hakikat ipteks dalam pandangan Islam

39
MAKALAH AIK IV HAKIKAT IPTEK DALAM PANDANGAN ISLAM DISUSUN OLEH : 1. HENI TASLIMAH ( 1301046 ) 2. PUTRI PAMUNGKAS ( 1301056 ) SI KEPERAWATAN IIB

description

kelompok 1

Transcript of hakikat ipteks dalam pandangan Islam

MAKALAH AIK IVHAKIKAT IPTEK DALAM PANDANGAN ISLAM

DISUSUN OLEH :1. HENI TASLIMAH( 1301046 )2. PUTRI PAMUNGKAS ( 1301056 )

SI KEPERAWATAN IIBTAHUN AJARAN 2014 / 2015

KATA PENGANTAR

Pertama - tama penulis memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan segala nikmat dan karuniaNya, karena berkat karunianya penulis dapat menyelesaikan tugas mata AIK IV. Shalawat serta salam senantiasa kita panjatkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Rekan rekan yang senantiasa mendukung dan memotivasi serta memberi masukan yang sangat berguna dalam penyelesaian tugas makalah ini.Makalah ini berjudul HAKIKAT IPTEK DALAM PANDANGAN ISLAM . Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis memohon maaf, apabila didalam tulisan saya ini ada kekurangandalam penulisan sebagainya. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan kedepannya.

Klaten, 13 Pebruari 2015

Penulis

BAB 1PENDAHULUAN

A. Latar belakangManusia selain diciptakan sebagai abdullah ia juga diutus sebagai khalifatullah yang tujuannya untuk menjadi pemimpin di dunia beserta isinya ini sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah, baik itu yang tersurat dalam Al Quran dan Al Hadits mupun yang tersirat dalam Sunnatullah (fenomena alam). Dengan kata lain dalam Islam harus ada keserasian antara imtaq yang berorientasi kepada abdullah yaitu zikir dan iptek yang berorientasi kepada khalifatullah yaitu fikir. Islam merupakan agama yang sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan. Banyak disebutkan dalam Al Quran ayat-ayat yang menganjurkan manusia untuk senantiasa mencari ilmu. Allah senantiasa meninggikan derajat orang - orang yang berilmu, sebagaimana telah dijelaskan dalam surat al-Mujadalah ayat 11 :......... (: 11)Yang terpenting adalah ilmu itu tujuannya tidak boleh keluar dari nilai - nilai islami yang sudah pasti nilai - nilai tersebut membawa kepada kemaslahatan manusia. Seluruh ilmu, baik ilmu - ilmu teologi maupun ilmu - ilmu kealaman merupakan alat untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan selama memerankan peranan ini, maka ilmu itu suci. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan konsekuensi dari konsep ilmu dalam Al Quran yang menyatakan bahwa hakikat ilmu itu adalah menemukan sesuatu yang baru bagi masyarakat, artinya penemuan sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui orang. Dijelaskan dalam surat al-'alaq (: 5)Jadi pada hakikatnya umat Islamlah yang paling berkewajiban untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai tanda ketaatannya terhadap Allah SWT. Namun satu fenomena yang paling memilukan yang dialami umat Islam seluruh dunia saat ini adalah ketertinggalan dalam persoalan iptek, padahal untuk kebutuhan kontemporer kehadiran iptek merupakan suatu keharusan yang tidak dapat ditawar, terlebih - lebih iptek dapat membantu dan mempermudah manusia dalam memahami (memarifati) kekuasaan Allah dan melaksanakan tugas kekhalifahan. Realitas tersebut sebenarnya tidak akan terjadi jika umat Islam kembali kepada ajaran Islam yang hakiki. Untuk itulah sudah saatnya umat Islam bangkit untuk mengejar ketertinggalannya dalam hal iptek. Pada makalah ini akan dipaparkan mengenai konsep iptek dan peradaban Islam, hubungan ilmu, agama, dan budaya, serta hukum Sunatullah ( kausalitas ).A. Rumusan masalah1. Apa yang dimaksud dengan iptek ?2. Bagaimana konsep iptek dalam Islam ?3. Bagaimana fakta iptek dalam Al Quran ?4. Bagaimana realitas iptek dalam Islam ?5. Apa yang dimaksud dengan Agama ?6. Apa pentingnya Agama bagi manusia ?7. Apa hubungan antara Ilmu dengan Teknologi ?8. Apa hubungan antara Ilmu dengan Kebudayaan ?9. Apa hubungan antara Teknologi dengan Kebudayaan ?10. Apa yang dimaksud dengan Sunatullah ?11. Bagaimana pandangan dasar mengenai Sunatullah ?12. Apa klasifikasi Sunatullah ?

B. Tujuan 1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari iptek2. Mahasiswa dapat mengetahui konsep iptek dalam Islam3. Mahasiswa dapat mengetahui fakta iptek dalam Al Quran4. Mahasiswa dapat mengetahui realitas iptek dalam Islam 5. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari Agama6. Mahasiswa dapat mengetahui pentingnya Agama bagi manusia7. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan antara Ilmu dengan Teknologi8. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan antara Ilmu dengan Kebudayaan9. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan antara Teknologi dengan Kebudayaan10. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari Sunatullah 11. Mahasiswa dapat mengetahui pandangan dasar mengenai Sunatullah12. Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi Sunatullah .

BAB IITINJAUAN TEORI

I. KONSEP IPTEK DAN PERADABAN ISLAMA. Pengertian iptekIPTEK merupakan singkatan dari dua komponen yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi dan ada pula yang memasukkan unsur seni di dalamnya sehingga singkatannya menjadi ipteks. Mengenai definisi ilmu pengetahuan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai gabungan berbagai pengetahuan yang disusun secara logis dan bersistem dengan memperhitungkan sebab dan akibat. Lebih jauh Zalbawi Soejati mendefinisikan ilmu pengetahuan atau sains sebagai sunnatullah artinya adalah ilmu yang mengarah perhatiaannya kepada perilaku alam (bagaimana alam bertingkah laku). Menurut Ali Syariati dalam buku Cakrawala Islam yang ditulis oleh Amin Rais, Ilmu adalah pengetahuan manusia tentang dunia fisik dan fenomenanya. Ilmu merupakan imagi mental manusia mengenai hal yang kongkret. Ia bertugas menemukan hubungan prinsip, kausalitas, karakteristik di dalam diri manusia, alam, dan entitas - entitas lainnya. Sedangkan kata teknologi berasal dari bahasa Yunani "teknikos" berarti "teknik". Apabila ilmu bertujuan untuk berbuat sesuatu, maka teknologi bertujuan untuk membuat sesuatu. Karena itu maka teknologi itu berarti suatu metode penerapan ilmu untuk keperluan kehidupan manusia. Menurut Zalbawi Soejati, teknologi adalah wujud dari upaya manusia yang sistematis dalam menerapkan atau memanfaatkan ilmu pengetahuan / sains sehingga dapat memberikan kemudahan dan kesejahteraan bagi umat manusia. Dari beberapa definisi tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu pengetahuan merupakan kumpulan beberapa pengetahuan manusia tentang alam empiris yang disusun secara logis dan sistematis. Sedangkan Teknologi merupakan penerapan dari ilmu pengetahuan tersebut, yang tujuan sebenarnya adalah untuk kemaslahatan manusia.

