Glandula Thytoid

22
PENDAHULUAN Glandula thyroidea merupakan kelenjar endokrin, yang terdapat pada leher terletak setinggi V. C. 5 s/d 7. Secara embrional berasal dari ductus thyroglossus dari dasar nasopharinx. Organ ini berwarna kuning kemerahan, terletak disebelah lateral larynx dan disebelah lateral dan ventral ujung cranial trachea. Dari ventral tertutup oleh m. sternothyroideus, m. omohyoideus, m. sternohyoideus, m. sternomastoideus. Kelenjar ini dari depan berbentuk huruf H atau U. 1,2 Glandula thyroidea terdiri atas lobus dexter dan sinister yang dihubungkan oleh isthmus glandula thyroidea. Kelenjar ini merupakan organ vascular yang dibungkus oleh selubung yang berasal dari lamina pretrachealis fasciae profundae. Selubung ini melekatkan glandula pada larynx dan trachea. 1 Setiap lobus berbentuk seperti buah alpukat, dengan apexnya menghadap ke atas sampai linea oblique cartilago thyroidea, basisnya terletak di bawah setinggi cincin trachea keempat atau kelima, dan tida dataran yaitu facies lateralis, facies medialis, facies posterior. Apex menunjuk ke cranio lateral sedangkan basis ke caudo medial. Pada facies lateralis tertutup oleh otot – otot infrahyoideus. Facies medialisnya berhubungan dengan a. carotis comunis, a. thyroidea inferior dan v. jugularis interna. 2 Isthmus meluas melintasi garis tengah di depan cincin trachea 2, 3, dan 4. Sering terdapat lobus 1

description

anatomi

Transcript of Glandula Thytoid

Page 1: Glandula Thytoid

PENDAHULUAN

Glandula thyroidea merupakan kelenjar endokrin, yang terdapat pada

leher terletak setinggi V. C. 5 s/d 7. Secara embrional berasal dari ductus

thyroglossus dari dasar nasopharinx. Organ ini berwarna kuning kemerahan,

terletak disebelah lateral larynx dan disebelah lateral dan ventral ujung cranial

trachea. Dari ventral tertutup oleh m. sternothyroideus, m. omohyoideus, m.

sternohyoideus, m. sternomastoideus. Kelenjar ini dari depan berbentuk huruf

H atau U.1,2

Glandula thyroidea terdiri atas lobus dexter dan sinister yang

dihubungkan oleh isthmus glandula thyroidea. Kelenjar ini merupakan organ

vascular yang dibungkus oleh selubung yang berasal dari lamina

pretrachealis fasciae profundae. Selubung ini melekatkan glandula pada

larynx dan trachea.1

Setiap lobus berbentuk seperti buah alpukat, dengan apexnya

menghadap ke atas sampai linea oblique cartilago thyroidea, basisnya

terletak di bawah setinggi cincin trachea keempat atau kelima, dan tida

dataran yaitu facies lateralis, facies medialis, facies posterior. Apex menunjuk

ke cranio lateral sedangkan basis ke caudo medial. Pada facies lateralis

tertutup oleh otot – otot infrahyoideus. Facies medialisnya berhubungan

dengan a. carotis comunis, a. thyroidea inferior dan v. jugularis interna.2

Isthmus meluas melintasi garis tengah di depan cincin trachea 2, 3,

dan 4. Sering terdapat lobus pyramidalis, yang menonjol ke atas dari isthmus,

biasanya ke sebelah kiri garis tengah. Sebuah pita fibrosa atau muskular

sering menghubungkan lobus pyramidalis dengan os hyoideum. Bila pita ini

muscular, disebut m. Levator glandulae thyroidea.1,3

Glandula parathyroidea merupakan organ endokrin yang sangat

penting. Organ ini berbentuk lonjong dengan ukuran diameternya yang paling

panjang 6 mm. Biasanya terdapat empat buah dan berhubungan erat dengan

pinggir posterior glandula thyroidea, terletak di dalam bungkus fascianya.1

Pada setiap sisi glandula thyroidea masing – masing ada 2 glandula

parathyroidea yaitu superior dan inferior yang terletak pada facies posterior

pertengahan disebelah medial masing – masing lobus adalah bebas.

Glandula parathyroidea terletak diantara capsula interna dan capsula externa.

Glandula parathyroidea superoir biasanya terletak disebelah dorsal n.

