Golongan darah

download Golongan darah

of 11

Transcript of Golongan darah

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian. Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:

Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.

Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif

Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah ABpositif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.

Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.

Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia danNorwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.

Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO.

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hany saja jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, sok dan kematian. PENGGOLONGAN ABO

Golongan Darah A Memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif. Golongan Darah B Memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah B-negatif atau O-negatif Golongan Dara AB Memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antaigen A maupun B. Orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif. Golongan Darah O Memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan sisebur donor universal. Namun orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif. Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO.

Pewarisan 1. Orang 2. Orang 3. Orang 4. Orang 5. Orang 6. Orang 7. Orang 8. Orang 9. Orang 10. Orang

tua tua O tua O tua O tua tua tua tua tua tua

Golongan O dan O, maka anak dan A, maka anak kemungkinan dan B, maka anak kemungkinan dan AB, maka anak kemungkinan A dan A, maka anak kemungkinan A dan B, maka anak kemungkinan : O, A dan AB, maka anak kemungkinan : B dan B, maka anak kemungkinan B dan AB, maka anak kemungkinan : AB dan AB, maka anak kemungkinan :

Darah kemungkinan : O : O atau A : O atau B : A atau B : O atau A A, B, atau AB A, B atau AB : O atau B A, B atau AB A, B atau AB

PENGGOLONGAN RHESUS (FAKTOR Rh) Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah meerahnya memilihi golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini sering digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B. Kecocokan faktor Reshus sangat penting karena ketidakcocokan golongan (misal : donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rd(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau dibawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat mempengaruhi janin pada saat kehamilan. GOLONGAN DARAH LAINNYA 1. Diego positif yang ditemukan hanya pada orang Asia Selatan dan pribumi Amerika. 2. Dari sistem MNS didapat golongan darah M,N dan MN, Berguna untuk tes kesuburan 3. Duffy negatif yang ditemukan di populasi Afrika 4. Sistem Lutherans yang mendeskripsikan satu set 21 antigen 5. Sistem lainnya meliputi : Colton, Kell, Kidd,Lewis, Landsteiner-Wiener, P, Yt atau Cartwright, XG, Scianna, Dombrock, Chido/Rodgers, Kx, gerbich, Knops, Indian, Ok, Raph dan JMH Diterbitkan di: 04 Juli, 2010

Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2020592-golongan-darah/#ixzz1TFN6SICC

Berdasarkan test labolatorium di Orleans tanggal 10 Oktober 2007, saya memiliki golongan darah A+, Phenotype: D+ C+ E- c- e+ Kell NEG, Rh: 1 2 -3 -4 5 KEL: -1. Jadi saya termasuk orang rhesus positif, lega juga. Dahulu, ketika di Indonesia test darah yang pernah saya lakukan pertama dan sekali-kalinya yang

memungkinkan saya mengetahui golongan darah saya, yaitu ketika saya duduk di bangku kelas II SMP. Test itu saya lakukan sendiri, dan saya menemukan golongan darah saya A. Itu saja tanpa embel-embel rhesus positif atau negatif dan embel-embel detail lainnya lagi, karena setiap golongan darah A+ pun masih dapat dibedakan lagi. Ternyata, teman-teman kerja dan kuliah saya juga sama saja mereka hanya mengetahui golongan darah mereka itu tok A atau B atau O, mengenai rhesus positif atau negatifkah auh ah gelap. Bahkan sampai sekarang ada beberapa orang yang tidak mengetahui apakah itu golongan darah rhesus positif dan golongan darah rhesus negatif? APa yang membedakannya? Mengapa sebelum dua pasangan ingin melangsungkan pernikahan mereka wajib test darah? Apakah tujuannya? Mari saya ingin berbagi pengetahuan yang saya dapat mengenai rhesus darah ini.

