Hakikat manusia dalam konsep kehidupan
-
Upload
pkbm-maritim -
Category
Education
-
view
2.837 -
download
4
Transcript of Hakikat manusia dalam konsep kehidupan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kehadiran manusia tidak terlepas dari asal-usul kehidupan di alam semesta.Manusia
secara hakikat adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.Pada diri manusia terdapat
perpaduan antara sifat ketuhanan dan sifat kemakhlukan.Sebagai makhluk ciptaan Tuhan,
manusia memiliki tugas tertentu dalam menjalankan suatu kehidupan di dunia ini.Untuk
menjalankan suatu tugas, manusia dikaruniakan akal dan pikiran. Akal dan pikiran tersebut yang
akan menuntun manusia dalam menjalankan suatu peran di dunia ini. Dalam hidup di dunia,
manusia diberi tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Tuhan di muka bumi, untuk
mengelola dan memelihara alam.
Dengan membahas manusia, mengingat bahwa manusia merupakan makhluk ciptaan
Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lain. Manusia mempunyai akal dan
pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang
boleh dan tidak boleh dilakukan, dan kita bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau
buruk (negatif) untuk diri pribadi. Pengertian manusia secara umum adalah manusia sebagai
makhluk pribadi dan makhluk sosial. Karena bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia perlu
bantuan dari orang lain.
Pada manusia terdapat suatu perasaan yang sudah ada secara fitrah/ alami, yaitu perasaan
tentang ada suatu kuasa dan kekuatan Tuhan, Perasaan ini fitrah manusia, tetapi demikian
keyakinan dan bukti manusia meyakini Tuhan terkadang melalui gambaran dan khayalan pikiran
manusia dengan mewujudkan bentuk Tuhan (orang-orang non muslim), atau hanya sebatas
meyakini dengan sepenuh hati bahwa Tuhan itu ada tanpa mengambil satu bentuk pun wujud
Tuhan, yang secara inti manusia meyakini bahwa Tuhan itu ada dan alam semesta ini pasti ada
yang menciptakan.
Salah satu buktinya bahwa ada perasaan bertuhan ini, jika seseorang tertimpa sesuatu
penyakit yang sukar diobati hingga sudah habis usaha yang dapat dilakukan, dia akan mengeluh,
"kalaulah ada suatu kuasa yang menolong aku". Keluhan itu menunjukkan dia percaya adanya
suatu 'kuasa' yang ghaib.Itulah rasa ketuhanan. Sehingga berdasarkan latar belakang di atas,
manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial, dan makhluk yang bertuhan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis mencoba mengangkat permasalahan inidalam
suatu bentuk penulisan makalah yang berjudul“Manusia dalam Konsep Kehidupan”
2
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan Masalah dalam Penulisan Makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Seperti Apakah Manusia Sebagai Makhluk Yang Bertuhan ?
2. Apakah Tujuan dari Penciptaan Manusia ?
3. Bagaimanakah fungsi dan peran Manusia ?
C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENULISAN
1. Tujuan Penulisan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan Makalah ini yaitu:
a. Untuk mengetahui Bagaimakah Manusia dalam Konsep Kehidupan”
b. Sebagai Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Filsafat Ilmu di Universitas Sultan
Ageung Tirtayasa Program Pasca Sarjana Prodi Teknologi Pembelajaran
2. Kegunaan Penulisan
a. Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam memperluas wawasan
dalam menerapkan teori-teori yang penulis peroleh selama perkuliahan dan bagi
pengembangan Mata Kuliah Filsafat Ilmu terutama dengan judul “Manusia dalam
Konsep Kehidupan”
b. Secara praktis
1. Diharapkan hasil penulisan makalah ini akan memberikan informasi yang cukup
penting untuk dijadikan masukan dalam nilai-nilai kehidupan manusia dalam berilmu.
2. Sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
kegunaan penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
Menguraikan tentang gambaran permasalahan yang dibahas.
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
Menguraikan tentang rumusan kesimpulan hasil penelitian dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. MANUSIA MAKHLUK BERTUHAN
Sudah menjadi fitrah manusia, manakala seseorang mendapati kesulitan dalam
menyelesaikan masalah-masalah kehidupan, seseorang mengandaikan adanya kekuatan lain
diluar dirinya untuk membantu menyelesaikan problematika tersebut. Ini artinya manusia secara
naluri membutuhkan sesuatu yang lain yang dapat mengatasi dan melampaui batas-batas
kelemahan dan keterbatasan manusia. Dengan demikian tuhan “dihadirkan” dalam kehidupan
dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia yang terbatas. Semakin banyak
kesadaran akan kelemahan diri, maka semakin seseorang butuh terhadap tuhan, semakin tinggi
pula ketergantungan terhadap tuhan.
Secara keilmuan, Tuhan tak pernah dan tak mungkin menjadi objek kajian ilmu, karena
kajian ilmu selalu parsial, terukur, terbatas dan dapat diuji secara berulang-ulang pada lapangan
atau laboratorium percobaan keilmuan. Dengan demikian, kehendak untuk membuktikan adanya
Tuhan melalui pendekatan ilmu, akan mengalami kegagalan, karena sudah sejak dari awal tidak
benar secara metodologis. Jika ilmu tidak bisa menghadirkan Tuhan dalam laboratoruium untuk
diujicobakan, bukan berarti Tuhan lantas tidak ada, karena yang terjadi adalah kesalahan pada
pendekatan metodologisnya. Oleh karena itu, dalam filsafat hakikat Tuhan telah menjadi bahan
perenungan yang sangat intens, sejak Yunani kuno bahkan hingga sampai saat ini.
Pada umumnya, manusia mengambil keyakinan mereka dari orang disekelilling tempat
mereka hidup.Ia mengimani apa yang mereka imani. Ada kelompok yang mau menerima hanya
karena apa yang bisa memuaskan akalnya, dan bisa menenangkan hatinya. Mereka mengkaji
secara bebas dan percaya berdasarkan kepastian.
B. PANDANGAN FILOSOF TENTANG TUHAN
1. Menurut Para Filosof Muslim
a. Al-Kindi
Al-kindi menyifati Allah dengan istilah kebenaran (al-Haqq) yang menjadi tujuan pemikiran
filsafat manusia. Maka satu yang benar (al-Wahid al-Haqq) adalah yang pertama, sang
pencipta, sang pemberi rizki, atas semua ciptaa-Nya dan sebagainya. “Tuhan adalah yang
benar ia tinggi dapat disifati hanya dengan sebutan-sebutan negatif”.Ia bukan materi, tak
berbentuk, tak berkualitas, tak berhubungan juga Ia tak disifati dengan ciri-ciri yang ada (Al-
Ma’qulat).Ia tak berjenis, tak terbagi, dan tak berkejadian. Ia abadi.
