hal 27 benteng

1
BENGKULU TENGAH 27 Rakyat Bengkulu l Minggu, 24 Februari 2013 Call Centre Polsek Karang Tinggi (Perwira Penghubung) : 081278617339 RSUD Benteng : 081368965552 TELEPON PENTING Membangun Benteng Suara Guru Termasuk Mitaki TALANG EMPAT – Dinas Kese- hatan (Dinkes) Bengkulu Tengah dalam waktu dekat akan men- gevaluasi kualitas mutu dari air yang dijual kepada konsumen. Sesuai data sementara Dinkes, sekitar 10 depot yang bakal di- evaluasi, termasuk pabrik air minum Mitaki. Demikian disam- paikan Kepala Dinkes Benteng, I Putu Sura Artika MM. “Tidak hanya pemilik depot air minum isi ulang saja yang akan dilakukan pengambilan sample- nya. Akan tetapi, pabrik air mi- num isi ulang, seperti Mitaki yang berada di Desa Bukit Kecamatan Talang Empat, juga akan dilaku- kan evaluasi sumber bakunya. Sebab produk mitaki sudah mu- lai masuk pasaran, jadi perlu ke- hati-hatian distribusinya,” terang Putu. Putu mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya membentuk tim evaluasi dan melakukan pengece- kan terhadap air baku yang digu- nakan para pemilik depot air mi- num isi ulang. Hal itu, dilakukan untuk mengantisipasi terhadap bakteri e coli yang terdapat di da- lam air minum yang dijual bebas terhadap masyarakat. “Tinggal buat surat tugas dan mendata se- luruh depot di Benteng,” katanya. Menurut Putu, bakteri e coli itu tidak dapat dikonsumsi manusia, karena akan berdampak buruk dalam segi kesehatan. Nantinya, seluruh usaha penjual air minum isi ulang yang mengambil air dari sumber pegunungan, akan di- lakukan pengambilan sample. Lebih lanjut, Putu menjelas- kan uji kualitas air digunakan oleh pemilik depot air minum isi ulang, memang merupakan pro- gram bulan yang dilakukan se- cara periodik selama 3 kali dalam satu bulan. Jika pengecekan itu terdapat ada bakteri yang dimak- sud, maka akan dianjurkan un- tuk tidak diperjualbelikan secara bebas karena dapat berdampak bahaya ke manusia.(rif ) 10 Depot Isi Ulang Bakal Dievaluasi KARANG TINGGI – Tidak hanya gaji dan insentif perangkat desa yang mening- kat, tetapi tahun 2013 opera- sional kepala desa juga naik hingga Rp 2,6 miliar atau tiap kepala desa akan menerima dana operasional Rp 18,6 juta per tahun. Angka ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya Rp 2,4 miliar, atau Rp 17 juta untuk tiap kades. Realisasi dana operasional kepala desa serentak dengan Alokasi Dana Desa (ADD) yang disiapkan per tahunnya sekitar Rp 13,9 miliar. Khusus dana operasional kepala desa, secara terpisah akan dicairkan dengan rekening tersendiri dan langsung diterima setiap kepala desa. Pencairannya setiap tiga bulan sekali (triwu- lan), untuk kepentingan op- erasional kepala desa. Kepala Badan Pember- dayaan Masyarakat dan Pe- merintahan Desa (BPMPD) Benteng, Agussalim Hasan S.Sos menjelaskan, terjadinya peningkatan pada dana op- erasional kepala desa, setelah ada kenaikan ADD dari Rp 9 miliar tahun 2012 menjadi Rp 13,9 miliar di tahun 2013 dan telah disosialisasikan. “Dana operasional pembagian dari ADD yang jumlahnya me- mang meningkat,” ujarnya. Menurut Agussalim, kegu- naan dana operasional ber- beda dengan kegunaan ADD. Khusus dana operasional un- tuk dana perjalanan kepala desa serta biaya komunikasi, bilamana harus mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat). “Kades sering ikut diklat dan pelatihan, jadi un- tuk memudahkan perjalanan kepala desa, ya kita siapkan anggarannya,” terangnya. Agussalim mengungkap- kan, untuk pencairan dana ops kepala desa langsung berurusan dengan pihak di- nas Pendapatan Pengeluaran Keuangan dan Aset Daerah (DP2KAD), jutlak dan juknis pencairan mengikuti aturan DP2KAD. Tambah Agussalim, Bu- pati H Ferry Ramli SH, MH berharap dengan adanya pemberian dana operasional kepala desa, dapat mening- katkan kerja kepala desa, dan memberikan prestasi yang baik untuk pemerintah daer- ah Benteng.