gmp & ssop amdk.pdf

download gmp & ssop amdk.pdf

of 166

Transcript of gmp & ssop amdk.pdf

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    1/166

    PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI GMP DAN SSOP

    PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK)

    (Studi Kasus di PT. AGRItech GLOBAL CEMERLANG, Bogor)

    Oleh

    NINA NURWIYANA

    F34103099

    2008

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    2/166

    PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI GMP DAN SSOP

    PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK)

    (Studi Kasus di PT. AGRItech GLOBAL CEMERLANG, Bogor)

    SKRIPSI

    Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

    Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian

    Fakultas Teknologi Pertanian

    Institut Pertanian Bogor

    Oleh

    NINA NURWIYANA

    F34103099

    2008

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    3/166

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI GMP DAN SSOP

    PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK)

    (Studi Kasus di PT. AGRItech GLOBAL CEMERLANG, Bogor)

    SKRIPSI

    Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

    Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian

    Fakultas Teknologi Pertanian

    Institut Pertanian Bogor

    Oleh:

    NINA NURWIYANA

    F34103099

    Dilahirkan pada tanggal 14 Januari 1985

    Di Kebumen

    Tanggal Lulus : Januari 2008

    Menyetujui,Bogor, Januari 2008

    Dr. Ir. Suprihatin, Dipl-Ing. Dr. Ir. Dwi Setyaningsih, MSi.

    Pembimbing Akademik I Pembimbing Akademik II

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    4/166

    Nina Nurwiyana. F34103099. Perancangan dan Implementasi GMP dan

    SSOP Produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) (Studi Kasus di PT.

    AGRItech GLOBAL CEMERLANG, Bogor).

    RINGKASAN

    Air merupakan senyawa yang tak dapat digantikan peranannya oleh senyawa

    lain dalam kehidupan. Kebutuhan akan air bersih untuk keperluan air minum

    semakin tinggi sebagai hasil dari pertumbuhan jumlah penduduk.

    Salah satu upaya untuk mengatasi masalah penyediaan air minum adalah

    dengan menerapkan teknologi yang dapat menghasilkan air siap minum yang

    aman. Air minum seperti ini diperoleh dari air baku yang kemudian diolah dengan

    teknologi tertentu untuk menghasilkan air minum yang tidak membahayakan

    kesehatan. Air yang telah melewati proses ini kemudian dikemas dalam berbagai

    jenis dan ukuran kemasan yang kemudian dikenal sebagai Air Minum DalamKemasan (AMDK).

    PT. AGRItech GLOBAL CEMERLANG (PT. AGC) merupakan suatu

    teaching industry milik Departemen Teknologi Industri Pertanian, IPB. PT. AGC

    memproduksi air minum dengan merek dagang Bening. Dalam rangka bersaing

    dengan kompetitor di bisnis yang serupa, PT. AGC memutuskan bahwa mereka

    harus meningkatkan dan menjaga mutu produk air minum yang dihasilkannya.

    Manajemen PT. AGC berkomitmen merancang dan mengimplementasikan suatu

    sistem manajemen mutu sesuai dengan SNI 01-3553-1996 yang merupakan

    standar nasional produk AMDK.

    Penelitian ini dilakukan dalam rangka melakukan perancangan Sistem

    Manajemen Mutu (SMM) sekaligus mengimplementasikannya di PT. AGC, sertamelakukan evaluasi terhadap perancangan dan implementasi SMM. Penelitian ini

    dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari dua orang. Substansi dari SMM

    terdiri atas GMP (Good Manufacturing Practices), SSOP (Sanitation Standard

    Operation Procedures), dan HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point).

    Hasil perancangan dokumen SMM PT. AGC meliputi sebuah manual mutu

    yang dirinci ke dalam 26 prosedur, 18 instruksi kerja, dan 36 buah formulir yang

    saling terkait. Perancangan GMP dan SSOP sebagai substansi SMM dibahas pada

    laporan hasil penelitian ini. Sedangkan substansi SMM mengenai HACCP

    dibahas pada laporan yang lain.

    Implementasi prosedur dan instruksi kerja yang terkait dengan GMP dan

    SSOP diatur dalam dua buah manual. Berdasarkan data yang diperoleh darirekaman pelaksanaan kegiatan dan pengamatan langsung di PT. AGC, sebagian

    besar prosedur dan instruksi kerja yang terkait dengan GMP dan SSOP sudah

    dapat diimplementasikan dengan baik.

    Implementasi beberapa prosedur dan instruksi kerja perlu disempurnakan,

    yaitu prosedur dan IK tentang pengujian bahan baku dan produk akhir, misalnya

    dengan melengkapi alat pengujian berupa alat uji kekeruhan (turbidimeter);

    kemudian prosedur tentang proses pengemasan produk dengan menyediakan

    mesin capping (penutup botol galon) dan alat coding (pemberi kode produksi).

    Prosedur lainnya yang perlu disempurnakan adalah yang terkait dengan

    pemeliharaan kesehatan personel. Caranya, dengan melakukan kerjasama dengan

    klinik atau rumah sakit.

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    5/166

    Berdasar hasil review dokumen, audit lapang, dan hasil uji lab produk yang

    dilakukan, PT. AGC berhasil menerapkan sistem mutu AMDK yang dibuktikan

    dengan diperolehnya sertifikat SNI 01-3553-1996.

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    6/166

    Nina Nurwiyana. F34103099. Design and Implementation of GMP (Good

    Manufacturing Practices) and SSOP (Sanitation Standard Operation

    Procedures) of Bottled Drinking Water Product (Case Study in PT.

    AGRItech GLOBAL CEMERLANG, Bogor).

    SUMMARY

    Water is a compound that its role in human life can not be replaced by other

    compounds. The demand of drinking water is increasing as the result of the

    population growth.

    One way to over come the problem of drinking water supply is by applying

    a technology that could produce safe drinking water. Bottled drinking water is

    produced from raw water that is processed by certain technology in order to

    produce drinking water without any hazard to humans health. The processed

    water is then packed in various packaging and size, which is later known as

    bottled drinking water (AMDK).

    PT. AGRItech GLOBAL CEMERLANG (PT. AGC) is a teaching industry

    that belongs to Agroindustrial Technology Department, IPB. PT. AGC produce

    bottled drinking water with product brand Bening. In order to keep on

    competing with other competitors in the similar business, PT. AGCs

    management decide that they must improve and maintain their drinking water

    quality. PT. AGCs management committed for designing and implementing a

    Quality Management System according to Indonesian National Standard (SNI)

    01-3553-1996 which is national standard for packed drinking water in Indonesia.

    The objectives of this research were designing and implementing a QualityManagement System (QMS) in PT. AGC, and evaluating the design and

    implementation of this QMS. This research was doing in a group which consist of

    two students. Substancies of QMS consist of GMP (Good Manufacturing

    Practices), SSOP (Sanitation Standard Operation Procedures) and HACCP

    (Hazard Analysis Critical Control Point).

    The result of the designing of QMS document cover a quality guidance

    which were explained into 26 procedures, 18 work instructions (WIs), and 36

    forms which related each other. In this report, the designing of GMP and SSOP as

    the QMSs substancies is discussed. Otherwise, HACCP is discussed in another

    report.

    Procedures and WIs about GMP and SSOP were regulated into twomanuals. According to the datas from implementation activities and observations

    record in PT. AGC, most of procedures and WIs had been implemented properly.

    Some procedures and WIs implementation need to be improved, such as

    procedure and WI about raw material and finished product testing by providing

    the testing equipment, such as turbidimeter; then procedure about filling process

    by providing capping machine and coding machine. Another procedure that need

    to be improved is related to personels healthy cares. The way is by making a

    networking with clinic or hospital.

    Based on the document review, site audit by auditor, and the result of

    laboratory product test, PT. AGC could implementing bottled drinking waters

    quality system that was proved by getting the SNI 01-3553-1996 certification.

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    7/166

    SURAT PERNYATAAN

    Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul

    Perancangan dan Implementasi GMP dan SSOP Produk Air Minum

    Dalam Kemasan (AMDK) (Studi Kasus di PT. AGRItech GLOBAL

    CEMERLANG, Bogor) ini adalah karya saya sendiri dengan arahan dari dosen

    pembimbing. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang

    diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan tercantum dalam

    Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

    Bogor, Januari 2008

    Nina Nurwiyana

    F34103099

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    8/166

    RIWAYAT HIDUP

    Penulis memiliki nama lengkap Nina Nurwiyana. Penulis dilahirkan pada

    tanggal 14 Januari 1985 dari pasangan Slamet Priyono dan Wiwi Winarti di

    Kebumen, Jawa Tengah.

    Penulis lulus dari SDN 1 Sruweng lalu melanjutkan di SLTPN 3 Kebumen.

    Penulis memperoleh beasiswa untuk masuk di SMU Taruna Nusantara Magelang

    setelah melewati serangkaian tes masuk dari tingkat kabupaten hingga tingkat

    pusat.

    Pada tahun 2003, penulis masuk di IPB lewat jalur SPMB dan diterima di

    Departemen TIN. Selama menjadi mahasiswa, penulis cukup aktif dalam kegiatan

    keorganisasian mahasiswa dan pernah menjabat sebagai staf HRD Himalogin

    (Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri) periode 2004-2005 pada biro Minat

    dan Bakat.

    Selain itu, penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

    Laboratorium Lingkungan pada tahun 2006. Penulis melaksanakan Praktik

    Lapang di PT. Firmenich Indonesia, Cileungsi, Bogor dengan tema Mempelajari

    Proses Produksi dan Pengawasan Mutu Flavor di PT. Firmenich Indonesia.

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    9/166

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

    karunia-Nya sehingga dengan segala keterbatasan yang ada, penulis dapat

    menyelesaikan laporan skripsi. Laporan skripsi ini berjudul PERANCANGAN

    DAN IMPLEMENTASI GMP DAN SSOP PRODUK AIR MINUM DALAM

    KEMASAN (AMDK) (Studi Kasus di PT. AGRItech GLOBAL

    CEMERLANG, Bogor).

    Sehubungan dengan selesainya penelitian dan laporan ini, penulis ingin

    menyampaikan rasa terima kasih kepada :

    1. Almarhummah Mbah Uti tercinta. Terima kasih atas doa siang-malamnya

    untuk penulis. Maaf karena tidak sempat membawa Mbah ke Bogor untuk

    menghadiri wisuda Nina.

    2. Papa dan mama serta seluruh keluarga penulis yang selalu memberikan

    motivasi, perhatian, materi, dan doa

    3. Dr. Ir. Suprihatin, Dipl-Ing, selaku pembimbing akademik I, yang telah

    memberikan saran, motivasi, informasi dan bimbingan yang sangat berguna

    kepada penulis

    4. Dr. Ir. Dwi Setyaningsih, MSi selaku pembimbing akademik II, yang telah

    memberikan motivasi, saran, informasi, dan bimbingan yang sangat berguna

    kepada penulis

    5. Ir. Indah Yuliasih, MSi selaku Direktur PT.AGRItech GLOBAL

    CEMERLANG dan dosen penguji, yang telah memberikan kesempatan

    kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di PT. AGRItech GLOBAL

    CEMERLANG dan memberi banyak informasi dan masukan kepada penulis

    6. Ir. Ade Iskandar, MSi selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan

    informasi, masukan, dan saran yang sangat berguna kepada penulis

    7. Ir. Angga Yuhistira, yang telah memberikan masukan, saran, informasi dan

    bimbingan yang sangat berguna kepada penulis

    8. Seluruh teman-teman di PT. AGRItech GLOBAL CEMERLANG atas

    bantuan, dukungan, dan kerjasamanya kepada penulis

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    10/166

    9. Lisna Trisnawati untuk semua yang telah kita lalui dan selesaikan bersama

    selama penelitian

    10. Puti Paramita Rosliyanti, Namira Syarah, dan R. Silvia Yulianti atas dukungan

    moral dan material sebagai sahabat terbaik

    11. Sylvilia Widyanagari, Ika Puspa Sari, Farah, Rian Ruli Narulita, R. E.

    Anindhita, Asri Andriani, serta semua teman TIN angkatan 2003 atas bantuan

    dan dukungannya kepada penulis

    12. Bukhori Al Jauhari atas dukungan dan doanya kepada penulis.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan.

    Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk

    kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya untuk

    penulis dan seluruh pihak pada umumnya.

