Hakikat Bangsa Dan Unsur

26
Hakikat Bangsa dan Unsur-Unsur Terbentuknya Negara Hakikat Bangsa dan Unsur-Unsur Terbentuknya Negara Secara kodrati, manusia adalah makhluk yang memiliki kecenderungan untuk hidup dalam kebersamaan. Manusia adalah makhluk yang mencari kesempurnaan dirinya dalam tata hidup bersama. Manusia lahir, tumbuh, berkembang, dan menjadi insan dewasa bersama manusia lain. Hanya dalam lingkup tata hidup bersama kesempurnaan manusia akan menemukan pemenuhannya. Nilai kehidupan manusia hanya mungkin terjadi dalam hal kebersamaan dengan manusia lain. Makna nilai hidup bersama akan tertuang secara nyata jika manusia mengakui keberadaan sesamanya. Selain itu, perkembangan sebuah kepribadian akan mencapai pemenuhannya jika manusia mampu menerima kehadiran sesamanya. Dari hal inilah proses awal terbentuknya sebuah kelompok masyarakat yang dikenal dengan nama bangsa, mulai berlangsung. 1. Hakikat Bangsa Tidak ada rumusan ilmiah yang bisa dirancang untuk mengartikan istilah bangsa secara objektif. Akan tetapi, fenomena kebangsaan tetap ada hingga saat ini. Lantas, apakah hakikat dari sebuah bangsa? Sebelumnya, Anda perlu mengetahui bahwa istilah bangsa, yaitu natie (nation). Artinya, masyarakat yang diwujudkan bentuknya oleh sejarah yang memiliki unsur yaitu adanya satu kesatuan bahasa, daerah, ekonomi, dan satu kesatuan jiwa serta unsur-unsur tersebut terlukis dalam kesatuan budaya. a. Pengertian Bangsa Istilah natie (nation) atau bangsa mulai populer sekitar tahun 1835. Pada saat itu istilah bangsa mulai sering diperdebatkan dan dipertanyakan. Hal ini menimbulkan munculnya berbagai teori tentang pengertian bangsa. Pengertian bangsa disampaikan oleh tokoh-tokoh berikut. 1) Lothrop Stoddard Bangsa, nation, natie adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sejumlah orang yang cukup banyak, bahwa mereka merupakan suatu bangsa. Ia merupakan suatu perasaan memiliki secara bersama sebagai suatu bangsa. 2) Otto Bauer

description

bkjhj

Transcript of Hakikat Bangsa Dan Unsur

Hakikat Bangsa dan Unsur-Unsur Terbentuknya Negara Hakikat Bangsa dan Unsur-Unsur Terbentuknya Negara Secara kodrati, manusia adalah makhluk yang memiliki kecenderungan untuk hidup dalam kebersamaan. Manusia adalah makhluk yang mencari kesempurnaan dirinya dalam tata hidup bersama. Manusia lahir, tumbuh, berkembang, dan menjadi insan dewasa bersama manusia lain. Hanya dalam lingkup tata hidup bersama kesempurnaan manusia akan menemukan pemenuhannya. Nilai kehidupan manusia hanya mungkin terjadi dalam hal kebersamaan dengan manusia lain. Makna nilai hidup bersama akan tertuang secara nyata jika manusia mengakui keberadaan sesamanya. Selain itu, perkembangan sebuah kepribadian akan mencapai pemenuhannya jika manusia mampu menerima kehadiran sesamanya. Dari hal inilah proses awal terbentuknya sebuah kelompok masyarakat yang dikenal dengan nama bangsa, mulai berlangsung.

1. Hakikat BangsaTidak ada rumusan ilmiah yang bisa dirancang untuk mengartikan istilah bangsa secara objektif. Akan tetapi, fenomena kebangsaan tetap ada hingga saat ini. Lantas, apakah hakikat dari sebuah bangsa? Sebelumnya, Anda perlu mengetahui bahwa istilah bangsa, yaitu natie (nation). Artinya, masyarakat yang diwujudkan bentuknya oleh sejarah yang memiliki unsur yaitu adanya satu kesatuan bahasa, daerah, ekonomi, dan satu kesatuan jiwa serta unsur-unsur tersebut terlukis dalam kesatuan budaya.a. Pengertian BangsaIstilah natie (nation) atau bangsa mulai populer sekitar tahun 1835. Pada saat itu istilah bangsa mulai sering diperdebatkan dan dipertanyakan. Hal ini menimbulkan munculnya berbagai teori tentang pengertian bangsa. Pengertian bangsa disampaikan oleh tokoh-tokoh berikut.1) Lothrop StoddardBangsa, nation, natie adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sejumlah orang yang cukup banyak, bahwa mereka merupakan suatu bangsa. Ia merupakan suatu perasaan memiliki secara bersama sebagai suatu bangsa.2) Otto BauerSuatu bangsa terbentuk karena adanya suatu persamaan, satu persatuan karakter, watak, di mana karakter atau watak ini tumbuh dan lahir serta terjadi karena adanya persatuan pengalaman.3) Ernest RenanIa berpendapat bahwa kelompok yang membentuk suatu bangsa itu memiliki kemauan untuk berada dalam satu himpunan (le desir detre ensemble).4) Ir. SoekarnoBangsa adalah segerombolan manusia yang besar, keras ia mem- punyai keinginan bersatu, le desir detre ensemble, keras ia mempunyai character gemeinschaft, persamaan watak, tetapi yang hidup di atas satu wilayah yang nyata satu unit.Pengertian bangsa juga dapat dikaji secara sosiologis dan antropologis, hukum, serta politis. Secara sosiologis dan antropologis, bangsa diartikan sebagai persekutuan hidup masyarakat yang berdiri sendiri. Setiap anggota persekutuanSecara hukum, bangsa adalah rakyat (orang-orang) yang berada di suatu masyarakat hukum yang terorganisasi. Bangsa pada umumnya menempati wilayah tertentu, mempunyai bahasa tersendiri, sejarah, kebiasaan, dan kebudayaan yang sama dalam pemerintahan yang berdaulat.Bangsa dalam pengertian politis adalah suatu masyarakat dalam daerah yang sama. Mereka tunduk pada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi ke luar dan ke dalam. Jadi, bangsa dalam arti politis adalah bangsa yang sudah bernegara dan mengaku serta tunduk pada kekuasaan dari negara yang bersangkutan.Adapun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bangsa adalah orang- orang yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya serta berpemerintahan sendiri. Bangsa adalah kumpulan manusia yang terikat karena kesatuan bahasa dan wilayah tertentu di muka bumi.b. Dasar Pembentukan BangsaSebuah bangsa akan terbentuk jika terdapat persamaan- persamaan yang menyatukan sebuah kelompok masyarakat. Sebuah bangsa pada zaman modern selalu mengacu pada empat persamaan sebagai berikut.1) Persamaan wilayah tempat tinggal.2) Persamaan bahasa atau alat komunikasi yang diterima semua anggota.3) Persamaan kondisi sosial ekonomi.4) Persamaan kondisi sosial psikologis yang terbentuk pada masa proses pembentukan bangsa itu. Hal ini ditandai oleh represi atau tantangan bersama untuk bertahan hidup.Pada umumnya bangsa terbentuk karena adanya faktor-faktor objektif tertentu yang membedakannya dengan bangsa lain. Faktor- faktor tersebut adalah:1) kesamaan keturunan,2) wilayah,3) bahasa,4) adat istiadat,5) kesamaan politik,6) perasaan, dan7) agama.

