HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI...

55

Transcript of HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI...

Page 1: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang
Page 2: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

1

HALAMAN JUDUL

PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

Page 3: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

ii

DAFTAR ISI

SURAT KEPUTUSAN DEKAN PEDOMAN PROFESI ...................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................... ii

DAFTAR ISTILAH/ Glossary ............................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

BAB II VISI DAN MISI PSPD ............................................................. 1

2.1 Visi .......................................................................................... 1

2.2 Misi ......................................................................................... 1

2.3 Nilai ......................................................................................... 1

BAB III TUJUAN ................................................................................ 4

3.1 Tujuan Umum Pendidikan Profesi Dokter FKUB ................... 4

3.2 Tujuan Khusus ........................................................................ 5

BAB IV KOMPETENSI....................................................................... 7

4.1 Area Kompetensi .................................................................... 7

4.2 Komponen Kompetensi .......................................................... 8

4.3 Penjabaran Kompetensi ......................................................... 10

BAB V ROTASI, KEGIATAN PENDIDIKAN DAN LAMA ROTASI .... 22

5.1 Rotasi Klinik ............................................................................ 22

5.2 Prinsip Kegiatan ..................................................................... 23

5.3 Kegiatan Pendidikan............................................................... 24

5.4 Lama Studi. ............................................................................. 26

5.5 Wahana .................................................................................. 26

Page 4: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

iii

BAB VI EVALUASI HASIL BELAJAR ................................................ 28

BAB VII TATA TERTIB DAN PERATURAN PENDIDIKAN

PROFESI DOKTER FKUB ........................................................... 31

7.1 Proses Kredensial sebelum bertugas .................................... 31

7.2 Pengaturan Pakaian Kerja ..................................................... 31

7.3 Pengaturan Hari Libur, Izin dan Cuti ...................................... 33

7.4 Klasifikasi Tindakan Disiplin, Pembinaan dan Pemberian

Sanksi ................................................................................... 34

BAB VIII PENGHENTIAN PENDIDIKAN PESERTA PENDIDIKAN

PROFESI DOKTER FKUB ........................................................... 37

BAB IX TATA KELOLA, PENJAMINAN MUTU DAN PERBAIKAN

BERKESINAMBUNGAN PENDIDIKAN PROFESI ...................... 39

9.1 Tata Kelola Pendidikan Profesi .............................................. 39

9.2 Penjaminan Mutu Pendidikan Profesi .................................... 39

9.3 Perbaikan Berkesinambungan ............................................... 40

DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 41

LAMPIRAN

Page 5: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

iv

DAFTAR ISTILAH (Glossary)

1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara1.

2. Pendidikan profesi merupakan Pendidikan Tinggi setelah

program sarjana yang menyiapkan mahasiswa dalam pekerjaan

yang memerlukan persyaratan keahlian khusus1

3. Pendidikan dokter adalah pendidikan yang diselenggarakan

untuk menghasilkan dokter yang memiliki kompetensi untuk

melaksanakan pelayanan kesehatan primer dan merupakan

pendidikan kedokteran dasar sebagai pendidikan universitas.

Pendidikan kedokteran dasar terdiri dari dua tahap, yaitu tahap

sarjana kedokteran dan tahap profesi dokter2.

4. Profesi Kedokteran adalah suatu pekerjaan kedokteran yang

dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan dan kompetensi yang

diperoleh melalui pendidikan yang berjenjang, serta kode etik

yang bersifat melayani masyarakat sesuai UU No.29 Tahun 2004

tentang Praktik Kedokteran2.

5. Program Studi adalah kesatuan kegiatan Pendidikan dan

pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik,

pendidikan profesi, dan/atau pendidikan vokasi1

Page 6: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

v

6. Kurikulum pendidikan tinggi merupakan seperangkat rencana

dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan ajar serta cara

yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan Tinggi1

7. Kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas, penuh

tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk

dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-

tugas di bidang pekerjaan tertentu2.

8. Sertifikat profesi merupakan pengakuan untuk melakukan

praktik profesi yang diperoleh lulusan pendidikan profesi yang

diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi bekerja sama dengan

Kementerian, Kementerian lain, dan/atau organisasi profesi,

dan/atau badan lain sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan1

9. Sertifikat kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap

kemampuan seorang dokter untuk menjalankan praktik

kedokteran di seluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi (UU

RI No.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran)2.

10. RS Pendidikan di Indonesia adalah Rumah Sakit yang

merupakan jejaring Institusi Pendidikan Kedokteran dan

digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik untuk

memenuhi modul pendidikan dalam rangka mencapai

kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran.

Institusi Pendidikan Kedokteran dapat memiliki satu atau

beberapa jejaring RS Afiliasi (Eksilensi) atau Rumah Sakit Umum

Page 7: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

vi

dengan unggulan tertentu sebagai wahana pembelajaran

klinik peserta didiknya4.

11. Rumah Sakit Pendidikan Utama adalah rumah sakit umum yang

digunakan Fakultas Kedokteran dan/atau rumah sakit gigi mulut

yang digunakan Fakultas Kedokteran Gigi untuk memenuhi

seluruh atau sebagian besar Kurikulum dalam rangka mencapai

kompetensi di bidang kedokteran atau kedokteran gigi

12. RS Pendidikan Afiliasi (Eksilensi) adalah Rumah Sakit

Khusus atau Rumah Sakit Umum dengan unggulan tertentu yang

menjadi pusat rujukan pelayanan medik tertentu yang

merupakan jejaring Institusi Pendidikan Kedokteran dan

digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik untuk

memenuhi modul pendidikan tertentu secara utuh dalam rangka

mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi

Kedokteran4.

13. RS Pendidikan Satelit adalah RS jejaring Institusi

Pendidikan Kedokteran dan jejaring RS Pendidikan Utama yang

digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik peserta didik

untuk memenuhi sebagian modul pendidikan dalam rangka

mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi

Kedokteran.

14. Wahana Pendidikan Kedokteran adalah fasilitas selain Rumah

Sakit Pendidikan yang digunakan sebagai tempat

penyelenggaraan Pendidikan Kedokteran.

15. Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran (Bakordik)

merupakan satuan organisasi fungsional yang berkedudukan di

Page 8: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

vii

rumah sakit pendidikan dan dibentuk berdasarkan Keputusan

Bersama kepala rumah sakit dan pimpinan Institusi Pendidikan

Kedokteran. Bakordik berperan dalam kelancaran proses

manajemen dan administrasi pendidikan. Bakordik terdiri atas

unsur rumah sakit pendidikan, institusi pendidikan kedokteran,

diwakili oleh suatu sekretariat bersama yang berkedudukan di

rumah sakit. Uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan

masa tugas ditetapkan melalui keputusan bersama antara direktur

rumah sakit pendidikan dan pimpinan institusi pendidikan

kedokteran4.

16. Pembantu Dekan I (PD I) adalah Pembantu Dekan yang

membawahi bidang akademik

17. Kepala Program Studi (KPS) adalah Staf Pengajar yang dipilih

oleh staf pengajar di Program Studi untuk memimpin Prodi,

pengangkatannya ditetapkan dengan SK Rektor

18. Sekretaris Program Studi (SPS) adalah Staf Pengajar yang

dipilih oleh staf pengajar untuk menjadi sekretaris di Prodi,

pengangkatannya ditetapkan dengan SK Rektor

19. Kepala Laboratorium (Kalab)/ Kepala Bagian/ Kepala

Departemenadalah Staf Pengajar yang ditetapkan oleh Dekan

untuk memimpin suatu laboratorium, pengangkatannya ditetapkan

dengan SK Dekan.