Rhesus (Rh) adalah faktor-faktor yang muncul di permukaan sel-sel darah merah (yang berisi sejumlah besar hemoglobine yang memberikan darah warna merah dan yang memungkinkan membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh sel di dalam tubuh dan CO2 dari sel-sel ke dalam paru-paru). Jika faktor-faktor ini munculd di sel darah merah seseorang, berarti orang ini memiliki golongan darah rhesus (Rh) positif, dan sebaliknya jika faktor-faktor ini tidak muncul pada sel darah merah seseorang, berarti orang itu disebut memiliki golongan darah rhesus (Rh) negatif.

Masalah dapat timbul jika terjadi ketidakcocokan antara rhesus calon ibu dan janin yang dikandungnya. Waspada bagi wanita yang memiliki golongan darah rhesus negatif. Ini dapat menyebabkan masalah gawat. Jika calon ibu memiliki rhesus negatif, sementara janinnya memiliki rhesus positif, pada umumnya pada kehamilan pertama tidak akan ada masalah. Tetapi pada saat kehamilan yang kedua kalinya, tubuh si ibu dapat mengembangkan antibody untuk melawan darah rhesus positif (ini diproduksi oleh sel darah putih guna menjawab kehadiran sebuah tubuh asing). Selanjutnya inilah yang disebut penyakit " hemolytique bayi", yaitu penyakit tidak berfungsinya tubuh dengan baik seiring evolusi waktu.

Mulai pada kehamilan kedua, tubuh ibu sudah dipastikan akan membentuk antibody yang masuk melalui plasenta bayi dan merusak sel darah merah janin yang dianggapnya musuh sehingga janin kekurangan sel-sel darah merah. Ini dapat berakhir parah dan sangat parah, antara lain bayi bisa meninggal, keguguran, lahir prematur, atau lahir dengan warna kuning (sel darah merah berubah warna kuning), atau harus transfusi darah kepda bayi ketika ia lahir dengan darah yang sesuai dengan bayi itu, atau bahkan sejak di dalam rahim.

Tindakan Pencegahan

Pada saat bayi pertama dari ibu ber-rhesus negatif lahir, jenis golongan darahnya akan diverifikasi. Jika ia dari rhesus positif, dan untuk menghindari segala bentuk ketidakcocokan, setelah kelahiran sebuah vaksinasi anti-rhesus harus diberikan kepada semua wanita yang memiliki golongan darah rhesus negatif. Perawatan ini meliputi suntikan yang diberikan kepada si ibu, dalam 72 jam setelah melahirkan bayi yang berfungsi menetralkan reksinya terhadap rhesus positif. Sehingga seorang ibu yang setelah melahirkan bayi pertamanya tidak ada waktu untuk mengembangkan antibodynya. Imunisasi ini harus diulangi setiap kali hamil baru dan juga setelah keguguran. Catatan untuk diketahui: Meskipun kedua orang tua memiliki rehsus positif, anak dapat memiliki golongan darah dari rhesus negatif. Jangan lupa, bahwa semua orang itu pembawa juga golongan darah rhesus negatif dan positif