B. Konsep iptek dalam islamMenurut Harun Nasution, tidak tepat anggapan yang mengatakan bahwa semua ajaran agama bersifat mutlak benar dan kekal. disamping ajaran - ajaran yang bersifat absolut benar dan kekal itu terdapat ajaran - ajaran yang bersifat relatif dan nisbi, yaitu yang dapat berubah dan boleh diubah. Dalam konteks Islam, agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, memang terdapat dua kelompok ajaran tersebut, yaitu ajaran dasar dan ajaran dalam bentuk penafsiran dan penjelasan tentang perincian dan pelaksanaan ajaran - ajaran dasar itu. Allah SWT menciptakan alam semesta dengan karakteristik khusus untuk tiap ciptaan itu sendiri. Sebagai contoh, air diciptakan oleh Allah dalam bentuk cair mendidih bila dipanaskan 100 C pada tekanan udara normal dan menjadi es bila didinginkan sampai 0 C. Ciri - ciri seperti itu sudah lekat pada air sejak air itu diciptakan dan manusia secara bertahap memahami ciri - ciri tersebut. Karakteristik yang melekat pada suatu ciptaan itulah yang dinamakan sunnatullah. Allah SWT, secara bijaksana telah memberikan isyarat tentang ilmu, baik dalam bentuk uraian maupun dalam bentuk kejadian, seperti kasus mujizat para Rasul. Manusia yang berusaha meningkatkan daya keilmuannya mampu menangkap dan mengembangkan potensi itu, sehingga teknologi Ilahiyah yang transenden ditransformasikan menjadi teknologi manusia yang imanen. Studi Al Quran dan Sunnah menunjukkan bahwa karena dua alasan fundamental, Islam mengakui signifikansi sains :1. Peranan sains dalam mengenal Tuhan2. Peranan sains dalam stabilitas dan pengembangan masyarakat IslamDari sini dapat dilihat bahwa dalam Islam, ilmu pengetahuan dan teknologi digunakan sebagai sarana untuk mengenal Allah dan juga untuk melaksanakan perintah Allah sebagai khalifatullah fil Ard sehingga sains tersebut harus membawa kemaslahatan kepada umat manusia umumnya dan umat Islam khususnya.Melihat banyaknya jenis bentuk seni yang ada, maka ulama berbeda pendapat dalam memberi penilaian. Dalam hal menyanyi dan alat musik saja jumhur mengatakan haram namun Abu Mansyur al Baghdadi menyatakan:"Abdullah bin Ja'far berpendapat bahwa menyanyi dan alat musik itu tidak masalah. Dia sendiri pernah menciptakan sebuah lagu untuk dinyanyikan para pelayan." Namun menurut Quraish Shihab dalam bukunya Lentera Hati menyatakan bahwa seniman dan budayawan bebas melukiskan apa saja selama karyanya tersebut dinilai sebagai bernafaskan Islam. C. Fakta iptek dalam Al QuranAl Quran merupakan satu - satunya mujizat yang tak lekang dimakan zaman. Al Quran ini bersifat universal untuk seluruh umat manusia. Salah satu sifat asli Al - Quran yang membedakannya dari bible adalah bahwa untuk mengilustrasikan penegasan yang berulang - ulang tentang kemahakuasaan Tuhan, kitab tersebut merujuk kepada suatu keragaman gejala alam. Diantara aspek - aspek terpenting dari pemikiran ini, bahwa al - Qur'an berisi informasi tentang fakta - fakta ilmiah yang amat sesuai dengan penemuan manusia, yang diantaranya adalah sebagai berikut : Bahwa seluruh kehidupan berasal dari air (: 30) Bahwa alam semesta terbentuk dari gumpalan gas (di dalam al-Qur'an disebut dengan ad-Dukhan) (: 11) Matahari dan bulan mempunyai ukuran dan perhitungan yang sesuai. (: 5) Bahwa kandungan oksigen di udara akan semakin berurang di tempat - tempat yang tinggi ... ...(: 124)Selain fakta ilmiah yang disebutkan diatas juga tampak dari penamaan surat - surat dalam Al Quran antara lain: An-Nahl, An-Naml, Al-Hadid, Ad-Dukhan, An-Najm, Al-Qomar dan masih banyak lagi yang lainnya.Dari beberapa fakta ilmiah tersebut di dalam al - Qur'an, amatlah jelas bahwa al - Qur'an memberikan petunjuk kepada manusia tentang berbagai hal. Dengan berlandaskan kepada al - Qur'an, manusia akan mengetahui hasil penelitiannya mengenai alam melalui "pengkomparasian (pencocokan)" dengan al-Qur'an", apakah sesuai dengan apa yang telah dijelaskan oleh al-Qur'an atau sebaliknya.Disamping contoh fakta ilmiah tersebut di atas, terdapat pula ayat yang mengisyaratkan tentang teknologi kepada umat manusia. Al - Qur'an tidak menghidangkan teknologi suatu ilmu yang murni dan lengkap, tetapi hanya menyinggung beberapa aspek penting dari hasil teknologi itu dengan menyebutkan beberapa kasus atau peristiwa teknik. Perlu diingat bahwa al - Qur'an bukan buku teknik sebagaimana juga ia bukan buku sejarah (walaupun banyak juga kisah di dalamnya), buka buku astronomi, fisika dan lain - lain, melainkan kitab suci yang berisi petunjuk dan pedoman hidup bagi manusia.Disamping banyak tentang ilmu pengetahuan dan teknologi, Al - Qur'an juga membahas tentang seni, hal ini dapat dilihat pada firman Allah : (: 149)Ayat di atas menunjukkan seni pahat yang dilakukan oleh kaum nabi Shaleh yaitu memahat gunung untuk dijadikan rumah. Dalam ayat lain Allah berfirman : , (: 19)Ayat di atas menunjukkan perlunya seni dalam berbicara yaitu dengan nada yang baik dan lemah lembut, tidak terlalu keras dan tidak terlalu lirih.D. Dampak kemajuan Islam di bidang iptek Gereja Katolik dan Perkembangan IslamGereja Katolik Roma, yang berpusat di kota Vatican, adalah salah satu lembaga yang mengikuti fenomena tentang kecenderungan perpindahan agama. Salah satu pokok bahasan dalam pertemuan bulan Oktober 1999 muktamar Gereja Eropa, yang dihadiri oleh hampir seluruh pendeta Katolik, adalah kedudukan Gereja di milenium baru. Tema utama konferensi tersebut adalah tentang pertumbuhan pesat agama Islam di Eropa. The National Catholic Reporter melaporkan sejumlah orang garis keras menyatakan bahwa satu - satunya cara mencegah kaum Muslim mendapatkan kekuatan di Eropa adalah dengan berhenti bertoleransi terhadap Islam dan umat Islam kalangan lain yang lebih objektif dan rasional menekankan kenyataan bahwa oleh karena kedua agama percaya pada satu Tuhan, sepatutnya tidak ada celah bagi perselisihan ataupun persengketaan di antara keduanya.Dalam satu sesi, Uskup Besar Karl Lehmann dari Jerman menegaskan bahwa terdapat lebih banyak kemajemukan internal dalam Islam daripada yang diketahui oleh banyak umat Nasrani, dan pernyataan - pernyataan radikal seputar Islam sesungguhnya tidak memiliki dasar.1. Mempertimbangkan kedudukan kaum Muslim di saat menjelaskan kedudukan Gereja di milenium baru sangatlah tepat, mengingat pendataan tahun 1999 oleh PBB menunjukkan bahwa antara tahun 1989 dan 1998, jumlah penduduk Muslim Eropa meningkat lebih dari 100 persen. Dilaporkan bahwa terdapat sekitar 13 juta umat Muslim tinggal di Eropa saat ini: 3,2 juta di Jerman, 2 juta di Inggris, 4-5 juta di Prancis, dan selebihnya tersebar di bagian Eropa lainnya, terutama di Balkan. Angka ini mewakili lebih dari 2% dari keseluruhan jumlah penduduk Eropa.2. Kesadaran Beragama di Kalangan Muslim Meningkat di Eropa. Penelitian terkait juga mengungkap bahwa seiring dengan terus meningkatnya jumlah Muslim di Eropa, terdapat kesadaran yang semakin besar dalam menjalankan agama di kalangan para mahasiswa. Menurut survei yang dilakukan oleh surat kabar Prancis Le Monde di bulan Oktober 2001, dibandingkan data yang dikumpulkan di tahun 1994, banyak kaum Muslims terus melaksanakan sholat, pergi ke mesjid, dan berpuasa. Kesadaran ini terlihat lebih menonjol di kalangan mahasiswa universitas.3. Dalam sebuah laporan yang didasarkan pada media masa asing di tahun 1999, majalah Turki Aktel menyatakan, para peneliti Barat memperkirakan dalam 50 tahun ke depan Eropa akan menjadi salah satu pusat utama perkembangan Islam. Islam adalah Bagian Tak Terpisahkan dari EropaBersamaan dengan kajian sosiologis dan demografis ini, kita juga tidak boleh melupakan bahwa Eropa tidak bersentuhan dengan Islam hanya baru - baru ini saja, akan tetapi Islam sesungguhnya merupakan bagian tak terpisahkan dari Eropa.Eropa dan dunia Islam telah saling berhubungan dekat selama berabad - abad. Pertama, negara Andalusia (756-1492) di Semenanjung Iberia, dan kemudian selama masa Perang Salib (1095-1291), serta penguasaan wilayah Balkan oleh kekhalifahan Utsmaniyyah (1389) memungkinkan terjadinya hubungan timbal balik antara kedua masyarakat itu. Kini banyak pakar sejarah dan sosiologi menegaskan bahwa Islam adalah pemicu utama perpindahan Eropa dari gelapnya Abad Pertengahan menuju terang-benderangnya Masa Renaisans. Di masa ketika Eropa terbelakang di bidang kedokteran, astronomi, matematika, dan di banyak bidang lain, kaum Muslim memiliki perbendaharaan ilmu pengetahuan yang sangat luas dan kemampuan hebat dalam membangun.

