HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan....

107
HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM DAN POSITIF (ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 1501 K/PID.SUS/2008) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Oleh : Ahmad Syamsul HA NIM : 1113045000014 PROGRAM STUDI PIDANA ISLAM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1438 H/2017 M

Transcript of HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan....

Page 1: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM

PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM DAN POSITIF

(ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 1501

K/PID.SUS/2008)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh :

Ahmad Syamsul HA NIM : 1113045000014

PROGRAM STUDI PIDANA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1438 H/2017 M

Page 2: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana
Page 3: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana
Page 4: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

i  

ABSTRAK

Ahmad Syamsul HA. 1113045000014. Hak Restitusi Korban Perdagangan Orang dalam Perspektif Hukum Pidana Islam dan Positif (Analisis Putusan No. 1501 K/Pid.Sus/2008. Hukum Pidana Islam (Jinayah). Fakultas Syariah dan Hukum. Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

Banyak orang mengalami trafficking manusia, lelaki maupun perempuan, mengawali perjalanan mereka sebagai imigran gelap yang telah mengadakan perjanjian dengan seorang individu atau kelompok yang membantu tindakan tidak sah mereka demi keuntungan yang besar. Orang-orang yang menjadi korban dalam kejahatan ini tentunya sangat dirugikan. Kerugian yang dialami korban bukan hanya secara fisik saja, tetapi juga psikis, yang berakibat pada trauma yang berkepanjangan. Perlindungan korban khususnya hak korban untuk memperoleh ganti rugi merupakan bagian integral dari hak asasi dibidang kesejahteraan dan jaminan sosial melalui pengajuan restitusi yang dibebankan oleh pelaku tindak pidana perdagangan orang menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberatasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.

Penelitian ini berjenis “penelitian hukum normatif pengumpulan data dilakukan dengan penelitian kepustakaan (library research) yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data skunder. Pada jenis penelitian hukum normatif, penelitian ini berjenis penelitian perbandingan hukum. Sedangkan metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian kualitatif yang berasal dari bahan-bahan hukum.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pertimbangan hakim Mahkamah Agung dalam Putusan No. 1501 K/Pid.Sus/2008 sudah sesuai karena telah memenuhi ketentuan dari Undang-Undang Nomor 21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. Implikasi putusan hakim Mahkamah Agung menolak hak restitusi korban dalam Putusan tersebut dan mengukuhkan Putusan Banding sudah sesuai dengan judex juris Mahkamah Agung, karena Jaksa Penuntut Umum tidak menguraikan secara rinci besaran nominal yang diajukan dalam pengajuan restitusi. Ketentuan restitusi dalam Hukum Positif sudah diatur dalam pasal 48 ayat (2) Undang-Undang Nomor 21 tahun 2007. Sedangkan dalam Hukum Islam restitusi sebagai hukuman tambahan disebut dengan diyat dengan dasar hukum yang terdapat pada Al-qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 178.

Kata Kunci : Restitusi, Tindak Pidana Perdagangan Orang, Analisis

...Putusan Mahkamah Agung No. 1501 K/Pid.Sus/2008 Pembimbing I : H. Syafrudin Makmur, S.H., M.H. Pembimbing II : Afwan Faizin, M.A. Daftar Pustaka : Tahun 1974 s.d. 2016

Page 5: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

ii

بسم هللا الر حمن الر حيم

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayahnya, terucap dengan tulisan ikhlas Alhamdulilla>hi Rabbil ‘a>lami>n tiada

henti karena dapat terselesaikanya penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam

semoga selalu tercurah limpahkan atas insan pilihan tuhan kha>tamul anbiya>’i

walmursali>n sayidna> Muhammad SAW.

Dengan setulus hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh

dari kesempurnaan. Namun demikian skripsi ini hasil usaha dan upaya yang

maksimal dari penulis. Tidak sediit hambatan, cobaan dan kesulitan yang ditemui.

Banyak hal yang tidak dapat dihadirkan oleh penulis didalamnya karena

keterbatasan pengetahuan dan waktu. Namun patut disyukuri karena banyak

pengalaman yang didapat dalam penulisan skripsi ini.

Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada

semua pihak:

1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA.,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum serta para Pembantu Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. H. M.Nurul Irfan, MA. Selaku Ketua Program Studi Hukum Pidana

Islam.

3. Bapak Nur Rohim Yunus, LLM. Selaku Sekretaris Program Studi Hukum

Pidana Islam.

Page 6: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

iii  

4. Bapak H. Syafrudin Makmur, S.H., M.H. dan Bapak Afwan Faizin, M.A.

Selaku Dosen Pembimbing, yang telah memberikan arahan dan meluangkan

waktu dengan penuh keikhlasan serta kesabaran.

5. Seluruh dosen civitas akademika Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta beserta pimpinan dan seluruh

karyawan Perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Kedua orang tua tercinta yaitu Ayahku Imam Suhadi dan Ibuku Mukilah yang

senantiasa mendidik, membantu dukungan dan melimpahkan kasih sayang serta

do’a yang tiada henti.

7. Neng Tiwi orang tersayang terimakasih telah mendampingi di saat suka duka

dan memberikan warna warni di dalam hidupku, selalu jadi yang terbaik

walaupun sering ngambek.

8. Sahabat seperjuangan, yaitu Reza Fajri Hidayat, Syahrul Zainurrohman,

Derifka Dwi Septa, Ferdi, Eka Siregar yang telah memberikan perhatian dan

dukungan sangat luar biasa, serta seluruh teman-teman Prodi Hukum Pidana

Islam angkatan 2013.

9. Keluarga Besar HIKMAT (Himpunan Keluarga Mahasiswa Alumni

Tebuireng).

10. Keluarga besar PMII Komfaksyahum (Komisariat Fakultas Syariah dan

Hukum).

11. Keluarga Besar IMAJINASI (Ikatan Mahasiswa Jinayah Siyasah).

12. Semua pihak yang turut membantu dalam penulisan hingga tahap penyelesaian

skripsi ini.

Page 7: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

iv  

Akihrnya, atas jasa dan bantuan semua pihak baik berupa moral maupun

materil, sampai detik ini penulis panjatkan do’a semoga Allah memberikan balsan

yang berlipat dan menjadikan amal jariyah yang tidak pernah berhenti mengalir

hingga hari akhir. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi penulis khususnya, dan para pembaca umumnya. Semoga Allah senantiasa

memberikan kemudahhan bagi kita semua dalam menjalani hari esok, amin.

Jakarta, 13 April 2017

Ahmad Syamsul HA

Page 8: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Rumusan Masalah ..................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 6

D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu ....................................................... 7

E. Kerangka Konseptual ............................................................................... 9

F. Metode Penelitian .................................................................................... 10

G. Sistematika Penulisan .............................................................................. 13

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK RESTITUSI KORBAN

TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

A. Teori Pemidanaan .................................................................................... 14

1. Pengertian Pemidanaan ....................................................................... 14

2. Jenis Pemidanaan dalam Kasus Tindak Pidana Perdagaan Orang ...... 17

B. Pengertian Hak Restitusi ........................................................................... 19

1. Pengertian Hak .................................................................................... 19

2. Pengertian Restitusi .............................................................................. 20

C. Tindak Pidana Perdagangan Orang ............................................................ 26

Page 9: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

vi

1. Pengertian Tindak Pidana Perdagangan Orang .................................... 26

2. Faktor Terjadinya Tindak Pidana Perdagangan Orang ....................... 28

3. Penanggulanan Tindak Pidana Perdagangan Orang ............................ 31

D. Prosedur Pengajuan Restitusi ..................................................................... 35

BAB III TINDAKPIDANA PERDAGANGAN ORANG DALAM HUKUM

ISLAM

A. Pengertian Tindak Pidana Perdagangan Orang dalam Hukum Islam ........ 38

B. Pendapat Ulama dan Dalil Diyat dalam Hukum Pidana Islam ................ 42

C. Relevansi Diyat dengan Restitusi Korban Tindak Pidana Perdagangan

Orang ......................................................................................................... 52

BAB IV ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1501

K/PID.SUS/2008

A. Deskripsi Kasus ......................................................................................... 57

B. Dakwaan, Tuntutan dan Putusan .............................................................. 60

C. Analisis Putusan dalam Tinjauan Hukum Positif dan Hukum Islam ........ 64

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 75

B. Saran-Saran Penulis ................................................................................. 76

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

 

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara yang rentan terhadap perdagangan

orang. Korban dari perdagangan orang beragam dapat terjadi pada anak-anak,

gadis, wanita dewasa dan pria. Kejahatan perdagangan orang selama ini marak

terjadi dan menimpa pada perempuan dan anak-anak, bahkan dapat menjadi

masalah nasional dan internasional. Meskipun hal ini banyak terjadi, masyarakat

belum memahami secara utuh, karena terbatasnya pemahaman masyarakat

terhadap human trafficking.

Salah satu dari berbagai penyebab terjadinya perdagangan orang adalah

rendahnya tingkat ekonomi dan pendidikan. Kemiskinan menjadi alasan utama

yang menjadikan perdagangan orang terus meningkat. Menurut data Polri terdapat

“183 kasus yang dilaporkan dan 178 kasus selesai pada tahun 2009. Pada 2010

sebanyak 24 kasus dan yang selesai 16 kasus pada 2013 sebanyak 200 kasus

dilaporkan dan 188 kasus bisa diselesaikan”.1 Dari data tersebut dapat dibuktikan

bahwa kasus perdagangan orang semakin marak terjadi. Sehingga harus menjadi

perhatian dari semua pihak baik dari aparat maupun masyarakat.

Salah satu dari pengguna perdagangan orang adalah industri seks yang

menjadi lumbung dan menjadi sumber penghasilan yang menggiurkan. Namun

tanpa disadari perdagangan orang yang beroperasi dalam bidang industri seks

berdampak negatif, seperti menularnya penyakit kelamin dan HIV/AIDS. Antara

                                                            1Alfitra, Modus Operandi Pidana Khusus di Luar KUHP, (Jakarta: Penebar Swadaya

Grup, 2014), h. 107.

Page 11: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

2  

  

lain yang menyebabkan maraknya industri seks adalah penyalah gunaan

wewenang sebuah korporasi yang mengatas namakan PJTKI.

Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi pengirim tenaga kerja

internasional terbesar, terutama dibenua di Asia. Hal ini tentunya memberikan

peluang yang besar bagi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesai (PJTKI) dalam

pengrekrutan untuk memanfaatkan dan mengakomodasi berbagai kepentingan

tenaga kerja. Namun berbagai hal dan polemik yang selama ini dirasakan, Tenaga

Kerja Indonesia (TKI) sering bermasalah, baik bagi dirinya sendiri, maupun

secara umum bagi pemerintah Indonesia. “Masalah yang paling besar adalah TKI

yang sering menjadi korban dalam perekrutan yang akhirnya menjurus pada

perdagangan orang”.2

Berbagai masalah yang dialami TKI yang menjadi korban, baik di dalam

negeri maupun diluar negeri. Korban yang awalnya berniat untuk mengangkat

perekonomian keluarganya dengan cara menempuh pekerjaan sebagai TKI, malah

menjadi korban eksploitasi perdagangan orang. Yang menjadi korban paling

marak terjadi kepada perempuan dan anak.

Dalam kasus human trafficking telah diatur dalam bentuk Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Perdagangan Orang, ketentuan pidana yang diatur dalam undang-undang

ini adalah pada pasal 2 ayat 1 yang menyatakan bahwa :

“setiap orang yang melakukan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, Penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan,

                                                            2Heny Nuraeni, Tindak Pidana Perdagangan Orang, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011). h.

353.

Page 12: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

3  

  

penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat walaupun memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain, untuk tujuan mengeksploitasi orang tersebut di wilayah Negara Republik Indonesia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 120.000.000.000 (seratus dua puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 600.000.000.000 (enam ratus juta rupiah).”3 Perdagangan orang merupakan suatu kejahatan luar biasa yang harus

ditindak lanjuti dengan tegas. Pelaku yang memperdagangkan orang dapat

dihukum dengan seberat-beratnya. Hal tersebut sejalan dengan dengan Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana pasal 297 yang menjelaskan bahwa,

“perdagangan wanita dan perdagangan anak laki-laki belum dewasa, diancam

dengan pidana penjara paling lama enam tahun”.4

Orang-orang yang menjadi korban dalam kejahatan ini tentunya sangat

dirugikan. Kerugian yang dialami korban bukan hanya secara fisik saja, tetapi

juga psikis, yang berakibat pada trauma yang berkepanjangan. “ Perlindungan

korban khususnya hak korban untuk memperoleh ganti rugi merupakan bagian

integral dari hak asasi dibidang kesejahteraan dan jaminan sosial (social

security)” 5 . Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang pemberantasan

tindak pidana perdagangan orang memberi perhatian besar pada korban dengan

memberikan hak restitusi sebagai mana yang sudah dijelaskan dalam penjelasan

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana

perdagangan orang pasal 48 ayat 1 yang berbunyi:

“Dalam ketentuan ini, mekanisme pengajuan restitusi dilaksanakan sejak korban melaporkan kasus yang dalaminya kepada kepolisian Negara

                                                            3 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Perdagangan Orang. 4Kitab Undang-undang Hukum Pidana Pasal 297. 5Maya Indah, Perlindungan Korban, (Jakarta: Kencana, 2014), h. 35.

Page 13: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

4  

  

Republik Indonesia setempat dan ditandatangani oleh penyidik bersamaan dengan penanganan tindak pidana yang dilakukan. Untuk mengajukan restitusi, selanjutnya penuntut umum menyampaikan jumlah kerugian yang diderita korban akibat tindak pidana perdagangan orang bersamaan dengan tuntutan. Mekanisme ini tidak menghilangkan hak korban untuk mengajukan sendiri gugatan atas kerugiannya.”6

Dengan demikian harapan besar masyarakat bagi pemerintah, khususnya

lembaga penegak hukum agar dapat memberantas dan menanggulangi tindak

pidana perdagangan orang.

Dalam Hukum Islam pelaksanaan restitusi tergambar dalam praktek

pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang

dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana (pembunuhan atau

penganiayaan) dan diberikan kepada korban atau walinya. Dalam definisi lain

disebutkan bahwa diyat adalah denda atau suatu harta yang wajib diberikan pada

ahli waris dengan sebab melukai jiwa atau anggota badan yang lain pada diri

manusia”7 dari sisi “hukuman diyat sudah dijelaskan dengan tegas dalam Al-

Qur’an dan Hadis, sehingga hakim tidak boleh lagi mengubahnya”.8

Dengan melihat fenomena diatas, penulis menemukan sebuah kasus yang

terjadi di kabupaten Cirebon. Terdakwa Sanidi Binti Basro terlibat dalam

pemufakatan jahat pengrekrutan dengan penipuan yang bertujuan untuk

mengeksploitasi orang. Dalam kejadian tersebut Sanidi Binti Basro yang

diperintah oleh Astimi, untuk merekrut beberapa perempuan dengan modus akan

dipekerjakan di sebuah cafe. Namun saat setibanya di cafe, korban tersebut

dipekerjakan sebagai PSK (Pekerja Sex Komersial).

                                                            6Penjelasan Atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007. 7Abu Amar, Imron, Terjemahan Fat-Hul Qarib, (Kudus: Menara Kudus, 1983), h. 120. 8M. Nurul Irfan, Fiqh Jinayah, (Jakarta: Amzah, 2014), h. 195.

Page 14: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

5  

  

Kasus ini akhirnya diputus pengadilan umum hingga kasasi pada Mahkamah

Agung. Putusan Mahkamah Agung tersebut pada No. 1501 K/Pid.Sus/2008.

Namun dalam putusan ini Mahkamah Agung menolak permohonan kasasi yang

diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum Negeri Sumber dalam tuntutan restitusi.

Padahal, korban dalam kassus ini telah dirugikan baik jasmani maupun rohani.

Berdasarkan uraian diatas itulah yang menjadi alasan penulis untuk meneliti

lebih jauh tentang hak restitusi bagi para korban kejahatan tindak pidana

perdagangan orang. Dalam hal ini penulis mengambil judul tentang “Hak

Restitusi Korban Perdagangan Orang dalam Perspektif Hukum Pidana

Islam dan Positif ( Analisis Putusan No. 1501 K/Pid.Sus/2008 )”.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Dengan melihat uraian latar belakang diatas peneliti dapat

mengidentifikasi beberapa masalah, yaitu: Pertama kasus perdagangan orang

dapat terjadi pada siapa saja. Kedua faktor ekonomi dan pendidikan dapat

menjadi salah satu penyebab perdagangan orang. Ketiga lemahnya

pemerintah dalam pengawasan terhadap PJTKI. Keempat kurangnya

pengetahuan calon TKI pada kasus human trafficking. Kelima Putusan

Mahkamah Agung No. 1501 K/Pid.Sus/2008 masih belum sesuai dengan

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana

perdagangan orang karena menolak permohonan restitusi yang diajukan oleh

Jaksa Penuntut Umum Negeri Sumber. Keenam perspektif hukum pidana

islam dan positif dalam hak restitusi. Dari beberapa indentifikasi masalah

Page 15: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

6  

  

yang telah diuraikan tersebut tidak semua menjadi fokus kajian dalam

penelitian ini, terkait fokus pembatasan masalah dalam dalam penelitian ini

akan dijelaskan pada sub berikutnya.

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ditemukan, pembatasan masalah ini

berkisar pada permasalahan yang kelima dan keenam, yakni Putusan

Mahkamah Agung No. 1501 K/Pid.Sus/2008 dan relevansinya terhadap

hukum pidana Islam dan positif.

3. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah yang telah diuraikan diatas dirumuskan

pernyataan penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimana pertimbangan hakim Mahkamah Agung dalam Putusan No.

1501 K/Pid.Sus/2008?

b. Apa implikasi putusan hakim Mahkamah Agung menolak hak restitusi

korban dalam Putusan No. 1501 K/Pid.Sus/2008?

c. Bagaimana pandangan hukum pidana Islam dan hukum positif mengenai

pembayaran hak restitusi tindak pidana perdagangan orang?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pertimbangan hakim Mahkamah Agung dalam Putusan

No. 1501 K/Pid.Sus/2008.

b. Untuk mengetahui implikasi putusan hakim Mahkamah Agung menolak

hak restitusi korban dalam Putusan No. 1501 K/Pid.Sus/2008.

Page 16: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

7  

  

c. Untuk mengetahui pandangan hukum pidana Islam dan hukum positif

mengenai pembayaran hak restitusi tindak pidana perdagangan orang.

2. Manfaat Penelitian

Adapun signifikan penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Hasil penelitian diharapkan memberikan solusi kepada pemerintah untuk

dapat mengatasi kasus tindak pindana perdagangan orang di negara ini.

b. Mempunyai nilai signifikan untuk menambah keilmuan dan literatur

penulis dalam bidang hukum mengenai tindak pidana perdagan orang baik

secara teoritis maupun praktis.

D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

1. Jurnal yang ditulis Sanofta D.J Ginting Jurusan Departemen Hukum Pidana

2013 dengan judul Kebijakan Hukum Pidana Dalam Menanggulangi Tindak

Pidana Perdagangan Orang (Humn Trafficking). Menjelaskan bahwa:

a. Tindak pidana perdagangan orang (Human trafficking) dilihat dari

bentuk-bentuk, faktor penyebab, dan akibatnya.

b. Pengaturan hukum tentang tindak pidana perdagangan orang (Human

trafficking).

c. Kebijakan hukum pidana dalam menanggulangi tindak pidana

perdagangan orang.

2. Skripsi yang ditulis Fajrul Falah Jurusan Perbandingan Madhab dan Hukum

2011 dengan judul Tindak Pidana Perdagangan Orang dalam Perspektif

Hukum Positif dan Hukum Islam (analisi putusan

No.1905/PID.B/2009/PN.TANGERANG). Menjelaskan bahwa:

Page 17: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

8  

  

a. Perlindunagn hukum bagi korban trafficking menurut hukum positif dan

hukum Islam.

1) Hukum positif: mengenai perlindungan hukum bagi korban trafficking

dalam hukum positif diatur dalam UU No. 21 Tahun 2007 tentang

pemberantasan tindak pidana perdagangan orang.

2) Hukum Islam: perlindungan bagi korban dalam trafficking menurut

hukum Islam adalah terdiri dari 2 yaitu hak finansial (bagian

pernikahan, tunjangan/nafaqoh) dan hak spiritual (prilaku pernikahan,

hak untuk kesejahteraan dan pelayanan hak untuk hidup bersama).

3. Skripsi yang ditulis Anggraini Noer Septianingrum Jurusan Ilmu Hukum 2013

dengan judul Penegakan Hukum Tindak Pidana Trafficking (studi putusan

pengadilan negri yogyakarta), menjelaskan bahwa:

a. Penegakan Hukum Terhadap tindak Pidana Trafficking yang dilakukan di

Indonesia adalah dengan menerbitkan Undang-undang No. 21 Tahun 2007

yang mengatur tentang ketentuan Pemberabtasan tindak Pidana

Perdagangan Orag (TPPO).

b. Pelaksanaan penegakan hukum di Indonesia, sebagai negara hukum sudah

melindungi korban dan menjunjung tinggi ham yang dituangkan dalam

norma-norma konstitusi dan dilaksanakan dalam sistem peradilan, sebagai

jaminan kongkrit terhadap perlindungan dan penegakan hukum ham.

4. Skripsi yang ditulis Imam Andriasyah Ibrahim Jurusan Hukum Pidana 2013

dengan judul Tinjauan Fiktimologis Terdap Kejakatan tindak Pidana

Page 18: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

9  

  

Perdagangan Orang (Human Traffcking di Kota Bandung) menjelaskan

bahwa:

a. Peranan korban dalam terjadinya kejahatan perdagangan orang di kota

Bandung disebabkan karena beberapa faktor, yaitu (faktor ekonomi, faktor

rendahnya pendidikan, faktor prilaku konsumtif)

b. Upaya-upaya yang dilakukan dalam menanggulangi adanya korban

kejahatan perdagangan orang di kota Bandung, yaitu, upaya preventif dan

upaya represif.

E. Kerangka Konseptual

Orang yang menjadi korban dalam kejahatan tindak pidana perdagangan

orang tentunya sangat dirugikan. Kerugian yang dialami korban bukan hanya

secara fisik saja, tetapi juga psikis, yang berakibat pada trauma yang

berkepanjangan. “ Perlindungan korban khususnya hak korban untuk memperoleh

ganti rugi merupakan bagian integral dari hak asasi dibidang kesejahteraan dan

jaminan sosial (social security)”9. Dari berbagai macam kerugian yang diderita

korban tindak pidana perdagangan orang, sudah sepantasnya korban menerima

hak restitusi sebagaimana yang diatur dalam pasal 48 Undang-Undang Nomor 21

Tahun 2007 tentanng pemberantasan tindak pidana perdaganggan orang.

                                                            9 Maya Indah, Perlindungan Korban, (Jakarta: Kencana, 2014), h. 35

Page 19: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

10  

  

 

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini berjenis “penelitian hukum normatif pengumpulan data

dilakukan dengan penelitian kepustakaan”10 (library research) yaitu penelitian

hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data skunder.