DASAR-DASAR TEORI PELUANG LAPORAN Judul : Dasar-Dasr Teori Peluang Tujuan : Menentuakan dan member contoh penerapan teori peluang Menggunakan dasar teori peluang untuk : Beberapa peristiwa yang terjadi secara bebas Menggunkan rumus binomuim Beberapa peristiwa yang saling mempengaruhi Menerapkan konsep peluang untuk menganalisis peta silsilah pada keluarga dan meramalkan resiko mendapatkan anak cacat dari suatu perkawinan Tanggal Praktikum : 03 Mei 2010 Pendahuluan : Kemungkinan peristiwa yang diharapkan ialah perbandingan antara peristiwa yang diharapkan itu dengan segala peristiwa yang mungkin terjadi terhadap suatu objek. Kemungkinan biasa disebut dalam bahasa inggris ialah probability (Wildan, 1994 : 117) Probabilitas atau istilah lainnya kemungkinan, kebolehjadian, peluang dan sebagaimya umumnya digunakan untuk menyatakan peristiwa yang belum dapat dipastikan. Dapat juga digunakan untuk menyatakan suatu pernyataan yang tidak diketahui akan kebenarannya, diduga berdasarkan prinsip teori peluang yang ada. Sehubungan dengan itu teori kemungkinan sangat penting dalam mempelajari genetika. Kemungkinan atas terjadinya sesuatu yang diinginkan ialah sama dengan perbandingan antara sesuatu yang diinginkan itu terhadap keseluruhannya (Suryo, 1984). Ada beberapa dasar dasar teori kemungkinan, yaitu : 1.Kemungkinan atas terjadinya sesuatu yang diinginkan ialah sama dengan perbandingan antara sesuatu yang diinginkan itu terhadap keseluruhannya. 2.Kemungkinan terjadinya dua peristiwa atau lebih, yang masing masing berdiri sendiri ialah sama dengan hasil perkalian dari besarnya kemungkinan untuk peristiwa peristiwa itu. 3.Kemungkinan terjadinya dua peristiwa atau lebih, yang saling mempengaruhi ialah sama dengan jumlah dari besarnya kemungkinan untuk peristiwa peristiwa itu Dalam ilmu genetka teori kemungkinan ikut berperan penting, misalnya mengenai perbandingan gengen dari induk/orang tua/parental kedalam gamet-gamet. Pembuahan sel telur oleh spermatozoon,

berkumpulnya kembali gen-gen di dalam zigot sehingga dapat terjadi berbagai macam kombinasi. Untuk mengevaluasi suatu hipotesis genetik diperlukan suatu uji yang dapat mengubah deviasi deviasi dari nilai nilai yang diharapkan menjadi probabilitas dari ketidaksamaan demikian yang terjadi oleh peluang. Uji ini harus pula memperhatikan besarnya sampel dan jumlah peubah (derajat bebas). Uji ini dikenal sebagai uji X2 (Chi Square Test). (Wildan, 1994) Uji chi-kuadrat atau chi-square digunakan untuk menguji homogenitas varians beberapa populasi atau merupakan uji yang dapat mengubah deviasi dari nilai-nilai yang diharapkan menjadi probabilitas dari ketidaksamaan demikian yang terjadi oleh peluang dan harus memperhatikan besarnya sampel dan besarnya peubah (derajat bebas). Manfaat uji chi-kuadrat adalah: a. Menguji proporsi untuk data multinom b. Menguji kesamaan rata-rata distribusi Poisson c. Menguji independen antara dua faktor di dalam daftar kontingensi B x K d. Menguji kesesuaian antara data hasil pengamatan dengan model distribusi dari mana data itu diduga di ambil, dan e.Menguji model distribusi berdasarkan data hasil pengamatan (Sugiyono, 2009) Terbentuknya individ hasil hasil perkawinan yang dapat dilihat dalam wujud fenotip. Pada dasar hanya merupakan kemungkinan-kemungkinan pertemuan antara gamet jantan dengan gamet betina keturunan hasil gamet perkawinan atau persilangan tidak dapat di pastikan begitu saja, melainkan hanya di duga atas berdasarkan peluang yang ada. Sehubungan dengan teori kemungkinan sangat penting dalam mempelajari genetika. Teori kemungkinan merupakan dasar untuk menentukan nisbah yang diharapkan dari tipe-tipe persilangan genotipe yang berbeda. Penggunaan teori ini memungkinkan kita untuk menduga kemungkinan diperolehnya suatu hasil tertentu dari persilangan tersebut (http://chemicalzone.blogspot.com/2009/04/memaknai-surah-asy-syamsi-8-10-dengan bahasa-genetika diakses 10 April 2010) Metode chi-kuadrat adalah cara yang dapat kita pakai untuk membandingkan data perubahan yang diperoleh dari persilangan-persilangan dengan hasil yang diharapkan berdasarkan hipotesis secara teoritis. Dengan cara ini seorang ahli dapat memasukan suatu nilai kemungkinan untuk menguji hipotesis teersebut (Erlod dan William, 2005) Rumus kemungkinan: K(x) X/(X+Y) Dimana : K = Kemungkinan K(x) = kemungkinan peristiwa X X = Peristiwa yang diharapkan Y = Peristiwa yang tidak diharapkan ( Wildan, 1994: 118) Contoh : Berapa kemungkinan anak pertama lahir dari orang tua yang carier albino, adalah normal? Kadar kedua orang tua carier albino berarti mereka heterozigot tehadap gen pigmentasi kulit. Genotifnya Aa. Kawin Aa >< Aa. Masing-masing orang tua memiliki 2 macam gamet. Gamet A dan gamet a. maka anak-anaknya yang mungkin lahir sebagai berikut P = Aa >< Aa F1 = / A a A AA Aa a Aa aa Karena itu kesempatan normal : , sedangkan albino: atau kalau dimasukan kerumus diatas sebagai berikut : K(n)=3/(3+1)=3/4

