GRAPHENE OXIDE: BAHAN BARU MEMBRAN
-
Upload
gema-sukma -
Category
Documents
-
view
130 -
download
5
description
Transcript of GRAPHENE OXIDE: BAHAN BARU MEMBRAN
GRAPHENE OXIDE: BAHAN BARU MEMBRAN
Gema Sukmawati S
Program Studi Biofisika, Sekolah Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor
1. Pendahuluan
Secara tradisional membran diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu membran
polimerik dan membran inorganik. Kedua jenis membran memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Membran inorganik terutama yang terbuat dari keramik dan
logam, tahan terhadap suhu yang tinggi dan memiliki struktur yang kuat. Sedangkan
membran polimerik memiliki selektivitas tinggi dan permeasi yang cepat, tetapi memiliki
resistansi terbatas terhadap suhu, pelarut, dan lingkungan yang korosif.
Sebagaimana fungsinya, membran inorganik memiliki selektivitas yang sangat
tinggi namun memiliki permeabilitas terbatas sehingga sering melewatkan sesuatu yang
tidak diharapkan. Membran silika berpori mikro yang termasuk ke dalam membran
inorganik banyak digunakan sebelumnya dalam aplikasi penyaringan molekul. Kontrol
yang tepat terhadap ukuran pori dalam skala sub-nanometer untuk filtrasi molekuler,
adalah isu yang belum sepenuhnya terselesaikan yang kemudian disortir hingga batas
tertentu dalam membran ziolit. Membran berbasis ziolit yang stabil pada suhu tinggi
memiliki sifat hidrofilik dan organofilik. Karena karakteristiknya tersebut, membran ziolit
dapat menyaring dengan sangat baik dalam skala molekuler namun memiliki pengaruh
terhadap beberapa hal seperti keasaman solid, kemampuan pertukaran ion, adsorpsi, dan
sifat katalis ziolit yang sering membatasi penggunaannya. Karakteristik ini mungkin
menguntungkan untuk beberapa aplikasi, namun ziolit tidak dapat digunakan untuk
membuat membran yang bersifat netral.
Penelitian mengenai teknologi membran berkembang sangat pesat dengan berbagai
aplikasi nyata seperti desalinasi dan penjernihan air. Para ilmuwan terus berusaha untuk
mengembangkan teknologi membran yang lebih efektif dalam biaya dan tepat dalam
penggunaannya. Walaupun membran sudah banyak digunakan dalam kehidupan, namun
akurasi, kemampuan, dan efektivitas biaya bervariasi tergantung pada jenis membrannya.
Hingga sekarang, sulit untuk membuat membran pada pipa skala atomik yang dapat secara
sempurna melewatkan “sesuatu” dari larutan berdasarkan ukuran molekuler dan ionik.
1
2. Membran Bahan Karbon
Pada dekade terakhir, membran CNT (Carbon Nano Tube) menarik perhatian besar
untuk kemungkinannya digunakan dalam aplikasi filtrasi. Studi yang berkaitan dengan
membran CNT telah banyak dilakukan terkait dengan hubungannya terhadap mekanisme
filtrasi. Namun selain proses yang begitu rumit, aplikasinya terbatas karena kesulitan
dalam pembuatan diameter inner pada skala atomik. Namun demikian, upaya sukses telah
dilakukan oleh Jirage dkk untuk mengembangkan nano tube emas dengan diameter inner
sekitar 0,6 nm. Tabel 1 di bawah ini merangkum beberapa aplikasi membran yang penting
selain bahan graphene.
Sejak penemuan graphene pada tahun 2004, bahan ini telah dimanfaatkan untuk
berbagai aplikasi dan telah menunjukkan sifat luar biasa dalam setiap aplikasi. Membran
graphene murni tanpa pori-pori sangat kedap karena susunan kisi atom karbon yang sangat
rapat.
3. Graphene dan Graphene Oxide
Graphene (dalam bahasa Indonesia: Grafena) berasal dari kata “graphite” yang
diberi akhiran “-ene”, diberi nama oleh Hanns Peter Boehm. Grafit sendiri terdiri dari
banyak lembaran graphene yang ditumpuk secara bersama. Pada tahun 2010 Andre Geim
dan Konstantin Novoselov mendapat hadiah Nobel di bidang kimia karena karyanya dalam
mengembangkan graphene 2 dimensi.
