Hairatussani Hasanah Fps

92
HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMUN 102 JAKARTA TIMUR Skripsi ini diajukan sebagai sebagian persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Psikologi Hairatussaani Hasanah 101070022967 FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 i

description

adversity quotient

Transcript of Hairatussani Hasanah Fps

Page 1: Hairatussani Hasanah Fps

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN

PRESTASI BELAJAR SISWA SMUN 102 JAKARTA TIMUR

Skripsi ini diajukan sebagai sebagian persyaratan untuk meraih

gelar Sarjana Psikologi

Hairatussaani Hasanah

101070022967

FAKULTAS PSIKOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010

i

Page 2: Hairatussani Hasanah Fps

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT

DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

SMUN 102 JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat

memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

HAIRATUSSAANI HASANAH

NIM: 101070022967

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Netty Hartati, M.Si Dra. Diana Mutiah, M.Si

NIP. 19531002 198303 2 001 NIP. 19671029 199603 2 001

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2010 M

Page 3: Hairatussani Hasanah Fps

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT

DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMUN 102 JAKARTA TIMUR telah

diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas psikologi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 3 september 2010. skripsi ini telah diterima

sabagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada

Fakultas Psikologi.

Jakarta, 16 September 2010

Sidang munaqosyah

Dekan Pembantu Dekan/

Ketua merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Jahja Umar, Ph.D Dra.Fadhilah Suralaga, M.Si

NIP. 130 885 522 NIP.19561223 198303 2 001

Anggota:

Solicha, M.Si Dra.Netty Hartati, M.Si

NIP.19720415 199903 2 001 NIP. 19531002198303 2 001

Dra.Diana Mutiah,M.Si NIP. 19671029 199603 2 001

Page 4: Hairatussani Hasanah Fps

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN

PRESTASI BELAJAR SISWA SMUN 102

JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat

Memperoleh gelar Sajana Psikologi

Oleh:

HAIRATUSSAANI HASANAH

NIM: 101070022967

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Netty Hartati, M.Si Dra. Diana Mutiah, M.Si NIP. 19531002 198303 2 001 NIP. 19671029 199603 2 001

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2010 M

Page 5: Hairatussani Hasanah Fps

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Hairatussaani Hasanah

NIM : 101070022967

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Adversity

Quotient Dengan Prestasi Belajar Siswa SMUN 102 Jakarta Timur” adalah benar

merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan

skripsi tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah

saya cantumkan sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.

Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan Undang-Undang

jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari karya orang

lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, 15 September 2010

Hairatussaani Hasanah NIM: 101070022967

iv

Page 6: Hairatussani Hasanah Fps

MOTTO

Kenalilah diri anda sendiri

_ Socrates_

Manusia melakukan apa yang harus dilakukan,

kendati terdapat konsekuensi-konsekuensi,

rintangan-rintangan, dan bahaya serta tekanan-tekanan,

dan itulah dasar dari semua moralitas manusia

_ John F Kennedy_

Karena sungguh, bersama kesulitan itu ada kemudahan,

Sungguh bersama kesulitan itu ada kemudahan

_ QS Al-Insyirah : 5&6_

Dari semua sifat yang bisa kita pelajari,

Tidak ada watak yang lebih bermanfaat,

Lebih penting dari kelangsungan hidup,

Dan lebih besar kemungkinannya

untuk memperbaiki mutu kehidupan,

Daripada kemampuan untuk mengubah kesulitan

menjadi tantangan yang menyenangkan

_ Mihalyi Csikzentmihaly_

v

Page 7: Hairatussani Hasanah Fps

“ Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu

mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya,

mereka menjaganya atas perintah Allah.

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum

sehingga mereka merubah keadaan diri mereka sendiri

dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum,

maka tak ada yang dapat menolaknya,

dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”

(Al-Qur’an Surat Ar-Ra’ad ayat 11)

Kupersembahkan untuk

Kedua orang tuaku yang telah menyayangiku

Semoga Allah memuliakan kalian dunia dan akhirat

vi

Page 8: Hairatussani Hasanah Fps

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi (B) September 2010 (C) Hairatussaani hasanah (D) Hubungan antara Adversity Quotient dengan prestasi belajar siswa (E) XI + 56 halaman (F) Manusia adalah pembelajar sejati yang terus belajar sejak ia lahir hingga akhir

hayat, baik belajar secara formal maupun informal. Belajar itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah adversity quotient atau daya juang. Adversity quotient merupakan pengukuran kemampuan seseorang dalam merespons suatu tantangan dalam kehidupannya untuk mencapai keberhasilan, salah satunya yaitu pencapaian prestasi belajar. Dengan adanya daya juang, diharapkan siswa dapat memperoleh prestasi belajar yang baik. maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara adversity quotient dengan prestasi belajar siswa SMUN 102 Jakarta Timur. Hipotesis yang diajukan adalah hipotesis kerja (Ha) “Ada hubungan antara adversity quotient dengan prestasi belajar siswa SMUN 102 Jakarta Timur”. Adversity quotient disini mengacu kepada aspek-aspek control (kendali), origin dan ownesrship (asal usul dan pengakuan), reach (jangkauan), dan endurance (daya tahan). Dan prestasi belajar dalam penelitian ini adalah nilai atau hasil yang diperoleh dari evaluasi atau aspek-aspek lainnya yang dikuantitatifkan dan tercermin dalam nilai rapor siswa pada semester II. Penelitian dilaksanakan di SMUN 102 Jakarta Timur dengan jumlah sampel 113 siswa yang diambil dengan teknik Purposive Sampling. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Instrumen pengumpul data yang digunakan adalah skala model Likert. Jumlah item untuk skala adversity quotient sebanyak 28 item dan untuk prestasi belajar menggunakan nilai rata-rata rapor siswa pada semester II. Teknik pengolahan dan analisa data dilakukan dengan analisa statistik menggunakan program SPSS 16.00 yang meliputi Pearson’s Product Moment untuk menguji validitas item, Cronbach’s Alpha untuk menguji reliabilitas instrumen pengumpul data, dan Spearman Correlation untuk pengujian hipotesis penelitian. Setelah skala Adversity Quotient diuji validitasnya dengan product moment Pearson dan diuji reliabilitasnya dengan Alpha Cronbach, maka didapat 28 item yang valid dengan koefisien reliabilitas 0,8305. berdasarkan uji hipotesis diperoleh hasil rhitung 0,042 < rtabel α = 0,05 (0,1832). Hasilnya Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara Adversity Quotient dengan prestasi belajar siswa SMUN 102 Jakarta Timur.

(G) Referensi Bacaan : 24 (1983-2007)

vii

Page 9: Hairatussani Hasanah Fps

KATA PENGANTAR

Assalamu‘alaikum Wr Wb

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya setiap saat, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan antara Adversity Quotient dengan

Prestasi Belajar Siswa SMUN 102 Jakarta Timur”. Shalawat serta salam semoga tetap

Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, atas segala perjuangannya sehingga

kita dapat merasakan indahnya hidup di bawah naungan Islam

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima

kasih yang tak terhingga kepada:

1. Allah SWT, atas segala kepercayaan-Nya kepadaku untuk mengemban segala

yang Kau berikan: atas berkah yang tak ternilai, atas pengampunan dan kearifan-

Mu mendengarkan doa-doaku.

2. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jahja Umar, Ph.D

yang telah banyak memberikan pengarahan dan motivasi kepada penulis.

3. Dra. Hj. Netty Hartati, M.Si, sebagai pembimbing I yang senantiasa memberikan

bimbingan, saran, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Dra. Diana Mutiah, M.Si, sebagai pembimbing II yang senantiasa memberikan

bimbingan, saran, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Solicha, M.Si sebagai penguji skripsi I dan pembimbing seminar skripsi yang

telah memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

6. Neneng Tati Sumiati, M.Si,Psi sebagai pembimbing akademik yang telah banyak

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Para dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dengan

penuh kesabaran dan keikhlasan untuk memberikan ilmu kepada penulis.

8. Para pegawai akademik, bagian keuangan, dan perpustakaan baik di Fakultas

Psikologi, maupun UIN Pusat yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan

administrasi dan berbagai hal selama perkuliahan.

viii

Page 10: Hairatussani Hasanah Fps

viii

9. Yang paling penulis hormati dan kasihi setelah Allah dan Rasulnya, Bapak

Hairuddin dan Mama Tumini yang telah banyak memberikan motivasi serta

dukungan selama penulis menyelesaikan skripsi ini, Suamiku Ahmad Zaky yang

selalu mensupport penulis siang malam, Putriku Nayla Shabiha dan Putraku

Aimar Nawwaf yang telah mau bersabar menunggu dan menginap di rumah Mbah

Akung, Kakakku Icha dan adik-adikku Erul, Iyam, Zaki yang telah banyak

memberi dukungan dan motivasi kepada penulis, Terima kasih atas semua cinta

yang telah diberikan.

10. Semua guru-guru SD 04 Cakung Timur, SLTP Al Muttaqin, dan MA Al-Hikmah,

yang pernah mengajarkan menulis dan membaca, juga mengenalkan banyak hal

dalam hidup, Keikhlasan dan kesabaran kalian mengajarkan kami, semoga Allah

membalas semua pengabdian kalian.

11. Sahabat-sahabat (Agek, Ipung, Dewi Amr, Puji, Dede Dewi) yang telah banyak

memberikan bantuan, motivasi, dan kekuatan kepada penulis.

12. Keluarga bintang-bintang (Intan, Tika, Ning, Ika, Nia, Yuyun, Ngkis) atas segala

motivasi yang telah diberikan semoga persahabatan ini senantiasa teruntai indah.

13. Teman-teman seperjuangan dalam mengerjakan skripsi (Nurma, Ani, Aga,

Rahmat, Kholik, Asnari, Eka, Eva, Dona, Hana, Fauzi) atas segala motivasi yang

tiada henti dan waktu yang disediakan untuk berbagi di setiap kesempatan.

14. Kepala Sekolah SMUN 102 Jakarta Timur dan Guru-guru yang telah membantu

dan memberikan data kepada penulis.

15. Seluruh siswa-siswa SMUN 102 Jakarta Timur Khususnya kelas XI yang bersedia

menjadi sampel dalam penelitian ini.

Semoga Allah memberikan pahala yang tak henti-hentinya kepada semua pihak,

sebagai balasan atas segala kebaikan dan bantuan yang diberikan. Harapan

penulis, semoga skripsi ini memberi manfaat, khususnya kepada penulis dan

umumnya bagi seluruh pihak yang terkait. Untuk kesempurnaan karya ini, penulis

harapkan saran dan kritiknya.

Jakarta, 3 September 2010

Penulis

Page 11: Hairatussani Hasanah Fps

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................... I

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................ II

HALAMAN PENGESAHAN................................................................. III

LEMBAR PERNYATAAN.................................................................... IV

MOTTO............................................................................................... V

DEDIKASI........................................................................................... VI

ABSTRAKSI....................................................................................... VII

KATA PENGANTAR.......................................................................... VIII

DAFTAR ISI....................................................................................... IX

DAFTAR TABEL................................................................................ X

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... XI

BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah................................................................ 1

1.2 Batasan dan Rumusan Masalah.................................................... 5

1.2.1 Batasan masalah.................................................................. 5

1.2.2 Rumusan masalah................................................................ 6

1.3 Tujuan Penelitian............................................................................ 6

1.4 Manfaat Penelitian….........…………………………………………… 7

1.4.1 Manfaat teoritis..................................................................... 7

1.4.2 Manfaat praktis...................................................................... 7

1.5 Sistematika Penelitian...................................................................... 7

ix

Page 12: Hairatussani Hasanah Fps

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA.................................................................. 9

2.1 Prestasi Belajar............................................................................... 9

2.1.1 Pengertian prestasi belajar..................................................... 9

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar................ 10

2.2 Adversity Quotient........................................................................... 12

2.2.1 Pengertian adversity quotient................................................ 12

2.2.2 Teori dasar adversity quotient............................................... 15

2.2.3 Peran adversity quotient......................................................... 21

2.2.4 Dimensi adversity quotient..................................................... 22

2.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi adversity quotient........... 24

2.3 Kerangka Berpikir.............………………………………………………28

2.4 Hipotesis..... ……………………………………………………………...30

BAB 3 METODE PENELITIAN.............................................................. 31

3.1 Jenis Penelitian................................................................................ 31

3.1.1 Pendekatan dan metode penelitian.......................................... 31

3.1.2 Metode penelitian………………………………………………… 32

3.1.3 Definisi konseptual variabel dan operasional variabel............. 32

3.1.3.1 Definisi konseptual variabel.................................................. 32

3.1.3.2 Definisi operasional variabel................................................. 33

3.2 Subyek Penelitian............................................................................ 34

3.2.1 Populasi dan sampel................................................................. 34

3.2.2 Teknik pengambilan sampel...................................................... 35

3.3 Teknik Pengumpulan Data................................................................. 35

3.3.1 Metode pengumpulan data....................................................... 35

ix

Page 13: Hairatussani Hasanah Fps

ix

3.3.2 Alat ukur penelitian................................................................... 36

3.3.3 Teknik uji instrumen penelitian................................................. 37

3.4 Teknik Analisis Data........ ……………………………………………... 40

3.5 Prosedur Penelitian........................................................................... 41

BAB 4 HASIL PENELITIAN.................................................................... 43

4.1 Gambaran Umum Responden............................................................43

4.1.1 Gambaran umum berdasarkan jenis kelamin............................ 43

4.1.2 Gambaran umum berdasarkan usia........................................... 44

4.2 Deskripsi Data..................................................................................... 44

4.2.1 Kategorisasi skor adversity quotient............................................45

4.2.2 Kategorisasi skor prestasi belajar................................................45

4.3 Uji Persyaratan........…………………………………………………….....47

4.3.1 Uji normalitas……………………………………………………....... 47

4.3.2 Uji homogenitas…………………………………………………...... 49

4.4 Hasil Uji Hipotesis penelitian.............………………………………........ 50

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN........................................ 52

5.1 Kesimpulan........................................................................................... 52

5.2 Diskusi.................................................................................................. 52

5.3 Saran.................................................................................................... 55

5.3.1 Saran teoritis……...……………………………………………........ 55

5.3.2 Saran praktis……………………………………………………........ 56

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: Hairatussani Hasanah Fps

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hubungan Pesimisme-Optimisme dan Respon terhadap Kesulitan 20

Tabel 3.1 Blue Print Skala Adversity Quotient 36

Tabel 3.2 Blue Print Revisi Skala Adversity Quotient 39

Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden berdasarkan Jenis Kelamin 43

Tabel 4.2 Deskiptif Statistik 44

Tabel 4.3 Tabel Kategorisasi Adversity Quotient 45

Tabel 4.4 Tabel Kategorisasi Prestasi Belajar 46

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas 47

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas 49

Tabel 4.7 Korelasi Skala adversity Quotient dengan Prestasi Belajar Siswa 50

x

Page 15: Hairatussani Hasanah Fps

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran surat izin penelitian dari Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah

2. Lampiran surat keterangan penelitian dari SMUN 102 Jakarta Timur

3. Lampiran skala adversity quotient (try out)

4. Lampiran data mentah hasil try out skala adversity quotient

5. Lampiran validitas skala adversity quotient

6. Lampiran reliabilitas skala adversity quotient

7. Lampiran skala adversity quotient (penelitian)

8. Lampiran nilai rata-rata rapor siswa

9. Lampiran data mentah hasil penelitian skala adversity quotient

10. Lampiran tabel hasil.

xi

Page 16: Hairatussani Hasanah Fps

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia adalah pembelajar sejati, yang terus belajar mulai dari ia lahir

hingga akhir hayat. Baik belajar secara formal maupun secara informal, di dalam

lembaga pendidikan maupun di dalam kehidupan. Belajar bukanlah hanya suatu

kebutuhan melainkan keharusan bagi manusia dan untuk manusia itu sendiri agar

bisa berkembang dan memaknai kehidupan. Manusia dapat memanfaatkan

pengalaman hidup yang diserap inderanya untuk belajar dan menjadikannya

kesempatan untuk terus berkembang. Belajar adalah kegiatan berproses dan

merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis

dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian

tujuan pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa,

baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya

sendiri (Syah, 2007).

