Glandula Thytoid
-
Upload
andhika-aulia-akbar -
Category
Documents
-
view
31 -
download
0
description
Transcript of Glandula Thytoid
PENDAHULUAN
Glandula thyroidea merupakan kelenjar endokrin, yang terdapat pada
leher terletak setinggi V. C. 5 s/d 7. Secara embrional berasal dari ductus
thyroglossus dari dasar nasopharinx. Organ ini berwarna kuning kemerahan,
terletak disebelah lateral larynx dan disebelah lateral dan ventral ujung cranial
trachea. Dari ventral tertutup oleh m. sternothyroideus, m. omohyoideus, m.
sternohyoideus, m. sternomastoideus. Kelenjar ini dari depan berbentuk huruf
H atau U.1,2
Glandula thyroidea terdiri atas lobus dexter dan sinister yang
dihubungkan oleh isthmus glandula thyroidea. Kelenjar ini merupakan organ
vascular yang dibungkus oleh selubung yang berasal dari lamina
pretrachealis fasciae profundae. Selubung ini melekatkan glandula pada
larynx dan trachea.1
Setiap lobus berbentuk seperti buah alpukat, dengan apexnya
menghadap ke atas sampai linea oblique cartilago thyroidea, basisnya
terletak di bawah setinggi cincin trachea keempat atau kelima, dan tida
dataran yaitu facies lateralis, facies medialis, facies posterior. Apex menunjuk
ke cranio lateral sedangkan basis ke caudo medial. Pada facies lateralis
tertutup oleh otot – otot infrahyoideus. Facies medialisnya berhubungan
dengan a. carotis comunis, a. thyroidea inferior dan v. jugularis interna.2
Isthmus meluas melintasi garis tengah di depan cincin trachea 2, 3,
dan 4. Sering terdapat lobus pyramidalis, yang menonjol ke atas dari isthmus,
biasanya ke sebelah kiri garis tengah. Sebuah pita fibrosa atau muskular
sering menghubungkan lobus pyramidalis dengan os hyoideum. Bila pita ini
muscular, disebut m. Levator glandulae thyroidea.1,3
Glandula parathyroidea merupakan organ endokrin yang sangat
penting. Organ ini berbentuk lonjong dengan ukuran diameternya yang paling
panjang 6 mm. Biasanya terdapat empat buah dan berhubungan erat dengan
pinggir posterior glandula thyroidea, terletak di dalam bungkus fascianya.1
Pada setiap sisi glandula thyroidea masing – masing ada 2 glandula
parathyroidea yaitu superior dan inferior yang terletak pada facies posterior
pertengahan disebelah medial masing – masing lobus adalah bebas.
Glandula parathyroidea terletak diantara capsula interna dan capsula externa.
Glandula parathyroidea superoir biasanya terletak disebelah dorsal n.
1
Laryngeus recurrent, sedangkan yang inferior biasanya terletak disebelah
ventral saraf tersebut.2,3
2
ISI
II.1 Anatomi Kelenjar Thyroid Dan Parathyroid
Glandula Thyroidea mulai terlihat terbentuk pada janin berukuran 3,4-4
cm, yaitu pada akhir bulan pertama kehamilan. Dalam awal kehidupan
embrional, tiroid berkembang dari invaginasi tubuler endoderm. Selanjutnya,
glandula thyroid turun ke depan “pharyngeal gut” sebagai divertikulum yang
berbagi dua. Pada perkembangan selanjutnya, kelenjar ini bergerak turun
didepan os hyoideus dan tulang rawan larynk. Ia mencapai kedudukan
tepatnya didepan trachea pada minggu ketujuh. Pada saat itu, glandula
thyroid sudah terdiri atas sebuah isthmus kecil di tengah dan dan dua lobus di
lateral Glandula thyroid mulai berfungsi kurang lebih pada akhir bulan ketiga
pada saat folikel-folikel pertama yang mengandung koloid mulai tampak .4
Jaringan tiroid terdiri atas folikel-folikel (asinus-asinus). Setiap folikel
sferis dikelilingi oleh sel epitel kuboid selapis dengan lumen di isi oleh bahan
proteinaseosa berwarna merah muda yang disebut kiloid, yaitu substantia
mirip gelatin. Unsur utama dari koloid ini glikoprotein tiroglobulin besar, yang
