Hakikat manusia dalam konsep kehidupan

24
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kehadiran manusia tidak terlepas dari asal-usul kehidupan di alam semesta.Manusia secara hakikat adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.Pada diri manusia terdapat perpaduan antara sifat ketuhanan dan sifat kemakhlukan.Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, manusia memiliki tugas tertentu dalam menjalankan suatu kehidupan di dunia ini.Untuk menjalankan suatu tugas, manusia dikaruniakan akal dan pikiran. Akal dan pikiran tersebut yang akan menuntun manusia dalam menjalankan suatu peran di dunia ini. Dalam hidup di dunia, manusia diberi tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Tuhan di muka bumi, untuk mengelola dan memelihara alam. Dengan membahas manusia, mengingat bahwa manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lain. Manusia mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan, dan kita bisa memilih perbuatan mana yang baik ( positif ) atau buruk (negatif ) untuk diri pribadi. Pengertian manusia secara umum adalah manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial. Karena bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia perlu bantuan dari orang lain. Pada manusia terdapat suatu perasaan yang sudah ada secara fitrah/ alami, yaitu perasaan tentang ada suatu kuasa dan kekuatan Tuhan, Perasaan ini fitrah manusia, tetapi demikian keyakinan dan bukti manusia meyakini Tuhan terkadang melalui gambaran dan khayalan pikiran manusia dengan mewujudkan bentuk Tuhan (orang-orang non muslim), atau hanya sebatas meyakini dengan sepenuh hati bahwa Tuhan itu ada tanpa mengambil satu bentuk pun wujud Tuhan, yang secara inti manusia meyakini bahwa Tuhan itu ada dan alam semesta ini pasti ada yang menciptakan. Salah satu buktinya bahwa ada perasaan bertuhan ini, jika seseorang tertimpa sesuatu penyakit yang sukar diobati hingga sudah habis usaha yang dapat dilakukan, dia akan mengeluh, "kalaulah ada suatu kuasa yang menolong aku". Keluhan itu menunjukkan dia percaya adanya suatu 'kuasa' yang ghaib.Itulah rasa ketuhanan. Sehingga berdasarkan latar belakang di atas, manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial, dan makhluk yang bertuhan. Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis mencoba mengangkat permasalahan inidalam suatu bentuk penulisan makalah yang berjudul Manusia dalam Konsep Kehidupan”

Transcript of Hakikat manusia dalam konsep kehidupan

Page 1: Hakikat manusia dalam konsep kehidupan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Kehadiran manusia tidak terlepas dari asal-usul kehidupan di alam semesta.Manusia

secara hakikat adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.Pada diri manusia terdapat

perpaduan antara sifat ketuhanan dan sifat kemakhlukan.Sebagai makhluk ciptaan Tuhan,

manusia memiliki tugas tertentu dalam menjalankan suatu kehidupan di dunia ini.Untuk

menjalankan suatu tugas, manusia dikaruniakan akal dan pikiran. Akal dan pikiran tersebut yang

akan menuntun manusia dalam menjalankan suatu peran di dunia ini. Dalam hidup di dunia,

manusia diberi tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Tuhan di muka bumi, untuk

mengelola dan memelihara alam.

Dengan membahas manusia, mengingat bahwa manusia merupakan makhluk ciptaan

Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lain. Manusia mempunyai akal dan

pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang

boleh dan tidak boleh dilakukan, dan kita bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau

buruk (negatif) untuk diri pribadi. Pengertian manusia secara umum adalah manusia sebagai

makhluk pribadi dan makhluk sosial. Karena bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia perlu

bantuan dari orang lain.

Pada manusia terdapat suatu perasaan yang sudah ada secara fitrah/ alami, yaitu perasaan

tentang ada suatu kuasa dan kekuatan Tuhan, Perasaan ini fitrah manusia, tetapi demikian

keyakinan dan bukti manusia meyakini Tuhan terkadang melalui gambaran dan khayalan pikiran

manusia dengan mewujudkan bentuk Tuhan (orang-orang non muslim), atau hanya sebatas

meyakini dengan sepenuh hati bahwa Tuhan itu ada tanpa mengambil satu bentuk pun wujud

Tuhan, yang secara inti manusia meyakini bahwa Tuhan itu ada dan alam semesta ini pasti ada

yang menciptakan.

Salah satu buktinya bahwa ada perasaan bertuhan ini, jika seseorang tertimpa sesuatu

penyakit yang sukar diobati hingga sudah habis usaha yang dapat dilakukan, dia akan mengeluh,

"kalaulah ada suatu kuasa yang menolong aku". Keluhan itu menunjukkan dia percaya adanya

suatu 'kuasa' yang ghaib.Itulah rasa ketuhanan. Sehingga berdasarkan latar belakang di atas,

manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial, dan makhluk yang bertuhan.

Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis mencoba mengangkat permasalahan inidalam

suatu bentuk penulisan makalah yang berjudul“Manusia dalam Konsep Kehidupan”

Page 2: Hakikat manusia dalam konsep kehidupan

2

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan Masalah dalam Penulisan Makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Seperti Apakah Manusia Sebagai Makhluk Yang Bertuhan ?

2. Apakah Tujuan dari Penciptaan Manusia ?

3. Bagaimanakah fungsi dan peran Manusia ?

C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENULISAN

1. Tujuan Penulisan

Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan Makalah ini yaitu:

a. Untuk mengetahui Bagaimakah Manusia dalam Konsep Kehidupan”

b. Sebagai Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Filsafat Ilmu di Universitas Sultan

Ageung Tirtayasa Program Pasca Sarjana Prodi Teknologi Pembelajaran

2. Kegunaan Penulisan

a. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam memperluas wawasan

dalam menerapkan teori-teori yang penulis peroleh selama perkuliahan dan bagi

pengembangan Mata Kuliah Filsafat Ilmu terutama dengan judul “Manusia dalam

Konsep Kehidupan”

b. Secara praktis

1. Diharapkan hasil penulisan makalah ini akan memberikan informasi yang cukup

penting untuk dijadikan masukan dalam nilai-nilai kehidupan manusia dalam berilmu.

2. Sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

D. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan

kegunaan penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II PEMBAHASAN

Menguraikan tentang gambaran permasalahan yang dibahas.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

Menguraikan tentang rumusan kesimpulan hasil penelitian dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

Page 3: Hakikat manusia dalam konsep kehidupan

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. MANUSIA MAKHLUK BERTUHAN

Sudah menjadi fitrah manusia, manakala seseorang mendapati kesulitan dalam

menyelesaikan masalah-masalah kehidupan, seseorang mengandaikan adanya kekuatan lain

diluar dirinya untuk membantu menyelesaikan problematika tersebut. Ini artinya manusia secara

naluri membutuhkan sesuatu yang lain yang dapat mengatasi dan melampaui batas-batas

kelemahan dan keterbatasan manusia. Dengan demikian tuhan “dihadirkan” dalam kehidupan

dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia yang terbatas. Semakin banyak

kesadaran akan kelemahan diri, maka semakin seseorang butuh terhadap tuhan, semakin tinggi

pula ketergantungan terhadap tuhan.