Menurut Ernest Renan dasar dari suatu paham kebangsaan yang menjadi bekal bagi berdirinya suatu bangsa adalah suatu kejayaan bersama pada masa lampau. Kejayaan itu dimiliki orang-orang besar dan akibat memperoleh kemenangan, tetapi dapat juga karena penderitaan. Penderitaan itu menimbulkan kewajiban-kewajiban yang selanjutnya mendorong ke arah adanya usaha bersama.Lebih lanjut Ernest Renan mengatakan bahwa syarat mutlak adanya bangsa adalah plebisit. Plebisit adalah suatu hal yang memerlukan persetujuan bersama pada waktu sekarang, yang mengandung hasrat untuk mau hidup bersama dengan kesediaan memberikan pengorbanan-pengorbanan. Jika warga bangsa bersedia memberikan pengorbanan bagi eksistensi bangsanya, bangsa tersebut tetap bersatu dalam kelangsungan hidupnya (Rustam E. Tamburaka, 1999:82).

Titik pangkal dari teori Ernest Renan adalah pada kesadaran moral (conscience morale). Teori ini dapat digolongkan pada Teori Kehendak. Menurut teori Ernest Renan, jiwa, rasa, dan kehendak merupakan suatu faktor subjektif, tidak dapat diukur dengan faktor-faktor objektif. Faktor agama, bahasa, dan sejenisnya hanya dapat dianggap sebagai faktor pendorong dan bukan merupakan faktor pembentuk (consttuief element) dari sebuah bangsa. Oleh karena merupakan plebisit yang diulangi terus-menerus, bangsa dan rasa kebangsaan tidak dapat dibatasi secara teritorial. Daerah suatu bangsa bukan merupakan sesuatu yang statis, akan tetapi dapat berubah-ubah secara dinamis, sesuai dengan jalan sejarah bangsa itu sendiri.

c. Bangsa dan NasionalismeBangsa adalah suatu kelompok manusia yang dianggap memiliki identitas bersama, dan mempunyai kesamaan bahasa, agama, ideologi, budaya, dan sejarah. Bahkan bangsa umumnya dianggap memiliki asal-usul keturunan yang sama. Konsep bahwa semua manusia dibagi menjadi kelompok-kelompok bangsa ini merupakan salah satu doktrin paling berpengaruh dalam sejarah. Doktrin ini merupakan doktrin etika dan filsafat, dan menjadi awal dari nasionalisme. Persatuan bahasa mempermudah perkembangan nasionalisme tetapi tidak mutlak diperlukan untuk kebangkitan nasionalisme. Dalam hal nasionalisme, syarat yang mutlak dan utama adalah adanya kemauan dan tekad bersama.

2. Unsur-Unsur Terbentuknya NegaraSuatu negara hanya ada karena adanya kemauan bersama. Kemauan bersama diperlukan supaya semua daerah dari satu negara akan mempunyai pengaruh dalam komunitas dunia. Negara diartikan sebagai asosiasi terpenting dalam masyarakat. Negara didirikan untuk melindungi hak dan kewajiban manusia serta mengatur sistem hukum dan politik.Ada empat unsur yang berpengaruh dalam terbentuknya suatu negara. Keempat unsur tersebut sebagai berikut.a. Keinginan untuk mencapai kesatuan nasional. Di dalamnya termuat keseragaman sosial, ekonomi, politik, agama, kebudayaan, komunikasi, dan solidaritas.b. Keinginan untuk mencapai kemerdekaan nasional bebas dari dominasi dan campur tangan bangsa asing.c. Keinginan akan kemandirian, keunggulan, individualitas, keaslian atau kekhasan.d. Keinginan untuk menonjol di antara bangsa-bangsa dalam mengejar kehormatan pengaruh dan prestise.

