Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM -...

61
Volume 12 Nomor 1 Halaman 1 - 55 ISSN 1829 - 9288 JURNAL AGRIUM Maret 2015 Jurnal Agrium Vol. 12 No. 1 Hal. 1 - 55 Maret 2015 ISSN 1829 - 9288

Transcript of Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM -...

Page 1: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Volume12

Nomor 1

Halaman 1 - 55

ISSN 1829 - 9288

JURNAL

AGRIUM

Maret 2015

Jurnal Agrium Vol. 12 No. 1 Hal. 1 - 55 Maret 2015 ISSN 1829 - 9288

Page 2: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

JURNAL AGRIUMFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEHISSN 1829 – 9288VOLUME 12 NOMOR 1, MARET 2015

Hak CiptaFakultas Pertanian, Universitas Malikussaleh

Penanggung Jawab:Dr. Ir. Mawardati, M. Si (Dekan Fakultas Pertanian, Universitas Malikussaleh)

Ketua Penyunting:Elvira Sari Dewi, S. P., M. S

Anggota Penyunting:Dr. Ir. Khusrizal, M. P (Universitas Malikussaleh)Dr. Ir. Yusra, M. P (Universitas Malikussaleh)Dr. Maisura, S. P., M. P (Universitas Malikussaleh)Dr. Ismadi, S. P., M. Si (Universitas Malikussaleh)Dr. Ir. Rd. Selvy Handayani, M. Si (Universitas Malikussaleh)Dr. Baidhawi, S. P., M. P (Universitas Malikussaleh)Hendrival, S. P., M. Si (Universitas Malikussaleh)Dr. Ir. Kartika Ning Tyas, M. Si (LIPI)Dr. Bahtiar, S. P., M. Si (Universitas Syiah Kuala)

Mitra Bebestari:Prof. Dr. Ir. Satriyas Ilyas, M. S (Institut Pertanian Bogor)Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, M. S (Universitas Sumatera Utara)Prof. Dr. Ir. Sabaruddin, M. Agr (Universitas Syiah Kuala)

Sekretariat:Zulkifli, S. PKhaliluddin

Jurnal Agrium merupakan media publikasi ilmiah bidang pertanian yang diterbitkan secara berkalasetiap bulan Maret dan September. Naskah berasal dari hasil penelitian dasar dan terapan, hasil ulasan(review) dan telaahan mencakup kajian bidang pertanian.Naskah yang akan dimuat, ditulis mengikuti petunjuk penulisan artikel di sampul belakang bagian dalamjurnal ini. Selanjutnya naskah yang telah disiapkan dapat dikirim secara elektronik ke [email protected] selambat-lambatnya satu bulan sebelum tenggang waktu penerbitan jurnaldi setiap edisinya.

Jurnal Agrium bertujuan untuk mempublikasi dan menyebarkan tulisan atau artikel ilmiah yangberkualitas kepada akademisi, peniliti, penggiat dan seluruh khalayak yang membutuhkan.

Biaya PublikasiUntuk informasi biaya publikasi, silahkan menghubungi sekretariat Jurnal Agrium.

Alamat RedaksiSekretariat Jurnal AgriumLt.2 Fakultas Pertanian, Universitas MalikussalehCot Teungku Nie-Reuleut Kec. Muara BatuKab. Aceh Utara 25354Email: [email protected]

Page 3: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

JURNAL AGRIUMFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEHISSN 1829 – 9288VOLUME 12 NOMOR 1, MARET 2015

PENGANTAR DARI REDAKSI

Alhamdulillah, Syukur kepada Allah Subhanahuwata’ala atas Rahmat dan Karunianya. Jurnal

Agrium meruapakan jurnal ilmiah yang mencakup keilmuan bidang pertanian. Jurnal ini diharapkan

dapat menampung, menyebarkan dan sekaligus menerbitkan hasil-hasil penelitian maupun ulasan

ilmiah para peneliti dari berbagai perguruan tinggi, instansi dan praktisi ataupun lembaga-lembaga

penelitian bidang terkait. Pada volume yang keduabelas ini, Jurnal Agrium melakukan penyesuaian

terhadap cover dan layout artikel. Perubahan ini dimaksudkan untuk menyongsong pengajuan

akreditasi jurnal nantinya.

Terbitan kali ini, Agrium memuat sembilan artikel yang telah melalui tahapan suntingan oleh

tim peyunting, mitra bestari dan penyunting lepas sesuai keilmuan. Topik yang disajikan pada artikel

pertama karakter agronomi beberapa varietas sorgum pada lahan marginal di Aceh Utara. Artikel

kedua menyajikan keanekaragaman jenis-jenis anggrek di hutan Lamasi Desa Murnaten, Taniwel,

Seram bagian barat Maluku. Artikel ketiga mengkaji laju asimilasi bersih dan laju tumbuh relatif

varietas padi toleran kekeringan pada sistem sawah. Artikel keempat menganalisis efisiensi teknis

pada usaha tani kedelai di Kecamatan Peudada, Bireuen, Aceh. Selanjutnya atikel kelima membahas

strategi LP2M dalam pengembangan program pemberdayaan perempuan di Kota Padang. Artikel

keenam membahas mengenai modal sosial dan pendapatan masyarakat. Artikel ketujuh mengkaji

bagaimana treatment limbah industri pulp dengan metode filtrasi untuk menjaga kualitas air DAS

Ciujung. Artikel kedelapan mengevaluasi kemampuan lahan dan teknik konservasi di DAS Krueng

Seulimum Kabupaten Aceh Besar. Artikel kesembilan membahas karakter agronomi jagung manis

varietas sugar 75 akibat perlakuan pupuk kandang ayam dan kalium.

Semoga artikel-artikel ini dapat menjadi tambahan acuan kepustakaan dalam pengembangan

penelitian dan ilmu pengetahuan.

Terima Kasih

Ketua Penyunting

Page 4: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

JURNAL AGRIUMFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEHISSN 1829 – 9288VOLUME 12 NOMOR 1, MARET 2015

DAFTAR ARTIKEL

Karakter Agronomi Beberapa Varietas Sorgum pada Lahan Marginal di AcehUtaraElvira S.D

1 – 4

Keanekaragaman Jenis-jenis Anggrek di Hutan Lamasi Desa MurnatenKecamatan Taniwel Kabupaten Seran Bagian Barat MalukuDece Elisabeth Sahertian dan Sherly Meiske Seay

5 – 9

Laju Asimilasi Besih dan Laju Tumbuh Relatif Varietas Padi ToleranKekeringan pada Sistem Padi SawahMaisura, Muhammad Ahmas Chozin, Iskandar Lubis, Ahmad Junaedi,. Dan HiroshiEhara

10 – 15

Analisis Efisiensi Teknis Pada Usahatani Kedelai (Glycine max (L.) Merril) diKecamatan Peudada Kabupaten Bireuen, AcehRiza Putri, Murdani., dan Fadli

16-22

Strategi Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M) dalamPengembangan Program Pemberdayaan Perempuan di Kota PadangMartina

23 – 34

Modal Sosial dan Pendapatan MasyarakatFadli

35 – 39

Treatment Limbah Industri Pulp dengan Metode Filtrasi untuk MenjagaKualitas Air DAS CiujungYayat Ruhiat dan Halim Akbar

40 – 43

Evaluasi Kemampuan Lahan dan Teknik Konservasi Di DAS Krueng SeulimumKabupaten Aceh BesarHalim Akbar

44 – 49

Karakter Agronomi Jagung Manis Varietas Sugar 75 akibat Perlakuan PupukKandang Ayam dan KaliumMuhammad Yusuf

50 – 55

Page 5: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Jurnal Agrium 12(1), Maret 2015. Hlm. 1-4ISSN 1829-9288

1

Karakter Agronomi Beberapa Varietas Sorgumpada Lahan Marginaldi Aceh Utara

Agronomic Characteristics ofSeveral sorgum varietieson marginal land in Aceh Utara

Elvira S. D1), Muhamad Yusuf1), dan Maiyuslina2)

1)Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas MalikussalehKampus Cot Teungku Nie, Reuleut, Muara Batu Aceh Utara 24355, IndonesiaEmail [email protected]) Alumna

Diterima 10 Januari 2015; Dipublikasi 1 Maret 2015

Abstrak

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh denganketinggian tempat 18 m dpl dari bulan Nopember 2013 sampai Pebruari 2014. Penelitian menggunakanrancangan acak kelompok non faktorial dengan 3 ulangan. Data menunjukkan bahwa tinggi tanaman dandiameter batang setiap varietas sorgum tidak berbeda nyata pada 30 HST. Hasil yang lebih variatifdidapati untuk tinggi tanaman dan diameter batang pada 60 dan 90 HST. Tinggi tanaman pada 60 HSTlebih didominasi oleh varietas Numbu yang tidak berbeda nyata dengan varietas UPCA dan CTY-33.Selanjutnya diikuti oleh varietas Kawali yang tidak berbeda nyata dengan varietas. Berat 1000 bijisorgum tertinggi didapati pada varietas CTY-33 yang tidak berbeda nyata dengen varietas Numbu danUPCA. Selanjutnya diikuti oleh varietas Mandau dan Kawali. Sedangkan untuk berat berangkasan basahjuga didominasi oleh varietas CTY-33 yang tidak berbeda nyata dengan varietas UPCA. Diikuti olehvarietas Numbu, Kawali dan Mandau. Berat berangkasan kering tertinggi diperoleh dari varietas CTY-33dan diikuti oleh varietas UPCA, Kawali, Numbu dan Mandau. Secara umum, varietas CTY-33 ungguldari semua parameter pengamatan.

Kata kunci: sorgum, varietas, marginal.

Abstract

The research was conducted at Research Field of Agriculture Faculty, Malikussaleh University at 18 mabove sea level from November 2013 to February 2014. The research was arranged by randomized blockdesign non factorial with 3 replicates. The data showed there is no significant effect on plant height anddiameter of all varieties tested on 30 days after planting. However, the data was vary on 60 and 90 DAP.Plant height on 60 DAP dominated by Numbu which is not different with UPCA and CTY-33.Furthermore, followed by Kawali and Mandau. The highest weight of 1000 grains showed by CTY-33which is no different with UPCA, followed by Mandau and Kawali. Meanwhile, fresh weight alsodominated by CTY-33 which is not different with UPCA, followed by Kawali and Mandau. The highestdry weight achieved from CTY-33, followed by UPCA, Kawali, Numbu and Mandau. Overall, CTY-33showed better result from all variables observed.

Key words: sorghum, variety, marginal.

Pendahuluan

Sorgum merupakan tanaman serealiapenting kelima di dunia dan merupakan sumberpangan lebih dari 500 juta orang di 90 negaraterutama negara berkembang (Reddy et al,

2011). Sebagai sumber pangan, bagian yangdikonsumsi adalah bijinya. Selain dimanfaatkansebagai pangan (Rai et al., 2004), sorgum jugadigunakan sebagai sumber pakan dan sumberenergi lainnya seperti bioetanol (Pabendon et al.,2012; Smith, 2013). Sebagai bahan pangan,

Page 6: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Jurnal Agrium 12(1), Maret 2015. Hlm. 1-4

2

sorgum memiliki kandungan zat gizi yang tinggi.Suarni (2004) mengatakan bahwa sorgummengandung karbohidrat sebesar 83%, lemak3,5% dan protein 10%.

Kemampuan sorgum untuk beradaptasiterhadap kondisi cekaman seperti kekeringan dangenangan menjadikan tanaman ini sesuaiditanam pada berbagai jenis tanah termasuklahan marginal. Lahan marginal di Indonesiadapat dijumpai pada lahan basah dan kering.Sorgum memiliki potensi besar dan prospektifuntuk dikembangkan sejalan dengan peningkatanproduktivitas lahan marginal disebabkan dayaadaptasinya yang luas (Dajue dan Guangwei,2000).

Dengan demikian, tanaman ini dapatdigunakan untuk mengoptimalisasi lahanmarginal sehingga lebih produktif. Untukmengetahui lebih dalam mengenai penampilansorgum terutama di lahan marginal makapenelitian terhadap beberapa varietas sorgumtelah dilakukan.

Bahan dan Metode

Penelitian dilaksanakan di KebunPercobaan Fakultas Pertanian UniversitasMalikussaleh dengan ketinggian tempat 18 mdpldan di Laboratorium Agroekoteknologi FakultasPertanian Universitas Malikussaleh KampusUtama Reuleut, Aceh Utara. Penelitiandilaksanakan dari bulan Nopember 2013 sampaiPebruari 2014.

Beberapa varietas yang dicobakan padapenelitian ini adalah Kawali, Numbu, CTY-33,Mandau, dan UPCA. Kelima varietas tersebutdisusun dalam rancangan acak kelompok nonfaktorial dengan empat ulangan. Setiapkombinasi terdiri dari 16 tanaman dan 4 tanamansampel dari jumlah keseluruhan tanaman 320tanaman.

Lahan dibersihkan dari gulma yang ada,dicangkul dan dibuat bedengan berukuran2mx1m. Pengolahan dilakukan seminggusebelum tanam. Benih yang digunakan berasaldari Badan Penelitian Tanaman Serealia MarosSulawesi Selatan. Selanjutnya benih direndamselama 24 jam dan ditanam menggunakan jaraktanam 40 cm x 20 cm, lubang tanam diisi 2 bijiper lubang.

Pemupukan meliputi pupuk organikberupa pupuk kandang dan pupuk anorganikberupa pupuk NPK. Pupuk kandang diberikansebagai pupuk dasar dengan dosis 5 kg per

hektar. NPK diberikan sesuai anjuran yaitu 250kg per hektar.

Penyiraman diberikan dengan frekuensi 2kali sehari. Penyiraman harus dijaga pada saattanaman sorgum berdaun empat, masa buntingdan waktu malai berisi. Pemberian air dapatdihentikan setelah biji mulai mengeras agar bijidapat masak serempak.

Penjarangan perlu dilakukan untuk tetapmenjaga jumlah tanaman sesuai dengan yangdiinginkan. Pencabutan tanaman untukpenjarangan dilakukan pada saat tanamanberumur 14 HST dan menyisakan satu tanamanyang unggul. Penjarangan dapat dibarengidengan penyiangan untuk mengendalikanpertumbuhan gulma. Pembumbunan dilakukanuntuk menggemburkan tanah di sekitar tanamanguna mengokohkan batang dan merangsangterbentuknya akar baru. Hama dan penyakitdikendalikan secara terpadu. Pemanenandilakukan setelah daun berwarna kuning danmengering, biji bernas dan keras. Panen rata-ratadilakukan pada umur 100 HST.

Pengamatan meliputi variabel karakteragronomi seperti tinggi tanaman, diameterbatang, panjang malai, berat 1000 biji, beratberangkasan basah dan kering. Tinggi dandiameter batang diukur pada 30, 60, dan 90 HST.Data dianalisis dan diuji lanjut menggunakan UjiDuncan pada taraf 0,05.

Hasil dan Pembahasan

Beberapa varietas sorgum yang ditelitimenunjukkan perbedaan karakter terhadap setiapvariabel pengamatan pada masa vegetatif dangeneratif. Karakter vegetatif seperti tinggitanaman dan diameter batang pada 30, 60, dan 90HST serta panjang malai disajikan pada Tabel 1.

Data menunjukkan bahwa tinggi tanamandan diameter batang setiap varietas sorgum tidakberbeda nyata pada 30 HST. Hasil yang lebihvariatif didapati untuk tinggi tanaman dandiameter batang pada 60 dan 90 HST. Tinggitanaman pada 60 HST lebih didominasi olehvarietas Numbu yang tidak berbeda nyata denganvarietas UPCA dan CTY-33 (150,88 cm; 146,31cm; 140,44 cm). Selanjutnya diikuti oleh varietasKawali yang tidak berbeda nyata dengan varietasMandau (108,25 cm; 90,81 cm).

Perbedaan pertumbuhan tanamandipengaruhi olrh faktor internal seperti gen danhormon yang mempengaruhi pertumbuhanmelalui sifat yang diwariskan. Faktor eksternal

Page 7: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Elvira S.D et al: Karakter Agronomi Beberapa Varietas Sorgum

3

seperti unsur hara, air, suhu, kelembaban, dancahaya juga memberi respon berbeda terhadapkarakteristik suatu tanaman. Tinggi tanaman dandiameter batang merupakan karakter tanaman

yang sering diamati, baik sebagai indikatorpertumbuhan maupun parameter yang digunakanuntuk mengetahui pengaruh suatu perlakuanyang dicobakan.

Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman, diameter batang dan panjang malai tanaman sorgum.

Varietas30 HST 60 HST 90 HST

PanjangMalai (cm)TT (cm)

DB(mm)

TT (cm) DB (mm) TT (cm) DB (mm)

Kawali 12,66 a 2,77 a 108,25 b 26,63 a 147,24 ab 31,79 a 26,81 abNumbu 10,69 a 2,78 a 150,88 a 20,00 bc 174,93 a 26,43 bc 23,75 bcCTY-33 9,28 a 2,21 a 140,44 a 19,84 bc 172,41 a 26,62 bc 20,31 cMandau 9,60 a 2,32 a 90,81 b 22,50 b 108,27 b 29,72 bc 30,25 aUPCA 9,34 a 2,09 a 146,31 a 17,56 c 174,14 a 25,46 c 27,56 a

Keterangan : Angka yang di ikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut ujiDuncan (UJBD) pada taraf 0,05

Pertumbuhan tinggi dan perkembanganbatang pada awal pertumbuhan akan terusbertambah seiring dengan pertambahan umurtanaman dan akan berkurang atau berhenti padasaat tanaman memasuki fase generatif (Gardner,1991). Pertumbuhan diameter tanaman lebihcepat pada tempat terbuka dibandingkan dengantempat yang ternaungi. Kondisi serapan cahayapenuh dapat menyebabkan tanaman melakukanproses fotosintesis secara optimum (Marjenah,2001).

Demikian juga pertumbuhan malaitanaman sorgum yang dipengaruhi oleh selainradiasi matahari, termasuk juga iklim, suhu,kelembaban dan angin (Gardner, 1991).Perbedaan karakter fenotip ini telah diteliti di

lapangan untuk varietas sorgum yangdibudidayakan seperti tinggi tanaman, panjangdan lebar malai, kepadatan dan bentuk malai,warna biji dan ukuran serta berat (Mutegi et al.2010).

Sorgum memiliki variasi fenotip yangsangat tinggi dengan berbagai karaktertaksonomi yang telah digunakan untukmemisahkan dan melihat bentuk variasi fenotipyang berhubungan dengan koleksi spesies danplasma nutfah tanaman sorgum (Rabbani et al.1998).

Pengamatan juga meliputi karakter berupaberat 1000 biji, berat berangkasan basah dankering yang menunjukkan hasil yang bervariasi.Data dapat di lihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rata-rata berat 1000 biji, berat berangkasan basah dan berat berangkasan kering beberapavarietas tanaman sorgum.

VarietasBerat 1000 biji

(g)Berat Berangkasan (g)

Basah KeringKawali 326 b 142,22 c 127,52 bcNumbu 466 a 237,43 b 95,51 cdCTY-33 496 a 340,82 a 172,32 aMandau 372 b 130,41 c 84,24 dUPCA 453 a 328,03 a 157,49 ab

Keterangan : Angka yang di ikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut ujiDuncan (UJBD) pada taraf 0,05

Berat 1000 biji sorgum tertinggi didapatipada varietas CTY-33 yang tidak berbeda nyatadengen varietas Numbu dan UPCA (496 g; 466g; 453 g). Selanjutnya diikuti oleh varietasMandau dan Kawali (372 g; 326 g). Sedangkanuntuk berat berangkasan basah juga didominasioleh varietas CTY-33 yang tidak berbeda nyatadengan varietas UPCA (340,82 g; 328,03 g).Diikuti oleh varietas Numbu, Kawali danMandau (237,42 g; 142,22 g; 130,41 g). Berat

berangkasan kering tertinggi diperoleh darivarietas CTY-33 (172,32 g) dan diikuti olehvarietas UPCA, Kawali, Numbu dan Mandau(157,49 g; 127,52 g; 95,51 g; 84,24 g). Secaraumum, varietas CTY-33 unggul dari semuaparameter pengamatan.

Bervariasinya hasil yang didapatmenunjukkan adanya respon yang berbeda darisetiap varietas terhadap lingkungan.Sebagaimana diketahui bahwa tingginyaproduksi disebabkan oleh kemampuan adapatasi

Page 8: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Jurnal Agrium 12(1), Maret 2015. Hlm. 1-4

4

yang baik dari varietas tersebut denganlingkungan tempat hidupnya (Simatupang,1997). Proses pembentukan biji itu sendiridipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.Berat biji menentukan ukuran biji serta kaulitasdan kuantitas penimbunan karbohidrat padasetiap individu biji (Dwidjoseputro, 1986).

Jumlah biji merupakan komponen hasilyang sangat berpengaruh terhadap hasil bijisorgum. Jumlah biji per tanaman memberikanefek langsung maupun tidak langsung yang lebihbesar kepada hasil dibandingkan jumlah cabangmaupun polong. Chairani (2008) menambahkanbahwa jumlah biji, bobot 100 atau 1000 biji dankepadatan populasi besar pengaruhnya dalammenentukan hasil per satuan luas suatu tanaman.

Kesimpulan

Tinggi tanaman dan diameter batangsetiap varietas sorgum tidak berbeda nyata pada30 HST. Sedangkan hasil yang lebih variatifdidapati untuk tinggi tanaman dan diameterbatang pada 60 dan 90 HST. Tinggi tanamanpada 60 HST lebih didominasi oleh varietasNumbu yang tidak berbeda nyata dengan varietasUPCA dan CTY-33 (150,88 cm; 146,31 cm;140,44 cm). Selanjutnya diikuti oleh varietasKawali yang tidak berbeda nyata dengan varietasMandau (108,25 cm; 90,81 cm).

Berat 1000 biji sorgum tertinggi didapatipada varietas CTY-33 yang tidak berbeda nyatadengen varietas Numbu dan UPCA (496 g; 466g; 453 g). Selanjutnya diikuti oleh varietasMandau dan Kawali (372 g; 326 g). Sedangkanuntuk berat berangkasan basah juga didominasioleh varietas CTY-33 yang tidak berbeda nyatadengan varietas UPCA (340,82 g; 328,03 g).Diikuti oleh varietas Numbu, Kawali danMandau (237,42 g; 142,22 g; 130,41 g). Beratberangkasan kering tertinggi diperoleh darivarietas CTY-33 (172,32 g) dan diikuti olehvarietas UPCA, Kawali, Numbu dan Mandau(157,49 g; 127,52 g; 95,51 g; 84,24 g). Secaraumum, varietas CTY-33 unggul dari semuaparameter pengamatan

Daftar Pustaka

Chairani, H. 2008. Teknik Budidaya. Jilid 1.Direktorat Pembinaan Sekolah Menengahdan Kejuruan. Jakarta.

Dajue, L dan Guangwei, S. 2000. Sweet SorghumA Fine Forage Crop for the Beijing

Region, China. Paper presented in FAO e-conference on Tropical Silage, 1 sept-15Dec 1999 in FAO, 2000. Vol 161:123-124.

Dwidjoseputro. 1986. Pengantar FisiologiTumbuhan. PT. Gramedia.

Gardner. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Marjenah. 2001. Pengaruh Perbedaan Naungan diPersemaian Terhadap Pertumbuhan danRespon Morfologi Dua Jenis SemaiMeranti. Jurnal Ilmu Kehutanan RimbaKalimantan 6 (2):14-19.

Mutegi E, Sagnard F, Muraya M, Kanyenji B,Rono B, Mwongera C, Marangu C, KamauJ, Parzies H, de Villiers S, Semagn K,Traore’ PS, Labuschagne M (2010).Ecogeographical distribution of wild,weedy and cultivated Sorghum bicolor inKenya: implications for conservation andcrop-to-wild gene fl ow. Genet ResourCrop Evol 57: 243–253.

Pabendon, M. B., S. Mas’ud., R. S. Sarungallo.,dan A. Nur. 2012. Penampilan Fenotipikdan Stabilitas Sorgum Manis untuk BahanBaku Bioetanol. Jurnal PenelitianPertanian Tanaman Pangan Vol 31 No.1.

Rabbani MA, Iwabuchi A, Murakami Y, SuzukiT, Takayanagi K (1998) Phenotypicvariation and the relationships amongmustard (Brassica junicea L.) germplasmfrom Pakistan. Euphytica 101: 357–366.

Rai, K. N., Reddy, B. V. S., Saxena, K. B., &Gowda, C. L. L. (2004). Prospects ofbreeding sorghum, pearl millet andpigeonpea for high forage yield and quality

Reddy, B.V.S., Kumar, A.A., Ramesh, S., andReddy, P.S. 2011. Sorghum GeneticEnhancement for Climate ChangeAdaptation. Crop Adapatation to ClimateChange, First Edition. John Wiley & Sons,Ltd.

Simatupang, S. 1997. Pengaruh PemupukanTerhadap Pertumbuhan. JurnalHortikultura.

Smith, R. October 7, 2013. Prospect promisingfor grain sorghum. Southwest Farm Press.Retrived from http://southwestfarm-press.com/prospects-promising-grain-sorghum

Suarni. 2004. Pemafaatan Tepung Sorgum untukProduk Olahan. Jurnal Litbang Pertanian 4(23):121-124.

Page 9: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Jurnal Agrium 12(1), Maret 2015. Hlm. 5-9ISSN 1829-9288

5

Keanekaragaman Jenis-Jenis Anggrekdi Hutan Lamasi Desa Murnaten Kecamatan TaniwelKabupaten Seram Bagian Barat Maluku

Diversity of orchid species in the Lamasi Forest,Murnaten Village, District of TaniwelWest Seram Maluku

Dece Elisabeth Sahertian1) dan Sherly Meiske Seay1)

1)Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas PattimuraEmail: [email protected]

Diterima 15 Januari 2015; Dipublikasi 1 Maret 2015

Abstrak

Penelitian ini mempelajari keanekaragaman jenis-jenis anggrek di Hutan Lamasi, Desa Murnaten,Kecamatan Taniwel, Kabupaten Seram Bagian Barat Maluku. Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui keanekaragaman spesies anggrek di Hutan Lamasi. Metode yang digunakan dalam penelitianadalah metode transek liniar kuadrat dengan plot 10 m x 10 m. Hasil menunjukkan bahwa spesies anggrekdiklasifikasikan dalam 1 kelas, 2 ordo, 1 famili, 10 genus dan 13 spesies. Nilai indeks keanekaragamanmenunjukkan tingkat keanekaragaman yang rendah, demikian juga dengan nilai indeks dominan.

Kata kunci: jenis anggrek, keanekaragaman, Hutan Lamasi.

Abstract

The research study the diversity of orchid species in the Lamasi Forest, Murnaten Village, DistrictTaniwel, West Seram Maluku. The aim was to determine the diversity of the orchid in the Lamasi Forest.Method used in this research is a qudrat linier transect method, plot size 10 m x 10 m. The result showedthat the orchid species were classified on 1 Classis, 2 Ordo, 1 Familia, 10 Genus and 13 Species. Value ofdiversity index showed that low diversity as well as value of dominant index.

Key words: orchid species, diversity, Lamasi Forest.

Pendahuluan

Indonesia dikenal sebagai negara yangkaya akan jenis flora dan faunanya. Anggrekmerupakan familia terbesar yang menempati 7-10% tumbuhan berbunga dan memiliki kuranglebih 20.000 sampai 35.000 jenis. Anggrek liarIndonesia diperkirakan ada 4.000 – 5.000 jenis,73% diantaranya adalah epifit dan hanya sekitar19.000 spesies yang teridentifikasi (Dwi, 2007).

