Hakikat bangsa

download Hakikat bangsa

If you can't read please download the document

Transcript of Hakikat bangsa

A. Hakikat bangsaSebagian ahli berpendapat bahwa bangsa itu mirip dengan komunitas etnik, meskipun tidak sama. Bangsa adalah suatu komunitas etnik yang cirri-cirinya adalah : memiliki nama, wilayah tertentu, mitos leluhur bersama, kenangan bersama, satu atau beberapa budaya yang sama dan solidaritas tertentu. a. Hans Kohn Bangsa adalah hasil tenaga hidup manusia dalam sejarah. b. Ernest Renan Bangsa adlah suatu nyawa, suatu akal yang terjadi dari dua hal, yaitu rakyat yang harus bersama-sama menjalankan satu riwayat, dan rakyat yang kemudian harus mempunyai kemauan atau keinginan hidup untuk menjadi satu. c. Otto Bauer Bangsa adalah kelompok manusi yang mempunyai persamaan karakter. Karakteristik tumbuh karena adanya persamaan nasib. d. F. Ratzel Bangsa terbentuk karena adanya hasrat tertentu. Hasrat itu timbul karena adanya rasa kesatuan antara manusia dan tempat tinggalnya (paham geopolitik). e. Jalobsen dan Lipman Bangsa adalah suatu kesatuan budaya (cultural unity) dan kesatuan politik (political unity).

B. unsur-unsur terbentuknya bangsaMenurut Hans Kohn, kebanyakan bangsa terbentuk karena adanya faktor-faktor objektif tertentu yang membedakannya dari bangsa lain, yakni kesamaan keturunan, wilayah, bahasa, adat istiadat, kesamaan politik, perasaan, dan agama. Menurut Friedrich Hertz ada 4 unsur yang berpengaruh bagi terbentuknya suatu bangsa, yaitu : a. Keinginan untuk mencapai kesatuan Nasional. b. Keinginan untuk mencapai kemerdekaan Nasional bebas dari dominasi dan campur tangan bangsa asing c. Keinginan akan kemandirian, Keunggulan, Indifidualitas, Keaslian atau Kekhasan menjadi tinggi Bahasa Nasional d. Keinginan untuk menonjol diantara bangsa - bangsa dalam mengejar kehormatan pengaruh prestise.

C. Unsur-unsur terbentuknya negaraSuatu negara dapat terbentuk apabila memenuhi minimal unsur-unsur konstitutif. Unsur konstitutif merupakan syarat mutlak yang harus ada untuk mendirikan negara, yakni berupa : adanya rakyat, wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat. Adapun unsur lain yang tidak mutlak yang dapat dipenuhi setelah negara tersebut berdiri, adalah pengakuan dari negara lain (unsur deklaratif). Menurut ahli kenegaraan Oppenheimer dan Lautherpact suatu negara harus memenuhi syarat syarat : rakyat yang bersatu, daerah atau wilayah, pemerintahan yang berdaulat, dan pengakuan dari negara lain. Sedangkan menurut Konvensi Montevideo (Uruguay) tahun 1933 yang merupakan Konvensi Hukum Internasional, negara harus mempunyai 4 unsur konstitutif, yaitu: a. Harus ada penghuni (rakyat, penduduk, warga negara) atau bangsa. b. Harus ada wilayah atau lingkungan kekuasaan. c. Harus ada kekuasaan tertinggi (penguasa yang berdaulat) atau pemerintahan yang berdaulat. d. Kesanggupan berhubungan dengan negara lain. a. Rakyat Rakyat adalah semua orang yang berdiam dalam suatu negara atau yang menjadi penghuni negara. Rakyat merupakan unsur terpenting dari negara karena rakyatlah yang pertamatama berkepentingan supaya oraganisasi dapat berjalan lancar dan baik. Antara bangsa dengan rakyat adalah sama-sama sebagai penghuni negara, namun terdapat perbedaan yaitu bangsa merupakan penghuni negara dalam arti politis sedangkan rakyat merupakan penghuni negara dalam arti sosiologis. Rakyat suatu negara dapat dibedakan : mereka yang berstatus Penduduk, sedangkan penduduk negara dibedakan antara warga negara dan bukan warga negara.mereka yang berstatus bukan Penduduk. Penduduk : orang-orang yang bertempat tinggal dan menetap di dalam wilayah negara. Bukan Penduduk : semua orang yang berada di suatu wilayah negara hanya untuk sementara waktu Warga negara : mereka yang berdasarkan hukum menjadi anggota suatu negara dan mengakui pemerintahan negaranya sebagai pemerintahnya. Diantara warga negara dapat dibedakan anatar warga negara asli dan warga negara keturunan. Bukan warga negara : mereka yang tidak mempunyai ikatan hukum dengan negara dan mereka tidak mengakui pemerintahan negara sebagai pemerintahnya. b. Wilayah Sebagai tempat menetap rakyat dan tempat pemerintahan melakasanakan kegiatan, maka negara memerlukan wilayah. Wilayah (daerah) negara meliputi :

