Globalisasi (Akbar Sena|| 8c)

37
GLOBALISASI Akbar sena

Transcript of Globalisasi (Akbar Sena|| 8c)

GLOBALISASI

Akbar sena

1. PENGERTIAN GLOBALISASIGlobalisasi berasal dari kata global yang secara hafiah berarti umum atau mendunia. Globalisasi merupakan suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dimana manusia dimotivasi oleh kesadaran hidup secara internasional, sehingga diperlukan memiliki wawasan secara global kerena dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi tempat semakin di persempit sehingga  kita tidak mengenali lagi batas batas wilayah melalui teknologi transportasi modern kapal terbang dan waktu semakin dipercepat singkat melalui Internet Telepon seluler (HP) Televisi.dan media tulis lainnya.

2. Peristiwa – peristiwa sejarah dunia yang meningkatkan proses globalisasi

Era globalisasi lahir yaitu sejak berakhirnya perang dingin antara Blok Barat (Amerika-Erofa) dan Blok Timur (Uni Soviet ) pada tahun 1980-an, dengan lahirnya era globalisasi  maka lahir pula era kesadaran  diantara negara negara di dunia untuk hidup berdampingan secara damai dalam suatu tatanan  dunia yang saling membutuhkan dan saling menghargai.

1. Ekspansi eropa dengan navigasi dan perdagangan

2. Revolusi industri yang mendorong penacian pasar industri

3. Pertumbuhan kolonalisme dan imperialisme

4. Pertumbuhan kapitalisme

5. Pada masa pasca perang dunia II meningkatkan telekomunikasi dan transportasi mesin jet

3. Saluran yang mendukung proses globalisasi dapat terus berjalan

a. Sistem komunikasi dan transportasisistem komuikasi di era globalisasi dilakukan melalui satelit sehingga mempermudah setiap orang berhubungan dengan orang lain diberbagai tempat. Sistem transportasi dilakukan melalui alat transportasi modern, cepat, dan lancar seperti pesawat terbang.

b. Perdagangan internasionalSebagai saluran proses globalisasi, perdagangan dan industry di dunia melahirkan sebuah era baru, yaitu era pasar bebas. Era pasa bebas menandai kebebasan kontak perdagangan antar Negara dengan dilandasi prinsip – prinsip saling menguntungkan dann tanpa adanya hambatan batas wilayah.

c. Pariwisata internasionalDunia pariwisata merupakan sector potensial untuk mendatangkan devisa. Dengan demikian, pariwisata telah memberikan kemudahan bagi semua orang untuk pergi kemanapun dan tanpa harus dibatasi letak geografi.

d. Migrasi internasionalMigrasi / perpindahan penduduk juga merupakan saluran proses globalisasi. Migrasi Internasional dapat terjadi kerena peperangan, bencana alam, tekanan politik perbedaan ideologi

e. Kerjasama antar Negara Setiap Negara memerlukan kerjasama dengan Negara lain untuk mencukupi kebutuhan. Kerja sama antar Negara sudah menjadi suatu kebutuhan karena antar Negara saling mencukupi kebutuhan antar Negara. Baik kerjasama bilateral maupun mulilateral

f. Media massaDapat dikatakan bahwa media massa merupakan saluran utama dalam proses globalisasi. Karena dengan media massa kita dapat mengetahui informasi dari berbagai belahan dunia.

Dampak Globalisasi

Bidang politik

Bidang

ekonomi

Bidang sosial

budaya

4. Dampak globalisasi dalam bidang ekonomi Globalisasi ekonomi didukung oleh liberalisme ekonomi

yang sering disebut kapitalisme pasar bebas

Dalam perkembangannya sistem kapitalisme ini berkembang tidak sehat, karena timbulnya persaingan tidak sehat, mengabaikan unsur etika dam moral.