Anggrek adalah anggota familiaOrchidaceae. Tanaman ini telah dikenal olehmasyarakat luas, memiliki nilai komersial danestetika yang tinggi, sehingga banyak diminatibaik sebagai tanaman hias maupun sebagaibunga potong. Dengan nilai jual tinggi,anggrekmenjadi komoditas perdagangan baik dalammaupun luar negeri, sehingga berpotensi sebagaisumber devisa negara. Distribusi anggrek sangat

luas dengan diversitas yang besar, umumnya didaerah tropis, pegunungan Himalaya, AsiaTenggara hingga Australia Utara. Keindahan dankeanekaragaman anggrek terutama terlihat padamorfologi dan warna bunga, meskipun bentukvegetatifnya hampir sama, selain itu baunyayang khas, bentuk dan warna labelum yang unikjuga akan menarik serangga polinator untukmembantu terjadinya proses penyerbukan.

Pulau Maluku menghasilkan jenis anggrekyang sangat menakjubkan. Salah satu yangpaling menawan adalah anggrek bulan(Phalaenopsis amabilis). Terkait dengan sumberdaya alam di Maluku yang berlimpah tumbuhananggrek, yang paling banyak di Maluku Tengah,Seram Bagian Barat, Maluku Tenggara,Kepulauan Aru dan beberapa daerah lainnya.Selain Phalaenopsis ada juga Jenis-jenis anggreklain yang terdapat di Maluku seperti, Vanda,

Page 10: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Jurnal Agrium 12(1), Maret 2015. Hlm. 5-9

6

Dendrobium, Spathoglotis, Acrorchis, Eria,Coelogyne, Aerides, Lapanemia, Phaius,Sarchantus,Trichogiottis, dan Pholidota (Lestari,1985).

Di Desa Murnaten, tumbuhan anggrekdapat tumbuh liar di daerah pantai, pegununganbahkan hutan belantara. Cara hidup tumbuhananggrek ini adalah menempel pada benda lainseperti batang pohon, lempengan pakis, beberapajenis ada yang tumbuh pada daerah bebatuan dilereng pegunungan, dan ada juga yang tumbuhmemanjat pada batang tanaman lain tanpamerugikan tempat yang ditempeli. Berdasarkanlatar belakang di atas peneliti tertarik untukmeneliti Keanekaragaman Jenis-Jenis Anggrekdi Hutan Lamasi Desa Murnaten KecamatanTaniwel Kabupaten Seram Bagian Barat Maluku.

Permasalahan yang dikemukakan dalampenelitian ini adalah Spesies-spesies anggrek apasaja dan bagaimana keanekaragaman jenis-jenisanggrek yang terdapat di Hutan Lamasi DesaMurnaten Kecamatan Taniwel Kabupaten SeramBagian Barat Maluku. Berdasarkanpermasalahan di atas, maka tujuan penelitianyang akan diperoleh, yaitu mengetahui spesies -spesies anggrek dan mengetahuikeanekaragaman jenis-jenis anggrek di hutanLamasi Desa Murnaten Kecamatan TaniwelKabupaten Seram Bagian Barat Maluku. Hasilpenelitian ini diharapkan dapat memberikaninformasi ilmiah bagi masyarakat Malukumengenai jenis dan keanekaragaman jenisanggrek di Hutan Lamasi Desa MurnatenKecamatan Taniwel Kabupaten Seram BagianBarat Maluku.

Metode Penelitian

Pengumpulan Data

Pengambilan sampel dilakukan pada enamstasiun pengamatan dengan menggunakanmetode transek liniar kuadrat (Fachrul, 2012).Luas hutan Lamasi adalah 2000 x 450 m, luaslokasi penelitian yaitu 4000 m2. Jarak stasiun I,stasiun II, stasiun III, stasiun IV, stasiun V, danstasiun VI adalah 200 m. Pada setiap stasiunpengamatan terbagi atas 4 garis transek, denganjarak antara transek 50 m. Pada setiap transekdiletakan 10 petak pengamatan yang berukuran10 x 10 m dalam posisi berseling dengan jarakantara petak pengamatan adalah 20 m.Selanjutnya pada setiap petak pengamatandicatat spesies anggrek yang ditemukan.

Kemudian mengidentifikasi setiap tumbuhananggrek, dan dihitung indeks keanekaragaman,dan indeks dominansi.

Gambar 1. Peta Seram Bagian Barat(Sumber : Anonim 2013)

Gambar 2. Denah Transek Pengambilan Sampel

Prosedur Kerja

Survei dilakukan di hutan Lamasi DesaMurnaten Kecamatan Taniwel Kabupaten SeramBagian Barat Maluku dengan jarak 9 km daripemukiman penduduk. Koleksi dilakukandengan menggunakan metode transek linierkuadrat dengan cara menjelajahi jalan setapakmulai dari bawah sampai ke atas bukit. Setiapjenis anggrek yang ditemukan dalam kegiatansurvei diberi keterangan singkat mengenaihabitat anggrek tersebut, kemudian dipotretuntuk melengkapi data dokomentasi, kemudian

Page 11: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Dece E.S dan Sherly M.S: Keanekaragaman Jenis-jenis Anggrek di Hutan Lamasi

7

diambil sampelnya dan dimasukan ke dalamplastik. Semua jenis anggrek yang terkoleksidiidentifikasi dengan mengacu pada (Pranata,2005; Anonim, 1976; Anonim, 1979; Iswanto,2001; Lestari, 1985; Gunawan, 1986; Azisz,(tt).

Analisis Data

Data untuk menghitung indekskeanekaragaman jenis adalah jumlah individuspesies ke-i dan jumlah total spesies. Indekskeanekaragaman jenis dapat dihitung menurutShannon dan Wiener (1963) dengan rumus :

Dimana:H’= Indeks keanekaragaman jenisPi = Probabilitas penting untuk setiap spesies ke-i = ni/Nni = jumlah individu spesies ke-iN = Jumlah total spesies

Data untuk menghitung indeks dominansiadalah jumlah individu spesies ke-i dan jumlahtotal spesies. Dominansi menunjukan spesiestertentu yang paling banyak terdapat dalamkomunitas. Dominansi spesies di tentukanberdasarkan indeks Simpson sebagai berikut :

Dimana:D = Nilai indeks dominansi spesiesPi = Probabilitas penting untuk setiap spesies ke-i = ni/N

Jika D = 1 maka dominansi tinggi (ada spesiesyang dominan),Jika D = 0 maka dominansi rendah (tidak adaspesies yang dominan).

Hasil dan Pembahasan

Jenis-jenis Anggrek di Hutan Lamasi DesaMurnaten

Berdasarkan hasil penelitian 13 spesiesterkoleksi yang terdiri dari 11 anggrek epifit dan2 anggrek teresterial. Anggrek teresterialumumnya mempunyai daun yang lebar,helaiannya relatif tipis, tidak sekulen danmempunyai banyak rambut akar. Anggrek epifitumumnya mempunyai daun tebal seperti kulit,dan mulut tersembunyi, akar tidak berambutkecuali pada bagian yang menempel padatumbuhan lain (Suryowinoto, 1978).

Jenis-jenis anggrek yang di peroleh dilokasi penelitian merupakan anggota dari 1kelas, 1 ordo, 1 famili, 10 genus, dan 13 spesies.

Data pada tabel 1 menunjukan bahwasebagian besar spesies anggrek yang ditemukandi desa Murnaten adalah Phalaenopsis amabilisdengan jumlah individu sebanyak 69 individu,kemudian disusul oleh spesies Dendrobiumdengan jumlah individu sebanyak 61 individudan spesies Trichogiottis smitii.

Tabel 1. Struktur Taksa dan Jumlah Individu Anggrek, di Hutan Lamasi Desa Murnaten KecamatanTaniwel Kabupaten Seram Bagian Barat Maluku

Famili Genus SpesiesJumlahIndividu

Orcidaceae

PhalaenopsisPhalaenopsis amabilis 69Phalaenopsis amboenensis 36

Lapanemia Lapanemia uliginosa 27Acrorchis Acrorchis rosella 44Trichogiottis Trichogiottis smitii 53Sarchantus Sarcantus subulatus 31Spathogloottis Spathoglotis plicata 28

DendrobiumDendrobium stratiotes 15Dendrobium offine 22Dendrobium sp 61

Aerides Aerides odorata 32Eria Eria brochianis 24Vanda Vanda celebica 16

Jumlah 454

dengan jumlah individu sebanyak 53 individu.Spesies yang paling sedikit ditemukan adalah

Dendrobium stratiotes dengan jumlah individuterendah yaitu sebanyak 15 individu. Banyaknya

Page 12: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Jurnal Agrium 12(1), Maret 2015. Hlm. 5-9

8

individu dari spesies Phalaenopsis amabilis,Dendrobium, dan Trichogiottis smitii, karenakehadiran ketiga spesies ini hampir ditemukan disetiap petak pengamatan, dengan kondisipertumbuhan secara liar.

Gambar 3. Jenis-jenis Anggrek di hutan Lamasi DesaMurnaten

Dari hasil penelitian terlihat bahwa, jenisanggrek Phalaenopsis amabilis memiliki jumlahyang banyak bila dibandingkan anggrek lainnya.Jenis anggrek Phalaenopsis amabilis dapattumbuh di dataran rendah hingga ke pegunungandan umumnya hidup pada ketinggian 50-1.100meter dari permukaan laut. Tanaman ini tumbuhepifit atau menempel di pohon-pohon yangcukup rindang dan menyukai tempat-tempatyang teduh serta lembap, terutama di hutan

basah. Anggrek ini termasuk anggrek epifitmonopodial yang rajin berbunga. Spesiesanggrek ini merupakan tanaman asli Indonesiayang secara alamiah mampu beradaptasi ataumenyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganIndonesia (Lestari, 1985).

Berbagai jenis anggrek Dendrobiumsangat diminati oleh masyarakat, karnamenghasilkan bunga yang cantik dan warna yangmenawan. Tanaman anggrek Dendrobiumbersifat kospolitan (dapat di jumpai dari daerahtropis sampai ke daerah sub-tropis). Penyebarananggrek ini mulai dari daerah pantai sampai kepegunungan, cara hidupnya adalah menempelpada benda lain seperti batang pohon, lempenganpakis, beberapa jenis ada yang tumbuh dibebatuan di lereng pegunungan, dan ada jugayang tumbuh memanjat pada batang tanamanlain tanpa merugikan tempat yang ditempeli(bersifat epifit) (Solvia, 1988).

Keanekaragaman dan Dominansi Jenis Anggrekdi Hutan Lamasi Desa Murnaten

Data perhitungan indeks keanekaragamandan indeks dominansi dari jenis-jenis anggrek diHutan Lamasi Desa Murnaten KecamatanTaniwel Kabupaten Seram Bagian Barat Malukudapat dilihat pada tabel 3 dan gambar 4.

Gambar 4. Histogram nilai keanekaragaman dandominansi jenis

Tabel 3. Nilai keanekaragaman, dominansi dan jumlah jenis anggrek di Hutan Lamasi Desa MurnatenKecamatan Taniwel Kabupaten Seram Bagian Barat Maluku

ParameterStasiun Penelitian

I II III IV V VIKeanekaragaman (H’) 2.254 1.856 1.24 2.201 1.081 0.541Dominansi (D) 0.109 0.12 0.318 0.148 0.344 0.429Jumlah jenis 10 10 4 10 3 3

Page 13: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Dece E.S dan Sherly M.S: Keanekaragaman Jenis-jenis Anggrek di Hutan Lamasi

9

Berdasarkan tabel 3 dan gambar 4,diketahui bahwa nilai keanekaragaman jenisanggrek di stasiun I lebih tinggi yaitu sebesar2,254, stasiun IV sebesar 2,201 stasiun II sebesar1,856, stasiun III sebesar 1,24, stasiun V sebesar1,081 dan stasiun VI sebesar 0,541.Keanekaragaman jenis anggrek di semua stasiunbernilai kurang dari 2,3 yang mengindikasikanbahwa tingkat keanekaragaman jenis anggrek disemua stasiun adalah rendah.

Keanekaragaman jenis-jenis anggrek diHutan Lamasi Desa Murnaten KecamatanTaniwel Kabupaten Seram Bagian Barat Malukuberkategori rendah diduga karena adanyakelembapan udara terlalu tinggi yaitu 86,4%(statistik SBB) sehingga mempengaruhipertumbuhan jenis anggrek teresterial. Padakondisi kelembapan terlalu tinggi anggrekteresterial tidak menyukai banyak air sehinggamengakibatkan penyakit seperti penyakitpembusuk daun dan busuk tunas, anggrekteresterial ini menyukai naungan akan tumbuhpada lantai hutan dan sangat membutuhkansedikit cahaya matahari untuk pertumbuhannya,akibat aktivitas masyarakat atas penebanganhutan liar sehingga merusak habitat jenis-jenisanggrek tersebut.

Nilai dominansi anggrek di stasiun Isebesar 0,109, stasiun II sebesar 0,12, stasiun IIIsebesar 0,318, stasiun IV sebesar 0,148, stasiunV sebesar 0,344, dan stasiun VI sebesar 0,429(Tabel 3). Dari hasil penelitian menunjukanbahwa tidak terdapat dominansi spesieswalaupun ditemukan spesies tertentu yang hadirdalam jumlah yang besar.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yangdiperoleh dapat disimpulkan beberapa halsebagai berikut Jenis-jenis anggrek yang terdapat

di Hutan Lamasi Desa Murnaten KecamatanTaniwel Kabupaten Seram Bagian Barat Malukutermasuk dalam 1 kelas, 1 ordo, 1 famili, 10genus dan 13 spesies yaitu Phalaenopsisamabilis, Dendrobium sp, Trichogiottis smitii,Acrorchis rosella, Phalaenopsis Ambonesis,Sarchantus subulatu, Spathogloottis plicata,Lapanemia uliginasa, Dendrobium offine,Dendrobium startiotes, Vanda celebica, Achisdesodonata, dan Eria brochianis. Nilai indekskeanekaragam tertinggi berada pada stasiun Isebesar 2.254 menunjukan bahwakeanekaragaman jenis rendah. Nilai indeksdominansi tertinggi berada pada stasiun I sebesar0.109 ini menunjukan tidak ada spesies yangmendominasi.

Daftar Pustaka

Anonim. 1976. Anggrek Indonesia. LembagaBiologi Nasional-LIPI. Bogor

Anonim. 1979. Jenis-Jenis Anggrek. LembagaBiologi Nasional-LIPI. Bogor.

Anonim. 2013. Peta Seram Bagian Barat.http://id.wikipedia.org/wiki/kabupatenSeram Bagian Barat. [diunduh Tgl. 5Oktober 2013].

Aziz, D.(tt). Pembibitan dan Perwatan Anggrek.PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Fachrul, M.F. 2012. Metode SamplingBioekologi. Bumi Aksara. Jakarta

Gunawan, W. L. 1986. Budidaya Anggrek. PT.Agromedia Pustaka. Jakarta.

Lestari, S. S. 1985. Mengenal dan BertanamAnggrek. Aneka Ilmu Semarang.

Pranata, S. A. 2005. Paduan Budidaya danPerawatan Anggrek. PT. Agromedia.Jakarta.

Solvia, N. 1988. Mengenal dan MemeliharaAnggrek. http://www.detiknews.com.[diunduh Tgl. 22 September 2013].

Page 14: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Jurnal Agrium 12(1), Maret 2015. Hlm. 10-15ISSN 1829-9288

10

Laju Asimilasi Bersih dan Laju Tumbuh RelatifVarietas Padi Toleran KekeringanPada Sistem Sawah

Rate of Assimilation Total and Relative Growthof Drought Tolerant Riceon Paddy System

Maisura1), Muhamad Ahmad Chozin2), Iskandar Lubis2), Ahmad Junaedi2), danHiroshi Ehara3)

1)Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas MalikussalehKampus Cot Teungku Nie, Reuleut, Muara Batu Aceh Utara 24355, IndonesiaEmail: [email protected])Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor,Jl. Meranti, Kampus IPB Dramaga 16680, Indonesia2)Graduate School of Bioresources, Mie University,1577 Kurimanchiya-cho,Tsu 514-8507, Japan

Diterima 10 Juli 2014; Dipublikasi 1 September 2014

Abstrak

Cekaman kekeringan menyebabkan terjadinya perubahan terhadap pertumbuhan dan produksi tanamandiantaranya terjadinya penurunan laju asimilasi. Percobaan dilaksanakan di Rumah Plastik LapanganRiset Padi Babakan, University Farm IPB, Bogor (± 240 m dpl) pada bulan September 2011 sampaiFebruary 2012. Rancangan penelitian menggunakan rancangan split plot 3 ulangan, dengan dua faktorperlakuan yaitu faktor utama (Cekaman kekeringan) sebagai petak utama yang terdiri dari penghentianpemberian air umur 3Minggu Setelah Transplanting (3MST) sampai panen; Penghentian pemberian airumur 6 MST sampai panen; penghentian pemberian air umur 9 MST sampai panen dan kontrol.Sedangkan faktor kedua adalah varietas yang ditempatkan sebagai anak petak yaitu IR 64, Ciherang, IPB3S, Way Apo Buru, Jatiluhur, Menthik Wangi, Silugonggo dan Rokan. Hasil penelitian menunjukkanperlakuan cekaman kekeringan pada saat awal fase vegetatif sampai panen dan pada fase pra antesissampai panen menyebabkan terjadinya penurunan laju asimilasi bersih berkisar 42.96%-78.95% dan lajutumbuh relatif berkisar 22.95%-69.62%. Varietas Jatiluhur dan Ciherang memiliki laju asimilasi bersihyang lebih tinggi pada perlakuan cekaman kekeringan yang diberikan pada awal fase vegetatif sampaipanen.

Kata kunci: Laju aimilasi bersih, sistem sawah,cekaman kekeringan

Abstract

Drought stress causes change on plant growth and production such as decrease of assimilation rate. Theresearch was conducted at Plastic House Field Rice Research Babakan, University Farm IPB (± 240above sea level) on September 2011 to February 2012. Research designed by split plot, 3 replicates, 2factors which is main factor (drought) as main plot, consist of drought stress three weeks aftertransplanting (WAT) until harvest, six weeks after transplanting (6 WAT) until harvest, nine weeks aftertransplanting (9 WAT) until harvest and control (without drought stress). The second factor is variety assub plot namely IR 64, Ciherang, IPB 3S, Way Apo Buru, Jatiluhur, Menthik Wangi, Silugonggo danRokan. The result showed drought on early vegetative to harvest and on pra anthesis to harves causedecrease of assimilation rate 42.96%-78.95% and relative growth rate 22.95%-69.62%. Jatiluhur andCiherang have assimilation rate higher than drought given on early vegetative stage to harvest.

Keywords: total assimilation rate, paddy system, drought.

Page 15: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Maisura et al: Laju Asimilasi Bersih dan Laju Tumbuh Relatif

11

Pendahuluan

Padi merupakan salah satu sumber panganutama yang dikonsumsi oleh hampir tiga milyarpenduduk dunia. Padi juga merupakan salah satukomoditi pangan yang mampu memenuhi 32%kebutuhan kalori (Sarwar dan Kanif, 2005;Bouman et al. 2007).

Luas lahan padi dunia diperkirakanmencapai 148 juta ha, dimana 79 juta hadiantaranya merupakan lahan padi dengan sistemirigasi, sementara padi sawah (lowland rice) danpadi gogo (upland rice) masing-masingmencapai 54 juta ha dan 14 juta ha. Dari jumlahtotal produksi padi dunia, 75% diantaranyadihasilkan dari sistem padi sawah beririgasi,sementara 19% dan 4% masing-masingdisumbangkan dari padi tadah hujan dan padigogo (Maclean et al. 2002).

Kelangkaan air dan kekeringan disebabkanoleh meningkatnya persaingan dalam peng-gunaan air antar sektor dan perubahan iklim.Tuong dan Bouman (2003) mengestimasi bahwahingga tahun 2025 kelangkaan air dankekeringan akan meluas pada 15-20 juta ha lahanpadi di sebagian besar wilayah Asia. Kekeringanyang terus meluas tentu akan berpengaruhterhadap penurunan produksi dan pemenuhankebutuhan pangan bagi populasi penduduk yangterus meningkat.

Cekaman kekeringan secara umumberdampak negatif terhadap pertumbuhan padi.Akibat dari cekaman kekeringan menyebabkankomponen pertumbuhan vegetatif seperti tinggitanaman, luas daun dan pertumbuhan reproduktifseperti umur berbunga, jumlah anakan produktifdan bobot gabah menurun dibandingkan denganpertumbuhan pada kondisi optimum. Cekamankekeringan menyebabkan terjadinya perubahanterhadap pertumbuhan dan produksi tanamandiantaranya terjadinya penurunan laju asimilasi.

Cekaman kekeringan merupakan salahsatu faktor yang paling merugikan pertumbuhantanaman dan produktivitas. Cekaman kekeringansemakin menurunkan tingkat asimilasi CO2karena berkurangnya konduktansi stomata.Cekaman kekeringan juga menyebabkanpenurunan laju dan aktivitas enzim pada siklusfotosintesis, termasuk enzim kunci yaituribulose-1,5-bifosfat carboksilase/oxygenase.Stres didefinisikan sebagai pengaruh faktorabiotik (panas, air, salinitas) atau faktor biotik(herbivora) yang menyebabkan terjadinyapenurunan laju fotosintesis dan mengurangi

kemampuan tanaman untuk mengubah energiuntuk biomassa (De Oliveria et al 2013).

Meningkatnya laju fotosintesis padatumbuhan tingkat tinggi dengan cara mengurangikadar air daun relatif dan potensial air daun(Lowler dan Cornic, 2002). Namun, perdebatanterus berlanjut apakah kekeringan terutamamembatasi fotosintesis melalui penutupanstomata atau melalui metabolisme penurunannilai (Tezara et al, 1999, Lawson et al, 2003).Pembatasan stomata yang berlaku umummenjadi penentu utama mengurangi fotosintesisdi bawah cekaman kekeringan (Cornic, 2000).ini telah dikaitkan dengan penurunan konsentrasiCO2 internal, yang akhirnya menghambat totalmetabolisme fotosintesis. Respon fotosintesisyang diakibatkan oleh kekeringan, menyebabkanmenutupnya stomata secara progresif denganmeningkatnya cekaman kekeringan, diikuti olehpenurunan netto fotosintesis. Hal ini jugadiketahui bahwa kandungan air daun relatifselalu berinteraksi dengan konduktansi stomatadan potensial air daun berkorelasi juga dengankonduktansi stomata pada kondisi cekamankekeringan (Reddy et al, 2004).

Tujuan Penelitian adalah untukmengetahui laju fotosintesi pada beberapavarietas padi toleran kekeringan pada sistemsawah. Selanjutnya untuk memperoleh informasimekanisme toleransi tanaman padi terhadapcekaman kekeringan pada sistem sawah.

Bahan dan Metode

Penelitian dilaksanakan di Rumah plastikLaboratorium Lapangan Riset Padi Babakan,University Farm IPB Bogor, dari bulanSeptember 2011 - Januari 2012. Bahan tanamanyang digunakan dalam penelitian ini adalahbenih padi yang terdiri dari 8 varietas IR 64,Ciherang, IPB 3S, Way Apo Buru, Jatiluhur,Menthik Wangi, Silugonggo dan Rokan. Pupukdasar yang digunakan N, P dan K. Alat-alat yangdigunakan adalah tensiometer, SpektrofotometerUV-VIS, termohigrometer, timbangan analitik,oven dan leaf area index.

Rancangan penelitian yang digunakanadalah Rancangan split plot 3 ulangan, dengandua faktor perlakuan yaitu faktor utama(Cekaman kekeringan) yang terdiri daripenghentian pemberian air saat 3 MingguSetelah Transplanting (3 MST) sampai panen;Penghentian pemberian air pada saat 6 MSTsampai panen; penghentian pemberian air saat 9

Page 16: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Jurnal Agrium 12(2), Maret 2015. Hlm. 10-15

12

MST sampai panen dan kontrol. Sedangkansebagai anak petak adalah varietas yaitu :Ciherang, IPB 3S, IR 64, Way Apo Buru,Jatiluhur, Menthik Wangi, Silugonggo danRokan.

Rumah plastik yang digunakan memilikiukuran 20 m x 15 m, tinggi rangka bangunankurang lebih 2,2 m - 4,5 m. Di Dalam rumahplastik terdapat bak tanam dengan ukuran 400 mx 300 cm sebanyak 16 bak dengan kedalamanlapisan olah kurang lebih 40 cm. Jarak petakantar perlakuan 35 cm dan jarak petak antarulangan 35 cm. Pada tiap bak tanam dilengkapijaringan pipa berdiameter 1 inci untuk in let danout let air berdiameter 2 inchi. Sebelumdilakukan penanaman, terlebih dahulu dilakukanpenggenangan selama 7 hari dan pengolahantanah dilakukan 2 kali.

Untuk kerseragaman daya kecambah makabenih dioven selama 72 jam pada suhu 430 C.Setelah benih dioven, selanjutnya benihditimbang sebanyak 35 g tiap varietas dandirendam dalam air selama 5 jam kemudiandiperam selama 2 hari, selanjutnya disemai padatrai-semai hingga berumur 12 hari. Pada tiappetak percobaan ditanami 8 varietas, tiap varietasterdiri dari 30 tanaman dalam 2 barisan tanamandengan jarak tanam 20 cm x 20 cm, dan jaraktanam antar varietas 25 cm. Pada kedua sisipetak ditanam tanaman pinggir. Jumlah populasiper petak adalah 260 populasi.

Pemupukan dilakukan dalam 3 tahapmenggunakan pupuk dasar 37,5 kg N/ha, 36 kgP2O5/ha, dan 60 kg K2O/ha diberikan 1 minggusetelah tanam (MST) dan untuk pemupukan

kedua dan ketiga diberikan 37,5 kg N/ha pada 5MST dan 9 MST. Pengendalian hama danpenyakit dilakukan secara kimia sesuai kondisidan kebutuhan di lapangan.

Pengaturan perlakuan penghentianpemberian air, pemberian air pada tiap petaktanam disesuaikan dengan perlakuan. Untukperlakuan 3 MST pemberian air dihentikan saattanaman berumur 3 MST; perlakuan 6 MSTpemberian air dihentikan ketika tanamanberumur 6 MST dan perlakuan 9 MST ketikatanaman berumur 9 MST dan untuk perlakuantanpa kekeringan (kontrol) pemberian air terusdilakukan, dan saat 2 minggu sebelum panendilakukan penghentian pemberian air. Padapenggenangan awal tinggi muka airdipertahankan 2,5 cm dari permukaan tanah.Pengamatan meliputi luas daun, indeks luasdaun, laju asimilasi bersih, laju tumbuh relatifdan bobot gabah perrumpun.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan analisis ragam terlihat bahwaperlakuan cekaman kekeringan, varietas daninteraksi berpengaruh nyata terhadap tinggitanaman, luas daun, indeks luas daun, lajuasimilasi bersih, laju tumbuh relatif dan bobotgabah per rumpun. Rata-rata luas daun danindeks luas daun mengalami penurunan akibatperlakuan cekaman kekeringan terutama padaperlakuan cekaman kekeringan yang dilakukanpada fase vegetatif dan fase pra antesis sampaipanen (Tabel 1, 2 dan 3 ).

Tabel 2. Laju asimilasi bersih (9-12 MST) pada 8 varietas yang diuji pada beberapa cekamankekeringan.

