GIZBUR MURTIREJO

40
Laporan Kegiatan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) F.4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat DETEKSI BALITA GIZI BURUK/KURANG DI DESA MURTIREJO Disusun Oleh: dr. Hermanu Adi Pembimbing : dr. Rahmi Asfiyatul Jannah

Transcript of GIZBUR MURTIREJO

Page 1: GIZBUR MURTIREJO

Laporan Kegiatan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)F.4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

DETEKSI BALITA GIZI BURUK/KURANGDI DESA MURTIREJO

Disusun Oleh:dr. Hermanu Adi

Pembimbing :dr. Rahmi Asfiyatul Jannah

Pusat Kesehatan Masyarakat Kebumen IKebumen

Page 2: GIZBUR MURTIREJO

BAB I

PENDAHULUAN

.

Gizi buruk adalah keadaan kurang gizi tingkat berat pada anak berdasarkan

indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) <-3 SD dan atau ditemukan

tanda-tanda klinis marasmus, kwashiorkor dan marasmus-kwashiorkor.

Menurut WHO pada tahun 2011, 52 juta anak dibawah usia 5 tahun

menderita kurang gizi. Sedangkan lebih dari 29 juta (5%) anak dibawah usia 5

tahun menderita gizi buruk. Prevalensi gizi buruk tertinggi terdapat di Asia

Selatan, dimana diperkirakan 1 dari 6 anak (16%) menderita kurang gizi. Beban

tertinggi terdapat di India, dimana terdapat 25 juta anak yang kurang gizi.

Sedangkan Indonesia berada di urutan keempat di bawah Nigeria dan Pakistan

dengan prevalensi 2,820 juta (13%) anak kurang gizi, dan 6 persen anak

indonesia menderita gizi buruk.

Di Jawa Tengah jumlah kasus balita gizi buruk terus mengalami penurunan

dari tahun 2010 hingga tahun 2012, yakni 3468 kasus pada tahun 2010, 3187

kasus pada tahun 2011, dan 1131 kasus pada tahun 2012. Namun, pada triwulan

pertama tahun 2013 telah ditemukan 1026 kasus gizi buruk di Jawa Tengah.

Adapun di Kabupaten Kebumen sampai akhir tahun 2011 masih terdapat

38 anak gizi buruk, sedangkan pada tahun 2012 sebanyak 20 anak balita gizi

buruk pada umumnya dikarenakan adanya penyulit atau penyakit penyerta yang

disandangnya, beberapa penyakit penyerta pada penderita balita gizi buruk

adalah : hydrocepallus, penyakit jantung bawaan, keterbelakangan mental/idiot,

diare, bibir sumbing, tidak punya langit-langit, gagal tumbuh kembang, mikro

cepal serta masih banyak penyebab lain misal: kemiskinan, pengetahuan rendah

dll.

Secara umum kasus gizi buruk dapat disebabkan oleh asupan makanan

anak yang kurang sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi untuk

melakukan aktivitas dan berkembang. Hal ini dapat terjadi karena pola asuh yang

Page 3: GIZBUR MURTIREJO

salah, seperti ibu yang sibuk bekerja di hutan/ladang sehingga anak  tidak terawat

(biasa terjadi dipedesaan). Keadaan ini diperberat dengan kebiasaan seperti 

memberikan makanan padat sebelum usia 6 bulan dan kadang tidak hygienis.

Selain pola asuh yang kurang tepat, gizi buruk juga berhubungan dengan

penyakit, baik penyakit infeksi maupun noninfeksi (misal TB dan kelainan

jantung bawaan).

Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengurangi dan menanggulangi

gizi buruk diantaranya berupa pelacakan kasus balita gizi buruk diwilayah

puskesmas oleh Tim Kabupaten, Pelatihan Tatalaksana Gizi Buruk bagi Tenaga

Gizi Puskesmas, konseling gizi oleh tenaga gizi Puskesmas, Penyuluhan kadarzi

di tingkat masyarakat, pemberian PMT pemulihan bagi balita gizi buruk serta

adanya rujukan pasien balita gizi buruk ke rumah sakit.

