Guide Book Mata Lengkap

17

Click here to load reader

Transcript of Guide Book Mata Lengkap

Page 1: Guide Book Mata Lengkap

Guide Book Mata Guide Book Mata

Ev Ev 1

Guide Book

Mata FK UNSRI

Penyusun Z@ Ev Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Guide Book JELAS TIDAK dilindungi oleh Undang-Undang. Namun TETAP harus ada Penghargaan dan penghormatan setinggi2nya terhadap keaslian semua gambar, table, grafik, diagram, teks dalam buku ini yang berasal dari berbagai sumber kepustakaan lainnya. Diktat ini BEBAS diperbanyak Sejauh hanya digunakan untuk keperluan belajar Dengan Syarat nama-nama kami tidak di hapus ^_^

Nico – Irca – Verdi – Putri – Cipta Puspa – Agoes – Erty – Ria – Putu - Kak Andri

My Book : Guide Book Mata FK UNSRI 2006, G-Ev, Palembang, Indonesia ISBN NO : 04-0131-000-33

Z@ Z@

Page 2: Guide Book Mata Lengkap

Guide Book Mata Guide Book Mata

Kenang-kenangan kecil Untuk teman-teman yang terbaik, Koas FK UNSRI

Ev Ev 2

“Menolong orang yang ada dalam kegelapan adalah cara yang paling indah untuk menyatakan terima kasihmu kepada Tuhan atas penglihatan yang diberikan-Nya”

(Helen Keler)

Palembang, Indonesia, 2006 “Dunia yang penuh persaingan”

Catatan Tambahan Mata buat koas FK UNSRI ISBN POUND 2006,G-11, Palembang, Indonesia

Anatomi Mata

Z@ Z@

Page 3: Guide Book Mata Lengkap

Guide Book Mata Guide Book Mata

Ev Ev 3

Kelopak Mata Kelopak mata (Palpebra) terdiri dari :

℘ Palpebra Superior ℘ Palpebra Inferior ℘ Bagian depan : lapis kulit yang tipis ℘ Bagian belakang : Tarsus-Konjungtiva

Pada kelopak terdapat bagian-bagian :

℘ Kelenjar : Sebasea, Moll, Zeiss, Meibom ℘ Otot : Orbikularis okuli : menutup bola mata

Levator palpebra : membuka mata ℘ Tarsus : jaringan ikat dengan kelenjar Meibom ℘ Septum orbita : pembatas isi orbita dengan kelopak depan ℘ Tepi kelopak disebut margo palpebra

→ membuat sudut di sebelah lateral dan medial : kantus → tumbuh bulu mata (silia).

Fungsi dari kelopak mata adalah :

℘ membuka dan menutup kelopak mata (otot levator palpebra, tarsus dan septum) : melindungi bola mata terhadap trauma

℘ menimbulkan efek kedip (otot orbikularis okuli) : memompa kelenjar air mata (lakrimal) → air mata diratakan ke seluruh permukaan bola mata.

Penampang melintang palpebra (by Cici)

Sistem Lakrimasi Sistem produksi : Air mata terdiri dari 3 lapisan :

Lapisan lemak : kelenjar Meibom Lapisan air : kelenjar Lakrimal Lapisan Musin : kelenjar Goblet

Lapisan tipis air mata berfungsi :

Membuat lapisan kornea menjadi licin → media refraksi. Melindungi kerusakan epitel konjungtiva dan kornea → melembabkan

permukaannya. Mencegah pertumbuhan kuman pada konjungtiva dan kornea → mekanisme

menyapu dan efek anti mikroba Sistem Ekstresi : Gerakan kedipan → mendorong air mata kearah pungtum → dialirkan ke kanalikuli inferior / superior → sakus lakrimalis-duktus nasolakrimal → hidung. Konjungtiva

ℵ Membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian belakang. Mengandung kelenjar musin → membasahi bola mata

ℵ Konjungtiva terdiri dari 3 bagian : o Konjungtiva tarsal o Konjungtiva bulbi

Sistem Lakrimasi (by Cici) o Konjungtiva forniks Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan sangat longgar dengan jaringan di bawahnya → bola mata mudah bergerak. Konjungtiva tarsal sukar digerakkan Bola Mata

Z@ Z@

Page 4: Guide Book Mata Lengkap

Guide Book Mata Guide Book Mata Bola mata berbentuk bulat dengan panjang + 24 mm. Batas luar bola mata 1/5 bagian depan adalah kornea dan selebihnya adalah sklera. Bola mata berbentuk bulat dengan panjang + 24 mm. Batas luar bola mata 1/5 bagian depan adalah kornea dan selebihnya adalah sklera. Sklera

Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata, merupakan bagian terluar yang melindungi isi bola mata.

Dari luar sklera terlihat sebagai bagian putih bola mata. Sklera berjalan dari papil saraf optik sampai kornea.

Kornea

Kornea (selaput bening mata) → avaskular, tembus cahaya, Terdiri atas lapisan epitel, membran bowman, stroma, membran descemet dan endotel.

Nutrisi : limbus, oksigen, cairan akuous humor. Tebal kornea adalah 1,0 mm pada bagian tepi dan 0,8 mm pada bagian tengah,

diameter 12 mm Kornea dipersarafi oleh saraf sensoris dari saraf kranialis V (Trigeminus) → bila

terpapar → sensasi nyeri Trauma atau penyakit yang merusak endotel → edema kornea. Pembiasan sinar dengan kekuatan refraksi sebesar kurang lebih 43 dioptri. Kornea akan berakhir dilimbus dan melanjutkan diri sebagai sklera.

Uvea

Berada di bagian tengah bola mata dan terdiri dari iris, badan siliar dan koroid. Hanya iris yang dapat dilihat dari luar.

Iris → permukannya rata dan berkripta, mengandung sel-sel pigmen →

memberi warna mata. Bagian tengah iris → celah : pupil. Terdapat 2 otot :

o otot sfingter : pupil kecil (miosis) o otot dilator : pupil lebar (midriasis)

Badan Siliar→ memproduksi cairan mata (akuous humor) dan tempat melekat tali penggantung lensa (zonula Zinni)

Terdapat 3 macam otot : mengatur relaksasi & kontraksi zonula Zinni → lensa menyesuaikan untuk melihat jauh dan dekat

(fungsi akomodasi lensa) Koroid → terletak diantara sklera dan retina. Mengandung pembuluh darah → nutrisi retina Pupil

Fungsi : mengatur cahaya yang masuk ke dalam mata. Pupil pada anak-anak berukuran kecil → belum berkembangnya saraf simpatis. Pupil akan mengecil bila berada di tempat terang → mengurangi cahaya yang

masuk → mencegah aberasi kromatis pada akomodasi dan memperdalam fokus → melihat dengan jelas.

Akuaeous humour

Fungsi : mempertahankan bentuk bola mata, berhubungan dengan tekanan bola mata

Normal tekanan bola mata 10-21 mmHg → keseimbangan antara produksi dan pengeluaran akuous → Gangguan → Glaukoma

Lensa

∂ Terletak dibelakang iris dan pupil, cembung (bikonveks), avaskular, tidak bewarna, tebal 4 mm, diameter 9 mm

∂ Lensa digantung oleh tali penggantung lensa (zonula Zinni) ∂ Nutrisi: cairan bola mata sekitarnya ∂ Fungsi : media refraksi

Kemampuan mencembung & memipih → mata dapat melihat objek jauh & dekat dengan jelas (daya akomodasi). Kekuatan : 10 D Makin tua lensa semakin tebal dan kekenyalan berkurang → daya akomodasi menurun → sulit melihat benda pada jarak baca → presbiopia Badan Kaca

Fungsi : media refraksi Kemampuan mencembung & memipih → mata dapat melihat objek jauh & dekat dengan jelas (daya akomodasi). Kekuatan : 10 D

Makin tua lensa semakin tebal dan kekenyalan berkurang → daya akomodasi menurun → sulit melihat benda pada jarak baca → presbiopia

Retina

= Selaput jala → menerima rangsangan cahaya. Retina terdiri dari lapisan jaringan saraf (sensoris retina) pigmen retina. Histologis

retina : 9 lapisan. Tebal : 0,1 mm di daerah tepi dan 0,23 mm di polus posterior. Paling tipis : fovea

sentralis (sentral makula) Sistem optik dari luar berakhir sampai di retina (lapisan sel kerucut dan batang)

→ cahaya diolah secara kimiawi →dikirim ke otak. Sel kerucut : penglihatan detail & warna. Terutama makula Sel batang : penglihatan gelap, benda yang bergerak. Diluar makula

Otot bola mata Pergerakan bola mata diatur oleh otot :

ℑ Otot rektus medial (N.III) → gerak utama ke medial ℑ Otot rektus lateral (N.VI) → gerak utama ke temporal ℑ Otot rektus superior (N.III) → gerak utama ke atas ℑ Otot rektus inferior (N.III) → gerak utama ke bawah ℑ Otot oblikus superior (N.IV) ℑ Otot oblikus inferior (N.III)

Keenam otot penggerak bola mata bekerja secara terkoordinir. Contoh : melirik ke kanan → otot rektus lateral kanan dan otot rektus medial kiri. Bila kerja otot tidak serasi → penyimpangan → mata juling (strabismus).