Bagi negara berkembang hal tersebut jelas akan sangat merugikan, karena produk dalam negerinya tidak akan mampu bersaing dengan produk negara maju.

back

5. Dampak globalisasi dalam bidang sosial budaya

Meningkatnya individualisme

Perubahan pada pola kerja

Terjadinya pergeseran nilai kehidupan dalam masyarakat

Mempercepat perubahan pola kehidupan bangsa

back

6. Dampak globalisai dalam bidang politik

Perubahan sistem kepartaian yang dianut sehingga munculnya partai – partai baru

Kesadaran akan perlunya jaminan perlindungan hak asasi manusia

Terjadinya perubahan sistem ketatanegaraan

Pelaksanaan pemilihan umum untuk wakil – wakil rakyat yang dilaksanakan secara langsung

back

7. Dampak positif globalisasi

Mempermudah manusia dalam berinteraksi dengan seseorang

Mempercepat manusia dalam berhubungan dengan sesama

Meningkatkan efisiensi

Mengubah pola hidup manusia dari tradisional menjadi modern

Membuat manusia dapat menemukan, mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah dengan sebaik – baiknya

8. Dampak negatif globalisasi

Hilangnya nilai dari tradisi asli karena masuknya budaya luar

Terjadinya eksploitasi sumber daya alam secara besar – besaran

Bergesernya nilai – nilai sosial masyarakat

Munculnya dehumanisasi

Hilangnya tenaga kerja dibidang agraris karena banyaknya industri

9. Pentingnya globalisasi bagi Indonesia

1. Tanpa globalisasi indonesia tdk akan lebih maju

karena globalisasi membawa arus positif dan negatif arus positiflah indonesia akan maju

2. Untuk meningkatkan kerja sama dalam segala bidang dengan Negara lain

karena kerja sama antar Negara sangat penting untuk meningkankan kemajuan Negara

3. Memacu pertumbuhan Ekonomi Negara

karena globalisasi dapat meningkatkan volume perdagangan sehingga Ekonomi negara juga meningkatkan

4. menciptakan saling pengertian antara Negara

apabila Indonesia terkena bencana akan di bantu oleh Negara lain sehingga Indonesia memperkuat hubungan persahabatan antar Negara

10. Pengertian politik luar negeri

Politik luar negeri adalah strategi dan taktik yang digunakan oleh suatu negara dalam hubungannya dengan negara-negara lain. Dalam arti luas, politik luar negeri adalah pola perilaku yang digunakan oleh suatu Negara dalam hubungannya dengan negara-negara lain.

11. SEJARAH KELAHIRAN POLITIK LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA YANG BEBAS AKTIFPeristiwa internasional yang terjadi meletusnya Perang Dunia II pada tahun 1939, antara dua blok kekuatan. Kedua blok tersebut adalah negara-negara Poros dengan a negara-negara Sekutu.

Sejak saat itu muncullah dua kekuatan raksasa dunia, yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet

Politik luar negeri yang bebas dan aktif sebagaimana telah dicanangkan oleh Mohammad Hatta dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia terus mengalami perkembangan, yaitu Kabinet Natsir pada bulan September 1950 memberi keterangan di depan Parlemen, engan meninjau politik luar negeri dari segi pertentangan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.

Dalam keterangan tersebut antara lain disebutkan: Antara dua kekuasaan yang timbul, telah muncul persaingan atas dasar pertentangan ideologi dan haluan yang semakin meruncing.

Dalam keadaan yang berbahaya itu Indonesia telah memutuskan untuk melaksanakan politik luar negeri yang bebas.

12. Dasar hukum pelaksanaan politik luar negeri Republik indonesia

1. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea I “kemerdekaan ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan”

2. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea IV “dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial

Dari dua kutipan di atas, jelaslah bahwa politik luar negeri RI mempunyai dasar hukum yang sangat kuat, karena diatur di dalam Pembukaan UUD 1945.

13. POLITIK LUAR NEGERI BEBAS AKTIF PADA MASA ORDE BARU

Meletusnya pemberontakan G.30.S/PKI menimbulkan banyak korban, terutama korban jiwa. Akibatnya muncullah berbagai tuntutan yang disponsori oleh berbagai kesatuan aksi dengan tuntutannya yang terkenal “TRITURA” (Tri Tuntutan Rakyat), yaitu bubarkan PKI, turunkan harga dan reshuffle kabinet. Tuntutan pertama dapat dipenuhi pada tanggal 12 Maret 1966. Dan segera setelah itu pada bulan Juni sampai Juli 1966 Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (setelah anggota-anggotanya diperbaharui), menyelenggarakan Sidang Umum dengan menghasilkan sebanyak 24 ketetapan.

