Gotong Royong Edisi Perdana, Juli 2012

8
JULI Minggu 1-2 tahun 2012 ARAH hal. A3 | www.prd.or.id INSPIRASI |hal. A6 Bung Karno Dan Pentingnya Teori Perjuangan ENYEBUT dan menghafal- kan sila-sila Pancasila merupakan perkara mudah, M tapi memahami dan melak- sanakannya secara konsisten tidak- lah sederhana. Setidaknya ada dua penyebab: pertama , pelanggaran terhadap Pancasila telah lama dilakukan penguasa sendiri, ter-utama sejak masa Orde Baru dengan mengang- kangi nilai-nilai kebangsaan, kemanusiaan, musyawarah mufakat, keadilan sosial, dan ketuhanan. Dengan demikian rakyat tidak punya panutan untuk melaksanakan ajaran tersebut. Penyebab kedua adalah pemahaman terhadap Pancasila itu sendiri yang tidak pernah dimaknai secara benar, sesuai spirit penggalinya, sehingga semangat atau ajaran anti penindasan dan anti penjajahan yang dikandungnya terlucuti. Keadaan negeri ini semakin hari semakin tidak pasti arah-tujuannya, seolah yang pasti hanya semakin hancurnya kehidupan rakyat. Saat kelanjutan hidup rakyat tidak bisa lagi dijamin, saat kemiskinan terus bertambah kuantitas dan kuali-tasnya, saat anak-anak tidak bisa diberi harapan masa depan karena pendidikan yang sulit diakses, saat lapangan kerja menjadi semakin langka, saat kesehatan menjadi sangat mahal, saat upah riil buruh tidak pernah naik, saat kehidupan sebagai tani tidak lagi menjanjikan masa depan, saat keadaban kita semakin terbelakang. Singkatnya, bangsa ini berada di ambang keputusasaan. Tapi, benarkah kehancuran sudah sedemikian parah sehingga tidak ada lagi hal-hal baik yang dapat dilakukan sebagai penyedia syarat untuk kehidupan yang lebih baik bagi anak-cucu di masa datang? Jawabannya jelas tidak. Posisi PANCASILA, KEDAULATAN DAN NEGARA GOTONG ROYONG ilustrasi: Agus Casyono Maradona, Legenda Sepak Bola dan Pandangan Politik

description

Bulletin Gotong Royong (Terbitan Resmi PRD) Edisi Perdana, Juli 2012

Transcript of Gotong Royong Edisi Perdana, Juli 2012

Page 1: Gotong Royong Edisi Perdana, Juli 2012

JULIMinggu 1-2 tahun 2012

ARAH hal. A3|

www.prd.or.id

INSPIRASI |hal. A6

Bung Karno Dan Pentingnya Teori Perjuangan

ENYEBUT dan menghafal-kan si la-s i la Pancasi la merupakan perkara mudah, Mtapi memahami dan melak-

sanakannya secara konsisten tidak-lah sederhana. Setidaknya ada dua penyebab: pertama, pelanggaran terhadap Pancasila telah lama dilakukan penguasa sendiri, ter-utama sejak masa Orde Baru dengan mengang-k a n g i n i l a i - n i l a i k e b a n g s a a n , kemanusiaan, musyawarah mufakat, keadilan sosial, dan ketuhanan. Dengan demikian rakyat tidak punya panutan untuk melaksanakan ajaran tersebut. Penyebab kedua adalah pemahaman terhadap Pancasila itu sendiri yang tidak pernah dimaknai secara benar, sesuai spirit penggalinya, sehingga semangat atau ajaran anti penindasan dan anti penjajahan yang dikandungnya terlucuti.

Keadaan negeri ini semakin hari semakin tidak pasti arah-tujuannya, seolah yang pasti hanya semakin hancurnya kehidupan rakyat. Saat kelanjutan hidup rakyat tidak bisa lagi dijamin, saat kemiskinan terus bertambah kuantitas dan kuali-tasnya, saat anak-anak tidak bisa diberi harapan masa depan karena pendidikan yang sulit diakses, saat lapangan kerja menjadi semakin langka, saat kesehatan menjadi sangat mahal, saat upah riil buruh tidak pernah naik, saat kehidupan sebagai tani tidak lagi menjanjikan masa depan, saat keadaban kita semakin terbelakang. Singkatnya, bangsa ini berada di ambang keputusasaan.

Tapi, benarkah kehancuran sudah sedemikian parah sehingga tidak ada lagi hal-hal baik yang dapat dilakukan sebagai penyedia syarat untuk kehidupan yang lebih baik bagi anak-cucu di masa datang? Jawabannya jelas tidak.

