Gravimetri.docx
-
Upload
anto-jurang -
Category
Documents
-
view
117 -
download
0
Transcript of Gravimetri.docx
Gravimetri
Kesalahan (error) dalam metode analisis gravimetri.
Analisis gravimetri merupakan analisis dimana sampel dilarutkan ke dalam akuades. Kemudian analit diubah menjadi bentuk endapan yang dapat dipisahkan dan ditimbang. Endapan terbentuk terutama untuk analit-analit yang dalam bentuk garamnya adalah garam sukar larut. Dengan demikian sebagian besar garam analit tersebut akan mengendap. Namun demikian ada sejumlah sedikit analit yang tidak terendapkan dan masih dalam bentuk ionnya yang terlarut dalam larutan akuades.Bamyaknya ion yang terlarut dalam larutan tergantung dari besarnya konstanta hasil kali kelarutan (Ksp).
Sebagai contoh dalam analisis kadar klor dalam suatu sampel padatan. Klor akan dianalisis dengan metode gravimetri dalam bentuk endapan perak klorida (AgCl). Harga konstanta hasil kali kelarutan perak klorida, Ksp AgCl = 1,8 x 10−10. Maka banyaknya klor yang tidak terendapkan dalam satu liter larutan adalah:
Reaksi pelarutan AgCl adalah Ag Cl (s) Ag+ (aq) + Cl− (aq) Kelarutan AgCl dihitung adalah Ksp AgCl = [Ag+] x [Cl−], karena dalam larutan [Ag+] = [Cl−] maka, 1,8 x 10−10 = [Cl−]2 [Cl−] = 1,34 x 10−5 mol/L Cl = 1,34 x 10−5 mol/L x 35,5 g / mol Cl = 4,8 x 10−4 g/L = 0,48 mg/L Jadi, dalam satu liter larutan akan ada klor sebanyak 0,48 mg yang tidak terendapkan. Untuk meminimalkan kesalahan ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan ion perak (Ag+)
secara berlebih di dalam larutan. Sesuai dengan hukum ion sejenis maka reaksi keseimbangan akan bergeser ke arah pembentukan endapan.
Contoh soal 1:Suatu analisis dilakukan terhadap sampel padatan yang mengandung klor. Jika sampel dilarutkan
ke dalam akuades sedemikian rupa sehingga volume larutan adalah 200 mL, dan pada tahap akhir analisis didapatkan endapan perak klorida (AgCl) sebanyak 100 mg, hitung persentase kesalahan dalam analisis tersebut.
Jawab:Kelarutan perak klorida adalah 1,35 mol/L, dengan demikian dalam 200 mL larutan masih ada
perak klorida yang tidak terendapkan sebanyak : Massa AgCl = x x
Massa AgCl = 0,38 mg AgCl Kesalahan dalam analisis = x 100 %
= ─0,38 % Jadi kesalahan dalam analisi gravimetri adalah ─0,38 % (tanda negatif menunjukkan bahwa hasil
analisis kurang dari yang seharusnya).
Contoh soal gravimetri:
Soal 1.
Suatu sampel mengandugn senyawa besi karbonat (FeCO3) dan senyawa inert dilarutkan ke dalam
akuades. Larutan kemudian dioksidasi dengan pereaksi sehingga besi terendapkan. Endapan kemudian
disaring dan dibakar sehingga didapatkan senyawa besi (III) oksida (Fe2O3) sebanyak 1,0 g. Berapakah
kandungan besi karbonat dalam sampel?
Jawab Soal 1.
Massa besi karbonat dalam sampel adalah,
Massa FeCO3 = massa Fe2O3 x 2 x Ar Fe x Mr FeCO3
Mr Fe2O3 1 x Ar Fe
= 1,0 g Fe2O3 x 2 x 56 g Fe x 116 g FeCO3
160 g Fe2O3 1 x 56 g Fe = 1,45 g FeCO3
Jadi kadungan besi karbonat dalam sampel awal adalah 1,45 g. Contoh soal 2.
Berapakah massa Fe3O4 murni yang dibutuhkan untuk dioalah agar didapatkan besi (III) oksida, Fe2O3,
sebanyak 0,6 g ?
Penyelesaian:
Reaksi yang terjadi dalam hal ini adalah
2 Fe3O4 + ½ O2 → 3 Fe2O3
Reaksi di atas menunjukkan bahwa untuk setiap 2 mol Fe3O4 akan menghasilkan 3 mol Fe2O3, dengan
demikian massa Fe3O4 murni yang dibutuhkan adalah :
= 0,60 g Fe2O3 x 1 mol Fe2O3 x 2 mol Fe3O4 x 232 g Fe3O4
160 g Fe2O3 3 mol Fe2O3 1 mol Fe3O4
= 0,58 g Fe3O4
Jadi dibutuhkan senyawa Fe3O4 sebanyak 0,58 g.
