Glaukoma widya

34
Penatalaksanaan Anestesi Umum pada Penatalaksanaan Anestesi Umum pada Operasi Trabekulektomi a.i Operasi Trabekulektomi a.i Glaukoma Akut Sudut Tertutup Glaukoma Akut Sudut Tertutup Disusun oleh: Disusun oleh: 1. 1. Ndaru K. S. Ndaru K. S. K1A004023 K1A004023 2. 2. Prabaningrum W. P. Prabaningrum W. P. K1A004029 K1A004029 3. 3. Stephanie Amanda Stephanie Amanda K1A004031 K1A004031 4. 4. Wisnu Satria A.K. Wisnu Satria A.K. K1A004034 K1A004034 Pembimbing : Pembimbing : dr. Dudik dr. Dudik Haryadi, Sp. An Haryadi, Sp. An Presentasi Kasus

description

presus anestesi glaukoma coass

Transcript of Glaukoma widya

Page 1: Glaukoma widya

Penatalaksanaan Anestesi Umum padaPenatalaksanaan Anestesi Umum padaOperasi Trabekulektomi a.i Operasi Trabekulektomi a.i

Glaukoma Akut Sudut TertutupGlaukoma Akut Sudut Tertutup

Disusun oleh:Disusun oleh:1.1. Ndaru K. S.Ndaru K. S. K1A004023K1A0040232.2. Prabaningrum W. P.Prabaningrum W. P. K1A004029K1A0040293.3. Stephanie AmandaStephanie Amanda K1A004031K1A0040314.4. Wisnu Satria A.K.Wisnu Satria A.K. K1A004034K1A004034

Pembimbing :Pembimbing :dr. Dudik dr. Dudik Haryadi, Sp. AnHaryadi, Sp. An

Presentasi Kasus

Page 2: Glaukoma widya

GlaukomaGlaukomaYunani: Yunani: glaukosglaukos ( hijau kebiruan) ( hijau kebiruan) pd pupil pd pupil penderita glaukoma. penderita glaukoma. Ditandai: meningkatnya tekanan intraokuler, Ditandai: meningkatnya tekanan intraokuler, disertai pencekungan diskus optikus dan disertai pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang.pengecilan lapangan pandang.

Klasifikasi dan patofisiologi glaukoma:

Glaukoma primer sudut terbukaGlaukoma sudut tertutupGlaukoma sekunder

Page 3: Glaukoma widya

Glaukoma primer sudut terbukaGlaukoma primer sudut terbuka Degeneratif jarg. trabekular, pengendapan Degeneratif jarg. trabekular, pengendapan

bahan ekstrasel dlm jalinan & di bawah lapisan bahan ekstrasel dlm jalinan & di bawah lapisan endotel kanalis schlemn endotel kanalis schlemn resistensi aliran resistensi aliran keluar akueous humor keluar akueous humor ↑↑ drainase humor drainase humor aqueous aqueous ↓ ↓ TIO ↑ TIO ↑ kelainan diskus optikus & kelainan diskus optikus & lapangan pandang.lapangan pandang.

Penyebab obstruksi aliran keluar: ukuran pori Penyebab obstruksi aliran keluar: ukuran pori mengecil akibat penebalan lamella trabekula, mengecil akibat penebalan lamella trabekula, berkurangnya sel trabekula pembatas, & berkurangnya sel trabekula pembatas, & peningkatan bahan ekstraseluler pada jalinan peningkatan bahan ekstraseluler pada jalinan trabekula. trabekula.

Page 4: Glaukoma widya

Glaukoma primer sudut tertutupGlaukoma primer sudut tertutup Proses aposisi iris ke trabekular meshwork akibat Proses aposisi iris ke trabekular meshwork akibat

terdorongnya iris ke depan, atau iris tertarik ke depan terdorongnya iris ke depan, atau iris tertarik ke depan sehingga mempunyai hubungan dg trabekular meshwork sehingga mempunyai hubungan dg trabekular meshwork memblok aliran humor aqueous. memblok aliran humor aqueous.