Z@ Z@

Ev Ev 4

Page 5: Guide Book Mata Lengkap

Guide Book Mata Guide Book Mata

TAJAM PENGLIHATAN VISUS Ingat ! Periksa mata harus satu-satu (kanan dulu atau kiri dulu)

Pemeriksaan tajam penglihatan dipakai kartu baca ”Snellen Chart”, bila visus : 6/6 pasien dapat melihat huruf pada jarak 6 meter, yang pada orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 6 meter 6/30 pasien hanya dapat membaca pada huruf baris pada jarak 6 meter yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 30 meter Jika pasien tidak bisa melihat angka terbesar pada Snellen Chart, lakukan : Orang normal bisa menghitung jari dalam jarak 60 meter, jadi kita suruh pasien

menghitung jari, dengan kita (pemeriksa) berdiri mulai jarak 1 meter di depan pasien mengangkat jari. 1/60 bila pasien hanya dapat menghitung jari pada jarak 1 meter, sedangkan pada orang normal jarak 60 meter. 3/60 bila pasien hanya dapat menetukan jumlah jari pada jarak 3 meter, sedangkan pada orang normal jarak 60 meter.

Lambaian Tangan Orang normal bisa melihat lambaian tangan pada jarak 300 meter (gerakan tangan di depan mata) 1/300 pasien dapat melihat lambaian tangan pada jarak 1 meter, sedangkan pada orang normal jarak 300 meter. Jika tidak bisa juga dengan lambaian tangan, maka lakukan :

Cahaya

Ev Ev 5

Menggunakan senter, orang normal melihat adanya sinar pada jarak tak terhingga. 1/~ pasien mengenal adanya sinar saja, sedangkan orang normal dapat melihat sinar pada jarak tak terhingga. Jika pasien tidak dapat mengenal adanya sinar maka dikatakan penglihatannya adalah NOL atau BUTA TOTAL. UJI PINHOLE Uji lubang kecil dilakukan untuk mengetahui apakah berkurangnya tajam penglihatan diakibatkan oleh kelainan pada media penglihatan atau kelainan retina. Addisi : untuk kacamata baca (40 tahun = +1, 50 tahun = +2, >60 tahun = +3) Sikloplegi : pupil dilumpuhkan, pada kasus hipermetropi laten (visus 6/6 dan sakit kepala)/ mata susah untuk berakomodasi. Caranya dengan ditetesi mediasi pada iris, sehingga mata menjadi midriasis (4 jam) Retinoscopi : memeriksa visus secara obyektif Keratometri : mengukur kelengkaan kornes (kasus pada pasien yang mau pasang lensa tanam) Setelah operasi katarak anak-anak umur 9 tahun (lensa diambil) dikasih ± 10 dioptri, max lensa 20 dioptri, makin dekat ke retina dioptri makin besar. Tanda (+) digeserkan dengan (+), yang satunya lagi digunakan pada pasien untuk memasang lensa.

Adduksi = rotasi ke nasal Abduksi = rotasi ke temporal Versi = pergerakan bola mata ke arah yang sama Ophtalmoplegi = lumpuh seluruh otot mata, gerak bola mata tidak ada NPC = dengan pena, lihat sampai bayangan kembar Test Near Point Convergence (NPC) Normalnya 70 mm (7 cm), tidak normal jika > 70 mm (titk terdekat yang bisa terlihat oleh konvergensi kedua bola mata, dua mata bersama sama melihat satu obyek) Test Hiseberg (untuk menilai kedudukan bola mata) Apabila disenter titiknya ditengah atau keduanya disenter tepat di tengah (ortoforia). Jika eksforia = (XT) juling keluar; esoforia = (ET) juling ke dalam. JAGA MALAM Konsul dari Bedah, Obgyn, dll

1. Snellen chart Kalau visus tidak 6/6 pakai Pin Hole jika maju kelainan yang dicari di refraksi Tapi kalau tidak ada perbaikan tajam penglihatan dengan pin hole berarti kelainan pada media penglihatan (kornea, lensa, aqueus humour, badan kaca) atau kelainan fungsi makula dan saraf optik

2. Tonometri KI = ulkus kornea, keratitis, pasien EED, trauma cornea

3. Midriasis pakai midriasil 1 tetes sampai 15’ KI pada tonometri lalu lihat segmen posterior

Kalau konsul tulis : VOD = VOS = TiOD = TiOS = KBM = kedudukan bola mata Dari jarak 30 cm pakai senter lihat apakah bintik cahaya jatuh di tengah pupil Jika telah diperiksa dan normal = orthoforia, jika pasien tidak diperiksa/ tidak kooperatif = simetris GBM = lihat apakah gerakan baik ke segala arah, atau terhambat ke medial/ nasal/ temporal PALPEBRA = tenang, Oedem, bleparospasme, ruptur (full thickness, partial), benjolan (warna, bentuk, konsistensi, permukaan) KONJUNGTIVA Tarsal, bulbi, fonix) = tenang, subconjungtiva bleeding (tidak ada garis/ alur pembuluh darah), papil, folikel, sekret, kemosis Injeksi silier Keduanya ada

Injeksi konjungtiva MIX CONJUNGTIVA

KORNEA =Jernih (N), Keruh, fluoresen test, edema, sikatriks, infiltrat, ulkus, sekret, corpus alienum

Z@ Z@

Page 6: Guide Book Mata Lengkap

Guide Book Mata Guide Book Mata COA =Dangkal – sinar tidak tembus; Dalam – Sinar tembus; Sedang, hifema, hipopion IRIS = Gambaran baik, ireguler, atrofi, iridektomi, iris tremulans, iridoplegik, iridodialisis PUPIL = bulat, central, RC, diameter, updrawn, lonjong, irreguler LENSA =Shadow Test +/-, Jernih (N), katarak (jika pasang intraocular lensa)

IOL bedakan pseudofakia, afakia, lensa Segmen posterior : Reflek fundus (+) baru bisa dinilai pupil merah. RF (-) pupil hitam Cara TONOMETRI SCHIOTZ :

1. Pasien tidur terlentang (tanpa bantal) 2. Tetes ”pantochain” 1 tetes mata kanan dan kiri (setelah pemakaian memang

perih) jika Cuma salah satu sakit konjungtivitis, periksa yang sehat dulu (ingat! Tonometri dibersihkan dengan alkohol dulu)

3. Pantochain 1 tetes 2’ (lalu suruh kedip-kedip, kalau tidak pedih lagi minta pasien matanya lihatjempol dari arah kepala)

Tugas kalau jaga :

1. Tulis laporan jaga (pasien baru) 2. Tulis juga di Slide 3. Tulis jadwal OKA 4. Follow up (tiap pagi, jam 7 sudah selesai) 5. Kalau ada konsul pagi jam 07.00 – 14.00 yang datang adalah koas jaga malam

nanti, jadi harus dikasih tahu residen yang jaga malam itu 6. OKI simpan di ruang “Tindakan Mata” (dekat ruang THT). Jam 14.00 dibawa ke

belakang (bangsal) : OKI dan Pin Hole 7. Pastikan anto dan Nidri sudah habis atau belum (tanya dengan yang jaga

sebelumnya), fluoresen botol 8. OKI harus dibersihkan dan dihitung setelah tindakan 9. Setiap konsul bawa kotak Doraemon dan Loop 10. Status tulis sampai segmen anterior saja 11. Ikut visite konsulen/ residen

Bimbingan (based on Cici’s notes) Dikenal ada empat bentuk tonometri/ pengukur tekanan bola mata :

- Digital (palpasi) - Schiotz tonometri - Aplanasi - Tonometri udara (air puff tonometri)

Ev Ev 6

Jangan menekan disini

Tonometri Schiotz Tekanan normal ≤ 21 mmHg Harus pas ditengah kornea, dipengaruhi rigiditas sklera Ada 3 beban 5,5 – 7,5 – 10

Alat harus disterilisasikan dengan alkohol dan alat harus dikalibrasi Tangan harus menekan ke atas tulang dan jangan di atas bola mata Untuk mengetahui apakah ada peningkatan tekanan bola mata yang ditakutkan merusak N. Opticus dan bisa menyebabkan kebutaan Ada tiga faktor yang menyebabkan tekanan intra okular meningkat :

a. cairab berlebihan b. Pengeluaran sedikit ada sumbatan c. Faktor inflamasi, cairan yang akan keluar itu tersumbat

