GHIRAH DALAM AGAMA (غَيْرَةٌ فِي الدِّينِ)

21
Ghirah dalam Agama ( ِ ن يِ ّ الد يِ فٌ ةَ رْ يَ غ) Materi Tatsqif Tamhidi

Transcript of GHIRAH DALAM AGAMA (غَيْرَةٌ فِي الدِّينِ)

Page 1: GHIRAH DALAM AGAMA (غَيْرَةٌ فِي الدِّينِ)

Ghirah dalam Agama ( ة� ف�ي غ�ير�

(الد�ين�Materi Tatsqif Tamhidi

Page 2: GHIRAH DALAM AGAMA (غَيْرَةٌ فِي الدِّينِ)

Kerangka Materi

• Definisi• Dalil-dalilnya• Sikap Apatis• Dampak Hilangnya Ghirah• Manusia Paling Tinggi Ghirahnya• Contoh ghirah: nasionalisme positif dan

ghirah terhadap keluarga• Ghirah karena Allah

Page 3: GHIRAH DALAM AGAMA (غَيْرَةٌ فِي الدِّينِ)

Definisi

• Ghirah adalah kecemburuan yang berakar dari agama, atau ketersinggungan, karena agamanya didurhakai yang ada dalam hati seseorang

• Ghirah merupakan unsur jiwa untuk menjaga kehidupan dan keshalihan hati

• Ghirah adalah bagian dari iman

Page 4: GHIRAH DALAM AGAMA (غَيْرَةٌ فِي الدِّينِ)

Dalilnya

ائ�يل� ع�ل�ى ر� وا م�ن ب�ن�ي إ�س �ر ل�ع�ن� ال!ذ�ين� ك�ف�ا ي�م� ذ�ل�ك� ب�م� ر ى ابن� م� ان� د�او�ود� و�ع�يس� ل�س�

ك�ان�وا ي�عت�د�ون� ) ا و� و ون� 78ع�ص� ( ك�ان�وا ال� ي�ت�ن�اه�ع�ل�ون� ا ك�ان�وا ي�ف ع�ل�وه� ل�ب�ئس� م� نك�ر9 ف� �ع�ن م

وا 79) �ر ل!ون� ال!ذ�ين� ك�ف� م ي�ت�و� �نه ا م� ى ك�ث�ير= ( ت�ر� �خ�ط� الل!ه م أ�ن س� �ه �س ��نف م أ �د!م�ت ل�ه ا ق� ل�ب�ئس� م�

ال�د�ون� ) م و�ف�ي الع�ذ�اب� ه�م خ� (80ع�ل�يه�Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israel dengan lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan

mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka

perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-

menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan mereka

akan kekal dalam siksaan. (5:78-80)

Page 5: GHIRAH DALAM AGAMA (غَيْرَةٌ فِي الدِّينِ)

Awal Kehancuran Bani Israil

ل� الن!قص� ع�ل�ى ب�ن�ي ا د�خ� و!ل� م�إ�ن! أ�

، ل� �ج ى الر! ل� ي�لق� �ج ، ك�ان� الر! ائ�يل� ر� إ�س ، �ن�ع ا ت�ص ذ�ا، ات!ق� الل!ه� و�د�ع م� : ي�ا ه� �ول �ي�ق ف�ال� اه� م�ن� الغ�د�، ف� ، ث�م! ي�لق� لV ل�ك� �ن!ه� ال� ي�ح� إ ف�

�ر�يب�ه ن�ع�ه� ذ�ل�ك� أ�ن ي�ك�ون� أ�ك�يل�ه� و�ش� ي�م �ب� الل!ه ر� ع�ل�وا ذ�ل�ك� ض� ا ف� ل�م! ع�يد�ه�، ف� و�ق�

: }ل�ع�ن� ال� م ب�ب�عض9 "، ث�م! ق� ه� ل�وب� ب�عض� �قائ�يل� ع�ل�ى ر� وا م�ن ب�ن�ي إ�س �ر ال!ذ�ين� ك�ف�{ إ�ل�ى ي�م� ر ى ابن� م� د� و�ع�يس� �ان� د�او ل�س�

{ ]المائدة: ون� �ق اس� ل�ه� }ف� و [ ، ث�م! 81ق�وف� �عر ن! ب�الم� �ر �م

الل!ه� ل�ت�أ : »ك�ال! و� ال� ق�ذ�ن! ع�ل�ى �ل�ت�أخ نك�ر�، و� �و�ن! ع�ن� الم ل�ت�نه� و�ق� ن!ه� ع�ل�ى الح� �ل�ت�أط�ر ي�د�ي� الظ!ال�م�، و�ا ر= ق� ق�ص ن!ه� ع�ل�ى الح� �ر �ص ل�ت�ق ا، و� »أ�طر=

Page 6: GHIRAH DALAM AGAMA (غَيْرَةٌ فِي الدِّينِ)

Sesungguhnya kekurangan yang mula mula dialami oleh kaum Bani Israil ialah bilamana seorang lelaki bertemu dengan lelaki lain (dari kalangan mereka), maka ia berkata kepadanya, "Hai kamu, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah dosa yang kamu lakukan itu, sesungguhnya perbuatan itu tidak halal bagimu." Kemudian bila ia menjumpainya pada keesokan harinya, maka hal tersebut tidak mencegahnya untuk menjadi teman makan, teman minum, dan teman duduknya. Setelah mereka melakukan hal tersebut, maka Allah memecah belah hati mereka; sebagian dari mereka bertentangan dengan sebagian yang lain. Kemudian Rasulullah Saw. membacakan firman Nya: “Telah dilaknati orang orang kafir dari Bani Israil melalui lisan Daud dan Isa putra Maryam.” (Al Maidah: 78) sampai dengan firman Nya: “orang -orang yang fasik.” (Al Maidah: 81). Kemudian Rasulullah Saw. bersabda: Tidak, demi Allah, kamu harus amar ma'ruf dan nahi munkar, dan kamu harus mencegah perbuatan orang yang zalim, membujuknya untuk mengikuti jalan yang benar atau kamu paksa dia untuk mengikuti jalan yang benar. (HR. Bukhari)

Page 7: GHIRAH DALAM AGAMA (غَيْرَةٌ فِي الدِّينِ)

Dalil Lain

�عت م� : س� ال� در�ي� ق� �ع�يد9 الخ ب�ي س�ع�ن أ�

ل!م� ل!ى الل!ه� ع�ل�يه� و�س� ول� الل!ه� ص� �س ر� �ه لي�غ�ي�ر ا ف� نك�ر= �نك�م م أ�ى م� : »م�ن ر� �ول �ي�ق

إ�ن ل�م ان�ه�، ف� ب�ل�س� ت�ط�ع ف� إ�ن ل�م ي�س ب�ي�د�ه�، ف� �ع�ف ذ�ل�ك� أ�ض لب�ه�، و� ب�ق� ت�ط�ع ف� ي�س

ان� �يم� . »اإلل�م� و�اه� م�س .ر�

Dari Abu Sa'id Al-Khudri Radhiyallahu Anhu yang berkata, aku dengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa

Sallam bersabda, "Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubahnya

dengan tangannya, jika ia tidak mampu, maka dengan lidahnya. Jika tidak mampu, maka dengan hatinya dan itulah iman yang paling lemah”. (Diriwayatkan Muslim)

Page 8: GHIRAH DALAM AGAMA (غَيْرَةٌ فِي الدِّينِ)

Kemungkaran Tersembunyi

• Jika kemungkaran tersembunyi dan seseorang tidak melihatnya, namun mengetahuinya, maka – orang tersebut tidak boleh melihatnya dan

memeriksa sesuatu yang ia ragukan (di sebagian besar riwayat dari Imam Ahmad)

– orang tersebut harus membuka sesuatu yang tertutup jika ia hendak membuktikannya (di riwayat lain dari Imam Ahmad)

Page 9: GHIRAH DALAM AGAMA (غَيْرَةٌ فِي الدِّينِ)

Jika Mengetahui Tempatnya?

