global development delayed

46
Skenario C Blok 18 Tahun 2013 Tristan, anak laki-laki, usia 18 bulan, dibawa ke klinik karena belum bisa duduk dan merangkak. Tristan anak pertama dari ibu usia 27 tahun. Lahir spontan dengan bidan pada kehamilan 39 minggu. Selama hamil ibu tidak ada keluhan dan periksa kehamilan ke bidan 3 kali. Segera setelah lahir langsung menangis. Berat badan lahir 3.250 gram. Pada saat usia 6 bulan Tristan mengalami kejang yang disertai demam dan dirawat di RS selama 2 minggu. Sebelum terkena kejang dan demam itu Tristan sudah bisa tengkurap bolak balik, sudah bisa tersenyum kea rah ibunya dan perkembangan lainnya sesuai usia. Sejak keluar dari RS Tristan mulai terlihat malas bergerak dan hanya bisa tengkurap saja. Sampai saat ini belum bisa duduk dan merangkak, belum bisa makan nasi, sehingga masih diberi bubur saring dan susu. Tristan juga belum bisa makan biskuit sendiri. Tristan sudah mengoceh, tapi belum bisa memanggil mama dan papa, bila menginginkan sesuatu dia selalu menangis. Pemeriksaan Fisik: Berat badan 7,5 kg, panjang badan 75 cm, lingkaran kepala 45 cm. Tidak ada gambaran dismorfik. Anak sadar, kontak mata baik, mau melihat dan tersenyum kepada pemeriksa. Menoleh ketika dipanggil namanya dengan keras. Terdapat gerakan yang 1

description

gangguan tumbuh kembang pada anak

Transcript of global development delayed

Page 1: global development delayed

Skenario C Blok 18 Tahun 2013

Tristan, anak laki-laki, usia 18 bulan, dibawa ke klinik karena belum bisa

duduk dan merangkak. Tristan anak pertama dari ibu usia 27 tahun. Lahir spontan

dengan bidan pada kehamilan 39 minggu. Selama hamil ibu tidak ada keluhan dan

periksa kehamilan ke bidan 3 kali. Segera setelah lahir langsung menangis. Berat

badan lahir 3.250 gram. Pada saat usia 6 bulan Tristan mengalami kejang yang

disertai demam dan dirawat di RS selama 2 minggu. Sebelum terkena kejang dan

demam itu Tristan sudah bisa tengkurap bolak balik, sudah bisa tersenyum kea rah

ibunya dan perkembangan lainnya sesuai usia. Sejak keluar dari RS Tristan mulai

terlihat malas bergerak dan hanya bisa tengkurap saja. Sampai saat ini belum bisa

duduk dan merangkak, belum bisa makan nasi, sehingga masih diberi bubur

saring dan susu. Tristan juga belum bisa makan biskuit sendiri. Tristan sudah

mengoceh, tapi belum bisa memanggil mama dan papa, bila menginginkan

sesuatu dia selalu menangis.

Pemeriksaan Fisik: Berat badan 7,5 kg, panjang badan 75 cm, lingkaran

kepala 45 cm. Tidak ada gambaran dismorfik. Anak sadar, kontak mata baik, mau

melihat dan tersenyum kepada pemeriksa. Menoleh ketika dipanggil namanya

dengan keras. Terdapat gerakan yang tidak terkontrol. Pada posisi tengkurap dapat

mengangkat dan menahan kepala beberapa detik. Kekuatan kedua lengan dan

tungkai 3, lengan dan tungkai kaku dan susah untuk ditekuk, refleks tendon

meningkat. Pada waktu diangkat ke posisi vertical kedua tungkai saling

menyilang. Tidak ada kelainan anatomi pada kedua tungkai dan kaki. Hasil tes

Bera: respon suara telinga kanan dan kiri 30 dB.

1

Page 2: global development delayed

I. Klarifikasi Istilah

1. Mengoceh: Rangkaian kata-kata yang tidak memiliki makna atau

tidak jelas.

2. Kejang : Kontraksi involunter atau serangkaian kontraksi dari otot-

otot volunteer.

3. Tengkurap bolak-balik: Perubahan posisi dari merebahkan diri

dengan muka menghadap kebawah (menelungkup) menjadi posisi

menengadah keatas.

4. Bubur saring: Bentuk makanan semi padat atau lunak yang

merupakan peralihan dari makanan cair ke makanan padat atau

biasa.

5. Tes Bera: (Brain Evoke Response Audiometry) Tes respon

audiometric atau tes yang berfungsi menilai pendengaran bayi atau

anak, yang tidak kooperatif, yang tidak dapat diperiksa dengan cara

konvensional.

6. Gambaran dismorfik: Keadaan dimana terdapat bentuk morfologi

yang berbeda-beda atau kelainan pada perkembangan morfologi.

7. Perkembangan: Bertambah matangnya struktur dan fungsi tubuh

ditandai dengan bertambahnya keterampilan atau kepandaian dan

bersifat kualitatif.

8. Kontak mata: Pertemuan antara mata dari dua orang yang

menunjukkan suatu komunikasi nonverbal.

2

Page 3: global development delayed

II. Identifikasi Masalah

1. Tristan, anak laki-laki 18 bulan, dibawa ke klinik dengan

keluhan belum bisa duduk dan merangkak.

2. Riwayat Perjalanan Penyakit:

- Pada usia 6 bulan, Tristan mengalami kejang yang disertai

demam dan dirawat di RS selama 2 minggu.