Posisi PANCASILA, KEDAULATAN DAN NEGARA GOTONG ROYONG

ilust

rasi

: A

gus

Casy

ono

Maradona, Legenda Sepak Bola dan Pandangan Politik

Page 2: Gotong Royong Edisi Perdana, Juli 2012

kompeni” yang merajalela, rakyat Indonesia harus menggali kembali gagasan pemersatu untuk merebut kembali kedaulatannya.

Dalam pidato bersejarah 1 Juni 1945, Bung Karno menegaskan bahwa Pancasila bila disimpulkan menjadi Eka Sila (Satu Sila) akan menjadi Gotong Royong. Gotong Royong adalah paham yang berakar dalam masyarakat Indonesia sejak ribuan tahun yang lampau. Gotong Royong adalah paham yang dinamis, artinya mampu menyesuaikan pola penerapannya seturut perkem-bangan zaman.

Jadi, Gotong Royong tidak se-sederhana kerja bakti membersih-kan kampung, meskipun kerja bakti bisa digolongkan sebagai salah satu bentuk kecil dari Gotong Royong. Konsep Gotong Royong harus di-terapkan dalam skala yang terkecil di kampung-kampung, sampai dengan skala besar pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegara. Bahkan, suatu saat nanti, diterapkan juga dalam skala internasional. Di dalam-nya terkandung model demokrasi partisipatif musyawarah-mufakat dalam kebijakan, model ekonomi yang berkeadilan sosial, dan memajukan keadaban untuk l a h i r n y a m a n u s i a - m a n u s i a Indonesia yang baru. Tentu saja, dalam abad modern ini konsep Goton g Royon g ha r u s pu l a diterapkan dengan corak yang modern agar tidak kolot dan ketinggalan zaman. ***

Pertama sekal i kita harus menemukan sumber dari berbagai kekacauan dan kehancuran tersebut. Seperti diketahui bahwa kedatangan armada dagang VOC ke Nusantara sekitar lima ratus tahun lalu adalah karena urusan perejekian. Penjajah Belanda dikenal dengan sebutan “kompeni” yang sama artinya dengan “perusahaan”. Artinya, seperti disampaikan ekonom Dr. Revrison Baswir, negara yang dibangun kolonial Belanda adalah sebuah negara perusahaan, atau negara milik kaum pemodal.

Kemudian ketika merdeka di tahun 1945 bangsa ini berupaya me-ngurus sendiri rejekinya yang dianu-gerahi oleh Yang Maha Kuasa secara gotong royong. Bangsa Indonesia berupaya menutup mengalirnya rejeki tersebut ke luar negeri dan memprioritaskannya untuk kemak-muran rakyat. Saat itu pun bangsa Indonesia menyatakan ketidak-sesuaian sistem kapitalisme untuk diterapkan di negeri ini. Kapitalisme hanya memperkaya segelintir orang dan memiskinkan mayoritas lainnya.

Tap i upaya pemer intahan Sukarno ini terputus oleh lahirnya Orde Baru yang dengan segala kebo-dohannya telah membuka pintu bagi imperialisme, menyuburkan kapita-lisme kroni, sembari menebar teror ketakutan. Sehingga dapat dikatakan bahwa keadaan yang buruk sekarang sebagian besarnya merupakan wari-san dari Orde Baru.

Kini, di tengah belitan “negara

Diterbitkan OlehKomite Pimpinan Pusat

Partai Rakyat Demokratik(KPP PRD)

Jalan Tebet Dalam IIG No. 1Jakarta Selatan

Indonesia 12810Telp/Fax: +62.21.8354513

Website: www.prd.or.id

Dewan Redaksi: Agus Jabo Priyono,

Dominggus Oktavianus, Rudi Hartono, Agus Pranata,

AJ Susmana, Yudi Budi Wibowo,

Binbin Firman Tresnadi.

Desain dan Tata Letak:Irwan Zakaria,Agus Casyono

Agus Priyono, SH Ketua Umum Komite Pimpinan Pusat Partai Rakyat Demokratik

A2A2

Page 3: Gotong Royong Edisi Perdana, Juli 2012

Tan Malaka, Semaun, Sjahrir, Musso, Alimin, dan lain-lain.

Soekarno sendiri sudah meneku-ni dunia pemikiran sejak umur bela-san. Ia berkenalan dengan pemiki-ran-pemikiran besar dunia saat itu: liberalisme, demokrasi, sosialisme, marxisme, nasionalisme, dan lain-lain. Dalam usia 25 tahun, ia sudah menelurkan tulisan berjudul “Nasio-nalisme, Islamisme, dan Marxisme”.

Dalam salah satu tulisannya yang penting, Mencapai Indonesia Mer-deka, Soekarno mengutip perkataan Lenin yang terkenal: “tanpa teori revolusioner mustahil ada pergera-kan yang revolusioner.”