Kemampuan intelektual siswa diduga dapat menentukan keberhasilan siswa

dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya seseorang

dalam belajar maka diperlukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui

prestasi yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Prestasi

belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena

kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari

proses belajar. Sehubungan dengan prestasi belajar, dalam kamus besar Bahasa

Indonesia (1989) prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau

Page 17: Hairatussani Hasanah Fps

2

ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan

dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. Sedangkan menurut

Winkel (1996) prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau

kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan

bobot yang dicapainya. Jadi prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat

keberhasilan dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk

nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses pembelajaran.

Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari

evaluasi dapat memperlihatkan tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa

tersebut.

Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka

perlu diperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya yaitu faktor

dari luar diri siswa (eksternal) dan faktor dari dalam diri siswa (internal). Faktor

eksternalnya antara lain: kesejahteraan lingkungan, kompetensi guru, dan

fasilitas belajar. Dan faktor internalnya antara lain: kecerdasan inteligensi,

kecerdasan emosional, sikap, minat, bakat, ketekunan, dan motivasi belajar

(Syah, 2007).

Sikap belajar siswa yang kurang baik misalnya: malas mengulang kembali

pelajaran, tertekan karena pekerjaan rumah yang berat, merasa rendah diri dan

menyerah ketika menghadapi soal-soal tes yang sulit, tertekan pada masalah

secara berlebihan, dan menjadi frustasi hingga lari dari masalah dan tanggung

jawab. Perasaan tertekan yang berulang kali terjadi pada diri siswa tersebut dapat

Page 18: Hairatussani Hasanah Fps

3

mengganggu proses berpikir yang normal sehingga berakibat rendahnya prestasi

belajar.

Untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik, dibutuhkan daya juang siswa

agar dapat meraih hasil yang maksimal. Ketangguhan dan daya juang inilah yang

dikonseptualisasikan oleh Paul G Stoltz (2000) sebagai kecerdasan ketegaran

atau daya juang atau disebut juga Adversity Quotient (AQ).

Konsep ini muncul dikarenakan konsep IQ (intelligence Quotient) yang

menggambarkan tingkat kecerdasan individu dan EQ (Emotional Quotient) yang

menggambarkan aspek afektif dan keefektifan dalam berinteraksi dengan orang

lain (Goleman, 2001), dianggap kurang dapat memprediksi keberhasilan

seseorang.

Dalam kenyataannya, individu yang cerdas dan baik secara emosional

terkadang tidak mendapatkan kesuksesan dalam hidupnya karena mereka cepat

menyerah bila dihadapkan pada kesulitan atau kegagalan dan akhirnya mereka

berhenti berusaha dan menyia-nyiakan kemampuan IQ dan EQ yang dimilikinya.

Ini menunjukkan bahwa IQ dan EQ kurang bisa menjadi prediktor dalam

kesuksesan seseorang. Karena seperti halnya IQ, tidak setiap orang mampu

memanfaatkan EQ dan potensi lain dalam dirinya.

Kemudian Stoltz (2000) mengajukan teori mengenai AQ yang menurutnya

dapat menjembatani antara IQ dan EQ seseorang. Dengan Adversity Quotient ini

individu dapat mengubah hambatan menjadi peluang karena kecerdasan ini

merupakan penentu seberapa jauh individu mampu bertahan dalam menghadapi

dan mengatasi kesulitan (Stoltz, 2000). Stoltz menempatkan AQ di antara EQ

Page 19: Hairatussani Hasanah Fps

4

dan IQ. Hal ini dimaksudkan bahwa peran EQ dan IQ akan dapat menjadi

maksimal dengan adanya AQ yang menjadi jembatan penghubung antara

keduanya.

AQ yang dikonsepkan sebagai seberapa besar individu mampu dan mau

untuk berjuang merupakan faktor penting yang mampu membuat seseorang

memaksimalkan potensi IQ dan EQ-nya. Sebab tanpa adanya usaha dan daya

juang yang tinggi, maka IQ dan EQ seseorang akan menjadi sia-sia, tidak

terpakai atau tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal. Sehingga prestasi belajar

yang ingin dicapai menjadi tidak maksimal. Untuk itu, daya juang sangat

diperlukan dalam usaha pencapaian keberhasilan prestasi belajar.

Menurut Paul G Stoltz (2000) hidup ini seperti mendaki gunung. Kepuasan

dicapai melalui usaha yang tak kenal lelah untuk terus mendaki, meskipun

kadang-kadang langkah demi langkah yang dilalui terasa lambat dan

menyakitkan. Kesuksesan dapat dirumuskan sebagai tingkat dimana seseorang

bergerak ke depan dan ke atas, terus maju dalam menjalani kehidupannya,

kendati terdapat beberapa rintangan. Oleh karena itu Stoltz (2000) membagi tipe

orang berdasarkan atas kemampuan mereka dalam mendaki. Yang pertama atau

tingkatan yang paling bawah adalah quitters, yaitu bagi mereka yang memilih

untuk berhenti, keluar, menghindari kewajiban, ataupun mundur darinya. Yang

kedua adalah campers, yaitu bagi mereka yang yang merasa cukup dalam

pendakiannya, untuk kemudian berhenti dan berkemah. Dan yang terakhir adalah

climbers, mereka yang digolongkan sebagai pendaki, yaitu mereka yang seumur

Page 20: Hairatussani Hasanah Fps

5

hidup memberikan dedikasinya tanpa menghiraukan latar belakang, keuntungan

atau kerugian, nasib buruk atau nasib baik.

Banyak orang yang berhasil baik itu secara materi, ide, pengetahuan,

penemuan, karya seni, hak paten dan sebagainya didasarkan pada sikap pantang

menyerah, berani bangkit dari kegagalan dan selalu terus mencoba sampai

mendapatkan apa yang dicita-citakannya. Bagi siswa yang dapat mengatasi

hambatan atau kegagalan menjadi peluang, tentu akan mendapatkan prestasi

belajar yang baik.

Dari uraian diatas maka dapat diketahui bahwa prestasi belajar seseorang

dapat dilihat dari daya juang atau kegigihannya sehingga dapat meningkatkan

prestasi belajarnya. Untuk itu peneliti tertarik untuk mengangkat masalah ini

sebagai bahan penelitian dengan judul: “Hubungan antara Adversity Quotient

dengan prestasi belajar siswa SMUN 102 Jakarta Timur”.

1.2 Batasan dan Rumusan masalah

1.2.1 Batasan masalah

Untuk menghindari peninjauan yang terlalu luas terhadap masalah-masalah

yang akan diteliti, maka penulis melakukan pembatasan masalah sebagai berikut:

a. Adversity Quotient adalah kemampuan yang dimiliki siswa dalam merespon

kendali, asal usul kesulitan dan akibat dari kesulitan itu, jangkauan kesulitan,

dan berapa lama kesulitan itu akan berlangsung dalam dirinya serta memiliki

kesadaran dan kesanggupan untuk menjalani proses pencapaian tujuan

belajarnya dan memperbaiki cara merespon berbagai hambatan yang ada.

Page 21: Hairatussani Hasanah Fps

6

b. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh dari evaluasi atau tes dan aspek-

aspek lainnya yang dikuantitatifkan dan tercermin dalam nilai rapor siswa

pada akhir semester. Pada penelitian ini akan digunakan nilai rapor siswa di

semester II.

c. Siswa yang dijadikan objek penelitian adalah siswa/siswi kelas XI Tahun

Ajaran 2010/2011 di SMUN 102 Jakarta Timur

1.2.2 Rumusan masalah

Berkaitan dengan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Apakah ada hubungan yang signifikan antara Adversity Quotient dengan prestasi

belajar siswa?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang

hubungan antara adversity quotient dengan prestasi belajar siswa di SMUN 102

Jakarta Timur.

Page 22: Hairatussani Hasanah Fps

7

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah dapat

memberikan kontribusi yang positif bagi berkembangnya ilmu

pengetahuan, khususnya dalam bidang psikologi, yaitu psikologi

pendidikan, dan dapat menjadi inspirasi untuk penelitian-penelitian

selanjutnya.

1.4.2 Manfaat praktis

Adapun manfaat praktis yang penulis harapkan dari penelitian ini adalah

dapat membantu para guru, orang tua, dan para siswa untuk mengetahui

gambaran adversity quotient dan prestasi belajar pada siswa SMUN 102

Jakarta Timur. Dan membantu menyediakan informasi ilmiah yang dapat

digunakan untuk lebih mengenal, memahami dan mengarahkan siswa agar

dapat menjadi generasi penerus yang memiliki adversity quotient yang

baik.

1.5 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah

yaitu pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

serta sistematika penulisan.

Page 23: Hairatussani Hasanah Fps

8

BAB 2 : KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi pengertian prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar, pengertian adversity quotient, teori dasar adversity quotient, peran

adversity quotient, tipe-tipe dan ciri-ciri individu dalam adversity quotient,

dimensi dalam adversity quotient, dan faktor-faktor yang mempengaruhi adversity

quotient. Pada bab ini juga dijelaskan kerangka teori dan hipotesis penelitian.

BAB 3 : METODE PENELITIAN

Bab ini meliputi pendekatan penelitian, definisi operasional, variabel penelitian,

populasi dan sampel, tehnik pengumpulan data, prosedur uji instrumen penelitian

dan metode analisis data.

BAB 4 : HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi gambaran umum subyek penelitian, gambaran dan analisa kasus

serta analisis perbandingan kasus.

BAB 5 : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan, diskusi, dan saran.

Page 24: Hairatussani Hasanah Fps

9

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori dan hal-hal yang berhubungan

dengan prestasi belajar dan adversity quotient. Bab ini terdiri dari 4 subbab.

Subbab yang pertama membahas tentang prestasi belajar, subbab yang kedua

membahas tentang adversity quotient, subbab ketiga membahas kerangka berpikir

dalam penelitian ini dan subbab keempat membahas hipotesis penelitian.

2.1 Prestasi Belajar

2.1.1 Pengertian prestasi belajar

Kemampuan intelektual siswa diduga dapat menentukan keberhasilan siswa

dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya seseorang

dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui

prestasi yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran berlangsung.

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan

belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan

hasil dari proses belajar. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1989) prestasi

belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan

melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai

yang diberikan guru.

Menurut Winkel (1996) prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan

belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya

Page 25: Hairatussani Hasanah Fps

10

sesuai dengan bobot yang dicapainya. Dan belajar itu sendiri memiliki makna

sebagai suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi

sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman (Purwanto,1999)

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar

siswa dapat dilihat dari tingkat keberhasilan siswa dalam memahami materi

pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai pada rapor setiap bidang studi

setelah mengalami proses pembelajaran. Prestasi belajar siswa dapat diketahui

setelah diadakan evaluasi dan hasil dari evaluasi tersebut dapat memperlihatkan

tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa tersebut.

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa (Syah,

2007), antara lain:

1. Faktor internal

Faktor internal meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis.

Aspek fisiologis atau aspek jasmaniah ditandai dengan kebugaran organ tubuh

dan sendi-sendinya. Untuk itu siswa perlu menjaga kesehatan dan kebugaran

tubuh, dengan tubuh yang sehat maka siswa dapat menyerap ilmu dengan baik

selama proses belajar mengajar berlangsung.

Aspek psikologis meliputi:

a. Tingkat kecerdasan/inteligensi siswa yaitu kemampuan memperoleh dan

menggali pengetahuan; menggunakan pengetahuan untuk memahami

Page 26: Hairatussani Hasanah Fps

11

kosep-konsep konkret dan abstrak, dan menghubungkan di antara objek-

objek dan gagasan; menggunakan pengetahuan dengan cara-cara yang

lebih berguna atau efektif (Suharnan, 2005)

b. Sikap mental siswa, menurut Tjundjing (2001) sikap mental itu meliputi:

tujuan belajar, minat terhadap pelajaran, kepercayaan terhadap diri sendiri,

dan keuletan. Terkait dengan Adversity Quotient ini maka keuletan adalah

merupakan kesanggupan seseorang dalam memperjuangkan cita-citanya.

Untuk dapat bertahan menghadapi kesukaran, seseorang harus melihatnya

sebagai tantangan yang harus diatasi. Dengan memiliki keuletan yang

besar, seorang siswa akan dapat memperoleh prestasi yang diharapkannya.

c. Bakat siswa, yaitu kemampuan untuk belajar yang terealisasi menjadi

kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih (Slameto, 2003)

d. Minat siswa, yaitu kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan sehingga orang tersebut merasa senang

dalam mempelajari sesuatu (Slameto. 2003).

e. Motivasi siswa, yaitu penggerak atau pendorong untuk melakukan suatu

kegiatan dan dorongan ini bisa berasal dari dalam diri siswa ataupun dari

luar siswa (Dalyono, 2005)

Page 27: Hairatussani Hasanah Fps

12

2. Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar yang sifatnya dari luar siswa, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor

lingkungan nonsosial (Suryabrata, 1998).

Faktor lingkungan sosial meliputi orangtua dan keluarga siswa, para guru,

teman-teman sekolah, dan teman-teman di rumah.

Faktor lingkungan nonsosial meliputi gedung sekolah dan letaknya, rumah

tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca

dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut

menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

3. Faktor pendekatan belajar, yaitu segala cara atau strategi yang digunakan

siswa dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran materi

tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang

direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan

belajar tertentu.

2.2 Adversity Quotient

2.2.1 Pengertian adversity quotient

Dalam kamus bahasa Inggris, adversity berasal dari kata adverse yang artinya

kondisi tidak menyenangkan, kemalangan. Jadi dapat diartikan bahwa adversity

adalah kesulitan, masalah atau ketidakberuntungan. Sedangkan quotient menurut

kamus bahasa Inggris adalah derajat atau jumlah dari kualitas

Page 28: Hairatussani Hasanah Fps

13

spesifik/karakteristik atau dengan kata lain yaitu mengukur kemampuan

seseorang.