Setiap negara memiliki unsur-unsur pembentuknya. Unsur-unsur negara berarti bagian-bagian terkecil yang membentuk negara. Unsur- unsur negara tertuang dalam Konvensi Montevideo sebagai hasil konferensi antarnegara-negara Amerika (Pan-Amerika) di Montevideo (ibu kota Uruguay) pada tahun 1933. Pada pasal 1 Konvensi Montevideo disebutkan bahwa negara sebagai bagian dari dunia internasional harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut.a. Penduduk yang tetap.b. Wilayah tertentu.c. Pemerintahan.d. Kemampuan mengadakan hubungan dengan negara lain.Sebagai sebuah organisasi, negara memiliki unsur-unsur yang tidak dimiliki oleh organisasi apa pun yang ada di dalam masyarakat. Secara umum, unsur negara ada yang bersifat konstitutif dan ada pula yang bersifat deklaratif. Unsur konstitutif maksudnya unsur yang mutlak atau harus ada di dalam suatu negara. Adapun unsur deklaratif hanya menerangkan adanya negara.Unsur-unsur negara yang bersifat konstitutif adalah harus ada rakyat, wilayah tertentu, dan pemerintahan yang berdaulat. Adapun unsur deklaratif adalah harus ada pengakuan dari negara lain. Unsur deklaratif ini penting sebagai wujud kepercayaan negara lain untuk mengadakan hubungan, baik hubungan bilateral maupun multilateral.Unsur-unsur terbentuknya negara akan diuraikan lebih lanjut dalam pembahasan berikut.

a. RakyatSuatu negara harus memiliki rakyat yang tetap. Rakyat merupakan unsur terpenting dari terbentuknya negara. Rakyat menjadi pendukung utama keberadaan sebuah negara. Hal ini karena rakyatlah yang merencanakan, mengendalikan, dan menyelenggarakan sebuah negara. Dalam hal ini rakyat adalah semua orang yang berada di wilayah suatu negara serta tunduk pada kekuasaan negara tersebut.Rakyat adalah semua orang yang menjadi penghuni suatu negara. Tanpa rakyat, mustahil negara akan terbentuk. Plato, seorang filsuf Yunani pernah mengatakan bahwa untuk membentuk sebuah negara, wilayah tersebut membutuhkan 5040 penduduk. Pendapat ini tentu saja tidak berlaku pada zaman modern ini. Hal ini karena semakin banyaknya jumlah populasi di setiap negara, terutama di Cina, India, Amerika Serikat, dan Indonesia yang memiliki ratusan juta penduduk.Rakyat terdiri atas penduduk dan bukan penduduk. Penduduk adalah semua orang yang bertujuan menetap dalam wilayah negara tertentu. Mereka yang ada dalam wilayah suatu negara tetapi tidak bertujuan menetap, tidak dapat disebut penduduk. Misalnya, orang yang berkunjung untuk wisata.Penduduk suatu negara dapat dibedakan menjadi warga negara dan bukan warga negara. Warga negara adalah mereka yang me- nurut hukum menjadi warga dari suatu negara. Kelompok yang tidak termasuk warga negara adalah orang asing atau disebut juga warna negara asing (WNA).

b. WilayahAdanya wilayah merupakan suatu keharusan bagi negara. Wilayah adalah tempat bangsa atau rakyat suatu negara tinggal dan menetap. Wilayah yang dimaksud dalam hal ini meliputi daratan, lautan, udara, ekstrateritorial, dan batas wilayah negara.Wilayah merupakan unsur kedua setelah rakyat. Dengan adanya wilayah yang didiami oleh manusia, negara akan terbentuk. Jika wilayah tersebut tidak ditempati secara permanen oleh manusia, mustahil untuk membentuk suatu negara. Bangsa Yahudi misalnya, mereka tidak mendiami suatu tempat secara permanen. Akibatnya, mereka tidak memiliki tanah yang jelas untuk didiami, sehingga berupaya merebut wilayah Palestina.Wilayah memiliki batas wilayah tempat kekuasaan negara itu berlaku. Wilayah suatu negara sebagai berikut.1) Wilayah daratan, meliputi seluruh wilayah daratan dengan batas- batas tertentu dengan negara lain.2) Wilayah lautan, meliputi seluruh perairan wilayah laut dengan batas-batas yang ditentukan menurut hukum internasional. Batas- batas wilayah laut sebagai berikut.a) Batas laut teritorial, yaitu garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari garis dasar ke arah laut lepas. Jika ada dua negara atau lebih menguasai suatu lautan, sedangkan lebar lautan itu kurang dari 24 mil laut, maka garis teritorial di tarik sama jauh dari garis masing-masing negara tersebut. Laut yang terletak antara garis dengan garis batas teritorial disebut laut teritorial. Laut yang terletak di sebelah dalam garis dasar disebut laut internal.b) Batas zona bersebelahan, ditentukan sejauh 12 mil laut di luar batas laut teritorial, atau 24 mil laut jika diukur dari garis lurus yang ditarik dari pantai titik terluar.c) Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yaitu laut yang diukur dari garis lurus yang ditarik dari pantai titik terluar sejauh 200 mil laut. Di dalam wilayah ini, negara yang bersangkutan memiliki hak untuk mengelola dan memanfaatkan kekayaan yang ada di dalamnya. Akan tetapi, wilayah ini bebas untuk dilayari oleh kapal-kapal asing yang sekadar melintasi saja.d) Batas landas benua adalah wilayah lautan suatu negara yang batasnya lebih dari 200 mil laut. Jika ada dua negara atau lebih menguasai lautan di atas landasan kontinen, batas negara tersebut ditarik sama jauh dari garis dasar masing- masing negara. Dalam wilayah laut ini negara yang bersangkutan dapat mengelola dan memanfaatkan wilayah laut tetapi wajib membagi keuntungan dengan masyarakat internasional.3) Wilayah udara atau dirgantara, meliputi wilayah di atas daratan dan lautan negara yang bersangkutan. Sebagian besar negara di dunia, termasuk Indonesia, telah meratifikasi Konvensi Jenewa1944. Berdasarkan Konvensi Jenewa 1944, setiap negara memiliki kedaulatan yang lengkap dan eksklusif terhadap ruang udara di atas wilayahnya. Dalam Konvensi Jenewa 1944 juga tidak dikenal adanya hak lintas damai. Dengan demikian tiap-tiap negara me- miliki hak dan bertanggung jawab terhadap kedaulatan udara masing-masing. Dapat dibayangkan betapa berat tugas dan tanggung jawab TNI Angkatan Udara Indonesia, yang harus menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia di udara.Batas-batas suatu wilayah negara pada umumnya ditentu- kan melalui traktat (treaty), yaitu perjanjian antara dua atau lebih dari dua negara yang ber- batasan. Dengan bantuan ilmu pengetahuan serta teknologi, misalnya pemotretan udara dan penggunaan citra satelit, batas- batas wilayah negara dapat ditentukan secara tepat. Selain itu, alam juga dapat membantu menentukan batas negara, misalnya dengan pegunungan, sungai, dan danau.