Page 4: GIZBUR MURTIREJO

BAB II

PERMASALAHAN

Apabila masalah gizi kurang dan gizi buruk terus terjadi dapat menjadi

penghambat dalam pembangunan nasional. Secara perlahan kekurangan gizi akan

berdampak pada tingginya angka kematian ibu, bayi, dan balita, serta rendahnya

umur harapan hidup. Selain itu dampak kekurangan gizi terlihat juga pada

rendahnya partisipasi sekolah, rendahnya pendidikan, serta lambatnya

pertumbuhan ekonomi.

Masalah gizi kurang dan gizi buruk dipengaruhi langsung oleh faktor

konsumsi dan penyakit. Secara tidak langsung dipengaruhi oleh pola asuh,

ketersediaan pangan, faktor sosial ekonomi, budaya, dan politik.

Pada kurun waktu tiga tahun terakhir (2010-2013) penyebab balita gizi

buruk di wilayah Kebumen I ini sebagian besar adalah faktor penyakit

penyerta/cacat bawaan sejak lahir dan faktor ekonomi (keluarga miskin).

Penderita gizi kurang dan gizi buruk di wilayah Puskesmas Kebumen I

tahun 2012 dan 2013:

BulanTahun 2012 Tahun 2013

Gizi Kurang Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Buruk

Januari-April 3 0 2 2

Mei- Agustus 9 0 4 1

Oktober-Des 3 0 3 1

Jumlah 15 0 10 4

Pada bulan September 2013 cakupan posyandu di desa Muktirejo adalah:

Jumlah

Balita (0-

5Th)

(S)

Balita

Memiliki

KMS (0-

5Th)

Balita

Ditimbang

(0-5Th)

(D)

Balita BB

naik (0-

5Th)

(N)

Balita

BGM (0-

5Th)

2T

(0-5Th)

Page 5: GIZBUR MURTIREJO

(K)

169 169 149 129 1 2D/S: 149/169 = 88% (target 80%)K/S: 169/169 = 100% (target tidak ada)N/D: 129/149 = 86,5% (target 85%)

BGM: 1/169= 0,6% (Target< 5%)

Indikator D/S digunakan untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat

terhadap kegiatan posyandu, indikator K/S digunakan untuk mengetahui cakupan

program, N/D digunakan untuk mengetahui keberhasilan program. Dari data di

atas dapat disimpulkan program Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Gizi desa

Murtirejo telah memenuhi target. Tetapi selama D/S belum mencapai 100% maka

kasus gizi buruk masih mungkin terjadi, seperti pada kasus gizi buruk yang

ditemukan di desa Murtirejo ini.

Identitas pasien :

- Nama : An. Titi Nur Aeni Barokah

- Usia : 15 bulan

- Jenis kelamin : Perempuan

- Alamat : Murtirejo RT 01 RW 01 No. 15

- Umur/Pekerjaan/Pendidikan ayah : 27tahun/ Buruh pembuat genting/ SMK

- Umur/Pekerjaan/Pendidikan Ibu : 26tahun/ Ibu rumah tangga/ SD

Riwayat penyakit sekarang : anak tampak kurus, terlihat agak sesak, gerakan

kurang aktif, kebiruan (-), jari tabuh (-)

Riwayat penyakit dahulu

- Riwayat penyakit : ASD (diketahui saat usia 3 bulan)

- Riwayat mondok : Dirawat di RSUD Kebumen dan RSUD Margono

dengan gizi buruk + penyulit

- Riwayat alergi obat/makanan : disangkal

Riwayat penyakit keluarga : disangkal

Page 6: GIZBUR MURTIREJO

Riwayat kehamilan

Ibu mengandung pada usia 25 tahun, ANC teratur ke bidan, kurang

mengkonsumsi makanan bergizi dan susah makan, sering masuk angin, konsumsi

obat-obatan saat kehamilan (+).

Riwayat persalinan

Kelahiran pertama, lahir secara spontan di RSUD Kebumen dengan umur

kehamilan 9 bulan, BB : 2,5 kg, PB : 45 cm, lahir spontan.