GRAVIMETRIMetode gravimetri untuk analisis kuantitatif didasarkan pada stikiometri reaksi pengendapan yang secara umum dinyatakan dengan persamaanaA + pP AaPpa : koefisien reaksi ~reaktan analit ( A ) p : koefisien reaksi ~ reaktan pengendap (P)
AaPp : rumus molekul zat kimia hasil reaksi yang tergolong sulit larut ( mengendap ) yang ditentukan beratnya dengan tepat setelah proses pencucian dan pengeringan Penambahan reaktan pengendap P dilakukan secara berlebih agar dicapai proses pengendapan yang sempurna
Misal : pengendapan ion Ca 2+ dengan menggunakan reaktan pengenadap ion oksalat C2O4- dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi berikut :Reaksi yang menyertai pengendapan : Ca 2+ + C2O4 - CaC2O4(s)Reaksi yang menyertai pengeringan : CaC2O4(s) CaO(s) + CO2(g) + CO(g)
Agar penetapan kuantitas analit dalam metode gravimetri mencapai hasil yang mendekati nilai sebenarnya harus dipenuhi dua kriteria yaitu : 1) proses pemisahan atau pengendapan analit dari komponen lainnya berlangsung sempurna 2) endapan analit yang dihasilkan diketahui dengan tepat komposisinya dan memiliki tingkat kemurnian yang tinggi tidak bercampur dengan zat pengotor
Perhitungan Dalam Analisis GravimetriDalam analisis gravimetri endapan yang dihasilkan ditimbang dan dibandingkan dengan berat sampel Prosentase berat analit A terhadap sampel dinyatakan dengan persamaanUntuk menetapkan berat analit dari berat endapan sering dihitung melalui faktor gravimetri Faktor gravimetri : sebagai jumlah berat analit dalam 1 gram berat endapanHasil kali dari berat endapan P dengan faktor gravimetri sama dengan berat analitBerat analit (A) = berat endapan P x faktor gravimetri
Faktor gravimetri ditentukan oleh dua faktoryaitu : 1. berat molekul atau atom dari analit 2. berat molekul dari endapan% A = Untuk menghitung bobot analit dari bobot endapan sering digunakan faktor gravimetri.Bobot A = bobot P x faktor gravimetri
Penggunaan Analisis Gravimetri Analisis gravimetri banyak diaplikasikan untuk analisis kation dari unsur-unsur yang terdapat dalam sistem peiodik unsur
untuk analisis kuantitatif bahan organik tertentu seperti kholesterol pada cereal dan laktosa pada produk susuKholsterol sebagai steroid alkophol dapat diendapkan secara kuantitatif dengan saponin organik yang disebut digitonin ( MR = 1214 ) membentuk kompleks 1 : 1 yang tidak larut.
Contoh 1.Suatu sampel seberat 0,6025 g dari suatu garam klorida dilarutkan dalam air dan kloridanya diendapkan dengan menambahkan perak nitrat berlebih. Endapan perak klorida disaring, dicuci, 0,7134 g. Hitunglah persentase klorida (Cl) dalam sampel ituJawab : Reaksinya adalah Ag+ + Cl - AgCl(s)Karena 1 mol Cl menghasilkan 1 mol AgCl, makabanyaknya mol Cl = banyaknya mol AgCl
% Cl =
% Cl = 29,29 Angka banding bobot atom Cl ke bobot molekul AgCl (35,45/143,32) = Ar Cl/ MR AgCl faktor gravimetri dari bobot Cl dalam 1 g AgCl.
Contoh 2. Suatu sampel bijih besi seberat 0,4852 g, dilarutkan dalam asam, besinya dioksidasi ke keadaan oksidasi + 3, dan kemudian diendapkan sebagai oksida berair, Fe2O3 . xH2O. Endapan disaring, dicuci, dan dipanggang menjadi Fe2O3, yang ternyata 0,2481 g beratnya. Hitunglah persentase besi (Fe) dalam sample itu
Jawab :Reaksinya adalah : 2 Fe3+ Fe2O3 . x H2O Fe2O3(s) Karena 2 mol Fe3+ menghasilkan 1mol Fe2O3Banyaknya mol Fe3+ = 2 x banyaknya mol Fe2O3
ANALISIS GRAVIMETRI
PENDAHULUAN
Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa
tertentu. Bagian terbesar dari penentuan scara analisis gavimetri meliputi tansformasi unsur atau radikal
senyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat di timbang dengan teliti.
Gravimetri adalah pemeriksaan jumlah zat dengan cara penimbangan hasil reaksi pengendapan.
Gravimetri merupakan pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan paling sederhana dibandingkan
dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Kesederhaan itu kelihatan karena dalam gravimetri jumlah zat
ditentukan dengan cara menimbang langsung massa zat yang dipisahkan dari zat-zat lain.
Tahap pengukuran dalam metode gravimetrik adalah penimbangan. Analitnya secara fisik
dipisahkan dari semua komponen lain dari sampel itu maupun dari pelarutnya. Pengendapan merupakan
teknik yang paling meluas penggunaannya untuk memisahkan analit dari pengganggu-
pengganggunya.Analisa gravimetri merupakan suatu cara analisa kimia kuantitatif yang didasarkan pada
prinsip penimbangan berat yang di dapat dari proses pemisahan analit dari zat – zat lain dengan metode
pengendapan. Zat yang telah di endapkan ini di saring dan dikeringkan serta ditimabang dan diusahakan
endapan itu harus semurni mungkin. Untuk memisahkan endapan tersebut maka sangat dibutuhkan
pengetahuan dan teknik yang cukup yang wajib dimiliki seorang enginer.