1) Wilayah daratan. Adalah segala sesuatu yang terlihat di atas bumi seperti sungai, rawa dan gunung. Untuk menentukan batas wilayah daratan pada umumnya ditentukan melalui perjanjian antar negara yang bertetangga. Batas wilayah daratan dapat berupa :Batas alam, seperti gunung, sungai, danau, lautan dsb. Batas buatan, seperti pagar kawat, pagar tembok, tugu atau monumen dan sebagainya. 2) Wilayah lautan. Lautan yang merupakan daerah suatu negara disebut laut teritorial, sedangkan laut yang berada di luar laut teritorial disebut laut terbuka. Suatu negara belum tentu mempunyai wilayah lautan, seperti negaranegara yang terletak ditengahtengah benua dan dikelilingi negara lain, Contoh Swiss, Mongolia dsb. Konvensi Hukum Laut internasional tahun 1982 antara lain menentukan : -Batas Laut teritorial sejauh 12 mil laut. -Batas zone bersebelahan sejauh 24 mil laut. -Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) sejauh 200 mil laut. -Batas landas Kontinen ditetapkan sejauh 200 mil atau lebih; dalam wilayah ini negara pantai dapat mengadakan eksploitasi dan eksplorasi dengan kewajiban membagi keuntungan yang diperolehnya kepada masyarakat internasional. 3) Wilayah udara. Adalah meliputi ruang angkasa/udara yang berada di atas wilayah daratan dan laut teritorial negara. Kekuasaan atas wilayah udara diatur dalam perjanjian Paris tahun 1919 tentang Navigasi Udara yang kemudian diganti dengan Konvensi Chicago 1944 tentang Penerbangan Sipil Internasional, yang antara lain menyebutkan bahwa setiap negara mempunyai kedaulatan yang utuh dan eksklusif di ruang udara yang ada di atas wilayah negaranya dan jarak ketinggian kedaulatan negara di udara ditentukan oleh kesanggupan pesawat udara mencapai ketinggian tertentu, yang selalu berubah tergantung kepada kemajuan teknologi penerbangan. 4) Daerah ekstrateritorial (daerah konvensional). Yaitu merupakan wilayah atau tempattempat yang menurut kebiasaan hukum internasional diakui sebagai wilayah/daerah kekuasaan negara tertentu, meskipun sebenarnya wilayah atau tempat itu berada di wilayah negara lain. Contoh : a) Tempat perwakilan diplomatik b) Kapal laut berbendera negara tertentu yang berlayar di laut terbuka

c. Pemerintah yang berdaulat Menurut Utrecht, istilah Pemerintah mempunyai 3 pengertian : -Pemerintah sebagai gabungan dari semua badan kenegaraan atau perlengkapan dari seluruh alat perlengakapan negara yang berkuasa memerintah dalam arti luas yang meliputi badan legeslatif, eksekutif dan yudikatif. -Pemerintah sebagai kepala negara atau badan kenegaraan tertinggi yang berkuasa memerintah di wilayah suatu negara. -Pemerintah sebagai organ (Badan) eksekutif, seperti Presiden, Wakil Presiden dan MenteriMenteri negara (di Indonesia), Kabinet atau Dewan Menteri (di Inggris). Pemerintah dalam arti luas itu meliputi gabungan semua alatalat perlengkapan negara, sedangkan Pemerintah dalam arti sempit adalah Kepala negara saja atau Organ eksekutif. Dari pengertian di atas, yang merupakan pemerintah sebagai unsur negara adalah pemerintah dalam arti luas yakni gabungan seluruh alatalat perlengkapan negara. Dan pemerintah itu harus berdaulat. Pemerintah yang berdaulat adalah kedalam dapat mengatur kehidupan rakyatnya dan ditaati oleh rakyatnya, sedangkan keluar dapat mempertahankan kemerdekaannya dan mengadakan hubungan dengan negara lain. Kedaulatan. Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi dalam suatu negara. Istilah kedaulatan pertama kali diperkenalkan oleh Jean Bodin (1530 1593). Menurutnya kedaulatan itu sebagai kekuasaan mutlak, abadi dan asli dari suatu negara. Sifatsifat pokok kedualatan : -Permanen : kedaulatan akan tetap ada selama negara itu masih ada. -Absolut : dalam negara tidak ada kekuasaan lain yang lebih tinggi dari kekuasaan negara. -Tidak dibagi-bagi : kedaulatn merupakan satusatunya kekuasaan tertinggi. -Tidak terbatas : kedaulatan itu meliputi semua orang dan golongan tanpa kecuali. -Asli : kedaulatan tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi. Sumber Kedaulatan. Ada beberapa teori yang membahas secara rasional mengenai bagaimana dan asal mula kedaulatan. Teoriteori itu antara lain : 1) Teori Kedaulatan Tuhan. Menurut teori ini yang disebut juga teori Theokrasi, kekuasaan tertinggi dalam negara adalah berasal dari Tuhan. Dasar pemikiran teori ini adalah keyakinan bahwa alam semesta beserta isinya adalah ciptaan Tuhan, demikian pula kedaulatan yang ada pada pemerintah atau raja adalah berasal dari Tuhan. Penganut teori Theokrasi antara lain F. J. Stahl dan Mr. de Savornin Lohman. 2) Teori Kedaulatan Raja. Kedaulatan negara terletak ditangan raja dan keturunannya, raja mendapat kekuasaan langsung dari Tuhan. Oleh sebab itu raja dalam memerintah harus berkuasa secara mutlak bahkan cenderung sewenangwenang. Raja dalam menjalankan kekuasaannya hanya