Pentingnya Teori PerjuanganIa berusaha menampik ide-ide

spontanitas yang menjangkiti seba-gian kaum pergerakan saat itu. Pemuja spontanitas ini beranggapan bahwa kesengsaraan rakyat sudah pasti akan melahirkan radikalisme. Soekarno mengajukan pendapat lain: hanya kesengsaraan yang dibarengi didi-kan massa yang bisa melahirkan radikalisme.

Soekarno juga memerangi penyakit “amuk-amukan tanpa pe-mikiran”, yakni kecenderungan gera-kan untuk menuruti hawa nafsu atau amarah saja, sehingga terkadang mengabaikan perhitungan tentang situasi objektif dan subjektif.

Ada beberapa hal yang membuat

Bung Karno dan Pentingnya Teori Perjuangan

ARAH

oleh KUSNOAnggota Partai Rakyat Demokratik

A3

Berhadapan dengan arus teknologi informasi saat ini, khususnya internet, orang merasa digampangkan untuk mendapatkan analisa dan data untuk menjawab berbagai problem yang dihadapinya. Cukup dengan menggunakan mesin pencari google, maka berbagai jawaban yang diperlukan pun akan dijejal.

Begitu juga dengan aktivis perge-rakan. Mereka juga sangat “dimanja-kan” oleh keadaan tersebut. Untuk membuat suatu sikap politik, cukup mengamati pendapat ahli atau kritikus yang tersedia di internet. Akhirnya, budaya “copy-paste” pun merajalela dan membuat para aktivis malas berfikir. Silahkan hitung berapa jumlah aktivis yang piawai menu-liskan gagasan-gagasannya?

Coba Anda tengok sejarah perju-angan anti-kolonial. Di jaman itu, yang tentu saja belum ada internet, hampir semua tokoh pergerakan punya kebiasaan menulis dan mengelaborasi pemikiran-pemi-kirannya. Perdebatan dan polemik mereka tersebar di koran-koran per-gerakan. Lihatlah tulisan-tulisan Tjokroaminoto, Soekarno, Hatta,

teori itu penting bagi pergerakan rakyat. Pertama , kita—kaum marhaen—berhadapan dengan sebuah stelsel atau sistem. Untuk melawan sistem ini, kita mesti mengetahui asal-usul, seluk-beluknya, dan cara kerjanya. Di sini, teor i sangat pent ing untuk menerangi perjuangan kita dalam mElawan sistem itu: kapitalisme, imperialisme, dan kolonialisme.

Kedua, sistim itu mewujud —terutama sekali—dalam bentuk kekuasaan politik. Karena itu, bagi Soekarno, jalan untuk mengakhiri kekuasaan sistem itu adalah dengan merebut kekuasaan politik. Dengan merebut kekuasaan politik, rakyat punya kesempatan untuk mengubah syarat-syarat hidupnya: ekonomi, sosial, dan budaya.

Dalam rangka merebut kekua-saan politik itulah kaum marhaen perlu melakukan pembentukan tenaga atau kekuasaan (macht-vorming). Salah satu bentuk dari macthvorming adalah pembentukan partai pelopor. Salah satu tugas partai pelopor itu adalah mengubah kemamuan massa yang onbewust (tidak sadar) menjadi bewust (sadar). Dan, dalam konteks ini, kehadiran teori revolusioner sangat diperlukan.

Soekarno selalu membedakan massal aksi dan massa aksi. Massa aksi adalah aksinya rakyat jelata yang, karena timpukan penindasan

Page 4: Gotong Royong Edisi Perdana, Juli 2012

yang sudah tak tertahankan, men-jadi sadar dan berke-hendak mem-buat perubahan radikal; ingin mem-bongkar akarnya masyarakat tua dan menggantinya dengan masyarakat baru.

Sementara massale actie adalah pergerakan rakyat yang orangnya bisa ribuan, bahkan jutaan, tapi tidak radikal dan tidak revolusioner: tidak bermaksud membongkarnya akarnya masyarakat tua dan meng-gantinya dengan masyarakat baru.

Dalam rangka membangun massa aksi ini, Soekarno dalam Indonesia Menggugat pernah berkata: “kami memberikan rakyat itu kursus-kursus dan majalah-majalah, agar supaya rakyat itu me-ngetahui seluk-beluk perjuangan-nya, mengetahui apa sebab ia ber-juang, buat apa ia harus berjuang, dengan apa ia harus berjuang. Artinya: agar rakyat tidak mengin-jaki jalan yang salah dan tidak pula seperti kambing mengikuti saja tuntunan tanpa ikut memikir.”

Bagi Soekarno sangat jelas, bahwa massa aksi zonder (tanpa) teori perjuangan, massa aksi zonder kursus-kursus, brosur-brosur dan surat kabar, adalah massa aksi yang tak hidup dan tak bernyawa,—massa aksi yang oleh karenanya, tidak punya kemauan dan tidak punya will. Padahal, kemauan inilah yang menjadi motor-tenaga massa itu untuk berjuang habis-habisan.

