Goal Setting1

32
Goal setting Tujuannya adalah mengarahkan klien untuk berusaha keras. Konseling merupakan tempat dimana seorang konselor ingin membantu klien untuk menemukan solusi dan memecahkan masalah klien. Tujuan awal biasanya di tetapkan dalam wawancara awal, setelahkonselor memiliki beberapa pemahaman tentang mengapa klien datang untuk konseling. Namun, tujuan awal biasanya perlu di pertimbangkan karena bersifat sementara dan dapat berubah karena seringkali tidak mungkin untuk memperoleh informasi yang cukup dalam sesi pertama untuk menentukan langkah selanjutnya. A. MANFAAT DARI TUJUAN 1. Untuk memberikan arahan pada konseling 2. Untuk memberikan dasar memilih strategi konseling dan interensi !. Untuk melayani sebagai dasar untuk mengealuasi hasil konseling B. KARAKTERISTIK DARI TUJUAN 1. "pesi#k dimana tujuan klien ini spesi#k sehingga memberikan ide awal tentang fokus konseling 2. Kesesuaian dimana tujuan klien ini spesi#k sehingga memberikan ide awal tentang fokus konseling. !. Tujuan harus diinginkan atau dimulai oleh klien dimana tujuan ini dimulai dari klien sendiri dan konselor mengeksplorasi tujuan klien. $. Kesesuaian dengan ketrampilan konselor Tujuan klien harus sesuai dengan ketrampilan tujuan klien har sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya. C. MENGIDENTIFIKASI TUJUAN KLIEN 1. %enentukan &asil Tujuan Klien 2. %enentukan Kelayakan Tujuan !. %endirikan "ubtujuan $. %emperkirakan Komiten untuk Tujuan D. BELAJAR MENYUSUN TUJUAN

description

goal

Transcript of Goal Setting1

Goal settingTujuannya adalah mengarahkan klien untuk berusaha keras. Konseling merupakan tempat dimana seorang konselor ingin membantu klien untuk menemukan solusi dan memecahkan masalah klien. Tujuan awal biasanya di tetapkan dalam wawancara awal, setelahkonselor memiliki beberapa pemahaman tentang mengapa klien datang untuk konseling. Namun, tujuan awal biasanya perlu di pertimbangkan karena bersifat sementara dan dapat berubah karena seringkali tidak mungkin untuk memperoleh informasi yang cukup dalam sesi pertama untuk menentukan langkah selanjutnya.A. MANFAAT DARI TUJUAN1. Untuk memberikan arahan pada konseling2. Untuk memberikan dasar memilih strategi konseling dan intervensi3. Untuk melayani sebagai dasar untuk mengevaluasi hasil konseling

B. KARAKTERISTIK DARI TUJUAN1. Spesifikdimana tujuan klien ini spesifik sehingga memberikan ide awal tentang fokus konseling2. Kesesuaiandimana tujuan klien ini spesifik sehingga memberikan ide awal tentang fokus konseling.3. Tujuan harus diinginkan atau dimulai oleh kliendimana tujuan ini dimulai dari klien sendiri dan konselor mengeksplorasi tujuan klien. 4. Kesesuaian dengan ketrampilan konselorTujuan klien harus sesuai dengan ketrampilan tujuan klien harus sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya.

C. MENGIDENTIFIKASI TUJUAN KLIEN1. Menentukan Hasil Tujuan Klien2. Menentukan Kelayakan Tujuan3. Mendirikan Subtujuan4. Memperkirakan Komiten untuk TujuanD. BELAJAR MENYUSUN TUJUANCara meningkatkan kemampuan dalam memasukan susunan tujuan yaitu:1. Mengidentifikasi tujuan yang ingin dicapai.2. Baca kasus konseling karir dalam majalah perkembangan karir. Tulis tujuan dan sub tujuan klien.3. Jika kamu sedang melakukan proses dalam mencapai tujuan, setelah itu kamu harus memperoleh evaluasi dari pengawasCONTOH KASUS1. Klien berinisial R datang kepada konselor, dia ingin mencurahkan isi hatinya terkait masalah karir yang sedang dihadapinya, klien adalah seorang sarjana hukum, dia sudah lulus sarjana setahun yang lalu, akan tetapi sampai saat ini dia belum juga mendapatkan pekerjaan karena dia sangat berambisius untuk tidak bekerja dengan orang lain akan tetapi membaut pekerrjaan sendiri. Jadi disini konselor harus menyesuaikan antara waktu yang diperlukan, energy, kemampuan, dan sumber daya dengan potensi terkait yang dimiliki oleh klien tersebut, dan ternyata setelah beberapa proses konseling berlangsung memang klien tidak ada potensi dalam bidang usaha maka dari itu disarankan konselor untuk mengembangkan potensi yang lain, dan disini tugas konselor adalah membantu menemukan potensi tersebut dan membuat tujuan pasti bahwa selama 3 minggu kedepan dia harus memasukkan lamaran pekerjaanya ke sebuah perusahaan.1. Seorang wanita bernama A adalah seorang ibu rumah tangga, namun 1 bulan setelah suaminya meninggal dia harus menghidupi ketiga anaknya, akan tetapi dia bingung dengan apa yang harus dia kerjakan. Padahal suaminya memiliki usaha kripik singkong dan sekarang sudah bangkrut. Maka dari itu disini konselor bertugas untuk menemukan potensi klien tersebut dan membuka fikiran klien bahwa memang seharusnya klien ini harus melanjutkan usaha yang telah dimiliki suaminya, disini konselor menumbuhkan motivsi klien untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan dalam goal setting yang ada di kasus ini adalah : spesifik, klien A harus bisa menentukan target dalam berapa lama dia bisa menyelesaikan masalah ini, konkritnya subjek harus bisa bangkit dan bisa mengusai potensi suaminya selama dua bulan ke depan. Kedua, kesesuaian, jadi konselor disini harus membantu klien dalam mencapai tujuan dengan mempertimbangkan waktu yang diperlukan, energy, kemampuan dengan potensi yang dimiliki klien.