bertanggung jawab kepada dirinya sendiri dan kepada Tuhan, sehingga raja tidak perlu tunduk pada hukum maupun moral, oleh karena itu negara adalah raja karena yang berdulat ialah raja. Peletak dasar teori kedaulatan raja adalah Machiavelli, ia menyatakan bahwa negara yang kuat hendaknya dipimpin oleh seoarang raja yang memiliki kedaulatan yang tidak terbatas (mutlak), srhingga dapat melaksanakan citacita bangsa sepenuhnya, kalau perlu raja melanggar hukum konstitusi dan hukum moral. Penganut teori ini antara lain : Jean Bodin, Thomas Hobbes, F. Hegel. 3) Teori Kedaulatan Rakyat. Menurut teori ini, rakyatlah yang berdaulat dalam negara dan mewakilkan kekuasaannya kepada suatu badan yaitu Pemerintah. Apabila pemerintah dalam melaksanakan tugasnya tidak sesuai dengan kehendak rakyat, maka rakyat akan bertindak mengganti pemerintah tersebut dengan pemerintah yang baru. Penganjur teori ini adalah : Jean Jacques Rousseau, John Locke, Montesquieu. 4) Teori Kedaulatan Negara. Menurut paham ini, negaralah sebagai sumber kedulatan dalam negara. Negara (dalam arti Gouvernment = Pemerintah) dianggap mempunyai hak yang tidak terbatas terhadap kehidupan kebebasan dan ekonomi (Life, liberty and property) dari warganya, sehingga penguasa dalam menjalankan kekuasaannya tidak dibatasi hukum. Warga negara bersama hak miliknya dapat dikerahkan untuk kepentingan kebesaran negara, mereka tunduk kepada hukum bukan karena suatu perjanjian melainkan karena hukum itu kehendak negara. Oleh karena itu setiap tindakan rakyat harus menurut kehendak negara, sedangkan negara sendiri tidak perlu tunduk kepada hukum sebab negara sendirilah yang membuat hukum. Penganut teori kedaulatan negara antara lain : George Jellinek. Paul Laband : Tidak ada negara tidak ada kekuasaan tertinggi. 5) Teori Kedaulatan Hukum. Menurut teori ini, kekuasaan tertinggi dalam negara terletak pada hukum. Dasar pemikiran teori ini adalah bahwa pemerintah memiliki atau mendapat kekuasaan atau kewenangan berdasarkan hukum yang berlaku, oleh sebab itu yang berdaulat adalah hukum. Negara harus mentaati tata tertib hukum karena hukum terletak di atas kekuasaan manapun dalam negara. Pemerintah dan lembaga negara lain dalam melaksanakan tugas dan fungsinya harus menurut hukum yang berlaku. Oleh sebab itu menurut Krabbe sebaiknya negara merupakan negara hukum yang berarti bahwa setiap tindakan negara harus berdasarkan atas hukum. Penganut teori kedaulatan hukum adalah : Immanuel Kant, Krabbe dan Leon Duguit. Gagasan negara hukum tersebut di atas, mula pertama kalinya dicetuskan oleh Immanuel Kant dan gagasannya itu disebut negara hukum murni/klasik/dalam arti sempit atau negara hukum formal. Pada jaman modern, teori negara hukum murni sudah banyak ditinggalkan orang dan diganti dengan teori negara hukum modern/dalam arti luas atau negara hukum material dan disebut juga sebagai negara kesejahteraan (Welfare State) yang dikembangkan oleh Kranenburg dan Utrecht.

d. Pengakuan dari negara lain Pengakuan negara lain bukanlah merupakan syarat mutlak berdirinya negara, karena pengakuan bukan merupakan unsur pembentuk negara melainkan hanya bersifat menerangkan saja adanya negara baru. Suatu negara akan tetap tegak berdiri walaupun negara itu tidak mendapat pengakuan dari negara lain. Contoh : AS merdeka tahun 1776, baru diakui Inggris tahun 1783. Indonesia merdeka tahun 1945, baru diakui Belanda tahun 1949. Ada 2 (dua) teori tentang pengakuan : a. Teori Deklaratif (Declaratory theory). Menurut teori ini, apabila semua unsurunsur negara telah dimiliki oleh suatu masyarakat politik, maka dengan sendirinya telah merupakan sebuah negara dan harus diperlakukan sama seperti negaranegara yang lebih dulu ada oleh negaranegara lain. Sehingga pengakuan hanyalah bersifat pencatatan belaka pada pihak negara lain bahwa negara baru itu telah mengambil tempat disamping negara lain yang telah lebih dulu ada. b. Teori Konstitutif (Constitutive theory). Menurut teori ini, walaupun suatu masyarakat politik telah memiliki semua unsur unsur kenegaraan, akan tetapi tidaklah secara otomatis dapat diterima sebagai negara ditengah tengah pergaulan masyarakat internasional. Sehingga suatu negara baru dapat diterima ditengahtengah pergaulan internasional harus mendapat pengakuan dari negara lain terlebih dahulu atau dengan kata lain suatu negara baru dianggap ada setelah mendapat pengakuan dari negaranegara lain. Pengakuan ada 2 (dua) macam : a. Pengakuan de facto : Suatu pengakuan terhadap negara baru yang didasarkan pada suatu fakta atau kenyataan bahwa negara itu telah mempunyai unsurunsur pokok berdirinya negara. Pengakuan ini bersifat sementara , dan pengakuan de facto dapat menimbulkan akibat antara negara yang mengakui dan yang diakui dapat mengadakan hubungan yang bersifat terbatas, misalnya membuka Kantor Dagang. b. Pengakuan de jure : Suatu pengakuan terhadap negara baru secara resmi menurut hukum. Pengakuan ini biasanya diberikan apabila negara yang mengakui sudah merasa yakin bahwa negara yang diakui benarbenar talah mampu mempertahankan kedaulatanya, sehingga negara baru itu dianggap telah mampu dan sanggup untuk memenuhi kewajiban kewajiban internasioanl. Pengakauan de jure bersifat tetap, dan pengakuan ini dapat menimbulkan akibat antara negara yang mengakui dan yang diakui dapat mengadakan hubungan secara luas di segala bidang, misalnya hubungan diplomatik, hubungan konsuler.

D. Pengertian, fungsi dan tujuan suatu negara

Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik,militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah tersebut. Pada hakikatnya,fungsi negara tidak bisa dipisahkan dari tujuan negara itu sendiri.Antara fungsi negara dan tujuan negara mempunyai hubungan timbal balik. Tujuan negara adalah harapan atau cita-cita yang hendak dicapai. Sedangkan fungsi negara ialah kegiatan untuk mewujudkan harapan atau cita-cita negara menjadi kenyataan.Atau dengan kata lain,fungsi negara adalah alat untuk mencapai tujuan negara. Pengertian Tujuan dan Fungsi Negara secara umum Antara tujuan dan fungsi negara merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Namun demikian keduanya memiliki arti yang berbeda yaitu : . Apabila kita hubungkan dengan negara, maka : o Tujuan menunjukkan apa yang secara ideal hendak dicapai oleh suatu Negara, sedangkan o Fungsi adalah pelaksanaan citacita itu dalam kenyataan Tujuan Negara Rumusan tujuan sangat penting bagi suatu negara yaitu sebagai pedoman : o Penyusunan negara dan pengendalian alat perlengkapan negara. o Pengatur kehidupan rakyatnya. o Pengarah segala aktivitasaktivitas negara. Secara umum negara mempunyai tujuan antara lain sebagai berikut : Memperluas kekuasaan semata. Menyelenggarakan ketertiban umum. Mencapai kesejahteraan umum Fungsi Negara Secara umum terlepas dari ideologi yang dianutnya, setiap negara menyelenggarakan beberapa fungsi minimum yang mutlak harus ada. Fungsi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Melaksanakan penertiban (Law and order) : Untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokanbentrokan dalam masyarakat, maka negara harus melaksanakan penertiban. Dalam fungsi ini negara dapat dikatakan sebagai stabilisator. 2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. 3. Pertahanan : Fungsi ini sangat diperlukan untuk menjamin tegaknya kedaulatan negara dan mengantisipasi kemungkinan adanya serangan yang dapat mengancam kelangsungan hidup bangsa (negara). Untuk itu negara dilengkapi dengan alat pertahanan.