II. HUBUNGAN ILMU, AGAMA DAN BUDAYAA. AGAMAi. Devinisi agamaAgama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban - kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta gama yang berarti tradisi. Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti mengikat kembali. Maksudnya dengan bereligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan (wikipedia.com).

ii. Pentingnya agama bagi manusiaSetiap agama dan kepercayaan mempunyai pengertiannya masing - masing. Agama dapat dilihat sebagai kepercayaan dan pola perilaku yang dimiliki oleh manusia untuk menangani masalah - masalah penting dan aspek - aspek alam semesta yang tidak dapat dikendalikannya dengan teknologi maupun sistem organisasi sosial yang dikenalnya.Agama memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi sosial dan fungsi psikologis. Secara psikologis, agama dapat mengurangi kegelisahan manusia dengan memberikan penerangan tentang hal - hal yang tidak diketahui dan tidak dimengerti olehnya di dalam kehidupan sehari-hari. Ditinjau secara sosial, agama mempunyai sanksi bagi seluruh perilaku manusia yang beraneka ragam.

iii. Pentingnya peran manusia terhadap agamaBagi kebanyakan manusia, kerohanian dan agama memainkan peran utama dalam kehidupan mereka.Menurut Feuerbach, yang disebut Allah adalah kesadaran manusia itu sendiri. Menurut pemikiran itu maka Feuerbach menyimpulkan bahwa agama adalah kesadaran Nan tak terbatas. Dengan demikian, manusia menciptakan Allah menurut citranya sendiri, sehingga dapat dikatakan bahwa manusia jugalah yang menciptakan agama. Manusia adalah awal, pusat, dan akhir agama. Menurut Feuerbach, ini bukanlah ateisme, melainkan humanisme.