3. Riwayat Perkembangan:

- Sebelum kejang dan demam (6 bulan):

Bisa tengkurap bolak-balik

Tersenyum kepada ibu

Perkembangan lainnya sesuai usia

- Setelah keluar dari RS (6 bulan):

Malas bergerak

Hanya bisa tengkurap saja

- Saat ini (18 bulan):

Belum bisa duduk dan merangkak

Belum bisa makan nasi (hanya bisa makan bubur saring

dan minum susu)

Belum bisa makan biskuit sendiri

Sudah bisa mengoceh, tapi belum bisa memanggil

mama dan papa

Menangis bila menginginkan sesuatu

4. Hasil pemeriksaan fisik:

Berat badan 7,5 kg, panjang badan 75 cm, lingkaran kepala 45

cm. Terdapat gerakan yang tidak terkontrol. Kekuatan kedua

lengan dan tungkai 3, lengan dan tungkai kaku dan susah untuk

ditekuk, refleks tendon meningkat. Pada waktu diangkat ke

posisi vertical kedua tungkai saling menyilang. Hasil tes Bera:

respon suara telinga kanan dan kiri 30 dB.

III. Analisis Masalah

3

Page 4: global development delayed

1. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan normal anak sampai

usia 18 bulan?

Jawab:

0-2 bulan

- Senyum spontan

- Menoleh ke suara ibu

- Mengenali ekspresi wajah

2-6 bulan

- ATNR dan refleks genggam menghilang

- Meraih benda

- Tengkurap dan telentang

- Duduk tanpa head-lag

6-12 bulan

- Duduk tanpa sandaran (6-7 bulan)

- Thumb-finger grasp (8-9 bulan)

- Merangkak dan berusaha berdiri (8 bulan)

- Berjalan (12 bulan)

- Erupsi gigi pertama kali (gigi seri bagian tengah rahang

bawah)

- Tantrum

- Makan sendiri

- Mencari benda yang menghilang (object permanence)

- Komunikasi nonverbal

- Menunjuk benda

- Mengucapkan “mama” atau “dada” (10 bulan)

- Mengucapkan kata yang utuh pertama kali (12 bulan)

4

Page 5: global development delayed

12-18 bulan

- Naik tangga dengan merangkak (15 bulan)

- Naik tangga dengan satu tangan dipegangi

2. Bagaimana dampak kejang dan demam terhadap pertumbuhan dan

perkembangan bayi usia 6 bulan?

Jawab:

Dampak kejang bisa mengakibatkan cacat fisik, cacat mental,

gangguan perilaku, gangguan belajar, epilepsi, bahkan meninggal.

Beberapa penyakit yang bisa timbul akibat kejang adalah cerebral

palsy atau lumpuh otak, development delay (lambat pertumbuhan)

yang meliputi motoric delay (lambat motorik atau gerak), speech

delay (lamban bicara) dan cognitive delay (lamban kognitif),

terjadi kelumpuhan, epilepsi, kelainan perilaku hingga

keterlambatan mental.

3. Apa pengaruh kejang dan demam usia 6 bulan dengan keadaan

Tristan sekarang?

Jawab: ebit

Kejang dan demam sering menyerang pada anak usia <6 bulan.

Kejang disertai demam dapat disebabkan oleh meningitis atau

encephalitis (infeksi yang bersifat intrakranial). Pada kasus ini

dicurigai terjadi meningitis.

4. Apa saja penyebab anak usia 18 bulan belum bisa duduk dan

merangkak?

Jawab:

Penyebab:

- Ketidakmatangan persarafan

- Gangguan keseimbangan

5

Page 6: global development delayed

- Keterlambatan ringan perkembangan motorik kasar

- Gangguan sensoris

- Tumor otak

- Retardasi mental

- Cerebral palsy

Faktor resiko:

- Bayi premature

- Obesitas

- BBLR (< 2500 g)

5. Bagaimana pengaruh asupan nutrisi (bubur saring dan susu) pada

Tristan?

Jawab:

Bubur saring merupakan makanan pengganti ASI yang cocok

untuk bayi usia 6-12 bulan. Kandungan karbohidrat bubur saring

yaitu 30%. Hal ini tentu saja tidak mencukupi kebutuhan

karbohidrat untuk usia anak 18 bulan yaitu sekitar 50-60% dan

menjadi faktor risiko gizi buruk pada pasien. Tetapi pada pasien

cerebral palsy, terdapat gangguan motorik, salah satunya gerakan

motorik di bagian mulut yang menyebabkan Tristan tidak bisa

memakan makanan yang lebih keras karena kemampuan

mengunyah dan menelannya yang terganggu.

6. Bagaimana pemberian asupan nutrisi yang sesuai untuk anak

sampai 18 bulan?

Jawab:

MP ASI dibuat dari makanan pokok yang disiapkan secara khusus

untuk bayi dan diberikan 2-3 kali sehari sebelum anak berusia 12

bulan, danditingkatkan 3-5 kali sehari sebelum anak berusia 24

bulan.

6

Page 7: global development delayed

Jenis MP ASI

1. Makanan Lumat adalah makanan yang dihancurkan atau

disaring tampak kurang merata dan bentuknya lebih kasar

dari makanan lumat halus, contoh : bubur susu, bubur

sumsum, pisang saring yang dikerok, pepaya saring, tomat

saring, nasi tim saring dll.

2. Makanan lunak adalah makanan yang dimasak dengan

banyak air dan tampak berair, contoh bubur nasi, bubur

ayam, nasi tim, kentang puri dll.

3. Makanan padat adalah makanan lunak yang tidak nampak

berair dan biasanya disebut makanan keluarga, contoh:

lontong, nasi tim, kentang rebus, biskuit dll.