4. Menegakkan keadilan : Fungsi ini dilaksanakan melalui lembaga peradilan. Keseluruhan fungsi negara tersebut di atas diselenggarakan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Fungsi negara dapat juga diartikan sebagai tugas organisasi negara. Secara umum tugas negara meliputi : Tugas Essensial : adalah mempertahankan negara sebagai organisasi politik yang berdaulat, meliputi : a) Tugas internal negara yaitu memelihara ketertiban, ketentraman, keamanan, perdamaian dalam negara serta melindungi hak setiap orang, dan b) Tugas eksternal yaitu mempertahankan kemerdekaan/kedaulatan negara. c) Tugas Fakultatif : adalah menyelenggarakan dan memperbesar kesejahteraan umum. Ada beberapa pendapat tentang tujuan negara : 1. Plato : tujuan negara adalah memajukan kesusilaan manusia. 2. Roger H Soltau : tujuan negara adalah mengusahakan agar rakyat berkembang serta mengembangkan daya cipta sebebas mungkin. 3. John Locke : tujuan negara adalah menjamin suasana hukum individu secara alamiah atau menjamin hakhak dasar setiap individu. 4. Harold J Laski : tujuan negara adalah menciptakan keadaan agar rakyat dapat memenuhi keinginannya secara maximal. 5. Montesquieu : tujuan negara adalah melindungi diri manusia sehingga dapat tercipta kehidupan yang aman, tentram dan bahagia. 6. Aristoteles : tujuan negara adalah menjamin kebaikan hidup warga negaranya. Ada beberapa teori tentang tujuan negara antara lain : -Teori Kekuasaan negara 1) Shang Yang : Menurt Shang Yang ( Lord Shang ) dalam bukunya A classic of the Chinnese of Law, yang menjadi tujuan negara adalah menciptakan kekuasaan yang sebesarbesarnya bagi negara dan tujuan itu dapat dicapai dengan cara menyiapkan militer yang kuat, berdisiplin dan siap sedia menghadapi segala kemungkinan. Di dalam negara terdapat dua subjek yang selalu berhadapan dan bertentangan yaitu Pemerintah dan Rakyat, apabila yang satu kuat yang lainnya lemah. Dan sebaiknya Pemrintahlah yang lebih kuat dari rakyat agar tidak terjadi kekacauan dan anarkhis, oleh sebab itu Pemerintah harus berusaha lebih kuat dari rakyat. Agar negara menjadi kuat maka rakyat harus dilemahkan dengan cara diperbodoh dan dimiskinkan. Negara akan mengalami keruntuhan dan raja tidak dapat menggerakkan rakyat untuk berjuang apabila di dalam negara terdapat sepuluh hal yang jahat (ten evils) seperti : Adat, Musik, Nyanyian, Riwayat, Kebaikan, Kesusilaan, Kejujuran, Sofisme, Hormat

pada orang tua, dan Kewajiban persaudaraan. Oleh sebab itu kebudayaan rakyat harus dikorbankan demi kepentingan negara. 2) Niccolo Machiavelli. Dalam bukunya yang berjudul Il Princepe , Machiavelli menyatakan bahwa negara adalah organisasi kekuasaan saja dan pemerintah sebagai teknik memupuk dan menggunakan kekuasaan. Tujuan negara adalah menciptakan kekuasaan belaka dan kekuasaan itu hanyalah alat belaka untuk mencapai kebesaran dan kehormatan bangsa yang merupakan tujuan negara yang sebenarnya. Untuk mewujudkan tujuan yang mulia itu, Pemerintah (raja) dalam berindak harus tampil cerdik seperti kancil, ganas, keras, berani seperti singa dan tidak perlu mengindahkan etika, moral, kesusilaan maupun agama dan bila perlu bersikap licik. Apabila kita bandingkan tujuan negara menurut pendapat Machiavelli dengan Shang Yang terdapat persamaan dan perbedaannnya. -Teori Perdamaian dunia Menurut Dante Alleghiere dalam bukunya Die Monarchia menyatakan bahwa tujuan negara adalah menciptakan perdamaian dunia dengan jalan menciptakan : UndangUndang yang seragam bagi seluruh manusia. Imperium dunia (semua negara harus melebur menjadi satu negara) di bawah kekuasaan seorang Raja (Monarch), sebab selama di dunia masih ada berbagai negara merdeka maka perdamaian dan ketentraman tidak akan terwujud. -Teori Jaminan ata hak dan kebebasan 1) Immanuel Kant : Dalam teori negara hukum yang diajarkan, Kant menyatakn bahwa tujuan negara menjamin dan melindungi hak dan kebebasan warga negaranya dengan jalan memelihara ketertiban hukum dan diadakan pemisahan kekuasaan yang meliputi kekuasaan pembuat, pelaksana dan pengawas hukum (potestas legislatora, rectoria et judicaria). 2) Hugo Krabbe : Tujuan negara adalah menyelenggarakan ketertiban hukum berdasar dan berpedoman pada hukum agar hak rakyat dapat dijamin sepenuhnya. -Teori Welfare State (Negara kesejahteraan) Tujuan negara adalah bukan sekedar memelihara ketertiban hukum saja tetapi juga secara aktif mengupayakan kesejahteraan warga negaranya. Teori ini dikemukakan oleh Kranenburg dan Utrecht.

