Gizi Buruk Marasmus

34
Identitas Pasien Nama : An. Nadia Ramadani Umur : 5 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : Belom Sekolah Agama : Islam Alamat : Pepaya no 341 Pogar Tanggal MRS : 2 - 7 - 2014 Tanggal Pemeriksaan : 7 - 7 - 2014 No. Medrec : 00113569 B. ANAMNESIS A. Keluhan Utama : Luka disekitar mulut tidak kunjung sembuh sudah 3 minggu, panas, mencret 5 kali dalam sehari dalam 2 minggu terakhir, sakit gigi sekitar seminggu yang lalu. B. Riwayat Penyakit Sekarang : Nenek pasien mengatakan awalnya panas kurang atau lebih 3 minggu pilek disangkal disertai mencret sudah 2 minggu lebih dari 5 kali sehari, banyaknya kurang lebih setengah gelas belimbing setiap mencret, konsistensi cair dan terdapat ampas berwarna kekuningan, terdapat darah di

Transcript of Gizi Buruk Marasmus

Page 1: Gizi Buruk Marasmus

Identitas Pasien

Nama : An. Nadia Ramadani

Umur : 5 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : Belom Sekolah

Agama : Islam

Alamat : Pepaya no 341 Pogar

Tanggal MRS : 2 - 7 - 2014

Tanggal Pemeriksaan : 7 - 7 - 2014

No. Medrec : 00113569

B. ANAMNESIS

A. Keluhan Utama :

Luka disekitar mulut tidak kunjung sembuh sudah 3 minggu, panas, mencret 5 kali

dalam sehari dalam 2 minggu terakhir, sakit gigi sekitar seminggu yang lalu.

B. Riwayat Penyakit Sekarang :

Nenek pasien mengatakan awalnya panas kurang atau lebih 3 minggu pilek disangkal

disertai mencret sudah 2 minggu lebih dari 5 kali sehari, banyaknya kurang lebih

setengah gelas belimbing setiap mencret, konsistensi cair dan terdapat ampas berwarna

kekuningan, terdapat darah di sangkal dan lendir di sangkal, bau khas tidak terdapat

darah apabila ingin BAB perut terasa sakit. Pada awalnya anak rewel disertai sering

minum sangat bernafsu (seperti kehausan) namun sejak 3 hari terakhir anak mulai

malas untuk minum dan tampak amat lemas berat badan menurun disertai nafsu makan

menurun tidak disertai batuk, nyeri saat menelan disangkal, riwayat kejang disangkal.

Page 2: Gizi Buruk Marasmus

mulut terdapat luka yang tidak kunjung sembuh,mukosa bibir yang sangat kering

turgor kulit menurun dan perut membesar. Kulit terdapat bintik-bintik hitam.

C. Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien pernah menderita diare dan asma sebelumnya. Riwayat batuk lama disangkal,

Riwayat trauma pada umur 4 tahun jatuh dari sepeda terbentur kepala tapi tidak ada

keluhan. Pasien pernah keluar nanah dari telinga pada saat panas.

D. Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat alergi, riwayat asma dan TBC disangkal.

E. Riwayat Pengobatan :

Sempat diberikan penanganan di puskemas diberikan antibiotik dan penurun panas.

F. Riwayat Psikososial :

Selama ini pasien tinggal bersama kakek, nenek dan ibunya, ayahnya sudah cerai

semenjak mengandung nadia ayahnya bekerja sebagai supir truk malam jarang di

rumah, sedangkan ibunya pegawai di sebuah pabrik. Kakek dan nenek tidak memiliki

pekerjaan.

G. Riwayat Imunisasi:

Nenek pasien mengatakan kalau pasien selalu rutin mengikuti imunisasi lengkap di

puskesmas.(Tetapi tidak ada data).

H. Riwayat pemberian nutrisi:

Tahun 1: Diberikan ASI selama 3 bulan

Susu nutrilon soya selanjutnya diberikan selama 2 bulan ( ganti karena tidak

punya biaya untuk membeli susu dikarenakan mahal.)

SUSU SGM sampai sekarang

Page 3: Gizi Buruk Marasmus

Sebelum Sakit : Selera makan kurang bagus jarang (1 porsi 3x1hari), Menu makanan:

Nasi, ikan,sayur, Frekuensi makan: 3x sehari makanan pantangan tidak ada,

pembatasan pola makanan: tidak ada.

Cairan sebelum sakit: Pasien minum susu 120cc / 8x diminum melalui dot.

Sesudah Sakit : Selera makan menurun (1/3 porsi 3x1 hari), Menu makanan: Nasi, ikan,

Frekuensi makan 3 kali sehari 1 porsi tidak habis, makanan pantangan: tidak ada,

pembatasan pola makan: tidak ada.

Cairan sesudah sakit: Pasien minum susu 100cc / 8x diminum melalui dot.

III. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Compos Mentis

Tanda Vital :

Nadi : 120x/menit

RR : 40x/menit

Suhu : 37.1 oC

Status Antropometri

• Tinggi Badan : 89 cm

• Berat Badan : 10 kg

• BB/U = Terletak dibawah -3 SD (Gizi Kurang)

• TB/U = Terletak dibawah -3 SD (Perawakan pendek)

• BB/TB= Terletak diantara -3 SD dan -2 SD (Gizi Kurang)

Kesan: Status gizi: Kurang

Kepala : A/I/C/D +/-/-/- , Perubahan warna rambut (+), Ubun-ubun cekung, Mata

Cowong (+/+), old man face (+), Thrush (+)

Leher : Tidak ada pembesaran KGB

Page 4: Gizi Buruk Marasmus

Thorax : Bentuk Simetris, Retraksi (-)

P: Rh (-/-) Wz (-/-)

C: S1 S2 Tunggal

Abdomen : Meteorismus, Bising Usus meningkat, Turgor kulit menurun, asites(-)

Genetalia : dBn

Ekstremitas : Akral hangat, Odem -

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium

Hemoglobin : 7.98 g/dL

Hematocrit : 28.0 %

Eritrosit : 3.46 x 103/µl

Leukosit : 5.54 x 103/µl

Trombosit : 293 x 103/µl

V. DAFTAR MASALAH

Buang Air Besar lebih dari 5 kali sehari

BAB Cair

Diare sudah 2 minggu

Frekuensi pasien minum sedikit

Turgor kulit menurun

Pasien tampak gelisah

Bising usus meningkat

Anemis

Berat badan menurun

Luka di mulut yang tidak kunjung sembuh

Page 5: Gizi Buruk Marasmus

Perut membesar

Febris

Dehidrasi sedang

Nafsu makan semakin menurun

Sakit perut saat ingin buang air besar

Kekurangan nutrisi

Pasien sangat lemah

Ubun-ubun cekung

Mukosa bibir kering

Kulit terdapat bintik-bintik hitam (Crazy pavement dermatosis)

Sakit gigi berkepanjangan

VI. DIAGNOSA

Diare persisten dehidrasi sedang

Gizi Buruk Marasmus

Candidiasis oral

Hepatitis B

TB Paru

Pneumonia

Anemia defisiensi besi

VII. PENATALAKSANAAN

• Infus RL@30cc/kgBB dalam 1 jam (240 x 15) /60= 60 tetes/menit

o Dilanjutkan Infus RL 70cc/kgbb dalam 5 jam (560 x 15)/300 = 28 tetes/menit

o Dilanjutkan Infus RL (8x(120+30)) / 96 = 12 tetes/menit

• Propyretic supp 80mg 3 x 1

• Zinc syrup 1 x 1 cth

• Diet bubur saring

Page 6: Gizi Buruk Marasmus

VIII. PEMBAHASAN

DIARE

Definisi

Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi

lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya

tiga kali atau lebih) dalam satu hari. Jenis diare ada dua macam, yaitu Diare akut dan

Diare persisten atau Diare kronik. Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari

14 hari, sementara Diare persisten atau diare kronis adalah diare yang berlangsung lebih

dari 14 hari. Pada diare terdapat tiga penilaian derajat dehidrasi yaitu diare tanpa

dehidrasi, diare dehidrasi ringan-sedang dan diare dehidrasi berat.

EPIDEMOLOGI

Berdasarkan kelompok umur, prevalensi tertinggi diare terjadi pada anak balita

(1-4 tahun) yaitu 16,7% dengan prevalensi laki-laki dan perempuan hampir sama, yaitu

8,9% pada laki-laki dan 9,1% pada perempuan. Prevalensi diare lebih banyak di pedesaan

dibandingkan perkotaan, yaitu sebesar 10% di perdesaan dan 7,4 % di perkotaan. Diare

cenderung lebih tinggi pada kelompok pendidikan rendah dan bekerja sebagai

petani/nelayan dan buruh. Penyebab kematian bayi (usia 29 hari-11 bulan) yang

terbanyak adalah diare (31,4%) dan penyebab kematian anak balita (usia 12-59 bulan),

terbanyak adalah diare (25,2%).2

ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI

Page 7: Gizi Buruk Marasmus

Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam 6 golongan besar yaitu

infeksi (disebabkan oleh bakteri, virus atau infestasi parasit), malabsorpsi, alergi,

keracunan, imunodefisiensi dan sebab-sebab lainnya. Penyebab yang sering ditemukan di

lapangan ataupun secara klinis adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan.1

DIARE DENGAN PENYEBAB INFEKSI VIRUS

Secara global, rotavirus merupakan penyebab diare terparah kalangan anak kecil.

Hampir semua anak telah terinfeksi sebelum mencapai usia lima tahun. Di negara sedang

berkembang, rotavirus menyebabkan kurang lebih setengah juta kematian setiap tahun.5

Di negara maju, kematian akibat rotavirus jarang terjadi tetapi rawat inap terjadi

secara umum, terutama di kalangan anak di bawah usia 2 tahun. Kebanyakan orang sehat

yang terinfeksi oleh rotavirus menderita penyakit selama 4 sampai 6 hari dan sembuh

sepenuhnya. Infeksi rotavirus amat berjangkit dan ditularkan melalui muntah atau tinja

dari orang yang terinfeksi melalui:

• kontak orang ke orang, misalnya menyentuh seseorang yang sakit dan mempunyai virus

ini pada tangannya

• benda yang tercemar

• makanan dan minuman yang tercemar.5

Gejala Klinik

DIARE DENGAN PENYEBAB INFEKSI VIRUS

Rotavirus merupakan penyebab sebagian besar penyakit diare pada bayi dan anak-

anak tetapi tidak pada orang dewasa. Masa inkubasinya 1-3 hari. Gejala yang khas

meliputi diare, demam, nyeri perut dan muntah-muntah di ikuti dehidrasi.7

Pada bayi dan anak-anak, kehilangan banyak elektrolit dan cairan bisa fatal jika

tidak diobati. Penderita dengan kasus yang lebih ringan mempunyai gejala 3-8 hari dan

kemudian sembuh sempurna. Pada anak-anak dengan imunodefisiensi, rotavirus dapat

mengakibatkan penyakit yang lebih berat dan lebih dan lebih panjang.7

Page 8: Gizi Buruk Marasmus

DIARE DENGAN PENYEBAB INFEKSI BAKTERI

1. E.coli

Semua bentuk dapat menyebabkan penyakit pada anak-anak di negara

berkembang, tapi enterohemorrhagic E. coli (EHEC, termasuk E. coli O157: H7)

menyebabkan penyakit yang lebih umum di negara-negara maju.

