Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

68
HAK ASASI MANUSIA DI DUNIA INTERNASIONAL DAN NUSANTARA Makalah Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Lulus Mata Kuliah Pendidikan Kewarganeraan Oleh: Christopher Allen Woodrich NIM: 084114001 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

description

Makalah ini berusaha untuk menjelaskan hak asasi manusia secara jelas dengan menggunakan penjelasan umum dan studi kasus, baik di dunia internasional maupun di Indonesia. Makalah ini disampaikan di mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta pada tahun 2010. Mohon maaf apabila ada kesalahan bahasa, saya orang Kanada.

Transcript of Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

Page 1: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

HAK ASASI MANUSIADI DUNIA INTERNASIONAL DAN

NUSANTARA

MakalahDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lulus Mata Kuliah Pendidikan Kewarganeraan

Oleh:Christopher Allen Woodrich

NIM: 084114001

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIAJURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMAYOGYAKARTA

Page 2: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa makalah yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, ..........................................

Penulis

Christopher Allen Woodrich

ii

Page 3: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

KATA PENGANTAR

Atas bantuan mereka dalam penyelesaian makalah ini saya ingin ucapkan

terima kasih kepada orang-orang berikut:

Trifosa Sie Yulyani Retno Nugroho, atas dukungannya dalam semua tugas

akademik.

Pak Wahyudi, untuk menjadi pembimbing.

John Peters Humphrey, untuk menjadi pemimpin komite pembentuk

Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia dan mengharumkan

nama Kanada di dunia Hak Asasi Manusia

Makalah ini tidak sempurna dan apabila terjadi kekurangan saya mohon maaf

lebih dahulu. Terima kasih.

Yogyakarta, ………………….. 2010

Christopher Allen Woodrich

NIM: 084114001

DAFTAR SINGKATAN

iii

Page 4: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

Gitmo : Penjara Guantanamo Bay

HAM : Hak Asasi Manusia

Inpres 14/1967 : Instruksi Presiden Nomor 14 tahun 1967 tentang Agama

Kepercayaan, dan Adat Istiadat Tionghoa

Keppres 06/2000 : Keputusan Presiden Nomor 06 tahun 2000

PBB : Perserikatan Bangsa-Bangsa

PUHAM : Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia

TNI : Tentara Nasional Indonesia

UUD PA : Undang-Undang Dasar 1945 Pasca Amendmen

UU HAM : Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi

Manusia

DAFTAR ISI

iv

Page 5: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... iv

DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

BAB I: PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Tujuan dan Metode Analisis ........................................................... 1

C. Sistematika Penyajian ..................................................................... 1

BAB II: PENGERTIAN HAK ASASI MANUSIA ..................................... 3

A. Apakah Itu Hak Asasi Manusia? ..................................................... 3

B. Jenis-Jenis Hak Asasi Manusia ....................................................... 4

C. Sejarah Hak Asasi Manusia ............................................................. 6

BAB III: HAK ASASI MANUSIA DI DUNIA INTERNASIONAL ............ 8

A. Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia ...................... 8

B. Penerapan Hak Asasi Manusia di Luar Negeri ............................... 9

1) Pelanggaran: Penyensoran Google di Tiongkok ........................ 9

2) Pelanggaran: Penjara Guantanamo Bay ..................................... 10

3) Penegakan: Perlindungan Warga Yahudi di Denmark pada

Perang Dunia Kedua ................................................................... 12

4) Penegakan: Misi-Misi Peacekeeping Kanada ............................ 13

BAB IV: HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA .................................... 16

A. Undang-Undang Dasar 1945 Pasca Amendmen ............................. 16

B. Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia .

C. Penerapan Hak Asasi Manusia di Indonesia ................................... 17

1) Pelanggaran: Surat Bukti Kewarganegaraan Republik

Indonesia ..................................................................................... 18

2) Pelanggaran: Timor L’Este ........................................................ 21

v

Page 6: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

3) Penegakan: Penghapusan Peraturan Diskriminitif Oleh

Abdurahmman Wahid ................................................................ 23

4) Penegakan: Bantuan Manusiawi di Aceh Pasca-Tsunami .......... 25

BAB V: KESIMPULAN ............................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 29

LAMPIRAN: PERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA ............................................................................... 34...................................................................................................

vi

Page 7: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara sejarahwi, manusia sejak fajar kehidupannya di bumi ini telah

dianggap mempunyai hak-hak dasar. Dalam agama-agama Ibrahimik (Yahudi,

Nasrani dan Islam) ada yang disebut Sepuluh Perintah Allah, yang secara de facto

menjamin bahwa setiap manusia ada hak untuk menikmati kehidupan dan harta serta

perkawinan dan kekeluargaan tanpa gangguan dari pihak luar. Di masa kini, setiap

negara mempunyai undang-undang ataupun konstitusi yang menuangkan hak asasi

manusia (HAM).

Namun, perlindungan HAM tidak sempurna, bahkan sering tidak ada sama

sekali. Oleh karena itu, setiap manusia di bumi ini seyogyanya memahami HAM dan

mampu memperjuangkannya.

B. Tujuan dan Metode Penelitian

Penelitian dimaksud untuk mengemukakan dasar-dasar HAM, baik secara

universal maupun secara nasional. Untuk mencapai tujuan itu akan digunakan metode

penelitian pustaka, baik dari buku maupun internet.

C. Sistematika Penyajian

Makalah ini dibagi menjadi lima bab dan delapan subbab. Bab satu adalah bab

pendahuluan, yang berfungsi sebagai pengantar. Bab ini dibagi menjadi tiga subbab

dan menjelaskan latar belakang masalah, tujuan dan metode penelitian, dan sistem

penyajian.

Bab dua berfungsi sebagai informasi latar belakang yang menjelaskan apa itu

HAM. Terdapat dalam adalah penjelasan umum tentang HAM, serta berbagai sumber

nilai-nilai HAM.

Bab tiga adalah pengertian tentang HAM di luar Indonesia. Bab ini dibagi

menjadi dua subbab; subbab satu menjelaskan Pernyataan Umum tentang Hak-Hak

vii

Page 8: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

Asasi Manusia (PUHAM) dan subbab dua menjelaskan penerapan HAM di luar

Indonesia.

Bab empat adalah pengertian HAM di Indonesia. Bab ini dibagi dalam tiga

subbab, dengan subbab satu menjelaskan Undang-Undang Dasar 1945 setelah

amendmen-amendmen pada awal periode Reformasi (UUD PA), subbab dua

menjelaskan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

(UU HAM), dan subbab tiga menjelaskan penerapan HAM di Indonesia.

Bab terakhir adalah bab lima. Bab ini merupakan kesimpulan dari makalah.

viii

Page 9: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

BAB II: PENGERTIAN HAK ASASI MANUSIA

A. Apakah Itu Hak Asasi Manusia?

Pengertian umum HAM berdasarkan arti setiap katanya. Kata ‘hak’ diartikan

“kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang,

aturan, dan sebagainya).” Kata ‘asasi’ diartikan “bersifat dasar atau pokok.” Kata

‘manusia’ diartikan “makhluk yang berakal budi.” Jadi, ‘hak asasi manusia’ adalah

“kekuasaan dasar manusia (makhluk yang berakal budi) untuk berbuat sesuatu, yang

ditentukan secara yuridis.”1

Secara yuridis, HAM mempunyai arti khusus. Menurut Pasal 1, Ayat 1 UU

HAM, HAM adalah:

... seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha-Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara hukum, pemerintahan, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.”2

Dilihat dari ideologinya, HAM dapat dikatakan suatu ideologi Barat. Menurut

pemikir Timur, hak asasi manusia berdasarkan individualisme, suatu pandangan

khusus Barat. Namun, HAM juga dipegang oleh budaya-budaya Timur. Alasannya

seperti yang dikatakan oleh Menteri Luar Negeri Ali Alatas pada pidatonya di

Konferens HAM di Vienna pada tanggal 14 Juni 1993:

“walaupun HAM memang sesuatu yang dibuat oleh orang Eropa, HAM telah menginspirasi revolusi anti-kolonial di banyak negara, maka tidak bisa dianggap asing oleh negara-negara itu.” 3

Oleh karena HAM ini dipandang sebagai suatu ideologi Barat, sampai

sekarang ada pihak yang menentang HAM sebagai suatu gerakan yang tidak cocok

1 Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Balai Pustaka: Jakarta. Halaman 96, 502 dan 917.

2 Visimedia. 2007. Undang-Undang HAM: Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. Dilengkapi: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Tata Cara Perlindungan Terhadap Korban dan Saksi dalam Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Berat. Visimedia: Jakarta. Hal. 3 – 4

3 Brems, Eva. 2001. Human Rights: Universality and Diversity. Den Haag: Martinus Nijhoff Publishers. Hal. 63

ix

Page 10: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

dengan budaya tertentu. Misalnya, pada suatu pertemuan di PBB pada tahun 1982

perwakilan Iran, Said Raje-Khorassani, menyatakan bahwa PUHAM berdasarkan

pada tafsiran sekular tradisi Yahudi-Nasrani; akibatnya, PUHAM tidak dapat

diterapkan dalam negara Islam tanpa melanggar hukum syariah.4

Bagaimanapun ideologinya, kini HAM telah menjadi suatu standar

perikemanusiaan. Dengan demikian, setiap manusia seyogyanya memahaminya.

B. Jenis-Jenis Hak Asasi Manusia

Menurut UU HAM ada lebih dari lima puluh HAM yang dapat dilindungi.

Secara garis besar, HAM ini dikelompokkan dalam sepuluh kelompok: hak untuk

hidup, hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan, hak mengembangkan diri, hak

memperoleh keadilan, hak kebebasan pribadi, hak atas rasa aman, hak atas

kesejahteraan, hak turut serta dalam pemerintahan, hak wanita, dan hak anak. Selain

hak wanita dan hak anak, diterapkan tanpa memandang jenis kelamin, suku, ataupun

usia. 5

Tergantung pandangan penentunya, ada HAM yang mempunyai kedudukan

yang lebih mutlak daripada yang lain. Contohnya, dalam Pasal 28I, Ayat 1 Undang-

Undang Dasar 1945 dinyatakan bahwa:

Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.

