dimulai dari perencanaan (planning),

pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

1. Perencanaan (planning)

Perencanaan dalam setiap siklus disusun perencanaan pembelajaran

untuk perbaikan pembelajaran. Dengan demikian, dalam perencanaan

dikhususkan pada perlakuan guru dalam proses pembelajaran.

Perencanaan merupakan langkah yang dilakukan oleh peneliti ketika

akan memulai tindakannya. Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang

apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan

tersebut akan dilakukan.

2. Pelaksanaan (acting)

Pelaksanaan merupakan implementasi dari perencanaan yang sudah

dirancang. Pada tahap ini berisi rancangan metode dan skenario

Perencanaan

Perencanaan

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Pengamatan

Pengamatan

Refleksi

Refleksi SIKLUS I

SIKLUS II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

29

penerapan pembelajaran yang akan diterapkan. Pelaksanaan ini sebagai

inti dari PTK, yaitu sebagai upaya peningkatan kinerja guru untuk

menyelesaikan masalah.

3. Pengamatan (observing)

Pengamatan merupakan proses mencermati jalannya pelaksanaan

tindakan. Pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang

proses pembelajaran yang dilakukan guru sesuai tindakan yang telah

disusun. Tahap ini dilakukan pada waktu pelaksanaan tindakan

berlangsung.

4. Refleksi (reflecting)

Refleksi merupakan langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah

dilakukan. Tahap ini bertujuan untuk mengkaji secara menyeluruh

pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah

terkumpul kemudian dilakukan evaluasi untuk menyempurnakan

tindakan selanjutnya. Refleksi dilakukan dengan melakukan diskusi

dengan observer.

3.2. Setting Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN

Tegalrejo 2 yang beralamat di Jalan Wiratama 27, Tegalrejo, Kota

Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, 55344.

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2

tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 29 siswa. Siswa laki-laki

berjumlah 15 siswa dan siswa perempuan berjumlah 14 siswa. Secara

umum siswa berasal dari keluarga dengan perekonomian menengah ke

atas.

3.2.3 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis dan hasil

belajar siswa kelas IV pada pembelajaran IPA melalui metode

eksperimen di SDN Tegalrejo 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

30

3.2.4 Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di SDN Tegalrejo 2 pada

semester gasal tahun pelajaran 2017/2018, yaitu pada tanggal 1-17

Oktober 2017.

3.3. Persiapan

Langkah awal sebelum melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) adalah melakukan persiapan. Pada tahap persiapan ini peneliti

melakukan beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian, yaitu:

1. Peneliti mengajukan izin kepada Kepada SDN Tegalrejo 2 untuk

melakukan penelitian.

2. Peneliti melakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran di kelas

IV sebagai gambaran kondisi siswa, guru, dan pembelajaran di kelas.

3. Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IV untuk mengetahui

kondisi awal dan permasalahan yang dialami ketika pembelajaran.

4. Peneliti mengidentifikasi masalah yang ada di kelas IV berdasarkan

hasil wawancara, yaitu tentang kemampuan berpikir kritis dan hasil

belajar IPA.

5. Peneliti memberikan lembar kuesioner kepada siswa kelas IV untuk

mengetahui kondisi awal kemampuan berpikir kritis.

6. Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pembelajaran, seperti

bahan ajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar

Kerja Siswa (LKS).

7. Peneliti berkonsultasi dan melakukan validasi kepada para ahli seperti

dosen dan guru kelas IV untuk memantapkan instrumen pembelajaran.

8. Peneliti menyiapkan media dan sarana yang mendukung pembelajaran

di kelas.

3.4. Rencana Tindakan Setiap Siklus

Peneliti melakukan penelitian ini dengan menggunakan dua siklus.

Masing-masing dilakukan dalam dua kali pertemuan. Siklus I dan siklus II

menekankan pada proses kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar IPA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

31

Alokasi waktu yang dipakai menyesuaikan dengan alokasi pembelajaran yang

ada di sekolah, yaitu pada jam pelajaran tematik. Materi yang disampaikan

adalah mata pelajaran tematik pada bidang IPA. Setelah dilakukan gambaran

keadaan kelas, maka dilakukan tindakan sebagai berikut:

3.4.1 Siklus I

1. Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan sebelum memberikan tindakan

pada siswa yaitu membuat perangkat pembelajaran yang meliputi,

RPP, LKS, bahan ajar, dan soal evaluasi. Setelah itu peneliti

menyiapkan alat dan bahan sebagai media pembelajaran IPA

dengan menggunakan metode eksperimen untuk mempermudah

pemahaman siswa serta dapat mendorong siswa untuk berpikir

kritis.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan Tindakan Kelas (PTK) pada setiap siklus

dilakukan dalam dua kali pertemuan. Pembelajaran dilaksanakan

sesuai jadwal pelajaran, setiap jam pelajaran terdiri dari 35 menit.

Materi yang peneliti sampaikan yaitu mengenai perubahan bentuk

energi dalam pembelajaran IPA kelas IV. Setelah memperoleh

gambaran keadaan kelas, maka dilakukan tindakan kelas sebagai

berikut:

a. Pertemuan I

1) Kegiatan awal

Pembelajaran diawali dengan salam, doa, dan

presensi kehadiran siswa. Guru memberikan motivasi

kepada siswa dengan menyuarakan yel-yel kelas dan tepuk

semangat. Guru melakukan apersepsi dengan menggali

pengetahuan awal siswa dengan bertanya mengenai materi

yang telah dipelajari minggu lalu dan melakukan tanya

jawab. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan

pembelajaran, yaitu mempelajari perubahan bentuk energi

dengan metode eksperimen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

32

2) Kegiatan Inti

Pada kegiatan ini siswa mengamati poster yang

disiapkan oleh guru mengenai perubahan bentuk energi

dalam kehidupan sehari-hari. Siswa bersama guru

melakukan tanya jawab mengenai poster tersebut.

Selanjutnya, guru membentuk kelompok kerja sebanyak 5-

6 siswa. Setelah siswa berkumpul dalam kelompok, guru

membagikan LKS dan siswa membaca langkah-langkah

dalam bereksperimen dengan pendampingan guru. Siswa

bersama guru menyiapkan alat dan bahan untuk

bereksperimen. Kemudian siswa melakukan eksperimen

sederhana “Bakar Kertas Tanpa Api” untuk

membuktikkan perubahan bentuk energi cahaya menjadi

panas. Guru memberikan pendampingan kepada siswa

selama bereksperimen. Siswa mengamati, mendiskusikan

dengan teman sekelompok, dan menuliskan hasil

eksperimennya pada LKS. Setelah bereksperimen siswa

mempresentasikan hasil percobaan yang telah dilakukan di

depan kelas dan guru memberikan penguatan atas

eksperimen siswa.

3) Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup guru bersama siswa

melakukan refleksi yang dilakukan dengan menyampaikan

secara lisan hal-hal yang dirasa sulit dan kendala yang

dihadapi. Setelah itu siswa bersama guru menyimpulkan

pembelajaran yang telah dipelajari. Selanjutnya guru

memberikan soal evaluasi yang dikerjakan individu dan

tindak lanjut berupa pekerjaan rumah untuk menyiapkan

alat dan bahan pada eksperimen selanjutnya.

b. Pertemuan II

1) Kegiatan Awal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

33

Pembelajaran diawali dengan salam, doa, dan

presensi kehadiran siswa. Guru mengajak siswa

menyuarakan yel-yel kelas dan bernyanyi Otto Bemo

secara bersahut-sahutan untuk memberi motivasi kepada

siswa. Guru menggali pengetahuan siswa dengan

melakukan tanya jawab mengenai materi pada pertemuan

kemarin. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang

yaitu mengenai eksperimen perubahan bentuk energi angin

menjadi gerak.

2) Kegiatan Inti

Siswa mengamati gambar yang ditayangkan oleh

guru mengenai perubahan bentuk energi angin dalam

kehidupan sehari-hari. Siswa bersama guru melakukan

tanya jawab mengenai gambar. Guru membentuk

kelompok kerja sebanyak 5-6 siswa. Setelah siswa

berkumpul dalam kelompok, guru membagikan LKS dan

siswa membaca langkah-langkah yang harus dilakukan

dalam bereksperimen dengan pendampingan guru. Siswa

bersama guru menyiapkan alat dan bahan dalam

bereksperimen. Siswa bereksperimen “Balon Jet” untuk

membuktikan perubahan bentuk energi angin menjadi

gerak. Siswa mengamati, mendiskusikan, dan menuliskan

hasil eksperimen pada LKS. Siswa mempresentasikan

hasil eksperimen di depan kelas dan guru memberikan

penguatan atas pekerjaan siswa.

3) Kegiatan Penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan dan

memberikan penguatan secara lisan dan tertulis. Guru

meminta siswa untuk merefleksikan secara lisan kegiatan

yang telah dilakukan. Guru memberikan tindak lanjut

berupa soal evaluasi dan pekerjaan rumah untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

34

membawa alat dan bahan sebagai eksperimen untuk

pertemuan selanjutnya.

3. Pengamatan

Pada kegiatan pengamatan ini, peneliti dibantu oleh satu

orang guru kelas yang bertindak sebagai pengamat kegiatan

pembelajaran. Guru mengamati kegiatan siswa selama

pembelajaran berlangsung berdasarkan instrumen observasi

kemampuan berpikir kritis.

4. Refleksi

Refleksi yang dilakukan peneliti yaitu menyimpukan

pembelajaran yang telah dilakukan. Peneliti bersama guru kelas

merefleksikan penerapan tindakan pada siklus I. Analisis yang

dilakukan yaitu dengan membandingkan antara kondisi awal,

hasil ulangan yang sudah dicapai dengan indikator keberhasilan

yang sudah ditetapkan. Hal yang diperoleh dalam siklus I ini

digunakan sebagai acuan untuk diterapkan pada siklus II.

3.4.2 Siklus II

1. Perencanaan

Pada siklus II peneliti menyusun perangkat pembelajaran

berdasarkan hasil dari refleksi siklus I. Pada siklus II peneliti

memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I dengan membuat

dan menyiapkan RPP, LKS, bahan ajar, dan soal evaluasi

pembelajaran yang untuk digunakan pada siklus II.

2. Pelaksanaan

Pelaksanan pada siklus II ini dilakukan dalam dua kali

pertemuan. Pembelajaran dilaksanakan sesuai jadwal pelajaran

tematik, setiap jam pelajaran terdiri dari 35 menit. Adapun proses

pembelajaran pada siklus II sebagai berikut:

a. Pertemuan I

1) Kegiatan Awal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

35

Pada kegiatan awal, guru melakukan salam, doa, dan

presensi kehadiran siswa. Guru mengajak siswa untuk

menyuarakan yel-yel kelas dan bernanyi Pelangi-pelangi.

Kemudian guru menggali pengetahuan siswa dengan

bertanya mengenai materi yang telah dipelajari pada

pertemuan kemarin. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran mengenai perubahan perubahan bentuk

energi air menjadi gerak.

2) Kegiatan Inti

Siswa mengamati gambar yang ditayangkan oleh

guru mengenai perubahan bentuk energi air menjadi gerak

dalam kehidupan sehari-hari. Siswa bersama guru

melakukan tanya jawab mengenai gambar. Guru

membentuk kelompok kerja sebanyak 4 siswa. Setelah

siswa berkumpul dalam kelompok, guru membagikan

LKS dan siswa membaca langkah-langkah yang harus

dilakukan saat bereksperimen dengan pendampingan guru.

Siswa menyiapkan alat dan bahan untuk bereksperimen.

Siswa mulai melakukan eksperimen sederhana “Kincir

Air” untuk membuktikan perubahan bentuk energi air

menjadi gerak. Guru berkeliling saat siswa melakukan

percobaan dan mengarahkan siswa dalam bereksperimen.

Siswa mengamati, mendiskusikan, dan mencatat hasil

percobaan pada LKS yang sudah dibagikan. Siswa

mempresentasikan hasil eksperimen dan melakukan tanya

jawab serta memberikan penguatan atas pekerjaan siswa.

3) Kegiatan Penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan dan

memberikan penguatan secara lisan dan tertulis. Guru

meminta siswa untuk merefleksikan kendala yang

dihadapi secara lisan kegiatan yang telah dilakukan. Guru

memberikan tindak lanjut berupa soal evaluasi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

36

dikerjakan secara individu dan memberikan pekerjaan

rumah untuk membawa alat dan bahan untuk eksperimen

pada hari selanjutnya.

b. Pertemuan II

1) Kegiatan Awal

Guru melakukan salam, doa, dan presensi kehadiran

siswa. Guru mengajak siswa untuk menyuarakan yel-yel

dan gerak lagu Gundul-gundul Pacul. Guru menggali

pengetahuan siswa dengan bertanya jawab mengenai

materi yang telah dipelajari pada pertemuan kemarin.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu perubahan

bentuk energi listrik menjadi cahaya.

2) Kegiatan Inti

Siswa mengamati gambar yang ditayangkan oleh

guru mengenai perubahan bentuk energi listrik dalam

kehidupan sehari-hari. Siswa bersama guru melakukan

tanya jawab mengenai gambar. Guru membentuk

kelompok kerja sebanyak 4 siswa. Setelah siswa

berkumpul dalam kelompok, guru membagikan LKS dan

siswa membaca langkah-langkah yang harus dilakukan

saat bereksperimen dengan pendampingan guru. Siswa

bersama guru menyiapkan alat dan bahan untuk

bereksperimen. Siswa mulai melakukan eksperimen

Rangkaian Listrik untuk membuktikan perubahan bentuk

energi listrik menjadi cahaya. Guru berkeliling saat siswa

melakukan percobaan dan mengarahkan siswa untuk

melakukan eksperimen. Siswa mengamati, mendiskusikan,

dan mencatat hasil eksperimen pada LKS yang sudah

dibagikan. Siswa mempresentasikan hasil eksperimen dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

37

melakukan tanya jawab serta memberikan penguatan atas

pekerjaan siswa.

3) Kegiatan Penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan dan

memberikan penguatan secara lisan dan tertulis. Guru

meminta siswa untuk merefleksikan secara lisan kegiatan

yang telah dilakukan. Guru memberikan tindak lanjut

dengan memberikan soal evaluasi yang dikerjakan secara

individu. Siswa mengisi kuesioner kemampuan berpikir

kritis siswa dengan pendampingan guru.

3. Pengamatan

Kegiatan pengamatan dilakukan untuk memperoleh

gambaran proses pembelajaran yang telah dilakukan dengan

menggunakan metode eksperimen. Setelah melakukan

penerapan pada siklus II peneliti mempu mengamati secara

langsung perkembangan dan kemajuan belajar siswa dengan

dibandingkan dengan siklus I.

4. Refleksi

Refleksi dilakukan dengan menyimpulkan pembelajaran

dengan metode eksperimen yang telah diterapkan. Peneliti

merefleksikan kesulitan belajar yang dialami siswa. Setelah itu,

peneliti menganalisis proses pembelajatan, hasil evaluasi,

kuesioner, dan observasi mengenai kemampuan berpikir kritis

siswa yang telah diterapkan dengan menggunakan metode

eksperimen.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua

cara, yaitu dengan tes dan non tes. Teknik tes dilakukan dengan memberikan

5 butir soal evaluasi kepada siswa untuk mengumpulkan data hasil belajar

siswa, sedangkan teknik non tes dilakukan dengan melakukan wawancara,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

38

dan membagikan kuesioner dengan dikudung oleh obervasi untuk

mengumpulkan data kemampuan berpikir kritis pada siswa.

3.5.1 Tes

Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban benar

atau salah dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan sesorang

atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes (Mardapi,

2008: 67). Sanjaya (2011: 99) menambahkan tes digunakan untuk

mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat

penguasaan materi pembelajaran. Tes harus memiliki dua kriteria, yaitu

validitas dan reliabilitas.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tes berupa soal evaluasi

yang diberikan kepada siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2 untuk

mengetahui hasil belajar IPA menggunakan metode eksperimen.

Peneliti menggunakan bentuk soal berupa uraian sebanyak 5 butir untuk

kelas IV mata pelajaran IPA. Tes dalam penelitian ini diberikan disetiap

akhir siklus I dan akhir siklus II pada materi perubahan bentuk energi

setelah diterapkan metode eksperimen.

3.5.2 Non Tes

3.5.2.1 Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan

mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subjek yang diteliti

(Kusumah, 2011: 77). Sugiyono (2010: 194) menambahkan bahwa

wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti dan apabila ingin mengetahui hal-hal

dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya

sedikit. Dari kedua pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa

wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan

sejumlah pertanyaan secara lisan kepada responden.

Peneliti melakukan wawancara pada awal penelitian untuk

memperoleh informasi menganai sejauh mana kemampuan berpikir

kritis dan hasil belajar IPA serta kendala-kendala yang dihadapi dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

39

kegiatan belajar mengajar di kelas IV SDN Tegalrejo 2. Dengan

begitu, hasil wawancara tersebut dapat mendukung hasil kuesioner

dan observasi. Peneliti menyiapkan pedoman wawancara sebagai garis

besar atau acuan pertanyaan agar wawancara terarah kepada pokok

pembicaraan yang diharapkan.

3.5.2.2 Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2010: 199).

Dilihat dari segi cara menjawabnya, kuesioner dibagi menjadi dua

macam, yaitu kuesioner tertutup dan kuesioner terbuka. Kuesioner

tertutup adalah kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan

jawaban lengkap, sehingga pengisi tinggal memberikan tanda jawaban

yang dipilih. Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang disusun

sedemikian rupa sehingga para pengisi bebas mengemukakan

pendapatnya (Amirono, 2016: 74).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis kuesioner tertutup

yang pilihan jawabannnya sudah disediakan oleh peneliti. Kuesioner

ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis

siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2. Kuesioner dalam penelitian ini

berupa pernyataan-pernyataan berdasarkan indikator kemampuan

berpikir kritis yang diberikan kepada siswa. Kuesioner dilakukan di

awal siklus I dan di akhir siklus II sehingga dapat digunakan untuk

megukur kemampuan berpikir kritis siswa.

3.5.2.3 Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara

mengamati setiap kejadian yang berlangsung dan mencatatnya dengan

alat observasi mengenai hal-hal yang diamati atau diteliti (Sanjaya,

2011: 86). Observasi ini dilakukan untuk memperoleh gambaran

aktivitas dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SDN

Tegalrejo 2 pada saat pembelajaran berlangsung. Data dari hasil

pengamatan yang dilakukan dicatat dalam lembar observasi dan rubrik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

40

observasi. Pencatatan dilakukan oleh peneliti dengan dibantu oleh

guru kelas ketika kegiatan belajar berlangsung. Observasi dilakukan

sebanyak 5 kali, yaitu sebelum dilakukan tindakan, siklus I pertemuan

I, siklus I pertemuan II, siklus II pertemuan I, dan siklus II pertemuan

I. Pada lembar observasi terdapat 6 indikator kemampuan berpikir

kritis.

Hal-hal yang dicatat dalam lembar observasi berupa skor yang

menggambarkan aktivitas siswa, di mana skor telah disesuaikan

dengan kriteria berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis

siswa. Pencatatan dilakukan oleh peneliti dengan dibantu oleh guru

kelas ketika kegiatan belajar berlangsung. Pengamat diminta untuk

memberi tanda turus (|) pada kolom indikator yang telah disediakan.

Tanda turus (|) dicatat apabila siswa melakukan kegiatan sesuai

dengan indikator kemampuan berpikir kritis yang telah ditentukan,

sedangkan untuk pedoman penskoran observasi kemampuan berpikir

kritis dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis

Pernyataan Tanda Skor

Tampak | 1

Dari tabel 3.1 dapat dijelaskan bahwa observasi dilakukan oleh

pengamat dengan memberikan tanda turus (|) apabila terlihat siswa

yang melakukan kegiatan sesuai dengan indikator kemampuan

berpikir kritis dan memiliki skor 1. Turus (|) berarti tampak siswa

melakukan indikator kemampuan berpikir kritis, turus (||) berarti

tampak siswa melakukan indikator kemampuan berpikir kritis, dan

seterusnya.

3.6. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Sanjaya (2011: 84) adalah alat yang

digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Berdasarkan judul

penelitian, penelitian ini mempunyai dua valiabel, yaitu hasil belajar dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

41

kemampuan berpikir kritis. Instrumen penelitian yang digunakan peneliti

berupa tes dan non tes. Instrumen tes berbentuk soal evaluasi berupa uraian

untuk melihat hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA, sedangkan

instrumen non tes berupa lembar panduan wawancara, lembar pedoman

observasi, dan lembar kuesioner untuk mengukur kemampuan berpikir kritis

siswa.

3.6.1 Tes

Instrumen yang digunakan peneliti berupa soal evaluasi berupa soal

uraian sebanyak 5 butir. Soal evaluasi diberikan pada akhir

pembelajaran siklus I dan siklus II dengan materi perubahan bentuk

energi. Pemberian soal evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui hasil

belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan menggunakan metode

eksperimen. Kisi-kisi soal evaluasi pembelajaran IPA kelas IV pada

materi perubahan bentuk energi dapat dilihat dalam tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Evaluasi Pembelajaran IPA

Evalu

Asi KD Indikator

No.

Soal

Siklus

I

3.5

4.5

Memahami

berbagai bentuk

sumber energi,

perubahan

bentuk energi,

dan sumber

energi alternatif

(angin, air,

matahari, panas

bumi, bahan

bakar organik,

dan nuklir)

Menyajikan

laporan hasil

pengamatan

penelusuran

informasi

tentang berbagai

perubahan

bentuk energi

3.5.2 Mengidentifikasi

perubahan bentuk

energi angin menjadi

gerak dengan

melakukan eksperimen

sederhana.

1,2

4.5.2 Menyajikan laporan

hasil pengamatan

perubahan bentuk

energi angin menjadi

gerak dari eksperimen

sederhana yang telah

dilakukan.

3,4,5

Siklus

II

3.5.4 Mengidentifikasi

perubahan bentuk

energi listrik menjadi

cahaya dengan

melakukan eksperimen

sederhana.

1,2

4.5.4 Menyajikan laporan

hasil pengamatan

perubahan bentuk

energi listrik menjadi

cahaya dari

3,4,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

42

eksperimen sederhana

yang telah dilakukan.

Berdasarkan tabel 3.2 kisi-kisi soal evaluasi pembelajaran IPA

dapat dipaparkan bahwa evaluasi siklus I siswa diminta untuk

mengerjakan 5 butir soal uraian mengenai perubahan bentuk energi

angin menjadi energi gerak. Kemudain pada evaluasi siklus II siswa

diminta untuk mengerjakan 5 butir soal mengenai perubahan bentuk

energi listrik menjadi cahaya.

3.6.2 Non Tes

3.6.2.1 Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara disusun oleh peneliti sebelum melakukan

wawancara dengan guru kelas IV di SDN Tegalrejo 2. Pedoman

wawancara ini dibuat untuk mempermudah peneliti dalam melakukan

wawancara, sehingga data yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan

dan tetap pada konteks informasi yang dicari. Pedoman wawancara

yang dibuat oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 3.3:

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Kemapuan Berpikir Kritis

No Indikator Garis Besar Pertanyaan

1 Mampu bertanya

Apakah siswa sering bertanya mengenai pelajaran?

Seperti apa bentuk pertanyaan siswa ketika menemukan

kesulitan?

2 Mampu menjawab

pertanyaan

Bagaimana sikap siswa ketika diberikan sebuah pertanyaan?

Apakah siswa memikirkan jawab sendiri sebelum diberitahu

oleh guru?

3 Menganalisis

argumen/pendapat

Bagaimana sikap siswa ketika bekerja dalam kelompok?

Dengan cara apa siswa menyampaikan pendapatnya?

Apakah terjadi diskusi dalam anggota kelompok?

Apakah siswa suka memberikan pendapatkan dalam diskusi

atau tanya jawab?

4 Memecahkan

masalah

Bagaimana sikap siswa ketika diberikan sebuah masalah dan

meraka harus menyelesaikan?

Dengan cara/bentuk seperti apa mereka menyelesaikan

masalah yang diberikan?

Apakah siswa terus berusaha untuk menemukan jawaban yang

benar dalam memecahkan masalah?

Apakah siswa mampu menyelesaikan masalah dengan cara

yang sistematis?

5 Keterampilan Bagaimana sikap siswa ketika akan mengumpulkan hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

43

mengevaluasi dan

menilai hasil dari

pengamatan

pekerjaannya?

Apakah siswa suka meneliti kembali hasil pekerjaannya

sebelum dikumpulkan?

Bagaimana sikap siswa ketika mendapatkan sebuah jawaban?

Apakah siswa senang melakukan pembuktian atas jawaban

terlebih dahulu?

6 Membuat

kesimpulan

Dengan cara apa siswa membuat kesimpulan dari materi yang

sudah dipelajari?

Apakah siswa mampu menceritakan materi yang telah

dipelajari?

Dengan cara apa siswa menyampaikan kesimpulan dari materi

yang sudah dipelajari?

Apakah siswa mampu menceritakan proses dalam

memecahkan masalah?

Pedoman wawancara pada tabel 3.3 digunakan untuk memperoleh

informasi mengenai proses belajar mengajar di kelas IV SDN

Tegalrejo 2 khususnya pada kemampuan berpikir kritis siswa pada

pembelajaran IPA. Selanjutnya hasil wawancara digunakan sebagai

alat awal untuk membantu peneliti melanjutkan ketahap berikutnya.

3.6.2.2 Kuesioner

Kuesioner dibuat untuk mendapatkan gambaran mengenai

kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPA di kelas IV

SDN Tegalrejo 2. Kuesioner dibagi ke dalam 6 indikator, setiap

indikator memiliki dua jenis aitem pertanyaan, yaitu favorable

(positif) dan unfavorable (negatif). Kuesioner diberikan kepada siswa

sebelum melakukan tindakan dan setelah selesai dilakukan tindakan.

Setiap siswa harus mengisi lembar kuesioner yang berjumlah 20 aitem

pernyataan. Kuesioner yang sudah diisi oleh siswa dihitung dengan

menggunakan Skala Likert, yaitu sejumlah pernyataan positif dan

negatif mengenai suatu objek sikap (Kusumah, 2011: 79). Skala yang

digunakan adalah rentang 1-4 dengan ketentuan bahwa pada

pernyataan favorable apabila menyatakan Sangat Setuju (SS) diberi

skor 4, Setuju (S) diberi skor 3, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2, dan

Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1. Sedangkan untuk pernyataan

unfavorable apabila menyatakan Sangat Setuju (SS) diberi skor 1,

Setuju (S) diberi skor 2, Tidak Setuju (TS) diberi skor 3, dan Sangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

44

Tidak Setuju (STS) diberi skor 4. Pernyataan kuesioner berdasarkan

indikator dapat dilihat pada tabel 3.4:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

45

Tabel 3.4 Kuesioner Berpikir Kritis

Indikator Pernyataan

Favorable Unfavorable

Mampu bertanya 1. Saya akan terus bertanya

sampai saya paham.

2. Saya dapat membuat

pertanyaan sesuai dengan

materi.

1. Saya malas bertanya

kepada guru, walaupun

saya merasa belum paham.

2. Ketika saya ingin

bertanya, saya kesusahan

menyusun kalimat

pertanyaan.

Mampu

menjawab

pertanyaan

1. Saat guru bertanya, saya

berusaha memikirkan

jawaban yang benar.

1. Saya asal-asalan

menjawab pertanyaan

yang diberikan oleh guru.

Menganalisis

argumen/pendapat

1. Saya mendiskusikan

pendapat yang berbeda dari

teman kelompok agar

mendapatkan jawaban yang

tepat.

2. Saya dapat membedakan

pendapat yang benar dan

yang salah setelah diskusi

bersama teman.

1. Saya langsung menerima

pendapat dari teman tanpa

diskusi.

2. Saya mengalami kesulitan

untuk membedakan

pendapat teman yang

benar dan yang salah.

Memecahkan

masalah

1. Saya menyelesaikan

permasalahan/soal

perubahan bentuk energi

sampai mendapatkan

jawaban yang tepat.

2. Saya senang untuk terus

berusaha menyelesaikan

permasalahan/soal

perubahan bentuk energi

yang menantang.

3. Saya memahami dengan

mudah perintah dalam

kegiatan eksperimen

1. Saya lebih senang

menyelesaikan soal

tentang perubahan bentuk

energi berupa pilihan

ganda.

2. Saya melewati soal

tentang perubahan bentuk

energi yang sulit.

3. Saya merasa kesulitan

dalam memahami perintah

dalam kegiatan

eksperimen.

Keterampilan

mengevaluasi dan

menilai hasil dari

pengamatan

1. Saya meneliti kembali hasil

pekerjaan sebelum

dikumpulkan kepada guru.

1. Saya langsung

mengumpulkan tugas

tanpa meneliti kembali.