• Enterotoksigenik E. coli (ETEC) - diare, diare pada bayi dan anak-anak di negara

berkembang.

• Enteropathogenic E. coli (EPEC) - anak-anak <2 tahun; diare kronis pada anak-anak;

jarang menyebabkan penyakit pada orang dewasa.

• Enteroinvasif E. coli (EIEC) - diare berlendir berdarah; biasanya demam.

• Enterohemorrhagi E. coli (EHEC) - diare berdarah; kolitis hemoragik yang parah dan

sindrom uremik hemolitik dalam 6-8%; ternak merupakan reservoir dominan.

• Enteroaggregative E. coli (EAggEC) - diare pada anak-anak; diare persisten pada anak-

anak dan orang dewasa dengan human immunodeficiency virus (HIV).3

2. Camphylobacter Jejuni

Bakteri ini merupakan penyebab diare yang disertai lendir dan darah (disebut juga

Bloody diarrhea) yang sama seringnya seperti Salmonella dan Shigella. Infeksi pada

Campylobacter jejuni melalui mulut dari makanan (misalnya susu yang tidak

dipasteurisasi), minuman (air terkontaminasi), kontak dengan hewan yang terinfeksi

(unggas, anjing, kucing, domba dan babi), atau dengan feses hewan melalui makanan

yang terkontaminasi seperti daging ayam yang belum dimasak dengan baik. Kadang-

kadang infeksi dapat menyebar melalui kontak langsung person to person atau hewan

yang terinfeksi atau ekskretanya serta aktivitas seksual anal-genital-oral sebagai

transmisi.

Campylobacter jejuni peka terhadap asam lambung; perlu memakan 104

organisme untuk dapat menyebabkan infeksi. Jumlah ini sesuai dengan jumlah yang

Page 9: Gizi Buruk Marasmus

diperlukan pada infeksi Salmonella dan Shigella, tetapi lebih sedikit daripada yang

diperlukan untuk infeksi Vibrio. Campylobacter jejuni berkembang biak di usus kecil,

menginvasi epitel, menyebabkan radang yang mengakibatkan munculnya sel darah merah

dan darah putih pada tinja. Kadang-kadang C.jejuni masuk ke dalam aliran darah

sehingga timbul gambaran klinik demam enterik. Invasi jaringan yang terlokalisasi serta

aktivitas toksin menyebabkan timbulnya enteritis (prevalensinya lebih tinggi). C.jejuni

dapat menyebabkan diare melalui invasi kedalam usus halus dan usus besar.Ada 2 tipe

toksin yang dihasilkan, yaitu cytotoxin dan heat-labile enterotoxin. Perubahan

histopatologi yang terjadi mirip dengan proses ulcerative colitis.

3. Shigella sp.

Shigellosis disebut juga Disentri basiler . Disentri sendiri artinya salah satu dari

berbagai gangguan yang ditandai dengan peradangan usus , terutama kolon dan disertai

nyeri perut , tenesmus dan buang air besar yang sering mengandung darah dan lendir.

Habitat alamiah kuman disentri adalah usus besar manusia, dimana kuman tersebut dapat

menyebabkan disentri basiler. Infeksi Shigella praktis selalu terbatas pada saluran

pencernaan, invasi dalam darah sangat jarang. Shigella menimbulkan penyakit yang

sangat menular. Dosis infektif kurang dari 103 organisme.

Proses patologik yang penting adalah invasi epitel selaput lendir, mikroabses pada

dinding usus besar dan ileum terminal yang cenderung mengakibatkan nekrosis selaput

lendir, ulserasi superfisial, perdarahan, pembentukan “pseudomembran” pada daerah

ulkus. Ini terdiri dari fibrin, lekosit, sisa sel, selaput lendir yang nekrotik, dan kuman.

Waktu proses berkurang, jaringan granulasi mengisi ulkus dan terbentuk jaringan parut.

4. Salmonella sp.

Di dunia terdapat lebih dari 2000 serotipe Salmonella, beberapa diantaranya dapat

menyerang manusia dan hewan. Seperti halnya dengan Shigella, Salmonella juga dapat

melakukan invasi ke dalam mukosa usus halus, hanya perbedaannya ialah Salmonella

tidak berkembang biak dan tidak menghancurkan sel epitel melainkan terus masuk ke

lamina propria yang kemudian menyebabkan infiltrasi sel-sel radang. S.typhimurium

dapat membentuk enterotoksin yang dapat mengakibatkan diare.

Page 10: Gizi Buruk Marasmus

5. Vibrio Cholerae

Vibrio cholerae tidak bersifat invasif , melainkan tetap tinggal pada permukaan

sel epithel usus halus, berkembang biak dan mengeluarkan exotoxin berupa enteroxin

yang disebut choleragen. Penularan cholera umumnya melalui makanan atau minuman

yang tercemar. Feces penderita merupakan sumber infeksi utama. Cholera dapat

menyebar dengan cepat di tempat - tempat yang tidak mempunyai penanganan

pembuangan kotoran/sewage dan sumber air yang tidak memadai. Selain Serogrup O1

yang terdiri dari biotype el tor dan biotype cholera saat ini telah ditemukan serogrup

O139 yang secara fisiologis maupun biokimiawi mirip dengan Serogrup O1 biotype el

tor. Manifestasi klinis yang khas pada cholera adalah terjadinya diare yang mirip air

cucian beras.