mengandung hormon tiroid di dalam molekul-molekulnya. Saat kelenjar tidak
aktif, koloid berjumlah banyak, folikel berukuran besar dan sel-sel yang
membatasinya tipis. Bila kelenjar aktif, folikel menjadi kecil, sel-selnya kuboid
atau kolumnar, dan tepi folikel mengalami lekukan-lekukan membentuk
banyak “lacuna reabsorpsi” kecil.5
Epitel tiroid selalu duduk diatas lamina basalis yang memisahkan
mereka dari kapiler-kapiler di sekitarnya. Ultra struktur epitel folikel
memperlihatkan semua ciri sel yang pada saat yang sama membuat,
mengsekresikan, menyerap, dan mencerna protein. Bagian basal sel-sel ini
penuh dengan retikulum endoplasma kasar. Inti umumnya bulat dan terletak
dipusat sel. Kutub apical memiliki kompleks Golgi jelas dan granula sekresi
kecil dengan ciri morfologis dari koloid folikel. Di daerah ini terdapat banyak
lisosom, bergaris tengah 0,5-0,6 m, dan beberapa fagosom besar. Membran
sel kutub apical memiliki mikrovili yang menonjol kedalam koloid, dan didalam
mikrovili terdapat kanalikulus. Mitokondria, sisterna lebar dari retikulum
endoplasma kasar, dan ribosom tersebar di seluruh sitoplasma.6
3
Gambar 1. Sel Epitel Thyroid
Glandula Thyroidea berasal dari lekukan faring antara branchial pouch
pertama dan kedua. Dari bagian tersebut timbul divertikulum, yang kemudian
membesar, tumbuh ke arah bawah mengalami decencus dan akhirnya
melepaskan diri dari faring. Sebelum lepas, berbentuk sebagai duktus
tiroglosus, yang berawal dari foramen sekum di basis lidah. Pada umumnya
duktus ini akan menghilang setelah dewasa, tetapi pada beberapa keadaan
masih menetap, atau terjadi kelenjar disepanjang jalan ini, yaitu antara letak
kelenjar yang seharusnya dengan basis lidah.7,8
Dengan demikian sebagai kegagalan desensus atau menutupnya
duktus akan ada kemungkinan terbentuk glandula thyroidea yang
abnormal , persistensi duktus tiroglosus, tiroid lingual, tiroid servikal,
sedangkan desensus yang terlalu jauh akan memberikan tiroid substernal.
Branchial pouch keempat pun ikut membentuk bagian kelenjar tiroid dan
merupakan asal sel-sel parafolikuler atau sel C yang memproduksi
kalsitonin.6
Glandula Thyroidea terletak di bagian bawah leher, glandula
Thyroidea terdiri atas 9:
- Lobus dexter dan lobus sinister
- Isthmus, yang menghubungkan kedua lobi satu dengan yang lain
- Lobus Pyramidalis, ini tidak selalu ada
4
Lobi glandulae thyreoidea terdapat disebelah lateral dari trakea, ke
kaudal sampai cartilage trachealis, lateral dari cartilage cricoidea, lateral dari
lamina cartilaginis thyreoidea ke cranial sampai linea oblique.7,8
Ia Juga terdapat disebelah lateral dari sulcus antara trachea dan
esophagus, lateral dari esophagus dan bagian kaudal dari pharynx. Dorsalnya
berjalan a. carotis communis. Isthnusnya terdapat disebelah ventral dari
trachea pada cartilage trachealis I – V.9
Glandula thyreoidea ditutupi dari sebelah lateral dan ventral oleh 7:
- m. sternothyreoideus
- m. sternohyideus
- m. omohyoideus
Glandula ini dibungkus oleh kapusa interna, diluar capsula ada lagi kapsula
eksterna yang melekat pada arcus cartilaginis cricoideus. Pada usia dewasa
berat Glandula thyreoidea ini kira-kira 20 gram. Kapsul fibrosa
menggantungkan kelenjar ini pada fasia pretrakea sehingga pada setiap
gerakan menelan selalu diikuti dengan gerakan terangkatnya kelenjar kearah
kranial. Sifat inilah yang digunakan di klinik untuk menentukan apakah suatu
bentukan di leher berhubungan dengan kelenjar tiroid atau tidak. Pengaliran
darah ke kelenjar berasal dari a. Tiroidea superior dan a. Tiroidea inferior.