Ini dapat dibaca : tiap 4 keluarga di masyarakat yang kedua orang tuanya carier albino, kemungkinan untuk lahir anak normal ialah 3 keluarga (Wildan, 1994 : 119-120).

Mempelajari probabilitas kejadian sangat bermanfaat bagi pengambilan keputusan yang tepat, karena kehidupan di dunia tidak ada kepastian, dan setiap pengambilan keputusan jarang memiliki informasi yang lengkap, sehingga perlu untuk mengetahui berapa besar probabilitas suatu kejadian akan terjadi. Probabilitas adalah suatu ukuran tentang kemungkinan suatu peristiwa (event) akan terjadi di masa mendatang. Probabilitas dinyatakan antara 0 sampai 1 atau dalam persentase. Probabilitas 0 menunjukkan peristiwa yang tidak mungkin terjadi, sedang probabilitas 1 menunjukkan peristiwa pasti terjadi. Pada suatu percobaan di mana hanya ada satu peristiwa yang terjadi, sehingga peristiwa lain tidak dapat terjadi pada suatu percobaan dengan waktu yang sama dikenal dengan peristiwa saling lepas (mutually exclusive). Probabilitas suatu kejadian dinyatakan sebagai berikut : ( jumlah peristiwa yang terjadi : jumlah total percobaan/ kegiatan) Untuk menentukan besarnya probabilitas suatu peristiwa didasarkan pada penilaian pribadi dan dinyatakan dalam derajat kepercayaan. Peniliaan subjektif diberikan karena terlalu sedikit atau tidak ada informasi yang diperoleh atau berdasarkan keyakinan. Apabila suatu peristiwa terjadi, peristiwa lain tidak dapat terjadi pada saat bersamaan (peristiwa saling lepas), maka probabilitas dapat dihitung dengan hukum penjumlahan, yaitu : P(A atau B) = P(A) + P(B) Untuk kejadian yang lebih banyak dilambangkan sampai n, yaitu : P(A atau B atau n) = P(A) + P(B) + + P(n) Pada peristiwa bersama dua atau lebih peristiwa dapat terjadi secara bersama-sama P(A atau D) = P(A) + P(D) Sedangkan untuk peristiwa saling lepas, kejadian bersama dalam suatu percobaan atau kejadian tidak ada. Oleh sebab itu, untuk peristiwa yang saling lepas, probabilitas kejadian A atau B yang dinyatakan P(A atau B) : P(A atau B) = P(A) + P(B) P(AB) Karena P(AB) = 0 ; maka P(A atau B) = P(A) + P(B) -0 Sehingga P(A atau B) dinyatakan sebagai berikut : P(A atau B) = P(A) + P(B)