    Bogor, Januari 2008

    Penulis

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    11/166

    DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR ................................................................................i

    DAFTAR ISI .............................................................................................iii

    DAFTAR TABEL .......................................................................................v

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................vi

    DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................viii

    I. PENDAHULUAN

    A. LATAR BALAKANG...........................................................................1

    B. TUJUAN................................................................................................2

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. AIR MINUM DALAM KEMASAN.3

    B. SISTEM MANAJEMEN MUTU ..4

    C. GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) .8

    D. SANITATION STANDARD OPERATION PROCEDURES(SSOP)..9

    III.KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

    A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN 12

    B. LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK............................................13

    C. STRUKTUR ORGANISASI DAN KETENAGAKERJAAN.............13

    D. SARANA DAN FASILITAS PRODUKSI..........................................15

    E. PERKEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN MUTU

    PERUSAHAAN...................................................................................16

    IV.METODOLOGI PENELITIAN

    A. TAHAPAN PENELITIAN..................................................................17

    B. SUBJEK PENELITIAN.......................................................................18

    C. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN............................................18

    V. HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. PERANCANGAN SMM PT. AGC......................................................20

    B. PERANCANGAN GMP DAN SSOP .................................................25

    C. IMPLEMENTASI GMP DAN SSOP PT. AGC..................................62

    D. EVALUASI PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    12/166

    GMP DAN SSOP PT. AGC.................................................................78

    E.SERTIFIKASI SNI 01-3553-1996........................................................86

    VI.RENCANA PENGEMBANGAN BISNIS ........................... ..................94

    VII.KESIMPULAN DAN SARAN

    A. KESIMPULAN..................................................................................106

    B. SARAN..............................................................................................108

    DAFTAR PUSTAKA..............................................................................109

    LAMPIRAN.............................................................................................111

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    13/166

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1. Daftar Isi Panduan/Manual SMM PT.AGC.......................................21

    Tabel 2. Daftar Pengujian Produk

    di PT. AGRItech GLOBAL CEMERLANG .....................................57

    Tabel 3. Jumlah Produk yang Dihasilkan dalam Bulan Juli ...............................65

    Tabel 4. Jumlah Produk yang Dijual dalam Bulan Juli ......................................65

    Tabel 5. Jadwal Penggantian Catridge FilterPT. AGC......................................68

    Tabel 6. Aspek yang Perlu Dikembangkan dan Usulan

    Pengembangannya.................................................................................72

    Tabel 7. Daftar Isi Manual SMM Edisi Pertama PT. AGC ................................78

    Tabel 8. Temuan Ketidaksesuaian dan

    Tindakan Perbaikan yang Dilakukan....................................................89

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    14/166

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1. Piramida Dokumen.........................................................................7

    Gambar 2. Komponen Dasar dari GMP...........................................................9

    Gambar 3. Praktik Sanitasi dalam GMP........................................................10

    Gambar 4. Struktur Organisasi PT. AGC ......................................................14

    Gambar 5. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian...........................................19

    Gambar 6. Struktur Organisasi dalam SMM PT. AGC ..................................23

    Gambar 7. Pembagian Area dalam Gedung PT. AGC...................................26

    Gambar 8. Lubang Konveyor.........................................................................28

    Gambar 9. Ketentuan Memasuki AreaHigh danMedium Hygienis .............29

    Gambar 10. Mobil yang Memasuki Lorong ....................................................30

    Gambar 11. Halaman Belakang Pabrik............................................................30

    Gambar 12.LayoutGedung dan Pergerakan Galon, Air, dan Produk.............32

    Gambar 13. Atap dan Langit-Langit Ruang Pengisian....................................36

    Gambar 14. Tempat Karyawan Melakukan Aktivitas Makan .........................37

    Gambar 15. Tangki Penampungan .................................................................38

    Gambar 16. Pompa Sentrifugal ........................................................................39

    Gambar 17. Skema Proses Filtrasi pada Penyaringan Pasir ............................40

    Gambar 18. Skema Proses Filtrasi pada Penyaringan Karbon ........................40

    Gambar 19. Membran Mikrofiltrasi .................................................................41

    Gambar 20. Skema Proses Filtrasi Menggunakan Catridge............................41

    Gambar 21. Skema Proses Ozonisasi...............................................................42

    Gambar 22. Ozomax ........................................................................................43Gambar 23. Tabung Oksigen ...........................................................................43

    Gambar 24. Tangki Pencampuran....................................................................43

    Gambar 25. Diagram Alir Proses Pengolahan Air...........................................44

    Gambar 26. Diagram Alir Proses Pencucian Botol Galon...............................51

    Gambar 27. Diagram Alir Proses Pengemasan................................................54

    Gambar 28. Standar Warna Coklat pada Catridge Filter ...............................69

    Gambar 29. Grafik Frekuensi Pembersihan dan Sanitasi di PT. AGC ............70

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    15/166

    Gambar 30. Mekanisme yang Biasa Dilakukan dalam Rangka

    Sertifikasi Produk dengan Label SNI ...........................................92

    Gambar 31. Mekanisme Sertifikasi Produk AMDK Galon

    Merek Bening dengan Label SNI ...........................................93

    Gambar 32. Disain Renovasi Gedung PT. AGC..............................................95

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    16/166

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    17/166

    I. PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    PT. AGRItech GLOBAL CEMERLANG (AGC) merupakan salah satu

    perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan (AMDK) galon

    dengan merek Bening. PT. AGC dirintis oleh para staf pengajar

    Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,

    IPB yang bertujuan menerapkan teaching industry sekaligus dalam rangka

    mengisi peluang pasar yang menjanjikan ini.

    Di tengah persaingan bisnis AMDK yang sangat ketat ini, PT. AGC

    menyadari bahwa mutu menjadi hal yang sangat penting agar dapat bertahan

    dan memperoleh kepercayaan dari konsumennya. Mutu merupakan faktor

    yang menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen dalam mengambil

    keputusan untuk membeli suatu produk, baik yang berupa barang ataupun

    jasa.

    Mutu produk yang dihasilkan dapat dijaga jika perusahaan mempunyai

    suatu sistem yang dapat menjaga agar produk tersebut memenuhi standar

    yang telah ditetapkan. Sistem tersebut dikenal sebagai sistem manajemen

    mutu (SMM). PT. AGC merancang SMM yang terdiri dari GMP (Good

    Manufacturing Practices), SSOP (Sanitation Standard Operation

    Procedures dan HACCP (Hazard Analysis Critical Control Points). Dengan

    mengimplementasikan ketiga buah substansi tersebut, diharapkan mutu

    produk yang dihasilkan akan sesuai standar mutu produk AMDK yang

    berlaku. Perancangan, implementasi, dan evaluasi SMM PT. AGC ini

    dilakukan selama penelitian dan dikerjakan secara berkelompok yang terdiri

    atas dua orang. Namun pelaporan dari penelitian ini dibagi menjadi dua

    buah laporan terpisah. Laporan ini hanya membahas mengenai substansi

    GMP dan SSOP saja, sementara substansi HACCP dibahas pada laporan

    lain.

    Standar mutu untuk produk AMDK telah ditetapkan dan terus

    mengalami penyempurnaan. Produsen AMDK di Indonesia masih mengacu

    pada SNI 01-3553-1996 sebagai standar mutu produknya meskipun standar

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    18/166

    mutu AMDK terbaru telah diterbitkan, yaitu SNI 01-3553-2006.

    Standardisasi kualitas air dibuat dengan maksud untuk memelihara,

    melindungi, dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat, terutama

    dalam pengelolaan air atau kegiatan usaha mengolah dan mendistribusikan

    air minum untuk masyarakat umum.

    B. TUJUAN

    Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, yaitu :

    1. Merancang GMP dan SSOP sebagai bagian dari Sistem

    Manajemen Mutu (SMM) produk AMDK PT. AGC

    2. Mengimplementasikan GMP dan SSOP di PT. AGC dalam

    memproduksi AMDK

    3. Mengevaluasi hasil perancangan dan implementasi GMP dan

    SSOP di PT. AGC.

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    19/166

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK)

    Air Minum Dalam Kemasan menurut Keputusan Menteri Perindustrian

    dan Perdagangan RI nomor 705/MPP/Kep/11/2003 didefinisikan sebagai air

    baku yang telah diproses dan dikemas serta aman untuk diminum. Air baku

    di sini adalah air yang telah memenuhi persyaratan kualitas air bersih untuk

    diolah menjadi produk AMDK. Adapun persyaratan kualitas air produk

    berdasarkan SNI 01-3553-1996 dapat dilihat padaLampiran 1.

    Pada dasarnya, AMDK diproses melalui 3 tahap, yaitu penyaringan,

    desinfeksi, dan pengisian. Penyaringan dimaksudkan untuk menghilangkan

    partikel padat dan gas-gas yang terkandung dalam air. Desinfeksi bertujuan

    untuk membunuh bakteri patogen dalam air. Pengisian merupakan tahap

    akhir proses produksi dimana air dimasukkan melalui sebuah peralatan yang

    dapat melindungi air tersebut dari kontaminasi selama pengisian ke dalam

    kemasan. Kemasan AMDK dapat dibuat dari kaca, Poli Etilen (PE), Poli

    Propilen (PP), Poli Etilen Tereftalat (PET), Poli Vinil Khlorida (PVC), atau

    Poli Karbonat (PC).

    Untuk menghasilkan produk yang aman dikonsumsi, perusahaan

    industri AMDK harus melakukan pengawasan mutu terhadap air baku secara

    periodik dengan pengujian laboratorium minimal sebagai berikut :

    1. Satu kali dalam satu minggu untuk analisa coliform;

    2. Satu kali dalam tiga bulan untuk analisa kimia dan fisika;

    3. Satu kali dalam empat tahun untuk analisa radiologi

    Selain itu, pengujian mutu juga dilakukan terhadap produk akhir, yaitu

    AMDK. Metode pengujian dilakukan sesuai dengan SNI 01-3554-1998 atau

    revisinya. Adapun parameter yang harus diuji minimal adalah :

    1. Keadaan air : bau, rasa, warna.

    2. pH

    3. Kekeruhan

    4. Cemaran mikroba : angka lempeng total, bakteri bentuk coli.

    (Kepmenperindag RI, 2003).

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    20/166

    B. SISTEM MANAJEMEN MUTU

    1. Definisi Mutu

    Mutu merupakan gambaran dan karakteristik menyeluruh dari

    suatu wujud apakah itu produk, kegiatan, proses, organisasi atau

    manusia, yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan

    kebutuhan yang ditentukan. Mutu produk pangan dipenuhi oleh

    beberapa faktor, antara lain bentuk, rasa, aroma, dan warna (Standar ISO

    8402-1992).