-Tujuan negara menurut paham sosialis Memberikan kebahagiaan yang sebesarbesarnya dan merata bagi setiap orang. Kebahagian akan terwujud jika setiap manusia mempunyai pekerjaan dan penghasilan yang layak untuk kehidupannya dan dijaminnya hakhak mereka yang semuanya harus diatur dalam undangundang. Keadilan sosial dapat tercapai dengan jalan mengembangkan perekonomian kekeluargaan dibawah pimpinan negara. Tokoh penganjurnya adalah Karl Marx, Louis Blanc -Tujuan negara menurut paham Kapitalis Tujuan negara adalah mewujudkan kesejahteraan/kebahagiaan semua orang dengan cara setiap orang diberi kebebasan berkompetisi dalam usaha mencapai kesejahteraan dan kebahagiaannya secara perseorangan. Dengan demikian kesejahteraan /kebahagiaan akan terwujud dengan kemerdekaan dan kebebasan individu. Penganut teori ini adalah Adam Smith, Jeremy Bentham dan Herbert Spencer. -Teori Facisme Tujuan negara adalah imperium dunia yaitu mempersatukan semua bangsa di dunia menjadi satu tenaga atau kekuatan bersama. Ada beberapa teori dan pendapat tentang fungsi negara : Individualisme/ Liberalisme : Menjaga keamanan dan ketertiban agar hak dan kebebasan individu terjamin. Negara hukum murni : Menjaga dan menciptakan keamanan dan ketertiban. Welfare state : Tidak hanya menciptakan ketertiban saja tetapi secara aktif mewujudkan kesejahteraan rakyatnya. Komunisme : Sebagai alat penindas/pemaksa dari kelas ekonomi yang kuat terhadap kelas lainnya yang lebih lemah. Anarkhisme : Mewujudkan masyarakat yang bebas tanpa organisasi paksaan. Kaum anarkhis tidak memerlukan negara dan pemerintah, sehingga fungsi negara dan pemerintah dilaksanakan oleh kelompok yang dibentuk secara sukarela tanpa alat paksaan, polisi, hukum serta pengadilan. Charles E Merriam : Ada 5 yaitu : keaman ekstern, ketertiban intern, keadilan, kesejahteraan umum dan kebebasan. John Locke : (a) Fungsi legeslatif (membuat undang-undang); (b) Fungsi eksekuitf (melaksanakan undang-undang); dan (c) Fungsi federatif (melaksanakan hubungan luar negeri) Montesquieu : Fungsi legeslatif, eksekutif dan yudikatif (mengawasi pelaksanaan undang-undang atau mengadili). Van Vollenhoven : (a) Regeling (membuat peraturan); (b) Bestuur (menjalankan pemerintahan);

(c) Rechtspraak (mengadili); dan (d) Politie (ketertiban dan keamanan. Dr. Stellinga : Ada 5 fungsi yaitu : legeslatif, eksekutif, yudikatif, polisi dan kejaksaan (penuntut umum terhadap pelanggar hukum. Moh. Kusnardi, SH : (a) Melaksanakan ketertiban (law and order); dan (b)Mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Goodnow : (a) Policy making yaitu membuat kebijakan negara; dan (b) Policy Executing yaitu melaksanakan kebijakan yang sudah ditentukan

E. Fungsi dan tujuan NKRITujuan Negara NKRI tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu : 1. tujuan Nasional (ke dalam),meliputi : a. melindungi segenap dan seluruh tumpah darah Indonesia b. memajukan kesejahteraan umum c. mencerdaskan kehidupan bangsa 2. tujuan Internasional (ke luar), yaitu : ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Fungsi Negara NKRI, meliputi : 1. Adanya proses pemerintahan yang dikepalai oleh Presiden 2. Dibentuknya Badan hukum dan peradilan di Indonesia 3. Dibentuk sistem pertahanan dan keamanan nasional(misalnya si,TNI) 4. Adanya peraturan dan perundang-undangan yang berlaku 5. Dibentuknya Departementalisasi sesuai bidangnya 6. Dibentuknya Lembaga Yudikatif,Eksekutif dan Legeslatif

F. Penilaian terhadap fungsi dan tujuan NKRI sekarang iniFungsi dan tujuan NKRI sekarang ini, belum nyata dalam tindakannya. Kita sebagai penerus bangsa harus lebih giat dan lebih merealisasikan lagi fungsi dan tujuan NKRI tersebut. Sebagai contoh, kita dapat belajar segiat mungkin dalam mewujudkan rasa cinta kita terhadap tanah air.

G. Arti nasionalisme dan patriotisme Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatansebuah negara (dalam bahasa Inggris "nation") dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme. Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang

rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme Pancasila Pada prinsipnya nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan;menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara;bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri;mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa;menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia;mengembangkan sikap tenggang rasatidak semena-mena terhadap orang lain;gemar melakukan kegiatan kemanusiaan;senantiasa menjunjung tinggi nilai kemanusiaan;berani membela kebenaran dan keadilan;merasa bahwa bangsa Indonesia merupakan bagian dari seluruh umat manusia; danmenganggap pentingnya sikap saling menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.

Patriotisme berasal dari kata Patriot, yang artinya adalah: pecinta dan pembela tanah air.Sedangkan Patriotisme maksudnya adalah semangat cinta tanah air. Pengertian Patriotisme adalah sikap Untuk selalu mencintai atau membela tanah air, seorang pejuang sejati, pejuang bangsa yang mempunyai semangat, sikap dan perilaku cinta tanah air, dimana ia sudi mengorbankan segala-galanya bahkan jiwa sekalipun demi kemajuan, kejayaan dan kemakmuran tanah air. Untuk memahami arti patriotisme, Coba kita cermati nukilan naskah pidato Bung Karno pada peringatan hari proklamasi 17 Agustus 1951.