(rif ) Dana Operasional Kades Naik Jadi Rp 2,6 Miliar KARANG TINGGI Makin banyaknya jumlah honorer yang bertugas di Bengkulu Tengah (Benteng), menimbulkan banyak spekulasi dari beberapa pihak. Terutama banyak dugaan bahwa honorer tersebut tak memiliki Surat Kuasa Pengguna Angga- ran (SKPA), sebagai syarat untuk menerima gaji atau honor bu- lanan karena masuk bekerja tidak memenuhi prosedur yang sah. Wakil Bupati Benteng, Muham- mad Sabri S.Sos MM membenar- kan banyak honorer yang baru masuk, sementara yang lama masih bertahan. Se- suai data terbaru, honorer baru sudah capai sekitar 2.500 orang yang masuk melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). “Tidak jelas lagi jumlah honorer. Sudah hampir menyamai jumlah PNS yang di Benteng. Hal ini su- dah pasti SKPA tidak jelas juga,” kritik M Sabri. M Sabri menegaskan, agar set- iap SKPD tidak perlu membayar gaji bulanan honorer yang tidak memiliki SKPA. Mengingat gaji honorer berasal dari APBD, da- lam rangka tertib administrasi SKPA digunakan untuk audit. “Harus ada ketegasan untuk menyikapi pelanggaran, honorer yang tidak ada SKPA, memang belum bisa dibayar demi ketert- iban administrasi,” imbuhnya. Tuntutan kedisiplinan tidak hanya diberlakukan kepada PNS saja, tetapi kedisiplinan juga di- harapkan dari para honorer. M Sabri mengungkapkan, untuk memastikan jumlah berapa hon- orer yang tidak memiliki SKPA, Pemda akan menurunkan tim. Sehingga diperoleh data yang akurat. (rif ) Banyak Honorer Tak Punya SKPA PONDOK KELAPA – Cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari belakangan, membuat nelayan sepanjang pesisir pantai Pondok Kelapa was- was. Banyak nelayan memu- tuskan tidak melaut mencari ikan menunggu hingga cuaca stabil. Agar periuk nasi tetap ngebul, sebagian nelayan memilih kerja sampingan. Hasan (46) warga Dusun Tanjung Sakti, Desa Pondok Kelapa menjelaskan belum berani ke laut, karena tinggi air pasang disertai badai serta ombak bisa mengacam nyawa dan menenggelamkan kapal yang digunakan untuk me- laut. “Cuaca belum stabil, jadi be- berapa kelompok nelayan di pesisir Pantai Pondok Kelapa hingga Padang Betuah me- mang tidak berani melaut,” katanya. Mengenai kegiatan yang di- laksanakan selama cuaca be- lum stabil, nelayan member- sihkan jaring, membenarkan kapal serta alih profesi sebagai buruh. Namun dia berharap cuaca membaik dan nelayan kembali mencari ikan. “Tidak tetap kegiatan se- mentara waktu, sebab ho- binya memancari ikan. Ada kerjaan sampingan, ada juga mencari ikan pinggiran pan- tai,” ujar Hasan. Ditambah Sugiono kondisi cuaca tidak bisa dibaca dalam beberapa hari ke depan. Dia lebih memilih ikut mencari batubara di sungai dan ping- giran pantai, serta bergabung dengan pencari pasir di aliran Sungai Lemau. “Jelasnya belum berani me- laut, karena baik malam mau- pun siang hujan dan badai selalu mengancam, cuaca ek- strem berbahaya,” demikian Sugiono.(rif ) Tidak Melaut, Nelayan Pilih Kerja Sampingan Bangun 29 Kantor Desa PROGRAM pembangu- nan tidak hanya diran- cang untuk infrastruktur saja, tetapi fasilitas per- kantoran dari pemerintah daerah hingga pemerintah desa. Seba- gaimana telah dianggarkan miliaran rupiah untuk memban- gun 29 kantor desa, terdiri dari 20 proyek ge- dung kantor desa dari APBD 2013, sementara 9 kantor desa berasal dari bantuan Kementerian Dalam Negeri. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapedda) Bengkulu Tengah (Ben- teng), Edi Ermansyah Ph.d mengatakan, pem- bangunan kantor desa yang anggarannya dari APBD langsung dimasukkan ke DIPA tiap-tiap kecamatan. “Terbagi menjadi 2 sumber ang- garan, kalau APBD masuk ke DIPA kecamatan sebanyak 20 kantor desa, dan 9 langsung dari BPMPD Benteng,” kata Edi.(rif ) Ilmu Kedisiplinan GURU Pen- didikan Anak Usia Dini (PAUD) Ibu Per- tiwi Jaya Karta Kecamatan Talang Empat, Ria Avita men- gatakan kedisi- plinan terhadap anak-anak su- dah diterapkan sebelum anak masuk dalam kelas. Salah satunya dengan sambutan salam kepada guru yang menunggu di gerbang set- iap pagi. Masuk dalam kelas anak-anak akan mengi- kuti kegiatan belajar mengajar. Anak terbagi menjadi dua kelompok. Pertama kelompok bermain belajar, dan kelompok anak-anak yang dipersiapkan untuk masuk sekolah dasar (SD). “Banyak pembelajaran yang diajarkan kepada anak-anak, seperti ilmu agama, me- nyanyi, membaca dan menulis dibimbing guru kelas,” ungkap Ria. Kedisiplinan menjadi tujuan utama di PAUD yang dikelola Ria Avita, sebab melayani, mem- bimbing, mendidik dan membina anak-anak rata-rata berusia 4-7 tahun.(rif) RIA AVITA EDI ERMANSYAH HARMOKO/RB REHAB JALAN: Jalan lintas utama milik provinsi direhab lagi. Tampak pembongkaran jalan di Desa Kancing Karang Tinggi yang didanai APBN 2013.