Dalam dunia teknik kimia sangat dibutuhkan juga bagaimana cara analisa gravimetri ini. Seperti
halnya dalam industri. Berat unsur dihitung berdasrkan rumus senyawa dan berat atom unsur- unsur yang
menyusunnya pemisahan unsur-unsur atau senyawa yang dikandung dilakukan beberapa cara seperti:
1. Metode Pengendapan
2. Metode Evolusi
3. Metode Penyaringan
4. Metode Elektrogravimetri
Pada prakteknya dua metode pertama adalah yang terpenting. Metode gravimetrik membutuhkan
waktu tau memakan waktu cukup lama, adanya zat pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu
faktor-faktor koreksi dapat digunakan
METODE PENGENDAPAN
Gravimetri Pengendapan
Gravimetri pengndapan adalah merupakan gravimetri yang mana komponen yang hendak
didinginkan diubah menjadi bentuk yang sukar larut atau mengendap dengan sempurna.
Bahan yang akan ditentukan di endapkan dalam suatu larutan dalam bentuk yang sangat sedikit
larut agar tidak ada kehilangan yang berarti bila endapan disaring dan ditimbang.
Syarat – syarat senyawa yang di timbang :
1. Stokiometri
2. Mempunyai kestabilan yang tinggi
3. Faktor gravimetrinya kecil
Gravimetri adalah metode analisis kuntitatif unsur atau senyawa berdasarkan bobotnya yang
diawali dengan pengendapan dan diikuti dengan pemisahan dan pemanasan endapan dan diakhiri dengan
penimbangan. Untuk memperoleh keberhasilan pada analisis secara gravimetri, maka harus
memperhatikan tiga hal berikut ;
1. Unsur atau senyawa yang ditentukan harus terendapkan secara sempurna.
2. Bentuk endapan yang ditimbang harus diketahui dengan pasti rumus molekulnya.
3. Endapan yang diperoleh harus murni dan mudah ditimbang.
Dalam analisis gravimetri meliputi beberapa tahap sebagai berikut ;
Pelarutan sampel (untuk sampel padat).
Pembentukan endapan dengan menambahkan pereaksi pengendap secara berlebih agar semua
unsur/senyawa diendapkan oleh pereaksi. Pengendapan dilakukan pada suhu tertentu dan pH
tertentu yang merupakan kondisi optimum reaksi pengendapan. Tahap ini merupakan tahap
paling penting.
Penyaringan endapan.
Pencucian endapan, dengan cara menyiram endapan di dalam penyaring dengan larutan tertentu.
Pengeringan endapan sampai mencapai berat konstan.
Penimbangan endapan.
Adapun beberapa tahap dalam analisa gravimetri adalah sebagai berikut :
1. Memilih pelarut sampel Pelarut yang dipilih harus lah sesuai sifatnya dengan sampel
yang akan di larutkan, Misalnya : HCl, H2SO4, dan HNO3 digunakan untuk melarutkan
sampel dari logam – logam.
2. Pengendapan analit.
Pengendapan analit dilakukan dengan memisahkan analit dari larutan yang mengandungnya dengan
membuat kelarutan analit semakin kecil, dan pengendapan ini dilakukan dengan sempurna.
Misalnya :
3. Pengeringan endapan
Pengeringan yang dilakukan dengan panas yang disesuaikan dengan analitnya dan dilakukan dengan
sempurna. Disini kita menentukan apakah analit dibuat dalam bentu oksida atau biasa pada karbon
dinamakan pengabuan.
4. Menimbang endapan
Zat yang ditimbang haruslah memiliki rumus molekul yang jelas
Biasanya reagen R ditambahkan secara berlebih untuk menekan kelarutan endapan
Pada analisis gravimetri pembentukan endapan yang terjadi apabila kelarutan terlalu jenuh maka dapat
disimpulkan bahwa adanya pengaruh dari kelarutan suatu sampel dimana semakin besar (jenuh ) maka
semakin besar endapan yang terjadi , kelarutan dipengaruh oleh beberapa faktor yaitu
a. Suhu
b. pH
Dalam menentukan keberhasilan metode gravimetri ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Proses pemisahan hendaknya cukup sempurna sehingga kuantitas analit yang tak terendapkan
secara analitis tak dapat dideteksi (biasanya 0,1 mg atau kurang dalam menentukan penyusunan
utama dalam suatu makro)
2. Zat yang ditimbang hendaknya mempunyai susunan yang pasti dan hendaknya murni, atau sangat
hampir murni.
Bila tidak akan diperoleh hasil yang galat. Persyaratan yang kedua itu lebih sukar dipenuhi oleh
para analis. Galat-galat yang disebabkan faktor-faktor seperti kelarutan endapan umumnya dapat
diminimumkan dan jarang menimbulkan galat yang signifikan. Masalahnya mendapatkan endapan murni
dan dapat disaring itulah yang menjadi problema utama. Banyak penelitian telah dilakukan mengenai
pembentukkan dan sifat-sifat endapan, dan diperoleh cukup banyak pengetahuan yang memungkinkan
analis meminimumkan masalah kontaminasi endapan.
Dalam analisa gravimetri penentuan jumlah zat didasarkan pada penimbangan hasil reaksi setelah
bahan yang dianalisa direaksikan. Hasil reaksi ini didapatkan sisa bahan suatu gas yang dibentuk dari
bahan yang dianalisa. Dalam cara pengendapan, zat direaksikan dengan menjadi endapan dan ditimbang.
Atas dasar membentuk endapan, maka gravimetrik dibedakan menjadi 2 macam, yaitu : endapan dibentuk
dengan reaksi antara zat dengan suatu pereaksi dan endapan yang dibentuk dengan elektrokimia. Untuk
memisahkan endapan dari larutan induk dan cairan pencuci, endapan dapat disaring. Endapan grevimetri
yang disaring kertas tidak dapat dipisahkan kembali secara kuantitatif.
