H13dir.pdf

120
ANALISIS NILAI EKONOMI MANFAAT DAN DAMPAK NEGATIF PENAMBANGAN PASIR ILLEGAL DI SUNGAI BRANTAS KELURAHAN SEMAMPIR KOTA KEDIRI DINIYYA IRIANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

Transcript of H13dir.pdf

  • ANALISIS NILAI EKONOMI MANFAAT DAN DAMPAK

    NEGATIF PENAMBANGAN PASIR ILLEGAL DI SUNGAI

    BRANTAS KELURAHAN SEMAMPIR KOTA KEDIRI

    DINIYYA IRIANI

    DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

    FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2013

  • PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

    SUMBER INFORMASI

    Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Analisis Nilai Ekonomi Manfaat dan

    Dampak Negatif Penambangan Pasir Illegal di Sungai Brantas Kelurahan

    Semampir Kota Kediri adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing

    dan belum diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun.

    Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya diterbitkan maupun tidak

    diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

    Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

    Bogor, Februari 2013

    Diniyya Iriani

    H44080091

  • RINGKASAN

    DINIYYA IRIANI. Analisis Nilai Ekonomi Manfaat dan Dampak Negatif

    Penambangan Pasir Illegal di Sungai Brantas Kelurahan Semampir Kota Kediri.

    Dibimbing oleh RIZAL BAHTIAR.

    Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan hasil sumber daya

    alam, baik sumber daya alam darat, laut maupun udara. Keberadaan sumber daya

    yang melimpah kurang termanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Indonesia.

    Pemanfaatan sumber daya yang tidak tepat akan menyebabkan kerusakan

    lingkungan. Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang

    Pengelolaan Lingkungan Hidup, definisi perusakan lingkungan hidup adalah

    tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap

    sifat fisik dan atau hayatinya yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak

    berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan. Salah satu bentuk

    perusakan lingkungan adalah aktivitas penambangan pasir illegal di Sungai

    Brantas Kelurahan Semampir Kota Kediri.

    Menurut Kantor Lingkungan Hidup Kota Kediri, bahwa pada prinsipnya

    penambangan Galian C (penambangan pasir) di sepanjang Sungai Brantas, tidak

    diperbolehkan baik secara mekanik maupun konvensional dan hal tersebut

    dikarenakan kondisi Sungai Brantas dan lingkungannya telah mengalami

    kerusakan sangat parah dan membahayakan infrastruktur sungai yang ada dan

    telah dituangkan dalam kesepakatan bersama pada tahun 2009 antara KLH, Satpol

    PP dan Disperindagtamben Kota Kediri. Penambangan illegal di Sungai Brantas

    Kelurahan Semampir, terdiri dari 2 jenis penambangan. Penambangan tersebut

    diantaranya, penambangan secara mekanik/ menggunakan mesin dan

    penambangan secara tradisional/ menggunakan perahu. Penambangan secara

    mekanik/ menggunakan mesin yang dimaksud adalah proses penambangan/

    pengambilan pasir menggunakan mesin. Mesin tersebut berfungsi untuk menyedot

    pasir dalam skala besar dimana batu-batu besar yang ada di dasar sungaipun dapat

    terangkut. Penambangan secara tradisonal/ mengunakan perahu yang dimaksud

    yakni para penambang menggunakan perahu untuk membantu mereka menuju ke

    tengah sungai untuk mengabil pasir. Pihak-pihak yang terlibat dalam aktivitas

    penambangan pasir illegal di kelurahan Semampir diantaranya pengusaha

    tambang pasir, buruh tambang pasir, kuli angkut pasir, sopir truk pasir dan

    preman yang bertugas menjaga keamanan area tambang.

    Truk-truk pasir yang sering melintasi jalan desa akibat adanya

    penambangan pasir illegal di Kelurahan Semampir menyebabkan dampak

    terhadap masyarakat sekitar. Dampak yang dirasakan masyarakat sekitar

    diantaranya menurunnya kualitas udara, meningkatnya polusi suara/ kebisingan

    dan kerusakan jalan di Kelurahan Semampir. Penambangan yang tidak ramah

    lingkungan juga menyebabkan dampak lain yakni rusaknya tebing-tebing sungai

    dan penurunan dasar sungai. Tidak hanya memberikan dampak kerusakan secara

    fisik jangka pendek namun pada jangka panjang akan menimbulkan hancurnya

    ekosistem DAS Brantas. Degradasi dasar sungai yang mencapai 6 meter

    menimbulkan munculnya palung-palung sungai yang sangat dalam. Longsornya

    tebing-tebing sungai sehingga kondisi sungai menjadi keruh dengan tingkat

  • 1

    padatan terlarut yang cukup tinggi. Hal ini, sangat berpengaruh pada kualitas air

    Sungai Brantas, sehingga perlu diwaspadai karena air Sungai Brantas digunakan

    sebagai bahan baku air minum.

    Total manfaat dari kegiatan penambangan pasir illegal di Kelurahan

    Semampir meliputi segala manfaat yang diterima oleh pihak-pihak yang terlibat

    dalam aktivitas penambangan yakni sebesar Rp 61 703 085 000.33. Terdiri dari

    pendapatan/ keuntungan pengusaha tambang pasir sebesar Rp 17 198 085 000.33,

    pendapatan buruh tambang pasir sebesar Rp 17 820 000 000, pendapatan kuli

    angkut pasir sebesar Rp 10 674 000 000, pendapatan sopir truk sebesar Rp 7 116

    000 000, dan pendapatan preman/ keamanan sebesar Rp 8 895 000 000. Total

    kerugian yang dirasakan akibat penambangan pasir illegal di Kelurahan

    Semampir sebesar Rp 84 488 162 200. Terdiri dari kerugian akibat lapisan pasir

    yang hilang sebesar Rp 81 877 464 000, perbaikan jalan yang rusak Rp 1 149 570

    000, pendapatan pemerintah yang hilang Rp 1 245 300 000, perbaikan tebing

    sungai Rp 215 828 200, Pemasangan groundsil jembatan sebesar Rp 1 500 000

    000.

    Kata Kunci: Bahan galian C, Total manfaat, Total Kerugian

  • ANALISIS NILAI EKONOMI MANFAAT DAN DAMPAK

    NEGATIF PENAMBANG PASIR ILLEGAL DI SUNGAI

    BRANTAS KELURAHAN SEMAMPIR KOTA KEDIRI

    DINIYYA IRIANI

    H44080091

    Skripsi

    Sebagai salah satu syarat untuk

    Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

    Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

    DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

    FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2013

  • Judul Skripsi : Analisis Nilai Ekonomi Manfaat dan Dampak Negatif

    Penambangan Pasir Illegal di Sungai Brantas Kelurahan

    Semampir Kota Kediri.

    Nama : Diniyya Iriani

    NRP : H44080091

    Disetujui,

    Dosen Pembimbing

    Rizal Bahtiar, SPi, MSi

    NIP 19800603 200912 1 006

    Mengetahui,

    Ketua Departemen

    Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

    Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT

    NIP. 19660717 199203 1 003

    Tanggal Lulus:

  • UCAPAN TERIMAKASIH

    Ucapan terimakasih pertama penulis panjatkan kepada Allah SWT atas

    segala nikmat dan rahmat yang dianugerahkan kepada penulis. Penulis juga

    mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama kepada :

    1. Ayahanda H. Zaenal Fanani, SE dan Hj. Amining Rochmad, Spd yang

    penulis cintai, terima kasih atas doa, nasihat, dukungan, dan segala kasih

    sayang serta cintanya kepada penulis. Serta adik-adikku tersayang Kasirotur

    Rohmah dan Muhammad Syakir Kautsar dan nenekku tercinta Suci

    Hidayati.

    2. Bapak Rizal Bahtiar, S.Pi, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

    membimbing penulis demi terselesaikannya skripsi ini dengan baik.

    3. Bapak Dr. Ir. Ahyar Ismail, M.Agr selaku dosen penguji utama dan Bapak

    Novindra, SP, M.Si selaku penguji perwakilan departemen.

    4. Segenap dosen dan staf administrasi Departemen Ekonomi Sumberdaya dan

    Lingkungan.

    5. Seluruh informan baik dari Perum Jasa Tirta I, Disperindagtamben Kota

    Kediri, Satpo PP Kota Kediri, Pemerintah Kota Kediri, Dinas PU Kota

    Kediri, dan khususnya masyarakat Kelurahan Semampir. Serta paklek

    Agung yang telah memberikan bantuan dan informasi data kepada penulis.

    6. Teman-teman satu bimbingan Anis Purnama, Nanda, Erna, Andini, Husen,

    Dika, Budi.

    7. Sahabat-sahabatku Asih, Esti, Tya, Nina, iin, anik, wulan, Irma serta

    sahabat-sahabat ESL 45 dan IKALUM, CSS MoRA IPB, KMNU, SESC,

    REESA yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

    8. Serta tak lupa teman-teman satu kosan yang tercinta vita, qiqi, riris, rosi dan

    fina.

  • KATA PENGANTAR

    Penulis mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT karena rahmat dan

    ridho-Nya penulis dimudahkan dalam menyelesaikan skripsi penelitian yang

    berjudul Analisis Nilai Ekonomi Manfaat dan Dampak Negatif Penambangan

    Pasir Illegal di Sungai Brantas Kelurahan Semampir Kota Kediri.

    Didasari dengan ketertarikan penulis mengenai pertambangan dan latar

    belakang sebagai mahasiswa Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, penulis

    memiliki keinginan untuk mempelajari sisi ekonomi dari penambangan pasir

    dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan

    Manajemen Institut Pertanian Bogor.

    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses dan pihak-pihak yang

    terlibat dalam aktivitas penambangan pasir, serta menganalisis nilai manfaat dan

    dampak negatif yang ditimbulkan akibat kegiatan penambangan tersebut. Hasil

    penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai keuntungan serta

    dampak yang ditimbulkan oleh adanya aktivitas penambangan pasir khususnya di

    sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) kepada masyarakat maupun pemerintah.

    Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih belum sempurna sehingga

    saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan untuk kemajuan penelitian ini.

    Bogor, Februari 2013

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

    I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1

    1.1 Latar belakang .................................................................................. 1 1.2 Perumusan masalah ........................................................................... 5 1.3 Tujuan penelitian .............................................................................. 8 1.4 Manfaat penelitian ............................................................................ 8 1.5 Batasan penelitian ............................................................................. 9

    II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 11

    2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) ............................................................ 11 2.2 Pertambangan Bahan Galian Golongan C ........................................ 12

    2.2.1 Dampak Positif Penambangan Bahan Galian C .................... 13 2.2.2 Dampak Negatif Penambangan Bahan Galian C .................. 14

    2.3 Fungsi dan Manfaat Ekosistem Sungai ............................................. 15 2.3.1 Fungsi sebagai Saluran Eko-dranase (Drainase Ramah

    lingkungan) ........................................................................... 15

    2.3.2 Fungsi sebagai Saluran Irigasi Alamiah................................ 16 2.3.3 Fungsi Ekologi ...................................................................... 16

    2.4 Analisis Cost-Benefit ........................................................................ 17 2.4.1 Konsep Biaya (cost) .............................................................. 18 2.4.2 Konsep Manfaat (Benefit) ..................................................... 19 2.4.3 Penerimaan ............................................................................ 19 2.4.4 Pendapatan ............................................................................ 20 2.4.5 Efisiensi ................................................................................. 20 2.4.6 Perbedaan Analisis Ekonomi dan Analisis Finansial ............ 21

    2.5 Penilaian Ekonomi ............................................................................ 21 2.6 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 22

    III. KERANGKA PEMIKIRAN .................................................................. 25

    IV. METODE PENELITIAN ...................................................................... 28

    4.1 Lokasi dan Waktu ............................................................................. 28 4.2 Jenis dan Sumberdata ........................................................................ 28 4.3 Penetuan Jumlah Responden ............................................................. 29 4.4 Pengumpulan Data ............................................................................ 29 4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................................. 30

    4.5.1 Persepsi Masyarakat .............................................................. 31 4.5.2 Estimasi Nilai Manfaat ......................................................... 31

  • ix

    4.5.3 Estimasi Dampak Negatif ..................................................... 32

    V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ................................. 36

    5.1 Gambaran Umum .............................................................................. 36 5.1.1 Kota Kediri ............................................................................ 36 5.1.2 Kecamatan Kota .................................................................... 38

    5.2 Kelurahan Semampir ........................................................................ 38 5.2.1 Letak dan Keadaan Geografis ............................................... 39 5.2.2 Keadaan Demografis ............................................................. 40

    VI. ANALISIS PENAMBANG PASIR ....................................................... 42

    6.1 Kronologis Pelarangan Penambangan Pasir di Sungai Brantas ........ 42 6.2 Faktor Penyebab Kegiatan Penambangan Pasir Illegal .................... 43

    6.2.1 Faktor Dalam ........................................................................ 43 6.2.2 Faktor Luar ............................................................................ 44

    6.3 Jenis Penambangan Pasir Illegal di Kelurahan Semampir................ 45 6.3.1 Penambangan secara Mekanik/ menggunakan Mesin .......... 46 6.3.2 Penambangan secara Tradisional/ menggunakan Perahu ..... 47

    6.4 Pihak-pihak yang Terlibat dalam Kegiatan Penambangan Pasir Illegal Kelurahan Semampir Kota Kediri ......................................... 48

    6.5 Analisis Dampak Kegiatan Penambangan Pasir Illegal Kelurahan Semampir Kota Kediri ...................................................................... 49

    6.5.1 Analisis Dampak Positif Penambang Pasir ........................... 49 6.5.1.1 Dampak Positif terhadap Ekonomi .......................... 49 6.5.1.2 Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat ..................... 50

    6.5.2 Analisis Dampak Negatif Penambang Pasir ......................... 51 6.5.2.1 Dampak Negatif Lingkungan .................................. 51 6.5.2.2 Dampak Negatif terhadap Sosial Ekonomi

    Masyarakat .............................................................. 53

    6.5.2.3 Dampak Negatif terhadap Ekologis Sungai ............ 54

    VII. ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT ............................................. 56

    7.1 Karakteristik Responden ................................................................... 56 7.1.1 Jenis Kelamin ........................................................................ 56 7.1.2 Usia ....................................................................................... 57 7.1.3 Pendidikan ............................................................................. 58 7.1.4 Pekerjaan ............................................................................... 58 7.1.5 Pendapatan ............................................................................ 60 7.1.6 Kependudukan ...................................................................... 60

    7.2 Pandangan Umum tentang peran Lingkungan .................................. 61 7.3 Pandangan Mengenai Kondisi Lingkungan ...................................... 62

    7.3.1 Kondisi Pertambangan .......................................................... 62 7.3.2 Kondisi Air ............................................................................ 63 7.3.3 Kondisi Udara ....................................................................... 64 7.3.4 Kondisi Suara ........................................................................ 65 7.3.5 Kondisi Sungai ...................................................................... 65

  • x

    7.3.6 Kondisi Sarana Prasarana...................................................... 66 7.4 Persepsi Mengenai Penambangan Illegal ......................................... 67

    VIII. ESTIMASI MANFAAT DAN DAMPAK PENAMBANGAN

    PASIR ................................................................................................... 69

    8.1 Penilaian Dampak positif/ manfaat Penambangan Pasir Illegal di Kelurahan Semampir ........................................................................ 69

    8.1.1 Analisis Keuntungan/ pendapatan Pengusaha Tambang Pasir Penambangan Pasir Illegal di Kelurahan Semampir.... 71

    8.1.2 Analisis Pendapatan Buruh Tambang Pasir Penambangan Pasir Illegal di Kelurahan Semampir .................................... 77

    8.1.3 Analisis Pendapatan Kuli Angkut Pasir dan Sopir Truk Penambangan Pasir Illegal di Kelurahan Semampir............. 78

    8.1.4 Analisis Pendapatan Preman/ keamanan Penambangan Pasir Illegal di Kelurahan Semampir .................................... 79

    8.2 Penilaian Dampak Negatif Penambangan Pasir ................................ 80 8.2.1 Lapisan Pasir yang Hilang .................................................... 81 8.2.2 Kerusakan Jalan Sekitar Area Tambang ............................... 82 8.2.3 Pendapatan Pemerintah Kota Kediri yang hilang ................. 83 8.2.4 Kerusakan Tebing Sungai ..................................................... 83 8.2.5 Kerusakan Jembatan ............................................................ 84 8.2.6 Polusi Suara dan Polusi Udara .............................................. 86 8.2.7 Nilai Total Manfaat dan Dampak Negatif Akibat

    Penambangan Pasir Illegal di Kelurahan Semampir ............. 87

    IX. SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 89

    9.1 Simpulan ........................................................................................... 89 9.2 Saran ................................................................................................. 90

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 92

    LAMPIRAN .................................................................................................... 95

    RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ 105

  • xi

    DAFTAR TABEL

    Nomor Halaman

    1. Penurunan Dasar Sungai Brantas Kota Kediri Tahun 2008 .............. 7

    2. Matriks Metode Analisis Data .......................................................... 37

    3. Luas Wilayah Kota Kediri Berdasarkan Kecamatan 2011 ............... 39

    4. Luas Wilayah Kelurahan Semampir Berdasarkan Penggunaan Tahun 2011 ...................................................................................... 39

    5. Produksi Bahan Galian Kelurahan Semampir 2011 ......................... 40

    6. Peraturan dan Perundang-undangan Terkait Pelarangan Penambangan Pasir di Sungai Brantas .............................................. 43

    7. Jumlah Mesin dan Perahu Penambangan Pasir di Kelurahan illegal Semampir Tahun 2009-2011 ............................................................. 69

    8. Total Dampak Positif/ manfaat Penambangan Pasir Illegal di Kelurahan Semampir ........................................................................ 71

    9. Perhitungan Pendapatan Pengusaha Tambang Pasir Penambangan Pasir Mesin Illegal di Kelurahan Semampir ..................................... 72

    10. Perhitungan Pendapatan Pengusaha Tambang Pasir Penambangan Pasir Perahu Illegal di Kelurahan Semampir .................................... 75

    11. Pendapatan Buruh Tambang Pasir Penambangan Pasir Illegal di Kelurahan Semampir Tahun 2009-2011 ........................................... 77

    12. Pendapatan Kuli Angkut Pasir dan Sopir Truk Penambangan Pasir Illegal di Kelurahan Semampir Tahun 2009-20111 ......................... 78

    13. Pendapatan Preman/ keamanan Penambangan Pasir Illegal di Kelurahan Semampir Tahun 2009-2011 ........................................... 80

    14. Total Dampak Negatif/ kerugian Akibat Penambangan Pasir Illegal di Kelurahan Semampir Tahun 2009-2011 ....................................... 81

    15. Perhitungan Lapisan Pasir yang Hilang Akibat Penambangan Pasir Illegal di Kelurahan Semampir Tahun 2009-2011 ........................... 82

    16. Total Manfaat dan Dampak Negatif Akibat Penambangan Pasir Illegal di Kelurahan Semampir Tahun 2009-2011 ........................... 88

  • xii

    DAFTAR GAMBAR

    Nomor Halaman

    1. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas ....................................... 3

    2. Rencana Induk Pengembangan Sungai Brantas ................................ 4

    3. Kerangka Alur Pemikiran ................................................................. 27

    4. Proses Penambangan Pasir secara Mekanik/ mesin .......................... 46

    5. Proses Penambangan Pasir secara Tradisional/ perahu..................... 47

    6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin ....................... 56

    7. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...................................... 57

    8. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ........................... 58

    9. Karakteristik responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan...................... 59

    10. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan........................... 60

    11. Pandangan Responden Berdasarkan Peran Lingkungan ................... 61

    12. Pandangan Responden Berdasarkan Kondisi Tambang.................... 63

    13. Pandangan Responden Berdasarkan Kondisi Air ............................. 63

    14. Pandangan Responden Berdasarkan Kondisi Udara ......................... 64

    15. Pandangan Responden Berdasarkan Kondisi Suara.......................... 65

    16. Pandangan Responden Berdasarkan Kondisi Sungai........................ 66

    17. Pandangan Responden Berdasarkan Kondisi Sarana Prasarana ....... 67

  • xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Nomor Halaman

    1. Peta Lokasi Penelitian ....................................................................... 95

    2. Kuisioner Penelitian .......................................................................... 96

    3. Lokasi Pasir di Sungai Brantas Kediri dan Grafik Penurunan Dasar Sungai Brantas Kota Kediri .............................................................. 102

    4. Dokumentasi Peneltian ..................................................................... 103

  • I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan hasil sumber daya

    alam, baik sumber daya alam darat, laut maupun udara. Keberadaan sumber daya

    yang melimpah kurang termanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Indonesia.

    Menurut Fauzi (2006), secara umum sumber daya alam dapat diklasifikasikan

    kedalam dua kelompok. Pertama adalah kelompok yang disebut sebagai kelompok

    stok. Sumber daya ini dianggap memiliki cadangan yang terbatas sehingga

    eksploitasi terhadap sumberdaya tersebut akan menghabiskan cadangan

    sumberdaya yang ada. Apa yang kita manfaatkan sekarang mungkin tidak lagi

    tersedia di masa mendatang. Sumberdaya stok dikatakan tidak dapat diperbaharui

    (non-renewable) atau terhabiskan (exhaustible). Jenis-jenis sumber daya stok

    antara lain sumberdaya mineral, logam, minyak, dan gas bumi.

    Menurut Fauzi (2006), kelompok kedua adalah sumber daya alam yang di

    sebut flows (alur). Jenis sumber daya ini jumlah kuantitas fisik dari sumber daya

    berubah sepanjang waktu. Berapa jumlah yang kita manfaatkan sekarang, bisa

    mempengaruhi atau bisa juga tidak mempengaruhi ketersediaan sumber daya di

    masa mendatang. Sumber daya jenis ini dikatakan dapat diperbarui (renewable).

    Regenerasi sumber daya alam ini ada yang tergantung pada proses biologi dan ada

    yang tidak. Ikan dan hutan termasuk ke dalam kelompok sumber daya yang

    regenerasinya tergantung pada proses biologi (reproduksi). Energi surya,

    gelombang pasang surut, angin, udara, dan sebagainya termasuk kedalam

    kelompok sumber daya alam yang tidak tergantung pada proses biologi.

  • 2

    Sumber daya alam dimanfaatkan dan dikelola untuk kepentingan manusia.

    Pengelolaan sumberdaya alam yang baik akan meningkatkan kesejahteraan umat

    manusia, dan sebaliknya pengelolaan sumberdaya alam yang tidak baik akan

    berdampak buruk bagi umat manusia. Dampak buruk yang ditimbulkan

    diantaranya kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan diakibatkan adanya

    upaya-upaya perusakan lingkungan hidup. Menurut Undang-Undang Nomor 23

    Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, definisi perusakan

    lingkungan hidup adalah tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau

    tidak langsung terhadap sifat fisik dan atau hayatinya yang mengakibatkan

    lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan

    berkelanjutan.

    Pembangunan yang semakin berkembang meyebabkan eksploitasi akan

    sumber daya alam juga semakin meningkat. Eksploitasi sumber daya alam yang

    berlebihan dan tidak bertanggung jawab menyebabkan kerusakan lingkungan.

    Salah satu contoh sumber daya alam yang dieksploitasi berlebihan dan tidak

    bertanggung jawab yakni Sungai Brantas. Sungai Brantas kaya akan berbagai

    sumber daya didalamnya. Sumber daya alam tersebut diantaranya sumber daya air

    bersih, sumber daya pasir, sumber daya ikan dan lain-lain.

    Sungai Brantas memiliki manfaat yang besar dalam aktivitas sehari-hari

    masyarakat di sekitar aliran sungainya. Aktivitas-aktivitas yang biasa dilakukan

    masyarakat diantaranya digunakan memenuhi kebutuhan MCK (mandi, cuci,

    kakus), penyedia air bersih dan penambakan ikan. Hal tersebut membuktikan

    bahwa Sungai Brantas memiliki peran penting dalam pemenuhan kebutuhan

    masyarakat di sekitar alirannya.

  • 3

    Sungai Brantas memiliki DAS (Daerah Aliran Sungai) seluas 11.800 km,

    panjang sungai utama 320 km, yang mengalir melingkari Gunung Kelud yakni

    gunung berapi aktif. Curah hujan rata-rata mencapai 2.000 mm per-tahun dan dari

    jumlah tersebut sekitar 85% jatuh pada musim hujan. Potensi air permukaan

    pertahun rata-rata / jumlah air yang mengalir 12 miliar m. Potensi sungai ini

    dimanfaatkan oleh sekitar 16 juta penduduk atau 43% penduduk Jawa Timur1.

    Hal tersebut membuktikan bahwa, Sungai Brantas memiliki fungsi yang penting

    bagi masyarakat Jawa Timur.

    Sumber: Perusahaan Umum (PERUM) Jasa Tirta I, 2008

    Gambar 1. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas

    Sungai Brantas berperan penting dalam bidang pertanian, dimana 60%

    produksi padi Jawa Timur berasal dari areal persawahan di sepanjang aliran

    Sungai Brantas2. Menurut Perum Jasa Tirta I (2010), Sungai Brantas berperan

    penting dalam penyedia bahan baku air minum dan irigasi areal persawahan

    daerah sekitar DAS Brantas. Perencanaan yang tepat dalam pengelolaan Sungai

    Brantas perlu dilakukan. Pengembangan dilakukan melalui empat rencana induk

    pengembangan Wilayah Sungai (WS) Brantas. Sasaran utama pengembanga WS

    1 (http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Brantas) diaksess pada 21 Maret 2012

    2 Radar Kediri 2011. Laporan Jurnalistik Ekspedisi Brantas Radar Kediri. Kediri

  • 4

    Brantas yang dilakukan oleh Perusahaan Umum (PERUM) Jasa Tirta I secara

    berturut-turut yakni pengendalian banjir (1961), pengembangan irigasi (1973),

    penyediaan air baku untuk domestik (1996) serta pengelolaan dan konservasi

    sumberdaya air (1998).

    Sumber: Perusahaan Umum (PERUM) Jasa Tirta I, 2008

    Gambar 2. Rencana Induk Pengembangan Sungai Brantas

    Persoalan-persoalan yang terjadi di Sungai Brantas belum seutuhnya

    teratasi. Muncul berbagai masalah baru dan dapat merugikan masyarakat sekitar

    DAS maupun pemerintah. Permasalahan tersebut diantaranya pencemaran sungai,

    kerusakan infrastuktur-infrastruktur disekitar aliran sungai, pencemaran sungai

    akibat membuang sampah sembarangan, sedimentasi dan kegiatan penambangan

    pasir yang tidak bertanggung jawab.

    Manfaat lain dari Sungai Brantas yakni sumber daya pasir. Keberadaan

    sumber daya pasir menjadi peluang terjadinya aktivitas penambangan pasir secara

    illegal di Kota Kediri. Daerah-daerah yang menjadi lokasi penambangan illegal

    diantaranya: Kelurahan Semampir, Kelurahan Banjarmlati, Kelurahan

    Manisrenggo, Kelurahan Bandar Kidul, dan lain-lain. Daerah yang paling banyak

  • 5

    terdapat penambangan pasir illegal yakni di Kelurahan Semampir. Daerah

    tersebut di lewati oleh jembatan, dimana banyak warga yang menggantungkan

    hidup dengan keberadaan jembatan tersebut. Dampak yang sudah terjadi yakni

    kondisi jembatan yang bergeser sehingga rentan ambruk.

    1.2 Perumusan Masalah

    Salah satu contoh kerusakan lingkungan adalah kerusakan tebing-tebing

    daerah sekitar DAS Brantas akibat adanya aktivitas penambangan pasir illegal di

    Kota Kediri. Dampak negatif penambangan pasir illegal ini menimbulkan dampak

    yang besar terhadap struktur DAS Brantas. Menurut PERUM Jasa Tirta I (2010)

    dampak yang ditimbulkan diantaranya: kerusakan tanggul dan tebing sungai,

    penurunan dasar sungai, perubahan bentuk sungai dan kerusakan sarana prasarana

    perairan.

    Penambangan pasir di Sungai Brantas ini berkembang dengan cepat

    karena kualitas pasir di Kediri yang cukup baik. Kegiatan penambangan pasir

    yang terjadi di Sungai Brantas diantaranya: di Sungai Konto (anak sungai

    Brantas) yang merusak tebing sungai, di Desa Mranggen Kecamatan Purwoasri

    Kabupaten Jombang, penambangan pasir di daerah badan sungai di Kelurahan

    Semampir Kota Kediri, di Kabupaten Mojokerto, dan penambang pasir liar di

    Desa Sukoanyar Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri (Perum Jasa Tirta 2010).

    Berdasarkan hasil survai Perum Jasa Tirta I (2000), volume penambangan

    pasir di Sungai Brantas yang terdapat di Kota Kediri hingga Sidoarjo yakni sekitar

    2,3 juta m per-tahun. Penambangan pasir di Brantas terus meningkat hal ini

    seperti ditunjukkan dari hasil survai antara Kediri sampai Mojokerto pada tahun

    1984 volume penambangan pasir berjumlah 0.5 juta m3/tahun, pada tahun 1986

  • 6

    meningkat mencapai 1 juta m3/tahun dan pada tahun 2000 menjadi 1,65 juta

    m3/tahun. Hasil survai menunjukkan terdapat sekitar 108 lokasi penambangan,

    yang terdiri dari 181 belt conveyor, 51 perahu, 3 dredger/kapal keruk, 2 sand

    pump, 1 crushing plant dan 2.472 penambang pasir (Perum Jasa Tirta I 2000).

    Berdasarkan kesepakatan antara Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota

    Kediri, Satpol PP, Disperindagtamben (Dinas Perndustrian, Perdagangan,

    Pertambangan, dan Energi) Kota Kediri tahun 2009, bahwa pada prinsipnya

    penambangan galian C (penambangan pasir) di sepanjang Sungai Brantas, tidak

    diperbolehkan baik secara mekanik maupun konvensional. Sejak tahun 2009 tim

    pengawas dan keamanan bahan galian C Sungai Brantas Kota Kediri tidak

    memberikan rekomendasi izin penambangan pasir dengan alasan dasar Sungai

    Brantas sudah turun 4-6 meter yakni dapat dilihat pada Tabel 1

    (Disperindagtamben Kota Kediri 2009).

    Sejak pertambangan pasir tidak diberi izin, tim gencar melakukan razia

    penambang pasir illegal. Hal tersebut dikarenakan masih banyak para penambang

    pasir yang tetap melakukan aktivitas penambangan pasir di DAS Brantas

    meskipun sudah dilarang. Tim juga memasang portal-portal jalan yang menjadi

    akses masuk ke wilayah penambang pasir. Pada 2010 terbentuklah tim

    pengamanan Sungai Brantas Kota Kediri yang mempunyai program alih profesi

    penambang pasir sebagai solusi bagi mantan penambang pasir

    (Disperindagtamben Kota Kediri 2009).

  • 7

    Tabel 1. Penurunan Dasar Sungai Brantas Kota Kediri tahun 2008

    No.

    Patok

    Batas

    (KB)

    Dasar

    Sungai

    Rencana

    (meter)

    Dasar Sungai

    Terendah

    Tahun 2008

    (meter)

    Tanggul

    (meter)

    Penurunan

    Dasar

    Sungai

    (meter)

    Kiri Kanan 2008

    1. 125 53,979 53,319 59,213 59,331 0,660

    2. 126 55,744 50,323 59,862 59,587 5,421

    3. 127 56,982 51,375 60,145 60,047 5,607

    4. 128 57,838 53,875 61,841 61,433 3,963

    5. 129 57,893 54,440 62,473 62,005 3,453

    6. 130 58,163 52,662 62,922 62,409 5,501

    7. 131 58,478 55,456 63,197 62,408 3,022

    8. 132 59,242 55,538 64,900 63,818 3,884

    9. 133 59,220 56,150 65,278 65,368 3,070

    10. 134 59,400 55,828 65,593 64,791 3,572

    11. 135 60,846 55,300 65,703 65,664 5,546

    12. 136 61,437 57,063 66,473 67,060 4,374

    13. 137 62,422 55,288 67,484 67,378 7,134

    14. 138 62,526 53,897 68,237 68,148 8,629

    15. 139 63,919 57,367 68,930 68,579 6,552

    16. 140 64,505 57,367 69,277 69,209 7,138

    17. 141 65,339 60,337 69,540 70,157 5,002

    18. 142 65,939 59,870 70,543 71,087 6,069

    Rata-rata 4,922

    Sumber: Perum Jasa Tirta I Kota Kediri, 2012

    Menurut Perda Provinsi Jatim No 1 Tahun 2005 Pasal 20 pelanggaran

    terhadap penambangan pasir (tidak berizin) diancam hukuman 6 bulan. Undang-

    undang No 4 Tahun 2009 Pertambangan mineral, batubara dan penambangan

    pasir masuk ke Izin Pertambangan Rakyat (IPR) dalam Wilayah Pertambangan

    Rakyat (WPR) Pasal 158 penambangan tanpa izin (termasuk IPR) diancam

    hukuman 10 tahun dan denda Rp 10 M. Undang-undang No 32 Tahun 2009 Pasal

    109 pelanggaran terhadap kegiatan yang seharusnya memiliki izin lingkungan

    diancam hukuman 10 tahun. Kurangnya sosialisasi adanya pelarangan

    penambangan pasir mengakibatkan masyarakat tambang tidak mengetahui

    penambangan pasir yang mereka lakukan adalah illegal. . Permintaan pasir yang

  • 8

    tinggi dan keuntungan yang besar dari usaha penambangan pasir membuat

    penambang tetap nekat melakukan aktivitas penambangan di sepanjang DAS

    Brantas Kota Kediri. Berdasarkan uraian permasalahan diatas, perumusan masalah

    dari penelitian ini adalah:

    1. Bagaimana proses dan pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan penambangan

    pasir illegal di Kelurahan Semampir Kota Kediri?

    2. Bagaimana persepsi masyarakat tentang adanya penambangan pasir di

    Kelurahan Semampir Kota Kediri?

    3. Berapa besar nilai manfaat dan dampak negatif dari adanya aktivitas

    penambangan pasir illegal di Kelurahan Semampir Kota Kediri?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Berdasarkan perumusan masalah diatas tujuan dari penelitian ini adalah:

    1. Mengidentifikasi proses dan pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan

    penambangan pasir illegal di Kelurahan Semampir Kota Kediri.

    2. Mengidentifikasi persepsi masyarakat tentang adanya penambangan pasir di

    Kelurahan Semampir Kota Kediri.

    3. Mengestimasi nilai manfaat dan dampak negatif dari adanya aktivitas

    penambangan pasir illegal di Kelurahan Semampir Kota Kediri.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah:

    1. Mahasiswa

    Penelitian ini dilakukan untuk menerapkan dan mengaplikasikan ilmu atau

    pelajaran yang telah didapatkan diperkuliahan Departemen Ekonomi Sumberdaya

  • 9

    dan Lingkungan untuk diaplikasikan ke dunia nyata. Diharapkan nantinya dapat

    menambah ilmu pengetahuan bagi mahasiswa.

    2. Pemerintah

    Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada

    Pemerintah Kota Kediri sebagai pertimbangan dalam mengambil kebijakan yang

    tepat dalam pengelolaan Sungai Brantas. Diharapkan nantinya, service yang di

    berikan Sungai Brantas dapat termanfaatkan secara terus menerus guna

    kesejahteraan masyarakat.

    3. Masyarakat

    Penelitian ini memberikan informasi kepada masyarakat akan dampak-

    dampak yang ditimbulkan akibat adanya aktivitas penambangan pasir illegal

    khususnya masyarakat Kota Kediri. Diharapkan nantinya masyarakat dapat

    menambah pengetahuan masyrakat khususnya tentang penambangan pasir.

    1.5 Batasan Penelitian

    Hal-hal yang menjadi batasan dalam penelitian ini, antara lain:

    1. Wilayah dan obyek penelitian ini dilakukan di Kelurahan Semampir,

    Kecamatn Kota, Kota Kediri Provinsi Jawa Timur.

    2. Menghitung nilai manfaat dari penambangan pasir dilakukan dengan

    menghitung penerimaan/ pendapatan pengusaha tambang pasir, pendapatan

    buruh tambang pasir, pendapatan supir truk, kuli angkut pasir, serta

    keamanan/ preman-preman yang secara tidak langsung juga merasakan

    manfaat dari adanya penambangan pasir illegal.

    3. Penilaian besarnya nilai dampak akibat penambangan pasir illegal yakni

    menghitung nilai lapisan pasir yang hilang, kerusakan jalan, pendapatan Kota

  • 10

    Kediri yang hilang, dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan tebing

    sungai dan pemasangan groundsil untuk perbaikan jembatan.

  • II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS)

    Menurut Peraturan Pemerintah No.37 tahun 2012 tentang pengelolaan

    Daerah Aliran Sungai (DAS), DAS adalah suatu wilayah daratan yang merupakan

    satukesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi

    menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke

    danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah

    topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih

    terpengaruh aktivitas daratan.

    Menurut Suprayogo (2011), bentuk DAS akan mempengaruhi debit

    pengaliran, pola banjir dan debit banjir. Beberapa bentuk DAS yang terdapat di

    Indonesia diantaranya:

    1. Berbentuk bulu burung, disebut demikian karena jalur anak sungai di kiri

    kanan sungai utama langsung mengalir ke sungai utama. DAS seperti ini

    mempunyai debit banjir yang relatif kecil, namun banjir yang terjadi

    berlangsung relatif lama. Hal ini karena waktu tiba banjir dari anak-anak

    sungai berbeda-beda.

    2. Berbentuk menyebar (radial). Bentuk ini mempunyai karakteristik dimana

    anak-anak sungai terkonsentrasi ke suatu titik secara radial. DAS dengan

    karakteristik demikian, berpotensi menyebabkan banjir besar di dekat titik

    pertemuan anak-anak sungai,

    3. Berbentuk sejajar (pararel). Bentuk ini mempunyai karakteristik dimana dua

    jalur daerah pengaliran yang bersatu di bagian hilir. DAS dengan karakteristik

  • 12

    demikian, jika terjadi banjir maka akan terjadi di bagian hilir titik-titik

    pertemuan sungai.

    2.2 Pertambangan Bahan Galian Golongan C

    Menurut Badan Pusat Pengembangan dan Penerapan AMDAL

    (BAPEDAL) 2001, bahan galian seringkali dibedakan menjadi tiga kelompok

    besar, yakni bahan galian metalliferous, nonmetalliferous dan bahan galian yang

    digunakan untuk bahan bangunan atau batuan ornamen. Kelompok bahan galian

    metalliferous antara lain adalah emas, besi, tembaga, timbal, seng, timah, mangan.

    Bahan galian nonmetalliferous terdiri dari batubara, bauksit, trona, borak, asbes,

    talk, feldspar dan batuan pospat. Bahan galian untuk bahan bangunan dan batuan

    ornamen termasuk didalamnya slate, marmer, kapur, traprock, travertine, dan

    granite.

    Berdasarkan peraturan pemerintah No 27 Tahun 1980, mineral (bahan

    galian) diklasifikasikan menjadi 3 golongan yakni:

    1. Golongan bahan galian yang strategis (A) adalah: minyak bumi, bitumen

    cair, lilin bumi, gas alam; bitumen padat, aspal; antrasit, batu bara, batu bara

    muda; uranium, radium, thorium dan bahan-bahan galian radioaktif lainnya;

    nikel, koblat dan timah.

    2. Golongan bahan galian yang vital (B) adalah: besi, mangan, molobden,

    khrom, wolfram, vanadium, titan; bauksit, tembaga, timbal, seng; emas,

    platina, perak, air raksa, intan; arsenm antimony, bismut; yttrium,

    rhutenium, cerium, dan logam-logam langka lainnya; berillium, korundum;

    zircon, kristal kwarsa; kriolit, fluorspar, barit; yodium, brom, klor dan

    belerang.

  • 13

    3. Golongan bahan galian yang tidak termasuk golongan A atau B adalah:

    nitrat, pospat, garam batu (halite); asbes, talk, mika, grafit, magnesit;

    yarosit, leusit, tawas, oker; batu permata, batu setengah permata; pasir

    kwarsa, kaolin, felspar, gips, bentonit; batu apung, tras, obsidian, perlit,

    tanah diatome, tanah serap; marmer, batu tulis; batu kapur, dolomit, kalsit;

    granit, andesit, basal, trakhit, tanah liat dan pasir sepanjang tidak

    mengandung unsur-unsur golongan A maupun B dalam jumlah yang berarti

    ditinjau dari segi ekonomi pertambangan.

    Menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2005

    pertambangan bahan galian golongan C di sungai dan kantong-kantong pasir yang

    selanjutnya disebut pertambangan adalah usaha pengambilan bahan galian

    golongan C di sungai. Bahan galian C di sungai adalah bahan galian yang berupa

    pasir, kerikil dan batu yang ditambang dari sungai.

    2.2.1 Dampak positif penambangan bahan galian C

    Segala bentuk kegiatan ekonomi selain menghasilkan manfaat dapat pula

    menghasilkan kerugian atau dampak negatif. Salah kegiatan ekonomi yang dapat

    menimbulkan manfaat dan dampak adalah kegiatan ekonomi bidang

    pertambangan. Pasir dan kerikil merupakan salah satu bahan/ material tambang

    utama dalam kegiatan konstruksi jalan, bangunan bertingkat tinggi ataupun

    perumahan sederhana. Bahan galian tersebut termasuk dalam bahan galian

    golongan C, yaitu bahan galian yang tidak termasuk bahan galian strategis (A)

    dan bahan galian vital (B), namun merupakan sumberdaya alam yang memiliki

    peran penting dalam mendukung kegiatan pembangunan suatu wilayah.

  • 14

    Dampak positif adalah manfaat yang ditimbulkan dari penambang bahan

    galian golongan C, diantaranya:

    1. Terserapnya tenaga kerja, yakni dengan adanya penambangan pasir pengusaha

    tambang dapat mempekerjakan buruh tambang pasir, sopir truk, kuli angkut

    pasir dan lain-lain.

    2. Dapat menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan kewajiban pengusaha

    membayar retribusi dari iuran-iuran lain

    3. Terpenuhinya kebutuhan akan sumberdaya pasir, yang dapat digunakan sebagai

    bahan dasar pembangunan. Sehingga pasir berperan penting dalam

    pembangunan.

    2.2.2 Dampak Negatif Penambangan Bahan Galian C

    Aktivitas penambangan pasir dan atau kerikil memiliki potensi untuk

    merusak lingkungan yang hampir sama dengan bahan galian yang lain. Hal

    tersebut dikarenakan penambangan pasir dan/atau kerikil adalah penambangan

    yang secara teknis mudah dilakukan karena dapat dilakukan dengan peralatan

    yang sederhana (manual) hingga menggunakan alat berat (mekanik). Faktor-faktor

    seperti penambangan tanpa memperhatikan teknis, cara menambang yang tidak

    benar, penambangan tanpa izin di bantaran sungai merupakan beberapa faktor

    penyebab kerusakan lingkungan.

    Dampak negatif atau kerusakan lingkungan yang disebabkan adanya

    penambangan galian C, diantaranya:

    1. Perubahan fungsi dan tata guna lahan, kegiatan penambangan bahan galian C

    akan merubah tata guna lahan serta produktivitas lahan di lingkungan sekitar

    kawasan penambangan.

  • 15

    2. Peningkatan erosi dan sedimentasi, kegiatan pembukaan lahan, pembangunan

    jalan operasional, dan tahap operasional khusus untuk penambangan pasir di

    darat akan mengakibatkan terjadinya erosi dan sedimentasi. Penempatan tanah

    penutup pada tahap pembangunan jalan operasional dan tahap operasi yang

    tidak dilakukan dengan baik akan mudah tererosi air hujan dan akhirnya akan

    terbawa aliran air hujan ke daerah yang lebih rendah sehingga akan

    menimbulkan sedimentasi pada daerah tersebut.

    3. Penurunan kualitas air, penambangan pasir akan menimbulkan penurunan

    kualitas air. Terutama pada tahap operasi (penambangan).

    4. Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan. Mobilisasi truk

    pengangkut pada saat pengangkutan material sebelum konstruksi, pembuatan

    jalan operasional, pembangunan sarana pendukung dan pada saat

    pengangkutan bahan galian pada tahap operasi merupakan sumber kegiatan

    yang dominan mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas udara akibat debu

    dan emisi gas dari truk pengangkut serta terjadinya peningkatan kebisingan.

    2.3 Fungsi dan Manfaat Ekosistem Sungai

    Menurut kementrian lingkungan hidup (2011), ekosistem sungai memiliki

    beberapa fungsi dan manfaat yang sangat penting dalam menunjang kelangsungan

    kehidupan makhluk hidup. Fungsi sungai yang terpelihara dengan baik akan

    memberikan manfaat yang banyak kepada lingkungan sekitarnya. Berikut

    disajikan fungsi dan manfaat sungai:

    2.3.1 Fungsi sebagai Saluran Eko-Drainase (Drainase Ramah Lingkungan)

    Menurut kementrian lingkungan hidup (2011), eko-drainase diartikan

    sebagai suatu usaha membuang atau mengalirkan air kelebihan ke sungai dengan

  • 16

    waktu seoptimal mungkin, sehingga tidak menyebabkan terjadinya masalah

    kesehatan dan banjir di sungai akibat kenaikan debit puncak dan pemendekan

    waktu mencapai debit puncak. Sungai dalam suatu sistem sungai (river basin)

    merupakan komponen eko-drainase utama pada basin yang bersangkutan.

    Bentuk dan ukuran alur sungai alamiah, dalam kaitannya dengan eko-

    drainase, merupakan bentuk yang sesuai dengan kondisi geologi, geografi, ekologi

    dan hidrologi daerah tersebut. Sungai-sungai alamiah mempunyai bentuk yang

    tidak teratur, bermeander dengan berbagai terjunan alamiah, belokan dan lain-lain.

    Bentuk-bentuk ini pada hakekatnya berfungsi untuk menahan air supaya tidak

    dengan cepat mengalir ke hilir serta menahan sedimen. Di samping itu juga dalam

    rangka memecah atau menurunkan energi air tersebut.

    2.3.2 Fungsi sebagai Saluran Irigasi Alamiah

    Menurut kementrian lingkungan hidup (2011), dalam perencanaan

    bangunan irigasi teknis, sungai yang ada dapat dipakai sebagai saluran irigasi

    teknis, jika dari segi teknis memungkinkan. Kehilangan air di saluran dengan

    menggunakan sungai kecil, lebih sedikit daripada menggunakan saluran tanah

    buatan, karena pada umumnya porositas sungai relatif rendah mengingat adanya

    kandungan lumpur dan sedimen yang relatif tinggi.

    2.3.3 Fungsi Ekologi

    Menurut kementrian lingkungan hidup (2011), komponen ekologi sungai

    adalah flora dan fauna pada daerah badan, tebing dan bantaran sungai. Sehingga

    kondisi habitat yang sangat kaya akan flora dan fauna tersebut dapat dijadikan

    indikator kondisi ekologi sungai. Sungai yang masih alamiah dapat berfungsi

  • 17

    sebagai aerasi alamiah yang akan meningkatkan atau menjaga kandungan oksigen,

    yang sangat vital dalam menunjang ekosistem sungai.

    Apabila fungsi-fungsi di atas berjalan dengan baik, maka sungai akan

    memberikan manfaat dalam berbagai hal, antara lain sebagai penyedia air,

    prasarana transportasi, penyedia tenaga, penyedia material, sarana pengaliran

    (drainase), dan sarana rekreasi, serta sarana pendidikan dan penelitian. Bila

    dijabarkan lebih detail sesuai dengan aktivitas keseharian manusia, maka manfaat

    sungai diantaranya sebagai sumber air baku air minum (PDAM), sumber air bagi

    pengairan wilayah pertanian atau irigasi, sumber tenaga listrik untuk Pembangkit

    Listrik Tenaga Air (PLTA), sarana pendidikan dan penelitian, sumber tambang

    galian C (pasir,kerikil) dan lain-lain.

    2.4 Analisis Cost-Benefit

    Menurut Hafidh (2010), analisisis manfaat-biaya merupakan analisis yang

    digunakan untuk mengetahui besaran keuntungan atau kerugian serta kelayakan

    suatu proyek. Dalam perhitungannya, analisis ini memperhitungkan biaya serta

    manfaat yang akan diperoleh dari pelaksanaan suatu program atau proyek. Dalam

    analisis cost-benefit perhitungan manfaat serta biaya ini merupakan suatu

    kesatuan yang tidak dapat dipsahkan. Analisis ini mempunyai banyak bidang

    penerapan. Salah satu bidang penerapan yang umum menggunakan rasio ini

    adalah dalam bidang investasi. Sesuai dengan makna tekstualnya yaitu cost-

    benefit (manfaat-biaya).

    Menurut Reksohadiprojo (2001), Analisis manfaat dan biaya digunakan

    untuk mengevaluasi penggunaan sumber-sumber ekonomi agar sumber yang

    langka tersebut dapat digunakan secara efisien. Pemerintah mempunyai banyak

  • 18

    program atau proyek yang harus dilaksanakan sedangkan biaya yang tersedia

    sangat terbatas. Dengan analisis ini pemerintah menjamin penggunaan sumber-

    sumber ekonomi yang efisien dengan memilih program-program yang memenuhi

    kriteria efisiensi. Analisis manfaat dan biaya merupakan alat bantu untuk

    membuat keputusan publik dengan mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat.

    2.4.1 Konsep Biaya (Cost)

    Menurut Nurmalina (2010), secara umum biaya didefinisikan sebagai

    segala sesuatu yang mengurangi tujuan suatu proyek. Komponen biaya tersebut

    pada dasarnya terdiri dari:

    1. Biaya Investasi

    Biaya investasi adalah biaya yang umumnya dikeluarkan pada awal

    kegiatan dan pada saat tertentu memperoleh manfaat beberapa tahun kemudian.

    Contoh: tanah, gedung dan sarana prasarana, mesin dan peralatan dan lain-lain..

    2. Biaya Operasional

    Biaya operasional termasuk semua biaya produksi, pemeliharaan, dan

    laninya yang menggambarkan pengeluaran untuk menghasilkan produksi yang

    digunakan bagi setiap proses produksi dalam satu periode kegiatan produksi.

    Biaya operasional terdiri dari dua komponen utama yakni:

    Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya selaras dengan perkembangan

    produksi atau penjualan tiap tahun. Contoh: bahan mentah atau setengah jadi

    untuk diproses menjad barang jadi, solar dan lain-lain.

  • 19

    Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak berpengaruh oleh

    perkembangan jumlah produksi atau penjualan tiap tahunnya. contoh: upah

    tenaga kerja, listrik, pajak, retribusi dan lain-lain.

    Biaya adalah korbanan yang dicurahkan dalam proses produksi yang

    semula fisik, kemudian diberi nilai rupiah (Hernanto, 1996). Menurut Suratiyah

    (2008), biaya tunai adalah biaya tetap dan biaya variabel yang dibayar tunai.

    Biaya tetap, misalnya pajak tanah dan bunga pinjaman, sedangkan biaya variabel,

    misalnya pengeluaran untuk bibit dan tenaga kerja untuk keluarga. Biaya tunai ini

    berguna untuk melihat pengalokasian modal yang dimiliki oleh petani. Biaya

    tidak tunai adalah biaya penyusutan alat-alat pertanian, sewa lahan milik sendiri.

    2.4.2 Konsep Manfaat (Benefit)

    Menurut Nurmalina (2010), manfaat terdiri dari dua macam yaitu:

    1. Tangible benefit adalah manfaat yang dapat diukur pada umunya. Contoh:

    keuntungan dari penjualan produk, peningkatan keuntungan akibat

    peningkatan kualitas.

    2. Tangible benefit manfaat yang riil ada tapi sulit diukur. Contoh: keindahan,

    kesegaran, kenyamanan.

    2.4.3 Penerimaan

    Menurut Soekartawi (1986), penerimaan adalah total nilai produk yang

    dijalankan yang merupakan hasil perkalian antara jumlah fisik output dengan

    harga atau nilai uang yang diterima dari penjualan pokok usahatani tersebut (P x

    Q). Istilah lain adalah pendapatan kotor yang diterima oleh pengusaha belum

    termasuk pengurangan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha.

  • 20

    2.4.4 Pendapatan

    Menurut, Soekartawi (1986) pendapatan adalah selisih antara penerimaan

    dengan biaya yang dikeluarkan, untuk mengukur imbalan yang diperoleh petani

    akibat penggunaan faktor-faktor produksi. Pendapatan merupakan nilai bersih

    atau manfaat bersih yang diterima oleh pengusaha. Manfaat tersebut merupakan

    pengurangan dari penerimaan yang diterima dan biaya-biaya yang dikeluarkan

    oleh pengusaha.

    2.4.5 Efisiensi

    Menurut Suratiyah (2008), efisiensi usaha dapat dilihat melalui nilai R/C.

    R/C dapat diketahui dari hasil perbandingan antara penerimaan total dengan biaya

    total dalam satu kali periode produksi suatu usaha. Indikator keberhasilan suatu

    usaha dapat dilihat dari nilai R/C atau analisis imbangan penerimaan dan biaya.

    R/C melihat seberapa besar pengeluaran memberikan manfaat (penerimaan)

    semakin tinggi nilai R/C menunjukkan semakin menguntungkan atau tidak suatu

    usaha dijalankan.

    Nilai R/C > 1 maka kegiatan usaha yang dilakukan dapat dikatakan

    efisien, karena kegiatan usaha yang dilakukan dapat memberikan penerimaan

    yang lebih besar dari pada pengeluarannya. Nilai R/C < 1 maka kegiatan usaha

    yang dilakukan dapat dikatakan tidak efisien, karena kegiatan usaha yang

    dilakukan tidak dapat memberikan penerimaan yang lebih besar dari pada

    pengeluarannya. Nilai R/C = 1 maka kegiatan usaha yang dilakukan dapat

    dikatakan tidak memberikan keuntungan maupun kerugian (impas) karena

    penerimaan yang diterima oleh pengusaha akan sama dengan pengeluaran yang

    dikeluarkan oleh pengusaha.

  • 21

    2.4.6 Perbedaan Analisis Ekonomi dan Analisis Finansial

    Menurut Nurmalina (2010), analisis kelayakan investasi ada dua macam

    yakni analisis finansial dan analisis ekonomi. Analisis finansial adalah analisis

    yang menilai suatu proyek dari sudut pandang secara individual atau orang yang

    berkaitan langsung dengan proyek tersebut (investor), yang menanamkan modal

    maupun manajer yang terlibat dalam proyek. Analisis ini bertujuan untuk

    memperhitungkan besarnya insentif bagi orang yang turut serta dalam

    pelaksanaan proyek.

    Analisis ekonomi merupakan suatu kegiatan investasi dilihat dari sudut

    pandang masyarakat atau perekonomian secara keseluruhan. Analisis ekonomi

    adalah hasil total atau produktivitas atau keuntungan yang didapat dari semua

    sumber yang dipakai dalam proyek untuk masyarakat atau perekonomian sebagian

    keseluruhan, tanpa melihat siapa yang menyediakan sumber-sumber tersebut dan

    siapa dalam masyarakat yang menerima hasil dari proyek tersebut.

    2.5 Penilaian Ekonomi

    Menurut kementrian lingkungan hidup (2011), penilaian ekonomi

    diperlukan sebagai bagian dari perencanaan pemanfaatan ekosistem sungai, guna

    mengetahui keuntungan dan kerugian yang akan terjadi dalam aktivitas

    pemanfaatan tersebut. Keuntungan dan kerugian di sini dimaksudkan sebagai

    keuntungan atau kerugian yang dapat dialami oleh masyarakat maupun dalam

    konteks mempertahankan fungsi suatu ekosistem.

    Setiap pemanfaatan sumber daya yang mampu mengubah peruntukannya,

    dapat memberikan manfaat nyata yang lebih besar daripada biaya yang harus

    dikeluarkan. Identifikasi fungsi dan manfaat kualitatif potensi dampak

  • 22

    pembangunan terhadap ekosistem dapat menggunakan berbagai metode. Metode

    yang digunakan dalam menghitung nilai ekonomi suatu ekosistem tergantung dari

    sifat penggunaannya, apakah bersifat ekstraktif atau tidak.

    Pemanfaatan sumber daya alam dikategorikan bersifat ekstraktif apabila

    pemanfaatan itu dapat mengurangi jumlah persediaan sumber daya yang ada.

    Kegiatan ekstraktif adalah kegiatan pengambilan sumber daya alam tanpa disertai

    pemulihan. Penggunaan bersifat ekstraktif, perhitungan dilakukan dengan

    pendekatan harga pasar, yaitu menggunakan harga jual yang memang ada untuk

    komoditi yang dihitung.

    2.6 Penelitian terdahulu

    Dyahwanti (2007) meneliti tentang kajian dampak lingkungan kegiatan

    penambangan pasir pada daerah sabuk hijau gunung sumbing di Kabupaten

    Temanggung. Dampak negatif dari kegiatan penambangan pasir yang tidak

    memperhatikan konservasi tanah dan air menyebabkan kerusakan lingkungan

    diantaranya, lahan yang rawan longsor, adanya sedimentasi pasir di sungai,

    potensi terjadinya banjir, hilangnya bahan organik tanah, rusaknya jalan desa, dan

    lahan menjadi kritis. Dampak positif diantaranya adanya peningkatan pendapatan

    dari buruh tani menjadi tenaga kerja di penambangan pasir, peningkatan

    kesejahteraan bagi pemilik tanah, pengurangan angka pengangguran, peningkatan

    pemasukan bagi desa, dan keuntungan bagi masyarakat pada umumnya berupa

    pembangunan beberapa fasilitas umum seperti masjid, gapuro, penerangan jalan

    dan sebagainya. Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan penambangan pasir

    sebesar Rp 7.705.580.000,- jauh lebih kecil dibandingkan nilai kerugian

    lingkungan sebesar Rp.11.562.200.000. Pada penelitian ini terdapat kesamaan

  • 23

    yakni sama-sama menganalisis dan menilai dampak positif dan dampak negatif

    penambangan pasir. Perbedaannya adalah penambangan ini dilakukan secara legal

    sedangkan penambangan pasir di Kelurahan Semampir Kota Kediri dilakukan

    secara illegal.

    Yudhistira. (2008) meneliti tentang kajian dampak kerusakan lingkungan

    akibat kegiatan penambang pasir di daerah kawasan gunung merapi di desa

    keningar, Kecamatan Dukun, Kebupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.

    Dampak fisik lingkungan yaitu adanya tebing-tebing bukit yang rawan longsor,

    kurangnya debit air permukaan/ mataair, rusaknya jalan dan polusi udara.

    Sementara dampak sosial ekonominya yakni, penyerapan tenaga kerja dikarena

    sebagian masyarakat bekerja di penambangan pasir. Persamaan dengan penelitian

    ini yakni sama-sama merasakan dampak negatif yakni rusaknya tebing sungai dan

    jalan. Perbedaannya yakni pada penelitian ini penulis mnghitung besarnya total

    dugaan nilai erosi. Besarnya total nilai dugaan erosi yakni = 7830401,90 +

    935674,09 = 8766076 ton/ tahun.

    Harlan (2011), meneliti tentang nilai guna ekonomi dan dampak

    penambangan pasir di Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor. Total nilai guna

    dari kegiatan penambangan pasir adalah sebesar Rp 4.368.750.000. Terdiri dari

    nilai guna langsung (pendapatan pengusaha pasir dan penambangan pasir) dan

    nilai guna tidak langsung (pendapatan sopir dan buruh pengangkut pasir). Nilai

    kerusakan lingkungan akibat kegiatan penambangan pasir diperoleh dari nilai

    kerugian ekologi dan nilai kerugian ekonomi, termasuk hilangnya produksi padi

    yaitu sebesar Rp 15.604.438.978,6. Persamaan dari penelitian Harlan yakni sama-

    sama menghitung nilai manfaat dan kerugian akibat penambangan. Perbedaannya

  • 24

    yakni pada penelitian Harlan menyertakan kerugian nilai ekologi, sementara

    penelitian ini hanya menghitung nilai kerugian ekonomi saja.

  • III. KERANGKA PEMIKIRAN

    Sumber daya pasir merupakan jenis bahan galian C yang memiliki peran

    penting bagi masyarakat. Oleh karena itu, pasir sangat menguntungkan untuk

    diusahakan. Hal tersebut dikarenakan pasir memiliki peran penting guna

    pembangunan. Pembangunan yang semakin meningkat menyebbkan kebutuhan

    akan sumber daya pasir semakin meningkat. Kebutuhan akan sumber daya pasir

    yang meningkat menyebabkan kegiatan usaha tambang semaik meningkat.

    Kegiatan penambangan pasir dapat dilakukan di darat dan di sungai.

    Salah satu bentuk usaha penambangan pasir yang berada di sungaiyakni

    penambangan pasir di Kelurahan Semampir. Usaha penambangan pasir

    memberikan manfaat bagi pengusaha tambang pasir. Manfaat lain yang diperoleh

    yakni pendapatan yang diperoleh oleh pihak-pihak yang terlibat dalam aktivitas

    penambangan. Manfaat tersebut diantaranya pendapatan yang diterima buruh

    tambang pasir, sopir truk, kuli angkut pasir.

    Usaha penambangan pasir yang menguntungkan menyebabkan para

    penambang pasir tetap melakukan aktivitas penambangan di Sungai Brantas

    meskipun sejak tahun 2009 aktivitas penambangan pasir di sepanjang DAS

    Brantas telah dilarang oleh pemerintah Kota Kediri. Aktivitas penambangan

    tersebut terus terjadi dan semakin tak terkendali. Apabila pasir terus dieksploitasi

    maka akan berdampak besar bagi ekosistem sekitar sungai yang merugikan

    masyarakat. Dampak tersbut diantaranya 1). Hilangnya lapisan pasir dasar sungai,

    2). Rusaknya jalan sekitar area tambang karena sering dilalui truk pengangkut

    pasir, 3). Hilangnya pendapatan pemerintah, yakni dari retribusi pasir yang

    menjadi pendapatan pemerintah, 4). Rusaknya fasilitas fasilitas umum seperti

  • 26

    jembatan dan tebing sungai 5). Menurunnya kualitas udara dan kebisingan yang

    ditimbulkan truk pengangkut pasir ataupun mesin diesel penyedot pasir.

    Melihat nilai manfaat dan dampak yang diakibatkan adanya penambangan

    pasir illegal di Kelurahan Semampir perlu dilakukan suatu perhitungan.

    Perhitungan tersebut perlu dilakukan untuk mengetahui perbandingan besar nilai

    manfaat dan dampak negatif akibat penambangan pasir. Penilaian tersebut

    nantinya dapat memberikan manfaat khususnya kepada pemerintah dalam hal

    pengambilan kebijakan. Tahap-tahap dalam perhitungan nilai manfaat dan

    dampak yang ditimbulkan akibat penambangan pasir illegal di Kelurahan

    Semampir dapat dilihat pada kerangka alur pemikiran pada Gambar 3:

  • 27

    Sumber: Penulis, 2012

    Gambar 3. Kerangka Alur Pemikiran

    Pemanfaatan

    Semberdaya Alam

    Penambangan Pasir

    Identifikasi Kegiatan

    Penambangan Pasir

    dan Pihak Pihak

    yang Terlibat

    Kronologis

    Pelarangan

    Penambangan Pasir

    di Sungai Brantas

    Kota Kediri

    Proses dan Jenis

    Penambangan Pasir

    Illegal

    Dampak Positif:

    Ketersediaan Lapangan

    Kerja

    Pemenuhan Kebutuhan

    pasir guna

    Pembangunan

    Dampak Negatif:

    Hilangnya Lapisan pasir

    Rusaknya jalan

    Pendapatan Pemerintah

    yang Hilang

    Kerusakan Fasilitas umum

    seperti Jembatan dan

    Tebing Sungai

    Penilaian Dampak Positif:

    Penilaian Manfaat

    Pihak-pihak yang

    Terlibat dalam

    Akivitas Penambangan

    Penilaian Dampak Negatif:

    Penilaian Hilangnya Lapisan

    pasir

    Penilaian Rusaknya jalan

    Penilaian Pendapatan

    Pemerintah yang Hilang

    Penilaian Kerusakan Fasilitas

    umum seperti Jembatan dan

    Tebing Sungai

  • IV. METODE PENELITIAN

    4.1 Lokasi dan Waktu

    Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Semampir, Kota Kediri, Provinsi

    Jawa Timur. Peta Lokasi penelitian ini disajikan pada Lampiran 1. Pengambilan

    data dilakukan selama lima bulan yakni dari bulan april hingga september 2012.

    Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan mempertimbangkan jumlah

    penambang pasir illegal di Kelurahan Semampir Kota Kediri. Penambangan pasir

    illegal yang terdapat di Kelurahan Semampir merupakan penambangan pasir

    illegal dengan jumlah terbanyak di Kota Kediri. Kegiatan tersebut telah

    menimbulkan kerusakan sumber daya alam dan lingkungan dan dampak negatif

    terhadap masyarakat sekitar.

    4.2 Jenis dan Sumberdata

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan

    data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara wawancara dengan panduan

    kuisioner terhadap penambang pasir dan masyarakat daerah sekitar penambangan

    pasir di Kelurahan Semampir. Data sekunder diperoleh melalui studi literatur dan

    data yang terkait aktivitas penambangan di sekitar DAS Brantas Kelurahan

    Semampir. Studi literatur dilakukan diantaranya dengan cara pengumpulan data

    dari pemerintah daerah setempat, buku, internet, dan literatur-literatur lain yang

    mendukung. Pengambilan data diperoleh dari dinas-dinas terkait seperti Satpol

    PP, Disperindagtamben, Perum Jasa Tirta I dan lembaga lain yang terkait dengan

    penelitian.

  • 29

    4.3 Penentuan Jumlah Responden

    Metode pengambilan atau penentuan responden untuk diwawancara

    dilakukan dengan metode non-probability sampling yaitu purposive sampling.

    Purposive sampling yaitu memilih dengan sengaja responden dengan kriteria

    tertentu. Pengambilan data primer melalui pihak-pihak yang terkait kegiatan

    penambangan pasir, masyarakat sekitar serta tokoh masyarakat. Nilai manfaat

    diperoleh dari wawancara dengan para pengusaha pasir, penambang pasir guna

    mengetahui manfaat penambangan pasir.

    Penilaian dampak negatif dilakukan dengan menggunakan data sekunder

    dari dinas dinas terkait dan data primer dari para penambang pasir. Guna

    mengetahui kondisi lingkungan sekitar area tambang, dilakukan wawancara

    dengan panduan kuisioner kepada masyarakat sekitar area tambang. Jumlah

    responden yang diambil sebanyak 50 orang.

    4.4 Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang

    dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Data-data yang diperoleh

    diolah secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dilakukan dengan bantuan

    Microsoft Excel 2007. Metode analisis data digunakan untuk menjawab tujuan

    dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.

  • 30

    Tabel 2. Matriks Metode Analisis Data

    No. Tujuan Penelitian Sumber

    Data

    Metode Analisis

    data

    Jenis

    Data

    1.

    Mengidentifikasi proses

    dan pihak-pihak yang

    terlibat dalam kegiatan

    penambang pasir illegal di

    Kelurahan Semampir,

    Meliputi jenis dan proses

    penambangan, serta pihak-

    pihak yang terlibat.

    Perusahaan

    dan Dinas

    Instansi

    terkait

    Analisis deskriptif Data

    sekunder

    dan

    primer

    2. Mengkaji dampak yang

    ditimbulkan akibat adanya

    penambangan pasir illegal

    di Kota Kediri.

    Perusahaan

    dan Dinas

    Instansi

    terkait

    Analisis deskriptif Data

    sekunder

    dan

    primer

    3. Mengidentifikasi persepsi

    masyarakat tentang

    keberadaaan penambang

    pasir illegal dan kondisi

    lingkungan di Kelurahan

    Semampir.

    Masyarakat

    sekitar area

    tambang

    Analisis deskriptif

    dan kuantitatif

    dengan Microsoft

    Office Excel

    Data

    primer

    4. Mengestimasi nilai

    manfaat dan dampak

    negatif dari adanya

    penambangan pasir illegal

    di Kota Kelurahan

    Semampir.

    Perusahaan

    dan dinas

    terkait

    Analisis deskriptif

    kualitatif dan

    kuantitatif dengan

    Microsoft Office

    Excel

    Data

    sekunder

    dan

    primer

    Sumber: Data primer (diolah), 2012

    4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data

    Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis secara kualitatif dan

    kuantitatif. Pengolahan data dilakukan secara manual dan menggunakan komputer

    dengan program Microsoft Office Excel 2007. Metode analisis yang digunakan

    berdasarkan Tabel 2 adalah analisis penambangan pasir, analisis persepsi

    masyarakat, analisis manfaat dan dampak penambang pasir. Umur usaha

    penambangan pasir dalam penelitian ini diambil berdasarkan umur teknis mesin

    atau perahu sebagai investasi yang paling penting dalam penambangan pasir,

  • 31

    yakni selama 5 tahun. Jenis output yang dihasilkan adalah pasir. Tingkat diskonto

    yang digunakan berdasarkan suku bunga deposito rata-rata bank yang ada di

    Indonesia bulan Januari Februari 2013 sebesar 5.45%.

    4.5.1 Persepsi Masyarakat

    Menganalisis persepsi responden digunakan analisis deskriptif. Metode

    deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Tujuannya yakni

    ingin mengetahui persepsi masyarakat tentang keadaan lingkungan sekitar areal

    tambang yang dapat diperkuat dengan adanya pengetahuan dan pengalaman.

    Persepsi responden terhadap keadaan lingkungan dan sosial akibat adanya

    penambangan pasir illegal di Kelurahan Semampir, Kecamatan Kota, Kota Kediri

    dimulai dengan skala tertinggi yaitu 1 kondisi lingkungan baik, 2 kondisi

    lingkungan sedang, 3 Kondisi lingkungan buruk. Analisis mengenai persepsi

    dilakukan dengan mentabulasikan data dengan bantuan program Microsoft Excel

    200, kemudian hasil yang diperoleh dianalisis deskriftifkan.

    4.5.2 Estimasi Nilai Manfaat

    Nilai manfaat yang dimaksud adalah manfaat yang diperoleh pihak-pihak

    yang terlibat dalam aktivitas penambangan pasir. Pihak-pihak yang memperoleh

    manfaat diantaranya pengusaha pasir, kuli angkut pasir, sopir truk, buruh tambang

    pasir. Nilai tersebut dapat dihitung sebagai berikut:

    PP = (Hp Bp) x 300

    UB = ub x 300

    Dimana :

    PP : pendapatan pengusaha pasir dalam se-tahun

  • 32

    Hp : harga pasir

    Bp : biaya penambangan pasir

    UB : upah buruh tambang pasir dalam pe-tahun

    ub : upah buruh tambang pasir per-hari

    300 : jumlah hari kerja dalam se-tahun

    4.5.3 Estimasi Dampak Negatif

    Menurut Peraturan Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) nomor 13 tahun

    (2011), kerugian atau dampak negatif akibat suatu usaha pemanfaatan sumber

    daya adalah biaya yang diperlukan untuk menanggulangi pencemaran dan atau

    kerusakan lingkungan hidup serta memulihkan kondisi lingkungan hidup.

    Pendapatan yang hilang (forgone eaenings) adalah nilai ekonomi dari pendapatan

    masyarakat/ pemerintah yang berkurang atau hilang sebagai akibat tercemarnya

    dan atau kerusakan lingkungan.

    Konsep penilaian konsep future value dilakukan untuk mengetahui

    penilaian/ harga kerugian dimasa mendatang dengan rumus:

    F = P (1 + i)n

    Dimana:

    F : biaya di tahun akan datang

    P : tetapan biaya di tahun sekarang

    i : suku bunga

    n : lama waktu

    Dampak ekonomi dari adanya aktivitas penambangan pasir yakni

    hilangnya PAD Kota Kediri. Aktivitas penambangan yang seharusnnya sudah

  • 33

    tidak beroprasi sejak tahun 2009 tetap dilakukan, sehingga pendapatan retribusi

    yang harusnya diperoleh pemerintah Kota Kediri hilang. Nilai tersebut dapat

    ditulis secara matematis sebagai berikut:

    NK1= Tk x Jk x 300

    Dimana:

    NK1 : nilai kerugian (Rp)

    Tk : tarif karcis retribusi per truck (Rp/truk)

    Jk : jumlah truk per hari (truk)

    300 : asumsi dalam 1 tahun penambang bekerja selama 300 hari

    Penghitungan nilai ekonomi pasir yang hilang diambil dari keuntungan

    yang diperoleh pengusaha tambang pasir. Hal tersebut dilakukan karena

    keuntungan menggambarkan nilai atau harga bersih pasir. Diperoleh dari

    pengurangan keuntungan dengan biaya-biaya yang dibutuhkan untuk

    pengambilan pasir. Perhitungan nilai pasir yang hilang menggunakan keuntungan

    yang diperoleh pengusaha tambang. Nilai tersebut dapat ditulis secara matematis

    sebagai berikut:

    NK2= Kp x Jp x 300

    Dimana:

    NK2 : nilai kerugian (Rp)

    Kp : keuntungan pengambilan pasir per m (Rp/ m)

    Jp : jumlah pasir yang diambil per hari (m)

    300 : asumsi dalam 1 tahun penambang bekerja selama 300 hari

  • 34

    Lalu lintas truk besar yang mengangkut bahan galian dalam jumlah banyak

    lambat laun berakibat pada rusaknya jalan di sektar kelurahan Semampir. Metode

    yang dapat digunakan adalah replacement cost (biaya pengganti). Replacement

    cost menghitung berapa biaya yang dibutuhkan untuk memperbaiki jalan yang

    rusak akibat lalu lintas truk yang besar. Nilai tersebut dapat ditulis secara

    matematis sebagai berikut:

    NK3 = l x p x Ba

    Dimana:

    NK3 : nilai kerugian (Rp)

    l : lebar jalan yang rusak (m)

    p : panjang jalan yang rusak (m)

    Ba : biaya aspal (m2)

    Dampak lain yang diterima masyarakat yakni biaya tambahan yang harus

    dikeluarkan masyarakat atau dinas terkait, akibat kerusakan jembatan dan tebing

    sungai yakni melalui data sekunder. Nilai tersebut dapat ditulis secara matematis

    sebagai berikut:

    NK4 = Bp x bp

    Dimana:

    NK4 : nilai kerugian (Rp)

    Bp : biaya perbaikan (Rp)

    bp : banyaknya perbaikan

    Nilai total dampak sosial yang ditimbulkan akibat adanya aktivitas

    penambangan pasir illegal secara matematis dapat ditulis:

  • 35

    TNK= NK1 + NK2+ NK3+ NK4

    Dimana:

    TNK : total nilai kerugian (Rp)

    NK1 : dampak terhadap PAD

    NK2 : dampak terhadap nilai ekonomi pasir

    NK3 : kerugian jalan yang rusak

    NK4 : kerugian kerusakan fasilitas umum

  • V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

    5.1 Gambaran Umum

    Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Semampir, Kecamatan Kota, Kota

    Kediri. Penambangan pasir di Kota Kediri dilakukan dibeberapa Kelurahan lain

    diantaranya di Kelurahan Banjarmlati, Kelurahan Bandar Kidul, dan Kelurahan

    Manisrenggo. Penambangan dengan jumlah terbanyak yakni penambangan yang

    terdapat di Kelurahan Semampir.

    5.1.1 Kota Kediri

    Kota Kediri adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Luas

    wilayah Kota Kediri yakni sebesar 63,40 Km. Secara geografis , Kota Kediri

    terletak di antara 111,05 derajat-112,03 derajat Bujur Timur dan 7,45 derajat-7,55

    derajat lintang selatan dengan luas 63,404 Km. Aspek topografi Kota Kediri

    terletak pada ketinggian rata-rata 67 m diatas permukaan laut, dengan tingkat

    kemiringan hingga 40%. Sebagian besar wilayah Kota Kediri merupakan dataran

    rendah dengan luas wilayah memanjang (linier). Kota kediri terbelah oleh Sungai

    Brantas yang membujur dari selatan ke utara sepanjang 7 kilometer. Kota Kediri

    merupakan satu-satunya kota di Jawa Timur yang mempunyai 2 gunung yaitu :

    Gunung Klotok dan Gunung Maskumambang3.

    Bagian barat Sungai Brantas merupakan lahan yang kurang subur yang

    sebagian masuk lereng Gunung Klotok yang mempunyai ketinggian 472 meter

    dan Gunung Maskumambang yang mempunyai ketinggian 300 meter. Dibagian

    timur sungai merupakan lahan yang subur dengan relief tanah relatif datar.

    3 (http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Kediri) diaksess pada 12 November 2012

  • 37

    Sungai Brantas di wilayah kota Kediri juga dilintasi sungai-sungai kecil yaitu:

    Sungai Kresek, Sungai Karang, Sungai Kedak, Sungai Ngampel. Struktur wilayah

    Kota Kediri yang terbelah menjadi dua oleh Sungai Brantas membaginya

    amenjadi dua bagian yakni bagian barat dan timur sungai. Wilayah dataran rendah

    terletak di bagian timur sungai, meliputi Kecamatan Kota dan Kecamatan

    Pesantren, sedangkan dataran tinggi terletak pada bagian barat sungai yaitu

    Kecamatan Mojoroto4.

    Tabel 3. Luas Wilayah Kota Kediri Berdasarkan Kecamatan 2011

    No. Kecamatan Luas (Km) Presentase (%) dari Luas Kota

    1 Mojoroto 24,60 38.80

    2 Kota 14,90 23.50

    3 Pesantren 23,90 37.70

    Jumlah 63,40 100.00

    Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri, 2011

    Kota Kediri terdri dari 3 Kecamatan yakni Kecamatan Mojoroto,

    Kecamatan Kota, dan Kecamatan pesantren. Luas wilayah Kota Kediri dapat kita

    lihat pada tabel 3 dimana, Kecamatan dengan luas wilayah terbesar yakni

    Kecamatan Mojoroto (24,6 km2) sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu

    Kecamatan Kota (14,9 km2). Kecamatan Mojoroto terdiri dari 14 Kelurahan

    diantaranya Kelurahan Pojok, Campurejo, Tamanan, Banjarmlati, Bandar Kidul,

    Lirboyo, Bandar Lor, Mojoroto, Sukorame, Bujel, Ngampel, Gayam, Mrican dan

    dermo. Kecamatan Kota terdiri dari 17 Kelurahan diantaranya, Kelurahan

    Menisrenggo, Rejo Mulyo, Ngrongggo, Kali Ombo, Kampung Dalem, Setono

    Pande, Ringin Anom, Pakelan, Setonogedong, Kemasan, Jagalan, banjaran,

    4 (http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Kediri) diaksess pada 12 November 2012

  • 38

    Ngadirejo, dandangan, Balowerti, Pocanan dan Semampir. Sementara Kecamatan

    Pesantren terdiri dari 15 Kelurahan, diantaranya Kelurahan Blabak, Bawang,

    Batet, Tosaren, Banaran, Ngletih, Tempurejo, Ketami, Pesantren, Bangsal,

    Burengan, Tinalan, pakunden, Singonegaran dan Jamsaren.

    5.1.2 Kecamatan Kota

    Kecamatan Kota terdiri dari 17 Kelurahan diantaranya, Kelurahan

    Menisrenggo, Rejo Mulyo, Ngrongggo, Kali Ombo, Kampung Dalem, Setono

    Pande, Ringin Anom, Pakelan, Setonogedong, Kemasan, Jagalan, banjaran,

    Ngadirejo, dandangan, Balowerti, Pocanan dan Semampir. Diantara ketiga

    Kecamatan tersebut Kecamatan Kota merupakan Kecamatan dengan Kelurahan

    terbanyak sedangkan luas wilayahnya paling sedikit. Hal tersebut

    menggambarkan Kecamatan Kota mempunyai tingkat kepadatan penduduk paling

    tinggi di Kota Kediri.

    Konsentrasi penduduk di Kecamatan Kota berdampak pada ledakan

    urbanisasi, munculnya perilaku masyarakat yang kurang sehat sehingga memicu

    banyak kejahatan dan ketidakmerataan pendapatan. Pemerintah Kota Kediri

    dinilai perlu untuk melakukan penyebaran pembangunan dan penciptaan lapangan

    kerja secara merata dalam konteks wilayah yang menyebar diseluruh Kota Kediri.

    5.2 Kelurahan Semampir

    Kelurahan Semampir merupakan salah satu kelurahan yang terletak di

    Kecamatan Kota, Kota Kediri. Kelurahan Semampir terdiri dari 5 Rukun Warga

    (RW) dan 28 Rukun Tetangga (RT). Jarak Kelurahan Semampir menuju Ibu Kota

    Kecamatan sepanjang 4 km, jarak antara Kelurahan Semampir dengan Ibu Kota

    Kabupaten sepanjang 1 km. Jarak dari kelurahan menuju Ibu Kota Provinsi

  • 39

    sepanjang 110 km, dengan lama waktu tempuh menggunakan kendaraan bermotor

    selama 3 jam.

    5.2.1 Letak dan Keadaan Geografis

    Kelurahan Semampir berbatasan dengan Kelurahan Jong Biru/ Kecamatan

    Gampeng Rejo sebelah utara, berbatasan dengan Kelurahan Pocanan/ Kecamatan

    Kota sebelah selatan, berbatasan dengan Kelurahan Balowerti/ Kecamatan Kota

    sebelah timur dan berbatasan dengan Sungai Brantas sebelah barat. Luas wilayah

    Kelurahan Semampir yakni sebesar 72 ha yang terdiri dari luas pemukiman

    sebesar 6 ha, dapat dilihat pada Tabel 4. persawahan merupakan

    Tabel 4. Luas wilayah Kelurahan Semampir Berdasarkan Penggunaan

    Tahun 2011

    Uraian Luas (Ha) Prosentase (%) dari Luas

    Luas Pemukiman 6 .00 8.33

    Luas Persawahan 40.00 55.56

    Luas Perkebunan 2.00 2.78

    Luas Kuburan 1.00 1.39

    Luas Pekarangan 0.00 0.00

    Luas Taman 0.00 0.00

    Luas Pekantoran 20.00 27.78

    Luas Prasarana Umum Lainnnya 3.00 4.17

    Luas Wilayah 72.00 100

    Sumber: Laporan Akhir Tahun Kelurahan Semampir 29 November 2011

    Kelurahan Semampir merupakan salah satu Kelurahan di Kota Kediri yang

    dilewati Sungai Brantas. Keberadaan sungai tersebut memberikan manfaat yang

    besar bagi masyarakat sekitar . Manfaat tersebut diantaranya sumber daya air,

    sumber daya ikan dan sumber daya pasir bagi masyarakat Potensi tambang

    diantaranya batu kali dan pasir. Kapasitas tambang pasir di Kelurahan Semampir

  • 40

    sebesar 10 ton per tahunnya dan merupakan kapasitas tambang skala kecil, dapat

    dilihat pada Tabel 5.

    Tabel 5. Produksi Bahan Galian Kelurahan Semampir Tahun 2011

    Uraian Kapasitas (Ton) Keterangan

    Batu Kapur 0.00 Tidak Ada

    Pasir 10.00 Kecil

    Emas 0.00 Tidak Ada

    Kuningan 0.00 Tidak Ada

    Aluminium 0.00 Tidak Ada

    Belerang 0.00 Tidak Ada

    Rata-rata Potensi Bahan Tambang/ Galian 10.00 Kecil

    Sumber: Laporan Akhir Tahun Kelurahan Semampir 29 November 2011

    Kelurahan Semampir merupakan salah satu Kelurahan di Kota Kediri yang

    letaknya berdekatan dengan pusat kota. Permasalahan seperti kualitas udara dan

    kebisingan merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang ada didaerah

    tersebut. Pencemaran udara bersumber yang terjadi bersumber dari pabrik yang

    berada di Kelurahan Semampir dan kendaraan bermotor yang lalu lalang. Pabrik

    dan kendaraan tersebut mengeluarkan asap yang mengandung CO2 yang

    menyebabkan efek terhadap kesehatan diantaranya Infeksi Saluran Pernapasan

    Akut (ISPA). Masalah kebisingan bersumber dari adanya kendaraan bermotor

    yang lalu lalang lebih dari 50%. Kebisingan tersebut masih dalam taraf dampak

    ringan sehingga efeknya tidak terlalu mengganggu masyarakat sekitar.

    5.2.1 Keadaan Demografi

    Jumlah penduduk Kelurahan semampir pada tahun 2011 sebesar 6.319

    jiwa. Terdiri dari jumlah penduduk laki-laki yakni sebesar 3.115 jiwa dan jumlah

    penduduk sebesar 3.204 jiwa. Mata pencahariaan pokok masyarakat Kelurahan

    Semampir, sebagian besar bermata pencaharian sebagai karyawan perusahaan

  • 41

    swasta. Hal tersebut dikarenakan Kelurahan Semampir berdekatan dengan salah

    satu pabrik ternama di Kota Kediri yakni pabrik rokok Gudang Garam. Sehingga,

    sebagian besar masyarakat Kelurahan Semampir bermata pencaharian sebagai

    pegawai perusahaan swasta.

  • VI. ANALISIS PENAMBANGAN PASIR ILLEGAL DI SUNGAI

    BRANTAS KELURAHAN SEMAMPIR

    6.1 Kronologis Pelarangan Penambangan Pasir di Sungai Brantas

    Menurut Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Kediri, bahwa pada

    prinsipnya penambangan Galian C (penambangan pasir) di sepanjang Sungai

    Brantas, tidak diperbolehkan baik secara mekanik maupun konvensional dan hal

    tersebut telah dituangkan dalam kesepakatan bersama pada tahun 2009 antara

    KLH, Satpol PP dan Disperindagtamben. Menurut Undang-Undang No.4 tahun

    2009 pasal 158 dimana setiap orang dilarang melakukan penambangan tanpa ijin

    usaha penambangan, ijin usaha penambangan rakyat, ijin usaha pertambangan

    khusus dan akan dipidana. Tuntutan pidana bagi aktivitas yang merusak

    lingkungan menurut UU No.32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan

    lingkungan hidup. Kemudian pada tahun 2009, Disperindagtamben telah

    membentuk tim pengawas dan pengendalian bahan Galian C Sungai Brantas Kota

    Kediri yang tidak memberikan rekomendasi ijin penambangan pasir dengan

    alasan dasar Sungai Brantas telah turun 4-6 meter.

    Tahun 2010 oleh Tim Koordinasi Pengelolaan Sumberdaya Air Wilayah

    Sungai Brantas Nomor 9 tahun 2010, menetapkan penghentian seluruh aktivitas

    kegiatan illegal sand mining/ penambangan tanpa ijin di sepanjang Sungai Brantas

    dan mengalihkan secepatnya ke kantong-kantong lahar / pasir di Gunung Kelud

    sesuai lokasi yang telah ditentukan/ ditunjuk. Perlu dilakukan penyehatan kembali

    terhadap profil melintang dan memanjang Sungai Brantas yang dilakukan pihak-

    pihak terkait serta memperlancar proses perizinan yang terkait dengan segala

    aktifitas kegiatan normalisasi/ penambangan pasir di lokasi. Melihat kondisi

    Sungai Brantas dan lingkungannya yang mengalami kerusakan parah dan

  • 43

    membahayakan infrastruktur sungai yang ada (baik jembatan, bendungan,

    tanggul, dan lain sebagainya).

    Tabel 6. Peraturan dan Perundang-undangan Pelarangan Penambangan

    Pasir di Sungai Brantas

    No Tingkatan Peraturan/ Perundang-undangan

    1. Makro Undang-Undang Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumberdaya Air

    Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

    Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara

    Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

    2. Meso Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah propinsi,

    dan Pemerintah Kabupaten/ Kota

    Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

    Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan

    Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara

    Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2008 tentang Dewan Sumberdaya Air

    3. Mikro Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2005 tentang pengendalian Usaha Pertambangan Bahan Galian C pada wilayah

    sungai di Provinsi Jawa Timur

    Peraturan Mentri Pekerjaan Umum 04/PRT/M/2008 tentang pedoman Pembentukan Wadah Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air

    Tingkat Propinsi, Kabupaten/ Kota dan Wilayah Sungai

    Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 36 tahun 2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2005

    Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.248/KPTS/2009 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah

    Sungai Brantas

    Sumber: Tim Koordinasi Pengelolaan Sumberdaya Air Wilayah Sungai Brantas Nomor

    09/KPTS/TKPSDA.BRANTAS/2010, 2010

    6.2 Faktor-faktor Penyebab Kegiatan Penambang Pasir Illegal

    Adanya penambangan pasir illegal di Sungai Brantas dikarenakan ada

    beberapa faktor yakni faktor dalam dan faktor luar, yaitu sebagai berikut:

    6.2.1 Faktor Dalam

    Faktor dalam yang dimaksud yakni adanya faktor dari diri penambang

    untuk melakukan usaha penambangan pasir. Faktor dalam tersebut diantaranya

  • 44

    keinginan/ nafsu dari para pengusaha pertambangan pasir yang ingin memperoleh

    keuntungan, pemenuhan kebutuhan ekonomi oleh masyarakat penambang pa