Faktor fisiologis yg menyebabkan sudut kamera okuli Faktor fisiologis yg menyebabkan sudut kamera okuli anterior sempit: akomodasi, dilatasi pupil, lensa yang anterior sempit: akomodasi, dilatasi pupil, lensa yang letaknya lebih ke depan dan adanya kongesti badan letaknya lebih ke depan dan adanya kongesti badan siliar. siliar.

DDilatasi pupil ilatasi pupil & & gradien tekanan gradien tekanan iris melengkung ke iris melengkung ke depan depan menutup sudut drainasemenutup sudut drainase Aqueous tidak Aqueous tidak dapat lagi mengalir melalui jalinan trabekula dapat lagi mengalir melalui jalinan trabekula TIO TIO ↑↑..

Page 5: Glaukoma widya

Glaukoma sekunder Glaukoma sekunder Jalinan trabekular edematosa, tersumbat oleh protein-protein Jalinan trabekular edematosa, tersumbat oleh protein-protein TIO TIO ↑↑..Sumbatan Jaringan trabekula oleh:Sumbatan Jaringan trabekula oleh: darah (hifema)darah (hifema) sel radang (uveitis)sel radang (uveitis) pigmen iris (sindom dispersi pigmen)pigmen iris (sindom dispersi pigmen) deposisi bahan yang dihasilkan epitel lensa, iris, dan bahan siliar deposisi bahan yang dihasilkan epitel lensa, iris, dan bahan siliar

(glaukoma pseudoeksfoliatif), (glaukoma pseudoeksfoliatif), obat yg meningkatkan resistensi jaringan (glaucoma terinduksi steroid), obat yg meningkatkan resistensi jaringan (glaucoma terinduksi steroid), trauma tumpul mata yang merusak sudut (resesi sudut), trauma tumpul mata yang merusak sudut (resesi sudut), melanoma koroid besar, mendorong iris ke depan mendekati kornea melanoma koroid besar, mendorong iris ke depan mendekati kornea

perifer, perifer, Katarak: membengkak dan mendorong iris ke depan Katarak: membengkak dan mendorong iris ke depan menutup sudut menutup sudut

drainase, atau pd katarak stadium lanjut dapat mengalami kebocoran drainase, atau pd katarak stadium lanjut dapat mengalami kebocoran kapsul lensa anterior kapsul lensa anterior protein lensa yang mencair masuk ke COA. protein lensa yang mencair masuk ke COA.

Page 6: Glaukoma widya

Trabekulektomi Trabekulektomi

Tindakan bedah untuk membuat jalan Tindakan bedah untuk membuat jalan pintas dari mekanisme drainase normal, pintas dari mekanisme drainase normal, sehingga terbentuk akses langsung humor sehingga terbentuk akses langsung humor akueous dari kamera anterior ke jaringan akueous dari kamera anterior ke jaringan subkonjungtiva atau orbita, dapat dibuat subkonjungtiva atau orbita, dapat dibuat dengan trabekulotomi atau insersi selang dengan trabekulotomi atau insersi selang drainase. Penyulit utama: kegagalan bleb drainase. Penyulit utama: kegagalan bleb akibat fibrosis jaringan episklera. akibat fibrosis jaringan episklera.

Page 7: Glaukoma widya

Anestesi pada Mata Anestesi pada Mata Anestesi umum diindikasikan pada pasien yang tidak Anestesi umum diindikasikan pada pasien yang tidak

kooperatif, adanya kelainan selama pembedahan mikro.kooperatif, adanya kelainan selama pembedahan mikro. Anestesi inhalasi menurunkan tekanan intraokuler yang Anestesi inhalasi menurunkan tekanan intraokuler yang

proporsional sesuai dalamnya anestesi dg cara proporsional sesuai dalamnya anestesi dg cara penurunan tekanan darah mengurangi volume koroidal, penurunan tekanan darah mengurangi volume koroidal, relaksasi otot-otot ekstraokuler menurunkan tekanan relaksasi otot-otot ekstraokuler menurunkan tekanan dinding bola mata, kontriksi pupil memudahkan aliran dinding bola mata, kontriksi pupil memudahkan aliran aquos.aquos.

Anestesi intravena juga dapat menurunkan tekanan Anestesi intravena juga dapat menurunkan tekanan intraokuler. Pengecualian: KETAMIN, menaikkan intraokuler. Pengecualian: KETAMIN, menaikkan tekanan darah arteri dan tidak menyebabkan relaksasi tekanan darah arteri dan tidak menyebabkan relaksasi otot ekstraokuler.otot ekstraokuler.