    Mutu menurut Tjiptono (1997) merupakan kesesuaian dengan

    persyaratan atau tuntutan, kecocokan untuk pemakaian, perbaikan atau

    penyempurnaan berkelanjutan, bebas dari kerusakan atau cacat,

    pemenuhan kebutuhan pelanggan semenjak awal dan setiap saat, atau

    melakukan segala sesuatu secara benar semenjak awal. Selain itu, mutu

    diartikan sebagai sesuatu yang dapat memuaskan pelanggan.

    Mutu merupakan faktor penting yang menjadi bahan pertimbangan

    bagi konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu

    produk, baik yang berupa barang ataupun jasa. Pertimbangan ini umum

    dilakukan baik oleh konsumen perorangan, kelompok industri, negara,

    maupun toko pengecer. Oleh karena itu, mutu dapat membawa pada

    keberhasilan bisnis, pertumbuhan, dan peningkatan posisi bersaing

    (Montgomery, 1990).

    Thorner (1973) menyatakan bahwa mutu dapat ditinjau dari dua

    sisi yang berbeda, yaitu dari sisi konsumen sebagai pemakai produk

    akhir dan dari sisi produsen sebagai pemilik teknologi produksi. Pada

    umumnya, konsumen mendefinisikan mutu menurut penilaian pribadi.Deskripsi dari penilaian pribadi ini bersifat subjektif dan abstrak

    sehingga tidak dapat memberikan bukti yang kongkrit dalam penentuan

    tingkatan mutu. Dari sisi produsen, pengertian mutu dilihat dari segi

    klasifikasi produk secara fisik maupun kimiawi, yang telah ditentukan

    berdasarkan suatu standar mutu produksi tertentu. Standar mutu ini dapat

    ditentukan oleh perusahaan sendiri, melalui evaluasi panel dari

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    21/166

    konsumen, bahkan oleh badan resmi yang ditunjuk oleh pemerintah

    setempat.

    Mutu air menurut Kepmenperindag (2003) adalah kondisi kualitas

    air yang diukur dan atau diuji berdasarkan parameter-parameter tertentu

    dan metoda tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

    berlaku.

    2. Sistem Manajemen Mutu

    Sistem manajemen mutu masuk ke Indonesia melalui beberapa

    tahapan mulai dari final inspection and testing, in line process control,

    total quality control, hingga total quality management. Sistem

    manajemen mutu yang berkembang di Indonesia disertai pula dengan

    sistem sertifikasi, baik bersifatself declaration (pernyataan diri),second

    party certification (disertifikasi pembeli), dan third party certification

    (disertifikasi lembaga independen atau pemerintah).

    Suatu pendekatan untuk pengembangan dan penerapan sistem

    manajemen mutu mengandung beberapa tahapan sebagai berikut :

    a. Penentuan keinginan dan harapan pelanggan

    b. Penetapan kebijakan mutu dan tujuan organisasi

    c. Penentuan proses dan tanggung jawab yang dibutuhkan untuk

    mencapai tujuan mutu

    d. Penetapan pengukuran untuk efektivitas proses guna mencapai

    tujuan mutu

    e. Penetapan pengukuran untuk penentuan efektivitas setiap proses

    f. Penentuan arti dari pencegahan ketidaksesuaian dan menghilangkan

    penyebabnyag. Mencari peluang untuk memperbaiki efektifitas dan efisiensi proses

    h. Penentuan dan mendahulukan perbaikan yang menjanjikan hasil

    optimum

    i. Perancanaan strategi, proses, dan sumber daya untuk menyediakan

    perbaikan yang teridentifikasi

    j. Penerapan perencanaan

    k. Pemantauan pengaruh dari perbaikan

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    22/166

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    23/166

    Gambar 1. Piramida Dokumen (Novack, 1995)

    Prosedur mutu mendokumentasikan rencana mutu perusahaan dan

    mendefisniskan strategi implementasinya, umumnya berisi tugas-tugas,

    tanggung jawab, frekuensi dan departemennya. Prosedur merupakan

    penerapan dari semua kegiatan HACCP dalam memenuhi persyaratan

    standar (Novack, 1995).

    Instruksi kerja berisi secara terperinci dari pengerjaan pada mesin

    tertentu. Jenis instruksi kerja yang dibuat diserahkan kepada perusahaan

    untuk dibuat sesuai dengan kebutuhannya. Instruksi kerja harus bersifat

    singkat, mudah dimengerti, tidak menimbulkan berbagai interpretasi dan

    berada di tempat yang memerlukan. Instruksi kerja dapat berbentuk

    kalimat dengan nomor langkah kerja, gambar-gambar, flow chart, foto-

    foto dan check list.

    Rekaman mutu berisi rekaman tercatat dari segala kejadian yang

    berpengaruh terhadap mutu. Rekaman mutu merupakan bukti obyektif

    atas penerapan sistem manajemen mutu. Catatan itu diisi langsung oleh

    pekerja atau operator yang melaksanakan aktivitas bersangkutan.

    Sebaiknya perusahaan menyediakan format standar dari formulir yang

    harus diisi saat pencatatan kejadian yang berpengaruh terhadap mutu

    (Novack, 1995).

    C. GOOD MANUFACTURING PRACTICES(GMP)

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    24/166

    Good Manufacturing Practices (GMP) merupakan suatu pedoman cara

    memproduksi makanan dengan tujuan agar produsen memenuhi persyaratan-

    persyaratan yang telah ditentukan untuk menghasilkan produk makanan

    bermutu sesuai dengan tuntutan konsumen.

    Tujuan spesifik dari penerapan GMP dalam industri pangan adalah

    memberikan prinsip-prinsip dasar makanan yang diterapkan dalam

    memproduksi makanan sepanjang rantai dan jalur makanan (mulai dari

    produk primer hingga produk siap konsumsi), selain itu mengarahkan

    industri agar dapat memenuhi berbagai persyaratan produksi, persyaratan

    lokasi, bangunan dan fasilitas, peralatan produksi, dan karyawan.

    GMP terdiri dari beberapa aspek yang saling berkaitan dan

    berpengaruh langsung terhadap produk yang diolah dan dihasilkan. Secara

    umum, peraturan GMP terdiri dari desain dan konstruksi higienis untuk

    pengolahan produk makanan, disain dan konstruksi higienis untuk peralatan

    yang digunakan dalam proses pengolahan, pembersihan dan desinfeksi

    peralatan, pemilihan bahan baku dan kondisi yang baik, pelatihan dan

    higienitas pekerja, serta dokumentasi yang tepat (Thaheer, 2005).

    Adapun manfaat dari penerapan GMP :

    a. Bagi pemerintah

    Melindungi konsumen dari penyakit atau kerugian yang

    diakibatkan makanan tidak memenuhi syarat

    Memberikan jaminan makanan layak konsumsi bagi konsumen

    Mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan terhadap

    makanan yang akan diperdagangkan secara internasional

    Sebagai acuan dalam program pendidikan kesehatan di bidang

    pangan kepada industri pangan dan konsumen

    b. Bagi Industriawan

    Memproduksi dan menyediakan makanan yang layak konsumsi

    Memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti

    kepada masyarakat melalui informasi yang tertera pada

    kemasan

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    25/166

    Untuk mendapat kepercayaan dunia internasional terhadap

    produk yang dihasilkan.

    Gambar 2. Komponen Dasar dari GMP (Thaheer, 2005).

    D. SANITATION STANDARD OPERATION PROCEDURES(SSOP)

    Sanitasi adalah serangkaian proses yang dilakukan untuk menjaga

    kebersihan. Sanitasi merupakan hal penting yang harus dimiliki industri

    pangan dalam menerapkan Good Manufacturing Practices. Sanitasi

    dilakukan sebagai usaha mencegah penyakit/kecelakaan dari konsumsi

    pangan yang diproduksi dengan cara menghilangkan atau mengendalikan

    faktor-faktor di dalam pengolahan pangan yang berperan dalam pemindahan

    bahaya (hazard) sejak penerimaan bahan baku, pengolahan, pengemasandan penggudangan produk, sampai produk akhir didistribusikan.

    Tujuan diterapkannya sanitasi di industri pangan adalah untuk

    menghilangkan kontaminan dari makanan dan mesin pengolahan makanan

    serta mencegah kontaminasi kembali. Manfaat yang dapat diperoleh dari

    pengaplikasian sanitasi pada industri bagi konsumen adalah bahwa

    konsumen akan terhindar dari penyakit atau kecelakaan karena keracunan

    makanan. Sementara itu, bagi produsen dapat meningkatkan mutu dan umur

    E UIPMENTS SANITATION

    STORAGE

    MAINTENANC

    UTILITY

    MANAGEMENT

    GMP

    BUILDING

    QUALITY

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    26/166

    simpan produk, mengurangi komplain dari konsumen, dan mengurangi

    biaya recall(Thaheer, 2005).

    Praktik sanitasi meliputi pembersihan, pengelolaan limbah, dan

    higiene pekerja yang terlibat. Hubungan ketiganya dapat dilihat pada

    Gambar 3.

    Gambar 3. Praktik Sanitasi dalam GMP (Thaheer, 2005)

    Tujuan utama penggunaan sanitaiser (desinfektan) adalah untuk

    mereduksi jumlah mikroorganisme patogen dan perusak di dalam

    pengolahan pangan dan pada fasilitas dan perlengkapan persiapan makanan.

    Pengawasan terhadap mikroorganisme ini penting untuk menjamin suatu

    produk yang aman dan utuh dengan masa simpan yang cukup (Jenie, 1988).

    Ada beberapa jenis sanitaiser yang sering digunakan di industri

    pangan, di antaranya adalah sanitaiser panas dengan menggunakan panas

    kering, uap panas, atau air panas. Adapun untuk mensanitasi ruangan

    biasanya menggunakan teknik penyinaran ultra violet. Sanitaiser yang

    berupa bahan kimia biasa digunakan untuk sanitasi pekerja dan peralatan

    (Thaheer, 2005).

    Cemaran yang tertinggal pada peralatan pengolahan pangan setelah

    penggunaan biasanya terkontaminasi oleh mikroorganisme yang dipupuk

    oleh senyawa-senyawa nutrien yang tertinggal pada deposit cemaran.

    PERSONAL

    WASTE

    SANITASI

    CLEANING

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    27/166

    Cemaran yang tertinggal akibat pembersihan peralatan yang kurang baik

    akan menyediakan suatu medium yang baik bagi perkembangbiakan

    mikroorganisme. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah menggunakan

    sanitaiser segera setelah pembersihan untuk membuat kondisi saniter (Jenie,

    1988).

    Menurut Food and Drug Administration USA dalam Thaheer (2005),

    SSOP umumnya memiliki delapan aspek, yaitu:

    1. Keamanan air;

    2. Kondisi/kebersihan permukaan yang kontak dengan makanan;

    3. Pencegahan kontaminasi silang;

    4. Kebersihan pekerja;

    5. Pencegahan atau perlindungan dari adulterasi;

    6. Pelabelan dan penyimpanan yang tepat;

    7. Pengendalian kesehatan karyawan;

    8. Pemberantasan hama.

    III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

    A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    28/166

    PT. AGRItech GLOBAL CEMERLANG (AGC) merupakan suatu

    perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan air minum dalam

    kemasan (AMDK). Perusahaan ini berdiri pada tahun 2003 berdasarkan

    Akta No. 1 (satu), tanggal 13 September 2003 dengan Notaris Nina Marlisa,

    S.H dan disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia

    Republik Indonesia No: C-29330 HT.01.01.TH.2003. Surat Izin Usaha

    Perindustrian (SIUP) PT. AGC berdasarkan nomor 759/10-20/PK/VII/2004

    dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) PT. AGC adalah 02.269.459.0 -

    404.000.