GLAUKOMA Sekelompok gejala yang menyebabkan terjadinya penglihatan lapangan pandang yang ditandai kerusakan discus opticus dengan gejala penggaungan papil optik yang biasa diikuti dengan peningkatan tekanan intra okuler Tekanan intra okuler ditentukan oleh kecepatan humor aquous bola mata yang dihasilkan oleh badan siliar camera occuli posterior antara iris dan lensa melewati (pupil0 camera occuli anterior trabekula canalis schlem diserap sklera Glaukoma yang menybabkannya antara lain :

- lensa = kalau bengkak menghambat aliran tersumbat - iris = kalau radang(infeksi) misalnya terjadi iriditis uveitis lengket ke lensa

aliran tidak lancar - sudut tertutup = aliran ke trabekula tidak lancar

Gejala glaukoma

1. Mata kabur, karena ekanan intraokular meningkat akibat edema kornea karena endotel mudah rusak (NB: endothel fungsinya menjaga kejernihan kornea) Kornea Diameter normal 12 mm, jika < normal = mikrokornea, jika > normal = megalokornea

2. Mata merah Kita harus tahu apakah injeksi knjungtiva atau injeksi silier Injeksi onjungtiva Injeksi silier Dari perifer ke arah limbus dari limbus ke arah tepi Berasal dari a. Konjungtiva posterior Berasal dar a. Silier

DD Glaukoma IRIDISKLITIS GLAUKOMA KERATITIS Sakit Visus Injeksi Iris Pupil Reaksi

Sakit rasa tertekan Berkurang karena ada reaksi peradangan sehingga visus akan menurun Injeksi silier Warna kotor, muddy appearance Mengecil Lambat

Sakit sekali Sangat berkurang karena tekanan meningkat akibat oedem kornea Injeksi episkleral kotor Melebar karena otot siliaris lumpuh lumpuh

Sakit sedikit Berkurang karena reaksi radang di kornea/ badan kaca Injeksi pericorneal Normal Normal, kecil kuat

Z@ Z@

Page 7: Guide Book Mata Lengkap

Guide Book Mata Guide Book Mata

e. Peripheral Iris (IP)

Pada glaukoma pupilnya besar karena otot-otot siliar lumpuh, karena saraf-saraf lumpuh sehingga mata merah Mata sakit karena tekanan meningkat menekan simpul2 saraf di daerah kornea Iris lengket ke lensa disebut Sinekia posterior Gambaran pupil tidak bulat Kalau ada kekeruhan pada lensa

- infiltrat = jika ada injeksi siliar (artinya masih aktif) - sikatrik = jika idak ada neurovaskularisasi (sklera putih, konjungtiva putih)

tingkatan sikatrik tergantung seberapa dalam sikatrik dari epitel ke stroma, apabila makin dalam makin putih Jika yang paling dalam/ paling jauh disebut leukoma cornea Jika dengan senter baru kelihatan disebut makula cornea Dengan senter tidak bisa, tetepai dengan slip lamp disebut nebula cornea Infiltrat cornea berarti masih aktif disebut keratitis

a. kalau masih halus (titik-titik) seperti jarum disebut punctata b. kalau seperti ogam disebut numuler c. geograpika d. pisiformis = pakai slip lamp karena sudah sampai stroma cornea

Kalau ada keratitis yang penting kita harus tahu apakah virus atau bukan dengan tes ”sensitiviti kornea” dengan kapas halus gores kedua mata, bandingkan kornea kanan dan kiri, jika mata yang sakit visusnya menurun biasa karena virus

Ev Z@ Ev

7

KONJUNGTIVA (KONJUNGTIVITIS) Radang pada konjungtiva, disebabkan :

- bakteri = ada sekret - virus = tidak ada sekret (hati-hati bisa berlanjut menjadi keratitis)

Stase Glaukoma Definisi Glaukoma = sekumpulan gejala optik neuropati yang disertai defek lapangan pandang dan peningkatan tekanan intraokuler Penurunan visus pada glaukoma : Peningkatan tekanan coA endothel rusak cairan masuk ke stroma cornea susunan sel yang rapat (jernih) menjadi keruh karena sel jadi longar kornea keruh penurunan visus Pemeriksaan Gonioskopi Sudut kamera anterior (COA) dibentuk oleh kornea perifer dan iris, diantaranya terdapat jalinan trabekular. Konfigurasi sudut ini apakah lebar (terbuka) sempit/ tertutup Normal angle :

a. schwalbe line (SL) b. Trabecular Meshwork (TM) c. Scleral Spur (SP) d. Ciliary Body band (CB)

Klasifikasi Etiologi Gejala Klinik Pengobatan

1. Glaukoma sudut tertutup (CAG)

- akut, subakut

khronik - sekunder

dengan/tanpa hambatan pupil

Sudut co yang memang sempit

- sakit kepala, muntah, nyeri

- visus turun, Tio sangat tinggi

- edema pada palpebra, konjungtiva hiperemis, kornea suram, coA dangkal pupil midriasis, RC (-)

- Gonioskopy = sudut coA sempit

Bedah : iridektomi perifer Iridektomi preventif, iridoplasty perifal Obat = timolol maleat (0,25 – 0,5%); pilocarpin 2 – 4 %, gliserin, asetazolamid

2. Glaucoma sudut terbuka (OAG) - primer,

sekunder - galukoma

normotensi - glaucoma

juvenile

Hambatan aliran aqueous keluar

- asimptomatik, progresif

- biasanya bilateral - visus masih baik

(tunnel vision) - funduskopi =

ekskavasi - gonioskopy = sudut

coA lebar

Obat pilocarpin 2 – 4 Timolol 0,25 – 0,5 % Epinefrin asetazolamid Bedah : trabekulektomi (bila pengobatan gagal)

3. Glaucoma congenital

- primer (glaucoma infantile)

- glaucoma infant sekunder

Berkaitan dengan kelainan congenital

- muncul sampai umur 3 tahun

- dini : lakrimasi, fotopobia, bleparospasme

- kornea suram dan terenggang (buftalmos0

- Tio sangat tinggi

Goniotomi Trabeculektomi

Apabila keseluruhan jalinan trabekular, taji sklera, proc. Iris dapat terlihat terbuka Apabila garis Schwalbe/ sebagian jalian trabekular yang telihat sempit Apabila garis schwalbe tak terlihat = sudut tertutup Perimetri (untuk memeriksa lapangan pandang perifer dan sentral)

- layar tangent = paling sederhana, pemeriksa memakai jarum putih dengan berbagai ukuran pada tongkat hitam dengan latar belakang layar hitam

- perimetri goidman = sebuah mangkuk putih bulat dengan jarak etap di muka pasien. Cahaya disajikan leh pemeriksa (duduk di bel;akang erimetri). Metode ini menguji seluruh pandangan perifer untuk menetapkan lapangan pada pasien glaucoma

- perimeter otomatis berbantu computer Normalnya OD = warna merah OS = warna biru

Z@

Page 8: Guide Book Mata Lengkap

Guide Book Mata Guide Book Mata Kasus Normotensi Glaucoma (open angle glaucoma tanpa peningkatan tekanan intra okular) Gejala klinik : Hipotesa = faktor vaskuler lokal adalah bagian khas pada perkembangan penyakit pada normotensi = (Tio normal) : vasos[pasme ex : migrain, pusing, fenomena raynaud, penyakit vaskular ischemik, autoimun, coagulopati Th medikasi = Calsium channel blocker bila tidak berhasil trabekulopati bedah filtrasi + nitromisin C (S fluorourasil)

Katarak Yang harus dinilai = follow up

1. visusnya sebelum dan sesudah operasi 2. adakah tanda-tanda infeksi : sekretnya banyak, nyeri pada bola mata (curiga

endotelnya menipis, daerah COA ada hipopion) 3. Penjahitan post op dinilai, karena bisa saja jahitan putus 4. COA terbentuk tidak dangkal atau dalam 5. Tio (bisa meningkat karena adanya sel radang yang terbentuk sebagai reaksi

inflamasi terhadap trauma/ manipulasi operasi) Koreksi kacamata post operasi pada katarak setelah 3 bulan karena jahitan sudah terfiksasi, jaringa sudah merapat Katarak = terjadi kekeruhan pada lensa, bisa disebabkan : infeksi, trauma, DM (endokrin), pemakaian obat-obatan (prolong steroid), antidepresan (tetrasiklin) Untuk cara menilai katarak :

1. anamnesa = KHAS ”penglihatan berasap” 2. visus 3. pemeriksaan fisik :

a. pseudo test meletakkan senter 45o ke arah mata, diharapkan kalau permukaan rata akan terlihat semua, tetapi kalau sudah katarak (permukaan tidak rata) ada bayangan bulan sabit bila disenter pupil dalam keadaan lebar

b. Slit lamp c. Funduscopy direct

4. Kapan kita putuskan untuk dirujuk ? Pada prinsipnya kalau pasien sudah mulai terganggu aktivitasnya, contoh : guru dengan isus hanya 6/20 sudah bisa dirujuk Biasanya dilakukan jika visus 6/60

5. Di PUSKESMAS, pasien katarak harus diinform concern dan kita motivasi Komplikasi Katarak Katarak sudah matur/ hipermatur Lensa lepas dari zonula zini karena zonula tidak kuat (menyebabkan nyeri dan penglihatan menurun) lensa tenggelam ke COP terjadi luksasi Lisis keluar cairan lensa glaukoma vagolitik atau inflamasi Katarak imatur cairan masuk ke dalam lensa lensa cembung (glaucoma) Katarak hipermatur bocor lisis

Tropikomid adalah obat pengganti SA Diet sepert apa yang bisa menyebabkan lensa jernih STASE DILENSA KATARAK Definisi = kekeruhan pada lensa Klasifikasi : 1. Katarak Development a. Katarak Kongenital

- Dibawah 1 tahun unilateral / bilateral - Etiologi : idiopatik, herediter, peny. Genetik, metabolik, infeksi

kehamilan, anomali ocular, trauma, kortikosteroid, radiasi toksik.

