Hakikat anak didik

15
Hakikat Anak Didik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya peserta didik, peserta didik merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pendidikan, sebab seseorang tidak bisa dikatakan sebagai pendidik apabila tidak ada yang dididiknya. Peserta didik adalah orang yang memiliki potensi dasar, yang perlu dikembangkan melalui pendidikan, baik secara fisik maupun psikis, baik pendidikan itu dilingkungan keluarga, sekolah maupun dilingkkungan masyarakat dimana anak tersebut berada. Anak didik sebagai subjek pendidikan yang memiliki kedudukan sebagai pokok persoalan pendidikan, anak didik sebagai seoarang amnesia yang memiliki sifat individualisme yang memunculkan perbedaan-perbedaan antara satu individu dengan individu yang lain. Sebagai seorang pendidik guru perlu memahami karakteristik serta kebutuhan-kebutuhan anak didiknya sehingga mudah melaksanakan interaksi edukatif dan mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam makalah ini, kami mencoba memaparkan pokok permasalahan di atas tentang hakikat anak didik. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana hakikat anak didik sebagai manusia ? 2. Bagaimanakah peranan anak didik sebagai subjek belajar ? 1

Transcript of Hakikat anak didik

Page 1: Hakikat anak didik

Hakikat Anak Didik

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya peserta didik, peserta

didik merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pendidikan, sebab

seseorang tidak bisa dikatakan sebagai pendidik apabila tidak ada yang dididiknya.

Peserta didik adalah orang yang memiliki potensi dasar, yang perlu dikembangkan

melalui pendidikan, baik secara fisik maupun psikis, baik pendidikan itu dilingkungan

keluarga, sekolah maupun dilingkkungan masyarakat dimana anak tersebut berada.

Anak didik sebagai subjek pendidikan yang memiliki kedudukan sebagai pokok

persoalan pendidikan, anak didik sebagai seoarang amnesia yang memiliki sifat

individualisme yang memunculkan perbedaan-perbedaan antara satu individu dengan

individu yang lain.

Sebagai seorang pendidik guru perlu memahami karakteristik serta kebutuhan-

kebutuhan anak didiknya sehingga mudah melaksanakan interaksi edukatif dan mencapai

tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.

Dalam makalah ini, kami mencoba memaparkan pokok permasalahan di atas tentang

hakikat anak didik.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hakikat anak didik sebagai manusia ?

2. Bagaimanakah peranan anak didik sebagai subjek belajar ?

3. Apasajakah karakter dan perbedaan individual antar anak didik ?

4. Apasajakah kebutuhan anak didik dan implikasinya terhadap pendidikan ?

C. Tujuan Penulisan

1. Agar dapat memahami hakikat anak didik sebagai manusia

2. Agar dapat menjelaskan peranan anak didik sebagai subjek belajar

3. Agar dapat memahami karakter dan perbadaan individual antar anak didik

4. Agar dapat mengetahui kebutuhan anak didik dan implikasinya terhadap pendidikan.

1

Page 2: Hakikat anak didik

Hakikat Anak Didik

BAB II

PEMBAHASAN

1. Hakikat Anak Didik sebagai Manusia

1) Pengertian Peserta Didik

Dalam proses pendidikan, peserta didik merupakan salah satu komponen

manusiawi yang menempati posisi sentral. Peserta didik menjadi pokok persoalan dan

tumpuan perhatian dalam semua proses transformasi yang disebut pendidikan.

Sebagai salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan peserta didik sering

disebut sebagai “raw material” (bahan mentah).

Dalam perspektif pedagogis, peserta didik diartikan sebagai sejenis makhluk

“homo educandum”, makhluk yang menghajatkan pendidikan. Peserta didik

dipandang sebagai manusia yang memiliki potensi yang bersifat laten, sehingga

dibutuhkan binaan dan bimbingan untuk mengaktualisasikannya agar ia dapat menjadi

manusia susila yang cakap.

Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang sedang berada

dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis menurut

fitrahnya masing-masing. Sebagai individu yang tengah tumbuh dan berkembang,

peserta didik memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju kea rah

titik optimal kemampuan fitrahnya. (Arifin, 1996).

Dalam perspektif Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun

2003 pasal 1 ayat 4, “peserta didik diartikan sebagai anggota masyarakat yang

berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan

jenis pendidikan tertentu.”

2) Hakikat anak didik sebagai seorang manusia

Dalam proses pendidikan, peserta didik merupakan salah satu komponen

manusiawi yang menempati posisi sentral. Peserta didik menjadi pokok persoalan dan

tumpuan perhatian dalam semua proses transformasi yang disebut pendidikan.