IMPROVING CAREER TIME PERSPECTIVEPerspektif waktu berarti gambaran mental dari masa lalu, saat ini, dan masa depan. Intervensi karir perspektif waktu meningkatkan perhatian tentang masa depan dan menghubungkan perilaku saat ini untuk tujuan masa depan.A. PENGGUNAAN INVENTORI KARIR BERDASARKAN PERSPEKTIF WAKTUTerdapat delapan fungsi utama adanya interventori karir berdasarkan perspektif waktu. Yaitu :1. Untuk menginduksi orientasi masa depan2. Untuk mendorong optimism tentang masa depan3. Untuk membuat masa depan terasa nyata4. Untuk memperkuat sikap positif terhadap perencanaan5. Untuk menetapkan tujuan yang tepat6. Untuk menghubungkan perilaku saat ini dengan hasil masa depan7. Untuk melatih kemampuan perencanaan8. Untuk meningkatkan kesadaran diriB. DESKRIPSI ORIENTASI KARIR BERDASARKAN PERSPEKTIF WAKTUUntuk mengalami karir subjektif, individu harus mampu mengingat masa lalu dan mengantisipasi masa depan. Beberapa orang mengambil keputusan untuk berorientasi pada masa depan. Dimana mereka membuat pilihan berdasarkan yang menjadi terbaik dimasa depan daripada yang terbaik dihari ini atau masa lalu. Hughes membedakan antara karir objektif dan subjektif, dimana karir objektif terdiri dari status dan kantor yang jelas, tetapi karir subjektif merupakan perpindahan perspektif dimana individu melihat hidupnya secara keseluruhan. Setiap orang memiliki karir objektif namun tidak semua orang memahami karir subjektif.C. METODE CIRCLE TEST DALAM INTERVENSI PERSPEKTIF WAKTUTes lingkaran ditemukan oleh Cottle (1976). Dalam tes ini, individu akan menggambar 3 lingkaran yang menyajikan masa lalu, sekarang dan masa depan mereka. Tes ini digunakan untuk menilai dimensi waktu mana yang lebih mendominasi perspektif waktu individu dan bagaimana individu berhubungan dengan dimensi waktu tersebut.D. TAHAPAN INTERVENSI PERENCANAAN KARIR BERDASARKAN PERSPEKTIF WAKTU PADA CIRCLE TESTFASE OPERASIONALFase ini bertujuan untuk mendorong atau meningkatkan orientasi masa depan, dan untuk mendorong optimisme tentang masa depan. Berpikir tentang masa depan akan menimbulkan kekhawatiran tentang kelangsungan hidup dimasa depan.1. Prosedur pelaksanaana. Memberikan klien denang selembar kertas kosong. Lalu beri mereka instruksi Tes Lingkaranb. Membantu klien mengeksplorasi arti lingkaran mereka2. Kegiatan tambahan a. Secara tegas kegiatan membahas sikap klien ke arah pilihan karirb. Membantu klien men-generalisasikan apa yang telah mereka pelajari tentang orientasiFASE DIFERENSIASITujuan fase ini adalah untuk membuat masa depan terasa nyata, memperkuat sikap positif terhadap perencanaan dan menyarankan penetapan tujuan.1. Prosedur pelaksanaana. Meminta klien untuk membuat daftar tanggapan terhadap 2 pertanyaanb. Mintalah mereka untuk membuat daftar sepuluh peristiwa yang mungkin terjadi di masa depanc. Meminta mereka menunjukkan usia merekad. Membantu klien untuk menilai kepadatan dan perpanjangan masa depan merekae. Menjelaskan kepada klien mengapa diferensiasi masa depan adalah pentingFASE INTEGRASITujuannya adalah untuk menghubungkan perilaku hadir untuk hasil masa depan, melatih kemampuan perencanaan, dan meningkatkan kesadaran karir.

1. Prosedur pelaksanaana. Klien diminta untuk melihat uji lingkaran. Penempatan lingkaran mewakili 4 jenis waktu, yaitu: Dimana lingkaran yang tidak menyentuh menjelaskan bahwa individu tidak tidak bisa melakukan sesuatu untuk meningkatkan masa depan Lingkaran menyentuk tapi tidak tumpang tindih menjelaskan bahwa peristiwa diurutkan tapi tidak dikontrol Lingkaran yang sebagian tumpang tindih menjelaskan bahwa individu mendapatkan pendahuluan masa depan dan bisa bertindak untuk membentuk hasil masa depan Lingkaran yang benar-benar tumpang tindih menjelaskan bahwa individu menyadari adanya masa kini, masa sekarang, ingat masa lalu dan mengantisipasi masa depanb. Memahami hubungan masa lalu dan masa sekarangc. Mengontrol masa depan melalui zona waktu dimana lingkaran sekarang dan masa depan tumpang tindihd. Memberitahukan rencana yang baik dan menunjukkan tujuan dalam karir pada kliene. Menggunakan kuesioner rencana masa depan dengan meminta klien memilih pekerjaan yang ingin direncanakan2. Kegiatan tambahana. Membuat 5 hal yang diinginkan dalam hidup yang selanjutnya menggabungkan daftar tersebut menjadi satu daftar pentingb. Membuat 4 fakta dan menunjukkan diwaktu kapan ia melakukannya, yang kemudian diberi daftar masalah dalam hidupnya dan individu tersebut harus mengatasi dan menganalisis setiap masalahCONTOH KASUS :1. Seorang calon sarjana datang ke konselor, dia menceritakan bahwa setelah lulus ini bingung mau bekerja di bidang apa dan bagian mana, karena memang dia selama kuliah, jurusan yang di ambil tidak sesuai dengan keinginannya. Dalam kasus ini konselor menggunakan inventori karier berdasarkan perspektif watu dengan metode tes lingkaran yang mana tujuan konselor disini harus membantu klien untuk membuat orientasi hidup klien ke arah masa depan bukan malah mengungkit masa lalu.1. Seorang klien datang ke konselor menceritakan bahwa kasus dia saat ini mengalami tahun-tahun yang paling menyiksa dirinya dikarenakan kebangkrutan di pabriknya, selama ini klien tidak pernah membayangkan bahwa usaha yang dirintisnya dari dulu akan jatuh seperti ini. Dalam kasus ini konselor menggunakan inventori karier berdasarkan perspektif watu dengan metode tes lingkaran yang mana tujuan konselor disini harus membantu klien untuk membuat orientasi hidup klien ke arah masa depan bukan malah mengungkit masa lalu

