Hak Asasi Manusia

15
Hak asasi manusia Hak asasi Manusia adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia dalam kandungan. HAM berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM tertuang dalam deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat (Declaration of Independence of USA) dan tercantum dalam UUD 1945 Republik Indonesia, seperti pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1 Dalam kaitannya dengan itu, maka HAM yang kita kenal sekarang adalah sesuatu yang sangat berbeda dengan yang hak-hak yang sebelumnya termuat, misal, dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika atau Deklarasi Perancis. HAM yang dirujuk sekarang adalah seperangkat hak yang dikembangkan oleh PBB sejak berakhirnya perang dunia II yang tidak mengenal berbagai batasan- batasan kenegaraan. Sebagai konsekuensinya, negara-negara tidak bisa berkelit untuk tidak melindungi HAM yang bukan warga negaranya. Dengan kata lain, selama menyangkut persoalan HAM setiap negara, tanpa kecuali, pada tataran tertentu memiliki tanggung jawab, utamanya terkait pemenuhan HAM pribadi-pribadi yang ada di dalam jurisdiksinya, termasuk orang asing sekalipun. Oleh karenanya, pada tataran tertentu, akan menjadi sangat salah untuk mengidentikan atau menyamakan antara HAM dengan hak-hak yang dimiliki warga negara. HAM dimiliki oleh siapa saja, sepanjang ia bisa disebut sebagai manusia. Alasan di atas pula yang menyebabkan HAM bagian integral dari kajian dalam disiplin ilmu hukum internasional. Oleh karenannya bukan sesuatu yang kontroversial bila komunitas internasional memiliki kepedulian serius dan nyata terhadap isu HAM di tingkat domestik. Malahan, peran komunitas internasional sangat pokok dalam perlindungan HAM karena sifat dan watak HAM itu sendiri yang merupakan mekanisme pertahanan dan perlindungan individu terhadap kekuasaan negara yang sangat rentan untuk disalahgunakan, sebagaimana telah sering dibuktikan sejarah umat manusia sendiri. Contoh pelanggaran HAM: 1. Penindasan dan merampas hak rakyat dan oposisi dengan sewenang- wenang. 2. Menghambat dan membatasi kebebasan pers, pendapat dan berkumpul bagi hak rakyat dan oposisi.

Transcript of Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia

Hak asasi Manusiaadalahhak-hak yang telah dipunyaiseseorangsejak ia dalam kandungan. HAM berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM tertuang dalam deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat (Declaration of Independence of USA) dan tercantum dalamUUD 1945Republik Indonesia, seperti padapasal 27 ayat 1,pasal 28,pasal 29 ayat 2,pasal 30 ayat 1, danpasal 31 ayat 1Dalam kaitannya dengan itu, maka HAM yang kita kenal sekarang adalah sesuatu yang sangat berbeda dengan yang hak-hak yang sebelumnya termuat, misal, dalamDeklarasi Kemerdekaan AmerikaatauDeklarasi Perancis. HAM yang dirujuk sekarang adalah seperangkat hak yang dikembangkan oleh PBB sejak berakhirnya perang dunia II yang tidak mengenal berbagai batasan-batasan kenegaraan. Sebagai konsekuensinya, negara-negara tidak bisa berkelit untuk tidak melindungi HAM yang bukan warga negaranya. Dengan kata lain, selama menyangkut persoalan HAM setiap negara, tanpa kecuali, pada tataran tertentu memiliki tanggung jawab, utamanya terkait pemenuhan HAM pribadi-pribadi yang ada di dalam jurisdiksinya, termasuk orang asing sekalipun. Oleh karenanya, pada tataran tertentu, akan menjadi sangat salah untuk mengidentikan atau menyamakan antara HAM dengan hak-hak yang dimiliki warga negara. HAM dimiliki oleh siapa saja, sepanjang ia bisa disebut sebagai manusia.Alasan di atas pula yang menyebabkan HAM bagian integral dari kajian dalam disiplin ilmu hukum internasional. Oleh karenannya bukan sesuatu yang kontroversial bila komunitas internasional memiliki kepedulian serius dan nyata terhadap isu HAM di tingkat domestik. Malahan, peran komunitas internasional sangat pokok dalam perlindungan HAM karena sifat dan watak HAM itu sendiri yang merupakan mekanisme pertahanan dan perlindungan individu terhadap kekuasaan negara yang sangat rentan untuk disalahgunakan, sebagaimana telah sering dibuktikan sejarah umat manusia sendiri. Contoh pelanggaran HAM:1. Penindasan dan merampas hak rakyat dan oposisi dengan sewenang-wenang.2. Menghambat dan membatasi kebebasan pers, pendapat dan berkumpul bagi hak rakyat dan oposisi.3. Hukum (aturan dan/atau UU) diperlakukan tidak adil dan tidak manusiawi.4. Manipulatif dan membuat aturan pemilu sesuai dengan keinginan penguasa dan partai tiran/otoriter tanpa diikut/dihadir rakyat dan oposisi.5. Penegak hukum dan/atau petugas keamanan melakukan kekerasan/anarkis terhadap rakyat dan oposisi di manapun.Komisi Nasional Hak Asasi ManusiaatauKomnas HAMadalah sebuah lembaga mandiri diIndonesiayang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya dengan fungsi melaksanakan kajian, perlindungan, penelitian, penyuluhan, pemantauan, investigasi, dan mediasi terhadap persoalan-persoalan hak asasi manusia. Komisi ini berdiri sejak tahun1993berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993 tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Komnas HAM mempunyai kelengkapan yang terdiri dari Sidang Paripurna dan Subkomisi. Di samping itu, Komnas HAM mempunyai Sekretariat Jenderal sebagai unsur pelayanan. Ketua Komnas HAM dijabat bergiliran dengan masa jabatan 2,5 tahun. Namun mulai 2013, ketua Komnas HAM dijabat bergiliran dengan masa jabatan satu tahun. Saat ini Komnas HAM diketuaiSiti Noor Laila.

