Hadiah 3 bidadari fix

22
Hadiah 3 bidadari “Dear 3 bidadari” Aku tak sabar ingin bertemu kalian Aku ingin cubit pipimu satu persatu Bercanda bersama, bahagia bersama dan berjuang bersama Kurasa jika ada kalian otot-otot wajahku tak akan berhenti bergerak untuk menciptakan senyuman Jika ada kalian lelah ini tak akan terasa” anganku seakan tak mau berhenti untuk menulis surat ini, tapi malam ini, begitu cepat kurasakan signal lelah dari mataku, padahal aku kan insomnia, apa malam ini malah jadi handsomnia..hussst hentikan..tak ada waktu untuk memikirkan yang handsome, tidur lebih baik bagimu.. ya begitulah batinku sering sekali berdialog. Kucoba seduh secangkir capucino untuk menguatkan kembali otot mataku. Nyatanya tidak mempan, baiklah hari ini aku akan mengalah pada mataku, teringat dari 3 hari yang lalu aku tidak tidur, karena menyelesaikan deadline novelku. Sebenarnya aku lebih senang menulis soft news seperti waktu kuliah dulu. Karena itu, aku sangat suka travelling, meliput kegiatan dan banyak hal, tapi apa daya, aku harus bisa menulis apapun yang bisa kukerjakan di tempat tidur, kursi roda, tidak boleh jauh- jauh. Tok tok tok, assalamu’alaikum mar’ah “ibu memanggilku sambil membuka pintu” Wa’alaikumussalam “ucapku dalam hati” Ya, hanya dalam hati. Maklum saja karena sejak 2 tahun yang lalu aku bisu, setelah kedua kaki ku diamputasi. Kecelakaan tertabrak truk 2 tahun yang lalu, memberikan aku kehidupan yang harus luar biasa kujalani. Ah, aku jadi ingat sahabat- sahabat dakwahku, sahabat yang bernaung dalam forum Alumni Rohis. “Ayo, mar’ah tidur segera, besok bang dani dari Al-Banna Publishing, mau ke rumah, mau ngurus royalti menulis kamu” ucap ibu sambil tersenyum dan mengecup keningku T

description

 

Transcript of Hadiah 3 bidadari fix

Page 1: Hadiah 3 bidadari fix

Hadiah 3 bidadari

“Dear 3 bidadari”

Aku tak sabar ingin bertemu kalian

Aku ingin cubit pipimu satu persatu

Bercanda bersama, bahagia bersama dan berjuang bersama

Kurasa jika ada kalian otot-otot wajahku tak akan berhenti

bergerak untuk menciptakan senyuman

Jika ada kalian lelah ini tak akan terasa”

anganku seakan tak mau berhenti untuk menulis

surat ini, tapi malam ini, begitu cepat kurasakan

signal lelah dari mataku, padahal aku kan insomnia,

apa malam ini malah jadi handsomnia..hussst hentikan..tak

ada waktu untuk memikirkan yang handsome, tidur lebih baik

bagimu.. ya begitulah batinku sering sekali berdialog. Kucoba

seduh secangkir capucino untuk menguatkan kembali otot

mataku. Nyatanya tidak mempan, baiklah hari ini aku akan

mengalah pada mataku, teringat dari 3 hari yang lalu aku tidak

tidur, karena menyelesaikan deadline novelku. Sebenarnya

aku lebih senang menulis soft news seperti waktu kuliah dulu.

Karena itu, aku sangat suka travelling, meliput kegiatan dan

banyak hal, tapi apa daya, aku harus bisa menulis apapun yang

bisa kukerjakan di tempat tidur, kursi roda, tidak boleh jauh-

jauh.

Tok tok tok, assalamu’alaikum mar’ah “ibu memanggilku sambil

membuka pintu”

Wa’alaikumussalam “ucapku dalam hati”

Ya, hanya dalam hati. Maklum saja karena sejak 2 tahun yang

lalu aku bisu, setelah kedua kaki ku diamputasi. Kecelakaan

tertabrak truk 2 tahun yang lalu, memberikan aku kehidupan

yang harus luar biasa kujalani. Ah, aku jadi ingat sahabat-

sahabat dakwahku, sahabat yang bernaung dalam forum

Alumni Rohis.

“Ayo, mar’ah tidur segera, besok bang dani dari Al-Banna

Publishing, mau ke rumah, mau ngurus royalti menulis kamu”

ucap ibu sambil tersenyum dan mengecup keningku

T

Page 2: Hadiah 3 bidadari fix

Aku hanya bisa tersenyum, sambil membayangkan wajah bapak

di syurga, dulu pasca kecelakaan bapak benar-benar marah,

dan mencaci maki semua aktivitas organisasiku. Bapakku

bilang aku aktivis bodoh yang percaya dengan ayat-ayat yang

hakikat. Itu karena aku selalu bilang, bahwa Allah pasti akan

menolong aku sesuai dengan janjiNya surat Muhammad ayat

7. Bapakku seorang dosen filsafat, bapak meraih gelar

Doktornya pada jurusan Filsafat di UK, London. Bapak

sangat mengagumi senior-seniornya seperti pak Azumardi

Azra, Komarudin Hidayat, juga Quraisy Syihab dan juga

mengidolakan Aristoteles dan Socrates, pelopor filsafat dari

Yunani. Tentu bertentangan dengan pemikiranku. Aku lebih

menyukai ulama-ulama yang mengedepankan hati untuk

menyelesaikan berbagai masalah umat seperti Imam Ghazali,

Ibnu Athailah, Ibnu Taimiyah, Hasan Al-Banna, Sayyid Quthb

dsb.

Meski bapak sering kesal, bapak sempat bangga padaku, 3 hari

sebelum bapak kembali ke syurga karena usianya yang semakin

lanjut, aku dinobatkan menjadi mahasiswa terbaik saat

wisuda dengan predikat skripsi terbaik, meskipun gelar itu

kudapat 6 tahun lamanya, dan hari itu juga aku mendapatkan

Beasiswa Unggulan DIKTI berupa uang tunai, setelah

beberapa bulan sebelumnya aku apply beasiswa tersebut

melalui seleksi jalur penulis nasional. Aku sudah lama incar

beasiswa ini, karena jarang penulis-penulis nasional yang

memanfaatkan kesempatan ini. Ya begitulah, aku selalu

memanfaatkan hal yang peluangnya besar untukku, karena

aku juga memahami kemampuan diriku. Uangnya akan aku

kumpulkan untuk membeli kaki palsu yang kualitasnya terbaik.

Banyak sahabat yang ingin berfoto denganku saat itu, tanpa

menghiraukan kaki dan suaraku, yang bapakku sering bilang

seperti mayat hidup. Disinilah bapak medekapku erat dan

membisikkan permintaan maaf, atas kekerasan sikapnya

selama ini. Lalu, aku tulis di selembar kertas:

“Sekarang bapak percaya kan? Muhammad ayat 7?