Adversity quotient merupakan suatu teori yang dicetuskan oleh Paul G Stoltz

untuk menjembatani antara kecerdasan intelektual (IQ) dengan kecerdasan

emosional (EQ). Karena menurut Stoltz (2000) kedua hal itu saja tidak cukup

untuk menjadi tolok ukur yang akan memprediksi keberhasilan seseorang.

Baginya, meskipun seseorang mempunyai IQ dan EQ yang baik namun tidak

mempunyai daya juang yang tinggi dan kemampuan merespons kesulitan yang

baik dalam dirinya, maka kedua hal tersebut akan menjadi sia-sia saja.

Stoltz menyebutkan kesuksesan sangat dipengaruhi oleh kemampuan

seseorang dalam mengendalikan atau menguasai kehidupannya sendiri.

Kesuksesan juga sangat dipengaruhi dan dapat diramalkan melalui cara seseorang

merespons dan menjelaskan kesulitan. Menurut Stoltz, adversity quotient adalah

teori yang sesuai dan sekaligus ukuran yang bermakna dan seperangkat instrumen

yang diolah sedemikian rupa untuk membantu seseorang agar tetap gigih

menghadapi kemelut yang penuh tantangan (Stoltz, 2000)

Adversity Quotient dirumuskan oleh Paul G stoltz (2000) dengan

memanfaatkan tiga cabang ilmu pengetahuan yaitu psikologi kognitif,

psikoneuroimunologi, dan neorufisiologi. Adversity quotient memasukkan dua

komponen penting dari setiap konsep praktis, yaitu teori ilmiah dan penerapannya

di dunia nyata. Stoltz mengatakan AQ mempunyai tiga bentuk, yaitu:

Page 29: Hairatussani Hasanah Fps

14

1. AQ adalah suatu kerangka kerja konseptual yang baru untuk memahami dan

meningkatkan semua segi keuksesan

2. AQ adalah suatu ukuran untuk mengetahui respons seseorang terhadap

kesulitan

3. AQ adalah serangkaian peralatan yang memiliki dasar ilmiah untuk

memperbaiki respons terhadap kesulitan.

Gabungan dari ketiga unsur ini meliputi pengetahuan baru, tolak ukur, dan

peralatan praktis, merupakan sebuah paket yang lengkap untuk memahami dan

memperbaiki komponen dasar dalam pendakian (kelangsungan hidup) sehari-hari

dan seumur hidup. Berdasarkan ketiga unsur tersebut, maka adversity quotient

merupakan skor yang dapat memberi tahu seberapa baik seseorang dapat bertahan

dalam kesulitan dan mengukur kemampuan seseorang untuk mengatasi krisis

apapun, menyelesaikan masalah dan sukses jangka panjang, memperkirakan siapa

yang menyerah dan siapa yang yang akan tetap bertahan. Seseorang yang

memiliki AQ tinggi, ia akan terus belajar dan berlatih agar mencapai hasil yang

maksimal. Apabila ia memperoleh nilai yang kurang baik, ia tidak menyerah

begitu saja. Ia akan tetap giat belajar hingga mencapai nilai yang diharapkan.

Seseorang yang memiliki AQ tinggi biasanya tidak puas begitu saja dengan hasil

yang telah dicapai, ia masih terus mencari lagi sesuatu yang lebih tinggi dari

keadaan ia saat itu. Sikap pantang menyerah ini sangat perlu dimiliki bagi siswa

yang ingin berhasil di sekolahnya.

Page 30: Hairatussani Hasanah Fps

15

2.2.2 Teori dasar adversity quotient

Stoltz (2000) mengemukakan dasar teori yang membangun AQ dengan istilah

the three building blocks of AQ, yaitu psikologi kognitif, psikoneuroimunologi,

dan neurophysiology. Balok pembangun teori AQ berasal dari cabang ilmu sains

yang berbeda. Dalam penelitian ini hanya menggunakan teori psikologi kognitif

saja.

Psikologi kognitif mencakup bidang penelitian yang ekstensif sehubungan

dengan kebutuhan manusia untuk mengendalikan dan menguasai hidupnya.

Meliputi konsep-konsep untuk memahami motivasi, efektifitas, dan kinerja

manusia. Teori ini didukung oleh lebih dari 600 studi pada ratusan universitas dan

lembaga diseluruh dunia. Diantaranya teori locus of control internal-eksternal,

learned helplessness dari M Selligman, dan attributional theory. Pada subbab ini

akan dijelaskan mengenai ketiga teori kognitif yang menjadi dasar penyusunan

AQ, seperti di bawah ini:

1. Locus of control (LoC)

Locus of control adalah konsep yang pertama kali ditemukan oleh Rotter pada

tahun 1966 dan telah banyak mendapatkan perhatian dalam penelitian di

bidang psikologi (Lefcort & Phares dalam Cooper, 1983). Spector

(Kusumowardhani, 2006) mendefinisikan Locus of control sebagai salah satu

karakteristik kepribadian yang telah dibuktikan memiliki peran yang penting

dalam menjelaskan perilaku individu dalam organisasi.

Definisi di atas menjelaskan bahwa locus of control adalah suatu konsep yang

menunjukkan derajat seberapa jauh seseorang mempersepsikan adanya

Page 31: Hairatussani Hasanah Fps

16

hubungan kedekatan antara tindakan-tindakan yang dilakukannya dengan hasil

yang diterima, yaitu apakah peristiwa-peristiwa yang dialaminya merupakan

akibat tindakannya sendiri ataukah oleh sebab lain disebabkan oleh kekuatan-

kekuatan di luar kontrol dirinya. Individu-individu yang memiliki keyakinan

bahwa peristiwa-peristiwa yang mereka alami lebih ditentukan oleh faktor-

faktor di luar dirinya dikatakan sebagai individu yang memiliki locus of

control eksternal. Dalam hal ini imbalan yang didapatnya dari berbagai

peristiwa baik yang berupa peristiwa yang menyenangkan maupun peristiwa

yang tidak menyenangkan dapat dipersepsikan sebagai akibat dari

keberuntungan, kesempatan, nasib atau yang berada di bawah kontrol orang

lain yang berkuasa, atau juga sebagai suatu hal yang tidak dapat diduga karena

sangat kompleksnya kekuatan yang melingkupinya. Sedangkan individu yang

cenderung mempersepsikan adanya hubungan antara imbalan dengan tingkah

lakunya sendiri disebut sebagai individu yang memiliki kecenderungan locus

of control internal.

Penggolongan seseorang ke dalam locus of control internal dan eksternal itu

sebenarnya merupakan suatu kontinum, dimana orang-orang dapat diurutkan

sepanjang kontinum tersebut (Bintari, 2000). Dengan perkataan lain kita hanya

dapat mengatakan bahwa orang tersebut memiliki locus of control yang

cenderung internal ataupun cenderung eksternal.

Kecenderungan kontrol yang dimiliki seseorang apakah internal atau eksternal

ini dapat mempengaruhi munculnya suatu tingkah laku tertentu. Hal ini berarti

bahwa Locus of Control seseorang dapat dianggap sebagai anteseden dari

Page 32: Hairatussani Hasanah Fps

17

suatu tingkah laku. Dengan demikian, perbedaan dalam kecenderungan Locus

of control seseorang dapat mengakibatkan perbedaan dalam bertingkah laku,

berpikir, maupun merasakan sesuatu.

2. Learned helplessness

Definisi Learned Heplesness menurut Woolfolk (Sobiroh, 2010) adalah

harapan yang berdasarkan atas pengalaman yang dialami seseorang yang

berakhir pada kegagalan. Teori ini dipelipori oleh Martin Selligman (dari

Universitiy of Pennsyilvania), ia berusaha menjelaskan mengapa banyak orang

menyerah atau gagal ketika dihadapkan pada tantangan hidup. Selligman

(Bintari, 2000) menjelaskan bahwa ada tiga ciri yang menandakan seseorang

dalam keadaan Learned Helplessness. Pertama, harus pernah mengalami

situasi yang hasilnya tidak berkaitan dengan tingkah laku seseorang. Kedua,

orang tersebut membangun kepercayaan atau harapan bahwa responnya tidak

memiliki dampak, atau tidak berguna dalam mempengaruhi hasil. Ketiga,

berbagai variasi penurunan kognitif dan tingkah laku dihasilkan dari

kepercayaan tersebut; kinerja akan memburuk dan rasa melemahkan dan

kurangnya control yang akan dialami.

Learned Helplessness menjelaskan mengapa banyak orang yang putus asa dan

berhenti jika berhadapan dengan tantangan-tantangan hidup. Secara sederhana

Learned Helplessness terjadi dengan menginternalisasi kepercayaan bahwa

apa yang dilakukan seseorang berarti. Learned helplessness menjelaskan

tentang hilangnya control yang dipersepsikan terhadap kejadian yang

Page 33: Hairatussani Hasanah Fps

18

menyulitkan. Teori ini menggambarkan kekuatan kepercayaan bahwa sesuatu

yang dilakukan seseorang tidak membuat perbedaan (Stoltz, 2000).

Learned helplessness bertolak belakang dengan pemberdayaan

(empowerment) dan keduanya saling mengecualikan, serta tidak dapat ada

secara bersamaan. Learned helplessness dimiliki oleh orang dengan AQ

rendah dan menjadi penghalang yang pasti dari pemberdayaan dan pendakian

seseorang. Keberadaannya melemahkan kinerja, produktifitas, motivasi,

energi, belajar, peningkatkan, pengambilan resiko, kreativitas, kesehatan,

vitalitas, ketangguhan, dan ketekunan. (Stoltz, 2000)

3. Teori atribusi, gaya penjelasan, dan optimisme

Berkaitan erat dengan teori learned helplessness adalah gagasan bahwa sukses

seseorang banyak ditentukan oleh cara seseorang menjelaskan atau berespon

terhadap peristiwa dalam kehidupan. Menurut Selligman dan peneliti lain,

orang-orang yang berespon terhadap kemalangan sebagai stabil, internal, dan

dapat digeneralisasikan terhadap bagian lain dari kehidupan mereka, memiliki

kecenderungan untuk menderita dalam seluruh aspek kehidupannya.

Sedangkan mereka yang menjelaskan kemalangan sebagai suatu yang

eksternal, temporer, dan terbatas (pada kejadian itu saja) cenderung untuk

dapat menikmati keuntungan-keuntungan berkisar dari kinerja hingga

kesehatan mereka, (Stoltz, 2000).

Page 34: Hairatussani Hasanah Fps

19

Weiner (Bintari, 2000) menyatakan bahwa atribusi memiliki dimensi-dimensi

yang melandasi suatu atribusi kausal terhadap hasil prestasi dari keberhasilan

dan kegagalan. Dimensi tersebut meliputi:

a. Dimensi Stabilitas, dimensi yang menunjukkan faktor penyebab sebagai

sesuatu yang dapat berubah (temporer) atau cenderung bersifat tetap

sepanjang waktu. Dimensi ini berhubungan erat dengan harapan akan

keberhasilan maupun kegagalan. Dalam hal ini jika seseorang menganggap

keberhasilan yang diperolehnya bersifat stabil maka pada perilaku yang

berikutnya ia juga akan beranggapan bahwa hasil yang akan muncul

adalah keberhasilan juga. Bila kegagalan diatribusikan dengan penyebab

yang internal dan stabil akan menimbulkan reaksi afeksi yaitu perasaan

tidak berdaya.

b. Dimensi Kausalitas, dimensi yang menekankan pada pengatribusian

kinerja individu pada penyebab yang berasal dari dalam dirinya (internal)

atau berada di luar dirinya (eksternal). Dimensi ini berhubungan erat

dengan emosi dan harga dirinya seperti rasa bangga atau rasa malu. Jika

seseorang menganggap bahwa keberhasilan yang diperolehnya berasal dari

dalam dirinya, karena usahanya dan kecerdasannya akan memiliki harga

diri yang lebih positif dibandingkan dengan seseorang yang menganggap

bahwa keberhasilannya karena orang lain atau keberuntungan. Dimensi ini

secara afeksi berhubungan dengan self-esteem.

Page 35: Hairatussani Hasanah Fps

20

c. Dimensi Pengendali, yaitu dimensi yang menggambarkan derajat

pengendalian terhadap hasil atau penyebab. Dalam hal ini, apakah individu

memiliki kontrol terhadap hasil ataukah justru orang lain. Dimensi ini

berkaitan dengan evaluasi terhadap orang lain.

Peneliti perkembangan emosi terkemuka dari Universitas Illinois, Carol

Dweck (dalam Stoltz, 2000) menunjukkan bahwa anak yang tidak berdaya

mengatribusikan dan berfokus pada kegagalan sebagai sifat yang stabil.

Kegagalan tersebut dilihat sebagai kurangnya kemampuan sehingga anak tersebut

belajar lebih sedikit. Sementara anak yang menganggap penyebab sebagai suatu

yang temporal (tidak stabil) serta berorientasi pada penguasaan akan

berkonsentrasi untuk menutupi kegagalan. Anak perempuan berespon secara

berbeda dengan anak laki-laki terhadap kritik dari guru dan teman. Banyaknya

kritik yang permanent (stabil) dan mengena pada anak perempuan membuat

mereka belajar untuk mengatribusikan kegagalan pada sifat yang permanent.

Sementara anak laki-laki sering mendapatkan kritik yang temporer, sehingga

belajar untuk mengatribusikan kegagalan pada sumber temporer.

Selligman (dalam Stoltz, 2000) mendeskripsikan perbedaan atribusi stabil-

tidak stabil pada tabel 2.1 dengan pesimisme-optimisme.

Tabel 2.1 Hubungan pesimisme-optimisme dan respon terhadap kesulitan

Respon terhadap kesulitan

Orang pesimis Permanent Meluas Pribadi

Orang optimis Sementara Terbatas Eksternal

Page 36: Hairatussani Hasanah Fps

21

Orang yang pesimis memiliki kecenderungan untuk menganggap kesulitan

sebagai suatu yang permanent, menimpa seluruh kehidupannya dan diakibatkan

oleh dirinya sendiri (personal). Sedangkan orang yang optimis memiliki

kecenderungan untuk berespon pada kesulitan sebagai sesuatu yang akan berubah

(temporal), terbatas pada hal tertentu saja atau sebagian dari kehidupan saja dan

penyebabnya cenderung eksternal.

Dari seluruh teori kognitif di atas, Stoltz (2000) menyimpulkan suatu teori

baru yang ia sebut dengan teori Hibrida tentang kontrol yaitu:

a. Sukses secara signifikan dipengaruhi rasa control atau penguasaan terhadap

kehidupan

b. Sukses sangat dipengaruhi dan diprediksikan dengan bagaimana seseorang

berespon dan menjelaskan kesulitan

c. Individu berespon pada kesulitan dalam pola tertentu

d. Pola-pola bila tidak dikoreksi akan tetap konsisten sepanjang hidup

e. Bila kita dapat mengukur dan menguatkan bagaimana berespon terhadap

kesulitan, kita dapat menikmati produktivitas yang lebih besar, kinerja,

vitalitas, ketabahan, kesehatan, belajar, peningkatan, motivasi, dan sukses.