Ternyata setiap folikel tiroid diselubungi oleh jala-jala kapiler, dan jala-jala
limfatik, sedangkan sistem venanya berasal dari pleksus perifolikular.
Pembuluh getah bening kelenjar tiroid berhubungan secara bebas dengan
pleksus trakealis. Selanjutnya dari pleksus ini kearah nodus prefaring yang
tepat berada diatas ismus serta ke kelenjar getah bening pretrakealis,
sebagian lagi bermuara di kelenjar getah bening brakiosefalikus. Hubungan
getah bening ini penting untuk menduga penyebaran keganasan yang berasal
dari tiroid 7.
5
Gambar 2. Glandula Thyroid
Pengaliran darah ke kelenjar berasal dari a. carotis externa dan a.
subclavia, sedangkan sistem venanya berasal dari pleksus perifolikular. Dari
a. carotis externa akan memberikan percabangan menjadi a. thyroidea
superior, sedangkan a. subclavia akan memberikan percabangan menjadi a.
thyroidea inferior. Pada kelenjar thyroid juga di aliri oleh pembuluh limfe. Pada
keadaan hyprtiroidsme, aliran darah ke kelenjar thyroid dapat meningkat
berlipat ganda. Pembuluh getah bening kelenjar tiroid berhubungan secara
bebas dengan pleksus trakealis. Selanjutnya dari pleksus ini kearah nodus
prefaring yang tepat berada diatas ismus serta ke kelenjar getah bening
pretrakealis, sebagian lagi bermuara di kelenjar getah bening brakiosefalikus.
Hubungan getah bening ini penting untuk menduga penyebaran keganasan
yang berasal dari tiroid 7.
Dua macam syaraf otonom yang menginervasi kelenjar thyroid yaitu
syaraf simpatis yang berasal dari ganglia cervicale dan syaraf parasimpatis
6
yang berasal dari syaraf vagus. Serbut-serabut syaraf ini sampai ke kelenjar
thyroid melalui syaraf laryngeus dan sampai pada pembuluh darah. Syaraf ini
mengatur pembuluh darah dalam kapasitasnya sebagai vasomotor. Syaraf-
syaraf ini mengatur kelancaran aliran darah baik dalam pembuluh darah
(arteri) maupun yang berada dalam pembuluh darah balik (vena). Secara
tidak langsung syaraf ini akan memberikan efek terhadap pengambilan iodium
oleh kelenjar thyroid 7.
Glandula parathyroidea merupakan organ endokrin yang sangat
penting. Organ ini berbentuk lonjong dengan ukuran diameternya yang paling
panjang 6 mm. Biasanya terdapat empat buah dan berhubungan erat dengan
pinggir posterior glandula thyroidea, terletak di dalam bungkus fascianya.1
Kedua glandula parathyroidea superior mempunyai posisi lebih
konstan dan terletak setinggi pertengahan pinggir posterior glandula
thyroidea.2,3
Kedua glandula parathyroidea inferior biasanya terletak dekat kutub
inferior glandula thyroidea. Keduanya mungkin terletak di dalam selubung
fascia, tertanam di dalam jaringan thyroidea, atau di luar selubung fascia.