VarietasCekaman kekeringan

3 MST 6 MST 9 MST Kontrol

µg/cm2/hariIR 64 2.20 no 9.20 d-f 13.10 a 12.70 abCiherang 3.00 l 6.50 g-j 9.90 de 10.40 cdIPB 3S 1.30 o 7.40 f-i 9.30 d-f 12.30 a-cWay Apo Buru 1.90 on 3.80 k-n 5.30 i-l 5.80 h-kJatiluhur 3.00 l 6.60 g-j 8.00 e-h 10.20 c-eMentik Wangi 2.70 m-o 3.90 k 4.90 j-m 8.60 d-gSilugonggo 1.70 on 3.10 l 5.90 h-k 9.80 deRokan 1.10 on 5.30 i-l 9.80 de 10.50 b-d

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT padaα = 0.05.

Page 17: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Maisura et al: Laju Asimilasi Bersih dan Laju Tumbuh Relatif

13

Tabel 3. Laju tumbuh relatif 8 varietas yang diuji pada beberapa cekaman kekeringan

VarietasCekaman kekeringan

3 MST 6 MST 9 MST Kontrol

µg/g BK/hariIR 64 5.60 i 26.80 bc 29.10 ab 28.60 abCiherang 9.90 ghi 21.40 b-e 21.00 b-f 23.80 b-eIPB 3S 6.60 i 24.90 b-e 29.00 ab 35.70 aWay Apo Buru 6.00 i 11.90 f-i 15.90 e-h 17.00 d-hJatiluhur 6.60 i 16.30 e-h 22.90 b-e 25.10 b-eMenthik Wangi 5.60 i 16.00 e-h 23.30 b-e 24.40 b-eSilugonggo 5.70 i 16.50 e-h 17.40 d-h 18.70 c-gRokan 4.60 i 19.90 b-f 21.50 b-e 26.20 bcd

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT padaα = 0.05.

Tabel 4. Kandungan klorofil a klorofil b dan rasio klorofil a/b pada 8 varietas pada beberapacekaman kekeringan

Perlakuan Kolrofil a Klorofil b Rasio a/b

mg.g-1Cekaman kekeringanKontrol 3.42 a 1.05 b 3.16 a9 MST 3.05 b 1.36 a 2.02 b6 MST 2.75 b 1.35 a 2.44 b3 MST 2.36 c 1.28 a 2.17 b

VarietasIR 64 2.94 1.51 a 2.17Ciherang 2.74 1.22 b 2.28IPB 3S 2.86 1.16 b 2.53Way Apo Buru 2.76 1.18 b 2.36Jatiluhur 2.93 1.24 b 2.39Menthik Wangi 2.80 1.14 b 2.61Silugonggo 3.29 1.38 ab 2.40

Rokan 2.84 1.23 b 2.38Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT padaα = 0.05.

Laju asimilasi bersih berasosiasi denganluas daun dan bahan kering yang dihasilkan dariperiode tertentu. Terhambatnya perluasan daunakan berdampak pada menurunnya kapasitas daridaun untuk menyerap cahaya. Cekamankekeringan menyebabkan terjadinya penurunankandungan klorofil a dan rasio klorofil a/b(Tabel 4) (Maisura et al, 2014). Sebaliknyaterjadi peningkatan klorofil b. Hasil penelitianyang sama yang dilakukan pada 2 galur tanamanokra, cekaman kekeringan menyebabkanterjadinya peningkatan kandungan klorofil b(Jaleel et al. 2009).

Beberapa hasil penelitian menunjukkanklorofil a dan klorofil b sangat rentan terhadapdehidrasi tanah (Farooq et al. 2009). Klorofilmerupakan komponen utama kloroplas untukfotosintesis dan kandungan klorofil relatif

berhubungan dengan fotosintesis. Hasilpenelitian menunjukkan terjadinya penurunankandungan klorofil a pada kondisi cekamankekeringan yang merupakan suatu gejalacekaman oksidatif yang disebabkan oleh pigmenfotooksidasi dan terjadinya degradasi klorofil(Verma et al. 2004; Farooq et al. 2009). Anjumet al. (2003) dan Farooq et al. (2009) melaporkanperlakuan cekaman kekeringan pada beberapaspesies tanaman menyebabkan perubahan padarasio klorofil a/b dan carotenoid. Rasio klorofila/b tertinggi terdapat pada perlakuan kontrol.Selanjutnya besarnya rasio klorofil a/b sangattergantung pada klorofil a dan klorofil b.

Penurunan kandungan klorofil amenyebabkan kemampuan dalam reaksi merubahenergi radiasi cahaya semakin menurun sehinggafotosintesis akan terhambat. Klorofil a dan b

Page 18: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Jurnal Agrium 12(2), Maret 2015. Hlm. 10-15

14

berperan dalam proses fotosintesis tanaman.Klorofil b berfungsi sebagai antena fotosintetikyang mengumpulkan cahaya. Hasil penelitianterhadap pengaruh naungan juga menunjukkanterjadinya peningkatan klorofil b akibat naungandan terjadinya penurunan rasio klorofil a/b(Hidema et al. 1992). Hal ini berkaitan denganpeningkatan protein klorofil a/b pada LHC II(light Harvesting Complex). Membesarnyaantena untuk fotosistem II ini akan mempertinggiefisiensi pemanenan cahaya. Klorofil b berfungsisebagai antena yang mengumpulkan cahayauntuk kemudian ditransfer ke pusat reaksi. Pusatreaksi tersusun dari klorofil a. Energi cahayaakan diubah menjadi energi kimia di pusat reaksiyang kemudian dapat digunakan untuk prosesreduksi dalam fotosintesis (Taiz dan Zeiger,1991). Hasil penelitian menunjukkan varietas IR64 dan Silugonggo memiliki kandungan klorofilb yang lebih tinggi dibandingkan varietaslainnya.

Padi merupakan tanaman yang sangatpeka terhadap kekurangan air pada fasereproduktif, kekurangan air akan menyebabkanpenurunan yang tinggi pada hasil gabah.Cekaman kekeringan menyebabkan penurunanbobot gabah per rumpun (Tabel 4) dan diikutimeningkatnya jumlah gabah hampa per rumpun

pada semua posisi malai (data tidakditampilkan). Hasil penelitian menunjukkan padaperlakuan cekaman kekeringan pada saat praantesis dan pasca antesis sampai panenmenyebabkan tingginya jumlah gabah hampa.hal ini disebabkan cekaman kekeringan terjadipada saat pengisian biji sehingga banyaknyajumlah gabah yang telah terbentuk (sink size)tidak mampu diimbangi oleh sumber yangtersedia (source size) dan mengakibatkanmeningkatnya jumlah gabah hampa. Prosespengisian biji ditentukan oleh sumber (source)dalam mendukung limbung (sink). Sumber yangterbatas dalam mendukung limbung karenaakumulasi fotosintat yang rendah atau prosespenuaan yang lebih cepat akan meningkatkanpersentase gabah hampa. Abdullah et al. (2008)melaporkan bahwa salah satu penyebabkehampaan adalah tidak seimbangnya antaralimbung (sink) yang besar dan sumber (source)yang sedikit. Lebih lanjut dijelaskan suatu galuryang mempunyai jumlah gabah per malai banyaktetapi sumber kurang mendukung seperti daun,lebar, tipis, mendatar, cepat menua dan berumurgenjah menyebabkan hasil asimilat rendah dantidak mencukupi untuk mendukung pengisiangabah, mengakibatkan kehampaan tinggi.

Tabel 5. Bobot gabah per rumpun pada 8 varietas padi pada beberapa perlakuan cekaman kekeringan

VarietasCekaman kekeringan

3 MST 6 MST 9 MST Kontrol

-------g-------

IR 64 4.63 l-n 7.01 i-m 12.61 efg 15.23 de

Ciherang 6.35 k-n 8.65 hij 12.63 efg 15.50 d

IPB 3S 3.19 no 11.92 fg 19.11 bc 23.55 a

Way Apo Buru 5.06 l-n 8.18 h-k 11.50 fg 13.95 def

Jatiluhur 13.48 ef 15.58 cd 18.09 bc 22.74 a

Menthik Wangi 6.51 j-n 6.80 j-m 12.26 efg 16.47 cd

Silugonggo 3.32 no 5.22 k-n 9.87 ghi 12.74 efg

Rokan 1.01 o 5.99 k-n 9.59 g-j 21.11 abKeterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT padaα = 0.05.

Kesimpulan

Cekaman kekeringan menyebabkanterjadinya terhambatnya perluasan daun danmenurunnya indeks luas daun, menurunnyakandungan klorofil a, rasio klorofil a/b, serta

terjadinya penurunan laju asimilasi bersih danlaju tumbuh relatif, serta meningkatnya klorofilb.

Varietas Jatiluhur dan Ciherang memilikilaju asimilasi bersih yang lebih tinggi padaperlakuan cekaman kekeringan yang diberikanpada awal fase vegetatif sampai panen.

Page 19: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Maisura et al: Laju Asimilasi Bersih dan Laju Tumbuh Relatif

15

Ucapan Terima Kasih

Penelitian ini mendapatkan dukunganpendanaan melalui program I-MHERE B.2.C.Institut Pertanian Bogor Tahun 2010-2012.

Daftar Pustaka

Bouman, B. A. M. and Tuong, T. P. 2001. FieldWater Management To Save Water AndIncrease Its Productivity In Irrigated Rice.Agric. Water Manage. 49: 11–30.

De Oliveira, A. B., Alencar, N,L,M., and Gomes-F.E. 2013. Comparison Between the Waterand Salt Stress Effects on Plant Growthand Development, In Responses oforganisms to water stress, Chapter 4.Licensee Intech. pp. 67-94.

Lawlor, D. W. and Cornic, G. 2002.Photosynthetic Carbon Assimilation andAssociated Metabolism In Relation ToWater Deficits In Higher Plants. Plant CellEnviron. 25: 275–94

.Lawson, T., Oxborough, K., Morison, J. I. L.,and Baker, N. R. 2003. The Responses OfGuard and Mesophyll Cell PhotosynthesisTo CO2, O2, Light, And Water Stress In ARange Of Species Are Similar. J Exp Bot.54:1743–52.

Maclean, J. L., Dawe, D., Hardy, B., and Hettel,G. P. 2002. Rice Almanac. InternationalRice Research Institute, Los Banos,Philippines. p.253.

Maisura, M. A., Chozin, I. Lubis., A. Junaedi., H.Ehara. 2014. Some PhysiologicalCharacter Responses Of Rice UnderDrought Conditions In A Paddy System. J.ISSAAS 1:104-114.

Reddy, A. T., Chaitanyaa, K.V., dan Vivekanan,M. 2004. Drought-induced responses ofphotosynthesis and antioxidant metabolismin higher plants. Journal of PlantPhysiology (161):1189–1202

Sarwar, M. J. and Kanif, Y. M. 2005. Low WaterRice Production And Its Effect On RedoxPotensial and soil pH. J. of agron 4(2):142-146.

Tuong, T. P., Bouman, B. A. M., and Mortimer,M. 2004. More Rice, Less Water-Integrated Approaches for IncreasingWater Productivity in Irrigated Rice-BasedSistems in Asia. New directions for adiverse planet : Proceedings of the 4thInternational Crop Science CongressBrisbane, Australia, 26 Sep-1 Oct 2004.Availableat:http://www.cropscience.org.au/icsc2004/pdf/1148_tuongtp.pdf. [diunduhpada 4 Mei 2010].

Tezara, W., Mitchell, V. J., Driscoll, S. D., andLawlor, D. W. 1999. Water stress InhibitsPlant Photosynthesis by DecreasingCoupling Factor and ATP. Nature1401:914–7

Page 20: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Jurnal Agrium 12(1), Maret 2015. Hlm. 16-22ISSN 1829-9288

16

Analisis Efisiensi TeknisPada Usahatani Kedelai (Glycine max (L.) Merril)Di Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen, Aceh

Technical Efficiency Analysis ofSoybean Farm (Glycine max (L.) Merril)In Peudada Sub District, Bireuen District, Aceh

Riza Putri1), Murdani2), dan Fadli2)

1) Alumna2)Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas MalikussalehKampus Cot Teungku Nie, Reuleut, Muara Batu Aceh Utara 24355, IndonesiaEmail: [email protected]

Diterima 10 Januri 2015; Dipublikasi 1 Maret 2015

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa tingkat efisiensi teknis menggunakan factor produksi padausahatani kedelai di Kecamatan Pedada, Kabupaten Bireun. Pengambilan sampel menggunakan tekniksnowball sampling menggunakan model fungsi Stochastic Frontier Model, koefisien regresi dihitungmenggunakan metode Maximum Likelihood Estimation (MLE). Hasil penelitian menunjukkan bahwaukuran lahan and benih merupakan variabel yang sangat mempengaruhi peningkatan produksi kedelai.Rata-rata tingkat efisiensi teknis input yang digunakan adalah 83% dari potensi produksi maksimum yangakan didapatkan. Umur petani merupakan faktor yang berpengaruh nyata terhadap ketidak efisiensianusaha teknis untuk meningkatkan produksi kedelai.

Kata kunci: efisiensi teknis, Stochastic Frontier fungsi produksi, usahatani kedelai.

Abstract

This study aimed to analyze the level of technical efficiency of using production factors in soybeanfarming in the Pedada sub district, Bireuen district. Sampling was carried out with the snowball samplingtechnique, where the model used is the stochastic frontier production function where the regressioncoefficients were estimated by the method of Maximum Likelihood Estimation (MLE). The resultsshowed that size of land and seed are the variables significantly affect the increase in soybean production.The average level of technical efficiency of the input using is 83% of the maximum production potentialthat may be achieved. The age of the farmers are factors significantly affect the technical inefficiency inefforts to increase soybean production.

Keywords: Technical efficiency, stochastic frontier production function, inefficiency, soybean farm.

Pendahuluan

Kebutuhan kedelai terus meningkat seiringdengan meningkatnya pertumbuhan penduduk.Permintaan kedelai meningkat sebesar 5,8 %pertahun yang berasal dari pertumbuhanpenduduk sebesar 1,8 % pertahun danpertumbuhan konsumsi perkapita 4,5 %.Sementara produksi kedelai hanya meningkatsebesar 1,62 % pertahun yang hanya disumbangdari pertumbuhan produktivitas sebesar 1,77 %,sedangkan pertumbuhan luas areal negatif 0,14% pertahun (Syafaat, dkk., 2005).

Peningkatan konsumsi kedelai yang begitupesat dan tidak dapat diimbangi olehpeningkatan produksi kedelai dalam negerimengakibatkan terjadinya kesenjangan.Kesenjangan itu ditutup dengan kedelai imporyang banyak menyita devisa (Amang dan Sawit,1996). Sejak perdagangan kedelai lepas darikontrol BULOG mulai tahun 1991 impor kedelaimeningkat sangat pesat (Sudaryanto danSwastika, 2007).

Perubahan posisi Indonesia menjadinegara importir kedelai merupakan permasalahanbagi agribisnis kedelai lokal di Indonesia, yang

Page 21: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Riza Putri et al: Analisis Efisiensi Teknis pada Usahatani Kedelai

17

bermuara pada produksi lokal kedelai yang jauhtertinggal dalam mengimbangi permintaankedelai yang semakin tinggi. Dengan kata lain,hal ini terjadi karena produktivitas dan produksikedelai lokal masih rendah. Kondisi inidiperparah dengan semakin menurunnya luaspanen kedelai. Tanpa perluasan areal tanam,upaya peningkatan produksi kedelai sulitdilakukan karena laju peningkatan produktivitasberjalan lambat, terlebih lagi bila harga saranaproduksi tinggi dan harga produk rendah (Ariani,2005).

Aceh merupakan salah satu provinsi yangdiharapkan menjadi andalan produsen kedelainasional. Berikut data luas panen, produksi danproduktivitas kedelai di Provinsi Aceh.

Tabel 1. Luas Panen, Produksi, dan ProduktivitasKedelai di Provinsi Aceh Tahun 2009-2013

TahunLuas

Panen(Ha)

Produksi(Ton)

Produktivitas(Ton/Ha)

2009 45.110 63.538 1,4092010 37.469 53.347 1,4242011 35.370 50.006 1,4142012 35.599 51.439 1,445

20131) 35.003 51.637 1,475Sumber: Statistik Pertanian, 2013 (diolah)Keterangan: 1) Angka Ramalan

Dari data Tabel 1 diketahui bahwa luaspanen kedelai mengalami penurunan dari tahunke tahun walaupun pada tahun 2012 mengalamipeningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 0,64% kemudian turun kembali sebesar 1,67 % ditahun 2013. Sementara tingkat produksinyaberfluktuasi. Tahun 2009 produksi kedelai diAceh adalah 63.538 ton dan terus menurun daritahun ke tahun hingga pada tahun 2013 produksikedelai menjadi 51.637 ton.

Bireuen sebagai salah satu sentrapenghasil kedelai di Aceh memiliki andil besardalam jumlah pasokan kedelai untuk wilayahAceh. Saat ini, berdasarkan data dari BadanPusat Statistik Kabupaten Bireuen tahun 2014,luas panen kedelai di Bireuen adalah 19.834 hadengan produktivitas 1,59 ton/ha dan produksisebesar 31.452 ton.

Salah satu kecamatan yang menghasilkankedelai terbanyak di Kabupaten Bireuen adalahKecamatan Peudada. Secara geografis daerah inisangat mendukung bagi budidaya kedelai.Namun dengan potensi yang besar itu belumdapat dimanfaatkan secara optimal. Pada tahun2013, produktivitas kedelai di KecamatanPeudada mengalami penurunan dari tahunsebelumnya sebesar 6,53 %. Berikut data luastanam, luas panen, produksi, dan produktivitaskedelai di Kecamatan Peudada.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh BalaiPengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh,produktivitas kedelai dapat mencapai 2,0 – 2,5ton/ha. Hal ini menunjukkan masih terdapatkesenjangan antara produktivitas di tingkatpetani dengan produktivitas di tingkat lembagapenelitian. Belum optimalnya produktivitaskedelai tersebut bisa disebabkan oleh banyak halantara lain karena penggunaan faktor produksi(luas lahan, benih, pupuk, pestisida dan tenagakerja) yang belum efisien.

Berdasarkan latar belakang yang telahdipaparkan di atas, maka yang menjadi rumusanmasalahnya adalah: Bagaimana tingkat efisiensiteknis penggunaan faktor-faktor produksi padausahatani kedelai di Kecamatan PeudadaKabupaten Bireuen?

Tujuan dari penelitian ini adalah untukmenganalisis tingkat efisiensi teknis penggunaanfaktor-faktor produksi usahatani kedelai diKecamatan Peudada Kabupaten Bireuen.

Tabel 2. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas kedelai di Kecamatan PeudadaKabupaten Bireuen Tahun 2009 - 2013

No. TahunLuas Tanam

(Ha)Luas Panen

(Ha)Produksi

(Ton)Produktivitas

(Ton/Ha)1. 2009 3.779 2.667 4.321 1,6202. 2010 3.779 2.667 4.321 1,6203. 2011 3.007 2.007 3.251 1,6204. 2012 2.377 2.542 4.283 1,6855. 2013 4.130 3.595 5.662 1,575

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bireuen, 2014 (diolah)

Page 22: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Jurnal Agrium 12(1), Maret 2015. Hlm. 16-22

18

Bahan dan Metode

Penelitian ini dilakukan di KecamatanPeudada Kabupaten Bireuen. Pemilihan lokasiini dilakukan secara sengaja (purposive) denganpertimbangan bahwa Kecamatan Peudadamerupakan salah satu daerah sentral penghasilkedelai di Kabupaten Bireuen. Objek penelitianini adalah petani kedelai di Kecamatan PeudadaKabupaten Bireuen. Ruang lingkup penelitian inidibatasi pada efisiensi teknis penggunaan faktor-faktor produksi usahatani kedelai. Dalammenganalisis efisiensi teknis penggunaan faktor-faktor produksi digunakan pendekatan fungsiproduksi stochastic frontier. Penelitian inidilakukan pada bulan April hingga Mei tahun2014.

Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis datayaitu data primer dan data sekunder. Data primerbersumber dari pengamatan langsung di lokasipenelitian. Metode yang digunakan dalampengambilan data primer adalah metode surveidengan teknik wawancara kepada para petanikedelai melalui bantuan kuesioner yangberisikan suatu rangkaian pertanyaan mengenaiusahatani kedelai. Sedangkan data sekunderbersumber dari Badan Pusat Statistik, literaturpustaka dan juga melalui pencarian di mediainternet.

Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini yaitu seluruhpetani kedelai yang berusahatani kedelai. Dari 52yang ada secara sengaja (Purposive) dipilih 8desa yaitu: desa Hagu, Mns. Baroh, AlueKeutapang, Pinto Rimba, Pulo Ara, Tgk.Dibathon, Garot dan Jabet, dengan pertimbanganbahwa desa-desa tersebut adalah desa yangmembudidaya kedelai. Dari masing-masing desatersebut dilakukan pengambilan sampel denganteknik bola salju (snowball sampling).

Metode Analisis Data

Pengukuran efisiensi teknis ini dilakukandengan menggunakan fungsi produksi StochasticFrontier Model yang dikembangkan oleh Battesedan Coelli (1995). Fungsi produksi frontierstokastik diasumsikan mempunyai bentuk yangserupa dengan fungsi produksi Cobb-Douglas

yang ditransformasikan ke dalam bentuklogaritma natural sebagai berikut:ln Y = β0 + β1lnX1 + β2lnX2 + β3lnX3 + β4lnX4 + β5lnX5 + β6lnX6 + vi - ui Keterangan:Y= Jumlah produksi usahatani kedelai (KgX1= Lahan (Ha)X2= Tenaga Kerja (HOK)X3= Benih Kedelai (Kg)X4= Pupuk TSP (Kg)X5= Pupuk Urea (Kg)X6= Pestisida (Liter)β0= Konstanta βi= Koefisien parameter penduga, di mana i = 1, 2, 3, …, 6Vi - Ui= Error term (Ui = efek inefisiensi teknisdalam model)

Untuk menentukan nilai parameterdistribusi (Ui) efek inefisiensi teknis padapenelitian ini digunakan rumus :

Ui = δ0 + δ1Z1 + δ2Z2 + δ3Z3 + δ4Z4 Keterangan:Ui= Efek inefisiensi teknisZ1= Umur petani kedelai (tahun)Z2= Pengalaman berusahatani kedelai (tahun)Z3= Pendidikan formal petani kedelai (tahun)Z4=Penyuluhan (“dummy”, dimana mengikutipenyuluhan= 1, tidak mengikuti penyuluhan= 0)

Tanda yang diharapkan untuk masing-masing parameter efek inefisiensi δ1 – δ4 di atas adalah negatif.

Definisi Operasional Variabel

1. Produksi adalah total biji kedelai yangdihasilkan pada kurun waktu satu kali musimtanam, diukur dalam satuan kilogram (Kg).

2. Lahan adalah luas lahan yang dikelola olehmasing-masing petani untuk menanamkedelai, diukur dalam satuan hektar (Ha).

3. Tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerjayang digunakan dalam proses produksikedelai, diukur dalam satuan hari orang kerja(HOK).

4. Benih kedelai adalah total benih yangdigunakan dalam budidaya kedelai, diukurdalam satuan Kilogram (Kg).

5. Pupuk adalah jumlah pupuk yang digunakandalam budidaya kedelai yaitu pupuk TSPdan Urea, diukur dalam satuan Kilogram(Kg).

6. Pestisida adalah jumlah pestisida yangdigunakan dalam budidaya kedelai, diukurdalam satuan Liter (L)

Page 23: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Riza Putri et al: Analisis Efisiensi Teknis pada Usahatani Kedelai

19

7. Umur adalah usia petani kedelai saatpenelitian, diukur dalam satuan Tahun.

8. Pengalaman adalah lamanya pengalamanpetani berusahatani kedelai, diukur dalamsatuan Tahun.

9. Pendidikan adalah lamanya pendidikanformal yang ditempuh oleh respondensampai penelitian ini dilakukan, diukurdalam satuan Tahun.

10. Penyuluhan adalah informasi yang didapatdari penyuluhan dalam bentuk Dummy.Bernilai 1 (Satu) untuk petani yangmengikuti penyuluhan dan bernilai 0 (nol)untuk petani yang tidak mengikutipenyuluhan.

Hasil dan Pembahasan

Analisis Fungsi Produksi Stochastic Frontier

Model yang digunakan untukmengestimasi fungsi produksi kedelai di daerahpenelitian yaitu model fungsi produksi stochasticfrontier Cobb-Douglas. Parameter yangdigunakan pada model ini diestimasi denganmetode Maximum Likelihood Estimated (MLE)yang menggambarkan hubungan antara produksi(output) maksimum yang dapat dicapai padatingkat penggunaan faktor-faktor produksi(input) yang ada. Nilai MLE diperoleh denganmenggunakan Program Frontier versi 4.1.

Namun karena ada 2 variabel yangmemiliki nilai yang sama yaitu Urea dan TSP,maka salah satu variabel harus dikeluarkan darimodel karena jika kedua variabel tersebutdipertahankan maka tidak dapat dianalisisdengan program frontier 4.1. Variabel yangdikeluarkan adalah Urea. Sehingga model fungsiproduksi stochastic frontier usahatani kedelaimenjadi:

ln Y = β0 + β1lnX1 + β2lnX2 + β3lnX3 + β4lnX4 + β5lnX5 + vi - ui

Tabel 3 berikut menunjukkan hasilpendugaan fungsi produksi stochastic frontierusahatani kedelai yang menggunakan 5 variabelindependen, yang menunjukkan bahwa lahan danbenih berpengaruh nyata terhadap produksikedelai. Sedangkan tenaga kerja, pupuk TSP danPestisida tidak berpengaruh nyata terhadapproduksi kedelai.

Berdasarkan hasil estimasi pada Tabel 3,model ini memiliki nilai parameter γ sebesar 0,924. Parameter dugaan γ merupakan rasio antara deviasi inefisiensi teknis (ui) terhadap

deviasi yang mungkin disebabkan oleh faktoracak (vi). Secara statistik nilai 0,924 mendekatisatu, yang berarti bahwa sebesar 92,4 persen darierror yang ada di dalam fungsi produksidisebabkan karena adanya inefisiensi teknis,sedangkan sisanya (7,6 %) disebabkan olehvariabel random/acak. Model fungsi produksistochastic frontier usahatani kedelai dapatdituliskan dalam persamaan sebagai berikut:

ln Y = 4,683 + 0,306 lnX1 - 0,127 lnX2 + 0,895lnX3 + 0,054 lnX4 - 0,042 lnX5 + vi - ui

Tabel 3. Pendugaan Model Fungsi ProduksiCobb-Douglas Stochastic Frontier denganMenggunakan Metode MLE

Variabel Input Koefisien t-rasioIntersep (ln β0) Lahan (β1) Tenaga Kerja(β2) Benih (β3) TSP (β4) Pestisida (β5)

4,6830,306-0,1270,8950,054-0,042

8,5282,799*-1,4326,197*0,960-1,234

Sigma-squared(σ2) Gamma (γ)

0,2120,924

2,27115,025

Log likelihoodfunctionLR test of oneside

7,91718,930

Keterangan: * nyata pada 5 %Sumber : Data Primer, 2014 (diolah)

Berikut adalah interpretasi dari masing-masing faktor produksi dari pendugaan modelfungsi produksi stochastic frontier.

1. LahanDari hasil pendugaan pada Tabel 3

ditemukan bahwa variabel lahan berpengaruhnyata dan positif terhadap produksi kedelai. Nilaielastisitas sebesar 0,306 artinya bahwapenambahan luas lahan sebesar satu persen akanmeningkatkan produksi kedelai sebesar 0,306persen.

Hal ini sesuai dengan penelitian yangdilakukan oleh Muhaimin (2012) yangmenyatakan bahwa variabel luas lahanberpengaruh positif dan nyata terhadap produksipadi organik. Nilai koefisien sebesar 0,05 berartibahwa setiap penambahan satu persen luas lahanakan meningkatkan produksi padi organiksebesar 0,05 persen.

