Hakekat Alat Peraga

17
1. Hakekat Alat Peraga a. Pengertian Alat Peraga Pada dasarnya anak belajar melalui benda/objek konkret. Untuk memahami konsep abstrak, anak-anak memerlukan benda-benda konkret(riil) sebagai perantara atau visualisasinya. Konsep abstrak itu dicapai melalui tingkat-tingkat belajar yang berbeda-beda. Bahkan orang dewasa pun yang pada umumnya sudah dapat memahami konsep abstrak, pada keadaan tertentu sering memerlukan visualisasi. Belajar anak akan dapat meningkat bila ada motivasi. Karena itu dalam pengajaran diperlukan faktor-faktor yang dapat memotivasi anak belajar, bahkan untuk pengajar. Misalnya : pengajaran supaya menarik, dapat menimbulkan minat, sikap guru dan penilaian baik, suasana sekolah menyenangkan, ada imbalan bagi guru yang baik, dan lain- lain. Menurut Piaget dalam Ratna Wilis Dahar anak berusia 6-11 tahun dalam perkembanganya berada dalam tahap

description

Hakekat Alat Peraga

Transcript of Hakekat Alat Peraga

Page 1: Hakekat Alat Peraga

1. Hakekat Alat Peraga

a. Pengertian Alat Peraga

Pada dasarnya anak belajar melalui benda/objek konkret. Untuk memahami

konsep abstrak, anak-anak memerlukan benda-benda konkret(riil) sebagai perantara

atau visualisasinya. Konsep abstrak itu dicapai melalui tingkat-tingkat belajar yang

berbeda-beda. Bahkan orang dewasa pun yang pada umumnya sudah dapat

memahami konsep abstrak, pada keadaan tertentu sering memerlukan visualisasi.

Belajar anak akan dapat meningkat bila ada motivasi. Karena itu dalam

pengajaran diperlukan faktor-faktor yang dapat memotivasi anak belajar, bahkan

untuk pengajar. Misalnya : pengajaran supaya menarik, dapat menimbulkan minat,

sikap guru dan penilaian baik, suasana sekolah menyenangkan, ada imbalan bagi guru

yang baik, dan lain-lain.

Menurut Piaget dalam Ratna Wilis Dahar anak berusia 6-11 tahun dalam

perkembanganya berada dalam tahap operasional konkret.1 Siswa kelas I SDN

Cimpaeun 2 rata-rata berusia antara 7-8 tahun. Jadi subjek penelitian ini jelas berada

pada tahap operasional konkret. Siswa berada pada tahap operasional konkret. Sarana

yang tepat untuk menjembatani cara berfikir anak yang konkret dengan objek yang

abstrak adalah dengan alat peraga.

Untuk menghindari/ mengurangi kemungkinan-kemungkinan terjadinya salah

komunikasi maka harus digunakan sarana yang bisa membantu komunikasi yaitu alat

peraga. Beberapa pengertian alat peraga / media mengajar :

1) Menurut Darhim dalam Isti Hidayah dan Sugiarto : alat peraga yang

penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang telah

1 Piaget dalam Ratna Wilis Dahar Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga 1989:152

Page 2: Hakekat Alat Peraga

tertuang dalam kurikulum dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas

pembelajar.2

2) Menurut Anderson : alat peraga sebagai media atau perlengkapan yang digunakan

untuk membantu para guru mengajar.

3) Menurut Briggs : media pengajaran meliputi obyek (benda nyata), model, suara

langsung, rekaman radio, pembelajaran terprogram, televisi, dan slide.