Riwayat imunisasi

Imunisasi dasar lengkap

Riwayat makanan

0-3 bulan ASI eksklusif

3-8 bulan ASI + Susu Formula + pisang dilumat

8-12 bulan ASI + Susu Formula + bubur bayi + pisang dilumat

12 bulan-sekarang ASI + Susu Formula + makanan rumah

Pola makan

Ibu hanya memberikan ASI eksklusif sampai bulan ketiga saja. Karena dirasa

anaknya lemas ibu berinisiatif memberikan makanan tambahan ketika anak

masih berumur 3 bulan. Anak sering susah minum susu, menghisap kurang kuat,

dan saat ini harus berbagi ASI dengan adiknya yang baru berumur 5. Saat ini

anak lebih suka ngemil daripada minum ASI. Pembuatan susu formula terlalu

encer dan hegienitas botol minum kurang terjaga. Anak sehari minum susu

formula 6x sehari, makanan lumat 3 kali sehari (nasi, tempe, mie, wortel). Pola

makan kesan kualitas kurang.

Riwayat tumbuh kembang

Usia 10 bulan baru bisa menyangga leher

Usia 11 bulan baru mengucap satu suku kata (pa, tu, ya)

Kesan tumbuh kembang terhambat

PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum : Sedang

Page 7: GIZBUR MURTIREJO

2. Kesadaran : Compos mentis

3. Vital sign

Nadi : 130 x / menit

Respirasi : 56 x / menit

Suhu : 36.5 C

4. Kepala

Bentuk kepala : simetris, mesosefal, venektasi temporal (+)

Rambut : warna hitam, tidak mudah rontok, tidak mudah dicabut

5. Mata : injeksi konjungtiva (-/-), konjungtiva anemis (-/-) sklera

ikterik (-/-)

6. Hidung : discharge (-/-), nafas cuping hidung (-/-)

7. Mulut : lidah kotor (-), tepi hiperemis (-), tremor (-)

8. Telinga : otore (-/-), nyeri tekan (-/-)

9. Leher : KGB tidak teraba pembesaran

10. Thorax :

Paru

Inspeksi : simetris, ketinggalan gerak (-)

Palpasi : vokal fremitus paru kanan = paru kiri

Perkusi : sonor seluruh lapang paru

Auskultasi : suara dasar bronchovesikuler, wheezing (-/-), ronki (-/-)

Jantung

Inspeksi : tampak Ictus cordis di SIC VI LMCS

Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC VI LMCS

Perkusi :

- Batas jantung kanan atas di SIC II 2 jari lateral LPSD

- Batas jantung kiri atas di SIC II 2 jari lateral LPSS

- Batas jantung kanan bawah di SIC IV 2 jari lateral LPSD

- Batas jantung kiri bawah di SIC VI LMCS

Auskultasi : S1 > S2, regular, murmur (+), gallop (-)

Page 8: GIZBUR MURTIREJO

11. Abdomen

Inspeksi : datar

Palpasi : supel, nyeri tekan epigastrium (-)

Perkusi : timpani

Auskultasi : bising usus (+) normal

12. Extremitas : akral hangat, edema (-), sianosis (-)

13. Status Gizi : BB = 5,5 kg, TB = 66 dan U = 15 bulan, maka menurut

tabel BB/U termasuk dibawah gizi buruk dan BB/TB termasuk gizi kurang

Page 9: GIZBUR MURTIREJO

Diagnosis

Gizi buruk dengan penyulit Atrial Septal Defect

Penatalaksanaan

Page 10: GIZBUR MURTIREJO
Page 11: GIZBUR MURTIREJO

Langkah-Langkah Penentuan Balita Gizi Buruk.

Melakukan konfirmasi seluruh balita BGM dan 2T yang ditemukan dalam operasi

timbang dengan :

- Memeriksa tanda-tanda klinis marasmus, kwasiorkor, dan marasmikkwasiorkor.

- Apabila tidak ditemukan tanda-tanda klinis, dilakukan pengukuran TB dengan

microtoise dan PB dengan alat ukur panjang badan (length board). Untuk

menentukan status gizi digunakan standar WHO-NCHS. Jika hasilnya <-3SD

ditetapkan sebagai gizi buruk.

Tanda-Tanda Klinis Balita Gizi Buruk:

a. Marasmus:

- Anak sangat kurus

- Wajah seperti orang tua

- Cengeng dan rewel

- Rambut tipis, jarang dan kusam

- Kulit keriput

- Tulang iga tampak jelas

- Pantat kendur dan keriput

- Perut cekung

b. Kwashiorkor :

- Wajah bulat dan sembab

- Cengeng dan rewel

- Rambut tipis, jarang, kusan, warna rambut jagung dan bila dicabut tidak

sakit.