    PT. AGC dirintis oleh staf pengajar Departemen Teknologi Industri

    Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor (TIN-

    FATETA-IPB) yang bertujuan untuk mengembangkan program Teaching

    Industry agar mahasiswa dan dosen dapat meningkatkan kemampuannya

    dalam pengembangan teknis dan manajerial. Selain itu, dalam rangka

    otonomi perguruan tinggi, semua pihak (dosen, karyawan, mahasiswa, dan

    pihak yang terkait) diharapkan dapat mengembangkan seluruh

    kemampuannya untuk mencapai kemandirian. Teaching industry merupakan

    salah satu strategi yang baik guna mencapai kemandirian dalam hal

    finansial.

    PT. AGC memiliki visi dan misi perusahaan yang merupakan landasan

    kebijakan. Visi dari PT. AGC adalah membangun bisnis profesional,

    mandiri dan pelayanan prima bagi konsumen melalui teaching industry.

    Misi dari PT. AGC menjadi wadah bagi dosen dan mahasiswa berkiprah

    dalam teaching industry dan mewujudkan usaha yang bersifat profit-

    oriented dalam rangka otonomi perguruan tinggi. Dalam rangkamewujudkan visi dan misinya, PT. AGC mencoba mengembangkan proses

    pengolahan air minum yang berkualitas dengan harga relatif murah bagi

    konsumennya, terutama masyarakat di sekitar Bogor.

    B. LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    29/166

    PT. AGC berlokasi di kecamatan Darmaga, kabupaten Bogor. PT.

    AGC memiliki kantor dan unit pengolahan yang beralamat di Kompleks

    Technopark, Jl. Puspa No. 1, Gedung AP-4 FATETA IPB, Kampus IPB

    Darmaga BOGOR, Telp: (0251) 7118004/Fax: 0251-621 974, email:

    [email protected].

    Luas kantor dan unit pengolahan PT. AGC adalah sekitar 132 m2. PT.

    AGC berada di dalam lingkungan gedung AP-4. Gedung AP-4 merupakan

    gedung milik Fakultas Teknologi Pertanian. Lokasi ini sangat strategis

    karena dekat dengan sumber air, dekat jalan raya, dan berada di kawasan

    IPB. Dengan kondisi seperti ini akan memudahkan perusahaan dalam

    pendistribusian air baku dan pemasaran produk.

    Gedung PT. AGC hanya terdiri dari empat ruang utama yang dibagi-

    bagi menjadi beberapa area. Area tersebut adalah area high hygienis, area

    medium hygienis, area low hygienis, dan area bersih. Area yang termasuk

    high hygienis adalah ruang pengisian, sedangkan medium hygienis adalah

    area persiapan botol galon, area pencucian botol galon, serta area

    pengolahan air. Area low hygienis merupakan ruang penyimpanan,

    sedangkan area bersih adalah kantor dan area santai personel. Area-area

    tersebut masih terus dalam perkembangan guna perbaikan implementasi

    GMP dan SSOP di PT. AGC.

    C. STRUKTUR ORGANISASI DAN KETENAGAKERJAAN

    Dalam menjalankan organisasinya, PT. AGC dipimpin oleh seorang

    direktur. Berdasarkan buku Laporan Kemajuan PT. AGC dalam RUPS

    tanggal 23 Maret 2005 terdapat dua bagian di PT. AGC, yaitu bagian umumdan bagian administrasi dan keuangan. Bagian umum membawahi urusan

    produksi, quality control (QC), pemasaran, order, dan promosi. Sedangkan

    bagian administrasi dan keuangan membawahi urusan administrasi,

    akuntansi, serta kasir.

    Pada perkembangannya, setelah bulan Maret 2005, struktur organisasi

    ini tidak sepenuhnya berjalan. Hal ini disebabkan manajer umum yang

    mengepalai bagian umum mengundurkan diri dan tidak berhasilnya suksesi

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    30/166

    yang dilakukan. Hal ini juga disebabkan kurangnya kontrol dari manajemen

    puncak, sehingga organisasi semakin tidak jelas fungsi dan tanggung

    jawabnya. Berikut ini adalah struktur organisasi yang terdapat di Laporan

    Kemajuan PT. AGC dalam RUPS tanggal 23 Maret 2005 :

    Gambar 4. Struktur Organisasi PT. AGC

    Pada awal penelitian ini dilakukan, PT. AGC memiliki 5 orang

    karyawan dengan kualitas baik dimana satu orang memiliki jenjang

    pendidikan S1, dua orang D3 dan dua orang lagi SLTA. Namun saat ini,

    terdapat kekosongan untuk posisi manajer dan bagian administrasi dan

    keuangan. Dua orang tenaga kerja mengundurkan diri dengan alasan

    kesehatan dan kehamilan. Kondisi terakhir adalah dua orang tenaga produksidan QC yang berjenjang pendidikan SLTA, satu orang tenaga pemasaran

    dengan jenjang pendidikan D3, dan satu orang sopir dengan jenjang

    pendidikan SLTA. Setidaknya, dengan kualitas SDM yang cukup tinggi

    inilah, diharapkan PT. AGC akan semakin berkembang pada tahun-tahun

    berikutnya. Terlebih lagi jika kedua posisi manajer lapangan serta bagian

    administrasi dan keuangan telah diisi dengan personel yang kompeten.

    D. SARANA DAN FASILITAS PRODUKSI

    Manajer Umum Bagian Administrasidan Keuangan

    Presdir

    Produkssi Order Adm.PemasaranQC Kasir Akuntansi

    Direktur

    Promosi

    Komisaris

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    31/166

    PT. AGRItech GLOBAL CEMERLANG memperoleh air baku dari

    sumber mata air Cipuspa yang berada di dalam wilayah konservasi IPB.

    Letaknya dekat dengan lokasi pabrik pengolahan. Kualitas air yang

    dihasilkan cukup baik dan layak untuk dijadikan air baku AMDK dengan

    beberapa tahap pengolahan terlebih dahulu. Air yang keluar dari mata air ini

    ditampung dalam kolam penampung dengan kapasitas sebelum dialirkan

    menggunakan pipa PVC ke lokasi pabrik. Sementara air untuk kegiatan non

    produksi dan pembersihan di luar area high dan medium hygienis

    menggunakan air yang berasal dari instalasi pengolahan IPB.

    Lokasi pabrik memiliki luas 132 m2 yang dibagi menjadi area

    persiapan galon kosong, area pencucian, area pengolahan air, area pengisian,

    gudang penyimpanan, serta ruang kantor dan ruang istirahat personel. Selain

    itu ada pula area halaman depan, halaman belakang, halaman samping

    pabrik dan lorong, area reservoir air baku, toilet, dan sebagainya.

    Laboratorium pengujian mutu air masih menggunakan laboratorium pada

    Departemen Teknologi Industri Pertanian IPB dan langsung ditangani oleh

    laboran yang kompeten dari Departemen TIN.

    Mesin yang digunakan sebagian besar masih manual namun teknologi

    yang digunakan cukup modern. Mesin-mesin yang digunakan meliputi

    mesin pencuci galon, mesin produksi yang menggunakan teknologi filtrasi

    dan membran, ozonisasi, dan ultraviolet, mesin pengisi galon manual, dan

    lain-lain. Beberapa dari alat tersebut masih berfungsi baik, namun beberapa

    alat yang lain sudah tidak dapat difungsikan lagi karena faktor usia dan

    perawatan yang kurang baik.

    Sumber listrik untuk seluruh kegiatan pabrik berasal dari PLN. Untuksementara ini PT. AGC belum memiliki genset sendiri sehingga proses

    produksi sangat bergantung pada pasokan listrik PLN. Jika listrik padam

    maka produksi akan terhenti pula.

    E. PERKEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN MUTU PERUSAHAAN

    Pada awal berdirinya pada tahun 2003, PT. AGC mengacu pada SNI

    01-3553-1996, yaitu standar nasional untuk produk AMDK yang berlaku

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    32/166

    waktu itu. Akan tetapi, pada saat itu belum sampai pada komitmen untuk

    memperoleh sertifikasi SNI tersebut. Seiring berjalannya waktu, SNI 01-

    3553-1996 mengalami beberapa penyempurnaan sampai pada akhirnya

    terbitlah SNI terbaru untuk AMDK yaitu SNI 01-3553-2006 untuk

    menggantikan SNI 01-3553-1996. Akan tetapi, karena LSPro belum mampu

    mengeluarkan sertifikat untuk SNI 01-3553-2006, maka PT. AGC hanya

    dapat mengajukan permohonan untuk SNI-01-3553-1996. Namun begitu,

    PT. AGC telah mempersiapkan diri untuk memperoleh sertifikat SNI-01-

    3553-2006 dengan melengkapi parameter uji yang dipersyaratkan pada SNI-

    01-3553-2006.

    Manajemen baru PT. AGC sadar bahwa untuk dapat bersaing di

    tengah pasar AMDK yang sangat ketat ini diperlukan jaminan mutu

    terhadap produk yang dihasilkan. Komitmen terhadap mutu ini kemudian

    direalisasikan dengan mendaftarkan perusahaan pada lembaga sertifikasi

    untuk mendapatkan sertifikat SNI 01-3553-1996 lewat penerapan HACCP.

    Langkah pertama yang dilakukan perusahaan adalah dengan menunjuk tim

    khusus untuk mempersiapkan rencana pelaksanaan. Tim khusus ini

    kemudian disebut sebagai Tim HACCP.

    Tim HACCP kemudian merancang SMM yang dimulai dari

    perancangan dokumen GMP dan SSOP sebagai pre-requisites HACCP;

    penyusunan HACCP Plan; serta perancangan dokumen pelengkap seperti

    Pengaduan Konsumen, Recall Produk, Pengembangan Personel,

    Pengendalian Dokumen, Audit Internal, serta Kaji Ulang Manajemen.

    Langkah-langkah tersebut disusun menjadi suatu dokumen yang disebut

    Dokumen Sistem Manajemen Mutu PT. AGC. Sampai laporan penelitianini ditulis, PT. AGC telah berhasil mendapatkan sertifikat SNI 01-3553-

    1996 dan berhak mencantumkannya dalam kemasan produknya. Perolehan

    SNI ini tidak terlepas dari SMM yang telah dibuat selama penelitian yang

    dilakukan oleh penulis dan diimplementasikan oleh personel PT. AGC.

    IV. METODOLOGI PENELITIAN

    A. TAHAPAN PENELITIAN

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    33/166

    Pada pelaksanaannya, penelitian ini dilakukan secara berkelompok

    yang terdiri dari dua orang. Pembagian objek penelitian ini adalah pada

    perancangan dan implementasi untuk substansi GMP dan SSOP serta

    substansi HACCP. Tahapan pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

    1. Studi literatur dengan mencari literatur rujukan, seperti jurnal, buku,

    skripsi, dokumen SNI, dokumen perundang-undangan, browsing

    internet, dan bahan pendukung lain.

    2. Observasi di PT. AGC. Observasi ini dilakukan dengan mengamati

    secara langsung kondisi nyata di lapangan untuk melakukan identifikasi

    perancangan sistem yang tepat.

    3. Wawancara dengan pihak-pihak yang terkait untuk mendapatkan

    informasi yang dibutuhkan. Pihak yang dijadikan nara sumber adalah

    pihak internal dari PT. AGC untuk mendapatkan gambaran menyeluruh

    tentang PT. AGC. Sedangkan pihak eksternal adalah nara sumber dari

    berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dan dibutuhkan dalam pelaksanaan

    penelitian yang dilakukan, seperti ahli teknologi pengolahan air minum

    dan nara sumber yang sudah terlatih membuat dokumen-dokumen untuk

    keperluan sertifikasi.