Page 8: Glaukoma widya

PREMEDIKASIPREMEDIKASI

Faktor-faktor yg harus dipertimbangkan Faktor-faktor yg harus dipertimbangkan untuk premedikasi untuk premedikasi

Pasien anak diasosiasikan dg gangguan Pasien anak diasosiasikan dg gangguan kongenital (sindrom rubella, sindrom kongenital (sindrom rubella, sindrom goldenhar`s,dan sindrom down’s). goldenhar`s,dan sindrom down’s).

Pada pasien dewasa, usia tua: penyakit Pada pasien dewasa, usia tua: penyakit sistemik (hipertensi, DM, penyakit a. sistemik (hipertensi, DM, penyakit a. koronaria). koronaria).

Page 9: Glaukoma widya

INDUKSIINDUKSI

Kontrol TIO dg induksi lemah. Kontrol TIO dg induksi lemah. Batuk selama intubasi harus dihindari Batuk selama intubasi harus dihindari

dengan mengetahui tingkat tinggi dari dengan mengetahui tingkat tinggi dari anestesi dan penemuan paralisis. anestesi dan penemuan paralisis.

Laringoskopi dan intubasi endotrakeal Laringoskopi dan intubasi endotrakeal TIO TIO ↑.↑.

Obat pelumpuh otot nondepolarisasi tidak Obat pelumpuh otot nondepolarisasi tidak menaikkan tekanan intraokuler.menaikkan tekanan intraokuler.

Page 10: Glaukoma widya

MONITOR DAN MAINTENANCEMONITOR DAN MAINTENANCE

Disritmia: oculocardia refleks meningkat Disritmia: oculocardia refleks meningkat periksa elektrokardiogram secara teratur, periksa elektrokardiogram secara teratur, analisa end— tidal CO2 untuk analisa end— tidal CO2 untuk membedakan dari malignant hyperthermis.membedakan dari malignant hyperthermis.

Kekurangan stimulasi cardiovaskuler Kekurangan stimulasi cardiovaskuler menghasilkan hipotensi pada orang-orang menghasilkan hipotensi pada orang-orang yang berusia lanjut.yang berusia lanjut.

Page 11: Glaukoma widya

EKSTUBASI DAN KEDARURATANEKSTUBASI DAN KEDARURATAN Batuk dari endoktrakhea: ekstubasi pasien selama Batuk dari endoktrakhea: ekstubasi pasien selama

tingkat tinggi secara moderat dari anastesi, relaksasi tingkat tinggi secara moderat dari anastesi, relaksasi otot, respirasi spontan diadakan. otot, respirasi spontan diadakan.

Agen anastetik dapat diteruskan selama pembukaan Agen anastetik dapat diteruskan selama pembukaan jalan udara. jalan udara.

Nitrit oksida tidak diteruskan, dan lidokain intravena (1,5 Nitrit oksida tidak diteruskan, dan lidokain intravena (1,5 mg/kg)mg/kg) menekan refleks batuk secara teratur. menekan refleks batuk secara teratur.

Prosedur ekstubasi 1-2 menit setelah pemberian lidokain Prosedur ekstubasi 1-2 menit setelah pemberian lidokain dan selama respirasi spontan dari 100% oksigen. dan selama respirasi spontan dari 100% oksigen.

Prosedur skleral, enukleasi, perbaikan ruptur Prosedur skleral, enukleasi, perbaikan ruptur paling paling nyeri nyeri hipertensi intraokular, absrasi kornea atau hipertensi intraokular, absrasi kornea atau komplikasi bedah lainnya.komplikasi bedah lainnya.