B. HUBUNGAN ILMU DAN TEKNOLOGI Mengenai teknologi ada tiga pendapat :1) Teknologi bukan ilmu, melainkan penerapan ilmu.2) Teknologi merupakan ilmu, yang dirumuskan dengan dikaitkan aspek eksternal, yaitu industri dan aspek internal yang dikaitkan dengan objek material ilmu maupun aspek murni-terapan.3) Teknologi merupakan keahlian yang terkait dengan realitas kehidupan sehari-hari. Untuk lebih memperjelas identifikasi ilmu dan teknologi ada tujuh pembeda :1. Teknologi merupakan suatu system adapatasi yang efisien untuk tujuan - tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan akhir dari teknologi adalah untuk memecahkan masalah - masalah material manusia, atau untuk membawa perubahan - perubahan praktis yang diimpikan manusia. Sedangkan ilmu bertujuan untuk memahami dan menerangkan fenomena fisik, biologis, psikologis, dan dunia sosial manusia secara empires.2. Ilmu berkaitan dengan pemahaman dan bertujuan untuk meningkatkan pikiran manusia, sedangkan teknologi memusatkan diri pada manfaat dan tujuannya adalah untuk menambah kapasitas kerja manusia.3. Tujuan ilmu adalah memajukan pembangkitan pengetahuan, sedangkan teknologi adalah memajukan kapasitas teknis dan membuat barang atau layanan.4. Perbedaan ilmu terknologi berkaitan dengan pemegang peran. Bagi ilmuan diharapkan untuk mencari pengetahuan murni dari jenis tertentu, sedangkan teknologi untuk tujuan tertentu. Ilmuan mencari tahu, teknologi mengerjakan.5. Ilmu bersifat supranasional (mengatasi batas Negara) sedangkan teknologi harus menyesesuaikan diri lingkungan tertentu.6. Input teknologi bermacam - macam jenis yaitu material alamiah, daya alamiah, keahlian, teknik, alat, mesin, ilmu, dan pengetahuan sari berbagai macam, misalnya akal sehat, pengalaman, ilham, intuisi, dan lain - lain. Adapun input ilmu adalah pengetahuan yang telah tersedia.7. Output ilmu adalah pengetahuan baru, sedangkan teknologi menghasilkan produk berdimensi tiga.Dari penelusuran terhadap konsep ilmu dan teknologi dengan berbgai aspek dan nuansanya, kiranya mulai jelas keterkaitan antara ilmu dan teknologi. Beberapa titik singgung antara keduanya mungkin dapat dirumuskan :1. Bahwa baik ilmu maupun teknologi merupakan komponen dari kebudayaan.2. Baik ilmu maupun teknologi memiliki aspek ideasional maupun faktual, dimensi abstrak maupun konkrit, dan aspek teoritis maupun praktis.3. Terdapat hubungan dialektis (timbal balik) antara ilmu dan teknologi. Pada satu sisi ilmu menyediakan bahan pendukung penting bagi kemajuan teknologi, yakni teori - teori. Pada sisi lain penemuan - penemuan teknologi sangat membantu perluasan cakrawala penelitian ilmiah yakni dengan dikembangkannya perangkat - perangkat penelitian berteknologi mutakhir.4. Sebagai klarifikasi konsep, istilah ilmu lebih dapat dikatakan dengan konteks teknologi, sedangkan istilah pengetahuan lebih sesuai digunakan dalam konteks teknis.

C. HUBUNGAN ILMU DENGAN KEBUDAYAANIlmu merupakan bagian dari pengetahuan dan pengetahun merupakan unsur dari kebudayaan. Kebudayaan disini merupakan seperangkat sistem nilai, tata hidup dan sarana bagi manusia dalam kehidupannya. Kebudayaan nasional merupakan kebudayaan yang mencerminkan aspirasi dan cita - cita suatu bangsa yang diwujudkan dengan kehidupan bernegara.Ilmu dan kebudayaan berada dalam posisi yang saling tergantung dan saling mempengaruhi. Pada suatu pihak pengembangan ilmu dalam suatu masyarakat tergantung dari kondisi kebudayaannya. Sedangkan dilain pihak, pengembangan ilmu akan mempengaruhi jalannya kebudayaan. Ilmu terpadu secara intim dengan keseluruhan struktur sosial dan tradisi kebudayaan, mereka saling mendukung satu sama lain : dalam beberapa tipe masyarakat ilmu dapat berkembangkan secara pesat, demikian sebaliknya, masyarakat tersebut tak dapat berfungsi dengan wajar tanpa didukung perkembangan yang sehat dari ilmu dan penerapannya.Dalam rangka pengembangan kebudayaan nasional ilmu mempunyai peranan ganda :1) Ilmu merupakan sumber nilai yang mendukung terselenggaranya pengembangan kebudayaan nasional.2) Ilmu merupakan sumber nilai yang mengisi pembentukan watak suatu bangsa.Pada kenyataanya kedua fungsi ini terpadu satu sama lain dan sukar dibedakan. Pengkajian pengembangan kebudayaan nasional kita tidak dapat dilepaskan dari pengembangan ilmu. Dalam kurung dewasa ini yang terkenal sebagai kurun ilmu teknologi, kebudayaan kitapun tak lepas dari pengaruhya, dan mau tidak mau harus ikut memperhitungkan faktor ini. Sayangnya yang lebih dominan pengaruhnya terhadap kehidupan kita adalah teknologi yang merupakan produk dari kegiatan ilmiah. Sedangkan hakikat keilmuan itu sendiri yang merupakan sumber nilai yang konstruktif bagi pengembangan kebudayaan nasional pengaruhnya dapat dikatakan minimal sekali.Ada pemahaman yang memisahkan ilmu dan kebudayaan baik secara konseptual maupun faktual, tidak dapat diterima lagi. Ilmu merupakan komponen penting dari kebudayaan. Sebagaimana watak yang sudah melekat pada kebudayaan manusia scientism pada akhirnya dapat reaksi paling tidak dengan munculnya reorientasi atau pengembangan orientasi baru bagi pengembangan ilmu baru. Gejala yang tampak semakin luas adalah mulai ditinggalkannya ideologi ilmu untuk ilmu atau ilmu bebas nilai. Ideoloi yang sedemikian jelas mengingkari hubungan dialektis antara ilmu sebagai unsur sistem kebudayaan dengan unsur sistem kebudayaan yang lain, baik itu religi, struktur social, kepentingan politis maupun subjektifitas manusia itu sendiri. Persoalan yang kemudian menuntut pemikiran bersama lebih lanjut adalah strategi pengembangan ilmu yang sungguh - sungguh mempertimbangkan unsure - unsur sistem kebudayaan yang lain secara integral dan integratif. Kesalahan pemilihan strategi pembelajaran ilmu akan mempunyai akibat langsung bagi integrasi kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan. Setiap kebudayaan memiliki hierarki nilai yang berbeda sebagai dasar penentuan skala prioritas. Ada sistem kebudayaan yang menentukan nilai teori dengan mendudukan rasiolisme, empirisme, dan metode ilmiah sebagai dasar penentu dunia objektif. Terdapat pula sistem kebudayaan yang menempatkan nilai ekonomi sebagai acuan dasar dari seluruh dinamika unsur kebudayaan yang lain. Ada juga sistem kebudayaan yang meletakkan nilai positif sebagai dasar pengendali unsure - unsur kebudayaan yang lain, selain ada sistem kebudayaan yang menempatkan nilai religius, nilai estetis, nilai sosial sebagai dasar orientasi seluruh kebudayaan setiap pilihan orientsi nilai dari kebudayaan akan memiliki konsekuensi masing - masing, baik pada taraf ideasional maupun operasional.