Membuat

kesimpulan

1. Saya mampu membuat

kesimpulan sendiri dari

eksperimen yang dilakukan.

1. Saya mampu membuat

kesimpulan dari materi

yang sudah dipelajari

dengan bantuan guru.

Pada tabel 3.4 menjelaskan bahwa indikator berpikir kritis dapat

dibedakan pernyataan favorable dan unfavorabe berdasarkan 6

indikator yang telah dijelaskan sebelumnya. Selanjutnya peneliti

menyusun kisi-kisi untuk lembar kuesioner kemampuan berpikir kritis

yang berdasarkan tabel. Kisi-kisi kuesioner kemampuan berpikir kritis

siswa dapat dilihat pada tabel 3.5:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

46

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis

No Indikator No. Pertanyaan

Jumlah Favorable Unfavorable

1 Mampu bertanya 3, 6 1, 10 4

2 Mampu menjawab pertanyaan 2 4 2

3 Menganalisis argumen/pendapat 5, 15 7, 17 4

4 Memecahkan masalah 13, 18, 20 9, 12, 19 6

5 Keterampilan mengevaluasi dan

menilai hasil dari pengamatan 16 8 2

6 Membuat kesimpulan 14 11 2

Total 20

Pada tabel 3.5 kisi-kisi kuesioner kemampuan berpikir kritis dapat

diuraikan bahwa indikator 1 mampu bertanya terdapat 4 butir

pernyataan, nomor 3 dan 6 pada favorable dan nomor 1 dan 10 pada

unfavorable. Indikator 2 mampu menjawab pertanyaan terdapat 2

butir pernyataan, nomor 2 pada favorable, nomor 4 pada unfavorable.

Indikator 3 menganalisis argumen/pendapat terdapat 4 butir

pernyataan, nomor 5 dan15 pada favorable, nomor 7 dan 17 pada

unfavorable. Indikator 4 memecahkan masalah terdapat 6 butir

pernyataan, nomor 13, 18, dan 20 pada favorable dan nomor 9, 12,

dan 19 pada unfavorable. Indikator 5 keterampilan mengevaluasi dan

menilai hasil dari pengamatan terdapat 2 butir pernyataan, nomor 16

pada favorable dan nomor 8 pada unfavorable. Indikator 6 membuat

kesimpulan terdapat 2 buah pernyataan, nomor 14 pada favorable dan

nomor 11 pada unfavorable.

3.6.2.3 Pedoman Observasi

Pedoman observasi disusun untuk mengatahui kemampuan

berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPA di kelas IV SDN

Tegalrejo 2. Peneliti menggunakan pedoman observasi yang berisi 6

indikator kemampuan berpikir kritis sebagai fokus dalam penelitian.

Pemilihan indikator telah disesuaikan dengan karakteristik

pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen. Lembar

observasi digunakan sebagai pendukung data kuesioner yang diisi

observer yang dibantu oleh guru kelas dengan menggunakan pedoman

observasi yang dapat dilihat pada tabel 3.6:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

47

Tabel 3.6 Pedoman Observasi Kemampuan Berpikir Kritis

No Indikator Deskripsi

1 Mampu bertanya 1. Siswa mampu bertanya.

2

Mampu menjawab

pertanyaan

2. Siswa menjawab pertanyaan dari guru dengan

memikirkan jawaban yang benar.

3

Menganalisis

argumen/pendapat

3. Siswa mendiskusikan pendapat yang berbeda dari

teman kelompok

4. Siswa membedakan pendapat yang benar dan yang

salah setelah diskusi bersama teman

4

Memecahkan masalah

5. Siswa menyelesaikan permasalahan/soal sampai

mendapatkan jawaban yang tepat.

6. Siswa tidak menemukan kendala dalam

bereksperimen

5 Keterampilan

mengevaluasi dan

menilai hasil dari

pengamatan

7. Siswa meneliti kembali hasil pekerjaan sebelum

dikumpulkan kepada guru.

6 Membuat kesimpulan

8. Siswa mampu membuat kesimpulan sendiri dari

eksperimen yang dilakukan.

Berdasarkan tabel 3.6 pedoman observasi kemampuan berpikir

kritis siswa menunjukkan bahwa setiap indikator terdapat deskripsi

untuk menunjukkan kegiatan siswa. Keenam indikator kemampuan

berpikir kritis diamati ketika pembelajaran berlangsung.

3.7. Teknik Pengujian Instrumen

Teknik pengujian instrumen pada penelitian ini menggunakan

validitas. Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2010:

173). Peneliti melakukan validasi dengan meminta penilaian ahli yang

berkompeten dibidangnya. Para ahli memberikan pendapatnya dan menilai

instrumen yang digunakan untuk melakukan penelitian. Para ahli yang dipilih

adalah dosen Universitas Sanata Dharma dan guru kelas IV SDN Tegalrejo 2.

Hasil pertimbangan dari ahli tersebut diperoleh skor, di mana skor tersebut

diubah menjadi nilai dan persentase berdasarkan Penilaian Acuan Patokan

(PAP) tipe I. Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah pendekatan penilaian

yang membandingkan hasil pengukuran terhadap siswa dengan patokan batas

lulus (Nurbayani, 2012: 4). Patokan pada tabel 3.7 berikut digunakan sebagai

patokan validasi instrumen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

48

Tabel 3.7 Kriteria Kelayakan Validasi Instrumen PAP Tipe 1

Rata-rata Persentase Kriteria

3,6 – 4 90% - 100% Sangat layak

3,2 – 3,5 80% - 89% Layak

2,6 – 3,1 65% - 79% Cukup layak

2,2 – 2,5 55% - 64% Kurang layak

< 2,2 < 55% Sangat kurang

layak

Pada tabel 3.7 menunjukkan kriteria kelayakan validasi instrumen

PAP tipe 1 sebagai acuan untuk menghitung nilai kelayakan sebuah

instrumen.

3.7.1 Validasi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis

Validasi instrumen kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini

diperoleh dengan diujikan melalui para ahli yang berkompeten

dibidangnya, yaitu seorang dosen Universitas Sanata Dharma yang

berkompeten dibidang pendidikan psikologi dan seorang guru kelas IV

SDN Tegalrejo 2. Instrumen yang divalidasikan berupa pedoman

wawancara, pedoman observasi, dan lembar kuesioner. Validasi

instrumen kemampuan berpikir kritis diperoleh hasil perhitungan

sebagai berikut:

Tabel 3.8 Hasil Validasi Pedoman Wawancara

No Komponen Penilaian Skor Validator Rata-

rata Dosen Ahli Guru Kelas

1 Kesesuaian pertanyaan

dengan indikator 4 3 3,5

2 Kualitas pertanyaan 3 4 3,5

3 Struktur pertanyaan 3 4 3,5

4 Kejelasan perumusan

indikator instrumen 4 3 3,5

Jumlah 14 14 14

Rata-rata 3,5 3,5 3,5

Persentase 88% 88% 88%

Kriteria Layak Layak layak

Hasil validasi lembar pedoman wawancara pada tabel 3.8 dapat

diperoleh data bahwa validator dosen ahli memberikan jumlah 14

dengan rata-rata 3,5 dan persentase sebesar 88% pada kriteria “layak”.

Validator guru kelas memberikan jumlah skor 14 dengan rata-rata 3,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

49

dan persentase sebesar 88% pada kriteria “layak”. Kedua validator

memberikan jumlah dan rata-rata yang sama, oleh karena itu rata-rata

sebanyak 3,5 dengan persentase 88% pada kriteria layak. Hasil validasi

selanjutnya yang sudah divalidasi adalah lembar pedoman observasi

kemampuan berpikir kritis yang dapat dilihat pada tabel 3.9.

Tabel 3.9 Hasil Validasi Pedoman Observasi

No Komponen Penilaian Skor Validator Rata-

rata Dosen Ahli Guru Kelas

1 Pernyataan sesuai dengan indikator

kemampuan berpikir kritis 4 3 3,5

2 Pernyataan mudah dipahami oleh

pengamat 3 2 2,5

3 Pernyataan ditulis secara rinci

sesuai dengan perkembangan siswa 3 2 2,5

4 Menggunakan bahasa Indonesia

yang baik dan benar 3 3 3

5 Terdapat kriteria penskoran dalam

observasi 4 4 4

6 Pernyataan sesuai dengan variabel

yang akan diteliti 3 3 3

Jumlah 20 17 18,5

Rata-rata 3,3 2,8 3,1

Persentase 83% 70% 78%

Kriteria Layak Cukup layak Cukup

layak

Hasil validasi lembar pedoman observasi pada tabel 3.9 dapat

diperoleh data bahwa validator dosen ahli memberikan jumlah 20

dengan rata-rata 3,3 dan persentase sebesar 83% pada kriteria “layak”.

Validator guru kelas memberikan jumlah 17 dengan rata-rata 2,8 dan

persentase sebesar 70% pada kriteria “cukup layak”. Maka peneliti

menentukan kriteria hasil validasi lembar pedoman observasi

kemampuan berpikir kritis termasuk dalam kriteria cukup layak untuk

digunakan dalam penelitian karena memperoleh jumlah 18,5 dengan

rata-rata 3,1 dan persentase sebesar 78%. Hasil validasi selanjutnya

yang sudah divalidasi adalah lembar kuesioner kemampuan berpikir

kritis yang dapat dilihat pada tabel 3.10:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

50

Tabel 3.10 Hasil Validasi Lembar Kuesioner

No Komponen Penilaian Skor Validator Rata-

rata Dosen Ahli Guru Kelas

1 Kelengkapan unsur-unsur kuesioner 3 3 3

2 Kesesuaian indikator dengan item-

item pernyataan 3 2 2,5

3 Pernyataan dalam kuesioner

berjumlah 20 butir 4 4 4

4 Kesesuaian antara pernyataan dengan

pilihan jawaban 3 3 3

5 Terdapat kriteria penskoran dalam

kuesioner 4 3 3,5

6 Kejelasan perintah pengisian

kuesioner 3 3 3

7 Penggunaan bahasa Indonesia dan

tata tulis baku 3 3 3

8 Pernyataan sesuai dengan variabel

yang akan diteliti 3 2 2,5

9 Kesesuaian antara pernyataan dengan

kisi-kisi 3 3 3

10 Terdapat pernyataan favorable dan

unfavorable 3 3 3

Jumlah 32 29 30,5

Rata-rata 3,2 2,9 3,05

Persentase 80% 73% 76%

Kriteria Layak Cukup layak Cukup

layak

Hasil validasi lembar pedoman kuesioner kemampuan berpikir

kritis pada tabel 3.10 dapat diperoleh data bahwa validator dosen ahli

memberikan jumlah skor 32 dengan rata-rata 3,2 dan persentase sebesar

80% pada kriteria “layak”. Validator guru kelas memberikan jumlah

skor 29 dengan rata-rata 2,9 dan persentase sebesar 73% pada kriteria

“cukup layak”. Maka peneliti menentukan kriteria hasil validasi lembar

pedoman observasi kemampuan berpikir kritis termasuk dalam kriteria

cukup layak untuk digunakan dalam penelitian karena memperoleh

jumlah skor 30,5 dengan rata-rata 3,05 dan persentase sebesar 76%.

3.7.2 Validasi Instrumen Perangkat Pembelajaran

Instrumen perangkat pembelajaran yang digunakan oleh peneliti,

yaitu silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja

Siswa (LKS), bahan ajar, dan soal evaluasi. Perangkat pembelajaran

yang telah disusun dikonsultasikan melalui ahli (expert judgment)

kepada seorang dosen Universitas Sanata Dharma yang berkompeten

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

51

dibidang pendidikan fisika dan guru kelas IV SDN Tegalrejo 2. Hasil

validasi silabus yang telah divalidasi oleh ahli melalui expert judgment

dapat dilihat pada tabel 3.11:

Tabel 3.11 Hasil Validasi Silabus

No Komponen Penilaian Skor Validator Rata-

rata Dosen Ahli Guru Kelas

1 Kelengkapan unsur-unsur silabus 4 4 4

2 Kesistematisan kegiatan

pembelajaran 3 4 3,5

3 Ketepatan pemilihan KD dengan

materi 4 3 3,5

4 Kesesuaian perilaku yang diharapkan

berdasarkan indikator 3 3 3

5 Tingkat kecukupan sumber belajar

yang digunakan 4 3 3,5

6 Ketepatan dalam memilih media 4 3 3,5

7 Kesesuaian teknik penilaian yang

digunakan dengan indikator 3 3 3

8 Penggunaan Bahasa Indonesia dan

tata tulis baku 4 4 4

Jumlah 29 27 28

Rata-rata 3,6 3,4 3,5

Persentase 90% 85% 88%

Kriteria Sangat layak Layak Layak

Hasil validasi silabus pada tabel 3.11 dapat diperoleh data bahwa

validator dosen ahli memberikan jumlah skor 29 dengan rata-rata 3,6

dan persentase sebesar 90% pada kriteria “sangat layak”. Validator guru

kelas memberikan jumlah skor 27 dengan rata-rata 3,4 dan persentase

sebesar 85% pada kriteria “layak”. Maka peneliti menentukan kriteria

hasil validasi keseluruhan perangkat pembelajaran silabus untuk

menentukan hasil belajar siswa termasuk dalam kriteria layak untuk

digunakan dalam penelitian, karena memperoleh jumlah skor 28 dengan

rata-rata 3,5 dan persentase sebesar 88%. Perangkat pembelajaran

selanjutnya yang sudah divalidasi adalah Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang dapat dilihat pada tabel 3.12 sebagai beriku:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

52

Tabel 3.12 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

No Komponen Penilaian Skor Validator Rata-

rata Dosen Ahli Guru Kelas

1 Kelengkapan unsur-unsur RPP tematik

interatif 4 4 4

2 Kesesuaian indikator dengan KD pada RPP

tematik integratif 3 3 3

3 Kegiatan pembelajaran memuat 5M

(mengamati, menanya, menalar, mencoba,

mengomunikasikan)

4 4 4

4 Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam

2 penggalan 4 4 4

5 Ketepatan dalam menggunakan pendekatan

saintifik untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

3 3 3

6 Kegiatan pembelajaran mencerminkan 9

langkah sesuai metode pembelajaran

eksperimen.

4 4 4

7 Persiapan pembelajaran dalam metode

eksperimen sudah jelas 3 4 3,5

8 Tindak lanjut pembelajaran dalam metode

eksperimen sudah jelas 3 3 3

9 Kejelasan skenario pembelajaran (tahap-

tahap kegiatan pembelajaran; pendahuluan,

inti, penutup)

3 4 3,5

10 Kesesuaian media pembelajaran untuk

menunjang tercapainya tujuan pembelajaran 4 4 4

11 Tingkat kecukupan sumber belajar yang

digunakan 4 4 4

12 Kesesuaian alokasi waktu yang digunakan 3 3 3

13 Kelengkapan instrumen penilaian 4 4 4

14 Kesesuaian teknik penilaian dengan

indikator 3 3 3

15 Penggunaan Bahasa Indonesia dan tata tulis

baku 4 4 4

Jumlah 53 55 54

Rata-rata 3,5 3,7 3,6

Persentase 88% 93% 90%

Kriteria Layak Sangat layak Sangat

layak

Hasil validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada

tabel 3.12 diperoleh data bahwa validator dosen ahli memberikan

jumlah skor 53 dengan rata-rata 3,5 dan persentase sebesar 88% pada

kriteria “Layak”. Validator guru kelas memberikan jumlah skor 55

dengan rata-rata 3,7 dan persentase sebesar 93% pada kriteria “sangat

layak”. Maka peneliti menentukan kriteria hasil validasi perangkat

pembelajaran RPP untuk melakukan pembelajaran termasuk dalam

kriteria sangat layak untuk digunakan dalam penelitian karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

53

memperoleh jumlah skor 54 dengan rata-rata 3,6 dan persentase sebesar

90%. Perangkat pembelajaran selanjutnya yang sudah divalidasi adalah

Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dapat dilihat pada tabel 3.13:

Tabel 3.13 Hasil Validasi Lembar Kerja Siswa (LKS)

No Komponen Penilaian Skor Validator Rata-

rata Dosen Ahli Guru Kelas

1 LKS disajikan secara sistematis 3 3 3

2 Kesesuaian Lembar Kerja Siswa (LKS)

dengan kegiatan pembelajaran 4 4 4

3 Masalah yang diangkat sesuai dengan

tingkat kognisi siswa 3 3 3

4 Setiap kegiatan yang disajikan

mempunyai tujuan yang jelas 3 3 3

5 Kegiatan yang disajikan dapat

menumbuhkan rasa ingin tahu siswa 4 3 3,5

6 Penggunaan Bahasa Indonesia dan tata

tulis baku 4 4 4

7 Kalimat yang digunakan jelas dan

mudah dimengerti 4 4 4

8 Kejelasan petunjuk atau arahan 4 4 4

Jumlah 29 28 28,5

Rata-rata 3,6 3,5 3,6

Persentase 90% 88% 90%

Kriteria Sangat layak Layak

Sangat

layak

Hasil validasi Lembar Kerja Siswa (LKS) pada tabel 3.13 dapat

diperoleh data bahwa validator dosen ahli memberikan jumlah skor 29

dengan rata-rata 3,6 dan persentase sebesar 90% pada kriteria “sangat

layak”. Validator guru kelas memberikan jumlah skor 28 dengan rata-

rata 3,5 dan persentase sebesar 88% pada kriteria “layak”. Maka

peneliti menentukan kriteria hasil validasi perangkat pembelajaran LKS

untuk mengetahui hasil belajar siswa termasuk dalam kriteria sangat

layak untuk digunakan pada penelitian ini karena memperoleh jumlah

skor 28,5 dengan rata-rata 3,6 dan persentase sebesar 90%. Perangkat

pembelajaran selanjutnya yang sudah divalidasi adalah bahan ajar yang

dapat dilihat pada tabel 3.14.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

54

Tabel 3.14 Hasil Validasi Bahan Ajar

No Komponen Penilaian Skor Validator Rata-

rata Dosen Ahli Guru Kelas

1 Kesesuaian materi dengan indikator dan

tujuan pembelajaran 4 3 3,5

2 Materi pembelajaran memuat fakta,

konsep, dan prosedur 3 3 3

3 Kesesuaian materi pembelajaran dengan

tingkat perkembangan kognisi siswa 3 4 3,5

4 Materi pembelajaran mendukung

terciptanya keaktifan siswa 4 4 4

Jumlah 14 14 14

Rata-rata 3,5 3,5 3,5

Persentase 88% 88% 88%

Kriteria Layak Layak Layak

Hasil validasi bahan ajar pada tabel 3.14 dapat diperoleh data

bahwa validator dosen ahli dan guru kelas memberikan jumlah skor

yang sama, yaitu 14 dengan rata-rata 3,5 dan persentase sebesar 88%

pada kriteria “layak”. Oleh karena itu, peneliti menentukan kriteria hasil

validasi perangkat pembelajaran bahan ajar untuk menentukan hasil

belajar siswa termasuk dalam kriteria layak untuk digunakan dalam

penelitian karena memperoleh jumlah skor 14 dengan rata-rata 3,5

dengan persentase sebesar 88%. Perangkat pembelajaran selanjutnya

yang sudah divalidasi adalah soal evaluasi yang dapat dilihat pada tabel

3.15:

Tabel 3.15 Hasil Validasi Soal Evaluasi

No Komponen Penilaian Skor Validator Rata-

rata Dosen Ahli Guru Kelas

1 Kesesuaian soal dengan indikator 3 3 3

2 Kejelasan perintah pergerjaan soal 3 3 3

3 Kalimat soal tidak menimbulkan makna ganda 3 3 3

4 Soal yang diberikan sesuai dengan materi yang

diajarkan 3 4 3,5

5 Menggunakan kata tanya atau perintah yang

menemukan jawaban uraian. 4 4 4

6 Terdapat petunjuk yang jelas cara mengerjakan

soal 3 3 3

7 Penggunaan Bahasa Indonesia dan tata tulis

baku 4 4 4

8 Kalimat yang digunakan jelas dan mudah

dimengerti 3 3 3

Jumlah 26 27 26,5

Rata-rata 3,3 3,4 3,3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

55

Persentase 83% 85% 83%

Kriteria Layak Layak Layak

Hasil validasi soal evaluasi pada tabel 3.15 dapat diperoleh data

bahwa validator dosen ahli memberikan jumlah skor 26 dengan rata-

rata 3,3 dan persentase sebesar 83% pada kriteria “layak”. Validator

guru kelas memberikan jumlah skor 27 dengan rata-rata 3,4 dan

persentase sebesar 85% pada kriteria “layak”. Maka peneliti

menentukan kriteria hasil validasi perangkat pembelajaran soal evaluasi

untuk menentukan hasil belajar siswa termasuk dalam kriteria layak

untuk digunakan dalam penelitian karena memperoleh jumlah skor 26,5

dengan rata-rata 3,3 dan persentase sebesar 83%.

3.7.3 Validitas dan Reliabilitas Instrument Soal

Pada penelitian ini peneliti melakukan uji coba soal-soal evaluasi

yang dilakukan di SDN Tegalrejo 2. Pada penelitian ini peneliti

menggunakan subjek kelas IV, sedangkan uji coba soal dilakukan di

kelas yang lebih tinggi, yakni kelas V. Alasan peneliti menggunakan

siswa kelas V sebagai uji coba soal, karena pada kelas tersebut

sebelumya pernah mempelajari materi perubahan bentuk energi di kelas

IV tahun sebelumnya. Jumlah siswa kelas V sebanyak 3 siswa yang

terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Pelaksanaan uji

coba soal evaluasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada tanggal 18-

19 September 2017. Hasil uji validitas pada siklus I dan siklus II

masing-masing terdiri dari 5 butir soal uraian. Hasil perhitungan

validitas soal siklus I dapat dilihat pada tabel 3.16.

Tabel 3.16 Hasil Perhitungan Validasi Soal Evaluasi Pada Taraf Sig. 5%

Siklus

I

No. Aitem r-hitung r-tabel Keterangan

Aitem1 0,787

0,355

Valid

Aitem2 0,530 Valid

Aitem3 0,798 Valid

Aitem4 0,528 Valid

Aitem5 0,706 Valid

Siklus

II

No. Aitem r-hitung r-tabel Keterangan

Aitem1 0,846

0,355

Valid

Aitem2 0,503 Valid

Aitem3 0,646 Valid

Aitem4 0,673 Valid

Aitem5 0,469 Valid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

56

Tabel 3.16 menunjukkan data hasil perhitungan validitas soal

evaluasi untuk siklus I dan siklus II. Peneliti menggunakan program

IBM SPSS 23 untuk mengetahui valliditas soal tersebut. Apabila indeks

korelasi (r-hitung) butir tes lebih besar dari pada r-tabel pada taraf

signifikansi 5%, maka butir soal tersebut dinyatakan valid. Sebaliknya

apabila indeks korelasi (r-hitung) lebih kecil ataupun sama dengan r-

tabel maka butir soal tersebut dinyatakan tidak valid. Dari uji validitas

soal evaluasi menggunakan IBM SPSS 23. Peneliti mendapatkan hasil

semua butir soal evaluasi valid dan soal tersebut dapat diberikan kepada

siswa kelas IV sebagai penelitian untuk mengetahui hasil belajar IPA

perubahan bentuk energi.

Setelah dilakukan validitas soal evaluasi siklus I dan siklus II

peneliti melakukan uji reliabilitas yang dilakukan bersamaan dengan

seluruh butir soal evaluasi. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

koefisien alpha yang memuat dalam Masidjo (1995: 209). Kualifikasi

reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.17.

Tabel 3.17 Kualifikasi Reliabilitas

Keofisien Korelasi Kualifikasi

0,91 – 1,00 Sangat tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup

0,21 – 0,20 Rendah

Negatif – 0,20 Sangat Rendah

Reliabilitias soal dihitung dengan rumus Cronbach’s Alpha. Soal

yang telah di uji empiris dan dihitung menggunakan validitas dapat

diketahui soal-soal yang valid. Setelah itu dapat dihitung reliabilitasnya

dari soal siklus I dan siklus II. Perhitungan reliabilitas menggunakan

program IBM SPSS 23. Hasil penghitungan reliabilitas soal evaluasi

pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 3.18.

Tabel 3.18 Hasil Penghitungan Reliabilitas Soal Evaluasi

Koefisien Korelasi Kualifikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

57

Siklus I 0,698 Cukup

Siklus II 0,623 Cukup

Pada tabel 3.18 menunjukkan reliabilitas untuk 5 soal evaluasi

siklus I adalah 0,698 pada kualifikasi cukup. Pada relibilitas 5 soal

evaluasi siklus II adalah 0,623 pada kualifikasi cukup.

3.8. Teknik Analisis Data

Analisa data merupakan suatu proses mengolah dan menginterpretasi

data dengan tujuan untuk menjadikan berbagai informasi sesuai dengan

fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan

penelitian (Sanjaya, 2011: 117). Data yang telah diperoleh pada proses

penelitian dengan menggunakan instrumen, kemudian diolah secara

sistematis untuk mengetahui hasil dari penelitian.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitaif berupa data

hasil evaluasi siswa yang diperoleh melalui soal evaluasi, sedangkan data

kualitatif berupa data kemampuan berpikir kritis yang diamati pada saat

pembelajaran berlangsung. Data-data yang telah diproses tersebut dapat

digunakan untuk melihat perubahan atau peningkatan yang diperoleh di setiap

siklus. Perubahan dapat dilihat dengan cara membandingkan hasil sebelum

dan setelah diberi tindakan yang terkait dengan hasil belajar dan kemampuan

berpikir kritis siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2. Adapun hasil data yang

dianalisis adalah sebagai berikut:

3.8.1 Analisis Data Kemampuan Berpikir Kritis

Penelitian ini menggunakan lembar kuesioner yang terdiri dari 6

indikator sebagai fokus penelitian, yaitu: (1) mampu bertanya, (2)

mampu menjawab pertanyaan, (3) menganalisis argumen/pendapat, (4)

memecahkan masalah, (5) keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil

dari mengamatan, dan (6) membuat kesimpulan. Lembar kuesioner

dibuat pernyataan favorable dan unfavorable yang berjumlah 20 butir.

Dalam menentukan kriteria kemampuan berpikir kritis peneliti

menggunakan PAP tipe I sebagai acuan dasar karena PAP ini meneliti

apa yang dapat dikerjakan oleh siswa dan bukan membandingkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

58

seorang siswa dengan teman sekelasnya, melainkan dengan suatu

kriteria atau patokan yang spesifik. PAP tipe 1 diadopsi dari Masidjo

(1995: 153) yang dapat dilihat pada tabel 3.19.

Tabel 3.19 Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe 1

Persentase Kriteria

90% - 100% Sangat kritis

80% - 89% Kritis

65% - 79% Cukup kritis

55% - 64% Kurang kritis

< 55% Sangat kurang kritis

Analisis kemampuan berpikir kritis dapat dilakukan dengan

menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menghitung hasil kuesioner yang diberikan kepada siswa

sebelum dan sesudah dilakukan tindakan menggunakan

pedoman penskoran yang sudah dibuat. Selanjutnya hasil

kuesioner tersebut dikelompokkan berdasarkan indikator.

2. Menghitung jumlah skor kelas

3. Menghitung rata-rata skor kelas

4. Menghitung nilai berpikir kritis siswa

5. Menghitung jumlah siswa yang minimal cukup kritis berdasarkan

PAP tipe 1

6. Menghitung persentase jumlah siswa minimal cukup kritis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

59

3.8.2 Analisis Data Hasil Belajar

Hasil belajar siswa dapat diketahui dengan melakukan

perbandingan nilai kondisi awal dengan nilai siklus I dan siklus II.

Perhitungan hasil belajar dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Menghitung jumlah akhir yang diperoleh

2. Menghitung nilai rata-rata kelas

3. Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa

Setelah diperoleh data yang diperlukan, kemudian dibandingkan

kondisi awal dengan siklus I dan siklus II untuk menyimpulkan apakah

terjadi peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan

dengan menggunakan metode eksperimen.

3.9. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil

belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pembelajaran IPA.