Tetapi, teori saja tidak cukup un-tuk membesarkan kemauan rakyat, tetapi perlu adanya aksi yang kon-kret di lapangan perbuatan, baik da-lam lapangan perjuangan ekonomi untuk mendatangkan perbaikan terhadap kehidupan rakyat sehari-hari maupun dalam perjuangan politik. Inilah versi Soekarno mengenai kesatuan antara teori dan praktek.

Menolak DogmatismeSoekarno banyak menggunakan

analisa marxisme sebagai teori perjuangannya. Ia sendiri menyebut dirinya sebagai seorang marxis.

Akan tetapi, Bung Karno mem-perlakukan marxisme, seperti di-katakannya sendiri, sebagai teori politik sekaligus panduan aksi (the guiding theory). Marxisme adalah

the guiding theory untuk men-jalankan perjuangan.

Ia menganggap teori perjuangan itu sebagai alat analisa yang tidak boleh statis, tidak boleh terhenti menjadi kitab suci, dan tidak boleh mengabaikan perkembangan atau situasi-situasi baru yang dihadapi pergerakan.

Soal ini, pada tahun 1926, saat menulis “Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme”, Soekarno sudah mengatakan: “Marx dan Engels bukanlah nabi-nabi, yang bisa mengadakan aturan-aturan yang bisa terpakai untuk segala jaman. Teori-teorinya haruslah diubah, kalau jaman itu berubah; teori-teorinya haruslah diikutkan pada perubahannya dunia, kalau tidak mau menjadi bangkrut.”

Ada hal yang menarik di sini. Pertama, Bung Karno tidak me-ngurung dirinya dalam aliran pe-mikiran marxis tertentu: leninisme, trotskisme, maoisme, sosial-demokrasi (sosdem), dan lain-lain.

Ia tahu ada marxis saya kiri (left-wing) dan ada sayap kanan (right-wing). Soekarno mengetahui, misal-nya, Otto Bauer sebagai marxis kanan. Akan tetapi, seperti Anda ketahui, Soekarno banyak belajar teori kebangsaan dari Otto Bauer. Tetapi, lagi-lagi teori bangsa ala Otto Bauer itu tidak ditelan mentah-mentah, tetapi juga dikritik kelemahan-kelemahannya.

Soekarno juga terbuka terhadap pemikiran lain di luar marxisme. Ia mempelajari konsep nasionalisme Sun Yat Sen dan Gandhi. Ia menga-rungi pemikiran Thomas Jefferson, JJ Rousseau, dan Voltaire. Ia mempela-jari teori-teori ekonominya Hobson dan Rudolf Hilferding.

Kedua, dalam mempergunakan marxisme, Bung Karno tidak pernah melupakan apa yang dikatakan Lenin sebagai jiwa marxisme, yaitu “analisa yang konkret terhadap situasi yang konkret.”

Karena itu, marhaenisme —salah satu inti pemikiran Soekarno— adalah “sebuah analisa yang konkret terhadap situasi konkret di Indo-nesia.” Dalam mempelajari mar-haenisme, kata Soekarno, terlebih dahulu harus dipelajari dua hal: marxisme dan keadaan atau situasi

konkret di Indonesia.Soekarno sudah bergelut dengan

marxisme sejak “mondok” di rumah HOS Tjokroaminoto. Alimin-lah, seperti diakuinya, yang mengenal-kan marxisme secara mendalam kepada Soekarno. Sejak itu, Soekarno sudah menjadi seorang marxis.

Lalu, dalam berbagai tulisan-tulisannya, Soekarno menemukan perbedaan-perbedaan situasi kon-kret yang dihadapi kaum marxis di Eropa dan di Indonesia. Kapitalisme yang berkembang di Eropa adalah kapitalisme kepabrikan (terindus-trialisasi). Sedangkan di Indonesia yang berkembang masih kapital-isme pertanian dan perkebunan.

Di Eropa, perkembangan industri benar-benar “zuivere industrie” (industri murni), sedangkan di Indonesia sekitar 75% masih onder-ming (perkebunan). Hal itu mem-bawa konsekuensi: di Indonesia hampir 90% rakyatnya adalah marhaen—orang kecil dengan milik kecil, dengan alat-alat produksi kecil, dan hasilnya pun cukup untuk dirinya sendiri. Sedangkan di Eropa mayoritas adalah proletar murni.

Inilah inti pemikiran Soekarno soal marhaenisme. Di sini, Soekarno sebetulnya tidak membangun aliran baru dalam marxisme, melainkan menerapkan marxisme dalam realitas dan konteks Indonesia.