c. Pemerintahan yang BerdaulatKedaulatan sangat diperlukan bagi sebuah negara. Tanpa kedaulatan, sebuah negara tidak akan berdiri tegak. Negara tidak memiliki kekuasaan untuk mengatur rakyatnya sendiri, terlebih mempertahankan diri dari negara lain. Oleh karena itu, kedaulatan merupakan unsur penting berdirinya negara. Jadi, pemerintah yang berdaulat berarti pemerintah yang mempunyai kekuasaan penuh untuk memerintah baik ke dalam maupun ke luar.Kedaulatan ke dalam (intern) adalah kekuasaan tertinggi di dalam negara untuk mengatur fungsinya. Kedaulatan ke luar (ekstern) adalah kekuasaan negara untuk mengadakan hubungan dengan negara- negara lain dan mempertahankan diri dari serangan-serangan negara lain.Kedaulatan suatu negara mempunyai empat sifat sebagai berikut.1) Permanen. Artinya, kedaulatan itu tetap ada pada negara selama negara itu tetap ada (berdiri) sekalipun mungkin negara itu mengalami perubahan organisasinya.2) Asli. Artinya, kedaulatan itu tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi, tetapi asli dari negara itu sendiri.3) Bulat/tidak terbagi-bagi. Artinya, kedaulatan itu merupakan satu- satunya kekuasaan yang tertinggi dalam negara dan tidak dapat dibagi-bagi. Jadi, dalam negara hanya ada satu kedaulatan.4) Tidak terbatas/absolut. Artinya, kedaulatan itu tidak dibatasi oleh siapa pun sebab apabila bisa dibatasi berarti ciri kedaulatan yang merupakan kekuasaan tertinggi akan hilang.

d. Pengakuan dari Negara LainPengakuan dari negara lain diperlukan sebagai suatu pernyataan dalam hubungan internasional. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya ancaman dari dalam (kudeta) atau campur tangan negara lain. Selain itu, pengakuan dari negara lain diperlukan untuk menjalin hubungan terutama dalam bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan.Pengakuan dari negara lain bukan merupakan suatu faktor mutlak berdirinya negara. Kita ambil contoh, negara Indonesia yang sudah merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 baru diakui oleh Belanda pada tanggal 27 Desember 1949. Meskipun demikian, pengakuan dari negara lain merupakan modal dasar bagi suatu negara yang bersangkutan untuk diakui sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.Seorang sarjana hukum internasional berkebangsaan Belgia yang bernama De Visser, mengatakan bahwa pengakuan negara lain memenuhi dua kebutuhan sosial dalam kehidupan bernegara.Pertama, untuk tidak meng- asingkan suatu kumpulan manu- sia (negara) dalam hubungan internasional. Kedua, untuk men- jamin keberlangsungan hubung- an internasional dengan jalan mencegah tindakan-tindakan yang merugikan, baik bagi kepentingan-kepentingan indi- vidu, maupun bagi hubungan antarbangsa.Pengakuan dari negara lain ada dua macam sebagai berikut.1) Pengakuan de FactoPengakuan de facto adalah pengakuan menurut kenyataan (fakta) yang ada. Pengakuan de facto menurut sifatnya dapat dibagi menjadi dua yaitu pengakuan de facto yang bersifat tetap dan bersifat sementara.a) Pengakuan de facto yang bersifat tetap adalah pengakuan dari negara lain terhadap suatu negara hanya menimbulkan hubungan di lapangan perdagangan dan ekonomi (konsul). Adapun untuk tingkat duta belum dapat dilaksanakan.b) Pengakuan de facto bersifat sementara adalah pengakuan yang diberikan oleh negara lain dengan tidak melihat jauh pada hari ke depan, apakah negara itu akan mati atau akan jalan terus. Apabila negara baru tersebut jatuh atau hancur, maka negara lain akan menarik kembali pengakuannya.2) Pengakuan de JurePengakuan secara de jure adalah pengakuan secara resmi berdasarkan hukum oleh negara lain dengan segala konsekuensi- nya. Menurut sifatnya, pengakuan secara de jure dapat dibedakan sebagai berikut.a) Pengakuan de jure bersifat tetap. Artinya, pengakuan dari negara lain berlaku untuk selama-lamanya setelah melihat kenyataan bahwa negara baru dalam beberapa waktu lamanya menunjukkan pemerintahan yang stabil.b) Pengakuan de jure bersifat penuh. Artinya, terjadi hubungan antara negara yang mengakui dan diakui, yang meliputi hubungan dagang, ekonomi, dan diplomatik.Pada kenyataannya, setiap negara mempunyai pandangan yang berbeda mengenai pengakuan de facto dan de jure. Misalnya, Indonesia memandang pengakuan dari negara lain hanya merupakan unsur deklaratif. Meskipun negara Republik Indonesia belum ada yang mengakui pada saat kemerdekaannya, Indonesia tetap berdiri sebagai negara baru dengan hak dan martabat yang sama dengan negara lain. Negara Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 dan baru diakui oleh negara lain beberapa tahun kemudian (Mesir tahun 1947, Belanda tahun 1949, dan PBB tahun 1950). yang hidup merasa satu kesatu- an ras, bahasa, agama, dan adat istiadat.