Kadang – kadang glandula ini terdapat distal dari glandula thyroidea,
berhubungan dengan v. Thyroidea, atau dapat juga terletak di dalam
mediastinum superior. Suplai darah ke glandula parathyroidea berasal dari a.
thyroidea superior dan inferior.2
II.2 Biosintesis Hormon Tiroid
Bahan utama bagi pembentukan hormon thyroid adalah iodine. Ini
terdapat banyak dalam bahan yang berasal dari laut (ikan laut, ganggang,
dan sebagainya), atau terdapat dalam alam masuk tubuh lewat minuman
serta makanan. Nasib unsur Iodine tersebut yang sudah berada dalam
saluran makanan adalah sebagai berikut Unsur Iodine diserap usus, masuk
sirkulasi dan ditangkap oleh bermacam-macam kelenjar, antara lain : choroid,
ciliary body, kelenjar susu, plasenta, kelenjar air ludah, mukosa lambung
serta intestinum tenue dan paling banyak oleh kelenjar gondok. Hanya yang
terakhir akan disinggung, sebab yang lain tidak mempunyai arti fisiologik
maupun klinik. Prosesnya meliputi tujuh langkah 10:
7
1. Penangkapan iodide ("iodide trapping ) oleh folikel, yang merupakan
proses aktif.
2. Organifikasi, dalam mana terjadi oksidasi iodine menempati valensi
lebih tinggi yang diteruskan dengan iodinasi oleh unsur ini terhadap
residu tirosil molekul thyroglobulin, untuk membentuk MIT
(monoiodotyrosin) dan DIT (diiodotyrosin).
3. Proses coupling, terjadi pembauran MIT dan DIT membentuk T3
(triodotyronin) dan dua DIT membentuk T4 (thyro)dn). Keduanya masih
dalam molekul thyroglobulin (TG).
4. Penyimpanan TG yang mengandung MIT, DIT, T3 dan T4 ke dalam
kolloid.
5. Proteolisis. Pelepasan ikatan TG dengan hormon di atas. Pelepasan ini
dipengaruhi protease enzim. Efek TSH terutama ialah memindah TG--
hormon tadi dari kolloid ke sel folikel, dan baru disini dicerna oleh
enzim proteolisis.
6. Deiodinasi. Sebetulnya merupakan usaha meningkatkan efektivitas
dan efisiensi unsur Iodine. Dari empat iodotyrosin dan iodotyronin tadi
hanya iodotyronin (T3, T4) yang secara biologik dan fisiologik aktif.
Oleh karenanya MIT dan DIT dipecah lagi menjadi unsur Iodine dan
gugusan tyrosil, yang kemudian kembali lagi dalam siklus
hormonogenesis.
7. Pelepasan hormon : baik T4 maupun T3 dikeluarkan dari kelenjar,
tetapi sebagian besar adalah T4.
Hormon yang berada dalam sirkulasi diangkut oleh protein, yaitu : TBG
(thyroid binding globulin), TBPA (binding prealbumin) dan albumin. Di
samping yang bound ada juga yang free ,FT4 maupun FT3, yang merupakan
hormon aktif dan efektif, lagipula inilah yang efektif dalam mekanisma umpan
balik dengan hipofise maupun hipotalamus. Kira-kira 0,04% thyroxin dan
0,4% triiodothyronin dalam keadaan bebas 10.
Sebagian besar T4 (80%) dimetabolisir dengan cara deiodinasi diperifer
dan kira-kira 50% membentuk T3. Berdasar hal ini dan sebab lainnya,
thyroxin dianggap sebagai "prohormon" sedangkan T3 sebagai active-
hormonnya. Hal ini dibuktikan dengan data yang memperlihatkan penderita
athyreotic yang dibuat Euthyroid dengan T4 sintetik, maka dalam darahnya
8
terdapat kadar T3 yang normal. Sebagian kecil thyroxin tidak di-
deiodinasikan, tetapi terkonjugasi dan diekskresikan lewat empedu. Meskipun
ada sirkulasi enterohepatik, toh sebagian ada yang dikeluarkan di tinja
maupun di urine. Pengaturan aktifitas kelenjar gondok dipengaruhi oleh
hormon TSH dari lobus anterior hipofisis, yang sebaliknya ia masih diatur oleh
hipotalamus (TRH thyroid releasing hormone). Kenaikan free hormon T3 dan
T4 akan menurunkan, sebaliknya penurunan kadarnya akan menaikkan
sekresi TSH sebagai umpan baliknya. Umpan balik ini terutama lewat
hipofisis, meskipun kemungkinan lewat hipotalamus belum dikesampingkan.