Anjuran Makan untuk Anak

1. Usia 0 – 6 Bulan

Diberikan hanya air susu saja sesuai keinginan anak, paling sedikit 8

kali sehari pagi, siang maupun malam.

7

Page 8: global development delayed

2. Usia 6 – 9 bulan

- Teruskan pemberian ASI.

- Mulai memberikan MP ASI, seperti bubur susu, pisang, pepaya

lumat halus, air jeruk, air tomat saring, dll. secara bertahap sesuai

pertambahan umur .

- Berikan bubur tim lumat ditambah kuning telur / ayam / ikan /

tempe / tahu / daging sapi / wortel / bayam / kacang hijau / santan/

minyak.

- Setiap hari makan diberikan:

o 6 bulan : 2 x 6 sdm peres.

o 7 bulan : 2-3 x 7 sdm peres.

o 8 bulan : 3 x 8 sdm peres.

3. Usia 9 – 12 bulan

- Teruskan pemberian ASI

- MP ASI diberikan lebih padat dan kasar seperti bubur nasi, nasi

tim, nasi lembek.

- Tambahkan telur / ayam / ikan / tempe / tahu / bayam / santan /

kacang hijau / santan / minyak.

- Setiap hari pagi, siang dan malam diberikan:

o 9 bulan : 3 x 9 sdm peres.

o 10 bulan : 3 x 10 sdm peres.

o 11 bulan : 3 x 11 sdm peres.

- Berikan makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan

(buah, biskuit, kue).

4. Usia 12 – 24 bulan

- Teruskan pemberian ASI.

8

Page 9: global development delayed

- Berikan makanan keluarga secara bertahap sesuai dengan

kemampuan anak.

- Porsi makan sebanyak 1/3 orang dewasa terdiri dari nasi, lauk

pauk, sayur dan buah.

- Makanan selingan kaya gizi sebanyak 2 kali sehari diantara waktu

makan.

- Makanan harus bervariasi.

7. Apa saja yang dapat menyebabkan kejang dan demam pada bayi?

Jawab:

Faktor keturunan

Batuk pilek

Radang tenggorokan

Infeksi telinga

Trauma saat lahir

Trauma kepala

Infeksi atau radang otak

Tumor otak

Perdarahan otak

Kelainan bawaan pada otak atau susunan syaraf pusat

Gangguan metabolism dan elektrolit

Reaksi alergi

Keracunan obat atau bahan kimia

8. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan fisik?

Jawab:

Pemeriksaan Kasus Nilai normal Interpretasi

BB 7,5kg 9-15 kg Severe

undernutrition

PB 75cm 77-90 cm Stunted

9

Page 10: global development delayed

LK 45cm 45-51 cm Normal

Gambaran

dismorfik

- - Normal

Pemeriksaan

fisik

Anak sadar,

kontak mata

baik, mau

melihat dan

tersenyum

pada

pemeriksa.

Kesadaran dan

perkembangan

social normal.

Tes

pendengaran

Menoleh jika

dipanggil

namanya

dengan keras

Tidak perlu

dengan nada

keras.

Ada gangguan

pendengaran

Pemeriksaan

fisik

Terdapat

gerakan yang

tidak

terkontrol

- Tanda CP tipe

diskinetik

Pada posisi

tengkurap

dapat

mengangkat

dan menahan

kepala

beberapa

detik.

Seharusnya

dapat

menahan

kepala selama

mungkin.

Tanda CP tipe

diskinetik

Kekuatan

kedua lengan

dan tungkai

3 5 Kekuatan kedua

lengan dan

tungkai

menurun.

Lengan dan - Tanda CP tipe

10

Page 11: global development delayed

tungkai kaku

dan susah

ditekuk

spastic

quadriplegia.

Reflex tendon

meningkat

Reflex tendon

normal.

Tanda CP tipe

spastic.

Pada waktu

diangkat ke

posisi vertical

kedua tungkai

saling

menyilang

- Tanda CP tipe

spastic

Tidak ada

kelainan

anatomi pada

kedua tungkai

dan kaki.

Normal

Tes bera pada

telinga kiri dan

kanan

30 dB 0-25 dB Tuli ringan

9. Bagaimana mekanisme abnormalitas hasil pemeriksaan fisik?

Jawab:

BB dan PB abnormal

CP → ganguan orofaringeal → sulit menelan dan mengunyah →

tidak bisa makan makanan padat → diberikan makanan bubur

saring dan susu → nutrisi inadekuat.

CP → gangguan gerakan involunter → energy yang dibutuhkan

meningkat.

Nutrisi inadekuat + energy yang dibutuhkan → gizi buruk.

Gangguan bahasa dan berbicara

11

Page 12: global development delayed

CP → gangguan orofaringeal → kesulitan dalam berbicara.

Infeksi intracranial → infeksi dan lesi pada n.cranialis (n.VIII) →

gangguan pendengeran(nilai tes BERA abnormal) → kesulitan

dalam berbicara.

Gangguan motorik

CP → spasme dan hipertonus pada ekstremitas → kaku pada kedua

lengan dan tungkai, posisi kaki vertical ketika tubuh diangkat

vertical → belum bisa duduk dan merangkak.