- Kedua punggung kaki bengkak

- Bercak merah kehitaman di tungkai atau di pantat

c. Marasmik-kwasiorkor :

- Anak sangat kurus

- Wajah seperti orang tua atau bulat dan sembab

- Cengeng dan rewel

Page 12: GIZBUR MURTIREJO

- Tidak bereaksi terhadap rangsangan, apatis

- Rambut tipis, jarang, kusan, warna rambut jagung dan bila dicabut tidak

sakit.

- Kulit keriput

- Tulang iga tampak jelas (iga gambang)

- Pantat kendur dan keriput

- Perut cekung atau buncit

- Bengkak pada punggung kaki yang berisi cairan (edema) dan bila ditekan

lama kembali

- Bercak kehitaman di tungkai dan pantat

Rujukan Balita Gizi Buruk

a. Tujuan :

Semua balita gizi buruk dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit

b. Sasaran :

Seluruh balita gizi buruk yang sudah dikonfirmasi

c. Waktu

Segera setelah penentuan gizi buruk.

d. Pelaksana

Petugas kesehatan

e. Langkah-langkah merujuk balita gizi buruk

1) Segera merujuk dengan membawa KMS atau buku KIA

2) Segera melengkapi persyaratan administrasi rujukan yang berlaku di masing-

masing wilayahnya

Perawatan Balita Gizi Buruk

Perawatan balita gizi buruk dilaksanakan di Puskesmas Perawatan/TFC atau

Rumah Sakit setempat. Tim Asuhan Gizi yang terdiri dari dokter, nutrisionis/dietisien

dan perawat, melakukan perawatan balita gizi buruk dengan menerapkan 10 Langkah

Page 13: GIZBUR MURTIREJO

Tata Laksana Anak Gizi Buruk meliputi : fase stabilisasi, transisi, rehabilitasi dan

tindak lanjut.

a. Tujuan :

Semua balita gizi buruk mendapat perawatan sesuai Tata Laksana Anak Gizi

Buruk

b. Sasaran :

Seluruh balita gizi buruk yang dirujuk

c. Waktu

Segera setelah masuk puskesmas perawatan atau rumah sakit sampai anak

dinyatakan sembuh

d. Pelaksana

Tim Asuhan Gizi yang terdiri dari dokter, nutrisionis/dietisien dan perawat di

Puskesmas Perawatan/TFC atau Rumah Sakit

e. Langkah-langkah perawatan balita gizi buruk

Perawatan balita gizi buruk dengan menerapkan 10 Langkah Tata Laksana

Balita Gizi Buruk meliputi : fase stabilisasi, transisi, rehabilitasi dan tindak

lanjut.

1) Fase Stabilisasi diberikan makanan formula 75 (F 75) dengan asupan gizi 80 -

100 Kkal /kg BB/hari dan protein 1 – 1,5 gr/kg BB/hari

2) Fase Transisi diberikan makanan formula 100 (F 100) dengan asupan gizi 100 –

150 Kkal /kg BB/hari dan protein 2 – 3 gr/kg BB/hr. Perubahan dari F75

menjadi F100

3) Fase Rehabilitasi diberikan makanan formula 135 (F 135) dengan nilai gizi

150- 220 Kkal/kg BB/hari dan protein 3 – 4 gr/kg BB/hr.

4) Fase tindak lanjut dilakukan di rumah setelah anak dinyatakan sembuh, bila

BB/TB atau BB/PB ≥ -2 SD dan tidak ada gejala klinis dan memenuhi kriteria

sbb:

- Selera makan sudah baik, makanan yang diberikan dapat dihabiskan,

- Ada perbaikan kondisi mental,

Page 14: GIZBUR MURTIREJO

- Anak sudah dapat tersenyum,

- Duduk, merangkak, berdiri atau berjalan sesuai umurnya,

- Suhu tubuh berkisar antara 36,50 – 37, 70 C,

- Tidak muntah atau diare,

- Tidak ada edema,

- Terdapat kenaikan BB sekitar 50g/kg BB/minggu selama 2 minggu berturut-

turut.

Catatan:

Mengusulkan dana kepada Dinas Kesehatan setempat atau Dinas terkait bagi

keluarga yang menunggu atau penunggu paisen dari keluarga miskin.

