PERTEMUAN KE 9

DILATARBELAKANGI OLEH KONSTELASI TATA EKONOMI POLITIK

GLOBAL GELOMBANG KETIGA DEMOKRASI BERSKALA GLOBAL

TERAKUMULASINYA KEGAGALAN STRUCTURAL ADJUSTMENT

PROGRAM (PROGRAM PENYESUAIAN STRUKTURAL) YANG

DIPRAKARSAI ORGANISASI GLOBAL (IMF/WORLD BANK)

TERJADINYA KEHANCURAN SECARA SISTEMIK BERBAGAI DASAR

INSTITUSIONAL BAGI PROSES PENGELOLAAN MAUPUN

DISTRIBUSI SUMBER-SUMBER EKONOMI PADA SEBAGIAN BESAR

MASYARAKAT DUNIA KETIGA

PERAN PEMERINTAH YANG CUKUP KUAT

DALAM PENGELOLAAN KETATAPEMERINTAHAN

Globalisasi, mendorong negara untuk bersaing

secara ekonomi dengan negara lain.

Kunci keberhasilan daya saing ekonomi dengan

bangsa lain adalah efisiensi proses pelayanan publik,

ketepatan mutu dan kepastian peraturan dalam

pelayanan publik.

Agar dapat diperoleh efisiensi dan ketepatan mutu

pelayanan, maka diperlukan sebuah sistem tata

kelola dalam organisasi.

Dikenal dengan Sistem Tata Kelola Yang Baik (Good

Governance).

KEPEMERINTAHAN YANG BAIK (LANRI).

TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK (DEPDAGRI).

PENGELOLAAN PEMERINTAHAN YANG AMANAH (BINTORO, PROF.).

PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN YANG BAIK (MUSTOPADIDJAJA, PROF.)

PEMERINTAHAN YANG BERMANFAAT (GEDE WINASA, PROF BUPATI JEMBRANA).

Terjadinya kompleksitas permasalahan dalam hidup dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dinamika dan tumbuh kembang permasalahan, keluhan, keinginan, harapan, kepentingan dan aspirasi masyarakat.

Terjadinya pergeseran paradigma sistem dan tata kelola pemerintahan

Bergulirnya desakan terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik

Mampu menyediakan layanan publik terbaik dan merespon keinginan dan harapan masyarakat.

PELAKSANAAN

GOOD GOVERNANCE

DI INDONESIA

KETATAPEMERINTAHAN

KETIKA REJIM SOEHARTO

PEMERINTAHAN YANG

DITOPANG KEKUATAN

MILITER

PROSES PENGAMBILAN

KEBIJAKAN PUBLIK TIDAK

DEMOKRATIS

KEPEMERINTAHAN YANG BAIK

(GOOD GOVERNANCE) MERUPAKAN

SUATU KONSEPSI TENTANG:

a. PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

YANG BERSIH, DEMOKRATIS, EFISIEN

DAN EFEKTIF SERTA

b. DI DALAMNYA MENGATUR POLA

HUBUNGAN YANG SINERGIS DAN

KONSTRUKTIF ANTARA:

PEMERINTAH, DUNIA USAHA SWASTA DAN MASYARAKAT

KEPEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD

GOVERNANCE) MELIPUTI TIGA PILAR

PENYANGGA PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN YANG BAIK, YAITU:

TATA KEPEMERINTAHAN UNTUK SEKTOR PUBLIK (GOOD PUBLIC

GOVERNANCE) YANG MERUJUK

PADA LEMBAGA PENYELENGGARA

NEGARA (EKSEKUTIF, LEGISLATIF

DAN YUDIKATIF) DAN

TATA KEPEMERINTAHAN UNTUK DUNIA USAHA SWASTA (GOOD

CORPORATE GOVERNANCE) SERTA,

ADANYA PARTISIPASI AKTIF DARI MASYARAKAT (CIVIL SOCIETY).

KONSEP GOOD GOVERNANCE

GOOD GOVERNANCE GOOD GOVERNANCE

DIMENSI DALAM PARADIGMA GOOD GOVERNANCE

Mengontrol

PartisipasiPemberdayaanMasy

Trigger terciptanya Good Governance

Advokasi/KampanyePublik

GOOD

GOVE

RNANCE

GOOD

GOVERNANCE

ACCOUNTABLE

TRANSPARANT

RESPONSIVE

EQUITABLE &

INCLUSIVE

EFFECTIVE AND

EFFICIENT

FOLLOW THE

RULE OF LAW

PARTICIPATORY

PEMERINTAH

SWASTA

MASYARAKAT

1. PERTAMA, ORIENTASI IDEAL NEGARA YANG DIARAHKAN PADA PENCAPAIAN TUJUAN NASIONAL;

2. KEDUA, PEMERINTAHAN YANG BERFUNGSI SECARA IDEAL, YAITU SECARA EFEKTIF, EFISIEN DALAM MELAKUKAN UPAYA MENCAPAI TUJUAN NASIONAL PERENCANAAN

1. INDEKS KORUPSI

2. INDEKS EFISIENSI PERADILAN

3. INDEKS KEPUASAN PUBLIK

COUNTRY RANK COUNTRY/TERITORY CPI 2010

1 SINGAPORE 9.3

38 BRUNEI 5.5

56 MALAYSIA 4.4

78 THAILAND 3.5

110 INDONESIA 2.8

116 VIETNAM 2.7

134 PHILIPPINES 2.4

154 CAMBODIA 2.1

154 LAOS 2.1.

SUMBER: ICW 2011