Golongan I
-
Upload
kay-x-anwar -
Category
Documents
-
view
29 -
download
4
description
Transcript of Golongan I
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kimia analisa adalah ilmu yang mempelajari cara penganalisaan zat kimia
yang terdapat di dalam suatu senyawa atau larutan yang akan dianalisa baik jenis
maupun kadarnya. Analisa kimia terdiri dari analisa kualitatif dan analisa kuantitatif.
Analisa kualitatif adalah penyelidikan kimia mengenai jenis unsur atau campuran.
Dan analisa kuantitatif adalah penyelidikan kimia mengenai kadar unsur atau ion
yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran.
Reaksi pengendapan telah digunakan secara meluas dalam titrasi-titrasi, dalam
penetapan gravimetri, dan dalam memisahkan suatu sampel menjadi komponen-
komponennya. Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang bertujuan untuk
mencari susunan persenyawaan atau campuran persenyawaan di dalam suatu sampel.
Suatu senyawa dapat diuraikan menjadi anion dan kation. Analisa anion dan
kation bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam sampel.
Untuk mengetahui terbentuknya endapan pada golongan satu yang terdiri dari
timbal (Pb2+), merkuri/raksa (Hg22+¿ ¿), dan perak (Ag+) dan dipereaksikan dengan HCl.
Untuk tujuan analisa kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam
lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia. Dengan
memakai apa yang disebut reagensia golongan secara sistematik, dapat kita tetapkan
ada tidaknya golongan-golongan kation, dan dapat juga memisahkan golongan-
golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut. Reagensia golongan yang dipakai untuk
klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium
sulfida & amonium karbonat. Oleh karena itu, penting praktikum ini dilakukan untuk
mengetahui apakah kation-kation golongan I dapat mengendap dan pereaksinya yaitu
HCl.
2
1.2 Tujuan
Mengetahui prinsip analisa kation golongan I
Mengetahui pereaksi spesifik pada kation golongan I
Mengetahui perubahan yang terjadi pada reaksi PbNO3 dan HCl
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan
dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia.
Dengan memakai apa yang disebut reagensia golongan secara sistematik, dapat kita
tetapkan ada tidaknya golongan-golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum , adalah
asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan ammonium karbonat.
Klasifikasi ini didasarkan pada apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-
reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh kita katakana, bahwa
klasifikasi kation yang paling umum, didasarkan atas perbedaan kelarutan dari
klorida, sulfide, dan karbonat dari kation tersebut (Vogel,1985) GOLONGAN
KATION PERTAMA : TIMBAL (II), MERKURIUM (I), DAN PERAK (I)
Pereaksi golongan : asam klorida encer (2M)
Reaksi golongan : endapan putih timbel klorida, PbCl2, merkurium (I) klorida
Hg2Cl2, dan perak klorida AgCl.
Kation golongan pertama, membentuk klorida-klorida yang tak larut. Namun,
timbel klorida sedikit larut dalam air, dan karena itu timbel tak pernah mengendap
dengan sempurna bila ditambahkan asam klorida encer kepada sesuatu cuplikan, ion
timbel yang tersisa itu, diendapakan secara kuantitatif secara hidrogen sulfida dalam
suasana asam bersama-sama kation golongan kedua. Nitrat dari kation-kation ini
sangat mudah larut. Diantara sulfat-sulfat, timbel sulfat praktis tidak larut, sedang
perak sulfat larut jauh lebih banyak. Kelarutan merkurium (I) sulfat terletak diantara
kedua zat cair diatas. Bromida dan iodida juga tidak larut, sedangkan pengendapan
timbel halida tidak sempurna, dan endapan itu mudah sekali melarut dalam air panas.
Sulfida tidak larut. Asetat-asetat lebih mudah larut, meskipun perak asetat biasa
mengendap dari larutan yang agak pekat. Hidroksida dan karbonat akan diendapkan
4
dengan reagensia yang jumlahnya ekuivalen, tetapi kalau reagensia berlebihan, ia
dapat bertindak dengan bermacam-macam cara. Juga ada perbedaan dalam sifat zat-
zat ini terhadap ammonia.