Pada jenis penelitian hukum normatif, penelitian ini berjenis penelitian

perbandingan hukum. Pengertian hukum normatif yaitu “penelitian yuridis

yang membahas doktrin-doktrin atau asas-asas dalam ilmu huku”. 11

Sedangkan metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian

kualitatif yang berasal dari bahan-bahan hukum. Data kualitatif tersebut

berupa uraian penjelasan yang tersusun dalam kalimat dan tata bahasa yang

berkaitan dengan penelitian hukum-hukum.

                                                            10Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008),

Cet IV, h. 25. 11Zainudin Ali, metode penelitian hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), h. 24.

Page 20: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

11  

  

2. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan studi pustaka (library research). “Studi

kepustakaan merupakan metode pengumpulan data yang dipergunaka

bersama-sama metode lain seperti wawancara, pengamatan (observasi) dan

kuesioner”. 12 Objek utamanya berupa buku-buku literatur, peraturan

perundang-undangan, surat kabar dan sumber lainya yang berkaitan secara

langsung dengan obyek yang diteliti.

a. Sumber primer “yakni bahan pustaka yang berisikan pengetahuan ilmiah

yang baru atau mutakhir.”13 Dalam penelitian ini penulis menggunakan,

buku-buku tindak pidana perdagangan orang, Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana (KUHP), Undang-Undang Republik Indonesia No. 21

Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang,

dan Putusan Mahkamah Agung No. 1501 K/Pid.Sus/2008.

b. Sumber data skunder “yaitu bahan pustakan yang berisikan informasi

tentang bahan primer” 14 merupakan data-data yang memberikan

penjelasan mengenai bahan-bahan primer yang diambil dari sumber-

sumber tambahan yang memuat segala keterangan yang berkaitan dengan

penelitian ini, antara lain informasi yang relevan, artikel. Buletin, atau

karya ilmiyah para sarjana.

c. Bahan hukum tersier, yang memberikan informasi lebih lanjut terhadap

bahan hukum primer dan bahan hukum skunder antara lain kamus umum

bahasa Indonesia, majalah, koran, dan lainya.                                                             

12Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dalam Praktek, h. 50 13Ibid., h. 51 14Ibid.,

Page 21: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

12  

  

3. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini menggunakan tehnik analisis data kualitatif. “Penelitian

kualitatif merupakan upaya yang mendalam dengan cara memperoleh data

kemudian diuraikan untuk memberikan gambaran (deskriptif)” 15 yang

dimaksud dengan metode deskriptif yaitu “membuat deskripsi secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, dan sifat-sifat populasi

daerah tertentu.”16 Yakni dengan mengumpulkan dan menganalisis data yang

diperoleh dan faktor-faktor yang merupakan pendukung dan relevan terhadap

objek yang dipilih sehingga dapat ditarik kesimpulan dari hal yang dijadikan

objek penelitian. data yang diklarifikasikan maupun dianalisis untuk

mempermudah dan menghadapkan pada pemecahan masalah. Adapun metode

analisis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode isi secara

kualitatif. Dalam analisis ini, semua data yang dianalisis adalah berupa teks.

Analisis kualitatif digunakan untuk menemukan, mengidentifikasi, dan

menganalisa teks dokumen untuk memahami, signifikasi dan relevansi teks

atau dokumen.

4. Tehnik Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, mengacu pada buku “Pedoman Penulisan

Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Negeri Islam Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2017.

                                                            15S. Sabarguna, Analisis Data pada Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Ui-Pres, 2008), h.15. 16Suryana, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h. 18.

Page 22: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

13  

  

G. Sitematika Penulisan

Agar penulis lebih terarah dan tidak menyimpang dari judul yang akan

dibahas, maka diuraikan materi penelitian ini dibagi menjadi lima bab, yaitu:

Bab I : Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah,

identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan (review)

kajian terdahulu, metode penelitian.

Bab II : Tinjauan umum tentang hak restitusi korban tindak pidana

perdagangan orang yang meliputi, teori pemidanaan,

pengertian hak restitusi, tindak pidana perdagangan orang

Bab III : Tindak pidana perdagangan orang dalam Hukum Islam,

meliputi pengertian tindak pidana perdagangan orang dalam

Hukum Islam, pendapat ulama dan dalil diyat dalam hukum pidana

islam, relevansi diyat dengan restitusi korban tindak pidana

perdagangan orang.

Bab IV : Analisis putusan Mahkamah Agung Nomor.

1501K/Pid.sus/2008, yang meliputi, deskripsi kasus, dakwaan,

tuntutan dan putusan, analisis putusan dalam tinjauan hukum

positif dan hukum Islam

Bab V : Merupakan penutup, meliputi kesimpulan dan saran-saran

penulis.

Page 23: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

 

14

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG HAK RESTITUSI KORBAN TINDAK

PIDANA PERDAGANGAN ORANG

A. Teori Pemidanaan

1. Pengertian Pemidanaan

Konsep pemidanaan selalu berkaitan dengan pemberian pidana kepada

pelaku tindak pidana, tanpa disadari kadang pemulihan terhadap korban

terabaikan. Konsep pemidaan yang sekarang diterapkan di Indonesia lebih

terfokus pada pelaku tindak pidana bukan kepada korban.1

Pemidanaan bisa kita artikan sebagai sanksi dalam pelanggaran hukum,

kata “pidana” pada umumnya diartikan sebagai hukum. Sedangkan pemidanaan

diartikan sebagai penghukuman. Secara tradisional teori-teori pemidanaan pada

umumnya dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu:

a. Teori absolut atau teori pembalasan (retrebutive/vergeldingstheorieen)

b. Teori relatif atau teori tujuan (utilitarian/doeltheorieen).2

c. Teori gabungan (verenigings theorieen).3

Penulis yang pertama mengajukan teori gabungan ini ialah Pellegrio

Rossi (1787-1848). Sekalipun ia tetap beranggapan pembalasan sebagai asas

dari pidana dan bahwa beratnya pidana tidak boleh melampaui suatu

pembalasan yang adil, tetapi dia berpendapat bahwa pidana mempunyai

                                                            1Rena Yulia, Viktimologi Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kejahatan, (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2013), Cet II, h. 138. 2Muladi dan Barda Nawawi Arif, Teori-teori dan Kebijakan Pidana, (Bandung: PT Alumni

2010), Cet IV, h. 10. 3Teguh Prasetyo, Kriminalisasi dalam Hukum Pidana, (Bandung: Nusa Media, 2010), Cet

I, h. 73.

Page 24: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

15  

 

berbagai pengaruh yakni perbaikan suatu yang rusak dalam masyarakat dan

prevensi general.4

Teori absolut atau teori pembalasan (retrebutive/vergeldingstheorieen).

Teori ini dikenal dengan teori mutlak dan teori ini lahir pada abad ke 18.

Menurut teori absolut, setiap kejahatan harus diikuti dengan pidana. Yang

artinya seorang mendapat pidana karena telah melakukan kejahatan.5 Maka,

pemberian pidana disini ditujukan sebagai bentuk pembalasan terhadap orang

yang telah melakukan kejahatan. Jadi dalam teori ini pidana dapat disimpulkan

sebagai bentuk pembalasan yang diberikan oleh negara yang bertujuan untuk

memberikan efek jera bagi penjahat akibat perbuatanya. Menurut Djoko

Prakoso, “ tujuan pemidanaan sebagai pembalasan pada umumnya dapat

menimbulkan rasa puas bagi orang, yang dengan jalan menjatuhkan pidana

yang setimpal dengan perbuatan yang telah dilakukan.6

Teori relatif atau teori tujuan (utilitarian/doeltheorieen). Teori ini

berprinsip menjatuhkan pidana guna menyelenggarakan tertib masyarakat yang

bertujuan untuk membentuk prevensi kejahatan. Wujud pidana ini adalah,

menakutkan, memperbaiki, atau membinasakan. Lalu dibedakan antara

prevensi umum dan khusus. Prevensi umum menghendaki agar orang –orang

pada umumnya tidak melakukan delik.7 Feurbach sebagai salah satu filsuf

penganut aliran ini berpendapat bahwa, pecegahan tidak usah dilakukan dengan

                                                            4Muladi dan Barda Nawawi Arif, Teori-teori dan Kebijakan Pidana, h. 19 5Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, (Bandung: PT Refika

Aditama, 2008), h. 23. 6Djoko Prakoso, Hukum Penitensier di Indonesia, (Yogyakarta: Liberty, 1988), h. 47. 7Andi Hamzah, Sistm Pidana dan Pemidanaan Indonesia dari Retrebusi ke Reformasi,

(Jakarta: Pradnya Paramita, 1986), h. 34.

Page 25: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

16  

 

siksaan tapi cukup dengan peraturan yang sedemikian rupa sehingga bila orang

membaca akan membatalkan niat jahatnya.8 Namun pendapat tersebut menuai

kritikan Deway, yang menyatakan, “banyak tahanan yang mengemukakan

reaksi kejiwaanya dikala proses dari pelanggaran Undang-undang”.9

Semua ini memperlihatkan bahwa sesungguhnya hanya sedikit orang

yang mempertimbangkan peraturan Undang-undang Hukum Pidana saat

melakukan tindak kejahatan. Menurut Andi Hamzah, “tujuan satu-satunya

pidana ialah mempertahankan tertib hukum”.10 Maka dapat disimpulkan bahwa

teori relatif dalam kedudukanya sebagai pelindung masyarakat, menekankan

penegakan hukum dengan cara preventif guna menegakan tertib hukum bagi

masyarakat.

Teori gabungan (verenigings theorieen). Merupakan suatu bentuk

kombinasi dari teori absolut adan relatif dengan menggabungkan sudut

pembalasan dan pertahanan tertib hukum masyarakat, dengan kata lain dua

alasan itu menjadi dasar dari penjatuhan pidana. Gabungan dari dua teori

tersebut mengajarkan bahwa penjatuhan hukuman adalah untuk

mempertahankan teta tertib hukum dalam masyarakat dan memperbaiki pribadi

si penjahat.11

                                                            8Djoko Prakoso, Hukum Penitensier di Indonesia, h. 47. 9Sutherland & Cressey (disadur oleh Sudjono D), The Control of Crime Hukuman dalam

Perkembangan Hukum Pidana, (Bandung: Tarsito, 1974), h. 62. 10Andi Hamzah, Sistem Pidana dan Pemidanaan Indonesia dari Retrebusi ke Reformasi,

h. 36. 11Laden Marpaung, Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), h.

107.

Page 26: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

17  

 

Menurut Adami Chazawi, “teori gabungan ini dapat dibedakan menjadi

dua golongan besar, yaitu”:12

a. teori gabungan yang mengutamakan pembalasan, tapi pembalsan itu tidak boleh melampaui batas dari apa yang perlu dan cukup untuk dapatnya dipertahankanya tata tertib masyarakat;

b. teori gabungan yang mengutamakan perlindungan tata tertib masyarakat, tetapi penderitaan atas jatuhnya pidana tidak boleh lebih berat daripada perbuatan yang dilakukan terpidana.

Doktrin membedakan hukum pidana materil dan hukum pidana formil.

J.M Van Bemmelen menjelaskan kedua hal tersebut, yakni Hukum pidana

materil terdiri atas tindak pidana yang disebut berturut-turut, peraturan umum

yang dapat diterapkan terhadap peraturan itu. Hukum pidana formil mengatur

cara bagaimana acara pidana seharusnya dilakukan dan menentukan tata tertib

yang harus diperhatikan pada kesempatan itu.13

2. Jenis Pemidanaan dalam Kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang

Dalam kasus tindak pidana perdagangan orang terdapat dua jenis

pemidanaan, yang pertama diatur oleh Kitab Undang-undang Hukum Pidana

pada pasal 297 dan pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007

Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.

Sebelum disahkanya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, kasus perdagangan orang

hanya diatur dalam pasal 297 KUHP yang berbunyi: “Perdagangan wanita dan

                                                            12Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana I, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2010), h. 162-

163. 13Laden Marpaung, Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, h. 2.

Page 27: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

18  

 

perdagangan anak laki-laki yang belum dewasa, diancam dengan pidana penjara

paling lama lima tahun.”14

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Perdagangan Orang, pasal 2 ayat (1) berbunyi:

Setiap orang yang melakukan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, Penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat walaupun memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain, untuk tujuan mengeksploitasi orang tersebut di wilayah Negara Republik Indonesia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 120.000.000.000 (seratus dua puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 600.000.000.000 (enam ratus juta rupiah).15

Pasal 2 ayat (1) terdapat kata “untuk tujuan” sebelum kata

mengeksploitasi16 orang tersebut menunjukan bahwa tindak pidana

perdagangan orang merupakan delik formil. Dengan demikian, yang harus

dipahami dari pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang

Tindak Pidana Perdagangan Orang, yaitu adanya tindak pidana perdagangan

orang cukup dengan dipenuhinya unsur-unsur perbuatan yang sudah

dirumuskan dalam Undang-undang dan tidak dibutuhkan lagi harus

mensyaratkan adanya akibat dieksploitasi atau tereksploitasi yang timbul.17

                                                            14Kitab Undang Undang-undang hukum Pidana, Pasal, 297. 15Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Perdagangan Orang. 16Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mengeksploitasi berasal dari kata

“Eksploitasi” diartikan sebagai “1. Pengusahaan, Pendayagunaan; 2. Pemanfaatan untukkeuntungan sendiri; pengisapan; pemerasan “(tenaga-tenaga orang)”dikutip dari http://kbbi.web.id/eksploitasi yang diakses pada tanggal 04 maret 2017 pukul 16:35 wib

17Farhan, Aspek Hukum Perdagangan Orang di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), h. 116.

Page 28: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

19  

 

Dengan pengertian diatas, bahwa sesorang bisa dikategorikan melakukan

tindak pidana perdagangn orang apabila sudah memenuhi unsur yang ada dalam

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 maupun yang ada dalam KUHP tanpa

melihat sebab yang timbul akibat tindak pidana yang dilakukan.

B. Pengertian Hak Restitusi

1. Pengertian Hak

Hak adalah segala sesuatu yang harus didapatkan oleh setiap orang yang

telah ada sejak lahir. Menurut Mansyur Effendi, “selama ini hak asasi manusia

disebut juga hak kodrat.”18 Salah satu bentuk upaya perlindungan hukum yang

dapat diberikan terhadap korban perdagangan orang adalah melalui pemberian

retitusi. Setiap korban tindak pidana perdangan orang atau ahli warisnya berhak

memperoleh restitusi dari pelaku.

Ada beberapa komponen terkait hak restitusi korban yang harus diberikan

pelaku berupa ganti rugi atas:

a. Kehilangan kekayaan atau penghasilan.

b. Penderitaan.

c. Biaya untuk tindakan perawatan medis dan sikologis.

d. Kerugian lain yang diderita korban sebagai akibat perdangan orang.19

                                                            18Nurul Qamar, Hak Asasi Manusia dalam Negara Hukm demokrasi, (Jakarta: Sinar

Grafika, 2013), h. 15. 19SR Hutauruk, “Peran Kejaksaan Dalam Penentuan Hak Restitusi Korban Tindak Pidana

Perdagangan Orang”, Skripsi S1 Fakultas hukum, Universitas Sumatera Utara Medan, 2014.

Page 29: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

20  

 

2. Pengertian Restitusi

Secara bahasa, restitusi diartikan sebagai ganti kerugian atau pembayaran

kembali.20 Dalam proses penyelesaian tindak pidana memalui pendekatan

keadilan restoratif21, pelanggar diharuskan untuk membayar kembali kerugian

bagi sikorban yang dapat ditempuh memalui jasa-jasa atau berupa uang.22 Ganti

kerugian murupakan salah satu bentuk perlindungan hukum bagi korban tindak

kejahatan, khususnya bagi korban pelaku tindak pidana perdagangan orang. Hal

ini dipandang perlu karena secara memadai tidak saja merupakan isu nasional,

tetapi juga isu internasional. Dengan demikian masalah ini harus diperhatikan

dengan serius, agar korban kejahatan tindak pidana perdagangan orang dapat

diperhatikan haknya sebagai korban.

Dalam penyelesaian suatu masalah melalui pendekatan restoratif, hak-hak

korban perlu mendapat perhatian karena korban adalah pihak yang

berkepentingan yang seharusnya mempunyaikedudukan (hukum) dalam proses

                                                            20Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 2003), h. 1204. 21Istilah umum tentang pendekatan restoratif diperkenalkan untuk pertama kalinya oleh

Albert Eglash dengan menyebutkan istilah restorative justice. Dalam tulisan yang mengulas tentang repartion dia mengatakan bahwa restorative justice adalah suatu alternatif pendekatan restitutif terhadap pendekatan keadilan retributif dan keadilan rehabilitatif. Lihat: Albert Eglash, Beyond Restitution: Creative Restitution, dalam J. Hudson dan B. Galaway, eds. Restitution in Criminal Justice, Lexington, Messachusset,USA, 1977, h. 95. Lihat: Mark M. Lanier dan Stuart Henry, Essential Criminology, Second Edition, Westview, Colardo, USA, 2004, h. 332 dan h. 369. Dalam penulisan disertasi ini penulis mempergunakan “pendekatan restoratif”. Karena walaupun para ahli mempergunakan istilah Restoratif Justice, namun nuansa penjelasanya adalah lebih merujuk terhadap suatu proses penyelesaian melalui pemulihan (to restore) sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Tomy Mashall, yaitu Restorative justice is a process where all parties with a stake in a particular offense and is implications for the future. Terjemah bebas: pendekatan restoratif adalah sebuah proses dimana dimana semua pihak yang berkepentingan terhadap suatu tindak pidana tertentu turut terlibat untuk bersama-sama mencari pemecahan dan sekaligus mencari penyelesaian dalam menghadapi kejadian setelah timbulnya tindak pidana tersebut serta bagaimana mengatasi implikasinya dimasa datang.

22Rufinus Khotmaulana Hutawuruk, Penanggulangan Kejahatan Korporasi Melalui Pendekatan Restoratif Suatu Terobosan Hukum, (Jakarta: Sinnar Grafika, 2013), h.182.

Page 30: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

21  

 

penyelesaianya. Pada sistem peradilan pidana pada umumnya, ditengarai bahwa

korban itu tidak menerima perlindungan yang setara dari pemegang wewenang

sistem peradilan pidana, sehingga kepentingan yang hakiki dari korban sering

terabaikan dan kalaupun itu ada hanya sekedar pemenuhan sistem administrasi

atau manajemen peradilan pidana.23

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan

Kekerasan Dalam Rumah Tangga, hak-hak korban diatur dalam pasal 10,

korban berhak mendapatkan:

a. Perlindungan dari pihak keluarga, kepolisian, kejaksaan, pengadailan, advokad, lembaga sosail, atau pihak lainya baik sementara maupun berdasarkan penetapa perintah perlindungan dari pengadilan;

b. Pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis; c. Penanganan secara khusus berkaitan dengan kerahasiaan korban; d. Pendampingan oleh pekerja sosial dan bantuan hukum pada setiap

tingkat proses pemeriksaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

e. Pelayanan bimbingan rohani24

Dalam deklarasi PBB telah dirumuskan betuk-bentuk perlindungan yang

dapat diberikan kepada korban yaitu:

a. Acces to justice and fair treatment (Akses terhadap keadilan dan perlakuan

yang adil)

b. Restitution (Restitusi)

c. Compensation (Kompensasi)

d. assistance25 (Bantuan)

                                                            23Ibid., h. 130 24Mohammad Taufik Makarao, Weny Bukamo, dan Syaiful Azri, Hukum Perlindungan

Anaka dan Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 179. 25Rena Yulia, Viktimologi Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kejahatan, h 58.

Page 31: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

22  

 

Bentuk pelindungan terhadap korban, yaitu ganti rugi, istilahn ganti

kerugian digunakan oleh KUHAP (Kitab Undang-undang Hukum Acara

Pidana) dalam pasal 99 ayat (1) dan (2) dengan penekanan pada penggantian

biaya yang telah dikeluarkan oleh pihak yang dirugikan atau korban.26

Berikut bunyi pasal 99 ayat (1) dan (2) dalam Kitab Undang-undang

Hukum Acara Pidana.

1) Apabila pihak yang dirugikan minta penggabungan perkara gugatanya pada perkara pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 98, maka pengadilan negeri menimbang tentang kewenanganya untuk mengadili gugatan tersebut, tentang kebenaran dasar gugatan dan tentang hukuman penggantian biaya yang telah dikeluarkan oleh pihak yang dirugikan tersebut.

2) Kecuali dalam hal pengadilan negeri menyatakan tidak berwenang mengadili gugatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) atau gugatan dinyatakan tidak dapat diterima, maka putusan hakim hanya memuat tentang penerapan hukum penggantian biaya yang telah dikeluarkan oleh pihak yang dirugikan.27

Didalam KUHAP mengatur beberapa macam ganti kerugian, antara lain:

1) Ganti kerugian berdasarkan pasal 59 dan pasal 96 KUHAP akibat seseorang ditangkap, ditahan dituntut atau diadili tanpa alasan yang sah berdasarkan undang-undang, atau karena keliru orangnya atau salah penerapan hukum.

2) Ganti kerugian sebagaimana diatur dalam pasal 98 sampai pasal 101 KUHAP yaitu kerugian yang diderita oleh rang lain, maka hakim atas permintaan orang tersebut menerapkan untuk mengabulkan perkara gugatan ganti kerugian kepada perkara pidana itu

3) Ganti kerugian berdasarkan hasil peninjauan kembali (Herziening) karena ada bukti-buki baru, dimana tuntutan ganti rugi itu dikabulkan oleh Mahkamah Agung.28

Dalam penjelasan pasal 95 KUHAP ganti kerugian akibat penggeledahan

rumah dan penyitaan yang tidak sah menurut hukum dijelaskan sebagai berikut:

                                                            26Ibid., 59. 27Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana, Ayat 99, pasal (1) dan (2) 28Moch Faisal Salam, Hukum Acara Pidana Dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Mandar

Maju, 2001), h. 347.

Page 32: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

23  

 

“Yang dimaksud dengan “kerugian karena dikenakan tindakan lain” ialah kerugian yang ditimblkan oleh pemasukan rumah, penggeledahan dan penyitaan yang tidak sah menurut hukum termasuk penahanan tanpa alasan ialah penahanan yang lebih lama daripada pidana yang dijatuhkan.”29

Ketentuan yang mengatur adanya hak ganti kerugikan terhadap korban

dalam KUHAP tidak tertulis secara sistematis dan membingungkan bagi orang

yang ingin mengajukan ganti kerugian kepada pengadilan negeri. Menurut

P.A.F Lamintang, “masalah hak untuk meminta ganti kerugian dalam KUHAP

itu terdapat secara tepisah-pisah dalam beberapa pasal.”30

Pemberian restitusi dan rehabilitasi terhadap korban yang diakibatkan

kekeliruan karena orangnya (Eror In Persona) dianggap perlu demi menjaga

nama baik korban. Menurut Syaiful Bakhri, “rehabilitasi yang dimaksudkan,

yakni pemulihan hak seseorang dalam kemampuan atau posisi semula yang

diberikan oleh pengadilan.”31

Restitusi terhadap korban tindak pidana perdagangan orang menurut

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana

perdagangan orang merupakan pembayaran ganti rugi terhadap korban yang

dibebankan kepada pelaku berdasarkan keputusan pengadilan yang berkekuatan

                                                            29M. Karmaji dan R. Soesilo, Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana dengan

Penjelasan resmi dan Komentar, (Bandung: PT Karya Nusantara, 1988), Cet III, h. 88. 30P.A.F Lamintang, Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana dengan Pembahasan

Secara Yuridis Menurut Yurisprudensi dan Ilmu Pengetahuan Hukum Pidana, (Bandung: CV Sinar Baru, 1984), h. 253.