- Morfologi : polar, sutural, nuklear, kapsular, lamelar, membranous, komplit. b. Katarak Juvenil - Usia 1-40 tahun - Etiologi : lensa ektopia, sindroma marfan, hemosistinuria, hiperlisinemia, def. Sulfit oksidase, pupil dan vaskulatur janin persisten. 2. Katarak Degeneratif a. Katarak Persenil - usia 30-40 tahun b. Katarak Senil - Katarak Nuklear Siklerosis pada inti lensa yang menyebabkan capasitas central pada lensa. Berjalan lambat,bilateral/unilateral. Inti homogen tanpa lapisan selular. Gejala lebih terang bila melihat pagi hari/malam hari. - Katarak Kortikal Perubahan komposisi ionik pada konteks lensa yang menyebabkan apasitas cortek. Biasanya asimetris. - Gejala = Penglihatan berasap dan diplopia monoculer - Terbagi atas = -Katarak intumesen -Katarak matur -Katarak hipermatur - Katarak Subkapsular Posterior Opasitas granular seperti plak padakorteks - Etiologi = Trauma,kortikosteroid sistemik dan topikal,inflamasi,radiasi - Gejala = Pandangan silau,visus menurun ditempat terang,diplopia monoculer. 3. Katarak Traumatika Etiologi = Trauma mekani,radiasi,arus listrik,kimia,pengaruh osmotik. 4. Katarak Komplikata a. Katarak Intraocular Etiologi = Retinitispigmentasia,atrofi iris,hipotonik kronik,glaucoma absolut,uveitis. b. Katarak Ekstraoculer Etiologi = Penyakit Metabolik (DM,Balaktosemi) 5. Katarak Drug Induce Etiologi = Kortikosteroid,fenotiazin,miotik.

Z@ Z@

Ev Ev 8

Page 9: Guide Book Mata Lengkap

Guide Book Mata Guide Book Mata Gejala Klinis:

1. Pandangan silau 2. Pandangan berkabut 3. Penurunan visus makin lama makin berat 4. Lebih terang tanpa kaca mata baca 5. membaca lebih terang tanpa kaca mata baca 6. Diplopia (Melihat kembar)

Penatalaksanaan :

1. Ekstrasi Lensa - ECCE - ICCE - Fekoemulsifikasi

2. Insersi IOL (intra ocular len) / kacamata afakia / lensa kontak 3. Kacamata baca

Indikasi operasi katarak :

1. Mengganggu pekerjaan 2. Rehabilitasi visus (terapetik) 3. Diagnostik segmen posterior 4. Mencegah komputasi (glaucoma ambiliopia) 5. Kosmetik

Operasi Katarak

1. Operasi dimulai pukul... 2. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik 3. Lap. Operasi dipersempit dengan doek steril 4. Fixaxi Insersio m.rectus superior dengan teugel 5. grooving jam 10-2, incisi Limbus dari jam 10-2 6. Kapsulatomi anterior 7. Ekspresi Lensa (berbagai cara : bisa dengan sendok dan menekan lensa) 8. Jahit arah jam 12, 10 dan 1 (3 jahitan) 9. Aspirasi sisa corteks di lensa 10. Masukkan lensa mil sulcus iris (kalau pakai lensa) 11. Jahit lagi jam 12, 1 dan 1 12. Injeksi genta dan dexa

Yang perlu diwaspadai sesudah opersai katarak, liat :

1. Bentuk pupilnya (lonjong) 2. Prolaps Vitreus (biasanya pada waktu penyedotannya / kapsulatomi) 3. Iris terjahit (mungkin pada waktu menjahit, iris juga ikut terjahit, karena jahitan

terlalu dalam sehingga iris terjarik. 4. Pengaruh obat (pada waktu operasi, dilak.anestesi retrobulbar, maka terbloklah

syaraf (N.III, yaitu : iris) pulihnya juga secara segmental (mis : ada salah satu yang lambat saja) akibatnya pupil dilatasi

5. Prolaps Iris (biasanya keliatan / sudah pasti) tampak Iris keluar lonjong Jahitan kendor / putus.

NB: Jika oedom cornea (biasanya akibat manipulasi waktu ngeluarin lensa, atau akibat irigasi). Dikasih osmolaritas yang hipertonik (tetes ophtalgon) untuk mengurangi oedomnya , karena opthalgon menarik cairan, keuntungannya:

- Rx radang abis operasi 1 mg ilang, tapi kalu 2 mg gak ilang juga kasih xitrol lebih lambat ilangnya dibanding ophtalgon kerja lebih cepat (efek samping sedikit) atau menyamankan penderita. Tambahan : Lensa baru terbentuk jadi keras pada umur >40 tahun, pada umur <40 tahun bentuknya masih lunak / cair, tapi dibungkus oleh kapsul. Jadi, sewaktu merobek kapsul posterior, lensa bisa saja membran hyaluroid terkena sehingga terjadi ”prolaps vitreus”. Hifema Hifema adalah salah satu kegawatan pada mata yang ditandai dengan akumulasi darah di bilki mata depan (BMD) akibat dari robeknya pembuluh darah iris dan badan siliar. Manifestasi klinik :

- Riwayat trauma tumpul atau ledakan pada mata - Penurunan visus yang mendadak dan dramatis - Mata merah - Darah di BMD, fluid level/ bekuan - Nyeri akibat peningkatan TIO - Diplopia akibat iridodialisis

Diagnosis : Grading hifema berdasrakan pengisian BMD oelh darah :

I. 1/3 BMD II. 1/3 – ½ BMD III. ½ - 2/3 BMD IV. Penuh/ black ball eye

Penatalaksanaan :

ℑ bedrest dengan elevasi kepala 30 – 45o

ℑ anti fibrinolitik, misalnya asam traneksamat 25 mg/ kgBB 3 x 1; asam aminokaproat 50 – 100 mg/ kgBB 6 x 1

ℑ oral asetaminofen. Jangan berikan NSAID/ OAINS

ℑ atropin 1% 2 x 1 tetes

ℑ Parasintesis

ℑ Pengobatan/ minimalisasi komplikasinya

Komplikasi :

1. secondary bleeding. Perdarahan ini sukar berhenti 2. glaukoma sekunder. Terapi dengan obat-obatan antiglaukoma. 3. reaksi peradangan, seperti uveitis, sinekia, endoftalmitis. 4. masuknya pigmen RBC ke dalam stroma kornea (imbibisio), terapi denganh

keratoplasti 5. katarak 6. TIO yang tinggi akan menekan papil n. Optikus

Prognosis : kebanyakan membaik dengan terapi konservatif

Z@ Z@

Ev Ev 9

Page 10: Guide Book Mata Lengkap

Guide Book Mata Guide Book Mata

Diagnosa Differensial Penyakit Mata

• MATA TENANG VISUS TURUN PERLAHAN a. Katarak e. Ambliopia b. Glaucoma chronik f. Retinoblastoma c. Kelainan Refraksi g. Toxoplasmosis d. Retinopati

• MATA TENANG VISUS TURUN MENDADAK a. Ablasio Retina b. Oklusi a.sentralis retina c. Oklusi v. sentralis retina d. Pendarahan vitreus e. Ischemic optik neuropati akut f. Edemia papil g. Lesi papil nervus opticus h. Lesi saraf retrobulbar i. Lesi kiasma opticus j. Lesi lobus oksipitalis k. Retinopati serosa sentral

• MATA MERAH VISUS TURUN a. Trauma d. Ulcus cornea b. Erosi Kornea e. Uveitis c. Keratitis f. Glaucoma akut

• MATA MERAH VISUS NORMAL MERATA a. Konjungtivitis b. Iritasi

• MATA MERAH VISUS NORMAL TIDAK MERATA a. Episkleritis b. Skleritis c. Pendarahan Subconjungtiva d. Pseudopterygium e. Pterygium f. Konjungtivitis flikten g. Pinguekula Iritan

Ev Ev 10

MATA MERAH VISUS TURUN

Z@ Z@

KERATITIS

UVEITIS

1. Mata merah 2. Sakit minimal 3. Pandangan kabur (visus turun)

karena media penglihatan terganggu (cornea ada infiltrat sehingga menghalangi)

4. Hiperlakrimasi 5. Silau, karena ada infiltrat di kornea

sehingga sinar yang masuk tidak langsung diteruskan ke dalam , tapi dipantulkan.