Dengan demikian semua keadaan yang disertai kurangnya kadar hormon
dalam sirkulasi akan meningkatkan TSH (pada hipothyroidi, baik
compensated maupun decompensated hypothyroidism) .10
Kenaikan TSH diikuti hiperplasi dan hiperfungsi kelenjar gondok Di
samping pengaturan ini, masih ada autoregulation oleh kelenjar sendiri, yang
berusaha mengatur Iodine intrathyroidal. Sebagai contoh : apabila ada
defisiensi Iodine ringan maka reaksi tubuh pertama ialah meningkatnya
uptake meskipun TSH tetap. Pada penyakit GRAVES, dulu dianggap sebab
utamanya ialah akibat stimulus TSH, namun hakekatnya tidak sedemikian
mudah. Stimulator yang berperanan di sini ialah LATS. Sekarang ada
bermacam-macam TSI ini (thyroid stimulating immunoglobulins) di antaranya
LATS -- p (protector), HTS (human thyroid stimulator) dan H -- TACS (human
thyroid adenylcyclase stimulator) .10
Sehubungan dengan tahap/step hormonogenesis di atas, maka obat, zat
yang berpengaruh dalam pembentukan hormon ini dapat digolongkan
menurut titik tangkap kerjanya, yang semuanya memberikan kurangnya
sekresi hormon. Iodine dalam kadar banyak (step 2, 3, 4, 5), thiocyanat,
perchlorat, perjodat, nitrat, goitrin dan progoitrin (step 1), thiourea, PTU, MTU,
methimazol, PAS, sulfonylurea, sulfonamide (step 2, 3). Perlu diketahui zat
yang dapat lewat atau tidak dapat lewat plasenta. Yang dapat lewat, antara
lain : unsur Iodine, antithyroid drugs (PTU, MTU dan sebagainya), LATS,
TRH. Yang tidak dapat lewat : TSH. Mengenai T3 dan T4 dapat disimpulkan
bahwa terdapat transfer ini tetapi jumlahnya sangat sedikit pada manusia,
sedangkan pada domba malahan hanya T3 yang lewat sedangkan T4 tidak.
Apabila kadar Iodine intrathyroidal kurang (seperti pada pengobatan dengan
9
ATD, defisiensi Iodine, kerusakan karena radiasi) maka kelenjar akan
membuat lebih banyak T3 daripada T4, demikian juga sekresinya. Di sini
terdapat preferential secretion. Tujuannya kiranya jelas : lebih ekonomis dan
efeknya lebih kuat .10
II.3 Fungsi dan Mekanisme Hormon Tiroid
II.3.1 Mekanisme Kerja
Hormon tiroid masuk ke dalam sel, dan T3 berikatan dengan reseptor di
inti. T4 juga dapat berikatan, tetapi tidak terlalu erat. Terdapat 2 reseptor
hormon tiroid , hTRα dan hTRβ. Sebagian besar T4 dalam darah di ubah
menjadi T3, dan dalam hal ini T4 adalah suatu prohormon untuk T3.
Kompleks hormon tiroid-reseptor kemudian berikatan dengan DNA dan
meningkatkan ekspresi gen-gen tertentu. mRNA yang terbentuk mencetuskan
pembentukan berbagai enzim yang mengubah fungsi sel. Riset mengenai
pengikatan membuktikan bahwa 2 kompleks T3-reseptor berikatan dengan
DNA atau satu kompleks T3-reseptor dan dari sejumlah thyroid receptor
auxiliary proteins (TRAPs) juga dapat berikatan dengan elemen respons tiroid
(thyroid response element, TRE) dalam gen yang sesuai. TRAPs mencakup
reseptor asam retinoat, dan reseptor-reseptor ini memperkuat pengikatan.
Namun, peran faali mereka masih perlu ditentukan.6
Pada umumnya, T3 bekerja lebih cepat dan 3-5 kali lebih kuat daripada
T4. Hal ini disebabkan karena hormon terikat kurang erat dengan protein
plasma tetapi lebih erat dengan reseptor hormon tiroid. RT3 bersifat inert .6
II.3.2 Efek Hormon Tiroid
Sebenarnya hampir semua sel di tubuh dipengaruhi secara langsung
atau tidak langsung oleh hormon tiroid.11
A. Efek pada Laju Metabolisme
Hormon tiroid meningkatkan laju metabolik basal tubuh keseluruhan
atau ‘kecepatan langsam’. Hormon ini adalah regulator terpenting bagi
tingkat konsumsi O2 dan pengeluaran energi tubuh pada keadaan
istirahat. Dibandingkan dengan hormon-hormon lain, efek hormon tiroid
bersifat ‘lamban’. Setelah tertunda beberapa jam barulah respon metabolik
terhadap hormon tiroid dapat dideteksi, dan respon maksimum belum
terjadi sampai beberapa hari. Durasi respon juga cukup panjang, sebagian
10
karena hormon tiroid tidak cepat mengalami penguraian, tetapi juga
karena respon terus berlangsung selama beberapa hari atau bahkan
minggu setelah konsentrasi hormon tiroid plasma kembali normal.
B. Efek Kalorigenik
Yang berkaitan erat dengan efek metabolik keseluruhan dari hormon
tiroid adalah efek kalorigenik (penghasil panas). Peningkatan laju
metabolisme menyebabkan peningkatan produksi panas. Salah satu
enzim yang meningkat sebagai respon terhadap hormon tiroid adalah Na,
K-ATPase. Na, K-ATPase ini selanjutnya meningkatkan kecepatan
transpor baik natrium maupun kalium melalui membran sel dari beberapa
jaringan. Karena proses ini mempergunakan energi dan meningkatkan
jumlah panas yang dibentuk di dalam tubuh, telah diduga bahwa proses ini
mungkin merupakan salah satu mekanisme peningkatan kecepatan
metabolisme tubuh oleh hormon tiroid. Sesungguhnya, hormon tiroid juga
menyebabkan membran sel dari sebagian besar sel menjadi mudah
dilewati oleh ion natrium, yang selanjutnya akan mengaktifkan pompa
natrium dan lebih jauh lagi meningkatkan pembentukan panas.
C. Efek pada Pertumbuhan dan Perkembangan
Hormon tiroid penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
Dengan mendorong sintesa protein pada beberapa jaringan, termasuk
jaringan keras (tulang) dan jaringan lunak (otot), hormon ini
mempengaruhi diferensiasi sel dan pertumbuhan. Hormon tiroid
bekerjasama dengan GH (Growth Hormone) .
D. Efek pada Metabolisme Karbohidrat
Hormon tiroid merangsang hampir semua aspek metabolisme
karbohidrat, termasuk penggunaan glukosa yang cepat sel, meningkatkan
glikolisis, meningkatkan glukogenesis, meningkatkan kecepatan absorpsi
dari saluran cerna, dan bahkan juga meningkatkan sekresi insulin dengan
hasil akhirnya adalah efeknya terhadap metabolisme karbohidrat. Semua
efek ini mungkin disebabkan oleh naiknya seluruh enzim akibat dari
hormon tiroid.
E. Efek pada Metabolisme Lemak
Pada dasarnya semua aspek metabolisme lemak juga ditingkatkan di
bawah pengaruh hormon tiroid. Karen alemak merupakan sumber energi
11
utama untuk suplai jangka panjang, maka lemak yang telah disimpan
dalam tubuh akan lebih banyak dipecah daripada elemen-elemen jaringan
lain. Khususnya, lipid akan diangkut dari jaringan lemak, yang
meningkatkan konsentrasi asam lemak bebas di dalam plasma. Hormon
tiroid juga sangat mempercepat proses oksidasi asam lemak bebas oleh
sel.
Meningkatnya hormon tiroid menurunkan jumlah kolesterol, fosfolipid,
dan trigliserida dalam darah, walaupun sebenarnya hormon ini juga
meningkatkan asam lemak bebas. Sebaliknya, menurunnya sekresi tiroid
sangat meningkatkan konsentrasi kolesterol, fosfolipid, dan trigliserida
plasma dan hampir selalu menyebabkan pengendapan lemak secara
berlebihan di dalam hati .