Salah satu ketetapan MPRS tersebut adalah Ketetapan No.XII/MPRS/1966 tentang Penegasan Kembali Landasan Kebijaksanaan Politik Luar Negeri RI. Di dalam ketetapan tersebut antara lain diatur hal-hal sebagai berikut :

1) Bebas-aktif, anti imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya

2) Mengabdi kepada kepentingan nasional dan Amanat Penderitaan Rakyat.

Politik Luar Negeri Bebas Aktif bertujuan mempertahankan kebebasan Indonesia terhadap imperialis dan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya dan menegakkan ke tiga segi kerangka tujuan Revolusi.

Politik Luar Negeri Bebas Aktif bertujuan mempertahankan kebebasan Indonesia terhadap imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya dan menegakkan ke tiga segi kerangka tujuan Revolusi.

14. Sifat – sifat Politik Luar Negeri Bebas Aktif

Pembukaan UUD1945 alinea ke-4 menegaskan bahwa salah satu tujuan nasional Indonesia (dari dalam) adalah melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kebebasan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Guna mewujudkan tujuan tersebut, dirumuskanlah kebijakan politik luar negri Indonesia yang disebut politik luar negri bebas dan aktif. Dalam dokumen Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri Republik Indonesia (1984-1989) yang telah ditetapkan oleh Menteri Luar Negeri RI tanggal 19 Mei 1983, dijelaskan bahwa sifat Politik Luar Negeri adalah:

1) Bebas Aktif 2) Anti kolonialisme3) Mengabdi kepada Kepentingan Nasional dan 4) Demokratis.

15. Politik Luar Negeri Bebas Aktif menurut “aW Wijaya”

Bebas berarti tidak terikat oleh suatu ideologi atau suatu politik negara asing atau bagian-bagian negara tertentu (ex. blok fasis dan sekutu) atau negara adikuasa (superpower). Aktif berarti tidak memberikan sumbangan atau bantuan realistis, namun giat mengembangkan kebebasan persahabatan dan kerja sama internasional dengan cara menghormati kedaulatan dan keutuhan negara lain.

16. Politik Luar Negeri Bebas Aktif menurut “ba urbani”

perkataan bebas dalam politik bebas aktif tersebut mengalir dari kalimat yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai berikut : supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas. Jadi menurut pengertian ini, dapat diberi definisi sebagai “berkebebasan politik untuk menentukan dan menyatakan pendapat sendiri, terhadap tiap-tiap persoalan internasional sesuai dengan nilainya masing-masing tanpa apriori memihak kepada suatu blok.

17. Politik Luar Negeri Bebas Aktif menurut “Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja”

Politik luar negri Indonesia bersifat bebas aktif, batasan bebas dan aktif adalah sebagai berikut.

1. Bebas, dalam artian bahwa Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa yang dicerminkan dalam falsafah Pancasila.

2. Aktif, berarti bahwa dalam menjalankan kebijakan luar negrinya, Indonesia tidak bersikap pasif reaktif atas kejadian-kejadian internasional, melainkan bersikap aktif.

18. Empat fungsi negara :

Fungsi Hankam, dalam hal ini adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.

Fungsi Ekonomi, yaitu memajukan kesejahteraan umum.

Fungsi Sosial dan Budaya, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Fungsi Politik, yaitu pada rumusan kalimat … ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

19. TINGKATAN-TINGKATAN PERWAKILAN DIPLOMATIK 

1.      Duta besar berkuasa penuh, yaitu perwakilan diplomatik yang mempunyai kekuasaan penuh dan biasanya ditempatkan di negara negara yang banyak menjalin hubungan timbal balik. Di tempat mana duta besar diakreditir, ia mempunyai kedudukan lebih tinggi dari duta-duta. Duta besar mewakili kepala negaranya, memberikan perlindungan terhadap kepentingan dan nama baik negaranya. Duta besar biasanya dikirim oleh negara besar yang sebaliknya juga menerima duta besar di negaranya. Duta besar dapat langsung beraudiensi dengan kepala negara, sedangkan perwakilan diplomatik lainnya, hendaklah dengan perantaraan menteri luar negeri.Menurut Wijono Projodikoro, ada tiga tugas yang harus diemban oleh Duta Besar yaitu :

Melaksanakan Perundingan ( negotiation ),

Meneropong keadaan ( observation ),

Memberi perlindungan ( protection ).