1

Page 2: Glandula Thytoid

Laryngeus recurrent, sedangkan yang inferior biasanya terletak disebelah

ventral saraf tersebut.2,3

2

Page 3: Glandula Thytoid

ISI

II.1 Anatomi Kelenjar Thyroid Dan Parathyroid

Glandula Thyroidea mulai terlihat terbentuk pada janin berukuran 3,4-4

cm, yaitu pada akhir bulan pertama kehamilan. Dalam awal kehidupan

embrional, tiroid berkembang dari invaginasi tubuler endoderm. Selanjutnya,

glandula thyroid turun ke depan “pharyngeal gut” sebagai divertikulum yang

berbagi dua. Pada perkembangan selanjutnya, kelenjar ini bergerak turun

didepan os hyoideus dan tulang rawan larynk. Ia mencapai kedudukan

tepatnya didepan trachea pada minggu ketujuh. Pada saat itu, glandula

thyroid sudah terdiri atas sebuah isthmus kecil di tengah dan dan dua lobus di

lateral Glandula thyroid mulai berfungsi kurang lebih pada akhir bulan ketiga

pada saat folikel-folikel pertama yang mengandung koloid mulai tampak .4

Jaringan tiroid terdiri atas folikel-folikel (asinus-asinus). Setiap folikel

sferis dikelilingi oleh sel epitel kuboid selapis dengan lumen di isi oleh bahan

proteinaseosa berwarna merah muda yang disebut kiloid, yaitu substantia

mirip gelatin. Unsur utama dari koloid ini glikoprotein tiroglobulin besar, yang

mengandung hormon tiroid di dalam molekul-molekulnya. Saat kelenjar tidak

aktif, koloid berjumlah banyak, folikel berukuran besar dan sel-sel yang

membatasinya tipis. Bila kelenjar aktif, folikel menjadi kecil, sel-selnya kuboid

atau kolumnar, dan tepi folikel mengalami lekukan-lekukan membentuk

banyak “lacuna reabsorpsi” kecil.5

Epitel tiroid selalu duduk diatas lamina basalis yang memisahkan

mereka dari kapiler-kapiler di sekitarnya. Ultra struktur epitel folikel

memperlihatkan semua ciri sel yang pada saat yang sama membuat,

mengsekresikan, menyerap, dan mencerna protein. Bagian basal sel-sel ini

penuh dengan retikulum endoplasma kasar. Inti umumnya bulat dan terletak

dipusat sel. Kutub apical memiliki kompleks Golgi jelas dan granula sekresi

kecil dengan ciri morfologis dari koloid folikel. Di daerah ini terdapat banyak

lisosom, bergaris tengah 0,5-0,6 m, dan beberapa fagosom besar. Membran

sel kutub apical memiliki mikrovili yang menonjol kedalam koloid, dan didalam

mikrovili terdapat kanalikulus. Mitokondria, sisterna lebar dari retikulum

endoplasma kasar, dan ribosom tersebar di seluruh sitoplasma.6

3

Page 4: Glandula Thytoid

Gambar 1. Sel Epitel Thyroid

Glandula Thyroidea berasal dari lekukan faring antara branchial pouch

pertama dan kedua. Dari bagian tersebut timbul divertikulum, yang kemudian

membesar, tumbuh ke arah bawah mengalami decencus dan akhirnya

melepaskan diri dari faring. Sebelum lepas, berbentuk sebagai duktus

tiroglosus, yang berawal dari foramen sekum di basis lidah. Pada umumnya

duktus ini akan menghilang setelah dewasa, tetapi pada beberapa keadaan

masih menetap, atau terjadi kelenjar disepanjang jalan ini, yaitu antara letak

kelenjar yang seharusnya dengan basis lidah.7,8

Dengan demikian sebagai kegagalan desensus atau menutupnya

duktus akan ada kemungkinan terbentuk glandula thyroidea yang

abnormal , persistensi duktus tiroglosus, tiroid lingual, tiroid servikal,

sedangkan desensus yang terlalu jauh akan memberikan tiroid substernal.

