Halaman 2 Halaman 2 Halaman 3 -...

5
Jakarta Berita Berketahanan JANUARI, 2019 Sosial & Budaya Halaman 2 Halaman 2 Halaman 3 Gerakan Pemuda Peduli Lingkungan Hidup Lintas Agama Infrastruktur Green Bonds Salah Satu Instrumen Penting Pada BGH Energi Pertemuan Perdana Forum Energi LIMA HALAMAN SEKRETARIAT JAKARTA BERKETAHANAN Sekretariat Jakarta Berketahanan Localization and Preparedness in Indonesia and The Asean Region Kunjungan Centre for LiveableCities Singapore Pada tanggal 15 Januari 2019, Jakarta Berketahanan hadir pada diskusi panel yang diselenggarakan oleh United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (UN-OCHA) dengan mengusung tema “Localization and Preparedness in Indonesia and The Asean Region: A knowledge session for humanitarian stakeholders” yang dihad- iri oleh Badan Perencanaan dan Pena- taan Nasional (BAPPENAS), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulan- gan Bencana (BNPB), Badan Penang- gulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Kementerian Koordinator Pem- bangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK), Sekertariat Jakarta Berketahanan terbentuk pada 6 September 2017, Sekretariat Jakarta Berketahanan hadir untuk membantu Koordinator Ketahanan Kota/Chief Resilience Officer (CRO) dalam mewujudkan Jakarta sebagai kota berketahanan” Untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota Berketahanan, terdapat 3 (tiga) tahapan yang harus dilalui oleh DKI Jakarta. Tahap I, Membentuk Dasar untuk Membangun Ketahanan Kota dengan menyusun Penilaian Awal Ketahanan/Preliminary Resilience Assessment (PRA). Tahap II, Analisis Peluang dan Kemitraan melalui penyusunan strategi (Developing Resilience Strategy). Tahap III, Kemitraan dan Implementasi (Partnerships and Implementation). Saat ini, Jakarta telah memasuki Tahap II. Jika tahap I berfokus pada memotret kondisi ketahanan eksisting atau disebut Penilaian Awal Ketahanan, Tahap II lebih fokus pada Perumusan Strategi Ketahanan. Seluruh rangkaian kegiatan Program Jakarta Berketahanan dilakukan dengan pendekatan kolaboratif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan di DKI Jakarta. United Nations Department of Safety and Security (UNDSS), Christian Blind Mission (CBM) International, Muham- madiyah Disaster Management Center (MDMC), RedR Indonesia, Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI), dan lembaga-lembaga lainnya yang memiliki fokus utama terhadap Disaster Management. Forum ini bertujuan untuk membahas perkembangan, masukan, saran dan hal-hal baru yang berkaitan dengan upaya dan praktik kesiapsiagaan bencana di Indonesia terutama pada beberapa daerah terdampak bencana gempa dan tsunami yaitu Palu, Dong- gala, Lombok, Banten dan Lampung. Pada Jumat, 18 Januari 2019, Kantor Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang & Lingkungan Hidup menerima kunjungan Khoo Teng Chye dan Phuaa Shi Hui selaku Executive Director dan Manager dari Centre For Liveable Cities Singapore (CLC). Visiting Fellowship ini juga dilaksana- kan dengan beberapa rangkaian kunjungan lapangan terkait pratik unggulan (best practices) yang ada di Singapura. Beberapa best practices tersebut berupa: (i) Proses Pengem- bangan Kawasan Berorientasi Transit (TOD) di Singapura, (ii) Skema Land Value Capture (LVC) dan implementasi Land Development Charge (LDC) dalam kawasan TOD, dan (iii) Program Social Housing untuk penduduk Lanjut Usia (Lansia). Bersambung ke Hal. 4 >>> Bersambung ke Hal. 4 >>> Oswar Mungkasa selaku Deputi TRLH/CRO didampingi Tim Jakarta Bekertahanan menerima kunjungan Khoo Teng Chye dan Phuaa Shi Hui selaku Executive Director dan Manager dari Centre For Liveable Cities Singapore (CLC). JAKARTA bERKETAHANAN Selayang Pandang Source : Dokumentasi JakBer Source : Dokumentasi JakBer

Transcript of Halaman 2 Halaman 2 Halaman 3 -...