Sebagai komponen manusiawi berarti pemahaman tentang hakikat manusia secara

umum.

Berikut ini akan diuraikan beberapa teori psikologi tentang hakikat manusia

tersebut.

2

Page 3: Hakikat anak didik

Hakikat Anak Didik

a) Pandangan Psikodinamika (teori psikoanalitik)

Para psikoanalitik beranggapan bahwa manusia pada hakikatnya digerakkan

oleh dorongan-dorongan dari dalam dirinya yang bersifat insting. Brend

mengemukakan bahwa struktur kepribadian individu seseorang terdiri dari tiga

komponen yaitu:

Id atau Das Es, adalah aspek biologis kepribadian yang orisinil, meliputi

berbagai instink manusia yang mendasari perkembangan individu.

Ego atau Das Ich, adalah aspek psikologis kepribadian yang timbul dari

kebutuhan organisme untuk dapat berhubungan dengan luar secara

realistik.

Super-Ego atau Das Uber Ich, adalah aspek sosiologis kepribadian yang

merupakan wakil nilai-nilai serta cita-cita masyarakat menurut tafsiran

orang tua kepada anak-anaknya, yang diberikan dengan perintah maupun

larangan juga dapat dipandang sebagai aspek moral di dalam suatu

kepribadian maunusia.

Dalam dinamika dan realitas kehidupan pribadi, kalau id lebih cenderung

pada nafsu, sedangkan superego lebih cenderung pada hal-hal yang moralitas.

Agar tercipta keseimbangan hidup, id dan superego harus dijembatani oleh hal

yang bersifat realistis (ego). Artinya, agar manusia tidak terlalu

mengembangkan nafsu saja dan juga tidak terlalu cenderung pada hal-hal yang

idealis dan moralis, perlu ada imbangan melalui dunia kenyataan atau

dijembatani oleh ego.

b) Pandangan Behavioristik

Behavioristik adalah sebuah aliran dalam pemahaman tingkah laku manusia

yang dikembangkan oleh John B. Watson (1878-1958). Menurut teori ini, orang

terlibat di dalam tingkah laku tertentu karena mereka telah mempelajarinya,

mengalami pengalaman-pengalaman terdahulu, menghubungkan tingkah laku

tersebut dengan hadiah-hadiah.

Gagasan utama dalam aliran behavioristik ini adalah bahwa untuk

memahami tingkah laku manusia diperlukan pendekatan yang objektif,

mekanistik dan materialistik, sehingga perubahan tingkah laku pada diri

seseorang dapat dilakukan melalui upaya pengondisian.

3

Page 4: Hakikat anak didik

Hakikat Anak Didik

c) Pandangan Humanistik

Oleh Rogers pandangan humanistic berpendapat bahwa manusia itu

memiliki suatu dorongan untuk mengarahkan dirinya ketujuan yang positif,

maka manusia itu rasional dan dapat menentukan sendiri nasibnya. Maka dari

itu dikatakan bahwa manusia itu selalu berubah maupun dapat berkembang

untuk menjadi manusia yang sempun dan juga lebih maju.

Sedangkan Adler, juga pendukung pandangan humanistic tersebut,

berpendapat bahwa manusia itu tidak semata-mata hanya digerakan oleh

dorongan memuaskan kebutuhan sendiri, tetapi manusia juga digerakan dalam

kehidupan sebagian karena rasa rasa tanggang jawabnya dan juga kebutuhannya

memperoleh sesuatu.

d) Pandangan Psikologi Transpersonal

Aliran psikologi ini disebut aliran keempat psikologi. S.I. Shapiro dan

Denise H. Lajoie (1992) menggambarkan psikologi transpersonal sebagai

berikut:

Transpersonal psychplogy is concerned with the study of humanitys

highest potential, and with the recognition, understanding, and

realization of unitive, spiritual, and trncendent states of consciousness.

Dari rumusan di atas terlihat dua unsure penting yang menjadi perhatian

psikologis transpersonal, yaitu potensi-potensi luhur dan fenomena kesadaran

manusia. Dengan kata lain psikologi transpersonal memfokuskan perhatian pada

dimensi spiritual dan pengalaman-pengalaman rohaniah manusia.

Psikologi transpersonal menunjukkan bahwa di luar alam kesadaran biasa

terdapat ragam dimensi lain yang luar biasa potensialnya serta mengajarkan

praktek-praktek untuk mengantarkan manusia pada kesadaran spiritual, id, ego,

dan superego-nya.

e) Pandangan Martin Buber

Martin Buber berpendapat bahwa hakikat manusia itu tidak dapat dikatakan

“ini” atau “itu”. Manusia merupakan suatu keberadaan yang berpotensi, namun

dihadapkan pada kesemestaan alam, sehingga manusia itu terbatas.