GATHERING OCCUPARTIONAL INFORMATIONInformasi pekerjaan mengacu kepada bermacam-macam fakta tentang pekerjaan, seperti sifat kerja yang dilaksanakan, permintaan pendidikan dana pelatihan untuk masuk kerja. Klien memiliki perbedaan mengenai jenis-jenis dan jumlah informasi yang mereka butuhkan.Dalam dunia kerja informasi pekerjaan sangat dibutuhkan untuk digunakan dalam hal memilih pekerjaan yang sesuai dengan minat, nilai, gaya hidup seseorang, dan lain-lain.A. KEGUNAAN INFORMASI PEKERJAAN1. Menjelaskan yang mana alternative pekerjaan yang sesuai dengan minat2. Menghasilkan alternative pekerjaan baru3. Mempersempit jumlah opsi pekerjaan yang ada 4. Menolong klien tidak berpengalaman menjadi akrab dengan dunia kerja5. Mengkoreksi stereotype mengenai pekerjaan spesifik

B. LATAR BELAKANGInformasi pekerjaan adalah satu-satunya kelas konseling karir atau pengembangan yang ditawarkan dibanyak lulusan program pelatihan dalam konseling. Penggunaaan materi yang sesuai adalah tambahan yang perlu untuk kesuksesan konseling karir. Harapan konselor sebagai ensiklopedia pekerjaan harus mempunyai pandangan yang lebih realistis terhadap pengetahuan tentang sumber informasi pekerjaan sehingga dapat mengarahkan klien ke data yang lebih berguna.Penggunaan dari system komputerisasi yang memfasilitasi pengeksplorasian perkerjaan yang keduanya dalam hubungan. Konseling karir telah menjadi pengawasan under empiric, sering dengan hasil campuran.C. SUMBER INFORMASI DALAM PEKERJAANSumber utama dari informasi pekerjaan adalah :1. Materi cetak2. Sister berdasar computer3. Materi audiovisual4. Wawancara dengan pekerja/ahli5. Pengalaman langsung6. System statewide yang komperehensif dari informasi pekerjaan

D. MEMBANTU KLIEN MENGUMPULKAN INFORMASITugas utama seorang konselor karir dalam tahap pengumpulan informasi adalah untuk mempersiapkan klien untuk mengumpulkan informasi dan untuk membantu klien mengevaluasi informasiE. KETERBATASAN DARI MENGUMPULKAN INFORMASI PEKERJAAN Sumber informasi bisa membuat membosankan dan tidak dapat menunjukkan jenis informasi tentang keinginan klien Beberapa klien membutuhkan ekstra untuk mengatur dan mengkondisikan informasi wawancara Klien dapat dengan mudah salah menginterpretasikan informasi Beberapa sumber informasi digunakan oleh klien

F. EVALUASI INFORMASISetelah klien mengumpulkan informasi penting untuk memproses hasil secara hati-hati. Pada klien yang lebih muda, dimana informasi atau gambaran yang tidak realistis. Bagi klien yang mencari informasi dari sumber lain daripada materi yang dicetak,misalnya informasi wawancara atau pekerjaan rewalan.Satu teknik digunakan untuk memastikan informasi yang di dapatkan oleh klien adalah realistic dengan meminta mereka untuk berbicara tentang aspek positif dan negative dari tiap pekerjaan. Teknik ini khusus dan penting untuk klien yang sepenuhnya positif atau negatif.

CONTOH KASUS :1. Seorang calon sarjana datang kepada konselor, dia menceritakan bahwa setelah lulus ini bingung mau bekerja di bidang apa dan bagian apa, karena memang dia merasa banyak sekali yang dia belum ketahui terkait bidang-bidang yang ada di dalam perusahaan tersebut. Disini tugas konselor adalah harus bisa membagi informasi terkait pengetahuan akan bidang-bidang perkerjaan kepada klien. klien harus siap untuk mengumpulkan informasi tentang pekerjaan, mereka harus memiliki alasan untuk gambaran pekerjaan yang menjadi minat, keahlian, kebutuhan, kepribadian, dan situasi kehidupan. 1. Seorang pegawai perempuan sebuah perusahaan datang kepada konselor, dia bercerita bahwa sebenarnya ssat ini dia sudah bosan menjadi pegawai kantor tersebut dan dai ingin berpindah ke pekerjaan yang lain akan tetapi dia bingung pekerjaan dalam bidang apa yang selanjutnya dia kerjakan. Maka dari itu konselor membantu untuk menemukannya bidang yang diminati klien dan tanpa melupakan batas kemampuan klien tersebut. klien harus siap untuk mengumpulkan informasi tentang pekerjaan yang akan dia lakukan kelak.

IDENTIFYING PERSONAL TRANSFERABLE SKILLSMenurut Bolles (1900; 1979) ada 2 tujuan dalam mengidentifikasi keterampilan dalam konseling karir, yaitu untuk penilaian umum (kepentingan mengidentifikasi, keterampilan, nilai-nilai) dan untuk mentransfer ketrampilan yang dapat digunakan dalam pengaturan kerja dan pekerjaan.Setiap orang mempunyai banyak keterampilan yang di definisikan sebagai kemampuan sederhana untuk melakukan sesuatu, itu mungkin kemampuan yang alami atau salah satu yang diperoleh melalui pelatihan atau pendidikan.A. MENGGUNAKAN TEKNIK IDENTIFIKASI KETERAMPILANMembantu klien dalam mengidentifikasi keterampilan dapat bertujuan sebagai berikut:1. Untuk mengidentifikasi kekuatan dan kemampuan2. Untuk menentukan kompetensi atau kemampuan yang penting dalam pekerjaan seseorang3. Untuk menilai kepercayaan diri4. Untuk meningkatkan evaluasi diri yang positif5. Untuk membantu menguji alternative perubahan karir6. Untuk merumuskan karir objektif untuk menulis riwayat hidup

B. LATAR BELAKANG MENGIDENTIFIKASI KETERAMPILANDalam beberapa tahun terakhir, siapapun yang memiliki keterlibatan dalam membantu menemukan pekerjaan betul-betul di himbau untuk berorientasi pada keterampilan. Salah satu asumsi dari pendekatan keterampilan adalah bahwa pengusaha mencari orang dengan kompetensi tertentu, tidak dengan minat khusus.Asumsi pertama dari pendekatan keterampilan adalah pengusaha mencari orang dengan kompetensi tertentu, tidak dengan minat khusus. Kedua, banyak jenis pekerjaan yang berbeda, namun memerlukan keterampilan serupa (transfer). Ketiga, menginginkan situasi pekerjaan dengan menggunakan keterampilan.