1. TIMBEL, Pb (Ar : 207,19). Timbel adalah logam yang berwarna abu-abu
kebiruan, dengan rapatan yang tinggi ( 11,48 gml-1 pada suhu kamar). Ia mudah
melarut dalam asam nitrat yang sedang pekatnya ( 8M ).. dan terbentuknya juga
nitrogen oksida :
3 Pb + HNO3 3 Pb2+ + 6 NO3- + 2 NO + 4H2O
Gas nitrogen ( II ) oksida yang tak berwarna itu, bila tercampur dengan udara
akan teroksidasi menjadi nitrogen dioksida yang merah.
2NO (tak berwarna) + O2 2NO3 (merah)
Dengan asam nitrat pekat, terbentuk lapisan pelindung berupa timbel nitrat pada
permukaan logam, yang mencegah pelarutan lebih lanjut. Asam klorida encer atau
asam sulfat encer mempunyai pengaruh yang hanya sedikit, karena terbentuknya
timbel klorida atau timbel sulfat yang tak larut pada permukaan logam itu.
Reaksi-reaksi dari ion timbel ( II ):
1. Asam klorida encer ( atau klorida yang larut ) : endapan putih dalam larutan
yang dingin dan tak terlalu encer:
Pb2+ + 2Cl- PbCl2
Endapan larut dalam air panas ( 33,4 gl−1 pada 100C, sedang hanya 9,9 gl−1
pada 20C ) , tetapi memisah lagi sebagai Kristal yang panjang seperti jarum
setengah dingin.
2. Asam sulfat encer ( atau sulfat-sulfat yang larut ) : endapan putih, timbel
sulfat :
Pb2+ + SO42−¿ ¿ PbSO4
Endapan ini tak larut dalam reagensia yang berlebihan.
3. Kalium kromat dalam larutan nitrat, asam asetat atau ammonia : andapan
kuning, timbel kromat
5
Pb2+ + CrO42−¿¿ PbCrO4
4. Kalium iodida : endapan kuning , timbel iodida
Pb2+ + 2I- PbI2
Endapan larut sedang- sedang saja dalam air mendidih, menghasilkan larutan
yang tak berwarna, dari mana endapan memisah lagi sebagai keeping-keping
berwarna keemasan setelah mendingin (Oxtoby,2001)
2. MERKURIUM ATAU RAKSA, Hg (Ar : 200,59 ) – MERKURIUM (I).
Merkurium adalah logam cair yang putih keperakan pada suhu biasa, mempunyai
rapatan 13,534 gml-1 pada 25C.
Reaksi ion merkurium (I)
1. Asam klorida encer atau klorida-klorida yang larut: endapan putih merkurium
(I) klorida (kalomel)
Hg22+¿ ¿ + 2 Cl- Hg2Cl2
Larutan ammonia mengubah endapan menjadi campuran merkurium (II)
amidoklorida dan logam merkurium, yang kedua-duanya merupakan endapan
tak larut :
Hg2Cl2 + 2 NH3 Hg + Hg (NH2) Cl + NH4+ + Cl-
2. Hidrogen sulfida dalam suasana netral atau asam encer: endapan hitam, yang
merupakan campuran dari merkurium (II) sulfida dalam logam merkurium
Hg22+¿ ¿ + H2S Hg + HgS + 2H+
3. Kalium iodida, ditambahkan perlahan-lahan dalam larutan dingin : endapan
hijau merkurium (I) iodida
Hg22+¿ ¿ + 2I- Hg2I2
(Underwood, 2001)
4. PERAK, Ag (Ar : 107,686 ). Perak adalah logam yang putih, dapat ditempa &
liat.