CP → kekuatan otot menurun → belum bisa duduk dan merangkak

dan hanya bisa menahan kepala beberapa detik

10. Apa DD kasus ini?

Jawab:

- Gangguan metabolic genetic

- Miopati metabolik

- Neuropati metabolik

- Gangguan pergerakan dan gangguan perkembangan

- Lesi traumatik saraf perifer

- Malformasi vaskuler dari spinal cord

11. Apa pemeriksaan penunjang yang diperlukan pada kasus ini?

Jawab:

- Pemeriksaan laboratorium: Gula darah, darah rutin

- Pemeriksaan penunjang :

- Tes pendengaran (Bera)

- MRI untuk menunjukkan adanya kelainan struktur maupun

kelainan bawaan

12

Page 13: global development delayed

- CT scan untuk identifikasi adanya perdarahan, kelainan struktur,

maupun kelainan bawaan

12. Apa WD dan bagaimana cara penegakan diagnosis kasus ini?

Jawab:

Diagnosis kasus:

Tristan, anak laki-laki 18 bulan, mengalami Cerebral Palsy

campuran (spastik kuadriplegia + diskinetik), Global

Developmental Delayed (gangguan motorik, sosialisasi, bahasa dan

kemandirian) + gangguan pendengaran, gangguan pertumbuhan

(undernutrisi berat (BB 7,5 kg BB/U < -3), stunted (PB 75 cm

PB/U),wasted (BB/PB tepat di -3)).

Cara menegakkan diagnosis:

1. Anamnesis

a. Gangguan motorik belum bisa duduk dan

merangkak, malas bergerak dan hanya bisa tengkurap

saja.

b. Gangguan komunikasi belum bisa memanggil mama

dan papa, bila menginginkan dia selalu menangis.

c. Gangguan sosial dan kemandirian belum bisa makan

biskuit sendiri.

2. Pemeriksaan Fisik

a. BB 7,5 kg (BB/U < -3) severe undernutrition

b. PB 75 cm (PB/U < -2) stunted

c. BB/PB tepat pada -3 wasted

d. Gangguan pendengaran menoleh ketika dipanggil

namanya dengan keras dan hasil tes Bera respon suara

telinga kanan dan kiri 30 Db

e. Diskinetik (athetoid) gerakan yang tidak terkontrol

(involunter)

13

Page 14: global development delayed

f. Gangguan motorik pada posisi tengkurap dapat

mengangkat dan menahan kepala beberapa detik

g. Spastik kuadriplegia lengan dan tungkai kaku dan

susah untuk ditekuk, reflex tendon meningkat, pada

waktu diangkat ke posisi vertical kedua tungkai saling

menyilang

13. Bagaimana epidemiologi kasus ini?

Jawab:

Angka kejadian 1-5/1000 anak. Lebih banyak laki-laki. Sering

terdapat pada anak pertama. Angka kejadian lebih tinggi pada bayi

BBLR dan gemeli. Cerebral Palsy dapat terjadi selama kehamilan

(75 %), selama persalinan (5 %) atau setelah lahir (15 %) sampai

sekitar usia tiga tahun.

14. Apa etiologi dan faktor risiko kasus ini?

Jawab:

Etiologi: Belum diketahui secara pasti

Faktor resiko

a. Pranatal (Pada kasus tidak ada factor resiko pranatal)

1) Infeksi intrauterine : TORCH dan sifilis

2) Radiasi

3) Asfiksia intrauterine (abrupsio plasenta, plasenta previa,

anoksia maternal, kelainan umbilicus, perdarahan plasenta,

ibu hipertensi, dll.)

4) Toksemia gravidarum.

5) DIC karena kematian prenatal pada salah satu bayi kembar

b. Perinatal (Pada kasus tidak ada factor resiko perinatal)

1) Anoksial hipoksia

14

Page 15: global development delayed

2) Perdarahan otak/ intra cranial

3) Trauma lahir.

4) Prematuritas.

5) Postmaturitas

6) Hiperbilirubinemia

7) Bayi kembar

c. Postnatal

1) Trauma kapitis.

2) Hipoksia/anoksia

3) Infeksi SSP

15. Bagaimana patofisiologi kasus ini?

Jawab:

15

Page 16: global development delayed

Intake inadekuat

Hanya diberi bubur saring dan susuSulit dalam pemberian makanan

Kesulitan menelan

Terjadi gerakan involunter

Gangguan otot orofaringeal

Supranuclear bulbar palsy

Energi yang dibutuhkan ↑

Wasted

Stunted

Severly underweight

Gizi burukKedua tungkai menyilang ketika tubuh diangkat pada posisi vertikal

Ketika tengkurap hanya mampu menahan kepala selama beberapa detik

Lengan dan tungkai kaku juga sulit untuk ditekuk

Spasme dan hipertonus pada ekstremitas

Refleks tendon ↑

Tidak bisa makan biscuit sendiri

Gangguan pendengaran

Lesi pada nervi cranialis (n. VIII)

Terdapat lesi preventricular leukomalaciaKesulitan dalam berbicara

Terdapat lesi di ganglia basalis dan thalamus

Hipoperfusi dan hipoksia pada otak

Kejang disertai demam

Infeksi intrakranial

16. Bagaimana manifestasi klinis kasus ini?

Jawab:

Pada usia kurang dari 2 tahun :

Keterlambatan perkembangan motorik, seperti duduk atau jalan.

Terdapat paralisis spastik.

Terdapat gerakan-gerakan involunter.

16

Page 17: global development delayed

Menetapnya refleks primitif.

Tidak/keterlambatan timbulnya refleks-refleks yang lebih tinggi,

seperti refleks Landau sesudah umur 10 bulan, refleks parasut

setelah umur 1 tahun.

17. Bagaimana penatalaksanaan kasus ini?

Jawab:

1. Perbaiki gizi. Pada penderita palsi serebralis sering terdapat

kelainan pada gigi, kesulitan menelan, dan sukar untuk

menyatakan keinginan untuk makan.