• Jika seseorang mendengar suara lagu yang diharamkan atau alat-alat hiburan dan ia mengetahui tempat sumber suara tersebut– ia harus mengingkarinya, karena

• kemungkaran telah terbukti• ia juga mengetahui tempatnya, • yang demikian itu seperti ia melihatnya langsung

• Itu ditegaskan Imam Ahmad: "Jika ia mengetahui tempat kemungkaran, maka tidak apa-apa ia mengingkarinya.”

Page 10: GHIRAH DALAM AGAMA (غَيْرَةٌ فِي الدِّينِ)

Kewajiban Mengingkari Kemungkaran dengan Hati

• Mengingkari kemungkaran dengan hati adalah wajib bagi setiap Muslim di semua kondisi

• Sedang mengingkarinya dengan tangan dan lidah itu sesuai dengan kemampuan

• Tentang wajibnya pengingkaran dengan hati banyak hadits yang menyebutkan masalah ini, di antaranya yang diriwayatkan Al-Urs bin Umairah

Page 11: GHIRAH DALAM AGAMA (غَيْرَةٌ فِي الدِّينِ)

Riwayat Al-Urs bin Umairah

، ض� ر� ط�يئ�ة� ف�ي األ ل�ت� الخ� �ذ�ا ع�م� إ

ا ك�م�ن ه� ك�ر�ه� ا ف� د�ه� ه� ك�ان� م�ن ش�ا ا، و�م�ن غ�اب� ع�نه� غ�اب� ع�نه�ا د�ه� ه� ا ك�ان� ك�م�ن ش� ي�ه� ض� ر� ف�

'Jika kesalahan dilakukan di bumi, maka orang yang melihatnya kemudian

membencinya seperti orang yang tidak melihatnya dan barangsiapa tidak

melihatnya kemudian merestuinya maka seperti orang yang melihatnya”

Page 12: GHIRAH DALAM AGAMA (غَيْرَةٌ فِي الدِّينِ)

Kesimpulan

• Jadi, – barangsiapa melihat kesalahan kemudian membencinya

dengan hati, ia seperti orang yang tidak melihatnya, namun jika ia tidak mampu mengingkarinya dengan lidah dan tangannya.

– barangsiapa tidak melihat kesalahan kemudian merestuinya, ia seperti orang yang melihatnya dan mampu mengingkarinya namun tidak mengingkarinya

• Merestui kesalahan-kesalahan termasuk hal-hal diharamkan yang paling buruk dan menyebabkan pengingkaran dengan hati tidak dapat dilaksanakan padahal pengingkaran dengan hati merupakan kewajiban bagi setiap Muslim dan tidak gugur dari siapa pun dalam semua kondisi

• Ini didukung hadits riwayat Abu Hurairah

Page 13: GHIRAH DALAM AGAMA (غَيْرَةٌ فِي الدِّينِ)

Riwayat Abu Hurairah

ا، ه� ك�ر�ه� ي�ة= ف� عص� ر� م� ض� م�ن ح�ا، و�م�ن غ�اب� �ن!ه� غ�اب� ع�نه� ك�أ ف�ا ه� �ر ض� �ن!ه� ح� ك�أ ا، ف� ب!ه� أ�ح� ا، ف� ع�نه�

"Barangsiapa menghadiri maksiat kemudian membencinya, ia seperti

orang yang tidak menghadirinya. Dan barangsiapa tidak menghadirinya

kemudian menyukainya, ia seperti orang yang menghadirinya’

Page 14: GHIRAH DALAM AGAMA (غَيْرَةٌ فِي الدِّينِ)

Sikap Apatis

• Dari beberapa hadits di atas berarti kita tidak boleh bersikap apatis terhadap penistaan agama

• Setiap ada penistaan terhadap agama harus tergerak hati kita: tersinggung, cemburu (ghirah)

• Kata-kata yang biasa terlontar dari para apatis– “Itu bukan urusan saya.”– “Itu hak asasi orang itu, kita tidak boleh

mengganggu.”– “Toh dia yang akan menanggung

dosanya?!”