Indikator keberhasilan digunakan untuk mengetahui kondisi awal dan kondisi

akhir pada setiap siklus. Indikator keberhasilan yang digunakan adalah

keberhasilan kemampuan berpikir kritis siswa dan keberhasilan hasil belajar

siswa pada pambelajaran IPA. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata

pelajaran IPA untuk kelas IV di SDN Tegalrejo 2 adalah 70. Indikator

keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat pada tabel 3.20:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

60

Tabel 3.20 Indikator Keberhasilan

Variabel Indikator Kondisi

Awal

Target Kondisi

Akhir Keterangan

Kemampuan

berpikir

kritis

Nilai rata-rata

kelas

46,7

75

Jumlah rata-rata

seluruh siswa dibagi

jumlah siswa dikali

seratus

Persentase

jumlah siswa

yang minimal

cukup kritis

47% 80%

Jumlah siswa

minimal cukup kritis

dibagi seluruh siswa

dikali 100%

Variabel Indikator Kondisi

Awal

Target Akhir Keterangan

Siklus I Siklus II

Hasil

Belajar

Rata-rata nilai 45,48 50 75

Jumlah seluruh nilai

dibagi jumlah siswa

dikali 100

Persentase

jumlah siswa

yang tuntas

KKM

19% 40% 80%

Jumlah siswa yang

tuntas KKM dibagi

jumlah siswa dikali

100%

Berdasarkan tabel 3.20 dapat diketahui bahwa pada variabel

kemampuan berpikir kritis nilai rata-rata kelas saat kondisi awal sebesar 46,7.

Peneliti menargetkan untuk nilai rata-rata kelas sebesar 75. Sedangkan

persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis sebesar 47%. Peneliti

menargetkan untuk kondisi akhir persentase jumlah siswa yang minimal

cukup kritis sebesar 80%. Pada variabel hasil belajar nilai rata-rata kelas saat

kondisi awal sebesar 45,48. Peneliti menargetkan pada kondisi akhir nilai

rata-rata kelas siklus I sebesar 50 dan siklus II sebesar 75. Persentase jumlah

siswa yang tuntas KKM pada kondisi awal sebesar 19%. Peneliti

menargetkan untuk siswa yang mencapai KKM pada kondisi akhir siklus I

sebesar 40% dan pada siklus II sebesar 80%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini, terdapat dua hal yang diuraikan oleh peneliti. Dua hal

tersebut adalah hasil penelitian yang telah dilakukan berikut dengan

pembahasannya

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Proses Penelitian

Penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Kemampuan

Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Pembelajaran

IPA Melalui Metode Eksperimen di SDN Tegalrejo 2” telah

dilaksanakan pada semester gasal tahun pelajaran 2017/2018 dengan

jumlah siswa sebanyak 29 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan

14 siswa perempuan. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam dua

siklus yang dimulai pada tanggal 1 Oktober sampai dengan tanggal 17

Oktober 2017. Setiap siklus dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan

dengan menggunakan alokasi waktu sebanyak 3 x 35 menit (3 jp) di

setiap pertemuan sesuai dengan jam pelajaran di sekolah.

4.1.1.1 Kondisi Awal Partisipan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu

melakukan observasi mengenai pembelajaran yang dilakukan di kelas.

Observasi ini dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa kelas

IV SDN Tegalrejo 2 sebelum melakukan penelitian tindakan kelas

guna menentukan indikator-indikator yang dicapai. Peneliti juga

melakukan wawancara kepada guru kelas untuk mencari informasi

tentang proses belajar khususnya pada mata pelajaran IPA dan

kemampuan berpikir kritis siswa di kelas IV.

Berdasarkan hasil observasi, siswa kelas IV kurang bersemangat

mengikuti pembelajaran. Terlihat ketika guru mulai menjelaskan

materi pembalajaran banyak siswa yang kurang serius dan bermain

dengan mainannya di laci mejanya. Selain itu juga terdapat siswa yang

berjalan-jalan ketika guru menjelaskan materi. Metode pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

62

IPA yang biasa digunakan guru masih tergolong kurang inovatif, yaitu

menggunakan metode ceramah dan penugasan yang sudah ada di

buku. Guru masih terpacu dengan kegiatan-kegiatan yang ada pada

buku pegangan siswa. Dampak dari kurangnya semangat belajar siswa

untuk mengikuti pembelajaran yaitu hasil belajar yang masih rendah

dan kurangnya kemampuan berpikir kritis siswa. Selain itu masih

banyak siswa yang mendapatkan hasil belajar di bawah Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) pada materi IPA. Dikarenakan siswa

menganggap materi IPA itu sulit karena materi yang diajarkan sangat

banyak dan kurang paham dengan materi tersebut.

4.1.1.2 Proses Pelaksanaan Siklus I

Penelitian siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan

dengan alokasi masing-masing 3 x 35 menit di kelas IV SDN

Tegalrejo 2. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober sampai

dengan 13 Oktober 2017 di kelas IV SDN Tegalrejo 2.

1. Perencanaan

Perencanaan pada penelitian ini yaitu menyiapkan silabus,

RPP, LKS, soal evaluasi, dan media pembelajaran. Selain itu

peneliti juga menyusun kuesioner kemampuan berpikir kritis

siswa yang dibagikan pada saat awal pembelajaran.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilaksanakan sebanyak

dua kali pertemuan dengan masing-masing alokasi waktu 3 x 35

menit (3 jp). Penelitian berlangsung sesuai dengan jam pelajaran

tematik di kelas IV SDN Tegalrejo 2.

a. Pertemuan I

Pertemuan pertama siklus I ini dilaksanakan pada tanggal

12 Oktober 2017 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit (3 jp).

Pertemuan pertama membahas mengenai perubahan bentuk

energi dan melakukan eksperimen sederhana tentang

perubahan bentuk energi cahaya menjadi energi panas

menggunakan peralatan sederhana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

63

Pada kegiatan inti, guru melakukan tanya jawab

mengenai perubahan bentuk energi dengan menggunakan

poster. Setelah itu guru membentuk kelompok kerja untuk

melakukan eksperimen. Di dalam kempok siswa membaca

alat-alat dan bahan serta langkah-langkah melakukan

eksperimen dengan pendampingan guru. Kemudian siswa

mulai bekerja untuk membuktikan perubahan bentuk enegri

cahaya menjadi panas. Siswa mengamati, mendiskusikan, dan

menuliskannya dalam LKS yang sudah dibagiakan.

Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru menyimpulkan

pembelajaran hari ini. Kemudian siswa mengerjakan soal

evaluasi secara individu. Siswa merefleksikan hal-hal yang

sudah dipelajari secara lisan.

b. Pertemuan II

Pertemuan siklus I dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober

2017 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit (3 jp). Pertemuan

kedua membahas mengenai perubahan bentuk energi air

menjadi gerak beserta eksperimen untuk membuktikannya.

Pada kegiatan inti, siswa bersama guru melakukan tanya

jawab pada gambar tentang perubahan bentuk energi.

Kemudian dalam kelompok kerja siswa melakukan

eksperimen kembali untuk membuktikan perubahan bentuk

energi air menjadi energi gerak. Siswa mengamati,

mendiskusiskan, dan menuliskan hasil pengamatnnya dalam

LKS yang sudah dibagikan sebelumnya.

Siswa mengakhiri kegiatan dengan menyimpulkan hasil

pembelajaran dan merefleksikan bersama dengan guru.

Selanjutnya siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu.

3. Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk mengatahui peningkatan

hasil belajar siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa. Pada

pelaksanaan pembelajaran peneliti dibantu oleh guru kelas untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

64

mengamati kemampuan berpikir kritis dan seorang teman sejawat

untuk mendokumentasikan berlangsungnya kegiatan belajar di

kelas IV SDN Tegalrejo 2.

4. Refleksi

Setelah melaksanakan siklus I, peneliti melakukan refleksi

terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan sesuai

rencana yang telah disiapkan. Selain itu peneliti juga melakukan

refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan pada siklus I.

Pembelajaran telah dilaksanakan sesuai dengan silabus

dan RPP yang telah dibuat oleh peneliti. Kegiatan pertama ini

berjalan dengan lancar. Siswa sangat antusias untuk

bereksperimen untuk membuktikan perubahan bentuk energi.

Alokasi waktu yang ditetapkan cukup untuk melakukan kegiatan

ini. Dalam siklus I ini siswa dibagi ke dalam 4-5 kelompok

dikarenakan keterbatasan peralatan untuk bereksperimen. Dalam

satu kelompok itu terdapat 6-7 siswa, dengan begitu menurut

peneliti dalam satu kelompok masih terlalu banyak jumlah siswa,

sehingga kurang efektif untuk bereksperimen. Beberapa siswa

juga tidak terlibat aktif untuk melakukan eksperimen dan kegiatan

diskusi. Hasil refleksi tersebut diperbaiki dan dilaksanakan pada

siklus II.

4.1.1.3 Proses Pelaksanaan Siklus II

Penelitian pada siklus II dilaksanakan dalam dua kali

pertemuan dengan masing-masing alokasi waktu 3 x 35 menit (3 jp).

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober sampai dengan 17

Oktober 2017 di kelas IV SDN Tegalrejo 2.

1. Perencanaan

Pada siklus II peneliti membuat perencanaan pembelajaran

berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Peneliti memperbaiki

kekurangan yang ada pada siklus I, yaitu jumlah siswa dalam satu

kelompok terdapat 6-7 siswa, sehingga kegiatan eksperimen

kurang maksimal karena terlalu banyak siswa dalam satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

65

kelompok. Dengan begitu, peneliti mengurangi jumlah siswa

menjadi 3-4 siswa setiap kelompok dan diharapkan siswa dapat

berperan aktif selama melakukan ekseprimen. Selain itu, peneliti

juga menyiapkan RPP, LKS, soal evaluasi, dan media

pembelajaran yang digunakan pada siklus II.

2. Pelaksanaan

a. Pertemuan I

Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada

tanggal 16 Oktober 2017 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit

(3 jp). Pertemuan pertama membahas tentang perubahan

bentuk energi angin menjadi energi gerak dengan melakukan

eksperimen sederhana.

Pada kegiatan inti, terlebih dahulu siswa bersama guru

melakukan tanya jawab mengenai perubahan bentuk energi

yang telah dipelajari kemarin dan memperlihatkan gambar-

gambar tentang perubahan energi lainnnya. Seperti

pertemuan sebelumnya, siswa dibagi menjadi beberapa

kelompok kerja untuk melakukan sebuah eksperimen

sederhana untuk membuktikan perubahan bentuk energi

angin menjadi energi gerak. Ketika siswa mulai

bereksperimen guru mendampingi dengan berkeliling di

setiap kelompok. Siswa mengamati, mendiskusikan, dan

mennuliskan hasil pengamatannya dalam lembar LKS yang

telah dibagikan sebelumnya.

Pada akhir kegiatan, siswa bersama guru membuat

kesimpulan pembelajaran dan melakukan refleksi mengenai

kendala dan kesulitan dalam bereksperimen. Kemudian siswa

mengerjakan soal evaluasi secara individual.

b. Pertemuan II

Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada

tanggal 16 Oktober 2017 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit

(3 jp). Pertemuan pertama membahas tentang perubahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

66

bentuk energi listrik menjadi cahaya dengan melakukan

eksperimen sederhana.

Pada kegiatan inti, siswa bersama guru melakukan tanya

jawab dengan melihat gambar tentang alat-alat elektronik dan

perubahan bentuk energi yang terjadi. Kemudian siswa dibagi

menjadi beberapa kelompok untuk melakukan eksperimen

membuktikkan perubahan bentuk energi listrik menjadi

energi cahaya dengan melakukan rangkaian listrik sederhana.

Pada saat eksperimen dimulai guru berkeliling dan

mendampingi kegiatan siswa. Siswa mengamati,

mendiskusikan, dan menuliskan hasil pengamatannya dalam

LKS yang susah dibagikan sebelumnya.

Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru menyimpulkan

pembelajaran dan melakukan refleksi kegiatan. Kemudian

siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu dan mengisi

lembar kuesioner yang sudah disiapkan.

3. Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan pada siklus II yaitu dengan

melakukan pengamatan kemampuan berpikir kritis dan

memberikan lembar kuesioner kemampuan berpikir kritis pada

siswa. Pada pengamatan tersebut dapat diketahui bahwa siswa

kelas IV SDN Tegalrejo 2 mengalami peningkatan kemampuan

berpikir kritis khususnya pada pembelajaran IPA.

4. Refleksi

Setelah melaksanakan siklus II, peneliti melakukan

refleksi proses pembelajaran yang telah dilaksanakan sesuai

rencana, yaitu menganalisis proses pembelajaran, hasil evaluasi,

dan kuesioner mengenai kemampuan berpikir kritis siswa.

4.1.2 Kemampuan Berpikir Kritis

Kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV di SDN Tegalrejo 2

diperoleh dari hasil kuesioner dan didukung dengan lembar observasi.

Hasil kuesioner diperoleh setelah dibagikan pada siswa sebelum dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

67

setelah diberikan tindakan dengan menggunakan metode pembelajaran

eksperimen.

Kriteria kemampuan berpikir kritis berdasarkan indikator yang

telah ditetapkan, yaitu mampu bertanya, mampu menjawab pertanyaan,

menganalisis argumen/pendapat, memecahkan masalah, keterampilan

mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan, dan membuat

kesimpulan. Hasil kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.1:

Tabel 4.1 Kondisi Awal Kemampuan Berpikir Kritis

No Indikator

Nilai Kriteria 1 2 3 4 5 6

1 10 4 8 14 5 6 58,75 Kurang Kritis

2 12 5 10 14 5 4 62,5 Kurang Kritis

3 7 7 10 15 3 4 57,5 Kurang Kritis

4 11 7 10 13 4 5 62,5 Kurang Kritis

5 12 3 6 16 6 8 63,75 Kurang Kritis

6 12 5 7 12 6 5 58,75 Kurang Kritis

7 11 3 10 13 5 4 57,5 Kurang Kritis

8 9 4 11 20 7 6 71,25 Cukup Kritis

9 11 5 8 16 6 6 65 Cukup Kritis

10 12 6 11 15 3 6 66,25 Cukup Kritis

11 9 4 9 17 4 7 62,5 Kurang Kritis

12 14 7 12 17 4 2 70 Cukup Kritis

13 11 6 10 20 6 5 72,5 Cukup Kritis

14 14 5 13 14 6 3 68,75 Cukup Kritis

15 11 4 11 16 4 5 63,75 Kurang Kritis

16 11 6 14 16 6 7 75 Cukup Kritis

17 9 3 14 12 7 6 63,75 Kurang Kritis

18 10 7 6 14 6 6 61,25 Kurang Kritis

19 11 6 11 16 2 6 65 Cukup Kritis

20 9 7 10 21 8 4 73,75 Cukup Kritis

21 8 6 7 15 7 6 61,25 Kurang Kritis

22 10 5 11 13 4 3 57,5 Kurang Kritis

23 7 7 12 14 5 6 63,75 Kurang Kritis

24 11 2 6 14 5 5 53,75 Sangat Tidak Kritis

25 13 7 7 16 7 5 68,75 Cukup Kritis

26 7 5 13 14 3 7 61,25 Kurang Kritis

27 12 4 8 16 7 5 65 Cukup Kritis

28 11 7 12 15 2 6 66,25 Cukup Kritis

29 12 3 8 16 6 6 63,75 Kurang Kritis

Rata-rata

skor 10,59 5,17 9,83 15,31 5,14 5,31

Persentase 62% 45% 41% 45% 48% 52%

Nilai rata-rata kelas 64,18

Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 12

Persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis 41%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

68

Pada tabel 4.1 kondisi awal kemampuan berpikir kritis siswa

kelas IV diketahui bahwa jumlah siswa dengan kriteria sangat tidak

kritis sebanyak 1 siswa, siswa dengan kriteria kurang kritis

sebanyak 16 siswa, dan siswa dengan kriteria cukup kritis sebanyak

12 siswa. Pada keseluruhan indikator nilai rata-rata kelas sebanyak

64,18. Jumlah siswa yang minimal cukup kritis sebanyak 12 siswa

dengan persentase sebesar 41%.

Tabel 4.1 dapat diuraikan berdasarkan setiap indikator

kemampuan berpikir kritis. Pada indikator pertama rata-rata skor

sebanyak 10,59 dengan persentase sebesar 62%, pada indikator

kedua rata-rata skor sebanyak 5,17 dengan persentase sebesar 45%,

pada indikator ketiga rata-rata skor sebanyak 9,83 dengan

persentase sebesar 41%, pada indikator keempat rata-rata skor

sebanyak 15,31 dengan persentase sebesar 45%, pada indikator

kelimaa rata-rata skor sebanyak 5,11 dengan persentase sebesar

48%, dan pada indikator keenam rata-rata skor sebanyak 5,31

dengan persentase sebesar 52%. Berdasarkan indikator-indikator

kemampuan berpikir kritis dapat diartikan bahwa indikator yang

paling lemah adalah indikator ketiga (menganalisis

argumen/pendapat), yaitu sebesar 41% yang berarti 12 siswa

memiliki kriteria minimal cukup kritis dengan rata-rata kelas 61,42.

Sedangkan indikator yang paling kuat adalah indikator pertama

(mampu bertanya), yaitu sebesar 62%, berarti 18 siswa memiliki

kriteria minimal cukup kritis dengan rata-rata kelas 66,16. Siswa

sudah berani dan mampu bertanya sesuai dengan konteks materi

perubahan bentuk energi.

Hasil kondisi awal kemampuan berpikir kritis tersebut

didukung dengan data observasi yang telah dilakukan selama siklus

I. Hasil observasi dapat dilihat pada lampiran 7. Saat kegiatan

pembelajaran berlangsung berdasarkan kegiatan-kegiatan yang

mengacu pada indikator kemampuan berpikir kritis terlihat

indikator yang sering muncul adalah indikator pertama, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

69

mampu bertanya. Kemudian indikator yang paling sedikit

kemunculannya adalah indikator ketiga, yaitu menganalisis

agrumen/pendapat. Dengan begitu hasil kuesioner yang telah

dilakukan sesuai dengan hasil observasi. Setelah dilakukan

pengamatan pada siklus I peneliti menekankan kembali indikator-

indikator yang masih lemah dengan melakukan pembelajaran pada

siklus II

Kemampuan berpikir kritis siswa pada kondisi akhir

diperoleh dari data kuesioner pada akhir siklus II. Skor rata-rata

pada setiap indikator dapat dilihat pada tabel 4.2:

Tabel 4.2 Kondisi Akhir Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis

No Indikator

Nilai Kriteria 1 2 3 4 5 6

1 12 5 12 20 8 6 78,75 Cukup Kritis

2 10 4 11 16 5 7 66,25 Cukup Kritis

3 16 7 14 17 8 6 85 Kritis

4 13 6 11 14 6 6 70 Cukup Kritis

5 15 8 12 19 7 6 83,75 Kritis

6 11 6 10 14 3 7 63,75 Kurang Kritis

7 11 8 12 20 7 7 81,25 Kritis

8 14 7 12 17 7 6 78,75 Cukup Kritis

9 13 7 15 18 8 4 81,25 Kritis

10 14 6 13 15 7 7 77,5 Cukup Kritis

11 15 6 9 18 5 6 73,75 Cukup Kritis

12 15 8 13 13 8 5 77,5 Cukup Kritis

13 13 7 12 20 7 6 81,25 Kritis

14 14 8 14 22 8 7 91,25 Sangat Kritis

15 13 7 14 16 6 7 78,75 Cukup Kritis

16 12 6 13 17 6 7 76,25 Cukup Kritis

17 12 7 11 17 8 7 77,5 Cukup Kritis

18 13 7 14 17 8 6 81,25 Kritis

19 14 8 11 19 6 5 78,75 Cukup Kritis

20 14 8 13 20 7 7 86,25 Kritis

21 12 8 14 18 7 5 80 Kritis

22 11 5 13 19 8 7 78,75 Cukup Kritis

23 14 8 12 19 7 5 81,25 Kritis

24 13 8 13 17 7 7 81,25 Kritis

25 15 8 16 21 8 8 95 Sangat Kritis

26 16 8 13 19 8 6 87,5 Kritis

27 13 7 12 20 4 7 78,75 Cukup Kritis

28 15 7 11 16 7 6 77,5 Cukup Kritis

29 15 7 10 16 8 7 78,75 Cukup Kritis

Rata-rata

skor 13,4 6,97 12,4 17,7 6,86 6,31

Persentase 97% 90% 90% 86% 86% 83%

Nilai rata-rata kelas 79,57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

70

Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 28

Persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis 97%

Pada tabel 4.2 diketahui keseluruhan indikator kondisi akhir

kemampuan berpikir kritis siswa yaitu dari 29 siswa dengan kriteria

kurang kritis sebanyak 1 siswa, siswa dengan kriteria cukup kritis

sebanyak 15 siswa, siswa dengan kriteria kritis sebanyak 11 siswa,

dan siswa dengan kriteria sangat kritis sebanyak 2 siswa. Pada

keseluruhan indikator nilai rata-rata kelas sebanyak 79,57. Jumlah

siswa yang minimal cukup kritis sebanyak 28 siswa dengan

persentase sebesar 97%.

Tabel 4.2 dapat diuraikan berdasarkan setiap indikator

kemampuan berpikir kritis. Pada indikator pertama rata-rata skor

sebanyak 13,4 dengan persentase sebesar 97%, pada indikator

kedua rata-rata skor sebanyak 6,97 dengan persentase sebesar 90%,

pada indikator ketiga rata-rata skor sebanyak 12,4 dengan

persentase sebesar 90%, pada indikator keempat rata-rata skor

sebanyak 17,7 dengan persentase sebesar 86%, pada indikator

kelima rata-rata skor sebanyak 6,86 dengan persentase sebesar

86%, dan pada indikator keenam rata-rata skor sebanyak 6,3

dengan persentase sebesar 83%. Berdasarkan indikator-indikator

kemampuan berpikir kritis dapat diartikan bahwa indikator yang

paling lemah adalah indikator keenam (membuat kesimpulan),

yaitu sebesar 83%, berarti jumlah siswa dengan kriteria minimal

cukup kritis sebanyak 24 siswa dengan rata-rata kelas 78,88.

Sedangkan indikator yang paling kuat adalah indikator pertama

(mampu bertanya), yaitu sebesar 97%, berarti 28 siswa memiliki

kriteria minimal cukup kritis dengan rata-rata kelas 83,62.

Hasil kondisi akhir kemampuan berpikir kritis tersebut

didukung dengan data observasi yang telah dilakukan selama siklus

II. Hasil observasi dapat dilihat pada lampiran 7. Saat kegiatan

pembelajaran berlangsung berdasarkan kegiatan-kegiatan yang

mengacu pada indikator kemampuan berpikir kritis terlihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

71

kegiatan yang sering muncul adalah indikator pertama, yaitu

mampu bertanya. Kemudian indikator yang paling sedikit

kemunculannya adalah indikator keenam, yaitu membuat

kesimpulan. Dengan begitu hasil kuesioner yang telah dilakukan

sesuai dengan hasil observasi.

4.1.3 Hasil Belajar

4.1.3.1 Data Kondisi Awal

Kondisi awal hasil belajar yang diperoleh dari nilai ulangan

IPA siswa kelas IV pada tahun sebelumnya yaitu tahun pelajaran

2016/2017. Pada tahun sebelumnya nilai Kriteria Ketuntasan Minmal

(KKM) yang ditetapkan yaitu 70. Dengan begitu hasil persentase

ketuntasan minimal pada pembelajaran IPA dapat dilihat pada tabel

4.3:

Tabel 4.3 Data Kondisi Awal Nilai Ulangan Kelas IV Tahun Pelajaran 2016/2017

No Nama Nilai Ketuntasan

Tuntas Tidak Tuntas

1 5a 40

2 5b 40

3 5c 20

4 5d 10

5 5e 40

6 5f 45

7 5g 95

8 5h 90

9 5i 65

10 5j 15

11 5k 65

12 5l 10

13 5m 40

14 5n 5

15 5o 40

16 5p 65

17 5q 45

18 5r 10

19 5s 25

20 5t 30

21 5u 35

22 5v 35

23 5w 10

24 5x 90

25 5y 55

26 5z 55

27 5aa 80

28 5ab 95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

72

29 5ac 45

30 5ad 75

31 5ae 40

Jumlah skor 1410

Rata-rata 45,48

Nilai tertinggi 95

Nilai terendah 5

Jumlah siswa tuntas 6 25

Persentase ketuntasan 19% 81%

Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang didapat

dari hasil ulangan IPA satu tahun terakhir yaitu memperoleh nilai rata-

rata 45,48 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 5. Sedangkan

persentase tuntas yang didapat yaitu sebesar 19% dan persentase tidak

tuntas yaitu sebesar 81%.

4.1.3.2 Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I

Hasil belajar yang diperoleh dari nilai evaluasi pada siklus I

dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70. Data persentase

hasil belajar siklus I yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Nilai Evaluasi Siklus I

No Nama Nilai Keterangan

1 4a 65 Tidak Tuntas

2 4b 45 Tidak Tuntas

3 4c 50 Tidak Tuntas

4 4d 65 Tidak Tuntas

5 4e 80 Tuntas

6 4f 95 Tuntas

7 4g 55 Tidak Tuntas

8 4h 65 Tidak Tuntas

9 4i 75 Tuntas

10 4j 80 Tuntas

11 4k 60 Tidak Tuntas

12 4l 60 Tidak Tuntas

13 4m 65 Tidak Tuntas

14 4n 75 Tuntas

15 4o 65 Tidak Tuntas

16 4p 85 Tuntas

17 4q 60 Tidak Tuntas

18 4r 70 Tuntas

19 4s 80 Tuntas

20 4t 65 Tidak Tuntas

21 4u 70 Tuntas

22 4v 50 Tidak Tuntas

23 4w 65 Tidak Tuntas

24 4x 75 Tuntas

25 4y 50 Tidak Tuntas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

73

26 4z 100 Tuntas

27 4aa 75 Tuntas

28 4ab 100 Tuntas

29 4ac 55 Tidak Tuntas

Jumlah skor 2000

Rata-rata 69,1

Nilai tertinggi 100

Nilai Terendah 45

Jumlah siswa yang tuntas 13

Persentase ketuntasan 45%

Pada tabel 4.4 menunjukkan jumlah siswa sebanyak 29 siswa

dengan jumlah skor 2000 dan memperoleh nilai rata-rata sebesar 69,1.

Pada evaluasi siklus I terdapat 13 siswa mencapai nilai KKM, yaitu 70

dan sisanya sebanyak 16 siswa tidak mencapai KKM. Persentase siswa

yang mencapai KKM sebesaar 45%.

4.1.3.3 Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus II

Hasil belajar yang diperoleh dari nilai evaluasi pada siklus II

dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70. Data hasil

belajar siklus II yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil Nilai Evaluasi Siklus II

No Nama Nilai Keterangan

1 4a 70 Tuntas

2 4b 60 Tidak Tuntas

3 4c 65 Tidak Tuntas

4 4d 70 Tuntas

5 4e 85 Tuntas

6 4f 80 Tuntas

7 4g 60 Tidak Tuntas

8 4h 95 Tuntas

9 4i 85 Tuntas

10 4j 90 Tuntas

11 4k 50 Tidak Tuntas

12 4l 70 Tuntas

13 4m 70 Tuntas

14 4n 90 Tuntas

15 4o 85 Tuntas

16 4p 90 Tuntas

17 4q 75 Tuntas

18 4r 85 Tuntas

19 4s 75 Tuntas

20 4t 90 Tuntas

21 4u 85 Tuntas

22 4v 70 Tuntas

23 4w 75 Tuntas

24 4x 70 Tuntas

25 4y 75 Tuntas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

74

26 4z 85 Tuntas

27 4aa 90 Tuntas

28 4ab 90 Tuntas

29 4ac 75 Tuntas

Jumlah skor 2255

Rata-rata 78,04

Nilai tertinggi 95

Nilai Terendah 50

Jumlah siswa yang tuntas 25

Persentase ketuntasan 86%

Pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa jumlah siswa sebanyak 29

siswa dengan jumlah skor 2255 dengan memperoleh nilai rata-rata

sebesar 78,04. Pada evaluasi siklus II terdapat 25 siswa yang mencapai

ketuntasan, sedangkan sisanya sebanyak 4 siswa tidak tuntas dalam

evaluasi ini. Persentase ketuntasan siklus II sebesar 86%.

4.2 Pembahasan

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar

IPA di kelas IV SDN Tegalrejo 2 pada tahun pelajaran 2017/2018.

4.2.1 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis

Penelitian yang dilakukan di kelas IV SDN Tegalrejo 2 dengan

subjek yang berjumlah 29 siswa. Penelitian ini menggunakan data hasil

kuesioner yang didukung dengan observasi yang terdiri dari 6 indikator

sebagai fokus penelitian, yaitu: (1) mampu bertanya, (2) mampu

menjawab pertanyaan, (3) menganalisis argumen/pendapat, (4)

memecahkan masalah, (5) keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil

dari mengamatan, dan (6) membuat kesimpulan.

Setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan metode

eksperimen, hasil kuesioner kemampuan berpikir kritis mengalami

peningkatan dari kondisi awal hingga kondisi akhir. Untuk memperjelas

peningkatan kemampuan berpikir kritis peneliti menjadikan data dalam

bentuk diagram yang dapat dilihat pada gambar 4.1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

75

Gambar 4.1 Diagram Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis

Setelah melakukan pengambilan data kemampuan berpikir kritis

siswa dengan menggunakan kuesioner, peneliti juga melakukan

observasi sebagai data pendukung. Kegiatan observasi dilakukan pada

setiap pertemuan siklus I dan siklus II. Untuk melakukan observasi ini

peneliti dibantu oleh guru kelas dalam mengamati kegiatan siswa

berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan gambar

4.1 dapat diketahui bahwa kemampuan berpikir kritis siswa meningkat

sebesar 56% dengan jumlah siswa yang minimal cukup kritis sebanyak

16 siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan menerapakan

langkah-langkah metode eksperimen dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2. Dengan demikian,

penelitian tindakan kelas ini telah membuktikan hipotesis mengenai

penerapan metode eksperimen mampu meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa.

4.2.2 Peningkatan Hasil Belajar

Sebelum menerapkan motode pembelajaran eksperimen kelas

IV SDN Tegalrejo 2 perolehan rata-rata hasil ulangan pembelajaran

IPA tahun 2016/2017 masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM). Namun, setelah diterapkannya metode eksperimen rata-rata

nilai perolehan hasil belajar siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2 pada

pembelajaran IPA telah menunjukkan adanya peningkatan dari kondisi

awal sebelum dan setelah dilakukannya tindakan. Hal tersebut dikatahui

melalui hasil evaluasi siklus I dan siklus II. Sesuai pendapat Susanto

(2013: 5) yang menyatakan bahwa hasil belajar adalah tingkat

Kondisi Awal Kondisi Akhir

Siswa yang MinimalCukup Kritis

41% 97%

12 siswa

28 siswa

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

76

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran di sekolah

yang dinyatakan dalam nilai yang diperoleh dari hasil tes mengenal

sejumlah materi pembelajaran tertentu. Secara jelas peningkatan hasil

belajar siswa pada setiap evaluasi dapat dilihat pada tabel 4.6:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

77

Tabel 4.6 Perbandingan Target dan Pencapaian Hasil Belajar

Indikator Kondisi

Awal

Evaluasi Siklus I Evaluasi Siklus II

Target Capaian Target Capaian

Nilai rata-rata

siswa 45,48 50 69,1 75 78,04

Persentase

jumlah siswa

yang mencapai

KKM

19% 40% 45% 80% 86%

Berdasarkan tabel perbandingan target dan pencapaian hasil

belajar siswa dapat diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada

kondisi awal adalah 45,48. Setelah dilakukan tindakan dengan

menggunakan metode eksperimen rata-rata hasil belajar siswa pada

evaluasi siklus I meningkat sebesar 19,1 dari target pencapaian yang

telah ditentukan sebesar 50. Pada evaluasi siklus II terjadi peningkatan

sebesar 3,04 dari target pencapaian yang telah ditentukan sebesar 75.

Selain rata-rata kelas, peningkatan juga dapat dilihat dari

persentase ketuntasan siswa yang mencapai KKM. Persentase

ketuntasan pada kondisi awal yaitu sebesar 19%. Kemudian pada

evaluasi siklus I terjadi peningkatan setelah dilakukan tindakan

menggunakan metode eksperimen yaitu sebesar 5% dari target

pencapaian sebesar 40%. Pada evaluasi siklus II terjadi peningkatan

sebesar 6% dari target pencapaian sebesar 80%. Untuk memperjelas

data tabel peneliti membuat diagaram target dan pencapaian hasil

belajara siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2.

40%

80%

19%

45%

86%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Target

Capaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

78

Gambar 4.2 Diagram Perbandingan Target dan Pencapaian Hasil Belajar

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat

disimpulkan bahwa penerapan metode eksperimen yang tepat dan

sesuai dengan langkah-langkah penerapan metode eksperimen dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2. Dengan

demikian, penelitian ini telah membuktikan bahwa hipotesis mengenai

penerapan metode eksperimen mampu meningkatkan hasil belajar

siswa.

4.2.3 Proses Penerapan Metode Eksperimen

Penelitian ini menerapkan metode eksperimen dalam proses

pembelajaran IPA dengan menggunakan alat dan bahan sederhana.

Penelitian ini dapat membantu siswa untuk memahami konsep dan

proses perubahan bentuk energi itu terjadi serta membantu siswa untuk

berpikir kritis dalam melakukan eksperimen.

Pada setiap kegiatan pembelajaran siklus I dan siklus II peneliti

menggunakan metode eksperimen dengan menerapkan prosedur yang

disampaikan oleh Moedjiono (1993: 78-79) yaitu pertaman, guru

menetapkan kesesuaian eksperimen dengan tujuan pembelajaran, hal ini

dilakukan agar eksperimen yang dilakukan tetap mengarah pada materi

yang disampaikan. Langkah kedua, guru bersama siswa menyiapkan

alat dan bahan yang dibutuhkan dalam eksperimen. Pada langkah ini,

ketersediaan alat dan bahan serta sarana lain dapat mempengaruhi

kegiatan eksperimen yang adakan dilakukan. Langkah ketiga, siswa

melakukan eksperimen secara runtut sesuai langkah-langkah percobaan

dengan bimbingan guru. Pada langkah ini, guru sebagai fasilitator

dalam kegiatan eksperimen dengan membantu, membimbing, dan

mengawasi proses eksperimen. Langkah keempat, siswa mendiskusikan

mengenai hal-hal yang perlu diamati dan dicatat selama eksperimen.

Pada langkah ini, siswa belajar berargumen/berpendapat dan

menghargai satu sama lain saat berdiskusi. Selain itu, siswa belajar

menganalisis argumen/pendapat teman lain yang dianggapnya benar.

Hal ini sesuai dengan indikator mampuan berpikir kritis. Langkah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

79

kelima, siswa membuat kesimpulan dan laporan tentang hasil

eksperimen. Melalui langkah ini siswa belajar bagaimana menarik

kesimpulan dari berbagai fakta, informasi, atau data yang baehasil

dikumpulkan melalui pengamatan terhadap proses eksperimen.

Langkah keenam, guru bersama siswa mendiskusikan hambatan dan

hasil eksperimen sebagai tindak lanjut. Dengan melakukan tindak lanjut

berupa diskusi hambatan dalam proses eksperimen siswa dapat

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan eksperimen.

Selain itu, tindak lanjut berupa evaluasi akhir eksperimen bermanfaat

untuk meningkatkan pengetahuan (kognitif) siswa melalui soal-soal.

Penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2 karena

dalam pembelajaran menggunakan metode eksperimen dapat mengasah

rasa keingintahuan siswa. Dengan begitu prosedur atau langkah-

langkah metode eksperimen yang dilakukan dengan tepat dapat melatih

kemampuan berpikir kritis siswa. Dalam metode eksperimen juga dapat

meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV SDN Tegalrejo 2 karena

dengan menggunakan metode eksperimen siswa melakukan percobaan

yang berkaitan dengan pemecaham masalah, sehingga siswa dapat lebih

mudah memahami materi yang disampaikan.

Ketika dilakukan pembelajaran menggunnakan metode

eksperimen siswa sangat antusias dalam bereksperimen. Metode

eksperimen ini cocok diterapkan pada pembelajaran IPA karena

merupakan suatu metode pembelajaran yang berbasis penemuan dan

pembuktian terhadap teori-teori yang sudah ada. Dalam metode

eksperimen siswa belajar untuk mencari dan menemukan sendiri

berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang sedang dihadapi

dengan melakukan eksperimen. Selain itu, siswa juga bisa berlatih

dalam cara berpikir kritis dan berpikir ilmiah. Dengan eksperimen,

siswa mampu menemukan bukti kebenaran dari suatu teori yang sedang

dipelajari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

80

Pada siswa Sekolah Dasar, metode eksperimen juga cocok

digunakan karena usia Sekolah Dasar termasuk pada tahap opersional

konkret, yaitu pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan

benda-benda nyata sebagai pengganti sesuatu yang abstarak. Hal ini

sesuai dengan yang diungkapkan oleh Piaget, bahwa usia 7-11 tahun

berada pada tahap operasional konkret di mana konsep pada awal masa

kanak-kanak merupakan konsep yang samar dan tidak jelas menjadi

lebih konkret (Izzaty, 2008: 118).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

81

BAB V

KESIMPULAN

Dalam bab V ini peneliti membahas mengenai kesimpulan, keterbatasan

penelitian, dan saran.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa kelas IV SDN Tegalrejo 2. Hal ini ditunjukkan dari

hasil kuesioner kemampuan berpikir kritis siswa yang didukung dengan

hasil observasi mengalami peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar

15,39 dan persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis

meningkat sebesar 56%.

2. Penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa

kelas IV SDN Tegalrejo 2 pada pembelajaran IPA. Hal ini dapat

dibuktikkan dari hasil belajar IPA dan persentase ketercapaian KKM

yang telah mengalami peningkatan dari kondisi awal. Pada kondisi awal

rata-rata hasil belajar siswa adalah 45,48 kemudian meningkat pada

siklus I sebesar 19,1 selanjutnya pada siklus II juga terjadi peningkatan

sebesar 3,04. Sedangkan persentase ketercapaian KKM pada kondisi

awal sebesar 19%, kemudian setelah dilakukannya tindakan

menggunakan metode eksperimen meningkat sebesar 5%, dan pada

siklus II meningkat sebesar 6%.

3. Upaya peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis pada

pembelajaran IPA kelas IV SDN Tegalrejo 2 melalui metode

eksperimen telah dilakukan dengan langkah-langkah yang disampaikan

oleh Moedjiono (1992/1993: 78-79) yaitu (1) guru menetapkan

kesesuaian eksperimen dengan tujuan pembelajaran, (2) guru bersama

siswa menyiapkan alat dan bahan yang dibutukan dalam eksperimen,

(3) siswa melakukan eksperimen secara runtut sesuai langkah-langkah

percobaan dengan bimbingan guru, (4) siswa mendiskusikan mengenai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

82

hal-hal yang perlu diamati dan dicatat selama eksperimen, (5) membuat

kesimpulan dan laporan tentang hasil eksperimen, (6) guru bersama

siswa mendiskusikan hambatan dan hasil eksperimen sebagai tindak

lanjut

5.2. Keterbatasan Penelitian

Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN

Tegalrejo 2 mengenai kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar dengan

menggunakan metode eksperimen yang telah dilaksanakan dengan baik.

1. Keterbatasan alat yang tersedia di sekolah terpaksa membuat peneliti

merubah jumlah kelompok yang sudah direncanakan sebelumnya.

2. Peneliti dalam melaksanakan tindakan kelas tidak melakukan

pembahasan atas jawaban dari soal evaluasi setelah siswa selesai

mengerjakan karena keterbatasan waktu.

5.3. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan,

peneliti menyampaikan saran sebagi berikut:

1. Bagi sekolah

Sekolah dapat memberikan motivasi kepada guru untuk

melaksanakan pembelajaran dengan kreatif dan inovatif. Misalnya

dengan menerapkan metode eksperimen pada mata pelajaran IPA,

karena dengan metode eksperimen ini dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis dan hasil belajar siswa.

2. Bagi guru

Peneliti menyarankan kepada guru untuk menggunakan metode

eksperimen yang dapat menarik perhatian siswa dan dapat memotivasi

serta memberikan penjelasan pada suatu materi dengan menggunakan

benda-benda konkret atau nyata. Tujuannya adalah untuk membantu

siswa dalam memahami suatu materi yang sedang dipelajari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

83

3. Bagi siswa

Siswa seharusnya dapat mengembangkan kemampuan berpikir

kritis melalui kegiatan eksperimen atau percobaan pada saat proses

pembelajaran yang ada di kelas.

4. Bagi peneliti

Peneliti dalam melaksanakan penelitian harus mampu

memanfaatkan dan mengatur waktu yang diberikan dengan sebaik-

baiknya. Sehingga semua bagian atau tahapan dalam penelitian dapat

disampaikan dengan sistematis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

84

DAFTAR PUSTAKA

Amirono; & Daryanto. (2016). Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Kurikulum

2013. Yogyakarta: Gava Media.

Arikunto, S.; dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Astutik, S. (2012). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Model Siklus

Belajar (Learning Cycle 5E) Berbasis Eksperimen Pada Pembelajaran

Sains di SDN Patrang 1 Jember. Jurnal Ilmu Pendidikan Sekolah Dasar, 1

(2): 143-153.

Darmodjo, H. (1992). Pendidikan IPA I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Depdiknas. (2018, February 12). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Retrieved from

Arti Kata "hasil" Menurut KBBI: www.kbbi.co.id/arti-kata/hasil

Djajadisastra, J. (1982). Metode-metode Mengajar 2. Bandung: Angkasa.

Djamarah, S.B. (2014). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ennis, R.H. (1985). A Logical Basis for Measuring Critical Thinking skill.

Education Leadership, 43(2): 44-49.

Ennis, R.H. (1991). Critical Thinking: A streamlined Conception. Theaching

Philosophy, 14(1): 5-24.

Fisher, A. (2009). Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Iskandar, S.M. (1997). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Izzaty, R.E.; dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.

Jihad, A.; & Abdul Haris. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi

Pressindo.

Johnson, E.B. (2010). Contextual Teaching & Learning, Menjadikan Kegiatan

Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Kaifa.

Karim, A. (2011). Penerapan Metode Penemuan Terbimbing dalam Pembelajaran

Matematika untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar. Universitas Pendidikan Indonesia,

Edisi Khusus (1): 21-32.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

85

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Kusumah, W.; & Dedi Dwitagama. (2011). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta Barat: Indeks.

Kuswana; & Wowo Sunaryo. (2011). Taksonomi Berpikir. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Kuswana; & Wowo Sunaryo. (2012). Taksonomi Kognitif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mardapi; & Djemari. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes.

Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.

Masidjo, I. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.

Yogyakarta: Kanisius.

Mayangsari, D; dkk. (2014). Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan

Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI Pokok Bahasan

Konduktor dan Isolator SDN Semboro Probolinggo Tahun Pelajaran

2012/2013. Edukasi UNEJ, 1 (1): 27-31.

Moedjiono; & Moh Dimyati. (1993). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Departeman Pendidikan dan Kebudayaan.

Nurbayani, E. (2012). Penilaian Acuan Patokan (PAP) di Perguruan Tinggi:

Prinsip dan Operasionalnya. Dinamika Ilmu, Vol.12 No.1.

Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Roestiyah. (2012). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sanjaya, W. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.

Saul, S. (2013). Penerapan Metode eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas

Siswa Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV Sekolah

Dasar Negeri 20 Sungai Keli. Universitas Tanjungpura Pontianak, 2-13.

Siregar, E.; & Hartini Nara. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:

Ghalia Indonesia.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

86

Sochibin, A.; dkk. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Inquiri Terpimpin

untuk Peningkatan Pemahaman dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

SD. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5, 96-101.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Rosdakarya.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitaf,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Kencana.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Wisudawati, A.W. (2015). Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

87

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

88

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

89

Lampiran 2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

90

Lampiran 3 Pedoman Wawancara

Pedoman Wawancara Guru Mengenai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

No Indikator Garis Besar Pertanyaan

1 Mampu bertanya Apakah siswa sering bertanya mengenai pelajaran?

Seperti apa bentuk pertanyaan siswa ketika menemukan

kesulitan?

2 Mampu menjawab

pertanyaan

Bagaimana sikap siswa ketika diberikan sebuah

pertanyaan?

Apakah siswa memikirkan jawab sendiri sebelum

diberitahu oleh guru?

3 Menganalisis

argumen/pendapat

Bagaimana sikap siswa ketika bekerja dalam kelompok?

Dengan cara apa siswa menyampaikan pendapatnya?

Apakah terjadi diskusi dalam anggota kelompok?

Apakah siswa suka memberikan pendapatkan dalam

diskusi atau tanya jawab?

4 Memecahkan

masalah

Bagaimana sikap siswa ketika diberikan sebuah masalah

dna meraka harus menyelesaikan?

Dengan cara/bentuk seperti apa mereka menyelesaiakan

masalah yang diberikan?

Apakah siswa terus berusaha untuk menemukan jawaban

yang benar dalam memecahkan masalah?

Apakah siswa mampu menyelesaikan masalah dengan

cara yang sistematis?

5 Keterampilan

mengevaluasi dan

menilai hasil dari

pengamatan

Bagaimana sikap siswa ketika akan mengumpulkan hasil

pekerjaannya?

Apakah siswa suka meneliti kembali hasil pekerjaannya

sebelum dikumpulkan?

Bagaimana sikap siswa ketika medapatkan sebuah

jawaban?

Apakah siswa senang melakukan pembuktian atas

jawaban terlebih dahulu.

6 Membuat

kesimpulan

Dengan cara apa siswa membuat kesimpulan dari materi

yang sudah dipelajari?

Apakah siswa mampu menceritakan materi yang telah

dipelajari?

Dengan cara apa siswa menyampaikan kesimpulan dari

materi yang sudah dipelajari?

Apakah siswa mampu menceritakan proses dalam

memecahkan masalah?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

91

Lampiran 4 Validasi Pedoman Wawancara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

92

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

93

Lampiran 5 Pedoman Observasi

Pedoman Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

No Indikator Deskripsi

1 Mampu bertanya 1. Siswa mampu bertanya.

2

Mampu menjawab

pertanyaan

2. Siswa menjawab pertanyaan dari guru

dengan memikirkan jawaban yang benar.

3 Menganalisis

argumen/pendapat

3. Siswa mendiskusikan pendapat yang

berbeda dari teman kelompok

4. Siswa membedakan pendapat yang benar

dan yang salah setelah diskusi bersama

teman

4 Memecahkan

masalah

5. Siswa menyelesaikan permasalahan/soal

sampai mendapatkan jawaban yang tepat.

6. Siswa tidak menemukan kendala dalam

bereksperimen

5 Keterampilan

mengevaluasi dan

menilai hasil dari

pengamatan

7. Siswa meneliti kembali hasil pekerjaan

sebelum dikumpulkan kepada guru.

6 Membuat kesimpulan 8. Siswa mampu membuat kesimpulan sendiri

dari eksperimen yang dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

94

Lampiran 6 Validasi Pedoman Observasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

96

Lampiran 7 Lembar Observasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

97

Lampiran 8 Kisi-kisi Kuesioner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

99

Lampiran 9 Kuesioner

INSTRUMEN PENELITIAN KEMAMPUAN BERBIKIR KRITIS SISWA

1. Identitas Responden

Nama : ......................................................................................

Kelas : .....................................

No. Absen : .....................................

2. Waktu

Hari/tanggal : .................................................................

Waktu : 30 menit

3. Petunjuk pengisian

a. Bacalah petunjuk sebelum mengisi kuesioner!

b. Sebelum menjawab, bacalah pertanyaan terlebih dahulu kemudian berikan

jawabanmu dengan jujur!

c. Berilah tanda centang () pada kolom yang sesuai dengan pikiranmu!

d. Jawaban tidak ada yang salah.

Keterangan:

SS : Sangat setuju

S : Setuju

TS : Tidak setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

No Pertanyaan SS S TS STS

1 Ketika saya ingin bertanya, saya kesusahan menyusun kalimat

pertanyaan.

2 Saat guru bertanya, saya berusaha memikirkan jawaban yang

benar.

3 Saya akan bertanya sampai saya paham.

4 Saya asal-asalan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh

guru.

5 Saya dapat membedakan pendapat yang benar dan yang salah

setelah diskusi bersama teman.

6 Saya dapat membuat pertanyaan sesuai dengan materi.

7 Saya langsung menerima pendapat dari teman tanpa diskusi.

8 Saya langsung mengumpulkan tugas tanpa meneliti kembali.

9 Saya lebih senang menyelesaikan soal tentang perubahan

bentuk energi berupa pilihan ganda.

10 Saya malas bertanya kepada guru, walaupun saya merasa

belum paham.

11 Saya mampu membuat kesimpulan dari materi yang sudah

dipelajari dengan bantuan guru.

12 Saya melewati soal tentang perubahan bentuk energi yang

sulit.

13 Saya memahami dengan mudah perintah dalam

kegiatan eksperimen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

100

14 Saya mempu membuat kesimpulan sendiri dari eksperiman

yang dilakukan.

15 Saya mendiskusikan pendapat yang berbeda dari teman

kelompok agar mendapatkan jawaban yang tepat.

16 Saya meneliti kembali hasil pekerjaan sebelum dikumpulkan

kepada guru.

17 Saya mengalami kesulitan untuk membedakan pendapat yang

benar dan yang salah.

18 Saya menyelesaikan permasalahan/soal perubahan bentuk

energi dengan menggunakan berbagai cara sampai

mendapatkan jawaban yang tepat.

19 Saya merasa kesulitan dalan memahami perintah dalam

kegiatan eksperimen.

20 Saya senang untuk terus berusaha menyelesaikan

permasalahan/soal perubahan bentuk energi yang menantang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

101

Lampiran 10 Validasi Kuesioner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

103

Lampiran 11 Sampel Kuesioner Siswa Kondisi Awal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

105

Lampiran 12 Sampel Kuesioner Siswa Kondisi Akhir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

106

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

107

Lampiran 13 Silabus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

113

Lampiran 14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK HARIAN

(RPPTH)

SIKLUS 1 PERTEMUAN 1

Satuan Pendidikan : SD Negeri Tegalrejo 2

Kelas/Semester : IV / 1 (satu)

Tema : 2. Selalu Berhemat Energi

Subtema : 2.1. Manfaat Energi

Pembelajaran Ke- : 1

Alokasi Waktu : 5 x 35 menit (4 JP)

Fokus Pembelajaran : IPA, IPS, Bahasa Indonesia

A. Kompetensi Inti (KI):

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,

melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda

yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis,

dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak

sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman

dan berakhlak mulia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

114

B. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran

No Kompetensi Dasar No Indikator No Tujuan Pembelajaran

IPA

3.5 Memahami berbagai

bentuk sumber energi,

perubahan bentuk energi,

dan sumber energi

alternatif (angin, air,

matahari, panas bumi,

bahan bakar organik, dan

nuklir)

3.5.1 Mengidentifikasi

perubahan bentuk

energi cahaya

menjadi panas

dengan melakukan

eksperimen

sederhana.

3.5.1.1 Melalui diskusi, siswa

mampu

mengidentifikasi

perubahan bentuk

energi cahaya menjadi

panas dengan

melakukan eskperimen

sederhana secara tepat.

4.5 Menyajikan laporan hasil

pengamatan penelusuran

informasi tentang

berbagai perubahan

bentuk energi

4.5.1 Menyajikan

laporan hasil

pengamatan

perubahan bentuk

energi panas

menjadi panas dari

eksperimen

sederhana yang

telah dilakukan.

4.5.1.1 Setelah melakukan

eksperimen sederhana,

siswa mampu

menyajikan laporan

hasil pengamatan

perubahan bentuk

energi cahaya menjadi

panas yang terjadi

dengan sistematis.

Bahasa Indonesia

3.4 Membandingkan teks

petunjuk penggunaan

dua alat yang sama dan

berbeda

3.4.1 Membandingkan

teks petunjuk

pembuatan kipas

dengan dua cara

yang berbeda

3.4.1.1 Melalui proyek, siswa

mampu

membandingkan

petunjuk pembuatan

kipas dengan dua cara

yeng berbeda dengan

sistematis.

4.4 Menyajikan petunjuk

penggunaan alat dalam

bentuk teks tulis dan

vidual menggunakan

kosakata baku dan

kalimat efektif

4.4.1 Menyajikan teks

petunjuk

pembuatan kipas

dengan dua cara

yang berbeda

dengan

menggunakan

kosakata baku dan

kalimat efektif.

4.4.1.1 Siswa mampu

menyajikan teks

petunjuk pembuatan

kipas dengan dua cara

yeng berbeda dengan

menggunakan kosakata

yang berbeda dan

kalimat efektif secara

mandiri.

IPS

3.1 Mengidentifikasi

karakteristik ruang dan

pemanfaatan sumber

3.1.1 Menyebutkan

sumber daya dan

pemanfaatannya

3.1.1.1 Melalui diskusi, siswa

mampu menyebutkan

lima sumber daya dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

115

C. Materi Pembelajaran

IPA : Perubahan bentuk energi cahaya menjadi panas

Bahasa Indonesia : Teks petunjuk penggunaan atau pembuatan sesuatu

IPS : Sumber daya alam dan pemanfaatannya

D. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Tematik Intergratif, Saintifik

2. Model : Contextual Teaching Learning

3. Metode : Eksperiman, kerja kelompok, diskusi, penugasan

E. Media, Alat/Bahan, dan Sumber Belajar

1. Media :

Power point (gambar tentang perubahan bentuk energi)

Lingkungan sekitar

Alat dan bahan untuk eksperimen

2. Alat/Bahan :

Buku dan alat tulis

Spidol

LCD proyektor

Alat dan bahan untuk percobaan Bakar Kertas Tanpa Api

(Kertas, tali rafia, lup, sinar matahari)

3. Sumber Belajar :

Kemendikbud. 2017. Buku Guru Tema 2 Kelas IV, Selalu

Berhemat Energi. Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. 2017. Buku Siswa Tema 2 Kelas IV, Selalu

Berhemat Energi. Jakarta: Kemendikbud.

daya alam untuk

kesejahteraan

masyarakat dari tingkat

kota/kabupaten sampai

tingkat provinsi

untuk

kesejahteraan

masyarakat

pemanfaatannya untuk

kesejahteraan

masyarakat dengan

benar.

4.1 Menyajikan hasil

identifikasi karakteristik

ruang dan pemanfaatan

sumber daya alam untuk

kesejahteraan

masyarakat dari tingkat

kota/kabupaten sampai

tingkat provinsi

4.1.1 Menyajikan hasil

identifikasi

sumber daya dan

pemanfaatannya

untuk

kesejahteraan

masyarakat.

4.1.1.1 Siswa mampu

menyampaikan hasil

identifikasi sumber

daya dan

pemanfaatannya untuk

kesejahteraan

masyarakat dengan

benar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

116

F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Sintaks Alokasi

waktu

Penggalan 1 (3x35menit)

Pendahuluan 1. Guru memberikan salam

2. Guru menyapa siswa

3. Guru meminta salah satu siswa untuk

memimpin doa.

Motivasi

4. Guru mengajak siswa untuk menyuarakan

yel-yel dan tepuk semangat.

Apersepsi

5. Guru menggali pengetahuan siswa dengan

bertanya mengenai materi yang telah

dipelajari minggu lalu.

6. Siswa menjawab pertanyaan dari guru.

Orientasi

7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

yang akan dilakukan hari ini yaitu mengenai

perubahan bentuk energi cahaya menjadi

panas.

Langkah 1

Guru menentukan

tujuan dari

percobaan

Langkah 2

Siswa dibagi ke

dalam beberapa

kelompok

Langkah 3

Guru bersama

siswa menyiapkan

alat dan bahan

untuk percobaan

Langkah 4

Setiap kelompok

dibagikan LKS

Langkah 5

10 menit

Kegiatan Inti 1. Siswa mengamati gambar yang ditayangkan

oleh guru mengenai perubahan bentuk energi

dalam kehidupan sehari-hari. (Mengamati)

2. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab

mengenai gambar (Menanya).

3. Siswa menyampaikan hasil pengamatan

dalam gambar (Mengomunikasikan).

4. Guru membentuk 4 kelompok yang terdiri

dari 6-7 siswa.

5. Guru menjelaskan aturan kegiatan eksperimen

sederhana yang akan dilakukan.

6. Siswa bersama guru menyiapkan alat dan

bahan yang akan digunakan untuk

bereksperimen. Mengambil alat dan bahan

yang telah disediakan.

7. Siswa membaca instruksi eksperimen

sederhana yang akan dilakukan pada lembar

LKS.

8. Siswa melakukan eksperimen sederhana

65 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

117

Bakar Kertas Tanpa Api mengenai perubahan

sumber energi cahaya menjadi panas.

(Mencoba dan Menalar)

9. Guru berkeliling saat siswa melakukan

percobaan dan mengarahkan siswa untuk

melakukan eksperimen sederhana.

10. Siswa mencatat hasil percobaan pada lembar

kerja yang sudah dibagikan.

11. Siswa berdiskusi dalam kelompok kerja

melakukan analisis data dan membuat

kesimpulan hasil percobaan.

12. Siswa membacakan teks laporan dan

menjelaskan hasil percobaan mereka.

(Mengomunikasikan)

13. Guru memberikan penguatan atas pekerjaan

siswa

Siswa melakukan

eksperimen atau

percobaan secara

runtut sesuai

langkah-langkah

percobaan dengan

bimbingan guru

Langkah 6

Siswa berdiskusi

secara kelompok

mengenai hasil

percobaan

menggunakan LKS

Langkah 7

Setiap kelompok

mempresentasikan

hasil percobaan

atau hasil kerja

kelompoknya

Langkah 8

Siswa bersama

guru

menyimpulkan

hasil percobaan.

