gratis Buletin La’o Hamutuklaohamutuk.org/Bulletin/2006/Apr/LHBv7n1bi.pdf · Jika Woodside dan...

24
Buletin La’o Hamutuk Vol. 7, No. 1 April 2006 La’o Hamutuk, Institut Pemantau dan Rekonstruksi Timor-Leste P.O. Box 340, Dili, Timor-Leste Mobile: +(670)7234330 Telepon: +(670)3325013 Email: [email protected] Situs/Web: www.laohamutuk.org Daftar isi . . . Kronologi negosiasi Laut Timor ............................. 4 Isi Perjanjian CMATS ............................................. 8 Pengertian istilah ................................................... 11 NGO memilih utusannya untuk Dewan Penasehat Dana Perminyakan ............................................. 13 PM Mari Alkatiri: Haburas ita nia rekursu ba Timor-oan sira hotu nia diak ........................ 14 LH Resposta ba Primeiru Ministru nia artigu .... 16 Garis waktu pengembangan Laut Timor ............. 18 Pozisaun kona-ba situasaun atual Timor-Leste... 19 Berita solidaritas Kuba dari India ....................... 20 Pelatihan analisis gender di Yogyakarta .............. 21 Perempuan penghibur pada masa PD II .............. 21 LH Husu Prezidente la promulga lei defamasaun .. 22 Editorial: Rekomendasi CAVR ............................. 24 (bersambung ke halaman 2) free gratis free gratis free gratis Perjanjian CMATS A wal tahun ini, pemerintah Australia dan pemerintah Timor-Leste menandatangani satu perjanjian untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi ladang- ladang minyak dan gas di Laut Timor di luar Joint Petro- leum Development Area* (JPDA – Wilayah Pengem- bangan Minyak Bersama). Perjanjian mengenai Ketentuan Laut Tertentu di Laut Timor (Treaty on Certain Maritime Arrangements in the Timor Sea – CMA TS), yang di Timor- Leste lebih sering disebut “Perjanjian Sunrise,” membagi penghasilan minyak dan gas dari wilayah-wilayah yang sebelumnya disengketakan (lihat peta 1), tetapi menunda memutuskan negara mana yang memiliki wilayah laut dan dasar laut yang mana. Ini memungkinkan perusahaan- perusahaan internasional maju dengan proyek-proyek minyak dan gas, dan akan memberikan penghasilan tambahan kepada kedua negara, tetapi tidak menyelesaikan persoalan mendasar mengenai perbatasan laut. Kedua belah pihak menyelesaikan Perjanjian CMATS pada bulan November 2005, setelah satu putaran yang terdiri dari lebih dua belas perundingan selama dua tahun, * Istilah-istilah teknis dalam artikel ini dijelaskan dalam satu daftar istilah pada halaman 11, dan istilah-istilah tersebut digarisbawahi ketika pertama kali digunakan. Menteri Luar Negeri José Ramos-Horta dan Menteri Alexander Downer setelah melakukan penandatanganan perjanjian CMATS di Sydney pada tanggal 12 Januari 2006 dengan disaksikan oleh Perdana Menteri Mari Alkatiri dan John Howard. dan menandatanganinya di Sydney pada tanggal 12 Januari 2006. Perjanjian ini menyelesaikan satu sengketa yang berlangsung lama antara kedua pemerintah, setidaknya untuk 50 tahun mendatang. Sekarang Perjanjian ini masih menunggu ratifikasi resmi oleh Parlemen dari kedua negara. Timor-Leste dan Australia masing-masing akan menda- patkan setengah dari penghasilan hulu (ekstraksi, tetapi bukan pemurnian atau pencairan) dari ladang Greater Sunrise yang besar, yang dua kali lebih dekat ke Timor-Leste daripada Australia. Australia akan mendapatkan semua yang dikeluarkan dari wilayah-wilayah lain Laut Timor sebelah selatan Perbatasan Dasar Laut Australia-Indonesia 1972 dan di luar JPDA tetapi lebih dekat ke Timor-Leste, meliputi Laminaria-Corallina, Buffalo, dan wilayah-wilayah lain yang sedang dieskplorasi sekarang atau di masa mendatang (lihat peta 1). Sebelum CMATS, Timor-Leste memprotes pengem- bangan Australia atas wilayah-wilayah ini, yang seharusnya menjadi milik Timor-Leste berdasarkan asas hukum internasional yang berlaku sekarang. Harga-harga minyak jangka panjang sulit diperkirakan dengan tepat, tetapi sebagian perkiraan menyebutkan

Transcript of gratis Buletin La’o Hamutuklaohamutuk.org/Bulletin/2006/Apr/LHBv7n1bi.pdf · Jika Woodside dan...

Page 1: gratis Buletin La’o Hamutuklaohamutuk.org/Bulletin/2006/Apr/LHBv7n1bi.pdf · Jika Woodside dan mitra-mitranya (ConocoPhillips, Shell, dan Osaka Gas) memutuskan membangun jalur pipa

Buletin La’o Hamutuk Vol. 7, No. 1 April 2006

La’o Hamutuk, Institut Pemantau dan Rekonstruksi Timor-LesteP.O. Box 340, Dili, Timor-Leste

Mobile: +(670)7234330 Telepon: +(670)3325013Email: [email protected] Situs/Web: www.laohamutuk.org

Daftar isi . . .Kronologi negosiasi Laut Timor ............................. 4Isi Perjanjian CMATS ............................................. 8Pengertian istilah ................................................... 11NGO memilih utusannya untuk Dewan Penasehat

Dana Perminyakan ............................................. 13PM Mari Alkatiri: Haburas ita nia rekursu

ba Timor-oan sira hotu nia diak ........................ 14LH Resposta ba Primeiru Ministru nia artigu .... 16Garis waktu pengembangan Laut Timor............. 18Pozisaun kona-ba situasaun atual Timor-Leste ... 19Berita solidaritas Kuba dari India ....................... 20Pelatihan analisis gender di Yogyakarta .............. 21Perempuan penghibur pada masa PD II .............. 21LH Husu Prezidente la promulga lei defamasaun .. 22Editorial: Rekomendasi CAVR ............................. 24

(bersambung ke halaman 2)

free gratis free gratis free gratis

Perjanjian CMATS

Awal tahun ini, pemerintah Australia dan pemerintahTimor-Leste menandatangani satu perjanjian untukmengeksplorasi dan mengeksploitasi ladang-

ladang minyak dan gas di Laut Timor di luar Joint Petro-leum Development Area* (JPDA – Wilayah Pengem-bangan Minyak Bersama). Perjanjian mengenai KetentuanLaut Tertentu di Laut Timor (Treaty on Certain MaritimeArrangements in the Timor Sea – CMATS), yang di Timor-Leste lebih sering disebut “Perjanjian Sunrise,” membagipenghasilan minyak dan gas dari wilayah-wilayah yangsebelumnya disengketakan (lihat peta 1), tetapi menundamemutuskan negara mana yang memiliki wilayah laut dandasar laut yang mana. Ini memungkinkan perusahaan-perusahaan internasional maju dengan proyek-proyekminyak dan gas, dan akan memberikan penghasilantambahan kepada kedua negara, tetapi tidak menyelesaikanpersoalan mendasar mengenai perbatasan laut.

Kedua belah pihak menyelesaikan Perjanjian CMATSpada bulan November 2005, setelah satu putaran yangterdiri dari lebih dua belas perundingan selama dua tahun,

* Istilah-istilah teknis dalam artikel ini dijelaskan dalam satudaftar istilah pada halaman 11, dan istilah-istilah tersebutdigarisbawahi ketika pertama kali digunakan.

Menteri Luar Negeri José Ramos-Horta dan Menteri AlexanderDowner setelah melakukan penandatanganan perjanjianCMATS di Sydney pada tanggal 12 Januari 2006 dengandisaksikan oleh Perdana Menteri Mari Alkatiri dan John Howard.

dan menandatanganinya di Sydney pada tanggal 12 Januari2006. Perjanjian ini menyelesaikan satu sengketa yangberlangsung lama antara kedua pemerintah, setidaknya untuk50 tahun mendatang. Sekarang Perjanjian ini masihmenunggu ratifikasi resmi oleh Parlemen dari kedua negara.

Timor-Leste dan Australia masing-masing akan menda-patkan setengah dari penghasilan hulu (ekstraksi, tetapi bukanpemurnian atau pencairan) dari ladang Greater Sunrise yangbesar, yang dua kali lebih dekat ke Timor-Leste daripadaAustralia. Australia akan mendapatkan semua yangdikeluarkan dari wilayah-wilayah lain Laut Timor sebelahselatan Perbatasan Dasar Laut Australia-Indonesia 1972 dandi luar JPDA tetapi lebih dekat ke Timor-Leste, meliputiLaminaria-Corallina, Buffalo, dan wilayah-wilayah lain yangsedang dieskplorasi sekarang atau di masa mendatang (lihatpeta 1). Sebelum CMATS, Timor-Leste memprotes pengem-bangan Australia atas wilayah-wilayah ini, yang seharusnyamenjadi milik Timor-Leste berdasarkan asas hukuminternasional yang berlaku sekarang.

Harga-harga minyak jangka panjang sulit diperkirakandengan tepat, tetapi sebagian perkiraan menyebutkan

Page 2: gratis Buletin La’o Hamutuklaohamutuk.org/Bulletin/2006/Apr/LHBv7n1bi.pdf · Jika Woodside dan mitra-mitranya (ConocoPhillips, Shell, dan Osaka Gas) memutuskan membangun jalur pipa

Halaman 2 Vol. 7, No. 1 April 2006 Buletin La’o Hamutuk

bahwa pemerintah Timor-Leste akan memperoleh US$ 14milyar dari ladang Greater Sunrise untuk 40-50 tahunselanjutnya, Australia akan memperoleh sama besarnyaatau lebih besar. Walaupun ladang Sunrise telah ditemukanpada tahun 1975, pengembangannya terhenti selamabeberapa tahun karena sengketa perbatasan (lihatkronologi halaman 4). Operator Sunrise, Woodside Petro-leum menunda semua kerjanya pada akhir 2004, danmenunggu Perjanjian CMATS diratifikasi sebelummelanjutkan proyek ini.

Jika Woodside dan mitra-mitranya (ConocoPhillips,Shell, dan Osaka Gas) memutuskan membangun jalur pipake Timor-Leste untuk mencairkan gas Sunrise di sini untukdikapalkan ke konsumen luar negeri, ini bisa meningkat-kan penghasilan dan menaikkan tingkat perekonomianlokal Timor-Leste, membantu mendorong pengembanganekonomi bangsa ini. Keputusan ini akan dibuat padabeberapa tahun mendatang, dan Timor-Leste dan WilayahUtara Australia sama aktif mengkampanyekan proyek ini.

Pemerintah Australia dan Timor-Leste memujiPerjanjian CMATS sebagai satu keberhasilan besar.Meskipun pejabat-pejabat Australia mengatakan bahwaperjanjian ini memperlihatkan kebaikan hati Australiakepada tetangganya di utara yang miskin, para pejabatTimor-Leste menyebutkan bahwa Australia juga menda-patkan keuntungan yang besar dari Perjanjian ini, mencakupUS$ 2 milyar pajak penghasilan dari kilang LNG Darwin(untuk Bayu-Undan) dan US$ 2,5 milyar dari ladang-ladangyang sebelumnya disengketakan. Manuel de Lemos dari

Kantor Laut Timor RDTL mengatakan bahwa “Tidak benarmenggolongkan hasil dari perjanjian ini sebagai suatu sikap‘sangat murah hati’ dari pihak Australia. Sumberdaya yangdipertaruhkan dalam perjanjian-perjanjian ini diklaimberdasarkan hukum internasional.”

Selain pendapatan minyak dan gas, Timor-Lestemengaku bahwa banyak dari kalangan masyarakat sipilpercaya bahwa masalah pentingnya adalah kedaulatannasional, menerima pendudukan maritim ilegal Australiayang merupakan kelanjutan pendudukan brutal Indonesiaterhadap wilayah Timor-Leste dengan menunda suatuproses untuk menetapkan perbatasan laut sampai semuaminyak dan gas di wilayah yang disengketakan telah habisdiambil dan dijual.

Sebagian orang dalam pemerintah Timor-Leste telahmengungkapkan kekhawatiran mengenai kemungkinancampur tangan Indonesia dalam perundingan perbatasanlaut dengan Australia, yang bisa merupakan satu faktordalam penandatanganan suatu perjanjian pada waktu ini.Akan tetapi, Timor-Leste dan Indonesia masih harusmenyelesaikan perbatasan laut mereka, dan PerjanjianCMATS (lihat “hak menangkap ikan” halaman 9)meninggalkan beberapa pertanyaan yang terbuka untukperundingan itu. Lebih jauh, meragukan bahwa Indonesiabisa secara legal melakukan campur tangan dalamperundingan Australia-Timor-Leste, karena Indonesia danAustralia telah menetapkan perbatasan dasar laut padatahun 1972, dan semua wilayah yang dibahas dengan Aus-tralia telah diserahkan oleh Indonesia pada waktu itu.

Peta 1. Ladang minyak dan perjanjian perbatasan

Page 3: gratis Buletin La’o Hamutuklaohamutuk.org/Bulletin/2006/Apr/LHBv7n1bi.pdf · Jika Woodside dan mitra-mitranya (ConocoPhillips, Shell, dan Osaka Gas) memutuskan membangun jalur pipa

Buletin La’o Hamutuk Vol. 7, No. 1 April 2006 Halaman 3

La’o Hamutuk telah menulis banyak artikel mengenaipengembangan minyak dan gas Timor-Leste. Tulisan yangsekarang ini memfokuskan pada Perjanjian CMATS danproses perundingan yang menghasilkannya. Dimulaidengan tinjauan mengenai sejarahnya, kami menguraikanisi perjanjian, diikuti dengan analisis, rekomendasi, dansatu daftar istilah-istilah teknis yang digarisbawahi yangdigunakan dalam tulisan ini.

Kesimpulan umum kami adalah bahwa Perjanjian inimerupakan perbaikan dari yang telah siap ditawarkan olehAustralia pada tahun 2002 dan 2003, tetapi mengandungpersoalan serius yang kami yakin bisa diatasi denganmelanjutkan perundingan, yang disertai dengan kampanyeoleh masyarakat Timor-Leste, Australia, dan di tempat-tempat lain. Kampanye ini telah membuat Australiaberubah dalam waktu dua tahun terakhir, dan bisa lebihefektif lagi jika dilanjutkan.

Latar belakang dan sejarahTimor-Leste adalah negara terbaru di dunia. Kemer-

dekaan diperoleh melalui satu perjuangan panjang yangmewariskan pada negeri ini sejumlah persoalan, meliputipenetapan kedaulatannya atas darat dan laut. Kedaulatanini bukan hanya mengenai minyak dan gas, tetapi jugamengenai sumberdaya ekonomi yang lain, keamanan, danyang paling penting, penentuan wilayah negara. Banyakorang di Timor-Leste yakin bahwa kemerdekaan nasionalkita tidak akan lengkap sebelum kedaulatan wilayah kitaditerima oleh tetangga-tetangga kita.

Australia telah dan sedang bekerja untuk memperluasaksesnya pada ladang minyak dan gas di Laut Timor miliktetangganya sejak dasawarsa 1970-an, menekan Indone-sia dan Timor-Leste untuk menyerahkan wilayah yangseharusnya milik mereka menurut prinsip hukum yangberlaku sekarang, yang menetapkan perbatasan itu dipertengahan antara garis pantai kedua negara. Tetapibukannya memutuskan sesuai dengan hukum atau melaluipenengahan oleh pihak ketiga yang tidak memihak, Aus-tralia mendesakkan perundingan bilateral. Ini memungkin-kan perbedaan kekuatan eknomi dan politik dua negaramempengaruhi hasilnya, dan sangat menguntungkannegara yang lebih kuat. Perundingan selama empat tahunterakhir antara Timor-Leste dan Australia memberikan bukti– pemerintah Australia berkali-kali memperlihatkan tidakmenghormati kedaulatan nasional tetangganya yang barumerdeka, meskipun rakyat Australia telah sering memprotessikap congkak pemerintahnya terhadap Timor-Leste.

Sayangnya, Perjanjian CMATS memperpanjangketidakadilan ini dengan mengharuskan setiap sengketaperjanjian ini diselesaikan melalui perundingan bilateralbukannya melalui proses hukum.

Perjanjian CMATS dihasilkan dari suatu prosesdiplomatis yang berlangsung lebih dari 30 tahun, dan iniakan berlaku untuk 50 tahun lagi (lihat garis waktuhalaman 18). Kronologi ini mencakup peristiwa-peristiwayang paling penting dalam proses tersebut. (Kronologiyang lebih rinci, sampai akhir tahun 2002, dimuat dalamBuletin La’o Hamutuk Vol. 3, No. 8.)

Peta 2. Perjanjian CMATS membagi wilayah di Laut Timor

Page 4: gratis Buletin La’o Hamutuklaohamutuk.org/Bulletin/2006/Apr/LHBv7n1bi.pdf · Jika Woodside dan mitra-mitranya (ConocoPhillips, Shell, dan Osaka Gas) memutuskan membangun jalur pipa

Halaman 4 Vol. 7, No. 1 April 2006 Buletin La’o Hamutuk

Kronologi Negosiasi Laut Timor1970: Australia dan Indonesia mulai mengadakan

perundingan mengenai perbatasan dasar laut, tanpamengindahkan keberatan Portugis bahwa dasar lauthendaknya perbatasannya ditetapkan di tengah antaraTimor dan Australia. Australia dan Indonesia menan-datangani kesepakatan “Menetapkan Perbatasan DasarLaut Tertentu” pada tanggal 18 Mei 1971 dan 9 Oktober1982, yang berlaku pada bulan November 1973. (Peta1). Perjanjian-perjanjian tersebut didasarkan padaprinsip landas kontinental, yang tidak adil menguntung-kan Australia. Karena Portugal tidak mengambil bagiandalam perjanjian ini, kedua negara lainnya tidak bisamenyelesaikan garis antara Timor Portugis danAustralia, sehingga terciptalah “Celah Timor.”