Sudah dijelaskan bahwa dalam analisa gravimetri, penentuan jumlah zat didasarkan pada
penimbangan. Dalah hal ini, penimbangan hasil reaksi setelah bahan yang dianalisa direaksikan. Hasil
reaksi ini dapat berupa sisa bahan atau suatu gas yang terjadi, atau suatu endapan yang dibentuk dari
bahan yang dianalisa tersebut. Berdasarkan macam hasil yang ditimbang itu dibedakan cara-cara
gravimetri yaitu cara evolusi dan cara pengendapannya.
Persyaratan yang kedua itu lebih sukar dipenuhi oleh para analis. Galat-galat yang disebabkan
faktor-faktor seperti kelarutan endapan umumnya dapat diminimumkan dan jarang menimbulkan galat
yang signifikan. Masalahnya mendapatkan endapan murni dan dapat disaring itulah yang menjadi
problema utama. Banyak penelitian telah dilakukan mengenai pembentukkan dan sifat-sifat endapan, dan
diperoleh cukup banyak pengetahuan yang memungkinkan analis meminimumkan masalah kontaminasi
endapan Dalam analisa gravimetri penentuan jumlah zat didasarkan pada penimbangan hasil reaksi
setelah bahan yang dianalisa direaksikan. Hasil reaksi ini didapatkan sisa bahan suatu gas yang dibentuk
dari bahan yang dianalisa. Dalam cara pengendapan, zat direaksikan dengan menjadi endapan dan
ditimbang. Atas dasar membentuk endapan, maka gravimetrik dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
endapan dibentuk dengan reaksi antara zat dengan suatu pereaksi dan endapan yang dibentuk dengan
elektrokimia. Untuk memisahkan endapan dari larutan induk dan cairan pencuci, endapan dapat disaring.
Endapan grevimetri yang disaring kertas tidak dapat dipisahkan kembali secara kuantitatif.
Sudah dijelaskan bahwa dalam analisa gravimetri, penentuan jumlah zat didasarkan pada
penimbangan. Dalah hal ini, penimbangan hasil reaksi setelah bahan yang dianalisa direaksikan. Hasil
reaksi ini dapat berupa sisa bahan atau suatu gas yang terjadi, atau suatu endapan yang dibentuk dari
bahan yang dianalisa tersebut. Berdasarkan macam hasil yang ditimbang itu dibedakan cara-cara
gravimetri yaitu cara evolusi dan cara pengendapannya
Endapan murni adalah endapan yang bersih, artinya tidak mengandung molekul-molekul lain
(zat-zat lain yang biasanya disebut pengotor atau kontaminan). Pengotor oleh zat-zat lain mudah terjadi,
karena endapan timbul dari larutan yang berisi macam-macam zat. Sedangkan endapan kasar adalah
endapan yang butir- butirnya tidak kecil, halus melainkan besar. Hal penting untuk kelancaran
penyaringan dan pencucian endapan. Adapun tujuan dari pencucian endapan adalah untuk menyingkirkan
kotoran yang teradsorpsi pada permukaan endapan maupun yang terbawa secara mekanis.
Gravimetri dengan cara pengendapan, analat direaksikan sehingga terjadi suatu pengendapan dan
endapan itulah yang ditimbang. Atas dasar cara membentuk endapan, maka gravimetri dibedakan menjadi
2 macam :
(1) Endapan dibentuk dengan reaksi antara analat dengan sutau pereaksi, endapan biasanya berupa senyawa.
Baik kation maupun anion dari analat mungkin diendapkan, bahan pengendapnya anorganik mungkin
pula organik. Cara inilah yang biasa disebut dengan gravimetri.
(2) Endapan dibentuk dengan cara elektrokimia, dengan perkataan lain analat dielektrolisa, sehingga terjadi
logam sebagai endapan. Cara ini biasa disebut dengan elektrogravimetri.
Salah satu masalah yang paling sulit dihadapi oleh para analis adalah menggunakan endapan
sebagai cara pemisahan dan penentuan gravimetrik adalah memperoleh endapan tersebut dengan tingkat
kemurnian yang tinggi. Zat-zat yang normalnya mudah larut dapat diturunkan selama pengendapan zat
yang diinginkan dengan suatu proses yang disebut kopresipitasi. Misalnya, bila asam sulfat ditambahkan
pada barium klorida yang mengandung sejumlah kecil ion nitrat, endapan barium sulfat yang diperoleh
mengandung barium nitrat. Maka dikatakan bahwa nitrat tersebut terkorosipitasi dengan sulfat.
Kontresipitasi merupakan suatu fenomena yang ahli-ahli kimia analitik biasanya coba hindari.
Namun, fakta bahwa endapan cenderung mengabsorpsi zat-zat asing tidak selalu mengganggu;
kopresipitasi telah digunakan secara luas untuk mengisolasi runut isotop-isotop radio aktif. Ketika isotop-
isotop ini dibentuk dalam reaksi uklir. Jumlah yang terbentuk bisa sangat kecil, dan prosedur
pengendapan umumnya gagal pada konsentrasi yang sangat kecil. Untuk meminimalisirkan kopresipitasi
dapat digunakan beberapa prosedur dibawah ini, yaitu :
1. Metode penambahan pada kedua reagen, jika diketahi bahwa baik sampel maupun enapan mengandung
suatu ion yang mengotori, larutan yang megandung ion tersebut dapat ditambahkan pelarut lain, dengan
cara ini konsentrasi pencemaran dijaga serendah mungkin selama tahap awal-awal pengendapan.