Page 1: Halaman 2 Halaman 2 Halaman 3 - jakberketahanan.orgjakberketahanan.org/wp-content/uploads/2019/03/20190305_Newsletter...Sosial & Budaya Halaman 2 Halaman 2 Halaman 3 Gerakan Pemuda

JakartaBerita

BerketahananJANUARI, 2019

Sosial & Budaya

Halaman 2 Halaman 2 Halaman 3

Gerakan Pemuda Peduli Lingkungan Hidup Lintas Agama

InfrastrukturGreen Bonds Salah Satu Instrumen Penting Pada BGH

EnergiPertemuan Perdana Forum Energi

LIMA HALAMAN SEKRETARIAT JAKARTA BERKETAHANAN

Sekretariat Jakarta Berketahanan

Localization and Preparedness in Indonesia and The Asean Region

Kunjungan Centre for LiveableCities Singapore

Pada tanggal 15 Januari 2019, Jakarta Berketahanan hadir pada diskusi panel yang diselenggarakan oleh United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (UN-OCHA) dengan mengusung tema “Localization and Preparedness in Indonesia and The Asean Region: A knowledge session for humanitarian stakeholders” yang dihad-iri oleh Badan Perencanaan dan Pena-taan Nasional (BAPPENAS), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulan-gan Bencana (BNPB), Badan Penang-gulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Kementerian Koordinator Pem-bangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK),

Sekertariat Jakarta Berketahanan terbentuk pada 6 September 2017, Sekretariat Jakarta Berketahanan hadir untuk membantu Koordinator Ketahanan Kota/Chief Resilience Officer (CRO) dalam mewujudkan Jakarta sebagai kota berketahanan” Untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota Berketahanan, terdapat 3 (tiga) tahapan yang harus dilalui oleh DKI Jakarta. Tahap I, Membentuk Dasar untuk Membangun Ketahanan Kota dengan menyusun Penilaian Awal Ketahanan/Preliminary Resilience Assessment (PRA). Tahap II, Analisis Peluang dan Kemitraan melalui penyusunan strategi (Developing Resilience Strategy). Tahap III, Kemitraan dan Implementasi (Partnerships and Implementation).

Saat ini, Jakarta telah memasuki Tahap II. Jika tahap I berfokus pada memotret kondisi ketahanan eksisting atau disebut Penilaian Awal Ketahanan, Tahap II lebih fokus pada Perumusan Strategi Ketahanan. Seluruh rangkaian kegiatan Program Jakarta Berketahanan dilakukan dengan pendekatan kolaboratif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan di DKI Jakarta.

United Nations Department of Safety and Security (UNDSS), Christian Blind Mission (CBM) International, Muham-madiyah Disaster Management Center (MDMC), RedR Indonesia, Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI), dan lembaga-lembaga lainnya yang memiliki fokus utama terhadap Disaster Management.

Forum ini bertujuan untuk membahas perkembangan, masukan, saran dan hal-hal baru yang berkaitan dengan upaya dan praktik kesiapsiagaan bencana di Indonesia terutama pada beberapa daerah terdampak bencana gempa dan tsunami yaitu Palu, Dong-gala, Lombok, Banten dan Lampung.

Pada Jumat, 18 Januari 2019, Kantor Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang & Lingkungan Hidup menerima kunjungan Khoo Teng Chye dan Phuaa Shi Hui selaku Executive Director dan Manager dari Centre For Liveable Cities Singapore (CLC).

Visiting Fellowship ini juga dilaksana-kan dengan beberapa rangkaian kunjungan lapangan terkait pratik

unggulan (best practices) yang ada di Singapura. Beberapa best practices tersebut berupa: (i) Proses Pengem-bangan Kawasan Berorientasi Transit (TOD) di Singapura, (ii) Skema Land Value Capture (LVC) dan implementasi Land Development Charge (LDC) dalam kawasan TOD, dan (iii) Program Social Housing untuk penduduk Lanjut Usia (Lansia).