Tindak Lanjut Pemulihan Status Gizi

a. Tujuan

Menindaklanjuti balita gizi buruk pasca perawatan, di rumah tangga

b. Sasaran

Page 15: GIZBUR MURTIREJO

Seluruh balita gizi buruk paska perawatan, balita 2T dan atau BGM

c. Waktu

Setelah kembali ke rumah

d. Pelaksana

Orangtua /Pengasuh balita didampingi Petugas Kesehatan dan Kader

e. Langkah-langkah Tindak Lanjut Pemulihan Status Gizi

Tindak lanjut pemulihan status gizi diberikan kepada anak BGM dan 2T yang

tidak perlu dirawat, anak gizi buruk pasca perawatan dan yang tidak mau dirawat,

dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Anak 2 T dan atau BGM tanpa perawatan

- Diberi MP-ASI/PMT sesuai umur selama 90 hari

- Diberikan MP-ASI. bubur diberikan kepada bayi usia 6 – 11 bulan.

- MP-ASI biskuit diberikan kepada anak umur 12 -24 bulan.

- Anak umur 25 -59 bulan diberikan PMT. Pemberian MP-ASI/PMT

bertujuan agar anak tidak jatuh pada kondisi gizi buruk.

- Konseling gizi

2) Anak gizi buruk pasca perawatan dan yang tidak mau dirawat

Anak gizi buruk yang telah pulang dari Puskesmas Perawatan atau Rumah

Sakit, baik yang sembuh maupun pulang paksa akan mendapat

pendampingan dan pemberian

a. Makanan formula 100 (F 100)/Formula modifikasi selama 30 hari,

kemudian dilanjutkan dengan PMT/MP-ASI selama 90 hari.

b. Konseling gizi

Pendampingan Pasca Perawatan

a. Tujuan :

Meningkatkan status gizi dan mencegah anak jatuh kembali pada kondisi gizi

buruk.

b. Sasaran :

Page 16: GIZBUR MURTIREJO

Seluruh keluarga dengan balita gizi buruk pasca perawatan

c. Waktu

Setelah kembali ke rumah

d. Pelaksana

Pelaksana pendampingan adalah kader PKK/Posyandu dan atau petugas kesehatan,

Kepala Desa/Lurah dan TP-PKK Desa/Kelurahan.

e. Langkah-langkah pedampingan pasca perawatan

Kader dan atau petugas kesehatan :

- Membuat jadual untuk kunjungan ke rumah keluarga sasaran, dengan

mempertimbangkan jauh dekatnya sasaran, berat ringannya masalah dll.

- Melakukan kunjungan ke keluarga sasaran berdasarkan rencana yang telah

disusun dan sesuai kesepakatan dengan keluarga sasaran.

- Memberikan konseling dengan membawa buku nasehat gizi, KMS/buku KIA,

formulir pencatatan.

- Memberikan makanan Formula 100/Formula modifikasi, MP-ASI dan PMT.

- Membantu sasaran menyiapkan makanan Formula 100/Formula modifikasi,

MP-ASI/ PMT.

- Memberikan kapsul Vitamin A kepada balita yang belum mendapat kapsul

Vit A pada bulan Februari atau Agustus. Memberikan KMS/buku KIA bagi

yang belum memiliki.

- Mendorong keluarga untuk membawa balita secara rutin ke posyandu.

- Kunjungan pendampingan dilakukan secara berkelanjutan.

Perlu diperhatikan penyakit penyerta / penyulit yang sering terjadi pada anak:

Gizi buruk seperti Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)/Pneumonia; Diare

Persisten; Cacingan; Tuberkulosis; Malaria; HIV/AIDS; Gangguan pada mata Akibat

Kekurangan Vitamin A; Gangguan pada kulit (dermatosis); dan Anemia berat.

Penatalaksanaan ASD (Artrial Septum Defek)

Page 17: GIZBUR MURTIREJO

ASD kecil (diameter < 5 mm) karena tidak menyebabkan gangguan hemodinamik

dan bahaya endokarditis infeksi, tidak perlu dilakukan operasi.