description

 

Transcript of hal 27 benteng

Page 1: hal 27 benteng

bengkulu tengah 27Rakyat Bengkulu l Minggu, 24 Februari 2013

Call Centre Polsek Karang Tinggi (Perwira Penghubung) : 081278617339RSUD Benteng : 081368965552

telepon penting

Membangun Benteng

Suara guru

BENTENG

Termasuk MitakiTALANG EMPAT – Dinas Kese-

hatan (Dinkes) Bengkulu Tengah dalam waktu dekat akan men-gevaluasi kualitas mutu dari air yang dijual kepada konsumen. Sesuai data sementara Dinkes, sekitar 10 depot yang bakal di-evaluasi, termasuk pabrik air minum Mitaki. Demikian disam-paikan Kepala Dinkes Benteng, I Putu Sura Artika MM.

“Tidak hanya pemilik depot air minum isi ulang saja yang akan dilakukan pengambilan sample-nya. Akan tetapi, pabrik air mi-num isi ulang, seperti Mitaki yang berada di Desa Bukit Kecamatan

Talang Empat, juga akan dilaku-kan evaluasi sumber bakunya. Sebab produk mitaki sudah mu-lai masuk pasaran, jadi perlu ke-hati-hatian distribusinya,” terang Putu.

Putu mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya membentuk tim evaluasi dan melakukan pengece-kan terhadap air baku yang digu-nakan para pemilik depot air mi-num isi ulang. Hal itu, dilakukan untuk mengantisipasi terhadap bakteri e coli yang terdapat di da-lam air minum yang dijual bebas terhadap masyarakat. “Tinggal buat surat tugas dan mendata se-luruh depot di Benteng,” katanya.

Menurut Putu, bakteri e coli itu

tidak dapat dikonsumsi manusia, karena akan berdampak buruk dalam segi kesehatan. Nantinya, seluruh usaha penjual air minum isi ulang yang mengambil air dari sumber pegunungan, akan di-lakukan pengambilan sample.