Bersambung ke Hal. 4 >>>

Bersambung ke Hal. 4 >>>

Oswar Mungkasa selaku Deputi TRLH/CRO didampingi Tim Jakarta Bekertahanan menerima kunjungan Khoo Teng Chye dan Phuaa Shi Hui selaku Executive Director dan Manager dari Centre For Liveable Cities Singapore (CLC).

JAKARTA bERKETAHANAN

Selayang Pandang

Source : Dokumentasi JakBer

Source : Dokumentasi JakBer

Page 2: Halaman 2 Halaman 2 Halaman 3 - jakberketahanan.orgjakberketahanan.org/wp-content/uploads/2019/03/20190305_Newsletter...Sosial & Budaya Halaman 2 Halaman 2 Halaman 3 Gerakan Pemuda

Terbentuknya Gerakan Pemuda Peduli Lingkungan Hidup Lintas Agama

2

11 Januari 2019, ICLEI bersma dengan ingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia (LPLH SDA MUI) mengadakan satu forum yang bertujuan untuk meningkatkan kesa-daran masyarakat dalam menjaga lingkungan untuk mengurangi dampak dari adanya pemanasan global. Forum ini dihadiri oleh perhimpunan pemuda lintas agama, lembaga non-profit, dan institusi yang memiliki perhatian lebih terhadap isu lingkungan hidup.

Dalam pertemuan ini terdapat 3 (tiga) paparan, yaitu: (i) ICLEI terkait permasa-lahan lingkungan; (ii) Hutan Itu Indonesia terkait kampanye urgensi menjaga

kelestarian hutan ; (iii) LPLH SDA MUI terkait program-program yang telah dilakukan.

ICLEI menjelaskan, sejatinya permasala-han lingkungan yang terjadi di bumi saat ini, seperti pemanasan global dan perubahan iklim terjadi akibat adanya kesalahan perilaku manuasi. Sehingga diperlukan adanya tindakan nyata yang dapat dimulai dengan perubahan gaya hidup. Perubahan ini dapat dimulai dengan melibatkan golongan pemuda dan anak-anak. Agar mereka dapat lebih perduli dan memperhatikan lingkungan disekitar mereka dan mau terlibat lebih melakukan perubahan.

Atas dasar itu, pertemuan tersebut disepakati bahwa aspek agama sebagai salah satu pedoman hidup masyarakat dapat menjadi wadah penyebaran nilai-nilai pentingnya menjaga lingkungan. Selain itu, juga disepakati bahwa perlu adanya kontribusi nyata dalam upaya mewujudkan konservasi lingkungan hidup dengan membentuk gerakan pemuda lingkungan hidup lintas agama.

MUI menyampaikan, sudah banyak sekali kegiatan yang dapat diikuti oleh pemuda dan anak-anak. Program-pro-gram tersebut dapat beruoa perbaikann infrastruktur sanitasi, pelestarian lingkun-gan hidup, dan penghematan energi serta pengurangan emisi. Salah satu program yang dapat diikuti dan dikembangkan bersama adalah program ecoMasjid. Program tersebut diharapkan dapat ditiru oleh rumah ibadah agama lain (ecoRu-mah ibadah). MUI juga menambahkan, program ini diharapkan dapat meningkat-kan kegiatan muda-mudi di masing-mas-ing agama menngingat kegiatan tersebut masih bisa dikembangkan dengan meng-gunakan pedekatan-pendekatan ala anak muda jaman sekarang. Terbentuknya Gerakan Pemuda Peduli Lingkungan Hidup Lintas agama ini juga diharapkan dapat menjadi nafas baru bagi dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup dan sumberdaya yang ada.

Forum Bangunan Gedung Hijau (BGH) adalah pertemuan yang diselenggarakan oleh Kedeputian Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup DKI Jakarta pada 29 Januari 2019 guna membahas inovasi instrumen pembiayaan baru yaitu Green Bonds atau surat utang berwawasan lingkungan serta perkembangan proyek bangunan hijau di DKI Jakarta.