Bapak mengangguk dan meneteskan air mata, sambil

mengucapkan terjemahan Muhammad ayat 7:

“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong agama

Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan

kedudukanmu”

Page 3: Hadiah 3 bidadari fix

Katanya bapak kagum dengan kegigihanku yang sama dengan

Socrates saat diberi hukuman meminum racun, karena

mempertahankan keyakinan dan pemikirannya. Alhamdulillah

bapak mulai suka membaca novel dan kumpulan cerpen yang

kutulis, katanya mirip Imam Ghazali dengan karyanya Ihya

Ulumuddin tapi versi fiksi karena bahasanya yang ringan,

melalui karya Ihya Ulumiddin, yang berarti “Menghidupkan

Kembali Pengetahuan Agama” ia ingin meluruskan aqidah

yang tercoreng oleh pemikiran-pemikiran barat dikarenakan

filsafat. Aku tertegun, sejak kapan bapak membaca kitab ihya

Ulumiddin. Bapak bilang, dia tidak akan pernah menuhankan

pemikirannya lagi, dan tidak memaksaku untuk menikah

dengan Rusydi. Rusydi yang semenjak semester 5 dijodohkan

denganku, karena dia sudah menjadi CEO disebuah

perusahaan, dan keduanya (bapak dan Rusydi) sama-sama

alumni sebuah organisasi yang didalamnya banyak pejabat,

cendikiawan dll yang sangat mengagunggkan prima prinsipa.

Dulu bapak bilang, Cuma Rusydi yang cocok denganku,

bahkan bapakku bangga karena dia tetap mau menikah

denganku meski kaki dan suaraku sudah tak berdaya. Sampai

saat ini, dia yang tengah menempuh studi sarjana nya di

Leiden University, Den Hag, masih sering mengirim pesan

singkat padaku. Pesan-pesan singkat yang dikirimkan juga

kepada wanita-wanitanya. Kalau bukan karena bapak, aku

mungkin tak akan kenal dengan lelaki ini, sms nya terkadang

cuma menjadi debu, diantara sms-sms mutiara yang lain.

Seumur hidupku baru dia lelaki yang berani sekali sms aku

dengan bahasanya, kadang kalau aku balas dengan tegas, dia

bilang aku tidak memanusiakan manusia. Seperti sms yang ini,

kadang aku membacanya dari ujung sedotan, sambil

kuperlihatkan pada ibuku.. ini lho bu lelaki pilihan bapak,

tidak memuliakan aku sebagai wanita yang belum jadi istrinya,

lihat saja sms nya:

“aku mencintaimu lebih tenang dari angin yang mengarungi

musim

lebih panjang dari nafas yang membatasi usia...

ya...tenang dan sangat tenang!”

“Lho itu mah namanya romantis, ibu juga dulu sama bapak

begitu, jangan berlebihan ah kamu “jawab ibu

Page 4: Hadiah 3 bidadari fix

“Bu, romantis sebelum menikah itu gak berkah lho, gak

bernilai ibadah. kita itu belum mahram, dia yang tiap minggu

ngaji di Bekasi engga sepantasnya ngirim sms kayak gitu sama

Mar’ah, kalo hati Mar’ah lagi kotor juga pasti Mar’ah bisa

kena virus ini” aku membela diri

“yaudah biar bapak kamu seneng, udah bales aja sms nya”

pinta ibu

Saat itu aku balas seperti ini, karena aku tak bisa membalas

dengan sastra jenis begitu:

“ya..tapi sayangnya saat ini musim kekeringan, musim kemarau,

disertai panas yang bertubi-tubi..ketenangan angin pun tak

kian dirasa oleh semua manusia yang kufur, sekalipun para

pecinta..bahkan nikmat nafas yang setiap hari kita hembuskan

saja..semua seolah lupa..karena mengutuk Takdir Tuhan, akan

musim ini...begitulah kisah jiwa-jiwa yang pada akhirnya tak

akan pernah tenang”

Aku sengaja memantaunya lewat berbagai media sosial,

karena aku harus tahu banyak perihal lelaki yang dijodohkan

denganku. Meski dari awal aku sudah menolak, tapi karena

suatu waktu ia terlihat seperti ikhwan, dia bilang mengaji

setiap pekan dengan ustadz di Bekasi, dan dia memahami

semua pemahaman dan aktivitasku, jadi aku hampir

mengiyakan kemauan bapak, karena kupikir kita satu visi. Dan

ternyata itu semua hanya gombal, setampan apapun tidak

akan mau aku menikah dengannya. Tingkahnya seperti Ajo

Sidi, si pembual yang membuat haji Shaleh penunggu Surau

jadi menghabisi hidupnya, dia pandai membuat orang percaya

dengan dalih-dalih Tuhan, persis sekali kisah Robohnya surau

Kami karya AA Navis. Meski dimata bapakku dia tetap lelaki

shaleh. Bapakku selalu membanding-bandingkannya dengan

teman-temanku. Kata bapakku, Rusydi tak perlu ada di

masjid-masjid, tidak aktif kegiatan atas nama dakwah yang

kamu agung-agungkan itu, tapi dia hafal Al-Qur’an 13 Juz,

suaranya bagus, dia kaya dan gayanya tetap keren tidak cupu

seperti teman-teman lelakimu. Dan dulu ketika aku masih bisa

bersuara, aku pasti membalas bapak dengan mengutip

perkataan Imam Mujahid bin Jabr

“Orang yang faqih adalah orang yang takut kepada Allah

meski ilmunya sedikit, dan orang yang bodoh adalah orang

yang berbuat durhaka kepada Allah meski ilmunya banyak”.

Page 5: Hadiah 3 bidadari fix

Tapi itu saat aku belum jadi orang sukses seperti yang bapak

mau, setelah aku di wisuda itu, bapakku menyerahkan pilihan

jodoh terserah padaku dan bapak jadi sering menceritakan

kekagumannya dengan ulama sekaliber “Yusuf Qardhawi”,

bapakku bilang fatwa-fatwa dan jawaban-jawabannya selalu

membuat orang lain menghindari perdebatan, meski tetap ada

saja yang mendebatnya, bahkan mencelanya, tapi beliau selalu

berhati-hati dalam menjawab, karena tidak menginginkan

perpecahan, selalu moderat dan menjadi pertengahan dalam

menjawab hal-hal yang khilafiyah (permasalahan yang masih

diperselisihkan para ulama). Bapak bercerita, pada sebuah

konsultasi yang ada pada kitab fatwa kontemporer karya

Yusuf Qardhawi, ada yang menyebutkan bahwa ada celaan

terhadap orang-orang yang berhijab biasa juga kepada Yusuf

Qardhawi sendiri karena lebih membela hijab daripada cadar.

Padahal dalam konsultasi tersebut ada bab yang menyatakan

bahwa yusuf qardhawi membela cadar tapi tidak

mewajibkannya, menurutnya cadar itu sangat baik dibanding

wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, yang berlenggak

lenggok untuk memikat lelaki. Bahkan beliau menegaskan

bahwa barangkali yang bercadar itu lebih “wara’” karena

kehati-hatiannya. Dan dari situlah bapak mulai merenung atas

yang ia lakukan selama ini, yang memanusiakan manusia, tapi

kadang mengkritik ayat-ayat Tuhan, yang selalu menjudge

bahwa orang berhijab lebar sepertiku adalah teroris, yang

selalu membanggakan bahwa dirinya adalah kaum yang berfikir

seperti yang selalu Tuhan sebut-sebutkan dalam ayatNya.