Graphene merupakan alotrop karbon yang berbentuk lembaran datar tipis di mana
setiap atom karbon memiliki ikatan sp2 dan dikemas rapat dalam bentuk kisi kristal seperti
sarang lebah. Graphene dapat dilihat sebagai sebuah jaring-jaring berskala atom yang
terdiri dari atom karbon beserta ikatannya.
2
Gambar 1. Struktur beberapa alotrop karbon
Ikatan C-C pada graphene adalah sekitar 1,42 Å, sedangkan luas permukaan spesifik satu lembar graphene adalah sekitar 2630 m2/g. Ray (2015) menyatakan
beberapa sifat potensial graphene adalah sebagai berikut: (1) modulus young tinggi ~1000 Gpa; (2) penghalang kelembaban efektif; (3) konduktivitas listrik mirip dengan tembaga; (4) kepadatan empat kali lebih rendah dari tembaga (5) konduktivitas termal lima kali lipat dari tembaga; (6) pada dasarnya sebuah CNT yang terbuka; luas permukaan tinggi; (7) kepadatan lebih rendah dari baja tetapi 50 kali lebih kuat dari baja.
Graphene menjadi sangat menarik untuk dikaji karena memiliki sifat kelistrikan,
termal, dan mekanik yang luar biasa. Selain itu, keunggulan graphene adalah dapat
memperbaiki sendiri lubang pada lembaran, ketika terkena molekul yang mengandung
karbon seperti hidrokarbon. Graphene adalah material terkuat yang pernah dikenal atau
diuji hingga saat ini. Namun, proses pemisahan graphene dari grafit masih memerlukan
pengembangan teknologi lainnya sebelum ia cukup ekonomis untuk digunakan pada proses
industri.
Telah diperhitungkan bahwa fragmen-fragmen kecil lembaran graphene dihasilkan
ketika grafit dikikis. Dengan mengoksidasi graphene secara kimiawi dan kemudian
merendamnya dalam air di bawah ultrasonikasi, lapisan-lapisan teroksidasi bisa terkelupas membentuk lembaran tunggal dengan ikatan sangat kuat, yang disebut
lembaran Graphene Oxide (GO). Jadi, GO adalah sebuah bahan lapisan tunggal atom yang terdiri dari karbon, hidrogen, dan molekul oksigen oleh oksidasi kristal grafit, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
3
Gambar 2. Modifikasi kimia umum dalam pengelupasan lembaran GO
Kemajuan tekhnologi hingga saat ini telah menunjukkan bahwa bahan berbasis
graphene dapat memiliki dampak besar pada perangkat elektronik dan optoelektronik,
sensor kimia, nanokomposit, dan penyimpanan energi. Aplikasi graphene dapat
dimanfaatkan dalam berbagai hal. Graphene dalam bidang sumber energi dimanfaatkan
menjadi sel surya dan super kapasitor baterai. Graphene sebagai film tipis TCO
(transparent conductive oxide) menjadi panel layar sentuh yang fleksibel. Graphene
sebagai semikonduktor menjadi transistor RFIC (Radio Frequency Integrated Circuits)
berkecepatan tinggi juga dimanfaatkan sebagai sensor. Graphene sebagai tinta dan perekat
menjadi tinta konduktif atau tinta layar EMI (electromagnetic interference). Kemudian
graphene sebagai pembatas, dimanfaatkan sebagai sensor kimia seperti pada pemurnian
air. Graphene sebagai penyebar panas, yaitu LED Lighting ECUPC. Graphene sebagai
komposit digunakan sebagai komponen pada pesawat terbang, mobil, dan kendaraan
lainnya.
Gambar 3. Bagan Aplikasi Graphene dan Graphene Oxide (GO)1
1 Ray, S.C. Application of Graphene and Graphene-Oxide based Nanomaterials. Elsevier Inc. 2005, hal. 6
4
4. Membran Graphene Oxide (GO)
4.1 Membran GO untuk Separasi Gas
Baru-baru ini GO telah muncul sebagai bahan membran yang sangat baik. Nair dkk
(2012) melaporkan membran berbasis GO untuk pertama kalinya. Penelitiannya
menunjukkan bahwa membran GO tidak melewatkan apapun kecuali uap air. Membran
GO melewatkan uap air dan menghalangi seutuhnya uap etanol dan molekul alkohol
lainnya. GO disintesis dengan menggunakan modifikasi metode Hummer yang kemudian
diultrasonikasi dan sentrifugasi dengan kuat, menghasilkan lembaran GO dengan ukuran
rata-rata 1 m. Prosedur pembuatan membran GO secara ringkas digambarkan oleh bagan
di bawah ini.
