Hakikat Manusia Dan Persoalan Pendidikan (Suatu Tinjauan Dalam Membangun Masa Depan Masyarakat

34
HAKIKAT MANUSIA DAN PERSOALAN PENDIDIKAN (Suatu Tinjauan Dalam Membangun Masa Depan Masyarakat) (Tugas AkhirMata Kuliah Landasan Pendidikan) OLEH ZULKIFLI A. LAMUSU 1

Transcript of Hakikat Manusia Dan Persoalan Pendidikan (Suatu Tinjauan Dalam Membangun Masa Depan Masyarakat

Page 1: Hakikat Manusia Dan Persoalan Pendidikan (Suatu Tinjauan Dalam Membangun Masa Depan Masyarakat

HAKIKAT MANUSIA DAN PERSOALAN PENDIDIKAN

(Suatu Tinjauan Dalam Membangun Masa Depan Masyarakat)

(Tugas AkhirMata Kuliah Landasan Pendidikan)

OLEHZULKIFLI A. LAMUSU

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGAPROGRAM PASCA SARJANA (S2)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2010

1

Page 2: Hakikat Manusia Dan Persoalan Pendidikan (Suatu Tinjauan Dalam Membangun Masa Depan Masyarakat

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat karunia,

lindungan dan bimbinganNya makalah yang berjudul: “Hakikat Manusia dan Persoalan

Pendidikan (Suatu Tinjauan Dalam Membangun Masa Depan Masyarakat)” disusun. Adapun

tujuan dari pada penyusunan makalah ini yaitu sebagai tugas akhir pada mata kuliah Landasan

Pendidikan Program Pascasarjana (S2) UNNES.

Disadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangannya, karena itu

saran dan kritik yang bersifat konstruktif sangat diharapkan demi sempurnahnya makalah

tersebut. Mudah-mudahan makalah yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua

amin.

Semarang, 20 Januari 2010

2

Page 3: Hakikat Manusia Dan Persoalan Pendidikan (Suatu Tinjauan Dalam Membangun Masa Depan Masyarakat

BAB I

PENDAHULAUAN

A. Latar Belakang

Setelah panjang lebar membahas pemikiran kefilsafatan tentang pendidikan, semakin

jelasalah bahwa posisi dan fungsi pendidikan bagi manusia adalah mutlak dan berlangsung sejak

manusia ada dan berlaku sepanjang zaman. Untuk itu, manusia wajib sadar bahwa proses

pendidikan berlangsung di tiap bidang kegiatan hidup kapan dan di mana saja.

Dalam menjalani setiap kegiatan hidup, selalu berawal dari implusi karsa atas

pertimbangan rasa dan menurut keputusan cipta. Karena itu masalah pendidikan adalah proses

bagaimana ketiga potensi kodrat manusia itu dikembangkan secara dinamis dan berimbang. Untu

mencapai sasaran tersebut, proses pendidikan harus diberlangsungkan dari taraf individual

sampai taraf social seluas-luasnya. Jadipendidikan berproses di dalam diri pribadi seseorang,

keluarga, masyarakat lokal, nasional, regional sampai taraf internasional.

Fakti membuktikan bahwa manusia individual dan setiap jenjang kehidupan social selalu

berada di dalam serba keterbatasan, padahal lingkup pendidikan begitu luas. Dengan fakta

keterbatasan inilah antara individu dan masyarakat ada dalam posisi dan fungsi mutlak saling

bergantung. Sifat dan kepribadian individual menentukan sifat dan watak social, dan sebaliknya,

watak social masyarakat menentukan individualitas.

Oleh sebab itu, secara alamiah-historis terbentuklah kelembagaan pendidikan, yaitu

pendidikan keluarga, pendidikan sekolah, dan lembaga pendidikan masyarakat. Di dalam

keluarga pendidikan berlangsung secara instingtif menurut rasa manusiawi dan lebih dominan

pada aspek cultural, moral dan spiritual. Kehidupan manusia tidak bisa berlangsung dengan

3

Page 4: Hakikat Manusia Dan Persoalan Pendidikan (Suatu Tinjauan Dalam Membangun Masa Depan Masyarakat

hanya kemampuan insting yang cenderung bersifat mapan. Tuntutan perubahan mutlak perlu

demi kelansungan hidup. Itulah sebabnya muncul lembaga sekolah untuk memproses pendidikan

menurut perencanaan dan program-program rasional, dengan sasaran-sasaran tertentu, menurut

metode dan system yang dapat dikerjakan dan bernilai guna bagi tuntutan hidup sehari-hari.

Proses pendidkan sekolah menghasilkan individu-individu yang ahli, cakap, dan terampil pada

bidang hidup tertentu.