F. Efek pada Metabolisme Vitamin
Oleh karena hormon tiroid meningkatkan jumlah berbagai enzim dan
oleh karena vitamin merupakan bagian penting dari beberapa enzim atau
koenzim, maka hormon tiroid ini meningkatkan kebutuhan vitamin.
G. Efek pada Sistem Kardiovaskular
1. Aliran Darah dan Curah Jantung
Meningkatnya metabolisme dalam jaringan mempercepat
pemakaian oksigen dan memperbanyak jumlah produk akhir dari
metabolisme yang dilepaskan dari jaringan. Efek ini menyebabkan
vasodilatasi pada sebagian besar jaringan tubuh, sehingga
meningkatkan aliran darah. Kecepatan aliran darah pada kulit terutama
meningkat oleh karena meningkatnya kebutuhan untuk pembuangan
panas. Sebagai akibat dari meningkatnya aliran darah , maka curah
jantung juga akan meningkat.
2. Frekuensi Denyut Jantung
Frekuensi denyut jantung lebih meningkat di bawah pengaruh
hormon tiroid daripada perkiraan peningkatan curah jantung. Oleh
karena itu, hormon tiroid ini mungkin berpengaruh langsung pada
eksitabilitas jantung, yang selanjutnya meningkatkan frekuensi denyut
jantung.
3. Kekuatan Denyut Jantung
12
Peningkatan aktivitas enzimatik yang disebabkan oleh
peningkatan produksi hormon tiroid tampaknya juga meningkatkan
kekuatan denyut jantung bila sekresiu hormon tiroid sedikit berlebih.
4. Volume Darah
Hormon tiroid menyebabkan volume darah sedikit meningkat.
Efek ini mungkin disebabkan paling sedikit oleh vasodilatasi, yang
mengakibatkan bertambahnya jumlah darah yang terkumpul dalam
sistem sirkulasi.
5. Tekanan Arteri
Karena peningkatan aliran darah melalui jaringan di antara dua
denyut jantung , maka tekanan nadi menjadi sering meningkat [8].
H. Efek pada Respirasi
Meningkatnya kecepatan metabolisme akan meningkatkan pemakaian
oksigen dan pembentukan karbondioksida. Efek-efek ini mengaktifkan
semua mekanisme yang meningkatkan kecepatan dan kedalaman
pernapasan sebagai berikut.
I. Efek pada Saluran Cerna
Selain meningkatkan nafsu makan dan asupan makanan, hormon tiroid
meningkatkan baik kecepatan sekresi getah pencernaan dan pergerakan
saluran cerna.
J. Efek pada Sistem Saraf Pusat
Pada umumnya hormon tiroid meningkatkan kecepatan berpikir tetapi
juga sering menimbulkan disosiasi pikiran.
K. Efek Terhadap Fungsi Otot
Sedikit peningkatan hormon tiroid biasanya menyebabkan otot
bereaksi dengan kuat, namun bila jumlah hormon ini berlebihan maka
otot-otot menjadi lemah oleh karena berlebihannya katabolisme protein.
Sebalinya kekurangan hormon tiroid menyebabkan otot sangat lamban
dan otot tersebut berelaksasi dengan perlahan setelah kontraksi.
L. Efek pada Kelenjar Endokrin Lain
Meningkatnya hormon tiroid meningkatkan kecepatan sekresi sebagian
besar kelenjar endokrin lain, tetapi hormon ini juga meningkatkan
kebutuhan jaringan akan hormon ini.
M. Efek pada Fungsi Seksual
13
Agar dapat timbul fungsi seksual yang normal, dibutuhkan sekresi tiroid
yang normal.
II.3.3 Pengaturan Hormon Tiroid
Tyroid-stimulating hormone (TSH), hormon tropik tiroid dari hipofisis
anterior adalah regulator fisiologis terpenting bagi sekresi hormon tiroid.
Hampir semua langkah dalam pembentukan dan pengeluaran hormon tiroid
dirangsang oleh TSH. Selain meningkatkan sekresi hormon tiroid , TSH
bertanggung jawab untuk mempertahankan integritas struktural kelenjar tiroid.