Dan sambil meneteskan air matanya didepan kursi rodaku

bapak berkata dengan mendalam

“Orang yang beriman adalah orang yang taat pada perintah

Allah. Dan mau seperti apa menjalankannya yang penting

masih sesuai syari’at, karena kita tidak tahu masing-masing

manusia punya penjagaan, kenyamanan sendiri dalam mentaati

perintah RabbNya termasuk wanita-wanita bercadar atau

berhijab lebar sepertimu, selama ini bapak berdosa karena

sering melontarkan fitnah terhadapmu anakku, maafkan

bapak”

Aku yang hanya bisa mendengarkan, saat itu, tersenyum lebar

sambil mataku berkaca-kaca. Aku sujud syukur dalam posisi

duduk ini. Dan rasanya kebahagiaan ini pupus setelah

Page 6: Hadiah 3 bidadari fix

esoknya, bapak ditemui di kamarnya sudah tak bernyawa lagi,

dalam posisi sujud usai sholat Dhuha, padahal malamnya

sehat-sehat saja. Kata ibu saat itu aku langsung pingsan tak

sadarkan diri, tapi aku yakin di syurga sana bapak benar-benar

dijaga oleh Allah dan diberikan tempat terbaik. Saat secara

medis dichek semua kondisi tubuhnya untuk memastikan apa

yang memicu semua ini, selain karena kondisinya yang sudah

lanjut usia ternyata pada mata nya kekuatan penglihatannya

mulai hilang disebabkan katarak, dan kekuatan penglihatan

yang hilang itu kata dokter diduga karena bapak sering sekali

menangis selama 3 hari itu. Selain itu, memang semenjak

pensiun, bapak lebih sering mengurusi usaha bengkelnya, dan

sering mengawasi saat anak buah nya menggunakan las, karena

kata dokter katarak itu bisa dipicu karena berbagai sinar yang

menyilaukan salahsatunya api las. Dan soal menangis itu aku

yang bercerita pada dokter yang juga ustadz muda itu melalui

secarik kertas, lalu dokter mengutip Surat Yusuf ayat 84

tentang Nabi Yakub a.s yang sangat sedih akibat kehilangan

Nabi Yusuf a.s yang ternyata meninggalnya Yusuf juga

merupakan kabar bohong dari saudara-saudara Nabi Yusuf

as:

“....dan kedua matanya menjadi putih karena sedih. Dia diam-

diam menahan amarah terhadap anak-anaknya”

Ya itulah sepenggal cerita tentang aku dan bapakku,

sedangkan ingatanku tentang kecelakaan yang menimpa diriku

sangat menguji keikhlasanku sebagai seorang aktivis dakwah.

Aku yakin ini adalah jawaban atas do’a-do’aku, karena Allah

Maha Tahu apa yang terbaik untuk diriku dan keluargaku.

Sama seperti Allah mengijabah do’aku untuk kakak

perempuanku. Aku selalu berdoa agar kakaku bisa kembali

seperti dahulu, berhijab yang rapi, dan tetap berprestasi,

kagum dengan muslimah-muslimah yang hanya karena Allah

dia mempersembahkan dirinya, tidak terlena dengan tabarruj

(berhias diri) untuk yang bukan mahram nya. Dan ternyata

benar, Allah mengijabah dari arah yang lebih baik dari yang

kupinta, Allah memberikannya pangeran yang sekarang jadi

suaminya, shaleh, penggiat Sunnah, berhati-hati dan

menyarankan kakaku untuk berhijab dengan rapi, longgar

menutupi dada, menggunakan rok, dan lain sebagainya.

Page 7: Hadiah 3 bidadari fix

Semoga Allah memberkahi keduanya yang kini sedang meniti

keluarga kecilnya di Seoul. Ingat kakaku aku jadi ingat

kecelakaan itu, karena saat itu kakaku sedang sms

menyemangati aku:

“ayoo semangat skripsi!!! ada ikhwan aktivis masjid di Seoul

nih yang cocok buat kamu..uhuuuuy”. Ah, kakaku memang

paling bisa membuat wajahku merona.

Saat kecelakaan itu, aku sedang buru-buru untuk menyiapkan

acara penyambutan siswa baru Rohis di SMA 20 Jakarta,

setelah sebelumnya aku bimbingan skripsi terlebih dahulu di

kampusku. Aku memaksa diriku menggunakan motor baru

yang kudapat dari PLN writing competition sebagai hadiah

utama lomba menulis esai. Karena jika kuhitung-hitung waktu,

tidak akan sempat untuk mengurusi semuanya jika naik patas

biasa, sedangkan aku harus mengurusi banyak hal, sewa LCD

yang harus kuambil di Pulogadung, mengambil pesanan

konsumsi, menjemput pembicara kedua, karena pembicaranya

wanita, mengantarkan kamera segera untuk dokumentasi.

Belum lagi aku kepikiran soal skripsi yang terus menerus di

revisi, karena buah cinta dosen pembimbingku padaku, ya aku

selalu berhusnudzhan. Semua itu aku lakukan sendiri bukan

karena aku individualis, tapi karena semua sahabat-sahabatku

cuti, alias izin untuk tidak mengurusi dakwah sekolah dulu,

diantaranya karena PPL, skripsi, bekerja, persiapan menikah,

keluar negeri dsb. Padahal aku juga merasakan hal yang sama.

Tapi aku senang, karena kerja dakwahku semakin banyak, dan

Allah pasti akan menolong hambaNya yang menolong agama

Allah. Rohis sekolahku ini baru berdiri, birokrasi dengan

sekolahpun belum baik, anggotanya pun baru 5 orang. 3 orang

siswi kupegang dalam mentoring. 2 orang siswa kadang

kugabungkan dalam mentoring, karena belum ada alumni laki-

laki yang mau terjun membimbing mereka.Jadi, memang butuh

kerja keras, dan tidak membebankan pada adik-adik rohis,

biar mereka fokus pada publikasi saja, dan menarik calon

anggota Rohis yang baru. Usai kecelakaan itu, aku kagum

mendengar kabar lewat pesan singkat, dari 3 adik

mentoringku, dan ibuku yang membacakannya. Saat itu aku

sudah sedikit sadar.

“kaka, Alhamdulillah ada 75 orang anggota Rohis yang

mendaftar dan hadir, pembicara mau membantu Rohis kita”

Page 8: Hadiah 3 bidadari fix

Tapi saat itu mereka belum tahu, kalau aku sedang terkapar

di ruang ICU, bahkan kaki sudah tak jelas bentuk dan rupa

nya. Tiba- tiba bapak, merenggut HP itu dari ibu, dan

membantingnya kearah dinding.

“Rohis, Rohis, Rohis...hidupmu Cuma untuk Rohis?, sekarang

kamu sudah tidak berdaya, kamu tidak bisa jadi apa2, kamu

hanya jadi manusia sampah yang hanya bisa berbaring..ini

semua karena Rohis, Rohis, Rohis ” bapak menyentak

“Pak, sudahlah..mar’ah sedang butuh istirahat, dia baru sadar

lho ini, dan dia harus segera baik psikisnya dan bersiap untuk

amputasi” ujar ibu menenangkan

Sejak awal, aku sudah diberitahu ibu perihal kaki yang hancur

ini dan harus diamputasi. Dzikir-dzikir sore menguatkanku,

dan membuatku cepat sadar. Lagipula, aku harus menerima

kenyataan ini. Dan bersiap memulai hidupku yang baru dan

membahagiakan kedua orangtua lewat pintu yang lain..

tenang.. aku masih punya akal dan hati. Einstein saja yang

begitu geniusnya baru menggunakan 3% otaknya, jadi

sebenarnya otak itu luar biasa. Aku selalu mengagumi karunia

berupa otak yang Allah beri.

Satu hari setelah acara penyambutan anggota baru Rohis itu,

anggota Rohis, alumni Rohis, guru-guru, bahkan 2 pembicara

itu akhirnya tahu kalau kondisiku parah. Mba Eva, seorang

mahasiswa pascasarjana jurusan terapan psikologi anak usia

dini di UI yang mau aku jemput beberapa menit sebelum acara

itu, merasa sangat bersalah, karena dirinya merasa terlalu

manja untuk minta jemput. Memang kecelakaan itu terjadi

saat aku mau belok ke arah Depok, untuk menjemputnya,

setelah 2 jam sebelumnya aku mengantarkan LCD, Konsumsi,

kamera, kemudian bantu-bantu urus perlengkapan dan

memastikan kehadiran pembicara pertama di SMA 20.

Semuanya meminta maaf padaku, dan mereka semua termasuk

2 pembicara itu berkomitmen untuk memajukan Rohis SMAN

20. Aku tak bisa menahan tangisku saat itu, karena entah

knapa aku merasa pundakku jadi tak ada beban. Mungkin

karena kondisinya aku sedang sangat lemah.

“Mar’ah ayo mandi dulu, bang Dani 1 jam lagi akan datang”,

ujar ibu

Ternyata sudah pukul 06.00. Tak terasa tadi malam aku tidak

tidur, padahal tadinya aku berusaha mengalah pada mataku,

Page 9: Hadiah 3 bidadari fix

tiba-tiba aku teringat point-point SPP (Surat Perjanjian

Penerbit) yang harus aku pelajari dahulu untuk hari ini

tentang hak kewajiban penulis dan penerbit, karena ada 1

novel terbaruku yang berjudul “Cinta dua warna” lolos dan

layak untuk diterbitkan. Jadi saat bertemu bang Dani aku

tidak usah berfikir lama, dan menulis lama,tentang hal-hal

terkait waktu terbit, spesifikasi buku (tebal, jenis kertas,

sampul dan jilidnya), perkiraan harga jual, dan DP royaltinya,

kalau soal royalti dan cara pembayaran, aku samakan

sistemnya dengan yang biasanya, karena sudah lebih dari 5

novelku dan 3 buku remaja Islami yang diterbitkan Al-Banna

Publishing, ya Alhamdulillah dari puluhan karya yang pernah

aku buat ada juga yang lolos cetak. Aku bangga dengan

kepiawaian bang Dani dalam mengelola perusahaan penerbit

itu, karena semua sistemnya sangat baik, menguntungkan satu

sama lain, dan jika terjadi hambatan yang menyebabkan buku

tidak jadi diterbitkan, bang Dani sebagai Publishing Senior

Manager turun langsung untuk berkomunikasi dengan

penulis, dan DP yang sudah diberikan tidak diminta ataupun

diungkit kembali. Karena memikirkan itu semua, akhirnya tadi

malam aku hanya sejenak istirahat dari aktivitas dunia, dan

menyegerakan tubuhku untuk shalat malam, dan membaca Al-

Quran. Disepertigamalam itu, saat aku bermanja dengan

Rabb-Ku, mengadukan semua kerinduan bahkan permasalahan

yang kurasakan. Kenanganku akan kejadian ini selalu

menghiasi malam-malam istirahatku.

“Assalamu’alaikum “Suara seorang laki-laki lembut

memecahkan keheningan

“Wa’alaikumussalam,oalah nak Dani ayo masuk” ujar ibu

Semenjak kecelakaan itu, rasanya laki-laki baik yang ku kenal

dekat hanya bang Dani. Aku mengenalnya dari temanku yang

memberikan rekomendasi trainer untuk menjadi pembicra

saat penyambutan anggota baru Rohis di SMA 20. Ya, dialah

bang Dani, pembicara pertama, yang juga menjengukku waktu

aku terkapar. Dan dia juga, yang sekarang membantu

memajukan rohis di SMA 20, 2 orang siswa yang dahulu

kupegang, sekarang dipegang oleh bang Dani, sedangkan tiga

siswi yang dulu kupegang juga, dipegang oleh mba Eva. Aku

kadang iri dengan mereka, karena dakwahku tidak

seproduktif mereka, aku hanya menulis menulis dan menulis,

Page 10: Hadiah 3 bidadari fix

karena aku berharap jika aku sudah tidak ada nanti, tulisan-

tulisanku tetap ada untuk mengubah dunia. Seperti Chairil

Anwar yang terkenal dengan karyanya “Aku ingin hidup seribu

tahun lagi”, meskipun sudah tak ada, benarlah bahwa dia

seperti hidup seperti 1000 tahun, karena karyanya tidak habis

dimakan waktu.

“Ana semakin kagum dengan tulisan mar’ah, bahkan

penerbitpun mempercayakan novel baru lagi dari mar’ah, jika

mar’ah tidak keberatan, dan novel cinta dua warna ini ana

yakin akan jadi best seller “ ujar bang Dani sambil membaca

komentarku tentang SPP (Surat Perjanjian Penerbitan) sambil

terus menunduk”

Aku hanya tersenyum dan menulis di kertas

“aamiin...tentu saja bang dani, saya akan berusaha

memberikan yang terbaik ”

Tiba-tiba ibu ikut berbincang disela-sela obrolan kami

“Dani, ditunggu ya undangan pernikahannya, kayaknya cocok

sama eva “ibuku tiba-tiba nyeletuk sambil tertawa”

Ah, ibu bisa saja, mar’ah saja dluan bu, pasti akan

mendapatkan lelaki yang luar biasa “bang dani mengelak

dengan gaya leluconnya tapi malu-malu”

Aku sebenarnya kesal, berasa diledek, wanita dengan

keterbatasan kayak aku ini, dapat teman saja sudah sangat

senang, apalagi mendapat suami yang shaleh, jika tidak

mendapatkannya di dunia, aku sudah siap mendapatkannya di

akhirat.

Dan akupun menulis

Aaamiin, nunggu tabungan terkumpul dulu buat beli kaki

palsu yang berkualitas..hehe

Setelah selesai MoU, bang Dani kembali ke kantornya. Dan

aku merasa sangat rindu dengan suasana dakwah sekolah.

Aku ingin seperti eva, yang sukses dengan gelar magisternya,

dan punya adik2 mentor yang banyak, aku ingin kembali lagi.

Tiba-tiba ada 3 pesan masuk

“kaka...buka chat deh aku mau curhat, kondisinya gawat nih”

fu’ah mengirim SMS

“kaka...aku kangen kaka, kaka masih sibuk nulis ya..terus

kapan kita bisa ketemu?” Rara mengirim SMS

Page 11: Hadiah 3 bidadari fix

“kaka...aku beneran udah siap nih pake jilbab, ajarin aku ya

pake yang syar’i, tapi aku masih tetep cinta suju..g apa2 ya

kak..hehe” Viona mengirim SMS

Tiga adik yang kukenal lewat chat sejak 6 bulan yang lalu,

mereka mungkin belum tahu kondisiku yang sebenarnya, tapi

mereka bilang sangat nyaman denganku. Kamipun sering

chatting bertiga, mereka adalah siswi dari 3 SMA yang

berbeda, ada Raisya silmi kaffah, biasa dipanggil rara. Ada

Tho’ati marfu’ah biasa dipanggil fu’ah. Ada Viona Schmleider

yang biasa dipanggil viona. Entah bagaimana, mungkin ini

bagian dari rencana Allah, kita seperti keluarga. Meskipun

aku tidak menjadi kaka mentor yang membuat lingkaran

cahaya di masjid-masjid, tapi aku merasa, mereka adalah adik-

adik yang Allah sengaja pertemukan untukku, aku jadi sangat

senang. Usai shalat Dzuhur, aku langsung online, setelah

sebelumnya aku membalas pesan singkat mereka

“baiklah, segera meluncur ke dunia

maya..cihhhhuuuuy..kangen kalian semua..luph u lillah“ aku

membalas pesan mereka

Aku : Hai adik-adiku saya...gimana kabar-kabar? miss

you..ayo..apa yang mau diceritain

Fu’ah: Kaka..aku terpilih jadi kaput di Rohis SMA ku, tapi

aku merasa sendiri disini, hanya abangku yang selama ini

mensupport aku. Abangku minta aku mengaji tiap pekan nya,

untuk menjaga semangat aku di Rohis, aduuuuuh...bingung,

aku disuruh cari guru ngajinya...aku mau ketemu kaka banget

Viona: Kak..miss u too.. aku sekarang sudah berjilbab lho..

pacarku mutusin aku, karena aku di bilang gak gaul gara-gara

jilbab, gak sexy katanya, tapi seperti yang kaka bilang, lelaki

yang baik, pasti tak akan pernah melarang kita untuk ta’at

pada Allah. Aku butuh kaka banget.

Rara: Kaka, udah liat berita belum? Dua orang korban

tawuran itu berasal dari sekolahku. Sebagai ketua osis aku

harus bertindak tegas nih, kaka tau kan di sekolahku gak ada

pembinaan keagamaan, ini yang miskin dari sekolahku..selama

ini aku hanya berusaha pasang di mading tulisan dan artikel-

artikel kaka, tapi rasanya itu belum maksimal kaka..pada

punya ide gak aku harus gimana? Aku juga butuh kaka banget

Page 12: Hadiah 3 bidadari fix

Aku: :’) Subhanallah adik-adikku...kalau lewat chat saja tidak

cukup ya? Kaka khawatir kalian tidak senag ketika bertemu

kaka, tapi kaka sangat ingin bertemu dan membantu kalian.

Kaka berharap kalian saja yang menghampiri kaka..

Viona: Kenapa kaka sakit ya? Kaka tumben jawabnya gak

ceria?

Rara: Kaka sayang kita tunggu sampai kaka sembuh ya

Fu’ah: Betul kak, untuk sementara, kami cukup kok dapat

masukan dari kaka.. cepet sembuh ya kaka sayang..apa kak

bahasa arabnya? Syafakillah ya ?

Aku: Hehe, kaka ceria kok..iya betul syafakillah..hehe..Saran

kaka, lebih baik kalian bertiga yang bertemu, saling membantu.

Viona, di sekolahmu baik2 saja kan? Nah sepertinya kamu

butuh kesibukan untuk melupakan masa lalumu, bantuin rara

ya. Fu’ah, kaka mengerti apa yang kamu rasa, bulan ini bikin

acara yang gak bentrok sama acaranya rara, jadi kalian bisa

saling membantu

Viona: Oke kak, tapi rumahku kan di Bekasi

Fu’ah: Eh, gak ada alasan..untuk kebaikan kita harus selalu

siap..tenang neng viona geulis! abang jemput ya..hehe

Rara: Inget kutipan ayat yang ada di novelnya kak mar’ah

tentang Odi yang mau nyelametin anaknya abah Supri

“Berangkatlah dalam keadaan berat maupun ringan!”

Viona: Ia abang Fu’ah..hehe.. pantes juga.. oke ustadzah

rara..wuih pantes juga.. iya donk.. neng geulis muts viona

getoh ..hahay

Aku: Tepok jidat..hehe.. keren kalian keren

Chat ini rasanya menarikku pada kondisi beberapa tahun

silam, saat aku masih sehat, bercanda tawa langsung dengan

anak-anak disela-sela rapat. Aku merasa pundak ini kembali

terisi, tapi tak seimbang. Karena aku tidak terjun langsung

mengurusi ini semua. Ah, aku rindu.

Dua kali seminggu, rapat tentang training “Pemuda, Agent of

Change” dilaksanakan melalui chat, kini semuanya sudah

lengkap, perlengkapan, konsumsi, pembicara, dokumentasi,

dan semuanya, mereka benar-benar berusaha keras untuk

mendapatkannya. Mereka tangguh.

“empat yang kuat berjumlah 400” Rara mengirim pesan satu

hari sebelum acara

“Alhamdulillah Lho kok empat?”balas aku

Page 13: Hadiah 3 bidadari fix

“Kan tambah kaka satu..jadi empat ” rara membalas

Beberapa jam sebelum kegiatan itu dilaksanakan tiba-tiba rara

meminta aku untuk sambutan, sedangkan kaki palsu yang aku

tunggu dari rumah sakit belum datang juga, harusnya

kemarin. Akhirnya aku hanya bilang minta maaf, karena tidak

bisa membantu langsung. Tapi rasanya mereka semua marah

terutama rara, aku bingung menjelaskannya.

Selama hampir tiga bulan chat maupun sms ku tidak direspon,

aku sedih karena telah melemahkan semangat mereka, tapi

aku tetap menulis untuk mereka, di setiap catatan facebook

mereka. Padahal aku sudah menawarkan untuk bertemu

kembali, karena kali ini sepupuku bisa mengantarkan dan kaki

palsu sudah kugunakan. Tapi aku cuma memberitahu mereka

aku akan diantar sepupuku kali ini. Aku tak berani

menjelaskan kondisiku yang sebenarnya.

“oh jadi Cuma karena sepupu, kaka itu masih di Jakarta, naik

angkot kan bisa..katanya berangkat dalam keadaan berat

maupun ringan..gimana sih? Kami kecewa.. meski kami

akhirnya mendapatkan pengganti kaka yaitu abangnya Fu’ah,

dia menolong kami secara nyata. Sekarang tanpa bantuan

kaka pun, Rara dan teman-teman dibantu abangnya Fu’ah

sudah mendirikan Rohis, kaka tak perlu chat kami lagi ” Rara

membalas via chat

Aku jadi ingat bapakku dan benar-benar merasa menjadi

bangkai hidup, dan seketika tubuhku lunglai, aku melepas

kedua kaki palsuku, rasanya tak berarti lagi, tiba-tiba teman

satu lingkaran cahayaku, ya begitulah ku sebut. Teman

mentoring yang masih terjaga silaturrahimnya meski dia study

di luar mengirimkan pesan yang menguatkanku:

“Allah will never leave you empty, Allah will replace

everything you have lost. If Allah ask you to put something

down, it is because the OMNISCIENT wants you to pick up

something GREATER!”

Batinku benar-benar terasa lemah, rasanya air mataku sudah

terlalu sulit untuk mengalir. Saat itu aku merasakan

kegersangan yang luar biasa, ada rutinitas yang hilang dari

kehidupanku. Ya..aku rindu, aku rindu pertemuan mentoring

yang rutin sepekan sekali seperti dahulu, keterbatasanku

membuat aku tidak rutin menjalaninya. Aku menyesal karena

tidak menjadi seorang pencari ilmu yang haus seperti Hasan

Page 14: Hadiah 3 bidadari fix

Al-Banna, imam syafi’i, mungkin inilah teguran untukku. Inilah

teguran untukku, disaat anak-anak itu haus ilmu, maka wajar

mereka jauh dariku, karena akupun tak memiliki itu.

Saat aku merasa lemah seperti ini, ternyata banyak tawaran

dari berbagai penerbit, agar aku menulis kembali, karena

ternyata penjualan novel Cinta Dua Warna sangat laku

dipasaran, bahkan best seller hingga ke Australia, ribuan

eksemplar dikirim sebagai pesanan buruh migran di Hongkong,

dan Al-Banna publishing pun semakin dikenal, bang Dani

sangat berterimakasih padaku, dan Bang Dani bilang owner

Al-Banna publishing akan mengadakan malam penganugerahan

dan akan menghampiri langsung ke rumahku. Aku tahu ini

cara Allah menghiburku.

Tapi, itu tidak mengobati kegersanganku, sedikitpun. Bahkan

ibu, jujur padaku, bingung harus bagaimana membuat aku

tersenyum. Hingga aku merasakan kelelahan yang sangat, dan

aku punya kekhawatiran tak dapat bangun lagi. Jadi aku

mengirimkan sms minta maaf pada semua teman-temanku,

bahkan pada Rusydi. Beberapa membalas, termasuk Rusydi:

“Hai, aku sudah dapat gelarku disini, aku mau menunaikan

amanah bapakmu untuk segera menikahimu duhai embun,

kupikir kamu sudah lupa padaku, juga lupa pada amanah

bapakmu..ik houd van jou”

Aku yang sedang selemah ini membaca itu dengan rasa kesal,

kenapa masih saja dia menggodaku, tiba-tiba mata ini basah

dengan penuh harap memohon agar Allah selalu menjaga

kesucian jiwaku, agar Allah selalu menjaga niatku, Agar Allah

selalu menjaga hatiku, mesti aku tidak tertarik dengan Rusydi,

tapi aku tetap khawatir, setan menyusup ditengah

kekhawatiranku ini, buktinya tanganku inginku membalas sms

nya tapi izzah dan iffahku menahannya, aku beristighfar

sebanyak-banyaknya, kubaringkan tubuhku, dan perlahan aku

pejamkan mataku, dan tak lupa aku berucap syahadat, itu

yang kulakukan setiap kali mau tidur.

Tiba-tiba gelap, air langit turun perlahan membasahai bumi,

disertai gemuruh yang memekakkan telinga, nyatanya aku

sudah tak dikamarku lagi, dari kejauhan ada tiga remaja

dengan payung hitamnya, yang berjalan menuju arahku,

mereka menunduk seolah menunjukkan kesedihan yang luar

Page 15: Hadiah 3 bidadari fix

biasa. Saudara-saudaraku dari Ciamis, bahkan kakaku dan

suaminya serta putri kecilnya datang ingin menghampiriku,

tapi semuanya berpakaian gelap, ada lelaki gagah, berjanggut,

yang sepertinya aku pernah melihatnya, tapi dimana..dia

memayungiku, mengantarku ketempat kerumunan orang yang

tadi kupikir akan datang padaku. Dia tak menatapku, tapi dia

menunjukkan aku tempat yang menakutkan, tempat yang

didalamnya ada makam di tengah lapang luas, dan aku lihat

nisan yang sedang dikerumuni keluargaku “Mar’atus Shalihah

binti Gunawan lahir Jakarta, 17 Oktober 1989, dimakamkan di

Jakarta, 17 Oktober 2015”. Aku menjerit, tubuhku lunglai,

lemah, aku menangis sekencang-kencangnya.

“Mar’ah...Mar’ah...Mar’ah”

Aku mendengar suara ibu memanggilku

“Mar’ah kamu bisa berteriak nak?” Tanya ibu sambil berkaca-

kaca

Sedangkan aku masih belum terlalu sadar akan suasana ini.

“Aku dimana”? tanyaku

“Kamu di kamarmu nak” jawab ibu

“Subhanallah, kamu sudah bisa bicara lagi Nak” ibu

mendekapku erat

Kemudian aku melihat ibu, sujud sebagai tanda syukur.

Aku sadar, tertanya pemakaman tadi hanya mimpi, dan aku

berkaca di cerminku.. ya Rabb.. yang sekarang nyata adalah,

aku bisa berbicara kembali. Engkau menghiburku kembali,

suaraku sudah pulih, aku bisa berbicara lagi,

“Tapi apakah rara, viona dan fu’ah, masih mau menemuiku?”

tanyaku dalam hati

Taman depan rumah yang daun-daunnya semakin rimbun,

bunga bunganya bermekaran, udara sejuk merasuk kedalam

rongga, seolah mendukung kebahagiaanku pagi ini.

Aku duduk di kursi roda, ibu menyuapiku di halaman depan

rumah, ibu tersenyum, karena baru ibu yang tahu, soal

kesembuhan ini.

“Mar’ah, ada yang memintamu untuk ta’aruf melalui umi

Nana, sejak 3 hari yang lalu. Dan hari ini Umi Nana, mau

menjadi pendamping ta’aruf kamu, karena kamu dari kemarin

lemah sekali, jadi ibu yang menyiapkan semuanya, tapi dari

Page 16: Hadiah 3 bidadari fix

pihak ikhwannya, tidak memerlukan biodatamu lagi, karena

dia sudah mengenalmu” ujar ibu

“Apa? Hari ini bu? Dia tau aku bisu tadinya bu?” selidik aku

“Ya, dia tau semuanya, dia tau aktivitasmu, dia tau

kekurangan anggota tubuhmu, aktivitasmupun dia tau” jawab

ibu

“Lho, aneh ya, kok ada yang mau sama aku ya bu, ibu ada-ada

saja membuatkan aku biodata” aku ragu sambil menggoda ibu

“Kamu harusnya bersyukur Mar’ah, Ibu ingin kamu

berkeluarga nak, dan doa ibu dikabulkan, kamu sembuh” ucap

ibu sambil tersenyum

Lalu dihalaman, aku belajar berjalan....ibu benar-benar

menemaniku, rasanya ku tak ingin meninggalkannya, jika

proses ta’arufnya nanti lancar.

“Assalamu’alaikum”

Suara tiga remaja yang serentak, menghentikkan aktivitasku.

Tiba-tiba tiga remaja itu berlari kearahku, dan memelukku

erat, seperti sudah kenal lama denganku, mereka meneteskan

air mata. Sebelum ta’aruf nanti dimulai sampai selesai, aku

masih harus bertahan dengan kebisuanku, karena itu

kesepakatan aku dan ibu, biar menjadi surprise. Saat mereka

memelukku aku merasa bahagia.

Lalu kuambil kertas dan ku tulis:

“adik-adik manis, kalian siapa? Apakah kalian rara, fu’ah dan

viona” tebak aku

Mereka mengenalkan diri satu persatu sambi menangis dan

meminta maaf

“Kakak, aku viona,anak kecil yang sangat mengagumi kakak,

aku kangen kaka, kenapa kaka gak menceritakan kondisi kaka

sebelumnya, maafkan kami sudah jahat sama kaka”

“Kaka aku Fu’ah, akhwat muda yang ketangguhannya

ditularkan dari kaka..bukankah kaka dulu pernah bercerita

tentang syekh Ahmad Yasin lewat tulisan kaka, meski kakinya

lumpuh, matanya setengah buta, tapi dia tetap memiliki

pengaruh kuat pada anak-anak didikannya, bahkan dia mampu

mendirikan universitas di Gaza”

“Kaka, aku Rara..harusnya kaka tidak perlu malu-malu pada

kami, betul yang fu’ah katakan, Bahkan kaka bilang anak-anak

didikannya selalu yang terdepan dalam menghadapi zionis,

terutama saat intifadhah”

Page 17: Hadiah 3 bidadari fix

Tiba-tiba ada mas-mas yang membawa kue ulang tahun... dan

anak-anak itu membawakannya untukku:

“Barakallahu fii umrik ya kak.. kita sayang kaka karena Allah”

Mereka mendekapku erat, sambil memberikan bungkusan yang

dikeluarkan dari tas viona..

“ayo kaka dibuka”..ujar viona

Aku buka perlahan bungkus kado bermotif love ini, dan

boneka hello kitty yang sangat lucu ada dibalik bungkusan

kertas itu. Aku baru sadar kalau hari ini ulang tahunku yang

ke 25, aku jadi ingat batu Nisan itu. Rasanya kegersangan itu

tersiram oleh air mata cinta, aku merasa segar kembali,

bahkan lebih dari saat aku tak bisu lagi. Aku mendekap

mereka dan menulis:

“Terimakasih, kaka juga sayang kalian karena Allah, tapi kalian

tau dari mana semua tentang kaka?

“Ada deh” ujar fu’ah, rara dan viona

“Assalamu’alaikum” salam dari wanita lembut mewarnai

suasana ini

“Bun, Mar’ah ditunggu di Mushalla“ Umi Nana meminta izin

pada ibuku

Umi Nana, langsung memintaku untuk segera ke Mushalla

yang tak jauh dari rumahku, tiga bidadari itu ikut ke

mushalla, umi nana juga mendampingiku

Saat itu proses ta’arufnya dimulai, para pendamping meminta

untuk membaca Basmallah dan selalu meluruskan niat karena

Allah, Alhamdulillah semua terjaga, dia dan pendamping

ta’arufnya ada di balik kain putih pembatas wanita dan pria,

begitupun aku. Karena dia pikir aku masih bisu, jadi dia saja

yang memperkenalkan dirinya memperjelas apa yang ada dalam

biodata

Namanya oryza sativa, dipanggil riza, dia 9 tahun lebih tua

dariku, pekerjaannya adalah dokter dan owner disebuah

penerbit

Dia bercerita punya satu adik yang centil, menyebalkan,

adiknya seorang akhwat yang juga ketua keputrian, makanya

salah satu alasan dia memilihku adalah, berharap bisa menjaga

adiknya juga

Tapi aku heran, ekspresi fu’ah dan teman-temannya aneh..

Page 18: Hadiah 3 bidadari fix

Fuah menggenggamkan tangannya seperti orang kesal,

sedangkan yang lainnya, tertawa ambil ditahan. Mereka

memang lucu.

Dari belakang, aku dengar adik-adik bisik, mempertanyakan

soal nama yang ilmiah

“aih, namanya ilmiah banget sumpah” ujar viona

“maknanya keren kalee..itu kan nama latin dari padi” rara

membela

“ya g apa-apa selagi maknanya baik.. , tau gak Hanzhalah yang

jadi syuhada’ pas malam pertama pernikahannya itu juga

namanya berasal dari nama tumbuhan tau.” Fu’ah menjelaskan

dengan pengetahuannya

Lalu tiba saatnya saling melontarkan pertanyaan, katanya aku

saja yang bertanya, dia sudah yakin semuanya. Aku bertanya

di selembar kertas tentang beberapa hal:

1. Terkait prioritas yaitu Prioritas Dakwah, prioritas

pengeluaran

2. Perencanaan keuangan, pemanfaatan uang, bagaimana

menaikan nilai uang, dan pendapat jika istri kelak tidak

bekerja

3. Program penjagaan ibadah bersama, Pembinaan keluarga

termasuk pola asuh anak

Aku sengaja bertanya, karena aku yakin dia bisa menjawabnya,

agar aku lebih memahaminya, apapun jawabannya itu tidak

penting bagiku, karena kalau tidak sesuai, nanti bisa kita

rundingkan bersama.

Selesai menjawab semua, dia meminta untuk melihat wajahku,

untuk meyakinkan katanya

“ayo mar’ah, nadzor itu bagian dari sunnah Rasul” umi nana

meyakinkan

“umi aku minder, aku cacat umi” tulis aku di selembar kertas

Kemudian umi mengajakku ke pojok Mushalla, Umi

menatapku dan berkata:

“yakinkan dalam dirimu, katakan aku seorang pejuang,

akuseorang mujahidah, aku umat terbaik yang Allah ciptakan,

aku patut dibanggakan karena dalam diriku mengalir berbagai

potensi dan prestasi, aku ingin Allah bangga melihatku”

Aku tak kuasa menahan mutiara dari sudut mata, hampir saja

aku kufur, ya betul aku tak boleh minder.

Page 19: Hadiah 3 bidadari fix

Saat tabir dibuka, Aku menunduk tak mau melihat, aku yakin

pasti dia tua sekali, tapi karena dia dengan tawadhu mau

menerimaku, bagaimanapun fisiknya ku terima

“Fu’ah ngapain kamu disini? Ujar kak Ryza

Ternyata dia kenal fu’ah dan fu’ah yang pertama ia tatap

karena Fu’ah ada di pojok tembok, sejajar dengan tabir yang

sedang dibuka

“cie bang Ryza” ujar Fu’ah

“Afwan, Fu’ah itu adik ana, Dani yang memberi tahu lokasi

dimana anti tinggal” dia berbicara sambil menunduk kembali

Aku hampir tak percaya sedemikiankan skenario yang Allah

buat.

Kemudian proses nadzor dilanjutkan lagi:

aku hanya bisa menunduk, takut untuk melihatnya, tapi

semakin bangga juga, karena ternyata yang tempo hari dibilang

penggantiku itu adalah kak Ryza, dan ternyata pendamping

ta’aruf itu adalah Bang Dani.

Tafadhal, anti juga boleh melihat calon..ujar bang Dani

kamu tidak mau melihat calonmu, tidak menyesal? Ujar Umi

membisik

Lalu perlahan aku ajak mataku untuk melihatnya, aku pernah

melihatnya, tapi dimana, aku kaget sambil mengingatnya, tak

sengaja aku bicara

“Ustadz dokter?”

Ternyata itu ustadz yang memeriksa bapakku sebelum

dikuburkan

Semuanya melihat kearahku, mereka kaget, aku sudah bisa

bicara, lalu pas sekali ibu datang ke mushalla sambil bawa

minum.

“iya anakku, sudah sembuh dari bisunya tadi pagi, dia mau

memberikan surprise untuk calon suaminya” ujar ibu

Iya, ana ustadz dokter, yang dahulu pernah bertemu anti

sambil menyelami surat yusuf ayat 84 “kak Ryza meyakinkan

Aku merasa sangat malu saat itu karena kekagetanku, adik-

adik mendekapku dan mengucapkan selamat sambil berurai air

mata, begitupun umi Nana, umi di lingkaran cahayaku.

Tabirnya ditutup kembali, dan aku lihat bayang-bayang lelaki

yang sedang bersujud... Alhamdulillah..

Semua pertanyaan sudah saling dilontarkan, dan aku sudah

merasa cocok, begitupun dia, tinggal senin besok, dia dan

Page 20: Hadiah 3 bidadari fix

keluarganya akan datang ke rumahku untuk menetapkan

tanggal walimah. Hari ini aku bahagia sekali.

Dari balik tabir mushalla, ada dua undangan yang diselipkan,

yang satu dari bang Dani, ternyata dia akan menikah dengan

sahabatku yang sekarang masih di Jerman, yang tempo hari

sms aku.

“Wah, aku bahagia dia akan menikah dengan asmah” ucapku

dalam hati

Undangan yang satu lagi, yaitu undangan malam

penganugerahan, tapi malam selasa, agak mepet waktunya

“kalau pertemuan keluarganya diundur bagaimana?” tanyaku

“kita dan keluarga bertemu saat malam penganugerahan saja

ya” jawab Ryza

“Lho kok bisa gitu? “ Aku bertanya

“Iya mar’ah, owner al-Banna Publishing itu Ryza” Bang Dani

meyakinkan

“Subhanallah semuanya memang rencana Allah” jawab aku

“Mulai dari sekarang, adik-adik yang ada disitu dijagain,

sepertinya sudah cocok dengan anti, dibuat satu kelompok

mentoring saja” kak Riza meminta dengan serius

Usai pertemuan itu, aku dan tiga bidadari menjadi rutin

bertemu sepekan sekali, berganti-ganti tempat mengaji, saling

mengunjungi.

Dan akhirnya usai malam penganugerahan itu, ditetapkanlah

tanggal pernikahan kami, aku dan mas Ryza, Ya kurasa lebih

cocok dipanggil mas.

Hingga 3 minggu kemudian

“saya terima nikahnya mar’atus Shalihah binti Gunawan

dengan mas kawin villa Cisarua dan perpustakaan tarbiyah

dibayar tunai”

Aku tak menyangka mas kawin yang diberikan sangat

berharga, waktu itu mas Ryza bertanya melalui fu’ah, lalu

kujawab, kalau memang itu bagian dari sunnah dan tidak

memberatkan, berikan apapun yang bermanfaat untuk kita

dan aktivitas kita, dan ternyata mas kawin yang diberikan

adalah impianku 4 tahun yang lalu.

Setelah itu dilanjutkan dengan pemberian hadiah dari mas

Ryza berupa tasmi’ atau hafalan surat Ali Imran 50 ayat, 150

ayatnya lagi nanti dilanjutkan selesai resepsi, di waktu yang

tepat, karena harus bersegera untuk persiapan resepsi.

Page 21: Hadiah 3 bidadari fix

Semua berjalan lancar, akad dan resepsinya, banyak dihadiri

oleh keluarga, rekan kerja dan teman-teman.

Empat bulan sudah aku dan mas Ryza dan aku hidup bersama,

sudah banyak impian-impian yang kita list bersama, yang utama

untuk dakwah sekolah selain mengelola villa dan

perpustakaan tarbiyah:

1. Bikin sekertariat alumni Rohis

2. Membuka Lembaga Tahsin, tahfidz untuk siswa dan

guru-guru, terutama di SMA 20 dan SMA nya Rara

3. Membuka lembaga jurnalistik Islam

4. Mengelola usaha untuk alumni Rohis

Mas Ryza selalu bilang, kita menikah karena dakwah

“kalau aku terlihat lalai, kamu harus ingatkan, kalau ada

perkara yang membuat rumahtangga ini melemah, kita harus

ingat tujuan besar kita bersatu itu apa” tegas mas Riza

“Iya mas, aku cinta mas Ryza karena Allah” jawab aku

Diapun tetap romantis, sambil menyanyikan lagu Seismic:

Adalah engkau

“Adalah engkau dia yang ku rindu tuk menjadi bunga dihatiku

Menjadi peneduh kalbu di perjalananku, diperjalananku

Tibalah waktu yang lelah kurindu

Tuk selalu bersama denganmu

Telah terbuka pintu itu

Akad tlah teucap sudah

Dinda marilah melangkah

Dinda temanilah aku

Disetiap detikku dengan doamu

Bila terpisahkan waktu tetaplah disini didalam hatiku

Ya Rabbi izinkanlah kami muntuk terjaga selalu dijalanMu

Dinda doamu laksana pelepas dahaga di lelahnya jiwa

Lelahnya jiwa.........

Adalah engkau dia yang ku rindu

Tuk selalu hadir dihidupku

Mengiringi setiap langkah saat menuju acuan hidup ini

Dinda temanilah aku disetiap detikku dengan doamu

Bila terpisahkan waktu tetaplah disini dalam hatiku

Ya Rabbi izinkanlah kami untuk terjaga selalu di jalan Mu

Dinda doamu laksana pelepas dahaga di lelahnya jiwa

Page 22: Hadiah 3 bidadari fix

Tiga bidadari yang kurasa merupakan perantara Allah untuk

mewujudkan semua keinginanku. Mereka kini sedang

berusaha agar bisa melanjutkan ke perguruan tinggi yang

mereka impikan, dan sekolah dambakan. Mereka sudah

berjanji untuk kembali aktif mengurusi Rohis meski sudah

alumni, bahkan itu kutegaskan dan kuarahkan. Ini pesan

dalam chat sebelum mereka benar-benar fokus pada

impiannya

Fu’ah: “kalau UAN ku dapat nilai terbaik, pasti setiap aku ke

sekolah nanti untuk mengurusi Rohis, guru-guru akan

menyambutku dengan istimewa”

Rara: “kalau aku masuk di Akuntansi UI, pasti derajatku

sebagai murid IPS dimata guru akan naik, dan akan ngaruh ke

Rohis”

Viona: “kalau aku masuk STIS, pasti aku akan langsung

bekerja di BPS dan uangnya untuk bantu-bantu Rohis, aku

harus kaya”