Gambar 4. Bagan Prosedur Pembuatan Membran GO
Untuk mengukur kemungkinan permeasi, dipasang pengukur berat yang hilang,
dibuat dari wadah berisi alkohol dan disegel dengan membran GO. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak ada perubahan nyata pada berat wadah ketika diisi oleh ethanol.
Tetapi terdapat pengurangan berat yang linear ketika wadah diisi dengan air.
Gambar 5. Skema ekperimen pengukuran permeasi pada GO; (b) Grafik hasil permeasi uap;
5
Kim dkk (2013) menunjukkan bahwa lembaran GO dapat digunakan untuk aplikasi
pemisahan gas. Kim menggunakan dua metode coating yang berbeda dalam menyiapkan
GO. Metode pertama, beberapa lapis membran GO disiapkan dengan menghubungkan
permukaan membran pada permukaan cairan pada larutan GO, diikuti dengan spin-coating.
Sedangkan metode kedua, membran tipis GO dipersiapkan dengan spin-casting larutan GO
pada permukaan membran. Membran GO berlapis berperilaku baik sebagai membran
nanoporous (metode pertama), begitupun dengan membran penyaring molekul dengan
metode susun (metode kedua).
Difusi selektif gas dapat dicapai dengan mengendalikan saluran aliran gas dan pori-
pori melalui metode penyusunan yang berbeda. Selektivitas CO2/N2 yang tinggi didapatkan
dengan saling-tautan yang baik antar membran GO. Selain itu, permeasi gas berkurang
seiring dengan peningkatan kelembaban aliran umpan (feed). Artinya molekul air yang
dipadatkan juga mempengaruhi transportasi gas. Dengan demikian, membran ini adalah
bahan yang menjanjikan untuk industri pemisahan CO2, berkaitan dengan rekayasa
petrokimia (pembersihan gas CO2 dari gas alam), lingkungan (penangkapan CO2 dari pipa
pembuangan gas), dan energi biomassa (pembaruan gas CO2 dari sampah)
Penelitian lain dilakukan oleh Li dkk (2013) yang mempelajari pemisahan hidrogen
menggunakan membran GO ultrathin. Skema penelitian Li menunjukkan hasil permeasi
sebagai fungsi diameter kinetik molekul gas dan ketebalan membran. Membran GO ultrathin dengan ketebalan mendekati 1,8 nm, dibuat dengan proses filtrasi yang mudah. Membran ini menunjukkan selektivitas pemisahan campuran H2/CO2 dan H2/N2, dua kali lipat lebih tinggi daripada membran microporous.
Gambar 6. Skema eksperimen yang digunakan oleh Li untuk mengukur permeasi
6
Gambar 7. Hasil Penelitian Li (2013)
4.2 Membran GO sebagai Saringan Ionik dan Molekuler dalam Larutan
Sun dkk (2013) melaporkan bahwa garam natrium dapat dilewatkan dengan bebas
pada membran, sedangkan garam-garam dari logam berat memerlukan waktu lebih lama
untuk melewatinya. Membran menghalangi garam tembaga dan kontaminan organik.
Kemampuan pemisahan pada membran GO diselidiki pada campuran larutan CuSO4 (0.1
mol/L) - NaCl (0.1 mol/L) dan NaCl (0.1 mol/L) - RhB (0.1 mg/mL). Tembaga sulfat
(CuSO4) dan kontaminan organik seperti Rhodamin B sepenuhnya terhalangi oleh
membran karena interaksinya yang kuat dengan membran GO. Nanocapillaries yang
terbentuk pada membran GO berperan terhadap permeasi ion logam, sedangkan interaksi
antara ion logam berat dengan membran GO menghalangi ion untuk lewat. Akhirnya
proses penetrasi larutan hibrida diseleksi, hasilnya memperlihatkan bahwa garam natrium
dapat dipisahkan secara efektif dari garam tembaga dan kontaminan organik. Hasil
penelitian yang disajikan menunjukkan potensi aplikasi GO di berbagai bidang seperti
pemisahan penghalang dan pemurnian air.