Ini sejalan dengan pemikiran Lenin. Kita bisa lihat seruan Lenin pada November 1919 dihadapan komunis dari bangsa-bangsa timur:

“Dihadapanmu terletak suatu tugas yang tidak pernah dihadapi oleh kaum komunis di seluruh dunia. Tugas ini ialah dengan bersandar pada teori dan praktek umum dari komunisme, kamu harus menyesuaikan dirimu dengan keadaan-keadaan istimewa yang tidak terdapat di Eropa dan hendaknya cakap mengenakan teori dan praktek ini pada keadaan-keadaan, dimana massa yang pokok adalah petani , dan masalah perjuangan yang perlu dipecahkan ialah masalah perjuangan yang bukan melawan kapital, melainkan melawan sisa-sisa dari zaman tengah.” ***

A4

Page 5: Gotong Royong Edisi Perdana, Juli 2012

A5

Maradona, Legenda Sepak Bola dan Pandangan Politik

politisi radikal dan sangat membela kepentingan rakyatnya, terutama pekerja, petani, dan kaum miskin lainnya. Tidak salah, bagi sebagian rakyat Argentina, dia dipanggi Santa Evita. Begitupula dengan Ernesto Che Guevara, tokoh revolusioner yang namanya menginspirasi perju-angan rakyat di seluruh dunia hingga saat ini. Dia mendapatkan julukan sebagai mesias dari Argentina.

Maradona lahir pada tanggal 30 Oktober tahun 1960 di Villa Fiorito, salah satu kawasan paling kumuh dan termiskin di Buenos Aries. Pada usia 9 tahun, ia mulai bergabung dengan tim Yunior Argentina, Cebollitas, dan mendapatkan julu-kan sebagai “Anak Emas”.

Pada tahun 1978, Maradona gagal memperkuat negaranya dalam piala dunia junior, karena pelatih tim menganggapnya terlalu muda dan kurang berpengalaman. Setahun ke-mudian, dia membayarnya dengan mengantarkan negaranya sebagai juara dunia untuk junior. Setalah itu, Maradona bermain di sebuah klub yang sangat populer di Amerika Latin, Boca Juniors.

Untuk pertamakalinya, Mara-dona mulai bermain di turnamen Piala dunia Spanyol, namun belum memberikan keberuntungan bagi dirinya. Dia hanya mencetak gol dalam ajang bergengsi tersebut. Dari situ, akhirnya, Maradona mengikat kontrak dengan klub asal Spanyol,

Saya begitu bangga menulis soal Diego Armando Maradona, legenda sepak Bola dunia yang sudah kukenal sejak kecil, di sebuah daerah terpencil di bagian timur Indonesia. Saat itu, saya masih mengingatnya, melalu televisi yang terbatas jumlahnya, Maradona adalah salah satu nama yang kami kenal dari kotak itu, selain petinju Mohamad Ali, pemain bulu tangkis Rudi Hartono, dan penyanyi Rhoma Irama.

Sampai-sampai, karena keheba-tannya memainkan si kulit bundar, saya mengira Maradona adalah pe-main Indonesia, apalagi Maradona (tanpa Diego Armando) sekilas mirip dengan nama orang Bugis. Ya, namanya juga orang kampung. Belakangan, saya baru mengetahui bahwa Maradona berasal dari Argen-tina, negeri yang jaraknya sangat jauh dari Indonesia.

Rakyat Argentina sendiri, ter-utama pemuda dan pemudinya, sangat bangga dengan trinitas mereka; Evita Peron, Diego Mara-dona, dan Ernesto Che Guevara. Evita Peron, yang memang me-miliki latar belakang artis, adalah

FC. Barcelona, selama dua tahun. Karirnya se-makin menanjak saat bermain di Napoli, salah klub divis A Liga Italia, dan membawa prestasi besar untuk klub itu; dua kali piala Champion, sekali piala UEFA, sekali piala Italia Cup, dan sekali piala Supercoppa.

Di periode itulah Maradona men-jadi bintang, dimana ia menjadi pah-lawan kemenangan Argentina di piala dunia Meksiko tahun 1986. “Gol tangan tuhan”nya dikenang se-panjang masa, yaitu saat dia men-jebol gawang Inggris di menit 51 dengan bantuan tangannya, dan me-ngantarkannya pada kemenangan.

Sejak kecil, entah karena latar belakangnya dari keluarga miskin, Maradona sudah memperlihatkan perlawanannya, terutama untuk me-nunjukkan kemampuannya di hada-pan anak-anak kaum kaya.

Suatu hari, Maradona berkata, dia tidak punya waktu untuk ber-politik. Meski begitu, Maradona sen-diri mengatakan; jika suatu hari angkatan bersenjata kami harus mempertahankan negeri ini, maka akan ada prajurit bernama Mara-dona. Karena, pertama dan terutama sekali, saya seorang Argentina.