Page 12: Glaukoma widya

IDENTITAS PASIENIDENTITAS PASIEN NamaNama : Ny. S: Ny. S UmurUmur : 67 tahun: 67 tahun Jenis kelaminJenis kelamin : Perempuan: Perempuan No. CMNo. CM : 092265: 092265 BBBB : 50 kilogram: 50 kilogram AgamaAgama : Islam: Islam AlamatAlamat : Surusunda Karang : Surusunda Karang

Pucung – Cilacap Pucung – Cilacap Tanggal masukTanggal masuk : 9 Desember 2009: 9 Desember 2009

Page 13: Glaukoma widya

ANAMNESAANAMNESA

Keluhan Utama: Keluhan Utama: pandangan mata kanan kaburpandangan mata kanan kabur Keluhan TambahanKeluhan Tambahan : : --RPS: RPS: Pasien datang dengan keluhan pandangan mata Pasien datang dengan keluhan pandangan mata

kanan kabur sejak 2 minggu sebelum masuk kanan kabur sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Seminggu sebelum masuk RS, rumah sakit. Seminggu sebelum masuk RS, pasien merasa pandangan mata kanan semakin pasien merasa pandangan mata kanan semakin kabur dan disertai dengan rasa sakit. Pasien tidak kabur dan disertai dengan rasa sakit. Pasien tidak mengeluh adanya pandangan berkabut, dan mengeluh adanya pandangan berkabut, dan sebelumnya pasien belum pernah sakit seperti ini. sebelumnya pasien belum pernah sakit seperti ini. Pasien tidak sedang dalam keadaan demam, Pasien tidak sedang dalam keadaan demam, batuk, maupun pilek.batuk, maupun pilek.

Page 14: Glaukoma widya

Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit DahuluDahulu

Riwayat penyakit darah tinggi disangkalRiwayat penyakit darah tinggi disangkalRiwayat penyakit jantung disangkalRiwayat penyakit jantung disangkalRiwayat penyakit kencing manis disangkalRiwayat penyakit kencing manis disangkalRiwayat penyakit asma disangkalRiwayat penyakit asma disangkalRiwayat penyakit alergi obat disangkalRiwayat penyakit alergi obat disangkalRiwayat operasi dan pembiusan disangkalRiwayat operasi dan pembiusan disangkal

Page 15: Glaukoma widya

PEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN FISIK

Status GeneralisStatus Generalis Keadaan UmumKeadaan Umum :: Baik.Baik. KesadaranKesadaran :: Compos mentis,Compos mentis,GCS GCS

E4V5M6E4V5M6 Vital SignVital Sign

Tekanan darahTekanan darah : : 130/90 mmHg 130/90 mmHg NadiNadi : : 7272 x/menit, x/menit, teratur, isi dan teratur, isi dan

tegangan cukuptegangan cukupRespirasiRespirasi :: 2222 x/menit. x/menit.SuhuSuhu : : 36,836,8 C.C.

Page 16: Glaukoma widya

Status GeneralisStatus GeneralisKepalaKepala MataMata : konjungtiva tidak anemis, tidak ada discharge: konjungtiva tidak anemis, tidak ada discharge

tidak ada katarak, pupil isokor diameter 3 mm, tidak ada katarak, pupil isokor diameter 3 mm, reflek cahaya normalreflek cahaya normal

Telinga: Telinga: tidak ada discharge tidak ada discharge HidungHidung : : paten, tidak ada deviasi septum, tidak ada paten, tidak ada deviasi septum, tidak ada

discharge discharge MulutMulut : clear, buka mulut > 2 jari, tidak ada gigi : clear, buka mulut > 2 jari, tidak ada gigi

tanggal, tanggal, tidak memakai gigi palsu, mallampati IItidak memakai gigi palsu, mallampati IILeherLeher Gerakan leher: bebasGerakan leher: bebas Tiroid: tidak ada kelainanTiroid: tidak ada kelainan

Page 17: Glaukoma widya

Pemeriksaan DadaPemeriksaan Dada

ParuParuGerak simetris, tidak ada retraksi, vokal Gerak simetris, tidak ada retraksi, vokal fremitus kanan = kiri, sonor seluruh lapang fremitus kanan = kiri, sonor seluruh lapang paru dengan suara dasar vesikuler seluruh paru dengan suara dasar vesikuler seluruh lapang paru.lapang paru.JantungJantungIchtus cordis tidak tampak dan tidak kuat Ichtus cordis tidak tampak dan tidak kuat angkat, batas jantung dalam batas normal, angkat, batas jantung dalam batas normal, S1>S2, regular, tidak ada suara tambahan. S1>S2, regular, tidak ada suara tambahan.