4
b.Al-Farabi
Menurut Al-Farabi, Tuhan dapat diketahui dan tidak dapat diketahui. Tuhan itu dhahir
sekaligus batin.pengetahuan terbaik tentang Tuhan adalah memahami dia adalah sesuatu
yang tidak dapat dijangkau oleh pikiran.Manusia tidak dapat mengetahui Tuhan karena
kapasitas intelektualnya terbatas.Sedangkan Tuhan adalah substansi yang tidak terbatas.
c.Ibnu Sina
Menurut Ibnu Sina, Tuhan identik dengan keberadaan-Nya yang mesti. Tuhan unik dalam
arti Dia adalah kemaujudan yang mesti, segala sesuatu selain Dia bergantung kepada diri-
Nya dan keberadaan Mankhluk bergantung kepada Tuhan.Kemaujudan yang mesti itu
jumlahnya harus satu. Walaupun di dalam kemaujudan ini tidak boleh terdapat kelipatan
sifat-sifat-Nya tetapi Tuhan memiliki esensi lain, tak ada atribut lain kecuali Dia itu ada dan
mesti ada.
d.Ibnu Rusyd
Menurut Ibnu Rusyd pembuktian Tuhan tertumpu pada prinsip, pertama, semua
kemaujudansesuai dengan kemaujudan manusia (dalil inayah) bahwa kesesuaian ini
dikarenakan tidak terjadi dengan sendiri.Kedua, segala sesuatu diciptakan untuk kepentingan
manusia, bintang-gemintang bersinar di malam hari agar bisa menjadi penuntun bagi
manusia (dalil ikhtira’). Tindakan Tuhan bisa diringkas menjadi lima tindakan utama yakni:
pencipta, mengutus Nabi-nabi, menetapkan takdir, membangkitkan kembali, dan mengadili.
Hal ini membuktikan eksistensi sang pencipta yang bijak.
2. Menurut Para Filisof Barat
a.Loyd Morgan
Menurut Loyd Morgan, perpindahan dari sederhana kepada susunan tidak cukup untuk
menafsirkan timbulnya hidup selama dalam susunan itu tidak ada sesuatu yang baru. Ia juga
mengatakan adanya ciri-ciri khas kejiwaan atau ciri-ciri khas pada kehidupan pada benda
sejak zaman dahulu. Penyusunan ini berturut-turut, dimana ciri-ciri khas kejiwaan nampak
sesudah tersimpan sebelumnya dalam keadaan tunggal dan sederhana, seperti piramid yang
melebar pada bagian bawahnya dan meruncing pada bagian atasnya, jadi benda adalah
bagian dasar piramid dan akal adalah bagian atas piramid dan kedunya saling melengkapi.
Bagi Morgan, hukum susunan dan pilihan tidak oleh perkembangan evolusik cukup untuk
melepaskan dari Inayah Tuhan pada akhirnya.
5
b.Samuel Alexander
Alexander menerapkan hukum-hukumaliran evolusi pada Tuhan.Ia mengumpulkan antara
teori evolusi dengan aliran hegel. Menurutnya Tuhan adalah tingkatan teladan (idealist) maka
alam semesta bergerak untuk mengeluarkan Dia dari lipatan-lipatan-Nya(persembunyian-
Nya).
c. Marshall Christian Simtus
Menurut Marshall, Tuhan itu bertempat, dimana tanpa tempat tersebut hakekat bagi alam
semesta ini tidak terwujud. Yang menetapkan terbaik DIA dan menyertai peningkatan
diantara keseluruhan yang mungkin ketika IA menjadi peristiwa nyata, yang mengeluarkan
suatu peristiwa yang satu itu dari kumpulan peristiwa yang banyak adalah Allah.Yang
mengadakan perimbangan terhadap-Nya dan menyertai peningkatan-Nya dari suatu
penyusunan yang sempurna kepada yang lebih sempurna lagi yaitu Tuhan.Akan tetapi Tuhan
dalam wujud organisme yang besar itu hanya menguasai perubahan dan perimbangan
didalamnya menurut cara penguasaan otak dari bangunan yang hidup. Ia menghendaki dan
berbuat akan tetapi tidak menginginkan semua yang dikehendaki-Nya.
d. Nietche
Bagi Nietche,” Tuhan telah mati”, dan bahwa keberanian itulah agama yang seharusnya
dipeluk oleh setiap orang yang berhak (pantas) hidup, karena keberanian adalah tingkah laku,
atau akidah, yang paling diperlukan oleh jiwa dalam suatu yang kosong dari Tuhan. Menurut
Nietche, alam sebagai suatu kekuatan, tidak mungkin dibayangkan tanpa batas, karena
pikiran tentang kekuatan yang tidak ada batasnya berlawan pikiran tentang kekuatan itu
sendiri dalam arti yang sebenarnya. Maka dunia kehilangan cara-cara pembaharuan yang
abadi, dan perkara-perkara wujud berulang-ulang didalamnya dan akan selalu berulang-ulang
tanpa kesudahan.
e. Hartman
Bagi Hartman, Tuhan bukanlah suatu Zat, dan bahwa Ia tidak merasakan diri-Nya sendiri
atau yang memiliki “Aku” yang menjelma pada wujud, karena Zat (pribadi) “Aku” adalah
perkara yang paling jauh dari kesucian Tuhan. Akan tetapi semesta ini adalah pikiran dan
kemauan, dan keduanya ini mengimbangi Tuhan Cahaya dan Tuhan kegelapan bagi orang
Majusi. Menurutnya, kemauan mempunyai kesengajaan tanpa mempunyai kesadaran dan
perasaan terhadap apa yang disengajakannya, karena naluri kehewanan, sebagai akibat bagi
6
kitadari kemauan, bermaksud kapada sesuatu tujuan, tapi tidak menyadari apa yang
dimaksudkannya itu.
C. PENGERTIAN MANUSIA
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Tuhan Yang
Maha Esa.Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas
mereka sebagai khalifah di muka bumi ini.Membicarakan tentang manusia dalam pandangan
ilmu pengetahuan sangat bergantung pada metodologi yang digunakan dan terhadap filosofis
yang mendasari.
Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai makhluk berkeinginan
(homo volens). Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang memiliki perilaku interaksi
antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan sosial (superego).Di dalam diri manusia
tedapat unsur animal (hewani), rasional (akali), dan moral (nilai).