1975: Ladang minyak dan gas Greater Sunrise ditemukan.7 Desember 1975: Indonesia menyerbu Timor-Leste.1978: Australia mengakui “fakta” pencaplokan Indonesia

atas Timor-Leste.1979: Australia memberikan pengakuan hukum pada

pendudukan Indonesia, yang membuka jalan bagiAustralia untuk berunding dengan Indonesia mengenaiperbatasan laut untuk menutup Celah Timor. Selamasepuluh tahun selanjutnya, Australia dan Indonesiaberusaha merundingkan satu perbatasan dasar laut disebelah selatan Timor-Leste, menyelenggarakan lebihdari belasan putaran perundingan. Meskipun negara-negara itu tidak bisa bersepakat mengenai perbatasandasar laut untuk menutup Celah Timor, merekaakhirnya membuat satu pengaturan untuk berbagipendapatan minyak.

11 Desember 1989: Australia dan Indonesia menandatang-ani Perjanjian Celah Timor di sebuah kapal terbangyang terbang di atas Laut Timor. Perjanjian inimenetapkan satu Zona Kerjasama (ZOC – Zone ofCooperation) antara Timor-Leste dan Australia(kemudian disebut JPDA), di sebelah utara garis tengah.Perjanjian ini menetapkan Indonesia-Australiamelakukan eksplorasi bersama pada wilayah yangdiduduki secara ilegal itu, dengan pendapatan dibagi50-50. Perjanjian ini telah diratifikasi dan berlaku mulaitanggal 9 Februari 1991. (Peta 1)

11 Desember 1991: Australia dan Indonesia memberikankontrak bagi produksi kepada Phillips Petroleum (yangkemudian menjadi ConocoPhillips), Royal Dutch Shell,Woodside Australian Energy (kemudian menjadiWoodside Petroleum), dan perusahaan-perusahaan lainuntuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumberalam di Zona Kerjasama Celah Timor. Kontrak-kontrakterus diberikan, dan eksplorasi berlanjut, sepanjangdasawarsa 1990-an. Beberapa ladang ditemukan padatahun 1994 dan 1995, dengan produksi dimulai pada1998 di Elang-Kakatua di dalam JPDA, dan pada 1999di Laminaria-Corallina tepat di luar ZOC. (Peta 1)

14 Maret 1997: Australia dan Indonesia menandatanganisatu perjanjian meliput perbatasan kolom air tetapi tidakmencakup sumberdaya dasar laut, di bawah prinsip

garis tengah yang ditetapkan oleh Konvensi Perseri-katan Bangsa-Bangsa mengenai Hukum Laut tahun1982. Karena pendudukan Indonesia terhadap Timor-Leste berakhir, perjanjian ini tidak pernah disahkan.

1999-200130 Agustus 1999: Kebanyakan rakyat Timor-Leste

memberikan suara menolak integrasi dengan Indonesia.Oktober 1999: Tujuh perusahaan minyak dipimpin oleh

Phillips Petroleum menyepakati pengembangan ladanggas dan minyak Bayu-Undan, di dalam ZOC.

November 1999: Proyek-proyek perusahaan Woodside diLaminaria-Corallina mulai memproduksi minyak.Sejak itu perusahaan-perusahaan mengambil hampirseluruh cadangan, menghasilkan lebih dari US$ 1,3milyar untuk pemerintah Australia. Sebagian atausemua pendapatan ini berdasarkan prinsip Hukum LautPBB adalah milik Timor-Leste. Perjanjian CMATS2006 menandai berakhirnya protes-protes Timor-Lestemengenai pencurian sumber alamnya ini.

10 Februari 2000: Australia dan UNTAET menandantang-ani Nota Kesepahaman sementara, untuk melanjutkanketentuan-ketentuan Perjanjian Celah Timor Australia-Indonesia tetapi menggantikan Indonesia denganTimor-Leste. Kesepakatan ini menyebutkan pembagian50-50 antara Australia dan Timor-Leste produksiminyak dan gas dari Wilayah Pengembangan MinyakBersama (yang dinamakan Zona Kerjasama dalamPerjanjian Celah Timor).

Oktober 2000: UNTAET memulai perundingan denganAustralia untuk mendapatkan kesepakatan mengenaipembagian sumber alam Laut Timor untuk jangka waktuyang lebih lama, tetapi tidak mengenai perbatasan lautatau Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Pada bulan April2001 Australia mengulangi lagi bahwa tidak akanmerundingkan perbatasan laut resmi di Laut Timor.

5 Juli 2001: UNTAET dan Mari Alkatiri menandatanganiKesepakatan Laut Timor dengan Australia. MenurutKesepakatan ini, yang menggantikan Nota Kesepa-haman Februari 2000, Timor-Leste akan mendapatkan90% dan Australia 10% dari pendapatan minyak dangas dari JPDA. JPDA mewarisi ZOC dari PerjanjianCelah Timor 1989, yang hanya mengubah pembagianpendapatan. Ladang gas terbesar, Greater Sunrise,dinyatakan 20% terketak di dalam JPDA dan 80% didalam wilayah Australia.

200221 Maret 2002: Australia secara rahasia menarik diri dari

proses internasional untuk menyelesaikan sengketaperbatasan laut berdasarkan Hukum Laut (UNCLOS)dan Mahkamah Pengadilan Internasional. Selainmemperlihatkan bahwa Canberra mengetahui argumenhukumnya lemah, tindakan ini mencegah Timor-Lesteuntuk membawa sengketa ini ke penengah pihak ketigayang tidak memihak, membuatnya terpaksa mengandal-kan pada perundingan-perundingan yang sifat dasarnyatidak setara.

Page 5: gratis Buletin La’o Hamutuklaohamutuk.org/Bulletin/2006/Apr/LHBv7n1bi.pdf · Jika Woodside dan mitra-mitranya (ConocoPhillips, Shell, dan Osaka Gas) memutuskan membangun jalur pipa

Buletin La’o Hamutuk Vol. 7, No. 1 April 2006 Halaman 5

19 Mei 2002: Kelompok-kelompok masyarakan sipilTimor-Leste dan partai-partai politik oposisi memprotespenandatanganan yang akan dilakukan atas PerjanjianLaut Timor antara Perdana Menteri Timor-Leste MariAlkatiri dan Perdana Menteri Australia John Howard.Perjanjian CMATS 2006 memberlakukan hukumTimor-Leste (tidak ada) dan hukum Australia yangberlaku pada waktu itu untuk mengesahkan eksploitasiAustralia pada wilayah yang disengketakan (lihat“Mengesahkan eksploitasi Australia” di bawah).

19-20 Mei 2002 (tengah malam): Republik DemokratikTimor-Leste menjadi satu negara merdeka.

20 Mei 2002: Perdana Menteri Timor-Leste dan PerdanaMenteri Australia menandatangani Perjanjian LautTimor (Timor Sea Treaty – TST) yang menggantikanKesepakatan tahun 2001. Substansi dari Kesepakatantahun 2001 itu terus berlaku, tanpa menyinggungpenyelesaian perbatasan laut di masa mendatang yangakan menggantikan perjanjian ini. (Lihat Editorial,Buletin La’o Hamutuk Vol. 3, No. 7, Oktober 2002).

19 Juli 2002: Putaran pertama perundingan antara Timor-Leste dan Australia mengenai Kesepakatan PenyatuanInternasional (International Unitization Agreement – IUA)Sunrise diselesaikan dengan kedua belah pihak mencapaikesepakatan pada akhir tahun 2002. IUA akan menetapkanbagaimana ladang Greater Sunrise, dengan sekitar 9 trilyunkaki kubik gas alam, akan dibagi. Australia (sekarangdiperkirakan mendapatkan 82% dari pendapatan Sunrise)

menempatkan prioritas yang tinggi pada pencapaiankesepakatan ini sehingga proyek Sunrise bisa berlanjut.

24 Agustus 2002: Timor-Leste mengesahkan satu undang-undang perbatasan laut berdasarkan prinsip UNCLOS,mengklaim satu Zona Ekonomi Eksklusif 200 mil daripantai Timor-Leste. Undang-undang ini berlaku surutke belakang mulai 20 Mei 2002.

20 September 2002: Australia memberikan satu kontrakeksplorasi pada satu wilayah yang sebagian berada padasisi Timor-Leste dari garis tengah. Kontrak-kontrak yangserupa, yang diprotes oleh Timor-Leste, diberikan padabulan April 2003 dan Februari 2004. (lihat peta 3).

3 Oktober 2002: Perdana Menteri Timor-Leste Mari Alkatirimenulis surat kepada Perdana Menteri Australia JohnHoward mengusulkan pembicaraan awal mengenaiperbatasan laut. Satu bulan kemudian, Howard menjawabbahwa Australia “bersedia untuk memulai pembicaraan”setelah Perjanjian Laut Timor berlaku dan IUA Sunrise“telah diselesaikan.” Pada tanggal 18 November Alkatirimenulis kembali bahwa ia tidak melihat adanya alasanmengapa perlu “menyelesaikan ketentuan-ketentuansementara” sebelum pembicaraan mengenai perbatasandimulai, dan meminta “jadwal waktu yang segera” untukperundingan perbatasan.

Oktober 2002: Perundingan kesepakatan penyatuanSunrise dilanjutkan. Australia dan Woodside inginmengaitkan kesepakatan ini dengan ratifikasi PerjanjianLaut Timor, yang dengan demikian menjadikan proyek

Peta 3. Kontrak eksplorasi dan produksi yang diberikan oleh Australia dan TSDA tahun 2001-5

Page 6: gratis Buletin La’o Hamutuklaohamutuk.org/Bulletin/2006/Apr/LHBv7n1bi.pdf · Jika Woodside dan mitra-mitranya (ConocoPhillips, Shell, dan Osaka Gas) memutuskan membangun jalur pipa

Halaman 6 Vol. 7, No. 1 April 2006 Buletin La’o Hamutuk

Bayu-Undan (yang terutama menguntungkan Timor-Leste) sandera Australia untuk konsesi sebagian besarpendapatan Timor-Leste dari proyek besar Sunrise.

27 November 2002: Menteri Luar Negeri AustraliaAlexander Downer, setelah satu rapat yang panasdengan Mari Alkatiri di Dili, mengatakan bahwaAustralia tidak akan meratifikasi Perjanjian Laut Timorsampai bulan Februari 2003 atau lebih kemudian,melanggar komitmen kedua pemerintah untukmenyelesaikan ratifikasi pada 2002. Perusahaan-perusahaan minyak mengatakan bahwa penundaan inibisa membahayakan ketentuan untuk menjual gas dariBayu-Undan dan Sunrise, menambah tekanan padapemerintah Australia untuk segera menerima ketentuanpenyatuan Sunrise yang secara tidak adil menguntung-kan Australia, bukannya mendesak agar perbatasan lautdirundingkan.

6 Desember 2002: Mitra-mitra Sunrise, Woodside,ConocoPhillips, Shell, dan Osaka Gas mengumumkanpenundaan tanpa batas waktu proyek Sunrise,mengatakan bahwa kilang pengolahan LNG terapungmaupun jalur pipa ke Darwin secara ekonomi tidaklayak. Banyak yang memandang ini sebagai satu taktikuntuk mendesak Timor-Leste menerima keinginanAustralia mengenai Sunrise.

17 Desember 2002: Parlemen Timor-Leste meratifikasiPerjanjian Laut Timor.

200326 Januari 2003: Jaringan organisasi solidaritas East Timor

Action Network (ETAN) berdemonstrasi di Washingtonmenuntut agar Australia mematuhi hukum inter-nasional. Ini adalah yang pertama dari banyakdemonstrasi seperti ini yang dilakukan selama duasetengah tahun selanjutnya.

1 Februari 2003: Australia, menolak penolakan Timor-Leste untuk menyerahkan kedaulatan atas bagianGreater Sunrise yang terletak di luar JPDA, mengatakanbahwa Parlemennya tidak akan mengesahkan Perjan-jian Laut Timor sebelum Timor-Leste menyerah danmenandatangani versi usulan Australia mengenaiKesepakatan Penyatuan Internasional Sunrise.

4 Maret 2003: Setelah tidak mendapatkan tanggapan atassuratnya bertanggal 18 November 2002, Mari Alkatirimenulis surat kepada John Howard mengatakan bahwaPerjanjian Laut Timor akan segera berlaku dan IUAsedang disampaikan kepada dewan menteri RDTL. Iameminta “petunjuk awal tentang tanggal” mengenai“perundingan bisa dimulai, dan satu tanggal yangmenurut anda perundingan-perundingan akan meng-hasilkan suatu penentuan perbatasan tetap.” Lima bulankemudian, Howard menjawab, mengisyaratkan satukemauan untuk memulai pembicaraan mengenaiperbatasan, tanpa jadwal waktu.

6 Maret 2003: Australia dan Timor-Leste menandatanganiKesepakatan Penyatuan Internasional (IUA) untukGreater Sunrise.

6 Maret 2003: Parlemen Australia mengesahkan PerjanjianLaut Timor. Senator dari Partai Hijau Bob Browndikeluarkan dari Senat karena menuduh John Howardmelakukan “pemerasan” dengan menunda pengesahansampai suatu waktu setelah Timor-Leste menandatan-gani IUA.

2 April 2003: Perjanjian Laut Timor berlaku, membentukTimor Sea Designated Authority (TSDA – OtoritaMengenai Laut Timor) satu lembaga dua negara untukmengelola proyek-proyek di wilayah pengembanganbersama. Ini akan berakhir dalam waktu 30 tahun, atauketika perbatasan laut ditetapkan, tergantung mana yanglebih dulu.

16 Mei 2003: Australia dan Timor-Leste menyelesaikanperundingan mengenai Kontrak Bagi Produksi danRencana Pengembangan untuk Bayu-Undan.

17 Juli 2003: Komite Operasi Luar Negeri Senat AmerikaSerikat mendesak Timor-Leste dan Australia “agarterlibat dalam perundingan dengan niat baik untukmenyelesaikan perbatasan laut mereka secara cepat danefisien sesuai dengan asas-asas hukum internasional.”Para anggota Kongres Amerika Serikat melakukantindakan yang serupa beberapa kali selama dua tahunselanjutnya, biasanya sebelum pelaksanaan perun-dingan antara Timor-Leste dan Australia.

7 November 2003: Wakil-wakil lebih dari 100 organisasinon-pemerintah dari seluruh dunia menulis suratkepada Perdana Menteri Australia John Howardmendesaknya berunding secara adil dengan Timor-Leste mengenai perbatasan laut.

12 November 2003: Para perunding dari Timor-Leste danAustralia bertemu di Darwin untuk “sidang penjajakan”pertama mengenai perundingan perbatasan laut.Pemerintah Timor-Leste mengungkapkan ketidaksuka-annya setelah perundingan ini.

200426 Januari 2004: Aksi sedunia pada hari nasional Australia

memprotes pencurian mereka atas sumber alam Timor-Leste.

Bangkok, 26 Januari 2004

Page 7: gratis Buletin La’o Hamutuklaohamutuk.org/Bulletin/2006/Apr/LHBv7n1bi.pdf · Jika Woodside dan mitra-mitranya (ConocoPhillips, Shell, dan Osaka Gas) memutuskan membangun jalur pipa

Buletin La’o Hamutuk Vol. 7, No. 1 April 2006 Halaman 7

29 Maret 2004: Australia mengesahkan IUA Sunrise.Sampai hari ini, Parlemen Timor-Leste belummengesahkan IUA, karena menganggapnya berten-tangan dengan kepentingan nasional mereka.

April 2004: Kampanye-kampanye baru memprotespencurian sumber alam Timor-Leste oleh Australiadiluncurkan di dua negara Laut Timor: Timor SeaJustice Campaign (Kampanye Keadilan Laut Timor)di Australia, dan Movimento Kontra Okupasaun TasiTimor (Gerakan Menentang Pendudukan Laut Timor)di Timor-Leste. Protes-protes besar diselenggarakan diDili.

19-22 April 2004: Putaran substantif pertama perundinganperbatasan dilangsungkan di Dili, dengan hasil sedikit.

20 Mei 2004: Timor Sea Justice Campaign menyeleng-garakan demonstrasi-demonstrasi di seluruh Australia,bagian dari kampanye yang meningkat yang mencakupiklan televisi, media, dukungan, protes, dan organisasi-organisasi keagamaan.

11 Agustus 2004: Menteri Luar Negeri José Ramos-Hortadan Menteri Luar Negeri Alexander Downer bertemudi Canberra, mengusulkan suatu “penyelesaian kreatif”untuk sengketa perbatasan, dimana Australia akanmemberikan bagian yang lebih besar pendapatan dariwilayah yang disengketakan kepada Timor-Leste,sementara Timor-Leste akan setuju untuk mengesam-pingkan perbatasan laut tetap sekurang-kurangnyasampai semua minyak dan gas habis.

19-22 September 2004: Putaran kedua pembicaraanperbatasan diselenggarakan di Canberra, diikuti olehperundingan di Darwin pada minggu selanjutnya.Pembicaraan-pembicaraan dihentikan tanpa kesepa-katan atau pengumuman.

27 Oktober 2004: Perundingan mengenai perbatasandilakukan lagi di Dili, dengan satu seruan untukkeadilan disampaikan oleh organisasi-organisasi non-pemerintah Timor-Leste. Perundingan berakhir tanpakesepakatan, memulihkan status quo sebelum “penye-lesaian kreatif” 11 Agustus.