H. Nilai - nilai yang mendukung nasionalisme dan patriotismeKeberhasilan bangsa Indonesia merebut kemerdekaan terutama dilandasi oleh soliditas bangsa Indonesia pada saat itu. Pengalaman sejarah ini mengilhami memunculkan instrumen hukum yangdituangkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur sistem pertahanan negarayaitu Sistem pertahanan dan keamanan rakyat Semesta (Sinhankamrata). Namun sampaidengan saat ini implementasi sistem pertahanan semesta belum pernah dilaksanakanmeskipun telah diundangkannya Undang-Undang No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, Pasal 7(2) yang menyebutkan sistem pertahanan negara dalam menghadapiancaman militer menempatkan TNI sebagai komponen utama dengan didukung olehkomponen cadangan dan komponen pendukung. Bahkan undang-undang yang mengaturkomponen cadangan dan komponen pendukung belum ada, masih dalam proses. Sistem pertahanan negara yang melibatkan seluruh komponen Bangsa,

dalampelaksanaannya membutuhkan pra kondisi dari seluruh komponen bangsa untuk siap erpartisipasi dalam kegiatan ini. Untuk membangun soliditas bangsa, setiap warganegara dalam dirinya harus tumbuh kesadaran kolektif (rasa nasionalisme, kewajibannegara, dll.) dan solidaritas sosial untuk mempertahankan negaranya dari ancamanmusuh. Perjalanan sejarah menunjukkan bahwa saat ini soliditas bangsa Indonesiadisinyalir mengalami degradasi dengan ditandai oleh adanya berbagai konflik danbahkan ada keinginan wilayah untuk memisahkan diri.Soliditas yang dilandasi kesadaran kolektif berupa semangat nasionalisme ( relaberkorban, wajib bela negara) tidak muncul dengan sendirinya, tetapi tumbuh danberkembang melalui sosialisasi nilai. Karena itu upaya yang dapat dilakukan untukmembangun soliditas bangsa Indonsia diantaranya melalui pemberdayaan masyarakat.Pemberdayaan masyarakat adalah bentuk rekayasa sosial yang bermaknamenumbuhkembangkan pengetahuaan, ketrampilan, kemampuan masyarakat yangdilandasi nilai-nilai semangat pengabdian, rela berkorban, pantang menyerah, tahanmenderita serta mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di dalam menghadapiperubahan, tantangan dan ancaman terhadap negara. Pemberdayaan masyarakat sebagai suatu proses dilakukan secara bertatahapdengan pendekatan partisipatif. Sararan pemberdayaan masyarakat ini mencakupKomponen cadangan, komponen pendukung, dan aparatur pemerintahan.Permasalahannya sampai saat ini adalah karena belum adanya payung hukum yangberkaitan dengan pemberdayaan masyarakat di bidang pertahanan, meyebabkan kegiatanpemberdayaan masyarakat ini sulit dilakukan. Berdasarkan pada permasalahan di atas disampaikan beberapa saran sebagai berikut: a) Pemerintah segera mengundangkan payung hukum yang berkaitan dengansistem pertahanan semesta (komponen cadangan dan komponenpendukung), agar dapat digunakan sebagai pedoman pelaksanaan didaerah. b) Untuk mengisi kekosongan hukum pihak pemerintah pusat (Depdagri,Dephan, dan Mabes TNI) dan pemerintah daerah dapat berinisiatif untukmembuat kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan memanfaatkananggaran yang ada. c) Untuk mendukung keberhasilan pemberdayaan masyarakat, legitimasipemerintahan harus dibangun melalui keteladanan pemimpin danperlakuan adil pemerintah terhadap pembangunan antar daerah dankebinekaan bangsa Indonesia yang bersifat majemuk.

I. Paham yang bertentangan dengan nasionalisme dan patriotismeAnarkisme Anarkisme atau dieja anarkhisme yaitu suatu paham yang mempercayai bahwa segala bentuk negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya adalah lembaga-lembaga yang menumbuh suburkan penindasan terhadap kehidupan, oleh karena itu negara, pemerintahan, beserta perangkatnya harus dihilangkan/dihancurkan.

Fasisme

Fasisme merupakan sebuah paham politik yang mengangungkan kekuasaan absolut tanpa demokrasi. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik dan juga otoriter sangat kentara. Kata fasisme diambil dari bahasa Italia, fascio, sendirinya dari bahasa Latin, fascis, yang berarti seikat tangkai-tangkai kayu. Ikatan kayu ini lalu tengahnya ada kapaknya dan pada zaman Kekaisaran Romawi dibawa di depan pejabat tinggi. Fascis ini merupakan simbol daripada kekuasaan pejabat pemerintah. Pada abad ke-20, fasisme muncul di Italia dalam bentuk Benito Mussolini. Sementara itu di Jerman, juga muncul sebuah paham yang masih bisa dihubungkan dengan fasisme, yaitu Nazisme pimpinan Adolf Hitler. Nazisme berbeda dengan fasisme Italia karena yang ditekankan tidak hanya nasionalisme saja, tetapi bahkan rasialisme dan rasisme yang sangat sangat kuat. Saking kuatnya nasionalisme sampai mereka membantai bangsa-bangsa lain yang dianggap lebih rendah. Komunisme Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia, selain kapitalisme dan ideologi lainnya. Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang mana mereka itu mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan buruh. Istilah komunisme sering dicampuradukkan dengan Marxisme. Komunisme adalah ideologi yang digunakan partai komunis di seluruh dunia. Racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut "Marxisme-Leninisme". Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai dari peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar, namun pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil jika bernaung di bawah dominasi partai. Partai membutuhkan peran Politbiro sebagai think-tank. Dapat diringkas perubahan sosial hanya bisa berhasil jika dicetuskan oleh Politbiro. Inilah yang menyebabkan komunisme menjadi "tumpul" dan tidak lagi diminati. Komunisme sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem sosialisme sebagai alat kekuasaan, dimana kepemilikan modal atas individu sangat dibatasi. Prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat secara merata. Komunisme sangat membatasi demokrasi pada rakyatnya, dan karenanya komunisme juga disebut anti liberalisme. Secara umum komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan prinsip agama dianggap candu yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata. Individualisme Individualisme merupakan satu falsafah yang mempunyai pandangan moral, politik atau sosial yang menekankan kemerdekaan manusia serta kepentingan bertanggungjawab dan kebebasan sendiri. Seorang individualis akan melanjutkan percapaian dan kehendak peribadi. Mereka menentang campur tangan luaran dari masyarakat, negara dan sebarang badan atau kumpulan ke atas pilihan peribadi mereka. Oleh itu, individualisme menentang segala pendapat yang meletakkan matlamat sesuatu kumpulan sebagai lebih penting dari matlamat seseorang individu yang dengan sendiri adalah asas kepada manamana badan masyarakat. Pendapat-pendapat yang di tentang termasuklah holisme,