6. Sulit membuka kelopak mata 7. Nyeri (+), sekret (+/-) cenderung (-)

tergantung penyebabnya. 8. Benda beterbangan (-) karena

peradangan bukan diruangan vitreus. 9. flare(-) 10. Uji sensibilitas 11. Ada infiltrat di kornea (merupakan

produk/ hasil peradangan), bedakan dengan keratitis prespitat (produk/ hasil peradangan COA)

1. Mata merah (hilang timbul, mis: 3 bulan yg lalu pernah merah lalu sembuh merah lagi karena kelainan Rx imunologis. Bs dari hidung, tenggorokan ....cari fokal infeksi

2. Sakit sedang --- hebat 3. Pandangan kabur (karena terjadi

gangguan media penglihatan) mata berair (-) karena Rx inflamasinya di dalam COA → presipitat di cornea → endotel terganggu → oedem cornea → kabur.

4. 5. Silau (+) karena adanya produk hasil

peradangan yang mengganggu media penglihatan

6. Sulit menbuka mata (-) 7. Nyeri (+), sekret (-) karena inflamasi

didalam bukan dilapisan/ bgn luar) 8. Benda Berterbangan (-) 9. Flare (+) : saat disinari seperti ada

debu-debu beterbangan (prod.perad.divvea COA)

10. Uji Infeksi Lokal 11. Mata berair (-)

Palpeb. Conj. Injeksi silier Cornea COA keruh(hasil uvea yg meradang, flare(+) Muddy appearance, gambaran lumpur → bisa ada hipopion Iris Pupil Lensa

Page 11: Guide Book Mata Lengkap

Guide Book Mata Guide Book Mata GLAUCOMA AKUT

ENDOFTALMITIS

1. Mata merah 2. Pandangan kabur, sakit kelapa,

mual, muntah 3. Hiperlakrimasi (-) 4. Sulit membuka kelopak mata 5. Nyeri (+), sekret (-) 6. Seperti melihat pelangi (+) 7. Melihat benda beterbangan (-)

Palfebra tenang Konjungtiva mix injeksi Kornea edema COA dangkal Iris gambaran baik Pupil Mid dilatasi Lensa Jernih

1. Mata merah 2. Mata sangat sakit (lebih khas nyeri

pada pergerakan bola mata karena semuanya udah kena (purulent) syaraf juga sudah kena)

3. Tajam penglihatan sangat menurun 4. Dedem kornea, hipopion 5. Sekret (+) banyak (radang purulen

pada seluruh jaringan intraoculer disertai dengan terbentuknya abses didalam badan kaca = endof)

6. Sulit membuka kelopak mata Palpebra : Merah dan Oedem, sukar dibuka Conjungtiva : merah Kornea : keruh COA : keruh, kadang disertai hipopion Iris Pupil : Reflek pupil putih Lensa : Endoftalmitis dlm 2 mg setelah trauma terjadi akibat infeksi bakteri. Badan kaca : keruh/ abses Pengobatan

- Antibiotik dosis tinggi topikal subconjungtiva dan sistemik untuk infeksi bakteri dan analgetik

- Amfoterisin dan nistatin untuk jamur

Ev Ev 11

ENDOFTALMITIS Peradangan berat dalam bola mata -Endoftalmitis Eksogen Terjadi trauma tembus atau infeksinsekunder pada tindakan bedah yang membuka bola mata -Endoftalmitis Endogen akibat Spesis Terjadi akibat penyabaran bakteri,jamur ataupun parasit dari fokus infeksi didalam tubuh

• Endoftalmitis terbentuk radang supuratif,didalam rongga mata dan struktur didalamnya

• Peradangan supuratif didalam bola mata akan memberikan abses didalam badan kaca

• Penyebab endoftalmitis sufuratif adalah: kuman dan jamur yang masuk bersama trauma tembus (eksogen) atau sistemik melalui peredaran darah (endogen)

• Bakteri penyebab = stafilococcus,streptococcus,pneumococus,pseudomonas,dan basil sublitis

• Jamur yang menyebabkan endoftalmitis supuratif,aktinomises,aspergillus,fitomikosis,sportifikum dan kikodiodes

Gambaran klinik Endoftalmitis 1. Rasa sakit yang sangat 2. Kelopak merah dan bengkak 3. Blefarospasme 4. Konjungtiva kemosis danmerah 5. Kornea keruh 6. BMD/COA keruh yang kadang hipopion (+) 7. Kekeruhan atau abses didalam badankac yangmenyebabkan refleks pupil

berwarana putih sehingga gambaran mirip dengan retinoblastoma atau pseudoretinoblastoma

Th/dengan antiiotik periokuler atau subconjungtiva Antibiotik topikal dan sistemik 2gr/hr dan chloamfenikol 3gr/hr

Antibiotik sesuaicausa= -Stafiloccus :Basitrasin (tropikal) Metisilin (subconjungtiva / iv) -Pneumo kokus,streptococcus,staphilococcus dengan penisiln 6 (topikal,sobconjungtiva dan iv) -Neisseria

Dengan penisilin 6 (tropical,subconjungiva) -Pseudomonas Gentaminicin,tobramisin dan karbesilin (Tripikal,subconjungtiva -Batang gr(-) Gentamicin,tobramisin,karbesilin (tropikal,subconjungiva,iv) -Batang r_) lain Gentamicin (tropikal,subconjungiva, iv) Sikloplegik

3x/hr 1 ttssubconjungiva Kortikosteroid Pengobatan gagal = EVISERASI

ENUKLEASI bila mata telah tenang dan ptisis bulbi Untuk penyebab jamur Amfoterisin B 150 mikrogram

Penyulit Endoftalmitis Bila proses peradangan mengenai ketiga lapisan mata (retina,choroid,dan sclera) dan badan kaca yang mengakibatkan “PANOFTALMITIS”

Created by :

Nico – Irca – Verdi – Putri – Cipta Puspa – Agoes – Erty – Ria – Putu - Kak Andri

Z@ Z@

Page 12: Guide Book Mata Lengkap

Guide Book Mata Guide Book Mata

Bed Side Teaching 1 Pasien prolaps iris Pada pasien post op dapat terjadi subkonjungtiva bleeding karena akibat dari penyuntikan anestesi local Prolaps iris merupakan defans mechanism supaya intraocular lain tidak ada yang ikut keluar. Prolaps iris menandakan adanya kebocoran kornea post repair prolaps iris. Udara digunakan ntuk membentuk COA, dalam beberapa hari udara akan diserap. Untuk membentuk COA dapat digunakan :

1. udara (pakai simco) 2. cairan (RL/NaCl) syarat harus steril, jahitan kedap air.

Cara membentuk jahitan kedap air adalah dengan cara jahitan harus rapat atau dibentuk seperti flap

3. Cairan viscoelastik harus dikeluarkan suatu saat nanti karena dapat meningkatkan TIO

Jadi yang paling baik adalah dengan carqan fisiologis Ruptur kornea karena trauma ada dua, yaitu :

1. close globe injury 2. open globe injury

Open Globe Trauma 1. Anestesi lokal (lidokain tanpa adrenalin), pantokain ataupun povidon iodine tidak boleh diberi karena toksisk intraokular 2. boleh diirigasi Membersihkan dengan kapas gulung steril dan bola mata jangan ditekan AB sistemik, topikal (tetes). Tidak diberi salep karena toksik IO Tutup dengan kassa steril Beri ATS AB diberi frekuen/ tiap jam Rujuk ke fasilitas yang ada dokter mata Prolaps iris reposisi iris, tidak ada golden period. Yang penting dinilai : iris viable (iris tidak nekrotik) iris kotor atau tidak trauma masih baru Rehabilitasi visus Katarak traumatika IOL Harus dipasang IOL, karena setipa katarak monokuler akan menyebabkan anisometria tinggi terjadi anisokonia strabismus IOL primer dan IOL sekunder (kerjakan dulu yang emergency, baru setelah tenang pasang IOL). Amblyopia terjadi pada anak 5 – 6tahun Neomisin toksik intraokuler Gabungan gentamisin dan vankomisis non toksik intraokuler Udara toksik terhadap endothel (diserap dalam beberapa hari) Simco alat unutk memasukkan udara

