Hak Nelayan dan Masyarakat Pedesaan Pesisir
-
Upload
bung-gunawan -
Category
Documents
-
view
497 -
download
3
Transcript of Hak Nelayan dan Masyarakat Pedesaan Pesisir
Hak Nelayan, Petani dan Masyarakat Pedesaan Pesisiroleh : Gunawan
Diskusi publik Mendorong Hadirnya Undang-Undang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan,
Pembudidaya Ikan, dan Petambak Garam di Universitas Pattimura Ambon Maluku 10 November 2015
Pak Nelayan #tembanglawasTak kan ada ikan gurih di meja makanTanpa ada jerih payah nelayanDaging ikan sumber gizi bermutu tinggiDiperlukan semua manusiaTiap malam mengembara di lautanOmbak badai menghadang dan menerjangPak Nelayan tak gentar dalam dharmanyaDemi kita yang membutuhkan pangan
Negara MaritimIndonesia adalah negara kepulauan yang
berciri nusantara.UUD 1945, Deklarasi Djuanda tahun 1957, dan
Undang-Undang Nomor 4/PRP/ Tahun 1960 tentang Perairan Indonesia
Visi Negara MaritimBukan hanya tol laut dan perikananTapi harus juga penghormatan, perlindungan
dan pemenuhan hak nelayan dan masyarakat pedesaan pesisir
Hak Menguasai Negara atas laut, perairan pesisir, tanah pantai, dan pulau-pulau kecil serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Perlindungan dan PemberdayaanHarus memperhatikan kekhasan masing-
masing kelompok sosial nelayan dan masyarakat pedesaan pesisir.
Studi banding UU Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. Petani yang dilindungi adalah : petani kecil dan petani penggarap yang mengusahakan tanah maksimal 2ha serta petani hortikultura, pekebun dan peternak skala usaha kecil
Pengelompokan Nelayan dan Masyarakat Pedesaan PesisirDasar hukum UU No 16 Tahun 1964 tentang Bagi Hasil
Perikanan, UU No 9 Tahun 1985 tentang Perikanan, UU No 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, UU No 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas UU No 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan, UU No 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, UU No 1 Tahun 2014 tentang Perubahan UU No 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, serta UU No 18 Tahun 2012 tentang Pangan.
Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan
Dasar pengelompokan : 1. Kepemilikan kapal, lahan, modal; 2. matapencaharian; 3. kapasitas kapal; 4. teritori
Kepemilikan Modal/Kapal/Lahan Nelayan pemilik ialah orang atau badan hukum yang dengan hak apapun
berkuasa atas sesuatu kapal/perahu yang dipergunakan dalam usaha penangkapan ikan dan alat-alat penangkapan ikan;
Nelayan penggarap ialah semua orang yang sebagai kesatuan dengan menyediakan tenaganya turut serta dalam usaha penangkapan ikan laut;
Pemilik tambak ialah orang atau badan hukum yang dengan hak apapun
berkuasa atas suatu tambak; Penggarap tambak ialah orang yang secara nyata, aktif menyediakan
tenaganya dalam usaha pemeliharaan ikan darat atas dasar perjanjian bagi-hasil yang diadakan dengan pemilik tambak;
Pengusaha Perikanan
Matapencaharian 1. Petani ikan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan
pembudidayaan ikan 2. Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan
ikan. 3. Nelayan Kecil adalah orang yang mata pencahariannya melakukan
penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang menggunakan kapal perikanan berukuran paling besar 5 (lima) gross ton (GT).
4. Pembudi Daya Ikan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan
pembudidayaan ikan. 5. Pembudi Daya Ikan Kecil adalah orang yang mata pencahariannya
melakukan pembudidayaan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Kapasitas kapal1. Nelayan Kecil adalah orang yang mata pencahariannya
melakukan penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang menggunakan kapal perikanan berukuran paling besar 5 (lima) gross ton (GT).
2. Nelayan Tradisional adalah nelayan yang menggunakan kapal tanpa mesin, dilakukan secara turun temurun, memiliki daerah penangkapan ikan yang tetap, dan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
3. Nelayan Modern
Teritori1. Masyarakat Hukum Adat adalah sekelompok orang yang secara turun-
temurun bermukim di wilayah geografis tertentu di Negara Kesatuan Republik Indonesia karena adanya ikatan pada asal usul leluhur, hubungan yang kuat dengan tanah, wilayah, sumber daya alam, memiliki pranata pemerintahan adat, dan tatanan hukum adat di wilayah adatnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Masyarakat Lokal adalah kelompok Masyarakat yang menjalankan tata kehidupan sehari-hari berdasarkan kebiasaan yang sudah diterima sebagai nilai-nilai yang berlaku umum, tetapi tidak sepenuhnya bergantung pada Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil tertentu.
3. Masyarakat Tradisional adalah Masyarakat perikanan tradisional yang masih diakui hak tradisionalnya dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan atau kegiatan lainnya yang sah di daerah tertentu yang berada dalam perairan kepulauan sesuai dengan kaidah hukum laut internasional.
4. Nelayan tradisional adalah nelayan yang menggunakan kapal tanpa mesin, dilakukan secara turun temurun, memiliki daerah penangkapan ikan yang tetap, dan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
nelayan dan masyarakat pedesaan pesisir yang perlu perlindungan khusus adalah :1. Nelayan Penggarap; 2. Penggarap Tambak;3. Petani ikan atau Pembudidaya Ikan Kecil;4. Nelayan Kecil;5. Nelayan Tradisional; 6. Masyarakat Adat;7. Masyarakat Lokal; dan8. Masyarakat Tradisional
Hak yang dilindungiPenghormatan Hak Masyarakat
Pedesaan Pesisir dan Kebebasan Nelayan Kecil serta Pembudidaya Ikan Kecil
Pemberdayaan Nelayan dan Masyarakat Pedesaan Pesisir
Affirmative Action untuk Nelayan dan Masyarakat Pedesaan Pesisir
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Pendapat MKhak akses untuk melintas, hak atas
lingkungan yang sehat dan lain-lain termasuk hak masyarakat adat dan hak-hak tradisional yang bersifat turun temurun atas perairan pesisir yang tidak bisa diganti dengan konsep ganti rugi.
Pembahasan RUUMenginventarisir hak-hak yang dilindungi
oleh undang-undang dan putusan MKTidak mengulang kesalahan UU Perlindungan
dan Pemberdayaan Petani, khususnya dalam akses terhadap tanah negara dan penyeragaman kelembagaan petani
Pelajaran dari implementasi UU Perlintan Redistribusi tanah kepada petani belum dilaksanakan pemerintah. Sebaliknya,
justru terjadi alih fungsi lahan pertanian dan gagalnya desa menjadi pertahanan bagi lahan abadi pertanian pangan disebabkan kegagalan pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam menjalankan amanat Undang-Undang Penataan Ruang dan Undang-Undang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
Kewajiban pemerintah dan Pemda dalam penyediaan sarana produksi pertanian
masih menggunakan pola lama, yakni subsidi benih dan pupuk. Padahal anggaran yang digunakan adalah anggaran negara yang diperuntukan pembelian benih dan pupuk dari pabrik, bukan mensubsidi petani pemulia tanaman.
Ganti rugi gagal panen dan fasilitas pembiayaan dan pendanaan. Pertama, belum
tersedianya mekanisme ganti rugi akibat kejadian luar biasa. Kedua, belum adanya penugasan dari pemerintah dan Pemda kepada bank BUMN dan BUMD dalam rangka fasilitas asuransi pertanian dan membentuk unit khusus pertanian.