Branchial pouch keempat pun ikut membentuk bagian kelenjar tiroid dan

merupakan asal sel-sel parafolikuler atau sel C yang memproduksi

kalsitonin.6

Glandula Thyroidea terletak di bagian bawah leher, glandula

Thyroidea terdiri atas 9:

- Lobus dexter dan lobus sinister

- Isthmus, yang menghubungkan kedua lobi satu dengan yang lain

- Lobus Pyramidalis, ini tidak selalu ada

4

Page 5: Glandula Thytoid

Lobi glandulae thyreoidea terdapat disebelah lateral dari trakea, ke

kaudal sampai cartilage trachealis, lateral dari cartilage cricoidea, lateral dari

lamina cartilaginis thyreoidea ke cranial sampai linea oblique.7,8

Ia Juga terdapat disebelah lateral dari sulcus antara trachea dan

esophagus, lateral dari esophagus dan bagian kaudal dari pharynx. Dorsalnya

berjalan a. carotis communis. Isthnusnya terdapat disebelah ventral dari

trachea pada cartilage trachealis I – V.9

Glandula thyreoidea ditutupi dari sebelah lateral dan ventral oleh 7:

- m. sternothyreoideus

- m. sternohyideus

- m. omohyoideus

Glandula ini dibungkus oleh kapusa interna, diluar capsula ada lagi kapsula

eksterna yang melekat pada arcus cartilaginis cricoideus. Pada usia dewasa

berat Glandula thyreoidea ini kira-kira 20 gram. Kapsul fibrosa

menggantungkan kelenjar ini pada fasia pretrakea sehingga pada setiap

gerakan menelan selalu diikuti dengan gerakan terangkatnya kelenjar kearah

kranial. Sifat inilah yang digunakan di klinik untuk menentukan apakah suatu

bentukan di leher berhubungan dengan kelenjar tiroid atau tidak. Pengaliran

darah ke kelenjar berasal dari a. Tiroidea superior dan a. Tiroidea inferior.

Ternyata setiap folikel tiroid diselubungi oleh jala-jala kapiler, dan jala-jala

limfatik, sedangkan sistem venanya berasal dari pleksus perifolikular.

Pembuluh getah bening kelenjar tiroid berhubungan secara bebas dengan

pleksus trakealis. Selanjutnya dari pleksus ini kearah nodus prefaring yang

tepat berada diatas ismus serta ke kelenjar getah bening pretrakealis,

sebagian lagi bermuara di kelenjar getah bening brakiosefalikus. Hubungan

getah bening ini penting untuk menduga penyebaran keganasan yang berasal

dari tiroid 7.

5

Page 6: Glandula Thytoid

Gambar 2. Glandula Thyroid

Pengaliran darah ke kelenjar berasal dari a. carotis externa dan a.

subclavia, sedangkan sistem venanya berasal dari pleksus perifolikular. Dari

a. carotis externa akan memberikan percabangan menjadi a. thyroidea

superior, sedangkan a. subclavia akan memberikan percabangan menjadi a.

thyroidea inferior. Pada kelenjar thyroid juga di aliri oleh pembuluh limfe. Pada

keadaan hyprtiroidsme, aliran darah ke kelenjar thyroid dapat meningkat

berlipat ganda. Pembuluh getah bening kelenjar tiroid berhubungan secara

bebas dengan pleksus trakealis. Selanjutnya dari pleksus ini kearah nodus

prefaring yang tepat berada diatas ismus serta ke kelenjar getah bening

pretrakealis, sebagian lagi bermuara di kelenjar getah bening brakiosefalikus.

Hubungan getah bening ini penting untuk menduga penyebaran keganasan

yang berasal dari tiroid 7.

Dua macam syaraf otonom yang menginervasi kelenjar thyroid yaitu

syaraf simpatis yang berasal dari ganglia cervicale dan syaraf parasimpatis

6

Page 7: Glandula Thytoid

yang berasal dari syaraf vagus. Serbut-serabut syaraf ini sampai ke kelenjar

thyroid melalui syaraf laryngeus dan sampai pada pembuluh darah. Syaraf ini

mengatur pembuluh darah dalam kapasitasnya sebagai vasomotor. Syaraf-

syaraf ini mengatur kelancaran aliran darah baik dalam pembuluh darah

(arteri) maupun yang berada dalam pembuluh darah balik (vena). Secara

tidak langsung syaraf ini akan memberikan efek terhadap pengambilan iodium

oleh kelenjar thyroid 7.