2.2.3 Peran adversity quotient

Makin buruk iklim atau keadaan, makin sedikit orang yang bertahan untuk

menghadapi tantangan. Makin sulit situasinya makin sedikit orang yang bersedia

atau mampu untuk memecahkannya. Hubungan antara harapan (kepercayaan

bahwa akan berakhir atau berhasil dengan baik), ketidakberdayaan (keyakinan

Page 37: Hairatussani Hasanah Fps

22

bahwa apapun yang dilakukan tidak akan baik), dan adversity; menunjukkan

bahwa adversity merupakan faktor pengubah yang menentukan apakah seseorang

tetap penuh harapan dalam keadaan sulit. Kemampuan untuk mendaki

menghadapi kesulitan ditentukan oleh AQ. Begitupun halnya dengan semangat

belajar siswa, apabila seorang siswa mampu bertahan dalam keadaan sulit dan

tetap berjuang untuk meraih prestasi belajar yang baik, maka siswa itu akan

memperoleh hasil yang maksimal degan kegigihan dan keuletannya tersebut.

2.2.4 Dimensi adversity quotient

Menurut Stoltz (2000) Adversity Quotient memiliki empat dimensi pokok

yaitu:

1. C = Control

C adalah singkatan dari control atau kendali. C mengungkap berapa banyak

kendali yang seseorang rasakan terhadap sebuah peristiwa yang menimbulkan

kesulitan. Kendali yang sebenarnya dalam suatu situasi tak mungkin diukur,

kendali yang dirasakan jauh lebih penting.

Sulit untuk menaksir besar kekuatan dari kendali yang dirasakan itu, tetapi

tanpa kendali semacam itu, harapan dan tindakan akan hancur. Dengan

kendali semacam itu, hidup dapat diubah dan tujuan-tujuan akan terlaksana.

Mereka yang AQ-nya lebih tinggi merasakan kendali yang lebih besar atas

peristiwa-peristiwa dalam hidup, dibandingkan dengan mereka yang ber-AQ

rendah.

Page 38: Hairatussani Hasanah Fps

23

2. O2 = Origin dan Ownership

O2 merupakan gabungan antara Origin (asal usul) dengan Ownership

(pengakuan), menjelaskan mengenai bagaimana seseorang memandang

sumber masalah yang ada. Apakah ia cenderung memandang masalah yang

terjadi bersumber dari dirinya atau ada faktor-faktor lain diluar dirinya. O2

menyatakan dua hal yaitu siapa atau apa yang menjadi asal usul kesulitan, dan

sejauh mana seseorang mengakui akibat-akibat dari kesulitan itu. Orang yang

memiliki AQ rendah cenderung menempatkan rasa bersalah yang tidak

semestinya atas peristiwa-peristiwa buruk yang menimpanya. Dalam banyak

hal, mereka melihat bahwa dirinyalah penyebab dari kesulitan tersebut.

Sebenarnya rasa bersalah memiliki dua fungsi penting. Pertama, rasa bersalah

akan membantu seseorang untuk belajar dan bangkit untuk memperbaiki

tingkah lakunya. Yang kedua, rasa bersalah dapat berakibat penyesalan.

Penyesalan dapat memaksa seseorang untuk merenung lebih dalam dan

mempertimbangkan hal-hal yang mungkin dapat melukai hati orang lain.

Penyesalan dapat menjadi motivator bila dilakukan dalam batas yang wajar

untuk membantu seseorang dalam memperbaiki kesalahan yang pernah

diperbuatnya.

3. R = Reach

Reach berarti jangkauan, R menjelaskan sejauh mana kesulitan akan

menjangkau bagian-bagian lain dalam kehidupan seseorang. Respon-respon

dari AQ rendah dapat membuat kesulitan menjadi luas ke segi-segi lain dalam

Page 39: Hairatussani Hasanah Fps

24

kehidupan seseorang. Semakin besar jangkauan seseorang maka semakin

besar kemungkinan seseorang membatasi jangkauan masalahnya pada suatu

peristiwa yang sedang ia hadapi.

Membatasi jangkauan kesulitan akan memungkinkan seseorang untuk berpikir

jernih dan mengambil tindakan. Membiarkan jangkauan kesulitan memasuki

satua atau lebih wilayah kehidupan seseorang, akan membuat seseorang

kehilangan kekuatannya untuk terus melakukan pendakian.

4. E = Endurance

E atau endurance (daya tahan) menjelaskan tentang bagaimana seseorang

memandang jangka waktu berlangsungnya masalah yang muncul. Apakah ia

memandang masalah tersebut terjadi secara permanen dan berkelanjutan atau

hanya dalam waktu yang singkat saja.

Semakin rendah endurance seseorang, maka semakin besar kemungkinan

orang itu menganggap kesulitan dan penyebabnya akan berlangsung lama.

Sebaliknya jika endurance seseorang itu tinggi, maka akan semakin besar

kemungkinan orang itu akan menganggap kesulitan adalah hal yang akan

berlalu dan tidak berlangsung lama.

2.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi adversity quotient

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi adversity quotient

seseorang. Stoltz (2000) mengatakan faktor-faktor ini mencakup semua yang

deperlukan seseorang untuk mendaki, yaitu:

Page 40: Hairatussani Hasanah Fps

25

1. Daya saing

Berdasarkan penelitian oleh Satterfield dan Seligman (Stoltz, 2000) pada saat

perang Teluk, mereka menemukan bahwa orang-orang yang merespons kesulitan

secara optimis bisa diramalkan akan bersikap lebih agresif dan mengambil lebih

banyak resiko, dibanding orang yang pesimis.

Orang-orang yang bereaksi secara konstruktif terhadap kesulitan lebih tangkas

dalam memelihara energi, fokus, dan tenaga yang diperlukan supaya berhasil

dalam persaingan. Persaingan sebagian besar berkaitan dengan harapan, kegesitan,

dan keuletan, yang sangat ditentukan oleh cara seseorang menghadapi tantangan

dan kegagalan dalam hidupnya.

2. Produktivitas

Dalam penelitiannya di Metropolitan Life Insurance Company, Seligman (Stoltz,

2000) membuktikan bahwa orang yang tidak merespons kesulitan dengan baik

menjual lebih sedikit, kurang produktif, dan kinerjanya lebih buruk daripada

mereka yang merespons kesulitan dengan baik.

3. Kreativitas

Inovasi pada intinya merupakan tindakan berdasarkan suatu harapan. Inovasi

membutuhkan keyakinan bahwa sesuatu yang sebelumnya tidak ada dapat

menjadi ada. Menurut Joel Barker (Stoltz, 2000) kreativitas muncul dari

keputusasaan. Oleh karena itu, kreativitas menuntut kemampuan untuk mengatasi

Page 41: Hairatussani Hasanah Fps

26

kesulitan yang ditimbulkan oleh hal-hal yang tidak pasti. Orang-orang yang tidak

mampu menghadapi kesulitan menjadi tidak mampu bertindak kreatif.

4. Motivasi

Stoltz (2000) pernah melakukan pengukuran adversity quotient terhadap

perusahaan farmasi. Ia meminta direktur perusahaan itu untuk mengurutkan

timnya sesuai dengan motivasi mereka yang terlihat. Lalu ia mengukur anggota-

anggota tim tersebut. Tanpa kecuali, baik berdasarkan pekerjaan harian maupun

untuk jangka panjang. Hasilnya, mereka yang dianggap sebagai orang yang paling

memiliki motivasi ternyata memiliki AQ yang tinggi pula.

5. Mengambil resiko

Dengan tiadanya kemampuan untuk memegang kendali, tidak ada alasan untuk

mengambil resiko. Sebagaimana telah dibuktikan oleh Satterfield dan Seligman

(Stoltz, 2000), orang- orang yang merespons kesulitan secara lebih konstruktuf

bersedia mengambil lebih banyak resiko. Resiko merupakan aspek esensial dari

pendakian.

6. Perbaikan

Kita berada dalam era yang terus menerus melakukan perbaikan agar dapat

bertahan hidup, baik itu di dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan pribadi.

Stoltz (2000) telah melakukan pengukuran terhadap AQ para perenang. Ia

Page 42: Hairatussani Hasanah Fps

27

menemukan bahwa orang yang memiliki AQ lebih tinggi menjadi lebih baik

serdangkan orang yang memiliki AQ rendah menjadi lebih buruk.

7. Ketekunan

Ketekunan adalah kemampuan untuk terus menerus berusaha, bahkan pada saat

dihadapkan pada kemunduran atau kegagalan. Seligman (Stoltz, 2000)

membuktikan bahwa tenaga penjual, kadet militer, mahasiswa, dan tim-tim

olahraga yang merespons kesulitan dengan baik akan pulih dari kekalahan dan

mampu bertahan.

8. Belajar

Seligman dan peneliti-peneliti lainnya (Stoltz, 2000) membuktikan bahwa orang-

orang yang pesimis merespons kesulitan sebagai hal yang permanen, pribadi, dan

meluas. Carol Dweck (Stoltz, 2000) membuktikan bahwa anak-anak dengan

respons pesimis terhadap kesulitan tidak akan banyak belajar dan berprestasi jika

dibandingkan dengan anak-anak yang memiliki rasa optimis. Banyak hal dan

masalah yang dapat merintangi seorang siswa dalam meraih impian dan cita-

citanya. Masalah-masalah yang menjadi rintangan itu sangat beraneka ragam, baik

dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa.

Walaupun banyak terdapat rintangan dalam pencapaian impian dan cita-cita,

siswa akan berusaha untuk mencapai suatu prestasi di sekolahnya. Seorang siswa

baru dapat dikatakan berhasil apabila dapat meraih prestasi yang gemilang.

Page 43: Hairatussani Hasanah Fps

28

Dengan adanya daya juang dan keuletan dalam belajar diharapkan seorang siswa

mampu meraih prestasi belajar yang baik.

2.3 Kerangka Berpikir

Dalam proses pembelajaran di sekolah, setiap siswa diharapkan dapat

memperoleh prestasi belajar yang memuaskan. Prestasi itu diperoleh dengan cara

belajar, baik di sekolah maupun di rumah. Akan tetapi terkadang siswa

dihadapkan dengan berbagai hambatan, baik dari dalam diri siswa tersebut

maupun dari lingkungan sekitar siswa, sehingga siswa menjadi kurang

bersemangat atau menyerah pada keadaan. Hal tersebut tentu saja dapat membuat

prestasi siswa menjadi menurun atau bahkan tinggal kelas.

Untuk dapat mengoptimalkan potensi yang ada dalam diri, seorang siswa

hendaknya mempunyai daya juang yang tinggi dan tidak mudah menyerah jika

berhadapan dengan kesulitan, inilah yang dikonsepkan sebagai Adversity Quotient

oleh Paul G Stoltz (2000). Konsep ini muncul dikarenakan konsep IQ yang

menggambarkan tingkat kecerdasan individu dan EQ yang menggambarkan aspek

empati, dan keefektifan dalam berinteraksi dengan orang lain, dianggap kurang

dapat memprediksi keberhasilan seseorang baik dalam pendidikan maupun dalam

hidupnya.

Sebab dalam kenyataannya, banyak individu yang cerdas secara intelektual

dan emosional, namun tidak mendapatkan keberhasilan dalam hidupnya

dikarenakan mereka mudah menyerah bila dihadapkan pada kesulitan atau

kegagalan sehingga kemampuan IQ dan EQ mereka menjadi sia-sia.

Page 44: Hairatussani Hasanah Fps

29

Pada penelitian yang dilakukan oleh Tjunjing (2001) yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara IQ, EQ, dan AQ dengan prestasi studi pada siswa

SMU, hasil yang diperoleh adalah tidak adanya korelasi antara AQ dengan

prestasi belajar. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Bintari (2000)

bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara adversity quotient dengan

prestasi akademik pada mahasiswa fakultas psikologi dan fakultas teknik di

Universitas Indonesia. Hal ini bertentangan dengan teori yang diajukan oleh Stoltz

bahwa di saat seseorang berada dalam keadaan sedang mengalami kesulitan,maka

akan mempengaruhi pencapaiannya dalam memperoleh sesuatu.

Stoltz (2000) mengajukan teori adversity quotient ini karena menurutnya AQ

dapat menjembatani antara IQ dan EQ seseorang. Dengan adversity quotient ini

seseorang dapat mengubah hambatan menjadi peluang kesuksesan karena

kecerdasan ini merupakan penentu seberapa jauh seseorang mampu bertahan

dalam menghadapi dan mengatasi kesulitan dalam hidupnya.

AQ

tinggi Prestasi Belajar

(nilai rapor) meningkat

Adversity Quotient :

a. Control b. Origin and

Ownership c. Reach d. Endurance

AQ rendah

Prestasi Belajar (nilai rapor)

menurun

Page 45: Hairatussani Hasanah Fps

30

2.4 Hipotesis

Hipotesis adalah harapan yang dinyatakan oleh peneliti mengenai hubungan

antara variabel-variabel dalam penelitian (Sevilla, 1993). Adapun hipotesis dalam

penelitian ini adalah:

a. Hipotesis Alternatif (Ha)

“ Ada hubungan yang signifikan antara adversity quotient dengan prestasi belajar

siswa di SMUN 102 Jakarta Timur”

b. Hipotesis Nihil (Ho)

“Tidak ada hubungan yang signifikan antara adversity quotient dengan prestasi

belajar siswa SMUN 102 Jakarta Timur”

Page 46: Hairatussani Hasanah Fps

31

BAB 3

METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari tujuh subbab. Subbab pertama membahas pendekatan

penelitian. Subbab kedua membahas tentang variabel penelitian dan definisi

operasional. Subbab ketiga membahas populasi dan sampel. Subbab keempat

membahas tentang pengumpulan data. Subbab kelima membahas uji instrumen

penelitian. Subbab keenam membahas metode analisis data. Dan pada subbab

ketujuh membahas mengenai prosedur penelitian.

3.1 Jenis Penelitian

3.1.1 Pendekatan penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui hubungan antara

adversity quotient dengan prestasi belajar siswa SMUN 102 Jakarta Timur.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif,

dikarenakan pada data akhir akan dianalisis dengan menggunakan perhitungan

statistik. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka (Sugiyono, 2008).

Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk deskripsi dengan menggunakan angka-

angka statistik. Pada umumnya, penelitian kuantitatif merupakan penelitian

sampel besar.

Page 47: Hairatussani Hasanah Fps

32

3.1.2 Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional.

Sevilla (1993) mengemukakan bahwa studi korelasional adalah penelitian

deskriptif yang sering digunakan untuk mencari hubungan antar beberapa

variabel. Dalam penelitian ini untuk mengukur tingkat serta arah hubungan antara

adversity quotient (variabel independen/bebas) dengan prestasi belajar siswa

(variabel dependen/terikat).