Sementara, HAM lain seperti hak untuk memperoleh informasi atau hak untuk

mempunyai hak milik dapat dikurangi; akibatnya, di Indonesia hak-hak asasi ini tidak

semutlak hak yang disebut pada Pasal 28I, Ayat 1 di atas.6

4 Littman, David. 1999. "Universal Human Rights and 'Human Rights in Islam'". Midstream Magazine Vol. 2 (no.2). Hal. 2–7

5 Visimedia. Op. Cit. Hal. 6 – 31.6 Undang-Undang Dasar 1945

x

Page 11: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

Menurut kami, hak-hak dalam UU HAM yang harus didalami dalam

pembahasan ini adalah hak untuk hidup (Pasal 9), hak untuk memeluk agama (Pasal

22), hak untuk berekspresi (Pasal 25), dan larangan diskriminasi (di antara lain Pasal

17 dan Pasal 26, Ayat 2). Hak untuk hidup adalah hak untuk hidup, mempertahankan

hidup, serta meningkatkan taraf kehidupan dalam damai. Hak ini dimiliki oleh setiap

orang; akibatnya, kewarganegaraan tidak mempengaruhi hak ini.7

Hak untuk memeluk agama adalah hak untuk memegang agama dan

bersembayang sesuai dengan agama tersebut tanpa gangguan dari pihak luar. Pada

Pasal 22, Ayat 2 ditentukan bahwa negara berkewajiban untuk menjamin kebebasan

setiap orang dalam keagamaan. Oleh karena agama serta Ketuhanan yang Maha-Esa

merupakan unsur intrinsik bangsa Indonesia, hak ini sangat penting dan tidak dapat

dikurangi.8

Hak untuk berekspresi adalah hak untuk menyampaikan pendapat di umum

secara bebas tanpa ketakutan akan ditahan pemerintah. Hak ini dapat dibatasi dengan

undang-undang.9 Contohnya, mengeluarkan pendapat dalam koran bahwa presiden

tidak menjalani tugas dengan baik dilindungi, tetapi mengeluarkan rahasia negara

dapat dituduh dengan undang-undang.

Ada pula hak untuk bebas dari diskriminasi, yang tidak dinyatakan secara

terang tetapi dapat ditafsirkan dari berbagai pasal. Walau pernyataan di atas

tampaknya mudah dimengerti, harus dipahami benar definisi diskriminasi dalam UU

HAM. Menurut Pasal 1, Ayat 3 UU HAM, diskriminasi adalah

“... setiap pembatasan, pelecahan, atau pengucilan yang langsung ataupun tak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik, yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan, atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam

7 Visimedia. Op. Cit. Hal. 6 – 16.8 Ibid. Hal. 7 – 14.9 Ibid. Hal. 15.

xi

Page 12: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

kehidupan, baik individu maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, dan aspek kehidupan lainnya.”10

C. Sejarah Hak Asasi Manusia

Dilihat dari sejarahnya, semenjak awal sejarah pernah ada pernyataan bahwa

manusia mempunyai hak-hak dasar: Aristotle menulis tentang to dikaion, atau hak

dasar, yang merupakan hak untuk memiliki harta dan berperan aktif dalam

pemerintahan. Akan tetapi, pandangan ini tidak sama dengan HAM yang dikenal kini;

to dikaion masih mengizinkan perbudakan, di antara lain.11

Dari segi agama juga ada perlindungan HAM pada zaman kuno. Misalnya,

dalam Al-Kitab ada Sepuluh Perintah Allah yang tertuang dalam Kesepuluh Firman,

sebagai berikut:

“Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun … [dan] jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya.Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan…Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat…Hormatilah ayah dan ibumu…Jangan membunuh.Jangan berzinah.Jangan mencuri.Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesama.Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini istrinya, atau hambanya laki-laki, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu”12

Dilihat dari pandangan HAM, Sepuluh Perintah Allah di atas menyatakan

bahwa setiap manusia ada hak untuk hidup, menikmati hidup kekeluargaan,

menikmati dan menggunakan harta, dan mempunyai nama baik.

10 Ibid. Hal. 411 Freeman, Michael. 2002. Human Rights: An Interdisciplinary Approach. Oxford: Wiley

Blackwell. Hal. 15 – 17.12 Al-Kitab Deuterokanonika, Keluaran 20:1-20:17.

xii

Page 13: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

Dengan pembentukan negara dan munculnya demokrasi, HAM dinyatakan

perlu dituangkan dalam undang-undang. Misalnya, ada the Bill of Rights, kesepuluh

amendmen konstitusi Amerika Serikat pertama yang dituangkan pada tanggal 15

Desember, 1791. Bill of Rights ini menuangkan berbagai hak, di antara lain hak untuk

memiliki senjata, hak untuk mempunyai dan menikmati benda, hak untuk dihukum

secara adil, dan hak untuk bebas dari siksaan;13 ini merupakan penuangan HAM

pertama di dunia.

Namun, perlindungan HAM dalam konstitusi negara masing-masing tidak

menjadi umum sampai pasca-Perang Dunia Kedua. Melihat kejahatan Jerman Nazi

dalam peperangan dan dalam hukum dalam negeri, negara-negara pembentuk

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyetujui untuk melindungi hak perorangan.

Oleh karena PBB tidak merupakan suatu pemerintahan dan tidak diberi kewenangan

untuk mengatur anggota-anggotanya, perlindungan tersebut dibentuk dalam suatu

pernyataan, yaitu PUHAM.

Semenjak PUHAM dijadikan nyata, banyak negara, di antara lain Indonesia

dan Kanada, telah menuangkan HAM dalam konstitusi mereka. Ada pula negara,

bagian negara atau propinsi, misalnya Indonesia dan Ontario (Kanada), yang

mempunyai perundang-undangan yang melindungi HAM.

BAB III: HAK ASASI MANUSIA DI DUNIA INTERNASIONAL

13 The Constitution of the United States of America. 1787

xiii

Page 14: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

A. Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia

PUHAM adalah pernyataan yang bersifat anjuran yang terdiri dari tiga puluh

pasal. Disusun oleh the Commission on Human Rights (Komisi Hak Asasi Manusia)

dengan Peter John Humphreys (Kanada) sebagai ketua dan anggota-anggota Eleanor

Roosevelt (Amerika Serikat), René Cassin (Perancis), J. C. Chang (Tiongkok) di

antara lain,14 PUHAM diratifikasi pada tanggal 10 Desember 1948 di Istana Chaillot

di Paris, Perancis.15 Ratifikasi PUHAM disetujui oleh 48 negara, dengan delapan

negara yang tidak bersuara dan tanpa negara yang menolak.16

Lima HAM pokok yang dituangkan dalam PUHAM adalah:

1. Hak untuk keselamatan, kebebasan dan keamanan

2. Hak untuk mendapat pendidikan

3. Hak untuk hidup bebas dari penyiksaan atau keadaan yang kejam atau tidak

manusiawi

4. Hak untuk mengikuti semua acara dan arisan kebudayaan

5. Hak untuk memiliki kebebasan pikiran, hati nurani, dan agama17

Selain lima HAM itu, dituangkan pula hak untuk dianggap tidak bersalah

sehingga terbukti bersalah (presumed innocent until proven guilty) dalam pengadilan

pidana,18 hak untuk bebas memilih tempat tinggal,19 hak untuk berkewarganegaraan,20

dan hak untuk bebas dari diskriminasi.21

14 Morsink, Johannes. 1999. The Universal Declaration of Human Rights: Origins, Drafting & Intent Philadelphia: University of Pennsylvania Press, 1999. Hal. 4

15 Kontribusiwan Wikipedia. 2010.” Universal Declaration of Human Rights. http://en.wikipedia.org/wiki/Universal_Declaration_of_Human_Rights. Didownload Februari 2010.

16 United Nationas Association in Canada / Association canadienne pour les Nations Unies. Tanpa Tahun. “Questions and answers about the Universal Declaration of Human Rights.” http:www.unac.org/rights/questions.html. Download Februari 2010

17 Ibid.18 Perserikatan Bangsa-Bangsa. 1948. Universal Declaration of Human Rights. Pasal 1119 Ibid. Pasal 1320 Ibid. Pasal 1521 Ibid. Pasal 2

xiv

Page 15: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

Secara yuridis PUHAM sudah diakui sebagai salah satu dasar hukum

Indonesia. Menurut UU HAM:

“Menimbang... d. bahwa bangsa Indonesia sebagai anggota Perserikatan Bangsa-

Bangsa mengemban tanggung jawab moral dan hukum untuk menjunjung tinggi dan melaksanakan Deklarasi Universitas tentang Hak Asasi Manusia (Pen: PUHAM) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta berbagai instrument yang telah diterima oleh negara Republik Indonesia.”22

B. Penerapan Hak Asasi Manusia di Luar Negeri

1) Pelanggaran: Penyensoran Google di Tiongkok

Pada tahun 2000, web site www.google.com menambah bahasa Mandarin ke

bahasa yang dapat dipakai. Dari 2002 sampai 2005, www.google.com mengalami

penyensoran yang berupa pemblokiran dan gangguan koneksi.23 Saat diteliti,

terbuktilah bahwa pencarian untuk istilah seperti Tianmen, hak asasi manusia, dan

kemerdekaan Taiwan disensor oleh pemerintah;24 akibat penyensoran itu, Google

mulai kehilangan profit.

Oleh karena web site asli Tiongkok, di antara lain Baida, mulai mengalahi

Google,25 pada tahun 2006 Google ambil keputusan untuk membuka versi khusus

Tiongkok pada alamat www.google.cn. Agar dapat sesuai dengan hukum Tiongkok,

Google menyensor hasil pencarian. Namun, Google juga memberi tahu penggunanya

bahwa hasil disensor;26 ini membuat pemerintah Tiongkok enggan.

Oleh karena pimpinan Google merasa bahwa hak untuk bebas berekspresi

sangat penting, server Gmail tidak ada yang dipasang di Tiongkok. Akibatnya, Gmail

tidak ada kewajiban untuk menyesuaikan diri dengan hukum Tiongkok. Dengan 22 Visimedia. Op. Cit. Hal. 1 – 2.23 Brenkert, George G. 2007. “Google, China, and Moral Compromise.”

http://www.scu.edu/ethics/practicing/focusareas/business/conference/2007/presentations/georgegoogle.pdf. Didownload Februari 2010.

24 Eaton, Kit. 2010. “Did Google Just Worsen China’s Human Rights Situation?” http://www.fastcompany.com/blog/kit-eaton/technomix/google-china-censorship-huma-rights. Didownload Februari 2010

25 Brenkert, George G. Op. Cit.26 Eaton, Kit. Op. Cit.

xv

Page 16: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

demikian, e-mail yang dikirim bebas dari penyensoran dan sering digunakan oleh

pejuang-pejuang HAM di Tiongkok untuk mendiskusikan perjuangan mereka.27

Namun, ini menyebabkan masalah. Pada pertengahan Desember, 2009, dua

Gmail account milik pejuang HAM Tionghoa di-hack. Setelah penyelidikan ternyata

hack itu berasal dari Tiongkok dan ada sekitar dua belas pejuang HAM untuk

Tiongkok di Barat yang sering diakses.28

Sebagai akibat dari hack itu, Google mengambil langkah untuk membuka

www.google.cn sebagai alat pencarian bebas penyensoran tetapi masih sesuai dengan

hukum Tiongkok. Apabila ternyata tidak diizinkan, Google akan menutup

www.google.cn dan kemungkinan besar kantor-kantornya di sana.29

Perbuatan Tiongkok merupakan pelanggaran hak untuk berekspresi, hak untuk

mendapatkan informasi dan untuk berpendapat. Oleh karena ada penyensoran, warga

tidak dapat informasi yang cukup untuk berpikir secara mendalam mengenai keadaan

dunia ini. Tanpa pengertian itu, mereka tidak dapat mempunyai pendapat yang berarti

dan tanpa pendapat tidak ada apa-apa yang patut diekspresikan.