31Syaiful Bakhri, Sistim Peradilan Pidana Indonesia Dalam Perspektif Pembaruan, Teori dan Praktik Peradilan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), h. 80.

Page 33: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

24  

 

hukum tetap atas kerugian materil dan/atau immaterial yang diderita korban

atau ahli warisnya.32

Restitusi menurut Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2002 tentang

Kompensasi, Restitusi, dan Rehabilitasi terhadap korban pelanggaran hak asasi

manusia yang berat dalam pasal 1 butir 5 adalah:

“Restitusi adalah ganti kerugian yang diberikan kepada korban atau

keluarganya oleh pelaku atau pihak ketiga, dapat berupa pengembalian harta

milik, pembayaran ganti kerugian untuk kehilangan atau penderitaan, atau

penggantian biaya untuk tindakan tertentu.”33

Mekanisme pemberian restitusi menurut Peraturan Pemerintah Nomor 3

Tahun 2002 tentang Kompensasi, restitusi, dan Rehabilitasi terhadap korban

pelanggaran hak asasi manusia yang berat dalam bab II pasal 4 adalah:

“Pemberian restitusi dilaksanakan oleh pelaku atau pihak ketiga

berdasarkan perintah yang tercantum dalam amar putusan pengadilan HAM.”34

Restitusi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2008

Tentang Pemberian Kompensasi Restitusi, dan bantuan kepada saksi dan

korban dalam pasal 1 angka 5 adalah:

“Ganti kerugian yang diberikan kepada korban atau keluarganya oleh

pelaku atau pihak ketiga, dapat berupa pengembalian harta milik, pembayaran

                                                            32Wiend Sakti Myharto, “ Mekanisme Restitusi Terhadap Korban Tindak Pidana

Perdagangan Orang Menurut Pasal 48 Ayat (1) Undang-undang No 21 tahun 2007 Dalam Perspektif Negara Hukum Kesejahteraan”, Jurnal, h. 2.

33M..Ghufran H. Kordi K, HAM Tentang Hak Sipil, Politik,, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Umum, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 116.

34Ibid,.

Page 34: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

25  

 

ganti kerugian untuk kehilangan atau penderitaan, atau penggantian biaya untuk

tindakan tertentu.”35

Menurut Stepher Schafer perbedaan antara restitusi dan kompensasi

adalah restitusi lebih bersifat pidana, yang timbul dari putusan pengadilan

pidana dan dibayar oleh terpidana atau merupakan wujud pertanggungjawaban

terpidana (The Responsibility of The Offender). Sedangkan kompensasi bersifat

perdata, timbul dari permintaan korban, dibayar oleh masyarakat atau negara

(The Responsible of The Society).36

Restitusi menyediakan suatu sanksi yang lebih jelas dan tegas yang terkait

dengan tindak pelanggaran dibanding dengan tindakan-tidakan yang bersifat

menghukum, dan lebih baik dalam mengembalikan seorang korban ketempat

keberadaanya sebelum terjadinya pelanggaran. Restitusi berfungsimemperjelas

pengakuan atas kesalahan perbuatan dan bukan untuk mengabaikan pelaggaran

yang telah dibuat kepada korban-koraban indifidual, namun restitusi mengakui

adanya kerusakan atau kerugian dari mereka yang sudah diderita sehingga

dicoba untuk dapat diperbaiki.37

Restitusi masih menimbulkan sejumlah masalah dalam tataran norma

maupun implementasinya. Tercatat beberapa masalah yang timbul seperti,

dalam KUHAP tidak tertulis secara sistematis tentang aturan pembarian

restitusi serta berimbas pada pelaksanaanya, belum tersedianya sumber daya

                                                            35Peraturan Pemerintah No 44 Tahun 2008 Tentang Pemberian Kompensasi Restitusi. 36Didik M. Arief Mansur dan Elisatris Gultom, Urgensi Perlindungan Korban Kejahatan

Antara Norma dan Realita, (Jakarta: Rajawali Pers, 2007), h. 167. 37Rufinus Khotmaulana Hutawuruk, Penanggulangan Kejahatan Korporasi Melalui

Pendekatan Restoratif Suatu Terobosan Hukum, h. 185.

Page 35: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

26  

 

manusia dari aparat yang mumpuni dalam penanganan kasus perdagangan

orang, serta kesadaran yang rendah dari masyarakat untuk melaporkan hak-hak

mereka untuk memperolah restitusi.

C. Tindak Pidana Perdagangan Orang

1. Pengertian Tindak Pidana Perdagangan Orang

Kejahatan tindak pidana perdagangan orang merupakan pidana

khusus, menurut Aziz Syamsudin, “berdasarkan memori penjelasan

(Memori Van Toelichting/MvT) dari pasal 113 KUHP, istilah “Pidana

Khusus” dapat diartikan sebagai perbuatan pidana yang ditentukan dalam

perundangan ditentukan diluar KUHP.”38

Pengertian perdagangan orang sendiri diartika berbeda-beda oleh

masing-masing kelompok masyarakat, kerumitan ini yang menyebabkan

isu-isu yang dibawa bersifat sensitif. Menurut Alfitra, “dahulu trafficking

diartikan sebagai perpindahan orang dengan memaksa perempuan melintasi

batas negara untuk tujuan prostitusi.”39

Menurut Prof Simons, sebagaimana yang dikutip oleh P.A.F

Lamintang, kata “hendel” atau “dagang” itu sama halnya dengan pengertian

pada kejahatan perdagangan orang yang berarti membuat para orang yang

diperdagangkan berada dalam keadaan tidak mempunyai kebebasan seperti

yang dimiliki orang pada umumnya.40

                                                            38Aziz Syamsudin, Tindak Pidana Khusus, (Jakarta: Sinar Grafika, 2014), Cet IV, h. 13. 39Alfitra, Modus Operandi Pidana Khusus di Luar KUHP, (Jakarta: Penebar Swadaya

Grup, 2014), h. 164. 40P.A.F Lamintang, Delik-Delik Khusus Tindak Pidana-Tindak Pidana Melanggar Norma-

Norma Kesusilaan dan Norma-Norma Kepatutan. (Bandung: Mandar Maju, 1990), h.231.

Page 36: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

27  

 

Tindak pidana perdagangan orang bukanlah suatu hal yang baru

dikalangan masyarakat Indonesia, karena praktik perdagangan orang telaha

ada sejak zaman dahulu. Menurut Heny Nuraeni, “perbudakan telah

berkembang sejak beberapa ribu tahun yang lalu yang diawali dengan

adanya penaklukan atas suatu kelompok oleh kelompok lainya.”41

Pengertian tindak pidana perdagangan sebagaimana yang telah diatur

dalam pasal 297 KUHP adalah, “Perdagangan wanita dan perdagangan anak

laki-laki yang belum dewasa, daincam dengan pidana penjara paling lama

lima tahun.”42 Menurut Farhana, “ pasal tersebut menyebutkan wanita dan

anak laki-laki dibawah umur berarti hanya perempuan dewasa karena

wanita sama dengan perempuan dewasa dan dan anak laki-laki yang masih

dibawah umur yang mendapat perlindungan hukum dalam pasal tersebut.”43

Pasal 297 KUHP memang dirasa kurang luas jangkauanya dalam

memberikan perlindungan hukum bagi masyarakat Indonesia, berdasarkan

keadaan tersebut pemerintah akhirnya mengeluarkan Undang-undang No

21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan orang.

Menururut Henny Nuraeni, mengenai ruang lingkup Tindak Pidana

Perdagangan Orang berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007

yaitu:

a. “Setiap tindakan atau serangkaian tindakan yang memenuhi unsur tindakpidana yang ditentukan dalam undang-undang ini (Undang-undang Noomor 21 Tahun 2007). Selain itu, undang-

                                                            41Heny Nuraeni, Tindak Pidana Perdagangan Orang, (jakarta: Sinar Grafika, 2011). h.

350. 42Kitab Undang Undang-undang hukum Pidana, Pasal, 297. 43Farhana, Aspek Hukum Perdagangan Orang di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010),

h. 114.

Page 37: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

28  

 

undang nomor 21 tahun 2007 juga malarang setiap orang yang memasukan orang kewiayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) untuk eksploitasi;

b. Membawa Warga Negara Indonesia (WNI) ke luar wilayah NKRI untuk eksploitasi;

c. Mengangkat anak dengan menjanjikan sesuatu atau memberikansesuatu untuk tujuan eksploitasi;

d. Mengirim anak kedalam atau keluar negeri dengan cara apa pun; dan setiaporang yang menggunakan atau memanfaatkan korban TPPO dengan cara melakukan persetubuhan atau pencabulan, mempekerjakan korban untuk tjuan eksploitasi atau mengambil keuntungan;

e. Stiap orang yang memberikan atau memasukan keterangan palsu pada dokuman negara atau dokumen lain untuk mempermudah TPPO;”44

2. Faktor Terjadinya Tindak Pidana Perdagangan Orang

Pembahasan dalam mengurai sebab-sebab dari tindak pidana

perdagangan orang berpedoman dari pengertian kriminolog menjelaskan

hubungan sebab akibat, dimana kriminologi menjelaskan hubungan sebab

akibat dan fakta kriminal, serta berusaha mencari jawaban mengapa

kejahatan terjadi. Sedangkan kejahatan ini sendiri diartikan sebagai perilaku

yang anti sosial yang telah dilarang dan dirimuskan dalam hukum positif

sebagai kejahatan.

Dalam kasus tindak pidana perdagangan orang ada beberapa faktor

yang memicu terjadinya tindak pidana, menurut Henny Nuraeni, “ faktor-

pfaktor paling mendukung adanya perdagangan orang diantaranya karena

adanya permintaan (demand) terhadap pekerjaan disektor informal yang

                                                            44Henny Nuraeni, Tindak Pidana Perdagangan Orang, h. 98.

Page 38: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

29  

 

tidak memerlukan keahlian khusus, mau dibayar dengan upah relatif rendah

serta tidak memerlukan perjanjian yang rumit.”45

Dari paparan pendapat diatas bisa kita tarik kesimpulan bahwa salah

satu faktor penyebabnya adalah faktor ekonimi yang menjadikan

masyarakat terjerumus dalam praktik perdagangan orang. Menurut Farhana,

“faktor ekonimi menjadi penyebab terjadinya perdagangan manusia yang

dilatarbelakangi kemiskinan dan lapangan kerja yang tidak ada atau tidak

memadai dengan besarnya jumlah penduduk.46

Berawal dari faktor ekonimi itulah sebagian dari masyarakat pedesaan

dengan kapasitas pendidikan yang minim dan ketidakpahaman akan praktik

perdagangan orang yang marak terjadi, akhirnya tergiyur dengan iming-

iming pekerjaan yang mudah dengan gaji lumayan besar, seperti menjadi

TKI atau TKW. Menurut Alfitra, “ di Indonesia, jumlah perempuan yang

pergi keluar negeri sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) terus meningkat.

Pada 2012 jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri

sebanyak 735.000 orang dan lebih dari 70% adalah perempuan.”47

Banyak orang mengalami trafficking manusia, lelaki maupun

perempuan, mengawali perjalanan mereka sebagai imigran gelap yang telah

mengadakan perjanjian dengan seorang individu atau kelompok yang

membantu tindakan tidak sah mereka demi keuntungan yang besar, dalam

suatu penyelundupan imigran, hubungan antara imigran dan penyelundup

                                                            45Ibid,. 110. 46Farhana, Aspek Hukum Perdagangan Orang di Indonesia, h. 50. 47Alfitra, Modus Operandi Pidana Khusus di Luar KUHP, h. 171.

Page 39: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

30  

 

bersifat sukarela, berjangka pendek dan berakhir sampai tibanya imigran di

negara tujuan. Kendati demikian, sejumlah imigran gelap dipaksa

melanjutkan hubungan ini untuk melunasi hutang ongkos angkutan yang

besar. Pada tahapan akhir ini lah tampak tujuan dari tindak pidana

perdagangan orang (jeratan hutang, pemerasan, kekerasan, kerja paksa,

palacuran paksa). Menurut Beate Andrees, “kerja paksa sebagai hasil dari

kejahatan perdagangan yang terorganisir dapat ditemukan dalam industri

seks di seluruh dunia.”48

Rendahnya tingkat ekonomi, pendidikan dan situasi pskologi ini lah

menjadi salah satu penyebab yang tidak disadari sebagai peluang

munculnya tindak pidana perdagangan orang. Tindak pidana yang menjadi

akar dari dari salahsatu penyakit masyarakat (prostitusi) ini, sampai saat ini

belum mendapat perhatian maksimal dari pihak-pihak terkait. Tidaklah

mengherankan jika korban trafficking terus berjatuhan, bahkan rentan

korban demi korban masih mungkin akat terus bertambah. Menurut Alfitra,

“183 kasus yang dilaporkan dan 178 kasus selesai pada tahun 2009. Pada

2010 sebanyak 24 kasus dan yang selesai 16 kasus pada 2013 sebanyak 200

kasus dilaporkan dan 188 kasus bisa diselesaikan”.49

Dengan demikian, secara spesifik dilapangan bisa saja terjadi modus

operandi tindak pidana perdagangan orang akan terus berkembang dan

dengan menggunakan cara-cara yang semakin canggih dan tidak bisa

                                                            48Beate Andrees, Kerja Paksa dan Perdagangan Orang, (Jakarta: International Labour

Organization, 2014), h. 8. 49Alfitra, Modus Operandi Pidana Khusus di Luar KUHP, h. 107.

Page 40: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

31  

 

diprediksi sepertihalnya modus operandi tindak pidana narkotika yang

semakin hari semakin menemukan modus operandi baru yang dapat

mengecoh aparat penegak hukum.

3. Penanggulangan Tindak Pidana Perdagangan Orang

Dalam upaya penanggulangan kejahatan pemerintah telah melakukan

pendekatan intregral yaitu melalui upaya panel dan non panel. Upaya panel

adalah upaya penanggulangan kejahatan yang bersifat represif (pendidikan)

bagi pelanggar hukum atau pelaku kejahatan. Upaya non panel adalah upaya

penanggulangan kejahatan yang bersifat prevesif yaitu upaya-upaya

pencegahan terhadap kemungkinan kejahatan yang dilaksanakan sebelum

terjadi kejahatan.50

Kebijakan kriminal dalam pencegahan dan pelindungan korban tindak

pidana perdagangan orang dari segi kebijakan panel dan non panel

selanjutnya akan diuraikan sebagai berikut:

a. Kebijakan Panel.

Istilah “kebijakan” yang diterjemahkan dalam bahasa inggris “policy”

dan diartikan sebagai penggunaan hukum pidana. Jika dirangkai dalam

penggunaan bahasa singkat kita, kebijakan hukum pidana bisa disebut

juga sebagai “politik hukum pidana” yang merangkum pokok bahasa

politik hukum secara keseluruhan karena hukum pidana adalah satu

bagian dari ilmu hukum.51

                                                            50Barda Nawawi Arief, Kebijakan Penanggulangan Hukum Pidana Sara Paneldan Non

Paneli, (Semarang: Pustaka Magister, 2010), h. 23. 51Mahmud Mulyadi, Criminal Policy Pendekatan Integral Panel Policy dan Non Panel

Policy dalam Penanganan kejahatan dan Kekerasan, (Medan: Pustaka Bangsa Press, 2008), h. 65.

Page 41: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

32  

 

Penggunaan hukum pidana menjadi salah satu upaya dalam

penaggulangan kejahatan, dengan memutuskan sanksi berupa

pemidanaan. Penanggulangan kejahatan dengan menggunakan hukum

pidana sebagai proses dalam mengatasi permasalahan sosial dalam

bidang kebijakan kriminal penegakan hukum.52

Penanggulangan lewat jalur kebijakan panel, diartikan suatu

penanggulangan kejahatan yang menitik beratkan pada sifat prevensif

yakni, penindasan, pemberantasan, dan penumpasan setelah kejahatan

itu terjadi. Marc Ancel menyatakan bahwa modern criminal science

terdiri tiga komponen yaitu, criminology, criminal law, panel policy.

Menurut beliau panel policy adalah suatu ilmu sekaligus seni yang pada

akhirnya mempunyai tujuan praktis untuk memungkinkan peraturan

hukum positif dirumuskan secara lebih baik dan untuk memberi

pedoman tidak hanyak kepada pembuat undang-undang, tapi juga

kepada pengadilan yang menerapkan undang-undang dan juga kepada

para penyelenggara atau pelaksana putusan pengadilan.53

b. Kebijakan Non Panel

Pencegahan kejahatan dengan upaya non panel memfokuskan diri pada

campur tangan sosial, ekonomi, dan berbagai era kebijakan publik

dengan maksud mencegah terjadinya kejahatan. Betuk lain dari

keterlibatan masyarakat nampak dari upaya pencegahan situasional dan

                                                            52Teguh Prasetyo, Kriminalisasi dalam Hukum Pidana, h. 19. 53Barda Nawawi Arief, Kebijakan Penanggulangan Hukum Pidana Sara Paneldan Non

Paneli, h. 26.

Page 42: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

33  

 

peningkatan kapasitas masyarakat dalam penggunaan sarana kontrol

sosial informal, peningkatan pencegahan kejahatan berorientasi pada

pelaku atau offender-centred crime prevention dan borientasi pada

korban atau victim-centred crime prevention.54 Tujuan dari usaha-usaha

non panel adalah untuk mampu memperbaiki kondisi-kondisi sosial

tertentu, secara langsung mempunyai pengaruh prefentif terhadap

kejahatan.

Menurut Barda Nawawi Arief, Upaya untuk melakukan pencegahan

dan penanggulangan kejahatan dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 55

a. Pencegahan dan penaggulangan kejahatan harus menunjang tujuan (goal), kesejahteraan masyarakat/ sosial welfare (SW) dan perlindungan masyarakat sosial/ socail defence (SD).

b. Pencegahan dan penanggulangan kejahatan harus dilakukan dengan pendekatan integral, yang artinya ada keseimbangan antara panel dan non panel.

c. Pencegahan dan penaggulangan kejahatan dengan sarana panel merupakan panel policy atau panel law enforcement policy operasionalisasinya melalui beberapa tahap, yaitui: tahap formulasi (kebijakan legislatif), tahap aplikasi (kebijakan yudikatif/ yudisial), tahap eksekusi (kebijakan eksekutif/ administratif). Penanggulangan tindak pidana tidak terlepas dari upaya penegakan

hukum. Menurut Joseph Golstien penegakan hukum dapat dibedakan

menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Total Enforcemen (Penegakan Hukum secara Total), yaitu penegakan

hukum secara total, sebagaimana dirumuskan oleh hukum pada

substansinya (Substansive Law of Crime).

                                                            54Abintoro Prakoso, Kriminologi Hukum & Hukum Pidana, (Yogyakarta: Laksbang

Grafika, 2013), h. 159. 55Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalam

Penanggulangan Kejahatan, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 77-79.

Page 43: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

34  

 

2. Full Enforcemen (Penegakan Hukum secara Penuh), yaitu sebuah

konsep penegakan hukum yang menghendaki pembatsan dari konsep

total, dalam ruang lingkum ini para penegak hukum termasuk kepolisian

dirasa belum dapat diharapkann menegakkan hukum secara maksial

karena adanya berbagai keterbatasan, baik dalam bentuk waktu, sarana-

prasarana, kualitas sumber daya manusia, perundang-undangan dan

sebagainya sehingga mengakibatkan dilakukanya discretions.

3. Actual Enforcemen (Penegakan Hukum secara Aktual), yaitu sebuah

konsep yang muncul setelah terjadi deskresi, namun tidak menutup

kemungkinan untuk terjadi penyimpangan yang terjadi oleh aparat

penegak hukum termasuk kepolisian.56

PBB (Persatuan Bangsa Bangsa) sebagai organisasi internasional

melalui sistem yang dimiliki berusaha menggalang kerjasama melawan

tindak pidana internasional termasuk perdagangan orang yang marak terjadi

pada wanita dan anak-anak. Bahkan kejahatan ini dikategorikan sebagai

Transnational Organized Crime (TOC). Menurut identifikasi CCPJ

(Commision On Crime Revention and Criminal Justice) yang dikategorikan

sebagai TOC adalah:

a. Tindakan untuk melawan kejahatan terorganisir dan ekonimi baik secara

nasional maupun internasional.

                                                            56Nur Rohim Yunus, Restorasi Budaya Hukum Masyarakat Indonesia, (Bogor:

Jurisprudence Press, 2012), h. 72.

Page 44: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

35  

 

b. Kaitan TOC dengan kejahatan terorisme (termasuk kegiatan

pendanaanya).

c. Sistem kepolisian dan pengadilan terhadap kejahatan.

d. Pengaturan senjata api untuk tujuan pencegahan kejahatan dan kamanan

umum.

e. Anak-anak sebagai korban dari pelaku kejahatan.

f. Membasmi kejahatan terhadap wanita.57

D. Prosedur Pengajuan Restitusi

Mekanismen pemberian restitusi terhadap korban tindak pidana perdagangan

orang yang diatur dalam pasal 48 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang

pemberantasan tindak pidana perdagangan orang adalah sebagai berikut. “Restitusi

tersebut diberikan dan dicantumkan sekaligus dalam amar putusan pengadilan

tentang perkara tindak pidana perdagangan orang”.58 “Pemberian restitusi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sejak putusanpengadilan tingkat

pertama”.59 “Restitusi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat dititipkan terlebih

dahulu di pengadilan tempat perkara diputus”.60 “Pemberian restitusi dilakukan

dalam 14 (empat belas) hari terhitung sejak diberitahukanya putusan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap”.61 “Dalam hal pelaku diputus bebas oleh

                                                            57G. Sri Nurhartono, Perdagangan Perempuan di Indonesia Tinjauan Aspek Yuridis,

(Yogyakarta: Lokakarya, 2005), h. 8. 58Pasal 48 Ayat 3, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. 59Pasal 48 Ayat 4, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. 60Pasal 48 Ayat 5, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. 61Pasal 48 Ayat 6, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.

Page 45: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

36  

 

pengadilan tingkat banding atau kasasi, maka hakim memerintahkan dalam

putusanya agar uang restitusi yang dititipkan dikembalikan pada yang

bersangkutan”.62

Mekanisme pengajuan restitusi juga dijelaskan dalam (PP) Peraturan

Pemerintah Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pemberian Kompensasi, Restitusi, dan

Bantuan pada Saksi Korban. Beberapa pokok penting dalam Peraturan Pemerintah

tersebut diantaranya adalah:

Pasal 23

(1) LPSK memeriksa kelengkapan permohonan Restitusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22.

(2) Dalam hal terdapat kekuranglengkapan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), LPSK memberitahukan secara tertulis kepada pemohon untuk melengkapi permohonan.

(3) Pemohon dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal pemohon menerima pemberitahuan dari LPSK, wajib melengkapi berkas permohonan.

(4) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dilengkapi oleh pemohon, maka pemohon dianggap mencabut permohonannya.

Pasal 24

Dalam hal berkas permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 dinyatakan lengkap, LPSK segera melakukan pemeriksaan substantif. Pasal 25

(1) Untuk keperluan pemeriksaan permohonan Restitusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, LPSK dapat memanggil Korban, Keluarga, atau kuasanya, dan pelaku tindak pidana untuk memberi keterangan.