MASALAH YANG MUNCUL AKIBAT KEBERAGAMAN BUDAYA Keberagaman budaya merupakan tantangan apabila tidak dikelola dan ditangani dengan baik makaakan menimbulkan persaingan dan pertentangan social.

pertentangan social akibat keberagaman budayaKeberagaman budaya dapat berdampak negative yaitu pertentangan antar budaya, apabila hal itu tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan konflik antar budaya,konflik yang pernah terjadi di berbagai daerah misalnya diJakarta,tasikmalaya,situbondo,ambon,poso,sambas,Aceh,papua,dan daerah lain-lainnya.pada era reformasi sekarang ini,dampak negative akibat keragaaman social budaya antara lain sebagai berikut:a. 1.Menimbulkan krisis ekonomi dan moneter yang berkepanjangan dan sulit diatasib. 2.Menimbulkan konflik antarelit dan golongan politikc. 3.Menimbulkan konflik antar suku bangsa,antar golongan,atau antar kelas sociald. 4.Menimbulkan perubahan social dan budaya yang terlalu cepatB. pentingnya integrasi nasional 1.Integrasi nasional sangat penting untuk mencapai atau memperoleh keserasian dalam kehidupan masyarakat.2.Guna menghindari keanekaragaman ras,suku,dan agama maka diperlukan adanya saling pengertian,toleransi, dan tenggang rasa agar terwujudnya sebuahsolidaritas,kerukunan dan kerjasama. peran Masyarakat dalam menjaga keselarasan antar budaya1.Melestarikan kebudayaan daerah2.mewariskan kebudayaan daerah3.Tidak melupakan atau meninggalkan kebudayan daerah peran pemerintah dalam menjaga keselarasan antar budaya1.memelihara kebudayaan nasional2.menghidupkan budaya nasional3.Memoerkaya budaya nasional4.Membina ketahanan kebudayaan nasional5.Menyebar luaskan dan memenfaatkan kebudayaan nasional

Masalah akibat keberagamanbudaya1. Masalah Masalah yang Muncul Akibat Keberagaman Budayai) STRUKTUR SOSIAL MASYARAKAT INDONESIASecara sosiologis, masyarakat Indonesia memiliki struktur sosial yang bersifat majemuk atau heterogen. Sifat masyarakat majemuk adalah sulit mengadakan integrasi sosial diantara kelompok sosial, sehingga dapat muncul konflik sosial yang mengganggu integrasi dan keutuhan masyarakat.Ciri-ciri masyarakat majemuk menurut van de Berghe :1. Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang berbeda satu sama lain.2. Memiliki struktur sosial yang terbagi ke dalam lembaga yang bersifat komplementer3. Kurang mengembangkan konsensus di antara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai sosial dasar.4. Seringkali terjadi konfilik di anatara kelompok yang satu dengan lainnya.5. Intergrasi sosial tumbuh di atas paksaan (coercion) dan saling ketergantungan di bidang ekonomi6. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok dengan kelompok lain.Hal-hal tersebut menyebabkan adanya diferensiasi sosial antara satu kelompok dengan kelompok lain. Diferensiasi sosial tersebut diantaranya adalah :1. Diferensiasi yang disebabkan oleh perbedaan adat istiadat (custom differentiation), karena adanya perbedaan etnik, budaya, agama, dan bahasa.2. Diferensiasi yang disebabkan oleh perbedaan struktural (structural differentiation) karena adanya perbedaan kemampuan untuk mengakses sumber-sumber ekonomi dan politik.ii) MASALAH SOSIAL YANG TIMBUL AKIBAT KEBERAGAMAN BUDAYA(1) Konflik Sosial Bernuansa SARAKonflik SARA ini terjadi akibat perbedaa n suku bangsa, bahasa, ras, agama, kedaerahan, adat istiadat, dan budaya yang berpotensi mengancam integrasi Nasional. Salah satu contoh dari konflik sosial yang bernuansa SARA ini adalah perang Sampit. Konflik Sampit adalah pecahnya kerusuhan antar etnis di Indonesia, berawal pada Februari 2001 dan berlangsung sepanjang tahun itu. Konflik ini dimulai di kota Sampit, Kalimantan Tengah dan meluas ke seluruh provinsi, termasuk ibu kota Palangka Raya. Konflik ini terjadi antara suku Dayak asli dan warga migran Madura dari pulau Madura. Konflik tersebut pecah pada 18 Februari 2001 ketika dua warga Madura diserang oleh sejumlah warga Dayak. Konflik Sampit mengakibatkan lebih dari 500 kematian, dengan lebih dari 100.000 warga Madura kehilangan tempat tinggal. Banyak warga Madura yang juga ditemukan dipenggal kepalanya oleh suku Dayak.(2) Primodialisme dan Politik AliranPrimordialisme adalah sebuah pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik mengenai tradisi, adat-istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertamanya. Di bidang politik, muncul kecenderungan terjadinya politik aliran, yaitu kegiatan politik praktis anggota masyarakat yang didorong oleh sentimen primordial. Pada saat ini, kecenderungan politik aliran tercermin dari pembentukan berbagai partai-partai berbasis agama yang ada di Indonesia, seperti PKS, PDS, PBB, PPP, dan Partai Krisna.(3) Sikap EtnosentrismeEtnosentrisme adalah sikap atau pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan kebudayaan sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yang meremehkan masyarakat dan kebudayaan lain. Apabila tidak dikelola dengan baik, perbedaan buaya dan adat istiadat antarkelompok masyarakat tersebut akan menimbulkan konflik sosial akibat adanya sikap etnosentrisme dan dapat mendorong terjadinya sikap Xenophobia, yaitu perasaan kebencian terhadap orang asing yang berlebihan. Selain memiliki dampak negatif, sikap Etnosentrisme juga memiliki dampak positif untuk meningkatkan rasa nasionalisme pada suatu bangsa. Contoh positif sikap Etnosentrisme adalah pada saat terjadinya sengketa masalah kepulauan Ambalat di Kalimantan Selatan yang diklaim sebagai daerah Malaysia. Semenjak itu, muncul gelombang unjuk rasa yang dilakukan oleh berbagai kelompok masyarakat yang menuntut ketegasan pemerintah untuk menyelesaikan kasus tersebut.Adapun cara pemecahan konflik tersebut adalah sebagai berikut : Elimination, yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat dalam konflik. Subjunction atau Domination, yaitu pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa pihak lain untuk mengalah dan menaatinya. Majority rule, yaitu suara terbanyak yang ditentukan dengan voting. Minority consent, artinya kelompok mayoritas yang menang. Compromise, artinya semua subkelompok yang terlibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah. Integration artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangan, dan ditelaah.Terbentuknya kemajemukan masyarakat Indonesia karena :1. Kondisi wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia yang terdiri kurang lebih 17.058 buah pulau besar dan kecil berkembang melahirkan keragaman budaya.2. Letak wilayah Indonesia yang strategis pada posisi silang sehingga memungkinkan terjadi kontak dengan bangsa-bangsa lain. Akibat pertemuan dengan pendatang menyebabkan tercipta proses asimilasi melalui perkawinan campuran (amalgamasi) sehingga terbentuk ras dan etnis.3. Perbedaan iklim dan topografi diantara daerah satu dengan daerah lainnya mengakibatkan terbentuknya aneka budaya kelompok masyarakat.- See more at: http://visiuniversal.blogspot.com/2014/09/mengenal-kemajemukan-masyarakat.html#sthash.pk4dwjjg.dpufPengaruh Kemajemukan Masyarakat Indonesia Kemajemukan Masyarakat Indonesia sangat berpengaruh dalam berbagai sendi dan bidang kehidupan bangsa Indonesia. Hal-hal yang dapat terpengaruh dengan kemajemukan ini adalah sebagai berikut :