2. Duta, yaitu perwakilan diplomatik yang dalam menyelesaikan persoalan kedua negara harus berkonsultasi dahulu dengan pemerintahnya.

3. Menteri Residen, status menteri residen bukan sebagai wakil pribadi kepala negara melainkan hanya mengurus urusan negara.

4. Kuasa Usaha, adalah perwakilan diplomatik yang tidak diperbantukan kepada kepala negara, melainkan kepada menteri luar negeri . Di Bedakan menjadi 2:

  1. Kuasa usaha tetap menjabat kepala dari suatu perwakilan

  2. Kuasa usaha sementara yang melaksanakan pekerjaan dari kepala perwakilan ketika pejabat ini belum atau tidak ada di tempat

5.  Atase ini terbagi menjadi dua yaitu :

      Atase pertahanan

Atase ini dijabat oleh seorang perwira militer yang diperbantukan depertemen luar negeri dan diperbantukan di kedutaan besar serta diberikan kedudukan sebagai seorang diplomat yang bertugas memberikan nasihat di bidang militer dan pertahanan keamanan kepada duta besar berkuasa penuh.

      Atase teknisAtase ini dijabat oleh seorang pegawai negeri yang tidak berasal dari depertemen luar negeri dan ditempatkan di salah satu kedutaan besar, atase ini berkuasa penuh dalam menjalankan tugas tugas teknis sesuai dengan tugas pokok dari departemennya sendiri.

20. Fungsi Misi Diplomatik ( menurut Konvensi Wina )

1. Mewakili negara pengirim di negara penerima

2. Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di negara penerima dalam batas-batas yang diijinkan oleh Hukum Internasional

3. Mengadakan persetujuan dengan pemerintah negara penerima

4. Memberikan keterangan tentang kondisi dan perkembangan negara penerima sesuai dengan undang-undang dan melaporkan kepada pemerintah negara pengirim

5. Memelihara hubungan persahabatan antar kedua negara 

21.HAK DAN KEWENANGAN PEJABAT PERWAKILAN DIPLOMATIK

 Mengenai kekebalan dan keistimewaan diplomatik itu dibagi menjadi dua, yaitu :InviolabilityDiperuntukkan kekebalan terhadap alat-alat kekuasaan negara penerima dan kekebalan terhadap semua gangguan yang merugikan serta mendapatkan perlindungan dari aparat negara yang berkepentingan.ImmunityKekebalan dari yurisdiksi negara penerima..Kekebalan diplomatik adalah hal yang tidak dapat diganggu gugat, kekebalan diplomatik yang diberikan berdasarkan Konvensi Wina 1961 dapat dikelompokkan menjadi :a. kekebalan terhadap diri pribadib. Kekebalan yurisdiksionalc. Kekebalan dari kewajiban menjadi saksi.d. kekebalan kantor perwakilan dan rumah kediamane. kekebalan korespondensi (berkenaan dengan kerahasiaan dokumen).f. kekebalan dan keistimewaan di negara ketiga.g. penanggalan kekebalan diplomatik.h. pembebasan dari pajak dan bea cukai/bea masuk.

 Berdasarkan pada konvensi Wina 1961 itu, kekebalan itu diberikan pada : a. pejabat perwakilan diplomatik. b. Staf pribadi c. Anggota keluarga pejabat diplomatik d. Kurir diplomatik dan lainnya.

22. Inviolabilitas Gedung Kedutaan

       Pada abad ke-16 dan 17, hak kekebalan dan keistimewaan diplomatik telah diterima sebagai praktek-praktek negara di dalam pertukaran duta-duta besar antara negara-negara Eropa. Prinsip untuk memberikan kekebalan dan keistimewaan oleh negara didasarkan atas dasar timbal balik, hal ini diperlukan guna menjamin agar perwakilan diplomatik atau missi asing di suatu negara dapat menjalankan tugas missinya secara bebas dan aman. Pemberian kekebalan terhadap perwakilan diplomatik dari yurisdiksi pidana di negara penerima telah mulai dilakukan oleh banyak negara dalam abad ke-17 sebagai kebiasaan internasional. Kemudian dibuatlah undang-undang mengenai para diplomatik asing yang dibebaskan dari jurisdiksi perdata maupun pidana. Undang-undang tersebut terkenal sebagai “ 7 Anne, Cap 12.2/ 706” dan ini menjadi dasar bagi kekebalan dan keistimewaan para perwakilan diplomatik (Sumaryo Suryokusumo:1995:51).