Lebih lanjut, Putu menjelas-kan uji kualitas air digunakan oleh pemilik depot air minum isi ulang, memang merupakan pro-gram bulan yang dilakukan se-cara periodik selama 3 kali dalam satu bulan. Jika pengecekan itu terdapat ada bakteri yang dimak-sud, maka akan dianjurkan un-tuk tidak diperjualbelikan secara bebas karena dapat berdampak bahaya ke manusia.(rif)

10 Depot Isi UlangBakal Dievaluasi

KARANG TINGGI – Tidak hanya gaji dan insentif perangkat desa yang mening-kat, tetapi tahun 2013 opera-sional kepala desa juga naik hingga Rp 2,6 miliar atau tiap kepala desa akan menerima dana operasional Rp 18,6 juta per tahun. Angka ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya Rp 2,4 miliar, atau Rp 17 juta untuk tiap kades.

Realisasi dana operasional kepala desa serentak dengan Alokasi Dana Desa (ADD) yang disiapkan per tahunnya sekitar Rp 13,9 miliar. Khusus dana operasional kepala desa, secara terpisah akan dicairkan dengan rekening tersendiri dan langsung diterima setiap kepala desa. Pencairannya setiap tiga bulan sekali (triwu-lan), untuk kepentingan op-erasional kepala desa.

Kepala Badan Pember-dayaan Masyarakat dan Pe-merintahan Desa (BPMPD) Benteng, Agussalim Hasan S.Sos menjelaskan, terjadinya peningkatan pada dana op-erasional kepala desa, setelah ada kenaikan ADD dari Rp 9 miliar tahun 2012 menjadi Rp 13,9 miliar di tahun 2013 dan

telah disosialisasikan. “Dana operasional pembagian dari ADD yang jumlahnya me-mang meningkat,” ujarnya.

Menurut Agussalim, kegu-naan dana operasional ber-beda dengan kegunaan ADD. Khusus dana operasional un-tuk dana perjalanan kepala desa serta biaya komunikasi, bilamana harus mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat). “Kades sering ikut diklat dan pelatihan, jadi un-tuk memudahkan perjalanan kepala desa, ya kita siapkan anggarannya,” terangnya.

Agussalim mengungkap-kan, untuk pencairan dana ops kepala desa langsung berurusan dengan pihak di-nas Pendapatan Pengeluaran Keuangan dan Aset Daerah (DP2KAD), jutlak dan juknis pencairan mengikuti aturan DP2KAD.

Tambah Agussalim, Bu-pati H Ferry Ramli SH, MH berharap dengan adanya pemberian dana operasional kepala desa, dapat mening-katkan kerja kepala desa, dan memberikan prestasi yang baik untuk pemerintah daer-ah Benteng.(rif)

Dana Operasional KadesNaik Jadi Rp 2,6 Miliar

KARANG TINGGI – Makin banyaknya jumlah honorer yang bertugas di Bengkulu Tengah (Benteng), menimbulkan banyak spekulasi dari beberapa pihak. Terutama banyak dugaan bahwa honorer tersebut tak memiliki Surat Kuasa Pengguna Angga-ran (SKPA), sebagai syarat untuk menerima gaji atau honor bu-lanan karena masuk bekerja tidak memenuhi prosedur yang sah.

Wakil Bupati Benteng, Muham-mad Sabri S.Sos MM membenar-kan banyak honorer

yang baru masuk, sementara

yang lama masih bertahan. Se-suai data terbaru, honorer baru sudah capai sekitar 2.500 orang yang masuk melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

“Tidak jelas lagi jumlah honorer. Sudah hampir menyamai jumlah PNS yang di Benteng. Hal ini su-dah pasti SKPA tidak jelas juga,” kritik M Sabri.

M Sabri menegaskan, agar set-iap SKPD tidak perlu membayar gaji bulanan honorer yang tidak memiliki SKPA. Mengingat gaji honorer berasal dari APBD, da-lam rangka tertib administrasi

SKPA digunakan untuk audit.“Harus ada ketegasan untuk

menyikapi pelanggaran, honorer yang tidak ada SKPA, memang belum bisa dibayar demi ketert-iban administrasi,” imbuhnya.

Tuntutan kedisiplinan tidak hanya diberlakukan kepada PNS saja, tetapi kedisiplinan juga di-harapkan dari para honorer.