Reaksi-reaksi dari ion perak (I)
6
1. Asam klorida encer (atau klorida-klorida yang larut ) : endapan putih perak
klorida
Ag2+ + Cl- AgCl
2. Hidrogen sulfida (gas atau larutan – air jenuh) dalam suasana netral atau asam
: endapan hitam perak sulfide
2 Ag+ + H2S Ag2S + 2H+
3. Kaliu iodida : endapan kuning perak iodide
Ag+ + I- AgI
7
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Botol semprot
Pembakar Bunsen
Pipet tetes
Sikat tabung reaksi
Penjepit tabung
Korek api
Botol reagen
3.1.2 Bahan
Aquades
Tissue
Kertas label
AgNO3
HCl 6 N
NH4OH
Na2S2O3
K2CrO4
3.2 Prosedur Percobaan
8
3.2.1 Argentum (Ag2+)
Dimasukkan AgNO3 kedalam tabung reaksi
Ditambahkan HCl, diamati
Dimasukkan AgNO3 kedalam tabung reaksi
Ditambahkan Na2S2O3, diamati
Dimasukkan AgNO3 kedalam tabung reaksi
Ditambahkan KI, diamati
3.2.2 Timbal (Pb2+)
Dimasukkan PbNO3 kedalam tabung reaksi
Ditambahkan HCl, diamati
Dimasukkan PbNO3 kedalam tabung reaksi
Ditambahkan K2CrO4 dan HNO3, diamati
Dimasukkan PbNO3 kedalam tabung reaksi
Ditambahkan Na2S, diamati
9
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tabel Pengamatan
Perlakuan Pengamatan
AgNO3 + HCl Dimasukkan AgNO3 (2 tetes) Ditambah HCl (2 tetes)
AgNO3 + Na2S2O3
Dimasukkan AgNO3 kedalam tabung reaksi (2 tetes)
Ditambah Na2S2O3 (2 tetes)
AgNO3 + KI Dimasukkan AgNO3 kedalam
tabung reaksi Ditambah KI
Pb (NO3)2 + HCl Dimasukkan Pb (NO3)2 (1pipet) Ditambah HCl, dipanaskan
Pb (NO3)2 + K2CrO4 + HNO3
Dimasukkan Pb (NO3)2 kedalam tabung reaksi
Ditambahkan K2CrO4 dan HNO3
Pb (NO3)2 + KI Dimasukkan Pb (NO3)2 kedalam
tabung reaksi Ditambah KI
Berwarna bening HCl berwarna bening, terdapat
endapan putih setelah dicampurkan
Berwarna bening
Berwarna bening, setelah dicampurkan terdapat endapan putih
Berwarna bening
Setelah dicampurkan terdapat endapan kuning
Berwarna bening Larutan tetap bening
Larutan bening
Terdapat endapan kuning
Larutan bening
Terdapat endapan kuning
4.2 Reaksi
10
4.2.1 Ag2+
AgNO3 + HCl AgCl (putih) + HNO3
2 AgNO3 + Na2S2O3 Ag2S2O3 (putih) + 2NaNO3
2 AgNO3 + KI AgI2 + 2 KNO3
4.2.2 Pb2+
Pb (NO3)2 + HCl PbCl2 (putih) + 2 HNO3
Pb (NO3)2 + K2CrO4 Pb CrO4 (kuning kenari) + 2 KNO
Pb (NO3)2 + Na2S PbS (hitam) + 2 NaNO3
4.3 Pembahasan
Analisa kualitatif adalah proses identifikasi zat-zat kimia mengenali unsur
atau senyawa yang ada dalam suatu sampel. Analisa kuantitatif adalah proses
identifikasi atau penetapan banyaknya suatu zat atau unsur tertentu yang ada dalam
suatu sampel. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk
mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam alrutan. Analisa kualitatif
diperuntukkan untuk analisa komponen atau jenis zat yang ada dalam suatu larutan.
Pereaksi selektif adalah suatu reagen yang dapat memisahkan spesi tertentu
atau dapat memisahkan golongan yang berbeda. Contoh pereaksi selektif : larutah
HCl untuk kation golongan I dan H2S untuk kation golongan II. Pereaksi spesifik
adalah suatu pereaksi atau reagen yang jika ditambahkan dalam suatu sampel akan
memberikan hasil yang khas. Contoh pereaksi spesifik : sampel + Cr2O
merah kecoklatan. Pereaksi sensitif adalah pereaksi atau reagen yang mampu
menunjukkan bahan yang dianalisis dalam jumlah yang hanya sedikit sekali dan
sudah tampak hasilnya dengan jelas. Contoh pereaksi sensitif :
Pb2+ + NH3 Pb (OH)2 putih
Ag+ + NaOH Ag2O endapan coklat
11
Kelarutan (solubility) zat dalam suatu campuran menyatakan jumlah
maksimum kemampuan suatu zat yang dapat larut dalam suatu pelarut. Adapun besar
kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu :
1. Jenis pelarut
2. Suhu
3. Pengadukan
Hubungan kelarutan dengan percobaan yang dilakukan adalah semakin > Ksp maka
semakin sukar mengendap, suatu ion akan mengendap jika hasil kali kelarutan
terlewati.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan :
1. Jenis zat terlarut : pada setiap zat terlarut akan memiliki harga kelarutan yang
berbeda dengan zat terlarut lain.