Pertemuan ini dihadiri oleh berbagai instansi pemerintah dan stakeholder pada bidang pembangunan dan infrat-ruktur penting seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP), Dinas UMKM, Dinas Ketahanan Pangan, Kelau-tan, dan Pertanian (KPKP) dan berbagai lembaga lain seperti PT. Sarana Multigri-ya Finansial (SMF) dan Green Building Council Indonesia (GBCI).

Green Bonds atau dikenal dengan surat utang berwawasan lingkungan merupa-kan instrumen yang belum lama berkem-bang di dunia, termasuk di Indonesia. Surat ini khusus digunakan untuk pendanaan proyek-proyek yang berwawasan lingkungan atau memenuhi standar green/sustainability.

Pihak-pihak yang dapat menerbitkan surat utang ini adalah negara, korporasi, bank, dan bahkan pemerintah daerah (khusus untuk pemerintah daerah prakti-knya masih belum ada di Indonesia). Secara umum, di Indonesia sudah ada aturan/regulasi yang mengizinkan penerbitan surat utang berwawasan lingkungan namun belum ada insentif yang ditawarkan bagi para penerbit maupun penjamin. Di beberapa negara yang telah menerapkan surat utang ini, terdapat beberapa insentif yang ditawar-kan. Di Singapura, penerbitan surat utang berwawasan lingkungan akan mendapat subsidi 100.000 SGD yang dapat diguna-kan untuk membayar biaya penerbitan surat dan kegiatan lainnya.

Bentuk kebijakan sepertihalnya di Singapura menjadi contoh nyata

bagaimana penerapan Green Bonds bisa memberikan dampak positiv pada kegiatan pembangunan di Indonesia terutama di Ibu Kota.

Konseptersebut sangat mungkin di kembangkan di Jakarta, mengingat sudah teradapat beberapa Rumah Susun Sewa yang dikembangkan dengan konsep bangunan hijau. Perwakilan Dinas Peru-mahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) menyampaikan, kawasan Rusu-nawa Daan Mogot yang berada di Kelura-han Duri Kosambi, Jakarta Barat merupa-kan salah satu contoh nyata. Rusunawa Daan Mogot dibangun dengan sistem green building yang diperkirakan bisa menghemat energi mencapai 32%. Oleh sebab itu, penerapan konsep green build-ing dan green bonds dapat diterapkan kedepannya.

So

sial &

Bud

aya

Infra

struktu

rJANUARI, 2019

Green Bonds Salah Satu Instrumen Penting Pada BGH

Source : Dokumentasi JakBer

Source : Dokumentasi JakBer

JakartaBerita

Berketahanan

Page 3: Halaman 2 Halaman 2 Halaman 3 - jakberketahanan.orgjakberketahanan.org/wp-content/uploads/2019/03/20190305_Newsletter...Sosial & Budaya Halaman 2 Halaman 2 Halaman 3 Gerakan Pemuda

Pertemuan Perdana Forum EnergiUpaya Penghematan Konsumsi Energi Di DKI Jakarta

Kunjungan Dari Mahasiswi Wageningen University and Research Belanda

3

Jakarta, 24 Januari 2019, Kedeputian Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengadakan forum energi untuk pertamakalinya. Forum ini dilaksanakan untuk membahas perkem-bangan praktik penghematan konsumsi energi di DKI Jakarta.

Pertemuan ini dihadiri oleh beberapa Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) Provinsi DKI Jakarta seperti Dinas Perin-dustrian dan Energi (DPE) dan Dinas Lingkungan Hidup; akademisi (diwakili oleh Sekolah Tinggi Teknik Perusahaan Listrik Nasional/STT-PLN); PT Transja-karta; dan beberapa lembaga lain yang bergerak di isu energi terbarukan dan

perbaikan lingkungan seperti Indonesian Institute for Energy Economics (IIEE), Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), ICLEI Indonesia, dan Majelis Ulama Indonesia Lembaga Pemuliaan Lingkun-gan Hidup Sumber Daya Alam (MUI LPLH SDA).