3.1.3 Definisi konseptual variabel dan operasional variabel

3.1.3.1 Definisi konseptual variabel

Variabel penelitian adalah suatu karakteristik yang memiliki dua atau lebih

nilai atau sifat yang berdiri sendiri. Kerlinger (Sevilla, 1993) menyebutkan

variabel sebagai konstruksi atau sifat (properties) yang diteliti. Variabel dalam

penelitian ini ada dua, yaitu variabel bebas (IV) dan variabel terikat (DV). Sevilla

(1993) mendefinisikan variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau

mengakibatkan hasil, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi

atau hasil dari penelitian.

a. Variabel X (variabel bebas / Independent variabel) : Adversity Quotient

Adversity quotient merupakan kemampuan yang dimiliki siswa dalam

merespon kendali, asal usul kesulitan dan akibat dari kesulitan itu, jangkauan

kesulitan, dan berapa lama kesulitan itu akan berlangsung dalam dirinya serta

memiliki kesadaran dan kesanggupan untuk menjalani proses pencapaian

tujuan belajarnya dan memperbaiki cara merespon berbagai hambatan yang

Page 48: Hairatussani Hasanah Fps

33

ada. Melalui lima indikator yaitu CO2RE (Control, Origin, Ownership, Reach,

Endurance)

b. Variabel Y (variabel terikat / dependent variabel): prestasi belajar

Prestasi belajar adalah nilai atau hasil yang diperoleh dari evaluasi atau tes dan

aspek-aspek lainnya yang dikuantitatifkan dan tercermin dalam nilai raport

siswa pada akhir semester.

3.1.3.2 Definisi operasional variabel

Definisi operasional adalah suatu definisi yang memberikan penjelasan atas

suatu variabel dalam bentuk yang dapat diukur (Kountour, 2003). Berdasarkan

konsep-konsep dan teori yang telah diuraikan, penulis merumuskan definisi

operasional mengenai variabel-variabel dalam penelitian, yaitu:

a. Adversity quotient dioperasionalisasikan melalui skor skala adversity

quotient yang terdiri dari aspek-aspeknya, yaitu: (1) Control yang

mengungkap berapa banyak kendali yang seseorang rasakan terhadap

sebuah peristiwa yang menimbulkan kesulitan, (2) Origin and Ownership

merupakan dimensi yang menjelaskan siapa atau apa yang menjadi

penyebab kesulitan (origin), dan sampai sejauh mana seseorang merasakan

akibat-akibat kesulitan itu (ownership), (3) Reach adalah dimensi yang

menjelaskan sejauh mana kesulitan yang dialami akan menjangkau bagian-

bagian lain dan berdampak pada kehidupan seseorang, (4) Endurance

Page 49: Hairatussani Hasanah Fps

34

adalah dimensi yang mempertanyakan lama kesulitan dan berapa lama

penyebab dari kesulitan itu akan berlangsung.

b. Prestasi belajar yang dioperasionalisasikan melalui skor berupa nilai rata-

rata dalam raport siswa pada semester II.

3.2 Subjek penelitian

3.2.1 Populasi dan sampel

Menurut Sugiono (2007), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakter tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sebagai suatu populasi, kelompok subyek ini harus memiliki ciri-ciri atau

karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subyek yang lain

(Azwar, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI (XI IPS 1- 4

dan XI IPA) yang berjumlah 192 siswa angkatan 20010/2011 di SMUN 102

Jakarta Timur.

Sampel adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari

populasi atau porsi dari suatu populasi (Sevilla, 1993). Sedangkan untuk

pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 113

siswa, hal ini dilakukan guna memperoleh hasil lebih maksimal

Page 50: Hairatussani Hasanah Fps

35

3.2.2 Teknik pengambilan sampel

Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik Purposive

Sampling. Menurut Sugiyono (2007) teknik Purposive Sampling adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pada penelitian ini, karakteristik

sampel yang digunakan adalah: siswa tersebut duduk di kelas XI, siswa tersebut

tidak disertakan dalam try out, dan memiliki nilai rapor SMU. Karena pada saat

melakukan try out, yang dijadikan sampel adalah kelas XI IPS 2 dan 4, maka

sampel untuk penelitian ini menggunakan kelas XI yang tersisa yaitu kelas XI IPS

1 dan 3 serta kelas XI IPA angkatan 2010/1011 di SMUN 102 Jakarta Timur

3.3 Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data adalah cara yang dipakai oleh peneliti untuk

memperoleh data yang akan diteliti. Dalam proses pengumpulan data penelitian

ini, peneliti menggunakan skala. Azwar (2005), menyatakan bahwa skala adalah

daftar pernyataan yang akan mengungkap performansi yang menjadi karakter

tipikal pada subyek yang diteliti, yang akan dimunculkan dalam bentuk respon-

respon terhadap situasi yang dihadapi. Skala yang digunakan dalam penelitian ini

mengacu pada skala model Likert yaitu metode penskalaan pernyataan individu

yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentu nilai skalanya

(Saifuddin Azwar, 2005). Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan alat pengumpul data yaitu skala adversity quotient.

Page 51: Hairatussani Hasanah Fps

36

3.3.2 Alat ukur penelitian

Untuk memperoleh data dalam penelitian, peneliti menggunakan skala yang

terdiri dari pernyataan-pernyataan mengenai keadaan diri subyek. Bentuk skala

yang digunakan dalam membuat pernyataan pada penelitian ini adalah dengan

skala model Likert. Alat ukur yang digunakan adalah:

1. Skala Adversity Quotient (AQ)

Skala adversity Quotient ini digunakan untuk mengukur kualitas adversity

quotient (daya juang) individu dengan menggunakan penskalaan model Likert

(Kerlinger, 2004). Dalam pembuatan item-item pernyataan skala adversity

quotient ini disusun berdasarkan dimensi-dimensi yang dikemukakan oleh Stoltz

(2000) yaitu: control, origin, ownership, reach, dan endurance.

Tabel 3.1

Blue Print Skala Adversity Quotient

No DIMENSI F UF Σ

1 Control 1, 9, 17, 25, 33, 41,

49, 55

5, 13, 21, 29, 37,

45, 50, 56

16

2 Origin and

Ownership

2, 10, 18, 26, 34,

42, 51, 57, 61, 62

6, 14, 22, 30, 38,

46, 53, 58, 63, 64

20

3 Reach 3, 11, 19, 27, 35,

43, 52, 59, 65

7, 15, 23, 31, 39,

47, 54, 60, 66

18

4 Endurance 4, 12, 20, 28, 36, 44 8, 16, 24, 32, 40,

48

12

Jumlah 33 33 66

Page 52: Hairatussani Hasanah Fps

37

Item-item yang berada dalam angket ini dabagi menjadi dua macam yaitu: 33 item

favourable dan 33 item unfavourable. Penilaian untuk item yang favourable

adalah sebagai berikut: bila Sangat Sesuai (SS) bernilai 4, Sesuai (S) bernilai 3,

Tidak Sesuai (TS) bernilai 2, Sangat Tidak Sesuai (STS) bernilai 1. sedangkan

untuk penilaian item unfavourable adalah sebagai berikut: Sangat Sesuai (SS)

bernilai 1, Sesuai (S) bernilai 2, Tidak Sesuai (TS) bernilai 3, Sangat Tidak Sesuai

(STS) bernilai 4.

Subyek akan diminta untuk merespon item-item pernyataan yang terdapat dalam

skala tersebut, dengan cara memilih salah satu alternatif jawaban yang

menggambarkan tentang dirinya sendiri dan bukan pendapat orang lain tentang

suatu pernyataan. Skala akhir subjek merupakan skor total dari jawaban pada

setiap pernyataan.

2. Skor yang digunakan dalam prestasi belajar yaitu nilai rata-rata raport siswa

pada semester II.

3.3.3 Teknik uji instrumen

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji instrumen. Uji

instrumen ini dilakukan pada siswa kelas XI IPS 2 dan IPS 4 angkatan 2010/2011

di SMUN 102 Jakarta Timur sebanyak 72 siswa. Tujuan dari pelaksanaan uji

instrumen ini adalah sebagai berikut:

Page 53: Hairatussani Hasanah Fps

38

a. Mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan responden dalam

menyelesaikan pengisian instrumen.

b. Mengetahui pemahaman responden terhadap pernyataan atau item-item yang

diberikan.

c. Mengetahui validitas instrumen, dimana skor tiap item dikorelasikan dengan

skor total.

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu

daftar pernyataan dalam mendefinisikan suatu variabel. Hasil penelitian yang

valid adalah apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data

yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Validitas suatu butir

pernyataan dapat dilihat dari hasil output SPSS 16.00. menilai kevalidan masing-

masing butir pernyataan dapat dilihat dari nilai Corrected Item-Total Correlation

masing-masing butir pernyataan.

Dari hasil uji instrumen pada 72 siswa di SMUN 102 Jakarta Timur, diperoleh

r kriteria sebesar 0,30. item-item yang memiliki korelasi signifikan atau >0,30

kemudian hasilnya dipilih sebagai item dalam skala adversity quotient.

Berdasarkan hasil analisis statistik terhadap 66 item skala adversity quotient,

diperoleh 28 item yang valid dan 38 item yang tidak valid.

Berikut ini penyebaran distribusi item berdasarkan hasil validitas :

Page 54: Hairatussani Hasanah Fps

39

Tabel 3.2

Blue print revisi skala Adversity Quotient

No DIMENSI F UF JUMLAH

1 Control 1, 9, 16, 23, 28 2 6

2 Origin And Ownership 3, 10, 17, 24 4, 11, 18 7

3 Reach 5, 12, 19, 25 6, 13, 20 7

4 Endurance 7, 14, 21, 26 8, 15, 22, 27 8

Jumlah 17 11 28

d. Mengetahui tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan untuk mengukur

tingkat reliabilitas skala tersebut.

Sedangkan uji reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan

konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-

konstruk pernyataan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam

bentuk skala. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki

nilai Cronbach’s alpha > dari 0.60. Adapun hasil perhitungan reliabilitas terhadap

skala adversity quotient diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,8305. dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian ini reliabel untuk

digunakan karena menurut Azwar (2004) suatu kuesioner dapat dikatakan reliabel

jika nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60.

Page 55: Hairatussani Hasanah Fps

40

3.4 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh akan dianalisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan dari

penelitian ini, dengan metode statistik untuk mengetahui signifikansi korelasi

antara adversity quotient dengan prestasi belajar siswa di sekolah, dan bagaimana

arah hubungan kedua variabel itu, yang ditentukan pada taraf signifikansi sebesar

0,01 pada two tailed test.

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisa statistik dengan

dibantu program SPSS 16.00 for windows, yaitu:

a. Deskripsi Data

Digunakan untuk mengetahui gambaran umum responden. Analisis deskriptif

memberikan informasi mengenai sekumpulan data dan mendapatkan gagasan

untuk keperluan analisis kategorisasi jenjang dengan mencari Mean, Median,

dan Modusnya.

b. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menjawab pertanyaan utama penelitian

ini, apakah terdapat hubungan yang signifikan antara adversity quotient

dengan prestasi belajar siswa di sekolah, dipergunakan metode Spearman

Correlation.

Hasil perhitungan diperoleh dengan menggunakan sistem komputerisasi SPSS

versi 16.00 yang akan diinterpretasikan dengan mengacu pada tabel koefisien

korelasi. Koefisien korelasi adalah rangkuman statistik tentang tingkat dan

arah dari hubungan antara dua variabel. Kuat lemahnya hubungan yang ada

Page 56: Hairatussani Hasanah Fps

41

diantara dua variabel ditunjukkan oleh besar kecilnya angka koefisien

korelasi. Menurut Santoso (1999), jika dua gejala berjalan sejajar atau searah,

korelasi antara dua gejala itu disebut positif. Sebaliknya jika berlawanan arah

atau terbalik korelasinya disebut negatif.

3.5 Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mencoba merencanakan langkah-langkah yang

diharapkan dapat menunjang kelancaran penelitian, langkah-langkah tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Persiapan penelitian

a. dimulai dengan perumusan masalah dan pembatasan masalah

b. menentukan variabel-variabel yang akan diteliti. Kedua variabel itu adalah

adversity quotient dan nilai rapor siswa.

c. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan landasan

teori yang tepat

d. Menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur yang akan digunakan

dalam penelitian ini yaitu skala Adversity Quotient yang dirancang berupa

skala Likert.

2. Tahap uji coba

Setelah mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing, maka peneliti

melakukan uji coba alat ukur adversity quotient di SMUN 102 Jakarta Timur

Page 57: Hairatussani Hasanah Fps

42

pada siswa kelas XI IPS 2 dan 4 yang berjumlah 72 siswa. Uji coba ini

dilakukan dengan menyebar angket skala adversity quotient.

3. Tahap pengambilan data

a. menentukan jumlah sampel penelitian

b. memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan meminta

kesediaan responden untuk mengisi skala penelitian

c. melaksanakan pengambilan data pada tanggal 23 Juli dan 5 Agustus 2010.

d. Memberikan alat ukur yang telah disiapkan kepada responden yang

berjumlah 113 siswa di kelas XI IPS 1 dan 3 serta kelas XI IPA.

4. Tahap pengolahan data

a. Melakukan skoring terhadap hasil skala yang telah diisi oleh responden

b. Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh, kemudian

membuat tabel data.

c. Melakukan analisa data dengan menggunakan metode statistik untuk

menguji hipotesis penelitian.

d. Membuat kesimpulan dan laporan akhir penelitian.

Page 58: Hairatussani Hasanah Fps

43

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Responden

Untuk gambaran umum responden dalam penelitian ini, peneliti akan

mendeskripsikan dan memperjelas dengan penyajian data dalam bentuk tabel dari

jumlah sampel hasil penelitian, jenis kelamin, dan usia siswa. Penelitian ini

dilakukan pada tanggal 23 Juli dan 5 Agustus 2010 dan subjek dalam penelitian

ini adalah 113 siswa/siswi di SMUN 102 Jakarta Timur yang duduk di kelas XI

IPS 1, IPS 3, dan IPA.

4.1.1 Gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, subjek dalam penelitian ini dapat digambarkan

sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1

Gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin

Adversity quotient Jenis Kelamin

Frekuensi Persentase ∑ µ t-

test Laki-laki 33 29,2 % 80,243 Perempuan 80 70,8 % 81,387

0,392

Total 113 100 %

Dari tabel di atas terlihat bahwa responden paling banyak adalah siswa

perempuan yaitu 80 orang dengan persentase 70,8 %, sedangkan responden siswa

laki-laki berjumlah 33 orang dengan persentase 29,2 %.

Page 59: Hairatussani Hasanah Fps

44

Untuk nilai rata-rata adversity quotient pada laki-laki (80,243) lebih kecil

daripada perempuan (81,387) dengan perbedaan nilai sebesar 1,144. Dapat dilihat

di tabel 4.1 untuk signifikansi t-test 0,392 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan

bahwa tidak ada perbedaan adversity quotient pada siswa laki-laki dan

perempuan.