Dalam penelitian Novianti (2007) jugamenyatakan bahwa lahan berpengaruh nyataterhadap hasil produksi padi SRI. Hal iniditunjukkan oleh nilai probabilitas –t (0,0172)

Page 24: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Jurnal Agrium 12(1), Maret 2015. Hlm. 16-22

20

untuk variabel luas lahan lebih kecil dari 0,05(taraf nyata 5 %). Sedangkan koefisien regresiuntuk variabel luas lahan garapan diperolehsebesar 1,4844, ini berarti setiap penambahansatu persen luas lahan akan meningkatkanproduksi sebesar 1,4844 persen.

2. Tenaga kerjaVariabel tenaga kerja tidak berpengaruh

nyata dan bernilai negatif terhadap produksikedelai. Nilai koefisien tenaga kerja sebesar -0,127, hal ini menunjukkan bahwa setiappenambahan satu persen tenaga kerja maka akanmenurunkan produksi kedelai sebesar 0,127persen. Nilai koefisien tenaga kerja yangbertanda negatif menunjukkan bahwapenggunaan tenaga kerja pada usahatani kedelaidi daerah penelitian yang berlebihan.

Hal ini sesuai dengan penelitian Muhaimin(2012), dimana variabel tenaga kerja bernilainegatif dan tidak nyata terhadap produksi padiorganik. Nilai koefisien tenaga kerja -0,001menunjukkan bahwa setiap penambahan satupersen tenaga kerja dapat mengurangi produksisebesar 0,001 persen.

3. Benih

Penggunaan benih berpengaruh nyata danpositif terhadap produksi kedelai. Nilaikoefisiennya sebesar 0,895, artinya denganmenambah jumlah penggunaan benih satu persenmaka akan meningkatkan produksi sebesar 0,895persen. Hal ini sesuai dengan penelitian Irsyadi(2011) yang menyebutkan bahwa variabel benihper satuan lahan berpengaruh nyata terhadapproduksi kedelai edamame. Nilai elastisitasbenih per lahan sebesar 1,351 artinya bahwapenambahan jumlah benih per lahan sebesar satupersen akan meningkatkan produktivitas kedelaiedamame sebesar 1,351 persen.

4. TSP

Penggunaan pupuk TSP tidak berpengaruhnyata dan positif terhadap produksi kedelai. Nilaielastisitas TSP sebesar 0,054 menunjukkanbahwa adanya penambahan pupuk TSP sebesarsatu persen akan meningkatkan produksi kedelaisebesar 0,543 persen. Hal ini menunjukkanbahwa petani masih bisa menambahkanpenggunaan pupuk TSP untuk meningkatkanproduksi kedelai.

5. Pestisida

Penggunaan pestisida tidak berpengaruhnyata dan negatif terhadap produksi kedelai.Nilai elastisitas pestisida sebesar -0,042 berartibahwa peningkatan penggunaan pestisida sebesarsatu persen akan menurunkan produksi sebesar -

0,042 persen. Koefisien yang negatifmenunjukkan adanya indikasi bahwa pestisidayang digunakan petani responden dalamusahatani kedelai telah mencapai batasmaksimum.

Analisis Efisiensi dan Inefisiensi Teknis

Pembahasan mengenai tingkat efisiensidan inefisiensi teknis meliputi sebaran efisiensiteknis dan sumber-sumber inefisiensi teknis.

1. Sebaran Efisiensi Teknis

Efisiensi teknis dianalisis denganmenggunakan model fungsi produksi stochasticfrontier. Sebaran efisiensi teknis usahatanikedelai di lokasi penelitian disajikan pada Tabel4. Nilai indeks efisiensi hasil analisis dapatdikategorikan belum efisien apabila nilainya ≤ 0,7 dan dikategorikan efisien apabila nilainya >0,7 (Tanjung, 2003).

Tabel 4. Sebaran Efisiensi Teknis UsahataniKedelai Petani Responden di KecamatanPeudada

Efisiensi TeknisIndeks Efisiensi

Jumlah Persen (%)0 < TE≤0,2 0 00,2 < TE ≤ 0,3 0 00,3 < TE ≤ 0,4 1 2,50,4 < TE ≤ 0,5 0 00,5 < TE ≤ 0,6 3 7,50,6 < TE ≤ 0,7 1 2,50,7 < TE ≤ 0,8 4 100,8 < TE ≤ 0,9 14 350,9 < TE ≤ 1,0 17 42,5Total 40 100Rata-rata 0,846Minimum 0,340Maksimum 0,965

Sumber: Data Primer, 2014 (diolah)Keterangan: TE = Technical Efficiency

Secara keseluruhan, mayoritas petani telahefisien secara teknis. Dari 40 petani responden,sebanyak 35 petani (87,5 %) telah mencapai nilaiefisiensi di atas 0,7. Rata-rata nilai efisiensiteknis petani kedelai di lokasi penelitian adalah0,846. Artinya, rata-rata petani telah mencapaipaling tidak 85 % dari potensial produktivitasyang diperoleh dari kombinasi masukan faktor-faktor produksi dan masih ada 15 % peluanguntuk meningkatkan produktivitas kedelai.

2. Sebaran Inefisiensi Teknis

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkatinefisiensi teknis dianalisis dengan menggunakanmodel efek inefisiensi teknis dari fungsi produksistochastic frontier seperti yang dijelaskan padaTabel 5.

Page 25: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Riza Putri et al: Analisis Efisiensi Teknis pada Usahatani Kedelai

21

Hasil analisis sumber-sumber inefisiensidengan metode MLE seperti terlihat pada Tabel5 menunjukkan bahwa umur, pengalaman,pendidikan dan penyuluhan tidak berpengaruhnyata terhadap inefisiensi teknis pada prosesproduksi kedelai.

Tabel 5. Pendugaan Inefisiensi Teknis FungsiProduksi Stochastic Frontier Usahatani Kedelai

Variabel Koefisien t-rasioIntersep (δ0) -4,603 -0,976Umur (δ1) 1,701 1,390Pengalaman (δ2) -1,424 -2,450Pendidikan (δ3) 0,602 0,913Penyuluhan dummy(δ4)

0,196 1,190

Sumber : Data Primer, 2014 (diolah)

Berikut adalah interpretasi dari masing-masing sumber inefisiensi teknis:

1. Umur

Umur petani berkorelasi positif dan tidakberpengaruh nyata terhadap tingkat inefisiensiteknis usahatani kedelai. Semakin bertambahnyaumur, petani cenderung tidak efisien dalamberproduksi dan dalam menggunakan input-inputproduksi. Hal ini karena seiring denganpeningkatan usia petani, kemampuan bekerjayang dimiliki, daya juang dalam berusaha,keinginan dalam menanggung resiko dankeinginan menerapkan inovasi baru semakinberkurang.

Hal ini sesuai dengan penelitian yangdilakukan oleh Suprapti, dkk (2014) yangmenyebutkan bahwa umur tidak berpengaruhnyata dan bernilai positif. Semakin tua umurpetani, maka semakin meningkat inefisiensiteknisnya. Kondisi ini dikarenakan berbagaifaktor yaitu (i) rata-rata petani respondenberumur ≥ 51 tahun yang dikategorikan sebagai umur produktif, (ii) cara pengelolaan usahataniyang sudah sejak lama mereka jalani membuatmereka sulit menerima adanya perubahanteknologi dalam budidaya.

Muhaimin (2012) dalam penelitiannyamenyatakan bahwa umur berpengaruh positifterhadap tingkat inefisiensi teknis usahatani padi.Koefisien 0,0008 menunjukkan jika umur petanibertambah satu tahun maka akan meningkatkaninefisiensi teknis sebesar 0,0008.

Dalam hasil penelitian yang dilakukanoleh Irsyadi (2011), umur juga bernilai positifdan tidak berpengaruh nyata. Nilai koefisien0,018 menunjukkan jika umur petani bertambahsatu tahun maka akan meningkatkan inefisiensiteknis sebesar 0,018.

2. Pengalaman

Pengalaman berkorelasi negatif dan tidakberpengaruh nyata terhadap inefisiensi teknisusahatani kedelai. Kondisi ini sesuai dengandugaan awal, bahwa variabel pengalaman akanmenurunkan tingkat inefisiensi teknis usahatanikedelai. Semakin lama pengalaman petani dalamberusahatani kedelai maka akan menurunkaninefisiensi teknis dan akan meningkatkanefisiensi usahatani kedelai. Faktor pengalamanmemiliki peranan yang sangat penting misalnyasaja dalam pemilihan benih yang cocok dengankeadaan lahan di daerah penelitian, benih jugaharus di sortir terlebih dahulu demi mendapatkanbenih yang terbaik. Selain itu faktor pengalamanjuga sangat penting dalam hal pemilihanpestisida yang tepat untuk mengatasi hama yangmenyerang tanaman kedelai.

3. Pendidikan

Pendidikan berkorelasi positif dan tidakberpengaruh nyata terhadap inefisiensi teknisusahatani kedelai. Kondisi yang terjadi padapetani responden tidak sesuai dengan harapanbahwa variabel pendidikan diduga akanmenurunkan tingkat inefisiensi teknis usahatanikedelai. Hal ini diduga karena tingkat pendidikanpara petani hampir seragam yaitu rata-rata hanyatamatan SLTP. Selain itu kegiatan usahatanikedelai ini tidak menggunakan peralatan atauteknologi yang sulit ataupun modern sehinggadiduga variabel pendidikan tidak berpengaruhterhadap kegiatan usahatani kedelai.

Hasil ini sejalan dengan penelitian Kebede(2001) yang menemukan bahwa pendidikanberpengaruh positif terhadap efisiensi teknispetani padi, namun berbeda dengan penelitianTanjung (2003) yang menemukan bahwapendidikan berpengaruh negatif terhadapefisiensi teknis usahatani kentang.

4. Penyuluhan

Penyuluhan berkorelasi positif dan tidakberpengaruh nyata terhadap inefisiensi teknisusahatani kedelai. Kondisi ini juga tidak sesuaidengan harapan, dimana semakin seringnyapetani responden mengikuti penyuluhan makainefisiensi juga akan meningkat. Hal ini didugakarena program penyuluhan yang diikuti olehpetani tidak efektif terhadap usahatani yangmereka jalankan.

Kesimpulan

Faktor produksi yang berpengaruh nyataterhadap produksi kedelai yaitu lahan dan benih.Rata-rata tingkat efisiensi teknis penggunaaninput pada usahatani kedelai adalah sebesar 85 %yang berarti bahwa rata-rata petani dapat

Page 26: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Jurnal Agrium 12(1), Maret 2015. Hlm. 16-22

22

mencapai paling tidak 85 % dari produksipotensial yang diperoleh dari kombinasi input-input yang dikorbankan. Ini berarti pula bahwamasih ada peluang sekitar 15 % untukmeningkatkan produksi kedelai di KecamatanPeudada. Umur, pengalaman, pendidikan formaldan penyuluhan tidak berpengaruh nyataterhadap inefisiensi teknis usahatani kedelai.

Daftar Pustaka

Amang, B. dan M.H. Sawit. 1996. EkonomiKedelai: Rangkuman. Dalam: Amang, B.,M.H. Sawit, dan A.Rachman (eds).Ekonomi Kedelai di Indonesia. IPB Press.Jakarta.

Ariani, M. 2005. Penawaran dan PermintaanKacang-Kacangan dan Umbi-Umbian diIndonesia. SOCA 5 (1). 48,56.

Irsyadi, I. 2011. Analisis Pendapatan danEfisiensi Teknis Usahatani KedelaiEdamame Petani Mitra PT. Saung Mirwan.Skripsi. Tidak diterbitkan. InstitutPertanian Bogor.

Kebede, T. A. 2001. Farm Household TechnicalEffeciency: A Stochastic FrontierAnalysis, A Study of Rice Producers InMardi Watershed in The WesternDevelopment Region of Nepal. MasterThesis. Department of Economics andSocial Sciences, Agricultural University ofNorway, Norway.http://www.ub.uib.no/elpub/.NORAD/2001/NLH/thesis01.pdf. Diakses [diunduh 5Oktober 2014].

Muhaimin, A. Wahib. 2012. Analisis EfisiensiTeknis Faktor Produksi Padi (Oryzasativa) Organik di Desa Sumber PasirKecamatan Pakis Kabupaten Malang.Jurnal Agrise. Vol. XII No.3.

Novianti, R. 2007. Analisis frontier penggunaaninput pada usahatani padi denganmenggunakan metode SRI (System of RiceIntensification) di Kabupaten LombokTengah. Fakultas Pertanian UniversitasMataram.

Sudaryanto dan D.K.S. Swastika. 2007. EkonomiKedelai di Indonesia. Forum AgroEkonomi (FAE) 12(3): 1-27.

Suprapti, I.,dkk. 2014. Efisiensi Produksi PetaniJagung Madura Dalam MempertahankanKeberadaan Jagung Lokal.Agriekonomika. Vol. 3 No.1.

Syafa’at, N., Hadi, P.U., Sadra, D.K., Lokollo,E.M., Purwoto, A., Situmorang, J.,Dabukke, F.B.M. 2005. ProyeksiPermintaan dan Penawaran KomoditasUtama Pertanian. Laporan akhir Penelitian.Proyek/bagian Proyek PengkajianTeknologi Pertanian Partisipatif. PusatPenelitian dan Pengembangan SosialEkonomi Pertanian.

Tanjung, I. 2003. Efisiensi Teknis dan EkonomisPetani Kentang di Kabupaten SolokProvinsi Sumatera Barat: AnalisisStochastic Frontier. Tesis. Sekolah PascaSarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Page 27: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Jurnal Agrium 12(1), Maret 2015. Hlm. 23-34ISSN 1829-9288

23

Strategi Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M)Dalam Pengembangan Program Pemberdayaan PerempuanDi Kota Padang

Strategy Institute Research and Development Community (LP2M)In The Development Of Women's Empowerment ProgramsIn The City Of Padang

Martina1

1)Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas MalikussalehKampus Cot Teungku Nie, Reuleut, Muara Batu Aceh Utara 24355, IndonesiaEmail: [email protected]

Diterima 10 Februari 2015; Dipublikasi 1 Maret 2015

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi LP2M dalam pengembangan program pemberdayaanperempuan di Kota Padang. Penelitian ini dilakukan di Kota Padang dengan menggunakan metode StudiKasus. Berdasarkan hasil penelitian, alternatif strategi LP2M dalam pengembangan programpemberdayaan perempuan di Kota Padang melakukan identifikasi terhadap aspek internal dan eksternal.Dari Matriks QSPM maka strategi yang tepat dan paling penting untuk dikembangkan LP2M dalampengembangan program pemberdayaan perempuan di Kota Padang adalah pada alternatif strategi ketigayaitu Memperkuat tenaga pendamping dan CO Lokal melalui adanya diskusi kritis, pelatihan, seminar,lokakarya, dan studi banding. Hal ini sesuai dengan strategi yang yang terpilih berdasarkan MatriksAnalisis Faktor Internal dan Eksternal (IFA/EFA).

Kata kunci: Strategi, Pemberdayaan perempuan.

Abstract

This study aims to formulate strategies LP2M in the development of women’s empowerment program inthe city of Padang. This research was conducted in the city of Padang by using case study method. Basedon the research results, Alternative LP2M strategy in the development of women's empowerment programin the city of Padang in identifying the internal and external aspects . From Matrix QSPM the rightstrategy and most importantly to develop LP2M in the development of women's empowerment programin the city of Padang is the third strategic alternatives, namely Strengthening Local CO assistants andthrough their critical discussions, trainings, seminars, workshops, and study visits . This is in accordancewith the chosen strategy based on Matrix Analysis of Internal and External Factors (IFA / EFA).

Key words: Strategy , Women's Empowerment.

Pendahuluan

Kemiskinan merupakan masalah dalampembangunan yang ditandai denganpengangguran dan keterbelakangan, yangkemudian meningkat menjadi ketimpangan.Masyarakat miskin pada umumnya lemah dalamkemampuan berusaha dan terbatas aksesnyakepada kegiatan ekonomi sehingga tertinggaljauh dari masyarakat lainnya yang mempunyaipotensi lebih tinggi (Kartasasmita, 1997). Haltersebut senada dengan yang dikatakanFriedmann (1992), bahwa kemiskinan

merupakan akibat dari ketidaksamaankesempatan untuk mengakumulasi basiskekuatan sosial.

Beban kemiskinan paling besar terletakpada kelompok-kelompok marjinal dan kaumperempuan pada umumnya merupakan pihakyang dirugikan. Dalam rumah tangga miskin,mereka sering menjadi pihak yang menanggungbeban kerja yang lebih berat dari pada kaumpria. Demikian pula dengan anak-anak, merekajuga menderita akibat adanya ketidakmerataanbeban kerja. Kualitas hidup masa depan merekaterancam oleh karena tidak tercukupinya gizi,

Page 28: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Jurnal Agrium 12(1), Maret 2015. Hlm. 23-34

24

pemerataan kesehatan dan pendidikan (Bahri,2005).

Ketidaksetaraan peran antara perempuandan laki-laki dipengaruhi oleh berbagai normayang berlaku dalam masyarakat, penafsiranagama dan konstruksi sosial budaya yangmengatur alokasi peran, atribut, stereotip, hak,kewajiban, tanggung jawab dan persepsiterhadap laki-laki maupun perempuan.Marjinalisasi, diskriminasi dan subordinasiterhadap kaum perempuan membuat daya saingperempuan dalam berbagai aspek kehidupanmenjadi sangat lemah. Hal ini menyebabkankondisi perempuan makin memprihatinkan(Susanti, 2006).

Pemberdayaan perempuan merupakansalah satu kegiatan yang dilakukan untukpemberantasan kemiskinan. Denganpemberdayaan maka pengetahuan perempuanakan bertambah, kapasitas dan rasa percaya diripada saat yang bersamaan akan bertambah pula.Artinya, akan ada peningkatan kemampuanperempuan untuk mencapai tujuan pembangunantermasuk untuk menekan angka kemiskinan.

Lembaga Pengkajian dan PemberdayaanMasyarakat (LP2M) merupakan salah satuLembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yangmengembangkan program pemberdayaanperempuan bagi perempuan miskin di KotaPadang yang mengacu pada konseppemberdayaan perempuan yang dikemukakanoleh Longwe (2007) yang mencakup lima tingkatpemberdayaan yaitu kesejahteraan, akses,kesadaran kritis, partisipasi dan kontrol.Kesejahteraan meliputi materi sepertipendapatan, kesehatan, dan lain-lain. Aksesperempuan terhadap faktor-faktor produksiseperti lahan, pekerjaan, peningkatan kapasitasdan lain-lain. Kesadaran kritis adalah adanyasebuah pemahaman bahwa peran dan pembagiankerja berdasarkan jenis kelamin dalah konstruksisosial, Partisipasi mencakup partisipasi dalampengambilan keputusan, dan Kontrol adalahkemampuan perempuan dalam mempengaruhipengambilan keputusan. Adapun Kegiatan

program pemberdayaan perempuan yangdikembangkan LP2M di Kota Padang adalahProgram Penguatan Kelompok PerempuanUsaha Kecil (KPUK) Sebagai WadahPengembangan Ekonomi Rakyat.

Dari uraian di atas, mengingat pentingnyapemberdayaan perempuan bagi perempuanmiskin di Kota Padang, maka pelaksanaanprogram pemberdayaan perempuan oleh LP2Mterus dikembangkan. Untuk mempercepatpencapaian tujuan perlu adanya strategi agarprogram pemberdayaan perempuan yangdikembangkan LP2M di Kota Padangmemberikan pengaruh yang baik bagi kaumperempuan guna menekan angka kemiskinan diKota Padang.

Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitianini adalah Merumuskan strategi LP2M dalampengembangan program pemberdayaanperempuan di Kota Padang.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan peneliti dalampenelitian ini adalah studi kasus (case study).Lokasi penelitian ditetapkan dengan sengaja(Purposive) yang disesuaikan dengan tujuanpenelitian Lokasi yang dijadikan tempatpenelitian adalah Kota Padang, yaitu pada daerahyang menjadi wilayah kerja LP2M. Penelitian initelah dilakukan pada Bulan September 2010hingga Bulan Desember 2010.

Sampel dalam penelitian ini adalahAnggota Kelompok Perempuan Usaha Kecil(PUK) yang berasal dari 14 KPUK di KotaPadang yang ditetapkan dengan sistem quota25% sehingga dalam penelitian ini diperolehjumlah sampel sebanyak 53 orang anggota.

Penetapan tersebut denganmempertimbangkan homogenitas dari sifat-sifatyang diteliti. Rincian jumlah sampel masing-masing Kecamatan dan kelompok dapat dilihatpada Tabel 1 dibawah ini :

Tabel 1. Jumlah Sampel dan Populasi Pada Tiga Kecamatan Lokasi Penelitian.

No KecamatanJumlahKPUK

Populasi(orang)

Quota (25%)Total Sampel

(orang)

1. Lubuk Kilangan 9 114 0.25 29

2. Kuranji 4 75 0.25 19

3. Koto Tangah 1 21 0.25 5

Page 29: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Martina: Strategi Lembaga Pengkajian Pemberdayaan Masyarakat (LP2M)

25

Total 14 210 0.25 53Data dan Metode pengumpulan Data

Pada penelitian ini digunakan dua jenisdata yaitu data primer yang diperoleh dariresponden secara langsung dan data sekunder,yang diperoleh dari instansi-instansi terkaitdalam penelitian yang dilaksanakan yaitudokumen dari Biro Pusat Statistik (BPS),dokumen-dokumen serta laporan-laporan dariLP2M, Jarpuk Gapermita dan KPUK.Pengumpulan data dilakukan dengan metode:

1. Observasi yaitu metode pengumpulan datadengan mengadakan pengamatan langsungterhadap obyek yang diteliti.

2. Kuisioner yaitu metode pengumpulan datadengan mengajukan pertanyaan tertulis yangtelah disusun secara sistematis kepadaresponden.

3. Wawancara yaitu metode pengumpulan datadengan tanya jawab kepada responden daninforman kunci dengan acuan yang adadalam kuisioner.

Variabel Penelitian

Adapun variable yang akan diukur padapenelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Variabel-variabel Penelitian

Tujuan Fokus Kajian Elemen fokus kajianMerumuskan strategi LP2Mdalam pengembangan programpemberdayaan perempuan

1. Identifikasi Faktor Internal- Kekuatan (S)- Kelemahan (W)

2. Identifikasi Faktor Eksternal- Peluang (O)- Ancaman (T)

3. Menganalisa dengan SWOT4. Merumuskan strategi

Matrik IFAS

Matrik EFAS

Matrik SWOTStrategi LP2M dalampengembangan programpemberdayaan perempuan :- Strategi SO- Strategi WO- Strategi ST- Strategi WT

Metode Analisis Data

Menurut Rangkuti (2006), Langkah-langkah yang dilakukan dalam perumusanstrategi adalah sebagai berikut :

1. Tahap Pengumpulan data

Tahap ini pada dasarnya tidak hanyasekedar pengumpulan data, tetapi jugamerupakan suatu kegiatan pengklasifikasian danpra analisis. Pada tahap ini data dapat dibedakanmenjadi dua yaitu data internal dan eksternal.Model yang digunakan pada tahap ini adalahanalisis faktor internal yaitu analisis terhadapkekuatan dan kelemahan yang ada dalamorganisasi dan analisis faktor eksternal yaituanalisis terhadap peluang dan ancaman yangberasal dari luar organisasi. Analisis faktorinternal dan eksternal tersebut dilakukan dengan

menyusun pada suatu tabel yaitu tabel IFAS(Internal Factor Analysis Summary) guna dapatmelakukan penilaian secara lebih konkritterhadap faktor-faktor strategis pengembanganprogram pemberdayaan perempuan dalam unsurkekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.

2. Tahap AnalisisSetelah semua data yang mempengaruhi

pengembangan program pemberdayaanperempuan dikumpulkan, dilanjutkan kepadatahap analisis melalui model perumusan strategidengan matriks SWOT.

Analisa SWOT merupakan sebuah bentukanalisa situasi dan kondisi yang bersifatdeskriptif (memberi gambaran). Analisa inimenempatkan situasi dan kondisi sebagai faktormasukan, yang kemudian dikelompokkanmenurut kontribusinya masing-masing. analisaSWOT adalah sebuah alat analisa yang ditujukan

Page 30: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Jurnal Agrium 12(1), Maret 2015. Hlm. 23-34

26

untuk menggambarkan situasi yang sedangdihadapi atau yang mungkin akan dihadapi olehorganisasi.

3. Tahap Pengambilan keputusan

Setelah tahap analisis dilalui, prosesselanjutnya adalah pengambilan keputusandengan menggunakan strategi yang tepat. Dapatdilihat pada diagram analisis SWOT padagambar 1.

FAKTOR-FAKTORINTERNAL

FAKTOR-FAKTOREKSTERNAL

(S) Strengths/Kekuatan (W) Weaknesses /Kelemahan

Opportunities/ Peluang

Strategi SO:mengembangkan suatu strategidalam memanfaatkan kekuatan(S) untuk mengambil manfaatdari peluang (O) yang ada.

Strategi WO:mengembangkan suatustrategi dalam memanfaatkanpeluang (O) untuk mengatasikelemahan (W) yang ada.

(T) Threats/Ancaman

Strategi ST:Mengembangkan suatu strategidalam memanfaatkanakekuatan (S) untukmenghindari ancaman (T).

Strategi WT:Mengembangkan suatustrategi dalam mengurangikelemahan (W) danmenghindari ancaman (T).

Gambar 1. Diagram Analisis SWOT (Rangkuti, 2006)

Keterangan :- STRATEGI SO adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan jalan pikiran organisasi LP2M yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.- STRATEGI WO adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara

meminimalkan kelemahan yang ada. Dengan merancang strategi turnaround yaitu meraih Peluang eksternaldan meminimalkan permasalahan internal atau kelemahan yang ada pada internal LP2M

- STRATEGI ST adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kekuatan yang dimiliki Organisasi LP2M untukmengatasi ancaman. Strategi ini dikenal dengan istilah strategi diversifikasi atau strategi perbedaanmaksudnya menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang.

- STRATEGI WT adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kegiatan yang bersifat defensif dan berusahameminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Hasil dan Pembahasan

Strategi LP2M Dalam Pengembangan ProgramPemberdayaan Perempuan di Kota Padang

1. Identifikasi Faktor Internal dan EksternalTerhadap pengembangan ProgramPemberdayaan Perempuan

Dalam rangka menyusun alternatif strategiLP2M dalam pengembangan programpemberdayaan perempuan di Kota Padang yangtujuan program tersebut adalah untukmeningkatkan usaha kecil mikro yang dikelolaperempuan usaha kecil sebagai pendoronggerakan ekonomi rakyat, perlu dilakukan terlebihdahulu identifikasi terhadap faktor internal danfaktor eksternal, faktor internal yaitu analisis

terhadap kekuatan dan kelemahan yang adadalam organisasi dan faktor eksternal terhadappeluang dan ancaman yang berasal dari luarorganisasi. Hal ini dilakukan agar alternatifkebijakan yang dihasilkan mampu memberikansolusi dalam menghadapi permasalahan yangdihadapi dalam pengembangan programpemberdayaan perempuan oleh LP2M di Kotapadang.

Untuk mengetahui faktor internal daneksternal dapat diidentifikasi beberapa hal yangmenjadi Kekuatan, Kelemahan, Peluang danAncaman dalam pengembangan programpemberdayaan perempuan yang terlihat padaTabel 3.