ASD besar (diameter > 5 mm s/d beberapa centimeter), perlu tindaklan

pembedahan dianjurkan < 6 tahun, karena dapat menyebabkan hipertensi pulmonal

(walaupun lambat)

Pembedahan : menutup defek dengan kateterisasi jantung

Page 18: GIZBUR MURTIREJO

BAB III

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Dari indikator program gizi dapat disimpulkan bahwa tingkat patisipasi

masyarakat Murtirejo dalam kegiatan posyandu bagus, semua balita di wilayah

tersebut telah memiliki KMS, balita yang naik ditimbang juga bagus telah

memenuhi target. Meskipun begitu, angka partisipasi masyarakat dalam kegiatan

posyandu belum 100%, hal itu berarti gizi buruk masih bisa terjadi. Untuk

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu. Masukan logis

sederhana kepada semua pihak pemangku pengambil Kebijakan Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia apakah kita bisa membuat inovasi dengan

menciptakan tempat bermain mobile di posyandu untuk mengubah kegiatan

pelayanan di posyandu selama ini sangat monoton, Artinya sambil menimbang

Balita dan Bermain. Ide ini adalah menciptakan Model Pemberdayaan Posyandu

dengan solusi sederhana dan logis, sehingga bermanfaat untuk meningkatkan

cakupan partisipatif kegiatan pelayanan bulan penimbangan Balita di Posyandu

(D/S) dengan media menimbang dan bermain, misalnya bermain odong-odong

untuk menciptakan suasana gembira saat anak di timbang dan GRATIS,

dilakukan di Posyandu. Modal dan Model Odong-Odong disesuaikan, dan dapat

di anggarkan melalui APBD, APBN, DECON atau anggaran berupa Hibah, dan

ini merupakan bagian Media Promkes.

Pada pasien gizi buruk di atas ditemukan penyulit berupa penyakit jantung

bawaan Atrial Septal Defect (ASD), sesuai alur penatalaksanaan kasus gizi buruk

dengan penyulit seharusnya dirawat di Rumah Sakit. Namun karena keluarga

menolak maka akan dilakukan pendampingan perawatan di rumah dan diberikan

makanan formula F-100 selama 30 hari dan PMT/MP-ASI selama 90 hari.

Selain itu dilakukan konseling seputar permasalahan pasien.

Permasalahan tidak langsung yang menimbulkan terjadinya gizi buruk pada

pasien adalah tingkat pendidikan orang tua dan sosial ekonomi. Untuk itu materi

konseling yang akan diberikan adalah seputar penyakit jantung ASD, cara

Page 19: GIZBUR MURTIREJO

pembuatan dan pemberian makanan formula F-100 juga PMT/MP-ASI yang

benar, serta pola asuh yang benar pada orang tua penderita gizi buruk.

Selain itu untuk pencegahan dan deteksi dini kasus gizi buruk dilakukan

penyuluhan kepada para kader. Dengan memberikan penyuluhan bagaimana

mendeteksi gizi kurang atau gizi buruk dan penanganannya, diharapkan para

kader dapat memahami dan menyalurkan ilmunya dengan mudah kepada

masyarakat luas. Apabila masyarakat sudah mendapatkan informasi kesehatan

gizi yang memadai, dari situ diharapkan masyarakat dapat berpartisipasi

menekan angka terjadinya gizi kurang dan gizi buruk lebih lanjut. Keaktifan para

kader, koordinasi dan kerjasama masyarakat dengan tenaga kesehatan sangat

dibutuhkan.

Page 20: GIZBUR MURTIREJO

BAB IV

PELAKSANAAN

Pada hari Senin, 4 November 2013 , diadakan kunjungan ke desa

Murtirejo, Kecamatan Kebumen 1, Kebumen. Kunjungan dilakukan didampingi

bidan Desa Murtirejo ibu Honimah.

Rumah dihuni oleh 4 orang terdiri pasien, adik pasien yang berumur 5

bulan, ayah, ibu. Namun saat kunjungan kami tidak bertemu ayah pasien karena

sedang bekerja. Kesan rumah terlihat sederhana dengan lantai tegel bersih,

tembok bata, tanpa eternit, perbandingan lantai-jendela cukup sehingga sinar

matahari dapat masuk dan jauh dari kesan lembab.

Saat pelaksanaan kunjungan di rumah pasien di Desa Murtirejo saya

melakukan pemeriksaan, wawancara individu dan konseling dalam keluarga.

Dari hasil kunjungan diperoleh hasil yaitu :

- Status gizi buruk menurut BB/U dan BB/TB

- Bentuk tubuh kecil dan kurus

- Perkembangan terhambat

- Anak masih diberi ASI, tetapi harus berbagi dengan adiknya.