Pada abad ke-18, aturan-aturan kebiasaan internasional mengenai kekebalan dan keistimewaan diplomatik mulai ditetapkan, diantaranya adalah mengenai gedung perwakilan diplomatik. Gedung yang dipakai oleh perwakilan diplomatik, baik gedung itu milik negara pengirim atau kepala perwakilan tidak dapat diganggu gugat oleh para penguasa negara penerima dan  dibebaskan dari perpajakan, kecuali bagi pajak-pajak dalam bentuk biaya pelayanan khusus seperti tarif air. Kemudian pada abad ke-20, mengenai hak kekebalan dan keistimewaan diplomatik mengalami perkembangan di beberapa negara, dimana kekebalan diplomatik cenderung ke arah bentuk-bentuk baru dalam komunikasi diplomatik seperti wireless transmitter dalam perwakilan diplomatik. Ada beberapa kodifikasi dari aturan-aturan dalam hukum diplomatik dua di antaranya yang paling penting adalah Havana Convention on Diplomatic Officers, yang ditandatangani dalam tahun 1982, danHarvard Research Draft Convention on Diplomatic Privileges and Immunities, yang diterbitkan dalam tahun 1932.

Pemberian hak kekebalan pada gedung perwakilan diplomatik dianggap sebagai kebiasaan internasional. Sesuai dengan aturan-aturan kebiasaan hukum internasional, gedung perwakilan diplomatik negara asing memiliki kekebalan yang kuat dari yurisdiksi negara pengirim. Pemberian hak kekebalan dan keistimewaan diplomatik didasarkan prinsip resiprositas antarnegara dan prinsip ini mutlak diperlukan dalam rangka :

Mengembangkan hubungan persahabatan antar negara, tanpa mempertimbangkan sistem ketatanegaraan dan sistem sosial-budaya mereka yang berbeda ;

Bukan untuk kepentingan perseorangan tetapi untuk menjamin terlaksananya tugas para pejabat diplomatik secara efisien terutama dalam tugas dari negara yang diwakilinya.

23.BERAKHIRNYA FUNGSI MISI DIPLOMATIK

            Pada umumnya tugas seorang wakil deplomatik akan berakhir karena sudah habis masa jabatanya yang diberikan untuk menjalankan tugas. Tugas itu dapat berakhir pula karena ditarik kembali oleh negara asal. Karena tidak disenangi lagi seorang diplomat juga dapat ditarik dari misi tugasnya.

Menurut starke berakhirnya misi diplomatik disebabkan oleh beberapa hal:

1.      Pemanggilan kembali wakil itu oleh negaranya.

2.      Permintaan negara penerima agar wakil yang bersangkutan di panggil kembali , ini dapat pula terjadi jika kedua belah negara dalam kondisi bertikai.

3.      Penyerahan paspor kepada wakil dan staf serta para keluarganya saat terjadi perang antara kedua belah negara.

4.      Selesainya tugas misi.

5.      Berakhirnya surat-surat kepercayaan yang telah diberikan oleh negara.

24. Tahap-tahap perjanjian nasional

A. Perundingan (negotiation), merupakan perjanjian tahap pertama antara pihak/negara tentang objek tertentu. Dalam melaksanakan negosiasi, suatu negara dapat diwakili oleh pejabat yang dapat menunjukkan surat kuasa penuh (full powers). Hal tersebut juga dapat dilakukan oleh kepala negara, kepala pemerintahan, menteri luar negeri, atau duta besar.