Untuk meningkatkan peranan dan kegiatan keilmuan pada pokoknya mengandung beberapa pikiran :1. Ilmu merupakan bagian dari kebudayaan dan oleh sebab itu langkah - langkah kearah peningkatan peranan dan kegiatan keilmuan harus memperhatikan situasi kebudayaan masyarakat kita.2. Ilmu merupakan salah satu cara dalam menemukan kebenaran. Disamping ilmu masih terdapat cara-cara lain yang sah sesuai lingkungan dan permasalahannya masing-msaing.3. Asumsi dasar dari semua kegiatan dalam menemukan kebenaran adalah rasa percaya terhadap metode yang dipergunakan dalam kegiatan tersebut.4. Pendidikan ilmuan harus sekaligus dikaitkan dengan pendidikan moral.5. Pengembangan bidang keilmuan harus disertai dengan pengembangan dalam bidang filsafat terutama yang menyangkut keilmuan.6. Kegiatan ilmiah harus bersifat otonomi yang terbatas dari tekanan struktur kekuasaan.Pada hakikatnya semua unsur kebudayaan harus diberi otonomi dalam menciptakan paradigma mereka sendiri. Terlalu banyak campur tangan dari luar hanya menimbulkan paradigma mereka semua yang tidak ada gunanya. Paradigma agar bisa berkembang dengan baik membutuhkan dua syarat yakni kondisi rasionalitas dan kondisi psikososial kelompok. Kondisi rasionalitas menyangkut dasar pikiran paradigma yang berkaitan dengan makna, hakikat dan relevansinya dengan keterlibatan semua anggota kelompok dalam mengembangkan dan melaksanakan paradigma tersebut.

D. HUBUNGAN TEKNOLOGI DENGAN KEBUDAYAANSejak dimulai revolusi industri di Eropa, teknologi yang dihasilkan oleh masyarakat Eropa, kemudian disebarkan keseluruh dunia ternyata memiliki berikut : Watak ekonomis yang pada intinya berorientasi pada efisiensi ekonomis dengan mengutamakan kendali pada elit pendukung finansial dan elit tenaga ahli. Ditinjau dari aspek sosial teknologi barat ternyata bersifat melanggengkan sifat ketergantungan. Ketergantungan ini terkait, baik dengan teknik produksi maupun pola konsumsi. Mata rantai produsen dan konsumen terputus. Artinya, produsen menentukan produk lebih berorientasi pada kemajuan teknologi. Iklan - iklan berbagai media massa merupakan nabi - nabi bagi pencipta kebutuhan baru. Struktur kebudayaan teknologi barat telah melahirkan struktur kebudayaan yang :a. Memandang ruang geografis dengan kacamata pusat pinggiran dengan dunia barat sebagai pusatnya.b. Adapun kecenderungan untuk melihat waktu sebagai suatu hal yang berkaitan dengan kemajuan dan berkembang secara linierc. Adanya kecenderungan untuk memahami relaitas secara terpisah, dan memahami hubungan antara bagian sebagai hubungan mekanistis sehingga perubahan pada suatu bagian menuntut adanya penyesesuaian pada bagian yang laind. Kecenderungan untuk memandang manusia sebagai tuan atas alam dan hak - hak yang terbatas.Dengan mempertimbangkan watak teknologi barat yang demikian, sulit kiranya untuk tidak menyebut ahli teknologi barat sebagai invasi kebudayaan barat. Perbincangan tentang hubungan antara teknologi dan kebudayaan dapat dititip dari dua sudut pandang, yakni dari teknologi dan kebudayaan. Dari sudut pandang teknologi terbuka alternatif untuk memandang hubungan antara teknologi dan kebudayaan dalam paradigma positifistis atau dalam paradigma teknologi tepat. Masing - masing pilihan mengandung konsekuensi yang berbeda terhadap komponen - komponen kebudayaan yang lain. Paradigma teknologi positifistis yang didasari oleh metafisika matearialistis jelas memiliki kekuatan dalam menguasai, menguras, dan memuaskan hasrat manusia yang tak terbatas. Sedangkan paradigma teknologi tepat lebih menuntut kearifan manusia secara wajar. Dari sudut pandang kebudayaan bagaimanapun juga teknologi dewasa ini merupakan anak kandung kebudayaan barat. Hal ini berarti bahwa penerimaan ataupun penolakan secara sistematik terhadap teknologi harus dilihat dalam rangka komunikasi antar sistem kebudayaan. Dengan demikian, Negara atau masyarakat pengembang teknologi bahwa suatu penemuan teknologi baru merupakan momentum proses eksternalisasi dalam rangka membangun dunia objektif yang baru, sedangkan bagi Negara atau masyarakat konsumen teknologi, suatu konsumsi teknologi baru dapat bermakna inkulturasi kebudayaan, akulturasi kebudayaan, atau bahkan invasi kebudayaan.