4) Alat peraga yaitu alat bantu atau pelengkap yang digunakan guru dalam

berkomunikasi dengan siswa. Alat peraga ini dapat berupa benda ataupun

perilaku.3

5) Piaget berpendapat bahwa siswa yang tahap berfikirnya masih pada tahap konkret

mengalami kesulitan untuk memahami operasi logis dan konsep pelajaran tanpa

alat bantu dengan alat peraga.4

6) Menurut Brunner dalam proses belajar anak sebaiknya diberi kesempatan untuk

memanipulasi benda-benda (alat peraga).5 Penggunaan alat peraga proses belajar

mengajar, siswa diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda konkret/alat

peraga, sehingga siswa langsung dapat berfikir bagaimana, serta pola apa yang

terdapat dalam benda-benda yang sedang diperhatikannya.

Dari beberapa uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa alat peraga

mempunyai peranan yang sangat dominan dalam pembelajaran matematika guna

mewujudkan konsep, menguasai teori dan definisi, sehingga siswa akan memiliki

2 Isti Hidayah dan Sugiarto Workshop I. Semarang FMIPA UNNES 2003:5,3 Rachman Natawidjaja Alat Peraga dan Komunikasi Pendidikan. Jakarta :19794 Suherman, Strategi Pengajaran. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. 2003: 40

5 Ibid hal 43

Page 3: Hakekat Alat Peraga

penguatan yang tahan lama, juga dengan alat peraga siswa dilibatkan sebagai subjek

dalam pembelajaran.

Dalam praktik kegiatan pendidikan, alat peraga sering pula disebut dengan

media pembelajaran. Oleh karena itu dalam hal ini peneliti tidak akan mempersoalkan

penggunaan istilah tersebut. Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau

“pengantar” atau peraga.

Pada dasarnya anak belajar melalui benda/ obyek konkret. Untuk memahami

konsep abstrak anak memerlukan benda – benda konkrit (riil) sebagai perantara atau

visualisasinya. Konsep abstrak itu dicapai melalui tingkat – tingkat belajar yang

berbeda – beda.

Belajar anak akan meningkat bila ada motivasi. Oleh karena itu dalam

pengajaran diperlukan faktor – faktor yang dapat memotivasi anak belajar bahkan

untuk pengajar.

Selanjutnya konsep abstrak yang baru dipahami siswa itu akan mengendap,

melekat dan tahan lama bila siswa belajar melalui perbuatan dan dapat dimengerti

siswa, bukan hanya melalui mengingat – ingat fakta.

Alat peraga disebut juga alat bantu pelajaran. Alat peraga yang digunakan

sebagai alat bantu dalam pembelajaran, maka pembelajaran menjadi lebih berkualitas.

Menurut Heinich menyatakan bahwa keseluruhan sejarah, media dan teknologi telah

mempengaruhi pendidikan.

Belajar adalah suatu proses yang komplek, tiap–tiap orang mempunyai ciri

yang unik untuk belajar. Seorang siswa yang normal, akan dapat memperoleh

pengertian dengan cara mengolah rangsangan dari luar yang ditanggapi inderanya,

Page 4: Hakekat Alat Peraga

baik indera penglihatan, pendengaran, penciuman, pengucap, maupun peraba.

Semakin baik tanggapan seseorang, makin baik pula pengertian tersebut dapat

dipahami oleh siswa.

Menyadari karakteristik belajar yang demikian tersebut, maka keberadaan

sarana pendidikan dalam proses belajar mengajar sangat penting sekali, bahkan dalam

hal–hal tertentu, akan menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Setiap

proses belajar akan menghasilkan perubahan tingkah laku siswa yang mengalami

proses itu.

Agar alat peraga/praktek dapat berperan dalam pencapaian tujuan, maka alat

peraga/praktek dapat berperan dalam pencapaian tujuan, maka alat peraga/praktek

tidak semata-mata menjadi alat bantu atau pelengkap, melainkan bersama-sama

dengan guru, materi, metode, strategi, dan evaluasi berperan dalam proses belajar.