kolektivisme dan statisme, antara lain. Falsafah ini juga kurang senang segala standard moral yang dikenakan ke atas seseorang kerana peraturan-peraturan itu menghalang kebebasan seseorang. Egoisme Egoisme merupakan motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan pandangan yang hanya menguntungkan diri sendiri. Egoisme berarti menempatkan diri di tengah satu tujuan serta tidak peduli dengan penderitaan orang lain, termasuk yang dicintainya atau yang dianggap sebagai teman dekat. Istilah lainnya adalah "egois". Hal ini berkaitan erat dengan narsisme, atau "mencintai diri sendiri," dan kecenderungan mungkin untuk berbicara atau menulis tentang diri sendiri dengan rasa sombong dan panjang lebar. Egoisme dapat hidup berdampingan dengan kepentingannya sendiri, bahkan pada saat penolakan orang lain. Sombong adalah sifat yang menggambarkan karakter seseorang yang bertindak untuk memperoleh nilai dalam jumlah yang lebih banyak daripada yang ia memberikan kepada orang lain. Egoisme sering dilakukan dengan memanfaatkan altruisme, irasionalitas dan kebodohan orang lain, serta memanfaatkan kekuatan diri sendiri dan / atau kecerdikan untuk menipu. Chauvinisme Chauvinisme adalah rasa cinta tanah air yang berlebihan dengan mengagungkan bangsa sendiri dan merendahkn bangsa lain. Contoh Chauvinisme seperti yang dikemukakan oleh Adolf Hitler dengan kalimat Deutschland Uber Alles in der Welt ( Jerman di atas segala-galanya dalam dunia ). Slogan ini kadang masih dipakai di Jerman unutk memberi semangat pada atlet dalam bertanding. Inggris juga punya slogan Right or Wrong is My County. Demikian pula Jepang yang menganggap bangsanya merupakan keturunan Dewa Matahari. Sukuisme Sukuisme adalah suatu paham yang memandang bahwa suku bangsanya lebih baik dibandingkan dengan suku bangsa yang lain, atau rasa cinta yang berlebihan terhadap suku bangsa sendiri.

J. Penerapan nasionalisme dan patriotisme di lingkungan keluarga, masyarakat, dan negara1. Penerapan nasionalisme dan patriotisme di Lingkungan Keluarga Keluarga sebagai kelompok terkecil dari masyarakat merupa kan sarana penanaman nilainilai dan pem bentukan karakter seseorang. Keluarga memiliki peranan yang sangat besar dalam menumbuhkan budaya demo kratis seseorang yang kemudian akan ditampilkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. nasionalisme dan patriotisme dalam keluarga dapat dilaksanakan, antara lain:

a. ditegakkannya prinsip persamaan, artinya setiap anggota keluarga memiliki hak yang sama dalam mengeluarkan pendapat; b. ditegakkannya prinsip keseimbangan antara hak dan kewajiban; c. ditegakkannya prinsip kebebasan yang bertanggung jawab; d. ditegakkannya prinsip persatuan antara anggota keluarga; e. mengutamakan kekeluargaan dalam menyelesaikan segala permasalahan. Seluruh anggota keluarga memiliki hak dan kewajiban yang disesuaikan dengan kedudukannya dalam keluarga. Kewajiban sebagai anggota keluarga harus kita laksanakan. Peraturan yang berlaku dalam keluarga berlaku sama. Oleh karena itu, untuk mewujud kan budaya demokrasi dalam keluarga kita dapat melatihnya dengan ikut berperan dalam mewujudkan keluarga harmonis. Dalam keluarga, kita dapat mewujudkan budaya demokrasi, misalnya musyawarah keluarga dalam pembagian tugas dan pekerjaan rumah. Dalam musyawarah tersebut, tentunya akan ada pembagian tugas dan alasan tiaptiap orang mendapatkan tugas yang berbeda. Seorang anak yang masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak tentunya akan diberi pekerjaan yang sangat ringan atau di bebaskan dari tugas. Anak yang masih kecil belum dapat melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pekerjaan yang lebih berat. Hal ini akan berbeda untuk anak SMP, yang tentunya akan men dapat kan hak dan kewajiban yang lebih besar karena sudah dianggap mampu melaksanakannya. Keluarga yang melaksanakan budaya demokratis akan menumbuhkan bahwa seluruh anggota keluarga memiliki arti dan peranan yang sama, memiliki rasa tanggung jawab ter hadap berbagai masalah yang menimpa keluarga. Keluarga yang menerapkan budaya demokratis akan memiliki pengaruh terhadap masyarakat yang ada di sekitarnya. Lingkungan keluarga yang demokratis akan melahirkan budaya demokratis dalam masyarakat. 2. Penerapan nasionalisme dan patriotisme di Lingkungan Sekolah Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peran yang utama dalam membentuk karakter dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi peserta didik. Oleh karena itu, sekolah harus menampilkan budaya demokratis dalam pengelolaan pendidikannya. Syarat sebagai negara demokratis adalah dilaksana kannya pendidikan kewarga negaraan, karena mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan materi yang diajarkan di sekolah. Pendidikan Kewarganegaraan itu sendiri memiliki tujuan untuk mewujudkan warga negara yang baik (to be good citizenship). Warga negara yang baik adalah warga negara yang melaksanakan hak dan ke wajibannya serta mewujudkan budaya demokrasi dalam berbagai segi kehidupan. Di sekolah, pem bentukan dan penerapan budaya demokrasi