(2) Dalam hal pembayaran Restitusi dilakukan oleh pihak ketiga, pelaku tindak pidana dalam memberikan keterangan kepada LPSK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menghadirkan pihak ketiga tersebut.

Pasal 26

(1) Dalam hal Korban, Keluarga, atau kuasanya tidak hadir untuk memberikan

                                                            62Pasal 48 Ayat 7, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.

Page 46: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

37  

 

keterangan 3 (tiga) kali berturut-turut tanpa alasan yang sah, permohonan yang diajukan dianggap ditarik kembali.

(2) LPSK memberitahukan penarikan kembali permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada pemohon.

Pasal 27

(1) Hasil pemeriksaan permohonan Restitusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 dan Pasal 25 ditetapkan dengan keputusan LPSK, disertai dengan pertimbangannya.

(2) Dalam pertimbangan LPSK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai rekomendasi untuk mengabulkan permohonan atau menolak permohonan Restitusi.

Pasal 28

(1) Dalam hal permohonan Restitusi diajukan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan pelaku tindak pidana dinyatakan bersalah, LPSK menyampaikan permohonan tersebut beserta keputusan dan pertimbangannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 kepada pengadilan yang berwenang.

(2) Dalam hal permohonan Restitusi diajukan sebelum tuntutan dibacakan, LPSK menyampaikan permohonan tersebut beserta keputusan dan pertimbangannya kepada penuntut umum.

(3) Penuntut umum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam tuntutannya mencantumkan permohonan Restitusi beserta Keputusan LPSK dan pertimbangannya.

(4) Salinan surat pengantar penyampaian berkas permohonan dan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), disampaikan kepada Korban, Keluarga atau kuasanya, dan kepada pelaku tindak pidana dan/atau pihak ketiga.63

                                                            63Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2008 Tentang Pemberian Kompensasi, Restitusi,

dan Bantuan Kepada Saksi dan Korban, Pasal 23-28.

Page 47: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

  

38

BAB III

TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DALAM HUKUM ISLAM

A. Pengertian Tindak Pidana Perdagangan Orang Dalam Hukum Islam

Khusus dalam masalah jari>mah, maka ada dua hal yang tidak dapat

dipisahkan dan merupakan suatu mata rantai yang tidak akan pernah teputus, yaitu

kejahatan dan hukuman.1 Dari pengertian diatas menunjukan bahwa dalam

kehidupan bermasyarakat tidak luput dari kejahatan sehingga harus ada kontrol

sisial yang bisa meminimalisir kejahatan dan memberikan efek jera bagi

masyarakat. Perintah dan larangan saja tidak akan berarti dan tidak cukup

mendorong seseorang untuk meninggalkan seuatu perbuatan atau melaksankanya,

untuk itu diperlukan sanksi berupa hukuman bagi siapa saja yang melanggarnya.2

Dalam hukum pidana Islam (Jina>yah) tidak pidana perdagangan orang

tergolong tindak pidana yang dihukumi dengan ta’zi>r. Menurut Nurul Irfan, dalam

pernyataan Al-Fayyumi, “Ta’zi>r adalah pengajaran yang tidak termasuk dalam

kelompok had. Dengan demikian, ta’zi>r tidak termasuk kedalam hukuman h}udu>d,

bukan berarti tidak lebih keras dari h}udu>d, bahkan sangat mungkin berupa hukuman

mati.3 Menurut, Ahmad Wardi Muslich, “hukuman yang belum ditetapkan oleh

syara’ dan wewenang untuk menetapkanya diserahkan kepada ulil amri atau

hakim.4

                                                            1Makrus Munajat, Dekonstruksi Hukum Pidana Islam, (Yogyakarta: Logung Pustaka, 2014),

h. 41. 2Abdurrahman Al-Maliki, Nidzam al-‘Uqubat (Sistem Sanksi dalam Islam), Terjemah olah

Syamsudin Ramadlan, (Bogor: Pustaka Tahariqul Izzah, 2002), h. 2. 3M. Nurul Irfan, Fiqh Jinayah, (Jakarta: Amzah, 2014), h. 137. 4Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam, h. 66.

Page 48: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

39  

Sebagian ulama berpendapat bahwa ta’zi>r menjadi hukuman atas pelanggaran

terhadap hak Allah dan hamba yang tidak ditentukan oleh Al-Quran dan Hadis.

Ta’zi>r memberikan fungsi pengajaran kepada pelaku sekaligus memberikan efek

jera dan agar pelaku tidak mengulangi perbuatanya.5 Menurut Al-Mawardi, “ta’zi>r

adalah hukuman yang bersifat pendidikan atau perbuatan dosa (maksiat) yang

hukumanya belum tentu ditetapka oleh syara’.”6 Sedangkan menurut Wahbah

Zuhaili, “ta’zi>r menurut syara’ adalah hukuman yang ditetapkan atas perbuatan

maksiat atau jina>yah yang tidak dikenakan hukuman hadd dan tidak pula kaffa>rat”.7

Dari defenisi diatas menunjukan bahwa ta’zi>r adalah suatu istilah hukuman atas

beberapa jari>mah yang hukumnya belum ditetapkan oleh syara’. Dikalangan

fuqaha, beberapa jari>mah yang hukumanya belum ditetapkan oleh syara’

dinamakan jarimah ta’zi>r. Jadi istilah ta’zir bisa digunakan untuk hukuman dan bisa

juga untuk jari>mah. Ta’zi>r sering juga dipahami, untuk menghukumi perbuatan-

perbuatan maksiat yang tidak dikenakan hukum had atau kaffa>rat.8

Dalam penerapan ta’zi>r yang berwenang untuk memberikan ketentuan

hukuman maksimal dan minimal dalam pengadilan adalah penguasa atau hakim.9

Dengan demikian hakim mempunyai wewenang yang sangat besar dalam

menentukan bentuk-bentuk hukuman pada pelaku jari>mah, agar terciptanya kontrol

                                                            5Rahmad Hakim, Hukum Pidana Islam (Fiqih Jinayah), (Banndung: CV Pustaka Setia,

2000), h. 141. 6Hasan Al-Mawardi, Al-Ahkam Al-Sulthoniyah, (Mesir: Mustafa Al-Baby Al-Halaby, 1975),

h. 222. 7Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islam Wa ‘Adillatuhu, (Surriyah: Darul Fikr, 2011), h. 197. 8A. Djazuli, Fiqih Jinayah (Upaya Menanggulangi Kejahatan dalam Islam), (Jakarta: PT

Raja Grafindo, 200), h. 165. 9Muhammad Said Al-Asymawi, Nalar Kritis Syari’ah, (Yogyakarta: Lkis Group, 2012), h.

148.

Page 49: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

40  

sosial yang baik dalam kehidupan bermasyarakat dan agar hakim mampu

menghadapi persoalan-persoalan pidana dalam masyarakat yang tidak diatur dalam

Al-Quran dan Hadis.

Jari>mah ta’zi>r dalam Al-Quran dan Hadis tidak ada yang menyebutkan secara

terperinci baik dari segi bentuk maupn hukumanya.10 Dasar hukum disyariatka nya

sanksi bagi pelaku jari>mah ta’zi>r didasarkan pada pertimbangan kemaslahatan yang

tetap mengacu pada prinsip keadilan dalam masyarakat.11

Dalam penerapanya sanksi ta’zi>r dibagi menjadi empat bagian yaitu:

1. Sanksi ta’zi>r berkaitan dengan badan. 12

a. Hukuman Mati

Yakni hukuman yang dijatuhkan pada pelaku jari>mah ta’zi>r yang sangat

membahayakan kepenntingan umum.13 Contohnya: pencurian yang

dilalukan berulang-ulang dan menghina Nabi beberapa kali yang dilakukan

oleh kafir dzimmi, dalam hal ini penguasa atau hakim harus menentukan

jenis-jenis jari>mah yang dapat dijatuhi hukuman mati.14

b. Hukman Cambuk

Yakni merupakan hukuman pokok dari syariat Islam. Dalam hal ini tidak

ada batasan tertentu untuk hukuman ta’zi>r yang berupa cambuk.15 Mengenai

                                                            10Jiah Mubaroq, Kaidah Kaidah Fiqih Jinayah, (Bandung: Pustaka Bany Quuraisy, 2004), h.

47. 11Makhrus Munajat, Reaktualisasi, Pemikiran Hukum Pidana Islam, (Yogyakarta:

Cakrawala, 2006), h. 14. 12M. Nurul Irfan, Fiqh Jinayah, h. 147. 13Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam, h. 157. 14Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), h. 257. 15Ibid.

Page 50: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

41  

pelaksanaan hukuman cambuk, ulama menyebutkan ukuran cambuk

tersebut mu’tadil (tidak kecil tidak juga besar).16

2. Sanksi ta’zir yang berkaitan dengan kemerdekaan seseorang.17

a. Hukuman Penjara

Para ulama yang mebolehkan sanksi penjara, mengacu pada tindakan

Utsman yang memenjarakan Zhabi’bin Harits (seorang pencopet dari bani

Tamim), Aly yang memenjarakan Abdullah bin Zubair di Mekah, dan

Rosulullah SAW, yang menahan tertuduh untuk menunggu proses

persidangan.18

b. Hukuman pengasigan

Yakni hukuman yang dikenakan pada pelaku jari>mah ta’zi>r yag dapat

diduga perbuatanya itu dapat mempengaruhi masyarakat umum yang

dikhawatirkan berpengaruh pada orang lain sehingga pelakunya harus

dibuang untuk menghindarkan pengaruh-pengaruh tersebut19

3. Sanksi ta’zir yang berkaitan dengan harta

a. Menghancurkan

Penghancuran ini tidak selamanya merupakan kewajibandan dalam

kondisi tertentu boleh dibiarkan atau disedekahkan.

b. Mengubahnya

                                                            16M. Nurul Irfan, Fiqh Jinayah, h. 151. 17Ibid., h. 152 18Ibid. 19Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam, h. 51

Page 51: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

42  

Hukuman ta’zi>r yang berupa mengubah harta pelaku, antara lain mengubah

patung yang disembah oleh orang muslim dengan cara memotong bagian

kepala hingga mirip pohon atau vas bunga.

c. Memilikinya

Hukuman ta’zi>r berupa pemilikan harta pelaku, diantaranya adalah pada

saat Rosulullah SAW, melipatgandakan denda bagi seorang yang mencuri

buah-buahan, disamping hukuman cambuk. Demikian pula keputusan

Khalifah Umar yang melipatgandakan denda bagi orang yang

menggelapkan barag temuan.20

4. Sanksi ta’zi>r lainya

a. Peringatan keras;

b. Dihadirkan dihadapan sidang;

c. Nasihat;

d. Celaan;

e. Pengucilan;

f. Pemecatan; dan

g. Pengumuman kesalahan secara terbuka, seperti diberitakan di media cerak

atau elektronik.21

B. Pendapat Ulama dan Dalil Diyat dalam Hukum Pidana Islam

Dalam Hukum Islam Restitusi atau gantirugi disebut sebagai “diyat” dalam

Kitab Fiqih Empat Mazhab, Syaikh al-Allamah Muhammad bin Abdurrahman ad-

                                                            20M. Nurul Irfan, Fiqh Jinayah, h. 158-159. 21Ibid,. H. 160.

Page 52: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

43  

Dimasyqi, menyebutkan bahwa, “para imam mazhab sepakat bahwa diyat seorang

laki-laki muslim lagi merdeka adalah 100 unta yang diambil dari harta pembunuh

dengan sengaja apabila ia dilepaskan dari qisa>s pada pembayaran diyat.”22

Menurut hukum pidana Islam dikenal adanya hukuman diyat bagi pelaku

tindak pidana pembunuhan dan penganiayaan yang dimaafkan oleh korban atau

keluarga korban, yang dimaksudkan dengan diyat adalah sejumlah uang atau harta

yang harus dibayar oleh pelaku tindak pidana karena kematian atau kerusakan

anggota badan. Dasar hukum penetapan diyat dalam hukum islam dapat terdapat

pada Al-qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 178. Selain itu juga terdapat dalam Hadist

Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, ra. Ketentuan tentang

besarnya uang atau harta yang harus dibayar untuk diyat berat disetarakan dengan

100 ekor unta dengan kriteria 30 unta berumur 4 tahun, 30 ekor unta berumur 5

tahun dan 40 ekor unta bunting.

ه رفعه:عمرو بن شعيب, عن أبيه, عن عن ية جد ثالثون حقة, وثالثون جذعة, وھي الد

23. (رواه الترمذي)وأربعون خلفة

Artinya: “Dari Amr dan Ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya dalam hadits marfu': "Denda berupa 30 ekor hiqqah, 30 ekor jadz'ah, dan 40 ekor unta bunting”.

Sedangkan diyat ringan disetarakan dengan 100 ekor unta dengan kriteria 20

ekor unta berumur 4-5 tahun, 20 ekor unta berumur 3-4 tahun, 20 ekor unta betina

berumur 2-3 tahun dan 20 ekor unta jantan berumur 2-3 tahun, serta 20 ekor unta

                                                            22Syaikh al-Allamah Muhammad bin Abdurrahman ad-Damasyqi, Fiqih Empat Mazhab,

Terjemah Oleh, Abdullah Zaki Alkaf (Bandung: Hasyimi, 2013), h. 403. 23Abi Isa Muhammad Bin Isa Bin Sauroh Al-Tirmidzi, Jami’ Al-Tirmidzi, (Riyadh: Baitul

Afkar Al-Dauliyah, t.th)., h. 244.

Page 53: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

44  

betina berumur 1-2 tahun.24 Berdasarkan hadits Nabi yang diriwayatkan oleh

Daruquthni:

جذعة, وعشرون حقة, وعشرون بنات عشرون ,دية الخطأ أخماسا قال: أنهوعن ابن مسعود

ارقطني (رواه .مخاض وعشرون بنات ذكور, لبون ووعشرون بن لبون, 25)الد

Artinya: “Dari Ibnu Mas'ud bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Denda bagi yang membunuh karena kesalahan dibagi kepada lima bagian, 20 ekor jadza'ah (unta berumur 4-5 tahun), 20 ekor hiqqah (unta berumur 3-4 tahun), 20 ekor banat labun (unta betina berumur 2-3 tahun), 20 ekor banu labun dzukur (unta jantan berumur 2-3 tahun), dan 20 ekor banat makhad (unta betina berumur 1-2 tahun”. (HR. Ad-Daruquthni)

Diyat berasal kosa kata bahasa arab yang berarti "memberi". Dalam kamus

bahasa Indonesia diyat berarti denda (berupa uang atau barang) yang harus dibayar

karena melukai atau membunuh orang.26 Sedangkan menurut beberapa pakar

hukum islam, seperti Sayyid Sabiq, Syeh Syarbaini, Abdul Qadir Audah dan As

Syafi'i diyat berarti pemberian berupa uang atau harta tertentu yang wajib diberikan

oleh orang merdeka kepada si korban atau keluarganya disebabkan karena

pembunuhan atau penganiayaan yang terjadi. Diyat berkaitan dengan tindak pidana

pembunuhan dan penganiayaan yang dilakukan oleh seseorang atau golongan.

Sehingga ini menjadi batasan dari definisi diyat, adapun ganti kerugian pada kasus

lain di luar pembunuhan dan penganiayaan tidak termasuk dalam ruang

lingkup diyat. Penetapan hukuman dilakukan melalui prosedur peradilan, sehingga

para hakim dapat dengan mudah menerapkan ketentuan besaran

jumlah diyat terhadap pelaku pembunuhan atau penganiayaan, baik dilakukan

secara sengaja atau tidak singaja. Menurut Abdul Qodir Audah, “syariat

                                                            24Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam, h. 171. 25Ali Bin Umar Al-Daruqutni, Sunan Al-Daruqutni, (Bairut: Daru Ibni Hazm, 2011), h. 262. 26Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 1990), h. 156.

Page 54: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

45  

menjadikanya diyat sebagai hukuman asal bagi pembunuhan dan penganiayaan

yang serupa sengaja dan tersalah landasan ini berdasarkan Al-Quran dan Al-

Sunnah”27 Tanggungjawab atau kewajiban membayar diyat dibebankan langsung

terhadap pelakunya, namun pada suatu waktu kewajiban membayar diyat dapat

berpindah menjadi tanggungjawab Negara. Seperti yang pernah terjadi pada masa

Rasulullah SAW dan khalifah Usaman bin Affan ra.

Pada masa Rasulullah SAW, peralihan tanggung jawab diyat pernah terjadi

sebagaimana diceritakan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Said dari

Ibrahim, penulis kutipkan sebagai berikut: “Seseorang terbunuh dalam kerumunan

manusia yang berdesak-desakan di padang ‘Arafah. Kemudian keluarganya

mendatangi Umar, lalu Umar berkata: “buktikan siapa yang membunuhnya?” Maka

berkata Saydina Ali: “ya Amirul Mukminin, tidak akan dialirkan darah seorang

muslim, andai kata saya tahu siapa pembunuhnya, kalau tidak maka

bayarlah diyatnya dari Baitul Mal.28

Ulama fiqh membagi diyat berdasarkan segi berat ringanya kepada al-

mughallad{ah (yang berat) dan al-mukhafafah (yang ringan).ulama fiqh

menyatakan diyat itu bersifat al-mughallad{ah hanya dari segi jenis diyat yang telah

ditentukan Rasullulah Saw. Jumhur ulama fiqh (selain Mazhab Maliki) berpendapat

bahwa diyat al-mughallad{ah itu ditetapkan pada pembunuhan sengaja dan semi

sengaja. Adapun menurut ulama mazhab Maliki, diyat al-mughallad{ah dikenakan

                                                            27Abdul Qodir Audah, Al-Tasyri’ Al-Jina>i’ Al-Islami>, (Bairut: Darul Ka>tit Al-‘Azali), h.668. 28Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam,(Jakarta: Sinar Grafika, 2005), h. 238.

Page 55: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

46  

dalam kasus pembunuhan sengaja (apabila qishash diganti dengan diyat) dan dalam

kasus ayah membunuh anaknya.29

Adapun yang menjadi dasar hukum adanya diyat itu adalah firman Allah

dalam Surat An-Nisa' Ayat 92 adalah:

ية مسلمة وما كان لمؤمن أن يقتل مؤمنا إال خطأ ومن قتل مؤمنا خطأ فتحرير رقبة مؤمنة ود

قوا فإن كان من قوم عدو لكم وھو مؤمن فتحرير رقبة مؤمنة وإن إلى د كان من أھله إال أن يص

ھرين م يجد فصيام ش قوم بينكم وبينھم ميثاق فدية مسلمة إلى أھله وتحرير رقبة مؤمنة فمن ل

عليما وكان هللا متتابعين توبة من هللا

Artinya: " Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja). Dan barang siapa membunuh seorang mikmin karena tersalah (hendaklah) ia memardekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diyat yang diserahkan kepada keluarganya (siterbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah ...dari kaum yang memusuhimu, padahal ia mukmin maka (hendaklah sipembunuh) memardekakan hamba sahaya yang beriman.” (QS. An-Nisa: 92).

Ayat di atas menjelaskan bahwa orang yang melakukan pembunuhan

terhadap seorang mukmin dengan tidak sengaja (tersalah), diwajibkan kepadanya

suatu hukuman yaitu membayar diyat (ganti rugi) setelah memerdekakan hamba

sahaya yang mukmin. Ayat tersebut juga sekaligus menerangkan bahwa

pembunuhan yang ancamannya diyat adalah pembunuhan yang tidak disengaja atau

tersalah. Berdasarkan ayat lain Al- Quran surat Al-Baqarah ayat 178 yang juga

menjadi dasar hukum diyat. Allah SWT. Menjelaskan terhadap pembunuhan

sengaja barulah ancaman hukumannya adalah hukuman qisha>sh.

Firman Allah SWT. dalam surat Al-Baqarah ayat 178 tersebut adalah:

                                                            29Asy-Syafi’ie, Al-Umm, (Libanon: Darul Ihya’ at-Turats al-‘Araby, Beirut, 2000), Juz. VII,

h. 352.

Page 56: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

47  

عليكم القصاص في القتلى الحر بالحر والعبد بالعبد واألنثى باألنثى فمن اأيھا الذين ءامنوا كتب

مة فمن ح عفي له من أخيه شيء فاتباع بالمعروف وأداء إليه بإحسان ذلك تخفيف من ربكم ور

)178(البقرة: دى بعد ذلك فله عذاب أليم اعت

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema'afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma'af) membayar (diyat) kepada yang memberi ma'af dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, Maka baginya siksa yang sangat pedih.” (QS. Al-Baqarah 178).

Ayat yang berkaitan langsung dengan diyat tersebut, tercantum dalam ayat

178 surat al-Baqarah sebagaimana yang telah dijelaskan. Dapat disimpulkan bahwa

asas atau prinsip dalam melaksanakan penyerahan diyat oleh pelaku pembunuhan

kepada keluarga korban adalah harus berdasarkan atas asas saling suka rela. Dalam

arti, mereka sama-sama ikhlas. Keikhlasan itu harus mereka tunjukan dari sikap

kedua belah pihak yang membayar atau menyerahkan diyat itu dengan baik, dan

menerima diyat itu sesuai petunjuk yang ada. Artinya, keluarga korban tidak akan

meminta diyat di luar ketentuan yang ada.

Perbuatan yang menjadi sebab dikenakan hukuman diyat adalah sebagai

berikut:

1. Pembunuhan sengaja yang sudah ada pemaafan

Pembunuhan sengaja adalah perbuatan menghilangkan nyawa seseorang

dengan alat untuk membunuh orang yang dimaksud. Pembunuhan tersebut

dilakukan dengan menggunakan bermacam-macam alat yang lazim dapat

mematikan orang. Pembunuhan seperti ini, tergolong ke dalam kejahatan yang

Page 57: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

48  

dapat dijatuhi hukuman qisha>sh, di mana si pembuat dikenakan hukuman yang

sama dengan kejahatan yang dilakukannya yaitu si pembunuh dibunuh

sebagaimana ia membunuh.30 Maka wajib kepada si pembunuh di hukum

dengan qisha>sh atas pembunuhnya, kalau pembunuhnya diampuni maka

wajib diyat yang diberatkan dengan tunai dari harta pembunuhnya.

Sebagaimana firman Allah surat Al-Maidah ayat 45:

...وكتبنا عليھم فيھا أن النفس بالنفس

Artinya: "Dan kami telah tetapkan mereka di dalamnya (At-Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa..."(Q S. Al-Maidah: 45).

2. Pembunuhan serupa sengaja

Pembunuhan serupa sengaja adalah membunuh dengan alat yang tidak

biasa mematikan tiba-tiba orang tersebut mati. Dalam hal ini, perbuatan itu

sengaja dilakukan, akan tetapi ia tidak menghendaki akibat perbuatannya itu.

Seperti seseorang yang melempar batu kerikil atau memukul orang lain dengan

kayu yang kecil, ternyata orang yang kena lemparan atau pukulan itu terus mati,

walaupun benda yang dipergunakan untuk melemparkan atau memukul menurut

adat kebiasaan tidak akan berakibatkan seperti itu dan tidak bertujuan untuk

membunuh orang yang dipukuli atau dilemparkan itu.31 Pembunuhan serupa

sengaja termasuk ke dalam kejahatan yang tidak dikenakan qisha>sh, tetapi

diwajibkan baginya diyat.