2. Muscle relaxant: baclofen oral/intratekal untuk

mengobati spastisitas

3. Neuromuscular blocker agent: Botox tipe A mengurangi

spastisitas selama 3-6 bulan

Dosis: 12-20 U/kg, max : 400 U – 600 U/pertemuan

Otot kecil menerima 1-2 U/kg

Otot besar menerima 4-6 U/kg

Interval antar dosis paling sedikit 4 bulan

4. Operasi

a. Intratecal baclofen pump insertion

b. Selective dorsal rhizotomy

c. Stereotactic basal ganglia memperbaiki kekakuan,

choreoathetosis dan tremor

d. Orthopedic surgical intervention

5. Terapi

a. Orthotic devices

b. Fisik memperbaiki kemampuan motorik kasar

c. Okupasi memperbaiki kemampuan motorik halus

d. Bicara

e. Rekreasi

17

Page 18: global development delayed

Pada kasus Tristan, tidak dilakukan operasi karena belum

mengalami kontraktur.

18. Apa komplikasi kasus ini?

Jawab:

1. Kulit ulkus dekubitus dan borok

2. Ortopedi kontraktur, dislokasi panggul, skoliosis

3. GI dan nutrisi :

a. Gagal tumbuh karena sulit makan dan menelan akibat

kontrol oromotor yang buruk perlu G-tube / J-tube

untuk pemberian nutrisi

b. Obesitas

c. GER dan pneumonia aspirasai

d. Konstipasi

e. Masalah gigi: karies gigi, disgenesis enamel, maloklusi

dan hyperplasia ginggiva

4. Respirasi :

a. Pneumonia aspirasi karena disfungsi oromotor

b. Penyakit paru kronik/dysplasia bronkopulmoner

c. Bronkiolitis/asma

5. Neurologi :

a. Epilepsy sering pada spastic kuadriplegia dan

retardasi mental

b. Gangguan pendengaran pada bayi yang kernikterus,

premature, dan terpapar obat-obatan ototoksik

6. Penglihatan:

a. Abnormalitas lapang pandang karena cedera kortikal

b. Strabismus

c. Penurunan tajam penglihatan karena retinopati dan

lepasnya retina

7. Kognitif, psikologis, dan tingkah laku:

18

Page 19: global development delayed

a. Retardasi mental sering pada spastic kuadriplegia

b. ADHD

c. Gangguan belaajar

d. Pengaruh pada performa akademik dan kepercayaan diri

e. Depresi

19. Bagaimana prognosis kasus ini?

Jawab:

Ad Vitam: Dubia

Ad Fungsionam: Dubia et malam

20. Berapa KDU untuk kasus ini?

Jawab:

Tingkat kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk

Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap

penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi

penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu

menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

IV. Hipotesis

Tristan, anak laki-laki 18 bulan, mengalami cerebral palsy tipe

campuran (spastic quadriplegia+diskinetik) yang disertai severe

undernutrition (wasted dan stunted), dengan GDD (gangguan aspek

perkembangan motorik, sosialisasi/kemandirian dan bahasa) dan

gangguan pendengaran.

19

Page 20: global development delayed

V. Kerangka Konsep

20

Cerebral Palsy

Infeksi Intrakranial

- Intake ↓- Kebutuhan kalori↑

Gangguan pertumbuhan

Gangguan oromotor

Gangguan perkembangan

Sosialisasi dan kemandirian

Bicara dan bahasa

Motorik kasar

Gangguan pendengaran

GDD

Tidak bisa makan biscuit

sendiri

Belum bisa memanggil mama dan

papa

Tidak bisa duduk dan merangkak

Page 21: global development delayed

VI. Sintesis

1. TAHAP-TAHAP TUMBUH KEMBANG ANAK

Kurun waktu pertumbuhan dan perkembangan anak adalah 18 tahun 40

minggu, yaitu kurun waktu dari saat konsepsi sampai akhir masa remaja atau

adolesen. Secara garis besar dibedakan 3 aspek tumbuh kembang anak yaitu

tumbuh kembang fisis, intelektual, dan psikososial.

Pertumbuhan fisis

Pertumbuhan fisis dapat dinilai melalui ukuran berat badan, panjang atau

tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan atas. Berat badan merupakan

tanda pertumbuhan yang paling sering digunakan, karena mudah berubah dan

mudah diukur. Berat badan mencerminkan kesehatan dan keadaan gizi anak saat

itu. Berat badan sangat terpengaruh oleh keadaan sehat tidaknya seorang anak.

Pertumbuhan fisis dapat dinilai baik dengan pemeriksaan klinis maupun dengan

metode antropometri yang disebut status gizi.

Pada masa pranatal pertumbuhan janin sangat dipengaruhi oleh asupan

makanan ibu. Pertumbuhan cepat terjadi terutama pada trimester terakhir

kehamilan ibu. Berat lahir sangat penting diketahui karena penggambaran secara

sederhana pertumbuhan intra uterin. Berat lahir bayi cukup bulan berkisar antara

3000-3500 gram. Selanjutnya pada triwulan pertama penambahan berat badan

berkisar antara 1000-1250 gram/bulan, triwulan kedua 500-600 gram/bulan,

triwulan ketiga 350-450 gram/bulan, dan triwulan akhir 250-350 gam/bulan. Perlu

dilakukan pengamatan secara berkala dan teratur sehingga diperoleh kurva berat

badan yang mengikuti pertumbuhan normal sesuai usia dan jenis kelamin.