    4. Perancangan dan penyusunan substansi Sistem Manajemen Mutu

    (SMM) PT. AGC, yaitu GMP dan SSOP serta HACCP. Pembedaan

    substansi SMM ini menunjukkan pembatasan ruang lingkup pembahasan

    pada laporan penelitian, walaupun pada pelaksanaan sebenarnya

    dilakukan secara bersama-sama. Diagram alir pelaksanaan penelitian

    pada laporan ini, bagian perancangan dan penyusunan HACCP diberi

    shadingyang artinya substansi tersebut tidak masuk dalam pembahasandi laporan penelitian ini.

    5. Perancangan dan penyusunan dokumen SMM PT. AGC. Dokumen

    SMM ini merupakan penyempurnaan terhadap dokumen SMM

    sebelumnya yang selama ini diterapkan di PT. AGC.

    6. Audit oleh Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro). Audit ini dilaksanakan

    pada tanggal 22 Januari 2007 selama satu hari penuh. Audit dilakukan

    pada SMM sebelumnya yang dimiliki oleh PT. AGC.

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    34/166

    7. Pembuatan laporan tindakan perbaikan hasil temuan audit dari LSPro.

    Laporan ini diserahkan kepada LSPro untuk dikaji kembali dalam

    rangka pembuatan keputusan mengenai layak atau tidaknya sertifikat

    SNI 01-3553-1996 diberikan kepada PT. AGC.

    8. Sosialisasi dan implementasi Sistem Manajemen Mutu di PT. AGC.

    Kegiatan sosialisasi SMM dilakukan pada tanggal 19 April 2007 dan

    mulai diimplementasikan pada tanggal 23 April 2007.

    9. Evaluasi hasil implementasi Sistem Manajemen Mutu di PT. AGC.

    Evaluasi didasarkan pada formulir-formulir perekam kegiatan yang diisi

    oleh karyawan. Hasil evaluasi digunakan sebagai dasar untuk perbaikan

    lebih lanjut.

    B. OBJEK PENELITIAN

    Objek penelitian adalah GMP dan SSOP sebagai substansi dari Sistem

    Manajemen Mutu AMDK merek Bening yang diproduksi oleh PT.

    AGRItech GLOBAL CEMERLANG, Bogor.

    C. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

    Penelitian dilakukan di PT. AGRItech GLOBAL CEMERLANG,

    Bogor mulai bulan Januari sampai dengan bulan September 2007.

    Mulai

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    35/166

    Gambar 5. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian

    V. HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. PERANCANGAN SMM PT. AGC

    Ya

    Implementasi SMM Audit oleh

    LSPro

    Tindakan

    Perbaikan

    SesuaiPers aratan

    Tidak

    Analisis Data dan EvaluasiPengimplementasian SMM

    Selesai

    6) SertifikatSNI

    Audit berkala

    setiap 6 bulan

    1) Perancangan dan Penyusunan

    SMM PT. AGC

    5) Hasil AnalisaData danEvaluasi

    ImplementasiSMM

    3) Data/Rekaman

    Hasil Implementasi

    2) SMM PT.AGC

    4) TemuanKetidaksesuaian

    1) Informasi dan Data

    Pendefinisian awal

    masalah

    Studi literatur Observasi lapang Wawancara

    Perancangan dan Penyusunan

    GMP dan SSOP

    Perancangan dan Penyusunan

    HACCP

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    36/166

    Pada tahun 2006, Tim Sertifikasi PT. AGC telah menerbitkan sistem

    manajemen mutu yang pada tahap selanjutnya disempurnakan untuk keperluan

    sertifikasi. Dokumen sistem manajemen mutu lama yang telah diterbitkan,

    diformulasikan ulang dan dirancang untuk memperoleh sertifikasi SNI 01-

    3553-1996.

    Proses perancangan dokumen SMM PT. AGC dimulai pada akhir bulan

    Januari 2007. Pada tanggal 15 Maret 2007, dokumen SMM PT. AGC

    ditandatangani dan mulai berlaku di lingkungan PT. AGC. Dokumen SMM

    tersebut dibedakan menjadi dua jenis, yaitu dokumen asli sebagai induk

    dokumen dan dokumen salinan untuk didistribusikan kepada pihak-pihak yang

    berkepentingan (direksi, manajerial, dan Lembaga Sertifikasi).

    Dokumen SMM PT. AGC disusun berdasarkan ketentuan yang berlaku.

    Organisasi dokumen SMM PT. AGC terdiri dari panduan/manual sistem,

    prosedur, instruksi kerja (IK), serta formulir sebagai dokumen pendukung.

    Tata cara penomoran dokumen baik manual, prosedur, IK, serta formulir

    diatur dalam sub-bab 21.3. Penomoran Dokumen pada Manual Pengendalian

    Dokumen (M.21.0). Dalam penomoran dokumen tersebut diberlakukan :

    A.BB.C

    Diganti dengan angka 1-9 (satuan)

    Diganti dengan angka 01-99 (satuan dan puluhan)

    Diganti dengan huruf M, P, IK, atau F

    Keterangan :

    Huruf M jika dokumen tersebut merupakan PANDUAN MUTU

    Huruf P jika dokumen tersebut merupakan PROSEDUR

    Huruf IK jika dokumen tersebut merupakan INSTRUKSI KERJAHuruf F jika dokumen tersebut merupakan FORMULIR

    BB, digunakan untuk menomori dokumen tersebut

    C, merupakan penomoran untuk sub bab dari dokumen tersebut

    Contoh penomoran dokumen adalah sebagai berikut:

    M.04.0 merupakan Panduan Mutu dengan Nomor Dokumen 04 yang

    berjudul GOOD MANUFACTURING PRACTICES

    Sub bab dari M.04.0 adalah 4.1. ; 4.2. ; dan seterusnya

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    37/166

    Sub bab dari 4.2. adalah 4.2.1. ; 4.2.2. ; dan seterusnya

    Sub bab dari 4.2.1. adalah 4.2.1.1. ; 4.2.1.2. ; dan seterusnya

    Sub bab dari 4.2.1.1. adalah - ; - ; (merupakan bullet)

    Khusus untuk daftar isi, lembar perubahan, lembar pengesahan, dan

    daftar distribusi, penomoran dokumennya atau BB adalah 00. Hal ini karena

    daftar isi, lembar perubahan, lembar pengesahan, dan daftar distribusi

    bukan merupakan dokumen. Sedangkan untuk aturan A adalah sama.

    Misalnya, M.00.4 merupakan Daftar Isi Panduan Mutu

    Bagian manual pada SMM PT. AGC terdiri dari 23 Panduan Mutu (M)

    dan empat lembar tambahan yang terdiri dari satu lembar pengesahan dan

    pengendalian, satu lembar daftar distribusi, satu lembar daftar perubahan

    dokumen, serta satu lembar daftar isi.

    Tabel 1. Daftar Isi Panduan/Manual SMM PT.AGC

    BAGIAN JUDUL

    M.00.1 LEMBAR PENGESAHAN DAN PENGENDALIAN

    M.00.2 DAFTAR DISTRIBUSI

    M.00.3 LEMBAR PERUBAHAN

    M.00.4 DAFTAR ISIM.01.0 KEBIJAKAN MANAJEMEN

    M.02.0 ORGANISASI

    M.03.0 INFORMASI PERUSAHAAN

    M.04.0 GMP (GOOD MANUFACTURING PRACTICES)

    M.05.0 SSOP (SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURE)

    M.06.0 TIM HACCP

    M.07.0 DESKRIPSI PRODUK

    M.08.0 IDENTIFIKASI PENGGUNAAN PRODUK

    M.09.0 DIAGRAM ALIR PROSES PRODUKSI

    M.10.0 VERIFIKASI DIAGRAM ALIRM.11.0 ANALISA BAHAYA DAN PENETAPAN CRITICAL CONTROL

    POINT(CCP)

    M.12.0 PENETAPAN CRITICAL LIMIT

    M.13.0 PENETAPAN PEMANTAUAN CCP

    M.14.0 PENETAPAN TINDAKAN KOREKSI

    M.15.0 PENETAPAN TINDAKAN VERIFIKASI

    M.16.0 PENETAPAN DOKUMENTASI DAN TINDAKAN PENCATATAN

    M.17.0 RENCANA HACCP

    M.18.0 PENANGANAN PENGADUAN/KELUHAN KONSUMEN

    M.19.0 RECALL PRODUK

    M.20.0 PENGEMBANGAN PERSONEL

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    38/166

    BAGIAN JUDUL

    M.21.0 PENGENDALIAN DOKUMEN

    M.22.0 AUDIT INTERNAL

    M.23.0 KAJI ULANG MANAJEMEN(Dokumen SMM PT. AGC, 2007)

    Sistem Manajemen Mutu PT. AGC dipersiapkan oleh Tim Sertifikasi

    dan disahkan oleh Direktur PT. AGC. Hal ini dilakukan dengan

    menandatangani lembar pengesahan dan pengendalian yang terdapat pada

    M.00.1.

    Daftar distribusi dokumen Sistem Manajemen Mutu PT. AGC

    ditabelkan dalam M.00.2. Dalam manual ini, disebutkan bahwa SMM PT.

    AGC dibedakan menjadi 2, yaitu 1 induk dokumen dan 5 salinan (copy-an)

    dokumen. Induk dokumen dijadikan arsip dan dipegang oleh Manajer Umum

    (administrasi dan keuangan). Salinan dokumen didistribusikan kepada

    Direktur PT. AGC, Direksi I, Direksi II, Manajer Pemasaran, dan Lembaga

    Sertifikasi Produk. Salinan dokumen SMM PT. AGC tersebut dalam kondisi

    terkendali (adanya izin dari Direktur PT. AGC).

    Lembar perubahan yang berkaitan dengan perubahan pada SMM yang

    telah dibuat dan ditabelkan pada M.00.3. Manual ini menjelaskan nomor

    dokumen yang diubah, deskripsi dari perubahan itu sendiri, dan sifat dari

    perubahan tersebut (revisi atau editing). Perubahan yang bersifat revisi

    dilakukan terhadap perubahan yang menyangkut makna atau arti. Perubahan

    yang bersifat editing, hanya menyangkut kesalahan kata/huruf penulisan dan

    tidak mengubah arti atau makna dari tulisan tersebut.

    Tiap dokumen yang diubah memiliki nomor perubahan, hal inidimaksudkan untuk mengetahui berapa kali dokumen tersebut mengalami

    perubahan. Tiap dokumen yang diubah juga mempunyai tanggal perubahan,

    hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kapan dilakukan perubahan pada

    dokumen tersebut. Selain itu, pada lembar pengesahan ini

    mencantumkan/menyediakan kolom paraf atau tanda tangan, hal ini

    dimaksudkan untuk mengetahui siapa yang melakukan perubahan terhadap

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    39/166

    dokumen tersebut. M.00.4 berisikan tentang daftar isi manual. Daftar isi

    panduan/manual SMM PT. AGC dapat dilihat pada Tabel 1 di atas.

    Pernyataan tentang kebijakan manajemen PT. AGC dalam rangka

    menjamin keamanan pangan produk yang dihasilkan dan komitmen

    perusahaan untuk menerapkan GMP, SSOP dan HACCP dalam lingkungan

    produksinya, dideklarasikan pada M.01.0.

    Legalitas dan struktur organisasi PT. AGC dinyatakan dalam M.02.0.

    Legalitas PT. AGC menjelaskan tentang tanggal berdirinya PT. AGC, akta

    notaris yang dimiliki oleh PT. AGC, SIUP (Surat Izin Usaha Perindustrian),

    dan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) PT. AGC. Pada manual Sistem

    Manajemen Mutu (SMM) yang dirancang, dibuat struktur organisasi baru

    yang menyesuaikan dengan kebutuhan di lapangan untuk diterapkan di PT.