                                                            30Imam Al-Mawardi, al-H>>}a>wi al-Kabi>r, (Beirut: Darul Fikri, 1994), Jilid XVI, h. 3. 31Ibid,. 4

Page 58: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

49  

3. Pembunuhan tersalah (tidak sengaja)

Pembunuhan tersalah atau karena kekeliruan adalah pembunuhan yang

tidak dimaksud dan tidak direncanakan terlebih dahulu oleh sipelaku atau

tidak sengaja dilakukan, sehingga terjadi pembunuhan.32 Perbuatan ini juga

terjadi karena kelalaian si pelaku, seperti penembakan yang dilakukan oleh

pemburu terhadap binatang buruan, akan tetapi mengenai manusia. Demikian

pula seorang pengemudi kenderaan bermotor, karena kelalaiannya

menyebabkan terjadinya kecelakaan yang menyebabkan matinya orang lain.

Dalam hal ini tidak dikenakan qisha>sh bagi orang tersebut, tetapi

diwajibkan diyat ringan.

Dasar hukumnya adalah firman Allah Swt. dalam Surat An-Nisa' Ayat

92:

ية وما كان لمؤمن أن يقتل مؤمنا إال خطأ ومن قتل مؤمنا خطأ فتحرير رقبة مؤمنة ود

قوا ف د إن كان من قوم عدو لكم وھو مؤمن فتحرير رقبة مؤمنة مسلمة إلى أھله إال أن يص

من لم ف وإن كان من قوم بينكم وبينھم ميثاق فدية مسلمة إلى أھله وتحرير رقبة مؤمنة

عليمايجد فصيام شھرين مت وكان هللا تابعين توبة من هللا

Artinya: "Dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diyat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. Jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar diyat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. barangsiapa yang tidak memperolehnya, maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah. dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana". (Q S. an-Nisa’ 92).

                                                            32A. Djazuli, Fiqh Jinayat, (Jakarta: PT. Raja Grafido Persada, 1977). h. 51.

Page 59: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

50  

4. Penganiayaan sengaja

Dalam penganiayaan sengaja si pelaku dengan sengaja melakukan

penganiayaan terhadap seseorang, sehingga perbuatan tersebut

mengakibatkan luka atau cedera serta menghilangkan fungsi anggota badan

orang lain yang dianiaya tersebut.33 Terhadap penganiayaan sengaja, syari’at

Islam menghukum dengan hukuman qisha>sh. Nabi SAW bersabda:

النفس في أن من اعتبط مؤمنا قتال عن بينة، فإنه قود إال أن يرضى أولياء المقتول، وأن

ية مائة م فتين الد ية، وفي الش ية وفي اللسان الد بل، وفي األنف إذا أوعب جدعه الد ن اإل

ية ية، وفي العينين الد لب الد ية وفي الص كر الد ية، وفي الذ ية وفي البيضتين الد في و الد

جل ال ية، وفي الر ية، وفي الجائفة ثلث الد ية، وفي المأمومة ثلث الد واحدة نصف الد

بل، جل عشر من اإل بل، وفي كل أصبع من أصابع اليد والر المنقلة خمس عشرة من اإل

ن خم جل يقتل بالمرأة وفي الس بل، وأن الر بل، وفي الموضحة خمس من اإل س من اإل

.34. (رواه النسائي)وعلى أھل الذھب ألف دينار

Artinya: “Bahwasanya barangsiapa dengan sengaja membunuh orang mukmin tanpa membuat kesalahan, maka hukumannya adalah qishash, kecuali jika wali si terbunuh memaafkan. Diyat jiwa 100 ekor unta, memotong hidung keseluruhannya 100 ekor unta, memotong lidah diyatnya penuh, memotong dua bibir juga diyatnya penuh, memotong dua pelir diyatnya penuh, memotong kemaluan juga diyatnya penuh, memecahkan tulang sulbi juga diyatnya penuh, merusak biji mata juga diyatnya penuh, memotong sebelah kaki diyatnya separuh, luka di kepala yang sampai ke otak sepertiga diyat, tusukan yang sampai ke dalam perut sepertiga diyat, tusuk tikaman yang dapat menggeserkan tulang atau memecahkannya diyatnya 15 ekor unta, tiap jari tangan atau kaki kena diyat 10 ekor unta, memecahkan satu gigi diyatnya 5 ekor unta, luka yang sampai kelihatan tulangnya diyatnya 5 ekor unta, kemudian orang laki-laki dibunuh karena membunuh orang perempuan. Untuk orang yang punya emas diyatnya 1.000 dinar" (HR. An-Nasa-iy).

                                                            33Ibid,. 58 34Imam an-Nasa’i, Sunnan An-Nasa’i,(Riyad: Maktabah Al-Ma’arif),h. 740.

Page 60: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

51  

5. Penganiayaan tersalah.35

Penganiayaan tidak sengaja adalah sama dengan pembunuhan tidak

sengaja, akan tetapi penganiayaan tidak sengaja tidak membawa kepada

kematian. Pada penganiayaan tidak sengaja ini si pelaku jarimah dalam

melakukan sesuatu perbuatannya tidak ada niat atau kehendak untuk

merugikan atau membinasakan orang lain.36 Kekeliruan pada penganiayaan

ada dua macam yaitu pelaku dengan sengaja melakukan perbuatannya, akan

tetapi tidak menghendaki akibatnya. Kekeliruan ini adakalanya terdapat pada

perbuatan itu sendiri, seperti orang yang melempar batu ke luar rumah melalui

jendela, lalu mengenai orang yang kebetulan lewat di tempat itu. Kedua,

pelaku memang tidak sengaja berbuat dan akibat yang ditimbulkan juga tidak

dimaksud sama sekali. Jadi perbuatan tersebut terjadi karena kelalaiannya,

seperti orang yang sedang tidur lantas terjatuh dan menimpa orang lain.37

Dalam penganiayaan ini pembunuh tidak bermaksud untuk membunuh,

adanya perbedaan dalam perbuatan itu mencegah persamaan hukum bagi

penganiayaan sengaja dan tersalah, disamping itu tidak memungkinkan

penerapan hukuman qisa>sh pada penganiayaan tersalah karena qisa>sh

memerlukan keserupaan antara sesuatu yang diperbuat oleh penganiaya dan

niat daripada perbuatan tersebut dilakukan.38

                                                            35Syekh Muhammah Syarbaini Al-Khatib, Mughnl Muhtaj, Jilid, IV, h. 65. 36A Hanafi, Asas-asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), h. 331. 37An-Nasa-iy, Sunan Nasaiy, (Mesir: Maktabah), VIII, h. 52. 38Abdul Qodir Audah, Al-Tasyri’ Al-Jina>i’ Al-Islami>, h. 670. 

Page 61: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

52  

C. Relevansi Diyat dengan Restitusi Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang

Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi

tindak pidana (pembunuhan atau penganiayaan) dan diberikan kepada korban atau

walinya. Dalam definisi lain disebutkan bahwa diyat adalah denda atau suatu harta

yang wajib di berikan pada ahli waris dengan sebab melukai jiwa atau anggota

badan yang lain pada diri manusia.39 Dari definisi diatas jelaslah bahwa diyat

merupakan uqu>bah ma>liyyah (hukuman yang bersifat harta), yang diserahkan

kepada korban atau kepada wali (keluarganya) apabila ia sudah meninggal, bukan

kepada pemerintahan.

Dalma kasus tindak pidana perdagangan orang yang penulis paparkan dalam

skripsi ini, kategori diyat yang harus dibayar oleh pelaku, termasuk dalam

penganiayaan sengaja yang tidak menyebabkan matinya seseorang namun

menimbulkan trauma bagi para korban, dasar hukum diyat dalam penganiayaan

sengaja adalah:

ية في النفس أن من اعتبط مؤمنا قتال عن بينة، فإنه قود إال أن يرضى أولياء المقتول، وأن الد

ية، وفي ية وفي اللسان الد بل، وفي األنف إذا أوعب جدعه الد ية وفي مائة من اإل فتين الد الش

جل ية وفي الر ية، وفي العينين الد لب الد ية وفي الص كر الد ية، وفي الذ لواحدة ا البيضتين الد

ية، وفي الجائفة ثلث الد ية، وفي المأمومة ثلث الد ية، وفي المنقلة خمس عشرة من نصف الد

بل ن خمس من اإل بل، وفي الس جل عشر من اإل بل، وفي كل أصبع من أصابع اليد والر ، وفي اإل

                                                            39Imron Abu Amar, terjemahan fat-hul qarib, (Kudus: Menara Kudus, 1983), hal.120.

Page 62: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

53  

جل يقتل بالمر بل، وأن الر . (رواه أة وعلى أھل الذھب ألف دينار الموضحة خمس من اإل

.40النسائي)

Artinya: “Bahwasanya barangsiapa dengan sengaja membunuh orang mukmin tanpa membuat kesalahan, maka hukumannya adalah qishash, kecuali jika wali si terbunuh memaafkan. Diyat jiwa 100 ekor unta, memotong hidung keseluruhannya 100 ekor unta, memotong lidah diyatnya penuh, memotong dua bibir juga diyatnya penuh, memotong dua pelir diyatnya penuh, memotong kemaluan juga diyatnya penuh, memecahkan tulang sulbi juga diyatnya penuh, merusak biji mata juga diyatnya penuh, memotong sebelah kaki diyatnya separuh, luka di kepala yang sampai ke otak sepertiga diyat, tusukan yang sampai ke dalam perut sepertiga diyat, tusuk tikaman yang dapat menggeserkan tulang atau memecahkannya diyatnya 15 ekor unta, tiap jari tangan atau kaki kena diyat 10 ekor unta, memecahkan satu gigi diyatnya 5 ekor unta, luka yang sampai kelihatan tulangnya diyatnya 5 ekor unta, kemudian orang laki-laki dibunuh karena membunuh orang perempuan. Untuk orang yang punya emas diyatnya 1.000 dinar" (HR. An-Nasa-iy).

Mengenai restitusi sendiri dalam hukum pidana Islam, bisa juga disebut

dengan hukuman denda (diyat) atau dalam bahasa Arab disebut dengan gharamah.

hukuman denda dalam salah satu jenis hukuman ta’zi>r dalam syariat islam bisa

merupakan hukuman pokok yang berdiri sendiri dan dapat pula digabungkan

dengan hukuman pokok lainnya. penjatuhan hukuman denda disertai dengan

dengan hukuman pokok bukan merupakan hal yang dilarang bagi seorang hakim

yang mengadili perkara jarimah ta’zi>r. karena hakim diberikan kebebasan yang

penuh dalam masalah ini. Dalam hal ini hakim dapat mempertimbanagkan berbagai

aspek, baik yang berkaitan dengan jari>mah, pelaku, situasi, maupun kondisi tempat,

dan waktunya. dalam syariat Islam juga tidak disebutkan batas tertinggi atau

terendah dari hukuman ta’zi>r, hal ini sepenuhnya diserahkan kepada hakim dengan

mempertimbangkan berat ringannya jari>mah yang dilakukan pelaku.

                                                            40Imam an-Nasa’i, Sunnan An-Nasa’i, h. 740.

Page 63: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

54  

Secara bahasa, restitusi diartikan sebagai ganti kerugian atau pembayaran

kembali.41 Dalam proses penyelesaian tindak pidana memalui pendekatan keadilan

restoratif, pelanggar diharuskan untuk membayar kembali kerugian bagi sikorban

yang dapat ditempuh memalui jasa-jasa atau berupa uang.42 Ganti kerugian

murupakan salah satu bentuk perlindungan hukum bagi korban tindak kejahatan,

khususnya bagi korban pelaku tindak pidana perdagangan orang. Dengan demikian

masalah ini harus diperhatikan dengan serius, agar korban kejahatan tindak pidana

perdagangan orang dapat diperhatikan haknya sebagai korban.

Dalam penyelesaian suatu masalah melalui pendekatan restoratif, hak-hak

korban perlu mendapat perhatian karena korban adalah pihak yang berkepentingan

yang seharusnya mempunyai kedudukan (hukum) dalam proses penyelesaianya.

Pada sistem peradilan pidana pada umumnya, ditengarai bahwa korban itu tidak

menerima perlindungan yang setara dari pemegang wewenang sistem peradilan

pidana, sehingga kepentingan yang hakiki dari korban sering terabaikan dan

kalaupun itu ada hanya sekedar pemenuhan sistem administrasi atau manajemen

peradilan pidana.43

Dalam tindak pidana perdagangan orang restitusi diatur dalam pasal 48

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Perdagangan, bunyi pasal tersebut adalah:44

                                                            41Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 2003), h.1204. 42Rufinus Khotmaulana Hutawuruk, Penanggulangan Kejahatan Korporasi Melalui

Pendekatan Restoratif Suatu Terobosan Hukum, (Jakarta: Sinnar Grafika, 2013), h.182. 43Ibid., h. 130 44Pasal 48, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.

Page 64: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

55  

1. Setiap korban tindak pidana perdagangan orang atau ahli warisnya berhak

memperoleh restitusi.

2. Restitusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa ganti kerugian atas:

a. kehilangan kekayaan atau penghasilan;

b. penderitaan;

c. biaya untuk tindakan perawatan medis dan/atau psikologis; dan/atau

d. kerugian lain yang diderita korban sebagai akibat perdagangan orang.

3. Restitusi tersebut diberikan dan dicantumkan sekaligus dalam amar putusan

pengadilan tentang perkara tindak pidana perdagangan orang.

4. Pemberian restitusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sejak

dijatuhkan putusan pengadilan tingkat pertama.

5. Restitusi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat dititipkan terlebih

dahulu di pengadilan tempat perkara diputus.

6. Pemberian restitusi dilakukan dalam 14 (empat belas) hari terhitung sejak

diberitahukannya putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

7. Dalam hal pelaku diputus bebas oleh pengadilan tingkat banding atau kasasi,

maka hakim memerintahkan dalam putusannya agar uang restitusi yang

dititipkan dikembalikan kepada yang bersangkutan.

Hukuman diyat adalah harta yang wajib dibayar dan diberikan oleh pelaku

tindak pidana kepada korban atau walinya sebagai ganti rugi, disebabkan tindak

pidana yang dilakukan oleh pelaku kepada korban.45 Maka restitusi dalam hukum

positif diqiyaskan dengan diyat di dalam hukum Islam dikarenakan sama-sama

                                                            45Muhammad Ali, Sejarah Fiqih Islam, (Jakarta: PT Al-Kausar, 2003), h. 22.

Page 65: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

56  

berfungsi sebagai hukuman tambahan atau hukuman pelengkap dari hukuman

pokok.

Di dalam Hukum Islam, hukuman diyat atau denda yang diterapkan sebagai

hukuman pelengkap atau tambahan dari hukuman yang telah ditentukan oleh ulil

amri, agar pelaku tindak pidana mendapatkan efek jera dan tidak mengulangi

perbuatan tersebut di kemudian hari. Sama halnya di dalam hukum positif, dasar

yang digunakan oleh hakim untuk memutuskan suatu pelaku tindak pidana yaitu

dengan menjatuhi hukuman pokok, yaitu: dengan sanksi pidana penjara, sedangkan

sanksi hukuman pelengkap atau tambahannya adalah saksi hukuman denda atau

diyat jika di dalam hukum Islam.46

Berdasarkan pemapara diatas relevansi antara diyat dan restitusi adalah agar

terpenuhinya hak korban sebagai orang yang dirugikan karena kejahatan tindak

pidana perdangan orang, dengan demikian hukum akan menjadi benteng yang kuat

dalam menjaga keamanan dan ketentraman seluruh masyarakat, bukan saja

menjadikan efek jera bagi para pelaku tndak pidana dan mengesampingkan hak

korban sebagai orang yang dirugikan.

                                                            46Ibid.

Page 66: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

 

57

BAB IV

ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1501

K/PID.SUS/2008

A. Deskripsi Kasus

Kronologis kasus yang penulis sebutkan berikut ini adalah salinan dari Surat

Putusan Mahkamah Agung Nomor: 1501 K/PID.SUS/2008, penulis salin sesuai

dengan apa adanya, dengan maksud agar kronologis tersebut tidak ada penambahan

maupun pengurangan. Kutipan kasus tersebut adalah sebagai berikut:

Sebelum menganalisa kasus dari tindak pidana ini, perlu dijabarkan secara

kronologis tentang tindak pidana perdagangan orang yang dilakukan oleh terdakwa

Sanidi Binti Basro. Bahwa ia Sanidi Binti Basro bersama-sama Sutiah Binti Sumitra

(diajukan dalam berkas perkara terpisah), pada hari minggu tanggal 27 Mei 2007

sekiranya jam 17:00 WIB, bertempat dirumah saksi Iin Maryati Binti Juri pada hari

selasa tanggal 29 Mei 2007 sekitar jam 10:00 WIB bertempat dirumah saksi Yayah

Muriah Binti Surip yang terletak di Desa Sutawinangun, Kecamata Kedaung,

Kabupaten Cirebon, atau setidak-tidaknya pada waktu lain yang masih termasuk

dalam tahun 2007, bertempat di Desa Sutawinangun, Kecamata Kedaung,

Kabupaten Cirebon, atau setidak-tidaknya pada waktu lain yang masih termasuk

daerah hukum Pengadilan Negeri Sumber, merencanakan atau melakukan

pemufakatan jahat untuk melakukan pengrekrutan, penampungan, pengiriman,

pemindahan atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan

kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, peipuan, penyalahgunaan

kekuasaan atau posisi rentan penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat

Page 67: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

58  

 

walaupun memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali alias orang

lain untuk tujuan mengeksploitasi orang tersebut di Wilayah Negara Republik

Indonesia terhadap saksi korban Seni Binti Darsono, saksi Iin Maryati Binti Juri,

saksi Yayah Muriah Binti Surip perbuatan mana dilakukan oleh terdakwa dengan

cara:

Pada waktu dan tempat tersebut diatas berawal ketika Astimi (melarikan diri/

belum tertangkap/ DPO) meminta kepada adiknya terdakwa Sanidi Binti Basro

dicarikan karyawan untuk dipekerjakan di Cafe di Lubuk Linggau, lalau terdakwa

meminta kepada Sutiah Binti Sumitra untuk mencarikan dan melakukan

pengrekrutan/ penawaran kepada calon pekerja untuk ditugaskan di Cafe yang

dimaksud, setelah mereka sepakat dan Sutiah Binti Sumitra mendapat upah sekitar

Rp.30.000,- per orang lalu dengan cara:

Pada hari minggu tanggal 27 Mei 2007 sekitar jam 17:00 WIB saksi Sutiah

Binti Sumitra mendatangi saksi Seni Binti Darsono bertempat di Desa

Sutawinangun, Kecamatan Kedaung, Kabupaten Cirebon, dan menawarkan

pekerjaan pekerjaan kepada saksi Seni Binti Darsono sebagai pelayan Cafe milik

Astimi di daerah Lubuk Linggau/Sumatera, dan dijanjikan berdasarkan tips atau

pemberian dari tamu Cafe, mendengar perkataan Terdakwa Sutiah, saksi Seni

merasa tertarik dan percaya dengan menerima uang sebesar Rp. 1.000.000,- untuk

membeli baju dan assesoris lainya, hingga akhirnya saksi Seni Binti Darsono mau

berangkat dan bekerja di Cafe yang dimaksud.

Kemudian saksi Sutiah Binti Sumitra mencari calon pekerja selanjutnya, hari

dan tanggal yang sama sekitar jam 21:00 WIB terdakwa mendatangi rumah saksi

Page 68: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

59  

 

Iin Maryati Binti Juri dan saat itu terdakwa menawarkan pekerjaan sebagai pelayan

Cafe di Lubuk Linggau dan saat itu dijanjikan dengan upah berdasarkan tip/

pemberian dari tamu Cafe lalu merasa tertarik dan percaya saksi Iin Maryati Binti

Juri mau bekerja di Cafe tersebut di Lubuk Linggau.

Kmudian pada hari selasa tanggal 29 Mei 2007 sekitar jam 10:00 WIB saksi

Sutiah Binti Sumitra mendatangi rumah saksi Yayah Muriah Binti Surip lalu

menawarkan pekerjaan sebagai pelayang Cafe di Lubuk Linggau merasa tertarik

dan percaya saksi Yayah Muriah Binti Surip mau berangkat/ bekerja di Cafe yang

dimaksud, setelah itu terdakwa membawa mereka (saksi Seni Binti Darsono, saksi

Iin Maryati Binti Juri, saksi Yayah Muriah Binti Surip) bertemu kepada terdakwa

Sanidi Binti Basro.

Setelah bertemu dengan terdakwa Sanidi Binti Basro lalu terdakwa Sanidi

Binti Basro mengabari Astimi (DPO) dan Astimi mengirim Kroyom (melarikan

diri/ belum tertangkap/ DPO) untuk membawa/ menjemput mereka (saksi Seni

Binti Darsono, saksi Iin Maryati Binti Juri, saksi Yayah Muriah Binti Surip) dan

menyerahkan uang masing-masing sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) untuk

memenuhi kebutuhanya dan saksi Sutiah Binti Sumitra mendapat upah sebesar

antara Rp.20.000,- sampai dengan Rp.40.000,-

Kemudian pada hari Selasa tanggal 29 Mei 2007 sekitar jam 21:00 WIB

mereka saksi Seni Binti Darsono, saksi Iin Maryati Binti Juri, saksi Yayah Muriah

Binti Surip berangkat menuju Lubul Linggau. Namun sesampainya disana mereka

(saksi Seni Binti Darsono, saksi Iin Maryati Binti Juri, saksi Yayah Muriah Binti

Surip) dipaksa membuat pernyataan yang isinya diantaranya mereka dipekerjakan

Page 69: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

60  

 

sebagai PSK (Pekerja Seks Komersial) yang tidak sesuai dengan keinginan mereka

yakni bekerja sebagai Pelayan Cafe, yang selanjutnya mereka (saksi Seni Binti

Darsono, saksi Iin Maryati Binti Juri, saksi Yayah Muriah Binti Surip) harus

melayani nafsu birahi tamu-tamunya dengan terpaksa dan jika tidak dilayani

mereka akan mendapat hukuman diantaranya, dipukul, ditampar oleh Astimi, selain

itu uang yang telah diberikan masing-masing sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta

rupiah) harus dikembalikan/ sebagai utang/sebagai jaminan hingga akhirnya

merekapun sudah tidak tahan dengan perlakuan tersebut dan menceritakan kejadain

tersebut pada orang tuanya diantaranya saksi Musina Binti Warya orang tua Seni

dan kemudian dilaporkan pada pihak yang berwajib untuk diproses lebih lanjut.

B. Dakwaan, Tuntutan dan Putusan

1. Dakwaan

Dalam kasus tindak pidana perdagangan orang yang terjadi di wilayah

hukum Pengadilan Negeri Sumber, surat dakwaan yang dibuat jaksa penuntut

umum adalah sebagai berikut:

Nama Lengkap : Sanidi Binti Basro

Tempat Lahir : Cirebon

Umur : 40 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tinggal : Desa Suranenggala Blok Senin RT/02/04,

Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tngga

Page 70: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

61  

 

Berdasarkan uraian diatas, bahwa terdakwa Sanidi Binti Basro terbukti

secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana: “pemufakatan

jahat pengrekrutan dengan penipuan untuk tujuan mengeksploitasi orang

tersebut di wilayah Negara Republik Indonesia” sebagaimana diatur dan

diancam pidana dalam pasal 11 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan orang sebagaimana dalam dakwaan

primair, dan membebaskan Terdakwa dari dakwaan selebihnya.