E. PATOKAN NILAI YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGIAda 4 hal pokok ilmu pengetahuan dan teknologi dikembangkan secara manusiawi :1. Penghormatan pada hak - hak asasi manusia, yang menegaskan bahwa secara positif dan secara konkrit unsure - unsur nama yang tidak boleh dilanggar dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam masyarakat agar masyarakat itu tetap manusiawi. Rumusan hak asasi merupakan sarana hukum untuk menjamin penghormatan terhadap manusia. Individu - individu perlu dilindungi dari pengaruh penindasan ilmu pengetahuan.2. Keadilan dalam bidang sosial, politik dan ekonomi sebagai hal yang mutlak. Perkembangan teknologi sudah membawa akibat konsentrasi kekuatan ekonomi maupun kekuatan politik. Mau memanusiakan pengembangan ilmu pengetahuam dam teknologi berarti mau mendesentralisasikan monopoli pengambilan keputusan dan bidang politik dan ekonomi.3. Soal lingkungan hidup. Tak seorangpun berhak menguras tandas sumber - sumber alam dan manusiawi tanpa memperhatikan akubat - akibatnya pada seluruh masyarakat. Ekologi mengajarkan kita bahwa ada kaitan erat antara benda yang satu dengan benda yang lain di alam ini. Ada hubungan timbal balik antara manusia, alam dan benda - benda. Ini berarti pengolahan sepihak terhadap salah satu dari tiga realitas tadi akan membawa akibat dan pengaruh pada bagian - bagian lain. Ekologi mengejar kita pula mengatasi batas - batas kritis dari dunia : energy dan sumber daya alam yang terbatas. Pertimbangan soal lingkungan menuntut perhatian pada akibat - akibat pada pencemaran alam,4. Nilai manusia sebagai pribadi. Dalam dunia yang dikuasa teknik, harga manusia dinilai dari tempatnya sebagai salah satu instrumen sistem administrasi kantor tertentu. Akibatnya manusia dinilai bukan sebagai pribadi tetapi lebih dari sudut kegunaannya atau dilihat sejauh manfaat praktisnya bagi suatu sistem. Nilainya sebagai pribadi berdasarkan hubungan sosial, dasar kerohanian dan penghayatan hidup sebagai manusia dikesampingkan. Bila pengembangan ilmu penetahuan dan teknologi mau manusiawi perhatian pada nilai manusia sebagai nilai pribadi tak boleh dikalahkan oleh mesin.Hal ini penting karena sistem teknokratis cenderung kearah dehumanisasi. Karena nilai - nilai sistem teknokrasi berdasar pada objek nyata. Sebagai data serta paham instrumentalisme. Teknologi ternyata menggeser nilai - nilai dasar manusia sebagai dasar pribadi. Maka pengembangan teknologi yang manusiawi harus secara dasar menempatkan manusia sebagai pribadi, sebagai objek yang bernilai pada dirinya.

III. HUKUM SUNALTULLAH ( KAUSALITAS )

a. Pengertian SunatullahSunnatullh merupakan istilah dari bahasa arab yang terdiri dari dua kata, yaitu sunnah () dan Allah (). Dengan digabungkannya dua kata tersebut, maka menjadi susunan iafiah (), susunan kata yang terdiri dari kata yang berpredikat sebagai mudlof (kata yang disandari) dan mudlof ilaihi (kata yang disandarkan). Kata sunnat berkedudukan sebagai mudlof () dan kata Allah berkedudukan sebagai mudlof ilaihi () nya.

Di dalam bahasa arab, kata sunnat dengan fi'il madli (kata kerja untuk masa lampau)nya sanna ini mempunyai beberapa arti. Diantaranya adalah, tharqat (jalan, cara, metode), as-srat (peri kehidupan, perilaku), thab'at (tabiat, watak), asy-syr'at (syariat, peraturan, hukum) atau dapat juga berarti suatu pekerjaan yang sudah menjadi tradisi (kebiasaan).

Menurut Syaikh al Islam Ibnu Taimiyah, sunnat adalah kebiasaan yang dilakukan kedua kalinya seperti apa yang dilakukan pertama kalinya. Sedangkan menurut Ar Razi, sunnat adalah jalan yang lurus dan tauladan yang diikuti. Diantara pendapat kedua tokoh Islam dan beberapa pendapat lain tentang arti kata sunnat, makna sunnat berkisar pada jalan yang diikuti. Dan secara umum, kata sunnat digunakan oleh al-Qurn sebagai cara atau aturan.

Jadi, sunnatullh dapat diartikan sebagai cara Allah memperlakukan manusia, yang dalam arti luasnya bermakna ketetapan-keteapan atau hukum-hukum Allah yang berlaku untuk alam semesta.

b. Pandangan dasar tentang SunatullahTerma Sunnatullh yang banyak disebutkan di dalam al - Qurn merupakan terma bagi aturan global yang berlaku dan ditetapkan oleh Allah terhadap seluruh komponen alam semesta. Mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar, dari yang bersifat materi maupun yang immateri, seluruhnya berjalan di atas aturan - aturan ini. Dan secara umum, aturan tersebut berdiri diatas hukum sebab-akibat (kausal) atau premis dan hasil akhir (conclution). Di dalam al-Qurn dijelaskan :Yang artinya : Kami datangkan bagi setiap sesuatu dengan adanya sebab. (QS. Al Kahfi: 84).