Gambar 8. Perubahan konduktivitas (sebagai parameter permeasi) terhadap waktu untuk beberapa garam
Hu dan Mi (2013) melaporkan prosedur baru untuk mensintesis tipe baru membran
pemisahan air menggunakan lembaran nano GO, sehingga air dapat mengalir melalui kanal
7
nano antara lapisan GO sementara zat terlarut yang tidak diinginkan ditolak karena ukuran
yang khusus dan efek muatan.
Joshi dkk (2014) mempelajari permeasi berbagai larutan dengan berbagai muatan
ion yang berbeda. Joshi menguji berbagai pelarut air dan pelarut bukan air untuk
mengetahui permeasi melalui membran GO. Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa
hanya larutan berbasis air yang dapat melalui kanal membran GO. Molekul yang terlarut
dalam air dapat masuk dan bergerak melalui kapiler graphene jika ukuran ion atau molekul
terhidrasi tidak melebihi 4,5Å. Dalam metodologi penelitiannya, membran GO
dipindahkan ke dalam foil tembaga, terpaku dan disegel di tabung U dan dirancang seperti
pada Gambar 9. Beberapa larutan garam yang mengandung ion-ion dengan ukuran yang
berbeda diuji untuk memeriksa permeasi melalui membran GO sebagai fungsi dari ukuran.
Gambar 9. (a) Membran GO menutupi 1 cm bagian terbuka pada foil tembaga; (b) skema rancangan eksperimen; (c) permeasi melalui membran GO setebal 5 m dari kompartemen
feed dengan larutan MgCl2 0,2 M
Dalam penelitian lain, Musico dkk (2014) melaporkan kegunaan membran GO
yang dimodifikasi untuk menghilangkan dan inaktivasi bakteri. Modifikasi membran
sebagai antibakteri karena produksi ROS (reactive oxygen species) yang mampu merusak
sel bakteri dan menghambat aktivitas metabolismenya sehingga menghambat pertumbuhan
bakteri. Dari pengamatan ini, tampak jelas bahwa membran ini memiliki potensi besar
dalam pengolahan air limbah.
Gambar 10. Sifat antibakteri membran
8
Permukaan filter membran yang digunakan dimodifikasi oleh dispersi dari poly(N-
vinylcarbazole) (PVK), graphene (G), poly(N-vinylcarbazole)-graphene (PVK-G),
graphene oxide (GO), dan poly(Nvinylcarbazole)-graphene oxide (PVK-GO) untuk
memberikan sifat antibakteri. Investigasi dilakukan pada filter membran menggunakan
Escherichia coli dan Bacillus subtilis menunjukkan bahwa kehadiran nanomaterials
berbasis graphene secara signifikan meningkatkan sifat antibakteri dari filter membran.
Salah satu mekanisme untuk meningkatkan sifat antibakteri dari filter ini disebabkan
produksi oksigen reaktif oleh nanomaterial. Di antara nanomaterial yang digunakan dalam
penelitian ini, filter membran modifikasi-PVK-GO menujukkan penghilangan terbaik dari
B. subtilis dan E. coli.
5. Kesimpulan
Graphene merupakan alotrop karbon yang berbentuk lembaran datar tipis yang
dikemas rapat berbentuk kisi kristal seperti sarang lebah. Graphene dapat dilihat sebagai
sebuah jaring-jaring berskala atom yang terdiri dari atom karbon beserta ikatannya.
Graphene menjadi sangat menarik untuk dikaji karena memiliki sifat kelistrikan, termal,
dan mekanik yang luar biasa. Selain itu, keunggulan graphene adalah dapat memperbaiki
sendiri lubang pada lembaran, ketika terkena molekul yang mengandung karbon seperti
hidrokarbon. Graphene adalah material terkuat yang pernah dikenal atau diuji hingga saat
ini. Dengan mengoksidasi graphene secara kimiawi dan kemudian merendamnya dalam air
di bawah ultrasonikasi, lapisan-lapisan teroksidasi bisa terkelupas membentuk
lembaran tunggal dengan ikatan sangat kuat, yang disebut lembaran Graphene Oxide
(GO).