Belajar adalah suatu proses yang komplek, tiap orang mempunyai ciri yang

unik untuk belajar. Seorang siswa yang normal akan dapat memperoleh pengertian

dengan cara mengolah rangsangan dari luar yang ditanggapi inderanya, baik indera

penglihatan maupun peraba. Semakin baik tanggapan seorang, makin baik pula

pengertian tersebut dapat dipahami oleh siswa. Menyadari karakteristik belajar yang

demikian tersebut maka keberadaan sarana pendidikan dalam proses belajar mengajar

sangat penting, bahkan dalam hal-hal tertentu akan menentukan keberhasilan proses

belajar mengajar.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peranan guru mempunyai peranan

yang sangat penting dalam upaya merangsang alat indera siswa dalam kegiatan

belajar mengajar sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan.

Page 5: Hakekat Alat Peraga

Dalam proses belajar mengajar (PBM), pada setiap mata pelajaran guru harus

menguasai materi yang akan diajarkannya, kecuali itu, siswa harus lebih banyak

dikenalkan benda-benda yang nyata dari pada abstraknya melalui alat indera masing–

masing sesuai dengan fungsinya. Berdasarkan pengamatan para ahli, dilihat

prosentase efektifitas alat masing – masing antara lain, Indera penglihatan 83 %,

Indera pendengar 16 %, Perasa 1 %, Penciuman/pembau 3,5 % dan Peraba 1,5 %.

Dengan melihat perincian tersebut, ternyata indera penglihatan yang mempunyai

presentasi tertinggi.6

Menurut E. T Ruseffendi dalam Darhim beberapa persyaratan yang harus

dimiliki alat peraga untuk pembelajaran adalah :

1) Tahan lama.

2) Bentuk dan warna menarik.

3) Sederhana dan mudah dikelola (tidak rumit).

4) Ukuran sesuai (seimbang) dengan kondisi fisik anak / siswa.

5) Dapat menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir abstrak siswa.7

Agar pemanfaatan atau penggunaan media/alat peraga dalam pembelajaran

efektif, maka strategi pendayagunaanya harus memperhatikan kesesuaian media / alat

peraga dengan :

1) Tujuan pembelajaran.

2) Materi.

3) Strategi pembelajaran (metode, pendekatan)

4) Kondisi ruang kelas, waktu, banyak siswa.

6 Isti Hidayah dan Sugiarto Workshop I. Semarang FMIPA UNNES.2002:6

7 E. T Ruseffendi dalam Darhim Work Shop Matematika. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III1993:17

Page 6: Hakekat Alat Peraga

5) Kebutuhan siswa.8

Dalam PBM diharapkan untuk semaksimal mungkin memanfaatkan indera

penglihatan siswa, dengan memacu penggunaan alat indera penglihat, berarti

pendidik, harus memaksimalkan penggunaan alat peraga, terlebih ada kesan; Saya

melihat saya ingat, Saya mengerjakan saya mengerti dan Saya mendengar saya lupa.

b. Jenis-jenis alat peraga.

Adapun beberapa contoh alat peraga yang dapat digunakan dalam mengajar

yaitu:

1) Gambar

Gambar adalah suatu bentuk alat peraga yang nampaknya saling dikenal

dan saling dipakai, karena gambar disenangi oleh anak berbagai umur, diperoleh

dalam keadaan siap pakai, dan tidak menyita waktu persiapan.

2) Peta

Peta bisa menolong mereka mempelajari bentuk dan letak negara-negara

serta kota-kota yang disebut Al-kitab. Salah satu yang harus diperhatikan,

penggunaan peta sebagai alat peraga hanya cocok bagi anak besar/kelas besar.

3) Papan tulis.

Peranan papan tulis tidak kalah pentingnya sebagai sarana mengajar.

Papan tulis dapat diterima dimana-mana sebagai alat peraga yang efektif. Tidak

perlu menjadi seorang seniman untuk memakai papan tulis. Kalimat yang pendek,

beberapa gambaran orang yang sederhana sekali, sebuah diagram, atau empat

persegi panjang dapat menggambarkan orang, kota atau kejadian.