2) Pelanggaran: Penjara Guantanamo Bay

Guantanamo Bay adalah sebuah pangkalan angkatan laut Amerika Serikat

yang letak di Guantánamo, Kuba. Sebagian dari pangkalan angkatan laut tersebut

adalah penjara (sering disebut Gitmo), yang sejak tahun 2001 digunakan untuk

tahanan dalam perang lawan teroris,30 asal memenuhi syarat:

1. Berkewarganegaraan asing

2. Telah mendapat latihan dari Al-Qaeda, atau

3. Memimpin tiga ratus lebih orang31

27 Ibid. 28 Drummond, David. 2010. “A New Approach to China.”

http://googleblog.blogspot.com/2010/01/new-approach-to-china.html. Download Februari 2010.29 Ibid.30 Global Security.org. 2010. “Guantanamo Bay [GTMO] “Gitmo””.

http://www.globalsecurity.org/military/facility/guantanamo-bay.htm. Didownload Februari 2010.31 Global Security.org. 2009. “Guantanamo Bay – Camp Delta.”

http://www.globalsecurity.org/wiki/military/facility/guantanamo-bay.htm. Didownload Februari

xvi

Page 17: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

Selama periode ini Gitmo ada dua tahap bangunan: Camp X-Ray, dan Camp

Delta. Camp X-Ray adalah tempat tahanan pertama yang digunakan dari tahun 2001

sampai tahun 2002 ketika Camp Delta selesai dibangun. Camp Delta terdiri atas

berbagai camp lebih kecil; Camp 1, Camp 2, Camp 3, Camp 4, Camp 5, Camp 6,

Camp Echo, Camp Platinum, dan Camp No. Setiap camp mempunyai tingkat

keamanan yang berbeda.32

Selama itu, pernah ada laporan di berita bahwa hak-hak tahanan itu dilanggar

oleh penjaga. Oleh karena tahanan disebut unlawful enemy combatants dan bukan

prisoners of war, Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka tidak dilindungi dalam

Perjanjian Geneva. Dengan demikian, tahanan dapat ditahan tanpa didakwa atau

mendapatkan pengadilan.33

Pada awal Gitmo buka sampai pada tahun 2005 ada laporan bahwa penjaga

telah merusak Al-Quran dengan berbagai cara, di antara lain menyobek, mencoret-

coret, menendang, dan memasuki ke toilet.34 Dalam penelitian yang dilaksanakan

oleh komandan landasan Jay Hood, dikemukakan bahwa ada lima kasus perusakan

Al-Quran yang terbukti, termasuk satu kasus tendangan pada Februari 2002 dan satu

kasus penginjakan pada 25 Juli 2003.35

Pada tahun 2005 muncullah tuduhan dalam pers bahwa saat interrogation

tentara wanita berpakaian tank top dan menunjukkan pakaian dalam agar tahanan

tidak sanggup dan menjawab semua pertanyaan. Ada pula tuduhan bahwa tahanan

disentuh dan didekati oleh wanita, disentuh oleh payudara, dan dilempari tinta merah

yang dikatakan darah menstrual.36

2010.32 Ibid.33 Kontribusiwan Wikipedia. 2010. “Guantanamo Bay detention camp.”

http://www.en.wikipedia.org/wiki/Guantanamo_Bay_detention_camp. Didownload Februari 2010.34 Mintz, John. 2005. “Pentagon Probes Detainee Reports of Koran Dumping.”

http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2005/05/13/AR2005051301377.html. Didownload Februari 2005.

35 Hood, Jay. 2005. “Koran Inquiry: Description of the Incidents.” http://www.voanews.com/mediaassets/english/2005_06/Other/pdf/PR050603a.pdf. Didownload Februari 2010.

36 Associated Press. 2005. “Sex used to break Muslim prisoners, book says.” http://www.msnbc.msn.com/id/6876549. Didownload Februari 2010.

xvii

Page 18: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

Pada tahun 2006 dilaporkan bahwa tiga tahanan ditemukan meninggal,

tampaknya dari menggantung diri. Menurut laporan yang diterbitkan dalam majalah

Harper pada tahun 2010, ketiga tahanan itu dibunuh setelah disiksa; ini didukung

dengan laporan beberapa mantan penjaga.37 Namun, pemerintah Amerika Serikat

mengatakan bahwa fakta yang dilaporkan oleh Harper’s hanyalah cerita buatan.

Perbuatan militer Amerika Serikat di Gitmo melanggar beberapa HAM dasar,

di antara lain hak untuk tidak ditahan sembarangan, hak untuk bebas beragama, dan

hak untuk hidup. Dengan mengeksploitasi agama Islam tahanan untuk keperluan

pemerintah, Amerika Serikat telah mengasingkan sebagian besar negara Islam dan

namanya sudah tidak harum lagi.

3) Penegakan: Perlindungan Warga Yahudi di Denmark pada Perang Dunia

Kedua

Pada Perang Dunia Kedua terjadilah suatu hal yang luar biasa. Pada tanggal 9

April, 1940, Denmark diduduki oleh Jerman. Demi keselamatan warga, pemerintah

Denmark menyerah secara langsung dan akibatnya diizinkan mempunyai kedaulatan

terbatas. Dengan demikian, semua warga negara Denmark, bahkan yang diburu Nazi

seperti orang Yahudi, bisa dilindungi oleh pemerintah.

Namun, setelah diketahui bahwa Jerman mulai kalah perang dengan Sekutu,

pejuang resistance di Denmark menjadi semakin aktif dan warga umum menolak

pendudukan Jerman. Akibatnya, pemerintah Nazi di bawah Adolf Hitler mengambil

keputusan untuk menangkap warga-warga Yahudi di Denmark, sama seperti di

negara dudukan lain. Demi itu, perintah itu diberitahukan kepada anggota-anggota

pendudukan Jerman, termasuk duta Georg Ferdinand Duckwitz.

Duckwitz tidak sanggup kalau Yahudi Denmark ditangkap, dipenjarakan dan

dibunuh, maka beliau mendapatkan persetujuan dari Swedia untuk perlindungan

pengungsi dan, pada tanggal 28 September, 1943, secara diam-diam memberi tahu

37 Horton, Scott. 2010. “The Guantánamo “Suicides”: A Camp Delta sergeant blows the whistle.” http://www.harpers.org/archive/2010/01/hbc-90006368. Didownload Februari 2010.

xviii

Page 19: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

warga dan resistance rencana pemerintahnya, yang akan dijalani pada tanggal 1

Oktober.

Warga-warga tidak mau menerima keputusan pemerintah Jerman, maka

bekerja sama untuk mengungsi orang-orang Yahudi ke luar Denmark, terutama

Swedia. Oleh karena kerja sama warga, hanya 481 dari sekitar 7.500 warga Yahudi di

Denmark ditangkap oleh pemerintah Nazi, dan hanya 51 meninggal dalam tahanan.38

Perlindungan orang Yahudi oleh warga Denmark merupakan satu-satunya

kasus dalam Perang Dunia Kedua di mana seluruh warga dalam satu negara

bergabung untuk melindungi sebuah minoritas. Dalam penyelematan orang Yahudi,

orang Denmark telah melindungi hak untuk kehidupan dan kesejahteraan orang

Yahudi.

4) Penegakan: Misi-Misi Peacekeeping Kanada

Sejak dasawarsa 50-an sebagian besar aktivitas militer Kanada merupakan

peacekeeping, atau menjaga damai. Menurut PBB, peacekeeping adalah “alat unik

dan dinamik yang diciptakan oleh PBB sebagai cara untuk membantu negara yang di

tengah perang menciptakan kondisi untuk damai abadi.”39 Diciptakan oleh Menteri

Luar Negeri Kanada Lester B. Pearson pada tahun 1957 untuk menjaga dan

menegakkan perjanjian damai di antara Mesir dan Inggris, kini peacekeeping sudah

dilaksanakan dalam puluhan kasus.

Dalam peacekeeping ini peranan Kanada tidaklah kecil. Pada perang Suez

(seperti yang dikemukakan di atas), Kanada telah menciptakan peacekeeping dan

pada awalnya mempunyai rencana agar sebagian besar peacekeeper yang

ditempatkan di Mesir datang dari Kanada. Namun, presiden Mesir Nasser menolak

bantuan mayor dari negara yang berkaitan dengan Inggris, maka rol Kanada diganti

menjadi spesialis komunikasi dan logistik. Dengan demikian, peacekeeper dari

38 Goldberger, Leo. 1987. The Rescue of the Danish Jews: Moral Courage Under Stress. New York University Press.

39 United Nations. 2010. “United Nations Peacekeeping.” http://www.un.org/en/peacekeeping/. Didownload Februari 2010.

xix

Page 20: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

negara lain mampu bergerak, berkomunikasi, dan mendapatkan keperluan seperti

makanan.40

Pada tahun 1963, peacekeeper PBB, termasuk Kanada, dikirim ke Cyprus,

sebuah pulau kecil di laut Tengah karena Turki dan Yunani sama-sama menganggap

pula tersebut milik mereka. Ketika terjadi kudetat dipimpin opsir tentara Yunani pada

tahun 1974, Turki ikut menduduki Cyprus “demi melindungi warga[nya].” Namun,

Turki berusaha untuk menduduki bendara pula yang sudah dinyatakan tempat

lindungan PBB. Itu tidak diterima oleh PBB, dan Turki diberi tahu bahwa apabila

Angkatan Udara Kanada, yang pada saat itu berada di bendara, diserang, mereka akan

membela diri. Turki berhenti serangannya dan sampai sekarang kedua pihak ada di

Cyprus dalam keadaan peaceful watchfulness.41

Peacekeeper Kanada juga berperan dalam penyelesaian perang saudara di

Yugoslavia di antara suku Serb, Croat, dan Kosovar. Selama perang saudara itu,

terjadi banyak kasus pembunuhan warga oleh militer suku masing-masing.

Peacekeeper PBB dikirim untuk melindungi bantuan sosial dan warga dalam daerah

aman. Namun, mereka diserang pula. Keadaan peacekeeper ini sangat bahaya

sehingga akhirnya perang saudara itu selesai pada tahun 1995 dan setiap suku

membentuk negara sendiri.42

Perlindungan warga dan penyelesaian konflik ini tidak mudah; sejak perang

Suez sebanyak seratus peacekeeper Kanada telah meninggal dalam menjalankan

tugas mereka.43 Namun, pengorbanan mereka melindungi hak warga negara lain

untuk kesejahteraan, hidup dan keamanan.