Kompetensi individual baru akan membuahkan hasil jika dikelola secara pada di dalam

system kehidupan social kemasyarakatan serta dalam aneka jenis dan bentuk kegiatan social

yang kreatif, dinamis dan produktif. Jika kompetensi individual tersebut tidak dikelola, justru

malah hai ini bisa membuahkan kebangkrutan social, karena potensi karsa bersifat kodrat. Oleh

karena itu masyarakat perlu dipandang, diposisikan dan difungsikan secara etis dan bertanggung

jawab (responsible society) sebagai lembaga pendidikan besar yang berorientasi pada

manajemen perubahan perilaku individu menjadi perilaku social untuk meningkatkan, kreativitas

dinamika, dan produktivitas. Dalam rangkaian kegiatan social kemasyarakatan inilah setiap

individu mendapatkan kesempatan berpartisipasi dalam proses pendidikan dalam arti sebenarnya.

Kita harus sadar bahwa kemajuan dunia pendidikan nasional Indonesia masih belum

melahirkan sumber daya manusia terdidik, khususnya dalam aspek kecerdasan emosional.

Perilaku kaum terdidik dewasa ini belum mencerminkan perilaku etis yang bertanggung jawab

terhadap kepentingan nasional. Kaum terdidik di negeri ini baru sebatas “cerdas secara

intelektual”. Sebagaimana diketahui, kecerdasan intelektual tanpa dibingkai dan dijiwai oleh

kecerdasan moral-emosional, hanya bisa memberikan keuntungan individual dan cenderung

merugikan kehidupan social.

4

Page 5: Hakikat Manusia Dan Persoalan Pendidikan (Suatu Tinjauan Dalam Membangun Masa Depan Masyarakat

B. Tujuan

Dari uraian di atas jelas bahwa kemajuan dunia pendidikan nasional Indonesia masih

belum melahirkan sumber daya manusia terdidik, untuk itu makalah yang sangat sedernana ini

sedikitnya bertujuan untuk berusaha menjelaskan tentang suatu system pendidikan masyarakat

terpada menurut beberapa ahli pendidikan, hal-hal yang akan dijelaskan nantinya berkaitan

dengan menata kembali substansi saling hubungan antara pendidikan keluarga, pendidikan

sekolah, dan pendidikan masyarakat secara fungsional kausalitas. System pendidikan terpadu

tersebut merupakan harapan yang dapat dipertimbangkan sebagai alternative untuk lebih

mendorong dinamikan pendidikan nasional, demi tebentuknya pendidikan kehidupan masa depan

bangsa yang berkepribadian, otonom, kreatif dan produktif

5

Page 6: Hakikat Manusia Dan Persoalan Pendidikan (Suatu Tinjauan Dalam Membangun Masa Depan Masyarakat

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat dan Makna Sistem Pendidikan Terpadu

Telah disebutkan sebelumnya pada latar nelakang bahwa system pendidikan terpadu yaitu

menata substansi yang saling berhubungan antara pendidikan keluarga, pendidikan sekolah, dan

pendidikan masyarakat secara fungsional kausalitas, artinya jika dijelaskan secara rinci bahwa

substansi yang saling berhubungan antara tiga jenis pendidikan tersebut akan membentuk

beberapa kecerdasan. Khususnya dalam pendidikan keluarga diposisiskan dan difungsikan

sebagai sarana yang berpotensi dalam membentuk kecerdasan spiritual, karena di dalam keluarga

terdapat benih kepercayaan sipiritual dan tradisi yang secara alami terpelihara sebagai potensi

kebudayaan.

Menurut Suparlan (2009) bahwa pendidikan sekolah diposisikan dan difungsikan sebagai

laboratorium yang memproses potensi-potensi budaya yang bersumber dari keluarga menjadi

suatu kecerdasan intelektual yang sarat daya kreativitas. Adapun pendidikan masyarakat

diposisikan dan difungsikan sebagai wadah yang mempunyai potensi cukup besar untuk

penanaman bibit kecerdasan intelektual dalam berbagai wujud keahlian menjadi kecakapan dan

keterampilan hidup. Dengan demikian masyarakat, dapat dikatakan sebagai laboratorium

pendidikan yang siap memproduksi segala kebutuhan hidup, mulai dari kebutuhan kejiwaan,

keragaan, individual, social, samapai pada kebutuhan spiritual keagamaan.

Dari bahasan tentang hakikat pendidikan yang pada intinya memuat aspek ontology,

epistemology, dan etika, mendorong pemikiran untuk menilai secara kritis terhadap jalannya

6

Page 7: Hakikat Manusia Dan Persoalan Pendidikan (Suatu Tinjauan Dalam Membangun Masa Depan Masyarakat

kegiatan pendidikan dalam arti luas yang berdasar pada pandangan bahwa antara pendidikan dan

masyarakat berhubungan secara timbal-balik (Fuad Hasan, 2009).