Hukum perkalian menghendaki setiap peristiwa adalah independen yaitu suatu peristiwa terjadi tanpa harus menghalangi terjadinya peristiwa B. Oleh sebab itu, perlu diingatkan bahwa untuk penjumlahan menghendaki peristiwa saling lepas, sedang untuk perkalian menghendaki peristiwa independen. Peristiwa independen adalah terjadinya suatu peristiwa atau kejadian tidak mempengaruhi probabilitas terjadinya peristiwa lain. Hukum perkalian untuk probabilitas kejadian A dan B yang saling independen dinyatakn sebagai berikut : P(A dan B) = P(A) x P(B) Probabilitas bersyarat adalah probabilitas suatu peristiwa akan terjadi dengan ketentuan peristiwa yang lain akan terjadi. Probabilitas bersyarat dilambangkan dengan P(A|B) yaitu probabilitas peristiwa A, dengan syarat peristiwa B telah terjadi. Hukum perkalian untuk probabilitas bersyarat bahwa peristiwa B terjadi dengan syarat peristiwa A telah terjadi dinyatakan sebagai berikut : P(A dan B) = P(A) x P(B|A) Peristiwa pelengkap menunjukkan bahwa apabila ada dua peristiwa Z dan B yang saling melengkapi, sehingga jika peristiwa A tidak terjadi, maka peristiwa B pasti terjadi. Maka probabilitas keduanya dapat dirumuskan sebagai berikut: P(A) + P(B) = 1 atau P(A) = 1 P(B) Diagram pohon merupakan suatu diagram yang menyerupai pohon dimulai dari batang kemudian menuju ranting dan daun. Diagram pohon dimaksudkan untuk membantu menggambarkan probabilitas atau probabilitas bersyarat dan probabilitas bersama. Diagram pohon sangat berguna untuk menganalisis keputusan-keputusan bisnis di mana terdapat tahapan-tahapan pekerjaan. Untuk menyusun diagram pohon ada beberapa tahap ; 1. Tahap 1 adalah langkah awal kegiatan, kita mulai dengan memberi tanda titik atau bulatan dengan angka 1. Tahap 1 diumpamakan sebagai pohonnya. Nilai probabilitas pada tahap 1 adalah = 1. 2. Tahap 2, membuat cabang. 3. Tahap 3, membuat ranting 4. Tahap 4, menghitung probabilitas bersama(joint probability). Nilai probabilitas keseluruhan pada tahap 4 juga harus sama dengan 1. Teorema Bayes P(A1|B) = P(A1) x P(B|A1) / P(A1) x P(B|A1) + P(A2) x P(B|A2) Rumus di atas merupakan probabilitas bersyrat, suatu kejadian terjadi setelah kejadian lain ada. P(A1|B) menyatakan bahwa fakta-fakta di bumi akan ada apabila Tuhan ada. Mengingat bahwa di bumi ini banyak sekali fakta dari fakta A1 sampai Ai, maka Teorema Bayes diperluas menjadi: P(Ai|B) = P(Ai)xP(B|Ai) /P(A1) x P(B|A1) + P(A2) x P(B|A2) + + P(Ai) x P(B|Ai) Perlu ditekankan bahwa kita akan memperlakukan probabilitas sebagai suatu ukuran yang diperlukan dan berguna dalam persoalan yang menyangkut lebih dari satu peristiwa atau hasil yang mungkin. Khususnya, kita akan menghindarkan pertanyaan filosofis mengenai makna arti ukuran probabilitas (probability measure), dan hanya melihat segi penggunaan ilmu probabilitas dan teori matematikanya