Pasien katarak Persiapan pasien pre op katarak : 1. laboratorium a. darah : Hb, CT, BT kimia darah : BSN, BSPP Ro thorax Lokalisasi

- infeksi - - TIO (TIO meningkat dan tiba-tiba menurun dapat terjadi ptisis bulbi) - - fungsi sistem lakrimal : anel test

Visus menggambarkan ebal/ tipisnya katarak Proyeksi sinar untuk lihat kuadran retina, kalau masih 1/300 lambaian tangan

- konfrontasi test (kalau 1/60) - fungsi makula : diskriminasi 2 sinar - refleks pupil (langsung dan tidal langsung) - swinging test (Maras Gurin pupil) retina dan fungsi saraf optik

Yang perlu diperhatikan sebelum operasi katarak :

- periksa fungsi sekresi kelenjar lakrimal : dengan test Anel - kalau tidak ada tutup punctumnya dengan ptag/ kauter - pemeriksaan visus untuk menilai tebal tipisnya katarak - menilai fungsi retina dengan cara : proyeksi sinar harus

baik, konfrontasi test, lambaian tangan - refleks pupil langsung dan tidak langsung - swimming test untuk menilai markus gun pupil

tujuan periksa test pre op adalah untuk menilai prognosis Baha-bahan IOL dapat berupa silikon akrili, akrisoft IOL kontrasnya diperbaiki dengan wepron Tanda-tanda kebocoran luka operasi :

- prolaps iris - prolaps kornea - COA dangkal - Posisi luka insisi mengangga

Tanda-tanda peradangan post op katarak :

• Sekret • Hiperemis berlebihan • Infiltrat • Ulkus • Hipopion • Flare cel • Sinekia

Tanda-tanda komplikasi : hifema, ablasio, prolaps viterus, glaukoma

Z@ Z@

Ev Ev 12

Page 13: Guide Book Mata Lengkap

Guide Book Mata Guide Book Mata Kalau setelah post operasi ECCE visus kurang dari 6/6 berarti :

1. nilai media lain (kornea-vitreus) Kekeruhan pada media :

- edem kornea - descementocele (kegagalan endothel) - hifema, cel - belakang iris (kekeruhan) sisa korteks - viteritis

2. cek segmen posterior

– retina – koroid – CME – Ablasio – ARMD

3. Cek saraf optik :

a. Visual b. ERG c. Crowded fenomenon

4. Jahitan

Astigmatisme reduced by suture (jahitan terlalu kencang). Setelah 6-8 minggu di hecting up karena penyembuhan luka kornea-sklera sudah sempurna.

Yang harus diperhatikan setelah Post operasi :

- COA terbentuk atau tidak - Kontrol visus - Peradangan - Luka operasi

Untuk menentukan prognosis : Teknik operasi ECCE dengan pemasangan IOL (> 60% di Indonesia kalau di USA 95%) rehabilitasi visus dengan kacamata, kontak lens, IOL Fakoemulsi Wepron, visus jadi 6/5 Follow up 1. tanda kebocoran prolaps iris

jahitan longgar COA dangkal Aposisi luka mengangga

2. Tanda peradangan/ infeksi Sekret, hiperemi berlebihan, infiltrat, ulkus, hipopion, flare cell, sinekia visus menurun drastis -> endophtalmitis

3. Komplikasi iridektomi tidak sengaja, hifema, ablasio, prolaps viterus, glaukoma

Penyebab pasien post op ECCE tidak 6/6 : 1. media penglihatan (cornea corpus vitreus) kekeruhan kornea edema, descementocele, kegagalan endothel, hifema COA, flare sel, sisa korteks/ after katarak/ nastar kekeruhan vierus vitritis) 2. segmen posterior retina, choroid, ablasio, ARMD, saraf optik, amblyopis (croweding fenomenon) 3. astigmatisma induced by suture kuadran ertentu terlalu kencang (keratometer) 6-8 minggu di hecting up karena menurut evidence based penyembuhan lukan kornea sempurna dalam waktu demikian. IOL calculation : (19 – 0,25) x status refraksinya Biometri keratometer vertikal dan horizontal Power V, axis V1, based curve V Data biometri NSG Bed Side Teaching 2 Kelainan kornea : akut pikirkan Pseudomonas (gram negatif), 1 minggu Staphylococcus, 2 minggu jamur Penanganan : AB (floxa) Amniograft : lapisan epitel dari plasenta (stratum basale, tempel pada ulkus, merangsang epitelisasi kornea) Wound healing kornea : stratum basale berfungsi menutupi defek kornea, agar epitel bisa melekat Jika amniograft dijahit sampai limbus (ada stem cell). Stem sel berfungsi menghambat migrasi sel konjungtiva ke kornea (ex : pterigium). Trauma minimal sering menyebabkan ulkus kornea. Cara mengangkat corpus alienum di Puskesmas :

1. pasien tidur terlentang 2. lakukan tindakan aseptik dan antiseptik, pakai loop (3-5D) 3. teteskan pantokain/ lidokain 4. buka dengan blefarostat 5. ambil dengan kapas 6. gerakkan corpus dari sentral ke perifer 7. irigasi dengan iodium 0,5% 8. spooling 0,5 – 1% agar kuman-kuman hilang 9. berikan antibiotika (oral/tetes kloramfenikol)

Ulkus kornea

- ringan : letak perifer, Ø 2 mm, dalam < 1/3 kedalaman kornea - sedang : parasentral, Ø 2-5 mm, dalam 1/3 – ½ - berat : sentral, Ø > 5 mm, dalam ½ - 2/3

Ulkus yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan merupakan indikasi MRS Irigasi trauma kimia : RL karena dapat bertindak sebagai buffer, sehingga asam dapat bergeser ke arah basa dan sebaliknya (netral) NaCl hanya merupakan larutan fisiologis.

Z@ Z@

Ev Ev 13

Page 14: Guide Book Mata Lengkap

Guide Book Mata Guide Book Mata

Ev Ev

14

Katarak Katarak 1,5% penyebab kebutaan di dunia, dan 70-80% nya terdapat di Indonesia Fungsi kapsul posterior :

- mengatur permeabilitas, proses biokimia (rantai-rantai asam amino), jika terjadi denaturasi protein keruh dan hidrasi

Terapi katarak : operasi

- indikasi diagnostik , buta WHO 3/60 - indikasi sosial , tidak terganggu visus asal telah menganggu pekerjaan maka

harus di operasi Tindakan operasi selalu ada resiko : endopthalmitis, uveitis Kelainan segmen posterior dapat dilihat dengan elektroretinogram Katarak dengan papil n. Optikus cek dengan refleks pupil : RC menurun atau tidak ada sama sekali (RC tidak ada berarti n. II rusak, pupil midriasis) Post operasi IOL follow up : visus, tanda radang, komplikasi post operasi Konplikasi selama operasi : prolaps vitreus, jahitan rapat atau tidak (karena dapat menyebabkan astigmatisme jika jahitan tidak sama). Kelainan refraksi bisa ditolerir hingga 3 D, lebih dari itu diplopia. Jika gagal (prolaps) tunggu hingga 3 bulan fiksasi sklera, atau pakai lensa kontak Konjungtivitis vernalis terdapat coble stone, giant papil. Gangguan pada mast cell (terjadi degranulasi sehungga keluar histamin). Terapi :

- steroid tidak dianjurkan, dapat menyebabkan glaukoma jika dipakai lebih dari 2 flush 5 cc

- mast cell stabilizer (ex : alomaid) menjaga sel-sel mast tidak degranulasi. - cegah faktor pencetus

Bimbingan Prinsip penatalaksanaan trauma kimia : irigasi sampai netral (bukan patokan berapa cc), cek dengan lakmus, nilai grading Grading berdasarkan iskemik limbus kerana disana terdapat stem sel. Asam setelah diirgasi akan cepat hilang, namun basa setelah diirgasi tidak mudah hilang karena proses saponifikasi berjalan lama (perlu follow oup). Trauma kimia perlu beri vitamin C, steroid, antibiotika Inflamasi perlu dicegah karena akan menghasilkan sel-sel radang sehingga terjadi proses kolagenase yang dapat menghancurkan stroma Pada kasus infeksi perlu diberi steroid Iskemik limbus ditandai dengan pucat (tidak ada pembuluh darah) Di konjungtiva ada sel goblet, jika pecah maka dapat menyebabkan mata kering, diterapi dengan artificial tears. Lapisan air mata : lapisan minyak, air, mucin. Trauma kimia dapat menyebabkan gangguan kelopak mata karena ada simblevaron, ektropion. Ruptur kornea Test dengan cara teteskan fluoresen, lihat di slit lamp apakah ada aliran dari dalam ke luar. Ruptur kornea yang baru dapat diberi AB tetes lalu dilakukan bebat tekan. Spooling betadine diberi pada kasus infeksi yang tidak menembus COA.