2. Tuntutan

a. Menyatakan terdakwa Sanidi Binti Basro terbukti secara sah dan

meyakinkan besalah melakukan tindak pidana: “pemufakatan jahat

pengrekrutan dengan penipuan untuk tujuan mengeksploitasi orang tersebut

di wilayah Negara Republik Indonesia” sebagaimana diatur dan diancam

pidana dalam pasal 11 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan orang sebagaimana dalam

dakwaan primair, dan membebaskan Terdakwa dari dakwaan selebihnya.

b. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Sanidi Binti Basro dengan pidana

penjara selama 10 (sepuluh) tahun dikurangi selama Terdakwa berada

dalam tahanan sementara dengan perintah agar Terdakwa tetap ditahan dan

denda sebesar Rp. 120.000.000,- (seratus duapuluh juta rupiah) subsidair 6

(enam) bulan kurungan.

c. Menetapkan supaya terdakwa bersama-sama Sutiah Binti Sumitra

membayar uang restitusi kepada:

Page 71: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

62  

 

a. Saksi Seni Binti Darsono sebesar RP.25.599.700,- (udapuluh lima juta

lima ratus sembilan puluh sembilan tujuh ratus rupiah)

b. Saksi Iin Maryatin Binti Juri sebesar RP.24.799.700,- (udapuluh empat

juta lima ratus sembilan puluh sembilan tujuh ratus rupiah)

c. Saksi Yayah Muriah Binti Surip sebesar RP.24.799.700,- (udapuluh

empat juta lima ratus sembilan puluh sembilan tujuh ratus rupiah)

d. Menetapkan supaya terdakwa membayar biaya perkara sebesar

RP.1000,- (seribu rupiah)

3. Putusan Hakim Mahkamah Agung

Membaca putisan pengadilian negeri sumber No.566/PID.B/2007/PN.Sbr

tanggal 5 Mei 2008 yang amar selengkapnya sebagai berikut:

a. Menyatakan terdakwa Sanidi Binti Basro terbukti secara sah dan

meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana: “Melakukan

Pemufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana perdaganan

orang”;

b. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa tersebut oleh karena itu dengan

pidana penjara selama 4 (empat) tahun dan pidana denda sebesar

RP.120.000.000,- (seratus duapuluh juta rupiah) dengan ketentuan apabila

terdakwa tersebut tidak bisa membayar denda tersebut maka harus diganti

dengan pidana kurungan selama 3 (tiga) bulan;

c. Menyatakan menolak tuntutan restitusi yang diajukan oleh para saksi

korban Seni Binti Darsono, saksi Iin Maryati Binti Juri, saksi Yayah Muriah

Binti Surip untuk selanjutnya;

Page 72: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

63  

 

d. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa tersebut,

dikurangi seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan

e. Memerintahkan agar Terdakwa tersebut tetap dalam tahanan

f. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp.1000,- (seribu

rupiah);

Kemudian Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Sumber mengajukan

banding ke Pengadilan Tinggi, yaitu Pengadilan Tinggi Bandung. Majelis

Hakim memutuskan dengan putusan No.242/PID/2008/PT.Bdg tanggal 19 Juni

2008 yang amar putusanya sebagai berikut:

a. Menerima permintaan banding dari Penuntut Umum dan Terdakwa;

b. Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Sumber tanggal 05 Mei 2008

No.566/PID.B/2007/PN.Sbr yang dimintakan banding tersebut;

c. Memerintahkan supaya Terdakwa tetap berada dalam tahanan;

d. Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam

kedua tinggat peradilan, yag dalam tingkat banding sebesar Rp.2.500,- (dua

ribu lima ratus rupiah)

Kemudian Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Sumber mengajukan

kasasi ke Mahkamah Agung, Hakim Agung memutuskan dengan putusan

Nomor: 1501 K/PID.SUS/2008, adapun pututusan Mahkamah Agung sebagai

berikut:

a. Menolak permohonan kasasi Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri

Sumber tersebut

Page 73: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

64  

 

b. Membebankan biaya perkara dalam tingkat kasasi ini kepada Termohon

Kasasi/ Terdakwa yang ditetapkan sebesar Rp.2.500,- (dua ribu lima ratus

rupiah)

C. Analisis Putusan dalam Tinjauan Hukum Positif dan Hukum Islam

1. Analisis Putusan dalam Tinjauan Hukum Positif

Menganalisis putusan Mahkamah Agung Nomor. 1501 K/PID.SUS/2008

terhadap terhadap penerapan hukum yang dijadikan dasar putusan bagi

Terdakwa dalam kasus diatas, telah mengacu pada hukum pidana materil di

Indonesia, yaitu Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang

pemberantasan tindak pidana perdagangna orang.

Dakwaan dan tuntutan Jaksa Penuntut Umum diatas terhadap Terdakwa

Sanidi Binti Basro terbukti secara sah meyakinkan bersalah melakukan tindak

pidana “pemufakatan jahat pengrekrutan dengan penipuan untuk tujuan

mengeksploitasi orang tersebut di Wilayah Negara Republik Indonesia”

sebagaimana diatur dan diancam piadana dalam pasal 11 Undang-Undang

Nomor 21 Tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan

orang, sehingga terhadap Terdakwa Sanidi Binti Basro, Jakasa penuntut Umum

mendakwa dengan 10 (sepuluh) tahun dikurangi selama Terdakwa berada

dalam tahanan sementara dengan perintah agar Terdakwa tetap ditahan dan

denda sebesar Rp.120.000.000,-(seratus duapuluh juta rupiah) subsidair enam

bulan kurungan. Setelah itu Terdakwa bersama-sama Sutiah Binti Sumitra

diharuskan membayar restitusi kepada korban dan membayar biaya perkara

sebesar Rp.1.000,- (seribu rupiah).

Page 74: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

65  

 

Terhadap dakwaan Jaksa Penuntut Umum didukung dengan bukti-bukti

yang terungkap di persidangan, kemudian Hakim menyatakan Terdakwa

terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana “pemufakatan

jahat pengrekrutan dengan penipuan untuk tujuan mengeksploitasi orang

tersebut di Wilayah Negara Republik Indonesia”. Atas dasar itu kepada

Terdakwa dipidana dengan pidana penjara selama 4 (empat) tahun dan pidana

denda sebesar Rp.120.000.000,- (seratus duapuluh juta rupiah) dengan

ketentuan apabila Terdakwa tersebut tidak bisa membayar denda tersebut maka

diganti dengan pidana kurungan selama 3 (tiga) bulan. Tetapi Majelis Hakim

Pengadilan Negeri Sumber menolak tuntutan restitusi yang diajukan oleh para

saksi korban Seni Binti Darsono, saksi Iin Maryati Binti Juri, saksi Yayah

Muriah Binti Surip untuk seluruhnya, dan membebankan biaya perkara

terdakwa sebesar RP.1.000,- (seribu rupiah).

Terhadap putusan Pengadilan Negeri Sumber kemudian Jaksa Penuntut

Umum menyatakan banding, dengan dasar pertimbangan, Majelis Hakim telah

memutus dan menghukum Terdakwa sangat ringan dibanding dengan tuntutan

Jaksa Penuntut Umum, sehingga dianggap tidak melindungi korban yang telah

mengalami kerugian fisik dan psikis. Selain itu tuntutan restitusi dari korban

ditolak sehingga Jaksa Penuntut Umum menganggap Majelis Hakim belum

memberikan perlindungan terhadap korban sebagaimana diamanatkan oleh

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007. Namun Pengadilan Banding menolak

dan bahkan mengukuhhkan putusan Pengadilan Negeri Sumber, sehingga Jaksa

Penuntut Umum mengajukan kasasi. Terhadap pengajuan kasasi dari Jaksa

Page 75: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

66  

 

Penuntut Umum, Mahkamah Agung juga menolak dan mengukuhkan Putusan

Banding.

Terhadap penegakan kasus diatas, analisis penulis adalah. Dakwaan Jaksa

Penuntut Umum sudah tepat dan sesuai dengan penerapan pasal 11 Undang-

Undang Nomor 21 Tahun 2007. Demikian juga Jaksa Penuntut Umum sudah

menuntut Terdakwa dengan ancaman pidana berupa pidana penjara, denda dan

tuntutan restitusi kepada korban. Namun dalam tuntutan restitusi Jaksa Penuntut

Umum tidak menjelaskan secara rinci, dan hanya menuliskan nominal rupiah

yang harus dibayar oleh Terdakwa.

Putusan Pengadilan Negeri Sumber mengadili Terdakwa selama 4

(empat) tahun dan denda sebesar Rp.120.000.000,- (seratus duapuluh juta

rupiah) adalah sudam memenuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 21 Tahun

2007. Mengingat tidak selalu tuntutan pidana dari Jaksa Penuntut Umum harus

dipenuhi, karena Hakim mempunyai dasar pertimbangan dalam memutus dan

menjatuhkan hukuman terhadap Terdakwa.

Terhadap pengenaan denda sudah sesuai dengan tuntutan dan ancaman

dari pasal yang didakwakan, yaitu dengan pidana denda sebesar

Rp.120.000.000,- (seratus duapuluh juta rupiah).

Impilkasi putusan hakim Mahkamah Agung dalam kasus ini menolak

permohonan kasasi dengan menimbang, bahwa berdasarkan pertibangan

tersebut ternyata judex ficti tidak bertentangan dengan undang-undang, maka

permohonan kasasi tersebut tidak beralasan dikarenakan Jaksa Penuntut Umum

tidak menjelaskan secara rinci tuntutan restitusi yang diajukan hingga tingkat

Page 76: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

67  

 

kasasi, dengan demikan sudah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun

2004, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 dan Undang-Undang Nomor 14

Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 2004 serta peraturan perundang-undangan yang bersangkutan.

Dengan telah memenuhinya unsur-unsur tindak pidana dalam pasal 11

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana

perdagangan orang, dan dikenakan sanksi pidana yang setimpal dengan

perbuatan yang dilakukan nya, dengan diberikan hukuman agar tidak

melakukan pengulangan terhadap perbuatan tindak pidana perdagangan orang

(menimbulkan efek jera terhadap pelaku), dan menjadi orang yang lebih baik

dimasa mendatang (sesuai dengan tujuan pemidanaan dari aliran moderen).

Selain itu yang lebih utama adalah untuk menakut-nakuti pada masyarakat yang

akan atu mungkin melakukan tindak pidana perdagangan orang (preventif).

2. Analisis Putusan dalam Tinjauan Hukum Islam

Pada kasus tersebut jelas sekali bahwa terdakwa Sanidi Binti Basro telah

melakukan suatu Jari>mah, yaitu melakukan pemufakatan jahat untuk

melakukan tindak pidana perdaganan orang. Pada hari minggu tanggal 27 Mei

2007 sekiranya jam 17:00 WIB, bertempat dirumah saksi Iin Maryati Binti Juri

pada hari selasa tanggal 29 Mei 2007 sekitar jam 10:00 WIB bertempat dirumah

saksi Yayah Muriah Binti Surip yang terletak di Desa Sutawinangun, Kecamata

Kedaung, Kabupaten Cirebon, atau setidak-tidaknya pada waktu lain yang

masih termasuk dalam tahun 2007, bertempat di Desa Sutawinangun, Kecamata

Kedaung, Kabupaten Cirebon, berawal ketika Astimi meminta kepada adiknya

Page 77: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

68  

 

terdakwa Sanidi Binti Basro dicarikan karyawan untuk dipekerjakan di Cafe di

Lubuk Linggau, lalau terdakwa meminta kepada Sutiah Binti Sumitra untuk

mencarikan dan melakukan pengrekrutan/ penawaran kepada calon pekerja

untuk ditugaskan di Cafe yang dimaksud, setelah mereka sepakat dan Sutiah

Binti Sumitra mendapat upah sekitar Rp.30.000,- per orang lalu dengan cara:

Pada hari minggu tanggal 27 Mei 2007 sekitar jam 17:00 WIB saksi

Sutiah Binti Sumitra mendatangi saksi Seni Binti Darsono bertempat di Desa

Sutawinangun, Kecamatan Kedaung, Kabupaten Cirebon, dan menawarkan

pekerjaan pekerjaan kepada saksi Seni Binti Darsono sebagai pelayang Cafe

milik Astimi di daerah Lubuk Linggau, Sumatera, dan dijanjikan berdasarkan

tips atau pemberian dari tamu Cafe, mendengar perkataan terdakwa Sutiah,

saksi Seni merasa tertarik dan percaya dengan menerima uang sebesar Rp.

1.000.000,- untuk membeli baju dan assesoris lainya, hingga akhirnya saksi

Seni Binti Darsono mau berangkat dan bekerja di Cafe yang dimaksud.

Kemudian saksi Sutiah Binti Sumitra mencari calon pekerja selanjutnya,

hari dan tanggal yang sama sekitar jam 21:00 WIB saksi Sutiah Binti Sumitra

mendatangi rumah saksi Iin Maryati Binti Juri dan saat itu saksi Sutiah Binti

Sumitra menawarkan pekerjaan sebagai pelayan Cafe di Lubuk Linggau dan

saat itu dijanjikan dengan upah berdasarkan tip/ pemberian dari tamu Cafe lalu

merasa tertarik dan percaya saksi Iin Maryati Binti Juri mau bekerja di Cafe

tersebut di Lubuk Linggau.

Kmudian pada hari selasa tanggal 29 Mei 2007 sekitar jam 10:00 WIB

saksi Sutiah Binti Sumitra mendatangi rumah saksi Yayah Muriah Binti Surip

Page 78: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

69  

 

lalu menawarkan pekerjaan sebagai pelayang Cafe di Lubuk Linggau merasa

tertarik dan percaya saksi Yayah Muriah Binti Surip mau berangkat/ bekerja di

Cafe yang dimaksud, setelah itu saksi Sutiah Binti Sumitra membawa mereka

(saksi Seni Binti Darsono, saksi Iin Maryati Binti Juri, saksi Yayah Muriah

Binti Surip) bertemu kepada terdakwa Sanidi Binti Basro.

Setelah bertemu dengan terdakwa Sanidi Binti Basro lalu terdakwa Sanidi

Binti Basro mengabari Astimi (DPO) dan Astimi mengirim Kroyom (melarikan

diri/ belum tertangkap/ DPO) untuk membawa/ menjemput mereka (saksi Seni

Binti Darsono, saksi Iin Maryati Binti Juri, saksi Yayah Muriah Binti Surip) dan

menyerahkan uang masing-masing sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah)

untuk memenuhi kebutuhanya dan saksi Sutiah Binti Sumitra mendapat upah

sebesar antara Rp.20.000,- sampai dengan Rp.40.000,-

Kemudian pada hari Selasa tanggal 29 Mei 2007 sekitar jam 21:00 WIB

mereka saksi Seni Binti Darsono, saksi Iin Maryati Binti Juri, saksi Yayah

Muriah Binti Surip berangkat menuju Lubul Linggau. Namun sesampainya

disana mereka (saksi Seni Binti Darsono, saksi Iin Maryati Binti Juri, saksi

Yayah Muriah Binti Surip) dipaksa membuat pernyataan yang isinya

diantaranya mereka dipekerjakan sebagai PSK (Pekerja Seks Komersial) yang

tidak sesuai dengan keinginan mereka yakni bekerja sebagai Pelayan Cafe, yang

selanjutnya mereka (saksi Seni Binti Darsono, saksi Iin Maryati Binti Juri, saksi

Yayah Muriah Binti Surip) harus melayani nafsu birahi tamu-tamunya dengan

terpaksa dan jika tidak dilayani mereka akan mendapat hukuman diantaranya,

dipukul, ditampar oleh Astimi, selain itu uang yang telah diberikan masing-

Page 79: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

70  

 

masing sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) harus dikembalikan/ sebagai

utang/sebagai jaminan

Adapun perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa Sanidi Binti Basro

telah melakukan Jari>mah ta’zi>r yang berkaitan dengan kejahatan terhadap

kehormatan seseorang untuk dipekerjakan sebagai PSK (Pegawai Seks

Komersial).

Dalam penerapan ta’zi>r yang berwenang untuk memberikan ketentuan

hukuman maksimal dan minimal dalam pengadilan adalah penguasa atau

hakim.1 Dengan demikian hakim mempunyai wewenang yang sangat besar

dalam menentukan bentuk-bentuk hukuman pada pelaku Jari>mah, agar

terciptanya kontrol sosial yang baik dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut

Syafrudin Makmur, “jika hakim atas dasar alat-alat bukti yang sah telah yakin

menurut pengalaman dan keadaan telah dapat diterima, bahwa suatu tindak

pidana benar-benar telah terjadi dan Terdakwa dalam hal tersebut bersalah,

maka terdapatlah bukti yang sempurna yaitu bukti yang sah dan meyakinkan.”2

Jari>mah ta’zi>r dalam Al-Quran dan Hadis tidak ada yang menyebutkan

secara terperinci baik dari segi bentuk maupn hukumanya.3 Dasar hukum

disyariatkanya sanksi bagi pelaku Jari>mah ta’zi>r didasarkan pada pertimbangan

kemaslahatan yang tetap mengacu pada prinsip keadilan dalam masyarakat.4

                                                            1Muhammad Said Al-Asymawi, Nalar Kritis Syari’ah, (Yogyakarta: Lkis Group, 2012), h.

148. 2Syafrudin Makmur, Hukum Acara Pidana, (Jakarta: UIN FSH Press, 2016), h. 219. 3Jiah Mubaroq, Kaidah Kaidah Fiqih Jinayah, (Bandung: Pustaka Bany Quuraisy, 2004), h.

47. 4Makhrus Munajat, Reaktualisasi, Pemikiran Hukum Pidana Islam, (Yogyakarta: Cakrawala,

2006), h. 14.

Page 80: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

71  

 

Berdasarkan pasal 48 ayat (1) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007

tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan orang, disebutkan bahwa

“setiap korban tindak pidana perdagangan orang atau ahli warisnya berhak

memperoleh restitusi.”5

Dalam hukum Islam restitusi diqiaskan dengan diyat dikenal adanya

hukuman diyat bagi pelaku tindak pidana pembunuhan dan penganiayaan yang

dimaafkan oleh korban atau keluarga korban, yang dimaksudkan

dengan diyat adalah sejumlah uang atau harta yang harus dibayar oleh pelaku

tindak pidana karena kematian atau kerusakan anggota badan. Dasar hukum

penetapan diyat dalam hukum islam dapat terdapat pada Al-qur'an Surat Al-

Baqarah Ayat 178. Selain itu juga terdapat dalam Hadist Nabi Muhammad yang

diriwayatkan oleh Abu Dawud, ra. Dan Tirmidzi Ketentuan tentang besarnya

uang atau harta yang harus dibayar untuk diyat berat disetarakan dengan 100

ekor unta dengan kriteria 30 unta berumur 4 tahun, 30 ekor unta berumur 5

tahun dan 40 ekor unta bunting.

ي وأ ه رفعه:( الد : من طريق عمرو بن شعيب, عن أبيه, عن جد ة خرجه أبو داود, والترمذي

6ثالثون حقة, وثالثون جذعة, وأربعون خلفة في بطونھا أوالدھا )

Artinya: “Abu Dawud dan Tirmidzi meriwayatkan dari jalan Amar dan Ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya Radliyallaahu 'anhu dalam hadits marfu': "Diriwayatkan 30 ekor hiqqah, 30 ekor jadz'ah, dan 40 ekor unta bunting yang diperutnya ada anaknya”.

Firman Allah SWT. dalam surat Al-Baqarah ayat 178 tersebut adalah:

                                                            5Pasal 48 Ayat (1), Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. 6 Ibn Hajar Al-Asqolani, Bulughul Marom, (Riyad: Darull Qabas, 2014), h. 222.

Page 81: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

72  

 

ثى باألنثى اأيھا الذين ءامنوا كتب عليكم القصاص في القتلى الحر بالحر والعبد بالعبد واألن

إليه بإحسان ذلك تخفيف من ربكم فمن عفي له من أخيه شيء فاتباع بالمعروف وأداء

)178(البقرة: ورحمة فمن اعتدى بعد ذلك فله عذاب أليم

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema'afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma'af) membayar (diyat) kepada yang memberi ma'af dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, Maka baginya siksa yang sangat pedih.” (QS. Al-Baqarah 178).

Berdasarkan putusan Nomor: 1501 K/PID.SUS/2008. Jakas Penuntut

Umum pada perkara tersebut menuntut restitusi pada Terdakwa Sanidi Binti

Basro. Yang dicantumkan pada dakwaan poin ketiga, adapun isi poin ketiga

tersebut sebagai berikut, menetapkan supaya terdakwa bersama-sama Sutiah

Binti Sumitra membayar uang restitusi kepada:

a. Saksi Seni Binti Darsono sebesar RP.25.599.700,- (udapuluh lima juta lima

ratus sembilan puluh sembilan tujuh ratus rupiah)

b. Saksi Iin Maryatin Binti Juri sebesar RP.24.799.700,- (udapuluh empat juta

lima ratus sembilan puluh sembilan tujuh ratus rupiah)

c. Saksi Yayah Muriah Binti Surip sebesar RP.24.799.700,- (udapuluh empat

juta lima ratus sembilan puluh sembilan tujuh ratus rupiah)

Dalam hukum Islam penyebab Terdakwa Sanidi Binti Basro didakwa

untuk membayar diyat adalah telah menjerumuskan para korban (Seni Binti

Darsono, saksi Iin Maryati Binti Juri, saksi Yayah Muriah Binti Surip) untuk

menyutuui pernyataan sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK) melalui

Page 82: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

73  

 

pemufakatan jahat denggan Terdakwa Astimi. Dan jika para saksi tersebut tidak

melayani nafsubirahi tamu-tamunya maka akan dianiaya oleh Astimi.

Pada pemaparan diatas Terdakwa Sanidi Binti Basro terbukti secara sah

dan meyakinkan bersalah, diyat yang harus ditaggung oleh Terdakwa adalah

diyat sebagaimana yang telah disyari’atkan Islam dalam penganiayaan sengaja.

Dalam penganiayaan sengaja si pelaku dengan sengaja melakukan penganiayaan

terhadap seseorang, sehingga perbuatan tersebut mengakibatkan luka atau

cedera serta menghilangkan fungsi anggota badan orang lain yang dianiaya

tersebut.7 Terhadap penganiayaan sengaja, syari’at Islam menghukum dengan

hukuman qisha>sh. Nabi SAW bersabda:

نفس ال في أن من اعتبط مؤمنا قتال عن بينة، فإنه قود إال أن يرضى أولياء المقتول، وأن

فت ية، وفي الش ية وفي اللسان الد بل، وفي األنف إذا أوعب جدعه الد ية مائة من اإل ية الد ين الد

ية، وفي العينين لب الد ية وفي الص كر الد ية، وفي الذ ية و وفي البيضتين الد جل الد في الر

ية، وفي المنقل ية، وفي الجائفة ثلث الد ية، وفي المأمومة ثلث الد خمس ة الواحدة نصف الد

جل عشر من بل، وفي كل أصبع من أصابع اليد والر ن خمس عشرة من اإل بل، وفي الس اإل

جل يقتل بالمرأة وعلى أھل الذھب أ بل، وأن الر بل، وفي الموضحة خمس من اإل لف من اإل

.8. (رواه النسائي)دينار

Artinya: “Bahwasanya barangsiapa dengan sengaja membunuh orang mukmin tanpa membuat kesalahan, maka hukumannya adalah qishash, kecuali jika wali si terbunuh memaafkan. Diyat jiwa 100 ekor unta, memotong hidung keseluruhannya 100 ekor unta, memotong lidah diyatnya penuh, memotong dua bibir juga diyatnya penuh, memotong dua pelir diyatnya penuh, memotong kemaluan juga diyatnya penuh, memecahkan tulang sulbi juga diyatnya penuh,

                                                            7A. Djazuli, Fiqih Jinayah (Upaya Menanggulangi Kejahatan dalam Islam), (Jakarta: PT

Raja Grafindo, 200), h. 51. 8Imam an-Nasa’i, Sunnan An-Nasa’i,(Riyad: Maktabah Al-Ma’arif), h. 740.