40 The Loyal Edmonton Regiment Museum. 2001. “Military History: 1945 to Present: Peacekeeping: Suez Crisis.” http://www.lermuseum.org/ler/mh/1945topresent/suezcrisis.html. Didownload Februari 2010.41 The Loyal Edmonton Regiment Museum. 2001. “Military History: 1945 to Present: Peacekeeping: Cyprus.” http://www.lermuseum.org/ler/mh/1945topresent/cyprus.html. Didownload Februari 2010.42 The Loyal Edmonton Regiment Museum. 2001. “Military History: 1945 to Present: Peacekeeping: Yugoslavia. ” http://www.lermuseum.org/ler/mh/1945topresent/yugoslavia.html. Didownload Februari 2010.43 The Loyal Edmonton Regiment Museum. 2001. “Military History: 1945 to Present: Peacekeeping: Risks. ” http://www.lermuseum.org/ler/mh/1945topresent/risks.html. Didownload Februari 2010.

xx

Page 21: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

BAB IV: HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

A. Undang-Undang Dasar 1945 Pasca-Amendmen

Setelah pelanggaran HAM berat yang terjadi pada masa Orde Baru (salah

satu, Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia, akan didalami pada Subbab

C), perjanjian Indonesia untuk menerapkan PUHAM terasa kurang. Walaupun HAM

xxi

Page 22: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

sudah diatur, tingkatnya tidak tinggi: HAM hanya dilindungi secara yuridis dengan

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor

XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia. Akibatnya, perlindungan HAM dapat

dicabut dengan hukum baru.

Oleh karena itu, terasa keperluan untuk menuangkan HAM dalam Undang-

Undang Dasar 1945 secara detail. Sebelumnya sudah ada beberapa pasal, di antara

lain Pasal 34 yang berbunyi “Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara

oleh Negara,” HAM pada umumnya tidak mendapatkan perlindungan.

Dengan demikian, pada tanggal 18 Agustus 2000 ditambah satu bab yang

khusus mengenai HAM. Bab tersebut, Bab XA, terdiri atas sepuluh pasal yang

mengatur:

Table : HAM dalam UUD PA

Pasal Ayat HAM yang Dituangkan28A - Hak untuk hidup

28B1 Hak untuk berkeluarga dan menikah 2 Hak untuk kehidupan anak

28C1 Hak untuk mengembangkan diri2 Hak untuk memperjuangkan hak sendiri

28D

1 Hak untuk kepastian dan keadilan hukum 2 Hak untuk bekerja dan terima imbalan3 Hak warga negara untuk keadilan dalam pemerintahan4 Hak untuk berkewarganegaraan

28E

1 Hak untuk bebas beragama2 Hak untuk memiliki keyakinan

3Hak untuk memasuki atau membentuk serikat serta mengeluarkan pendapat

28F - Hak untuk mengirim dan menerima informasi

28G1 Hak untuk perlindungan / keamanan keluarga dan pribadi

2 Hak untuk bebas dari siksaan

28H

1 Hak untuk kesejahteraan dan bertempat tinggal2 Hak untuk mendapatkan kemudahan demi keadilan3 Hak untuk jaminan sosial4 Hak untuk mempunyai hak milik

28I 1 Penentuan HAM yang tidak dapat dikurangi 2 Hak untuk bebas dari diskriminasi3 Hak masyarakat tradisional dan hak untuk berbudaya4 Penentuan perlindungan HAM sebagai tanggung jawab

xxii

Page 23: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

pemerintah5 Penjaminan HAM akan diatur dalam perundang-undangan

28J1 Setiap orang wajib menghargai HAM orang lain2 Kewajiban orang untuk menaati undang-undang44

Oleh karena perlindungan HAM sekarang tertuang dalam Undang-Undang

Dasar, itu tidak bisa dihapus dengan sewenang-wenang. Dengan demikian, warga

Indonesia tidak perlu mengkhawatirkan pengulangan keterbatasan seperti pada Orde

Baru.

B. Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Sebelum amendmen konstitusi pada tahun 2000 sudah ada suatu undang-

undang yang diundangkan untuk mengatur HAM, sebagaimana telah diwajibkan

dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan Republik Indonesia Nomor

XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia.45 Undang-undang ini, yaitu UU HAM.

Diundangkan pada tanggal 23 September 1999,46 UU HAM berfungsi untuk:

Mendefinisikan HAM dan hal-hal yang terkait (Bab I)

Menjelaskan HAM yang diakui di Indonesia (Bab II dan Bab III; didalami

pada bab dua di atas)

Menjelaskan kewajiban dasar manusia (Bab IV)

Menentukan perlindungan HAM sebagai tanggung jawab pemerintah (Bab V)

Menentukan cara untuk membatasi HAM secara sah (Bab VI)

Mengubah dan menjelaskan tugas Komisi Nasional HAM (Bab VII), dan

Mengajak masyarakat berperan dalam perlindungan HAM (Bab VIII)

Mewajibkan pembentukan pengadilan HAM47

UU HAM ini, serta Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang

Pengadilan Hak Asasi Manusia dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

2 Tahun 2002 tentang Tata Cara Perlindungan Terhadap Korban dan Saksi dalam

44 Diringkas dari Undang-Undang Dasar 1945 Bab XA pasal 28A sampai dengan 28J45 Visimedia. Op. Cit. Hal. 2 – 3.46 Ibid. Hal. 53.47 Ibid. Hal. 3 – 51.

xxiii

Page 24: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Berat merupakan dasar perundang-undangan

HAM di Nusantara. Seperti yang sudah dikemukakan, beberapa HAM yang

dilindungi dalam UU HAM juga dituangkan dalam UUD PA.

C. Penerapan Hak Asasi Manusia di Indonesia

1) Pelanggaran: Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia

Sejarah HAM di Indonesia gelap gulita. Ada berbagai kasus ketika HAM

dinomorduakan, bahkan dilupakan sama sekali, di antara lain kasus Waduk Kedung

Ombo dan pembatasan agama dengan kewajiban menunjukkan agama pada KTP.

Namun, di sini hanya akan dibahas dua kasus yang sangat besar dan berdampak

sampai sekarang: Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI) pada

subbab ini dan peristiwa pasca-referendum Timor L’Este (Timor Timur) pada subbab

dua.

SBKRI adalah sebuah surat identitas khusus untuk orang asing, yang menjadi

WNI, baik WNI Keturunan maupun WNI Oleh Naturalisasi. Pengadaan SBKRI

disahkan dengan Keputusan Menteri Kehakiman No. 3/4/12 Tahun 1978, sesuai

dengan UU Kewarganegaraan No.62/1958. Pada masa SBKRI berlaku sebagai

sebuah surat identitas SBKRI diperlukan oleh WNI keturunan di atas surat identitas

biasa seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK); sedangkan,

orang pribumi hanya perlu KTP dan KK untuk urusan mereka dengan pemerintah.48

Adanya SBKRI mempersulit kehidupan WNI keturunan, di antara lain orang

Tionghoa. Salah satu dampak dari SBKRI ialah, secara esensi, SBKRI menempatkan

WNI Keturunan sebagai WNI yang “masih dipertanyakan,” demikian loyalitasnya

tidak dipercaya; ini ironis mengingat bahwa banyak orang keturunan pernah berjuang

demi kemerdekaan.

Apalagi, walaupun RI ada kewajiban moral menurut UU Kewarganegaraan RI

untuk menganugerahi orang stateless sebagai WNI, ini jarang sekali dilakukan. Oleh

48 Prasetyadji dan Wahyu Effendi (Tjoa Jiu Tie). 2008. Tionghoa dalam Cengkeraman SBKRI. Jakarta: TransMedia. Hal. 7 – 42

xxiv

Page 25: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

karena itu, penduduk keturunan Indonesia yang stateless tidak dapat memiliki

SBKRI, dan oleh karena itu tidak bisa mendapatkan Akta Kelahiran, Paspor, atau

dokumen-dokumen lain. Akibatnya, mereka tidak ada identitas sama sekali dan

menurut hukum tidak exist.49

Keperluan diskriminatif ini hanya ditegaskan, didukung dan dijelaskan

(seperti dalam Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.01-IZ.03.10 tahun 1995)50

untuk hampir 20 tahun, ketika Presiden Suharto mengeluarkan Keputusan Presiden

No. 56 Tahun 1996 yang menghapus keperluan untuk SBKRI; namun, karena tidak

ditegaskan perubahan itu gagal dalam tujuannya.51

Berikut adalah beberapa contoh. Dari segi yuridis, Petunjuk Pelaksanaan

Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-458.IZ.03.02 tahun 1997 dikeluarkan pada tahun

berikutnya. Petunjuk Pelaksanaan ini mewajibkan WNI keturunan mempunyai

SBKRI untuk permohonan paspor.52

Dari pegawai negeri sipil juga terdapat masalah. Petugas di berbagai kantor

pemerintahan se-Indonesia belum tentu mengakui bahwa SBKRI tidak diberlakukan

lagi. Misalnya, kasus “Roni,” yang telah coba mengurus Akta Perkawinan di Grogol,

DKI Jakarta:

“Saat mengikuti seorang warga keturunan Tionghoa mengurus akta perkawinan, [perlunya SBKRI] masih terlihat jelas.

Sebut saja Roni yang mengurus surat itu. Ketika masuk ke salah satu ruangan di lantai atas dan menemui salah satu petugas…, Roni tetap diminta melengkapi surat-surat bukti kewarganegaraan ibunya…

Padahal, Roni sudah menunjukkan KTP ibunya, kartu keluarga (KK) ibunya, akta lahir dirinya, akta lahir calon istrinya, KK calon istrinya, KTP calon istrinya, dan sejumlah surat penting lain. Namun, itu semua masih dinilai tidak cukup…”

49 Ibid. Hal. 36 – 60 50 Setiono, Benny G. 2008. Tionghoa dalam Pusaran Politik: Mengungkap Fakta Tersembunyi

Sejarah Orang Tionghoa di Indonesia. Edisi Pertama. Jakarta: TransMedia. Hal. 1098.51 Prasetyadji. Op. Cit. Hal. 7 – 42 52 Setiono. Op. Cit. Hal. 1098.

xxv

Page 26: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

Petugas catatan sipil tersebut meminta surat ganti nama orang tuanya, yang

dulu menggunakan nama Tionghoa. Roni tidak mempunyai surat ganti nama ibunya,

dan menyatakan bahwa itu keberatan untuk coba mencarinya karena ibunya sudah

lama tinggal di Kalimantan. Petugas catatan sipil tersebut menyatakan bahwa itu

keperluan untuk dapat surat nikah, kemudian:

“Roni akhirnya mengatakan kepada petugas tentang adanya UU Kewarganegaraan baru yang tidak lagi mensyaratkan surat bukti kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI) dan sejenisnya, cukup akta lahir. Namun, petugas itu malah mengkritik Roni. “Dengar dari mana itu? Yang ngomong itu Presiden RI atau Presiden RRC? Dengar itu harus jelas, gak bisa sembarangan. Belum ada itu,” gertak sang petugas. Roni merasa tak berdaya dan pergi.” 53

Hal sejenis pernah terjadi kepada ribuan orang keturunan, baik orang cilik

maupun orang yang terkenal, di antara lain Juara Dunia Bulutangkis 2001 dan

pemenang medali dalam bulutangkis pada Olimpiade 2000 Hendrawan.54

Untuk lebih menegaskan penghapusan kewajiban untuk memiliki SBKRI,

sepuluh tahun kemudian lahirlah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 pada bulan

Agustus 2006. Namun, undang-undang masih dapat hambatan dan kurang efektif.