Tujuan Komnas HAMMengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai denganPancasila,UUD 1945, danPiagam PBBserta Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannya berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan.

Landasan Hukum Komnas HAMDalam melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenang guna mencapai tujuannya Komnas HAM menggunakan sebagai acuan instrumen-instrumen yang berkaitan dengan HAM, baik nasional maupun Internasional. Instrumen nasional:1. Undang Undang Dasar 1945;2. Tap MPR No. XVII/MPR/1998;3. UU No 5 Tahun 1998 TENTANG PENGESAHAN CONVENTION AGAINST TORTURE AND OTHER CRUEL, INHUMAN OR DEGRADING TREATMENT OR PUNISHMENT (KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN ATAU PENGHUKUMAN LAIN YANG KEJAM, TIDAK MANUSIAWI, ATAU MERENDAHKAN MARTABAT MANUSIA);4. UU No 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia;5. UU No 26 tahun 2000 Tentang Pengadilan HAM;6. UU No 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA;7. UU No 12 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON CIVIL AND POLITICAL RIGHTS (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK);8. UU No 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis;9. UU No 19 TAHUN 2011 TENTANG PENGESAHAN CONVENTION ON THE RIGHTS OF PERSONS WITH DISABILITIES(KONVENSI MENGENAI HAK-HAK PENYANDANG DISABILITAS);10. Peraturan perundang-undangan nasional lain yang terkait;11. Keppres No. 50 tahun 1993 Tentang Komnas HAM;12. Keppres No. 181 tahun 1998 Tentang Komnas Anti kekerasan terhadap Perempuan;