1. Konflik SosialDalam proses perjalanan sejarah telah memperlihatkan bahwa bangsa Indonesia yang majemuk sering menghadapi masalah dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan, bahkan dapat mengarah pada disintegrasi bangsa.Masalah yang sangat peka dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia adalah masalah SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan). Disamping sering menimbulkan pertikaian antara individu dengan individu, individu dengan kelompok.Penyebab timbulnya konflik ini antara lain :a. Perbedaan pendirian dan perasaan antar individub. Perbedaan kepentingan antar individu maupun kelompok seperti kepentingan ekonomi dan politikc. Perbedaan kebudayaan, ini berkaitan dengan tata nilai.d. Perubahan sosial yang berlangsung dengan cepat yang dapat mengganggu keseimbangan sistem sosial.

Sifat-sifat Konflika.Konflik tertutup adalah konflik yang terjadi secara psikologi/perang urat syaraf,b.Konflik terbuka adalah konflik yang wujudnya bentrokan fisik, setidaknya perang mulut.Bentuk-bentuk konflikKonflik pribadi, terjadi antar individu; Konflik rasial, adanya perbedaan-perbedaan dalam diri mereka; Konflik antar kelas-kelas sosial, adanya perbedaan kepentingan misalnya: konflik antar buruh dengan majikan; konflik politik, menyangkut golongan-golongan dalam masyarakat maupun antara Negara-negara yang berdaulat; Konflik Internasional, akibat perbedaan kepentingan antar Negara yang berdaulat.Akibat-akibat konflikKonflik yang terjadi dapat berakibat dua hal yaitu akibat positif dan akibat negatif. Sebagai berikut b:a. Akibat Positif1)Bertambahnya solidaritas in-group, merasa senasib sepenanggungan,2)Perubahan kepribadian para individu, sadar akan kekurangan dirinya.3)Dapat menyelesaikan suatu masalah, kemerdekaan diselesaikan dengan peperangan.

b. Akibat Negatif1)Goyah dan retaknya persatuan kelompok2)Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia3)Perubahan kepribadian yang tidak menyenangkan, merasa cemas, trauma.