17 November 2004: Woodside menunda proyek GreaterSunrise karena kegagalan kesepakatan mengenaiperbatasan.

200514 Januari 2005: Australia mengundang Timor-Leste untuk

memulai kembali pembicaraan mengenai perbatasan.Timor-Leste menerima tawaran pada awal bulanFebruari, dan perundingan dijadwalkan dilaksanakanMaret di Canberra.

26 Januari 2005: Pada hari Australia, pengusaha IanMelrose menyelenggarakan iklan televisi dan suratkabar menantang sikap Australia mengenai perun-dingan perbatasan dengan Timor-Leste. Satu rangkaianiklan yang menampilkan veteran Australia yangbertempur dalam Perang Dunia II sangat efektif.

7-9 Maret 2005: Para perunding Australia dan RDTLbertemu di Canberra. Bulan berikutnya mereka bertemudi Dili, sementara demonstrasi-demonstrasi diseleng-garakan di seluruh Australia. Pertemuan ketigadiselenggarakan 11-13 Mei di Sydney. Australiamengklaim telah dibuatnya satu kesepakatan, tetapipara pejabat Timor-Leste tidak begitu jelas.

Juni 2005: Badan bantuan pemerintah Australia AusAIDmembatalkan satu pemberian hibah kepada satuorganisasi hak asasi manusia Timor-Leste karenamereka bersuara terbuka menentang kelanjutanpendudukan Australia terhadap Laut Timor. (Lihat

Sydney, April 2005

Washington, Juni 2004

Dili, di luar negosiasi di Hotel Timor, 21 April 2004

Page 8: gratis Buletin La’o Hamutuklaohamutuk.org/Bulletin/2006/Apr/LHBv7n1bi.pdf · Jika Woodside dan mitra-mitranya (ConocoPhillips, Shell, dan Osaka Gas) memutuskan membangun jalur pipa

Halaman 8 Vol. 7, No. 1 April 2006 Buletin La’o Hamutuk

Editorial, Buletin La’o Hamutuk Vol. 6 No. 4,November 2005.) Dalam bulan November, AusAIDmembatalkan satu hibah lain untuk satu organisasilingkungan non-pemerintah Timor-Leste.

September 2005: Timor-Leste dan Australia menyepakatirincian Ketentuan Penambangan Petroleum untukJPDA, yang harus secara resmi disahkan sebelumputaran perizinan untuk wilayah JPDA baru yangdijadwalkan pada awal 2006 bisa dilaksanakan.

29 November 2005: Delegasi teknis Australia dan RDTL yangbertemu di Darwin mencapai satu kesepakatan untukmenyelesaikan ladang-ladang minyak dan gas yangdisengketakan, tetapi tidak dikemukakan kepada umum.

200612 Januari 2006: Australia dan RDTL menandatangani

Perjanjian Mengenai Ketentuan Laut Tertentu di LautTimor (CMATS – Certain Maritime Arrangements inthe Timor Sea) di Sydney.

28 Februari 2006: Australia mengesahkan Ketentuan Penam-bangan Petroleum JPDA, yang memungkinkan putaranpenawaran TSDA bisa dilangsungkan. (Lihat peta 4.)

Langkah-langkah selanjutnya:√ Ratifikasi CMATS oleh kedua negara.√ Putaran penawaran pertama untuk kawasan-kawasan di

dalam wilayah laut Timor-Leste yang tidak disengketa-

kan, dilaksanakan oleh pemerintah RDTL berdasarkanUndang-undang Perminyakan Timor-Leste. Penawaranakan berakhir pada 19 April, dengan kontrak-kontrakditandatangani pada 20 Juni.

√ Putaran penawaran pertama untuk kawasan-kawasan barudi dalam JPDA berdasarkan Perjanjian Laut Timor,dilaksanakan oleh TSDA berdasarkan Ketentuan Penam-bangan Petroleum. Penawaran akan berakhir 26 Mei.

√ Woodside Petroleum dan mitranya di Sunrise mencaripelanggan baru dan memutuskan rencana pengemban-gan, yang di dalamnya gas akan dicairkan. Rencana iniharus disahkan oleh Australia dan TSDA dalam waktuenam tahun setelah berlakunya CMATS, dan produksiharus dimulai dalam waktu 10 tahun, atau salah satunegara bisa meminta CMATS untuk diakhiri. Jikaproduksi Sunrise dimulai kemudian, Perjanjian CMATSotomatis diberlakukan kembali.

Isi Perjanjian CMATSPerjanjian CMATS berisi dua belas pasal, dua lampiran,

dan dua surat penjelasan. Perjanjian ini memasukkan danmengubah isi Perjanjian Laut Timor 2002 dan KesepakatanPenyatuan Internasional (IUA) Sunrise yang ditandatan-gani pada tahun 2003 tetapi belum diratifikasi. Berikutini adalah sebagian dari isi paling penting perjanjian ini,yang tersedia pada website www.laohamutuk.org.

Tanpa perbatasan laut: Pasal 2 CMATS mengatakanbahwa perjanjian ini tidak mengubah posisi kedua negara

Peta 4. Wilayah baru untuk dikontrakkan tahun 2006

Page 9: gratis Buletin La’o Hamutuklaohamutuk.org/Bulletin/2006/Apr/LHBv7n1bi.pdf · Jika Woodside dan mitra-mitranya (ConocoPhillips, Shell, dan Osaka Gas) memutuskan membangun jalur pipa

Buletin La’o Hamutuk Vol. 7, No. 1 April 2006 Halaman 9

mengenai perbatasan laut atau klaim wilayah, mengesam-pingkan pembahasan mengenai klaim mereka yangbertentangan selama perjanjian ini berlaku. PerjanjianCMATS berkali-kali menyebutkan bahwa tidak satu pihakpun akan menuntut hak kedaulatan (pasal 4.1), membahasperbatasan laut (pasal 4.6 dan 4.7) atau terlibat dalamproses hukum yang berkaitan dengan perbatasan laut atauyurisdiksi teritorial (pasal 4.4 dan 4.5).

Jangka waktu: Pasal 12 membuat CMATS berlakuuntuk 50 tahun sesudah ratifikasi dan pemberlakuannya,walaupun ini bisa lebih pendek jika produksi Sunrise tidakdimulai dalam waktu 10 tahun atau berakhir kurang dari45 tahun setelah CMATS berlaku. Jika kedua negarasepakat, CMATS bisa diperpanjang. Menurut Pasal 3CMATS, Perjanjian Laut Timor 2002 (yang akan berakhirpada 2033 atau lebih cepat, jika perbatasan laut telahditetapkan) diperpanjang selama CMATS berlaku. (Lihatgaris waktu, halaman 18).

Jangka waktu 50 tahun tampaknya didasarkan padapertimbangan komersial, memberikan kepastian kepadaperusahaan-perusahaan perminyakan untuk mengeks-plorasi dan mengeksploitasi sumber minyak dan gas tanpaperubahan kepemilikan sampai minyak dan gas telahdihabiskan. Ini sejalan dengan jangka waktu PerjanjianLaut Timor dan Pejanjian Celah Timor sebelumnya, sertadengan jangka waktu proyek minyak dan gas.

Mengesahkan eksploitasi Australia pada wilayahyang disengketakan: Dengan cara yang membingungkan,perjanjian CMATS memasukkan penerimaan Timor-Lesteterhadap kegiatan-kegiatan perminyakan Australia dikawasan-kawasan yang sebelumnya disengketakan di luarJPDA. Pasal 4.2 mengatakan bahwa hukum dalam negerikedua negara mengatur kegiatan sumber alam di bawah

laut dan mengesahkan yang baru berlaku seperti pada 19Mei 2002 – hari sebelum RDTL menjadi negara berdaulat.Surat penjelasan kedua Menteri Luar Negeri menegaskanbahwa Timor-Leste tidak memiliki undang-undang padahari itu, sementara Australia punya undang-undang khusus,mencakup perjanjiannya dengan Indonesia pada tahun1972 (lihat peta 2) dan undang-undang perminyakan tahun1967 dan 1994. Akibatnya, Australia diperbolehkanmelanjutkan eksploitasi minyak di kawasan-kawasantersebut, sementara Timor-Leste meninggalkan tuntutan-nya. Ketentuan dalam Perjanjian ini tidak jelas secara takperlu.

Distribusi pendapatan Sunrise: Pasal 5 CMATSmengatakan bahwa pihak-pihak akan berbagi pendapatanhulu dari Kawasan Unit Sunrise secara sama. Setiap negaraakan mendapatkan pendapatan sesuai dengan undang-undang perpajakannya dan IUA 2003 (yang memberikan18% Sunrise kepada Timor-Leste dan 82% kepada Aus-tralia), dan kemudian Australia akan membayar Timor-Leste sehingga setiap negara mendapatkan jumlah yangsama. Misalnya, jika Australia mendapatkan $ 82 juta danTimor-Leste $ 18 juta dalam satu kuartal tertentu, Austra-lia kemudian akan membayar Timor-Leste $32 jutasehingga setiap negara akhirnya mendapatkan $ 50 juta.

Pendapatan yang dibahas dalam Pasal 5 adalah dari“eksploitasi hulu” – yaitu, nilai minyak dan gas pada titikvaluasi ketika keluar dari sumur, sebelum memasuki pipaatau kapal. Pasal 6 dan Lampiran memberikan rincianmengenai bagaimana pembagian pendapatan ini dilaksa-nakan, dan satu mekanisme untuk menyelesaikanperbedaan antara kedua negara.

Hak menangkap ikan: Pasal 8.1(b), bersama denganLampiran II, membagi sumber alam kolom air (mencakupikan) antara kedua negara sepanjang tepi selatan JPDA,membolehkan nelayan Timor-Leste untuk bekerja di dalamJPDA, dengan syarat bahwa kegiatan mereka tidakmenghambat kegiatan-kegiatan perminyakan. Perjanjianini tidak menyebutkan hak menangkap ikan di kawasan-kawasan lateral di sebelah timur dan barat JPDA yangsebelumnya disengketakan.

Pada tahun 1997, Australia menandatangani satuperjanjian yang memberikan Indonesia hak kolom air dikawasan-kawasan ini, tetapi ini belum pernah diratifikasi,yang menimbulkan ambiguitas yang sekarang ini. Timor-Leste dan Indonesia belum merundingkan hak kolom airdi lepas pantai utara, timur, dan selatan Timor-Leste. Perun-dingan ini juga bisa menyelesaikan persoalan dengan Aus-tralia, jika Australia melanjutkan menerima perbatasan kolomair yang disepakatinya dengan Indonesia pada tahun 1997.

Komisi Kelautan: Pasal 19 CMATS menciptakanKomisi ini, dengan satu orang diangkat oleh setiap negara.Komisi ini mengadakan rapat sekali setiap tahun untukmeninjau status ketentuan perbatasan laut (tetapi tidakmengubahnya), dan berkonsultasi mengenai keamanan,lingkungan, pengelolaan sumber alam, dan masalah-masalah lain. Mandatnya mencakup sumber alam yangbisa diperbaharui (ikan) dan tidak bisa diperbaharui(minyak dan gas), serta promosi strategi-strategipengelolaan yang berkelanjutan.

Bisakah satu perjanjian diubah atau diakhiri?Perjanjian CMATS, Perjanjian Laut Timor, PerjanjianPenyatuan Sunrise adalah perjanjiaan bilateral –kontrak yang ditandatangani antara dua pemerintah.Kekuatannya lebih besar dibandingkan hukumnasional. Sebagian perjanjian, khususnya konvensi-konvensi yang ditandatangani oleh banyak negaraberisi ketentuan-ketentuan yang memungkinkan satunegara menarik diri dari sebagian atau seluruh bagianperjanjian yang bersangkutan. Perjanjian-perjanjianmenyangkut minyak dan gas antara Timor-Leste danAustralia tidak. Di masa mendatang, salah satu negaratidak bisa sendiri membatalkan partisipasinya, tanpamemandang pemimpin politik yang berkuasa. Tetapi,perjanjian ini dan banyak perjanjian lain tanpa proseskhusus penarikan diri terkena ketentuan KonvensiWina 1969 mengenai Hukum Perjanjian, yang telahditandatangani dan diratifikasi oleh Timor-Leste danAustralia. Menurut Pasal 54 Konvensi Wina, satuperjanjian bisa dibatalkan bila kedua negara sepakatuntuk membatalkannya. Kedua pemerintah jugadimungkinkan untuk mengubah satu perjanjian yangtelah diratifikasi; ini bisa dilakukan dengan satuperjanjian yang baru. Misalnya, Perjanjian CMATSmengubah jangka waktu Perjanjian Laut Timor,meskipun perjanjian ini telah berlaku selama tiga tahun.

Page 10: gratis Buletin La’o Hamutuklaohamutuk.org/Bulletin/2006/Apr/LHBv7n1bi.pdf · Jika Woodside dan mitra-mitranya (ConocoPhillips, Shell, dan Osaka Gas) memutuskan membangun jalur pipa

Halaman 10 Vol. 7, No. 1 April 2006 Buletin La’o Hamutuk

Komisi Kelautan tidak punya wewenang mengenaieksplorasi dan eksploitasi minyak dari Greater Sunrise.Keputusan-keputusan mengenai ini diberikan kepadaKomisi Sunrise yang dibentuk berdasarkan Pasal 9.2Kesepakatan Penyatuan Internasional Sunrise. KomisiSunrise, yang beranggotakan dua orang Australia dan satuorang Timor-Leste, mengkoordinasikan kerja “otoritaspengaturan” di IUA – yaitu, pemerintah Australia danOtoritas Mengenai Laut Timor (TSDA). Jika adaketidaksepakatan yang tidak bisa diselesaikan oleh otoritapengaturan atau Komisi Sunrise, masalahnya bisa diajukanke arbitrasi berdasarkan Pasal 26.2 dan Lampiran IV IUA.

Penyelesaian sengketa CMATS: Berlawanan denganIUA, perjanjian CMATS melarang arbitrasi atau keter-libatan yudisial kecuali dalam satu hal yang sempit. Iamenetapkan bahwa sengketa mengenai perjanjian CMATSdiselesaikan dengan konsultasi atau perundingan, suatuproses yng hampir selalu menguntungkan pihak yang lebihkuat. Tetapi, sengketa mengenai pengumpulan danpembagian pajak dari Greater Sunrise bisa diatasi olehseorang penasehat – seorang penengah yang ditunjuk olehkedua negara atau oleh satu badan internasional yang tidakmemihak.

Kritik mengenai perjanjian CMATSSegera setelah perjanjian ini diumumkan, para

pendukung hak Timor-Leste mengkritik Australia atastindakan curangnya yang berlanjut terhadap Timor-Leste.Timor Sea Justice Campaign (Australia) menyebutperjanjian ini “bab buruk lain pengkhianatan politik luarnegeri Australia” dan menggambarkannya sebagai “suatusolusi ‘hentikan celah, larang bantuan’ yang akanmemungkinkan pengembangan komersial ladang Sunrisetanpa pemerintah Australia mengakui hak kedaulatanTimor-Leste atas ladang ini dan ladang-ladang lain di sisiTimor-Leste dari garis tengah. Pemerintah Australia tidakhanya menolak merundingkan perbatasan laut tetap sampaisatu waktu ketika semua minyak dan gas telah habisdiambil, tetapi ia terus menguras secara sepihak ladangLaminaria-Corallina dan Buffalo.”

Di Amerika Serikat, East Timor and Indonesia ActionNetwork (ETAN) tetap memandang perjanjian ini sebagaikelanjutan dari pendudukan ilegal yang didukung dandilakukan pemerintah Australia terhadap rakyat Timor-Leste sejak 1975. Tetapi, ETAN mengatakan bahwaperjanjian CMATS “mungkin adalah yang terbaik yangbisa dicapai saat ini, karena tekanan pada Timor-Leste dariAustralia dan perusahaan-perusahaan minyak sertakesenjangan ekonomi, politik, ukuran, dan lain-lain yangbesar dalam suatu proses perundingan yang sifatnya tidaksetara.”

Pada awal Maret 2006, La’o Hamutuk menulis sepucuksurat kepada Parlemen RDTL. Kami mengatakan bahwaPemerintah RDTL punya wewenang sah untuk berundingdan menandatangani Perjanjian CMATS, tetapi kamimempertanyakan apakah perjanjian ini harus ditandatan-gani dan diratifikasi sekarang ini, ketika tekananmasyarakat sipil sedang efektif menggerakkan Australialebih dekat ke arah menghormati kedaulatan dan hak

Timor-Leste. Lebih lanjut, pendapatan Bayu-Undan, jikadikelola dengan baik, akan cukup untuk kebutuhan Timor-Leste untuk sedikitnya lima belas tahun, sehingga tidakada kebutuhan untuk cepat mengembangkan Sunrise.

Selain mengangkat persoalan perbatasan laut danpendudukan ilegal, surat La’o Hamutuk menyebutkanbahwa CMATS menguntungkan Australia dan perusahaan-perusahaan minyak lebih daripada Timor-Leste. Kami jugamengingatkan kearifan Parlemen dan Pemerintah dalammenolak meratifikasi IUA Sunrise, yang memaksa Aus-tralia kembali ke meja perundingan, dan mengarah padaPerjanjian CMATS yang lebih baik. Akan tetapi, kamipercaya bahwa CMATS bisa lebih baik lagi, dan kamimendesak Parlemen untuk tidak meratifikasi CMATSdalam bentuknya yang sekarang, tetapi agar mengirim-kannya kembali untuk dirundingkan lagi, dengan tujuanberikut ini:

Proses perundingan perbatasan laut harus dimungkin-kan berlanjut sementara CMATS berlaku, termasukketika proyek Greater Sunrise berlanjut. Selainperundingan-perundingan, pihak manapun harus punyahak untuk menggunakan mekanisme penyelesaian seng-keta pihak ketiga yang tidak memihak, mencakup pihakyang ditentukan oleh hukum internasional, khususnyaKonvensi PBB mengenai Hukum Laut (UNCLOS).