Page 83: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

74  

 

merusak biji mata juga diyatnya penuh, memotong sebelah kaki diyatnya separuh, luka di kepala yang sampai ke otak sepertiga diyat, tusukan yang sampai ke dalam perut sepertiga diyat, tusuk tikaman yang dapat menggeserkan tulang atau memecahkannya diyatnya 15 ekor unta, tiap jari tangan atau kaki kena diyat 10 ekor unta, memecahkan satu gigi diyatnya 5 ekor unta, luka yang sampai kelihatan tulangnya diyatnya 5 ekor unta, kemudian orang laki-laki dibunuh karena membunuh orang perempuan. Untuk orang yang punya emas diyatnya 1.000 dinar" (HR. An-Nasa-iy).

Menurut hukum pidana Islam dikenal adanya hukuman diyat bagi pelaku

tindak pidana pembunuhan dan penganiayaan yang dimaafkan oleh korban atau

keluarga korban, yang dimaksudkan dengan diyat adalah sejumlah uang atau

harta yang harus dibayar oleh pelaku tindak pidana karena kematian atau

kerusakan anggota badan. Dengan demikian Hukum Islam bukan hanya

memperhatikan hukuman bagi pelaku tindak pidana namun juga memperhatikan

hak korban sebagai orang yang dirugikan baik fisik maupun psikis.

Page 84: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

75

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan skripsi diatas, yang berkaitan tentang Hak

Restitusi Korban Perdagangan Orang dalam Perspektif Hukum Pidana Islam dan

Positif ( Analisis Putusan No. 1501 K/Pid.Sus/2008 ), maka penulis dapat

mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pertimbangan hakim Mahkamah Agung dalam Putusan No. 1501

K/Pid.Sus/2008 sudah sesuai karena telah memenuhi ketentuan dari Undang-

Undang Nomor 21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Perdagangan Orang, dan tujuan daripemidanaan, mengingat Hakim mempunyai

dasar pertimbangan dalam memutuskan dan menjatuhkan pidana kepada

Terdakwa.

2. Implikasi putusan hakim Mahkamah Agung menolak hak restitusi korban dalam

Putusan No. 1501 K/Pid.Sus/2008 dan mengukuhkan Putusan Banding sudah

sesuai dengan judex juris Mahkamah Agung, karena Jaksa Penuntut Umum

tidak menguraikan secara rinci besaran nominal yang diajukan dalam pengajuan

restitusi.

3. Ketentuan restitusi dalam Hukum Positif sudah diatur dalam pasal 48 ayat (2)

Undang-Undang Nomor 21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Perdagangan Orang, bunyi pasal tersebut adalah:

Restitusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa ganti kerugian atas: a. kehilangan kekayaan atau penghasilan; b. penderitaan; c. biaya untuk tindakan perawatan medis dan/atau psikologis; dan/atau

Page 85: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

76

 

d. kerugian lain yang diderita korban sebagai akibat perdagangan orang.

Sedangkan dalam Hukum Islam restitusi sebagai hukuman tambahan disebut

dengan diyat dengan dasar hukum yang terdapat pada Al-Qur'an Surat Al-

Baqarah Ayat 178. Selain itu juga terdapat dalam Hadist Nabi Muhammad yang

diriwayatkan oleh Abu Dawud, ra. Ketentuan tentang besarnya uang atau harta

yang harus dibayar untuk diyat berat disetarakan dengan 100 ekor unta dengan

kriteria 30 unta berumur 4 tahun, 30 ekor unta berumur 5 tahun dan 40 ekor

unta bunting.

B. SARAN-SARAN PENULIS

Saran-saran ditujukan kepada pihak-pihak yang terkait dengan penegakan

hukum bagi pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang

1. Bagi pemerintah melalui Kementrian Tenaga Kerja agar lebih memperhatikan

lembaga yang menampung tenaga kerja Indonesia agar tidak terjadi praktik

perdagangan orang, serta mensosialisasikan bagi para calon tenaga kerja yang

akan dikirim di dalam maupun luar negeri tentang bahayanya praktik tindak

pidana perdagangan orang.

2. Bagi aparat penegak hukum agar menegakan hukum seadil-adilnya dan

mengukum seberat-beratnya bagi para pelaku tindak pidana perdagangan orang

agar menimbulak efek jera, sehingga angka kejahatan perdagangan orang dapat

berkurang.

3. Khususnya bagi TNI dan Polri agar meningkatkan pengawasan disekitar

perbatasan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk mencega aksi

tindak pidana perdagangan orang.

Page 86: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

77

 

4. Bagi pemerintah melalui parat penegak hukum agar memberi bantuan hukum

bagi para korban perdagangan orang, dari awal penyidikan hingga

pendampingan dalam proses peradilan.

Page 87: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Abu Amar, Imron. terjemahan fat-hul qarib. Kudus: Menara Kudus. 1983.

A Hanafi. Asas-asas Hukum Pidana Islam. Jakarta: Bulan Bintang. 1976.

Alfitra. Modus Operandi Pidana Khusus di Luar KUHP. Jakarta: Penebar Swadaya

Grup. 2014.

Ali, Muhammad. Sejarah Fiqih Islam. Jakarta: PT Al-Kausar. 2003.

Ali, Zainudin. metode penelitian hukum. Jakarta: Sinar Grafika. 2010.

Al-Maliki, Abdurrahman. Nidzam al-‘Uqubat (Sistem Sanksi dalam Islam).

Terjemah olah Syamsudin Ramadlan. Bogor: Pustaka Tahariqul Izzah. 2002.

Al-Mawardi. Hawiyul Kabir. Beirut: Darul Fikri. 1994.

Al-Mawardi, Hasan. Al-Ahkam Al-Sulthoniyah. Mesir: Mustafa Al-Baby Al-

Halaby. 1975.

Amar Imron, Abu. terjemahan fat-hul qarib, kudus: menara kudus. 1983

Andrees, Beate. Kerja Paksa dan Perdagangan Orang. Jakarta: International

Labour Organization. 2014.

An-Nasa’i. Sunnan An-Nasa’i. Riyad: Maktabah Al-Ma’arif.

asy-Syafi’i, Abu Abdullah Muhammad Idri>s. Al-Umm, (Libanon: Darul Ihya’ at-

Turats al-‘Araby, Beirut, 2000), Juz. VII, h. 352.

Bakhri, Syaiful. Sistim Peradilan Pidana Indonesia Dalam Perspektif Pembaruan

Teori dan Praktik Peradilan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2014.

Bin Umar Al-Daruqutni, Ali. Sunan Al-Daruqutni. Bairut: Daru Ibni Hazm. 2011.

Page 88: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

Chazawi, Adami. Pelajaran Hukum Pidana. Jakarta: PT. Raja Grafindo. 2010.

Djazuli, A. Fiqih Jinayah (Upaya Menanggulangi Kejahatan dalam Islam).

Jakarta: PT Raja Grafindo. 2000.

Djazuli, A. Fiqh Jinayat. Jakarta: PT. Raja Grafido Persada. 1977.

Faisal Salam, Moch. Hukum Acara Pidana Dalam Teori dan Praktek. Bandung:

Mandar Maju. 2001.

Farhan. Aspek Hukum Perdagangan Orang di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

2010.

Ghufran H, M. dan Kordi K. HAM Tentang Hak Sipil, Politik, Ekonomi, Sosial,

Budaya dan Umum. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2013.

Hajar Al-Asqolani, Ibn. Bulughul Marom. Riyad: Darull Qabas. 2014.

Hakim, Rahmad. Hukum Pidana Islam (Fiqih Jinayah). Banndung: CV Pustaka

Setia. 2000.

Hamzah, Andi. Sistm Pidana dan Pemidanaan Indonesia dari Retrebusi ke

Reformasi. Jakarta: Pradnya Paramita, 1986.

Hutauruk, SR. Peran Kejaksaan Dalam Penentuan Hak Restitusi Korban Tindak

Pidana Perdagangan Orang. Skripsi S1 Fakultas hukum. Universitas

Sumatera Utara Medan. 2014.

Indah, Maya. Perlindungan Korban. Jakarta: Kencana. 2014.

Irfan, Nurul. Fiqh Jinayah. Jakarta: Amzah. 2014.

Isa Muhammad Bin Isa Bin Sauroh Al-Tirmidzi, Abi. Jami’ Al-Tirmidzi. Riyadh:

Baitul Afkar Al-Dauliyah.

Page 89: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

Karmaji , M. dan R. Soesilo. Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana dengan

Penjelasan resmi dan Komentar. Bandung: P.T Karya Nusantara. 1988.

Khotmaulana Hutawuruk, Rufinus. Penanggulangan Kejahatan Korporasi Melalui

Pendekatan Restoratif Suatu Terobosan Hukum. Jakarta: Sinnar Grafika.

2013.

Lamintang, P.A.F. Delik-Delik Khusus Tindak Pidana-Tindak Pidana Melanggar

Norma-Norma Kesusilaan dan Norma-Norma Kepatutan. Bandung: Mandar

Maju. 1990.

------------. Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana dengan Pembahasan

Secara Yuridis Menurut Yurisprudensi dan Ilmu Pengetahuan Hukum

Pidana. Bandung: CV. Sinar Baru. 1984.

Makmur, Syafrudin. Hukum Acara Pidana. Jakarta: UIN FSH Press. 2016.

M. Arief Mansur, Didik dan Elisatris Gultom. Urgensi Perlindungan Korban

Kejahatan Antara Norma dan Realita. Jakarta: Rajawali Pers. 2007.

Marpaung, Laden. Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana. Jakarta: Sinar Grafika.

2005.

Mubaroq, Jiah. Kaidah Kaidah Fiqih Jinayah. Bandung: Pustaka Bany Quuraisy.

2004.

Mulyadi, Mahmud. Criminal Policy Pendekatan Integral Panel Policy dan Non

Panel Policy dalam Penanganan kejahatan dan Kekerasan. Medan: Pustaka

Bangsa Press. 2008.

Munajat, Makrus. Dekonstruksi Hukum Pidana Islam. Yogyakarta: Logung

Pustaka. 2014.

Page 90: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

------------. Reaktualisasi. Pemikiran Hukum Pidana Islam. Yogyakarta:

Cakrawala. 2006.

Nawawi Arief, Barda. Kebijakan Penanggulangan Hukum Pidana Sara Paneldan

Non Paneli. Semarang: Pustaka Magister. 2010.

------------. Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalam

Penanggulangan Kejahatan. Jakarta: Kencana. 2008.

Nawawi Arif, dan Barda Muladi. Teori-teori dan Kebijakan Pidana. Bandung: P.T.

Alumni 2010.

Nuraeni, Heny. Tindak Pidana Perdagangan Orang. Jakarta: Sinar Grafika. 2011.

Prakoso, Abintoro. Kriminologi Hukum & Hukum Pidana. Yogyakarta: Laksbang

Grafika. 2013.

Prakoso, Djoko. Hukum Penitensier di Indonesia. Yogyakarta: Liberty. 1988.

Prasetyo, Teguh. Kriminalisasi dalam Hukum Pidana. Bandung: Nusa Media.

2010.

Prodjodikoro, Wirjono. Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia. Bandung: PT.

Refika Aditama. 2008.

Qamar, Nurul. Hak Asasi Manusia dalam Negara Hukm demokrasi. Jakarta: Sinar

Grafika. 2013.

Qodir Audah, Abdul. Al-Tasyri’ Al-Jina>i’ Al-Islami>. Bairut: Darul Ka>tit Al-‘Azali.

Sabarguna, S. Analisis Data pada Penelitian Kualitatif. Jakarta: Ui-Pres. 2008.

Said Al-Asymawi, Muhammad. Nalar Kritis Syari’ah. Yogyakarta: Lkis Group.

2012.

Page 91: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

Sri Nurhartono, G. Perdagangan Perempuan di Indonesia Tinjauan Aspek Yuridis.

Yogyakarta: Lokakarya. 2005.

Suryana. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2010.

Sutherland dan Cressey. disadur oleh Sudjono D. The Control of Crime Hukuman

dalam Perkembangan Hukum Pidana. Bandung: Tarsito, 1974.

Syaikh al-Allamah Muhammad bin Abdurrahman ad-Damasyqi. Fiqih Empat

Mazhab. Terjemah Oleh. Abdullah Zaki Alkaf Bandung: Hasyimi. 2013.

Syamsudin, Aziz. Tindak Pidana Khusus. Jakarta: Sinar Grafika. 2014.

Syarbaini Al-Khatib, Muhammah. Mughnl Muhtaj. Jilid. IV.

Waluyo, Bambang. Penelitian Hukum Dalam Praktek. Jakarta: Sinar Grafika. 2008.

Wardi Muslich, Ahmad. Hukum Pidana Islam. Jakarta: Sinar Grafika. 2005.

------------. Pengantar dan Asas Hukum Pidana islam. Jakarta: Sinar Grafika. 2004.

Weny Bukamo, Mohammad dan Syaiful Azri. Hukum Perlindungan Anaka dan

Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Jakarta: Rineka Cipta. 2013.

Yulia, Rena. Viktimologi Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kejahatan.

Yogyakarta: Graha Ilmu. 2013.

Yunus, Nur Rohim. Restorasi Budaya Hukum Masyarakat Indonesia. Bogor:

Jurisprudence Press. 2012.

Zuhaili, Wahbah. Al-Fiqh Al-Islam Wa ‘Adillatuhu. Surriyah: Darul Fikr. 2011.

B. Undang-Undang Republik Indonesia

Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Perdagangan Orang.

Page 92: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara

Pidana.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Peraturan

Hukum Pidana.

Peraturan Pemerintah No 44 Tahun 2008 Tentang Pemberian Kompensasi

Restitusi.

Penjelasan Atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007.

C. Jurnal dan Lain-Lain

Sakti Myharto, Wiend. Mekanisme Restitusi Terhadap Korban Tindak Pidana

Perdagangan Orang Menurut Pasal 48 Ayat (1) Undang-undang No 21 tahun

2007 Dalam Perspektif Negara Hukum Kesejahteraan. Jurnal.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka. 2003.

Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1990.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). mengeksploitasi berasal dari kata

“Eksploitasi” diartikan sebagai. “ Pengusahaan. Pendayagunaan; 2.

Pemanfaatan untukkeuntungan sendiri; pengisapan; pemerasan “(tenaga-

tenaga orang)”dikutip dari http://kbbi.web.id/eksploitasi yang diakses pada

tanggal 04 maret 2017 pukul 16:35 wib.

Page 93: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

Hal.1 hal 11 Put.No.1501 K/PID.SUS/2008

P U T U S A N

Nomor: 1501 K/PID.SUS/2008.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

M A H K A M A H A G U N G

memeriksa perkara pidana dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

berikut dalam perkara Terdakwa :

Nama : SANIDI BINTI BASRO.

Tempat lahir : Cirebon.

Umur/Tanggal lahir: 40 Tahun.

Jenis kelamin : Perempuan.

Kebangsaan : Indonesia.

Tempat tinggal : Desa Suranenggala Blok Senin RT/02/04,

Kecataman Suranenggala, Kabupaten

Cirebon.

Agama : Islam.

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga.

Termohon Kasasi/Terdakwa berada di dalam tahanan:

1. Penuntut Umum sejak tanggal 27 November 2007 s/d tanggal 16

Desember 2007;

2. Hakim Pengadilan Negeri sejak tanggal 11 Desember 2007 s/d tanggal

09 Januari 2008.

3. Perpanjangan oleh Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal 10 Januari

2008 s/d 09 Maret 2008.

4. Perpanjangan oleh Ketua Pengadilan Tinggi sejak tanggal 10 Maret

2008 s/d tanggal 08 Mei 2008.

5. Hakim Pengadilan Tinggi sejak tanggal 09 Mei 2008 s/d tanggal 07 Juni

2008.

6. Perpanjangan oleh Ketua Pengadilan Tinggi sejak tanggal 08 Juni 2008

s/d tanggal 06 Agustus 2008.

7. Perpanjangan Wakil Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Bidang

Yudisial Nomor: 989/2008/S.479.TAH.SUS/2008/MA tanggal 14 Agustus

2008 untuk paling lama 50 (lima puluh) hari, terhitung mulai tanggal 01

Agustus 2008.

8. Perpanjangan Wakil Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Bidang

Yudisial 990/2008/S.479.TAH.SUS/2008/MA tanggal 14 Agustus 2008

Page 94: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

Hal.2 hal 11 Put.No.1501 K/PID.SUS/2008

untuk paling lama 60 (enam puluh) hari, terhitung mulai tanggal 20

September 2008.

Yang diajukan dimuka persidangan Pengadilan Negeri tersebut karena

didakwa:

PRIMAIR :

Bahwa ia Terdakwa SANIDI BINTI BASRO bersama-sama SUTIAH

BINTI SUMITRA (diajukan dalam berkas perkara terpisah), pada hari Minggu

tanggal 27 Mei 2007 sekira jam 17.00 Wib bertempat di rumah saksi SENI

BINTI DARSONO pada hari Minggu tanggal 27 Mei 2007 sekira jam 17.00

Wib, bertempat di rumah saksi IIN MARYATIN BINTI JURI pada hari Selasa

tanggal 29 Mei 2007 sekira jam 10.00 Wib bertempat di rumah saksi YAYAH

MURIAH BINTI SURIP yang terletak di Desa Sutawinangun,Kecamatan

Kedaung,Kabupaten Cirebon, atau setidak-tidaknya pada waktu lain yang

masih termasuk dalam tahun 2007, bertempat di Desa

Sutawinangun,Kecamatan Kedaung,Kabupaten Cirebon, atau setidak-

tidaknya pada waktu lain yang masih termasuk dalam daerah hukum

Pengadilan Negeri Sumber, merencanakan atau melakukan pemufakatan

jahat untuk melakukan pengrekrutan, penampungan, pengiriman,

pemindahan atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan,

penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan,

penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan penjeratan utang atau

memberi bayaran atau manfaat walaupun memperoleh persetujuan dari

orang yang memegang kendali alias orang lain untuk tujuan

mengeksploitasi orang tersebut di Wilayah Negara Republik Indonesia

terhadap saksi korban SENI BINTI DARSONO, saksi IIN MARYATIN BINTI

JURI, saksi YAYAH MURIAH BINTI SURIP perbuatan mana dilakukan oleh

Terdakwa dengan cara :

- Pada waktu dan tempat tersebut diatas berawal ketika ASTIMI (melarikan

diri/belum tertangkap/DPO) meminta kepada adiknya Terdakwa SANIDI

BINTI BASRO dicarikan karyawan untuk dipekerjakan di Café di Lubuk

Linggau, lalu Terdakwa meminta kepada SUTIAH BINTI SUMITRA untuk

mencarikan dan melakukan pengrekrutan/penawaran kepada calon

pekerja untuk ditugaskan di Café yang dimaksud, setelah mereka sepakat

Page 95: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

Hal.3 hal 11 Put.No.1501 K/PID.SUS/2008

dan SUTIAH BINTI SUMITRA mendapat upah sekitar Rp.30.000,- per

orang lalu dengan cara :

- Pada hari Minggu tanggal 27 Mei 2007 sekira jam 17.00 Wib saksi

SUTIAH BINTI SUMITRA mendatangi rumah saksi SENI BINTI

DARSONO bertempat di Desa Sutawinangun, Kecamatan Kedaung,

Kabupaten Cirebon, dan menawarkan pekerjaan kepada saksi SENI

BINTI DARSONO sebagai pelayan Café milik ASTIMI di daerah Lubuk

Linggau/Sumatera, dan dijanjikan berdasarkan Tips atau pemberian dari

Tamu Café, mendengar perkataan Terdakwa SUTIAH, saksi SENI merasa

tertarik dan percaya dengan menerima uang sebesar Rp.1.000.000,-

untuk membeli baju dan assesoris lainnya, hingga akhirnya saksi SENI

BINTI DARSONO mau berangkat dan bekerja di Café yang dimaksud;

- Kemudian saksi SUTIAH BINTI SUMITRA mencari calon pekerja

selanjutnya, hari dan tanggal yang sama sekitar jam 21.00 Wib Terdakwa

mendatangi rumah saksi IIN MARYATIN BINTI JURI dan saat itu

Terdakwa menawarkan pekerjaan sebagai pelayan Café di Lubuk Linggau

dan saat itu dijanjikan dengan upah berdasarkan tips/pemberian dari tamu

Café lalu merasa tertarik dan percaya saksi IIN MARYATIN BINTI JURI

mau bekerja di Café tersebut di Lubuk Linggau;

- Kemudian pada hari Selasa tanggal 29 Mei 2007 sekitar jam 10.00 Wib

saksi SUTIAH BINTI SUMITRA mendatangi rumah saksi YAYAH

MURIAH BINTI SURIP lalu menawarkan pekerjaan sebagai pelayan Café

di Lubuk Linggau merasa tertarik dan percaya saksi YAYAH MURIAH

BINTI SURIP mau berangkat/bekerja di Café dimaksud, setelah itu

Terdakwa membawa mereka (saksi SENI BINTI DARSONO, saksi IIN

MARYATIN BINTI JURI, saksi YAYAH MURIAH BINTI SURIP) bertemu

pada Terdakwa SANIDI BINTI BASRO;

- Setelah bertemu dengan Terdakwa SANIDI BINTI BASRO lalu Terdakwa

SANIDI BINTI BASRO mengabari ASTIMI (DPO) dan ASTIMI mengirim

KROYOM (melarikan diri/belum tertangkap/DPO) untuk membawa/

menjemput mereka (saksi SENI BINTI DARSONO, saksi IIN MARYATIN

BINTI JURI, saksi YAYAH MURIAH BINTI SURIP) dan menyerahkan

uang masing-masing sebesar Rp.1.000.000,-(satu juta rupiah) untuk

Page 96: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

Hal.4 hal 11 Put.No.1501 K/PID.SUS/2008

memenuhi kebutuhannya dan saksi SUTIAH BINTI SUMITRA mendapat

upah sebesar antara Rp.20.000,- sampai dengan Rp.40.000,-

- Kemudian pada hari Selasa tanggal 29 Mei 2007 sekitar jam 21.00 Wib

mereka saksi SENI BINTI DARSONO, saksi IIN MARYATIN BINTI JURI,

saksi YAYAH MURIAH BINTI SURIP berangkat menuju Lubuk Linggau.