2. Pencucian
Pencucian kembali analit yang didapatkan bertujuan agar endapan yang di dapatkan memiliki kemurnian
yang tinggi yaitukecilnya pengaruh kesalahan dari kopresipitasi.
3. Pengendapan kembali
Suatu endapan kristalin, seperti BaSO4, kadang-kadang mengabsorpsi pengotor (impurities) bila partikel-
partikelnya kecil. Dengan bertumbuhnya ukuran partikel, pengotor tersebut bisa tertutup dalam kristal.
Kontaminasi jenis ini disebut dengan pengepungan (acclusian). Untuk membedakan dari kasus dimana
padatan tidak tumbuh di sekitar pengotor. Pengotor yang terkepung tidak dapat dipindahkan dengan
mencuci endapan tersebut, tetapi mutu endapan tersebut seringkali dapat disempurnakan dengan
pencernaan.
Dalam hal ini penimbangan hasil reaksi setelah bahan yang direaksikan dianalisa. Hasil reaksi ini
dapat : sisa bahan, atau suatu gas yang terjadi, atau suatu endapan yang terbentuk dari bahan yang
diananlisa itu. Berdasarkan macam hasil yang ditimbang itu dibedakan cara-cara gravimetri; cara evolusi
dan cara pengendapan.
Banyak sekali reaksi yang digunakan dalam analisis kualitatif melibatkan endapan. Endapan adalah zat
yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan. Endapan mungkin berupa kristalin
atau koloid, dan dapat dilakukan dengan penyaringan atau pemusingan (centrifuge). Endapan terbentuk
jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan (s) suatu endapan, menurut
definisi adalah sama dengan konsentrasi molar larutan jenuhnya. Kelarutan suatu zat tergantung pada
berbagai kondisi, seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan- bahan lain dalam larutan itu, dan komposisi
pelarutnya.
Dalam prosedur gravimetrik yang lazim suatu endapan ditimbang dan darinya nilai analit dalam
sampel dihitung. Maka persentase analit A adalah:
atau, jika kita tentukan faktor gravimetrik endapan, yaitu:
Maka, persentase analitnya:
Dalam cara evolusi bahan direaksikan sehingga timbul suatu gas; caranya dapat dengan memanaskan
bahan tersebut, atau mereaksikan dengan suatu pereaksi. Pada umumnya yang dicari ialah banyaknya gas
yang terjadi. Cara mencari jumlah gas tersebut adalh sebagai berikut :
1. Tidak langsung
Dalam hal ini analatlah yang ditinbang setelah bereaksi; berat gas diperoleh sebagai selisih berat analat
sebelum dan sesudah reaksi.
2. Langsung
Gas yang terjadi ditimbang setelah diserap oleh suatu bahan yang khusus untuk gas yang bersangkutan.
Sebenarnya yang ditimbang ialah bahan penyerap itu yaitu sebelum dan sesudah penyerapan sedangkan
berat gas diperoleh dari selisih kedua penimbangan.
Dalam cara pengendapan, analat sekarang direaksikan sehingga terjadi suatu endapan dan
endapan itulah yang ditimbang. Atas dasar cara membentuk endapan, maka gravimetric dibedakan
menjadi dua macam:
1. Endapan dibentuk dengan reaksi antara analat dengan suatu pereaksi endapan biasanya berupa senyawa.
Baik anion dan kation dari analat mungkin diendapkan. Bahan pengendapnya mungkin organik atau
anorganik.
2. Endapan dibentuk secara elektrokimia, dengan perkatan lain analat dielektrolisa, sehingga terjadi logam
sebgai endapan. Cara ini disebut dengan elektrogravimetri.
Pengendapan dilakukan sedemikin rupa sehingga memudahkan proses pemisahannya misalnya
Ag diendapkan sebagai AgCl atau Zn diendapkan sebagai Zn(NH4)PO4.6H2O,selanutnya dibakar dan
ditimbang sebagai AgCl atau ZnP2O7. Aspek yang terpenting dan perlu diperhatikan pada metode
tersebut adalah endapannya mempunyai kelarutan yang sangat kecil sekali dan dapat dipisahkan secara
filtrasi. Kedua, sifat fisik endapan sedemikian rupa, sehingga mudah dipisahkan dari dari larutanya
dengan filtrasi, dapat dicuci untuk menghilangkan pengotor, ukuran partikelnya cukup besar serta
endapan dapat diubah menjadi zat murni dengan komposisi kimia tertentu.
Pada temperatur tertentu kelarutan zat pelarut tertentu didefenisikan sebagai jumlahnya bila
dilarutkan pada pelarut tertentu didefenisikan sebagai jumlahnya bila dilarutkan pada elaut yang diketahui
beratnya dan zat tersebut mencapai kesetimbangan dengan pelarut itu. Hal ini tergantung pada ukuran
partikel. Larutan lewa jenuh adalah larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih besar dbandingkan dalam
keadaan setimbangan pada suhu tertentu . larutan ewat jenuh merupakan keadaan yang tidak stabil dan
dapat diubah menjadi keadaan kesetimbangan dengan menambahkan Kristal zat terlarut yang disebut
sebagai seeding
Umumnya pengendapan dilakukan pada larutan yang panas sebap kelarutan bertambah dengan
bertambahnya temperature. Pengendapan dilakukan dalam larutan encer yang ditambahkan pereaksi
perlahan dengan pengadukan yang teratur, partikel yang terbentuk ebih dahulu berperan sebagai pusat
pengendapan. Untuk memperoleh pusat pengendapan yang besar suatu reagen ditambahkan agar
kelarutan endapan bertambah besar.