Page 18: Glaukoma widya

AbdomenAbdomenPerut datar, timpani seluruh lapang abdomen, Perut datar, timpani seluruh lapang abdomen, supel, hsupel, hepar/lien tidak teraba, BU (+) Normalepar/lien tidak teraba, BU (+) Normal

Columna vertebraColumna vertebra : tidak ada kelainan: tidak ada kelainanGinjalGinjal : tidak ada kelainan: tidak ada kelainan

Page 19: Glaukoma widya

PEMERIKSAAN PENUNJANG PEMERIKSAAN PENUNJANG LABORATORIUMLABORATORIUM

Darah LengkapDarah Lengkap HemoglobinHemoglobin : : 14,2 14,2 g/dl (N)g/dl (N) LekositLekosit : : 7.1407.140 /ul (N) /ul (N) Hematokrit Hematokrit : 40 % (N): 40 % (N) Eritrosit Eritrosit : 5 juta/ mm³ (N): 5 juta/ mm³ (N) Trombosit Trombosit : 318.000/ mm³ (N): 318.000/ mm³ (N) MCV MCV : 79,7 fl (N): 79,7 fl (N) MCH MCH : 28,3 pg (N): 28,3 pg (N) MCHC MCHC : 35,5 % (N): 35,5 % (N) LEDLED : 12 mm/jam (N): 12 mm/jam (N) PTPT : 15,2 detik (: 15,2 detik (meningkatmeningkat)) APTTAPTT : 37, 6 detik (N): 37, 6 detik (N)KimiaKimia GDSGDS : 95 mg/dl: 95 mg/dl

Page 20: Glaukoma widya

KESIMPULAN KONSUL ANESTESIKESIMPULAN KONSUL ANESTESI

- Status fisik ASA II- Status fisik ASA II - Acc. Operasi- Acc. Operasi

Page 21: Glaukoma widya

LAPORAN ANESTESI PASIENLAPORAN ANESTESI PASIEN

Diagnosis pra-bedahDiagnosis pra-bedah : OD Glaukoma : OD Glaukoma akut akut

Diagnosis post-bedahDiagnosis post-bedah : OD Glaukoma akut : OD Glaukoma akut sudut tertutup sudut tertutup

Jenis pembedahanJenis pembedahan : OD : OD TrabekulektomiTrabekulektomi

Jenis anestesiJenis anestesi : anestesi umum : anestesi umum (General Anestesi)(General Anestesi)

Page 22: Glaukoma widya

Cont..Cont.. Premedikasi anestesi: Diphenhydramine 10 mgPremedikasi anestesi: Diphenhydramine 10 mg RelaksasiRelaksasi : Roculax 2 mg : Roculax 2 mg InduksiInduksi : Propofol 100 mg: Propofol 100 mg MaintenanceMaintenance : Isoflurane 10 cc + N2O : Isoflurane 10 cc + N2O

100 100 L + O2 100 L L + O2 100 L Sulfas Atropin 0,25 mgSulfas Atropin 0,25 mg Prostigmin 0,5 mgProstigmin 0,5 mg

AnalgetikAnalgetik : Ketorolac 30 mg: Ketorolac 30 mg

Page 23: Glaukoma widya

Teknik anestesi: Semi – closedTeknik anestesi: Semi – closed Induksi intravena: Propofol 100 mg & Roculax 20 Induksi intravena: Propofol 100 mg & Roculax 20

mgmg Intubasi ET no.7 dg laringoskop blade lengkung Intubasi ET no.7 dg laringoskop blade lengkung Maintenance: Isofluran 10 mL+ N2O 100 mL + O2 Maintenance: Isofluran 10 mL+ N2O 100 mL + O2

100 mL 100 mL Respirasi: Ventilator dengan TV 500 cc dan RR Respirasi: Ventilator dengan TV 500 cc dan RR

16x/menit 16x/menit PosisiPosisi : Supine: Supine InfusInfus : perifer, tangan kanan, dengan cairan : perifer, tangan kanan, dengan cairan