Langkah 9

Guru mengevaluasi

hasil akhir

eksperimen

Penutup 1. Guru bersama siswa menyimpulkan dan

memberikan penguatan secara lisan dan

tertulis. (Menyimpulkan)

2. Guru meminta siswa untuk merefleksikan

secara lisan kegiatan yang telah dilakukan.

(Refleksi)

3. Siswa mengerjakan evaluasi mengenai materi

yang dibahas. (Tindak Lanjut)

4. Guru membagikan kuesioner refleksi setelah

melakukan eksperimen.

5. Siswa mengisi kuesioner dengan dibimbing

guru.

6. Guru mengkondisikan siswa untuk istirahat

keluar kelas.

30 menit

Penggalan 2 (2x35menit)

Pendahuluan 1. Guru menanyakan kegiatan apa saja yang

dilakukan siswa selama istirahat

Motivasi

2. Guru mengajak siswa bertepuk semangat

untuk menyemangatkan suasana belajar.

Apersepsi

3. Guru bersama siswa mengulas kembali

10 Menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

118

kegiatan pembelajaran sebelum istirahat.

Orientasi

4. Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi

dasar yang akan dicapai serta pembelajaran

yang akan dilaksanakan

Kegiatan Inti 1. Siswa mengamati gambar tentang kipas dari

kertas. (Mengamati)

2. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru

bagaimana cara membuatnya. (Menanya)

3. Siswa menyampaikan hasil pengamatan

(Mengomunikasikan)

4. Siswa bersama guru menyiapkan alat dan

bahan yang dibutuhkan untuk membuat kipas.

(Mencoba)

5. Siswa menuliskan dalam buku tugas cara atau

petunjuk pembuatan dan penggunaannya

(Menalar)

6. Siswa menyampaikan hasil pekerjaannya di

depan kelas. (Mengomunikasikan)

7. Siswa membaca teks bacaan hal 55-56.

(Mengamati)

8. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab

mengenai sumber daya alam dan

pemanfaatanya di sekitar rumah. (Menanya)

9. Siswa menyampaikan hasil identifikasi.

(Mengomunikasikan)

10. Siswa membuat tabel macam-macam sumber

daya alam serta pemanfaatannya. (Mencoba

dan Menalar)

11. Siswa membacakan hasil kerjanya di depan

kelas. (Mengomunikasikan)

50 menit

Kegiatan

Akhir

1. Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan

2. Siswa melakukan post test.

3. Siswa merefleksikan pembelajaran hari ini

4. Guru menutup pembelajaran dengan salam

dan doa

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

119

G. Teknik Penilaian

Ranah Indikator Teknik

Penilaian

Bentuk

Penilaian Instrumen

Sikap

Spiritual

1.1.1 Menunjukkan sikap

syukur kepada Tuhan

Yang Maha Esa atas

segala kebesaran Tuhan

yang menciptakan, serta

mewujudkannya dalam

pengamalan ajaran agama

yang dianutnya.

Observasi Turus

Lembar

observasi

Sikap Sosial 2.1.1 Menunjukkan sikap kritis

dalam aktivitas sehari-hari

sebagai wujud

implementasi sikap kritis

dan ikut berperan dalam

melakukan percobaan dan

berdiskusi.

Observasi Turus Lembar

observasi

Kuesioner Skala

kuesioner

Lembar

kuesioner

Pengetahuan IPA

3.5.1 Mengidentifikasi

perubahan bentuk energi

cahaya menjadi panas

dengan melakukan

eksperimen sederhana.

Tes tertulis Uraian

Lembar

penilaian

uraian

Bahasa Indonesia

3.4.1 Membandingkan teks

petunjuk pembuatan kipas

dengan dua cara yang

berbeda Tes terulis Penugasan

Lembar

penilaian

penugasan IPS

3.1.1 Menyebutkan sumber

daya dan pemanfaatannya

untuk kesejahteraan

masyarakat

Keterampilan IPA

4.5.1 Menyajikan laporan hasil

pengamatan perubahan

bentuk energi cahaya

menjadi panas dari

eksperimen sederhana

yang telah dilakukan.

Observasi Turus Lembar

observasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

121

LAMPIRAN

1. Materi Ajar

Perubahan Bentuk Energi

Perubahan energi adalah perubahan yang terjadi pada

energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Ada berbagai

bentuk energi seperti listrik, termal, nuklir, mekanik,

elektromagnetik, suara, dan kimia.

Suatu bentuk energi hanya bisa diubah menjadi

bentuk energi yang lain. Jika sudah berubah bentuk, pemanfaatan energi akan

terlihat secara maksimal. Perubahan bentuk energi bisa terjadi beberapa kali.

Misalnya, lampu. Sediakan baterai, kabel, dan lampu. Salah satu ujung kabel

hubungkan ke baterai dan ujung satunya lagi hubungkan ke lampu. Genre

listrik yang berasal dari baterai akan mengalir melalui kabel tersebut sehingga

membuat lampu menyala.

Setiap hari, matahari menyinari tumbuhan di muka bumi sehingga terjadi

perpindahan energi panas. Energi panas tersebut digunakan oleh tumbuhan

berfotosintesis. Dampak dari fotosintesis itu, tumbuhan memperoleh energi

kimia. Jika tumbuhan tersebut dikonsumsi oleh manusia atau hewan, manusia

atau hewan akan bisa melakukan aktivitas sebab mendapat energi dari

tumbuhan dan dikonsumsinya.

Melakukan Percobaan

Membakar Kertas Tanpa Api

Perubahan Energi Cahaya Menjadi Energi Panas

Alat dan Bahan :

Seutas tali rafia

Kertas

Lup

Sinar matahari

Langkah-langkah :

1. Siapkan alat dan bahan

2. Carilah sinar matahari yang terik.

3. Pegang secarik kertas dan hadapkan lup di atas kertas hingga sinar ada

pantulan matahari secara langsung.

4. Fokuskan sinar matahari ke satu titik pada kertas selama beberapa menit.

5. Tetaplah memegang lup dan fokuskan sampai kertas terbakar.

6. Ambil tali refia, lakukan percobaan seperti pada kertas.

7. Lihat apa yang terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

122

2. Media Pembelajaran

a. Gambar-gambar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

123

LEMBAR KERJA SISWA

Indikator 3.5.1 Mengidentifikasi perubahan bentuk energi cahaya menjadi

panas dengan melakukan eksperimen sederhana.

Kita akan membuktikan perubahan bentuk energi cahaya menjadi energi panas.

Lakukan percobaan ini di luar kelas!

Nama anggota kelompok:

1. .............................................................

2. .............................................................

3. .............................................................

4. .............................................................

5. .............................................................

6. .............................................................

7. .............................................................

8. .............................................................

Tuliskan hasil percobaanmu pada kolom di bawah ini!

No Laporan Kegiatan Percobaan

1 Nama Percobaan:

2 Tujuan Percobaan:

3 Alat dan Bahan:

4 Langkah Kerja:

5 Hasil Percobaan:

6 Kesimpulan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

124

SOAL EVALUASI

Nama : .......................................................................

Kelas : .........................

No. Absen : .............

Kerjakan soal dibawah ini dengan jawaban yang tepat!

1. Buatlah satu buah pertanyaan berdasarkan gambar di samping!

Jawab:

......................................................................

2. Apa yang kamu ketahui tentang perubahan energi?

Jawab:

........................................................................................................................

3. Ketika lup diletakkan di atas kertas dan terkena sinar matahari langsung,

maka kertas tidak terjadi apa-apa. Bagaimana pendapatmu?

Jawab:

........................................................................................................................

4. Mengapa lupa dapat membakar kertas dan tali?

Jawab:

........................................................................................................................

5. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan kertas dan tali yang dibakar

dengan lup!

Jawab:

........................................................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

125

LEMBAR PENILAIAN

1. Sikap Spiritual

Indikator 1.1.1 Menunjukkan sikap syukur kepada Tuhan Yang

Maha Esa atas segala kebesaran Tuhan yang

menciptakan, serta mewujudkannya dalam

pengamalan ajaran agama yang dianutnya.

Penilaian Penilaian sikap doa siswa.

Teknik Penilaian Observasi

Rubrik Sikap Spiritual

No. Kriteria Baik sekali

4

Baik

3

Kurang

2

Sangat kurang

1

1 Sikap

doa

Tangan

siswa

mengatup

di depan

dada, mata

terpejam,

dan posisi

duduk

tenang.

Tangan

siswa

mengatup

di depan

dada, mata

terpejam,

dan posisi

duduk

tidak

tenang.

Tangan

siswa

mengatup

di depan

dada, mata

terbuka,

dan badan

tidak

tenang.

Tangan siswa

tidak mengatup

di depan dada,

mata tidak

terpejam, dan

badan tidak

tenang.

Pedoman penilaian:

Penilaian = jumlah skor yang diperoleh x 100

4

2. Sikap Sosial

Indikator 2.1.1 Menunjukkan sikap kritis dalam aktivitas sehari-hari

sebagai wujud implementasi sikap kritis dan ikut berperan

dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.

Teknik Penilaian Observasi

Instrumen Lembar observasi

Rubrik Aspek Sikap Sosial

No Indikator Deskripsi

1 Mampu bertanya 1. Siswa mampu bertanya.

2

Mampu menjawab

pertanyaan

2. Siswa menjawab pertanyaan dari guru dengan

memikirkan jawaban yang benar.

3 Menganalisis

argumen/pendapat

3. Siswa mendiskusikan pendapat yang berbeda dari

teman kelompok

4. Siswa membedakan pendapat yang benar dan yang

salah setelah diskusi bersama teman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

126

4 Memecahkan masalah 5. Siswa menyelesaikan permasalahan/soal sampai

mendapatkan jawaban yang tepat.

6. Siswa tidak menemukan kendala dalam

bereksperimen

5 Keterampilan

mengevaluasi dan

menilai hasil dari

pengamatan

7. Siswa meneliti kembali hasil pekerjaan sebelum

dikumpulkan kepada guru.

6 Membuat kesimpulan 8. Siswa mampu membuat kesimpulan sendiri dari

eksperimen yang dilakukan.

Pedoman penilaian:

Turus (|) = 1

3. Pengetahuan

Indikator 3.5.1 Mengidentifikasi perubahan bentuk energi cahaya menjadi

panas dengan melakukan eksperimen sederhana.

Teknik Penilaian Tes Tertulis

Instrumen Soal uraian

No Soal Jawaban Skor

1 Buatlah satu buah pertanyaan

berdasarkan

gambar di

samping!

Apa yang terjadi jika kertas dan tali di

dekatkan dengan lup di bawah sinar

matahari?

4

2 Apa yang kamu ketahui tentang

perubahan energi?

Perubahan energi adalah berubahan

pada energi yang terjadi sari suatu

bentuk energi menjadi energi lain.

4

3 Ketika lup diletakkan di atas

kertas dan terkena sinar matahari

langsung, maka kertas tidak

terjadi apa-apa. Bagaimana

pendapatmu?

Salah. Jika lupa diletakkan di atas

kertas yang terkena sinar matahari

langsung, maka kertas akan terbakar.

4

4 Mengapa lupa dapat membakar

kertas dan tali?

Kertas dan tali ketika lup memusatkan

panas cahaya matahari pada sebuah

titik pada kertas. Panas menjadi cukup

kuat untuk membakar kertas karena

lup meningkatkan pemusatan energi

matahari ke satu tempat.

4

5 Buatlah kesimpulan dari hasil

percobaan kertas dan tali yang

dibakar dengan lup!

Kertas dan tali terbakar saat lup di

letakkan dibawah sinar matahari

langsung.

4

Total 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

127

No.

Soal

Skor

4 3 2 1

1 Apabila pertanyaan

sesuai gambar,

struktur pertanyaan

benar, dan sesuai

materi perubahan

energi.

Apabila pertanyaan

sesuai gambar,

struktur pertanyaan

benar, tetapi tidak

sesuai materi

perubahan energi.

Apabila pertanyaan

sesuai dengan

gambar tetapi

struktur kalimat

tidak benar.

Apabila pertanyaan

tidak sesuai dengan

gambar.

2 Pengetahuan yang

dijelaskan cukup

banyak

Pengetahuan yang

dijelaskan sedikit.

Pengetahuan yang

diketahui tidak

dijelaskan.

Jawaban tidak

sesuai dengan

pertanyaan

3, 4,

5

Apabila jawaban

benar dan lengkap

disertai penjelasan

yang benar

Apabila jawaban

benar dan disertai

penjelasan tetapi

kurang tepat

Apabila jawaban

benar tetapi tidak

disertai penjelasan,

hanya secara

singkat

Apabila jawaban

tidak tepat dan atau

tidak disertai

penjelasan

Pedoman penskoran:

4. Keterampilan

Indikator IPA

4.5.1 Menyajikan laporan hasil pengamatan perubahan bentuk energi

cahaya menjadi panas dari eksperimen sederhana yang telah

dilakukan.

Bahasa Indonesia

4.4.1 Menyajikan teks petunjuk pembuatan kipas dengan dua cara

yang berbeda dengan menggunakan kosakata baku dan kalimat

efektif.

IPS

4.1.1 Menyajikan hasil identifikasi sumber daya dan pemanfaatannya

untuk kesejahteraan masyarakat.

Teknik Penilaian Observasi

Instrumen Lembar penilaian obervasi

Kriteria Sangat baik Baik Cukup

Perlu

Pendampingan

4 3 2 1

Penyajian

teks

petunjuk

Laporan tertulis

sangat sesuai

dengan teks

Laporan tertulis

cukup sesuai

dengan teks

Laporan tertulis

kurang sesuai

dengan teks

Laporan tertulis

belum sesuai

dengan teks

Teks

petunjuk

Mampu

menerjemahkan

Mampu

menerjemahkan

Mampu

menerjemahkan

Belum mampu

menerjemahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

128

tertulis

dan

visual

teks petunjuk

visual membuat

kipas hingga

menjadi kipas

dengan tepat

teks petunjuk

visual membuat

kipas hingga

menjadi kipas

dengan cukup

tepat

teks petunjuk

visual membuat

kipas hingga

menjadi kipas

dengan kurang

tepat

teks petunjuk teks

vidual membuat

kipas hingga

menjadi kipas

dengan tepat

Mandiri Tugas

diselesaikan

dengan mandiri

Sebagian besar

tugas

diselesaikan

dengan mandiri

Tugas

diselesaikan

dengan motivsi

dan bimbigan

guru

Belum dapat

menyelesaikan

tugas meski telah

diberikan motivasi

dan bimbingan

Pedoman penilaian:

Penilaian = jumlah skor yang diperoleh x 100

12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

129

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK HARIAN

(RPPTH)

SIKLUS 1 PERTEMUAN 2

Satuan Pendidikan : SD Negeri Tegalrejo 2

Kelas/Semester : IV / 1 (satu)

Tema : 2. Selalu Berhemat Energi

Subtema : 2.1. Manfaat Energi

Pembelajaran Ke- : 2

Alokasi Waktu : 5 x 35 menit (4 JP)

Fokus Pembelajaran : IPA, PPKn

A. Kompetensi Inti (KI):

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya

diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,

membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk

ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah

dan di sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam

karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam

tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

130

B. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran

C. Materi Pembelajaran

IPA : Perubahan bentuk energi angin menjadi gerak

PPKn : Hak dan kewajiban dalam kehidupan masayrakat.

D. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Tematik Intergratif, Saintifik

2. Model : Contextual Teaching Learning

3. Metode : Eksperimen, kerja kelompok, diskusi, penugasan

E. Media, Alat/Bahan, dan Sumber Belajar

1. Media :

Power point (gambar tentang sumber energi angin)

Lingkungan sekitar

Alat dan bahan untuk eksperimen

No Kompetensi Dasar No Indikator No Tujuan Pembelajaran

IPA

3.5 Memahami berbagai bentuk

sumber energi, perubahan

bentuk energi, dan sumber

energi alternatif (angin, air,

matahari, panas bumi,

bahan bakar organik, dan

nuklir)

3.5.2 Mengidentifikasi

perubahan bentuk

energi angin menjadi

gerak dengan

melakukan eksperimen

sederhana.

3.5.2.1 Melalui diskusi, siswa

mampu mengidentifikasi

perubahan bentuk energi

angin

menjadi gerak dengan

melakukan eskperimen

sederhana secara tepat.

4.5 Menyajikan laporan hasil

pengamatan penelusuran

informasi tentang berbagai

perubahan bentuk energi

4.5.2 Menyajikan laporan

hasil pengamatan

perubahan bentuk

energi angin menjadi

gerak dari eksperimen

sederhana yang telah

dilakukan.

4.5.2.1 Setelah melakukan

eksperimen sederhana,

siswa mampu menyajikan

laporan hasil pengamatan

perubahan bentuk energi

angin menjadi gerak yang

terjadi dengan sistematis.

PPKn

3.2 Mengidentifikasi

pelaksanaan kewajiban dan

hak sebagai warga

masyarakat dalam

kehidupan sehari-hari

3.2.1 Menyebutkan contoh

pelaksanaan hak dan

kewajiban secara

seimbang

3.2.1.1 Melalui diskusi, siswa

mampu menunjukkan

contoh melaksanakan hak

dan kewajiban secara

seimbang dengan tepat.

4.2 Menyajikan hasil

identifikasi pelaksanaan

kewajiban dan hak sebagai

warga masyarakat dalam

kehidupan sehari-hari

4.2.1 Menceritakan

pengalaman diri

melaksanakan hak dan

kewajiban secara

seimbang dalam

kehidupana

masyarakat.

4.2.1.1 Siswa mampu

menceritakan pengalaman

diri melaksanakan hak

dan kewajiban secara

seimbang dalam

kehidupan masyarakat

dengan benar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

131

2. Alat/Bahan :

Buku

Alat tulis

Spidol

LCD proyektor

Alat dan bahan untuk percobaan (sedotan, balon, benang, guntung,

selotip)

3. Sumber Belajar :

Kemendikbud. 2017. Buku Guru Tema 2 Kelas IV, Selalu Berhemat

Energi. Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. 2017. Buku Siswa Tema 2 Kelas IV, Selalu Berhemat

Energi. Jakarta: Kemendikbud.

F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Sintaks Alokasi

waktu

Penggalan 1 (3x35menit)

Pendahuluan 1. Guru memberikan salam

2. Guru menyapa siswa

3. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin

doa.

Motivasi

4. Guru mengajak siswa untuk menyuarakan yel-yel

dan tepuk semangat.

Apersepsi

5. Guru menggali pengetahuan siswa dengan

bertanya mengenai materi yang telah dipelajari

minggu lalu.

6. Siswa menjawab pertanyaan dari guru.

Orientasi

7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang

akan dilakukan hari ini yaitu mengenai

perubahan bentuk energi angin menjadi gerak.

Langkah 1

Guru menentukan

tujuan dari percobaan

Langkah 2

Siswa dibagi ke dalam

beberapa kelompok

10

menit

Kegiatan Inti 1. Siswa mengamati gambar yang ditayangkan oleh

guru mengenai perubahan bentuk energi angin

dalam kehidupan sehari-hari. (Mengamati)

2. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab

mengenai gambar (Menanya).

3. Siswa menyampaikan hasil pengamatan dalam

gambar (Mengomunikasikan).

4. Guru membentuk kelompok kerja sebanyak 4-5

siswa.

5. Guru menjelaskan aturan kegiatan eksperimen

sederhana yang akan dilakukan.

65

menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

132

6. Siswa bersama guru menyiapkan alat dan bahan

yang akan digunakan untuk bereksperimen.

Mengambil alat dan bahan yang telah disediakan.

7. Siswa membaca instruksi eksperimen sederhana

yang akan dilakukan pada lembar LKS.

8. Siswa melakukan eksperimen sederhana

mengenai perubahan sumber energi angin menjadi

gerak. (Mencoba dan Menalar)

9. Guru berkeliling saat siswa melakukan percobaan

dan mengarahkan siswa untuk melakukan

eksperimen sederhana.

10. Siswa mencatat hasil percobaan pada lembar kerja

yang sudah dibagikan.

11. Siswa berdiskusi dalam kelompok kerja

melakukan analisis data dan membuat kesimpulan

hasil percobaan.

12. Siswa membacakan teks laporan dan menjelaskan

hasil percobaan mereka. (Mengomunikasikan)

13. Guru meberikan penguatan atas pekerjaan siswa

Langkah 3

Guru bersama siswa

menyiapkan alat dan

bahan untuk percobaan

Langkah 4

Setiap kelompok

dibagikan LKS

Langkah 5

Siswa melakukan

eksperimen atau

percobaan secara

runtut sesuai langkah-

langkah percobaan

dengan bimbingan

guru

Langkah 6

Siswa berdiskusi

secara kelompok

mengenai hasil

percobaan

menggunakan LKS

Langkah 7

Setiap kelompok

mempresentasikan

hasil percobaan atau

hasil kerja

kelompoknya

Langkah 8

Siswa bersama guru

menyimpulkan hasil

percobaan.

Langkah 9

Guru mengevaluasi

hasil akhir eksperimen

Penutup 7. Guru bersama siswa menyimpulkan dan

memberikan penguatan secara lisan dan tertulis.

(Menyimpulkan)

8. Guru meminta siswa untuk merefleksikan secara

lisan kegiatan yang telah dilakukan. (Refleksi)

9. Siswa mengerjakan evaluasi mengenai materi

yang dibahas. (Tindak Lanjut)

10. Guru membagikan kuesioner refleksi setelah

melakukan eksperimen.

11. Siswa mengisi kuesioner dengan dibimbing guru.

12. Guru mengondisikan siswa untuk istirahat keluar

kelas.

30

menit

Penggalan 2 (2x35menit)

Pendahuluan 1. Guru menanyakan kegiatan apa saja yang

dilakukan siswa selama istirahat

Motivasi

2. Guru mengajak siswa bertepuk semangat untuk

10

Menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

133

menyemangatkan suasana belajar.

Apersepsi

3. Guru bersama siswa mengulas kembali kegiatan

pembelajaran sebelum istirahat.

Orientasi

4. Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi dasar

yang akan dicapai serta pembelajaran yang akan

dilaksanakan

Kegiatan Inti 1. Siswa membaca teks menghemat kertas yang ada

di buku. (Mengamati)

2. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru

bagaimana cara membuatnya. (Menanya)

3. Siswa menyampaikan hasil pengamatan

(Mengomunikasikan)

4. Siswa menuliskan sebanyak-banyaknya manfaat

kertas pada tabel. (Mencoba dan Menalar)

5. Siswa menyampaikan hasil pekerjaannya

(Mengomunikasikan)

6. Guru memberi penguatan atas jawaban siswa.

7. Siswa membayangkan jika tidak ada kertas

dengan bimbingan guru (Mengamati dan

Menanya)

8. Siswa menyampaikan hasil identifikasi.

(Mengomunikasikan)

9. Siswa menuliskan hasil identifikasi mengenai

menghemat kertas terkait hak dan kewajiban

(Mencoba dan Menalar).

10. Siswa membacakan hasil kerjanya di depan kelas.

(Mengomunikasikan)

11. Guru memberikan penguatan atas jawaban siswa.

50

menit

Kegiatan

Akhir

1. Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan

2. Siswa melakukan post test.

3. Siswa merefleksikan pembelajaran hari ini

4. Guru menutup pembelajaran dengan salam dan

doa

10

menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

134

G. Teknik Penilaian

Ranah Indikator Teknik

Penilaian

Bentuk

Penilaian Instrumen

Sikap

Spiritual

1.1.1 Menunjukkan sikap

syukur kepada

Tuhan Yang Maha

Esa atas segala

kebesaran Tuhan

yang menciptakan,

serta

mewujudkannya

dalam pengamalan

ajaran agama yang

dianutnya.

Observasi Turus

Lembar

observasi

Sikap Sosial 2.1.1 Menunjukkan sikap

kritis dalam aktivitas

sehari-hari sebagai

wujud implementasi

sikap kritis dan ikut

berperan dalam

melakukan

percobaan dan

berdiskusi.

Observasi Turus Lembar

observasi

Kuesioner Skala

kuesioner

Lembar

kuesioner

Pengetahuan IPA

3.5.2 Mengidentifikasi

perubahan bentuk

energi angin menjadi

gerak dengan

melakukan

eksperimen

sederhana.

Tes tertulis Uraian

Lembar

penilaian

uraian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

136

LAMPIRAN

1. Materi Ajar

Energi Angin

Banyak kegiatan yang memanfaatkan energi angin. Misalnya, pada permainan

layang, layang, olahraga terbang layang, perahu layar. Namun, angin yang sangat

besar dapat menimbulkan bencana. Angin adalah sumber energi alternatif yang

murah dan tidak mengakibatkan polusi. Energi angin juga dapat dipakai pada kincir

angin yang menghasilkan listrik. Baling-baling pada kincir angin akan berputar cepat

apabila ada angin besar yang bertiup. Putaran ini dapat menggerakkan turbin pada

suatu pembangkit tenaga listrik. Jadi, energi angin dapat dijadikan sumber

pembangkit energi listrik. Di negara Belanda, kincir angin digunakan untuk

memompa air guna mengeringkan tanah. Kincir angin seperti ini juga dibangun di

tempat-tempat yang rawan banjir, untuk memompa air. Karena banyaknya kincir

angin di negara Belanda, sampai negara tersebut di juluki negara Kincir Angin.

Eksperimen Sederhana

Balon Mesin Jet

Disekitar kita banyak sekali benda-benda yang bisa disusun ulang menjadi

sesuatu yang bisa dimanfaatkan ulang. Kita akan membuat mainan balon mesin jet

degan tenaga Angin. Mari kita siapkan bahan-bahan yang diperlukan, pasti bisa

ditemukan disekitar kita. Berikut bahan-bahan yang diperlukan :

1 sedotan plastik

1 selotip/lakban

3 meter benang

1 buah balon

Yang kamu lakukan:

1. Masukkan salah satu ujung benang ke dalam sedotan.

2. Tarik dan rentangan benang dengan memegang salah satu ujung benang

dengan bantuan dua teman

3. Jaga benang jangan sampai putus

4. Tiup balon lalu pegang lehernya agar udara tidak keluar, jangan diikat.

5. Letakkan balon pada sedotan menggunakan selotip di bagian depan dan

belakang.

6. Letakkan balon pada salah satu ujung tali.

7. Lepaskan leher balon sehingga balon menyembur keluar.

8. Amati apa yang terjadi.

9. Kamu bisa coba menggunakan balon yang ukurannya berbeda dengan

panjang tali yang sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

137

2. Media Pembelajaran

b. Gambar-gambar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

138

LEMBAR KERJA SISWA

Indikator 3.5.2 Mengidentifikasi perubahan bentuk energi angin menjadi gerak

dengan melakukan eksperimen sederhana.

Kita akan membuktikan perubahan bentuk energi angin menjadi energi gerak. Lakukan

percobaan ini di luar kelas!

Nama anggota kelompok:

1. .............................................................

2. .............................................................

3. .............................................................

4. .............................................................

5. .............................................................

6. .............................................................

7. .............................................................

Tuliskan hasil percobaanmu pada kolom di bawah ini!

No Laporan Kegiatan Percobaan

1 Nama Percobaan:

2 Tujuan Percobaan:

3 Alat dan Bahan:

4 Langkah Kerja:

5 Hasil Percobaan:

6 Kesimpulan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

139

EVALUASI

Nama : ............................................................

No. Absen : ...........................

Kerjakan soal dibawah ini dengan jawaban yang tepat!

1. Buatlah satu buah pertanyaan berdasarkan gambar di bawah ini!

Jawab:

.................................................................................

2. Sebutkan benda apa saya yang merubah bentuk energi angin menjadi energi

gerak!

Jawab:

..............................................................................................................................

3. Jika leher balon dibuka maka udara dalam balon akan habis dan balon akan

meluncur. Jelaskan pendapatmu?

Jawab:

..............................................................................................................................

4. Bagaimana cara agar jet balon dapat bergerak maju?

Jawab:

..............................................................................................................................

5. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan balon mesin jet!

Jawab:

..............................................................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

140

LEMBAR PENILAIAN

1. Sikap Spiritual

Indikator 1.1.1 Menunjukkan sikap syukur kepada Tuhan Yang Maha

Esa atas segala kebesaran Tuhan yang menciptakan,

serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama

yang dianutnya.

Penilaian Penilaian sikap doa siswa.

Teknik Penilaian Observasi

Rubrik Sikap Spiritual

No. Kriteria Baik sekali

4

Baik

3

Kurang

2

Sangat kurang

1

1 Sikap doa Tangan siswa

mengatup di

depan dada,

mata terpejam,

dan posisi

duduk tenang.

Tangan siswa

mengatup di

depan dada,

mata terpejam,

dan posisi

duduk tidak

tenang.

Tangan siswa

mengatup di

depan dada,

mata terbuka,

dan badan

tidak tenang.

Tangan siswa

tidak mengatup

di depan dada,

mata tidak

terpejam, dan

badan tidak

tenang.