2. Integrasi SosialIntegrasi adalah penyatuan secara terencana dari bagian-bagian yang berbeda menjadi satu kesatuan yang serasi. Sedangkan integrasi sosial berarti membuat masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang bulat. Agar proses integrasi dapat berjalan dengan baik dan normal perlu memperhatikan factor-faktor sosial yang mempengaruhi kehidupan masyarakat bersangkutan. Adapun faktor-faktor sosial mencakup : tujuan masyarakat, system sosial, system tindakan dan system sanksi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi integrasi sosial antara lain :a.Homo genitas kelompokb.Besar kecilnya kelompokc.Perpindahan fisikd.Efisiensi dan komunikasi

Fase-fase Integrasi SosialIntegrasi sosial dapat tercipta melalui tahapan sebagai berikut :a.Akomodasi, adalah proses meredakan konflik untuk mencapai kesetabilan sosial;b.Kerjasama, dapat terjadi karena masing-masing pihak menyadari mempunyai kepentingan yang samac.Koordinasi, diperlukan untuk menyempurnakan bentuk kerjasama yang telah terjalind.Asimilasi, individu-individu mengindentifikasikan dirinya dengan kepentingan dan tujuan kelompok. Mereka akan melebur menjadi satu kelompok. - See more at: http://visiuniversal.blogspot.com/2014/09/mengenal-kemajemukan-masyarakat.html#sthash.pk4dwjjg.dpuf

2. Proses Integrasi Bangsa IndonesiaPada dasarnya, istilah Bangsa Indonesia dengan Negara Indonesia memiliki pengertian yang berbeda. Bangsa Indonesia adalah kesatuan solidaritas yang didasarkan atas perasaan kebangsaan Indonesia, yang berkehendak untuk hidup bersama di tanah air Indonesia sebagai suatu bangsa. Sedangkan pengertian Negara Indonesia adalah suatu organisasi politik dimana para warga Negara sebagai anggota dari organisasi politik besar tersebut keanggotaannya diatur oleh hukum. Indonesia tidak terbatas pada bangsa yang sama ataupun ras yang sama karena bangsa Indonesia keanggotaannya berasal dari keanekaragaman ras dan suku bangsa serta agama yang berkembang di Indonesia.Kata integrasi sendiri berasal dari kata integrare yang memberikan tempat dalam suatu keseluruhan. Dari kata tersebut, maka dapat diartikan bahwa integrasi adalah pernyataan secara terencana dari bagian-bagian yang berbeda seperti suku, etnis, ras, tradisi, agama, dan kepercayaan menjadi kesatuan yang utuh dan serasi. Integrasi suatu bangsa terjadi karena adanya perpaduan dari berbagai unsur tersebut, sehingga terwujud kesatuan wilayah, kesatuan politik, ekonomi, sosial, maupun budaya yang membentuk jati diri bangsa tersebut.Pentingnya integrasi nasional :1.Integrasi nasional sangat penting untuk mencapai atau memperoleh keserasian dalam kehidupan masyarakat.2.Guna menghindari keanekaragaman ras,suku,dan agama maka diperlukan adanya saling pengertian,toleransi, dan tenggang rasa agar terwujudnya sebuahsolidaritas,kerukunan dan kerjasama.Peran masyarakat dalam menjada integrasi nasional:1.Melestarikan kebudayaan daerah2.Mewariskan kebudayaan daerah3.Tidak melupakan atau meninggalkan kebudayan daerahPeran pemerintah dalam menjaga keselarasan antar budaya:1.Memelihara kebudayaan nasional2.Menghidupkan budaya nasional3.Memoerkaya budaya nasional3.Membina ketahanan kebudayaan nasional4.Menyebar luaskan dan memenfaatkan kebudayaan nasionalKesimpulan:Cita-cita bersama sebagai bangsa Indonesia adalah sederhana, tetapi agung, yaitu suatu masyarakat dimana semua golongan dapat hidup rukun, mengembangkan diri tanpa merugikan golongan lain, dan membantu golongangolongan lain sehingga terwujud suatu masyarakat yang adil dan makmur. Dalam mengupayakan dan memperjuangkan cita-cita yang luhur tersebut diperlukan pemahaman akan kondisi perbedaan budaya antarmasyarakat.

SEJARAH TERBENTUKNYA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI) ditandai dengan dibacakannya teks proklamasi oleh Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945. Namun proklamasi itu sendiri merupakan rangkaian peristiwa yang melatarbelakangi terjadinya proklamasi tersebut. Bagaimana kronologis lahirnya atau terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia itu? Mari kita simak bersama rangkaian kronologis yang kami ulas secara singkat padat berikut ini.

29 April 1945BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau dalam bahasa Jepang Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai yang didirikan oleh pemerintah Jepang pada tanggal yang beranggotakan 63 orang.

06 Agustus 1945Sebuah bom atom meledak di kota Hiroshima, Jepang. Pada saat itu, padahal Jepang sedang menjajah Indonesia,

07 Agustus 1945BPUPKI kemudian berganti pada tanggal menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi inkai

9 Agustus 1945Bom atom kedua kembali dijatuhkan di kota Nagasaki yang membuat Negara Jepang Menyerah Kepada Amerika Serikat. Momen ini dimanfaatkan Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.

10 Agustus 1945Sutan Syahrir mendengar lewat radio bahwa Jepang telah menyerah pada sekutu, yang membuat para pejuang Indonesia semakin mempersiapkan kemerdekaannya. saat kembalinya Soekarno dari Dalat, sutan syahrir mendesak kemerdekaan Indonesia.

15 Agustus 1945Jepang benar-benar menyerah pada Sekutu.

16 Agustus 1945Dinihari Para pemuda membawa Soekarno beserta keluarga dan Hatta ke Rengas Dengklok dengan tujuan agar Soekarno dan Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Wikana dan Mr. Ahmad Soebarjo di Jakarta menyetujui untuk memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu diutuslah Yusuf Kunto menjemput Soekarno dan keluarga dan juga Hatta. Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta awalnya ia dibawa ke rumah nishimura baru kemudian di bawa kembali ke rumah Laksamana Maeda. untuk membuat konsep kemerdekaan. Teks porklamasi pun disusun pada dini hari yang diketik oleh Sayuti Malik.