Ini penting saat itu, karena selain identifikasi kiri dan kanan dalam politik, sebagian besar rakyat Argen-tina lebih senang disebut nasionalis. Ini menyebabkan Maradona sempat dekat dengan nasionalis kanan,

oleh RISAL KURNIA

Page 6: Gotong Royong Edisi Perdana, Juli 2012

A3A7

Maradona bersama Fidel Castro (Presiden Cuba) dan Hugo Chavez (Presiden Venezuela)

Guevara”. Saat itu pula, dia men-donasikan royalti otobiografinya bertajuk Yo Soy El Diego (Saya Diego) di Kuba untuk masyarakat setempat.

Karena itu, Maradona pun ber-kesempatan bertemu dengan Fidel Castro di Istana Revolusi, Havana, pada tahun 2001. Mereka tidak hanya berdiskusi soal sepak bola dan poli-tik revolusioner, Maradona juga me-ngajari Fidel teknik dan taktik untuk bermain bola. “Hari ini aku men-dapat pelajaran darinya. Aku belajar bagaimana cara menggiring bola,” ujar Fidel Castro.

Sepak terjang Maradona dalam politik kian menanjak saat ia menyatakan penentangan terhadap proposal Perdagangan Bebas Amerika (FTAA) akhir 2005. Ketika Bush berkunjung ke Argentina saat itu, Maradona tampil bersama Presiden Hugo Chavez dan Evo

diantaranya, Carlos Menem.Maradona sendiri mengakui,

pihaknya tidak pernah bisa meng-hindar dari politik, seperti ketika dia sedang bermain bola, ia seolah men-jelma sebagai anak kecil kurang gizi dan dari pemukiman kumuh me-lawan kekuatan besar. Ia kemudian menggunakan image ini saat menu-duh FIFA berkonspirasi melawan orang miskin Argentina. Sebagian orang miskin di Buenos Aries menyebut Maradona sebagai Santo rakyat—“san Diego”—pelindung rakyat miskin.

Perkenalan Maradona lebih lan-jut dengan politik kiri terjadi saat dia berkunjung Ke Kuba, dimana ia akan melakukan pengobatan dan terapi di sana. “Saya memilih Kuba karena martabat orang-orangnya. Saya per-caya obat Kuba, dan aku tahu mereka akan menyembuhkanku,” ujar Maradona saat tiba di Bandara Internasional Havana, Kuba.

Maradona begitu terpukau dengan kedamaian dan politik sosia-lisme di negeri itu. Di sana pula, negeri yang memiliki tim bisbol dan bola Voli terbaik di dunia, Maradona menyaksikan pemerintahan yang begitu mencintai rakyatnya.

Aku punya tattoo bergambar Castro, dan memproklamasikan Fidel sebagai Tuhan, tulis Maradona dalam otobiografinya. Selama ting-gal di klinik, Maradona sering sekali mengenakan t-shirt bergambar “Che

Morales dalam rally menentang Bush dan Imperialisme.

Dalam acara yang dikenal “pertemuan anti-Amerika” itu, Maradona berjalan bersama dengan Evo Morales dan penyanyi revolu-sioner Kuba, Silvio Rodriguez. Maradona menyebut Bush sebagai “manusia sampah”. “Argentina sangat layak; menendang Bush keluar,” tegas Maradona

Terakhir, Maradona begitu dekat dengan presiden Hugo Chavez, dan menawarkan diri untuk melatih tim nasional Venezuela suatu saat. “Saya percaya Chavez. Saya Chavista. Apa-pun yang dilakukan Fidel, apapun yang dilakukan Chavez, buat saya itu yang terbaik,” katanya.

Maradona sangat memuji sosia-lisme di Kuba dan Venezuela. “Sosialisme jauh lebih baik ketim-bang imperialisme yang diusung Amerika,” ujar Maradona.***