Beberapa proses yang dapat mengakibatkan pengotoran endapan pada analisis gravimetri antara
lain : kopresipitasi (larutan padat, absorpsi, oklusi) dan pos presipitasi.
1. Kopresipitasi
Dalam arti luas, kopresipitasi adalah ikut mengendapnya dua atau lebih zat pada waktu yang sama.
Hasilnya penambahan larutan perak nitrat ke dalam larutan yang mengandung natrium klorida dan
natrium bromida akan menghasilkan endapan AgCl dan AgBr.
Dalam kimia analisis khusunya dalam menyatakan pengotoran suatu endapan, istilah kopresipitasi
biasanya digunakan dalam arti yang lebih khusus. Dalam hal ini, diartikan sebagai ikut mengendapnya
satu atau lebih zat asing bersama endapan dari komponen zat uji. Padahal zat asing tersebut yang
digunakan. Misalnya kalsium sebagian ikut mengendap pada pengendapan besi (III) sebagai hidroksida
dengan menetralkan larutan asam hingga pH 4 sampai 5. Pada kondisi yang sama, tanpa besi, kalsium
tidak akan mengendap.
2. Larutan Padat
Dua zat padat larut satu sama lain membentuk larutan padat. Keduanya dapat membentuk kristal
campuran dimana zat yang satu berada dalam kisi kristal yang lain. Hal ini biasanya terjadi bila kedua zat
tersebut isomorf.
Misalnya ion kromat dan sulfat mempunyai struktur, ukuran, muatan dan konfigurasi elektronik yang
serupa, sehingga endapan barium sulfat akan berwarna kuning apabila diendapkan dari larutan yang juga
mengandung kromat.
3. Adsorpsi
Pada permukaan dari partikel endapan, terdapat gugusan aktif yang dapat menarik dan mengikat zat yang
sebenarnya tidak dapat mengendap. Tentu saja pengotoran ini bertambah. Oleh karena itu endapan kristal
kasar pada analisis gravimetri lebih disukai daripada krisal halus.
Meskipun pengotoran ini mudah dihilangkan dengan pencucian, namun pada endapan yang gelatinous
dimana pengotoran ini sering terjadi, pencucian ini jarang berhasil.
4. Oklusi
Ikut mengendapnya kotoran yang terperangkap di bagian dalam dari partikel endapan disebut oklusi.
Proses ini termasuk juga (dalam arti luas) pembentukan dari larutan padat seperti diuraikan di atas. Akan
tetapi istilah ini lebih khusus digunakan untuk oklusi mekanik, termasuk terperangkapnya cairan induk
dan ion pada pertumbuhan endapan gelatinous dan pengotoran ini tidak mungkin dihilangkan sama sekali
dengan proses pencucian.
5. Pospresipitasi
Pada pospresipitasi, endapan semula dikotori oleh endapan zat lain yang terbentuk kemudian. Pengotoran
ini terjadi karena kontaminasi merupakan larutan lewat jenuh larutan magnesium oksalat yang lewat
jenuh masih dapat dipertahankan untuk tidak mengendap dalam jangka waktu tertentu.
Misalnya pada pengendapan kalsium sebagai oksalat dari larutan yang mengandung magnesium.
Bila kalsium oksalat tidak segera disaring setelah pengendapan, magnesium, oksalat terserap pada
permukaan kalsium oksalat, maka ia tidak dapat larut kembali. Sedangkan bila tanpa adanya kalsium,
Pemisahan endapan oleh zat lain yang larut dalam pelarut disebut kopresipitasi. Hal ini berhubungan
dengan absorbs pada permukaan partikel dan terperangkapnya (oklusi) zat asing selama proses
pembentukan Kristal dari partikel primernya. Adsorbs banyak terjadi pada endapan getin dan sedikit pada
pengendapan mikro Kristal, misalkan AgI pad aperak aetat dan endapan BaSO4 pada alkali nitrat.
Pengotoran dapat juga disebapkan oleh postpresipitasi, yaitu pengendapan yang terjadi pada permukaan
endapan pertama. Hal ini terjadi pada zat yang sedikit larut kemudian membentuk larutan lewat jenuh.
Zat ini mempunyai ion yang sejenis dengan endapan primernya, misal: pengendapan CaC2O4. Dengan
adanya Mg. MgC2O4 akan terbentuk bersama-sama dengan CaC2O4. Lebih lama waktu kontak, maka
lebih besar endapan yang terjadi.
Postpresipitasi dan kopresipitasi merupakan dua fenomena yang berbeda. Sebagai contoh pada
postpresipitasi, semakin lama waktunya,maka kontaminasi bertambah bertambah, sedangkan pada
kopresipitasi sebaliknya. Kontaminasi bertambah akibat pangadukan larutan hanya pada postpresipitasi
tetapi tidak pada kopresipitasi. Kemungkinan bertambahnya kontaminasi sangat besar pada postpresipitasi
dibanding pada kopresipitasi.