DIARE DENGAN PENYEBAB INFEKSI PARASIT

Jenis parasit yang dapat menyebabkan diare adalah protozoa (Giardia lamblia,

Cryptosporidium sp., Isosporabelli, Sarcocystis sp., Entamoeba histolytica,

Nonpathogenic Amoeba, Balantidium coli), cacing (Strongyloides stercoralis, Capillaria

philippinensis, Trichinella spiralis,Trichostrongylus orientalis, Trematoda, Trichuris

trichiura),dan jamur (Candida sp., Aspergillus sp., Zygomycosis sp).

A. Giardia lamblia

Giardia lamblia merupakan penyebab tersering infeksi protozoa pada saluran

cerna manusia dan paling banyak ditemukan di negara-negara berkembang. Giardia

lamblia mempunyai dua bentuk yaitu bentuk trofozoit dan kista. Meskipun trofozoit

ditemukan di dalam tinja tetapi trofozoit tidak dapat hidup di luar tubuh manusia. Kista

adalah bentuk infeksius G.lamblia yang resisten terhadap berbagai macam gangguan di

luar pejamu dan dapat bertahan hidup selama sebulan di air atau di tanah.Kista matang

yang tertelan oleh pejamu akan mengalami ekskistasi di duodenum yang dicetuskan oleh

adanya asam lambung lalu diikuti dengan paparan sekresi kelenjar eksokrin pankreas.

Dalam proses ekskistasi ini sitoplasma akan membelah dan terbentuk 2 trofozoit. Saat

trofozoit lepas dari kista terjadi perlekatan ke dinding epitel usus dan terjadi multiplikasi.

G.lamblia hidup di duodenum dan di bagian proksimal yeyunum dan kadang-kadang di

Page 11: Gizi Buruk Marasmus

saluran dan kandung empedu. Pergerakan flagel yang cepat membuat trofozoit bergerak

dari satu tempat ke tempat lain dan dengan batil isapnya melekatkan diri pada epitel usus.

Mekanisme terjadinya diare pada infeksi giardia lamblia belum jelas. Meskipun mukosa

yeyunum terlihat normal bila dilihat dengan mikroskop cahaya, namun ternyata

didapatkan berbagai bentuk atrofi vilus seperti pemendekan dan distrofi mikrovilus.

Aktivitas disakaridase membran mikrovilus berkurang dan terjadi gangguan transport

glukosa yang dipengaruhi natrium. Hal ini diduga berkaitan dengan sistem imunologik.

Pada giardiasis, infiltrasi limfosit timbul sebelum terjadi pemendekan vili dan ternyata

terdapat hubungan antara intensitas infiltrasi limfosit dengan beratnya malabsorbsi yang

terjadi.

B. Entamoeba histolytica

E.histolytica ditemukan hampir di seluruh dunia, tetapi prevalensi tertinggi

didapatkan di negara-negara berkembangAngka mortalitas diperkirakan 75.000 per tahun.

Infeksi E.histolytica dapat melalui makanan dan air serta melalui kontak manusia ke

manusia. Dalam daur hidupnya Entamoeba histolytica mempunyai 3 stadium yaitu

bentuk histolitika, minuta dan kista. bentuk minuta daur hidup tak dapat berlangsung.

Kista dibentuk di rongga usus besar dan dalam tinja, berinti 1 atau 4 dan tidak patogen,

tetapi dapat merupakan bentuk infektif.

Dengan adanya dinding kista, bentuk kista dapat bertahan hidup terhadap

pengaruh buruk di luar badan manusia. Kista matang yang tertelan mencapai lambung

masih dalam keadaan utuh karena kista tahan terhadap asam lambung. Di rongga usus

halus terjadi ekskistasi dan keluarlah bentuk-bentuk minuta yang masuk ke dalam rongga

usus besar. Bentuk minuta ini berubah menjadi bentuk histolitika yang patogen dan hidup

di mukosa usus besar serta menimbulkan gejala. Bentuk histolitika memasuki mukosa

usus besar yang utuh dan mengeluarkan enzim sisstein proteinase yang dapat

menghancurkan jaringan yang disebut histolisin. Kemudian bentuk histolitika memasuki

submukosa dengan menembus lapisan muskularis mukosa, bersarang di submukosa dan

membuat kerusakan yang lebih luas daripada di mukosa usus sehingga terjadi luka yang

disebut ulkus amuba. Lesi ini biasanya merupakan ulkus-ulkus kecil yang letaknya

Page 12: Gizi Buruk Marasmus

tersebar di mukosa usus, bentuk rongga ulkus seperti botol dengan lubang sempit dan

dasar yang lebar, dengan tepi yang tidak teratur agak meninggi dan menggaung.

Proses yang terjadi terutama nekrosis dengan lisis sel jaringan. Bila terdapat

infeksi sekunder, terjadilah proses peradangan yang dapat meluas di submukosa dan

melebar ke lateral sepanjang sumbu usus. Kerusakan dapat menjadi luas sekali sehingga

ulkus-ulkus saling berhubungan dan terbentuk sinus – sinus dibawah mukosa. Dengan

peristalsis usus, bentuk histolitika dikeluarkan bersama isi ulkus ke rongga usus

kemudian menyerang lagi mukosa usus yang sehat atau dikeluarkan bersama tinja.