20. Penanggung Jawab Pendidikan (PJP) adalah staf pengajar

yang ditugaskan untuk membantu kepala laboratorium dalam

mengkoordinasikan pembelajaran

Page 9: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

viii

21. Satuan Kredit Semester (SKS) adalah takaran penghargaan

terhadap pengalaman belajar yang diperoleh selama satu

semester melalui kegiatan terjadwal per-minggu.

22. Indeks Prestasi Kumulatif adalah angka yang didapat dari hasil

bagi jumlah mutu kumulatif dengan jumlah satuan kredit semester

kumulatif.

23. Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar1.

24. Expert session adalah kuliah pengayaan yang diberikan oleh

pakar di bidang tertentu

25. Case report session adalah diskusi ilmiah dokter muda berupa

laporan hasil pemeriksaan dan rencana penatalaksanaan pasien

yang diperoleh melalui Bedside teaching

26. Referat adalah presentasi ilmiah tentang salah satu topik yang

berkaitan dengan masalah pasien pada Bedside teaching

27. Penyuluhan adalah kegiatan untuk melatih teknik komunikasi

dokter muda dalam program promosi kesehatan

28. Penelitian adalah kegiatan untuk melatih dokter muda dalam

pengembangan atau penerapan konsep secara ilmiah.

29. Bedside teaching adalah pengajaran keterampilan klinis yang

dilakukan pada pasien langsung yang melibatkan tutor dan

mahasiswa yang dilakukan pada konteks rawat jalan maupun

rawat inap.

30. Praktik Keterampilan Klinis adalah pembelajaran/latihan

keterampilan klinis yang dilakukan antara tutor dengan

Page 10: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

ix

mahasiswa dengan manekin atau pasien standar atau simulator

baik di Lab Skill atau di wahana pendidikan klinik (RS, PKM).

31. OSCE (Objective Structured Clinical Examination) merupakan

bagian dari sistem assessment yang menilai kompetensi dan

ketrampilan klinis mahasiswa secara objektif dan terstruktur.

32. Mini-CEX (Mini-Clinical Evaluation Exercise) adalah penilaian

kemampuan klinik mahasiswa pada saat berhadapan dengan

pasien. Mini-CEX dikerjakan di berbagai ruangan/ poli/ ruang

gawat, selama 15-20 menit untuk menilai interaksi antara

mahasiswa dengan pasien, kemudian diikuti umpan balik 5-10

menit. (Penjelasan Lebih detail silahkan merujuk MEU Guide

Series 2)

33. DOPS (Direct Observation of Procedural Skill) adalah penilaian

kemampuan klinik mahasiswa dalam melakukan suatu tindakan

medik pada pasien. DOPS mudah dilakukan secara rutin oleh

supervisor di berbagai ruangan seperti poliklinik dan bangsal

rawat inap. Diperlukan waktu 15-20 menit untuk mengevaluasi

kemampuan mahasiswa dalam melakukan tindakan medis secara

keseluruhan, kemudian diikuti umpan balik selama 5 menit.

34. Dokter adalah lulusan pendidikan kedokteran baik di dalam

maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik

Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan2.

35. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas

utama mentransformasikan, mengembangkan, dan

menyebarluaskan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui

Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat1.

Page 11: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

x

Setiap dosen harus mempunyai Surat Keputusan Pimpinan

sebagai dosen, termasuk yang ada di Rumah Sakit Pendidikan

dan jejaringnya. Setiap dosen harus terlibat dalam Tridharma

Perguruan Tinggi. Setiap dosen harus memiliki kualitas akademik

minimal Strata dua (S2) atau Spesialis. Semua dosen harus

mendapatkan pelatihan metode pendidikan kedokteran. Setiap

dosen harus mendapatkan penilaian kinerja dari institusi

pendidikan2.

36. Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang Pendidikan

Tinggi1.

37. Masyarakat adalah kelompok warga negara Indonesia non

pemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan dalam

bidang Pendidikan Tinggi1

Page 12: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

xi

Page 13: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pendidikan kedokteran merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari pelayanan kesehatan nasional. Penguasaan

keilmuan, keterampilan dan perilaku lulusan dokter menjadi sebagian

dari penentu kualitas pelayanan asuhan medis kepada masyarakat.

Pendidikan kedokteran terdiri dari 2 tahap pendidikan yakni

Pendidikan Akademik dan Pendidikan Profesi. Pendidikan Akademik

dan Pendidikan Profesi merupakan pendidikan yang berbeda dalam

arti lulusannya menyandang gelar yang berbeda yakni gelar S.Ked

untuk lulusan Pendidikan Akademik dan gelar Dokter untuk

Pendidikan Profesi. Meskipun berbeda namun keduanya merupakan

rangkaian yang tidak terpisahkan. Pendidikan Profesi atau dikenal

dengan nama Clerkship dilaksanakan dengan cara “stase” atau rotasi,

menempuh pendidikan di beberapa Sub Bagian atau Departemen di

Rumah Sakit atau Puskesmas atau wahana pelayanan kesehatan

lain, sehingga diberi istilah Rotasi Klinik.

Dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Profesi yakni

menghasilkan lulusan dokter yang profesional, kompeten, beretika,

berkemampuan manajerial kesehatan serta mempunyai sikap

kepemimpinan sesuai Standar Kompetensi Dokter Indonesia, Standar

Pendidikan Profesi dan Visi-Misi serta Value Program Studi

Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (PSPD

FKUB), diperlukan panduan agar dapat memberikan kepastian

Page 14: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

2

standar dan kesamaan persepsi dalam mewujudkan lulusan dokter

PSPD FKUB tersebut.

Buku Pedoman Pendidikan Profesi ini memuat segala sesuatu

yang perlu diketahui dan/atau dilaksanakan oleh mahasiswa, dosen,

pemangku kepentingan terkait pendidikan profesi dokter, mencakup

Visi-misi-nilai, Tujuan Pendidikan, Standar Kompetensi Dokter,

Sebaran Rotasi dan Lamanya serta Beban Studi, Kegiatan, Hak dan

Kewajiban, Tata Tertib dan Peraturan.

Page 15: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

3

BAB II

VISI DAN MISI PSPD

2.1 Visi

Menjadi Institusi Pendidikan Kedokteran yang Terkemuka dan

Bertaraf Internasional dan Berjiwa Entrepreneur untuk meningkatkan

Kualitas Hidup Masyarakat.

2.2 Misi

Mengembangkan Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian

kepada Masyarakat di bidang Kedokteran, Kesehatan, Manajemen

Kesehatan, dan Public Health yang terkini serta bermutu untuk

membangun masa depan bangsa dengan dilandasi nilai-nilai

universal.