Glandula parathyroidea merupakan organ endokrin yang sangat

penting. Organ ini berbentuk lonjong dengan ukuran diameternya yang paling

panjang 6 mm. Biasanya terdapat empat buah dan berhubungan erat dengan

pinggir posterior glandula thyroidea, terletak di dalam bungkus fascianya.1

Kedua glandula parathyroidea superior mempunyai posisi lebih

konstan dan terletak setinggi pertengahan pinggir posterior glandula

thyroidea.2,3

Kedua glandula parathyroidea inferior biasanya terletak dekat kutub

inferior glandula thyroidea. Keduanya mungkin terletak di dalam selubung

fascia, tertanam di dalam jaringan thyroidea, atau di luar selubung fascia.

Kadang – kadang glandula ini terdapat distal dari glandula thyroidea,

berhubungan dengan v. Thyroidea, atau dapat juga terletak di dalam

mediastinum superior. Suplai darah ke glandula parathyroidea berasal dari a.

thyroidea superior dan inferior.2

II.2 Biosintesis Hormon Tiroid

Bahan utama bagi pembentukan hormon thyroid adalah iodine. Ini

terdapat banyak dalam bahan yang berasal dari laut (ikan laut, ganggang,

dan sebagainya), atau terdapat dalam alam masuk tubuh lewat minuman

serta makanan. Nasib unsur Iodine tersebut yang sudah berada dalam

saluran makanan adalah sebagai berikut Unsur Iodine diserap usus, masuk

sirkulasi dan ditangkap oleh bermacam-macam kelenjar, antara lain : choroid,

ciliary body, kelenjar susu, plasenta, kelenjar air ludah, mukosa lambung

serta intestinum tenue dan paling banyak oleh kelenjar gondok. Hanya yang

terakhir akan disinggung, sebab yang lain tidak mempunyai arti fisiologik

maupun klinik. Prosesnya meliputi tujuh langkah 10:

7

Page 8: Glandula Thytoid

1. Penangkapan iodide ("iodide trapping ) oleh folikel, yang merupakan

proses aktif.

2. Organifikasi, dalam mana terjadi oksidasi iodine menempati valensi

lebih tinggi yang diteruskan dengan iodinasi oleh unsur ini terhadap

residu tirosil molekul thyroglobulin, untuk membentuk MIT

(monoiodotyrosin) dan DIT (diiodotyrosin).

3. Proses coupling, terjadi pembauran MIT dan DIT membentuk T3

(triodotyronin) dan dua DIT membentuk T4 (thyro)dn). Keduanya masih

dalam molekul thyroglobulin (TG).

4. Penyimpanan TG yang mengandung MIT, DIT, T3 dan T4 ke dalam

kolloid.

5. Proteolisis. Pelepasan ikatan TG dengan hormon di atas. Pelepasan ini

dipengaruhi protease enzim. Efek TSH terutama ialah memindah TG--

hormon tadi dari kolloid ke sel folikel, dan baru disini dicerna oleh

enzim proteolisis.

6. Deiodinasi. Sebetulnya merupakan usaha meningkatkan efektivitas

dan efisiensi unsur Iodine. Dari empat iodotyrosin dan iodotyronin tadi

hanya iodotyronin (T3, T4) yang secara biologik dan fisiologik aktif.

Oleh karenanya MIT dan DIT dipecah lagi menjadi unsur Iodine dan

gugusan tyrosil, yang kemudian kembali lagi dalam siklus

hormonogenesis.

7. Pelepasan hormon : baik T4 maupun T3 dikeluarkan dari kelenjar,

tetapi sebagian besar adalah T4.

Hormon yang berada dalam sirkulasi diangkut oleh protein, yaitu : TBG

(thyroid binding globulin), TBPA (binding prealbumin) dan albumin. Di

samping yang bound ada juga yang free ,FT4 maupun FT3, yang merupakan

hormon aktif dan efektif, lagipula inilah yang efektif dalam mekanisma umpan

balik dengan hipofise maupun hipotalamus. Kira-kira 0,04% thyroxin dan

0,4% triiodothyronin dalam keadaan bebas 10.