untuk membuat model masalah-masalah yang berada pada kondisi yang tidak pasti. Hal ini sama dengan pemakaian koefisien keamanan dalam disain rekayasa tanpa menghiraukan arti sebenarnya, atau menerapkan hukum kedua Newton (mengenai gerak) tanpa mementingkan arti dari masasa dan gaya. Namun, kegunaan probabilitas yang dihitung akan bergantung pada ketetapan dari dasar penentuannya. Dalam hal ini, kita lihat bahwa berlakunya dasar yang ditentukan lebih dulu untuk menghitung probabilitas bergantung pada kelayakan (ketepatan) dari asumsi yang digunakan, sedangkan dasar frekuensi relative empiris harus mengandalkan sejumlah besar data pengamatan. Bila data yang ada terbatas, manfaat frekuensi relative dengan sendirinya menjadi terbatas. Dasar ketiga untuk menghitung probabilitas melibatkan kombinsi dari asumsi intuitif atau subyektif dengan pengamatan eksperimental; sarana yang cocok untuk kombinasi ini adalah teorema Bayes dan hasilnya dikenal sebagai probabilitas Bayes (Bayes probability). Masalah probabilitas melibatkan penentuan probabilitas suatu peristiwa dalam suatu himpunan yang sempurna dari probabilitas (atau ruang kemungkinan). Ada dua hal yang sangat penting dalam perumusan danpenyelesaian masalah semacam itu ; 1. Definisi ruang kemungkinan dan identifikasi dari peristiwa di dalam ruang ini; 2. Perhitungan probabilitas perhitungan tersebut Dasar matematika yang relevan dan berguna untuk tujuan ini adalah teori himpunan dan teori probabilitas. Jika didefenisikan dalam konteks himpunan, peristiwa-peristiwa dapat dikombinasikan untuk memperoleh peristiwa lain melalui aturan operasi dari himpunan dan sub-himpunan; pada dasarnya, ini menyangkut gabungan(union) dan perpotongan(intersection) dari dua peristiwa atau lebih termasuk komplemen-komplemennya. Dengan cara serupa, aturan-aturan operasi dari probabilitas menyajikan dasar untuk hubungan-hubungan deduktif di antara probabilitas-probabilitas dari peristiwaperistiwa yang berbeda di dalam ruang probabilitas tertentu; khususnya, ini terdiri dari aturan pertambahan(addition rule), aturan perkalian,teorema probabilitas total,dan teorema Bayes

GOLONGAN DARAH RHESUS Sistem penggolongan darah manusia telah cukup banyak ditemukansampai saat ini, seperti sistem golongan darah ABO, Sistem MNSs, Faktor Rh,dan sebagainya. Golongan darah seseorang ditentukan oleh jenis antigenyang terdapat dalam permukaan sel-sel darah merah (eritrosit) yangdimilikinya. Antigen ini akan bereaksi dengan antibodi atau aglutinin yangsesuai. Yang berada di plasma darahnya . Landsteiner mengamati antigen/aglutinogen A,B dan AB di sel erytrocyt serta aglutinin / zat anti a,b dan ab diplasma darahnya sehingga menciptakan golongan darah ABO , slanjutnya iamelanjutkan risetnya untuk melakukan pengamatan golongan darah sistemRhesus yang memperhatikan faktor Rhesus berupa ada dan tidaknya antigen-Rh dalam