C. TEKNIK-TEKNIK MENGIDENTIFIKASI KETERAMPILAN Metode cek daftar1. Metode sortir kartu2. Metode membuat log aktivitas

Mengidentifikasi keterampilan yang ditransfer ke pekerjaan1. Memberikan intruksi ke klien agar membuat daftar pencapaian2. Menyeleseikan serangkaian langkah yang menghasilkan daftar keterampilan yang penting

D. KETERBATASAN DARI IDENTIFIKASI KEMAMPUANIndentifikasi kemampuan mempunyai beberapa keterbatasan, seperti:1. Beberapa klien mempunyai kesulitan yang besar dalam mengidentifikasi keterampilannya2. Beberapa klien akan menemukan bahwa identifikasi keterampilan menggunakan metode achievements menjadi membosankan3. Klien yang lebih muda dengan pengalaman hidup atau kerja yang lebih sedikit akan tidak mampu untuk mengidentifikasi ebebrapa keterampilan yang paling mereka mampu dalam karir mereka.

E. BELAJAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI KETERAMPILANTeknik ini dapat digunakan untuk membantu konselor mempelajari proses identifikasi keterampilan:1. Lengkapi proses identifikasi keterampilan pada diri sendiri2. Lengkapi Bolles dan Zenoffs yaitu Quick-job Hunting Map3. Interview praktisi konselor karir dan tanyakan pada meraka mengenai metode yang mereka gunakan4. Buat dan lengkapi kartu yang berpedoman pada diri sendiri

CONTOH KASUS :1. Seorang laki-laki calon sarjana datang kepada konselor, dia menceritakan bahwa setelah lulus nanti bingung mau bekerja di bidang apa, karena memang dia merasa banyak tidak mengetahui ketrampilan apa yang dia milikinya saat ini. Disini tugas konselor adalah harus bisa membantu menemukan potensi terpendam yang dimiliki oleh klien dengan menggunakan teknik identifikasi keterampilan menggunakan teknik metode cek list, konselor menyediakan daftar keterampilan dan memerintahkan kepada klien untuk mengceklist keterampilan yang mereka miliki1. seorang ibu rumah tangga bingung setelah 1 bulan suaminya meninggal dia harus menghidupi ketiga anaknya, karena dia merasa tidak ada ketrampilan dan keahlian yang dia miliki selama ini selain hanya menjadi ibu rumah tangga. Padahal suaminya memiliki usaha kripik singkong dan sekarang sudah bangkrut. Maka dari itu disini konselor menggunakan metode membuat log aktivitas yang mana manfaatnya untuk menumbuhkan rasa percaya diri klien terhadap kemampuannya. Maka dari itu hasil dari ini adalah klien sadar memiliki banyak kemampuan setelah diterapkan metode ini.

USING DECISION-MAKING AIDSPengambilan keputusan adalah suatu proses pemilihan diantara dua atau lebih pilihan yang tidak sama untuk dipecahkan. Pengambilan keputusan karir merupakan alat yang digunakan untuk menghindari kerugian atau reaksi negatif terhadap keputusan buruk yang terjadi pada klien.A. PENGGUNAAN CAREER DECISION-MAKING AIDSPenggunaan karir dalam mengambil keputusan memiliki dua kegunaan utama, yaitu:1. Untuk mengajarkna keterampilan pengambilan keputusan pada karir baru dan untuk meningkatkan keterampilan pengambilan keputusan2. Sebagai alat untuk mendiagnosis keraguan dalam karir

B. LATAR BELAKANG PENGGUNAAN DECISION-MAKING AIDSGoodstein menunjukkan bahwa beberapa orang memerlukan intervensi cukup sederhana seperti bantuan dengan pengambilan keputusan atau informasi yang berkaitan dengan pilihan karir.C. DESKRIPSI TENTANG ALAT BANTU PEMBUATAN KEPUTUSAN1. Analisis force fieldTeknik ini adalah bahwa pembuatan keputusan terjadi di sebuah force field (area kekuatan), yang beberapa diantaranya menghambat penyeleseian masalah .2. Eliminasi Menurut AspekEBA digunakan sebagai alat untuk membantu pengambil keputusan membuat pilihan simultan dari antara banyaknya alternatif3. Pendekatan NeracaPendekatan neraca digunakan untuk membantu individu membuat keputusan dibawah kondisi ketidak pastian.4. Pendekatan Subjective Exoected UtilityPendekatan SEU berusaha untuk membantu para pembuat keputusan tentang karir dengan memaksimalkan kemungkinan pengambil pilihan yang bagus

D. PREVIEW DAN PILIHAN BANTUANPoin pembuatan keputusan muncul di banyak waktu dalam konseling karir. Sebagai contoh, klien harus memilih pekerjaan untuk dieksplorasi. Dalam semua situasi ini dengan hampir semua klien, bantuan pengambilan keputusan dapat berguna.

E. MENGGUNAKAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSANKonselor lebih baik dapat membantu klien membuat keputusan karir denganmengikuti saran ini :1. Menilai keterampilan pengambilan keputusan klien dan kemampuan untuk membuat pilihan tanpa suatu bantuan.2. Menilai keraguan atau ketidaktegasan: jika klien ragu-ragu, mengobati kecemasan.3. Pilih bantuan yang sesuai dengan klien.4. Ikuti prosedur untuk spesifik bantuan seperti yang diuraikan dalam bab ini.5. Menganalisis hasil dari proses pengambilan keputusan dengan bantuan untuk menentukan reaksi klien terhadap keputusanF. KETERBATASANBantuan pengambilan keputusan bukanlah pengganti terhadap diskusi yang hati-hati dan pertimbangan alternatif karir antara konselor dan klien, hal tersebut merupakan suplemen proses. Tidak ada bantuan pengambilan keputusan yang saat ini tersedia dan cukup baik dikembangkan untuk melayani sebagai bantuan yang dapat digunakan dengan semua klien dalam segala situasi.

CONTOH KASUS :1. seorang anak perempuan datang ke konselor bersama ayahnya, dia baru saja lulus dari bangku SMA, sekarang dia sedang bingung dengan masalah pendidikannya. Dia ingin melanjutkan studynya pada 2 bidang ilmu yang sangat berlawanan, pertama dia menginginkan menjadi seorang pakar ekonomi namun keinginan yang kedua dia ingin menjadi perawat. Maka dari itu konselor dengan menggunakan alat bantu pembuatan keputusan analisi force field yang mana teknik ini berisikan menemukkan adanya penghambat atau masalah dalam mendorong atau menggerakkan klien dalam membuat keputusan dalam penyelesaian masalah. 1. Seorang sarjana melamar pekerjaan dalam 3 perusahaan secara bersamaan, dan ternyata dari kedua perusahaan tersebut menerima dia namun satu perusahaan menolak dia dengan alasan tertentu, disini dia bingung dalam menentukan pilihan kariernya. Konselor menggunakan pendekatan subjektif exoected utility yang mana pendekatan SEU konselor berusaha untuk membantu klien dalam membuat keputusan tentang karir dengan memaksimalkan kemungkinan pengambilan pilihan yang bagus.

LATERAL THINKING IN CAREER COUNSELINGPengambilan keputusan karir dapat diikuti oleh beberapa bentuk pemikiran, termasuk deduktif, induktif, dan lateral. Pemikiran deduktif juga disebut sebagai pemikiran syllogistic (Gilhooly, 1982), yaitu sebuah proses dari premis-premis yang diasumsikan benar.Pemikiran induktif merupakan hal yang selalu ada dalam susunan pemikiran logis para pekerja dalam pengambilan keputusan dan ada sebagai dasar untuk pertolongan pengambilan keputusan karir.De Bono (1970), terdapat tiga tipe permasalahan yang dapat diangkat dalam pengambilan keputusan. Salah satu hal yang disarankan adalah adanya informasi lebih yang dibutuhkan atau teknik yang lebih baik untuk penanganan informasi yang tersedia.Pertolongan dalam pengambilan keputusan.A. ASUMSI DASAR UNTUK PEMIKIRAN LATERALPemikiran lateral didasari beberapa asumsi berikut ini:1. Pemikiran lateral dan pemikiran vertikal melengkapi satu sama lain. De Bono meyakini bahwa strategi pemikrian lateral merupakan cara yang disarankan untuk menciptakan ide, solusi, dan alternative.2. Pemikiran lateral sangat bermanfaat untuk menyusun kembali informasi yang tersedia dalam memori seseorang. 3. Informasi yang tersedia di dalam memori kita muncul kembali dalam bentuk yang terduga, dan pola yang sama. Kemunculan tersebut kurang optimal karena pola ini berkembang dalam bentuk yang sama. Jika pola yang dikembangkan biasanya dapat disusun kembali melalui pemikiran lateral, hasilnya akan menjadi lebih efektif dalam penggunaan informasi.4. Pemikiran lateral merupakan strategi penyelesaian masalah, akan tetapi yang lebih penting terkait dengan sikap mengenai pola yang kita terima bukan satu-satunya pola yang tersedia untuk kita. Mengadaptasi sikap pemikiran lateral memungkinkan kita untuk memberikan pola yang jelas yang kita dapatkan dari memori dan melihat cara lain dalam penyusunan data.B. MANFAAT PEMIKIRAN LATERALPemikiran lateral dapat digunakan dalam beberapa hal antara lain:1. Untuk mengembangkan alternatif karir2. Untuk keluar dari stereotipe individu, lingkungan dan pekerjaan3. Untuk menghadapi kesalahan yang ringan4. Untuk mengembangkan eksplorasi positif dari alternatif5. Untuk mencegah pengambilan keputusan yang terlalu dini dalam prosesnya.C. LATAR BELAKANG Dr. Edward de Bono yang fokus dan berusaha untuk mengajarkan penyelesaian masalah kreatif untuk siswa. Pada 1970, dia menerbitkan sebuah buku dengan judul Lateral Thinking: Creativity Step by Step. Adams (1986) mendukung hal ini dan mengidentifikasi bahwa apa yang ia setujui menghalangi penyelesaian masalah termasuk cara penghindaran tradisional, paradigm logika penyelesaian masalah.D. Teknik Berpikir Lateral1. Tinjauan AlternatifDe Bono (1970) secara garis besar teknik yang digunakan untuk mengajarkan orang berpikir lateral, termasuk setelah mereka menghasilkan cara-cara alternative untuk melihat bentuk geometris seperti segitiga.2. Teknik MengapaBanyak klien yang datang untuk konseling karir tidak pernah melawan pola pikir yang dimilikinya. Konselor dapat memulai mengajarkan mereka teknik mengapa dengan indikasi yang simpel bahwa mereka dapat memulai mengatakan mengapa mereka mempercayai akan sesuatu hal..