Secara keilmuan, Tuhan tak pernah dan tak mungkin menjadi objek kajian ilmu, karena

kajian ilmu selalu parsial, terukur, terbatas dan dapat diuji secara berulang-ulang pada lapangan

atau laboratorium percobaan keilmuan. Dengan demikian, kehendak untuk membuktikan adanya

Tuhan melalui pendekatan ilmu, akan mengalami kegagalan, karena sudah sejak dari awal tidak

benar secara metodologis. Jika ilmu tidak bisa menghadirkan Tuhan dalam laboratoruium untuk

diujicobakan, bukan berarti Tuhan lantas tidak ada, karena yang terjadi adalah kesalahan pada

pendekatan metodologisnya. Oleh karena itu, dalam filsafat hakikat Tuhan telah menjadi bahan

perenungan yang sangat intens, sejak Yunani kuno bahkan hingga sampai saat ini.

Pada umumnya, manusia mengambil keyakinan mereka dari orang disekelilling tempat

mereka hidup.Ia mengimani apa yang mereka imani. Ada kelompok yang mau menerima hanya

karena apa yang bisa memuaskan akalnya, dan bisa menenangkan hatinya. Mereka mengkaji

secara bebas dan percaya berdasarkan kepastian.

B. PANDANGAN FILOSOF TENTANG TUHAN

1. Menurut Para Filosof Muslim

a. Al-Kindi

Al-kindi menyifati Allah dengan istilah kebenaran (al-Haqq) yang menjadi tujuan pemikiran

filsafat manusia. Maka satu yang benar (al-Wahid al-Haqq) adalah yang pertama, sang

pencipta, sang pemberi rizki, atas semua ciptaa-Nya dan sebagainya. “Tuhan adalah yang

benar ia tinggi dapat disifati hanya dengan sebutan-sebutan negatif”.Ia bukan materi, tak

berbentuk, tak berkualitas, tak berhubungan juga Ia tak disifati dengan ciri-ciri yang ada (Al-

Ma’qulat).Ia tak berjenis, tak terbagi, dan tak berkejadian. Ia abadi.

Page 4: Hakikat manusia dalam konsep kehidupan

4

b.Al-Farabi

Menurut Al-Farabi, Tuhan dapat diketahui dan tidak dapat diketahui. Tuhan itu dhahir

sekaligus batin.pengetahuan terbaik tentang Tuhan adalah memahami dia adalah sesuatu

yang tidak dapat dijangkau oleh pikiran.Manusia tidak dapat mengetahui Tuhan karena

kapasitas intelektualnya terbatas.Sedangkan Tuhan adalah substansi yang tidak terbatas.

c.Ibnu Sina

Menurut Ibnu Sina, Tuhan identik dengan keberadaan-Nya yang mesti. Tuhan unik dalam

arti Dia adalah kemaujudan yang mesti, segala sesuatu selain Dia bergantung kepada diri-

Nya dan keberadaan Mankhluk bergantung kepada Tuhan.Kemaujudan yang mesti itu

jumlahnya harus satu. Walaupun di dalam kemaujudan ini tidak boleh terdapat kelipatan

sifat-sifat-Nya tetapi Tuhan memiliki esensi lain, tak ada atribut lain kecuali Dia itu ada dan

mesti ada.

d.Ibnu Rusyd

Menurut Ibnu Rusyd pembuktian Tuhan tertumpu pada prinsip, pertama, semua

kemaujudansesuai dengan kemaujudan manusia (dalil inayah) bahwa kesesuaian ini

dikarenakan tidak terjadi dengan sendiri.Kedua, segala sesuatu diciptakan untuk kepentingan

manusia, bintang-gemintang bersinar di malam hari agar bisa menjadi penuntun bagi

manusia (dalil ikhtira’). Tindakan Tuhan bisa diringkas menjadi lima tindakan utama yakni:

pencipta, mengutus Nabi-nabi, menetapkan takdir, membangkitkan kembali, dan mengadili.

Hal ini membuktikan eksistensi sang pencipta yang bijak.

2. Menurut Para Filisof Barat

a.Loyd Morgan

Menurut Loyd Morgan, perpindahan dari sederhana kepada susunan tidak cukup untuk

menafsirkan timbulnya hidup selama dalam susunan itu tidak ada sesuatu yang baru. Ia juga

mengatakan adanya ciri-ciri khas kejiwaan atau ciri-ciri khas pada kehidupan pada benda

sejak zaman dahulu. Penyusunan ini berturut-turut, dimana ciri-ciri khas kejiwaan nampak

sesudah tersimpan sebelumnya dalam keadaan tunggal dan sederhana, seperti piramid yang

melebar pada bagian bawahnya dan meruncing pada bagian atasnya, jadi benda adalah

bagian dasar piramid dan akal adalah bagian atas piramid dan kedunya saling melengkapi.

Bagi Morgan, hukum susunan dan pilihan tidak oleh perkembangan evolusik cukup untuk

melepaskan dari Inayah Tuhan pada akhirnya.

Page 5: Hakikat manusia dalam konsep kehidupan

5

b.Samuel Alexander

Alexander menerapkan hukum-hukumaliran evolusi pada Tuhan.Ia mengumpulkan antara

teori evolusi dengan aliran hegel. Menurutnya Tuhan adalah tingkatan teladan (idealist) maka

alam semesta bergerak untuk mengeluarkan Dia dari lipatan-lipatan-Nya(persembunyian-

Nya).

c. Marshall Christian Simtus

Menurut Marshall, Tuhan itu bertempat, dimana tanpa tempat tersebut hakekat bagi alam

semesta ini tidak terwujud. Yang menetapkan terbaik DIA dan menyertai peningkatan

diantara keseluruhan yang mungkin ketika IA menjadi peristiwa nyata, yang mengeluarkan

suatu peristiwa yang satu itu dari kumpulan peristiwa yang banyak adalah Allah.Yang

mengadakan perimbangan terhadap-Nya dan menyertai peningkatan-Nya dari suatu

penyusunan yang sempurna kepada yang lebih sempurna lagi yaitu Tuhan.Akan tetapi Tuhan

dalam wujud organisme yang besar itu hanya menguasai perubahan dan perimbangan

didalamnya menurut cara penguasaan otak dari bangunan yang hidup. Ia menghendaki dan

berbuat akan tetapi tidak menginginkan semua yang dikehendaki-Nya.

d. Nietche

Bagi Nietche,” Tuhan telah mati”, dan bahwa keberanian itulah agama yang seharusnya

dipeluk oleh setiap orang yang berhak (pantas) hidup, karena keberanian adalah tingkah laku,

atau akidah, yang paling diperlukan oleh jiwa dalam suatu yang kosong dari Tuhan. Menurut

Nietche, alam sebagai suatu kekuatan, tidak mungkin dibayangkan tanpa batas, karena

pikiran tentang kekuatan yang tidak ada batasnya berlawan pikiran tentang kekuatan itu

sendiri dalam arti yang sebenarnya. Maka dunia kehilangan cara-cara pembaharuan yang

abadi, dan perkara-perkara wujud berulang-ulang didalamnya dan akan selalu berulang-ulang

tanpa kesudahan.

e. Hartman

Bagi Hartman, Tuhan bukanlah suatu Zat, dan bahwa Ia tidak merasakan diri-Nya sendiri

atau yang memiliki “Aku” yang menjelma pada wujud, karena Zat (pribadi) “Aku” adalah

perkara yang paling jauh dari kesucian Tuhan. Akan tetapi semesta ini adalah pikiran dan

kemauan, dan keduanya ini mengimbangi Tuhan Cahaya dan Tuhan kegelapan bagi orang

Majusi. Menurutnya, kemauan mempunyai kesengajaan tanpa mempunyai kesadaran dan

perasaan terhadap apa yang disengajakannya, karena naluri kehewanan, sebagai akibat bagi

Page 6: Hakikat manusia dalam konsep kehidupan

6

kitadari kemauan, bermaksud kapada sesuatu tujuan, tapi tidak menyadari apa yang

dimaksudkannya itu.