Pada kesempatan ini, DPE Provinsi DKI Jakarta menjelaskan mengenai Monitor-ing Penghematan Energi pada Gedung Pemerintah Daerah. DPE telah melaku-kan audit energi gedung pemerintahan ditujukan untuk mengukur tingkat peng-hematan energi pada gedung pemerinta-han. Instrumen hukum yang mendukung penghematan energi pada gedung milik

pemerintah sudah ada, misalnya UU No. 30 Tahun 2007 tentang Energi dan Pergub No. 156 Tahun 2012 tentang Peng-hematan Energi dan Air. Selain itu, DPE Provinsi DKI Jakarta melaporkan beber-apa upaya dan sosialisasi yang telah dilakukan dalam penghematan energi di Jakarta.

Selain dari Pemerintahan, hadir juga dari IIEE yang menyampaikan bahwa telah di inisiasinya program Duta Energi di beber-apa sekolah. Program Duta Energi dibagi menjadi dua program. Program kesa-daran efisiensi energi dan konservasi energi di sektor pendidikan serta peman-faatan energi solar terbarukan melalui penerapan surya atap. Terdapat pula program TOSS (Tempat Olahan Sampah Setempat) yang di inisiasi oleh STT-PLN yang mana dapat membantu masyarakat dalam menghasilkan listrik berbahan baku sampah. PT. Transjakarta juga menyam-paikan bahwa mereka sudah menguji coba bus listrik. Sehingga dapat mengu-rangi ketergantungan bahan baku fosil.

Dari berbagai inisisi dan kegiatan peng-hematan konsumsi energi ini, diharapkan DKI Jakarta akan menjadi salah satu Provinsi yang mampu menggunakan energi dengan lebih bijak dan mempunyai peran penting dalam upaya pembangu-nan yang berkelanjutan di Indonesia.

Sekretariat Jakarta Berketahanan kembali menerima kunjungan luar negeri dari Wageningen University and Research Belanda. Pada kesempatan ini pertemuan dipimpin langsung oleh Chief Resilience Officer (CRO) Jakarta Berket-ahanan.

Audiensi ini bertujuan untuk mendisk-usikan upaya Jakarta dalam menjadi kota berketahanan serta membahas proses dan kendala yang dihadapi dalam mewu-judkannya. Mahasiswa Kajian Pembangu-nan Internasional Wageningen University and Research Belanda tersebut menerangkan bahwa ia tengah melaku-kan penelitian tentang upaya beberapa kota Asia Tenggara dalam mewujudkan

kota yang berketahanan, yaitu: Jakarta, Indonesia; Cebu, Filipina; dan Yangon, Myanmar. Terdapat beberapa hal yang hendak diketahui oleh mahasiswa Wage-ningen University and Research dalam audiensi ini, yaitu: kondisi dan masalah yang dihadapi oleh Jakarta; pendekatan yang digunakan dalam membangun ketahanan kota Jakarta; kemajuan program Jakarta Berketahanan sejauh ini, dan; hambatan yang dihadapi dalam mewujudkan ketahanan kota Jakarta.

Pada kesempatan ini Sekretariat Jakar-ta Berketahanan secara lebih lanjut menjelaskan mengenai konsep kota beketahanan; prinsip kolaborasi yang digunakan; metode kolaborasi; lima

fokus utama Jakarta Berketahanan; pendalaman fokus utama; 3 (tiga) pilar Ketahanan Kota Jakarta yaitu: SIAP, SEHAT, dan TERHUBUNG; dan 6 (enam) Kegiatan Priortias Jakarta Berketahanan yang terdiri dari 4 (empat) Kegiatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan 2 (dua) Peluang Prioritas.

Terkait dengan kendala yang dihadapi untuk mewujudkan Strategi Ketahanan Kota Jakarta, CRO menjelaskan bahwa tantangan utama masih terdapat pada rendahnya SDM baik dari Pemerintah dan masyarakat. Lebih dari itu, pemerintahan yang tidak terintegrasi (fragmented governance) merupakan salah satu hambatan besar lainnya. Akar permasala-han di Kota Jakarta terhubung dengan daerah sekitarnya. Terdapat 8 (delapan) kota dan kabupaten di Provinsi Jawa Barat dan Banten yang termasuk dalam wilayah metropolitan Jabodetabek, yaitu Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan. Sejauh ini, penyelesaian untuk permasalahan ini masih berada pada tahap inisiasi dan belum ditemukan bentuk kolaborasi yang disepakati.