Page 15: GHIRAH DALAM AGAMA (غَيْرَةٌ فِي الدِّينِ)

Sikap Rib’i bin Amir

• Rib’i bin Amir adalah salah satu utusan tentara Islam yang dikirim ke Rustum

• Ketika ditanya apakah ia termasuk pimpinan kaum Muslimin, maka ia menjawab bukan, bahkan ia adalah orang biasa

• Akan tetapi, kami terbiasa jika datang ke suatu negeri seorang diri, maka ia akan memikul beban umat Islam secara keseluruhan di negeri tersebut

Page 16: GHIRAH DALAM AGAMA (غَيْرَةٌ فِي الدِّينِ)

Dampak Hilangnya Ghirah

• Manusia yang tidak memiliki ghirah tak akan mampu lagi menjalani kehidupan dengan benar.

• Kehidupan akan selalu ‘talbis’ (campur-aduk) dengan kebathilan

• Tak jelas lagi posisinya dalam kehidupan• Karena, tidak memiliki keberpihakan atas

peristiwa-peristwa yang terjadi dalam kehidupan ini

• Padahal, seorang dapat memiliki sifat dan sikap jujur, amanah, saja’ah, tadhiyah, zuhud, dan wara’ adalah buah dari adanya ghirah yang ada dalam diri manusia

Page 17: GHIRAH DALAM AGAMA (غَيْرَةٌ فِي الدِّينِ)

Dampak Hilangnya Ghirah

• Maka, manusia yang sudah hilang ghirahnya, nilainya hidupnya tidak mempunyaii apa-apa.

• Adanya sama dengan tidak adanya• Ibaratnya, seperti ‘mayat’, karena tak

merasakan apa-apa, ketika berbagai fenomena penyimpangan, penyelewengan, kesesatan , dan kedustaan terhadap agama (din Islam), hatinya tak pernah tersentuh dan menjadi marah

Page 18: GHIRAH DALAM AGAMA (غَيْرَةٌ فِي الدِّينِ)

Rasul SAW Manusia Paling Tinggi Ghirahnya

�ن�ا الل!ه� أل� عد9، و� ة� س� ب�ون� م�ن غ�ير� �ت�عج� أن�ي، و�م�ن الل!ه� أ�غي�ر� م� نه�، و� أ�غي�ر� م�ا و�اح�ش� م� م� الف� ر! ة� الل!ه� ح� ل� غ�ير� أ�ج

ا ب�ط�ن� ا و�م� نه� ر� م� ظ�ه�“Apakah kalian kagum dengan ghirahnya Sa’ad? Demi Allah, aku benar-benar lebih memiliki ghirah darinya, dan Allah lebih

memiliki ghirah dariku. Oleh karena ghirah Allah itu, diharamkanlah berbagai tindakan keji baik yang nampak maupun yang tersembunyi.” (HR. Bukhari-Muslim)

Page 19: GHIRAH DALAM AGAMA (غَيْرَةٌ فِي الدِّينِ)

Nasionalisme

• Bagian dari ghirah terhadap bangsa dan tanah air yang mayoritasny Muslim ini adalah kita cinta tanah air kita

• Kita yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa mengabaikan sejengkal tanah milik seorang muslim yang terjajah itu adalah tindak kriminal yang tidak akan terampuni, sampai kita mau berbuat dan bisa mengembalikan kemerdekaannya, atau menghancurkan para perampasnya

Page 20: GHIRAH DALAM AGAMA (غَيْرَةٌ فِي الدِّينِ)

Ghirah terhadap Keluarga

• Ghirah terhadap keluarga adalah bagian akhlak yang baik

• Dengan ghirah ini kita melindungi keluarga kita, mendidik mereka agar tidak terjerumus ke kebodohan, kebatilan, dan kenistaan

• Kita marah kalau ada yang mengganggu mereka

Page 21: GHIRAH DALAM AGAMA (غَيْرَةٌ فِي الدِّينِ)

Ghirah Karena Allah

• Akan tetapi, kita pun harus hati-hati terhadap ghirah ini

• Ghirah kita adalah ghirah karena Allah, bukan ghirah karena diri kita atau yang disebut ghirah tabiat hewani ( �ة الغ�ير��ان�ي!ة ي�و� (الط!ب�يع�ي!ة� الح�

• Tanda bahwa ghirahnya karena Allah adalah ghirah karena adanya pelanggaran syari’at Allah oleh dirinya atau orang lain