B. Penilaian Yang Mendorong Suatu Pemikiran Tentang Sistem Pendidikan Terpadu

Kritik penilaian terhadap perkembangan pendidikan jelas sangat berpengaruh terhadap

masyarakat, dan begitu pun sebaliknya. Kritik penilaian yang dimaksudkan mendorong suatu

pemikiran tentang istem pendidikan terpadu. Menurut Dorongan pemikiran dimaksud terpicu

karena orientasi kehidupan masyarakat cenderung semakin sekluer dan materialistic. Nilai

kemanusian semakin diukur menurut harta kekayaan yang dimiliki. Semakin kaya seseorang

semakin mendapat kehormatan. Untuk itu menurut Suparlan (2009) bahwa demi memperbaiki

kualitas kehidupan masyarakat jangka panjang, perlu segera memperbaharui system pendidikan,

karena munurutnya bahwa dengan reformasi pendidikan krisis kehidupan bisa diatasi bukan

hanya untuk jangka pendek, melainkan seterusnya untuk jangkka panjang.

Reformasi pendidikan bukan hanya untuk lembaga pendidikan sekolah saja, tetapi juga

terhadap pendidikan masyarakat dan lebihnya terhadap pendidikan keluarga. Ketiga lembaga

pendidikan yang dimaksud perlu dirangkai dalam satu keterkaitan untuh dan terpadu.

Selanjutnya kurikulum sekolah perlu direkonstruksi secara kreatif dengan isi materi yang

berorientasi pada kecakapan agar setiap lulusan (alumni) sekolah mampu berbperan sebagai

sumber daya manusia dengan daya kreativitas dan produktivitas yang tinggi.

Sumber daya manusia seperti yang dimaksudkan sangat berfungsi dalam menentukan

perkembangan kehidupan masyarakat. Kemudian untuk mencapai sasaran tersebut , kegiatan

pembelajaran perlu dikawal dengan satu system administrasi manajemen yang otonom, terbuka,

dan demokratis. Dengan demikian maka menurut Anwar, (2003) bahwa masyarakat dapat

7

Page 8: Hakikat Manusia Dan Persoalan Pendidikan (Suatu Tinjauan Dalam Membangun Masa Depan Masyarakat

memberdayakan hasil pendidikan dalam berbagai aspek kehidupan secara berkesinambungan

sepanjang masa (life long education), semua hal tersebut bertujuan agar hidup dan kehidupan

berlangsung selama-lamanya dan berkembang secara teratur.

C. Falsafah Kehidupan Manusia

Berbeda dengan mahluk lainnya, manusia lahir dengan potensi kodratnya berupa cipta,

rasa dan karsa, untuk itu menurut Suparlan Suhartono, (2009:53) cipta adalah kemampuan

spiritual, yang secara khusus mempersoalkan nilai kebenaran, rasa adalah kemampuan spiritual

yang secara khusus mempersoalkan nilai keindahan, sedangkan karsa adalah kemampuan

spiritual, yang secara khusus mempersoalkan nilai kebaikan.

Dengan ketiga potensinya tersebut, manusia selalu terdorong untuk ingin tahu dan bahkan

mendapatkan nilai-nilai kebenaran, keindahan serta kebaikan yang terkandung dalam segala

sesuatu yang ada (realitas). Ketiga jenis nilai tersebut menurut Paulus Wirutomo (2009) di

bingkai dalam satu ikatan system untuk dijadikan landasan dasar sebagai pedoman hidup,

mengatur sikap dan perilaku agar senantiasa terarah ke pencapaian tujuan hidup, ikatan system

tersebut yaitu filsafat hidup.

Filsafat hidup mengandung pengetahuan yang bernilai universal, meliputi masalah-

masalah asal mula, tujuan dan eksistensi kehidupannya, dikatakan demikian karena tujuan

kehidupan manusia yang sebenarnya untuk menentukan jenis, bentuk dan sifat perilaku hidup.

Pedoman hidup adalah pengetahuan umum yang khusus dijadikan suatu prinsip yang

dianggap benar, karena sesuai dengan hakikat asal mula dan berguna bagi pencapaian tujuan

kehidupan. Dengan demikian pedoman hidup adalah suatu wujud filsafat hidup, yang berfungsi

sebagai landasan perilaku sehari-hari. Sedangkan sikap dan perilaku manusia adalah

8

Page 9: Hakikat Manusia Dan Persoalan Pendidikan (Suatu Tinjauan Dalam Membangun Masa Depan Masyarakat

pengetahuan khusus dan konkret berupa langkah kehidupan yang ditentukan sepenuhnya oleh

pedoman hidup.