Para penganut teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homo mehanibcus (manusia
mesin).Behavior lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (aliran yang menganalisa jiwa
manusia berdasarkan laporan subjektif dan psikoanalisisatau aliran yang berbicara tentang
alam bawah sadar yang tidak nampak).Behavior yang menganalisis prilaku yang nampak saja.
Menurut aliran ini segala tingkah laku manusia terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran
terhadap suatu lingkungan, dan tidak disebabkan aspek.
Para penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia berpikir).
Menurut aliran ini manusia tidak di pandang lagi sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif
pada lingkungan tertentu, makhluk yang selalu berfikir.Penganut teori kognitif mengecam
pendapat yang cenderung menganggap pikiran itu tidak nyata karena tampak tidak
mempengaruhi peristiwa. Padahal berpikir , memutuskan, menyatakan, memahami, dan
sebagainya adalah fakta kehidupan manusia.
Menurut pandangan Islam, dalam Al-Quran istilah manusia ditemukan 3 kosakata yang
berbeda dengan makna manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar,
insan dan an-nas.
Kata basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali salah satunya pada surat Al-Kahfi
:“innama anaa basyarun mitlukum”yang artinya (sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia
seperti kamu). Kata basyar selalu dihubungkan pada sifat-sifat biologis, seperti asalnya dari
tanah liat, atau lempung kering (al-hijr : 33 ; al-ruum : 20), manusia makan dan minum (al-
mu’minuun : 33).
7
Kata insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya pada surat Al-Alaq :
5, yaitu “allamal insaana maa lam ya’lam” (dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya). Konsep islam selalu dihubungkan pada sifat psikologis atau spiritual manusia
sebagai makhluk yang berpikir, diberi ilmu, dan memikul amanah (al-ahzar : 72). Insan adalah
makhluk yang menjadi (becoming) dan terus bergerak maju ke arah kesempurnaan.
Kata An-Nas disebut sebanyak 240 kali, seperti pada surat Al-Zumar : 27 “walakad
dlarabna linnaasi fii haadzal quraani min kulli matsal” (sesungguhnya telah kami buatkan bagi
manusia dalam al-quran ini setiap macam perumpamaan). Konsep An-Nas menunjuk pada
semua manusia sebagai makhluk sosial atau secara kolektif.
Dengan demikian Al-Quran memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis,
dan sosial. Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk sosial yang tidak biasa hidup
tanpa bantuan orang lain dan atau makhluk lain.
D. TEORI PENCIPTAAN MANUSIA
Jika kita berdebat tentang asal mula manusia, maka yang terpikir pertama kali dipikiran
adalah teori evolusi Charles Darwin. Dalam teori evolusi Charles Darwin dijelaskan bahwa
manusia pertama adalah kera, sedangkan dalam kitab suci umat Islam yaitu Al-Qur'an, dijelaskan
bahwa manusia pertama adalah Nabi adam a.s. Namun, hingga saat ini para ilmuwan masih terus
mencari bukti untuk memastikan asal mula manusia.
1. Teori Asal Mula Manusia menurut Charles Darwin
Pernyataan Darwin mendukung bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis
makhluk yang mirip kera. Selama proses evolusi tanpa bukti ini yang diduga telah dimulai
dari 5 atau 6 juta tahun yang lalu, dinyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan
antara manusia modern dan nenek moyangnya. Ditetapkanlah empat kelompok dasar
sebagai berikut di bawah ini :
a. Australophithecines
b. Homo habilis
c. Homo erectus
d. Homo sapiens
Genus yang dianggap sebagai nenek moyang manusia yang mirip kera tersebut oleh
evolusionis digolongkan sebagai Australopithecus, yang berarti "kera dari
selatan".Australophitecus, yang tidak lain adalah jenis kera purba yang telah punah,
ditemukan dalam berbagai bentuk. Beberapa dari mereka lebih besar, kuat dan tegap,
sementara yang lain lebih kecil, rapuh dan lemah. Dengan menjabarkan hubungan dalam
rantai tersebut sebagai "Australopithecus > Homo Habilis> Homo erectus > Homo
8
sapiens," evolusionis secara tidak langsung menyatakan bahwa setiap jenis ini adalah nenek
moyang jenis selanjutnya.
2. Asal Mula Manusia berdasarkan Al-Qur'an (Nabi Adam a.s)
Berdasarkan pandangan Agama Islam dalam Al-Quran, Ketika Allah SWT
merencanakan penciptaan manusia, ketika Allah mulai membuat “cerita” tentang asal-usul
manusia, Malaikat Jibril seolah khawatir karena takut manusia akan berbuat kerusakan di
muka bumi. Di dalam Al-Quran, kejadian itu diabadikan pada QS. Al Hijr: 28-29yang
artinya :
"...Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari
lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah
kamu kepadanya dengan bersujud" (QS. Al Hijr: 28-29).
Firman inilah yang membuat malaikat bersujud kepada manusia, sementara iblis
tetap dalam kesombongannya dengan tidak melaksanakan firman Allah.Inilah dosa yang
pertama kali dilakukan oleh makhluk Allah yaitu kesombongan.Karena kesombongan
tersebut Iblis menjadi makhluk paling celaka dan sudah dipastikan masuk neraka.Kemudian
Allah menciptakan Hawa perempuan pertama sebagai teman hidup Adam.
Allah berpesan pada Adam dan Hawa untuk tidak mendekati salah satu buah di
surga, namun Iblis menggoda mereka sehingga terjebaklah Adam dan Hawa dalam kondisi
yang menakutkan.Allah menghukum Adam dan Hawa sehingga diturunkan kebumi dan
pada akhirnya Adam dan Hawa bertaubat.Taubat mereka diterima oleh Allah, namun Adam
dan Hawa menetap dibumi.Baca Surat Al-Baqarah Ayat 33-39.
Adam adalah ciptaan Allah yang memiliki akal sehingga memiliki kecerdasan, bisa
menerima ilmu pengetahuan dan bisa mengatur kehidupan sendiri.Inilah keunikan manusia
yang Allah ciptakan untuk menjadi penguasa didunia, untuk menghuni dan memelihara
bumi yang Allah ciptakan.Dari Adam inilah cikal bakal manusia diseluruh permukaan
bumi.Melalui pernikahannya dengan Hawa, Adam melahirkan keturunan yang menyebar ke
berbagai benua diseluruh penjuru bumi; menempati lembah, gunung, gurun pasir dan
wilayah lainnya diseluruh penjuru bumi. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT yang
berbunyi:
"...Dan sesungguhnya Kami muliakan anak-anak Adam; Kami angkut mereka
didaratan dan di lautan; Kami berikan mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyak makhluk yang telah Kami ciptakan."(QS. al-Isra' [17]: 70)
9
Demikianlah dua pendapat tentang asal mula manusia. Tentang siapa sebenarnya
manusia pertama di bumi, sebagai seorang muslim tentu dengan berpedoman kepada Kitab
Suci Al-Quran lebih memilih bahwa Adam a.s adalah manusia pertama sesuai dengan apa
yang ada dalam Al-Quran. Adapun perdebatan yang terjadi sampai saat ini tergantung dari
keyakinan dan kepercayaan yang dimiliki seseorang.
