Hadi PKMP 2013-Abstrak

3
1 DESAIN PENGEMBANGAN GREEN ARCHITECTURE DI KAWASAN DAGO DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TRADISIONAL SUNDA Hadi Yanuar Iswanto 1) , Adam Priyadi 2) , Ikhwan Nurtadril 3) dan Luthfi Pratama 4) 1,2,3,4 Pendidikan Teknik Arsitektur, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia E-mail : [email protected] Abstrak Program Kreativitas Mahasiswa ini dilatarbelakangi oleh pemanasan global menjadi perhatian serius masyarakat di seluruh belahan dunia. Untuk mengatasi pemanasan global digalakkan program pengurangan emisi karbon. Salah satu bentuk dukungan terhadap program tersebut adalah gerakan green architecture. Gerakan ini muncul sebagai suatu kesadaran untuk menciptakan bangunan yang ramah terhadap lingkungan. Gerakan ini langsung menjadi trend di seluruh penjuru dunia. Di Indonesia, khususnya Kota Bandung, Kawasan Dago menjadi lokasi yang dipilih oleh para developer dan owner. Kawasan Dago terletak di Bandung Utara, kawasan ini dikelilingi oleh perbukitan sehingga menawarkan view alam yang indah serta udara yang sejurk yang menjadikan alasan para developer untuk menempatkan green architecture disana. Namun, Kawasan Dago merupakan area yang pembangunannya diatur secara khusus oleh pemerintah karena merupakan daerah resapan air bagi Kota Bandung. Oleh karena itu, pembangunan perumahan mewah dengan konsep green menjadi menarik untuk diteliti. Green architecture tidak hanya berdampak pada kenyamanan penghuni bangunan, tetapi juga memberikan kontribusi terhadap pelestarian lingkungan di sekitarnya. Hal inilah yang melatarbelakangi untuk melakukan penelitian ini. Penelitian ini berusaha untuk mengungkap dan mencari tahu teknologi green yang diterapkan pada bangunan pada kawasan perumahan tersebut. Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah berupa sistem

description

desain green architecture berbasis arsitektur tradisional sunda

Transcript of Hadi PKMP 2013-Abstrak

2

DESAIN PENGEMBANGAN GREEN ARCHITECTUREDI KAWASAN DAGODENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TRADISIONAL SUNDAHadi Yanuar Iswanto1), Adam Priyadi2), Ikhwan Nurtadril3) dan Luthfi Pratama4)1,2,3,4 Pendidikan Teknik Arsitektur, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan IndonesiaE-mail : [email protected]

AbstrakProgram Kreativitas Mahasiswa ini dilatarbelakangi oleh pemanasan global menjadi perhatian serius masyarakat di seluruh belahan dunia. Untuk mengatasi pemanasan global digalakkan program pengurangan emisi karbon. Salah satu bentuk dukungan terhadap program tersebut adalah gerakan green architecture. Gerakan ini muncul sebagai suatu kesadaran untuk menciptakan bangunan yang ramah terhadap lingkungan. Gerakan ini langsung menjadi trend di seluruh penjuru dunia.Di Indonesia, khususnya Kota Bandung, Kawasan Dago menjadi lokasi yang dipilih oleh para developer dan owner. Kawasan Dago terletak di Bandung Utara, kawasan ini dikelilingi oleh perbukitan sehingga menawarkan view alam yang indah serta udara yang sejurk yang menjadikan alasan para developer untuk menempatkan green architecture disana. Namun, Kawasan Dago merupakan area yang pembangunannya diatur secara khusus oleh pemerintah karena merupakan daerah resapan air bagi Kota Bandung. Oleh karena itu, pembangunan perumahan mewah dengan konsep green menjadi menarik untuk diteliti. Green architecture tidak hanya berdampak pada kenyamanan penghuni bangunan, tetapi juga memberikan kontribusi terhadap pelestarian lingkungan di sekitarnya. Hal inilah yang melatarbelakangi untuk melakukan penelitian ini.Penelitian ini berusaha untuk mengungkap dan mencari tahu teknologi green yang diterapkan pada bangunan pada kawasan perumahan tersebut. Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah berupa sistem check list melalui observasi dan wawancara. Penilaian dilakukan berdasarkan instrumen GBCI (Green Building Council Indonesia) dengan mengkaji berdasarkan teori arsitektur hijau dan peraturan pemerintah terkait Kawasan Bandung Utara (KBU) sehingga menghasilkan data tingkat kesesuaian green architecture pada objek penelitian. Nilai kurang pada hasil penilaian dapat disempurnakan dengan merekomendasikan desain eksisting ke bentuk arsitektur tradisional Sunda, karena arsitektur tradisional Sunda memiliki karakteristik yang menyatu dengan alam. Karakteristik tersebut diantaranya adalah air, bambu dan batu.

Kata Kunci : green architecture, arsitektur sunda, bandung

DEVELOPMENT DESIGN OF GREEN ARCHITECTUREAT DAGOWITH SUNDANESE ARCHITECTUREHadi Yanuar Iswanto1), Adam Priyadi2), Ikhwan Nurtadril3) dan Luthfi Pratama4)1,2,3,4 Architecture Engineering Education, Faculty of Technology and Vocational Education, Indonesia University of EducationE-mail : [email protected]

AbstractThis PKM is come from global warming which to be seriously concern issue around the world. Solution for it has been encourage with carbon emissions reduction program. Another way to support the program is movement of green architecture. This movement emerged as an awareness to create a building with friendly to earth. This movement are to be trending topic around the world. In Indonesia, particularly in Bandung, many developer and owner choose Dago area to build green architecture. Dago is located at North of Bandung and surrounding of hill topography. Dago also has beautiful view which made a reason to place green architecture on there. But, Dago has a special regulation because its water conservasion area. So, developed house with green architecture term are interesting to research. Green architecture not only impact to living of humanities but also contribute to preservation of environmentThis research are to finding green technology on architecture in Dago. Methods are used in this research is check list system trhrough an interview and observation. Rating did based on GBCI rating tools with appropriate to green building theory and government regulation in North of Bandung, so made the output of research is appropriate with green architecture theory. Minus point on rating component can be complete with Sundanese architecture, because Sundanese architecture has natural characteristics such as water, bamboo, and stone.

Keywords : green architecture, sundanese architecture, bandung