Ketiga pengetahuan benar tentang filsafat hidup, pedoman hidup dan sikap perilaku hidup

tersebut, selanjutnya dijadikan objek atau sasaran pendidikan sepanjang masa.

D. Sekilas Tentang Keterkaitan Antara Manfaat Pendidkan dan Manusia

Menurut Suparlan (2009) bahwa pada dasarnya, manusia eksis dalam dua dimensi

hubungan (on-exsistency). Pertama, hubungan manusia dengan diri sendiri sebagai aku yang

membentuk hubungan internal, kedua, hubungan manusia dengan sesamanya sebagai engkau,

yang membentuk hubungan eksternal. Dari kedua bentuk hubungan tersebut dapat dimengerti

bahwa manusia mutlak berada dalam interaksi social. Hubungan social ada yang bersifat

individual langsung yang membentuk hubungan aku-engkau dalam keluarga (hubungan suami

istri), tetapi ada pula yang bersifat tidak langsung, yaitu hubungan aku-dia dalam masuarakat

luas.

Antara mansuia dan pendidikan diketahui sebagai dua hal yang saling member arti dan

peranan, pendidikan ada dimana pun manusia berada. Karena itu pendidikan pada hakikatnya

berada dalam kehidupan kelaurga (pendidikan keluarga) dan dalam kehidupan masyarakat

(pendidikan masyarakat).

Di balik kedua jenis pendidikan tersebut, ada satu pendidikan yaitu pendidikan sekolah.

Jadi dengan demikian ada tiga jenis pendidikan dalam hubungan segitiga. Posisi pendidikan

sekolah yang dimaksud memberikan arti dan fungsi baik terhadap pendidikan keluarga maupun

pendidikan masyarakat. Pendidikan keluarga member arti dan fungsi terhadap pendidikan

9

Page 10: Hakikat Manusia Dan Persoalan Pendidikan (Suatu Tinjauan Dalam Membangun Masa Depan Masyarakat

sekolah dan pendidikan masyarakat. Begitu pula pendidikan masyarakat terhadap pendidikan

keluarga dan pendidikan sekolah.

Jika ditata dalam suatu gambar, secara fungsional pendidikan sekolah lebih tepat

diposisikan pada titik sentral di antara pendidikan keluarga dan pendidikan masyarakat. Posisi

tersebut memberikan arti dan fungsi bahwa pendidikan sekolah merupakan kelanjutan dari

pendidikan keluarga dan sekaligus awal atau pintu gerbang memasuki pendidikan masyarakat.

Dengan demikian maka pendidikan sekolah merpupakan lingkaran spiral yang menghubungkan

garis-garis pendidikan keluarga dan masyarakat. Di sinilah terlihat kebenaran suatu pendapat

bahwa tanggung jawab pendidikan adalah penyebar nilai-nilai kebudayaan dari generasi ke

generasi sepanjang zaman.

Dari penjelasan di atas mungkin kita akan bertanya yaitu mengapa pendidikan sekolah

diselenggarakan, apakah peran dan tanggung jawab keberadaannya. Mempertimbangkan

kedudukan dan fungsinya yang begitu sentral, peran dan tanggung jawab pendidikan sekolah

adalah penabur (spreader) benih-benih pendidikan keluarga ke dalam kehidupan masyarakat.

Benih-benih tersebut diolah dan dibentuk menjadi potensi budaya untuk diberlangsungkan

(transmission) dalam rangka pembaruan kehidupan masyarakat.

E. Manusia Makhluk Berpendidikan

Dengan kemampuan pengetahuan yang benar, manusia berusaha menjaga dan

mengembangkan kelangsungan hidupnya. Manusia berusaha mengamalkan pengetahuannya di

dalam perilaku sehari-hari. Dalam perilaku sehari-hari, pengetahuan manusia berubah menjadi

moral, dan kemudian menjadi etika kehidupan, dengan demikian hakikat perilaku tersebut

berupa kecenderungan untuk mempertanggungjawabkan kelangsungan dan perkembangan hidup

10

Page 11: Hakikat Manusia Dan Persoalan Pendidikan (Suatu Tinjauan Dalam Membangun Masa Depan Masyarakat

sepenuhnya. Sedangkan tanggung jawab yang dimaksudkan berbentuk nilai keadilan, yaitu adil

terhadap diri sendiri, terhadap sesame manusia, dan lebih-lebih adil terhadap alam dimana hidup

dan kehidupan ini berlangsung.

Sejak lahir manusia sudah langsung terlibat di dalam kegiatan pendidikan dan

pembelajaran. Manusia dirawat, dilatih dan dididik oleh orang tua, keluarga dan masyarakatnya

menuju tingkat kedewasaan dan kematangan, sampai akhirnya terbentuk potensi kemandirian

dalam mengelola kelangsungan hidupnya. Kegiatan dan pembelajaran tersebut pada awalnya

diselenggarakan dengan cara-cara yang bersifat konvensional (alami) menurut pengalaman

hidup, sampai dengan cara-cara formal yang metodik dan sistematik institusional atau melalui

pendidikan sekolah (Anita Lie, 2009).