C. PENGERTIAN MANUSIA

Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Tuhan Yang

Maha Esa.Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas

mereka sebagai khalifah di muka bumi ini.Membicarakan tentang manusia dalam pandangan

ilmu pengetahuan sangat bergantung pada metodologi yang digunakan dan terhadap filosofis

yang mendasari.

Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai makhluk berkeinginan

(homo volens). Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang memiliki perilaku interaksi

antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan sosial (superego).Di dalam diri manusia

tedapat unsur animal (hewani), rasional (akali), dan moral (nilai).

Para penganut teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homo mehanibcus (manusia

mesin).Behavior lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (aliran yang menganalisa jiwa

manusia berdasarkan laporan subjektif dan psikoanalisisatau aliran yang berbicara tentang

alam bawah sadar yang tidak nampak).Behavior yang menganalisis prilaku yang nampak saja.

Menurut aliran ini segala tingkah laku manusia terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran

terhadap suatu lingkungan, dan tidak disebabkan aspek.

Para penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia berpikir).

Menurut aliran ini manusia tidak di pandang lagi sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif

pada lingkungan tertentu, makhluk yang selalu berfikir.Penganut teori kognitif mengecam

pendapat yang cenderung menganggap pikiran itu tidak nyata karena tampak tidak

mempengaruhi peristiwa. Padahal berpikir , memutuskan, menyatakan, memahami, dan

sebagainya adalah fakta kehidupan manusia.

Menurut pandangan Islam, dalam Al-Quran istilah manusia ditemukan 3 kosakata yang

berbeda dengan makna manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar,

insan dan an-nas.

Kata basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali salah satunya pada surat Al-Kahfi

:“innama anaa basyarun mitlukum”yang artinya (sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia

seperti kamu). Kata basyar selalu dihubungkan pada sifat-sifat biologis, seperti asalnya dari

tanah liat, atau lempung kering (al-hijr : 33 ; al-ruum : 20), manusia makan dan minum (al-

mu’minuun : 33).

Page 7: Hakikat manusia dalam konsep kehidupan

7

Kata insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya pada surat Al-Alaq :

5, yaitu “allamal insaana maa lam ya’lam” (dia mengajarkan manusia apa yang tidak

diketahuinya). Konsep islam selalu dihubungkan pada sifat psikologis atau spiritual manusia

sebagai makhluk yang berpikir, diberi ilmu, dan memikul amanah (al-ahzar : 72). Insan adalah

makhluk yang menjadi (becoming) dan terus bergerak maju ke arah kesempurnaan.

Kata An-Nas disebut sebanyak 240 kali, seperti pada surat Al-Zumar : 27 “walakad

dlarabna linnaasi fii haadzal quraani min kulli matsal” (sesungguhnya telah kami buatkan bagi

manusia dalam al-quran ini setiap macam perumpamaan). Konsep An-Nas menunjuk pada

semua manusia sebagai makhluk sosial atau secara kolektif.

Dengan demikian Al-Quran memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis,

dan sosial. Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk sosial yang tidak biasa hidup

tanpa bantuan orang lain dan atau makhluk lain.

D. TEORI PENCIPTAAN MANUSIA

Jika kita berdebat tentang asal mula manusia, maka yang terpikir pertama kali dipikiran

adalah teori evolusi Charles Darwin. Dalam teori evolusi Charles Darwin dijelaskan bahwa

manusia pertama adalah kera, sedangkan dalam kitab suci umat Islam yaitu Al-Qur'an, dijelaskan

bahwa manusia pertama adalah Nabi adam a.s. Namun, hingga saat ini para ilmuwan masih terus

mencari bukti untuk memastikan asal mula manusia.

1. Teori Asal Mula Manusia menurut Charles Darwin

Pernyataan Darwin mendukung bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis

makhluk yang mirip kera. Selama proses evolusi tanpa bukti ini yang diduga telah dimulai

dari 5 atau 6 juta tahun yang lalu, dinyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan

antara manusia modern dan nenek moyangnya. Ditetapkanlah empat kelompok dasar

sebagai berikut di bawah ini :

a. Australophithecines

b. Homo habilis

c. Homo erectus

d. Homo sapiens

Genus yang dianggap sebagai nenek moyang manusia yang mirip kera tersebut oleh

evolusionis digolongkan sebagai Australopithecus, yang berarti "kera dari

selatan".Australophitecus, yang tidak lain adalah jenis kera purba yang telah punah,

ditemukan dalam berbagai bentuk. Beberapa dari mereka lebih besar, kuat dan tegap,

sementara yang lain lebih kecil, rapuh dan lemah. Dengan menjabarkan hubungan dalam

rantai tersebut sebagai "Australopithecus > Homo Habilis> Homo erectus > Homo

Page 8: Hakikat manusia dalam konsep kehidupan

8

sapiens," evolusionis secara tidak langsung menyatakan bahwa setiap jenis ini adalah nenek

moyang jenis selanjutnya.

2. Asal Mula Manusia berdasarkan Al-Qur'an (Nabi Adam a.s)

Berdasarkan pandangan Agama Islam dalam Al-Quran, Ketika Allah SWT

merencanakan penciptaan manusia, ketika Allah mulai membuat “cerita” tentang asal-usul

manusia, Malaikat Jibril seolah khawatir karena takut manusia akan berbuat kerusakan di

muka bumi. Di dalam Al-Quran, kejadian itu diabadikan pada QS. Al Hijr: 28-29yang

artinya :

"...Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari

lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah

kamu kepadanya dengan bersujud" (QS. Al Hijr: 28-29).

Firman inilah yang membuat malaikat bersujud kepada manusia, sementara iblis

tetap dalam kesombongannya dengan tidak melaksanakan firman Allah.Inilah dosa yang

pertama kali dilakukan oleh makhluk Allah yaitu kesombongan.Karena kesombongan

tersebut Iblis menjadi makhluk paling celaka dan sudah dipastikan masuk neraka.Kemudian

Allah menciptakan Hawa perempuan pertama sebagai teman hidup Adam.