    AGC. Pada SMM PT. AGC yang berlaku saat ini, struktur organisasi PT.

    AGC adalah sebagai berikut :

    Gambar 6. Struktur Organisasi dalam SMM PT. AGC

    Pada posisi dirut (direktur utama) sama dengan kedudukan presdir

    (presiden direktur) pada struktur organisasi versi tahun 2005 sebelumnya.

    Pada posisi ini sampai saat ini dipegang oleh Ir. Indah Yuliasih, MSi. Dua

    Dirut

    Direksi

    Manajer Umum

    Direksi

    Manajer

    Pemasaran

    Tenaga

    Pemasaran

    Tenaga

    Adm. dan KeuTenaga

    Produksi dan QC

    Sopir

    Komisaris

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    40/166

    direksi yang ada di bawah dirut adalah direksi yang masing-masing

    bertanggung jawab akan produksi dan QC (dipegang oleh Dr. Ir. Suprihatin,

    Dipl-Ing.) serta maintenance dan perbaikan peralatan (dipegang oleh Ir. Ade

    Iskandar, MSi.).

    Manajer umum bertanggung jawab terhadap operasional di pabrik secara

    langsung. Manajer umum bertanggung jawab akan kegiatan produksi, QC,

    administrasi dan keuangan perusahaan, serta ordering dan purchashing.

    Manager umum mempertanggungjawabkan tugasnya pada dewan direksi,

    namun, untuk administrasi dan keuangan langsung bertanggung jawab kepada

    direktur utama (garis putus-putus). Di bawah manager umum, terdapat satu

    orang tenaga administrasi dan keuangan yang mengurusi masalah administrasi

    dan keuangan perusahaan serta masalah orderingdan purchasing. Selain itu,

    terdapat minimal 2 orang tenaga produksi dan QC yang bertanggung jawab

    terhadap kegiatan produksi dan pengujian kualitas bahan baku, kemasan,

    maupun produk akhir.

    Manajer umum dalam kegiatan produksi bertanggung jawab terhadap

    seluruh aktivitas dan fungsi produksi mulai dari masalah galon; pengemasan;

    hingga penyimpanan bahan baku, material pengemas, dan produk dengan cara

    perencanaan, pelaksanaan, evaluasi sehingga menghasilkan produk yang

    sesuai dengan standar, mutu, waktu, dan biaya. Selain itu juga bertanggung

    jawab terhadap persediaan sumber energi, mesin, peralatan, dan

    perawatannya; serta penanganan pengaduan konsumen bersama manajer

    pemasaran.

    Manajer umum dalam kegiatan QC (quality control) bertanggung jawab

    terhadap pergerakan dan kedisiplinan personel mematuhi ketentuan memasukisetiap area/ruangan; mutu/kualitas bahan baku, bahan kemasan, dan produk

    jadi; sistem keamanan pangan yang meliputi GMP, SSOP, dan HACCP;

    penanganan pengaduan konsumen bersama manajer pemasaran; pelaksanaan

    recall produk bersama manajer pemasaran jika diperlukan; perencanaan dan

    pelaksanaan audit internal; serta perencanaan dan pelaksanaan kaji ulang

    manajemen.

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    41/166

    Manajer umum dalam kegiatan administrasi dan keuangan bertanggung

    jawab terhadap pembelian bahan baku, bahan pengemas, dan lain-lain pada

    tingkat harga yang menguntungkan dan konsisten; menjaga kecukupan stok

    material dan stok produk jadi; segala sesuatu yang berkaitan dengan karyawan

    seperti penempatan, pemantauan dan pengendalian kesehatan personel, serta

    pengembangan personel; juga melakukan pengendalian terhadap segala

    dokumen perusahaan.

    Pelaksana langsung di lapangan selain manajer umum adalah manajer

    pemasaran. Manajer pemasaran membawahi seorang sopir dan seorang tenaga

    pemasaran. Manager pemasaran bertanggung jawab terhadap seluruh aktifitas

    yang berhubungan dengan pemasaran dan distribusi, di antaranya strategi

    pemasaran dan penjualan, pengiriman produk, menangani pengaduan

    konsumen bersama manajer umum, serta melakukan recall produk bersama

    manajer umum jika diperlukan, termasuk juga promosi. Manajer pemasaran

    mempertanggungjawabkan tugasnya langsung kepada direktur utama.

    Informasi umum mengenai PT. AGC terdapat pada M.03.0. Informasi

    tersebut antara lain mengenai perintis PT. AGC, visi, misi, produk yang

    dihasilkan dan alamat PT. AGC. GMP dan SSOP diatur dalam M.04.0 dan

    M.05.0. Manual 06.0 sampai dengan 23.0 berkaitan dengan HACCP, sehingga

    akan dibahas dalam laporan penelitian lainnya.

    B. PERANCANGAN GMP DAN SSOP

    Telah disebutkan sebelumnya bahwa M.04.0 dan M.05.0 berisikan

    tentang GMP (Good Manufacturing Practices) dan SSOP (Sanitation

    Standard Operation Procedures). Kedua manual inilah yang akan dibahasdalam laporan ini.

    Substansi GMP dalam M.04.0 dibagi ke dalam tujuh garis besar, yaitu

    mengenai lokasi PT. AGC, bangunan dan fasilitas, mesin dan peralatan,

    produksi, penyimpanan, kualitas produk, dan distribusi produk.

    Lokasi dalam GMP dijelaskan tentang alamat kedudukan perusahaan,

    luas, dan status kepemilikan gedung PT. AGC. Selain itu, dijelaskan pula

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    42/166

    kegiatan yang dilakukan di gedung tersebut dan penjelasan mengenai

    laboratorium uji kualitas/mutu air PT. AGC.

    Gambar 7. Pembagian Area dalam Gedung PT. AGC

    Bangunan dan fasilitas yang diatur dalam GMP dibagi ke dalam 7

    bagian, yaitu ruangan/area, pintu, jendela, lantai, dinding, atap dan langit-

    RuangPen isian

    Area Unit

    Pengolahan Air

    Ruang PenyimpananProduk

    RuangPenyimpanan

    Bahan Kemasan

    dan Peralatan

    Area Pencucian Galon

    Kantor

    Area IstirahatPersonel

    Area Persiapan

    Galon

    washtafel

    Ko

    n

    ve

    y

    o

    r

    HALAMAN DEPAN

    HALAMA

    NSAMPING(JALANMOBIL)

    HALAMAN BELAKANG

    (TEMPAT PARKIR MOBIL)

    LORO

    NG

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    43/166

    langit gedung, dan pencahayaan. Ruangan/area PT. AGC di bagi ke dalam

    lima area/ruangan. Pembagian area/ruangan ini didasarkan pada tingkat

    bahaya kontaminasi. Lima area/ruangan tersebut adalah area high hygienis

    (warna biru), area medium hygienis (warna hijau), area low hygienis (warna

    abu-abu), area bersih (warna kuning), dan area luar (tidak berwarna). Untuk

    lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7 di atas.

    Area high hygienis adalah area dimana orang yang berada di area ini

    diharuskan menggunakan jas laboratorium, sepatu produksi, seragam, penutup

    kepala, penutup mulut, melakukan sanitary hand-wash, dan tidak

    menggunakan aksesoris. Area/ruangan yang termasuk area high hygienis

    adalah ruang pengisian.

    Pengklasifikasian ruang pengisian ke dalam area high hygienis karena

    ruang tersebut merupakan tempat pengisian air produk ke dalam botol

    kemasan, dimana ketika proses pengisian tersebut, air produk kontak langsung

    dengan udara ruang tersebut dan pekerja. Berdasarkan hal itulah, ruangan ini

    sangat dijaga ke-hygienis-annya dengan membuat peraturan untuk personel

    yang akan memasuki ruangan tersebut.

    Selain itu, perlakuan terhadap ruangan ini dibedakan dengan ruangan

    lain. Perlakuan tersebut adalah sterilisasi ruangan menggunakan ultra violet.

    Dengan dilakukan sterilisasi ruangan ini diharapkan ruang pengisian menjadi

    saniter (bebas dari mikroorganisme). Suhu dalam ruangan ini pun juga dijaga

    sampai batas maksimum 25oC.

    Antara area medium-high-low hygienis dihubungkan oleh sebuah

    konveyor sebagai jalur pergerakan galon. Lubang konveyor yang terdapat di

    PT. AGC hanya cukup dilalui oleh botol galon (dapat dilihat pada Gambar 8).Sistem tekanan yang bekerja di ruang pengisian bersifat positif, yaitu tekanan

    di dalam ruang pengisian lebih besar dibandingkan di luar ruang pengisian,

    sehingga aliran udara bergerak dari dalam ke luar ruang pengisian.

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    44/166

    Gambar 8. Lubang Konveyor

    Area medium hygienis adalah area dimana orang yang berada di area ini

    diharuskan menggunakan sepatu produksi, seragam, penutup kepala, penutup

    mulut, jas laboratorium, melakukan sanitary hand, dan tidak menggunakan

    aksesoris. Area yang termasuk medium hygienis adalah area persiapan botol

    galon, area pencucian galon, dan area unit pengolahan air. Pengklasifikasian

    ketiga ruangan tersebut ke dalam area medium hygienis dikarenakan udara di

    dalam area tersebut tidak langsung kontak dengan air produk, begitu pula

    dengan pekerja.

    Perbedaan yang mendasar antara area high hygienis dan area medium

    hygienis adalah pada area medium hygienis tidak dilakukan sterilisasi ultra

    violet ruangan sedangkan pada area high hygienis dilakukan sterilisasi ultra

    violet. Persamaan antara area high hygienis dan area medium hygienis adalah

    aturan yang ditujukan kepada personel dalam memasuki ruangan tersebut.

    Aturan yang sama ini disebabkan pada saat proses pencucian (walaupun

    pekerja tidak kontak langsung dengan air produk) pekerja kontak langsung

    dengan botol galon. Persamaan lain adalah penggunaan suhu yang sama, yaitu

    maksimum 25oC dan sistem tekanan yang bekerja sama-sama positif.

    Area low hygienis adalah area dimana orang yang berada di area ini

    diharuskan menggunakan seragam, sepatu produksi, dan melakukan hand-

    wash. Area/ruangan yang termasuk ke dalam area low hygienis adalah area

    penyimpanan (produk serta bahan kemasan dan peralatan). Di dalam ruang

    penyimpanan produk, terdapat zona untuk meletakkan plastik segel dan label

    yang akan digunakan.

    Pengklasifikasian ruang penyimpanan ke dalam area low hygienis

    didasarkan atas tidak adanya kontak langsung antara pekerja maupun udara

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    45/166

    ruangan dengan air produk, sehingga tingkat ke-hygienis-an ruangan pun

    rendah. Walaupun tidak ada kontak langsung dengan air produk, aturan hand-

    wash dan penggunaan sepatu produksi masih tetap dilakukan, hal ini

    dimaksudkan untuk tetap dapat menjaga ke-hygienis-annya.

    Gambar 9. Ketentuan Memasuki AreaHigh danMedium Hygienis

    Area bersih adalah area dimana orang yang berada di area ini hanya

    diwajibkan untuk memakai seragam (khusus personel). Area yang termasuk ke

    dalam area bersih adalah ruang kantor dan area istirahat personel.

    Pengklasifikasian kedua ruangan ini lebih didasarkan pada ketaatan personel

    PT. AGC dalam menggunakan seragam di dalam gedung/pabrik.