Pada masa pra sekolah kenaikan berat badan rata-rata 2 kg/tahun.

Pertumbuhan konstan mulai berakhir dan dimulai pacu tumbuh pra remaja dengan

kenaikan berat badan 3-3,5 kg/tahun. Selanjutnya diikuti dengan pacu tumbuh

adolesen. Pada anak perempuan mulai usia 8-10 ½ tahun sedangkan anak laki-laki

usia 10-12 ½ tahun Panjang badan merupakan ukuran yang sangat terpercaya

21

Page 22: global development delayed

sebagai indikator pertumbuhan. Pada pengukuran panjang badan sangat

dipengaruhi oleh jenis kelamin, suku bangsa, dan sosial ekonomi. Tinggi badan

merupakan indikator yang baik untuk gangguan pertumbuhan fisis yang sudah

lewat (stunting). Tinggi badan pengukurannya lebih sukar dilakukan, dan

pertambahannya relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan pertambahan berat

badan . Panjang badan saat lahir berkisar antara 45 cm – 55 cm, rata-rata 50 cm.

Pada usia 1 tahun panjang badan sekitar 2 kali panjang lahir. Untuk usia di atas 1

tahun dapat dipergunakan rumus sebagai berikut : usia (tahun) x 6 + 77 cm.

Lingkar kepala mencerminkan volume intrakranial, dan dapat dipakai

untuk penilaian pertumbuhan otak. Pertumbuhan lingkar kepala yang paling pesat

adalah pada 6 bulan pertama kehidupan. Oleh karena itu manfaat pengukuran

terbatas pada 6 bulan pertama sampai usia 3 tahun. Kurva L.K. Nellhaus dapat

dipergunakan sebagai acuan pengukuran lingkar kepala.

Dari penelitian-penelitian neurofisiologi penglihatan diketahui bahwa

perkembangan penglihatan sangat pesat terjadi dalam 6 bulan pertama sesudah

bayi lahir, dan masih terus berkembang sampai sempurna pada usia 8-10 tahun.

Fiksasi monokular sudah ada sejak bayi lahir dan berkembang sempurna usia 6 –

9 minggu. Pada usia 2-3 bulan bayi sudah dapat mengikuti dengan baik benda-

benda yang digerakkan di depannya.

Pendengaran merupakan salah satu panca indera manusia. Segera setelah

lahir memperlihatkan refleks moro atau refleks kejut bila mendengar bunyi

dengan intensitas tinggi. Usia 4 bulan bayi bereaksi dengan senyuman. Pada usia

4-6 bulan bayi mulai memutar kepala ke arah sumber bunyi. Usia 10-12 bulan

bayi sudah dapat melokalisir bunyi dari segala arah, verbalisasi mulai berkembang

untuk satu kata seperti ma-ma, pa-pa.

Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus

Ketrampilan motorik atau gerak pada anak dibagi dalam 2 katagori, yaitu

ketrampilan tangan dan ketrampilan kaki. Perkembangan motorik kasar adalah

ketrampilan anak untuk menggunakan otot-otot besar dari anak tersebut. Secara

22

Page 23: global development delayed

garis besar rata-rata usia pencapaian kemampuan motorik kasar pada bayi dan

anak adalah sebagai dalam tabel dibawah ini.

Pencapaian kemampuan tersebut mempunyai variasi luas, setiap anak berbeda

dalam pencapaian kemampuan tersebut. Masing-masing perkembangan

mempunyai kurun waktu pencapaian atau milestones perkembangan. (lihat Tabel

1)

Perkembangan motorik halus mencakup kemampuan gerak tangan dan jari serta

koordinasi antara penglihatan dan kemampuan gerakan tangan dan jari.

Contohnya seperti menjimpit, menggenggam atau menggambar. Kemampuan

pemecahan masalah visual-motorik halus merupakan indikator yang baru dari

intelegensi di kemudian hari. Kemampuan ini dipengaruhi oleh matangnya fungsi

motorik berupa postur dan koordinasi saraf otot yang baik, fungsi penglihatan

yang akurat, dan kecerdasan. (lihat Tabel 2)

Jenis perkembangan Umur

Tengkurap

Terlentang dari tengkurap

Duduk ditopang

Duduk tanpa ditopang

Merayap

Duduk sendiri

Merangkak

Rambatan

Berjalan

Berjalan mundur

Berlari

Berjalan naik tangga

Melompat

4 bulan

5 bulan

5 bulan

6 bulan

7 bulan

8 bulan

8 bulan

9 bulan

12 bulan

14 bulan

16 bulan

20 bulan

27 bulan

Tabel 1. Tahapan perkembangan motorik kasar

23

Page 24: global development delayed

VISUAL

- fiksasi pandangan

- mengikuti benda melalui garis tengah

- mengetahui adanya benda kecil

MOTORIK HALUS

- telapak tangan terbuka

- menyatukan kedua tangan

- memindahkan benda antara ke dua

tangan

- meraih unilateral

- pincer grasp imatur

- pincer grasp matur dengan jari

- melepaskan kubus di bawah gelas

MENGGAMBAR

- mencoret 12 bulan

- meniru membuat garis

- membuat garis spontan

- membuat garis horizontal & vertikal

- meniru membuat lingkaran

- membuat lingkaran spontan tanpa

melihat contoh

PEMECAHAN MASALAH

- memeriksa benda 7-8 bulan

- melemparkan benda 9 bulan

- membuka penutup mainan 10 bulan

- meletakkan kubus di bawah gelas 11

bulan

MELAKSANAKAN TUGAS

- memasukkan biji ke dalam botol 12

- melepaskan biji dengan meniru 14

- melepaskan biji spontan

Lahir

2 bulan

5 bulan

3 bulan

4 bulan

5 bulan

6 bulan

9 bulan

11 bulan

12 bulan

12 bulan

15 bulan

18 bulan

25-27 bulan

30 bulan

3 tahun

7-8 bulan

9 bulan

10 bulan

11 bulan

12 bulan

14 bulan

16 bulan

24

Page 25: global development delayed

MENYUSUN KUBUS (SISI KUBUS

2,5 cm)