Selama waktu ini, harus ada moratorium mengenaieksplorasi ladang-ladang baru di luar JPDA dan IUA,tetapi di sisi Timor-Leste dari garis tengah (lihat peta3). Seperti yang kami katakan sebelumnya, pendapatanyang diperoleh dari ladang-ladang di kawasan-kawasanyang disengketakan harus disimpan sampai perbatasanlaut disepakati.

Penyelesaian sengketa di bawah CMATS harusmencakup arbitrase dan pengadilan, selain mekanisme-mekanisme pihak ketiga tidak memihak. Penyelesaianitu tidak boleh dilarang untuk masalah-masalah yanglangsung maupun tidak langsung berhubungan denganpenentuan kelautan (Pasal 4.5 CMATS) atau harusdilakukan dengan perundingan-perundingan yang takberimbang (Pasal 11). Proses-proses arbitrase telahdigunakan dalam Perjanjian Laut Timor dan IUA Sun-rise, dan untuk sengketa pajak berdasarkan CMATS.Akan lebih adil jika menggunakan proses-proses yangserupa untuk semua sengketa yang bisa muncul dalamperjanjian CMATS.

Pasal 9.8 IUA harus diubah untuk memberikanperwakilan yang sama dari kedua negara pada KomisiSunrise. Ini akan membantu menjamin bahwa keputusanmengenai dimana memproses Gas Sunrise menghormatihak Timor-Leste.

Satu pasal baru harus ditambahkan yang menyebutkanbahwa kedua pihak akan mendorong perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan ladang Sunrisedengan satu jalur gas ke Timor-Leste dan satu kilangLNG di wilayah kita, untuk memaksimalkan keuntunganbagi rakyat Timor-Leste.

Page 11: gratis Buletin La’o Hamutuklaohamutuk.org/Bulletin/2006/Apr/LHBv7n1bi.pdf · Jika Woodside dan mitra-mitranya (ConocoPhillips, Shell, dan Osaka Gas) memutuskan membangun jalur pipa

Buletin La’o Hamutuk Vol. 7, No. 1 April 2006 Halaman 11

Kami sepakat dengan pemerintah Timor-Leste bahwakedua negara harus meningkatkan hubungan mereka untukmasa depan. Tetapi kami tidak bisa menerima tindakandan pendekatan pemerintah Australia. Rakyat Timor-Lestedan Australia telah lama memiliki hubungan yang baik.Sejak Perang Dunia II, rakyat kita telah memperlihatkanniat baik dan membantu tentara Australia yang bertempurmelawan Jepang. Dan dalam perjuangan melawanpendudukan Indonesia, rakyat Australia memperlihatkansolidaritasnya. Sekarang ini, rakyat Australia sedangmembantu rakyat Timor-Leste dalam perjuangannya untukmengembangkan negeri kita.

Akan tetapi tindakan-tindakan pemerintah Australia diLaut Timor memunculkan pertanyaan-pertanyaanmengenai demokrasi di Australia. Kebanyakan rakyatAustralia tidak sepakat dengan sikap pemerintah mereka.Kampanye-kampanye mereka, yang didukung oleh warganegara dan pejabat-pejabat Timor-Leste dan di seluruhdunia, telah menggerakkan pemerintah mereka. Tidak adaalasan untuk percaya bahwa kampanye yang berkelanjutan,bersama dengan tawar-menawar yang cerdik olehPemerintah Timor-Leste, tidak akan menggerakkan Can-berra lebih jauh.

Pengertian IstilahArbitrasi: Satu cara menyelesaikan sengketa dimana satu

pihak ketiga, atau majelis yang disepakati bersama,membuat keputusan. Dua pihak yang bersengketa lebihdahulu sepakat untuk menerima keputusan penengah.Jika pihak-pihak tidak bisa menyepakati siapa yangmenjadi penengah, ia bisa diangkat oleh satu badaninternasional yang tidak memihak.

CMATS: Perjanjian mengenai Ketentuan KelautanTertentu di Laut Timor, ditandatangani oleh Australiadan Timor-Leste pada tanggal 12 Januari 2006 untukmengalokasikan penghasilan hulu dari kawasan lautyang sebelumnya disengketakan sementara mengesam-pingkan pembahasan mengenai perbatasan laut.

Eksploitasi: Proses mengambil minyak dan gas dari dalamtanah, memprosesnya, dan menjualnya. Juga disebutproduksi.

Eksplorasi: Proses analisis geologis, pengujian seismis,dan pengujian sumur untuk menentukan, mengiden-tifikasi, dan memperkirakan ukuran cadangan minyakdan gas di bawah tanah atau di bawah laut.

Gas alam: Satu sumber daya petroleum yang ditemukandi bawah tanah dalam bentuk gas, terdiri terutama darimetana dan etana, dengan jumlah lebih kecil hidro-karbon yang lebih berat. Ini banyak didistribusikansebagai gas melalui pipa (biasanya setelah ekstrasihidrokarbon yang berat), tetapi bisa dicairkan menjadiLNG untuk keperluan penyimpanan atau pengangkutandengan kapal, kereta api, atau melalui jalan raya.Kebanyakan petroleum Timor-Leste di bawah lautadalah gas alam.

Hilir: Pemurnian atau pencairan bagian dari prosesperminyakan, mengubah minyak atau gas yang

diekstrasikan (hulu) menjadi satu bentuk atau produkyang bisa diangkut dan dijual kepada pengguna.

Hulu: bagian dari proses pengembangan sumber alamminyak dan gas yang melibatkan penemuan danpengambilan bahan mentah minyak dan gas dari tanahdan memasukkan ke pipa atau kapal untuk pemrosesanhilir lebih lanjut. Ini didefinisikan dalam CMATSsebagai kegiatan dan fasilitas petroleum sebelum titikvaluasi yang didefinisikan dalam IUA Sunrise.

Ketentuan Penambangan Petroleum (Petroleum Min-ing Code – PMC): satu undang-undang yang diadopsioleh TSDA pada tahun 2005 untuk mengatur kegiatan-kegiatan petroleum di kawasan-kawasan baru JPDA.Ladang-ladang Bayu-Undan, Elang-Kakatua, danGreater Sunrise, yang telah dikontrakkan, dicakup olehketentuan sementara yang sebelumnya. PMC akanberlaku untuk kawasan-kawasan yang akan ditawarkanmulai sekarang. Australia tidak memberikan pengesa-han PMC untuk mendesak Timor-Leste menandatan-gani Perjanjian CMATS, tetapi mengesahkannya padabulan Februari 2006.

Kesepakatan Penyatuan Internasional (InternationalUnitization Agreement – IUA): Satu kesepakatanantara dua negara untuk mengembangkan ladang atauladang-ladang minyak yang melintasi perbatasansebagai satu kesatuan tunggal, menerapkan satu sistemhukum, perpajakan, standar lingkungan, peraturankeamanan, peraturan perburuhan, dan sebagainya padaladang tersebut. Ketika satu ladang dikembangkansebagai satu proyek, menjadi tidak praktis untukmenerapkan peraturan yang berbeda-beda pada sisi-sisiyang berbeda dari garis imajiner pertengahan laut.Timor-Leste dan Australia menandatangani satu IUAuntuk Greater Sunrise pada bulan Maret 2003, tetapiParlemen Timor-Leste belum meratifikasinya. Perjan-jian CMATS mensyaratkan ratifikasi IUA Sunrise.

Kolom Air: Sumber daya alam yang terkandung padapermukaan dan di dalam air laut, meliputi ikan danbahan-bahan tidak larut, tetapi tidak meliputi dasar lautdi bawahnya. Pada tahun 1997, Australia dan Indone-sia menandatangani satu perjanjian menarik perbatasanantara sumber daya alam kolom air mereka (ikan dansebagainya) sepanjang garis tengah sesuai denganprinsip yang lebih modern (UNCLOS), tetapi perjanjianitu tidak pernah diratifikasi karena kemerdekaan Timor-Leste. CMATS mendefinisikan hak Timor-Leste atassumber daya alam kolom air di dalam JPDA, dan hakAustralia di sebelah selatannya, tetapi membiarkanterbuka siapa yang punya hak kolom air di kawasan-kasawan lateral.

Komisi Kelautan: dibentuk oleh CMATS, denganperwakilan yang sama dari Timor-Leste dan Australia.Komisi meninjau dan berkonsultasi mengenai masalah-masalah lingkungan, keamanan, pengelolaan sumberalam, dan status perbatasan laut, tetapi tidak punyawewenang untuk merundingkan atau menentukanperbatasan laut.

Page 12: gratis Buletin La’o Hamutuklaohamutuk.org/Bulletin/2006/Apr/LHBv7n1bi.pdf · Jika Woodside dan mitra-mitranya (ConocoPhillips, Shell, dan Osaka Gas) memutuskan membangun jalur pipa

Halaman 12 Vol. 7, No. 1 April 2006 Buletin La’o Hamutuk

Komisi Sunrise: dibentuk oleh IUA, komisi ini akanpunya dua anggota yang diangkat Australia dan satuyang diangkat Timor-Leste. Komisi ini akan mengko-ordinasikan kerja pemerintah Australia dan OtoritasMengenai Laut Timor (TSDA) mengenai eksplorasi daneksploitasi petroleum di Kawasan Unit Sunrise. Kalauterjadi ketidaksepakatan yang tidak bisa diselesaikanoleh otoritas pengaturan atau Komisi Sunrise,masalahnya bisa dibawa ke arbitrase.

Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenaiHukum Laut (United Nations Convention on theLaw of the Sea – UNCLOS) ditandatangani diMontego Bay, Jamaica, tahun 1982, dan diadopsi olehkebanyakan negara di dunia. Perjanjian ini berlaku padatahun 1994. Perjanjian ini mendefinisikan hukum untukbanyak masalah yang berhubungan dengan laut,mencakup pembentukan Zona Ekonomi Eksklusif danprosedur-prosedur untuk menetapkan perbatasan lautmenurut prinsip garis tengah. Juga mencakup satuproses untuk penyelesaian sengketa, di pengadilanmaupun melalui arbitrasi, yang darinya Australiamenarik diri pada bulan Maret 2002. Indonesiameratifikasi UNCLOS pada tahun 1986, Australia padatahun 1994. Timor-Leste belum menandatangani ataumeratifikasi UNCLOS.

LNG (liquefied natural gas – gas alam yang dicairkan):Untuk pengangkutan gas alam dengan kapal, gas ituharus didinginkan dan ditekan dari keadaan gasalamiahnya menjadi satu cairan, sehingga tempat yangdiperlukan lebih sedikit. Lihat Pencairan (liquefaction).

Mahkamah Pengadilan Internasional (InternationalCourt of Justice – ICJ): Satu pengadilan di kota DenHaag, Negeri Belanda, dimana pemerintah-pemerintahnasional bisa mengajukan gugatan kasus-kasus perdataterhadap negara lain. ICJ sering menjadi penengah atauarbitrator dalam sengketa perbatasan laut. Pada bulanMaret 2002, Australia mengeluarkan pemberitahuanbahwa tidak akan menerima proses ICJ atau UNCLOSlagi untuk mengarbitrase perbatasan laut.

Operator: Satu perusahaan minyak yang merupakanbagian dari satu usaha gabungan (kebanyakanpemegang saham terbesarnya) dan memegang tang-gungjawab untuk eksplorasi, pengeboran, konstruksi,dan operasi fasilitas-fasilitas pemrosesan. Akan tetapi,semua mitra usaha gabungan biasanya membuatkeputusan besar secara bersama, masing-masingmemiliki satu suara yang sesuai dengan besarnya sahammereka. ConocoPhillips dan Woodside Petroleummasing-masing adalah operator Bayu-Undan danGreater Sunrise.

Pencairan (liquefaction): Proses mengubah gas alammenjadi cair (LNG) untuk dimuat kapal, dilakukan dikilang besar dan memerlukan pendinginan dan tekanan.Gas alam Bayu-Undan dicairkan di fasilitas WickhamPoint di Darwin. Belum ada keputusan yang dibuatmengenai di mana gas dari Greater Sunrise akan diproses.

Pengaturan Laut Timor (Timor Sea Arrangement):suatu kesepakatan yang dibuat Juli 2001 antara UN-TAET dan Australia yang menetapkan ketentuan-ketentuan dasar Perjanjian Laut Timor yang ditandata-ngani tahun berikutnya: melanjutkan kegiatan-kegiatanpetroleum di ZOC/JPDA, dengan pendapatan huludibagi 90% untuk Timor-Leste dan 10% untuk Austra-lia, dan menghindari sengketa perbatasan laut.

Perbatasan Lateral: Definisi mengenai wilayah manayang milik Timor-Leste dan mana Australia di kawasansebelah timur dan barat JPDA. Ini belum ditetapkan,tetapi akan lebih luas daripada batas JPDA menurutasas-asas hukum internasional sekarang. Tepian JPDAditetapkan oleh Indonesia dan Australia pada tahun1972 dan 1989, tanpa partisipasi dari Portugal atauTimor-Leste. Menurut CMATS, Timor-Leste memberiAustralia hak untuk mengambil minyak dari kawasan-kawasan yang sebelumnya disengketakan.

Perjanjian Celah Timor: ditandatangani Australia danIndonesia pada tahun 1989 untuk memungkinkan keduanegara mengeksplorasi minyak dan gas di wilayah dasarlaut Timor-Leste yang waktu itu diduduki secara ilegal,dengan jangka waktu 40 tahun. Perjanjian ini menutupCelah Timor dalam garis perbatasan dasar laut Austra-lia-Indonesia tahun 1972 dengan menetapkan satu ZonaKerjasama (Zone of Cooperation), yang kemudiandisebut Wilayah Pengembangan Minyak Bersama(Joint Petroleum Development Area – JPDA).Perjanjian Celah Timor menjadi tidak ada artinya padabulan Oktober 1999, ketika Indonesia melepaskanklaimnya atas Timor-Leste.

Perjanjian Laut Timor: Ditandatangani antara Timor-Leste dan Australia pada tanggal 20 Mei 2002, berlakumulai 2 April 2003. Ini melanjutkan JPDA yangditetapkan dalam Perjanjian Celah Timor, tetapimenggantikan Indonesia dengan Timor-Leste danmengalokasikan 90% pendapatan pemerintah JPDAuntuk Timor-Leste. Perjanjian Laut Timor menjaditidak berlaku setelah 30 tahun, atau setelah perbatasanlaut tetap disepakati antara kedua negara, tergantungmana yang lebih dulu.

Perjanjian perbatasan dasar laut: ditandatangani Aus-tralia dan Indonesia pada tahun 1972. Perjanjian inimenarik perbatasan pemilikan hak antara dasar lautkedua negara, mengikuti prinsip landas kontinentalyang menarik garis melalui Palung Timor, perairanterdalam antara kedua negara. Portugal, yang saat ituadalah penguasa administratif Timor-Leste, menolakambil bagian dalam perundingan, sehingga tercipta satucelah di garis lepas pantai Timor-Leste.

Petroleum (minyak dan gas): bahan bakar cair, gas, danfosil padat yang ditemukan di bawah tanah; semuanyasecara alamiah terbentuk dari hidrokarbon. Petroleummencakup minyak mentah, kondensat, gas petroleumyang dicairkan (LPG), dan gas alam.

Page 13: gratis Buletin La’o Hamutuklaohamutuk.org/Bulletin/2006/Apr/LHBv7n1bi.pdf · Jika Woodside dan mitra-mitranya (ConocoPhillips, Shell, dan Osaka Gas) memutuskan membangun jalur pipa

Buletin La’o Hamutuk Vol. 7, No. 1 April 2006 Halaman 13

Prinsip garis tengah: Ketentuan hukum yang diterimauntuk menyelesaikan suatu perbatasan laut ketika ZonaEkonomi Eksklusif dua negara tumpang tindih. Sepertiditetapkan oleh UNCLOS dan banyak keputusanMahkamah Pengadilan Internasional, perbatasan harusdibuat di garis tengah antara garis pantai kedua negara.

Timor Sea Designated Authority (TSDA – OtoritasMengenai Laut Timor): Badan pengaturan untukJPDA, dibentuk oleh Perjanjian Laut Timor, 2/3dikontrol oleh Timor-Leste. TSDA bertindak seolah-olah adalah pemerintah untuk keperluan pengontrakandan pengelolaan operasi perusahaan minyak di JPDA.

Titik valuasi (valuation point): titik penjualan komersialpertama minyak dan gas yang diambil dari ladang Sun-rise, yaitu ketika gas alam memasuki pipa yangmeninggalkan Wilayah Unit. Untuk unsur-unsur yangbisa dipasarkan lainnya – seperti minyak mentah,kondensat, gas petroleum yang dicairkan (LPG,propana), ia merupakan penjualan pertama unsur ini.(Lihat Pasal 1(h), 1(i) dan 1(t) IUA).

Wilayah Pengembangan Minyak Bersama (Joint Pe-troleum Development Area – JPDA): Satu wilayahLaut Timor antara Timor-Leste dan Australia, tetapilebih dekat ke Timor-Leste. Ini pertama kali didefini-sikan dalam Perjanjian Celah Timor 1989 sebagai Zonawilayah Kerjasama A, dan ditetapkan kembali dalamPerjanjian Laut Timor. Sekarang wilayah ini dikem-

bangkan bersama oleh Timor-Leste dan Australia,dengan Timor-Leste memperoleh 90% dari penghasilanpemerintah dari produksi hulu. JPDA mencakup ladangminyak dan gas Bayu-Undan dan Elang-Kakatua sertasekitar 20% ladang Greater Sunrise.

Wilayah Disatukan, Wilayah Penyatuan, Wilayah Unit:Lihat Kesepakatan Penyatuan Internasional.

Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE): satu kawasan laut dandasar laut sekitar wilayah daratan suatu negara dimananegara yang bersangkutan memiliki hak untukmengeksploitasi dan menjual sumber alam di dalamdan di bawah air. Berdasarkan UNCLOS, ZEE melebar200 mil laut (330 km) dari pantai. Ketika dua negarajaraknya kurang dari 400 mil laut, satu prosesperundingan dan/atau arbitrase bisa memutuskanperbatasan antara ZEE keduanya, yang biasanyamembagi sepanjang garis tengah.

Zona Kerjasama (Zone of Cooperation): Satu bagiandari laut Timor antara Australia dan Timor-Leste, tetapilebih dekat ke Timor-Leste. Ini diciptakan oleh Aus-tralia dan Indonesia dalam Perjanjian Celah Timortahun 1989 sebagai satu mekanisme untuk pembagianhasil pendapatan petroleum ketika mereka tidak bisamencapai kesepakatan mengenai perbatasan laut.Bagian tengahnya – Wilayah A – menjadi WilayahPengembangan Minyak Bersama (JPDA) di bawahPerjanjian Laut Timor. Lihat peta 1.

NGO Memilih Utusannya untuk Dewan Penasehat Dana PerminyakanDewan Penasehat Dana Perminyakan telah didirikan.Menurut Undang-undang Dana Perminyakkan pasal 25.2,peranan dari Dewan Penasehat adalah untuk memberikannasehat kepada Parlemen mengenai kinerja dan operasiDana Minyak dan pengambilan dana, untuk dilihatapakah dana tersebut digunakan secara efektif untukmanfaat generasi sekarang dan generasi yang akandatang.

Dewan Penasehat ini akan terdiri dari dua anggota yangdipilih oleh Parlemen, dua utusan dari NGO, seorangutusan dari organisasi keagamaan dan seorang utusan darisektor bisnis swasta, untuk jangka waktu lima tahun. Dimasa mendatang, Dewan ini juga akan beranggotakanmantan Presiden Republik, mantan Ketua Parlemen,mantan Perdana Menteri, mantan Menteri Keuangan, danmantan Direktur Bank Sentral (BPA). Karena orang-orangseperti itu belum ada di Timor-Leste, maka Presiden

Republik, Ketua Parlemen, dan Perdana Menteri akanmengangkat orang-orang pengganti untuk tiga posisitersebut.

Pada 24 Februari, NGO Forum (FONGTIL) mem-fasilitasi pemilihan untuk memilih dua utusan NGOsebagai Dewan Penasehat. Calon yang diajukan adalahCecilio Caminha Freitas (ETPA), Thomas Sebastião Frei-tas (Luta Hamutuk), Henriqueta Maria da Silva (TIDS)dan Maria Dias (Klinik PAS, mewakili Rede Feto),kemudian yang terpilih adalah Maria Dias dan ThomasFreitas. Dengan partisipasi utusan NGO di DewanPenasehat ini, NGO memiliki saluran untuk memberimasukan kepada Parlemen. Para utusan ini juga diharapkanuntuk membantu informasi dan komunikasi dua arahantara masyarakat sipil dan para pejabat di Parlemen danPemerintah yang bertanggungjawab atas pengelolaan danpenggunaan sumber-sumber dana.

Page 14: gratis Buletin La’o Hamutuklaohamutuk.org/Bulletin/2006/Apr/LHBv7n1bi.pdf · Jika Woodside dan mitra-mitranya (ConocoPhillips, Shell, dan Osaka Gas) memutuskan membangun jalur pipa

Halaman 14 Vol. 7, No. 1 April 2006 Buletin La’o Hamutuk

Primeiro Ministro Timor-Leste husu La’o Hamutuk atu publika nia resposta ba artigu nebe publika iha Boletin fulanNovembro 2005 ho titulu Timor-Leste akan menjadi negara di dunia yang paling tergantung pada minyak no Timor-Leste membuatsistem perundangan-undangan minyak penuh lebang kelemahan. Resposta hosi La’o Hamutuk iha pagina 16.

Haburas Ita Nia Rekursu Ba Timor-oan Sira Hotu Nia DiakHosi Primeiro Ministro Marí AlkatiriGoverno Timor-Leste haka’as-an tebe-tebes hodihaburas rejime ida ne’ebé diak liu ba dezenvolvimenturekursu minarai nian no jestaun kona-ba reseita hirakne’ebé iha relasaun ho jestaun ne’e iha mundo raiklaran. Hanesan moe boot ida wainhira La’o Hamutukla halo buat hanesan ne’e wainhira hakerek no halopeskiza ba nia komentáriu iha surat tahan sia ne’ebéfó sai tiha ona iha fulan Novembru iha Buletim La’o Ha-mutuk nian.

Ha’u sente perturbadu uit-oan atu hateten katak,pelo menos La’o Hamutuk fo-sai buat ida hanesan falianalize definitivu ida kona-ba ita nia rejime minarainian hodi la hato’o netik nem ba ema ida iha ha’u niaGovernu, no la husu mos ba ema ida iha ha’u niaGovernu atu fo komentáriu kona-ba ezbosu ida hosiartigu ne’e.

Ida ne’e hatudu erru boot ida tuir padraun profes-ionalismu nian, no ha’u hein lolós katak ONG seluk,iha Timor-Leste, labele tuir ezemplu ida ne’e. Tuir lolósmolok atu fó-sai publiksaun, tuir padraun iha prátikajurnalismu nian, sei husu uluk lai komentáriu hosi emano organizasaun hirak ne’ebé relevante, no ida ne’eliu-liu hanesan kazu ida wainhira hakarak publikaartigu ida ho detailes hodi haklaken lia oin-oin kona-ba observasaun no afirmasaun. Ema fo konsellu baha’u atu haruka artigu ne’e ba instituisaun multilat-eral ida atu husu nia komentáriu, ne’bé ha’u hakarakinforma katak, La’o Hamutuk la iha responsabilidadeinstitusional ba rejime ida ne’e.

Artigu ne’e hateten katak, tuir Artigu 139 hosiKonstituisaun Timor-Leste nian katak, rekursu hirakne’e pertense ba Estado, maibé “la’os ba Governuespesial ida iha tempu espesial ida nia laran”. Ida ne’elalós. Governo RDTL maka nu’udar administrasaun idane’ebé hili tuir Konstituisaun no iha direitu noresponsabilidade atu dezenvolve rekursu hirak nasaunne’e nian hodi halo sai potensial. La’o Hamutukhanesan fali iha problema ho Governu ida ne’ebéhakarak hala’o nafatin ekonomia iha rai ne’e. TuirKonstituisaun, governu eleitu mak iha direitu atudezenvolve rekursu minarai nian ne’ebé makapertense ba Estadu. Rekursu hirak ne’e fó ba Timor-Leste oportunidade ida ke dia’k liu atu aseguraindependénsia ekonómika no prosperidade ba tempunaruk nia laran. Karik la iha ida ne’e, maka povu Timor-Leste sei sai totalmente dependente ba iha donativuno emprestimu hirak, hosi rai liur nian, atu hala’odezenvolvimentu ba nasaun ida ne’e.

Iha editorial kona-ba “dependénsia minarai” nian,La’o hamutuk fó sai ho maneira ida negativu tebeskona-ba planu reseita minarai nian ne’ebé atu tamamai rai laran, no ida ne’e hanesan fali foin ba dala ulukita-boot koalia ba povu Timor-Leste kona-ba ida ne’e.Ha’u nakloke ba ema hotu nia hanoin kona-ba perigudependénsia ba minarai nian no haksesuk buat barakho sira kona-ba ida ne’e. De faktu ha’u nia Governu

tama-sai fatin-fatin iha paíz ne’e nia laran, nu’udar parteida hosi ninia konsulta publiku, hodi koalia ba ema sirakona-ba perigu hirak ne’e. Konsiénsia ida ne’e maka’astebes iha primeiru planu hosi ami nia hanoin kona-baatu dezenvolve Fundu Minarai nian.

No karik la iha reseita hirak ne’e maka alternativaseluk saida? Iha komentáriu tahan hat La’o Hamutuknian kona-ba dependénsia-minarai nian, ita-boot la fó-sai nem alternativa ida. Resposta maka ida ne’e, katakla iha tan alternativa seluk sela’e atu depende deit baiha tulun. Nune’e, maka tansá ami koalia liu kona-baoinsá maka bele dezenvolve modelu jestaun idane’ebé ho kuidadu tebe-tebes, iha transparénsia noba tempu-naruk nian ba ita nia reseita minarai nian,.

Ida ne’e maka la mosu iha komentáriu La’o Hamu-tuk nian. Oras ne’e la iha nem esplikasaun ida kona-ba oinsá Timor-Leste harí sistema ida hodi halo jestaunba ninia reseita minarai nian sira, atu nune’e ita beledezenvolve no bele sés-an hosi praga hosi rekursune’e. Ita-boot la esplika to’ok kona-ba Fundu Minarainian atu hala’o oinsá, ne’ebé halo ha’u hanoin katakartigu ida ne’e sai liu fali hanesan informasaun salaida em vez de atu sai nu’udar kontribuisaun ida hodihabúras ita nia rain.

Ita-boot koalia iha artigu ida ne’e katak, durantekonsulta, iha distritu sira, povu simu “informasaunuitoan deit”. Halo favor ita-boot hola nota katak,hanesan hatama tan ba iha aprezentasaun porme-norizada ne’ebé ami hato’o kona-ba Fundu Minarainian, iha durante faze konsulta nian, ha’u oras ne’e ihaekipa ida maka tama-sai hela sentru hirak iha sub-distritu iha Timor-Leste nia laran, atu esplika, hodetailes, kona-ba fundu minarai nian. To’o oras ne’esira ekipa ne’e tama-sai tiha ona sub-distritu liu 55, hoema sira ne’ebé mai tuir iha sesaun informativa, ne’ebédala barak han oras 3 ka liu, hamutuk ho média emaliu na’in 50.

Ha’u hakarak hateten deit ba ita-boot kona-bainformasaun saida maka ba povu sira iha distritu nosub-distritu bele hetan, wainhira La’o Hamutuk lahanoin hetan katak ida ne’e importante ba ninia leitorsira.

Fundu minarai nian iha karakterístika hirak prinsipalkona-ba planu atu tulun Timor-Leste hodi sés-an hosipraga hanesan tuir mai ne’e:

Osan hosi Fundu ne’e liu porsentu 90 sei investeiha obrigasaun risku-ki’ik Governu Estadus Unidusnian. Ida ne’e atu evita problema hirak ne’ebénasaun riku minarai nian esperimenta tiha ona kona-ba inflasaun ekonomia doméstika no halo sira labelehetan kompetisaun hodi hadia hikas fali sira niamaioria ka reseita tomak.reseita minarai nian tomak sei selu direktamente baiha Fundu liu hosi konta bankária rezerva ne’ebéAutoridade Bancária no Pagamento maka sei holakonta hamutuk Konsellu Federal Administrativu deRezerva Estadus Unidus nian iha Nova Yorke.

Page 15: gratis Buletin La’o Hamutuklaohamutuk.org/Bulletin/2006/Apr/LHBv7n1bi.pdf · Jika Woodside dan mitra-mitranya (ConocoPhillips, Shell, dan Osaka Gas) memutuskan membangun jalur pipa

Buletin La’o Hamutuk Vol. 7, No. 1 April 2006 Halaman 15

Númeru konta nian maka 021080973. Ida ne’ehanesan karakterístika adisional ida liu fali ida ne’ebéNoruega harí.

Atu foti osan hosi fundu ne’e Parlamento Nacionaltenke aprova no sira tenke lori deklarasaun ida hosiauditor independente ida kona-ba Kálkulu ReseitaSustentável hosi rikusoi minarai Timor-Leste nian.Prosesu ida ne’e mos sei hetan supervizaun hosiKonsellu Konsultivu ida ne’ebé maka forma hosi emahirak koñesidu, ne’ebé dala ida tan, sai hanesanmedida transparénsia adisional ida wainhirakompara ho modelu Noruega nian.

Ha’u haré katak ita-boot hateten iha artigu segundukona-ba rejime katak Lei Fundu Minarai nian la tamaiha analize La’o Hamutuk nian. Ida ne’e hanesan koaliaarbiru deit no lalós. Ida ne’e hakarak hateten katakLei ne’ebé maka sai nu’udar parte integrante hosi aminia rejime, la tama iha nebá. Governu sempre hatamalei ne’e wainhira ami haksesuk kona-ba ami nia rejimebasá Lei ne’e iha tebe-tebes transparénsia noresponsabilizasaun. Atu oinsá mos, medida hirak ne’e,ba La’o Hamutuk nia avaliasaun ba ami nia rejime laimportante.Hodi hasai deit Lei ne’e maka ita-boothakarak halo afirmasaun mamuk ida hanesan “rejimeminarai Timor-Leste nian iha deit sala maka’as,omisaun, konflitu kona-ba interese no problema fun-damental seluk tan”.

Iha seksaun kona-ba transparénsia, ita-boot halokonkluzaun sala, wainhira hateten katak ami troka falimekanizmu Rejistu Publiku. De faktu ami mantéinnafatin ho padraun ida uluk nian kona-ba atu fo-saiinformsaun, ne’ebé hakerek iha versaun final lei nian,maka kona-ba atu fo “Autorizasaun no Emenda ba idane’e”.

Kontráriu ho La’o Hamutuk nia afirmasaun katak “lafo-sai ba publiku” wainhira iha mudansa ruma kona-ba autorizasaun. Artigu 30 (a) (ii) ejiji “detailes kona-ba izensaun hosi, ka mudansa ka suspensaun ba,kondisaun hirak atu fo Autorizasaun tuir hakerek ihaArtigu 21”. Buat ida tan, tuir lei ami tenki fo-sai sumáriuhirak kona-ba planu dezenvolvimentu nian. Naranavaliasaun ida kona-ba ami nia rejime, sei fó-sai bapúbliku buat ida ne’ebé diak liu fali prátika iha munduinternasional. La’o Hamutuk simu tiha ona, iha tempuliu ba, kópia hirak kona-ba Kontratu Partilla Produsaun,ne’ebé maka ema hotu bele hetan iha ami nia portal(website) www.transparency.gov.tl. Seksaun kona-batransparénsia la fó-sai portal ida ne’e, ne’ebé ha’upromete tiha ona wainhira ha’u halo diskursu ihsorumutuk kona-ba Inisiativa Transparénsia nian baIndustria Ekstrativa, iha Londres, dadauk iha tinan idane’e nia laran. Ida ne’e hanesan omisaun sériu selukne’ebé obriga ha’u atu tau kestaun ba La’o Hamutuknia motivu sira.

Buat ida tan katak, La’o Hamutuk halo firmasaun salawainhira dehan katak, ezbosu lei nian permite onaproprietário privadu rai nian atu la simu fasilidadehirak kona-ba minarai nian iha sira nia rain. Ezbosune’e la koalia kona-ba ida ne’e. Wainhira koalia oinseluk maka ida ne’e kontradiz ho 139 Konstituisaun niantanba rekursu pertense ba Estadu. Maibé ezbosu no leirasik hateten momós hela katak proprietáriu sira ihadireitu atu simu “kompensasaun ne’ebé justu no

razoável” hosi ema sira ne’ebé halo dezenvolvimentu.Kontráriu ho La’o Hamutuk nia afirmasaun kona-ba

proteksaun ba ambiente katak, Lei Minarai nian ejijiproteksaun ba ambiente, no detailes kona-ba ida ne’e,inklui Avaliasaun ba Impaktu Ambiental ne’ebé belehetan fatin iha regulamentu sira nia laran. Hakarak holanota mos katak projektu asisténsia teknika Norueganian hala’o tiha ona kolókiu EIA ida ba repartisaun sivilsira, hodi prepara Timor-Leste atu bele hetan kbiitwainhira halo jestaun ba parte ida ne’e kona-baprosesu dezenvolvimentu nian.

Komentáriu kona-ba envolvimentu komunidadelokal ne’e halo deit ha’u atu hasai konkluzaun ida katakLa’o Hamutuk nunka iha kontaktu ida ho povu Timor-Leste. Ida ne’e maka baze fundamental ba analize La’oHamutuk nian. Ita-boot lakohi atu dezenvolvimentune’e mosu, ka karik bele mosu maibé, iha wainhiraremata ona kolokiu hirak ne’ebé envolve konsultanteinternasional no ONG sira ne’ebé maka hetan funduhosi rai liur nian, hanesan La’o Hamutuk.

Wainhira ha’u nia konselleiru sira hit-an ba ihadistritu sira atu hato’o informasaun sira dala barak forelatóriu mai ha’u kona-ba komentáriu hirak sira hetanhosi xefe aldeia no reprezentante komunidade niansira seluk kona-ba tansá maka Governu la dadakadalak no refinaria mai iha Timor-Leste. Sira hatenekatak rekursu Tasi Timor nian besik liu mai ita nia rain,kuaze distánsia baluk deit ba rai Australia. Povu Timor-Leste oras ne’e hakarak atu haré sira nia rekursu belesai buras, no sira hakarak atu rekursu hirak ne’e saikedas buras. Sira la tauk atu haré dezenvolvimentune’e mosu iha sira nia hela fatin – no tuir lolós sira seisimu ho liman rua.

Liu tina tolu ho balu ona sura hosi loron restaurasaunukun-rasik-an nian no wainhira ami hala’o buat barak– liu-liu rejime foun kona-ba minarai nian – ema barakmaka hetok la iha pasiensia. Sira hakarak atu haré buathirak ne’e mosu lalais deit. Ida ne’e maka kazu kona-ba Lei Minarai nian fo autoridade balu ba Ministru,maibé buat hotu ne’ebé hateten ne’e tenki sai naklokeba ema hotu tuir hakerek iha lei

Nu’udar nasaun foun ida, ho rejime foun minarainian, ita presiza iha fleksibilidade. Ita moris iha munduida kompetitivu no ita hetan fatin as liu kompara honasaun sira seluk. Ita seidauk hakerek buat barakkona-ba dezenvolvimentu minarai nian. Diak liu itahanoin katak, nasaun barak ne’ebé maka sei hala’ohela dezenvolvimentu maibé hetan susesu iha mundu,maka nasaun hirak ne’ebé maka hetan Governu idaho vizaun klaru wainhira sira hakarak ukun rai ne’e,no sira maka hirak ne’ebé bele sai desizivu no orasne’e ukun hodi povu nia naran ne’ebé hili sira.