F. Karakteristik Pendidikan Keluarga

Telah mejadi pengetahuan umum bahwa keluarga adalah temapt pertama di mana proses

pendidikan berlangsung. Di dalam keluarga benih pendidikan mulai tumbuh dalam hubungan

cinta kasih, tolong-menolong, dan saling member pengertian, pengetahuan, peringatan,

bimbingan, dan pengarahan secara timbal balik di antara suami istri dan antara orang tua kepada

anak-anak. Di dalam kehidupan keluarga pendidikan mulai membentuk suatu sentra lingkungan

kecil yang disebut lingkungan pendidikan lapis pertama. Tegasnya, jika pendidikan diasosiasikan

sebagai pengasuhan di dalam keluarga anaklah yang pertama kali diikutsertakan dalam kegiatan

pendidikan. Pendidikan bagi anak disadari atau tidak telah dipersiapkan sejauh sebelum

kelahirannya oleh kedua orang tua (pendidikan mulai 25 tahun sebelum kelahiran).

Pada awalnya pendidikan berlangsung secara hereditis. Orang tua pertama kali

memberikan pengetahuan insingf berupa kasih saying, perlindungan, dan penjagaan ketat kepada

11

Page 12: Hakikat Manusia Dan Persoalan Pendidikan (Suatu Tinjauan Dalam Membangun Masa Depan Masyarakat

anak-anak, setelah itu orang tua memberikan pengetahuan empiric seperti percontohan,

bimbingan, dan arahan, kemudian memberikan pengetahuan rasional kea rah pemecahan

masalah, seperti menentukan pilihan, mengatur kegiatan terencana, dan mulai membentuk sikap

percaya diri. Tanggung jawab orang tua terhadap anak mencerminkan suatu cirri khas

pendidikan keluarga.

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya pada aspek ontology pendidikan, keluarga

adalah tempat pertama dan utama berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Di dalam kehidupan

keluarga, pembelajaran ditentukan pada pengembangan potensi kecerdasan spiritual. Kehidupan

kelauarga adalah tempat yang tepat bagi pertumbuhan kesadaran atas asal-mula, tujuan, dan

eksistensi kehidupan. Di dalam kehidupan keluarga, kegiatan pendidikan berlangsung dengan

sasaran pencerdasan spiritual, berupa:

1. Moral syukur dalam menerima setiap kelahiran, keberuntungan, dan bahkan nasib buruk

sekalipun.

2. Moral sabar dalam menghadapi segala macam persoalan kehidupan

3. Moral ikhlas dalam menghadapi akhir kehidupan (kematian) dan bencana memusnahkan.

G. Lembaga Pendidikan Sekolah

Lembaga pendidikan sekolah lahir dan berkembang secara efektif dan efisien dari

amsyarakat, oleh dan untuk masyarakat. Hal ini berarti bahwa pendidikan sekolah tersebut

tergolong organisasi social, dengan objek kegiatan belajar. Kegiatan pembelajarannya diatur se

cara terjadwal, sistematis, dan berjenjang menurut peraturan-peraturan yang ditetapkan. Karena

itu, lembaga pendidikan sekolah bersifat formal dan berkewajiban mendidikseluruh anggota

12

Page 13: Hakikat Manusia Dan Persoalan Pendidikan (Suatu Tinjauan Dalam Membangun Masa Depan Masyarakat

masyarakat dalam suatu system kehidupan social kenegaraan. Jadi dipolakan menurut dasar

filosofi tujuan kehidupan nasional kenegaraan.

Menurut keuddukannya, penyelenggaraan lembaga pendidikan sekolah berada setelah

pendidikan keluarga. Berarti, pendidikan sekolah merupakan lanjutan dari pendidikan keluarga.

Sedangkan menurut fungsinya, pendidilkan sekolah diselenggarakan agar setiap kelulusannya

sebagai sumber daya manusia mampu mengembangkan kehdidupan dalam membangun rumah

tangganya kelak. Lebih dari pada itu, dengan segala macam kompetisinya dapat meningkatkan

daya dorong dinamika social dan sekligus berperan sebagai inovator dan dinamisator sosial

(Suparlan, 2009).