Ringer laktat Ringer laktat

Page 24: Glaukoma widya

Status fisikStatus fisik : ASA II: ASA II Induksi mulaiInduksi mulai : 09.10 WIB: 09.10 WIB Operasi mulaiOperasi mulai : 09.20 WIB: 09.20 WIB Operasi selesaiOperasi selesai : 09.40 WIB: 09.40 WIB Berat badan pasienBerat badan pasien : 50 Kg: 50 Kg Durasi operasiDurasi operasi : 40 menit: 40 menit Pasien puasaPasien puasa : 6 jam: 6 jam

Page 25: Glaukoma widya

RESUMERESUMEDilaporkan penatalaksanaan anestesi pada pasien Dilaporkan penatalaksanaan anestesi pada pasien

glaukoma sudut tertutup pada seorang wanita berusia 67 tahun, glaukoma sudut tertutup pada seorang wanita berusia 67 tahun, dengan jenis anestesi; anestesi umum, status fisik ASA II, teknik dengan jenis anestesi; anestesi umum, status fisik ASA II, teknik anestesi semi–closed.anestesi semi–closed.

Premedikasi anestesi dengan Diphenhydramine 10 mg; Premedikasi anestesi dengan Diphenhydramine 10 mg; pelumpuh otot dengan rocuronium sebanyak 20 mg; medikasi pelumpuh otot dengan rocuronium sebanyak 20 mg; medikasi induksi dilakukan dengan Recofol 100mg secara bolus intravena, induksi dilakukan dengan Recofol 100mg secara bolus intravena, dan rumatan saat operasi dengan Isofluran 10 mL+ N20 100 mL dan rumatan saat operasi dengan Isofluran 10 mL+ N20 100 mL + O2 100 L melalui endotrakeal tube no: 7. Analgetik untuk nyeri + O2 100 L melalui endotrakeal tube no: 7. Analgetik untuk nyeri pasca operasi menggunakan injeksi intravena Ketorolac 30 mg. pasca operasi menggunakan injeksi intravena Ketorolac 30 mg. Durante operasi memonitoring tekanan darah, frekuensi nadi, Durante operasi memonitoring tekanan darah, frekuensi nadi, serta saturasi oksigen pasien.serta saturasi oksigen pasien.

Operasi berlangsung selama 20 menit, induksi operasi Operasi berlangsung selama 20 menit, induksi operasi dimulai pukul 09.10 dilanjutkan dengan pembedahannya pada dimulai pukul 09.10 dilanjutkan dengan pembedahannya pada pukul 09.20 hingga pukul 09.40 dan selesai ekstubasi pukul pukul 09.20 hingga pukul 09.40 dan selesai ekstubasi pukul 09.50. 09.50.

Page 26: Glaukoma widya

PEMBAHASANPEMBAHASAN Sebelum operasi: anamnesis, PF, pemeriksaan Sebelum operasi: anamnesis, PF, pemeriksaan

penunjang, lalu diputuskan kondisi pasien penunjang, lalu diputuskan kondisi pasien termasuk ASA II, dan ditentukan rencana termasuk ASA II, dan ditentukan rencana general anestesi dg intubasi general anestesi dg intubasi diharapkan jalan diharapkan jalan napas dapat dikendalikan dengan baiknapas dapat dikendalikan dengan baik . .

Tujuan utama anestesi umum: mata tidak Tujuan utama anestesi umum: mata tidak bergerak, mata tidak merah, tekanan intraokuler bergerak, mata tidak merah, tekanan intraokuler menurun ( untuk menghindari keluarnya isi menurun ( untuk menghindari keluarnya isi intraokuler), proses pemulihan yang baik, intraokuler), proses pemulihan yang baik, menghindari resiko PONV (Post Operative menghindari resiko PONV (Post Operative Nausea and Vomit).Nausea and Vomit).

Page 27: Glaukoma widya

Premedikasi: Bolus Diphenhydramin 1 mg. Gol. anti Premedikasi: Bolus Diphenhydramin 1 mg. Gol. anti histamin, bekerja dg memblok reseptor histamine-1, histamin, bekerja dg memblok reseptor histamine-1, sebagai anti naussea. sebagai anti naussea.