Akibatnya, sampai sekarang SBKRI mungkin diminta.55

HAM yang dilanggar di sini adalah hak untuk mempunyai kedudukan sama di

depan hukum, bebas dari diskriminasi, sebagaimana telah tercantum dalam UU

HAM. Dengan adanya SBKRI ini maka warga keturunan tidak dapat kedudukan

hukum yang sama dalam hubungan mereka dengan pemerintah; akibatnya, tidak

dapat menikmati keuntungan menjadi warga negara Indonesia.

2) Pelanggaran: Timor L’Este

53 Dharmasaputra, Sutta. 2006. “UU Kewarganegaraan No. 12 Tahun 2006: Harapan yang Belum Menjadi Realitas.” Kompas. 22 Agustus.

54 Suhandita SE. Dr. Ir. Justian. 2009. WNI Keturunan Tionghoa dalam Stabilitas Ekonomi & Politik Indonesia. Trj./sad. PT Gramedia Pustaka Utama. Edisi Pertama. Jakarta: Gramedia. Hal. 238.

55 Prasetyadji. Op. Cit. Hal. 75 – 90.

xxvi

Page 27: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

Pada tahun tanggal 7 Desember 1975, setelah memproklamir kemerdekaan

pada tanggal 28 November 1975, Timor L’Este diduduki Indonesia dengan alasan

“bantuan (Indonesia) diminta oleh pemimpin Timor L’Este.”56 Dengan dukungan

finansial dan senjata dari Amerika Serikat,57 Indonesia menduduki Timor L’Este

dengan sekurang-kurangnya 30.000 prajurit dan mengintegrasikannya sebagai

propinsi Timor Timur.58

Selama pendudukan Timor L’Este, terjadilah banyak kasus kekerasan dan

pembunuhan. Menurut Adam Malik dalam wawancaranya dengan koran Sydney

Morning Herald pada tanggal 5 April 1977, di antara 50,000 dan 80,000 warga

terbunuh dalam dua tahun itu.59 Wanita mengemukakan bahwa mereka pernah

diperkosa atau dipaksa menjadi istri simpanan pimpinan TNI di Timor L’Este.60 Ada

pula sekurang-kurangnya 84,000 orang mati akibat kelaparan.61

Namun, kejadian yang paling membawa prihatin dalam dunia internasional

terjadi pada tanggal 12 November 1991. Kejadian ini, yaitu kasus pembunuhan

ratusan orang tidak bersenjata di kuburan pada saat ada memorial service pejuang

kemerdekaan Timor L’Este, Sebastião Gomes, dikenal sebagai Insiden Dili, atau di

dunia internasional Santa Cruz Massacre.

Ribuan orang, di antara lain jurnalis freelance Amerika Serikat Amy

Goodman dan Allan Naim,62 mengikuti memorial service Gomes, yang dibunuh oleh

56 Kontribusiwan Wikipedia. 2010. “Indonesian Occupation of East Timor.” www.en.wikipedia.org/wiki/Indonesian _occupation_of_East _Timor . Download Februari 2010

57 Pilger, John. 1999. “Blood on Our Hands.” http://www.johnpilger.com/page.asp?partid=207 Didownload Februari 2010.

58 Budiardjo, Carmel dan Liem Soei Liong. 1984. The War against East Timor. London: Zed Books Ltd. Hal. 23.

59 Dikutip dalam Turner, Michele. 1992. Telling East Timor: Personal Testimonies 1942 – 1992. Sydney: University of New South Wales Press Ltd. Hal. 207

60 Winters, Rebecca. 1999. Buibere: Voice of East Timorese Women. Darwin: East Timor International Support Center. Hal. 11 – 90.

61 Penemuan United Nations Commission for Reception, Truth and Reconciliation in East Timor. Kontribusiwan Wikipedia. 2010. “Indonesian Occupation of East Timor.” www.en.wikipedia.org/wiki/Indonesian _occupation_of_East _Timor . Download Februari 2010

62 Jardine, Matthew. 1999. East Timor: Genocide in Paradise. Monroe, Amerika Serikat: Odonian Press. Hal. 15.

xxvii

Page 28: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada tanggal 28 Oktober, 1991.63 Ketika sejumlah

prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) turun mengawasi massa, massa

mengeluarkan bendera Timor L’Este dan mengeyel slogan-slogan patriotik.64

Yang menyerang pertama tidak jelas; di satu pihak ada yang menyatakan

bahwa TNI yang memulai penyerangan, sedangkan di pihak lain ada yang

menyatakan bahwa TNI hanya menyerang sebagai balasan penikaman Mayor Gerhan

Lantara oleh salah satu pengikut demonstrasi.65 Namun, yang pasti ialah penyerangan

dari TNI tidak terbatas pada satu atau dua orang. Ada rekaman film dari cameraman

Inggris Max Stahl yang merekam TNI menyerang Allan Naim dan Amy Goodman,

serta memukul atau menembak demonstrator.66

Kerusuhan ini meminta korban sebanyak 250 nyawa;67 seorang jurnalis, John

Pilger, mengemukakan bahwa ada 400 terbunuh pada hari itu dan hari berikutnya.68

Sebagai akibat dari pembunuhan di Santa Cruz, dunia internasional mulai mengurangi

dukungan untuk pemerintah Indonesia. Indonesia juga kehilangan citra baik karena

kejadian tersebut.69

Akhirnya, pada tahun 1999 terjadilah referendum tentang kemerdekaan untuk

Timor L’Este. Referendum tersebut, yang diadakan pada tanggal 30 Agustus 1999,

membawa hasil 78,5% suara untuk kemerdekaan Timor L’Este, dengan 98,6%

pemilih bersuara.70

Setelah hasil pemilu dikemukakan, terjadilah kerusuhan besar. Sekelompok

paramilitary dan geng-geng pro-intergrasi menyerang warga dan melakukan tindakan

63 Pinto, Constancio. 1997. East Timor’s Unfinished Struggle: Inside the Timorese Resistance. Boston: South End Press. Hal. 183 – 184.

64 Jardine, Matthew. Op. Cit. Hal. 15.65 Krieger, Heike, penyunting. 1997. East Timor and the International Community: Basic

Documents. Melbourne: Cambridge University Press. Hal. 257 – 258.66 Goodman, Amy dan Allan Nairn. 1992. “Massacre: The Story of East Timor.”

http://www.democracynow.org/2008/1/28/massacre_the_story_of_east_timor. 2008. Didownload Februari 2010.

67 Jardine, Matthew. Op. Cit. Hal. 16.68 Pilger, John. Op. Cit.69 Jardine, Matthew. Op. Cit. Hal. 67 – 69.70 Shah, Angilee. 2006. "Records of East Timor: 1999" http://www.international.ucla.edu/article.asp?

parentid=53444. Didownload 17 February 2008.

xxviii

Page 29: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

teroris; warga juga menyatakan bahwa ada anggota TNI yang ikut merusuh.71 Sebagai

akibat dari kerusuhan, ratusan warga terbunuh dan sebanyak 200.000 terpaksa

mengungsi ke Timor Barat.72 Walaupun keadaan TNI dan pemerintah Indonesia di

Timor L’Este sudah tidak ada sejak akhir Oktober tahun 1999,73 trauma dari segala

kejadian selama pendudukan Timor L’Este masih terasa oleh warga.

Perilaku TNI di Timor L’Este melanggar hak untuk hidup, hak untuk bebas

dari siksaan, dan hak untuk mengeluarkan pendapat. Dari hak-hak ini, hak untuk

hidup dan hak untuk bebas dari siksaan seharusnya tidak dapat dikurangi menurut UU

HAM dan apabila diulangi dapat dituduh sebagai pelanggaran HAM yang berat.

3) Penegakan: Penghapusan Peraturan Diskriminatif oleh Abdurrahman

Wahid

Seperti yang dikemukakan pada sub-subbab satu di atas, selama Orde Baru

ada banyak perundang-undangan yang bersifat diskriminatif terhadap WNI

keturunan. Namun, sejarah mulai menghilang ketika Abdurrahman Wahid menjadi

presiden dan menghapus sejumlah perundang-undangan diskriminatif itu dengan

Keputusan Presiden Nomor 06 tahun 2000 (Keppres 06/2000). Di antara lain, beliau

telah menghapus Instruksi Presiden Nomor 14 tahun 1967 tentang Agama

Kepercayaan, dan Adat Istiadat Tionghoa (Inpres 14/1967) dan TAP

XXXI/MPRS/1966, yang akan dibahas di bawah.74

Inpres 14/1967 menyuruh para orang “asing” sesuai dengan budaya Indonesia

dan dikeluarkan pada tanggal 6 Desember, 1967 oleh Presiden Suharto. Salah satu

dampak dari Inpres ini ialah perayaan hari raya yang tidak diakui oleh pemerintah

Indonesia seperti Imlek harus dilakukan di rumah, dan aktivitas yang diadakan di

kelenteng hanya boleh di kelenteng; menurut Inpres ini, acara perayaan seperti

71 Nevins, Joseph. 2005. A Not-So-Distant Horror: Mass Violence in East Timor. Ithaca, New York, Amerika Serikat: Cornell University Press. Hal. 100 – 104.

72 Human Rights Watch. 1999. "Indonesia/East Timor: Forced Expulsions to West Timor and the Refugee Crisis." http://www.hrw.org/legacy/reports/1999/wtimor. Didownload 17 February 2008.

73 Nevins, Joseph. Op. Cit. Hal. 108 – 110. 74 Setiono, Benny G. Op. Cit. Hal. 1090 – 1091.

xxix

Page 30: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

barongsai tidak boleh keluar dari kelenteng dan bahasa Mandarin dibatasi ke dalam

rumah.75 Akan tetapi, setelah pengundangan Keppres 06/2000 dan Keputusan

Presiden Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2004, Inpres 14/1967 dibatalkan dan

beberapa aspek kebudayaan Tionghoa, seperti Imlek, dihargai.76

TAP XXXI/MPRS/No. 32/1966 melarang penggunaan huruf-huruf yang

bukan huruf Latin (misalnya huruf Tionghoa) di umum. Dampak yang paling besar

dari TAP XXXI/MPRS/No. 32/1966 terasa oleh warga minoritas. Contohnya, pemilik

toko terpaksa memastikan bahwa nama tokonya tidak menggunakan aksara asing

seperti Mandarin. Contoh lain, selama TAP XXXI/MPRS/No. 32/1966 berlaku koran

dan harian tidak boleh diterbitkan dalam bahasa yang menggunakan aksara asing.77

Setelah pencabutan kedua peraturan di atas dengan Keppres 06/2000, warga

negara keturunan mendapatkan kesempatan untuk menikmati kebebasan untuk

berbudaya dan berkomunikasi. Dengan demikian, adat asli mereka dapat dipegang

dan dihargai bersama dengan budaya Indonesia.