    Area yang termasuk area luar adalah halaman dan lorong. Halaman

    gedung PT. AGC dibagi menjadi tiga, yaitu halaman depan, halaman samping,

    dan halaman belakang. Selain itu, terdapat lorong yang memisahkan area

    gedung PT. AGC dengan bengkel workshop. Jika bengkel tersebut sedang

    digunakan, tingkat kebisingan di sekitar pabrik menjadi sangat tinggi.

    Tidak ada aturan khusus bagi personel untuk berada di area luar. Akan

    tetapi terdapat aturan bahwa mobil dilarang masuk/parkir di dalam lorong.

    Aturan ini dahulu sering dilanggar oleh para personel PT. AGC seperti tampak

    pada Gambar 10. Setelah terjadi perpindahan ruang penyimpanan produk,

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    46/166

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    47/166

    Seiring dengan komitmen manajemen untuk mengimplementasikan

    GMP dan SSOP yang terdapat dalam SMM PT. AGC, kondisi halaman

    belakang ini sudah mulai dibenahi. Lantai yang masih berupa tanah dan selalu

    tergenang air, sudah ditutup dengan semen. Rumput dan tanaman liar di

    sekitar halaman belakang juga telah telah memiliki jadwal pembersihan rutin.

    Hal yang belum dapat ditangani adalah masalah tempat sampah di pojok

    halaman belakang. Hal ini disebabkan karena melibatkan seluruh pengguna

    gedung AP-4 yang dalam hal ini belum bersedia memindahkan lokasi

    pembuangan sampahnya ke tempat lain.

    Dalam rangka memperjelas pembagian area/ruangan dalam GMP ini,

    terdapat prosedur yang menjelaskan mengenai tata cara memasuki

    ruangan/area high hygienis, medium hygienis, low hygienis, area bersih dan

    area luar. Ruang lingkup prosedur ini meliputi personel (karyawan) dan tamu

    PT. AGC. Manajer umumbertanggung jawab atas pelaksanaan prosedur ini.

    Gedung PT. AGC memiliki 6 pintu, yaitu pintu yang menuju ruang

    kantor (area bersih), pintu yang menghubungkan area istirahat personel

    dengan ruang lain di gedung AP-4, pintu yang menuju area medium hygienis,

    pintu yang menuju ruang penyimpanan produk, pintu yang menuju ruang

    penyimpanan bahan kemasan dan peralatan, dan pintu yang menuju area high

    hygienis.

    Pintu yang menuju ruang kantor berhubungan dengan halaman depan

    gedung. Sedangkan pintu yang menuju ruang penyimpanan produk langsung

    berhubungan dengan halaman belakang gedung. Keempat pintu lainnya

    berhubungan langsung dengan lorong.

    Desain pintu yang digunakan untuk memasuki area high hygienisberbeda dengan desain pintu yang lain. Pintu yang digunakan adalah pintu

    ganda dimana pintu pertama terbuat dari kayu (berhubungan langsung dengan

    halaman gedung) dan pintu kedua terbuat dari kaca. Hal ini untuk lebih

    menjaga kehigienisan proses pengisian produk. Syarat pintu yang digunakan

    untuk ruang pengisian menurut Kepmenperindag No. 705/MPP/Kep/11/2003

    adalah pintu menutup secara otomatis. Pada kenyataannya, PT. AGC tidak

    memiliki pintu yang menutup secara otomatis.

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    48/166

    PT. AGC telah membuat rencana renovasi gedung yang akan segera

    direalisasikan begitu dana telah tersedia. Renovasi tersebut terkait dengan

    prinsip GMP dan SSOP untuk meminimalisasi terjadinya pencemaran

    terhadap produk akibat dari desain gedung yang kurang baik. Selain itu, tujuan

    dari renovasi gedung ini juga untuk mengubah aliran bahan dan orang dalam

    berproduksi agar kehigienisan dapat terjaga selama proses.

    12

    Gambar 12. Layout Gedung dan Pergerakan Galon, Air, dan Produk

    ya

    tidak

    K

    o

    nve

    y

    o

    r

    Galon kotor

    Galon bersih

    Wastafel

    1

    Air hasil pengolahan

    MesinP

    engisian

    3

    2

    1

    4

    7

    6

    2

    1

    Air baku

    O2

    Limbah air pencucian

    1

    8

    1

    1

    1

    2

    12

    13

    4

    1

    1

    1

    1

    1

    5

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    49/166

    Keterangan : ;

    1. Penyaringan pasir

    2. Penyaringan karbon

    3. Penyaringan mikro (5 m)

    4. Penyaringan mikro (3 m)

    5. Proses pembentukan ozon6. Tangki pencampuran antara

    air dengan ozon serta

    Sterilisasi Ultra Violet

    7. Penyaringan mikro (1 m)

    yang menuju proses

    Pencucian II

    8. Penyaringan mikro (1 m)

    yang menuju proses

    pengisian dan penutupan

    botol galon

    9. Penyaringan mikro (0,5m)

    yang menuju mesin

    pencucian galon II

    10. Penyaringan mikro (0,5m)

    yang menuju proses

    pengisian dan penutupan

    botol galon

    11. Pre-rinse

    12. Pencucian tahap I

    13. Pencucian tahap II

    14. Sterilisasi UV ruang

    pengisian

    15. Proses pengisian dan proses

    penutupan botol galon

    16. Coding

    17. Pemberian label

    18. Pemberian segel pada tutup

    galon

    1. Seleksi/pemeriksaan secara

    visual terhadap botol galon

    kotor

    2. Seleksi/pemeriksaan secara

    visual terhadap produk

    1. Proses menunggu (botol

    menunggu untuk diturunkan

    dari konveyor ke lantai ruang

    penyimpanan)

    1. Transportasi air baku menuju

    tangki penampungan.

    Transportasi ini

    menggunakan pompa

    2. Transportasi air baku menuju

    area pengolahan air.

    Transportasi ini

    Pergerakan galon Pergerakan air

    Pergerakan produk

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    50/166

    menggunakan pompa dan

    pipa

    3. Transportasi air minum (air

    setelah mengalami

    pengolahan) dari area

    pengolahan air menuju area

    pengisian. Transportasi ini

    menggunakan pompa dan

    pipa

    4. Transportasi air minum (air

    setelah mengalami

    pengolahan) dari area

    pengolahan air menuju area

    pencucian galon botol

    (pencucian II). Transportasi

    ini menggunakan pompa

    yang sama dengan transpotasi

    No. 3

    5. Perpindahan botol galon

    setelah diseleksi untuk

    disimpan sementara sebelum

    dilakukan proses pencucian.

    Perpindahan botol galon

    dilakukan secara manual

    6. Perpindahan botol galon daritempat penyimpanan

    sementara galon kosong

    kotor kemudian botol

    tersebut dicuci. Perpindahan

    botol galon dilakukan secara

    manual

    7. Perpindahan botol galon

    setelah dicuci menuju ruang

    pengisian melalui mulut

    konveyor. Perpindahan ini

    dilakukan secara manual

    8. Perpindahan produk dari

    ruang pengisian menuju

    ruang penyimpanan.

    Perpindahan ini dilakukan

    dengan menggunakan

    konveyor dan dibantu oleh

    personel/pekerja

    9. Perpindahan produk yang

    telah diberi plastik segel

    untuk disimpan sementara

    sebelum didistribusikan

    Pekerja

    1. Penyimpanan air baku

    2. Penyimpanan botol galon

    kotor

    3. Penyimpanan tutup galon

    4. Penyimpanan label5. Penyimpanan segel

    6. Penyimpanan produk jadi

    High Hygienis Area

    Medium Hygienis Area

    Area Bersih

    Low Hygienis Area

    Area Bersih

    High Hygine Area

    Low Hygine Area

    Medium Hygine Area

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    51/166

    Ruangan di gedung PT. AGC yang memiliki jendela terdiri atas ruang

    administrasi dan ruang penyimpanan. Jendela ini dilengkapi dengan terali besi

    untuk keamanan. Menurut Kepmenperindag No. 705/MPP/Kep/11/2003,

    penggunaan kasa pada pintu dan jendela tidak diperbolehkan karena dapat

    menyebabkan masuknya debu dan kotoran yang melayang di udara (ruang

    pengisian). Syarat tersebut sudah dipenuhi oleh PT. AGC.

    Lantai gedung PT. AGC (area bersih, area low-hygienis, area medium

    hygienis, dan area high hygienis) dibuat dari bahan keramik Penggunaan

    keramik ini didasarkan pada sifat dari keramik, yaitu mudah dibersihkan dan

    kedap air. Sedangkan untuk area luar, sebagian tanah ditutup dengan semen

    dan sebagian lagi masih berupa tanah yang ditutupi rumput atau kerikil.

    Konstruksi lantai gedung rata dan tidak memiliki kemiringan.

    Dinding gedung PT. AGC yang berbatasan langsung dengan halaman

    luar gedung terbuat dari beton yang dilapisi dengan semen dan dicat putih,

    begitu pula dengan dinding bagian dalam, ruang penyimpanan, ruang kantor,

    dan ruang istirahat personel. Beda halnya dengan area persiapan botol galon

    dan area pencucian galon yang dicat biru terang, dua sisi bagian dalam

    dinding ruang pengisian terbuat dari keramik warna putih dan dua sisi bagian

    dalam lainnya terbuat dari keramik warna putih dan kaca (tinggi keramik +

    135 cm dan tinggi kaca + 160 cm).

    Dinding ruang pengisian yang terbuat dari keramik, ditujukan agar

    dinding tersebut tidak menyerap air. Dinding pembatas antara area high

    hygienis (bagian luar ruang pengisian) dan area medium hygienis terbuat dari

    beton yang dilapisi dengan semen (dicat putih) dan kaca yang cukup tebal.

    Dinding ini terbuat dari beton yang dilapisi semen setinggi + 135 cm(berbatasan langsung dengan lantai) dan dinding kaca setinggi + 160 cm.

    Dinding pembatas antara ruang penyimpanan produk dan ruang

    penyimpanan bahan kemasan dan peralatan (low hygienis) terbuat dari triplek

    yang dicat putih. Begitu pula dengan dinding pembatas antara ruang kantor

    dan ruang istirahat personel.

    Cat dinding yang digunakan oleh PT. AGC adalah biru terang dan putih.

    Penggunaan warna cat baik biru terang maupun putih serta penggunaan

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    52/166

    keramik putih pada dinding dalam ruang pengisian didasarkan atas

    kemudahan dalam pembersihan. Dengan cat atau keramik yang berwarna

    terang dapat dengan mudah dilihat apabila terdapat kotoran yang menempel.

    Salah satu kekurangan dari konstruksi bangunan PT. AGC adalah pertemuan

    antara dinding dan lantai berbentuk siku.

    Atap dan langit-langit untuk semua area/ruangan di gedung PT. AGC

    terbuat dari asbes, kecuali ruang pengisian. Atap dan langit-langit ruang

    pengisian terbuat dari aluminium (plafon aluminium).

    Gambar 13. Atap dan Langit-Langit Ruang Pengisian

    Atap dan langit-langit bangunan pabrik merupakan bentuk asli dari

    konstruksi bangunan gedung AP-4. Posisi langit-langit miring mengikuti

    konstruksi atap. Pada bagian tengah gedung, atap dan langit-langit sangat

    tinggi (tertinggi 7 meter) sehingga sulit dijangkau alat pembersihan.

    Sedangkan ke arah tepi posisi atap dan langit-langit semakin rendah (terendah

    3 meter).

    Kondisi plafon dan talang air pada bagian luar pabrik banyak yang jebol

    karena dimakan cuaca dan waktu. Namun, baru-baru ini (bulan Desember

    2007), plafon dan talang air tersebut sudah diperbaiki sehingga tidak ada lagi

    kebocoran.