C. Trichuris trichiura

Trichuris trichiura dapat ditemukan baik di negara maju maupun negara

berkembang. Diperkirakan Trichuris trichiura merupakan prevalensi terbesar ketiga

infeksi oleh cacing usus dan merupakan penyebab terbanyak diare karena infeksi cacing.

Prevalensi sangat tergantung dari pola sanitasi, higiene perorangan,dan juga status nutrisi

seseorang.

Cacing trichuris terutama hidup di sekum, akan tetapi dapat juga ditemukan di

kolon asendens. Pada infeksi berat, cacing trichuris tersebar di seluruh kolon dan rektum.

Cacing ini memasukkan kepalanya ke dalam mukosa usus sehingga terjadi trauma yang

menimbulkan iritasi dan peradangan mukosa usus. Pada tempat perlekatannya dapat

terjadi perdarahan. Selain itu cacing ini menghisap darah pejamu sehingga dapat

menimbulkan anemia.

D. Strongyloides stercoralis

Nematoda ini terutama terdapat di daerah tropik dan subtropik sedangkan di

daerah yang beriklim dingin jarang ditemukan. Daerah yang panas, kelembaban tinggi

dan sanitasi yang kurang sangat menguntungkan cacing strongyloides sehingga terjadi

daur hidup yang tidak langsung. Tanah yang baik untuk pertumbuhan larva adalah tanah

gembur, berpasir dan humus. Hanya cacing dewasa betina yang hidup sebagai parasit di

vilus duodenum dan yeyunum dalam bentuk filiform, halus, tidak berwarna dan

panjangnya kira-kira 2 mm. Parasit ini mempunyai 3 daur hidup yaitu:

Page 13: Gizi Buruk Marasmus

1. Siklus langsung

Sesudah 2 sampai 3 hari di tanah, larva rabditiform berubah menjadi larva

filariform yang merupakan bentuk infektif. Bila larva filariform menembus kulit manusia

akan masuk ke dalam peredaran darah vena dan melalui jantung kanan sampai ke paru.

Dari paru parasit yang mulai menjadi dewasa menembus alveolus, masuk ke trakea dan

laring dan dengan refleks batuk, parasit akan tertelan kemudian sampai di usus halus

bagian atas dan menjadi dewasa.

2. Siklus tidak langsung

Di tanah larva rabditiform berubah menjadi cacing jantan dan cacing betina

bentuk bebas. Sesudah pembuahan, cacing betina menghasilkan telur yang menetas

menjadi larva rabditiform. Larva tersebut dalam waktu beberapa hari menjadi larva

filariform yang infektif dan masuk ke dalam pejamu baru atau dapat juga mengulangi

fase hidup bebas. Siklus tidak langsung ini terjadi bilamana keadaan lingkungan

sekitarnya optimum misalnya di negeri-negeri tropik dengan iklim lembab.

3. Otoinfeksi

Larva rabditiform kadang-kadang menjadi larva filariform di usus atau di daerah

sekitar anus, misalnya pada pasien yang menderita obstipasi sehingga bentuk rabditiform

berubah menjadi filariform di dalam usus. Pada pasien diare menahun, bentuk

rabditiform akan menjadi filariform pada tinja yang masih melekat di sekitar dubur. Bila

larva filariform menembus mukosa usus atau kulit perianal, maka terjadi suatu daur

perkembangan di dalam pejamu. Adanya otoinfeksi dapat menyebabkan strongiloidiasis

menahun pada pasien yang hidup di daerah non endemik.

Gejala Klinik

DIARE DENGAN PENYEBAB INFEKSI BAKTERI

1. E.coli

Masa inkubasi Escherichia coli sekitar 3–5 hari dengan gejala awal mual, muntah,

kram perut, diare dapat disertai darah, seringkali di ikuti demam (37,7–38,3ºC).

Page 14: Gizi Buruk Marasmus

Umumnya Escherichia coli masuk ke dalam tubuh melalui rute oral dari makanan atau

benda yang tercemar bakteri ini.

2. Camphylobacter Jejuni

Keluhan abdominal seperti mulas, nyeri seperti kolik, mual / kurang napsu

makan, muntah, demam, nyeri saat buang air besar (tenesmus), lesu, sakit kepala,

demam antara 37,8-40°C, malaise, pembesaran hati dan limpa, serta gejala dan

tanda dehidrasi,

penyakit enterik akut disertai invasi pada usus halus dan menyebabkan nekrosis

berdarah,

diare hebat/ ekplosif disertai dengan adanya banyak darah, lendir, lekosit PMN

(polimorfonuklear) dan kuman pada tinja bila diperiksa secara mikroskopis,

Jika tidak diobati , 20% penderita mengalami infeksi berkepanjangan dan sering kambuh.

3. Shigella sp.

Setelah masa inkubasi yang pendek (1-3 hari) secara mendadak timbul nyeri

perut, demam, dan tinja encer. Tinja yang encer tersebut berhubungan dengan kerja

eksotoksin dalam usus halus. Sehari atau beberapa hari kemudian, karena infeksimeliputi

ileum dan kolon, maka jumlah tinja meningkat, tinja kurang encer tapi sering

mengandung lendir dan darah. Tiap gerakan usus disertai dengan “mengedan” dan

tenesmus (spasmus rektum), yang menyebabkan nyeri perut bagian bawah. Demam dan

diare sembuh secara spontan dalam 2-5 hari pada lebih dari setengah kasus dewasa.

Namun, pada anak-anak dan orang tua, kehilangan air dan elektrolit dapat menyebabkan

dehidrasi, asidosis, dan bahkan kematian.