Tanpa adanya TSH, tiroid mengalami atrofi (ukurannya mengecil) dan sekresi
hormonnya berkurang. Sebaliknya, kelenjar ini mengalami hipertrofi
(peningkatan ukuran setiap sel folikel) dan hiperplasia (peningkatan jumlah
sel folikel) sebagia respon terhadap stimulasi TSH yang berlebihan.9
Pengaturan sehari-hari kadar hormon tiroid bebas tampaknya
dilaksanakan oleh mekanisme umpan balik negatif antara tiroid dan hipofisis
anterior, sementara penyesuaian jangka panjang diperantarai oleh
hipotalamus. Mekanisme umpan balik ini dipakai untuk menjaga agar
konsentrasi hormon tiroid bebas dalam sirkulasi darah tetap pada konsentrasi
normal. Hormon tiroid dengan mekanisme umpan balik negatif akan
menghambat sekresi TSH sementara TRH dari hipotalamus meningkatkan
sekresi TSH oleh hipofisis anterior.12
Salah satu faktor yang diketahui dapat meningkatkan sekresi TRH
adalah pajanan ke dingin pada bayi. Keadaan ini merupakan mekanisme
yang sangat adaptif pada bayi baru lahir. Berbagai jenis stres diketahui
menghambat sekresi TSH dan hormon tiroid. Diperkirakan melalui pengaruh
saraf di hipotalamus.9
TSH merupakan suatu hormon hipofisis anterior, suatu glikoprotein
dengan berat molukel sekitar 28.000; ia meningkatkan sekresi tiroksin dan
triyoditironin oleh kelenjar tiroid. Efek pada kalenjar tiroid adalah 9;
1. meningkatkan proteolisis tiroglobulin dalam folikel
2. meningkatkan pompa yodida
3. peningkatan yodinasi tirosin dan peningkatan penggabungan untuk
membentuk hormon tiroid
4. peningkatan ukuran dan aktivitas sekresi se-sel tiroid
14
5. peningkatan jumlah sel-sel tiroid, ditambah perubahan dari sel kuboid
menjdai folikel.
Peran AMP siklik dalam efek perangsangan TSH. AMP bekerja sebagai
second messenger untuk mengaktifkan semua sistem sel tiroid. Akibatnya
adalah peningkatan segera sekresi hormon tiroid dan pertumbuhan jaringan
kalenjar tiroid yang berlangsung lama.11
Pengeluaran TSH juga dipengaruhi oleh homon hipotalamus TRH
(Thyrotropin Relasing Hormon) yang disekresi oleh ujung-ujung saraf pada
eminentia mediana hipotalamus dan kemudian ditranspor ke hipofisis anterior
dalam darah porta hipotalamik-hipofisial.11
Salah satu rangsang yang paling dikenal untuk meningkatkan kecepatan
sekresi TSH oleh hipofisis anterior adalah memaparkan binatang ke dingin,
dimana dapat meningkatakan pengeluaran hormon tiroid 100 % dan
penigkatan metabolisme sebanyak 50 %. Berbagai reaski emosi juga dapat
mempengaruhi pengeluaran TRH dan TSH sehingga secara tidak langsung
dapat mempengaruhi sekresi hormon tiroid. Tubuh memiliki mekanisme yang
rumit untuk menyesuaikan kadar hormon tiroid. Hipotalamus menghasilkan
Thyrotropin-Releasing Hormone, yang menyebabkan kelenjar hipofisa
mengeluarkan TSH. TSH merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan
hormon tiroid dalam darah mencapai kadar tertentu, maka kelenjar hipofisa
menghasilkan TSH dalam jumlah yang lebih sedikit, jika kadar hormon tiroid
dalam darah berkurang, maka kelenjar hipofisa mengeluarkan lebih banyak
TSH .11
Efek Umpan-Balik terbalik Hormon Tiroid atas sekresi TSH Hipofsis
Anterior-Pengaturan Umpan Balik Sekresi Tiroid. Kedua hormon ini
mempunyai efek umpan balik di tingkat hipofisis. T3 selain berefek pada
hipofisis juga pada tingkat hipotalamus. Sedangkan T4 akan mengurangi
kepekaan hipofisis terhadap rangsangan TRH.11
15