Sebagian besar T4 (80%) dimetabolisir dengan cara deiodinasi diperifer

dan kira-kira 50% membentuk T3. Berdasar hal ini dan sebab lainnya,

thyroxin dianggap sebagai "prohormon" sedangkan T3 sebagai active-

hormonnya. Hal ini dibuktikan dengan data yang memperlihatkan penderita

athyreotic yang dibuat Euthyroid dengan T4 sintetik, maka dalam darahnya

8

Page 9: Glandula Thytoid

terdapat kadar T3 yang normal. Sebagian kecil thyroxin tidak di-

deiodinasikan, tetapi terkonjugasi dan diekskresikan lewat empedu. Meskipun

ada sirkulasi enterohepatik, toh sebagian ada yang dikeluarkan di tinja

maupun di urine. Pengaturan aktifitas kelenjar gondok dipengaruhi oleh

hormon TSH dari lobus anterior hipofisis, yang sebaliknya ia masih diatur oleh

hipotalamus (TRH thyroid releasing hormone). Kenaikan free hormon T3 dan

T4 akan menurunkan, sebaliknya penurunan kadarnya akan menaikkan

sekresi TSH sebagai umpan baliknya. Umpan balik ini terutama lewat

hipofisis, meskipun kemungkinan lewat hipotalamus belum dikesampingkan.

Dengan demikian semua keadaan yang disertai kurangnya kadar hormon

dalam sirkulasi akan meningkatkan TSH (pada hipothyroidi, baik

compensated maupun decompensated hypothyroidism) .10

Kenaikan TSH diikuti hiperplasi dan hiperfungsi kelenjar gondok Di

samping pengaturan ini, masih ada autoregulation oleh kelenjar sendiri, yang

berusaha mengatur Iodine intrathyroidal. Sebagai contoh : apabila ada

defisiensi Iodine ringan maka reaksi tubuh pertama ialah meningkatnya

uptake meskipun TSH tetap. Pada penyakit GRAVES, dulu dianggap sebab

utamanya ialah akibat stimulus TSH, namun hakekatnya tidak sedemikian

mudah. Stimulator yang berperanan di sini ialah LATS. Sekarang ada

bermacam-macam TSI ini (thyroid stimulating immunoglobulins) di antaranya

LATS -- p (protector), HTS (human thyroid stimulator) dan H -- TACS (human

thyroid adenylcyclase stimulator) .10

Sehubungan dengan tahap/step hormonogenesis di atas, maka obat, zat

yang berpengaruh dalam pembentukan hormon ini dapat digolongkan

menurut titik tangkap kerjanya, yang semuanya memberikan kurangnya

sekresi hormon. Iodine dalam kadar banyak (step 2, 3, 4, 5), thiocyanat,

perchlorat, perjodat, nitrat, goitrin dan progoitrin (step 1), thiourea, PTU, MTU,

methimazol, PAS, sulfonylurea, sulfonamide (step 2, 3). Perlu diketahui zat

yang dapat lewat atau tidak dapat lewat plasenta. Yang dapat lewat, antara

lain : unsur Iodine, antithyroid drugs (PTU, MTU dan sebagainya), LATS,

TRH. Yang tidak dapat lewat : TSH. Mengenai T3 dan T4 dapat disimpulkan

bahwa terdapat transfer ini tetapi jumlahnya sangat sedikit pada manusia,

sedangkan pada domba malahan hanya T3 yang lewat sedangkan T4 tidak.

Apabila kadar Iodine intrathyroidal kurang (seperti pada pengobatan dengan

9

Page 10: Glandula Thytoid

ATD, defisiensi Iodine, kerusakan karena radiasi) maka kelenjar akan

membuat lebih banyak T3 daripada T4, demikian juga sekresinya. Di sini

terdapat preferential secretion. Tujuannya kiranya jelas : lebih ekonomis dan

efeknya lebih kuat .10

II.3 Fungsi dan Mekanisme Hormon Tiroid

II.3.1 Mekanisme Kerja

Hormon tiroid masuk ke dalam sel, dan T3 berikatan dengan reseptor di

inti. T4 juga dapat berikatan, tetapi tidak terlalu erat. Terdapat 2 reseptor

hormon tiroid , hTRα dan hTRβ. Sebagian besar T4 dalam darah di ubah

menjadi T3, dan dalam hal ini T4 adalah suatu prohormon untuk T3.

Kompleks hormon tiroid-reseptor kemudian berikatan dengan DNA dan

meningkatkan ekspresi gen-gen tertentu. mRNA yang terbentuk mencetuskan

pembentukan berbagai enzim yang mengubah fungsi sel. Riset mengenai

pengikatan membuktikan bahwa 2 kompleks T3-reseptor berikatan dengan

DNA atau satu kompleks T3-reseptor dan dari sejumlah thyroid receptor

auxiliary proteins (TRAPs) juga dapat berikatan dengan elemen respons tiroid

(thyroid response element, TRE) dalam gen yang sesuai. TRAPs mencakup

reseptor asam retinoat, dan reseptor-reseptor ini memperkuat pengikatan.