Lebih lanjut menurut Sagala (2007), isi dan materi pendidikan disusuan menurut azas

pragmatisme dalam bentuk kurikulum, dengan penekanan pada nilai guna bagi kehidupan sosial

secara luas. Kemudian, kurikulum itu diajarkan menurut system rasional-empirik dengan

metode-metode rasional dan empirik, sehingga dapat dikontrol dan dievaluasi proses

pembelajarannya. Pada titik inilah pendidikan sekolah berposisi sebagai tempat representasi

masyarakat berkumpul demi mengembangkan kemampuan rasionaldan empiric pembelajaran.

Dengan demikian, pendidikan sekolah dituntut untuk mampu menyumblimasi berbagai macam

potensi nilai-nilai kebudayaan yang terbawa oleh peserta didik dari berbagai macam jenis

lingkungan keluarga.

H. Lembaga Pendidikan Masyarakat

Masyarakat dapat diartikan sebagai bentuk kehidupan social dan merupakan perluasan

dari keluarga. Karena itu, suatu kehidupan masyarakat mempunyai bentuk dan struktur

berdasarkan tata nilai dan tata budaya sendiri. Namun demikian di dalamnya selalu terdapat

13

Page 14: Hakikat Manusia Dan Persoalan Pendidikan (Suatu Tinjauan Dalam Membangun Masa Depan Masyarakat

pluralitas kegiatan yang berlangsung dalam pluralitas hubungan. Ada kegiatan individual yang

berlangsung dalam hubungan individual, ada pula kegiatan sosial yang berlangsung dalam garis

hubungan social, mungkin juga ini bisa terjadi overlapping dari kedua kegiatan itu. Di dalam

ketiga dimensi hubungan tersebut berlangsung kegiatan sosial, ekonomi, hokum, politik,

kebudayaan dan bahkan kegiatan spiritual keagamaan yang sering kali berhadapan dan bahkan

cenderung berbenturan, tapi justru bisa saling mendukung.

Pendidikan masuyarakat perlu diselenggarakan atas pertimbangan bahwa setiap

kelulusan pendidikan sekolah dipandang belum sepenuhnya mampu memenuhi permintaan

dinamikan masyarakan itu sendiri. Senada dengan hal ini Fattah, (2000) mengatakan bahwa

penyelenggaraan pendidikan masyarakat dikelola menurut system kelembagaan, sedangkan

kegiatan pembelajaran berlangsung pada kebijakan khsus dan system administrasi manajemen

tertentu. Oleh sebab itu, lembaga pendidikan masyarakat perlu ditumbuhkembangkan yang

berbanding lurus dengan perkembangan berbagai bidang kehidupan masyarakat itu sendiri.

Dari penjelasan di atas, maka dapat dipahami bahwa masyarakat sebagai lingkungan

pendidikan lapisan ke tiga setelah pendidikan sekolah. Karena untuk memasuki lingkungan

pendidikan ketiga diperlukan tingkat keahlian, kecakapan, dan keterampilan terntentu, karena

tanpa kompetensi seperti yang dimaksud, seseorang tidak akan memperoleh kesempatan dan

tidak berkemampuan dalam memerankan diri secara kreatif sebagai individu yang utuh.

I. Sistem Pendidikan Terpadu

Jika disepakati bersama yang mana prinsip dari setiap devinisi tentang pendidikan

menegaskan bahwa, pendidikan merupakan sarana yang sangat strategis dalam melestarikan

sistem nilai yang berkembang dalam kehidupan. Proses pendidikan tidak hanya memberikan

pengetahuan dan pemahaman bagi manusia, namun lebih diarahkan pada pembentukan sikap,

14

Page 15: Hakikat Manusia Dan Persoalan Pendidikan (Suatu Tinjauan Dalam Membangun Masa Depan Masyarakat

perilaku dan kepribadian manusia itu sendiri. Pendidikan diarahkan pada upaya memanusiakan

manusia, atau membantu proses hominisasi dan humanisasi, maksudnya pelaksanaan dan proses

pendidikan harus mampu membantu manusia agar menjadi makhluk yang berbudaya tinggi dan

bernilai tinggi (bermoral, berwatak, bertanggungjawab dan bersosialitas). Untuk mewujudkan

capaian tersebut, implementasikan pendidikan harus didasarkan pada fondasi pendidikan yang

memiliki prinsip learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together.

Seiring dengan perkembangan global pergeseran orientasi pendidikan dalam mewujudkan

kualitas sumber daya manusia yang unggul harus dilakukan secara fundamental dan populis

dengan mendasarkan pada sistem nilai yang dimiliki.

Dengan demikian maka pada dasarnya kehidupan manusia sepenuhnya

memperbincangkan tentang persoalan pendidikan (life is the problem of education). Bagi

manusia kehidupan tanpa pendidikan itu tidak akan mungkin, singkatnya bahwa begi manusia

pendidikan itu secara mutlak perlu. Pendidikan meliputi setiap aspek kehidupan. Dimana dan

kapan pun serta dalam persoalan apapun manusia berkegiatan di situ terdapat unsure pendidikan.