4.1.2 Gambaran umum responden berdasarkan usia

Berdasarkan usia, subyek dalam penelitian ini berada dalam masa remaja

akhir yaitu dalam rentang usia 16 – 18 tahun. Adapun siswa yang berusia 16 tahun

berjumlah 87 siswa (76,9 %), berusia 17 tahun berjumlah 18 siswa (15,9 %), dan

yang berusia 18 tahun berjumlah 8 siswa (7,2 %).

4.2 Deskripsi Data

Untuk mengetahui hubungan adversity quotient dengan prestasi belajar

siswa SMUN 102 Jakarta Timur peneliti melakukan ketegorisasi rentangan untuk

setiap responden. Untuk mengkategorisasikan peneliti terlebih dahulu menghitung

mean dan standar deviasi dari data yang didapat dengan menggunakan SPSS

16.00, dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.2

Deskripsi data

N Mean Min Max Std Dev

Adversity Quotient 113 81.05 68 106 6.43

Prestasi belajar 113 77.09 71 82 2.46

Page 60: Hairatussani Hasanah Fps

45

4.2.1 Kategorisasi skor adversity quotient

Tujuan kategorisasi ini adalah untuk menempatkan individu ke dalam

kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum

berdasarkan atribut yang diukur, misalnya dari rendah ke tinggi, dari negatif ke

positif, dan semacamnya. Dalam penentuan nilai tersebut peneliti menggunakan

skala adversity quotient yang terdiri dari 28 item pernyataan.

Untuk mengetahui tingkat adversity quotient siswa, penulis menggunakan

kategorisasi rentang untuk setiap responden. Rentang dibagi menjadi tiga interval

dengan kategori tinggi, sedang, dan rendah. Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui

bahwa jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 113 orang dengan variabel

adversity quotient dapat dilihat bahwa rata-rata (mean) sebesar 81,05, nilai

minimum 68, nilai maksimum 106, dengan nilai standar deviasi sebesar 6,43.

Adapun tingkat adversity quotient siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Tabel kategorisasi Adversity Quotient

Interval Kategorisasi Klasifikasi Frekuensi Persentase

> 87,48 Tinggi x>(M + 1 SD) 16 14,2 %

74,62-87,48 Sedang (M+SD)≥x≥(M-SD) 85 75,2 %

< 74,62 Rendah M – 1 SD 12 10,6 %

4.2.2 Kategorisasi skor prestasi belajar

Dalam menentukan nilai kategorisasi peneliti menggunakan data nilai rata-

rata rapor siswa pada semester 2. Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa,

penulis menggunakan kategorisasi rentang untuk setiap responden. Rentang

Page 61: Hairatussani Hasanah Fps

46

dibagi menjadi tiga interval dengan kategori tinggi, sedang, dan rendah.

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa jumlah sampel dalam penelitian ini

adalah 113 orang dengan rata-rata (mean) sebesar 77,09, nilai minimum 71, nilai

maksimum 82, dengan nilai standar deviasi sebesar 2,46.

Adapun tingkat prestasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4

Tabel kategorisasi prestasi belajar

Kategori Klasifikasi Sebaran Interval Frekuensi Persentase

Tinggi x>(M + 1 SD) > 79,55 14 12,4 %

Sedang (M + SD)≥x≥(M-SD) 74,63-79,55 95 84,1 %

Rendah X < (M – SD) < 74,63 4 3,5 %

Jumlah 113 100 %

Untuk standar nilai kelulusan siswa, sekolah ini menggunakan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM). Kriteria ketuntasan minimal ini terdapat pada tiap

mata pelajaran. Untuk kelas XI terdapat 17 mata pelajaran. Apabila terdapat

empat mata pelajaran yang tidak mencapai nilai pada kriteria ketuntasan minimal

(KKM) maka siswa tersebut dinyatakan tidak naik kelas. Oleh karena penelitian

ini dilakukan setelah siswa naik kelas, maka seluruh responden yang digunakan

pada penelitian ini adalah siswa yang telah dinyatakan lulus atau naik kelas.

Page 62: Hairatussani Hasanah Fps

47

4.3 Uji Persyaratan

4.3.1 Uji normalitas

Data-data berskala interval sebagai hasil suatu pengukuran pada umumnya

mengikuti asumsi distribusi normal. Namun, tidak mustahil suatu data tidak

mengikuti asumsi normal. Untuk mengetahui sebaran data yang diperoleh harus

dilakukan uji normalitas terhadap data yang bersangkutan. Untuk data yang

berdistribusi secara normal maka perhitungan datanya menggunakan metode

statistik parametrik (Sugiyono, 2007), sebaiknya data yang tidak berdistribusi

secara normal perhitungan datanya menggunakan metode statistik non-parametrik.

Kuncono (2003) menjelaskan untuk melakukan uji normalitas dengan jumlah

responden lebih dari 100 orang, sebaiknya digunakan rumus yang diformulasikan

oleh Kolmogrov-Smirnov. Apabila taraf signifikansi dari Kolmogrov-Smirnov

lebih besar dari taraf signifikansi yang ditetapkan sebesar 0,05, maka distribusi

data normal, dan apabila kurang dari 0,05, maka distribusi data tidak normal.

Berdasarkan hasil perhitungan yang peneliti lakukan dengan menggunakan

SPSS versi 16.00, selengkapnya lihat tabel 4.2 dibawah ini.

Tabel 4.5

Hasil uji normalitas skala adversity quotient

Kolmogorov-Smirnov

Statistic df Sig

Adversity Quotient .112 113 .001

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa berdasarkan uji normalitas dengan

menggunakan program SPSS 16.00 untuk skala adversity quotient didapat Sig.

Page 63: Hairatussani Hasanah Fps

48

Kolmogrov-Smirnov ( 0,001 ) lebih kecil dari taraf signifikansi yang ditetapkan

yaitu (0,05) maka dapat dikatakan bahwa distribusi data skala adversity quotient

tidak normal. Dan berikut ini adalah gambar diagram Scatterplot hasil SPSS 16.00

for windows. Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Grafik di atas menggambarkan penyebaran data pada skala adversity quotient,

grafik tersebut memperlihatkan bahwa penyebaran datanya tidak normal yang

ditandai dengan penyebaran data sebagian besar tidak berada di garis normal. Ada

beberapa item berada pada garis normal, namun sebagian besar item tidak berada

pada garis normal.

Page 64: Hairatussani Hasanah Fps

49

4.3.2 Uji homogenitas

Uji homogenitas diperlukan terutama pada pengujian beda rata-rata yang

saling independen. Pengujian homogenitas varian digunakan untuk mengetahui

variabilitas mean dari data dalam suatu kelompok. Dalam penelitian ini, uji

homogenitas dilakukan dengan menggunakan Levene’s Test. Adapun hipotesis

yang dapat diajukan adalah:

Ho : varians data bersifat homogen (varians sama)

H1 : varians data bersifat tidak homogen (varians tidak sama)

Pengambilan keputusan dengan menggunakan uji probabilitas:

1. Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima

2. Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak

Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan melalui program SPSS

versi 16.00 diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.6

Tabel Uji Homogenitas

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Based on Mean 1.398 1 111 .240

Based on Median 1.283 1 111 .260

Based on Median and with adjusted df 1.283 1 105.446 .260

adversity quotient

Based on trimmed mean 1.237 1 111 .268

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Based on Mean 1.377 1 111 .243 Based on Median 1.451 1 111 .231 Based on Median and with adjusted df 1.451 1 106.445 .231

prestasi belajar

Based on trimmed mean 1.383 1 111 .242

Page 65: Hairatussani Hasanah Fps

50

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa hasil uji homogenitas

menggunakan program SPSS 16.00 untuk skala adversity quotient didapat Sig.

(0,240) lebih besar dari taraf signifikansi yang ditetapkan yaitu (0,05) maka dapat

dikatakan bahwa data skala adversity quotient memiliki varian yang homogen,

atau data berasal dari populasi-populasi dengan varian yang sama.

4.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian

Hasil penelitian berupa uji korelasi dan uji hipotesis antara adversity

quotient dengan prestasi belajar. Analisa statistik untuk menguji hipotesis

dilakukan dengan menggunakan rumus Spearman Correlation, yaitu dengan

mengkorelasikan jumlah skor variabel adversity quotient dengan nilai prestasi

belajar siswa. Rumus Spearman Corelation ini digunakan untuk mengetahui

kekuatan hubungan antara dua variabel, dan rumus ini digunakan karena data

yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi tidak normal sehingga

menggunakan statistik non parametrik (Santoso, 1999), untuk menghitungnya

dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.00, adapun hasilnya dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7 Korelasi skala adversity quotient dengan prestasi belajar siswa

adversity quotient prestasi belajar

Correlation Coefficient 1.000 .042

Sig. (2-tailed) . .655

adversity quotient

N 113 113

Correlation Coefficient .042 1.000

Sig. (2-tailed) .655 .

Spearman's rho

prestasi belajar

N 113 113

Page 66: Hairatussani Hasanah Fps

51

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa hasil uji korelasi antara

adversity quotient dengan prestasi belajar pada pada Spearman Correlation

diketahui hasil 0,042. sedangkan r tabel untuk sampel 113 orang pada α = 5 %

adalah 0,1832.

Berdasarkan analisis statistik yang dilakukan, diperoleh r = 0,042 karena r

hitung lebih kecil daripada r tabel sebesar 0,1832, maka hipotesis nol (Ho) yang

menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara adversity quotient dengan

prestasi belajar diterima. Hipotesis alternatifnya (Ha) ditolak. Dengan demikian

maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara

adversity quotient dengan prestasi belajar siswa.

Page 67: Hairatussani Hasanah Fps

52

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan hasil penelitian mengenai hubungan

antara adversity quotient dengan prestasi belajar pada siswa SMUN 102 Jakarta

Timur. Selanjutnya pada subbab diskusi akan membahas hasil penelitian, dan

kemudian akan ditutup dengan saran-saran yang berkaitan dengan penelitian.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data serta pengujian hipotesis, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara adversity quotient

dengan prestasi belajar siswa SMUN 102 Jakarta Timur. Tidak ada hubungan

antara dua variabel tersebut, karena dari hasil yang diperoleh ternyata r hitung

sebesar 0,042 pada Spearman Correlation yang menunjukkan lebih kecil dari r

tabel pada α = 0,05 sebesar 0,1832., artinya bahwa adversity quotient yang tinggi

tidak menjamin prestasi belajar yang tinggi.

5.2 Diskusi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 113 orang siswa

di SMUN 102 Jakarta Timur, peneliti tidak menemukan adanya hubungan yang

signifikan antara adversity quotient dengan prestasi belajar siswa. Hal ini

berdasarkan perhitungan Spearman Correlation antara skor adversity quotient

dan nilai rapor siswa.

Page 68: Hairatussani Hasanah Fps

53

Dalam penelitian ini, terbukti bahwa adversity quotient (daya juang) tidak

memiliki hubungan terhadap prestasi belajar siswa. Maksudnya bahwa AQ tidak

berhubungan langsung terhadap prestasi belajar. Hasil penelitian ini didukung

oleh hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Tjunjing (2001).

Penelitian Tjunjing bertujuan untuk mengetahui hubungan antara IQ, EQ, dan AQ

dengan prestasi studi pada siswa SMU, hasil yang diperoleh adalah tidak adanya

korelasi antara AQ dengan prestasi belajar. Dan juga penelitian yang dilakukan

oleh Bitari (2000) bahwa tidak ada hubungan antara adversity quotient dengan

prestasi akademik pada mahasiswa fakultas psikologi dan fakultas tehnik di

Universitas Indonesia. Kemungkinan hal ini disebabkan karena peneliti tidak

menggunakan variabel lain yang berhubungan dengan prestasi belajar seperti

intelegensi siswa, motivasi belajar siswa, self efficacy, dan sebagainya. Hal ini

tentunya bertentangan dengan teori yang dikemukakan oleh Stoltz (2000) bahwa

di saat seseorang berada pada suatu keadaan sedang menghadapi sebuah kesulitan,

maka akan mempengaruhi pencapaian keberhasilan atau prestasinya.

Menurut Selligman dan peneliti lain dalam buku Stoltz, individu yang

berespon terhadap kesulitan sebagai sesuatu yang bersifat tetap, internal dan dapat

mempengaruhi secara umum terhadap bagian lain dari kehidupan individu,

memiliki kecenderungan untuk merasa selalu gagal. Namun, bagi individu yang

dapat menerima suatu kesulitan sebagai sesuatu yang sifatnya eksternal,

sementara, dan terbatas, cenderung menikmati banyak manfaat berkisar kinerja

hingga pencapaian keberhasilan atau prestasi.

Page 69: Hairatussani Hasanah Fps

54

Diakui adanya keterbatasan dalam penelitian ini yang dapat menjadi

kelemahan bahwa penulis tidak mengukur variabel lain yang dapat mempengaruhi

prestasi belajar siswa diantaranya adalah variabel IQ. Menurut Slameto (Mamahit,

2004), IQ merupakan faktor internal dalam mempengaruhi prestasi belajar,

kecerdasan seseorang dapat menentukan pencapaian keberhasilan dalam belajar.

Selain faktor intelligensi, banyak faktor lain yang juga mempengaruhi pencapaian

prestasi belajar siswa, khususnya dari segi faktor psikologis, yaitu bakat siswa,

minat siswa, dan motivasi siswa. Semua itu saling mendukung satu sama lain.

Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya hendaknya ikut memperhatikan hal-

hal tersebut.

Dari hasil pengolahan data ditemukan bahwa tidak ada perbedaan adversity

quotient antara siswa laki-laki dan perempuan, hal ini terbukti berdasarkan nilai

signifikansi t-test adversity quotient sebesar 0,392 > 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan adversity quotient antara siswa laki-laki

dan perempuan. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Dweck (Stoltz, 2000) yang mengungkapkan bahwa ada perbedaan yang penting

antara respons pria dan respons wanita terhadap situasi yang sulit. Wanita

cenderung menerima situasi sulit sebagai sesuatu yang bersifat tetap sedangkan

pria menganggap situsi sulit sebagai sesuatu yang bersifat sementara.

Dari pengolahan data adversity quotient juga ditemukan sebanyak 14,2 %

siswa yang memiliki tingkat adversity quotient tinggi, 75,2 % siswa dalam

tingkat sedang, dan 10,6 % siswa dengan tingkat adversity quotient rendah. Dari

hasil data tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa dalam

Page 70: Hairatussani Hasanah Fps

55

penelitian ini berada dalam kategori adversity quotient sedang. Hal ini

kemungkinan disebabkan oleh adanya peran serta guru bimbingan dan konseling

dalam memotivasi semangat belajar siswa sehingga siswa menjadi pribadi yang

tekun dalam meraih prestasi belajarnya.

5.3 Saran

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini jauh dari kesempurnaan

masih banyak kekurangan dan kelemahannya, sehingga bila diadakan penelitian-

penelitian lanjutan akan menjadi lebih baik. Namun hal tersebut merupakan

pembelajaran berharga yang dapat diperoleh. Berdasarkan hasil yang diperoleh

pada penelitian ini, maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:

5.3.1 Saran teoritis

1. Dalam pengambilan sampel, hendaknya dilakukan dengan cara random

sampling, karena tehnik ini mampu mengatasi bias yang muncul dalam

pemilihan anggota sampel. Sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih

maksimal.