Pedoman penilaian:

Penilaian = jumlah skor yang diperoleh x 100

4

2. Sikap Sosial

Indikator 2.1.1 Menunjukkan sikap kritis dalam aktivitas sehari-hari sebagai

wujud implementasi sikap kritis dan ikut berperan dalam

melakukan percobaan dan berdiskusi.

Teknik Penilaian Observasi

Instrumen Lembar observasi

Rubrik Aspek Sikap Sosial

No Indikator Deskripsi

1 Mampu bertanya 1. Siswa mampu bertanya.

2

Mampu menjawab

pertanyaan

2. Siswa menjawab pertanyaan dari guru dengan

memikirkan jawaban yang benar.

3 Menganalisis

argumen/pendapat

3. Siswa mendiskusikan pendapat yang berbeda dari

teman kelompok

4. Siswa membedakan pendapat yang benar dan yang

salah setelah diskusi bersama teman

4 Memecahkan masalah 5. Siswa menyelesaikan permasalahan/soal sampai

mendapatkan jawaban yang tepat.

6. Siswa tidak menemukan kendala dalam

bereksperimen

5 Keterampilan 7. Siswa meneliti kembali hasil pekerjaan sebelum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

141

mengevaluasi dan

menilai hasil dari

pengamatan

dikumpulkan kepada guru.

6 Membuat kesimpulan 8. Siswa mampu membuat kesimpulan sendiri dari

eksperimen yang dilakukan.

Pedoman penilaian:

Turus (|) = 1

3. Pengetahuan

Indikator 3.5.2 Mengidentifikasi perubahan bentuk energi angin menjadi gerak

dengan melakukan eksperimen sederhana.

Teknik Penilaian Tes Tertulis

Instrumen Soal uraian

No Soal Jawaban Skor

1 Buatlah satu buah

pertanyaan berdasarkan

gambar di bawah ini!

Apa funsi dari balon tersebut? 2

2 Sebutkan benda apa saya yang

merubah bentuk energi angin

menjadi energi gerak!

Kincir angin, mobil tenaga balon,

balon mesin jet

2

3 Jika leher balon dibuka maka udara

dalam balon akan habis dan balon

akan meluncur. Jelaskan

pendapatmu?

Saya setuju, jika tutup balon

dibuka maka udara akan keluar dan

akan mendorong balon untuk

maju.

2

4 Bagaimana cara agar jet balon dapat

bergerak maju?

Tiup balon hingga cukup besar,

kemudian lepas petutup balon dan

letakan di tempat datar. balon akan

bergerak maju.

2

5 Buatlah kesimpulan dari hasil

percobaan balon mesin jet!

Dari percobaan balon mesin jet

dapat disimpulkan bahwa terjadi

perubahan bentuk energi angin

menjadi energi gerak.

2

Total 10

No.

Soal

Skor

4 3 2 1

1 Apabila pertanyaan

sesuai gambar,

struktur pertanyaan

benar, dan sesuai

materi perubahan

energi.

Apabila pertanyaan

sesuai gambar,

struktur pertanyaan

benar, tetapi tidak

sesuai materi

perubahan energi.

Apabila pertanyaan

sesuai dengan

gambar tetapi

struktur kalimat

tidak benar.

Apabila pertanyaan

tidak sesuai dengan

gambar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

142

4. Keterampilan

Indikator IPA

4.5.2 Menyajikan laporan hasil pengamatan perubahan bentuk energi angin

menjadi gerak dari eksperimen sederhana yang telah dilakukan.

PPKn

4.2.1 Menceritakan pengalaman diri melaksanakan hak dan kewajiban

secara seimbang dalam kehidupana masyarakat.

Teknik Penilaian Observasi

Instrumen Lembar penilaian obervasi

Kriteria Sangat baik Baik Cukup

Perlu

Pendampingan

4 3 2 1

Penyajian

teks

petunjuk

Laporan tertulis

sanat sesuai dengan

teks

Laporan tertulis

cukup sesuai dengan

teks

Laporan tertulis

kurang sesuai

dengan teks

Laporan tertulis

belum sesuai

dengan teks

Teks

petunjuk

tertulis

dan visual

Mampu

menerjemahkan teks

petunjuk visual

membuat kipas

hingga menjadi

kipas dengan tepat

Mampu

menerjemahkan teks

petunjuk visual

membuat kipas

hingga menjadi

kipas dengan cukup

tepat

Mampu

menerjemahkan teks

petunjuk visual

membuat kipas

hingga menjadi

kipas dengan kurang

tepat

Belum mampu

menerjemahkan teks

petunjuk teks vidual

membuat kipas

hingga menjadi

kipas dengan tepat

Mandiri Tugas diselesaikan

dengan mandiri

Sebagian besar

tugas diselesaikan

dengan mandiri

Tugas diselesaikan

dengan motivsi dan

bimbingan guru

Belum dapat

menyelesaikan

tugas meski telah

diberikan motivasi

dan bimbingan

Pedoman penilaian:

Penilaian = jumlah skor yang diperoleh x 100

16

Lampiran 15 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II

2 Pengetahuan yang

dijelaskan cukup

banyak

Pengetahuan yang

dijelaskan sedikit.

Pengetahuan yang

diketahui tidak

dijelaskan.

Jawaban tidak

sesuai dengan

pertanyaan

3, 4,

5

Apabila jawaban

benar dan lengkap

disertai penjelasan

yang benar

Apabila jawaban

benar dan disertai

penjelasan tetapi

kurang tepat

Apabila jawaban

benar tetapi tidak

disertai penjelasan,

hanya secara

singkat

Apabila jawaban

tidak tepat dan atau

tidak disertai

penjelasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

143

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK HARIAN

(RPPTH)

SIKLUS 2 PERTEMUAN 1

Satuan Pendidikan : SD Negeri Tegalrejo 2

Kelas/Semester : IV / 1 (satu)

Tema : 2. Selalu Berhemat Energi

Subtema : 2.1. Manfaat Energi

Pembelajaran Ke- : 3

Alokasi Waktu : 5 x 35 menit (3 JP)

Fokus Pembelajaran : IPA, Bahasa Indonesia

A. Kompetensi Inti (KI):

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya

diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,

membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk

ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah

dan di sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam

karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam

tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

144

B. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran

C. Materi Pembelajaran

IPA : Perubahan bentuk energi air menjadi gerak

Bahasa Indonesia : Teks petunjuk cara aman menggunakan listrik

D. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Tematik Intergratif, Saintifik

2. Model : Contextual Teaching Learning

3. Metode : Eksperiman, kerja kelompok, diskusi, penugasan

E. Media, Alat/Bahan, dan Sumber Belajar

1. Media :

Power point (gambar tentang sumber energi air)

Lingkungan sekitar

Alat dan bahan untuk eksperimen

No Kompetensi Dasar No Indikator No Tujuan Pembelajaran

IPA

3.5 Memahami berbagai bentuk

sumber energi, perubahan

bentuk energi, dan sumber

energi alternatif (angin, air,

matahari, panas bumi,

bahan bakar organik, dan

nuklir)

3.5.3 Mengidentifikasi

perubahan bentuk

energi air menjadi

gerak dengan

melakukan eksperimen

sederhana.

3.5.3.1 Melalui diskusi, siswa

mampu mengidentifikasi

perubahan bentuk energi air

menjadi gerak dengan

melakukan eskperimen

sederhana secara tepat.

4.5 Menyajikan laporan hasil

pengamatan penelusuran

informasi tentang berbagai

perubahan bentuk energi

4.5.3 Menyajikan laporan

hasil pengamatan

perubahan bentuk

energi air menjadi

gerak dari eksperimen

sederhana yang telah

dilakukan.

4.5.3.1 Setelah melakukan

eksperimen sederhana,

siswa mampu menyajikan

laporan hasil pengamatan

perubahan bentuk energi air

menjadi gerak yang terjadi

dengan sistematis.

Bahasa Indonesia

3.4 Membandingkan teks

petunjuk penggunaan dua

alat yang sama dan berbeda

3.4.2 Menjelaskan petunjuk

cara aman

menggunakan listrik ke

dalam bentuk teks tulis

3.4.2.1 Melalui diskusi, siswa

mampu menjelaskan

petunjukk cara aman

menggunakan listrik ke

dalam bentuk teks tulis

dengan tepat.

4.4 Menyajikan petunjuk

penggunaan alat dalam

bentuk teks tulis dan vidual

menggunakan kosakata

baku dan kalimat efektif

4.4.2 Menyajikan teks

petunjuk cara aman

menggunakan listrik

sesuai teks visuall

secara berurutan dan

sistematis.

4.4.2.1 Siswa mampu menceritakan

petunjuk cara aman

menggunakan listrik sesuai

teks visual secara berurutan

dan sisetematis dengan

mandiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

145

2. Alat/Bahan :

Buku

Alat tulis

Spidol

LCD proyektor

Alat dan bahan untuk percobaan (4 buah tutup botol, kardus bekas,

sedotan, lidi, plester, balon, karet gelang, dan gunting)

3. Sumber Belajar :

Kemendikbud. 2017. Buku Guru Tema 2 Kelas IV, Selalu Berhemat

Energi. Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. 2017. Buku Siswa Tema 2 Kelas IV, Selalu Berhemat

Energi. Jakarta: Kemendikbud.

F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Sintaks Alokasi

waktu

Penggalan 1 (3x35menit)

Pendahuluan 1. Guru memberikan salam

2. Guru menyapa siswa

3. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin

doa.

Motivasi

4. Guru mengajak siswa untuk menyuarakan yel-yel

dan tepuk semangat.

Apersepsi

5. Guru menggali pengetahuan siswa dengan bertanya

mengenai materi yang telah dipelajari minggu lalu.

6. Siswa menjawab pertanyaan dari guru.

Orientasi

7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dilakukan hari ini yaitu mengenai perubahan bentuk

energi air menjadi gerak.

Langkah 1

Guru menentukan

tujuan dari percobaan

Langkah 2

Siswa dibagi ke

dalam beberapa

kelompok

Langkah 3

Guru bersama siswa

10 menit

Kegiatan Inti 1. Siswa mengamati gambar yang ditayangkan oleh

guru mengenai perubahan bentuk energi air dalam

kehidupan sehari-hari. (Mengamati)

2. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab

mengenai gambar (Menanya).

3. Siswa menyampaikan hasil pengamatan dalam

gambar (Mengomunikasikan).

4. Guru membentuk kelompok kerja sebanyak 4 siswa.

5. Guru menjelaskan aturan kegiatan eksperimen

sederhana yang akan dilakukan.

6. Siswa bersama guru menyiapkan alat dan bahan yang

akan digunakan untuk bereksperimen. Mengambil

65 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

146

alat dan bahan yang telah disediakan.

7. Siswa membaca instruksi eksperimen sederhana yang

akan dilakukan pada lembar LKS.

8. Siswa melakukan eksperimen sederhana mengenai

perubahan sumber energi air menjadi gerak.

(Mencoba dan Menalar)

9. Guru berkeliling saat siswa melakukan percobaan

dan mengarahkan siswa untuk melakukan

eksperimen sederhana.

10. Siswa mencatat hasil percobaan dalam bentuk tabel

pada lembar kerja yang sudah dibagikan.

11. Siswa berdiskusi dalam kelompok kerja melakukan

analisis data dan membuat kesimpulan hasil

percobaan.

12. Siswa membacakan teks laporan dan menjelaskan

hasil percobaan mereka. (Mengomunikasikan)

13. Guru memberikan penguatan atas pekerjaan siswa

menyiapkan alat dan

bahan untuk

percobaan

Langkah 4

Setiap kelompok

dibagikan LKS

Langkah 5

Siswa melakukan

eksperimen atau

percobaan secara

runtut sesuai

langkah-langkah

percobaan dengan

bimbingan guru

Langkah 6

Siswa berdiskusi

secara kelompok

mengenai hasil

percobaan

menggunakan LKS

Langkah 7

Setiap kelompok

mempresentasikan

hasil percobaan atau

hasil kerja

kelompoknya

Langkah 8

Siswa bersama guru

menyimpulkan hasil

percobaan.

Langkah 9

Guru mengevaluasi

hasil akhir

eksperimen

Penutup 1. Guru bersama siswa menyimpulkan dan memberikan

penguatan secara lisan dan tertulis.

(Menyimpulkan)

2. Guru meminta siswa untuk merefleksikan secara

lisan kegiatan yang telah dilakukan. (Refleksi)

3. Siswa mengerjakan evaluasi mengenai materi yang

dibahas. (Tindak Lanjut)

4. Guru membagikan kuesioner refleksi setelah

melakukan eksperimen.

5. Siswa mengisi kuesioner dengan dibimbing guru.

6. Guru mengondisikan siswa untuk istirahat keluar

kelas.

30 menit

Penggalan 2 (2x35menit)

Pendahuluan 1. Guru menanyakan kegiatan apa saja yang dilakukan

siswa selama istirahat

Motivasi

2. Guru mengajak siswa bertepuk semangat untuk

menyemangatkan suasana belajar.

Apersepsi

10 Menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

147

3. Guru bersama siswa mengulas kembali kegiatan

pembelajaran sebelum istirahat.

Orientasi

4. Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi dasar

yang akan dicapai serta pembelajaran yang akan

dilaksanakan

Kegiatan Inti 1. Siswa mengamati gambar seorang anak yang

bermain layangan di dekat tiang dan kabel listrik.

(Mengamati)

2. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang

gambar yang ditanyangkan. (Menanya)

3. Siswa menyampaikan hasil pengamatan dan guru

memberikan penguatan tentang bahaya arus listrik.

(Mengomunikasikan)

4. Siswa menuliskan beragam benda elektronik dan

bahaya yang dapat ditimbulkan dari benda tersebut.

(Mencoba)

5. Siswa menganalisis cara aman menggunakan benda-

benda elektronik tersebut. (Menalar)

6. Siswa menyampaikan hasil pekerjaannya di depan

kelas. (Mengomunikasikan)

7. Guru memberikan penguatan atas jawaban siswa.

50 menit

Kegiatan

Akhir

1. Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan

2. Siswa melakukan post test.

3. Siswa merefleksikan pembelajaran hari ini

4. Guru menutup pembelajaran dengan salam dan doa

10 menit

G. Teknik Penilaian

Ranah Indikator Teknik

Penilaian

Bentuk

Penilaian Instrumen

Sikap

Spiritual

1.1.1 Menunjukkan

sikap syukur

kepada Tuhan

Yang Maha Esa

atas segala

kebesaran Tuhan

yang

menciptakan, serta

mewujudkannya

dalam pengamalan

ajaran agama yang

dianutnya.

Observasi Turus

Lembar

observasi

Sikap Sosial 2.1.1 Menunjukkan

sikap kritis dalam Observasi Turus

Lembar

observasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

148

aktivitas sehari-

hari sebagai

wujud

implementasi

sikap kritis dan

ikut berperan

dalam melakukan

percobaan dan

berdiskusi.

Kuesioner Skala

kuesioner

Lembar

kuesioner

Pengetahuan IPA

3.5.3 Mengidentifikasi

perubahan bentuk

energi air menjadi

gerak dengan

melakukan

eksperimen

sederhana.

Tes tertulis Uraian

Lembar

penilaian

uraian

Bahasa Indonesia

3.4.2 Menjelaskan

petunjuk cara

aman

menggunakan

listrik ke dalam

bentuk teks tulis.

Tes terulis Penugasan

Lembar

penilaian

penugasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

150

LAMPIRAN

1. Materi Ajar

Contoh Bentuk Energi Air dalam Kehidupan

Tenaga air yang memanfaaatkan gerakan air

biasanya didapat dari sungai yang dibendung. Pada

bagian bawah terdapat lubang-lubang saluran air. Pada

lubang-lubang tersebut terdapat turbin yang berfungsi

mengubah energi kinetik dari gerakan air manjadi energi

listrik. Energi listrik yang berasal dari energi kinetik air

disebut “hydroelectric”.

Air merupakan sumber energi yang murah dan

relatif mudah didapat, karena pada air tersimpan energi

potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik (pada air

mengalir). Tenaga air (Hydropower) adalah energi yang

diperoleh dari air yang mengalir. Energi yang dimiliki

air dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam wujud energi mekanis maupun energi

listrik. Pemanfaatan energi air banyak dilakukan dengan menggunakan kincir air atau

turbin air yang memanfaatkan adanya suatu air terjun atau aliran air di sungai. Sejak awal

abad 18 kincir air banyak dimanfaatkan sebagai penggerak penggilingan gandum,

penggergajian kayu dan mesin tekstil. Memasuki abad 19 turbin air mulai dikembangkan.

Kincir Air

Energi merupakan kemampuan untuk melakukan gerak. Air yang mengalir

mempunyai energi untuk menggerakkan benda. Salah satu alat yang memanfaatkan

energi gerak air adalah kincir air.

Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat, karena pada

air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik (pada air mengalir).

Tenaga air (Hydropower) adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Energi

yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam wujud energi mekanis

maupun energi listrik. Pemanfaatan energi air banyak dilakukan dengan menggunakan

kincir air yang memanfaatkan adanya suatu air terjun atau aliran air di sungai.

Kincir air adalah sebuah bangunan air berbentuk lingkaran yang dibangun di

sungai. Alat ini berputar pada sumbunya karena adanya dorongan aliran air sungai yang

cukup deras. Sejalan dengan berputarnya kincir, alat ini sekaligus mengambil air dari

sungai dan menumpahkannya ke talang/ penampung air di bagian puncaknya. Selanjutnya

air dari talang didistribusikan secara gravitasi ke daerah yang membutuhkan.

Prinsip Kerja Kincir Air

Cara kerja dari kincir air ini adalah dengan memasang papan kayu sebagai tempat

mengarahkan air menuju putaran kincir. Kemudian pada kincir dipasangi turbin kecil, dan

magnet. Pada kincir juga dipasangi tali karet untuk mengubungkan putaran turbin besar

dan turbin kecil yang akhirnya dapat memutarkan magnet.Arus listrik yang dihasilkan

dipengaruhi oleh derasnya air yang mengalir menuju putaran magnet. Semakin deras air

maka semakin cepat putaran magnet.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

151

Putaran magnet yang cepat maka akan menghasilkan arus listrik yang besar. Dari

arus yang dihasilkan magnet itu, kita dapat menikmati penerangan. Dengan

memanfaatkan energi air yang diubah menjadi arus listrik ini, kita tidak dipusingkan

dengan pemadaman listrik yang terjadi setiap saat.

Manfaat Kincir Air

a. Sebagai pembangkit tenaga listrik

b. Membantu proses irigasi

Kelebihan Energi Air

- Tergolong energi bersih, tidak menimbulkan polutan berbahaya

- Bendungan yang biasanya dibangun untuk PLTA dapat dimanfaatkan sekaligus

sebagai pengendali banjir dan pengatur irigasi

- Energi yang tersedia tidak akan habis sepanjang komponen hidrologisnya dapat

kita jaga, seperti daerah tangkapan air hujan (catchment area) dan vegetasi sungai

Kelemahan Energi Air

- PLTA umumnya membutuhkan banyak ruang sehingga menyebabkan habitat

satwa liar berkurang

- Proyek-proyek PLTA berskala besar dapat mengganggu aliran sungai

Percobaan Kincir Air

Untuk membuktikan perubahan bentuk energi air menjadi energi gerak

Alat dan bahan:

1. Sterofoam

2. Sendok plastik.

3. Tusuk sate/lidi.

4. Botol plastik.

5. Sedotan

6. Pisau pemotong/cutter.

7. Gunting.

8. Perekat/solasi/double tape

Langkah-langkah

1. Potonglah sterofoam menggunakan cutter menjadi bentuk segi delapan beraturan.

2. Keratkan masing-masing titik sudut agar sudut kincir dapat disisipkan.

3. Potonglah gagang sendok plastik kurang lebih 1/3 dari panjang sendok plastik.

4. Tusukkan tusuk sate atau lidi ke tengah-tengah sterofoam sebagai poros dari

kincir. Sebagai penyangga kincir, lubangi botol plastik untuk memasukkan

tangkai sedotan.

5. Potonglah tangkai sedotan kurang lebih 15 cm untuk dimasukan ke dalam botol

plastik.

6. Kemudian sisipkan sendok yang sudah dipotong tadi ke potongan sterofoam,

gunakan lem sebagai perekat supaya tidak mudah lepas.

7. Isi botol yang lainnya dengan air

8. Siramlah sendok dengan air.

9. Amati yang terjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

152

2. Media Pembelajaran

a. Gambar-gambar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

153

LEMBAR KERJA SISWA

Indikator 3.5.3 Mengidentifikasi perubahan bentuk energi air menjadi gerak

dengan melakukan eksperimen sederhana.

Kita akan membuktikan perubahan bentuk energi air menjadi energi gerak. Lakukan

percobaan ini bersama dengan kelompokmu!

Nama anggota kelompok:

1. .............................................................

2. .............................................................

3. .............................................................

4. .............................................................

5. .............................................................

Tuliskan hasil percobaanmu pada kolom di bawah ini!

No Laporan Kegiatan Percobaan

1 Nama Percobaan:

2 Tujuan Percobaan:

Untuk membuktikan perubahan ......................

3 Alat dan Bahan:

4 Langkah Kerja:

5

Hasil Percobaan:

6 Kesimpulan:

Dari percobaan ......................... membuktikan bahwa adanya perubahan

....................... menjadi ..............................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

154

EVALUASI

Nama : ....................................................

No. absen : .......................

Kerjakan soal dibawah ini dengan jawaban yang tepat!

1. Buatlah satu buah pertanyaan berdasarkan gambar di samping!

Jawab:

..............................................................................................

2. Apa yang kamu ketahui tentang kincir air?

Jawab:

..............................................................................................................................

3. Sendok yang disusun memutar akan mengerakkan air. Bagaimana pendapatmu?

Jawab:

..............................................................................................................................

4. Bagaimana cara agar kincir air berbutar dengan baik?

Jawab:

..............................................................................................................................

5. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan kincir air!

Jawab:

..............................................................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

155

LEMBAR PENILAIAN

1. Sikap Spiritual

Indikator 1.1.1 Menunjukkan sikap syukur kepada Tuhan Yang Maha

Esa atas segala kebesaran Tuhan yang menciptakan,

serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama

yang dianutnya.

Penilaian Penilaian sikap doa siswa.

Teknik Penilaian Observasi

Rubrik Sikap Spiritual

No. Kriteria Baik sekali

4

Baik

3

Kurang

2

Sangat kurang

1

1 Sikap doa Tangan siswa

mengatup di

depan dada,

mata terpejam,

dan posisi

duduk tenang.

Tangan siswa

mengatup di

depan dada, mata

terpejam, dan

posisi duduk tidak

tenang.

Tangan siswa

mengatup di

depan dada, mata

terbuka, dan

badan tidak

tenang.

Tangan siswa

tidak mengatup di

depan dada, mata

tidak terpejam,

dan badan tidak

tenang.

Pedoman penilaian:

Penilaian = jumlah skor yang diperoleh x 100

4

2. Sikap Sosial

Indikator 2.1.1 Menunjukkan sikap kritis dalam aktivitas sehari-hari sebagai

wujud implementasi sikap kritis dan ikut berperan dalam

melakukan percobaan dan berdiskusi.

Teknik Penilaian Observasi

Instrumen Lembar observasi

Rubrik Aspek Sikap Sosial

No Indikator Deskripsi

1 Mampu bertanya 1. Siswa mampu bertanya.

2

Mampu menjawab

pertanyaan

2. Siswa menjawab pertanyaan dari guru dengan memikirkan

jawaban yang benar.

3 Menganalisis

argumen/pendapat

3. Siswa mendiskusikan pendapat yang berbeda dari teman

kelompok

4. Siswa membedakan pendapat yang benar dan yang salah setelah

diskusi bersama teman

4 Memecahkan masalah 5. Siswa menyelesaikan permasalahan/soal sampai mendapatkan

jawaban yang tepat.

6. Siswa tidak menemukan kendala dalam bereksperimen

5 Keterampilan

mengevaluasi dan menilai

hasil dari pengamatan

7. Siswa meneliti kembali hasil pekerjaan sebelum dikumpulkan

kepada guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

156

6 Membuat kesimpulan 8. Siswa mampu membuat kesimpulan sendiri dari eksperimen

yang dilakukan.

Pedoman penilaian:

Turus (|) = 1

3. Pengetahuan

Indikator 3.5.3 Mengidentifikasi perubahan bentuk energi air menjadi gerak

dengan melakukan eksperimen sederhana.

Teknik Penilaian Tes Tertulis

Instrumen Soal uraian

No Soal Jawaban Skor

1 Buatlah satu buah

pertanyaan

berdasarkan

gambar di

samping!

Bagaimana cara roda kincir air

berputar?

4

2 Apa yang kamu ketahui tentang kincir

air?

Kincir air adalah sebuah alat yang

digerakkan dengan energi/tenaga

air

4

3 Sendok yang disusun memutar akan

mengerakkan air. Bagaimana

pendapatmu?

Salah, air yang dituang di atas

sendok akan membuat

poros/kincir berbutar.

4

4 Bagaimana cara agar kincir air

berbutar dengan baik?

Air di tuangkan di atas satu sisi

sendok secara berlahan , bukan di

siram ke seluruhnya.

2

5 Buatlah kesimpulan dari hasil

percobaan kincir air!

Dari percobaan kincir iar

membuktikan adanya perubahan

bentu energi air menjadi gerak.

2

Total 10

No.

Soal

Skor

4 3 2 1

1 Apabila pertanyaan

sesuai gambar,

struktur pertanyaan

benar, dan sesuai

materi perubahan

energi.

Apabila pertanyaan

sesuai gambar,

struktur pertanyaan

benar, tetapi tidak

sesuai materi

perubahan energi.

Apabila pertanyaan

sesuai dengan

gambar tetapi

struktur kalimat

tidak benar.

Apabila pertanyaan

tidak sesuai dengan

gambar.

2 Pengetahuan yang

dijelaskan cukup

Pengetahuan yang

dijelaskan sedikit.

Pengetahuan yang

diketahui tidak

Jawaban tidak

sesuai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

157

banyak dijelaskan. pertanyaan

3, 4,

5

Apabila jawaban

benar dan lengkap

disertai penjelasan

yang benar

Apabila jawaban

benar dan disertai

penjelasan tetapi

kurang tepat

Apabila jawaban

benar tetapi tidak

disertai penjelasan,

hanya secara

singkat

Apabila jawaban

tidak tepat dan atau

tidak disertai

penjelasan

4. Keterampilan

Indikator IPA

4.5.3 Menyajikan laporan hasil pengamatan perubahan bentuk energi air

menjadi gerak dari eksperimen sederhana yang telah dilakukan.

Bahasa Indonesia

4.4.2 Menyajikan teks petunjuk cara aman menggunakan listrik sesuai teks

visuall secara berurutan dan sistematis.

Teknik Penilaian Observasi

Instrumen Lembar penilaian obervasi

Kriteria Sangat baik Baik Cukup

Perlu

Pendampingan

4 3 2 1

Penyajian

teks

petunjuk

Laporan tertulis

sanat sesuai dengan

teks

Laporan tertulis

cukup sesuai dengan

teks

Laporan tertulis

kurang sesuai

dengan teks

Laporan tertulis

belum sesuai

dengan teks

Teks

petunjuk

tertulis

dan visual

Mampu

menerjemahkan teks

petunjuk visual

membuat kipas

hingga menjadi

kipas dengan tepat

Mampu

menerjemahkan teks

petunjuk visual

membuat kipas

hingga menjadi

kipas dengan cukup

tepat

Mampu

menerjemahkan teks

petunjuk visual

membuat kipas

hingga menjadi

kipas dengan kurang

tepat

Belum mampu

menerjemahkan teks

petunjuk teks vidual

membuat kipas

hingga menjadi

kipas dengan tepat

Mandiri Tugas diselesaikan

dengan mandiri

Sebagian besar

tugas diselesaikan

dengan mandiri

Tugas diselesaikan

dengan motivsi dan

bimbingan guru

Belum dapat

menyelesaikan

tugas meski telah

diberikan motivasi

dan bimbingan

Pedoman penilaian:

Penilaian = jumlah skor yang diperoleh x 100

12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

158

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK HARIAN

(RPPTH)

SIKLUS 2 PERTEMUAN 2

Satuan Pendidikan : SD Negeri Tegalrejo 2

Kelas/Semester : IV / 1 (satu)

Tema : 2. Selalu Berhemat Energi

Subtema : 2.1. Manfaat Energi

Pembelajaran Ke- : 4

Alokasi Waktu : 5 x 35 menit (5 JP)

Fokus Pembelajaran : IPA, PPKn, Bahasa Indonesia

A. Kompetensi Inti (KI):

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya

diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,

membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk

ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah

dan di sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam

karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam

tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

159

B. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran

No Kompetensi Dasar No Indikator No Tujuan Pembelajaran

IPA

3.5 Memahami berbagai

bentuk sumber energi,

perubahan bentuk

energi, dan sumber

energi alternatif (angin,

air, matahari, panas

bumi, bahan bakar

organik, dan nuklir)

3.5.4 Mengidentifikasi

perubahan bentuk energi

listrik menjadi cahaya

dengan melakukan

eksperimen sederhana.