Pendidikan berlangsung bukan hanya ketika pendidikan dan peserta didik berinteraksi, tetapi

juga setiap terjadi komunitas dalam kepentingan dan tujuan tertentu.

Pendidikan berlangsung sepanjang manusia berada di dalam eksistentsi saling

berhubungan. Kelangsungannya bukan hanya di dalam saling keterhubungan eksistensial dengan

sesame manusia, dengan alam, dan dengan prima causa-nya saja, tetapi bahkan dalam

hubungannya dengan antar manusia dengan diri sendiri. Secara kodrati, manusia berpotensi

dididik dan mendidik oleh dan untuk diri sendiri serta sesamanya.

Ketika seseorang berpikir, merasa, dan berkarsa tentang sesuatu sebenarnya proses

pendidikan sedang berlangsung dari, oleh dan untuk diri sendiri (proses kesadaran). Kegiatan

15

Page 16: Hakikat Manusia Dan Persoalan Pendidikan (Suatu Tinjauan Dalam Membangun Masa Depan Masyarakat

pendidikan berlangsung ketika manusia bergaul, bekerja dan melakukan segala kegiatan

sepenajng kehidupan

Oleh karena itu menurut Anita Lie, (2009) tepatlah jika dikatakan bahwaspirit pendidikan

perlu untuk ditumbuhkembangkan di mana-mana, secara khusus disetiap kegiatan lembaga social

kemasyarakatan dan kenegaraan. Selanjutnya Anita Lie, (2009) menambahkan bahwa

menurutnya dimana semakin mengakarnya krisis moral ke dalam setiap aspek kehidupan, maka

spirit kehidupan perlu ditanamkan ke dalam diri setiap penguasa, mulai dari eksekutif dampai

yudikatif. Dengan demikian maka system pendidikan terpadu dapat terwujud secara alami.

J. Model Bangunan Masyarakat Terdidik

Masyarakat terdidik dengan pilar dasar berupa kecerdasan spiritual, intelektual dan

emosional mendorong terbentuknya suatu ide masyarakat berkeadilan dan beradab. Ide

masyarakat terdidik ini difungsikan sebagai pilar yang menentukan bentuk dan bangunannya.

Oleh karena itu, seluruh bentuk dan model kegiatan hidup sosial harus berakar pada kecerdasan

spiritual, intelektual, dan emosional, untuk kemudian mengkerucut pada titik tujuan yang bernilai

spiritual pula.

Dengan melaksanakan kegiatan pendidikan menurut hakikat asal-mula, tujuan dan

eksistensi kehidupan, diharapkan dapat menghasilkan suatu kecerdasan terpadu antara potensi

spiritual, intelektual, dan emosional. Dari perpaduan tiga kecerdasan tersebut menurut Suparlan,

(2009) bentuk dan model masyarakat terdidik terdiri atas tiga lapis moralitas yang saling

berhubungan secara kausal, ketiga hal tersebut merupakan unsur moral, yaitu moral bersyukur,

moral bersabar, dan moral berikhlas.

16

Page 17: Hakikat Manusia Dan Persoalan Pendidikan (Suatu Tinjauan Dalam Membangun Masa Depan Masyarakat

Moral bersyukur disimpulkan dari hasil analisis perenungan tentang hakikat asala mula.

Banyak orang yang dapat mengidentifikasi waktu dan temapt lahir secara fisi, tetapi sampai

sekarang tidak satu pun pikiran dan pengalaman yang mejelaskan asal mula kehidupan secara

terperinci dan jelas, sesuatu dapat dipastikan sebagai asal mula. salah satu contoh misalnya

Tuhan, dimana tidak satupun pikiran dan pengalaman mampu menjelaskan secara terperinci

mengenai Tuhan. Artinya bahwa Tuhan hanya ada satu dan bersifat mutlak, itulah yang dapat

diketahui secara pasti. Fakta demikianlah yang dapat mendorong suatu keyakinan dan juga

memunculkan moral bersyukur. Tidak ada sikap menentang, memprotes atau menuntut, kecuali

mensyukurinya.

Selanjutnya moral bersabar disimpulkan dari perenungan terhadap eksistensi kehidupan.

Seperti yang dapat disaksikan dengan pikiran dan pengalaman, kehidupan ini dipenuhi dengan

keadaan serba labil, sarat perubahan dan kondisi yang tidak menentu.