Pencabutan hukum diskriminatif ini oleh Abdurrahman Wahid telah membuka

jalan untuk orang keturunan mendapatkan kembali hak untuk agama; dengan

diizinkannya memegang kebudayaan asing, agama selain yang diakui pemerintah

juga ikut serta diizinkan. Selain itu, ditegakkan pula hak untuk komunikasi dan hak

atas informasi karena mengizinkan penerbitan koran dalam bahasa asing. Dengan

demikian, pencabutan kedua hukum di atas dengan Keppres 06/2000 sangat berperan

untuk melindungi hak warga.

4) Penegakan: Bantuan Manusiawi di Aceh Pasca-Tsunami

Pada tanggal 26 Desember, 2004 terjadilah tsunami paling besar yang pernah

dicatat terjadi di samudra India. Tsunami tersebut, yang minta korban di puluhan

75 Tan, Mely G. 2008. Etnis Tionghoa di Indonesia: Kumpulan Tulisan. Yayasan Obor Indonesia: Jakarta. Hal. 230.

76 Setiono, Benny G. Op. Cit. Hal. 1091 – 1099.77 Tan, Mely. G. Op. Cit. Hal. 53 – 275.

xxx

Page 31: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

negara, paling terasa di Sumatra; menurut Menteri Kesehatan, ada setidaknya 220.000

orang yang meninggal dalam tsunami tersebut.78

Demi keselamatan warga, organisasi sosial seperti Palang Merah Indonesia

(PMI) dan International Red Cross and Red Crescent Movement (ICRC) bersama

pemerintah Indonesia telah bekerja sama untuk menyelamatkan warga yang terjerat

dalam kekacauan.79

Walaupun pengiriman jasa sangat susah (satu-satunya jalan besar menuju

Banda Aceh telah rusak dalam tsunami),80 PMI, pemerintah dan organisasi luar negeri

tidak putus asa. Jasa yang diberikan oleh organisasi sosial ini tidak sedikit. Sebanyak

60.000 jenasah korban diamankan oleh PMI.

Korban lain, baik yang tuna wisma maupun yang terluka, diberi fasilitas

bantuan tambahan. Sebanyak 60.000 household kits (yang berisi tenda, tikar, alat

masak, alat kebersihan dan sebagainya) dibagikan untuk 300.000 orang. Ada pula

program air bersih yang dijalankan: ada tangki air yang diberikan, dan sebanyak

enam puluh sumur dibersihkan agar layak dipakai.

Dalam bidang kesehatan, organisasi luar negeri mengirimkan doktor dan

bantuan berupa alat medis dan obat-obatan. Palang Merah Norwegia mendirikan

rumah sakit yang mampu menangani seratus pasien menginap. Sampai pada tanggal

13 April 2005, rumah sakit tersebut telah mengobati 608 pasien menginap dan 6.732

pasien jalan. Ada pula sistem ambulans yang didirikan.

Korban yang terpisah dari keluarga diberi bantuan untuk mengetahui keadaan

mereka. Sampai pada tanggal 13 April 2005, hampir 2.500 korban berhasil

menghubungi dan mengetahui keadaan keluarga mereka dengan bantuan PMI dan

78 BBC World News. 2005. “Indonesia quake toll jumps again.” http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/4204385.stm. Didownload Februari 2010

79 Kontribusiwan Wikipedia. 2010. “Humanitarian response to the 2004 Indian Ocean earthquake.” www .en.wikipedia.org/wiki/Humanitarian_response_to_the_2004_Indian_Ocean_earthquake . Didownload Februari 2010

80 Kontribusiwan Wikipedia. 2010. “Effect of the 2004 Indian Ocean earthquake on Indonesia.” www.en.wikipedia.org/wiki/Effect_of_the_2004_Indian_Ocean_earthquake_on_Indonesia.” Didownload Februari 2010

xxxi

Page 32: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

ICRC. Bahkan orang Gerakan Aceh Merdeka, yang ditahan oleh pemerintah, diberi

kesempatan untuk berusaha untuk menghubungi keluarga mereka.81

Selain organisasi jasa sosial ada pula bantuan dari pemerintah. Pemerintah

Indonesia menghapus pelarangan untuk wartawan dan organisasi jasa sosial dari

masuk Aceh. Anggota-anggota TNI yang sudah di tempat berusaha untuk

menyelamatkan korban. Dibuat pula perjanjian damai dengan Gerakan Aceh Merdeka

agar bantuan dapat berjalan lancar.82

Pemerintah asing pun turut membantu. Contohnya, pemerintah Amerika

Serikat menyumbang sebanyak USD 950 juta83 dengan warga-warga, perusahaan dan

sebagainya menyumbang USD 1,875 milyar.84 Pemerintah Kanada telah

menyumbang USD 414 juta85 dengan USD 225 juta dari masyarakat.86 Pemerintah

Australia telah menyumbang sebanyak USD 786 juta87 dengan USD 223 juta dari

masyarakat.88

Selain bantuan finansial, pemerintah asing rela memberikan jasa. Kapal induk

Amerika Serikat USS Abraham Lincoln dikirim ke Aceh dari Hong Kong untuk

membantu dan puluhan helikopter digunakan untuk mengirimkan air bersih. Iran telah

menyumbang 221 ton alat bantuan berupa pakaian, makanan, dan tenda. Spanyol

81 International Committee of the Red Cross. 2010. http://www.icrc.org/web/eng/siteeng0.nsf/htmlall/indonesia-update-130405?OpenDocument&style=custo_print. Didownload Februari 2010

82 Kontribusiwan Wikipedia. 2010. “Effect of the 2004 Indian Ocean earthquake on Indonesia.” www.en.wikipedia.org/wiki/Effect_of_the_2004_Indian_Ocean_earthquake_on_Indonesia.” Didownload Februari 2010.

83 Dibagi antara semua negara yang menjadi korban tsunami. BBC World News. 2005. “Bush aims to boost US tsunami aid.” http://news.bbc.co.uk/2/hi/americas/4252171.stm. Didownload Februari 2010.

84 Dibagi antara semua negara yang menjadi korban tsunami. The Center on Philanthropy at Indiana University. 2005. http://www.philanthropy.iupui.edu/Research/Giving/tsunami_relief_giving_12-23-05.pdf Didownload Februari 2010.

85 Dibagi antara semua negara yang menjadi korban tsunami. Kontribusiwan Wikipedia. 2010. “Humanitarian response to the 2004 Indian Ocean tsunami.” Op. Cit.

86 Dibagi antara semua negara yang menjadi korban tsunami. Ibid.87 BBC World News. 2005. “Australia boosts relief package.” http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-

pacific/4147727.stm. Didownload Februari 2010.88 Dibagi antara semua negara yang menjadi korban tsunami. Kontribusiwan Wikipedia. 2010.

“Humanitarian response to the 2004 Indian Ocean tsunami.” Op. Cit.

xxxii

Page 33: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

telah mengirimkan 650 anggota militer untuk membantu pembagian bantuan,

bersama dengan lima pesawat penuh dengan alat bantuan.89

Segala bentuk bantuan itu, baik dari pemerintah maupun masyarakat,

Indonesia maupun luar negeri, merupakan suatu penegakan dan perlindungan hak.

Hak yang ditegakkan, di antara lain, termasuk hak untuk hidup (orang yang

kemungkinan besar akan meninggal akibat luka ada infeksi diselamatkan), hak untuk

kesejahteraan (orang yang harta-hartanya hilang dapat bantuan berupa benda), dan

hak untuk komunikasi (orang bisa saling menghubungi dan mencari informasi

mengenai keluarga, teman dan sebagainya). Dengan demikian, bantuan itu dapat

dikagumi karena perlindungannya.

BAB V: KESIMPULAN

Pada dasarnya setiap manusia di bumi ini mempunyai hak mutlak, yaitu

HAM. Namun, hak mutlak ini baru akhir-akhir ini dilindungi dalam undang-undang,

baik secara nasional maupun internasional.

Sebelum penegakan HAM dilaksanakan secara efektif, terjadilah peristiwa-

peristiwa pelanggaran HAM berat yang sungguh mengerikan dan menjijikkan.

Bahkan kini, lima puluh tahun setelah PUHAM dibuat oleh PBB, masih terjadi

pelanggaran HAM. Kasus-kasus seperti penjara Guantanamo Bay masih ada dan

belum dapat dihentikan.

89 Ibid.

xxxiii

Page 34: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

Di Indonesia kenyataan ini sangat terasa. Walaupun Indonesia telah mengakui

HAM dan bahkan menganggap HAM sebagai dorongan nasionalisme Indonesia,

dalam kurung waktu sepuluh tahun ini telah terjadi tiga pelanggaran HAM berat, di

antara lain kerusuhan di Timor L’Este.

Oleh karena masih belum disusun dengan sempurna, setiap orang wajib

mempelajari dan memahami HAM agar dapat memperjuangkannya. Untuk warga

negara Indonesia ini lebih penting lagi; tanpa memahami HAM dan kewajiban

bernegara, bekas-bekas kolonialisme tidak akan pernah hilang.

DAFTAR PUSTAKA Al-Kitab Deuterokanonika.

Associated Press. 2005. “Sex used to break Muslim prisoners, book says.” http://www.msnbc.msn.com/id/6876549. Didownload Februari 2010.

BBC World News. 2005. “Australia boosts relief package.” http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/4147727.stm. Didownload Februari 2010.

BBC World News. 2005. “Bush aims to boost US tsunami aid.” http://news.bbc.co.uk/2/hi/americas/4252171.stm. Didownload Februari 2010.

xxxiv

Page 35: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

BBC World News. 2005. “Indonesia quake toll jumps again.” http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/4204385.stm. Didownload Februari 2010

Brems, Eva. 2001. Human Rights: Universality and Diversity. Den Haag, Belanda: Martinus Nijhoff Publishers.

Brenkert, George G. 2007. “Google, China, and Moral Compromise.” http://www.scu.edu/ethics/practicing/focusareas/business/conference/2007/presentations/georgegoogle.pdf. Didownload Februari 2010.

Budiardjo, Carmel dan Liem Soei Liong. 1984. The War against East Timor. Zed Books Ltd.: London.