Keadaan Optimum untuk pengendapan
Aturan-aturan umum yang diikuti adalah sebagai berikut:
a) Pengendapan harus dilakukan pada larutan encer, yang bertujuan untuk memperkecil kesalahan
akibat kopresipitasi.
b) Pereaksi dicampurkan perlahan-lahan dan teratur dengan pengadukan yang tetap. Ini berguna untuk
pertumbuhan Kristal yang teratur. Untuk kesempurnaan reaksi,pereaksi yang ditambahkan harus berlebih.
Urutan-urutan pencampuran harus teratur dan sama.
c) Pengendapan dilakukan pada larutan panas bila endapan yang terbentuk stabil pada temperature tinggi.
Aturan ini tidak selalu benar untuk bermacam endapan organic.
d) Endapan kristal biasanya dibentuk dalam waktu yang lama dengan menggunakan pemanas uap
untukmenghindari adanya kopresipitasi.
e) Endapan harus dicuci dengan larutan encer.
f) Untuk menghindari postpresipitasi atau kopresipitasi sebaiknya dilakukan pengendapan ulang.
Pengendapan dari Larutan Homogen
Pada metode ini, Reagan dihasilkan secara lambat oleh reaksi kimia homogeny dalam larutan.
Endapanya berkerapatan tinggi dan dapat disaring; kopresipitasi dikurangi ke nilai minimumnya.
Beberapa contoh pengendapan dari larutan homogen adalah:
1) Sulfat : Dimetilsulfat menghasilkan radikal sulfat dengan reaksi:
(CH3)2SO4 + 2H2O 2CH3OH + 2H+ + SO42-
2) Hidroksida : pH dikendalikan secara perlahan-lahan. NH3 dihasilkan dari urea dengan reaksi berikut:
CO(NH2)2 + H2O 2NH3 + CO2 pada suhu 90 – 100 oC
Sedangkan Al diendapkan oleh urea sebagai Al(OH)3 dalam media asam suksinat, atau Ba
sebagai BaCrO4 pada amonium asetat atau Ni sebagai glioksim ataupun Al sebagai oksinat.
3) Oksalat : Kalsium diendapkan sebagai CaC2O4
Thorium juga diendapkan sebagai Th(C2O4)2 dengan adanya urea,misalnya:
CO(NH2)2 + 2HC2O4 + H2O 2NH3 + CO2 + 2C2O42
(C2H5)2 C2O4 + 2H2O 2C2H5OH + 2H+ + C2O42
4) Fospat : Fosfat berkelarutan rendah dapat diendapkan dengan membuat turunan dari trimetil atau trietil
pospat secara bertahap dengan hidrolisis. Zr diendapkan sebagai Zr3(PO4)4 pada (CH3)3PO4 dalam media
yang mengandung sulfat
Pemurnian Endapan
Tujuan mencuci endapan adalahmenghilangkan kontaminasi pada permukaan. Komposisi larutan
pencuci tergantung pada kecenderungan terjadinya pepitisasi. Untuk pencucian digunakan larutan
elektrolit kuat, dan dia harus mengandung ion sejenis dengan endapan untuk mengurangi kelarutan
endapan. Larutan tersebut juga harus mudah menguap agar mudah untuk menimbang endapanya. Garam
ammonium dapat digunakan sebagai cairan pencuci dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
a) Larutan yang menegah terbentuknya koloid yang mengakibatkan dapat lewat kertas saring,
missal:penggunaan ammonium nitrat untuk mencuci endapan feri hidroksida
b) Larutan yang mengurangi kelarutan dari endapan (missal:alcohol).
c) Larutan yang dapat mencegah hidrolisis garam dari asam lemah atau basa lemah
Setiap endapan harus dicuci sebelum diubah menjadi bentuk timbang. Tujuannya untuk
menghilangkan kotoran-kotoran yang teradsorpsi pada permukaan endapan maupun yang terbawa secara
mekanik. Teknik pencucian yang baik :
1. Memasukkan cairan pencuci ke dalam penyaring sampai sedikit di atas endapan, kemudian dibiarkan
cairan melewati kertas saring sampai habis. Setelah habis baru ditambah cairan untuk pencucian
berikutnya. Demikian sampai endapan bersih, dikerjakan berulang kali.
2. Dengan cara dekantasi
Endapan dan cairan pencuci diaduk dan dibiarkan mengendap, setelah mengendap cairan dituang ke
dalam penyaring, endapan dibiarkan di dalam gelas piala, tambahkan lagi cairan pencuci, diaduk,
dibiarkan mengendap. Kemudian cairan di atas endapan dituang ke dalam penyaring sampai habis.
Pekerjaan ini diulang berkali-kali sampai endapan bersih.
Kemudian yang terakhir endapa dipindahkan secara kuantitatif ke dalam penyaring.
Untuk memperoleh bentuk timbang, endapan yang telah dimurnikan dipanaskan/dipijar.
Pemanasan dapat dilaksanakan dengan :
1. Oven pengering (± 105° C) apabila hanya diperlukan untuk menghilangkan airnya saja.
Contoh : BaSO4.2H2O BaSO4
2. Oven pemijar bila diperlukan pemanasan dengan suhu tinggi. Akibatnya kadang-kadang adalah
formula endapan sebelum dan sesudah pemijaran berbeda.
Contoh : Kalsium gliserofosfat C3H7O6PCa, bila dipijar menjadi kalsium pyrofosfat Ca2P2O7
Endapan CaC2O4 bila dipanaskan sampai 880° C CaCO3
Tetapi bila pemanasan diteruskan hingga 1100° C CaO
Pemanasan/pemijaran dapat diulang-ulang sampai mencapai berat yang tetap dalam penimbangan.