Namun, peran faali mereka masih perlu ditentukan.6

Pada umumnya, T3 bekerja lebih cepat dan 3-5 kali lebih kuat daripada

T4. Hal ini disebabkan karena hormon terikat kurang erat dengan protein

plasma tetapi lebih erat dengan reseptor hormon tiroid. RT3 bersifat inert .6

II.3.2 Efek Hormon Tiroid

Sebenarnya hampir semua sel di tubuh dipengaruhi secara langsung

atau tidak langsung oleh hormon tiroid.11

A. Efek pada Laju Metabolisme

Hormon tiroid meningkatkan laju metabolik basal tubuh keseluruhan

atau ‘kecepatan langsam’. Hormon ini adalah regulator terpenting bagi

tingkat konsumsi O2 dan pengeluaran energi tubuh pada keadaan

istirahat. Dibandingkan dengan hormon-hormon lain, efek hormon tiroid

bersifat ‘lamban’. Setelah tertunda beberapa jam barulah respon metabolik

terhadap hormon tiroid dapat dideteksi, dan respon maksimum belum

terjadi sampai beberapa hari. Durasi respon juga cukup panjang, sebagian

10

Page 11: Glandula Thytoid

karena hormon tiroid tidak cepat mengalami penguraian, tetapi juga

karena respon terus berlangsung selama beberapa hari atau bahkan

minggu setelah konsentrasi hormon tiroid plasma kembali normal.

B. Efek Kalorigenik

Yang berkaitan erat dengan efek metabolik keseluruhan dari hormon

tiroid adalah efek kalorigenik (penghasil panas). Peningkatan laju

metabolisme menyebabkan peningkatan produksi panas. Salah satu

enzim yang meningkat sebagai respon terhadap hormon tiroid adalah Na,

K-ATPase. Na, K-ATPase ini selanjutnya meningkatkan kecepatan

transpor baik natrium maupun kalium melalui membran sel dari beberapa

jaringan. Karena proses ini mempergunakan energi dan meningkatkan

jumlah panas yang dibentuk di dalam tubuh, telah diduga bahwa proses ini

mungkin merupakan salah satu mekanisme peningkatan kecepatan

metabolisme tubuh oleh hormon tiroid. Sesungguhnya, hormon tiroid juga

menyebabkan membran sel dari sebagian besar sel menjadi mudah

dilewati oleh ion natrium, yang selanjutnya akan mengaktifkan pompa

natrium dan lebih jauh lagi meningkatkan pembentukan panas.

C. Efek pada Pertumbuhan dan Perkembangan

Hormon tiroid penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh.

Dengan mendorong sintesa protein pada beberapa jaringan, termasuk

jaringan keras (tulang) dan jaringan lunak (otot), hormon ini

mempengaruhi diferensiasi sel dan pertumbuhan. Hormon tiroid

bekerjasama dengan GH (Growth Hormone) .

D. Efek pada Metabolisme Karbohidrat

Hormon tiroid merangsang hampir semua aspek metabolisme

karbohidrat, termasuk penggunaan glukosa yang cepat sel, meningkatkan

glikolisis, meningkatkan glukogenesis, meningkatkan kecepatan absorpsi

dari saluran cerna, dan bahkan juga meningkatkan sekresi insulin dengan

hasil akhirnya adalah efeknya terhadap metabolisme karbohidrat. Semua

efek ini mungkin disebabkan oleh naiknya seluruh enzim akibat dari

hormon tiroid.

E. Efek pada Metabolisme Lemak

Pada dasarnya semua aspek metabolisme lemak juga ditingkatkan di

bawah pengaruh hormon tiroid. Karen alemak merupakan sumber energi

11

Page 12: Glandula Thytoid

utama untuk suplai jangka panjang, maka lemak yang telah disimpan

dalam tubuh akan lebih banyak dipecah daripada elemen-elemen jaringan

lain. Khususnya, lipid akan diangkut dari jaringan lemak, yang

meningkatkan konsentrasi asam lemak bebas di dalam plasma. Hormon

tiroid juga sangat mempercepat proses oksidasi asam lemak bebas oleh

sel.

Meningkatnya hormon tiroid menurunkan jumlah kolesterol, fosfolipid,

dan trigliserida dalam darah, walaupun sebenarnya hormon ini juga

meningkatkan asam lemak bebas. Sebaliknya, menurunnya sekresi tiroid

sangat meningkatkan konsentrasi kolesterol, fosfolipid, dan trigliserida

plasma dan hampir selalu menyebabkan pengendapan lemak secara

berlebihan di dalam hati .

F. Efek pada Metabolisme Vitamin

Oleh karena hormon tiroid meningkatkan jumlah berbagai enzim dan

oleh karena vitamin merupakan bagian penting dari beberapa enzim atau

koenzim, maka hormon tiroid ini meningkatkan kebutuhan vitamin.

G. Efek pada Sistem Kardiovaskular

1. Aliran Darah dan Curah Jantung

Meningkatnya metabolisme dalam jaringan mempercepat

pemakaian oksigen dan memperbanyak jumlah produk akhir dari

metabolisme yang dilepaskan dari jaringan. Efek ini menyebabkan

vasodilatasi pada sebagian besar jaringan tubuh, sehingga

meningkatkan aliran darah. Kecepatan aliran darah pada kulit terutama

meningkat oleh karena meningkatnya kebutuhan untuk pembuangan

panas. Sebagai akibat dari meningkatnya aliran darah , maka curah

jantung juga akan meningkat.

2. Frekuensi Denyut Jantung

Frekuensi denyut jantung lebih meningkat di bawah pengaruh

hormon tiroid daripada perkiraan peningkatan curah jantung. Oleh

karena itu, hormon tiroid ini mungkin berpengaruh langsung pada

eksitabilitas jantung, yang selanjutnya meningkatkan frekuensi denyut

jantung.

3. Kekuatan Denyut Jantung

12

Page 13: Glandula Thytoid

Peningkatan aktivitas enzimatik yang disebabkan oleh

peningkatan produksi hormon tiroid tampaknya juga meningkatkan

kekuatan denyut jantung bila sekresiu hormon tiroid sedikit berlebih.

4. Volume Darah

Hormon tiroid menyebabkan volume darah sedikit meningkat.

Efek ini mungkin disebabkan paling sedikit oleh vasodilatasi, yang

mengakibatkan bertambahnya jumlah darah yang terkumpul dalam

sistem sirkulasi.

5. Tekanan Arteri

Karena peningkatan aliran darah melalui jaringan di antara dua

denyut jantung , maka tekanan nadi menjadi sering meningkat [8].

H. Efek pada Respirasi

Meningkatnya kecepatan metabolisme akan meningkatkan pemakaian

oksigen dan pembentukan karbondioksida. Efek-efek ini mengaktifkan

semua mekanisme yang meningkatkan kecepatan dan kedalaman

pernapasan sebagai berikut.

I. Efek pada Saluran Cerna

Selain meningkatkan nafsu makan dan asupan makanan, hormon tiroid

meningkatkan baik kecepatan sekresi getah pencernaan dan pergerakan

saluran cerna.

J. Efek pada Sistem Saraf Pusat

Pada umumnya hormon tiroid meningkatkan kecepatan berpikir tetapi

juga sering menimbulkan disosiasi pikiran.

K. Efek Terhadap Fungsi Otot

Sedikit peningkatan hormon tiroid biasanya menyebabkan otot

bereaksi dengan kuat, namun bila jumlah hormon ini berlebihan maka

otot-otot menjadi lemah oleh karena berlebihannya katabolisme protein.

Sebalinya kekurangan hormon tiroid menyebabkan otot sangat lamban

dan otot tersebut berelaksasi dengan perlahan setelah kontraksi.

L. Efek pada Kelenjar Endokrin Lain

Meningkatnya hormon tiroid meningkatkan kecepatan sekresi sebagian

besar kelenjar endokrin lain, tetapi hormon ini juga meningkatkan

kebutuhan jaringan akan hormon ini.

M. Efek pada Fungsi Seksual

13

Page 14: Glandula Thytoid

Agar dapat timbul fungsi seksual yang normal, dibutuhkan sekresi tiroid

yang normal.

II.3.3 Pengaturan Hormon Tiroid

Tyroid-stimulating hormone (TSH), hormon tropik tiroid dari hipofisis

anterior adalah regulator fisiologis terpenting bagi sekresi hormon tiroid.

Hampir semua langkah dalam pembentukan dan pengeluaran hormon tiroid

dirangsang oleh TSH. Selain meningkatkan sekresi hormon tiroid , TSH

bertanggung jawab untuk mempertahankan integritas struktural kelenjar tiroid.