A6

KPW PRD Aceh Jl. A.Hamid No.7 Lampriet, Banda Aceh; [email protected]|KPW PRD Sumatera Utara Jl. Perwira 2 No.135, Kel.Pulo Brayan Bengkel, Kec.Medan Timur, Medan; [email protected]|KPW PRD Riau Jl. Takari No.2 Sukajadi, Pekanbaru; [email protected]|KPW PRD Jambi Jl. Sri Soedewi, Lrg Cetalia, Kel.Sei Putri, Kec.Telanai Pura, RT.14, No.23 Kota Jambi; [email protected]|KPW PRD Sumatera Selatan Jl. Mataram RT.08/RW.02 No.480 Kemas Rindo Kertapati, Palembang; [email protected]|KPW PRD Lampung Jl. Sadewo Bawah No.46/06, Kel.Kampung Sawah Lama, Kec.Tanjung Karang Timur, Kota Bandar Lampung; [email protected]|KPW PRD Jawa Barat Jl. Rajawali No.181/187, RT.04/RW.011 Kel.Maleber, Kec.Andir; [email protected]|KPW PRD Jawa Tengah Jl. Wonodri Kopen Barat III No.4, Semarang; [email protected]|KPW PRD Yogjakarta Dusun Brajan RT.2/RW.14 Kel.Tamantirto, Kec.Kasihan, Kab. Bantul; [email protected]|KPW PRD Jawa Timur Jl. Bratang Gede VI No.2A Surabaya; [email protected]|KPW PRD Bali Jl. Pura Demak Gang Banuning No.P12D, Denpasar; [email protected]|KPW PRD Sulawesi Selatan Jl. Rajawali Ir Ampera No.13, Makassar; [email protected]|KPW PRD Sulawesi Tenggara [email protected]| KPW PRD Sulawesi Tengah Jl. Sulawesi Bawah No.4, Kel.Lolu Utara, Kec.Palu Selatan, Palu|KPW PRD Sulawesi Utara [email protected]|KPW PRD Kalimantan Timur Jl. Glatik 2 Blok B Kel.Temindung Permai, Kec.Sungai Pinang, Kota Samarinda; [email protected]|KPW PRD NTB [email protected]|KPW PRD NTT Jl. Flamboyan No. 12, Kel.Naikolan, Kec. Maulafa, Kupang; [email protected]|KPW PRD Maluku, Jl. Mutiara, Kel. Rijali, Ambon; [email protected]|KPW PRD Maluku Utara Jl. Kalumata Indah Kec.kota Ternate Selatan, Kota Ternate; [email protected]|KPW PRD DKI Jakarta Jl. Tebet Dalam II G No. 1 Jakarta Selatan; [email protected] | Komite Perwakilan Eropa Tom Iljas, Myrstuguvägen 145, 143 32 Vårby, Sweden ; [email protected], Tel: +46 87 40 72 14, HP: +46 736 56 57 49

DAFTAR ALAMAT & E-MAIL KPW PRD SE-INDONESIA

Page 7: Gotong Royong Edisi Perdana, Juli 2012

A7

PRD Sulsel Gelar Pendidikan Kader Marhaenis

PRD Ende Dirikan Posko Penampung Aspirasi

MAKASSAR Setelah melakukan pendidikan anggota PRD selama dua hari, 16-17 Juni 2012, Komite Pimpinan Wilayah Partai Rakyat Demokratik (KPW-PRD) Sulawesi selatan pun kembali menggelar pendidikan Kader Marhaenis, dengan Tema “Perdalam teori, Perluas Partai.” Pendidikan kader ini digelar di Gedung Balai Diklat PU, di jalan Nuri, Makassar. Acara ini berlangsung selama dua hari, 19-20 Juni 2012.

Kurang lebih tiga-puluhan orang yang mengikuti pendidikan itu. Mereka berasal dari mahasiswa, dan kaum miskin kota di Makassar. Selain itu, pendidikan ini juga diikuti oleh beberapa anggota PRD dari Kabupaten Bulukumba dan Kota Palopo.

“Pendidikan kader ini untuk memajukan dan memperdalam teori

| tentang sosialisme Indonesia. Ini juga merupakan diskusi tentang arah dan metode pembangunan p a r t a i y a n g s e s u a i d e n g a n keterbukaan ruang demokrasi saat ini.” Kata ketua panitia pelaksana pendidikan, Nur Jaya.

Acara Pendidikan ini dibuka secara resmi oleh Ketua KPW PRD Sulsel, Babra kamal. Ia menjelaskan bahwa tema ini merupakan satu penemuan arah revolusi Indonesia, dan juga merupakan semacam pemaduan teori dan praktek yang semestinya dilakukan seorang kader PRD yang berjuang ditengah-tengah Rakyat, serta bagaimana Partai ini memimpin Perjuangan Rakyat. (Firman)

Condamara, di Ende (8/7/2012).Meski sedang sibuk, para

pedagang tetap menyempatkan waktu untuk berdiskusi di posko. Tak sedikit diantara mereka yang menyampaikan pendapat.

Namun, tiba-tiba saat diskusi sedang ber langsung, aparat pemer intah datang. Mereka mengancam akan membubarkan posko tersebut. Situasi pun menjadi tegang. Beruntung, aktivis PRD dan LMND bisa menenangkan situasi.

Bukan kali ini saja pedagang ikan mendapat intimidasi dan perlakuan tidak adil.

M Tago, salah seorang pedagang ikan, mengaku sering mendapat perlakuan dari pemerintah dan aparatusnya. “Kami pedagang merasa resah dengan tindakan pemerintah lebih khusunya dinas parindrak, yang membuat kami s e p e r t i b o l a , s e r i n g k a m i mendapatkan intimidasi dan terror serta ancaman untuk memindahkan kami. Padahal cuma ini cara kami

ENDE Sudah lama pedagang ikan di pasar Mbongawani, Kabupaten Ende, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mendapat perlakuan tak adil. Bahkan, para pedagang ikan sering mendapatkan teror dan intimidasi.