Page 31: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Martina: Strategi Lembaga Pengkajian Pemberdayaan Masyarakat (LP2M)

27

Tabel 3. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal dalam Pengembangan Program PemberdayaanPerempuan di Kota Padang

Faktor TerkaitIdentifikasi Faktor-faktor yang

terkait

Faktor Internal Faktor Eksternal

KekuatanKelemah-

anPeluang

Ancam-an

Fator SumberDaya

Rendahnya tingkat pendidikananggota KPUK

Umur Anggota KPUK yang masihproduktif

Akses Modal LP2M yang kuat √Akses modal usaha masih lemah √

FaktorKomunikasi

Komunikasi dan kerjama yangbaik dalam pelaksanaan program

FaktorOrganisasi

Peran pihak-pihak yang terlibat √Adanya struktur pelaksanaanprogram

Lemahnya organisasi KPUK √Tingkat pengetahuan danteknologi yang masih rendah

Struktur pengembangan usahabelum intensif

Dukungan pihak swasta √Kegiatanpendampingan

Fungsi tenaga pendamping danCO yang belum maksimal

StrukturBirokrasi

Kebijakan pemerintah √Pelayanan oleh perangkat desa √Perkembangan daerah √Pertumbuhan ekonomi rakyat √

Faktor sosial,politik, agama,dan budaya

Pegaruh sosial dan politik dimasyarakat

Pengaruh budaya yangberkembang di masyarakat

Pengaruh agama di masyarakat √

2. Perumusan Strategi LP2M dalampengembangan program pemberdayaanperempuan di Kota Padang

Dalam perumusan strategi LP2M dalampengembangan program pemberdayaanperempuan di Kota Padang maka dilakukantahap-tahap berikut :

1. Tahap Pengumpulan DataPada tahap ini, selain dari kegiatan

pengumpulan data juga merupakan kegiatanpengklasifikasian dan pra analisis. Pada tahap ini

data dapat dibedakan menjadi dua tahap yaitudata internal dan eksternal. Model yangdigunakan adalah analisis faktor internal daneksternal dengan menyusun pada suatu tabelIFAS (Internal Factor Analisys Summary) gunadapat melakukan penilaian secara lebih konkritterhadap faktor-faktor strategis LP2M dalampengembangan program pemberdayaanperempuan di Kota Padang dalam unsurkekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.

Page 32: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Jurnal Agrium 12(1), Maret 2015. Hlm. 23-34

28

Tabel 4. Analisis Faktor Internal dan Eksternal Strategi LP2M dalam Pengembangan ProgramPemberdayaan Perempuan di Kota Padang

Faktor – Faktor Strategis Internal

1. Kekuatana. Peran pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan program pemberdayaan perempuanb. Umur anggota KPUK yang masih produktifc. Adanya kelembagaan KPUKd. Pengalaman usaha anggota KPUKe. Adanya struktur pelaksanaan programf. Akses modal LP2M yang kuat

2. Kelemahana. Rendahnya tingkat pendidikan anggota KPUKb. Fungsi tenaga pendamping yang belum maksimalc. Lemahnya organisasi KPUKd. Pengembangan usaha yang masih belum intensif dan produktivitas usaha yang masih

rendahe. Tingkat pengetahuan dan teknologi yang masih rendahf. Akses modal usaha masih kurang

Faktor – Faktor Strategis Eksternal

3. Peluanga. Kebijakan pemerintahb. Pertumbuhan ekonomi rakyatc. Perkembangan daerahd. Dukungan pihak swastae. Pelayanan oleh perangkat desa

4. Ancamana. Pengaruh sosial dan Politik di Masyarakatb. Pengaruh Budaya yang berkembang di Masyarakatc. Pengaruh Agama di Masyarakat

2. Tahap AnalisisSetelah semua data yang mempengaruhi

LP2M dalam pengembangan programpemberdayaan perempuan di Kota Padang,dilanjutkan kepada tahap analisis melalui modelperumusan strategi dengan matriks SWOT.Analisis SWOT adalah metode perencanaanstrategis yang digunakan untuk mengevaluasikekuatan, kelemahan, peluang, ancaman dalamsuatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Prosesini melibatkan penentuan tujuan yang spesifikdari spekulasi bisnis atau proyek danmengidentifikasi faktor internal dan eksternalyang mendukung dan yang tidak dalammencapai tujuan tersebut.

Analisis didahului dengan membuatmatriks analisis faktor internal dan eksternal(IFA/EFA). Langkah-langkah pembuatanmatriks ini adalah sebagai berikut (Marimin,2004):a. Pada kolom 1 dilakukan penyusunan

terhadap semua faktor internal dan eksternal.Faktor internal dan eksternal diperoleh daripendapat sampel dan informan kunci, yangkemudian ditabulasi dan disesuaikan dengan

literatur dan penelitian terdahulu sehinggadiperoleh beberapa faktor internal daneksternal.

b. Pemberian bobot masing-masing faktor padakolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting),sampai dengan 0,0 (tidak penting).

c. Pada kolom ketiga diisi perhitungan ratingterhadap faktor-faktor tersebut berdasarkanpengaruhnya terhadap kondisi faktor internaldan eksternal. Rentang nilai 1 berarti kurangberpengaruh dan 4 sangat berpengaruh

d. Kolom 4 diisi dengan cara mengalikan bobotpada kolom 2 dan rating pada kolom 3.

e. Penjumlahan skor pembobotan untukmasing-masing faktor internal dan eksternaldiletakkan pada kuadran yang tersedia padamatriks sehingga diperoleh strategi yangtepat.

Page 33: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Martina: Strategi Lembaga Pengkajian Pemberdayaan Masyarakat (LP2M)

29

Tabel 5. Matriks Analisis Faktor Internal dan Eksternal (IFA/EFA) Strategi LP2M DalamPengembangan Program Pemberdayaan Perempuan di Kota Padang

Faktor – Faktor Strategis Internal Bobot Ratting Skor TerbobotKekuatan1. Peran pihak-pihak yang terlibat dalam

pengembangan program pemberdayaanperempuan

2. Umur anggota KPUK yang masihproduktif

3. Adanya kelembagaan KPUK4. Pengalaman usaha anggota KPUK5. Adanya sturktur pelaksanaan program6. Akses modal LP2M yang kuat

0.05

0.15

0.150.100.100.10

2

4

4434

0.10

0.60

0.600.400.300.40

Sub Total 2.40

Kelemahan1. Rendahnya tingkat pendidikan anggota

KPUK2. Fungsi tenaga pendamping yang belum

maksimal3. Lemahnya organisasi KPUK4. Pengembangan usaha yang masih belum

intensif dan produktivitas usaha yangmasih rendah

5. Tingkat pengetahuan dan teknologi yangmasih rendah

6. Akses modal ke usaha masih kurang

0.05

0.05

0.100.05

0.05

0.05

2

2

32

2

1

0.10

0.10

0.300.10

0.10

0.05Sub Total 0.75Jumlah 1.00 3.15Peluang1. Kebijakan pemerintah2. Pertumbuhan ekonomi rakyat3. Perkembangan daerah4. Dukungan pihak swasta5. Pelayanan oleh perangkat desa

0.100.200.200.150.10

24443

0.200.800.800.600.30

Sub Total 2.7Ancaman1. Pengaruh sosial dan Politik di Masyarakat2. Pengaruh Budaya yang berkembang di

Masyarakat3. Pengaruh Agama di Masyarakat

0.100.10

0.05

33

2

0.300.30

0.10Sub Total 0.70

Jumlah 1.00 3.40

Page 34: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Jurnal Agrium 12(1), Maret 2015. Hlm. 23-34

30

3. Tahap PencocokanSetelah tahap analisis dilalui, proses

selanjutnya adalah pengambilan keputusan

dengan menggunakan strategi yang tepat. Dapatdilihat pada diagram analisis SWOT padagambar 2.

Kekuatan (Strenght)1. Peran pihak-pihak yang terlibat

dalam pengembangan programpemberdayaan perempuan

2. Umur anggota KPUK yang masihproduktif

3. Adanya kelembagaan KPUK4. Pengalaman usaha anggota KPUK5. Adanya sturktur pelaksanaan program6. Akses modal LP2M yang kuat

Kelemahan (Weakness)1. Rendahnya tingkat pendidikan

anggota KPUK2. Fungsi tenaga pendamping yang

belum maksimal3. Lemahnya organisasi KPUK4. Pengembangan usaha yang

masih belum intensif danproduktivitas usaha yang masihrendah

5. Tingkat pengetahuan danteknologi yang masih rendah

6. Akses modal ke usaha masihkurang

Peluang (Opportunity)1. Kebijakan pemerintah2. Pertumbuhan ekonomi

rakyat3. Perkembangan daerah4. Dukungan pihak swasta5. Pelayanan oleh perangkat

desa

Strategi SO1. Meningkatkan kapasitas dan

kemampuan wirausaha PUK dalampengembangan usaha untukmeningkatkan daya saing baik padatingkat regional, Nasional, danInternasional.(S1,2,3,4; O1,3,5)

2. Membangun jaringan bisnis antarPUK lintas wilayah (Kabupaten danpropinsi) dengan para pihak untukpemenuhan kebutuhan produksi,bahan baku, dan perluasanpasar.(S1,3,4; O4,5)

3. Memfasilitasi pengembangan usahaproduktif perempuan melalui kreditmikro dan LKP yang independendalam upaya mengembangkanekonomi kerakyatan.

Strategi WO1. Pengembangan kegiatan

pemberdayaan perempuan yangdi arahkan kepada peningkatankualitas Manusia & IPTEK tepatguna (W1,2,4,5; O1,4,5)

2. Pengembangan organisasi KPUKsebagai media untukmengembangkan usaha kecilmikro yang lebih efisien danefektif terutama dalam halpenetapan teknologi baru(W2,3,4,5,6)

3. Melakukan penguatanmanajemen organisasi danprogram pemberdayaanperempuan

4. Memperkuat tenaga pendampingdan CO local melalui diskusikritis pelatihan, seminar,lokakarya, dan studi banding

Ancaman (Threats)1. Pengaruh sosial dan

Politik di Masyarakat2. Pengaruh Budaya yang

berkembang diMasyarakat

3. Pengaruh Agama diMasyarakat

Strategi ST1. Peningkatan pemahaman, kesadaran,

dan praktek kesetaraan dan keadilanjender.(S1,2,3;T1,2,3)

2. Mengembangkan kegiatan diskusi,advokasi dan program peka jenderdalam rangka meningkatkankepedulian terhadap persoalan-persoalan ketimpangan jender.(S1,3,5,6 ; T1,2,3)

Strategi WT1. Membanngun dan memberikan

kemampuan kapada anggotaKPUK untuk lebih terorganisasidan mendapatkan kekuatan untukmengungkapkan, membela, danmemperjuangkankepentingannya dalam struktursosial, ekonomi, politik danbudaya. (W1,2,3,4 : T1,2,3)

2. Menggali danmengaktualisasikan nilai-nilaidalam lembaga masyarakatsehingga menjadi identitas diri

Gambar 2. Matriks SWOT Strategi LP2M Pengembangan Program Pemberdayaan Perempuan diKota Padang

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Page 35: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Martina: Strategi Lembaga Pengkajian Pemberdayaan Masyarakat (LP2M)

31

Strategi SO1. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan

wirausaha PUK dalam pengembangan usahauntuk meningkatkan daya saing baik padatingkat regional, Nasional, dan Internasional.

2. Membangun jaringan bisnis antar PUK lintaswilayah (Kabupaten dan propinsi) denganpara pihak untuk pemenuhan kebutuhanproduksi, bahan baku, dan perluasan pasar

3. Memfasilitasi pengembangan usahaproduktif perempuan melalui kredit mikrodan LKP yang independen dalam upayamengembangkan ekonomi kerkyatan

Strategi WO1. Pengembangan kegiatan pemberdayaan

perempuan yang di arahkan kepadapeningkatan kualitas Sumber Daya Manusia &IPTEKS tepat guna

2. Peningkatan Sumber Daya Manusiamerupakan landasan utama bagi tercapainyatujuan pengembangan programpemberdayaan perempuan oleh LP2M diKota Padang sehingga masyarakat mampuberdaya saing tinggi. Hal tersebut juga akanberpengaruh terhadap pembangunanwilayahnya yaitu dengan peningkatankualitas pendidikan yang mencakuppendidikan dasar, menengah, dan pendidikantinggi dan penerapan dan pengembanganIPTEK tepat guna serta perbaikan etos kerja.

3. Pengembangan organisasi KPUK sebagaimedia untuk mengembangkan usaha kecilmikro yang lebih efisien dan efektif terutamadalam hal penetapan teknologi baru.

4. Melakukan penguatan manajemen organisasidan program pemberdayaan perempuan

5. Memperkuat tenaga pendamping dan COlokal melalui diskusi kritis pelatihan,seminar, lokakarya, dan studi banding

Strategi ST1. Peningkatan pemahaman, kesadaran, dan

praktek kesetaraan dan keadilan jender. Hal inidiarahkan untuk mewujudkan kesadaran kritismasyarakat secara umum dan anggota KPUKsecara khusus dengan meningkatkanpemahaman dan kesadaran jender agar upayauntuk kesejajaran jender masih tetap kuattertanam dalam kerangka fundamental hakasasi manusia dan keadilan jender, investasiuntuk perempuan kini juga diakui menentukandalam pencapaian tujuan pembangunan yangberkesinambungan.

2. Mengembangkan kegiatan diskusi, advokasidan program peka jender dalam rangka

meningkatkan kepedulian terhadap persoalan-persoalan ketimpangan jender

Strategi WT1. Membanngun dan memberikan kemampuan

kapada anggota KPUK untuk lebihterorganisasi dan mendapatkan kekuatanuntuk mengungkapkan, membela, danmemperjuangkan kepentingannya dalamstruktur sosial, ekonomi, politik dan budaya.Dengan hal tersebut, pemberdayaanperempuan dapat dilihat sebagai upaya untukmelakukan perubahan. KPUK menjadipenguatan ekonomi sebagai pintu masuk untukmembenahi relasi dengan laki-laki, yangdipadukan dengan proses membangunkesadaran dan pengorganisasian yang kolektif.

2. Menggali dan mengaktualisasikan nilai-nilaidalam lembaga masyarakat sehingga menjadiidentitas diri. Dengan andanya programpemberdayaan di Kota Padang yangdilaksanakan LP2M diharapkan dapatmemberikan pedoman kepada anggotamasyarakat secara umum dan anggota KPUKsecara khususnya, tentang bagaimana bersikapdalam menghadapi masalah yang ada dalammasyarakat, tetap menjaga keutuhanmasyarakat.

Tahap Pengambilan Keputusan

Dari beberapa alternatif strategi yangdiperoleh dari tahap pencocokan strategi LP2Mdalam pengembangan program pemberdayaanperempuan di Kota Padang, di ambil 4 alternatifstrategi untuk dilakukan analisis untukpengambilan keputusan strategi yang paling tepatdilaksanakan dalam rangka pengembanganprogram pemberdayaan perempuan di KotaPadang. Program pemberdayaan masyarakat yangdikembangkan oleh LP2M berdasarkan analisis diatas memiiliki masalah mendasar padapengorganisasian masyarakat yang merupakanbentuk gerakan LP2M dalam memperjuangkan visimisinya, belum dapat berjalan secara maksimalpada semua wilayah kerja LP2M. Karena belumadanya pemahaman yang merata tentangpengorganisasiann masyarakat serta tenagapendamping dan CO-CO lokal yang masihmembutuhkan penguatan-penguatan lanjutan untukdapat berperan maksimal dalam melakukan proses-proses kegiatan pengembangan pemberdayaanperempuan di lapangan terutama pembinaanterhadap usaha kecil yang dimiliki aggota KPUK.

Dari alternatif strategi yang diperoleh padadiagram SWOT diatas, maka 4 alternatif strategi

Page 36: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Jurnal Agrium 12(1), Maret 2015. Hlm. 23-34

32

yang tepat yang dipilih menjadi strategi utamaadalah :

1. Melakukan pengorganisasian kelompokperempuan usaha kecil dan penguatanmasyarakat marjinal untuk mewujudkanmasyarakat yang kritis dan mandiri.

2. Memfasilitasi pengembangan usaha produktifperempuan melalui kredit mikro dan LKP yangindependen dalam upaya pengembannganekonomi kerakyatan.

3. Memperkuat tenaga pendamping dan COLokal melalui adanya diskusi kritis, pelatihan,seminar, lokakarya, dan studi banding.

4. Menggali dan mengaktualisasikan nilai-nilaidalam lembaga masyarakat sehingga menjadiidentitas diri.

Pencocokan Alternatif strategi di atas adalahhasil dari perpaduan variabel internal dan eksternal,sebagaimana yang diungkapkan oleh Hunger danWheelen, (2003) bahwa tujuan utama dalammanajemen strategis adalah memadukan variabelinternal dan eksternal untuk memberikankompetensi unik, yang memampukan perusahaanatau organisasi untuk mencapai keunggulankomparatif secara terus menerus, sehinggamenghasilkan keuntungan. Dari Keempatalternative tersebut diolah dengan menggunakanmatriks Quantitive Strategic Planning Matrik(QSPM) (Tabel 5).

Tabel 6. Matriks QSPM Strategi LP2M dalam Pengembangan program Pemberdayaan Perempuan diKota Padang

Faktor Kunci Bobot

Alternatif

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4

AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

Kekuatana. Peran pihak-pihak yang

terlibat dalampengembangan programpemberdayaan perempuan

b. Umur anggota KPUKyang masih produktif

c. Adanya kelembagaanKPUK

d. Pengalaman usahaanggota KPUK

e. Adanya sturkturpelaksanaan program

f. Akses modal LP2M yangkuat

0.05

0.15

0.15

0.10

0.10

0.10

4

3

4

2

4

2

0.20

0.45

0.60

0.20

0.40

0.20

4

3

3

2

4

4

0.20

0.45

0.45

0.20

0.40

0.40

4

3

4

4

4

4

0.20

0.45

0.60

0.40

0.40

0.40

4

1

4

1

4

4

0.20

0.15

0.60

0.10

0.40

0.40

Kelemahan1. Rendahnya tingkat

pendidikan anggotaKPUK

2. Fungsi tenagapendamping yang belummaksimal

3. Lemahnya organisasiKPUK

4. Pengembangan usahayang masih belumintensif danproduktivitas usaha yangmasih rendah

5. Tingkat pengetahuan danteknologi yang masihrendah

6. Akses modal ke usahamasih kurang

0.05

0.05

0.10

0.05

0.05

0.05

2

4

4

2

1

1

0.10

0.20

0.40

0.10

0.05

0.05

2

4

4

4

4

4

0.10

0.20

0.40

0.20

0.20

0.20

2

4

4

4

4

4

0.10

0.20

0.40

0.20

0.20

0.20

2

4

4

2

2

4

0.10

0.20

0.40

0.20

0.10

0.20

jumlah1.00

Page 37: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Martina: Strategi Lembaga Pengkajian Pemberdayaan Masyarakat (LP2M)

33

Peluang1. Kebijakan pemerintah2. Pertumbuhan ekonomi

rakyat3. Perkembangan daerah4. Dukungan pihak swasta5. Pelayanan oleh perangkat

desa

0.100.20

0.200.150.10

12

333

0.100.40

0.600.450.30

23

344

0.200.60

0.600.600.40

14

444

0.100.80

0.800.600.40

43

244

0.400.60

0.400.600.40

Ancaman1. Pengaruh sosial dan

Politik di Masyarakat2. Pengaruh Budaya yang

berkembang diMasyarakat

3. Pengaruh Agama diMasyarakat

0.100.10

0.05

42

2

0.400.20

0.10

22

2

0.200.20

0.10

22

2

0.200.20

0.10

44

4

0.400.40

0.20

Jumlah1.00 5.60 6.35 7.1 6.4

Dari matriks QSPM diatas dapat dilihatbahwa pilihan strategi yang tepat adalah padaalternatif strategi ketiga yaitu Memperkuat tenagapendamping dan CO Lokal melalui adanya diskusikritis, pelatihan, seminar, lokakarya, dan studibanding. Dari strategi ini diharapkan nantipermasalahan utama pengembangan programpemberdayaan perempuan oleh LP2M yaitu belumadanya pemahaman yang merata tentangpengorganisasiann masyarakat serta tenagapendamping dan CO-CO lokal yang masihmembutuhkan penguatan-penguatan lanjutan untukdapat berperan maksimal dalam melakukan proses-proses kegiatan pengembangan pemberdayaanperempuan di lapangan terutama pembinaanterhadap usaha kecil yang dimiliki aggota KPUKdapat diatasi dengan adanya kebijakan-kebijakanyang akan menguntungkan masyarakat secaraumum dan anggota KPUK secara khusus. Berbedadengan hasil penelitian Ridwan (2005), strategipengembangan produk unggulan lokal diwilayahpenelitian yaitu Kabupaten Enkerang SulawesiSelatan dimulai dengan pengembangan sektorindustri penghasil bahan baku dengan mengacupada teridentifikasinya dan dukungan pemerintahdengan serangkaian kebijakan untuk memberikankepastian berusaha dan pendapatan bagi industrikecil yang didukung oleh infrastruktur yangmemadai serta kelembagaan, kondisi tersebutdiharapkan mampu untuk membentuk iklimpengembangan SDM yang berkesinambungan,peningkatan skala ekonomi masyarakat, yangakhirnya dapat meningkatkan produksi danproduktivitas serta meningkatkan motifasi untukberusaha yang lebih baik.

Kesimpulan

Dalam menyusun alternatif strategi LP2Mdalam pengembangan program pemberdayaanperempuan di Kota Padang dilakukanidentifikasi terhadap aspek internal dan

eksternal. Aspek internal adalah analisis terhadapkekuatan dan kelemahan yang ada dalamorganisasi pelaksanaan program yaitu : kekuatan(Peran pihak yang terlibat dalam pengembanganprogram pemberdayaan perempuan, umuranggota KPUK, adanya kelembagaan KPUK,pengalaman usaha anggota KPUK, adanyastruktur pelaksanaan program, dan akses modalLP2M yang kuat) ; Kelemahan (Rendahnyatingkat pendidikan anggota KPUK, fungsi tenagapendamping yang belum maksimal, lemahnyaorganisasi KPUK, pengembangan usaha yangmasih belum intensif dan produktivitas usahayang masih rendah, tingkat pengetahuan danteknologi yang masih rendah, akses modal usahamasih kurang). Aspek eksternal adalah analisisterhadap peluang dan ancaman yang berasal dariluar organisasi dalam pelaksanaan programadalah : Peluang (Kebijakan pemerintah,pertumbuhan ekonomi rakyat, perkembangandaerah, dukungan pihak swasta, dan pelayananoleh perangkat desa) ; Ancaman ( Pengaruhsosial politik di masyarakat, pengaruh budayayang berkembang di Masyarakat, dan pengaruhagama di Masyarakat).

Dari Matriks QSPM maka strategi yangtepat dan paling penting untuk dikembangkanLP2M dalam pengembangan programpemberdayaan perempuan di Kota Padangadalah pada alternatif strategi ketiga yaituMemperkuat tenaga pendamping dan CO Lokalmelalui adanya diskusi kritis, pelatihan, seminar,lokakarya, dan studi banding. Hal ini sesuaidengan strategi yang yang terpilih berdasarkanMatriks Analisis Faktor Internal dan Eksternal(IFA/EFA) yaitu 4 alternatif strategi antara lain :(a) Melakukan pengorganisasian KelompokPerempuan Usaha Kecil dan penguatanmasyarakat marjinal untuk mewujudkan

Page 38: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Jurnal Agrium 12(1), Maret 2015. Hlm. 23-34

34

masyarakat yang kritis dan mandiri, (b)Memfasilitasi pengembangan usaha produktifperempuan melalui kredit mikro dan LKP yangindependen dalam upaya pengembannganekonomi kerakyatan, (c) Memperkuat tenagapendamping dan CO Lokal melalui adanyadiskusi kritis, pelatihan, seminar, lokakarya, danstudi banding (d) Menggali danmengaktualisasikan nilai-nilai dalam lembagamasyarakat sehingga menjadi identitas diri.

Daftar Pustaka

Bahri, Syaiful. 2005. Faktor - Faktor Determinanyang Mempengaruhi PemberdayaanEkonomi Keluarga Pada Program GerduTaskin Di Kabupaten Jombang. ArtikelTesis. Program Pascasarjana UniversitasAirlangga. Surabaya

Friedmann, John. 1992, “Empowerment: ThePolitics of Alternative Development”,

Blacwell Book, Cambridge Mass.Kartasasmita, Ginanjar. 1997. Kemiskinan. Balai

Pustaka. JakartaLongwe, Sarah. 2007. Tehe Women

Empowerment Approach. AMethodological Guide.

Muh. Ridwan. 2005. Tesis: StrategiPengembangan Produk Unggulan Lokal DiKabupaten Enkerang Sulawesi Selatan.Program Pascasarjanan Institut PertanianBogor.

Soemartoyo. 2002. Pemberdayaan Perempuan diIndonesia dan Peluang UntukPemberdayaan Ekonomi Perempuan.Disampaikan oleh Menteri PemberdayaanPerempuan pada The ACT Seminar andSummit. Japan-Indonesia : DinamicRelationship for Regional Development.

Susanti, Mayavanie Dewi. 2006. Artikel: PerananPerempuan Dalam Upaya PenanggulanganKemiskinan.

Page 39: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Jurnal Agrium 12(1), Maret 2015. Hlm. 35-39ISSN 1829-9288

35

Modal Sosial Dan Pendapatan Masyarakat

Social Capital And Community Income

Fadli1)

1)Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas MalikussalehKampus Cot Teungku Nie, Reuleut, Muara Batu Aceh Utara 24355, Indonesia

Diterima 10 Februari 2015; Dipublikasi 1 Maret 2015

Abstrak

Modal sosial dan pendapatan masyarakat. Modal sosial merupakan faktor produktif dalam meningkatkanpembangunan termasuk peningkatan pendapatan masyarakat setelah tsunami sebagai khususnya modalmanusia, modal fisik dan modal ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa peranan modalsosial untuk meningkatkan pendapatan masyarakat setelah tsunami. Data dianalisa secara deskriptif, tesbeda nyata dan regresi. Hasil menunjukkan bahwa modal sosial berpengaruh nyata terhadap peningkatanpendapatan keluarga setelah tsunami.

Kata kunci: modal sosial, jaringan, norma, kepercayaan, kegiatan kelompok, pendapatan.

Abstract

Social Capital and Community Income. Social capital is a productive factor in inducing accelerateddevelopment including an increase in rural incomes after the tsunami in addition to human capital,physical capital and economic capital. This study aims to analyze the role of social capital to increasepeople's income after the tsunami. The data were analyzed descriptively, statistically significantdifference test, and regression analysis. The results showed that social capital significantly to the increasein family income after the tsunami.

Keywords: Social capital, networks, norms, trust, collective action, income.

Pendahuluan

Sesuai dengan prioritas program rencanarehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana yangtertuang dalam Buku Induk RencanaRekonstruksi dan Rehabilitasi Aceh dan Nias(2005), rencana pembangunan di prioritaskanpada pembangunan kembali berbagai sektorkehidupan masyarakat yang telah hancur akibattsunami. Kebijakan dan strategi dalam prosesrehabilitasi pasca bencana didasarkan padaupaya mengentaskan permasalahan yangditimbulkan oleh tsunami.