Tanpa adanya TSH, tiroid mengalami atrofi (ukurannya mengecil) dan sekresi

hormonnya berkurang. Sebaliknya, kelenjar ini mengalami hipertrofi

(peningkatan ukuran setiap sel folikel) dan hiperplasia (peningkatan jumlah

sel folikel) sebagia respon terhadap stimulasi TSH yang berlebihan.9

Pengaturan sehari-hari kadar hormon tiroid bebas tampaknya

dilaksanakan oleh mekanisme umpan balik negatif antara tiroid dan hipofisis

anterior, sementara penyesuaian jangka panjang diperantarai oleh

hipotalamus. Mekanisme umpan balik ini dipakai untuk menjaga agar

konsentrasi hormon tiroid bebas dalam sirkulasi darah tetap pada konsentrasi

normal. Hormon tiroid dengan mekanisme umpan balik negatif akan

menghambat sekresi TSH sementara TRH dari hipotalamus meningkatkan

sekresi TSH oleh hipofisis anterior.12

Salah satu faktor yang diketahui dapat meningkatkan sekresi TRH

adalah pajanan ke dingin pada bayi. Keadaan ini merupakan mekanisme

yang sangat adaptif pada bayi baru lahir. Berbagai jenis stres diketahui

menghambat sekresi TSH dan hormon tiroid. Diperkirakan melalui pengaruh

saraf di hipotalamus.9

TSH merupakan suatu hormon hipofisis anterior, suatu glikoprotein

dengan berat molukel sekitar 28.000; ia meningkatkan sekresi tiroksin dan

triyoditironin oleh kelenjar tiroid. Efek pada kalenjar tiroid adalah 9;

1. meningkatkan proteolisis tiroglobulin dalam folikel

2. meningkatkan pompa yodida

3. peningkatan yodinasi tirosin dan peningkatan penggabungan untuk

membentuk hormon tiroid

4. peningkatan ukuran dan aktivitas sekresi se-sel tiroid

14

Page 15: Glandula Thytoid

5. peningkatan jumlah sel-sel tiroid, ditambah perubahan dari sel kuboid

menjdai folikel.

Peran AMP siklik dalam efek perangsangan TSH. AMP bekerja sebagai

second messenger untuk mengaktifkan semua sistem sel tiroid. Akibatnya

adalah peningkatan segera sekresi hormon tiroid dan pertumbuhan jaringan

kalenjar tiroid yang berlangsung lama.11

Pengeluaran TSH juga dipengaruhi oleh homon hipotalamus TRH

(Thyrotropin Relasing Hormon) yang disekresi oleh ujung-ujung saraf pada

eminentia mediana hipotalamus dan kemudian ditranspor ke hipofisis anterior

dalam darah porta hipotalamik-hipofisial.11

Salah satu rangsang yang paling dikenal untuk meningkatkan kecepatan

sekresi TSH oleh hipofisis anterior adalah memaparkan binatang ke dingin,

dimana dapat meningkatakan pengeluaran hormon tiroid 100 % dan

penigkatan metabolisme sebanyak 50 %. Berbagai reaski emosi juga dapat

mempengaruhi pengeluaran TRH dan TSH sehingga secara tidak langsung

dapat mempengaruhi sekresi hormon tiroid. Tubuh memiliki mekanisme yang

rumit untuk menyesuaikan kadar hormon tiroid. Hipotalamus menghasilkan

Thyrotropin-Releasing Hormone, yang menyebabkan kelenjar hipofisa

mengeluarkan TSH. TSH merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan

hormon tiroid dalam darah mencapai kadar tertentu, maka kelenjar hipofisa

menghasilkan TSH dalam jumlah yang lebih sedikit, jika kadar hormon tiroid

dalam darah berkurang, maka kelenjar hipofisa mengeluarkan lebih banyak

TSH .11

Efek Umpan-Balik terbalik Hormon Tiroid atas sekresi TSH Hipofsis

Anterior-Pengaturan Umpan Balik Sekresi Tiroid. Kedua hormon ini

mempunyai efek umpan balik di tingkat hipofisis. T3 selain berefek pada

hipofisis juga pada tingkat hipotalamus. Sedangkan T4 akan mengurangi

kepekaan hipofisis terhadap rangsangan TRH.11

15