Povu Timor-Leste kleur tebes duni maka ema halonia la la’o ba oin. Ukun-rasik-an la’os katak, la ihaona terus ka susar no ita sei iha media mortalidadene’ebé sei ás ba ita nia labarik sira. Ita hetan buatida ne’e tanba sira hotu ne’ebé maka terus, no sirane’ebé entrega sira nia moris ba ita nia ukun-rasik-an, atu bele la’o ba oin no halo dezenvolvimentuekonomia nian sai nu’udar realidade ida ba emahotu iha rai ida ne’e. Ha’u iha orgullu tebe-tebes horejime minarai Timor-Leste nian basá rejime ne’eestabelese momós hela kona-ba enkuadramentu idaatu hetan objektivu ne’e.

Page 16: gratis Buletin La’o Hamutuklaohamutuk.org/Bulletin/2006/Apr/LHBv7n1bi.pdf · Jika Woodside dan mitra-mitranya (ConocoPhillips, Shell, dan Osaka Gas) memutuskan membangun jalur pipa

Halaman 16 Vol. 7, No. 1 April 2006 Buletin La’o Hamutuk

La’o Hamutuk apresia resposta husi Primeiru Ministru baartigu La’o Hamutuk nian nebe publika iha Boletin fulanNovembru liu ba. Ami kontenti tamba S.E. Sr. PrimeiruMinistru le’e duni saida mak ami koalia sai no ami fiarkatak ami nian haree no S. E. Primeiru Ministru nian mosbarak liu mak hanesan duke ida la’e nian. Ne’e duni amisimu oportunidadi ida ne’e hodi bele kontinua hala’odialogu nune’e bele klarifika konaba asuntu hirak ne’e.

Dalaruma mos ema konfronta ho informasaun nebeladiak hodi ataka mensajeiru nebe hato’o lia ne’e. Buathirak hanesan ne’e ami senti iha artigu S.E. PrimeiruMinistru nian no infelizmente husi Guvernu nia parti moshakarak halo daudaun defamasaun sai nudar delitukriminal. (Hare pagina 22.) Iha komentariu ida ne’e noiha ami nia artigu laran tomak, La’o Hamutuk fokaatensaun liu ba substansia – konaba saida mak hateten onaka hala’o tiha ona duke konaba ema nebe mak hateten idane’e. Ami mos enkorajem maluk sira iha Timor-Leste nialaran, nomos ba maluk hirak nebe mak iha Guvernu laranka iha liur atu mos bele halo hanesan ne’e.

La’o Hamutuk la kontra dezenvolvimentu petroliferaiha Timor-Leste. Ami rekoñese katak fa’an mina ho gashanesan dalan ida atu nune’e iha dekade hirak besikdaudaun iha futuru mai, Timor-Leste bele liberta-an husidependensia ba doadores, hodi nune’e bele fornese badezenvolvimentu ekonomiku nebe nesesitadu teb-tebes,atu nune’e bele servi duni ba ita nia sidadaun tomak. Amiapresia Guvernu nia servisu iha area ida ne’e, tamba milaun$500 ho resin mak depozita tiha ona iha Fundu Petroliferanian. Ami konkorda katak Guvernu ida ne’e rasik iha poderlegal no responsabilidade moral hodi halo leis badezenvolvimentu mina no gas no halo manajementu barendimentu iha Timor-Leste nian, no iha ne’e mak amimos koko oferese sujestaun hirak konstrutivu nian bainhiraami hanoin katak desizaun politika hirak Guvernu aplikane’e karik ladun perfeitu, no ami fo’o hanoin ruma banhiraami haree katak karik iha aspetu balun husi industria niannebe mak bele fo’o perigu ba Timor-Leste.

Timor-Leste nia leis petrolifera nian no nia manage-mentu ba rendimentu diak liu duke nasaun terseiru mundusira seluk. Tamba ne’e duni ami aplaude ba Guvernu niaservisu maka’as hodi halo buat hanesan ne’e. Importun-amente, esperiensia husi kuaze nasaun terseiru mundu siraho industria petrolifera internasional halo buat negativudeit. Hanesan La’o Hamutuk hakerek submisaun baGuvernu iha tinan 2004, no dala ida tan mos ami hakerekiha ami nia artigu Boletin fulan Novembru liuba, kataksidadaun Timor-Leste oan sira iha duni direitu atu hetanprotesaun maka’as ba direitus humanus, meio ambiente,no siguransa ekonomiku ba longu prazu. Maski Guvernunia leis petrolifera nian fornese protesaun balun iha areahirak ne’e, maibe bele sai forti liutan fali nasaun riku siraseluk nian. Maski lei nasaun riku sira nian dalabarak la-fornese protesaun diak; pur izemplu, iha fulan Janeiro liuba, The New York Times, halo publikasaun konabakoluzaun entre kompañia gas ho regulador sira husiguvernu Estadus Unidus Amerika nian nebe permiti

kompañia sira atu bele manobra guvernu nia osan tokon batokon dolar Amerika hosi royalti gas nian.

La’o Hamutuk apoia maka’as teb-tebes ba FunduPetrolifera no esforsu nebe mak Guvernu hala’o tiha ona.Ami mos involve ho guvernu hahu kedas husi prosesu halolejislasaun, hato’o sujestaun barak hodi hametin liutanobjetivu Fundus ne’e nian atu nune’e bele salvaguardajerasaun hirak iha futuru nian husi ita nia rekursuspertolifera ne’e duni. Ami nia Boletin fulan Dezembru2005 nian hatama mos artigu primeiru relatorio trimestralkonaba Fundus petrolifera ne’e nian.

Ami nia Boletin Novembru 2005 nebe mak PrimeiruMinistru halo resposta hasoru ne’e hanesan kuartu Boletinnebe mak ami foka ba jestaun hirak mina ho gas nian.Komesa iha tinan 2000, La’o Hamutuk publika tiha onaartigu ruanulu resin konaba dezenvolvimentu petroliferaiha Timor-Leste. Ami halo peskiza bo’ot no entrevista baema oficiais barak nebe mak responsavel ba dezenvolvi-mentu mina ho gas iha Timor-Leste, atu hetan informasaunba ami nia relatoriu, bele hetan iha Bahasa Indonesia hoIngles iha ami nia eskritoriu iha Farol-Dili ka iha ami niawebsite. Ami laos reklama katak ne’e “analize definitivu,”maibe simplizmente atu oferese deit informasaun noperspetiva balun hodi kompleta deit buat hirak nebe makguvernu no ema seluk hato’o tiha ona.

Ami nia Boletin fulan Novembru 2005, hakerek konabadependensia petrolifera no lei petrolifera, maibe ami seihakerek nafatin konaba parti seluk husi asuntu teknikukompleksu ida ne’e – fronteira maritima, impaktu sosialno ekonomiku, meio ambienti, transparensia, kompañiamina, managementu ba rendimentu, no seluk tan. Seiimposivel wainhira hakarak koalia asuntu hirak ne’e hotudala ida deit iha tempu hanesan. Artigu hirak iha fulanNovembru hakerek konaba “rejime” – Lei hirak neberegula konaba projetu petrolifera, liuliu relasaun entreRDTL ho kompañia mina internasional nebe mak mai ihane’e hodi halo osan husi ita nia rekursus. Lei FunduPetrolifera mos importante, defini responsablidade noprosedimentus entre Guvernu Timor-Leste ho kompañiapetrolifera internasional sira nebe mak mai iha ne’e haloosan hosi ita nia rekursus. Ami nia diskusaun separadakonaba rejime ho Fundu paralelu ho konsultasaun publikuseparada nebe Guvernu hala’o iha tinan 2004 ho 2005.

Ami konkorda ho Primeiru Ministru nebe hateten katakkonsultasaun publiku, manajementu ba rendimentu nebe diak,transparensia, involvimentu komunidadi nian no protesaunba meio ambienti ne’e importante hodi halo susesu badezenvolvimentu petrolifera. Iha ne’e ami apresia esforsu husiguvernu nebe mak hala’o dadaun iha area hirak ne’e. Maibe,Sr. Dr. Mari Alkatiri sei la-sai Primeiru Ministru iha tinan 20ka 30 nia laran, enkuantu Timor-Leste presiza protesaun husilei forti no loloos nebe mak sei aplika ba guvernu hirak ihafuturu nian nebe karik sira mos sei la-troka tan perspetivasba malu, komitmentu, ka desizaun politika husi adminis-trasaun atual ida ne’e. Ami mos la-konkorda katak niamandatu nudar xefi guvernu RDTL nian ba oras ne’e beleextrai hotu kedas mina ho gas iha Timor-Leste, maibe se diak

La’o Hamutuk Resposta Ba Primeiru Ministru Nia Artigu

Page 17: gratis Buletin La’o Hamutuklaohamutuk.org/Bulletin/2006/Apr/LHBv7n1bi.pdf · Jika Woodside dan mitra-mitranya (ConocoPhillips, Shell, dan Osaka Gas) memutuskan membangun jalur pipa

Buletin La’o Hamutuk Vol. 7, No. 1 April 2006 Halaman 17

liu atu garanti katak regulamentus ba manajementu petroliferaiha tinan hirak mai sei proteje no forñese buat diak ba futurujerasaun sidadaun Timor-Leste tomak.

Ami nia artigu hakerek konaba dependensia petroliferaasentua ba faktu katak pursentu 89 husi Timor-Leste niaProdutu Rai Laran Tomak (GDP) no pursentu 94 husirendimentu guvernu nian nebe sei hetan husi mina no gasiha tinan 5 nia laran. Ami fiar ba Primeiru Ministru niavizaun katak ida ne’e sei fo’o posibilidade ba Timor-Lesteekonomikamente nune’e mos politikamente beleindepedente. Hanoin hanesan mos ho Guvernu nian, makLa’o Hamutuk mos servisu tiha ona ba Timor-Leste hodi

bele maximiza benifisius hirak ne’e husi rekursus TasiTimor nebe mak Australia reklama dehan ninian, maibebesik liu ba Timor-Leste.

Loos duni katak ema iha Timor-Leste laran hakarak moshetan osan husi mina nian maibe husi servisu mak belehetan, hanesan mos povu iha Nigeria, Ecuador, Kongo,Angola no nasaun hirak nebe mak produz mina hakarak.Ami espera katak guvernu Dr. Alkatiri nia esforsu, nebehetan apoiu husi La’o Hamutuk no sociedadi sivil, belehalo Timor-Leste susesu liu tan duke nasaun seluk, hodiatinji ba buat ne’e. Maibe ita labele subestima difikuldadihusi servisu hirak ne’e.

Pontus spesifikus balun husi Primeiru Ministru nia artigu nebe tenki hetan respostaAmi husu deskulpa ba sala nebe iha ami nia eskrita konaba Guvernu fo’o exempsaun ba kompañia iha artigu21 nia laran katak sira la-anunsia publikamente – Primeiru Ministru loos iha pontu ne’e. Maibe, ami niapreukupa mak keta halo sira bele deside arbitrariamente livre no la-fo’o sai.

Hanesan Primeiru Ministru hakerek katak, La’o Hamutuk husu no hetan Kontratu Fahe Hamutuk Produsaun(Production Sharing Contracts) Bayu-Undan nian, maski versaun nebe ami hetan (hanesan mos ida nebe maktau iha website: www.transparency.gov.tl) iha paragrafu xavi 13 mak de propozitu halakon “deliberately omitted”(hakarak halakon). Ami mos husu beibeik konaba Kontratu Fahe Hamutuk Produsaun Greater Sunrise niannebe mak asina tiha ona iha tinan hirak liu ba, maibe ami la-simu nomos la-tau iha website.

Relasiona ba direitu konaba ema proprietariu rai privadu nian rezeita fasilidadis petrolifera nian, iha artigu 14.1husi drafta Lei Petrolifera tinan 2004 nebe mak sirkula ba konsultasaun publiku dehan katak: “laiha ema ida makbele ezerse nia direitu liu husi autorizasaun ruma ka liu husi lei ida ne’e:…(c) konaba proriedadi imovel rumasein iha konsentimentu eskrita husi ema nain.” Maski Primeiru Ministru hakerek dehan ida ne’e viola KonstitusaunRDTL artigu 139, La’o Hamutuk fo’o hanoin ninia preokupasaun katak ema rai nain sira tenki iha direitu bafasilidadis mak hanesan pipa, dalan, fabrika, ho fasilidadi seluk nebe mak uza hodi extrai mina maibe tau ihafatin la-hanesan iha rekursu nebe mak iha rai okos. Atu iha drafta ka iha diskusaun final ba Lei nian koaliakonaba “konpensasaun nebe mak loloos no razoavel,” Ida ne’e husik hela ba Ministeriu Petrolifera mak beledisidi konaba saida mak justu no razoavel.

Ami hakerek katak Lei Petrolifera ne’e la fo’o protesaun sufisiente ba meio ambiente. Regulamentu hirak nebemak Primeiru Ministru mensiona ne’e seidauk hakerek, no provavelmente mos karik sei labele lori ba konsultasaunpublika ida mak hanesan halo tiha ona, halo revizaun fila fali no halo diskusaun parlamentaria hanesan Lei. Aminia pontu prinsipal mak katak lei hirak ne’e la fo’o fatin ba publiku, halo revizaun fila fali ka halo konsultasaunkonaba asuntus meio ambienti nian nebe mak besik ba area eskplorasaun. Laiha mekanizmu ba ema nebe maklaiha ministeriu laran bele lori problema meio ambienti ba atensaun autoridadi hirak nebe mak diferenti husi emahirak nebe mak responsavel ba dezenvolve mina ne’e. Ami fo’o parabens ba guvernu ida ne’e tamba preparadadaun atu hala’o avaliasaun konaba impaktu ba meio ambienti, no ami hein katak Guvernu hirak iha loron ikusmai sei foti medida hirak hanesan ne’e mos.

Konaba halo konsultasaun ho komunidadi lokal, de faktu katak Guvernu hala’o tiha ona esforsu maka’as hodihanorin ema konaba benefisiu husi dezenvolvimentu petrolifera ne’e nian. Ami fiar katak povu sira mos presizaaprende konaba riskus potensiais, nebe presiza hetan hodi halo desizaun didiak. Konsultasaun presijainterkomunikasaun, katak ema nebe halo desisaun rona ba povu sira ninia ideas nune’e mos fo’o informasaunno resposta ba povu nia perguntas sira. Importante tebtebes mak katak komunidadi sira mos presiza koaliakonaba projetu nebe mak sei afeta diretamente ba sira. Ita bele haree rezultadu alternativa iha Aceh, BougainvilleNigeria ka Papua Oeste.

Siapa di La’o Hamutuk?Staf La’o Hamutuk: Maria Afonso de Jesus, Bella Galhos, Alex Grainger, Titi Irawati, Nugroho Kacasungkana,

Yasinta Lujina, Inês Martins, Guteriano Nicolau, Charles Scheiner, Santina SoaresPenerjemah: Kylie, João Sarmento, Andrew de SousaDewan Penasehat: Joseph Nevins, Nuno Rodrigues, Pamela Sexton, Adérito de Jesus Soares

Page 18: gratis Buletin La’o Hamutuklaohamutuk.org/Bulletin/2006/Apr/LHBv7n1bi.pdf · Jika Woodside dan mitra-mitranya (ConocoPhillips, Shell, dan Osaka Gas) memutuskan membangun jalur pipa

Halaman 18 Vol. 7, No. 1 April 2006 Buletin La’o Hamutuk

123123123123123123123123123123123123123123123123123123

Lam

inar

ia-C

oral

lina

Ela

ng-K

akat

ua

Bayu

-Und

an

Gre

ater

Sun

rise

Gar

is W

aktu

Pen

gem

bang

an L

aut T

imor

Dia

gram

ini

mem

perli

hatk

an b

agai

man

a pe

rund

inga

n-pe

rund

inga

n da

n pr

oyek

-pr

oyek

men

gena

i cad

anga

n m

inya

k di

Lau

t Tim

or b

erhu

bung

an d

enga

n ke

jadi

an-

keja

dian

sej

arah

, dim

ulai

ket

ika

Soeh

arto

men

gam

bil

keku

asaa

n sa

mpa

i de

ngan

sem

ua m

inya

k da

n ga

s di L

aut T

imor

bag

ian

Tim

or-L

este

hab

is.

Kot

ak-k

otak

di a

tas m

enun

jukk

an p

erio

de se

jara

h –

pem

erin

tah

Portu

gis,

Indo

-ne

sia,

UN

TAET

, dan

RD

TL y

ang

berk

uasa

di T

imor

-Les

te. I

ni d

iikut

i den

gan

satu

skal

a ta

hun,

dar

i kiri

ke

kana

n.Ra

ngka

ian

garis

sel

anju

tnya

men

unju

kkan

ber

baga

i per

janj

ian

yang

diru

ndin

gkan

anta

ra A

ustra

lia, I

ndon

esia

, dan

Tim

or-L

este

. Set

iap

garis

dim

ulai

di k

iri k

etik

a pe

run-

ding

an b

erm

ula.

Gar

is in

i men

jadi

sem

akin

teba

l set

elah

pen

gesa

han,

ket

ika

perja

njia

nm

enja

di b

erla

ku. G

aris

ini m

eman

jang

ke

arah

kan

an se

lam

a pe

rjanj

ian

ini b

erla

ku.