Allah berpesan pada Adam dan Hawa untuk tidak mendekati salah satu buah di

surga, namun Iblis menggoda mereka sehingga terjebaklah Adam dan Hawa dalam kondisi

yang menakutkan.Allah menghukum Adam dan Hawa sehingga diturunkan kebumi dan

pada akhirnya Adam dan Hawa bertaubat.Taubat mereka diterima oleh Allah, namun Adam

dan Hawa menetap dibumi.Baca Surat Al-Baqarah Ayat 33-39.

Adam adalah ciptaan Allah yang memiliki akal sehingga memiliki kecerdasan, bisa

menerima ilmu pengetahuan dan bisa mengatur kehidupan sendiri.Inilah keunikan manusia

yang Allah ciptakan untuk menjadi penguasa didunia, untuk menghuni dan memelihara

bumi yang Allah ciptakan.Dari Adam inilah cikal bakal manusia diseluruh permukaan

bumi.Melalui pernikahannya dengan Hawa, Adam melahirkan keturunan yang menyebar ke

berbagai benua diseluruh penjuru bumi; menempati lembah, gunung, gurun pasir dan

wilayah lainnya diseluruh penjuru bumi. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT yang

berbunyi:

"...Dan sesungguhnya Kami muliakan anak-anak Adam; Kami angkut mereka

didaratan dan di lautan; Kami berikan mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyak makhluk yang telah Kami ciptakan."(QS. al-Isra' [17]: 70)

Page 9: Hakikat manusia dalam konsep kehidupan

9

Demikianlah dua pendapat tentang asal mula manusia. Tentang siapa sebenarnya

manusia pertama di bumi, sebagai seorang muslim tentu dengan berpedoman kepada Kitab

Suci Al-Quran lebih memilih bahwa Adam a.s adalah manusia pertama sesuai dengan apa

yang ada dalam Al-Quran. Adapun perdebatan yang terjadi sampai saat ini tergantung dari

keyakinan dan kepercayaan yang dimiliki seseorang.

E. TUJUAN PENCIPTAAN MANUSIA

Tujuan penciptaan manusia adalah menyembah kepada sang pencipta yaitu Allah Tuhan

Yang Maha Esa. Pengertian penyembahan kepada Allah tidak bisa diartikan secara sempit,

dengan hanya membayangkan aspek ritual yang tercermin dalam shalat saja. Penyembahan

berarti ketundukan manusia dalam hukum Allah dalam menjalankan kehidupan di muka bumi,

baik yang menyangkut hubungan manusia dengan tuhan maupun manusia dengan manusia.Oleh

karena penyembahan harus dilakukan secara sukarela, karena Allah tidak membutuhkan

sedikitpun pada manusia akan tetapi sebaliknya.

Penyembahan yang sempurna dari seorang manusia adalah akan menjadikan seseorang

sebagai khalifah Allah di muka bumi dalam mengelola alam semesta. Keseimbangan pada

kehidupan manusia dapat terjaga dengan hukum-hukum kemanusiaan yang telah Allah ciptakan.

Sifat hubungan antara manusia dengan Allah SWT dalam ajaran Islam bersifat timbal-balik,

yaitu bahwa manusia melakukan hubungan dengan Tuhan dan Tuhan juga melakukan hubungan

dengan manusia.Tujuan hubungan manusia dengan Allah adalah dalam rangka pengabdian atau

ibadah. Dengan kata lain, tugas manusia di dunia ini adalah beribadah, sebagaimana firman

Allah swt dalam Al-Quran surat Adz-Dzariat ayat 56:

نس إل ليعبدون﴿وما خلقت ﴾٦٥الجن والArtinya:

“Dan tidak aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah kepada ku.”

Berdasarkan kutipan ayat tersebut di atas, bahwasanya manusia diciptakan oleh Allah

SWT adalah untuk beribadah dan menyembah-Nya.Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa

manusia itu memiliki kewajiban hidup di dunia dan manusia itu ada yang menciptakan dan

memiliki pencipta yaitu Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.

F. FUNGSI DAN PERAN MANUSIA

Berpedoman pada Al-Quran surah al-baqarah ayat 30-36, status dasar manusia yang

mempelopori oleh adam AS adalah sebagai khalifah. Jika khalifah diartikan sebagai penerus

ajaran Allah maka peran yang dilakukan adalah penerus pelaku ajaran Allah dan sekaligus

menjadi pelopor membudayakan ajaran Allah Swt.

Page 10: Hakikat manusia dalam konsep kehidupan

10

Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang ditetapkan oleh

Allah di antaranya adalah:

1. Belajar

2. Mengajarkan ilmu

3. Membudayakan ilmu

Oleh karena itu semua yang dilakukan harus untuk kebersamaan sesama ummat manusia

dan hamba Allah, serta pertanggungjawabannya pada 3 (tiga) instansi yaitu pada diri sendiri

(individu), pada masyarakat (sosial), dan pada Allah SWT.

Berdasarkan substansi yang dimiliki manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang

bersifat individu dan sosial (membutuhkan bantuan orang lain), serta makhluk yang memiliki

akal, dan pikiran yang mengatur nilai-nilai kesusilaan dengan kata lain manusia dikelompokkan

menjadi :

1. Manusia sebagai Makhluk Individu

Kata individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya

mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya

tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium

yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk

menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.

Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik

dan psikis, unsur raga dan jiwa.Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala

unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya.Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi

maka seseorang tidak disebut sebagai individu.Dalam diri individu ada unsur jasmani dan

rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.

Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang

persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan

tersendiri.Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor

genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan,

dibawa individu sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter

sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang

dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut

berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang.Istilah lingkungan

merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial.Ligkungan fisik seperti kondisi

alam sekitarnya.Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana seseorang individu

melakukan interaksi sosial.Manusia melakukan interaksi sosial dengan keluarga, dengan

teman, dan kelompok sosial yang lebih besar.

Page 11: Hakikat manusia dalam konsep kehidupan

11

Karakteristik yang khas dari seseorang dapat kita sebut dengan kepribadian.Setiap

orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor keturunan

(genotip)dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.

Individu dalam konsep sosiologi berarti manusia perorangan sebagai lawan dari

manusia berkelompok. Yang dimaksud manusia perorangan bukanlah perorangan dalam

jasmaniah tetapi dalam kerohaniannya .

Kehadiran individu dalam suatu masyarakat biasanya ditandai oleh perilaku individu

dalam suatu masyarakat biasanya ditandai oleh perilaku individu yang berusaha

menempatkan dirinya dihadapan individu-individu lainnya yang telah mempunyai pola

perilaku sesuai dengan norma-norma dan kebudayaan setempat merupakan bagiannya.

Individu akan berusaha menurut Koentjaraningrat unsur-unsur kepribadian meliputi

pengetahuan, perasaan, dan dorongan naluri.

Unsur dorongan naluri tidak kalah pentingnya untuk di pahami. Dorogan naluri

adalah sesuatu yang selalu ada pada setiap manusia atau dengan kata lain merupakan

sumber bahwa darilahir dengan tanpa memperoleh pengetahuan apapun sebelumnya. Ada

beberapa macam dorongan yang perlu diketahui yaitu :

1. Dorongan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.

2. Dorongan sex

3. Dorongan untuk mencari makan.

4. Dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain.Dorongan untuk meniru tingkah laku

sesamanya.