17 Agustus 1945Pagi hari di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Teks proklamasi dibacakan tepatnya pada pukul 10:00 WIB dan dikibarkanlah Bendera Merah Putih yang dijahit oleh Istri Soekarno, Fatmawati. Peristiwa tersebut disambut gembira oleh seluruh rakyat Indonesia.

18 Agustus 1945PPKI mengambil keputusan, mengesahkan UUD 1945, dan terbentuknya NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta terpilihnya Ir. Soekarno dan Moh. Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Republik Indonesia.

Isi Teks Proklamasi 1945Berikut isi teks proklamasi yang telah dikonsep oleh Ir. Soekarno

ProklamasiKami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakandengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05Atas nama bangsa Indonesia.Soekarno/HattaSejarah Terbentuknya Nama Negara Tercinta 'INDONESIA' 15.07 ARIEF BUDI KUSUMA

Pada zaman purba, kepulauan tanah air disebut dengan aneka nama. Dalam catatan bangsa Tionghoa kawasan kepulauan tanah air dinamai Nan-hai (Kepulauan Laut Selatan). Berbagai catatan kuno bangsa Indoa menamai kepulauan ini Dwipantara (Kepulauan Tanah Seberang), nama yang diturunkan dari kata Sansekerta dwipa (pulau) dan antara (luar, seberang). Kisah Ramayana karya pujangga Walmiki menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa (Pulau Emas, yaitu Sumatra sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.

Bangsa Arab menyebut tanah air kita Jaza'ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan adalah benzoe, berasal dari bahasa Arab luban jawi (kemenyan Jawa), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatera. Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil "Jawa" oleh orang Arab. Bahkan orang Indonesia luar Jawa sekalipun. Dalam bahasa Arab juga dikenal Samathrah (Sumatra), Sholibis (Sulawesi), Sundah (Sunda), semua pulau itu dikenal sebagai kulluh Jawi (semuanya Jawa).

Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari Arab, Persia, India dan Tiongkok. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Tiongkok semuanya adalah "Hindia". Semenanjung Asia Selatan mereka sebut "Hindia Muka" dan daratan Asia Tenggara dinamai "Hindia Belakang". Sedangkan tanah air memperoleh nama "Kepulauan Hindia" (Indische Archipel, Indian Archipelago, l'Archipel Indien) atau "Hindia Timur" (Oost Indie, East Indies, Indes Orientales). Nama lain yang juga dipakai adalah "Kepulauan Melayu" (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l'Archipel Malais).

Pada jaman penjajahan Belanda, nama resmi yang digunakan adalah Nederlandsch-Indie (Hindia Belanda), sedangkan pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur).

Eduard Douwes Dekker ( 1820 1887 ), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli, pernah mengusulkan nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan tanah air kita, yaitu Insulinde, yang artinya juga "Kepulauan Hindia" ( Bahasa Latin insula berarti pulau). Nama Insulinde ini kurang populer.

Indonesia

Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang dikelola oleh James Richardson Logan ( 1819 1869 ), seorang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Ingris, George Samuel Windsor Earl ( 1813 1865 ), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.

Dalam JIAEA Volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations. Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia (nesos dalam bahasa Yunani berarti pulau). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis:

"... the inhabitants of the Indian Archipelago or Malayan Archipelago would become respectively Indunesians or Malayunesians".

Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon ( Srilanka ) dan Maladewa. Earl berpendapat juga bahwa nahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini. Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.

Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago. Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah "Indian Archipelago" terlalu panjang dan membingungkan. Logan memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia.

Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan:

"Mr. Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but rejects it in favour of Malayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia, which is merely a shorter synonym for the Indian Islands or the Indian Archipelago".

Ketika mengusulkan nama "Indonesia" agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama resmi. Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama "Indonesia" dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi.

Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826 1905 ) menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah air pada tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah "Indonesia" di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah "Indonesia" itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch-Indie tahun 1918. Padahal Bastian mengambil istilah "Indonesia" itu dari tulisan-tulisan Logan.

Pribumi yang mula-mula menggunakan istilah "Indonesia" adalah Suwardi Suryaningrat ( Ki Hajar Dewantara ). Ketika dibuang ke negeri Belanda tahun 1913 beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Pers-bureau.

Nama indonesisch (Indonesia) juga diperkenalkan sebagai pengganti indisch (Hindia) oleh Prof. Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander (pribumi) diganti dengan indonesir (orang Indonesia).

Identitas Politik

Pada dasawarsa 1920-an, nama "Indonesia" yang merupakan istilah ilmiah dalam etnologi dan geografi itu diambil alih oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan tanah air kita, sehingga nama "Indonesia" akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitas suatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan. Akibatnya pemerintah Belanda mulai curiga dan waspada terhadap pemakaian kata ciptaan Logan itu.

Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda (yang terbentuk tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.

Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya :

"Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (de toekomstige vrije Indonesische staat) mustahil disebut "Hindia Belanda". Juga tidak "Hindia" saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik (een politiek doel), karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air di masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (Indonesier) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya."

Di tanah air Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club pada tahun 1924). Pada tahun 1925, Jong Islamieten Bond membentuk kepanduan Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij). Itulah tiga organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakan nama "Indonesia". Akhirnya nama "Indonesia" dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa dan bahasa pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928, yang kini dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda.

Pada bulan Agustus 1939 tiga orang anggota Volksraad (Dewan Rakyat; parlemen Hindia Belanda), Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo dan Sutardjo Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Hindia Belanda agar nama "Indonesia" diresmikan sebagai pengganti nama "Nederlandsch-Indie". Tetapi Belanda menolak mosi ini.

Dengan jatuhnya tanah air ke tangan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, lenyaplah nama "Hindia Belanda". Dan setelah itu lahirlah bangsa Indonesia.