Pembangunan kembali pasca tsunamibertujuan untuk meningkatkan kesejahteraanmasyarakat secara adil dan merata untuk setiapwilayah yang mengalami kerusakan melaluipemenuhan kebutuhan hidupnya yang palingmendasar. Bawaan sumberdaya (resourceendowment) yaitu sumberdaya alam (naturalresources), sumberdaya manusia (humanresources), sumberdaya buatan (man-made

resources) atau infrastruktur dan sumberdayasosial (social resources) menjadi sangat pentingbagi tercapai tujuan pembangunan tersebut.Akan tetapi, pasca tsunami masyarakat hampirtidak lagi memiliki bawaan sumberdaya yangdimaksud. Namun demikian, stok modal sosialyang masih dimiliki dapat digunakan sebagaimodal dalam proses percepatan pembangunankembali desanya.

Stok modal sosial masyarakat disetiapdesa berpengaruh terhadap percepatanpembangunan desanya baik pembangunaninfrastruktur dan perumahan maupunpembangunan ekonominya. Aksi kolektif yangdilakukan masyarakat Desa Beurandeh sepertimelakukan proses perencanaan pembangunandesa secara partisipatif pasca tsunami yang salahsatu hasilnya adalah membentuk kelompok-kelompok usaha yang sesuai dengan bidang dankeahlian masing-masing masyarakat. Dengantelah terbentuknya kelompok-kelompok tersebutmenyebabkan banyak pihak yang menawarkan

Page 40: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Jurnal Agrium 12(1), Maret 2015. Hlm. 35-39

36

bantuannya untuk percepatan pembangunan desamereka. Kerjasama tersebut terjadi karena antarsesama masyarakat saling percaya mempercayai.Modal kepercayaan yang ada menjadi modaluntuk menarik minat pihak-pihak yang maumemberi bantuan.

Kepercayaan dan kerjasama tentunyaberimplikasi pada adanya modal sosial, karenakepercayaan adalah produk yang sangat pentingdari norma-norma sosial kooperatif yangmemunculkan modal sosial. Jika masyarakat bisadiandalkan untuk tetap menjaga komitmen,norma-norma saling menolong yang terhormatdan menghindari perilaku oportunistik, makaberbagai kelompok akan terbentuk secara lebihcepat, dan kelompok yang terbentuk itu akanmampu mencapai tujuan-tujuan bersama secaralebih efisien (Fukuyama 1995).

Penelitian Grootaert (1999) yangdilakukan di Indonesia juga menunjukkan bahwamodal sosial dapat meningkatkan kesejahteraanrumah tangga dan akses masyarakat terhadaplembaga keuangan. Modal sosial terutamakomponen rasa saling percaya dan partisispasimasyarakat, juga berperan untuk mencapaitingkat keberhasilan pelaksanaan program-program pembangunan yang lebih baik (Kirwendan Pierce 2002). Dengan demikian modal sosialdapat berperan untuk mendorong percepatanpembangunan desa pasca tsunami, akan tetapiapakah modal sosial yang ada juga berpengaruhterhadap pemulihan pendapatan masyarakatsebagai upaya pengentasan masalah ekonomiyang ditimbulkan oleh tsunami di KabupatenAceh Besar.

Penelitian ini bertujuan untuk menjawabpermasalahan yang terkait dengan percepatanpembangunan desa pasca tsunami danmendapatkan informasi atau pengetahuanmengenai hubungan/konstribusi/peran modalsosial masyarakat dalam kaitannya denganproses percepatan pembangunan desa pascatsunami yaitu menganalisis peran modal sosialterhadap peningkatan pendapatan masyarakatpasca tsunami.

Metode Penelitian

Lokasi dan Sampel

Penelitian ini dilaksanakan di KabupatenAceh Besar dengan studi kasus pada DesaBeurandeh Kecamatan Mesjid Raya, Desa KajhuKecamatan Baitussalam dan Desa LamkrutKecamatan Lhoknga. Sampel penelitian adalahrumah tangga di tiga desa tersebut yangditentukan secara eksidental yaitu rumah tanggayang dipilih adalah rumah tangga mana sajayang dijumpai dan bersedia dimintainformasinya sesuai dengan data yangdibutuhkan pada saat pengambilan data (Mantra2004). Jumlah sampel yang diambil yaitu 61rumah tangga, masing-masing 21 rumah tanggadi Desa Kajhu, 20 rumah tangga di DesaLamkrut dan 20 Rumah tangga di DesaBeurandeh.

Jenis dan Sumber Data

Jenis Data yang dikumpulkan meliputiData Primer dan Data Sekunder. Data sekunderdikumpulkan dari lembaga/instansi yangberkaitan dengan penelitian ini. Sedangkan dataprimer dikumpulkan melalui wawancaraterstruktur dengan menggunakan daftarkuesioner dengan kepala dan anggota rumahtangga. Selain itu juga melalui wawancaradengan pemimpin desa, tokoh masyarakat dankelompok-kelompok masyarakat yang sedangberkumpul di suatu tempat.

Metode Analisis Data

Analisis modal sosial dan pendapatanmasyarakat berkaitan erat dengan peran modalsosial dalam menciptakan peluang untukmeningkatkan pendapatan keluarga pascatsunami. Peran modal sosial dan pendapatanrumah tangga di analisis dengan menggunakanregresi linier. Bentuk persamaannya adalahsebagai berikut:

Page 41: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Fadli: Modal Sosial dan Pendapatan Masyarakat

37

εER_NGOβKRP_dβKRP_dβJARβUKRβIMSMββY 6d5k43210 +++++++=Dimana:Y = Pendapatan rumah tangga (Rp)β0 = Intersepβj = Koefisien regresi (j=1,2,3,..6)IMSM = Indeks modal sosial individu (rumah tangga)UKR = Umur kepala rumahtangga (tahun)JAR = Jumlah anggota rumah tangga (jiwa)d_PdKR = Pendidikan kepala keluarga (1= tamat SMA, 0 = tidak tamat SMA)d_PkKR = Pekerjaan kepala keluarga (1 = sudah tetap, 0 = belum tetap)NGO_ER= Banyaknya NGO dalam satu desa yang membantu dibidang ekonomi dan perumahan.

Hasil dan Pembahasan

Pendapatan merupakan salah satuindikator kesejahteraan masyarakat. Semakintinggi pendapatan, tingkat kesejahteraannya jugasemakin tinggi. Pendapatan keluarga secaraumum bisa dipengaruhi oleh tingkat pendidikankepala keluarga, pekerjaan kepala keluarga,umur kepala keluarga, jumlah anggota rumahtangga, aset yang dimiliki rumah tangga dan lainsebagainnya.

Pasca tsunami, pendapatan keluarga tidakhanya dipengaruhi oleh faktor-faktor yangtersebut di atas. Pasca tsunami banyakmasyarakat yang kehilangan pekerjaan dan jugaaset rumah tangganya, sehingga kondisi inisangat mepengaruhi dalam meningkatkanpendapatan keluarganya. Akan tetapi, pascatsunami masyarakat masih memiliki modal sosialyang selama ini sering tidak diperhitungkansebagai faktor yang dapat mempengaruhipeningkatan kesejahtertaan masyarakat terutamauntuk peningkatan pendapatan keluarga. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa modal

sosial dapat mempengaruhi peningkatanpendapatan tersebut. Selain itu, keterlibatanberbagai pihak baik itu pihak dari lembagapemerintah maupun lembaga non pemerintahyang menyediakan berbagai bentuk bantuan,juga menjadi faktor penting dalam memulihkanpendapatan masyarakat pasca tsunami.

Model yang digunakan untukmenganalisis modal social dan pendapatanmasyarakat pasca tsunami adalah model regresilinier. Selain memasukkan indeks modal sosialmasyarakat dan keterlibatan berbagai pihaksebagai penyedia bantuan dalam prosesrehabilitasi dan rekonstruksi di NAD sebagaivariabel bebasnya, juga memasukkan variabel-variabel lain yang secara umum mempengaruhipendapatan.

Hasil pengujian hipotesis terhadap modelanalisis regresi linier menunjukkan nilaiprobabilitasnya < 0,05, maka model regresi liniertersebut layak digunakan untuk memprediksihubungan modal sosial dan faktor-faktor lainnyaterhadap pendapatan keluarga pasca tsunami(Tabel 1).

Tabel 1. Hasil Analisis Menggunakan Regresi Linier dengan Variabel Terikat Pendapatan RumahTangga

Indikator Koefisienregresi P-Value

Konstanta -22.706 0.192Indeks Modal Sosial Masyarakat (IMSM) 32.721 0.011Umur Kepala Rumah Tangga (UKR) 9.780E-02 0.711Pekerjaan Kepala Rumah Tangga (d_PkKR) 9.169 0.098Pendidikan Kepala Rumah Tangga (d_PdKR) 10.267 0.060Jumlah Anggota Rumah Tangga (JAR) -0.843 0.589Keterlibatan NGO (NGO_ER) 1.870 0.170R Square 0.260Adjusted R Square 0.178F Statistik 0.010

Hasil analisis menunjukkan bahwapendapatan keluarga dipengaruhi secara nyata

Page 42: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Jurnal Agrium 12(1), Maret 2015. Hlm. 35-39

38

oleh indeks modal sosial masyarakat pada tarafnyata 95 %. Modal sosial memberikan pengaruhyang positif dan signifikan terhadap pendapatankeluarga pasca tsunami. Modal sosial merupakansalah satu faktor yang dapat memudahkanmasayarakat untuk memulihkan pendapatannya.Kerjasama dan saling percaya sebagai unsurmodal sosial memberi peluang masyarakat untukmemperoleh keuntungan secara kolektif,seseorang pecaya kepada orang lain karena adatujuannya yaitu untuk mendapat keuntungan(Lawang 2004). Contoh masyarakat desaBeurandeh, dengan modal kepercayaan dankerjasama yang dimilikinya, masyarakat lebihcepat untuk medapat bantuan rumah.Pembangunan rumah tersebut tidak hanya untukmemenuhi kebutuhan pokok masyarakatterhadap rumah saja, juga membuka peluangkerja, sehingga dengan upah yang diperoleh darikerja tersebut dapat menjadi sumber pendapatanbagi rumah tangga.

Selain itu, tingkat pendidikan kepalakeluarga juga berpengaruh terhadap pemulihanpendapatan masyarakat pasca tsunami walaupuntidak begitu signifikan. Tingkat pendidikankepala keluarga minimal SMA memberipengaruh yang positif kepada peningkatanpendapatannya. Hal tersebut merupakan hal yanglogis, mengingat pendidikan kepala keluargayang sudah tamat SMA akan memudahkandalam melakukan berbagai kegiatan. Sedangkanvariabel keterlibatan NGO (d_NGO) memilikitanda positif artinya bahwa jumlah NGO yangterlibat dalam bidang ekonomi dan perumahandalam satu desa dapat meningkatkan pendapatanmasyarakat. Sumber peningkatan pendapatanmasyarakat yang berkaitan dengan jumlah NGOyang terlibat yaitu terutama pada pembangunanfisik seperti pembangunan rumah. Sedangkanpada bidang ekonomi, modal usaha yangdisalurkan belum mendapatkan hasil mengingatwaktunya yang belum begitu lama sehinggausaha masyarakat belum memberikan hasilsesuai yang diharapkan.

Keterkaitan pembangunan desa pascatsunami dan modal sosial yaitu modal sosialdapat memfasilitasi terjadinya prosespembangunan desa yang lebih cepat.Penggunaan modal sosial yang tepat akanmeningkatkan akses setiap orang untukmemperoleh pengetahuan, pendidikan,kesehatan, kenyamanan, perumahan dankesempatan kerja sehingga kehidupannya akan

lebih sejahtera. Modal sosial memfasilitasi oranguntuk bekerja secara bersama-sama (collectiveaction) untuk mencapai tujuan bersama.

Modal sosial memang bukan satu-satunyafaktor yang mempengaruhi tercapainya tingkatkesejahteraan rumah tangga dan pembangunanwilayah yang tinggi. Banyak faktor-faktor yangjuga menjadi kendala utama seperti ketersediaansumberdaya alam fisik serta sumberdayamanusia. Namun penelitian-penelitian tentangmodal sosial yang pernah dilakukanmenunjukkan bahwa modal sosial dapatmempengaruhi tercapainya tingkat kesejahteraanmasyarakat dan pembangunan wilayah yangtinggi, khususnya pembangunan ekonomi suatuwilayah.

Salah satu alasan terjadinya kesenjanganpertumbuhan dan pembangunan ekonomiwilayah di beberapa negara berkembang adalahketiadaan modal sosial yang positif (Narayan danPritchett 1999; Grootaert dan Van Bastelaer2001). Secara umum dinyatakan bahwa negara,wilayah dan komunitas dengan modal sosialyang lebih besar memiliki peluang yang lebihbesar untuk memperoleh keuntungan ekonomi.Hingga saat ini, telah banyak penelitian dantulisan ilmiah yang berhasil menunjukkan bahwamodal sosial berperan dalam peningkatankesejahteraan rumah tangga dan pertumbuhanekonomi wilayah (Putnam 1993; Kajanoja danSimpura 2000, dalam Vipriyanti 2007).

Modal sosial berpengaruh terhadappembangunan desa yaitu dalam membangunkembali ekonomi masyarakatnya. Kebijakan danstrategi yang ditetapkan pemerintah dalamproses rehabilitasi dan rekonstruksi untukmembangun kembali ekonomi adalah salahsatunya memulihkan pendapatan masyarakatmelalui penyediaan lapangan kerja danmemberikan pelatihan-pelatihan bagi masyarakatyang pekerjaannya hilang.

Kerjasama dan saling percaya antarsesama masyarakat maupun dengan lembaga didalam dan di luar komunitas masyarakat sebagaiunsur utama modal sosial. Sering melakukankerjasama dan tingkat kepercayaan yang tinggimemberi peluang masyarakat untuk memperolehkeuntungan secara kolektif. Aktivitas bersamayang dihasilkan dari adanya interaksi sosial yangintensif dapat meningkatkan produktifitasekonomi.

Masyarakat dalam suatu komunitas kecil,yang mampu membangun interaksi dankomunikasi personal yang intensif,

Page 43: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Fadli: Modal Sosial dan Pendapatan Masyarakat

39

memungkinkan untuk memilih individu-individuyang dapat dipercaya. Norma bersama danresiprositas yang terbangun dalam komunitasmendorong terjadinya pengelolaan sumberdayabersama (common resource) secara lebih efisienseperti sistem irigasi dan tanah desa (Ostromdalam North 1990). Namun norma dankelompok horisontal dapat pula menjadpenghambat ketika kelompok tersebutmengisolasi anggotanya dari pengaruh eksternalmaupun mengurangi akses individu lainnya.Knowles (2005) menyatakan bahwa modalsosial dapat beperan sebagai rem dalampembangan ekonomi yang membatasiperkembangan teknologi dan ide-ide baru.Sander dalam Vipriyanti (2007) menyatakanbahwa jaringan kerja sosial dan adanya normayang bersifat resiprokal adalah inti dari berbagaicollective good seperti rasa aman, kesehatan dankebahagiaan penduduk, pendidikan yang efektif,demokrasi yang responsif dan kesejahteraananak.

Partisipasi memberi pengaruh yang nyatadan positif terhadap kesejahteraan rumah tangga.Grooteart (2001) menyatakan bahwa partisipasimenyebabkan akses masyarakat teradap sumberfinansial menjadi lebih besar sehingga dapatmeningkatkan kesejahteraan. Nahapiet danGoshal (1998) diacu dalam Vipriyanti (2007)juga menyatakan bahwa semakin luas jaringankerja akan menguatkan akses terhadapketersediaan informasi, pemberdayaan kontrakdan tujuan-tujuan bersama.

Putnam (1993) menyatakan bahwawilayah dengan modal sosial yang kuat akanlebih sejahtera dibandingkan dengan wilayahyang memiliki modal sosial yang lemah. Akantetapi dalam penelitian ini, pendapat Putnamtersebut tidak dapat dibuktikan jikakesejahteraan dilihat dari tingkat pendapatanmasyarakat. Hasil penelitian menunjukkanbahwa tingkat pendapatan masyarakat di DesaBurandeh, Desa Kajhu dan Desa Lamkrut tidakberbeda, sementara itu tingkat modal sosialmasyarakat di ketiga desa tersebut berbedanyata.

Kesimpulan

Perbedaan stok modal sosial sangatberpengaruh terhadap percepatan pembangunanterutama peningkatan pendapatan masyarakatdesa pasca tsunami. Semakin tinggi stok modalsosialnya, proses percepatan pembangunansemakin cepat. Modal sosial menjadi penentu

percepatan pembangunan desa pasca tsunami,modal sosial dapat mendorong masyarakat untukmelakukan kerjasama (collective action) untukmencapai tujuan bersama yaitu membangunkembali desa mereka yang telah hancur akibattsunami. Oleh karena itu modal social secarasignifikan berperan dalam peningkatanpendapatan masyarakat.

Daftar Pustaka

Fukuyama, F. 1995. Trust: the Social Virtues andthe Creation of Prosperity. The Free Press.New York.

Grootaert, C. 1999. Social capital householdwelfare and poverty in Indonesia. PolicyResearch Working Paper No. 2148. TheWorld Bank Social DevelopmentDepartment.

Grootaert, C. van Bastelaer, T. 2001.Understanding and Measuring SocialCapital: A multidisiplinary tool forpractitioners. The World Bank.Washington DC

Kirwen, E. L., Pierce, L. I. 2002. RebuildingTrust and Social Capital in Maluku,Indonesia. Prepared for the USAID DGPartners Conference December 2002.

Knowles, S. 2005. The Future of Social Capitalin Economics Development Research. Apaper for WIDER Jubilee Conference.Helsinki.

Lawang, R. M. Z. 2004. Kapital Sosial dalamPerspektif Sosiologik suatu Pengantar.FISIP UI PRESS. Jakarta.

Mantra, I. B. 2004. Filsafat Penelitian danMetode Penelitian Sosial. Pustaka Pelajar.Yogyakarta.

Narayan, D, Pritchett L.1999. Cent andsociability. Household income and socialcapital in rural Tanzania. EconomicDevelopment and Cultural Change 47 (8):871-986.

North, D. C. 1990. Institutions, InstitutionalChange and Economic Performance.Cambridge University Press. Cambridge.

Putnam, R. D. 1993. Making Democracy Work:Civic Tradition in Modern Italy. PrincetonUniversity Press. Princeton. New Jersey.

Vipriyanti, N. U. 2007. Analisis keterkaitanmodal sosial dan pembangunan ekonomiwilayah: studi kasus di empat kabupaten diBali [draf disertasi]. Bogor. SekolahPascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Page 44: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Jurnal Agrium 12(1), Maret 2015. Hlm. 40-43ISSN 1829-9288

40

Treatment Limbah Industri Pulpdengan Metode Filtrasiuntuk Menjaga Kualitas Air DAS Ciujung

Treatment of Industrial Pulp Wastewith Filtration Methodto Ensure Quality of Water at Ciujung DAS

Yayat Ruhiat1) dan Halim Akbar2)

1)Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Sultan Ageng TirtayasaEmail: [email protected]) Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas MalikussalehKampus Cot Teungku Nie, Reuleut, Muara Batu Aceh Utara 24355, IndonesiaEmail:[email protected]

Diterima 20 Januari 2015; Dipublikasi 1 Maret 2015

Abstrak

Minimalisasi limbah merupakan implementasi untuk mengurangi jumlah dan tingkat cemaran limbahyang dihasilkan dari suatu proses produksi dengan cara pengurangan, pemanfaatan dan pengolahanlimbah. Pada penelitian ini, treatment terhadap limbah pulp dilakukan dengan metode filtrasi. Dalammemberikan perlakuan terhadap limbah pulp melalui metode filtrasi dilakukan dalam dua tahapan.Pertama, mengkaji dan mengoptimalkan sisa hasil produksi. Kedua, mendesain filter yang berfungsiuntuk meminimalisasi kadar limbah sebelum dibuang ke sungai, sehingga kualitas air sungai tetap terjaga.Hasil pengukuran konsentrasi pencemar setelah dilakukan filtrasi, terjadi pula penurunan konsentrasi dibeberapa titik sampling. Konsentrasi pencemar dipengaruhi oleh debit limbah yang dibuang dari industrike sungai. Dalam menganalisis konsentrasi pencemar di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciujungmenggunakan nilai kondisi awal (initial conditions) dan nilai kondisi batas (boundary conditions) sebagaiinput model.

Kata kunci : treatment limbah, metode filtrasi, minimalisasi limbah, penurunan konsentrasi,kualitas air sungai.

Abstract

Waste minimization is an implementation to reduce the number and level of contamination of wastegenerated from the production process by means of reduction, utilization and processing of waste. In thisstudy, treatment of the waste pulp made by the method of filtration. In providing the treatment of wastepulp through a filtration method carried out in two stages. First, assess and optimize the rest of theproduction. Second, filter design that serves to minimize waste levels before being discharged into theriver, so the river water quality is maintained. Results of measurements of pollutant concentrations afterthe filtration, there is also a decrease in concentration in several sampling points. Pollutant concentrationsare influenced by the discharge of industrial waste dumped into the river. In analyzing the concentrationof pollutants in the watershed (DAS) Ciujung use the value of the initial conditions (initial conditions)and the value of the boundary conditions (boundary conditions) as model input.

Key words: waste treatment, filtration methods, waste minimization, reduced concentration, thewater quality of the river.

Pendahuluan

Seiring dengan pertumbuhan sektorindustri di Kabupaten Serang, maka tidak dapatdihindari munculnya berbagai dampak negatifterhadap lingkungan sekitarnya. Dampak

tersebut antara lain terjadinya degradasi kualitaslingkungan, seperti menurunnya mutu air sungai.Menurut Wardhana (2004), air sungai yangmemenuhi syarat untuk suatu kehidupanmempunayi pH berkisar antara 6,5 - 7,5. Airlimbah dan bahan buangan dari kegiatan industri

Page 45: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Yayat, R dan Halim, A.: Treatment Limbah Industri Pulp dengan Metode Filtrasi

41

yang dibuang ke sungai akan mengubah pH airyang pada akhinya dapat mengganggu kehidupanorganisme di dalam air. Pencemaran air padadasarnya berpangkal dari konsentrasi pencemartertentu di dalam air pada waktu yang cukuplama untuk menimbulkan pengaruh tertentu(Suratmo, 2004). Sehubungan dengan isulingkungan PT Indah Kiat Pulp and Paper(IKPP) melakukan berbagai perlakuan melaluiWaste Water Treatment (WWT) yangmemberikan treatment bagi limbah cair sebelumdibuang ke Daerah Aliran Sungai Ciujung.

Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciujungtelah diindikasikan sebagai salah satu DAS kritisdalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Nasional. Penetapan ini didasarkan pada indikasikondisi stilling basin kurang memadai, sehinggamengakibatkan pengendapan lumpur yang cukupbesar di saluran induk. Selain itu, masihtingginya tingkat pencemaran air yangdisebabkan oleh limbah industri. Menurut DinasPengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)Kabupaten Serang, ada tujuh perusahaan yangmencemari DAS Ciujung yaitu: PT IKPP, PTCipta Paperia, PT Shinta Woshu, PT PranaPutratex, PT Panca Plaza Textile, PT CharoenPakhpan.

PT IKPP dan PT Cipta Paperinamerupakan dua industri pulp yang berdekatandengan DAS Ciujung. Industri pulp dan kertassaat ini dihadapkan pada penanganan limbahpadat yang jumlahnya cukup besar. Kontribusiterbesar berasal dari lumpur hasil pengolahan airlimbah. Setiap unit proses pada industri pulpmenghasilkan limbah cair yang keseluruhannyadiolah di unit effluent treatment.

Berbagai teknologi dan metodapenanganan limbah cair industri dapat diterapkanbaik secara biologis, kimiawi maupun fisiktergantung pada jenis limbah yang ada.Kemampuan dan kesediaan teknologi yang adadalam penanganan limbah cair industri,merupakan dasar dalam penentuan standar bakumutu limbah cair industri yang mengacu pada:Kepmen No. KEP-51/MENLH/10/1995 tentangBaku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Industri.

Penelitian terkait pengolahan limbah cairtelah banyak dilakukan, Cifuentes (2004)memisahkan larutan kimia menjadi anolyte dancatholyte dengan menggunakan membranIONAC MA 4375 dan Tokuyama ACS. Meutia(2000) melakukan pemurnian air menggunakanConstrukted Wetland (CW). Kesuksesan CWdalam memperbaiki kualitas air tergantung padaempat komponen dalam proses yaitu vegetasi,

kolam air yang optimum, substrat/media yangcocok dan kehadiran mikroba tertentu. Adapunterkait dengan penelitian pabrik Pulp and Paperdi kabupaten Serang, Nugraha et al., (2006)meneliti tentang Studi Penerapan ProduksiBersih (Studi Kasus pada Perusahaan Pulp andPaper Serang).

Dalam memberikan perlakuan untukmeminimalisasi limbah, terdapat tiga hal yangharus dilakukan yaitu perubahan bahan bakuindustri, perubahan proses produksi, dan daurulang limbah. Perubahan bahan baku danperubahan proses produksi dimaksudkan untukmenekan jumlah limbah yang dihasilkan,termasuk di dalamnya adalah efisiensipemakaian bahan-bahan penolong dalam prosesproduksi. Bila dalam proses produksi ini masihmenghasilkan limbah, maka upayameminimalisasi dilakukan dengan daur ulangatau pemanfaatan kembali limbah yangdihasilkan.

Minimalisasi limbah merupakanimplementasi untuk mengurangi jumlah dantingkat cemaran limbah yang dihasilkan darisuatu proses produksi dengan cara pengurangan,pemanfaatan dan pengolahan limbah.Pengurangan limbah dilakukan melaluipeningkatan atau optimasi efisiensi alatpengolahan, optimasi sarana dan prasaranapengolahan seperti sistem perpipaan,meniadakan kebocoran, ceceran, danterbuangnya bahan serta limbah. Untukmengurangi kadar limbah yang dialirkan kesungai, dibuat suatu alat yang berfungsi untukmengendapkan limbah pada pipa saluran. Padapenelitian ini, treatment terhadap limbah pulpdilakukan dengan metode filtrasi.

Metode Penelitian

Dalam memberikan perlakuan terhadaplimbah pulp melalui metode filtrasi dilakukandalam dua tahapan. Pertama, mengkaji danmengoptimalkan sisa hasil produksi. Kedua,mendesain filter yang berfungsi untukmeminimalisasi kadar limbah sebelum dibuangke sungai, sehingga kualitas air sungai tetapterjaga.

Kualitas air dapat dinyatakan denganparameter BOD (Biochemical Oxygen Demand)yakni besarnya kebutuhan oksigen untukmenguraikan bahan organik yang mencemari airsungai. Perhitungan BOD dalam sistem sungaidapat didekati dengan model plug flow dengan

Page 46: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Jurnal Agrium 12(1), Maret 2015. Hlm. 40-43

42

volume kontrol seperti ditampilkan pada Gambar1.

Gambar 1. Volume kontrol aliran sistem plugflow

Perhitungan volume kontrol: Accumulation =Inputs – Outputs + Reactions

Persamaan (1) dibagi dengan V untuk V = A Δx dan dV/dt = 0, maka:

dimana: Q debit sungai, C konsentrasi polutan, Vvolume, A luas penampang, t waktu, k konstanta

reaksi biodegradasi, ur

kecepatan aliran air dan xpanjang segmen sungai.

Hasil dan Pembahasan

Hasil pengukuran konsentrasi pencemarsetelah dilakukan filtrasi, terjadi pula penurunankonsentrasi di beberapa titik sampling.Konsentrasi pencemar dipengaruhi oleh debitlimbah yang dibuang dari industri ke sungai.Dalam menganalisis konsentrasi pencemar diDAS Ciujung menggunakan nilai kondisi awal(initial conditions) dan nilai kondisi batas(boundary conditions) sebagai input model.Model sebaran untuk mengetahui konsentrasipencemar merupakan aplikasi dari persamaan 3,model tersebut dibangun dengan menggunakansoftware Matlab. Hasil analisis intervalkonsentrasi pada 24 titik sampel, ditampilkanpada Gambar 2.