5. Dorongan untuk berbakti.

6. Dorongan akan keindahan.

2. Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Menurut kodratnya, Manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat,

selain itu juga diberikan akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan.Dalam

hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama

dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu

menampakan diri dalam berbagai bentuk, karena itu secara otomatis manusia akan selalu

bermasyarakat dari segi kehidupan.

Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada

dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga

tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.

Tanpa bantuan orang lain, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan

Page 12: Hakikat manusia dalam konsep kehidupan

12

bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara,

dan bisa mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki.

Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena

beberapa alasan, yaitu :

1. Karena manusia tunduk pada aturan yang berlaku.

2. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.

3. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.

4. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.

Ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah terdapat suatu bentuk

interaksi sosial didalam hubungan dengan makhluk sosial yang lain, yang dimaksud

adalah manusia satu dengan manusia yang lain. Secara garis besar faktor-faktor personal

yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :

1. Tekanan emosional. Ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu

sama lain.

2. Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia yang

direndahkan maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan orang

lain kondisi tersebut dimana orang yang direndahkan membutuhkan kasih sayang

orang lain atau dukungan moral untuk membentuk kondisi seperti semula.

3. Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang

sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi ayang harmonis.

a. Interaksi Sosial

Kata interaksi berasal dari kata inter dan action. Interaksi sosial adalah hubungan

timbal balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan

masyarakat.Interaksi adalah proses di mana orang-oarang berkomunikasi saling pengaruh

mempengaruhi dala pikiran danb tindakana. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam

kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain.

Interaksi sosial antar individu terjadi manakala dua orang bertemu, interaksi

dimulai: pada saat itu mereka saling menegeur, berjabat tangan, saling berbicara, atau

bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk

dari interaksi sosial.

Interaksi sosial terjadi dengan didasari oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1) Imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru.

2) Sugesti adalah suatu poroses di mana seorang individu menerima suatu cara

penglihatan atau peduman-pedoman tingkah laku orang lain tanpa dkritik

terlebih dahulu. Yang dimaksud sugesti di sini adalah pengaruh pysic, baik

Page 13: Hakikat manusia dalam konsep kehidupan

13

yang datang dari dirinya sendiri maupuhn dari orang lain, yang pada umumnya

diterima tanpa adanya kritik. Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya,

dengan interaksi sosial adalah hampir sama. Bedanya ialah bahwa imitasi orang

yang satu mengikuti salah satu dirinya, sedangkan pada sugesti seeorang

memberikan pandangan atau sikap dari dirinya, lalu diterima oleh orang lain di

luarnya.

3) Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identi (sama)

dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun batiniah.

4) Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain.

Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilain

perasaan seperti juga pada proses identifikasi.

b. Sosialisasi.

Peter Berger mendefinisikan sosialisasi sebagai suatu proses di mana seorang

anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat (Berger,

1978:116).

Salah satu teori peranan dikaitkan sosialisasi ialah teori George Herbert Mead.Dalkam

teorinya yang diuraikan dalam buku Mind, Self, and Society (1972). Mead menguraikan

tahap-tahap pengembangan secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat

lain, yaitu melalui beberapa tahap-tahap play stage, game sytage, dan tahap generalized

other.

Menurut Mead pada tahap pertama, play stage, seorang anak kecil mulai belajar

mengambil peranan orang-orang yang berada di sekitarnya.

Pada tahap game stage seorang anak tidak hanya telah mengetahui peranan yang

harus tetapi telah pula mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh orang lain dengan

siapa ia berinteraksi. Pada tahap ketiga sosialisasi, seseorang dianggap telah mampu

mengambil peran-peran yang dijalankan orang lain dalam masyarakat yaitu mampu

mengambil peran generalized others. Ia telah mampu berinteraksi denagn orang lain

dalam masyarakat karena telah memahami peranannya sendiri serta peranan orang-orang

lain dengan siapa ia berinteraksi.

Menurut Cooley konsep diri (self-concept) seseorang berkembang melalalui

interaksinya dengan orang lain. Diri yang berkembang melalui interaksi dengan orang

lain ini oleh Cooley diberi nama looking-glass self.

Cooley berpendapat looking-glass self terbentuk melalui tiga tahap. Tahap

pertama seseorang mempunyai persepsi mengenaoi pandangan orang lain terhadapnya.

Pada tahap berikut seseorang mempunyai persepsi mengenai penilain oreang lainterhadap

Page 14: Hakikat manusia dalam konsep kehidupan

14

penampilannya. Pada tahap ketiga seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang

dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya itu.

Pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi itu menurut Fuller and Jacobs

(1973:168-208) mengidentifikasikan agen sosialisasi utama: keluarga, kelompok

bermain, media massa, dan sistem pendidikan.

1. Keluarga

Keluarga adalah unit/satuan masyarakat terecil yang sekaligus merupakan suatu

kelompok kecil dalam masyarakat .Keluarga merupakan sebuah grup yang terbentuk dari

perhimpunan laki laki dan perempuan yang berlangsung lama untuk menciptakan dan

membesarkan anak anaknya.Jadi keluarga dalam bentuk yang murni merupakan suatu

kesatuan sosial yang terdiri dari suami istri dan anak anak yang belum dewasa.

Mengenai fungsi seksual dalam keluarga dapat di kemukakan bahwa, privilage seksual

yang diberikan kepada dua orang suami istri.Itu memperkokoh hubungan mereka didalam

keluarga keluarga inti terseut di dalam melaksanakan fungi seksual dalam keluarga, tiap

tiap masyarakat menyusun tata tertib berdasarkan atas nilai nilai sosial budaya dan faktor

kebtuhan biologis.

Untuk kegiatan hidupnya keluarga harus mengusahakan penghidupannya.Di dalam

masyarakat yang sederhana, pembagian kerja dalam kerjasama ekonomi dilakukan antara

anggota keluarga.Tugas anggota keluarga dan kerjasama ekonomi itu pada umumnya

saling melengkapi.dan pembagian tugas serta pekerjaan yang di lakukan oleh anggota

anggota keluarga seperti suami istri. Khususnya oleh para wanita pada umumnya lebih

banyak ditentukan oleh faktor kebudayaan dari pada kondisi fisik maupun psikologi.

Dorongan dasar dari manusia untuk melangsungkan kehidupan jenisnya

menimbulkan basic needs untuk menimbulkan daya tarik seks, percintaan, pengorbanan

menimbulkan seksual yang kemudian dapat menghasilkan keturunan.

Dari lingkungan keluarga tersebut anak belajar berbahasa, mengumpulkan pengertian

pengertian dan menggunakan nilai nilai kebudayaan yang berlaku. Dia akan dibebankan

dalam keluarga pada masa kanak kanak di sesuaikan dengan daya tangkap dan sifat sifat

emosionalnya.