E. TUJUAN PENCIPTAAN MANUSIA
Tujuan penciptaan manusia adalah menyembah kepada sang pencipta yaitu Allah Tuhan
Yang Maha Esa. Pengertian penyembahan kepada Allah tidak bisa diartikan secara sempit,
dengan hanya membayangkan aspek ritual yang tercermin dalam shalat saja. Penyembahan
berarti ketundukan manusia dalam hukum Allah dalam menjalankan kehidupan di muka bumi,
baik yang menyangkut hubungan manusia dengan tuhan maupun manusia dengan manusia.Oleh
karena penyembahan harus dilakukan secara sukarela, karena Allah tidak membutuhkan
sedikitpun pada manusia akan tetapi sebaliknya.
Penyembahan yang sempurna dari seorang manusia adalah akan menjadikan seseorang
sebagai khalifah Allah di muka bumi dalam mengelola alam semesta. Keseimbangan pada
kehidupan manusia dapat terjaga dengan hukum-hukum kemanusiaan yang telah Allah ciptakan.
Sifat hubungan antara manusia dengan Allah SWT dalam ajaran Islam bersifat timbal-balik,
yaitu bahwa manusia melakukan hubungan dengan Tuhan dan Tuhan juga melakukan hubungan
dengan manusia.Tujuan hubungan manusia dengan Allah adalah dalam rangka pengabdian atau
ibadah. Dengan kata lain, tugas manusia di dunia ini adalah beribadah, sebagaimana firman
Allah swt dalam Al-Quran surat Adz-Dzariat ayat 56:
نس إل ليعبدون﴿وما خلقت ﴾٦٥الجن والArtinya:
“Dan tidak aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah kepada ku.”
Berdasarkan kutipan ayat tersebut di atas, bahwasanya manusia diciptakan oleh Allah
SWT adalah untuk beribadah dan menyembah-Nya.Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
manusia itu memiliki kewajiban hidup di dunia dan manusia itu ada yang menciptakan dan
memiliki pencipta yaitu Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.
F. FUNGSI DAN PERAN MANUSIA
Berpedoman pada Al-Quran surah al-baqarah ayat 30-36, status dasar manusia yang
mempelopori oleh adam AS adalah sebagai khalifah. Jika khalifah diartikan sebagai penerus
ajaran Allah maka peran yang dilakukan adalah penerus pelaku ajaran Allah dan sekaligus
menjadi pelopor membudayakan ajaran Allah Swt.
10
Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang ditetapkan oleh
Allah di antaranya adalah:
1. Belajar
2. Mengajarkan ilmu
3. Membudayakan ilmu
Oleh karena itu semua yang dilakukan harus untuk kebersamaan sesama ummat manusia
dan hamba Allah, serta pertanggungjawabannya pada 3 (tiga) instansi yaitu pada diri sendiri
(individu), pada masyarakat (sosial), dan pada Allah SWT.
Berdasarkan substansi yang dimiliki manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang
bersifat individu dan sosial (membutuhkan bantuan orang lain), serta makhluk yang memiliki
akal, dan pikiran yang mengatur nilai-nilai kesusilaan dengan kata lain manusia dikelompokkan
menjadi :
1. Manusia sebagai Makhluk Individu
Kata individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya
mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya
tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium
yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk
menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik
dan psikis, unsur raga dan jiwa.Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala
unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya.Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi
maka seseorang tidak disebut sebagai individu.Dalam diri individu ada unsur jasmani dan
rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang
persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan
tersendiri.Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor
genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan,
dibawa individu sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter
sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang
dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut
berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang.Istilah lingkungan
merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial.Ligkungan fisik seperti kondisi
alam sekitarnya.Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana seseorang individu
melakukan interaksi sosial.Manusia melakukan interaksi sosial dengan keluarga, dengan
teman, dan kelompok sosial yang lebih besar.
11
Karakteristik yang khas dari seseorang dapat kita sebut dengan kepribadian.Setiap
orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor keturunan
(genotip)dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.
Individu dalam konsep sosiologi berarti manusia perorangan sebagai lawan dari
manusia berkelompok. Yang dimaksud manusia perorangan bukanlah perorangan dalam
jasmaniah tetapi dalam kerohaniannya .
Kehadiran individu dalam suatu masyarakat biasanya ditandai oleh perilaku individu
dalam suatu masyarakat biasanya ditandai oleh perilaku individu yang berusaha
menempatkan dirinya dihadapan individu-individu lainnya yang telah mempunyai pola
perilaku sesuai dengan norma-norma dan kebudayaan setempat merupakan bagiannya.
Individu akan berusaha menurut Koentjaraningrat unsur-unsur kepribadian meliputi
pengetahuan, perasaan, dan dorongan naluri.
Unsur dorongan naluri tidak kalah pentingnya untuk di pahami. Dorogan naluri
adalah sesuatu yang selalu ada pada setiap manusia atau dengan kata lain merupakan
sumber bahwa darilahir dengan tanpa memperoleh pengetahuan apapun sebelumnya. Ada
beberapa macam dorongan yang perlu diketahui yaitu :
1. Dorongan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
2. Dorongan sex
3. Dorongan untuk mencari makan.
4. Dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain.Dorongan untuk meniru tingkah laku
sesamanya.
5. Dorongan untuk berbakti.
6. Dorongan akan keindahan.
2. Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Menurut kodratnya, Manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat,
selain itu juga diberikan akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan.Dalam
hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama
dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu
menampakan diri dalam berbagai bentuk, karena itu secara otomatis manusia akan selalu
bermasyarakat dari segi kehidupan.
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada
dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga
tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan orang lain, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan
12
bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara,
dan bisa mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena
beberapa alasan, yaitu :
1. Karena manusia tunduk pada aturan yang berlaku.
2. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
3. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
4. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
Ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah terdapat suatu bentuk
interaksi sosial didalam hubungan dengan makhluk sosial yang lain, yang dimaksud
adalah manusia satu dengan manusia yang lain. Secara garis besar faktor-faktor personal
yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :
1. Tekanan emosional. Ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu
sama lain.
2. Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia yang
direndahkan maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan orang
lain kondisi tersebut dimana orang yang direndahkan membutuhkan kasih sayang
orang lain atau dukungan moral untuk membentuk kondisi seperti semula.
3. Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang
sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi ayang harmonis.
a. Interaksi Sosial
Kata interaksi berasal dari kata inter dan action. Interaksi sosial adalah hubungan
timbal balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan
masyarakat.Interaksi adalah proses di mana orang-oarang berkomunikasi saling pengaruh
mempengaruhi dala pikiran danb tindakana. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam
kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain.
Interaksi sosial antar individu terjadi manakala dua orang bertemu, interaksi
dimulai: pada saat itu mereka saling menegeur, berjabat tangan, saling berbicara, atau
bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk
dari interaksi sosial.
Interaksi sosial terjadi dengan didasari oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1) Imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru.
2) Sugesti adalah suatu poroses di mana seorang individu menerima suatu cara
penglihatan atau peduman-pedoman tingkah laku orang lain tanpa dkritik
terlebih dahulu. Yang dimaksud sugesti di sini adalah pengaruh pysic, baik
13
yang datang dari dirinya sendiri maupuhn dari orang lain, yang pada umumnya
diterima tanpa adanya kritik. Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya,
dengan interaksi sosial adalah hampir sama. Bedanya ialah bahwa imitasi orang
yang satu mengikuti salah satu dirinya, sedangkan pada sugesti seeorang
memberikan pandangan atau sikap dari dirinya, lalu diterima oleh orang lain di
luarnya.
3) Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identi (sama)
dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun batiniah.
4) Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain.
Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilain
perasaan seperti juga pada proses identifikasi.
b. Sosialisasi.
Peter Berger mendefinisikan sosialisasi sebagai suatu proses di mana seorang
anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat (Berger,
1978:116).
Salah satu teori peranan dikaitkan sosialisasi ialah teori George Herbert Mead.Dalkam
teorinya yang diuraikan dalam buku Mind, Self, and Society (1972). Mead menguraikan
tahap-tahap pengembangan secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat
lain, yaitu melalui beberapa tahap-tahap play stage, game sytage, dan tahap generalized
other.
Menurut Mead pada tahap pertama, play stage, seorang anak kecil mulai belajar
mengambil peranan orang-orang yang berada di sekitarnya.
Pada tahap game stage seorang anak tidak hanya telah mengetahui peranan yang
harus tetapi telah pula mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh orang lain dengan
siapa ia berinteraksi. Pada tahap ketiga sosialisasi, seseorang dianggap telah mampu
mengambil peran-peran yang dijalankan orang lain dalam masyarakat yaitu mampu
mengambil peran generalized others. Ia telah mampu berinteraksi denagn orang lain
dalam masyarakat karena telah memahami peranannya sendiri serta peranan orang-orang
lain dengan siapa ia berinteraksi.
Menurut Cooley konsep diri (self-concept) seseorang berkembang melalalui
interaksinya dengan orang lain. Diri yang berkembang melalui interaksi dengan orang
lain ini oleh Cooley diberi nama looking-glass self.
Cooley berpendapat looking-glass self terbentuk melalui tiga tahap. Tahap
pertama seseorang mempunyai persepsi mengenaoi pandangan orang lain terhadapnya.
Pada tahap berikut seseorang mempunyai persepsi mengenai penilain oreang lainterhadap
14
penampilannya. Pada tahap ketiga seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang
dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya itu.
Pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi itu menurut Fuller and Jacobs
(1973:168-208) mengidentifikasikan agen sosialisasi utama: keluarga, kelompok
bermain, media massa, dan sistem pendidikan.
1. Keluarga
Keluarga adalah unit/satuan masyarakat terecil yang sekaligus merupakan suatu
kelompok kecil dalam masyarakat .Keluarga merupakan sebuah grup yang terbentuk dari
perhimpunan laki laki dan perempuan yang berlangsung lama untuk menciptakan dan
membesarkan anak anaknya.Jadi keluarga dalam bentuk yang murni merupakan suatu
kesatuan sosial yang terdiri dari suami istri dan anak anak yang belum dewasa.
Mengenai fungsi seksual dalam keluarga dapat di kemukakan bahwa, privilage seksual
yang diberikan kepada dua orang suami istri.Itu memperkokoh hubungan mereka didalam
keluarga keluarga inti terseut di dalam melaksanakan fungi seksual dalam keluarga, tiap
tiap masyarakat menyusun tata tertib berdasarkan atas nilai nilai sosial budaya dan faktor
kebtuhan biologis.
Untuk kegiatan hidupnya keluarga harus mengusahakan penghidupannya.Di dalam
masyarakat yang sederhana, pembagian kerja dalam kerjasama ekonomi dilakukan antara
anggota keluarga.Tugas anggota keluarga dan kerjasama ekonomi itu pada umumnya
saling melengkapi.dan pembagian tugas serta pekerjaan yang di lakukan oleh anggota
anggota keluarga seperti suami istri. Khususnya oleh para wanita pada umumnya lebih
banyak ditentukan oleh faktor kebudayaan dari pada kondisi fisik maupun psikologi.
Dorongan dasar dari manusia untuk melangsungkan kehidupan jenisnya
menimbulkan basic needs untuk menimbulkan daya tarik seks, percintaan, pengorbanan
menimbulkan seksual yang kemudian dapat menghasilkan keturunan.
Dari lingkungan keluarga tersebut anak belajar berbahasa, mengumpulkan pengertian
pengertian dan menggunakan nilai nilai kebudayaan yang berlaku. Dia akan dibebankan
dalam keluarga pada masa kanak kanak di sesuaikan dengan daya tangkap dan sifat sifat
emosionalnya.
2. Masyarakat
Menurut WJs. Poerwodarmato masyarakat adalah pergaulan hidup manusia dalam
suatu tempat dengan ikatan ikatan dan aturan tertentu. Sedangkan menurut linton,
masyarakat itu timbul dari setiap kumpulan individu individu yang telah cukup lama
hidup dan bekerja sama. Dalam wakatu yang lama itu kelompok manusia yang belum
15
terorganisasi mengalami proses fundamental yaitu adaptasi dan organisasi dari tingkah
laku dari anggota anggota.
Dapat disimpulkn bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang telah lama
bertempat tinggal disuatau daerah tertentu dan mempunyai aturan yang mengatur tata
hidup mereka untuk menuju kepeda tujuan yang sama.
Unsur Unsur Terbentuknya Masyarakat :
1) Harus ada kelompok (perkumpulan) manusia dan harus bayak jumlahnya dan bukan
mengumpulkan binatang.