2. Jenis zat pelarut : senyawa polar akan mudah larut dalam pelarut polar dan
senyawa non polar lebih mudah larut dalam pelarut nonpolar.
3. Suhu : jika suhu makin tinggi maka kelarutan suatu zat akan makin besar.
4. Efek ion sekutu: sebuah endapan secara umum lebih dapat larut dalam air
murni dibandingkan didalam sebuah larutan yang mengandung satu dari ion-
ion endapan .
5. Efek aktivitas : banyaknya endapan menunjukkan peningkatan kelarutan
dalam larutan-larutan yang mengandung ion-ion yang tidak bereaksi secara
kimiawi dengan ion-ion dari endapan.
6. Efek pH : kelarutan dari garam sebuah asam lemah tergantung pada pH
larutan tersebut.
Faktor kesalahan dalam percobaan ini adalah :
Kurangnya pemberian tetesan pada larutan PbNO3 dan larutan HCl. Sehingga
ketika dipanaskan dan didinginkan tidak terbentuk kristal jarum.
Ketika larutan PbNO3 dan larutan HCl dipanaskan terlalu banyak digoyang
sehingga hasil yang diinginkan tidak sesuai.
12
Kurang bersih mencuci tabung reaksi sehingga sisa-sisanya masih tercampur
sedikit dengan larutan yang lain.
Dalam praktikum analisa kation golongan I ini kation yang akan dianalisa
yaitu Argentum (Ag+) dan plumbum (Pb2+). Pertama-tama kita analisa kation
Argentum (Ag+), dimana dimasukkan beberapa tetes larutan AgNO3 kemudian
ditambahkan larutan HCl maka endapan yang dihasilkan putih. Kemudian yang
kedua ditambahkan larutan Na2S2O3 dimana yang terbentuk tetap putih, hanya saja
kali ini endapan berada dibawah. Setelah itu yang ketiga ditambahkan larutan KI
dimana yang terbentuk endapan berwarna kuning. Kemudian kation golongan I yang
akan dianalisa kedua yaitu kation Plumbum (Pb2+) . Dimana dimasukkan beberapa
tetes larutan Pb(NO3)2, kemudian ditambahkan larutan HCl maka didapat larutan
bening dan dipanaskan dan hasilnya pun sama. Kemudian yang kedua ditambahkan
larutan K2CrO4 dan HNO3 dimana yang terbentuk endapan kuning. Setelah itu
ditambahkan larutan KI pada sampel ketiga yang dihasilkan yaitu endapan kuning
pula.
Prinsip percobaan kation golongan I ialah mengendapnya kation golongan I
dengan penambahan HCl 6 N.
13
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Prinsip analisa kation golongan I yaitu menganalisa ion atau senyawa yang
terdapat pada golongan I seperti (Ag+), (Pb2+), dan (Hg22+¿ ¿) dimana endapan
akan larut pada asam klorida encer.
Pereaksi spesifik pada ketion golongan I adalah yang terjadi pada kation Ag+
yaitu
AgNO3 + KI AgI kuning + HNO3
Hasil yang didapat pada kation Pb2+ yaitu
Pb (NO3)2 + 2HCl PbCl2 + 2 HNO3 (putih)
5.2 Saran
Sebaiknya ditambahkan ion yang ingin dianalisa seperti ion Hg22+¿ ¿.
14
DAFTAR PUSTAKA
Oxtoby, David. 2001. Prinsip Kimia Modern. Jakarta : Erlangga.
Svehla, G. 1990. Analisa Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian I.
Jakarta : Kalman Media.
Underwood, A.L dan Day, R.A. 2001. Analisis Kimia Kualitatif Edisi Keenam.
Jakarta: Erlangga.
Rivai, W. 1984. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: Erlangga.
Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.