3.5.4.1 Melalui diskusi, siswa

mampu mengidentifikasi

perubahan bentuk energi

listrik menjadi cahaya

dengan melakukan

eskperimen sederhana

secara tepat.

4.5 Menyajikan laporan

hasil pengamatan

penelusuran informasi

tentang berbagai

perubahan bentuk

energi

4.5.4 Menyajikan laporan

hasil pengamatan

perubahan bentuk energi

listrik menjadi cahaya

dari eksperimen

sederhana yang telah

dilakukan.

4.5.4.1 Setelah melakukan

eksperimen sederhana,

siswa mampu menyajikan

laporan hasil pengamatan

perubahan bentuk energi

listrik menjadi cahaya yang

terjadi dengan sistematis.

PPKn

3.2 Mengidentifikasi

pelaksanaan kewajiban

dan hak sebagai warga

masyarakat dalam

kehidupan sehari-hari

3.2.2 Menyebutkan hak dan

kewajiban tentang

hemat energi secara

seimbang dalam bentuk

poster dengan benar

3.2.2.1 Melalui diskusi, siswa

mampu menyebutkan hak

dan kewajiban tentang

hemat energi secara

seimbang dalam bentuk

poster dengan benar.

4.2 Menyajikan hasil

identifikasi

pelaksanaan kewajiban

dan hak sebagai warga

masyarakat dalam

kehidupan sehari-hari

4.2.2 Menyajikan petunjuk

hemat energi secara

seimbang dalam bentuk

poster dengan benar.

4.2.2.1 Siswa mampu menyajikan

petunjuk hemat energi

secara seimbang dalam

bentuk poster dengan benar

dan mandiri.

Bahasa Indonesia

3.4 Membandingkan teks

petunjuk penggunaan

dua alat yang sama dan

berbeda

3.4.3 Membuat teks petunjuk

tentang menghemat

energi.

3.4.3.1 Melalui diskusi, siswa

mampu membuat teks

petunjuk tentang

menghemat energi dengan

benar.

4.4 Menyajikan petunjuk

penggunaan alat dalam

bentuk teks tulis dan

vidual menggunakan

kosakata baku dan

kalimat efektif

4.4.3 Menyajikan teks

petunjuk tentang

menghemat energi

dalam bentuk poster

dengan benar.

4.4.3.1 Siswa mampu menyajikan

teks petunjuk tentang

menghemat energi dalam

bentuk poster dengan benar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

160

C. Materi Pembelajaran

IPA : Perubahan bentuk energi listrik menjadi cahaya

PPKn : Hak dan kewajiban tentang hemat energi secara

seimbang

Bahasa Indonesia : Teks petunjuk hemat energi

D. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Tematik Intergratif, Saintifik

2. Model : Contextual Teaching Learning

3. Metode : Eksperiman, kerja kelompok, diskusi, penugasan

E. Media, Alat/Bahan, dan Sumber Belajar

1. Media :

Power point (gambar tentang sumber energi listrik)

Lingkungan sekitar

Alat dan bahan untuk eksperimen

2. Alat/Bahan :

Buku

Alat tulis

Spidol

LCD proyektor

Alat dan bahan untuk percobaan ( 2 buah baterai, kabel, bola lampu

kecil, plester)

3. Sumber Belajar :

Kemendikbud. 2017. Buku Guru Tema 2 Kelas IV, Selalu Berhemat

Energi. Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. 2017. Buku Siswa Tema 2 Kelas IV, Selalu Berhemat

Energi. Jakarta: Kemendikbud.

F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Sintaks Alokasi

waktu

Penggalan 1 (3x35menit)

Pendahuluan 1. Guru memberikan salam

2. Guru menyapa siswa

3. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin

doa.

Motivasi

4. Guru mengajak siswa untuk menyuarakan yel-yel

dan tepuk semangat.

Apersepsi

5. Guru menggali pengetahuan siswa dengan

bertanya mengenai materi yang telah dipelajari

minggu lalu.

6. Siswa menjawab pertanyaan dari guru.

10

menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

161

Orientasi

7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang

akan dilakukan hari ini yaitu mengenai perubahan

bentuk energi listrik menjadi cahaya.

Langkah 1

Guru menentukan tujuan

dari percobaan

Langkah 2

Siswa dibagi ke dalam

beberapa kelompok

Langkah 3

Guru bersama siswa

menyiapkan alat dan

bahan untuk percobaan

Langkah 4

Setiap kelompok

dibagikan LKS

Langkah 5

Siswa melakukan

eksperimen atau

percobaan secara runtut

sesuai langkah-langkah

percobaan dengan

bimbingan guru

Langkah 6

Siswa berdiskusi secara

kelompok mengenai hasil

percobaan menggunakan

LKS

Langkah 7

Setiap kelompok

mempresentasikan hasil

percobaan atau hasil kerja

kelompoknya

Langkah 8

Siswa bersama guru

menyimpulkan hasil

percobaan.

Kegiatan Inti 1. Siswa mengamati gambar yang ditayangkan oleh

guru mengenai perubahan bentuk energi listrik

dalam kehidupan sehari-hari. (Mengamati)

2. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab

mengenai gambar (Menanya).

3. Siswa menyampaikan hasil pengamatan dalam

gambar (Mengomunikasikan).

4. Guru membentuk kelompok kerja sebanyak 3-4

siswa.

5. Guru menjelaskan aturan kegiatan eksperimen

sederhana yang akan dilakukan.

6. Siswa bersama guru menyiapkan alat dan bahan

yang akan digunakan untuk bereksperimen.

Mengambil alat dan bahan yang telah disediakan.

7. Siswa membaca instruksi eksperimen sederhana

yang akan dilakukan pada lembar LKS.

8. Siswa melakukan eksperimen sederhana mengenai

perubahan sumber energi listrik menjadi cahaya.

(Mencoba dan Menalar)

9. Guru berkeliling saat siswa melakukan percobaan

dan mengarahkan siswa untuk melakukan

eksperimen sederhana.

10. Siswa mencatat hasil percobaan dalam bentuk

tabel pada lembar kerja yang sudah dibagikan.

11. Siswa berdiskusi dalam kelompok kerja

melakukan analisis data dan membuat kesimpulan

hasil percobaan.

12. Siswa membacakan teks laporan dan menjelaskan

hasil percobaan mereka. (Mengomunikasikan)

13. Guru meberikan penguatan atas pekerjaan siswa

65

menit

Penutup 1. Guru bersama siswa menyimpulkan dan

memberikan penguatan secara lisan dan tertulis.

(Menyimpulkan)

2. Guru meminta siswa untuk merefleksikan secara

lisan kegiatan yang telah dilakukan. (Refleksi)

3. Siswa mengerjakan evaluasi mengenai materi

65

menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

162

yang dibahas. (Tindak Lanjut)

4. Guru membagikan kuesioner refleksi setelah

melakukan eksperimen.

Siswa mengisi kuesioner dengan dibimbing guru.

5. Guru mengondisikan siswa untuk istirahat keluar

kelas.

Langkah 9

Guru mengevaluasi hasil

akhir eksperimen

Penggalan 2 (2x35menit)

Pendahuluan 5. Guru menanyakan kegiatan apa saja yang

dilakukan siswa selama istirahat

Motivasi

6. Guru mengajak siswa bertepuk semangat untuk

menyemangatkan suasana belajar.

Apersepsi

7. Guru bersama siswa mengulas kembali kegiatan

pembelajaran sebelum istirahat.

Orientasi

8. Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi dasar

yang akan dicapai serta pembelajaran yang akan

dilaksanakan

10

Menit

Kegiatan Inti 1. Siswa mengamati gambar tentang hemat

energi. (Mengamati)

2. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru

bagaimana cara membuatnya. (Menanya)

3. Siswa menyampaikan hasil pengamatan dan guru

memberikan penuatan atas jawaban siswa.

(Mengomunikasikan)

4. Siswa menyebutkan alat elektronik dan cara

menghemat di buku. (Menalar)

5. Siswa membuat poster tentang petunjuk cara

menghemat energi serta hak dan kewajiban yang

harus dilakukan. (Mencoba)

6. Siswa menyampaikan hasil pekerjaannya di depan

kelas. (Mengomunikasikan)

7. Guru memberikan penguatan atas presentasi siswa.

50

menit

Kegiatan

Akhir

1. Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan

2. Siswa melakukan post test.

3. Siswa merefleksikan pembelajaran hari ini

4. Guru menutup pembelajaran dengan salam dan

doa

10

menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

163

G. Teknik Penilaian

Ranah Indikator Teknik

Penilaian

Bentuk

Penilaian Instrumen

Sikap Spiritual 1.1.1 Menunjukkan sikap

syukur kepada Tuhan

Yang Maha Esa atas

segala kebesaran Tuhan

yang menciptakan, serta

mewujudkannya dalam

pengamalan ajaran

agama yang dianutnya.

Observasi Turus Lembar

observasi

Sikap Sosial 2.1.1 Menunjukkan sikap

kritis dalam aktivitas

sehari-hari sebagai

wujud implementasi

sikap kritis dan ikut

berperan dalam

melakukan percobaan

dan berdiskusi.

Observasi Turus Lembar

observasi

Kuesioner Skala

kuesioner

Lembar

kuesioner

Pengetahuan IPA

3.5.4 Mengidentifikasi

perubahan bentuk energi

listrik menjadi cahaya

dengan melakukan

eksperimen sederhana.

Tes

tertulis Uraian

Lembar

penilaian

uraian

PPKn

3.2.2 Menyebutkan hak dan

kewajiban tentang hemat

energi secara seimbang

dalam bentuk poster

dengan benar Tes

terulis Penugasan

Lembar

penilaian

penugasan Bahasa Indonesia

3.4.3 Membuat teks petunjuk

tentang menghemat

energi.

Keterampilan IPA

4.5.1 Menyajikan laporan

hasil pengamatan

perubahan bentuk energi

dari eksperimen

sederhana yang telah

dilakukan.

Observasi Turus Lembar

observasi PPKn

4.5.4 Menyajikan laporan

hasil pengamatan

perubahan bentuk energi

listrik menjadi cahaya

dari eksperimen

sederhana yang telah

dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

164

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

165

LAMPIRAN

1. Materi Ajar

Energi Cahaya

Energi Cahaya adalah Energi yang dihasilkan oleh gelombang elektromagnetik.

Contohnya adalah ketika cahaya dari lampu, semakin jauh kita dari sumber cahaya

maka semakin sedikit pengaruh cahaya tersebut terhadap penglihatan.

Perubahan Energi Listrik

Pada topik sebelumnya kalian telah

belajar tentang energi listrik dan sumber

energi listrik. Pada dasarnya, energi

listrik tidak dapat digunakan secara

langsung untuk menghasilkan usaha.

Namun, perlu adanya perubahan energi

sehingga manfaat yang dirasakan tidak

langsung dalam bentuk listrik melainkan

menjadi energi lain, cahaya dan panas

misalnya.

Tentu kalian pernah menggunakan

senter, tetapi apakah kalian pernah

berpikir mekanisme perubahan energi apa yang terjadi di dalamnya?

Coba sebutkan sumber energi dari lampu senter yang kalian miliki! Ya, lampu

senter menggunakan sejumlah baterai sebagai sumber energi listrik. Sebenarnya,

baterai tersebut dihasilkan dari reaksi kimia yang terjadi antara anoda, katoda, dan

larutan elektrolit sehingga menyebabkan elektron bergerak dan menghasilkan arus

listrik. Baterai yang dipasangkan pada lampu senter mengubah energi listrik menjadi

cahaya. Bisakah kalian melihat bentuk energi listrik setalah dimanfaatkan? Tentu saja

tidak bisa bukan? Hal ini karena energi listrik telah diubah menjadi energi lain. Dari

gambaran di atas bisakah kalian menyebutkan perubahan energi apa saja yang terjadi

pada baterai yang dipasangkan ke dalam lampu senter sehingga dapat menyala?

Energi kimia dalam baterai berubah bentuk menjadi energi listrik yang kemudian

dikonversi menjadi energi cahaya.

Perubahan energi listrik menjadi energi cahaya. Contoh: bola lampu, tabung

lampu, layar televisi, layar monitor komputer.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

166

Sumber-sumber Energi Listrik

1. Baterai

2. Akkumulator (Aki)

3. Dinamo dan Generator

4. Sel Surya

5. Nuklir

Pada ujung baterai terdapat dua buah kutub yaitu kutub positif dan negatif. Jika

bungkus bagian luar baterai kita buka akan terlihat lapisan seng, lapisan seng ini

berfungsi sebagai kutub negatif. Benda yang berfungsi sebagai kutub positif adalah

batang arang yang terdapat di bagian tengah. Batang karbon ini dikelilingi serbuk hitam

yang merupakan elektrolit. Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai ke dalam

bentuk ion-ion dan selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrik. Karena elektrolit

baterai berupa serbuk, baterai juga sering disebut elemen kering. Pada permukaan luar

baterai biasanya terdapat tulisan, misalnya 1,5 volt. Artinya, baterai tersebut bertegangan

listrik sebesar 1,5 volt. Volt merupakan satuan yang digunakan untuk menyatakan

tegangan listrik.

Perubahan Energi Listrik Menjadi Energi Cahaya

Energi listrik juga dapat diubah menjadi energi cahaya. Sekarang, orang sudah

mengenal lampu listrik. Lampu listrik mengubah energi listrik menjadi energi cahaya.

Dengan lampu listrik, malam hari menjadi terang benderang. Kalian pun dapat belajar

dengan nyaman.

Percobaan

Rangkaian Listrik

Membuktikan peribahan bentuk energi listrik menjadi energi cahaya

Alat dan Bahan

1. Baterai 2 buah

2. Bolam kecil

3. Kabel

4. Plester/perekat

5. Gunting

Langkah-langkah

1. Siapkan alat dan bahan

2. Ambil 1 buah baterai. Rekatkan ujung kabel dengan bohlam dengan perekat.

3. Letakkan bohlam pada baterai kutub positif.

4. Amati yang terjadi.

5. Ambil 2 buah baterai. Susun baterai sesuai kutub positif dan negatif, kemudian

rekatkan.

6. Letakkan bolan pada baterai kutub postif

7. Amati yang terjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

167

2. Media Pembelajaran

c. Gambar-gambar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

168

LEMBAR KERJA SISWA

Indikator 3.5.4 Mengidentifikasi perubahan bentuk energi listrik menjadi cahaya

dengan melakukan eksperimen sederhana.

Kita akan membuktikan perubahan bentuk energi listrik menjadi energi cahaya. Lakukan

percobaan ini bersama kelompokmu!

Nama anggota kelompok:

1. .............................................................

2. .............................................................

3. .............................................................

4. .............................................................

5. .............................................................

Tuliskan hasil percobaanmu pada kolom di bawah ini!

No Laporan Kegiatan Percobaan

1 Nama Percobaan:

2 Tujuan Percobaan:

Untuk membuktikkan ...........

3 Alat dan Bahan:

4 Langkah Kerja:

5 Hasil Percobaan:

1 buah baterai = nyala lampu ................

2 buah baterai = nyala lampu ...................

Cahaya lampu berasal dari ........................

6 Kesimpulan:

Dari percobaan ............................. membuktikkan bahwa adanya perubahan

.................. menjadi .............................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

169

EVALUASI

Nama : ............................................................

No. Absen : ...........................

Kerjakan soal dibawah ini dengan jawaban yang tepat!

1. Buatlah satu buah pertanyaan berdasarkan gambar di samping!

Jawab:

..............................................................................

2. Sebutkan macam-macam sumber energi listrik?

Jawab:

..............................................................................................................................

3. Pada percobaan lampu akan menyala jika di tempelkan pada baterai kutub

negatif, Apakah kamu setuju? Jelaskan pendapatmu!

Jawab:

..............................................................................................................................

4. Bagimana perbedaan nyala lampu dengan baterai 1 dan 2?

Jawab:

..............................................................................................................................

5. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan rangkaian listrik!

Jawab:

..............................................................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

170

LEMBAR PENILAIAN

1. Sikap Spiritual

Indikator 1.1.1 Menunjukkan sikap syukur kepada Tuhan Yang Maha

Esa atas segala kebesaran Tuhan yang menciptakan,

serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama

yang dianutnya.

Penilaian Penilaian sikap doa siswa.

Teknik Penilaian Observasi

Rubrik Sikap Spiritual

No. Kriteria Baik sekali

4

Baik

3

Kurang

2

Sangat

kurang

1

1 Sikap doa Tangan siswa

mengatup di

depan dada,

mata

terpejam, dan

posisi duduk

tenang.

Tangan siswa

mengatup di

depan dada,

mata

terpejam, dan

posisi duduk

tidak tenang.

Tangan siswa

mengatup di

depan dada,

mata terbuka,

dan badan

tidak tenang.

Tangan siswa

tidak

mengatup di

depan dada,

mata tidak

terpejam, dan

badan tidak

tenang.

Pedoman penilaian:

Penilaian = jumlah skor yang diperoleh x 100

4

2. Sikap Sosial

Indikator 2.1.1 Menunjukkan sikap kritis dalam aktivitas sehari-hari sebagai

wujud implementasi sikap kritis dan ikut berperan dalam

melakukan percobaan dan berdiskusi.

Teknik Penilaian Observasi

Instrumen Lembar observasi dengan skor

Rubrik Aspek Sikap Sosial

No Indikator Deskripsi

1 Mampu bertanya 1. Siswa mampu bertanya.

2

Mampu menjawab

pertanyaan

2. Siswa menjawab pertanyaan dari guru dengan

memikirkan jawaban yang benar.

3 Menganalisis

argumen/pendapat

3. Siswa mendiskusikan pendapat yang berbeda dari

teman kelompok

4. Siswa membedakan pendapat yang benar dan yang

salah setelah diskusi bersama teman

4 Memecahkan masalah 5. Siswa menyelesaikan permasalahan/soal sampai

mendapatkan jawaban yang tepat.

6. Siswa tidak menemukan kendala dalam

bereksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

171

5 Keterampilan

mengevaluasi dan

menilai hasil dari

pengamatan

7. Siswa meneliti kembali hasil pekerjaan sebelum

dikumpulkan kepada guru.

6 Membuat kesimpulan 8. Siswa mampu membuat kesimpulan sendiri dari

eksperimen yang dilakukan.

Pedoman penilaian:

Turus (|) = 1

3. Pengetahuan

Indikator 3.5.4 Mengidentifikasi perubahan bentuk energi listrik menjadi cahaya

dengan melakukan eksperimen sederhana.

Teknik Penilaian Tes Tertulis

Instrumen Soal uraian

No Soal Jawaban Skor

1 Buatlah satu buah

pertanyaan

berdasarkan gambar

di samping!

Apa yang membuat lampu

menyala?

4

2 Sebutkan macam-macam sumber

energi listrik?

Baterai, Akkumulator (Aki),

Dinamo dan Generator, Sel Surya,

dan Nuklir

4

3 Pada percobaan lampu akan menyala

jika di tempelkan pada baterai kutub

negatif, Bagaimana pendapatmu,

jelaskan?

Saya tidak setuju, lampu akan

menyala jika ditempelkan pada

baterai kutub postif

4

4 Bagimana perbedaan nyala lampu

dengan baterai 1 dan 2?

Baterai 1 lampu menyala redup,

baterai 2 nyala lampu terang.

4

5 Buatlah kesimpulan dari hasil

percobaan lampu dan baterai!

Dalam percobaan yang telah

dilakukan dapat disimpulkan

bahwa energi listrik dari beterai

akan berubah menjadai energi

cahaya.

4

Total 20

No.

Soal

Skor

4 3 2 1

1 Apabila pertanyaan

sesuai gambar,

struktur pertanyaan

benar, dan sesuai

materi perubahan

energi.

Apabila pertanyaan

sesuai gambar,

struktur pertanyaan

benar, tetapi tidak

sesuai materi

perubahan energi.

Apabila pertanyaan

sesuai dengan

gambar tetapi

struktur kalimat tidak

benar.

Apabila pertanyaan

tidak sesuai dengan

gambar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

172

2 Apabila menyebutkan

3 atau lebih benda

dengan benar

Apabila menyebutkan

kurang dari 3 benda

dengan benar.

Apabila menyebutkan

1 benda dengan benar

Jawaban tidak sesuai

dengan pertanyaan

3, 4,

5

Apabila jawaban

benar dan lengkap

disertai penjelasan

yang benar

Apabila jawaban

benar dan disertai

penjelasan tetapi

kurang tepat

Apabila jawaban

benar tetapi tidak

disertai penjelasan,

hanya secara singkat

Apabila jawaban

tidak tepat dan atau

tidak disertai

penjelasan

Pedoman penskoran:

4. Keterampilan

Indikator IPA

i. Menyajikan laporan hasil pengamatan perubahan bentuk energi listrik

menjadi cahaya dari eksperimen sederhana yang telah dilakukan.

Bahasa Indonesia

4.2.2 Menyajikan petunjuk hemat energi secara seimbang dalam bentuk

poster dengan benar.

IPS

4.4.3 Menyajikan teks petunjuk tentang menghemat energi dalam bentuk

poster dengan benar.

Teknik Penilaian Observasi

Instrumen Lembar penilaian obervasi

Kriteria Sangat baik Baik Cukup

Perlu

Pendampingan

4 3 2 1

Penyajian

teks

petunjuk

Laporan tertulis

sanat sesuai dengan

teks

Laporan tertulis

cukup sesuai dengan

teks

Laporan tertulis

kurang sesuai

dengan teks

Laporan tertulis

belum sesuai

dengan teks

Teks

petunjuk

tertulis

dan visual

Mampu

menerjemahkan teks

petunjuk visual

membuat kipas

hingga menjadi

kipas dengan tepat

Mampu

menerjemahkan teks

petunjuk visual

membuat kipas

hingga menjadi

kipas dengan cukup

tepat

Mampu

menerjemahkan teks

petunjuk visual

membuat kipas

hingga menjadi

kipas dengan kurang

tepat

Belum mampu

menerjemahkan teks

petunjuk teks vidual

membuat kipas

hingga menjadi

kipas dengan tepat

Mandiri Tugas diselesaikan

dengan mandiri

Sebagian besar

tugas diselesaikan

dengan mandiri

Tugas diselesaikan

dengan motivsi dan

bimbingan guru

Belum dapat

menyelesaikan

tugas meski telah

diberikan motivasi

dan bimbingan

Pedoman penilaian:

Penilaian = jumlah skor yang diperoleh x 100

9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

173

Lampiran 16 Validasi Perangkat Pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

174

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

175

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

177

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

178

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

179

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

180

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

181

Lampiran 17 Soal Evaluasi Siklus I

EVALUASI

Nama : ............................................................

No. Absen : ...........................

Kerjakan soal dibawah ini dengan jawaban yang tepat!

1. Buatlah satu buah pertanyaan berdasarkan gambar di bawah ini!

Jawab:

.............................................................................

2. ebutkan benda apa saya yang merubah bentuk energi angin menjadi energi

gerak!

Jawab:

.......................................................................................................................

3. Jika leher balon dibuka maka udara dalam balon akan habis dan balon

akan meluncur. Jelaskan pendapatmu?

Jawab:

........................................................................................................................

4. Bagaimana cara agar jet balon dapat bergerak maju?

Jawab:

........................................................................................................................

5. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan balon mesin jet!

Jawab:

........................................................................................................................

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

182

Lampiran 18 Sampel Pekerjaan Siswa Siklus I Sebelum Uji Coba

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

183

Lampiran 19 Sampel Pekerjaan Siswa Siklus I Setelah Uji Coba

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

184

Lampiran 20 Soal Evaluasi Siklus II

EVALUASI

Nama : ............................................................

No. Absen : ...........................

Kerjakan soal dibawah ini dengan jawaban yang tepat!

1. Buatlah satu buah pertanyaan berdasarkan gambar di samping!

Jawab:

.........................................................................

2. Sebutkan macam-macam sumber energi listrik?

Jawab:

........................................................................................................................

3. Pada percobaan lampu akan menyala jika di tempelkan pada baterai kutub

negatif, Apakah kamu setuju? Jelaskan pendapatmu!

Jawab:

........................................................................................................................

4. Bagimana perbedaan nyala lampu dengan baterai 1 dan 2?

Jawab:

........................................................................................................................

5. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan rangkaian listrik!