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Dharmasaputra, Sutta. 2006. “UU Kewarganegaraan No. 12 Tahun 2006: Harapan yang Belum Menjadi Realitas." Kompas. 22 Agustus.

Drummond, David. 2010. “A New Approach to China.” http://googleblog.blogspot.com/2010/01/new-approach-to-china.html. Download Februari 2010.

Eaton, Kit. 2010. “Did Google Just Worsen China’s Human Rights Situation?” http://www.fastcompany.com/blog/kit-eaton/technomix/google-china-censorship-huma-rights. Didownload Februari 2010

Freeman, Michael. 2002. Human Rights: An Interdisciplinary Approach. Oxford: Wiley Blackwell

Global Security.org. 2010. “Guantanamo Bay [GTMO] “Gitmo””. http://www.globalsecurity.org/military/facility/guantanamo-bay.htm. Didownload Februari 2010.

Global Security.org. 2009. “Guantanamo Bay – Camp Delta.” http://www.globalsecurity.org/wiki/military/facility/guantanamo-bay.htm. Didownload Februari 2010.

Goldberger, Leo. 1987. The Rescue of the Danish Jews: Moral Courage Under Stress. New York University Press.

xxxv

Page 36: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

Goodman, Amy dan Allan Nairn. 1992. “Massacre: The Story of East Timor.” http://www.democracynow.org/2008/1/28/massacre_the_story_of_east_timor. 2008. Didownload Februari 2010

Hood, Jay. 2005. “Koran Inquiry: Description of the Incidents.” http://www.voanews.com/mediaassets/english/2005_06/Other/pdf/PR050603a.pdf. Didownload Februari 2010.

Horton, Scott. 2010. “The Guantánamo “Suicides”: A Camp Delta sergeant blows the whistle.” http://www.harpers.org/archive/2010/01/hbc-90006368. Didownload Februari 2010.

Human Rights Watch. 1999. "Indonesia/East Timor: Forced Expulsions to West Timor and the Refugee Crisis". http://www.hrw.org/legacy/reports/1999/wtimor/. Didownload Februari 2010

International Committee of the Red Cross. 2010. http://www.icrc.org/web/eng/siteeng0.nsf/htmlall/indonesia-update-130405?OpenDocument&style=custo_print. Didownload Februari 2010.

Jardine, Matthew. 1999. East Timor: Genocide in Paradise. Odonian Press, Monroe, Amerika Serikat.

Kontribusiwan Wikipedia. 2010. “Effect of the 2004 Indian Ocean earthquake on Indonesia.” www.en.wikipedia.org/wiki/Effect_of_the_2004_Indian_Ocean_earthquake_on_Indonesia.” Didownload Februari 2010.

Kontribusiwan Wikipedia. 2010. “Guantanamo Bay detention camp.” http://www.en.wikipedia.org/wiki/Guantanamo_Bay_detention_camp. Didownload Februari 2010.

Kontribusiwan Wikipedia. 2010. “Humanitarian response to the 2004 Indian Ocean earthquake.” www.en.wikipedia.org/wiki/Humanitarian_response_to_the_2004_Indian_Ocean_earthquake. Didownload Februari 2010

Kontribusiwan Wikipedia. 2010. “Indonesian Occupation of East Timor.” www.en.wikipedia.org/wiki/Indonesian _occupation_of_East_Timor . Download Februari 2010

xxxvi

Page 37: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

Kontribusiwan Wikipedia. 2010. ”Universal Declaration of Human Rights.” http://en.wikipedia.org/wiki/Universal_Declaration_of_Human_Rights. Download November 2010

Krieger, Heike, penyunting. 1997. East Timor and the International Community: Basic Documents. Cambridge University Press: Melbourne.

Littman, David. 1999. "Universal Human Rights and 'Human Rights in Islam'". Midstream Magazine Vol. 2 (no.2). Hal. 2–7

Morsink, Johannes. 1999. The Universal Declaration of Human Rights: Origins, Drafting & Intent Philadelphia: University of Pennsylvania Press, 1999.

Nevins, Joseph. 2005. A Not-So-Distant Horror: Mass Violence in East Timor. Cornell University Press: Ithaca, New York, Amerika Serikat.

Perserikatan Bangsa-Bangsa. 1948. Universal Declaration of Human Rights

Perserikatan Bangsa-Bangsa. 1948. Pernyataan Umum Tentang Hak-Hak Asasi Manusia. Terjemahan oleh United Nations Information Centre, Jakarta.

Pilger, John. 1999. "Blood on Our Hands." http://www.johnpilger.com/page.asp?partid=207. Didownload Februari 2010.

Pinto, Constancio 1997. East Timor's Unfinished Struggle: Inside the Timorese Resistance. Boston: South End Press.

Prasetyadji, dan Wahyu Effendi (Tjoa Jiu Tie). 2008. Tionghoa dalam Cengkeraman SBKRI. Jakarta: TransMedia.

Setiono, Benny G. 2008. Tionghoa dalam Pusaran Politik: Mengungkap Fakta Sejarah Tersembunyi Orang Tionghoa di Indonesia. Edisi Pertama. TransMedia: Jakarta.

Shah, Angilee. 2006. "Records of East Timor: 1999" http://www.international.ucla.edu/article.asp?parentid=53444. Didownload 17 February 2008.

Suhandita SE, Dr. Ir. Justian. 2009. WNI Keturunan Tionghoa dalam Stabilitas Ekonomi & Politik Indonesia. Trj./sad. PT Gramedia Pustaka Utama. Edisi Pertama. Jakarta: Gramedia.

xxxvii

Page 38: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

Tan, Mely G. 2008. Etnis Tionghoa di Indonesia: Kumpulan Tulisan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

The Center on Philanthropy at Indiana University. 2005. http://www.philanthropy.iupui.edu/Research/Giving/tsunami_relief_giving_12-23-05.pdf Didownload Februari 2010.

The Constitution of the United States of America. 1787.

The Loyal Edmonton Regiment Museum. 2001. “Military History: 1945 to Present: Peacekeeping: Cyprus.” http://www.lermuseum.org/ler/mh/1945topresent/cyprus.html. Didownload Februari 2010.

The Loyal Edmonton Regiment Museum. 2001. “Military History: 1945 to Present: Peacekeeping: Risks. ” http://www.lermuseum.org/ler/mh/1945topresent/risks.html. Didownload Februari 2010.

The Loyal Edmonton Regiment Museum. 2001. “Military History: 1945 to Present: Peacekeeping: Suez Crisis.” http://www.lermuseum.org/ler/mh/1945topresent/suezcrisis.html. Didownload Februari 2010

The Loyal Edmonton Regiment Museum. 2001. “Military History: 1945 to Present: Peacekeeping: Yugoslavia. ” http://www.lermuseum.org/ler/mh/1945topresent/yugoslavia.html. Didownload Februari 2010.

Turner, Michele. 1992. Telling East Timor: Personal Testimonies 1942 – 1992. Sydney: University of New South Wales Press Ltd.

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945

United Nations. 2010. “United Nations Peacekeeping.” http://www.un.org/en/peacekeeping/. Didownload Februari 2010.

United Nations Association in Canada / Association canadienne pour les Nations Unies. Tanpa Tahun. "Questions and answers about the Universal Declaration of Human Rights." http://www.unac.org/rights/question.html. Download November 2008.

xxxviii

Page 39: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

Visimedia. 2007. Undang-Undang HAM: Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. Dilengkapi: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Tata Cara Perlindungan Terhadap Korban dan Saksi dalam Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Berat. Jakarta: Visimedia.

Winters, Rebecca. 1999. Buibere: Voice of East Timorese Women. East Timor International Support Center: Darwin.

LAMPIRAN: PERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA90

Mukadimah Menimbang bahwa pengakuan atas martabat alamiah dan hak-hak yang sama dan mutlak dari semua anggota keluarga manusia adalah dasar kemerdekaan, keadilan dan perdamaian di dunia, Menimbang bahwa mengabaikan dan memandang rendah hak-hak asasi manusia telah mengakibatkan perbuatan-perbuatan bengis yang menimbulkan rasa kemarahan

90 Perserikatan Bangsa-Bangsa. 1948. Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia. Terjemahan oleh United Nations Information Centre, Jakarta.

xxxix

Page 40: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

hati nurani umat manusia, dan terbentuknya suatu dunia tempat manusia akan mengecap kenikmatan kebebasan berbicara dan beragama serta kebebasan dari ketakutan dan kekurangan telah dinyatakan sebagai cita-cita tertinggi dari rakyat biasa, Menimbang bahwa hak-hak asasi manusia perlu dilindungi oleh peraturan hukum supaya orang tidak akan terpaksa memilih pemberontakan sebagai usaha terakhir guna menentang kelaliman dan penindasan, Menimbang bahwa pembangunan hubungan persahabatan antara negara-negara perlu digalakkan, Menimbang bahwa bangsa-bangsa dari Perserikatan Bangsa-Bangsa sekali lagi telah menyatakan di dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa kepercayaan mereka akan hak-hak dasar dari manusia, akan martabat dan nilai seseorang manusia dan akan hak-hak yang sama dari pria maupun wanita, dan telah bertekad untuk menggalakkan kemajuan sosial dan taraf hidup yang lebih baik di dalam kemerdekaan yang lebih luas, Menimbang bahwa Negara-Negara Anggota telah berjanji untuk mencapai kemajuan dalam penghargaan dan penghormatan umum terhadap hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan asasi, dengan bekerja sama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Menimbang bahwa pengertian umum tentang hak-hak dan kebebasan-kebebasan tersebut sangat penting untuk pelaksanaan yang sungguh-sungguh dari janji ini, maka,

xl

Page 41: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

Majelis Umum dengan ini memproklamasikan Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia

sebagai satu standar umum keberhasilan untuk semua bangsa dan semua negara, dengan tujuan agar setiap orang dan setiap badan dalam masyarakat dengan senantiasa mengingat Pernyataan ini, akan berusaha dengan jalan mengajar dan mendidik untuk menggalakkan penghargaan terhadap hak-hak dan kebebasan-kebebasan tersebut, dan dengan jalan tindakan-tindakan progresif yang bersifat nasional maupun internasional, menjamin pengakuan dan penghormatannya secara universal dan efektif, baik oleh bangsa-bangsa dari Negara-Negara Anggota sendiri maupun oleh bangsa-bangsa dari daerah-daerah yang berada di bawah kekuasaan hukum mereka.

Pasal 1Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam semangat persaudaraan.

Pasal 2Setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan-kebebasan yang tercantum di dalam Pernyataan ini tanpa perkecualian apapun, seperti ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau pendapat yang berlainan, asal mula kebangsaan atau kemasyarakatan, hak milik, kelahiran ataupun kedudukan lain. Di samping itu, tidak diperbolehkan melakukan perbedaan atas dasar kedudukan politik, hukum atau kedudukan internasional dari negara atau daerah dari mana seseorang berasal, baik dari negara yang merdeka, yang berbentuk wilayah-wilayah perwalian, jajahan atau yang berada di bawah batasan kedaulatan yang lain.