Sejak penemuan graphene pada tahun 2004, bahan ini telah dimanfaatkan untuk
berbagai aplikasi dan telah menunjukkan sifat luar biasa dalam setiap aplikasi. Kemajuan
teknologi hingga saat ini telah menunjukkan bahwa bahan berbasis graphene dapat
memiliki dampak besar pada perangkat elektronik dan optoelektronik, sensor kimia,
nanokomposit, dan penyimpanan energi.
Baru-baru ini GO telah muncul sebagai bahan membran yang sangat baik. Nair dkk
(2102) melaporkan membran berbasis GO untuk pertama kalinya. Penelitiannya
menunjukkan bahwa membran GO tidak melewatkan apapun kecuali uap air. Kim dkk
(2013) menunjukkan bahwa lembaran GO dapat digunakan untuk aplikasi pemisahan gas.
Berdasarkan penelitiannya, membran yang digunakan dapat menjadi bahan yang
9
menjanjikan untuk industri pemisahan CO2, berkaitan dengan rekayasa petrokimia
(pembersihan gas CO2 dari gas alam), lingkungan (penangkapan CO2 dari pipa
pembuangan gas), dan energi biomassa (pembaruan gas CO2 dari sampah). Penelitian lain
dilakukan oleh Li dkk (2013) yang mempelajari pemisahan hidrogen menggunakan
membran GO ultrathin.
Selain sebagai bahan untuk pemisahan gas, membran GO dapat digunakan pula
sebagai saringan ionik dan molekuler dalam larutan. Penelitian Sun dkk (2013)
memperlihatkan bahwa membran GO dapat memisahkan garam natrium dari garam logam
berat dan kontaminan organik. Penelitian lain dilakukan oleh Musico dkk (2014)
memperlihatkan bahwa membran GO yang dimodifikasi dapat menghilangkan dan
inaktivasi bakteri. Beberapa penelitian membran GO sebagai saringan ionik dan molekuler
menunjukkan potensi aplikasi GO di berbagai bidang seperti pemisahan penghalang
(barrier) dan pemurnian air.
6. Referensi(1) Joshi, R.K, S. Alwarappan, M. Yoshimura, V. Sahajwalla, Y. Nishina, Graphene
oxide: the new membrane material, Elsevier- Applied Materials Today 1 (2015) 1-12.(2) K.B. Jirage, J.C. Hulteen, C.R. Martin, nanotuble-based Molecular-filtration
Membranes, Science 278 (1997) 655–658.
(3) Ray, S.C. Application of Graphene and Graphene-Oxide based Nanomaterials. Elsevier Inc. (2005)
(4) R.R. Nair, H.A. Wu, N. Jayaram, I.V. Grigorieva, A.K. Geim, Unimpeded permeation of water through helium leak-tight graphene based membranes, Science 335 (2012) 442–444.
(5) H.W. Kim, H.W. Yoon, S.M. Yoon, B.M. Yoo, B.K. Ahn, Y.H. Cho, et al., Selective gas transport through few-layered graphene and graphene oxide membranes, Science 342 (2013) 91–95.
(6) H. Li, Z. Song, X. Zhang, Y. Huang, S. Li, Y. Mao, et al., Ultrathin molecular sieving graphene oxide membrane for selective hydrogen separation, Science 4 (2013) 95–98.
(7) P. Sun, M. Zhu, K. Wang, M. Zhong, J. Wei, D. Wu, et al., Selective ion penetration of graphene oxide membrane, ACS Nano 7 (2013)428–437.
(8) R.K. Joshi, P. Carbone, F.C. Wang, V.G. Kravets, Y. Su, I.V. Grigorieva, et al., Precise and Ultrafast molecular sieving through graphene oxide membrane, Science 343 (2014) 752–754.
(9) Y.L.F. Musico, C.M. Santos, M.L.P. Dalida, D.F. Rodrigues, Surface modificationof membrane filters using graphene and graphene oxide based nanomaterialsfor bacterial inactivation and removal, ACS Sustain. Chem. Eng. 2 (2014)1559–1565.
(10) https://en.wikipedia.org/wiki/Graphene 1/36 (11) https://id.wikipedia.org/wiki/Grafena
10