Hasil verifikasi menunjukkan bahwasecara umum konsentrasi pencemar di 24 titiksampel di DAS Ciujung hasil model selalu lebihkecil dari hasil pengukuran. Sebagai contohmisalnya konsentrasi pencemar di JembatanKragilan, menurut model nilainya sebesar 51,058μg/m3 sedangkan hasil pengukuran sebesar 55,75 μg/m3. Di Undar-Andir menurut model nilainya sebesar 11,648 μg/m3 sementara hasil pengukuran sebesar 16,56 μg/m3. Perbedaan yang sangat tinggi terjadi di Cisereh, Tirtayasadan Pontang. Di depan Cisereh konsentrasipencemar menurut model nilainya sebesar11,289 μg/m3 sementara hasil pengukuran sebesar 41,42 μg/m3. Di Tirtayasa konsentrasi pencemar menurut model nilainya sebesar 7,168μg/m3 sementara hasil pengukuran sebesar 19,78 μg/m3. Kemudian di Pontang konsentrasi SO2 menurut model nilainya sebesar 6,17 μg/m3 sementara hasil pengukuran sebesar 16,12μg/m3.

Perbedaan hasil model dengan hasilpengukuran, disebabkan model hanyamemperhitungkan pencemar yang dibuangindustri ke sungai. Pencemar sungai yangdibuang dari rumah tangga pada studi ini tidakdiperhitungkan. Dengan kata lain persamaanmodel hanya digunakan untuk menganalisiskonsentrasi yang dibuang dari industri.Penurunan konsentrasi pencemar air DASCiujung setelah dilakukan filtrasi, ditampilkanpada Gambar 3.

Page 47: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Yayat, R dan Halim, A.: Treatment Limbah Industri Pulp dengan Metode Filtrasi

43

Kesimpulan

Untuk mengurangi kadar limbah yangdialirkan ke sungai, dibuat suatu alat yangberfungsi untuk mengendapkan limbah pada pipasaluran. Pada penelitian ini, treatment terhadaplimbah pulp dilakukan dengan metode filtrasi.Dalam memberikan perlakuan terhadap limbahpulp melalui metode filtrasi dilakukan dalam duatahapan. Pertama, mengkaji dan mengoptimalkansisa hasil produksi. Kedua, mendesain filter yangberfungsi untuk meminimalisasi kadar limbahsebelum dibuang ke sungai, sehingga kualitas airsungai tetap terjaga. Hasil pengukurankonsentrasi pencemar setelah dilakukan filtrasi,terjadi pula penurunan konsentrasi di beberapatitik sampling. Konsentrasi pencemardipengaruhi oleh debit limbah yang dibuang dariindustri ke sungai. Dalam menganalisiskonsentrasi pencemar di DAS Ciujungmenggunakan nilai kondisi awal (initialconditions) dan nilai kondisi batas (boundaryconditions) sebagai input model.

Daftar Pustaka

[DPLH] Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup.2000. Data Statistik. Kabupaten Serang.

Meutia, A.A. 2000. Pengendalian/PengolahanPencemaran Lingkungan. LitbangPengolahan Air Limbah dengan LahanBasah Buatan. Proyek PengembanganPrsarana dan Sarana Laboratorium LIPI

Nugraha, W.D dan Ina, S. 2006. Studi PenerapanProduksi Bersih (Studi Kasus padaPerusahaan Pulp and Paper Serang).Program Studi Teknik Lingkungan. FTUndip.

Suratmo, F.G. 2004. Analisis Mengenai DampakLingkungan. Gadjah Mada UniversityPress.

Wardhana, S. 2004. Optimasi Disc Filter sebagaiUpaya Minimisasi Limbah Pabrik Pulp danKertas, Tugas Akhir Teknik LingkunganFTSP ITS.

Page 48: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Jurnal Agrium 12(1), Maret 2015. Hlm. 44-49ISSN 1829-9288

44

Evaluasi Kemampuan Lahan dan Teknik KonservasiDi DAS Krueng SeulimumKabupaten Aceh Besar

Evaluation of Land Capability and Conservation Techniques onDAS Krueng SeulimumAceh Besar

Halim Akbar1)

1)Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas MalikussalehKampus Cot Teungku Nie, Reuleut, Muara Batu Aceh Utara 24355, IndonesiaEmail: [email protected]

Diterima 1 Februari 2015; Dipublikasi 1 Maret 2015

Abstrak

Kebutuhan akan lahan yang semakin meningkat dan langkanya lahan pertanian yang subur dan potensial,serta adanya persaingan dalam penggunaan lahan, maka sangat diperlukan penilaian lahan dalam upayamengoptimalkan penggunaan lahan secara berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasikemampuan lahan pada beberapa penggunaan lahan di DAS Krueng Seulimum. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa DAS Krueng Seulimum terdiri atas 24 satuan peta lahan (SPL). Penilaiankemampuan lahan terdiri dari kelas III-e2 pada SPL 6, 7, 8, 9,10, 23 dan 24, kelas III-KE4,e2 pada SPL 1dan 5, kelas III-l2,b1 pada SPL 13 dan kelas VI-l4 pada SPL 22. Usaha perbaikan (teknik konservasi)yang perlu dilakukan adalah pembuatan teras gulud atau teras gulud bersaluran, pemberian mulsa jeramisebanyak 4 - 5 ton ha-1 dan penanaman dalam strip.

Kata Kunci: Kemampuan lahan, penggunaan lahan, teknik konservasi, DAS.

Abstract

The need for land and the increasing scarcity of fertile agricultural land and potential, as well as theexistence of competition in land use, it is necessary to assess the land in an effort to optimize land use in asustainable manner. This study aims to evaluate the ability of the land in some land use in the watershedKrueng Seulimum. The results showed that the Krueng Seulimum map consists of 24 units of land (SPL).Land capability assessment consists of a class III-e2 at SPL 6, 7, 8, 9, 10, 23 and 24, class III-KE4,e2 atSPL 1 and 5 , class III-l2, b1 at SPL 13 and class VI-l4 at SPL 22. efforts to improve the SPL (conservation techniques ) that needs to be done is to manufacture gulud patio or bund terrace, mulchingstraw as much as 4-5 tonnes ha-1 and the planting of the strip .

Keywords : land capability, land use, conservation techniques, Watershed.

Pendahuluan

Tanah adalah suatu benda alam yangterbentuk apabila bahan induk berada dalampengaruh iklim tertentu, organisme dan air dalamperiode waktu yang lama. Proses pembentukantanah secara alami berjalan sangat lambat dankarena itu dapat dianggap sebagai sumber dayaalam yang tidak dapat diperbaharui (nonrenewable natural resources). Oleh karena itusumberdaya alam ini harus dilestarikan.

Tanah sebagai salah satu dimensipeningkatan produksi pertanian mempunyai dua

fungsi utama, yaitu : 1) sebagai sumber unsurhara bagi tumbuh-tumbuhan dan 2) sebagaimatriks dimana akar tumbuh-tumbuhanberjangkar dan air tanah tersimpan serta tempatunsur-unsur hara dan air ditambahkan(Sinukaban, 1989).

Kegiatan manusia didalam memanfaatkanlahan (land) mempengaruhi berbagai proses didalam tanah seperti gerakan air, daya tanahmenahan air, sirkulasi udara serta penyerapanhara oleh tanaman. Penggundulan hutan sebagaisalah satu usaha manusia untuk menambah arealpertanian pada awalnya akan menghilangkan

Page 49: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Halim, A: Evaluasi Kemampuan Lahan dan Teknik Konservasi di DAS Krueng Seulimum

45

peneduh serta akumulasi sisa-sisa tanaman,sedangkan pengolahan/pemanfaatan tanah yangberlebihan terutama pada tanah berlereng akanmempercepat dekomposisi bahan organik,meningkatkan aliran permukaan, menurunkandaya infiltrasi tanah yang akhirnyamenyebabkan terjadinya erosi dan menurunkanproduktivitas tanah.

Alih guna lahan hutan menjadi lahanpertanian juga disadari akan menimbulkanbanyak masalah seperti penurunan kesuburantanah, erosi, kepunahan flora dan fauna, banjir,kekeringan dan bahkan perubahan lingkunganglobal. Masalah ini bertambah berat dari waktuke waktu sejalan dengan meningkatnya luas arealhutan yang dialih-gunakan menjadi lahan usahalain.

DAS Krueng Seulimum yang merupakansalah satu Sub DAS dari DAS Krueng Acehmemiliki luasan 25.444,35 hektar telahmengalami alih fungsi hutan yang sangat luas.Tahun 1977 luas hutan di DAS KruengSeulimum masih sekitar 16.179,00 ha (70,86%),sedangkan tahun 2011 luasan hutan di DASKrueng Seulimum tinggal 7.000,01 Ha (27,51%)(Baplan Dephut, 2012).

Baik tidaknya tanah tergantung padamanusia dan pengelolaannya. Tingkatkesejahteraan hidup kerap sekali ditentukan olehtanah dan jenis serta kualitas tanaman yangtumbuh di atas nya (Soepardi, 1983). Kebutuhanakan lahan yang semakin meningkat danlangkanya lahan pertanian yang subur danpotensial, serta adanya persaingan dalampenggunaan lahan, maka sangat diperlukanpenilaian lahan dalam upaya mengoptimalkanpenggunaan lahan secara berkelanjutan.

Berdasarkan tujuannya, evaluasi lahandapat berupa klasifikasi kemampuan lahan (landcapability classification) atau klasifikasikesesuaian lahan (land suitability classification).Klasifikasi kemampuan lahan digunakan untukpenggunaan pertanian secara umum, sedangkanklasifikasi kesesuaian lahan digunakan untukpenggunaan pertanian yang lebih khusus untukjenis tanaman tertentu (crop specific) (Arsyad,2010).

Bertitik tolak dari hal tersebut, maka perludilakukan survey lapangan dan menganalisacontoh tanah di laboratorium yang nantinyamampu memberikan informasi tentangproduktivitas suatu lahan dan tingkatkemampuan lahan di DAS Krueng Seulimum,khususnya pada areal semak belukar, pertanianlahan kering dan padang pengembalaan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuisampai sejauh mana tingkat kemampuan lahan diDAS Krueng Seulimum.

Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan di DAS KruengSeulimum Kabupaten Aceh Besar dari bulan Juli2012 sampai dengan bulan Desember 2012.Lokasi penelitian berjarak 65 km dari KotaBanda Aceh dan secara geografis berada pada95°30' - 95°45' Bujur Timur dan 5°15'- 5°30'Lintang Utara.

Bahan yang digunakan dalam penelitianini meliputi : peta rupa bumi, peta jenis tanah,peta topografi, peta penggunaan lahan, datacurah hujan, data demografi serta bahan-bahankimia untuk analisis di laboratorium, sedangkanperalatan yang digunakan dalam penelitian initerdiri dari Geographycal Position System(GPS), software GIS, peta kerja, abney level,meteran, kompas, bor tanah, ring sample,kantong plastik, alat tulis kantor (ATK),peralatan laboratorium, kertas lebel, kameradigital, dan seperangkat komputer.

Metode penelitian yang digunakan adalahmetode survai yang terdiri atas empat tahap,yaitu : (1) tahap persiapan yang meliputipengumpulan data sekunder dan pembuatan petasatuan peta lahan, (2) tahap survai pendahuluan,yaitu melakukan pengecekan lapangan untukmengetahui keadaan lokasi penelitian (3) tahapsurvai utama meliputi pengumpulan data biofisikdan data sosial ekonomi, dan (4) tahap analisisdata dan penyajian hasil.

Analisis data yang dilakukan dalampenelitian ini meliputi analisis data biofisik(analisis sifat-sifat tanah, evaluasi kemampuanlahan dan analisis agroteknologi). Karakteristiklahan dianalisis secara deskriptif dan dilanjutkandengan penilaian terhadap kelas kemampuanlahan (Klingebiel dan Montgomery 1973 dalamArsyad, 2010).

Hasil dan Pembahasan

Satuan Peta Lahan (SPL)

Hasil tumpang tindih peta jenis tanah,peta lereng dan peta penggunaan lahan, DASKrueng Seulimum terdiri atas 24 satuan petalahan (SPL). Pengamatan intensif padapenelitian ini adalah pada SPL 1 - 22 (Tabel 1).

Page 50: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Jurnal Agrium 12(1), Maret 2015. Hlm. 44-..49

46

Tabel 1. Satuan Peta Lahan di DAS Krueng Seulimum.

SatuanLahan

KemiringanLereng

Jenis Tanah Penggunaan LahanLuas

(Ha) (%)

1 0 - 8% Eutrandepts Padang Penggembalaan 847,68 3,33

2 0 - 8% Eutrandepts Semak Belukar 972,13 3,82

3 0 - 8% Eutrandepts Pertanian Lahan Kering 889,54 3,50

4 0 - 8% Eutrandepts Hutan Sekunder 398,79 1,57

5 0 - 3% Eutropepts Padang Penggembalaan 2.716,15 10,67

6 0 - 3% Eutropepts Semak Belukar 4.301,19 16,90

7 0 - 3% Eutropepts Pertanian Lahan Kering 2.671,05 10,50

8 0 - 8% Eutropepts Hutan Sekunder 2.502,72 9,84

9 0 - 3% Tropaquepts Padang Penggembalaan 834,81 3,28

10 0 - 3% Tropaquepts Pertanian Lahan Kering 1.687,23 6,63

11 8 - 15% Eutrandepts Padang Penggembalaan 166,14 0,65

12 8 - 15% Eutrandepts Semak Belukar 174,09 0,68

13 8 - 15% Eutrandepts Hutan Sekunder 419,87 1,65

14 8 - 15% Eutropepts Padang Penggembalaan 546,47 2,15

15 8 - 15% Eutropepts Semak Belukar 267,87 1,05

16 8 - 15% Eutropepts Pertanian Lahan Kering 295,94 1,16

17 8 - 15% Eutropepts Hutan Sekunder 1.559,24 6,13

18 15 - 25% Dystropepts Hutan Sekunder 285,84 1,12

19 15 - 25% Eutrandepts Semak Belukar 192,59 0,76

20 15 - 25% Eutrandepts Hutan Sekunder 550,12 2,16

21 15 - 25% Eutropepts Hutan Sekunder 498,09 1,96

22 25 - 40% Dystropepts Hutan Sekunder 876,06 3,4423 - 24 0 - 3% Eutropepts Pemukiman dan sawah 1.790,73 7,04

Total 25.444,35 100,00Sumber: Data primer dari analisis data digital (2011 dan 2012).

Berdasarkan karakteristik dari masing-masing satuan peta lahan (SPL 1 - SPL 22) dankriteria penilaian sifat tanah yang dikeluarkanoleh Pusat Penelitian Tanah (1983), umumnyatanah di DAS Krueng Seulimum mempunyaitingkat kesuburan tanah sangat rendah hinggarendah sehingga berpengaruh terhadapketersediaan hara bagi tanaman. Karakteristiktersebut harus menjadi pertimbangan dalampengembangan pertanian berkelanjutan di DASKrueng Seulimum. Untuk itu dalampengembangan pertanian yang berkelanjutan diDAS Krueng Seulimum tindakan agroteknologiperlu di rancang sedemikian rupa. Oleh karenaitu sebelumnya harus dilakukan evaluasikemampuan lahan. Hasil evaluasi lahan akanmemberikan alternatif penggunaan lahan dantindakan pengelolaan yang diperlukan agar lahandapat digunakan secara lestari (Arsyad, 2010).Kemampuan lahan merupakan salah satu faktoryang harus diperhatikan dalam perencanaansistem pertanian konservasi (SPK).

Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di DAS KruengSeulimum terdiri atas hutan sekunder yaituseluas 7.001,01 ha (27,51%), semak belukarseluas 5.988,15 ha (23,53%), pertanian lahankering seluas 5.543,76 ha (21,79%) padangpenggembalaan seluas 5.033,27 ha (19,78%),sawah seluas 1.455,15 ha (5,72%) danpemukiman seluas 335,58 ha (1,32%). Lahan diDAS Krueng Seulimum didominasi oleh jenis(grup) tanah Eutropepts (16.560,93 ha atau65,44%) (Tabel 2).

Page 51: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Halim, A: Evaluasi Kemampuan Lahan dan Teknik Konservasi di DAS Krueng Seulimum

47

Tabel 2. Penggunaan lahan di DAS KruengSeulimum

NoJenis

PenggunaanLahan

Luas

Ha %

1 Pemukiman 335,58 1,32

2 Sawah 1.455,15 5,72

3PadangPenggembalaan

5.033,27 19,78

4 Semak Belukar 5.988,15 23,535 Pertanian

Lahan Kering5.543,76 21,79

6 HutanSekunder

7.001,01 27,51

Jumlah 25.444,35 100,00

Sumber: Badan Planologi (2011), Analisis lapangan(2012).

Kelas Kemampuan Lahan

Hasil pengamatan lapang dan penilaianterhadap sampel tanah (analisis fisika dan kimiatanah) dari masing-masing SPL, selanjutnyadinilai dengan kriteria sistem klasifikasikemampuan lahan (Klingebiel dan Montgomery1973 dalam Arsyad, 2010), DAS KruengSeulimum memiliki kelas kemampuan lahankelas III, IV dan VI, dengan faktor penghambatuntuk seluruh kelas kemampuan lahan adalahkepekaan tanah terhadap erosi (sedang - agaktinggi), lereng (bergelombang - agak curam),erosi (ringan - sedang) dan batuan di permukaantanah (sedikit - sedang) (Tabel 3).

Tabel 3. Kelas kemampuan lahan (KKL) di DAS Krueng Seulimum

KKL SPLL U A S

Ha (%)

III-KE4,e2 1, 5 3.563,83 14,01

III-e2b1 2, 4 1.370,92 5,39

III-KE4,e2,b1 3 889,54 3,50

III-e2 6, 7, 8, 9 10, 23,24 13.787,74 54,18

III-l2,e2,b1 11, 12 340,23 1,34

III-l2,b1 13 419,87 1,65

III-l2,e2 14 546,47 2,15

III-l2,KE4 15 267,87 1.05

III-l2 16, 17 1.855,18 7,29

IV-l3 18, 21 783,93 3,08

IV-l3,b2 19, 20 742,71 2,92

VI-l4 22 876,06 3,44

Jumlah 25.444,35 100,00

Keterangan: Angka romawi menunjukkan kelas kemampuan lahan; KE = faktor penghambat erodibilitas tanah; e= faktor penghambat erosi; b = faktor penghambat kerikil/batuan di permukaan tanah ; I = faktor penghambatkemiringan lereng; angka latin menunjukkan level faktor penghambat ; SPL = satuan peta lahan.Sumber: Analisis data primer (2013).

Tabel 3 menunjukkan bahwa lahan diDAS Krueng Seulimum didominasi oleh kelaskemampuan lahan III-e2 dengan faktor pembataserosi seluas 13.787,74 ha (54,18%) yang terdapatpada SPL 6, 7, 8, 9,10, 23 dan 24. Faktor erosimerupakan salah satu faktor yangmengakibatkan terjadinya penurunan kesuburan

tanah, mengganggu pertumbuhan tanaman danmenurunkan hasil panen. Mengendalikan erositanah berarti mengurangi pengaruh faktor-faktorerosi tersebut sehingga prosesnya dapatdihambat atau dikurangi. Meyer (1981)mengemukakan bahwa upaya pengendalianerosi atau konservasi tanah dapat berupa (1)meredam energi hujan, (2) meredam daya gerus

Page 52: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Jurnal Agrium 12(1), Maret 2015. Hlm. 44-..49

48

aliran permukaan (3) mengurangi kuantitasaliran permukaan dan (4) memperlambat lajualiran permukaan serta (5) memperbaiki sifat-sifat tanah yang peka erosi. Usaha yang dapatdilakukan untuk mengendalikan erosi pada SPL6, 7, 8, 9,10, 23 dan 24 adalah dengan pemilihanteknik konservasi tanah yang tepat, yang salahsatunya adalah dengan pembuatan teras guludmengingat pelaksanaannya sangatlah mudahdan sederhana. Pembuatan teras gulud jugadapat menekan erosi pada tahun-tahunberikutnya. Ini sesuai dengan hasil penelitianGunasari (2005), dimana dengan penerapan terasgulud bisa terjadi pengurangan erosi di tahunkedua sebesar 70%. Cara lain untuk menekanerosi adalah dengan pemberian mulsa, karenaperan mulsa disamping untuk melindungi tanah,mengurangi penguapan juga bisa menciptakankondisi lingkungan yang baik bagi aktivitasmikroorganisme. Efektifitas mulsa dalammengendalikan erosi sangat tergantung padajenis mulsa. Sisa tanaman yang baik untukdijadikan mulsa adalah yang mengandung lignintinggi, seperti jerami padi, sorgum dan batangjagung (Suwardjo 1981). Selanjutnya Lal (1976dalam Sinukaban et al. 2007) jugamengemukakan bahwa pemberian mulsa jeramisebanyak 4 - 5 ton ha-1 dapat menekan erosimenjadi sangat rendah pada lahan dengankemiringan 15%.

Lahan kelas III KE4,e2 dengan faktorpembatas kepekaan tanah (erodibilitas tanah) danfaktor erosi terdapat pada SPL 1 dan 5 seluas3.563,83 ha (14,01%). Faktor erodibilitas tanahumumnya terjadi akibat faktor curah hujan.Negara tropis seperti Indonesia, kekuatan jatuhair hujan dan kemampuan aliran permukaanmenggerus permukaan tanah adalah merupakanpenghancur utama agregat tanah. MenurutHudson (1978), selain sifat tanah, faktorpengelolaan/ perlakuan terhadap tanah jugasangat berpengaruh terhadap tingkat erodibilitastanah. Wischmeier dan Mannering (1969) jugamenambahkan bahwa tanah dengan kandungandebu tinggi adalah tanah yang paling mudahtererosi. Usaha yang perlu dilakukan pada faktorpembatas erodibilitas tanah adalah denganpemberian bahan organik agar terjaga stabilitasagregat tanah. Hal ini sesuai dengan pendapatVorone et al. (1981), erodibilitas tanah turunsecara linier dengan kenaikan atau penambahanbahan organik dalam tanah. Beberapa hasilpenelitian juga menunjukkan bahwa tanahdengan kandungan bahan organik tinggi

mempunyai erodibilitas yang tinggi (Asdak,2002)

Lahan kelas III-l2,b1 dengan faktorpembatas lereng dan batuan dipermukaanterdapat pada SPL 13 dengan luasan 419,87 ha(1,65%). Satuan peta lahan ini apabila digunakanuntuk budidaya pertanian maka diperlukantindakan konservasi tanah seperti pembuatanteras gulud atau teras gulud bersaluran,penanaman yang dilakukan dalam strip danpenggunaan mulsa, sedangkan faktor pembatasbatuan dipermukaan tanah tindakan yang perludilakukan adalah dengan melakukan pengalihanpenanaman ke tempat yang lain.

Lahan kelas IV-l3 dengan faktor pembataslereng 15-25% yang terdapat pada SPL 18 dan21 seluas 783,93ha (3,08%) bila digunakanuntuk usaha pertanian diperlukan pengelolaanyang hati-hati mengingat tindakan konservasiyang akan diterapkan akan sedikit sulitditerapkan dan dipelihara.

Lahan kelas VI-l4 dengan faktor pembataslereng 25-40% yang terdapat pada SPL 22 seluas876,06 ha (3,44%), mengingat tutupan lahannyaadalah hutan, maka sesuai dengan kriteria dariklas kemampuan satuan lahan ini sebaiknyadihutankan saja. Secara keseluruhan lahan diDAS Krueng Seulimum dapat digunakan untuktanaman pertanian, dimana kelas kemampuanlahan yang didapat termasuk dalam kelas III danIV yang arahannya sesuai untuk pertanian.

Kesimpulan

Kelas kemampuan lahan di DAS KruengSeulimum didominasi oleh kelas kemampuanlahan III-e2 dengan faktor pembatas erosi seluas13.787,74 ha (54,18%).

Lahan kelas III KE4,e2 dengan faktorpembatas erodibilitas tanah dan faktor erositerdapat pada SPL 1 dan 5 seluas 3.563,83 ha(14,01%), lahan kelas III-l2,b1 dengan faktorpembatas lereng dan batuan dipermukaanterdapat pada SPL 13 seluas 419,87 ha (1,65%),lahan kelas IV-l3 dengan faktor pembatas lereng15-25% terdapat pada SPL 18 dan 21 seluas783,93ha (3,08%) dan lahan kelas VI-l4 denganfaktor pembatas lereng 25-40% terdapat padaSPL 22 seluas 876,06 ha (3,44%).

Teknik konservasi yang perlu dilakukanadalah pembuatan teras gulud pada SPL 6, 7, 8,9,10, 23 dan 24, sedangkan pada lereng 15%dapat dilakukan dengan pemberian mulsa jeramisebanyak 4 - 5 ton ha-1, pembuatan teras gulud

Page 53: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Halim, A: Evaluasi Kemampuan Lahan dan Teknik Konservasi di DAS Krueng Seulimum

49

atau teras gulud bersaluran, penanaman dalamstrip dan penggunaan mulsa pada SPL 1 dan 5,dan untuk SPL 22 dengan faktor pembatas lereng25-40% sebaiknya penggunaan lahannyadihutankan saja.

Daftar Pustaka

[Baplan Dephut] Badan Planologi DepartemenKehutanan RI. 2012. Citra landsatpropinsi Aceh.

[Baplan Dephut] Badan Planologi DepartemenKehutanan RI. 2013.http://www.walhi.or.id/ kampanye/hutan.

[BPDAS Aceh] Balai Pengelolaan DAS Aceh.2009. Database dan informasi. BalaiPengelolaan DAS Propinsi Aceh.

Arsyad, S. 2010. Konservasi tanah dan air.Bogor: Serial Pustaka IPB Press.

Asdak, C. 2002. Hidrologi dan PengelolaanDaerah Aliran Sungai. Gadjah MadaUniversity Press. Yogyakarta.

Hudson, N. 1978. Soil Conservation. Bastford,London.

Lal, R. 1994. Soil Erosion by Wind and Water:Problem and Prospects. In Lal, (Ed). SoilErosion Research Methods. Soil and WaterConservation Society. Florida. p 1-10

Meyer, L. D. 1981. Modelling ConservationPractices, p. 31-44. In Soil Conservation:Problem and Prospects. Ed: RPC. Morgan.

A Wiley Interscience Publication.Sinukaban, N,. Murtilaksono, K., dan Sudarmo.

2007. Pengaruh Penggunaan Mulsa danPengolahan Tanah Terhadap Erosi, AliranPermukaan dan Selektivitas Erosi padaLatosol Coklat Kemerahan Darmaga dalamKonservasi Tanah dan Air KunciPembangunan Berkelanjutan. Jakarta:Direktorat Jenderal RLPS DepartemenKehutanan RI.

Sinukaban, N. 1989. Konservasi tanah dan air didaerah transmigrasi. PT. Indeco DutaUtama International DevelopmentConsultants Berasosiasi dengan BCEOM.

Suwardjo. 1981. Peranan Sisa-sisa Tanamandalam Konservasi Tanah dan air dalamUsahatani Tanaman semusim. [Disertasi].Bogor: Program Pascasarjana, InstitutPertanian Bogor.