Kebanyakan orang pada penyembuhan mengeluarkan kuman disentri untuk waktu

yang singkat, tetapi beberapa diantaranya tetap menjadi pembawa kuman usus menahun

dan dapat mengalami serangan penyakit berulang-ulang. Pada penyembuhan infeksi,

kebanyakan orang membentuk antibodi terhadap Shigella dalam darahnya, tetapi antibodi

ini tidak melindungi terhadap reinfeksi.

Page 15: Gizi Buruk Marasmus

4. Salmonella sp.

Menurut WHO (2010) bakteri ini umumnya ditularkan ke manusia melalui

konsumsi makanan yang terkontaminasi yang berasal dari hewan, terutama daging,

unggas, telur, dan susu. Gejala infeksi Salmonella biasanya muncul 12–72 jam setelah

infeksi dengan gejala klinis termasuk demam, sakit perut, diare, mual, dan kadang-

kadang muntah. Penyakit ini biasanya berlangsung 4–7 hari dan kebanyakan orang

sembuh tanpa pengobatan. Namun, pada anak-anak dan orang tua, ketika bakteri

memasuki aliran darah, diperlukan pula pengobatan menggunakan antibiotik.

5. Vibrio Cholerae

Secara klinis yang pertama kali dirasakan oleh penderita adalah rasa penuh di

abdomen , hilangnya nafsu makan , telapak tangan serta kaki terasa dingin. Berikutnya

secara tiba – tiba mual, muntah dan diare hebat. Feces yang cair yang mula – mula

berwarna coklat kemudian berubah menjadi pucat berisi sedikit lendir yang secara klasik

diistilahkan sebagai “rice water stools” / air cucian beras.

DIARE DENGAN PENYEBAB INFEKSI PARASIT

A. Giardia lamblia

Infeksi giardia lamblia dapat bermanifestasi dalam 3 bentuk yaitu tanpa gejala,

diare akut swasirna dan diare kronik dengan atau tanpa disertai malabsorbsi. Giardiasis

pada anak gizi cukup akan sembuh dengan sendirinya setelah 3-6 minggu, namun

terdapat sebagian kasus yang mengalami diare kronik. Ekskresi parasit dapat berlangsung

selama beberapa bulan sehingga kadang-kadang dapat menyebabkan reinfeksi.

B. Entamoeba histolytica

Manifestasi klinis amebiasis dapat tanpa gejala sampai tampak sakit berat. Pasien

amebiasis sering mengalami nyeri abdomen, diare, anoreksia dan malaise. Pada infeksi

kronik, diare dapat diselingi oleh fase konstipasi. Diare biasanya mengandung darah dan

mukus disertai tenesmus. Amebiasis intestinal dibagi menjadi 2 yaitu amebiasis kolon

Page 16: Gizi Buruk Marasmus

akut bila gejala berlangsung kurang dari 1 bulan dan amebiasis kolon menahun bila

gejalanya berlangsung lebih dari 1 bulan atau bila terjadi gejala yang ringan, diikuti oleh

reaktivasi gejala akut secara periodik.

C. Trichuris trichiura

Kasus infeksi trichuris menunjukkan gejala beraneka ragam mulai dari keluhan

yang ringan sampai keluhan yang berat. Gejala yang timbul dapat berupa diare yang

sering diselingi dengan sindrom disentri, berat badan turun, anemia dan kadang-kadang

disertai prolaps rektum.

D. Strongyloides stercoralis

Larva filariform dalam jumlah besar menembus kulit sehingga timbul kelainan

kulit yang dinamakan creeping eruption yang sering disertai dengan rasa gatal yang

hebat. Infeksi ringan Strongiloides pada umumnya terjadi tanpa diketahui pejamunya

karena tidak menimbulkan gejala. Infeksi sedang dapat menyebabkan rasa sakit seperti

tertusuk-tusuk di daerah epigastrium dan tidak menjalar. Dapat disertai muntah, mual,

diare dan konstipasi saling bergantian.

MARASMUS

A. DEFINISI

1. Marasmus adalah suatu bentuk malgizi protein energi karena kelaparan, semua unsur

diet kurang. Hal ini dikarenakan masukan kalori yang tidak adekuat, diet “Faddy”,

penyakit usus menahun, kelainan metabolik/infeksi menahun separti tuberkulosis.

(Pincus catzel dan Ian roberts, 1991 : 106).

2. Marasmus adalah bila kekurangan kalori dalam diet yang berlangsung lama yang akan

menimbulkan gejala undernutrition yang sangat ekstrim. (FKUI, 1985 : 361).

3. Marasmus adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan karena rendahnya konsumsi

energi kalori dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga mengakibatkan tidak

adekuatnya intake kalori yang dibutuhkan oleh tubuh. ( Nelson, 1999 : 298 ).

Page 17: Gizi Buruk Marasmus

4. Marasmus ialah suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat. Keadaan ini merupakan

hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit infeksi. Selain

faktor lingkungan, ada beberapa faktor lain pada diri anak sendiri yang dibawa sejak

lahir, diduga berpengaruh terhadap terjadinya marasmus. ( http://dokterfoto. com,

diperoleh tanggal 4 Juni 2008).

B. Etiologi

Menurut Behrman (1999: 122) etiologi marasmus antara lain:

1. Pemasukan kalori yang tidak mencukupi, sebagai akibat kekurangan dalam susunan

makanan.

2. Kebiasaan-kebiasaan makanan yang tidak layak, seperti terdapat pada hubungan orang

tua-anak yang terganggu atau sebagai akibat kelainan metabolisme atau malformasi

bawaan.