- Susu formula yang biasanya diberikan terlalu encer dan kurang dijaga

kebersihannya.

- Seringkali anak susah makan sehingga pola makan anaknya tidak sesuai

kebutuhan.

- Cakupan ASI eksklusif kurang

- Cakupan imunisasi kurang campak

- Ekonomi keluarga termasuk keluarga miskin, ayah pasien yang bekerja

sebagai buruh pembuat genting membiayai semua kebutuhan keluarga.

- Mempunyai jaminan kesehatan (Jamkesmas)

Materi konseling dijelaskan mengenai penyakit jantung ASD. Atrial septal

defect (ASD) adalah kerusakan antara kedua ruang atas jantung (atrium).

Kerusakan ini menyebabkan percampuran darah beroksigen dengan tidak

Page 21: GIZBUR MURTIREJO

beroksigen, yang akhirnya mengakibatkan jantung kanan membesar dan tekanan

tinggi pada paru-paru (hipertensi pulmonal). Jika kondisi tersebut terjadi

akibatnya anak tumbuh kembangnya tidak akan optimal, sakit-sakitan, atau

bahkan bisa mengakibatkan kematian.

ASD berukuran sedang dan besar menyebabkan dilasi jantung kanan dan

peningkatan tekanan paru-paru harus ditutup dan penutupan dapat dilakukan

dengan menggunakan alat perkutan (melalui vena femoral) atau melalui operasi

jantung terbuka. ASD kecil tanpa pembesaran ruang, meningkatkan tekanan

paru-paru atau komplikasi lain hanya perlu dipantau di klinik. Untuk mengetahui

ukuran ASD dan keadaan jantung pasien membutuhkan scan ekokardiogram

detail baik ekokardiogram transtoraksik maupun ekokardiogram

transoesophageal.

Cara pembuatan dan pemberian mineral mix:

Adapun bahan – bahan yang diperlukan adalah:

- Susu fullcream 55 gr (5 sendok makan munjung)

- Gula pasir 25 gr (2 sendok makan peres)

- Minyak sayur 15 gr (2 sendok makan peres)

- Mineral mix cair 10 ml (2 sendok obat = ½ sachet mineral mix 8 gr)

-Tambahan air s/d 500 ml

Untuk mineral mix dapat anda dapatkan di Puskesmas atau apotek terdekat.

Cara Pembuatan dan Aturan Konsumsi: Gula dicampur dengan minyak dan

diaduk rata dengan sendok (posisi sendok berdiri), kemudian tambahan susu

(diaduk – aduk hingga mawur).  Adonan kering ini dibagi 3 untuk 3x pemberian

dalam sehari. Sedangkan air dan mineral mix juga dibagi 3 untuk 3x pembuatan

(Apabila mineral mix diberikan bersamaan dalam adonan F100 balitanya tidak

mau hendaknya diberikan secara terpisah “seperti minum obat”).

Penderita gizi buruk juga mendapatkan pendamping makanan tambahan

berupa susu bubuk dan biskuit dari Puskesmas. Pemberian makanan tambahan

diberikan dengan frekuensi yang lebih sering dengan kandungan tinggi energi

Page 22: GIZBUR MURTIREJO

dan padat gizi. Komposisi pemberian makanan tambahan dengan kalori 200

kkal/KgBB per hari, yang diperoleh dari lemak 30-60% dari total energi, protein

4-6 g/Kg BB per hari.

Dilakukan konseling pola asuh untuk memberikan kasih saying dan

perhatian lebih, berikan Lingkungan yang ceria, berikan terapi bermain selama

15-30 menit setiap hari, ASI tetap diberikan, apabila anak belum mencapai umur

2 tahun. Suntikan imunisasi dasar cepat diberikan. Vitamin A dosis tinggi di

posyandu setiap 6 bulan (dosis sesuai umur).

Selain itu memberitahu orang tua untuk kembali kontrol secara teratur ke

Puskesmas

- Bulan I : 1 x/minggu

- Bulan II : 1x/2 minggu

- Bulan III : 1x/bulan

Kegiatan penyuluhan kehamilan risiko tinggi kepada para kader

dilaksanakan di Puskesmas Kebumen 1. Dalam pelaksanaan kegiatan, kami

didampingi oleh Ibu Puji Rahayu. Dalam pertemuan kader dihadiri oleh 92 kader,

dimana masing-masing kader mewakili masing-masing desa. Penyuluhan berisi

mengenai pengertian gizi, guna makanan bergizi, makanan sesuai umur balita,

pemantauan status gizi balita, penyebab terjadinya gizi kurang/buruk, tanda dan

gejala gizi kurang-buruk, akibat gizi kurang/buruk, perawatan balita gizi

kurang/buruk, cara meningkatka nafsu makan anak, pengawasan tumbuh-

kembang anak, dan jadwal imunisasi.

Page 23: GIZBUR MURTIREJO

BAB VMONITORING, EVALUASI DAN KESIMPULAN

Monitoring

Monitoring yang dilakukan yaitu dengan melihat hasil pencapaian program-

program upaya Gizi yang tercatat di SP3 bulanan dan tahunan. Sedangkan monitoring

pada penderita gizi buruk lewat penimbangan rutin tiap bulan di Puskesmas. Dari data

yang ada per September 2012. Terdapat 4 kasus gizi kurang di daerah Murtirejo, tidak

terdapat kekambuhan ataupun kematian, 3 kasus dinyatakan berhasil sembuh pada

bulan itu.

Kriteria rawat jalan setelah anak dinyatakan sembuh, bila BB/TB atau BB/PB ≥

-2 SD dan tidak ada gejala klinis dan memenuhi kriteria sbb:

- Selera makan sudah baik, makanan yang diberikan dapat dihabiskan,

- Ada perbaikan kondisi mental,

- Anak sudah dapat tersenyum,

- Duduk, merangkak, berdiri atau berjalan sesuai umurnya,

- Suhu tubuh berkisar antara 36,50 – 37, 70 C,

- Tidak muntah atau diare,

- Tidak ada edema,

- Terdapat kenaikan BB sekitar 50g/kg BB/minggu selama 2 minggu berturut-turut.

Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan yaitu dengan mempertahankan program-program

upaya Gizi yang telah berhasil dilaksanakan dan meninjau ulang program-program

yang belum dapat terlaksana sehingga pencapaian program pada tahun berikutnya

dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Sedangkan evaluasi pada penderita gizi

buruk dengan melihat tumbuh kembangnya secara rutin.

Page 24: GIZBUR MURTIREJO

DAFTAR PUSTAKA

Bari, A. S., dkk. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Meternal dan

Neonatal. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. 2011. Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen

Tahun 2011. Kebumen: Dinkes Kebumen.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2012. Buku Saku Kesehatan Tahun 2012.

Semarang : Dinkes Jateng.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2013. Buku Saku Kesehatan Triwulan 1

Tahun 2013. Semarang : Dinkes Jateng.

Kemenkes RI. 2012. Buku Panduan Hari Kesehatan Nasional ke-48 Tahun 2012.

Jakarta : Kemenkes RI.

Kemenkes RI. 2011. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Jakarta: Kemenkes RI.

Royston, E. dan Amstrong, S. 1998. Pencegahan Kematian Ibu Hamil. Alih bahasa:

Maulany R.F. Jakarta: Binarupa aksara.

Kebumen, September 2013

Pendamping

dr. Rahmi Asfiyatul Jannah

Penyusun

dr. Hermanu Adi

Page 25: GIZBUR MURTIREJO

LAPORAN KEGIATAN

Nama Peserta : dr. Hermanu Adi Tanda tangan:

Nama Pendamping : Puji Rahayu/ Honimah, Amd Tanda tangan:

Nama Wahana : Puskesmas Kebumen 1

Tema Kegiatan : Konseling dan Home Visit

Tujuan Kegiatan : Mengetahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya

Kasus Gizi buruk/Kurang dari Segi Individu Medis Sosial

Ekonomi dan Membantu Mencari Solusi Bersama

Hari, Tanggal : Senin, 4 November 2013

Waktu : pukul 09.30 WIB – selesai

Tempat : Rumah bapak M. Taufik Hidayat desa Murtirejo

Jumlah Peserta : 4 orang (Ayah, Ibu, Pasien, dan Adik Pasien)

LAMPIRAN

Page 26: GIZBUR MURTIREJO
Page 27: GIZBUR MURTIREJO