8 Isti Hidayah dan Sugiarto Op. Cit , 2002

Page 7: Hakekat Alat Peraga

4) Boks pasir

Anak kelas kecil dan kelas tengah sangat menggemari peragaan yang

menggunakan boks pasir. Boks pasir dapat diciptakan “peta” bagi mereka

khususnya bagi kelas tengah karena pada umur tersebut mereka sudah mengetahui

jarak dari desa ke desa. (Pepak.sabda.org.and omtions.blogspot.com)

Selain alat peraga yang disebutkan di atas, media mengajar yang paling

dikenal di dalam pelayanan anak sering disebut dengan istilah singkat, alat peraga

berbentuk fleschard, wayang, boneka jari, rumah palestina dan sebagainya.

Adapun alat peraga yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan alat peraga replika karena disenangi anak berbagai umur, diperoleh

dalam keadaan siap pakai, dan tidak menyita waktu persiapan selain itu untuk

menarik perhatian siswa dalam melakukannya yang akan diujikan pada siswa kelas I

SD Negeri Cimpaeun 2 tahun ajaran 2011/2012.

c. Peranan Alat peraga Dalam Pembelajaran

Karena menyadari pentingnya alat peraga/praktik dalam meningkatkan mutu

keberhasilan kegiatan belajar mengajar, maka perlu mengupayakan pemasyarakatan

dan peningkatan fungsi alat peraga/praktik antara lain melalui pengadaan,

penyebarluasan serta melaksanakan pelatihan pembuatan dan penggunaan alat

peraga/praktik sederhana bagi tenaga kependidikan di lapangan. Hal ini perlu

dilakukan dengan harapan dapat membantu guru dan siswa dalam hal membuat dan

menggunakan alat peraga/praktik secara tepat, sehingga mutu kegiatan belajar

mengajar dapat meningkat, serta keperluan alat peraga/praktik di sekolah dapat

teratasi.

Page 8: Hakekat Alat Peraga

Setiap proses belajar akan menghasilkan perubahan tingkah laku siswa yang

mengalami proses itu. Agar alat peraga/praktik tidak semata-mata menjadi alat bantu

pelengkap, melainkan bersama-sama dengan guru, materi, metode, strategi dan

evaluasi berperan dalam proses belajar mengajar.

Alat peraga sebagai media pembelajaran dapat menjadikan materi pelajaran

yang disampaikan lebih konkret sehingga mudah dicerna siswa. Alat peraga

menambah konkretnya materi pelajaran yang disampaikan guru sehingga

pembelajaran yang dilaksanakan akan lebih bermakna bagi kehidupan siswa. Karena

itulah guru yang dalam pembelajaran menggunakan alat peraga akan memperoleh

keuntungan sebagai berikut:

1) Siswa dan guru dalam kegiatan proses belajar mengajar lebih termotivasi. Baik

siswa maupun guru, terutama siswa menjadi tumbuh minatnya terhadap pelajaran

yang sedang diajarkan.

2) Konsep abstrak pelajaran tersajikan dalam bentuk konkret dan karena itu lebih

dipahami dan dimengerti, dan dapat ditanamkan pada tingkat-tingkat yang lebih

rendah.

3) Hubungan antara konsep abstrak pelajaran dengan benda-benda di alam sekitar

akan lebih dapat dipahami. Alat peraga dapat disebut pula alat bantu dalam

pembelajaran.

4) Konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkrit yaitu dalam bentuk model

yang dapat dipakai sebagai obyek penelitian maupun sebagai alat untuk meneliti

ide – ide baru dan relasi baru menjadi bertambah banyak.9

9 Erman Suherman, dkk : Strategi Pengajaran. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia 2003 242 – 243

Page 9: Hakekat Alat Peraga

Dalam praktik kegiatan pendidikan, alat peraga sering pula disebut dengan media

pembelajaran. Oleh karena itu dalam hal ini peneliti tidak akan mempersoalkan

penggunaan istilah tersebut. Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau

“pengantar” atau peraga.