3. Gangguan setiap sistem tubuh yang parah dapat mengakibatkan terjadinya malnutrisi.

4. Disebabkan oleh pengaruh negatif faktor-faktor sosioekonomi dan budaya yang

berperan terhadap kejadian malnutrisi umumnya, keseimbangan nitrogen yang negatif

dapat pula disebabkan oleh diare kronik malabsorpsi protein, hilangnya protein air

kemih ( sindrom neprofit ), infeksi menahun, luka bakar dan penyakit hati.

C. Tanda dan Gejala

Menurut FKUI (1985 : 361), Ngastiyah (2005 : 259) dan Markum (1991 : 166) tanda

dan gejala dari marasmus adalah :

1. Anak cengeng, rewel, dan tidak bergairah.

2. Diare.

3. Mata besar dan dalam.

4. Akral dingin dan tampak sianosis.

5. Wajah seperti orang tua.

Page 18: Gizi Buruk Marasmus

6. Pertumbuhan dan perkembangan terganggu.

7. Terjadi pantat begi karena terjadi atrofi otot.

8. Jaringan lemak dibawah kulit akan menghilang, kulit keriput dan turgor kulit jelek..

9. Perut membuncit atau cekung dengan gambaran usus yang jelas.

10. Nadi lambat dan metabolisme basal menurun.

11. Vena superfisialis tampak lebih jelas.

12. Ubun-ubun besar cekung.

13. Tulang pipi dan dagu kelihatan menonjol.

14. Anoreksia.

15. Sering bangun malam.

D. Patofisiologi

Pertumbuhan yang kurang atau terhenti disertai atrofi otot dan manghilangkan lemak di

bawah kulit. Pada mulanya kelainan demikian merupakan prosesn fisiologis. Untuk

kelangsungan hidup jaringan tubuh memerlukan energi, namun tidak didapat sendiri dan

cadangan protein digunakan juga untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut.

Penghancuran jaringan pada defisiensi kalori tidak saja membantu memenuhi kebutuhan

energi, tetapi juga untuk memungkinkan sintesis glukosa dan metabolit esensial lainnya

seperti asam amino untuk komponen homeostatik. Oleh karena itu, pada marasmus berat

kadang-kadang masih ditemukan asam amino yang normal, sehingga hati masih dapat

membentuk cukup albumin. (Ngastiyah, 2005 : 259).

Page 19: Gizi Buruk Marasmus

 

F. Komplikasi

Komplikasi yang mungkin terjadi menurut (Markum : 1999 : 168) defisiensi Vitamin

A, infestasi cacing, dermatis tuberkulosis, bronkopneumonia, noma, anemia, gagal

tumbuh serta keterlambatan perkembangan mental dan psikomotor.

a. Defisiensi Vitamin A

Umumnya terjadi karena masukan yang kurang atau absorbsi yang terganggu.

Malabsorbsi ini dijumpai pada anak yang menderita malnurtrisi, sering terjangkit

infeksi enteritis, salmonelosis, infeksi saluran nafas) atau pada penyakit hati. Karena

Vitamin A larut dalam lemak, masukan lemak yang kurang dapat menimbulkan

gangguan absorbsi.

b. Infestasi Cacing

Page 20: Gizi Buruk Marasmus

Gizi kurang mempunyai kecenderungan untuk mudahnya terjadi infeksi

khususnya gastroenteritis. Pada anak dengan gizi buruk/kurang gizi investasi parasit

seperti cacing yang jumlahnya meningkat pada anak dengan gizi kurang.

c. Tuberkulosis

Ketika terinfeksi pertama kali oleh bakteri tuberkolosis, anak akan membentuk

“tuberkolosis primer”. Gambaran yang utama adalah pembesaran kelenjar limfe pada

pangkal paru (kelenjar hilus), yang terletak dekat bronkus utama dan pembuluh darah.

Jika pembesaran menghebat, penekanan pada bronkus mungkin dapat

menyebabkanya tersumbat, sehingga tidak ada udara yang dapat memasuki bagian

paru, yang selanjutnya yang terinfeksi. Pada sebagian besar kasus, biasanya

menyembuh dan meninggalkan sedikit kekebalan terhadap penyakit ini. Pada anak

dengan keadaan umum dan gizi yang jelek, kelenjar dapat memecahkan ke dalam

bronkus, menyebarkan infeksi dan mengakibatkan penyakit paru yang luas.

d. Bronkopneumonia

Pada anak yang menderita kekurangan kalori-protein dengan kelemahan otot

yang menyeluruh atau menderita poliomeilisis dan kelemahan otot pernapasan. Anak

mungkin tidak dapat batuk dengan baik untuk menghilangkan sumbatan pus.

Kenyataan ini lebih sering menimbulkan pneumonia, yang mungkin mengenai banyak

bagian kecil tersebar di paru (bronkopneumonia).

e. Noma

Penyakit mulut ini merupakan salah satu komplikasi kekurangan kalori-protein

berat yang perlu segera ditangani, kerena sifatnya sangat destruktif dan akut.

Kerusakan dapat terjadi pada jaringan lunak maupun jaringan tulang sekitar rongga

mulut. Gejala yang khas adalah bau busuk yang sangat keras. Luka bermula dengan

bintik hitam berbau diselaput mulut. Pada tahap berikutnya bintik ini akan

mendestruksi jaringan lunak sekitarnya dan lebih mendalam. Sehingga dari luar akan

terlihat lubang kecil dan berbau busuk.

Page 21: Gizi Buruk Marasmus

G. Pemeriksaan Penunjang

1.Menurut FKUI (1985:364) pada pemeriksaan laboratorium memperlihatkan :

a. Karena adanya kelainan kimia darah, maka :

1) kadar albumin serum rendah

2) kadar globumin normal atau sedikit tinggi

3) peningkatan fraksi globumin alfa 1 dan globumin gama

4) kadar globumin beta rendah

5) kadar globumin alfa 2 menetap

6) kadar kolesterol serum menurun

7) uji turbiditas timol meninggi

b. Pada biopsi hati ditemukan perlemahan yang kadang-kadang demikian hebatnya

sehingga hampir semua sela hati mengandung vakual lemak besar. Sering juga

ditemukan tanda fibosis, nekrosis dan infiltrasi sel mononukleus.

c. Pada hasil outopsi penderita kwashiorkor yang berat menunjukan hampir semua

organ mengalami perubahan seperti degenerasi otot jantung, osteoporosis tulang dan

sebagainya.

2. Menurut Markum (1996:167) pada pemeriksaan

a. Laboratorium menunjukan

1) Penurunan badan albumin, kolesterol dan glukosa dalam serum

2) Kadar globumin dapat normal atau meningkat, sehingga perbandingan albumin

dan globumin dapat terbalik kurang dari 1.

3) Kadar asam amino esensial dalam plasma relatif lebih rendah daripada asam

amino non esensial.

4) Umumnya kadar imunoglubin serum normal atau meningkat.

Page 22: Gizi Buruk Marasmus

5) Kadar Ig A serum normal, kadar Ig A sekretori rendah.

6) Uji toleransi glukosa menunjukan gambaran tipe diabetik.

7) Pemeriksaan air kemih menunjukan peningkatan sekresi hidroksiprolin dan

adanya aminoasi dunia.

b. Pada biopsi hati ditemukan perlemakan ringan sampai berat, fibrosis, nekrosis dan

infiltrasi sel mononuklear. Pada perlemakan berat hampir semua selhati

mengandung vakual lemak yang besar.

c. Pemeriksaan outopsi menunjukan kelainan pada hampir semua organ tubuh, seperti

degenerasi otot jantung, osteoporosis tulang, atrofi virus usus, detrofi sistem limfold

dan atrofi kelenjar timus.

d. Pada pemeriksaan otopometri berat badan dibawah 90%, lingkar lengan di bawah 14

cm.

H. PENATALAKSANAAN

Menurut Mansjoer (2000 : 514 – 517) penatalaksanan marasmus adalah :

1. Atasi / cegah hipoglikemia

Periksa gula darah bila ada hipotermia (suhu aksila <>oC, suhu rektal 35,5oC).

Pemberian makanan yang lebih sering penting untuk mencegah kondisi tersebut.

2. Atasi/cegah hipotermia

a. Segera beri makanan cair/fomula khusus.

b. Hangatkan anak dengan pakaian atau selimut sampai menutup kepala.

3. Atasi/cegah dehidrasi

Lakukan pemberian cairan infus dengan hati-hati dengan tetesan pelan-pelan untuk

mengurangi beban sirkulasi dan jantung.

4. Koreksi gangguan keseimbang elektrolit

Page 23: Gizi Buruk Marasmus

Pada marasmus berat terjadi kelebihan natrium tubuh, walaupun kadar natrium

plasma rendah.

a) Tambahkan Kalium dan Magnesium dapat disiapkan dalam bentuk cairan dan

ditambahkan langsung pada makanan. Penambahan 20 ml larutan pada 1 liter

formula.

5. Obati / cegah infeksi dengan pemberian antibiotik

6. Koreksi defisiensi nitrien mikro, yaitu dengan :

Berikan setiap hari :

1). Tambahkan multivitamin.

2). Asam folat 1 mg/hari (5 mg hari pertama).

3). Seng (Zn) 2 mg/KgBB/hari.

4). Bila berat badan mulai naik berikan Fe (zat besi) 3 mg/KgBB/hari.

5). Vitamin A oral pada hari 1, 2, dan 14.

Umur > 1 tahun : 200 ribu SI (satuan Internasional).

Umur 6-12 bulan : 100 ribu SI (satuan Internasional).

Umur 0-5 bulan : 50 ribu SI (satuan Internasional).

6). Mulai pemberian makan

Pemberian nutrisi harus dimulai segera setelah anak dirawat dan harus dirancang

sedemikian rupa sehingga cukup energi dan protein untuk memenuhi

metabolisme basal.

I. Pencegahan

Tindakan pencegahan terhadap marasmus menurut (Lubis, U.N.http: //www.cermin

dunia kedokteran. diperoleh tanggal 4 Juni 2008) dapat dilaksanakan dengan baik bila

Page 24: Gizi Buruk Marasmus

penyebab diketahui. Usaha-usaha tersebut memerlukan sarana dan prasarana kesehatan

yang baikuntuk pelayanan kesehatan dan penyuluhan gizi, antara lain :

1. Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber energi yang

paling baik untuk bayi.

2. Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6 tahun ke

atas.

3. Pencegahan penyakit infeksi, dengan meningkatkan kebersihan lingkungan dan

kebersihan perorangan.

.4. Pemberian imunisasi.

5. Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu kerap.

6. Penyuluhan/pendidikan gizi tentang pemberian makanan yang adekuat merupakan

usaha pencegahan jangka panjang.

7. Pemantauan (surveillance) yang teratur pada anak balita di daerah yang endemis

kurang gizi, dengan cara penimbangan berat badan tiap bulan.