2) Telah berjalan dalam waktu yang lama dan bertempat tinggal dalam daerah tertentu.
3) Adanya aturan (undang undang) yang mengatur mereke bersama
Faktor Faktor Yang Mendorong Manusia Hidup Bersama :
1) Adanya dorongan seksual yaitu dorongan manusia untuk mengembangkan keturunan
atau jenisnya.
2) Adanya kenyataan bahwa manusia itu adalah seibu tidak bisa atau sebegai makhluk
lemah. Karena itu mendesak atau mencari kekuatan bersama yang terdapat dalam
perserikatan dengan orang lain sehingga mereka berlindung bersama sama dan
mengejar kebutuhan hidup sehari hari.
3) Adanya kesamaan keturunan, kesamaan teritorial, kesamaan nasib, kesamaan
keyakinan/cita cita serta kesamaan kebudayaan.
Jika pembagian kerja bertambah kompleks suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat
semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antar kelompok
masyarakat.
1) Kelompok primer
Adalah kelompok yang ditandai ciri ciri saling mengenal antar anggota anggotanya
serta kerja sama erat dan bersifat pribadi, sebagai salah satu hasil hubungan yang erat
dan bersifat pribadi adalah peleburan indiviu individu dalam suatu kelompok
sehingga tujujuan individu adalah tujuan kelompok.
2) Kelompok Sekunder
Adalah kelompok yang tidak saling mengenal dalam hubungan secara langsung.
3. Manusia dari segi Susiladan Norma-Norma
Aspek kehidupan susila adalah aspek ketiga setelah aspek individu dan sosial.Manusia
dapat menetapkan tingkah laku yang baik dan yang buruk karena hanya manusia yang dapat
menghayati norma-norma dalam kehidupannya.
16
Dalam proses antar hubungan dan antaraksi itu, tiap-tiap pribadi membawa identitas dan
kepribadian masing-masing. Oleh karena itu, keadaan yang yang cukup bermacam-macam
akan terjadi berbagai konsekuensi tindakan-tindakan masing-masing pribadi.
Kehidupan manusia yang tidak dapat lepas dari orang lain, membuat orang harus
memiliki aturan-aturan norma. Aturan-aturantersebut dibuat untuk menjadikan manusia
menjadi lebih beradab. Menusia akan lebih menghargai nilai-nilai moral yang akan
membawa mereka menjadi lebih baik.
Selain aturan-aturan norma, manusia juga memerlukan pendidikan yang dapat digunakan
sebagai sarana mencapai kemakmuran dan kenyamanan hidup. Pendidikan dapat menjadikan
manusia seutuhnya.Dengan pendidikan, manusia dapat mengerti dan memahami makna
hidup dan penerapannya.
Melalui pendidikan kita harus mampu menciptakan manusia yang bersusila, karena hanya
dengan pendidikan kita dapat memanusiakan manusia.Melalui pendidikan pula manusia
dapat menjadi lebih baik daripada keadaan sebelumnya.Dengan pendidikan ini, manusia juga
dapat melaksanakan dengan baik norma-norma yang ada dalam suatu masyarakat. Manusia
akan mematuhi norma-norma yang ada dalam masyarakat jika diberikan pendidikan yang
tepat.
Dengan demikian, kelangsungan kehidupan masyarakat tersebut sangat tergantung pada
tepat tidaknya suatu pendidikan mendidik seorang manusia mentaati norma, nilai dan kaidah
masyarakat. Jika tidak maka manusia akan melakukan penyimpangan terhadap norma-norma
yang telah disepakati bersama oleh masyarakat.
Sebagai mahluk hidup yang berada di muka bumi ini keberadaan manusia adalah sebagai
mahluk individu dan mahluk sosial, dalam arti manusia senantiasa tergantung dan atau
berinteraksi dengan sesamanya. Dengan demikian, maka dalam kehidupan lingkungan sosial
manusia senantiasa terkait dengan interaksi antara individu manusia, interaksi antar
kelompok, kehidupan sosial manusia dengan lingkungan hidup dan alam sekitarnya, berbagai
proses sosial dan interaksi sosial, dan berbagai hal yang timbul akibat aktivitas manusia
seperti perubahan sosial.
Secara sosial sebenarnya manusia merupakan mahluk individu dan sosial yang
mempunyai kesempatan yang sama dalam berbagai hidup dan kehidupan dalam masyarakat.
Artinya setiap individu manusia memiliki hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dalam
menguasai sesuatu, misalnya bersekolah, melakukan pekerjaan, bertanggung jawab dalam
keluarga serta berbagai aktivitas ekonomi, politik dan bahkan beragama.
Namun demikian, kenyataannya setiap individu tidak dapat menguasai atau mempunyai
kesempatan yang sama. Akibatnya, masing-masing individu mempunyai peran dan
17
kedudukan yang tidak sama atau berbeda. Banyak faktor yang menyebabkan itu bisa terjadi,
misalnya kondisi ekonomi (ada si miskin dan si kaya), sosial (warga biasa dengan pak RT,
dll), politik (aktivis partai dengan rakyat biasa), budaya (jago tari daerah dengan tidak)
bahkan individu atau sekelompok manusia itu sendiri. Dengan kata lain, stratifikasi sosial
mulai muncul dan tampak dalam kehidupan masyarakat tersebut.
Berbagai kelompok sosial tumbuh seiring dengan kebutuhan manusia untuk saling
berinteraksi.Dalam berbagai kelompok sosial ini, manusia membutuhkan norma-norma
pengaturannya.Terdapat norrma-norma sosial sebagai patokan untukbertingkah laku bagi
manusia di kelompoknya. Norma-norma tersebut ialah:
a. Norma agama atau religi, yaitu norma yang bersumber dari Tuhan yang diperuntukkan
bagi umat-Nya. Norma agama berisi perintah agar dipatuhi dan larangan agar dijauhi
umat beragama. Norma agama ada dalam ajaran-ajaran agama.
b. Norma kesusilaan atau moral, yaitu norma yang bersumber dari hati nurani manusia
untuk mengajak kepada kebaikan dan menjauhi keburukan. Norma moral bertujuan agar
manusia berbuat baik secara moral. Orang berkelakuan baik adalah orang yang bermoral,
sedangkan orang yang berkelakuan buruk adalah orang tidak bermoral atau amoral.
c. Norma kesopanan atau adat adalah norma yang bersumber dari masyarakat dan berlaku
terbatas pada lingkungan masyarakat yang bersangkutan. Norma ini di maksudkan untuk
menciptakan keharmonisan hubungan antarsesama.
d. Norma hukum, yaitu norma yang dibuat masyarakat secara remi (negara) yang
pemberlakuannya dapat dipaksakan. Norma hukum yang brsifat tertulis.