2. Pada penelitian ini hanya mencakup dua variabel yang saling berhubungan.

Masih banyak faktor yang berhubungan dengan variabel-variabel tersebut.

Seperti faktor Intelligensi, self efficacy, motivasi siswa, minat siswa, dan lain

sebagainya. Maka alangkah baiknya jika peneliti lain dapat mengungkapkan

perbedaan-perbedaan antara variabel-variabel tersebut pada penelitian lain.

Page 71: Hairatussani Hasanah Fps

56

5.3.2 Saran praktis

1. Hasil penelitian ini dapat juga dijadikan bahan masukan yang positif bagi para

siswa dan orangtua, walaupun tidak ada hubungan antara adversity quotient

dengan prestasi belajar, tetapi mungkin dengan adanya daya juang yang

dimiliki oleh seseorang dapat membantunya dalam menghadapi kesulitan-

kesulitan belajarnya. Karena daya juang tetap diperlukan agar seseorang lebih

tangguh dalam menghadapi masalah atau kesulitan dan tidak patah semangat

dalam mencapai prestasi belajar yang lebih baik.

2. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa sebagian besar siswa dalam sekolah ini

memiliki adversity quotient dalam ketegori sedang. Oleh karena itu

diharapkan bagi pihak sekolah untuk terus memotivasi siswa agar lebih giat

dan tekun dalam belajar.

Page 72: Hairatussani Hasanah Fps

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S (2005), Sikap manusia teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Azwar, S (2004), Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Bintari, R.D (2000), Hubungan antara adversity quotient dengan prestasi akademik pada mahasiswa fakultas teknik dan fakultas psikologi UI. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Dalyono, M (2005), Psikologi pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta Findley, M.J dan Cooper, H.M., (1983), Locus of control and academic

achivement: A literature review, Journal of Personality and Social Psychology, 44 (2) 419-427

Goleman, D (2000), Emotional intelligence. Hermaya.T (Terj). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Kerlinger, F.N (2004), Foundations of behavioral research. Landung R (terj) Simatupang. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Kusumowardhani, R.P (2006), Locus of control sebagai moderator komitmen organisasi, Anima, Indonesian Psychological Journal, Vol 22, No 1, 37-46

Mamahit, H.C (2004), Hubungan antara adversity quotient dan prestasi belajar mahasiswa , Jurnal Psiko-Edukasi Vol 2,No 1, 34-46

Purwanto, N (1999), Psikologi pendidikan, Bandung: Rosdakarya Reksoatmodjo, N.T (2007), Statistika untuk pikologi dan pndidikan.

Bandung: IKAPI

Santoso, S (1999), SPSS mengolah data statistik secara profesional. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Santoso, S (2006), Menguasai statistik di era informasi dengan SPSS 15. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Sevilla, Cg, et all (1993), Pengantar metode penelitian. Jakarta: UI Press Slameto (2003), Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: PT

Rineka Cipta Hal 1-5

Sobiroh, L (2010), Hubungan antara adversity quotient dengan prestasi akademik siswa tunanetra. Skripsi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 73: Hairatussani Hasanah Fps

Stoltz, G.P (2000), Adversity quotient : mengubah hambatan menjadi peluang, Alih Bahasa: Hermaya.T. Jakarta: PT Grasindo

Suharnan (2005), Psikologi kognitif. Surabaya: Srikandi Suryabrata, S (1998), Psikologi pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada

Sugiyono (2007), Statistika untuk penelitian. Bandung: CV Alfabeta Syah, Muhibbin (2007), Psikologi pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda

Karya

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa (1989). Kamus besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Tjundjing, Sia (2001), Hubungan antara IQ, EQ, dan AQ dengan prestasi studi pada siswa SMU, Anima, Indonesian Psychological Journal, 2001, Vol 17 no 1, 69-92

Winkel, W.S (1996), Psikologi pengajaran. Jakarta: PT Gramedia

Page 74: Hairatussani Hasanah Fps

SKALA ADVERSITY QUOTIENT (TRY OUT)

Jenis kelamin : P / L Kelas : Usia :

Petunjuk Pengisian

Di bawah ini terdapat pernyataan, pilihlah jawaban dengan memberikan tanda silang (x)

pada salah satu jawaban di sebelah kanan.

Tidak ada jawaban yang BENAR atau SALAH. Dimohon anda menjawab sesuai dengan

keadaan anda yang sebenarnya. Dan jawaban anda tidak akan mempengaruhi hasil

jawaban anda.

Adapun alternatif pilihan jawaban adalah

SS : Jika pernyataan Sangat Sesuai dengan keadaan yang anda rasakan

S : JIka pernyataan Sesuai dengan keadaan yang anda rasakan

TS : Jika pernyataan Tidak Sesuai dengan keadaan yang anda rasakan.

STS : Jika pernyataan Sangat Tidak Sesuai dengan keadaan yang anda

rasakan.

Contoh:

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya senang mengerjakan PR sendiri X

No PERNYATAAN SS S TS STS 1 Saya mampu mengendalikan diri ketika ada salah satu

Page 75: Hairatussani Hasanah Fps

teman yang mengejek saya

2 Saya rajin belajar untuk memperbaiki nilai-nilai saya yang

rendah

3 Saya bisa menerima segala resiko yang menimpa saya

4 Saya mampu bertahan dalam keadaan sulit

5 Saya marah ketika ide saya tidak diterima dalam diskusi

kelas

6 Kegagalan saya dalam berprestasi adalah kesalahan orang

lain

7 Saya sulit tidur bila sedang ada masalah

8 Saya tidak mempunyai kemampuan yang bisa diandalkan

9 Saya lebih mengedepankan pikiran yang rasional (masuk

akal) ketika berselisih dengan teman

10 Usaha yang saya lakukan untuk memperbaiki keadaan

sudah optimal

11 Kegagalan saya dalam mewakili sekolah menjadikan saya

belajar lebih giat lagi

12 Saya adalah orang yang mempunyai semangat untuk

berubah

13 Saya terus memikirkan peristiwa yang tidak menyenangkan

14 Saya sulit memaafkan orang yang telah mengecewakan saya

15 Bila mempunyai masalah dengan orang lain, maka saya

akan menjaga jarak dengannya

16 Saya butuh waktu lama untuk bisa memaafkan orang yang

telah menyakiti saya

17 Saya akan lebih termotivasi ketika guru memberikan

kritikan yang membangun

18 Pelajaran yang sulit bukan suatu hambatan yang berarti bagi

saya untuk mengikutinya

19 Konflik pribadi dapat merusak hubungan yang sudah

Page 76: Hairatussani Hasanah Fps

terjalin dengan orang lain

20 Kegagalan yang terjadi dikarenakan usaha yang saya

lakukan belum optimal, sehingga saya akan merubahnya

21 Saya tidak pernah mengontrol kembali pekerjaan rumah

(PR) untuk di serahkan esok hari

22 Prestasi belajar saya rendah akibat guru yang tidak bisa

mengajar

23 Saya tidak dapat mengambil keputusan yang tepat bila

sedang ada masalah

24 Saya tidak peduli dengan tugas saya di rumah karena saya

lelah pulang dari sekolah

25 Saya senang bila ada orang yang memberitahukan kesalahan

saya

26 Menurut saya semua masalah pasti ada jalan keluarnya

27

Saya berusaha menjadi pribadi yang bisa disukai oleh

orang-orang di sekeliling saya

28 Saya langsung memperbaiki kesalahan saya ketika ditegur

oleh orang lain

29 Saya panik mengatur waktu saat menjelang Ujian Akhir

Semester tinggal 3 hari lagi

30 Saya merasa bersalah atas nilai buruk yang saya dapatkan

31 Kesalahpahaman dengan orang yang saya kasihi akan

membuat hidup saya menjadi tidak stabil

32 Saya mengeluh dengan tugas-tugas berat yang diberikan

oleh guru kepada saya

33 Saya tidak pernah membolos meskipun ada teman yang

mengajak/memaksa saya

34 Saya tetap bahagia meskipun tidak ada teman yang

memperdulikan saya

35 Saya tetap pergi ke sekolah meskipun teman-teman

Page 77: Hairatussani Hasanah Fps

mengajak ke warnet

36 Meskipun saya lelah, saya tetap mengerjakan PR setelah

pulang sekolah

37 Saya sedih ketika seseorang yang saya cintai memutuskan

hubungannya dengan saya

38 Guru harus bertanggung jawab atas nilai buruk yang saya

peroleh

39 Saya sedih karena tidak bisa mewakili sekolah dalam

sebuah kompetisi

40 Saya frustasi ketika teman-teman tidak mau membantu saya

mengerjakan PR

41 Saya tetap rajin belajar meskipun mendapat nilai yang buruk

42 Saya akan menyesal jika tidak menyelesaikan konflik yang

terjadi antara saya dengan sahabat saya

43 Saya tidak punya teman dekat di sekolah, namun hidup saya

cukup menyenangkan

44 Saya bisa menerima segala kekurangan yang ada dalam diri

saya dan tetap realistis

45 Saya gugup bila berbicara di depan kelas

46 Saya membolos karena tidak suka pada guru tersebut

47 Saya malas pergi ke sekolah karena ada mata pelajaran

tertentu yang tidak menarik

48 Saya menjadi pemurung karena tidak ada yang mau

berteman dengan saya

49 Meskipun soal ujian sulit, saya berusaha untuk tidak

mencontek

50 Saya kecewa ketika ada guru yang mengacuhkan ide saya

51 Walaupun ada mata pelajaran yang tidak saya sukai, saya

tetap berusaha memahaminya

52 Meskipun wajah saya kurang menarik, namun saya bisa

Page 78: Hairatussani Hasanah Fps

berteman dengan siapa saja

53 Saya tidak menyukai mata pelajaran tertentu karena saya

tidak suka pada guru tersebut

54 Saya frustrasi ketika nama saya tidak terpilih untuk

mendapatkan beasiswa meskipun nilai-nilai saya unggul

dari teman-teman

55 Saya tetap semangat meskipun temam-teman tidak

menerima ide saya dalam tugas kelompok

56 Saya sedih ketika saya tidak bisa mengerjakan tugas sekolah

tepat pada waktunya

57 Saya tetap tegar meskipun teman-teman mengolok-olok

kekurangan/cacat dalam tubuh saya

58 Orang tua penyebab kegagalan dari prestasi belajar yang

saya peroleh

59 Saya bisa menerima nilai buruk yang saya dapatkan tanpa

perasaan frustasi

60 Saya tidak suka ikut dalam kegiatan ekstra kurikuler ,

akibatnya saya tidak punya motivasi untuk berprestasi

61 Saya tidak kecewa ketika sahabat saya tidak ingat hari ulang

tahun saya

62 Meskipun beberapa guru saat mengajar sulit saya pahami,

saya tetap berusaha mengikutinya

63 Akibat membolos, saya dijauhi oleh teman-teman saya

sehingga saya tidak memiliki teman

64 Mata pelajaran yang tidak saya sukai disebabkan saya malas

65 Saya membutuhkan orang lain untuk membantu saya dalam

menyelesaikan tugas sekolah yang sulit

66 Karena saya tidak membuat PR maka nilai saya rendah

Periksa kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewatkan. Atas

perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Page 79: Hairatussani Hasanah Fps

HASIL TRY OUT SKALA ADVERSITY QUOTIENT

Reliability R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. VAR00001 3,0845 ,5277 71,0 2. VAR00002 3,3380 ,5592 71,0 3. VAR00003 2,9577 ,6422 71,0 4. VAR00004 2,7887 ,6075 71,0 5. VAR00005 3,0282 ,5849 71,0 6. VAR00006 3,4366 ,6031 71,0 7. VAR00007 2,0282 ,7554 71,0 8. VAR00008 3,1127 ,6665 71,0 9. VAR00009 3,1690 ,5603 71,0 10. VAR00010 2,6761 ,6273 71,0 11. VAR00011 3,0282 ,6540 71,0 12. VAR00012 3,2394 ,6202 71,0 13. VAR00013 2,5634 ,8234 71,0 14. VAR00014 2,7606 ,8361 71,0 15. VAR00015 2,7746 ,8141 71,0 16. VAR00016 2,7324 ,7551 71,0 17. VAR00017 3,3099 ,6232 71,0 18. VAR00018 2,9718 ,5849 71,0 19. VAR00019 2,4366 ,7696 71,0 20. VAR00020 3,1831 ,6394 71,0 21. VAR00021 2,8169 ,6394 71,0 22. VAR00022 2,8310 ,7365 71,0 23. VAR00023 2,7042 ,7818 71,0 24. VAR00024 2,9577 ,7258 71,0 25. VAR00025 3,3380 ,4764 71,0 26. VAR00026 3,6338 ,4852 71,0 27. VAR00027 3,3099 ,7288 71,0 28. VAR00028 3,2676 ,5334 71,0 29. VAR00029 2,4930 ,7905 71,0 30. VAR00030 1,9014 ,7398 71,0 31. VAR00031 2,4507 ,7519 71,0 32. VAR00032 2,4648 ,7138 71,0 33. VAR00033 3,1408 ,8332 71,0 34. VAR00034 2,2817 ,8312 71,0 35. VAR00035 3,2254 ,7782 71,0 36. VAR00036 2,7183 ,7403 71,0 37. VAR00037 2,2254 ,9739 71,0 38. VAR00038 2,8451 ,7299 71,0 39. VAR00039 2,4648 ,6935 71,0 40. VAR00040 2,8732 ,6531 71,0 41. VAR00041 3,2676 ,5059 71,0 42. VAR00042 2,9718 ,6318 71,0 43. VAR00043 2,1972 ,8387 71,0 44. VAR00044 3,1690 ,6966 71,0 45. VAR00045 2,3239 ,8746 71,0

Page 80: Hairatussani Hasanah Fps

46. VAR00046 3,3099 ,6885 71,0 47. VAR00047 3,2113 ,7543 71,0 48. VAR00048 2,9859 ,9023 71,0 49. VAR00049 2,7887 ,7730 71,0 50. VAR00050 2,6479 ,7578 71,0 51. VAR00051 3,1831 ,5157 71,0 52. VAR00052 3,2676 ,5595 71,0 53. VAR00053 2,7887 ,8266 71,0 54. VAR00054 2,9437 ,7725 71,0 55. VAR00055 3,0282 ,6540 71,0 56. VAR00056 2,2676 ,7738 71,0 57. VAR00057 2,8592 ,8158 71,0 58. VAR00058 3,3239 ,6923 71,0 59. VAR00059 2,8592 ,6611 71,0 60. VAR00060 2,9859 ,7070 71,0 61. VAR00061 2,6620 ,7736 71,0 62. VAR00062 3,1127 ,7662 71,0 63. VAR00063 3,0563 ,8087 71,0 64. VAR00064 2,5211 ,7903 71,0 65. VAR00065 3,1127 ,6665 71,0 66. VAR00066 2,1831 ,6614 71,0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 189,5915 183,7022 13,5537 66