B. Penandatanganan (signature), yaitu penandatanganan hasil perundingan yang dituangkan dalam naskah perundingan yang dilakukan wakil-wakil negara peserta yang hadir. Dalam perjanjian bilateral, penandatanganan dilakukan oleh kedua wakil negara yang telah melakukan perundingan sehingga penerimaan hasil perundingan secara bulat dan penuh, mutlak sangat diperlukan oleh kedua belah pihak. Sebaliknya, dalam perjanjian multilateral penandatanganan naskah hasil perundingan dapat dilakukan jika disetujui 2/3 dan semua peserta yang hadir dalam perundingan, kecuali jika ditentukan lain. Namun demikian, perjanjian belum dapat diberlakukan oleh masing-masing negara, sebelum diratifikasi oleh masing-masing negaranya.

C. Pengesahan (ratification), di mana suatu negara mengikatkan din pada suatu perjanjian dengan syarat apabila telah clisahkan oleh badan yang berwenang di negaranya. Penandatanganan atas perjanjian hanya bersifat sementara dan masih hams dikuatkan dengan pengesahan atau penguatan yang disebut ratifikasi.

25. Contoh perjanjian internasional

a. Contoh perjanjian bilateral yang dilaksanakan Indonesia

1) Perjanjian Indonesia-Belanda mengenai penyerahaan Irian Barat yang ditandatangani di

New York pada tanggal 15 Agustus 1962.

2) Perjanjian Indonesia-Australia, mengenai garis-garis batas wilayah antara Indonesia dan

PNG, yang ditandatangani di Jakarta pada tanggal 12 Februari 1973.

3) Perjanjian Indonesia-Malaysia tentang normalisasi hubungan kedua negara yang

ditandatangani di Jakarta pada tanggal 11 Agustus 1966.

4) Perjanjian antara Indonesia-Malaysia tentang Selat Malaka dan Laut Cina Selatan,

ditandatangani pada tanggal 27 Oktober 1969.

5) Perjanjian antara Indonesia-Thailand tentang Utara Selat Malaka dan Laut Andaman,

ditandatangani pada tanggal 17 Desember 1971.

6) Perjanjian antara Indonesia-Singapura tentang garis batas laut teritorial di Selat Singapura

ditandatangani pada tanggal 25 Mei 1973.

7) Perjanjian antara Indonesia-Papua Nugini tentang saling menghormati, persahabatan dan

kerja sama RI-PNG, ditandatangani pada tahun 1987.

8) Perjanjian antara Indonesia-Cina tentang dwikewarganegaraan, ditandatangani tahun

1954.

26. asas-asas hubungan internasional (hukum internasional)

a. Asas teritorial. Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya. Menurut asas ini, negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang yang ada di wilayahnya.

b. Asas kebangsaan. Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara untuk seluruh warga negaranya, sehingga setiap warga negara di mana pun berada tetap mendapatkan perlakuan hukum dari negaranya.

c. Asas kepentingan umum. Asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini, negara dapat menyesuaikan diri dengan semua keadaan dan peristiwa yang bersangkut paut dengan kepentingan umum.

d. Asas persamaan harkat, martabat, dan derajat. Hubungan antarbangsa hendaknya didasarkan atas asas bahwa negara-negara yang berhubungan adalah negara yang berdaulat. Oleh karena itu, harus dijunjung tinggi harkat dan martabatnya oleh setiap negara yang berhubungan agar terwujud persamaan derajat, sehingga saling menghormati dan menjaga hubungan baik dan saling menguntungkan.

e. Asas keterbukaan. Dalam hubungan antarbangsa perlu dilakukan keterbukaan dari kedua belah pihak, sehingga setiap negara paham akan manfaat dari hubungan itu.

27.Komponen-komponen yang harus terdapat dalam Hubungan Internasional adalah :

International Politics (Politik Internasional)

The Study of Forchight Affair (studi tentang peristiwa internasional)

International Law (Hukum Internasional)

International Organitation of Administrattion (organisasi adminnistrasi Internasional) .

28. faktor-faktor pendorong hubungan internasional

Faktor kodrat manusia sebagai makhluk sosial yang harus mengadakan kerjasama dengan sesama.

Faktor wilayah yang saling berjauhan akan mengakibatkan timbulnya kerja sama regional dan internasional

Faktor pertumbuhan bangsa dan negara itu sendiri.

Faktor kepentingan nasional yang tidak selamanya dapat dipenuhi di dalam negeri sendiri.

Faktor tanggung jawab sebagai warga dunia untuk mewujudkan kehidupan yang aman, tertib serta damai.