2. Masyarakat

Menurut WJs. Poerwodarmato masyarakat adalah pergaulan hidup manusia dalam

suatu tempat dengan ikatan ikatan dan aturan tertentu. Sedangkan menurut linton,

masyarakat itu timbul dari setiap kumpulan individu individu yang telah cukup lama

hidup dan bekerja sama. Dalam wakatu yang lama itu kelompok manusia yang belum

Page 15: Hakikat manusia dalam konsep kehidupan

15

terorganisasi mengalami proses fundamental yaitu adaptasi dan organisasi dari tingkah

laku dari anggota anggota.

Dapat disimpulkn bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang telah lama

bertempat tinggal disuatau daerah tertentu dan mempunyai aturan yang mengatur tata

hidup mereka untuk menuju kepeda tujuan yang sama.

Unsur Unsur Terbentuknya Masyarakat :

1) Harus ada kelompok (perkumpulan) manusia dan harus bayak jumlahnya dan bukan

mengumpulkan binatang.

2) Telah berjalan dalam waktu yang lama dan bertempat tinggal dalam daerah tertentu.

3) Adanya aturan (undang undang) yang mengatur mereke bersama

Faktor Faktor Yang Mendorong Manusia Hidup Bersama :

1) Adanya dorongan seksual yaitu dorongan manusia untuk mengembangkan keturunan

atau jenisnya.

2) Adanya kenyataan bahwa manusia itu adalah seibu tidak bisa atau sebegai makhluk

lemah. Karena itu mendesak atau mencari kekuatan bersama yang terdapat dalam

perserikatan dengan orang lain sehingga mereka berlindung bersama sama dan

mengejar kebutuhan hidup sehari hari.

3) Adanya kesamaan keturunan, kesamaan teritorial, kesamaan nasib, kesamaan

keyakinan/cita cita serta kesamaan kebudayaan.

Jika pembagian kerja bertambah kompleks suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat

semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antar kelompok

masyarakat.

1) Kelompok primer

Adalah kelompok yang ditandai ciri ciri saling mengenal antar anggota anggotanya

serta kerja sama erat dan bersifat pribadi, sebagai salah satu hasil hubungan yang erat

dan bersifat pribadi adalah peleburan indiviu individu dalam suatu kelompok

sehingga tujujuan individu adalah tujuan kelompok.

2) Kelompok Sekunder

Adalah kelompok yang tidak saling mengenal dalam hubungan secara langsung.

3. Manusia dari segi Susiladan Norma-Norma

Aspek kehidupan susila adalah aspek ketiga setelah aspek individu dan sosial.Manusia

dapat menetapkan tingkah laku yang baik dan yang buruk karena hanya manusia yang dapat

menghayati norma-norma dalam kehidupannya.

Page 16: Hakikat manusia dalam konsep kehidupan

16

Dalam proses antar hubungan dan antaraksi itu, tiap-tiap pribadi membawa identitas dan

kepribadian masing-masing. Oleh karena itu, keadaan yang yang cukup bermacam-macam

akan terjadi berbagai konsekuensi tindakan-tindakan masing-masing pribadi.

Kehidupan manusia yang tidak dapat lepas dari orang lain, membuat orang harus

memiliki aturan-aturan norma. Aturan-aturantersebut dibuat untuk menjadikan manusia

menjadi lebih beradab. Menusia akan lebih menghargai nilai-nilai moral yang akan

membawa mereka menjadi lebih baik.

Selain aturan-aturan norma, manusia juga memerlukan pendidikan yang dapat digunakan

sebagai sarana mencapai kemakmuran dan kenyamanan hidup. Pendidikan dapat menjadikan

manusia seutuhnya.Dengan pendidikan, manusia dapat mengerti dan memahami makna

hidup dan penerapannya.

Melalui pendidikan kita harus mampu menciptakan manusia yang bersusila, karena hanya

dengan pendidikan kita dapat memanusiakan manusia.Melalui pendidikan pula manusia

dapat menjadi lebih baik daripada keadaan sebelumnya.Dengan pendidikan ini, manusia juga

dapat melaksanakan dengan baik norma-norma yang ada dalam suatu masyarakat. Manusia

akan mematuhi norma-norma yang ada dalam masyarakat jika diberikan pendidikan yang

tepat.

Dengan demikian, kelangsungan kehidupan masyarakat tersebut sangat tergantung pada

tepat tidaknya suatu pendidikan mendidik seorang manusia mentaati norma, nilai dan kaidah

masyarakat. Jika tidak maka manusia akan melakukan penyimpangan terhadap norma-norma

yang telah disepakati bersama oleh masyarakat.

Sebagai mahluk hidup yang berada di muka bumi ini keberadaan manusia adalah sebagai

mahluk individu dan mahluk sosial, dalam arti manusia senantiasa tergantung dan atau

berinteraksi dengan sesamanya. Dengan demikian, maka dalam kehidupan lingkungan sosial

manusia senantiasa terkait dengan interaksi antara individu manusia, interaksi antar

kelompok, kehidupan sosial manusia dengan lingkungan hidup dan alam sekitarnya, berbagai

proses sosial dan interaksi sosial, dan berbagai hal yang timbul akibat aktivitas manusia

seperti perubahan sosial.

Secara sosial sebenarnya manusia merupakan mahluk individu dan sosial yang

mempunyai kesempatan yang sama dalam berbagai hidup dan kehidupan dalam masyarakat.

Artinya setiap individu manusia memiliki hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dalam

menguasai sesuatu, misalnya bersekolah, melakukan pekerjaan, bertanggung jawab dalam

keluarga serta berbagai aktivitas ekonomi, politik dan bahkan beragama.

Namun demikian, kenyataannya setiap individu tidak dapat menguasai atau mempunyai

kesempatan yang sama. Akibatnya, masing-masing individu mempunyai peran dan

Page 17: Hakikat manusia dalam konsep kehidupan

17

kedudukan yang tidak sama atau berbeda. Banyak faktor yang menyebabkan itu bisa terjadi,

misalnya kondisi ekonomi (ada si miskin dan si kaya), sosial (warga biasa dengan pak RT,

dll), politik (aktivis partai dengan rakyat biasa), budaya (jago tari daerah dengan tidak)

bahkan individu atau sekelompok manusia itu sendiri. Dengan kata lain, stratifikasi sosial

mulai muncul dan tampak dalam kehidupan masyarakat tersebut.

Berbagai kelompok sosial tumbuh seiring dengan kebutuhan manusia untuk saling

berinteraksi.Dalam berbagai kelompok sosial ini, manusia membutuhkan norma-norma

pengaturannya.Terdapat norrma-norma sosial sebagai patokan untukbertingkah laku bagi

manusia di kelompoknya. Norma-norma tersebut ialah:

a. Norma agama atau religi, yaitu norma yang bersumber dari Tuhan yang diperuntukkan

bagi umat-Nya. Norma agama berisi perintah agar dipatuhi dan larangan agar dijauhi

umat beragama. Norma agama ada dalam ajaran-ajaran agama.

b. Norma kesusilaan atau moral, yaitu norma yang bersumber dari hati nurani manusia

untuk mengajak kepada kebaikan dan menjauhi keburukan. Norma moral bertujuan agar

manusia berbuat baik secara moral. Orang berkelakuan baik adalah orang yang bermoral,

sedangkan orang yang berkelakuan buruk adalah orang tidak bermoral atau amoral.

c. Norma kesopanan atau adat adalah norma yang bersumber dari masyarakat dan berlaku

terbatas pada lingkungan masyarakat yang bersangkutan. Norma ini di maksudkan untuk

menciptakan keharmonisan hubungan antarsesama.

d. Norma hukum, yaitu norma yang dibuat masyarakat secara remi (negara) yang

pemberlakuannya dapat dipaksakan. Norma hukum yang brsifat tertulis.