Ketidak sabaran dalam menghadapi persoalan hidup menyebabkan kehidupan menjadi

rusak dan tidak teratur kearah gerak dinamika kehidupan. Karena kegiatan hidup tidak mengarah

menuju tujuan, berarti pandangan tetang asal-mula dan tujuan hidup hanyalah sebatas dari

kelahiran samapai hari kematian saja. Jika moral kesabaran tidak menjiwai perilaku, orientasi

perilaku hidup hanyalah sebatas kenikmatan material. Orientasi kehidupan seperti ini jelas

membuka peluang seseorang untuk melakukan segala kegiatan menurut keinginan dan

kepentingan sesaat.

Sementara untuk moral ikhlas adalah hasil analisis perenungan tentang tujuan hidup.

Hasilnya persis sama dengan ketika merenungi asal-mula kehidupan. Yaitu pikiran hanya

mengetahui tujuan kehidupan itu ada, berhakikat satu, dan bersifat mutlak. Seperti halnya dengan

hakikat asal-mula yang bersifat misterius, begitu pula dengan hakikat tujuan hidup. Jangankan

17

Page 18: Hakikat Manusia Dan Persoalan Pendidikan (Suatu Tinjauan Dalam Membangun Masa Depan Masyarakat

tujuan hidup yang begitu jauh, sedangkan sesuatu yang mungkin terjadi esok hari saja tidak

mungkin dapat diketahui.

K. Sekilas Tentang Pemahaman Masyarakat Terdidik, Masyarakat Maju

Secara akumulatif, berdasar pada moral syukur, sabar, dan ikhlas mendorong seluruh

dinamika kehidupan bergerak menuju satu arah. Jenis dan bentuk perilaku baik individual

maupun sosila berkembang sesuai dengan tingkat kualitas pengetahuan rasional dan empirik, dan

mungkin juga tingkat kepercayaan keyakinan keagamaan yang ada di dalam masyarakat.

Dari uraian ini, maka jleas bahwa pendidikan seharunya perlu memfasilitasi perbedaan

agar bisa berkembang, karena di dalam tiap perbedaan terkandung unsure membangun dan

mengembangkan kualitas hidup. Jika dengan demikian maka semakin besar jumlah peserta didi,

semakin besar pula kesempatan pengembangan kehidupan. Selanjutnya menurut Suparlan,

(2009) bahwa jika setiap warga Negara diposisikan dan difungsikan sebagai peserta didik, maka

setiap individu warga Negara adalah potensi bagi kemajuan hidup dari suatu kenegaraan. Jadi

kebijakan pendidikan yang menekankan pada bimbingan untuk menumbuh dan mengembangkan

potensi kreatif setiap peserta didik jauh lebih berarti bagi upaya memajukan kehidupan

masyarakat.

18

Page 19: Hakikat Manusia Dan Persoalan Pendidikan (Suatu Tinjauan Dalam Membangun Masa Depan Masyarakat

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Telah berulang kali dinyatakan bahwa pendidikan adalah persoalan yang melekat secara

kodrati di dalam diri manusia. Pendidikan tersebut di seluruh sektor kegiatan kehidupan

masyarakat, baik dalam dimensi horizontal maupun bertikal. Ketika manusia berinteraksi dengan

dirinya, di situlah ada pendidikan. Ketika berinteraksi dengan sesamanya dalam setiap kegiatan

kemasyarakatan, di situ ada pula pendidikan, dan begitu juga saat manusia berinteraksi dengan

alamnya pendidkan tidak pernah lepas dari alam itu sendiri, dan terlebihnya ketika manusia

berinteraksi dengan Tuhan pendidikan makin jelas adanya. Dengan demikian maka antara

pendidikan dengan manusia bagaikan wadah dengan isinya, artinya bahwa bahwa tujuan

pendidikan menjadi faktor utama penentu kelangsungan hidup dari kehidupan manusia serta

pembangunan masyarakat yang berwawasan global dan mampu bersaing demi masa depan.

19

Page 20: Hakikat Manusia Dan Persoalan Pendidikan (Suatu Tinjauan Dalam Membangun Masa Depan Masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

Anita Lie, 2009, Pendidikan Dalam Dinamika Globalisasi, Internet: www.kompas.com

Anwar, 2003, Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan, Bandung, Alfabeta.

Fuad Hasan, 2009, Pendidikan dan Kebudayaan, Internet: http://en.wikipedia.org

Fattah, 2000, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya

Suparlan, 2009, Filsafat Pendidikan, Jogjakarta: PT Ar-Ruzz Media

Sagala, 2007, Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Bandung, Alfabeta

20

Page 21: Hakikat Manusia Dan Persoalan Pendidikan (Suatu Tinjauan Dalam Membangun Masa Depan Masyarakat

21

Page 22: Hakikat Manusia Dan Persoalan Pendidikan (Suatu Tinjauan Dalam Membangun Masa Depan Masyarakat

22

Page 23: Hakikat Manusia Dan Persoalan Pendidikan (Suatu Tinjauan Dalam Membangun Masa Depan Masyarakat

23