M Sabri mengungkapkan, untuk memastikan jumlah berapa hon-orer yang tidak memiliki SKPA, Pemda akan menurunkan tim. Sehingga diperoleh data yang akurat. (rif)

Banyak Honorer Tak Punya SKPA

PONDOK KELAPA – Cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari belakangan, membuat nelayan sepanjang pesisir pantai Pondok Kelapa was-was. Banyak nelayan memu-tuskan tidak melaut mencari ikan menunggu hingga cuaca stabil. Agar periuk nasi tetap ngebul, sebagian nelayan memilih kerja sampingan.

Hasan (46) warga Dusun Tanjung Sakti, Desa Pondok Kelapa menjelaskan belum berani ke laut, karena tinggi air pasang disertai badai serta ombak bisa mengacam nyawa dan menenggelamkan kapal yang digunakan untuk me-laut.

“Cuaca belum stabil, jadi be-berapa kelompok nelayan di pesisir Pantai Pondok Kelapa hingga Padang Betuah me-mang tidak berani melaut,” katanya.

Mengenai kegiatan yang di-

laksanakan selama cuaca be-lum stabil, nelayan member-sihkan jaring, membenarkan kapal serta alih profesi sebagai buruh. Namun dia berharap cuaca membaik dan nelayan kembali mencari ikan.

“Tidak tetap kegiatan se-mentara waktu, sebab ho-binya memancari ikan. Ada kerjaan sampingan, ada juga mencari ikan pinggiran pan-tai,” ujar Hasan.

Ditambah Sugiono kondisi cuaca tidak bisa dibaca dalam beberapa hari ke depan. Dia lebih memilih ikut mencari batubara di sungai dan ping-giran pantai, serta bergabung dengan pencari pasir di aliran Sungai Lemau.

“Jelasnya belum berani me-laut, karena baik malam mau-pun siang hujan dan badai selalu mengancam, cuaca ek-strem berbahaya,” demikian Sugiono.(rif)

Tidak Melaut, NelayanPilih Kerja SampinganBangun 29 Kantor Desa

PRO GRAM p e m b a n g u -nan tidak hanya diran-cang untuk infrastruktur saja, tetapi fasilitas per-kantoran dari p emer intah daerah hingga p emer intah desa. Seba-gaimana telah

dianggarkan miliaran rupiah untuk memban-gun 29 kantor desa, terdiri dari 20 proyek ge-dung kantor desa dari APBD 2013, sementara 9 kantor desa berasal dari bantuan Kementerian Dalam Negeri.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapedda) Bengkulu Tengah (Ben-teng), Edi Ermansyah Ph.d mengatakan, pem-bangunan kantor desa yang anggarannya dari APBD langsung dimasukkan ke DIPA tiap-tiap kecamatan. “Terbagi menjadi 2 sumber ang-garan, kalau APBD masuk ke DIPA kecamatan sebanyak 20 kantor desa, dan 9 langsung dari BPMPD Benteng,” kata Edi.(rif)

Ilmu KedisiplinanGURU Pen-

didikan Anak Usia Dini (PAUD) Ibu Per-tiwi Jaya Karta K e c a m a t a n Talang Empat, Ria Avita men-gatakan kedisi-plinan terhadap anak-anak su-dah diterapkan sebelum anak masuk dalam

kelas. Salah satunya dengan sambutan salam kepada guru yang menunggu di gerbang set-iap pagi.

Masuk dalam kelas anak-anak akan mengi-kuti kegiatan belajar mengajar. Anak terbagi menjadi dua kelompok. Pertama kelompok bermain belajar, dan kelompok anak-anak yang dipersiapkan untuk masuk sekolah dasar (SD). “Banyak pembelajaran yang diajarkan kepada anak-anak, seperti ilmu agama, me-nyanyi, membaca dan menulis dibimbing guru kelas,” ungkap Ria.

Kedisiplinan menjadi tujuan utama di PAUD yang dikelola Ria Avita, sebab melayani, mem-bimbing, mendidik dan membina anak-anak rata-rata berusia 4-7 tahun.(rif)

RIA AVITA

EDI ERmAnSyAh

hARmOKO/RB

REhAB JALAn: Jalan lintas utama milik provinsi direhab lagi. Tampak pembongkaran jalan di Desa Kancing Karang Tinggi yang didanai APBn 2013.