Induksi: Propofol 100 mg secara intravena. Merupakan Induksi: Propofol 100 mg secara intravena. Merupakan gol. anestesi intravena dg tingkat anestesi yg sama dg gol. anestesi intravena dg tingkat anestesi yg sama dg golongan barbiturat, namun proses pemulihan lebih golongan barbiturat, namun proses pemulihan lebih cepat. Dosis bolus untuk induksi 2-2,5 mg/kgBB.cepat. Dosis bolus untuk induksi 2-2,5 mg/kgBB.

Glaukoma dipengaruhi resistensi perifer yg meningkat. Glaukoma dipengaruhi resistensi perifer yg meningkat. Propofol digunakan karena efeknya dapat menyebabkan Propofol digunakan karena efeknya dapat menyebabkan hipotensi selama induksi anestesi, terutama akibat hipotensi selama induksi anestesi, terutama akibat adanya penurunan resistensi perifer. Dengan demikian, adanya penurunan resistensi perifer. Dengan demikian, meningkatnya tekanan intra-okular dapat diatasi.meningkatnya tekanan intra-okular dapat diatasi.

Page 28: Glaukoma widya

Sebelum intubasi: pelumpuh otot Roculax 20 mg. Sebelum intubasi: pelumpuh otot Roculax 20 mg. Pelumpuh otot non-depolarisasi (nonkompetitif, Pelumpuh otot non-depolarisasi (nonkompetitif, leptokurase) bekerja seperti asetilkolin, tetapi di celah leptokurase) bekerja seperti asetilkolin, tetapi di celah saraf otot tak dirusak oleh kolinesterase, sehingga cukup saraf otot tak dirusak oleh kolinesterase, sehingga cukup lama berada dicelah sinaptik, sehingga terjadilah lama berada dicelah sinaptik, sehingga terjadilah depolarisasi ditandai oleh fasikulasi yang disusul depolarisasi ditandai oleh fasikulasi yang disusul relaksasi otot lurik. relaksasi otot lurik.

Selanjutnya intubasi dg laringoskop blade lengkung dg Selanjutnya intubasi dg laringoskop blade lengkung dg metode chin-lift dan jaw-trust yang berfungsi untuk metode chin-lift dan jaw-trust yang berfungsi untuk meluruskan jalan nafas antara mulut dengan trakea. meluruskan jalan nafas antara mulut dengan trakea. Setelah jalan nafas dalam keadaan lurus barulah Setelah jalan nafas dalam keadaan lurus barulah dimasukkan pipa endotrakeal no.7. dimasukkan pipa endotrakeal no.7.

Page 29: Glaukoma widya

Setelah ETT terfiksasi dilaksanakan Setelah ETT terfiksasi dilaksanakan pembedahan yang diikuti dengan rumatan atau pembedahan yang diikuti dengan rumatan atau yang biasa dikenal dengan yang biasa dikenal dengan maintenancemaintenance menggunakan Isofluran 10 mL ditambah NO2 menggunakan Isofluran 10 mL ditambah NO2 100 mL dan O2 sebanyak 100 L.100 mL dan O2 sebanyak 100 L.

Kombinasi N2O dg Isofluran pada kasus ini, Kombinasi N2O dg Isofluran pada kasus ini, karena pada anestesia inhalasi N2O jarang karena pada anestesia inhalasi N2O jarang digunakan sendirian, tetapi dikombinasi dengan digunakan sendirian, tetapi dikombinasi dengan salah satu cairan anestetik lain seperti halotan salah satu cairan anestetik lain seperti halotan dan sebagainya. Isofluran dipilih untuk anestesi dan sebagainya. Isofluran dipilih untuk anestesi pada kasus ini karena efeknya terhadap depresi pada kasus ini karena efeknya terhadap depresi jantung dan curah jantung minimal. jantung dan curah jantung minimal.

Page 30: Glaukoma widya

Pada kasus ini sulfat atropin digunakan Pada kasus ini sulfat atropin digunakan untk mengatasi efek samping propofol, untk mengatasi efek samping propofol, yaitu hipotensi karena sulfat atropin yaitu hipotensi karena sulfat atropin meningkatkan frekuensi denyut ventrikel meningkatkan frekuensi denyut ventrikel agar curah jantung meningkat. agar curah jantung meningkat.