Dua

perja

njia

n per

tam

a diru

ndin

gkan

anta

ra A

ustra

lia da

n Ind

ones

ia ta

npa p

eran

serta

Tim

or-L

este

. Per

janj

ian

perb

atas

an ta

hun

1972

ber

laku

tanp

a ba

tas

wak

tu, d

anPe

rjan

jian

Cel

ah T

imor

tahu

n 19

89 y

ang

ilega

l, di

renc

anak

an b

erla

ku sa

mpa

i tah

un20

31, b

erak

hir k

etik

a In

done

sia te

rpak

sa k

elua

r dar

i Tim

or-L

este

pad

a ta

hun

1999

.Pe

rjan

jian

Lau

t T

imor

tah

un 2

002,

Ket

entu

an K

elau

tan

Tert

entu

dal

amPe

rjan

jian

Lau

t Tim

or (C

erta

in M

ariti

me A

rran

gem

ents

in th

e Tim

or S

ea T

reat

y –

CM

ATS)

tahu

n 20

06, d

an K

esep

akat

an P

enya

tuan

Inte

rnas

iona

l Sun

rise

(Sur

ise

Inte

rnat

iona

l Uni

tizat

ion

Agr

eem

ent –

IUA

) tah

un 2

003

dita

ndat

anga

ni o

leh

Aus

-

tralia

dan

Tim

or-L

este

. Wal

aupu

n Pe

rjanj

ian

Laut

Tim

or a

kan

habi

s m

asa

berla

kuny

apa

da ta

hun

2033

, ia

tela

h di

perp

anja

ng s

ekur

angn

ya s

ampa

i tah

un 2

056

oleh

CM

ATS.

CM

ATS

(bel

um d

isahk

an at

au b

elum

ber

laku

) dan

Per

janj

ian

Laut

Tim

or ak

an te

rus b

erla

kusa

mpa

i se

tela

h pr

oduk

si G

reat

er S

unris

e be

rakh

ir. I

UA

bel

um d

isah

kan,

mes

kipu

ndi

mas

ukka

n da

lam

kes

epat

akan

CM

ATS

dan

akan

ber

laku

sela

ma

perio

de y

ang

sam

a.Ra

ngka

ian i

nfor

mas

i ber

ikut

nya m

enun

jukk

an em

pat l

adan

g min

yak d

an ga

s uta

ma d

i bag

ian-

bagi

an L

aut T

imor

yan

g be

rdas

arka

n as

as h

ukum

inte

rnas

iona

l har

us m

enja

di m

ilik

Tim

or-

Leste

. Mas

ing-

mas

ing

garis

dim

ulai

ket

ika

lada

ng d

item

ukan

, men

jadi

sem

akin

teba

l set

elah

peng

emba

ngan

dim

ulai

, dan

men

capa

i ket

ebal

an m

aksim

um k

etik

a lad

ang

berp

rodu

ksi.

♦L

amin

aria

-Cor

allin

a ha

siln

ya s

elur

uhny

a di

pero

lah

Aus

tralia

, mes

kipu

n la

dang

ini

lebi

h de

kat k

e ga

ris p

anta

i Tim

or-L

este

dar

ipad

a A

ustra

lia.

♦El

ang-

Kak

atua

dan

Bay

u-U

ndan

ber

ada

di w

ilaya

h pe

ngem

bang

an b

ersa

ma

(JPD

A –

Join

t Pet

role

um D

evel

opm

ent A

rea)

, den

gan

peng

hasil

an h

ulu

(eks

trasi)

90%

unt

uk T

imor

-Le

ste d

an 1

0% u

ntuk

Aus

tralia

, yan

g m

enda

patk

an se

mua

pen

ghas

ilan

hilir

(pem

rose

san)

.♦

Gre

ater

Sun

rise

seb

agia

n be

rada

dal

am J

PDA

. Ket

ika

mul

ai b

erpr

oduk

si b

eber

apa

tahu

n m

enda

tang

, Tim

or-L

este

dan

Aus

tralia

akan

ber

bagi

has

il 50

%-5

0%. P

erus

ahaa

n-pe

rusa

haan

bel

um m

emut

uska

n di

man

a mem

pros

es g

as S

unris

e, y

ang

akan

men

entu

kan

siap

a ya

ng m

enda

patk

an p

engh

asila

n hi

lir.

20202021202220232024202520262027202820292030203120322033203420352036203720382039204020412042204320442045204620472048204920502051205220532054205520562057205820592060206120622063

19651966196719681969197019711972197319741975197619771978197919801981198219831984198519861987198819891990199119921993199419951996199719981999200020012002200320042005200620072008200920102011201220132014201520162017201820192020

Ked

ikta

tora

n S

uhar

to

Per

janj

ian

Cel

ah T

imor

Aus

tralia

-Indo

nesi

a P

erja

njia

n La

ut T

imor

RD

TL-A

ustra

lia

Asl

inya

ber

akhi

r, di

perp

anja

ng o

leh

CM

ATS

1212121212121212121212121212121212121212121212121212

Tim

or P

ortu

gis

Pen

dudu

kan

Indo

nesi

a

UNTA

ET

RD

TL m

erde

ka

Per

janj

ian-

Per

janj

ian

Per

bata

san

Das

ar L

aut A

ustra

lia-In

done

sia

Per

janj

ian

CM

ATS

RD

TL-A

ustra

liaIU

A Su

nris

e

PERJANJIAN LADANG MINYAK

Page 19: gratis Buletin La’o Hamutuklaohamutuk.org/Bulletin/2006/Apr/LHBv7n1bi.pdf · Jika Woodside dan mitra-mitranya (ConocoPhillips, Shell, dan Osaka Gas) memutuskan membangun jalur pipa

Buletin La’o Hamutuk Vol. 7, No. 1 April 2006 Halaman 19

ASOSIASAUN ESTUDANTE TIMOR-LESTE IHA ESTADUS UNIDUS AMERIKA

Deklarasaun pozisaun kona-ba situasaun atual Timor-LesteHo espiritu unidade nasional, Timor-Leste hetan ona ninian independensia neebe restaura iha 20 Maiu 2002. Hodiukun-rasik-an nee Timor-Leste sei la fo tan fatin ba politika hafahe no ukun (devide et impera ) neebe sai nuudarkarakter kolonializmu no okupasaun. Maske nunee, tan istoria naruk husi kolonializmu no okupasaun halo Timor-Lestemos hetan impaktu makaas husi forma politika hirak nee. Problema hirak neebe mosu iha loron balu liu ba iha Timor-Leste indika katak emar Timor-Leste mos sei susar atu hasees-an husi eransa kolonializasaun no okupasaun.Istoria Timor-Leste rasik hatudu momoos katak politika devide et impera nee konseitu no pratika komun husi forsakolonialista no okupante nee sai nuudar veneno no horok aat neebe la merese atu eziste iha Timor-Leste ohin loron.Tan nee politika no pratika divizionizmu neebe mosu iha deklarasaun hanesan “Ami Lorosae mak funu vs Imi Loromonumak aproveita; firaku vs kaladi; funu-nain vs milisia; Aswain vs traidor” laos refleta espiritu unidade nasional neebeuluk sai nuudar forsa unifikante iha luta libertasaun nasional. Tan nee husi ohin ba oin, Timor-Leste neebe foun sei labele iha tan “Ami-Imi” maibe iha deit mak “Ita” hotu neebe hamutuk iha Timor-Leste. Faktu istoriku hatudu katakkomunidade internasional hatene no valoriza duni unidade nasional emar Timor-Leste.Nuudar sidadaun no foin-sae husi Timor-Leste neebe iha interese makaas ba progresu no dezenvolvimentu, ami —Asosiasaun Estudante Timor-Leste iha Estadus Unidus Amerika —senti preokupadu tebes ho insidente hirak neebemosu iha instituisaun F-FDTL. Tan nee, ami hakarak hatoo ami nian ezijensia no apelu ba:1. Prezidente Republika

♦ Nuudar garantor unidade nasional tuir mandatu Konstituisional atu kontinua nafatin dialogu nasional neebeinvolve entidade no komponente tomak iha rai laran atu bele buka solusaun ba problema F-FDTL.

♦ Nuudar Komandante Supremu atu estabelese Komisaun Independente ida atu investiga kazu ‘loromonu-lorosae’ neebe mosu iha instituisaun F-FDTL laran atu prosesa tuir regulamentu no lei neebe mak vigora ihaTimor-Leste.

2. Governu RDTL♦ Atu kaer metin nafatin mekanizmu dialogu hanesan dalan diak liu atu rezolve diverjensia politika neebe mosu

dadaun iha rai laran hodi nunee la bele hamosu tutan impaktu hirak neebe ikus mai bele sobu unidadenasional no harahun ukun-an neebe ita sosa ho mate, ran, terus no soin oioin.

♦ Atu hola medida hirak neebe justu no proporsional hodi restaura lalais lei no orden iha nasaun laran no mosfo protesaun masimu ba populasaun, inklui populasaun sira nian propriedade privadu.

♦ Atu instituisaun lei no orden bele mantein nafatin prosesu demokratiku neebe respeita direitu ema nian nodireitu fundamental sira seluk tan hodi nunee bele restaura lalais fali situasaun paz no seguransa iha railaran.

♦ Atu Ministeriu Defeza halo lei no kodiku militar neebe bele regula displina militar no garantia soldadu sira niandireitu fundamental.

3. Parlamentu Nasional♦ Atu servisu hamutuk ho orgaun soberanu sira seluk hakerek lalais lei ida kona-ba anti-diskriminasaun neebe

bazeia ba rasa, orientasaun seksual, religiaun, orijin, no estadu sosial iha instituisaun neebe deit iha Timor-Leste laran hodi nunee bele asegura direitu ema hotu ba empregu, edukasaun, saude, moris hakmatek noselseluk tan.

4. Tribunal Supremu♦ Atu kria mekanizmu legal hirak neebe nesesaria atu bele halakon tiha stigma etniku hanesan ‘loromonu-

lorosae’ no ‘firaku-kaladi’ basaa buat hirak nee sai nuudar ameasa ba estabilidade nasional.5. Instituisaun relijiozu no denominasaun seluk iha TL

♦ Atu instituisaun relijiozu no denominasaun seluk iha Timor-Leste, liliu ierarkia Igreja Katolika hola parte ativaiha prosesu reintegrasaun komunitaria hodi bele reforsa espiritu unidade nasional.

6. Sidadaun tomak♦ Atu hakribit violensia no husik hela hahalok injustisa sira.♦ Atu la bele fo tan fatin ba ema ka grupu ruma neebe buka sokar lia ka hafahe no halo atan tenik Timor oan

basaa nasaun RDTL nee emar Timor-Leste nian hotu; laos individu, grupu, partidu ka regiaun ida nian.Nuudar jerasaun foun, ami fiar ho neon no laran tomak katak komponente hotu iha rai RDTL sei halao ninian obrigasaunmoral atu dezenvolve RDTL ida neebe diak ba Timor oan hotu iha loron ohin no loron-aban-bainrua. Ami fiar katakkomponente hotu iha Timor-Leste sei restaura hikas situasaun hakmatek iha populasaun nian leet.

Hawai’i, 3 Abril 2006

Álvaro Ribeiro, Prezidente

Page 20: gratis Buletin La’o Hamutuklaohamutuk.org/Bulletin/2006/Apr/LHBv7n1bi.pdf · Jika Woodside dan mitra-mitranya (ConocoPhillips, Shell, dan Osaka Gas) memutuskan membangun jalur pipa

Halaman 20 Vol. 7, No. 1 April 2006 Buletin La’o Hamutuk

Berita Solidaritas Kuba dari IndiaOleh Antero Benedito da Silva, Utusan untuk APRCSC dari Komite Timor-Leste-Solidaritas Kuba

“Dan suara-suara menentang imperialisme sedang berupaya untuk berpijak pada yang lemah…”

Solidaritas India dan Kuba menyelenggarakan KonferensiRegional Asia Pasifik untuk Solidaritas Kuba (APRCSC,Asia Pacific Regional Cuba Solidarity) yang ketiga di kotaChennai (dahulu Madras), Tamil Nadu. Tamil Nadu adalahsalah satu kota yang paling padat penduduknya di India.Pada dasawarsa 1950-an, partai-partai politik di India darisemua ideologi bersama-sama mengirimkan bahan-bahanmakanan ke Kuba sebagai dukungan kepada Fidel Castrodan perjuangan rakyat Kuba melawan rezim yangeksploitatif yang didukung oleh Amerika Serikat di Kubapada saat itu. Konferensi tahun ini, sekali lagi, menegaskankembali komitmen rakyat India untuk berjuang demitujuan yang benar. Pemimpin terkemuka M. Karunanidhibekas Ketua Menteri negara bagian Tamil Nadi selamatiga kali, menyatakan bahwa mempertahankan Kuba bukanhanya kewajiban rakyat Kuba sendiri. Ini adalah kewajibansemua orang yang bisa berpikir dengan benar di seluruhdunia. Kuba pernah dan masih menjadi simbol perjuanganuntuk satu dunia yang baru, sebuah dunia yang adil bagimanusia.

Para peserta APRCSC datang dari 17 negara di wilayahAsia-Pacific, dari Selandia Baru sampai China, dari SriLanka sampai Jepang, yang mewakili organisasi-organisasipolitik Marxis dan agama-agama. Dengan memperhatikankerjasama Timor-Leste dengan Kuba, Timor-Lestemengirimkan seorang peserta ke konferensi solidaritas

antar rakyat itu yang berlangsung pada 20-21 Januari.Sebelumnya, pemerintah Timor-Leste telah mendesakdiakhirinya blokade ekonomi terhadap Kuba di Perseri-katan Bangsa-Bangsa.

Konferensi ini mengutuk embargo oleh Amerika Serikatselama 46 tahun sebagai suatu “blokade yang kejam danmelanggar hukum”. Konferensi menetapkan 26 Julisebagai “Hari Solidaritas Kuba” dan menyerukan teman-teman Kuba dan orang-orang yang berhati baik di seluruhdunia untuk merayakan hari solidaritas itu. Para pesertamendukung aksi-aksi di seluruh dunia oleh organisasi-organisasi politik, organisasi-organisasi buruh, petani,pekerja-pekerja pertanian, pemuda, perempuan, maha-siswa, intelektual, dan seniman untuk melawan imperial-isme di bawah George Bush, dan meminta perubahanrezim di Amerika Serikat. Rakyat India berencana akanmenyelenggarakan protes secara besar-besaran melawanGeorge Bush selama kunjungannya ke India pada bulanMaret.

Karena kerjasama yang sedang berlangsung antarapemerintah Kuba dan Timor-Leste, masyarakat sipilTimor-Leste seharusnya melanjutkan membangunSolidaritas Rakyat Timor-Leste dan Rakyat Kuba, secaraaktif memajukan program pertukaran budaya dan berusahameningkatkan kualitas solidaritas yang sedang berlang-sung antara Timor-Leste dan Kuba.

“Hasta La Victoria Siempre”

Dengarkan Program Radio “Igualidade” La’o HamutukWawancara dan komentar mengenai isu-isu penting yang kami pantau!

Setiap Minggu pada jam 1:00 siang di Radio Timor-Leste

Page 21: gratis Buletin La’o Hamutuklaohamutuk.org/Bulletin/2006/Apr/LHBv7n1bi.pdf · Jika Woodside dan mitra-mitranya (ConocoPhillips, Shell, dan Osaka Gas) memutuskan membangun jalur pipa

Buletin La’o Hamutuk Vol. 7, No. 1 April 2006 Halaman 21

Pelatihan Analisis Gender di YogyakartaStaf La’o Hamutuk Yasinta Lujina berpartisipasi dalampelatihan analisis gender, yang diselenggarakan di Yog-yakarta, Indonesia pada 23-29 Januari. Pelatihan yangdiselenggarakan oleh NGO USC-Satunama yang berpusat diYogyakarta itu, diikuti sekitar 30 peserta dari berbagaikelompok keagamaan, NGO, kelompok media, akademisi danorganisasi-organisasi perempuan dari Indonesia dan Timor-Leste.

Tujuan dari pelatihan adalah untuk meningkatkan kapasitaspeserta dalam menganalis gender dalam kerangka konsep-tualnya dan membekali peserta dengan metode analisissehingga mereka bisa menerapkan metode-metode tersebutpada kerja mereka untuk pengorganisasian dan pemberdayaanmasyarakat. Pelatihan ini juga membekali peserta denganpemahaman yang kritis tentang kondisi dalam manahubungan-hubungan gender berlangsung dan dampak dari hubungan-hubungan ini.

Tindak lanjut dari pelatihan ini adalah pembentukan Gender Satunama Group, sebuah forum yang dirancang danditujukan untuk orang-orang yang telah mengikuti pelatihan yang sama. Di Timor-Leste, mereka yang tertarik denganmasalah ini bisa menghubungi Yasinta Lujina di La’o Hamutuk; di tempat lain silakan menghubungi Gender SatunamaGroup di [email protected]

Para survivor perbudakan seksual Jepang memberikan kesaksian di depan umum. Dari kiri kekanan: Virginia da Costa, Aniceto Neves (penerjemah), Mariana Araújo da Costa Marques danAlicia Prego.

Audiensi Publik tentang Perempuan Penghibur pada Masa PD IIterutama para korban dan keluarga mereka, untukberbicara secara terbuka sehingga masyarakat Timor-Lestemenjadi sadar tentang perbudakan seksual selamapendudukan Jepang pada 1942-1945.

Audiensi publik tersebut juga menampilkan diskusipanel dengan Uskup Goro Matsuura dari Osaka, YasushiHigashizawa, seorang profesor hukum yang menjadipengacara untuk kasus-kasus kekerasan seksual, anggotaParlemen Timor-Leste Lucia Lobato (PSD) dan VicenteFaria (Fretilin), dan Pastor Martinho Gusmão, DirekturKomisi Keadilan dan Perdamaian Diosis Baucau.