Ada empat pola guru dalam pembelajaran yaitu:

1) guru sebagai pengendali siswa;

2) guru mengggunakan alat peraga dalam pembelajaran;

3) guru sebagai sumber bersama dengan sumber lainnya dalam pembelajaran;

4) guru melakukan pembelajaran dari sumber bukan manusia atau guru bermedia.10

Media dan alat peraga memiliki perbedaan yaitu sebagaimana digambarkan dalam

diagram berikut.

Skema Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran

Skema: Model Pembelajaran yang dilakukan guru11

Model pembelajaran yang tampak pada skema di atas menunjukkan keragaman

bahwa ada guru yang menggunakan media dan ada guru yang menggunakan alat peraga

dalam kegiatan pembelajaran.10 UPI. Common Text Book Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung: Jurusan MIPA UPI ( UPI,

2001:200).

11 Nana Sujana, Metode Statistika. Bandung: Tarsito.1991:13

Page 10: Hakekat Alat Peraga

Ada empat pola guru dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut.

1) Guru sebagai pengendali siswa, disini tugas guru adalah melakukan manajemen kelas

dan mengukur kemajuan balajar siswa secara bertahap dan berkelanjutan.

2) Guru mengggunakan alat peraga dalam pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan

guru sedapat mungkin diupayakan menggunakan alat peraga, hal ini dimaksudkan

agar materi pelajaran yang disampaikan dapat dimengerti dan mudah dicerna oleh

siswa sehingga tujuan pembelajaran yang ditetapkan dapat dicapai secara optimal.

3) Guru sebagai sumber bersama dengan sumber lainnya dalam pembelajaran artinya

baik guru maupun media pembelajaran yang lain dijadikan sumber belajar.

4) Guru melakukan pembelajaran dari sumber bukan manusia (guru bermedia).

Meskipun ada perbedaan, pada prinsipnya media dan alat peraga merupakan

perantara dalam kegiatan pembelajaran. Kaitannya dengan pembelajaran matematika

maka alat peraga yang dapat digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan materi yang

akan diberikan pada saat itu.

Setiap pengajar hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok

bahasan/sub pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa. Pengajaran dimulai dari

hal yang kongkrit dilanjutkan ke hal yang abstrak, dari yang mudah ke hal sulit dan dari

hal yang sederhana ke hal yang komplek.

Bahwa alat peraga sangat erat hubungannya dengan upaya peningkatan mutu

pendidikan, dengan menggunakan alat peraga dalam setiap proses/kegiatan belajar

mengajar akan lebih mengena dari pada tanpa menggunakan alat peraga, karena dengan

menggunakan alat peraga berarti kita akan meninggalkan hal-hal yang bersifat

perbalisme.

Page 11: Hakekat Alat Peraga

Pemakaian alat peraga merangsang imajinasi anak dan memberikan kesan yang

mendalam dalam mengajar, panca indra dan seluruh kesanggupan seorang anak perlu

dirangsang, digunakan dan libatkan, sehingga tak hanya mengetahui, melainkan dapat

memakai dan melakukan apa yang dipelajari. Panca indera yang paling umum dipakai

dalam mengajar adalah “ mendengar” melalui pendengaran, anak mengikuti peristiwa-

peristiwa dan ikut merasakan apa yang disampaikan. Seolah-olah telinga mendapatkan

mata. Anak melihat sesuatu dari apa yang diceritakan. Namun ilmu pendidikan

berpendapat, bahwa hanya 20% dari apa yang didengar dapat diingat kemudian hari.

Kesan yang lebih dalam dapat dihasilkan jikalau apa yang diceritakan “dilihat melalui

sebuah gambar “. Dengan demikian, melalui” mendengar “ dan “ melihat” akan diperoleh

kesan yang jauh lebih mendalam.

Dari kajian teori di atas maka sintesis dari alat peraga adalah adalah suatu alat

yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses

belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien.