HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

522

Click here to load reader

description

HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II KOTA SURABAYA. Jalan Tidar No. 244 Surabaya. Telp . 031 – 5483881, 08121652894. Fax. 031 – 5469853 E-mail : [email protected] Web B log : habibadjie.dosen.narotama.ac.id. ATURAN KULIAH. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Page 1: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

HABIB ADJIES.H. (UNISBA)NOTARIS (UNPAD)M.Hum. (UNDIP)Dr. (UNAIR)

NOTARIS – PPAT – PL IIKOTA SURABAYA.

Jalan Tidar No. 244 Surabaya.Telp. 031 – 5483881, 08121652894.

Fax. 031 – 5469853E-mail : [email protected]

WebBlog : habibadjie.dosen.narotama.ac.id

Page 2: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

ATURAN KULIAH

Toleransi terlambat 20 menit (bagi mahasiswa dan Toleransi terlambat 20 menit (bagi mahasiswa dan dosen)dosen)

HP off.HP off.Kehadiran mengikuti kuliah minimal 75% (jika tidak Kehadiran mengikuti kuliah minimal 75% (jika tidak

terpenuhi tidak dapat ikut ujian akhir)terpenuhi tidak dapat ikut ujian akhir)Pakaian sopan, tidak pakai kaos oblong, sandal jepitPakaian sopan, tidak pakai kaos oblong, sandal jepitJika berhalangan hadir :Jika berhalangan hadir : - sakit (1 hari ijin tertulis), - sakit (1 hari ijin tertulis), - sakit 1 hari (surat keterangan dokter), - sakit 1 hari (surat keterangan dokter), - musibah, harus dengan bukti tertulis yang relevan- musibah, harus dengan bukti tertulis yang relevan

Page 3: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

BAHAN AJAR

POLITIK HUKUM KENOTARIATAN

PROGRAM STUDIMAGISTER KENOTARIATAN

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS NAROTAMA

SURABAYA

Page 4: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP

POLITIK HUKUM

Page 5: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

PENDAHULUANMoh. Mahfud MD, dalam disertasinya menyebutkan bahwa Tidak sedikit dari para mahasiswa hukum yang heran dan

masygul ketika melihat bahwa hukum ternyata tidak seperti dipahami dan dibayangkan ketika di bangku kuliah. Mereka heran ketika melihat bahwa hukum tidak selalu dapat dilihat

sebagai penjamin kepastian hukum, penegak hak-hak masyarakat, penjamin keadilan. Banyak sekali peraturan

hukum yang tumpul,tidak mempan memotong kesewenang-wenangan, tidak mampu menegakkan

keadilan dan tidak dapat menampilkan dirinya sebagai pedoman yang harus diikuti dalam menyelesaikan berbagai kasus yang seharusnya bisa dijawab oleh hukum. Bahkan

banyak produk hukum yang lebih banyak diwarnai oleh kepentingan-kepentingan politik pemegang kekuasaan

dominan. Mereka bertanya : mengapa hal itu harus terjadi?

Page 6: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Ternyata hukum tidak seteril dari subsistem Ternyata hukum tidak seteril dari subsistem kemasyarakatan lainnya. Politik kerapkali kemasyarakatan lainnya. Politik kerapkali

melakukan intervensi atas pembuatan dan melakukan intervensi atas pembuatan dan pelaksanaan hukum sehingga muncul juga pelaksanaan hukum sehingga muncul juga pertanyaan berikutnya tentang subsistem pertanyaan berikutnya tentang subsistem

mana antara hukum dan politik yang dalam mana antara hukum dan politik yang dalam kenyataannya lebih suprematif. Dan kenyataannya lebih suprematif. Dan

pertanyaan-pertanyaan lain yang lebih spesifik pertanyaan-pertanyaan lain yang lebih spesifik pun dapat mengemuka seperti bagaimanakah pun dapat mengemuka seperti bagaimanakah pengaruh politik terhadap hukum, mengapa pengaruh politik terhadap hukum, mengapa politik banyak mengintervensi hukum, jenis politik banyak mengintervensi hukum, jenis sistem politik yang bagaimana yang dapat sistem politik yang bagaimana yang dapat

melahirkan produk hukum yang berkarakter melahirkan produk hukum yang berkarakter seperti apa. Upaya untukmemberi jawaban seperti apa. Upaya untukmemberi jawaban

atas pertanyaan-pertanyaan di atas atas pertanyaan-pertanyaan di atas merupakan upaya yangsudah memasuki merupakan upaya yangsudah memasuki

wilayah wilayah politik hukum.politik hukum.

Page 7: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Politik Hukum secara sederhana dapat Politik Hukum secara sederhana dapat dirumuskan sebagai kebijaksanaan hukum dirumuskan sebagai kebijaksanaan hukum

((legal policylegal policy) yang akan atau telah ) yang akan atau telah dilaksanakan secara nasional oleh pemerintah; dilaksanakan secara nasional oleh pemerintah; mencakup pula pengertian tentang bagaimana mencakup pula pengertian tentang bagaimana

politik mempengaruhi hukum dengan cara politik mempengaruhi hukum dengan cara melihat konfigurasi kekuatan yang ada di melihat konfigurasi kekuatan yang ada di belakang pembuatan dan penegakannya.belakang pembuatan dan penegakannya.Di sini hukum tidak dapat hanya dipandang Di sini hukum tidak dapat hanya dipandang sebagai pasal-pasal yang bersifat imperatif sebagai pasal-pasal yang bersifat imperatif

atau keharusan-keharusan yang bersifat atau keharusan-keharusan yang bersifat das das sollensollen, melainkan harus dipandang sebagai , melainkan harus dipandang sebagai subsistem yang dalam kenyataan (subsistem yang dalam kenyataan (das seindas sein) ) bukan tidak mungkin sangat ditentukan oleh bukan tidak mungkin sangat ditentukan oleh

politik, baik dalam politik, baik dalam perumusan materi dan perumusan materi dan pasal-pasalnya maupun dalam implementasi pasal-pasalnya maupun dalam implementasi

dan penegakannya.dan penegakannya.

Page 8: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Mahfud sendiri menyatakan bahwa hukum terpengaruh oleh politik karena subsistem politik memiliki konsentrasi

energi yang lebih besar daripada hukum.Untuk menghadapi anggapan tersebut sebagai wujud

kegalauan,kita harus – dari sekarang – mengedepankan subsistem hukum yang memiliki konsentrasi yang lebih

besar daripada politik. Hal ini semata-mata untuk mewujudkan supremasi hukum. Salah satu cara untuk

mengedepankan hukum adalah bagaimana menegakkan suatu undang-undang yang didahului dengan memberikan pemahaman yang baik dan mendalam tentang substansi undang-undang, salahsatunya, melalui sosialisasi kepada

masyarakat, bahwa dalam membentuk Peraturan Perundang-undangan harus berdasarkan pada asas

pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik, yakni pembentukannya harus dapat dilaksanakan, adanya

kedayagunaan dan kehasilgunaan, dan kejelasan rumusan.

Page 9: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Moh. Mahfud MD selanjutnya berpendapat bahwa hukum merupakan produk politik yang memandang hukum sebagai formalisasi atau

kristalisasi dari kehendak-kehendak politik yang saling berinteraksi dan saling bersaingan. Ia

juga menekankan bahwa politik hukum merupakan bagian dari ilmu hukum.

Jika ilmu hukum diibaratkan sebagai sebuah pohon, maka filsafat merupakan akarnya,

sedangkan politik merupakan pohonnya yang kemudian melahirkan cabang-cabang berupa berbagai bidang hukum seperti hukum pidana,

hukum perdata, hukum tata negara,hukum administrasi negara, dan bidang hukum lainnya.

Page 10: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Pandangan Mahfud di atas menggambarkan Pandangan Mahfud di atas menggambarkan keadaan pembentukan undang-undang di keadaan pembentukan undang-undang di

Indonesia yang menitikberatkan pada politik Indonesia yang menitikberatkan pada politik daripada hukum, walaupun produk akhir daripada hukum, walaupun produk akhir

politik tersebut tetap sebagai produk hukum politik tersebut tetap sebagai produk hukum yang harus dipatuhi oleh seluruh yang harus dipatuhi oleh seluruh

masyarakat. masyarakat. Hal inilah yang belum disadari oleh Hal inilah yang belum disadari oleh pembentuk undang-undang bahwa pembentuk undang-undang bahwa

keputusan politik yang dituangkan dalam keputusan politik yang dituangkan dalam suatu undang-undang merupakan produk suatu undang-undang merupakan produk hukum yang secara yuridis, isinya harus hukum yang secara yuridis, isinya harus

dilaksanakan, walaupun kemudian disadari dilaksanakan, walaupun kemudian disadari bahwa undang-undang tersebut sulit bahwa undang-undang tersebut sulit

dilaksanakan karena substansinya sarat dilaksanakan karena substansinya sarat dengan elemen-elemen politikdengan elemen-elemen politik

Page 11: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Meskipun demikian harus diciptakan Meskipun demikian harus diciptakan sinergi antara kepentingan politik dan sinergi antara kepentingan politik dan hukum yang selalu mengedepankan hukum yang selalu mengedepankan

kepentingan negara, masyarakat, kepentingan negara, masyarakat, bukan mengedepankan kepentingan bukan mengedepankan kepentingan kelompok-kelompok atau partai-partai kelompok-kelompok atau partai-partai

politik agar kepentingannya politik agar kepentingannya diakomodasikan dalam undang-undang diakomodasikan dalam undang-undang

yang dibuatnya.yang dibuatnya.

Page 12: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

SESUAI DENGAN PERJALAN WAKTU STUDI HUKUM BERUSIA SUDAH SANGAT LAMA MULAI DARI YUNANI KUNO SAMPAI ZAMAN MODERN

SEKARANG INI. DALAM KURUN WAKTU ITU STUDI HUKUM TELAH MENGALAMI PASANG NAIK DAN SURUT, PERKEMBANGAN DAN PERGESERAN MENGENAI METODOLOGI PENDEKATANNYA. PASANG SURUT PERKEMBANGAN HUKUM

TERSEBUT TIDAK LEPAS DARI PERUBAHAN STRUKTUR SOSIAL AKIBAT MODERNISASI

INDUSTRIALISASI, EKONOMI, POLITIK, PERKEMBANGAN PERANGKAT LUNAK.

Page 13: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

SATJIPTO RAHARJO MENGURAIKAN PERKEMBANGAN HUKUM, DIMANA ABAD KE 19 DI EROPA DAN AMERIKA SERIKAT INDIVIDU MERUPAKAN PUSAT PENGATURAN HUKUM, SEDANGKAN BADAN HUKUM /LEMBAGA HUKUM YANG BERKEMBANG ADALAH BADAN HUKUM PERDATA. KEAHLIAN HUKUM DIKAITKAN DENGAN KETERAMPILAN TEKNIS ATAU KEAHLIAN TUKANG (SIAP KERJA). KETIKA ITU STUDI HUKUM DAPAT DIKAJI DARI HUKUM SENDIRI, HUKUM TIDAK MEMERLUKAN BANTUAN DAN KERJASAMA DENGAN DISIPLIN LAIN.

Page 14: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

DENGAN KEMAJUAN TEKNOLOGI DAN MODERNISASI DALAM SEGALA ASPEK KEHIDUPAN, KEDUDUKAN INDIVIDU MULAI MENDAPAT SAINGAN OLEH TAMPILNYA SUBJEK HUKUM LAIN SELAIN PERDATA SEPERTI COMUNITY, KOLEKTIVE DAN NEGARA. DENGAN DEMIKIAN BIDANG-BIDANG YANG MAKIN MENONJOL ADALAH BIDANG HUKUM PUBLIK, HUKUM ADMINISTRASI DAN HUKUM SOSIAL EKONOMI.

Page 15: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

DALAM PERKEMBANGAN DEWASA INI, HUKUM DAPAT DILIHAT DARI DIMENSI YANG SANGAT KOMPLEKS. MEMPELAJARI HUKUM SAAT INI TIDAK BISA LEPAS DARI KAJIAN DISIPLIN ILMU LAINNYA. ARTINYA HUKUM TIDAK BISA DIPELAJARI DARI SUDUT PANDANG HUKUM SEMATA-MATA. AHLI HUKUM TIDAK BISA MENUTUP DIRINYA SEPERTI PAHAM / AJARAN HUKUM MURNI DARI HANS KELSEN YANG MENGATAKAN HUKUM HARUS MURNI (STERIL) DARI PENGARUH FAKTOR-FAKTOR NON YURIDIS, SEPERTI FAKTOR SOSIAL, MORAL, POLITIK, AGAMA DAN LAIN-LAIN ATAU MEMPELAJARI HUKUM JANGAN MEMAKAI KACAMATA KUDA ATAU DEWI KEADILAN YANG MENUTUP KEDUA MATANYA DAN MEMBAWA PEDANG.

Page 16: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Melihat perkembangan hukum sekarang ini yang dapat memasuki ruang dan wilayah ilmu-ilmu yang lain. Sehingga hukum sebagai suatu

sistem bidang yang normatif, praktis tidak dapat berdiri sendiri dengan melepaskan diri untuk

tidak berinteraksi dengan ilmu-ilmu yang lainnya atau para ahli ilmu hukum jangan

seperti memakai "kaca mata kuda" yang tidak melihat ke kiri dan ke kanan.

Spesialisasi dan spesifikasi keilmuan memang sangat diperlukan tapi bukan berarti

memandang dengan sebelah mata ilmu yang lain, tapi lintas berbagai bidang keilmuan tetap diperlukan untuk mencapai kemaslahatan

bagi semua orang.

Page 17: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

PERSOALAN HUKUM SANGAT KOMPLEKS, KARENA ITU PENDEKATANNYA BISA DARI MULTI DISIPLIN ILMU BAIK SOSIOLOGI, FILSAFAT, SEJARAH, AGAMA, PSIKOLOGI, ANTROPOLOGI, POLITIK DAN LAIN-LAIN. KETIKA KITA BERBICARA HUKUM AGRARIA (HUKUM PERTANAHAN) INI TIDAK BISA DILEPASKAN DARI ASPEK SEJARAH, FILSAFAT. KETIKA KITA BERBICARA HUKUM TENTANG PEMILIHAN UMUM, PENDEKATAN POLITIK SANGAT KENTAL. DALAM PERKEMBANGAN HUKUM PEMERINTAHAN DI DAERAH PENDEKATAN POLITIK SANGAT MEMPENGARUHI DEMIKIAN JUGA KETIKA KITA BERBICARA HUKUM PERBANKAN DAN SEBAGAINYA. HARUS ADA SINERGIS YANG AKTIF DARI BERBAGAI DISIPLIN ILMU-ILMU TERSEBUT.

Page 18: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

PENDEKATAN HUKUM MELALUI MULTI DISIPLIN TERSEBUT TELAH MELAHIRKAN BERBAGAI DISIPLIN HUKUM DI SAMPING PHILOSOPHY OF LAW DAN SCIENCE OF LAW, JUGA SEPERTI TEORI HUKUM (LEGAL THEORY/THEORY OF LAW), SEJARAH HUKUM (HISTORY OF LAW), SOSIOLOGI OF LAW, ANTHROPOLOGY OF LAW, COMPARATIVE OF LAW, PHYCHOLOGY OF LAW DAN SEKARANG POLITIC OF LAW.

Page 19: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

HUKUM MERUPAKAN ENTITAS YANG SANGAT KOMPLEKS, MELIPUTI KENYATAAN KEMASYARAKATAN YANG MAJEMUK, MEMPUNYAI BANYAK ASPEK, DIMENSI DAN FASE. HUKUM TERBENTUK DALAM PROSES INTERAKSI BERBAGAI ASPEK KEMASYARAKATAN (POLITIK, EKONOMI, SOSIAL, BUDAYA, TEKNOLOGI, KEAGAMAAN DAN SEBAGAINYA).

Page 20: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

JIKA HUKUM HANYA DIPELAJARI SEBAGAI PASAL-PASAL DAN DILEPAS DARI KAJIAN NORMA DAN SEGI YANG MEMPENGARUHINYA DAPAT MENYEBABKAN KITA FRUSTRASI DAN KECEWA BERKEPANJANGAN. KETIKA KEKUASAAN MEMPENGARUHI KEPUTUSAN HUKUM (HAKIM), KETIKA DPR (PARLEMEN) MENGOTAK-ATIK PASAL-PASAL RUU MENURUT KEPENTINGAN PARTAI MEREKA (BUKAN UNTUK RAKYAT) KETIKA ITU HUKUM SUDAH MENGHAMBAKAN DIRINYA UNTUK POLITIK.

Page 21: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

VON KIRCHMAN MENGATAKAN BERGUDANG-GUDANG BUKU UNDANG-UNDANG YANG ADA DI DALAM PERPUSTAKAAN BISA DIBUANG SEBAGAI SAMPAH YANG TAK BERNILAI KETIKA ADA KEPUTUSAN POLITIK DI PARLEMEN YANG MENGUBAH ISI UNDANG-UNDANG TERSEBUT. UNGKAPAN ITU TIDAK BERLEBIHAN MELIHAT REALITAS YANG TERJADI DI INDONESIA SAAT INI. KETIKA SISTEM PEMILIHAN LEWAT PERWAKILAN (MPR, DPR, DPRD UNDANG-UNDANGNYA DIOBOK-OBOK DENGAN SISTEM PEMILIHAN LANGSUNG), BANYAK BUKU-BUKU TENTANG SISTEM PEMILIHAN MELALUI PERWAKILAN DI INDONESIA YANG TIDAK BERGUNA.

Page 22: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

SALAH SATU PENDEKATAN HUKUM YANG MARAK DIBICARAKAN DALAM BERBAGAI DISKURSUS ADALAH PENDEKATAN HUKUM DARI POLITIK. HAL INI AKHIRNYA MELAHIRKAN KAJIAN BARU DI FAKULTAS HUKUM YANG DIKENAL DENGAN POLITIK HUKUM. AWALNYA KAJIAN POLITIK HUKUM HANYA DIAJARKAN DI PROGRAM MAGISTER ( S-2), TETAPI SEKARANG HAMPIR SELURUH TINGKATAN S-1 PROGRAM STUDI ILMU HUKUM SUDAH DIAJARKAN MATA KULIAH POLITIK HUKUM.

Page 23: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

PERSOALAN YANG BELUM DAPAT JAWABAN YANG PASTI ADALAH KAPAN SIAPA DAN KAPAN POLITIK HUKUM YANG MEMPOPULERKAN POLITIK HUKUM. NAMUN BELLEFROID TAHUN 1953 MENGGUNAKAN ISTILAH DE RECHTSPOLITIEK YANG KEMUDIAN DIKENAL DENGAN POLITIK HUKUM SEBAGAI SUATU ISTILAH MANDIRI, YAKNI KETIKA MENJELASKAN CABANG-CABANG ILMU APA SAJA YANG TERMASUK DALAM ILMU PENGETAHUAN HUKUM.

Page 24: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Konsepsi Bellefroid tentang bidang-bidang Ilmu Hukum sebagai berikut :

1. ILMU HUKUM DOGMATIK/DOGMATIK HUKUM menggambarkan isi dari hukum yang ada, menerangkan arti dari ketentuan-ketentuan hukum dan menyusun peraturan-peraturan hukum menurut asasnya dalam sistem hukum. Pendapat para penulis mengenai hal ini merupakan suatu ajaran atau doktrin yaitu ajaran yang berlaku kalau pendapat-pendapat mereka bersesuaian satu sama lain. Dalam dogmatik hukum, bagian-bagian dari hukum dibicarakan secara khusus dengan mengikuti pembedaan hukum dalam hukum perdata, hukum dagang, hukum tata negara, hukum pidana dan lain-lain.

Page 25: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II
Page 26: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

3. PERBANDINGAN HUKUM memperbanding- kan hukum-hukum yang berlaku dalam berbagai negara dan mencari peraturan-peraturan yang sama dan perbedaan-perbedaannya. Ia dapat menjadi sebab dan biasanya menyebabkan diambil opernya peraturan-peraturan dari hukum asing. Selain dari itu, perbandingan hukum menunjuk asas-asas hukum yang sama dalam berbagai macam tertib hukum dan oleh sebab itu, dijadikan dasar dari hukum internasional.

Page 27: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

4. AJARAN HUKUM tidak menyelidiki suatu tertib hukum tertentu, tetapi menijau hukum itu sendiri, lepas dari kekhususan waktu dan tempat. Ia mencoba menetapkan pengertian-pengertian dasar yang menjadi pangkalan dari tiap-tiap tertib hukum, diantaranya ialah pengertian hukum, kewajiban hukum, pribadi, kecakapan bertindak, objek hukum, hubungan hukum. Dengan tidak adanya pengertian dasar ini makan hukum dan ilmu hukum tidak mungkin ada.

Page 28: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

5. POLITIK HUKUM menyelidiki perubahan-perubahan apakah yang harus diadakan pada hukum yang ada sekarang, supaya dapat memenuhi syarat-syarat baru dari hidup kemasyarakatan. Ia melanjutkan perkembangan tertib hukum.

Page 29: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

HUKUM PADA AWALNYA DIPAHAMI IDENTIK HUKUM PADA AWALNYA DIPAHAMI IDENTIK DENGAN PERATURAN PERUNDANG-DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PERSEPSI ITU KELIRU. UNDANGAN PERSEPSI ITU KELIRU. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN LEBIH PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN LEBIH LUAS DARI UNDANG-UNDANG, UU HANYA LUAS DARI UNDANG-UNDANG, UU HANYA PRODUK DPR (LEGISLATIF BERSAMA PRODUK DPR (LEGISLATIF BERSAMA PRESIDEN) SEMENTARA PERATURAN PRESIDEN) SEMENTARA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN ADALAH SEMUA PERUNDANG-UNDANGAN ADALAH SEMUA PRODUK BADAN PEMBUAT UU DAN PRODUK PRODUK BADAN PEMBUAT UU DAN PRODUK BADAN ATAU PEJABAT TATA USAHA NEGARA BADAN ATAU PEJABAT TATA USAHA NEGARA YANG MENGIKAT DAN BERLAKU UMUM.YANG MENGIKAT DAN BERLAKU UMUM.

Page 30: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

MEMBEDAH KONTRUKSI POLITIK HUKUM SUATU MEMBEDAH KONTRUKSI POLITIK HUKUM SUATU NEGARA TIDAK CUKUP SEKEDAR MENELITI APA YANG NEGARA TIDAK CUKUP SEKEDAR MENELITI APA YANG TERTUANG DALAM TEKS-TEKS RESMI HUKUM, TETAPI TERTUANG DALAM TEKS-TEKS RESMI HUKUM, TETAPI JUGA HARUS MENYERTAKAN FAKTOR-FAKTOR JUGA HARUS MENYERTAKAN FAKTOR-FAKTOR NONHUKUM, ARTINYA PEMBENTUKAN HUKUM PADA NONHUKUM, ARTINYA PEMBENTUKAN HUKUM PADA DASARNYA TIDAK OTONOM, IA BANYAK DIPENGARUHI DASARNYA TIDAK OTONOM, IA BANYAK DIPENGARUHI OLEH VISI IDIOLOGI PEMBUATNYA, POLITIK OLEH VISI IDIOLOGI PEMBUATNYA, POLITIK NEGARANYA, EKONOMI, SOSIAL, BUDAYA, DAN NEGARANYA, EKONOMI, SOSIAL, BUDAYA, DAN AGAMANYA. DENGAN DEMIKIAN, HUKUM LAHIR AGAMANYA. DENGAN DEMIKIAN, HUKUM LAHIR SELALU TIDAK BERADA DIRUANG HAMPA NILAI ATAU SELALU TIDAK BERADA DIRUANG HAMPA NILAI ATAU DALAM KEADAAN HUKUM KOSONG (VACUUM) – DALAM KEADAAN HUKUM KOSONG (VACUUM) – (MEMBANGUN NEGARA HUKUM YANG BERMARTABAT, (MEMBANGUN NEGARA HUKUM YANG BERMARTABAT, HAL. 216) HAL. 216)

Page 31: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

MEMPELAJARI POLITIK HUKUM MEMPELAJARI POLITIK HUKUM DAPAT MENGETAHUI POLA DAPAT MENGETAHUI POLA

TINDAK DAN POLA PIKIR TINDAK DAN POLA PIKIR MANUSIA SERTA MANUSIA SERTA

KEPENTINGANNYA YANG KEPENTINGANNYA YANG DITUANGKAN DALAM BERBAGAI DITUANGKAN DALAM BERBAGAI

KEPUTUSAN KEPUTUSAN PERATURAN PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN.PERUNDANG – UNDANGAN.

Page 32: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

KULIAH 02

PERISTILAHAN PERISTILAHAN POLITIK HUKUM. POLITIK HUKUM.

Page 33: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

PERISTILAHAN POLITIK HUKUM.PERISTILAHAN POLITIK HUKUM.ISTILAH POLITIK HUKUM TERDIRI DARIISTILAH POLITIK HUKUM TERDIRI DARI 2 2 KATA YAITU “POLITIK” DAN “HUKUM”. KATA YAITU “POLITIK” DAN “HUKUM”. ANTARA KATA POLITIK DAN HUKUM OLEH ANTARA KATA POLITIK DAN HUKUM OLEH KEBANYAKAN AHLI HUKUM KEBANYAKAN AHLI HUKUM MEMANDANGNYA SEBAGAI DUA KATA MEMANDANGNYA SEBAGAI DUA KATA YANG PARADOK. YANG PARADOK. HUKUM ADALAH SUATU HAL YANG HUKUM ADALAH SUATU HAL YANG SUDAH PASTI DAN JELAS, SEMENTARA SUDAH PASTI DAN JELAS, SEMENTARA POLITIK SUATU HAL YANG SELALU POLITIK SUATU HAL YANG SELALU MENGANDUNG KETIDAK PASTIAN SELALU MENGANDUNG KETIDAK PASTIAN SELALU BERUBAH-UBAH MENURUT PELAKU BERUBAH-UBAH MENURUT PELAKU POLITIKPOLITIK

Page 34: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Istilah politik hukum terjemahan dari bahasa Belanda Istilah politik hukum terjemahan dari bahasa Belanda yaitu rechtspolitiek, terbentuk dari dua kata yaitu yaitu rechtspolitiek, terbentuk dari dua kata yaitu rechtsrechts dan dan politiekpolitiek. Istilah itu pernah digunakan oleh Bellefroid . Istilah itu pernah digunakan oleh Bellefroid

“ “ ”Politiek” dalam bahasa Belanda mengandung arti ”Politiek” dalam bahasa Belanda mengandung arti

beleid dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan beleid dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan ”kebijakan”. ”kebijakan”. Kebijakan berarti adalah rangkaian Kebijakan berarti adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan konsep dan asas yang menjadi garis besar dan

dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan , dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan , kepemimpinan dan cara bertindak. Misalnya kepemimpinan dan cara bertindak. Misalnya

kebijakan penanganan korupsi, kebijakan peradilan kebijakan penanganan korupsi, kebijakan peradilan satu atap, kebijakan perekonomian Kabinet satu atap, kebijakan perekonomian Kabinet

Indonesia Bersatu dan lain-lainIndonesia Bersatu dan lain-lain. .

Page 35: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Politik Hukum dalam bahasa Inggris Politik Hukum dalam bahasa Inggris disebut Legal Policy, istilah yang terdiri disebut Legal Policy, istilah yang terdiri dari dua variabel “Politik” dan “Hukum”. dari dua variabel “Politik” dan “Hukum”.

Dalam konteks ini Politik Hukum Dalam konteks ini Politik Hukum dipahami sebagai bagaimana politik dipahami sebagai bagaimana politik

mempengaruhi hukum atau sebaliknya mempengaruhi hukum atau sebaliknya hukum mempengaruhi politik yang hukum mempengaruhi politik yang

kemudian mengkristal di dalam politik kemudian mengkristal di dalam politik hukum yang digariskan oleh suatu hukum yang digariskan oleh suatu

negara.negara.

Page 36: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Dalam hubungan konsep keilmuan ketika Dalam hubungan konsep keilmuan ketika mempelajari Ilmu Negara, hukum diibaratkan mempelajari Ilmu Negara, hukum diibaratkan

rangka dalam tubuh manusia, sedangkan politik rangka dalam tubuh manusia, sedangkan politik diibaratkan daging atau istilah yang digunakan diibaratkan daging atau istilah yang digunakan

Muchtar Koesoemaatmadja maupun Sri Soemantri Muchtar Koesoemaatmadja maupun Sri Soemantri hukum ibarat rel, sementara politik merupakan hukum ibarat rel, sementara politik merupakan

lokomotifnya. lokomotifnya.

Pertanyaan apakah rangka yang mengikuti daging Pertanyaan apakah rangka yang mengikuti daging atau daging yang mengikuti rangka, ataukah atau daging yang mengikuti rangka, ataukah

lokomotif yang mengikuti rel atau rel yang lokomotif yang mengikuti rel atau rel yang mengikuti lokomotif. mengikuti lokomotif.

Mana yang aman dari pertanyaan di atas ?.Mana yang aman dari pertanyaan di atas ?.

Page 37: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

PENGERTIAN/DEFINISI POLITIK HUKUM.PENGERTIAN/DEFINISI POLITIK HUKUM.Immanuel Kant Immanuel Kant sulit mendapatkan sulit mendapatkan

satu kesatuan pengertian/definisi satu kesatuan pengertian/definisi tentang hukum. Hal yang sama juga tentang hukum. Hal yang sama juga

untuk mendapatkan pengertian Politik untuk mendapatkan pengertian Politik Hukum. Para ahli mengemukakan Hukum. Para ahli mengemukakan

definisi menurut latar belakang, cara definisi menurut latar belakang, cara pandang masing-masing tentang Politik pandang masing-masing tentang Politik

Hukum. Terdapat perbedaan, namun Hukum. Terdapat perbedaan, namun ada persamaan. ada persamaan.

Page 38: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Pengertian politik hukum dapat dilihat dari segi Pengertian politik hukum dapat dilihat dari segi tata bahasa.tata bahasa.

Dari segi Tata Bahasa (asal usul kata)Dari segi Tata Bahasa (asal usul kata)Kamus bahasa Belanda Kamus bahasa Belanda (Van der Tas) : (Van der Tas) :

Politiek mengandung arti beleid. Kata beleid Politiek mengandung arti beleid. Kata beleid sendiri dalam bahasa Indonesia berarti kebijakan sendiri dalam bahasa Indonesia berarti kebijakan (policy). Dari penjelasan itu dapat diartikan politik (policy). Dari penjelasan itu dapat diartikan politik hukum secara singkat berarti kebijakan hukum. hukum secara singkat berarti kebijakan hukum.

Kebijakan dalam kamus besar bahasa Indonesia Kebijakan dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti serangkaian konsep dan asas yang berarti serangkaian konsep dan asas yang

menjadi garis besar dan dasar rencana dalam menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan dan pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan dan

cara bertindak.cara bertindak.

Page 39: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Dengan kata lain Politik Hukum Dengan kata lain Politik Hukum adalah Rangkaian konsep dan adalah Rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar asas yang menjadi garis besar

dan dasar rencana dalam dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, pelaksanaan suatu pekerjaan,

kepemimpinan, dan cara kepemimpinan, dan cara bertindak dalam bidang Hukum.bertindak dalam bidang Hukum.

Page 40: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Kata kebijakan (wisdom, wijsheid) dan kebijaksanaanKata kebijakan (wisdom, wijsheid) dan kebijaksanaan

(policy, beleid) menurut Girindro Pringgodigdo dua hal (policy, beleid) menurut Girindro Pringgodigdo dua hal yang berbeda. yang berbeda.

Kebijaksanaan adalah serangkaian tindakan atau kegiatan Kebijaksanaan adalah serangkaian tindakan atau kegiatan yang direncanakan dibidang hukum untuk mencapai tujuan yang direncanakan dibidang hukum untuk mencapai tujuan

atau sasaran yang dikehendaki. Orientasinya pada atau sasaran yang dikehendaki. Orientasinya pada pembentukan dan penegakan hukum masa kini, masa pembentukan dan penegakan hukum masa kini, masa

depan. depan.

Adapun kebijakan adalah tindakan atau kegiatan seketika Adapun kebijakan adalah tindakan atau kegiatan seketika (instand desicion) melihat urgensi/situasi yang dihadapi (instand desicion) melihat urgensi/situasi yang dihadapi berupa pengambilan keputusan di bidang hukum yang berupa pengambilan keputusan di bidang hukum yang bersifat pengaturan dan keputusan tertulis/lisan yang bersifat pengaturan dan keputusan tertulis/lisan yang

berdasarkan kewenangan diskresi (kewenangan bebas berdasarkan kewenangan diskresi (kewenangan bebas bertindak jika hukumnya tidak jelas/belum ada).bertindak jika hukumnya tidak jelas/belum ada).

Page 41: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Sekalipun kedua istilah itu secara Sekalipun kedua istilah itu secara konseptual berbeda, namun dalam konseptual berbeda, namun dalam

praktek sehari-hari sering praktek sehari-hari sering penggunaanya dalam pengertian yang penggunaanya dalam pengertian yang sama yakni rangkaian konsep dan asas sama yakni rangkaian konsep dan asas

yang menjadi garis besar dan dasar yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan dan cara pekerjaan, kepemimpinan dan cara

bertindak.bertindak.

Page 42: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Menurut para pakar : Menurut para pakar : • • Mahfud MD. Mahfud MD. PolitikHukum adalah “legal policy PolitikHukum adalah “legal policy atau garis (kebijakan) resmi tentang hukum yang atau garis (kebijakan) resmi tentang hukum yang akan diberlakukan baik pembuatan hukum baru akan diberlakukan baik pembuatan hukum baru

maupun dengan penggantian hukum lama, dalam maupun dengan penggantian hukum lama, dalam rangka mencapai tujuan negararangka mencapai tujuan negara”.”.

Dengan demikian politik hukum merupakan pilihan tentang Dengan demikian politik hukum merupakan pilihan tentang hukum-hukum yang kan diberlakukan sekaligus pilihan hukum-hukum yang kan diberlakukan sekaligus pilihan

tentang hukum-hukum yang akan dicabut atau tidak tentang hukum-hukum yang akan dicabut atau tidak diberlakukan yang kesemuanya dimaksudkan untuk diberlakukan yang kesemuanya dimaksudkan untuk

mencapai tujuan negara seperti yang tercantum di dalam mencapai tujuan negara seperti yang tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945, Pembukaan UUD 1945,

Page 43: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Padmo Wahjono Padmo Wahjono Politik Hukum : Politik Hukum : kebijakan dasar yang menentukan arah, kebijakan dasar yang menentukan arah,

bentuk, maupun isi hukum yang akan bentuk, maupun isi hukum yang akan dibentukdibentukATAU :ATAU :

Politik Hukum Politik Hukum kebijakan penyelenggara kebijakan penyelenggara negara tentang apa yang dijadikan kriteria negara tentang apa yang dijadikan kriteria

untuk menghukumkan sesuatu yang di untuk menghukumkan sesuatu yang di dalamnya mencakup pembentukan, dalamnya mencakup pembentukan, penerapan, dan penegakkan hukum.penerapan, dan penegakkan hukum.

Page 44: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Teuku Mohammad Radhie Teuku Mohammad Radhie Politik Hukum sebagai suatu Politik Hukum sebagai suatu

pernyataan kehendak penguasa pernyataan kehendak penguasa negara mengenai hukum yang negara mengenai hukum yang

berlaku di wilayahnya dan berlaku di wilayahnya dan mengenai arah perkembangan mengenai arah perkembangan

hukum yang dibangun.hukum yang dibangun.

Page 45: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Satjipto Rahardjo Satjipto Rahardjo Politik Hukum Politik Hukum sebgi aktivitas memilih dan cara sebgi aktivitas memilih dan cara

yang hendak dipakai untuk yang hendak dipakai untuk mencapai suatu tujuan sosial mencapai suatu tujuan sosial

dengan hukum tertentu di dalam dengan hukum tertentu di dalam masyarakat, yang cakupannya masyarakat, yang cakupannya meliputi jawaban atas beberapa meliputi jawaban atas beberapa

pertanyaan mendasar, yaitu :pertanyaan mendasar, yaitu :

Page 46: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

1) tujuan apa yang hendak dicapai melalui 1) tujuan apa yang hendak dicapai melalui sistem yang ada.sistem yang ada.

2) cara-cara apa dan yang mana dirasa 2) cara-cara apa dan yang mana dirasa paling baik untuk dipakai dalam mencapai paling baik untuk dipakai dalam mencapai

tujuan tersebut.tujuan tersebut.3) kapan waktunya dan melalui cara 3) kapan waktunya dan melalui cara bagaimana hukum itu perlu diubah.bagaimana hukum itu perlu diubah.

4) dapatkah suatu pola yang baku dan 4) dapatkah suatu pola yang baku dan mapan dirumuskan untuk membantu dalam mapan dirumuskan untuk membantu dalam memutuskan proses pemilihan tujuan serta memutuskan proses pemilihan tujuan serta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut

dengan baik.dengan baik.

Page 47: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Soedarto Soedarto Politik Hukum adalah kebijakan Politik Hukum adalah kebijakan negara melalui badan-badan negara yang negara melalui badan-badan negara yang berwenang untuk menetapkan peraturan-berwenang untuk menetapkan peraturan-

peraturan yang dikehendaki yang peraturan yang dikehendaki yang diperkirakan akan dipergunakan untuk diperkirakan akan dipergunakan untuk

mengekspresikan apa yang terkandung mengekspresikan apa yang terkandung dalam masyarakat dan untuk mencapai apa dalam masyarakat dan untuk mencapai apa

yang dicita-citakan.yang dicita-citakan.(bahwa politik hukum merupakan upaya (bahwa politik hukum merupakan upaya untuk mewujudkan peraturan-peraturan untuk mewujudkan peraturan-peraturan yang baik sesuai dengan keadaan dan yang baik sesuai dengan keadaan dan

situasi pada waktu tertentu).situasi pada waktu tertentu).

Page 48: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Bernard L. Tanya Bernard L. Tanya Tidaklah keliru, jika dikatakan Tidaklah keliru, jika dikatakan bahwa Politik Hukum, hadir di titik perjumpaan bahwa Politik Hukum, hadir di titik perjumpaan

antara realisme hidup dengan tuntutan idealisme. antara realisme hidup dengan tuntutan idealisme. Politik Hukum berbicara tentang “apa yang Politik Hukum berbicara tentang “apa yang

seharusnya”, yang tidak selamanya identik dengan seharusnya”, yang tidak selamanya identik dengan “apa yang ada”. What ought terhadap what is. “apa yang ada”. What ought terhadap what is.