Dari kunjungan ini, terlihat bahwa Sekretariat Jakarta Berketahanan sudah mulai dikenal oleh beberapa kalangan masyarakat, baik dari lingkungan Pemer-intahan atau akademisi.

Energ

iK

eg

iata

n S

ekre

taria

t Jakarta

Berk

eta

hanan

JANUARI, 2019

Source : Dokumentasi JakBer

Source : Dokumentasi JakBer

JakartaBerita

Berketahanan

Page 4: Halaman 2 Halaman 2 Halaman 3 - jakberketahanan.orgjakberketahanan.org/wp-content/uploads/2019/03/20190305_Newsletter...Sosial & Budaya Halaman 2 Halaman 2 Halaman 3 Gerakan Pemuda

Localization and Preparedness in Indonesia and The Asean Region

4

Pada sesi pertama, BMKG menjelaskan tentang kondisi cuaca dan iklim yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain; (1) La Nina dan El Nino, (2) Dipole Mode, (3) Gelom-bang Angin Dingin, (4) Madden–Julian Oscillation (MJO), (5) Siklus Siklon Tropis, dan (6) Local Convective, dimana faktor-faktor tersebut menyebabkan beberapa daerah di Indonesia mengala-mi cuaca yang tidak menentu khususnya DKI Jakarta. Dalam pemaparan tersebut, BMKG mengatakan bahwa prakiraan kondisi puncak musim hujan di Jakarta akan terjadi pada akhir Januari dan pada bulan Maret untuk ditindaklanjuti dalam upaya preventif kebencanaan banjir di DKI Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama BPBD telah melakukan persiapan dan penanggulangan bersama terkait masalah tersebut yaitu mengelu-arkan peraturan Instruksi Gubernur Nomor 133 tahun 2018 tentang Kesiapsiagaan dan Antisipasi Ancaman Bencana Banjir, Tanah Longsor dan Angin Kencang pada Musim Hujan. Dalam peraturan tersebut, Gubernur Provinsi DKI Jakarta memandatkan kepada 23 institusi terkait antisipasi bencana ketika musim hujan.

Selain itu, BPBD DKI Jakarta telah melakukan berbagai program dan kegiatan seperti Kampung Siaga Benca-na yang terdiri dari 81 kampung di DKI Jakarta serta melakukan pelatihan penanganan bencana sejak dini Safe School). Dengan adanya program

tersebut diharapkan dapat menjadi upaya untuk langkah preventif oleh masyarakat dalam kesiapan bencana.

Pemaparan lainnya disampaikan oleh Bapak Nelwan Harahap dari Kemenko PMK mengenai kondisi terkini proses rehabilitasi dan rekonsiliasi di tiga daerah pasca bencana, yaitu daerah terdampak gempa dan tsunami di Palu, daerah terdampak gempa di Lombok, serta tsunami akibat erupsi Gunung Anak Krakatau di sekitar daerah pesisir Selat Sunda (Banten & Lampung). Beliau mengungkapkan kendala relokasi pengungsi terdampak bencana di daer-ah-daerah tersebut salah satunya adalah pada penyediaan sarana dan prasarana utilitas hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap). Poin penting lainnya yaitu kontribusi besar para NGO dan rekan-rekan private sector dalam menyediakan huntara dan huntap yang patut diapresiasi. Namun karena kurang-nya koordinasi antar pihak, ditemui fakta bahwa terdapat beberapa hunian yang dibangun di lokasi yang tidak tepat dan juga dengan fasilitas yang kurang layak. Dari pemaparan tersebut, pelajaran pent-ing yang bisa kita petik dalam langkah-langkah penguatan ketahanan kota Jakarta yang rawan akan bencana adalah : (i) pentingnya perhatian terhadap penyediaan utilitas yang ramahlingkungan serta memenuhi standar sanitasi dalam pembangunan atau relokasi permukiman dan (ii) upaya revitalisasi situs rawan bencana harus

disesuaikan dengan peta bencana yang dijelaskan secara detail oleh dokumen tata ruang sehingga tidak ada pemukiman atau daerah komersial/indus-tri yang dibangun di daerah rawan benca-na.

Setelah itu, pemaparan selanjutnya disampaikan oleh CBM International mengenai inklusifitas dan aksesibilitas untuk penyandang kebutuhan khusus terhadap kesiapan bencana. Sebagian besar gedung dan fasilitas yang ada di Indonesia masih belum dilengkapi oleh jalur evakuasi untuk para disabilitas sehingga menyulitkan mereka untuk melakukan mobilitas terutama ketika terjadi bencana. Hal tersebut perlu menja-di perhatian oleh para pemangku kepentingan terkait kesiapan menghada-pi bencana terhadap penyandang kebu-tuhan khusus.

Pada sesi kedua, dapat dipetik beberapa poin penting mengenai praktik lokalisasi tanggap bencana di Indonesia yang dipaparkan oleh beberapa praktisi dari berbagai organisasi yang berbeda. Dr. Suprayoga dari Bappenas menyampaikan banyak pemerintah daerah yang belum siap menjadi aktor utama penanganan dan mitigasi bencana mengingat lemahn-ya kapasitas institusi yang mereka miliki. Hal ini diperburuk juga dengan masih rendahnya anggaran untuk urusan keben-canaan di daerah (rata-rata 1% dari APBD). Kedua, lambanya revitalisasi prasarana air minum dan air limbah pasca bencana yang mana tentu menjadi perso-alan yang sangat penting dan perlu diper-hatikan oleh Pemerintah dalam menan-gani masalah bencana di masa depan.

JANUARI, 2019

Source : Dokumentasi JakBer

>>>

Kunjungan Centre for LiveableCities Singapore

Deputi Gubernur TRLH DKI Jakarta menjelaskan pelaksanaan Land Value Capture (LVC) dalam pengembangan kawasan TOD mempunyai beberapa masalah seperti kepemilikan tanah oleh berbagai institusi yang berbeda. Hal ini mengakibatkan Pemprov DKI Jakarta tidak mampu mengembangkan kawa-sannya secara optimal. Berbeda dengan konteks di Singapura yang seluruh lahan dimiliki oleh Negara sehingga Pemerin-tah dapat melakukan Land Value Capture (LVC) yang optimal. Berbeda antara Singapura dan Jakarta.

Selain masalah lahan, aspek sosial juga menjadi salah satu tantangan tersendiri. Pengembangan kawasan TOD juga perlu memperhatikan aspek inklusivitas sehingga dampak positifnya bisa dirasa-kan seluruh lapisan masyarakat. Oleh karenanya, pengembangan kawasan TOD perlu memperhatikan proses Revisi RTRW secara terperinci sehingga kawa-san TOD nantinya saling menunjang dengan fungsi ruang kota lainnya.

Permasalahan yang lain yakni kurang terintegrasinya stasiun-stasiun public transit dengan komponen struktur ruang yang diperlukan dalam pengembangan kawasan berorientasi transit (TOD) pada kondisi eksisting guna lahan kota. Hal ini dikarenakan masih belum adanya renca-na induk yang komprehensiv dan menja-di acuan utama.

Sampai saat ini, proses perencanaan Kawasan TOD masih belum dapat dilak-sanakan secara optimal mengingat banyaknya pemangku kepentingan yang harus dilibatkan dalam proses tersebut. Menurut Oswar Mungkasa selaku Deputi Gubernur TRLH, Pemprov DKI Jakarta juga perlu mengatur tata kelola institusi dalam pengelolaan TOD. Hal ini diperlu-kan mengingat saat ini BUMD terkait (PT. MRT Jakarta) hanya bertanggung jawab dalam mengelola 10 dari 18 titik TOD yang ditetapkan di Jakarta. f. Selain itu, Deputi Gubernur TRLH DKI Jakarta melihat bahwa kesuksesan TOD tidak diukur dari tambah cantiknya kota

semata, namun bagaimana mengangkat taraf hidup masyarakat kurang mampu menjadi lebih baik.