Instrumen Internasional:1. Piagam PBB, 1945;2. Deklarasi Universal HAM 1948;3. Instrumen internasional lain mengenai HAM yang telah disahkan dan diterima oleh Indonesia.Periode 1993-1998Pada tanggal 7 Juni 1993 Presiden Republik Indonesia saat itu,Soeharto, lewat Keputusan Presiden No. 50 Tahun 1993, membentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan pada saat yang sama menunjuk pensiunan Ketua Mahkamah Agung RI, Ali Said, untuk menyusun Komisi tersebut dan memilih para anggotanya. Keputusan Presiden ini merupakan tindak lanjut dari rekomendasi Lokakarya tentang Hak Asasi Manusia yang diprakarsai Departemen Luar Negeri RI dan PBB yang diadakan di Jakarta pada 22 Januari 1991. Dan selanjutnya pada tanggal 7 Desember 1993, diperoleh 25 nama yang merupakan figur nasional dan ditunjuk sebagai anggota Komnas HAM. Berdasarkan Keppres No. 455/M Tahun 1993, ke-25 nama tersebut adalah:1. Ali Said(Ketua)2. Miriam Budiardjo(Wakil Ketua 1)3. Marzuki Darusman(Wakil Ketua 2)4. Baharuddin Lopa(Sekjen)5. Charles Himawan6. Nurcholis Madjid7. Roekmini Koesoemo Astoeti8. Hasan Basri9. Soegiri10. Soetandyo W11. Sri Soemantri M12. Munawir Sjadzali13. Djoko Sugianto14. Satjipto Rahardjo15. Aisyah Aminy16. Albert Hasibuan17. Djoko Moeljono18. A.H.S. Attamimi19. Arnold Achmad Baramuli20. Bambang W. Soeharto21. Muljadi22. Gani Djemat23. Clementino Dos Reis Amaral24. BN Marbun25. Asmara NababanPeriode 1998-2002[2]1. Djoko Soegianto(Ketua)2. Saparinah Sadli(Wakil Ketua 1)3. Bambang W. Soeharto(Wakil Ketua 2)4. Asmara Nababan(Sekjen)5. Charles Himawan6. Emil Salim7. Soetandyo Wignjosoebroto8. Soelistyowati Soegondo9. Saafroedin Bahar10. Harbrinderjit Singh Dillon11. Satjipto Rahardjo12. Albert Hasibuan13. B.N. Marbun14. Mohammad Salim15. Soegiri16. Samsudin17. Aisyah Amini18. Benjamin Mangkoedilaga19. Koesparmono Irsah20. Miriam Budiarjo21. Sri Soemantri22. Munawir SjadzaliPeriode 2002-2007[3]1. Abdul Hakim Garuda Nusantara (Ketua)2. Zumrotin K. Susilo (Wakil Ketua)3. Amidhan4. Anshari Thayib5. M. Habib Chirzin6. Saafroedin Bahar7. Achmad Ali8. Soelistyowati Sugondo9. M. Said Nizar10. Samsudin11. Enny Soeprapto12. Chandra Setiawan13. Hasto Atmodjo Surojo14. MM. Billah15. Ruswiati Suryasaputra16. M. Farid17. Djoko Soegianto18. Koesparmono Irsan19. Hasballah M. Saad20. Taheri NoorPeriode 2007-2012