Reliability R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted VAR00001 186,5070 179,1107 ,3054 ,8275 VAR00002 186,2535 177,9062 ,3676 ,8265 VAR00003 186,6338 177,5211 ,3371 ,8266 VAR00004 186,8028 177,7320 ,3458 ,8266 VAR00005 186,5634 180,2495 ,1981 ,8291 VAR00006 186,1549 178,7614 ,2838 ,8277 VAR00007 187,5634 181,0495 ,1024 ,8312 VAR00008 186,4789 176,8817 ,3596 ,8261 VAR00009 186,4225 178,3046 ,3398 ,8269 VAR00010 186,9155 179,4785 ,2279 ,8286 VAR00011 186,5634 177,1638 ,3510 ,8263 VAR00012 186,3521 175,9457 ,4480 ,8248 VAR00013 187,0282 177,0849 ,2710 ,8277 VAR00014 186,8310 172,9425 ,4575 ,8233 VAR00015 186,8169 174,8374 ,3810 ,8252

Page 81: Hairatussani Hasanah Fps

VAR00016 186,8592 174,8942 ,4125 ,8247 VAR00017 186,2817 181,1481 ,1291 ,8303 VAR00018 186,6197 176,3247 ,4530 ,8249 VAR00019 187,1549 184,5328 -,0681 ,8348 VAR00020 186,4085 180,7022 ,1507 ,8299 VAR00021 186,7746 179,0913 ,2455 ,8283 VAR00022 186,7606 181,5847 ,0793 ,8316 VAR00023 186,8873 174,7586 ,4031 ,8248 VAR00024 186,6338 179,6068 ,1834 ,8295 VAR00025 186,2535 178,2777 ,4086 ,8264 VAR00026 185,9577 180,5268 ,2255 ,8288 VAR00027 186,2817 179,2624 ,2003 ,8291 VAR00028 186,3239 177,0221 ,4506 ,8254 VAR00029 187,0986 180,9473 ,1001 ,8314 VAR00030 187,6901 184,5312 -,0685 ,8345 VAR00031 187,1408 180,2370 ,1436 ,8303 VAR00032 187,1268 176,1408 ,3722 ,8257 VAR00033 186,4507 177,4797 ,2490 ,8282 VAR00034 187,3099 176,2740 ,3052 ,8269 VAR00035 186,3662 176,4640 ,3208 ,8266 VAR00036 186,8732 174,2837 ,4538 ,8239 VAR00037 187,3662 179,3211 ,1316 ,8316 VAR00038 186,7465 178,7348 ,2272 ,8286 VAR00039 187,1268 184,9980 -,0942 ,8346 VAR00040 186,7183 179,9767 ,1883 ,8293 VAR00041 186,3239 175,3650 ,6031 ,8234 VAR00042 186,6197 180,0962 ,1891 ,8293 VAR00043 187,3944 180,2994 ,1198 ,8312 VAR00044 186,4225 181,0761 ,1142 ,8307 VAR00045 187,2676 175,2274 ,3330 ,8262 VAR00046 186,2817 177,4624 ,3143 ,8269 VAR00047 186,3803 174,0676 ,4555 ,8238 VAR00048 186,6056 175,5565 ,3066 ,8268 VAR00049 186,8028 173,1034 ,4917 ,8229 VAR00050 186,9437 178,2254 ,2423 ,8283 VAR00051 186,4085 177,9879 ,3959 ,8263 VAR00052 186,3239 178,7078 ,3129 ,8273 VAR00053 186,8028 173,7034 ,4275 ,8241 VAR00054 186,6479 178,6028 ,2181 ,8288 VAR00055 186,5634 180,6781 ,1477 ,8300 VAR00056 187,3239 182,8221 ,0134 ,8331 VAR00057 186,7324 179,3131 ,1704 ,8299 VAR00058 186,2676 178,7988 ,2390 ,8284 VAR00059 186,7324 180,6274 ,1484 ,8300 VAR00060 186,6056 180,5851 ,1377 ,8303 VAR00061 186,9296 180,1807 ,1408 ,8305 VAR00062 186,4789 179,7960 ,1615 ,8300 VAR00063 186,5352 182,5666 ,0220 ,8332 VAR00064 187,0704 178,6093 ,2115 ,8290 VAR00065 186,4789 182,6817 ,0320 ,8321 VAR00066 187,4085 182,1594 ,0619 ,8316 Reliability Coefficients N of Cases = 71,0 N of Items = 66 Alpha = ,8305

Page 82: Hairatussani Hasanah Fps
Page 83: Hairatussani Hasanah Fps

SKALA ADVERSITY QUOTIENT

Jenis kelamin : P / L Nama : Kelas : Tanggal lahir :

Petunjuk Pengisian

Di bawah ini terdapat pernyataan, pilihlah jawaban dengan memberikan tanda silang (x)

pada salah satu jawaban di sebelah kanan.

Tidak ada jawaban yang BENAR atau SALAH. Dimohon anda menjawab sesuai dengan

keadaan anda yang sebenarnya. Dan jawaban anda tidak akan mempengaruhi hasil

jawaban anda.

Adapun alternatif pilihan jawaban adalah

SS : Jika pernyataan Sangat Sesuai dengan keadaan yang anda rasakan

S : JIka pernyataan Sesuai dengan keadaan yang anda rasakan

TS : Jika pernyataan Tidak Sesuai dengan keadaan yang anda rasakan.

STS : Jika pernyataan Sangat Tidak Sesuai dengan keadaan yang anda

rasakan.

Contoh:

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya senang mengerjakan PR sendiri X

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya mampu mengendalikan diri ketika ada salah satu

Page 84: Hairatussani Hasanah Fps

teman yang mengejek saya

2 Saya gugup bila berbicara di depan kelas

3 Saya rajin belajar untuk memperbaiki nilai-nilai saya yang

rendah

4 Saya sulit memaafkan orang yang telah mengecewakan

saya

5 Saya bisa menerima segala resiko yang menimpa saya

6 Bila mempunyai masalah dengan orang lain, maka saya

akan menjaga jarak dengannya

7 Saya mampu bertahan dalam keadaan sulit

8 Saya tidak mempunyai kemampuan yang bisa diandalkan

9 Saya lebih mengedepankan pikiran yang rasional (masuk

akal) ketika berselisih dengan teman

10 Pelajaran yang sulit bukan suatu hambatan yang berarti bagi

saya untuk mengikutinya

11 Saya membolos karena tidak suka pada guru tersebut

12 Kegagalan saya dalam mewakili sekolah menjadikan saya

belajar lebih giat lagi

13 Saya tidak dapat mengambil keputusan yang tepat bila

sedang ada masalah

14 Saya adalah orang yang mempunyai semangat untuk

berubah

15 Saya butuh waktu lama untuk bisa memaafkan orang yang

telah menyakiti saya

16 Saya senang bila ada orang yang memberitahukan

kesalahan saya

17 Saya tetap bahagia meskipun tidak ada teman yang

memperdulikan saya

18 Saya tidak menyukai mata pelajaran tertentu karena saya

tidak suka pada guru tersebut

Page 85: Hairatussani Hasanah Fps

19 Saya tetap pergi ke sekolah meskipun teman-teman

mengajak ke warnet

20 Saya malas pergi ke sekolah karena ada mata pelajaran

tertentu yang tidak menarik

21 Saya langsung memperbaiki kesalahan saya ketika ditegur

oleh orang lain

22 Saya mengeluh dengan tugas-tugas berat yang diberikan

oleh guru kepada saya

23 Saya tetap rajin belajar meskipun mendapat nilai yang

buruk

24 Walaupun ada mata pelajaran yang tidak saya sukai, saya

tetap berusaha memahaminya

25 Meskipun wajah saya kurang menarik, namun saya bisa

berteman dengan siapa saja

26 Meskipun saya lelah, saya tetap mengerjakan PR setelah

pulang sekolah

27 Saya menjadi pemurung karena tidak ada yang mau

berteman dengan saya

28 Meskipun soal ujian sulit, saya berusaha untuk tidak

mencontek

Periksa kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewatkan. Atas

perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Page 86: Hairatussani Hasanah Fps

Blue Print Revisi Skala Adversity Quotient

No DIMENSI F UF JUMLAH

1 Control 1, 9, 16, 23, 28 2 6

2 Origin And Ownership 3, 10, 17, 24 4, 11, 18 7

3 Reach 5, 12, 19, 25 6, 13, 20 7

4 Endurance 7, 14, 21, 26 8, 15, 22, 27 8

jUMLAH 17 11 28

Page 87: Hairatussani Hasanah Fps

TABEL HASIL UJI KORELASI

Correlations

adversity

quotient prestasi belajar

Correlation Coefficient 1.000 .027

Sig. (2-tailed) . .698

adversity quotient

N 113 113

Correlation Coefficient .027 1.000

Sig. (2-tailed) .698 .

Kendall's tau_b

prestasi belajar

N 113 113

Correlation Coefficient 1.000 .042

Sig. (2-tailed) . .655

adversity quotient

N 113 113

Correlation Coefficient .042 1.000

Sig. (2-tailed) .655 .

Spearman's rho

prestasi belajar

N 113 113

Uji Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

prestasi belajar 113 71.00 82.00 77.0973 2.46752

Valid N (listwise) 113

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

adversity quotient 113 68.00 106.00 81.0531 6.43767

Valid N (listwise) 113

Page 88: Hairatussani Hasanah Fps

HASIL UJI NORMALITAS

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

adversity quotient 113 100.0% 0 .0% 113 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 81.0531 .60560

Lower Bound 79.8532 95% Confidence Interval for

Mean Upper Bound 82.2530

5% Trimmed Mean 80.7286

Median 80.0000

Variance 41.444

Std. Deviation 6.43767

Minimum 68.00

Maximum 106.00

Range 38.00

Interquartile Range 8.50

Skewness .867 .227

adversity quotient

Kurtosis 1.201 .451

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

adversity quotient .112 113 .001 .954 113 .001

a. Lilliefors Significance Correction

Page 89: Hairatussani Hasanah Fps

SCATTERPLOT

Page 90: Hairatussani Hasanah Fps

Hasil uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Based on Mean 1.398 1 111 .240

Based on Median 1.283 1 111 .260

Based on Median and with

adjusted df 1.283 1 105.446 .260

adversity quotient

Based on trimmed mean 1.237 1 111 .268

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Based on Mean 1.377 1 111 .243

Based on Median 1.451 1 111 .231

Based on Median and with

adjusted df 1.451 1 106.445 .231

prestasi belajar

Based on trimmed mean 1.383 1 111 .242

Page 91: Hairatussani Hasanah Fps

Hasil Uji Validitas Skala Adversity Quotient

No item

Corrected Item Total

Correlation

R krit α if delete α Keterangan

1 0,3054 0,30 0,8275 0,8305 VALID 2 0,3676 0,30 0,8265 0,8305 VALID 3 0,3371 0,30 0,8266 0,8305 VALID 4 0,3458 0,30 0,8266 0,8305 VALID 5 0,1981 0,30 0,8291 0,8305 DROP 6 0,2838 0,30 0,8277 0,8305 DROP 7 0,1024 0,30 0,8312 0,8305 DROP 8 0,3596 0,30 0,8261 0,8305 VALID 9 0,3398 0,30 0,8269 0,8305 VALID

10 0,2279 0,30 0,8286 0,8305 DROP 11 0,3510 0,30 0,8263 0,8305 VALID 12 0,4480 0,30 0,8248 0,8305 VALID 13 0,2710 0,30 0,8277 0,8305 DROP 14 0,4575 0,30 0,8233 0,8305 VALID 15 0,3810 0,30 0,8252 0,8305 VALID 16 0,4125 0,30 0,8247 0,8305 VALID 17 0,1291 0,30 0,8303 0,8305 DROP 18 0,4530 0,30 0,8249 0,8305 VALID 19 -0,0681 0,30 0,8348 0,8305 DROP 20 0,1507 0,30 0,8299 0,8305 DROP 21 0,2455 0,30 0,8283 0,8305 DROP 22 0,0793 0,30 0,8316 0,8305 DROP 23 0,4031 0,30 0,8248 0,8305 VALID 24 0,1834 0,30 0,8295 0,8305 DROP 25 0,4086 0,30 0,8264 0,8305 VALID 26 0,2255 0,30 0,8288 0,8305 DROP 27 0,2003 0,30 0,8291 0,8305 DROP 28 0,4506 0,30 0,8254 0,8305 VALID 29 0,1001 0,30 0,8314 0,8305 DROP 30 -0,0605 0,30 0,8345 0,8305 DROP 31 0,1436 0,30 0,8303 0,8305 DROP 32 0,3722 0,30 0,8257 0,8305 VALID 33 0,2490 0,30 0,8282 0,8305 DROP 34 0,3052 0,30 0,8269 0,8305 VALID 35 0,3208 0,30 0,8266 0,8305 VALID 36 0,4358 0,30 0,8239 0,8305 VALID 37 0,1316 0,30 0,8316 0,8305 DROP 38 0,2272 0,30 0,8286 0,8305 DROP 39 -0,0942 0,30 0,8346 0,8305 DROP 40 0,1883 0,30 0,8293 0,8305 DROP 41 0,6031 0,30 0,8236 0,8305 VALID 42 0,1891 0,30 0,8293 0,8305 DROP 43 0,1198 0,30 0,8312 0,8305 DROP 44 0,1142 0,30 0,8307 0,8305 DROP 45 0,3330 0,30 0,8262 0,8305 VALID 46 0,3143 0,30 0,8269 0,8305 VALID 47 0,4555 0,30 0,8238 0,8305 VALID 48 0,3066 0,30 0,8268 0,8305 VALID

Page 92: Hairatussani Hasanah Fps

49 0,4917 0,30 0,8229 0,8305 VALID 50 0,2423 0,30 0,8283 0,8305 DROP 51 0,3959 0,30 0,8263 0,8305 VALID 52 0,3129 0,30 0,8273 0,8305 VALID 53 0,4275 0,30 0,8241 0,8305 VALID 54 0,2181 0,30 0,8288 0,8305 DROP 55 0,1477 0,30 0,8300 0,8305 DROP 56 0,0134 0,30 0,8331 0,8305 DROP 57 0,1704 0,30 0,8299 0,8305 DROP 58 0,2390 0,30 0,8284 0,8305 DROP 59 0,1484 0,30 0,8300 0,8305 DROP 60 0,1377 0,30 0,8303 0,8305 DROP 61 0,1408 0,30 0,8305 0,8305 DROP 62 0,1615 0,30 0,8300 0,8305 DROP 63 0,0220 0,30 0,8332 0,8305 DROP 64 0,2115 0,30 0,8290 0,8305 DROP 65 0,0320 0,30 0,8321 0,8305 DROP 66 0,0619 0,30 0,8316 0,8305 DROP

Keterangan: Valid : 28 Drop : 38