Selain itu, norma dapat dibedakan pula menjadi empat macam berdasarkan kekuatan
berlakunya dimasyarakat. Ada norma yang daya ikatnya sangat kuat, sedang, dan ada pula
norma yang daya ikatnya sangat lemah. Keempat jenis tersebut adalah cara (usage),
kebiasaan (folkways), tata kelakuan (mores), dan adat istiadat (costum).
1) Cara (usage)
Cara adalah bentuk kegiatan manusia yang daya ikatnya sangat lemah.Norma ini
lebih menonjol dalam hubungn antarindividu atau perorangan. Pelanggaran terhadap
norma ini tidak mengakibatkan hukuman yang berat, tetapi sekedar celaan. Contohnya
cara makan, ada yang makan sambil berdiri dan ada yang makan sambil duduk. Cara
makan sambil duduk dianggap lebih panas dibandingkan cara makan sambil bediri.
18
2) Kebiasaan (falkways)
Kebiasaan adalah kegiatan atau perbuatan yang di ulang-ulang dalam bentuk yang
sama oleh orang banyak kerana disukai. Norma ini lebih kuat daya ikatnya dari pada
norma cara. Contohnya, kebiasaan salam bila bertemu.
3) Tata kelakuan (mores)
Tata kelakuan adalah kebiasaan yang di anggap sebagai norma pengatur. Sifat
norma ini disatu sisi sebagai pemaksa suatu perbuatan dan disisi lain sebagai suatu
larangan. Dengan demikian, tata kelakuan dapat menjadi acuan agar masyarakat
menyusuaikan diri dengan kelakuan yang ada serta meninggalkan perbuatan yang tidak
sesui dengan tata kelakuan.
d) Adat istiadat (custom)
Adat istiadat adalah kelakuan yang telah menyatu kuat dalam pola-pola perilaku
sebuah masyarakat.
4. Kehidupan Manusia dalam Berbangsa
Manusia disebut sebagai makhluk sosial, hal ini karena manusia mempunyai naluri untuk
hidup bersama dan membentuk kelompok-kelompok sosial sepanjang hidupnya. Menurut
para ahli sosiologi, dorongan manusia untuk hidup berkelompok bersumber dari faktor-faktor
sebagai berikut :
1) Common ancestry (satu garis keturunan nenek moyang)
2) Territory shared in common (wilayah yang sama)
3) Similar body characteristies (kesamaan karakteristik badan)
4) Common interest (kesamaan tujuan)
Faktor tersebut yang membentuk manusia menjadi kelompok-kelompok sosial dari yang
terkecil (suku-suku) sampai kelompok sosial yang membentuk organisasi modern yang
berbangsa-bangsa dan bernegara.
Manusia berinteraksi satu sama lainuntuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup sehari-
hari. Dalam proses interaksi itu, manusia membutuhkan aturan-aturan untuk mengatur
perilaku mereka secara berkelompok demi kelangsungan hidup. Oleh sebab itu, terbentuklah
suatu wadah organisasi dari kelompok sosial yang berpikiran modern untuk membentuk
suatu bangsa dalam suatu organisasi modern yang disebut Negara.Dalam mencapai tujuan
tersebut manusia yang telah membentuk suatu kelompok sosial iniyang didalamnya telah
dibuat suatu aturan atau pedoman yang diperkenalkan kepada masyarakat, dipahami yang
kemudian untuk ditaati dan akhirnya dihargai.Ketika aturan-aturan itu diwujudkan dalam
hubungan antar manusia, maka muncullah organisasi sosial yaitu suatu Negara.
19
Adapun Negara dalam pembahasan makalah ini adalah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berpegang teguh pada ideologi atau pandangan hidup yang sama yang disebut
Pancasila.
5. Arti Pentingnya Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Berbangsa dan Bernegara
Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia,
yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam
mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil
dan makmur.
Bahwasanya Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti
tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan
pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya,
sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari
kehidupan bangsa Indonesia.
Menyadari bahwa untuk kelestarian kemampuan dan kesaktian Pancasila itu, perlu
diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan dan pengamamalan nilai-nilai luhur
yang terkandung di dalamnya oleh setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara
negara serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun
di daerah.
1. Pengertian Pancasila
Pancasila artinya lima dasar atau lima asas yaitu nama dari dasar negara kita, Negara
Republik Indonesia. Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman Majapahit pada abad XIV
yang terdapat dalam buku Nagara Kertagama karangan Prapanca dan buku Sutasoma
karangan Tantular, dalam buku Sutasoma ini, selain mempunyai arti “Berbatu sendi yang
lima” (dari bahasa Sangsekerta) Pancasila juga mempunyai arti “Pelaksanaan kesusilaan
yang lima” (Pancasila Krama), yaitu sebagai berikut:
Tidak boleh melakukan kekerasan
Tidak boleh mencuri
Tidak boleh berjiwa dengki
Tidak boleh berbohong
Tidak boleh mabuk minuman keras / obat-obatan terlarang
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia ditetapkan pada tanggal 18 Agustus
1945.sebagai dasar negara maka nilai-nilai kehidupan bernegara dan pemerintahan sejak saat
itu haruslah berdasarkan pada Pancasila, namun berdasrkan kenyataan, nilai-nilai yang ada
20
dalam Pancasila tersebut telah dipraktikan oleh nenek moyang bangsa Indonesia dan kita
teruskan sampai sekarang.
Rumusan Pancasila yang dijadikan dasar negara Indonesia seperti tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 adalah:
Ketuhanan Yang Maha Esa
Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /
perwakilanKeadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia
Kelima sila tersebut sebagai satu kesatuan nilai kehidupan masyarakat Indonesia oleh
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dijadikan Dasar Negara Indonesia.
2. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
Dalam pengertian ini, Pancasila disebut juga way of life, weltanschaung,
wereldbeschouwing, wereld en levens beschouwing, pandangan dunia, pandangan hidup,
pegangan hidup dan petunjuk hidup.Dalam hal ini Pancasila digunakan sebagai petunjuk arah
semua semua kegiatan atau aktivitas hidup dan kehidupan dalam segala bidang.Hal ini berarti
bahwa semua tingkah laku dan tindakn pembuatan setiap manusia Indonesia harus dijiwai
dan merupakan pencatatan dari semua sila Pancasila.Hal ini karena Pancasila
Weltanschauung merupakan suatu kesatuan, tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain,
keseluruhan sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan organis.
3. Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Pancasila sebagai falsafah negara (philosohische gronslag) dari negara, ideology negara,
dan staatside.Dalam hal ini Pancasila digunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan atau
penyenggaraan negara. Hal ini sesuai dengan bunyi pembukaan UUD 1945, yang dengan
jelas menyatakan “……..maka sisusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam
suatu udang-undang dasar negara Indonesia yang terbentuk dalam suat susunan negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada…..”
Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara Indonesia mempunyai beberapa
fungsi pokok, yaitu:
Pancsila dasar negara sesuai dengan pembukaan UUD 1945 dan yang pada
hakikatnya adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib
hukum. Hal ini tentang tertuang dalam ketetapan MRP No. XX/MPRS/1966 dan
21
ketetapan MPR No. V/MP/1973 serta ketetapan No. IX/MPR/1978. merupakan
pengertian yuridis ketatanegaraan
Pancasila sebagai pengatur hidup kemasyarakatan pada umumnya (merupakan
pengertian Pancasila yang bersifat sosiologis)
Pancasila sebagai pengatur tingkah laku pribadi dan cara-cara dalam mencari
kebenaran (merupakan pengertian Pancasila yang bersifat etis dan filosofis)
4. Sila – Sila Pancasila
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan oleh karenanya manuasia percaya dan taqwa terhadap Tuhan YME sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
b. Sila kemanusian Yang Adil dan Beradab
Kemanusiaan yang adil dan beradab menunjang tinggi nilai-nilai kemanusiaan, gemar
melakukan kegiatan –kegiatan kemanusiaan, dan berani membela kebenaran dan keadilan.
Sadar bahwa manusia adalah sederajat, maka bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai
bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkanlah sikap hormat dan bekerja
sama dengan bangsa –bangsa lain.
c. Sila Persatuan Indonesia
Dengan sila persatuan Indonesia, manusia Indonesia menempatkan persatuan, kesatuan,
serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan
golongan.Persatuan dikembangkan atas dasar Bhineka Tunggal Ika, dengan memajukan
pergaulan demi kesatuan dan persatuan bangsa.
d. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan
Manusia Indonesia menghayati dan menjungjung tinggi setiap hasil keputusan
musyawarah, karena itu semua pihak yang bersangkutan harus menerimannya dan
melaksanakannya dengan itikad baik dan penuh rasa tanggung jawab.Disini kepentingan
bersamalah yang diutamakan di atas kepentingan pribadi atau golongan.Pembicaraan dalam
musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur.Keputusan-keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjungjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-
nilai kebenaran dan keadilan.
22
Dalam melaksanakan permusyawaratan, kepercayaan diberikan kepada wakil-wakil yang
dipercayanya.
e. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, manusia Indonesia menyadari
hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Dalam rangka ini dikembangkan perbuatannya yang luhur yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong royong.
Untuk itu dikembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga kesinambungan antara hak
dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
23
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Secara keilmuan, Tuhan tak pernah dan tak mungkin menjadi objek kajian ilmu, karena
kajian ilmu selalu parsial, terukur, terbatas dan dapat diuji secara berulang-ulang pada
lapangan atau laboratorium percobaan keilmuan.Tuhan itu dhahir sekaligus
batin.pengetahuan terbaik tentang Tuhan adalah memahami dia adalah sesuatu yang tidak
dapat dijangkau oleh pikiran. Akan tetapi biarpun tidak dapat dibuktikan keberadaan-Nya
perasaan akan ada Tuhan tidak sebatas pada ciptaan-Nya saja melainkan pada perasaan
manusia itu sendiri, bahwa manusia secara fitrah membutuhkan suatu kuasa yang mampu
memberikan kesan damai untuk mengadukan segala permasalahan yang tidak dapat
dilakukan oleh suatu makhluk.
Adapun manusia hidup di dunia adalah untuk menjadi hamba Tuhan untuk menjadi khalifah
dan untuk beribadah kepada Allah SWT dengan mengaplikasikan dalam bentuk menjalankan
perintah-Nya dan menjaga hubungan dengan sesama manusia baik secara bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
B. SARAN
Sebagai Makhluk yang diberikan akal dan pikiran, sudah tentunya manusia untuk selalu
berfikir dan penuh tanda tanya. Akan tetapi segala sesuatu yang tidak bisa diteliti dengan
akal tentunya tidak dapat terjangkau apabila objek penelitiannya berupa hal yang diluar akal
seperti dzat Tuhan, karena dzat Tuhan itu melampaui jangkauan akal.Tetapi kita sebagai
manusia diberikan pikiran untuk memikirkan dan berfikir serta merasakan dengan hati bahwa
secara logika kalau ada sesuatu pasti ada yang menciptakan sesuatu tersebut.
24
DAFTAR PUSTAKA
Al-‘Akkad, Abbas Mahmud. “KetuhananSepanjangAjaran Agama-Agama
danPemikiranManusia”.Jakarta: BulanBintang.1981.
C.S.T. Kansil. “PancasiladanUndang-UndangDasar 1945”. Jakarta: PradnyaPramita, 1992.
A.A. Sitompul.“ManusiadanBudaya”. Jakarta: GunungMulia, 1993
PangeranAlhaj S.T.S, Surya PartiaUsman. “MateriPokokPendekatanPancasila”. Jakarta;
Universitas Terbuka Depdikbud.1995.
AbuddinNata, “AL-Qur’an danHadits” (DirasahIslamiyah), Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada,
1998
Salam, H. Burhanuddin, 1998. FilsafatPancasilaisme. Jakarta: RinekaCipta
SarlitoWirawanSarwono. “Psikologisosial: psikologikelompokdanpsikologiterapan”Jakarta: PT.
BalaiPusta, 1999.
Armstrong, Karen.“SejarahTuhan: KisahPencarianTuhan yang Dilakukanoleh orang-orang
Yahudi, Kristen, dan Islam Selama 4.000 Tahun”. Bandung: Mizan.2001.
Asy’arie, Musa.“FilsafatIslam”.Yogyakarta: LESFI.2002.
Gea, Antonius Atoshoki, Noor Rachmat, danAntoninaPancaYuniwulandari.
“RelasidenganTuhan”. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo, 2006.
Budiaman, Arie, Ahmad JauharArief, danEdyNasriady Sambas.
“MembacaGerakAlamSemestaMengenaliJejak Sang Pencipta”.Ed. NanikSupriyanti.
Jakarta: Lipi Press, 2007.
Hatimah, I. dkk.“PembelajaranBerwawasanKemasyaraktan”. Jakarta :Universitas Terbuka.
2010.
Herimanto, Winarto.“IlmuSosial&BudayaDasar”. Jakarta: BumiAksara.2012.