Kelainan refraksi prinsipnya dikarenakan kelainan : - kelengkungan (curvature)

o kurva cembung miopia o cekung hipermetropia

- axial lens (anteroposterior)

o terlalu panjang miopia o terlalu pendek hipermetropia

Astigmatisme kelainan meridian Miopia ringan 1 – 3 D, sedang 3 – 6 D, berat > 6 D. Diagnosis : S – 0,5 = miopia S + 0,5 = hipermetropia C – 0,5 α 90o = miopia astigmatisme simpleks C + 0,5 α 90o = hipermetropia astigmatisme simpleks S -0,5 C – 0,5 α 90o = miopia astigmatime compositus S -0,5 C + 0,5 α 90o = hipermetropia astigmatime mixtus Axis astigmatisme dapat diperiksa dengan cara fogging. Test untuk melihat apakah terjadi diplopia, deviasi, atau ambipoia dengan WFDT (Worth Four Dot Test) Indikasi operasi katarak: 1. Rehabilitasi Visus ( WHO visus < 3 < 60 ) Sebagai terapetik 2. Indikasi mencegah dan menanggulangi komplikasi ( misalnya glaucoma dan uveitis ) 3. Indikasi diagnosis untuk melihat segmen posterior (misalnya pada diabetik retinopati ) 4. Indikasi pada anak < 6 tahun dan beda dioptri kanan kiri tidak lebih >3,0 untuk mencegah ambliopia 5. Kosmetik Follow Up Pasca Bedah Katarak a. Periksa Visusnya : Normalnya 6/6 ; jika ridak mungkin gangguan di : - Kornea = ada secret, edema, descement’s fold - COA = Keruh (karena sisa corteks), masa kapsul, hifema - Posisi lensa = Luksasi - Vitreus = Prolaps, Vitritis, Vitreus humorrhagic - Makula = edema, CME ( Crystoid Makula Edema ) - Jika RF baik, mungkin ada Marcus gunn - Ambliopia b. Apakah ada tanda-tanda kebocoran , seperti: - TIO menurun - Prolaps Iris - Jahitan kurang kuat - COA dangkal c. Tanda-tanda infeksi seperti : - Ada sekret - Berair-air - Konjungtiva edema berat - Injeksi silier - hipopion

Z@ Z@ - Purulen

Page 15: Guide Book Mata Lengkap

Guide Book Mata Guide Book Mata Penatalaksaan Glaucoma Sudut terbuka - Medikamentosa a. Beta Blocker ( mis : timoiol, betaxolol, carteolollevobunolol, metipranolol ) ( mengurangi Pembentukan cairan di dalam mata ) b. Miotikum : Pilocarpin Untuk memperkecil pupil dan meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior c. Simpatomimetik: epinephrine, dipivephrine, carbacol Untuk memperbaiki Pengaliran cairan atau mengurangi pembentukan cairan d. Karbonik Anhidrase : Asetazolamide - Operasi , Jika * glaucoma tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan atau efek sampingnya tidak dapat ditolerir oleh penderita * Peningkatan tekanan Intra ocular tidak dapat dikontrol dengan obat * Progresif Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis Glaucoma 1. Pemeriksaan Ketajaman Penglihatan 2. Tonometri 3. Gonioscopy 4. Oftalmoskop 5. Pemeriksaan lapangan pandang 6. Tonografi 7. Tes Provokasi Penatalaksanaan Trauma Kimia a. TEST LAKMUS = Untuk mengetahui sifat zat kimia ( asam/basa ) b. IRIGASI RL hingga PH normal ( ~ 2000 cc ) dengan larutan garam Fisiologis &

isotonis minimal 15 menit untuk menghilangkan dan melarutkan bahan yang mengakibatkan

trauma dan mengurangi durasi kontak bahan c. EDTA segera setelah trauma , 1 tetes / 5menit selama 2 jam , Jika trauma asam,

EDTA diberikan 1 minggu setelah trauma. Tujuan Pemberian EDTA ini untuk mengikat basa

dan menetralisir, kolagenase yg terbentuk pd hari d. Antibiotik Lokal dan sistemik untuk mencegah infeksi ( tetraskilin ) doksisiklin 100mg e. Sikloplegi ( SA 1% ) 3 x 1 tetes/hari untuk mengurangi nyeri dan memberi istirahat

pada iris yang meradang. f. Asam ascorbat ( Reepitelisasi ) dan wound healing g. Ag dan Ab Profilaksis h. Luxir Mata ( Untuk mengurangi trauma ) Penatalaksanaan Hifema dan Kapan dilakukan Parasintesa 1. Tirah baring total , Follow Up tiap hari tekanan intra ocular 2. Kepala 30-450 agar gravitasi darah turun ke sudut bawah sehingga tidak menutupi permukaan bilik dan bisa dinilai gradenya. 3. Obat antifibrinolitik agar fibrin yg terbentuk tidak cepat rusak / lisis 4. Sulfas Antropin untuk mengistirahatkan badan silier ( sikloplegi ) 5. Vitamin C untuk Perbaikan Pembuluh darah

Tindakan Pembedahan / Parasentese dilakukan bila : 1. TIO > 50 mmHg selama 5 hari 2. TIO > 35 mmHg selama 7 hari , untuk mengurangi kerusakan nervus opticus dan

pewarnaan kornea 3. TIO normal Darah masih ada sampai hari ke 5-9 4. Pasien hifema bila terlihat tanda-tanda imbibisi kornea, glaucoma sekunder, hifema

penuh, berwarna hitam atau setelah 5 hari tidak terlihat tanda-tanda hifema dan berkurang

Perbedaan FORIA dan TROPIA FORIA ialah :Mata yang berbakat juling TROPIA ialah : mata juling atau sumbu Penglihatan kedua mata bersilangan atau tidak sejajar dan tidak dapat diimbangi dg Fusi Ada 2 bentuk FORIA, yaitu :

1. ORTOFORIA = Kedudukan bola mata dimana kerja otot-otot luar bola mata seimbang

sehingga memungkinkan terjadinya fusi tanpa usaha apapun 2. HETEROFORIA = Keadaan kedudukan bola mata yang normal namun akan timbul

penyimpangan (deviasi) apabila refleks fusi terganggu. Keterangan Status 1. Waktu : Cth : + 6 jam..( kapan terjadinya kecelakaan ) Untuk mengetahui Perjalanan Penyakit dari pasien ini, yg nantinya berguna untuk

membantu menegakkan diagnosis dan therapi ( karena bs saja berhub. dengan komplikasi- komplikasi yang timbul ) misalnya = Pada pasien bila telah lewat dari 5 hari datang ke RSMH, bisa saja kemungkinan yang terjadi adalah Hifema sekunder. Pemberian ATS ( sbg preventif ) pd luka terbuka > 2 hari tdk bermanfaat

2. KU = Terkena Lemparan Batu ( trjdnya kerusakan struktur anatomi, jgn fungsi, mslh kosmetik & psikis ) Pd pasien ini dapat kita pikirkan adalah trauma yang terjadi adalah trauma tumpul yg juga dapat memberikan kelainan pada jaringan :

- Kelopak Berupa hematome kelopak - Konjungtiva edema, subconjungtival bleeding - Kornea oedem kornea , erosi kornea - Uvea iridoplegia, iridodialisis, hifema, iridosikutis - Lensa Diskolasi lensa, katarak

3. Arah Benda = Untuk bisa menentukan organ-organ apa saja yang terkena Mis = arah depan dicurigai semua organ dapat terkena 4. Kecepatan = Untuk mengetahui seberapa besar derajat kerusakan yang terjadi Mis = Kekuatan yg tinggi bisa saja menyebabkan Fraktur shg mengenai lantai & ddg medial orbita jaringan periorbita masuk kesinus ( sinus max ) sinusitis enofthalmus ( mata mjd kecil) 5. Besar Benda = Sebenarnya tdk berhubungan langsung dengan kerusakan jaringan Bahan Benda = ( sprti = kayu, besi, bola, batu,..) u/ menentukan bahan benda tsb merupakan Trauma tumpul/Tajam/Sinar/Panas/Listrik/Kimia dll..