Setelah pemanasan/pemijaran kemudian didinginkan hingga suhu kamar dalam eksikator yang berisi
bahan pengering yang masih aktif kemudian dilakukan penimbangan.
Mencuci berulan-ulang lebih efektif dibandingkan dengan sekali pencucian dengan volume total yang
sama
Pembakaran Endapan
Endapan mungkin mengandung air akibat adsobrsi,oklusi,penyerapan dan hidrasi. Temperatur
pembakaran ditentukan berdasarkan pada sifat kimia zat. Pemanasan harus diteruskan sampai beratnya
tetap dan seragam. Berat dari abu kertas saring harus pula diperhitungkan.
Pembakaran Pereaksi Organik pada Analisis Gravimetri
Pereaksi organic yang digunakan pada analisis gravimetric dikenal sebagai endapan organik. Pemisahan
satu atau lebih ion-ion anorganik dari campurannya dilakukan dengan menambahkan pereaksi organik.
Karena senyawa –senyawa organic tersebut mempunyai berat molekul yang besar, maka dapat ditentukan
sejumlah kecil ion dengan pembentukan endapan daam jumlah yang besar. Endapan organic yang baik
harus mempunyai sifak spesifik. Endapan yang terbentuk oleh pereaksi organic, dikeringkan atau dibakar
dan ditimbang sebagai oksidanya. Selektivitas (pemilihan optimum reaksi tercapai dengan mengawasi
variable-variabel seperti konsentrasi pereaksi, pH larutan dan penggunaan reagen pelindung untuk
mengurangi gangguan ion-ion asing. Pereaksi organic yang banyak digunakan adalah pereaksi pembentuk
kheat (endapan ). Bila ligan polifungsional dapat menempati lebih dari dua posisi koordinasi ion pusat
logam, maka terbentuk senyawa koordinasi dengan struktur cincin yang diseebut sebagai khelat. Petunjuk
untuk meramalkan seecara kualitatif tentang kestabilan kompleks dan kesetimbangan endapan khelat
yang tidak bermuatan diperoleh dari penelaahan konstanta pembentukan senyawa koordinasi yang
merupakan sifat ion logam dan sifat ligan
Endapan organic mempunyai tempat khusus dalam anlisis anorgaik sebab endapan yang tebentuk
biasanya berbeda dari zat anorganik murni, seperti antara BaSO4 dan Ni(DMG)2 dimana DMG adalah
dimetil gloksin. Senyawa organic diklasifikasikan sebagai pembentuk kompleks khelat,pembentuk garam
dan pembentuk lake. Dalam usaha untuk membentuk khelat, ligan harus mempunyai atom Hyang dapat
diganti dan electron yang tidak berpasangan untuk membentuk koordinasi. Pereksi organic banyak
digunakan sebap bersifat selektif. Subsitusi pada atom C dapat bervariasi. Selektivitas berarti kemampuan
dari pereksi oerganik untuk bergabung dengan satu atau dua logam untuk memisahkan dari zat lainnya.
Efek sterik (ruang)menentukan selektivitas dari pereaksi pembentuk khelat, tidak dapat mengendapkan Al
Perhitungan
Sebagai contoh, klorida dapat ditetapkan secara gravimetri setelah diendapkan sebagai AgCl.
Ag+ + Cl- AgCl
Pada reaksi di atas, satu ion klorida bereaksi secara kuantitatif dengan ion perak membentuk satu
molekul perak klorida. Oleh karena 1 mol ion perak dan 1 mol perak klorida masing-masing mengandung
jumlah partikel yang sama (bilangan avogadro : N = 6,02 x 1023) maka persamaan itu juga menyatakan
bahwa 1 mol ion klorida bereaksi dengan 1 mol ion perak, menghasilkan 1 mol perak klorida.
35,453 g ion klorida + 107,867 g ion perak 143,321 g AgCl. Dari hubungan kuantitatif tersebut, maka
jumlah perak atau klorida dapat dihitung bila berat endapan perak klorida diketahui.
Contoh Soal :
1. Berapa gram Ag (107,87) terdapat dalam 100,0 g AgCl (143,32) ?
Jawab :
1 mol AgCl mengandung 1 mol Ag
143,32 g AgCl mengandung 107,868 g Ag
100 g AgCl mengandung Ag = 107,87 x 100 g = 75,27 Ag
143,32
2. Berapa gram Na (22,99) terdapat dalam 50,0 g Na2SO4 (142,04) ?
Jawab :
1 mol Na2SO4 mengandung 2 mol Na
142,04 g Na2SO4 mengandung 2 x 22,99 g Na
50 g Na2SO4 mengandung Na = 2 x 22,99 x 50,0 g Na = 16,19 g Na
142,04
3. Berapa gram BaCl (208,24) terdapat dalam larutan bila diendapkan dengan AgNO3 diperoleh 1,3456 g
endapan AgCl (143,32) ?
Jawab :
BaCl2 + 2AgNO3 2AgCl + Ba(NO3)2
2 mol AgCl berasal dari 1 mol BaCl2
2 x 143,32 g AgCl berasal dari 208,24 g BaCl2
BaCl2 dalam larutan yang menghasilkan 1,3456 g AgCl
= 208,24 x 1,3456 g BaCl2
2 x 143,32
= 0,9776 g BaCl2
= 2 x
g = 0,2481 x
% Fe = % Fe = 35,77