3. Menangguhkan PenilaianPenangguhan penilaian mengharuskan klien dengan sengaja menunda dalam membuat keputusan. de Bono (1970) mempercayai hal tersebut, terlalu sering, pengambilan keputusan menjadi serba salah karena orang mempercayai bahwa mereka harus melakukannya dengan benar pada setiap prosesnya.4. FraksinasiFraksinasi adalah proses dari memecahkan masalah menjadi bagian-bagian, menyusun bagian tersebut menjadi pola baru, bahkan membuatnya menjadi sebuah bagian yang baru. Fraksinasi diperlukan untuk pencapaian hal-hal yang terkain dengan masalah hidup dan karir. 5. Pembalikan/ PemutaranPembalikan adalah salah satu cara yang dirancang untuk membantu klien melihat pola yang baru. 6. Ilham (Brainstorming)Ilham merupakan prosedur yang digunakan dalam beberapa strategi pengambilan keputusan. Ilham mengharuskan individu untuk menyingkirkan penilaian terkait baik atau buruk akan suatu ide, termasuk pandangan atau stimulus dari luar7. Menghindari PolarisasiPolarisasi adalah suatu proses dimana banyak orang mengelompokkan diri mereka sendiri, seperti Aku tidak menyukai bahasa inggris. 8. Mengajarkan Klien untuk Berkata PoPo merupakan berpikir lateral, apa arti tidak pada pemikiran vertikal. Po adalah alat untuk restrukturisasi. Dimana Po merupakan alat bahasa yang membantu menciptakan pola baru dan menghilangkan pola lama dengan cara mewujudkan pola pemikiran baru.E. MENGGUNAKAN STRATEGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN NONRASIONALBantuan pengambilan keputusan nonrasional dimaksudkan untuk merangsang penghasilan alternatif, membantu klien yang merasa terjebak menjadi tidak terjebak, mengijinkan klien untuk mematahkan setereotipe, dan membebaskan klien dari strategi pembatasan pengambilan keputusan.F. MEMPELAJARI KEGUNAAN STRATEGI PENGAMBILAN KEPUTUSANNONRASIONAL1. Membaca berpikir lateral2. Memeriksa gaya pengambilan keputusan dengan melihat keputusan terakhir3. Latihan menggunakan Po dalam pengambilan keputusan selanjutnya4. Menggunakan pendekatan nonrasioanl dalam membuat beberapa keputusan rutin5. Mulai menggunakan pernyataan dalam pengambilan keputusan6. Wawancara tentang strategi pengambilan keputusan7. Bertukar pikiran mengenai kebaikan menggunakan pendekatan nonrasioanl

KASUS Seorang wanita berusia 35 tahun mengatakan pada konselornya bawa ini saatnya ia memutuskan untuk memilih karir. Dia juga mengatakan bahwa ia tidak pernah menyukai sekolah, dia memegang posisi bawah dalam pekerjaannya menempatkan sebagai tahun kesedihan untuknya, dan tidak mempunyai ketertarikan pada hal tertentu. Dia juga mengatakan bahwa ia bahagia akan pernikahannya, menikmati pekerjaan rumah, dan meskipun ia dan suaminya tinggal dalam gaya hidup yang sederhana, mereka menikmatinya. Suaminya mengatakan bahwa ia mendukung ketertarikannya pada sebuah karir, tapi ia juga mengatakan bahwa ia menginginkan istrinya untuk menjadi ibu rumah tangga. Pasangan ini tidak mempunyai anak. Seorang remaja baru lulus dari SMA dan dia ingin melanjutkan kuliahnya dalam bidang teknik komunikasi, akan tetapi ayahnya tidak memperbolehkan dia karena ayahnya menuntut dia untuk menjadi seorang pendidik dan melanjutkan pekerjaan yang sedang dijalani oleh banyak anggota keluarganya saat ini. Nah, disini konselor memantu klien dengan menggunakan teknik fraksinansi yang mana Sebuah proses dari memecahkan masalah menjadi bagian-bagian, menyusun kembali bagian-bagian tersebut menjadi pola baru, dan bahkan membuatnya menjadi sebuah bagian yang baru.

GUIDE FANTASYGuidefantasy adalah suatu bentuk bimbingan yang terdiri dari lima tahap, dengan proses prosesnya yaitu seperti induksi, relaksasi, khayalan, reorientasi, dan pengolahan. Guide fantasy (bimbingan khayalan) merupakan bentuk bimbingan yang terdiri dari 5 tahap, dengan proses-prosesnya seperti, induksi, relaksasi, khayalan, reorientasi dan pengolahan.A. KEGUNAAN DARI BIMBINGAN KHAYALANAda delapan kegunaan dari bimbingan khayalan di dalam konseling karir, yaitu:1. Untuk mengembangkan kesadaran diri sendiri2. Untuk membantu mengatasi masalah yang berorientasi pada masa seakarang3. Untuk mengembangkan kesadaran dari sisi-sisi feminin dan maskulin dari kepribadian4. Untuk klarifikasi nilai-nilai5. Untuk penentuan tujuan6. Membantu dalam memecahkan masalah7. Untuk menghasilkan alternatif-alternatif karir8. Untuk menguji cita-cita karir.B. LATAR BELAKANGDalam konseling karir, konselor perlu memiliki fasilitas untuk mengembangkan dan membimbing khayalan-khayalan klien. Ketidakmampuan atau keengganan klien untuk berpartisipasi dalam bimbingan khayalan bisa dihubungkan dengan suatu perasaan, yaitu rasa kehilangan kontrol pribadi. Guide fantasy pertama kali digunakan oleh orang dewasa dan merupakan teknik yang sering dipadukan dengan beberapa bentuk terapi perilaku.C. PENJELASAN TEKNIK1. Induksi2. Relaksasi3. Khayalan4. Reorientasi5. Memproses

D. RINGKASAN DARI PROSES KHAYALAN YANG DIPANDULangkah-langkah berikut menggambarkan ringkasan dari proses penggunaan bimbingankhayalan:1. Memperkenalkan2. Menilai kesediaan untuk berpartisipasi3. Relaksasi4. Peristiwa yang menenangkan5. Khayalan6. Kembali ke peristiwa menenangkan7. Reorientasi8. Grounding (pengajaran mendalam tentang sesuatu)9. Memproses perasaan10. Mengaplikasikan pengetahuan yang telah dipelajari

F. KESIMPULANBimbingan khayalan adalah pengalaman yang dirancang konselor dan diarahkan menggunakan imajinasi klien untuk menangani berbagai masalah pengembangan karir. Proses ini melibatkan lima tahap: induksi, relaksasi, fantasi, orientasi dan pengolahan.