2.3 Nilai:

(1) Futuristik

(2) Komitmen dan Kebersamaan

(3) Unggul

(4) Berdedikasi dan Berjiwa Entrepreneur

Page 16: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

4

BAB III

TUJUAN

3.1 Tujuan Umum Pendidikan Profesi Dokter FKUB

Memberikan kesempatan kepada Sarjana Kedokteran

(S.Ked.) untuk mencapai kompetensi sebagai dokter pelayanan

primer atau dokter umum sesuai Standar Pendididikan PSPD yang

mengacu pada Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2012. Dengan

mengintegrasikan 7 area kompetensi dasar dan 3 kompetensi

unggulan yakni (1) Profesionalitas yang Luhur; (2) Mawas Diri dan

Pengembangan Diri; (3) Komunikasi Efektif; (4) Pengelolaan

Informasi; (5) Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran; (6) Keterampilan

Klinis; (7) Pengelolaan Masalah Kesehatan; (8) Biomedik; (9)

Kedokteran Emergensi dan Tanggap Bencana; (10) Entrepreneurship

dan Kepemimpinan dalam bidang kesehatan. Setelah mengikuti

Pendidikan Profesi PSPD FKUB mahasiswa mampu:

1. Mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang

diperoleh selama Pendidikan Akademik dan mengaplikasikannya

dalam pelayanan kesehatan primer.

2. Melakukan pelayanan kedokteran secara holistik dan berbasis

bukti dan berorientasi pada Kedokteran Keluarga sesuai dengan

standar profesi dan perkembangan iptekdok bertaraf

internasional.

3. Berperan serta dan bekerjasama dalam tim pelayanan kesehatan

secara terpadu dan paripurna (Interprofessional collaboration).

Page 17: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

5

4. Bekerja secara profesional, bertanggung jawab dalam batas

kewenangan hukum dan etika.

5. Mempraktekkan belajar sepanjang hayat (Continous Professional

Development).

3.2 Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan Pendidikan Profesi, mahasiswa

mampu mencapai kompetensi secara terintegrasi, yaitu mampu:

1. Menjelaskan pengetahuan dasar kedokteran mengenai anatomi,

fisiologi, etiologi, patofisiologi, patogenesis, gejala klinis, dasar

pengelolaan farmakologi maupun non-farmakologi penyakit yang

banyak dijumpai di wahana tempat rotasi klinik dilaksanakan.

2. Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang tertentu, mengumpulkan dan mengintrepretasikan data

anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

3. Melakukan analisis, sintesis secara komprehensif dari data

anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang dalam

upaya menegakkan diagnosis dan diagnosis banding.

4. Melakukan penatalaksanaan kasus yang sering dijumpai pada

praktik kedokteran berupa kasus gawat darurat, kasus kritis, rawat

jalan, rawat inap, dan kasus lainnya pada Usaha Kesehatan

Perseorangan (UKP) maupun Usaha Kesehatan Masyarakat

(UKM).

5. Menghasilkan karya ilmiah berdasarkan kasus dan/atau studi

kepustakaan.

6. Merujuk dan menindaklanjuti pasien yang telah selesai dirujuk.

Page 18: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

6

7. Menerapkan keterampilan manajerial dalam Usaha Kesehatan

Masyarakat dan bekerjasama dalam tim.

8. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang ditindaklanjuti dalam

bentuk penelitian dan mempublikasikannya.

9. Menjelaskan dan menerapkan pengetahuan Kedokteran

Keluarga, dan Kedokteran Komunitas.

10. Menerapkan pengetahuan Kedokteran Forensik, Etika dan Hukum

Kedokteran.

11. Menunjukkan kemampuan entrepreneur berupa kreativitas,

inovasi, dan kepemimpinan dalam bidang kesehatan.

Page 19: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

7

BAB IV

KOMPETENSI

Standar Kompetensi Dokter PSPD FKUB mengacu pada

Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI, 2012) terdiri atas tujuh

area kompetensi yang diturunkan dari gambaran tugas, peran, dan

fungsi dokter layanan primer. Setiap area kompetensi dijabarkan

menjadi beberapa komponen kompetensi, yang dirinci lebih lanjut

menjadi kemampuan yang diharapkan di akhir pendidikan.

Program Studi Pendidikan Dokter FKUB mempunyai tiga

unggulan, yakni Ilmu Biomedik, Kedokteran Emergensi dan Tanggap

Bencana, Entrepreneurship dan Kepemimpinan dalam bidang

kesehatan. Ketiga unggulan tersebut dalam pelaksanaannya

diintegrasikan ke dalam tujuh kompetensi yang tercantum dalam SKDI

2012.

4.1 Area Kompetensi

Tujuh Area kompetensi dokter PSPD FKUB disusun dengan

urutan sebagai berikut:

1. Profesionalitas yang Luhur

2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri

3. Komunikasi Efektif

4. Pengelolaan Informasi

5. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran

6. Keterampilan Klinis

7. Pengelolaan Masalah Kesehatan

Page 20: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

8

4.2 Komponen Kompetensi

1. Area Profesionalitas yang Luhur

1.1. Berke-Tuhanan Yang Maha Esa/Yang Maha Kuasa

1.2. Bermoral, beretika dan disiplin

1.3. Sadar dan taat hukum

1.4. Berwawasan sosial budaya

1.5. Berperilaku profesional

2. Area Mawas Diri dan Pengembangan Diri

2.1. Menerapkan mawas diri

2.2. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat

2.3. Mengembangkan pengetahuan

3. Area Komunikasi Efektif

3.1. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarga

3.2. Berkomunikasi dengan mitra kerja

3.3. Berkomunikasi dengan masyarakat

4. Area Pengelolaan Informasi

4.1. Mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan

4.2 Mendiseminasikan informasi dan pengetahuan secara efektif

kepada profesional kesehatan, pasien, masyarakat dan pihak terkait

untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan

Page 21: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

9

5. Area Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran

5.1 Menerapkan ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran

Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran Pencegahan/

Kedokteran Komunitas yang terkini untuk mengelola masalah

kesehatan secara holistik dan komprehensif.

6. Area Keterampilan Klinis

6.1. Melakukan prosedur diagnosis

6.2. Melakukan prosedur penatalaksanaan yang holistik dan

komprehensif

7. Area Pengelolaan Masalah Kesehatan

7.1. Melaksanakan promosi kesehatan pada individu, keluarga dan

masyarakat

7.2. Melaksanakan pencegahan dan deteksi dini terjadinya masalah

kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat

7.3. Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu,

keluarga dan masyarakat

7.4. Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat dalam

upaya meningkatkan derajat kesehatan

7.5. Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan

berkesinambungan dalam penyelesaian masalah kesehatan

7.6. Mengakses dan menganalisis serta menerapkan kebijakan

kesehatan spesifik yang merupakan prioritas daerah masing-masing

di Indonesia

Page 22: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

10

4.3 Penjabaran Kompetensi

1. Profesionalitas yang Luhur

1.1. Kompetensi Inti

Mampu melaksanakan praktik kedokteran yang profesional sesuai

dengan nilai dan prinsip ke-Tuhan-an, moral luhur, etika, disiplin,

hukum, dan sosial budaya.