- menyusun 2 kubus 15 bulan

- menyusun 3 kubus 16 bulan

- kereta api dengan 4 kubus 2 tahun

- kereta api dengan cerobong asap

- jembatan dari 3 kubus 3 tahun

- pintu gerbang dari 5 kubus 4 tahun

- tangga dan dinding dari beberapa

kubus tanpa melihat contoh

MAKAN

- makan biskuit yang dipegang

-minum dari gelas sendiri

/menggunakan sendok

BERPAKAIAN

- membuka baju sendiri

- memakai baju

- membuka kancing

- memasang kancing

- mengikat tali sepatu

15 bulan

16 bulan

2 tahun

2 ½ tahun

3 tahun

4 tahun

6 tahun

9 bulan

12 bulan

24 bulan

36 bulan

36 bulan

48 bulan

60 bulan

Tabel 2. Tahapan perkembangan motorik halus

Kemampuan berbahasa Usia

25

Page 26: global development delayed

Reaksi terhadap suara

Senyum sosial

Mengeluarkan suara agguu-aguu

Menggumam

Mengucapkan dadada, dada

Kata pertama yang benar

Kata kedua yang benar

Kata baru 4-6 kata

Menguasai 7 – 20 kata

Menguasai 50 kata, kalimat pertama (2 kata)

Kalimat terdiri dari 3 kata

Perbendaharaan sampai 14.000 kata, menyebut

3 kata sifat, kegunaan benda, bicara sebagian /

seluruhnya dimengerti, menyebut 4 warna,

menyebut jenis kegiatan

Pengertian akan bahasa lebih kompleks,

ucapan dan nada sudah lebih jelas dan bulat

0,5 bulan

5 minggu

2 bulan

6 bulan

8 bulan

11 bulan

12 bulan

12-15 bulan

16-17 bulan

18 –30 bulan

2 – 3 tahun

3 – 5 tahun

6 tahun

Tabel 3. Perkembangan fungsi berbahasa

26

Page 27: global development delayed

Perkembangan Psikososial, kognitif dan moral

Perkembangan psikososial adalah proses perkembangan mental emosional

seseorang dalam usahanya menyesuaikan diri dengan lingkungan dan

pengalaman-pengalamannya. Sedangkan perkembangan kognitif meliputi

pengembangan proses pikir dan kemampuan intelektual / inteligentif lainnya.

Perkembangan moral meliputi proses belajar menyesuaikan dengan norma

perilaku yang diterima lingkungan masyarakat / budaya di mana seseorang itu

hidup.

2. CEREBRAL PALSY

Definisi

27

Page 28: global development delayed

Cerebral palsy adalah terminologi yang digunakan untuk mendeskripsikan

kelompok penyakit kronik yang mengenai pusat pengendalian pergerakan dengan

manifestasi klinis yang tampak pada beberapa tahun pertama kehidupan dan

secara umum tidak akan bertambah memburuk pada usia selanjutnya. Pada

penyakit ini terjadi kerusakan pada sel-sel motorik yang sedang tumbuh atau

belum selesai tumbuh dan akan mengganggu kemampuan otak untuk mengontrol

pergerakan dan postur secara adekuat.

Etiologi

a. Pranatal :

6) Infeksi intrauterine : TORCH dan sifilis

7) Radiasi

8) Asfiksia intrauterine (abrupsio plasenta, plasenta previa, anoksia

maternal, kelainan umbilicus, perdarahan plasenta, ibu hipertensi,

dll.)

9) Toksemia gravidarum.

10) DIC karena kematian prenatal pada salah satu bayi kembar

b. Natal :

8) Anoksial hipoksia

9) Perdarahan otak/ intra cranial

10) Trauma lahir.

11) Prematuritas.

12) Postmaturitas

13) Hiperbilirubinemia

14) Bayi kembar

c. Postnatal :

4) Trauma kapitis.

5) Infeksi misalnya : meningitis bakterial, abses serebri, tromboplebitis,

ensefalomielitis yang terjadi 6 bulan pertama kehidupan

6) Racun : logam berat, CO

7) Kern icterus.

28

Page 29: global development delayed

Faktor resiko

10 kali lebih sering ditemukan pada bayi premature

Very low birth weight < 1500g

Kehamilan letak sungsang

Kehamilan kembar

Kepala kecil(mikrosefali)

Hipertensi dalam kehamilan

Kejang segera setelah lahir

Epidemiologi

Angka kejadian 1-5/1000 anak. Lebih banyak laki-laki. Sering terdapat pada anak

pertama. Angka kejadian lebih tinggi pada bayi BBLR dan gemeli.

Cerebral Palsy dapat terjadi selama kehamilan (75 %), selama persalinan (5 %)

atau setelah lahir (15 %) sampai sekitar usia tiga tahun.