Prostigmin: gol. anti kolinesterase, Prostigmin: gol. anti kolinesterase, menghambat kerja enzim kolinesterase. menghambat kerja enzim kolinesterase. Dalam hal ini digunakan untuk mengurangi Dalam hal ini digunakan untuk mengurangi efek anti-kolinergik dari sulfat atropin.efek anti-kolinergik dari sulfat atropin.

Page 31: Glaukoma widya

Selesai pembedahan untuk meringankan rasa nyeri Selesai pembedahan untuk meringankan rasa nyeri pasca pembedahan: Ketorolac 30 mg secara intravena. pasca pembedahan: Ketorolac 30 mg secara intravena.

Setelah suntikan intravena, efek analgesi dicapai dalam Setelah suntikan intravena, efek analgesi dicapai dalam 30 menit, maksimal setelah 1-2 jam dengan lama kerja 30 menit, maksimal setelah 1-2 jam dengan lama kerja sekitar 4-6 jam. Dosis awal 10-30 mg, dan dapat diulang sekitar 4-6 jam. Dosis awal 10-30 mg, dan dapat diulang setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan.setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan.

Pasien normal: dosis sehari max 90 mg, untuk berat <50 Pasien normal: dosis sehari max 90 mg, untuk berat <50 kg, manula atau gangguan faal ginjal dibatasi max 60 kg, manula atau gangguan faal ginjal dibatasi max 60 mg. Cara kerja ketorolac: menghambat sintesis mg. Cara kerja ketorolac: menghambat sintesis prostaglandin di perifer tanpa mengganggu reseptor prostaglandin di perifer tanpa mengganggu reseptor opioid di sistem saraf pusat. Prostaglandin secara opioid di sistem saraf pusat. Prostaglandin secara langsung tidak menyebabkan nyeri, tetapi menurunkan langsung tidak menyebabkan nyeri, tetapi menurunkan respons terhadap inflamasi, sehingga mengurangi nyeri respons terhadap inflamasi, sehingga mengurangi nyeri perifer.perifer.

Page 32: Glaukoma widya

Setelah selesai anestesia dan keadaan Setelah selesai anestesia dan keadaan umum baik, penderita dipindahkan ke umum baik, penderita dipindahkan ke ruang pulih. Untuk memindahkan ruang pulih. Untuk memindahkan penderita ke ruangan biasa (bangsal) penderita ke ruangan biasa (bangsal) dihitung dulu skornya menurut Lockhart.dihitung dulu skornya menurut Lockhart.

Page 33: Glaukoma widya

kESIMPULANkESIMPULAN Glaukoma: meningkatnya tekanan intraokuler, pencekungan Glaukoma: meningkatnya tekanan intraokuler, pencekungan

diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang.diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang. Glaukoma Glaukoma primer primer sudut tertutupsudut tertutup: : karena karena pupilary blockpupilary block, yaitu , yaitu

aliran humor aqueous dari kamera okuli posterior ke kamera okuli aliran humor aqueous dari kamera okuli posterior ke kamera okuli anterior terhambat anterior terhambat karenakarena iris bagian perifer menghalangi iris bagian perifer menghalangi jaringan trabekular meshwork sehingga memblok aliran humor jaringan trabekular meshwork sehingga memblok aliran humor aqueousaqueous

Tujuan utama anestesi umum untuk pasien operasi mata adalah Tujuan utama anestesi umum untuk pasien operasi mata adalah mata tidak bergerak, mata tidak merah, tekanan intraokuler mata tidak bergerak, mata tidak merah, tekanan intraokuler menurun ( untuk menghindari keluarnya isi intraokuler), proses menurun ( untuk menghindari keluarnya isi intraokuler), proses pemulihan yang baik, menghindari resiko PONV (Post Operative pemulihan yang baik, menghindari resiko PONV (Post Operative Nausea and Vomit). Nausea and Vomit).

Anestesi umum dengan teknik intubasi dipilih karena operasi Anestesi umum dengan teknik intubasi dipilih karena operasi tersebut dilakukan di region kapitis dan termasuk operasi mayor tersebut dilakukan di region kapitis dan termasuk operasi mayor darurat sehingga dengan teknik ini diharapkan jalan nafas dapat darurat sehingga dengan teknik ini diharapkan jalan nafas dapat dikendalikan dengan baik. dikendalikan dengan baik.

Page 34: Glaukoma widya