Pasal 3Setiap orang berhak atas penghidupan, kebebasan dan keselamatan individu.

Pasal 4Tidak seorang pun boleh diperbudak atau diperhambakan, perbudakan dan perdagangan budak dalam bentuk apapun mesti dilarang.

Pasal 5Tidak seorang pun boleh disiksa atau diperlakukan secara kejam, memperoleh perlakuan atau dihukum secara tidak manusiawi atau direndahkan martabatnya.

Pasal 6Setiap orang berhak atas pengakuan di depan hukum sebagai pribadi di mana saja ia berada.

xli

Page 42: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

Pasal 7Semua orang sama di depan hukum dan berhak atas perlindungan hukum yang sama tanpa diskriminasi. Semua berhak atas perlindungan yang sama terhadap setiap bentuk diskriminasi yang bertentangan dengan Pernyataan ini dan terhadap segala hasutan yang mengarah pada diskriminasi semacam itu.

Pasal 8Setiap orang berhak atas bantuan yang efektif dari pengadilan nasional yang kompeten untuk tindakan pelanggaran hak-hak dasar yang diberikan kepadanya oleh undang-undang dasar atau hukum.

Pasal 9Tak seorang pun boleh ditangkap, ditahan atau dibuang dengan sewenang-wenang.

Pasal 10Setiap orang, dalam persamaan yang penuh, berhak atas pengadilan yang adil dan terbuka oleh pengadilan yang bebas dan tidak memihak, dalam menetapkan hak dan kewajiban-kewajibannya serta dalam setiap tuntutan pidana yang dijatuhkan kepadanya.

Pasal 111. Setiap orang yang dituntut karena disangka melakukan suatu pelanggaran hukum

dianggap tidak bersalah, sampai dibuktikan kesalahannya menurut hukum dalam suatu pengadilan yang terbuka, di mana dia memperoleh semua jaminan yang diperlukan untuk pembelaannya.

2. Tidak seorang pun boleh dipersalahkan melakukan pelanggaran hukum karena perbuatan atau kelalaian yang tidak merupakan suatu pelanggaran hukum menurut undang-undang nasional atau internasional, ketika perbuatan tersebut dilakukan. Juga tidak diperkenankan menjatuhkan hukuman lebih berat daripada hukuman yang seharusnya dikenakan ketika pelanggaran hukum itu dilakukan.

Pasal 12Tidak seorang pun dapat diganggu dengan sewenang-wenang urusan pribadinya, keluarganya, rumah tangganya atau hubungan surat-menyuratnya, juga tak diperkenankan pelanggaran atas kehormatannya dan nama baiknya. Setiap orang berhak mendapat perlindungan hukum terhadap gangguan atau pelanggaran seperti itu.

Pasal 131. Setiap orang berhak atas kebebasan bergerak dan berdiam di dalam batas-batas

setiap negara.

xlii

Page 43: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

2. Setiap orang berhak meninggalkan sesuatu negeri, termasuk negerinya sendiri, dan berhak kembali ke negerinya.

Pasal 141. Setiap orang berhak mencari dan menikmati suaka di negeri lain untuk melindungi

diri dari pengejaran. 2. Hak ini tidak berlaku untuk kasus pengejaran yang benar-benar timbul karena

kejahatan-kejahatan yang tak berhubungan dengan politik, atau karena perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan tujuan dan dasar Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Pasal 151. Setiap orang berhak atas sesuatu kewarganegaraan. 2. Tidak seorang pun dengan semena-mena dapat dicabut kewarganegaraannya atau

ditolak haknya untuk mengganti kewarganegaraan.

Pasal 161. Pria dan wanita yang sudah dewasa, dengan tidak dibatasi kebangsaan,

kewarganegaraan atau agama, berhak untuk nikah dan untuk membentuk keluarga. Mereka mempunyai hak yang sama dalam soal perkawinan, di dalam masa perkawinan dan pada saat perceraian.

2. Perkawinan hanya dapat dilaksanakan berdasarkan pilihan bebas dan persetujuan penuh oleh kedua mempelai.

3. Keluarga adalah kesatuan alamiah dan fundamental dari masyarakat dan berhak mendapat perlindungan dari masyarakat dan Negara.

Pasal 171. Setiap orang berhak memiliki harta, baik sendiri maupun bersama-sama dengan

orang lain. 2. Tak seorang pun boleh dirampas hartanya dengan semena-mena.

Pasal 18Setiap orang berhak atas kebebasan pikiran, hati nurani dan agama; dalam hal ini termasuk kebebasan berganti agama atau kepercayaan, dan kebebasan untuk menyatakan agama atau kepercayaan dengan cara mengajarkannya, mempraktekkannya, melaksanakan ibadahnya dan mentaatinya, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain, di muka umum maupun sendiri.

Pasal 19Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat; dalam hak ini termasuk kebebasan memiliki pendapat tanpa gangguan, dan untuk mencari, menerima dan menyampaikan informasi dan buah pikiran melalui media apa saja dan dengan tidak memandang batas-batas (wilayah).

xliii

Page 44: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

Pasal 201. Setiap orang mempunyai hak atas kebebasan berkumpul dan berserikat secara

damai. 2. Tidak seorang pun boleh dipaksa untuk memasuki sesuatu perkumpulan.

Pasal 211. Setiap orang berhak turut serta dalam pemerintahan negerinya, secara langsung

atau melalui wakil-wakil yang dipilih dengan bebas. 2. Setiap orang berhak atas kesempatan yang sama untuk diangkat dalam jabatan

pemerintahan negerinya. 3. Kehendak rakyat harus menjadi dasar kekuasaan pemerintah; kehendak ini harus

dinyatakan dalam pemilihan umum yang dilaksanakan secara berkala dan jujur dan yang dilakukan menurut hak pilih yang bersifat umum dan yang tidak membeda-bedakan, dan dengan pemungutan suara yang rahasia ataupun menurut cara-cara lain yang menjamin kebebasan memberikan suara.

Pasal 22Setiap orang, sebagai anggota masyarakat, berhak atas jaminan sosial dan berhak melaksanakan dengan perantaraan usaha-usaha nasional dan kerja sama internasional, dan sesuai dengan organisasi serta sumber-sumber kekayaan dari setiap Negara, hak-hak ekonomi, sosial dan kebudayaan yang sangat diperlukan untuk martabat dan pertumbuhan bebas pribadinya.

Pasal 231. Setiap orang berhak atas pekerjaan, berhak dengan bebas memilih pekerjaan,

berhak atas syarat-syarat perburuhan yang adil serta baik, dan berhak atas perlindungan dari pengangguran.

2. Setiap orang, tanpa diskriminasi, berhak atas pengupahan yang sama untuk pekerjaan yang sama.

3. Setiap orang yang melakukan pekerjaan berhak atas pengupahan yang adil dan baik yang menjamin kehidupannya dan keluarganya, suatu kehidupan yang pantas untuk manusia yang bermartabat, dan jika perlu ditambah dengan perlindungan sosial lainnya.

4. Setiap orang berhak mendirikan dan memasuki serikat-serikat pekerja untuk melindungi kepentingannya.

Pasal 24Setiap orang berhak atas istirahat dan liburan, termasuk pembatasan-pembatasan jam kerja yang layak dan hari libur berkala, dengan menerima upah.

Pasal 25

xliv

Page 45: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

1. Setiap orang berhak atas taraf hidup yang menjamin kesehatan dan kesejahteraan untuk dirinya dan keluarganya, termasuk pangan, pakaian, perumahan dan perawatan kesehatannya serta pelayanan sosial yang diperlukan, dan berhak atas jaminan pada saat menganggur, menderita sakit, cacat, menjadi janda, mencapai usia lanjut atau mengalami kekurangan mata pencarian yang lain karena keadaan yang berada di luar kekuasaannya.

2. Para ibu dan anak-anak berhak mendapat perawatan dan bantuan istimewa. Semua anak, baik yang dilahirkan di dalam maupun di luar perkawinan, harus mendapat perlindungan sosial yang sama.

Pasal 261. Setiap orang berhak mendapat pendidikan. Pendidikan harus gratis, setidak-

tidaknya untuk tingkat sekolah rendah dan pendidikan dasar. Pendidikan rendah harus diwajibkan. Pendidikan teknik dan jurusan secara umum harus terbuka bagi semua orang, dan pengajaran tinggi harus secara adil dapat diakses oleh semua orang, berdasarkan kepantasan.

2. Pendidikan harus ditujukan ke arah perkembangan pribadi yang seluas-luasnya serta memperkokoh rasa penghargaan terhadap hak-hak manusia dan kebebasan asasi. Pendidikan harus menggalakkan saling pengertian, toleransi dan persahabatan di antara semua bangsa, kelompok ras maupun agama, serta harus memajukan kegiatan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam memelihara perdamaian.

3. Orang-tua mempunyai hak utama untuk memilih jenis pendidikan yang akan diberikan kepada anak-anak mereka.

Pasal 271. Setiap orang berhak untuk turut serta dengan bebas dalam kehidupan kebudayaan

masyarakat, untuk mengecap kenikmatan kesenian dan berbagi dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan manfaatnya.

2. Setiap orang berhak untuk memperoleh perlindungan atas kepentingan-kepentingan moral dan material yang diperoleh sebagai hasil dari sesuatu produksi ilmiah, kesusastraan atau kesenian yang diciptakannya.

Pasal 28Setiap orang berhak atas suatu tatanan sosial dan internasional di mana hak-hak dan kebebasan-kebebasan yang termaktub di dalam Pernyataan ini dapat dilaksanakan sepenuhnya.

Pasal 291. Setiap orang mempunyai kewajiban terhadap masyarakat tempat satu-satunya di

mana ia memperoleh kesempatan untuk mengembangkan pribadinya dengan penuh dan leluasa.

2. Dalam menjalankan hak-hak dan kebebasan-kebebasannya, setiap orang harus tunduk hanya pada pembatasan-pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang

xlv

Page 46: Hak Asasi Manusia di Dunia Internasional dan Nusantara

dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan yang layak terhadap hak-hak dan kebebasan-kebebasan orang lain, dan untuk memenuhi syarat-syarat yang adil dalam hal kesusilaan, ketertiban dan kesejahteraan umum dalam suatu masyarakat yang demokratis.

3. Hak-hak dan kebebasan-kebebasan ini dengan jalan bagaimana pun sekali-kali tidak boleh dilaksanakan bertentangan dengan tujuan dan dasar Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Pasal 30 Tidak satu pun di dalam Pernyataan ini boleh ditafsirkan memberikan sesuatu

Negara, kelompok ataupun seseorang, hak untuk terlibat di dalam kegiatan apa pun atau melakukan perbuatan yang bertujuan untuk merusak hak-hak dan kebebasan-kebebasan yang mana pun yang termaktub di dalam Pernyataan ini.

xlvi