Gizi dan Kesehatan Masyarakat

22
Oleh : Dr. Ir. Tri Dewanti W., M.Kes. Jurusan THP-FTP Universitas Brawijaya Malang

description

Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Oleh : Dr. Ir. Tri Dewanti W., M.Kes. Jurusan THP-FTP Universitas Brawijaya Malang. DIVERSIFIKASI/ PENGANEKARAGAMAN PANGA N usaha penganekaragaman usaha tani secara : horizontal, vertikal dan regional. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Gizi dan Kesehatan Masyarakat

Page 1: Gizi dan Kesehatan Masyarakat

Oleh : Dr. Ir. Tri Dewanti W., M.Kes.Jurusan THP-FTP

Universitas Brawijaya Malang

Page 2: Gizi dan Kesehatan Masyarakat

DIVERSIFIKASI/PENGANEKARAGAMAN

PANGAN

usaha penganekaragaman usaha tani secara : horizontal, vertikal dan regional

UPAYA PENINGKATAN KONSUMSI ANEKA RAGAM PANGAN NON BERAS

DENGAN PRINSIP GIZI SEIMBANG

Page 3: Gizi dan Kesehatan Masyarakat

Aku sehat karena panganku cukup, beragam, bergizi seimbang, Aku sehat karena panganku cukup, beragam, bergizi seimbang, aman, dan halalaman, dan halal

Page 4: Gizi dan Kesehatan Masyarakat

KETERSEDIAAN PANGANPER KAPITA

Produksi

Pasokan pangan dari luar (Impor )

Cadangan pangan

Bantuan pangan

Sumber : Patrick Webb and Beatrice Rogers. 2003 (dimodifikasi

Luas panenProduktifitas

Diversifikasi produk Sarana dan prasarana

pemasaran

Irigasi, teknologi, kredit,

Sarana produksiJumlah Penduduk

Iklim, hama penyakit, bencana,dll.

Page 5: Gizi dan Kesehatan Masyarakat

MASALAH PANGANKELEBIHAN PANGAN

KEKURANGAN PANGAN

RUMAH TANGGA TIDAK BISA AKSES

DALAM PEMENUHAN PANGAN

KEAMANAN PANGAN

• TURUNNYA HARGA• KERUSAKAN

PRODUKSI

GIZI BURUK

GIZI BURUK

GANGGUAN KESEHATAN

Page 6: Gizi dan Kesehatan Masyarakat

• konsumsi beras di Indonesia masih di atas 100 kg per kapita per tahun (Hermanto, 2008)

Idealnya, 60 kg per kapita per tahun, (Jepang)

Ketergantungan Masyarakat Indonesia akan beras sangat tinggi.

Harga beras > Rp. 5000, masyarakat kelompok miskin, beli beras aking/karak. Masy. Kelompok kurang mampu makan nasi aking, seperti tahun-tahun 60 – 70 an

AKAR MASALAH: KEMISKINAN

Page 7: Gizi dan Kesehatan Masyarakat

• Kebijakan pengembangan pangan yang terfokus pada beras

Upaya penggalian dan pemanfaatan sumber sumber pangan karbohidrat lokal masih kurang

Pola konsumsi pangan masyarakat masih belum beragamKemampuan memproduksi pangan lokal masih rendah, terutama musim paceklikPenerapan teknologi produksi dan teknologi pengolahan pangan lokal di masyarakat tidak mampu mengimbangi pangan olahan asal impor yang membanjiri pasar.

Page 8: Gizi dan Kesehatan Masyarakat

Kekuatan = Strengths (S) Kelemahan =Weaknesses (W)

Potensi biodiversitas yang sangat kayaKekayaan budaya dan food habitKeragaman geografi dan agroklimatPeneliti yang cukup andal dengan sarana yang cukup

Pangan lokal dianggap inferiorProgram yang tidak sinkron dengan anggaran rendahMental pedagang para industriawanEfisiensi usaha tani rendah

Peluang = Opportunities (O) Strategi SO Strategi WOGlobalisasi perdaganganJumlah penduduk yang besarSituasi politik ke arah kemandirian bangsa

Pengembangan Diversifikasi pangan pokok berbasiskan kepada kondisi setempat

Pengembangan bisnis pangan untuk mendukung diversifikasi berbasiskan indigenous resources

Ancaman = Threats (T) Strategi ST Strategi WTBanjir pangan importPerubahan iklim yang makin tidak teraturKurang menghargai indigenous knowledge/resourcesPaten bahan biologis

Peningkatan efisiensi usaha pertanian melalui penelitian efektif yang dipublikasikanPeningkatan apresiasi terhadap indigenous knowledge/resources