[4]1. Idhal Kasim (Ketua)2. Yosep Adiprasetyo (Wakil Ketua Bidang Internal)3. Nur Kholis (Wakil Ketua Bidang Eksternal)4. Ahmad Baso (Komisoner Sub Komisi Pengkajian dan Penelitian)5. Abdul Munir Mulkhan (Komisoner Sub Komisi Pengkajian dan Penelitian)6. Hesti Armiwulan (Komisoner Sub Komisi Pendidikan dan Penyuluhan)7. Saharuddin Daming (Komisoner Sub Komisi Pendidikan dan Penyuluhan)8. Kabul Supriadi (Komisoner Sub Pemantauan)9. Jhony Nelson Simanjuntak (Komisoner Sub Komisi Pemantauan)10. Syafrudin Gulma Simelue (Komisoner Sub Komisi Mediasi)11. M. Ridha Saleh (Komisoner Sub Komisi Mediasi)Periode 2012-2017[5]1. Siti Noor Laila(Ketua)2. M. Imdadun Rahmat(Wakil Ketua bidang Internal)3. Dianto Bachriadi, Ph.D (Wakil Ketua bidang Eksternal)4. Natalius Pigai(Koordinator Sub Komisi Pemantauan dan Penyelidikan)5. Roichatul Aswidah(Koordinator Sub Komisi Pengkajian dan Penelitian)6. Nur Kholis(Koordinator Sub Komisi Mediasi)7. Prof. Dr.Hafidz Abbas8. Siane Indriani9. Drs.Maneger Nasution10. Ansori Sinungan11. Muhammad Nurkhoiron12. Sandrayati Moniaga13. Dr.Otto Nur AbdullahGejolak internal]Pada 23 November 2012, Komnas HAM periode 2012-2017 memilih ketua dan wakil ketua melalui pemungutan suara di antara 13 anggota.Otto Nur Abdullah(dikenal juga sebagaiOtto Syamsuddin Ishak) terpilih sebagai ketua. Ia didampingi dua wakil ketua yaitu Muhammad Nurkhoiron dan Sandrayati Moniaga.[6]Desember 2012, sejumlah anggota Komnas HAM mengusulkan perubahan Tata Tertib Komnas HAM. Mereka mengusulkan agar masa jabatan Ketua Komnas HAM dikurangi, dari sebelumnya 2,5 tahun menjadi satu tahun saja.[7]Meski mendapat penolakan dari masyarakat luas, namun pada 12 Januari 2013, mayoritas anggota Komnas HAM menyetujui usulan tersebut. Dari 13 anggota Komnas, sembilan orang setuju dengan perubahan Tata Tertib tersebut. Otto Nur Abdullah hanya akan menjabat ketua hingga Maret.[8]Memanasnya situasi internal Komnas HAM diduga karena perebutan fasilitas dan gaji. Seorang ketua mendapat fasilitas mobil Toyota Camry, dan wakil ketua mendapat Toyota Vios. Sedangkan anggota mendapat Toyota Kijang.[9]Gaji ketua dan anggota juga berbeda. Gaji atau honorarium ketua Komnas HAM sebesar Rp23,7 juta per bulan, wakil ketua sebesar Rp22,5 juta per bulan dan anggota Rp20,6 juta per bulan.[10]Maret 2013, Komnas HAM melakukan pemilihan untuk merotasi kepemimpinan Komnas HAM. Siti Noor Laila terpilih sebagai ketua.[11]Posisi dua wakil ketua juga dirotasi, dan diisi Imdadun Rahmat dan Dianto Bachriadi.Perpecahan di tubuh Komnas HAM membuat para staf yang bekerja di lembaga tersebut sempat mogok kerja. Di samping itu staf Kantor Perwakilan Komnas HAM di daerah juga mengirim petisi penolakan kepemimpinan baru. Meskipun pelayanan pengaduan kasus tetap dibuka.[12]Kantor PerwakilanKomnas HAM memiliki enam kantor perwakilan. Diantaranya: Kantor Perwakilan Komnas HAM Aceh Kantor Perwakilan Komnas HAM Sumatera Barat Kantor Perwakilan Komnas HAM Kalimantan Barat Kantor Perwakilan Komnas HAM Sulawesi Utara Kantor Perwakilan Komnas HAM MalukuHak Asasi Manusia

Nama :Kelas :No :

Pemilihan umum

Pemilihan Umum(Pemilu) adalah proses memilih orang untuk mengisi jabatan-jabatanpolitiktertentu.[rujukan?]Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai daripresiden,wakil rakyatdi berbagai tingkat pemerintahan, sampaikepala desa.[rujukan?]Pada konteks yang lebih luas, Pemilu dapat juga berarti proses mengisi jabatan-jabatan seperti ketuaOSISatau ketuakelas, walaupun untuk ini kata 'pemilihan' lebih sering digunakan.[rujukan?]Pemilu merupakan salah satu usaha untuk memengaruhi rakyat secara persuasif (tidak memaksa) dengan melakukan kegiatanretorika,public relations, komunikasi massa, lobby dan lain-lain kegiatan.[rujukan?]Meskipun agitasi danpropagandadi Negara demokrasi sangat dikecam, namun dalam kampanye pemilihan umum, teknik agitasi dan teknik propaganda banyak juga dipakaioleh para kandidat atau politikus selalu komunikator politik.[1]Dalam Pemilu, para pemilih dalam Pemilu juga disebutkonstituen, dan kepada merekalah para peserta Pemilu menawarkan janji-janji dan program-programnya pada masakampanye.[rujukan?]Kampanye dilakukan selama waktu yang telah ditentukan, menjelang hari pemungutan suara.[rujukan?]