1.2. Lulusan Dokter Mampu

1.2.1 Berke-Tuhan-an (Yang Maha Esa/Yang Maha Kuasa)

Bersikap dan berperilaku yang berke-Tuhan-an dalam praktik

kedokteran

Bersikap bahwa yang dilakukan dalam praktik kedokteran

merupakan upaya maksimal

1.2.2. Bermoral, beretika, dan berdisiplin

Bersikap dan berperilaku sesuai dengan standar nilai moral

yang luhur dalam praktik kedokteran

Bersikap sesuai dengan prinsip dasar etika kedokteran dan

kode etik kedokteran Indonesia

Mampu mengambil keputusan terhadap dilema etik yang

terjadi pada pelayanan kesehatan individu, keluarga dan

masyarakat

Bersikap disiplin dalam menjalankan praktik kedokteran dan

bermasyarakat

1.2.3. Sadar dan taat hukum

Mengidentifikasi masalah hukum dalam pelayanan

kedokteran dan memberikan saran cara pemecahannya

Page 23: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

11

Menyadari tanggung jawab dokter dalam hukum dan

ketertiban masyarakat

Taat terhadap perundang-undangan dan aturan yang berlaku

Membantu penegakkan hukum serta keadilan

1.2.4. Berwawasan sosial budaya

Mengenali sosial-budaya-ekonomi masyarakat yang dilayani

Menghargai perbedaan persepsi yang dipengaruhi oleh

agama, usia, gender, etnis, difabilitas, dan sosial-budaya-

ekonomi dalam menjalankan praktik kedokteran dan

bermasyarakat

Menghargai dan melindungi kelompok rentan

Menghargai upaya kesehatan komplementer dan alternatif

yang berkembang di masyarakat multikultur

1.2.5. Berperilaku profesional

Menunjukkan karakter sebagai dokter yang profesional

Bersikap dan berbudaya menolong

Mengutamakan keselamatan pasien

Mampu bekerja sama intra- dan interprofesional dalam tim

pelayanan kesehatan demi keselamatan pasien

Melaksanakan upaya pelayanan kesehatan dalam

kerangka sistem kesehatan nasional dan global

Page 24: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

12

2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri

2.1. Kompetensi Inti

Mampu melakukan praktik kedokteran dengan menyadari

keterbatasan, mengatasi masalah personal, mengembangkan diri,

mengikuti penyegaran dan peningkatan pengetahuan secara

berkesinambungan serta mengembangkan pengetahuan demi

keselamatan pasien.

2.2. Lulusan Dokter Mampu

2.2.1. Menerapkan mawas diri

Mengenali dan mengatasi masalah keterbatasan fisik, psikis,

sosial dan budaya diri sendiri

Tanggap terhadap tantangan profesi

Menyadari keterbatasan kemampuan diri dan merujuk kepada

yang lebih mampu

Menerima dan merespons positif umpan balik dari pihak lain

untuk pengembangan diri

2.2.2. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat

Menyadari kinerja profesionalitas diri dan mengidentifikasi

kebutuhan

belajar untuk mengatasi kelemahan

Berperan aktif dalam upaya pengembangan profesi

2.2.3. Mengembangkan pengetahuan baru

Melakukan penelitian ilmiah yang berkaitan dengan masalah

kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat serta

mendiseminasikan hasilnya

Page 25: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

13

3. Komunikasi Efektif

3.1. Kompetensi Inti

Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan nonverbal

dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat,

kolega, dan profesi lain.

3.2. Lulusan Dokter Mampu

3.2.1. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya

Membangun hubungan melalui komunikasi verbal dan nonverbal

Berempati secara verbal dan nonverbal

Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang santun dan

dapat dimengerti

Mendengarkan dengan aktif untuk menggali permasalahan

kesehatan secara holistik dan komprehensif

Menyampaikan informasi yang terkait kesehatan (termasuk berita

buruk, informed consent) dan melakukan konseling dengan cara

yang santun, baik dan benar

Menunjukkan kepekaan terhadap aspek biopsikososiokultural

dan spiritual pasien dan keluarga

3.2.2. Berkomunikasi dengan mitra kerja (sejawat dan profesi lain)

Melakukan tatalaksana konsultasi dan rujukan yang baik

dan benar

Membangun komunikasi interprofesional dalam

pelayanan kesehatan

Memberikan informasi yang sebenarnya dan relevan

kepada penegak hukum, perusahaan asuransi

Page 26: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

14

kesehatan, media massa dan pihak lainnya jika

diperlukan

Mempresentasikan informasi ilmiah secara efektif

3.2.3. Berkomunikasi dengan masyarakat

Melakukan komunikasi dengan masyarakat dalam rangka

mengidentifikasi masalah kesehatan dan memecahkannya

bersama-sama

Melakukan advokasi dengan pihak terkait dalam rangka

pemecahan masalah kesehatan individu, keluarga dan

masyarakat.

4.Pengelolaan Informasi

4.1 Kompetensi Inti

Mampu memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan informasi

kesehatan dalam praktik kedokteran.

4.2 Lulusan Dokter Mampu

4.2.1. Mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan

Memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan informasi

kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

Memanfaatkan keterampilan pengelolaan informasi kesehatan

untuk dapat belajar sepanjang hayat

4.2.2. Mendiseminasikan informasi dan pengetahuan secara efektif

kepada profesi kesehatan lain, pasien, masyarakat dan pihak

terkait untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan

Page 27: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

15

Memanfaatkan keterampilan pengelolaan informasi untuk

diseminasi informasi dalam bidang kesehatan.

5. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran

5.1. Kompetensi Inti

Mampu menyelesaikan masalah kesehatan berdasarkan landasan

ilmiah ilmu kedokteran dan kesehatan yang mutakhir untuk mendapat

hasil yang optimum.

5.2. Lulusan Dokter Mampu

Menerapkan ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran

Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran

Pencegahan/Kedokteran Komunitas yang terkini untuk

mengelola masalah kesehatan secara holistik dan

komprehensif.

Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora,

ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/

Kedokteran Pencegahan/ Kedokteran Komunitas yang

berhubungan dengan promosi kesehatan individu, keluarga,

dan masyarakat

Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora,

ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/

Kedokteran Pencegahan/ Kedokteran Komunitas yang

berhubungan dengan prevensi masalah kesehatan individu,

keluarga, dan masyarakat

Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora,

ilmu Kedoktera Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/

Page 28: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

16

Kedokteran Pencegahan/ Kedokteran Komunitas untuk

menentukan prioritas masalah kesehatan pada individu,

keluarga, dan masyarakat

Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora,

ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/

Kedokteran Pencegahan/ Kedokteran Komunitas yang

berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan

individu, keluarga, dan masyarakat

Menggunakan data klinik dan pemeriksaan penunjang

yang rasional untuk menegakkan diagnosis

Menggunakan alasan ilmiah dalam menentukan

penatalaksanaan masalah kesehatan berdasarkan etiologi,

patogenesis, dan patofisiologi

Menentukan prognosis penyakit melalui pemahaman prinsip-

prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran

Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran

Pencegahan/ Kedokteran Komunitas

Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora,

ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/

Kedokteran Pencegahan/ Kedokteran Komunitas yang

berhubungan dengan rehabilitasi medik dan sosial pada

individu, keluarga dan masyarakat

Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora,

ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/

Kedokteran Pencegahan/ Kedokteran Komunitas yang

berhubungan dengan kepentingan hukum dan peradilan

Page 29: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

17

Mempertimbangkan kemampuan dan kemauan pasien,

bukti ilmiah kedokteran, dan keterbatasan sumber daya

dalam pelayanan kesehatan untuk mengambil keputusan

6. Keterampilan Klinis

6.1. Kompetensi Inti

Mampu melakukan prosedur klinis yang berkaitan dengan

masalah kesehatan dengan menerapkan prinsip keselamatan pasien,

keselamatan diri sendiri, dan keselamatan orang lain.