Pengembangan kemandirian bangsa di bidang pangan berlandaskan indigenous resources/knowledge

Page 9: Gizi dan Kesehatan Masyarakat

• Diversifikasi Horisontal : Upaya menganekaragamkan produk yang dihasilkan dan produk yang dikonsumsi budidayanya• Diversifikasi Vertikal : Upaya meningkatkan nilai tambah komoditas pangan , lebih berdaya guna pengembangan produksi setelah panen/pengolahan• Diversifikasi Regional : Upaya penganekaragaman produk yang dihasilkan untuk dikonsumsi berdasarkan potensi pangan lokal

Page 10: Gizi dan Kesehatan Masyarakat

Prinsip Deversifikasi Pangan : Pemantapan swasembada pangan beras Perbaikan mutu gizi pangan Peningkatan nilai tambah non berasDampak yang diharapkan : Peningkatan pangan yang lebih beragam Peningkatan usaha budidaya non beras Peningkatan usaha industri pangan yang lebih beragam lapangan kerja baru

Page 11: Gizi dan Kesehatan Masyarakat

Deversifikasi Pangan VS Perbaikan Mutu Gizi : Konsumsi pangan beragam memperbaiki mutu gizi

makanan makanan tunggal tdk dpt mencukupi kebutuhan gizi Misal : - beras tinggi KH dan kurang asam amino lisin - kedele tinggi protein kurang asam amono methionin dengan menggabung ke 2nya akan tercukupi energi,

protein dan asam amino yang lebih lengkap

Page 12: Gizi dan Kesehatan Masyarakat

Upaya Deversifikasi : bukan hal mudah karena merubah pola

konsumsi Intervensi penyuluhan dan

sosialisasiPenyediaan pangan yang

beranekaragamIntervensi produk makanan baru,

bergizi, murah, disukai dan aman teknologi pasca panen dan teknologi pengolahan

Mempertinggi harga beras menekan harga komoditas lain

Pola tanam ganda produktivitas lebih tinggi

Page 13: Gizi dan Kesehatan Masyarakat

Pekarangan dan lahan tidur/tidak produktif dapat dimanfaatkan untuk budidaya palawija

menjamin ketersediaan bahan pangan lain pada saat gagal panen/musibah

Faktor-faktor yang harus diperhatikan :1) Pola makan dan keadaan defisiensi gizi menu menu tinggi KH, rendah protein dan lemak pada

anak-anak berakibat kurang gizi dianjurkan mengkonsumsi makanan tinggi protein

(kacang-kacangan) mengkonsumsi bahan makanan beragam gizi

lengkap

Page 14: Gizi dan Kesehatan Masyarakat

2) Akseptabilitas (penerimaan)Cita rasa, bentuk, aroma, kenampakan daya terimaPerlu diciptakan makanan baruPerlu inovasi pengolahan3) Kebutuhan tenaga kerja dan ketersediaan lahanTerbatasnya tenaga kerja dan lahan garapanJangan mengganggu pekerjaan sbg petani tanaman

pangan dan penggunaan lahannyaMemanfaatkan waktu luang dan lahan tdk

produktif/pekarangan untuk mengembangkan tanaman baru

Page 15: Gizi dan Kesehatan Masyarakat

4) Sumber Penghasilan baru dan Potensi Pemasaran

Bila produk yg dihasilkan suatu kebutuhan bahan pangan ada pembeli ada pasar sumber penghasilan baru

Merupakan persediaan pangan dan tabungan bagi keluarga

5) Kemudahan dalam Penyiapan Produk baru mudah diterima bila mudah,

cepat dan praktis dalam penyiapannya untuk dikonsumsi

Perlu diperkenalkan teknologi pasca panen dan pengolahannya

Page 16: Gizi dan Kesehatan Masyarakat

6) Ketersediaan secara lokal Sebaiknya bahan merupakan potensi yg

ada di daerah tsb. menjamin ketersediaan

Bahan yg ada tetapi belum dikenal perlu ditunjukkan keunggulan komparatif diantaranya harga, dan nilai gizinya

7) Pendidikan Gizi dan Kesehatan Diperlukan untuk menunjang program

deversifikasi sehingga tujuan peningkatan status gizi dan kesehatan tercapai

Page 17: Gizi dan Kesehatan Masyarakat

Potensi dan Kendala Deversifikasi Pangan

dilihat dari 2 sisi : - Produksi (Penawaran) - Konsumsi (Pemasaran) Produksi :

Potensi : Beranekaragamnya tanaman dan varietas yg

ada Iklim tropik yang menunjang Adanya budidaya palawija yg sudah dikenal Prospek pasar yg luas dan potensial

Page 18: Gizi dan Kesehatan Masyarakat

Kendala :

Komoditi non beras sbg tanaman sekunder/sampingan

Lahan yg ada untuk tanaman padi adanya lahan kering Sistem irigasi yg konvensional Ketersediaan sarana produksi (bibit

unggul) Sulitnya penerapan teknologi baru masalah mekanisasi Penanganan pasca panen dan

pengolahan yg belum baik

Page 19: Gizi dan Kesehatan Masyarakat

Konsumsi : Potensi :

Meningkatkan pendapatan

Pengembangan industri pangan diperlukan : Pengawasan gizi Pengawasan higiene Pengawasan keamanan pangan• Berkembangnya produk

makanan jadi atau makanan cepat/ siap santap

Page 20: Gizi dan Kesehatan Masyarakat

Kendala :

Belum adanya teknologi tepat guna bagi pengolahan non beras

Penyiapan yang cukup lama bagi komoditas non beras

Bagi industri pangan : Ketersediaan bahan yg belum mencukupi Kualitas bahan mentah yg bervariasi dan rendah Penggunaan zat aditive yg belum benar Kesadaran sanitasi dan higiene yg rendah

keracunan Kesadaran taat peraturan yg rendah Pengawasan yg masih kurang dari instansi

berwenang

Page 21: Gizi dan Kesehatan Masyarakat

INDIKATOR KEBERHASILANASPEK KETAHANAN ASPEK KETAHANAN

PANGAN PANGAN INDIKATOR UTCOMEINDIKATOR UTCOME UKURAN UKURAN

Ketersediaan panganKetersediaan pangan Ketersediaan energi perkapita Ketersediaan energi perkapita minimal 2.200 Kilokalori/hariminimal 2.200 Kilokalori/hariKetersediaan protein perkapita Ketersediaan protein perkapita minimal 57 gram/harminimal 57 gram/har

Kemandirian pangan Kemandirian pangan Ketergantungan imporKetergantungan impor Persentase impor terhadap kebutuhan Persentase impor terhadap kebutuhan Cadangan pangan Cadangan pangan pemerintahpemerintah Jumlah cangan panganJumlah cangan pangan Minimal untuk 3 bulanMinimal untuk 3 bulan

Stabilitas hargaStabilitas harga perbedaan harga antara musim perbedaan harga antara musim panen dan non panen panen dan non panen

perbedaan maksimum 10 persenperbedaan maksimum 10 persen

Status Status GiziGizi Harapan hidup Harapan hidup Tahun Tahun Kematian bayi Kematian bayi Kematian bayi per 100Kematian bayi per 10000 kelahiran (bayi) kelahiran (bayi) Anemia gizi besi (AGB)Anemia gizi besi (AGB) Persen balita dengan Kadar Hb < 11gr/dlPersen balita dengan Kadar Hb < 11gr/dlGangguan akibat kekurangan Gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI),iodium (GAKI),

Persen Anak usia sekolah dengan Persen Anak usia sekolah dengan pembesaran kelenjar gondokpembesaran kelenjar gondok

Kurang vitamin A (KVA)Kurang vitamin A (KVA) Persen balita dengan Serum retinol <20 Persen balita dengan Serum retinol <20 µg/dlµg/dl

BBalita gizi kurang dan buruk alita gizi kurang dan buruk Persen balita gizi kurang dan buruk Persen balita gizi kurang dan buruk Angka Angka Kecukupan Energi Kecukupan Energi Minimal 2.000 kkal/hari Minimal 2.000 kkal/hari Angka kecukupan ProteinAngka kecukupan Protein Minimal 52 gram/hariMinimal 52 gram/hari

Kerawanan pangan Kerawanan pangan Pesen capaian AKE Pesen capaian AKE Sangat rawan (konsumsi energi < 70% Sangat rawan (konsumsi energi < 70% AKE), kerawanan ringan sampai sedang AKE), kerawanan ringan sampai sedang (konsumsi energi 70-90% AKE).(konsumsi energi 70-90% AKE).

Diversifikasi konsumsi Diversifikasi konsumsi panganpangan

Pola Pangan Harapan Pola Pangan Harapan Skore PPHSkore PPHKeragaman panganKeragaman pangan Indeks EntropyIndeks Entropy

Keamanan pangan Keamanan pangan KKasus keracunan pangan asus keracunan pangan Jumlah kasus keracunan panganJumlah kasus keracunan pangan

Page 22: Gizi dan Kesehatan Masyarakat

Gandum/Terigu

Mie instanRoti (bakery , pizza, burger ) Menu Modern ygMacam-macam Snack awetan selalu ada dlmCake, kue-kue basah makanan sehari-

hari

Import gandum terus meningkat ! Bagaimana pendapat dan solusinya ?