Berikut merupakan karakteristik anak didik sebagai makhluk manusia menurut

Sutari Iman Barnadib, Suwarno, dan Siti Mechati :

Belum memiliki pribadi dewasa susila sehingga masih menjadi tanggung jawab

pendidik (guru); atau

4

Page 5: Hakikat anak didik

Hakikat Anak Didik

Masih menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaannya, sehingga masih

menjadi tanggung jawab pendidik.

Memiliki sifat-sifat dasar manusia yang sedang berkembang secara terpadu

yaitu kebutuhan biologis, rohani, sosial, intelegensi, emosi, kemampuan

berbicara anggota tubuh untuk bekerja (kaki, tangan, jari), latar belakang sosial,

latar belakang biologis (warna kulit, bentuk tubuh, dan lainnya) serta perbedaan

individual.

2. Anak Didik sebagai Subjek Belajar

Anak didik adalah subjek belajar, karena anak didik adalah sentral kegiatan dan

pihak yang mempunyai tujuan. Anak didik adalah unsure manusiawi yang penting dalam

kegiatan interaksi edukatif. Ia dijadikan sebagai pokok persoalan dalam semua gerak

kegiatan pendidikan dan pengajaran. Sebagai pokok persoalan, anak didik memiliki

kedudukan yang menempati posisi yang menentukan dalam sebuah interaksi. Guru tidak

mempunyai arti apa-apa tanpa kehadiran anak didik sebagai subjek pembinaan. Jadi,

anak didik adalah “kunci” yang menentukan untuk terjadinya interaksi edukatif.

Skema anak didik sebagai pokok persoalan

3. Anak didik sebagai makhluk Individual

Sebagai organisme yang sedang tumbuh dan berkembang peserta didik dipandang

sebagai individu yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Secara etimologis istilah

individu berasal dari kata Latin “individuum”, yang berarti tidak dapat dibagi,

perseorangan atau pribadi. Dalam bahasa Inggris individu berasal dari kata “in” dan

“divided”. Kata “in” salah satunya mengandung pengertian “tidak”, sedangkan “devided”

artinya “terbagi”. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan.

5

Evaluasi Sarana

MetodeSiswa Punya

Tujuan

Guru Sarana

Page 6: Hakikat anak didik

Hakikat Anak Didik

Perkembangan peserta didik bersifat unik, di samping terdapat kesamaan-kesamaan

dalam pola-pola umum setiap individu, terdapat variasi individual dalam perkembangan

yang bisa terjadi setiap saat. Hal ini adalah karena perkambangan itu sendiri merupakan

suatu proses perubahan yang kompleks, melibatkan berbagai unsur yang saling

berpengaruh satu sama lain.

Akibat dari variasi individual tersebut maka timbullah perbedaan-perbedaan

individual peserta didik. Secara umum, perbedaan individual dapat digolongkan menjadi

dua perbedaan, yaitu:

1) Perbedaan secara vertical.

Perbedaan vertical adalah perbedaan individu dalam aspek jasmaniah, seperti: bentuk,

tinggi, besar, kekuatan dan sebagainya.

2) Perbedaan horizontal

Adalah perbedaan individu dalam aspek mental, seperti tingkat kecerdasan, bakat,

minat, ingatan, emosi, tempramen, dan sebagainya.

4. Kebutuhan Anak Didik dan Implikasinya Terhadap Pendidikan

Kebutuhan-kebutuhan peserta didik tidak jauh berbeda dengan kebutuhan-kebutuhan

manusia pada umumnya. Berikut ini beberapa contoh kebutuhan anak didik yang harus

diperhatikan oleh guru.

a) Kebutuhan jasmani

Kebutuhan jasmani anak didik yang perlu mendapat perhatian dari guru di

sekolah antara lain: makan, minum, pakaian, oksigen, istirahat, kesehatan jasmani,

gerak-gerak jasmani, serta terhindar dari berbagai ancaman. Apabila kebutuhan-

kebutuhan jasmani ini tidak terpenuhi, di samping dapat mempengaruhi pembentukan

pribadi dan perkembangan psikososial peserta didik, juga dapat berpengaruh terhadap

proses belajar mengajar di sekolah.

Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmaniah peserta didik ini, sekolah

melakukan upaya-upaya seperti:

Memeberikan pemahaman terhadap peserta didik tentang pentingnya pola hidup

sehat dan teratur.

Menanamkan kesadaran kepada peserta didik untuk mengonsumsi makanan-

makanan yang mengandung gizi dan vitamin tinggi.

Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk beristirahat.

Memberikan pendidikan jasmani dan latihan-latihan fisik, seperti berolah raga.

6

Page 7: Hakikat anak didik

Hakikat Anak Didik

Menyediakan berbagai sarana di lingkungan sekolah yang memungkinkan peserta

didik dapat bergerak bebas bermain, berolah raga dan sebagainya.

Mengatur tempat duduk peserta didik di dalam kelas sesuai dengan kondisi fisik

mereka masing-masing.

b) Kebutuhan akan rasa aman

Rasa aman merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi peserta didik,

terutama rasa aman di dalam kelas dan sekolah. Hilangnya rasa aman dalam diri siswa

akan memicu munculnya perasaan cemas, ketakutan, dan kegelisahan selain itu juga

dapat menyebabkan rusaknya hubungan interpersonal anak didik dengan orang lain,

membangkitkan rasa benci terhadap orang-orang yang menjadi penyebab hilangnya

rasa aman dalam dirinya, lebih lagi akan mempengaruhi motivasi belajar siswa di

sekolah.

c) Kebutuhan akan kasih sayang

Peserta didik yang kurang mendapat kasih saying akan merasa terisolasi, rendah

diri, merasa tidak nyaman, sedih, gelisah, bahkan mungkin akan mengalami kesulitan

belajar, serta memicu munculnya tingkah laku negative. Kondisi ini akan

menyebabkan lemahnya motivasi belajar.

d) Kebutuhan akan penghargaan

Untuk menumbuhkan rasa berharga di kalangan peserta didik, guru dituntut untuk:

Menghargai anak sebagai pribadi yang utuh.

Menghargai pendapat dan pilihan siswa.

Menerima kondisi siwa apa adanya serta menempatkan mereka dalam kelompok

secara tepat berdasarkan pilihan masing-masing tanpa adanya paksaan guru.

Dalam proses pembelajaran guru harus menunjukkan kemampuan secara

maksimal dan penuh percaya diri di hadapan peserta didiknya.

Secara terus menerus guru harus mengembangkan konsep diri siswa yang positif,

menyadarkan siswa akan kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya.

Memberikan penilaian terhadap siswa secara objektif berdasarkan pertimbangan

kuantitatif dan kualitatif.

e) Kebutuhan akan rasa bebas

Guru harus memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam batas-batas

kewajaran dan tidak membahayakan. Anak didik harus diberi kesempatan dan bantuan

secara memadai untuk mendapatkan kebebasan.

7

Page 8: Hakikat anak didik

Hakikat Anak Didik

f) Kebutuhan akan rasa sukses

Guru harus mendorong para anak didiknya untuk mencapai keberhasilan dan

prestasi yang tinggi, serta memberikan penghargaan atas prestasi yang mereka capai

betapapun kecilnya, baik berupa ungkapan verbal maupun melalui ungkapan non-

verbal.

8

Page 9: Hakikat anak didik

Hakikat Anak Didik

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Dalam proses pendidikan, peserta didik merupakan salah satu komponen manusiawi

yang menempati posisi sentral. Peserta didik menjadi pokok persoalan dan tumpuan

perhatian dalam semua proses transformasi yang disebut pendidikan. Sebagai salah satu

komponen penting dalam sistem pendidikan peserta didik sering disebut sebagai “raw

material” (bahan mentah).

Teori psikologi tentang hakikat manusia: Pandangan Psikodinamika (teori

psikoanalitik), Pandangan Behavioristik, Pandangan Humanistik, Pandangan Psikologi

Transpersonal, Pandangan Martin Buber.

Sebagai organisme yang sedang tumbuh dan berkembang peserta didik dipandang

sebagai individu yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Secara etimologis istilah

individu berasal dari kata Latin “individuum”, yang berarti tidak dapat dibagi,

perseorangan atau pribadi.

Kebutuhan anak didik yang harus dipenuhi oleh guru, yaitu : Kebutuhan jasmani,

Kebutuhan akan rasa aman, Kebutuhan akan kasih saying, Kebutuhan akan penghargaan,

Kebutuhan akan rasa bebas, Kebutuhan akan rasa sukses.

9

Page 10: Hakikat anak didik

Hakikat Anak Didik

Daftar Pustaka

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Syaodih, 2007. Nana Sukmandinata. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Bahri, Syaiful Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

____________________. 2010. Guru & Anak Didik dalam Edukasi Interaktif. Jakarta:

Rineka Cipta.

Haryani, Titik. 2005. Strategi Belajar Mengajar 1 Pendidikan Kewarganegaraan. Semarang.

10