6.2. Lulusan Dokter Mampu

6.2. 1. Melakukan prosedur diagnosis

Melakukan dan menginterpretasi hasil auto-, allo- dan hetero-

anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan khusus sesuai

dengan masalah pasien

Melakukan dan menginterpretasi pemeriksaan penunjang

dasar dan mengusulkan pemeriksaan penunjang lainnya

yang rasional

6.2.2. Melakukan prosedur penatalaksanaan masalah kesehatan

secara holistik dan komprehensif

Melakukan edukasi dan konseling

Melaksanakan promosi kesehatan

Melakukan tindakan medis preventif

Melakukan tindakan medis kuratif

Melakukan tindakan medis rehabilitatif

Melakukan prosedur proteksi terhadap hal yang dapat

membahayakan diri sendiri dan orang lain

Page 30: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

18

Melakukan tindakan medis pada kedaruratan klinis dengan

menerapkan prinsip keselamatan pasien

Melakukan tindakan medis dengan pendekatan medikolegal

terhadap masalah kesehatan/kecederaan yang berhubungan

dengan hukum

7. Pengelolaan Masalah Kesehatan

7.1. Kompetensi Inti

Mampu mengelola masalah kesehatan individu, keluarga maupun

masyarakat secara komprehensif, holistik, terpadu dan

berkesinambungan dalam konteks pelayanan kesehatan primer.

7.2. Lulusan Dokter Mampu

7.2.1. Melaksanakan promosi kesehatan pada individu, keluarga dan

masyarakat

Mengidentifikasi kebutuhan perubahan pola pikir, sikap dan

perilaku, serta modifikasi gaya hidup untuk promosi kesehatan

pada berbagai kelompok umur, agama, masyarakat, jenis

kelamin, etnis, dan budaya

Merencanakan dan melaksanakan pendidikan kesehatan dalam

rangka promosi kesehatan di tingkat individu, keluarga, dan

masyarakat

7.2.2. Melaksanakan pencegahan dan deteksi dini terjadinya masalah

kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat

Melakukan pencegahan timbulnya masalah kesehatan

Melakukan kegiatan penapisan faktor risiko penyakit laten

untuk mencegah dan memperlambat timbulnya penyakit

Page 31: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

19

Melakukan pencegahan untuk memperlambat progresi dan

timbulnya komplikasi penyakit dan atau kecacatan

7.2. 3. Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu,

keluarga dan masyarakat

Menginterpretasi data klinis dan merumuskannya menjadi

diagnosis

Menginterpretasi data kesehatan keluarga dalam rangka

mengidentifikasi masalah kesehatan keluarga

Menginterpretasi data kesehatan masyarakat dalam rangka

mengidentifikasi dan merumuskan diagnosis komunitas

Memilih dan menerapkan strategi penatalaksanaan yang paling

tepat berdasarkan prinsip kendali mutu, biaya, dan berbasis bukti

Mengelola masalah kesehatan secara mandiri dan bertanggung

jawab (lihat Daftar Pokok Bahasan dan Daftar Penyakit) dengan

memperhatikan prinsip keselamatan pasien

Mengkonsultasikan dan/atau merujuk sesuai dengan standar

pelayanan medis yang berlaku (lihat Daftar Penyakit)

Membuat instruksi medis tertulis secara jelas, lengkap, tepat, dan

dapat dibaca

Membuat surat keterangan medis seperti surat keterangan sakit,

sehat, kematian, laporan kejadian luar biasa, laporan

medikolegal serta keterangan medis lain sesuai kewenangannya

termasuk visum et repertum dan identifikasi jenasah

Page 32: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

20

Menulis resep obat secara bijak dan rasional (tepat indikasi, tepat

obat, tepat dosis, tepat frekwensi dan cara pemberian, serta

sesuai kondisi pasien), jelas, lengkap, dan dapat dibaca.

Mengidentifikasi berbagai indikator keberhasilan pengobatan,

memonitor perkembangan penatalaksanaan, memperbaiki, dan

mengubah terapi dengan tepat

Menentukan prognosis masalah kesehatan pada individu,

keluarga, dan masyarakat

Melakukan rehabilitasi medik dasar dan rehabilitasi sosial pada

individu, keluarga, dan masyarakat

Menerapkan prinsip-prinsip epidemiologi dan pelayanan

kedokteran secara komprehensif, holistik, dan berkesinambungan

dalam mengelola masalah kesehatan

Melakukan tatalaksana pada keadaan wabah dan bencana mulai

dari identifikasi masalah hingga rehabilitasi komunitas

7.2.4. Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat dalam

upaya meningkatkan derajat kesehatan

Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat agar

mampu mengidentifikasi masalah kesehatan actual yang terjadi

serta mengatasinya bersama-sama

Bekerja sama dengan profesi dan sektor lain dalam rangka

pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan

Page 33: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

21

7.2.5. Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan

berkesinambungan dalam penyelesaian masalah kesehatan

Mengelola sumber daya manusia, keuangan, sarana, dan

prasarana secara efektif dan efisien

Menerapkan manajemen mutu terpadu dalam pelayanan

kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga

Menerapkan manajemen kesehatan dan institusi layanan

kesehatan

7.2.6. Mengakses dan menganalisis serta menerapkan kebijakan

kesehatan spesifik yang merupakan prioritas daerah masing-masing

di Indonesia

Menggambarkan bagaimana pilihan kebijakan dapat

memengaruhi program kesehatan masyarakat dari aspek

fiskal, administrasi, hukum, etika, sosial, dan politik.

Page 34: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

22

BAB V

ROTASI, KEGIATAN PENDIDIKAN & LAMA STUDI

5.1 Rotasi Klinik

Rotasi Klinik dilaksanakan secara tidak berurutan, namun ada

beberapa Bagian/Depertemen/Lab menetapkan prasyarat sebelum

rotasi. Sebaran Rotasi Bagian/Departemen/Laboratorium beserta

Beban Studi (SKS) nya tercantum pada tabel 1.

Tabel 1. Sebaran Rotasi, Lama Stase dan Beban Studi Rotasi Klinik.

No

Urut

Laboratorium Kode Lama

Stase

(Minggu)

SKS

1 Keterampilan Medik Tramed 8 4

2 Ilmu Penyakit Dalam :

Ilmu Penyakit Dalam

Pulmonologi

Kardiologi

IPD

10

2

2

5

1

1

3 Ilmu Kesehatan Anak IKA 8 4

4 Ilmu Bedah IB 8 4

5 Ilmu Kebidanan dan

Kandungan

OBG 8 4

6 Ilmu Kesehatan Masyarakat

dan Kedokteran Pencegahan

IKM-KP 8 4

Page 35: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

23

7 Kedokteran Keluarga PDK 4 2

8 Neurologi NEURO 4 2

9 Ilmu Kesehatan Jiwa IKJ 4 2

10 Ilmu kesehatan Mata IKM 4 2

11 Ilmu THT IKTHTKL 4 2

12 Ilmu Kesehatan Kulit &

Veneorogi

IKKK 4 2

13 Kedokteran Emergensi dan

Disaster

EM 3 1,5

14 Ilmu Kedokteran Fisik dan

Rehabilitasi

IKFR 2 1

15 Radiologi RAD 4 2

16 Anestesi AN 3 1,5

17 Ilmu Kedokteran Forensik dan

Medikolegal

IKF 4 2

18 Ujian Komprehensif

(termasuk libur akademik)

2 0

JUMLAH 96 47

Prasyarat Rotasi ke IKM-KP dan EM: IPD, Bedah, Ilmu Kesehatan

Anak, Ilmu Kebidanan dan Kandungan

5.2 Prinsip Kegiatan

Mahasiswa PSPD FKUB melakukan kegiatan berupa:

1. Mempraktekkan standar pelayanan kedokteran dibawah

pengawasan dosen, kegiatannya berupa Usaha Kesehatan

Perorangan (UKP) dan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)

Page 36: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

24

yang baik, dengan menyadari keterbatasan kemampuannya dan

mengutamakan keselamatan pasien/ keluarga/ masyarakat.

2. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

kedokteran dan kesehatan (Iptekdokes) dalam rangka pendidikan

profesi kedokteran agar dapat mencapai kompetensi sebagai

dokter layanan primer.

3. Membangun, meningkatkan komunikasi dan memelihara

hubungan baik dengan pasien, kolega, petugas kesehatan

lainnya.

4. Bekerjasama secara efektif dengan teman sejawatnya sesama

Dokter Muda dan tenaga kesehatan dan non-kesehatan.

5. Jujur dan bertindak serta berperilaku berdasarkan Janji Dokter

Muda, kaidah ilmiah, etika dan humanistik

6. Memelihara kesehatan pribadinya sehingga tidak membahayakan

diri dan orang lain.

5.3 Kegiatan Pendidikan

Kegiatan pendidikan dilakukan di wahana pendidikan profesi

dengan mekanisme penempatan mahasiswa sebagai berikut:

1. Penempatan mahasiswa diatur berdasarkan siklus yang terdiri

dari satuan unit penempatan selama 2 minggu

2. Penempatan mahasiswa profesi dalam upaya mencapai

kompetensi diupayakan sebagai suatu kombinasi pengalaman di

Rumah Sakit Pendidikan Utama, Rumah Sakit Pendidikan Afiliasi,

Rumah Sakit Pendidikan Satelit dan wahana pendidikan

kedokteran lainnya.

Page 37: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

25

3. Untuk siklus rotasi dengan lama rotasi 3-4 minggu, penempatan di

Rumah Sakit Pendidikan Utama minimal 1 minggu.

4. Untuk siklus rotasi dengan lama rotasi 8-14 minggu penempatan

di Rumah Sakit Pendidikan Utama minimal 2 minggu.

5. Koordinasi dan manajemen pendidikan profesi di Rumah Sakit

Pendidikan Afiliasi, Rumah Sakit Pendidikan Satelit dan wahana

pendidikan kedokteran lainnya berada di bawah koordinasi

Laboratorium di Rumah Sakit Pendidikan Utama.

Kegiatan pembelajaran selama stase harus merupakan

kombinasi antara metode setara perkuliahan dan praktikum/kegiatan

lapangan (tabel 2). Pilihan kombinasi metode pembelajaran

disesuaikan dengan sumber daya yang ada di masing-masing

laboratorium.

Tabel 2. Jenis Kegiatan/Metode Pembelajaran dan Durasi Minimal yang

digunakan selama Rotasi

Kegiatan/Metode Pembelajaran Jam/2 minggu

(1 SKS)

Setara Perkuliahan

16 jam

Expert session

Referat

Case report session

Morning report

Manajemens Kasus

Journal reading

Setara Kegiatan Lapangan

Penyuluhan

Penelitian

Setara Praktikum

24 jam Bedside Teaching

Praktek ketrampilan klinik

Page 38: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

26

5.4 Lama Studi

Pendidikan Profesi ditempuh selama 4 (empat) semester atau

Pendidikan Profesi dilaksanakan di Rumah Sakit (RS)

Pendidikan Utama, RS Pendidikan Afiliasi, RS Pendidikan Satelit dan

wahana pendidikan kedokteran lainnya yang telah memenuhi syarat

sebagai berikut:

1. Ada komitmen dari pengelola institusi pelayanan kesehatan

untuk dijadikan wahana pendidikan klinik bagi mahasiswa

PSPD FKUB yang tertuang di dalam nota kesepahaman dan

kerja sama operasional.

2. Memiliki layanan kedokteran dan kesehatan kepada

masyarakat yang dilakukan setiap hari kerja.

3. Memiliki layanan dengan jumlah dan jenis kasus yang

bervariasi sesuai dengan kebutuhan pencapaian kompetensi,

serta ada pada sebaran umur dan sebaran jenis kelamin yang

merata.

setara dengan 96 minggu dengan beban 47 SKS atau setara dengan

1880 jam. Sesuai dengan peraturan akademik masa studi, lama studi

dapat ditambah jika kompetensi akhir yang ditentukan belum tercapai,

sehingga total masa belajar menjadi paling lama 8 semester.

Pendidikan Profesi wajib ditempuh sesegera mungkin, terutama oleh

Sarjana Kedokteran yang akan mengikuti Internship. Penundaan

pelaksanaan Pendidikan Profesi dimungkinkan dalam waktu 2 (dua)

tahun setelah lulus S.Ked.

5.5 Wahana

Page 39: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

27

4. Memiliki sarana laboratorium klinik dasar, serta farmasi yang

memadai.

5. Memiliki dokter yang bersedia menjadi dosen.

6. Prosedur dan syarat teknis lebih lanjut dijelaskan dalam

pedoman tersendiri.

Page 40: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

28

BAB VI

EVALUASI HASIL BELAJAR

1. Penilaian terhadap hasil belajar mahasiswa meliputi domain

kognitif, psikomotor, afektif.

2. Evaluasi diadakan selama dan pada akhir Rotasi Klinik.

3. Evaluasi dilakukan oleh dosen secara berkala dalam bentuk

formatif dan sumatif.

4. Evaluasi Pendidikan Profesi pada dasarnya harus merupakan

media untuk membantu pengembangan capaian kompetensi

dari peserta didik, bukan semata-mata mendapatkan nilai

angka/huruf. Oleh karena itu metode penilaian yang

digunakan adalah penilaian berbasis tempat kerja (Workplace

based Assessment) dan penilaian lain yang relevan dengan

upaya pencapaian kompetensi dengan menekankan penilaian

performa dan pemberiaan umpan balik (feedback)

diantaranya dapat berupa ujian tulis, diskusi kasus, presentasi

ilmiah, mini-Cex, OSCE laboratorium, OSCE komprehensif

dan lain-lain.

5. Evaluasi akhir program Pendidikan Profesi dilaksanakan oleh

Program Studi bersama Kepala Laboratorium dan

Penanggung Jawab Pendidikan.

6. Setiap Laboratorium menetapkan nilai minimal (threshold)

sebagai acuan (standard setting) dalam menentukan

kelulusan peserta didik.

Page 41: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

29

7. Formula nilai akhir merupakan fungsi dari hasil evaluasi

komponen (knowledge, skill dan clinical reasoning,

komunikasi dan perilaku profesionalisme) dari mahasiswa

sesuai dengan sasaran pembelajaran yang ditentukan

dengan mengikuti persentase sebagai berikut:

Komponen Kompetensi

Aktivitas Persentase

Knowledge MCQ, Mini Review 30%

Skill & Clinical Reasoning

Mini-CEX (2x)/OSCE (1x) Case-Based Discussion

40%

Komunikasi & Profesionalisme

Mini-CEX (khusus Komunikasi &

Profesionalisme) 30%

8. Jumlah ujian disesuaikan dengan karakteristik kompetensi

dan kemampuan dari laboratorium terkait. Contoh

perhitungan penilaian ditampilkan pada lampiran yang

merupakan bagian tidak terpisah dari buku pedoman ini.