Vorone, R. P,. Van ven, J. A., and Paul, E. A.1981. Organic carbon dynamics and grassland soil. Model validation and simulationof the long term effects of cultivation andrainfall erosion. Canadian journal of soilscience. (61): 211-224

Wischmeier, W. H., and Mannering, J. V. 1969.Relation of soil properties to itsErodibility. Soil Sci. Am. Proc. 33: 131-137.

Page 54: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Jurnal Agrium 12(1), Maret 2015. Hlm. 50-55ISSN 1829-9288

50

Karakter Agronomi Jagung ManisVarietas Sugar 75 Akibat PerlakuanPupuk Kandang Ayam dan Kalium

Agronomic Characteristics Sweet CornVariety Sugar 75 caused byApplication of chicken Manure and Potassium

Muhammad Yusuf1)

1)Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas MalikussalehKampus Cot Teungku Nie, Reuleut, Muara Batu Aceh Utara 24355, IndonesiaEmail: [email protected]

Diterima 10 Februari 2015; Dipublikasi 1 Maret 2015

Abstrak

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September hingga November 2012 dengan tujuan untuk mengkajipengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan kalium terhadap karakter agronomi jagung manis. Modelrancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yangterdiri dari 2 faktor yaitu aplikasi pupuk kandang ayam (A) sebagai faktor pertama yang terdiri dari 4taraf yaitu A0 (0 Kg/ha), A1 (10 Kg/ha),A2 (15 Kg/ha) dan A3 (20 Kg/ha). Faktor kedua yaitu aplikasipupuk Kalium (K) yang terdiri dari K0 (0 Kg K2O/ha), K1 (90 Kg K2O/ha), K2 (120 Kg K2O/ha), danK3 (150 Kg K2O/ha). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pupuk kandang ayam dan kaliumtidak berpengaruh nyata terhadap karakter agronomi jagung manis.

Kata kunci: Jagung manis, pupuk kandang ayam, pupuk kalium

Abstract

The research was conducted on September – November 2012. The purpose of this research was to studyeffect of chicken manure and potassium and their interactions on agronomic character of sweet corn. Thisstudy used a Randomized Block Design ( RAK ) factorial consisting of two factors, the application ofchicken manure (A) as the first factor which were A0 (0 Kg/ha), A1 (10 Kg/ha), A2 (15 Kg/ha) dan A3(20 Kg/ha). Aplication potassium fertilizer (K) as the second factor which were K0 (0 Kg K2O/ha), K1(90 Kg K2O/ha),K2 (120 Kg K2O/ha), dan K3 (150 Kg K2O/ha).The result showed an application ofchicken manure and potassium are not significantly affected all parameters were observed.

Keywords: Sweet corn, chicken manure, potassium fertilizer.

Pendahuluan

Jagung manis (Zea mays saccharata Sturt)merupakan tanaman pangan bernilai ekonomisdan strategis karena kedudukannya sebagaisumber utama karbohidrat dan protein setelahberas. Disamping itu, komoditi ini mempunyaikadar gula tinggi dan nilai nutrisi yang lebih baikdibandingkan dengan jagung biasa. Jagungmanis mempunyai kadar gula 4 - 8 kali lebihtinggi dari jagung biasa yakni mengandung 12-14% kadar gula, sedangkan jagung biasa hanya 2- 4%. Oleh sebab itu permintaan pasar terhadapkomoditi ini cukup tinggi, namun

produktivitasnya masih sangat rendah sehinggabelum mampu memenuhi permintaan pasar.Listyobudi (2011) menyatakan bahwaproduktivitas jagung manis di Indonesia tidaksejalan dengan kebutuhan pasar. Biladibandingkan dengan negara lain terutamaAmerika Serikat dan Australia yang mampumenghasilkan 7 – 10 ton/ha, sedangkanIndonesia hanya bisa mencapai 4-5 ton/ha.(Budiastuti et al. 2011). Rendahnya produktivitastersebut menggambarkan bahwa penerapanteknologi budidaya masih belum optimal. Olehsebab itu pola intensifikasi dan usaha manajemenkultur teknis sangat penting dilakukan,

Page 55: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

M. Yusuf: Karakter Agronomi Jagung Manis Varietas Sugar 75

51

diantaranya dengan pemupukan yang seimbangdan sesuai dengan kebutuhan. Dalam upayamendukung ketersediaan hara kalium dalamtanah, umumnya diberikan pupuk KCL yaknipupuk kimia yang mengandung unsur kalium.Kalium berfungsi dalam proses pembentukangula dan pati, translokasi gula, aktifitas enzymdan pergerakan stomata. Peningkatan bobot dankandungan gula pada tongkol dapat dilakukandengan cara mengefisienkan proses fotosintesispada tanaman dan meningkatkan translokasifotosintat ke bagian tongkol (Setyono, 1986).Selain itu unsur kalium juga mempunyai peranandalam mengatur tata air di dalam sel dan transferkation melewati membran. Kalium juga dapatmeningkatkan kadar air tanaman dengan caramembantu akar untuk memperluas bidangpenyerapan air sehingga mampu meningkatkanketahanan dan kemampuan tanaman terhadapstress kekeringan (Novizan, 2002).

Pemberian pupuk an-organik saja belumcukup untuk meningkatkan hasil dan mutujagung manis tanpa diiringi dengan pemberianbahan organik. Syekhfani (2014) menyebutkanbahwa tanah-tanah yang mempunyai kandunganbahan organik rendah, produktivitas tanamantidak akan dapat ditingkatkan dengan hanyamelalui pemberian pupuk an-organik saja, tanpadiiukuti pemberian bahan organik, oleh sebab itupenambahan bahan organik dalam tanah perludilakukan. Salah satu jenis bahan organik yangbisa digunakan untuk meningkatkan hasil danmutu jagung manis adalah pupuk kandang ayam.Menurut Harsono (2009) pupuk kandang ayamdapat digunakan sebagai pupuk organik untukmerangsang pertumbuhan sehingga dapatmeningkatkan hasil dan mutu jagung manis.Disamping itu pupuk kandang ayam berfungsiuntuk meningkatkan daya menahan air, aktivitasmikrobiologi tanah, nilai kapasitas tukar kationdan memperbaiki struktur tanah.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan padaSeptember hingga November 2013 denganmenggunakan model Rancangan AcakKelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari 2faktor yaitu faktor pertama adalah perlakuanpupuk kandang ayam dengan simbol A terdiridari 4 taraf yakni tanpa pupuk kandang ayam(A0), 10 ton/ha pupuk kandang ayam (A1), 15ton/ha pupuk kandang ayam (A2) dan 20 ton/hapupuk kandang ayam (A3). Faktor kedua adalah

perlakuan pupuk kalium, dengan simbol K terdiridari 4 taraf yakni tanpa kalium (K0), 150 kgKCl/ha (K1), 200 kg KCl/ha (K2) dan 250 kgKCl/ha (K3). Dengan demikian diperoleh 16kombinasi perlakuan dan setiap kombinasiperlakuan diulang 3 kali sehingga didapatkan 48petak percobaan. Setiap petak percobaan terdapat42 tanaman dengan jarak tanam 50 x 30 cmdengan ukuran petak percobaan 200 x 300cm.Bahan yang digunakan adalah benih jagungmanis hibrida Sugar 75 produksi PT. SyngentaIndonesia, pupuk kandang ayam, pupuk kaliumdalam bentuk KCl (60% K2O), fungisidaAcrobat 50 WP dan insektisida Matador 25 EC.Alat-alat yang digunakan adalah alat pengolahtanah, tugal, ajir, meteran, gembor serta alat tulismenulis.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan data dan hasil penelitian yangtelah dilakukan menunjukkan bahwa perlakuanpupuk kandang ayam dan kalium secara statistiktidak memberikan pengaruh nyata terhadaptinggi tanaman, luas daun, panjang tongkol,bobot tongkol, bobot kering dan jumlah biji perbaris. Data setiap peubah yang diamati disajikanpada tabel 1, 2, 3 dan 4.

Dari tabel 1, 2, 3 dan 4 dapat dilihatbahwa perlakuan pupuk kandang ayam dankalium tidak memberikan respon signifikanterhadap semua parameter yang diamati. Kondisiini diduga akibat dari sifat kimia tanah padalokasi penelitian memiliki tingkat kesuburankimia yang rendah, sehingga penambahan pupukkandang ayam dan kalium kedalam tanah sesuaidengan dosis perlakuan masih belum optimumuntuk meningkatkan pertumbuhan jagung manis.

Data hasil analisis tanah dilokasipenelitian adalah pH tanah berada pada kriteriamasam, yakni 5.37, N-total tanah rendah yakni0,11%, kandungan P2O5 sedang yakni 20.18 danK-dd 0.15 serta K2O 0.01 termasuk dalamkriteria sangat rendah. Menurut LitbangPertanian (2006), lokasi penelitian ini tergolongdalam jenis tanah ultisol yaitu salah satu jenistanah miskin hara dengan tingkat kesuburanfisika, kimia, dan biologi yang tergolong rendah.Tanah ini memiliki berbagai kendala biladiusahakan untuk lahan pertanian. Prasetyo danSuriadikarta (2006), menyebutkan bahwa ultisolmempunyai beberapa kendala diantaranyakemasaman dan kejenuhan Al yang tinggi,ketersediaan unsur hara dan bahan organik yang

Page 56: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Jurnal Agrium 12(1), Maret 2015. Hlm. 50-55

52

rendah. Munir (1996) menambahkan bahwaultisol juga mempunyai kendala kapasitas tukarkation rendah (kurang dari 24 me per 100 gram

tanah), kandungan nitrogen, fosfor dan kaliumrendah serta sangat peka terhadap erosi.

Tabel 1. Data tinggi tanaman akibat perlakuan pupuk kandang ayam dan kalium.

Pupuk Kandang Ayam/Pupuk Kalium

Umur Pengamatan (cm)2 MST 4 MST 6 MST 8 MST

A0K0A0K1A0K2A0K3

32,5332,7534,4527,34

97,6799,2398,5788,97

172,40176,83168,87168,37

221,23228,27224,30227,23

A1K0A1K1A1K2A1K3

22,0029,3929,9734,90

78,6793,5094,80

101,70

154,33172,07172,03180,90

209,27230,47225,67231,39

A2K0A2K1A2K2A2K3

28,5527,2331,2534,01

28,5527,2331,2534,01

164,03169,90174,97175,70

214,10233,27232,27222,33

A3K0A3K1A3K2A3K3

36,5436,2327,5330,79

102,5799,7388,8799,43

179,07179,90168,53179,27

227,47225,40218,10227,50

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom sama berbeda tidak nyata pada taraf 5%berdasarkan uji jarak Duncan.

Tabel 2. Data luas daun akibat perlakuan pupuk kandang ayam dan kalium.

Pupuk Kandang Ayam/Pupuk Kalium

Umur Pengamatan (cm2)2 MST 4 MST 6 MST 8 MST

A0K0A0K1A0K2A0K3

26,2033,4434,4330,69

1556,381382,291528,871134,25

2863,432910,522797,132881,12

3200,313074,883074,413046,53

A1K0A1K1A1K2A1K3

30.1535.6433.1336.73

1165,831210,901047,961584,03

2419,893394,861825,443091,34

2965,373397,172668,903175,65

A2K0A2K1A2K2A2K3

51,9746,0741,5236,17

1165,831210,901047,961584,03

2419,893394,861825,443091,34

2965,373397,172668,903175,65

A3K0A3K1A3K2A3K3

46,6936,7125,3428,34

1762,251580,85833,15

1663,74

3250,002026,272644,573217,94

3254,032575,532905,923396,24

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom sama berbeda tidak nyata pada taraf 5%berdasarkan uji jarak Duncan.

Page 57: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

M. Yusuf: Karakter Agronomi Jagung Manis Varietas Sugar 75

53

Tabel 3. Data bobot kering jagung manis akibat perlakuan pupuk kandang ayam dan kalium.

Pupuk Kandang Ayam/Pupuk Kalium

Umur Pengamatan (gr)2 MST 4 MST 6 MST 8 MST

A0K0A0K1A0K2A0K3

0,240,310,320,28

14,3812,7114,0610,43

45,0645,8044,0145,33

151,06144,53144,46143,15

A1K0A1K1A1K2A1K3

0,280,330,300,34

10,7211,149,64

14,57

38,0853,4228,7248,64

139,40158,37125,98148,56

A2K0A2K1A2K2A2K3

0,480,420,380,33

12,3516,3015,7813,71

46,9047,7846,5139,60

139,05146,03137,87126,16

A3K0A3K1A3K2A3K3

0,430,340,230,26

16,2114,547,66

15,30

51,1431,8841,6150,63

151,61121,57136,49158,86

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom sama berbeda tidak nyata pada taraf 5%berdasarkan uji jarak Duncan.

Tabel 4. Data panjang tongkol, bobot tongkol, dan jumlah biji per baris jagung manis akibat perlakuanpupuk kandang ayam dan kalium.

Pupuk Kandang Ayam/Pupuk Kalium

Panjang tongkol (cm) Bobot tongkol(gr)

Jumlah biji per baris(butir)

A0K0 22.33 187.77 33.60A0K1 22.80 212.80 35.27A0K2 23.27 249.30 37.17A0K3 22.20 219.63 35.70A1K0 21.87 183.40 32.60A1K1 22.80 222.30 34.27A1K2 22.60 211.30 33.80A1K3 22.40 211.03 31.07A2K0 22.00 195.37 32.67A2K1 23.00 198.57 35.83A2K2 22.93 206.20 33.40A2K3 21.80 177.17 31.40A3K0 22.53 242.47 34.53A3K1 22.67 184.13 31.87A3K2 21.47 202.63 33.67A3K3 22.53 196.50 32.53

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom sama berbeda tidak nyata pada taraf 5%berdasarkan uji jarak Duncan.

Dari tabel 1, 2, 3 dan 4 dapat dilihatbahwa perlakuan pupuk kandang ayam dankalium tidak memberikan respon signifikanterhadap semua parameter yang diamati. Kondisiini diduga akibat dari sifat kimia tanah padalokasi penelitian memiliki tingkat kesuburankimia yang rendah, sehingga penambahan pupukkandang ayam dan kalium kedalam tanah sesuaidengan dosis perlakuan masih belum optimumuntuk meningkatkan pertumbuhan jagung manis.

Data hasil analisis tanah dilokasipenelitian adalah pH tanah berada pada kriteriamasam, yakni 5.37, N-total tanah rendah yakni0,11%, kandungan P2O5 sedang yakni 20.18 danK-dd 0.15 serta K2O 0.01 termasuk dalamkriteria sangat rendah. Menurut LitbangPertanian (2006), lokasi penelitian ini tergolongdalam jenis tanah ultisol yaitu salah satu jenistanah miskin hara dengan tingkat kesuburanfisika, kimia, dan biologi yang tergolong rendah.Tanah ini memiliki berbagai kendala bila

Page 58: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

Jurnal Agrium 12(1), Maret 2015. Hlm. 50-55

54

diusahakan untuk lahan pertanian. Prasetyo danSuriadikarta (2006), menyebutkan bahwa ultisolmempunyai beberapa kendala diantaranyakemasaman dan kejenuhan Al yang tinggi,ketersediaan unsur hara dan bahan organik yangrendah. Munir (1996) menambahkan bahwaultisol juga mempunyai kendala kapasitas tukarkation rendah (kurang dari 24 me per 100 gramtanah), kandungan nitrogen, fosfor dan kaliumrendah serta sangat peka terhadap erosi.

Disamping itu curah hujan dilokasipenelitian termasuk tinggi yakni 255 mm hingga333 mm//bulan (BMKG, 2012). Keadaan inidapat mengakibatkan tanah menjadi masam jugaterjadi pencucian unsur hara terutama hara yangkelarutannya tinggi seperti nitrogen dan kaliumsehingga ketersediaan bagi tanaman menjadirendah. Hal ini sejalan dengan pernyataan Putra,et al (2010), kehilangan kalium akibat pencuciandan erosi cukup besar. Selanjutnya Munir (1996)menambahkan bahwa tanah ultisol adalah tanahyang mengalami proses pencucian yang sangatintensif sehingga menyebabkan ultisol miskinsecara kimia dan fisik.

Selain faktor diatas, rendahnya status haranitrogen yakni 0,11% dan kandungan unsur haraK- dd (0.15 me/100g) dan K2O (0.01%) jugamemberi pengaruh terhadap pertumbuhan jagungmanis, sehingga tidak adanya pengaruh yangsignifikan secara statistik terhadap semuaparameter yang diamati. Berkaitan dengankeberadaan unsur nitrogen, Sutanto (2002),mengemukakan bahwa unsur hara N sangatdiperlukan terutama untuk pertumbuhanvegetatif tanaman. Proses immobilisasi Nmenunjukkan bahwa unsur hara N belumtersedia dalam jumlah yang cukup didalam tanahsehingga menghambat pertumbuhan vegetatiftanaman dan selanjutnya berpengaruh padaproduksi tanaman jagung manis. Ketersediaanunsur nitrogen dalam tanah sangat ditentukanoleh pH yang mana nitrogen tersedia pada pH5.5 – 8.5, fosfor pada pH 5.5 - 7.5 sedangkan Kpada pH 5.5 – 10 (Mirza, 2013). Anonim (2003)menambahkan bahwa keuntungan optimumuntuk pertumbuhan dan produksi tergantung darisuplai hara yang cukup selama pertumbuhantanaman.

Faktor lain yang diduga sebagai penyebabtidak adanya pengaruh yang nyata terhadapparameter yang diamati adalah dosis perlakuanpupuk kandang ayam yang belum optimal,sehingga daya dukungnya terhadap K-dd jugarendah. Merujuk pada hasil penelitian Putra, et al

(2010), bahwa perlakuan pupuk kandang 10ton/ha menunjukkan status hara K-dd agakrendah dan perlakuan pupuk kandang 20 ton/hamenunjukkan status hara K-dd sedang.Disamping itu salah satu sifat pupuk organikadalah diperlukan dalam jumlah yang banyakjuga lambat tersedia. Hal ini sejalan dengan hasilpenelitian Roesmarkam, dkk (2002)menunjukkan bahwa pemberian pupuk organikakan terlihat setelah beberapa musim tanam,sehingga pada penelitian ini diduga pengaruhpositif dari pupuk kandang ayam belum dapatterlihat optimal karena pupuk organik tidak dapatberpengaruh seketika itu juga untuk mendukungpertumbuhan dan produksi tanaman.selain itu,kebutuhan kalium juga tergantung kepadakomoditas yang diusahakan, dimana spesiestanaman yang peka membutuhkan kalium dalamjumlah yang lebih banyak daripada tanamanyang toleran terhadap kalium (Havlin et al.,1999).

Kesimpulan

Pemberian pupuk kandang ayam dankalium secara umum belum menunjukkanpengaruh yang signifikan terhadap karakteragronomi jagung manis.

Daftar Pustaka

Anonim. 2003. Mengolah Sampah DapurMenjadiKompos, Memelihara Sungai MenjagaLaut. http://www.LembagaKajian Ekologidan Konservasi Lahan Basah. DiaksesNovember 2014.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika,2012. Data curah hujan tahun 2012.Stasiun BMKG Polonia. Medan.

Budiastuti, M. S., D. Suroto, dan S. Haryanti.2011. Penggunaan Glifosat dan MacamOlah Tanah pada Pertanaman JagungManis. Konfrensi Nasional XV HIGI diSurakarta.

Harsono, A. 2009. Pengaruh Jenis PupukKandang dan Jarak Tanam TerhadapPertumbuhan Gulma dan Hasil JagungManis. Jurnal Agritrop 2007. FakultasPertanian Universitas Udayana Bali

Havlin, J. L., J. D. Beaton, S. L. Tisdale, and W.L. Nelson. 1999. Soil Fertility andFertilizers AnIntroduction to NutrientManagement. 6th ed.Prentice Hall. UpperSaddle River. NewJersey. pp. 497.

Page 59: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

M. Yusuf: Karakter Agronomi Jagung Manis Varietas Sugar 75

55

Listyobudi, V. R. 2011. Perlakuan Herbisidapada Sistem Tanpa Olah Tanah TerhadapPertumbuhan, Hasil dan Kualitas HasilTanaman Jagung Manis (Zea maysSacharata, STURT)

Mirza, M. F., 2013. Hara dan Hubungannyadengan Tanaman. http://laborr-ilmu.blogspot.com. [19 Agustus 2014].

Munir, 1996. Tanah Ultisol di Indonesia, PustakaJaya Jakarta.

Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yangEfektif. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Prasetyo, B. H dan D. A. Suriadikarta. 2006.Karakteristik, Potensi, dan TeknologiPengelolaan Tanah Ultisol UntukPengembangan Pertanian Lahan Kering diIndonesia. Jurnal Litbang Pertanian.Dalam:http//www.puslintan.net.index. [24Februari 2012].

Putra, I. A., Hanum, H., Hanum. C. 2010.Pengelolaan Hara Kalium BerdasarkanBatas Kritis Untuk Tanaman Jagung (Zeamays L.) Pada Berbagai Status Hara diTanah Inceptisol. Thesis Pasca SarjanaProdi Agroekoteknologi. USU

Roesmarkam, A dan Yuwono, N. W. 2002. IlmuKesuburan Tanah. Kanisius Yogyakarta

Setyono. S, 1986. Kesuburan Tanah dan NutrisiTanaman. Pasca Sarjana KPK. UGM-UNIBRAW.

Sutanto, R., 2002. Penerapan Pertanian Organik,Pemasyarakatan dan pengembangannya.Kanisius Jakarta.

Syekhfani, 2014. Teknik Pemantauan KadarBahan Organik Di Lapangan SecaraMudah, Murah Dan Cepat.http://www.academia.edu. [22 Agustus2014].

Page 60: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

PETUNJUK PENULISAN NASKAH JURNALJURNAL AGRIUM

urnal AGRIUM merupakan media publikasiilmiah bidang pertanian. Naskah berasal darihasil penelitian dasar dan terapan, makalah

yang telah diseminarkan dan ulasan (review).

Pedoman UmumNaskah yang diajukan belum pernah diterbitkan atautidak sedang dalam proses evaluasi pada media lain.Penerbit tidak bertanggung jawab terhadap klaimatau permintaan kompensasi terhadap hal-hal yangberhubungan dengan naskah. Naskah dapat ditulisdalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris denganmemenuhi kaidah-kaidah tulisan ilmiahmenggunakan gaya bahasa efektif dan akademis.Naskah diketik pada kertas ukuran A4, ketikan duaspasi menggunakan huruf tipe Times New Romanberukuran 11 point. Tabel dan gambar diketik padalembar terpisah untuk memudahkan pengeditan.Naskah asli dikirim sebanyak dua eksemplar besertadokumen dalam bentuk soft copy. Naskah dapatdiantar langsung atau dapat diemail ke [email protected].

Susunan NaskahNaskah disusun dalam urutan judul, penulis daninstitusi, abstrak, pendahuluan, bahan dan metode,hasil dan pembahasan, kesimpulan, ucapan terimakasih (bila diperlukan), dan daftar pustaka.

Judul: Singkat, jelas, menggambarkan isi naskahdan informatif (tidak lebih dari 15 kata), ditulisdalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Penulis dan Institusi: Nama ditulis tanpa gelar dannama penulis pertama adalah penulis utama. Institusidan alamat penulis pertama, kedua, dan seterusnyaditulis lengkap apabila berbeda termasuk nomorKode Pos. Alamat email dicantumkan untuk penuliskorespondensi.

Abstrak: Abstrak harus mewakili seluruh materipenulisan dan implikasinya secara ringkas, berisimaksimum 250 kata dan diketik 1 spasi dalamBahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Kata Kunci: dipilih kata yang mudah ditelusuri danmewakili isi naskah (3-5 kata). Disajikan dalamBahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Pendahuluan: Memuat latar belakang, rumusanmasalah, kutipan pustaka yang relevan, dan tujuan.

Bahan dan Metode: Meliputi tempat dan waktu,rancangan percobaan, pelaksanaan, dan metodeanalisis.

Hasil dan Pembahasan: Hasil harus dikemukansecara jelas (tabel, grafik, diagram, foto,lukisan/gambar, dan ilustrasi). Pembahasan harusmampu mengulas data dan berisi pemecahanterhadap masalah yang dikemukakan. Hasil danpembahasan disusun dalam satu bab.

Kesimpulan: Sintesis atau simpulan dari hasil danpemBahasan secara singkat dan jelas. Jawabantujuan dan hipotesis dari penelitian.

Daftar Pustaka: Disusun berdasarkan alfabet.Memuat nama pengarang, tahun, judul tulisan ataumajalah, volume, nomor seri, halaman, dan kotaterbit. Sumber pustaka dari website harus disertakanwebsite dan tanggal unduh.

Contoh Penulisan:

Buku:Solahuddin, S. 2009. Pertanian: Harapan Masa

Depan Bangsa. IPB Press. 450 Hlm.

Jurnal:Pabendon, M.B., M. Aqil., dan S. Mas’ud. 2012.

Kajian Sumber Bahan Bakar Nabati BerbasisSorgum Manis. Iptek Tanaman Pangan. 7(2):123-129.

Skripsi/Tesis/Disertasi:Dewi, E.S. 2009. Root Morphology of Drought

Resistance in Cotton (Thesis). GraduateStudies of Texas A&M University. P. 30.

Informasi dari Internet:Wills, T.A., Sandy, J.M., Yaeger, A., and Shinar, O.

2001. Family Risk Factors And AdolescentSubstances Use: Moderation Effects ForTemperament Dimensions. DevelopmentalPhyschology. 37: 238-297. http://www.apa.org/journals/dev/dev373283.html. [8 Januari2010].

Naskah siap cetak (proof draft): Contoh naskahsiap cetak akan dikirimkan melalui email kepadapenulis korespondensi untuk diteliti secara seksama.Koreksian harus dikembalikan ke Jurnal Agriumdua hari setelah email diterima.

J

Page 61: Halaman 1 - 55 JURNAL AGRIUM - repository.unimal.ac.idrepository.unimal.ac.id/1219/1/Jurnal_Agrium_Edisi__Maret_2015... · disusun dalam rancangan acak kelompok non faktorial dengan

JURNAL

AGRIUMFACULTY OF AGRICULTURE

UNIVERSITY OF MALIKUSSALEH

Daftar Isi

Karakter Agronomi Beberapa Varietas Sorgum pada Lahan Marginal di Aceh UtaraElvira S.D

Keanekaragaman Jenis-Jenis Anggrek di Hutan Lamasi Desa Murnaten Kecamatan Taniwel Kabupaten Seram Bagian Barat MalukuDece Elisabeth Sahertian dan Sherly Meiske Seay

Laju Asimilasi Bersih dan Laju Tumbuh Relatif Varietas Padi Toleran Kekeringan pada Sistem Padi SawahMaisura, Muhammad Ahmas Chozin, Iskandar Lubis, Ahmad Junaedi,. dan Hiroshi Ehara

Analisis Efisiensi Teknis Pada Usahatani Kedelai (Glycine max (L.) Merril) di Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen, AcehRiza Putri, Murdani., dan Fadli

Strategi Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M) dalam Pengembangan Program Pemberdayaan Perempuan di Kota PadangMartina

Modal Sosial dan Pendapatan MasyarakatFadli

Treatment Limbah Industri Pulp dengan Metode Filtrasi untuk Menjaga Kualitas Air DAS CiujungYayat Ruhiat dan Halim Akbar

Evaluasi Kemampuan Lahan dan Teknik Konservasi Di DAS Krueng Seulimum Kabupaten Aceh BesarHalim Akbar

Karakter Agronomi Jagung Manis Varietas Sugar 75 Akibat Perlakuan Pupuk Kandang Ayam dan KaliumMuhammad Yusuf

Jurnal Agrium Vol. 12 No. 1 Hal. 1 - 55 Maret 2015 ISSN 1829 - 9288