tidak hanya melalui Pendidikan Kewarganegaraan, tetapi dapat juga dilaksanakan dalam kegiatan positif lainnya, antara lain sebagai berikut. a. Memilih Ketua OSIS Pemilihan ketua OSIS dapat melibatkan seluruh siswa dengan pemilihan secara langsung. Kampanye pemilu pun dapat dilaksana kan dengan berbagai cara. Pemilihan ketua OSIS secara langsung dapat men dorong siswa untuk memahami praktik pemilu sebenarnya sebagai bagian dari budaya demokrasi. b. Menentukan Ketua Kelas, Menyusun Piket, dan Tata Tertib Penentuan ketua kelas dilaksanakan dengan kegiatan musyawarah kelas. Setiap siswa memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam musyawarah kelas. Setelah ketua kelas terpilih dan tata tertib kelas dibuat, semuanya memiliki kewajiban untuk menaati peraturan di dalam kelas. c. Memberikan Kesempatan Belajar dengan Baik kepada Semua Siswa Situasi yang tenang dan kondusif dalam belajar mendorong berhasilnya belajar siswa. Situasi tersebut dapat tercipta jika kita memberikan kesempatan kepada orang lain untuk belajar. Budaya demokrasi juga dapat ditunjukkan dengan sikap guru yang demokratis terhadap semua muridnya. Misalnya, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat dan mau mendengarkan pendapat para siswanya tersebut. 3. Penerapan Budaya Demokrasi di Lingkungan Masyarakat Budaya demokrasi dalam masyarakat dapat diwujudkan dengan berbagai tindakan, antara lain: a. bersikap adil; b. menghormati hak-hak orang lain; c. suka memberikan pertolongan kepada orang lain; d. kebebasan yang disertai tanggung jawab; e. tidak melakukan tindakan yang merugikan kepentingan umum; f. bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial. Budaya demokratis juga dapat diwujudkan oleh seluruh anggota masyarakat dalam menyusun dan melaksanakan peraturan. Segala keputusan yang menyangkut kepentingan masyarakat harus dimusyawarah kan bersama. Semuanya harus berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah, artinya masyarakat memiliki hak dan kewajiban yang sama tanpa

memandang kedudukan dan status sosialnya. Segala upaya untuk kemajuan dan pengembangan masyarakat seharusnya melibatkan masyarakat. Budaya gotong royong dan saling menyayangi merupa kan budaya yang baik untuk dipertahankan karena dengan budaya tersebut akan meningkatkan kehidupan demokratis dan tumbuhnya keadilan dalam masyarakat. Sifat masyarakat yang anarkis dan ingin menang sendiri harus dibuang jauh-jauh karena akan membuat bertambahnya masalah dan menimbulkan perpecahan dalam masyarakat. Oleh karena itu, nilai-nilai yang selama ini hidup dan berkembang dalam masyarakat wajib kita pelihara dan kita kembangkan. 4. Penerapan nasionalisme dan patriotisme di Lingkungan Negara Penerapan budaya demokrasi dalam kehidupan bernegara sudah kita bahas dalam materi sebelumnya. Contoh penerapan budaya demokrasi dalam kegiatan kenegaraan dapat diwujudkan dalam beberapa bentuk kegiatan berikut. a. Pemilihan Umum untuk Memilih Wakil Rakyat ataupun Memilih Presiden dan Wakil Presiden Partisipasi rakyat dalam pemilu dapat diwujudkan dengan terlibat aktif dalam kampanye, pemungutan suara, dan menyalurkan suaranya. Bentuk partisipasi tertinggi adalah dengan menjadi calon anggota wakil rakyat atau membentuk pengurus partai politik. b. Rakyat Menyampaikan Aspirasinya kepada Lembaga Wakil Rakyat Penyaluran aspirasi rakyat dapat dilakukan secara langsung, baik melalui media massa, ataupun mewakilkannya pada lembaga infrastruktur politik. Lembaga infrastuktur politik di Indonesia, antara lain partai politik, kelompok kepentingan, kelompok penekan, organi sasi massa, LSM, dan media massa. c. Rakyat Melakukan Pengawasan terhadap Pemerintah Pengawasan rakyat terhadap pemerintah dapat dilaksanakan melalui berbagai kebijakan perundangan yang dibuatnya dan kemudian dikaji bagaimana pelaksanaannya. Jika masyarakat menemukan penyimpangan, maka dapat melaporkannya pada pihak yang berwajib. d. Mematuhi Peraturan Perundang-Undangan Mematuhi peraturan perundang-undangan merupa kan kewajiban kita sebagai warga negara. Ketaatan seseorang terhadap peraturan akan men dorong orang tersebut untuk berperilaku disiplin, menciptakan ketertiban, dan ketenteraman dalam masyarakat.Kata Pengantar Puji syukur kami ucapkan atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan makalah mengenai hakikat bangsa dan NKRI

Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermakna dalam proses belajar mengajar tentang pendidikan kewarganegaraan khususnya hakikat bangsa dan NKRI. Dari lubuk hati yang paling dalam, sangat disadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yangmembangun sangat kami harapkan. Kami ucapkan terima kasih kepada guru pembimbing kami. Semoga bermanfaat.

Kuningan, Agustus 2010

Penulis

Daftar isiKata pengantar.i Daftar isi..ii

Bab 1. Hakikat bangsa dan NKRI................................................................................... A. Hakikat bangsa.......................................................................................... B. Unsur terbentuknya bangsa....................................................................... C. Unsur terbentuknya negara....................................................................... D. Pengertian, fungsi dan tujuan suatu negara............................................... E. Fungsi dan tujuan NKRI........................................................................... F. Penilaian terhadap fungsi dan tujuan NKRI saat ini................................. G. Nasionalisme dan patriotisme................................................................... H. Nilai nilai yang mendukung nasionalisme dan patriotisme..................... I. Paham paham yang bertentangan dengan nasionalisme dan patriotisme.. J. Penerapan nasionalisme dan patriotisme di lingkungan keluarga, sekolah, negara dan bangsa........................................................................................ Penutup..............................................................................................................

PenutupDemikian makalah tentang wawasan Nusantara yang saya buat, semoga dapat bermanfaat

bagi kita semua. Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermakna dalam proses belajar mengajar tentang pendidikan kewarganegaraan khususnya hakikat bangsa dan NKRI. Dari lubuk hati yang paling dalam, sangat disadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yangmembangun sangat kami harapkan. Kami ucapkan terima kasih kepada guru pembimbing kami. Semoga bermanfaat. wassalam