Para peserta dalam audiensimendesak pemerintah Jepanguntuk mengakui perilaku yangtidak berperikemanusiaan dankejam dari tentara-tentaramereka selama Perang DuniaII. Para peserta memintapemerintah Jepang untukmeminta maaf kepada parakorban di wilayah yang saat itubernama Timor Portugis, danuntuk membayar kompensasikepada para korban perbu-dakan seksual.

Audiensi ini dilakukan sete-lah Perkumpulan HAK yangbekerjasama dengan KoalisiJepang untuk Timor-Lestemelakukan penelitian selamasatu tahun.

Perkumpulan HAK bekerjasama dengan Koalisi Jepanguntuk Timor-Leste, menyelenggarakan audiensi publikselama dua hari tentang perbudakan seksual pada masaPerang Dunia II, di Aula Susteran Canossiana, Becora,Dili pada 6-7 Februari. Tujuan dari audiensi publik iniuntuk mengungkapkan kebenaran tentang pendudukanmiliter kekaisaran Jepang di Timor Portugis, yang disertaidengan kejahatan-kejahatan yang kejam dan tidakberperikemanusiaan yang terkait dengan perang, termasukperbudakan seksual paksa (jugun ianfu, romusa, danheiho). Audiensi ini mendukung perempuan Timor,

Page 22: gratis Buletin La’o Hamutuklaohamutuk.org/Bulletin/2006/Apr/LHBv7n1bi.pdf · Jika Woodside dan mitra-mitranya (ConocoPhillips, Shell, dan Osaka Gas) memutuskan membangun jalur pipa

Halaman 22 Vol. 7, No. 1 April 2006 Buletin La’o Hamutuk

La’o HamutukInstitut Pemantau dan Rekonstruksi Timor Lorosa’e1/1a Rua Mozambique, Dili, Timor LesteTel: +670-3325013 or +670-7234330email: [email protected]

Loron 17 Janeiru 2006

Ba: Excelentismo Sr. Prezidente da RDTL

Ami husi Institusaun La’o Hamutuk hakarek karta ne’e ba ita bo’ot hodi hato’o ami nia hanoinkonaba Kodiku Penal nebe aprova hosi Governu Konstitusional RDTL, iha loron 6 fulan Dezembru2005. Hanesan informasaun nebe mosu iha publiku katak, iha Kodiku Penal ne’e, iha Dekreitu Leiida nebe konsidera defamasaun hanesan krime ida. Dekreitu lei ne’e hamosu diskusaun noinsatisfeitu barak iha sosiedade Timorense nia laran. La’o Hamutuk hatene katak oras ne’edokumentu lei ne’e iha ita bo’ot nia liman hein para atu estuda no atu promulga.

Hanesan organizasaun sociedade sivil, nebe servisu bazeia ba prinsipiu demokratiku no prinsipiudireitus humanus, La’o Hamutuk mos la konkorda ho dekreitu lei ne’e. Tamba ne’e, ami ejiji nohusu ba ita bo’ot hanesan prezidente da RDTL, atu hare fila-fali lei ne’e antes atu promulga. TuirLa’o Hamutuk nia observasaun, dekreitu ne’e la bele aplika bazeia ba razaun hirak tuir mai ne’e;

1. Dekreitu de Lei ne’e viola Konstitusaun RDTL, artigu 6 nebe koalia konaba objectivu estadunian, artigu 40, nebe koalia konaba liberdade ba expressaun no informasaun no mos artigu 41,nebe koalia konaba liberdade ba imprensa no meius komunikasaun sosial seluk.

2. Dekreitu Lei ne’e viola Deklarasaun Universal Direitus Humanus nian, artigu 19, nebe fogarantia ba sidadaun hotu nia direitu ba liberdade no fo sai ninia hanoin no liberdade atuhetan informasaun. Timor-Leste mos ratifika tiha ona deklarasaun ne’e.

3. Dekreitu Lei ne’e viola Konvensaun Internasional ba Direitu Civil no Politiku nebe mos ratifikatiha ona hosi Governo RDTL.

4. Dekreitu de Lei ne’e hatudu inkomitmentu nasaun RDTL nian ba visaun 2020, nebe hatetenkatak atu promove liberdade ba imprensa.

5. Dekreitu Lei ne’e bele hamate kreatividade sociedade sivil nian no povu nian atu hato’o kritikano autokritika ba orgaun soberania iha Timor-Leste iha prosesu dezenvolvementu tomak.

6. Dekreitu lei ne’e viola prinsipiu demokratiku no direitus humanus nebe nasaun foun ne’eesforsu-an atu promove prinsipiu sira ne’e, hanesan nasaun demokraticu no direitus humanus.

Bazeia ba observasaun no razaun hirak nee, hanesan organizasaun sociedade civil, ami hakarakejiji ba Excelencia, Sr. Presidente da Republica Timor-Leste atu uza ninia direitu nebe garantia ihaartigu 85, pontu c, Konstitusaun RDTL, atu veto dekreitu lei ne’e, no husu ba Tribunal Rekursu atubele halo sira nia apresiasaun ba lei ne’e, antes promulga.

Ami fiar katak ho ita bot nia kbit ne’e, sei halo desizaun nebe mak satisfeitu e justu ba ema hotu.No mos hatudu katak ita bo’ot respeita no iha komitmentu atu promove prinsipius demokrasia nodireitu liberdade ba imprensa ba ema hotu atu partisipa iha prosesu dezenvolvimentu pais idane’e.

Mak ne’e deit no obrigadu barak ba ita bo’ot ninia konsiderasaun, ami hein katak ita bo’ot sei fotidesizaun nebe mak didiak ba povu hotu-hotu iha Timor-Leste.

Sinciremente,

Ines Martins ho Santina SoaresReprezentante Tim La’o Hamutuk

Page 23: gratis Buletin La’o Hamutuklaohamutuk.org/Bulletin/2006/Apr/LHBv7n1bi.pdf · Jika Woodside dan mitra-mitranya (ConocoPhillips, Shell, dan Osaka Gas) memutuskan membangun jalur pipa

Buletin La’o Hamutuk Vol. 7, No. 1 April 2006 Halaman 23

Editorial (bersambung dari halaman belakang)

komandan militer TNI membiarkan dan mendukungpraktek-praktek tersebut, sehingga terjadi kekebalanhukum yang nyaris total bagi pelaku-pelakunya.

Hak anak sering dilanggar pada masa pendudukanmelalui pembunuhan, pelanggaran seksual, penahanan danpenyiksaan, pemindahan paksa, dan perekrutan paksauntuk kegiatan militer Indonesia. Pola pelanggaranterhadap anak-anak mencerminkan pelanggaran yangdilakukan terhadap orang dewasa.

Rekomendasi CAVR mengenai keadilan sejalan dengankeinginan-keinginan yang disampaikan dalam kesaksian-kesaksian pada audensi publik dan wawancara CAVR.CAVR merekomendasikan pembentukan pengadilaninternasional, apabila semua langkah-langkah laindianggap telah gagal memberikan keadilan yang memadai.

Kepada pemerintah Timor-Leste, CAVR merekomen-dasikan agar menyelenggarakan sebuah program reparasiuntuk korban pelanggaran hak asasi manusia yang palingrentan. Bentuk-bentuk reparasi yang diusulkan mencakupkompensasi, pemulihan situasi sebelum terjadi pelang-garan, pemulihan medis dan psikologis, pemulihanmartabat korban, dan tindakan-tindakan administratif danhukum yang mencegah kembali terulangnya pelanggaranhak asasi manusia.

CAVR merekomendasikan kepada negara-negaraanggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsadan negera-negara yang menjalankan program kerja samamiliter dengan Indonesia selama pendudukan Timor-Leste,agar mereka meminta maaf kepada rakyat Timor Lestekarena tidak menegakkan “hak asasi manusia dan hukuminternasional yang wajib dilindungi dan ditegakkan olehkomunitas internasional.” Namun CAVR berpandanganbahwa pertanggungjawaban utama untuk pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia di Timor-Leste ada padapemerintah Indonesia.

Mengenai kebenaran dan keadilan, CAVR merekomen-dasikan agar kejahatan-kejahatan berat yang terjadi diTimor-Leste selama 1975-1999 yang dilakukan oleh semuapihak dalam konflik agar diselidiki oleh Unit KejahatanBerat (Serious Crimes Unit – SCU) dan diadili oleh PanelKhusus Kejahatan Berat (Special Panel for Serious Crimes– SPSC) di Timor Leste. Untuk itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa harus memperbarui mandat dan meningkatkansumberdaya kedua lembaga itu. Sebagian terbesarkejahatan dilakukan sebelum tahun 1999, tetapi “menda-patkan perhatian yang sangat sedikit” dari masyarakatinternasional. CAVR juga merekomendasikan kepadamasyarakat internasional agar mendesak Indonesia untukbekerjasama dan meminta militer Indonesia untukmembuka semua informasi yang relevan untuk proses SCUdan SPSC.

Tentang pembentukan Komisi Kebenaran dan Persaha-batan (KKP) oleh pemerintah Indonesia dan Timor-Leste,CAVR merekomendasikan agar kedua pemerintahmenjamin komisi tersebut bekerja independen, tidak

memihak, dan obyektif serta membuat rekomendasi yangmemadai, termasuk kemungkinan persidangan pidanalanjutan untuk para pelaku dan reparasi bagi para korban.

Kepada organ-organ PBB, khususnya Dewan Keama-nan, CAVR merekomendasikan agar mereka terusmengikuti dari dekat perkembangan masalah keadilan danagar bersiap untuk menetapkan pembentukan suatupengadilan internasional jika langkah-langkah lain gagalmemberikan keadilan.

La’o Hamutuk mendukung rekomendasi-rekomendasiCAVR, dan mendesak masyarakat internasional untukmelaksanakannya. Presiden Xanana Gusmão telahmenyampaikan laporan akhir CAVR kepada SekretarisJenderal PBB pada 20 Januari 2006, tetapi kami prihatinbahwa laporan ini belum diteruskan ke dalam sistem PBB.CAVR menyarankan agar laporannya diteruskan kepadaDewan Keamanan, Majelis Umum, dan badan-badan PBByang lain, supaya masing-masing badan-badan tersebutmenyelenggarakan sidang khusus untuk mempelajarilaporan tersebut dan mengambil pelajaran darinya. Pada24 Maret sejumlah organisasi hak asasi manusia Timor-Leste dan internasional (termasuk La’o Hamutuk) menulissurat kepada Sekretaris Jenderal PBB, mendesaknya agarmembagikan laporan CAVR kepada komunitas PBB yanglebih luas, sebagai bagian dari tanggungjawab PBB untukmencapai cara-cara mengakhiri kekebalan hukum untukkejahatan terhadap umat manusia selama pendudukan In-donesia.

Rekomendasi CAVR tersebut memperkuat tuntutanuntuk pembentukan pengadilan yang bisa dipercaya danindependen untuk mengadili kejahatan terhadap umatmanusia yang telah terjadi di Timor-Leste. PemerintahTimor-Leste percaya bahwa geopolitik tidak memung-kinkan pembentukan pengadilan internasional, dan lebihmemilih menghindari peradilan demi kepentinganmembangun “hubungan baik” dengan pemerintah Indo-nesia. Tetapi kejahatan-kejahatan yang terjadi di Timor-Leste sepanjang masa pendudukan Indonesia adalah“kejahatan terhadap umat manusia” yang merupakanpelanggaran berat hukum internasional, bukan semata-mata tindakan yang melanggar hukum nasional Timor-Leste ataupun Indonesia. Oleh karena itu, menyeleng-garakan proses peradilan untuk kejahatan itu bukanlahsemata-mata tanggungjawab Timor-Leste atau Indonesia,tetapi kewajiban masyarakat internasional seluruhnya.

Banyak dari rekomendasi dalam laporan akhir CAVRmencerminkan keinginan para korban dan saksi yangmemberikan kesaksian. La’o Hamutuk berpandanganbahwa laporan ini harus secepatnya dipublikasikan secaraluas di dalam dan luar Timor-Leste, dan rekomendasi-rekomendasinya dilaksanakan. Banyak korban telahmenunggu lebih dari tiga puluh tahun agar kebenaran yangmereka alami diakui dan pihak-pihak yang bertang-gungjawab diajukan ke pengadilan. Jangan sampai merekamenunggu lebih lama lagi.

Page 24: gratis Buletin La’o Hamutuklaohamutuk.org/Bulletin/2006/Apr/LHBv7n1bi.pdf · Jika Woodside dan mitra-mitranya (ConocoPhillips, Shell, dan Osaka Gas) memutuskan membangun jalur pipa

Halaman 24 Vol. 7, No. 1 April 2006 Buletin La’o Hamutuk

Apakah La’o Hamutuk itu?La’o Hamutuk (Berjalan Bersama) adalah sebuahorganisasi Timor-Leste yang memantau, menganalisis,dan melaporkan tentang kegiatan-kegiatan institusi-institusi internasional utama yang ada di Timor Lorosa’edalam rangka pembangunan kembali sarana fisik,ekonomi dan sosial negeri ini. La’o Hamutuk berke-yakinan bahwa rakyat Timor-Leste harus menjadipengambil keputusan utama dalam proses ini danbahwa proses ini harus demokratis dan transparan.La’o Hamutuk adalah sebuah organisasi independenyang bekerja untuk memfasilitasi partisipasi rakyatTimor-Leste yang efektif. Selain itu, La’o Hamutukbekerja untuk meningkatkan komunikasi antaramasyarakat internasional dengan masyarakat Timor-Leste. Staf La’o Hamutuk baik itu staf Timor-Lestemaupun internasional mempunyai tanggungjawabyang sama dan memperoleh gaji. Terakhir, La’oHamutuk merupakan pusat informasi, yang menye-diakan berbagai bahan bacaan tentang model-model,pengalaman-pengalaman, dan praktek-praktekpembangunan, serta memfasilitasi hubungan solida-ritas antara kelompok-kelompok di Timor-Leste dengankelompok-kelompok di luar negeri dengan tujuan untukmenciptakan model-model pembangunan alternatif.

La’o Hamutuk mempersilakan kepada mereka yangingin menyalin kembali buletin atau foto yang adadalam buletin dengan gratis. Buletin dan foto yangdisalin harus tetap mencantumkan nama La’o Hamutuksebagai sumber utamanya.

Dalam semangat mengembangkan transparansi, La’oHamutuk mengharapkan anda menghubungi kami jikamempunyai dokumen dan atau informasi yang harusmendapatkan perhatian rakyat Timor-Leste sertamasyarakat internasional.(bersambung ke halaman 23)

Pada tanggal 17 Maret La’o Hamutuk mengorganisir diskusiumum mengenai rekomendasi dari CAVR. Kiri ke kanan: Gute-riano Nicolau (moderator), Komisaris CAVR José Estevão danPengacara Adérito de Jesus Soares.

Editorial: Rekomendasi CAVR Perlu Diperhatikan

Komisi Penerimaan, Kebenaran dan Rekonsiliasi(Comissão de Acolhimento, Verdade eReconciliação – CAVR) telah menyelesaikan

mandatnya. Satu laporan akhir telah disusun disertaidengan rekomendasi yang memberikan harapan bagirakyat Timor-Leste yang menginginkan terwujudnyakeadilan. La’o Hamutuk mendukung rekomendasi CAVRwalaupun dulu La’o Hamutuk mengkritik proses yangdilaksanakan CAVR (baca Buletin La’o Hamutuk, Vol. 4,No. 5, November 2003).

Secara resmi misi CAVR berakhir pada tanggal 31Oktober 2005, dengan satu upacara penyerahan laporanakhir setebal 2.500 halaman dari Ketua CAVR AnicetoGuterres Lopes, SH kepada Presiden Republik DemokratikTimor-Leste Xanana Gusmão.

Tugas komisi adalah mencari kebenaran mengenaipelanggaran hak asasi manusia, menyelenggarakanrekonsiliasi komunitas, dan membuat rekomendasi. Adadua bagian penting dalam laporan ini, yaitu temuan danrekomendasi.

Selama menjalankan misinya, CAVR menemukanbahwa terjadi banyak jenis pelanggaran hak asasi manusiayang berpola di Timor-Leste selama kurun waktu April1974-Oktober 1999.

CAVR memperkirakan bahwa 102.800 orang sipil telahmati karena sebab-sebab yang terkait dengan konflik. Darijumlah ini, 18.600 mati karena pembunuhan dan 84.200mati akibat kelaparan dan penyakit. Kematian terbanyakterjadi dalam waktu delapan tahun pertama setelah invasi1975, sementara sejumlah besar orang dibunuh pada tahun1999. CAVR menemukan bahwa sebagian terbesar daripembunuhan tidak sah dan penghilangan dilakukan olehpasukan keamanan Indonesia.

CAVR menemukan bahwa pemindahan besar-besarandilakukan berkali-kali oleh pasukan keamanan Indonesia.Sebagian besar penduduk Timor-Leste yang hidupsekarang sekurang-kurangnya mengalami satu kalipemindahan. Pemindahan paksa tersebut menyebabkankerusakan besar pada perekonomian dan sering menye-babkan kematian.

Pelanggaran hak asasi yang tidak mematikan (berupapenahanan, penyiksaan, penganiayaan) juga seringkaliterjadi. CAVR menemukan dua periode yang paling seringterjadi pelanggaran ini, yaitu segera setelah invasi 1975dan pada tahun 1999. Meskipun pada kurun waktu 1985-1999 Timor Leste dianggap sebagai provinsi normal In-donesia, pada periode ini pelanggaran-pelanggarantersebut merupakan kejadian sehari-hari.

CAVR menemukan bahwa pemerkosaan adalah bentukpelanggaran seksual yang paling sering dilakukan olehpasukan keamanan Indonesia. Pelecehan seksual, bentuk-bentuk lain pelanggaran seksual, dan perbudakan seksualjuga sering terjadi. Komisi menemukan bahwa komandan-