CONTOH KASUS :1. Seorang sarjana komunikasi ingin menjadi costumer service dalam sebuah perusahaan namun dia merasa kurang begitu percaya diri dalam menjalani pekerjaannya ketika nanti memang sudah benar-benar diterima, maka disini tugas konselor membantu menumbuhkan kepercayaan diri klien dengan menggunakan berbagai teknik dalam guide khayalan. Yang mana langkah-langkahnya adalah: Klien harus diberi indikasi dari apa yang mereka alami. Khayalan dimulai dengan poin-poin dasar, pada umumnya dalam keadaan suasana tenang. 1. Seorang calon sarjana memang bagus ketika tujuannya adalah ingin menghasilkan sebuah lapangan kerja, nah disini ada kasus seorang mahasiswa peternakan ingin menciptakan lapangan kerja sendiri namun dia merasa kurang mempunya kompetensi dalam usaha yang ingin di kerjakannya nanti. maka disini tugas konselor membantu menumbuhkan kepercayaan diri klien dengan menggunakan berbagai teknik dalam guide khayalan. Yang mana langkah-langkahnya adalah: Klien harus diberi indikasi dari apa yang mereka alami. Khayalan dimulai dengan poin-poin dasar, pada umumnya dalam keadaan suasana tenang.

HOMEWORKHomework terdiri dari tugas sistematis yang dikembangkan secara kolaboratif oleh konselor dan klien dan merupakan upaya sengaja untuk campur tangan dalam masalah klien dengan melibatkan mereka dalam tindakan yang tepat. Pekerjaan rumah yang efektif adalah yang spesifik dalam memberitahu klien apa yang harus dilakukan dan seberapa sering melakukannya.A. PEMANFAATAN PEMBERIAN PEKERJAAN RUMAHManfaat homework dalam konseling karir, yaitu: Untuk mengukur motivasi klien dengan meneliti apa yang terjadi setelah pengalaman-pengalaman tertentu Untuk meningkatkan kesadaran diri dengan meminta klien untuk membandingkan dirinya dengan pekerja yang lain Untuk meningkatkan kesadaran akan fakta-fakta lapangan kerja Untuk melibatkan klien dalam aktivitas pemecahan masalah

B. LATAR BELAKANGMenurut Cormier dan Cormier (1985), menganggap bahwa teknik homework sebagai sarana untuk menggeneralisasikan dan mentransfer hal-hal yang telah dipelajari dalam konselingPekerjaan rumah (homework) telah menjadi teknik yang diterima di semua pendekatan terhadap konseling sehingga dianggap biasa oleh banyak penulis atau malah tidak disinggung dalam pembahasan-pembahasan mereka.Konsep yang mengatakan bahwa Pekerjaan Rumah hanya digunakan untuk membantu klien dalam menggeneralisasikan hal-hal yang telah dipelajari ke dalam dunia yang sebenarnya atau dalam lingkungan aslinya adalah konsep yang terlalu membatasi untuk keperluan konseling karir.

Tugas-tugas yang bentuknya Pekerjaan Rumah dapat dan harus dibuat di semua tahapan konseling karir, diawali dengan wawancara pertama lalu dilanjutkan sampai klien mencapai tujuan-tujuannya. Meski demikian pendapat yang mengatakan bahwa tugas-tugas berupa Pekerjaan Rumah harus memberitahukan secara jelas tentang apa yang harus dilakukan dan berapa kali hal tersebut dilakukan merupakan pendapat yang relevan (Shelton & Ackerman, 1974)

C. TINJAUAN AWAL DAN RANCANGANPada umumnya, tinjauan awal (preview) dari tugas berupa Pekerjaan Rumah harus mencakup hal-hal: Memberikan penjelasan mengenai teknik homework dan alasan tentang manfaat homework dalam konseling Menghubungkan tugas homework saat konseling dengan tujuan yang ingin dicapai Menekankan klien bahwa dia bisa menerima atau menolak tugas homework

D. TINDAK LANJUT (FOLLOW UP)Selama sesi mengikuti tugas rumah, hasil penugasan harus dapat diproses dengan berhati-hati. Jika klien berhasil menegosiasikan tugas, penting untuk mengetahui hal-hal berikut: Apa yang dipelajari dari diri sendiri yang sebagai akibat dari homework? Hal lain apa yang dipelajari sebagai hasil dari keterlibatan dalam homework? Seberapa yakin mereka dalam melakukan tindakan yang sama dengan situasi yang berbeda?

E. KESIMPULAN DARI PROSES PEKERJAAN RUMAH (HOMEWORK)1. Tugas pekerjaan rumah haruslah tumbuh dari proses konseling.2. Tugas pekerjaan rumah haruslah dirancang dengan klien.3. Klien haruslah diberi wewenang tugas dalam menentukan apakah ia harus mengikuti melalui tugas pekerjaan rumah.4. Jika klien tidak mengikuti hingga akhir, alasan untuk kegagalan pengerjaannya haruslah digali secara hati-hati.