Klasifikasi

Cerebral Palsy dapat diklasifikasikan berdasarkan gambaran klinis yang nampak

yaitu berdasarkan pergerakan:

Tipe Spastik (65%)

Pada tipe ini gambaran khas yang dapat ditemukan adalah paralisis spastik

atau dengan paralisis pada pergerakan volunter dan peningkatan tonus otot

(hipertoni, spastisitas, peningkatan refleks tendo dan klonus). Gangguan

pergerakan volunter disebabkan kesulitan dalam mengkoordinasi gerakan

otot. Bila anak menggapai atau mengangkat sesuatu, terjadi kontraksi otot

secara bersamaan sehingga pada pergerakan terjadi retriksi dan

membutuhkan tenaga yang banyak.

Paralisis akan mengenai sejumlah otot-otot, tetapi derajat paralisis berbeda-

beda, sehingga didapat ketidakseimbangan dalam tarikan otot dan akan

menghasilkan suatu deformitas tertentu, sehingga pada spastik Cerebral

Palsy deformitas akan berupa: fleksi, aduksi, dan internal rotasi. Gambaran

29

Page 30: global development delayed

khas spastic gait berupa kekakuan dan kejang-kejang yang mengenai

anggota gerak yang terjadi di luar kontrol karena adanya deformitas posisi

dan tampak nyata pada saat penderita berjalan ataupun berlari. Paralisis

spastik yang mengenai otot bicara menyebabkan kesulitan pengucapan kata

secara jelas. Paralisis spastik pada otot menelan menyebabkan hipersekresi

saliva yang berlebihan sehingga air liur tampak menetes.

Tergantung dari luasnya lesi pada korteks serebral dapat terjadi spastik

paralisis, yang dapat di bagi menjadi :

Monoplegia :

Mengenai salah satu anggota gerak.

Hemiplegia

Mengenai anggota gerak atas dan bawah pada salah satu sisi.

Diplegia

Mengenai anggota gerak bawah.

Quadriplegia/tetraplegia

Mengenai seluruh anggota gerak.

Pasien dengan tipe spastik biasanya mengalami kerusakan pada korteks motorik

ataupun traktus piramidalis.

Tipe Atetoid (20%)

Gambaran khas atetosis adalah gerakan involunter yang tidak terkontrol

pada otot muka dan seluruh anggota gerak. Gerakan otot atetotik

menyebabkan perputaran, gerakan menggeliat pada anggota gerak dan muka

sehingga penderita tampak menyeringai dan bila mengenai otot yang

digunakan untuk berbicara maka akan timbul kesulitan berkomunikasi untuk

menyampaikan keinginan ataupun kebutuhannya.

Tipe atetosis pada pergerakan tangan dan lengan nampak sebagai getaran

yang bersifat regular atau spasme yang tiba-tiba. Terkadang pergerakan

tidak mempunyai tujuan, ataupun ketika ingin melalukan sesuatu maka

anggota badannya akan bergerak terlalu cepat dan terlalu jauh.

Keseimbangannya juga sangat buruk sehingga ia juga akan mudah terjatuh.

30

Page 31: global development delayed

Pada tipe ini kerusakan terjadi pada sistem motorik ekstrapiramidal atau

hingga ke ganglia basalis.

Tipe Ataksia (5 %)

Gambaran khas berupa ataksia serebral karena adanya gangguan koordinasi

otot dan hilangnya keseimbangan. Cara berjalan pada anak bersifat tidak

stabil dan sering terjatuh walaupun telah menggunakan tangan untuk

mempertahankan keseimbangan. Pada lesi sereberal primer terjadi spastisitas

dan atetosis tanpa disertai gangguan intelegensi. Anak yang menderita tipe

ataksia mengalami kesulitan ketika mulai duduk atau berdiri. Lesi biasanya

mengenai serebelum, sehingga intelegensia tidak terganggu.

31

Page 32: global development delayed

Berdasarkan derajat kemampuan fungsional.

1) Ringan:

Penderita masih bisa melakukan pekerjaanlaktifitas sehari- hari sehingga sama

sekali tidak atau hanya sedikit sekali membutuhkan bantuan khusus.

2) Sedang:

Aktifitas sangat terbatas. Penderita membutuhkan bermacam-macam bantuan

khusus atau pendidikan khusus agar dapat mengurus dirinya sendiri, dapat

bergerak atau berbicara. Dengan pertolongan secara khusus, diharapkan penderita

dapat mengurus diri sendiri, berjalan atau berbicara sehingga dapat bergerak,

bergaul, hidup di tengah masyarakat dengan baik.

3) Berat:

Penderita sama sekali tidak bisa melakukan aktifitas fisik dan tidak mungkin

dapat hidup tanpa pertolongan orang lain. Pertolongan atau pendidikan khusus

yang diberikan sangat Sedikit hasilnya. Sebaiknya penderita seperti ini ditampung

dalam rumah perawatan khusus. Rumah perawatan khusus ini hanya untuk

penderita dengan retardasi mental berat, atau yang akan menimbulkan gangguan

sosial-emosional baik bagi keluarganya maupun lingkungannya.

32

Page 33: global development delayed

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Pedoman Pelatihan “DETEKSI DINI & PENATALAKSANAAN

KORBAN CHILD ABUSE and NEGLECT” Bagi Tenaga Profesional

Kesehatan,. 2004. DEPKES RI.

2. Soetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak/oleh Soetjiningsih; editor, IG.

N. Gde Ranuh. Jakarta: EGC.

3. Saharso, Darto. 2006. “Cerebral Palsy Diagnosis dan Tatalaksana”. Surabaya.

33

Page 34: global development delayed

4. Kliegman RM, Stanton BF, St. Geme III JW, Schor NF, Behrman RE. Nelson textbook of pediatrics. 19th ed. Philadelphia: Elsevier; 2011.

34