Jawab:

........................................................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

185

Lampiran 21 Sampel Pekerjaan Siswa Siklus II Sebelum Uji Coba

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

186

Lampiran 22 Sampel Pekerjaan Siswa Siklus II Setelah Uji Coba

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

187

Lampiran 23 Tabulasi Uji Soal Siklus I

No Jumlah

Skor

No Soal

1 2 3 4 5

1 16 4 3 2 3 4

2 16 4 3 4 2 3

3 17 4 3 4 3 3

4 17 4 4 3 3 3

5 15 4 4 4 1 2

6 16 4 3 4 1 4

7 11 4 2 1 3 1

8 11 4 3 1 2 1

9 17 4 2 4 4 3

10 3 0 1 1 1 0

11 12 3 3 1 1 4

12 16 4 2 4 3 3

13 17 4 4 4 3 2

14 14 4 2 3 2 3

15 11 4 3 1 3 0

16 16 4 3 4 2 3

17 14 4 2 3 2 3

18 14 4 2 3 1 4

19 14 4 1 2 3 4

20 15 4 3 3 2 3

21 17 4 4 4 3 2

22 12 4 2 1 4 1

23 10 4 3 1 1 1

24 16 4 2 4 3 3

25 3 0 1 1 1 0

26 12 3 3 1 1 4

27 17 4 3 3 3 4

28 16 4 3 4 2 3

29 9 4 3 1 1 0

30 18 4 3 4 4 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

188

Lampiran 24 Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Siklus I

Correlations

Jumlah aitem1 aitem2 aitem3 aitem4 aitem5

Jumlah Pearson Correlation 1 ,787** ,530

** ,798

** ,528

** ,706

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,003 ,000 ,003 ,000

N 30 30 30 30 30 30

aitem1 Pearson Correlation ,787** 1 ,503

** ,423

* ,419

* ,412

*

Sig. (2-tailed) ,000 ,005 ,020 ,021 ,024

N 30 30 30 30 30 30

aitem2 Pearson Correlation ,530** ,503

** 1 ,330 ,027 ,140

Sig. (2-tailed) ,003 ,005 ,075 ,888 ,459

N 30 30 30 30 30 30

aitem3 Pearson Correlation ,798** ,423

* ,330 1 ,300 ,512

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,020 ,075 ,107 ,004

N 30 30 30 30 30 30

aitem4 Pearson Correlation ,528** ,419

* ,027 ,300 1 ,107

Sig. (2-tailed) ,003 ,021 ,888 ,107 ,574

N 30 30 30 30 30 30

aitem5 Pearson Correlation ,706** ,412

* ,140 ,512

** ,107 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,024 ,459 ,004 ,574

N 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,698 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

189

Lampiran 25 Tabulasi Uji Soal Siklus II

No Jumlah

Skor

No Soal

1 2 3 4 5

1 7 3 1 1 1 1

2 14 4 1 4 3 2

3 14 3 1 4 3 3

4 11 3 3 1 1 3

5 8 1 4 1 1 1

6 5 1 1 1 1 1

7 6 1 2 1 1 1

8 13 4 4 3 1 1

9 12 2 2 4 3 1

10 16 4 3 2 4 3

11 11 3 2 3 2 1

12 7 1 1 2 2 1

13 8 1 1 3 2 1

14 16 4 3 4 3 2

15 8 2 1 3 1 1

16 12 3 2 4 2 1

17 8 1 2 1 2 2

18 10 2 0 4 2 2

19 8 1 1 2 2 2

20 10 2 1 3 3 1

21 9 1 2 4 1 1

22 4 1 0 1 1 1

23 8 2 2 1 1 2

24 6 1 1 1 1 2

25 14 4 2 3 1 4

26 7 1 1 2 1 2

27 9 3 2 2 1 1

28 8 1 1 3 2 1

29 8 2 2 2 1 1

30 14 3 4 3 3 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

190

Lampiran 26 Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Siklus II

Correlations

Jumlah aitem1 aitem2 aitem3 aitem4 aitem5

Jumlah Pearson Correlation 1 ,846** ,503

** ,646

** ,673

** ,469

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,005 ,000 ,000 ,009

N 30 30 30 30 30 30

aitem1 Pearson Correlation ,846** 1 ,425

* ,408

* ,374

* ,411

*

Sig. (2-tailed) ,000 ,019 ,025 ,042 ,024

N 30 30 30 30 30 30

aitem2 Pearson Correlation ,503** ,425

* 1 -,027 ,085 ,038

Sig. (2-tailed) ,005 ,019 ,889 ,656 ,842

N 30 30 30 30 30 30

aitem3 Pearson Correlation ,646** ,408

* -,027 1 ,529

** ,023

Sig. (2-tailed) ,000 ,025 ,889 ,003 ,904

N 30 30 30 30 30 30

aitem4 Pearson Correlation ,673** ,374

* ,085 ,529

** 1 ,186

Sig. (2-tailed) ,000 ,042 ,656 ,003 ,324

N 30 30 30 30 30 30

aitem5 Pearson Correlation ,469** ,411

* ,038 ,023 ,186 1

Sig. (2-tailed) ,009 ,024 ,842 ,904 ,324

N 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,623 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

191

Lampiran 27 Data Kondisi Awal Kemampuan Berpikir Kritis

1. Indikator 1 (Mampu bertanya)

No Item

Skor Nilai Persentase Kriteria 1 3 6 10

1 2 3 3 2 10 62,5 63% Kurang Kritis

2 4 3 2 3 12 75 75% Cukup Kritis

3 2 1 3 1 7 43,75 44% Sangat Tidak Kritis

4 2 3 3 3 11 68,75 69% Cukup Kritis

5 4 3 2 3 12 75 75% Cukup Kritis

6 3 3 3 3 12 75 75% Cukup Kritis

7 3 3 4 1 11 68,75 69% Cukup Kritis

8 1 2 3 3 9 56,25 56% Kurang Kritis

9 2 3 4 2 11 68,75 69% Cukup Kritis

10 4 4 3 1 12 75 75% Cukup Kritis

11 1 2 2 4 9 56,25 56% Kurang Kritis

12 3 4 3 4 14 87,5 88% Kritis

13 2 2 4 3 11 68,75 69% Cukup Kritis

14 3 3 4 4 14 87,5 88% Kritis

15 1 4 3 3 11 68,75 69% Cukup Kritis

16 3 3 2 3 11 68,75 69% Cukup Kritis

17 2 2 2 3 9 56,25 56% Kurang Kritis

18 3 3 1 3 10 62,5 63% Kurang Kritis

19 4 3 1 3 11 68,75 69% Cukup Kritis

20 4 2 1 2 9 56,25 56% Kurang Kritis

21 2 2 1 3 8 50 50% Sangat Tidak Kritis

22 1 4 1 4 10 62,5 63% Kurang Kritis

23 2 2 2 1 7 43,75 44% Sangat Tidak Kritis

24 1 4 3 3 11 68,75 69% Cukup Kritis

25 3 3 4 3 13 81,25 81% Kritis

26 2 1 2 2 7 43,75 44% Sangat Tidak Kritis

27 4 2 2 4 12 75 75% Cukup Kritis

28 3 4 3 1 11 68,75 69% Cukup Kritis

29 2 2 4 4 12 75 75% Cukup Kritis

Jumlah skor 307

Rata-rata skor kelas 10,59

Rata-rata nilai kelas 66,16

Jumlah siswa minimal cukup kritis 18

Persentase jumlah siswa minimal

cukup kritis 62%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

192

2. Indikator 2 (Mampu menjawab pertanyaan)

No Item

Skor Nilai Persentase Kriteria 2 4

1 1 3 4 50 50% Sangat Tidak Kritis

2 2 3 5 62,5 63% Kurang Kritis

3 3 4 7 87,5 88% Kritis

4 3 4 7 87,5 88% Kritis

5 1 2 3 37,5 38% Sangat Tidak Kritis

6 2 3 5 62,5 63% Kurang Kritis

7 2 1 3 37,5 38% Sangat Tidak Kritis

8 2 2 4 50 50% Sangat Tidak Kritis

9 4 1 5 62,5 63% Kurang Kritis

10 3 3 6 75 75% Cukup Kritis

11 1 3 4 50 50% Sangat Tidak Kritis

12 3 4 7 87,5 88% Kritis

13 3 3 6 75 75% Cukup Kritis

14 2 3 5 62,5 63% Kurang Kritis

15 2 2 4 50 50% Sangat Tidak Kritis

16 2 4 6 75 75% Cukup Kritis

17 2 1 3 37,5 38% Sangat Tidak Kritis

18 3 4 7 87,5 88% Kritis

19 3 3 6 75 75% Cukup Kritis

20 3 4 7 87,5 88% Kritis

21 3 3 6 75 75% Cukup Kritis

22 3 2 5 62,5 63% Kurang Kritis

23 4 3 7 87,5 88% Kritis

24 1 1 2 25 25% Sangat Tidak Kritis

25 4 3 7 87,5 88% Kritis

26 1 4 5 62,5 63% Kurang Kritis

27 2 2 4 50 50% Sangat Tidak Kritis

28 4 3 7 87,5 88% Kritis

29 1 2 3 37,5 38% Sangat Tidak Kritis

Jumlah skor 150

Rata-rata skor kelas 5,17

Nilai rata-rata kelas 64,66

Jumlah siswa minimal cukup kritis 13

Persentase jumlah siswa minimal

cukup kritis 45%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

193

3. Indikator 3 (Mampu menganalisis argumen/pendapat)

No Item

Skor Nilai Persentase Kriteria 5 7 15 17

1 1 3 2 2 8 50 50% Sangat Tidak Kritis

2 3 2 3 2 10 62,5 63% Kurang Kritis

3 4 1 2 3 10 62,5 63% Kurang Kritis

4 3 3 3 1 10 62,5 63% Kurang Kritis

5 2 1 2 1 6 37,5 38% Sangat Tidak Kritis

6 3 1 1 2 7 43,75 44% Sangat Tidak Kritis

7 3 2 2 3 10 62,5 63% Kurang Kritis

8 2 4 2 3 11 68,75 69% Cukup Kritis

9 3 3 1 1 8 50 50% Sangat Tidak Kritis

10 3 2 4 2 11 68,75 69% Cukup Kritis

11 3 2 3 1 9 56,25 56% Kurang Kritis

12 3 4 1 4 12 75 75% Cukup Kritis

13 2 3 4 1 10 62,5 63% Kurang Kritis

14 4 4 1 4 13 81,25 81% Kritis

15 4 1 4 2 11 68,75 69% Cukup Kritis

16 4 3 3 4 14 87,5 88% Kritis

17 4 3 4 3 14 87,5 88% Kritis

18 1 2 2 1 6 37,5 38% Sangat Tidak Kritis

19 3 3 3 2 11 68,75 69% Cukup Kritis

20 2 3 4 1 10 62,5 63% Kurang Kritis

21 1 2 2 2 7 43,75 44% Sangat Tidak Kritis

22 2 4 3 2 11 68,75 69% Cukup Kritis

23 4 3 3 2 12 75 75% Cukup Kritis

24 1 2 1 2 6 37,5 38% Sangat Tidak Kritis

25 2 2 2 1 7 43,75 44% Sangat Tidak Kritis

26 2 3 4 4 13 81,25 81% Kritis

27 2 3 2 1 8 50 50% Sangat Tidak Kritis

28 4 3 2 3 12 75 75% Cukup Kritis

29 3 2 1 2 8 50 50% Sangat Tidak Kritis

Jumlah skor 285

Rata-rata skor kelas 9,828

Nilai rata-rata kelas 61,42

Jumlah siswa minimal cukup kritis 12

Persentase jumlah siswa minimal

cukup kritis 41%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

194

4. Indikator 4 (Mampu memecahkan masalah)

No Item

Skor Nilai Persentase Kriteria 9 12 13 18 19 20

1 1 1 4 2 2 4 14 58,33 58% Kurang Kritis

2 2 3 3 2 2 2 14 58,33 58% Kurang Kritis

3 2 2 1 3 3 4 15 62,50 63% Kurang Kritis

4 2 2 3 1 2 3 13 54,17 54% Sangat Tidak Kritis

5 1 4 2 4 4 1 16 66,67 67% Cukup Kritis

6 3 1 2 1 2 3 12 50,00 50% Sangat Tidak Kritis

7 2 1 2 1 4 3 13 54,17 54% Sangat Tidak Kritis

8 4 1 4 3 4 4 20 83,33 83% Kritis

9 1 2 4 2 3 4 16 66,67 67% Cukup Kritis

10 2 1 3 4 2 3 15 62,50 63% Kurang Kritis

11 2 3 3 3 2 4 17 70,83 71% Cukup Kritis

12 4 4 3 1 3 2 17 70,83 71% Cukup Kritis

13 4 4 4 2 4 2 20 83,33 83% Kritis

14 1 2 2 1 4 4 14 58,33 58% Kurang Kritis

15 2 1 3 3 3 4 16 66,67 67% Cukup Kritis

16 2 3 2 2 3 4 16 66,67 67% Cukup Kritis

17 1 3 3 3 1 1 12 50,00 50% Sangat Tidak Kritis

18 1 3 1 3 4 2 14 58,33 58% Kurang Kritis

19 2 3 3 3 3 2 16 66,67 67% Cukup Kritis

20 4 3 3 4 3 4 21 87,50 88% Kritis

21 2 3 1 3 2 4 15 62,50 63% Kurang Kritis

22 1 1 3 4 2 2 13 54,17 54% Sangat Tidak Kritis

23 2 3 1 1 3 4 14 58,33 58% Kurang Kritis

24 3 1 3 2 2 3 14 58,33 58% Kurang Kritis

25 3 1 4 1 3 4 16 66,67 67% Cukup Kritis

26 2 3 4 3 1 1 14 58,33 58% Kurang Kritis

27 1 2 3 4 2 4 16 66,67 67% Cukup Kritis

28 3 1 3 4 3 1 15 62,50 63% Kurang Kritis

29 3 2 3 1 4 3 16 66,67 67% Cukup Kritis

Jumlah skor 444

Rata-rata skor kelas 15,31

Nilai rata-rata kelas 63,79

Jumlah siswa minimal cukup kritis 13

Persentase jumlah siswa minimal

cukup kritis 45%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

195

5. Indikator 5 (Mampu mengevaluasi dan menilai hasil pengamatan)

No Item

Skor Nilai Persentase Kriteria 8 16

1 1 4 5 62,5 63% Kurang Kritis

2 3 2 5 62,5 63% Kurang Kritis

3 1 2 3 37,5 38% Sangat Tidak Kritis

4 3 1 4 50 50% Sangat Tidak Kritis

5 2 4 6 75 75% Cukup Kritis

6 3 3 6 75 75% Cukup Kritis

7 2 3 5 62,5 63% Kurang Kritis

8 3 4 7 87,5 88% Kritis

9 4 2 6 75 75% Cukup Kritis

10 2 1 3 37,5 38% Sangat Tidak Kritis

11 3 1 4 50 50% Sangat Tidak Kritis

12 2 2 4 50 50% Sangat Tidak Kritis

13 3 3 6 75 75% Cukup Kritis

14 4 2 6 75 75% Cukup Kritis

15 3 1 4 50 50% Sangat Tidak Kritis

16 4 2 6 75 75% Cukup Kritis

17 3 4 7 87,5 88% Kritis

18 3 3 6 75 75% Cukup Kritis

19 1 1 2 25 25% Sangat Tidak Kritis

20 4 4 8 100 100% Sangat Kritis

21 3 4 7 87,5 88% Kritis

22 2 2 4 50 50% Sangat Tidak Kritis

23 1 4 5 62,5 63% Kurang Kritis

24 3 2 5 62,5 63% Kurang Kritis

25 3 4 7 87,5 88% Kritis

26 1 2 3 37,5 38% Sangat Tidak Kritis

27 3 4 7 87,5 88% Kritis

28 1 1 2 25 25% Sangat Tidak Kritis

29 2 4 6 75 75% Cukup Kritis

Jumlah skor rata-rata 149

Rata-rata skor kelas 5,14

Nilai rata-rata kelas 64,22

Jumlah siswa minimal cukup kritis 14

Persentase jumlah siswa minimal

cukup kritis 48%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

196

6. Indikator 6 (Mampu membuat kesimpulan)

No Item

Skor Nilai Persentase Kriteria 11 14

1 3 3 6 75 75% Cukup Kritis

2 2 2 4 50 50% Sangat Tidak Kritis

3 1 3 4 50 50% Sangat Tidak Kritis

4 3 2 5 62,5 63% Kurang Kritis

5 4 4 8 100 100% Sangat Kritis

6 2 3 5 62,5 63% Kurang Kritis

7 1 3 4 50 50% Sangat Tidak Kritis

8 3 3 6 75 75% Cukup Kritis

9 2 4 6 75 75% Cukup Kritis

10 3 3 6 75 75% Cukup Kritis

11 3 4 7 87,5 88% Kritis

12 1 1 2 25 25% Sangat Tidak Kritis

13 2 3 5 62,5 63% Kurang Kritis

14 1 2 3 37,5 38% Sangat Tidak Kritis

15 2 3 5 62,5 63% Kurang Kritis

16 4 3 7 87,5 88% Kritis

17 4 2 6 75 75% Cukup Kritis

18 2 4 6 75 75% Cukup Kritis

19 3 3 6 75 75% Cukup Kritis

20 2 2 4 50 50% Sangat Tidak Kritis

21 3 3 6 75 75% Cukup Kritis

22 1 2 3 37,5 38% Sangat Tidak Kritis

23 3 3 6 75 75% Cukup Kritis

24 2 3 5 62,5 63% Kurang Kritis

25 3 2 5 62,5 63% Kurang Kritis

26 3 4 7 87,5 88% Kritis

27 3 2 5 62,5 63% Kurang Kritis

28 2 4 6 75 75% Cukup Kritis

29 4 2 6 75 75% Cukup Kritis

Jumlah skor rata-rata 154

Rata-rata skor kelas 5,31

Nilai rata-rata kelas 66,38

Jumlah siswa minimal cukup kritis 15

Persentase jumlah siswa minimal

cukup kritis 52%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

197

Lampiran 28 Data Kondisi Akhir Kemampuan Berpikir Kritis

1. Indikator 1 (Mampu bertanya)

No Item

Skor Nilai Persentase Kriteria 1 3 6 10

1 3 4 1 4 12 75 75% Cukup Kritis

2 3 2 3 2 10 62,5 63% Kurang Kritis

3 4 4 4 4 16 100 100% Sangat Kritis

4 3 4 3 3 13 81,25 81% Kritis

5 4 3 4 4 15 93,75 94% Sangat Kritis

6 3 3 3 2 11 68,75 69% Cukup Kritis

7 3 2 3 3 11 68,75 69% Cukup Kritis

8 3 4 4 3 14 87,5 88% Kritis

9 3 3 3 4 13 81,25 81% Kritis

10 3 4 3 4 14 87,5 88% Kritis

11 4 4 3 4 15 93,75 94% Sangat Kritis

12 3 4 4 4 15 93,75 94% Sangat Kritis

13 3 4 3 3 13 81,25 81% Kritis

14 3 3 4 4 14 87,5 88% Kritis

15 2 4 3 4 13 81,25 81% Kritis

16 3 3 3 3 12 75 75% Cukup Kritis

17 3 4 3 2 12 75 75% Cukup Kritis

18 3 3 3 4 13 81,25 81% Kritis

19 4 4 3 3 14 87,5 88% Kritis

20 3 3 4 4 14 87,5 88% Kritis

21 3 2 4 3 12 75 75% Cukup Kritis

22 1 3 4 3 11 68,75 69% Cukup Kritis

23 3 4 4 3 14 87,5 88% Kritis

24 3 3 3 4 13 81,25 81% Kritis

25 3 4 4 4 15 93,75 94% Sangat Kritis

26 4 4 4 4 16 100 100% Sangat Kritis

27 3 4 2 4 13 81,25 81% Kritis

28 3 4 4 4 15 93,75 94% Sangat Kritis

29 4 4 3 4 15 93,75 94% Sangat Kritis

Jumlah skor rata-rata 388

Rata-rata skor kelas 13,38

Nilai rata-rata kelas 83,62

Jumlah siswa minimal cukup kritis 28

Persentase jumlah siswa minimal

cukup kritis 97%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

198

2. Indikator 2 (Mampu menjawab pertanyaan)

No Item

Skor Nilai Persentase Kriteria 2 4

1 3 2 5 62,5 63% Kurang Kritis

2 2 2 4 50 50% Sangat Tidak Kritis

3 3 4 7 87,5 88% Kritis

4 3 3 6 75 75% Cukup Kritis

5 4 4 8 100 100% Sangat Kritis

6 3 3 6 75 75% Cukup Kritis

7 4 4 8 100 100% Sangat Kritis

8 3 4 7 87,5 88% Kritis

9 3 4 7 87,5 88% Kritis

10 3 3 6 75 75% Cukup Kritis

11 3 3 6 75 75% Cukup Kritis

12 4 4 8 100 100% Sangat Kritis

13 4 3 7 87,5 88% Kritis

14 4 4 8 100 100% Sangat Kritis

15 3 4 7 87,5 88% Kritis

16 2 4 6 75 75% Cukup Kritis

17 4 3 7 87,5 88% Kritis

18 3 4 7 87,5 88% Kritis

19 4 4 8 100 100% Sangat Kritis

20 4 4 8 100 100% Sangat Kritis

21 4 4 8 100 100% Sangat Kritis

22 1 4 5 62,5 63% Kurang Kritis

23 4 4 8 100 100% Sangat Kritis

24 4 4 8 100 100% Sangat Kritis

25 4 4 8 100 100% Sangat Kritis

26 4 4 8 100 100% Sangat Kritis

27 4 3 7 87,5 88% Kritis

28 3 4 7 87,5 88% Kritis

29 3 4 7 87,5 88% Kritis

Jumlah skor rata-rata 202

Rata-rata skor kelas 6,97

Nilai rata-rata kelas 87,07

Jumlah siswa minimal cukup kritis 26

Persentase jumlah siswa minimal

cukup kritis 90%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

199

3. Indikator 3 (Mampu menganalisis argumen/pendapat)

No Item

Skor Nilai Persentase Kriteria 5 7 15 17

1 3 3 3 3 12 75 75% Cukup Kritis

2 2 3 3 3 11 68,75 69% Cukup Kritis

3 4 3 4 3 14 87,5 88% Kritis

4 3 3 2 3 11 68,75 69% Cukup Kritis

5 3 3 3 3 12 75 75% Cukup Kritis

6 3 3 2 2 10 62,5 63% Kurang Kritis

7 3 3 3 3 12 75 75% Cukup Kritis

8 2 3 4 3 12 75 75% Cukup Kritis

9 4 3 4 4 15 93,75 94% Sangat Kritis

10 4 3 4 2 13 81,25 81% Kritis

11 3 2 2 2 9 56,25 56% Kurang Kritis

12 4 3 4 2 13 81,25 81% Kritis

13 2 3 3 4 12 75 75% Cukup Kritis

14 4 4 2 4 14 87,5 88% Kritis

15 4 3 4 3 14 87,5 88% Kritis

16 4 3 3 3 13 81,25 81% Kritis

17 4 3 3 1 11 68,75 69% Cukup Kritis

18 4 3 3 4 14 87,5 88% Kritis

19 3 3 3 2 11 68,75 69% Cukup Kritis

20 3 4 3 3 13 81,25 81% Kritis

21 4 3 4 3 14 87,5 88% Kritis

22 3 4 4 2 13 81,25 81% Kritis

23 3 3 3 3 12 75 75% Cukup Kritis

24 3 3 3 4 13 81,25 81% Kritis

25 4 4 4 4 16 100 100% Sangat Kritis

26 2 3 4 4 13 81,25 81% Kritis

27 3 3 3 3 12 75 75% Cukup Kritis

28 3 3 2 3 11 68,75 69% Cukup Kritis

29 3 2 3 2 10 62,5 63% Kurang Kritis

Jumlah skor rata-rata 360

Rata-rata skor kelas 12,41

Nilai rata-rata kelas 77,59

Jumlah siswa minimal cukup kritis 26

Persentase jumlah siswa minimal

cukup kritis 90%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

200

4. Indikator 4 (Mampu memecahkan masalah)

No Item

Skor Nilai Persentase Kriteria 9 12 13 18 19 20

1 3 3 4 4 2 4 20 83,33 83% Kritis

2 3 2 2 3 3 3 16 66,67 67% Cukup Kritis

3 2 2 3 3 3 4 17 70,83 71% Cukup Kritis

4 2 2 3 2 2 3 14 58,33 58% Kurang Kritis

5 2 4 4 3 2 4 19 79,17 79% Cukup Kritis

6 1 3 2 3 1 4 14 58,33 58% Kurang Kritis

7 2 3 4 3 4 4 20 83,33 83% Kritis

8 3 2 3 4 3 2 17 70,83 71% Cukup Kritis

9 1 2 3 4 4 4 18 75 75% Cukup Kritis

10 2 1 3 3 2 4 15 62,5 63% Kurang Kritis

11 1 3 4 4 2 4 18 75 75% Cukup Kritis

12 1 1 4 4 2 1 13 54,17 54% Sangat Tidak Kritis

13 4 3 3 3 3 4 20 83,33 83% Kritis

14 3 4 4 3 4 4 22 91,67 92% Sangat Kritis

15 2 2 3 3 2 4 16 66,67 67% Cukup Kritis

16 1 3 3 3 3 4 17 70,83 71% Cukup Kritis

17 2 2 4 4 3 2 17 70,83 71% Cukup Kritis

18 1 2 4 3 4 3 17 70,83 71% Cukup Kritis

19 2 3 3 4 3 4 19 79,17 79% Cukup Kritis

20 3 3 3 4 4 3 20 83,33 83% Kritis

21 2 3 3 3 3 4 18 75 75% Cukup Kritis

22 1 4 4 4 2 4 19 79,17 79% Cukup Kritis

23 2 3 3 4 3 4 19 79,17 79% Cukup Kritis

24 3 3 2 3 3 3 17 70,83 71% Cukup Kritis

25 4 2 3 4 4 4 21 87,5 88% Kritis

26 3 3 3 2 4 4 19 79,17 79% Cukup Kritis

27 2 4 4 3 3 4 20 83,33 83% Kritis

28 1 2 3 3 3 4 16 66,67 67% Cukup Kritis

29 1 3 3 3 3 3 16 66,67 67% Cukup Kritis

Jumlah skor rata-rata 514

Rata-rata skor kelas 17,72

Nilai rata-rata kelas 73,85

Jumlah siswa minimal cukup kritis 25

Persentase jumlah siswa minimal

cukup kritis 86%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

201

5. Indikator 5 (Mampu mengevaluasi dan menilai hasil pengamatan)

No Item

Skor Nilai Persentase Kriteria 8 16

1 4 4 8 100 100% Sangat Kritis

2 2 3 5 62,5 63% Kurang Kritis

3 4 4 8 100 100% Sangat Kritis

4 3 3 6 75 75% Cukup Kritis

5 3 4 7 87,5 88% Kritis

6 1 2 3 37,5 38% Sangat Tidak Kritis

7 4 3 7 87,5 88% Kritis

8 4 3 7 87,5 88% Kritis

9 4 4 8 100 100% Sangat Kritis

10 3 4 7 87,5 88% Kritis

11 1 4 5 62,5 63% Kurang Kritis

12 4 4 8 100 100% Sangat Kritis

13 3 4 7 87,5 88% Kritis

14 4 4 8 100 100% Sangat Kritis

15 3 3 6 75 75% Cukup Kritis

16 3 3 6 75 75% Cukup Kritis

17 4 4 8 100 100% Sangat Kritis

18 4 4 8 100 100% Sangat Kritis

19 3 3 6 75 75% Cukup Kritis

20 3 4 7 87,5 88% Kritis

21 3 4 7 87,5 88% Kritis

22 4 4 8 100 100% Sangat Kritis

23 3 4 7 87,5 88% Kritis

24 3 4 7 87,5 88% Kritis

25 4 4 8 100 100% Sangat Kritis

26 4 4 8 100 100% Sangat Kritis

27 2 2 4 50 50% Sangat Tidak Kritis

28 3 4 7 87,5 88% Kritis

29 4 4 8 100 100% Sangat Kritis

Jumlah skor rata-rata 199

Rata-rata skor kelas 6,86

Nilai rata-rata kelas 85,78

Jumlah siswa minimal cukup kritis 25

Persentase jumlah siswa minimal

cukup kritis 86%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

202

6. Indikator 6 (Mampu membuat kesimpulan)

No Item

Skor Nilai Persentase Kriteria 11 14

1 3 3 6 75 75% Cukup Kritis

2 4 3 7 87,5 88% Kritis

3 2 4 6 75 75% Cukup Kritis

4 4 2 6 75 75% Cukup Kritis

5 3 3 6 75 75% Cukup Kritis

6 4 3 7 87,5 88% Kritis

7 3 4 7 87,5 88% Kritis

8 2 4 6 75 75% Cukup Kritis

9 2 2 4 50 50% Sangat Tidak Kritis

10 4 3 7 87,5 88% Kritis

11 4 2 6 75 75% Cukup Kritis

12 1 4 5 62,5 63% Kurang Kritis

13 2 4 6 75 75% Cukup Kritis

14 3 4 7 87,5 88% Kritis

15 4 3 7 87,5 88% Kritis

16 4 3 7 87,5 88% Kritis

17 4 3 7 87,5 88% Kritis

18 3 3 6 75 75% Cukup Kritis

19 3 2 5 62,5 63% Kurang Kritis

20 4 3 7 87,5 88% Kritis

21 2 3 5 62,5 63% Kurang Kritis

22 4 3 7 87,5 88% Kritis

23 2 3 5 62,5 63% Kurang Kritis

24 3 4 7 87,5 88% Kritis

25 4 4 8 100 100% Sangat Kritis

26 3 3 6 75 75% Cukup Kritis

27 4 3 7 87,5 88% Kritis

28 2 4 6 75 75% Cukup Kritis

29 4 3 7 87,5 88% Kritis

Jumlah skor rata-rata 183

Rata-rata skor kelas 6,31

Nilai rata-rata kelas 78,88

Jumlah siswa minimal cukup kritis 24

Persentase jumlah siswa minimal

cukup kritis 83%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

203

Lampiran 29 Data Kondisi Awal Hasil Belajar

No KKM Nilai

Ketuntasan

Tuntas Tidak

Tuntas

1

70

40

2 40

3 20

4 10

5 40

6 45

7 95

8 90

9 65

10 15

11 65

12 10

13 40

14 5

15 40

16 65

17 45

18 10

19 25

20 30

21 35

22 35

23 10

24 90

25 55

26 55

27 80

28 95

29 45

30 75

31 40

Jumlah skor 1410

Rata-rata 45,48

Jumlah siswa tuntas 6 25

Persentase ketuntasan 19% 81%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

204

Lampiran 30 Foto-foto Kegiatan

Siswa mengisi kuesioner kemampuan berpikir

kritis

Peneliti menjelaskan materi sebelum

melakukan eksperimen

Siswa berdiskusi mengerjakan lembar kerja Guru berkeliling ketika siswa bereksperimen

Siswa bereksperimen membuktiken perubahan

bentuk energi cahaya menjadi panas

Eksperimen untuk membuktikan perubahan

bentuk energi angin menjadi gerak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

205

Siswa bereksperimen membuktikan perubahan

bentuk energi air menjadi gerak

Siswa mempresentasikan hasil eksperimen

Siswa bekerjasama dalam kelompok untuk

membuat eksperimen

Eksperimen untuk membuktikan perubahan

bentuk energi listrik menjadi cahaya

Siswa mengerjakan tes evaluasi secara individu Peneliti bersama siswa setelah selesai

bereksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …

206

Lampiran 31 Daftar Riwayat Hidup

Daftar Riwayat Hidup

Rahajeng Normadhita, lahir di Sleman pada

tanggal 7 Januari 1996. Peneliti merupakan anak kedua

dari pasangan Ayah Subagiyanto dan Ibu Kismarini.

Peneliti memiliki satu saudara perempuan yang bernama

Pramita Bekti Nastiti. Peneliti mengawali pendidikannya

di SD Negeri Gentan, Kabupaten Sleman, Profinsi

Yogyakarta lulus pada tahun 2008, kemudian peneliti

melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 2 Ngaglik Yogyakarta dan lulus pada

tahun 2011. Setelah peneliti lulus dari SMP, peneliti menjutkan pendidikannya di

SMA Negeri 1 Pakem Yogyakarta dan lulus pada tahun 2014. Selanjutnya peneliti

berkesempatan untuk melanjutkan pendidikannya di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta pada progarm studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Selama

berdinamika di Universitas Sanata Dharma peneliti banyak mengikuti kegiatan

kemahasiswaan yang ada di Universitas Sanata Dharma. Kegaiatan

kemahasiswaan yang peneliti ikut yaitu kegiatan kepanitiaan, seminar, dan

workshop.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI