Gusde Radioaktifitas Laporan Praktikum
-
Upload
gusde-putra-manuaba -
Category
Documents
-
view
77 -
download
2
description
Transcript of Gusde Radioaktifitas Laporan Praktikum
LAPORAN PRAKTIKUM
“SIFAT-SIFAT RADIASI RADIOAKTIF”
I. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari cara untuk mengoperasikan detektor radioaktif.
2. Menentukan karakteristik tegangan tabung Geiger-Muller.
3. Mempelajari sifat-sifat radiasi radioaktif.
II. Dasar Teori
Semua radiasi radioaktif seperti partikel bermuatan atau sinar gamma memiliki sifat-
sifat dapat mengionisasi udara atau gas. Sifat ini dipergunakan sebagai prinsip suatu alat
untuk mendeteksi radiasi. Salah satu alat yang terkenal untuk mendeteksi radiasi adalah
tabung Geiger Muller (GM). Tabung GM ini dihubungkan dengan sebuah alat pencacah
atau counter. Setiap ion yang terbentuk karena radiasi akan dicatat oleh counter sebagai
cacah radiasi yang merupakan ukuran kuat atau lemahnya suatu radiasi radioaktif.
Tabung GM terdiri dari sebatang kawat yang bermuatan positif yang disebabkan pada
suatu slinder bermuatan negative. Keseluruhan system diletakan didalam tabung gelas
yang berisi gas yang dapat terionisasi bila terkena radiasi. Bila yang hendak dideteksi
adalah partikel pada tabung diiisikan jendela kecil, sehingga daya masuk rendah. Juga
dibedakan dalam hal perlindungannya untuk partikel dengan sinar .
Apabila partikel atau masuk kedalam tabung GM, sebagian energy atau
ditransfer ke molekul gas dalam tabung yang berakibat gas terionisasi, dimana electron
terluar molekul gas akan terdorong keluar. Electron ini tertarik oleh kawat yang
bermuatan positif dari tabung GM dan ion negif gas akan menuju ke slinder positif.
Apabila beda potensial cukup tinggi (800-1000V), ion primer dengan kecepatan tinggi,
dan lintasan pendek dalam gesekannya menuju elektroida akan bertumbukan dengan
molekul gas yang lain dan menghasilkan ion sekunder. Ion sekunder ini seperti halnya ion
primer juga akan menghasilkan ion yang lain dan seterusnya sampai ion terakhir yang
mencapai elektoda. Efek kaskade ini dinamakan avalanche dari ion. Sampainya avalanche
dari ion pada elektroda yang bermuatan meninggalkan perbedaan potensial yang tiba-tiba
1
antara kedua elektroda sehingga timbul pulsa arus yang diteruskan ke rangkaian pada R
akhirnya timbul pulsa tegangan yang bila diperkuat bisa membunyikan loudspeaker atau
dicatat dengan alat cacah. Isyarat ini menunjukan adanya radiasi yang masuk ke tabung
GM.
Sinar radioaktif di udara biasanya menyebabkan tabung GM akan bekerja walaupun
tanpa unsure radioaktif, tetapi seolah-olah ada. Penunjukan pencacah dalam hal ini
dinamakan cacahan latar belakang (background count).
Karena laju ion dalam tabung berhubungan dengan beda potensial antar elektroda, hal
ini akan menyebabkan perhitungan bergantung pada beda potensial. Hubungan umum
secara ilmiah adalah seperti grafik dibawah ini :
Gambar 1
Ada tegangan ambang bawah dimana tidak terjadi penghitungan, lalu diatasnya
penghitungan naik dengan pesat sampai lekuk K. Slope KL hampir datar disebut daerah
Plateau. Daerah ini tergantung pada bagaimana tabung itu dibuat dan jenis gas apa
diisikan kedalamnya. Pada daerah ini Fluktuasi tegangan yang kecil pengaruhnya sangat
kecil terhadap perhitungan.
Sifat-sifat radioaktif
2
K
L
Cacah/ mnt
Tegangan ambang
plateau
Teganagan operasi
Daerah dischaege
voltage
Beberapa sinar radioaktif adalah sebagai berikut:
a. Sinar alfa ( )
Sinar alfa merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif. Partikel sinar alfa
sama dengan inti helium +4, bermuatan +2e dan bermassa 4 sma. Partikel alfa
adalah partikel terberat yang dihasilkan oleh zat radioaktif. Sinar alfa dipancarkan
dari inti dengan kecepatan sekitar 1/10 kecepatan cahaya. Karena memiliki massa
yang besar daya tembus sinar alfa paling lemah diantara diantara sinar-sinar
radioaktif.
Gambar peluruhan sinar alfa sebagai berikut:263Sg ----> 259Rf + 4He
Gambar 2. Peluruhan sinar alfa
b. Sinar betta (β)
Sinar betta merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Sinar beta merupakan
berkas elektron yang berasal dari inti atom. Partikel beta yang bemuatan -1e dan
bermassa 1/836 sma. Energi sinar beta sangat bervariasi, mempunyai daya tembus
lebih besar dari sinar alfa tetapi daya pengionnya lebih lemah. Sinar beta paling
energetik dapat menempuh sampai 300 cm dalam udara kering dan dapat
menembus kulit. Berikut ini merupakan gambar peluruhan sinar beta:14C ----> 14N + e- +
Gambar 3. Peluruhan sinar betta
III. Alat dan Bahan :
3
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan sifat-sifat radioaktivitas adalah sebagai
berikut.
1. Tabung Geiger-Muller (tabung GM) Kode Alat: SN-8109A
2. Counter dan Timer Kode Alat: SN-7955A
3. Sumber radioaktif alpha dan beta Kode Alat: SN-8110A
4. Satu set absorber yang telah dikalibrasi Kode Alat: SN-8111A
a. Aluminium dengan ketebalan 129 mg/cm2
b. Alumunium dengan ketebalan 209 mg/cm2
c. Alumunium dengan ketebalan 419 mg/cm2
d. Alumunium dengan ketebalan 516 mg/cm2
e. Alumunium dengan ketebalan 590 mg/cm2
IV. Langkah-Langkah Percobaan
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan.
2. Menyusun alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan seperti berikut.
Gambar 4. Susunan alat pada percobaan sifat-sifat radioaktif
3. Menghubungkan tabung GM pada scaler dengan potensial tegangan tinggi.
4. Menambah tegangan secara perlahan dengan cara mengatur tombol coarse dan
tombol fine control sampai tabung mulai mencatat hitungan yang terlihat pada
penampil counter.
5. Mencatat tegangan ambang yakni tegangan di mana tabung tepat mulai mencatat
hitungan.
6. Mencatat jumlah hitungan per menit untuk setiap kenaikan tegangan yang relatif
kecil yang bisa diperoleh dari penunjukkan voltmeter, sampai pada suatu nilai di
4
mana penambahan tegangan menyebabkan perubahan pencatatan hitungan yang tidak
berarti.
7. Menghitung jumlah ketukan per menit mulai dari tegangan ambang untuk setiap
kenaikan 25 volt sampai kira-kira 300 volt di atas tegangan ambang.
8. Melukis grafik hubungan antara jumlah tegangan per menit dan tegangan yang
terpasang, di mana sumbu Y sebagai jumlah tegangan per menit dan sumbu X
sebagai tegangan yang terpasang.
9. Menentukan titik operasi terbaik dari tabung GM dan mempelajari sifat-sifat absorpsi
radiasi radioaktif.
10. Menentukan radiasi latar belakang beberapa kali dengan mencatat hitungan per menit
dan mencari rata-ratanya.
11. Meletakkan sumber alpa pada pemegang sampel dan memasukkannya ke dalam
lubang penyangga ke-5 dari atas.
12. Mencatat aktivitas radiasi sampel tanpa absorbver.
13. Meletakkan absorber aluminium 0,025 dan mencatat kembali aktivitas radiasinya.
14. Mengulangi langkah 9-11 untuk sumber betta dan mencatat aktivitas radiasi
radioaktif.
15. Mencari data aktivitas radiasi radioaktif sumber alpa untuk ketebalan absorbver yang
berbeda.
16. Mencatat data aktivitas tersebut dalam tabel data hasil pengamatan.
V. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada percobaan adalah teknik analasis
secara kualitatif dan kuantatif. Secara kualitatif adalah dengan menganalisis grafik
hubungan antara besar tegangan dan banyak hitungan permenit untuk menentukan
tegangan operasi yang cocok untuk digunakan. Analisis secara kuantitatif adalah mencari
nilai konstanta c danmencari kesalahan relative (KR) dengan persamaan :
,
5
Analisis secara kuantitatif adalah mencari hubungan antara intensitas masukan dan
intensitas keluaran dengan perasamaan
VI. Data Hasil Pengamatan
Tabel 1 (Banyaknya ketukan tanpa absorver dan sumber radioaktif)
Tegangan Perhitungan Waktu Perhitungan/menit
(Cpm)
220 Volt
320 Volt
420 Volt
460 Volt
540 Volt
600 Volt
680 Volt
820 Volt
860 Volt
880 Volt
2
1
25
20
20
18
26
21
50
38
1 menit
1 menit
1 menit
1 menit
1 menit
1 menit
1 menit
1 menit
1 menit
1 menit
2
1
25
20
20
18
26
21
50
38
Tegangan ambang 420 volt
Tegangan operasi
6
Tabel 2
Radiasi Latar Belakang
No.Tegangan
(Volt)Perhitungan Waktu/menit Perhitungan/menit (Cpm)
1 500 15 1 15
2 500 24 1 24
3 500 27 1 27
4 500 19 1 19
5 500 31 1 31
Tabel 3
Sumber Radiasi β Tanpa Absorber (Pada Tingkat 3)
No.Tegangan
(Volt)Perhitungan Waktu/menit
Perhitungan/menit
(Cpm)
1 500 3614 1 3614
2 500 3713 1 3713
3 500 3726 1 3726
4 500 3580 1 3580
5 500 3643 1 3643
Tabel 4
Sumber Radiasi β Menggunakan Absorver Alumunium dengan Ketebalan yang
Berbeda (Pada Tingkat 3)
No.Tegangan
(Volt)
Ketebalan
absorber
(mg/cm2)
Perhitungan Waktu/menitPerhitungan/menit
(Cpm)
1 500 129 2289 1 2289
2 500 206 1691 1 1691
3 500 419 515 1 515
4 500 516 257 1 257
7
5 500 590 183 1 183
Tabel 5
Sumber Radiasi γ Gamma Tanpa Absorber (Pada Tingkat 3)
No.
Tegangan
(Volt) Perhitungan Waktu/menit
Perhitungan/menit
(Cpm)
1 500 260 1 260
2 500 241 1 241
3 500 263 1 263
4 500 278 1 278
5 500 250 1 250
Tabel 6
Sumber Radiasi γ Gamma Menggunakan Absorber Alumunium dengan
Ketebalan yang Berbeda (pada tingkat 3)
No.Tegangan
(Volt)
Ketebalan
absorber
(mg/cm2)
Perhitungan Waktu/menitPerhitungan/menit
(Cpm)
1 500 129 260 1 260
2 500 206 230 1 230
3 500 419 245 1 245
4 500 516 232 1 232
5 500 590 225 1 225
8
Tabel 7
Sumber Radiasi β Menggunakan Absorber Alumunium dengan
Ketebalan yang Berbeda (Pada Tingkat 3)
Ketebalan Absorber
(mg/cm²)
Aktivitas yang diamati
(Cpm)
Aktivitas koreksi
(Cpm)
Jenis absorber
129 mg/cm2
206 mg/cm2
419 mg/cm2
516 mg/cm2
590 mg/cm2
2289
1691
515
257
183
2289
1641
515
257
183
Al (0,020)
Al (0,032)
Al (0,063)
Al (0,080)
Al (0,090)
Tabel 8 (Dengan absorber, gamma pada tingkat 5)
Massa/satuan luas
Aktivitas yang diamati
Aktivitas koreksi
Jenis absorver
129 mg/cm2
206 mg/cm2
419 mg/cm2
516 mg/cm2
590 mg/cm2
260
230
245
232
225
260
230
245
232
225
Al (0,020)
Al (0,032)
Al (0,063)
Al (0,080)
Al (0,090)
9
VII. Analisis Data
1.1 Tegangan Operasi
Untuk menentukan tegangan operasi dilakukan dengan menggambar grafik
seperti berikut.
Tabel 1 (Banyaknya ketukan tanpa absorber dan sumber radioaktif)
Tegangan Perhitungan Waktu Perhitungan/menit
(Cpm)
220 Volt
320 Volt
420 Volt
460 Volt
540 Volt
600 Volt
680 Volt
820 Volt
860 Volt
880 Volt
2
1
25
20
20
18
26
21
50
38
1 menit
1 menit
1 menit
1 menit
1 menit
1 menit
1 menit
1 menit
1 menit
1 menit
2
1
25
20
20
18
26
21
50
38
10
Grafik 1
Keterangan grafik I (grafik hubungan antara tegangan dengan jumlah hitungan per
menit)
1. Tegangan ambang yang diperoleh dari alat tabung Geiger Muller, model scaler, rate-
meter the nucleus, INC, DAK, RIOGE, IN adalah senilai 420 Volt.
2. Dari hasil percobaan daerah plateau didapat pada tegangan 460V dan 540V dimana
pada tegangan tersebut jumlah perhitungan per menit yang didapat adalah konstan.
3. Tegangan operasi yang didapatkan dari percobaan yang telah dilakukan dengan
menggunakan tabung Geiger Muller adalah 500V, nilai ini didapat dengan merata-
ratakan tegangan yang berada daerah plateau/ tegangan yang menghasilkan jumlah
hitungan per menit relative konstan.
Tegangan operasi
4. Dengan merata-ratakan jumlah hitungan per menit yang didapat dari percobaan akan
didapat nilai 22,1 cpm.
Perhitungannya
1.2 Radiasi Latar Belakang
11
Karena tegangan operasi terbaiknya 500 volt, maka radiasi latar
belakangnya adalah nilai rata-rata perhitungan/menit yang ditunjukkan pada
tegangan antara 460-540 Volt, yaitu 20 Cpm.
1.3 Sumber Radiasi β Tanpa Absorber (Pada Tingkat 3)Tabel 3
Sumber Radiasi β Tanpa Absorber (Pada Tingkat 3)
No.Tegangan
(Volt)Perhitungan Waktu/menit
Perhitungan/menit
(Cpm)
1 500 3614 1 3614
2 500 3713 1 3713
3 500 3726 1 3726
4 500 3580 1 3580
5 500 3643 1 3643
Tabel Pembantu
No. X
1 3614 20 3594 12916836
2 3713 20 3693 13638249
3 3726 20 3706 13734436
4 3580 20 3560 12673600
5 3643 20 3623 13126129
100 18176 66089250
Untuk menghitung nilai
Untuk menghitung nilai ketidakpastian
12
Jadi nilai c
Kesalahan relatif
1.4 Sumber Radiasi γ Tanpa Absorber (Pada Tingkat 3)
Tabel 5
Sumber Radiasi γ Tanpa Absorber (Pada Tingkat 3)
No.
Tegangan
(Volt) Perhitungan Waktu/menit
Perhitungan/menit
(Cpm)
1 500 260 1 260
2 500 241 1 241
3 500 263 1 263
4 500 278 1 278
5 500 250 1 250
13
Tabel Pembantu
No. X
1 260 20 240 57600
2 241 20 221 48841
3 263 20 243 59049
4 278 20 258 66564
5 250 20 230 52900
100 1192 284954
Untuk menghitung nilai
Untuk menghitung nilai ketidakpastian
Jadi nilai c
14
Kesalahan relatif
1.1 Sumber Radiasi β Menggunakan Absorber Alumunium dengan Ketebalan
Yang Berbeda (Pada Tingkat 3)
Tabel 4
Sumber Radiasi β Menggunakan Absorber Alumunium dengan
Ketebalan yang Berbeda (Pada Tingkat 3)
No.Tegangan
(Volt)
Ketebalan
absorber
(mg/cm2)
Perhitungan Waktu/menitPerhitungan/menit
(Cpm)
1 500 129 (G) 2289 1 2289
2 500 206 (I) 1691 1 1691
3 500 419 (L) 515 1 515
4 500 516 (M) 257 1 257
5 500 590 (N) 183 1 183
Grafik 2
Hubungan Cacah/menit dengan Ketebalan Absorber
15
Cacah/menIt
Berdasarkan grafik di atas, dapat diamati bahwa hubungan antara jumlah
hitung atau cacah per menit dengan ketebalan absorber untuk sumber radioaktif
beta (β) adalah berbanding terbalik. Di mana, semakin tebal absorber maka nilai
cacah hitung per menit yang dapat diamati pada pencacah counter akan semakin
sedikit. Hal ini berarti, semakin tebal absorber, maka semakin sedikit sinar radiasi
beta (β) yang dapat menembus absorber sehingga hasil cacah hitung per menitnya
akan semakin kecil.
1.5 Sumber Radiasi γ Menggunakan Absorber Alumunium dengan Ketebalan
Yang Berbeda (Pada Tingkat 3)
Tabel 6
Sumber Radiasi γ Gamma Menggunakan Absorber Alumunium dengan
Ketebalan yang Berbeda (pada tingkat 3)
No.Tegangan
(Volt)
Ketebalan
absorber
(mg/cm2)
Perhitungan Waktu/menitPerhitungan/menit
(Cpm)
1 500 129 (G) 260 1 260
2 500 206 (I) 230 1 230
3 500 419 (L) 245 1 245
4 500 516 (M) 232 1 232
5 500 590 (N) 225 1 225
16
Grafik 3
Hubungan Cacah/menit dengan Ketebalan Absorber
Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa ketebalan absorber memberikan
pengaruh yang tidak terlalu signifikan terhadap cacah hitung per menit yang
dihasilkan radiasi sumber radioaktif sinar . Hal ini dapat diamati pada grafik, di
mana nilai cacah hitung per menit menurun pada ketebalan 129 mg/cm2 dan kembali
naik pada ketebalan 419 mg/cm2.
VIII. Pembahasan
Dari pengamatan yang dilakukan oleh praktikum dengan menggunakan tabung
Geiger Muller dengan Counter dan Timer model 575 SCALER RATE MATER THE
NULIEUS, ING, OAKRIDG, TN maka diperoleh tegangan ambang sebesar 420 Volt.
Dimana tegangan ambang adalah tegangan pada saat tabung Geiger Muller mulai
mencatat adanya partikel yang menumbuk elektroda-elektroda pada Geiger Muller. Nilai
tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan. Pengamatan daerah R dalam tabung
adalah daerah dimana perubahan tegangan dalam tabung menyebabkan Counter tidak
melakukan perhitungan yang berarti. Dari hasil pengamatan kami peroleh sebesar
460Volt dan 540Volt. Penggunaan tegangan operasi terbaik dari tabung Geiger Muller
adalah 500 Volt. Nilai tersebut praktikan dapatkan dengan merata-ratakan tegangan pada
daerah Plateau sehingga didapatkan nilai rata-rata yaitu :
Tegangan operasi :
Sehingga untuk percobaan radioaktif selanjutnya menggunakan tegangan 500 Volt.
17
Cacah/menIt
Pengamatan sifat-sifat radioaktif dari partikel betta dan alfa dapat dipelajari dengan
memperhatikan pecahan cacah Geiger Muller. Daya tembus dari partikel betta dan alfa
dapat dibandingkan pada hasil pecahan tabung Geiger Muller pada tegangan yang sama.
Dari hasil pengamatan pertama yaitu tanpa adanya absorver pada tegangan operasi 500
Volt, partikel betta memiliki daya tembus yang lebih besar daripada partikel alfa.
Untuk lebih jauh mengetahui daya tembus dari masing-masing partikel maka kami
menggunakan sebuah absorver Al 0,020 dengan ketebalan 129 mg/cm2. Dari hasil
pengamatan pada partikel betta, jumlah partikel yang dapat diloloskan adalah 2289 cpm,
sedangkan partikel gamma dapat meloloskan 260 cpm. Hal ini menunjukkan bahwa pada
tegangan operasi yang sama dan ketebalan absorver yang sama daya tembus partikel
betta lebih besar dari pada partikel gamma. Secara teori (γ > β > α), setelah ditambah
dengan absorver untuk partikel gamma, partikel yang dapat diloloskan seharusnya lebih
sedikit jika dibandingkan dengan percobaan tanpa absorver. Sehingga hasil percobaan
yang diperoleh belum sesuai dengan teori yang ada.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan hasil percobaan yang diperoleh belum
sesuai dengan teori yang ada:
a. Kesalahan umum, yaitu kesalahan yang terjadi karena kekeliruan manusia. Misalnya
saja pada saat melakukan percobaan, pemilihan tegangan operasi yang masih sangat
dekat dengan tegangan ambang. Selain itu, penentuan waktu hitung yang kecil
mempengaruhi hasil perhitungan pada hasil percobaan.
b. Kesalahan sistematis, yaitu kesalahan yang disebabkan oleh alat ukur atau instrumen
dan disebabkan oleh pengaruh lingkungan pada saat melakukan percobaan. Pada
percobaan sifat-sifat radioaktif ini, hasil count juga dipengaruhi oleh radioaktif yang
ada di udara.
c. Kesalahan-kesalahan acak, yaitu kesalahan yang disebabkan oleh hal-hal lain yang
tidak diketahui tetapi terjadi atau kesalahan-kesalahan yang terjadi terlalu cepat
sehingga pengontrolannya di luar jangkauan.
Sedangkan kendala-kendala yang dihadapi oleh praktikan pada saat melakukan percobaan
adalah:
18
1. Terbatasnya waktu yang disediakan untuk melakukan percobaan, sedangkan waktu
yang diperlukan untuk melakukan percobaan sifat-sifat radioaktif ini relative lama,
sehingga praktikan tidak dapat mengambil data secara berulang.
2. Ruangan praktikum tidak terisolasi dengan sempurna, sehingga masih ada
kemungkinan adanya radioaktif yang lain yang ada di udara, yang tentunya
mempengaruhi hasil percobaan.
3. Praktikan sulit untuk menentukan tegangan operasi karena kami tidak memperoleh
kenaikan tegangan yang relatif kecil.
IX. Jawaban Pertanyaan
1. Ketika tegangan tinggi dihidupkan pertama kali sudah menunjuk 500 V, tidak
teramati adanya perhitungan walau sumber radioaktif ada dekat tabung GM. Hal
tersebut disebabkan karena pada tabung Geiger Muller tidak diberikan materi
penghalang sehingga sinar radioaktif yang daya tembusnya cukup besar lolos begitu
saja. Pada tegangan 500 V radiasi sumber radioaktif tidak terdeteksi oleh tabung
maka tidak terjadi pencatatan atau perhitungan. Hal tersebut tidak terlepas dari
tumbukan yang bersifat acak, sehingga radiasi tidak masuk pada tabung Geiger
Muller. Karena adanya tumbukan atom-atom gas sehingga elektron terlepas terjadi
pada waktu yang sangat singkat. Tabung tidak dapat menangkap radiasi sumber
radioaktif. Jadi tanpa adanya penghalang sinar radioaktif akan sulit terdeteksi
disebabkan daya tembus dan tumbukan partikelnya acak.
2. Penambahan tegangan yang lebih kecil diperlukan untuk sebagian kecil dari set
data yang pertama karena laju ion dalam tabung berhubungan dengan beda potensial
antar elektrode. Hal inilah yang menjadi penyebab suatu perhitungan bergantung
pada beda potensial.
3. Langkah untuk mendapatkan data kurva plateau agar lebih halus pada titik
operasinya adalah dengan melakukan percobaan yang berulang-ulang dan disertai
dengan menambahkan tegangan secara perlahan-lahan dan mengamati perhitungan
yang dideteksi oleh counter. Kemudian mencari perhitungan per menit yang relatif
sama. Selanjutnya menentukan tegangan operasi yang terbaik. Tegangan operasi
yang terbaik ini diperoleh dengan mencari rata-rata dari ujung atas dan ujung bawah
daerah plateau.
4. Dari grafik sumber radioaktif beta ( ) dan gamma (γ) diperoleh suatu perbedaan.
Grafik beta (β) terlihat lebih curam bila dibandingkan dengan grafik gamma (γ), di
19
mana grafik gamma cenderung terlihat datar. Hal ini berarti, ketebalan absorber
memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap hasil cacah per menit untuk
sumber radioaktif beta (β). Sedangkan untuk sumber radioaktif gamma (γ),
ketebalan absorber tidak terlalu berpengaruh terhadap hasil cacah hitung permenit
yang terbaca pada counter.
5. Manfaat dari reaksi sinar gamma (γ) terhadap materi adalah untuk mempelajari
karakteristik suatu logam.
6. Pelindung sinar gamma (γ) yang baik untuk melindungi pengaruh sinar gamma
adalah pelindung yang memiliki ketebalan yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan
karena sinar gamma memiliki daya tembus yang sangat tinggi. Apabila ketebalan
pelindungnya kecil, maka sinar gamma akan dapat tembus, sehingga tidak akan bisa
melindungi dari pengaruh sinar gamma (γ).
7.
8.
20
Mengingat I2
= ½ I1
, maka diperoleh
Pada saat menggunakan alumunium dengan , maka
Pada saat menggunakan alumunium dengan , maka
Pada saat menggunakan alumunium dengan , maka
Pada saat menggunakan alumunium dengan , maka
Pada saat menggunakan alumunium dengan , maka
X. Kesimpulan
Dari analisis data dan pembahasan di atas, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut.
21
1. Tabung Geiger Muller adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi radiasi
(detektor radioaktif). Tabung Geiger Muller dihubungkan dengan alat pencacah atau
counter. Setiap ion yang terbentuk karena radiasi akan dicatat oleh counter sebagai
cacah radiasi yang merupakan ukuran kuat atau lemahnya suatu radiasi radioaktif.
Coarse maupun fine merupakan tombol untuk mengatur tegangan. Pengaturan
tegangan ini memiliki tujuan untuk menentukan besar kecilnya suatu perhitungan
yang dapat dihitung dengan counter. Counter pada percobaan ini digunakan untuk
menghitung jumlah hitungan tiap waktu (menit). Counter akan bekerja
(menghitung) jika tegangan yang dipilih sudah berada dalam batas ambang.
Sedangkan tombol reset yaitu digunakan untuk mengulang kembali perhitungan.
Tombol stop digunakan untuk menghentikan perhitungan. Tombol stop akan
menyala otomatis jika counter telah selesai melakukan perhitungan (cacah
perhitungan sudah selesai).
2. Karakteristik tegangan tabung Geiger Muller adalah tegangan operasi terbaik pada
hasil percobaan adalah 500 volt. Nilai ini didapatkan dengan mencari rata-rata dari
ujung atas dan ujung bawah pada daerah plateau.
3. Sifat-sifat radioaktif yaitu.
a) Daya ionisasi partikel alpha lebih kecil daripada daya ionisasi partikel beta
begitu pula dengan daya tembus partikelnya.
b) Intensitas radiasi yang menuju bahan lebih besar dari intensitas radiasi yang
keluar dari bahan ini ditunjukkan dari hasil data perhitungan.
c) Dapat mengionisasi udara atau gas.
22
Daftar Pustaka
Rosana, Dadan.dkk. 2003. Konsep Dasar Fisika Modern. Jica : Yogya Karta.
Mardana, IBP. 2008. Buku Ajar Fundamental Phisics 5. Undiksha : Singaraja.
Beiser, Arthur. 2004. Konsep Fisika Modern. Erlangga : Jakarta.
23