F. KETERBATASAN YANG DIMILIKI PADA PEKERJAAN RUMAH(HOMEWORK)1. Pekerjaan rumah adalah proses perpanjangan dimulai dari konteks dalam konseling. Apabila proses tersebut contoh, pengembangan kesadaran terhadap pentingnya pekerjaan. 2. Di beberapa situasi, dalam tugas pekerjaan rumah vivo tidaklah mungkin (seperti wawancara dengan NASA).G. BELAJAR MENGGUNAKAN PEKERJAAN RUMAHBerikut merupakan saran untuk memberikan tugas pekerjaan rumah yang akan membantu konselor memahami proses tersebut dan menggunakannya lebih baik dalam sesi konseling karir:1. Ingat 3WHSS (what, where, when, how often, self-statement)2. Rancang role play tugas pekerjaan rumah dengan teman atau mahasiswa.3. Kuasai roleplay sebagai tambahan untuk pekerjaan rumah.CONTOH KASUS :1. seorang ibu rumah tangga bingung setelah 1 bulan suaminya meninggal dia harus menghidupi kedua anaknya, karena dia merasa tidak ada ketrampilan dan keahlian yang dia miliki selama ini selain hanya menjadi ibu rumah tangga. Padahal suaminya memiliki usaha kripik singkong dan sekarang sudah bangkrut. Maka dari itu disini konselor bertugas untuk menemukan potensi klien tersebut dengan menggunakan teknik homework yang mana untuk mengukur motivasi klien dengan meneliti apa yang terjadi setelah pengalaman-pengalaman tertentu, untuk meningkatkan kesadaran-diri dengan meminta klien, untuk membandingkan dirinya dengan para pekerja dan yang lain atau dengan melibatkan klien dalam aktivitas-aktivitas eksplorasi diri, untuk meningkatkan kesadaran akan fakta-fakta lapangan kerja1. Seorang sarjana komunikasi ingin menjadi costumer service dalam sebuah perusahaan namun dia merasa kurang percaya diri dalam menjalani pekerjaannya ketika nanti memang sudah benar-benar diterima, maka disini tugas konselor membantu menumbuhkan kepercayaan diri klien dengan menggunakan berbagai teknik homework yang mana untuk mengukur motivasi klien dengan meneliti apa yang terjadi setelah pengalaman-pengalaman tertentu, untuk meningkatkan kesadaran-diri dengan meminta klien, untuk membandingkan dirinya dengan para pekerja dan yang lain atau dengan melibatkan klien dalam aktivitas-aktivitas eksplorasi diri, untuk meningkatkan kesadaran akan fakta-fakta lapangan kerja.

ROLE-PLAYINGBermain peran atau latihan perilaku adalah teknik yang melibatkan pemodelan dan umpan balik yang sistematis yang digunakan untuk mengembangkan atau memulihkan kemampuan sosial tidak berkembang, dan dapat juga di gunakan dengan individu ataupun kelompok.Merupakan teknik yang melibatkan pemodelan dan umpan balik yang sistematis, digunakan untuk mengembangkan atau memulihkan kemampuan sosial yang tidak berkembang.A. PENGGUNAAN BERMAIN PERANBermain peran adalah suatu teknik yang dapat melakukan fungsi berikut:1. Menilai kelemahan dalam keterampilan sosial2. Mengembangkan strategi wawancara pekerjaan3. Mengembangkan perilaku asertif dengan supervisor dan lain-lain4. Memulihkan perilaku yang agresif atau lainnya5. Mengembangkan rasa percaya diri.B. LATAR BELAKANGPermainan peran merupakan strategi yang digunakan dalam psikoterapi. Latihan perilaku sangat berpengaruh dalam mengembangkan karir yang berhubungan dengan perilaku. Tahapan dalam mempermainkan peran, yaitu: mempersiapkan klien, penilaian, pemodelan, praktik, pelaksanaan dan tindak lanjut. C. DESKRIPSI TEKNIK ROLEPLAY1. Mempersiapkan klien2. Mengukur3. Modeling4. Praktik5. Pelaksanaan (Implementasi) dan tindak lanjut (follow up).

D. RINGKASAN DARI PROSES ROLE-PLAYING.Langkah berikut mewakili ringkasan role-playing. Langkah-langkah yang dijelaskan dalam bab ini:1. Dimulai dengan penilaian2. Membalikkan peran3. Mendapatkan umpan balik pada imitasi Anda dari kejadian tersebut4. Menilai kelayakan perilaku klien5. Menentukan kemauan untuk mempelajari perilaku baru6. Model perilaku baru7. Menilai pemodelan Anda8. Membalikkan peran9. Umpan balik10. Praktik sampai penguasaanE. BATASAN ROLE-PLAYRole-play akan berjalan efektif saat konselor mengetahui hal-hal dibawah ini:1. Klien membutuhkan dukungan dan dorongan semangat saat melakukan role-play, terkadang klien sulit untuk menggambarkan perilaku mereka2. Role-pley akan lebih efektif jika model yang digunakan mempunyai latar belakang yang sama dengan klien3. Saat terjadi anteseden kognitif seperti ketakutan irasional stereotype yang menghalangi perilaku efektif, maka hal ini seharusnya diatasi sebelum latihan perilaku4. Saat klien mendapatkan kesulitan dalam mendapatkan gambaran dari stimulus manusia, hal ini seharusnya klien melakukan observasi yang lebih terhadap stimulus manusia.CONTOH KASUS :1. Seorang pegawai di dalam sebuah perusahaan mengalami ketidaknyaman dengan sikap atasannya, disini klien merasa sangat tidak cocok dengan sikap atasanya tersebut, namun klien disini kurang bisa dalam menyampaikan kesalahan atasannya atau hanya sekedar mengingatkannya saja tidak mau. Padahal hal yang perlu diingatkan adalah sebuah hal yang sepele yaitu supaya atasannya tidak merokok ketika di kantor dan ketika jam kerja. Maka dari itu tugas konselor disini mencoba untuk meningkatkan kembali tingkat asertifitas klien dengan menggunakan teknik roleplay yang mana tahapannya dalah sebagai berikut : pertama, mempersiapkan klien mulai dari mengidentifikasi maslah klien sampai menentukan tujuan dan teknik penyelesaiannya. Kedua, mengukur, sejauh mana tingkat keluhan yang di rasakan oleh klien yang sebenarnya ingin dirubah. Ketiga, modeling, konselor mencontohkan dirinya sendiri atau orang lain terkait tingkah laku yang sebenarnya salah menjadi lebih efektif. Ke empat, praktik, klien mencoba perilaku yang telah di contohkan oleh konselor. Terakhir melakukan followup antara konselor dan klien dengan mempertimbangkan adakah perbedaan setelah melakukan roleplay. 1. Seorang sarjana komunikasi ingin menjadi costumer service dalam sebuah perusahaan namun dia merasa sangat kurang percaya diri dalam menjalani pekerjaannya ketika nanti memang sudah benar-benar diterima, maka disini tugas konselor membantu menumbuhkan kepercayaan diri klien dengan menggunakan berbagai teknik dalam role-playing yang mana tahapannya.

TUGAS RESUME KONSELING KARIR

Kelas GOleh : Ryan kurniawan(201110230311313)

FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG2013