Setelahpemungutan suaradilakukan, proses penghitungan dimulai.[rujukan?]Pemenang Pemilu ditentukan oleh aturan main atau sistem penentuan pemenang yang sebelumnya telah ditetapkan dan disetujui oleh para peserta, dan disosialisasikan ke para pemilih.[rujukan?] Sistem pemilihan umum[Berdasarkan daftar peserta partai politik[Sistem pemilihan umum terbagi 2 jenis yaitu1. sistem terbuka, yaitu pemilih mencoblos/mencontreng nama dan foto peserta partai politik2. sistem tertutup, yaitu pemilih mencoblos/mencontreng nama partai politik tertentu. Kedua sistem memiliki persamaan yaitu pemilih memilih nama tokoh yang sama di mana tokoh-tokoh tersbut bisa bermasalah di depan publik.[rujukan?]Berdasarkan perhitunganSistem pemilihan umum terbagi 3 jenis yaitu1. sistem distrik (plurality system), yaitu perhitungan sederhana yaitu calon peserta politik mengumpulkan dalam jumlah suara terbanyak. Jenis sistemnya:1. Mayoritas multak (First Past The Post/FPTP)2. Suara alternatif (Alternative Vote/AV)3. Suara blok (Block Vote/BV)4. Sistem putaran dua (Two Round System/TRS)2. sistem semi proporsional (semi proportional system), yaitu perhitungan sistem distrik yang menjembatani proporsional. Jenis sistemnya:1. Suara non dipindahtangankan tunggal (Single Non Transferable Vote/SNTV)2. Sistem paralel (Parallel system)3. Suara terbatas (Limited vote)4. Suara kumulatif (Cumulative vote)3. sistem proporsional (proportional system), yaitu perhitungan rumit yaitu calon peserta politik mengumpulkan dengan menggunakan bilangan pembagi pemilih. Jenis sistemnya:1. Suara dipindahtangankan tunggal (Single Transferable Vote/STV)2. Perwakilan proporsional (Proportional Representative/PR)3. Daftar partai (Party-list)1. Daftar terbuka (Open-list)2. Daftar tertutup (Close-list)3. Daftar lokal (Local-list)4. Anggota proporsional campuran (Mixed Member Proportional/MMP)Perbedaan sebagai berikut:KeteranganDistrikProporsional

Peranan politiklemahkuat

Distribusitinggirendah

Kedekatan dengan calon pemilihtinggirendah

Akuntabilitastinggirendah

Politik uangtinggirendah

Kualitas parlemensama dengan SDsama dengan SP

Calon parlemenharus daerahtidak harus daerah

Daerah basis pemilihanyatidak

Jumlah wakil tiap daerahhanya satudua atau lebih

Partai kecil/partai guremrugiuntung

Keloyalan wakil rakyatdesentralisasi(loyal pada konstituensi)sentralisasi(loyal pada pusat)

Batas ambang parlementidaktergantung

Calon independentidakya

Ukuran daerah pemilihansedikitbanyak

Jumlah daerah pemilihanbanyaksedikit

Membentuk koalisitidakya

Pemilu di IndonesiaSejakproklamasikemerdekaan hingga tahun 2004 di Indonesia telah dilaksanakan pemilihan umum sebanyak sepuluh kali, yaitu dimulai tahun 1987, 1992, 1997, 1999, 2004, 2009. Jumlah kontestan partai partai politik dalam pemilihan disetiap tahunya tidak selalu sama, kecuali pada pemilu tahun 1977 sampai 1997.[rujukan?]Pemilu pada tahun 1955 dilangsungkan pada dua tahap sebagai berikut.[rujukan?]Pertama, pemilu diselenggarakan pada tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota DPR.[rujukan?]Kedua, pemilu diselenggarakan pada tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggotakonstituante.[5]Referensi1. ^Arifin, Anwar.Pencitraan dalam politik, (Jakarta: pustaka Indonesia, 2006) hal.392. ^http://home.snafu.de/watchin/Republika12_07_2011.pdf3. ^Perbedaan sistem distrik dan proporsional4. ^jidil 25. ^Suprihatini, Amin.Partai Politik di Indonesia, (Klaten: Cempaka Putih, 2008), hlm.8,9Pranala luar Departemen Dalam Negeri (Depdagri) Komisi Pemilihan Umum (KPU) (tersedia dalamBahasa IndonesiadanBahasa Inggris) Tabulasi Nasional Pemilu (TNP) KPU Pemilu Indonesia Pusat Informasi Partai Politik Indonesia Pemilu Pemilu

Pemilu

Nama :Kelas :No :