Menanggapi hal tersebut, pihak CLC Singapura juga memberikan masukan terkait pengembangan kawasan TOD di Jakarta perlu mengembangkan urban structure plan yang diintegrasikan ke dalam master plan pengembangan kota.

Lebih dari itu, Pihak CLC Singapura juga secara langsung mengundang Pemprov DKI serta stakeholder yang ada untuk hadir pada forum diskusi yang diadakan oleh CLC Singapura pada 13 Maret 2019 di Singapura yang mana didalamnya akan membahas mengenai upaya pembangu-nan yang sudah dilaksanakan oleh Singapura. Dengan begitu, Pemprov DKI dan stakeholder yang hadir dapat mengambil best practice maupun bad practice dari apa saja yang sudah dilak-sanakan oleh pemerintah Singapura terkait pembangunan kota.

>>>

JakartaBerita

Berketahanan

Page 5: Halaman 2 Halaman 2 Halaman 3 - jakberketahanan.orgjakberketahanan.org/wp-content/uploads/2019/03/20190305_Newsletter...Sosial & Budaya Halaman 2 Halaman 2 Halaman 3 Gerakan Pemuda

93 Kelurahan di Jakarta Masih Belum Punya RPTRA 29 Jan 2019 | Link : http://tarulh.com/2019/01/29/93-kelurahan-di-jakarta-masih-be-lum-punya-rptra/

Tanggul Permanen di Jatipadang Rampung Dibangun 29 Jan 2019 | Link : http://tarulh.com/2019/01/29/tanggul-permanen-di-jatipa-dang-rampung-dibangun/

“Jakarta Saat Ini Masih Terkendali dan Aman dari Banjir”28 Jan 2019 | Link : http://tarulh.com/2019/01/28/jakarta-saat-ini-masih-terkenda-li-dan-aman-dari-banjir/

Sambut Musim Hujan, Wali Kota Jakpus Pastikan Pompa Berfungsi Baik28 Jan 2019 | Link : http://tarulh.com/2019/01/28/sambut-musim-hujan-wali-kota-jak-pus-pastikan-pompa-berfungsi-baik/

Langganan Banjir, Warga Minta Anies Tinjau Kali Krukut24 Jan 2019 | Link : http://tarulh.com/2019/01/24/langganan-banjir-warga-min-ta-anies-tinjau-kali-krukut/

Portal Jakarta BerketahananSekretariat

Manajemen Pengetahuan Jakarta Berketahanan

Laporan Bulanan Sekretariat Jakarta Berketahanan Bulan Januari 2019

Tautan Unduhan : http://jakberketahanan.org/wp-con-tent/up-loads/2019/02/20190206_197LAP02CO2019_Des-Report_V1_-Final.1.pdf

Draft Nol Strategi Ketahanan KotaSekretariat Jakarta Berketahanan

Tautan Unduhan : http://jakberketahanan.org/wp-con-tent/uploads/2018/11/Jakar-ta-Draft-0-Resilience-Strategy_v10_181130.pdf

5E

nerg

iJANUARI, 2019

JAKARTA bERKETAHANAN

Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9,

Jakarta 10110, Tel. (62-21) 389 01 802 Email : [email protected], Portal : www.jakberketahanan.org

SEKERTARIATJAKARTA BERKETAHANAN

Jakarta Berketahanan

JakBerketahanan

jakberketahanan

Produk Sekretariat Jakarta BerketahananLaporan - Dokumentasi - Strategi Publikasi Terkait Ketahanan Kota

Pustaka

Media Informasi Jakarta BerketahananMedia Digital

Kumpulan Berita Terkait Jakarta Berketahanan

Draft Naskah Akademis Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Provinsi DKI Jakarta

Tautan Unduhan : http://jakberketahanan.org/wp-con-tent/uploads/2019/01/RPPLH.pdf

Kliping

Portal Sekretariat Jakarta Berketahanan

JakartaBerita

Berketahanan