Politik Hukum tidak bersifat pasif terhadap “apa Politik Hukum tidak bersifat pasif terhadap “apa yang ada”, melainkan aktif mencarai “apa yang yang ada”, melainkan aktif mencarai “apa yang

seharusnya”.seharusnya”.Dengan kata lain, Politik Hukum tidak boleh terikat Dengan kata lain, Politik Hukum tidak boleh terikat pada “apa yang ada”, tetapi harus mencari jalan pada “apa yang ada”, tetapi harus mencari jalan

keluar kepada “apa yang seharusnya”. Oleh keluar kepada “apa yang seharusnya”. Oleh karena itu, keberadaan politik hukum ditandai oleh karena itu, keberadaan politik hukum ditandai oleh tuntutan untuk memilih dan mengambil tindakkan.tuntutan untuk memilih dan mengambil tindakkan.

Page 49: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Dari definisi yang dikemukakan di atas, Dari definisi yang dikemukakan di atas, sebetulnya dapat ditarik unsur-unsur dari Politik sebetulnya dapat ditarik unsur-unsur dari Politik

Hukum yakni:Hukum yakni:a. Kehendak penguasa negara mengenai a. Kehendak penguasa negara mengenai

hukum hukum b. Kehendak tersebut telah b. Kehendak tersebut telah

dituangkan/digariskan dalam dokumen dituangkan/digariskan dalam dokumen kenegaraankenegaraan

c. Hal itu dijadikan pedoman/arah untuk c. Hal itu dijadikan pedoman/arah untuk dijalankan secara nasionaldijalankan secara nasional

d. Ini menyangkut pembentukan dan d. Ini menyangkut pembentukan dan penegakan hukum.penegakan hukum.

Page 50: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Kesimpulan:Kesimpulan:Politik Hukum adalah kebijakan dasar Politik Hukum adalah kebijakan dasar

penyelenggaraan negara dalam bidang penyelenggaraan negara dalam bidang hukum yang akan, sedang dan telah hukum yang akan, sedang dan telah

berlaku, bersumber dari nilai-nilai yang berlaku, bersumber dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat untuk berlaku dalam masyarakat untuk

mencapai tujuan negara yang dicita-mencapai tujuan negara yang dicita-citakan.citakan.

Page 51: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Dilihat dari sistematika perkembangan hukum dibedakan Dilihat dari sistematika perkembangan hukum dibedakan atas hukum Privat dan hukum Publik. atas hukum Privat dan hukum Publik.

Hukum Privat mengatur hubungan hukum yang Hukum Privat mengatur hubungan hukum yang berkenaan dengan kepentingan perorangan. berkenaan dengan kepentingan perorangan.

Sedangkan hukum publik mengatur hubungan hukum Sedangkan hukum publik mengatur hubungan hukum yang berkenaan dengan kepentingan publik yang berkenaan dengan kepentingan publik

(orang banyak).(orang banyak).

Di antara hukum publik adalah hukum Tata Negara Di antara hukum publik adalah hukum Tata Negara yakni yang mempelajari ketatanegaraan suatu negara yakni yang mempelajari ketatanegaraan suatu negara

(konstitusinya) makanya disebut dengan hukum (konstitusinya) makanya disebut dengan hukum konstitusi.konstitusi.

Kenapa Politik Hukum merupakan Kajian Hukum Tata Kenapa Politik Hukum merupakan Kajian Hukum Tata Negara ?Negara ?

Page 52: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Dilihat dari Pengertian Politik Hukum.Dilihat dari Pengertian Politik Hukum.Politik Hukum sebagai kebijakan dasar Politik Hukum sebagai kebijakan dasar

penyelenggaraan negara dalam bidang hukum penyelenggaraan negara dalam bidang hukum yang akan, sedang dan telah berlaku, yang yang akan, sedang dan telah berlaku, yang

bersumber dari nilai-nilai yang berlaku dalam bersumber dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat untuk mencapai tujuan negara yang masyarakat untuk mencapai tujuan negara yang

dicita-citakan. Dalam definisi itu terdapat kata dicita-citakan. Dalam definisi itu terdapat kata “penyelenggara negara” dan “tujuan negara” yang “penyelenggara negara” dan “tujuan negara” yang

menjadi aspek kajian Hukum Tata Negara. menjadi aspek kajian Hukum Tata Negara. Penyelenggara negara disebut dengan pemerintah Penyelenggara negara disebut dengan pemerintah

(government) bisa diartikan dalam arti luas (government) bisa diartikan dalam arti luas mencakup semua kekuasaan dan fungsi mencakup semua kekuasaan dan fungsi

kenegaraan (eksekutif, legislatif dan yudikatif)kenegaraan (eksekutif, legislatif dan yudikatif)

Page 53: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Fungsi mana diperankan oleh kembaga-lembaga Fungsi mana diperankan oleh kembaga-lembaga negara dan lembaga-lembaga pemerintah.negara dan lembaga-lembaga pemerintah.

Tujuan Negara sebagaimana dirumuskan dalam Tujuan Negara sebagaimana dirumuskan dalam pembukaan UUD Negara Republik Indonesia pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 yaitu melindungi segenap bangsa tahun 1945 yaitu melindungi segenap bangsa

Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. ketertiban dunia.

Tujuan itu tidak mungkin dicapai dengan mudah, Tujuan itu tidak mungkin dicapai dengan mudah, tetapi perlu strategi/kebijakan. tetapi perlu strategi/kebijakan.

Page 54: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Politik Hukum NasionalPolitik Hukum NasionalPolitik hukum nasional yang dimaksud adalah Politik hukum nasional yang dimaksud adalah

kebijakan dasar penyelenggaraan negara kebijakan dasar penyelenggaraan negara dalam bidang hukum yakni hukum yang akan, dalam bidang hukum yakni hukum yang akan, sedang dan telah dijalankan, yang bersumber sedang dan telah dijalankan, yang bersumber dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat

untuk mencapai tujuan negara yang dicita-untuk mencapai tujuan negara yang dicita-citakan. Setiap negara memiliki politik hukum citakan. Setiap negara memiliki politik hukum

nasional masing-masing, karena itu politik nasional masing-masing, karena itu politik hukum nasional dibentuk dalam rangka untuk hukum nasional dibentuk dalam rangka untuk

mewujudkan cita-cita ideal negara. mewujudkan cita-cita ideal negara.

Page 55: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Bagi Indonesia tujuan politik hukum adalah:Bagi Indonesia tujuan politik hukum adalah:(1) Sebagai alat (tool) atau sarana yang (1) Sebagai alat (tool) atau sarana yang dapat digunakan oleh pemerintah untuk dapat digunakan oleh pemerintah untuk

menciptakan suatu sistem hukum nasional menciptakan suatu sistem hukum nasional Indonesia. Indonesia.

(2) Sebagai sarana untuk merekayasa (2) Sebagai sarana untuk merekayasa perkembangan, perubahan yang terjadi perkembangan, perubahan yang terjadi

dalam kehidupan kenegaraan.dalam kehidupan kenegaraan.(3) Arah yang ingin diwujudkan dalam (3) Arah yang ingin diwujudkan dalam

pembangunan di bidang hukum.pembangunan di bidang hukum.

Page 56: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Hukum Nasional Indonesia bersumber Hukum Nasional Indonesia bersumber pada Pancasila dan UUD Negara RI pada Pancasila dan UUD Negara RI

tahun 1945 menurut Sunaryati Hartono tahun 1945 menurut Sunaryati Hartono (guru besar Unpad, mantan kepala (guru besar Unpad, mantan kepala BPHN) dapat berisi hukum nasional BPHN) dapat berisi hukum nasional yang telah ditetapkan, hukum barat, yang telah ditetapkan, hukum barat, hukum adat dan hukum Islam. Arief hukum adat dan hukum Islam. Arief Sidarta (guru besar filsafat Unpad) Sidarta (guru besar filsafat Unpad)

berpendapat tatanan hukum nasional berpendapat tatanan hukum nasional harus mengandung ciri-ciri:harus mengandung ciri-ciri:

Page 57: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

a. berwawasan kebangsaan dan berwawasan nusantara.a. berwawasan kebangsaan dan berwawasan nusantara.b. mampu mengakomodir kesadaran hukum kelompok etnis b. mampu mengakomodir kesadaran hukum kelompok etnis

kedaerahan dan keyakinan keagamaankedaerahan dan keyakinan keagamaanc. Sedapat mungkin tertulis dan terunifikasic. Sedapat mungkin tertulis dan terunifikasi

d. Bersifat nasional yang mencakup rationalitas efisiensi, d. Bersifat nasional yang mencakup rationalitas efisiensi, rationalitas kewajaran, rationalitas kaedah, rationalitas nilai.rationalitas kewajaran, rationalitas kaedah, rationalitas nilai.

e. Aturan prosedural yang menjamin transparansi yang e. Aturan prosedural yang menjamin transparansi yang memungkinkan kajian rational terhadap proses pengambilan memungkinkan kajian rational terhadap proses pengambilan

keputusan oleh pemerintahkeputusan oleh pemerintahf. Responsif terhadap perkembangan aspirasi dan ekspektasi f. Responsif terhadap perkembangan aspirasi dan ekspektasi

masyarakat.masyarakat.

Page 58: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

- - Keberhasilan suatu peraturan perundang-Keberhasilan suatu peraturan perundang-undangan tergantung pada penerapannya. undangan tergantung pada penerapannya.

Apabila penegakan hukum tidak dapat berfungsi Apabila penegakan hukum tidak dapat berfungsi dengan baik peraturan perundang-undangan dengan baik peraturan perundang-undangan yang bagaimanapun sempurnanya tidak atau yang bagaimanapun sempurnanya tidak atau kurang memberikan arti sesuai dengan tujuan.kurang memberikan arti sesuai dengan tujuan.- Putusan dalam rangka penegakkan hukum - Putusan dalam rangka penegakkan hukum merupakan instrumen kontrol bagi ketepatan merupakan instrumen kontrol bagi ketepatan dan kekurangan suatu peraturan perundang-dan kekurangan suatu peraturan perundang-

undanganundangan

Page 59: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

POLITIK HUKUM JUGA SUATU UPAYA POLITIK HUKUM JUGA SUATU UPAYA UNTUK MEMILIH DAN MENGARAHKAN UNTUK MEMILIH DAN MENGARAHKAN

HUKUM YANG SESUAI DENGAN HUKUM YANG SESUAI DENGAN KEBUTUHAN MASYARAKAT YANG KEBUTUHAN MASYARAKAT YANG

BERSIFAT :BERSIFAT :FASILITATIF.FASILITATIF.

AKOMODATIF.AKOMODATIF.ADAPTIF.ADAPTIF.

BOTTOM UP.BOTTOM UP.FUTURISTIK.FUTURISTIK.

Page 60: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Fasilitatif – Fasilitatif – yaitu hukum yaitu hukum yang dapat memfasilitasi yang dapat memfasilitasi

berbagai kepentingan berbagai kepentingan masyarakat, artinya segala masyarakat, artinya segala

hal yang dibutuhkan oleh hal yang dibutuhkan oleh masyarakat hukum telah masyarakat hukum telah

memberikan jalannya.memberikan jalannya.

Page 61: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Akomodatif - Akomodatif - yaitu hukum yaitu hukum yang dapat mengakomodasikan yang dapat mengakomodasikan

berbagai kepentingan berbagai kepentingan masyarakat, artinya apa yang masyarakat, artinya apa yang dibutuhkan oleh masyarakat dibutuhkan oleh masyarakat

hukum telah memberikan hukum telah memberikan jalannya.jalannya.

Page 62: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Adaptif - Adaptif - yaitu hukum yang dapat yaitu hukum yang dapat beradaptasi dengan hal-hal yang baru beradaptasi dengan hal-hal yang baru

terjadi dengan tetap memberikan kepastian terjadi dengan tetap memberikan kepastian hukum, dan tetap dengan memberikan hukum, dan tetap dengan memberikan perhatian terhadap hukum yang lama, perhatian terhadap hukum yang lama,

sehingga dalam hal ini hukum harus dapat sehingga dalam hal ini hukum harus dapat mengintegrasikan berbagai nilai lama dan mengintegrasikan berbagai nilai lama dan

hal-hal yang baru, sehingga jika terjadi hal-hal yang baru, sehingga jika terjadi perubahan tidak menimbulkan gejolak yang perubahan tidak menimbulkan gejolak yang

mengakibatkan kekosongan hukum.mengakibatkan kekosongan hukum.

Page 63: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Bottom up - Bottom up - bahwa hukum bahwa hukum merupakan kristalisasi berbagai nilai merupakan kristalisasi berbagai nilai

yang hidup dalam masyarakat selama yang hidup dalam masyarakat selama ini, artinya nilai-nilai yang selama ini ini, artinya nilai-nilai yang selama ini

hidup dalam masyarakat dan nilai-nilai hidup dalam masyarakat dan nilai-nilai tersebut diyakini sebagai sesuatu yang tersebut diyakini sebagai sesuatu yang

benar, maka harus dihargai dan benar, maka harus dihargai dan dinormatifkan dalam bentuk suatu dinormatifkan dalam bentuk suatu peraturan perundang-undangan.peraturan perundang-undangan.

Page 64: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Futuristik - Futuristik - yaitu hukum yang dapat yaitu hukum yang dapat mengantisipasi berbagai kejadian yang mengantisipasi berbagai kejadian yang

mungkin muncul pada suatu hari. mungkin muncul pada suatu hari. Meskipun suatu tindakan hukum tidak Meskipun suatu tindakan hukum tidak

diaturdiatur dalam peraturan perundang-dalam peraturan perundang-undangan, tapi hukum yang futuristik undangan, tapi hukum yang futuristik telah memberikan jalan keluarnya.telah memberikan jalan keluarnya.

Page 65: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

KULIAH 03

DASAR PIJAKAN POLITIK HUKUM DAN POLITIK

HUKUM DALAM BERBAGAI TEORI

(Bernard L. Tanya, Politik Hukum, Agenda Kepentingan Bersama,Genta Publishing,

Yogyakarta, 2011)

Page 66: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

66

A.BASIS IDEOLOGIS.

Ideologi sebagai perangkat nilai – tidak lain dari nilai-nilai, konsep-konsep, dan gagasan-

gagasan melalui mana dan dengan cara apa sekelompok

manusia memahami diri mereka dan dunia di mana

mereka hidup.

Page 67: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Sebuah Ideologi adalah sesuatu yang apriori sifatnya. Ia berupa visi dan cita-cita. Dan

karena merupakan visi dan cita-cita, maka ia bersifat NORMATIF sekaligus KONSTITUF.NORMATIF berfungsi sebagai prasyarat

transedental yang mendasari tiap keputusan atau kebijakan. Menjadi landasan dan sekaligus tolok ukur segala tindakkan.

KONSTITUTIF berfungsi mengarahkan segala kebijakan pada tujuan yang ingin

dicapai.

Page 68: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

68

Ideologi berfungsi sebagai GUIDING PRINCIPLE, norma kritik, dan nilai yang

memotivasi tiap tindakkan dan pilihan yang akan diambil.

Perbedaan klaim nilai-nilai yang dianggap sentral dan hakiki (ideologi) di balik tiap

sistem, memunculkan perbedaan, tidak saja tataran isi norma hukum, tetapi juga pada

kontent asas, tujuan dari suatu sistem hukum.

Page 69: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

69

B.BASIS NORMATIF.

Politik Hukum berbicara tentang “apa yang seharusnya” what ought terhadap what

is. Politik Hukum bertugas menilai kenyataan sekaligus merubahnya ke arah yang benar, baik dan adil. Oleh karena itu butuh kerangka Normatif tentang apa yang benar, apa yang baik, dan apa yang adil – yang mesti diperjuangkan dan diwujudkan.

Page 70: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

70

Menurut ahli filsafat dalam kerangka normatif yang disebut benar, baik dan adil,

antara lain :

Immanuel Kant ada 2 (dua) patokan yang benar :

Pertama – Benar, jika apa yang kita lakukan itu dapat berlaku sebagai hukum yang

bersifat universal apa yang kita lakukan itu benar, apabila dimanapun dan kapanpun

adalah yang seharusnya dilakukan siapapun.

Page 71: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

71

Kedua – benar, apabila kita memperlakukan manusia ) orang lain atau diri kita sendiri), di dalam setiap hal, sebagai tujuan, dan bukan

sekedar alat suatu tindakkan itu pasti salah, apabila ia memperlakukan manusia sebagai obyek, bukan subyek yang penuh

sebagai manusia.

Bertindak menurut hukum, prinsip, norma obyektif adalah benar. Menaati prinsip

berarti benar. Melanggar prinsip, berarti salah.

Page 72: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

72

Thomas Aquinas ada 3 (tiga) kategori keadilan :

Pertama – ius distributiva (keadilan distributif), yang menunjuk pada

prinsip “kepada yang sama diberikan yang sama, kepada yang

tidak sama diberikan yang tidak sama pula Kesederajatan

Geometris.

Page 73: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

73

Kedua – iustita commutativa (keadilan komutatif), menujuk pada keadilan berdasarkan

prinsip aritmetis, yaitu penyesuain yang harus dilakukan apabila terjadi

perbuatan yang tidak sesuai dengan hukum.

Page 74: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

74

Ketiga iustita legalis (keadilan hukum), yang

menunjuk pada ketaatan terhadap

hukum.

Page 75: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

75

C. BASIS KONSTITUSIONAL.

Fokus Konstitusi hakikatnya sebagai hukum dasar, yang di satu pihak

mengatur dan membatasi kekuasaan, dan di lain pihak serentak menjamin

hak dan kepentingan warga negara/rakyat. Dalam konstitusi pula, secara teoritis, memuat tujuan-tujuan bersama yang hendak dicapai dalam

kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat,

Page 76: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

76

Konstitusi merupakan hukum tertinggi yang menjadi titik tolak dan batu uji semua produk

hukum di bawahnya.

Sesuai prinsip STUFENBAU (HANS KELSEN) Konstitusi menjadi dasar

justifikasi validitas peraturan perundang-undangan di bawahnya. Untuk disebut

hukum yang valid, maka peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan konstitusi.

Page 77: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

77

Hakikat Konstitusi sebagai :

(1)Kumpulan kaidah tentang pembatasan kekuasaan negara

terhadap rakyat.

(2)Dokumen tentang pembagian tugas dari lembaga-lembaga negara.

(3)Deskripsi kerangka kerja bagi lembaga-lembaga negara.

(4)Penegasan HAM rakyat yang diperintah.

Page 78: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

78

D. BASIS MORAL

Politik Hukum memerlukan basis moral, karena kebijakan yang mutu dan berorientasi pada perubahan bagi kepentingan orang banyak, hanya bisa lahir dari lembaga/pengambil keputusan yang memiliki tingkat kesadaran moral yang mumpuni,

Page 79: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

79

Bahwa basis moral yang dibutuhkan dalam pengelolaan politik hukum adalah “moralitas taat asas”, “moralitas akal kritis” dan “moralitas hati nurani”.

Page 80: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

801. Politik Hukum dalam Ajaran Plato

Plato hukum sebagai sarana keadilan.

The Philosopher Kings sebagai pemimpin negara. Karena mereka adalah orang-orang pilihan –

kaum arif bijaksana, maka di bawah pemerintahan dimungkinkan adanya

partisipasi semua orang dalam gagasan keadilan. Bahwa tanpa hukumpun, keadilan bisa dimungkinkan tercipta, sebab kaum arif bijaksana ini pasti mewujudkan THEORIA

(pengetahuan dan kebijaksanaan terbaiknya) dalam tindakkan.

Page 81: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

81

Kaum arif tidak saja memerintah secara bijaksana dan adil, melainkan

juga menjadi guru moral bagi warganya. Dalam negara yang dipimpin para guru moral inilah, maka manusianya yang menjadi

warganya dimungkinkan mencapai kesempurnaan jiwa, dalam arti menjadi pelaku dan serentak

penikmat keadilan.

Page 82: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

82

Tapi ketika negara tidak lagi dipimpin oleh mereka kaum arif dan bijaksana,

sehingga tidak mungkin adanya partisipasi semua orang dalam

keadilan. Di sinilah Plato mengusulkan pentingnya hukum. Hukum dibutuhkan

sebagai sarana keadilan. Sarana keadilan melawan ketidakadilan

penguasa yang serakah, korup dan kesewenang-wenangan.

Page 83: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

83

Untuk memastikan tercapainya tujuan tersebut, maka hukum yang membawa misi

keadilan itu, haruslah :

PERTAMA aturan-aturan hukum mesti dihimpun dalam satu kitab, supaya tidak

kekacauan hukum.

KEDUA setiap undang-undang harus didahului Preambule tentang motif dan tujuan undang-undang tsb. Manfaatnya agar setiap

orang dapat mengetahui dan memahami kegunaan dan menaati hukum tersebut.

Page 84: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

84

KETIGA tugas hukum adalah membimbing para warga negara pada suatu hidup yang saleh dan sempurna.

KEEMPAT orang yang melanggar undang-undang harus dihukum. Tapi

hukuman tersebut bukan balas dendam, melainkan memperbaiki sikap

moral si penjahat.

Page 85: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

85

2. Politik Hukum dalam Ajaran Agustinus

Ajaran Agustinus nilai-nilai deligere (dihargai dan dicintai) dan delicto proximi (mengasihi sesama). Kedua nilai tersebut sebagai bagian dari keadilan.

Page 86: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

86

Idealisme Agustinus tentang “komunitas cinta kasih” sebagai jalan menuju tercapainya

hidup bersama yang damai. Komunitas ini merupakan agenda untuk melawan rezim regnum – yang menunjuk pada kerajaan

Romawi – sebagai segerombolan perampok karena tidak memiliki keadilan.

Tujuan akhir dari perjuangan ini terwujudnya “masyarakat cinta kasih” sebagai jalan menuju tercapainya hidup bersama yang

damai.

Page 87: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

87

3. Politik Hukum dalam Ajaran Aquinas.

Ada 2 (dua) ajaran Aquinas berkaitan dengan Politik Hukum :

1. Usahanya melawan sistem hukum yang melegalkan faham patrimonial dalam kekuasaan berdasarkan hak

milik perdata (every man must have a lord).2. Hukum merupakan produk akal sehat, bukan kehendak yang arbitrer. Distingsi ini penting dalam rangka mencegah penyusupan kepentingan selera, dan nafsu para pembuat dan pelaksana hukum ke

dalam ruang hukum. Peluang penyusupan ini terbuka lebar mengingat hukum merupakan produk politik, dan

pelaksanaannya pun dijalankan oleh lembaga kekuasaan.

Page 88: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

3. Karena hukum ditujukan bagi kebaikan dan kesejahteraan umum,

maka isi pelaksanaannya harus dapat diterima akal sehat semua orang.

4. Hukum perlu dipublikasikan karena ia mengandung aturan yang

memandu hidup manusia, maka aturan itu mesti mereka ketahui agar

memiliki nilai kewajiban.

Page 89: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

89

Teori Aquinas tentang hukum :

1. Hukum dan perundang-undangan harus rasional dan masuk akal karena ia

merupakan aturan dan ukuran tindakkan manusia.

2. Hukum ditujukan bagi kebaikan umum. Karena hukum merupakan aturan bagi perilaku, dan karena tujuan dari segala perilaku itu adalah kebahagiaan, maka hukum mesti ditujukan bagi kebaikan

bersama.

Page 90: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

4. Politik Hukum dalam Ajaran

Thomas Hobbes

Politik Hukum dalam ajaran Thomas Hobbes terletak pada upaya teoritisnya mencegah

konflik total dalam masyarakat kecenderungan alamiah manusia

mementingkan egonya. Dalam gambaran Hobbes, manusia sejak zaman purbakala

dikuasai oleh nafsu-nafsu alamiah, dan tidak care pada soal-soal keadilan, karenanya bayang-bayang bellum omnium contra

omnes selalu menghantui mereka.

Page 91: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

91

Menghadapi realitas yang demikian, hukum harus mengambil peran menentukan, terutama untuk menjamin keamanan tiap individu dalam masyarakat. Jaminan keamanan dimaksud, merupakan kebutuhan bersama dari tiap individu, sehingga melalui kontrak sosial, mereka bersedia menyerahkan kebebasannya kepada penguasa untuk mengatur kehidupan bersama yang damai.

Page 92: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Menurut Hobbes, hukumlah yang merupakan instrumen paling pokok untuk mencapai tujuan bersama yang damai. Dalam dimensi Politik Hukum, maka hukum ditugaskan mengemban misi mulia dan khusus untuk mewujudkan common goal masyarakat, yakni hidup damai, dan tidak saling memangsa (homo homoni lupus).

Page 93: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Untuk mencapai hidup yang damai tsb, harus dapat dipastikan bahwa hukum benar-benar berfungsi efektif melindungi keamanan individu-individu warga masyarakat. Agar hukum berfungsi efektif, maka dibutuhkan pemerintah dengan kekuasaan besar untuk menjalankan hukum tsb, tanpa ada kekuasaan pemerintah yang efektif dan kuat, maka tiap orang akan mengandalkan kekuatannya sendiri.

Page 94: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

94

Menurut Hobbes tanpa kekuasaan yang efektif, maka hukum dan keadilan sama-sama tidak memiliki makna. Di mana tidak ada kekuasaan, di situ tidak ada hukum. Dan di mana tidak ada hukum, di situ tidak ada keadilan.

Page 95: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

95

5. Politik Hukum dalam Ajaran John Locke

John Locke pada usahanya untuk melindungi hak-hak alamiah manusia, yaitu : hak hidup, kebebasan dan hak milik. Ketiga hak ini menyangkut eksistensi hakiki manusia, maka tidak boleh diganggu gugat, apalagi dihapuskan.

Page 96: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

9696

Menurut Locke negara wajib menghormati dan serentak menjaga hak-hak tersebut agar tidak terciderai. Instrumen yang paling efektif untuk mengawal dan menjaga kelestarian hak-hak dimaksud, adalah hukum. Negarapun harus tunduk pada hukum yang melindungi hak-hak alamiah tsb. Maka parlemenlah yang harus membuat hukum, khususnya aturan yang menyangkut tiga hak tsb. Hak rakyat (lewat parlemen) menyusun undang-undang adalah bersifat primer, asli dan tidak bisa dicabut.

Page 97: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

9797

Jadi sistem hukum yang dibutuhkan untuk Jadi sistem hukum yang dibutuhkan untuk menjamin hak-hak alamiah tsb, adalah menjamin hak-hak alamiah tsb, adalah Sistem Hukum Kodifikasi yang dibuat Sistem Hukum Kodifikasi yang dibuat parlemen yang berisi pelestarian parlemen yang berisi pelestarian masyarakat dan pelestarian tiap anggota masyarakat dan pelestarian tiap anggota masyarakat, melarang menghancurkan masyarakat, melarang menghancurkan hidupnya, dan melarang merampas hidup hidupnya, dan melarang merampas hidup dan kekayaan orang lain.dan kekayaan orang lain.

Page 98: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Menurut Locke prinsip posisi rakyat/parlemen dalam fungsi legislasi produk undang-undang yang dihasilkan parlemen pun tidak dapat diganggu gugat asas undang-undang tidak dapat diganggu gugat.

Yudikatif hanya bertugas menjalankan saja apa yang dirumuskan dalam undang-undang la bouche de la lois (hakim merupakan mulut undang-undang) dan hakim harus menuruti secara harfiah apa kata undang-undang (les juges suivent la lettre de lois)

Page 99: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

6. Politik Hukum dalam

Ajaran MontesquieuMontesquieu dimensi politik hukum untuk menjamin hak dan kebebasan politik warga negara, yaitu hak warga negara untuk melakukan apapun yang diperbolehkan oleh hukum, dan hak warga negara memperoleh rasa aman.

Page 100: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

100100

Dalam hal ini tugas hukum adalah menjaga Dalam hal ini tugas hukum adalah menjaga dan mengawal hak-hak tersebut. Untuk dan mengawal hak-hak tersebut. Untuk memastikan bahwa hak-hak itu aman, maka memastikan bahwa hak-hak itu aman, maka harus dihindari pemusatan kekuasaan dalam harus dihindari pemusatan kekuasaan dalam negara. Kekuasaan membuat hukum negara. Kekuasaan membuat hukum (LEGISLATIF) tidak boleh berada di satu (LEGISLATIF) tidak boleh berada di satu tangan dengan kekuasaan yang tangan dengan kekuasaan yang melaksanakan hukum (EKSEKUTIF) maupun melaksanakan hukum (EKSEKUTIF) maupun dengan kekuasaan yang mengadili dengan kekuasaan yang mengadili (YUDIKATIF). Fungsi pemisahan tsb (YUDIKATIF). Fungsi pemisahan tsb dilakukan agar terjadi chek and balances.dilakukan agar terjadi chek and balances.

Page 101: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

101

Dalam gagasan TRIAS POLITICA Dalam gagasan TRIAS POLITICA rakyat rakyat diposisikan sebagai pemegang kekuasaan negara. diposisikan sebagai pemegang kekuasaan negara. Dan melalui parlemen dengan kekuasaan Dan melalui parlemen dengan kekuasaan legislasinya, kepentingan rakyat dapat terwakili legislasinya, kepentingan rakyat dapat terwakili secara baik. Jadi pemisahan kekuasaan dalam secara baik. Jadi pemisahan kekuasaan dalam Trias Politica demi memperoleh kepastian bahwa Trias Politica demi memperoleh kepastian bahwa kebebasan warga negara tidak diciderai. kebebasan warga negara tidak diciderai.

Montesquie Montesquie pemisahan kekuasaan yang ketat pemisahan kekuasaan yang ketat di antara tiga kekuasaan tsb, merupakan prasyarat di antara tiga kekuasaan tsb, merupakan prasyarat kebebasan politik bagi warga negara.kebebasan politik bagi warga negara.

Page 102: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

7. Politik Hukum dalam Ajaran Karl Marx7. Politik Hukum dalam Ajaran Karl Marx

Dalam gagasan Karl Marx Dalam gagasan Karl Marx menghilangkan struktur yang menindas menghilangkan struktur yang menindas dalam hubungan ekonomi dalam hubungan ekonomi (ketimpangan ekonomi). Perjuangan (ketimpangan ekonomi). Perjuangan Marx untuk menghilangkan struktur Marx untuk menghilangkan struktur yang menindas tsb (termasuk yang menindas tsb (termasuk penindasan yang terselubung dalam penindasan yang terselubung dalam hukum), merupakan proyek politik hukum), merupakan proyek politik hukum.hukum.

Page 103: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

103

Menurut Marx keadaan yang penuh penindasan dan penghisapan harus dihapus. Maka negara dan hukum dipakai sebagai alat perjuangan demi terciptanya masyarakat egaliter. Dalam masyarakat egaliter, tidak ada ada lagi eksploitasi, karena semua diatur bersama. Tidak ada lagi pemilikan modal (alat produksi) secara pribadi, baik oleh individu maupun kelompok. Modal dimiliki secara kolektif oleh semua anggota masyarakat.

Page 104: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

104

Untuk mewujudkan hal tersebut hukum yang dikendalikan oleh diktator proletariat dibutuhkan untuk membantu kaum buruh merealisasi sejarah, yakni masyarakat sosialis sempurna. Hukum itu harus dipegang oleh diktator proletariat supaya bisa cepat dan efektif melaksanakan misi proletariat.

Page 105: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

105

Nilai politik hukum dalam pemikiran Marx pada agenda kritiknya, yakni menggunakan hukum untuk mengadakan perubahan menuju yang lebih baik (tapi bukan pada revolusi proletariatnya) melainkan pada penggunaan hukum untuk memperbaiki keadaan demi kepentingan umum.

Page 106: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

106

8. Politik Hukum dalam

Teori Henry MaineMovement from Status to Contract secara implisit memiliki implikasi pada politik hukum bahwa tingkat perkembangan masyarakat menentukan tipe hukum yang dibutuhkan untuk melayani masyarakat tersebut.

Page 107: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Menurut Maine dalam masyarakat tradisional yang beruanglingkup sempit dan lokal (static societis), di mana anggota-anggotanya terstratifikasi dalam lapisan-lapisan sosial yang serba berjenjang menurut status, maka hukum hanya bertugas meneguhkan hubungan-hubungan antar status. Di sini hak dan kewajiban dibagi-bagi secara berbeda (diskriminatif) menurut kriteria “status bawaan” masing-masing.

Page 108: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

108108

Persoalan menjadi lain sama sekali, manakala Persoalan menjadi lain sama sekali, manakala struktur-struktur status yang bersifat feodal mulai struktur-struktur status yang bersifat feodal mulai luntur, berkaitan dengan meningkatnya luntur, berkaitan dengan meningkatnya interdependensi antara segmen-segmen sosial interdependensi antara segmen-segmen sosial dalam kehidupan ekonomi (progressive societis). dalam kehidupan ekonomi (progressive societis). Di sini hubungan-hubungan yang berbasis Di sini hubungan-hubungan yang berbasis prestasi, keahlian, dan kompetensi menjadi lebih prestasi, keahlian, dan kompetensi menjadi lebih menonjol. Manusia tidak lagi dilihat dari segi menonjol. Manusia tidak lagi dilihat dari segi “bawaannya” atau “status’nya, tapi dari prestasi “bawaannya” atau “status’nya, tapi dari prestasi yang dibuatnya. Prestasi harus dibalas kontra yang dibuatnya. Prestasi harus dibalas kontra prestasi. prestasi.

Page 109: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

109

Teori Maine mendorong adanya politik hukum tertentu yang kondusif untuk menangani masalah-masalah khas dalam suatu masyarakat sesuai tingkat pertrumbuhannya. Jika yang diinginkan adalah sebuah masyarakat yang maju, modern, produktif dan efisien, maka dibutuhkan hukum yang lebih objektif dan rasional – demi memudahkan hubungan-hubungan kontraktual yang berbasis kebutuhan masyarakat modern.

Page 110: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

110

Politik hukum harus mengarahkan dan mengerahkan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk menopang kebutuhan dan tujuan masyarakat tersebut, bukan sebaliknya mengijinkan perangkat-perangkat hukum yang justru menghambat kebutuhan dan tujuan masyarakat yang bersangkutan.

Page 111: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

111

9. Politik Hukum dalam Teori Gustav Radbruch

Menurut Gustav Radbruch keadilan sebagai CORE dari tata hukum.

Hukum sebagai pengemban nilai keadilan, menjadi ukuran bagi adil dan tidak adilnya tata

hukum. Tidak hanya itu, nilai keadilan juga menjadi dasar dari hukum sebagai hukum. Dengan demikian, keadilan memiliki sifat

normatif sekaligus konstitutif hukum. Ia normatif, karena berfungsi sebagai prasyarat transedental

yang mendasari tiap hukum positif yang bermartabat.

Page 112: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

112

Dalam konteks Politik Hukum Radbruch keadilan merupakan titik sentral dlam

hukum.

Adapun dua aspek lainnya KEPASTIAN dan FINALITA/KEMANFAATAN, bukanlah unit yang berdiri sendiri dan terpisah dari

keadilan.

Kepastian dan Kemanfaatan harus diletakan dalam kerangka keadilan itu

sendiri. Sebab tujuan keadilan adalah untuk memajukan kebaikan dalam hidup manusia.

Page 113: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

113

Bagi Radbruch fungsi kepastian hukum, tiada lain adalah memastikan

bahwa hukum (yang berisi keadilan dan norma-norma yang memajukan kebaikan manusia), benar-benar berfungsi sebagai peraturan yang ditaati. Dengan adanya

kepastian hukum bahwa aturan-aturan itu ditaati, maka keadilan benar-benar

mendatangkan manfaat bagi kebaikan manusia, baik sebagai individu maupun

sebagai komunitas.

Page 114: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

114

10. Politik Hukum dalam

Teori Talcott Parsons.

Menurut Parsons peranan tatanan normatif (hukum), merupakan unsur paling teras/depan dari integrasi sebuah sistem.

Ia harus menjinakkan sub-sub sistem yang lain agar bisa berjalan sinergis tanpa

saling bertabrakan. Hukum memiliki tugas khusus menjamin integrasi dalam sebuah

sistem atau masyarakat.

Page 115: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

115

Dalam pandangan Parsons sebuah sistem (keluarga, masyarakat, taupun

negara), selalu terdiri dari 4 subsistem,

yaitu : subsistem budaya/nilai-nilai, subsistem norma/hukum, subsistem

politik/otoritas dan subsistem ekonomi. Untuk menjaga berjalannya keempat

subsistem tersebut hukum ditugaskan menata keserasian dan gerak sinergis dari

tiga subsistem yang lainnya hukum sebagai sarana integrasi

Page 116: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

116

Mengapa posisi hukum begitu penting dalam menjalankan fungsi integrasinya ? Menurut Parsons tiap-tiap subsistem memiliki logika, mekanisme, dan tujuan yang berbeda. Di satu sisi, subsistem

budaya cenderung konservatif dan setia mempertahankan pola-pola ideal.Pada sisi yang

lain, subsistem ekonomi sangat dinamis dan cenderung melahirkan terobosan-terobosan baru

yang bisa saja asing dan liar dari ukuran pola-pola ideal budaya, Sedangkan subsistem politik

senantiasa mencari berbagai cara untuk mencapai tujuan – yang boleh jadi cara-cara yang dipakai tidak sesuai dengan pola budaya dan realitas

sumberdaya materil.

Page 117: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

117

11. Politik Hukum dalam Teori Bredemeir.

Terletak pada peran pengadilan dalam melahirkan putusan-putusan

yang berbobot bagi terjaminnya integrasi sistem bahwa fungsi

hukum adalah untuk menyelesaikan konflik-konflik yang

timbul dalam masyarakat.

Page 118: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

118118

Kedudukan hukum sebagai suatu Kedudukan hukum sebagai suatu institusi yang melakukan institusi yang melakukan

pengintegrasian terhadap proses-pengintegrasian terhadap proses-proses yang berlangsung dalam proses yang berlangsung dalam

masyarakat, menyebabkan hukum masyarakat, menyebabkan hukum harus terbuka menerima masukan-harus terbuka menerima masukan-

masukan dari bidang ekonomi, politik masukan dari bidang ekonomi, politik dan budaya, untuk kemudian diolah dan budaya, untuk kemudian diolah

menjadi keluaran-keluaran yang menjadi keluaran-keluaran yang produktif dan berdaya guna.produktif dan berdaya guna.

Page 119: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

119119

Jadi letak Politik Hukum dalam teori Jadi letak Politik Hukum dalam teori Bredenmeir Bredenmeir pada keharusan pada keharusan

putusan-putusan pengadilan yang putusan-putusan pengadilan yang harus menyumbang manfaat bagi sub-harus menyumbang manfaat bagi sub-

subsistem yang lain, baik untuk subsistem yang lain, baik untuk subsistem politik, budaya, maupun subsistem politik, budaya, maupun ekonomi. Tujuan akhirnya adalah, ekonomi. Tujuan akhirnya adalah,

menjamin integrasi dan kelangsungan menjamin integrasi dan kelangsungan hidup sistem.hidup sistem.

Page 120: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

120120

12.Politik Hukum dalam Teori 12.Politik Hukum dalam Teori

Roscoe PoundRoscoe Pound

Menurut Pound Menurut Pound hukum tidak boleh hukum tidak boleh dibiarkan mengawang dalam konsep-dibiarkan mengawang dalam konsep-

konsep logis-analitis atau tenggelam dalam konsep logis-analitis atau tenggelam dalam ungkapan-ungkapan teknis yuridis yang ungkapan-ungkapan teknis yuridis yang

terlampau eksklusif. Sebaliknya hukum itu terlampau eksklusif. Sebaliknya hukum itu mesti didaratkan di dunia nyata, yaitu dunia mesti didaratkan di dunia nyata, yaitu dunia sosial yang penuh esak dengan kebutuhan sosial yang penuh esak dengan kebutuhan dan kepentingan-kepentingan yang saling dan kepentingan-kepentingan yang saling

bersaing.bersaing.

Page 121: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

121121

Fokus utama Pound dengn Fokus utama Pound dengn konsep social engineering konsep social engineering

adalah interest balancing, dan adalah interest balancing, dan karenanya yang terpenting karenanya yang terpenting

adalah tujuan akhir dari hukum adalah tujuan akhir dari hukum yang diaplikasikan dan yang diaplikasikan dan

mengarahkan masyarakat ke mengarahkan masyarakat ke arah yang lebih maju.arah yang lebih maju.

Page 122: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

122

Dengan kata lain, hukum sebagai sarana social engineering (law as tool of social engineering), tertuju pada penggunaan

hukum secara sadar untuk mencapai tertib atau keadaan masyarakat sebagaimana

dicita-citakan. Hukum tidak lagi dilihat sekedar sebagai tatanan penjaga status quo,

tetapi diyakini sebagai sistem pengaturan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu secara

terencana, yakni terciptanya masyarakat beradab yang produktif, minim konflik, dan

tidak boros.

Page 123: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

123

11. Politik Hukum dalam

Teori Nonet – Selznick.

Proposal Nonet – Selznick Hukum Responsif, Hukum

Represif dan Hukum Otonom.

Page 124: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

124

Nonet – Selznick menolak tipe Nonet – Selznick menolak tipe hukum represif dan hukum otonom.hukum represif dan hukum otonom.

Hukum represif ditolak karena Hukum represif ditolak karena menjadi alat kekuasaan, dan menjadi alat kekuasaan, dan

melayani kepentingan kekuasaan, melayani kepentingan kekuasaan, bukan melayani keadilan bagi bukan melayani keadilan bagi masyarakat. Hukum represif masyarakat. Hukum represif

diperalat penguasa untuk menindas diperalat penguasa untuk menindas dan menekan rakyat.dan menekan rakyat.

Page 125: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

125125

Hukum otonom juga ditolak, karena cenderung Hukum otonom juga ditolak, karena cenderung lebih mementingkan otonomi internalnya daripada lebih mementingkan otonomi internalnya daripada

kebutuhan sosial yang berhimpit-himpit yang kebutuhan sosial yang berhimpit-himpit yang mestinya dilayani oleh hukum.mestinya dilayani oleh hukum.

Bagi Nonet – Selznick dibalik doktrin otonomi Bagi Nonet – Selznick dibalik doktrin otonomi hukum, tersembunyi ideologi Status quo. Dan hukum, tersembunyi ideologi Status quo. Dan status quo merupakan benteng perlindungan status quo merupakan benteng perlindungan

(Canopy) orang-orang mapan/berpunya. (Canopy) orang-orang mapan/berpunya. Keberpihakan hukum sangat jelas. Ia Keberpihakan hukum sangat jelas. Ia

menguntungkan golongan kaya dan merugikan menguntungkan golongan kaya dan merugikan serta menipu golongan miskin.serta menipu golongan miskin.

Page 126: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

126

Dalam makna tsb. Isolasi sistem hukum dari berbagai institusi sosial di sekitarnya, justru

berdampat buruk dari sisi kebutuhan manuia itu sendiri. Hukum dengan mudah berubah menjadi

institusi yang melayani diri sendiri, bukan lagi melayani manusia, Hukum tidak bisa lagi

diandalkan sebagai alat perubahan dan sebagal alat untuk mencapai keadilan substantif.

Hukum bukanlah tujuan pada dirinya sendiri. Hukum adalah alat bagi manusia. Ia merupakan instrumen untuk melayani kebutuhan manusia.

Page 127: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

127

Secara tersembunyi institusi-institusi hukum telah tercemar dan ikut menyebabkan

ketiadaan ketertiban sosial secara keseluruhan. Hukum bekerja sebagai alat kekuasaan. Bukan keadilan sosial yang

diraih dalam otonomi hukum, tapi kemenangan orang-orang yang mapan dan

kaya. Pengadilan, bukan tempat orang-orang kelas bawah mendapatkan keadilan sosial, tapi menjadi mimbar dari kelas atas

mengadili kelas bawah.

Page 128: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

128128

Untuk menjawab krisis atas otoritas hukum, Untuk menjawab krisis atas otoritas hukum, Nonet-Selznick mengajukan model Hukum Nonet-Selznick mengajukan model Hukum Responsif Responsif yang menempatkan hukum yang menempatkan hukum

sebagai sarana respons terhadap sebagai sarana respons terhadap ketentuan-ketentuan sosial dan aspirasi ketentuan-ketentuan sosial dan aspirasi

publik.publik.

Sesuai sifatnya yang terbuka, maka tipe Sesuai sifatnya yang terbuka, maka tipe hukum responsif mengedepankan hukum responsif mengedepankan

akomodasi untuk menerima perubahan-akomodasi untuk menerima perubahan-perubahan sosial demi mencapai keadilan perubahan sosial demi mencapai keadilan

dan emansipasi publik.dan emansipasi publik.

Page 129: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

129129

Tatanan Hukum Responsif menekankan :Tatanan Hukum Responsif menekankan :1.1. Keadilan substantif sebagai dasar legitimasi hukum.Keadilan substantif sebagai dasar legitimasi hukum.2.2. Peraturan merupakan subordinasi dari prinsip dan Peraturan merupakan subordinasi dari prinsip dan

kebijakan.kebijakan.3.3. Pertimbangan hukum harus berorientasi pada tujuan dan Pertimbangan hukum harus berorientasi pada tujuan dan

akibat bagi kemaslahatan masyarakat.akibat bagi kemaslahatan masyarakat.4.4. Penggunaan diskresi sangat dianjurkan dalam Penggunaan diskresi sangat dianjurkan dalam

pengambilan keputusan hukum dengan tetap berorientasi pengambilan keputusan hukum dengan tetap berorientasi pada tujuan.pada tujuan.

5.5. Memupuk sistem kewajiban sebagai sistem paksaan.Memupuk sistem kewajiban sebagai sistem paksaan.6.6. Moralitas kerjasama sebagai prinsip moral dalam Moralitas kerjasama sebagai prinsip moral dalam

menjalankan hukum.menjalankan hukum.7.7. Kekuasaan didayagunakan untuk mendukung vitalitas Kekuasaan didayagunakan untuk mendukung vitalitas

hukum dalam melayani masyarakat.hukum dalam melayani masyarakat.8.8. Penolkan terhadap hukum harus dilihat sebagai gugatan Penolkan terhadap hukum harus dilihat sebagai gugatan

terhadap legitmasi hukum.terhadap legitmasi hukum.9.9. Akses partisipasi publik dibuka lebar dalam rangka Akses partisipasi publik dibuka lebar dalam rangka

integrasi advokasi hukum dan sosial.integrasi advokasi hukum dan sosial.

Page 130: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

130

GARIS POLITIK HUKUM INDONESIA

MENURUT KONSTITUSI1.Garis Politik Hukum dalam Hidup

Berbangsa.

Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh

tumpah darah indonesia dengan berdasarkan atas persatuan.

Page 131: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

131

2. Politik Hukum dalam Hidup Bermasyarakat.

Negara hendak mewujudkan keadilan

sosial bagi seluruh rakyat.

Page 132: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

132

3. Politik Hukum dalam Hidup Bernegara

Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasar kerakyatan

dan permusyawaratan perwakilan

Page 133: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

4. Politik Hukum dalam Hidup Beragama.

Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan

yang adil dan beradab

Page 134: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Moh Mahfud MD Corak dan Karakter Produk Hukum – untuk menggambarkan mengenai pengaruh konfigurasi politik dengan produk hukum.

(Untuk mengukur konfigurasi politik dalam setiap produk hukum, apakah ia demokrasi atau otoriter dapat dilihat melalui 3 pilar demokrasi, yaitu : peranan partai politik dan DPR, peranan lembaga eksekutif, kebebasan pers/akses informasi bagi setiap warga masyarakat).

Page 135: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Moh. Mahfud MD ada 2 karakter produk hukum :

1. Produk hukum responsif/populistik adalah produk hukum yang mencerminkan rasa keadilan dan memenuhi harapan masyarakat. Dalam proses pembuatannya memberikan peranan besar dan partisipasi penuh kepada kelompok-kelompok sosial atau individu di dalam masyarakat. Hasilnya bersifat responsif terhadap tuntutan-tuntutan kelompok sosial atau individu dalam masyarakat. Dalam arti cirinya selalu melibatkan semua komponen masyarakat (syarat formal).

Page 136: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

2. Produk hukum konservatif produk hukum yang isinya (materi muatannya) lebih mencerminkan visi sosial elit politik, lebih mencerminkan keinginan pemetrintah, bersifat positivistik-instrumentalis, yakni menjadi masyarakat alat pelaksanaan ideologi dan program negara. Berlawanan dengan hukum responsif, hukum orthodoks, lebih tertutup terhadap tuntutan-tuntutan kelompok maupun individu-individu di dalam masyarakat. Dalam pembuatannya peranan dan partisipasi masyarakat relatif kecil.

Page 137: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

KULIAH 04Ruang lingkup Politik hukum tidak lepas dari kebijakan dibidang lain. Penyusunan

politik hukum harus selalu diusahakan seiring dengan aspek-aspek kebijakan

dibidang ekonomi, politik, sosial, budaya, teknologi dan sebagainya. Cakupan politik

hukum dapat dipahami dalam dua pengertian yaitu:

Page 138: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

A. Politik Hukum sebagai arah kebijakan pembangunan hukum suatu negara, hal ini mencakup kebijakan hukum yang telah, sedang dan akan dilakukan oleh suatu negara.

B. Politik Hukum diartikan sebagai hubungan pengaruh timbal balik antara hukum dan politik.

Page 139: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Mahfud MD Studi Politik Hukum mencakup :

1. Kebijakan negara (garis resmi) tentang hukum yang akan

diberlakukan atau tidak diberlakukan dalam rangka pencapaian tujuan negara.

2. Latar belakang politik, ekonomi, sosial budaya (poleksusbud) atas

lahirnya produk hukum.3. Penegakkan hukum di dalam

kenyataan lapangan.

Page 140: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

A. Ada dua lingkup utama arah kebijakan

pembangunan hukum suatu negara yakni:

a. Politik Pembentukan Hukum

b. Politik Penegakan hukum.

Page 141: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

a. Politik pembentukan hukum adalah kebijakan yang bersangkutan dengan penciptaan,

pembaharuan dan pengembangan hukum. Hal ini mencakup:

1. Kebijakan pembentukan perudang-undangan, kebijakan pembentukan hukum kita yang utama adalah lewat perundang-undangan. Bagi Negara Indonesia yang

mengikuti sistem hukum continental undang-undang adalah sumber utama hukum. Karena itu kebijakan

pembentukan perundang-undangan harus direncanakan melalui suatu sistem perencanaan nasional yang disusun dalam program legislasi nasional. Lewat program legislasi nasional akan tampak arahan undang-undang apa yang akan dibuat dalam 20 tahun yang akan datang, 5 tahun yang akan datang, ataupun 1 tahun yang akan datang.

Namun, boleh saja dalam perjalanannya terjadi perkembangan yang cepat, apa yang telah di program

diubah berdasarkan kebutuhan.

Page 142: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

2. Kebijakan (pembentukan) hukum yurisprudensi,

yurispudensi merupakan sumber hukum selain undang-undang. Pada dasarnya sistem hukum

Indonesia menganut asas hakim tidak terikat pada precedent

atau putusan terdahulu mengenai persoalan hukum

serupa

Page 143: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Dalam sistem kontinental putusan pengadilan bersifat “persuasive

power of the precedent”. Berbeda dengan system anglo saxon dimana hakim terikat pada

precedent yang disebut dengan “Stare decisis et quit non movers” sebagai asas “the binding force of

precedent”.

Page 144: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

UU Kehakiman menganut asas ius curia novit (Pasal 16). Artinya hakim tidak boleh menolak mengadili perkara dengan alasan

undang-undang tidak ada, tidak jelas, belum lengkap, tetapi wajib mengadili

perkara. Untuk mengadili tersebut hakim harus tunduk pada ketentuan pasal 27

Undang –undang No. 4 tahun 2004 yang mengatakan “ hakim wajib menggali,

mengikuti nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat” atau living law.

Page 145: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

3. Kebijakan terhadap peraturan tidak tertulis lainnya merupahan hukum yang tidak tertulis

yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat, kebiasaan mana

diperlihara dan dipertahankan dalam mengatasi persoalan yang dihadapi. Seperti dalam bidang

pertanahan yang mengakui keberadaan hak ulayat. Hak ulayat mana diatur menurut sistem

hukum adat yang mempunyai ciri khas tidak tertulis, namun Undang-undang Pokok Agraria mengakui hak tersebut sepanjang masih ada

dan hidup dalam kenyataannya di tengah-tengah masyarakat adat tersebut.

Page 146: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

b. Politik Penegakan Hukum mencakup: 1. Kebijakan dibidang peradilan, dalam hal ini

bagaimana arah kebijakan terhadap peradilan. Misalnya sebelum amandemen UUD 1945 kebijakan terhadap peradilan dikelola melalui dualisme pembinaan. Satu

sisi hakim berada dibawah pembinaan Mahkamah Agung, sisi lain hakim berada di jajaran departemen

dibawah pembinaan Menteri terkait (eksekutif). Kebijakan demikian melahirkan kecurigaan dan

pertanyaan, hakim tidak independen/ apakah hakim bisa mandiri dalam mengadili perkara. Setelah

diamandemen kebijakan terhadap peradilan dilakukan lewat pembinaan satu atap, semuanya berada di bawah Mahkamah Agung. Tetapi untuk menjaga kemerdekaan hakim, dibentuk lembaga yang dikenal dengan Komisi

Yudisial.

Page 147: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

2. Kebijakan dibidang pelayanan hukum. Dalam hal ini perlu

pelayanan hukum yang cepat, mudah, terjangkau oleh masyarakat,

transparan dan akuntabel. Dalam hal ini juga dilakukan kebijakan yang

dapat memberantas terjadinya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)

Page 148: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Kelima komponen arah kebijakan pembentukan hukum tersebut akan membentuk sistem hukum nasional. Hukum nasional itu akan berfungsi ditentukan oleh 5 faktor yang satu dengan yang lain saling menunjang

dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Kelima faktor yang disebut dengan kondisi hukum tetap (conditio sine quanon) terdiri

dari:

Page 149: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

a.Substansi hukum /materi hukum ( legal substance)

b. Budaya hukum (kesadaran hukum masyarakat ( legal culture)

c. Aparatur penegak hukum (legal aparatus)

d. Sarana dan prasarana (equipment)

e. Pendidikan hukum (legal education)

Page 150: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Kedua lingkup utama arah kebijakan pembangunan hukum tersebut (kebijakan

pembentukan perundang-undangan/hukum tertulis dan kebijakan penegakan hukum) tersebut hanya dapat dibedakan dan tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling berkait

dan berfungsi sebagai suatu sistem, dimana sub sistem yang lain merupakan satu

kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, dan saling berhubungan sebagai suatu totalitas.

Page 151: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Penegakan hukum merupakan dinamisator peraturan

perundang-undangan . Melalui putusan dalam rangka

penegakan hukum peraturan perundang-undangan menjadi hidup dan diterapkan sesuai

dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat.

Page 152: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Pembentukan hukum dan penegakan hukum melibatkan SDM, tata kerja, pengorganisasian, sarana

dan prasarana. SDM yang handal, pengorganisasian yang efektif dan efisien, sarana dan prasarana yang memadai akan turut menentukan keberhasilan pembentukan dan

penegakan hukum.

Page 153: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Politik pembentukan dan penegakan hukum harus

disertai pula dengan politik pembinaan sumber daya

manusia, tata kerja, pengorganisasian dan

sarana/prasarana.

Page 154: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

B.Hubungan kausalitas antara hukum dan politik

Politik Hukum sebagai kebijakan hukum (legal policy) yg sudah, akan

atau telah dilaksanakan secara nasional oleh pemerintah mencakup pula pengertian bagaimana politik

mempengaruhi hukum dengan cara melihat konfigurasi kekuatan yang

ada dibelakang pembuatan dan penegakan hukum.

Page 155: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Bagaimana hubungan kausalitasnya, apakah

hukum yg mempengaruhi politik atau politik yang

mempengaruhi hukum ?. Jawaban dapat berupa:

Page 156: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

a. Hukum determinan atas politik dalam arti kegiatan-kegiatan politik di atur dan tunduk pada

aturan-aturan hukum (mereka yg memandang hukum sebagai das sollen (keharusan) para

idealis) b. Politik determinan atas hukum , karena hukum merupakan hasil atau kristalisasi dari kehendak

politik yg saling berintegrasi dan bersaing. Mereka memandang hukum sebagai das sein, penganut

empiris dan memandang realitas.c. Politik dan hukum sebagai subsistem

kemasyarakatan berada pada posisi dan derajat determinan yang seimbang, sekalipun hukum

produk politik tetapi jika hukum ada, politik harus tunduk pada hukum.

Page 157: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Dalam politik hukum terdapat dua variabel,

yakni variabel terpengatur (hukum) dan variabel yang

mempengaruhi (politik).

Page 158: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Dalam studi Politik Hukum kita tidak melihat hukum ansich das sollen tetapi juga das sain.

Asumsi dasar disini “hukum merupakan produk politik”.

Dalam melihat hubungan keduanya, hukum sebagai terpengaruh (dependent variable) dan

politik sebagai variabel yang berpengaruh (independent variable).

Hukum dipengaruhi politik atau politik determinan atas hukum mudah dipahami dan

realitasnya demikian karena hukum merupakan kristalisasi dari kehendak politik

yang saling berintegrasi dilingkungan pengambil keputusan.

Page 159: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Dasar dan Corak PolitikAda pendapat yang diterima oleh umum bahwa

hukum khususnya Peraturan Perundang-undangan merupakan produk politik. Bukan saja karena dibuat oleh DPR, Presiden, tetapi

peraturan perundang-undangan pada dasarnya akan mencerminkan pemikiran dan

kebijaksanaan yang paling berpengaruh di negara yang bersangkutan. Pikiran politik dan kebijakan politik yang berpengaruh tersebut dapat bersumber, kepada ideologi tertentu, kepentingan tertentu atau tekanan-tekanan

sosial yang kuat dari masyarakat.

Page 160: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Gambaran di atas menunjukkan politik hukum mempunyai hubungan dengan bidang lain. Penyusunan Politik Hukum harus diusahakan seiring dengan aspek-aspek kebijakan di bidang ekonomi, politik, sosial, teknologi dan sebagainya. Demikian pula sebaliknya, kebijakan dibidang ekonomi, politik, sosial, teknologi dan lain-lain tidak boleh mengabaikan dasar-dasr dan tatanan hukum yang semestinya melandasi kebijakan tersebut. Selain itu politik hukum sangat dipengaruhi oleh doktrin kenegaraan, apakah doktin sosialisme ataupun komunisme.

Page 161: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Corak Politik Hukum di bidang ekonomi di negara dengan doktrin sosialis akan berbeda dengan corak Politik Hukum di bidang ekonomi di negara dengan doktrin kapitalis. Hukum di bidang ekonomi di negara sosialis selalu memberi tempat pada negara dan pemerintah untuk mempengaruhi keadaan ekonomi. Sedangkan hukum di bidang ekonomi di negara kapitalis akan lebih banyak mencerminkan aturan yang menjamin ekonomi pasar.

Page 162: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Dalam prakteknya akan dijumpai lingkup gabungan antara berbagai

sistem tergantung materi yang diatur karena tidak zamannya lagi

membedakan secara tajam antara serba negara dan serba pasar. Bagi

kebanyakan negara, pendekatan yang serba ideologis sudah lama dan berangsur-angsur ditinggalkan,

termasuk dalam menentukan politik hukum.

Page 163: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Politik hukum dinegara demokrasi akan berbeda dengan negara yang diperintah dengan diktator. Politik hukum pada negara demokrasi berusaha memberi peluang luas bagi keikutsertaan masyarakat menentukan corak dan isi hukum yang dikehendaki. Pada negara diktator akan selalu menghindari partisipasi masyarakat dalam menentukan corak dan isi hukum. Kehendak penguasa diktator selalu menjadi dasar kaedah dan menuntun penyerahan total warga pada kehendak penguasa.

Page 164: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Indonesia sebagai negara yang berdasarkan pancasila yang berdasarkan kekeluargaan mempunyai politik hukum tersendiri sesuai dengan cita hukum (rechts idee) yang terkandung dalam pancasila dan UUD Negara RI tahun 1945. Pada tataran politik, tujuan politik hukum Indonesia adalah tegaknya negara hukum yang demokratis. Pada tataran sosial dan ekonomi politik hukum bertujuan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sedangkan pada tataran normatif, politik hukum normatif bertujuan tegaknya keadilan dan kebenaran dalam segala aspek kehidupan masyarakat. Seluruh tujuan tersebut berada dalam satu bingkai tatanan hukum nasional yang bersumber dan berdasarkan Pancasila dan UUD Negara RI tahun 1945.

Page 165: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

KULIAH 05KULIAH 05

SEKILAS SINGKAT POLITIK HUKUM

INDONESIA

Page 166: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

KETIKA KOLONIAL PORTUGIS KETIKA KOLONIAL PORTUGIS DATANG KE INDONESIA, DATANG KE INDONESIA, BAHWA INDONESIA BUKAN BAHWA INDONESIA BUKAN SUATU WILAYAH YANG SUATU WILAYAH YANG KOSONG DARI HUKUM (TANPA KOSONG DARI HUKUM (TANPA HUKUM), TAPI TELAH ADA HUKUM), TAPI TELAH ADA HUKUM YANG HIDUP DALAM HUKUM YANG HIDUP DALAM MASYARAKAT WAKTU ITU.MASYARAKAT WAKTU ITU.

Page 167: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Portugis pada saat itu hanya memberlakukan hukum yang berlaku di atas kapal yang hanya berlaku untuk mereka sendiri tanpa melibatkan penduduk setempat.

Page 168: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Ketika Kolonial Belanda datang – demi kepentingannya dan untuk berinteraksi dengan penduduk/ masyarakat setempat dengan politik hukumnya telah memberlakukan hukum yang berlaku untuk mereka dan golongan/penduduk yang lain di Indonesia pada waktu itu.

Page 169: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

POLITIK HUKUM INDONESIA ZAMAN PEMERINTAHAN

KOLONIAL HINDIA BELANDA

Pada masa AB (Algemen Bepalingen van Wetgeving voor Indonesia) - ketentuan umum tentang Peraturan Perundang-undangan untuk Indonesia - dikeluarkan pada 30 April 1847, termuat dalam Staatsblad (Stb.) 1847 No. 23, mulai berlaku 1 Mei 1848.

Page 170: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Pada masa AB ditentukan mengenai golongan penduduk :Pasal 6 AB : Penduduk Indonesia/Hindia Belanda dibeda-bedakan menurut : orang-orang Eropa. Orang-orang Bumiputera, dan yang dipersamakan dengan ini.

Page 171: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Pasal 7 AB : yang dipersamakan dengan orang Eropa :

1.Semua orang-orang Kristen termasuk orang-orang Indonesia yang menganut agama tersebut.

2.Semua orang darimanapun asalnya, yang tidak termasuk dalam Pasal 8 di bawah ini.

Pasal 8 AB : yang dipersamakan dengan orang Bumiputera : orang Arab, orang Moor (Afrika), orang Tionghoa, dan semua orang yang beragama Islam atau kafir.

Page 172: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Pasal 10 AB : Gubernur Jendral berwenang, jika perlu mengadakan pengecualian terhadap ketentuan-ketentuan pasal sebelumnya bagi orang-orang kristen Indonesia umumnya atau bagi beberapa masyarakat kristen Indonesia.

Page 173: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Berdasarkan Pasal 10 AB Gubernur Jendral menentukan bahwa terhadap orang Indonesia beragama Kristen baik dalam lapangan Hukum Perdata dan Hukum Dagang dan juga mengenai Perundang-undangan Pidana dan peradilan pada umumnya akan tetap dalam kedudukan hukumnya yang lama. Hal ini berarti dalam praktek, orang Indonesia beragama Kristen tetap dianggap sebagai golongan Bumiputera.

Page 174: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Pada masa Regerings Reglement (RR) – (1855-1920)/RR Lama pembagian golongan penduduk sama seperti pada masa AB. Tetapi untuk golongan yang dipersamakan ini, agama tidak lagi dipakai sebagai satu-satunya ukuran.Orang Indonesia Kristen, tetap termasuk golongan Bumiputera. Juga Tionghoa, Arab, dan Insdia dipersamakan dengan Bumiputera dengan tidak mengingat agamanya. Sebaliknya orang-orang Amerika, Australia, Jepang dimasukkan ke dalam golongan Eropa.

Page 175: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Pada RR Baru (1 Januari 1920 – 1926), pembagian golongan penduduk dibedakan menjadi 3 (tiga) golongan :1.Golongan Eropa.2.Golongan Bumiputrera.3.Golongan Timur Asing.

Page 176: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Pada masa IS (Indische Staatsregeling/Undang-undang Tentang Susunan Pemerintah Hindia-Belanda), Stb. 1925 No. 415, berlaku 1 Januari 1926.

Page 177: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Pasal 131 I.S : membagi penduduk di HB dalam tiga golongan penduduk : Eropa, Timur Asing (Tiong Hoa), Pribumi (bumi putera)

Pasal 163 I.S : menentukan hukum yang berlaku bagi masing-masing golongan penduduk.

Page 178: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Hukum Pidana berlaku unifikasi yaitu WvS (Wetboek van Straftrecht / KUHP).

Untuk Hukum Acara : Untuk Gol Eropa dan Timur Asing :  R.V

Untuk Gol Bumi Putera : H.I.R Untuk Hukum Perdata : Eropa - Hukum

perdata Barat (BW dan WvK).Timur Asing : Hukum Perdata Barat, kecuali

beberapa bagian dari hukum keluarga (adat).Bumi putera : Hukum Adat

Page 179: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

ZAMAN PEMERINTAHAN PENJAJAHAN JEPANG (1942 -1945) mengeluarkan Osamu Seirei No. 1 Tahun 1942 yang menentukan “Semua Badan Pemerintahan dan Kekuasaannya, Hukum dan Undang-undang dari pemerintahan yang dulu tetap diakui sah untuk sementara waktu, asal tidak bertentangan dengan peraturan militer”.

Page 180: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

ZAMAN REPUBLIK INDONESIA (1945 - SEKARANG) UUD 1945: Pasal II Aturan Peralihan -Konstitusi RIS Pasal 192 -Ketentuan Peralihan UUDS 1950 Pasal 142 - Ketentuan Peralihan UUD 1945 (hasil Amandemen IV) Pasal I dan II Aturan Peralihan :

Page 181: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

MENENTUKAN BAHWA SEGALA BADAN NEGARA DAN PERATURAN YANG ADA MASIH BERLANGSUNG BERLAKU SELAMA BELUM DIADAKAN YAG BARU.

DALAM HAL INI LANGSUNG BERLAKU/TETAP BERLAKU TERMASUK LEMBAGA NOTARIAT YANG PADA WAKTU ITU BERDASARKAN Reglement op Het Notaris Ambt in Indonesia (Stbl. 1860 : 3).

Page 182: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

EKSISTENSI LEMBAGA NOTARIAT INDONESIA

SEBAGAI BAGIAN DARI POLITIK HUKUM

INDONESIA.

Page 183: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Lembaga Notaris masuk ke Indonesia pada permulaan abad ke 17 dengan beradanya Vereenigde Oost Ind. Compagnie (V.O.C) di Indonesia. Jan Pieterszoon Coen pada waktu itu sebagai Gubernur Jendral di Jacatra (Jakarta sekarang) antara tahun 1617 sampai 1629, untuk keperluan para penduduk dan para pedagang di Jakarta menganggap perlu mengangkat seorang Notaris, yang disebut Notarium Publicum, sejak tanggal 27 Agustus 1620, mengangkat Melchior Kerchem, sebagai Sekretaris College van Schepenen (Urusan Perkapalan Kota) di Jacatra untuk merangkap sebagai Notaris yang berkedudukan di Jacatra.

Page 184: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Tugas Melchior Kerchem sebagai Notaris dalam surat

pengangkatannya, yaitu melayani dan melakukan semua surat

libel (smaadschrift), surat wasiat dibawah tangan (codicil), persiapan

penerangan, akta perjanjian perdagangan, perjanjian kawin, surat

wasiat (testament), dan akta-akta lainnya dan

ketentuan-ketentuan yang perlu dari kotapraja.

Page 185: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Pada tahun 1625 jabatan Notaris dipisahkan dari jabatan Sekretaris College van Schepenen, yaitu dengan dikeluarkan Instruksi untuk para Notaris pada tanggal 16 Juni 1625. Instruksi ini hanya terdiri dari 10 (sepuluh) pasal, antara lain menetapkan bahwa Notaris wajib merahasiakan segala sesuatu yang dipercayakan kepadanya dan tidak boleh menyerahkan salinan-salinan dari akta-akta kepada orang-orang yang tidak berkepentingan

Page 186: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Tanggal 7 Maret 1822 (Stb. No. 11) dikeluarkan Instructie voor de Notarissen Residerende in Nederlands Indie. Pasal 1 Instruksi tersebut mengatur secara hukum batas-batas dan wewenang dari seorang Notaris, dan juga menegaskan Notaris bertugas untuk membuat akta-akta dan kontrak-kontrak, dengan maksud untuk memberikan kepadanya kekuatan dan pengesahan, menetapkan dan memastikan tanggalnya, menyimpan asli atau minutanya dan mengeluarkan grossenya, demikian juga memberikan salinannya yang sah dan benar

Page 187: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Tahun 1860 Pemerintah Hindia Belanda memandang perlu untuk membuat peraturan-peraturan yang baru mengenai Jabatan Notaris di Nederlands Indie untuk disesuaikan dengan dengan peraturan-peraturan mengenai jabatan Notaris yang berlaku di Belanda. Sebagai pengganti Instructie voor de Notarissen Residerende in Nederlands Indie, kemudian tanggal 1 Juli 1860 ditetapkan Reglement op Het Notaris Ambt in Nederlands Indie (Stbl. 1860 : 3).

Page 188: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Setelah Indonesia merdeka, 17 Agustus 1945, keberadaan Notaris di Indonesia tetap diakui beradasarkan ketentuan Pasal II Aturan Peralihan (AP) Undang-undang Dasar (UUD) 1945, yaitu Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku selama belum diadakan yang baru menurut Undang-undang dasar ini. Dengan dasar Pasal II AP tersebut tetap diberlakukan Reglement op Het Notaris Ambt in Nederlands Indie (Stbl. 1860 : 3). Sejak tahun 1948 kewenangan pengangkatan Notaris dilakukan oleh Menteri Kehakiman, berdasarkan Peraturan Pemerintah Tahun 1948 Nomor 60, tanggal 30 Oktober 1948 tentang Lapangan Pekerjan, Susunan, Pimpinan dan Tugas Kewajiban Kementerian Kehakiman.

Page 189: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Tahun 1949 melalui Konfrensi Meja Bundar (KMB) yang dilaksanakan di Den Haag, Nederland, tanggal 23 Agustus – 22 September 1949, salah satu hasil KMB terjadi Penyerahan Kedaulatan dari Pemerintahan Belanda kepada Republik Indonesia Serikat untuk seluruh Wilayah Indonesia (kecuali Irian Barat – Papua sekarang), adanya penyerahan kedaulatan tersebut, membawa akibat kepada status Notaris yang berkewarganegaraan Belanda yang ada di Indonesia, harus meninggalkan jabatannya.

Page 190: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Dengan demikian terjadi kekosongan Notaris di Indonesia, untuk mengisi kekosongan tersebut sesuai dengan kewenangan yang ada pada Menteri Kehakiman Republik Indonesia Serikat dari tahun 1949 sampai dengan tahun 1954 menetapkan dan mengangkat Wakil Notaris untuk menjalankan tugas Jabatan Notaris dan menerima protokol yang berasal dari Notaris yang berkewarnegaraan Belanda.

Page 191: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Tanggal 13 November 1954 Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 1954 Tentang Wakil Notaris dan Wakil Notaris Sementara. Pasal 2 ayat (1) undang-undang tersebut, menegaskan bahwa dalam hal Notaris tidak ada, Menteri Kehakiman dapat menunjuk seorang yang diwajibkan menjalankan pekerjaan-pekerjaan Notaris

Page 192: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Mereka yang ditunjuk dengan kewajiban seperti tersebut dalam pasal ini disebut sebagai Wakil Notaris (Pasal 1 huruf c dan Pasal 8 Undang-undang Nomor 33 Tahun 1954), selanjutnya dalam Pasal 2 ayat (2) disebutkan, sambil menunggu ketetapan dari Menteri Kehakiman, Ketua Pengadilan Negeri dapat menujuk seorang untuk sementara diwajibkan menjalankan pekerjaan-pekerjaan Notaris.

Page 193: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Mereka yang ditunjuk dengan kewajiban seperti tersebut dalam pasal ini disebut sebagai Wakil Notaris Sementara (Pasal 1 huruf d Undang-undang Nomor 33 Tahun 1954), sedangkan yang disebut Notaris adalah mereka yang diangkat berdasarkan ketentuan Pasal 2 ayat (1) Reglement op Het Notaris Ambt in Nederlands Indie (Stbl. 1860 : 3) – (Pasal 1 huruf a Undang-undang Nomor 33 Tahun 1954). Undang-undang Nomor 33 Tahun 1954 juga sekaligus menegaskan berlakunya Reglement op Het Notaris Ambt in Nederlands Indie (Stbl. 1860 : 3) sebagai Reglemen tentang Jabatan Notaris di Indonesia (Pasal 1 huruf a) untuk Notaris Indonesia

Page 194: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Notaris yang masih berada di Indonesia sampai dengan tahun 1954 merupakan Notaris (berkewarganegaraan Belanda) yang diangkat oleh Gubernur Jendral (Gouverneur Generaal) berdasarkan Pasal 3 Reglement op Het Notaris Ambt in Nederlands Indie (Stbl. 1860 : 3). Ketentuan pengangkatan Notaris oleh Gubernur Jendral (Gouverneur Generaal) oleh Undang-undang Nomor 33 Tahun 1954 telah dicabut, yaitu tersebut dalam Pasal 2 ayat 3, dan juga mencabut Pasal 62, 62a dan 63 Reglement op Het Notaris Ambt in Nederlands Indie (Stbl. 1860 : 3).

Page 195: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Tahun 2004 diundangkan Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris atau disebut UUJN pada tanggal 6 Oktober 2004. Pasal 91 UUJN telah mencabut dan menyatakan tidak berlaku lagi :

Page 196: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Reglement op Het Notaris Ambt in Indonesia (Stbl. 1860 : 3)

sebagaimana telah diubah terakhir dalam Lembaran Negara 1954 Nomor 101;

Ordonantie 16 September 1931 tentang Honorarium Notaris.

Undang-undang Nomor 33 Tahun 1954.Pasal 54 Undang-undang Nomor 8 Tahun

2004 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum.

Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1949, tentang Sumpah/janji Jabatan Notaris.

Page 197: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

DALAM UNDANG-UNDANG NO. 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN

NOTARIS :

Page 198: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

UUJN TIDAK MEMERLUKAN PERATURAN PEMERINTAH.

ADA 6 (ENAM) PASAL DALAM UUJN YANG DAPAT DITINDAK

LANJUTI DENGAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAM RI.

Page 199: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

PASAL 14 SYARAT DAN TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN NOTARIS.

PASAL 16 AYAT (6) BENTUK DAN UKURAN CAP/STEMPEL.

PASAL 20 AYAT (3) PERSYARATAN DALAM MENJALANKAN PERSERIKATAN PERDATA NOTARIS.

PASAL 22 AYAT (2) FORMASI JABATAN NOTARIS.

PASAL 23 AYAT (5) TATA CARA PERMOHONAN PINDAH WILAYAH JABATAN NOTARIS.

PASAL 81 TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA CARA PEMERIKSAAN MAJELIS PENGAWAS.

Page 200: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

SAMPAI SAAT INI TELAH DITERBITKAN :1. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK

ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M. 02. PR. 08. 10 TAHUN 2004 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN ANGGOTA, PEMBERHENTIAN ANGGOTA, SUSUNAN ORGANISASI, TATA CARA KERJA, DAN TATA CARA PEMERIKSAAN MAJELIS PENGAWAS NOTARIS.

2. KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M. 39 – PW. 07. 10 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS MAJELIS PENGAWAS NOTARIS.

3. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M. 01. HT. 03. 01 TAHUN 2006 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENGANGKATAN, PERPINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN NOTARIS.

Page 201: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

5. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M. 03. HT. 03. 10 TAHUN 2007 TENTANG PENGAMBILAN MINUTA AKTA DAN PEMANGGILAN NOTARIS.

6. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M. 02. HT. 03. 10 TAHUN 2007 TENTANG BENTUK DAN UKURAN CAP/STEMPEL NOTARIS.

7. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M. HH-05 . AH. 11. TAHUN 2009 TENTANG FORMASI JABATAN NOTARIS.

8. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M. HH. 01. AH. 021. 12 TAHUN 2011 TENTANG PERSYARATAN MENJALANKAN JABATAN NOTARIS DALAM BENTUK PERSERIKATAN PERDATA.

Page 202: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Politik Hukum Kenotariatan adalah kebijakan dasar penyelenggaraan negara dalam bidang hukum (kenotariatan) yang akan, sedang dan telah berlaku, bersumber dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat untuk mencapai tujuan negara yang dicita-citakan, khususnya dalam pembuatan alat bukti otentik yang diakui oleh negara.

Page 203: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

CATATAN 1 :

KHUSUS DALAM BIDANG KEPENDUDUKAN/

KEWARGANEGARAAN INDONESIA (SUDAH TIDAK MENGANUT)

DIKSKRIMINASI BERDASARKAN GOLONGAN PENDUDUK, SEPERTI

TERSEBUT DALAM :

Page 204: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Pasal 2 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan menegaskan, bahwa yang menjadi Warga Negara Indonesia adalah orang-orang

bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.

Dalam Penjelasan Pasal 2 tersebut, ditegaskan pula bahwa yang dimaksud dengan orang-orang bangsa Indonesia asli adalah orang Indonesia yang menjadi

Warga Negara Indonesia (WNI) sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain atas kehendak sendiri. Dengan demikian bahwa bangsa

Indonesia asli tidak didasarkan kepada suku atau etnis tertentu saja, tapi adalah mereka telah menjadi Warga Negara Indonesia sejak kelahirannya di bumi Indonesia dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain atas

keinginan atau kehendak sendiri.

Page 205: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Pada sisi yang lain kelahiran Undang-undang Kewarganegaraan tersebut memberikan dampak

hukum yang lain, yaitu terhadap kedudukan aturan hukum yang diberlakukan berdasarkan etnis tertentu, dalam arti bagaimana kedudukan aturan hukum yang

diberlakukan berdasarkan etnis paska berlakunya Undang-undang Kewarganegaraan tersebut..? Apakah

aturan hukum tersebut masih berlaku secara imperatif, fakultatif atau alternatif…? Sebagai contoh bahwa B.W. pada awal berlakunya hanya untuk golongan atau etnis tertentu, yaitu berdasarkan S.

1847 – 23 yang menegaskan bahwa B.W. hanya berlaku bagi : (1) orang-orang Eropa; (2) orang-orang

Indonesia turunan Eropa; dan (3) orang-orang yang disamakan dengan orang-orang Eropa, yaitu mereka

yang pada saat itu beragama Kristen. Kemudian ketentuan tersebut berlaku pula kepada atau

berdasarkan golongan penduduk yang dibuat oleh Pemerintah Hindia Belanda (Pasal 163 IS), bahwa penduduk di Hindia Belanda dibagi dalam 3 (tiga) golongan, yaitu (1) Golongan Eropa; (2) Golongan

Timur Asing, dan (3) Golongan Bumiputera/Indonesia Asli.

Page 206: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Berdasarkan etnis/golongan penduduk tersebut sejak tahun 1919 terhadap Golongan Timur Asing,

antara lain Cina dikenakan hampir seluruh ketentuan dalam B.W. dan Wv.K. dan terhadap Golongan Timur Asing bukan Cina diberlakukan

B.W. mengenai Hukum Harta Kekayaan, disamping berlaku pula hukum dari asal negara mereka, dan

untuk golongan Indonesia Asli berlaku Hukum Adat. Meskipun kemudian Mahkamah Agung Republik Indonesia dengan Surat Edaran nomor 3/1963,

tanggal 5 September 1963, menganggap B.W. tidak sebagai undang-undang, melainkan sebagai suatu

dokumen yang hanya menggambarkan suatu kelompok hukum yang tidak tertulis. Dengan berlakunya Undang-undang Kewarganegaraan

tersebut, maka semua aturan hukum yang berlaku untuk etnis tertentu secara imperatif sudah tidak berlaku lagi untuk golongan penduduk atau etnis

tertentu, tapi aturan hukum tersebut bersifat alternatif atau fakultatif saja untuk Warga Negara

Indonesia.

Page 207: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

CATATAN 2 :CATATAN 2 :Dalam praktek Notaris di Indonesia telah biasa membuat

Surat Keterangan Waris (SKW) untuk mereka yang termasuk ke dalam etnis Cina. Praktek Notaris seperti ini tidak pernah ada pengaturannya dalam PJN, tapi hanya

merupakan kebiasaan Notaris yang sebelumnya, kemudian diikuti secara langsung oleh Notaris yang

datang kemudian, tanpa mencari maksud dan tujuannya, tanpa bertanya, kenapa pembuatan bukti ahli waris di

Indonesia harus dibedakan berdasarkan etnis ? Hal semacam ini merupakan bentuk diskriminasi dalam pembuatan bukti ahli waris. Meskipun telah menjadi kebiasaan bagi para Notaris untuk membuat SKW,

ternyata kebiasaan tersebut tidak dimasukkan dalam UUJN, karena tidak dimasukkan sebagai bagian dari UUJN, maka kebiasaan seperti itu sudah tidak dapat dilakukan

lagi oleh para Notaris. Jika Notaris masih mempraktekkan seperti itu dalam pembuatan bukti waris membuktikan bahwa Notaris bukan agen pembaharuan hukum, tapi

mempraktekkan atau bertindak diskriminasi untuk Warga Negara Indonesia berdasarkan etnis, dan juga pembuatan SKW tersebut termasuk suatu tindakan diluar wewenang atau tidak sesuai dengan wewenang Notaris berdasakan

Pasal 15 UUJN.

Page 208: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Diskriminasi dalam pembuatan bukti sebagai ahli waris yang masih berdasarkan etnis (suku/golongan penduduk Indonesia) juga masih terdapat dalam : (a) Surat Departemen Dalam Negeri Direktorat Jendral Agaria Direktorat Pendaftaran Tanah (Kadaster), tanggal 20 Desember 1969, nomor Dpt/12/63/12/69 tentang Surat Keterangan Warisan dan Pembuktian Kewarganegaraan, dan (b) Pasal 111 ayat (1) huruf c Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.

Page 209: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Sebagai sebuah negara kesatuan, sudah saatnya diskriminasi dalam pembuatan bukti sebagai ahli waris seperti tersebut di atas untuk diakhiri, dengan mencabut aturan hukum tersebut atau untuk tidak memberlakukan aturan hukum tersebut, karena bertentangan dengan aturan hukum yang lebih tinggi, yaitu bahwa status sebagai Warga Negara Indonesia sudah tidak lagi berdasarkan etnis (Pasal 2 dan Penjelasnnya Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006).

Page 210: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Notaris wajib menempatkan diri sebagai satu-satunya pejabat yang dapat membuat bukti sebagai ahli waris dalam bentuk akta pihak untuk seluruh Warga Negara Indonesia tanpa berdasarkan etnis tertentu. Tindakan Notaris ini sesuai dengan wewenang Notaris dalam Pasal 15 ayat (1) UUJN, dan Pasal 2 dan Penjelasannya Undang-undang nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan, yang menegaskan bahwa yang dimaksud dengan bangsa Indonesia asli adalah orang Indonesia yang menjadi Warga Negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewaraganegaraan negara lain atas kehendak sendiri.

Page 211: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

KULIAH 06

DIMENSI POLITIK HUKUM

DARI/DALAM UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS.

Page 212: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

POLITIK HUKUM SEPERTI APA YANG DIHARAPKAN DARI UUJN UNTUK NOTARIS INDONESIA ?

HAL INI DAPAT DIKAJI DARI SUBSTANSI UNDANG-UNDANG

JABATAN NOTARIS (UUJN).

Page 213: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

UUJN MEMBERIKAN/MERUPAKAN

GRAND DESIGN/ ARSITEKTUR/GAMBARAN NOTARIS

INDONESIA DAN JUGA ARAHAN POLITIK HUKUM KENOTARIATAN

INDONESIA

Page 214: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Dalam KONSIDERANS UUJN ditegaskan bahwa :

a.bahwa Negara Republik Indonesia sebagai negara hukum

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

menjamin kepastian, ketertiban, dan perlindungan hukum, yang

berintikan kebenaran dan keadilan;

Page 215: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

b. bahwa untuk menjamin, kepastian, dan perlindungan hukum dibutuhkan alat bukti tertulis yang bersifat otentik mengenai keadaan, peristiwa, atau perbuatan hukum yang

diselenggarakan melalui jabatan tertentu;

Page 216: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Melalui Jabatan tertentu (Notarisi) yang diberikan kewenangan untuk membuat alat

bukti yang :

menjamin :Kepastian hukum,

ketertiban, dan perlindungan hukum,

yang berintikan kebenaran dan

keadilan;

Page 217: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

c. bahwa notaris merupakan jabatan tertentu yang menjalankan profesi

dalam pelayanan hukum kepada masyarakat, perlu mendapatkan perlindungan dan jaminan demi tercapainya kepastian hukum;

d. bahwa jasa notaris dalam proses pembangunan makin meningkat

sebagai salah satu kebutuhan hukum masyarakat;

Page 218: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

e. bahwa Reglement op Het Notaris Ambt in Indonesia (Stb.1860:3) yang

mengatur mengenai jabatan dan kebutuhan masyarakat;

f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e, perlu membentuk Undang-Undang tentang Jabatan Notaris;

Page 219: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Ditegaskan dalam Penjelasan UUJN bagian Umum, UUJN merupakan pembaharuan dan pengaturan kembali secara menyeluruh dalam satu undang-undang yang mengatur tentang jabatan Notaris

sehingga dapat tercipta suatu unifikasi hukum yang berlaku untuk semua penduduk di seluruh wilayah

negara Republik Indonesia.

Dengan demikian UUJN merupakan satu-satunya undang-undang yang mengatur

Jabatan Notaris di Indonesia

Page 220: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Untuk menjalankan hal yang tersebut dalam

Konsiderans dihadirkan :

Notaris

Page 221: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Jabatan Notaris merupakan suatu lembaga yang diciptakan oleh Negara (Suatu lembaga yang dibuat atau diciptakan oleh negara, baik kewenangan atau materi

muatannya – tidak berdasarkan pada peraturan perundang-undangan, delegasi atau mandat

melainkan berdasarkan wewenang yang timbul dari freis ermessen yang dilekatkan pada

administrasi negara untuk mewujudkan suatu tujuan tertentu yang dibenarkan oleh hukum

(Beleidsregel atau Policyrules). Bagir Manan, Hukum Positif Indonesia, UII Press,

Yogyakarta, 2004, hal. 15).

Page 222: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Sebagai sebuah undang-undang yang memperbaharui pengaturan jabatan Notaris tidak mudah untuk diterapkan sebagaimana keinginan

pemerintah (dalam hal ini Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia) dan para Notaris sebagai pihak yang diatur dengan UUJN

tersebut, dan juga masyarakat yang membutuhkan jasa Notaris. Salah satu contoh pembaharuan yang

dilakukan yaitu tidak lagi memberikan atribut (sebutan) kepada Notaris sebagai satu-satunya

Pejabat Umum yang berwenang membuat akta Otentik (Pasal 1 ayat (1) UUJN). Hal ini berbeda dengan Pasal 1 PJN yang menegaskan bahwa Notaris adalah satu-satunya Pejabat Umum yang berwenang

(uitsluit bevoedg) membuat akta otentik.

Page 223: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Bahwa Notaris hadir/lahir untuk menjalankan sebagian kewenangan negara/pemerintah dalam bidang

hukum perdata (khususnya dalammpembuatan alat bukti tertulis yang dilindungi/dijamin/diakui oleh negara/pemerintah dalam bentuk

akta Notaris) yang diberikan kepada Notaris.

Page 224: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Dengan kedudukan hukum sebagaimana tersebut di atas (untuk menjalankan

sebagian kewenangan negara/pemerintah dalam bidang hukum perdata), maka kepada Notaris :

Page 225: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

1.Menggunakan lambang negara “Garuda Pancasila” pada

kop/surat jabatan(Pasal 54 ayat : 1 huruf k Undang-undang No.

24/2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta

Lambang Kebangsaan).2.Kedudukan akta Notaris sebagai

alat bukti yang lengkap dan sempurna, dijamin oleh negara.

Page 226: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

3.Dalam akta Notaris di dalamnya ada :

a. bukti tulisan;b. bukti dengan saksi-saksi;

c. persangkaan-persangkaan;d. pengakuan;

e. sumpah. (Pasal 138, 165, 167 HIR, 164, 285 –

305 Rbg, S. 1867 nomor 29, Pasal 1867 – 1894 B.W).

Page 227: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

ADAGIUM NOTARIS

Page 228: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

SALAH SATU TUGAS JABATAN NOTARIS, YAITU

MEMFORMULASIKAN KEINGINAN/TINDAKAN

PENGHADAP/PARA PENGHADAP KEDALAM BENTUK AKTA OTENTIK

SESUAI ATURAN HUKUM YANG BERLAKU

(HABIB ADJIE).

Page 229: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

AKTA NOTARIS/PPAT SEBAGAI AKTA OTENTIK MEMPUNYAI KEKUATAN PEMBUKTIAN YANG

SEMPURNA, SEHINGGA JIKA ADA ORANG/PIHAK YANG MENILAI ATAU MENYATAKAN BAHWA AKTA TERSEBUT TIDAK BENAR, MAKA ORANG/PIHAK YANG MENILAI ATAU MENYATAKAN TERSEBUT

WAJIB MEMBUKTIKAN PENILAIAN ATAU PERNYATAANNYA SESUAI ATURAN HUKUM

(Habib Adjie).

Page 230: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

MESKIPUN AKTA NOTARIS TELAH DINYATAKAN TIDAK MENGIKAT OLEH PUTUSAN PENGADILAN YANG TELAH MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM YANG TETAP ATAU TELAH DIBATALKAN OLEH PARA PIHAK SENDIRI,, MAKA KEPADA NOTARIS YANG BERSANGKUTAN ATAU KEPADA PEMEGANG PROTOKOLNYA MASIH TETAP BERKEWAJIBAN UNTUK MENGELUARKAN SALINANNYA ATAS PERMINTAAN PARA PIHAK ATAU PENGHADAP ATAU PARA AHLI WARISNYA. (HABIB ADJIE).

Page 231: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

KONTRUKSI HUKUM KEDUDUKAN NOTARIS :

PERTAMA,

NOTARIS BUKAN SEBAGAI PIHAK DALAM AKTA.

Page 232: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

KEDUA,

NOTARIS HANYA MEMFORMULASIKAN

KEINGINAN PARA PIHAK AGAR TINDAKKANNYA DITUANGKAN

KEDALAM BENTUK AKTA OTENTIK ATAU AKTA NOTARIS.

Page 233: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

KETIGA, KEINGINAN ATAU NIAT UNTUK MEMBUAT

AKTA TERTENTU TIDAK AKAN PERNAH BERASAL DARI NOTARIS, TAPI SUDAH PASTI BERASAL KEINGINAN PARA PIHAK SENDIRI. MAKA DENGAN KONTRUKSI HUKUM SEPERTI

ITU, SUATU HAL YANG SANGAT SULIT DITERIMA BERDASARKAN LOGIKA HUKUM

YAITU JIKA NOTARIS DIDUDUKKAN SEBAGAI TERGUGAT YANG BERKAITAN DENGAN AKTA

YANG DIBUAT DI HADAPAN ATAU OLEH NOTARIS

Page 234: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

BAHWA NOTARIS MEMPUNYAI KEWENANGAN UNTUK MELAKSANAKAN TUGAS JABATANNYA, SELAMA KEWENANGAN TERSEBUT MELEKAT

PADA DIRINYA. KEWENANGAN TERSEBUT BERAKHIR, JIKA NOTARIS YANG BERSANGKUTAN

CUTI (BERAKHIR SEMENTARA) ATAU PENSIUN ATAU BERHENTI SEBAGAI NOTARIS. DAN BATAS

PERTANGGUNGJAWABAN NOTARIS SELAMA-SEPANJANG NOTARIS MEMPUNYAI

KEWENANGAN. NOTARIS YANG SEDANG CUTI, PENSIUN ATAU TELAH BERHENTI TIDAK DAPAT DIMINTAI LAGI PERTANGGUNGJAWABANNYA,

KARENA SUDAH TIDAK ADA KEWENANGAN LAGI PADA DIRINYA (HABIB ADJIE).

Page 235: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

JUDEX FACTIE DALAM AMAR PUTUSANNYA

MEMBATALKAN AKTA NOTARIS, HAL INI ADALAH TIDAK DAPAT DIBENARKAN, KARENA NOTARIS

FUNGSINYA HANYA MENCATATKAN/MENULISKAN APA-APA YANG DIKEHENDAKI DAN DIKEMUKAKAN OLEH PARA PIHAK YANG MENGHADAP NOTARIS

TERSEBUT. TIDAK ADA KEWAJIBAN BAGI NOTARIS UNTUK MENYELIDIKI SECARA MATERIL APA-APA

(HAL-HAL) YANG DIKEMUKAKAN OLEH PENGHADAP DI HADAPAN NOTARIS TERSEBUT

(PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR : 702K/SIP/1973, 5 SEPTEMBER 1973).

Page 236: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

AKTA OTENTIK, MENURUT KETENTUAN EX PASAL 165 HIR JO PASAL 265 RBG JO PASAL 1868 BW MERUPAKAN

BUKTI YANG SEMPURNA BAGI KEDUA BELAH PIHAK, PARA AHLI WARISNYA DAN ORANG YANG MENDAPAT HAK DARINYA.

AKTA OTENTIK INI MASIH DAPAT DILUMPUHKAN OLEH BUKTI LAWAN. DISAMPING ADANYA BUKTI OTENTIK, HAKIM SEHARUSNYA

MEMPERHATIKAN DAN MENELITI PULA BUKTI LAWAN, BERUPA SURAT DI BAWAH TANGAN DAN TIDAK BEGITU SAJA MENGENYAMPINGKAN DAN TIDAK MEMBERIKAN PENILAIANNYA TENTANG DAPAT TIDAKNYA

MELUMPUHKAN BUKTI OTENTIK YANG ADA. ADANYA BUKTI AKTA OTENTIK BUKANLAH SATU-SATUNYA KEHARUSAN UNTUK SUATU

FAKTA HUKUM (PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR :

3199K/PDT/1992, 27 OKTOBER 1994).

Page 237: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

SUATU AKTA NOTARIS SEBAGAI AKTA OTENTIK YANG ISINYA MEMUAT 2 (DUA) PERBUATAN

HUKUM, YAITU : (1) PENGAKUAN HUTANG, DAN (2) KUASA MUTLAK UNTUK MENJUAL TANAH. MAKA AKTA NOTARIS INI TELAH MELANGGAR

ADAGIUM, BAHWA SATU AKTA OTENTIK HANYA BERISI SATU PERBUATAN HUKUM SAJA.

AKTA NOTARIS YANG DEMIKIAN ITU TIDAK MEMILIKI EXECUTORIAL TITEL EX PASAL 224 HIR DAN TIDAK SAH. DEMIKIAN PULA KUASA MUTLAK BERTENTANGAN DENGAN INSTRUKSI MENDAGRI

NO. 14/1982, SEHINGGA BATAL DEMI HUKUM.(Putusan Mahkamah Agung nomor : 1440

K/Pdt/1996, 30 Juni 1998).

Page 238: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

KULIAH 07

UUJN GRAND DESIGN/ARSITEKTUR/GAMBARAN NOTARIS

INDONESIA

Page 239: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

NOTARIAT

NOTARIS(MEREKA

PENYANDANG JABATAN NOTARIS)

LEMBAGA NOTARIAT

Page 240: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Terhadap Notaris UUJN mengkualifikasikannya sebagai JABATAN

1. UUJN – sebagai Undang-undang JABATAN Notaris.

2. Konsideran UUJN huruf c : bahwa notaris merupakan jabatan tertentu.

3. Pasal 1 angka 5 UUJN : Organisasi Notaris adalah organisasi ….. jabatan notaris

Page 241: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Penyebutan Notaris sebagai Jabatan dalam UUJN tidak konsisten, karena dalam UUJN

disebut pula Notaris sebagai suatu Profesi atau sebagai suatu Profesi Jabatan. Misalnya dalam

UUJN pada Konsideran Menimbang huruf c disebutkan, bahwa Notaris merupakan jabatan

yang menjalankan Profesi. Pasal 1 angka 5 UUJN, disebutkan bahwa Organisasi Notaris adalah organisasi Profesi Jabatan Notaris.

Seharusnya tetap dibaca Notaris sebagai suatu Jabatan.

Page 242: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Pengertian Jabatan dan Profesi berbeda. Kehadiran lembaga Notaris merupakan

Beleidsregel dari Negara dengan Undang-undang nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan

Notaris (UUJN) atau Jabatan Notaris sengaja diciptakan negara sebagai implementasi dari

Negara dalam memberikan pelayanan kepada rakyat, khususnya dalam pembuatan alat bukti

yang otentik yang diakui oleh Negara.

Profesi lahir sebagai hasil interaksi diantara sesama anggota masyarakat, yang lahir dan

dikembangkan oleh masyarakat sendiri.

Page 243: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

PERLU DIPAHAMI MENGENAI : 1. JABATAN 2. PEJABAT

3. PEJABAT NEGARA 4. PEJABAT TATA USAHA NEGARA

5. PEJABAT PUBLIK 6. PEJABAT UMUM

7. NOTARIS SEBAGAI PEJABATPUBLIK 8. JABATAN NOTARIS

9. PERTANGGUNGJAWABAN NOTARIS, PEJABAT SEMENTARA NOTARIS, NOTARIS PENGGANTI DAN

NOTARIS PENGGANTI KHUSUS

Page 244: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

JABATAN

-JABATAN MERUPAKAN SUATU BIDANG PEKERJAAN ATAU TUGAS YANG SENGAJA DIBUAT OLEH ATURAN HUKUM UNTUK KEPERLUAN DAN FUNGSI TERTENTU SERTA BERSIFAT

BERKESINAMBUNGAN SEBAGAI SUATU LINGKUNGAN PEKERJAAN TETAP.

-JABATAN MERUPAKAN SUATU SUBJEK HUKUM, YAKNI PENDUKUNG HAK DAN KEWAJIBAN.

-AGAR SUATU JABATAN DAPAT BERJALAN MAKA JABATAN TERSEBUT DISANDANG OLEH SUBJEK HUKUM LAINNYA YAITU

ORANG. -ORANG YANG DIANGKAT UNTUK MELAKSANAKAN JABATAN

DISEBUT PEJABAT. SUATU JABATAN TANPA ADA PEJABATNYA, MAKA JABATAN TERSEBUT TIDAK

DAPAT BERJALAN.

Page 245: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

PEJABATPEJABAT ADALAH YANG MENJALANKAN HAK DAN KEWAJIBAN JABATAN. PEJABAT (YANG MENDUDUKI JABATAN) SELALU BERGANTI-GANTI, SEDANGKAN JABATAN TERUS-MENERUS (CONTINUE), ARTINYA PEJABAT BISA DIGANTIKAN OLEH SIAPAPUN, SEDANGKAN JABATAN AKAN TETAP ADA SELAMA DIPERLUKAN DALAM SUATU STRUKTUR PEMERINTAH ATAU ORGANISASI.

Page 246: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

• HUBUNGAN ANTARA JABATAN DENGAN PENJABAT, BAGAIKAN 2 (DUA) SISI MATA UANG, PADA SATU SISI BAHWA JABATAN BERSIFAT TETAP (LINGKUNGAN PEKERJAAN TETAP). SISI YANG KEDUA BAHWA JABATAN DAPAT BERJALAN OLEH MANUSIA SEBAGAI PENDUKUNG HAK DAN KEWAJIBAN SEHINGGA YANG MENGISI ATAU MENJALANKAN JABATAN DISEBUT PEJABAT ATAU PEJABAT ADALAH YANG MENJALANKAN HAK DAN KEWAJIBAN JABATAN.

• OLEH KARENA ITU SUATU JABATAN TIDAK AKAN BERJALAN JIKA TIDAK ADA PEJABAT YANG MENJALANKANNYA.

• KATA PEJABAT LEBIH MENUNJUK KEPADA ORANG YANG MEMANGKU SUATU JABATAN. SEGALA TINDAKAN YANG DILAKUKAN OLEH PEJABAT YANG SESUAI DENGAN KEWENANGANNYA MERUPAKAN IMPLEMENTASI DARI JABATAN.

Page 247: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

PEJABAT NEGARADALAM ATURAN HUKUM TERSEBUT

MENENTUKAN MEREKA YANG MENJADI PIMPINAN ATAU ANGGOTA TINGGI

NEGARA/TERTINGGI NEGARA SEBAGAIMANA TERSEBUT DI ATAS DIKUALIFIKASIKAN SEBAGAI PEJABAT NEGARA. PENGERTIAN INI MENUNJUK

KEPADA ORANG (SUBJEK) HUKUM YANG MENJADI PIMPINAN ATAU ANGGOTA

TINGGI/TERTINGGI NEGARA.

Page 248: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

• PENYEBUTAN SEBAGAI PEJABAT NEGARA YANG SECARA OTONOM MEMPEROLEH WEWENANGNYA :

- BERDASARKAN ATAU MENGACU KEPADA ATURAN HUKUM YANG MENGATUR JABATAN TERSEBUT. - SECARA HIRARKIS BUKAN BAWAHAN PEJABAT

NEGARA YANG LAINNYA. • WEWENANG SEPERTI INI DISEBUT SEBAGAI DESENTRALISASI,

YAITU WEWENANG DILAKSANAKAN OLEH PARA PEJABAT YANG DALAM PELAKSANAAN WEWENANG ITU SECARA HIRARKIS TIDAK

BERADA DI BAWAH SUATU KEKUASAAN YANG LEBIH TINGGI. • WEWENANG DEKOSENTRASI MERUPAKAN WEWENANG YANG

DAPAT DILAKSANAKAN OLEH MEREKA (PARA PEGAWAI) YANG SECARA HIRARKIS MASIH PEGAWAI RENDAHAN YANG MEMILIKI WEWENANG ITU SESUAI DENGAN ATAU MENURUT UNDANG-

UNDANG.

Page 249: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

PEJABAT TATA USAHA NEGARA

• BADAN ATAU PEJABAT TATA USAHA NEGARA, YAITU BADAN ATAU PEJABAT YANG MELAKSANAKAN URUSAN PEMERINTAHAN BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU PADA SAAT MELAKSANAKAN SUATU BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN.

• ATURAN HUKUM TERSEBUT TIDAK DITENTUKAN NAMA JABATAN YANG DAPAT DIKUALIFIKASIKAN SEBAGAI BADAN ATAU PEJABAT TATA USAHA NEGARA.

• BAHWA YANG DIMAKSUD DENGAN URUSAN PEMERINTAHAN IALAH

KEGIATAN YANG BERSIFAT EKSEKUTIF, DAN YANG DIMAKSUD DENGAN PEMERINTAH ADALAH KESELURUHAN KEGIATAN YANG MENJADI TUGAS DAN DILAKSANAKAN OLEH PARA BADAN DAN JABATAN (PEJABAT) TATA USAHA NEGARA (TUN) YANG BUKAN PEMBUATAN PERATURAN DAN MENGADILI.

Page 250: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

PEJABAT PUBLIK

ALGEMEEN, OPENBAAR DAN PUBLIEK SENANTIASA MEMPUNYAI ARTI BERKAITAN DENGAN HUKUM ATAU MEMPUNYAI MAKNA HUKUM.

BAHASA INDONESIA BELUM MEMPUNYAI ISTILAH YANG TEPAT UNTUK MENGARTIKAN ATAU MENGAKOMODIR KATA-KATA

TERSEBUT. BAHASA INDONESIA HANYA MENGENAL KATA UMUM DAN PUBLIK. MESKIPUN DEMIKIAN AGAR TIDAK RANCU DALAM

PENGGUNAANNYA, MAKA ISTILAH PUBLIK (DALAM BAHASA INDONESIA) HARUS DIARTIKAN SAMA SEBAGAIMANA ISTILAH

PUBLIK (DALAM BAHASA BELANDA) YANG MEMPUNYAI MAKNA HUKUM, SEHINGGA PENGGUNAAN ISTILAH ATAU KATA PUBLIK

HANYA UNTUK BADAN ATAU PEJABAT PEMERINTAH YANG DIPERLENGKAPI DENGAN KEKUASAAN ATAU KEWENANGAN DAN FUNGSI TERTENTU MENURUT ATURAN HUKUM UNTUK MELAYANI KEPENTINGAN MASYARAKAT, SEPERTI MEREKA YANG BEKERJA DI

PEMERINTAHAN (EKSEKUTIF) DARI PUSAT SAMPAI DAERAH DISEBUT SEBAGAI PEJABAT PUBLIK.

Page 251: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

SEBUTAN PEJABAT PUBLIK DAPAT DIBERIKAN KEPADA MEREKA YANG DALAM TUGASNYA

BERFUNGSI UNTUK MELAYANI KEPENTINGAN UMUM SESUAI DENGAN

KEWENANGANNYA. TIDAK HANYA KEPADA MEREKA YANG BERKEDUDUKAN SEBAGAI

PEJABAT EKSEKUTIF SAJA, TAPI JUGA KEPADA NOTARIS.

Page 252: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II
Page 253: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

DENGAN DEMIKIAN PEJABAT UMUM MERUPAKAN SUATU JABATAN YANG DISANDANG ATAU DIBERIKAN KEPADA

MEREKA YANG DIBERI WEWENANG OLEH ATURAN HUKUM DALAM PEMBUATAN AKTA OTENTIK, DAN

NOTARIS SEBAGAI PEJABAT UMUM KEPADANYA DIBERIKAN KEWENANGAN UNTUK MEMBUAT AKTA OTENTIK. OLEH KARENA ITU NOTARIS SUDAH PASTI

PEJABAT UMUM, TAPI PEJABAT UMUM BELUM TENTU NOTARIS, KARENA PEJABAT UMUM DAPAT DISANDANG

PULA OLEH PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) ATAU PEJABAT LELANG.

Page 254: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

NOTARIS SEBAGAI PEJABAT PUBLIK

NOTARIS SEBAGAI PEJABAT PUBLIK, DALAM PENGERTIAN MEMPUNYAI WEWENANG DENGAN PENGECUALIAN. DENGAN

MENGKATEGORIKAN NOTARIS SEBAGAI PEJABAT PUBLIK. DALAM HAL INI PUBLIK YANG BERMAKNA HUKUM, BUKAN

PUBLIK SEBAGAI KHALAYAK UMUM. NOTARIS SEBAGAI PEJABAT PUBLIK TIDAK BERARTI SAMA DENGAN PEJABAT PUBLIK DALAM BIDANG PEMERINTAH YANG DIKATEGORIKAN SEBAGAI

BADAN ATAU PEJABAT TATA USAHA NEGARA, HAL INI DAPAT DIBEDAKAN DARI PRODUK MASING-MASING PEJABAT PUBLIK

TERSEBUT.

Page 255: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

BERDASARKAN URAIAN DI ATAS, MAKA NOTARIS DALAM KATEGORI SEBAGAI

PEJABAT PUBLIK YANG BUKAN PEJABAT TATA USAHA NEGARA, DENGAN

WEWENANG YANG TERSEBUT DALAM ATURAN HUKUM YANG MENGATUR JABATAN NOTARIS, DALAM HAL INI

SEBAGAIMANA TERCANTUM DALAM PASAL 15 UUJN.

Page 256: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

JABATAN NOTARIS

•JABATAN NOTARIS DIADAKAN ATAU KEHADIRANNYA DIKEHENDAKI OLEH ATURAN HUKUM DENGAN MAKSUD UNTUK MEMBANTU DAN MELAYANI MASYARAKAT YANG YANG MEMBUTUHKAN ALAT BUKTI TERTULIS YANG BERSIFAT OTENTIK MENGENAI KEADAAN, PERISTIWA ATAU PERBUATAN HUKUM. DENGAN DASAR SEPERTI INI MEREKA YANG DIANGKAT SEBAGAI NOTARIS HARUS MEMPUNYAI SEMANGAT UNTUK MELAYANI MASYARAKAT, DAN ATAS PELAYANAN TERSEBUT, MASYARAKAT YANG TELAH MERASA DILAYANI OLEH NOTARIS SESUAI DENGAN TUGAS JABATANNYA, DAPAT MEMBERIKAN HONORARIUM KEPADA NOTARIS. OLEH KARENA ITU NOTARIS TIDAK BERARTI APA-APA JIKA MASYARAKAT TIDAK MEMBUTUHKANNYA.

•SECARA SUBSTANTIF AKTA NOTARIS DAPAT BERUPA : (1)SUATU KEADAAN, PERISTIWA ATAU PERBUATAN HUKUM YANG DIKEHENDAKI OLEH PARA PIHAK AGAR DITUANGKAN DALAM BENTUK AKTA OTENTIK UNTUK DIJADIKAN SEBAGAI ALAT BUKTI. (2) BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BAHWA TINDAKAN HUKUM TERTENTU WAJIB DIBUAT DALAM BENTUK AKTA OTENTIK.

Page 257: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

NOTARIS MERUPAKAN SUATU JABATAN PUBLIK MEMPUNYAI KARATERISTIK,

YAITU:

1. SEBAGAI JABATAN.2. NOTARIS MEMPUNYAI KEWENANGAN TERTENTU.

3. DIANGKAT DAN DIBERHENTIKAN OLEH PEMERINTAH. (NOTARIS MESKIPUN SECARA ADMINISTRATIF DIANGKAT DAN

DIBERHENTIKAN OLEH PEMERINTAH, TIDAK BERARTI NOTARIS MENJADI SUBORDINASI (BAWAHAN) YANG MENGANGKATNYA PEMERINTAH.

DENGAN DEMIKIAN NOTARIS DALAM MENJALANKAN TUGAS JABATANNYA :

- BERSIFAT MANDIRI (AUTONOMOUS), - TIDAK MEMIHAK SIAPAPUN (IMPARTIAL),

- TIDAK TERGANTUNG KEPADA SIAPAPUN (INDEPENDENT)). 4. TIDAK MENERIMA GAJI ATAU PENSIUN DARI YANG MENGANGKATNYA.

5. AKUNTABILITAS ATAS PEKERJAANNYA KEPADA MASYARAKAT.

Page 258: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

PERTANGGUNGJAWABAN NOTARIS, PEJABAT SEMENTARA NOTARIS, NOTARIS PENGGANTI DAN

NOTARIS PENGGANTI KHUSUS

NOTARIS DALAM MENJALANKAN TUGAS JABATANNYA DIBATASI OLEH UMUR (BIOLOGIS)

NOTARIS YANG BERSANGKUTAN, SEHINGGA DARI SEGI

PERTANGGUNGJAWABANNYA TERHADAP AKTA YANG DIBUAT DI HADAPAN DAN OLEH NOTARIS, APAKAH PERTANGGUNGJAWABANNYA DIBATASI OLEH UMUR NOTARIS YANG BERSANGKUTAN ?

ATAU OLEH AKTA ITU SENDIRI ?.

Page 259: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

NOTARIS, NOTARIS PENGGANTI, PENJABAT SEMENTARA NOTARIS ATAU

NOTARIS PENGGANTI KHUSUS MEMPUNYAI BATAS WAKTU DALAM

MENJALANKAN TUGAS JABATANNYA. UNTUK NOTARIS SEBAGAIMANA

TERSEBUT DALAM PASAL 8 AYAT (1) DAN (2) UUJN.

Page 260: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

•LEMBAGA NOTARIS AGAR DAPAT BERJALAN, MAKA HARUS ADA PEJABAT YANG DAPAT MENJALANKANNYA, SEHINGGA UNTUK MENJALANKAN JABATAN NOTARIS DIANGKAT MEREKA YANG MEMENUHI SYARAT TERTENTU. •MEREKA (SUBJEK HUKUM ATAU ORANG) YANG DIANGKAT SEBAGAI NOTARIS MERUPAKAN PERSONIFIKASI DARI LEMBAGA NOTARIS.•PENGERTIAN JABATAN HARUS BERLANGSUNG TERUS-MENERUS (BERKESINAMBUNGAN) DAPAT DIBERLAKUKAN PADA NOTARIS, MESKIPUN SESEORANG SUDAH PENSIUN DARI JABATANNYA SEBAGAI NOTARIS, ATAU DENGAN BERHENTINYA SESEORANG SEBAGAI NOTARIS MAKA BERHENTI PULA KEDUDUKANNYA SEBAGAI NOTARIS, SEDANGKAN NOTARIS SEBAGAI JABATAN AKAN TETAP ADA DAN AKTA-AKTA YANG DIBUAT DI HADAPAN ATAU OLEH NOTARIS YANG SUDAH PENSIUN TERSEBUT AKAN TETAP DIAKUI DAN AKAN DISIMPAN (SEBAGAI SUATU KESINAMBUNGAN) OLEH NOTARIS PEMEGANG PROTOKOLNYA.

Page 261: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

PRODUK DARI JABATAN NOTARIS (ANTARA LAIN) BERUPA AKTA. KETIKA SEORANG NOTARIS PENSIUN ATAU BERHENTI DARI JABATANNYA SEBAGAI NOTARIS, MAKA AKTA NOTARIS TERSEBUT HARUS DIPEGANG ATAU DISIMPAN OLEH NOTARIS LAINNYA SEBAGAI PEMEGANG PROTOKOL NOTARIS, DAN NOTARIS PEMEGANG PROTOKOL NOTARIS TERSEBUT TIDAK DAPAT MELAKUKAN TINDAKAN APAPUN, SEPERTI MERUBAH ISI AKTA, TAPI YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH NOTARIS PEMEGANG PROTOKOL YAITU MERAWAT DAN MENGELUARKAN SALINAN ATAS PERMINTAAN PARA PIHAK YANG NAMANYA TERSEBUT DALAM AKTA ATAU PARA AHLI WARISNYA, SEHINGGA KESINAMBUNGANNYA DALAM PENYIMPANAN PROTOKOL NOTARIS BUKAN DALAM KESINAMBUNGAN PELAKSANAAN JABATAN OLEH PEJABAT, TAPI KESINAMBUNGAN JABATAN NOTARIS. DENGAN DEMIKIAN AKTA NOTARIS MEMPUNYAI UMUR YURIDIS, YAITU TETAP BERLAKU DAN MENGIKAT PARA PIHAK YANG NAMANYA TERCANTUM DALAM AKTA TERSEBUT, MESKIPUN NOTARIS YANG BERSANGKUTAN SUDAH BERHENTI MENJALANKAN TUGAS JABATANNYA SEBAGAI NOTARIS. MEREKA YANG MELAKSANAKAN TUGAS JABATAN NOTARIS DIBATASI OLEH UMUR BIOLOGIS. UMUR YURIDIS AKTA NOTARIS BISA SEPANJANG MASA – SEPANJANG ATURAN HUKUM YANG MENGATUR JABATAN NOTARIS TETAP ADA, DIBANDINGKAN DENGAN UMUR BIOLOGIS NOTARIS SENDIRI YANG AKAN BERAKHIR KARENA NOTARIS MENINGGAL DUNIA.

Page 262: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

NOTARIS DALAM MENJALANKAN TUGAS JABATANNYA DIBATASI OLEH UMUR (BIOLOGIS) NOTARIS YANG BERSANGKUTAN, SEHINGGA

DARI SEGI PERTANGGUNGJAWABANNYA TERHADAP AKTA YANG DIBUAT DI HADAPAN DAN

OLEH NOTARIS, APAKAH PERTANGGUNGJAWABANNYA DIBATASI OLEH

UMUR NOTARIS YANG BERSANGKUTAN ? ATAU

OLEH AKTA ITU SENDIRI ?.

Page 263: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

NOTARIS, NOTARIS PENGGANTI, PENJABAT SEMENTARA NOTARIS ATAU

NOTARIS PENGGANTI KHUSUS MEMPUNYAI BATAS WAKTU DALAM

MENJALANKAN TUGAS JABATANNYA. UNTUK NOTARIS SEBAGAIMANA

TERSEBUT DALAM PASAL 8 AYAT (1) DAN (2) UUJN.

Page 264: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

BATAS UMUR ATAU KARENA ALASAN LAIN TERSEBUT TIDAK BERLAKU UNTUK PEJABAT

SEMENTARA NOTARIS, NOTARIS PENGGANTI DAN NOTARIS PENGGANTI KHUSUS.

HAL INI DIKAITKAN DENGAN PENGERTIAN PEJABAT SEMENTARA NOTARIS (PASAL 1 ANGKA

2), NOTARIS PENGGANTI (PASAL 1 ANGKA 3) DAN NOTARIS PENGGANTI KHUSUS

(PASAL 1 ANGKA 4) UUJN.

Page 265: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

PEJABAT SEMENTARA NOTARIS DAN NOTARIS PENGGANTI MELAKSANAKAN KEWENANGAN NOTARIS SERTA NOTARIS PENGGANTI KHUSUS (PASAL 33 AYAT

(2) UUJN). PELAKSANAAN TUGAS JABATAN NOTARIS OLEH PEJABAT SEMENTARA NOTARIS, NOTARIS PENGGANTI DIBATASI OLEH WAKTU YANG

DITENTUKAN DALAM SURAT KEPUTUSAN PENGANGKATANNYA. JIKA WAKTUNYA SUDAH SELESAI, MAKA PEJABAT SEMENTARA NOTARIS WAJIB

MENYERAHKAN KEMBALI JABATAN DAN PROTOKOLNYA KEPADA NOTARIS YANG DITUNJUK OLEH MAJELIS PENGAWAS NOTARIS, DAN NOTARIS

PENGGANTI WAJIB MENYERAHKAN KEMBALI JABATAN DAN PROTOKOLNYA KEPADA NOTARIS YANG DIGANTIKANNYA, SEDANGKAN NOTARIS PENGGANTI

KHUSUS HANYA UNTUK AKTA TERTENTU SAJA SESUAI DENGAN YANG TERCANTUM DALAM SURAT KEPUTUSANNYA.

DENGAN DEMIKIAN PEJABAT SEMENTARA NOTARIS, NOTARIS PENGGANTI DAN NOTARIS PENGGANTI KHUSUS DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

JABATANNYA BERSIFATSEMENTARA SAJA.

Page 266: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

BATAS KEWENANGAN NOTARIS, PEJABAT SEMENTARA NOTARIS, NOTARIS PENGGANTI DAN NOTARIS PENGGANTI KHUSUS BERBEDA. BATAS KEWENANGAN PEJABAT SEMENTARA NOTARIS DAN NOTARIS PENGGANTI BERAKHIR KETIKA

BATAS YANG TERCANTUM DALAM SURAT KEPUTUSANNYA TELAH HABIS, DAN NOTARIS PENGGANTI KHUSUS BERAKHIR KETIKA AKTA

YANG WAJIB DIBUATNYA SESUAI SURAT KEPUTUSANNYA SELESAI DIBUAT.

Page 267: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

KETIKA SEORANG NOTARIS PENSIUN ATAU DIBERHENTIKAN SEBAGAI NOTARIS, DAN PEJABAT

SEMENTARA NOTARIS, NOTARIS PENGGANTI SUDAH SELESAI MELAKSANAKAN TUGAS JABATANNYA SESUAI DENGAN KEPUTUSANNYA PENGANGKATANNYA, DAN

NOTARIS PENGGANTI KHUSUS TELAH MEMBUAT AKTA YANG WAJIB DIBUAT SESUAI YANG TERCANTUM DALAM

SURAT KEPUTUSAN PENGANGKATANNYA, MAKA TELAH SELESAI PULA PERTANGGUNGJABAWAN

MEREKA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS JABATANNYA.

Page 268: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

ADA KERANCUAN MENGENAI BATAS PERTANGGUNGJAWABAN NOTARIS, NOTARIS PENGGANTI, NOTARIS PENGGANTI KHUSUS DAN PEJABAT SEMENTARA NOTARIS BERDASARKAN PASAL 65

UUJN, YAITU MESKIPUN SEMUA AKTA YANG DIBUAT OLEH NOTARIS, NOTARIS PENGGANTI, NOTARIS PENGGANTI KHUSUS, DAN PEJABAT SEMENTARA NOTARIS TELAH DISERAHKAN ATAU

DIPINDAHKAN KEPADA PIHAK PENYIMPAN PROTOKOL NOTARIS, HAL INI BERARTI MESKIPUN SUDAH BERHENTI ATAU PENSIUN SEBAGAI NOTARIS, NOTARIS PENGGANTI, NOTARIS PENGGANTI

KHUSUS DAN PEJABAT SEMENTARA MASIH HARUS BERTANGGUNGJAWAB JAWAB SAMPAI HEMBUSAN

NAFAS TERAKHIR…???????.

Page 269: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

SEHINGGA YANG LOGIS YAITU JIKA SEORANG NOTARIS, NOTARIS PENGGANTI, NOTARIS PENGGANTI KHUSUS DAN PEJABAT SEMENTARA NOTARIS SUDAH TIDAK MENJABAT LAGI MESKIPUN YANG BERSANGKUTAN MASIH HIDUP TIDAK DAPAT DIMINTA LAGI PERTANGGUNGJAWABANNYA DALAM BENTUK APAPUN, DAN NOTARIS PENYIMPAN PROTOKOL WAJIB MEMPERLIHATKAN ATAU MEMBERIKAN FOTOKOPI DARI MINUTA AKTA YANG DIKETAHUI SESUAI DENGAN ASLINYA OLEH NOTARIS PENYIMPAN PROTOKOL ATAU OLEH MAJELIS PENGAWAS DAERAH (MPD) UNTUK PROTOKOL NOTARIS YANG TELAH BERUMUR 25 (DUA PULUH LIMA) TAHUN ATAU LEBIH (PASAL 63 AYAT (5) UUNJ). BERDASARKAN PENGERTIAN SEPERTI ITU, KEBERADAAN PASAL 65 UUJN TERSEBUT TIDAK SESUAI DENGAN MAKNA BAHWA AKTA NOTARIS SEBAGAI AKTA OTENTIK YANG MEMPUNYAI NILAI PEMBUKTIAN YANG SEMPURNA.

Page 270: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

BATAS PERTANGGUNGJAWABAN NOTARIS, PEJABAT SEMENTARA NOTARIS, NOTARIS PENGGANTI DAN NOTARIS PENGGANTI KHUSUS DAPAT DIMINTA SEPANJANG MEREKA MASIH BERWENANG DALAM MELAKSANAKAN TUGAS JABATAN SEBAGAI NOTARIS, ATAU KESALAHAN-KESALAHAN YANG DILAKUKAN DALAM MENJALANKAN TUGAS JABATAN SEBAGAI NOTARIS DAN SANKSI-SANKSI YANG DAPAT DIKENAKAN TERHADAP NOTARIS DAPAT DIJATUHKAN SEPANJANG NOTARIS, PEJABAT SEMENTARA NOTARIS, NOTARIS PENGGANTI DAN NOTARIS PENGGANTI KHUSUS MASIH BERWENANG UNTUK MELAKSANAKAN TUGAS JABATAN SEBAGAI NOTARIS. DENGAN KONTRUKSI PERTANGGUNGJAWABAN SEPERTI TERSEBUT DI ATAS, TIDAK AKAN ADA LAGI NOTARIS, NOTARIS PENGGANTI, PENJABAT SEMENTARA NOTARIS ATAU NOTARIS PENGGANTI KHUSUS DIMINTA PERTANGUNGJAWABANNYA LAGI SETELAH YANG BERSANGKUTAN BERHENTI ATAU DARI TUGAS JABATANNYA SEBAGAI NOTARIS.

Page 271: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

PENYIMPANAN PROTOKOL NOTARIS OLEH NOTARIS PEMEGANG PROTOKOL MERUPAKAN SUATAU UPAYA UNTUK MENJAGA UMUR YURIDIS AKTA NOTARIS SEBAGAI ALAT BUKTI YANG SEMPURNA BAGI PARA PIHAK ATAU AHLI WARISNYA TENTANG SEGALA HAL YANG TERMUAT DI DALAM AKTA TERSEBUT. AKTA NOTARIS DALAM BENTUK SALINAN AKAN SELAMANYA ADA JIKA DISIMPAN OLEH YANG BERSANGKUTAN, DAN DALAM BENTUK MINUTA JUGA AKAN SELAMANYA ADA YANG DISIMPAN OLEH NOTARIS SENDIRI ATAU OLEH NOTARIS PEMEGANG PROTOKOL ATAU OLEH MAJELIS PENGAWAS DAERAH. NOTARIS MENINGGAL DUNIA, TAPI AKTA NOTARIS AKAN TETAP ADA YANG MEMPUNYAI UMUR YURIDIS, DAN MELEBIHI UMUR BIOLOGIS NOTARIS SENDIRI.

Page 272: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

DENGAN DEMIKIAN PERTANGGUNGJAWABAN NOTARIS,

NOTARIS PENGGANTI, NOTARIS PENGGANTI KHUSUS, DAN PEJABAT SEMENTARA NOTARIS SEPANJANG MASIH MEMPUNYAI WEWENANG

UNTUK MENJALANKAN TUGAS JABATAN SEBAGAI NOTARIS.

Page 273: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

KULIAH 08

KARAKTER YURIDIS

AKTA NOTARIS

Page 274: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

1. AKTA NOTARIS SEBAGAI ALAT BUKTI TERTULIS 2. SYARAT AKTA NOTARIS SEBAGAI AKTA OTENTIK

3. NILAI PEMBUKTIAN AKTA OTENTIK : 3.1. LAHIRIAH (UITWENDIGE BEWIJSKRACHT)

3.2. FORMAL (FORMELE BEWIJSKRACHT)3.3. MATERIL (MATERIL BEWIJSKRACHT

4. NILAI PEMBUKTIAN AKTA DALAM PUTUSAN PENGADILAN

5. ASAS PRADUGA SAH DALAM MENILAI AKTA NOTARIS6. ASAS-ASAS PELAKSANAAN TUGAS JABATAN NOTARIS

YANG BAIK

Page 275: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

1. AKTA NOTARIS SEBAGAI ALAT BUKTI TERTULIS

AKTA NOTARIS MERUPAKAN PERJANJIAN PARA PIHAK YANG MENGIKAT MEREKA MEMBUATNYA, OLEH KARENA ITU SYARAT-SYARAT SAHNYA

SUATU PERJANJIAN HARUS DIPENUHI. PASAL 1320 BW YANG MENGATUR TENTANG SYARAT SAHNYA PERJANJIAN, ADA SYARAT

SUBJEKTIF YAITU SYARAT YANG BERKAITAN DENGAN SUBJEK YANG MENGADAKAN ATAU MEMBUAT PERJANJIAN, YANG TERDIRI DARI KATA

SEPAKAT DAN CAKAP BERTINDAK UNTUK MELAKUKAN SUATU PERBUATAN HUKUM, DAN SYARAT OBJEKTIF YAITU SYARAT YANG

BERKAITAN DENGAN PERJANJIAN ITU SENDIRI ATAU BERKAITAN DENGAN OBJEK YANG DIJADIKAN PERBUATAN HUKUM OLEH PARA

PIHAK, YANG TERDIRI DARI SUATU HAL TERTENTU DAN SEBAB YANG TIDAK DILARANG.

Page 276: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

2. SYARAT AKTA NOTARIS SEBAGAI AKTA OTENTIK.

PASAL 1868 B.W. MERUPAKAN SUMBER UNTUK OTENSITAS AKTA NOTARIS JUGA MERUPAKAN DASAR LEGALITAS EKSISTENSI AKTA

NOTARIS, DENGAN SYARAT-SYARAT SEBAGAI BERIKUT :1. AKTA ITU HARUS DIBUAT OLEH (DOOR) ATAU DI HADAPAN (TEN

OVERSTAAN) SEORANG PEJABAT UMUM.

2. AKTA ITU HARUS DIBUAT DALAM BENTUK YANG DITENTUKAN OLEH UNDANG-UNDANG,

3. PEJABAT UMUM OLEH – ATAU DI HADAPAN SIAPA AKTA ITU DIBUAT, HARUS MEMPUNYAI WEWENANG UNTUK MEMBUAT

AKTA TERSEBUT.

Page 277: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

KARAKTER YURIDIS AKTA NOTARIS, YAITU :

1. AKTA NOTARIS WAJIB DIBUAT DALAM BENTUK YANG SUDAH DITENTUKAN OLEH UNDANG-UNDANG (UUJN).

2. AKTA NOTARIS DIBUAT KARENA ADA PERMINTAAN PARA PIHAK, DAN BUKAN KEINGINAN NOTARIS;

3. MESKIPUN DALAM AKTA NOTARIS TERCANTUM NAMA NOTARIS, TAPI DALAM HAL INI NOTARIS TIDAK BERKEDUDUKAN SEBAGAI PIHAK BERSAMA-SAMA PARA

PIHAK ATAU PENGHADAP YANG NAMANYA TERCANTUM DALAM AKTA.4. MEMPUNYAI KEKUATAN PEMBUKTIAN YANG SEMPURNA. SIAPAPUN TERIKAT DENGAN AKTA NOTARIS SERTA TIDAK DAPAT DITAFSIRKAN LAIN, SELAIN YANG

TERCANTUM DALAM AKTA TERSEBUT.5. PEMBATALAN DAYA IKAT AKTA NOTARIS HANYA DAPAT DILAKUKAN ATAS

KESEPAKATAN PARA PIHAK YANG NAMANYA TERCANTUM DALAM AKTA. JIKA ADA YANG TIDAK SETUJU, MAKA PIHAK YANG TIDAK SETUJU HARUS MENGAJUKAN

PERMOHONAN KE PENGADILAN UMUM AGAR AKTA YANG BERSANGKUTAN TIDAK MENGIKAT LAGI DENGAN ALASAN-ALASAN TERTENTU YANG DAPAT DIBUKTIKAN.

Page 278: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

3. NILAI PEMBUKTIAN AKTA OTENTIK :

3.1. LAHIRIAH (UITWENDIGE BEWIJSKRACHT)KEMAMPUAN LAHIRIAH AKTA NOTARIS, MERUPAKAN KEMAMPUAN AKTA

ITU SENDIRI UNTUK MEMBUKTIKAN KEABSAHANNYA SEBAGAI AKTA OTENTIK (ACTA PUBLICA PROBANT SESE IPSA). JIKA DILIHAT DARI LUAR

(LAHIRNYA) SEBAGAI AKTA OTENTIK SERTA SESUAI DENGAN ATURAN HUKUM YANG SUDAH DITENTUKAN MENGENAI SYARAT AKTA

OTENTIK, MAKA AKTA TERSEBUT BERLAKU SEBAGAI AKTA OTENTIK, SAMPAI TERBUKTI SEBALIKNYA, ARTINYA SAMPAI ADA YANG MEMBUKTIKAN BAHWA

AKTA TERSEBUT BUKAN AKTA OTENTIK SECARA LAHIRIAH. DALAM HAL INI BEBAN PEMBUKTIAN ADA PIHAK YANG MENYANGKALNYA KEOTENTIKAN

AKTA NOTARIS. PARAMETER UNTUK MENENTUKAN AKTA NOTARIS SEBAGAI AKTA OTENTIK, YAITU TANDA TANGAN DARI NOTARIS YANG BERSANGKUTAN,

BAIK YANG ADA PADA MINUTA DAN SALINAN DAN ADANYA AWAL AKTA (MULAI DARI JUDUL) SAMPAI DENGAN AKHIR AKTA.

Page 279: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

3.2. FORMAL (FORMELE BEWIJSKRACHT)

AKTA NOTARIS HARUS MEMBERIKAN KEPASTIAN BAHWA SESUATU KEJADIAN DAN FAKTA TERSEBUT DALAM AKTA

BETUL-BETUL DILAKUKAN OLEH NOTARIS ATAU DITERANGKAN OLEH PIHAK-PIHAK YANG MENGHADAP

PADA SAAT YANG TERCANTUM DALAM AKTA SESUAI DENGANPROSEDUR YANG SUDAH DITENTUKAN DALAM DALAM PEMBUATAN AKTA.

SECARA FORMAL UNTUK MEMBUKTIKAN KEBENARAN DAN KEPASTIAN TENTANG HARI, TANGGAL, BULAN, TAHUN, PUKUL (WAKTU) MENGHADAP, DAN PARA PIHAK YANG MENGHADAP, PARAF DAN TANDA TANGAN PARA

PIHAK/PENGHADAP, SAKSI DAN NOTARIS, SERTA MEMBUKTIKAN APA YANG DILIHAT, DISAKSIKAN, DIDENGAR OLEH NOTARIS (PADA AKTA PEJABAT/BERITA

ACARA), DAN MENCATATKAN KETERANGAN ATAU PERNYATAAN PARA PIHAK/PENGHADAP (PADA AKTA PIHAK).

Page 280: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

3.3. MATERIL (MATERIL BEWIJSKRACHT)MERUPAKAN KEPASTIAN TENTANG MATERI SUATU AKTA, BAHWA APA YANG TERSEBUT DALAM

AKTA MERUPAKAN PEMBUKTIAN YANG SAH TERHADAP PIHAK-PIHAK YANG MEMBUAT AKTA ATAU MEREKA YANG MENDAPAT HAK DAN BERLAKU UNTUK UMUM, KECUALI ADA PEMBUKTIAN

SEBALIKNYA (TEGENBEWIJS). KETERANGAN ATAU PERNYATAAN YANG DITUANGKAN/DIMUAT DALAM AKTA PEJABAT (ATAU

BERITA ACARA), ATAU KETERANGAN ATAU PARA PIHAK YANG DIBERIKAN/DISAMPAIKAN DI HADAPAN NOTARIS (AKTA PIHAK) DAN PARA PIHAK HARUS DINILAI BENAR BERKATA YANG

KEMUDIAN DITUANGKAN/DIMUAT DALAM AKTA BERLAKU SEBAGAI YANG BENAR ATAU SETIAP ORANG YANG DATANG MENGHADAP NOTARIS YANG KEMUDIAN/KETERANGANNYA

DITUANGKAN/DIMUAT DALAM AKTA HARUS DINILAI TELAH BENAR BERKATA, JIKA TERNYATA PERNYATAAN/KETERANGAN PARA PENGHADAP TERSEBUT MENJADI TIDAK BENAR BERKATA, MAKA HAL TERSEBUT TANGGUNGJAWAB PARA PIHAK SENDIRI. NOTARIS TERLEPAS DARI HAL

SEMACAM ITU. DENGAN DEMIKIAN ISI AKTA NOTARIS MEMPUNYAI KEPASTIAN SEBAGAI YANG SEBENARNYA, MENJADI BUKTI YANG SAH UNTUK/DIANTARA PARA PIHAK DAN PARA AHLI WARIS

SERTA PARA PENERIMA HAK MEREKA.

Page 281: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

4. NILAI PEMBUKTIAN AKTA DALAM PUTUSAN PENGADILAN

PEMERIKSAAN TERHADAP NOTARIS SELAKU TERSANGKA ATAU TERDAKWA HARUS DIDASARKAN KEPADA TATA CARA PEMBUATAN AKTA NOTARIS, YAITU :

1. MELAKUKAN PENGENALAN TERHADAP PENGHADAP, BERDASARKAN IDENTITASNYA YANG DIPERLIHATKAN KEPADA NOTARIS;

2. MENANYAKAN, KEMUDIAN MENDENGARKAN DAN MENCERMATI KEINGINAN ATAU KEHENDAK PARA PIHAK TERSEBUT

(TANYA – JAWAB).3. MEMERIKSA BUKTI SURAT YANG BERKAITAN DENGAN KEINGINAN ATAU

KEHENDAK PARA PIHAK TERSEBUT.4. MEMBERIKAN SARAN DAN MEMBUAT KERANGKA AKTA UNTUK MEMENUHI

KEINGINAN ATAU KEHENDAK PARA PIHAK TERSEBUT.5. MEMENUHI SEGALA TEKNIK ADMINISTRATIF PEMBUATAN AKTA NOTARIS,

SEPERTI PEMBACAAN, PENANDATATANGANAN, 6. MEMBERIKAN SALINAN, DAN PEMBERKASAN UNTUK MINUTA.

MELAKUKAN KEWAJIBAN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PELAKSANAAN TUGAS JABATAN NOTARIS.

Page 282: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

DALAM MEMERIKSA NOTARIS YANG BERKAITAN DENGAN AKTA YANG DIBUAT

ATAU DIBUAT OLEH NOTARIS YANG BERSANGKUTAN, PARAMETERNYA HARUS

KEPADA PROSEDUR PEMBUATAN AKTA NOTARIS, DALAM HAL INI UUJN. JIKA SEMUA PROSEDUR SUDAH DILAKUKAN, MAKA AKTA

YANG BERSANGKUTAN TETAP MENGIKAT MEREKA YANG MEMBUATNYA DI HADAPAN

NOTARIS.

Page 283: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

5. ASAS PRADUGA SAH DALAM MENILAI AKTA NOTARIS

ASAS INI DAPAT DIPERGUNAKAN UNTUK MENILAI AKTA NOTARIS, YAITU AKTA NOTARIS HARUS DIANGGAP SAH

SAMPAI ADA PIHAK YANG MENYATAKAN AKTA TERSEBUT TIDAK SAH. UNTUK MENYATAKAN ATAU MENILAI AKTA TERSEBUT TIDAK SAH HARUS DENGAN GUGATAN KE

PENGADILAN UMUM. SELAMA DAN SEPANJANG GUGATAN BERJALAN SAMPAI DENGAN ADA KEPUTUSAN

PENGADILAN YANG MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM TETAP, MAKA AKTA NOTARIS TETAP SAH DAN MENGIKAT PARA PIHAK ATAU SIAPA SAJA YANG BERKEPENTINGAN

DENGAN AKTA TERSEBUT.

Page 284: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

ASAS PRADUGA SAH INI BERKAITAN DENGAN AKTA YANG DAPAT DIBATALKAN, MERUPAKAN SUATU TINDAKAN MENGANDUNG CACAT, YAITU TIDAK

BERWENANGNYA NOTARIS UNTUK MEMBUAT AKTA SECARA LAHIRIAH, FORMAL, MATERIL, DAN TIDAK

SESUAI DENGAN ATURAN HUKUM TENTANG PEMBUATAN AKTA NOTARIS. DAN ASAS INI TIDAK DAPAT

DIPERGUNAKAN UNTUK MENILAI AKTA BATAL DEMI HUKUM, KARENA AKTA BATAL DEMI HUKUM DIANGGAP

TIDAK PERNAH DIBUAT.

Page 285: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

MESKIPUN DEMIKIAN KEDUDUKAN AKTA NOTARIS TELAH :

1. DIAJUKAN PEMBATALAN OLEH PIHAK YANG BERKEPENTINGAN KEPADA PENGADILAN UMUM (NEGERI) DAN TELAH ADA PUTUSAN PENGADILAN UMUM YANG TELAH

MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM TETAP, ATAU2. BATAL DEMI HUKUM, ATAU

3. MEMPUNYAI KEKUATAN PEMBUKTIAN SEBAGAI AKTA DIBAWAH TANGAN, ATAU4. DIBATALKAN OLEH PARA PIHAK SENDIRI, ATAU

5. DIBATALKAN OLEH PUTUSAN PENGADILAN YANG TELAH MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM TETAP KARENA PENERAPAN ASAS PRADUGA SAH.

MAKA MINUTA AKTA-AKTA TERSEBUT TETAP HARUS BERADA DALAM BUNDEL AKTA NOTARIS YANG BERSANGKUTAN, DAN NOTARIS YANG BERSANGKUTAN ATAUPUN PEMEGANG PROTOKOLNYA MASIH TETAP BERWENANG UNTUK MENGELUARKAN

SALINANNYA ATAS PERMOHONAN PARA PIHAK ATAU PARA AHLI WARISNYA YANG BERKEPENTINGAN. PEMBERIAN SALINAN TERSEBUT DILAKUKAN OLEH NOTARIS, KARENA

AKTA NOTARIS TERSEBUT MERUPAKAN PERBUATAN PARA PIHAK, DAN PARA PIHAK BERHAK ATAS SALINAN AKTA NOTARIS DAN NOTARIS

BERKEWAJIBAN UNTUK MEMBUAT DAN MEMBERIKAN SALINANNYA.

Page 286: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

ASAS-ASAS PELAKSANAAN TUGAS JABATAN NOTARIS YANG BAIK

1. ASAS PERSAMAAN;2. ASAS KEPERCAYAAN;

3. ASAS KEPASTIAN HUKUM;4. ASAS KECERMATAN;

5. ASAS PEMBERIAN ALASAN;5. LARANGAN PENYALAHGUNAAN WEWENANG;6. LARANGAN BERTINDAK SEWENANG-WENANG.

6. ASAS PROPORSIONALITAS 7. ASAS PROFESIONALITAS

Page 287: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

1. Asas persamaan;Pada awal kehadiran Notaris di Indonesia, sekitar

tahun 1620 dengan kewenangan yang terbatas dan hanya untuk melayani golongan penduduk tertentu

atau untuk melyani mereka yang bertransaksi dengan pihak Vereenigde Oost Ind. Compagnie (V.O.C) dan

pada masa pemerintah Hindia-Belanda, Notaris pernah diberi kewenangan untuk membuat akta peralihan untuk bidang tanah yang tunduk kepada ketentuan-

ketentuan BW, untuk tanah-tanah yang terdaftar, dan untuk peralihan haknya harus dilakukan dan didaftar

pada pejabat-pejabat yang disebut Pejabat-pejabat Balik Nama (Overschrijving-ambtenaren) S.1834 - 27.

Page 288: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Sesuai dengan perkembangan jaman, institusi Notaris telah menjadi bagian dari masyarakat Indonesia, dan dengan lahirnya UUJN semakin meneguhkan institusi

Notaris. Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat tidak membedakan-bedakan satu dengan

yang lainnya berdasarkan keadaan sosial-ekonomi atau alasan lainnya. Alasan-alasan seperti ini tidak

dibenarkan untuk dilakukan oleh Notaris dalam melayani masyarakat, hanya alasan hukum yang dapat dijadikan dasar bahwa Notaris dapat tidak memberikan

jasa kepada yang menghadap Notaris. Bahkan dalam keadaan tertentu Notaris wajib memberikan jasa hukum di bidang kenotariatan secara cuma-cuma

kepada yang tidak mampu (Pasal 37 UUJN).

Page 289: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

2. Asas kepercayaan;Jabatan Notaris merupakan jabatan kepercayaan yang harus selaras dengan mereka yang menjalankan tugas jabatan Notaris sebagai orang yang dapat dipercaya.

Notaris sebagai jabatan kepercayaan tidak berarti apa-apa, jika ternyata mereka yang menjalankan tugas

jabatan sebagai Notaris sebagai orang yang tidak dapat dipercaya, sehingga hal tersebut, antara Jabatan Notaris

dan Pejabatnya (yang menjalankan tugas Jabatan Notaris) harus sejalan bagaikan dua sisi mata uang yang

tidak dapat dipisahkah.

Page 290: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Salah satu bentuk dari Notaris sebagai jabatan kepercayaan, maka Notaris mempunyai

kewajiban untuk merahasiakan segala sesuatu mengenai akta yang dibuatnya dan segala

keterangan yang diperoleh guna pembuatan akta sesuai dengan sumpah/janji jabatan,

kecuali undang-undang menentukan lain (Pasal 16 ayat (1) huruf f UUJN). Berkaitan dengan Pasal 16 ayat (1) huruf f UUJN merupakan

kelengkapan kepada Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya sebagai Kewajiban Ingkar

(Verschoningsplicht) Notaris.

Page 291: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

•Pelaksanaan Notaris sebagai jabatan kepercayaan dimulai ketika calon Notaris

disumpah atau mengucapkan janji (berdasarkan agama masing-masing) sebagai Notaris. Sumpah atau janji sebagai Notaris mengandung makna yang sangat dalam yang harus dijalankan dan mengikat selama menjalankan tugas jabatan

sebagai Notaris. •Sumpah atau janji tersebut mengandung dua

hal yang harus dipahami, yaitu

Page 292: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

(1) Notaris wajib bertanggungjawab kepada Tuhan, karena sumpah atau janji

yang diucapkan berdasarkan agama masing-masing, dengan demikian artinya

segala sesuatu yang dilakukan Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya akan

diminta pertanggungjawabannya dalam bentuk yang dikehendaki Tuhan;

Page 293: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

(2) Notaris wajib bertanggungjawab kepada negara dan masyarakat, artinya Negara telah memberi

kepercayaan untuk menjalankan sebagai tugas Negara dalam bidang Hukum Perdata, yaitu dalam pembuatan

alat bukti berupa akta yang mempunyai kekuatan pembuktian sempurna, dan kepada masyarakat yang

telah percaya bahwa Notaris mampu memformulasikan kehendaknya ke dalam bentuk akta Notaris, dan

percaya bahwa Notaris mampu menyimpan (merahasiakan) segala keterangan atau ucapan yang

diberikan di hadapan Notaris.

Page 294: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Dalam Pasal 4 ayat (2) UUJN mengenai sumpah/janji Notaris ditegaskan……”bahwa

saya akan merahasiakan isi akta dan keterangan yang diperoleh dalam pelaksanaan

jabatan saya…”, dan Pasal 16 ayat (1) huruf e UUJN, bahwa Notaris berkewajiban -

“merahasiakan segala sesuatu mengenai akta yang dibuatnya dan segala keterangan yang

diperoleh guna pembuatan akta sesuai dengan sumpah/janji jabatan, kecuali undang-undang

menentukan lain”.

Page 295: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Secara umum Notaris wajib merahasiakan isi akta dan keterangan yang diperoleh dalam

pembuatan akta Notaris, kecuali diperintahkan oleh undang-undang bahwa Notaris tidak wajib merahasiakan dan memberikan keterangan yang diperlukan yang berkaitan dengan akta tersebut,

dengan demikian batasannya hanya undang-undang saja yang dapat memerintahkan Notaris

untuk membuka rahasia isi akta dan keterangan/pernyataan yang diketahui Notaris yang berkaitan dengan pembuatan akta yang

dimaksud.

Page 296: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Bahwa instrument untuk ingkar bagi Notaris ditegaskan sebagai salah satu kewajiban Notaris

yang tersebut dalam Pasal 16 ayat (1) huruf e UUJN, sehingga Kewajiban Ingkar untuk Notaris

melekat pada tugas jabatan Notaris. Sebagai suatu kewajiban harus dilakukan, berbeda

dengan hak ingkar, yang dapat dipergunakan atau tidak dipergunakan, tapi kewajiban ingkar mutlak dilakukan dan dijalankan oleh Notaris,

kecuali ada undang-undang yang memerintahkan untuk menggugurkan kewajiban

ingkar tersebut.

Page 297: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Dalam hal ini timbul pertanyaan, kapan kewajiban ingkar dapat dilakukan ?

Kewajiban ingkar dapat dilakukan dengan batasan sepanjang Notaris diperiksa oleh instansi mana saja yang berupaya untuk

meminta pernyataan atau keterangan dari Notaris yang berkaitan dengan akta yang

telah atau pernah dibuat oleh atau di hadapan Notaris yang bersangkutan.

Page 298: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Notaris sebagai jabatan kepercayaan wajib untuk menyimpan rahasia mengenai akta yang dibuatnya dan keterangan/ pernyataan para pihak yang diperoleh dalam pembuatan akta, kecuali undang-undang memerintahkannya untuk membuka rahasia dan memberikan keterangan/pernyatan tersebut kepada pihak yang memintanya. Tindakan seperti ini merupakan suatu kewajiban Notaris berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat (2) UUJN dan Pasal 16 ayat (1) huruf e UUUJN. Jika ternyata Notaris sebagai saksi atau tersangka, tergugat ataupun dalam pemeriksaan oleh Majelis Pengawas Notaris membuka rahasia dan memberikan keterangan/pernyataan yang seharusnya wajib dirahasiakan, sedangkan undang-undang tidak memerintahkannya, maka atas pengaduan pihak yang merasa dirugikan kepada pihak yang berwajib dapat diambil tindakan terhadap Notaris tersebut, tindakan Notaris seperti ini dapat dikenakan Pasal 322 ayat (1) dan (2) KUHP, yaitu membongkar rahasia, padahal Notaris berkewajiban untuk menyimpannya. Dalam kedudukan sebagai saksi (perkara perdata) Notaris dapat minta dibebaskan dari kewajibannya untuk memberikan kesaksian, karena jabatannya menurut undang-undang diwajibkan untuk merahasiakannya (Pasal 1909 ayat (3) BW).

Page 299: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Notaris mempunyai Kewajiban Ingkar bukan untuk kepentingan diri Notaris, tapi untuk

kepentingan para pihak yang telah mempercayakan kepada Notaris, bahwa

Notaris dipercaya oleh para pihak mampu menyimpan semua keterangan atau

pernyataan para pihak yang pernah diberikan di hadapan Notaris yang berkaitan dalam

pembuatan akta.

Page 300: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

3. Asas kepastian hukum.Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya wajib berpedoman secara normatif kepada aturan hukum yang berkaitan dengan segala tindakan yang akan diambil untuk kemudian dituangkan dalam akta.

Bertindak berdasarkan aturan hukum yang berlaku akan memberikan kepastian kepada para pihak, bahwa

akta yang dibuat di hadapan atau oleh Notaris telah sesuai dengan aturan hukum yang berlaku, sehingga

jika terjadi permasalahan, akta Notaris dapat dijadikan pedoman oleh para pihak.

Page 301: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

4. Asas kecermatan;Notaris dalam mengambil suatu tindakan harus

dipersiapkan dan didasarkan pada aturan hukum yang berlaku. Meneliti semua bukti yang diperlihatkan

kepada Notaris dan mendengarkan keterangan atau pernyataan para pihak wajib dilakukan sebagai bahan dasar untuk dituangkan dalam akta. Asas kecermatan

ini merupakan penerapan dari Pasal 16 ayat (1) huruf a, antara lain dalam menjalankan tugas jabatannya wajib

bertindak seksama.

Page 302: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

• Pelaksanaan asas kecermatan wajib dilakukan dalam pembuatan akta ini dengan :

– melakukan pengenalan terhadap penghadap, berdasarkan identitasnya yang diperlihatkan kepada Notaris;

– menanyakan, kemudian mendengarkan dan mencermati keinginan atau kehendak para pihak tersebut (tanya – jawab).

– memeriksa bukti surat yang berkaitan dengan keinginan atau kehendak para pihak tersebut.

Page 303: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

– memberikan saran dan membuat kerangka akta untuk memenuhi keinginan atau kehendak para pihak tersebut.

– memenuhi segala teknik administratif pembuatan akta Notaris, seperti pembacaan, penandatatanganan, memberikan salinan, dan pemberkasan untuk minuta.

– melakukan kewajiban lain yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas jabatan Notaris.

Page 304: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

5. Asas pemberian alasan.Setiap akta yang dibuat di hadapan atau

oleh Notaris harus mempunyai alasan dan fakta yang mendukung untuk akta yang bersangkutan atau ada pertimbangan

hukum yang harus dijelaskan kepada para pihak/penghadap.

Page 305: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

6. Larangan penyalahgunaan wewenang;Pasal 15 UUJN merupakan batas kewenangan Notaris

dalam menjalankan tugas jabatannya. Penyalahgunaan wewenang yaitu suatu tindakan yang dilakukan oleh Notaris diluar dari wewenang yang telah ditentukan.

Jika Notaris membuat suatu tindakan diluar wewenang yang telah ditentukan, maka tindakan Notaris dapat

disebut sebagai tindakan penyalahgunaan wewenang. Jika tindakan seperti merugikan para pihak, maka para pihak yang merasa dirugikan dapat menuntut Notaris yang bersangkutan dengan kualifikasi sebagai suatu

tindakan hukum yang merugikan para pihak. Para pihak yang menderita kerugian untuk menuntut penggantian

biaya, ganti rugi dan bunga kepada Notaris.

Page 306: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

7. Larangan bertindak sewenang-wenang.Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya dapat

menentukan, tindakan para pihak dapat dituangkan dalam bentuk akta Notaris atau tidak. Sebelum sampai

pada keputusan seperti itu, Notaris harus mempertimbangkan dan melihat semua dokumen

yang diperlihatkan kepada Notaris. Dalam hal ini Notaris mempunyai peranan untuk menentukan suatu

tindakan dapat dituangkan dalam bentuk akta atau tidak, dan keputusan yang diambil harus didasarkan

pada alasan hukum yang harus dijelaskan kepada para pihak.

Page 307: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

8. Asas Proporsionalitas.• Dalam Pasal 16 ayat (1) huruf a, Notaris dalam

menjalankan tugas jabatannya wajib bertindak menjaga kepentingan para pihak yang terkait dalam perbuatan hukum atau dalam menjalankan tugas jabatan Notaris, wajib mengutamakan adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban para pihak yang menghadap Notaris.

• Notaris dituntut untuk senantiasa mendengar dan mempertimbangkan keinginan para pihak agar tindakannya dituangkan dalam akta Notaris, sehingga kepentingan para pihak terjaga secara proporsional yang kemudian dituangkan ke dalam bentuk akta Notaris.

Page 308: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

9. Asas ProfesionalitasDalam Pasal 16 ayat (1) huruf d, Notaris wajib

memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan dalam UUJN, kecuali ada alasan untuk menolaknya. Asas ini mengutamakan keahlian (keilmuan) Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya, berdasarkan UUJN dan Kode Etik

jabatan Notaris. Tindakan professional Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya

diwujudkan dalam melayani masyarakat dan akta yang dibuat di hadapan atau oleh Notaris.