Namun sesampainya disana mereka (saksi SENI BINTI DARSONO, saksi

IIN MARYATIN BINTI JURI, saksi YAYAH MURIAH BINTI SURIP)

dipaksa membuat pernyataan yang isinya diantaranya mereka

dipekerjakan sebagai PSK (Pekerja Sex Komersial) yang tidak sesuai

dengan keinginan mereka yakni bekerja sebagai Pelayan Café, yang

selanjutnya mereka (saksi SENI BINTI DARSONO, saksi IIN MARYATIN

BINTI JURI, saksi YAYAH MURIAH BINTI SURIP) harus melayani nafsu

birahi tamu-tamunya dengan terpaksa dan jika tidak dilayani mereka akan

mendapat hukuman diantaranya, dipukul, ditampar oleh ASTIMI, selain itu

uang yang telah diberikan masing-masing sebesar Rp1.000.000,-(satu

juta rupiah) harus dikembalikan/sebagai utang/sebagai jaminan hingga

akhirnya merekapun sudah tidak tahan dengan perlakuan tersebut dan

menceritakan kejadian tersebut pada orang tuanya diantaranya saksi

MUSINA BINTI WARYA orang tua SENI dan kemudian dilaporkan pada

pihak yang berwajib untuk diproses lebih lanjut.

Perbuatan ia Terdakwa tersebut diatas sebagaimana diatur dan

diancam pidana dalam Pasal 11 Undang-Undang No.21 Tahun 2007

Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang;

SUBSIDIAIR :

Bahwa ia Terdakwa SANIDI BINTI BASRO pada waktu dan tempat

sebagaimana diuraikan dalam dakwaan primair, telah melakukan

pengrekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan

atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan

kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan,

penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan penjeratan utang atau

memberi bayaran atau manfaat walaupun memperoleh persetujuan dari

orang yang memegang kendali alias orang lain untuk tujuan

mengeksploitasi orang tersebut di Wilayah Negara Republik Indonesia

Page 97: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

Hal.5 hal 11 Put.No.1501 K/PID.SUS/2008

terhadap saksi korban SENI BINTI DARSONO, saksi IIN MARYATIN BINTI

JURI, saksi YAYAH MURIAH BINTI SURIP perbuatan mana dilakukan oleh

Terdakwa dengan cara :

- Pada waktu dan tempat tersebut diatas berawal ketika ASTIMI (melarikan

diri/belum tertangkap/DPO) meminta kepada adiknya Terdakwa SANIDI

BINTI BASRO dicarikan karyawan untuk dipekerjakan di Café di Lubuk

Linggau, lalu Terdakwa meminta kepada SUTIAH BINTI SUMITRA untuk

mencarikan dan melakukan pengrekrutan/penawaran kepada calon

pekerja untuk ditugaskan di Café yang dimaksud, setelah mereka sepakat

dan SUTIAH BINTI SUMITRA mendapat upah sekitar Rp.30.000,- per

orang lalu dengan cara :

- Pada hari Minggu tanggal 27 Mei 2007 sekira jam 17.00 Wib saksi

SUTIAH BINTI SUMITRA mendatangi rumah saksi SENI BINTI

DARSONO bertempat di Desa Sutawinangun, Kecamatan Kedaung,

Kabupaten Cirebon, dan menawarkan pekerjaan kepada saksi SENI

BINTI DARSONO sebagai pelayan Café milik ASTIMI di daerah Lubuk

Linggau/Sumatera, dan dijanjikan berdasarkan Tips atau pemberian dari

Tamu Café, mendengar perkataan Terdakwa SUTIAH, saksi SENI merasa

tertarik dan percaya dengan menerima uang sebesar Rp.1.000.000,-

untuk membeli baju dan assesoris lainnya, hingga akhirnya saksi SENI

BINTI DARSONO mau berangkat dan bekerja di Café yang dimaksud;

- Kemudian saksi SUTIAH BINTI SUMITRA mencari calon pekerja

selanjutnya, hari dan tanggal yang sama sekitar jam 21.00 Wib Terdakwa

mendatangi rumah saksi IIN MARYATIN BINTI JURI dan saat itu

Terdakwa menawarkan pekerjaan sebagai pelayan Café di Lubuk Linggau

dan saat itu dijanjikan dengan upah berdasarkan tips/pemberian dari tamu

Café lalu merasa tertarik dan percaya saksi IIN MARYATIN BINTI JURI

mau bekerja di Café tersebut di Lubuk Linggau;

- Kemudian pada hari Selasa tanggal 29 Mei 2007 sekitar jam 10.00 Wib

saksi SUTIAH BINTI SUMITRA mendatangi rumah saksi YAYAH

MURIAH BINTI SURIP lalu menawarkan pekerjaan sebagai pelayan Café

di Lubuk Linggau merasa tertarik dan percaya saksi YAYAH MURIAH

BINTI SURIP mau berangkat/bekerja di Café dimaksud, setelah itu

Terdakwa membawa mereka (saksi SENI BINTI DARSONO, saksi IIN

Page 98: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

Hal.6 hal 11 Put.No.1501 K/PID.SUS/2008

MARYATIN BINTI JURI, saksi YAYAH MURIAH BINTI SURIP) bertemu

pada Terdakwa SANIDI BINTI BASRO;

- Setelah bertemu dengan Terdakwa SANIDI BINTI BASRO lalu Terdakwa

SANIDI BINTI BASRO mengabari ASTIMI (DPO) dan ASTIMI mengirim

KROYOM (melarikan diri/belum tertangkap/DPO) untuk membawa/

menjemput mereka (saksi SENI BINTI DARSONO, saksi IIN MARYATIN

BINTI JURI, saksi YAYAH MURIAH BINTI SURIP) dan menyerahkan

uang masing-masing sebesar Rp.1.000.000,-(satu juta rupiah) untuk

memenuhi kebutuhannya dan saksi SUTIAH BINTI SUMITRA mendapat

upah sebesar antara Rp.20.000,- sampai dengan Rp.40.000,-

- Kemudian pada hari Selasa tanggal 29 Mei 2007 sekitar jam 21.00 Wib

mereka saksi SENI BINTI DARSONO, saksi IIN MARYATIN BINTI JURI,

saksi YAYAH MURIAH BINTI SURIP berangkat menuju Lubuk Linggau.

Namun sesampainya disana mereka (saksi SENI BINTI DARSONO, saksi

IIN MARYATIN BINTI JURI, saksi YAYAH MURIAH BINTI SURIP)

dipaksa membuat pernyataan yang isinya diantaranya mereka

dipekerjakan sebagai PSK (Pekerja Sex Komersial) yang tidak sesuai

dengan keinginan mereka yakni bekerja sebagai Pelayan Café, yang

selanjutnya mereka (saksi SENI BINTI DARSONO, saksi IIN MARYATIN

BINTI JURI, saksi YAYAH MURIAH BINTI SURIP) harus melayani nafsu

birahi tamu-tamunya dengan terpaksa dan jika tidak dilayani mereka akan

mendapat hukuman diantaranya, dipukul, ditampar oleh ASTIMI, selain itu

uang yang telah diberikan masing-masing sebesar Rp1.000.000,-(satu

juta rupiah) harus dikembalikan/sebagai utang/sebagai jaminan hingga

akhirnya merekapun sudah tidak tahan dengan perlakuan tersebut dan

menceritakan kejadian tersebut pada orang tuanya diantaranya saksi

MUSINA BINTI WARYA orang tua SENI dan kemudian dilaporkan pada

pihak yang berwajib untuk diproses lebih lanjut.

Perbuatan ia Terdakwa tersebut diatas sebagaimana diatur dan

diancam pidana dalam Pasal 2 Undang-Undang No.21 Tahun 2007 Tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang;

Mahkamah Agung tersebut:

Membaca Tuntutan Pidana Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan

Negeri Sumber tanggal 17 Maret 2008 sebagai berikut:

Page 99: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

Hal.7 hal 11 Put.No.1501 K/PID.SUS/2008

1. Menyatakan Terdakwa SANIDI BINTI BASRO terbukti secara sah dan

meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana:”Pemufakatan jahat

pengrekrutan dengan penipuan untuk tujuan mengeksploitasi orang

tersebut di Wilayah Negara Republik Indonesia” sebagaimana diatur

dan diancam pidana dalam Pasal 11 Undang-Undang No.21 Tahun 2007

Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

sebagaimana dalam dakwaan primair, dan membebaskan Terdakwa dari

dakwaan selebihnya;

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa SANIDI BINTI BASRO dengan

pidana penjara selama 10 (sepuluh) tahun dikurangi selama Terdakwa

berada dalam tahanan sementara dengan perintah agar Terdakwa tetap

ditahan dan denda sebesar Rp.120.000.000,-(seratus dua puluh juta

rupiah) subsidiair 6 (enam) bulan kurungan.

3. Menetapkan supaya Terdakwa bersama-sama SUTIAH Binti SUMITRA

membayar uang restitusi kepada :

1. Saksi SENI Binti DARSONO sebesar Rp.25.599.700,- (dua puluh lima

juta lima ratus sembilan puluh sembilan ribu tujuh ratus rupiah).

2. Saksi IIN MARYATIN sebesar Rp.24.799.700,- (dua puluh empat juta

tujuh ratus sembilan puluh sembilan ribu tujuh ratus rupiah).

3. Saksi SENI Binti DARSONO sebesar Rp.24.199.700,- (dua puluh

empat juta seratus sembilan puluh sembilan ribu tujuh ratus rupiah).

4. Menetapkan supaya Terdakwa membayar biaya perkara sebesar

Rp.1.000,-(seribu rupiah);

Membaca putusan Pengadilan Negeri Sumber No.566/PID.B/

2007/PN.Sbr tanggal 5 Mei 2008 yang amar selengkapnya sebagai berikut :

1. Menyatakan Terdakwa SANIDI BINTI BASRO terbukti secara sah dan

meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana:”Melakukan

Pemufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana perdagangan

orang”;

2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa tersebut oleh karena itu dengan

pidana penjara selama 4 (empat) tahun dan pidana denda sebesar

Rp.120.000.000,-(seratus dua puluh juta rupiah) dengan ketentuan

apabila Terdakwa tersebut tidak bisa membayar pidana denda tersebut

maka harus diganti dengan pidana kurungan selama 3 (tiga) bulan;

Page 100: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

Hal.8 hal 11 Put.No.1501 K/PID.SUS/2008

3. Menyatakan menolak tuntutan restitusi yang diajukan oleh para saksi

korban SENI Binti DARSONO, IIN MARYATIN Binti JURI, YAYAH

MARIYAH Binti SURIP untuk seluruhnya;

4. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa tersebut,

dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan itu;

5. Memerintahkan agar Terdakwa tersebut tetap dalam tahanan;

6. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp.1.000,-

(seribu rupiah);

Membaca putusan Pengadilan Tinggi Bandung No.242/PID/2008/

PT.Bdg tanggal 19 Juni 2008 yang amar selengkapnya sebagai berikut :

--- Menerima permintaan banding dari Penuntut Umum dan Terdakwa;

--- Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Sumber tanggal 05 Mei 2008

No.566/PID.B/2007/PN.Sbr yang dimintakan banding tersebut;

--- Memerintahkan supaya Terdakwa tetap berada dalam Tahanan.

--- Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam

kedua tingkat peradilan, yang dalam tingkat banding sebesar Rp.2.500,-

(dua ribu lima ratus rupiah).

Mengingat akan akta tentang permohonan kasasi No.566/Akta.

Pid.B/2008/PN.Sbr yang dibuat oleh Panitera pada Pengadilan Negeri

Sumber yang menerangkan, bahwa pada tanggal 1 Agustus 2008 Jaksa

Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Sumber mengajukan permohonan

kasasi terhadap putusan Pengadilan Tinggi tersebut;

Memperhatikan memori kasasi tanggal 13 Agustus 2008 dari

Jaksa Penuntut Umum sebagai Pemohon Kasasi yang diterima di

Kepaniteraan Pengadilan Negeri Sumber pada tanggal 13 Agustus 2008;

Membaca surat-surat yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Tinggi tersebut telah

diberitahukan kepada Jaksa Penuntut Umum pada tanggal 21 Juli 2008 dan

Jaksa Penuntut Umum mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 1

Agustus 2008 serta memori kasasinya telah diterima di Kepaniteraan

Pengadilan Negeri Sumber pada tanggal 13 Agustus 2008 dengan demikian

permohonan kasasi beserta dengan alasan-alasannya telah diajukan dalam

tenggang waktu dan dengan cara menurut undang-undang, oleh karena itu

permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima;

Page 101: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

Hal.9 hal 11 Put.No.1501 K/PID.SUS/2008

Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon

Kasasi pada pokoknya sebagai berikut:

1. Bahwa Pemohon Kasasi Jaksa Penuntut Umum tidak sependapat dengan

putusan Pengadilan Tinggi Bandung yang telah menguatkan putusan

Pengadilan Negeri Sumber No.566/PID.B/2007/PN.Sbr tanggal 05 Mei

2008 yang menurut Pemohon Kasasi putusan Pengadilan Negeri Sumber

tersebut telah terjadi keliru menerapkan hukum sebagaimana mestinya

atau peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan tidak sebagaimana

mestinya (Pasal 253 ayat (1) KUHAP huruf a).

Bahwa kekeliruan menerapkan hukum sebagaimana mestinya adalah

putusan Pengadilan Negeri Sumber yang menolak tuntutan restitusi yang

diajukan oleh para saksi korban SENI Binti DARSONO, IIN MARYATIN

Binti JURI, YAYAH MARIYAH Binti SURIP untuk seluruhnya.

Yang mana menurut Pemohon Kasasi Jaksa Penuntut Umum, Majelis

Hakim Pengadilan Negeri Sumber dalam putusannya belum menimbang

rasa perlindungan/melindungi bagi korban perdagangan orang

sebagaimana tujuan dari pada Undang-Undang Pemberantasan Tindak

Pidana Perdagangan Orang. Dan perlu diketahui dalam penjelasan Pasal

48 ayat (1) Undang-Undang No.21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Perdagangan Orang bahwa” Penuntut Umum

memberitahukan kepada korban tentang haknya untuk mengajukan

restitusi selanjutnya, Penuntut Umum menyampaikan jumlah kerugian

yang diderita korban akibat tindak pidana perdagangan orang bersama

dengan tuntutan”,

Maka apabila dikaitkan dengan Pasal 28 Undang-Undang No.21 Tahun

2007, serta ketentuan Pasal 185 KUHAP sudah sepatutnya Majelis Hakim

Pengadilan Negeri Sumber mengabulkan permohonan restitusi para

korban yang diajukan dipersidangan dan dituangkan oleh Jaksa Penuntut

Umum dalam tuntutannya tidaklah menyalahi ketentuan undang-undang

mengingat korban telah menuntut haknya dipersidangan untuk

memperoleh restitusi (vide Pasal 48 ayat (1) Undang-Undang No.21

Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang)

sebagaimana diajukan oleh mereka sebagai pengganti biaya yang telah

Page 102: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

Hal.10 hal 11 Put.No.1501 K/PID.SUS/2008

digunakan oleh mereka korban untuk terlepas dari perdagangan orang

atau tindakan kekerasan yang dilakukan oleh ASTIMI yang mana dari

tindakan tersebut dilakukan terhadap mereka korban tidak lain akibat

perbuatan SUTIAH BINTI SUMITRA bersama Terdakwa SANIDI BINTI

BASRO.

2. Bahwa putusan Pengadilan Negeri Sumber belum mempertimbangkan

rasa keadilan bagi korban yang mana dalam menjatuhkan pidana kepada

Terdakwa SANIDI BINTI BASRO dengan pidana penjara selama 4

(empat) tahun dan pengganti pidana denda kurungan selama 3 (tiga)

bulan.

Hal ini Majelis Hakim tidak memperhatikan hal-hal yang memberatkan

bagi para korban yang telah dirusak kehormatannya akibat perbuatan

Terdakwa serta mengakibatkan para saksi korban mengalami penderitaan

secara psikis dan pisik.

Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut diatas,

Mahkamah Agung berpendapat:

Bahwa alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena

judex facti (Pengadilan Tinggi) tidak salah dalam menerapkan hukum,

sedangkan berat ringannya pidana yang dijatuhkan kepada para Terdakwa

adalah wewenang judex facti yang tidak tunduk pada tingkat kasasi;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, lagi

pula tidak ternyata putusan judex factie (Pengadian Tinggi) dalam perkara ini

bertentangan dengan hukum dan/atau undang-undang, maka permohonan

kasasi tersebut adalah tidak beralasan, oleh karena itu harus ditolak;

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi Jaksa

Penuntut Umum ditolak, dan Termohon Kasasi/Terdakwa dijatuhi pidana,

maka biaya perkara dalam tingkat kasasi dibebankan kepada Termohon

Kasasi/Terdakwa;

Memperhatikan Pasal-Pasal Undang-Undang No. 4 Tahun 2004,

Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 dan Undang-Undang No. 14 Tahun 1985

sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang No. 5

Tahun 2004 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;

Page 103: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

Hal.11 hal 11 Put.No.1501 K/PID.SUS/2008

M E N G A D I L I :

Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: JAKSA

PENUNTUT UMUM PADA KEJAKSAAN NEGERI SUMBER tersebut;

Membebankan biaya perkara dalam tingkat kasasi ini kepada

Termohon Kasasi/Terdakwa yang ditetapkan sebesar Rp.2.500,-(dua ribu

lima ratus rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah

Agung pada hari Selasa tanggal 14 Oktober 2008 oleh H.ATJA

SONDAJA,SH. yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua

Majelis H.MUHAMMAD TAUFIK,SH.MH. dan DR.H.MOHAMMAD

SALEH,SH.MH. Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam

sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis dengan

dihadiri oleh Hakim-Hakim Anggota tersebut, dan dibantu oleh EKO BUDI

SUPRIYANTO,SH.MH. Panitera Pengganti dan tidak dihadiri oleh Pemohon

Kasasi/Penuntut Umum dan para Termohon Kasasi/para Terdakwa;

Hakim-Hakim Anggota : K e t u a :

ttd/.H.ATJA SONDAJA,SH.

ttd/.H.MUHAMMAD TAUFIK,SH.MH.

ttd/. DR.H.MOHAMMAD SALEH,SH.MH.

Panitera Pengganti :

ttd/

EKO BUDI SUPRIYANTO,SH.MH.

Untuk Salinan

MAHKAMAH AGUNG R.I.

a.n Panitera

Panitera Muda Pidana Khusus,

S U H A D I, SH.MH.

NIP. 040033261.

Page 104: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

Hal.12 hal 11 Put.No.1501 K/PID.SUS/2008

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Jalan Medan Merdeka Utara N0.9-13.

JAKARTA PUSAT

PETIKAN PUTUSAN

Pasal 226 KUHAP

Nomor: 1501 K/PID.SUS/2008.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

M A H K A M A H A G U N G

memeriksa perkara pidana dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

berikut dalam perkara Terdakwa :

Nama : SANIDI BINTI BASRO.

Tempat lahir : Cirebon.

Page 105: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

Hal.13 hal 11 Put.No.1501 K/PID.SUS/2008

Umur/Tanggal lahir : 40 Tahun.

Jenis kelamin : Perempuan.

Kebangsaan : Indonesia.

Tempat tinggal : Desa Suranenggala Blok Senin RT/02/04,

Kecataman Suranenggala, Kabupaten

Cirebon.

Agama : Islam.

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga.

Termohon Kasasi/Terdakwa berada di dalam tahanan:

1. Penuntut Umum sejak tanggal 27 November 2007 s/d tanggal 16

Desember 2007;

2. Hakim Pengadilan Negeri sejak tanggal 11 Desember 2007 s/d tanggal

09 Januari 2008.

3. Perpanjangan oleh Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal 10 Januari

2008 s/d 09 Maret 2008.

4. Perpanjangan oleh Ketua Pengadilan Tinggi sejak tanggal 10 Maret

2008 s/d tanggal 08 Mei 2008.

5. Hakim Pengadilan Tinggi sejak tanggal 09 Mei 2008 s/d tanggal 07 Juni

2008.

6. Perpanjangan oleh Ketua Pengadilan Tinggi sejak tanggal 08 Juni 2008

s/d tanggal 06 Agustus 2008.

7. Perpanjangan Wakil Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Bidang

Yudisial Nomor: 989/2008/S.479.TAH.SUS/2008/MA tanggal 14 Agustus

2008 untuk paling lama 50 (lima puluh) hari, terhitung mulai tanggal 01

Agustus 2008.

8. Perpanjangan Wakil Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Bidang

Yudisial 990/2008/S.479.TAH.SUS/2008/MA tanggal 14 Agustus 2008

untuk paling lama 60 (enam puluh) hari, terhitung mulai tanggal 20

September 2008.

Mahkamah Agung tersebut;

Membaca putusan Pengadilan Negeri Sumber No.566/PID.B/

2007/PN.Sbr tanggal 05 Mei 2008;

Page 106: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

Hal.14 hal 11 Put.No.1501 K/PID.SUS/2008

Membaca putusan Pengadilan Pengadilan Tinggi Bandung

No.242/PID/2008/PT.Bdg tanggal 19 Juni 2008;

Membaca akta pemberitahuan putusan Pengadilan Tinggi

Bandung 21 Juli 2008;

Membaca Akta permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon

Kasasi/Jaksa Penuntut Umum tanggal 01 Agustus 2008;

Membaca surat-surat yang bersangkutan;

Memperhatikan Pasal-Pasal Undang-Undang No. 4 Tahun 2004,

Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 dan Undang-Undang No. 14 Tahun 1985

sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang No. 5

Tahun 2004 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;

M E N G A D I L I :

Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: JAKSA

PENUNTUT UMUM PADA KEJAKSAAN NEGERI SUMBER tersebut;

Membebankan biaya perkara dalam tingkat kasasi ini kepada

Termohon Kasasi/Terdakwa yang ditetapkan sebesar Rp.2.500,-(dua ribu

lima ratus rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah

Agung pada hari Selasa tanggal 14 Oktober 2008 oleh H.ATJA

SONDJAJA,SH. yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai

Ketua Majelis H.MUHAMMAD TAUFIK,SH.MH. dan DR.H.MOHAMMAD

SALEH,SH.MH. Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan

dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis

beserta Hakim-Hakim Anggota tersebut, dan dibantu oleh EKO BUDI

SUPRIYANTO,SH.MH. Panitera Pengganti dan tidak dihadiri oleh Pemohon

Kasasi/Penuntut Umum dan Termohon Kasasi/Terdakwa;

Panitera Pengganti : K e t u a :

Page 107: HAK RESTITUSI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DALAM … · pembayaran diyat dalam kasus pembunuhan. “Diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku, karena terjadi tindak pidana

Hal.15 hal 11 Put.No.1501 K/PID.SUS/2008

MODELL :

Bahwa alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena judex f

(Pengadilan Negeri/Pengadilan Tinggi) tidak salah dalam menerapkan hukum, lagi pula

mengenai hasil pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu kenyataan, hal mana

tidak dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan dalam tingkat kasasi, karena

pemeriksaan pada tingkat kasasi hanya berkenaaan dengan adanya kesalahan penerapan

hukum, adanya pelanggaran hukum yang beralku, adanya kelalaian dalam memenuhi

syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang mengamcam

kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan atau bila Pengadilan tidak

berwenang atau melampaui batas wewenangnya sebagaimana yang dimaksud dalam

Pasal 253 KUHAP (Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981);