Berdasarkan hal di atas, dapat diketahui jika terma Sunnatullh ini seringkali disandingkan dengan istilah hukum alam (naturweet) ala pemikiran barat atau bahkan dianggap sama oleh sebagian umat Islam. Padahal, di antara kedua terma tersebut terdapat perbedaan yang sangat mendasar dan substansial. Di dalam konsep barat, hukum kausalitas tersebut menafikan adanya kekuasaan dan kehendak di luar kehendak dan kekuasaan manusia. Dalam arti murni didasarkan atas potensi suatu benda atau usaha manusia saja. Sedangkan di dalam Islam, justru faktor di luar diri manusia dan benda itulah yang menentukan hasil akhir dari hukum kausalitas tersebut. Dengan demikian, hukum kausalitas di dalam Islam diyakini bahwa pada hakikatnya bukanlah sebab - sebab itu yang membawa akibat. Namun, akibat itu muncul adalah karena Allah SWT menghendaki demikian. Sebagaimana dijelaskan di dalam al-Qurn : Yang artinya : Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada - Nyalah berserah diri dari segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah-lah mereka dikembalikan. (QS: Ali Imran: 83). Dengan demikian, hukum kausalitas di dalam Islam tidak hanya berjalan secara horisontal dalam dua arah, antara depan dan belakang, antara sebab dan akibat, akan tetapi berjalan dalam tiga arah. Horisontal dan vertikal, depan dan belakang serta atas. Sudut belakang adalah peristiwa atau usaha dari potensi suatu benda atau manusia. Sedangkan sudut vertikal adalah kekuasaan dan kehendak Allah. Dan sudut depan adalah hasil akhir.Di dalam al - Qurn banyak sekali disebutkan kejadian - kejadian yang menyimpang jika dilihat dari perspektif hukum kausalitas barat. Inilah sebenarnya yang menunjukkan adanya Faktor penentu di luar diri manusia dalam setiap kejadian dan peristiwa yang terjadi. Dan hal seperti ini, di dalam Islam juga disebut sebagai Sunnatullh. M. Quraish Shihab, seorang mufassir kontemporer Indonesia, mengatakan bahwa Sunnatullh tidak harus sama dengan Sunnah-Nya. Karena Sunnatullh yang difahami oleh sebagian orang merupakan "hukum - hukum alam yang tidak lain adalah "kebiasaan - kebiasaan" yang terjadi dan kemudian dijadikan sebagai formulasi. Jadi, penggunaan metode dan perspektif yang berbeda inilah yang dapat menimbulkan salah kaprah dalam memahami hukum kausalitas yang menjadi landasan dasar dalam memahami Sunnatullh. Sedikit saja keliru dalam memahami hal tersebut, itiqadiyah dan kemurnian keimanan seorang muslim menjadi taruhannya.Dalam sejarah pemikiran Islam sendiri, perdebatan mengenai hal tersebut mencuat pada saat Al - Ghazali memberikan komentarnya terhadap para filosof yang ditulis di dalam kitab Tahfut Al-Falsifah yang kemudian ditanggapi oleh Ibnu Rusyd dengan karyanya Tahfut Al-Tahfut pada masa yang berbeda. Dalam pandangan Al - Ghazali, sebab - akibat (kausalitas) bukanlah sebagai kepastian, tapi sebagai kebiasaan (adat), bukan sifat yang pasti (niscaya). Pada saat tertentu hal itu akan berubah. Semua adalah bukti kekuasaan Tuhan yang tidak terbatas. Sedangkan menurut Ibnu Rusd bahwa, seorang filosof yang beraliran rasional pasti berpendapat bahwa segala sesuatu tidak mungkin lepas dari sebab -musabab (kausalitas). Bahkan sebab -musabab adalah asas ilmu alam dan asal filsafat rasional. Di dalam karyanya Filsafat Islam, Hasyimsyah Nasution menjelaskan bahwa Ibnu Ruysd mengembalikan persoalan sebab - musabab (kausalitas) ini kepada empat sebab pokok (illat) sebagaimana yang dkatakan oleh Aristoteles. Di antara sebab pokok tersebut adalah : Materi Causa (Illat Mdiyyah). Sebab - musabab yang berkaitan dengan benda. Formal Causa (Illat uwriyyah). Sebab - musabab yang berkaitan dengan bentuk/ form. Efficient Causa (Illat Filah). Sebab - musabab yang berkaitan dengan daya guna. Final Causa (Illat Giyyah). Sebab - musabab yang berkaitan dengan tujuan.

Di dalam al - Qurn surat Al Waqiah ayat 63 sampai 70 diterangkan: Yang artinya : Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam ? Kamukah yang menumbuhkan atau kamu yang menumbuhkan ? Kalau Kami kehendaki, benar - benar Kami jadikan dia kering dan hancur; maka jadilah kamu heran tercengang. (Sambil berkata) : Sesungguhnya kami benar - benar menderita kerugian, bahkan kami menjadi orang yang tidak mendapatkan hasil apa - apa. Maka terangkanlah kepada-Ku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan yang ataukah Kami yang menurunkan ? Kalau Kami kehendaki niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur ? Berkaitan dengan hal tersebut, Syahid Behesyti mengatakan :Faktanya al - Qur'n ingin membimbing manusia dari akhir rangkaian ini, yaitu dari hal - hal yang dapat diindra, kepada akhir rangkaian yang lain, yaitu Allah. Al - Qur'n menghendaki manusia untuk tidak berhenti pada sebab - sebab perantara dan gagal mencapai sumber.Oleh karena itu, anda dengan seluruh alat - alat yang anda punyai adalah juga terlalu tidak berarti untuk menguasai akhir rangkaian ini. Benar, bahwa air minum itu turun dari awan, tetapi jangan biarkan mata pandangan anda melihat awan itu dengan mengatakan bahwa air di awan itu bersih. Al - Qur'n mengatakan : Boleh jadi hujan, tetapi bisa jadi hujan itu tercemari atau begitu pahit dan tidak bisa dirasakan sehingga seseorang tidak bisa meminum walau setetes darinya. Maka akhir rangkaian dari minum kalian adalah bukan di tangan awan, melainkan pada Kekuasaan Yang Maha arif, yang telah menciptakan awan dan ratusan sarana lain yang bekerja di bawah perintah-Nya dan membersihkan manusia dengan air - air yang segar dan berasa enak. Secara umum, prinsip kausalitas dibagi menjadi dua. Pertama, prinsip determinisme, yaitu setiap sebab memerlukan suatu akibat, dan tanpa sebab tidak mungkin terjadi suatu akibat (longitudinal). Kedua, prinsip keseragaman alam, yaitu sebab - sebab yang sama diikuti akibat - akibat yang sama (transversal). Dua akibat ini tidak dapat dipindahkan dari prinsip kausalitas umum, dan suatu pelanggaran terhadapnya akan menjadi pelanggaran terhadap prinsip-prinsip kausalitas umum.

c. Klasifikasi Sunatullah

Bukan terjadi karena kebetulan, akan tetapi terjadi disebabkan adanya ketentuan - ketentuan baku yang mengatur terjadinya suatu kejadian. Penciptaan alam semesta dan seluruh makhluk yang ada, termasuk manusia diciptakan bukan untuk main - main (La'b) atau kepalsuan (Bthil), penciptaan yang tanpa maksud dan tujuan. Namun penciptaan ini merupakan suatu yang merefleksikan Yang Haqq, yaitu Allah Yang Maha Agung, yang menguasai dan mengawasi seluruh ciptaannya. Dengan sifat -sifat dan segala ke-Agungan-Nya yang dipatuhi oleh setiap partikel (arrah) yang menjadi unsur alam menyebabkan terwujudnya suatu keharmonisan dan kelestarian kosmis yang sempurna.

Secara global, aturan - aturan tersebut di bagi ke dalam dua segi, yang pertama adalah aturan yang semua makhluk hidup tunduk kepadanya dalam eksistensinya sebagai benda, begitu juga semua kejadian yang dialami oleh benda itu. Tunduk pula keberadaan manusia dengan segala perkembangannya. Dan yang kedua, aturan yang berhubungan dengan tunduknya manusia pada aturan sebagai makhluk individu dan sosial.Dari kedua kategori global tersebut, ada tiga sifat utama Sunnatullh yang diterangkan di dalam al - Qurn dan dapat ditemukan dalam riset oleh setiap saintis yaitu :

Pertama, exact (pasti). Sebagaimana disebutkan ayat - ayat muhkamat di dalam al - Qurn. Antara lain :Yang artinya : Yang kepunyan - Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya), dan Dia telah menciptakan segal sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran - ukurannya dengan serapi - rapinya.(QS: Al Furqn; 2)

Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan-ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (Ath-Thalq: 3).

Dengan sifat Sunnatullh ini manusia mendapat jaminan yang memberi kemudahan bagi manusia dalam suatu rencana berdasarkan perhitungan. Hal inilah, secara fungsional mendorong manusia untuk berkreasi dan meningkatkan proses kemanusiaannya menuju kepada yang lebih baik.

Kedua. Immutable, tetap atau tidak berubah. Sebagaimana dalam al - Qurn : Yang artinya :Sebagai sunnah Allah yang berlaku atas orang - orang yang telah terdahulu sebelum(mu), dan kamu sekali - kali tiada akan mendapati perubahan pada sunnah Allah. (Q.S. Al-Isra: 77). Dengan adanya sifat seperti ini, manusia dapat memahami suatu fenomena yang terjadi di alam ini dengan mengamati relasi - relasi konsisten yang ada di dalamnya. Sehingga memberikan keyakinan bagi manusia dalam menjalani tugas dan tanggung jawabnya di dalam kehidupan dunia ini.

Ketiga. Objective. Dengan sifat Sunnatullh ini dapat difahami bahwa, siapapun yang melakukan kehidupannya di dunia ini dengan mematuhi ketentuan - ketentuan di dalam Sunnatullh, maka ia akan memperoleh apa yang menjadi tujuannya. Dan sebaliknya, barang siapa yang tidak mengikuti Sunnatullh secara konsisten, maka ia tidak mendapatkan apa yang ia harapkan. Dalam ranah inilah terminologi 'amal shlih diartikan sebagai perbuatan yang sesuai dan mengikuti ketentuan - ketentuan yang ada di dalam Sunnatullh. Sebagaimana yang di dalam al - Qurn :Yang artinya :Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang - orang terdahulu sebelum kamu ? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam - macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang - orang yang beriman bersamanya: Bilakah datangnya pertolongan Allah ? ingatlah, sesungguhnnya pertolongan Allah itu amat dekat. (Al-Baqarah: 214).

Tiga sifat utama di atas, dilihat dari sudut pandang epistemik - teologis dan operasionalnya dikategorisasikan ke dalam dua hal, yaitu :

1. Yang tidak diwahyukan. Pada sub ini, dalam proses operasionalnya tidak melibatkan manusia. Artinya, kehendak dan kemerdekaan manusia tidak dapat mempengaruhi serta menjadi parameter dalam berlakunya hukum ini. Hukum ini akan tetap berlaku terlepas dari apakah manusia itu suka atau tidak suka. Subset ini memudahkan manusia untuk meneliti, karena salah satu sifatnya adalah time responnya pendek. Jarak waktu antara terjadinya sebab dan terjadinya akibat tidak membutuhkan waktu yang lama. Sehingga manusia pun dapat melakukan, misalnya, eksperimen - eksperimen terhadap sesuatu yang masuk dalam kategori subset ini. Dengan mempelajari hukum - hukum ini akan memudahkan manusia dalam mengemban amanatnya sebagai khalifah di muka bumi. 2. Yang diwahyukan. Subset ini semata - mata mengenai dan demi kemaslahatan umat manusia. Proses berlakunya hukum ini melibatkan manusia dan time respon dari sebset ini relatif lama. Sehingga sifat-sifatnya yang exact, immutable dan obyektif dapat terlihat dalam perjalanan sejarah umat manusia. berkaitan dengan hal ini, banyak dijumpai di dalam al - Qurn ayat - ayat yang mengandung unsur - unsur kesejarahan. Dan manusia sangat dianjurkan mempelajari sejarah yang masa lampau sebagai bahan studi perbandingan akan berlakunya hukum ini. Dengan time responnya yang panjang ini, maka manusia tidak dapat segera melihat akibat dari perbuatan yang termasuk dalam kategori melanggar atau mematuhi unsur-unsur dari subset yang diwahyukan ini. Oleh karena itu, dibutuhkan rasa keimanan dalam memahami dan menghayati subset Sunnatullh ini. Iman di sini berarti percaya dengan sepenuhnya akan akibat baik dan buruk dari mematuhi atau mengingkari Sunnatullh yang diwahyukan ini.BAB IIIPENUTUP

Kesimpulan IPTEK merupakan singkatan dari dua komponen yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan diartikan sebagai gabungan berbagai pengetahuan yang disusun secara logis dan bersistem dengan memperhitungkan sebab dan akibat. Teknologi itu berarti suatu metode penerapan ilmu untuk keperluan kehidupan manusia. Dari sini dapat dilihat bahwa dalam Islam, ilmu pengetahuan dan teknologi digunakan sebagai sarana untuk mengenal Allah dan juga untuk melaksanakan perintah Allah sebagai khalifatullah fil Ard sehingga sains tersebut harus membawa kemaslahatan kepada umat manusia umumnya dan umat Islam khususnya. Sunnatullh merupakan istilah dari bahasa arab yang terdiri dari dua kata, yaitu sunnah dan Allah. sunnatullh dapat diartikan sebagai cara Allah memperlakukan manusia, yang dalam arti luasnya bermakna ketetapan - ketetapan atau hukum - hukum Allah yang berlaku untuk alam semesta.

DAFTAR PUSTAKA

1. Suryo Ediyono, 2010, Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Penerbit Kaliwangi2. Al Baghdadi, abdurrahman. Seni Dalam Pandangan Islam: Seni Vocal, Musik & Tari.3. Gema Insani Press. Jakarta. 1991Butt, Nasim. Sains dan Masyarakat Islam. PustakaHidayah. Bandung. 2001.4. Muntasyir, Rizal & Munir, Misnal. Filsafat Ilmu. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 20015. http://anti-islamlib.com/2009/10/ilmu-pengetahuan-dalam-perspektif-islam/6. http://radenbeletz.com/ilmu-dan-teknologi-menurut-islam.html#more-584