Z@ Z@

Ev Ev 15

Page 16: Guide Book Mata Lengkap

Guide Book Mata Guide Book Mata 6. Mata Kiri Sakit = Pada pasien ini mungkin diakibatkan krn benturan trauma menimbulkan cidera kerusakan jaringan merangsang saraf nyeri Bisa juga mata sakit disebabkan adanya :

- Hipermetropia ( biasanya ada pe nurun visus dekat dan jauh, sakit kepala, ganda ) - Astigmatisme - Iritis, iridosiklitis ( iritis biasanya disertai dgn gejala-gejala : mata merah (+), Fotopobia

(+) , kesukaran melihat dekat, Iridosiklitis disertai dgn = visus berkurang, merah (+), pupil mengecil mata sakit a/ bertambah bila ditekan, fotopobia , dan lakrimasi)

Astigmatisme = suatu keadaan dimana sinar yang sejajar tidak dibiaskan dengan kekuatan yang sama pada seluruh bidang pembiasan sehingga fokus retina tidak sama pada satu titik Hipermetropia = sinar yang sejajar difokuskan di belakang makula lutea disebabkan pembiasan lemah dan akibat sumbu mata terlalu pendek Pandangan silau ditanyakan untuk mengetahui apakah terdapat kelainan seperti peradangan di luar bola mata (konj. Keratitis), di dalam (uveitis), di dalam lensa (katarak). Salah satu tujuan menanyakan pengobatan : mengetahui adakah kemungkinan komplikasi akibat salah penanganan. Perbedaab enukleasi, eksenterasi dan eviserasi Enukleasi : mengangkat bola mata tetapi tetap meninggalkan otot-ototnya. Indikasi = keganasan yang belum ekstraokular Eksenterasi : mengangkat boola mata beserta otot dan periosteumnya. Indikasi = keganasan yang mencapai ekstraokular Eviserasi : membuang isis bola mata tetapi dinding bola mata/ sklera ditinggalkan. Indikasi = endophtalmitis, kasus trauma. Kortikosteroid topikal Indikasi : kedaan radang di segmen anterior bola mata (ex : konjungtivitis, uveitis) Kekuatan prednisolon terhadap hidrokortison adalah 4 kali, dexametason dan betametason 25 kali. Yang perlu diperhatikan : steroid meningkatkan aktivitas virus Herpes Simpleks, kadang-=kadang kornea mengalami perforasi bila obat ini dipakai mengobati keratitis. NSAID Menghalangi pembentukan prostaglandin melalui penghambatan siklooksigenase, enzim yang mengkatalisis konversi asam arachidonat. Contoh cara melakukan transposisi : S + 2,50 C -0,50 α 60o S +2,00 C + 0,50 α 150o

Trauma Kimia Trauma asam : Sifat : non progresif (progresifitas sesuai sifat asam) Proses : denaturasi dan koagulasi protein (timbul barrier protein) Contoh : H2SO4, HNO3, HCl Trauma basa : Sifat : progresif, penetrasi cepat, kerusakan luas Proses : saponifikasi ( disintegrasi epitel ulserasi dan perforasi stroma) Contoh : NH3, NaOH, KOH Klasifikasi : Grade I Kornea jernih ( iskemik limbus (-), prognosa sangat baik Grade II Kornea keruh, iris masih tampak, iskemik limbus < 1/3 (120o), prognosa baik Grade III Kornea keruh (epitel lornea rusak), iris tak tampak, iskemik limbus 1/3 – ½ (120o – 180o), prognosa jelek Grade IV Kornea putih keruh, iskemik limbus > ½ (> 180o), prognosa jelek Penatalaksanaan :

- tes lakmus : untuk mengetahui sifat zat kimia (asam/ basa) - Irigasi RL hingga pH normal (sekitar 2000 cc) untuk mengurangi durasi kontak

bahan - Medikamentosa

o Kortikosteroid (antiinflamasi) diberikan 7 – 10 hari o Asam askorbat (reepitelisasi dan wound healing) o Tetrasiklin (dosisiklin 100 mg) ulserasi dan epitelisasi o Disodium EDTA inhibisi kolagenase o AG dan AB profilaksis

- Luxir mata (untuk mengurangi trauma)

Nico – Irca – Verdi – Putri – Cipta Puspa – Agoes – Erty – Ria – Putu - Kak Andri

Z@ Z@

Ev Ev 16

Page 17: Guide Book Mata Lengkap

Guide Book Mata Guide Book Mata

Dosis dan Nama Dagang Obat Mata FLOXA (Quinolone) - Ofloxacin

ULCORI (Quinolone) - Ciprofloxacin

TOBRO (Aminoglycoside) - Tobramycin

CENDO FENICOL 0,25%; 0,5%, 1% - Chloramfenicole

GENTA 0.3%, 1% (Aminoglycoside) - Gentamycin

POLYGRAN PolymixinB, Neomycin, Gramicidin

CONJUNCTO Polymixin B, Neomycin

CENDO MYCETINE 5ml -Chloramfenicole -Polymixin B

ALBUCETINE 5 ml Sulfacetamide Cholramphenicol

CENDO CETAMIDE 5 ml - Sulfacetamide

ALBUVIT Sulfacetamide

CENDRID -idoxuridine

HERVIS -acyclovir

ATACEN Natamycin

UNCICID Amphotericin B

NONCORT Diclofenac sodium

TOBROSON Tobramycin Dexamethasone

POLYNEL Fluorometholone Neomycin

POLYDEX Dexamethasone Neomycin Polymixin

DEXATON Dexamethasone Neomycin

CENDO CETAPRED Prednisolone Sulfacetamide

CENDO MYCOS Hydrocortison Chloramphenicol

CENDO P.H.N Hidrocortisone Neomycin Polymixin B

CENDO XITROL Dexamethasone Neomycin Polymixin B

POLYPRED Prednisolone Neomycin Polymixin B

CENDO FRADEX Framycetine Dexamethasone

GENTASON B Gentamycin Betamethasone

CENDO GETASON Gentamycin Dexamethasone

CORTHON Hidrocortisone Neomycin Polymixin B

CENDO P.N.P Prednisolone Neomycin Phenylephrine

VOSAMA Betamethasone

CENDO METHASONE Dexamethasone

CONVER Sodium chromoglycate

CENDO VISION Tetrahydrozoline

VASACON Naphazoline

FRISEL 0,125% Phenylephrine

ZINC PRIMA Zinc sulfate Phenylephrine

VERNACEL Naphazoline Pheniramine

OPTHOHIST Phenylephrine Chlorpheniramine

CONAL Pyrilamine Phenylephrine

TASACON A Naphazoline Antazoline

ZINC PRIMA A Naphazoline Antazoline Zinc sulfate

ORTIHIST Hydrocortisone Chlorpheniramine

CENDO STATROL Neomycin Polymixin Phenylephrine

POLYNEF Neomycin Polymixin Phenylephrine

EYEFRESH Hydropropil Methylcellulose Dextran

CENFRESH Carbomethylcellulose

CENDO LYTEERS NaCl KCl

CENDO EYE LOTION Hydroxiethylcellulose

LUBRICEN Hydroxipropyl Methylcellulose Retinol

CENDO ASTHENOF Vitamin A Oximethasoline HPMC

AUGENTONIC Boric acid Zinc sulfate Vitamin A Phenylephrine

TONOR Betaxolol

TIMOL Timolol Maleat

CENDO CARPINE 1%,2%,3%,4% Pilocarpine

GLAUCON Acetazolamide

CMC Carboxymethylcellulose

FLUORESCEN 2% Fluorescein

PANTOCAIN Tetracain

CYCLON Cyclopentholine Boric acid

CENDO MYDRIATIL 0,5%; 1% Tropicamide

HOMATRO Homatropine

SCOPOLA Scopolamine

CENDO TROPIN Atropine

OPTHALGON Glycerin

SILOXAN Polyetilen glycol-600

CATARLENT Potasium iodide

VITROLENTA Sodium iodide Kalium iodide

EDTA Ethylendiamine tetra acetate

EFRISEL 2,5% Phenylephrine

Ev Ev 17

Anti viral 5 ml Cendrid Hervis Antifungal 5 ml Natacen, Uncicid NSAID 5 ml Noncort Antibiotic 5 ml Tobroson, Polynel, Polydex, Dexaton, Cendo Cetapred, CendoMycos, Cendo P>H>N, Cendo Xitrol, Polypred, Cendo Fradex, Gentason B, Cendo Gentason, Corthon, Cendo P>N>P SAID Vosama, Cendo Methasone Mast Cell Stabilizers 15 ml Conver Decongestant Cendo vision, Vasacon, Efrisel, Zinc Prima Decongestant + Antihistamine Vernacel, Optohist, Conal, Vasacon A, Zinc Prima A, Ortihist Artificial Tear Eyefresh, Cehfresh, Cendo Lyteers, Lubricen Eye Tonic Cendo Asthenof, Augentonic Antiglaucomatous Tonor, Timol, Cendo Carpine, Glaucon Gonioscopic 5 ml CMC Opthalmic Dye 5 ml Fluoroscein Topical Anesthetic Pantocain Cyclopegic 5 ml Cyclon, cendo mydriatil, homatro, scopola, cendo tropin Anti edema 5 ml Opthalgon, Siloxan Anti Catarct Catarlent, Vitrolenta Removal of Calcium Deposit EDTA

Z@ Z@