    Pencahayaan di gedung PT. AGC menggunakan lampu. Area medium

    hygienis menggunakan 12 buah lampu, masing-masing lampu tersebut

    mempunyai daya sebesar 40 watt. Di ruang pengisian terdapat lampu ultra

    violet untuk sterilisasi ruangan dan tidak menggunakan lampu biasa. Oleh

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    53/166

    karena itu, penggunaan kaca pada dinding ruang pengisian yang menjadi

    pembatas dengan area medium hygienis, merupakan media transmisi cahaya.

    Ruang kantor menggunakan 1 buah lampu dengan daya 15 watt, begitu

    pula di ruang penyimpanan. Sampai saat ini, PT. AGC masih menggunakan

    lampu biasa (bukan lampu yang anti hancur) dan lampu tersebut tidak

    dilindungi.

    PT. AGC tidak mempunyai fasilitas toilet sendiri, begitu pula

    kantin/ruang makan. Selama ini, PT. AGC menggunakan fasilitas toilet yang

    disediakan gedung AP-4 bersama dengan pengguna gedung AP-4 lainnya.

    Sementara itu, aktivitas makan siang para karyawan PT. AGC biasa dilakukan

    di lorong (terdapat 1 meja besar dan 1 kursi panjang). Untuk sementara, area

    istirahat personel menggunakan ruangan di sebelah kantor. Rencananya, area

    ini akan dijadikan area isolasi (persiapan) untuk memasuki area medium dan

    high hygienis.

    Gambar 14. Tempat Karyawan Melakukan Aktivitas Makan

    Mesin dan peralatan yang digunakan oleh PT. AGC untuk melakukan

    kegiatan produksi juga diatur dalam GMP. Mesin dan peralatan yang

    dimiliki PT. AGC sebagian besar masih sederhana dan manual. Mesin dan

    peralatan yang dimiliki meliputi tangki penampungan (reservoir), pompa,

    penyaringan pasir (sand filter), penyaringan karbon (carbon filter), catridge

    filter, ozomax, tangki pencampuran, lampu ultra violet, mesin pencucian

    botol galon, mesin pengisian,sealer, alat pengujian, dan lain-lain. Mesin dan

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    54/166

    peralatan yang digunakan oleh PT. AGC sudah memenuhi standar keamanan

    pangan.

    Gambar 15. Tangki Penampungan

    Tangki penampungan merupakan tempat penampungan air baku yang

    dialirkan dari sumber air baku. Jumlah tangki penampungan adalah 2 buah,

    masing-masing mempunyai kapasitas 5000 liter. Letak kedua tangki ini berada

    di halaman belakang.

    PT. AGC memiliki tiga buah pompa. Satu pompa digunakan untuk

    menyedot air dari sumber air baku. Pompa ini diletakkan dalam sebuah

    bangunan kecil di atas bak penampung sumber air baku untuk melindungi dari

    kerusakan akibat cuaca ataupun bahaya pencurian. Jenis pompa yang

    digunakan adalah sentrifugal pump. Pompa kedua berfungsi untuk

    mengalirkan air dari tangki penampung menuju proses filtrasi dan ozonisasi

    yang kemudian ditampung dalam tangki pencampur. Sedangkan pompa ketiga

    berfungsi mengalirkan air dari tangki pencampur menuju penyaringan

    membran 1 m.

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    55/166

    Gambar 16. Pompa Sentrifugal

    Sebagian besar mesin dan peralatan yang dimiliki PT. AGC merupakan

    mesin dan peralatan pengolahan air. Pada dasarnya, proses pengolahan air

    hanya terdiri dari dua proses, yaitu filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi.

    Proses filtrasi adalah proses melewatkan air melalui lapisan bahan

    berpori, misalnya pasir, arang aktif atau bahan penyaring lainnya. Dengan

    demikian partikel yang lebih besar dari ukuran pori akan tertahan di atas pori

    filter. Proses filtrasi pada produksi AMDK Bening terdiri dari penyaringan

    pasir, penyaringan karbon, dan mikrofiltrasi menggunakan catridge.

    Menurut Kepmenperindag RI No. 705/MPP/Kep/11/2003, fungsi

    penyaringan pasir adalah menyaring partikel-partikel yang kasar, sedangkan

    fungsi dari penyaringan dengan karbon aktif adalah untuk menyerap bau, rasa,

    warna, sisa khlor dan bahan organik. Jenis pasir yang digunakan di PT. AGC

    adalah pasir silika. Penanganan terhadap penyaring pasir dan karbon adalah

    dengan melakukan backwash dan penggantian pasir silika atau karbon.

    Di dalam AGC (2004) disebutkan bahwa proses penyaringan pada

    penyaringan pasir adalah dengan memompa air baku yang terdapat pada

    tangki reservoir dengan debit 4,5 m2 per jam melewati media penyaring (pasir

    silika). Selanjutnya, air yang telah melewati penyaringan pasir dialirkan

    menuju penyaring karbon dengan tekanan 1-4 kg/cm2.

    Menurut Barnes dan Wilson (1983) dalam AGC (2004), karbon aktif

    memiliki kapasitas penyerapan (adsorpsi) yang tinggi terhadap zat-zat organik

    dalam air yang melakukan kontak dengan permukaan karbon aktif.

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    56/166

    Selanjutnya menurut Lijklema (1988) dalam AGC (2004) menambahkan

    bahwa karbon aktif memiliki ukuran butir yang sangat kecil sehingga dapat

    menghasilkan luas permukaan yang tinggi. Hal ini dapat meningkatkan

    kemampuan penyerapan terhadap senyawa organik. Ukuran karbon aktif yang

    biasa digunakan adalah 20 - 40 Mesh. Berikut ini adalah skema proses

    penyaringan menggunakan pasir maupun karbon.

    Gambar 17. Skema Proses Filtrasi pada Penyaringan Pasir

    Gambar 18. Skema Proses Filtrasi pada Penyaringan Karbon

    Penyaringan mikro dalam pengolahan air di PT. AGC menggunakan

    proses membran (catridge). Menurut Suprihatin dan Suparno (2000),

    membran yang digunakan pada penyaringan mikro berukuran 0,1 10 m.

    Air baku setelah

    disaring

    Tabung(stainless steel)

    Media penyaring(pasir silika)

    Partikel dari air baku

    disaring

    Air baku masuk

    Pengukur tekanan

    Air baku dari

    penyaringan pasir

    Air baku menuju catridge (KadarBO, bau, dan rasa berkurang)

    Bahan organik, bau,

    dan rasa dari air baku

    diserapTabung

    (stainless steel)

    Media penyaring

    (karbon aktif)

    Pengukur tekanan

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    57/166

    Tujuan dari mikrofiltrasi (penyaringan mikro) adalah menghilangkan partikel

    dan bakteri yang berukuran sangat kecil dan masih lolos pada penyaringan

    karbon. Dengan menggunakan membran ini (paling kecil 0,5 m), diharapkan

    mikroorganisme yang berukuran > 0,5 m tertahan. Menurut Pelczaret al.

    (1986), kisaran dari ukuran bakteri, sianobakteri, khamir, kapang, protozoa,

    algae, dan virus berturut-turut sebesar 0,5 100 m, 5 15 m, 5 10 m, 2

    10 m, 2 200 m, 1 m sampai beberapa meter, dan 0,015 0,2 m.

    Penyaring mikro yang digunakan di PT. AGC memiliki pori-pori berukuran

    0,5; 1; 3; dan 5 m dengan jumlah keseluruhan 14 buah.

    Gambar 19. Membran Mikrofiltrasi

    Gambar 20. Skema Proses Filtrasi Menggunakan Catridge

    Tahapan proses setelah penyaringan adalah proses desinfeksi. Proses

    desinfeksi yang digunakan oleh PT. AGC ada dua macam, yaitu ozonisasi dan

    Tabung plastik

    transparan

    Sisa partikel dan bakteritersaring

    Catridge

    Air baku menuju

    proses desinfeksi

    Air baku setelah melalui

    penyaringan karbon

    Pipa PVC

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    58/166

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    59/166

    Adapun keuntungan-keuntungan menggunakan ozon antara lain

    kemampuan membunuh bakteri dan virus yang sangat luar biasa, dapat

    menghancurkan unsur-unsur organik seperti fenol, menghilangkan rasa dan

    bau serta warna yang tidak diinginkan, mampu memecah molekul-molekul

    organik dengan berat molekul besar hingga tingkat peracunan menjadi hilang

    (deterjen, limbah pestisida, dan fenol dapat dihancurkan hingga hilang daya

    racunnya).

    Gambar 22. Ozomax Gambar 23. Tabung Oksigen

    Gambar 24. Tangki Pencampuran

    Proses desinfeksi selanjutnya adalah sterilisasi menggunakan sinar ultra

    violet. PT. AGC memiliki empat buah lampu ultra violet yang digunakan

    dalam proses produksi. Dua buah ditempatkan di area pengolahan air dan dua

    buah lagi ditempatkan di ruang pengisian yang berfungsi sebagai alat

    sterilisasi ruangan.

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    60/166

    Air baku

    Tangki penampungan

    Penyaringan pasir

    Penyaringan karbon

    Penyaringan mikro (5 m)

    Penyaringan mikro (3 m)

    O2Listrik

    ozomax Ozon Tangki pencampuran + Sterilisasi UV

    Gambar 25. Diagram Alir Proses Pengolahan Air

    Penyaringan mikro (0,5m)CCP 2

    Pengisian

    CCP 3

    Penyaringan mikro (1m)

    Pencucian

    Penyaringan mikro (0,5m)

    Penyaringan mikro (1m)

    CCP 1

  • 7/27/2019 gmp & ssop amdk.pdf

    61/166

    Menurut Widiyanti dan Ristiati (2004), sinar ultra violet adalah energi

    gelombang elektromagnetik yang bekerja secara dominan pada panjang

    gelombang 253,7 . Sinar ultra violet menimbulkan radiasi pada mikroba,

    penetrasi sinar ultra violet pada sel bakteri, khamir, kapang dan virus

    menyebabkan terjadinya perubahan DNA. Efektivitas lampu ultra violet

    didasarkan pada lama penggunaan lampu (umur), intensitas penyinaran, lama

    penyinaran, tingkat kekeruhan air, serta tergantung pada spesifikasi lampu

    tersebut.

    Mesin pencucian galon yang digunakan PT. AGC berjumlah 1 buah.

    Pencucian botol galon dilakukan melalui dua tahapan dengan prinsip reuse.

    Prosedur pencucian botol galon akan dijelaskan di bawah. Desain mesin

    pencucian galon yang dimiliki PT. AGC kurang tepat, karena tidak adanya

    sikat yang berfungsi untuk membersihkan bagian dalam botol. Selain itu,

    prinsip reuse yang digunakan juga kurang tepat. Masalah mesin pencucin

    galon ini mendapat perhatian yang cukup serius karena berkaitan erat dengan

    kualitas produk akhir. PT. AGC sudah membuat rencana perbaikan dan

    modifikasi mesin pencuci galon yang sesuai dengan kebutuhan dan akan

    segera direalisasikan begitu dana tersedia.

    Mesin pengisian digunakan untuk mengisi air yang sudah diolah (air

    minum) ke dalam kemasan (botol galon). Mesin pengisian ini mempunyai 4

    nozzle dan dilengkapi dengan sealer. Sealer berfungsi untuk merekatkan

    plastik segel pada tutup botol galon dengan menggunakan suhu yang cukup

    tinggi. Sealerini sudah tidak dapat berfungsi lagi atau mengalami kerusakan.

    Saat ini, PT. AGC menggunakan hair dryer sebagai sealer dan pem