Selain itu, norma dapat dibedakan pula menjadi empat macam berdasarkan kekuatan

berlakunya dimasyarakat. Ada norma yang daya ikatnya sangat kuat, sedang, dan ada pula

norma yang daya ikatnya sangat lemah. Keempat jenis tersebut adalah cara (usage),

kebiasaan (folkways), tata kelakuan (mores), dan adat istiadat (costum).

1) Cara (usage)

Cara adalah bentuk kegiatan manusia yang daya ikatnya sangat lemah.Norma ini

lebih menonjol dalam hubungn antarindividu atau perorangan. Pelanggaran terhadap

norma ini tidak mengakibatkan hukuman yang berat, tetapi sekedar celaan. Contohnya

cara makan, ada yang makan sambil berdiri dan ada yang makan sambil duduk. Cara

makan sambil duduk dianggap lebih panas dibandingkan cara makan sambil bediri.

Page 18: Hakikat manusia dalam konsep kehidupan

18

2) Kebiasaan (falkways)

Kebiasaan adalah kegiatan atau perbuatan yang di ulang-ulang dalam bentuk yang

sama oleh orang banyak kerana disukai. Norma ini lebih kuat daya ikatnya dari pada

norma cara. Contohnya, kebiasaan salam bila bertemu.

3) Tata kelakuan (mores)

Tata kelakuan adalah kebiasaan yang di anggap sebagai norma pengatur. Sifat

norma ini disatu sisi sebagai pemaksa suatu perbuatan dan disisi lain sebagai suatu

larangan. Dengan demikian, tata kelakuan dapat menjadi acuan agar masyarakat

menyusuaikan diri dengan kelakuan yang ada serta meninggalkan perbuatan yang tidak

sesui dengan tata kelakuan.

d) Adat istiadat (custom)

Adat istiadat adalah kelakuan yang telah menyatu kuat dalam pola-pola perilaku

sebuah masyarakat.

4. Kehidupan Manusia dalam Berbangsa

Manusia disebut sebagai makhluk sosial, hal ini karena manusia mempunyai naluri untuk

hidup bersama dan membentuk kelompok-kelompok sosial sepanjang hidupnya. Menurut

para ahli sosiologi, dorongan manusia untuk hidup berkelompok bersumber dari faktor-faktor

sebagai berikut :

1) Common ancestry (satu garis keturunan nenek moyang)

2) Territory shared in common (wilayah yang sama)

3) Similar body characteristies (kesamaan karakteristik badan)

4) Common interest (kesamaan tujuan)

Faktor tersebut yang membentuk manusia menjadi kelompok-kelompok sosial dari yang

terkecil (suku-suku) sampai kelompok sosial yang membentuk organisasi modern yang

berbangsa-bangsa dan bernegara.

Manusia berinteraksi satu sama lainuntuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup sehari-

hari. Dalam proses interaksi itu, manusia membutuhkan aturan-aturan untuk mengatur

perilaku mereka secara berkelompok demi kelangsungan hidup. Oleh sebab itu, terbentuklah

suatu wadah organisasi dari kelompok sosial yang berpikiran modern untuk membentuk

suatu bangsa dalam suatu organisasi modern yang disebut Negara.Dalam mencapai tujuan

tersebut manusia yang telah membentuk suatu kelompok sosial iniyang didalamnya telah

dibuat suatu aturan atau pedoman yang diperkenalkan kepada masyarakat, dipahami yang

kemudian untuk ditaati dan akhirnya dihargai.Ketika aturan-aturan itu diwujudkan dalam

hubungan antar manusia, maka muncullah organisasi sosial yaitu suatu Negara.

Page 19: Hakikat manusia dalam konsep kehidupan

19

Adapun Negara dalam pembahasan makalah ini adalah Negara Kesatuan Republik

Indonesia yang berpegang teguh pada ideologi atau pandangan hidup yang sama yang disebut

Pancasila.

5. Arti Pentingnya Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Berbangsa dan Bernegara

Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia,

yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam

mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil

dan makmur.

Bahwasanya Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti

tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan

pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya,

sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari

kehidupan bangsa Indonesia.

Menyadari bahwa untuk kelestarian kemampuan dan kesaktian Pancasila itu, perlu

diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan dan pengamamalan nilai-nilai luhur

yang terkandung di dalamnya oleh setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara

negara serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun

di daerah.

1. Pengertian Pancasila

Pancasila artinya lima dasar atau lima asas yaitu nama dari dasar negara kita, Negara

Republik Indonesia. Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman Majapahit pada abad XIV

yang terdapat dalam buku Nagara Kertagama karangan Prapanca dan buku Sutasoma

karangan Tantular, dalam buku Sutasoma ini, selain mempunyai arti “Berbatu sendi yang

lima” (dari bahasa Sangsekerta) Pancasila juga mempunyai arti “Pelaksanaan kesusilaan

yang lima” (Pancasila Krama), yaitu sebagai berikut:

Tidak boleh melakukan kekerasan

Tidak boleh mencuri

Tidak boleh berjiwa dengki

Tidak boleh berbohong

Tidak boleh mabuk minuman keras / obat-obatan terlarang

Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia ditetapkan pada tanggal 18 Agustus

1945.sebagai dasar negara maka nilai-nilai kehidupan bernegara dan pemerintahan sejak saat

itu haruslah berdasarkan pada Pancasila, namun berdasrkan kenyataan, nilai-nilai yang ada

Page 20: Hakikat manusia dalam konsep kehidupan

20

dalam Pancasila tersebut telah dipraktikan oleh nenek moyang bangsa Indonesia dan kita

teruskan sampai sekarang.

Rumusan Pancasila yang dijadikan dasar negara Indonesia seperti tercantum dalam

pembukaan UUD 1945 adalah:

Ketuhanan Yang Maha Esa

Kemanusiaan yang adil dan beradab

Persatuan Indonesia

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /

perwakilanKeadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia

Kelima sila tersebut sebagai satu kesatuan nilai kehidupan masyarakat Indonesia oleh

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dijadikan Dasar Negara Indonesia.

2. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Dalam pengertian ini, Pancasila disebut juga way of life, weltanschaung,

wereldbeschouwing, wereld en levens beschouwing, pandangan dunia, pandangan hidup,

pegangan hidup dan petunjuk hidup.Dalam hal ini Pancasila digunakan sebagai petunjuk arah

semua semua kegiatan atau aktivitas hidup dan kehidupan dalam segala bidang.Hal ini berarti

bahwa semua tingkah laku dan tindakn pembuatan setiap manusia Indonesia harus dijiwai

dan merupakan pencatatan dari semua sila Pancasila.Hal ini karena Pancasila

Weltanschauung merupakan suatu kesatuan, tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain,

keseluruhan sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan organis.

3. Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

Pancasila sebagai falsafah negara (philosohische gronslag) dari negara, ideology negara,

dan staatside.Dalam hal ini Pancasila digunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan atau

penyenggaraan negara. Hal ini sesuai dengan bunyi pembukaan UUD 1945, yang dengan

jelas menyatakan “……..maka sisusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam

suatu udang-undang dasar negara Indonesia yang terbentuk dalam suat susunan negara

Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada…..”

Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara Indonesia mempunyai beberapa

fungsi pokok, yaitu:

Pancsila dasar negara sesuai dengan pembukaan UUD 1945 dan yang pada

hakikatnya adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib

hukum. Hal ini tentang tertuang dalam ketetapan MRP No. XX/MPRS/1966 dan

Page 21: Hakikat manusia dalam konsep kehidupan

21

ketetapan MPR No. V/MP/1973 serta ketetapan No. IX/MPR/1978. merupakan

pengertian yuridis ketatanegaraan

Pancasila sebagai pengatur hidup kemasyarakatan pada umumnya (merupakan

pengertian Pancasila yang bersifat sosiologis)

Pancasila sebagai pengatur tingkah laku pribadi dan cara-cara dalam mencari

kebenaran (merupakan pengertian Pancasila yang bersifat etis dan filosofis)

4. Sila – Sila Pancasila

a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha

Esa dan oleh karenanya manuasia percaya dan taqwa terhadap Tuhan YME sesuai dengan

agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan

beradab.

b. Sila kemanusian Yang Adil dan Beradab

Kemanusiaan yang adil dan beradab menunjang tinggi nilai-nilai kemanusiaan, gemar

melakukan kegiatan –kegiatan kemanusiaan, dan berani membela kebenaran dan keadilan.

Sadar bahwa manusia adalah sederajat, maka bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai

bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkanlah sikap hormat dan bekerja

sama dengan bangsa –bangsa lain.

c. Sila Persatuan Indonesia

Dengan sila persatuan Indonesia, manusia Indonesia menempatkan persatuan, kesatuan,

serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan

golongan.Persatuan dikembangkan atas dasar Bhineka Tunggal Ika, dengan memajukan

pergaulan demi kesatuan dan persatuan bangsa.

d. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan

Perwakilan

Manusia Indonesia menghayati dan menjungjung tinggi setiap hasil keputusan

musyawarah, karena itu semua pihak yang bersangkutan harus menerimannya dan

melaksanakannya dengan itikad baik dan penuh rasa tanggung jawab.Disini kepentingan

bersamalah yang diutamakan di atas kepentingan pribadi atau golongan.Pembicaraan dalam

musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang

luhur.Keputusan-keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral

kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjungjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-

nilai kebenaran dan keadilan.

Page 22: Hakikat manusia dalam konsep kehidupan

22

Dalam melaksanakan permusyawaratan, kepercayaan diberikan kepada wakil-wakil yang

dipercayanya.

e. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, manusia Indonesia menyadari

hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan

masyarakat Indonesia. Dalam rangka ini dikembangkan perbuatannya yang luhur yang

mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong royong.

Untuk itu dikembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga kesinambungan antara hak

dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.

Page 23: Hakikat manusia dalam konsep kehidupan

23

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Secara keilmuan, Tuhan tak pernah dan tak mungkin menjadi objek kajian ilmu, karena

kajian ilmu selalu parsial, terukur, terbatas dan dapat diuji secara berulang-ulang pada

lapangan atau laboratorium percobaan keilmuan.Tuhan itu dhahir sekaligus

batin.pengetahuan terbaik tentang Tuhan adalah memahami dia adalah sesuatu yang tidak

dapat dijangkau oleh pikiran. Akan tetapi biarpun tidak dapat dibuktikan keberadaan-Nya

perasaan akan ada Tuhan tidak sebatas pada ciptaan-Nya saja melainkan pada perasaan

manusia itu sendiri, bahwa manusia secara fitrah membutuhkan suatu kuasa yang mampu

memberikan kesan damai untuk mengadukan segala permasalahan yang tidak dapat

dilakukan oleh suatu makhluk.

Adapun manusia hidup di dunia adalah untuk menjadi hamba Tuhan untuk menjadi khalifah

dan untuk beribadah kepada Allah SWT dengan mengaplikasikan dalam bentuk menjalankan

perintah-Nya dan menjaga hubungan dengan sesama manusia baik secara bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

B. SARAN

Sebagai Makhluk yang diberikan akal dan pikiran, sudah tentunya manusia untuk selalu

berfikir dan penuh tanda tanya. Akan tetapi segala sesuatu yang tidak bisa diteliti dengan

akal tentunya tidak dapat terjangkau apabila objek penelitiannya berupa hal yang diluar akal

seperti dzat Tuhan, karena dzat Tuhan itu melampaui jangkauan akal.Tetapi kita sebagai

manusia diberikan pikiran untuk memikirkan dan berfikir serta merasakan dengan hati bahwa

secara logika kalau ada sesuatu pasti ada yang menciptakan sesuatu tersebut.

Page 24: Hakikat manusia dalam konsep kehidupan

24

DAFTAR PUSTAKA

Al-‘Akkad, Abbas Mahmud. “KetuhananSepanjangAjaran Agama-Agama

danPemikiranManusia”.Jakarta: BulanBintang.1981.

C.S.T. Kansil. “PancasiladanUndang-UndangDasar 1945”. Jakarta: PradnyaPramita, 1992.

A.A. Sitompul.“ManusiadanBudaya”. Jakarta: GunungMulia, 1993

PangeranAlhaj S.T.S, Surya PartiaUsman. “MateriPokokPendekatanPancasila”. Jakarta;

Universitas Terbuka Depdikbud.1995.

AbuddinNata, “AL-Qur’an danHadits” (DirasahIslamiyah), Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada,

1998

Salam, H. Burhanuddin, 1998. FilsafatPancasilaisme. Jakarta: RinekaCipta

SarlitoWirawanSarwono. “Psikologisosial: psikologikelompokdanpsikologiterapan”Jakarta: PT.

BalaiPusta, 1999.

Armstrong, Karen.“SejarahTuhan: KisahPencarianTuhan yang Dilakukanoleh orang-orang

Yahudi, Kristen, dan Islam Selama 4.000 Tahun”. Bandung: Mizan.2001.

Asy’arie, Musa.“FilsafatIslam”.Yogyakarta: LESFI.2002.

Gea, Antonius Atoshoki, Noor Rachmat, danAntoninaPancaYuniwulandari.

“RelasidenganTuhan”. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo, 2006.

Budiaman, Arie, Ahmad JauharArief, danEdyNasriady Sambas.

“MembacaGerakAlamSemestaMengenaliJejak Sang Pencipta”.Ed. NanikSupriyanti.

Jakarta: Lipi Press, 2007.

Hatimah, I. dkk.“PembelajaranBerwawasanKemasyaraktan”. Jakarta :Universitas Terbuka.

2010.

Herimanto, Winarto.“IlmuSosial&BudayaDasar”. Jakarta: BumiAksara.2012.