eritrositnya. Sstem rhesus ini ditemukan melalui penyuntikan sel-sel darah merah keraMacacca rhesus kepada marmot (guinea-pig) untuk mendapatkan anti serum.Anti serum yang didapat ternyata bereaksi dengan sel-sel darah merah. ,antigen-Rh yang ditemukan dalam darah kera Macaca rhesus olehLandsteiner dan Wiener pada tahun 1940 itu juga ditemukan dalam darahmanusia. Berdasarkan ada tidaknya antigen-Rh, maka golongan darah manusia dibedakan atas dua kelompok, yaitu : 1. Orang Rh-positif (Rh+), berarti darahnya memiliki antigen-Rh yangditunjukkan dengan reaksi positif atau terjadi penggumpalan eritrositpada waktu dilakukan tes dengan anti-Rh (antibodi Rh). 2. Orang Rh-negatif (Rh-), berarti darahnya tidak memiliki antigen-Rhyang ditunjukkan dengan reaksi negatif atau tidak terjadipenggumpalan saat dilakukan tes dengan anti-Rh (antibodi Rh). Menurut Landsteiner golongan darah Rh ini termasuk keturunan (herediter)yang diatur oleh satu gen yang terdiri dari 2 alel, yaitu Rh dan rh. Rhdominan terhadap rh sehingga terbentuknya antigen-Rh ditentukan oleh gendominan Rh. Orang bergolongan darah Rh+ jika mempunyai genotip RhRhatau Rhrh, sedangkan orang Rh- mempunyai genotip rhrh.. Faktor Rh dalam darah seseorang mempunyai arti penting dalam klinik.Orang yang serum dan plasma darahnya tidak mempunyai anti-Rh dapatdistimulir (dipacu) untuk membentuk anti-Rh. Pembentukan anti-Rh ini dapatmelalui jalan : 1.Transfusi Darah. Contoh kasus ini misalnya pada seorang perempuanRh- yang kerena sesuatu hal harus ditolong dengan transfusi darah.Darah donor kebetulan Rh+, berarti mengandung antigen-Rh. AntigenRh ini akan dipandang sebagai protein asing sehingga perempuan ituakan distimulir membentuk anti-Rh. Serum darah perempuan yangsemula bersih dari anti-Rh akan mengandung anti-Rh. Anti-Rh akanterus bertambah jika transfusi dilakukan lebih dari sekali. Anti-Rh akanmembuat darah yang mengandung antigen-Rh menjadi menggumpalsehingga perempuan Rh- tersebut tidak bisa menerima darah dariorang Rh+. Orang Rh- harus selalu ditransfusi dengan darah Rh-.Seseorang yang akan melakukan transfusi sebaiknya selain memeriksa golongan darah dengan sistem ABO juga harus memeriksakan faktor Rhnya. Dari kasus inilah kemudian kita mengenal bayi yang menderita Erythroblastosis fetalis , bayi kelahiran yang kedua dan seterusnya yangselalu mati karena ibunya Rh esus negatif dan anak pertamanyaRhesus + .untuk jelasnya lihat uraian ini . 2.Perkawinan. Kasus ini bisa terjadi misalnya seorang perempuan Rh-(genotip rr) menikah dengan laki-laki Rh+ (bergenotip homozigotik RR)dan perempuan tersebut hamil. Janin dari pasangan ini tentunya akanbergolongan darah Rh+ (genotip Rr) yang diwarisi dari ayahnya.Sebagian kecil darah janin yang mengandung antigen-Rh tersebutakan menembus plasenta dan masuk kedalam tubuh ibunya. Serumdan plasma darah ibu distimulir untuk membentuk anti-Rh sehinggadarah ibu yang mengalir kembali ke janin mengandung anti-Rh. Anti-Rh ini akan merusak sel darah merah janin yang mengandung antigen-Rh sehingga janin akan mengalami hemolisis eritrosit. Hemolisiseritrosit akan menghasilkan bilirubin indirek yang bersifat tidak larutair tetapi larut lemak dan tentunya akan meningkatkan kadar bilirubindarah janin. Peningkatan ini dapat menyebabkan ikterus patologisyaitu suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah mencapaisuatu nilai yang mempunyai potensi menimbulkan kern ikterus bilatidak segera ditangani. Kern ikterus merupakan suatu kerusakan otakakibat perlengketan bilirubin indirek pada otak terutama pada korpusstriatum, talamus, nukleus sub

talamus, hipokampus, nukleus merahdan nukleus pada dasar ventrikulus IV. Bayi yang mengalami kernikterus biasanya mengalami kuning disekujur tubuhnya. 3.Ada 2 kemungkinan bagi janin yang mengalami ketidakcocokan Rh ini,yaitu : Bayi pertama bisa selamat karena anti-Rh yang dibentuk olehibu itu masih sedikit sedangkan bayi pada kehamilan kedua bisameninggal jika anemia berat. Penyakit seperti ini dikenal dengan namaeritoblastosis fetalis. Kejadian ini akan terulang pada waktu ibu hamilberikutnya (Campbell, dkk, 2004: 91). Bayi dapat juga hidup, tetapibiasanya akan mengalami cacat, lumpuh, dan retardasi mental