Inilah yang mendorong Partai Rakyat Demokratik (PRD) dan Liga M a h a s i s w a Na s i o n a l u n t u k Demokrasi (LMND) mendirikan posko penerima aspirasi. Tidak tanggung-tanggung, posko itu berdiri di tengah pasar.

Posko resmi berdiri tanggal 18 Juni 2012. Begitu dibuka, para p e d a g a n g i k a n l a n g s u n g mengumpul untuk menyampaikan asprasi. Aktivis PRD dan LMND berusaha menjawab berbagai keluhan mereka.

“Kami membuka posko ini sebagai salah satu upaya untuk pemberian pencerahan kepada para pedagang ikan dan juga untuk lebih mengetahui persoa lan yang dikeluhkan oleh pedagang ikan,” kata ketua LMND Ende, Zulfikat

| menggantungkan nasib,” katanya.Ia menjelaskan, para pedagang

s e r i n g d i j a n j i n k a n t e m p a t berdagang layak oleh pemerintah. Konon, menurut janji itu, tempat b e r d a g a n g l a y a k i t u a k a n direalisasikan paling lambat tahun 2011.

Namun, da lam prosesnya kemudian, proses pembangunan itu hanya satu bangunan dan para pedagang di suruh menempati. Pedagang berjumlah ratusan orang, sedangkan kapasitas bangunan hanya 24 orang.

Para pedagang menuntut agar segera dibangunkan bangunan baru yang layak.

Untuk itu, merespon hal ini, para pedagang ikan sudah membangun wadah bernama Aliansi Pedagang Ikan (API) Ende. Rencanya, pada tanggal 9 Juli 2012, API akan menggelar aksi massa di kantor Pemkab Ende. Jumlah massa berkisar 500-an orang. (Yulius Fanus Mari)

PENDAFTARAN ANGGOTA ONLINE

kunjungi website PRD:

www.prd.or.id

KABAR RAKYAT

Page 8: Gotong Royong Edisi Perdana, Juli 2012

A8

Nama Lengkap (sesuai KTP)EmailTempat/Tanggal Lahir Jenis Kelamin

Pendidikan Terakhir

Pekerjaan

Pendapatan per bulan (Rp)

Status

Alamat Saat Ini (Domisili)*

Alamat Facebook (jika ada)Alamat Twitter (jika ada)Referensi Anggota PRD (Anggota PRD yang mengenal Anda secara pribadi)______________________________________________________________________________________________Pengalaman Organisasi____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Saya lampirkan:- Photo Copy KTP (bagian depan dan belakang) sebanyak 1 rangkap.- Pas Photo Warna ukuran 3cm X 4 cm sebanyak 2 lembar. Dengan ini menyatakan bahwa seluruh informasi yang saya berikan adalah benar dan siap bergabung dengan Partai Rakyat Demokratik (PRD).

...................,...................... 2012

Hormat Saya,

__________________

____________________________________________________________________________________________________________________________, tgl [___]/bln [___]/thn [_____][ ] Laki-Laki[ ] Perempuan[ ] SD/Sederajat[ ] SMP/Sederajat[ ] SMA/Sederajat[ ] Diploma 1/D1[ ] Diploma 2/D2[ ] Diploma 3/D3[ ] Buruh/Karyawan Swasta[ ] Petani/Nelayan[ ] Wiraswasta[ ] Pekerja Lepas (Freelance)[ ] Pekerja Seni-Budaya[ ] Jurnalis[ ] 0 - 500 ribu[ ] 500 ribu - 1 juta[ ] 1 juta - 2 juta[ ] 2 juta - 3 Juta[ ] Lajang[ ] Menikah[ ] Janda/Duda________________________________________________________________________________________________________________________________RT/RWDesa/KelurahanKecamatan*Kabupaten/Kota*Provinsi*Kode PosNo. Telp/HP*________________________________________________________________________________________________________________________________

__________________________________________________________

:::::::

______________________________________

______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

[ ] Strata 1/S1[ ] Magister/S2[ ] Doktor/S1

[ ] Akademisi[ ] Pegawai BUMN/BUMD[ ] Mahasiswa/Pelajar[ ] Menganggur[ ] Lainnya : __________________

[ ] 3 juta - 4 juta[ ] 4 juta - 5 juta[ ] 5 juta - 10 juta[ ] 10 juta ke atas

::::

:

:

:

:

:

::

1. 2.3.4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.11.12.

13.

Formulir KeanggotaanPARTAI RAKYAT DEMOKRATIK