9. Nilai akhir pendidikan profesi di laboratorium merupakan

fungsi dari seluruh hasil evaluasi selama menjalani masa

kepaniteraan klinik di laboratorium terkait, dan dinyatakan

dalam nilai huruf A-E.

10. Mahasiswa dinyatakan lulus pendidikan Pendidikan Profesi

bila mencapai sekurang-kurangnya nilai B untuk seluruh mata

kuliah pada Pendidikan Profesi yang dijalaninya.

11. Bagi mahasiswa yang bermaksud memperbaiki nilai untuk

meningkatkan IPK, diberi kesempatan mengikuti Ujian

Khusus (UK) yang diadakan menjelang yudisium. Nilai

Page 42: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

30

perolehan maksimum 80 atau B+ dalam hal pelaksanaan

ujian ada pengulangan proses; dan 75 atau B apabila ujian

tanpa ada pengulangan proses. Dalam hal hasil UK lebih

rendah dari nilai sebelumnya, maka diambil nilai yang terbaik.

12. Sebelum mengikuti Ujian Kompetensi Dokter Indonesia

sebagai exit exam Pendidikan Profesi, Mahasiswa harus lulus

ujian komprehensif yang dilaksanakan oleh program studi.

13. Mahasiswa dapat mengikuti ujian komprehensif setelah

dinyatakan lulus dari seluruh rotasi klinik.

14. Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus Pendidikan Profesi

berhak menyandang gelar dokter (dr) dengan mengucapkan

lafal sumpah dokter pada upacara yang diselenggarakan

untuk maksud tersebut dan selanjutnya akan mendapatkan

lisensi dokter internship. Untuk mendapatkan lisensi definitif,

lulusan selanjutnya harus mengikuti program magang

(internship) yang diselenggarakan oleh Komite Internship

Dokter Indonesia (KIDI).

15. Mahasiswa yang melakukan pelanggaran etika, disiplin

dan/atau hukum yang menyebabkan tuntutan hukum perdata

atau pidana, atau memerlukan tinjauan oleh Komisi Etik atau

tim yang berwenang melakukan pembinaan, selama

menunggu keputusan tetap, belum bisa mengikuti prosesi

yudisium dokter.

Page 43: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

31

BAB VII

TATA TERTIB DAN PERATURAN PENDIDIKAN PROFESI

DOKTER FKUB

7.1 Proses Kredensial sebelum bertugas

Proses kredensial adalah proses verifikasi keabsahan bukti

kompetensi peserta dan penetapan kewenangan klinik untuk

melakukan pelayanan medis. Proses kredensial merupakan proses

yang menjadi standar prosedur di Rumah Sakit Pendidikan yang

harus dipenuhi oleh setiap peserta didik. Syarat tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Dinyatakan lulus pendidikan akademik.

2. Setiap peserta yang akan bertugas di wahana pendidikan profesi

wajib mempunyai surat keterangan lulus keterampilan Medis

(TRAMED) yang dikeluarkan oleh PSPD FKUB setelah mengikuti

kegiatan Kepaniteraan Klinik Umum.

3. Setiap peserta pendidikan profesi mendapat surat pengantar dari

Dekan FKUB.

7.2 Pengaturan Pakaian Kerja

1. Peserta wajib menggunakan pakaian yang sopan, rapi dan pantas

saat jam kerja.

a. Mahasiswa laki-laki dilarang menggunakan kaos oblong, kaos

berkerah, celana berbahan jin, sepatu kets. Peserta

diwajibkan menggunakan kaos kaki.

Page 44: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

32

b. Mahasiswa perempuan dilarang menggunakan kaos oblong,

kaos berkerah, bawahan berbahan jin, rok pendek diatas

lutut, sepatu kets, dan sepatu yang berbunyi.

2. Peserta wajib menggunakan jas Dokter Muda yang sesuai

ketentuan pendidikan profesi PSPD FKUB.

a. Jas dokter muda berlengan panjang dan berwarna putih.

b. Panjang jas dokter muda sepanjang lutut.

c. Model jas dokter muda sesuai dengan gambar di lampiran 1.

3. Pemakaian jas Dokter Muda merupakan bagian profesionalisme

oleh karena itu hanya diperbolehkan dikenakan saat menjalankan

tugas di dalam lingkungan rumah sakit atau wahana pendidikan.

Dilarang memakai jas Dokter Muda di jalan atau di luar

lingkungan rumah sakit atau wahana pendidikan.

4. Peserta wajib memakai tanda pengenal yang dikeluarkan oleh

wahana.

5. Peserta tidak diperkenankan menggunakan dandanan dan

aksesoris yang berlebihan.

6. Peserta tidak diperkenankan mengecat rambut.

7. Peserta yang tidak berhijab wajib menata rambut dengan rapi.

8. Peserta wajib menampakkan wajah dan tidak diperkenankan

menggunakan penutup wajah selama dalam lingkungan rumah

sakit atau wahana pendidikan.

9. Pada saat bertugas di IRD, tugas jaga, atau tempat tertentu,

peserta dimungkinkan menggunakan pakaian jaga khusus dan

sandal sesuai kelaziman di rumah sakit atau wahana pendidikan.

Page 45: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

33

7.3 Pengaturan Hari Libur, Izin dan Cuti

1. Ketentuan hari libur mengikuti kalendar nasional dan ketentuan

yang berlaku diwahana.

2. Izin

Peserta tidak diperkenankan meninggalkan tugas, kecuali

dengan izin tertulis dari penanggungjawab pendidikan profesi di

rumah sakit atau wahana pendidikan.

Dengan mempertimbangkan pencapaian kompetensi yang

perlu dicapai dalam waktu tertentu, peserta diperkenankan izin

selama masa pendidikan profesi, yaitu maksimal sebanyak 10%

dari total jumlah hari efektif selama masa pendidikan dengan

kewajiban mengganti. Izin yang diperkenankan yaitu:

1. Sakit yang tidak memungkinkan peserta menjalankan tugas,

dibuktikan dengan Surat Keterangan Dokter yang diverifikasi

oleh dokter yang ditunjuk oleh FKUB.

2. Alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan.

3. Tugas dari Fakultas.

Penggantian izin dilakukan saat bebas stase. Jika sampai

akhir program, izin belum diganti, maka penerbitan Surat Tanda

Selesai Clerkship (oleh laboratorium) akan ditangguhkan.

3. Cuti

Peserta didik Pendidikan Profesi mendapatkan hak cuti

sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Cuti Akademik

Cuti akademik adalah penundaan registrasi administrasi

dalam jangka waktu tertentu dengan ijin rektor.

Page 46: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

34

Seorang mahasiswa yang mengajukan cuti akademik

harus per semester dan dapat diperpanjang maksimal 2

semester selama menjalani proses pendidikan profesi.

Jangka waktu cuti akademik tidak dipehitungkan sebagai

masa studi.

Pengajuan cuti akademik paling lambat 1 bulan sejak

penutupan registrasi akademik.

b. Pengajuan cuti selain cuti akademik tetap diperhitungkan

sebagai masa studi.