Page 309: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

KULIAH 09

Terhadap mereka yang menyandang jabatan

Notaris UUJN mempersyaratkan sebagai

berikut :

Page 310: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Untuk dapat diangkat sebagai Notaris harus memenuhi syarat :

Pasal 3Syarat untuk dapat diangkat menjadi Notaris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 adalah :a. warga negara Indonesia;b. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;c. berumur paling sedikit 27 (duapuluh tujuh) tahun;d. sehat jasmani dan rohani;e. berijazah sarjana Hukum dan lulusan jenjang stara dua

kenotariatan;f. telah menjalani magang atau nyata-nyata telah bekerja sebagai

karyawan Notaris dalam waktu 12 (duabelas) bulan berturut-berturut pada kantor Notaris atas prakarsa sendiri atau atas rekomondasi Organisasi Notaris setelah lulus srata dua kenotariatan; dan

g. tidak berstatus sebagai pegawai negeri, pejabat negara, advokat, atau tidak sedang memangku jabatan lain yang oleh undang-undang dilarang untuk dirangkap dengan jabatan Notaris.

Page 311: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Pasal 4(1)Sebelum menjalankan jabatannya, Notaris wajib mengucapkan sumpah/janji

menurut agamanya dihadapanMenteri ataupejabat yang ditunjuk.(2)Sumpah/janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbunyi sebagai

berikut :

“Saya bersumpah/berjanji :-bahwa saya akan patuh dan setia kepada Negara Republik Indonesia, Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang tentang Jabatan Notaris serta peraturan perundang- undangan lainnya. -bahwa saya akan menjalankan jabatan saya dengan amanah, jujur, saksama, mandiri, dan tidak berpihak.-bahwa saya akan menjaga sikap, tingkah laku saya, dan akan menjalankan kewajiban saya sesuai dengan kode etik profesi, kehormatan, martabat, dan tanggung jawab saya sebagai Notaris.-bahwa saya akan merahasiakan isi akta dan keterangan yang diperoleh dalam pelaksanaan jabatan saya.-bahwa saya untuk dapat diangkat dalam jabatan ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan nama atau dalih apapun, tidak pernah dan tidak akan memberikan atau menjanjikan sesuatu kepada siapapun.”

Page 312: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Pasal 16

(1) Dalam menjalankan jabatannya, Notaris

berkewajiban : (a) bertindak jujur, seksama, mandiri, tidak berpihak,

dan menjaga kepentingan pihak yang terkait dalam perbuatan hukum;

(e) Merahasiakan segala sesuatu mengenai akta yang dibuatnya dan segala keterangan yang diperoleh guna pembuatan akta sesuai dengan sumpah/janji jabatan,

kecuali undang-undang menentukan lain;

Page 313: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Pasal 17Notaris dilarang :

a. menjalankan jabatan di luar wilayah jabatannya;b. meninggalkan wilayah jabatannya lebih dari 7 (tujuh) hari

kerja berturut-turut tanpa alasan yang sah;c. merangkap sebagai pegawai negeri;d. merangkap jabatan sebagai pejabat negara;e. merangkap jabatan sebagai advokat;f. merangkap jabatan sebagai pemimpin atau pegawai badan

usaha milik negara, badan usaha milik daerah atau badan usaha swasta;

g. merangkap jabatan sebagai Pejabat Pembuat Akta tanah di luar wilayah jabatan Notaris;

h. menjadi Notaris Pengganti; ataui. melakukan pekerjaan lain yang bertentangan dengan norma

agama, kesusilaan, atau kepatutan yang dapat mempengaruhi kehormatan dan martabat jabatan Notaris.

Page 314: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Pasal 37

Notaris wajib memberikan jasa hukum dibidang kenotariatan secara Cuma-Cuma

kepada orang yang tidak mampu.

Pasal 82

(1) Notaris berhimpun dalam satu wadah Organisasi Notaris.

Page 315: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Pengawasan terhadap Notaris tidak hanya pelaksanaan tugas jabatannya, tapi

juga perilaku kehidupan Notaris.

Sehingga dalam UUJN ada :

Larangan

Kewajiban dan

Sanksi.

Page 316: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

MATERI DAN JENIS SANKSI DALAM UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS

1. HAKIKAT DAN JENIS SANKSI SANKSI PERDATA.2. BATASAN AKTA NOTARIS YANG MEMPUNYA KEKUATAN

PEMBUKTIAN SEBAGAI AKTA D BAWAH TANGAN. 3. BATASAN AKTA NOTARIS BATAL DEMI HUKUM.

4. HUBUNGAN HUKUM NOTARIS DAN PARA PENGHADAP SEBAGAI DASAR UNTUK MENENTUKAN SANKSIPERDATA.

5. SANKSI ADMINISTRATIF. 6. SANKSI LAINNYA DAN KUMULASI SANKSI

TERHADAP NOTARIS. 7. BATASAN-BATASAN AKTA NOTARIS YANG DAPAT

DIJADIKAN ALASAN UNTUK MEMPIDANAKAN NOTARIS.

Page 317: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

1. HAKIKAT DAN JENIS SANKSI

SANKSI MERUPAKAN ALAT PEMAKSA, SELAIN HUKUMAN, JUGA UNTUK MENTAATI KETETAPAN YANG DITENTUKAN DALAM PERATURAN ATAU PERJANJIAN.

SANKSI JUGA DIARTIKAN SEBAGAI ALAT PEMAKSA SEBAGAI HUKUMAN JIKA TIDAK TAAT KEPADA PERJANJIAN.

SANKSI MERUPAKAN ALAT KEKUASAAN YANG BERSIFAT HUKUM PUBLIK YANG DIGUNAKAN OLEH PENGUASA SEBAGAI REAKSI.

Page 318: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

HAKIKAT SANKSI MERUPAKAN INSTRUMENT YURIDIS YANG BIASANYA DIBERIKAN

APABILA KEWAJIBAN-KEWAJIBAN ATAU LARANGAN-LARANGAN YANG ADA DALAM KETENTUAN HUKUM TELAH DILANGGAR.

DIBALIK PINTU KETENTUAN PERINTAH DAN LARANGAN (GEEN VERBODEN) TERSEDIA SANKSI UNTUK MEMAKSA KEPATUHAN.

SEBAGAI SUATU PAKSAAN BERDASARKAN HUKUM, JUGA UNTUK MEMBERIKAN PENYADARAN KEPADA PIHAK YANG MELANGGARNYA, BAHWA SUATU TINDAKAN YANG DILAKUKANNYA TELAH TIDAK SESUAI DENGAN ATURAN HUKUM YANG BERLAKU,

UNTUK MENGEMBALIKAN YANG BERSANGKUTAN AGAR BERTINDAK SESUAI DENGAN ATURAN HUKUM YANG BERLAKU, JUGA UNTUK MENJAGA KESEIMBANGAN BERJALANNYA SUATU ATURAN HUKUM.

Page 319: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

SANKSI YANG DITUJUKAN TERHADAP NOTARIS :

MERUPAKAN SEBAGAI PENYADARAN, BAHWA NOTARIS DALAM MELAKUKAN TUGAS JABATANNYA TELAH MELANGGAR KETENTUAN-KETENTUAN MENGENAI PELAKSANAAN TUGAS JABATAN NOTARIS SEBAGAIMANA TERCANTUM DALAM UUJN,

UNTUK MENGEMBALIKAN TINDAKAN NOTARIS DALAM MELAKSANAKAN TUGAS JABATANNYA UNTUK TERTIB SESUAI DENGAN UUJN,

UNTUK MELINDUNGI MASYARAKAT DARI TINDAKAN NOTARIS YANG DAPAT MERUGIKAN MASYARAKAT, MISALNYA MEMBUAT AKTA YANG TIDAK MELINDUNGI HAK-HAK YANG BERSANGKUTAN SEBAGAIMANA YANG TERSEBUT DALAM AKTA NOTARIS.

UNTUK MENJAGA MARTABAT LEMBAGA NOTARIS, SEBAGAI LEMBAGA KEPERCAYAAN, KARENA JIKA NOTARIS MELAKUKAN PELANGGARAN, DAPAT MENURUNKAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT TERHADAP NOTARIS.

SECARA INDIVIDU SANKSI TERHADAP NOTARIS MERUPAKAN SUATU NESTAPA DAN PERTARUHAN DALAM MENJALANKAN TUGAS JABATANNYA, APAKAH MASYARAKAT MASIH MAU MEMPERCAYAKAN PEMBUATAN AKTA TERHADAP NOTARIS YANG BERSANGKUTAN ATAU TIDAK.

UUJN YANG MENGATUR JABATAN NOTARIS BERISIKAN KETENTUAN-KETENTUAN YANG BERSIFAT MEMAKSA ATAU MERUPAKAN SUATU ATURAN HUKUM YANG IMPERATIF UNTUK DITEGAKKAN TERHADAP NOTARIS YANG TELAH MELAKUKAN PELANGGARAN DALAM MENJALANKAN TUGAS JABATANNYA.

Page 320: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

JENIS SANKSISANKSI TERHADAP NOTARIS DIATUR PADA AKHIR UUJN,

YAITU PADA PASAL 84 DAN 85 UUJN, ADA 2 (DUA) MACAM, YAITU :

1. SANKSI PERDATA (PASAL 84 UUJN). SANKSI INI BERUPA PENGGANTIAN BIAYA, GANTI RUGI,

DAN BUNGA MERUPAKAN AKIBAT YANG AKAN DITERIMA NOTARIS ATAS TUNTUTAN PARA PENGHADAP JIKA AKTA YANG BERSANGKUTAN HANYA MEMPUNYAI KEKUATAN PEMBUKTIAN SEBAGAI AKTA DIBAWAH TANGAN ATAU AKTA MENJADI BATAL DEMI HUKUM.

Page 321: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

2.SANKSI ADMINISTRATIF (PASAL 85 UUJN).

SANKSI INI BERUPA :- TEGURAN LISAN.

- TEGURAN TERTULIS.- PEMBERHENTIAN SEMENTARA;

- PEMBERHENTIAN DENGAN HORMAT;

- PEMBERHENTIAN TIDAK HORMAT.

Page 322: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

2. BATASAN AKTA NOTARIS YANG MEMPUNYA KEKUATAN PEMBUKTIAN SEBAGAI AKTA D BAWAH TANGAN.

PASAL 1869 B.W. MENENTUKAN BATASAN AKTA NOTARIS YANG MEMPUNYAI KEKUATAN PEMBUKTIAN SEBAGAI AKTA

DIBAWAH TANGAN DAPAT TERJADI JIKA TIDAK MEMENUHI KETENTUAN KARENA :

(1) TIDAK BERWENANGNYA PEJABAT UMUM YANG BERSANGKUTAN, ATAU

(2) TIDAK MAMPUNYA PEJABAT UMUM YANG BERSANGKUTAN, ATAU

(3) CACAT DALAM BENTUKNYA, MESKIPUN DEMIKIAN AKTA SEPERTI ITU TETAP MEMPUNYAI

KEKUATAN PEMBUKTIAN SEBAGAI AKTA DIBAWAH TANGAN JIKA AKTA TERSEBUT DITANDATANGANI OLEH PARA PIHAK.

Page 323: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

3. BATASAN AKTA NOTARIS BATAL DEMI HUKUM.

KETENTUAN-KETENTUAN JIKA DILANGGAR AKTA NOTARIS MEMPUNYAI KEKUATAN PEMBUKTIAN SEBAGAI AKTA DIBAWAH TANGAN DISEBUTKAN

DENGAN TEGAS DALAM PASAL-PASAL TERTENTU DALAM UUJN YANG BERSANGKUTAN SEBAGAIMANA

TERSEBUT DI ATAS, MAKA DAPAT DITAFSIRKAN BAHWA KETENTUAN-KETENTUAN YANG TIDAK DISEBUTKAN DENGAN TEGAS AKTA NOTARIS

MEMPUNYAI KEKUATAN PEMBUKTIAN SEBAGAI AKTA DI BAWAH TANGAN, MAKA SELAIN ITU

TERMASUK KEDALAM AKTA NOTARIS YANG BATAL DEMI HUKUM,

Page 324: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

4. HUBUNGAN HUKUM NOTARIS DAN PARA PENGHADAP SEBAGAI DASAR UNTUK MENENTUKAN SANKSIPERDATA.

KETIKA PENGHADAP DATANG KE NOTARIS AGAR TINDAKAN ATAU PERBUATANNYA DIFORMULASIKAN KE DALAM AKTA OTENTIK SESUAI DENGAN KEWENANGAN NOTARIS, DAN

KEMUDIAN NOTARIS MEMBUATKAN AKTA ATAS PERMINTAAN ATAU KEINGINAN PARA PENGHADAP TERSEBUT, MAKA DALAM

HAL INI MEMBERIKAN LANDASAN KEPADA NOTARIS DAN PARA PENGHADAP TELAH TERJADI HUBUNGAN HUKUM. OLEH KARENA ITU NOTARIS HARUS MENJAMIN BAHWA AKTA YANG DIBUAT TERSEBUT TELAH SESUAI MENURUT ATURAN HUKUM YANG SUDAH DITENTUKAN, SEHINGGA KEPENTINGAN YANG BERSANGKUTAN TERLINDUNGI DENGAN AKTA TERSEBUT. DENGAN HUBUNGAN HUKUM SEPERTI ITU, MAKA PERLU

DITENTUKAN KEDUDUKAN HUBUNGAN HUKUM TERSEBUT YANG MERUPAKAN AWAL DARI TANGGUNGGUGAT NOTARIS.

Page 325: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

HUBUNGAN HUKUM NOTARIS DAN PARA PENGHADAP MERUPAKAN HUBUNGAN HUKUM YANG KHAS, DENGAN

KARAKTER :1. TIDAK PERLU DIBUAT SUATU PERJANJIAN BAIK LISAN

MAUPUN TERTULIS DALAM BENTUK PEMBERIAN KUASA UNTUK MEMBUAT AKTA ATAU UNTUK MELAKUKAN PEKERJAAN-

PEKERJAAN TERTENTU.2. MEREKA YANG DATANG KE HADAPAN NOTARIS, DENGAN

ANGGAPAN BAHWA NOTARIS MEMPUNYAI KEMAMPUAN UNTUK MEMBANTU MEMFORMULASIKAN KEINGINAN PARA PIHAK

SECARA TERTULIS DALAM BENTUK AKTA OTENTIK.3. HASIL AKHIR DARI TINDAKAN NOTARIS BERDASARKAN

KEWENANGAN NOTARIS YANG BERASAL DARI PERMINTAAN ATAU KEINGIAN PARA PIHAK SENDIRI, DAN

4. NOTARIS BUKAN PIHAK DALAM AKTA YANG BERSANGKUTAN.

Page 326: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

PADA DASARNYA BAHWA HUBUNGAN HUKUM ANTARA NOTARIS DAN PARA PENGHADAP YANG TELAH MEMBUAT AKTA DI

HADAPAN ATAU OLEH NOTARIS TIDAK DAPAT DIKONTRUKSIKAN DITENTUKAN PADA AWAL NOTARIS DAN PARA PENGHADAP BERHUBUNGAN, KARENA PADA SAAT ITU BELUM TERJADI

PERMASALAHAN APAPUN. UNTUK MENENTUKAN BENTUK HUBUNGAN ANTARA NOTARIS

DENGAN PARA PENGHADAP HARUS DIKAITKAN DENGAN KETENTUAN DENGAN PASAL 1869 BW, BAHWA AKTA OTENTIK

TERDEGRADASI MENJADI MEMPUNYAI KEKUATAN PEMBUKTIAN SEBAGAI AKTA DIBAWAH TANGAN DENGAN ALASAN :

(1) TIDAK BERWENANGNYA PEJABAT UMUM YANG BERSANGKUTAN, ATAU

(2) TIDAK MAMPUNYA PEJABAT UMUM YANG BERSANGKUTAN, ATAU

(3) CACAT DALAM BENTUKNYA,

Page 327: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

ATAU KARENA AKTA NOTARIS DIBATALKAN BERDASARKAN PUTUSAN PENGADILAN YANG TELAH MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM, MAKA HAL INI DAPAT

DIJADIKAN DASAR UNTUK MENGGUGAT NOTARIS SEBAGAI SUATU PERBUATAN MELAWAN HUKUM ATAU DENGAN KATA LAIN HUBUNGAN NOTARIS DAN PARA

PENGHADAP DAPAT DIKUALIFIKASIKAN SEBAGAI PERBUATAN MELAWAN HUKUM, KARENA :NOTARIS TIDAK BERWENANG MEMBUAT AKTA

YANG BERSANGKUTAN.TIDAK MAMPUNYA NOTARIS YANG

BERSANGKUTAN DALAM MEMBUAT AKTA, AKTA NOTARIS CACAT DALAM BENTUKNYA,

Page 328: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

DENGAN DEMIKIAN KEDUDUKAN AKTA NOTARIS YANG MEMPUNYAI KEKUATAN PEMBUKTIAN SEBAGAI AKTA DIBAWAH TANGAN ATAU AKTA

NOTARIS MENJADI BATAL DEMI HUKUM TIDAK BERDASARKAN AKTA NOTARIS TIDAK MEMENUHI SYARAT SUBJEKTIF DAN SYARAT OBJEKTIF

TAPI DALAM HAL INI :

Page 329: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

UNDANG-UNDANG (UUJN) TELAH MENENTUKAN SENDIRI KETENTUAN SYARAT AKTA NOTARIS YANG MEMPUNYAI KEKUATAN PEMBUKTIAN SEBAGAI AKTA DIBAWAH TANGAN ATAU AKTA NOTARIS MENJADI BATAL DEMI HUKUM AKTA, YAITU TIDAK MEMENUHI SYARAT EKSTERNAL.

NOTARIS TELAH TIDAK CERMAT, TIDAK TELITI DAN TIDAK TEPAT DALAM MENERAPKAN ATURAN HUKUM YANG BERKAITAN PELAKSANAAN TUGAS JABATAN NOTARIS BERDASARKAN UUJN, DAN JUGA DALAM MENERAPKAN ATURAN HUKUM YANG BERKAITAN DENGAN ISI AKTA.

Page 330: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

TUNTUTAN TERHADAP NOTARIS DALAM BENTUK PENGGANTIAN BIAYA, GANTI RUGI DAN BUNGA SEBAGAI AKIBAT AKTA NOTARIS MEMPUNYAI KEKUATAN PEMBUKTIAN SEBAGAI AKTA DI BAWAH TANGAN ATAU BATAL DEMI HUKUM, BERDASARKAN ADANYA :

HUBUNGAN HUKUM YANG KHAS ANTARA NOTARIS DENGAN PARA PENGHADAP DENGAN BENTUK SEBAGAI PERBUATAN MELAWAN HUKUM.

KETIDAKCERMATAN, KETIDAKTELITIAN DAN KETIDAKTEPATAN DALAM :

TEKNIK ADMINISTRATIF MEMBUAT AKTA BERDASARKAN UUJN,

PENERAPAN BERBAGAI ATURAN HUKUM YANG TERTUANG DALAM AKTA YANG BERSANGKUTAN UNTUK PARA PENGHADAP, YANG TIDAK DIDASARKAN PADA KEMAMPUAN MENGUASAI KEILMUAN BIDANG NOTARIS SECARA KHUSUS DAN HUKUM PADA UMUMNYA.

Page 331: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

SEBELUM NOTARIS DIJATUHI SANKSI PERDATA BERUPA PENGGANTIAN BIAYA, GANTI RUGI DAN

BUNGA, MAKA TERLEBIH DAHULU HARUS DAPAT DIBUKTIKAN BAHWA :

a. ADANYA DIDERITA KERUGIAN; b. ANTARA KERUGIAN YANG DIDERITA DAN PELANGGARAN ATAU KELALAIAN DARI NOTARIS TERDAPAT HUBUNGAN KAUSAL; c. PELANGGARAN (PERBUATAN) ATAU KELALAIAN TERSEBUT DISEBABKAN KESALAHAN YANG DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN KEPADA NOTARIS YANG BERSANGKUTAN.

Page 332: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

5. SANKSI ADMINISTRATIF.

DALAM PASAL 85 UUJN DITENTUKAN ADA 5 (LIMA) JENIS SANKSI ADMINISTRATIF,

YAITU : TEGURAN LISAN. TEGURAN TERTULIS. PEMBERHENTIAN SEMENTARA. PEMBERHENTIAN DENGAN HORMAT. PEMBERHENTIAN TIDAK HORMAT.

Page 333: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

SANKSI-SANKSI TERSEBUT BERLAKUNYA SECARA

BERJENJANG MULAI DARI TEGURAN LISAN SAMPAI DENGAN PEMBERHENTIAN TIDAK HORMAT, KARENA NOTARIS MELANGGAR PASAL-PASAL TERTENTU YANG

TERSEBUT DALAM PASAL 85 UUJN

Page 334: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

6. SANKSI LAINNYA DAN KUMULASI SANKSI TERHADAP NOTARIS.

SANKSI TERHADAP NOTARIS MENUNJUKKAN NOTARIS BUKAN SEBAGAI SUBJEK YANG KEBAL TERHADAP HUKUM. TERHADAP

NOTARIS DAPAT DIJATUHI SANKSI PERDATA DAN ADMINISTRATIF SEPERTI

TERSEBUT DI ATAS, JUGA DAPAT DIJATUHI SANKSI ETIKA DAN SANKSI

PIDANA.

Page 335: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

-SANKSI PERDATA DAN ADMINISTRATIF UUJN-SANKSI ETIKA DAPAT DIJATUHKAN TERHADAP NOTARIS, KARENA NOTARIS MELAKUKAN PELANGGARAN TERHADAP KODE ETIK JABATAN NOTARIS. SANKSI TERSEBUT DIJATUHKAN OLEH MAJELIS KEHORMATAN NOTARIS, BAHWA SANKSI TERTINGGI DARI MAJELIS KERHORMATAN NOTARIS INI BERUPA PEMBERHENTIAN SECARA TIDAK HORMAT ATAU SECARA HORMAT DARI KEANGGOTAAN ORGANISASI JABATAN NOTARIS.

Page 336: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

SANKSI PIDANA TERHADAP NOTARIS HARUS DILIHAT DALAM RANGKA MENJALANKAN TUGAS JABATAN NOTARIS, ARTINYA DALAM PEMBUATAN ATAU PROSEDUR PEMBUATAN AKTA HARUS BERDASARKAN KEPADA ATURAN HUKUM YANG MENGATUR HAL TERSEBUT, DALAM HAL INI UUJN. JIKA SEMUA TATA CARA PEMBUATAN AKTA SUDAH DITEMPUH SUATU HAL YANG TIDAK MUNGKIN SECARA SENGAJA NOTARIS MELAKUKAN SUATU TINDAK PIDANA YANG BERKAITAN DENGAN AKTA TERSEBUT. SUATU TINDAKAN BUNUH DIRI, JIKA SEORANG NOTARIS SECARA SENGAJA BERSAMA-SAMA ATAU MEMBANTU PENGHADAP SECARA SADAR MEMBUAT AKTA UNTUK MELAKUKAN SUATU TINDAK PIDANA. PENGERTIAN SENGAJA (DOLUS) YANG DILAKUKAN OLEH NOTARIS, MERUPAKAN SUATU TINDAKAN YANG DISADARI, ATAU DIRENCANAKAN DAN DIINSYAFI SEGALA AKIBAT HUKUMNYA, DALAM HAL NOTARIS SEBAGAI SUMBER UNTUK MELAKUKAN KESENGAJAAN BERSAMA-SAMA DENGAN PARA PENGHADAP. SANKSI PIDANA TERHADAP NOTARIS TUNDUK TERHADAP KETENTUAN PIDANA UMUM, YAITU KUHP. UUJN TIDAK MENGATUR MENGENAI TINDAK PIDANA KHUSUS UNTUK NOTARIS.

Page 337: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

7. BATASAN-BATASAN AKTA NOTARIS YANG DAPAT DIJADIKAN ALASAN UNTUK MEMPIDANAKAN NOTARIS.

PEMIDANAAN TERHADAP NOTARIS DAPAT SAJA DILAKUKAN DENGAN BATASAN, JIKA :

ADA TINDAKAN HUKUM DARI NOTARIS TERHADAP ASPEK FORMAL AKTA YANG SENGAJA, PENUH KESADARAN DAN KEINSYAFAN SERTA DIRENCANAKAN, BAHWA AKTA YANG DIBUAT DI HADAPAN NOTARIS ATAU OLEH NOTARIS BERSAMA-SAMA (SEPAKAT) UNTUK DIJADIKAN DASAR UNTUK MELAKUKAN SUATU TINDAK PIDANA.

ADA TINDAKAN HUKUM DARI NOTARIS DALAM MEMBUAT AKTA DI HADAPAN ATAU OLEH NOTARIS YANG JIKA DIUKUR BERDASARKAN UUJN TIDAK SESUAI DENGAN UUJN, DAN

TINDAKAN NOTARIS TERSEBUT JUGA TIDAK SESUAI MENURUT INSTANSI YANG BERWENANG UNTUK MENILAI TINDAKAN SUATU NOTARIS, DALAM HAL INI MAJELIS PENGAWAS NOTARIS.

Page 338: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

PEMERIKSAAN ATAS PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH NOTARIS HARUS DILAKUKAN PEMERIKSAAN YANG HOLISTIK-INTEGRAL, DENGAN MELIHAT ASPEK LAHIRIAH, FORMAL DAN MATERIL AKTA NOTARIS, DAN PELAKSANAAN TUGAS JABATAN NOTARIS SESUAI WEWENANG NOTARIS, DISAMPING BERPIJAK PADA ATURAN HUKUM YANG MENGATUR TINDAKAN PELANGGARAN YANG DILAKUKAN NOTARIS, JUGA PERLU DIPADUKAN DENGAN DENGAN REALITAS PRAKTEK NOTARIS.

Page 339: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

NOTARIS BUKAN TUKANG MEMBUAT AKTA ATAU ORANG YANG MEMPUNYAI PERKEJAAN MEMBUAT AKTA, TAPI NOTARIS DALAM MENJALANKAN TUGAS JABATANNYA

DIDASARI ATAU DILENGKAPI BERBAGAI ILMU PENGETAHUAN HUKUM DAN ILMU-ILMU LAINNYA YANG

HARUS DIKUASAI SECARA TERINTEGRASI OLEH NOTARIS DAN AKTA YANG DIBUAT DI HADAPAN ATAU OLEH NOTARIS MEMPUNYAI KEDUDUKAN SEBAGAI ALAT BUKTI, DENGAN DEMIKIAN NOTARIS HARUS MEMPUNYAI CAPITAL INTELLECTUAL YANG BAIK

DALAM MENJALANKAN TUGAS JABATANNYA. PEMERIKSAAN TERHADAP NOTARIS KURANG MEMADAI

JIKA DILAKUKAN OLEH MEREKA YANG BELUM MENDALAMI DUNIA NOTARIS, ARTINYA MEREKA YANG

AKAN MEMERIKSA NOTARIS HARUS DAPAT MEMBUKTIKAN KESALAHAN BESAR YANG DILAKUKAN

NOTARIS SECARA INTELEKTUAL, DALAM HAL INI KEKUATAN LOGIKA (HUKUM) YANG DIPERLUKAN DALAM

MEMERIKSA NOTARIS, BUKAN LOGIKA KEKUATAN (BERARTI KEKUASAAN) YANG DIPERLUKAN DALAM

MEMERIKSA NOTARIS.

Page 340: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

KULIAH 10

A. Pengaturan A. Pengaturan Pengawasan Pengawasan

Terhadap Notaris.Terhadap Notaris.

Page 341: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

341

Sebelum berlaku UUJN, pengawasan, pemeriksaan dan penjatuhan sanksi terhadap Notaris dilakukan oleh badan peradilan yang ada pada waktu itu, sebagaimana pernah diatur dalam Pasal 140 Reglement op de Rechtelijke Organisatie en Het Der Justitie (Stbl. 1847 No. 23), Pasal 96 Reglement Buitengewesten, Pasal 3 Ordonantie Buitengerechtelijke Verrichtingen – Lembaran Negara 1946 Nomor 135, dan Pasal 50 PJN, kemudian Pengawasan terhadap Notaris dilakukan Peradilan Umum dan Mahkamah Agung sebagaimana tersebut dalam Pasal 32 dan 54 Undang-undang Nomor 13 Tahun 1965 tentang Pengadilan Dalam Lingkungan Peradilan Umum dan Mahkamah Agung.

Page 342: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

342

Kemudian dibuat pula Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1984 tentang Tata Cara Pengawasan Terhadap Notaris, Keputusan Bersama Ketua Mahkamah Agung dan Menteri Kehakiman Nomor KMA/006/SKB/VII/1987 tentang Tata Cara Pengawasan, Penindakan dan Pembelaan Diri Notaris, dan terakhir dalam Pasal 54 Undang-undang Nomor 8 Tahun 2004.

Page 343: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Dalam kaitan tersebut di atas, meskipun Notaris diangkat oleh pemerintah (dahulu oleh Menteri Kehakiman, sekarang oleh Menteri Hukum dan HAM) mengenai pengawasannya dilakukan olen badan peradilan, hal ini dapat dipahami karena pada waktu itu kekuasaan kehakiman ada pada Departemen Kehakiman/Kementerian Hukum dan HAM.

Page 344: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Tahun 1999 sampai dengan tahun 2001 dilakukan dilakukan perubahan terhadap Undang-undang Dasar (UUD) 1945, dan dengan amandemen tersebut telah pula merubah Kekuasaan Kehakiman. Dalam Pasal 24 ayat (2) UUD 1945 menegaskan bahwa Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.

Page 345: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Sebagai tindak lanjut dari perubahan tersebut dibuat Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, dalam Pasal 2 ditegaskan bahwa penyelenggaraan kekuasaan kehakiman oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Dalam Pasal 1 Undang-undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung, ditegaskan bahwa Mahkamah Agung sebagai pelaku salah satu kekuasaan kehakiman sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945.

Page 346: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

346

Mahkamah Agung berdasarkan aturan hukum tersebut hanya mempunyai kewenangan dalam bidang peradilan saja, sedangkan dari segi organisasi, administrasi dan finansial menjadi kewenangan Departemen Kehakiman. Pada tahun 2004 dibuat Undang-undang Nomor 8 Tahun 2004, dalam Pasal 5 ayat (1) ditegaskan bahwa pembinaan teknis peradilan, organisasi, administrasi, dan finansial pengadilan dilakukan oleh Mahkamah Agung.

Page 347: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Sejak pengalihan kewenangan tersebut, Notaris yang diangkat oleh pemerintah (Menteri) tidak tepat lagi jika pengawasannya dilakukan oleh instansi lain dalam hal ini badan peradilan, karena Menteri sudah tidak mempunyai kewenangan apapun terhadap badan peradilan, kemudian tentang pengawasan terhadap Notaris yang diatur dalam Pasal 54 Undang-undang Nomor 8 Tahun 2004 dicabut oleh Pasal 91 UUJN.

Page 348: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Setelah berlakunya UUJN badan peradilan tidak lagi melakukan pengawasan, pemeriksaan dan penjatuhan terhadap Notaris, tapi pengawasan, pemeriksan dan penjatuhan sanksi terhadap Notaris dilakukan oleh Menteri Hukum dan HAM dengan membentuk :

Majelis Pengawas Notaris.

Page 349: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

349

B. Majelis Pengawas Notaris Sebagai Instansi

yang Melakukan Pengawasan, Pemeriksaan

dan Menjatuhkan Sanksi Terhadap Notaris.

Page 350: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

TUJUAN PENGAWASAN :Agar para Notaris ketika menjalankan tugas jabatannya memenuhi semua persyaratan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas jabatan Notaris, demi untuk pengamanan dari kepentingan masyarakat, karena Notaris diangkat oleh pemerintah, bukan untuk kepentingan diri Notaris sendiri, tapi untuk kepentingan masyarakat yang dilayaninya

Page 351: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Tujuan lain dari pengawasan terhadap Notaris, bahwa Notaris dihadirkan untuk melayani kepentingan masyarakat yang membutuhkan alat bukti berupa akta otentik sesuai permintaan yang bersangkutan kepada Notaris, sehingga tanpa adanya masyarakat yang membutuhkan Notaris, maka Notaris tidak ada gunanya.

Page 352: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Meskipun demikian tidak berarti dengan bergantinya instansi yang melakukan pengawasan Notaris tidak akan terjadi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan Notaris, karena betapapun ketatnya pengawasan yang dilakukan Majelis Pengawas Notaris, tidak mudah untuk melakukan pengawasan tersebut, hal ini terpulang kepada Notaris sendiri dengan kesadaran dan penuh tanggungjawab dalam tugas jabatannya mengikuti atau berdasarkan aturan hukum yang berlaku, dan tidak kalah pentingnya, yaitu peranan masyarakat untuk mengawasi dan senantiasa melaporkan tindakan Notaris yang dalam melaksanakan tugas jabatannya tidak sesuai dengan aturan hukum yang berlaku kepada Majelis Pengawas Notaris setempat, dengan adanya laporan seperti ini dapat mengeliminasi tindakan Notaris yang tidak sesuai dengan aturan hukum pelaksanaan tugas jabatan Notaris

Page 353: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

353353

Pasal 67 ayat (1) UUJN menentukan bahwa yang melakukan pengawasan terhadap Notaris dilakukan oleh Menteri. Dalam melaksanakan pengawasan tersebut Menteri membentuk Majelis Pengawas (Pasal 67 ayat (2) UUJN). Pasal 67 ayat (3) UUJN menentukan Majelis Pengawas tersebut terdiri dari 9 (sembilan) orang, terdiri dari unsur : a. pemerintah sebanyak 3 (tiga) orang; b. organisasi Notaris sebanyak 3 (tiga) orang; dan c. ahli/akademik sebanyak 3 (tiga) orang

Page 354: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Menurut Pasal 68 UUJN, bahwa Majelis Pengawas Notaris, terdiri atas :

a. Majelis Pengawas Daerah;

b. Majelis Pengawas

Wilayah; dan

c. Majelis Pengawas Pusat.

Page 355: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Majelis Pengawas Daerah (MPD) dibentuk Majelis Pengawas Daerah (MPD) dibentuk dan berkedudukan di kabupaten atau kota dan berkedudukan di kabupaten atau kota (Pasal 69 ayat (1) UUJN), Majelis Pengawas (Pasal 69 ayat (1) UUJN), Majelis Pengawas Wilayah (MPW) dibentuk dan berkedudukan Wilayah (MPW) dibentuk dan berkedudukan di ibukota propinsi (Pasal 72 ayat (1) UUJN), di ibukota propinsi (Pasal 72 ayat (1) UUJN), dan Majelis Pengawas Pusat (MPP) dan Majelis Pengawas Pusat (MPP) dibentuk dan berkedudukan di ibukota dibentuk dan berkedudukan di ibukota negara (Pasal 76 ayat (1) UUJN).negara (Pasal 76 ayat (1) UUJN).

Page 356: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Pengawasan dan pemeriksaan terhadap Notaris yang dilakukan oleh Majelis Pengawas, yang didalamnya ada unsur Notaris, dengan demikian setidaknya Notaris diawasi dan diperiksa oleh anggota Majelis Pengawas yang memahami dunia Notaris. Adanya anggota Majelis Pengawas dari Notaris merupakan pengawasan internal artinya dilakukan oleh sesama Notaris yang memahami dunia Notaris luar-dalam, sedangkan unsur lainnya merupakan unsur eksternal yang mewakili dunia akademik, pemerintah dan masyarakat. Perpaduan keanggotan Majelis Pengawas diharapkan dapat memberikan sinergi pengawasan dan pemeriksaan yang objektif, sehingga setiap pengawasan dilakukan berdasarkan aturan hukum yang berlaku, dan para Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya tidak menyimpang dari UUJN karena diawasi secara internal dan eksternal.

Page 357: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

357

Majelis Pengawas Notaris, tidak hanya melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap Notaris, tapi juga berwenang untuk menjatuhkan sanksi tertentu terhadap Notaris yang telah terbukti melakukan pelanggaran dalam menjalankan tugas jabatan Notaris.

Page 358: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

358c. Wewenang Majelis

Pengawas Notaris / Majelis Pengawas

Daerah (MPD)

Page 359: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Majelis Pengawas Notaris sebagai satu-satunya instansi yang

berwenang melakukan pengawasan, pemeriksaan dan menjatuhkan sanksi terhadap Notaris, tiap jenjang Majelis

Pengawas (MPD, MPW dan MPP) mempunyai wewenang

masing-masing.

Page 360: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Wewenang tersebut secara substansi diatur dalam UUJN, juga diatur dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.02.PR.08.10 Tahun 2004, dan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M. 39-PW.07.10. Tahun 2004.

Page 361: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Majelis Pengawas Daerah (MPD) mempunyai wewenang

khusus yang diatur dalam Pasal 66 UUJN sudah tidak ada lagi (Lihat : PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI

(MK) NOMOR 49/PUU-X/2012)

Page 362: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

UUJN tidak saja mengatur mengenai Notaris, tapi juga

mengatur mengenai Pejabat Sementara Notaris, Notaris

Pengganti dan Notaris Pengganti Khusus. Istilah-istilah tersebut

berkaitan dengan Jabatan Notaris dan pertanggungjawabannya.

Page 363: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Dengan demikian pertanggungjawaban Notaris, Notaris Dengan demikian pertanggungjawaban Notaris, Notaris Pengganti, Notaris Pengganti Khusus, dan Pejabat Pengganti, Notaris Pengganti Khusus, dan Pejabat Sementara Notaris sebagai jabatan yang bertindak Sementara Notaris sebagai jabatan yang bertindak berdasarkan kewenangan yang diberikan menurut berdasarkan kewenangan yang diberikan menurut Undang-undanag Jabatan Notaris dan peraturan Undang-undanag Jabatan Notaris dan peraturan perundang-undangan lainnya, seharusnya perundang-undangan lainnya, seharusnya bertanggungjawab sepanjang masih mempunyai bertanggungjawab sepanjang masih mempunyai wewenang untuk menjalankan tugas jabatan sebagai wewenang untuk menjalankan tugas jabatan sebagai Notaris. Karena jabatan tersebut tidak melekat terus-Notaris. Karena jabatan tersebut tidak melekat terus-menerus selama Notaris, Notaris Pengganti, Notaris menerus selama Notaris, Notaris Pengganti, Notaris Pengganti Khusus, dan Pejabat Sementara Notaris Pengganti Khusus, dan Pejabat Sementara Notaris hidup, jabatan tersebut melekat pada jabatan tersebut hidup, jabatan tersebut melekat pada jabatan tersebut selama belum pensiun dan masih mempunyai selama belum pensiun dan masih mempunyai kewenangan berdasarkan UUJN dan peraturan kewenangan berdasarkan UUJN dan peraturan perundangan lainnya.perundangan lainnya.

Page 364: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

364F. MAJELIS

PENGAWAS NOTARIS SEBAGAI PEJABAT

TATA USAHA NEGARA.

Page 365: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Pada dasarnya yang mempunyai wewenang melakukan pengawasan dan pemeriksaan

terhadap Notaris adalah Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia yang dalam pelaksanaannya

Menteri membentuk Majelis Pengawas Notaris. Menteri sebagai kepala Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas membantu

Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintah di bidang hukum dan hak

asasi manusia.Dengan demikian kewenangan pengawasan

terhadap Notaris ada pada pemerintah, sehingga berkaitan dengan cara pemerintah memperoleh

wewenang pengawasan tersebut

Page 366: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Berdasarkan pengertian tersebut di Berdasarkan pengertian tersebut di atas, bahwa wewenang untuk atas, bahwa wewenang untuk

melakukan pengawasan terhadap melakukan pengawasan terhadap Notaris secara atributif ada pada Notaris secara atributif ada pada

Menteri sendiri, yang dibuat, diciptakan Menteri sendiri, yang dibuat, diciptakan dan diperintahkan dalam undang-dan diperintahkan dalam undang-

undang sebagaimana tersebut dalam undang sebagaimana tersebut dalam Pasal 67 ayat (1) UUJN.Pasal 67 ayat (1) UUJN.

Page 367: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

367

Kedudukan Menteri selaku Badan atau Jabatan TUN yang melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku membawa konsekuensi

terhadap Majelis Pengawas, yaitu Majelis Pengawas berkedudukan pula

sebagai Badan atau Jabatan TUN, karena menerima delegasi dari badan

atau Jabatan yang berkedudukan sebagai Badan atau Jabatan TUN.

Page 368: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Dengan demikian secara kolegial Majelis Pengawas sebagai :badan atau Pejabat TUN;melaksanakan urusan

pemerintahan; berdasarkan perundang-undangan yang berlaku, yaitu melakukan pengawasan terhadap Notaris sesuai dengan UUJN.

Page 369: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Dalam melakukan pengawasan, pemeriksaan dan penjatuhan sanksi Majelis Pengawas harus berdasarkan kewenangan yang telah ditentukan UUJN sebagai acuan untuk mengambil keputusan, hal ini perlu dipahami karena anggota Majelis Pengawas tidak semua berasal dari Notaris, sehingga tindakan atau keputusan dari Majelis Pengawas harus mencerminkan tindakan suatu Majelis Pengawas sebagai suatu badan, bukan tindakan anggota Majelis Pengawas yang dianggap sebagai tindakan Majelis Pengawas.

Page 370: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Kedudukan Menteri sebagai eksekutif (pemerintah) yang menjalankan kekuasaan pemerintah dalam kualifikasi sebagai Badan atau Jabatan Tata Usaha Negara. Berdasarkan Pasal 67 ayat (2) UUJN Menteri mendelegasikan wewenang pengawasan tersebut kepada suatu badan dengan nama Majelis Pengawas. Majelis Pengawas menurut Pasal 1 ayat (1) Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.02.PR.08.10 Tahun 2004, adalah suatu badan yang mempunyai kewenangan dan kewajiban untuk melaksanakan pengawasan dan pembinaan terhadap Notaris. Dengan demikian Menteri selaku delegans dan Majelis Pengawas selaku delegataris. Majelis Pengawas sebagai delegataris mempunyai wewenang untuk mengawasi Notaris sepenuhnya, tanpa perlu untuk mengembalikan wewenangnya kepada delegans.

Page 371: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

KESIMPULAN :

MAJELIS PENGAWAS NOTARIS (MPD – MPW –

MPP) berkedudukan sebagai PEJABAT atau BADAN TATA USAHA

NEGARA.

Page 372: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

372

G. KEPUTUSAN MAJELIS PENGAWAS SEBAGAI KEPUTUSAN TATA USAHA NEGARA

DAN OBJEK SENGKETA TATA USAHA NEGARA.

Page 373: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Bersifat konkret, individual dan final :

Bersifat konkret, artinya objek yang diputuskan dalam Keputusan Tata Usaha Negara itu tidak abstrak, tetapi berwujud, tertentu atau dapat ditentukan, umpamanya keputusan mengenai rumah si A, izin usaha bagi si B, pemberhentian si A sebagai pegawai negeri.

Bersifat individual artinya Keputusan Tata Usaha Negara itu tidak ditujukan untuk umum, tetapi tertentu baik alamat maupun hal yang dituju. Kalau yang dituju itu lebih dari seorang, tiap-tiap nama orang yang terkena keputusan itu disebutkan. Umpamanya keputusan tentang pembuatan atau pelebaran jalan dengan lampiran yang menyebutkan nama-nama orang yang terkena keputusan tersebut.

Page 374: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Majelis Pengawas dalam kedudukan sebagai Badan atau Jabatan TUN mempunyai kewenangan untuk membuat atau mengeluarkan Surat Keputusan atau Ketetapan yang berkaitan dengan hasil pengawasan, pemeriksaan atau penjatuhan sanksi yang ditujukan kepada Notaris yang bersangkutan. Dengan memenuhi ketentuan Pasal 1 angka 3 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.

Page 375: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Dalam kedudukan seperti itu Surat Keputusan atau Ketetapan Majelis Pengawas dapat dijadikan objek gugatan oleh Notaris ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) sebagai sengketa tata usaha negara. Dalam Pasal 1 ayat (4) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986.

Page 376: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Jika Notaris merasa bahwa keputusan dari Majelis Pengawas tidak tepat atau memberatkan Notaris yang

bersangkutan atau tidak dilakukan yang transparan dan berimbang dalam pemeriksan.

Peluang untuk mengajukan ke PTUN tetap terbuka setelah semua upaya administrasi, yang disediakan

baik keberatan administratif maupun banding administrasi telah ditempuh, meskipun dalam aturan hukum yang bersangkutan telah menentukan bahwa putusan dari badan atau Jabatan TUN tersebut telah menyatakan final atau tidak dapat ditempuh upaya

hukum lain karena pada dasarnya bahwa penggunaan upaya administratif dalam sengketa tata usaha

negara bermula dari sikap tidak puas terhadap perbuatan tata usaha negara

Page 377: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

KESIMPULAN :

KEPUTUSAN MAJELIS PENGAWAS NOTARIS (MPD – MPW – MPP) yang konkret, final, individual, dan telah menempuh upaya hukum (prosedur keberatan atau banding administratif), jika Notaris berkeberatan dengan putusan tersebut, maka dapat mengajukan gugatan ke pengadilan tata usaha negara. Dan Keputusan tersebut sebagai Objek Sengketa Tata Usaha Negara.

Page 378: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

KULIAH 11

MEMAHAMI :

HAK DAN KEWAJIBAN

INGKAR NOTARIS

Page 379: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Ketika Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI) dengan Putusan Nomor : 49/PUU – X/2012 memutuskan telah meniadakan atau mengakhiri kewenangan Majelis Pengawas Daerah (MPD) yang tercantum dalam Pasal 66 ayat (1) UUJN membuat Notaris “terkejut sesaat”, seakan-akan tidak ada perlindungan hukum bagi Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya.

Page 380: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Untuk Notaris tidak perlu kaget – risau – galau atas Putusan MKRI tersebut, karena masih ada instrument lain berdasarkan UUJN dan Undang-undang yang lain yang memberikan perlindungan kepada Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya.

Page 381: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

AMAR PUTUSAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI)

NOMOR 49/PUU-X/2012

1. Mengabulkan permohonan Pemohon untuk seluruhnya:

1.1 Menyatakan frasa “dengan persetujuan Majelis Pengawas Daerah” dalam Pasal 66 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432) bertentangan dengan Undang Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Page 382: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

1.2 Menyatakan frasa “dengan persetujuan Majelis Pengawas Daerah” dalam Pasal 66 ayat (1) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan

Notaris (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 117,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432) tidak mempunyai

kekuatan hukum mengikat;

2. Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia

sebagaimana mestinya;

Page 383: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

DENGAN DEMIKIAN PASAL 66 UUJN HARUS DIBACA :

(1) Untuk kepentingan proses peradilan, penyidik, penuntut umum, atau hakim berwenang;

(a) mengambil fotokopi Minuta Akta dan/atau surat-surat yang dilekatkan pada Minuta Akta atau Protokol Notaris dalam penyimpanan Notaris; dan

(b) memanggil Notaris untuk hadir dalam pemeriksaan yang berkaitan dengan akta yang dibuatnya atau Protokol Notaris yang berada dalam penyimpanan Notaris.

(2). Pengambilan fotokopi Minuta Akta atau surat-surat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dibuat berita acara penyerahan.

Page 384: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

DENGAN KATA LAIN BERDASARKAN PUTUSAN MK TERSEBUT, untuk kepentingan proses peradilan, penyidik, penuntut umum, atau hakim, berwenang :

(a) mengambil fotokopi Minuta Akta dan/atau surat-surat yang dilekatkan pada Minuta Akta atau Protokol Notaris dalam penyimpanan Notaris; dan

(b) memanggil Notaris untuk hadir dalam pemeriksaan yang berkaitan dengan akta yang dibuatnya atau Protokol Notaris yang berada dalam penyimpanan Notaris.

Tanpa Persetujuan

Majelis Pengawas Daerah

Page 385: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

atau MPD sudah tidak mempunyai kewenangan apapun yang berkaitan dengan Pasal 66 ayat (1) UUJN. Sehingga jika Penyidik, Penuntut Umum dan Hakim akan melaksanakan ketentuan yang tersebut dalam Pasal 66 UUJN terhadap Notaris, maka Notaris harus berhadapan langsung dengan Penyidik, Penuntut Umum dan Hakim.

Page 386: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Atas Putusan MKRI para Notaris tidak perlu mempermasalahkannya, sebagai Warga Negara Indonesia yang taat hukum kita tunduk dan

patuh pada Putusan MKRI tersebut, karena Putusan MKRI

telah

“final and binding”

Page 387: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

PUTUSAN MK MENGENAI PASAL 66 AYAT (1) UUJN TELAH

“FINAL AND BINDING”PASAL 10 AYAT (1) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24

TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI :

(1) Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final

untuk:a. menguji undang-undang terhadap Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;b. memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang

kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945;

c. memutus pembubaran partai politik; dand. memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.

Page 388: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Penjelasan Pasal 10 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 10 Ayat (1) : Putusan Mahkamah Konstitusi bersifat final, yakni

putusan Mahkamah Konstitusi langsung memperoleh kekuatan hukum tetap sejak

diucapkan dan tidak ada upaya hukum yang dapat ditempuh. Sifat final dalam putusan Mahkamah Konstitusi dalam Undang-Undang ini mencakup

pula kekuatan hukum mengikat (final and binding).

(UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG

MAHKAMAH KONSTITUSI)

Page 389: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Pasal 47 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24

TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

“Putusan Mahkamah Konstitusi memperoleh kekuatan hukum tetap sejak selesai diucapkan dalam sidang pleno terbuka

untuk umum”.

Page 390: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Ketentuan Pasal 60 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

(1) Terhadap materi muatan ayat, pasal, dan/atau bagian dalam undang-undang yang telah diuji, tidak dapat dimohonkan pengujian

kembali.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan jika materi muatan dalam

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang dijadikan dasar

pengujian berbeda. (UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011

TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI)

Page 391: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

ADAKAH INSTRUMENT LAIN BAGI NOTARIS SEBAGAI

BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM DALAM

MENJALANKAN TUGAS JABATANNYA BERDASARKAN

UNDANG-UNDANG (UUJN ATAU YANG LAINNYA)…?

Page 392: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Paska Putusan MKRI tersebut, tidak perlu kita ributkan atau kita sesali, karena pada dasarnya Notaris mempunyai instrument lain bagi Notaris sebagai bentuk perlindungan hukum dalam menjalankan tugas jabatannya berdasarkan UUJN dan Undang-undang yang lain, yaitu pada jabatan Notaris telah ada melekat :

Hak Ingkar (Verschoningsrecht) dan

Kewajiban Ingkar (Verschoningsplicht).

Page 393: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Hak dan Kewajiban Ingkar Notaris (setelah berlakunya UUJN) tidak pernah dipergunakan Notaris, karena para Notaris berlindung dalam kewenangan MPD (Pasal 66 ayat (1) UUJN). Bahkah sebenarnya Hak dan Kewajiban Ingkar telah ada sejak lembaga kenotariatan lahir.

Page 394: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

SETELAH FRASA “dengan persetujuan Majelis Pengawas Daerah” tersebut

bertentangan dengan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; dan “tidak mempunyai kekuatan

hukum mengikat “

berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi.

MAKA NOTARIS WAJIB UNTUK MEMPERGUNAKAN HAK DAN

KEWAJIBAN INGKAR

Page 395: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Jelas sudah bahwa Notaris mempunyai kewajiban/hak seperti tersebut di atas, pertanyaannya, kenapa para Notaris tidak menyadari punya kewajiban/hak seperti itu ? Bahwa Notaris mempunyai Kewajiban/hak Ingkar bukan untuk kepentingan diri Notaris, tapi untuk kepentingan para pihak yang telah mempercayakan kepada Notaris, bahwa Notaris dipercaya oleh para pihak mampu menyimpan semua keterangan atau pernyataan para pihak yang pernah diberikan di hadapan Notaris yang berkaitan dalam pembuatan akta.

Page 396: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

APAKAH

HAK INGKAR (verschoningsrecht)

DAN

KEWAJIBAN INGKAR (verschoningsplicht) ?

Page 397: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

HAK INGKAR (Verschoningsrecht)

Hak Ingkar atau hak menolak sebagai imunitas hukum notaris untuk tidak berbicara atau memberikan keterangan

apapun yang berkaitan dengan akta (atau keterangan lainnya yang berkaitan dengan akta) yang dibuat dihadapan atau oleh Notaris sebagai saksi dalam

penuntutan dan pengadilan merupakan Verschoningsrecht atau suatu hak untuk tidak berbicara/tidak memberikan

informasi apapun didasarkan pada Pasal 170 KUHAP dan

Pasal 1909 ayat (3) KUHPerdata.

Page 398: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

PASAL 170 KUHAP :

(1)Mereka yang karena pekerjaan, harkat martabat atau jabatannya diwajibkan

menyimpan rahasia, dapat diminta dibebaskan dari kewajibannya untuk

memberikan keterangan sebagai saksi yaitu tentang hal yang dipercaya kepada

mereka.

(2) Hakim menentukan sah atau tidaknya segala alasan untuk permintaan tersebut.

Page 399: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Penjelasan :Ayat (1)Pekerjaan atau jabatan yang menentukan adanya

kewajiban untuk menyimpan rahasia ditentukan oleh peraturan perundang-undangan.

Ayat (2)Jika tidak ada ketentuan peraturan perundang-

undangan yang mengatur tentang jabatan atas pekerjaan dimaksud, maka seperti yang telah ditentukan oleh ayat ini, hakim menentukan sah atau tidaknya alasan yang dikemukakan untuk mendapatkan kebebasan tersebut.

Page 400: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Pasal 1909 KUHPerdata :

Semua orang yang cakap untuk menjadi saksi, diharuskan memberikan kesaksian di muka

hakim. Namun dapatlah meminta dibebaskan dari kewajibannya memberikan kesaksian.

Pasal 1909 ayat (3) KUH Perdata :

Segala siapa yang karena kedudukannya, pekerjaannya atau jabatannya menurut undang-

undang diwajibkan merahasiakan sesuatu, namun hanyalah semata-mata mengenai hal-hal yang pengetahuannya dipercayakan kepadanya

demikian.

Page 401: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Pasal 146 HIR ayat (1), angka 3 :

Boleh mengundurkan dirinya untuk memberi kesaksian :

Sekalian orang yang karena martabatnya, pekerjaan atau jabatan yang sah diwajibkan menyimpan rahasia,

akan tetapi hanya semata-mata mengenai pengetahuan yang diserahkan kepadanya karena martabat,

pekerjaan atau jabatannya itu .

(2) Kesungguhan kewajiban menyimpan rahasia yang dikatakan itu, terserah dalam pertimbangan pengadilan

negeri.

Page 402: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II
Page 403: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Berdasar beberapan undang-undang sebagaimana terurai di atas bahwa Hak Ingkar Notaris dapat dipergunakan ketika Notaris sebagai saksi dalam perkara Perdata (Pasal 1909 ayat (3) KUHPerdata, Pasal 146 ayat (1) HIR, Pasal 277 HIR) dan Pasal 170 KUHAP) dalam persidangan pengadilan yang berkaitan dengan akta yang dibuat di hadapan atau oleh Notaris dan segala keterangan yang diperoleh dalam pembuatan akta tersebut.

Page 404: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Kewajiban Ingkar (Verschoningsplicht)

Kewajiban Ingkar suatu kewajiban untuk tidak bicara

yang didasarkan pada :

Pasal 4 ayat (2) UUJN,

Pasal 16 ayat (1) huruf e UUJN

Pasal 54 UUJN.

Page 405: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Pasal 4 ayat (2) UUJN : Sumpah/janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbunyi sebagai berikut :

“Saya bersumpah/berjanji :-bahwa saya akan patuh dan setia kepada Negara Republik Indonesia, Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang tentang Jabatan Notaris serta peraturan perundang-undangan lainnya. -bahwa saya akan menjalankan jabatan saya dengan amanah, jujur, saksama, mandiri, dan tidak berpihak.-bahwa saya akan menjaga sikap, tingkah laku saya, dan akan menjalankan kewajiban saya sesuai dengan kode etik profesi, kehormatan, martabat, dan tanggung jawab saya sebagai Notaris.

-bahwa saya akan merahasiakan isi akta dan keterangan yang diperoleh dalam pelaksanaan jabatan saya.-bahwa saya untuk dapat diangkat dalam jabatan ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan nama atau dalih apapun, tidak pernah dan tidak akan memberikan atau menjanjikan sesuatu kepada siapapun.”

Page 406: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Pasal 16 ayat (1) huruf e UUJN :

Merahasiakan segala sesuatu mengenai akta yang dibuatnya dan segala keterangan yang diperoleh

guna pembuatan akta sesuai dengan sumpah/janji jabatan, kecuali undang-

undang menentukan lain;

Page 407: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Penjelasan Pasal 16 ayat (1) huruf e UUJN :

Kewajiban untuk merahasiakan segala sesuatu yang

berhungungan dengan akta dan surat-surat lainnya adalah untuk melindungi kepentingan sesama pihak yang terkait dengan akta

tersebut.

Page 408: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Pasal 54 UUJN :

Notaris hanya dapat memberikan, memperlihatkan, atau

memberitahukan isi akta, Grosse Akta, Salinan Akta atau Kutipan Akta, kepada orang yang berkepentingan langsung pada akta, ahli waris, atau orang yang memperoleh hak, kecuali

ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan.

Page 409: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

UUJN MENEMPATKAN KEWAJIBAN INGKAR NOTARIS SEBAGAI SUATU KEWAJIBAN

NOTARIS (Pasal 4 ayat (2) UUJN, Pasal 16 ayat (1) huruf e UUJN, Pasal 54

UUJN)

Page 410: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

KAPANKAH NOTARIS MENGGUNAKAN KEWAJIBAN/HAK INGKAR ?

Dalam hal ini timbul pertanyaan, kapan kewajiban/hak ingkar dapat dilakukan ? Kewajiban/hak ingkar dapat dilakukan dengan batasan sepanjang Notaris diperiksa oleh instansi mana saja yang berupaya untuk meminta pernyataan atau keterangan dari Notaris yang berkaitan dengan akta yang telah atau pernah dibuat oleh atau di hadapan Notaris yang bersangkutan.

Page 411: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

A. PERGUNAKAN HAK INGKAR KETIKA NOTARIS DIPERIKSA SEBAGAI SAKSI DI PENGADILAN

(DALAM PERKARA PERDATA/PIDANA).

KETIKA NOTARIS DIPANGGIL PENGADILAN UNTUK BERSAKSI

BERKAITAN DENGAN AKTA YANG DIBUAT OLEH/DIHADAPANNYA ATAU BERKAITAN

DENGAN PELAKSANAAN TUGAS JABATAN NOTARIS BERDASARKAN UUJN MAKA NOTARIS WAJIB MEMENUHI PANGGILAN

TERSEBUT.

Page 412: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

PASAL 244 KUHPIDANA

Barangsiapa dipanggil sebagai saksi, ahli, atau juru bahasa menurut undang-undang dengan

sengaja tidak memenuhi kewajiban berdasarkan undang-undang yang harus

dipenuhinya, diancam :1.Dalam perkara pidana, dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan.2.Dalam perkara lain, dengan pidana penjara paling lama enam bulan

Page 413: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

PASAL 522 KUHP

Barangsiapa menurut undang-undang dipanggil sebagai saksi,

ahli atau juru bahasa, tidak datang secara melawan hukum, diancam

dengan pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah.

Page 414: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Dengan ancaman pidana sebagaimana tersebut di atas, sudah tentu Notaris wajib memenuhi panggilan tersebut,

tapi ketika panggilan tersebut dipenuhi, apakah Notaris akan memberikan

keterangan/bersaksi (tidak mempergunakan hak ingkar) atau akan

mempergunakan hak ingkar ?.

Page 415: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Bahwa penggunaan Hak Ingkar tersebut ketika Notaris sebagai saksi dalam persidangan pengadilan tidak bersifat serta merta, artinya langsung berlaku. Tapi jika notaris akan mempergunakan hak ingkarnya, wajib datang dan memenuhi panggilan tersebut dan wajib membuat surat permohonan kepada hakim yang mengadili/memeriksa perkara tersebut, bahwa Notaris akan menggunakan Hak Ingkarnya. Atas permohonan Notaris, Hakim yang memeriksa perkara yang bersangkutan akan menetapkan apakah mengabulkan atau menolak permohonan Notaris tersebut ?

Page 416: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

JIKA NOTARIS AKAN MEMPERGUNAKAN HAK INGKARNYA WAJIB MEMBUAT SURAT

PERMOHONAN KEPADA HAKIM YANG MENGADILI/MEMERIKSA PERKARA

TERSEBUT.

HAKIM AKAN MENETAPKAN APAKAH MENGABULKAN ATAU MENOLAK

PERMOHONAN TERSEBUT.

(LIHAT PASAL 170 AYAT (1) DAN (2) KUHAP).

Page 417: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

JIKA HAKIM MENGABULKAN PERMOHONAN NOTARIS TERSEBUT MAKA NOTARIS TIDAK

PERLU BERSAKSI.

JIKA HAKIM MENOLAK PERMOHONAN NOTARIS TERSEBUT MAKA NOTARIS PERLU BERSAKSI. DAN ATAS KETERANGAN SAKSI DI

PENGADILAN, JIKA ADA YANG DIRUGIKAN ATAS KETERANGAN NOTARIS, NOTARIS TIDAK DAPAT DITUNTUT BERDASARKAN PASAL 322

AYAT (1) KUHP KARENA NOTARIS MELAKUKANNYA ATAS PERINTAH HAKIM.

Page 418: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

B. PERGUNAKAN KEWAJIBAN INGKAR KETIKA DIPERIKSA SEBAGAI SAKSI/ MEMBERIKAN

KETERANGAN DALAM PROSES PENYIDIKAN.

KETIKA NOTARIS DIPANGGIL/DIMINTA UNTUK BERSAKSI /MEMBERIKAN KETERANGAN AKTA AKTA YANG DIBUAT OLEH/DIHADAPAN NOTARIS ATAU PELAKSANAAN TUGAS JABATAN NOTARIS MENURUT UUJN , MENJADI KEWAJIBAN HUKUM NOTARIS UNTUK MEMENUHI HAL TERSEBUT.

Page 419: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

PADA SAAT NOTARIS MEMENUHI PANGGILAN TERSEBUT KE HADAPAN PENYIDIK, NOTARIS DAPAT MENYATAKAN AKAN MENGUNAKAN KEWAJIBAN INGKARNYA SEBAGAIMANA DIATUR DALAM PASAL 4 AYAT (2), PASAL 16 AYAT (1) HURUF e DAN 54 UUJN. PERNYATAAN TERSEBUT DICATAT DALAM BERITA ACARA PEMERIKSAAN.

Page 420: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

PERNYATAAN MENGGUNAKAN KEWAJIBAN

INGKAR TERSEBUT TIDAK PERLU DISERTAI ALASAN

APAPUN. TAPI SEMATA-MATA MENJALANKAN PERINTAH

UU/UUJN.

Page 421: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

JIKA NOTARIS MENGGUNAKAN KEWAJIBAN INGKAR, APAKAH

PENYIDIK/KEJAKSAAN/HAKIM AKAN MEMAKSAKAN KEHENDAKNYA KEPADA NOTARIS DAN MENGANCAM NOTARIS

DENGAN ANCAMAN MENGHALANGI PROSES PENYIDIKAN/PERADILAN ?

(PASAL 117 AYAT (1) KUHAP “KETERANGAN TERSANGKA DAN/ATAU SAKSI KEPADA

PENYIDIK DIBERIKAN TANPA TEKANAN DARI APAPUN DAN/ATAU DALAM BENTUK APAPUN”)

Page 422: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

C. PERGUNAKAN KEWAJIBAN INGKAR KETIKA MEMBERIKAN KETERANGAN/ SAKSI DI HADAPAN

MAJELIS PENGAWAS NOTARIS.

APAKAH NOTARIS DAPAT MENGGUNAKAN KEWAJIBAN

INGKARNYA KETIKA DIPERIKSA/MEMBERIKAN KETERANGAN

DI HADAPAN MAJELIS PENGAWAS NOTARIS BERKAITAN DENGAN ADANYA LAPORAN/PENGADUAN MASYARAKAT

KEPADA MAJELIS PENGAWAS NOTARIS (MPD – MPW – MPP)…..?

Page 423: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

SESAAT SETELAH NOTARIS DISUMPAH/MENGANGKAT SUMPAH

SEBAGAI NOTARIS, MAKA PADA JABATANNYA TELAH PULA MELEKAT (ANTARA LAIN) KEWAJIBAN INGKAR

(PASAL 4 AYAT (2), PASAL 16 AYAT (1) HURUF e DAN 54 UUJN) SEHINGGA

PADA SETIAP WAKTU/TEMPAT/DIMANAPUN NOTARIS DAPAT MEMPERGUNAKAN KEWAJIBAN

INGKAR TERSEBUT.

Page 424: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Berdasarkan UUJN/UNDANG-UNDANG YANG LAINNYA ada beberapa peluang Notaris untuk diperiksa berkaitan dengan akta yang dibuat oleh atau di hadapannya, oleh :

MPD, MPW dan MPP untuk melaksanakan kewenangan Majelis

Pengawas.Penyidik, Kejaksaan dan Hakim.

Page 425: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Pada semua instansi tersebut (MPD, MPW, MPP dan Penyidik)

gunakanlah Kewajiban Ingkar Notaris.

Ketika Notaris sebagai saksi di persidangan (dalam perkara pidana

atau perdata) gunakanlah

Hak Ingkar Notaris.

Page 426: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Pada semua instansi tersebut Kewajiban/Hak Ingkar dilakukan oleh Notaris. Ketika Notaris melakukan Kewajiban Ingkar, maka instansi yang melakukan pemeriksaan tidak perlu bertanya alasannya kenapa Notaris melakukannya, tapi karena perintah UUJN. Dan jika dilakukan maka instansi yang bersangkutan wajib membuat berita acara pemeriksaan yang intinya Notaris telah melakukan Kewajiban/Hak Ingkar, dan tidak perlu lagi diupayakan lagi dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan UUJN, misalnya dengan cara memanggil dan memeriksa Saksi Akta.

Page 427: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

DALAM KETENTUAN

UNDANG-UNDANG (SUBSTANSI PASAL/AYAT) TERSEBUT DI ATAS, TIDAK DISEBUTKAN SECARA TERUKUR DAN

NORMATIF

ALASAN-ALASAN BAGI NOTARIS UNTUK MEMPERGUNAKAN ATAU TIDAK

MEMPERGUNAKAN HAK/KEWAJIBAN INGKAR. KECUALI UNDANG-UNDANG

MENENTUKAN LAIN.

Page 428: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

ALASAN-ALASAN UNTUK MEMPERGUNAKAN ATAU TIDAK

MEMPERGUNAKAN HAK/KEWAJIBAN INGKAR TERGANTUNG PADA NOTARIS

YANG BERSANGKUTAN.

SITUASI DAN NUANSA KETIKA AKTA DIBUAT DAN DALAM PELAKSANAAN TUGAS JABATAN NOTARIS, MAKA NOTARIS YANG BERSANGKUTAN LEBIH TAHU

Page 429: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

JIKA NOTARIS DALAM MENJALANKAN TUGAS JABATANNYA SESUAI DENGAN

UUJN MAKA NOTARIS TELAH MENJALANKAN TUGAS/PERINTAH JABATANNYA PASAL 50 KUHP MENENTUKAN “BARANG SIAPA

MELAKUKAN PERBUATAN UNTUK MELAKSANAKAN KETENTUAN

UNDANG-UNDANG TIDAK DIPIDANA” KEPADA YANG BERSANGKUTAN

(NOTARIS) TIDAK DIPIDANA.

Page 430: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

PERHATIAN……!!!!

NOTARIS YANG MELANGGAR KETENTUAN HAK/KEWAJIBAN INGKAR, AKAN DIKENAI/DIJATUHI

SANKSI (SECARA KUMULATIF) BERUPA :

Page 431: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

1 A. SANKSI PIDANA

Pasal 322 ayat 1 KUHP :

………pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak sembilan ribu rupiah.

431Habib Adjie-Notaris-PPAT-PL II Surabaya

Page 432: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

1 B. SANKSI PIDANA DAN DENDA(PASAL 85 UNDANG-UNDANG NOMOR 43

TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN )

BAHWA AKTA (PROTOKOL NOTARIS) MERUPAKAN MILIK NEGARA YANG DISIMPAN NOTARIS.

KERAHASIAAN PROTOKOL NOTARIS MENJADI TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN NOTARIS DAN PEMEGANG PROTOKOLNYA UNTUK SELALU DIJAGA DAN DIPELIHARA SAMPAI KAPANPUN JUGA, BAHKAN SAMPAI DIA MENINGGAL DUNIA PUN RAHASIA TERSEBUT HARUS TETAP TERJAGA DAN DILANJUTKAN PENJAGAANNYA OLEH PEMEGANG PROTOKOL TERSEBUT.

Habib Adjie-Notaris-PPAT-PL II Surabaya 432

Page 433: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG ARSIP NEGARA YAITU PASAL 66 UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN YANG MENENTUKAN MASA WAKTU DALUWARSA KERAHASIAAN ARSIP SELAMA 25 TAHUN, SETELAH MASA TERSEBUT MAKA ARSIP-ARSIP YANG TERSIMPAN TELAH KEHILANGAN AZAS KERAHASIAANNYA DAN BOLEH DIBUKA KEPADA UMUM.

Habib Adjie-Notaris-PPAT-PL II Surabaya 433

Page 434: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

AZAS KERAHASIAAN ARSIP MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN, PENCIPTA ARSIP TERSEBUT WAJIB MERAHASIAKANNYA SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 44 UU NOMOR 43 TAHUN 2009 TERSEBUT, YAKNI :

Habib Adjie-Notaris-PPAT-PL II Surabaya 434

Page 435: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

(1) Pencipta arsip dapat menutup akses atas arsip dengan alasan apabila arsip dibuka untuk umum dapat:

a. menghambat proses penegakan hukum;

b. mengganggu kepentingan pelindungan hak atas kekayaan intelektual dan pelindungan

dari persaingan usaha tidak sehat;

c. membahayakan pertahanan dan keamanan negara;

d. mengungkapkan kekayaan alam Indonesia yang masuk dalam kategori dilindungi

kerahasiaannya;Habib Adjie-Notaris-PPAT-PL II Surabaya 435

Page 436: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

e. merugikan ketahanan ekonomi nasional;

f. merugikan kepentingan politik luar negeri dan hubungan luar negeri;

g. mengungkapkan isi akta autentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang kecuali kepada yang berhak

secara hukum;

h. mengungkapkan rahasia atau data pribadi; dan

i. mengungkap memorandum atau surat-surat yang menurut sifatnya perlu

dirahasiakan.Habib Adjie-Notaris-PPAT-PL II Surabaya 436

Page 437: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

(2) Pencipta arsip wajib menjaga kerahasiaan arsip tertutup sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Pencipta arsip wajib menentukan prosedur berdasarkan standar pelayanan minimal serta menyediakan fasilitas untuk kepentingan pengguna arsip.

Habib Adjie-Notaris-PPAT-PL II Surabaya 437

Page 438: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

PELANGGARAN TERHADAP KETENTUAN ATAS KEWAJIBAN UNTUK MENJAGA KERAHASIAAN ARSIP TERSEBUT AKAN DIPIDANA DENGAN PIDANA PENJARA PALING LAMA 5 (LIMA) TAHUN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TERSEBUT PASAL 85 YANG BERBUNYI, SEBAGAI BERIKUT :

Habib Adjie-Notaris-PPAT-PL II Surabaya 438

Page 439: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

”SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA TIDAK MENJAGA KERAHASIAAN ARSIP TERTUTUP SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 44 AYAT (2) DIPIDANA DENGAN PIDANA PENJARA PALING LAMA 5 (LIMA) TAHUN ATAU DENDA PALING BANYAK RP. 250.000.000,00 (DUA RATUS LIMA PULUH JUTA RUPIAH).”

Habib Adjie-Notaris-PPAT-PL II Surabaya 439

Page 440: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

CATATAN :MESKIPUN PROTOKOL NOTARIS MERUPAKAN ARSIP NEGARA NAMUN TIDAK TUNDUK PADA KETENTUAN MENGENAI ADANYA BATASAN WAKTU KEWAJIBAN MENJAGA RAHASIA. DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG ARSIP NEGARA YAITU PASAL 66 UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN YANG MENENTUKAN MASA WAKTU DALUWARSA KERAHASIAAN ARSIP SELAMA 25 TAHUN, SETELAH MASA TERSEBUT MAKA ARSIP-ARSIP YANG TERSIMPAN TELAH KEHILANGAN AZAS KERAHASIAANNYA DAN BOLEH DIBUKA KEPADA UMUM. NAMUN PROTOKOL NOTARIS SEBAGAI ARSIP NEGARA TIDAK BOLEH DIBUKA DAN TETAP MENJADI RAHASIA SAMPAI KAPANPUN JUGA. KECUALI UNDANG-UNDANG MENENTUKAN LAIN.

Habib Adjie-Notaris-PPAT-PL II Surabaya 440

Page 441: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

2. SANKSI PERDATA

441

BERDASARKAN PASAL 1365 KUHPerdata SEBAGAI

PERBUATAN MELAWAN HUKUM GUGATAN

GANTI KERUGIAN.

Habib Adjie-Notaris-PPAT-PL II Surabaya

Page 442: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

3. SANKSI ADMINISTRATIFPasal 85 UUJN :

Pelanggaran ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ..........pasal 16 ayat (1) huruf e, ............

Pasal 54, ............ dapat dikenai sanksi berupa :

a. teguran lisan;

b. teguran tertulis;

c. pemberhentian sementara;

d. pemberhentian dengan hormat; atau

e. pemberhentian dengan tidak hormat.

442Habib Adjie-Notaris-PPAT-PL II Surabaya

Page 443: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

4. SANKSI KODE ETIK NOTARIS

BAB III

KEWAJIBAN, LARANGAN DAN PENGECUALIAN

Kewajiban

Pasal 3443Habib Adjie-Notaris-PPAT-PL II Surabaya

Page 444: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

17. Melakukan perbuatan-perbuatan yang secara umum disebut sebagai kewajiban untuk ditaati dan dilaksanakan antara lain namun tidak terbatas pada ketentuan yang tercantum dalam:

a. UU Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris;

b. Penjelasan Pasal 19 ayat (2) UU Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris;

c. Isi Sumpah Jabatan Notaris;d. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga Ikatan Notaris Indonesia.444Habib Adjie-Notaris-PPAT-PL II Surabaya

Page 445: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Larangan

Pasal 4

15.Melakukan perbuatan-perbuatan lain yang secara umum disebut sebagai pelanggaran terhadap Kode Etik Notaris, antara lain namun tidak terbatas pada pelanggaran-pelanggaran terhadap :

445Habib Adjie-Notaris-PPAT-PL II Surabaya

Page 446: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

a. Ketentuan-ketentuan dalam Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris;

b. Penjelasan Pasal 19 ayat (2) Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris;

c.Isi sumpah jabatan Notaris;d. Hal-hal yang menurut ketentuan Anggaran Dasar,

Anggaran Rumah Tangga dan/atau Keputusan-keputusan lain yang telah ditetapkan oleh organisasi Ikatan Notaris Indonesia tidak boleh dilakukan oleh anggota.

446Habib Adjie-Notaris-PPAT-PL II Surabaya

Page 447: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

BAB IV

S A N K S I

Pasal 6

1. Sanksi yang dikenakan terhadap anggota yang melakukan pelanggaran Kode Etik dapat berupa :

a. Teguran;

b. Peringatan;

c. Schorsing (pemecatan sementara) dari keanggotaan Perkumpulan;

d. Onzetting (pemecatan) dari keanggotaan Perkumpulan;

e. Pemberhentian dengan tidak hormat dari keanggotaan Perkumpulan.

447Habib Adjie-Notaris-PPAT-PL II Surabaya

Page 448: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

2.Penjatuhan sanksi-sanksi sebagaimana terurai di atas terhadap anggota yang melanggar Kode Etik disesuaikan dengan kwantitas dan kwalitas pelanggaran yang dilakukan anggota tersebut

448Habib Adjie-Notaris-PPAT-PL II Surabaya

Page 449: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Timbul pertanyaan, apakah Hak dan Kewajiban Ingkar tersebut hanya untuk Notaris, Notaris Pengganti, Notaris Pengganti Khusus, dan Pejabat Sementara Notaris saja ? Bagaimana dengan Saksi Akta (dan mantan Saksi Akta), pensiunan/werda/mantan Notaris, Notaris Pengganti, Notaris Pengganti Khusus, dan Pejabat Sementara Notaris ? .

449Habib Adjie-Notaris-PPAT-PL II Surabaya

Page 450: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

2.Penjatuhan sanksi-sanksi sebagaimana terurai di atas terhadap anggota yang melanggar Kode Etik disesuaikan dengan kwantitas dan kwalitas pelanggaran yang dilakukan anggota tersebut

Page 451: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Timbul pertanyaan, apakah Hak dan Kewajiban Ingkar tersebut hanya untuk Notaris, Notaris Pengganti, Notaris Pengganti Khusus, dan Pejabat Sementara Notaris saja ? Bagaimana dengan Saksi Akta (dan mantan Saksi Akta), pensiunan/werda/mantan Notaris, Notaris Pengganti, Notaris Pengganti Khusus, dan Pejabat Sementara Notaris ?

Page 452: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Pasal 65 UUJN menegaskan bahwa “Notaris, Notaris Pengganti, Notaris Pengganti Khusus, dan Pejabat Sementara Notaris bertanggung jawab atas setiap akta yang dibuatnya meskipun Protokol Notaris telah diserahkan atau dipindahkan kepada pihak penyimpanan Protokol Notaris”.

Page 453: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Dengan demikian pensiunan/werda/mantan Notaris, Notaris Pengganti, Notaris Pengganti Khusus, dan Pejabat Sementara Notaris wajib bertanggungjawab sampai hembusan / tarikan nafas terakhir meskipun sudah tidak menjabat lagi, dan bagi pensiunan/werda/mantan Notaris, Notaris Pengganti, Notaris Pengganti Khusus, dan Pejabat Sementara Notaris tetap berlaku Hak dan Kewajiban Ingkar. Untuk Sanksinya dapat diterapkan Pasal 322 ayat (1) KUHP dan 1365 KUHPerdata.

Page 454: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Bagaimana dengan Saksi Akta dan mantan Saksi Akta ? Bahwa keberadaan Saksi Akta merupakan bagian dari aspek formal akta, tanpa adanya Saksi Akta, maka akta Notaris tidak dapat diperlukan sebagai akta Notaris, tapi hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta dibawah tangan saja (Pasal 1869 KUHPerdata). Oleh karena itu, kedudukan Saksi Akta, mantan Saksi Akta tersebut tetap melaksanakan Hak dan Kewajiban Ingkar.

Page 455: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Maka pensiunan/werda/mantan Notaris, Notaris Pengganti, Notaris Pengganti Khusus, dan Pejabat Akta Notaris tidak dapat dipahami secara parsial, tapi harus secara keseluruhan. Sementara Notaris, Saksi Akta, mantan Saksi Akta tetap untuk melaksanakan Hak dan Kewajiban Ingkar sampai hembusan / tarikan nafas terakhir. Sanksi untuk Saksi Akta, mantan Saklsi Akta dapat diterapkan Pasal 322 ayat (1) KUHP dan 1365 KUHPerdata.

Page 456: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

ADAKAH (CONTOH) SAMPAI SAAT INI UNDANG-

UNDANG (PASAL/AYAT) YANG MENIADAKAN

HAK/KEWAJIBAN INGKAR NOTARIS TERSEBUT ?

Page 457: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Pasal 25 ayat (1) UU 20/2000 (BPHTB)

Pejabat Pembuat Akta Tanah/Notaris dan Kepala Kantor Lelang Negara melaporkan pembuatan akta atau Risalah Lelang perolehan hak atas tanah dan atau bangunan kepada Direktorat Jenderal Pajak selambat-lambatnya pada tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya.

Page 458: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIANOMOR 31 TAHUN 1999

TENTANGPEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

Pasal 35

(1) Setiap orang wajib memberi keterangan sebagai saksi atau ahli, kecuali ayah, ibu, kakek, nenek, saudara kandung. Istri atau suami, anak, dan cucu dari terdakwa.

(2) Orang yang dibebaskan sebagai saksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diperiksa sebagai saksi apabila mereka menghendaki dan disetujui secara tegas oleh terdakwa.

(3) Tanpa persetujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), mereka dapat memberikan keterangan sebagai, saksi, tanpa disumpah.

Page 459: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Pasal 36

Kewajiban memberikan kesaksian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 berlaku juga terhadap mereka yang menurut pekerjaan, harkat dan martabat atau jabatannya diwajibkan menyimpan rahasia, kecuali petugas agama yang menurut keyakinannya harus menyimpan rahasia.

Page 460: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIANOMOR 28 TAHUN 2007

TENTANGPERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN

1983TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

PASAL 35 AYAT (2) Dalam hal pihak-pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terikat oleh

kewajiban merahasiakan, untuk keperluan pemeriksaan, penagihan pajak, atau penyidikan tindak pidana di bidang

perpajakan, kewajiban merahasiakan tersebut ditiadakan, kecuali untuk bank,

kewajiban merahasiakan ditiadakan ataspermintaan tertulis dari Menteri

Keuangan.i

Page 461: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Perlindungan Apa Yang Paling Aman?

Self Defense Jalankan amanah profesi dengan profesional dan bermartabat sesuai dengan peraturan perundangan, kode etik, nilai-nilai agama;

Hindari praktik menyimpang akta secara back dated, pemalsuan identitas, penyelundupan hukum, delik ommissionis (delik pasif/pembiaran/pura-pura tidak tahu)

Benteng Pengaman Penggunaan CCTV, Dokumentasi Rapi, Kehadiran Saksi-Saksi, Sidik Jari, Check and Recheck, dll.

(Wakil Menteri Hukum dan HAMProf. Denny Indrayana, S.H.,LL.M.,Ph.D.

Jakarta, 2 Juli 2013)

Page 462: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

KULIAH 12

KAPITA KAPITA SELEKTA SELEKTA

UUJN UUJN

Page 463: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

PENGGUNAAN LAMBANG NEGARA ”GARUDA PANCASILA” OLEH NOTARIS

Dalam Pasal 1 angka 2 Undang-undang Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan, disebutkan bahwa Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Lambang Negara adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.

Page 464: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Pasal 52 Undang-undang Nomor 24 Tahun 2009 menegaskan Lambang Negara

digunakan :a. sebagai cap atau kop surat jabatan;b. sebagai cap dinas untuk kantor;c. pada kertas bermeterai;d. pada surat dan lencana gelar pahlawan, tanda jasa,

dan tanda kehormatan;e. sebagai lencana atau atribut pejabat negara, pejabat

pemerintah atau warga negara Indonesia yang sedang mengemban tugas negara di luar negeri.

f. dalam penyelenggaraan peristiwa resmi;g. dalam buku dan majalah yang diterbitkan oleh

Pemerintah;h. dalam buku kumpulan undang-undang; dan/ataui. di rumah warga negara Indonesia.

Page 465: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Pasal 54 ayat (1) Undang-undang Nomor 24 Tahun 2009 mengatur mengenai penggunaan Lambang Negara sebagai cap atau kop surat jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 huruf a digunakan oleh :

Page 466: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

a. Presiden dan Wakil Presiden.b. Majelis Permusyawaratan Rakyat;c. Dewan Perwakilan Rakyat;d. Dewan Perwakilan Daerah;e. Mahkamah Agung dan badan peradilan;f. Badan Pemeriksa Keuangan;g. Menteri dan pejabat setingkat menteri;h. Kepala perwakilan Republik Indonesia di luar negeri

yang berkedudukan sebagai duta besar luar biasa dan berkuasa penuh, konsul jendral, konsul, dan kuasa usaha tetap, konsul jendral kehormatan, dan konsul kehormatan;

i. Gubernur, bupati atau walikota;j. Notaris, dank. Pejabat negara lainnya yang ditentukan oleh undang-

undang.

Page 467: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Dalam Pasal 54 ayat (2) Undang-undang Nomor 24 Tahun 2009 diatur pula mengenai penggunan Lambang Negara sebagai cap dinas untuk kantor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 huruf b digunakan untuk kantor :

Page 468: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

a. Presiden dan Wakil Presiden.b. Majelis Permusyawaratan Rakyat;c. Dewan Perwakilan Rakyat;d. Dewan Perwakilan Daerah;e. Mahkamah Agung dan badan peradilan;f. Badan Pemeriksa Keuangan;g. Menteri dan pejabat setingkat menteri;h. Kepala perwakilan Republik Indonesia di luar negeri

yang berkedudukan sebagai duta besar luar biasa dan berkuasa penuh, konsul jendral, konsul, dan kuasa usaha tetap, konsul jendral kehormatan, dan konsul kehormatan;

i. Gubernur, bupati atau walikota;j. Notaris, dank. Pejabat negara lainnya yang ditentukan oleh undang-

undang.

Page 469: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Bahwa dengan demikian ada batasan dalam penggunaan Lambang Negara tersebut, bahkan dapat dijatuhi pidana, jika penggunaan Lambang Negara tersebut tidak sesuai dengan ketentuan sebagtaimana tersebut di atas sebagaimana diatur dalam Pasal 69 ditegaskan bahwa dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp. 100.000,000,00 (seratus juta) rupiah, setiap orang (huruf c) : dengan sengaja menggunakan Lambang Negara untuk keperluan lain selain yang diatur dalam Undang-undang ini.

Page 470: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Notaris dalam menjalankan tugas Jabatanya menggunakan Lambang Negara (Pasal 16 ayat (1) huruf k Undang-undang Jabatan Notaris) dan penggunaan Lambang Negara oleh Notaris untuk CAP atau KOP SURAT JABATAN (Pasal 54 ayat (1) huruf j Undang-undang Nomor 24 Tahun 2009) dan sebagai CAP DINAS KANTOR (Pasal 54 ayat (2) huruf j Undang-undang Nomor 24 Tahun 2009).

Page 471: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Berdasarkan ketentuan Pasal 54 ayat (1) huruf j dan sebagai Pasal 54 ayat (2) huruf j Undang-undang Nomor 24 Tahun 2009, penggunaan Lambang Negara oleh Notaris secara terbatas untuk Cap atau Kop Surat Jabatan, dan Cap Dinas Kantor (Notaris) saja. Hal ini dapat ditafsirkan dalam bentuk :

Page 472: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Cap atau Stempel Notaris Kop Surat Jabatan atau Kop Surat Notaris (Kantor Notaris) Untuk

Jilid atau Kover atau Sampul Salinan/Kutipan/Grosse Akte.

Bahwa Cap atau Stempel Notaris dapat dipergunakan atau diterakan pada :

Akta Notaris dan Salinannya. Akta dibawah tangan yang didaftar. Akta dibawah tangan yang dilregalisasi. Coppie Collatione, Pengesahan fotocopy dengan surat aslinya. Dan Lambang Garuda dapat dipakai pada Kop Surat

Jabatan dan Cap atau stempelnya pada Surat Jabatan.

Page 473: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Sekarang ini ditemukan kenyataan, bahwa penggunaan Lambang Negara oleh Notaris pada : Kartu Nama (bersama-sama dengan mencantumkan jabatan

lain, misalnya Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT); Kop Surat ((bersama-sama dengan mencantumkan jabatan

lain, misalnya Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT); Amplop ((bersama-sama dengan mencantumkan jabatan lain,

misalnya Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT); Kuitansi ((bersama-sama dengan mencantumkan jabatan lain,

misalnya Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT); Map dan blocknote (bersama-sama dengan mencantumkan

jabatan lain, misalnya Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT); Jilid atau Kover Akta ((bersama-sama dengan mencantumkan

jabatan lain, misalnya Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT); Pulpen atau Cendera Mata dari Notaris yang bersangkutan

karena telah membuat akta padanya.

Page 474: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Berdasarkan uraian di atas, ternyata ada batasan dalam penggunaan dan siapa yang boleh menggunakan Lambang Negara dan ada pidananya bagi yang menggunakan tidak sesuai dengan ketentuan tersebut.

Page 475: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Di luar intansi pemerintah dan atau negara, hanya Notaris yang menggunakan Lambang Negara. Bahwa Notaris menggunakan Lambang Negara, karena sebagai suatu Jabatan. Jadi salah kaprah dan tidak mengerti, jika ada Notaris menempatkan dirinya sebagai suatu Profesi, tidak ada di dunia ini profesi menggunakan Lambang Negara, yang boleh menggunakan Lambang Negara dalam kualifikasi sebagai Jabatan, antara lain Notaris.

Page 476: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Kesalahan lainnya yang perlu diluruskan, penggunaan Lambang Negara bersama dengan mencantumkan Jabatan lain, misalnya PPAT, memang salah kaprah, karena PPAT tidak memakai Lambang Negara dan tidak punya lambang apapun. Kesalahan ini telah berjalan dan berlangsung lama dan akut, seakan-akan menjadi yang benar. Dan juga ternyata Majelis Pengawas Notaris (MPD, MPW dan MPP) dalam Cap dan Kop Suratnya memakai Lambang Negara, padahal secara limitatif, tidak ada ketentuan Majelis Pengawas Notaris boleh menggunakan Lambang Negara, oleh karena itu Majelis Pengawas Notaris untuk segera mengakhiri penggunaan Lambang Negara dalam Cap dan Kop Suratnya.

Page 477: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Dalam tataran hukum yang benar, bahwa Lambang Negara tersebut harus digunakan secara tersendiri (tanpa menyebutkan atau bersamaan dengan Jabatan lain, selain Notaris) pada :

Page 478: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Kop Surat Jabatan atau Kop Surat Notaris (Kantor Notaris).

Untuk Jilid atau Kover atau Sampul Salinan/Kutipan/Grosse Akte.

Cap atau Stempel Notaris dapat dipergunakan atau diterakan pada :

Akta Notaris dan Salinannya. Akta dibawah tangan yang didaftar. Akta dibawah tangan yang dilregalisasi. Coppie Collatione, Pengesahan fotocopy dengan surat aslinya. dan Lambang Garuda dapat dipakai pada Kop Surat

Jabatan dan Cap atau stempelnya pada Surat Jabatan Notaris.

Page 479: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Kalaupun Notaris ingin mencantumkan jabatan Notaris dengan jabatan lainnya, misalnya PPAT pada map Notaris (bukan jilid atau sampul atau kover akta) ataupun pada kop surat, tidak perlu mencantumkan Lambang Negara dan tidak perlu menggunakan stempel Lambang Negara, buat dan gunakan stempel lain yang tidak memuat Lambang Negara.

Page 480: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Penggunaan Lambang Negara oleh Notaris yang meluas dan melebar yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang tersebut di atas atau untuk keperluan lain selain yang diatur dalam Undang-undang ini dapat dikategorikan sebagai suatu tindak pidana, dan kepada pelakunya dapat dijatuhi pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 69 Undang-undang Nomor 24 Tahun 2009, dengan alasan, antara lain penggunanan Lambang Negara pada :

Page 481: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Kartu Nama (bersama-sama dengan mencantumkan jabatan lain, misalnya Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), ataupun hanya mencantumkan nama Notaris saja.

Kop Surat ((bersama-sama dengan mencantumkan jabatan lain, misalnya Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT);

Amplop ((bersama-sama dengan mencantumkan jabatan lain, misalnya Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT);

Kuitansi. Map dan blocknote ((bersama-sama dengan mencantumkan

jabatan lain, misalnya Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT); ataupun hanya mencantumkan nama Notaris saja.

Jilid atau Kover Akta ((bersama-sama dengan mencantumkan jabatan lain, misalnya Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT);

Pulpen atau Cendera Mata dari Notaris yang bersangkutan karena telah membuat akta padanya.

Page 482: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

MENGENAI PENGGUNAAN

LAMBANG NEGARA (LIHAT PUTUSAN MK

Nomor 4/PUU-X/2012 :

Bahwa PENGGUNAAN Lambang Negara yang tidak sesuai sebagaimana tersebut dalam

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 109, Tambahan

Lembaran Negara Repulik Indonesia Nomor 5035) TIDAK DILARANG

DAN TIDAK DIKENAI PIDANA DENDA

DAN PENJARA.

Page 483: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

1.1. Pasal 57 huruf d Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera,

Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Repulik Indonesia Nomor 5035) bertentangan

dengan UUD 1945;

Page 484: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

1.2. Pasal 69 huruf c Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Repulik Indonesia Nomor 5035) bertentangan dengan UUD 1945;

Page 485: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

1.3. Pasal 57 huruf d Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera,

Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Repulik

Indonesia Nomor 5035) tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat;

Page 486: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

1.4. Pasal 69 huruf c Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera,

Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Repulik

Indonesia Nomor 5035) tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat;

Page 487: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

NOTARIS (PPAT)

SEBAGAI SAKSI AKTA, TEPATKAH…?

Page 488: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Akhir-akhir ini makin banyak saja para Notaris (PPAT) menjadi Saksi dalam perkara Perdata atau Pidana yang berkaitan dengan akta yang dibuat di hadapan (akta pihak) dan oleh (akta relaas) Notaris sendiri (bukan sebagai saksi ahli). Bahkan saksi aktapun diperlakukan seperti itu, artinya jika atas permintaan pihak tertentu (Penyidik, Kejaksaan, Pengadilan) MPD tidak mengizinkan Notaris untuk diperiksa, maka pihak yang bersangkutan, akan membidik saksi-saksi yang tersebut dalam akta, dengan keterangan yang diperoleh dari saksi akta tersebut, berharap dapat memeriksa Notaris yang bersangkutan. Padahal seharusnya dipahami, sebuah akta Notaris tidak boleh diperlakukan secara parsial di hadapan hukum, tapi harus dipahami secara menyeluruh, mulai dari awal akta sampai akhir akta, dengan kata lain pemanggilan saksi akta tersebut membuktikan ketidakmampuan pihak-pihak tertentu tersebut dalam memahami akta Notaris.

Page 489: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Atas kejadian tersebut memprihatinkan, karena dunia Notaris dan produk dari pelaksanaan tugas jabatan Notaris, antara lain akta, telah disalahkaprahi oleh para Notaris dan pihak lainnya yang berkecimpung dalam dunia hukum. Notaris yang menjadi saksi atas akta tersebut di atas, seakan-akan Notaris telah menjadi pihak dalam akta (misalnya sebagai tergugat dalam perkara perdata) dan sebagai saksi atau terdakwa dalam perkara pidana dengan kualifikasi tuduhan/dakwaan sebagai yang menyuruh melakukan, pelaku penyuruh atau turut serta melakukan.

Page 490: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Bahwa Notaris bukan pihak dalam akta, meskipun dalam akta ada nama dan tanda tangan Notaris, para pihak datang ke hadapan Notaris untuk membuat akta tertentu keinginan para pihak sendiri, tanpa diminta atau disuruh Notaris, tanpa ada permintaan dari para pihak Notaris tidak akan pernah membuat akta apapun, jika permintaan tersebut dipenuhi, maka tugas Notaris sesuai kewenangannya, yaitu membuat akta tersebut dengan memperhatikan aspek lahir, formal dan materil sesuai aturan hukum yang mengatur pelaksanaan tugas jabatan Notaris.

Page 491: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Sehingga jika suatu akta Notaris bermasalah, apakah permasalahan tersebut timbul dari aspek lahir, formal atau materil akta tersebut ? Atau apakah karena para pihak sendiri yang tidak mau menjalankan akta

tersebut ? Contoh, ada akta pengikatan jual-beli, yang pembelian tersebut dilakukan secara angsuran tiap bulan dalam jumlah tertentu selama 1 (satu) tahun, dan dibuat dengan klausul denda dan lain-lainnya, ternyata kemudian pembeli wanprestasi, dan yang dilakukan penjual mengadukan pembeli kepada kepolisian dan menyeret Notaris yang membuat akta tersebut dan secara pidana dengan kualifikasi turut serta melakukan atau menyuruh melakukan ? Atau digugat secara perdata ? Aneh bukan ?, tapi ini ada/terjadi.

Page 492: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Bahwa secara lahiriah, formal dan materil akta tersebut tidak ada masalah apapun dan telah benar menurut hukum yang mengatur kenotarisan, tapi masalah yang terjadi yaitu, salah satu pihak tidak mau melaksanakan isi akta tersebut, kesalahan ada pihak pembeli, jika hal ini bukan kesalahan Notaris. Artinya kejadian seperti berkaitan dengan hak kewajiban para pihak yang harus dilaksanakan oleh para pihak sendiri.

Page 493: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Dalam praktek banyak ditemukan, jika akta bermasalah (tanpa melihat apa kesalahan dari aspek lahir, formal atau materil) atau karena kesalahan para pihak sendiri yang tidak mau taat terhadap akta yang pernah dibuat oleh Notaris, maka pihak yang merasa dirugikan, disamping melaporkan pihak yang lainnya, juga sering pula melaporkan Notarisnya untuk perkara pidana, dan juga menempatkan Notaris sebagai tergugat (turut tergugat) dalam perkara perdata.

Page 494: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Dalam kontruksi hukum yang benar (berdasarkan Pasal 84 UUJN), jika permasalahan karena akta tidak memenuhi aspek lahir, formal dan materil, maka pihak yang namanya tersebut dalam akta dapat mengajukan gugatan atau menggugat Notaris yang bersangkutan, dengan kewajiban, bahwa akta yang bersangkutan karena kesalahan lahir, formal dan materil telah menimbulkan kerugian yang nyata sebagai dari akta tersebut, maka pihak tersebut dapat menggugat Notaris yang bersangkutan, agar akta tersebut didegradasikan menjadi akta di bawah tangan atau mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta dibawah tangan. Jika hal tersebut terbukti, dan Notaris dibebani kewajiban untuk membayar ganti kerugian kepada penggugat, dan agar gugatan tidak sia-sia dapat diletakan sitaan atas seluruh harta kekayaan Notaris, jika setelah disita dan dilelang ternyata seluruh harta Notaris tidak memenuhi untuk membayar seluruh ganti kerugian tersebut, maka Notaris yang bersangkutan dapat dinyatakan pailit, dan atas kepailitan Notaris tersebut dapat dijadikan dasar untuk memberhentikan Notaris yang bersangkutan.

Page 495: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Tapi jika akta memenuhi aspek lahir, formal dan materil, dan tidak ada kesalahan apapun dari akta Notaris, dan akta tidak dapat dijalankan karena para pihak tidak mau melakukkanya, maka pihak yang bersangkutan dapat datang kembali kepada Notaris untuk :

Page 496: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

membatalkan akta tersebut atau mengatur kembali substansi akta tersebut atas kesepakatan para pihak dengan akta Notaris lagi, atau

jika tidak disepakati, salah satu pihak dapat mengajukan gugatan ke pengadilan negeri untuk menggugat pihak yang lainnya, dengan substansi gugatan untuk menyatakan akta tersebut tidak mengikat para pihak lagi.

Page 497: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Dalam kaitan ini, dapatkan Notaris dijadikan tersangka atau terdakwa berkaitan dengan akta yang dibuat di hadapan atau oleh Notaris ? Untuk ini perlu diberi batasan, yaitu jika dalam pembuatan akta Notaris tersebut, disadari, diinsyafi dan ada konspirasi antara para pihak yang menghadap Notaris dan Notaris dalam membuat akta yang bersangkutan sengaja untuk menguntungkan pihak tertentu atau untuk merugikan pihak lain atau untuk melakukan suatu tindak pidana. Jika hal ini dapat dibuktikan, maka Notaris seperti ini wajib untuk mempertanggungjawabkannya secara pidana. Tapi tindakan seperti tidak akan terjadi, jika Notaris yang bersangkutan menyadari dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas jabatannya, tapi jika ada yang melakukan, maka Notaris tersebut telah membunuh dirinya sendiri.

Page 498: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Sekarang ini terjadi, tanpa memperdulikan batas-batasan seperti tersebut di atas, yang penting seret saja Notarisnya. Hal ini terjadi karena :

Para Notaris tidak memahami pelaksanaan tugasnya sendiri.

Pihak lainnya (diluar Notaris) tidak memahami dunia dan maka Notaris dalam melaksanakan tugasnya.

Page 499: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Batasan lainnya yang juga perlu diperhatikan, bahwa Notaris bertanggungjawab secara hukum selama yang bersangkutan masih menjalankan tugas jabatannya, jika sudah pensiun, maka tidak perlu ada pertanggungjawabannya lagi. Hal ini dapat dipahami bahwa fokus Notaris ada pada aspek lahir, formal dan materil, dan pelaksanaan tugas jabatan Notaris secara biologis sudah berakhir untuk Notaris yang bersangkutan, tapi secara yuridis akta terus tetap berjalan atau akta Notaris mempunyai umur yuridis selama dunia belum kiamat, oleh karena itu maka salinan akta Notaris masih dapat dikeluarkan oleh Notaris pemegang protokolnya, bahkan akta yang sudah dibatalkan oleh para pihak sendiri atau dibatalkan oleh pengadilan, salinan aktanya masih dapat dikeluarkan oleh Notaris yang bersangkutan atau oleh Notaris pemegang protokolnya atas permintaan para pihak atau ahli warisnya. Inilah makna akta Notaris mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna (dalam kesempurnaan juga mempunyai kekuatan pembuktian yang kuat).

Page 500: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Jika eksistensi Notaris dan akta Notaris disalahkaprahi oleh Notaris sendiri dan juga oleh para pihak lainnya, maka siap-siaplah eksistensi Notaris Indonesia akan berada pada titik nadir, dan kesalahkaprahan tersebut dilakukan juga oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang pada tanggal 8 November 2007 Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor : M.03.HT.03.10. Tahun 2007 Tentang Pengambilan Minuta Akta dan Pemanggilan Notaris.

Page 501: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Memang seharusnya dalam pertemuan ilmiah para Notaris dari tingkat daerah, wilayah dan pusat melalu kegiatan upgrading dan refreshing course hanya membahas materi yang sifatnya aplikatif atau implementasi dari suatu aturan hukum, dan ini tidak salah untuk dilakukan, tapi juga harus dikaji/dibahas yang sifatnya mendasar, misalnya mengenai prinsip, norma atau azas-azas dalam dunia Notaris.

Page 502: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Untuk rekan-rekan para Notaris, mari disamping kita bertindak secara egois dan ini memang sifat dasar manusia, yaitu untuk membangun kantornya sendiri agar laku, penghasilan (uang) meningkat dari hari-kehari, menabung sebanyak-banyaknya, tapi kita juga harus membangun kelembagaan Notaris. Jika diibaratkan, lembaga Notariat adalah bangunan rumah para Notaris bernaung, berteduh, dan kita para Notaris para penghuninya. Dalam sebuah rumah sudah tentu ada pondasi, tiang, dinding, atap, kusen dan asesoris yang lainnya, jika rumah kita bocor, rusak mari kita perbaiki, dan yang harus memperbaiki kita semua para Notaris. Kita perkuat kelembagaan Notaris dengan prinsip, norma, azas-azas yang dapat menunjang pelaksanaan tugas jabatan Notaris. Adanya kejadian yang memprihatinkan seperti diuraikan di atas, menunjukkan prinsip, norma dan azas-azas dalam dunia Notaris belum dapat dipahami oleh para Notaris atau memang belum ada. (kalau ada yang sudah tahu, tolong saya diberitahu oleh rekan-rekan).

Page 503: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI AKTA NOTARIS DAN RAHASIA

JABATAN NOTARIS

Page 504: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Kehadiran Majelis Pengawas Daerah seperti yang diatur dalam Pasal 66 UUJN telah memberikan harapan mengenai seharusnya seperti apa Notaris dan akta Notaris dinilai oleh insitusi yang memahami dan mengerti Notaris. Sudah tentu dalam melakukan pemeriksaan Notaris atas permintaan Penyidik, Penuntut Umum atau Hakim untuk kepentingan proses peradilan, MPD akan bersidang dan menilai tindakan Notaris dan akta Notaris yang bersangkutan berdasarkan Undang-undang Jabatan Notaris (UUJN) dan Hukum Kenotariatan Indonesia.

Page 505: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Ketika MPD tidak mengizinkan seorang Notaris untuk memenuhi panggilan Penyidik, Penuntut Umum atau Hakim dengan alasan Notaris yang bersangkutan dalam membuat akta telah sesuai dengan prosedur pembuatan akta yang benar berdasarkan UUJN, maka untuk Notaris yang bersangkutan telah selesai perbuatan hukumnya, artinya, akta yang dibuat oleh atau di hadapan Notaris telah memenuhi syarat lahir, formal dan materil.

Page 506: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Dalam praktek sekarang ini banyak ditemukan suatu kenyataan, ketika seorang Notaris oleh MPD tidak diizinkan untuk memenuhi panggilan Penyidik, Penuntut Umum, Hakim, maka (khususnya Penyidik dari Kepolisian) akan berupaya untuk mencari cara atau celah lain, dengan maksud untuk memperoleh kebenaran materil, dan yang dilakukan oleh Penyidik yaitu memanggil saksi-saksi akta. atau membidik saksi-saksi yang tersebut dalam akhir akta, dengan keterangan yang diperoleh dari saksi akta tersebut, berharap dapat memeriksa Notaris yang bersangkutan atau terkadang dibalik para saksi akta dipanggil terlebih dahulu, setelah mendapat keterangan dari para saksi tersebut, kemudian Penyidik akan memanggil Notarisnya melalui MPD. Sehingga apakah yang dilakukan oleh Penyidik, hakim atau Kejaksaan sesuatu yang benar menurut UUJN ? Apakah ini berarti telah terjadi membuka rahasia jabatan Notaris melalui Saksi Akta ?

Page 507: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Kita bisa membayangkan tidak akan ada kepastian hukum, jika saksi dalam akta Notaris diperlakukan seperti itu, dan selama hidupnya saksi akta akan dihantui pemanggilan oleh penyidik entah kapan saja, tidak menutup kemungkinan ketika mantan saksi tersebut sudah tua renta tanpa daya dan upaya dipanggil sebagai saksi oleh Penyidik.

Page 508: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Saksi secara umum. Saksi ada 2 (dua), yaitu : (1) mereka yang secara kebetulan melihat, mendengar sendiri peristiwa-peristiwa yang jadi persoalan, dan (2) saksi-saksi yang pada waktu perbuatan hukum dilakukan sengaja telah diminta untuk menjadi saksi. Menurut Pasal 171 HIR bahwa yang diterangkan oleh saksi adalah apa yang ia lihat, dengar atau rasakan sendiri, lagi pula tiap-tiap kesaksian harus disertai alasan-alasan apa sebabnya, bagaimana ia sampai mengetahui hal-hal yang diterangkan olehnya. Perasaan yang istimewa, yang terjadi karena akal, tidak dipandang sebagai penyaksian.

Page 509: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Kedudukan Saksi Akta Notaris berbeda dengan saksi pada umumnya sebagaimana tersebut di atas. Selain Akta Notaris atau saksi pada umumnya merupakan saksi yang mendengar, melihat sendiri suatu peristiwa yang terjadi, misalnya jika terjadi jual beli dan dilakukan penyerahan uang pembelian dari pembeli kepada penjual, maka secara fisik saksi tersebut melihat sendiri peristiwa tersebut. Tapi dalam saksi akta, jika para pembeli telah menyerahkan uang pembelian kepada penjual yang dilakukan transfers antar bank, yang hanya dapat dibuktikan dengan bukti transfers, kemudian akta jual belinya di hadapan Notaris, apakah sama pengetahuan saksi pada kedua peristiwa hukum tersebut mengenai penyerahan uang pembelian ?

Page 510: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Maka saksi selain saksi akta mengetahui dengan betul peristiwa hukum yang terjadi dalam transaksi tersebut, sedangkan saksi akta tidak tahu apapun tentang penyerahan uang tersebut secara fisik. Berdasarkan ilustrasi sederhana tersebut bahwa kedudukan saksi akta Notaris merupakan perintah undang-undang (UUJN) untuk memenuhi syarat formal akta Notaris.

Page 511: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Saksi Akta Notaris merupakan para saksi yang ikut serta di dalam pembuatan terjadinya akta (instrumen), maka dari itulah disebut Saksi Instrumentair (Instrumentaire Getuigen). Mereka dengan jalan membubuhkan tanda tangan mereka, memberikan kesaksian tentang kebenaran adanya dilakukan dan dipenuhinya formalitas-formalitas yang diharuskan oleh UUJN, yang disebutkan dalam akta tersebut.

Page 512: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Bahwa salah satu syarat formal akta Notaris sebagaimana tersebut dalam Pasal 38 UUJN, dan mengenai Saksi (Saksi Instrumentair) ini ditegaskan dalam Pasal 38 ayat (4) huruf c UUJN, bahwa pada akhir atau penutup akta harus memuat nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, jabatan, kedudukan, dan tempat tinggal dari tiap-tiap saksi. Ketika syarat formal ini tidak dipenuhi, maka akta tersebut terdegradasi kedudukannya menjadi mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta dibawah tangan (Pasal 1869 – 1870 KUHPerdata).

Page 513: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Secara keseluruhan akta Notaris, akan disebut akta Notaris lengkap jika semua syarat formal tersebut dipenuhi sehingga mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna, sehingga kedudukan saksi akta yang merupakan salah satu syarat formal sudah dipertanggungjawabkan secara hukum, oleh karena itu ketika Notaris oleh MPD tidak diperkenankan untuk memenuhi panggilan Penyidik, yang berarti akta tersebut telah benar secara hukum. Oleh karena itu tidak perlu lagi Penyidik mengambil tindakkan hukum lain, dengan cara memanggil saksi akta untuk diminta keterangan, yang dari keterangan saksi akta tersebut akan dikonfrontasikan dengan Notarisnya atau sebaliknya saksi aktanya dipanggil terlebih dahulu, kemudian dipanggil Notarisnya dan nanti diknfrontasikan dengan keterangan saksi akta. Cara apapun yang dilakukan tersebut sudah tidak sesuai dengan UUJN dan Hukum Kenotaritan Indonesia.

Page 514: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Notaris merupakan jabatan kepercayaan, hal ini mengandung makna, yaitu mereka yang menjalankan tugas jabatan dapat dipercaya dan karena jabatan Notaris sebagai jabatan kepercayaan, sehingga jabatan Notaris sebagai jabatan kepercayaan dan orang yang menjalankan tugas jabatan juga dapat dipercaya yang keduanya saling menunjang. Oleh karena itu Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya punya kewajiban merahasiakan segala sesuatu mengenai akta yang dibuatnya dan segala keterangan yang diperoleh guna pembuatan akta sesuai dengan sumpah/janji jabatan, kecuali undang-undang menentukan lain (Pasal 16 ayat (1) huruf e UUJN).

Page 515: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Ditegaskan pula dalam Penjelasan huruf e bahwa kewajiban untuk merahasiakan segala sesuatu yang berhubungan dengan akta dan surat-surat lainnya adalah untuk melindungi kepentingan semua pihak yang terkait dengan akta tersebut. Sudah menjadi kewajiban Notaris untuk mempertahankan rahasia jabatan tersebut, karena bagaimana jadinya Notaris akan disebut sebagai jabatan yang dipercaya, ternyata rahasia jabatan kepercayaan tersebut dapat dibongkar oleh Penyidik melalui keterangan Saksi Akta yang dipanggil oleh Penyidik ?. Bagi Notaris sendiri melakukan pelanggaran terhadap pasal tersebut dapat dijatuhi sanksi sebagaimana tersebut dalam Pasal 85 UUJN.

Page 516: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Padahal seharusnya dipahami, sebuah akta Notaris tidak boleh diperlakukan secara parsial di hadapan hukum, tapi harus dipahami secara menyeluruh (holistic-integral), mulai dari awal akta sampai akhir akta, dengan kata lain pemanggilan saksi akta tersebut membuktikan ketidakmampuan pihak-pihak tertentu tersebut dalam memahami akta Notaris, dengan kata lain pemanggilan saksi akta yang tersebut dalam akhir akta tersebut merupakan suatu penyimpangan dan kesalahkaprahan dan tidak perlu dilakukan dan telah terjadi pembongkaran rahasia melalui pemanggilan dan keterangan dari Saksi Akta.

Page 517: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Berdasarkan uraian di atas, dapat kita mengerti, jika mereka yang namanya dalam akta sebut karena tidak mau melaksanakan isi akta atau ada pihak yang dirugikan bukan dengan cara menyeret Notaris dan para Saksi Akta kepada kepolisian atau Penyidik. Tapi aktanya yang menjadi dasar, karena akan terjadi ketidakkonsistenan dalam pembuktian, ketika Notaris dan Saksi Aktanya masih hidup, maka Notaris dan Saksi Aktanya akan dimintai keterangan, tapi ketika Notaris dan Saksi Aktanya sudah meninggal dunia, sudah tidak mungkin lagi dimintai keterangan, kecuali dibuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP) di atas batu nisan yang bersangkutan. Oleh karena itu fokusnya pada aktanya, bukan mempersoalkan Notaris dan Saksi Akta. Jadi sangat tidak sesuai atau bertentangan dengan UUJN jika Penyidik, Hakim, Kejaksaan memanggil Saksi Akta, karena Saksi Akta merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari formalitas-formalitas akta Notaris sebagai akta otentiik.

Page 518: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

UNDANG - UNDANG JABATAN NOTARIS (UUJN) SEBAGAI

UNIFIKASI HUKUM PENGATURAN NOTARIS

Page 519: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Dalam Penjelasan Umum UUJN ditegaskan bahwa peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Notaris sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan kebutuhan hukum masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, perlu diadakan pembaharuan dan pengaturan kembali secara menyeluruh dalam satu undang-undang yang mengatur tentang Jabatan Notaris sehingga tercipta suatu unifikasi hukum yang berlaku untuk semua penduduk di seluruh wilayah negara Republik Indonesia. Dalam rangka mewujudkan unifikasi hukum di bidang kenotariatan tersebut dibentuk Undang-undang tentang Jabatan Notaris.

Page 520: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

UUJN sebagai buatan manusia sudah tentu belum memuaskan semua pihak, terutama untuk Notaris, oleh karena itu terlepas dari lengkap atau tidak lengkap, puas atau tidak puas suatu undang-undang, apapun isinya harus kita terima dulu, seandainya ada kekuranglengkapan dapat ditambah ataupun diperbaiki.

Page 521: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

Dengan kehadiran UUJN tersebut saat sekarang ini merupakan satu-satunya undang-undang yang mengatur Notaris Indonesia, yang berarti telah terjadi unifikasi hukum dalam bidang pengaturan Notaris. Sehingga UUJN dapat disebut sebagai penutup (pengaturan) masa lalu dunia Notaris Indonesia dan pembuka (pengaturan) dunia Notaris Indonesia masa datang. Sekarang UUJN saja yang merupakan “rule of law” untuk dunia Notaris Indonesia.

Page 522: HABIB ADJIE S.H. (UNISBA) NOTARIS (UNPAD) M.Hum . (UNDIP) Dr. (UNAIR) NOTARIS – PPAT – PL II

SELAMAT SELAMAT BELAJAR DAN BELAJAR DAN

SUKSES UNTUK SUKSES UNTUK KITA KITA

SEMUA ......!!!!SEMUA ......!!!!