7.4 Klasifikasi Tindakan Disiplin, Pembinaan dan Pemberian

Sanksi

Pelanggaran tata tertib pelaksanaan pendidikan profesi dibagi

menjadi 3 kelompok yaitu:

I. Pelanggaran ringan meliputi:

Terlambat hadir lebih dari 15 menit, ≥2 kali

Pelanggaran disiplin berpakaian ≥2 kali

II. Pelanggaran sedang meliputi:

Menuntut sesuatu yang bukan haknya

Bersikap tidak sopan terhadap sesama teman sejawat, staf

dan pimpinan wahana

Tidak melaksanakan tugas jaga

Meninggalkan tugas sebelum waktunya

Tidak membuat laporan sesuai ketentuan

Menerima komisi dari pihak lain

Page 47: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

35

Tidak melaksanakan kewajiban yang diberikan sebagai

sanksi atas pelanggaran ringan sesuai peringatan yang

diterima

III. Pelanggaran berat meliputi:

Pemalsuan tanda tangan

Pemalsuan laporan

Pemberian informasi palsu

Melaksanakan pekerjaan yang tidak sesuai kompetensinya

Melakukan pekerjaan tanpa ijin atau pengawasan dokter

penanggung jawab pasien/pembimbing

Menyalin laporan atau karya pihak lain (plagiasi)

Menghilangkan rekam medik

Memanipulasi data rekam medik

Membocorkan rahasia pasien

Membuat onar, termasuk berkelahi selama dalam ruang

lingkup rumah sakit atau wahana pendidikan

Melakukan perbuatan asusila

Terbukti melanggar hukum dan peraturan perundangan

yang berlaku di NKRI

Tidak melaksanakan sanksi yang diberikan akibat

pelanggaran sedang

Pelanggaran terhadap program, kewajiban, etika, norma sosial

dan hukum kedokteran yang berlaku dapat diberikan sanksi. Sanksi

yang dimaksud berupa sanksi administratif yang akan diatur tersendiri

dengan Surat Keputusan Dekan.

Page 48: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

36

Sanksi adminsitratif dapat berupa:

1. Teguran

Teguran diberikan apabila melakukan pelanggaran ringan

2. Surat Peringatan

Surat peringatan diberikan kepada peserta didik yang terbukti

melakukan pelanggaran sedang. Surat peringatan diberikan

oleh ketua program studi berdasarkan laporan tertulis dari

kepala laboratorium atau pimpinan wahana.

3. Sanksi

Sanksi diberikan kepada peserta didik yang terbukti

melakukan pelanggaran berat. Sanksi dijatuhkan melalui

proses sidang akademik yang dipimpin oleh ketua program

studi.

Bentuk sanksi yang dijatuhkan dapat berupa:

1. Pembatalan studi di laboratorium terkait dan wajib

mengulang stase laboratorium setelah menyelesaikan

stase di laboratorium lain

2. Penghentian keseluruhan Pendidikan Profesi.

3. Sanksi lain yang ditentukan berdasarkan hasil keputusan

sidang akademik.

4. Sanksi pelanggaran hukum mengacu pada prosedur dan

keputusan hukum, selama proses penyidikan

berlangsung, pelaksanaan program profesi ditunda

sampai ada keputusan hukum yang mengikat.

Page 49: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

37

BAB VIII

PENGHENTIAN PENDIDIKAN PESERTA PENDIDIKAN PROFESI

DOKTER FKUB

Peserta Pendidikan Profesi Dokter FKUB dapat diberhentikan

atas dasar :

1. Atas permintaan sendiri

2. Atas alasan kondisi atau kesehatan yang tidak memungkinkan

untuk melanjutkan studi

3. Hasil evaluasi menunjukkan tidak mampu lagi menyelesaikan

studi dalam pencapaian kompetensi yang dipersyaratkan

4. Pelanggaran berat (etika,disiplin,hukum)

Berat ringannya pelanggaran ditentukan oleh :

- Jenis pelanggaran

- Dampak terhadap pasien dan lingkungan

- Frekuensi melakukan pelanggaran

- Tujuan yang bersangkutan melakukan pelanggaran

- Masa pengamatan

- Upaya maksimal dari pengelola untuk memperbaiki

Pada kasus – kasus tertentu, penghentian pendidikan dapat

dijatuhkan tanpa peringatan bila terdapat pelanggaran etika

sangat berat berdasarkan hasil rapat pleno Program Studi dan

Laboratorium berkoordinasi dengan komite medik wahana tempat

pelanggaran terjadi.

Page 50: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

38

5. Bila masa pendidikan telah melebihi 6 (enam) semester.

6. Apabila yang bersangkutan mendapat sanksi atas pelanggaran

berat terhadap tata tertib kehidupan kampus.

Page 51: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

39

BAB IX

TATA KELOLA, PENJAMINAN MUTU DAN PERBAIKAN

BERKESINAMBUNGAN PENDIDIKAN PROFESI

9.1 Tata Kelola Pendidikan Profesi

1. Pendidikan profesi dikelola oleh Ketua Program Studi

Pendidikan Dokter (KPS PD)

2. Organisasi tata kelola pendidikan profesi disusun

berdasarkan SK Dekan FKUB dengan struktur organisasi

sesuai dengan gambar

9.2 Penjaminan Mutu Pendidikan Profesi

1. Penjaminan mutu pendidikan profesi dokter merupakan

bagian integral dari Sistem Penjaminan Mutu Program Studi

Pendidikan Dokter yang mengacu pada Sistem Penjaminan

Mutu Fakultas Universitas Brawijaya

2. Penjaminan mutu pendidikan profesi dokter meliputi

penjaminan mutu internal dan penjaminan mutu eksternal

3. Penjaminan mutu internal dilakukan melalui aktivitas evaluasi

diri Departemen yang merupakan penyelenggara aktivitas

pembelajaran profesi bekerjasama dengan UJM di bawah

koordinasi KPS PD

4. Penjaminan mutu eksternal dilakukan melalui siklus audit

internal mutu yang disekapati bersama antara UJM, GJM,

PJM UB, Bakordik wahana pendidikan dan Bakordik RSP

Utama.

Page 52: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

40

5. Aspek penjaminan mutu pendidikan profesi dokter merujuk

pada kebijakan, dan standar mutu institusi pendidikan serta

Rumah Sakit Pendidikan dan atau Puskesmas

6. Setiap departemen (sesuai tabel 1) menyusun program

pendidikan dan standar mutu penyelenggaraan program

pendidikan profesi yang diselaraskan dengan kebijakan

pelayanan di wahana pendidikan bersama Bakordik RSP

utama.

9.3 Perbaikan Berkesinambungan

1. Perbaikan berkesinambungan dilakukan sebagai hasil

(output) dan dampak (outcome) dari sistem penjaminan mutu

internal dan eksternal

2. Perbaikan berkesinambungan pada semua aspek mutu

program pendidikan dilakukan melalui mekanisme yang

efektif dan efisien baik meliputi dokomentasi dan

implementasinya dengan melibatkan pemangku kepentingan

yang relevan

Page 53: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

41

DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012

Tentang Pendidikan Tinggi

2. Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia, Konsil Kedokteran

Indonesia, Jakarta, 2012

3. Standar Kompetensi Dokter Indonesia, Konsil Kedokteran

Indonesia, Jakarta 2012

4. Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan,

Departemen Kesehatan RI, 2009

Page 54: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

42

Lampiran 1. Desain Jas Dokter Muda

Logo

FK

UB

Len

gan

Pan

jan

g

Sep

anja

ng

lutu

t

Logo

FK

UB

Len

gan

Pan

jan

g

Sep

anja

ng

lutu

t

Logo

FK

UB

Len

gan

Pan

jan

g

Sep

anja

ng

lutu

t

Page 55: HALAMAN JUDUL PEDOMAN PENDIDIKAN PROFESI …pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-Profesi.pdfdianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

43